KATA PENGANTAR
i
dalam kebijakan pembangunan ekonomi. Dokumen ini juga dapat menjadi acuan
untuk perencanaan pembangunan pada tahun berikutnya dengan melihat berbagai
permasalahan lingkungan hidup di Kota Pekanbaru.
Wassalamualaikum Wr. Wb
ii
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... I–1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... I–1
1.2. Profil Daerah Kota Pekanbaru ........................................................ I–2
1.3. Manfaat Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) Kota Pekanbaru..................................................................... I–3
1.4. Isu-Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru
Tahun 2015............................................................................................. I–3
iii
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
iv
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
4.5. Kelembagaan.......................................................................................... IV – 8
4.5.1 Produk Hukum Bidang Pengelolaan LH ........................... IV – 8
4.5.2 Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup ..................... IV – 8
4.5.3 Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup ........ IV – 9
v
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Nilai Indeks Pencemaran dan Status Mutu Perairan Sungai Siak
Ruas Kota Pekanbaru Tahun 2015 ....................................................... II – 10
2.2 Nilai Indeks Pencemaran dan Status Mutu Perairan Anak Sungai
Siak Tahun 2015 .......................................................................................... II – 12
2.3 Lokasi dan Koordinat Titik Sampling Air Sumur Tahun 2015... II – 14
2.4 Hasil Analisa Kualitas Air Sumur Penduduk Tahun 2015 ........... II – 15
3.1 Pemantauan Kualitas Limbah Cair Hotel/Penginapan di Kota
Pekanbaru Tahun 2015............................................................................. III – 20
4.1 Perusahaan Peserta PROPER Tahun 2015 di Kota Pekanbaru IV – 7
vi
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Indeks Pencemaran Sungai Siak dan Anak Sungai Siak 2012-
2015.................................................................................................................. I–3
1.2 Indeks Standar Pencemaran Udara Kota Pekanbaru 2012-2015 I–4
2.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di Kota
Pekanbaru ...................................................................................................... II – 1
2.2 Penggunaan Lahan Utama Menurut Kecamatan di Kota
Pekanbaru ...................................................................................................... II – 2
2.3 Luas Kawasan Kota Pekanbaru Berdasarkan RTRW .................... II – 3
2.4 Panjang Sungai dan Anak Sungai di Kota Pekanbaru ................... II – 8
2.5 Perbandingan Kualitas Udara Ambien Kota Pekanbaru Tahun
2015.................................................................................................................. II – 16
2.6 Kualitas Udara Ambien Kota Pekanbaru dalam ISPU Tahun 2015 II – 17 II
2.7 Perbandingan Kualitas Udara Ambien Kota Pekanbaru dalam
ISPU Tiap Bulan Tahun 2015.................................................................. II – 17
2.8 Kualitas Udara Kota Pekanbaru dalam ISPU 2012 - 2015.......... II – 18
2.9 Parameter Dominan Kualitas Udara dalam ISPU 2012-2015 .... II – 19
2.10 Nilai pH dan DHL Kualitas Hujan Kota Pekanbaru Tahun 2015 II – 20
2.11 Konsentrasi Anion Kualitas Hujan Kota Pekanbaru 2015........... II – 20
2.12 Perbandingan Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kota Pekanbaru
2012 - 2015................................................................................................... II – 21
2.13 Perbandingan Suhu Udara Rata-rata Bulanan Kota Pekanbaru
2012 - 2015................................................................................................... II – 22
2.14 Perkiraan Luas Lahan Terbakar di Kota Pekanbaru Luasan
Daerah di Kota Pekanbaru Tahun 2015 ............................................ II – 24
3.1 Perbandingan Luas Wilayah Kota Pekanbaru Menurut
Kecamatan ..................................................................................................... III – 1
3.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Menurut
Kecamatan Tahun 2015 ............................................................................ III – 2
vii
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
viii
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
ix
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
I-2
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
50
45
Indeks Pencemaran
40 Mei-12
35
30 Des-12
25
20 Mar-13
15
10 Nov-13
5
0 Apr-14
Nov-14
Sibam
Sago
Sail I
Tenayan
Air Hitam
Jembatan Siak I
Limau
Sail II
Pengambang
Pelita Pantai
Jembatan Siak II
Umban
Senapelan
Pelindo
Feb-15
Nov-15
Gambar 1.1 Indeks Pencamaran Sungai Siak dan Anak Sungai Siak 2012-2015
Ruas Sungai Siak dan anak Sungai Siak dengan Indeks Pencemaran (IP)
TERCEMAR RINGAN (1,0 ≤ PI ≤ 5,0) adalah ruas Jembatan Siak II, Sungai
Tenayan, Sungai Umban dan Sungai Pengambang. Sementara yang IPnya
TERCEMAR SEDANG (5,0 < PI ≤ 10) adalah Jembatan Siak I, sekitar PT. Asia
Forestama Raya, Pelita Pantai, Pelindo, Sungai Air Hitam dan Sungai Sibam.
Indeks Pencemaran TERCEMAR BERAT (IP > 10) terdapat di Sungai Sail I, Sungai
I-3
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Sail II, Sungai Limau, Sungai Sago dan Sungai Senapelan. Indeks Pencemaran yang
relatif tertinggi adalah Sungai Sago sedangkan yang relatif rendah adalah Sungai
Pengambang.
80%
60%
40%
20%
0%
2012 2013 2014 2015
I-4
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
I-5
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
BAB II
KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
Hutan
2,82% Badan Air
14,28%
Lahan Kering
24,63%
Sawah
0,02%
II - 1
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
10.000
9.000
8.000
7.000
Luas (Ha) 6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
Berdasarkan Gambar 2.2, penggunaan lahan non pertanian, sawah, hutan dan
badan air terluas berada di Kecamatan Rumbai Pesisir, lahan kering terluas di
Kecamatan Rumbai dan perkebunan terluas di Kecamatan Tenayan Raya.
2.1.2 Hutan
Berdasarkan Tabel SD-2 (Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015), dapat
diketahui bahwa fungsi/status kawasan hutan yang ada di Kota Pekanbaru, yaitu
Taman Hutan Raya, hutan produksi terbatas dan hutan kota. Taman Hutan Raya
berada di Kecamatan Rumbai seluas 623 Ha, hutan produksi terbatas berada di
Kecamatan Rumbai Pesisir seluas 1.032 Ha dan hutan kota seluas 130,4 Ha, yaitu
Hutan Kota Jl. Thamrin 5,4 Ha, Taman Wisata Alam Mayang 24 Ha, Taman Wisata
Hutan Kruing 25 Ha, Taman Kampus UNRI Panam 50 Ha dan Taman Pangkalan Udara
26 Ha.
Berdasarkan draf RTRW Kota Pekanbaru 2013-2033, kawasan lindung Kota
Pekanbaru seluas 23.969 Ha atau sekitar 37,91 % dari luas Kota Pekanbaru,
sementara kawasan budidaya 39.257 Ha (62,09 %) (Tabel SD-3 Buku Data SLHD
Kota Pekanbaru, 2015). Kawasan Lindung yang ada di Kota Pekanbaru meliputi
Kawasan Resapan Air seluas 4.364 Ha di Kecamatan Rumbai Pesisir, Taman Hutan
Raya seluas 623 Ha di Kecamatan Rumbai, Kawasan cagar budaya dan ilmu
II - 2
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Kawasan
Resapan Air
6,90%
Ruang Terbuka
Hijau
Kawasan 30,00%
Budidaya Taman Hutan
62,09% Raya
Kawasan Cagar 0,99%
Budaya dan
Ilmu
Pengetahuan
0,02%
Berdasarkan Tabel SD-3 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015, di Kota
Pekanbaru tidak terdapat Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (kecuali Taman
Hutan Raya), Kawasan Rawan Bencana (Kawasan rawan banjir tidak ada datanya),
dan Kawasan Lindung Geologi.
Pada Tabel SD-4 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015 terlihat bahwa di
Kota Pekanbaru, penutupan lahan dalam kawasan hutan terdiri atas Kawasan Suaka
Alam seluas 623 Ha di Kecamatan Rumbai dan Hutan Produksi Terbatas seluas 1.032
Ha di Kecamatan Rumbai Pesisir. Keduanya termasuk dalam Kawasan Hutan Tetap.
II - 3
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Sedangkan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi seluas 130,4 Ha merupakan Hutan
Kota yang tersebar di Kecamatan Tampan seluas 50 Ha, di Kecamatan Marpoyan
Damai seluas 26 Ha, di Kecamatan Tenayan Raya seluas 49 Ha dan di Kecamatan Sail
5,4 Ha. Sedangkan penutupan lahan luar kawasan hutan yang merupakan areal
penggunaan lain di Kota Pekanbaru ada seluas 61.440,6 Ha.
Di wilayah Kota Pekanbaru, pada tahun 2015, teridentifikasi memiliki
kawasan lahan kritis dan sangat kritis seluas 16.329 Ha sebagaimana yang terdapat
pada Tabel SD-5 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015. Nilai ini meningkat
44,805 % dibandingkan tahun 2012 seluas 11.276,55 Ha. Terjadinya lahan kritis
sebagai akibat dari kegiatan pembangunan, pertanian (biomassa) dan kejadian
kebakaran hutan dan lahan.
Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Badan Lingkungan
Hidup Kota Pekanbaru melakukan evaluasi kerusakan tanah di lahan kering akibat
erosi di lima titik lokasi di Kota Pekanbaru pada ketebalan tanah 20 - < 50 cm, yaitu
kawasan perkebunan (tanaman tahunan) dan tanaman semusim di Kelurahan Palas
Kecamatan Rumbai, Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir dan
Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya yang lahannya diperuntukan untuk kawasan
pertanian/perkebunan. Dua dari lima lokasi yang dievaluasi, menunjukkan besaran
erosi yang melebihi ambang kritis erosi, yaitu di kawasan tanaman semusim di
Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai dan Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan
Rumbai Pesisir (Tabel SD-6 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Dari hasil
evaluasi dapat disimpulkan bahwa tanaman semusim cenderung menyebabkan lahan
mudah erosi.
Selain itu, pada tahun 2013 juga telah dilaksanakan evaluasi kerusakan tanah
di lahan kering (Tabel SD-7 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Dari
beberapa parameter yang dipantau secara umum tidak melebihi ambang kritis,
kecuali parameter redoks dan derajat keasaman (pH). Evaluasi kerusakan tanah di
lahan basah tidak dilakukan karena di Kota Pekanbaru tidak ada lahan basah (Tabel
SD-8 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015).
Kondisi hutan di Kota Pekanbaru secara umum rusak akibat kebakaran hutan
dan lahan. Terjadinya kebakaran hutan dan lahan tersebut karena sebagian wilayah
Kota Pekanbaru merupakan lahan gambut, dimana pada musim kemarau akan sangat
II - 4
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
kering dan mudah terbakar serta sulit memperoleh air untuk pemadaman. Pada
tahun 2013, perkiraan luas kerusakan hutan di Kota Pekanbaru sekitar 8,9 Ha
(Tabel SD-9 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Untuk kawasan hutan yang
dapat dikonversi Tabel SD-10 (Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015), tidak
tersedia data luas pelepasannya menurut peruntukannya.
II - 5
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
2.2.1. Flora
Berdasarkan rona lingkungan flora atau vegetasi yang ada di Kota Pekanbaru
spesies yang statusnya berlimpah antara lain adalah Palem merah (Cyrstostachys
renda), pakis alai (Asplenium longiglosum), rumput pahit (Anastrophus compressus),
rumput teki (Cyperus aromaticus), rumput jarum (Andropagon sp.), rumput Australia
(Paspalum dilatatum), rumput ekor kucing (Pennisetum polystachion), rumput gajah
(Pennisetum purpureum). Sedangkan pada jenis perdu antara lain talas (Alocasia sp.),
bayam liar (Amaranthus lividus), senduduk (Clidema hirta), tapak liman
(Elephantopus scaber), daun dewa (Gynura aurantica), kantung semar (Nephentes
gracillis) dan lannya. Sementara untuk jenis pohon antara lain akasia (Acacia
auriculiformis), saga (Adenanthera pavonia), pulai (Alstonia scholaris), cempedak
(Arthocarpus integra), kenari (Canarium littorale), durian daun (Durio carinatus),
manggis hutan (Garcinia grandis), karet (Hevea brasillensis), pala hutan (Myristica
inners), pisang- pisang (Polyalthia sp.) dan jati (Tectona grandis).
2.2.2. Fauna
Fauna yang terdapat di Kota Pekanbaru seperti yang terdapat pada Tabel
SD-11 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015, tidak ditemukan jenis fauna yang
dilindungi. Beberapa fauna yang ditemukan di antaranya jenis hewan mamalia
seperti beruang (Helarctos malayanus), ungko (Hy alobates agilis), berang-berang
(Lutra sumatrana), landak (Hystrix brachyura ). Sedangkan jenis burung antara lain
II - 6
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
2.3. A I R
2.3.1. Kondisi Eksisting
Sumber air permukaan utama di Kota Pekanbaru adalah sungai. Sungai
memiliki fungsi yang vital dan beragam, di antaranya adalah sebagai sumber air baku
untuk pengolahan air bersih (PADM), industri, transportasi, perikanan, fungsi
rekreasi, fungsi komunikasi, fungsi konservasi (ekosistem air sungai), dan lain-lain.
Kota Pekanbaru dilewati Sungai Siak sepanjang 59 km yang merupakan sungai
terdalam di Indonesia dan yang melewati 5 kabupaten/kota dalam Provinsi Riau,
yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar, Kabupaten
Siak dan Kota Pekanbaru. Di samping itu, Kota Pekanbaru memiliki sebanyak 20 anak
sungai, yang sebagian besar bermuara ke Sungai Siak. Sungai Sail merupakan sungai
terpanjang di Kota Pekanbaru setelah Sungai Siak, dengan panjang mencapai 14 km,
sedangkan sungai yang terpendek adalah Sungai Limau dengan panjang sungai 1,28
km. Data inventarisasi sungai dan anak sungai yang ada di Kota Pekanbaru disajikan
pada Tabel SD-12 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015.
Grafik perbandingan panjang sungai dan anak sungai yang ada di Kota
Pekanbaru disajikan pada Gambar 2.4.
II - 7
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
70
60
Panjang (Km)
50
40
30
20
10
0
Sungai Sibam
Sungai Siak
Sungai Sago
Sungai Ranatu
Sungai Sail
Sungai Senapelan I
Sungai Tenayan
Sungai Ukai
Sungai Air Hitam
Sungai Rumbai
Sungai Minyak
Sungai Likud
Sungai Tarai
Sungai Teleju
Sungai Kelulut
Sungai Sidomulyo Barat
Sungai Limau
Sungai Senapelan II
Sungai Pengambang
Sungai Maharatu
Sungai Umban
Selain itu Kota Pekanbaru juga memiliki sebuah danau dan beberapa embung
atau disebut juga dengan kolam retensi. Danau Bandar Sri Kayangan merupakan
danau buatan yang terdapat di Kota Pekanbaru, memiliki luas 173,71 Ha dengan
perkiraan volume 27.000 m3. Sedangkan embung yang terdapat di Kota Pekanbaru
ada 7 buah, yaitu Kolam Retensi Dharma Wanita dengan luas 0,15 Ha dengan volume
11,682 m3, Kolam Retensi Cipta Karya dengan luas 1,9 Ha dengan volume 38 m3,
Kolam Retensi Sport Center Rumbai dengan luas 1 Ha, Kolam Retensi PT Perkebunan
V dengan luas 1,5 Ha, Kolam Retensi Main Stadion dengan luas 2 Ha, Kolam Retensi
UIN Sultan Syarif Kasim dengan luas 1 Ha dan Kolam Retensi UNRI dengan luas 1 Ha
(Tabel SD-13 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015).
II - 8
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
II - 9
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
8. Sungai Umban
Lokasi pengambilan sampel : Jembatan Jl. Umban Sari-Rumbai (00o34’35,0” dan
101o29’32,5”).
9. Sungai Tenayan
Lokasi pengambilan sampel : Jembatan Jl Karya Bakti (00o32’32,6” dan
101o29’06,7”).
10. Sungai Pengambang
Lokasi pengambilan sampel : Outlet Danau Buatan – Rumbai (00o35’01,5” dan
101o28’52,2”).
11. Sungai Sibam
Lokasi pengambilan sampel : Jembatan Jl. Garuda Sakti - Km 6 (00o29’45,5” dan
101o20’56,5”).
Hasil pengukuran dan analisis kualitas air Sungai Siak di lima titik pada dua
periode pemantauan (3 Februari dan 4 November 2015) (Tabel SD-14 Buku Data
SLHD Kota Pekanbaru 2015) menunjukkan bahwa parameter yang melebihi baku
mutu air kelas II, yaitu BOD, COD, total coliform dan H2S. Pada pemantauan I terdapat
satu lagi parameter yang tidak memenuhi baku mutu, yaitu parameter pH pada titik
pemantauan Jembatan Siak I. Berdasarkan hasil analisis semua parameter, maka
kondisi perairan Sungai Siak ruas Kota Pekanbaru dalam kondisi yang cukup
memprihatinkan.
Nilai Indeks Pencemaran (IP) dan Status Mutu Perairan dari kelima lokasi/titik
air Sungai Siak yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air disajikan pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Nilai Indeks Pencemaran dan Status Mutu Perairan
Sungai Siak Ruas Kota Pekanbaru Tahun 2015
Nilai I P Status Perairan
No Lokasi
I II I II
ST 1 Jembatan Siak II 4,02 3,78 Tercemar ringan Tercemar ringan
ST 2 Jembatan Siak I 9,35 8,15 Tercemar sedang Tercemar sedang
ST 3 Sekitar PT. AFR 9,18 8,07 Tercemar sedang Tercemar sedang
ST 4 Pelita Pantai 8,72 8,54 Tercemar sedang Tercemar sedang
ST 5 Pelindo 8,53 8,12 Tercemar sedang Tercemar sedang
Ket: I = Pemantauan 3 Februari 2015
II = Pemantauan 4 November 2015
II - 10
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
II - 11
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Nilai Indeks Pencemaran (IP) dan Status Mutu Perairan 11 Anak Sungai Siak
yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun
2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air disajikan pada Tabel 2.2.
II - 12
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Objek wisata ini selalu ramai dikunjungi pada hari libur dan akhir pekan.
Untuk mendukung kawasan ini agar semakin digemari masyarakat, tersedia beberapa
fasilitas pendukung antara lain rumah makan, sepeda air, perahu, panggung hiburan,
taman bermain dan beberapa penginapan.
Untuk fasilitas olah raga air yang berhubungan langsung dengan air, kualitas
air danau harus baik sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat yang
memanfaatkan air sebagai media olah raga. Mengingat wahana ini dikelola oleh
Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Pekanbaru maka kualitas air
Danau Bandar Khayangan/Danau Buatan tersebut wajib diketahui sehingga
masyarakat yang berekreasi dan berolah raga air tidak ada yang dirugikan akibat
kualitas air yang kurang baik. Oleh karena itu, Badan Lingkungan Hidup Kota
Pekanbaru melakukan pengambilan sampel untuk mengetahui kualitas airnya.
Pengambilan sampel dilakukan di dua titik pada 3 Februari 2015 (Pemantauan I) dan
4 November 2015 (Pemantauan II).
Berdasarkan hasil analisa kualitas air danau (Tabel SD-15 Buku Data SLHD
Kota Pekanbaru 2015), parameter BOD, COD, NO2 dan H2S melewati baku mutu
untuk air kelas II, Peraturan Pemerintah No.82 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran air, oleh karena itu untuk olah raga renang/ jetski tidak
direkomendasikan. Tingginya parameter tersebut diakibatkan limbah domestik
masyarakat yang terbawa arus Sungai Pengambang.
II - 13
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Titik Koordinat
No Lokasi
Utara Timur
A. Kecamatan Bukit Raya
1 Kelurahan Tangkerang Labuai 00o29’52,1” 101o28’25,7”
2 Kelurahan Simpang Tiga 00o27’47,99” 101o27’20”
3 Kelurahan Tangkerang Selatan 00o29’57,1” 101o27’56,2”
4 Kelurahan Tangkerang Utara 00o30’26,7” 101o28’2,2”
B. Kecamatan Tenayan Raya
1 Kelurahan Tangkerang Timur 00o29’9,1” 101o30’21,8”
2 Kelurahan Kulim 00o28’49,3” 101o31’11”
3 Kelurahan Sail 00o30’24,1” 101o29’50,2”
4 Kelurahan Rejosari 00o31’44,1” 101o28’33,6”
C. Kecamatan Rumbai Pesisir
1 Kelurahan Rumbai Bukit 00o36’6,5” 101o25’11,9”
2 Kelurahan Umban Sari 00o34’7,1” 101o24’57,5”
3 Kelurahan Sri Meranti 00o34’5,2” 101o25’0,8”
4 Kelurahan Muara Fajar 00o38’41,7” 101o26’32,4”
5 Kelurahan Palas 00o34’16,8” 101o23’8,1”
Secara umum, hasil analisa kualitas air sumur di tiga kecamatan tersebut
(Tabel SD-16 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015) sebagian besar memenuhi
baku mutu Permenkes RI Nomor 416/Menkes/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air kecuali parameter pH. Hal ini diduga kondisi tanah sumur
berada pada lahan gambut sehingga kecenderungan tanah tersebut pH rendah.
Pada pemantauan air sumur di Kelurahan Muara Fajar, parameter
kekeruhan, besi, mangan dan total coliform juga tinggi melebihi baku mutu yang
ditetapkan, hal ini dimungkinkan karena lokasi tersebut berada dekat dengan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar.
II - 14
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Tabel 2.4. Hasil Analisa Kualitas Air Sumur Penduduk Tahun 2015
Parameter
Hasil
No Lokasi Melebihi
Analisa
Baku mutu
A. Kecamatan Bukit Raya
1. Kelurahan Tangkerang Labuai Tidak layak minum pH
2. Kelurahan Simpang Tiga Tidak layak minum Suhu, pH
3. Kelurahan Tangkerang Selatan Tidak layak minum pH
4. Kelurahan Tangkerang Utara Tidak layak minum pH
B. Kecamatan Tenayan Raya
1. Kelurahan Tangkerang Timur Tidak layak minum pH
2. Kelurahan Kulim Layak minum -
3. Kelurahan Sail Tidak layak minum pH
4. Kelurahan Rejosari Tidak layak minum pH
C. Kecamatan Rumbai Pesisir
1. Kelurahan Rumbai Bukit Tidak layak minum pH
2. Kelurahan Umban Sari Tidak layak minum pH
3. Kelurahan Sri Meranti Tidak layak minum pH
4. Kelurahan Muara Fajar Tidak layak minum Kekeruhan, besi,
mangan, pH, total
coliform
5. Kelurahan Palas Layak minum -
2.4. UDARA
2.4.1. Kualitas Udara Ambien
Kualitas udara ambien di Kota Pekanbaru dapat diketahui dari pemantauan
rutin yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru melalui alat Air Quality
Monitoring System (AQMS) yang diukur dengan 3 Fixed Station, yaitu PEF 1
II - 15
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
(Pekanbaru fixed station 1) yang berada di Jl. Utama Gang Pendidikan Kulim, PEF 2 di
Jl. Ahmad Yani Sukajadi dan PEF 3 di Jl. HR. Soebrantas Panam.
Kualitas udara ambien di Kota Pekanbaru dipantau dalam rentang waktu
pengamatan selama 1 tahun dengan parameter yang dipantau adalah SO2, CO, NO2,O3
dan PM10. Hasil pemantauan kualitas udara ambien Kota Pekanbaru tahun 2015
(Tabel SD-18 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015) disajikan pada Gambar 2.5.
250
200
Konsentrasi (ug/Nm3)
150
100
50
0
PEF 1 PEF 2 PEF 3
Gambar 2.5 Perbandingan Kualitas Udara Ambien Kota Pekanbaru Tahun 2015
II - 16
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Tidak Sehat;
7,40%
Baik; 50,68%
Sedang; 30,68%
Gambar 2.6 Kualitas Udara Ambien Kota Pekanbaru dalam ISPU Tahun 2015
Apabila dicermati lebih jauh setiap bulannya, kualitas udara ambien Kota
Pekanbaru dalam ISPU yang menunjukkan kualitas udara menurun adalah pada
bulan September-Oktober 2015 dengan kondisi udara bulan September SANGAT
TIDAK SEHAT sebnayak 2 hari dan BERBAHAYA 18 hari. Sementara bulan Oktober
kondisi udara SANGAT TIDAK SEHAT sebanyak 3 hari dan BERBAHAYA 11 hari.
100%
90%
80%
70%
60% Tidak Terdata
50% Berbahaya
40% Sangat Tidak Sehat
30%
Tidak Sehat
20%
10% Sedang
0% Baik
April
Juni
Agustus
Mei
Pebruari
Oktober
Maret
Juli
Januari
Desember
November
September
II - 17
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Apabila dibandingkan dengan data tahun 2012, 2013 dan 2014, kualitas
udara ambien Kota Pekanbaru tahun 2015 menurun dengan melihat jumlah hari
dalam status BERBAHAYA (Gambar 2.8).
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2012 2013 2014 2015
II - 18
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2012 2013 2014 2015
PM10
II - 19
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
70,000
60,000
Konsentrasi 50,000
40,000
pH
30,000
DHL
20,000
10,000
0,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Gambar 2.10 Nilai pH dan DHL Kualitas Hujan Kota Pekanbaru Tahun 2015
12,000
10,000
8,000
Konsentrasi
6,000
Mg2+
4,000
2,000
0,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Gambar 2.11 Konsentrasi Anion Kualitas Hujan Kota Pekanbaru Tahun 2015
II - 20
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
2.6. IKLIM
2.6.1. Curah Hujan
Berdasarkan Tabel SD-22 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015, curah
hujan rata-rata bulanan maksimum di Kota Pekanbaru tahun 2015 terjadi pada bulan
November sebesar 411 mm sedangkan yang paling sedikit terjadi pada bulan Juli
yaitu sebesar 14 mm.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2014 curah hujan
rata-rata maksimum terjadi pada bulan Oktober sebesar 348,3 mm dan minimum
terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 13,8 mm. Tahun 2013, curah hujan rata-
rata maksimum terjadi pada bulan Desember sebesar 614 mm dan minimum terjadi
pada bulan Juni yaitu sebesar 56 mm dan tahun 2012 curah hujan rata-rata
maksimum terjadi pada bulan November sebesar 439,5 mm dan minimum terjadi
pada bulan Januari yaitu sebesar 66,7 mm.
700
600
Curah Hujan Rata-rata (mm)
500
400
300 2015
200
100
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
29
28,5
28
Suhu Udara Rata-rata (C)
27,5
27
26,5
2015
26
25,5
25
24,5
24
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
mulai tertutup oleh bangunan. Hal ini menyebabkan bencana banjir tidak dapat
dielakkan. Bencana banjir pada awalnya merupakan fenomena alam yang terjadi,
dimana intensitas curah hujan menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan
biasanya. Siklus tersebut terjadi lima tahun ataupun sepuluh tahun sekali. Namun
akhir-akhir ini, banjir yang terjadi hampir setiap tahun yang waktunya di setiap
daerah tidak bersamaan, yang sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim yang
disebabkan oleh perubahan ekosistem di muka bumi ini.
Berdasarkan Tabel BA-1 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015, dapat
dilihat luas total area yang terendam oleh banjir di Kota Pekanbaru pada tahun 2015
adalah seluas 211,74 Ha, meski banjir yang terjadi di Kota Pekanbaru tidak sampai
memakan korban jiwa (meninggal) namun pengungsi akibat banjir ini cukup besar
yaitu 38.408. Kecamatan terluas yang terendam oleh banjir adalah kecamatan
Rumbai dengan 190,5 Ha. Penyebab banjir yang terjadi di Kecamatan Rumbai
disebabkan oleh meluapnya air Sungai Siak.
Jika telah terjadi hujan lebat, sering terjadi terbentuk genangan air yang
cukup tinggi di jalan-jalan Kota Pekanbaru, namun dalam waktu singkat saja
genangan itu terbentuk, kemudian dengan cepat juga airnya surut. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan drainase yang ada tidak mampu menampung debit
air yang terbentuk akibat curah hujan yang tinggi.
II - 23
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Pekanbaru 2015). Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2014 seluas 73,777Ha
dan tahun 2013 hanya 10,1 Ha.
Kecamatan yang memiliki daerah terluas terjadi kebakaran lahan pada tahun
2015 adalah Kecamatan Payung Sekaki diikuti dengan Kecamatan Tampan.
120,000
Perkiraan Lahan Terbakar (Ha)
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
Gambar 2.14. Perkiraan Luas Lahan Terbakar di Kota Pekanbaru Tahun 2015
II - 24
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
BAB III
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
3.1. KEPENDUDUKAN
Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 632,26 Km2, pada tahun 2015 memiliki
jumlah penduduk yaitu 1.084.261 jiwa dengan pertumbuhan penduduk rata-ratanya
3,57 % dan kepadatan penduduk 1.715 jiwa/km2 (Tabel DE-1, Buku Data SLHD
Kota Pekanbaru 2015). Bila dibandingkan dengan tahun 2014, penduduk Kota
Pekanbaru berjumlah 999.031 jiwa, berarti terjadi penambahan jumlah penduduk
82.230 jiwa.
Berdasarkan Tabel DE-1, Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015,
kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Tenayan Raya 171,27 Km 2 dan
yang paling kecil adalah Kecamatan Pekanbaru Kota dengan luas 2,26 Km 2.
Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan
Tampan 193.439 jiwa dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sail dengan jumlah
27.948 jiwa. Sedangkan pertumbuhan penduduk paling tinggi tahun 2015 adalah
Kecamatan Tampan 6,68 % dan yang paling rendah adalah Kecamatan Pekanbaru
Kota 0,24 %. Sementara kepadatan penduduk, dengan membandingkan jumlah
penduduk dengan luas wilayah, yang paling padat adalah Kecamatan Sukajadi 15.590
jiwa/km2 dan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Rumbai Pesisir 495
jiwa/km2. Perbandingan luas wilayah, jumlah penduduk, pertumbahan penduduk dan
kepadatan penduduk disajikan pada Gambar 3.1 sampai dengan 3.4.
180 171,27
157,33
160
140 128,85
120
Luas (Km2)
100
80 59,81
60 43,24
40 22,05 29,74
20 4,04 3,26 2,26 3,76 6,65
0
III - 1
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
250.000
193.439
8
Pertumbuhan Penduduk (%)
7 6,68
6 5,7
5 4,55
4 3,50 3,42
3 2,57
2,05
2 1,56
1 1,01
1 0,24 0,57
0
III - 2
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
18.000
15.377 15.590
III - 3
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
jenis_kelamin_laki_laki jenis_kelamin_perempuan
III - 4
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
12.000
10.000
8.000
Siswa SD 6.000
4.000
Laki-Laki
2.000
Perempuan
-
Sukajadi
Sail
Bukit Raya
Senapelan
Rumbai
Tampan
Payung Sekaki
Tenayan Raya
Marpoyan Damai
Lima Puluh
Pekanbaru Kota
Rumbai Pesisir
Gambar 3.6 Perbandingan Jumah Siswa SD Laki-Laki dan Perempuan
Menurut Kecamatan Tahun 2015
3.000
2.500
2.000
Siswa SLTP
1.500
1.000 Laki-Laki
500 Perempuan
III - 5
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
4.500
4.000
3.500
3.000
Siswa SLTA 2.500
2.000
1.500 Laki-Laki
1.000
Perempuan
500
-
Berdasarkan Tabel DS-1A Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015 juga,
jumlah guru laki-laki dengan tingkat pendidikan diploma terdapat 1.342 orang dan
perempuan 1.939 orang, jumlah guru laki-laki dengan tingkat pendidikan sarjana
(S1) ada berjumlah 2.470 orang dan yang perempuan berjumlah 6.918 orang.
Sementara itu, jumlah guru laki-laki dengan tingkat pendidikan S2 terdapat 89 orang
dan perempuan 129 orang; guru dengan pendidikan S3 berjumlah 54 orang.
Guru dengan tingkat pendidikan diploma terbanyak terdapat di Kecamatan
Tenayan Raya dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Pekanbaru Kota. Untuk
tingkat pendidikan S1 terbanyak terdapat di Kecamatan Tampan dan paling sedikit di
Kecamatan Pekanbaru Kota. Guru laki-laki dengan tingkat pendidikan S2 terbanyak
terdapat di Kecamatan Tampan, paling sedikit di Kecamatan Bukit Raya. Sedangkan
Guru perempuan dengan tingkat pendidikan S2 paling banyak terdapat di Kecamatan
Sail dan paling sedikit di Kecamatan Bukit Raya dan Rumbai. Untuk guru dengan
pendidikan S3 paling banyak terdapat di Kecamatan Lima Puluh.
III - 6
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
350
300
250
Guru Diploma 200
150
100 Laki-Laki
50 Perempuan
1.200
1.000
800
Guru S1
600
400 Laki-Laki
200 Perempuan
III - 7
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
35
30
25
Guru S2 20
15
10 Laki-Laki
5 Perempuan
18
16
14
12
Guru S3
10
8
6
4
2
-
3.2. PERMUKIMAN
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru pada akhirnya
akan menuntut kebutuhan akan pemukiman yang sangat mempengaruhi
perkembangan wilayahnya. Melihat kepada jumlah penduduk, perkembangan
permukiman di Kota Pekanbaru saat ini bergeser ke arah kecamatan yang berada di
III - 8
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
bagian pinggir kota seperti Kecamatan Tampan, Payung Sekaki, Bukit Raya, Marpoyan
Damai dan Tenayan Raya. Kondisi ini berhubungan dengan ketersediaan lahan untuk
pemukiman yang masih ada. Sementara bagian pusat Kota Pekanbaru sudah tidak
memungkinkan lagi untuk pengembangan pemukiman mengingat kepadatan
penduduk yang sudah cukup tinggi dan ketersediaan lahan untuk pemukiman yang
sangat minim untuk pengembangan pemukiman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru, pada awal tahun
2015 terdapat 240.888 jumlah rumah tangga dengan 22.967 rumah tangga miskin
yang tersebar di 12 kecamatan di Kota Pekanbaru (Tabel SE-1 Buku Data SLHD
Kota Pekanbaru 2015). Kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terbanyak
terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir, diikuti dengan Marpoyan Damai dan Tenayan
Raya. Sedangkan Kecamatan dengan rumah tangga miskin paling sedikit terdapat di
Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan dan Sail dengan jumlah di bawah 1.000
rumah tangga.
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
III - 9
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Tampan
7,01%
Payung Sekaki
9,46%
Rumbai Marpoyan
10,71% Damai
12,52%
Senapelan
2,83%
Sukajadi
5,56% Tenayan Raya
Pekanbaru Kota
Sail Lima Puluh 11,00%
1,46%
3,30% 6,17%
III - 10
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
tangga. Sementara untuk fasilitas buang air besar bersama terdapat 12.998 rumah
tangga dan umum tidak diperoleh data.
Untuk rumah tangga yang memiliki tempat buang air besar sendiri yang
terbanyak adalah di Kecamatan Marpoyan Damai 46.698 rumah tangga dan yang
paling sedikit di Kecamatan Pekanbaru Kota 3.546 rumah tangga. Sementara yang
tidak memiliki fasilitas buang air besar, terbanyak di Kecamatan Pekanbaru Kota 559
rumah tangga.
50.000
45.000
Jumlah Rumah Tangga dengan Fasilitas
40.000
35.000
30.000
Tempat Buang Air Besar
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
Tidak Ada
III - 11
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
700,00
3.3. KESEHATAN
Masalah kesehatan pada masyarakat tidak akan pernah berhenti sampai
masyarakat sembuh. Berbagai jenis penyakit banyak dijumpai, apalagi saat ini mulai
bermunculan berbagai penyakit yang sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh
masyarakat. Indonesia adalah negara berkembang dengan ciri khas penyakit infeksi
yang tinggi, ditambah penyakit degeneratif yang sekarang sudah menempati urutan
teratas dalam penyebab kematian, seperti gizi buruk, kematian ibu
hamil/melahirkan, kematian bayi lahir hidup dan lahir mati, dan lainnya. Hingga saat
ini berbagai kasus penyakit telah ditangani dan belum tertangani baik oleh rumah
sakit, Puskesmas, maupun pada sarana kesehatan masyarakat lainnya.
Adapun penyakit utama yang diderita oleh penduduk Kota Pekanbaru dapat
pada tahun 2015 (Tabel DS-2 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru 2015), disajikan
pada Gambar 3.17. Kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas Akut
Lainnya (ISPA) merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat
Kota Pekanbaru.
III - 12
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Influenza Hipertensi
6,27% Penyakit pulpa essensial
dan peripikal (primer)
7,05% 13,91%
Pada tahun 2015, jumlah penderita penyakit ISPA berjumlah 88.716 orang
atau sebesar 39,26 % dari seluruh jenis penyakit utama di Kota Pekanbaru. Bila
dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 70.407 penderita, maka menunjukkan
peningkatan angka kasus penyakit ISPA. Tingginya peningkatan kasus penyakit ISPA
ini dipicu oleh kejadian kabut asap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran hutan
dan lahan. Pada bulan September dan Oktober 2015, kejadian kabut asap di Kota
Pekanbaru sangat hebat karena kualitas udara Kota Pekanbaru melalui pemantauan
yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru sudah berada pada
ISPU BERBAHAYA. Pada bulan September 2015 terdapat 18 hari kualitas udara
ambien Kota Pekanbaru pada ISPU BERBAHAYA sementara bulan Oktober 11 hari
dalam kategori BERBAHAYA.
3.4. PERTANIAN
Sektor pertanian di dalam pembangunan daerah merupakan salah satu
sektor yang mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakart secara berkeadilan dan berkelanjutan selaras dengan potensi daerah,
baik potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dan modal yang
tersedia. Sektor ini berperan penting bersama dengan sektor perkebunan sebagai
penggerak perekonomian daerah, mendukung pengembangan wilayah, penyerapan
III - 13
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
tenaga kerja, pendorong pengembangan industri hilir, penyedia devisa negara serta
mendukung kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Namun untuk Kota
Pekanbaru pembangunan sektor pertanian dan perkebunan meskipun memiliki
makna strategis, jika ditinjau dari aspek penyediaan pangan belumlah mampu
memenuhi kebutuhan dan aspek pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena semakin
terbatasnya dan terjadinya alih fungsi lahan menjadi pemanfaatan lainnya.
Saat ini di Kota Pekanbaru berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Pekanbaru
Tahun 2013 terdapat lahan perkebunan seluas 13.521,45 Ha dengan rincian
perkebuan karet seluas 2.776 Ha, perkebuan sawit seluas 10.732,45 Ha dengan
produksi sawitnya sebesar 14.806,45 ton serta perkebunan coklat 13 Ha (Tabel SE-3,
Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Sementara luas lahan sawah yaitu 11 Ha
yang terdapat di Kecamatan Bukit Raya seluas 7 Ha dan di Kecamatan Rumbai Pesisir
seluas 4 Ha dengan produksi sebesar 6,4 ton/Ha (Tabel SE-7, Buku Data SLHD Kota
Pekanbaru, 2015).
Sektor peternakan juga menjadi bagian yang penting di Kota Pekanbaru.
Terdapat 6 jenis hewan ternak ada di Kota Pekanbaru, yaitu sapi potong, kerbau,
kuda, kambing, domba dan babi. Pada tahun 2015, terdapat 4.612 ekor sapi potong,
438 ekor kerbau, 14 ekor kuda, 5.481 ekor kambing, 43 ekor domba dan 14.066 ekor
babi (Tabel SE-8, Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Di samping hewan
ternak, terdapat beberapa jenis hewan unggas di Kota Pekanbaru, yaitu ayam
kampung, ayam petelur, ayam pedaging dan itik. Pada tahun 2015, diperoleh data di
Kota Pekanbaru terdapat 194.433 ekor ayam kampung, 74.100 ekor ayam petelur,
7.983.644 ekor ayam pedaging dan 5.161 ekor itik.
Sesuai dengan perkembangan pembangunan Kota Pekanbaru telah pula
teradi perubahan penggunaan lahan pertanian seperti untuk pemukiman,
perkebunan dan lainnya. Perubahan pemanfaatan lahan pertanian tentunya akan
menurunkan kemampuan lahan untuk mendukung kehidupan makhluk hidup
terutama menurunnya kemampuan lahan menyediakan bahan makanan. Dari total
penggunaan lahan baru di Kota Pekanbaru hingga tahun 2013 perubahan
pemanfaatan lahan pertanian untuk pemukiman adalah yang terbesar yaitu
12.677,65 Ha atau 89,59%, untuk perkebunan yaitu 954,15 Ha atau 6,74%, untuk
perairan/kolam yaitu 53,42 Ha atau 0,38%, dan untuk lainnya yaitu 465,96 Ha atau
III - 14
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
3,29% (Tabel SE-5, Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Kondisi ini tidak
dapat dihindari oleh Kota yang berkembang pesat seperti Kota Pekanbaru ini.
3.5. INDUSTRI
Pada umumnya industri yang terdapat di Kota Pekanbaru berada di DAS Siak
yang terdiri dari industri pengolahan kelapa sawit, industri pengolahan karet, serta
industri lainnya yang di dalam proses produksinya memerlukan air dalam jumlah
besar. Namun beberapa aktivitas industri di Kota Pekanbaru yang berpotensi
mencemari lingkungan khususnya perairan masih belum melakukan pengelolaan
limbahnya secara optimal. Umumnya aktivitas industri pada akhirnya akan
mengalirkan limbahnya ke dalam perairan dalam hal ini adalah Sungai Siak atau Anak
Sungai Siak.
Berdasarkan Tabel SP-1 Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015, terdapat
7 (tujuh) industri yang ada di Kota Pekanbaru, yaitu PT. P & P Bangkinang (Pabrik
Karet Remah) dengan produksi 20.000 ton/tahun, PT. Riau Crumb Rubber Factory
atau Ricry (Pabrik Karet Remah) dengan produksi 25.260 ton/tahun, PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk (Pabrik Mie Instan) dengan produksi 1.588.814,58 ton/tahun,
PT. Asia Forestama Raya (Pengolahan Kayu) dengan produksi plywood, kap. 30.000
m3/thn, blackboard, kap. 15.000 m3/thn, poliester plywood, kap. 15.000 m3/thn,
paper overlay plywood, kap. 15.000 m3/thn, PT. Kalimantan Steel (Industri
Galvanizing Sheet Gelombang dan Plat) denga produksi 21.600 ton/tahun, PT. Surya
Intisari Raya (Pabrik Minyak Kelapa Sawit) dengan produksi 45 ton TBS/jam dan
Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas (MIGAS) dengan produksi Gas 15 MMSCFD
Air terproduksi 9,18 BWPD/hari. Ketujuh industri tersebut telah melakukan
pemantauan terhadap kualitas air limbahnya namun belum dapat dihitung beban
limbah cair karena tidak adanya data debit air limbah.
3.6. PERTAMBANGAN
Kegiatan pertambangan telah banyak memberikan kontribusi terhadap
pendapatan asli suatu daerah, selain juga terhadap penyerapan tenaga kerja dan
terbukanya berbagai peluang usaha serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun selain konstribusi tersebut, aktivitas penambangan juga dapat
III - 15
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
3.7. ENERGI
Konsumsi energi menjadi salah satu tekanan terhadap lingkungan
khususnya untuk keperluan transportasi, industri dan rumah tangga. Dengan
diketahuinya berapa konsumsi energi dalam satu tahun, dapat dihitung berapa emisi
yang dihasilkan. Semakin besar emisi yang dihasilkan maka akan semakin besar pula
tekanan terhadap lingkungan. Namun data mengenai konsumsi bahan bakar minyak
(BBM) untuk sektor industri menurut jensi bahan bakar sulit diperoleh. Hanya
tersedia data dari PT. Surya Intisari Raya (Pabrik Kelapa Sawit) yang menggunakan
7.914.844,50 biomassa untuk bahan bakarnya (Tabel SP-3 Buku Data SLHD Kota
Pekanbaru, 2015). Sementara data konsumsi bahan bakar untuk keperluan rumah
tangga per Kecamatan tidak tersedia pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Pekanbaru. Berdasarkan survey langsung ke kecamatan, hanya 5 dari 12 kecamatan
yang memiliki data konsumsi bahna bakar untuk keperluan rumah tangga, yaitu
Kecamatan Payung Sekaki, Sail, Sukajadi, Rumbai dan Rumbai Pesisir (Tabel SP-4
Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Konsumsi bahan bakar LPG paling
banyak digunakan oleh rumah tangga di Kecamatan Rumbai, minyak tanah di
Kecamatan Payung Sekaki, briket di Kecamatan Sail dan kayu bakar juga di
Kecamatan Payung Sekaki.
III - 16
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
3.8. TRANSPORTASI
Berdasarkan data dari Info Kota Pekanbaru Tahun 2015, pada awal tahun
2015 panjang jalan yang ada di Kota Pekanbaru saat ini adalah sepanjang 2.771,13
km dengan rincian jalan kota 2.610,81 km, jalan provinsi 75,60 km dan jalan nasional
84,72 km. Dari seluruh jalan kota yang ada di Kota Pekanbaru, 1.346,45 km dalam
kondisi baik (48,59 %); 579,88 km dalam kondisi sedang (20,93 %) dan 844,80 km
dalam kondisi rusak (30,49 %).
Kondisi jalan rusak yang persentasenya mencapai 30,49 % tentunya dapat
mempengaruhi mobilitas transportasi yang akhirnya akan mempengaruhi roda
perekonomian yaitu waktu tempuh semakin lama dan biaya semakin tinggi, yang
akan berpengaruh pula terhadap harga dari suatu komoditas yang akan dibutuhkan
masyarakat. Selain itu jalan rusak juga akan berimplikasi kepada semakin
bertambahnya emisi buangan dari hasil pembakaran bahan bakar dalam wilayah
yang dilalui jalur transportasi akibat waktu tempuh yang semakin lama, di samping
meningkatnya kebisingan terhadap lingkungan di sepanjang jalur transportasi yang
dilalui.
III - 17
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
Selain dampak kondisi jalan terhadap lingkungan, limbah padat dari sarana
transportasi juga memberikan dampak penurunan kualitas lingkungan. Jumlah
limbah padat dari sarana transportasi di Kota Pekanbaru tahun 2014 belum
diperoleh dari Dinas Perhubungan dan Infokom Kota Pekanbaru (Tabel SP-5 Buku
Data SLHD Kota Pekanbaru 2015), hanya luasannya. Secara umumnya sampah dari
sarana transportasi berasal dari sarana tranportasi angkutan umum, pelabuhan
sungai dan pelabuhan laut. Jumlah sampah dari sarana transportasi akan meningkat
apabila arus keluar masuk sarana transportasi di Kota Pekanbaru mengalami
peningkatan dari hari ke harinya.
3.9. PARIWISATA
Kegiatan pariwisata saat ini telah menjadi salah satu penghasil devisa bagi
negara dan penyumbang pendapatan asli suatu daerah dimana pariwisata itu berada.
Namun keberlangsungan kegiatan pariwisata sangat ditentukan oleh baik-buruknya
kualitas lingkungan. Pariwisata tidak akan berkembang tanpa adanya lingkungan
yang baik. Pengembangan pariwisata harus selalu memperhatikan kualitas
lingkungan, karena dalam industri pariwisata yang sebenarnya dijual atau menjadi
daya tariknya adalah lingkungannya.
Sebagai kota metropolitan tentunya Pemerintah Kota Pekanbaru menanggapi
pembangunan pariwisata Kota Pekanbaru dengan harapan bahwa aktivitas ini dapat
menggantikan sektor migas yang selama ini selalu diandalkan dalam penerimaan
pendapatan asli daerah (PAD). Hal ini sangat disadari bahwa sektor pariwisata ini
merupakan salah satu sektor yang akan sangat menjanjikan dan dapat memacu
peningkatan PAD Kota Pekanbaru serta mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat. Di Kota Pekanbaru banyak terdapat objek wisata yang layak untuk
dikunjungi oleh masyarakat baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Jenis objek wisata yang ada di Kota Pekanbaru, di antaranya wisata religi
Masjid Raya Pekanbaru di Kecamatan Senapelan seluas 3,5208 Ha dengan jumlah
pengunjung 15.000.000 orang per tahun, wisata sejarah Monumen Lokomotif di
Kecamatan Bukit Raya seluas 0,17 Ha dengan jumlah pengunjung 450 orang per
tahun, wisata alam Danau Bandar Khayangan (Danau Buatan) di Kecamatan Rumbai
Pesisir seluas 14 Ha dengan jumlah pengunjung 53.000.000 orang pertahun, wisata
III - 18
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
2.000
1.500 2.855
60%
1.000 75%
65%
500 1.054 50%
75% 915
630 451
300
-
Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1 Non
Bintang
kualitasnya agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Pada tahun 2015,
Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru telah melakukan upaya untuk memantau
limbah cair kegiatan perhotelan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Pemantauan Kualitas Limbah Cair Hotel/Penginapan
di Kota Pekanbaru Tahun 2015
Kualitas
Limbah Cair
No. Nama Hotel/Penginapan Waktu Pemantauan
(mg/L)
BOD COD
1. Hotel Pangeran Jl. Jend. Sudirman 12 November 2015 62,9 362,7
2. Hotel Arya Duta Jl. Diponegoro 12 November 2015 16,3 61,5
3. Hotel Premier Jl. Jend. Sudirman 12 November 2015 73,9 426,5
4. Hotel Grand Central Jl. Jend. Sudirman 12 November 2015 37,6 228,5
III - 20
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
menjadi sangat efektif dalam upaya memberantas hama dan penyakit di lahan-lahan
pertanian, perkebunan dan pemukiman, bahkan juga digunakan di kolam-kolam atau
tambak. Mengingat kebutuhan dan kegunaan pestisida tersebut, maka telah banyak
produk pestisida yang beredar di masyarakat, dimana masing-masing jenis pestisida
tersebut memiliki fungsi dan daya racun yang berbeda-beda. Di samping dapat
membantu manusia dalam usaha mengatasi gangguan hama dan penyakit, namun
penerapan penggunaan pestisida akan memberi pengaruh besar terhadap organisme
atau lingkungan lain yang bukan sasaran, yang dapat terjadi jika residu pestisida
masuk ke lingkungan baik disengaja maupun tidak.
Namun untuk Kota Pekanbaru data penggunaan pupuk dan pestisida di tiap
kecamatan tidak diperoleh. Hal ini mengingat bahwa kegiatan pertanian di Kota
Pekanbaru dilakukan secara temporal atau situasional. Kegiatan pertanian dan
perkebunan umumnya dilakukan oleh masyarakat yang meminjam lahan areal
pertanian dan perkebunan kepada pemilik lahan atau tanah, dan apabila pemilik
lahan atau tanah ingin menggunakannya untuk keperluannya maka petani atau
pekebun tersebut akan berpindah dan mencari tempat lain yang dianggap cocok dan
layak untuk dijadikan lahan pertanian dan perkebunan. Sehingga menjadi sulit untuk
memperoleh data mengenai luas lahan dan juga penggunaan pupuk serta pestisida
dari kegiatan pertanian dan perkebunan.
Untuk pengelolaan limbah B3 dari sektor pertanian dan perkebunan belum
diperoleh informasi tentang bagaimana upaya yang dilakukan mengingat kondisi yang telah
disebutkan sebelumnya. Namun terkait dengan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan oleh
perusahaan yang ada di Kota Pekanbaru, hingga saat ini beberapa perusahaan yang
memperoleh izin mengelola limbah B3 baru sampai kepada upaya penyimpanan limbah B3
saja. Sementara untuk upaya pengumpulan, reduksi, pengangkutan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penimbunan limbah B3 belum ada. Pada tahun 2015, terdapat 11
perusahaan yang dikeluarkan Izin Tempat Penyimpanan Limbah B3 (Tabel SP-11 Buku
Data SLHD Kota Pekanbaru 2015), yaitu Rumah Sakit Syafira, PT. Buditani Kembang
Jaya (Pabrik Kelapa Sawit), PT. Agung Automall Pekanbaru (Showroom dan Perbengkelan),
PT. Nirwana Turisindo (Hotel The Premiere), PT. Zuri Hotel Manajemen (Hotel Grand Zuri),
PT. United Tractors Pekanbaru (Penjualan dan Servis Alat Berat), PT. Harmoni Mitra Utama
(Transportasi dan Pergudangan), RSUD Petala Bumi, PT. Astra International Tbk (Showroom
III - 21
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
dan Perbengkelan), PT. Pekan Perkasa Berlian Motor (Showroom dan Perbengkelan) dan PT.
Panca Eka Bina Plywood Industry.
III - 22
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
IV - 1
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
bank sampah, gotong royong, pembersihan drainase dan pembangunan MCK Plus di
2 kecamatan di Kota Pekanbaru.
4.2. AMDAL
Dalam rangka mendorong terwujudnya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup di Kota Pekanbaru, diperlukan adanya dokumen lingkungan
sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam menjalankan usahanya secara
berkelanjutan sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 3 ayat
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL.
Dengan dimasukkannya analisis mengenai dampak lingkungan hidup ke
dalam proses perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan, maka pengambil
keputusan akan memperoleh pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai
berbagai aspek usaha dan/atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil keputusan
optimal dari berbagai alternatif yang tersedia. AMDAL merupakan salah satu alat
bagi pengambil keputusan untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup
guna mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.
Pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah dokumen lingkungan yang
dinilai dan diperiksa oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru, baik dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) maupun UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantaua Lingkungan Hidup) (kegiatan
tidak wajib AMDAL). Peningkatan jumlah dokumen lingkungan menunjukkan bahwa
kepedulian pelaku usaha terhadap lingkungan di Kota Pekanbaru semakin meningkat.
Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 95 dokumen, terdiri 6 Dokumen DELH
(Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) setara dokumen AMDAL, 26 Dokumen DPLH
(Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup) setara dokumen UKL-UPL, 5 Dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan 58 Dokumen UKL-UPL
(Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
IV - 2
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
(Tabel UP-3, Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015). Izin Lingkungan adalah izin
yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Perbandingan jumlah dokumen lingkungan yang telah disahkan oleh BLH Kota
Pekanbaru sejak tahun 2006 hingga 2015 disajikan pada Gambar 4.1.
90
84
Jumlah Dokumen Lingkungan Hidup
80
70
60
48
50 49
44
40
30 27
30
20 20
20
15 16 11
10 5
0 2 1 1 2 1 1 1
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
AMDAL UKL-UPL
IV - 3
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
IV - 4
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
IV - 5
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
IV - 6
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
IV - 7
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru 2015
4.5. KELEMBAGAAN
4.5.1. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan adalah produk hukum yang berkaitan dengan lingkungan. Produk hukum
yang berkaitan dengan pembangunan dan lingkungan merupakan salah satu bentuk
respons terhadap perubahan lingkungan dan sumberdaya alam yang terjadi, akibat
aktivitas manusia dalam pembangunan yang memanfaatkan lingkungan dan
sumberdaya alam tersebut. Semenjak Tahun 2001 hingga 2015, telah diterbitkan
sebanyak 16 Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota
Pekanbaru (Tabel UP-9, Buku Data SLHD Kota Pekanbaru, 2015).
IV - 9