Anda di halaman 1dari 22

Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

ALAT PENJERNIH AIR DENGAN ABSORBEN SABUT KELAPA


(Cocos nucifera L): PEREDUKSI KADAR PADATAN
TERSUSPENSI TOTAL (TSS) AIR TANAH
Penulis I: Novita Sari, Penulis II: Sarfia Reisha
MA Negeri Insan Cendekia Padang Pariaman
Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

ABSTRAK

Siswa MAN IC Padang Pariaman sering mengeluhkan kualitas air asrama yang
menyebabkan endapan pada dasar bak kamar mandi. Sedimen dalam bak penampung air
menadakan kadar Total Suspended Solid (TSS) atau Padatan Tersuspensi Total yang tinggi.
TSS pada air asrama MAN IC Pariaman berasal dari air sumber yaitu air tanah. TSS yang
bersifat organik dapat mendukung pembiakan bakteri patogen yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Dampak kandungan TSS ini didukung oleh hasil survei sederhana
terhadap keluhan penyakit yang sering diidap oleh siswa MAN IC Padang Pariaman yaitu
penyakit kulit. Penulis membuat alat penjernihan atau penyaringan air dengan absorben
sabut kelapa kering hasil penjemuran untuk mereduksi kadar TSS pada air sumber atau air
tanah, yang mana alat ini dirancang agar bisa digunakan dalam skala rumah tangga hingga
skala besar.
Langkah-langkah pembuatan alat penjernih air dimulai dari proses penyedian
komponen alat penjernih air yang terdiri dari pipa PVC, elbow, socket reducer, dan
watermoor, kemudian dilanjutkan dengan proses perakitan komponen alat penjernih dengan
filter dan absorben yang meliputi, sabut kelapa kering, pasir silika, dan arang aktif.
Penggunaan alat penjernih air cukup dengan menuangkan air pada ember penampung dan
menunggu air hasil penyaringan keluar dari kran outlet. Hasil penelitian yang dilakukan
dengan menyaring sampel air yang bersumber dari sumur pengendapan asrama putri MAN
IC Padang Pariaman menggunakan alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa
kering, menunjukkan kemampuan alat penjernih air dalam mereduksi kadar Padatan Total
Tersuspensi (TSS) sebesar 89,97%. Alat penjernih air ini juga mampu menaikkan pH air
dari 6,3 menjadi 6,8.

Kata Kunci: Absorben, Sabut Kelapa, TSS, air tanah.

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman i


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik dan karunia-
Nya, sehingga kami, penulis dapat menyelesaikan makalah penelitian ilmiah yang berjudul
“Alat Penjernih Air dengan Absorben Sabut Kelapa (Cocos Nucifera L): Pereduksi Kadar
Padatan Tersuspensi Total (TSS) Air Tanah”

Penulis berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil sesuai tujuan yang diharapkan. Terutama
penulis berterima kasih atas perhatian dari pihak sekolah yang telah mengizinkan dan
memudahkan penelitian penulis dengan memberikan bantuan, baik itu batuan materil
ataupun immateril. Penulis juga berterima kasih atas bimbingan guru pembimbing sehingga
penelitian ini selesai dengan baik.

Penelitian ilmiah ini penulis laksanakan di kampus MAN Insan Cendekia Padang
Pariaman. Penelitian ilmiah ini diajukan dalam rangka mengikuti Lomba Karya Ilmiah untuk
Siswa SMA/SMK/MA Tingkat Nasional yang diadakan oleh Direktorat Bina Teknik
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran yang konstruktif, dan bimbingan sangat penulis
harapkan demi tercapainyaa hasil penelitian yang sesuai kaidah serta bermanfaat. Akhir kata,
penulis berharap agar karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum.

Sintuk, Februari 2022

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman ii


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
ABSTRAK............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 2
1.4 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 4
2.1.1 Air Tanah ................................................................................................ 4
2.1.2 Padatan Tersuspensi Total ...................................................................... 4
2.1.3 Alat Penjernih Air .................................................................................. 5
2.1.4 Sabut Kelapa ........................................................................................... 6
2.1.5 Baku Mutu TSS dalam Air ..................................................................... 7
2.1.6 Uji Kadar TSS dalam Air........................................................................ 7
2.2 Penelitian Referensi ........................................................................................ 7
2.3 Kerangka Konseptual ..................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................... 9
3.1.1 Tahapan Pengadaan Alat Penjernih Air ................................................. 9
3.1.1.1 Alat dan Bahan..................................................................................... 9
3.1.1.2 Desain Instalasi Alat Penjernih Air ..................................................... 9
3.1.2 Tahapan Pengambilan Sampel ................................................................ 10
3.1.3 Tahapan Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data ........................ 10
3.1.4 Tahapan Pengujian Kadar TSS di Laboratorium .................................... 11
3.1.4.1 Alat dan Bahan Pengujian Kadar TSS ................................................. 11
3.1.4.2 Proses Pengujian Kadar TSS ............................................................... 11
3.2 Sampel Penelitian, Tempat, dan Waktu Penelitian......................................... 12
3.3 Analisis Data................................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian................................................................................................ 13
4.2 Perhitungan ..................................................................................................... 13
4.3 Pembahasan .................................................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 16
5.2 Saran ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman iii


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan dan sarana utama manusia untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Namun, air juga merupakan salah satu perantara dari berbagai macam
penularan penyakit bagi manusia. Peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas pengelolaan terhadap sumber daya air. Air (H2O) yang terdapat di
alam tidak dalam kondisi murni. Air yang diperoleh di alam selalu memiliki faktor X, di
mana faktor X dapat berbentuk faktor yang bersifat hidup (biotik) seperti mikroba dan faktor
yang bersifat tidak hidup (abiotik) seperti zat kimia dan mineral. Faktor abiotik pada air juga
dapat berupa partikel pasir atau lumpur yang membentuk sedimentasi.

Sedimentasi pada air akan terlihat setelah air diendapkan dengan gaya gravitasi normal
atau dengan bantuan zat kimia. Adanya sedimen dalam bak penampung air menadakan kadar
Total Suspended Solid (TSS) atau Padatan Tersuspensi Total yang tinggi. Padatan
Tersuspensi Total (TSS) ada yang bersifat anorganik dan organik. Zat organik TSS dapat
menjadi nutrien bagi bakteri dan mikroba, sehingga Zat organik TSS mendukung pembiakan
bakteri patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sedangkan, zat anorganik TSS
dapat berupa logam-logam seperti kromium, mangan dan timbal. Logam tersebut dapat
menyebabkan gangguan pada kulit jika terjadi kontak langsung (Ismy, dkk, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap air yang digunakan oleh siswa MAN Insan
Cendekia (IC) Padang Pariaman untuk keperluan mandi, cuci dan kakus pada kamar mandi
asrama, terlihat adanya endapan lumpur yang menandakan bahwa air tersebut mengandung
kadar TSS yang cukup tinggi. TSS pada air asrama MAN IC Padang Pariaman dapat
mengakibatkan pertumbuhan bakteri parasit atau penyakit pada manusia, seperti bakteri
Pseudomonas Aeruginosa yang menyebabkan penyakit kulit folliculitis (Spernovasilis, dkk,
2021). Dampak kandungan TSS ini didukung oleh hasil survei sederhana terhadap keluhan
penyakit yang sering diidap oleh siswa MAN IC Padang Pariaman yaitu penyakit kulit.

Siswa MAN IC Padang Pariaman juga sering mengeluhkan kualitas air asrama yang
menyebabkan endapan pada dasar bak kamar mandi. Padatan Tersuspensi Total (TSS) pada
air asrama MAN IC Pariaman berasal dari air sumber yaitu air tanah. Pada umumnya, air
tanah harus diendapkaan terlebih dahulu. Namun, proses ini berkemungkinan besar tidak
berlangsung maksimal karena tingkat konsumsi air asrama MAN IC Padang Pariaman yang

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 1


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

tinggi. Selain itu, ketika partikel padatan berada pada keadaan saling berdesakan maka laju
pengendapan melambat. Sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh
hasil sedimentasi dari seluruh partikel TSS yang terdapat dalam air (Roessiana, dkk, 2014).

Permasalahan kandungan TSS yang tinggi dalam air asrama MAN IC Padang
Pariaman, mendorong penulis untuk melaksanakan penelitian ini agar dapat mengurangi
kadar TSS dalam air asrama MAN IC Padang Pariaman. Penulis membuat alat penjernihan
atau penyaringan air dengan absorben sabut kelapa hasil pengeringan untuk mereduksi kadar
TSS pada air sumber atau air tanah, yang mana alat ini dirancang agar bisa digunakan dalam
skala rumah tangga hingga skala besar. Dengan demikian, penelitian pada makalah ini
dianggap perlu untuk penulis laksanakan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa poin
permasalahan yang harus diselesaikan, yaitu:
1. Bahaya yang timbul akibat adanya endapan Padatan Tersuspensi Total (TSS) dalam air
asrama MAN IC Padang Pariaman bagi kesehatan siswa-siswi;
2. Cara pembuatan dan cara kerja alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa hasil
pengeringan untuk mengurangi kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) dalam air asrama
MAN IC Padang Pariaman;
3. Persentase kadar TSS dalam air asrama MAN IC Padang Pariaman yang berhasil
disisihkan oleh alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa hasil pengeringan.

1.3 Batasan Masalah


Penulis membatasi masalah hanya pada dua buah poin masalah dari empat poin masalah,
yaitu:
1. Cara pembuatan dan cara kerja alat penjernih air dengan absorben untuk mengurangi
kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) yang terkandung dalam air asrama MAN IC
Padang Pariaman;
2. Persentase kadar TSS dalam air asrama MAN IC Padang Pariaman yang berhasil
disisihkan oleh alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa hasil pengeringan.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan penelitian di atas, di dapatkan rumusan masalah yang akan diangkat
dalam penelitian ini sebagai berikut:

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 2


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

1. Bagaimana cara pembuatan dan cara kerja alat penjernih dengan absorben untuk
mengurangi kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) yang terkandung dalam air asrama
MAN IC Padang Pariaman
2. Berapa persentase kadar TSS dalam air asrama MAN IC Padang Pariaman yang berhasil
disisihkan oleh alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa kering?

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui cara pembuatan dan cara kerja alat penjernih dengan absorben untuk
mengurangi kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) yang terkandung dalam air asrama
MAN IC Padang Pariaman
2. Mengetahui persentase kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) dalam air asrama MAN
IC Padang Pariaman yang berhasil disisihkan oleh alat penjernih air dengan absorben
sabut kelapa hasil pengeringan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan didapatkan dari penelitian penulis ini adalah:
1. Penulisan makalah penelitian ini dapat mengasah kemampuan nalar ilmiah bagaimana
mengembangkan suatu ide, gagasan, dan kemampuan menemukan solusi dari suatu
masalah.
2. Menambah pengetahuan penulis, pembaca, dan masyarakat umum tentang manfaat lain
sabut kelapa yaitu sebagai absorben alat penjernih air.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan,
terutama kebersihan sumber air.
4. Mengubah presepsi masyarakat bahwa air yang jernih tidak selalu merupakan air yang
bersih dan layak untuk digunakan, perlu pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui
sumber air yang layak untuk digunakan.
5. Bentuk partisipasi atas pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan mencegah
tindak pemborosan air akibat pengurasan kadar TSS pada sumber air.

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 3


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Air Tanah
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam mendukung kehidupan, baik
untuk manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Air adalah kebutuhan vital serta dibutuhkan
dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan di atas bumi. Kebutuhan manusia, hewan
dan tumbuhan terhadap air akan terjadi terus-menerus selama kehidupan masih terjadi di
bumi. Kehidupan makhluk hidup akan terganggu tanpa adanya persediaan air yang cukup.
Air dikatakan tidak sehat jika tercemar oleh bakteri ataupun bahan kimia (Star, dkk, 2013)

Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah banyak
digunakan untuk keperluan sehari-hari ataupun industry. Air tanah termasuk sumber air
selain dari air sungai atau air hujan. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air
permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang
sangat lama. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut,
air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Nicola, 2015).

2.1.2 Padatan Tersuspensi Total (TSS)


Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut
dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel
mikroorganisme, dan sebagainya. Padatan Tersuspensi Total atau Total Suspended Solid
(TSS) adalah bahan-bahan tersuspensi dengan diameter pastikel lebih kecil dari 1µm
(Sukmono, 2018)

Gambar 2.1 Air yang Memiliki Kadar TSS yang Tinggi

Sumber:https://olah-air.com/2015/12/cara-menurunkan-tss-total-suspended-solid-dalam-air.html

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 4


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

TSS akan tertahan pada saringan dengan diameter pori 0.45µm. Zat padat tersuspensi
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi
sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal terbentuk. TSS terdiri atas lumpur, pasir
halus dan jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah
yang terbawa ke badan air (Nicola, 2015). Padatan Tersuspensi Total (TSS) terdiri dari zat
anorganik dan organik. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri dan mikroba, sehingga
mendukung pembiakan bakteri patogen yang berbahaya bagi Kesehatan manusia. Selain itu,
zat anorganik TSS dapat berupa logam-logam seperti kromium, mangan dan timbal. Logam
tersebut dapat menyebabkan gangguan pada kulit manusia. Bahan organik TSS juga dapat
mengakibatkan pertumbuhan bakteri parasit atau penyakit pada manusia (Ismy, dkk, 2012).

2.1.3 Alat Penjernih Air


Alat penjernih air adalah media penjernihan air yang paling banyak digunakan pada
rumah tangga hingga skala Industri. Metode penjernihan air dengan alat penjernih air ini
terdiri dari media filtrasi dan media penyangga. Media penyangga yang umumnya dipakai
umumnya adalah kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk dan spons. Sedangkan media filtrasi bisa
menggunakan single-media berupa pasir silika, atau dual-media yaitu pasir dan karbon aktif
(Wicaksono, dkk, 2019).

Media filtrasi merupakan tahapan penyaringan yang memisahkan padatan yang


terlarut di dalam air. Media yang digunakan untuk bahan filter harus memiliki ukurang pori-
pori yang menyesuaikan dengan ukuran padatan yang ingin dihilangkan. Bahan-bahan
tersebut diantaranya adalah pasir, ijuk, arang, kerikil, batu. Setiap bahan-bahan memiliki
peranan masing-masing dalam proses filtrasi, ijuk digunakan untuk menyaring padatan yang
berukuran kecil, sedangkan kerikil dan batu digunakan untuk menyaring padatan yang
berukuran sedang dan besar. Bahan ijuk dapat disubtitusi dengan sabut kelapa yang harga
nya lebih murah dan dapat menjadi absorben (Ernawati, dkk, 2013).

Pada masa sekarang, sudah banyak alat-alat penyaring air yang canggih. Tidak hanya
di luar negeri, namun juga di dalam negeri. Namun tidak semua masyarakat dapat membeli
alat penjernih air ini. Karena dianggap sebagai alat yang mahal. Sedangkan, alat penjernih
air dapat dibuat dengan bahan yang lebih murah dan mudah dalam pembuatannya serta tidak
membutuhkan banyak biaya dalam perawataanya (Hartayu, dkk, 2019).

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 5


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

2.1.4 Sabut Kelapa


Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu anggota tanaman palam-palaman yang
terkenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Pohon kelapa merupakan jenis tanaman
berumah satu dengan batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Tinggi
pohon kelapa dapat mencapai 10-14 meter lebih, daunnya berpelepah dengan panjang dapat
mencapai 3-4 meter (Paskawati, dkk, 2010).

Taksonomi dan klasifikasi tanaman kelapa sebagai berikut (Paskawati, dkk, 2010):
Tabel 2.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa
Klasfikasi
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub-divisio Angiospermae
Ordo Palmales
Familia Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera L

Gambar sabut kelapa tertera pada Gambar 2.2 sebagai berikut:


Gambar 2.2 Sabut Kelapa Hasil Proses Penjemuran (Pengeringan)

Sumber:https://mesinpengolahsabutkelapa.wordpress.com/2016

Sabut kelapa memiliki komposisi yang tersaji pada Tabel 2.1 sebagai berikut (Paskawati,
dkk, 2010):
Tabel 2.2 Komposisi Sabut Kelapa
Parameter Kadar (%)
Alfa Selulosa 26,6
Hemiselulosa 27,7
Lignin 29,4
Air 8
Komponen Ekstraktif 4,2
Uronat Anhidrat 3,5
Nitrogen 0,1
Abu 0,5

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 6


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

2.1.5 Baku Mutu TSS dalam Air

Peraturan baku mutu terkait Padatan Tersuspensi Total (TSS) di Indonesia yang terdapat
dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021. Baku
mutu TSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Baku Mutu Padatan Tersuspensi Total (TSS) dalam Air
Parameter Satuan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4
TSS mg/L 40 50 100 400
Sumber: Peraturan Pemerintah No22 Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas, baku mutu atau kadar maksimum TSS yang diperbolehkan terdiri
dari 4 kelas air sesuai kegunaan air tersebut. Jika sumber air memiliki kadar TSS yang
melebih baku mutu, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan.

2.1.6 Uji Kadar TSS dalam Air


Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam
contoh uji secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan bahan yang mengapung,
padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral. Residu dari padatan total
yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 µm atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid. Langkah-langkahnya meliputi, air sampel yang telah homogen
disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan
dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC.
Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi
menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu
diperbesar atau mengurangi volume air sampel (SNI 06-6989.3-2004).

2.2 Penelitian Referensi


Penelitian yang akan penulis laksanakan berpedoman pada beberapa penelitian
sebelumnya terkait metode pengolahan air bersih menggunakan alat perjernih air serta
penelitian tentang analisis kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) pada air bersih maupun
air limbah. Penulis menggunakan jurnal penelitan berjudul Deseminasi: Pembuatan Air
Bersih Dengan Memanfaatkan Air Hujan Melalui Penyaring Pipa Bersusun Berbasis
Adsorben Alami karya Handarsari, dkk (2017) sebagai pedoman dalam pembuatan alat
penjernih air dengan absorben sabut kelapa hasil pengeringan. Penulis juga melakukan
modifikasi dalam pembuatan alat penjernih yang agar sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Penulis juga menggunakan jurnal penelitian berjudul Hubungan Antara Konduktivitas, TDS

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 7


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

(Total Dissolved Solid) dan TSS (Total Suspended Solid) dengan Kadar Fe2+ Dan Fe Total
Pada Air Sumur Gali dan SNI 06-6989.3-2004 sebagi pedoman perhitungan kadar Padatan
Teruspensi Total pada air sampel sebelum penjernihan dan setelah penjernihan.

2.3 Kerangka Konseptual


Sebelum penelitian ini dilaksanakan, dibutuhkan diagram Kerangka Konseptual yang
menjelaskan alur pelaksanaan penelitian, sebagai berikut:

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Konseptual

Mulai

Studi Lapangan: Pengamatan


endapan TSS pada air sumber

Perumusan Masalah

Menelaah Literatur
- Dampak TSS, Perhitungan
Kadar TSS, Media Penjernih air
- Laporan/Jurnal Penelitian

Perumusan Tujuan

Proses Desain dan Pembuatan Alat Penjernih


Air dengan Absorben Sabut Kelapa Kering

Pengolahan Data:
Pengumpulan Data Penghitungan Kadar TSS
- Data Primer: Penyaringan
Air Sampel dengan Media
Penjernih
Analisis Baku Mutu dan tingkat
Efektivitas Alat Penjernih air dengan
absorben Sabut Kelapa Kering

Kesimpulan dan Saran

Selesai

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 8


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian


3.1.1 Tahapan Pengadaan Alat Penjernih Air
3.1.1.1 Alat dan Bahan
a. Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan untuk membuat alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa
kering yaitu:
1. Gergaji pipa 1 buah, berfungsi untuk memotong pipa PVC komponen alat penjernih.
2. Lem pipa, berfungsi sebagai perekat pipa dan komponen PVC lainnya.
3. Ember ukuran 5 liter 1 buah, berfungsi sebagai wadah penampung air sampel.
4. Meteran 1 buah, berfungsi sebagai alat ukur panjang pipa PVC.
b. Bahan-Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk membut media penjernih air dengan absorben sabut
kelapa kering yaitu:
1. Pasir silika;
2. Sabut kelapa kering hasil penjemuran;
3. Arang aktif;
4. Pipa PCV dengan ukuran 1 inci, 2 inci dan 3 inci;
5. Socket reducer 3/2 dan 2/1, elbow ukuran 1 inci, watermoor masing-masing 6 buah;
6. Spons;

3.1.1.2 Desain Intalasi Alat Penjernih Air


Alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa hasil pengeringan didesain untuk dapat
memaksimalkan proses penyaringan. Desain ini diharapkan dapat mengurangi kadar Padatan
Tersuspensi Total (TSS) dalam air asrama MAN IC Padang Pariaman atau air sampel.
Berikut rancangan alat penjernih air sebagai berikut:
Gambar 3.1 Rancangan Alat Penjernih Air

Reducer 3/2 inci Pipa PVC 1 inci


Watermoor
Pipa PVC 2 inci Pipa PVC 3 inci
Elbow 1/1 inci

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 9


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

Jumlah absorben sabut kelapa kering hasil penjemuran dirancang dalam jumlah besar dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sabut kelapa dalam mengurangi kadar TSS.
Gambar instalasi alat penjernih dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.2 Desain Instalasi Alat Penjernihan Air

3.1.2 Tahapan Pengambilan Sampel


Sampel pada penelitian ini adalah air dari sumur pengendapan asrama putri MAN IC
Padang Pariaman. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memasukkan ember ke dalam
sumur pengendapan. Air dimasukkan ke dalam ember hingga ember penuh, lalu ember
segera ditutup dengan alas atau penutup agar tidak masuk zat yang dapat mengkontaminasi
air sampel. Total sampel air yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 liter
air. Sampel air disimpan dalam labor kimia MAN IC Padang Pariaman dalam suhu ruangan.

3.1.3 Tahapan Pengujian dan Pengambilan Data


Sampel hasil penyaringan yang keluar dari alat penjernih dikumpulkan selama satu 30
menit. Kemudian, hasil saringan diukur volumenya untuk mengetahui debit air alat penjernih
air tersebut. Hasil saringan juga dihitung nilai pH-nya menggunakan pH meter. Bagian dasar
ember panampung hasil penyaringan diamati, apakah ada endapan atau tidak. Sebanyak 100
ml sampel hasil penyaringan disimpan untuk pengujian kadar Padatan Tersuspensi Total di
Laboratorium. Hasil pengamatan dan pengukuran dicatat dalam blangko penelitian yang
terdapat di lampiran makalah ini.

Gambar 3.3 Tahapan Pengujian dan Pengambilan Data

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 10


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

3.1.4 Tahapan Pengujian Kadar TSS di Laboratorium


3.1.4.1 Alat dan Bahan Pengujian Kadar TSS
a) Alat-Alat
1. Beaker glass 2 buah, berfungsi sebagai wadah sampel.
2. Botol aquades, Berfungsi sebagai wadah aquades yang akan digunakan untuk
membersihkan alat-alat.
3. Corong saring, berfungsi sebagai tempat pemindah larutan dari satu wadah ke wadah
lain dengan ukuran yang sama ataupun berbeda;
4. Erlenmeyer, berfungsi sebagai wadah pengaduk sampel dan penampung sampel hasil
penyaringan.
5. Neraca digital, berfungsi sebagai alat pengukur massa kertas saring.
6. Pinset, berfungsi sebagai alat mengangkat kertas saring.
7. Cawan porselen dan kaca arloji, berfungsi sebagai wadah pemanasan kertas saring
setelah penyaringan.
b) Bahan-Bahan
1. Kertas saring berpori 2 µm;
2. Air sampel sebelum dan setelah penyaringan masing-masing 100 ml;
3. Aquades.

3.1.4.2 Proses Pengujian Kadar TSS


Cara kerja yang dilakukan pada pengujian kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) ini
dipaparkan sebagai berikut:
1. Kertas saring yang berpori 2 µm dioven selama 2 jam pada suhu 105o C, Namun, dalam
penelitian ini pengeringan dilakukan menggunakan oven listrik karena laboratorium
kimia MAN IC Padang Pariaman tidak memiliki oven standar laboratorium. Kemudian
kertas saring dikeluar dan ditimbang dengan neraca digital, lalu catat hasil pengukuran
pada blanko;
2. Kertas saring harus diangkat menggunakan pinset agar tidak terjadi kontaminasi;
3. Kertas saring diletakkan pada alat penyaring yaitu pada bagian atas corong saring;
4. Sampel dihomogenkan dengan cara dikocok dalam wadah erlenmeyer;
5. Sampel dimasukkan sebanyak 100 ml sampel, lalu saring sampel dengan alat penyaring;
6. Kertas saring dikeringkan pada oven dengan suhu 105˚C selama 2 jam;
7. Lalu, kertas saring tersebut ditimbang dengan neraca analitik.

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 11


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

8. Hasil pengukuran akhir kertas saring dicatat dalam blanko penelitian. Perlakuan yang 1-
7 dilakukan pada sampel tanpa proses penjernihan dengan alat penjernih.

3.2 Sampel, Tempat, dan Waktu Penelitian


Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dari sumur pengendapan asrama
putri MAN IC Padang Pariaman. Sampel yang diambil akan diproses menggunakan alat
penjernih. Sampel hasil proses penjernihan dan sampel sebelum penjernihan diambil
sebanyak 100 ml untuk dihitung kadar Padatan Tersuspensi Totalnya (TSS). Kemudian,
tempat pelaksanaan penelitian meliputi, proses pengeringan sabut kelapa dilakukan di rumah
salah satu penulis. Sedangkan, pembuatan alat penjernih dengan absorben sabut kelapa
kering, proses pengambilan sampel, penjernihan sampel, uji kadar TSS, dan analisis data
dilakukan di Kampus MAN Insan Cendekia Padang Pariaman.

Berikut alur dan waktu penelitian ini:


1. Pengeringan sabut kelapa dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2022 – 28 Februari 2022
2. Tahapan pembuatan alat penjernih dengan absorben sabut kelapa hasil pengeringan
dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2022 – 2 Maret 2022
3. Tahapan pengambilan sampel, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data
dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2022
4. Tahapan uji kadar TSS dan analisis data dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2022

3.3 Analisis Data


Hasil pengukuran kertas saring sebelum dan setelah penyaringan sampel dengan alat
penjernih air, dikumpulkan dalam blangko penelitian. Kemudian, data ini dihitung
menggunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui kadar Padatan Tersuspensi (TSS) pada
sampel dengan proses penjernihan dan sampel tanpa proses penjernihan. Kadar TSS masing-
masing sampel dibandingkan dengan kadar TSS yang diizinkan oleh baku mutu pada
peraturan yang ada. Rumus perhitungan kadar TSS sebagai berikut:

(a-b) × 1000
TSS=
c
Keterangan:
a = massa kertas saring setelah penjernihan (mg)
b = massa kertas saring sebelum penjernihan (mg)
c = volume sampel

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 12


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian


Berikut merupakan tabel hasil pengukuran massa (mg) kertas saring sebelum penyaringan
dan massa kertas setelah penyaringan dengan alat penjernih air:
Tabel 4.1 Massa Kertas Saring Sebelum dan Setelah Penyaringan
Massa Kertas
Mass Kertas Saring
Kertas Saring Rata-rata (mg) Saring + Ekstrak Rata-rata (mg)
(mg)
TSS (mg)
420 450
Sebelum
430 420 460 453,33
Penyaringan
410 450
400 400
Setelah
410 403,33 410 406,67
Penyaringan
400 410
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2022

Berikut merupakan tabel pH 100 ml air sampel sebelum dan setelah penyaringan dengan
alat penjernih air:
Tabel 4.2 PH Sampel Sebelum dan Setelah Penyaringan
Sampel pH
Sebelum Penyaringan 6,3
Setelah Penyaringan 6,8
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2022

Berikut merupakan tabel data hasil pengamatan debit penyaringan air yang keluar dari alat
penjernih air selama 30 menit:
Tabel 4.3 Debit Air Alat Penjernih Air
Durasi Pengamatan Debit Air
30 Menit Pengamatan 15,5 liter/30 menit
Estimasi dalam 1 Jam 31 liter/jam
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2022

4.2 Perhitungan
1. Kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) pada kertas saring sebelum penjernihan
(A - B) x 1000
Kadar TSS (mg/L) =
ml contoh uji
(453,33 mg - 420 mg) x 1000
=
100 mL
(33.3 mg) x 1000
=
100 mL
= 333,3 mg/L
MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 13
Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

2. Kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS) pada kertas saring setelah penjernihan
(A - B) x 1000
Kadar TSS (mg/L) =
ml contoh uji
(406,67 mg - 403,33 mg) x 1000
=
100 mL
(3,34 mg) x 1000
=
100 mL
= 33,4 mg/L

4.3 Pembahasan
Alat penjernih air dengan absorben sabut kelapa kering hasil penjemuran dibuat dari
bahan-bahan yang mudah ditemukan di pasaran. Bahan-bahan dan alat-alat pembuatan alat
penjernih air ini umumnya dijual pada toko bangunan, penulis pada penelitian ini membeli
alat dan bahan pada salah satu toko bangunan di Kota Padang. Pembuatan alat dilakukan
oleh dua orang penulis dan dibantu oleh satu orang laki-laki (Siswa MAN IC Padang
Pariaman). Komponen alat penjernih air dominan berbahan PVC karena bahan ini tahan
terhadap air dan korosi, mudah dalam perakitan, dan memiliki tingkat kelenturan yang tinggi
(Pramono, dkk. 2017). Pipa PVC diameter 3 inci sepanjang 1 meter disediakan sebanyak 3
buah, masing-masing tabung pipa pvc ini akan diisi dengan bahan filter dan absorben dengan
urutan sabut kelapa kering hasil penjemuran, pasir silika, dan arang aktif. Penggunaan pasir
silika dan arang aktif diperlukan karena tingkat kekeruhan sampel (turbidity) cukup tinggi
dan air sampel juga mengeluarkan aroma amis yang ditimbulkan oleh zat besi berlebih.
Ketiga tabung pipa PVC diamater 3 inci dihubungkan oleh reducer 3x2 inci, pipa PVC
diameter 2 inci, reducer 2x1 inci,pipa 1 inci, dan watermoor. Desain sambungan antar
tabung PVC ukuran 3 inci dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2. Desain
sambungan antar tabung filter dan absorben sengaja dibuat mengecil dan kemudian melebar
untuk memaksimalkan kecepatan atau debit turunnya air saat proses penyaringan
berlangsung. Seluruh komponen alat penjernih air dibersihkan terlebih dahulu sebelum
proses perakitan agar tidak ada kontaminan yang masuk.

Salah satu absorben alami yang digunakan pada penelitian ini adalah sabut kelapa
kering hasil penjemuran yang dijemur selama lebih kurang tujuh hari. Pada umumnya, alat
penjernih air menggunakan ijuk sebagai bahan filter. Namun, penulis mengganti penggunaan
ijuk dengan sabut kelapa kering hasil penjemuran. Subtitusi ijuk dengan sabut kelapa hasil
penjemuran dikarenakan sabut kelapa hasil kering memiliki ketahanan yang cukup lama.

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 14


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

Penulis juga ingin mendorong pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia disekitar
komplek MAN IC Padang Pariaman, disamping harga pasaran sabut kelapa yang jauh lebih
murah dibandingkan dengan ijuk. Sabut kelapa memiliki kemampuan untuk menjadi
absorben Padatan Tersuspensi Total karena memiliki banyak pori-pori pada permukaannya
(Ernawati, dkk. 2013). Pada siang hari, penjemuran sabut kelapa dilakukan di bawah sinar
matahari langsung, sedangkan pada malam hari dan cuaca mendung, penjemuran dilakukan
dalam ruangan. Pengeringan sabut kelapa dengan proses penjemuran bertujuan untuk
memperbesar volume total pori-pori pada permukaan sabut kelapa. Berdasarkan pernyataan
Suhartana (2011) yang dikutip dari jurnal penelitian karya Ernawati, dkk. (2013)
menyatakan bahwa, semakin besar luas permukaan dan volume total pori-pori, maka akan
semakin baik dijadikan sebagi absorben.

Pengukuran kadar Padatan Tersuspensi Total pada 100 ml sampel air sebelum proses
penyaringan, adalah sebesar 333,3 mg/L. Sampel air pada penelitian ini bersumber dari air
tanah yang biasanya digunakan oleh siswi MAN Insan Cendekia untuk keperluan mandi,
cuci, dan kakus (MCK). Jika berpedoman pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, kadar TSS pada sampel air tidak memenuhi standar baku mutu TSS kelas 1 yang
mensyaratkan kadar TSS maksimal 40 mg/L. Oleh karena itu, sumber air asrama putri MAN
IC Padang Pariaman tidak layak digunakan untuk keperluan MCK menurut parameter baku
mutu TSS. Hasil pengukuran Padatan Tersuspensi Total sampel air sebelum dan setelah
proses penyaringan menunjukkan kemampuan alat penjernih air dengan absorben sabut
kelapa kering dalam mereduksi kadar TSS dalam air asrama putri MAN IC Padang Pariaman
sebesar 89,97%. Selain itu, alat penjernih air juga memiliki kemampuan dalam menaikkan
pH air. pH sampel air sebelum proses penyaringan terukur sebesar 6,3, sedangkan pH sampel
air hasil proses penyaringan terukur sebesar 6,8.

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 15


Lomba Karya Ilmiah Sumber Daya Air Tahun 2022

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menyaring sampel air yang bersumber
dari sumur pengendapan asrama putri MAN IC Padang Pariaman menggunakan alat
penjernih air dengan absorben sabut kelapa kering, menunjukkan kemampuan alat penjernih
air dalam mereduksi kadar Padatan Total Tersuspensi (TSS) sebesar 89,97%. Alat penjernih
air ini juga mampu menaikkan pH air dari 6,3 menjadi 6,8. Proses pembuatan alat penjernih
air terdiri dari proses persiapan komponen alat penjernih air yang terdiri dari pipa PVC,
elbow, socket reducer, dan watermoor, kemudian dilanjutkan dengan proses perakitan
komponen alat penjernih dengan filter dan absorben yang meliputi, sabut kelapa kering, pasir
silika, dan arang aktif. Penggunaan alat penjernih air cukup dengan menuangkan air pada
ember penampung dan menunggu air hasil penyaringan keluar dari kran outlet

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan penelitian ini, yaitu:
1. Air asrama atau sumber air tanah asrama MAN IC Padang Pariaman serta sampel hasil
penyaringan dengan alat penjernih air sebaiknya dilakukan pengecekan parameter lainnya
seperti parameter E.Coli, kekeruhan atau turbitdiy, DO, BOD, dan COD.
2. Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga sumber air tanah dengan
tidak membuang sampah sembarangan.

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman 16


DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, dkk. 2013. Peningkatan kualitas Air Bersih dengan Alat Penjernih Air. Jurnal of

Rural and Development USM Surakarta, 4(2).

Hartayu, Ratna, dkk. 2019. Pembuatan Filter Air Sederhana. Jurnal Abdikarya: Jurnal

Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, 3(2).

Ismy, Fadillah, dkk. 2012. Analisis Kualitas Air dan Keluhan Gangguan kulit pada

Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan

Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012. Program Sarjana

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Nicola, Fendra. 2015. Hubungan Antara Konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) dan

TSS (Total Suspended Solid) dengan Kadar Fe2+ dan Fe Total Pada Air Sumur Gali.

Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Jember. Jember.

Paskawati, Yessica Arini, dkk. 2010. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku

Pembuatan Kertas Komposit Alternatif. Jurnal Ilmiah Widya Teknik, 9(1).

Pramono, Jonathan, dkk. 2017. Eksperimen Perancangan Elemen Pembentuk dan Pengisi

Interior Berbasis Repurposing Pipa PVC. Jurnal Intra,5(2), 237-246.

Roessiana D L, dkk. 2014. Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi

dalam Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 6(2),98-106.

Spernovalis, Nikolaos. 2021. Skin manifestations of Pseudomonas aeruginosa infections.

National Center for Biotechnology Infromation, 34(2),72-27.

Star, Betii, dkk. 2013. Analisa Kualitas Air Sungai Silahi Salbe dan Keluhan Kesehatan

Kulit Masyarakat Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten
Simalungun Tahun 2013. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Sukmono, abdi. 2018. Pemantauan Total Suspended Solid (TSS) Waduk Gajah Mungkur

Periode 2013-2017 dengan Citra Satelit Landsat-8. ELIPSOIDA Jurnal Geodesi dan

Geomatika, 1(1),33-38.

Wicaksono, budi, dkk. 2019. Edukasi Alat Penjernih Air Sederhana Sebagai Upaya

Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi

Negeri, 2(1).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai