JENJANG SARJANA
FAKULTAS TEKNIK
Puji Syukur Alhamdulillah, merupakan kata yang sangat pantas Penulis ucapkan
kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nyalah Penulis
dapat menyeleseaikan Makalah ini dengan judul “Analisis dan Memproyeksikan
Jumlah Timbulan Sampah di Perumahan serang Hijau”.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang
cara menganalisa proyeksi jumlah timbulan sampah terhadap pertumbuhan
penduduk dengan menggunakan tiga metode, di antaranya : metode Aritmatika,
Geometrik dan Eksponensial. Serta sebagai salah satu tugas akademis mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan.
Dalam Penulisan Makalah ini, Penulis tidak dapat menyelesaikannya tanpa berkat
dan pertolongan dari Allah SWT dan juga pihak lainnya. Untuk itu, Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ricky Febrianto, S.Si.,M.Si selaku dosen pengampuh mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan.
2. Bapak Mulyana Selaku ketua RT.01/14 Perumahan Serang Hijau.
3. Bapak Sapta Selaku Ketua RT.03/14 Perumahan Serang Hijau.
4. Bapak Yahya Selaku Ketua RT.04/14 Perumahan Serang Hijau.
5. Seluruh warga RT.01/14, RT.03/14 & RT.04/14 Perumahan Serang Hijau.
6. Rekan-rekan kelas Teknik Lingkungan Reguler Siang.
7. Serta pihak-pihak lainnya yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi isi maupun
sistematikanya. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan wawasan
Penulis. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan Makalah ini.Penulis berharap Makalah ini bisa memberikan
maanfaat kepada kami sendiri dan pihak lain yang membacanya.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................5
1.4 Manfaat Makalah...............................................................................................5
BAB 2. ISI...............................................................................................................7
2.1 Konsep Pencemaran..........................................................................................7
2.2 Macam-Macam Pencemaran Lingkungan.......................................................8
2.2.1 Pencemaran Udara.............................................................................................8
2.2.2 Pencemaran Air................................................................................................10
2.2.3 Pencemaran Tanah...........................................................................................11
2.2.4 Pencemaran Suara............................................................................................11
2.3 Sampah..............................................................................................................12
2.3.1 Jenis-Jenis Sampah..........................................................................................13
2.3.2 Sampah Berdasarkan Asalnya........................................................................14
2.3.3 Sampah Berdasarkan Bentuknya....................................................................15
2.4 Tempat Sampah................................................................................................17
2.5 Timbulan Sampah............................................................................................18
2.5.2 Jumlah Timbulan Sampah Di Perumahan Serang Hijau.............................21
2.5.3 Timbulan Sampah Kapita (TSK)...................................................................24
2.6 Karakteristik Timbulan Sampah.....................................................................25
2.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Timbulan dan Komposisi Sampah................31
2.7 Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah..............................................................33
2.8 Dampak dan Solusi Timbulan Sampah.........................................................41
ii
2.8.1 Dampak positif.................................................................................................41
2.8.2 Dampak negatif................................................................................................41
2.8.3 Solusi Penanggulangan Timbulan Sampah...................................................44
2.8.4 Solusi Penanganan Sampah Teknologi Windrowe Bergulir.......................45
2.8.5 Pemilihan Sampah...........................................................................................45
2.8.6 Pengomposan Windrow..................................................................................45
2.8.7 Nilai Ekonomi..................................................................................................46
BAB 3.PENUTUP................................................................................................47
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................47
3.2 Saran..................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................49
LAMPIRAN..........................................................................................................50
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR SINGKATAN
H = Hari
BS = Berat Sampah
KG = Kilogram
KK = Kepala Keluarga
L = Liter
M = Meter
RT = Rukun Tetangga
RW = Rukun Warga
CO 2 = Karbon Dioksida
CO = Karbon Monoksida
SO 2 = Sulfur Dioksida
H2 S = Hidrogen Sulfida
vi
DAFTAR SINGKATAN
UU = Undang undang
CFC = Kloro Fluor Karbon
BR = Bromium
Cl = Chlor
Pb = Plumbum
PU = Pekerjaan Umum
2
M = Meter persegi
Db = Desibell
O = Orang
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan topik yang penulis ambil dalam penelitian ini yaitu “Analisis
dan memproyeksikan jumlah timbulan sampah” Pencemaran lingkungan yang di
akibatkan oleh sampah, maka penulis melakukan studi penelitian terhadap
timbulan sampah dan menganalisa serta memproyeksikan jumlah timbulan
sampah tersebut terhadap pertumbuhan penduduk khususnya di Komplek Serang
Hijau RT.01/14, RT.03/14 dan RT. 04/14.
Benda-benda sisa aktifitas manusia dan alam yang dirasa sudah tidak diperlukan
atau dianggap tidak memiliki nilai atau fungsi oleh orang pertama yang
membuangnya disebut dengan istilah Sampah.
Sampah merupakan suatu masalah penting yang harus diperhatikan. Karena dapat
menyebabkan dampak besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat
disekitarnya, seperti dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seserta
bencana alam. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat khususnya harus
bekerja sama dalam menanggulangi sampah. Permasalahan sampah bukan lagi
sekedar masalah kebersihan dan lingkungan saja, tetapi sudah menjadi masalah
sosial yang berpotensi menimbulkan konflik sesama.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi masalah besar bagi Bangsa Indonesia adalah pembuangan
sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau
ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi.
Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana
lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit
penyakit di kemudian hari.
1
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik,
tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana
bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat.
Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk
mengelolanya. Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan karena
sampah, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses
pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran
lingkungan itu sendiri.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan
hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan
ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas
dan kualitas sampah yang dihasilkan. Peningkatan produksi sampah telah
menimbulkan masalah pada lingkungan seiring dengan peningkatan pertumbuhan
penduduk. Sementara itu, lahan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah
juga semakin terbatas.
2
Perkembangan jumlah volume timbulan sampah di Perumahan Serang Hijau
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya
jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, serta gaya hidup masyarakat yang
telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, keberagaman karakteristik
sampah, dan juga budaya masyarakat yang masih belum sadar untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Meningkatnya volume timbulan sampah sangat
memerlukan pengelolaan. Namun pengelolaan sampah masih kurang efektif,
efisien, dan tidak terkoordinasi dengan baik. Jika pengelolaan sampah belum
dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber masalah, baik sosial
maupun lingkungan yang muncul di masyarakat. Munculnya berbagai penyakit
akibat pencemaran tanah, dan polusi udara hanya sebagian kecil masalah akibat
dari buruknya pengelolaan sampah tersebut.
Untuk itu, butuh kesadaran dari setiap manusia itu sendiri untuk berperilaku bijak
dalam memanfaatkan sumber daya alam, melakukan tindakan tepat untuk
membantu alam dalam recovery dengan melakukan pemilahan sampah
Dari latar belakang yang di kemukakan di atas, maka penulis melakukan studi
penelitian terhadap timbulan sampah dan menganalisa serta memproyeksikan
jumlah timbulan sampah tersebut terhadap pertumbuhan penduduk khususnya di
Perumahan Serang Hijau RT.01/14, RT.03/14 dan RT. 04/14.
3
mereka masing-masing, yang kemudian sampah tersebut diangkut ke TPS oleh
petugas sampah yang di pekerjakan oleh RT. Petugas sampah tersebut bekerja dua
kali dalam satu minggu yaitu hari selasa dan hari kamis.
4
1.3 Tujuan Makalah
Harapan penulis dalam makalah ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi
yang bermanfaat, serta dapat memperkaya konsep mengenai hubungan manusia
dengan lingkungannya. Penulis juga berharap makalah ini dapat membantu
masyarakat sekitar, khususnya di Komplek BAP 1 RT. 01/18 dan RT. 02/18.
Sehingga dampak yang ditimbulkan dari sampah di sekitar area tersebut dapat di
minimalisir.
5
Ada dua (2) manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Semoga berguna untuk informasi bagi pendidikan khususnya bagi institusi Prodi
Teknik Industri dapat digunakan untuk masukan terutama yang berkaitan dengan
perilaku masyarakat tentang pengelolaan sampah yang ada lingkungannya sendiri.
2. Manfaat Praktis
6
BAB 2. ISI
Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang
sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat lingkungan
masyarakat sekitar dan limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam
berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan, yang
salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut
jenis-jenisnya.
7
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai
aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain
merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua
dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan
kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya,
tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala
aspeknya.
8
2.2.1 Pencemaran Udara
Misal, ketika suatu udara tercemar oleh partikel debu dalam jumlah banyak, maka
manusia akan mengalami sesak, kesulitan bernapas, dan keterbatasan jarak
pandang. Atau yang lebih parah, ketika udara tercemari oleh gas CO 2 atau CO
dalam jumlah tinggi, maka manusia atau hewan tertentu yang menghirup udara
tersebut akan keracunan dan tewas.
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke
lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara
yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang ( SO 2 dan H 2 S ),
seyawa nitrogen ( NO 2), dan chloroflourocarbon (CFC).
9
Kadar CO 2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di
permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas
CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat
menimbulkan kematian. Gas SO 2 dan H 2 S dapat bergabung dengan partikel air
dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO 2 dapat menyebabkan gangguan
sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat
menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel
dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan
sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu,
dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari,
atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan
sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin
yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa
timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan
bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan
dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari
udara.
Pencemaran air adalah kehadiran bahan pencemar berupa substansi fisik, kimia,
atau biologis ke lingkungan perairan. Suatu perairan dikatakan telah tercemar
apabila di dalamnya terdapat bahan pencemar yang jumlahnya dapat merusak
kualitas perairan bagi kehidupan organisme. Seperti diketahui, air merupakan
substansi penting yang dibutuhkan setiap organisme untuk bisa hidup. Organik
air, berarti Organik kehidupan. Oleh karena besarnya peran air tersebut, maka apa
bila ia mengalami pencemaran, tentu dampak yang begitu besar akan bisa segera
dirasakan oleh setiap organisme.
10
Pencemaran air disebabkan oleh masuknya polutan (bahan pencemar) ke dalam
badan air, baik secara disengaja maupun tidak. Polutan penyebab pencemaran air
yang masuk karena kesengajaan misalnya limbah rumah tangga (seperti air sisa
detergen atau sampah yang dibuang ke sungai) serta limbah Organik (limbah
pabrik yang belum mengalami pengolahan atau sisa residu pestisida yang
digunakan dalam Organik pertanian). Sedangkan polutan yang masuk karena
ketidak sengajaan misalnya tumpahnya tanker minyak di laut lepas atau ledakan
populasi eceng gondok di badan air. Akibat apabila badan air yang tercemar
limbah Organik dipakai sebagai sumber air konsumsi, maka akan menyebabkan
gatal-gatal, alergi, hingga keracunan bagi manusia yang menggunakannya.
Pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi akibat masuknya polutan dan
limbah yang tidak dapat terdekomposisi menjadi tanah dalam waktu singkat ke
badan tanah. Polutan dan limbah pencemar tanah biasanya berupa bahan-bahan
anorganik, seperti residu pestisida, sisa pupuk anorganik yang tidak terserap
tanaman, serta limbah padat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah,maka dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
11
Penyebab pencemaran suara bisa bersumber dari suara yang dihasilkan mesin-
mesin kendaraan bermotor, deru mesin pabrik, atau bunyi speaker yang terlalu
keras. Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin
industri, kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara
terusmenerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan
menyebabkan cacat pendengaran yang permanen. Pengukurannya menggunakan
alat yang bernama Sound Level Meter.
Pencemaran suara menjadi yang paling sering tidak begitu dipedulikan. Padahal,
pencemaran suara bisa membawa dampak serius bagi kesehatan. Orang yang
selalu mendengar bunyi keras diketahui akan mengalami gangguan kesehatan,
baik kesehatan fisik seperti sakit kepala dan gangguan pendengaran, maupun
gangguan kesehatan psikis, seperti depresi dan cepat emosi.
12
2.3 Sampah
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang
tidak berbahaya (non hazardous).
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud padat, baik berupa
zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai
dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. (Menteri
Negara Lingkungan Hidup, 2003).
Menurut Slamet (2002), sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik besifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
1. Sampah Organik
Samapah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini
juga biasa disebut sampah basah.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut
di tempat khusus, misalnya : Plastik, Kaleng dan Styrofoam. Sampah jenis ini
juga biasa disebut sampah kering.
13
3. Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Sampah ini berupa limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti
limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Jenis sampah bisa dibagi 2 (dua), yaitu berdasarkan asalnya dan berdasarkan
bentuknya.
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari
dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas, karet dan plastik), tepung,
sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati,
baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang,
hasil olahan baan hayati dan sebagainya. Sampah anorganik dibedakan menjadi :
Sampah logam dan produk-produk olahanya, sampah plastik, sampah kertas,
sampah kaca dan keramik, sampah deterjen
1. Sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari kegiatan sehari-
hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
14
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan/atau fasilitas lainnya.
3. Sampah spesifik meliputi : Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun, sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun,
sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang
secara teknologi belum dapat diolah dan sampah yang timbul secara tidak
periodi.
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi 4 (empat) :
1. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga : Sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan
sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah
tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
sampah dapat dibagi lagi menjadi 2 (dua) :
1. Biodegradable yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti : Sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi 2 (dua) :
1. Recyclable : Sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-
lain.
15
2. Non-recyclable : sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah hitam yaitu
sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
Sampah rumah tangga sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen. Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah
sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya
membuang ke selokan.
3. Sampah Alam
4. Sampah Manusia
16
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.
17
2.4 Tempat Sampah
Tempat sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang
biasanya terbuat dari logam atau plastik.
18
Begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara
paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah
tempat di dunia.
Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari
jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu (Departemen PU,
2004). Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain
peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material,
dan fasilitas Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah.
1. Satuan berat : kilogram per orang per hari (kg/o/h), kilogram per meter-
persegi bangunan per hari (kg/m2/h) atau kilogram per tempat-tidur per hari
(kg/bed/h).
2. Satuan volume : liter per orang per hari (l/o/h), liter per meter-persegi
bangunan per hari (l/m2/h) atau liter per tempat-tidur per hari (kg/bed/h).
Perkiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa mendatang
merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan pengkajian sistem
pengelolaan persampahan. Perkiraan rerata timbulan sampah merupakan langkah
awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbulan
19
sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit
bangunan dan sebagainya.
Rata- rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu daerah dengan daerah
lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain (Damanhuri, 2004) : Jumlah penduduk dan tingkat
pertumbuhannya, tingkat hidup, perbedaan musim, cara hidup dan mobilitas
penduduk, iklim, cara penanganan makanannya.
20
Gambar 2.1 Flow Chart Proyeksi Timbulan Sampah
21
2.5.2 Jumlah Timbulan Sampah Di Perumahan Bumi Agung Permai 1
Sebelum kami menentukan jam dan hari pelaksanaan, kami terlebih dahulu
menentukan berapa jumlah rumah yang ada di Perumahan Bumi Agung Permai 1
RT.01/18 dan RT.02/18 untuk kita lakukan pengambilan sampah. Setelah
mengetahui jumlah warga dari masing-masing RT yang mana jumlah warga yang
ada di RT.01/18 adalah 84 KK dan 205 jiwa, jumlah warga di RT.02/18 adalah 53
KK dan 278 jiwa. Maka didapat total populasinya adalah 137 KK dan 483 jiwa.
Selanjutnya kami melakukan perhitungan guna menentukan jumlah rumah yang
akan kita ambil sampel sampahnya dalam satu hari menggunakan:
Rumus Slovin
N
n= 2
1+ N e
Keterangan ; N = Populasi
n = Sample
517
Jumlah Sample Jiwa=
1+517 . ( 0,1 )2
517
Jumlah Sample Jiwa=
1+517 .(0.01)
517
Jumlah Sample Jiwa=
1+5,17
517
Jumlah Sample Jiwa=
6,17
22
Contoh Timbulan sampah (CTS)
n 84
= =28 Rumah
KK 3
populasi 517
Jumlah = =2,93=3 Jiwa/ Rumah
KK 176
205
RT .01= X 100=39,65 % X 28=8,9=11 Rumah
517
155
RT .03= X 100=29,98 % X 28=8 Rumah
517
157
RT .04= X 100=30,36 % X 28=9 Rumah
517
Jadi, jumlah rumah yang akan di ambil sampling sampahnya yaitu ada 28
rumah yang dimana 11 rumah di RT 01/14, 8 rumah di RT.03/14 dan 9 rumah
untuk RT 04/14.
23
Tabel 2.1 Pengamatan Jumlah Tinbulan Sampah RT 01/14
24
Tabel 2.3 Pengamatan Jumlah Timbulan Sampah RT 04/14
AnggotaKeluarga
NO Nama KK (Jiwa) RT 01, 03 Berat Sampah (Kg)
& 04
1 Rudi 5 2,3
2 Tanto 6 0,7
3 Irfan 8 4,5
4 Suryanyah 5 0,5
5 Iwan 6 2
6 Chevi 4 1,2
7 Wahyu 5 0,4
8 Amar 5 0,5
9 Mul 2 0,7
10 Sukarta 2 0,5
25
11 Iwan F 5 0,3
12 Umi Ain 5 0,57
13 Kiki 4 1,3
14 Iroh 5 1,1
15 Ahmad 5 1,6
16 Eni 5 0,6
17 Iwan 7 1,7
18 Sapta 5 0,3
19 Wika 4 3,9
20 Agus 4 4
21 Yahya 6 1,3
22 Ubai 2,4
23 Ismiyanti 1,2
24 Deni 1,1
25 Nina 0,1
26 Rodiah 0,2
27 Fahmi 0,3
28 Dendi 0,7
TOTAL 103 36,9
BS
TSK=
U
Keterangan BS = Berat Sampah (Kg)
U = Jumlah Jiwa
16,05
TSK=
103
TSK = 0,1558 Kg
26
Dari perhitungan diatas, diperoleh bahwa TSK di Komplek Bumi Agung Permai 1
khususnya warga RT.01/14, RT.03/14 dan RT. 04/14 adalah sebesar 0,1558 Kg.
1. Organik 2. Anorganik
d) Kayu d) Logam
e) Abu dan Debu
27
dikenal sebagai sampah organik. Kelompok inilah yang berpotensi untuk diproses
dengan bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau gasifikasi,
atau cara-cara lain seperti sebagai pakan ternak.
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak membusuk atau refuse pada
umumnya terdiri atas bahanbahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan lain-lain.
Refuse sebaiknya didaur ulang, apabila tidak maka diperlukan proses lain untuk
memusnahkannya, seperti pembakaran. Namun pembakaran refuse ini juga
memerlukan penanganan lebih lanjut, dan berpotensi sebagai sumber pencemaran
udara yang bermasalah, khususnya bila mengandung plastik. Kelompok sampah
ini dikenal pula sebagai sampah kering.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa sisa makanan, bahan-bahan sisa
dari pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), dan sampah kering
(rubbish).
2.Sampah komersil
Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis sampah
yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam,
sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.
3.Sampah institusi
Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat
pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas,
karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.
28
dari reruntuhan bangunan, jalan retak, trotoar, dan jembatan. Jenis sampah yang
dihasilkan adalah kaca, plastik, baja, dan juga sama dengan sampah konstruksi.
Sampah pelayanan kota terdiri atas sampah penyapuan jalan, sampah taman,
pantai, dan sampah sarana rekreasi.
6.Sampah industri
Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri.
Sampah pertanian. Sampah jenis ini berasal dari aktivitas pertanian seperti
kegiatan penanaman, panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah
jenis ini bukan merupakan tanggung jawab dari pihak persampahan kota.
1. Sampah Organik; yang dapat terdiri dari sisa makanan dan daun
2. Sampah Kertas; yang dapat berupa kardus, karton, kertas HVS, kertas Koran,
dll.
7. Sampah Kaca/beling; baik berupa potongan kaca, botol kaca, gelas kaca, dll.
9. Sampah lain-lain; yang dapat berupa pecahan keramik, dan sisa sampah yang
tidak termasuk dalam kategori diatas
10. Sampah B3 rumah tangga; dapat berupa batu baterai bekas, kaleng bekas
kemasan insektisida, lampu TL/Neon, kaleng bekas cat, hair spray, obatobatan
kedaluarsa, dan lain sebagainya.
29
Dalam penelitian yang kami lakukan kami bukan hanya menghitung JTS &
TSK tapi kami melakukan penelitian karakteristik sampah di Perumahan Serang
Hijau RT.01/14, RT.03/14 dan RT. 04/14, sebelumnya kami telah meletakan
Trash bag berwarna merah untuk sampah organik dan anorganik dan selembaran
kertas yang membedakan anatar sampah organik dan anorganik, untuk
mempermudah warga membedakannya seperti gambar dibawah ini :
30
Penelitian mengenai karakteristik sampah yang telah dilakukan di
Perumahan Serang Hijau RT.01/14, RT.03/14 dan RT. 04/14, menghasilkan
jumlah berat sampah organik dan anorganik yang tertera dalam tabel di bawah ini
Berat Sampah
Jumlah KK RT
No Nama Non
02 Organik
Organik
1 Raden Arief 5 0,80 0,50
2 Hendrik 6 0,15 0,05
3 Tasmin 8 0,50 0,20
4 Mulyadi 5 0,10 0,10
5 Jejen Afandi 6 0,20 0,40
6 Bagio 4 0,10 0,20
7 Nanang Lahuri 5 0,60 0,40
31
Tabel 2.5 Data Sampah RT 02/18
Berat Sampah
Jumlah KK
No Nama RT 02 Organik Non Organik
11 Robinsar 5 1 0,3
32
4,95
RT 01= ×100 %=57 % (Organik)
8,65
3,70
RT 01= × 100 %=43 % ( NonOrganik)
8,65
4,45
RT 02= ×100 %=60 % (Organik)
7,40
2,95
RT 02= × 100 %=40 % ( NonOrganik)
7,40
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase antara sampah organik dan
anorganik di RT 01/18 Perumahan Bumi Agung Permai 1 adalah sebesar 57%
dan 43% dan untuk RT 02/18 adalah sebesar 60% dan 40% Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa sampah organik lebih banyak daripada sampah anorganik. Hal
ini disebabkan sampah yang dihasilkan oleh warga didominasi oleh sampah dari
sisa-sisa makanan, daun kering dan rumput liar. Walaupun sampah anorganik
persentasenya sedikit, tetapi cukup banyak pula sampah dari sisa kemasan yang
terbuat dari plastik. Pada umumnya berat sampah bekas kemasan plastik
mempunyai berat yang relatif ringan, sehingga hal ini juga menjadi salah satu
faktor rendahnya persentase sampah anorganik.
33
tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran
masyarakat akan persoalan sampah. c. Kemajuan Teknologi Menurut Juli
Soemirat S dalam Ashidiqy (2009) kemajuan teknologi akan menambah jumlah
maupun kualitas sampah karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam.
1. Letak Geografis
2. Iklim
Jika seseorang memiliki tingkat ekonomi yang baik, maka daya beli masyarakat
akan tinggi umumnya menghasilkan sampah anorganik lebih banyak dibanding
daeraqh dengan tingkat ekonomi rendah. Sampah anorganik tersebut dapat terdiri
atas bahan kaleng, logam, dsb.
34
4. Kepadatan penduduk
Jika kepadatan penduduk suatu kota jumlahnya tinggi maka akan menghasilkan
sampah yang banyak pula. Pertumbuhan penduduk sebanding dengan sampah
yang dihasilkan, semakin banyak penduduk maka semakin banyak orang yang
akan menghasilkan sampah.
5. Kemajuan teknologi
a. Rumus Aritmatika
Pn = P0 + r (n)
Dimana, Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun kedepan
35
Tabel 2.7 Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Metode Aritmatika
36
Tabel 2.7 Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Metode Aritmatika
Jumlah
No Tahun Penduduk TSK JTS
Persen
r
1 2,86%
2 3,21%
3 3,03%
4 3,03%
5 3,03%
6 3,03%
7 3,03%
8 3,03%
9 3,03%
10 3,03%
11 3,03%
12 3,03%
13 3,03%
14 3,03%
37
Tabel 2.8 Nilai persentase pertumbuhan penduduk
r Persen
15 3,03%
16 3,03%
17 3,03%
18 3,03%
19 3,03%
20 3,03%
21 3,03%
22 3,03%
23 3,03%
24 3,03%
25 3,03%
26 3,03%
27 3,03%
28 3,03%
29 3,03%
30 3,03%
31 3,03%
b. Rumus Geometrik
Pn = P0( 1 + r )n
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun kedepan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
38
Tabel 2.9 Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Metode Geometrik
39
Tabel 2.9 Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Metode Geometrik
c. Rumus Eksponensial
Pn = P0 . er.n
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun kedepan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
e = Bilangan Eksponensial (2,7182818)
40
Tabel 2.10 Proyeksi Jumlah Timbulan Sampah Metode Exsponensial
41
Pada ketiga tabel di atas,didapatkan grafik proyeksi pertumbuhan penduduk dan
proyeksi jumlah timbulan sampah dari tahun 2017 sampai 2047.
1200
1000
800
600 ARITMATIKA
400 GEOMETRIK
200 EKSPONENSIAL
0
TAHUN
160
120
ARITMATIKA
80 GEOMETRIK
EKSPONENSIAL
40
0
TAHUN
42
Dari pengamatan grafik proyeksi jumlah timbulan sampah diatas, disimpulkan
bahwa jumlah timbulan sampah pada metode perhitungan Eksponensial akan
lebih besar dan berbanding lurus dengan pertambahan tahun dibandingkan dengan
dua metode perhitungan lainnya yaitu metode Aritmatika dan Geometri, karena
angka pertumbuhan penduduk pada metode Eksponensial memiliki nilai rasio
yang berbeda setiap tahunnya.
Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang
mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada
dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan
atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan
timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan
apa yang dipengaruhi (KBBI Online dalam Anonim, Tanpa Tahun).
2. Mencemari Tanah dan Air Tanah Sampah yang menumpuk di permukaan tanah
akan mencemari tanah dan air di dalamnya. Cairan kotor dan bau busuk hasil
pembusukan sampah yang merembes ke dalam tanah dapat mencemari air tanah.
43
Bukan tidak mungkin, air yang digunakan dari pompa tanah dapat terkontaminasi
akibat gaya hidup yang tidak sehat ini.
Sampah yang menimbulkan bau busuk akan mengundang lalat. Pada sampah yang
busuk, bersarang bermacam-macam bakteri penyebab penyakit. Lalat tersebut
dapat memindahkan bibit penyakit dari sampah ke dalam makanan atau minuman.
Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut :
a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air m
inum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
44
c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.
45
2.8.3 Solusi Penanggulangan Timbulan Sampah
Dalam menanggapi hal tersebut, ada beberapa faktor penyebab pada masalah ini,
yaitu manusia, metode, dan lingkungan.
a) Faktor Manusia
1. Masih belum peduli terhadap sampah di sekitar rumahnya
2. Belum mengetahui jenis-jenis dan bahaya sampah
3. Belum semua warga menyediakan tempat sampah di depan rumahnya
b) Faktor Metode
c) Faktor Lingkungan
Kemudian, sosialisasi terhadap manfaat sampah organik dan anorganik juga perlu
dilakukan sehingga warga mampu mengerti dan dapat memilah untuk sampahnya.
46
2.8.4 Solusi Penanganan Sampah Teknologi Windrowe Bergulir
Sistem ini juga tergolong murah dan mudah untuk diterapkan. Masyarakat hanya
perlu memilah sampah mereka antara yang organik dan non-organik. Sampah
organik berupa sersah daun, kotoran hewan, dan sisa makanan. Sebelum
dikomposkan akan lebih baik jika sampah organik dicacah hingga berukuran 5-7
cm untuk mempercepat proses pengomposan. Sampah yang sudah dicacah diaduk
terlebih dahulu dengan cairan MOL (mikro organisme lokal) dan tetes tebu yang
diencerkan menggunakan air dengan perbandingan 1:1. Setelah merata adonan
sampah ditumpuk diatas bangunan windrow. Bangunan windrow terbuat dari
bambu yang diberi celah di tengahnya.
47
Dengan sistem pengomposan windrow, sampah organik yang akan
dikomposkan akan mendapatkan aerasi yang cukup sehingga kompos lebih
cepat matang. Sistem ini juga sangat mudah diterapkan karena hanya
membutuhkan sampah organik, bangunan windrow, dan cairan MOL yang
dapat diperoleh di toko pertanian dengan harga terjangkau.
Hasil kompos yang dihasilkan juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Kompos organik dapat dijual. Selain itu kompos ini juga dapat dibuat dengan
skala kecil seperti rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pupuk sehingga
masyarakat lebih tertarik untuk menanam dan memenuhi kebutuhan sayuran
keluarga. Jika diasumsikan, total sampah organik yang dihasilkan mencapai
60% dari total sampah yang diproduksi setiap harinya. Lalu saat sampah
organik itu diolah dengan sistem pengomposan windrow diperkirakan
menghasilkan 50% kompos dari total sampah organic.
48
BAB 3.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dalam satu hari jumlah sampah yang dihasilkan per warga beratnya adalah
0,16 Kg.
2. Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh warga adalah sampah organik.
Dengan persentase antara sampah organik dan anorganik adalah 59 % dan
41%.
3. Jumlah penduduk pada tahun 2047 dengan menggunakan metode peritungan
aritmatika sebanyak 882 jiwa, geometri 1148 jiwa, dan eksponensial 1164
jiwa.
4. Jumlah timbulan sampah pada tahun 2047 dengan menggunakan metode
peritungan aritmatika sebanyak 141,2 kg, geometri 183,66 dan eksponensial
adalah sebesar 186,24 Kg.
5. Jika dibandingkan, antara jumlah penduduk dan jumlah timbulan sampah di
tahun yang akan mendatang adalah berbanding lurus. Hal ini disebabkan
karena setiap orang pasti menghasilkan sampahnya masing-masing, semakin
banyak penduduk semakin banyak juga sampah yang dihasilkan.
6. Dampak positif dari sampah yang dihasilkan di area tersbut adalah bisa
digunakan untuk pupuk atau kompos, bisa dijadikan biogas, menjadi mata
pencarian dan bisa dijadikan produk baru.
7. Dampak negatif dari sampah yang dihasilkan di area tersebut adalah dapat
mengganggu estetika, mencemari tanah dan air, mencemari perairan,
menyebabkan tersumbatnya saluran air, menimbulkan bau busuk, dan menjadi
sumber bibit penyakit .
Solusi dari masalah yang ada adalah dengan mensosialisasikan jenis, karakteristik,
dan bahaya dari sampah kepada para penduduk setempat. Agar masyarakat
mengetahui dan tidak mencampur bahan berbahaya ke sampah yang mudah
terurai tanah karena dapat merusak tanah dan lingkungan hidup bagi tumbuhan
dan hewan.
49
50
3.2 Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
Ricky Febrianto. S.Si., M.Si (2019). Pedoman penulisan tugas makalah. Serang:
Fakultas Teknik Industri Universitas Banten Jaya.
http://www.ebiologi.net/2017/08/macam-macam-pencemaran-lingkungan.html
52
LAMPIRAN
Lampiran 1
N
n= 2
1+ N e
Keterangan : N = Populasi
n = Sample
483
Jumlah Sample Jiwa= 2
1+483 . ( 0,1 )
483
Jumlah Sample Jiwa=
1+483 .(0.01)
483
Jumlah Sample Jiwa=
1+4,83
483
Jumlah Sample Jiwa=
5,83
n 83
= =21 Rumah
KK 4
Keterangan : n = Sample
KK = Kartu Keluarga
populasi 483
Jumlah = =3,52=4 Jiwa/ Rumah
KK 137
53
Jumlah rumah yang akan di ambil sampelnya di RT 01/18
205
RT .01= X 100=42,45 % X 21=8,9 ≈ 9 Rumah
483
278
RT .02= X 100=57,56 % X 21=12 Rumah
483
BS
TSK=
U
Keterangan : BS = Berat Sampah (Kg)
U = Jumlah Jiwa
16,05
TSK= = 0,1558 ≈ 0,16 Kg
103
Jumlah timbulan sampah warga Komplek Bumi Agung Permai 1 RT. 01/18
54
Jumlah timbulan sampah warga Komplek Bumi Agung Permai 1 RT. 02/18
Karakteristik Sampah
55
4,95
RT 01= ×100 %=57 % (Organik)
8,65
3,70
RT 01= × 100 %=43 % ( NonOrganik)
8,65
4,45
RT 02= ×100 %=60 % (Organik)
7,40
2,95
RT 02= × 100 %=40 % ( NonOrganik)
7,40
Lampiran 2
56
2.Dokumentasi Saat Sosialisasi
57
4. Dokumentasi saat perhitungan berat sampah
58
Lampiran 1
Data warga Komplek Bumi Agung Permai 1 RT. 01/18 dan RT. 02/18
RT 01/18
No Nama Alamat Jiwa
1 Utbah Umar Q1 No. 17 2
2 Sumadi Q1 No. 30 5
3 Wahandi Q2 No. 3 8
4 Masturi Q2 No.4 2
5 Sukma Dinata Q2 No.8 2
6 Abd. Mistah Q2 No. 10 4
7 Tedja Ratmas Q2 No. 13 4
8 Ade Syaefudin Q2 No. 15 5
9 Tatang Anief Syachrani Q2 No.24 2
10 Suyatno Q2 No.28 5
11 Supangat Q2 No. 29 5
12 Saparudin Q2 No. 30 7
13 Dadang Masnun Basalu Q3 No. 1 5
14 We Hermansyah Q3 No.3 5
15 Yudi Fela Q3 No. 4 2
16 Wahyudin Q2 No. 8 5
17 Punyali Q2 No. 9 6
18 Dedi Supiandi Q3 No. 10 2
19 Ahmad Sujai Zakaria Q3 No. 11 4
20 Sama'i Q3 No. 14 5
21 H. Abdul Muhit Q3 No. 17 8
22 Serthianto Q4 No. 3 6
23 Theresiana Sibrani Q4 No. 4 3
24 Zainal Abidin Ansyar Q4 No. 5 4
25 Ansyar Ismail Q4 No. 6 4
26 Dayat Q4 No. 7 5
27 Kosim Q4 No. 8 4
28 Agus Setiawam Q4 No. 9 5
29 Saodan Q4 No. 10 1
30 Mohamad Syafe'i Syanief Q4 No. 11 2
31 M. Rahmat Q4 No. 12 2
32 Nurhasan Q4 No. 12 5
33 Syafiudin Q4 No. 14 5
34 Rohaetin Q4 No. 15 2
35 Rahmat Syujadin Q5 No. 3 2
36 Eko Yuliono Q5 No. 6 6
37 Uus Kusmana Q5 No. 9 2
38 Syahroni Q5 No. 11 5
39 Diki Sadikin Q5 No. 19 5
59
RT 01/18
No Nama Alamat Jiwa
40 Edi Suaedi Q5 No. 19 3
41 Antonius Andrianto Q5 No. 22 3
42 Ibrahim Jaya Sasmito Q5 No. 23 5
43 Rusman Fanani Q6 No. 1 3 Data
44 Endan Waryanto Q6 No. 2 4
45 Edwin Catur Wijayanto Q6 No. 3 4 warga
46 Pangri Arkam Tua Malau Q6 No. 4 5 Komplek
47 Ardiansyah Q6 No. 13 4 Bumi
48 Abdulah Q6 No. 15 4
49 Ade Soleh Q4 No. 13 4 Agung
50 Sayid Jumawan Q5 No, 8 5 Permai 1
jumlah jiwa 205
RT. 01/18
jumlah rumah 50
dan RT.
02/18
RT 02/18
No Nama Alamat Jiwa
1 hendra gunawan R1 No.1 4
2 nana hasanah R1 No.2-3 5
3 robinsar R1 No.5 4
4 irfan hasbi R1 No.6 5
5 deni darmansyah R1 No.7 4
6 dahlia R1 No.8 5
7 warno R1 No.9 6
8 tb. Tisna af R1 No.10 6
9 bagio R1 No.11 5
10 rd. Arief R1 No.12-14 4
11 hendrik R1 No.15 5
12 hasanuddin R1 No.16 4
13 eva R1 No.17 4
14 burhanudin R1 No.18 5
15 panjaitan R4 No.1 5
16 hasan basri R4 No.2 7
17 tasmin R4 No.3-5 6
18 dadang sutisna R4 No.7 6
19 mulyadi R4 No.8 5
20 rosma R4 No.9 6
21 jejen af R4 No.10 7
22 bagio R4 No.12 5
23 abu maher R4 No.13 6
24 lely R4 No.14 3
25 m. Syahrizal R4 No.15 4
26 sandra R4 No.16 4
27 rohmat R4 No.21 4
28 waduk R4 No.22 4
29 purwanto R4 No.23 5
30 margono R4 No.24 3
31 indra R4 No.25 4
32 tresna diana R2 No.3 4
33 nanang l 60 R2 No.4 4
34 bambang et R2 No.5 7
35 sugianto R2 No.7 5
36 endang suherman R2 No.8 5
Lampiran 2
Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan Jawaban
1. Mahyar Ali R ( kel 2 ) 1. Di lingkungan masyarakat komplek
Bagaimana cara menanggulangi BAP 1 RT 01 & 02 / 18 yang
sampah organik atau sampah rumah mendomonasinya adalah sampah
tangga yang di hasilkan warga di organik. Jadi cara menanggulanginya
tempat yang di teliti adalah membuat sampah organik
menjadi pupuk organik atau kompos
dan bisa bermanfaat bagi makanan
ternak ( Ayam & Bebek )
2. Teuku Reza ( kel 2 ) 2. Responya adalah sangat positif,
Bagaimana respon masyarakat karena mayoritas masyarakat yang
kepada kelompok 1 setelah ada di komplek BAP 1 RT 01 & 02 /
mensosialisasikan, dan apakah sudah 18 adalah Ibu Rumah Tangga, dan
ada yang melakukanya ? banyak sekali yang menginginkan
penelitian ini di lakukan setiap hari
agar sampah-sampah bekas rumah
tangga yang mereka hasilkan ada
yang mengambilnya dan masyarakat
sekitar bisa tau jumlah proyeksi
sampah pertahun yang mereka
hasilkan berapa kg.
Setelah melakukan sosialisasi ada
beberapa warga yang sudah
menerapkanya contohnya dari
keluarga alfin sendiri.
61