KATA PENGANTAR
Laporan Draft Akhir ini dibuat berdasarkan pada Surat Perjanjian (Kontrak) Nomor :
03/PFKP/KONTRAK/DPLH-UKLUPL/REO/IV/2020 tanggal 21 April 2020 antara Pejabat
Pembuat Komitmen Satuan Kerja Peningkatan Fungsi Kepelabuhan Pusat Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dengan PT. Yuchi Kaji Tama,
dalam Rangka Pelaksanaan Pekerjaan ―Studi Penyusunan Dokumen Lingkungan (DPLH
dan UKL-UPL) Pelabuhan Reo Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Tahun Anggaran 2020‖.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERIZINAN YANG DIMILIKI
BAB III USAHA/KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN
BAB IV UPAYA PENGELOLAAN & PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Kami dari Tim Konsultan menyampaikan banyak terima kasih atas segala bantuan dari
pihak Pemberi Tugas dalam melaksanakan pekerjaan dan penyusunan Laporan.
Hormat Kami
PT. Yuchi Kaji Tama
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ii
3.5.3. Informasi Kegiatan Lain di Sekitar Pelabuhan.................. 3—21
3.6. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Yang telah Dilakukan ..... 3—22
3.7. Komponen Kegiatan Yang Telah Berjalan Dan Dampak
Lingkungan Yang Ditimbulkan ............................................... 3—40
3.7.1. Kegiatan Pelabuhan Yang Berdampak Terhadap
Lingkungan ........................................................... 3—40
3.7.2. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Yang telah
Dilaksanakan ......................................................... 3—41
3.7.3. Izin PPLH Yang Diperlukan ........................................ 3—45
3.8. Rona Lingkungan .............................................................. 3—45
3.8.1. Iklim, Kualitas Udara dan Kebisingan ............................ 3—45
3.8.2. Hidrologi.............................................................. 3—49
3.8.3. Hidrologi-oseanografi .............................................. 3—50
3.8.3.1. Kondisi Gelombang .................................... 3—50
3.8.3.2. Kondisi Arus ............................................ 3—52
3.8.3.3. Kualitas Air Laut ....................................... 3—53
3.8.4. Biologi ................................................................ 3—55
3.8.5. Sosial, Ekonomi, Dan Budaya ..................................... 3—62
3.8.6. Kesehatan Masyarakat ............................................. 3—66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3.17. Komposisi Jenis Plankton (Zooplakton) di Wilayah Studi ................. 3—58
Tabel 3.18. Komposisi Jenis Benthos di Wilayah Studi ................................... 3—60
Tabel 3.19. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kelurahan Baru................... 3—63
Tabel 3.20. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Baru ............................... 3—64
Tabel 3.21. Harapan dan Saran Responden ................................................ 3—66
Tabel 3.22. Banyaknya Penderita Penyakit Berdasarkan Jenisnya Bulan Januari
– Mei 2020 di Puskesmas Reo .................................................. 3—67
Tabel 4.1. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Pelabuhan Reo Kabupaten Kepulauan Tanimbar ............................ 4—2
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB I
Pendahuluan
Email : uppreo.ntt@gmail.com
Pelabuhan Reo Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur tercantum dalam
RIPN dengan hirarki Pelabuhan Pengumpul (PP). Pelabuhan Reo memiliki Rencana Induk
Pelabuhan (RIP) yang disusun pada Tahun Anggaran 2015 dan disahkan oleh Bupati
Manggarai melalui Surat Keputusan Nomor EK 019.1/184/6/2017 tanggal 8 Juni 2017,
serta Rekomendasi dari Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor BY.550/11/Perhub/2017
tanggal 15 Agustus 2017 perihal Rencana Induk Pelabuhan Reo. Selain itu, Pelabuhan
1—1
Reo sudah dilengkapi dengan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) pada tahun
2015 serta telah memiliki Izin Lingkungan dari Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor
302/KEP/HK/2015 tanggal 22 Desember 2015.
Mengacu kepada Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor DLHK.660/113/I/2019 tanggal 7 November 2019 perihal Arahan
hasil Penapisan Jenis Dokumen Lingkungan, bahwa terhadap kegiatan yang sudah
berjalan Tahun Anggaran 2019 diwajibkan menyusun DPLH, serta rencana
pengembangan Pelabuhan Reo Tahun Anggaran 2020 diwajibkan menyusun dokumen
UKL-UPL.
Tabel 1.1.
Lingkup Kajian Dokumen Lingkungan Berdasarkan Penapisan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur
DELH Tahun Eksisting Rencana
No Uraian/Fasilitas Satuan
2015 Tahun 2019 Tahun 2020
1. Dermaga Beton 1 (barat) m2 135 x 11 - -
2. Dermaga Beton 2 (timur) m2 105 x 8 - 35 x 8
2
a. Trestle 1 m 119 x 9 - -
b. Trestle 2 m2
Segmen 1 m2 - 55 x 6 -
2
Segmen 2 m - 55 x 6 -
2
Segmen 3 m - 55 x 6 -
2
Segmen 4 m - 48,5 x 6 -
2
3. Gudang Lini m 40 x 15 - 40 x 15
Sumber : Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Nomor DLHK.660/113/I/2019 tanggal 7 November 2019 perihal Arahan hasil Penapisan
Jenis Dokumen Lingkungan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Pelabuhan Reo ini akan disusun
berdasarkan kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha
dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
1—2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Maksud
1.3.2. Tujuan
1—3
BAB 2. PERIZINAN YANG DIMILIKI
BAB II
Perizinan Yang Dimiliki
Keberadaan Pelabuhan Reo sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017–2037; Peraturan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030; dan Peraturan Daerah
Kabupaten Manggarai Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Manggarai Tahun 2012-2032.
Selain itu, Pelabuhan Reo Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur
tercantum dalam RIPN dengan hirarki Pelabuhan Pengumpul (PP). Pelabuhan Reo
memiliki Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang disusun pada Tahun Anggaran 2015 dan
disahkan oleh Bupati Manggarai melalui Surat Keputusan Nomor EK 019.1/184/6/2017
tanggal 8 Juni 2017, serta Rekomendasi dari Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor
BY.550/11/Perhub/2017 tanggal 15 Agustus 2017 perihal Rencana Induk Pelabuhan Reo.
Selain itu, Pelabuhan Reo sudah dilengkapi dengan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
(DELH) pada tahun 2015 serta telah memiliki Izin Lingkungan dari Gubernur Nusa
Tenggara Timur Nomor 302/KEP/HK/2015 tanggal 22 Desember 2015.
2—1
Tabel 2.1.
Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Masa Berlaku
No Jenis Izin/Rekomendasi/SK Lembaga Penerbit Izin Lingkup Izin
Izin
1. Rekomendasi Gubernur NTT Pemerintah Provinsi Rencana -
No BY.550/11/Perhub/2017 Nusa Tenggara Timur Induk
Pelabuhan
2. Izin Lingkungan Nomor Pemerintah Provinsi Izin -
302/KEP/HK/2015 tanggal Nusa Tenggara Timur Lingkungan
22 Desember 2015
3. Surat Keputusan Bupati Pemerintah Kabupaten Rencana -
Manggarai EK Manggarai Induk
019.1/184/6/2017 tanggal 8 Pelabuhan
Juni 2017
4. Surat Kesesuaian RTRW No. Dinas Pekerjaan Umum Surat -
PUPR.600.610/390/VII/2020 dan Penataan Ruang Kesesuaian
Tangga 01 Juli 2020 Kabupaten Manggarai RTRW
Terhadap
Rencana
Pengembang
an Pelabuhan
Reo
5. Izin Prinsip Lokasi Nomor : Dinas Penanaman Modal, Izin Prinsip 08 Juli 2023
503/DPMKUT/730/IPL/VII/20 Koperasi, Usaha Kecil, Lokasi
20 tanggal 08 Juli 2020 Menengah dan Tenaga Pengembang
Kerja an Pelabuhan
Reo
Kegiatan Operasional Pelabuhan Reo belum memiliki Izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).
2—2
BAB 3. USAHA/KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN
BAB III
Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Telah Berjalan
Usaha/kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Reo
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut adalah Kegiatan Operasional Pelabuhan Reo.
Pelabuhan Reo merupakan pelabuhan yang sangat strategis untuk melayani tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kabupaten
Manggarai Barat yakni kegiatan bongkat/muat barang, hewan dan penumpang.
Pelabuhan Reo diselenggarakan oleh Kantor UPP Kelas II Reo yang mana memiliki 5
wilayah kerja dibawahnya berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan PM 77 tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, yakni:
1. Wilayah Kerja Iteng;
2. Wilayah Kerja Pota;
3. Wilayah Kerja Robek;
4. Wilayah Kerja Pulau Mules;
5. Wilayah Kerja Waiwole.
3—1
Gambar 3.1. Lokasi Studi Pelabuhan Reo
3—2
3.3. KESESUAIAN DENGAN TATA RUANG
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 Tentang Rencana
Induk Pelabuhan Nasional, hierarki Pelabuhan Reo merupakan Pelabuhan Pengumpul
yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat
angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi.
Selain itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas
PP No. 26 Tahun 2OO8 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Lampiran IV
Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional, II. Pelabuhan Pengumpul No.
164. Reo (Provinsi Nusa Tenggara Timur) (II/3).
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 4 Tahun 2017
tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2017-2037, Pada Paragraf 2 Zona Pelabuhan,
Pasal 14 Ayat (1) Zona Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (2)
huruf c dijabarkan dalam sub zona DLKr, DLKp dan WKOPP.
Pasal 14 Ayat (3) Sub Zona WKOPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II, terletak di Desa Wangkung Kecamatan
Reok, dengan kode zona/sub zona: KPU-PL-22/KPU-PL-DLK-22
Pada Pasal 11 tentang Sistem Jaringan Transportasi Laut, Ayat (5) Pelabuhan
pengumpan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas:
Huruf i. Pelabuhan Reo di Kabupaten Manggarai.
3—3
Dan yang terakhir berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 6 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Manggarai Tahun 2012 - 2032,
Pada Pasal 9 Tentang Sistem Jaringan Transportasi Laut, Ayat (2) Tatanan
kepelabuhanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
3—4
Gambar 3.2. Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030
3—5
Gambar 3.3. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manggarai
Sumber: Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Manggarai, 2014
3—6
Gambar 3.4. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Manggarai
Sumber: Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Manggarai, 2014
3—7
Pada Gambar 3.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manggarai, kawasan
Kecamatan Reok didominasi oleh hutan produksi tetap dan tanaman perkebunan serta
sedikit permukiman. Adapun di lokasi Pelabuhan Reo sesuai yang ditunjukkan oleh
lambang jangkar pada peta tersebut merupakan kawasan tanaman perkebuhan dan
dekat dengan permukiman.
Sedangkan pada Gambar 3.4 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Manggarai, di lokasi
Kecamatan Reok hanya terdapat 1 kawasan ruang, yaitu kawasan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Lokasi PKL ini cukup dekat dengan lokasi Pelabuhan Reo yang merupakan lokasi
rencana usaha/kegiatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pelabuhan Reo sudah sesua dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah baik Provinsi Nusa Tenggara Timur maupun Kabupaten Manggarai.
Pelabuhan Reo sudah beroperasi sejak zaman belanda berupa pelabuhan yang terbuat
dari kayu, namun baru dilakukan pembangunan pada tahun 1982.
Luas daratan eksisting Pelabuhan Reo saat ini merupakan daratan hasil reklamasi
bertahap dengan luas kurang lebih 8 hektar. Pemerintah Kabupaten Manggarai sendiri
sangat mendukung pengembangan Pelabuhan Reo, salah satunya dengan memberikan
bantuan pembebasan lahan di sebelah Timur dan Barat serta belakang KUPP untuk
dipergunakan untuk pengembangan Pelabuhan Reo, dimana saat ini status kepemilikan
lahan tersebut adalah milik sudah bersertifikat hak pakai (Sertifikat yang sudah dimiliki
dapat dilihat dalam lampiran).
Pelabuhan Reo saat ini melayani angkutan penumpang dari angkutan perintis, barang
kargo umum dari kapal-kapal rakyat dari Kupang, Makassar, dan Surabaya, serta peti
kemas dari Surabaya. Pelabuhan Reo juga termasuk dalam trayek tol laut dengan rute
Tanjung Perak – Reo – Maumere – Lewoleba – Rote – Sabu – Waingapu – Sabu – Rote –
Lewoleba – Reo – Tanjung Perak.
Spesifikasi kapal yang beroperasi saat ini di Pelabuhan Reo adalah Kapal Penumpang
Perintis, Kapal Rakyat, perahu-perahu nelayan, serta kapal peti kemas dari Tanjung
3—8
Perak Surabaya, dimana rencana spesifikasi kapal yang akan beroperasi di Pelabuhan
Reo untuk 20 tahun ke depan adalah sesuai dengan kapal eksisting.
Tabel 3.1.
Penggunaan Lahan dan Jenis Fasilitas yang Eksisting
Tahun
No. Fasilitas Dimensi Keterangan
Pembangunan
1. DLKR
Luas Daratan 8 ha - -
Luas Perairan 10 ha - -
2. Dermaga 1 (barat)
Panjang 149 m
Lebar 11 m Direhab tahun
2017 sepanjang
Kedalaman 12 LWS
2007, 2008, 2009 62 m
Konstruksi Beton
29 ditambah 14
Bolder 12 m
Fender 24
Trestle I
Panjang 110 m
2016
Lebar 6m
Trestle II
Panjang 136 m
1995
Lebar 6m
Trestle III
Panjang 122 m
2008
Lebar 6m
3. Dermaga 2 (timur)
Panjang 105 m
Lebar 8m
Kedalaman 14 LWS
2011, 2012, 2013
Konstruksi Beton
Bolder 9
Fender 27
Trestle I
Panjang 119 m
2013
Lebar 6m
Trestle II
Panjang 211,5 m
2019
Lebar 6m
4. Causawey 2
Panjang 6m
2019
Lebar 6m
5. Alur Pelayaran
Panjang 1,5 Mil
Lebar 75 m
Kedalaman 60 Ml WS
Pasang Terendah 7 Ml WS
Pasang Tertinggi 14 Ml WS
6. Lampu Pelabuhan 68 Lampu Solar Cell
7. Lapangan Penumpukan I
Panjang 437 m
1984
Lebar 125 m
3—9
Tahun
No. Fasilitas Dimensi Keterangan
Pembangunan
Luas 54.625 m2
Konstruksi Beton
8. Lapangaan Penumpukan II
Panjang 150 m
Lebar 50 m
2010
Luas 7.500 m2
Konstruksi Beton
9. Gudang
Panjang 40 m
Lebar 15 m
Luas 600 m2 1985 Kondisi rusak
Konstruksi Semi Permanen
Kapasitas 2.00 ton
10. Terminal Penumpang
Panjang 20 m
Lebar 10 m
Luas 200 m2 1995
Konstruksi Beton
Kapasitas 150 orang
11. Gedung Kantor
Luas 918 m2
Direhab tahun
Kapasitas 10 orang 1982
2017
Konstruksi beton
12. Pagar pelabuhan
Pagar Beton 810,70 m
13. Rumah Dinas
Jumlah 1 unit 2019
14. Mes Pelabuhan
Jumlah 2 unit
Luas Tanah 1.720 m2
Panjang Bangunan 9m
2019
Lebar Bangunan 6m
Luas Bangunan 54 m2
Konstruksi Beton
Pagar Tembok Depan Beton 2017
15. Tanda Rambu Pelayaran
Jumlah 1
Rambu Suar Toro
Jenis Rambu
Besi DSI 4280
16. Kendaraan
Roda Dua 11 unit 4 rusak, 7 baik
Roda Tiga 1 unit Baik
Roda 4 5 unit
Kendaraan dinas 1 unit
Forklip 1 unit Kekuatan 5 ton
Reachstaker 1 unit Kekuatan 70 ton
Tank air 1 unit Kapasitas 5 ton
Crane derek 1 unit Kekuatan 45 ton
Sumber : KUPP Kelas II Reo, 2020
3—10
Tabel 3.2.
Trayek Kapal Perintis di Pelabuhan Reo
3—11
Data operasional Pelabuhan Reo dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3.
Data Kegiatan Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Reo 2015-2019
Container (Tues/Box) Container (Tonase)
No Tahun
Bongkar Muat Bongkar Muat
1. 2015 3.430 3.341 58.462 12.747
2. 2016 4.515 4.123 79.662 17.839
3. 2017 5.395 5.492 103.639 20.108
4. 2018 6.395 5.470 119.392 21.879
5. 2019 5.879 6.143 109.896 26.756
6. 2020 1.942 2.069 34.282 11.965
Sumber : KUPP Kelas II Reo, 2020
Keterangan : Bongkar muat Tahun 2020 sampai Bulan Mei
Tabel 3.4.
Data Kegiatan Bongkar Muat Barang, Hewan dan Penumpang di Pelabuhan Reo 2015-2020
Bongkaran Muatan
Kunjungan
General Penumpang (Orang)
No Tahun Kapal GT General Cargo Liquid BBM Hewan
Cargo
(JML) (Tonase) (KL) Naik Turun (Ekor)
(Tonase)
1. 2015 722 477,604 183.130 81,053 12,666 4,682 4,352 10,619
2. 2016 814 678,157 204,765 86,739 12,977 6,187 4,508 6,791
3. 2017 800 728,372 225,830 93,461 23,092 8,259 6,145 6,390
4. 2018 757 899,901 255,263 108,326 23,035 9,647 6,798 3,212
5. 2019 979 1,064,779 309,526 114,471 29,675 11,827 6,786 4,387
6. 2020 370 442,716 84,468 45,470 13,005 2,412 1,195 707
Sumber : KUPP Kelas II Reo, 2020
Keterangan : Bongkar muat Tahun 2020 sampai Bulan Mei
3—12
Gambar 3.5. Layout Eksisting Pelabuhan Reo
3—13
Gambar 3.6. Layout Eksisting Pelabuhan Reo Disertai Dengan Foto Situasi Pelabuhan
3—14
Gambar 3.7. Layout DLKr dab DLKp Pelabuhan Reo
Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Reo, 2015
3—15
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) yang dimiliki oleh Pelabuhan Reo dan dibawah
pengelolaan Distrik Navigasi Kelas II Kupang cabang Reo yakni:
2. Menara Suar yang terdapat di Tanjung Torong Wesi berjarak ± 7 km ke arah Barat
dari Pelabuhan Reo.
Tabel 3.5.
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
Untuk mendukung kegiatan Pelabuhan Reo, sudah tersedia MCK yang berlokasi di dalam
Terminal Penumpang dan di kantor UPP Reo. Sumber air di terminal penumpang di
kirim menggunakan truk air dan ditampung dalam ground tank dengan kapasitas 5 m3,
sedangkan sumber air untuk keperluan pegawai KUPP berasal dari sumur yang berlokasi
di belakang kantor dengan kedalaman 10 m.
Penggunaan air bersih pada saat ini adalah untuk tenaga kerja peti kemas,
penumpang dan pengunjung (pengantar) adalah 715 l/hari. Sumber air untuk
memenuhi kebutuhan operasional pelabuhan menggunakan sumur bor masyarakat
yang diangkut menggunakan mobil tangki dengan kapasitas 5.000 l dan ditampung
3—16
dalam ground tank yang terletak di samping ruang tunggu penumpang, kemudian
ditarik ke dalam tangki penampung dengan kapasitas 1.100 l, sedangkan untuk
karyawan di kantor UPP penggunaan air rata – rata per hari adalah 600 l, sumber
air dari sumur yang berada di belakang kantor UPP. Total penggunaan air bersih di
pelabuhan yaitu 1.315 liter/hari.
Air limbah yang dihasilkan berupa air buangan dari toilet dari kegiatan domestik
para karyawan dan calon penumpang kapal, untuk penanganan air limbah domestik
digunakan tangki septik dengan volume limbah cair sebesar 80% dari kebutuhan air
bersih yaitu 80% x 1.350 l/hari = 1.052 l/hari.
Air limbah dari saluran air buangan masuk ke saluran inlet tanki septik yaitu bak
sedimentasi untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan partikel organik
tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai
senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur. Untuk sludge dari septik tank dilakukan penyedotan bekerja
sama dengan pihak ketiga.
3—17
Saluran Drainase di sekitar Terminal Saluran di Sekitar KUPP Reo
Penumpang
c. Penanganan Limbah B3
Jumlah timbulan sampah pada saat ini dari kegiatan operasional Pelabuhan Reo
sebesar ± 0,12 m3, yang bersumber dari kegiatan pelabuhan sebesar ± 0,03 m 3 per
hari, kegiatan kantor UPP sebesar ± 0,02 m 3, dan dari kapal yang bersandar sebesar
± 0,07 m3. Untuk penangan sampah dari kegiatan pelabuhan sampah dikumpulkan
dalam tempat sampah yang terpisah antara sampah organik dan anorganik yang
tersebar di beberapa tempat di lokasi pelabuhan, untuk kegiatan di Kantor UPP
sampah dikumpulkan dalam tempat sampah yang terpisah antara sampah organik
3—18
dan anorganik yang berada di halam depan dan belakang kantor, sedangkan
sampah dari kegiatan kapal, ketika datang di ambil oleh petugas dengan sepadah
motor roda tiga. Selanjutnya sampah diangkut 1 minggu sekali oleh petugas dari
kecamatan dan di buang ke TPA, dengan membayar retribusi.
Timbulan Sampah
Pemilahan dan
Pengolahan di
sumber
Pengumpulan
Pengangkutan
Tempat Pembuangan
Akhir
3—19
e. Sumber Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan listri pada saat operasional saat ini bersumber dari PT.
PLN sebesar 14.300 watt, terdiri dari
Kantor 10.000 watt
Terminal penumpang 3.000 watt
Rumah dinas 1.300 watt
f. Mitigasi Bencana
Beberapa potensi bencana di sekitar pelabuhan yaitu gempa bumi dan tsunami.
Sedangkan untuk tindakan pencegahan/mitigasi terhadap bencana tersebut
diantaranya :
Pada saat pandemi Covid – 19, pihak KUPP Reo sudah menyediakan petugas yang
memeriksa setiap penumpang baik yang naik maupun turun serta menyediakan
tempat cuci tangan. Selain itu pihak KUPP membuat SOP pencegahan Covid – 19
yang dibagikan kepada awak kapal.
3—20
3.5.3. Informasi Kegiatan Lain di Sekitar Pelabuhan
Pelabuhan Reo terletak di Kelurahan Baru Kecamatan Reok dan berbatasan langsung
dengan Kelurahan Wangkung. Dimana wilayah sekitarnya adalah sebagai berikut:
Geografi dan topografi di sekitar KUPP Pelabuhan Reo untuk wilayah daratan dan
perairannya relatif landai.
Luas kolam pelabuhan 20.000 m2, kedalaman kolam adalah 12 MLWS dan pasang
tertinggi 14 MLWS. Dimensi alur pelayaran panjang 15 mil, lebar 75 m, kedalaman
60 MLWS dan pasang tertinggi adalah 62 MLWS
Sebelah barat Pelabuhan Reo terdapat Depo Pertamina TBBM Reo, yang memasok
kebutuhan BBM untuk Pulau Flores.
Terdapat 2 gudang milik swasta yaitu milik PT. Suasan Biru Line dan PT. Trans Nusa
Bahari yang berada di sebelah timur lapangan penumpukan.
3—21
3.6. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN YANG TELAH DILAKUKAN
Tabel 3.6.
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang Telah Dilakukan
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
I Keglatan Operasional Pokok
1. Penurunan Keluar Masuk ·Fisika 1. Pendakatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kualitas Air Kapal - Suhu (Deviasi 3 °C) Menjaga agar seluruh kapal yang Sudah dilakukan
Laut - Sampah (Nihil) berlabuh di Pelabuhan Reo tidak
- TSS (80 mgA) terjadi ceceran oli, tumpahan
- Kecerahan (>3 m) semen, pupuk dan material yang
- lapisan minyak (Nihil) dapet mencemari perairan,
Kimia Menjaga agar kapal yang berlabuh Sudah dilakukan
- surfaktan (1000 µg/l) tidak membuang limbahnya di
- minyak dan lemak (5000 kolam pelabuhan Reo.
µg/l) 2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
- pH (6,5 - 8,5) Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
- fend total (0,002 mg/l) beberapa titik di sekitar Pelabuhan
- ammonia total (0,3 mg/l) Reo
Mikrobiologi Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan
- Total Collorrn larangan membuang sampah ke laut
(10.102 MPN/100 ml) Penggantian air ballast pada kapal Sudah dilakukan
Logam terlarut secara bertahap dan tidak
- Timbal (0,05 mg/l) membuang ke laut
Raksa (0,003 mg/l) 3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada Tidak ada
2. Peningkatan Keluar Masuk Tidak terjadi penumpukan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Sampah Kapal sampah disekitar lokasi Penyediaan tenaga kebersihan di Sudah dilakukan
Donestik dan kegiatan area dermaga agar terbebas dari
Limbah Cair Tidak terjadinya pencemaran sampah.
Domestik limbah cair domestik Mengatur jadwal pembersihan Sudah dilakukan
sebelum kegiatan operasional
berlangsung dan setelah kegiatan
operasional selesai
3—22
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
Menginformasikan kepada ABK kapal Sudah dilakukan
untuk menyediakan tempat sampah
di beberapa tempat di dalam kapal
agar sampah tidak berserakan di
dermaga
Menginformasikan kepada ABK Kapal Belum dilakukan
agar merabuang sampah di tempat
penampungan sampah sementara
yang telah disediakan
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Memasang papan pengumurnan Sudah dilakukan
dilarang membuang sampah ke laut,
agar tidak menimbulkan
pencemaran perairan
Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
beberapa litik di sekitar pelabuhan
Reo
Menyediakan Tempat Penampungan Belum dilakukan
Sampah Semetara
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada Tidak ada
3. Naik Turunya Tidak terjadi penumpukan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendakatan Sosial Ekonomi Budaya
Penumpang sampah disekilar lokasi Penyediaan tenaga kebersihan di Sudah dilakukan
kegiatan area dermaga agar Terbebas dari
Tidak terjadinya pencemaran sampah.
Gmbah cair domestik Mengatur jadwal pembersihan Sudah dilakukan
sebelum kegiatan operasional
berlangsung dan setelah kegaiatan
operasional selesai.
Menginformasikan kepada ABK kapal Sudah dilakukan
untuk menyediakan tempat sampah
di beberapa tempat di dalam kapal
agar sampah tidak berserakan di
dermaga
3—23
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
Menginformasikan kepada ABK Kapal Belum dilakukan
agar membuang sampah di tempat
penampungann sampah sementara
yang telah disediakan
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan
dilarang membuang sampah ke laut,
agar tidak menimbulkan
pencemaran perairan
Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
beberapa titik di sekitar pelabuhan
Reo
Menyediakan Tempat Penampungan Belum dilakukan
Sampah sementara
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada Tidak ada
4. Gangguan Keluar Masuk Indeks diversitas dan derajat 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Biota Air Laut Kapal pencemaran plankton dan Menjaga agar seluruh kapal yang Sudah dilakukan
benthos : berlabuh di Pelabuhan Reo tidak
H3 > 2,0 belum tercemar terjadi ceceran oli, tumpahan
H3 = 2,0 - 1,6 tercemar semen, pupuk dan material yang
ringan dapet mencemari perairan,
H3 = 1,5 - 1,0 tercemar Menjaga agar kapal yang berlabuh Sudah dilakukan
sedang tidak membuang limbahnya di
H3 < 1,0 tercemar berat kolam pelabuhan Reo.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
beberapa titik di sekitar Pelabuhan
Reo
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan
larangan membuang sampah ke laut
Melakukan transplantasi karang Belum dilakukan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada Tidak ada
3—24
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
5. Gangguan Keluar Masuk Kriteria Baku Kerusakan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Mangrove Kapal Mangrove Menjaga agar seluruh kapal yang Sudah dilakukan
Baik sangat padat berlabuh di Pelabuhan Reo tidak
Penutupan (%) ≥ 75 terjadi ceceran oli, tumpahan
Kerapatan (pohon/ha) ≥ 1500 semen, pupuk dan material yang
Sedang dapet mencemari perairan,
Penutupan (%) ≥ 50 ≤ 75 Menjaga agar kapal yang berlabuh Sudah dilakukan
Kerapatan (pohon/ha) ≥ 1000 tidak membuang limbahnya di
- ≤ 1500 kolam pelabuhan Reo.
Rusak 2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Penutupan (%) ≤ 50 Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
Kerapatan (pohon/ha) ≤ 1000 beberapa titik di sekitar Pelabuhan
Reo
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan
larangan membuang sampah ke laut
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas Belum dilakukan
Kehutanan
6. Gangguan Keluar Masuk Prosentase Luas Tutupan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Terumbu Kapal Terumbu Karang yang Hidup Menjaga agar seluruh kapal yang Sudah dilakukan
Karang Buruk 0 - 24,9 berlabuh di Pelabuhan Reo tidak
Sedang 25 - 49,9 terjadi ceceran oli, tumpahan
Baik 50 - 74,9 semen, pupuk dan material yang
Baik sekali 75 - 100 dapat mencemari perairan,
Menjaga agar kapal yang berlabuh Sudah dilakukan
tidak membuang limbahnya di
kolam pelabuhan Reo.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
beberapa titik di sekitar Pelabuhan
Reo
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan
larangan membuang sampah ke laut
Menempatkan bersandarnya kapal, Sudah dilakukan
3—25
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
bukan pada area terumbu karang
Pada saat meletakkan jangkar, tidak Sudah dilakukan
pada lokasi area terumbu karang
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas Belum dilakukan
Kehutanan
7. Gangguan Keluar Masuk Tidak terjadi kecelakaan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Aktifitas Kapal yang disebabkan kegiatan Menjaga agar seluruh kapal yang Sudah dilakukan
Nelayan pelabuhan berlabuh di Pelabuhan Reo tidak
terjadi ceceran oli, tumpahan
semen, pupuk dan material yang
dapet mencemari perairan,
Menjaga agar kapal yang berlabuh Sudah dilakukan
tidak membuang limbahnya di
kolam pelabuhan Reo.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Menyediakan tempat sampah pada Sudah dilakukan
beberapa titik di sekitar Pelabuhan
Reo
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan
larangan membuang sampah ke laut
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas Belum dilakukan
Kehutanan
8. Kesempatan Naik Turun Jumlah TKBM lokal dan unit 1. Pandekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kerja dan Penumpang usaha di Pelabuhan Reo Memberikan informasi dan Sudah dilakukan
Peluang kesempatan
Berusaha masyarakat/menyediakan tempat
untuk berusaha di sekitar lokasi
kegiatan
Memberikan kebijakan / izin secara Sudah dilakukan
tertulis kepada masyarakat sekitar
apabila akan membuka usaha di
sekitar lokasi kegiatan.
3—26
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Membangun fasilitas atau tempat Belum dilakukan
untuk berjualan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
Bongkar Muat Jumlah TKBM lokal dan unit 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Barang usaha di Pelabuhan Reo Memberikan informasi dan Sudah dilakukan
kesempatan masyarakat/
menyediakan tempat untuk
berusaha di sekitar lokasi kegiatan
Memberikan kebijakan / izin secara Sudah dilakukan
tertulis kepada masyarakat sekitar
apabila akan membuka usaha di
sekitar lokasi kegiatan.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Membangun fasilitas atau tempat Belum dilakukan
untuk berjualan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
9. Gangguan Naik Turun - Tidak terjadi kasus kriminal 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kamitibmas Penumpang Membentuk posko pengaduan Sudah dilakukan
masyarakat dan nelayan di lokasi
pelabuhan
Memberikan intormasi yang jelas Sudah dilakukan
dengan Bahasa yang mudah
dipahami kepada masyarakat dan
nelayan tentang pengoperasian
kegiatan
Mengedepankan asas kekeluargaan
dan musyawarah.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Tidak ada
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan Sudah dilakukan
3—27
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
lurah/desa. Camat serta tokoh
masyarakal lainnya
Bongkar Muat - Tidak terjadi kasus kriminal 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Barang Membentuk posko pengaduan Sudah dilakukan
masyarakat dan nelayan di lokasi
pelabuhan
Memberikan intormasi yang jelas Sudah dilakukan
dengan Bahasa yang mudah
dipahami kepada masyarakat dan
nelayan tentang pengoperasian
kegiatan
Mengedepankan asas kekeluargaan
dan musyawarah.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Tidak ada
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan Sudah dilakukan
lurah/desa. Camat serta tokoh
masyarakal lainnya
10. Kecelakaan Bongkar Muat - Tidak terjadi kecelakan kerja 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kerja Barang (zero accident) Memberikan informasi terkait Sudah dilakukan
kecelakaan kerja kepada
masyarakat dan ABK
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Mendirikan posko kesehatan Sudah dilakukan
Menyediakan perlengkapan P3K Sudah dilakukan
Memasang papan nomor telepon Sudah dilakukan
puskesmas dan rumah sakit terdekat
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
11. Peningkatan Naik Turun KepMenLH no. 48 Tahun 1996 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kebisingan Penumpang - Kawasan Pelabuhan ≤ 70 Tidak ada
dB(A) 2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
- Kawasan Pemukiman ≤ 55 Melakukan Pembatasan Kecepatan Sudah dilakukan
3—28
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
dB(A) kecepatan untuk mengurangi bising
Menggunakan kendaraan yang Sudah dilakukan
memiliki ijin laik jalan dari instansi
yang berwenang
Melakukan perawatan terhadap Sudah dilakukan
peralatan secara rutin
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
Bongkar Muat KepMenLH no. 48 Tahun 1996 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Barang - Kawasan Pelabuhan ≤ 70 Tidak ada
dB(A) 2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Kawasan Pemukiman ≤ 55 Melakukan Pembatasan Kecepatan Sudah dilakukan
dB(A) kecepatan untuk mengurangi bising
Menggunakan kendaraan yang Sudah dilakukan
memiliki ijin laik jalan dari instansi
yang berwenang
Melakukan perawatan terhadap Sudah dilakukan
peralatan secara rutin
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
II Kegiatan Operasional Penunjang
1. Penurunan Mobilisasi - Baku Mutu Udara sesuai 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kualitas Transportasi dengan PP Nomor 41 Tahun Penyediaan tenaga kebersihan yang Sudah dilakukan
Udara Darat 1999 tentang Pengendalian dapat melakukan pemeliharaan
Pencemaran Udara terhadap seluruh tanaman di area
pelabuhan Reo
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Melapisi tanah dengan paving atau Sudah dilakukan.
aspal untuk jalan akses dan lokasi
parkir yang belum dipaving atau
diaspal.
Melakukan penyiraman/pembasahan Dilakukan pada musim kemarau.
area jalan akses dan area parkir
untuk meminimalkan distribusi
3—29
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
debu.
Melakukan perawatan, yaitu Sudah dilakukan
penyiraman secara rutin terhadap
pohon-pohon yang sudah ada
khususnya pada musim kemarau
Melakukan pengangkutan barang Sudah dilakukan
menggunakan sistem container
Melakukan penanaman pohon-puhon Sudah dilakukan namun belum
pelindung/peneduh yang lebih maksimal
banyak di RTH Pelabuhan Reo, agar
polutan yang dihasilkan dari
kegiatan parkir, pengangkutan
material seperti, semen, pupuk,
tepung dapat terserap oleh daun-
daun pohon
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
Kegiatan - Baku Mutu Udara sesuai 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Lapangan dengan PP Nomor 41 Tahun Penyediaan tenaga kebersihan yang Sudah dilakukan
Penumpukan 1999 tentang Pengendalian dapat melakukan pemeliharaan
Pencemaran Udara terhadap seluruh tanaman di area
pelabuhan Reo
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Melapisi tanah dengan paving atau Sudah dilakukan.
aspal untuk jalan akses dan lokasi
parkir yang belum dipaving atau
diaspal.
Melakukan penyiraman/pembasahan Dilakukan pada musim kemarau.
area jalan akses dan area parkir
untuk meminimalkan distribusi
debu.
Melakukan perawatan, yaitu Sudah dilakukan
penyiraman secara rutin terhadap
pohon-pohon yang sudah ada
3—30
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
khususnya pada musim kemarau
Melakukan pengangkutan barang Sudah dilakukan
menggunakan sistem container
Melakukan penanaman pohon-puhon Sudah dilakukan namun belum
pelindung/peneduh yang lebh maksimal
banyak di RTH Pelabuhan Reo, agar
polulan yang dihasilkan dari
kegiatan parkir, pengangkutan
material
seperti, semen, pupuk, tepung
dapat terserap oleh daun-daun
pohon
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
2. Gangguan Mobilisasi - Tidak terjadi peningkatan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Lalu Lintas Transportasi kemacetan Menginformasikan kepada Sudah dilakukan
Darat masyarakat jadwal keberangkatan
kapal dan jadwal bongkar muat
barang
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Menyediakan lahan parkir yang Sudah dilakukan.
cukup
Menempatkan petugas untuk Sudah dilakukan.
mengatur lalu lintas
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
- Tidak ada
3. Peningkatan Kegiatan - Tidak terjadi penumpukan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Sampah Lapangan sampah di sekitar lokasi Penyediaan tenaga kebersihan di Sudah dilakukan
Domestik dan Penumpukan kegiatan area lapangan penumpukan agar
Limbah Cair - Tidak terjadinya pencemaran terbebas dari sampah.
Domestik limbah cair domestik Mengatur jadwal pembersihan Sudah dilakukan
sebelum kegiatan operasional
berlangsung dan setelah kegiatan
operasional selesai
3—31
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
Melakukan pembinaan petugas Belum dilakukan
sampah dan pelatihan untuk
memilah sampah sesuai dengan
jenis karakteristiknya
Memberikan pelatihan kepada Sudah dilakukan
petugas kebersihan untuk
melakukan proses pemilahan
sampah dan pengolahan sampah
sederhana menjadi kompos
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan.
dilarang membuang sampah
sembarangan, agar tidak
menimbulkan penumpukan sampah
Menyediakan tempat sampah pada Dilakukan dilakukan.
beberapa titik lokasi di sekitar
pelabuhan Reo
Menyediakan Tempat Penampungan Dilakukan dilakukan
Sampah Sementara (TPSS)
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
Kegiatan - Tidak terjadi penumpukan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Terminal sampah di sekitar lokasi Penyediaan tenaga kebersihan di Sudah dilakukan
Penumpang kegiatan area lapangan penumpukan agar
- Tidak terjadinya pencemaran terbebas dari sampah.
limbah cair domestik Mengatur jadwal pembersihan Sudah dilakukan
sebelum kegiatan operasional
berlangsung dan setelah kegiatan
operasional selesai
Melakukan pembinaan petugas Belum dilakukan
sampah dan pelatihan untuk
memilah sampah sesuai dengan
jenis karakteristiknya
Memberikan pelatihan kepada Sudah dilakukan
3—32
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
petugas kebersihan untuk
melakukan proses pemilahan
sampah dan pengolahan sampah
sederhana menjadi kompos
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan.
dilarang membuang sampah
sembarangan, agar tidak
menimbulkan penumpukan sampah
Menyediakan tempat sampah pada Dilakukan dilakukan.
beberapa titik lokasi di sekitar
pelabuhan Reo
Menyediakan Tempat Penampungan Dilakukan dilakukan
Sampah Sementara (TPSS)
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
Kegiatan - Tidak terjadi penumpukan 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Perkantoran sampah di sekitar lokasi Penyediaan tenaga kebersihan di Sudah dilakukan
kegiatan area lapangan penumpukan agar
- Tidak terjadinya pencemaran terbebas dari sampah.
limbah cair domestik Mengatur jadwal pembersihan Sudah dilakukan
sebelum kegiatan operasional
berlangsung dan setelah kegiatan
operasional selesai
Melakukan pembinaan petugas Belum dilakukan
sampah dan pelatihan untuk
memilah sampah sesuai dengan
jenis karakteristiknya
Memberikan pelatihan kepada Sudah dilakukan
petugas kebersihan untuk
melakukan proses pemilahan
sampah dan pengolahan sampah
sederhana menjadi kompos
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
3—33
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
Memasang papan pengumuman Sudah dilakukan.
dilarang membuang sampah
sembarangan, agar tidak
menimbulkan penumpukan sampah
Menyediakan tempat sampah pada Dilakukan dilakukan.
beberapa titik lokasi di sekitar
pelabuhan Reo
Menyediakan Tempat Penampungan Dilakukan dilakukan
Sampah Sementara (TPSS)
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
4. Gangguan Kegiatan - Tidak terjadi kasus kriminal 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kamitibmas Terminal Membentuk posko pengaduan Sudah dilakukan
Penumpang masyarakat dan nelayan di lokasi
pelabuhan
Memberikan intormasi yang jelas Sudah dilakukan
dengan Bahasa yang mudah
dipahami kepada masyarakat dan
nelayan tentang pengoperasian
kegiatan
Mengedepankan asas kekeluargaan
dan musyawarah.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Memasang pagar portal untuk Sudah dilakukan
menjaga keamanan keluar masuknya
penumpang ke Pelabuhan Reo
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan Sudah dilakukan
lurah/desa. Camat serta tokoh
masyarakal lainnya
5. Kesempatan Kegiatan - Jumlah TKBM lokal dan unit 1. Pandakatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kerja dan terminal usaha di Pelabuhan Reo Memberikan informasi dan Sudah dilakukan
Peluang penumpang kesempatan
Berusaha masyarakat/menyediakan tempat
3—34
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
untuk berusaha di sekilar lokasi
kegiatan
Memberikan kebijakan / izin secara Sudah dilakukan
tertulis kepada masyarakat sekitar
apabila akan membuka usaha di
sekitar lokasi kegiatan.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Membangun fasilitas atau tempat Belum dilakukan
untuk berjualan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
Kegiatan - Jumlah TKBM lokal dan unit 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
pemeliharaan usaha di Pelabuhan Reo Memberikan informasi dan Sudah dilakukan
pelabuhan kesempatan
masyarakat/menyediakan tempat
untuk berusaha di sekilar lokasi
kegiatan
Memberikan kebijakan / izin secara Sudah dilakukan
tertulis kepada masyarakat sekitar
apabila akan membuka usaha di
sekitar lokasi kegiatan.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Membangun fasilitas atau tempat Belum dilakukan
untuk berjualan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Tidak ada
6. Timbulan Kegiatan - Peraturan Pemerintah Nomor 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Limbah B3 Pemeliharaan 05 Tahun 2009 tentang Mensosialisasikan SOP penanganan Belum dilakukan
(oli bekas, Pelabuhan Pengelolaan Limbah B3 di B3 dan LB3 kepada seluruh
kain majun, Pelabuhan karyawan agar alur pengumpulan
lampu TL, mudah dilakukan oleh pengelola
Aki bekas, Pelabuhan Reo
tinta printer) Mensosialisasikan tentang Belum dilakukan
pemahaman limbah B3 secara
3—35
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
bertahap kepada karyawan dan
petugas kebersihan agar dalam
pengumpulan Limbah B3 terpisah
dengan limbah domestik.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
menyiapkan petugas yang telah Belum dilakukan
memahami dan mengerti tata cara
pengelolaan limbah B3.
Melakukan identifikasi terhadap Belum dilakukan
jenis LB3 yang dihasilkan dari
operasional Pelabuhan Reo.
Melakukan proses perijinan Belum dilakukan
penyimpanan sementara limbah B3
(TPS B3).
Menyiapkan bangunan TPS LB3 yang Belum dilakukan
akan dibangun dengan ukuran
minimal lebar 1,0 m x panjang 1,5
m x ketinggian mengikuti tinggi
bangunan
Melakukan pra penyimpanan limbah Belum dilakukan
B3 dengan sesuai ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 05
Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Limbah B3 di Pelabuhan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dan Belum dilakukan
komunikasi untuk melakukan
perizinan penyimpanan sementara
limbah B3 dengan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Manggarai
Bekerja sama dengan pihak BLH Belum dilakukan
atau Instilusi yang berkompeten
untuk melakukan sosialisasi
3—36
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
penanganan limbah B3
Kegiatan - Peraturan Pemerintah Nomor 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Perkantoran 05 Tahun 2009 tentang Mensosialisasikan SOP penanganan Belum dilakukan
dan Pengelolaan Limbah B3 di B3 dan LB3 kepada seluruh
Perumahan Pelabuhan karyawan agar alur pengumpulan
mudah dilakukan ofeh pengelola
Pelabuhan Reo
Mensosialisasikan tentang Belum dilakukan
pemahaman limbah B3 secara
bertahap kepada karyawan dan
petugas kebersihan agar dalam
pengumpulan Limbah B3 terpisah
dengan limbah domestik.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
menyiapkan petugas yang telah Belum dilakukan
memahami dan mengerti tata cara
pengelolaan limbah B3.
Melakukan identifikasi terhadap Belum dilakukan
jenis LB3 yang dihasilkan dari
operasional Pelabuhan Reo.
Melakukan proses perijinan Belum dilakukan
penyimpanan sementara limbah B3
(TPS B3).
Menyiapkan bangunan TPS LB3 yang Belum dilakukan
akan dibangun dengan ukuran
minimal lebar 1,0 m x panjang 1,5
m x ketinggian mengikuti tinggi
bangunan
Melakukan pra penyimpanan limbah Belum dilakukan
B3 dengan sesuai ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 05
Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Limbah B3 di Pelabuhan
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
3—37
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
Melakukan koordinasi dan Belum dilakukan
komunikasi untuk melakukan
perizinan penyimpanan sementara
limbah B3 dengan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Manggarai
4. Bekerja sama dengan pihak BLH atau 4. Belum dilakukan
Institusi yang berkompeten untuk
melakukan sosialisasi penanganan
limbah B3
III Kegiatan Pasca Operasi
1. Hilangnya Pemutusan - Undang-undang No. 13 Tahun 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Kesempatan Hubungan 2003 tentang Ketenaga Memberi pelatihan dan pembekalan Belum dilakukan
Kerja Kerja kerjaan wirausaha kepada tenaga kerja yang
tidak berkeinginan mutasi sehingga
dapat memiki/usaha baru
Memanfaatkan sisa bangunan Belum dilakukan
sebagai restoran pusat perbelanjaan
sehingga menciptakan kesempatan
kerja baru.
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Tidak ada
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Pengalihan tenaga kerja ke Belum dilakukan
pelabuhan terdekat
2. Keresahan Pemutusan - Undang-undang No. 13 Tahun 1. Pandakatan Sosial Ekonomi Budaya 1. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya
Masyarakat Hubungan 2003 tentang Ketenaga Membentuk posko pengaduan Belum dilakukan
Kerja kerjaan masyarakat dan nelayan di lokasi
proyek.
Memberikan informasi yang jelas Belum dilakukan
dengan Bahasa yang mudah
dipahami kepada masyarakat dan
nelayan tentang pengoperasian
kegiatan
3—38
JENIS SUMBER
NO. TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK DAMPAK
Mengedepankan asas kekeluargaan
dan musyawarah
2. Pendekatan Teknologi 2. Pendekatan Teknologi
Tidak ada
3. Pendekatan Institusi 3. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan Belum dilakukan
lurah/desa. Camat serta tokoh
masyarakal lainnya
3—39
3.7. KOMPONEN KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN DAN DAMPAK
LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN
Pelabuhan Reo pada saat ini telah beroperasi, namun demikian dari hasil pemantauan
yang dilakukan menunjukkan keberadaan Pelabuhan Reo saat ini tidak memberikan
penurunan kualitas lingkungan yang ada di sekitarnya. Hal ini ditunjukkan diantaranya
dari hasil pengukuran kualitas lingkungan di lokasi kegiatan dimana semua parameter
masih memenuhi baku mutu.
Adapun pada saat operasional Pelabuhan Reo ada beberapa kegiatan yang menimbulkan
dampak sebagaimana yang disajikan pada tabel berikut ini :
3—40
Tabel 3.7.
Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak
Kegiatan yang Berpotensi
Fasilitas Pelabuhan Jenis Dampak
Menimbulkan Dampak
Darat Kantor Pelabuhan Peningkatan Sampah
Terminal Penumpang Domestik
Peti Kemas Peningkatan Limbah Cair
Domestik
Penurunan Sanitasi
Peningkatan Timbulan
Limbah B3
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Kebisingan
Transportasi
Perairan Labuh / Tambat Kapal Peningkatan Sampah
Bongkar Muat Barang, Domestik
Penumpang dan Peti Kemas Penurunan Sanitasi
Penurunan Kualitas Air Laut
Gangguan Terhadap Biota
Air
Di Pelabuhan Reo tidak ada aktifitas pengisian bahan bakar dan perbaikan kapal,
sehingga pencemaran terhadap air laut yang ditimbulkan dari ceceran minyak kapal
tidak terjadi.
Badan usaha pelabuhan wajib menjaga keamanan, dan ketertiban pada terminal
dan fasilitas pelabuhan yang dioperasikan
3—41
a. Pelabuhan tempat minyak mentah dimuat ke dalam kapal tanker minyak yang :
1. Mempunyai prioritas melakukan ballast paling lama 72 (tujuh puluh dua) jam;
2. Lego jangkar pada Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Laut dan Daerah
Lingkungan Kerja Pelabuhan Laut; dan/atau
3. Telah menempuh perjalanan minimal 1.200 (seribu dua ratus) mil laut.
b. Pelabuhan tempat kapal memuat minyak selain minyak mentah curah dengan
tingkat rata-rata lebih dari 1.000 (seribu) metrik ton perhari;
1. perbaikan kapal;
d. Pelabuhan yang mempunyai sarana dan prasarana untuk menangani kapal yang
dilengkapi dengan tangki lumpur minyak;
e. Pelabuhan yang menangani air kotor berminyak dan jenis-jenis residu lainnya yang
tidak dapat dibuang ke media lingkungan; dan/atau
f. Pelabuhan untuk pemuatan kargo curah dan kegiatannya terkait dengan residu
minyak yang tidak dapat dibuang ke media lingkungan hidup.
Limbah pelabuhan sebagaimana yang di atur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 05 Tahun 2009 tersebut meliputi :
a. Minyak;
e. Sampah;
f. Emisi;
3—42
Berdasarkan hal tersebut di atas, Pelabuhan Reo yang beroperasi setiap hari tidak wajib
memiliki/menyediakan fasilitas pengelolaan limbah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 05 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Limbah di Pelabuhan. Namun demikian, akibat dari aktivitas operasional Pelabuhan Reo
tetap berpotensi untuk menghasilkan limbah yang perlu dikelola dan dipantau.
Untuk jenis pengelolaan dan pemantauan yang telah dilaksanakan di Pelabuhan Reo
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
3—43
Tabel 3.8.
Jenis Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang Telah Dilaksanakan
Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan Yang Upaya Pemantauan Lingkungan
No
Jenis Dampak Sumber Dampak Telah Dilakukan Yang Telah Dilakukan
Kegiatan Operasional Utama
1. Penurunan kualitas udara Mobilisasi transportasi darat Penanaman pohon di sekitar kantor Belum dilakukan pemantauan
dan kegiatan peti kemas UPP
2. Gangguan lalu lintas Mobilisasi transportasi darat Melakukan pengaturan kendaraan Pendataan dan pencatatan keluar
yang keluar masuk pelabuhan masuk kendaraan maupun
penumpang
3. Peningkatan kebisingan Naik turun penumpang Menghimbau untuk kegiatan bongkar Belum dilakukan pemantauan
muat dilakukan pada jam kerja
4. Peningkatan sampah domestik Keluar masuk kapal, naik Tersedianya tempat sampah dan Belum dilakukan pemantauan
dan limbah cair turun penumpang, kegiatan septik tank
peti kemas kegiatan
terminal penumpang dan
kegiatan perkantoran
5. Limbah B3 Kegiatan kantor dan Belum dilakukan pengelolaan Belum dilakukan pemantauan
pemeliharaan pelabuhan
6. Penurunan Kualitas Air Laut Keluar masuk kapal Belum dilakukan pengelolaan Belum dilakukan pemantauan
7. Gangguan terhadap Biota Laut Keluar masuk kapal Belum dilakukan pengelolaan Belum dilakukan pemantauan
8. Gangguan aktivitas nelayan Keluar masuk kapal Adanya serine ketika ada kapal yang Mendata jumlah tenaga kerja lokal
keluar dan masuk yang bekerja di pelabuhan
9. Kesempatan kerja dan Naik turun penumpang, Adanya pengawasan dari petugas
peluang berusaha bongkar muat barang dan Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan
kegiatan terminal Pelabuhan (KPPP)
penumpang
10. Gangguan Kamtibnas Naik turun penumpang, Adanya pengawasan dari petugas
bongkar muat barang dan Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan
kegiatan terminal Pelabuhan (KPPP)
penumpang
3—44
3.7.3. Izin PPLH Yang Diperlukan
Berdasarkan jenis limbah yang dihasilkan dari operasional Pelabuhan Reo, limbah oli
bekas genset, ceceran oli dan limbah lampu TL bekas yang memerlukan izin PPLH yaitu
berupa Izin Penyimpanan Limbah B3.
Hidrologi
Hidrologi-oseanografi
Biologi
Kesehatan Masyarakat
Gambaran umum rona lingkungan hidup di wilayah studi didasarkan atas data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data primer dengan metode survey yaitu pengamatan
dan pengambilan sampel di lapangan, sampel dianalisis di laboratorium dan wawancara.
Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui dinas dan instansi terkait berupa hasil
studi yang relevan dengan rencana kegiatan. Berikut uraian kondisi rona lingkungan
hidup awal dari masing-masing komponen lingkungan.
A. Iklim
Seperti halnya di wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Manggarai juga hanya dikenal 2
musim yaitu kemarau dan hujan. Secara umum, musim kemarau terjadi pada Juni-
September, sedangkan musim hujan pada Desember – Maret, rata-rata curah hujan per
bulan tahun 2017 adalah 246 mm dan banyaknya hari hujan dalam setahun sebanyak
281 hari atau rata-rata 23 hari perbulan pada tahun 2017. Akibat banyaknya curah
hujan maka kondisi alam menjadi sangat lembab dan basah. Musim kemarau dan hujan
datang silih berganti dalam setahun. Keadaan iklim dipengaruhi oleh Samudera Hindia.
Suhu udara berkisar antara 25,8°-27,1° dan kecepatan angin antara 4,7-5,7 knot/jam.
Curah hujan tinggi dan relatif turun hujan sepanjang tahun dan sering kali disertai
3—45
dengan musim badai laut biasanya berkisar antara bulan September sampai Nopember,
namun kadang badai terjadi juga pada bulan Agustus, karena cuaca bisa berubah secara
mendadak.
Tabel 3.9.
Keadaan Suhu Rata-Rata (ºC) di Kabupaten Manggarai
Tabel 3.10.
Banyaknya Curah Hujan (Milimeter) dan Hari Hujan di Kabupaten Manggarai
2016 2017 2018
No Bulan Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
1 Januari 823,7 26 359,4 18 715,3 27
2 Februari 537,4 26 649,2 23 387,8 23
3 Maret 354,2 30 542,0 25 239,5 21
4 April 518,9 30 452,0 21 464,4 16
5 Mei 405,5 25 302,6 16 135,6 8
6 Juni 151,6 9 255,4 15 41,3 10
7 Juli 180,4 11 79,6 9 21,4 5
8 Agustus 131,3 12 86,4 10 13,5 6
9 September 464,1 23 130,7 12 127,0 10
10 Oktober 342,8 20 405,7 22 70,9 7
11 November 408,3 23 748,6 29 406,4 24
12 Desember 581,7 24 468,2 29 480,4 23
Sumber: Kabupaten Manggarai Dalam Angka 2017-2019
3—46
Tabel 3.11.
Kecepatan Angin Rata-rata, Kelembaban Udara Rata-rata dan Penyinaran Matahari Rata-rata
di Kabupaten Manggarai
Kecepatan Angin Kelembaban Udara Penyinaran Matahari
No Bulan Rata-rata (Knot) Rata-rata (%) Rata-rata (%)
2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018
1 Januari 4,3 5,3 11,0 89 88 94 63,0 48,0 30,0
2 Februari 4,0 6,0 9,0 93 92 87 44,0 46,2 42,8
3 Maret 3,0 4,0 8,0 91 90 90 60,6 49,5 63,4
4 April 3,5 4,0 8,0 91 88 86 75,0 69,0 84,0
5 Mei 3,5 3,2 80 91 85 81 65,0 65,0 88,0
6 Juni 3,5 3,1 7,0 88 88 81 74,0 93,8 73,1
7 Juli 4,1 3,0 7,0 87 88 78 79,0 80,0 90,0
8 Agustus 3,9 4,0 7,0 86 81 85 83,0 79,0 78,8
9 September 4,1 4,2 8,0 84 80 77 77,0 83,5 83,4
10 Oktober 4,3 4,0 9,0 89 85 70 74,0 73,0 95,0
11 November 4,9 3,0 9,0 87 89 86 71,0 50,0 71,0
12 Desember 5,2 3,0 9,0 91 92 87 40,0 44,0 56,0
Sumber: Kabupaten Manggarai Dalam Angka 2017-2019
Berdasarkan Detail Engineering Desain (DED) Pelabuhan Reo Tahun 2015, angin dominan
berhembus dari arah Barat. Frekuensi kejadian angin sebesar 51,89 %. Kecepatan angin
dominan adalah >5-10 m/det, dengan frekuensi 55,68 %. Kecepatan angin maksimal
terjadi dengan kecepatan >15-20 m/det dengan frekuensi 1,62 %.
Untuk mengetahui kualitas udara di lokasi kegiatan dan sekitarnya, maka dilakukan
pengukuran kualitas udara. Pengambilan sampel dilakukan di 2 lokasi yaitu:
Tabel 3.12.
Kualitas Udara Ambien di Lokasi Pelabuhan Reo
HASIL ANALISIS
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU
U1 U2
1 IKLIM
o
Temperatur C 31,7 30,9 -
Kelembaban % 65,1 70,8 -
Kecepatan angin m/s 0,9 0,5 -
2 KIMIA
Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 19,65 10,94 400
Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 24,25 21,83 900
Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 2.760 1.120 30.000
Oksidan (O3) µg/Nm3 12,10 4,96 223
3—47
HASIL ANALISIS
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU
U1 U2
3 FISIKA
Debu (TSP) µg/Nm3 89,64 49,82 -
PM2,5 µg/Nm3 10,52 5,31 -
PM10 µg/Nm3 55,63 35,64 -
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : Baku Mutu : Peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
U1 = Area peti kemas Pelabuhan Reo (N 08° 17’ 10,1‖ – E 120° 27’ 15,3‖)
U2 = Permukiman Penduduk Kedindi (N 08° 17’ 12,9‖ – E 120° 27’ 13,2‖)
Kondisi kualitas udara di wilayah studi pada saat dilakukan sampling masih baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengukuran kualitas udara dimana seluruh parameter yang
diukur masih memenuhi baku mutu. Menunjukkan tidak terjadinya pencemaran udara di
area Pelabuhan Reo.
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari aktivitas
kegiatan, maka telah dilakukan pengambilan sampling di 3 (tiga) titik dengan lokasi
titik sama dengan pengambilan sampel kualitas udara ambien.
Tabel 3.13.
Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
1. K1 dBA 70 70,9
2. K2 dBA 55 52,5
3. K3 dBA 70 68,5
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : Baku Mutu berdasarkan Kep-48/ MENLH/11/1996
K1 = Lapangan Penumpukan Kontainer (N 08° 17’ 10,1‖ – E 120° 27’ 15,3‖)
K2 = Permukiman Penduduk Kedindi (N 08° 17’ 12,9‖ – E 120° 27’ 13,2‖)
K3 = Dermaga 1 (Timur) Pelabuhan Reo (N 08° 17’ 00,5‖ – E 120° 27’ 20,2‖)
3—48
3.8.2. Hidrologi
Rona lingkungan awal kualitas air tanah di wilayah studi digambarkan dengan
pengambilan 2 (dua) titik sampel air bersih yang berasal dari sumur bor di sekitar
Pelabuhan Reo di mana pengujian kualitas air tanah menggunakan metode SNI dan
APHA yang selanjutnya dibandingkan dengan standar baku mutu menurut Permenkes
No. 32 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi.
Tabel 3.14.
Hasil Analisis Kualitas Air Bersih
Hasil
No Parameter Satuan Baku Mutu
SU1 SU2
Fisika
1. Kekeruhan** NTU 0,46 0,50 25
2. Warna TCU 0,24 0,26 50
3. Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 496 356 1000
Suhu ±3 °C
4. Suhu °C 27,0 27,0
udara
5. Rasa - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
Tidak
6. Bau - Tidak berbau Tidak berbau
berbau
Kimia
1. pH - 7,61 7,15 6,5 - 8,5
2. Besi (Fe) mg/L 0,280 0,180 1,0
3. Flourida (F) mg/L 0,42 0,39 1,5
4. Kesadahan (CaCO3) mg/L 216,14 243,28 500
5. Mangan (Mn) mg/L <0,010 <0,010 0,5
6. Nitrat (NO3-N) mg/L 5,18 4,92 10
7. Nitrit (NO2-N) mg/L <0,004 <0,004 1,0
8. Sianida (CN) mg/L <0,004 <0,004 0,1
9. Deterjen mg/L <0,020 <0,020 0,05
10. Pestisida total mg/L <0,05 <0,05 0,1
11. Air Raksa (Hg) mg/L <0,0001 <0,0001 0,001
12. Arsen (As) mg/L <0,001 <0,001 0,05
13. Kadmium (Cd) mg/L <0,00015 <0,00015 0,005
14. Kromium, Valensi 6 (Cr6+) mg/L <0,014 <0,014 0,05
15. Selenium (Se) mg/L <0,0005 <0,0005 0,01
16. Seng (Zn) mg/L 0,415 0,170 15
17. Sulfat (SO4) mg/L 19,65 8,79 400
18. Timbal (Pb) mg/L <0,030 <0,030 0,05
19. Benzene mg/L <0,001 <0,001 0,01
20. KMn04** mg/L 4,23 3,16 10
Mikrobiologi
1. Total Coliform CFU 100/ml 2 2 50
2. E. Coli CFU 100/ml 0 0 0
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : Baku mutu menurut Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
SU1 = Sumur bor mess karyawan (N 08° 17’ 12,0‖ – E 120° 27’ 18,4‖)
SU2 = Sumur bor masyarakat RW Kedindi (N 00° 56’ 42,52‖ – E 97° 24’ 34,85‖)
3—49
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa, air sumur di lokasi rencana kegiatan, kondisinya
masih baik. Hal ini dapat dilihat dari seluruh parameter yang diuji masih memenuhi
baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Baku mutu berdasarkan Permenkes No.32
tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi.
3.8.3. Hidrologi-oseanografi
Berdasarkan Detail Engineering Desain (DED) Pelabuhan Reo Tahun 2015, arah
gelombang dominan yaitu dari utara. Hasil pemodelan gelombang dengan arah
kedatangan gelombang dari barat laut, tinggi gelombang di daerah pelabuhan Reo
berkisar antara 0,09 meter sampai dengan 1,31 meter. Tinggi gelombang di daerah
sebelah Utara pelabuhan berkisar antara 0,63 meter sampai dengan 4,87 meter. Dan
tinggi gelombang di daerah sebelah Timur pelabuhan berkisar antara 2,77 meter sampai
dengan 4,24 meter.
Gambar 3.14. Model Tinggi Gelombang Arah Datang Gelombang dari Barat Laut
Berikutnya hasil model gelombang dengan arah datang gelombang dari utara,
berdasarkan hasil permodelan gelombang, tinggi gelombang di daerah pelabuhan Reo
berkisar antara 1,26 meter sampai dengan 4,12 meter. Tinggi gelombang di daerah
sebelah Utara pelabuhan berkisar antara 2,20 meter sampai dengan 5,51 meter. Dan
tinggi gelombang di daerah sebelah Timur pelabuhan berkisar antara 2,32 meter sampai
dengan 4,84 meter.
3—50
Gambar 3.15. Model Tinggi Gelombang Arah Datang Gelombang dari Utara
Selanjutnya hasil model gelombang dengan arah datang gelombang dari Timur Laut,
berdasarkan hasil permodelan gelombang, tinggi gelombang di daerah pelabuhan Reo
berkisar antara 2,30 meter sampai dengan 5,06 meter. Tinggi gelombang di daerah
sebelah Utara pelabuhan berkisar antara 1,98 meter sampai dengan 5,32 meter. Dan
tinggi gelombang di daerah sebelah Timur pelabuhan berkisar antara 2,45 meter sampai
dengan 4,64 meter.
Gambar 3.16. Model Tinggi Gelombang Arah Datang Gelombang dari Timur Laut
3—51
3.8.3.2. Kondisi Arus
Berdasarkan Detail Engineering Desain (DED) Pelabuhan Reo Tahun 2015, hasil model
arus pada kondisi pasang menuju surut, kecepatan arus di daerah sebelah Utara
pelabuhan Reo berkisar antara 0,13 m/s sampai dengan 0,24 m/s dengan arah
pergerakan arus menuju Utara sampai dengan Barat. Kecepatan arus di daerah
pelabuhan Reo berkisar antara 0,03 m/s sampai dengan 0,08 m/s dengan arah
pergerakan arus menuju ke arah Utara sampai dengan Barat. Dan kecepatan arus di
daerah sebelah Timur pelabuhan berkisar antara 0,03 m/s sampai dengan 0,08 m/s
dengan pergerakan arus ke arah Utara sampai dengan Barat.
Sedangkan hasil model arus pada kondisi surut menuju pasang, tidak terjadi perbedaan
kecepatan arus yang signifikan, kecepatan arus di daerah sebelah Utara pelabuhan Reo
berkisar antara 0,13 m/s sampai dengan 0,24 m/s dengan arah pergerakan arus menuju
Timur sampai dengan Selatan. Kecepatan arus di daerah pelabuhan Reo berkisar antara
0,03 m/s sampai dengan 0,07 m/s dengan arah pergerakan arus menuju ke arah Selatan
sampai dengan Timur. Dan kecepatan arus di daerah sebelah Timur pelabuhan berkisar
antara 0,03 m/s sampai dengan 0,07 m/s dengan pergerakan arus ke arah Selatan
sampai dengan Timur.
3—52
Gambar 3.18. Model Arus Pada Saat Surut Menuju Pasang
Rona lingkungan awal kualitas air laut di wilayah studi digambarkan dengan
pengambilan pada 2 (dua) titik pengujian sampel yang mengacu pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup (KepMen. LH) No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.
Tabel 3-10.
Hasil Analisis Kualitas Air Laut
Hasil Analisa
No Parameter Satuan Baku Mutu
AL1 AL2
Fisika
1 Kebauan - Alami Alami Alami
coral: >5
2 Kecerahan m 3.40 3,10 mangrove: -
lamun: >3
3 Kekeruhan NTU 1.05 0,95 <5
Padatan tersuspensi coral: 20
4 total (TSS) mg/L 12 10 mangrove: 80
lamun: 20
5 Sampah - Nihil Nihil nihil
coral: 28-30
0 mangrove:
6 Suhu C 28.0 28,0
28-32
lamun: 28-30
7 Lapisan minyak - Nihil Nihil Nihil
Kimia
8 pH - 7.22 6,08 7-8.5
coral: 33-34
mangrove:
9 Salinitas %o 32.5 31,0
s/d 34
lamun: 33-34
Oksigen terlarut (DO)
10 mg/L 6.40 6,62 >5
In Situ
3—53
Hasil Analisa
No Parameter Satuan Baku Mutu
AL1 AL2
11 BOD5 2.72 2,50 20
12 Total Ammonia (NH3-N) mg/L 0.11 0,08 0.3
13 Fosfat (PO4) mg/L <0.008 <0.008 0.015
14 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.003 0.003 0.008
15 Sianida (CN) mg/L <0.002 <0.002 0.5
16 Sulfida (H2S) mg/L <0.008 <0.008 0.01
17 Senyawa Fenol Total mg/L <0.0005 <0.0005 0.002
18 Surfaktan (deterjen) mg/L 0.12 0,10 1
19 Minyak dan Lemak mg/L 0.16 0,12 1
20 Raksa (Hg) mg/L <0.001 <0.001 0.001
21 Kadmium (Cd) mg/L <0.0005 <0.0005 0.001
22 Tembaga (Cu) mg/L <0.003 <0.003 0.008
23 Timbal (Pb) mg/L <0.005 <0.005 0.008
24 Seng (Zn) mg/L <0.004 <0.004 0.05
25 Nikel (Ni) mg/L <0.01 <0.01 0.05
26 Arsen (As) mg/L <0,004 <0,004 0,12
27 Kromium Heksavalen mg/L <0,002 <0,002 0,005
Biologi
1 Total Coliform MPN/100 ml 280 220 1.000
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : Baku mutu sesuai KepMen. LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
AL1 = Air laut sekitar dermaga 2 (timur) (S 08°17' 00.3" E 120°27' 20.5")
AL2 = Air laut sekitar dermaga 1 (barat) (S 08°17' 03,7" E 120°27' 11.2")
Hasil pengujian menunjukan bahwa perairan di sekitar Pelabuhan Reo masih bagus
dapat di lihat bahwa semua parameter yang di uji di bawah baku mutu sesuai KepMen.
LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.
3—54
3.8.4. Biologi
A. Biota Darat
Flora
Tabel 3.15.
Jenis Vegetasi di Sekitar Pelabuhan Reo
Fauna
Sedangkan Fauna atau satwa liar yang teramati saat survey dilakukan adalah
Anjing (Canis familiaris), kucing (Felis Domesticus), Burung Gereja
(Passeridae) dan hewan ternak seperti sapi (Bos taurus), Kambing (Capra
aegagrus hircus), Ayam (Gallus gallus domesticus), Babi (sus) dan Bebel (Anas
platyrhynchos domesticus).
B. Biota Laut
Mangrove
3—55
ekosistem mangrove merupakan habitat bagi satwa liar untuk kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu keberadaan hutan mangrove yang bersisian dengan
lokasi Pelabuhan Laut Reo harus tetap dipertahankan kelestariannya. Dari hasil
pengamatan, ditemukan tegakan pohon Sonneratia alba dan Rhizophora
apiculata. Mangrove jenis ini dapat hidup dengan baik pada substrat pasir halus
berlumpur serta merupakan jenis mangrove yang zonasinya paling depan dan
berada pada daerah yang memiliki salinitas paling tinggi karena selalu
digenangi air meskipun saat pasang terendah (Kitamura, 1997).
Pada stadia pertumbuhan pohon mangrove hanya ditemui jenis Sonneratia alba
sehingga mangrove jenis ini memiliki nilai dominansi tertinggi. Tingginya
dominasi dari Sonneratia alba menyebabkan sulitnya jenis lain untuk bersaing.
Plankton
3—56
Shubert (1984) menyatakan bahwa komunitas alga dapat digunakan sebagai
indikator air bersih atau tercemar. Palmer (1969) mempublikasikan bahwa
suatu nilai gabungan organisme seperti Euglena, Oscillatoria, Chlamydomonas,
Scenedesmus, Chlorella, Stigeoclonium, Nitzschia dan Navicula merupakan
kelompok organisme yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
perairan telah tercemar.
H = - Σ pi 2log pi
Rona lingkungan awal Plankton pada air laut di Pelabuhan Reo digambarkan
dengan pengambilan 2 (dua) titik sampling di sekitar lokasi pelabuhan. Lokasi
titik sampling biota air (plankton) sama dengan lokasi titik sampling kualitas air
laut. Adapun jenis plankton yang ditemukan berdasarkan analisa laboratorium
adalah sebagaimana yang tersaji pada tabel berikut:
Tabel 3.16.
Komposisi Jenis Plankton (Fitoplankton) di Wilayah Studi
Stasiun Pengambilan Sampel
No. Organisme
Dermaga 1 (Barat) Dermaga 2 (Timur)
Fitoplankton :
1 Actinastrum sp. 30
2 Anyphora sp. 150
3 Bacillaria sp. 30
4 Bacteristum sp. 60
5 Brachimusa sp. 30 90
6 Ceratium sp. 30
3—57
Stasiun Pengambilan Sampel
No. Organisme
Dermaga 1 (Barat) Dermaga 2 (Timur)
7 Chaetoceros sp. 30
8 Closterium sp. 30
9 Cymbella sp. 60
10 Fragillaria sp. 90
11 Gamatcygan sp. 60
12 Golenkinia sp. 30
13 Liemophora sp. 30
14 Menticulata sp. 60
15 Monostyla sp. 90
16 Mysis sp. 60
17 Naviculata sp. 120
18 Netrium sp. 60
19 Nitzshia sp. 180
20 Oscillatoria sp. 30
21 Plaudorina sp. 60 30
22 Scinosira sp. 30
23 Synedra sp. 90 90
Jumlah individu/ m3 960 660
Jumlah Taxa 14 12
Indeks Diversitas H' = - E Pi log2pi
1,27271748 1,206327491
(SHANNON - WEAVER, 1949)
H-max = Log2S 3,807354922 3,584962501
Equitabilitas (E) = H'/H-max 0,334278654 0,336496544
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : BA1 = Air laut sekitar dermaga timur (S 08°17' 00.3" E 120°27' 20.5")
BA2 = Air laut sekitar dermaga barat (S 08°17' 03,7" E 120°27' 11.2")
Tabel 3.17.
Komposisi Jenis Plankton (Zooplakton) di Wilayah Studi
Stasiun Pengambilan Sampel
No. Organisme
Dermaga 1 (Barat) Dermaga 2 (Timur)
Zooplankton :
1 Acarcia sp. 60
2 Caricapus sp. 30
3 Efistylis sp. 30
4 Lionotus sp. 90
5 Microstella sp. 30
6 Oithona sp. 30
7 Phylodina sp. 90
8 Ploesoma sp 60
Jumlah individu/ m3 210 210
Jumlah Taxa 4 6
Indeks Diversitas H' = - E Pi log2pi
1.192323571 1.070266412
(SHANNON - WEAVER, 1949)
H-max = Log2S 2 2.584962501
Equitabilitas (E) = H'/H-max 0.596161786 0.414035566
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : BA1 = Air laut sekitar dermaga 2 (timur) (S 08°17' 00.3" E 120°27' 20.5")
BA2 = Air laut sekitar dermaga 1 (barat) (S 08°17' 03,7" E 120°27' 11.2")
3—58
Berdasarkan hasil pengujian di atas nilai Indeks Diversitas plankton
(Fitoplankton) menunjukan angka 1,2727 Ind/L di BA1 dan 1,2063 Ind/L di BA2,
sedangkan untuk zooplankton nilai Indeks Diversitas menunjukan angka
1.192323571 Ind/L di BA1 dan 1.070266412 Ind/L di BA2. Nilai tersebut
menunjukan bahwa kualitas air laut di sekitar Pelabuhan Reo termasuk
kategori tercemar sedang. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai indeks
keanekaragaman dan keseragaman dapat berasal dari faktor lingkungan yaitu
ketersediaan nutrisi seperti phospat dan nitrat, serta kemampuan dari masing-
masing jenis fitoplankton untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada.
Benthos
H’ = -∑ (Pi) (lnPi)
Keterangan:
H’ = Indeks Keanekaragaman
Dengan kriteria :
3—59
Tabel 3.18.
Komposisi Jenis Benthos di Wilayah Studi
Stasiun Pengambilan Sampel
No. Organisme
BA1 BA2
1 Anadara sp. 2 6
2 Corpus sp. 6 6
3 Costellaria vevilum 5 7
4 Cymbiola sp. - 6
5 Cypraea sp. 5 -
6 Haliotis sp. 7 8
7 Nucula sp. 3 -
8 Strombus sp. 7 -
Total Makrozoobenthos 35 33
ID Shannon & Wienner 1,876 1,602
Sumber : Hasil pengukuran Juni 2020, oleh PT. ITEC Solution Indonesia
Keterangan : BA1 = Air laut sekitar dermaga 2 (timur) (S 08°17' 00.3" E 120°27' 20.5")
BA2 = Air laut sekitar dermaga 1 (barat) (S 08°17' 03,7" E 120°27' 11.2")
3—60
Gambar 3.21. Lokasi Titik Sampling Pelabuhan Reo
3—61
3.8.5. Sosial, Ekonomi, Dan Budaya
Kajian aspek sosial ekonomi, budaya dan kesehatan dilakukan pada wilayah studi yang
merupakan daerah atau ruang yang digunakan sebagai tempat kehidupan masyarakat
yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan proyek. Di dalam wilayah ini
terjadi suatu interaksi sosial sesuai dengan dinamika sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, khususnya interaksi sosial yang berkaitan dengan kegiatan Pelabuhan.
Lokasi kegiatan berada di Kelurahan Baru Kecamatan Reok Kabupaten Manggarai.
A. Demografi
Penduduk Kelurahan Baru berdasarkan data dari Kelurahan pada bulan April 2020,
berjumlah 1.684 jiwa. Dengan luas wilayah 3,07 km2, berarti kepadatan
penduduknya mencapai 549 jiwa/km2. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 835 orang dan penduduk yang berjenis kelamin laki – laki
sebanyak 849, angka rasio jenis kelamin adalah yaitu 101.
B. Fasilitas Pendidikan
Aspek Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam progresifitas suatu
daerah. Manakala suatu daerah mempunyai kualitas sumber daya memadai,
diharapkan daerah itu akan mengalami kemajuan atau sebaliknya (Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi (ed.) 1989). Salah satu indikator kualitas SDM dapat
dilihat dari seberapa tinggi tingkat pendidikan di suatu daerah.
Kondisi sosial masyarakat dilihat dari segi pendidikan tidak terlepas dari adanya
ketersediaan sarana dan prasarana sosial itu sendiri. Sarana pendidikan merupakan
bagian dari aspek sosial yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas.
Jumlah penduduk menurut pendidikannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3—62
Tabel 3.19.
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kelurahan Baru
Tingkat Pendidikan
SD / MI
No Keterangan Belum
TDK
Sekolah Tamat Sedang
Tamat
1. Laki – Laki 98 13 156 113
2. Perempuan 99 15 152 113
Tingkat Pendidikan
SLTP/MTs SMA/MA
No Keterangan
TDK TDK
Tamat Sedang Tamat Sedang
Tamat Tamat
1. Laki – Laki 9 91 64 5 173 61
2. Perempuan 10 86 50 7 139 71
Tingkat Pendidikan
No Keterangan Perguruan Tinggi
D III S1 S2
1. Laki – Laki 19 45 2
2. Perempuan 22 41 0
C. Agama
D. Sosial Ekonomi
3—63
Tabel 3.20.
Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Baru
No Pekerjaan Jumlah
1. Petani 187
2. Karyawan 54
3. Buruh 51
4. Nelayan 50
5. Wiraswasta 39
6. Sopir 33
7. PNS 26
8. Pensiunan 21
9. Guru/Dosen 19
10. Tenaga Medis 17
11. Pedagang 9
12. TNI 7
13. Polri 5
14. Perangkat Desa 4
15. Purnawirawan 3
16. Dokter 1
Jumlah 526
Sumber : Laporan Bulan April Kelurahan Baru, 2020.
E. Sosial Budaya
Keterikatan antar anggota masyarakat sangat terlihat pada penduduk yang terikat di
wilayah kampung. Hal ini terjadi karena pada umumnya penduduk di setiap
kampung mempunyai hubungan kerabat. Kepatuhan masyarakat terhadap tokoh -
tokoh masyarakat formal dan informal cukup tinggi, terutama terhadap tokoh
agama. Agama Katolik adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk.
3—64
kegiatan PKK, gotong royong membangun atau memelihara fasilitas umum dan
kegiatan bersama lainnya.
b. Pola Kepemimpinan
Hasil survey menunjukkan bahwa yang dianggap sebagai pemimpin lokal oleh
masyarakat Ketua RT (30 %), Ketua RW (20 %) dan Lurah (50%). Hal itu
disebabkan karena dianggap melayani masyarakat dengan baik, berpengetahuan
luas, dipilih oleh masyarakat dan dipercayai mempimpin dan berwibawa.
3—65
Harapan responden yang terbanyak terhadap kegiatan Pelabuhan Reo adalah
tersedianya lapangan pekerjaan dan masyarakat sekitar mendapat dari kegiatan
operasional Pelabuhan Reo.
Tabel 3.21.
Harapan dan Saran Responden
Harapan
Harapan Persentase (%)
Adanya Peningkatan Pelayanan 5
Lapangan Pekerjaan dan Manfaat Pelabuhan 45
Banyak Kapal Penumpang yang Datang 10
Peluang Berusaha 20
Daerah Menjadi Berkembang 20
Total 100
Sumber: Data Primer, 2020
A. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di
bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari
subsistem SDM kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan, pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Reo yaitu 1 orang dokter umum,
perawat 48, bidan 60, Kesling 3, Gizi 1, SKM 8, Analis 4, Farmasi 3, Apoteker 1,
Administrasi 2, Sopir 2 dan Cleaning Service 2.
3—66
C. Pola Penyakit
Kondisi sanitasi lingkungan yang terkena dampak kegiatan ditambah dengan faktor
kependudukan setempat, perilaku hidup sehat masyarakat dan sarana prasarana
kesehatan yang tersedia akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Reo, penyakit pada system sendi
merupakan penyakit yang paling banyak diderita penduduk yaitu sebanyak 983
orang. Sedangkan untuk penyakit ISPA berada pada peringkat ke-2 dengan jumlah
penderita 835 orang dan penyakit darah tinggi dengan jumlah terbanyak ke – 3, 565
orang. Untuk sepuluh besar penyakit di wilayah studi yang diperoleh dari data
Puskesmas Reo dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.22.
Banyaknya Penderita Penyakit Berdasarkan Jenisnya Bulan Januari – Mei 2020
di Puskesmas Reo
3—67
BAB 4. UPAYA PENGELOLAAN & PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BAB IV
Upaya Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan
Hidup
Berikut ini merupakan ringkasan matriks upaya pengelolaan dan pemantauan yang akan
dilakukan oleh Pelabuhan Reo.
4—1
Tabel 4.1. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pelabuhan Reo Kabupaten Kepulauan Tanimbar
4—2
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan
4—3
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan
4—4
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan
Naik turun Kesempatan kerja Jumlah tenaga Mengarahkan dan di area setiap hari Pemantauan di area Pelabuhan Selama operasional a. Pelaksana : KUPP
penumpang, bongkar dan peluang kerja buruh bongkar mengendalikan usaha Pelabuhan Reo selama kegiatan langsung terhadap Reo pelabuhan dengan Kelas II Reo
muat barang dan berusaha muat peti kemas masyarakat di sekitar operasional tenaga kerja lokal periode pelaporan b. Pengawas : Dinas
kegiatan terminal 245 orang yang pelabuhan dengan Pelabuhan. yang bekerja di setiap 6 bulan Lingkungan Hidup
penumpang dibagi kedalam 3 ketentuan dan pelabuhan dan Kebersihan
shift kesepakan bersama Pendataan jumlah Kab. Manggarai dan
terkait lokasi, tenaga kerja Badan Lingkungan
kebersihan dan Ada tidaknya Hidup Daeran Prov.
ketertiban masyarakat NTT
Membuat setempat yang c. Penerima
wadah/koperasi untuk memanfaatkan Pelaporan : Badan
tenaga kerja. peluang berusaha di Lingkungan Hidup
Membangun sekitar pelabuhan Daeran Prov. NTT
fasilitas/tempat untuk
berjualan (kantin)
Naik turun Gangguan Pada saat ini belum Membentuk posko di area setiap hari Melakukan wawancara di kawasan selama kegiatan a. Pelaksana : KUPP
penumpang, bongkar Keamanan dan terjadi tindakan pengaduan Pelabuhan Reo selama kegiatan dengan KPPP Pelabuhan Reo operasional Kelas II Reo
muat barang dan ketertiban kriminal di masyarakat dan operasional Pelabuhan Reo, pelabuhan dengan b. Pengawas : Dinas
kegiatan terminal masyarakat lingkungan nelayan di lokasi Pelabuhan pengelola pelabuhan, periode pelaporan Lingkungan Hidup
penumpang pelabuhan pelabuhan karyawan dan setiap 6 bulan dan Kebersihan
Melakukan patrol yang masyarakat sekitar Kab. Manggarai dan
bekerjasama dengan Badan Lingkungan
polisi pelabuhan Hidup Daeran Prov.
NTT
c. Penerima
Pelaporan : Badan
Lingkungan Hidup
Daeran Prov. NTT
4—5
Gambar 4.1. Peta Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
4—6
SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini bertindak untuk dan atas nama Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Reo:
M 6.000
CHRISTOFEL KINBENU, SE
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19700106 199403 1 002
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2019. Kabupaten Manggarai Dalam Angka Tahun 2019.
Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Reok Dalam Angka Tahun 2019.
Badan Pusat Statistik. 2019. Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka Tahun 2019.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Laut
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Nasional.
Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Tahun 2012-2032.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2017–2037.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Ait untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan Pemandian Umum.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata
Laksana Penilaian dan dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta
Penerbitan Izin Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).
Peraturan Menteri Perhubungan PM No. 77 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Perhubungan KM No. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas PP No. 26 Tahun 2OO8
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Rencana Induk Pelabuhan Reo Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015.
No Responden : ....................................
Nama Responden : ....................................
Nama Kampung/RT-RW : ....................................
Nama Desa : ....................................
Kecamatan : ....................................
Kabupaten : ....................................
Tgl Wawancara : .................................... Pewawancara : ........................
A. Kependudukan
1. Isikan semua anggota keluarga PENGHUNI rumah, dan/atau yg MASIH TANGGUNGAN KK?
Status Jenis Pekerjaan
Tingkat Tempat
No. Nama dalam L/P Umur
Pendidikan Utama Tambahan Kelahiran
Keluarga
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2. Adakah anggota keluarga anda yang sering bepergian ke luar desa untuk tujuan tertentu :
(1) Ya (isi tabel) (2)Tidak ada (3) lainnya : ……..
Status dalam Jenis
No. Tempat tujuan Intensitas Alasan bepergian
keluarga Kelamin
1
2
3
4
5
B. Sosial Ekonomi
1. Pemilikan dan/atau penguasaan lahan
Luas (Ha) dan Status Status Lahan Milik
No. Jenis Lahan Lokasi
Milik Garap Sewa (Sertifikat/girik/dll)
1 Sawah
2 Kebun
3 Tegalan
4 Kolam ikan
5 Pekarangan
6 …………………….
7 …………………….
Hal 1 dari 6
2. Pemilikan / Penguasaan Hewan Ternak
STATUS KEPEMILIKAN / PENGUASAAN TERNAK
No Jenis Ternak Milik Bagi Hasil
Jumlah Lokasi Jumlah Lokasi
1 Ternak Ruminansia
Kerbau
Sapi
Kambing/Domba
2 Ternak Unggas *
Ayam Pedaging
Ayam Petelur
Bebek
Lainnya
......................
* Beri Tanda Jika Jumlah Mencapai Skala Peternakan (30 ekor +) atau Muatan Orientasi Bisnis
2. Kalau jawaban ‘Ada’. Tanyakan dalam rangka apakah tujuan orang tersebut sering/kadang-kadang
mengunjungi bapak/ibu?
Jawaban : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
4. Kalau jawaban ‘Ada’. Dalam rangka apa (tujuan) kunjungan bapak/ibu ke rumah orang itu?
Jawaban : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
Hal 2 dari 6
7. Siapakah yang dianggap pemimpin masyarakat oleh penduduk desa ini ?
No. Tokoh (status sosial) Alasan Penokohan
1
2
3
4
5
8. Pernah/Seringkali/Tidak Pernah kah bapak/ibu meminta bantuan kepada tokoh masyarakat tersebut?
1) Pernah
2) Sering
3) Tidak pernah
4) Tidak menjawab
9. Jika pernah/seringkali meminta bantuan kepada tokoh tersebut, bantuan seperti apa yang bapa/ibu
minta?
1) Pendidikan anak
2) Uang/Beras
3) Pekerjaan
4) Pengurusan surat-surat
5) Nasehat
6) Masalah agama
7) .................................
3. Kalau jawaban tidak, Mengapa Bapak/Ibu tidak mengenal penduduk dari luar desa tersebut?
Jawaban : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
4. Dengan banyaknya pendatang dari luar, pernahkah mendengar atau melihat perselisihan antara para
pendatang dengan penduduk lokal?
1) Pernah
2) Tidak Pernah
3) Tidak Tahu
Hal 3 dari 6
E. Kesehatan Masyarakat
1. Apakah kualitas dan kuantitas air dari sumber air yang anda gunakan terdapat masalah yang serius?
1) Ya, ada masalah, sebutkan :...............................
2) Tidak ada masalah
2. Apakah sumber air yang bapak/ibu pergunakan dapat mencukupi kebutuhan sekeluarga?
a. Musim Kemarau
1. Ya, mencukupi
2. Tidak mencukupi
b. Musim Hujan
1. Ya mencukupi
2. Tidak mencukupi
5. Penyakit apa yang sering diderita oleh keluarga Bapak/Ibu selama 6 bulan terakhir?
a. Balita : Jenis penyakit………………………………………..
b. Anak : Jenis penyakit………………………………………..
c. Dewasa : Jenis penyakit………………………………………..
6. Kombinasi makanan apa yang sering dikonsumsi keluarga Bapak/Ibu setiap harinya?
a. Nasi dan ikan/daging
b. Nasi, Ikan/daging, dan Sayuran
c. Nasi, Ikan/daging, Sayuran, dan buah-buahan
d. Lainnya: ...........................
Hal 4 dari 6
No. Kondisi rumah Keterangan
2. A Sumber air minum & masak
A. Ledeng/pam
B. Sumur pompa pribadi
C. Sumur timba pribadi
D. ………………………..
2. B Sumber air mandi cuci
A. Ledeng/pam
B. Sumur pompa pribadi
C. Sumur timba pribadi
D. ………………………..
3. Sanitasi
A. Wc pribadi
B. Wc umum
C. Kebun
D. Sungai
E. …………………
4. Cara pembuangan sampah :
A. Ditimbun/dibakar
B. Ditimbun/dibakar secara bersama/kelompok
C. Diangkut petugas
D. Dibuang ke kali/selokan
E. Dibuang sembarangan
F. Lainnya :…….
5. Sarana transportasi
A. Mobil pribadi
B. Motor
C. Sepeda
D. ……………………..
E. ……………………..
6. Sarana hiburan & informasi
A. Tv
B. Radio/radio kaset
C. Video/ vcd
D. Berlangganan koran
E. …………………………………………
7. Alat rumah tangga lainnya
A. Parabola
B. Lemari es
C. …………………………………………
D. …………………………………………
Jika ‘Ya’ apa manfaat yang didapatkan bapak/ibu dengan adanya Pelabuhan di daerah ini? :
Jawaban : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana pendapat bapak/ibu, apakah bapak/ibu setuju/tidak keberatan/tidak peduli apabila ada
rencana pengembangan Pelabuhan?
1) Ya, tidak keberatan
2) Terserah/tidak peduli dengan rencana itu
3) Keberatan/tidak setuju
4) Lainnya :………….
Hal 5 dari 6
3. Bagaimana pendapat bapak/ibu apabila rencana pengembangan Pelabuhan tersebut akan
menggunakan rumah/pekarangan/lahan pertanian milik bapak?
1) Ya, tidak keberatan
2) Terserah/tidak peduli dengan rencana itu
3) Keberatan/tidak setuju
4) Tidak menjawab/tidak tahu
4. Menurut pandangan Bapak/Ibu, apakah pelabuhan ini memberikan keuntungan? Atau justru merugikan
masyarakat?
A. Jika menguntungkan, bagaimana bentuk keuntungannya dan apa alasannya?
Jawaban : …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
C. Harapan apa yang ibu/bapak inginkan dari keberadaan proyek Pengembangan Pelabuhan ?
Jawaban : …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Hal 6 dari 6