Anda di halaman 1dari 74

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIROHMAANIROHIM

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT kami telah


menyelesaikan dokumen UKL & UPL Puskesmas sebagai Prasyarat Utama
pendirian Puskesmas Dengan tersusunnya Dokumen UKL & UPL ini diharapkan jadi
landasan pokok untuk semua persyaratan proses legalitas Puskesmas. Hal ini
sesuai dengan Undang – Undang no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan / Atau
Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan / Atau Kegiatan Tetapi Belum
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup. Semoga dengan tersusunnya dokumen
UKL & UPL ini dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi Instansi maupun
Dinas terkait dalam memproses perizinan lingkungan Puskesmas.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan yang telah membimbing serta
mengarahkan dalam penyusunan dokumen UKL & UPL ini.

Hormat Kami,
Kepala Puskesmas Mowila

BINSAR, SKM., M.Kes


NIP. 19810216200604 1 009

1 | U K L - U P L 2 0 22
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI ................................................................................................... 2
BAB I IDENTITAS KEPALA PUSKESMAS…………………………………….. 6
................................................................
1.1.1 Nama dan Alamat Kepala Puskesmas…………………………. 6
…………….................................
1.1.2 Penanggung Jawab UKL-UPL .................................................. 6

BAB II RENCANA USAHA DAN KEGIATAN


2.1 Rencana Usaha Dan/Kegiatan ................................................ 6
2.2 Lokasi Rencana Usaha Dan/Kegiatan ...................................... 6
2.2.1 Jenis Kapasitas Pelayanan Puskesmas ................................... 7
2.2.2 Tenaga Kerja ............................................................................ 8
2.2.3 Kondisi Bangunan .................................................................... 8
2.2.4 Limbah Dan Fasilitas Sanitasi .................................................. 9
2.2.5 Fasilitas Sanitasi di Lingkungan Puskesmas ............................ 9
2.2.6 Fasilitas Untuk Penanganan Sistem Tanggap Darurat 10
................
2.2.7 Pencegahan Infeksi Nosokomial .............................................. 11
2.2.8 Jadwal Kegiatan ....................................................................... 11
2.3 Garis Besar Komponen Rencana Usaha Dan/Kegiatan ........... 12
2.3.1 Tahap Pra Kontruksi ................................................................. 12
2.3.2 Tahap Kontruksi ....................................................................... 12
2.3.3 Tahap Operasional ................................................................... 14

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP YANG AKAN TERJADI


3.1 Kegiatan Yang Menjadi Sumber Dampak Terhadap
Lingkungan Hidup ..................................................................... 18
3.1.1 Tahap Pra Kontruksi ................................................................. 18
3.1.2 Tahap Kontruksi ....................................................................... 1

2 | U K L - U P L 2 0 22
3.1.3 Tahap Operasional .................................................................... 20
3.1.4 Tahap Pasca Operasional ......................................................... 22
2 * Tabel 3.1 Matriks Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi .... 22

3.2. Program Pemantauan Lingkungan Hidup .... 53


3.2.2 Program Pemantauan Lingkungan Hidup.................................. 53
A. Tahap Pra Kontruksi ............................................................. 53
B. Tahap Kontruksi .................................................................... 54
C. Tahap Operasional ............................................................... 66
D. Tahap Pasca Operasi…………………………………………… 72

3 | U K L - U P L 2 0 22
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis dan Kapasitas Pelayanan Puskesmas Tahun 2021................ 7


Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja ....................................................................... 8
Tabel 2.3 Kegiatan Pengoperasian Puskesmas .............................................. 11
Tabel 3.1 Matrik Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi ............................... 22

4 | U K L - U P L 2 0 22
BAB I

IDENTITAS PUSKESMAS

Identitas Puskesmas Dan Penanggung Jawab UKL - UPL

1.1.1. Nama dan Alamat Pemrakarsa

Nama Puskesmas : Puskesmas Mowila

Bidang Usaha : Jasa Pelayanan Kesehatan

Penanggungjawab : Kepala UPTD Puskesmas Mowila

Alamat Kantor : Jl poros Mowila-Sabulakoa No. 3

Desa Mowila Kec. Mowila Kab.Konawe Selatan

1.1.2 Penanggung Jawab UKL dan UPL

Penanggung Jawab : Kepala UPTD Puskesmas Mowila

Alamat Kantor : Jl poros Mowila-Sabulakoa No. 3

Desa Mowila Kec. Mowila Kab.Konawe Selatan

5 | U K L - U P L 2 0 22
BAB II

RENCANA USAHA DAN/KEGIATAN

2.1 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Puskesmas Mowila merupakan Puskesmas yang berada di Kecamatan


Mowila, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
karakteristik wilayah kerja Terpencil (T) dan kemampuan penyelenggaraan
rawat inap. Kecamatan Mowila berada pada posisi paling timur dari Kabupaten
Konawe Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut : .
Batas sebelah Timur : Kecamatan Landono
Batas sebelah Barat : Kecamatan Angata
Batas sebelah Utara : Kecamatan Sabulakoa
Batas sebelah Selatan : Kecamatan Baito

2.2.1 Jenis dan Kapasitas Pelayanan Puskesmas


Adapun jenis dan kapasitas pelayanan UPTD Puskesmas Mowila
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jenis dan Kapasitas Pelayanan Puskesmas Tahun 2022
No Jenis Pelayanan Kapasitas Pelayanan
(Pasien/bulan)

1 Ruang Pemeriksaan Umum 250


(Rawat Jalan)
2 (Rawat
Ruang Jalan)
Pemeriksaan Gigi dan
Mulut
3 Ruang Pemeriksaan KIA/KB
4 Ruang Laboratorium
5 Ruang Farmasi
6 Pelayanan Gawat Darurat
7 Ruang Klinik Sanitasi

2.2.2 Tenaga Kerja


Jumlah tenaga kerja Puskesmas sebanyak 70 orang meliputi tenaga
medis (Dokter Umum & Dokter Gigi) & paramedis D3 Kebidanan) seluruh
tenaga kerja adalah sebagian besar masyarakat di wilayah Kabupaten
Konawe Selatan Secara rinci dapat dijelaskan sebagaimana tabel berikut :

6 | U K L - U P L 2 0 22
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
1 Tenaga Medis
Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
2 Paramedis
SI Keperawatan
D3 Keperawatan 0
D3 Kebidanan 7
Perawat Gigi 0
3 Paramedis Non Perawat
Apoteker 0
Asisten Apoteker 0
4 Tenaga Keteknisan
Analis Kesehatan 0
Sanitarian 0
Nutrisionist 0
5 Tenaga Non Kesehatan
Sarjana 0
Diploma 0
SMU 0
SMP 0
SD 0
JUMLAH 10

2.2.3 Kondisi Bangunan


Bangunan Puskesmas adalah gedung permanen terdiri 2 lantai, terbuat
dari konstruksi beton dan tembok Keadaan fisik bangunan adalah sebagai
berikut :
 Lantai
Lantai seluruhnya terbuat dari keramik dan porselin yang kedap air,
permukaan rata dan mudah dibersihkan, warna lantai cream.
 Dinding
Dinding bangunan gedung terbuat dari tembok yang diplester rata Cat
dinding yang digunakan adalah jenis cat tahan air sehingga dinding kotor
dapat mudah dibersihkan dengan air
Dinding keseluruhan berwarna Cream.
 Ventilasi
Ventilasi udara digunakan jendela pada setiap ruang dan dilengkapi
kipas angin
 Atap dan langit-langit
Atap bangunan berupa genting dan pada langit-langit gedung terbuat dari
calsiboard
 Jaringan Instalasi
Jaringan instalasi meliputi jaringan air bersih, air
kotor/buangan,komputer dan sound system

7 | U K L - U P L 2 0 22
2.2.4 Limbah dan Fasilitas Sanitasi
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional berupa limbah padat
infeksius (Bahan Bebahaya dan Beracun/B3), limbah padat domestik dan
limbah cair dengan uraian sebagai berikut :
o Limbah padat infeksius adalah limbah yang berasal dari kegiatan
perawatan medis, berupa jarum suntik, jarum infus, kasa, cateter,
ampul/vial dan lain sebagainya
o Limbah padat domestik berasal dari dapur dan kegiatan perkantoran
o Limbah cair medis yang bersifat infeksius dari pembersihan/perawatan dan
pencucian penderita dan peralatan yang mengandung bakteri/kuman
penyakit
o Limbah cair domestik berasal dari kegiatan mandi cuci karyawan/toilet

2.2.5 Fasilitas Sanitasi di lingkungan Puskesmas meliputi :


- Fasilitas penyediaan air bersih
- Fasilitas toilet dan kamar mandi
- Fasilitas pembangunan sampah/limbah padat
- Fasilitas pengolahan air limbah

8 | U K L - U P L 2 0 22
9 | U K L - U P L 2 0 22
10 | U K L - U P L 2 0 22
 Fasilitas Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan berasal dari Sumur Bor ditampung
dalam tandon dan selanjutnya difiltrasi terlebih dahulu sebelum
didistribusikan ke masing-masing ruangan.
 Fasilitas toilet dan kamar mandi
Jumlah toilet dan kamar mandi yang dimiliki Puskesmas adalah 2 buah
 Fasilitas pembuangan limbah padat/sampah
Fasilitas pembuangan limbah padat terbagi menjadi 2 jenis yaitu sampah
medis dan sampah non medis (domestik) Sampah domestik berasal dari
dapur, ruang rawat jalan dan ruang administrasi, ditampung sementara
kemudian dibakar.
Sampah Infeksius ditampung sementara dalam wadah khusus dan
selanjutnya bekerjasama dengan pihak ke 3 untuk di musnahkan
 Fasilitas Pengolahan Air Limbah
Limbah cair yang berasal dari pembersihan/perawatan, kamar mandi
disalurkan menuju pengolahan air limbah. Pengolahan Air Limbah yang
dimiliki adalah system an aerob tertutup sehingga bakteri an aerob yang
berkembang dalam IPAL akan menghancurkan semua kandungan
polutan efektif Lumpur IPAL yang sudah stabil akan dibersihkan 2-4
tahun sekali.

2.2.6 Fasilitas untuk Penanganan Sistem Tanggap Darurat


Upaya penanganan keadaan bahaya kebakaran selama kegiatan
adalah sebagai berikut :
o Tersedianya Alat Pemadam Api Ringan disebelah pelayanan gawat
darurat, Laboraturium, diantara ruang kapus dan ruang kasubag TU
o Adanya pedoman Standar Operation Prosedure dalam
penanggulangan keadaan darurat seperti kebakaran, ledakan dan lain
sebagainya
o Pelatihan penanggulangan bencana
o Apabila ada bencana yang harus dilakukan untuk pasien dan karyawan
harus berlari ke Assembly Point (titik kumpul)

11 | U K L - U P L 2 0 22
2.2.7 Pencegahan Infeksi Nosokomial
Fasilitas sanitasi yang ada saat ini di Puskesmas merupakan salah
satu tindakan yang dilakukan puskesmas guna mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.
Secara rinci uraian mengenai pencegahan yang dilakukan terhadap
infeksi nosokomial adalah :
1. Upaya sanitasi dengan menjaga kebersihan, lantai, dinding, ventilasi dan
sebagainya
2. Upaya pengelolaan sampah Puskesmas
3. Upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
4. Upaya teknik aseptic yang dikuasai oleh Petugas Puskesmas
5. Upaya pengawasan hygiene makanan dan minuman di Puskesmas
6. Upaya pemberantasan terhadap tikus dan serangga dari Puskesmas
7. Upaya pengorganisasian dari sanitasi Puskesmas
8. Reporting dan recording pada pasien
9. Upaya Pencegahan dan pengendalian infeksi yang meliputi : cuci tangan,
penggunaan APD saat melakukan tugas, desinfeksi tingkat tinggi dan
sterilisasi, tindakan aseptis dan aspirasi sebelum menyuntik, KIE etika
batu, pembuangan jarum suntik memenuhi standar

2.2.8 Jadwal kegiatan


Adapun tahapan kegiatan pengoperasian UPTD Puskesmas Mowila
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Kegiatan Pengoperasian Puskesmas
No Tahapan Tahun
1. Pra Kontruksi (Pembebasan lahan) 2022
2. Tahap Kontruksi (Kapan dibangunnya) 2022
3 Tahap Operasi (selesai pembangunan 2023
sampai sekarang)

12 | U K L - U P L 2 0 22
2.3 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/
Kegiatan

2.3.1 Tahap Pra Kontruksi


Kegiatan pada tahap pra kontruksi yaitu
1. Pembebasan lahan
Pada tahap ini tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan
mengingat lokasi tersebut merupakan lahan kosong.

2.3.2 Tahap Konstruksi


Pada tahap konstruksi kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
1. Penerimaan tenaga kerja
Kegiatan proyek akan menggunakan tenaga kerja terampil dan tenaga
kerja kasar.

2. Mobilisasi alat berat dan material


Mobilitas alat dan material yang dimaksud disini adalah mendatangkan
peralatan dan material kelokasi proyek Adapun bahan – bahan untuk
pekerjaan sipil seperti semen , pasir, krikil, batu bata, kayu, dan pipa

3. Pemancangan tiang pancang dan pondasi


Jenis tiang pancang dan pondasi dirancang dan dibangun berdasarkan
kondisi tanah yang ada serta disesuaikan dengan peruntukan
bangunan yang akan dibangun. Puskesmas di bangun 1 (satu) lantai
sebagai tempat pelayanan dan sebagai tempat administrasi

13 | U K L - U P L 2 0 22
4. Pembangunan Puskesmas
Pembangunan ruang bangunan puskesmas dilakukan berdasarkan
rencana / site plain dan disesuaikan dengan kebutuhan ruang
puskesmas mulai dari ruang administrasi, ruang pemeriksaan, pelayanan
gawat darurat dan seterusnya

5. Pembuatan IPAL
Pada pengembangan Puskesmas dibangun Instalasi pengolahan limbah
system fisika, kimia, biologi, yang akan dilengkapi dengan bak control.

6. Pembuatan saluran / drainase dan saluran air limbah


Pembangunan saluran drainase dihubungkan dengan laut diperuntukkan
untuk saluran pembuangan air limbah domestik dari dapur, sedangkan
buangan air limbah yang berasal dari kegiatan medis setelah diolah
pada unit pengolah limbah dialirkan melalui saluran tersendiri, masing
masing dilengkapi dengan bak control, sehingga terdapat 2 (dua) saluran
menuju outlet yang tidak mengalir kemana mana.

7. Pembuatan Sumur
Guna memenuhi kebutuhan air bersih di Puskesmas maka di buat
sumur bor di dalam lokasi kegiatan, karena dilokasi ini tidak ada jaringan
air PDAM

8. Demobilisasi alat berat


Pada akhir tahap kontruksi ini dilakukan pekerjaan pengembalian alat –
alat berat yang digunakan selama kegiatan kontruksi mulai dari
pembersihan lahan sampai pembangunan Puskesmas

9. Rasionalisasi tenaga kerja


Dengan berakhirnya kegiatan kontruksi Puskesmas maka akan
dilakukan rasionalisasi tenaga kerja tidak tetap dan tenaga non skill yang
bekerja selama kegiatan kontruksi Kegiatan ini dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan serta ketentuan yang berlaku

14 | U K L - U P L 2 0 22
2.3.3 Tahap Operasional
Pada tahap operasional Puskesmas jenis kegiatan yang dilakukan
adalah :

1. Penerimaan Tenaga Kerja


Pada tahap awal kegiatan operasional, dibutuhkan tenaga kerja yang
terdiri dari tenaga medis, non medis, kesehatan, umum, dan administrasi

2. Kegiatan Pelayanan Medis


Kegiatan pelayanan medis meliputi kegiatan rawat jalan, kegiatan
pelayanan gawat darurat, dst
 Kegiatan rawat jalan
Kegiatan rawat jalan meliputi :
- Ruang Pemeriksaan Umum
- Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
- Ruang Pemeriksaan Anak
- Ruang Imunisasi dan Klinik Sanitasi
- Ruang KIA-KB
- Ruang Laboraturium
- Ruang Farmasi

15 | U K L - U P L 2 0 22
Untuk tiap-tiap ruangan minimal menjadi tanggung jawab seorang dokter yang
dibantu oleh seorang perawat/bidan. Ruang pemeriksaan tersebut mempunyai fungsi
utama untuk mengelola seluruh kegiatan bagian pelayanan medis dan melaksanakan
pelayanan medis penderita rawat jalan, dengan tugas antara lain :
- Melaksanakan tugas pelayanan medis rawat jalan
- Membuat laporan kunjungan penderita rawat jalan
- Melakukan Inventarisasi ruang pemeriksaan
- Mempersiapkan semua keperluan pemeriksaan dokter
- Melaksanakan penyuntikan terhadap penderita atas instruksi dokter
- Mengisi kartu status setiap penderita
- Menurunkan konsul penderita ke unit di bagian penunjang medis

16 | U K L - U P L 2 0 22
`
 Alur Pelayanan Medis

Pasien datang untuk berobat mengambil kartu antrian, dengan


membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu berobat, kartu peserta (JKN-
KIS) ke loket. Petugas loket menanyakan keluhan dan menanyakan mau
berobat di unit rawat jalan mana. Setelah dari unit rawat jalan yang dituju
pasien bisa diarahkan ke laboraturium/keruang pelayanan gawat darurat
untuk rujuk luar atau dalam dan atau langsung keruang farmasi untuk
mengambil obat setelah itu pasien pulang.

17 | U K L - U P L 2 0 22
 Pelayanan Gawat Darurat
Kegiatan Pelayanan Gawat Darurat yang disiapkan dengan 3 tempat
tidur yang beroperasi selama 24 jam, dengan bertujuan untuk melayani
penderita yang memerlukan tindakan segera.

4. Penunjang Medis
Kegiatan penunjang medis merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan
untuk membantu pelayanan medis dilingkungan Puskesmas antara lain :
- Laboratorium, yaitu untuk menunjang dan membantu diagnosa suatu
penyakit serta unutk mengetahui hasil dari pengobatan
- Pelayananan Gizi, yaitu unit yang melayani kebutuhan asupan gizi pada
makanan yang di berikan untuk pasien rawat jalan.
- Pelayananan Klinik Sanitasi, yaitu yang melayani pasien apabila
membutuhkan rujukan ke klinik sanitasi terutama untuk penyakit yang
berbasis lingkungan
- Pelayananan Farmasi, yaitu unit yang mengelola dan melayani
kebutuhan obat – obatan baik untuk rawat jalan maupun di Puskesmas
5. Kegiatan Pelayanan Non Medis
Kegiatan pelayanan non medis meliputi :
 Kegiatan penyelenggaraan makanan
 Perkantoran
 MCK
 Kebersihan/ cleaning service
 Operasional genset
Alur kegiatan secara umum meliputi : kegiatan medis, non medis dan
penunjang lainnya seperti kegiatan di ruang rawat jalan, pelayanan
gawat darurat, laboratorium, penyelenggaraan makanan, kamar obat dan
lainnya yang saling terkait

18 | U K L - U P L 2 0 22
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
YANG AKAN TERJADI
Kegiatan operasional Puskesmas dapat menimbulkan dampak pada
komponen lingkungan (geofisik-kimia, biotis, sosial budaya, kesehatan masyarakat)
yang uraiannya sebagai berikut :

3.1. Kegiatan Yang Menjadi Sumber Dampak Terhadap


Lingkungan Hidup
3.1.1. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap ini meliputi kegiatan pembebasan lahan dan perijinan. Tahap ini
sebagian sudah terlewati. Namun adanya rencana pengembangan
Puskesmas di masa mendatang, maka tahap pra konstruksi akan
berlangsung kembali.

1. Pembebasan lahan
Tahap ini diperkirakan akan menimbulkan sikap dan persepsi dari
masyarakat, baik persepsi positif maupun persepsi negative.

2. Pengurusan Perijinan
Pada proses pengurusan perijinan kemungkinan dampak yang timbul
adalah adanya sikap dan persepsi masyarakat terhadap adanya
Puskesmas .

3.1.2. Tahap Konstruksi


Pada tahap ini meliputi pekerjaan persiapan (mobilisasi peralatan dan
material serta penerimaan tenaga kerja) dan pekerjaan sipil
pembangunan. Tahap ini masih berlangsung mengingat kebutuhan
pelayanan yang terus meningkat di tahun mendatang. Secara rinci
kegiatan Konstruksi meliputi;

19 | U K L - U P L 2 0 22
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan pembangunan Puskesmas akan membutuhkan tenaga kerja
yang akan melakukan pekerjaan sipil, pekerjaan mekanikal, pekerjaan
kelistrikan, dan pekerjaan instrumentasi. Mobilisasi tenaga kerja
dilakukan secara bertahap dengan tingkat kebutuhan bervariasi. Pada
tahap ini diperkirakan akan menimbulkan dampak positif karena
adanya peluang kerja atau terbukanya peluang kerja.

2. Mobilisasi alat berat dan material


Aktifitas alat – alat berat serta transportasi bahan material akan
berpotensi menimbulkan dampak menurunnya kualitas udara,
peningkatan kebisingan.

3. Pemancangan tiang pancang dan pondasi


Dalam pekerjaan ini banyak dilakukan penggalian tanah sehingga
berpotensi menimbulkan dampak menurunnya kualitas udara,
peningkatan kebisingan, dan kecelakaan kerja.

4. Pembangunan Puskesmas
Pembangunan Puskesmas berpotensi menimbulkan dampak
menurunnya kualitas udara, peningkatan kebisingan, serta genangan
air hujan.

5. Pembuatan IPAL
Pembuatan Instalasi Pembuangan Air Limbah berpotensi menimbulkan
dampak menurunya kualitas udara, peningkatan kebisingan, serta
genangan air hujan.

6. Pembuatan saluran / drainase dan saluran air limbah.


Pada tahap ini diperkirakan akan menimbulkan dampak
menurunnya kualitas udara dan banyaknya lubang tanah yang
menyebabkan genangan air.

20 | U K L - U P L 2 0 22
7. Pembuatan Sumur
Dalam pembuatan sumur ini berpotensi menimbulkan dampak
peningkatan kebisingan serta menurunya kuantitas air tanah disekitar
lokasi Puskesmas

8. Demobilisasi alat berat


Pada tahap ini diperkirakan akan menimbulkan dampak menurunnya
kualitas udara karena asap dan debu yang bersumber dari kendaraan
yang mengangkut alat dan sisa material, peningkatan kebisingan, dan
kerusakan jalan

9. Rasionalisasi tenaga kerja


Berakhirnya kegiatan pembangunan pada tahap konstruksi, maka
selesai pekerjaan tenaga kerja kasar dan tenaga bangunan, sehingga
dampak yang kemungkinan terjadi adalah adanya penurunan
kesempatan keja.

3.1.3. Tahap Operasional


Pada tahap ini adalah kegiatan pengoperasian Puskesmas .

1. Penerimaan Tenaga Kerja.


Pada tahap awal kegiatan operasional , perlu penyediaan tenaga
kerja yang sesuai sehingga di lakukan rekrutmen pegawai melalui
seleksi. Pada tahap ini kemungkinan akan timbul dampak positif
karena adanya peluang kerja, dan dampak negatif adanya
kecemburuan social.

2. Kegiatan Pelayanan Medis


Meliputi :
 Kegiatan Rawat Jalan (poliklinik), yang berpotensi
menimbulkan dampak adanya sampah dan limbah medis.
 Pelayanan Unit Gawat Darurat yang berpotensi menimbulkan
dampak adanya kebisingan akibat suara ambulans serta
timbulnya sampah dan limbah medis.

21 | U K L - U P L 2 0 22
3. Penunjang Medis
 Laboratorium medis yang berpotensi menimbulkan dampak
adanya sampah dan limbah medis.
 Pelayanan Gizi yang berpotensi menimbulkan dampak adanya
sampah domestik.
 Pelayanan farmasi yang berpotensi menimbulkan dampak
adanya sampah bekas pembungkus obat serta bau obat -
obatan.

5. Kegiatan Pelayanan Non Medis


 Perkantoran, kegiatan pelayanan administrasi menyebabkan
timbulnya sampah berupa kertas.
 MCK, kegiatan ini berpotensi menghasilkan limbah cair
domestic dan terjadi peningkatan penggunaan air bersih.
 Operasional genset sebagai cadangan energy yang akan
menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, dan
menurunnya kualitas udara

22 | U K L - U P L 2 0 22
3.1.4. Tahap Pasca Operasi
1. Pemutusan hubungan
Dampak yang akan terjadi pada tahap ini diperkirakan timbulnya
keresahan pada masayarakat karena adanya PHK yang
mengakibatkan berkurangnya penurunan kesempatan kerja.
2. Pembersihan lahan
Dampak yang akan terjadi pada tahap ini adalah penurunan kualitas
udara, dan timbulnya sampah.
Selanjutnya dampak lingkungan yang terjadi dapat di lihat pada :
Tabel 3.1 Matriks Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi

Besaran
No. Sumber Dampak Jenis Dampak Keterangan
Dampak

Tahap Pra Konstruksi


1. Pembebasan Lahan Timbulnya Sikap & Jumlah
Persepsi masyarakat dalam
masyarakat perubahan
persepsinya terkait
adanya aktifitas
baru
pembangunan
UPTD
Puskesmas
Mowila

2. Pengurusan Perizinan Timbulnya Sikap & Jumlah


Persepsi masyarakat dalam
masyarakat perubahan
persepsinya terkait
adanya perizinan
untuk rencana
usaha/kegiatan
Puskesmas
Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Terbukanya Jumlah tenaga Terbukanya
Kesempatan kerja kerja yang kesempatan kerja
dibutuhkan bagi masyarakat ini
akan memunculkan
persepsi positif
masyarakat lokal jika
banyak penduduk
lokal yang terserap
sebagai tenaga
kerja.

23 | U K L - U P L 2 0 22
Besaran
No. Sumber Dampak Jenis Dampak Keterangan
Dampak
2. Mobilisasi Alat Berat dan Penurunan kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
Material udara kualitas udara termasuk debu diukur
sebelum dan sesudah
ada kegiatan
pematangan lahan
sehingga diketahui
penurunan kualitas
udara yang terjadi
Peningkatan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur dari
kebisingan awal sebelum
kegiatan berlangsung
dan pada saat
kegiatan berlangsung
sehingga di ketahui
tingkat kebisingannya
Kerusakan jalan Presentase Kerusakan dilihat
kerusakan jalan pada kondisi jalan
pada ruas jalan yang dilewati untuk
yang dilalui kegiatan Mobilisasi
kendaraan menuju Alat Berat dan
dan keluar area Material, seperti
kegiatan keretakan jalan,
berlobang, atau
bergelombang
3. Pemancangan tiang Penurunan Kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
pancang dan pondasi Udara kualitas udara termasuk debu diukur
sebelum dan saat ada
kegiatan
pemancangan tiang
pancang dan
pembuatan pondasi
bangunan
Peningkatan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur di
kebisingan awal sebelum
kegiatan sebagai
rona lingkungan hidup
awal dan setelah ada
kegiatan mobilisasi
sehingga diketahui
peningkatan
kebisingan yang
terjadi
Kecelakaan Kerja Jumlah Kecelakaan kerja
kecelakaan kerja terjadi akibat kelalaian
pada pelaksanaan manusia karena tidak
kegiatan ini menggunakan alat
pengaman pada saat
bekerja
4. Pembangunan Puskesmas Penurunan Kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
Udara kualitas udara termasuk debu diukur
sebelum dan sesudah
ada kegiatan
pembangunan
sehingga diketahui
penurunan kualitas
udara yang terjadi

24 | U K L - U P L 2 0 22
Peningkatan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur di
Kebisingan awal sebelum
kegiatan sebagai
rona lingkungan hidup
awal dan setelah ada
kegiatan
pembangunan
sehingga diketahui
peningkatan
kebisingan yang
terjadi
Adanya genangan Volume air hujan Adanya genangan air
air hujan yang tergenang mengakibatkan
timbulnya jentik
nyamuk dan
kekeruhan air yang
bercampur tanah
lumpur
Perubahan sikap Tingkat cara Pembagian ruang
dan persepsi pandang dilakukan sesuai
masyarakat masyarakat yang dengan rencana dan
tidak mengerti dan kebutuhan pelayanan
yang mengerti rumah sakit
5. Pembuatan IPAL Penurunan Kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
Udara kualitas udara termasuk debu diukur
sebelum dan sesudah
ada kegiatan
pembangunan
sehingga diketahui
penurunan kualitas
udara yang terjadi
Peningkatan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur di
kebisingan awal sebelum
kegiatan sebagai
rona lingkungan hidup
awal dan setelah ada
kegiatan
pembangunan
sehingga diketahui
peningkatan
kebisingan yang
terjadi
Adanya genangan Volume air hujan Adanya genangan air
air hujan yang tergenang mengakibatkan
timbulnya jentik
nyamuk dan
kekeruhan air yang
bercampur tanah
lumpur
6. Pembuatan saluran / Penurunan Kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
dainase air limbah Udara kualitas udara termasuk debu diukur
sebelum dan sesudah
ada kegiatan
mobilisasi mesin-
mesin produksi
sehingga diketahui
penurunan kualitas
udara yang terjadi

25 | U K L - U P L 2 0 22
Banyaknya lubang Volume air kotor Genangan air kotor
yang digenangi air dapat mempengaruhi
kualitas air tanah
disekitar lokasi
kegiatan
7. Pembuatan sumur Peningkatan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur di
kebisingan awal sebelum
kegiatan sebagai
rona lingkungan hidup
awal dan setelah ada
kegiatan demobilisasi
sehingga diketahui
peningkatan
kebisingan yang
terjadi
Berkurangnya Volume air yang Berkurangnya air
volume air tanah yang berkurang permukaan tanah
pada sumur dapat dilihat dari
sekitar lokasi sumur disekitar lokasi
apakah ada
perbedaan dengan
sebelum ada kegiatan
8. Demobilisasi alat berat Penurunan kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
udara kualitas udara termasuk debu diukur
sebelum dan sesudah
ada kegiatan
transportasi bahan
baku dan produk
sehingga diketahui
penurunan kualitas
udara yang terjadi
Kerusakan jalan Presentasi Kerusakan dilihat
kerusakan jalan pada kondisi jalan
pada ruas jalan yang dilewati untuk
yang dilalui kegiatan Mobilisasi
kendaraan menuju Alat Berat dan
dan keluar area Material, seperti
kegiatan keretakan jalan,
berlobang, atau
bergelombang
9. Rasionalisasi Tenaga Penurunan Jumlah tenaga Rasionalisasi tenaga
Kerja Kesempatan kerja kerja yang kerja yang tidak
dirasionalisasi bekerja lagi karena
kegiatan konstruksi
telah selesai

Tahap Operasional
1. Penerimaan tenaga kerja Adanya peluang Jumlah tenaga Tenaga kerja yang
kerja yang dibutuhkan dibutuhkan meliputi
tenaga medis, tenaga
kesehatan, non
medis, umum, dan
administrasi
Adanya Calon tenaga yang Adanya calon tenaga
kecemburuan Complain kerja yang komplain
sosial karena tidak lulus
seleksi

26 | U K L - U P L 2 0 22
2. Kegiatan transportasi Penurunan kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
udara kualitas udara termasuk debu dan
bau diukur sebelum
dan sesudah ada
kegiatan proses
produksi sehingga
diketahui penurunan
kualitas udara yang
terjadi
Peningkatan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur di
kebisingan awal sebelum
kegiatan sebagai
rona lingkungan hidup
awal dan setelah ada
kegiatan proses
produksi sehingga
diketahui peningkatan
kebisingan yang
terjadi
Timbulnya Jumlah kendaraan Kendaraan yang
kemacetan jalan yang keluar masuk keluar masuk rumah
menuju atau keluar rumah sakit sakit berasal dari
rumah sakit karyawan, pasien
rumah sakit, dan
pengunjung
Terjadinya Jumlah Kecelakaan jalan raya
kecelakaan lalu kecelakaan yang dihitung berdasarkan
lintas terjadi kecelakaan yang
terjadi selama
kegiatan rumah sakit
berlangsung
3 Kegiatan pelayanan
medis
 Pelayanan rawat Timbulnya sampah Volume sampah Sampah medis
jalan medis dan sampah dan limbah yang di berupa kapas, kasa,
non medis, limbah timbulkan sepet dan jarum
hasil dari kegiatan suntik. Limbah berupa
pengobatan limbah cair dari
wastafel dan kamar
mandi.
Timbulnya sampah Volume sampah Sampah medis
medis dan sampah dan limbah yang di berupa kapas, kasa,
non medis, limbah timbulkan sepet dan jarum
hasil dari kegiatan suntik. Limbah padat
perawatan dan berupa limbah dari
MCK sisa makanan dan
minuman dan limbah
cair bersumber dari
wastafel dan kamar
mandi.
 Pelayanan gawat Timbulnya sampah Volume sampah Sampah medis
Darurat medis dan limbah dan limbah yang di berupa kapas, kasa,
hasil dari kegiatan timbulkan sepet dan jarum
pengobatan suntik. Limbah berupa
limbah cair dari
wastafel

27 | U K L - U P L 2 0 22
4 Penunjang Medis

 Laboratorium Timbulnya sampah Volume sampah Sampah bekas


medis dan limbah dan limbah yang di pembungkus obat.dan
hasil dari kegiatan timbulkan limbah cair dari
laboratorium penggunaan reagen
dan dari kamar mandi
/ WC
 Pelayan Gizi Sampah Domestik Volume sampah Sampah ini
merupakan sampah
dari sisa sayuran,
daging, ikan, susu,
dan rempah rempah
 Pelayanan farmasi Sampah domestik Volume sampah Sampah berasal dari
pelayanan obat
berupa kardus dan
bekas pembungkus
obat.
5. Pelayanan Non Medis
 Perkantoran Sampah Volume sampah Sampah berasal dari
kegiatan administrasi
berupa kertas, tinta,
dan lain sebagainya
 MCK Limbah cair Volume limbah Limbah cair berasal
domestik dari kegiatan/ aktifitas
sehari hari dari kamar
mandi dan WC
Peningkatan Debit air bersih Penggunaan air
penggunaan air yang digunakan bersih karena adanya
besih kegiatan sehari hari
oleh pegawai
maupun pengunjung
 Kebersihan / Polusi udara Tingkat polusi Polusi yang di
cleaning service sebabkan debu halus
yang berterbangan
pada saat dibersihkan
 Operasional Menurunya kualitas Kadar asap Kualitas udara diukur
Genset udara sebelum genset
dinyalakan dan
setelah dinyalakan

28 | U K L - U P L 2 0 22
Tahap Pasca Operasi

1. Pemutusan Hubungan Keresahan pada Mengakibatkan PHK yang


Kerja masyarakat karena berkurangnya mengakibatkan
adanya PHK kesempatan kerja berakhirnya hak dan
kewajiban antara
pekerja dan instansi
dapat terjadi karena
pengunduran diri,
pemberhentian oleh
instansi atau habis
kontrak
2. Pembersihan Lahan Penurunan kualitas Kadar debu dan Kualitas udara
udara kualitas udara termasuk debu dan
bau diukur sebelum
dan sesudah ada
kegiatan proses
produksi sehingga
diketahui penurunan
kualitas udara yang
terjadi
Timbulnya Sampah Volume sampah Sampah berasal dari
kegiatan perkantoran
berupa kertas, tinta,
dan lain sebagainya

3.2 Program Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup


Dampak lingkungan yang terjadi akibat kegiatan Pembangunan Puskesmas
memerlukan pengelolaan lingkungan hidup untuk meminimalisir dampak negatif
serta meningkatakan dampak positif dan pemantauan lingkungan hidup untuk
mengetahui kecenderungan dan efektivitas pengelolaan lingkungan hidup yang telah
dilakukan. Adapun Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan hidup Puskesmas
sebagai berikut;

3.2.1 PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Pembebasan Lahan
 Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
a. Sumber Dampak : Pembebasan lahan
b. Jenis Dampak : Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
c. Besaran Dampak : Jumlah laporan pengaduan dari masyarakat sekitar, isu
dan persepsi yang beredar di masyarakat

29 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya Pengelolaan :
- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
- Pendekatan melalui tokoh masyarakat setempat, kepala desa beserta
perangkatnya dan camat
- Mengidentifikasi kebutuhan dan status lahan
- Melibatkan pemerintah daerah sebagai fasilitator
 Lokasi : Sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan Puskesmas
 Periode Pengelolaan : Selama kegiatan pembebasan lahan tahap
pra konstruksi ini berlangsung
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Puskesmas, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe
Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan,
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

2. Pengurusan Perizinan
 Timbulnya sikap dan persepsi negatif/positif masyarakat
a. Sumber Dampak : Proses Perizinan
b. Jenis Dampak : Timbulnya sikap dan persepsi negatif/positif masyarakat
c. Besaran Dampak : Jumlah laporan pengaduan dari masyarakat sekitar, isu
dan persepsi yang beredar di masyarakat
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya Pengelolaan :
- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan rencana
kegiatan dan kemungkinan dampak yang ditimbulkan serta prosedur
tanggap darurat dengan jelas serta menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh masyarakat
- Pendekatan melalui tokoh masyarakat setempat, kepala desa beserta
perangkatnya dan camat
- Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam pengurusan izin rencana
usaha/kegiatan

30 | U K L - U P L 2 0 22
 Lokasi : Puskesmas
 Periode Pengelolaan : Selama kegiatan pembebasan lahan
tahap pra konstruksi ini berlangsung
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Konawe Selatan, Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Konawe Selatan & Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Selatan

 Pelaporan : Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Kabupaten Konawe Selatan, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Konawe Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Selatan.

B.TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Terbukanya kesempatan kerja
a. Sumber Dampak : Penerimaan Tenaga Kerja
b. Jenis Dampak : Terbukanya Kesempatan kerja
c. Besaran Dampak : Presentase jumlah tenaga kerja lokal yang terakomodasi
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dengan tetap
memperhatikan jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan
 Lokasi : Puskesmas
 Periode: Selama tahap konstruksi berlangsung pada saat kegiatan
penerimaan tenaga kerja
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Selatan,
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan,
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Selatan & Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.

31 | U K L - U P L 2 0 22
2. Mobilisasi Alat-alat Berat & Material
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Mobilisasi alat-alat berat & material
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya.

d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :


 Upaya pengelolaan :
- Mengendalikan emisi gas buang kendaraan dengan memasang
saringan pada knalpot
- Menggunakan peralatan dan kendaraan yang layak pakai
(maksimal kendaraan tahun 2000)
- Melakukan penyiraman jalan jika berdebu/musim kemarau
terutama yang berdekatan dengan pemukiman
- Menutup bak truk dengan terpal
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan
Puskesmas
 Periode: Selama kegiatan mobilisasi alat-alat berat & material
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Mobilisasi alat-alat berat & material
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Merawat kendaraan yang digunakan untuk mobilisasi secara
teratur
- Mengatur laju kendaraan maks. 30 km/jam
32 | U K L - U P L 2 0 22
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan
Puskesmas terutama yang bedekatan dengan permukiman
penduduk.
 Periode : Selama kegiatan mobilisasi alat-alat berat &
material
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Kerusakan Jalan
a. Sumber Dampak : Mobilisasi alat berat dan material
b. Jenis Dampak : Kerusakan jalan
c. Besaran Dampak : Kondisi jalan sebelum digunakan mobilisasi alat-
alat berat & material
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan perbaikan jalan antara lain dengan menambahkan
tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan dan diperkeras
- Menggunakan kendaraan sesuai kelas jalan
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan
Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan mobilisasi alat-alat berat & material
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe
Selatan & Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe
Selatan & Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe
Selatan

33 | U K L - U P L 2 0 22
3. Pemancangan Tiang pancang dan pondasi
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pemancangan tiang pancang dan pondasi
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya.

d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :


 Upaya pengelolaan :
- Melakukan pemagaran di sekeliling tapak proyek
- Menggunakan peralatan yang layak pakai
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembangunan bangunan utama dan
sarana pendukung
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pemancangan tiang pancang dan pondasi
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan pemagaran di sekeliling tapak proyek
- Merawat peralatan yang digunakan untuk pembangunan
- Mengatur jam kerja saat pembangunan, misal : membatasi jam
kerja sampai jam 17.00 WIB
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembangunan Puskesmas

34 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Terjadinya Kecelakaan Kerja


a. Sumber Dampak : Pemancangan tiang pancang dan pondasi
b. Jenis Dampak : Terjadinya kecelakaan kerja
c. Besaran Dampak : Jumlah kejadian kecelakaan kerja
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan kegiatan pembangunan sesuai dengan SOP yang
berlaku
- Semua pekerja mentaati prosedur K3 (keselamatan & kesehatan
kerja)
- memberikan fasilitas alat pengaman pada pekerja (seperti sepatu,
masker, topi, helm dan sarung tangan)
- Membuat klinik kesehatan atau bekerja sama dengan puskesmas
terdekat untuk menangani kecelakaan kerja
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembangunan Puskesmas
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

4. Pembangunan Puskesmas
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya.

d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :


 Upaya pengelolaan :

35 | U K L - U P L 2 0 22
- Melakukan pemagaran di sekeliling tapak proyek
- Menggunakan peralatan yang layak pakai
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembangunan bangunan utama dan
sarana pendukung
f. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan pemagaran di sekeliling tapak proyek
- Merawat peralatan yang digunakan untuk pembangunan
- Mengatur jam kerja saat pembangunan, misal : membatasi jam kerja
sampai jam 17.00 WIB
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembangunan Puskesmas
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Adanya Genangan Air Hujan


a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Genangan air hujan
c. Besaran Dampak : Volume genangan air
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :

36 | U K L - U P L 2 0 22
- Melakukan pengurasan genangan agar tidak menimbulkan jentik
nyamuk dan mempengaruhi kualitas air permukaan tanah disekitar
lokasi.
- menutup lobang semi permanen
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan Pembangunan Puskesmas
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

 Perubahan sikap dan persepsi masyarakat


a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Perubahan Persepsi Masyarakat
c. Besaran Dampak : sebagian orang tidak mengetahui fungsi
ruangan d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- memasang papan petunjuk ruangan
- membuat denah lokasi untuk mempermudah pencarian ruang
- melakukan sosialisasi secara berkala pada masyarakat
 Lokasi : Halaman dan Ruang Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan berlangsung
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan,
dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan, dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

37 | U K L - U P L 2 0 22
5. Pembuatan IPAL
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembuatan IPAL
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (debu)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang
Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- melakukan penyiraman tanah galian yang berdebu
- memberi pagar tertutup di areal penggalian
- Melakukan penyiraman jalan jika berdebu/musim kemarau terutama
yang berdekatan dengan pemukiman
 Lokasi : Areal lokasi Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembuatan IPAL
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawa : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pembuatan IPAL
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- memberi pagar pada areal IPAL
- menggunakan alat gali yang standar
 Lokasi : Areal Puskesmas yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Selama kegiatan Pembuatan IPAL
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

38 | U K L - U P L 2 0 22
 Adanya Genangan Air Hujan
a. Sumber Dampak : Pembuatan IPAL
b. Jenis Dampak : Genangan air hujan
c. Besaran Dampak : Kedalaman galian untuk IPAL
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan pengurasan genangan agar tidak menimbulkan jentik
nyamuk dan mempengaruhi kualitas air permukaan tanah disekitar
lokasi.
- menutup lobang semi permanen
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan Pembuatan IPAL
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

6. Pembuatan Saluran / Drainase air limbah


 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembuatan saluran / drainase air limbah
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya

d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :


 Upaya pengelolaan :
- melakukan penyiraman pada tanah galian agar tidar menimbulkan debu
- membuat pagar seng disekeliling lokasi
 Lokasi : Areal Puskesmas yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Selama kegiatan pembuatan saluran / drainase
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

39 | U K L - U P L 2 0 22
 Banyaknya lubang yang digenangi air
a. Sumber Dampak : Pembuatan saluran / drainase air limbah
b. Jenis Dampak : Genangan air
c. Besaran Dampak : Volume genangan air
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Menguras air yang tergenang dan membuat area resapan
- menutup semi permanen pada galian
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembuatan saluran / drainase
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

7. Pembuatan Sumur
 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pembuatan Sumur
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- menggunakan alat yang standar
- memberi pagar di areal sumur
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembuatan sumur
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

40 | U K L - U P L 2 0 22
 Berkurangnya kuantitas air tanah
a. Sumber Dampak : Pembuatan Sumur
b. Jenis Dampak : Berkurangnya kuantitas air permukaan tanah
c. Besaran Dampak : Volume air tanah di sekitar lokasi Puskesmas
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Berkoordinasi dengan warga sekitar Puskesmas
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Satu kali selama kegiatan pembuatan sumur
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan dan
Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Konawe Selatan

8. Demobilisasi Alat Berat


 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Demobilisasi alat berat
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Mengendalikan emisi gas buang kendaraan dengan memasang
saringan pada knalpot
- Menggunakan peralatan dan kendaraan yang layak pakai (minimal
kendaraan tahun 2000)
- Melakukan penyiraman jalan jika berdebu/musim kemarau terutama
yang berdekatan dengan pemukiman
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan
Puskesmas yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Selama kegiatan demobilisasi alat-alat berat

41 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Demobilisasi alat berat
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Merawat kendaraan yang digunakan untuk kegiatan demobilisasi
secara teratur
- Mengatur laju kendaraan maks. 30 km/jam
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan
Puskesmas terutama yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Selama kegiatan demobilisasi alat berat
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Kerusakan Jalan
a. Sumber Dampak : Demobilisasi alat berat
b. Jenis Dampak : Kerusakan jalan
c. Besaran Dampak : Kondisi jalan sebelum digunakan demobilisasi alat-
alat berat
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan perbaikan jalan antara lain dengan menambahkan
tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan dan diperkeras
- Menggunakan kendaraan sesuai kelas jalan

42 | U K L - U P L 2 0 22
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan
Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan demobilisasi alat berat
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Selatan

9. Rasionalisasi Tenaga Kerja


 Penurunan kesempatan kerja
a. Sumber Dampak : Rasionalisasi Tenaga Kerja
b. Jenis Dampak : Penurunan kesempatan kerja
c. Besaran Dampak : Presentase jumlah tenaga kerja yang
dirasionalisasi d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Memberikan lapangan kerja untuk proyek/kegiatan yang lain
 Lokasi : Desa sekitar Puskesmas
 Periode : Setelah tahap konstruksi selesai pada saat
rasionalisasi tenaga kerja
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Selatan & Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.
 Pelaporan : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Selatan & Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

43 | U K L - U P L 2 0 22
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Adanya peluang kerja
a. Sumber Dampak : Penerimaan tenaga kerja
b. Jenis Dampak : adanya peluang kerja
c. Besaran Dampak : Presentase tenaga yang di butuhkan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Memperioritaskan tenaga lokal atau tenaga yang tinggal dekat
dengan lokasi Puskesmas
- Memberikan informasi lowongan kerja secara luas
- melakukan seleksi dan tes uji kelayakan sesuai dengan kompetensi
masing-masing tenaga
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan penerimaan tenaga
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan dan Dinas
Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

 Adanya Kecemburuan Sosial


a. Sumber Dampak : Penerimaan tenaga kerja
b. Jenis Dampak : Kecemburuan sosial
c. Besaran Dampak : Jumlah calon tenaga yang tidak lulus seleksi
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- menyampaikan informasi hasil seleksi dan tes secara terbuka
- memberi surat permohonan maaf kepada calon tenaga yang tidak
diterima
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan Penerimaan tenaga kerja

44 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Puskesmas
 Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

2. Kegiatan Transportasi
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Kegiatan Transportasi
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Melakukan penghijauan di halaman dan sekeliling Puskesmas
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : sesuai situasi kondisi
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Kegiatan Tranportasi
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Memasang Rambu – rambu dan lampu darurat di depan
Puskesmas
- Mengurangi kecepatan laju kendaraan
 Lokasi : Halaman Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan Operasional

45 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

3. Kegiatan Pelayanan Medis


 Timbulnya Sampah Medis
a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah medis
c. Besaran Dampak : PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- menyediakan tong sampah dengan warna sesuai dengan jenis
sampah dan stiker sampah digolongkan menjadi sampah medis dan
non medis
- Pembuatan TPS Limbah B3 dan Perizinannya
- Melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang berizin
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Setiap hari
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Limbah Cair


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya limbah Cair
c. Besaran Dampak : PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3

46 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Mengolah limbah cair dengan system IPAL
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Satu bulan sekali
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

4. Penunjang Medis
 Timbulnya Sampah Medis dan Limbah Dari Kegiatan Laboratorium
a. Sumber Dampak : Kegiatan Penunjang Medis
b. Jenis Dampak: Timbulnya sampah medis
c. Besaran Dampak : PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Menyediakan tong sampah dengan warna sesuai dengan jenis
sampah dan stiker sampah digolongkan menjadi sampah medis dan
non medis
- Pembuatan TPS Limbah B3 lengkap dengan perizinannya
- Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang berizin
- Mengolah limbah cair dengan system IPAL
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Dua kali sehari
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

47 | U K L - U P L 2 0 22
 Timbulnya Sampah Domestik Pada Pelayanan Gizi dan Farmasi
a. Sumber Dampak : Kegiatan Penunjang Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah Domestik
c. Besaran Dampak : UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Th 2004 tentang
Persyaratan kesehatan lingkungan Puskesmas
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- menyediakan tong sampah dengan warna sesuai dengan jenis
sampah dan stiker sampah digolongkan menjadi sampah medis
dan non medis
- Melakukan pemilahan sampah domestik, penyediaan TPS Sampah
dan Hanya sampah residu yang diangkut ke TPA.
- Lokasi : Puskesmas
 Periode : selama kegiatan penunjang medis berlangsung
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.

5. Pelayanan Non Medis


 Timbulnya Sampah Dari Kegiatan Kantor
a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah Domestik
c. Besaran Dampak : UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Th 2004 tentang Persyaratan
kesehatan lingkungan Puskesmas
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Menyediakan tong sampah dengan warna sesuai dengan jenis
sampah dan stiker sampah digolongkan menjadi sampah medis dan
non medis
- Melakukan pemilahan sampah domestik sesuai dengan jenisnya,
menyediakan TPS dan hanya sampah residu yang dibuang di TPA.

48 | U K L - U P L 2 0 22
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : selama kegiatan kantor berlangsung
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.

 Timbulnya Limbah Cair Domestik Dari Kegiatan MCK


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya Limbah Cair Domestik
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Mengolah Limbah dengan system IPAL
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Satu bulan sekali
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Penggunaan Air Bersih Dari Kegiatan MCK


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Peningkatan penggunaan air bersih
c. Besaran Dampak : Volume air yang di gunakan sehari-hari
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Menggunakan air sesuai kebutuhan
- Meminimalisir penggunaan air disetiap MCK
 Lokasi : Unit MCK Puskesmas
 Periode : Setiap Hari

49 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Polusi Udara Dari Kegiatan Cleaning Service


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya polusi udara
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Th 2004
tentang Persyaratan kesehatan lingkungan Puskesmas
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Kegiatan Kebersihan dilakukan setiap saat.
- Menyiram halaman Puskesmas
- Lokasi : Lingkungan Puskesmas
 Periode : Tiga kali sehari disesuaikan dengan kondisi masing-masing
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan dari Operasional Genset


a. Sumber Dampak :Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak :Peningkatan Kebisingan dari operasional
genset
c. Tolak Ukur :Kep. Men LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan

50 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya Pengelolaan :
- Memasang peredam suara dan cerobong genset
 Lokasi : Areal UPTD Puskesmas Mowila terutama yang
berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Selama kegiatan operasional genset
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Penurunan Kualitas Udara dari Operasional Genset


a. Sumber Dampak : Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya Pengelolaan :
- Melakukan penghijauan di halaman dan sekeliling Puskesmas
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : sesuai situasi dan kondisi
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

51 | U K L - U P L 2 0 22
D. TAHAP PASCA OPERASI
1. Pemutusan Hubungan Kerja
 Penurunan kesempatan kerja
a. Sumber Dampak : Pemutusan hubunga kerja
b. Jenis Dampak : Penurunan kesempatan kerja
c. Besaran Dampak : Presentase jumlah tenaga kerja yang di PHK
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Memberikan pesangon yang layak sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
- Memberikan alternatif pekerjaan lain
 Lokasi : Dusun Sekitar Puskesmas
 Periode : Setelah masa operasi selesai/berakhir pada saat
pemutusan hubungan kerja
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Tenaga Kerja & T r a n s m i g r a s i Kabupaten
Konawe Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe
Selatan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten
Konawe Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe
Selatan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan
2. Pembersihan Lahan
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembersihan lahan
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Membersihkan lahan yang terkontaminasi
- Merapikan kembali bekas serta tempat timbunan
bahan/material
- Melakukan rehabilitasi atau reklamasi lahan

52 | U K L - U P L 2 0 22
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Setelah masa operasi berakhir pada saat pembersihan
lahan
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Sampah
a. Sumber Dampak : Pembersihan Lahan
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah
c. Besaran Dampak : UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan :
 Upaya pengelolaan :
- Mengumpulkan sampah di TPS yang ada di lokasi kegiatan untuk
kemudian dibakar
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode :Setelah masa operasi berakhir pada saat pembersihan
lahan
e. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

53 | U K L - U P L 2 0 22
3.2. PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Dampak lingkungan yang terjadi akibat kegiatan pembangunan
Puskesmas memerlukan pemantauan lingkungan hidup untuk
mengetahui kecendrungan dan efektifitas pengelolaan lingkungan
hidup yang telah dilakukan.

Adapun Pemantauan Lingkungan Hidup Puskesmas sebagai berikut :


A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Pembebasan Lahan
 Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
a. Sumber Dampak : Pembebasan lahan
b. Jenis Dampak : Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
c. Besaran Dampak : Jumlah laporan pengaduan dari masyarakat sekitar,
isu dan persepsi yang beredar di masyarakat
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pendataan, observasi, dan wawancara
 Lokasi : Sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan Puskesmas
 Periode Pemantauan : Satu kali setelah pengadaan lahan
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Puskesmas, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe
Selatan & Kepala Desa Mowila
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan & Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.

2. Pengurusan Perizinan
 Timbulnya sikap dan persepsi negatif/positif masyarakat
a. Sumber Dampak : Proses Perizinan
b. Jenis Dampak : Timbulnya sikap dan persepsi negatif/positif masyarakat
c. Besaran Dampak : Jumlah laporan pengaduan dari masyarakat sekitar,
isu dan persepsi yang beredar di masyarakat
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Mengakomodasi masukan, kritik, dan saran dari masyarakat
 Lokasi : Sekitar lokasi rencana usaha/kegiatan ( Puskesmas )
 Periode Pemantauan : Satu kali pada setelah proses pengurusan
perizinan
54 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kab. Konawe Selatan, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Konawe Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Selatan.
 Pelaporan : Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Konawe Selatan,Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Konawe Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Selatan
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Terbukanya kesempatan kerja
a. Sumber Dampak : Penerimaan Tenaga Kerja
b. Jenis Dampak : Terbukanya Kesempatan kerja
c. Besaran Dampak : Presentase jumlah tenaga kerja lokal
yang terakomodasi
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Menginventarisasi data penerimaan tenaga kerja lokal
 Lokasi : Dusun sekitar Puskesmas
e. Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
f. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten
Konawe Selatan & Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan,
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

2. Mobilisasi Alat-alat Berat & Material


 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Mobilisasi alat-alat berat & material
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya
55 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan sampling dilapangan untuk parameter debu/PM 10
dengan metode Gravimetri
- Membandingkan hasil analisa dengan baku mutu
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Mobilisasi alat-alat berat & material
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
- Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan Puskesmas
terutama yang bedekatan dengan permukiman penduduk.
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan.

 Kerusakan Jalan
a. Sumber Dampak : Mobilisasi alat berat dan material
b. Jenis Dampak : Kerusakan jalan
c. Besaran Dampak : Kondisi jalan sebelum digunakan mobilisasi alat-alat
berat & material

56 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pemantauan langsung dilapangan
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan mobilisasi alat-alat berat & material
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Selatan

3. Pemancangan Tiang pancang dan pondasi


 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pemancangan tiang pancang dan pondasi
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit
Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk parameter : CO (metode CO analyzer), SO 2
(metode pararosanilin), NO2 (metode saltzman), PM10 (metode
gravimetri)
- Membandingkan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

57 | U K L - U P L 2 0 22
 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pemancangan tiang pancang dan pondasi
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
- Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Terjadinya Kecelakaan Kerja


a. Sumber Dampak : Pemancangan tiang pancang dan pondasi
b. Jenis Dampak : Terjadinya kecelakaan kerja
c. Besaran Dampak : Jumlah kejadian kecelakaan kerja
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Menghitung jumlah kecelakaan kerja dan melakukan
pengamatan langsung di lapangan
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Selama kegiatan pembangunan Puskesmas
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

58 | U K L - U P L 2 0 22
4. Pembangunan Puskesmas
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang
Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya

d. Upaya Pemantauan Lingkungan :


 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk parameter : CO (metode CO analyzer), SO 2 (metode
pararosanilin), NO2 (metode saltzman), PM10 (metode gravimetri)
- Membandingkan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu
Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
-Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
-Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi

59 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Adanya Genangan Air Hujan


a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Genangan air
c. Besaran Dampak : Volume genangan air
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Mengukur volume air hujan dan melakukan pengawasan langsung
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Perubahan sikap dan persepsi masyarakat


a. Sumber Dampak : Pembangunan Puskesmas
b. Jenis Dampak : Perubahan Persepsi Masyarakat
c. Besaran Dampak : sebagian orang tidak mengetahui fungsi ruangan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- menerima usulan / saran dan masukan dari masyarakat
- meminta arahan dari Dinas terkait
 Lokasi : Halaman dan Ruang Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi

60 | U K L - U P L 2 0 22
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.

5. Pembuatan IPAL
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembuatan IPAL
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (debu)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk parameter : CO (metode CO analyzer), SO 2
(metode pararosanilin), NO2 (metode saltzman), PM10 (metode
gravimetri)
- Membandingkan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pembuatan IPAL
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan

61 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
- Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Areal Puskesmas yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Adanya Genangan Air Hujan


a. Sumber Dampak : Pembuatan IPAL
b. Jenis Dampak : Genangan air hujan
c. Besaran Dampak : Kedalaman galian untuk IPAL
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dan pengamatan dilapangan
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

6. Pembuatan Saluran / Drainase air limbah


 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembuatan saluran / drainase air limbah
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (debu)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya

62 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk parameter : CO (metode CO analyzer), SO 2
(metode pararosanilin), NO2 (metode saltzman), PM10 (metode
gravimetri)
- Membandingkan hasil analisis laboratorium dengan baku mutu
 Lokasi : Areal Puskesmas yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Banyaknya lubang yang digenangi air


a. Sumber Dampak : Pembuatan saluran / drainase air limbah
b. Jenis Dampak : Genangan air
c. Besaran Dampak : Volume genangan air
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Mengukur volume air hujan dan melakukan pengawasan langsung
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

7. Pembuatan Sumur
 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Pembuatan Sumur
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan

63 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
- Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Berkurangnya kuantitas air tanah


a. Sumber Dampak : Pembuatan Sumur
b. Jenis Dampak : Berkurangnya kuantitas air tanah
c. Besaran Dampak : Debit air permukaan tanah di sekitar lokasi
Puskesmas d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan - Mengukur debit air tanah
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan, dan
Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Konawe Selatan

8. Demobilisasi Alat Berat


 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Demobilisasi alat berat
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (CO, NO 2, SO2, PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya

64 | U K L - U P L 2 0 22
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- melakukan sampling emisi gas buang kendaraan untuk dianalisa
dilaboratorium
- melakukan pengamatan langsung di area jalan masuk lokasi kegiatan
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan Puskesmas
terutama yang berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak : Demobilisasi alat berat
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan
c. Besaran Dampak : Kep. Men. LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
- Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan Puskesmas yang
berdekatan dengan pemukiman
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

65 | U K L - U P L 2 0 22
 Kerusakan Jalan
a. Sumber Dampak : Demobilisasi alat berat
b. Jenis Dampak : Kerusakan jalan
c. Besaran Dampak : Kondisi jalan sebelum digunakan demobilisasi alat-
alat berat
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan Pemantauan langsung di jalan
- Mengukur panjang lebar jalan yang rusak
 Lokasi : Sepanjang jalan masuk menuju lokasi kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan &
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan & Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Selatan

9. Rasionalisasi Tenaga Kerja


 Penurunan kesempatan kerja
a. Sumber Dampak : Rasionalisasi Tenaga Kerja
b. Jenis Dampak : Penurunan kesempatan kerja
c. Besaran Dampak : Presentase jumlah tenaga kerja yang
dirasionalisasi d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- menginventarisasi dan melakukan evaluasi tenaga kerja
 Lokasi :Dusun sekitar Puskesmas
 Periode : Satu kali pada tahap konstruksi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Tenaga Kerja & T r a n s m i g r a s i Kabupaten
Konawe
Selatan & Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Tenaga Kerja & T r a n s m i g r a s i Kabupaten Konawe
Selatan & Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

66 | U K L - U P L 2 0 22
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Adanya peluang kerja
a. Sumber Dampak : Penerimaan tenaga kerja
b. Jenis Dampak : adanya peluang kerja
c. Besaran Dampak : Presentase tenaga yang di butuhkan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pendataan lamaran kerja yang masuk
 Lokasi : Puskesmas
 Periode : Setiap enam bulan sekali selama tahap operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan & Dinas
Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

 Adanya Kecemburuan Sosial


a. Sumber Dampak : Penerimaan tenaga kerja
b. Jenis Dampak : Kecemburuan sosial
c. Besaran Dampak : Jumlah calon tenaga yang tidak lulus seleksi
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Menetapkan besaran jumlah tenaga sesuai kebutuhan
- Melihat hasil seleksi dan tes yang dilakukan oleh puskesmas
 Lokasi : Kantor Puskesmas
 Periode : Setiap enam bulan sekali selama tahap operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Puskesmas
 Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

67 | U K L - U P L 2 0 22
2. Kegiatan Pelayanan Medis
 Timbulnya Sampah Medis
a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah medis
f. Besaran Dampak : PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3
c. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengamatan/pendataan jenis dan kapasitas
sampah medis di TPS Limbah B3
 Lokasi : TPS Limbah B3/Medis UPTD UPTD puskesmas Mowila
 Periode : Setiap satu bulan sekali selama tahap operasi
d. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Limbah Cair


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya limbah Cair
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan
Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan sampling air limbah dan di analisis di laboratorium
- Membandingkan hasil analisis dengan standar baku mutu
 Lokasi : Outlet IPAL UPTD Puskesmas Mowila
 Periode : Setiap satu bulan sekali selama tahap operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

68 | U K L - U P L 2 0 22
4. Penunjang Medis

 Timbulnya Sampah Medis dan Limbah Dari Kegiatan Laboratorium


a. Sumber Dampak : Kegiatan Penunjang Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah limbah
c. Besaran Dampak : PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengamatan/pendataan jenis dan kapasitas
sampah medis di TPS Limbah B3
 Lokasi : TPS Limbah B3/Medis UPTD UPTD puskesmas Mowila
 Periode : Setiap satu bulan sekali selama tahap operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Sampah Domestik Pada Pelayanan Gizi dan Farmasi


a. Sumber Dampak : Kegiatan Penunjang Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah Domestik
c. Besaran Dampak : UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pemantauan
sampah
d. Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- melakukan pengamatan/pendataan langsung di lokasi
 Lokasi : TPS Limbah Domestik UPTD Puskesmas Mowila
 Periode : Setiap satu bulan sekali selama tahap operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

69 | U K L - U P L 2 0 22
5. Pelayanan Non Medis
 Timbulnya Sampah Kegiatan Kantor
a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah Domestik
c. Besaran Dampak : UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pemantauan
sampah,
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengamatan/pendataan langsung di lokasi
 Lokasi : TPS Limbah Domestik UPTD Puskesmas Mowila
 Periode : Setiap satu bulan sekali selama tahap operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Limbah Cair Domestik Dari Kegiatan MCK


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya Limbah Cair Domestik
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan
Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- melakukan sampling limbah untuk diperiksa di laboratorium
- membandingkan hasil uji laboratorium dengan standar baku mutu
 Lokasi : Unit pelayanan Puskesmas
 Periode : Setiap enam bulan sekali
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

70 | U K L - U P L 2 0 22
 Peningkatan Penggunaan Air Bersih Dari Kegiatan MCK
a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Peningkatan penggunaan air bersih
c. Besaran Dampak : Volume air yang di gunakan sehari-hari
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran kebutuhan air dan pengamatan di lokasi
 Lokasi : Unit MCK Puskesmas
 Periode : Setiap bulan
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Timbulnya Polusi Udara Dari Kegiatan Cleaning Service


a. Sumber Dampak : Kegiatan Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Timbulnya polusi udara
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Mengamati dan mengukur langsung banyaknya debu di ruangan dan
halaman
 Lokasi : Lingkungan Puskesmas
 Periode : setuap 6 bulan sekali
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

71 | U K L - U P L 2 0 22
 Peningkatan Kebisingan dari Operasional Genset
a. Sumber Dampak : Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Peningkatan Kebisingan dari operasional genset
c. Tolak Ukur : Kep. Men LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
d. Upaya Pemantauan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengukuran dilapangan dengan alat sound level meter
- Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
 Lokasi : Areal UPTD UPTD puskesmas Mowila terutama yang berdekatan
dengan pemukiman
 Periode : Selama kegiatan operasional genset
f. Institusi Pemantauan Lingkungan
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

 Penurunan Kualitas Udara dari Operasional Genset


a. Sumber Dampak : Pelayanan Non Medis
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di area puskesmas
 Lokasi : Areal Puskesmas
 Periode : setiap 6 bulan sekali
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

72 | U K L - U P L 2 0 22
D. TAHAP PASCA OPERASI
1. Pemutusan Hubungan Kerja
 Penurunan kesempatan kerja
a. Sumber Dampak : Pemutusan hubunga kerja
b. Jenis Dampak : Penurunan kesempatan kerja
c. Besaran Dampak : Presentase jumlah tenaga kerja yang di PHK
d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pendataan dan inventarisasi tenaga
 Lokasi : Dusun sekitar Puskesmas
 Periode : Satu kali setelah tahap pasca operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten Konawe
Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten Konawe
Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

2. Pembersihan Lahan
 Penurunan Kualitas Udara
a. Sumber Dampak : Pembersihan lahan
b. Jenis Dampak : Penurunan kualitas udara (PM10)
c. Besaran Dampak : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Metode Pemantauan :
- Melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di area puskesmas
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali setelah tahap pasca operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
73 | U K L - U P L 2 0 22
 Timbulnya Sampah
a. Sumber Dampak : Pembersihan Lahan
b. Jenis Dampak : Timbulnya sampah
c. Besaran Dampak : UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pemantauan
sampah d. Upaya Pemantauan Lingkungan :
 Metode Pemantauan :
- melakukan pengamatan langsung di lokasi
 Lokasi : Areal kegiatan Puskesmas
 Periode : Satu kali setelah tahap pasca operasi
e. Institusi Pemantauan Lingkungan :
 Pelaksana : Puskesmas
 Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan
 Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan

74 | U K L - U P L 2 0 22

Anda mungkin juga menyukai