Disusun Oleh :
i
ii
iii
ABSTRAK
Central Park Mall merupakan Mega Integrated Complex bagian dari Mega
Proyek Podomoro City seluas 22 Ha. Missi dari Central Park Mall
memaksimalkan kepuasan stockholder dengan menjadikan Central Park Mall
sebagai tujuan belanja keluarga, pusat trendsetter dan selalu menjadi acuan
pengelolaan shoping center dengan melakukan perubahan perubahan yang
berkesinambungan serta menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Dalam rangka melaksanakan kewajiban undang-undang yaitu Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik serta implementasi dari visi Central Park maka unit
pengolahan limbah tidak saja harus memenuhi ketentuan baku mutu air limbah
domestik tetapi juga harus dapat dimanfaatkan kembali untuk menjaga kelestarian
sumber daya air.
Kondisi saat ini proses pengolahan limbah yang ada pada sewage
treatment plant (STP) masih belum optimal. Teknologi proses pengolahan limbah
yang digunakan Central Park menggunakan reaktor kontak biologis putar atau
rotating biological reactor yang disingkat RBC. Prinsip kerja pengolahan air
limbah dengan RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik
dikontakkan dengan lapisan mikro-organisme (microbial film) yang melekat pada
permukaan media di dalam suatu reaktor.
Pengamatan selama 3 (tiga) bulan dari bulan Maret hingga bulan Mei 2011
menunjukkan volume limbah sudah mencapai 1300 m3 / hari. Hal inilah yang
menyebabkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ada di Central Park
tidak lagi mampu mengolah limbah sebagaimana mestinya. Hasil Pengolahan data
menunjukan bahwa tingkat efisiensi penghilangan limbah dari beberapa parameter
baku mutu limbah berada pada kisaran 53 % - 76 % (ammoniak 53 %, BOD 64%,
COD 76% dan minyak dan lemak sebesar 66%).
Sedangkan tingkat penyimpangan hasil pengolahan limbah juga
menunjukkan penyimpangan yang sangat signifikan yaitu rata-rata di atas 100 %
dari nilai baku mutu yang dipersyaratkan. Penyimpangan baku mutu tertinggi
yaitu amoniak mencapai 162 %, selanjutnya minyak dan lemak sebanyak 139 %,
COD 113 % dan BOD sebesar 43 %.
Hasil desain ulang menghasilkan parameter desain sebagai berikut
(1)Ratio volume reaktor terhadap permukaan media (G) = 11,8 liter/m 2, (2) Beban
BOD, LA = 3 gram BOD/m2/hari, (3) Beban Hidrolik, HL = 10,15 liter/m2/hari,
(4) Jumlah Tahap RBC 3 Tahap, (5) Diameter Disk 3 m, dan (6) Kecepatan
Putaran Disk 2 RPM.
Kata Kunci : Limbah, Rotating Biological Reactor (RBC), Baku Mutu Limbah,
vi
ABSTRACT
Central Park Complex Integrated Mega Mall is part of a Mega City Project
Podomoro area of 22 Ha. The mission of Central Park Mall maximize stockholder
satisfaction by making the Central Park Mall as a family shopping destination, the
center has always been a trendsetter and benchmark the management of shopping
centers to make changes and implement changes that sustainable eco-friendly
lifestyle.
In order to implement the obligations of the laws of the State Minister of
Environment, No. 112 of 2003 on Domestic Waste Water Quality Standards and
the implementation of the vision of Central Park is not only a waste treatment
facility must meet the provisions of domestic wastewater quality standards but
also must be able to be recovered to preserve water resources.
Current condition of existing sewage treatment process at the Sewage
Treatment Plant (STP) is still not optimal. Waste processing technology that is
used Central Park using biological contact reactor swivel or rotating biological
reactor which was shortened RBC. The working principle with RBC wastewater
treatment the waste water containing organic pollutants is contacted with a layer
of micro-organisms (microbial films) are attached to the surface of the media in a
reactor.
Observation for 3 (three) months from March to May 2011, show the
volume of waste has reached 1300 m3 / day. This is what causes the wastewater
treatment plant (WWTP) in Central Park are no longer able to process the waste
properly. The data processing results show that the rate of waste removal
efficiency of some quality parameters of raw sewage in the range 53% - 76%
(ammoniak 53%, 64% BOD, COD 76% and oil and grease by 66%).
While the level of waste diversion results also showed highly significant
deviation being the average over 100% of the value of the required quality
standard. The highest quality standard deviations of ammonia reached 162%, then
oil and fat as much as 139%, 113% COD and BOD by 43%.
Results redesign generate design parameters as follows (1) Ratio of the
volume of the reactor to the media surface (G) = 11.8 liter/m2, (2) BOD Surface
Loading, LA = 3 grams BOD/m2/hari, (3) Hydraulic Load, HL = 10.15
liter/m2/hari, (4) Number of RBC Phase 3 Phase, (5) Diameter Disk 3 m, and (6)
Speed Round RPM Disk 2.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia – Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Redesain System Pengolahan Air Limbah Pada Sewage Treatment
Plant (STP) Untuk Peningkatan Kualitas Air Limbah Di Central Park Mall –
Jakarta” sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjani Strata Satu (S1) Universitas
Mercu Buana
Dalam proses pengerjaan tugas akhir ini, penulis dibantu oleh beberapa
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, Istri dan anak tercinta yang selalu memberikan dukungan
moril dan materil sehingga penulis dapat mengerjakan tugas akhir dengan
semangat.
2. Bapak Very y Setyadi selaku CEO PT Central Prima Kelola
3. Ibu Pauline Vellani Sebagia Center Director PT Central Prima Kelola
4. Bpk Leonad Purba Sebagai GM Engineering PT Central Prima Kelola
5. Komite Biasiswa PT Central Park Mall Jakarta yang telah memberi
kepercayan kepada penulis
6. Rekan Di Central Park Mall Jakarta Yang telah membantu semua
7. Ir. Herry A. Prabowo, M.Sc. selaku pembimbing akademik tugas akhir
yang selalu dengan sabar meberikan kritik dan saran kepada penulis.
8. Ibu Dr. Ir. Zulfa Ikatrinasari, MT & Bapak Ir. Muhammad Kholil MT yang
selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada
saya untuk selalu terus maju ,
10. Keluarga besar Teknik Industri khususnya angkatan-27 Reguler 2 yang
penulis banggakan.
11. Pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya tugas akhir ini secara langsung atau tak langsung.
viii
Penulis mempertimbangkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
tugas akhir ini. Demikian tugas akhir ini dibuat untuk menambah pengetahuan
bagi semua orang yang membaca.
ix
DAFTAR ISI
x
2.7.3 Bak Kontrol Aliran ......................................................... 20
2.7.4 Kontaktor (Reaktor) Biologis Putar ............................... 20
2.7.5 Bak Pengendap Akhir .................................................... 21
2.7.6 Bak Khlorinasi ............................................................... 21
2.7.7 Bak Pemekat Lumpur .................................................... 22
2.7.8 Parameter Desain RBC .................................................. 22
2.7.9 Keunggulan dan Kelemahan RBC ................................. 25
2.8 Diagram Pareto ........................................................................ 26
2.8.1 Pengertian Diagram Pareto ............................................ 26
2.8.2 Kegunaan Diagram Pareto ............................................. 26
2.8.3 Langkah-Langkah Membuat Diagram Pareto ................ 27
2.9 Cause-And-Effect Diagram / Diagram Sebab-Akibat ........... 28
2.10 Teori Desain .......................................................................... 30
2.11 Desain Awal RBC ................................................................. 31
2.12 Penelitian Sebelumnya .......................................................... 32
2.13 Kerangka Pemikiran .............................................................. 42
xi
4.2.1 Efisiensi Pengolahan Limbah dan Penyimpangan
Baku Mutu Limbah Bulan Maret ................................. 53
4.2.2 Efisiensi Pengolahan Limbah dan Penyimpangan
Baku Mutu Limbah Bulan April .................................. 55
4.2.3 Efisiensi Pengolahan Limbah dan Penyimpangan
Baku Mutu Limbah Bulan Mei .................................... 56
4.2.4 Rata-rata Tingkat Efisiensi Pengolahan Limbah dan
Penyimpangan Baku Mutu Limbah Sistem STP .......... 57
4.2.5 Diagram Pareto Tingkat Penyimpangan Baku Mutu
Limbah pada Sistem STP ............................................. 58
4.2.6 Diagram Sebab Akibat ................................................. 59
4.2.7 Hasil Braintstroming Penyimpangan Baku Mutu
Limbah ......................................................................... 60
4.2.8 Desain Ulang RBC ...................................................... 61
4.2.8.1 Luas Permukaan Media RBC ........................ 61
4.2.8.2 Modul RBC ................................................... 62
4.2.8.3 Volume RBC ................................................. 63
4.2.8.4 Kecepatan Putaran Disk ................................ 63
4.2.9 Desain Grease Trap ...................................................... 64
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Penyebab Penyimpangan Baku Mutu ................................... 66
5.2 Masalah yang sering terjadi didalam proses RBC ............... 68
5.3 Diagram Sebab Akibat Penyimpangan Baku Mutu .............. 70
5.3.1 Tingginya Kandungan Amoniak .................................. 70
5.3.2 Tingginya Kandungan Minyak Dan Lemak ............... 71
5.3.3 Tingginya Kandungan COD dan BOD ........................ 72
5.4 Parameter Desain Ulang RBC ............................................... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 78
6.2 Saran ...................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 80
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
Tabel 4.11 Rangking Penyimpangan Parameter Limbah Dari Nilai
Maksimum Baku Mutu Standart Tiap Parameternya ............... 59
Tabel 4.12 Jumlah Tenan dan banyak Tempat Duduk ............................... 64
Tabel 5.1 Penyimpangan Nilai Baku Mutu Limbah Sebelum Di
Redisain .................................................................................... 77
Tabel 5.2 Penyimpangan Nilai Baku Mutu Limbah Sesudah Di
Redisain .................................................................................... 77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
tidak terlepas dari adanya tindak lanjut sarana dan prasarana pengolahan
lingkungan, Dampak negetiv pada umum nya terjadi karena limbah padat dan
kurang baik dan air tercemar oleh limbah akab mencemari lingkungan sekitar
(Sudipa,dkk 2012).
Mega Proyek Podomoro City seluas 22 Ha, berlokasi di jalur utama Jalan Let.
Mediterania Garden I (2.734 unit) dan II (3.104 unit) dan apartemen Royal
Mediterania Garden (1.376 unit), dengan total seluruh unit mencapai 7.000
unit dan persentase hunian mencapai 90%. Kompleks apartemen ini akan
dilengkapi dengan taman yang berfungsi sebagai activity park bagi para
1
2
112 Ttahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik pada pasal 8,
mutu air limbah domestik yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku
implementasi dari visi Central Park maka unit pengolahan limbah tidak saja
harus memenuhi ketentuan baku mutu air limbah domestik tetapi juga harus
Kondisi saat ini proses pengolahan limbah yang ada pada sewage treatment
plant (STP) masih belum optimal. Belum optimalnya pengolahan limbah ini
menimbulkan kerugian sekitar 300 juta setiap bulan, serta effluent yang belum
(Cpk, 2015).
2
3
yang disingkat RBC. RBC adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah
yang mengandung polutan organik yang tinggi secara biologis dengan sistem
biakan melekat (attached culture). Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan
RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan
Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari
bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada
suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul
tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air
limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut. (Said, 2011)
protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang
atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil
oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya,
dalam jumlah yang besar, lumpur yang terjadi relatf kecil dibandingkan
dengan proses lumpur aktif, serta relatif tidak menimbulkan buih. (Said,
2011)
4
yang sudah jauh melebih kapasitas awal (dari 850 m3/hari menjadi 1300
baku mutu adalah Peraturan Gubernur DKI No. 122 Tahun 2005 tentang
untuk :
1. Penelitian ini dilakukan pada sewage treatment plant Central Park Mall,
Jakarta Barat.
BAB I. PENDAHULUAN
akibat
dalam penelitian
permasalahan.
7
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi
amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan
masih banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara
kimia bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik
(Nurdijanto,dkk2011 ).
8
9
jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti,
tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan,Oleh sebab itu
dipakai untuk penentuan cirri-ciri fisik, kimiawi, dan biologis dari kotoran
macam,yaitu :
• Limbah Cair : Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau
• Limbah Padat :Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
• Limbah gas dan partikel : Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh
kesehatan manusia
pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah
dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang
2.4.1 Domestik
mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga,
apotek, rumah sakit, rumah makan dan sebagainya yang secara kuantitatif
limbah tadi terdiri dari zat organik baik berupa zat padat ataupun cair, bahan
berbahaya, dan beracun, garam terlarut, lemak dan bakteri terutama golongan
industri. Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman
2.5 COD dan BOD ( Chemical Oxygen Demand dan Biologycal Oxygen
Demand)
Dalam air buangan terdapat zat organik yang teriri dari unsur karbon,
hydrogen dan oksigen dengan unsur tambahan lain seperti nitrogen, belerang,
Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini
pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih
kecil dari nilai COD diukur pada senyawa organik yang dapat diuraikan
Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan faktor penting dalam
Chemical Oxigen Demand (COD) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang
oksigen terlarut.
Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan
bahan organik pada suhu tinggi. Berbagai prosedur COD yang menggunakan
Analisis BOD dan COD dari suatu limbah akan menghasilkan nilai-
nilai yang berbeda karena kedua uji mengukur bahan yang berbeda. Nilai-
nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD. Perbedaan di antara kedua nilai
disebabkan oleh banyak faktor seperti bahan kimia yang tahan terhadap
oksidasi kimia, seperti lignin, bahan kimia yang dapat dioksidasi secara kimia
dan peka terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak dalam uji BOD 5 hari seperti
selulosa, lemak berantai panjang atau sel-sel mikroba dan adanya bahan
toksik dalam limbah yang akan mengganggu uji BOD tetapi tidak untuk
COD.
mungkin untuk memperoleh korelasi yang baik antara nilai COD dan BOD.
Perubahan nilai-nilai BOD dan COD suatu limbah akan terjadi selama
teroksidasi secara kimia tidak turun. Bahan yang tidak teroksidasi secara
biologis akan terdapat dalam limbah yang belum diberi penanganan dan akan
meningkat karena residu massa sel dari respirasi endogenes. Nisbah COD dan
biologis.(Jenie,1993).
14
limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses
Pengolahan air limbah secara biologis aerobik secara garis besar dapat
polutan yang ada dalam air dan mikro-organime yang digunakan dibiakkan
contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain :trickling
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagon atau kolam
adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan
yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai.
perencanaan serta efisiensi pengolahan untuk tiap tiap jenis proses dapat
dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Untuk memilih jenis teknologi atau
proses yang akan digunakan untuk pengolahan air limbah, beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain : karakteristik air limbah, jumlah limbah serta
Gambar 2.1 Klasifikasi Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologis Aerobik
Sumber : Said, N.I., "Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala
Individual Tangki Septik Filter Up Flow", Majalah Analisis Sistem Nomor 3,
Tahun II, 1995
aerobik dapat dilihat seperti pada gambar di atas dimana proses pengolahan
limbah dikelompokan.
Gambar 2.2 Diagram alir Sistem pengolahan Air limbah di Central Park Mall
Secara garis besar sistem pengolahan air limbah di Central Park Mall
saloran kota dan di olah kembali untuk dimanfaatkan untuk air flusing, air
Sumber : Said, N.I., "Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala
Individual Tangki Septik Filter Up Flow", Majalah Analisis Sistem Nomor 3,
Tahun II, 1995.
18
secara detail.
Sumber : Said, N.I., "Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala
Individual Tangki Septik Filter Up Flow", Majalah Analisis Sistem Nomor 3,
Tahun II, 1995.
19
pengolahan air limbah dengan proses biologis aerobic secara detail setiap
prosesnya
adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan
organik yang tinggi secara biologis dengan sistem biakan melekat (attached
culture). Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan RBC yakni air limbah
Secara garis besar proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC
terdiri dari bak pemisah pasir, bak pengendap awal, bak kontrol aliran,
serta unit pengolahan lumpur. Diagram proses pengolahan air limbah dengan
Gambar 2.3 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem RBC.
Sumber : Said, N.I., "Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Reaktor Biologis
Putar dan Parameter Disain", JAI Vol 4 No 2, 2011.
20
sehingga kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan.
kain dan lainnya tertahan pada sarangan (screen) yang dipasang pada
pengedap awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan
awal adalah 2 - 4 jam, dan lumpur yang telah mengendap dikumpulkan daan
kelebihan debit air limbah tersebut dialirkan ke bak kontrol aliran untuk
disimpan sementara. Pada waktu debit aliran turun / kecil, maka air limbah
yang ada di dalam bak kontrol dipompa ke bak pengendap awal bersama-
sama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan.(Said, 2011)
Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari
bahan polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau
dirakit pada suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup
sebagian ke dalam air limbah. Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira
21
yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan menguraikan senaywa
organik yang ada di dalam air limbah. Lapsian biologis tersebut makin lama
makin tebal dan kerena gaya beratnya akan mengelupas dengan sedirinya dan
lumpur orgnaik tersebut akan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya laisan
biologis akan tumbuh dan berkembang lagi pada permukaan media dengan
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang berasal dari RBC
lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air
limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir relaitif sudah jernih,
Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih
mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi
limbah yang keluar dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi
22
untuk membunuh mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak
khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine dengan dosis dan
matikan. Selanjutnya dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke
yang ada pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap awal, sedangkan
lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur atau ditampung
pada bak tersendiri dan secara periodik dikirim ke pusat pengolahan lumpur
lain :
Dimana :
Dimana :
Beban BOD atau surface loading yang biasa digunakan untuk perencanaan
konsentrasi BOD inlet dan beban BOD terhadap efisiensi pemisahan BOD
untuk air limbah domestik ditujukan pada Tabel 3.3, sedangkan hubungan
Tabel 2.3 Hubungan antara konsentrasi BOD inlet dan beban BOD untuk
mendapatkan efisiensi penghilangan BOD 90%.
Konsentrasi BOD inlet (mg/L) Beban BOD, LA (gr/m2. hari)
300 30
200 20
150 15
100 10
50 5
Sumber :Ebie Kunio dan Ashidate Noriatsu, “ Eisei Kougaku Enshu –Jouswuidou to
gesuidou”, Morikita Shupan, Tokyo, 1992.
24
Beban hidrolik adalah jumlah air limbah yang diolah per satuan luas
Dalam sistem RBC, parameter ini relatif kurang begitu penting dibanding
dengan parameter beban BOD, tetapi jika beban hidrolik terlalu besar
media. Selain itu jika beban hidrolik terlalu besar maka mikro-organisme
Di dalam system RBC , reactor RBC dapat dibuat beberpa tahap (stage)
tergantung dari kualitas air olahan yang diharapkan. Makin banyak jumlah
5. Diameter Disk
diperlukan luas permukaan media RBC yang besar, satu unit modul RBC
beberapa modul RBC dengan diameter kecil, tetapi strukturnya harus kuat
6. Kecepatan Putaran
Biasanya untuk kecepatn peripheral berkisar antara 15-20 meter per menit
maka transfer oksigen dari udara di dalam air limbah menjadi lebih besar,
tetapi akan memerlukan energy yang lebih besar. Selain itu apabila
antara lain :
5. Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur
aktif.
ditunjukan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada
sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi
ditunjukan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta di tempatkan pada
sebagai berikut :
27
pengumpulan data.
persentase dari total kejadian, dan persentase dari total kejadian secara
kumulatif.
5. Garis vertikal
6. Garis vertical sebelah kiri : buatkan pada garis ini, skala dari nol sampai
7. Garis vertical sebelah kanan : buatkan pada garis ini, skala dari 0 %
sampai 100 %.
8. Garis Horizontal
kumulatif atau persen kumulatif) di sebelah kanan atas dari interval setiap
item masalah.
penyebab utama masalah yang sedang terjadi itu. Untuk mengetahui akar
akibat ini sering disebut diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena
akibat (effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kepala ikan ,
6. Tuliskan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-
lain-lain.
dengan data yang diperoleh untuk memecahkan suatu masalah. Dari sini
31
pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang desain yang akan dibuat untuk
limbah sebesar 850 m3 / hari yang berasal dari unit retail. Adapun
4. Kualitas influent
5. Kualitas effluent
c. pH : 6-9
a. Luas : 5220 m2
8. Kontruksi Tangki
penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, yang dapat terlihat dari
sehingga mempengaruhi nilai baku mutu limbah yang sudah ditetapkan oleh
adanya metode perbaikan dan Digram Pareto dan Diagram Sebab akibat
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Identifikasi masalah
1. Adanya kegagalan dalam pengolahan limbah di system
pengolahan sawege treatment plant
2. Identifikasi masalah
Tujuan penelitian
1. Menganalisa kegagalan proses pengolahan limbah pada reaktor kontak biologis putar (RBC)
sehingga effluent yang dihasilkan tidak bisa memenuhi ketentuan baku mutu air limbah.
1.
Studi Pustaka Studi Lapangan
Pengumpulan data : Data laporan harian effluent limbah, Data jumlah sample
Pengolahan Data :
1. Perbandingan perhitungan Efisiensi Pengolahan Limbah dan Penyimpangan Baku Mutu Limbah di tiga
bulan terahir
2. Penentuan penyebab penyimpangan baku mutu limbah
3. Penentuan akar masalah yang menyebabkan peyimpangan baku mutu limbah
Analisa :
1. Mengunakan diagram Pareto
2. Mengunakan Diagram Sebab Akibat
Selesai
43
44
1. Tempat Penelitian
plant. Pengolahan limbah air kotor yang berada di Central Park Mall
Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Guna mendapatkan hasil penelitian yang baik dan akurat, maka suatu
selanjutnya.
tujuan, batasan dan asumsi dalam penelitian dengan tujuan agar dapat
44
45
system sewage treatment plant STP. Pengolahan limbah air kotor yang
cara mengambil di bagian kanan, tengah dan kiri bak penampungan air hasil
Tabel 3.1 Variabel ,satuan ,Metode analisa dan peralatan yang digunakan
No Variabel Satuan Metode Analisis Peralatan
3.2.5 Analisa
banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama untuk melakukan tindakan
sebesar 850 m3 / hari yang berasal dari unit retail. Sekarang ini IPAL ini
47
48
mengambil di bagian kanan, tengah dan kiri bak penampungan air hasil
Tabel 4.1 Variable yang diukur , analisanya dan alat yang digunakan
Khusus air limbah yang berasal dari kichen atau restoran dilakukan
pretretment untuk memisahkan miyak dan lemak yang ada di air limbah.
efektif. Untuk itu di dalam grease trap, minyak dan lemak harus diambil
secara rutin. Air limbah yang telah bebas minyak dan lemak kemudian
2. Primary Clarifier
dan flotasi. Sebagian besar padatan akan mengendap pada dasar bak
Air limbah yang keluar dari primary clarifier selanjutnya akan dilakukan
(disk) atau biasa disebut juga sebagai biomas. Secara bertahap air limbah
masuk ENVIRO RBC yang terbagi dalam 3 zone. Lubang masuk limbah
ke dalam tangki steel poligon yang terletak secara diagonal pada jarak
terjauh dari limbah dari STP. Limbah mengalir dari zone 1 ke zone 2 dan
zone 3 secara zigzag. Pengaliran limbah pada tangki polygon terjadi secara
gravitasikarena pada zone 3 tinggi muka air akan lebih rendah dibanding
Pada masing-masing zona, limbah diolah oleh biomass yang tumbuh pada
disk bank yang terdapat pada zona itu dan selanjutnya mengalir pada zona
akan mengalami kontak dengan oksigen di udara bebas pada waktu berada
di atas air, dan pada saat berikutnya mengalami kontak dengan air dan
senyawa polutan. Pada saat tersebut oksigen ditransfer ke badan air pada
zona 1 dan secara berangsur berkurang pada zona berikutnya. Pada. Secara
tipis dan kompak. Warna biomass pada zona 1 biasanya berwarna coklat
tua sampai hitam. Pada zona 2-3 biasanya akan berwarna coklat samapai
Air limbah yang keluar dari zona 3 biasanya sudah cukup jernih, tidak
BOD biasanya kurang lebih 20 ppm. Pada zone ini sebagian air akan
rendah dan kandungan O2 yang cukup tinggi dengan air limbah fresh
4. Final Clarifier
Air hasil olahan yang dilakukan secara biologis pada tahap 3, sudah cukup
yang tertampung pada Final Clarifier ini sudah memenuhi baku mutu air
limbah sehingga bisa dibuang ke dalam saluran air kotor atau diolah dan
5. Desinfectan
pemakai air effluent selanjutnya. Air effluent ini dapat digunakan kembali
sebagai air flushing toilet atau air siram tanaman dengan terlebih dahulu
Data harian effluent limbah pada unit STP merupakan record jumlah
limbah serta beban limbah yang masuk serta hasil olahan yang keluar RBC.
limbah yang diproses pada RBC berjalan sesuai perancangan awalnya. Data
harian ini juga dapat digunakan sebagai acuan terhadap penyimpangan pada
sistem. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data dari bulan Maret
sampai bulan Juni 2016 (sampel 3 bulan operasi). Adapun hasil pengolahan
Baku mutu air limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar unsur
dalam air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan.
Nilai baku mutu limbah domestik untuk wilayah DKI dinyatakan pada Tabel
mengolah limbah dengan debit 850 m3/ hari kini menjadi hampir mencapai
1300 m3/hari. Hal ini berdampak pada beban limbah yang harus diolah pada
unit STP mengalami kelebihan beban yang jauh menyimpang dari desain
awalnya.
yang terjadi.
Hasil pengolahan data dari hasil rekaman laporan harian bulan Maret,
Hasil pengolahan data dari hasil rekaman laporan harian bulan April
Hasil pengolahan data dari hasil rekaman laporan harian bulan Mei
Tabel 4.7 Resume Efisiensi Rata-Rata Penghilangan Limbah di Bulan Mei 2016
Efisiensi Rata-Rata
No. Parameter
Penghilangan Limbah (%)
1. Amoniak 54
2. BOD 65
3. COD 77
4. Oil & Grase 67
Tabel 4.8 Resume Rata-Rata Tingkat Penyimpangan Nilai Baku Mutu Limbah di
Bulan Mei 2016
No. Parameter Tingkat Penyimpangan Nilai Baku Mutu (%)
1. Amoniak 149
2. BOD 43
3. COD 101
4. Oil & Grase 135
mutu limbah untuk setiap parameternya dapat dilihat dari rata-ratanya pada
tabel-tabel berikut.
58
Tabel 4.10 Tingkat Penyimpangan dari Baku Mutu Limbah pada STP
dan memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting melalui pembuatan
Pada data Tabel 4.24 yaitu tingkat penyimpangan parameter limbah dari
nilai baku mutu standarnya selanjutnya kita urutkan nilainya dari yang tertinggi
Tiingginya
Kurangnya kandungan bahan
Kesalahan
Beban waktu tinggal organik
program pada
melebihi limbah
peralatan Tingginya
kapasitas
desain kandungan minyak
Kurangnya dan lemak
kandungan
oksigen Baku mutu
limbah tidak
sesuai
Skill tidak
Sikap jelek
memadai Suhu udara
panas
Kurang Asupan
teliti oksigen yang
terbatas
MANUSIA LINGKUNGAN
Gambar 4.11 Diagram Sebab- Akibat Terjadi Disperi Baku Mutu Limbah
yang signifikan. Hal ini karena debit limbah yang sudah jauh melebih
kapasitas awal (dari 850 m3/hari menjadi 1300 m3/hari). Oleh kareana itu
Hasil pertemuan Tim dan pihak Badan Pengolah Lingkungan Hidup Daerah
menyeluruh.
IPAL.
61
6. Ijin pembuangan air limbah akan disetujui jika semua parameter telah
limbah yang diolah, maka desain baru didesain untuk mengolah limbah sampai
1600 m3/hari (sekitar excess 20 % dari debit limbah). Assumsi debit limbah
1600 m3/hari juga disesuaikan dengan spesifikasi ENVIRO RBC yang ada
yaitu type RBC 3800. Assumsi yang digunakan untuk desain ulang adalah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
= 128.000 m2
Media RBC umumnya dibuat dari bahan plastik atau bahan polimer
polyethyle (PE). poly styrene dan lainnya. Media RBC dirakit dalam
sebuah bentuk modul dalam berbagai type. Bentuk yang sering digunakan
RPM RBC =
= 1,91 RPM
Dimana :
D = Jumlah tempat duduk.
GL = Jumlah limbah per tempat duduk, normal 5 gallon.
ST = Storage capacity factor. nilainya 1,7.
HR = Jumlah jam buka.
LF = Loading factor. nilainya 1,25.
65
BAB V
konsumen. hasil perubahan tenant ini juga meningkatkan jumlah limbah yang
harus diolah.
Pengamatan selama 3 (tiga) bulan dari bulan Maret hingga bulan Mei
Park tidak lagi mampu mengolah limbah sebagaimana mestinya. Data pada
(ammoniak 53 %, BOD 64%, COD 76% dan minyak dan lemak sebesar
66%).
66
67
100 % dari nilai baku mutu yang dipersyaratkan. Data yang ditunjukan pada
selanjutnya minyak dan lemak sebanyak 139 %, COD 113 % dan BOD
sebesar 43 %.
disebabkan oleh asupan limbah, peralatan, metode kerja, operator dan kondisi
amoniak, minyak dan lemak, BOD serta COD yang masih tinggi pada effluent
2. Beban Hidrolik asupan limbah melebihi dtandar desain yaitu 1,5 sampai 1,8
gdp/ft2.
3. Waktu tinggal limbah pada RBC tidak mencukupi sehingga peralatan tidak
asupan limbah.
67
68
amoniak.
ada beberapa masalah atau gangguan dalam proses RBC antara lain
Indikasi yang dapat dilihat dari luar adalah ketebalan lapisan mikro-
organisme dibagian inlet dan outlet sama sama tebaldan lapisan mikro-
dengan cara menurunkan debit air limbah yang masuk kedalam reactor
2. Kualitas air hasi olahan kurang baik dan lapisan mikro-organisme cepat
terkelupas
media dalam jumlah yang besar dan pertumbuhan biofilm yang melekat
terjadi fluktuasi beban BOD yang sangat besar, perubahan pH air limbah
3. Terjadi kelainan pada pertumbuhan biofilm dan timbul gas H2S dalam
jumlah besar
Jumlah oksigen terlarut lebih kecil 0,1 mg/l . Sebab sebab ganguan antara
lain terjadi perubahan beban hydrolik atau beban BOD yang besar,
keseimbangan nutrient
reactor RBC
Indikasi yang Nampak adalah terjadi cacing air , cacing bebang secara
tidak normal dan lapisan biofilm yang tumbuh pada permukaan media
disebabkan tingginya beban kandungan organik yang masuk. Secara fisika hal
tinggal limbah pada RBC. Tingginya debit limbah serta tingginya kandungan
organik menyebabkan bakteri dan mikroba yang ada pada disk tidak optimal
minyak dan lemak, BOD serta COD yang masih tinggi pada effluent limbah
Tiingginya
Kesalahan kandungan bahan
Beban organik
program pada
melebihi
Kurangnya peralatan
kapasitas Kurangnya
desain waktu tinggal
kandungan Oksigen
limbah
Tingginya
Kandungan
Amoniak
Tingginya kandungan
Kesalahan minyak dan Lemak
Beban
program pada
melebihi
Kurangnya peralatan
kapasitas Kurangnya
desain waktu tinggal
kandungan Oksigen
limbah
Tingginya Minyak
dan Lemak
Gambar 5.2 Diagram Sebab- Akibat Tingginya Kandungan Minyak Dan Lemak
72
kandungan COD dan BOD pada effluent hasil olahan RBC disebabkan oleh
hal-hal berikut :
Tiingginya
Kesalahan kandungan bahan
Beban organik
program pada
melebihi
Kurangnya peralatan
kapasitas Kurangnya
desain waktu tinggal
kandungan Oksigen
limbah
Tingginya
Kandungan COD
dan BOD
Skill tidak
Sikap jelek
memadai Suhu udara
panas
Kurang Asupan
teliti oksigen yang
terbatas
MANUSIA LINGKUNGAN
salah satu teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik
73
yang tinggi secara biologis dengan sistem biakan melekat (attached culture).
Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan RBC yakni air limbah yang
(microbial film) yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor.
Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari
bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada
suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul
tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air
protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang
atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil
oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya,
Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis
organik yang ada dalam air limbah yang mengalir pada permukaan biofilm,
menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut dalam air untuk
atau metabolisme.
74
keluar dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan
permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang
memerlukan udara dalam jumlah yang besar, lumpur yang terjadi relatf kecil
Hasil brainstorming antara tim manajemen Cetral Park dan pihak Badan
pihak manajemen.
desain ulang sebagaimana dijelaskan pada Bab IV diperoleh luas media disk
yang direkomendasikan adalah 1507 m3atau hampir dua kali lipat desain awal
5. Diameter disk 3 m.
dari PT. Prakarsa Enviro Indonesia disarankan menggunakan Type RBC 3800
sebanyak 2 buah. Type RBC 3800 memiliki kapasitas olah limbah sebesar
76
800 m3/hari. Namun jika hanya menambah disk maka ditambahkan RBC
ataupun minyak dari limbah restoran maka untuk 55 jumlah tenant dengan
jumlah tempat duduk sebanyak 3.585 buah, volume grese trap minimal
lakukan uji lab di laboratorium lingkungan hidup daerah provinsi Jakarta dan
Central Park Mall Jakarta Layak dan dibawah baku mutu standart yang di
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data serta analisa dan pembahasan yang telah
diuraikan dari bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Penyebab utama kegagalan peralatan RBC pada STP di Central Park Mall
adalah kuantitas debit limbah sudah melebihi kapasitas desain awal yaitu
dari 850 m3/hari berubah menjadi 1300 m3/hari. Penambahan debit ini
76% dan minyak dan lemak sebesar 66%. Sedangkan penyimpangan baku
78
79
Perbaikan desain untuk RBC diperlukan tambahan media disk 128.000 m2,
6.2 Saran
adalah :
2. Pada kolam equalizer juga dilengkapi dengan alat pengatur debit yang
masuk RBC. Tujuan pemasangan alat pengatur debit ini adalah supaya
80
81
Qun, Gu, dkk, 2014. SISO P-ILC Algorithm for Output Data Dropouts and Its
Application in Wastewater Biological Treatment Plant. TELKOMNIKA
Indonesian Journal of Electrical Engineering.
Said N.I, 2011. Pengolahan Air Limbah Dengam Sistem Reaktor Biologis Putar
dan Parameter Disain, Jakarta Vol 4, No 2 (2011): JURNAL AIR
INDONESIA
Said, N.I., "Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
Tangki Septik Filter Up Flow", Majalah Analisis Sistem Nomor 3, Tahun
II, 1995.
Sastrawijaya, T. A. 2001. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sudipa, dkk. 2012. Studi Kualitas Hasil Pengolahan Air Limbah Kasus salah salah
Satu Hotel Berbintang Di bali. Bali Ecotrophic, Journal of Environmental
Science Vol 1, No 2
Watanabe Takayuki, 2008. Water Plasma Generation Under Atmospheric
Pressure for Waste Treatment. ASEAN Journal of Chemical Engineering.
82
Keterangan :
- Inf * adalah influent yaitualiranmasuklimbahkesistem STP
- Eff** adalah effluent yaitualirankeluarlimbahdarisistem STP
83
Kadar
BOD (mg/L) Removal Maksimum Penyimpangan
Tgl
BOD
Inf. Eff. (%) (mg/L) (%)
1. 240 95 60 50 90
2. 230 75 67 50 50
3. 250 85 66 50 70
4. 210 70 67 50 40
5. 200 65 68 50 30
6. 200 75 63 50 50
7. 150 60 60 50 20
8. 120 55 54 50 10
9. 210 85 60 50 70
10. 170 56 67 50 12
11. 250 90 64 50 80
12. 255 80 69 50 60
13. 250 75 70 50 50
14. 200 80 60 50 60
15. 220 75 66 50 50
16. 170 55 68 50 10
17. 150 57 62 50 14
18. 120 65 46 50 30
19. 210 85 60 50 70
20. 160 55 66 50 10
21. 240 95 60 50 90
22. 230 75 67 50 50
23. 250 85 66 50 70
24. 200 80 60 50 60
25. 175 55 69 50 10
26. 245 55 78 50 10
27. 150 54 64 50 8
28. 120 52 57 50 4
29. 210 85 60 50 70
30. 180 59 67 50 18
31. 200 85 58 50 70
Rata-rata 63 50 43
87
Kadar
COD
Removal Maksimum Penyimpangan
Tgl (mg/L)
COD
Inf. Eff. (%) (mg/L) (%)
1. 850 315 63 80 294
2. 750 120 84 80 50
3. 875 250 71 80 213
4. 725 125 83 80 56
5. 750 210 72 80 163
6. 670 150 78 80 88
7. 560 125 78 80 56
8. 560 145 74 80 81
9. 755 120 84 80 50
10. 560 127 77 80 59
11. 850 325 62 80 306
12. 750 100 87 80 25
13. 875 200 77 80 150
14. 700 100 86 80 25
15. 670 210 69 80 163
16. 570 130 77 80 63
17. 560 125 78 80 56
18. 570 125 78 80 56
19. 755 120 84 80 50
20. 560 127 77 80 59
21. 850 315 63 80 294
22. 750 120 84 80 50
23. 875 250 71 80 213
24. 725 125 83 80 56
25. 750 210 72 80 163
26. 670 150 78 80 88
27. 560 125 78 80 56
28. 560 145 74 80 81
29. 755 120 84 80 50
30. 560 127 77 80 59
31. 850 315 63 80 294
Rata-rata 76 80 112
88
Kadar Maksimum
BOD (mg/L) Removal Penyimpangan
Tgl BOD
Inf. Eff. (%) (mg/L) (%)
1. 220 95 57 50 90
2. 190 75 61 50 50
3. 250 105 58 50 110
4. 220 70 68 50 40
5. 210 85 60 50 70
6. 180 65 64 50 30
7. 155 55 65 50 10
8. 145 52 64 50 4
9. 200 65 68 50 30
10. 170 62 64 50 24
11. 240 90 63 50 80
12. 230 88 62 50 76
13. 270 85 69 50 70
14. 200 70 65 50 40
15. 205 55 73 50 10
16. 200 75 63 50 50
17. 150 55 63 50 10
18. 120 53 56 50 6
19. 210 85 60 50 70
20. 170 58 66 50 16
21. 250 95 62 50 90
22. 270 75 72 50 50
23. 230 85 63 50 70
24. 225 60 73 50 20
25. 210 65 69 50 30
26. 300 75 75 50 50
27. 150 58 61 50 16
28. 110 51 54 50 2
29. 200 65 68 50 30
30. 180 55 69 50 10
Rata-rata 64 50 42
91