Disusun Oleh :
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Karya ilmiah ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas
bantuan dari berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karenanya kami sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
karya ilmiah yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal
lain yang tidak kami sadari. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran sebagai sarana perbaikan karya ilmiah yang lebih baik.
Dan semoga makalah tentang Pengolahan Air dan Limbah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatiannya.
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Limbah .............................................................................. 9
2.2 Karakteristik Limbah Produksi PT. United Tractors Tbk ...... 10
2.3 Pengolahan Air Limbah PT. UNITED TRACTORS Tbk. ....... 12
2.3.1 Pengelolaan Limbah Secara Umum ................................. 12
2.3.2 Pengelolaan Limbah Produksi PT. United Tractors Tbk14
DAFTAR PUSTAKA
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah Produksi PT. United Tractors Tbk. .... 13
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Kapasitas pengolahan IPAL Produksi ini adalah sebesar 25 m3/hari.
Angka ini diambil berdasarkan hasil diskusi dengan pihak menejemen PT.
United Tractors dan rencana peningkatan proses produksi. Target air hasil
olahan IPAL adalah memenuhi Baku Mutu yang ditetapkan oleh pemerintah,
dan memenuhi standar air untuk digunakan kembali sebagai air cucian di cuci
unit milik PT. United Tractors.
Dalam buku panduan pengoperasian IPAL ini diuraikan mengenai
proses pengolahan air limbah produksi, cara pengoperasian IPAL, cara
perawatan IPAL dan cara penanggulangan permasalahan yang timbul selama
pengoperasian. Diharapkan buku ini akan dapat dipakai sebagai pedoman
teknis bagi operator yang akan bertugas melaksanakan pengolahan air limbah.
1.2 Rumusan Masalah
7
berperan aktif dalam upaya minimalisasi limbah dan pengelolaannya.
8
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat ini antara
lain:
Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),
Ceceran bahan kimia,
Dari kamar mandi dan toilet,
Dari wastafel,
Dari kantin,
Dari air untuk membersihkan lingkungan.
Sementara itu potensi timbulan limbah dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain :
Peralatan proses yang tidak bekerja pada kondisi optimum,
Peralatan/fasilitas kerja yang kurang memenuhi persyaratan/ minim,
9
Meningkatan keahlian SDM yang ada,
Meningkatkan harmonisasi hubungan SDM yang ada, dll.
10
COD mg/l 832
pH (-) 7,3
Total Suspended mg/l 169
Solid (TSS)
11
2.3 Pengolahan Air Limbah PT. UNITED TRACTORS Tbk.
12
Gambar 2.1: Diagram Alir Sistem Pengelolaan Limbah Industri
13
sulit dalam pengendalian/operasional,
Peralatan cepat rusak (korosi, panas, tidak awet dll).
Sebelum ada IPAL produksi air limbah yang berasal dari unit produksi
(bengkel) dikelola dengan sarana grease trap. Di grease trap ini berfungsi
untuk memisahkan oli secara gravitasi, dan dilakukan secara bertahap.
14
Gambar 2.2 : Pengelolaan Air Limbah Produksi Sebelum Ada IPAL Produksi
15
2.4 Teknologi IPAL PT. United Tractors Tbk.
18
Pada tahap awal pengolahan limbah yang dilakukan di IPAL ini
adalah unit pemisahan minyak. Pada tahap ini terdiri dari
pengolahan awal (primary treatment) yakni proses awal
pemisahan minyak dan penghilangan pasir (grit removal)
kemudian proses pemisahan minyak dengan cara fisika-kimia
(physico-chemical oil seperation) dilanjutkan dengan pengolahan
sekunder menggunakan proses biologis misalnya biofilter. Proses
pemisahan minyak tersebut sangat penting untuk dilakukan karena
jika konsentrasi minyak di dalam air limbah masih tinggi maka
dapat mengganggu proses pengolahan air limbah secara biologis
serta mengakibatkan biaya pengolahan menjadi mahal.
Pemisahan minyak (preliminary oil separation) atau
pemisahan minyak secara gravitasi (gravity oil seperation)
ini adalah merupakan proses tahap awal dari seluruh proses
pengolahan air limbah industri PT. Uniited Tractors Tbk.
Tujuan dari pemisahan oli dan minyak adalah untuk
menghilangkan oli dan senyawa hidrocarbon lainnya di
dalam proses emulsi mekanik. Air yang dihasilkan harus
bebas oli & minyak sehingga dapat dialirkan ke proses
pemurnian fisika-kimia yang sederhana sehingga kebutuhan
zat kimia yang ditambahkan lebih ekonomis.
Tujuan kedua adalah untuk menghilangkan pasir dan tanah
(alluvia) yang tidak dikehendaki dalam proses pemurnian
19
fisika-kimia, yang dapat mempersulit pengumpulan,
pengkonsentrasian, serta dapat mengganggu porses tahap
akhir pembuangan lumpur minyak atau oli yang
mengambang.
22
Proses Koagulasi – Flokulasi
Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel koloid
dengan cara penambahan senyawa kimia yang disebut
koagulan. Koloid mempunyai ukuran tertentu sehingga gaya
tarik menarik antara partikel lebih kecil dari pada gaya tolak
menolak akibat muatan listrik. Pada kondisi stabil ini
penggumpalan partikel tidak terjadi dan gerakan Brown
menyebabkan partikel tetap berada sebagai suspensi. Melalui
proses koagulasi terjadi destabilisasi, sehingga partikel-partikel
koloid bersatu dan menjadi besar. Dengan demikian partikel-
partikel koloid yang pada awalnya sukar dipisahkan dari air,
setelah proses koagulasi akan menjadi kumpulan partikel yang
lebih besar sehingga mudah dipisahkan dengan cara
sedimentasi, filtrasi atau proses pemisahan lainnya yang lebih
mudah.
23
atau lebih stabil dinamakan flokulan atau zat pembantu
flokulasi (flocculant aid).
Di dalam sistem pengolahan air limbah dengan
penambahan bahan kimia proses koagulasi sangat diperlukan
untuk proses awal. Partikel-partikel yang sangat halus maupun
partikel koloid yang terdapat dalam air limbah sulit sekali
mengendap. Oleh karena itu perlu proses koagulasi yaitu
penambahan bahan kimia agar partikel- partikel yang sukar
mengendap tadi menggumpal menjadi besar dan berat sehingga
kecepatan pengendapannya lebih besar.
Bahan Koagulan
Bahan kimia yang sering digunakan untuk proses
koagulasi umumnya diklasifikasikan menjadi tiga golongan,
yakni Zat Koagulan, Zat Alkali dan Zat Pembantu Koagulan.
Zat koagulan digunakan untuk menggumpalkan partikel-
partikel padat tersuspensi, zat warna, koloid dan lain-lain agar
membentuk gumpalan partikel yang besar (flok). Sedangkan
zat alkali dan zat pembantu koagulan berfungsi untuk mengatur
pH agar kondisi air baku dapat menunjang proses flokulasi,
serta membantu agar pembentukan flok dapat berjalan dengan
lebih cepat dan baik.Pemilihan zat koagulan harus berdasarkan
pertimbangan antara lain : jumlah dan kualitas air yang
24
akan diolah, kekeruhan air baku, metode filtrasi serta sistem
pembuangan lumpur endapan.
Penentuan Dosis Koagulan
Penentuan dosis koagulan bervariasi sesuai dengan jenis
koagulan yang dipakai, kekeruhan air baku, pH, alkalinitas dan
juga temperatur operasi. Disamping itu dipengaruhi pula oleh
faktor-faktor lainnya misalnya kandungan zat besi dan mangan
yang tinggi, mikroorganisme. Perhitungan dosis koagulan dapat
dilakukan dengan memakai rumus sebagai berikut:
Vv = Q x Rs x (100/C) x 10-3
dimana :
Vv = Dosis volumetrik koagulan (
lt/jam). Q = Laju alir air baku ( M3).
Rs = Dosis koagulan yang diharapkan
(ppm). C = Konsentrasi larutan koagulan (
% ).
25
Zat Alkali (Alkaline Agent)
Tangki Pencampur
Tangki pencampur dilengkapi dengan alat pengaduk
atau agitator agar bahan kimia (koagulan) yang dibubuhkan
dapat bercampur dengan air baku secara cepat dan merata.Oleh
karena kecepatan hidrolisa koagulan dalam air besar maka
diperlukan pembentukan flok-flok halus dari koloid hidroksida
yang merata dan secepat mungkin sehingga dapat bereaksi
dengan partikel-partikel kotoran membentuk flok yang lebih
26
besar dan stabil. Untuk itu diperlukan pengadukan yang cepat.
Sedimentasi atau Pengendapan
27
dengan laju alir per hari. Beban permukaan sama dengan laju
alir (debit volume) rata-rata per hari dibagi luas permukaan
bak, satuannya m3 per meter persegi per hari. satuannya
(m3/m2 hari).
2.4.2 Pengolahan Air Limbah dengan Metode Biofilter
Tercelup Campuran
28
berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur.
31
cukup tinggi, dan dari proses ini akan dihasilkan gas methan.
Jika kadar COD limbah kurang dari 4000 mg/l seharusnya
limbah tersebut diolah pada kondisi aerob, sedangkan COD
lebih besar dari 4000 mg/l diolah pada kondisi anaerob.
32
sendiri, artinya hanya melalui gaya gravitasi. Penyaringan ini
dilakukan secara terbuka dengan tekanan atmosferik.
Sedangkan penyaringan cepat adalah penyaringan dengan
menggunakan tekanan yang melebihi tekanan atmosfir.
Berdasarkan jenis media filter yang digunakan,
penyaringan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu filter
media granular (butiran) dan filter permukaan. Pada jenis
media granular, media yang paling baik mempunyai
karakteristik sebagai berikut: Ukuran butiran membentuk pori-
pori yang cukup besar agar partikel besar dapat tertahan dalam
media, sementara butiran tersebut juga dapat membentuk pori
yang cukup halus, sehingga dapat menahan suspensi. Butiran
media bertingkat, sehingga lebih efektif pada saat proses
pencucian balik (backwash). Saringan mempunyai kedalaman
yang dapat memberikan kesempatan aliran mengalir cukup
panjang. Sejauh ini media yang paling baik adalah pasir yang
ukuran butirannya hampir seragam dengan ukuran antara 0,6
hingga 0,8 mm.
2.4.4. Pengolahan Secara Adsorpsi
Keterangan Proses :
38
suplai udara ke reaktor aerobik dan pengecekan bak-bak
pengumpul. Setelah yakin kalau sistem biofilter sudah sempurna,
selanjutnya dilakukan pengisian biofilter dengan urutan sebagai
berikut:
1. Isi semua bak di biofilter dengan air limbah secara bersamaan.
Pengisian IPAL diusahakan merata jangan sampai sebagian
penuh, bagian yang lain masih kosong. Pada posisi penuh
dengan air limbah, cek semua dinding bak biofilter apakah ada
kebocoran atau tidak.
40
6. Selanjutnya hidupkan pompa sirkulasi, dengan demikian mikroba akan
mengalir teraduk dalam IPAL, dan lama kelamaan akan lengket pada
permukaan media biofilter.
7. Selama masa seeding, untuk mempercepat proses perkembangbiakan
mikroba pengurai air limbah, maka perlu dilakukan penambahan nutrient.
Nutrient berupa padatan yang komposisinya diramu oleh BPPT.
Penambahan nutrient dilakukan pagi setiap hari selama 3 minggu pertama
ipal beroperasi. Caranya adalah mengambil nutrient sebanyak 1/4 kg
kemudian dilarutkan kedalam air pada ember. Pastikan nutrient larut
semua. Setelah itu cairan nutrient dituangkan kedalam bak pengendap
awal dan bak anaerobik. Sisa padatan nutrient jangan dimasukkan ke
dalam IPAL.
8. Setelah selesai masa seeding, selanjutnya dilakukan pemantauan secara
kontinyu (Swa-pantau).
9. Semua Industri yang sudah memiliki IPAL diwajibkan melakukan Swa-
pantau harian oleh BPLHD DKI. Yang paling mudah dan ekonomis
adalah swa pantau debit air limbah, swa pantau pH, swa pantau TSS dan
pemantauan COD atau organik KMnO4.
10. Setiap 3 bulan, sampel dari inlet dan outlet IPAL harus diambil dan
dianalisakan komposisinya di laboratorium independent seperti Sucofindo,
Unilab dan atau di laboratorium BPLHD DKI. Hasil analisa dilaporkan ke
BPLHD DKI jakarta.
1. Air olahan dari IPAL yang sudah bagus kualitasnya tersebut ditampung
untuk sementara di bak penampungan hasil.
42
Gambar 2.5 Skema Diagram Alir IPAL Produksi dan Proses PT. UNITED
TRACTORS Tbk
43
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Air limbah produksi PT. United Tractors Tbk berasal dari pencucian
komponen-komponen alat berat dan pencucian ceceran oli dan kotoran lain
dilantai.
b) Proses IPAL PT. United Tracktor Tbk yaitu dengan pengolahan primer secara
Fisika-Kimia, pengolahan secara biologi dengan media Biofilter, dan
pengolahan tersier secara Fisika-Kimia.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
44
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALPTUT/PengelolaanAirLimbahPT.United
TractorsTbk.pdf
45