Limbah Cair Di Kawasan Pasar Induk Kramat Jati Menggunakan Tanaman Thypa
Angustifolia, Tanaman Salvia Molestsa, Dan Tanaman Vetiveria Zizanioides
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
PUTRI SALSABILLA
(0820020000024)
UNIVERSITAS TRISAKTI
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup ........................................................................................ 4
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 5
2. 1 Pengolahan Air Limbah Secara Bilogis ................................................ 5
2. 2 Baku Mutu Air Limbah .......................................................................... 5
2. 3 Lahan Basah Buatan (Constructed wetland) ......................................... 5
2. 4 Media dalam Lahan Basah Buatan ....................................................... 7
2. 5 Proses lahan Basah Buatan .................................................................... 7
2. 6 Tanaman Air Sebagai Pengolah Air Limbah ....................................... 8
2.6.1 Tanaman Cattail (Thypa Angustifolia) .............................................................................. 8
BAB 3 ................................................................................................................................................... 10
METODE PENELITIAN ................................................................................................................... 10
4.1 Tempat dan Waktu ............................................................................... 11
4.2 Jenis Penelitian ...................................................................................... 11
4.3 Alat dan Bahan dalam Analisis Laboratorium .................................. 11
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 12
4.4.1 Populasi ........................................................................................................................ 12
4.4.2 Sampel Penelitian ........................................................................................................ 12
4.5 Teknik Sampling ................................................................................... 13
4.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 13
4.6.1 Data Primer ................................................................................................................. 14
4.6.2 Data Sekunder ............................................................................................................. 14
4.7 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 14
4.8 Teknik Analisis Data ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16
Metode Penelitian | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia karena dalam menjalankan fungsi
kehidupan sehari-hari manusia sangat tergantung pada air. masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sumber pencemar yang paling umum berasal dari
limbah industri, pertanian dan permukiman. Hasan and Kadarusman (2022) menyebutkan
bahwa limbah yang berbentuk cair apabila tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnnya. Fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai institusi yang bersifat sosial ekonomis mempunyai fungsi dan
tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna.
Kegiatan pada fasilitas pelayanan kesehatan selain memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitarnya, juga menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran akibat pembuangan
limbahnya tanpa melalui proses pengolahan yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan lingkungan secara menyeluruh.
Catharina, Purna and Wibisonon (2013) menyebutkan Pencemaran air sungai 60% - 70%
berasal dari limbah domestik dengan kontribusi pencemar di DAS Brantas 60% berasal dari
limbah domestik (sanitasi, sampah, detergen); 30% limbah industri; dan 10% limbah
pertanian dan peternakan. Oleh karenanya penting untuk memperbaiki sistem sanitasi,
salah satunya dengan cara mengolah air limbah sebelum dibuang ke badan air untuk
mengurangi beban pencemar air permukaan yang dimanfaatkan sebagai sumber air.
Wetlands sebagai Taman Tanaman Air. Kondisi perumahan di Indonesia saat ini pada
umumnya hanya memiliki halaman sempit, bahkan tidak ada halaman tersisa. Teknologi
Constructed Wetlands dapat diterapkan untuk daerah perkotaan yang tidak terjangkau
fasilitas pengolah limbah rumah tangga secara terpusat, atau tidak memiliki sarana
pengolah limbah terpusat. Untuk sistim perkotaan di Indonesia, di mana perencanaan sering
berubah, bahkan kadang tidak integrated, maka penerapan teknologi akan lebih ekonomis
untuk sistim desentralisasi dibandingkan dengan sistim sentral.
Metode Penelitian | 2
Adapun jenis tanaman yang mampu menurun kadar TSS, COD, BOD dalam floating water
treatment antara lain, Saliva Molestsa (tanaman kiambang), Rumput Vetiveria zizonioides
(akar wangi), dan tanaman Coix lacryma-jobi (2)(3). Jenis Salvinia Molesta atau kiambang
merupakan salah satu tumbuhan akuatik yang mengapung di permukaan air (floating). Jenis
ini dapat hidup di daerah tropis, sub tropis dan daerah bertemperatur hangat di seluruh
dunia. Umumnya banyak dijumpai di sawah, sungai dan saluran air. Jenis ini merupakan
gulma air yang memiliki karakteristik laju perkembangbiakan sangat cepat dengan sifat
adaptasi yang tinggi di berbagai kondisi lingkungan Munfarida, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian (4) efesiensi tanaman Saliva Molesta dalam menyerap zat
pencemar pada air limbah antara lain, 31,64%, BOD 26,94%, dan COD 74,14%.
Tumbuhan Hanjeli (Coix lacryma jobi L) adalah salah satu tanaman liar di Kalimantan
Tengah. Biji Hanjeli memiliki kandungan protein 12,26%, dan Karbohidrat 74,36%.
Kandungan Protein pada biji Hanjeli dapat dipertimbangkan sebagai koagulan dalam
proses penjernihan air. (5). Catharina, Purna and Wibisonon (2013) menyebutkan tanaman
Coix lacryma-jobi mampu menurunkan kadar TSS sebesar 97%, dan BOD5 99,7%.
Metode Penelitian | 3
4. Meyediakan teknologi unit pengolahan limbah cair greywater domestik di Pasar
Induk Kramat Jati
Ruang lingkup dalam tugas perencanaan Constructed Wetland di Pasar Induk Kramat Jati
ini adalah:
Metode Penelitian | 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
2. 1 Pengolahan Air Limbah Secara Bilogis
Air limbah biasanya di dominasi oleh kandugan bahan organik yang terpilang tinggi.
Dalam pengolahan air limbah yang memiliki bahan oragnik tinggi dapat dilakukan
pengolahan secara biologi yang dilakukan dengan cara aerobic, anaerobic, ataupun
penggabungan kedua proses tersebut. c.
Karakteristik penentu air limbha tersebut dikatakan tegolong tersemar ringat hingga berat
dapat dilihat beberapa indikator seperti BOD, COD, TSS, Nitrogen, dan Fosfor. Secara
garis besar BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya
bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi
aerobik(Metcalf & Eddy, 1991 dalam Atima, 2015). Sedangkan COD atau Chemical
Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan
organik yang terkandung dalam air (9). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja
diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi
asam dan panas dengan katalisator perak sulfat (9);Metcalf & Eddy, 1991).
Metode Penelitian | 5
permukaan air terbuka dan aliran bawah permukaan), jenis pertumbuhan makrofita
(muncul, terendam, mengambang bebas, dan berdaun mengambang) dan jalur aliran di
lahan basah bawah permukaan (horizontal dan vertikal). Berbagai jenis lahan basah yang
dibangun dapat digabungkan satu sama lain (yaitu sistem hibrida atau gabungan) untuk
memanfaatkan keunggulan spesifik dari sistem yang berbeda.
Metode Penelitian | 6
australis, sedangkan tahapan HF berisi sejumlah makrofit muncul lainnya, termasuk
Iris, Schoeno plectus (Scirpus), Sparganium, Carex, Typha dan Acorus. (11)
Makrofit yang digunakan di lahan basah menyediakan area permukaan yang luas untuk
pertumbuhan mikroba yang menguntungkan Menstabilkan bahan organik, meningkatkan
filtrasi fisik, dan mencegah penyumbatan sistem aliran vertikal (Brix, 1994).Kinerja lahan
basah yang dibangun tergantung pada banyak faktor seperti suhu, beban hidrolik yang
diterapkan, vegetasi, media dan lain-lain (12)(15).
Lahan basah permukaan air bebas dengan makrofit yang muncul berfungsi sebagai sistem
pengolahan biologis intensif lahan. Mekanisme penghilangan utama padatan tersuspensi
adalah sedimentasi, filtrasi, agregasi, dan adhesi permukaan
Metode Penelitian | 7
dihilangkan dalam sistem FWS dalam kondisi diam dengan pengendapan dan
penyaringan. Pertumbuhan mikroba yang melekat dan tersuspensi bertanggung jawab
untuk menghilangkan senyawa organik terlarut yang terdegradasi secara aerobik di kolom
air serta secara anaerobik di lapisan serasah di dekat dasar.
Metode Penelitian | 8
Indonesia. Tanaman Cattail (Thypa Angustifolia) mempunyai daya tahan yang cukup
kuat dan tidak mudah mati serta mempunyai akar serabut yang sangat lebat sehingga
penyerapan terhadap bahan pencemar terhadap unsur hara yang dibutuhkan relative
besar (6) dengan begitu tanaman ini dapat menyerap zat organic di air serta memilihi
daya tahan yang cukup kuat(18).
Kiambang adalah tanaman pemulihan yang sangat baik untuk limbah organik dan
anorganik karena sifat akumulasinya yang luar biasa dan tingkat pertumbuhannya
yang sangat cepat. Selain sebagai fitoremediator sampah organik, tanaman kiambang
juga dapat dimanfaatkan sebagai fitoremediator sampah anorganik. Pemilihan
Salvinia molesta sebagai agen fitorestoratif didasarkan pada pertimbangan bahwa
Savinia molesta dapat tumbuh pada kondisi nutrisi yang rendah. Dalam
penelitiannya (Devina, 2010) kiambang dapat menyisihkan ammonia sebesar
31,68%, nitrat sebesar 36,29%, fosfat sebesar 76,38% dan COD sebesar 83% dengan
menggunakan limbah tahu (19).
Tanaman akar wangi atau vetiver merupakan tanaman dari famili Gramineae
(rumput-rumputan) yang masih satu famili dengan serai wangi (citronella) dan serai
dapur (lemon grass). Kelebihan tanaman ini adalah kemampuannya untuk menyerap
bahan bahan racun berbahaya (B3) dan logam berat yang mungkin terbawa dalam
sampah dan meresap ke dalam tanah (20).
Metode Penelitian | 9
BAB 3
METODE PENELITIAN
Identifikasi Masalah
Tujuan Perencanaan
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Metode Penelitian | 10
4.1 Tempat dan Waktu
Tempat penelitian ini dilakukan lahan Pasar Induk Kramat Jati yang beralamat di Jalan
Raya Bogor KM. 20, Kel. Kramat Jati, Kec. Kramat Jati. Jakarta Timur. Penelitian
dilaksanakan pada akhir jam operasional pasar pada pukul 16.30 WIB.
Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment yang sebenarnya merupakan
rancangan yang paling kuat dalam menentukan pengaruh suatu variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang dimaksud variable penelitian yang dituju adalah
Kadar pencemar limbah cari terhadap efektivitas tanaman air dalam penyerapan bahan
organic dengan sistem lahan basah buatan (Contructed Wetland) di daerah sekitar pasar
tradisional. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel
dependen yang akan diukur dan keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini
sampelnya adalah 3 Jenis tanaman air.
Metode Penelitian | 11
2. Biological Oxygen Demand
Alat dan bahan yang digunakan dalam uji kualitas air untuk parameter BOD adalah
sebagai berikut.
Alat : Bahan :
Labu Ukur Sampel uji
Botol winkler Aquades
Inkubator
Jadi berdasarkan hal tersebut target populasi dalam penelitian ini adalah limbah cair
Pasar Induk Kramat jati yang dihasilkan dari 76 usaha tanpa tempat yang tersebar
di luar bangunan dan angro outlet sebagai 2188 kios dengan luas area sebesar 14,7
hektar.
Metode Penelitian | 12
informasinya nanti dapat menghasilkan informasi yang representatif sehingga
penelitiannya dapat dikategorikan penelitian yang valid (Hardani, dkk: 2020).
Pemilihan sekelompok subjek dalam Snow-Ball Sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu
yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau
permasalahan penelitian.
a. Observasi
Untuk mengetahui keadaan dearah penelitian dan objek secara langsung seperti,
keadaan insitu yang juga mengacu pada kondisi eksisting Pasar Induk Kramat jati,
maka peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap kegiatan dan fenomena
seperti kondisi badan air dan lahan disekitar lokasi. Obeservasi dpat dilakukan dengan
bantuan alat perlengkapan dan juga dokumentasi kondisi yang berhubungan dengan
permasalahan.
Dalam hal ini, peneliti akan melakukan pengamatan, uji kondisi, pencatatan, serta
dokumentasi terhadap badan air dan lahan kosong yang direncanakan mampu
dijadikan tempat lahan basah buatan.
Pada Penelitian ini hal yang perlu di observasi adalah :
Metode Penelitian | 13
1. Aktivitas kegiatan
2. Keadaan lahan
3. Jalur saluran buangan air limbah
4. Kondisi parameter eksitu, seperti pH dan kondisi fisik pencemaran air limbah
b. Wawancara
Untuk mengetahui keadaan dearah penelitian yang dapat tinjau dari sampel, maka
diperlukan wawacancara terhadap pedagang yang berada dilingkup Pasar Induk
Kramat jati. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara terhadap pedagang
yang ada di Pasar Induk Kramat Jati.
1. Konsentrasi BOD, COD, dan TSS dalam limbah cair air buangan pasar
2. Jenis tumbuhan yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu tanaman kiambang,
tanaman kiambang, dan tanaman akar wangi.
3. Efektivitas penyerapan parameter BOD, COD, TSS yang dapat dilakukan oleh jenis
tanaman uji.
Metode Penelitian | 14
dipahami. Analisis data juga diperlukan agar kita mendapatkan solusi atas permasalahan
penelitian yang tengah dikerjakan.
Dalam penelitian ini menggunakan dua metode analisis data, yaitu analisis deskriftif dan
analisis kuantitaif. Analisis deskriftif berhubungan dengan ketogorisasi, karateristik, atau
sifat variable yang dilakukan dengan penyajian data melalui table distribusi frekuesi
hologram, rata-rata, simpangan baku. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada
pengujian hipotesis statistic yang diperoleh dari hasil pengukuran atau mengubah data
kualitattif menjadi data kuantitatif data.
Pada analisis konsentrasi dan kesetimbangan massa zat organik yang terkandung dalam
limbah cair Pasar baik sebelum maupun sesudah menerapkan lahan basah buatan akan
diuji melalui laboratorium dengan menentuan rasio BOD/COD pada kondiis awal.
Kemudian akan data akan diolah dalam penentuan perencanaan dimensi lahan basah
buatan seperti; bak pengumpul, kebutuhan pompa, dimensi constructed wetland, bak
indikator, dan persiapan operasional penetapan dan jumlah tanaman yang digunakan.
Metode Penelitian | 15
DAFTAR PUSTAKA
6. Hidayah EN, Aditya W. Potensi dan Pengaruh Tanaman pada Pengolahan Air Limbah
Domestik dengan Sistem Constructed Wetland. J Ilm Tek Lingkung. 2017;2(2):11–8.
9. Boyd CE. Water quality in ponds for aquaculture. Alabama Agric Exp Stn. 1990;482.
Metode Penelitian | 16
12. Parde D, Patwa A, Shukla A, Vijay R, Killedar DJ, Kumar R. A review of constructed
wetland on type, treatment and technology of wastewater. Environ Technol Innov
[Internet]. 2021;21(xxxx):101261. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.eti.2020.101261
13. Dallas S, B.Scheffed, G.Ho. Reedbeds for greywater treatment—case study in Santa
Elena. Monteverde. 2005;23:55–61.
15. Tilak, A. S., Wani, S. P., Patil, M. D., & Datta A. Evaluating wastewater treatment
efficiency of two field scale subsurface flow constructed wetlands. Curr Sci [Internet].
2016;110(9):1764–1772. Available from: http://www.jstor.org/stable/24908064
18. Nikho MA. Perbandingan Efektifitas Tanaman Cattail ( Thypa Angustifolia ) Dan
Tanaman Iris ( Iris Pseuadacorus ) Pada Constructed Wetland Terhadap Limbah Cair.
2020;
19. Pribadi RN, Zaman B, Purwono P. Pengaruh luas penutupan kiambang (Salvinia
Molesta) terhadap penurunan COD, amonia, nitrit, dan nitrat pada limbah cair
domestik (Grey Water) dengan sistem kontinyu. J Tek Lingkung. 2016;5(4):1–10.
Metode Penelitian | 17