TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
IPAL komunal merupakan sarana sistem pengolahan air limbah domestik yang
sifatnya terpusat. Air limbah atau air hasil kegiatan domestik yang dibuang ke
lingkungan tanpa proses pengolahan untuk mencapai standar kualitas yang
ditetapkan dapat berdampak bagi lingkungan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui kinerja dan efisiensi IPAL komunal yang telah beroperasi di Gampong
Tibang Kota Banda Aceh di dalam mengolah air limbah domestik, berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016.
Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif
berdasarkan pengujian sampel inlet dan outlet IPAL Komunal Gampong Tibang
dan melakukan perhitungan efisiensi hingga diperoleh nilai persentase removal
polutan pencemar, dengan parameter pH, COD, BOD, Ammonia, TSS, Minyak dan
Lemak dan Koliform Total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efluen IPAL
komunal Gampong Tibang saat ini yang melewati baku mutu antara lain kadar
polutan COD dengan nilai 115,1 mg/l (Dusun Tgk. Meurah); 135,4 mg/l (Dusun
Tgk. Meulinje); 116,8mg/l (Dusun Tgk. Meulagu) dan kadar polutan BOD 41,2
mg/l (Dusun Tgk. Meulinje). Adapun rekomendasi peneliti untuk pengelolaan
IPAL komunal di dalam meningkatkan nilai efisiensi yaitu adalah dengan
melakukan desain ulang sistem pengolahan IPAL komunal, dengan penambahan
kompartemen Anaerobic Baffle Reactor dan dikombinasikan dengan kompartemen
Anaerobic Filter di dalam sistem pengolahan untuk mengelola parameter COD, dan
BOD pada IPAL komunal Dusun Tgk. Meurah dan Dusun Tgk. Meulinje.
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. atas segala karunia yang tiada
henti Allah SWT. berikan kepada seluruh mahkluk-Nya yang tidak dapat terhingga
banyaknya, penulis mengucapkan syukur yang sangat mendalam atas terselesainya
Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “Evaluasi Kualitas Efluen
Program Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Di Gampong
Tibang Kota Banda Aceh” sebagai syarat untuk memenuhi dan melengkapi
keperluan di dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S-1 Teknik
Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Tiada hentinya syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, Penelitian
ini dapat selesai karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada seluruh pihak yang telah
membantu penyelesaian penelitian ini, serta penulis menyadari bahwa penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang membangun
sangat diharapkan. Penulis berserah diri dan berharap bahwasanya tulisan ini dapat
berguna bagi semua pihak yang membacanya, Aamiin Allahumma Aamiin.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH/SKRIPSI.. iv
ABSTRAK……………………………………………………………….... v
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….... viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..…. xiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….………... 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………...... 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..…... 2
1.3. Tujuan………………………………………………………..……. 3
1.4. Manfaat……………………………………………………..……... 3
1.5. Batasan Masalah…………………………………………..………. 4
BAB II LANDASAN TEORITIS……………………………...………… 5
2.1. Definisi Limbah………………………………………...………….. 5
2.2. Limbah dan Klasifikasinya……………………………...…………. 5
2.3. Limbah Cair Domestik………………………………...…………... 6
2.3.1. Jenis-Jenis Limbah Cair Domestik……………...………......... 8
2.3.2. Komposisi Limbah Cair Domestik……………………………. 8
2.3.3. Karakteristik Limbah Cair Domestik………………………..... 9
2.3.4. Standar Baku Mutu Air Limbah Domestik………………….... 12
2.4. Sistem dan Prinsip Sanitasi……………………………………….... 12
2.4.1. Pengertian Sanitasi…………………………………………..... 12
2.4.2. Prinsip Sanitasi……………………………………………....... 13
2.4.3.Sanitasi Lingkungan…………………………………………… 13
2.5. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik……………………...….. 14
2.5.1. Sistem Pengolahan Air Limbah…………………………...…... 14
2.5.2. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik………………...….. 14
viii
2.6. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal………………... 17
2.7. Demografi Gampong……………………………………………….. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………….. 25
3.1. Metode Penelitian………………………………………………….. 25
3.2. Waktu dan Lokasi………………………………………………….. 25
3.2.1. Lokasi Penelitian……………………………………………… 25
3.2.2.Waktu Penelitian………………………………………………. 27
3.3. Metode Pengambilan Data…………………………………………. 27
3.4. Prosedur Penelitian………………………………………………… 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………... 37
4.1. IPAL komunal Gampong Tibang………………………………….. 37
4.1.1. Kinerja IPAL Komunal Gampong Tibang……………………. 37
4.1.2. Penilaian Kualitas Efluen……………………………………... 46
4.2. Efisensi IPAL Komunal Gampong Tibang………………………… 55
4.3. Analisis Evaluasi Kualitas Efluen IPAL komunal Gp. Tibang…….. 60
4.3.1. Proyeksi Penduduk Gampong Tibang Kota Banda Aceh……... 64
4.3.2. Perhitungan dan Konsep Desain Dimensi Dsn. Tgk. Meurah…. 66
4.3.3. Perhitungan dan Konsep Desain Dimensi Dsn. Tgk. Meulinje... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 93
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………. 93
5.2. Saran……………………………………………………………….... 93
DAFTAR KEPUSTAKAAN…………………………………………….... 95
RIWAYAT HIDUP PENULIS.................................................................... 117
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 4.25. Denah Potongan E-E IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meurah…... 72
Gambar 4.26. K. Kompartemen IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje……... 80
Gambar 4.27. K. D-U IPAL Komunal Dsn Tgk. Meulinje garis fokus……. 81
Gambar 4.28. K. D-U: Potongan IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje……. 82
Gambar 4.29. Denah Potongan A-A IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje.... 83
Gambar 4.30. Denah Potongan B-B IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje…. 83
Gambar 4.31. Denah Potongan C-C IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje…. 84
Gambar 4.32. Denah Potongan D-D IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje…. 84
Gambar 4.33. Denah Potongan E-E IPAL Komunal Dsn. Tgk. Meulinje….. 85
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kinerja unit IPAL komunal yang telah beroperasi di Gampong
Tibang Kota Banda Aceh berdasarkan Buku 3 Pembangunan Infrastruktur
SANIMAS IDB Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya;
2. Mengetahui nilai persentase efisiensi penurunan kadar polutan efluen pada
IPAL komunal di Gampong Tibang Kota Banda Aceh berdasarkan baku mutu
air limbah domestik; dan
1.4. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka
manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diperoleh data mengenai kinerja unit IPAL komunal yang telah berjalan di
Gampong Tibang Kota Banda Aceh berdasarkan Buku 3 Pembangunan
Infrastruktur SANIMAS IDB Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya;
2. Diperoleh data dan informasi mengenai bagaimana nilai persentase efisiensi
penurunan kadar polutan efluen pada IPAL komunal di Gampong Tibang
Kota Banda Aceh berdasarkan baku mutu air limbah domestik; dan
3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi lembaga-lembaga
terkait dalam pengelolaan IPAL komunal.
4
5
6
Tabel 2.1. Perkiraan Volume Limbah Cair Dan Beban BOD Berdasarkan Jenis Bangunan
Daerah perumahan:
• Rumah besar untuk keluarga tunggal 400 100
• Rumah tipe tertentu untuk keluarga tunggal 300 80
• Rumah untuk keluarga ganda (rusun) 300 80
penggiling
• sampah, kalikan BOD dengan faktor 1,5 200 80
Perkemahan dan Motel:
• Tempat peristirahatan mewah 400-600 100
• Tempat parkir rumah berjalan (mobile home) 200 80
• Kemah wisata dan tempat parkir trailer 140 70
• Hotel dan Motel 200 50
Sekolah:
• Sekolah dengan asrama 300 80
• Sekolah siang hari dengan kafetaria 80 30
• Sekolah siang hari tanpa kafetaria 60 20
Restoran:
• Tiap pegawai 120 50
• Tiap pelanggan 25-40 20
• Tiap makanan yang disajikan 15 15
Peningkatan air limbah domestik yang dihasilkan akan semakin besar, seiring
dengan adanya laju pembangunan yang semakin pesat dan diikuti dengan
8
meningkatnya jumlah penduduk yang terus meningkat (Rahmi, 2010). Adapun daya
dukung badan air penerima air limbah domestik, seperti hal nya sungai, cenderung
menurun jika dilihat dari jumlah debit sungai.
Keadaan pencemaran lingkungan seharusnya sudah menjadi perhatian,
Mahyuddin (2015) mengatakan bahwa pencegahan pencemaran yang diperoleh dari
air limbah rumah tangga seharusnya sudah mencapai tahap perhatian lebih. Saat ini
air limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk dari
tahun ke tahun dan kurangnya kesadaran di dalam menjaga lingkungan, menurut
Mara (2004) salah satu faktor penentu tingkat bahaya limbah cair domestik adalah
BOD yang hasilkan per orang per hari untuk tiap negara yang memiliki perbedaan.
Jumlah BOD yang dihasilkan pada negara berkembang berkisar 40 gram BOD5 per
orang per hari.
2.3.1. Jenis-Jenis Limbah Cair Domestik
Mara (2004) menyebutkan bahwa limbah cair domestik dibagi menjadi 2
(dua) yaitu black water dan grey water yaitu sebagai berikut:
1. Grey Water
Grey water merupakan air hasil sampingan kegiatan cuci mencuci (Purwanto,
2004).
2. Black Water
Black water menunjukkan air limbah dari toilet, yang kemungkinan
mengandung patogen.
2.3.2. Komposisi Limbah Cair Domestik
Komposisi air limbah berdasarkan sumbernya, Gambar 2.1. menunjukkan
komposisi air limbah sebagai berikut (Sugiharto, 1987):
9
Air Limbah
(secara umum)
Air
Bahan Padat
Organik
Anorganik
protein,
(Butiran,
Karbohidrat,
garam, metal)
Lemak
disekitarnya. Selanjutnya, menurut Metcalf and Eddy (2003) limbah cair baik
domestik maupun non-domestik dapat digolongkan berdasarkan karakteristik fisik,
kimia, dan biologi sebagai berikut:
1. Karakteristik Fisika, terdiri dari beberapa parameter, diantaranya sebagai
berikut:
a. Total Solid (TS)
Padatan yang di dalamnya terdapat organik maupun anorganik berupa
material padat, lambat laun akan memicu pendangkalan.
b. Total Suspended Solid (TSS)
Berat kering partikel tersuspensi, yang tidak larut, dalam sampel air yang
dapat terperangkap oleh filter yang dianalisis menggunakan peralatan
filtrasi.
c. Warna
Warna dalam air dapat disebabkan oleh keberadaan sejumlah organik yang
terlarut secara alami (Sugiharto, 1987).
d. Kekeruhan
ukuran sejauh mana air kehilangan transparansi karena adanya partikel
tersuspensi di dalamnya.
e. Temperatur
reaksi kimia dan laju reaksi kehidupan akuatik, dan kesesuaian air untuk
penggunaan yang bermanfaat dipengaruhi oleh keberadaan parameter ini.
f. Bau
pembusukan tidak sempurna yang terjadi pada material organik dapat
memberikan dampak berupa bau pada air limbah (Sugiharto, 1987).
2. Karakteristik Kimia, terdiri dari beberapa parameter yaitu sebagai berikut:
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Biological oxygen demand adalah untuk menentukan jumlah oksigen
terlarut yang dibutuhkan oleh organisme biologis yang ada di dalam air
untuk memecah bahan organik yang terkandung di dalamnya
11
sumber air yang ada serta mekanisme biaya serta topografi wilayah maka diperoleh
dua sistem pengolahan yang dapat dipilih yaitu antara lain:
1. Sistem Setempat (On Site System)
Sistem sanitasi desentralisasi merupakan sistem yang digunakan untuk
pengolahan air limbah yang melayani suatu bangunan atau bisnis tertentu
dan selanjutnya air limbah yang sudah diolah dikembalikan langsung ke
lingkungan
2. Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (Off Site System)
Sistem sanitasi dengan air limbah dikumpulkan dan diangkut jauh dari plot
sumber limbah dan diolah pada suatu tempat berdirinya bangunan
pengolahan yang sudah ditentukan (Fajarwati, 2000). Adapun kelebihan
yang di dapat antara lain:
a. meningkatnya kepuasan pengguna, dengan memberikan pelayanan
yang sesuai;
b. sesuai di gunakan pada daerah dengan daerah padat penduduk
d. Masa penggunaan yang lama
Kekurangan sistem pengelolaan limbah terpusat adalah:
a) Biaya untuk proses pembangunan dinilai tinggi;
b) Diperlukan tenaga ahli untuk kegiatan pemeliharaan dan
pelayanannya;
c) Membutuhkan perencanaan yang matang dan waktu yang lama
Teknologi pengolahan yang digunakan perlu disesuaikan dengan
karakteristik air limbah yang akan diberikan perlakuan (Soemarwoto, 1983). Sistem
pengolahan dapat mengalami gangguan dengan pengaplikasian serta pengoperasian
yang tidak sesuai dengan teknologi yang digunakan. Tujuan pengolahan limbah
untuk menghilangkan kontaminan dan mengubahnya menjadi limbah yang dapat
dikembalikan ke siklus air dengan dampak minimal terhadap lingkungan, atau
langsung digunakan kembali.
Teknologi di dalam upaya pengolahan air limbah terbagi menjadi tiga macam
yaitu secara anerob, aerob, dan campuran. Terdapat 3 (tiga) macam teknologi yang
digunakan dalam upaya pengolahan air limbah yaitu sebagai berikut (buku 3 sistem
16
Gambar 2.2. Skema Sistem Pengolahan Air Buangan Rumah Tangga Komunal (Sumber: Pusat
Ilmu Geografi Indonesia, 2016)
a. Pengolahan fisika;
b. Pengolahan secara biologi;
c. dan proses pengolahan secara kimia yang terjadi pada aerasi.
administratif Kecamatan Syiah Kuala, dengan letak yang berdekatan dengan Pusat
Kota Banda Aceh menyebabkan kondisi sosial-ekonomi gampong sebagian besar
berpengaruh dengan kebudayaan perkotaan. Namun, mata pencaharian penduduk
sebagian besar juga masih bergantung dengan alam (perairan) baik itu tambak
ataupun perairan laut (nelayan). Saat ini kian meningkatnya perekonomian Kota
Banda Aceh berpengaruh dengan perekonomian penduduk di Gampong Tibang.
Akibat adanya perkembangan perekonomian Kota Banda Aceh menjadi daya tarik
sehingga banyaknya pendatang yang masuk dan menetap di Gampong Tibang dan
memberikan nilai tambah bagi kehidupan perekonomian masyarakat di wilayah
Gampong Tibang.
Sebelumnya, dusun-dusun di wilayah Gampong Tibang sudah memiliki
sarana sanitasi namun sarana sanitasi tersebut kurang memadai dikarenakan kondisi
masyarakatnya yang tergolong menengah ke bawah dengan saat itu kesadaran
masyarakat akan pentingnya sanitasi masih amat kurang sehingga menunjukkan
sarana dan prasarana sanitasi yang dimiliki masyarakat Gampong Tibang dinilai
masih sederhana. Secara rinci dapat ditunjukkan pada Tabel 2.4.
25
26
Gambar 3.1. Peta Lokasi IPAL Komunal Gp. Tibang Kota Banda Aceh
27
Keterangan =
A= nilai parameter influen
B= nilai parameter efluen
2. Data Sekunder
Data-data sekunder di dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Data Gampong Tibang Kota Banda Aceh
b. Data IPAL Komunal Gampong Tibang Kota Banda Aceh
28
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Kualitas efluen IPAL komunal di Gampong Tibang Kota Banda Aceh
berdasarkan baku mutu air limbah domestik serta nilai efisiensi IPAL
komunal Gampong Tibang
2) Pengambilan data kesimpulan dan saran
3) Penulisan laporan
Berikut secara jelas prosedur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada
Gambar 3.2. berupa diagram alir penelitian.
30
Mulai
Pengambilan
Data
Data Primer
Data Sekunder
- Data kualitas efluen IPAL
1. Data Gampong Tibang
Komunal Gampong Tibang
Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh 2. Data IPAL Komunal
- Gambaran konsep desain Gampong Tibang Kota
Banda Aceh
ulang IPAL komunal alternatif
untuk menurunkan kadar BOD
dan COD
Selesai
Keterangan:
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
6. Pemeriksaan Parameter Uji Minyak dan Lemak
(berdasarkan SNI 06-6989.10-2004)
1) Dipindahkan sampel uji ke corong pisah. Ditentukan volume sampel
uji seluruhnya (ditandai botol sampel uji pada meniskus air atau
ditimbang berat sampel ujinya)
2) Dikocok dengan kuat selama dua menit, lalu dibiarkan lapisan
memisah kemudian dikeluarkan lapisan air
3) Dikeluarkan lapisan pelarut melalui corong yang teah dipasang kertas
saring dan 10g Na2SO4 anhidrat yang keduanya telah dicuci dengan
pelarut ke dalam labu yang bersih dan sudah ditimbang
4) Jika tidak dapat diperoleh lapisan yang jernih atau tembus pandang,
lalu terdapat emusi lebih dari 5 ml, maka akan dilakukan sentrifugasi
selama 5 menit pada putaran 2400 rpm. Dipindahkan bahan yang
disentrifugasi ke corong pisah dan dikeringkan lapisan pelarut melalui
corong dengan kertas saring dan 10 g Na2SO4 yang keduanya telah
dicuci sebelumnya dan sudah ditimbang
5) Digabungkan lapisan air dan sisa emulsi atau padatan dalam corong
pisah. Diekstrasi kemudian dua kali lagi dengan pelarut 30 ml tiap
kalinya, sebelumnya dicuci terlebih dahulu wadah sampel uji dengan
tiap bagian pelarut
6) Apabila terdapat emulsi pada tahap ekstraksi berikutnya, ulangi poin
lima
35
Keterangan:
A = berat labu + ekstrak (mg)
B = berat labu kosong (mg)
7. Pemeriksaan Parameter Uji Total Coliform
(berdasarkan SNI 01.2332.1-2006)
Hari pertama
1) Pipet 10 ml sampel air limbah di dalam lauryl tryptose broth
2) Diinokulasi dengan biakan escheria coli
3) Diinokulasi deretan tabung ini pada suhu tiga puluh lima derajat
celcius selama 48 jam
Hari kedua
1) Diamati tabung tersebut yang sudah diinokulasi sebelumnya
2) Disediakan tabung kaldu BGLB dan tabung E.C
3) Diinokulasi tabung pada bagian b sebelumnya dengan satu mata
ose lauryl tryptose broth yang menunjukkan hasil positif
4) Diinokulasi tabung BGLB pada suhu 35oC selama 48 jam diamati
pembentukan gas
5) Diinokulasi tabung E.C. penangas air pada suhu 44,5oC selama 24
jam dan perhatikan pembentukan gasnya
Hari ketiga
36
37
38
INLET
0.80 6"
3"
1.50 Bak Pemecah
12.00
3"
Bak Bak
2.00 AF AF
Bak Bak
2.00 AF AF
Bak Bak
2.00 AF AF
OUTLET 4"
1.50 1.50
3.00
Selain itu, untuk profil eksisting IPAL Komunal Dusun Tgk. Meulinje
ditunjukkan pada Gambar 4.4.
41
12.00
0.95 3.20 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 0.95
6"
menggunakan sistem anaerob yaitu untuk Dusun Tgk. Meurah dan Tgk. Meulinje
menggunakan sistem Anaerobic filter dan untuk Dusun Tgk. Meulagu
menggunakan sistem Anaerobic Baffled Reactor yang dikombinasikan dengan
Anaerobic Filter (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2017). Berikut ini Tabel 4.1.
menunjukkan data sistem pengolahan air limbah domestik IPAL komunal
Gampong Tibang.
Reactor, dan Anaerobic Filter. Secara lengkap dapat dilihat pada Gambar
4.7. sampai dengan Gambar 4.8.
1) Grease Trap/Grit Chamber, merupakan bak kontrol pada IPAL
komunal Gampong Tibang yang tersusun struktur batu bata dan kedap
air, dilengkapi dengan pipa masuk dan pipa keluar dan diberi lubang-
lubang yang memiliki fungsi untuk memisahkan lemak dan sampah dari
air bekas cuci ataupun memasak
2) Manholes, merupakan bak kedap air yang berada pada interval tertentu
di sepanjang saluran perpipaan, dipersimpangan pipa, dan pada
khususnya di titik jalur pipa berubah arah vertikal atau horizontal.
Manholes pada unit IPAL komunal di Gampong Tibang berfungsi
sebagai akses untuk pemeriksaan, pembersihan, ataupun perbaikan
45
3) Bak inlet
Bak inlet pada IPAL komunal Gampong Tibang berfungsi menyaring
bahan kasar sebelum masuk ke unit IPAL komunal selanjutnya
4) Bak pemecah limbah
Pada unit operasional ini berfungsi untuk memecah padatan yang
tertahan pada screen dan padatan ini kemudian dapat dikembalikan ke
dalam aliran air limbah atau dibuang, bak pemecah limbah hanya
terdapat di IPAL komunal Dusun Tgk. Meurah dan Tgk. Meulinje.
5) Bak Settler
Bak settler atau bak pengendap. Unit ini pada IPAL komunal Gampong
Tibang memiliki fungsi yang sama dengan Settling tank/Septic tank
yang di dalamnya terdapat proses pengendapan atau sedimentasi, lalu
selanjutnya di unit ini juga terjadi stabilisasi.
6) Anaerobic Baffled Reactor
ABR adalah reaktor pada IPAL komunal Gampong Tibang yang
menggunakan rangkaian dinding dengan mengarahkan aliran air limbah
bergerak dari bawah ke atas (upflow) melalui dinding, unit ini
mendukung kontak yang terjadi lebih intensif dengan biomassa
anaerobik dan mendukung peningkatan kinerja pengolahan air limbah.
IPAL komunal Dusun Tgk. Meulagu adalah satu-satunya unit IPAL
46
Baku Mutu
pH parameter pH
7,8 6-9
7,7
7,71
7,6
7,5
7,4 7,48
7,3 7,37
7,2
7,1 7,18
7 7,08 7,09
6,9
6,8
6,7
IPAL Dusun Meurah IPAL Dusun Meulinje IPAL Dusun Meulagu
Influen Efluen
b. COD
Berikut hasil uji efluen untuk parameter COD pada outlet IPAL komunal
Gampong Tibang, ditunjukkan pada Gambar 4.10.
Influen Efluen
Kadar COD yang tinggi dan masih melebihi baku mutu disebabkan IPAL
komunal dalam menyisihkan kadar COD masih relatif rendah (Wijayaningrat,
2018). IPAL komunal Gampong Tibang terletak di 3 (tiga) dusun yang
berbeda, dengan sistem pengolahan yang berbeda. Khusus IPAL komunal
Dusun Tgk. Meulagu menggunakan kombinasi sistem ABR dan AF di dalam
sistem pengolahannya, hingga hasil untuk kadar COD mengalami penurunan
yang cukup baik meskipun masih melewati baku mutu yang ada.
Sistem pengolahan yang menggunakan teknologi ABR mampu
menurunkan kadar COD hingga 70-95% (Sasshe, 1998). Faktor yang
mempengaruhi IPAL komunal menurunkan kadar COD di dalam sistem
pengolahannya adalah waktu tinggal dan perawatan dan atau pemeliharaan
IPAL (Susilo, 2009).
c. BOD
Berikut hasil uji efluen untuk parameter BOD air limbah domestik pada
outlet IPAL komunal Gampong Tibang, ditunjukkan pada Gambar 4.11.
56
50
40
42,3 41,2 40
30
26,7 28,4
20
10
0
IPAL Dusun Meurah IPAL Dusun Meulinje IPAL Dusun Meulagu
Influen Efluen
1,2
1,206
1
0,4
0,2
0
IPAL Dusun Meurah IPAL Dusun Meulinje IPAL Dusun Meulagu
Influen Efluen
0,2
0,2 0,2 0,2 0,2
0,15
0,1
0,1 0,1
0,05
0
IPAL Dusun Meurah IPAL Dusun Meulinje IPAL Dusun Meulagu
Influen Efluen
f. TSS
Berikut hasil uji efluen untuk parameter TSS pada outlet IPAL komunal
Gampong Tibang, ditunjukkan pada Gambar 4.14.
500
479
400
300
200
100
16 18 26 6 30
0
IPAL Dusun Meurah IPAL Dusun Meulinje IPAL Dusun Meulagu
Influen Efluen
TSS, sistem pengolahan ABR adalah yang dianggap lebih mendukung dengan
persentase kinerja 40%-70% (Wijayaningrat, 2018).
Kadar TSS yang melebihi standar kualitas air biasanya disebabkan oleh
penyumbatan di tahap screening, dengan begitu sampah-sampah yang masuk
jumlahnya banyak sehingga hanya sedikit jumlah air limbah yang dapat
masuk ke tahap selanjutnya. Kadar TSS yang menyebabkan terganggunya
proses pengolahan hingga air limbah yang dapat terdekomposisi jumlahnya
sedikit dan tidak sesuai dengan banyaknya mikroorganisme sehingga dapat
menyebabkan kematian mikroorganisme (Ranudi, 2018).
g. Koliform Total
Berikut Gambar 4.15. menunjukkan hasil uji efluen untuk parameter
Koliform Total pada outlet IPAL komunal Gampong Tibang.
Baku Mutu
Koliform Total 3000
1200 jml/100ml
800
600
400
200 290
240
0
IPAL Dusun Meurah IPAL Dusun Meulinje IPAL Dusun Meulagu
Influen Efluen
unit IPAL komunal Gampong Tibang, bahwa hanya IPAL komunal Dusun
Tgk. Meulagu yang sudah melewati baku mutu yang ditetapkan dengan kadar
Koliform Total sebesar >1.100 Jml/100ml. selain itu, untuk unit IPAL
komunal yang memiliki kadar Koliform Total terendah adalah Dusun Tgk.
Meurah dengan kadar Total Coliform sebesar 240 Jml/100ml. Bakteri
Koliform Total menjadi salah satu indikator terkontaminasi atau tidaknya
suatu perairan dengan patogen. Sungai atau perairan yang terindikasi bakteri
Koliform Total akan menyebabkan penyakit apabila dikonsumsi oleh
manusia sebagai air minum. Suatu perairan yang sudah tercemar oleh
Escheria Coli ataupun Bakteri Koliform Total yang melebihi kadar
persyaratannya maka akan menyebabkan diare (Peraturan Menteri
Kesehatan, 2010).
Tabel 4.2. Hasil Uji Sampel Inlet Dan Outlet IPAL Komunal Dusun Tgk. Meurah
Baku Hasil pemeriksaan
No. Parameter Satuan
Mutu Inlet Outlet
1. pH 6-9 - 7,08 7,37
2. BOD 30 mg/l 56,0 26,7
3. COD 100 mg/l 157,7 115,1
4. TSS 30 mg/l 16 18
Minyak
5. dan 5 mg/l <0,1 <0,1
Lemak
6. Ammonia 10 mg/l 0,864 0,851
Total
7. 3000 Jml/100ml >1.100 240
Coliform
Tabel 4.3. Hasil Uji Sampel Inlet Dan Outlet IPAL Komunal Dusun Tgk. Meulinje
Baku Hasil pemeriksaan
No. Parameter Satuan
Mutu Inlet Outlet
1. pH 6-9 - 7,09 7,48
2. BOD 30 mg/l 42,3 41,2
3. COD 100 mg/l 179,9 135,4
4. TSS 30 mg/l 26 6
Minyak
5. dan 5 mg/l <0,1 <0,1
Lemak
6. Ammonia 10 mg/l 0,896 0,858
Total
7. 3000 Jml/100ml >1.100 290
Coliform
57
Tabel 4.4. Hasil Uji Sampel Inlet Dan Outlet IPAL Komunal Dusun Tgk. Meulagu
Baku Hasil pemeriksaan
No. Parameter Satuan
Mutu Inlet Outlet
1. pH 6-9 - 7,18 7,71
2. BOD 30 mg/l 40 28,4
3. COD 100 mg/l 408,2 116,8
4. TSS 30 mg/l 479 30
Minyak
5. dan 5 mg/l 0,2 0,2
Lemak
6. Ammonia 10 mg/l 1,206 0,870
Total
7. 3000 Jml/100ml >1.100 >1.100
Coliform
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian pada sampel inlet dan outlet dapat
diperoleh informasi bahwa pada 3 (tiga) unit IPAL komunal di Gampong Tibang
terdapat parameter yang melewati baku mutu air limbah domestik yaitu antara lain
parameter COD dan BOD. Namun untuk parameter lainnya seperti TSS, pH, dan
minyak dan lemak serta Koliform Total tidak ada yang melewati baku mutu.
Kualitas efluen IPAL komunal Gampong Tibang dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain karakteristik air limbah yaitu perbedaan jenis air limbah domestik dan
perbedaan beban efluen ke dalam unit IPAL komunal, kemampuan unit pengolahan
dalam menyisihkan kadar polutan di dalam air limbah berdasarkan hasil
perhitungan nilai efisiensi, serta masih kurangnya kesadaran masyarakat
berdasarkan analisis observasi di wilayah studi.
Evaluasi kualitas efluen IPAL komunal Gampong Tibang didasarkan pada
perolehan persentase removal polutan air limbah domestik dengan kualitas efluen
yang dihasilkan oleh IPAL komunal. Adapun perhitungan yang digunakan adalah
sebagai berikut.
(A−B)𝑥 100%
% Removal = ( )
A
58
Keterangan =
A= nilai parameter influen
B= nilai parameter efluen
Berdasarkan rumus perhitungan di atas, IPAL komunal Gampong Tibang
dalam menyisihkan kadar polutan antara lain ditunjukkan pada Tabel 4.5. sampai
dengan Tabel 4.7.
Tabel 4.5. Hasil Uji Dan Persentase Nilai Efisiensi IPAL Komunal Dusun Tgk. Meurah
Baku Hasil pemeriksaan
No. Parameter Satuan
Mutu Inlet Outlet Efisiensi
1. pH 6-9 - 7,08 7,37 -
2. BOD 30 mg/l 56,0 26,7 52,3%
3. COD 100 mg/l 157,7 115,1 27%
4. TSS 30 mg/l 16 18 -12,5%
Minyak
5. dan 5 mg/l <0,1 <0,1 -
Lemak
6. Ammonia 10 mg/l 0,851 0,864 -1,5%
Total
7. 3000 Jml/100ml >1.100 240 -
Coliform
*warna merah menandakan efluen melewati baku mutu
59
Tabel 4.6. Hasil Uji Dan Persentase Nilai Efektivitas IPAL Komunal Dusun Tgk. Meulinje
Baku Hasil pemeriksaan
No. Parameter Satuan
Mutu Inlet Outlet Efisiensi
1. pH 6-9 - 7,09 7,48 -
2. BOD 30 mg/l 42,3 41,2 3%
3. COD 100 mg/l 179,9 135,4 25%
4. TSS 30 mg/l 26 6 77%
Minyak
5. dan 5 mg/l <0,1 <0,1 -
Lemak
6. Ammonia 10 mg/l 0,896 0,858 4,2%
Total
7. 3000 Jml/100ml >1.100 290 -
Coliform
*warna merah menandakan efluen melewati baku mutu
Tabel 4.7. Hasil Uji Dan Persentase Nilai Efektivitas IPAL Komunal Dusun Tgk. Meulagu
Baku Hasil pemeriksaan
No. Parameter Satuan
Mutu Inlet Outlet Efisiensi
1. pH 6-9 - 7,18 7,71 -
2. BOD 30 mg/l 40 28,4 29%
3. COD 100 mg/l 408,2 116,8 71,4%
4. TSS 30 mg/l 479 30 93,7%
Minyak
5. dan 5 mg/l 0,2 0,2 -
Lemak
6. Ammonia 10 mg/l 1,206 0,870 28%
Total
7. 3000 Jml/100ml >1.100 >1.100 -
Coliform
*warna merah menandakan efluen melewati baku mutu
60
Berdasarkan Tabel 4.12. sampai dengan Tabel 4.14 dapat diperoleh informasi
bahwa dari tiga unit IPAL komunal yang lebih efektif dalam menyisihkan kadar
polutan adalah IPAL komunal Dusun Tgk. Meulagu dibandingkan dengan dua unit
IPAL komunal yang ada di wilayah Gampong Tibang lainnya yaitu IPAL komunal
Dusun Tgk. Meurah dan IPAL komunal Dusun Tgk. Meulinje.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan perbedaan sistem pengolahan yang
digunakan pada IPAL komunal Gampong Tibang. IPAL komunal Dusun Tgk.
Meulagu menggunakan sistem kombinasi antara Anaerobic Baffled Reactor dengan
Anaerobic Filter sedangkan dua unit IPAL komunal lainnya hanya menggunakan
sistem pengolahan Anaerobic Filter.
4.3. Analisis dan Evaluasi Kualitas Efluen IPAL komunal Gampong Tibang
Hasil analisis dan evaluasi mengenai kinerja dan efisiensi IPAL komunal
Gampong Tibang terdapat beberapa parameter yang memiliki nilai efluen di atas
syarat yang sudah ditetapkan.
1. IPAL komunal Dusun Tgk. Meurah
IPAL komunal Dusun Tgk. Meurah memiliki permasalahan berupa nilai COD
yang berada di atas baku mutu air limbah domestik berdasarkan baku mutu
air limbah domestik yang sudah ditetapkan. Adapun, berdasarkan informasi
yang didapat dari kegiatan wawancara serta observasi, bahwa sebagian dari
penerima manfaat hanya menyambungkan saluran grey water dan tidak
menyambungkan saluran black water yang ada di rumah mereka dengan
IPAL komunal. Adanya sampah dan batu yang ada di bak kontrol ataupun
manhole juga menunjukkan tingkat kepedulian masyarakat yang masih
kurang.
2. IPAL komunal Dusun Tgk. Meulinje
IPAL komunal Dusun Tgk. Meulinje memiliki permasalahan berbeda yaitu,
efluen untuk parameter BOD dan COD masih berada di atas baku mutu air
limbah domestik. Sama hal nya dengan IPAL komunal Dusun Tgk. Meurah,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, untuk IPAL dusun ini jumlah
61
INLET
0.80 6"
3"
1.50 Bak Pemecah
12.00
3"
Bak Bak
2.00 AF AF
Bak Bak
2.00 AF AF
Bak Bak
2.00 AF AF
OUTLET 4"
1.50 1.50
3.00
4.9. Jumlah Penduduk Gampong Tibang Tahun 2018-2039 Dengan Menggunakan Metode
Perhitungan Least Square
No Gampong Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
1 2018 1.520
2 2019 1.536
3 2020 1.551
4 2021 1.567
5 2022 1.583
6 2023 1.598
7 2024 1.614
8 2025 1.630
9 2026 1.646
10 2027 1.661
11 Tibang 2028 1.677
12 2029 1.693
13 2030 1.708
14 2031 1.724
15 2032 1.740
16 2033 1.755
17 2034 1.771
18 2035 1.787
19 2036 1.803
20 2037 1.818
21 2038 1.834
22 2039 1.850
(7.364)(55) − (15)(22.249)
=
5(55) − (15)2
405.020 − 333.735
=
275 − 225
71.285
=
50
= 1.425,7
66
𝑁∑(𝑥𝑦) − ∑𝑥. ∑𝑦
𝑏=
𝑁∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
5 (22.249)−(15)(7.364)
= 5(55)−(15)2
111.245 − 110.460
=
275 − 225
785
=
50
= 15,7
X2039 = (2039-2013+1)
= 27
Y2039 = a + bx2039
= 1.425,7+ 15,7(27)
= 1.850 Jiwa
3"
Bak Bak Bak
3.00 ABR ABR ABR
6.00
4"
OUTLET
Gambar 4.18. Konsep Desain Ulang Kompartemen ABR Dan AF di Sistem Pengolahan IPAL
Komunal Dusun Tgk. Meurah
68
INLET
0.80 6"
1.50 3"
Bak Pemecah
12.00
3"
Bak Bak Bak
3.00 ABR ABR ABR
OUTLET 4"
Gambar 4.19. Konsep Desain Ulang Kompartemen ABR Dan AF di Sistem Pengolahan IPAL
Komunal Dusun Tgk. Meurah (garis merah menandakan fokus desain ulang yang dilakukan)
A B C
E E
D D
A B C
Gambar 4.20. Konsep Desain Ulang: Denah Potongan Kompartemen ABR Dan AF IPAL
Komunal Dusun Tgk. Meurah
Adapun untuk denah potongan tampak samping dan denah potongan tampak
depan IPAL komunal Dusun Tgk. Meurah ditunjukkan pada Gambar 4.21. sampai
dengan Gambar 4.25.
1. Denah potongan tampak samping
1) Potongan A-A
70
Gambar 4.21. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meurah (Potongan A-A)
2) Potongan B-B
Gambar 4.22. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meurah (Potongan B-B)
71
3) Potongan C-C
Gambar 4.23. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meurah (Potongan C-C)
Gambar 4.24. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meurah (Potongan D-D)
72
2) Potongan E-E
Gambar 4.25. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meurah (Potongan E-E)
Diketahui
Debit (Q) air buangan yang dihasilkan : 70-80% x Q air bersih (ditentukan)
Qr x HRT
Panjang Ruang Kompartemen : T x L
= 0,64 m3/jam
Panjang
V
=
(T x L)
3,84 m3
=
6m
= 0,64 m sebanding dengan 1 m
Volume Efektif
=P x L x T
=1m x 3m x 2m
= 6 m3
= 6 m3 x 3
= 18 m3
E. Perhitungan loading rate BOD dan COD pada kompartemen ABR
BOD masuk = 56 mg/l
Efisiensi (Bak Settler) = 25% (Kementerian Pekerjaan Umum,
2017 ; dan Nusa Idaman Said, 2017)
Efisiensi (Bak ABR) = BOD 70-95% (Nusa Idaman Said, 2017)
BOD keluar = 42 mg/l
= 1816,62 g/hari
= 1,816 kg/hari
Beban COD di dalam Air Limbah pada Kompartemen ABR
= 15,36 m3/hari x 157,7 g/m3
= 2422,27 g/hari
= 2,42 kg/hari
F. Perhitungan Kompartemen AF
Q = 0,64 m3/jam
HRT = 12 jam
Lebar = 3 m (Disesuaikan dengan kebutuhan lahan)
Tinggi kedalaman basah = 2 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Panjang
V
=
(T x L)
7,68 m3
=
6m
= 1,28 m sebanding dengan 1 m
77
Volume Efektif
=P x L x T
=1m x 3m x 2m
= 6 m3
= 0,079 kgBOD/m3hari
= 0,22 kgCOD/m3hari
4.00
2.00 1.00 1.00
Bak Bak
Bak AF ABR ABR 3.00
6.00
Bak Bak
Bak AF
ABR ABR 3.00
OUTLET
4"
3"
Gambar 4.26. Konsep Desain Ulang Kompartemen ABR Dan AF di Sistem Pengolahan IPAL
Komunal Dusun Tgk. Meulinje
81
Gambar 4.27. Konsep Desain Ulang Kompartemen ABR Dan AF di Sistem Pengolahan IPAL
Komunal Dusun Tgk. Meulinje (garis merah menandakan fokus desain ulang yang dilakukan)
Gambar 4.27. menunjukkan hasil konsep desain yang dilakukan, desain ulang
dilakukan dengan penyesuaian terhadap lahan yang ada di Dusun Tgk. Meulinje
Gampong Tibang Kota Banda Aceh.
82
A B C
E E
D D
A B C
Gambar 4.28. Konsep Desain Ulang: Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL
Komunal Dusun Tgk. Meulinje
Adapun untuk denah potongan tampak samping dan denah potongan tampak
depan IPAL komunal Dusun Tgk. Meulinje ditunjukkan pada Gambar 4.29. sampai
dengan Gambar 4.33.
83
Gambar 4.29. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meulinje (Potongan A-A)
2) Potongan B-B
Gambar 4.30. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meulinje (Potongan B-B)
84
3) Potongan C-C
Gambar 4.31. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meulinje (Potongan C-C)
Gambar 4.32. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meulinje (Potongan D-D)
85
2) Potongan E-E
Gambar 4.33. Denah Potongan Kompartemen Sistem Pengolahan IPAL Komunal Dusun Tgk.
Meulinje (Potongan E-E)
Debit (Q) air buangan yang dihasilkan : 70-80% x Q air bersih (ditentukan)
Qr x HRT
Panjang Ruang Kompartemen : T x L
Perhitungan Dimensi:
(Sumber data sekunder: Materi DED, RAB, dan Konsolidasi SANIMAS IDB,
2017- Ditjen Cipta Karya)
Diketahui:
IPAL komunal Dusun Tgk. Meulinje: 302 jiwa
Kebutuhan air/orang/hari = 100 liter/hari
Panjang
V
=
(T x L)
6,6 m3
=
6m
= 1,1 m sebanding dengan 1 m
Volume Efektif
=P x L x T
=1m x 3m x 2m
= 6 m3
= 24 m3
E. Perhitungan loading rate BOD dan COD dan penyisihannya di dalam
kompartemen ABR:
BOD masuk = 42,3 mg/l
Efisiensi (Bak Settler) = 25% (Kementerian Pekerjaan
Umum, 2017 ; dan Nusa Idaman Said,
2017)
Efisiensi (Bak ABR) = BOD 70-95% (Nusa Idaman Said,
2017)
BOD keluar = 31,72 mg/l
F. Perhitungan Kompartemen AF
Q = 1,1 m3/jam
HRT = 12 jam
Lebar = 3 m (Disesuaikan dengan ketersediaan lahan)
Tinggi kedalaman basah = 2 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Panjang
V
=
(T x L)
90
13,2 m3
=
6m
= 2,2 m sebanding dengan 2 m
Volume Efektif
=P x L x T
=2m x 3m x 2m
= 12 m3
= 0,077 kgBOD/m3hari
= 0,32 kgCOD/m3hari
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan dari
penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kinerja unit IPAL komunal Gampong Tibang berdasarkan Buku 3
Pembangunan Infrastruktur SANIMAS IDB Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya di dalam kategori
baik dan terpenuhinya komponen-komponen seperti sistem perpipaan dan
sistem pengolahan pada tiga unit IPAL komunal Gampong Tibang.
2. IPAL komunal Gampong Tibang menggunakan sistem pengolahan anaerob,
hasil perhitungan efisiensi IPAL Dusun Tgk. Meurah dengan nilai tertinggi
pada parameter BOD (52,3%) sedangkan terendah yaitu Ammonia (-1,5%);
IPAL Dusun Tgk. Meulinje dengan nilai efisiensi tertinggi pada parameter
TSS (77%) dan terendah adalah BOD (3%); dan IPAL komunal Dusun Tgk.
Meulagu nilai efisiensi tertinggi pada parameter TSS (93,7%) dan terendah
yaitu BOD (29%).
3. Penurunan kadar polutan BOD dan COD di dalam sistem pengolahan IPAL
komunal Dusun Tgk. Meurah dan Dusun Tgk Meulinje dianjurkan dan
direkomendasikan menggunakan alternatif sistem pengolahan kombinasi
Anaerobic Baffled Reactor dan Anaerobic Filter dan adapun untuk Dusun
Tgk. Meulagu untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan melakukan
pemeliharaan berkala. Hal tersebut juga berlaku untuk semua unit IPAL
komunal Gampong Tibang untuk meningkatkan efisiensi IPAL komunal
untuk menyisihkan kadar polutan terlarut.
5.2. Saran
Setelah melakukan evaluasi dan menarik kesimpulan, penulis juga perlu
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada pembaca atau peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, perlu
dilakukan perluasan topik pembahasan berupa analisis lingkungan dari
93
94
aspek sosial dan budaya masyarakat yang terlayani terhadap kinerja IPAL
komunal khususnya di Gampong Tibang
2. Kepada pemerintah khususnya, diharapkan untuk terus melakukan
pemantauan, pemeliharaan, dan pengawasan lebih lanjut di dalam proses
pemanfaatan IPAL komunal untuk meningkatkan efisiensi IPAL komunal
dalam menyisihkan kadar polutan berdasarkan baku mutu air limbah
domestik yang sudah ditetapkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
95
96
Mahyuddin, M., Soemarno, S., & Prayogo, T. B. (2015). Analisis Kualitas Air Dan
Strategi Pengendalian Air Sungai Metro Di Kota Kepanjen Kabupaten
Malang. Indonesian Journal Of Environment And Sustainable Development,
6(2).
Mara, D. (2004). Domestic Wastewater Treatment in Developing Countries. USA:
Eartscan.
Mara, D., dan Cairncross, S. (1994). Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Martopo, S. (1987). Dampak Limbah Terhadap Lingkungan. Bahan Diskusi Kursus
Singkat Penanganan Limbah Secara Hayati. Yogyakarta.
Masruri. (2014). Analisis Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan. Padang: Akademia permata.
Metcalf & Eddy. (2003). Wastewater Engineering: Treatment and Reuse. New
York: McGraw Hill Companies, Inc.
Mubin, F., Binilang, A., & Halim, F. (2016). Perencanaan Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestik Di Kelurahan Istiqlal Kota Manado. Jurnal Sipil Statik,
4(3).
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Panambunan, U. & Sumampouw. (2017) Efektivitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah Komunal Domestik Berdasarkan Parameter Kimia dan Bakteri Total
Coliform di Kelurahan Malendeng Kota Manado. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, (9) No.3.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
Persyaratan Kualitas Air Minum. Menteri Kesehatan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2016). Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Baku
Mutu Limbah Cair Domestik. Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2017). Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
98
101
102
Lampiran B
Sumber: - Materi DED Konsolidasi IPAL Komunal Ditjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan
Umum
Debit (Q) air buangan yang dihasilkan : 70-80% x Q air bersih (ditentukan)
Lampiran C
TEKNIK LINGKUNGAN
SAINS DAN TEKNOLOGI
6.00 UIN AR-RANIRY
3.00 3.00
INLET
PROVINSI
ACEH
0.80 6" 0.50
0.40
KOTA
1.50 3" 2.50
Bak Pemecah 1.20 BANDA ACEH
3.00
0.40
KECAMATAN
C 0.50
A B
POTONGAN A - A SYIAH KUALA
0.40
2.50
4.50 1.20
Bak Setler JENIS PRASARANA
6.00 IPAL KOMUNAL
0.40
3.00 3.00
E E
1.00 1.00 1.00 LOKASI
12.00 0.50 DUSUN TGK. MEURAH
POTONGAN D - D
0.40
3" 2.50
Bak Bak Bak 1.20 JUDUL GAMBAR
3.00 ABR ABR ABR 3.00
0.40 DENAH DAN POTONGAN
D D IPAL KOMUNAL
POTONGAN B - B 0.50
DIBUAT OLEH
A B C
2.00 2.50
Bak Bak Bak 6.00 CUT SYARMILA SUGESTI
3.00 AF AF AF
DENAH POTONGAN IPAL KOMUNAL 3.00 3.00 NIM: 150702108
TEKNIK LINGKUNGAN
7.00 SAINS DAN TEKNOLOGI
2.00 1.00 1.00 3.00 UIN AR-RANIRY
0.50
0.40 PROVINSI
ACEH
2.50
Bak Bak 1.20
3.00 Bak AF ABR ABR
4.00 KOTA
4.50 0.40 BANDA ACEH
Bak Setler 2.00 1.00 1.00
6.00 6.00
3.00 3.00
0.50 KECAMATAN
6.00
POTONGAN A - A 0.40 SYIAH KUALA
Bak Bak
3.00 Bak AF
ABR ABR 2.50
1.20 2.00
Dinding Pemecah
Limbah 1.50 JENIS PRASARANA
0.40 IPAL KOMUNAL
OUTLET 0.50
3" 3" 0.80
4"
POTONGAN D - D LOKASI
3" INLET
DENAH IPAL KOMUNAL 1.50 2.00 2.50 DUSUN TGK. MEULINJE
JUDUL GAMBAR
4.00
A B C 3.00 3.00 2.00 1.00 1.00 DENAH DAN POTONGAN
6.00 IPAL KOMUNAL
POTONGAN B - B
0.50
0.40 DIBUAT OLEH
2.50
1.20 2.00 CUT SYARMILA SUGESTI
E E
NIM: 150702108
0.50 0.40
PEMBIMBING I
2.00 2.50 POTONGAN E - E
AULIA ROHENDI., M.Sc.
NIDN. 2010048202
D D
3.00 3.00
6.00 PEMBIMBING II
A B C
POTONGAN C - C
DENAH POTONGAN IPAL KOMUNAL
YEGGI DARNAS., M.T.
NIP. 197906202014032001
105
Lampiran D
Dokumentasi Kegiatan
Bak Kontrol
108
Manhole
109
Lampiran E
Lembaran Hasil Uji Laboratorium
110
111
112
113
114
115
116
117