Disusun oleh :
Siska Virginia Manik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik ini yang berjudul “Analisis Sistem Pengelolaan
Sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandarlampung”. Laporan kerja praktik
ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat akademik di Program Studi Teknik
Lingkungan Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Dalam penyusunan laporan ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Orang tua yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada saya dalam
penyelesain laporan Kerja Praktik.
2. Bapak Ahmad Daudsyah Imami, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kerja
praktik yang meluangkan waktu
3. Ibu Nurul Mawaddah,S.T.,M.T selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
koordinator mata kuliah kerja praktik prodi Teknik Lingkungan yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing kami menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
4. Bapak Dion Awfa, S.T., M.T., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan Institut Teknologi Sumatera.
5. Bapak Roby S.T. dan Bapak Margono yang telah memberikan bantuan serta
bimbingan selama kerja praktik berlangsung.
6. Seluruh staff dan karyawan Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Bandarlampung
Yang telah membimbing kerja praktik
7. Anatesya Kaban dan Sari Sagala selaku teman seperjuangan dalam kerja
praktik yang telah memberi dukungan dan semangat, serta bantuan.
8. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama pelaksanaan kerja praktik
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iii
Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan
laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan berupa
kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyempurnaan laporan ini.
iv
DAFTAR ISI
BAB III................................................................................................................................... 19
METODE PELAKSANAANs .............................................................................................. 19
3.1 Waktu Dan Tempat Kerja Praktik ..................................................................... 19
v
3.2 Tempat Pelaksanaan ..................................................................................... 19
4.3.1 Pengumpulan................................................................................................. 28
4.3.2 Pemilihan Sampah ........................................................................................ 28
BAB V .................................................................................................................................... 32
PENUTUP .............................................................................................................................. 32
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 32
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara
atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan
sebaik-baiknya. Salah satu dari usaha pengelolaan lingkungan antara lain adalah
pengelolaan sampah dilingkungan masingmasing. Sampah merupakan buangan padat
yang mempunyai komposisi sebagian besar organik dan sisanya terdiri dari plastik,
kertas, kain, karet, tulang dan lain-lain. Sebagai kota yang berkembang menjadi
metropolitan Bandar Lampung mengalami masalah seperti yang dijelaskan diatas,
produksi sampah meningkat dan pemerintah kota mempunyai kemampuan yang sangat
terbatas. Masalah yang dihadapi oleh Kota Bandar Lampung antara lain adalah
rendahnya jangkauan pelayanan khususnya untuk sampah domestik, tingginya
1
kebutuhan akan landfill, serta tingginya subsidi pemerintah yang menmgakibatkan
masyarakat tidak perduli terhadap jumlah sampah yang dihasilkan [2].
Dari data BPS jumlah penduduk Kota Bandar Lampung sekitar 1.184.949 jiwa pada
Tahun 2021 dengan luas Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 Km2.
Kota Bandar Lampung memiliki sebaran sampah sebesar 694,84 Ton/Hari dengan
ratarata menghasilkan sampah sebesar 0,60 Kg/Hari. Kota Bandar Lampung memiliki
Presentase sampah tertangani sebesar 93% mayoritas sampah tertangani dikelola di
TPA Bakung. Berdasarkan KLHK RI, sampah plastik menjadi jenis sampah terbesar
kedua setelah sampah rumah tangga, jumlah sampah plastik di Kota Bandar Lampung
memiliki presentase sebesar 28% dibawah sampah rumah tangga sebesar 30%[3].
Konsep dasar pengelolaan sampah di bank sampah adalah sampah akan diolah secara
berkelanjutan yaitu melalui kegiatan daur ulang yang tidak hanya berdampak positif
bagi lingkungan. tetapi juga dapat membantu perekonomian masyarakat, dimana
sampah yang ditabung akan dikonversikan dalam bentuk uang atau barang. Namun,
berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan masih banyak bank sampah yang belum
dapat beroperasi secara maksimal dalam mengelola sampah. Salah satunya adalah
Bank Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Ditinjau dari segi
pengelolaan sampah, persentase sampah yang dikelola masih tergolong sedikit dari
keseluruhan sampah yang ada khususnya sampah anorganik jenis plastik. Selain itu,
tingkat partisipasi masyarakat yang masih sangat rendah menjadi permasalahan yang
serius pada bank sampah ini.
2
3. Bagaimana fasilitas dan kondisi serta sistem pengelolaan sampah yang ada di
tempat penampungan sementara (TPS) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar
Lampung?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam kerja praktik ini adalah sebagi berikut:
1. Menganalisis jenis sampah yang dikelola pada Tempat Penampungan Sampah
sementara (TPS) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
2. Mengangalisis timbulan sampah dan sumber sampah pada Tempat
Penampungan Sementara (TPS) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar
Lampung
3. Menganalisis sistem pengelolaan sampah di Tempat Penampungan Sementara
(TPS) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kerja praktik yang dilaksanakan di Bank Sampah Dinas Lingkungan
Hidup Kota Bandar Lampung sebagai berikut
1. Profil Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
2. Identifikasi pengelolaan sampah berupa, pengumpulan, pemilahan, jenis
sampah.
3. Lokasi penelitian di Bank Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar
Lampung.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Bank Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
Bank sampah Dinas Lingkungan Kota Bandar Lampung merupakan salah satu bank
sampah di kota bandar lampung yang bekerja sama dengan PT. Pegadaian sebagai
berbentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Bank sampah ini berlokasi di
Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung dan diresmikan
pada 9 April 2019. Program bank sampah ini bertujuan untuk mengurangi jumlah
sampah sekaligus mengedukasi masyarakat terkait investasi dengan tabungan emas.
Bank sampah ini merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk mengurangi sampah
di kota Bandar Lampung. PT Pegadaian (persero) melakukan pembinaan terhadap bank
sampah melalui program Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Ada banyak
bank sampah yang telah bergabung dalam bekerjasama dengan pegadaian Adapun
kegiatan kerja sama yang telah dilakukan adalah seperti, mengajak masyarakasekitar
untuk peduli PT Pegadaian menyediakan tempat sampah, gudang sampah sementara,
dan kantor bank sampah dalam mendukung program Dinas Lingkungan Hidup kota
Bandar Lampung. Selain itu, masyarakat juga semakin sadar akan kebersihan dan
keindahan lingkungan. Pembentukan kebiasan daur ulang sampah dalam jangka waktu
panjang akan berdampak pada kesehatan mental dan fisik masyarakat. Sehingga
tercipta lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman
4
Nama instansi : Tempat Pembangan Sementara (TPS) jalan beringin,Kemiling
Pimpinan tertinggi : Kepala Dinas
Kegiatan usaha : Pengolahan Sampah
Alamat : Beringin Raya, Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung,
Lampung 35155
5
2.2 Pengertian Sampah
Menurut SNI 19-2452-2002 sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
bahan organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sedangkan
menurut UU RI No.18 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan /
atau proses alam yang berbentuk padat.[4] Kemudian dalam Peraturan Pemerintah
No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga dijelaskan lagi tentang definisi sampah rumah tangga adalah
sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah
tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya adalah bentuk
sisa makanan (sampah dapur), daundaunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain
bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb (SNI 19-2454-1991 dalam Aswadi,
20011).[5] Menurut Peraturan Daerah No. 05 Tahun 2015 sampah merupakan sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam berbentuk padat yang terdiri atas
sampah rumah tangga maupun sampah sejenis sampah rumah tangga,11 Sedangkan
pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan penenganan sampah.
Permasalahan lingkungan hidup yang selalu jadi sorotan masyarakat adalah sampah,
arus urbanisasi dan bertambahnya jumlah penduduk adalah salah satu penyebab
bertambahnya masalah pengelolaan sampah. Seperti yang tertulis di pembukaan
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2015 tentang Pengeloaan
Sampah yang menyatakan bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik
sampah yang makin beragam.[2].
6
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:
1. Sampah Organik Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran,
kulit buah, dan daun.
2. Sampah Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak
terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa
dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah
jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas
plastik, dan kaleng.[6]
2.2.1 Karakteristik Sampah
Menurut Damanhuri dan Padmi (2010) selain karakteristik kimia dan fisik sampah juga
bisa ditampilkan dalam penganan sampah. Komponen-komponen sampah membuat
karakteristik yang sangat bervariasi. Setiap tempat atau daerah memungkinkan jenis
sampah yang berbeda dan memiliki sifat sampah yang berbeda juga. Dan juga sampah
kota di negara yang berkembang akan berbeda susunannya dengan sampah kota di
negara maju. Berdasarkan sifat-sifat sampah maka karakteristik sampahpun
kelompokkan menjadi seperti berikut:
1. Karakteristik Fisik
- Berat jenis sampah Dinyatakan sebagai berat per unit (kg/m3). Dalam
pengukuran berat jenis sampah, harus disebut dimana dan dalam keadaan
bagaimana sampah diambil sebagai sampling untuk menghitung berat
spesifik sampah. Berat spesifik sampah dipengaruhi oleh letak geografis,
lokasi, musim dan lama waktu penyimpanan. Hal ini sangat penting untuk
mengetahui volume sampah yang diolah.
7
- Ukuran partikel Sangat penting untuk pengolahan akhir sampah, terutama
pada tahap mekanis, untuk mengetahui ukuran penyaringan dan pemisahan
mekanik.
2. Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia sampah sangat penting dalam mengevaluasi proses
alternatif dan pilihan pemulihan energi. Karakteristik kimia sampah terdiri dari:
- Kandungan energi, yaitu jumlah energi yang dibutuhkan untuk membakar
limbah padat semuanya hingga menjadi abu (sisa akhir), dipengaruhi oleh
berat limbah padat dan kadar kelembaban di dalamya.
- Kandungan kimia, diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan yang mudah
terbakar dan tak mudah terbakar.
- Kadar kelembaban, yaitu massa air per unit massa sampah basah atau
sampah kering.
2.3. Pengelolaan Sampah
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan
sampah ialah usaha untuk mengatur atau mengelola sampah dari proses pengumpulan,
pemisahan, pemindahan, pengangkutan, sampai pengolahan dan pembuangan akhir.
Pengelolaan sampah adalah proses yang penting untuk menjaga lingkungan dan
kesehatan masyarakat. Berdasarkan Undang -undang RI nomor 18 tahun 2008
pengelolaan sampah terbagi atas pengurangan sampah dan penanganan sampah
Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a meliputi
kegiatan[7]: Pemerintah menetapkan kebijakan agar para produsen mengurangi
sampah dengan cara menggunakan bahan yang dapat atau mudah diurai oleh proses
alam. Kebijakan tersebut berupa penetapan jumlah dan persentase pengurangan
pemakaian bahan yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam dalam jangka
waktu tertentu.
8
bahan-bahan sekali pakai, mendukung penggunaan kembali barang-barang, dan
mendorong praktik daur ulang. Pemilahan Sampah: Undang-undang ini juga
mendorong pemilahan sampah di sumbernya. Ini berarti memisahkan sampah organik
dari non-organik dan material yang dapat didaur ulang. Pemilahan sampah ini
membantu dalam pengolahan yang lebih efisien. Pemanfaatan kembali sampah (reuse)
adalah konsep yang berfokus pada penggunaan kembali barang atau bahan yang masih
dalam kondisi baik tanpa harus melewati proses pengolahan atau daur ulang.
Prinsipnya adalah untuk mengurangi pembuangan barang yang masih dapat digunakan
atau diperbaiki. Berikut adalah beberapa contoh dan manfaat pemanfaatan kembali
sampah: Pendauran ulang sampah adalah proses mengumpulkan, memproses, dan
mengubah sampah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali atau diolah menjadi
produk baru. Pendauran ulang sampah bertujuan untuk mengurangi limbah yang masuk
ke tempat pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, dan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan.
Tahapan pengelolaan sampah hingga sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPS) dapat
dibagi menjadi beberapa langkah. Berikut adalah tahapan pengelolaan sampah secara
umum:
9
2.3.1 Pewadahan Sampah
Wadah sampah adalah tempat untuk menyimpan sampah sementara di sumber sampah.
Sedangkan pewadahan sampah adalah kegiatan menampung sampah sementara
sebelum sampah dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, diolah, dan dilakukan
pemrosesan akhir sampah di TPA.
Tujuan utama dari pewadahan adalah :
1. Untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga tidak
berdampak buruk kepada kesehatan, kebersihan lingkungan, dan estetika.
2. Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas
pengumpul sampah pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah
sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber
sampah;
Tahapan dalam pengelolaan sampah yang pertama ialah pewadahan Melakukan
pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu :
- Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan
dengan wadah warna gelap.
- Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan
wadah warna terang.
- Sampah bahan barbahaya beracun rumah tangga (jenis sampah B3 seperti
dalam lampiran B), dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau
semua ketentuan yang berlaku;[8]
Pewadahan individual adalah aktivitas penanganan penampungan sampah sementara
dalam suatu wadah khusus untuk dan dari sampah individu. Pewadahan komunal adalah
aktivitas penanganan penampungan sampah sementara dalam suatu wadah bersama
baik dari berbagai sumber maupun sumber umum. Keberadaan pewadahan komunal
dan individual bergantung pada konteks dan infrastruktur lokasi tertentu. Tujuannya
adalah untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan menyediakan
tempat yang aman dan efisien untuk membuang sampah sebelum diangkut ke TPS atau
fasilitas pengolahan sampah lainnya.[9]
10
Persyaratan untuk bahan dengan pola individual dan komunal seperti pada Tabel 2.1
11
b. lahan untuk lokasi pemindahan tersedia;
c. bagi kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%) dapat
menggunakan alat pengumpulnon mesin (gerobak, becak);
d. alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung;
e. kondisi lebar gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa
mengganggu pemakai jalanlainnya; rate
f. harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
3. Pola komunal langsung dengan persyaratan sebagai berikut :
a. bila alat angkut terbatas;
b. bila kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah;
c. alat pengumpul sulit menjangkau sumber-surnber sampah
individual (kondisi daerah berbukit, gang /jalan sempit);
d. peran serta masyarakat tinggi;
e. wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan
lokasi yang mudahdijangkau oleh alat pengangkut (truk);
f. untuk permukiman tidak teratur,
4. Pola komunal tidak langsung dengan persyaratan berikut :
a. peran serta masyarakat tinggi;
b. wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan
lokasi yang mudahdijangkau alat pengumpul;
c. lahan untuk lokasi pemindahan tersedia;
d. bagai kondisi topografi relatif datar (rata-rata <5%), dapat
mengunakan alat. pengumpul non mesin (gerobak, becak) bagi
kondisi topografi > 5% dapat menggunakan cara lain seperti
pikulan, kontainer kecil beroda dan karung;
e. lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu
pemakai jalan lainnya;
f. harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
5. Pola penyapuan jalan dengan persyaratan sebagai berikut :
juru sapu harus mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah
12
pelayanaan (diperkeras, tanah, lapangan rumput dll.);
a. penanganan penyapuan jalan untu'.: setiap daerah berbe.da
tergantung pada fungsi dan nilai daerah yang dilayani,
b. pengumpulan, sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi
pemindahan untukkemudian diangkut keTPA;
c. pengendalian personel dan peralatan harus baik.
Berikut merupakan pola pengumpulan sampah dari berbagai sumber.
13
muatan. Penggunaan dump truck dengan ritasi minimal 3 ritasi/hari.
b) Armroll Truck, dengan kapasitas kendaraan 6 m3, 8 m3 dan 10 m3
dengan ritasi minimal 5 ritasi/hari.
c) Compactor Truck, dengan kapasitas kendaraan 6 m3, 8 m3 dan 10 m3
dengan ritasi minimal 3 ritasi/hari.
d) Trailer Truck, mampu mengangkut sampah sampai 30 ton yang terdiri
dari prime over dan kontainer beroda dengan ritasi minimal ritasi/hari.
14
berkarat dan tahan lama. Banyaknya pemanfaatan plastik berdampak pada banyaknya
sampah plastik. Padahal untuk hancur secara alami jika dikubur dalam tanah
memerlukan waktu yang sangat lama. Karena itu, upaya yang dapat dilakukan adalah
memanfaatkan limbah plastik untuk didaur ulang menjadi barang yang sama fungsinya
dengan fungsi semula maupun digunakan untuk fungsi yang berbeda. Misalnya ember
plastik bekas dapat didaur ulang dan hasil daur ulangnya setelah dihancurkan dapat
berupa ember kembali atau dibuat produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah,
atau pot bunga. Plastik dari bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur
ulang menjdai kerajinan misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau
payung. Botol bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anakanak.
Sedotan minuman dapat dibuat bunga-bungaan, asbak, pot, bingkai foto, taplak meja,
hiasan dinding atau hiasan lainnya.
2. Sampah logam Sampah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium, timah,
dan lain sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita. Sampah
dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita temukan dan yang paling mudah
kita manfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari bahan kaleng dapat
dijadikan berbagai jenis barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang
dapat dihasilkan dari limbah kaleng di antaranya tempat sampah, vas bunga, gantungan
kunci, celengan, gif box dll.
3. Sampah Gelas atau Kaca Sampah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur
ulang menjadi barang-barang sama seperti barang semula atau menjadi barang
lainseperti botol yang baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang
mempunyai nilai artistik dan ekonomis.
4. Sampah kertas Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun
tak langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau
barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas tersebut
dapat dilebur terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat berbagai
kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan,
sampul buku, bingkai photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya.[6]
15
2.4 Pemilahan Sampah
16
faktor seperti meningkatnya jumlah penduduk, iklim dan musim serta cara penangan
makanan nya. Kabupaten Pringsewu masuk dalam kategori kota sedang untuk
mendapatkan acuan perhitungan volume timbulan sampah. Volume timbulan sampah
harian dapat dihitung dengan cara berikut ini :
Qn = Pn x V. ......................................................................... (2.1.)
Dimana :
- Qn = Timbulan Sampah per hari pada tahun ke n.
- Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n.
- V = Volume timbulan sampah rata-rata per orang per hari.
Untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk dapat dihitung melalui 3 metode,
yaitu:
a. Metode Aritmatika, asumsi bahwa jumlah penduduk pada
masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama
setiap tahun. Rumus yang digunakan :
Pt = P0 (1+rt). ....................................................................... (2.2)
Dimana :
- Pt = jumlah penduduk pada tahun t
- P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar
- r = laju pertumbuhan penduduk
- t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
b. Metode Geometrik, laju pertumbuhan penduduk dianggap
sama untuk setiaptahun. Rumusnya :
Pt = P (1+r)t ..................................................... (2.3)
0
Dimana:
- Pt = jumlah penduduk pada tahun t
- P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar
- r = laju pertumbuhan penduduk
- t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
c. Metode Eksponensial, pertambahan penduduk yang terjadi
17
secara sedikit-sedikitsepanjang tahun. Rumusnya :
Pt = P er ................................................... (2.4)
0
Dimana:
- Pt = jumlah penduduk pada tahun t
- P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar
- r = laju pertumbuhan penduduk
- t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
- e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural (ln)
yang besarnya adalah 2,7182818
18
BAB III
METODE PELAKSANAAN
19
3.3 Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktik
Berikut ini merupakan diagram alir pada pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan
laporan.
20
3.4 Sumber Data
Pengumpulan Data Data yang diperoleh pada Kerja Praktik tentang Sistem Pengelolaan
Sampah di TPS Beringin Jaya Oleh Dinas Lingkungan Hidup di Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) Kemiling berupa :
a. Data primer yang didapatkan dari :
- Observasi berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) Kemiling.
- Dokumentasi saat pelaksanaan kerja praktik
b. Data Sekunder sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Kemiling, Peraturan terkait sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan
Sementara (TPS), jurnal dan dokumen yang berhubungan dengan laporan kerja praktik
ini.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
Tabel 4 . 1 Survey Timbulan Sampah di TPS Kelurahan Beringin Jaya
Keterangan :
Volume roda 3 ( 1,4 x 1,2 x 0,3 = 0,84 m3)
Volume gerobak (1,2 x 0,6 x 1 = 0,72 m3)
Mobil pick up ( 2,3 x 1,6 x 0,37 = 1,36)
23
Dari tabel diatas timbulan sampah yang diangkut petugas SOKLI dan dibuang ke TPS
mempunyai frekuensi pembuangan 2 kali sehari dan menggunakan alat angkut motor
roda 3, gerobak dan mobil pick up.
24
Sampah anorganik berdasarkan informasi dari Ketua SOKLI Bringin Jaya (Bapak
Heriyanto) dan para petugas SOKLI dalam satu hari tiap petugas dapat memilah 30 kg
sampai dengan 50 kg yang bisa dijual, sampah anorganik tersebut adalah sampah
campuran baik plastik, kertas, kaleng, kardus, kaca dan lain-lain. Apabila ingin
diketahui minimisasi sampah maka dapat dihitung sebagai berikut.
= 28,4 %
= 47,3 %.
Jadi sampah yang dapat dijual atau diambil oleh petugas sampah SOKLI dari jumlah
sampah 600 kg adalah sebanyak 28.4% sampah an organik. Biasanya sampah ini
adalah sampah yang masih memiliki nilai jual.
Atau juga untuk jumlah sampah yang bisa mencapai 1000 kg sampah yang dapat di
minimasi adalah sejumlah 47.3% dari sampah total. Jadi total sampah yang dibuang
dari TPS Beringin Jaya adalah sejumlah ± 1.512 kg/hari atau 1112 kg/hari
Hasil survey minimisasi sampah diatas menjelaskan proses reduksi sampah di TPS
umumnya dilakukan oleh petugas sampah (SOKLI) yang membuang sampah di TPS
Kelurahan Beringin Jaya.
25
4.3 Jenis Sampah pada Tempat Pembuangan Sementara Sampah ( TPS) Beringin
Jaya Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
26
Tabel 4 . 3 Jenis Sampah pada Tempat Pembuangan Sementara ( TPS)
No Kategori Jenis Sampah
Kerasan
Putihan
Bodong
1 Plastik PE
HD
Aqua gelas
Ember bekas
Arsip
Buram
2 Kertas Koran
Duplex
Sak Semen
3 Kaca Botol Sirup
Botol Kecap
Kaleng
Besi
4 Logam Aluminium
Tembaga
Seng
Kabel Serabut
5 Lain-lain Sendal / sepatu
Jumlah jenis sampah plastik sangat banyak hal ini karena penggunaan bahan plastic
banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Sebagai wadah
dari barang yang dibawa plastik sangat praktis karena bisa dikantongi. Penggunaan
plastik akan mencemari lingkungan karena tidak dapat diuraikan oleh bakteri pengurai.
27
4.4 Sistem Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan sampah pada Tempat Pembuangan Sementara Kemiling Beringin
Jaya Bandar Lampung melalui beberapa tahapan, sampah yang berbahan anorganik
akan diolah menjadi keping plastik yang akan dijual ke pengepul di daerah Bandar
Lampung kepingan plastik tersebut akan diubah menjadi produk baru dari plastik
maupun kerajinan tangan lainnya. Berikut tahapan pengelolaan sampah pada Tempat
Pembuangan Sementara Kemiling Beringin Jaya Bandar Lampung.
4.4.1 Pengumpulan
Awal (Collection) merupakan adalah tahap pertama dalam sistem pengumpulan
sampah. Petugas pengumpul sampah atau armada pengumpulan sampah mengunjungi
lokasi-lokasi yang telah ditentukan untuk mengumpulkan sampah dari warga. Mereka
dapat menggunakan roda 3 sampah khusus untuk mengangkut sampah tersebut. Jadwal
Pengumpulan: Pengumpulan sampah biasanya dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan
dan kebijakan lokal. Beberapa tempat mungkin memiliki pengumpulan harian,
sementara yang lain mungkin hanya sekali atau dua kali seminggu.
28
Gambar 4. 1 Aqua botol yang dipisah dengan tutupnya
Pemisahan Tutup botol aqua dengan botol aqua karena Hal ini disebabkan oleh label
dan tutup botol plastik yang terbuat dari bahan yang berbeda dengan botol plastik
tersebut memiliki komposisi bahan yang berbeda dengan botol plastik. Jika bahan
penyusun suatu produk berbeda maka pengolahan sampah yang akan dilakukan juga
berbeda.
4.4.3 Transportasi
Setelah pengumpulan, sampah diangkut menggunakan truk sampah ke tempat
pembuangan sementara transportasi yang digunakan dapat berupa truk atau pun speda
motor roda 3 ini tergantung seberapa besar sampah yang aakan diangkut berdasarkan
sumber yang ada. Ini bisa berupa tempat penampungan sementara atau fasilitas
pemrosesan sampah lebih lanjut.
29
Gambar 4. 2 Tosa sebagai transportasi pengangkutan sampah
4.4.4 Tempat Pembuangan Sementara
30
4.4.5 Pembuangan Akhir
Selanjutnya sampah yang sudah tidak dapat didaur ulang atau sampah yang tidak
memiliki nilau jual akan dibuang ke TPA Bakung sampah sehari-hari yang dihasilkan
oleh rumah tangga, seperti sisa makanan, kertas, kardus, plastik, kaca, logam, tekstil,
dan barang-barang lain yang tidak dapat didaur ulang atau didaur ulang dengan mudah,
selanjutnya sampah ini terdiri dari puing-puing bangunan, bahan bangunan bekas,
kayu, batu.
Kapasitas TPS adalah kemampuan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) untuk
menampung sampah-sampah yang dihasilkan dari aktifitas masyarakat setiap harinya,
berupa sampah organik atau non organik. Untuk mengetahui volume sampah yang
berada di TPS dapat mengukur dimensi TPS dan melihat ketinggian sampah yang
ditumpuk didalam TPS. TPS beringin jaya dibagi menjadi 2 yaitu TPS Beringin Jaya
dan Beringin Raya. Masing-masing TPS memiliki luas sebesar 15 m x 20 m dimana
setiap TPS dapat menampung sampah/hari. Sampah diangkut menggunakan truk dan
tosa ke TPS. Truk yang digunakan dapat menampung sampah sampai 5 ton.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, pembahasan dan tujuan kerja praktik maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis sampah yang diterima oleh Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Jalan
beringin adalah jenis sampah yang memiliki potensi daur ulang yang tinggi dan
memiliki nilai harga beli. Sampah tersebut terdiri dari sampah jenis organik
contohnya sampah, sayur - sayuran, buah – buahan, sabut kelapa, ampas kelapa
dan sampah namun beberapa sampah organic biasanya diserahkan ke bank
sampah untuk diolah menjadi kompos, anorganik contohnya: kertas, kardus,
plastik, kaca, logam, nilex dan sepatu dll.
2. TPS Beringin Jaya merupakan tempat penampungan sampah an organic karena
sampah organic biasanya akan diberi kepada BankSampah atau jika tidak
memungkinkan untuk dikelola akan dibuang ke TPA, Jumlah timbulan sampah
perhari mencapai 2.112 kg/hari yang mana sampah ini akan diminimasi lagi
oleh petugas Sokli
3. Mekanisme sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) Jalan beringin terdiri dari proses pemilahan sampah, pencatatan sampah,
pewadahan sampah, pemilahan sampah dan terakhir sampah yang sudah tidak
dapat dikelola akan dibuang ke TPA.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil hasil Kerja Praktik yang dilakukan di di TPS Beringin Jaya maka
dapat diberikana saran berupa.
1. Pengelolaan sampah pada TPS Beringin Jaya perlu melibatkan kerja sama yang
baik antar masyarakat, pemerintah dan para industri di lingkungan masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya atau membuang sampah pada
container yang telah disedikan oleh pihak UPT TPS. Hal ini untuk
mempermudah pengangkutan sampah dan juga dapat lebih efektif dan kolektif
sehingga tidak ada pembuangan sampah sembarangan.
32
2. Sebaiknya menambah container Kawasan kemiling sehingga tidak ada
penumpukan sampah atau sampah yang melebihi muatan kontainer.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
[9] Badan Standardisasi Nasional, “Sni 19-2454-2002 :Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan,” Standar Nas. Indones., No. Ics
27.180, Pp. 1–31, 2002, [Online]. Available:
Http://Portal.Acm.Org/Citation.Cfm?Doid=1833349.1778770
35
LAMPIRAN
36
Lampiran jenis- jenis sampah yang diterima oleh TPS Jl. Beringing Jaya
NO Keterangan Jenis- jenis sampah
Sampah yang belum dipilah
berdasarkan jenisnya
37
Botol bekas yang sudah
dipisah dengan tutup botol
dan plastik kemasan, botol ini
jenis bahan warna putih
38
Merupakan gambar dari
sampah aqua gelas atau
sejenisnya yang sudah
dipisah dengan penutup
plastik
39
Gambar sampah an organi
yang yang telah dipilih dan
akan dijual
40
PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN KERJA PRAKTEK
Bandar Lampung, 25
Agustus 2023
Pembimbing
Angga
41
Daftar Hadir dan Loogbook Kegiatan Kerja Praktik
Nim : 120250146
42
10 Jumat 4 /8/ Kegiatan meyiram sampah daun dan
2023 ranting yang telah dicacah
11 Senin 7 /8/ Kegiatan pengenalan jenis-jenis
2023 sampah anorganik
12 Selasa 8 /8/ Mulai pengerjaan laporan
2023
13 Rabu 9 /8/ Penjelasan pembimbing mengenai
2023 kendala dalam proses pengelolaan
sampah di Bank sampah
14 Kamis 10 /8/ Melakukan pengayakan dan
2023 pengemasan kompos yang telah
berubah struktur menjadi kompos
yang dapat dipasarkan
15 Jumat 11 /8/ Melanjutkan pengerjaan laporan kp
2023
16 Senin 14 /8/ Observasi kembali ke TPS dan
2023 melakukan pemilahan sampah
organic berdasarkan jenisnya
masing-masing
17 Selasa 15 /8/ Melakukan pemilahan sampah dan
2023 pencacahan sampah organik
18 Rabu 16 /8/ Pemindahan sampah organic yang
2023 telah dicacah.
19 Kamis 17 /8/ Pengamatan dan perhitungan hasil
2023 dari pengolahan pupuk cair organik
20 Senin 21 /8/ Penyusunan laporan kp
2023
43
21 Selasa, 22 /8/ Melakukan kegiatan dokumentasi
2023 pada setiap hasil pengelolaan pada
bank sampah
22 Rabu, 23 /8/ Melakukan pengayakan dan
2023 pengemasan kompos yang telah
berubah struktur menjadi kompos
yang dapat dipasarkan
23 Kamis, 24 /4/ Melakukan pengamatan terhadap
2023 pupuk organic cair atau POC
24 Jumat 25 /8/ Melakukan presentasi pada pihak
2023 DLH dan penyerahan cinderamata
25 Sabtu, 26 /8/ Perpisahan pada pihak bank sampah
2023
44