Anda di halaman 1dari 29

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH PADAT TL - 3206

KARAKTERISTIK, KOMPOSISI DAN KETEROLAHAN


SAMPAH DOMESTIK KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU
(RUMAH TANGGA DAN NON RUMAH TANGGA)

Disusun oleh :

Kadek Sri Anik Suci (15316001)


Rachim Chaidir (15316014)
Muhammad Aufar Luthfi (15316022)
Shafia Rahmi Suada (15316041)
Suci Ameliya Tambunan (15316053)
Julius Alfredo P. M (15316060)
Daniel Juan Carlos N (15316073)
Ivan Geraldo (15316085)
Paramastri Rahmi Syafina (15316093)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


September 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusun panjatkan atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas ini dapat tersusun hingga tuntas. Tidak lupa
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak-pihak lain yang telah
memberikan bantuan yang berupa materi ataupun buah pemikiran kepada penyusun.

Laporan tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas TL 3206 – Pengolahan Limbah
Padat. Semoga dapat bermanfaat bagi kami dan khalayak umum serta kami berharap
laporan tugas ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca kedepannya.

Karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan juga pengalaman penyusun, kami yakin
bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki dan mungkin tidak sengaja
tercantum ke dalam laporan tugas ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari sisi pembaca demi kesempurnaan
laporan tugas ini. Segala kesempurnaan hanya milik Tuhan YME, untuk itu penyusun
ucapkan terimakasih.

Bandung, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................ 5
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 5
I.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 6
I.3 Ruang Lingkup Studi ...................................................................................... 6
Bab II Analisa Karakteristik Sampah Kecamatan Tampan........................................... 8
II.1 Karakteristil Sampah Domestik Rumah Tangga ............................................ 8
II.1.1 Karakteristik Fisik ................................................................................... 8
II.1.2 Karakteristik Kimiawi ............................................................................. 9
II.1.3 Karakteristik Biologis ........................................................................... 11
II.2 Karakteristik Sampah Domestik Non Rumah Tangga ................................. 11
II.2.1 Karakteristik Fisik ................................................................................. 11
II.2.2 Karakteristik Kimiawi ........................................................................... 12
II.2.3 Karakteristik Biologis ........................................................................... 15
Bab III Kompisisi Sampah Domestik Kecamatan Tampan ........................................ 19
III.1 Komposisi Sampah Domestik Rumah Tangga ......................................... 19
III.2 Komposisi Sampah Domestik Non Rumah Tangga ................................. 21
Bab IV Keterolahan Sampah Domestik Kecamatan Tampan ..................................... 23
IV.1 Keterolahan Sampah Domestik Organik .................................................. 23
IV.2 Keterolahan Sampah Domestik Non Organik .......................................... 25
Bab V Penutup ............................................................................................................ 27
V.1 Kesimpulan ................................................................................................... 27
V.2 Saran ............................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 28

ii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1Karakteristik fisik faktor pemadatan (Jaspi dkk, 2015) ................................ 8


Tabel II.2 Karakteristik fisik berat jenis (Jaspi dkk, 2015) ........................................... 8
Tabel II.3 Kadar abu sampah ........................................................................................ 9
Tabel II.4 Kadar volatil sampah .................................................................................. 10
Tabel II.5 Kadar air sampah ........................................................................................ 10
Tabel II.6 Jenis-jenis bakteri sampah organik pasar (sawi) ........................................ 15
Tabel II.7 Jenis-jenis bakteri sampah organik pasar (kol) .......................................... 16
Tabel II.8Jenis-jenis bakteri sampah organik pasar (tomat ......................................... 17
Tabel III.1Komposisi sampah Kecamatan Tampan rumah tangga ............................. 19
Tabel III.2Komposisi sampah Kecamatan Tampan non-rumah tangga ...................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1Grafik Rekapitulasi Analisis Proximate Kadar Air Sampah Kota


Pekanbaru .................................................................................................................... 12
Gambar II.2 Grafik Rekapitulasi Analisis Proximate Kadar Volatil Sampah Kota
Pekanbaru .................................................................................................................... 13
Gambar II.3Grafik Rekapitulasi Analisis Proximate Kadar Abu Sampah Kota
Pekanbaru .................................................................................................................... 14
Gambar II.4 Grafik rekapitulasi analisis proximate fixed karbon sampah Kota
Pekanbaru .................................................................................................................... 15
Gambar III.1Grafik komposisi sampah domestik non rumah tangga ......................... 22

iv
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Peningkatan aktivitas masyarakat akan meningkatkan jumlah sampah yang
dihasilkan. Sampah merupakan buangan padat dan setengah padat yang dihasilkan
dari aktivitas manusia yang dianggap sudah tidak berguna lagi (Murtadho, 1988).

sampah berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan atas sampah domestik (rumah


tangga) dan sampah non domestik (non rumah tangga). Sampah rumah tangga
merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga
sedangkan sampah non rumah tangga adalah sampah yang berasal dari sampah
komersil, institusi, bangunan, pelayanan kota, pasar, dan kegiatan lainnya. Sampah
yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah seperti estetika,
vektor penyakit, dan timbulnya pencemaran air tanah. Untuk mencegah hal tersebut
maka perlu dirancang suatu sistem pengelolaan persampahan.

Kecamatan Tampan sendiri merupakan salah satu kecamatan di Kotamadya


Pekanbaru. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah
penduduk, peningkatan tingkat perekonomian serta adanya lembaga universitas
negeri yang berlokasi di Kecamatan ini, selain itu masih banyaknya tersedia lahan
kosong yang dijadikan perumahan, pertokoan, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya
menyebabkan kenaikan jumlah penduduk yang pada akhirnya jumlah timbulan
sampah juga meningkat. Sampah yang dihasilkan juga akan meningkat, sehingga
akan sulit ditangani apabila tidak ditanggulangi dari awal, maka diperlukan suatu
sistem pengelolaan sampah yang tepat, agar timbulan dan dampak yang diakibatkan
sampah dapat diminimalisasi.

Metode penentuan jumlah sampel timbulan, komposisi dan karakteristik sampah


perkotaan di Indonesia telah diatur berdasarkan SNI-19-3964-1994. Penentuan

5
timbulan dan komposisi sampah kecamatan dilakukan terhadap semua sumber
sampah yaitu domestik yang dikategorikan menjadi pemukiman high, medium, dan
low income serta non domestik meliputi sampah komersil, institusi, pelayanan kota
(sapuan jalan), dan industri.

I.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan komposisi rata-rata sampah organik dan non organik untuk sampah
rumah tangga dan non rumah tangga dalam satuan (%) di Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru
2. Menentukan karakteristik fisika (faktor pemadatan dan berat jenis) dan kimia
(proximate analysis) untuk menentukan kadar air, kadar volatil, kadar abu dan
fixed carbon sampah rumah tangga maupun non rumah tangga di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru.

I.3 Ruang Lingkup Studi


Ruang lingkup studi adalah sebagai berikut.
1. Dari jurnal acuan yang digunakan, untuk sampah rumah tangga, sampel diambil
pada Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dengan rincian bahwa pengambilan
sampel dilakukan berdasarkan tingkat pendapatan (high income, medium income,
dan low income). Jumlah sampel yang diambil berjumlah 50 sampel, yang terdiri
dari 12 sampel low income, 27 sampel medium income dan 11 sampel high
income.
2. Dari jurnal acuan yang digunakan, untuk sampah non rumah tangga, sampel
diambil pada Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dengan rincian bahwa
pengambilan sampel dilakukan di beberapa jenis kegiatan yaitu kegiatan sekolah (
8 sampel), kegiatan kantor (5 sampel), kegiatan puskesmas (6 sampel), kegiatan
toko (5 sampel), kegiatan pasar (1 sampel), kegiatan rumah makan (2 sampel),

6
kegiatan hotel (2 sampel), kegiatan P. Jalan (1 sampel), dan kegiatan industri (6
sampel)
3. Pengambilan sampel dilakukan selama 8 hari berturut-turut berdasarkan SNI 19-
3964- 1994, pengambilan sampel dilakukan untuk untuk mendapatkan data
timbulan, komposisi dan karakteristik sampah rumah tangga dan non rumah
tangga.

7
Bab II Analisa Karakteristik Sampah Kecamatan Tampan

II.1 Karakteristil Sampah Domestik Rumah Tangga


Karakterisasi limbah padat dilakukan dengan tujuan antara lain untuk mengevaluasi
dampak terhadap lingkungan, evaluasi dampak dalam penanganannya, serta evaluasi
terhadap kemungkinan pemanfaatan kembali, pemusnahan atau pengolahan.
Karakterisasi limbah padat dapat dilakukan berdasarkan aspek fisik, kimiawi dan
biologis. Berikut merupakan karakteristik sampah domestik rumah tangga Kota
Pekanbaru

II.1.1 Karakteristik Fisik


Karakteristik fisik secara umum diantaranya meliputi densitas, kadar air, distribusi
ukuran partikel, field capacity dan permeabilitas. Pada penelitian oleh sumber yang
kami gunakan, karakteristik fisika sampah yang diteliti adalah berat jenis dan faktor
pemadatan sebagai tambahan. Data-data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.1Karakteristik fisik faktor pemadatan (Jaspi dkk, 2015)

Klasifikasi Faktor Pemadatan

Low Income 0,81

Medium Income 0,98

High Income 1,13

Rata-Rata 0,97

Tabel II.2 Karakteristik fisik berat jenis (Jaspi dkk, 2015)

Klasifikasi Berat Jenis (kg/l)

Low Income 0,13

8
Medium Income 0,13

High Income 1,14

Rata-Rata 0,13

II.1.2 Karakteristik Kimiawi


Karakteristik kimia sampah domestik rumah tangga yang diteliti adalah kadar abu,
kadar volatil dan kadar air. Karakteristik kimia yang diteliti digunakan untuk
pengolahan sampah tersebut.
● Kadar abu
Pengukuran kadar abu diteliti bertujuan untuk menentukan efektivitas dalam
mereduksi sampah secara thermal. Data kadar abu sampah domestik di
Kecamatan Tampan di Pekanbaru dapat dilihat pada tabel II.3
Tabel II.3 Kadar abu sampah

Klasifikasi Kadar abu (%)

Low Income 11,59

Medium Income 10,12

High Income 12,94

Rata – rata 11,55

● Kadar volatil
Pengukuran kadar volatil diteliti bertujuan untuk menetukan efektivitas dalam
mereduksi sampah dengan metode pembakaran berteknologi tinggi yaitu
incinerator. Data kadar volatil sampah di kecamatan Tampan di Pekanbaru dapat
dilihat pada tabel II.4

9
Tabel II.4 Kadar volatil sampah

Klasifikasi Kadar Volatil (%)

Low Income 54,17

Medium Income 58,19

High Income 54,50

Rata – rata 55,62

● Kadar air
Pengukuran kadar air diteliti untuk menentukan frekuensi pengumpulan dan
pengangkutan sampah ke TPA. Data kadar air sampah di Kecamatan Tampan di
kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel II.5

Tabel II.5 Kadar air sampah

Klasifikasi Kadar air (%)

Low Income 32,85

Medium Income 30,24

High Income 31,03

Rata – rata 31,37

10
II.1.3 Karakteristik Biologis
Penentuan karakteristik biologi digunakan untuk menentukan karakteristik sampah
organik di luar plastik, karet dan kulit. Karakteristik biologi meliputi biodegrabilitas
komponen organik, bau dan populasi lalat (Damanhuri dan Tripadmi, 2004).
 Biodegrabilitas Komponen Organik
Fraksi biodegrabiolitas dapat ditentukan daru kandungan lignin dari sampah.
Pengukuran biodegrabilitas dipengaruhi oleh pembakaran volatile solid pada
suhu 5500C, jika nilai volatile solid besar maka biodegrabilitas sampah tersebut
kecil.Untuk data mengenai pengukuran biodegrabilitas komponen organik pada
Kecamatan Tampan, penilitian belum dilakukan.
 Bau
Bau dapat timbul jika sampah disimpan dalam jangka waktu lama di tempat
pengumpulan, transfer station, dan di landfill. Bau dipengaruhi oleh iklim panas.
Bau terbentuk sebagai hasil dari proses dekomposisi senyawa organik yang
terdapat pada sampah kota secara anaerob. Sebagai contoh, pada kondisi anaerob,
sulfat tereduksi menjadi sulfida (S2-) dimana jika zat ini bereaksi dengan
hidrogen akan membentuk H2S. Untuk data mengenai pengukuran bau di
Kecamatan Tampan ini, penelitian belum dilakukan.
 Populasi Lalat
Pada musim panas, perkembangbiakan lalat perlu mendapat perhatian yang
khusus. Lalat dapat berkembang biak pada tempat pengumpulan sampah dalam
waktu kurang dari dua minggu. Untuk data mengenai pengukuran populasi lalat
di Kecamatan Tampang, penilitian belum dilaksanakan.

II.2 Karakteristik Sampah Domestik Non Rumah Tangga


II.2.1 Karakteristik Fisik
Karakteristik fisika sampah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah berat jenis dan
faktor pemadatan. Berat jenis rata-rata untuk sampah non domestik di Kecamatan

11
Tampan adalah 0,23 kg/liter. Besar faktor pemadatan untuk sampah non domestik di
Kecamatan Tampan adalah 1,38 liter.

II.2.2 Karakteristik Kimiawi


Karakteristik kimiawi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kadar air sampah.
Kadar air sampah ini mengalami fluktuasi setiap harinya. rata-rata % kadar air
sampah yang tertinggi adalah bersumber dari rumah makan sangat cocok untuk
dilakukan pengolahan pengomposan karena memiliki kadar air yang sangat tinggi dan
mudah dapat teruraikan oleh mikroba (Dirjen PU, 2012).

Gambar II.1Grafik Rekapitulasi Analisis Proximate Kadar Air Sampah Kota


Pekanbaru

Kadar volatil sampah yang tertinggi adalah bersumber dari pasar dan jalan sebesar
59%. Hal ini terlihat dari jenis sampah yang dihasilkan berupa daun-daunan. Sampah
hotel mengandung sampah organik yang mudah hancur dan menguap, dan yang
terendah bersumber dari sampah rumah makan, yaitu 48%. Kadar volatil
menunjukkan untuk proses dekomposisi yang terjadi pada sampah dan dengan mudah

12
mikroorganisme berkembang, sehingga jenis sampah yang dihasilkan bisa dilakukan
pengolahan pengomposan.

Gambar II.2 Grafik Rekapitulasi Analisis Proximate Kadar Volatil


Sampah Kota Pekanbaru

Rata-rata % kadar abu rata-rata sampah tertinggi adalah bersumber dari hotel sebesar
12,6% terlihat jelas dari jenis sampah dan dari sisa pembakaran sampah yang telah
tervolatil sehingga kadar abu yang dihasilkan lebih sedikit, dan yang terendah
bersumber dari sampah sekolah, yaitu 5,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sisa zat
anorganik sedikit. apabila dilakukan pengolahan sampah yang bersumber dari jalan
sangat cocok dilakukan pengolahan pengomposan.

13
Gambar II.3Grafik Rekapitulasi Analisis Proximate Kadar Abu Sampah Kota
Pekanbaru

Fixed karbon sampah Kota Pekanbaru mengalami fluktuasi setiap harinya. Rata-rata
% fixed karbon sampah yang tertinggi adalah bersumber dari toko dan pasar sebesar
11,3% hal ini terlihat dari jenis sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari
seperti pecahan kaca dan tekstil sehingga sebagian sampah tidak tervolatil. sedangkan
kadar fixed karbon terendah bersumber dari sekolah, yaitu 8,8%. Jenis sampah yang
bersumber dari toko sebaiknya dilakukan daur ulang dan terlebih dahulu harus
dilakukan pemilahan komponen sampah.

14
Gambar II.4 Grafik rekapitulasi analisis proximate fixed karbon sampah Kota
Pekanbaru

II.2.3 Karakteristik Biologis


Karakteristik biologi yang dianalisis pada penelitian ini adalah bakteri. Metode
pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive sampling. Isolasi dan
Identifikasi bakteri pada sampah dilakukan dengan pengamatan morfologi berupa
pengamatan bentuk koloni, warna koloni dan tepian koloni, pewarnaan gram dan Uji
biokima guna mengetahui aktifitas biokimia pada bakteri yang ditemukan.

Hasil Identifikasi bakteri sampah organik pasar kota Pekanbaru berupa sayuran (Sawi
dan Kol) dan buahan (Tomat) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.6 Jenis-jenis bakteri sampah organik pasar (sawi)

Jenis Sampah Lokasi Pengambilan Genus Bakteri

Sawi Pasar Bawah Enterobacter

15
Streptococcus

Pasar Pagi Pseudomonas


Arengka
Enterobacter

Pasar Rumbai Bacillus

Streptococcus

Streptomyces

Pasar Cik Puan Escherichia

Neisseria

Streptococcus

Berdasarkan Tabel II.6 terlihat bahwa pada pasar bawah teridentifikasi Genus
Enterobacter, dan Streptococcus pada pasar pagi arengka Pseudomonas dan
enterobacter, pada pasar Rumbai bakteri genus Bacillus, Streptococcus dan
Streptomyces Sedangkan pada pasar Cik Puan teridentifikasi bakteri genus
Eschericia, Neisseria dan Streptococcus. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa
genus bakteri yang dominan pada sampah organik sawi adalah bakteri genus
Streptococcus

Tabel II.7 Jenis-jenis bakteri sampah organik pasar (kol)

Jenis Sampah Lokasi Pengambilan Genus Bakteri

Kol Pasar Bawah Enterobacter

16
Pasar Pagi Streptococcus
Arengka

Pasar Rumbai Streptococcus

Pasar Cik Puan Bacillus

Berdasarkan Tabel II.7 terlihat bahwa pada pasar bawah teridentifikasi Genus
Enterobacter pada pasar pagi arengka dan pasar Rumbai Streptococcus, Sedangkan
pada pasar Cik Puan teridentifikasi bakteri genus Bacillus. Dari tabel tersebut juga
terlihat bahwa genus yang dominan adalah genus Streptococcus

Tabel II.8Jenis-jenis bakteri sampah organik pasar (tomat

Jenis Sampah Lokasi Pengambilan Genus Bakteri

Tomat Pasar Bawah Proteus

Eschericia

Pasar Pagi Eschericia


Arengka

Pasar Rumbai Halobacterium

Streptomyces

Pasar Cik Puan Klebseilla

Streptococcus

17
Berdasarkan Tabel II.8 terlihat bahwa pada Pasar Bawah teridentifikasi Genus
Proteus dan Escherichia, pada Pasar Pagi Arengka Escherichia, dan Pasar Rumbai
Halobacteirum dan Streptomyces, sedangkan pada pasar Cik Puan teridentifikasi
bakteri genus Klebseilla dan Streptococcus. Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa
genus yang dominan adalah genus Eschericia

18
Bab III Kompisisi Sampah Domestik Kecamatan Tampan

III.1 Komposisi Sampah Domestik Rumah Tangga


Komposisi sampah merupakan kegiatan mengkomposisikan suatu timbulan sampah
berdasarkan karakteristik/jenis sampah dari suatu aktivitas manusia. Umumnya,
satuan yang digunakan adalah % berat-basah. Di Indonesia, satuan yang sering
digunakan adalah % volume-basah. Dengan memiliki data berupa komposisi sampah,
dapat menentukan cara pengoperasian setiap peralatan dan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan dalam menangani timbulan sampah. Dengan data komposisi sampah juga
dapat mengidentifikasi aktivitas utama yang dilakukan pada suatu area tertentu.

Pengelompokkan komposisi sampah di Indonesia dapat mengacu pada SNI 19-3964-


1995, berupa sampah makanan, kayu dan sampah taman, kertas dan karton, tekstik
dan produk tekstil, karet dan kulit, plastik, logam, gelas, dan lain-lain. Berikut contoh
Data Komposisi Sampah Kota Bandung tahun 1988.

Tabel III.1Komposisi sampah Kecamatan Tampan rumah tangga

19
Dari tabel di atas, komposisi sampah domestik dari kegiatan rumah tangga
(pemukiman) di dominasi oleh sampah makanan baik pada masyarakat dengan
pendapatan rendah, sedang dan tinggi (berada pada rentang 44,64% hingga 56,06%)
dan dilanjutkan dengan sampah plastik (19,75% hingga 20,49%) dan kertas (11,21%
hingga 19,90%). Hal ini mengindikasikan aktivitas utama yang dilakukan pada area
pemukiman adalah konsumsi makanan dilanjutkan dengan pemanfaatan plastik dan
kertas.

Dapat dilihat dari timbulan sampah makanan yang tercipta, terdapat kecenderungan
masyarakat berpendapatan menengah ke atas memiliki pola konsumsi makanan yang
cepat saji, praktis, dan bersifat kering. Sedangkan pada masyarakat berpendapatan
rendah memiliki kecenderungan konsumsi makanan alami yang cenderung berat dan
basah. Adapun timbulan plastik sendiri didominasi dari sisa wadah makan ataupun
kantong belanjaan.

Keberadaan sampah halaman yang berasal dari lingkungan pemukiman penduduk


dapat berupa kayu dan daun-daun. Adapun sampah berupa kertas, tekstik, karet, kaca,
dan logam berasal dari sisa aktivitas pemanfaatan barang di area pemukiman seperti
pakaian yang usang, pecahan kaca, dan sejenisnya.

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa total sampah organik yang timbul dari
area pemukiman Kecamatan Tampan mencapai 93,60% dari total timbulan sampah
yang ada. Adapun persentase sampah anorganik dan lain-lain mencapai 6,40%.
Dengan mengetahui informasi ini, setidaknya sudah dapat memberikan gambaran
awal dalam penanganan timbulan sampah yang baik serta penerapan teknologi untuk
mengolah timbulan sampah.

20
III.2 Komposisi Sampah Domestik Non Rumah Tangga
Menurut Damanhuri, Padmi (2010) menyatakan bahwa sampah dapat dikelompokkan
berdasarkan komposisinya. Misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat
basah) atau % volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca,
kain, makanan, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil pengukuran pada jurnal acuan yang didapat, dari masing-masing
sumber penghasil sampah kemudian digabungkan untuk mengetahui komposisi
sampah pada Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru secara keseluruhan. Persentase
kompoisisi rata-rata per hari sampah non pemukiman (non rumah tangga) Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru adalah sampah organik sebesar 60,94 % dan sampah
anorganik sebesar 39,06 %. Perbandingan komposisi sampah non pemukiman (rumah
tangga) di daerah ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel III.2Komposisi sampah Kecamatan Tampan non-rumah tangga

Jenis Sampah Komposisi (%) Peringkat

Plastik 18,98 2

Tekstil 5,72 7

Besi 1,26 10

Rubber 0,82 11

Kaca 0,04 12

Styrofoam 1,37 9

Rambut 0,004 13

Lainnya 10,86 4

Total Anorganik 39,06

Kayu/serbuk kayu 3,93 8

21
Ampas tebu 5,83 6

Sisa Makanan 20,60 1

Daun-daunan 13,91 5

Kertas 17,12 3

Total Organik 60,94

Total Anorganik + Organik 100,00

Dari tabel diatas, maka didapatkan grafik sebagai berikut.

Gambar III.1Grafik komposisi sampah domestik non rumah tangga

22
Bab IV Keterolahan Sampah Domestik Kecamatan Tampan

IV.1 Keterolahan Sampah Domestik Organik


Pengolahan sampah domestik organik yang paling mudah dilakukan adalah dengan
cara pengomposan. Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka
pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun cara
pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Kompos dapat digunakan
untuk tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah-buahan maupun tanaman padi
disawah. Bahkan hanya dengan ditaburkan diatas permukaan tanah, maka sifat-sifat
tanah tersebut dapat diperta hankan atau dapat ditingkatkan. Apalagi untuk kondisi
tanah yang baru dibuka, biasanya tanah yang baru dibuka maka kesuburan tanah akan
menurun. Oleh karena itu, untuk mengembalikan atau mempercepat kesuburannya
maka tanah tersebut harus ditambahkan kompos.
Menurut Unus (2002) banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kompos,
baik biotik maupun abiotik. Faktor -faktor tersebut antara lain :

a. Pemisahan bahan : bahan-bahan yang sekiranya lambat atau sukar untuk


didegradasi/diurai, harus dipisahkan/diduakan, baik yang berbentuk logam, batu,
maupun plastik. Bahkan, bahan-bahan tertentu yang bersifat toksik serta dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus benar-benar dibebaskan dari dalam
timbunan bahan, misalnya residu pestisida
b. Bentuk bahan : semakin kecil dan homogen bentuk bahan, semakin cepat dan
baik pula proses pengomposan. Karena dengan bentuk bahan yang lebih kecil
dan homagen, lebih luas permukaan bahan yang dapat dijadikan substrat bagi
aktivitas mikroba. Selain itu, bentuk bahan berpengaruh pula terhadap kelancaran
difusi oksigen yang diperlukan serta pengeluaran CO 2 yang dihasilkan.
c. Nutrien : untuk aktivitas mikroba di dalam tumpukan sampah memerlukan
sumber nutrien Karbohidrat, misalnya antara 20% - 40% yang digunakan akan
diasimilasikan menjadi komponen sel dan CO2, kalau bandingan sumber

23
nitrogen dan sumber Karbohidrat yang terdapat di dalamnya (C/N-resio) = 10 : 1.
Untuk proses pengomposa nilai optimum adalah 25 : 1, sedangkan maksimum 10
:1
d. Kadar air bahan tergantung kepada bentuk dan jen is bahan, misalnya, kadar air
optimum di dalam pengomposan bernilai antara 50 – 70, terutama selama proses
fasa pertama. Kadang-kadang dalam keadaan tertentu, kadar air bahan bisa
bernilai sampai 85%, misalnya pada jerami.

Tempat pengomposan tergantung kondisi serta luas lahan (pekarangan rumah) yang
dapat disiapkan untuk pembuatan kompos. (Wied, 2004). Dengan demikian, bentuk
tempat pengomposan dapat bermacam-macam, antara lain :
1. Berbentuk lubang dengan ukuran 100 x 75 x 50 cm atau 2,5 x 1 x 1 m (panjang,
lebar, dan tinggi), bisa lebih, bisa juga kurang, tergantung kepada lahan yang
dapat digunakan sebagai tempat pembuatan kompos, serta bahan baku yang akan
dibuat atau diproses. Bentuk lubang mudah dibuat . Selain itu, setiap bahan baku
yang akan dimasukkan hanya tinggal dijatuhkan ke dalamnya. Namun, kejelekan
dari tempat berbentuk lubang ini ialah kalau musim hujan akan tergenang air
sehingga proses pengomposan akan terhambat. Tambahan pula, bahan sukar
untuk dicampurkan sampai merata.
2. Berbentuk bak, baik dengan dinding yang terbuat dar i batu bata (tembok), dari
bambu, dari kayu ataupun dari bahan-bahan lainnya. Kebaikan dari tempat ini
ialah mudah untuk mencampurkan bahan, tidak tergenang air di musim hujan.
Adapun kejelekannya, memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membuat
dinding.
3. Pada permukaan tanah saja, artinya timbunan bahan baku langsung ditempatkan
pada permukaan tanah tanpa lubang atau dinding. Dengan cara ini pencampuran
bahan baku agar rata mudah dilakukan. Selain itu, tidak tergenang air, tetapi
sangat mudah diganggu oleh binatang, misalnya ayam, atau binatang lain, seperti
tikus dan celurut yang senan g berdiam pada timbunan sampah.

24
IV.2 Keterolahan Sampah Domestik Non Organik
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal bukan dari makhluk hidup. sampah
anorganik memerlukan waktu yang lama atau bahkan tidak dapat terdegradasi secara
alami. Beberapa sampah anorganik diantaranya styrofoam, plastik, kaleng, dan bahan
gelas atau beling. Salah satu pemanfaatan sampah anorganik adalah dengan cara
proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah barang
atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat dipakai kembali. Beberapa limbah
anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang, misalnya plastik,
gelas, logam, dan kertas.
4. Sampah plastik
Sampah plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga
digunakan sebagai perabotan rumah tangga seperti ember, piring, gelas, dan lain
sebagainya. Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak
berkarat dan tahan lama. Banyaknya pemanfaatan plastik berdampak pada
banyaknya sampah plastik. Padahal untuk hancur secara alami jika dikubur
dalam tanah memerlukan waktu yang sangat lama. Karena itu, upaya yang dapat
dilakukan adalah memanfaatkan limbah plastik untuk didaur ulang menjadi
barang yang sama fungsinya dengan fungsi semula maupun digunakan untuk
fungsi yang berbeda. Misalnya ember plastik bekas dapat didaur ulang dan hasil
daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa ember kembali atau dibuat
produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah, atau pot bunga. Plastik dari
bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjdai kerajinan
misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol
bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anakanak. Sedotan
minuman dapat dibuat bunga-bungaan, asbak, pot, bingkai foto, taplak meja,
hiasan dinding atau hiasan lainnya.
5. Sampah logam
Sampah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium, timah, dan lain
sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita. Sampah

25
dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita temukan dan yang paling
mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari bahan
kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang kerajinan yang bermanfaat.
Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari limbah kaleng di antaranya tempat
sampah, vas bunga, gantungan kunci, celengan, gif box dll.
6. Sampah Gelas atau Kaca
Sampah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang-
barang sama seperti barang semula atau menjadi barang lainseperti botol yang
baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai
artistik dan ekonomis.
7. Sampah kertas
Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak
langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau
barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas
tersebut dapat dilebur terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat
berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak
hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya

26
Bab V Penutup

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Komposisi sampah organik dan non organik baik dari sumber domestik maupun
non domestik dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.
2. Karakteristik fisika (faktor pemadatan dan berat jenis), kimia (proximate
analysis), dan bilogi sampah rumah tangga maupun non rumah tangga di
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dapat dilihat pada bagian 2 dimana tiap
sumber memiliki karakteristik masing-masing.

V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis adalah diadakannya studi atau kajian lebih lanjut
terutama mengenai karakteristik sampah biologis di Kecamatan Tampan, Kota
Pekanbaru. Selain itu analisis lanjutan mengenai beberapa karakteristik kimiawi
sampah juga dirasa perlu

27
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Kota Pekanbaru.


Damanhuri, E, 1995. Diktat Kuliah Teknik Pembuangan Akhir Sampah TL-3104.
ITB, Bandung.
Damanhuri, E., dan Padmi, T. 2004 Pengelolaan Sampah TL3104. ITB, Bandung
Damanhuri, E., dan Padmi, T. 2008. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3104.
ITB, Bandung.
Damanhuri, E., dan Padmi, T. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3104.
ITB, Bandung.
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan. Kota Pekanbaru, 2013 Direktorat Jendral
Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Materi Bidang
sampah I. Jakarta.
Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan. (2001). Planet Kita Kesehatan
Kita. Kusnanto H (Editor). Yogyakarta: Gajah Mada University Press, p.
279. Sampah Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Murtadho, D, 1988. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Pt.
Mediyatama Sarana Perkasa.
SNI 19-2454-2002. 2002. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Tchobanoglous, G. Theisen, H dan Vigil, S. A. 1993. Integrated Solid Waste
Management Engineering Principles and Management Issues. Mc. Graw
Hill. Singapore.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Tentang Pengelolaan
Sampah. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Undang- undang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Rumah
Tangga No. 81 Tahun 2012.
Yenni, R., Shinta dan Widya. (2012) Studi Timbulan Komposisi Karakteristik
Sampah Non Domestik Kota Bukit Tinggi. Jurnal Teknik Lingkungan
Universitas Andalas. Padang.

28

Anda mungkin juga menyukai