Anda di halaman 1dari 105

RENCANA PENGEMBANGAN

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR


Berlokasi di Jl. Mappaoudang no. 63, Kel. Jongaya Kec. Tamalate, Makassar 90223

dokumen
RKL-RPL tahun
2021
Konsultan :
PT. Pandit Eka Nusa Agrata Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Konsultan Teknik, Perencana & Lingkungan
Jalan Mappaoudang no. 63
Jalan Maccini Raya, No. 149 Kel. Jongaya Kec. Tamalate
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia Makassar 90223, Sulawesi Selatan, Indonesia
KATA
PENGANTAR
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara berlokasi di Jalan Jl.
Mappaoudang No. 63 Makassar, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota
Makassar. Kegiatan ini diprakarsai oleh Rumah Sakit Bhayangkara. Sesuai dengan
peraturan yang berlaku khususnya dibidang lingkungan hidup, rencana kegiatan
ini wajib melakukan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Penyusunan Dokumen RKL-RPL ini merupakan tahap awal dalam
penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Dokumen
Kerangka Acuan ini disusun berdasarkan Pedoman Pengisian Dokumen ANDAL
Lampiran II Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dengan rampungnya dokumen RKL-RPL ini, diucapkan terima kasih kepada
Komisi Penilai AMDAL (KPA) Provinsi Sulawesi Selatan dan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam studi dan proses penyusunan dokumen ini, kami
ucapkan terima kasih.

Makassar, 01 November 2021


KARUMKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

dr. M. MAS’UDI, Sp.S


KOMBES POL NRP 67110448
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... I-1
1.1. Maksud Dan Tujuan Pelaksanaan RKL - RPL ................................ I-1
A. Maksud ................................................................................................ I-1
B. Tujuan.................................................................................................. I-1
1.2. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup.................................... I-2
1.3. Kegunaan Pelaksanaan RKL – RPL ................................................... I-4
BAB II RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ........................... II-1
2.1. Pengelolaan Lingkungan Tahap Konstruksi .................................... II-6
2.2. Pengelolaan Lingkungan Tahap Operasional .................................. II-24
BAB III RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ............................ III-1
3.1. Pemantauan Lingkungan Tahap Konstruksi.................................... III-4
3.2. Pemantauan Lingkungan Tahap Operasional ................................. III-17
BAB IV SURAT PERNYATAAN.............................................................................. IV-1

DAFTAR PUSTAKA

iv
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1 Dampak Lingkungan yang Dikelola dari Rencana Pengembangan


Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ............................................................ II-2

3.1 Dampak Lingkungan Yang Dipantau Dari Rencana


Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ........................... III-2

v
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Gambar 2.1. Peta Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi ............. II-23
Gambar 2.2. Peta Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Operasional ........... II-61
Gambar 3.1. Peta Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi ............ III-16
Gambar 3.2. Peta Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasional .......... III-31

vi
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN RKL - RPL


A. MAKSUD
Maksud dari Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) pada Rencana Pengembangan Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar adalah sebagai berikut:
a. Menyusun bentuk pencegahan, pengendalian dan penanggulangan dampak-
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini.
b. Menyusun rencana pemantauan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan ini.

B. TUJUAN
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) pada Rencana Pengembangan Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar adalah sebagai berikut:
a. Menghindari/mencegah dampak negatif yang akan ditimbulkan akibat
kegiatan ini.
b. Menanggulangi, meminimalkan atau mengendalikan dampak negatif yang
akan timbul akibat kegiatan ini, baik pada tahap konstruksi dan pada tahap
operasional.
c. Meningkatkan dampak positif yang akan timbul akibat kegiatan ini,
sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar, baik bagi
pemrakarsa maupun masyarakat di sekitarnya.
d. Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar kompensasi
atas sumberdaya tidak dapat pulih, hilang atau rusak akibat kegiatan ini.

I-1
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

e. Untuk mengetahui adanya perubahan kualitas lingkungan yang akan terjadi


akibat kegiatan ini.
f. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan lingkungan yang telah
dilaksanakan untuk mencegah/meminimalkan dampak negatif dan
mengoptimalkan/memaksimalkan dampak positif akibat kegiatan ini.
g. Memberikan rumusan mekanisme koordinasi antar pemrakarsa dengan
instansi terkait dalam rangka pengelolaan dampak lingkungan.

1.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
disebutkan, bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang
bagi kehidupan dalam segala aspek, sehingga dipandang perlu melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan
kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna
menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup.
Sehubungan dengan perundangan – undangan di atas, maka upaya
pemanfaatan sumberdaya alam agar diarahkan dalam wujud:
a. Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam harus disertai dengan kegiatan
pembinaan, perlindungan, serta rehabilitasi dan konservasi untuk menjaga
kelestariannya.
b. Kepentingan ekonomi ditetapkan secara berimbang dengan kepentingan
ekologis. Dalam hal ini, pemanfaatan sumberdaya alam diarahkan untuk
menjamin perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, sumber
devisa dan pemacu pembangunan daerah dengan mempertimbangkan
kepentingan ekologis.

Manajemen Rumah Sakit Bhayangkara Makassar memiliki komitmen


untuk mematuhi semua perundang - undangan yang ada. Oleh karena itu, pada

I-2
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Studi AMDAL Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar,


telah diidentifikasi berbagai dampak negatif dan dampak positif yang kemudian
ditindaklanjuti dengan dokumen RKL - RPL.
Dalam rangka pelaksanaan RKL – RPL, Manajemen Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar berusaha untuk selalu menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup di sekitar lokasi kegiatan. Olehnya itu beberapa kebijakan
lingkungan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Penerapan sistem “Green Construction” yang dilengkapi dengan sistem
manajemen K3.
b. Menerapkan Konsep “Green Buiding” termasuk penerapan “Vertical garden”
c. Memberdayakan masyarakat sekitar lokasi dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
d. Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat.
e. Menyisihkan dana untuk perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup
sekitar lokasi.
f. Berkomitmen untuk menanggulangi, meminimalkan atau mengendalikan
dampak negatif yang akan timbul akibat kegiatan ini, baik pada tahap
konstruksi, dan operasional.
g. Meningkatkan dampak positif yang akan timbul akibat kegiatan ini,
sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar, baik bagi
pemrakarsa maupun masyarakat di sekitarnya.
h. Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar kompensasi
atas sumber daya tidak dapat pulih, hilang atau rusak akibat kegiatan ini.
i. Membuat sistem pengelolaan limbah cair (IPAL) dan pengelolaan limbah
padat secara terpisah sesuai dengan jenis dan sumber limbahnya.
j. Membuat sistem drainase yang sesuai dengan peruntukan lahan di sekitar
lokasi kegiatan
k. Memberikan rumusan mekanisme koordinasi antar pemrakarsa dengan
instansi terkait dalam rangka pengelolaan dampak lingkungan.

I-3
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

l. Melakukan pemantauan kondisi lingkungan saat kegiatan ini berlangsung


mulai dari tahap konstruksi dan operasional.
m. Melakukan penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
secara berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan teknologi
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang terjadi.
n. Berkomitmen mengelola dan menanggulangi seluruh dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan ini.

1.3. KEGUNAAN PELAKSANAAN RKL – RPL


Kegunaan dilaksanakannya Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dari Rencana
Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar adalah sebagai berikut:

 Kegunaan Pelaksanaan RKL bagi Pemrakarsa


1. Memenuhi peraturan yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
2. Sebagai pedoman untuk melakukan program kerja pengelolaan dampak
lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang timbul
akibat rencana kegiatan ini pada setiap tahapan kegiatan.

 Kegunaan Pelaksanaan RKL bagi Instansi Terkait


1. Sebagai pedoman bagi instansi terkait untuk melakukan koordinasi dengan
pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan akibat kegiatan ini
2. Sebagai acuan bagi instansi terkait dalam rangka pembinaan dan
pengawasan pengelolaan lingkungan sehubungan dengan rencana kegiatan
ini.

 Kegunaan Pelaksanaan RKL bagi Masyarakat


1. Sebagai acuan bagi masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pengelolaan
lingkungan sehubungan dengan rencana kegiatan ini mulai dari tahap
konstruksi dan operasional.

I-4
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

2. Sebagai acuan bagi masyarakat untuk memahami hak dan tanggung jawab
masyarakat dalam mengelola dan mempertahankan kelestarian lingkungan.

 Kegunaan dari pelaksanaan RPL sebagai berikut;


1. Untuk menguji efektivitas dari aktivitas atau teknologi yang digunakan untuk
mengendalikan dampak negatif akibat kegiatan ini.
2. Untuk mendapatkan informasi sedini mungkin mengenai perubahan
lingkungan yang tidak dikehendaki sehingga perbaikan suatu tindakan
pengelolaan dapat disempurnakan.
3. Untuk mengumpulkan bukti-bukti jika di kemudian hari ada tuntutan atau
klaim dari pihak luar (masyarakat) sekitar kegiatan ini tentang timbulnya
dampak atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan ini
dan/atau kegiatan lain di sekitarnya.

I-5
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

BAB II
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021


Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
khususnya pada Lampiran II menjelaskan mengenai aturan utama dalam
penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Dalam
penyusunan rencana pengelolaan lingkungan, maka perlu diketahui beberapa
hal berikut: dampak lingkungan yang dikelola, sumber dampak, indikator
keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup, lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup, periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kegiatan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan tahapan
yang menguraikan bentuk – bentuk pengelolaan dampak lingkungan yang
ditimbulkan akibat Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar, yang terdiri dari Dampak Penting dan Dampak Lainnya. Dampak
penting tersebut bersumber dari dampak yang bersifat penting hasil kajian
ANDAL sedangkan dampak lainnya adalah dampak yang tidak penting namun
pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari
rcncana kegiatan, atau mengacu pada SOP, panduan teknis pemerintah, standar
internasional, dan lain-lain.
Adapun dampak-dampak lingkungan yang perlu dikelola seperti yang
disajikan pada tabel berikut ini:

II-1
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Tabel 2.1. Dampak Lingkungan yang dikelola dari Rencana Pengembangan


Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Jenis Dampak
No Kegiatan/Dampak Dampak Dampak
Lainnya* Penting**
1. Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
- Peningkatan Kesempatan Kerja 
- Peningkatan Pendapatan 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
b. Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material
- Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas 
- Terjadinya Gangguan Lalu Lintas 
- Penurunan Kualitas Udara 
- Peningkatan Intensitas Bising 
- Gangguan Kesehatan Masyarakat 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
c. Kegiatan Pembongkaran Bangunan
- Penurunan Kualitas Udara 
- Peningkatan Intensitas Bising 
- Timbulan Limbah Padat (Limbah Konstruksi) 
d. Kegiatan Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Fasilitas Pendukungnya
- Peningkatan Intensitas Bising 
- Terjadinya Getaran 
- Terjadinya Kecelakaan Kerja 
- Timbulan Limbah Padat (Limbah Konstruksi) 
2. Tahap Operasional
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
- Peningkatan Kesempatan Kerja 
- Peningkatan Pendapatan 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
b. Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Rumah Sakit
- Peningkatan Kesempatan Berusaha 
- Peningkatan Pendapatan 
- Timbulan Limbah Padat Non-medis/Domestik 
- Timbulan B3 dan Limbah B3 Fasyankes 
- Gangguan Lalu Lintas 
- Kebakaran 
- Penurunan Kualitas Udara (Bau/Odor) 
- Gangguan Kesehatan Masyarakat 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
c. Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Pendukung
1. Generator Set (Genset)
- Penurunan Kualitas Udara 
- Peningkatan Intensitas Bising 

II-2
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Jenis Dampak
No Kegiatan/Dampak Dampak Dampak
Lainnya* Penting**
- Timbulan Limbah B3 
2. IPAL
- Penurunan Kualitas Air 
- Penurunan Kualitas Udara (Odor) 
- Limbah B3 (Sludge) 
3. Fasilitas Parkir
- Gangguan Lalu Lintas 
- Penurunan Kualitas Udara 
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2021
Ket: * Dampak Lainnya adalah dampak yang dihasilkan dari kajian formulir Kerangka Acuan
** Dampak Penting adalah dampak yang dihasilkan dari kajian dokumen ANDAL

Dampak yang timbul oleh Rencana Pengembangan Rumah Sakit


Bhayangkara Makassar harus dikelola secara terpadu, efektif dan efisien, agar
dampak negatif dapat diminimalisir dan dampak positif lebih ditingkatkan.
Bentuk rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup atas berbagai dampak yang
ditimbulkan dilakukan dengan beberapa pendekatan, diantaranya pendekatan
teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan pendekatan institusional.
 Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola
dampak penting terhadap lingkungan hidup, dimana pendekatan ini
merupakan salah satu alternatif Pengelolaan Lingkungan Hidup. Prinsip
pemanfaatan teknologi yang digunakan dalam mengelola dampak penting
harus memenuhi syarat antara lain adalah teknologi tersebut; tersedia
(sehingga tidak mengganggu jadwal pelaksanaan kegiatan pembangunan),
mudah diterapkan (applicable), murah (terjangkau dari segi biaya), dan
ramah lingkungan. Secara spesifik mengenai teknologi yang diterapkan
dalam mengelola dampak penting baik berupa dampak negatif maupun
positif, tidak diuraikan dalam dokumen ini melainkan yang dibahas adalah
model/teknik pendekatan teknologi untuk dapat memperkecil dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang timbul akibat dari rencana
kegiatan. Teknik pendekatan teknologi yang terkait dalam pengelolaan
lingkungan dari rencana kegiatan tersebut antara lain; mencegah

II-3
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

(preventif), membatasi, meminimalkan dengan mengurangi (reduce),


menggunakan kembali (re-use), atau mendaur ulang (re-cycle), memulihkan
(re-covery) dan mengembalikan (re-charge).

 Pendekatan sosial ekonomi


Pendekatan ini sebagai salah satu alternatif Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah pendekatan yang memanfaatkan instrumen sosial ekonomi-budaya,
berupa interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah. Pendekatan sosial
ekonomi yang diterapkan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup akibat
dampak kegiatan ini, antara lain: pihak pemrakarsa selaku penanggung
jawab kegiatan perlu memaksimalkan interaksi sosial dengan pihak
masyarakat yang potensial terkena dampak dari rencana kegiatan,
melibatkan masyarakat mulai pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi
sampai pada tahap operasional dalam bentuk pelibatan sebagai tenaga
kerja, mengajak masyarakat untuk dapat berpartisipasi utamanya dalam
mendiskusikan potensi dampak yang mungkin timbul untuk menemukan
(win-win solution) sehingga dapat menghasilkan alternatif pengelolaan
lingkungan yang dapat memberikan manfaat baik kepada pemrakarsa
maupun masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan.

 Pendekatan institusi
Pendekatan ini dimaksudkan untuk melakukan upaya pengelolaan
lingkungan yang timbul akibat rencana kegiatan melalui mekanisme
kelembagaan yang ditempuh oleh pemrakarsa dalam menanggulangi
dampak penting. Pendekatan institusional yang akan diterapkan dalam
mengelola dampak penting antara lain adalah: pihak pemrakarsa
melakukan kegiatan kerjasama dengan instansi-instansi yang terkait
dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan selanjutnya instansi-instansi
tersebut dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta pemrakarsa menyerahkan pelaporan hasil-hasil
Pengelolaan Lingkungan Hidup secara berkala kepada instansi/pihak yang
terkait.

II-4
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Adapun uraian Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dari


Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar disajikan dalam
bentuk tabel/matriks berikut ini.

II-5
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

2.1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP KONSTRUKSI


Dampak Indikator Keberhasilan
Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA (HASIL ARAHAN PENGELOLAAN PADA ANDAL)
1. Peningkatan Kegiatan a. Alokasi penggunaan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kesempatan Mobilisasi tenaga kerja lokal a. Mempublikasikan informasi penggunaan tapak proyek dan konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Kerja Tenaga Kerja minimal 30% dari jumlah tenaga kerja konstruksi melalui berbagai permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Konstruksi tenaga kerja konstruksi media, seperti brosur, papan pengumuman masyarakat di sekitar a. Publikasi penggunaan tenaga Makassar
dan/atau mengikuti atau media lainnya yang mudah dijangkau tapak lokasi proyek di kerja dilakukan minimal - Kontraktor Pelaksana
peraturan pemerintah oleh masyarakat. Kelurahan Jongaya, sekali sebelum mobilisasi Kegiatan Konstruksi
yang berlaku Kecamatan Tamalate tenaga kerja konstruksi
b. Adanya peningkatan Pendekatan Sosial Ekonomi: b. Mengutamakan tenaga kerja Instansi Pengawas:
Tingkat Kesempatan b. Mengutamakan masyarakat lokal yang lokal dilakukan selama - Dinas Tenaga Kerja
Kerja (TKK) sebesar memenuhi kualifikasi sesuai dengan mobilisasi tenaga kerja Kota Makassar
5,32% kebutuhan proyek dari kelurahan dan konstruksi berlangsung - Dinas Lingkungan
c. Tersedianya dokumentasi kecamatan terdampak khususnya untuk c. Mewajibkan kontraktor Hidup Kota Makassar
penerimaan tenaga kerja pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian untuk memprioritaskan - Dinas Pengelolaan
termasuk yang berasal khusus tenaga kerja lokal dilakukan Lingkungan Hidup
dari kelurahan di wilayah c. Mewajibkan kontraktor untuk selama mobilisasi tenaga Provinsi Sulawesi
studi, serta laporan memprioritaskan penerimaan tenaga kerja kerja konstruksi berlangsung Selatan
jumlah tenaga kerja yang lokal yang sesuai dengan kualifikasi yang d. Pemberian informasi jumlah
disampaikan ke Kantor dibutuhkan sesuai kuota yang ditetapkan dan jenis kesempatan kerja Instansi Penerima
Camat dan Kantor Lurah dengan tingkat prioritas: dilakukan berkala setiap 6 Laporan:
d. Tersedianya dokumentasi - Prioritas utama: warga terdampak langsung bulan sekali selama tahap - Dinas Lingkungan
surat pemberitahuan yang berada di sekitar Rumah Sakit konstruksi Hidup Kota Makassar
dan/atau pengumuman Bhyangkara Makassar e. Koordinasi dengan - Dinas Pengelolaan
penerimaan tenaga kerja - Prioritas kedua: masyarakat pencari kerja pemerintah daerah setempat Lingkungan Hidup
kepada Dinas Tenaga yang berada di kelurahan yang langsung dilakukan minimal sekali Provinsi Sulawesi
Kerja Kota Makassar menjadi tapak proyek dan diprediksi akan selama tahap konstruksi Selatan
menerima dampak negatif langsung dari f. Koordinasi dengan instansi
kegiatan proyek terkait dilakukan minimal
- Prioritas ketiga: masyarakat pencari kerja sekali selama tahap
yang berasal dari Kota Makassar konstruksi

II-6
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
d. Secara berkala menginformasikan kepada
masyarakat mengenai jumlah dan jenis
kesempatan kerja yang tersedia melalui Dinas
Tenaga Kerja Kota Makassar

Pendekatan Institusional
e. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah
Kelurahan Jongaya dan Kecamatan Tamalate
berkaitan penggunaan tenaga kerja
f. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja
Kota Makassar berkaitan penggunaan tenaga
kerja (wajib lapor tenaga kerja)

2. Peningkatan Kegiatan a. Pemberian upah harus Pendekatan Sosial Ekonomi: Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Pendapatan Mobilisasi sesuai dengan Upah a. Membayar upah tenaga kerja sesuai dengan tapak proyek dan konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Tenaga Kerja Minimun Provinsi (UMP) jenis pekerjaan dan kemampuan pekerja permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Konstruksi Sulawesi Selatan serta sesuai dengan upah minimum yang masyarakat di sekitar a. Pemberian upah yang sesuai Makassar
b. Meningkat atau ditetapkan pemerintahan Kota Makassar tapak lokasi proyek di dilaksanakan selama - Kontraktor Pelaksana
dipertahankannya dan/atau Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan Jongaya, kegiatan konstruksi Kegiatan Konstruksi
pendapatan masyarakat b. Mewajibkan kepada kontraktor pelaksana Kecamatan Tamalate berlangsung
di sekitar lokasi rencana agar memberikan hak-hak pekerja di luar b. Mewajibkan kontraktor Instansi Pengawas:
kegiatan upah yang harus dibayar mengacu pada untuk memberikan hak-hak - Dinas Tenaga Kerja
c. Pemrakarsa mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia seperti pekerja yang dilakukan Kota Makassar
UU No. 13 tahun 2003 jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan selama mobilisasi tenaga - Dinas Lingkungan
Tentang Ketenagakerjaan ketenagakerjaan, upah lembur, dan lain kerja konstruksi berlangsung Hidup Kota Makassar
dan pemberian upah sebagainya. - Dinas Pengelolaan
c. Koordinasi dengan instansi
minimum Lingkungan Hidup
terkait dilakukan minimal
Pendekatan Institusional Provinsi Sulawesi
sekali selama tahap
c. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Selatan
konstruksi
Kota Makassar berkaitan penggunaan tenaga Instansi Penerima
kerja (wajib lapor tenaga kerja) dan sistem Laporan:
pengupahan yang diberlakukan - Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-7
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
3. Timbulnya Kegiatan a. Konflik antara tenaga Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Keresahan Mobilisasi kerja lokal dan tenaga a. Mempublikasikan informasi penggunaan tapak proyek dan konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Masyakakat Tenaga Kerja kerja pendatang dapat tenaga kerja konstruksi melalui berbagai permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Konstruksi diminimalisir media, seperti brosur, papan pengumuman masyarakat di sekitar a. Publikasi penggunaan tenaga Makassar
b. Berfungsinya sistem atau media lainnya yang mudah dijangkau tapak lokasi proyek di kerja dilakukan minimal - Kontraktor Pelaksana
manajemen keluhan dan oleh masyarakat Kelurahan Jongaya, sekali sebelum mobilisasi Kegiatan Konstruksi
lembaga forum b. Mempublikasikan kebutuhan penyediaan Kecamatan Tamalate tenaga kerja konstruksi
komunikasi yang terdiri barang dan jasa serta persyaratannya secara b. Publikasi kebutuhan Instansi Pengawas:
dari unsur pemrakarsa, berkala dan berkelanjutan, melalui berbagai penyediaan barang dan jasa - Dinas Tenaga Kerja
masyarakat dan aparat media yang mudah dilihat oleh umum, seperti serta persyaratannya Kota Makassar
pemerintahan papan pengumuman, leaflet atau media dilakukan minimal sekali - Dinas Lingkungan
c. Persentase berkurangnya lainnya sebelum mobilisasi tenaga Hidup Kota Makassar
masyarakat di wilayah kerja konstruksi - Dinas Pengelolaan
studi yang menjadi resah Pendekatan Sosial Ekonomi: c. Mengutamakan tenaga kerja Lingkungan Hidup
dengan adanya kegiatan c. Mengutamakan masyarakat lokal yang lokal dilakukan selama Provinsi Sulawesi
ini memenuhi kualifikasi sesuai dengan mobilisasi tenaga kerja Selatan
kebutuhan proyek dari kelurahan/kecamatan konstruksi berlangsung
terdampak khususnya untuk pekerjaan yang d. Pemberian upah yang sesuai Instansi Penerima
tidak membutuhkan keahlian khusus dilaksanakan selama Laporan:
d. Membayar upah tenaga kerja sesuai dengan kegiatan konstruksi - Dinas Lingkungan
jenis pekerjaan dan kemampuan pekerja berlangsung Hidup Kota Makassar
serta sesuai dengan upah minimum yang e. Pencatatan identitas asal - Dinas Pengelolaan
ditetapkan pemerintahan kota dan/atau tenaga kerja dilakukan Lingkungan Hidup
provinsi minimal sekali selama Provinsi Sulawesi
e. Mencatat identitas KTP dan/atau Surat kegiatan konstruksi Selatan
Keterangan Izin Tinggal (pendatang) di berlangsung
kelurahan yang menjadi tempat tinggal f. Kewajiban memiliki izin
sementara para pekerja yang datang dari luar tinggal sementara dilakukan
daerah Kota Makassar minimal sekali selama
f. Mewajibkan seluruh pekerja pendatang untuk kegiatan
memiliki izin administrasi tinggal sementara g. Mendokumentasikan data
atau izin sejenisnya sesuai dengan lokasi lengkap pekerja proyek
tempat tinggal para pekerja dilakukan secara berkala
g. Mendokumentasikan data lengkap pekerja setiap 6 bulan sekali selama
proyek termasuk asal wilayah tinggalnya tahap konstruksi
serta kartu identitas yang dimiliki (KTP
dan/atau Surat Izin Tinggal

II-8
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
h. Memberikan pengenalan budaya dan h. Pengenalan budaya dan
kebiasaan masyarakat sekitar proyek bagi kebiasaan masyarakat
tenaga kerja pendatang sekitar lokasi dilakukan
i. Membuat dan menerapkan sistem sekali sebelum pelaksanaan
manajemen keluhan (Grievance Mechanisms) kegiatan konstruksi
yang representatif, transparan dan mudah i. Pembuatan dan penerapan
dijangkau masyarakat sistem manajemen keluhan
j. Mensosialisasikan mekanisme pengaduan dilakukan sekali dan
keluhan terkait rencana kegiatan kepada difungsikan selama
masyarakat yang terkena dampak langsung pelaksanaan rencana
dari adanya rencana kegiatan kegiatan
j. Sosialisasi mekanisme
Pendekatan Institusional pengaduan keluhan
k. Membentuk lembaga forum komunikasi yang dilakukan minimal sekali
terdiri dari unsur pemrakarsa, masyarakat pada tahap konstruksi
terkena dampak dan aparat pemerintahan k. Pembentukan lembaga
terkait yang berfungsi menjadi sarana untuk forum komunikasi dilakukan
menampung berbagai saran, usulan dan sekali dan difungsikan
keluhan dari warga dan juga sebagai ruang selama pelaksanaan rencana
dialog untuk mencari solusi terbaik (win-win kegiatan
solution) bagi beragam permasalahan yang l. Koordinasi dengan
mungkin timbul sebagai dampak dari adanya pemerintah daerah setempat
rencana kegiatan. dilakukan minimal sekali
l. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah selama tahap konstruksi
Kelurahan Jongaya dan Kecamatan Tamalate
berkaitan penggunaan tenaga kerja

II-9
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
4. Gangguan Lalu Kegiatan a. Tidak terjadi penutupan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Pengelolaan lingkungan Instansi Pelaksana:
Lintas Mobilisasi jalan yang menghambat a. Pengangkutan peralatan dan material hanya proyek dan pada ruas- dilakukan selama tahap - Manajemen Rumah
Peralatan dan aktivitas dan aksesibilitas dilakukan pada malam hari antara pukul ruas jalan dan konstruksi berlangsung, Sakit Bhayangkara
Material warga 22.00 s/d 05.00 Wita sesuai dengan jembatan yang dilalui dengan penjelasan sebagai Makassar
b. Tidak terjadi perubahan Peraturan Walikota Makassar Nomor 94 kendaraan berikut: - Kontraktor Pelaksana
Indeks Tingkat Pelayanan Tahun 2013 tentang Pengaturan Operasional pengangkut material a. Pengangkutan peralatan dan Kegiatan Konstruksi
(ITP) jalan di sekitar Kendaraan Angkutan Barang di Wilayah Kota dan peralatan, material hanya dilakukan
lokasi rumah sakit (tetap Makassar utamanya ruas Jalan pada malam hari, selama Instansi Pengawas:
dalam tingkat pelayanan b. Memasang rambu lalu lintas berupa lampu Mappaoddang, Jalan mobilisasi peralatan dan - Dinas Perhubungan
B) dan tidak terjadi peringatan dan pengumuman pada akses Mallombassang dan material berlangsung Kota Makassar
kemacetan terutama jalan masuk utama menuju lokasi tapak Jalan Kumala b. Pemasangan rambu lalu
pada persimpangan proyek lintas dilakukan satu kali Instansi Penerima
keluar masuknya c. Penempatan petugas pengatur lalu lintas sebelum mobilisasi peralatan Laporan:
kendaraan pengunjung pada akses jalan masuk utama menuju lokasi dan material berlangsung - Dinas Lingkungan
c. Berkurangnya gangguan tapak proyek c. Penempatan petugas Hidup Kota Makassar
lalu lintas di sekitar d. Kendaraan pengangkutan peralatan dan pengatur lalu lintas - Dinas Pengelolaan
tapak proyek material tidak parkir di badan jalan dilakukan selama mobilisasi Lingkungan Hidup
d. Pemrakarsa kegiatan dan e. Menyusun SOP berkendara bagi semua peralatan dan material Provinsi Sulawesi
kontraktor pelaksana kendaraan yang digunakan dalam tahap berlangsung Selatan
mematuhi ketentuan UU konstruksi yang meliputi pembatasan d. Pengaturan parkir
No. 22 Tahun 2009 kecepatan, pembatasan tonase beban angkut kendaraan pengangkutan
tentang Lalu Lintas dan kendaraan, kualitas ban kendaraan, dsb peralatan dan material
Angkutan Jalan f. Memasang nomor kontak pengaduan pada dilakukan selama mobilisasi
setiap kendaraan untuk memudahkan peralatan dan material
masyarakat melaporkan jika terjadi keadaan berlangsung
yang tidak semestinya e. Penyusunan SOP berkendara
dilakukan sebelum
Pendekatan Intitusional mobilisasi peralatan dan
g. Berkoordinasi dengan instansi terkait (Dinas material berlangsung
Perhubungan dan kepolisian lalu lintas) jika f. Pemasangan nomor kontak
membutuhkan pengawalan dan/atau pengaduan dilakukan
rekayasa lalu lintas terkait mobilisasi alat sebelum mobilisasi peralatan
berat dan material berlangsung
g. Koordinasi dengan instansi
terkait dilakukan minimal
sekali pada tahap konstruksi

II-10
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
5. Penurunan Kegiatan a. Kandungan debu di Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Udara Mobilisasi udara yang akan a. Kendaraan bak terbuka yang beroperasi proyek serta pada konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Peralatan dan dibangkitkan ketika mengangkut material wajib ditutup dengan ruas-ruas jalan dan dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Material kendaraan pengangkut terpal secara sempurna untuk mencegah jembatan yang dilalui a. Penutupan bak mobil Makassar
melintasi jalanan tidak debu dari material yang diangkut kendaraan pengangkut material - Kontraktor Pelaksana
lebih dari 145.789 µg/m3 beterbangan di jalanan pengangkut material dilakukan selama kegiatan Kegiatan Konstruksi
s/d 146,14 µg/m3 b. Melakukan penyiraman pada jalan tidak dan peralatan, mobilisasi berlangsung
b. Konsentrasi NO2, SO2, CO, beraspal saat kondisi jalan kering (utamanya utamanya ruas Jalan b. Penyiraman jalan dilakukan Instansi Pengawas:
dan TSP tidak melampaui pada saat musim kemarau), terutama yang Mappaoddang, Jalan minimal dua kali sehari (pagi - Dinas Lingkungan
Baku Mutu Udara Ambien dekat dengan permukiman Mallombassang dan dan sore hari) selama Hidup Kota Makassar
sesuai dengan Lampiran c. Membersihkan setiap kendaraan yang keluar Jalan Kumala kegiatan mobilisasi - Dinas Pengelolaan
VII Peraturan Pemerintah masuk lokasi kegiatan dari debu, tanah dan berlangsung Lingkungan Hidup
Republik Indonesia lumpur yang menempel dengan semprotan c. Pembersihan kendaraan Provinsi Sulawesi
Nomor 22 Tahun 2021 air. dilakukan setiap hari selama Selatan
Tentang d. Memastikan semua kendaraan yang kegiatan mobilisasi
Penyelenggaraan digunakan dalam kegiatan mobilisasi alat dan berlangsung Instansi Penerima
Perlindungan Dan material laik jalan dan memenuhi baku mutu d. Pengecekan kendaaraan Laporan:
Pengelolaan Lingkungan emisi menurut Peraturan Menteri Lingkungan lolos uji emisi dilakukan - Dinas Lingkungan
Hidup Hidup dan Kehutanan No. P.20/ MENLHK/ sebelum kegiatan mobilisasi Hidup Kota Makassar
- NO2, yaitu 200 μg/m3 SETJEN/ KUM.1/3/ 2017 tentang Baku Mutu berlangsung - Dinas Pengelolaan
- SO2, yaitu 150 μg/m3 Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe e. Perawatan kendaraan secara Lingkungan Hidup
- CO, yaitu 10.000 μg/m3 Baru Kategori M, N, dan kategori O. berkala dilakukan minimal Provinsi Sulawesi
- TSP yaitu 230 μg/m3 e. Melakukan perawatan kendaraan secara sekali dalam 3 bulan Selatan
c. Potensi terjadinya berkala sesuai dengan anjuran yang f. Penyusunan SOP berkendara
pengotoran jalan akibat dibuktikan dengan kartu servis berkala yang dilakukan sebelum
truk pembawa disediakan perusahaan dan atau perusahaan mobilisasi peralatan dan
peralatan/material bengkel yang ditunjuk material berlangsung
yang keluar masuk area f. Menyusun SOP berkendara bagi semua g. Pemasangan nomor kontak
proyek dapat kendaraan yang digunakan dalam tahap pengaduan dilakukan
diminimalisir konstruksi yang meliputi pembatasan sebelum mobilisasi peralatan
kecepatan, pembatasan tonase beban angkut dan material berlangsung
kendaraan, kualitas ban kendaraan, dsb
g. Memasang nomor kontak pengaduan pada
setiap kendaraan untuk memudahkan
masyarakat melaporkan jika terjadi keadaan
yang tidak semestinya

II-11
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
6. Peningkatan Kegiatan a. Besarnya peningkatan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Intensitas Mobilisasi intensitas bising yang a. Menggunakan kendaraan yang layak jalan proyek serta pada konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Bising Peralatan dan dapat dirasakan oleh sesuai dengan kelas jalan yang akan dilewati ruas-ruas jalan dan dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Material penduduk pada jarak dan memiliki seluruh surat dan izin yang jembatan yang dilalui a. Surat dan izin yang Makassar
<120 m tidak lebih dari diperlukan kendaraan diperlukan diurus sebelum - Kontraktor Pelaksana
56-76 dBA. b. Menyusun SOP berkendara bagi semua pengangkut material mobilisasi peralatan dan Kegiatan Konstruksi
b. Tingkat kebisingan kendaraan yang digunakan dalam tahap dan peralatan, material berlangsung
tidak melampaui baku konstruksi termasuk pembatasan kecepatan, utamanya ruas Jalan b. Penyusunan SOP Instansi Pengawas:
mutu yang disyaratkan pembatasan tonase beban angkut kendaraan, Mappaoddang, Jalan berkendara dilakukan - Dinas Lingkungan
untuk kegiatan rumah kualitas ban, dsb Mallombassang dan sebelum mobilisasi Hidup Kota Makassar
sakit, perumahan dan c. Memasang nomor kontak pengaduan pada Jalan Kumala peralatan dan material - Dinas Pengelolaan
pemukiman sesuai setiap kendaraan untuk memudahkan berlangsung Lingkungan Hidup
Peraturan Gubernur masyarakat melaporkan jika terjadi keadaan c. Pemasangan nomor kontak Provinsi Sulawesi
Sulawesi Selatan No. 69 yang tidak semestinya pengaduan dilakukan Selatan
Tahun 2010 tentang d. Memasang alat peredam suara (muffler) pada sebelum mobilisasi
Baku Mutu dan Kriteria kendaraan yang digunakan sesuai kebutuhan peralatan dan material Instansi Penerima
Kerusakan Lingkungan dan memungkinkan untuk digunakan berlangsung Laporan:
Hidup, Lampiran IV d. Pemasangan alat peredam - Dinas Lingkungan
yaitu sebesar 55 dBA Pendekatan Sosial Ekonomi: suara (muffler) dilakukan Hidup Kota Makassar
e. Tidak ada kegiatan mobilisasi antara jam sebelum mobilisasi - Dinas Pengelolaan
08.00-18.00 (pagi hari hingga sore hari) peralatan dan material Lingkungan Hidup
kecuali terjadi keadaan tertentu yang berlangsung Provinsi Sulawesi
mengharuskan dilakukan pada malam hari e. Pengaturan waktu Selatan
sesuai dengan arahan kepolisian dan Dinas mobilisasi peralatan dan
Perhubungan atau sesuai dengan material dilakukan selama
kesepakatan dengan masyarakat sekitar kegiatan mobilisasi
berlangsung

II-12
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
7. Gangguan Kegiatan a. Berkurangnya kontribusi Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kesehatan Mobilisasi kegiatan mobilisasi a. Melakukan pengelolaan terhadap dampak proyek serta pada konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Masyarakat Peralatan dan peralatan dan material primer penurunan kualitas udara ruas-ruas jalan dan dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Material pada peningkatan (peningkatan parameter TSP/PM10/PM2,5) jembatan yang dilalui a. Pengelolaan terhadap Makassar
gangguan kesehatan yang dapat menjadi sumber penyakit kendaraan penurunan kualitas udara - Kontraktor Pelaksana
b. Berkurangnya pernafasan dan penyakit terkait debu lainnya.
pengangkut material dilakukan selama kegiatan Kegiatan Konstruksi
peningkatan ISPA, batuk dan peralatan, mobilisasi peralatan dan
serta penyakit Pendekatan Sosial Ekonomi: utamanya ruas Jalan material berlangsung Instansi Pengawas:
pernapasan turunan b. Menyiapkan program sosial (social Mappaoddang, Jalan b. Program sosial (social - Dinas Kesehatan Kota
lainnya secara signifikan contribution), dengan memberikan pelayanan Mallombassang dan contribution) dilakukan Makassar
sehingga mengubah pola kesehatan kepada masyarakat yang terkena Jalan Kumala serta minimal sekali dalam 6 bulan - Dinas Lingkungan
penyakit (incidence rate dampak langsung permukiman selama kegiatan mobiliasi Hidup Kota Makassar
dan prevalence rate). c. Terkait keberadaan tenaga kerja yang masyarakat di sekitar berlangsung - Dinas Pengelolaan
berpotensi menularkan dan membawa tapak lokasi proyek di c. Pemeriksaan kesehatan Lingkungan Hidup
penyakit perlu dilakukan hal sbb: Kelurahan Jongaya, berkala bagi tenaga kerja Provinsi Sulawesi
- Mensyaratkan kontraktor pengguna tenaga Kecamatan Tamalate dilakukan minimal sekali Selatan
kerja melakukan pemeriksaan kesehatan dalam setahun
berkala sekali setiap tahun selama tahap Instansi Penerima
konstruksi berlangsung Laporan:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi - Dinas Lingkungan
setiap karyawan dan pekerja non terampil Hidup Kota Makassar
sekurang-kurangnya sekali per tahun - Dinas Pengelolaan
selama kegiatan konstruksi di klinik Lingkungan Hidup
kesehatan yang ditunjuk sesuai ketentuan Provinsi Sulawesi
yang berlaku. Selatan

II-13
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
8. Timbulnya Kegiatan a. Berfungsinya sistem Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Keresahan Mobilisasi manajemen keluhan dan a. Melakukan pengelolaan terhadap dampak proyek serta pada konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Masyarakat Peralatan dan lembaga forum primer terjadinya penurunan kualitas udara, ruas-ruas jalan dan dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Material komunikasi yang terdiri peningkatan intensitas bising, terjadinya jembatan yang dilalui a. Pengelolaan terhadap Makassar
dari unsur pemrakarsa, kerusakan jalan, serta dampak sekunder kendaraan terjadinya penurunan - Kontraktor Pelaksana
masyarakat dan aparat gangguan kesehatan masyarakat. pengangkut material kualitas udara, peningkatan Kegiatan Konstruksi
pemerintahan dan peralatan, intensitas bising, terjadinya
b. Berkurangnya Pendekatan Sosial Ekonomi: utamanya ruas Jalan kerusakan jalan, serta Instansi Pengawas:
masyarakat di wilayah b. Membuat dan menerapkan sistem Mappaoddang, Jalan dampak sekunder gangguan - Dinas Lingkungan
studi yang menjadi resah manajemen keluhan (Grievance Mechanisms) Mallombassang dan kesehatan masyarakat Hidup Kota Makassar
dengan adanya kegiatan yang representatif, transparan dan mudah Jalan Kumala serta selama kegiatan mobilisasi - Dinas Pengelolaan
ini dijangkau masyarakat. permukiman peralatan dan material Lingkungan Hidup
c. Mensosialisasikan mekanisme pengaduan masyarakat di sekitar berlangsung Provinsi Sulawesi
keluhan terkait rencana kegiatan kepada tapak lokasi proyek di b. Pembuatan dan penerapan Selatan
masyarakat yang terkena dampak langsung Kelurahan Jongaya, sistem manajemen keluhan
dari adanya rencana kegiatan Kecamatan Tamalate dilakukan sekali dan Instansi Penerima
difungsikan selama Laporan:
Pendekatan Institusional pelaksanaan rencana - Dinas Lingkungan
d. Membentuk lembaga forum komunikasi yang kegiatan Hidup Kota Makassar
terdiri dari unsur pemrakarsa, masyarakat c. Sosialisasi mekanisme - Dinas Pengelolaan
terkena dampak dan aparat pemerintahan pengaduan keluhan Lingkungan Hidup
terkait yang berfungsi menjadi sarana untuk dilakukan minimal sekali Provinsi Sulawesi
menampung berbagai saran, usulan dan pada tahap konstruksi Selatan
keluhan dari warga dan juga sebagai ruang d. Pembentukan lembaga
dialog untuk mencari solusi terbaik (win-win forum komunikasi dilakukan
solution) bagi beragam permasalahan yang sekali dan difungsikan
mungkin timbul sebagai dampak dari adanya selama pelaksanaan rencana
rencana kegiatan. kegiatan
e. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah e. Koordinasi dengan
Kelurahan Jongaya dan Kecamatan Tamalate pemerintah daerah setempat
berkaitan dengan mobilisasi peralatan dan dilakukan minimal sekali
material selama tahap konstruksi

II-14
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
9. Penurunan Kegiatan a. Besarnya peningkatan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Udara Pembongkaran parameter kualitas udara a. Membuat barrier atau dinding pembatas tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Bangunan (TSP) tidak lebih dari (biasanya dari seng) di sekeliling tapak khususnya pada tapak dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
1,002 µg/Nm3 bangunan yang akan dibongkar, yang juga lokasi bangunan yang a. Pembuatan barrier atau Makassar
b. Konsentrasi TSP tidak dapat berfungsi sebagai tembok penutup akan dibongkar dinding pembatas dilakukan - Kontraktor Pelaksana
melampaui Baku Mutu sementara untuk mencegah hembusan debu sekali sebelum Kegiatan Konstruksi
Udara Ambien sesuai saat angin kencang ke lingkungan rumah pembongkaran bangunan
dengan Lampiran VII sakit dan permukiman di sekitar lokasi Instansi Pengawas:
Peraturan Pemerintah (minimal tingginya 2 meter). - Dinas Lingkungan
Republik Indonesia Hidup Kota Makassar
Nomor 22 Tahun 2021 - Dinas Pengelolaan
Tentang Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan Provinsi Sulawesi
Perlindungan Dan Selatan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup, TSP yaitu 230 Instansi Penerima
μg/m3. Laporan:
- Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-15
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
10. Peningkatan Kegiatan a. Kebisingan yang Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Intensitas Pembongkaran ditimbulkan tidak lebih a. Membuat barrier atau dinding pembatas tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Bising Bangunan dari ± 54,9 dB pada (biasanya dari seng) di sekeliling tapak khususnya pada tapak dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
jarak 160 m dari tapak bangunan yang akan dibongkar, yang juga lokasi bangunan yang a. Pembuatan barrier atau Makassar
proyek dapat berfungsi sebagai tembok penutup akan dibongkar dinding pembatas dilakukan - Kontraktor Pelaksana
b. Tingkat kebisingan sementara untuk meminimalisir dampak sekali sebelum Kegiatan Konstruksi
tidak melampaui baku bising yang keluar ke lingkungan rumah sakit pembongkaran bangunan
mutu yang disyaratkan dan permukiman di sekitar lokasi (minimal Instansi Pengawas:
untuk kegiatan rumah tingginya 2 meter). - Dinas Lingkungan
sakit, perumahan dan Hidup Kota Makassar
permukiman sesuai - Dinas Pengelolaan
Peraturan Gubernur Lingkungan Hidup
Sulawesi Selatan No. 69 Provinsi Sulawesi
Tahun 2010 tentang Selatan
Baku Mutu dan Kriteria
Kerusakan Lingkungan Instansi Penerima
Hidup, Lampiran IV Laporan:
yaitu sebesar 55 dBA - Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-16
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
11. Peningkatan Kegiatan a. Kebisingan yang Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Intensitas Pembangunan ditimbulkan tidak lebih a. Membuat barrier atau dinding pembatas tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Bising Fisik Gedung dari ± 53,98 dB pada (biasanya dari seng) di sekeliling tapak khususnya tapak dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Rumah Sakit dan jarak 100 m dari tapak proyek yang juga dapat berfungsi sebagai lokasi pembangunan a. Pembuatan barrier atau Makassar
Fasilitas proyek tembok penutup sementara untuk fisik gedung baru dinding pembatas dilakukan - Kontraktor Pelaksana
Pendukungnya b. Tingkat kebisingan meminimalisir dampak bising yang keluar ke sekali sebelum Kegiatan Konstruksi
tidak melampaui baku lingkungan rumah sakit dan permukiman di pembangunan fisik gedung
mutu yang disyaratkan sekitar lokasi (minimal tingginya 2 meter) rumah sakit dan fasilitas Instansi Pengawas:
untuk kegiatan rumah b. Kegiatan yang menghasilkan suara keras dan pendukungnya - Dinas Lingkungan
sakit, perumahan dan getaran seperti bore pile atau pengecoran b. Pengaturan waktu kerja Hidup Kota Makassar
pemukiman sesuai sebaiknya dilakukan pada siang hari. dilakukan selama kegiatan - Dinas Pengelolaan
Peraturan Gubernur Sebaliknya, pekerjaan pengangkutan keluar konstruksi berlangsung Lingkungan Hidup
Sulawesi Selatan No. 69 masuk barang dan bahan bisa dilakukan pada Provinsi Sulawesi
Tahun 2010 tentang malam hari ketika kondisi lalu lintas mulai Selatan
Baku Mutu dan Kriteria sepi.
Kerusakan Lingkungan Instansi Penerima
Hidup, Lampiran IV Laporan:
yaitu sebesar 55 dBA - Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-17
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
12. Terjadinya Kegiatan a. Dampak getaran tidak Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Getaran Pembangunan menimbulkan a. Melakukan inventarisasi kondisi bangunan tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Fisik Gedung kerusakan bangunan sekitar sebelum dilakukan kegiatan khususnya tapak dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Rumah Sakit dan sekitar tapak proyek pembangunan/konstruksi, khususnya pada lokasi pembangunan a. Inventarisasi kondisi Makassar
Fasilitas b. Getaran yang radius 200 m dari tapak proyek fisik gedung baru bangunan di sekitar lokasi - Kontraktor Pelaksana
Pendukungnya ditimbulkan oleh b. Menjamin pelaksanaan konstruksi dengan dilakukan sebelum Kegiatan Konstruksi
kegiatan pemancangan sistem Bore pile pada pemasangan sheet pelaksanaan konstruksi
dan bor pile pada radius piles/tiang pancang. berlangsung Instansi Pengawas:
30 meter dengan c. Kegiatan pemancangan dilakukan sesuai b. Pelaksanaan konstruksi - Dinas Lingkungan
getaran peak berkisar 2 dengan SOP dan dilakukan secara bertahap. dengan sistem Bore pile Hidup Kota Makassar
– 27 mm/det d. Kegiatan yang menghasilkan suara keras dan dilakukan selama - Dinas Pengelolaan
getaran seperti bore pile atau pengecoran konstruksi berlangsung Lingkungan Hidup
sebaiknya dilakukan pada siang hari. c. pemancangan yang sesuai Provinsi Sulawesi
Sebaliknya, pekerjaan pengangkutan, keluar SOP dilakukan selama Selatan
masuk barang dan bahan bisa dilakukan pada konstruksi berlangsung
malam hari ketika kondisi lalu lintas mulai d. Pengaturan waktu kerja Instansi Penerima
sepi. dilakukan selama kegiatan Laporan:
e. Menyiapkan SOP pelaksanaan kegiatan konstruksi berlangsung - Dinas Lingkungan
pembangunan gedung rumah sakit yang e. Penyusunan SOP Hidup Kota Makassar
didalamnya mencakup kegiatan mitigasi pelaksanaan pembangunan - Dinas Pengelolaan
terhadap potensi terjadinya kerusakan dilakukan sebelum Lingkungan Hidup
bangunan disekitarnya akibat getaran yang pelaksanaan konstruksi Provinsi Sulawesi
terjadi Selatan

II-18
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
DAMPAK LINGKUNGAN LAINNYA YANG DIKELOLA (PENGELOLAAN LINGKUNGANNNYA TELAH DIRENCANAKAN SEJAK AWAL SEBAGAI BAGIAN
DARI RENCANA KEGIATAN, ATAU MENGACU PADA SOP, PANDUAN TEKNIS PEMERINTAH, STANDAR INTERNASIONAL, DAN LAIN-LAIN)
1. Terjadinya Kegiatan a. Jumlah kecelakaan lalu Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kecelakaan Mobilisasi lintas akibat kegiatan a. Sopir yang bertugas wajib memenuhi proyek serta pada konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Lalu Lintas Peralatan dan mobilisasi peralatan persyaratan dan aturan lalu lintas ruas-ruas jalan dan dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Material dan material pada tahap b. Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut jembatan yang dilalui a. Penggunaan sopir yang Makassar
konstruksi bisa ditekan material <30 km/jam, utamanya pada jalan kendaraan memenuhi persyaratan - Kontraktor Pelaksana
hingga nol kejadian dekat permukiman pengangkut material dilakukan selama mobilisasi Kegiatan Konstruksi
c. Memasang rambu lalu lintas berupa lampu dan peralatan, peralatan dan material
peringatan dan papan pengumuman pada utamanya ruas Jalan b. Pembatasan kecepatan Instansi Pengawas:
jalan akses masuk menuju tapak proyek. Mappaoddang, Jalan kendaraan dilakukan selama - Satlantas Polrestabes
d. Kendaraan pengangkutan peralatan dan Mallombassang dan mobilisasi peralatan dan Kota Makassar
material tidak parkir di badan jalan Jalan Kumala material berlangsung - Dinas Perhubungan
e. Menyusun SOP berkendara bagi semua c. Pemasangan rambu lalu Kota Makassar
kendaraan yang digunakan dalam tahap lintas dilakukan satu kali
konstruksi yang meliputi pembatasan sebelum mobilisasi peralatan Instansi Penerima
kecepatan, pembatasan tonase beban angkut dan material berlangsung Laporan:
kendaraan, kualitas ban kendaraan, dsb d. Pengaturan parkir - Dinas Lingkungan
f. Memasang nomor kontak pengaduan pada kendaraan dilakukan selama Hidup Kota Makassar
setiap kendaraan untuk memudahkan mobilisasi peralatan dan - Dinas Pengelolaan
masyarakat melaporkan jika terjadi keadaan material berlangsung Lingkungan Hidup
yang tidak semestinya e. Penyusunan SOP berkendara Provinsi Sulawesi
dilakukan sebelum Selatan
Pendekatan Sosial Ekonomi mobilisasi peralatan dan
g. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas material berlangsung
untuk kendaraan yang keluar masuk proyek f. Pemasangan nomor kontak
pengaduan dilakukan
Pendekatan Intitusional sebelum mobilisasi peralatan
h. Berkoordinasi dengan instansi terkait (Dinas dan material berlangsung
Perhubungan dan kepolisian lalu lintas) jika g. Penempatan petugas
membutuhkan pengawalan dan/atau pengatur dilakukan selama
rekayasa lalu lintas terkait mobilisasi alat mobilisasi peralatan dan
berat material berlangsung
h. Koordinasi dengan instansi
terkait dilakukan minimal
sekali selama tahap
konstruksi

II-19
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
2. Timbulan Kegiatan a. Berkurangnya timbulan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Limbah Pembongkaran limbah yang tidak a. Menyediakan tempat penampungan/ lokasi tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
(Limbah Bangunan tertangani dengan baik penyimpanan sisa pembongkaran bangunan khususnya pada dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Konstruksi) b. Pengelolaan limbah yang dapat menampung volume total hasil tapak lokasi a. Penyediaan tempat Makassar
padat sesuai dengan pembongkaran bangunan setiap hari bangunan yang akan penampungan/ - Kontraktor Pelaksana
ketentuan UU No.18 b. Melakukan pengangkutan sisa dibongkar penyimpanan sisa Kegiatan Konstruksi
Tahun 2008 tentang pembongkaran bangunan keluar lokasi pembongkaran bangunan
Pengelolaan Sampah menuju lokasi yang telah disiapkan setiap dilakukan sekali sebelum Instansi Pengawas:
hari selama pembongkaran berlangsung pembongkaran berlangsung - Dinas Lingkungan
b. Pengangkutan minimal Hidup Kota Makassar
Pendekatan Intitusional sekali dalam sehari selama - Dinas Pengelolaan
c. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan pembongkaran berlangsung Lingkungan Hidup
Hidup Kota Makassar, terkait dengan c. Koordinasi dengan instansi Provinsi Sulawesi
pembuangan sisa hasil pembongkaran terkait dilakukan minimal Selatan
bangunan sekali selama tahap
konstruksi Instansi Penerima
Laporan:
- Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-20
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
3. Terjadinya Kegiatan a. Jumlah tenaga kerja dan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kecelakaan Pembangunan masyarakat yang a. Memasang papan informasi atau tanda K3, lokasi tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
Kerja Gedung Rumah melintas di jalan luar seperti Area Wajib Menggunakan Helm, khususnya tapak dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Sakit dan tapak proyek yang Masker dan APD pada lokasi strategis di lokasi pembangunan a. Pemasangan papan Makassar
Fasilitas mengalami kecelakaan sekitar tapak proyek fisik gedung baru informasi dilakukan sekali - Kontraktor Pelaksana
Pendukungnya kerja akibat kegiatan b. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) selama kegiatan konstruksi Kegiatan Konstruksi
pembangunan fisik sesuai dengan tingkat resiko pekerjaan. berlangsung
gedung rumah sakit dan c. Memasang peringatan untuk selalu b. Penyediaan APD dilakukan Instansi Pengawas:
fasilitas pendukungnya mengutamakan keselamatan kerja pada selama kegiatan konstruksi - Dinas Lingkungan
pada tahap konstruksi lokasi strategis di sekitar tapak proyek berlangsung Hidup Kota Makassar
bisa ditekan hingga nol d. Memasang tanda larangan memasuki daerah c. Pemasangan papan - Dinas Pengelolaan
kejadian. konstruksi selain tenaga kerja atau yang peringatan dilakukan sekali Lingkungan Hidup
berkepentingan. selama kegiatan konstruksi Provinsi Sulawesi
berlangsung Selatan
Pendekatan Sosial Ekonomi: d. Pemasangan tanda larangan
e. Terkait keberadaan tenaga kerja yang dilakukan sekali selama Instansi Penerima
berpotensi menularkan dan membawa kegiatan konstruksi Laporan:
penyakit perlu dilakukan hal sbb: berlangsung - Dinas Lingkungan
- Mensyaratkan kontraktor pengguna tenaga e. Pemeriksaan kesehatan Hidup Kota Makassar
kerja melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja - Dinas Pengelolaan
berkala sekali setiap tahun selama tahap dilakukan minimal sekali Lingkungan Hidup
konstruksi berlangsung dalam setahun Provinsi Sulawesi
- Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi Selatan
setiap karyawan dan pekerja non terampil
sekurang-kurangnya sekali per tahun
selama kegiatan konstruksi di klinik
kesehatan yang ditunjuk sesuai ketentuan
yang berlaku

II-21
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
4. Timbulan Kegiatan a. Berkurangnya timbulan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Limbah Pembangunan limbah yang tidak a. Menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse dan lokasi tapak proyek, konstruksi berlangsung, - Manajemen Rumah
(Limbah Gedung Rumah tertangani dengan baik Recycle) dalam pengelolaan limbah khususnya tapak dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Konstruksi) Sakit dan b. Pengelolaan limbah padat/limbah konstruksi lokasi pembangunan a. Penerapan konsep 3R Makassar
Fasilitas padat sesuai dengan b. Memasang rambu-rambu atau peringatan fisik gedung baru dilakukan selama pekerjaan - Kontraktor Pelaksana
Pendukungnya ketentuan UU No.18 “DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI konstruksi berlangsung Kegiatan Konstruksi
Tahun 2008 tentang SEMBARANG TEMPAT” dan/atau b. Pemasangan rambu-rambu
Pengelolaan Sampah “BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA” dilakukan sekali sebelum Instansi Pengawas:
c. Pengelolaan Limbah B3 c. Secara rutin melakukan pembersihan area konstruksi berlangsung - Dinas Lingkungan
Memenuhi ketentuan di tapak proyek, utamanya dari sisa-sisa c. Pembersihan area tapak Hidup Kota Makassar
dalam Peraturan material atau sisa konstruksi proyek dari sisa material - Dinas Pengelolaan
Pemerintah No. 22 d. Menyediakan tempat sampah atau tempat atau sisa konstruksi Lingkungan Hidup
Tahun 2021 tentang penampungan sementara limbah domestik dilakukan setiap hari selama Provinsi Sulawesi
Penyelenggaraan e. Melakukan pengangkutan limbah padat konstruksi berlangsung Selatan
Perlindungan dan keluar lokasi menuju TPA atau lokasi yang d. Penyediaan TPS limbah
Pegelolaan Lingkungan layak setiap dua hari sekali domestik dilakukan sebelum Instansi Penerima
Hidup, serta Peraturan f. Menyiapkan TPS Limbah B3 serta konstruksi berlangsung Laporan:
Menteri Lingkungan menampung sementara limbah B3 dan bahan e. Pengangkutan limbah padat - Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan terkontaminasi B3 di lokasi penampungan minimal sekali dalam dua Hidup Kota Makassar
Nomor 6 Tahun 2021 limbah B3 yang disediakan hari selama konstruksi - Dinas Pengelolaan
Tentang Tata Cara Dan g. Menyerahkan Limbah B3 kepada pihak ketiga f. Penyediaan TPS LB3 Lingkungan Hidup
Persyaratan yang memiliki izin pengangkutan dan/atau dilakukan sekali sebelum Provinsi Sulawesi
Pengelolaan Limbah pengelolaan limbah B3 kegiatan konstruksi Selatan
Bahan Berbahaya Dan h. Membuat rekaman manifes limbah B3 yang g. Penyerahan Limbah B3
Beracun diserahkan kepada pihak ketiga kepada pihak ketiga yang
memiliki izin dilakukan
Pendekatan Institusional sekali dalam 6 bulan selama
i. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan konstruksi berlangsung
Hidup Kota Makassar dan Dinas Pengelolaan h. Pencatatan rekaman manifes
Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan Limbah B3 dilakukan setiap
terkait dengan pengelolaan limbah penyerahan Limbah B3
kepada pihak ketiga yang
memiliki izin
i. Koordinasi dengan instansi
terkait dilakukan minimal
sekali selama tahap
konstruksi

II-22
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Gambar 2.1. Peta Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi

II-23
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

2.2. PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP OPERASIONAL


Dampak Indikator Keberhasilan
Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA (HASIL ARAHAN PENGELOLAAN PADA ANDAL)
1. Peningkatan Kegiatan a. Alokasi penggunaan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kesempatan Penerimaan tenaga kerja lokal a. Mempublikasikan informasi penggunaan tapak proyek dan operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Kerja Tenaga Kerja minimal 30% dari jumlah tenaga kerja operasional melalui berbagai permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Operasional tenaga kerja operasional media, seperti brosur, papan pengumuman masyarakat sekitar a. Publikasi penggunaan tenaga Makassar
dan/atau mengikuti atau media lainnya yang mudah dijangkau tapak lokasi proyek di kerja dilakukan minimal satu
peraturan pemerintah oleh masyarakat. Kelurahan Jongaya, kali sebelum penerimaan Instansi Pengawas:
yang berlaku Kecamatan Tamalate tenaga kerja operasional - Dinas Tenaga Kerja
b. Adanya peningkatan Pendekatan Sosial Ekonomi: b. Mengutamakan tenaga kerja Kota Makassar
Tingkat Kesempatan b. Mengutamakan masyarakat lokal yang lokal yaitu selama - Dinas Lingkungan
Kerja (TKK) sebesar memenuhi kualifikasi sesuai dengan penerimaan tenaga kerja Hidup Kota Makassar
6,18% kebutuhan operasional rumah sakit dari operasional berlangsung - Dinas Pengelolaan
c. Tersedianya dokumentasi kelurahan atau kecamatan terdampak c. Memprioritaskan tenaga Lingkungan Hidup
penerimaan tenaga kerja khususnya untuk pekerjaan yang tidak kerja lokal yang dilakukan Provinsi Sulawesi
termasuk yang berasal membutuhkan keahlian khusus selama mobilisasi tenaga Selatan
dari kelurahan di wilayah c. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja kerja operasional
studi, serta laporan lokal yang sesuai dengan kualifikasi yang berlangsung Instansi Penerima
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai kuota yang ditetapkan d. Pemberian informasi jumlah Laporan:
disampaikan ke Kantor dengan tingkat prioritas: dan jenis kesempatan kerja - Dinas Lingkungan
Camat dan Kantor Lurah - Prioritas utama: masyarakat pencari kerja dilakukan berkala setiap 6 Hidup Kota Makassar
d. Tersedianya dokumentasi yang berada di kelurahan yang langsung bulan sekali selama tahap - Dinas Pengelolaan
surat pemberitahuan menjadi tapak proyek dan diprediksi akan operasional Lingkungan Hidup
dan/atau pengumuman menerima dampak negatif langsung dari e. Koordinasi dengan Provinsi Sulawesi
penerimaan tenaga kerja kegiatan proyek pemerintah daerah setempat Selatan
kepada Dinas Tenaga - Prioritas kedua: masyarakat pencari kerja dilakukan minimal sekali
Kerja Kota Makassar yang berasal dari Kota Makassar selama tahap operasional
d. Secara berkala menginformasikan kepada f. Koordinasi dengan instansi
masyarakat mengenai jumlah dan jenis terkait dilakukan minimal
kesempatan kerja yang tersedia melalui Dinas sekali selama tahap
Tenaga Kerja Kota Makassar operasional

II-24
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
Pendekatan Institusional
e. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah
Kelurahan Jongaya dan Kecamatan Tamalate
berkaitan penggunaan tenaga kerja
f. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja
Kota Makassar berkaitan penggunaan tenaga
kerja (wajib lapor tenaga kerja)

2. Peningkatan Kegiatan a. Pemberian upah harus Pendekatan Sosial Ekonomi: Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Pendapatan Penerimaan sesuai dengan Upah a. Membayar upah tenaga kerja sesuai dengan tapak proyek dan operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Tenaga Kerja Minimum Provinsi (UMP) jenis pekerjaan dan kemampuan pekerja permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Operasional Sulawesi Selatan serta sesuai dengan upah minimum yang masyarakat di sekitar a. Pemberian upah yang sesuai Makassar
b. Meningkat atau ditetapkan pemerintahan Kota Makassar tapak lokasi proyek di dilaksanakan selama
dipertahankannya dan/atau Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan Jongaya, kegiatan operasional Instansi Pengawas:
pendapatan masyarakat b. Memberikan hak-hak pekerja di luar upah Kecamatan Tamalate berlangsung - Dinas Tenaga Kerja
di sekitar lokasi rencana yang harus dibayar mengacu pada peraturan b. Memberikan hak-hak pekerja Kota Makassar
kegiatan yang berlaku di Indonesia, seperti jaminan yang dilakukan selama - Dinas Lingkungan
c. Pemrakarsa mematuhi kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kegiatan operasional Hidup Kota Makassar
UU No. 13 tahun 2003 ketenagakerjaan, upah lembur, dan lain berlangsung - Dinas Pengelolaan
Tentang Ketenagakerjaan sebagainya. c. Koordinasi dengan instansi Lingkungan Hidup
dan pemberian upah terkait dilakukan minimal Provinsi Sulawesi
minimum Pendekatan Institusional sekali selama tahap Selatan
c. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja operasional
Kota Makassar berkaitan penggunaan tenaga Instansi Penerima
kerja (wajib lapor tenaga kerja) dan sistem Laporan:
pengupahan yang diberlakukan - Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-25
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
3. Timbulnya Kegiatan a. Konflik antara tenaga Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Keresahan Penerimaan kerja lokal dan tenaga a. Mempublikasikan informasi penggunaan tapak proyek dan operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Masyarakat Tenaga Kerja kerja pendatang dapat tenaga kerja operasional melalui berbagai permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Operasional diminimalisir media, seperti brosur, papan pengumuman masyarakat di sekitar a. Publikasi penggunaan tenaga Makassar
b. Berfungsinya sistem atau media lainnya yang mudah dijangkau tapak lokasi proyek di kerja dilakukan minimal satu
manajemen keluhan dan oleh masyarakat Kelurahan Jongaya, kali sebelum penerimaan Instansi Pengawas:
lembaga forum Kecamatan Tamalate tenaga kerja operasional - Dinas Tenaga Kerja
komunikasi yang terdiri Pendekatan Sosial Ekonomi: b. Mengutamakan tenaga kerja Kota Makassar
dari unsur pemrakarsa, b. Mengutamakan masyarakat lokal yang lokal yang dilakukan selama - Dinas Lingkungan
masyarakat dan aparat memenuhi kualifikasi sesuai dengan penerimaan tenaga kerja Hidup Kota Makassar
pemerintahan kebutuhan proyek dari kelurahan/kecamatan operasional berlangsung - Dinas Pengelolaan
c. Berkurangnya terdampak khususnya untuk pekerjaan yang c. Pemberian upah yang sesuai Lingkungan Hidup
masyarakat di wilayah tidak membutuhkan keahlian khusus dilaksanakan selama Provinsi Sulawesi
studi yang menjadi resah c. Membayar upah tenaga kerja sesuai dengan kegiatan operasional Selatan
dengan adanya kegiatan jenis pekerjaan dan kemampuan pekerja berlangsung
ini serta sesuai dengan upah minimum yang d. Pencatatan identitas asal Instansi Penerima
ditetapkan pemerintahan kota dan/atau tenaga kerja dilakukan Laporan:
provinsi minimal satu kali selama - Dinas Lingkungan
d. Mencatat identitas KTP dan/atau Surat kegiatan operasional Hidup Kota Makassar
Keterangan Izin Tinggal (pendatang) di berlangsung - Dinas Pengelolaan
kelurahan yang menjadi tempat tinggal e. Kewajiban memiliki izin Lingkungan Hidup
sementara para pekerja yang datang dari luar tinggal sementara dilakukan Provinsi Sulawesi
daerah Kota Makassar minimal satu kali selama Selatan
e. Mewajibkan seluruh pekerja pendatang untuk kegiatan operasional
memiliki izin administrasi tinggal sementara f. Mendokumentasikan data
atau izin sejenisnya sesuai dengan lokasi lengkap pekerja dilakukan
tempat tinggal para pekerja secara berkala setiap 6 bulan
f. Mendokumentasikan data lengkap pekerja sekali selama tahap
termasuk asal wilayah tinggalnya serta kartu operasional
identitas yang dimiliki (KTP dan/atau Surat g. Pembuatan dan penerapan
Izin Tinggal sistem manajemen keluhan
g. Membuat dan menerapkan sistem dilakukan satu kali dan
manajemen keluhan (Grievance Mechanisms) difungsikan selama
yang representatif, transparan dan mudah pelaksanaan rencana
dijangkau masyarakat kegiatan

II-26
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
h. Mensosialisasikan mekanisme pengaduan h. Sosialisasi mekanisme
keluhan terkait rencana kegiatan kepada pengaduan keluhan
masyarakat yang terkena dampak langsung dilakukan minimal satu kali
dari adanya rencana kegiatan pada tahap operasional
i. Pembentukan lembaga
Pendekatan Institusional forum komunikasi dilakukan
i. Membentuk lembaga forum komunikasi yang satu kali dan difungsikan
terdiri dari unsur pemrakarsa, masyarakat selama pelaksanaan rencana
terkena dampak dan aparat pemerintahan kegiatan
terkait yang berfungsi menjadi sarana untuk
menampung berbagai saran, usulan dan
keluhan dari warga dan juga sebagai ruang
dialog untuk mencari solusi terbaik (win-win
solution) bagi beragam permasalahan yang
mungkin timbul sebagai dampak dari adanya
rencana kegiatan.
j. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah
Kelurahan Jongaya dan Kecamatan Tamalate
berkaitan penggunaan tenaga kerja

II-27
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
4. Peningkatan Kegiatan a. Terbentuknya usaha- Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kesempatan Pengoperasian usaha baru oleh a. Menyediakan ruangan/tempat/kios bagi tapak proyek serta operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Berusaha dan masyarakat lokal di masyarakat dan UMKM untuk dapat permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan sekitar lokasi keberadaan melakukan kegiatan usaha baik barang dan masyarakat di sekitar a. Penyediaan Makassar
Rumah Sakit operasional rumah sakit jasa di dalam lokasi kegiatan dengan biaya tapak lokasi proyek di ruang/tempat/kios
b. Berkembangnya usaha- sewa yang sesuai dengan kesepakatan (tidak Kelurahan Jongaya, dilakukan selama kegiatan Instansi Pengawas:
usaha selama kegiatan memberatkan masyarakat). Kecamatan Tamalate operasional berlangsung - Dinas Perdagangan,
operasional rumah sakit b. Melaksanakan program pengembangan usaha b. Program pengembangan Koperasi dan UKM
terutama usaha yang kecil berupa pelatihan atau lokakarya untuk usaha kecil dilakukan Kota Makassar
terkait langsung dengan meningkatkan kesempatan berusaha minimal sekali dalam 1 - Dinas Lingkungan
pelayanan masyarakat masyarakat sekitar lokasi tahun selama kegiatan Hidup Kota Makassar
operasional berlangsung - Dinas Pengelolaan
Pendekatan Institusional c. Koordinasi dengan instansi Lingkungan Hidup
c. Berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, terkait dilakukan minimal Provinsi Sulawesi
Koperasi dan UKM Kota Makassar sekali selama tahap Selatan
operasional
Instansi Penerima
Laporan:
- Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-28
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
5. Peningkatan Kegiatan a. Meningkatnya atau Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Pendapatan Pengoperasian dipertahankannya a. Menyediakan ruangan/tempat/kios bagi tapak proyek serta operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan pendapatan masyarakat masyarakat dan UMKM untuk dapat permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan di sekitar lokasi rencana melakukan kegiatan usaha baik barang dan masyarakat di sekitar a. Penyediaan Makassar
Rumah Sakit kegiatan jasa di dalam lokasi kegiatan dengan biaya tapak lokasi proyek di ruang/tempat/kios
sewa yang sesuai dengan kesepakatan (tidak Kelurahan Jongaya, dilakukan selama kegiatan Instansi Pengawas:
memberatkan masyarakat). Kecamatan Tamalate operasional berlangsung - Dinas Perdagangan,
b. Melaksanakan program pengembangan usaha b. Program pengembangan Koperasi dan UKM
kecil berupa pelatihan atau lokakarya untuk usaha kecil dilakukan Kota Makassar
meningkatkan kesempatan berusaha minimal sekali dalam 1 - Dinas Lingkungan
masyarakat sekitar lokasi tahun selama kegiatan Hidup Kota Makassar
operasional berlangsung - Dinas Pengelolaan
Pendekatan Institusional c. Koordinasi dengan instansi Lingkungan Hidup
c. Berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, terkait dilakukan minimal Provinsi Sulawesi
Koperasi dan UKM Kota Makassar sekali selama tahap Selatan
operasional
Instansi Penerima
Laporan:
- Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-29
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
6. Timbulan B3 Kegiatan a. Berkurangnya timbulan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
dan Limbah B3 Pengoperasian limbah medis (sebagian a. Melakukan Identifikasi jenis limbah lokasi rumah sakit operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Fasyankes dan merupakan limbah B3) medis/limbah B3 dengan cara: dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan yang tidak tertangani (1) Identifikasi dilakukan oleh unit kerja a. Identifikasi jenis limbah B3 Makassar
Rumah Sakit dengan baik kesehatan lingkungan dengan melibatkan dilakukan selama
b. Pengelolaan limbah unit penghasil limbah di rumah sakit. pengoperasian dan Instansi Pengawas:
medis sesuai dengan (2) Limbah B3 yang diidentifkasi meliputi pemeliharaan rumah sakit - Dinas Lingkungan
ketentuan di dalam jenis limbah, karakteristik, sumber, b. Pewadahan dan Hidup Kota Makassar
Peraturan Menteri volume yang dihasilkan, cara pewadahan, pengangkutan limbah B3 - Dinas Pengelolaan
Kesehatan Republik cara pengangkutan dan cara dilakukan selama Lingkungan Hidup
Indonesia Nomor 7 penyimpanan serta cara pengolahan. pengoperasian dan Provinsi Sulawesi
Tahun 2019 Tentang (3) Hasil pelaksanaan identifikasi dilakukan pemeliharaan rumah sakit Selatan
Kesehatan Lingkungan pendokumentasian c. Pengurangan dan pemilahan
Rumah Sakit b. Penanganan dan pewadahan limbah limbah B3 dilakukan selama Instansi Penerima
c. Pengelolaan Limbah B3 medis/limbah B3 dilakukan dengan cara: pengoperasian dan Laporan:
Memenuhi ketentuan di (1) Tahapan penanganan limbah B3 harus pemeliharaan rumah sakit - Dinas Lingkungan
dalam Peraturan dilengkapi dengan Standar Prosedur d. Pembuatan Bangunan TPS Hidup Kota Makassar
Pemerintah No. 22 Operasional (SPO) dan dilakukan Limbah B3 dilakukan satu - Dinas Pengelolaan
Tahun 2021 tentang pemutakhiran secara berkala dan kali dengan pemeliharaan Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan berkesinambungan. setiap 6 bulan sekali Provinsi Sulawesi
Perlindungan dan (2) SPO penanganan limbah B3 e. Pemilahan limbah B3 di Selatan
Pegelolaan Lingkungan disosialisasikan kepada kepala dan staf rumah sakit dilakukan
Hidup, serta Peraturan unit kerja yang terkait dengan limbah B3 selama pengoperasian dan
Menteri Lingkungan di rumah sakit. pemeliharaan rumah sakit
Hidup dan Kehutanan (3) Khusus untuk limbah B3 tumpahan di f. Penyimpanan sementara
Nomor 6 Tahun 2021 lantai atau di permukaan lain di ruangan limbah B3 dilakukan selama
Tentang Tata Cara Dan seperti tumpahan darah dan cairan tubuh, pengoperasian dan
Persyaratan tumpahan cairan bahan kimia berbahaya, pemeliharaan rumah sakit
Pengelolaan Limbah tumpahan cairan mercury dari alat g. Pengangkutan limbah B3
Bahan Berbahaya Dan kesehatan dan tumpahan sitotoksik harus dilakukan setiap 6 bulan
Beracun dibersihkan menggunakan perangkat alat sekali
pembersih (spill kit) atau dengan alat dan h. Penyediaan fasilitas
metode pembersihan lain yang memenuhi penanganan limbah B3
syarat. Hasil pembersihan limbah B3 selama pengoperasian dan
tersebut ditempatkan pada wadah khusus pemeliharaan rumah sakit
dan penanganan selanjutnya i. Koordinasi dengan instansi
diperlakukan sebagai limbah B3, serta terkait dilakukan minimal

II-30
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
dilakukan pencatatan dan pelaporan sekali selama tahap
kepada unit kerja terkait di rumah sakit. operasional
(4) Perangkat alat pembersih (spill kit) atau
alat metode pembersih lain untuk limbah
B3 harus selalu disiapkan di ruangan
sumber limbah B3 dan dilengkapi cara
penggunaan dan data keamanan bahan
(MSDS).
(5) Pewadahan limbah B3 sebelum dibawa ke
TPS Limbah B3 harus ditempatkan pada
tempat/wadah khusus yang kuat dan anti
karat dan kedap air, terbuat dari bahan
yang mudah dibersihkan, dilengkapi
penutup, dilengkapi dengan simbol B3,
dan diletakkan pada tempat yang jauh
dari jangkauan orang umum.
(6) Limbah B3 yang diserahkan atau diambil
petugas limbah B3 rumah sakit untuk
dibawa ke TPS limbah B3, harus
dilengkapi dengan berita acara
penyerahan, yang minimal berisi hari dan
tanggal penyerahan, asal limbah (lokasi
sumber), jenis limbah B3, bentuk limbah
B3, volume limbah B3 dan cara
pewadahan/pengemasan limbah B3.
(7) Pengangkutan limbah B3 dari ruangan
sumber limbah B3 ke TPS limbah B3
harus menggunakan kereta angkut
khusus berbahan kedap air, mudah
dibersihkan, dilengkapi penutup, tahan
karat dan bocor. Pengangkutan limbah
tersebut menggunakan jalur (jalan)
khusus yang jauh dari kepadatan orang di
ruangan rumah sakit.
(8) Pengangkutan limbah B3 dari ruangan
sumber limbah ke TPS dilakukan oleh
petugas yang sudah mendapatkan

II-31
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
pelatihan penanganan limbah B3 dan
petugas harus menggunakan pakaian dan
alat pelindung diri yang memadai.
c. Pengurangan dan pemilahan limbah
medis/limbah B3 dilakukan dengan cara:
(1) Upaya pengurangan dan pemilahan
limbah B3 harus dilengkapi dengan SPO
dan dapat dilakukan pemutakhiran secara
berkala dan berkesinambungan.
(2) Pengurangan limbah B3 di rumah sakit,
dilakukan dengan cara antara lain:
- Menghindari penggunaan material yang
mengandung Bahan Berbahaya dan
Beracun apabila terdapat pilihan yang
lain.
- Melakukan tata kelola yang baik
terhadap setiap bahan atau material
yang berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan.
- Melakukan tata kelola yang baik dalam
pengadaan bahan kimia dan bahan
farmasi untuk menghindari terjadinya
penumpukan dan kedaluwarsa,
contohnya menerapkan prinsip First In
First Out (FIFO) atau First Expired First
Out (FEFO).
- Melakukan pencegahan dan perawatan
berkala terhadap peralatan sesuai
jadwal.
d. Bangunan TPS di rumah sakit harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. Pemilahan limbah B3 di rumah sakit,
dilakukan di TPS limbah B3 dengan cara
antara lain:

II-32
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
(1) Memisahkan Limbah B3 berdasarkan
jenis, kelompok, dan/atau karakteristik
Limbah B3.
(2) Mewadahi Limbah B3 sesuai kelompok
Limbah B3. Wadah Limbah B3 dilengkapi
dengan palet.
f. Penyimpanan sementara limbah
medis/limbah B3 dilakukan dengan cara:
(1) Cara penyimpanan limbah B3 harus
dilengkapi dengan SPO dan dapat
dilakukan pemutakhiran/revisi bila
diperlukan.
(2) Penyimpanan sementara limbah B3 di
rumah sakit harus ditempatkan di TPS
Limbah B3 sebelum dilakukan
pengangkutan, pengolahan dan/atau
penimbunan limbah B3.
(3) Penyimpanan limbah B3 menggunakan
wadah/tempat/kontainer limbah B3
dengan desain dan bahan sesuai
kelompok atau karakteristik limbah B3.
(4) Penggunaan warna pada setiap kemasan
dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3. Warna kemasan
dan/atau wadah limbah B3 tersebut
adalah:
- Merah, untuk limbah radioaktif;
- Kuning, untuk limbah infeksius dan
limbah patologis;
- Ungu, untuk limbah sitotoksik; dan
- Cokelat, untuk limbah bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan, dan limbah farmasi
(5) Pemberian simbol dan label limbah B3
pada setiap kemasan dan/atau wadah
Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah
B3. Simbol pada kemasan dan/atau

II-33
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
wadah Limbah B3 tersebut adalah:
- Radioaktif, untuk Limbah radioaktif;
- Infeksius, untuk Limbah infeksius; dan
- Sitotoksik, untuk Limbah sitotoksik.
- Toksik/flammable/campuran/sesuai
dengan bahayanya untuk limbah bahan
kimia.
(6) Lamanya penyimpanan limbah
medis/limbah B3 untuk jenis limbah
dengan karakteristik infeksius, benda
tajam dan patologis di rumah sakit
sebelum dilakukan Pengangkutan Limbah
B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
- Limbah medis kategori infeksius,
patologis, benda tajam harus disimpan
pada TPS dengan suhu lebih kecil atau
sama dengan 0oC (nol derajat celsius)
dalam waktu sampai dengan 90
(sembilan puluh) hari.
- Limbah medis kategori infeksius,
patologis, benda tajam dapat disimpan
pada TPS dengan suhu 3 sampai dengan
8oC (delapan derajat celsius) dalam
waktu sampai dengan 7 (tujuh) hari.
Sedang untuk limbah B3 bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan, radioaktif, farmasi, sitotoksik,
peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi, dan tabung
gas atau kontainer bertekanan, dapat
disimpan di tempat penyimpanan Limbah
B3 dengan ketentuan paling lama sebagai
berikut:
- 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah
B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima
puluh kilogram) per hari atau lebih;

II-34
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
atau
- 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
50 kg (lima puluh kilogram) per hari
untuk Limbah B3 kategori 1, sejak
Limbah B3 dihasilkan.
g. Pengangkutan limbah medis/limbah B3
dilakukan dengan cara:
(1) Pengangkutan limbah B3 ke luar rumah
sakit dilaksanakan apabila tahap
pengolahan limbah B3 diserahkan kepada
pihak pengolah atau penimbun limbah B3
dengan pengangkutan menggunakan jasa
pengangkutan limbah B3 (transporter).
(2) Cara pengangkutan limbah B3 harus
dilengkapi dengan SPO dan dapat
dilakukan pemutakhiran secara berkala
dan berkesinambungan
(3) Pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi
dengan perjanjian kerjasama secara three
parted yang ditandatangani oleh
pimpinan dari pihak rumah sakit, pihak
pengangkut limbah B3 dan pengolah atau
penimbun limbah B3.
(4) Rumah sakit harus memastikan bahwa:
- Pihak pengangkut dan pengolah atau
penimbun limbah B3 memiliki perizinan
yang lengkap sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Izin
yang dimiliki oleh pengolah maupun
pengangkut harus sesuai dengan jenis
limbah yang dapat diolah/diangkut
- Jenis kendaraan dan nomor polisi
kendaraan pengangkut limbah B3 yang
digunakan pihak pengangkut limbah B3
harus sesuai dengan yang tercantum
dalam perizinan pengangkutan limbah

II-35
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
B3 yang dimiliki
- Setiap pengiriman limbah B3 dari
rumah sakit ke pihak pengolah atau
penimbun, harus disertakan manifest
limbah B3 yang ditandatangani dan
stempel oleh pihak rumah sakit, pihak
pengangkut dan pihak
pengolah/penimbun limbah B3 dan
diarsip oleh pihak rumah sakit
- Ditetapkan jadwal tetap pengangkutan
limbah B3 oleh pihak pengangkut
limbah B3.
- Kendaraan angkut limbah B3 yang
digunakan layak pakai, dilengkapi
simbol limbah B3 dan nama
pihakpengangkut limbah B3.
h. Penyediaan fasilitas penanganan limbah
medis/limbah B3 sebagai berikut:
(1) Fasilitas penanganan limbah B3 di rumah
sakit meliputi wadah penampungan
limbah B3 di setiap ruangan sumber
limbah, alat pengangkut limbah B3 dan
TPS Limbah B3,
(2) Wadah penampungan limbah B3 di
ruangan sumber harus memenuhi
ketentuan teknis sebagai berikut:
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, kedap air, antikarat dan
dilengkapi penutup
- Ditempatkan di lokasi yang tidak mudah
dijangkau sembarang orang
- Dilengkapi tulisan limbah B3 dan simbol
B3 dengan ukuran dan bentuk sesuai
standar di permukaan wadah
- Dilengkapi dengan alat eyewash
- Dilengkapi logbook sederhana
- Dilakukan pembersihan secara periodik

II-36
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
(3) Alat angkut (troli) limbah B3, harus
memenuhi ketentuan teknis sebagai
berikut
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, kedap air, anti karat dan
dilengkapi penutup dan beroda
- Disimpan di TPS limbah B3, dan dapat
dipakai ketika digunakan untuk
mengambil dan mengangkut limbah B3
di ruangan sumber limbah
- Dilengkapi tulisan limbah B3 dan simbol
B3 dengan ukuran dan bentuk sesuai
standar, di dinding depan kereta angkut
- Dilakukan pembersihan kereta angkut
secara periodik dan berkesinambungan
(4) TPS Limbah B3 harus memenuhi
ketentuan teknis sebagai berikut:
- Lokasi di area servis (services area),
lingkungan bebas banjir dan tidak
berdekatan dengan kegiatan pelayanan
dan permukiman penduduk di sekitar
rumah sakit
- Berbentuk bangunan tertutup,
dilengkapi dengan pintu, ventilasi yang
cukup, sistem penghawaan (exhause
fan), sistem saluran (drain) menuju bak
control atau IPAL dan jalan akses
kendaraan angkut limbah B3.
- Bangunan dibagi dalam beberapa
ruangan, seperti ruang penyimpanan
limbah B3 infeksi, ruang limbah B3 non
infeksi fase cair dan limbah B3 non
infeksi fase padat.
- Penempatan limbah B3 di TPS
dikelompokkan menurut
sifat/karakteristiknya.
- Untuk limbah B3 cair seperti oli bekas

II-37
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
ditempatkan di drum anti bocor dan
pada bagian alasnya adalah lantai anti
rembes dengan dilengkapi saluran dan
tanggul untuk menampung tumpahan
akibat kebocoran limbah B3 cair
- Limbah B3 padat dapat ditempatkan di
wadah atau drum yang kuat, kedap air,
anti korosif, mudah dibersihkan dan
bagian alasnya ditempatkan dudukan
kayu atau plastic (pallet)
- Setiap jenis limbah B3 ditempatkan
dengan wadah yang berbeda dan pada
wadah tersebut ditempel label, simbol
limbah B3 sesuai sifatnya, serta panah
tanda arah penutup, dengan ukuran dan
bentuk sesuai standar, dan pada
ruang/area tempat wadah diletakkan
ditempel papan nama jenis limbah B3.
- Jarak penempatan antar tempat
pewadahan limbah B3 sekitar 50 cm.
- Setiap wadah limbah B3 dilengkapi
simbol sesuai dengan sifatnya, dan label.
- Bangunan dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan, fasilitas penerangan, dan
sirkulasi udara ruangan yang cukup.
- Bangunan dilengkapi dengan fasilitas
keamanan dengan memasang pagar
pengaman dan gembok pengunci pintu
TPS dengan penerangan luar yang
cukup serta ditempel nomor telepon
darurat seperti kantor security rumah
sakit, kantor pemadam kebakaran, dan
kantor polisi terdekat.
- TPS dilengkapi dengan papan
bertuliskan TPS Limbah B3, tanda
larangan masuk bagi yang tidak
berkepentingan, simbol B3 sesuai

II-38
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
dengan jenis limbah B3, dan titik
koordinat lokasi TPS
- TPS Dilengkapi dengan tempat
penyimpanan SPO Penanganan limbah
B3, SPO kondisi darurat, buku
pencatatan (logbook) limbah B3
- TPS Dilakukan pembersihan secara
periodik dan limbah hasil pembersihan
disalurkan ke jaringan pipa pengumpul
air limbah dan atau unit pengolah air
limbah (IPAL).

Pendekatan Institusional
i. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar dan Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan
berkaitan dengan pengelolaan limbah

II-39
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
7. Gangguan Lalu Kegiatan a. Tidak terjadi perubahan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Lintas Pengoperasian signifikan terhadap a. Melakukan penyusunan dokumen rumah sakit dan ruas- operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan Indeks Tingkat Pelayanan ANDALALIN dan melaksanakan ketentuan ruas jalan sekitar dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan (ITP) jalan di sekitar dalam studi ANDALALIN rumah sakit, a. Penyusunan ANDALALIN Makassar
Rumah Sakit lokasi rumah sakit b. Memasang tanda larangan parkir pada jalan utamanya ruas Jalan dilakukan sebelum kegiatan
(maksimal dalam tingkat Mallombassang, Jalan Mappaouddang, dan Mappaoddang, Jalan operasional berlangsung Instansi Pengawas:
pelayanan B) dan tidak Jalan Kumala di sekitar lokasi area rumah Mallombassang dan b. Pemasangan larangan - Satlantas Polrestabes
terjadi kemacetan sakit Jalan Kumala parkir dilakukan sebelum Kota Makassar
terutama pada c. Memasang rambu lalu lintas berupa lampu kegiatan operasional - Dinas Perhubungan
persimpangan keluar peringatan, marka jalan, dan tanda pada berlangsung Kota Makassar
masuknya kendaraan akses jalan masuk dan keluar area rumah c. Pemasangan rambu lalu
pengunjung sakit lintas dilakukan sebelum Instansi Penerima
b. Berkurangnya gangguan d. Mendesain jalan masuk dan keluar area kegiatan operasional Laporan:
lalu lintas di sekitar rumah sakit yang menjamin keamanan berlangsung - Dinas Lingkungan
lokasi rumah sakit pengemudi. d. Desain jalan masuk dan Hidup Kota Makassar
c. Pemrakarsa kegiatan keluar dilakukan sebelum - Dinas Pengelolaan
mematuhi ketentuan UU Pendekatan Sosial Ekonomi kegiatan operasional Lingkungan Hidup
No. 22 Tahun 2009 e. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas berlangsung Provinsi Sulawesi
tentang Lalu Lintas dan untuk kendaraan yang masuk dan keluar. e. Penempatan petugas Selatan
Angkutan Jalan dilakukan selama
Pendekatan Intitusional operasional berlangsung
f. Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan f. Koordinasi dengan instansi
Kota Makassar dan kepolisian lalu lintas terkait dilakukan minimal
Polrestabes Kota Makassar sekali selama tahap
operasional

II-40
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
8. Gangguan Kegiatan a. Berkurangnya kontribusi Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kesehatan Pengoperasian pengoperasian rumah a. Melakukan pengelolaan terhadap dampak lokasi rumah sakit operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Masyarakat dan sakit pada peningkatan primer timbulan limbah medis/limbah B3, dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan gangguan kesehatan penurunan kualitas air, dan penurunan a. Pengelolaan terhadap Makassar
Rumah Sakit b. Berkurangnya kualitas udara. dampak primer dilakukan
peningkatan ISPA, batuk selama kegiatan Instansi Pengawas:
serta penyakit Pendekatan Sosial Ekonomi: pengoperasian dan - Dinas Lingkungan
pernapasan turunan b. Terkait keberadaan tenaga kerja yang pemeliharaan rumah sakit Hidup Kota Makassar
lainnya secara signifikan berpotensi menularkan dan membawa berlangsung - Dinas Pengelolaan
sehingga mengubah pola penyakit perlu dilakukan pemeriksaan b. Pemeriksaan kesehatan Lingkungan Hidup
penyakit (incidence rate kesehatan secara berkala sekali setiap tahun berkala bagi tenaga kerja Provinsi Sulawesi
dan prevalence rate). selama tahap operasional berlangsung dilakukan minimal sekali Selatan
dalam setahun
Instansi Penerima
Laporan:
- Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-41
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
9. Timbulnya Kegiatan a. Berfungsinya sistem Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Keresahan Pengoperasian manajemen keluhan dan a. Melakukan pengelolaan terhadap dampak lokasi rumah sakit operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Masyarakat dan lembaga forum primer timbulan limbah medis/limbah B3, serta permukiman dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan komunikasi yang terdiri penurunan kualitas air, dan penurunan masyarakat di sekitar a. Pengelolaan terhadap Makassar
Rumah Sakit dari unsur pemrakarsa, kualitas udara tapak lokasi proyek di dampak primer dilakukan
masyarakat dan aparat b. Memasang papan informasi di tapak lokasi Kelurahan Jongaya, selama kegiatan operasional Instansi Pengawas:
pemerintahan rumah sakit yang berisi nomor kontak Kecamatan Tamalate berlangsung - Dinas Lingkungan
b. Berkurangnya pengaduan untuk memudahkan masyarakat b. Pemasangan nomor kontak Hidup Kota Makassar
masyarakat di wilayah melaporkan jika terjadi keadaan yang tidak pengaduan dilakukan - Dinas Pengelolaan
studi yang menjadi resah semestinya sebelum kegiatan Lingkungan Hidup
dengan adanya kegiatan operasional berlangsung Provinsi Sulawesi
ini Pendekatan Sosial Ekonomi: c. Pembuatan dan penerapan Selatan
c. Membuat dan menerapkan sistem sistem manajemen keluhan
manajemen keluhan (Grievance Mechanisms) dilakukan satu kali dan Instansi Penerima
yang representatif, transparan dan mudah difungsikan selama Laporan:
dijangkau masyarakat. pelaksanaan rencana - Dinas Lingkungan
d. Mensosialisasikan mekanisme pengaduan kegiatan Hidup Kota Makassar
keluhan terkait rencana kegiatan kepada d. Sosialisasi mekanisme - Dinas Pengelolaan
masyarakat yang terkena dampak langsung pengaduan keluhan Lingkungan Hidup
dari adanya rencana kegiatan dilakukan minimal satu kali Provinsi Sulawesi
pada tahap operasional Selatan
Pendekatan Institusional e. Pembentukan lembaga
e. Membentuk lembaga forum komunikasi yang forum komunikasi dilakukan
terdiri dari unsur pemrakarsa, masyarakat satu kali dan difungsikan
terkena dampak dan aparat pemerintahan selama pelaksanaan rencana
terkait yang berfungsi menjadi sarana untuk kegiatan
menampung berbagai saran, usulan dan f. Koordinasi dengan
keluhan dari warga dan juga sebagai ruang pemerintah daerah setempat
dialog untuk mencari solusi terbaik (win-win dilakukan minimal sekali
solution) bagi beragam permasalahan yang selama tahap operasional
mungkin timbul sebagai dampak dari adanya
rencana kegiatan
f. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah
Kelurahan Jongaya dan Kecamatan Tamalate
berkaitan dengan pengoperasian dan
pemeliharaan rumah sakit

II-42
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
10 Penurunan Kegiatan a. Konsentrasi parameter Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Air Pengoperasian air limbah tidak a. Limbah cair dari seluruh sumber dari lokasi rumah sakit, operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan melampaui Baku Mutu bangunan/kegiatan rumah sakit harus diolah khususnya pada lokasi dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan Air Limbah Bagi Usaha dalam Unit Pengolah Limbah Cair (IPAL) IPAL a. Penggunaan dan Makassar
Fasilitas Dan/Atau Kegiatan dengan teknologi yang tepat dan desain pengoperasian Unit Pengolah
Pendukung Fasilitas Pelayanan kapasitas olah limbah cair yang sesuai dengan Limbah Cair (IPAL) Instansi Pengawas:
(IPAL) Kesehatan yang volume limbah cair yang dihasilkan, yaitu: dilakukan selama kegiatan - Dinas Lingkungan
didasarkan pada - Teknologi pengelolaan air limbah yang operasional berlangsung Hidup Kota Makassar
Lampiran I Peraturan digunakan adalah IPAL proses Biofilter b. Penyediaan teknisi IPAL - Dinas Pengelolaan
Menteri Lingkungan Anaerob Aerob, dilakukan sekali selama Lingkungan Hidup
Hidup Nomor - Unit proses IPALnya meliputi Bak kegiatan operasional Provinsi Sulawesi
P.68/Menlhk- Ekualisasi, bak pengendapan awal, Bak berlangsung Selatan
Setjen/2016 Tentang Biofilter Anaerob, Bak Biofilter Aerob, Bak c. Pembuatan water oil
Baku Mutu Air Limbah Pengendapan Akhir dan Khorinator. separator dilakukan sekali Instansi Penerima
Domestik - Melengkapi IPAL dengan fasilitas selama kegiatan operasional Laporan:
pengolahan awal atau free treatment berlangsung - Dinas Lingkungan
berupa bak penangkap lemak dan minyak d. Pembuatan sumur pantau Hidup Kota Makassar
untuk limbah yang bersumber dari gizi dan dilakukan sekali selama - Dinas Pengelolaan
kantin, bak pengolahan kimia untuk cairan kegiatan operasional Lingkungan Hidup
dari laundry, bak pengolahan kimia untuk berlangsung Provinsi Sulawesi
cairan dari laboratorium e. Koordinasi dengan instansi Selatan
- Jaringan pipa penyaluran limbah cair dari terkait dilakukan minimal
sumber menuju unit pengolahan air limbah sekali selama tahap
melalui jaringan pipa tertutup dan operasional
dipastikan tidak mengalami kebocoran.
- Bak pengambilan contoh air limbah yang
dilengkapi dengan tulisan “Tempat
Pengambilan Contoh Air Limbah Influen”
dan/atau “Tempat Pengambilan Contoh Air
Limbah Efluen”.
- Dilengkapi Alat ukur debit air limbah pada
pipa inflen dan/atau pipa efluen
- Pagar pengaman area IPAL dengan lampu
penerangan yang cukup dan papan
larangan masuk kecuali yang
berkepentingan.
- Papan tulisan titik koordinat IPAL

II-43
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
menggunakan Global Positioning Sistem
(GPS).
- melakukan swapantau harian air limbah
dengan parameter minimal DO, suhu dan
pH.
- Melakukan pembersihan sampah-sampah
yang masuk bak penyaring kasar di IPAL.
- Dilarang melakukan pengenceran dalam
pengolahan limbah cair, baik menggunakan
air bersih dan/atau air pengencer sumber
lainnya.
- IPAL di rumah sakit harus dioperasikan 24
(dua puluh empat) jam per hari untuk
menjamin kualitas limbah cair hasil
olahannya memenuhi baku mutu secara
berkesinambungan.
- Melakukan monitoring dan pemeliharaan
terhadap fungsi dan kinerja mesin dan alat
penunjang proses IPAL.
b. Menyediakan petugas lingkungan (teknisi)
yang terampil untuk pengoperasioan IPAL.
c. Membuat water oil separator untuk
memisahkan minyak dari oli pada
saluran/drainase
d. Sekitar IPAL dan jaringan pipa di tanah dibuat
sumur pantau air tanah dari pipa paralon
diameter 2-2,5 inc, dalam 4-6 m. Pipa
dilubangi hingga bagian bawah dimulai
sekitar 1 m dari atas

Pendekatan Institusional
e. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar dan Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan
berkaitan dengan pengelolaan limbah cair

II-44
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
11 Penurunan Kegiatan a. Konsentrasi NH3 maupun Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Udara Pengoperasian H2S tidak melampaui a. Meminimalkan terjadinya bau (odors) pada lokasi rumah sakit, operasional berlangsung, Manajemen Rumah
(Odor) dan Baku Mutu Udara Ambien saat pengoperasioan IPAL dengan tindakan khususnya pada lokasi dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan sesuai dengan Lampiran pencegahan melalui penerapan odour control IPAL a. Penerapan odour control Makassar
Fasilitas VII Peraturan Pemerintah facilities termasuk pengelolaan lumpurnya facilities dilakukan selama
Pendukung Republik Indonesia sendiri yang akan tetap pada tangki selama kegiatan operasional Instansi Pengawas:
(IPAL) Nomor 22 Tahun 2021 >90 hari, sehingga stabil dan tidak berbau berlangsung - Dinas Lingkungan
Tentang serta mudah untuk dikeringkan pada Sludge b. Pengelolaan bau di lokasi Hidup Kota Makassar
Penyelenggaraan Drying Bed stasiun pompa dilakukan - Dinas Pengelolaan
Perlindungan Dan b. Untuk pengelolaan bau di lokasi stasiun selama kegiatan operasional Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan pompa, masing masing stasiun akan berlangsung Provinsi Sulawesi
Hidup dilengkapi dengan ventilasi untuk mencegah c. Pelaksanaan penghijauan/ Selatan
NH3 maupun H2S terperangkap dalam penanaman pohon dilakukan
sumur/stasiun. Pada tiap stasiun akan minimal satu kali sebelum Instansi Penerima
dilengkapi dengan karbon aktif untuk kegiatan operasional Laporan:
menyerap kadar bau dan pemasangan pipa berlangsung dengan - Dinas Lingkungan
ventilasi (pipa vent) yang akan membuang pemeliharaan tanaman Hidup Kota Makassar
NH3 maupun H2S di udara agar tidak tercium sekali dalam seminggu - Dinas Pengelolaan
atau terdispersi di lingkungan masyarakat Lingkungan Hidup
c. Melakukan penghijauan dengan menanam Provinsi Sulawesi
pohon yang banyak memproduksi oksigen Selatan
dan menyerap debu di sekitar lokasi
bangunan IPAL, pohon jenis ini seperti
Angsana (Ptercarpus indicus), Ketapang
(Terminalia Catappa), Mahoni (Swietenia
Magahoni), Trambesi (Albizia saman).
krepayung (Filisium decipiens).

II-45
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
12 Gangguan Lalu Kegiatan a. Tersedianya ruang parkir Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Lintas Pengoperasian yang mencukupi sesuai a. Melakukan penyusunan dokumen lokasi rumah sakit, operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan dengan Keputusan ANDALALIN dan melaksanakan ketentuan khususnya pada lokasi dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan Direktur Jenderal dalam studi ANDALALIN parkir dan ruas-ruas a. Penyusunan ANDALALIN Makassar
Fasilitas Perhubungan Darat No. b. Menyediakan fasilitas parkir minimal 174 jalan sekitar rumah dilakukan sebelum kegiatan
Pendukung 272/Hk.105/Drjd/96 unit mobil dan 200 unit motor. sakit, utamanya ruas operasional berlangsung Instansi Pengawas:
(Fasilitas Parkir) Tentang Pedoman Teknis c. Memisahkan lahan parkir untuk pengunjung Jalan Mappaoddang, b. Penyediaan fasilitas parkir - PD Parkir Kota
Penyelenggaraan dengan pekerja yang ada di rumah sakit Jalan Mallombassang minimal dilakukan selama Makassar
Fasilitas Parkir dikarenakan pengunjung bersifat sementara dan Jalan Kumala kegiatan operasional - Satlantas Polrestabes
b. Tidak adanya kendaraan sedangkan untuk tenaga kerja di rumah sakit berlangsung Kota Makassar
pengunjung rumah sakit memarkir kendaraan lebih lama. c. Pemisahan parkir kendaraan - Dinas Perhubungan
yang parkir di badan d. Memasang tanda larangan parkir pada jalan dilakukan selama kegiatan Kota Makassar
jalan Mallombassang, Jalan Mappaouddang, dan operasional berlangsung
Jalan Kumala di sekitar lokasi area rumah d. Pemasangan larangan parkir Instansi Penerima
sakit dilakukan sebelum kegiatan Laporan:
e. Memasang rambu lalu lintas berupa lampu operasional berlangsung - Dinas Lingkungan
peringatan, marka jalan, dan tanda pada e. Pemasangan rambu lalu Hidup Kota Makassar
akses jalan masuk dan keluar area rumah lintas dilakukan sebelum - Dinas Pengelolaan
sakit kegiatan operasional Lingkungan Hidup
f. Memperjelas jalur kendaraan yang akan berlangsung Provinsi Sulawesi
dilalui untuk masuk dan keluar saat f. Pembuatan jalur kendaraan Selatan
memarkir kendaraan. dilakukan selama kegiatan
operasional berlangsung
Pendekatan Sosial Ekonomi
g. Penempatan petugas
g. Menempatkan petugas parkir untuk
dilakukan selama
kendaraan yang masuk dan keluar area
operasional berlangsung
rumah sakit
h. Penyediaan sistem dan
h. Menyediakan sistem dan manajemen parkir
manajemen parkir dilakukan
yang memudahkan bagi pengunjung rumah
selama kegiatan operasional
sakit
berlangsung
Pendekatan Intitusional i. Koordinasi dengan instansi
i. Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait dilakukan minimal
Kota Makassar untuk menertibkan kendaraan sekali selama tahap
yang parkir dengan mengambil bagian badan operasional
jalan.
j. Berkoordinasi dengan PD parkir terkait
dengan sistem dan manajemen parkir

II-46
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
DAMPAK LINGKUNGAN LAINNYA YANG DIKELOLA (PENGELOLAAN LINGKUNGANNNYA TELAH DIRENCANAKAN SEJAK AWAL SEBAGAI BAGIAN
DARI RENCANA KEGIATAN, ATAU MENGACU PADA SOP, PANDUAN TEKNIS PEMERINTAH, STANDAR INTERNASIONAL, DAN LAIN-LAIN)
1. Timbulan Kegiatan a. Berkurangnya timbulan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Limbah Padat Pengoperasian limbah domestik yang a. Memasang rambu atau tanda peringatan lokasi rumah sakit operasional berlangsung, Manajemen Rumah
Non- dan tidak tertangani dengan “DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
medis/Domestik Pemeliharaan baik SEMBARANG TEMPAT” pada lokasi yang a. Pemasangan rambu-rambu Makassar
Rumah Sakit b. Pengelolaan limbah strategis dan mudah terlihat. dilakukan sekali pada tahap
domestik sesuai dengan b. Melakukan pengangkutan limbah padat operasional Instansi Pengawas:
ketentuan di dalam keluar rumah sakit menuju TPA atau lokasi b. pengangkutan limbah padat - Dinas Lingkungan
Peraturan Menteri yang layak setiap dua hari sekali dilakukan setiap dua hari Hidup Kota Makassar
Kesehatan Republik c. Tahapan penanganan limbah domestik, sekali - Dinas Pengelolaan
Indonesia Nomor 7 dilakukan dengan cara: c. Penanganan limbah Lingkungan Hidup
Tahun 2019 Tentang (1) Tahap Pewadahan domestik dilakukan selama Provinsi Sulawesi
Kesehatan Lingkungan - Melakukan upaya pewadahan yang kegiatan operasional Selatan
Rumah Sakit berbeda antara limbah organik dan berlangsung
anorganik mulai di ruangan sumber d. Pemilahan dan pengurangan Instansi Penerima
- Menyediakan tong sampah dengan limbah domestik dilakukan Laporan:
jumlah dan volume yang memadai pada selama kegiatan operasional - Dinas Lingkungan
setiap ruangan yang terdapat aktivitas berlangsung Hidup Kota Makassar
pasien, pengunjung dan karyawan. e. Penyediaan fasilitas - Dinas Pengelolaan
- Limbah tidak boleh dibiarkan dalam penanganan limbah padat Lingkungan Hidup
wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau domestik dilakukan sekali Provinsi Sulawesi
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi pada tahap operasional Selatan
oleh limbah, maka harus diangkut f. Penanganan vektor dan
supaya tidak menjadi perindukan binatang pembawa penyakit
vektor penyakit dan binatang pembawa dilakukan selama kegiatan
penyakit. operasional berlangsung
- Penempatan tong sampah harus di g. Koordinasi dengan instansi
lokasi yang aman dan strategis baik di terkait dilakukan minimal
ruangan indoor, semi indoor dan sekali selama tahap
lingkungan outdoor, dengan jumlah dan operasional
jarak penempatan yang memadai.
Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk
setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan. Upayakan di area umum
tersedia tong sampah terpilah oganik
dan anorganik.

II-47
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
- Tong sampah dilakukan vpembersihan
menggunakan air dan desinfektan
secara regular
- Tong sampah yang sudah rusak dan
tidak berfungsi, harus diganti dengan
tong sampah yang memenuhi
persyaratan.
(2) Tahap Pengangkutan
- Limbah padat domestik di ruangan
sumber dilakukan pengangkutan ke
Tempat Penyimpanan Sementara secara
periodik menggunakan troli khusus dan
kondisi limbah rumah tangga masih
tetap terbungkus kantong plastik hitam
- Pengangkutan dilakukan pada jam tidak
sibuk pagi dan sore serta tidak melalui
jalur/koridor yang padat pasien,
pengunjung rumah sakit
- Troli pengangkut sampah harus terbuat
dari bahan yang kuat, kedap air dan
tidak berkarat permukaannya mudah
dibersihkan, serta dilengkapi penutup
serta ditempel tulisan “troli pengangkut
sampah rumah tangga/domestik”.
- Penentuan jalur pengangkutan sampah
domestik ke Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah tidak melalui
ruangan pelayanan atau ruang kerja
yang padat dengan pasien, pengunjung
dan karyawan rumah sakit.
- Apabila pengangkutan sampah
domestik ke TPS melalui jalan terbuka,
maka pada saat terjadi hujan tidak
dipaksakan dilakukan pengangkutan ke
TPS.
(3) Tahap Penyimpanan di TPS
- Waktu tinggal limbah dometik dalam

II-48
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
TPS tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam
- limbah padat domestik yang telah di
tempatkan di TPS dipastikan tetap
terbungkus kantong plastik warna
hitam dan dilarang dilakukan
pembongkaran isinya.
- Penanganan akhir limbah rumah tangga
dapat dilakukan dengan pengangkutan
keluar menggunakan truk sampah milik
rumah sakit atau bekerja sama dengan
pihak luar.
d. Upaya pemilahan dan pengurangan,
dilakukan dengan cara:
(1) Pemilahan dilaksanakan dengan
memisahkan jenis limbah organik dan
limbah anorganik serta limbah yang
bernilai ekonomis yang dapat digunakan
atau diolah kembali, seperti
wadah/kemasan bekas berbahan kardus,
kertas, plastik dan lainnya dan dipastikan
tidak mengandung bahan berbahaya dan
beracun
(2) Pemilahan dilakukan dari awal dengan
menyediakan tong sampah yang berbeda
sesuai dengan jenisnya dan dilapisi
kantong plastik warna bening/putih
untuk limbah daur ulang di ruangan
sumber.
(3) Dilakukan pencatatan volume untuk jenis
sampah organik dan anorganik, sampah
yang akan didaur ulang atau digunakan
kembali.
(4) Sampah yang bernilai ekonomis dikirim
ke TPS terpisah dari sampah organik
maupun anorganik
(5) Dilarang melakukan pengumpulan limbah
yang dapat dimanfaatkan atau diolah

II-49
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
kembali hanya untuk keperluan sebagai
bahan baku atau kemasan pemalsuan
produk barang tertentu oleh pihak luar.
(6) Untuk limbah Padat domestik yang
termasuk kategori limbah B3, maka harus
dipisahkan dan dilakukan penanganan
sesuai dengan persyaratan penanganan
limbah B3.
e. Upaya penyediaan fasilitas penanganan
limbah padat domestik, dilakukan dengan
cara:
(1) Fasilitas penanganan limbah padat
domestik yang utama meliputi tong
sampah, kereta pengangkutan, TPS
khusus limbah padat domestik dan
fasilitas pengangkutan atau pemusnahan
limbah dan fasilitas lainnya.
(2) Penyediaan fasilitas tong dan kereta
angkut sampah:
- Jenis tong sampah dibedakan
berdasarkan jenis limbah padat
domestik. Pembedaan tong sampah
dapat menggunakan perbedaan warna
tong sampah, menempel
tulisan/kode/simbol atau gambar
dibagian tutup atau di dinding luar
badan tong sampah atau di dinding
ruangan dimana tong sampah
diletakkan.
- Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
mudah dibersihkan, dilengkapi penutup
dan rapat serangga.
- Jumlah dan volume setiap tong sampah
dan kereta angkut yang disediakan
harus memadai dan sesuai dengan
mempertimbangkan volume produksi
limbah yang dihasilkan di ruangan/area

II-50
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
sumber sampah
- Sistem buka-tutup penutup tong
sampah menggunakan pedal kaki.
(3) Penyediaan TPS limbah padat domestik
memenuhi:
- Lokasi TPS limbah padat domestik
tempatkan di area service (services
area) dan jauh dari kegiatan pelayanan
perawatan inap, rawat jalan, Instalasi
Gawat Darurat, kamar operasi, dapur
gizi, kantin, laundry dan ruangan
penting lainnya.
- TPS dapat didesain dengan bentuk
bangunan dengan ruang tertutup dan
semi terbuka, dengan dilengkapi
penutup atap yang kedap air hujan,
ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup
serta penerangan yang memadai serta
dapat ditempati kontainer sampah.
- TPS dibangun dengan dinding dan lantai
dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan.
- TPS dibersihkan sekurang-kurangnya 1
x 24 jam.
- TPS dilengkapi dengan fasilitas sebagai
berikut:
o Papan nama TPS limbah padat
domestik.
o Keran air dengan tekanan cukup
untuk pembersihan area TPS.
o Wastafel dengan air mengalir yang
dilengkapi sabun tangan dan atau
hand rub serta bahan pengering
tangan/tissue.
o Tanda larangan masuk bagi yang
tidak berkepentingan.
o Lantai dilengkapi tanggul agar air

II-51
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
bekas pembersihan atau air lindi
tidak keluar area TPS dan dilengkapi
lobang saluran menuju bak kontrol
atau Unit Pengolahan Air Limbah.
o Fasilitas proteksi kebakaran seperti
tabung pemadam api dan alarm
kebakaran serta simbol atau
petunjuk larangan membakar,
larangan merokok dan larangan
masuk bagi yang tidak
berkepentingan.
o Dilengkapi dengan pagar pengaman
area TPS, setinggi minimal 2 meter.
o Dilengkapi dengan kotak P3K dan
tempat APD
f. Upaya penanganan vektor dan binatang
pembawa penyakit limbah padat domestik:
(1) Bila kepadatan lalat di sekitar
tempat/wadah atau kereta angkut limbah
padat rumah tangga melebihi 8 ekor/fly
grill (100 X 100 cm) dalam pengukuran
30 menit, perlu dilakukan pengendalian
lalat.
(2) Bila di Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) kepadatan lalat melebihi 8 ekor/fly
grill (100 X 100 cm) dalam pengukuran
30 menit atau angka kepadatan kecoa
(Indeks kecoa) yang diukur maksimal 2
ekor/plate dalam pengukuran 24 jam
atau tikus terlihat pada siang hari, harus
dilakukan pengendalian.
(3) Pengendalian binatang penganggu seperti
kucing dan anjing di TPS dilakukan
dengan memasang fasilitas proteksi TPS
berupa pagar dengan kisi rapat dan
menutup rapat bak atau wadah sampah
yang ada dalam TPS

II-52
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
Pendekatan Sosial Ekonomi:
g. Menyediakan petugas kebersihan untuk
semua kegiatan pada tahap operasional

Pendekatan Institusional
h. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar dan Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan
berkaitan dengan pengelolaan limbah

2 Kebakaran Kegiatan a. Jumlah dan potensi Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Pengoperasian terjadinya kebakaran a. Penerapan sistem tanggap darurat lokasi rumah sakit operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan akibat pengoperasian kebarakaran sesuai dengan pedoman standar dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan dan pemeliharaan sebagai berikut: a. Penerapan sistem tanggap Makassar
Rumah Sakit rumah sakit pada tahap - Peraturan Menteri Kesehatan Republik darurat kebarakaran
operasional bisa Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang dilakukan selama kegiatan Instansi Pengawas:
ditekan hingga nol Persyaratan Teknis Bangunan dan operasional berlangsung - Dinas Pemadam
kejadian Prasarana Rumah Sakit. b. Penetapan lokasi evakuasi Kebakaran dan
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor kebakaran dan memasang Penyelamat
26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan petunjuk lokasi evakuasi Kota Makassar
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada kebakaran
Bangunan Gedung dan Lingkungan. c. Penanganan limbah Instansi Penerima
- Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan domestik dilakukan selama Laporan:
Sistem Pipa Tegak Dan Selang Untuk kegiatan operasional - Dinas Lingkungan
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada berlangsung Hidup Kota Makassar
Bangunan Rumah Dan Gedung (SNI 03- d. Pemilahan dan pengurangan - Dinas Pengelolaan
1745-2000). limbah domestik dilakukan Lingkungan Hidup
- Sistem Pengendalian Asap Kebakaran Pada selama kegiatan operasional Provinsi Sulawesi
Bangunan Gedung (SNI 03-6571-2001). berlangsung Selatan
- Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi
Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Rumah Dan Gedung (SNI
03-1736-2000).
- Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan
Sarana Jalan Ke Luar Untuk Penyelamatan
Terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung (SNI 03-1746-2000).

II-53
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
- Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan
Pengujian Sistem Deteksi Dan Alarm
Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung (SNI 03-
3985-2000).
- Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan
Sistem Sprinkler Otomatik Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung (SNI 03-3989-2000).
b. Menetapkan lokasi evakuasi kebakaran dan
memasang petunjuk lokasi evakuasi
kebakaran
c. Menyiapkan SOP Penanggulangan Dan
Evakuasi Keadaan Tanggap Darurat
(Kebakaran)

Pendekatan Institusional
d. Berkoordinasi dengan Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamat Kota Makassar
berkaitan dengan Tanggap Darurat
Kebakaran

II-54
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
3 Penurunan Kegiatan a. Konsentrasi NH3 dan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Udara Pengoperasian H2S tidak melampaui a. Memasang ventilasi terutama di koridor lokasi rumah sakit operasional berlangsung, Manajemen Rumah
(Bau/Odor) dan Baku Mutu Udara sehingga udara dapat bersirkulasi dengan dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan Ambien sesuai dengan baik a. Pemasangan ventilasi Makassar
Rumah Sakit Lampiran VII Peraturan b. Menyediakan tempat sampah (terpilah dan dilakukan sekali selama
Pemerintah Republik tertutup) pada semua unit ruangan fasilitas kegiatan operasional Instansi Pengawas:
Indonesia Nomor 22 utama serta koridor rumah sakit berlangsung - Dinas Lingkungan
Tahun 2021 Tentang c. Pembatasan pengunjung yang tidak b. Penyediaan tempat sampah Hidup Kota Makassar
Penyelenggaraan berkepentingan dilakukan sekali selama - Dinas Pengelolaan
Perlindungan Dan d. Menjaga kebersihan WC kegiatan operasional Lingkungan Hidup
Pengelolaan e. Melakukan pengecekan dan penyedotan berlangsung Provinsi Sulawesi
Lingkungan Hidup secara berkala terhadap septik tank atau jika c. Pemtasan pengunjung Selatan
ada indikasi sudah penuh dilakukan selama kegiatan
operasional berlangsung Instansi Penerima
d. Menjaga kebersihan WC Laporan:
dilakukan selama kegiatan - Dinas Lingkungan
operasional berlangsung Hidup Kota Makassar
e. Pengecekan dan penyedotan - Dinas Pengelolaan
septik tank secara berkala Lingkungan Hidup
dilakukan setiap sekali Provinsi Sulawesi
dalam 6 bulan selama Selatan
kegiatan operasional
berlangsung

II-55
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
4 Penurunan Kegiatan a. Konsentrasi NO2, SO2, CO, Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Udara Pengoperasian dan TSP tidak melampaui a. Melakukan penghijauan dengan menanam rumah genset (power operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan Baku Mutu Udara Ambien pohon yang banyak memproduksi oksigen house) dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan sesuai dengan Lampiran dan menyerap debu di sekitar lokasi rumah a. Pelaksanaan penghijauan/ Makassar
Rumah Sakit VII Peraturan Pemerintah genset (power house), pohon jenis ini seperti penanaman pohon dilakukan
(Generator Republik Indonesia Angsana (Ptercarpus indicus), Ketapang minimal satu kali sebelum Instansi Pengawas:
Set/Genset) Nomor 22 Tahun 2021 (Terminalia Catappa), Mahoni (Swietenia kegiatan operasional - Dinas Lingkungan
Tentang Magahoni), Trembesi (Albizia saman). Kerai berlangsung dengan Hidup Kota Makassar
Penyelenggaraan Payung (Filisium decipiens). Pepohonan ini pemeliharaan tanaman - Dinas Pengelolaan
Perlindungan Dan sekaligus berfungsi sebagai Ruang Terbuka sekali dalam seminggu Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan Hijau (RTH) Provinsi Sulawesi
Hidup Selatan
- NO2, yaitu 200 μg/m3
- SO2, yaitu 150 μg/m3 Instansi Penerima
- CO, yaitu 10.000 μg/m3 Laporan:
- TSP yaitu 230 μg/m3 - Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-56
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
5 Peningkatan Kegiatan a. Tingkat kebisingan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Intensitas Bising Pengoperasian tidak melampaui baku a. Memastikan penggunaan genset pada fasilitas rumah genset (power operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan mutu yang disyaratkan rumah sakit adalah tipe genset Ultra Silent house) dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan untuk kegiatan rumah b. Penggunaan ear plug (sumbat telinga) dan ear a. Penggunaan genset tipe Ultra Makassar
Rumah Sakit sakit, perumahan dan muff (tutup telinga) untuk para pekerja yang Silent dilakukan selama
(Generator pemukiman sesuai bertugas pada power house. kegiatan operasional Instansi Pengawas:
Set/Genset) Peraturan Gubernur berlangsung - Dinas Lingkungan
Sulawesi Selatan No. 69 b. Penggunaan ear plug Hidup Kota Makassar
Tahun 2010 tentang (sumbat telinga) dan ear - Dinas Pengelolaan
Baku Mutu dan Kriteria muff (tutup telinga) untuk Lingkungan Hidup
Kerusakan Lingkungan para pekerja di power house Provinsi Sulawesi
Hidup, Lampiran IV dilakukan selama kegiatan Selatan
yaitu sebesar 55 dBA operasional berlangsung
Instansi Penerima
Laporan:
- Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-57
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
6 Timbulan Kegiatan a. Berkurangnya timbulan Pendekatan Teknologi Dilakukan pada lokasi Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Limbah B3 Pengoperasian limbah B3 yang tidak a. Menyediakan fasilitas tempat sampah rumah genset (power operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan tertangani dengan baik (terpilah dan tertutup) dalam rumah genset house) dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan b. Pengelolaan limbah b. Melokalisir sisa oli dan bahan bakar dengan a. Penyediaan fasilitas tempat Makassar
Rumah Sakit medis sesuai dengan membuat saluran limbah yang kedap. sampah (terpilah dan
(Generator ketentuan didalam c. Membuat water oil separator untuk tertutup) dilakukan selama Instansi Pengawas:
Set/Genset) Peraturan Menteri memisahkan minyak dari oli. operasional berlangsung - Dinas Lingkungan
Kesehatan Republik d. Menampung sisa oli bekas dan bahan bakar b. Pembuatan saluran limbah Hidup Kota Makassar
Indonesia Nomor 7 dalam wadah tertentu (drum) untuk kedap dilakukan minimal - Dinas Pengelolaan
Tahun 2019 Tentang ditempatkan pada TPS LB3 yang kemudian sekali selama tahap Lingkungan Hidup
Kesehatan Lingkungan diangkut secara berkala oleh pihak yang operasional Provinsi Sulawesi
Rumah Sakit memiliki izin (dipihak ketigakan). c. Penampungan sisa oli bekas Selatan
c. Pengelolaan Limbah B3 e. Sparepart bekas ditempatkan pada TPS LB3 dan B3 pada TPS LB3
Memenuhi ketentuan yang kemudian diangkut secara berkala oleh dilakukan selama Instansi Penerima
didalam Peraturan pihak yang memiliki izin (dipihakketigakan) operasional berlangsung Laporan:
Pemerintah No. 22 d. Penempatan sparepart bekas - Dinas Lingkungan
Tahun 2021 tentang Pendekatan Institusional pada TPS LB3 dilakukan Hidup Kota Makassar
Penyelenggaraan f. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan selama operasional - Dinas Pengelolaan
Perlindungan dan Hidup Kota Makassar dan Dinas Pengelolaan berlangsung Lingkungan Hidup
Pegelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan e. Koordinasi dengan instansi Provinsi Sulawesi
Hidup serta Peraturan berkaitan dengan pengelolaan limbah terkait dilakukan minimal Selatan
Menteri Lingkungan sekali selama tahap
Hidup dan Kehutanan operasional
Nomor 6 Tahun 2021
Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan
Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan
Beracun

II-58
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
7 Limbah B3 Kegiatan a. Tidak ada sludge Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
(Sludge) Pengoperasian (cairan lumpur) yang a. Sludge (cairan lumpur) yang telah terpisah lokasi rumah sakit, operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan tidak tertangani dengan dengan air limbah harus dialirkan ke tangki khususnya pada lokasi dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan baik penyimpanan sludge untuk selanjutnya IPAL a. Penyimpanan, pengeringan Makassar
Rumah Sakit b. Pengelolaan Limbah B3 dikeringkan dan dipadatkan dengan unit dan pemadatan sludge
(IPAL) Memenuhi ketentuan sludge drying bed. (cairan lumpur) dilakukan Instansi Pengawas:
didalam Peraturan b. Hasil pengolahan limbah cair di IPAL dari unit selama pengoperasian IPAL - Dinas Lingkungan
Pemerintah No. 22 sludge drying bed berupa berupa sludge b. Pengangkutan sludge (cairan Hidup Kota Makassar
Tahun 2021 tentang (cairan lumpur) yang telah dikeringkan dan lumpur) yang telah - Dinas Pengelolaan
Penyelenggaraan dipadatkan ini diangkut secara berkala ke dikeringkan dan dipadatkan Lingkungan Hidup
Perlindungan dan tempat pembuangan limbah padat Kota dilakukan sekali dalam satu Provinsi Sulawesi
Pegelolaan Lingkungan Makassar. bulan Selatan
Hidup serta Peraturan c. Koordinasi dengan instansi
Menteri Lingkungan Pendekatan Institusional terkait dilakukan minimal Instansi Penerima
Hidup dan Kehutanan c. Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan sekali selama tahap Laporan:
Nomor 6 Tahun 2021 Hidup Kota Makassar dan Dinas Pengelolaan operasional - Dinas Lingkungan
Tentang Tata Cara Dan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan Hidup Kota Makassar
Persyaratan berkaitan dengan pengelolaan sludge (cairan - Dinas Pengelolaan
Pengelolaan Limbah lumpur). Lingkungan Hidup
Bahan Berbahaya Dan Provinsi Sulawesi
Beracun Selatan

II-59
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Indikator Keberhasilan


Sumber Bentuk Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Pengelolaan
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Lingkungan Hidup
8 Penurunan Kegiatan a. Konsentrasi NO2, SO2, CO, Pendekatan Teknologi Dilakukan pada tapak Dilakukan selama tahap Instansi Pelaksana:
Kualitas Udara Pengoperasian dan TSP tidak melampaui a. Melakukan penghijauan dengan menanam lokasi rumah sakit, operasional berlangsung, Manajemen Rumah
dan Baku Mutu Udara Ambien pohon yang banyak memproduksi oksigen khususnya pada lokasi dengan penjelasan sbb: Sakit Bhayangkara
Pemeliharaan sesuai dengan Lampiran dan menyerap debu di sekitar lokasi areal parkir a. Pelaksanaan penghijauan/ Makassar
Rumah Sakit VII Peraturan Pemerintah parkir, pohon jenis ini seperti Angsana penanaman pohon dilakukan
(Fasilitas Parkir) Republik Indonesia (Ptercarpus indicus), Ketapang (Terminalia minimal satu kali sebelum Instansi Pengawas:
Nomor 22 Tahun 2021 Catappa), Mahoni (Swietenia Magahoni), kegiatan operasional - Dinas Lingkungan
Tentang Trambesi (Albizia saman). Kerai Payung berlangsung dengan Hidup Kota Makassar
Penyelenggaraan (Filisium decipiens). Pepohonan ini sekaligus pemeliharaan tanaman - Dinas Pengelolaan
Perlindungan Dan berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekali dalam seminggu Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan Provinsi Sulawesi
Hidup Selatan
- NO2, yaitu 200 μg/m3
- SO2, yaitu 150 μg/m3 Instansi Penerima
- CO, yaitu 10.000 μg/m3 Laporan:
- TSP yaitu 230 μg/m3 - Dinas Lingkungan
Hidup Kota Makassar
- Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Selatan

II-60
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Gambar 2.2. Peta Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Operasional

II-61
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

BAB III
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021


Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
khususnya pada Lampiran II menjelaskan mengenai aturan utama dalam
penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Rencana Pengembangan Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar dimaksudkan untuk memantau efektifitas pelaksanaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang telah dilakukan oleh pemrakarsa.
Penjelasan rencana pemantauan lingkungan difokuskan pada rencana yang
perlu dilakukan untuk memantau dampak yang timbul oleh setiap kegiatan.
Berdasarkan hasil prakiraan dampak penting seperti yang diuraikan
dalam Dokumen ANDAL dan dampak lainnya namun perlu dikelola dan
dipantau hasil dari kajian Dokumen Kerangka Acuan, maka komponen
lingkungan yang dipantau adalah komponen lingkungan yang mengalami
perubahan mendasar yang memerlukan pengelolaan lingkungan.
Adapun dampak-dampak lingkungan yang perlu dipantau seperti yang
disajikan pada tabel berikut ini:

III-1
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Tabel 3.1. Dampak Lingkungan Yang Dipantau Dari Rencana Pengembangan


Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Jenis Dampak
No Kegiatan/Dampak Dampak Dampak
Lainnya* Penting**
1. Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
- Peningkatan Kesempatan Kerja 
- Peningkatan Pendapatan 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
b. Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material
- Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas 
- Terjadinya Gangguan Lalu Lintas 
- Penurunan Kualitas Udara 
- Peningkatan Intensitas Bising 
- Gangguan Kesehatan Masyarakat 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
c. Kegiatan Pembongkaran Bangunan
- Penurunan Kualitas Udara 
- Peningkatan Intensitas Bising 
- Timbulan Limbah Padat (Limbah Konstruksi) 
d. Kegiatan Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Fasilitas Pendukungnya
- Peningkatan Intensitas Bising 
- Terjadinya Getaran 
- Terjadinya Kecelakaan Kerja 
- Timbulan Limbah Padat (Limbah Konstruksi) 
2. Tahap Operasional
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
- Peningkatan Kesempatan Kerja 
- Peningkatan Pendapatan 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
b. Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Rumah Sakit
- Peningkatan Kesempatan Berusaha 
- Peningkatan Pendapatan 
- Timbulan Limbah Padat Non-medis/Domestik 
- Timbulan B3 dan Limbah B3 Fasyankes 
- Gangguan Lalu Lintas 
- Kebakaran 
- Penurunan Kualitas Udara (Bau/Odor) 
- Gangguan Kesehatan Masyarakat 
- Timbulnya Keresahan Masyarakat 
c. Kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Pendukung
1. Generator Set (Genset)
- Penurunan Kualitas Udara 
- Peningkatan Intensitas Bising 

III-2
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Jenis Dampak
No Kegiatan/Dampak Dampak Dampak
Lainnya* Penting**
- Timbulan Limbah B3 
2. IPAL
- Penurunan Kualitas Air 
- Penurunan Kualitas Udara (Odor) 
- Limbah B3 (Sludge) 
3. Fasilitas Parkir
- Gangguan Lalu Lintas 
- Penurunan Kualitas Udara 
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2021
Ket: * Dampak Lainnya adalah dampak yang dihasilkan dari kajian formulir Kerangka Acuan
** Dampak Penting adalah dampak yang dihasilkan dari kajian dokumen ANDAL

Metode pemantauan lingkungan dalam Rencana Pemantauan Lingkungan


Hidup (RPL) ini akan menggunakan metode baku yang berlaku pada masing-
masing bidang keilmuan yang terkait dengan kegiatan ini. Secara umum metode
pemantauan yang digunakan akan meliputi pengukuran langsung, wawancara
menggunakan kuesioner, analisis laboratorium, serta analisis dan interpretasi
data.
Uraian rencana pemantauan lingkungan hidup meliputi: jenis dampak
yang dipantau (jenis dampak yang timbul, indikator/parameter pemantauan
dan sumber dampak), bentuk pemantauan lingkungan hidup (metode
pengumpulan dan analisis data, lokasi pantau, waktu dan frekuensi
pemantauan) serta institusi pemantauan lingkungan hidup (pelaksana,
pengawas dan penerima laporan).
Adapun uraian rencana pemantauan lingkungan hidup dari Rencana
Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar disajikan dalam bentuk
tabel/matriks berikut ini.

III-3
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

3.1. PEMANTAUAN LINGKUNGAN TAHAP KONSTRUKSI


Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA (HASIL ARAHAN PENGELOLAAN PADA ANDAL)
1 Peningkatan a. Terserapnya Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas Tenaga - Dinas
Kesempatan tenaga kerja Mobilisasi a. Pengumpulan data primer yang tapak proyek dan Wawancara dan Rumah Sakit Kerja Kota Lingkungan
Kerja lokal sebagai Tenaga Kerja berupa data proses perekrutan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Makassar Hidup Kota
tenaga kerja Konstruksi tenaga kerja dan jumlah tenaga masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar - Dinas Makassar
selama kegiatan kerja lokal melalui wawancara tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 - Kontraktor Lingkungan - Dinas
konstruksi dengan kontraktor penerima Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Pelaksana Hidup Kota Pengelolaan
berlangsung tenaga kerja. Kecamatan Tamalate konstruksi berlangsung Kegiatan Makassar Lingkungan
b. Proses b. Mengecek proses dan Konstruksi - Dinas Hidup
penyerapan dokumentasi penerimaan tenaga Frekuensi Pelaporan: Pengelolaan Provinsi
tenaga kerja kerja Pelaporan pemantauan Lingkungan Sulawesi
mematuhi UU c. Wawancara dengan aparat dilaksanakan minimal Hidup Provinsi Selatan
No. 13 tahun pemerintahan kelurahan dan sekali dalam 6 bulan Sulawesi
2003 kecamatan terkait perkembangan selama tahap Selatan
c. Terpenuhinya kesempatan kerja di setiap konstruksi
alokasi tenaga kelurahan/kecamatan terdampak
kerja lokal
setempat sesuai Metode Analisis Data:
dengan a. Data jumlah tenaga kerja lokal
komitmen yang diterima ditabulasi dan
sebesar 30% dideskripsikan secara komparatif
dari jumlah b. Data ditabulasi dan diuraikan
tenaga kerja secara deskriptif.
konstruksi yang
dibutuhkan

III-4
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
2 Peningkatan a. Kesesuaian Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas Tenaga - Dinas
Pendapatan upah dengan Mobilisasi a. Pengumpulan data primer berupa tapak proyek dan Wawancara dan Rumah Sakit Kerja Kota Lingkungan
standar UMP Tenaga Kerja data pendapatan masyarakat permukiman pengumpulan data Bhayangkara Makassar Hidup Kota
Provinsi Konstruksi yang terkena dampak melalui masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar - Dinas Makassar
Sulawesi survei dan wawancara dengan tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 - Kontraktor Lingkungan - Dinas
Selatan masyarakat terkena dampak, Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Pelaksana Hidup Kota Pengelolaan
b. Besarnya pekerja dan pemberi kerja Kecamatan Tamalate konstruksi berlangsung Kegiatan Makassar Lingkungan
pendapatan (kontraktor pelaksana). Konstruksi - Dinas Hidup
masyarakat b. Mengumpulkan bukti pemberian Frekuensi Pelaporan: Pengelolaan Provinsi
lokal, khususnya upah secara acak dari kontraktor Pelaporan pemantauan Lingkungan Sulawesi
yang membuka pelaksana yang terikat secara dilaksanakan minimal Hidup Provinsi Selatan
usaha di dalam hukum dengan pemrakarsa. sekali dalam 6 bulan Sulawesi
wilayah studi c. Wawancara terkait pendapatan selama tahap Selatan
dari usaha-usaha di sekitar lokasi konstruksi
yang memiliki keterkaitan dengan
proyek seperti rumah makan,
token pulsa dan sebagainya.
d. Pengumpulan data sekunder yang
berupa data statistik pendapatan
rumah tangga diperoleh dari
dinas terkait

Metode Analisis Data:


Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

III-5
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
3 Timbulnya a. Intensitas dan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas Tenaga - Dinas
Keresahan jumlah Mobilisasi a. Melakukan wawancara dan tapak proyek dan Wawancara dan Rumah Sakit Kerja Kota Lingkungan
Masyarakat masyarakat Tenaga Kerja penyebaran kuesioner berkaitan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Makassar Hidup Kota
sekitar tapak Konstruksi dengan bentuk keresahan yang masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar - Dinas Makassar
proyek yang dialami masyarakat akibat dari tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 - Kontraktor Lingkungan - Dinas
menjadi resah kegiatan ini. Penentuan Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Pelaksana Hidup Kota Pengelolaan
dengan adanya responden secara judgement Kecamatan Tamalate konstruksi berlangsung Kegiatan Makassar Lingkungan
kegiatan ini sampling dengan Konstruksi - Dinas Hidup
b. Tersedianya mempertimbangkan lokasi Frekuensi Pelaporan: Pengelolaan Provinsi
manajemen permukiman masyarakat sekitar Pelaporan pemantauan Lingkungan Sulawesi
penanganan lokasi. dilaksanakan minimal Hidup Provinsi Selatan
keluhan b. Pengumpulan data sekunder sekali dalam 6 bulan Sulawesi
masyarakat diperoleh dengan melakukan selama tahap Selatan
c. Terdapat bukti pengecekan keluhan masyarakat konstruksi
penanganan yang disampaikan kepada pos
keluhan dari penerima keluhan masyarakat.
masyarakat c. Wawancara dengan aparat
pemerintahan kelurahan dan
kecamatan terkait perkembangan
sikap dan persepsi masyarakat di
setiap kelurahan/kecamatan
terdampak

Metode Analisis Data:


Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

III-6
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
4. Gangguan a. Aksesibilitas Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Lalu Lintas b. Tidak terjadi Mobilisasi a. Melakukan pengamatan dan proyek serta pada Pengamatan dan Rumah Sakit Perhubungan Lingkungan
tundaan dan Peralatan dan dokumentasi pemasangan rambu ruas-ruas jalan dan dokumentasi dilakukan Bhayangkara Kota Makassar Hidup Kota
gangguan lalu Material lalu lintas dan penempatan jembatan yang dilalui minimal sekali dalam 1 Makassar Makassar
lintas di sekitar petugas pengatur lalu lintas kendaraan pengangkut bulan selama tahap - Kontraktor - Dinas
lokasi selama b. Melakukan pengamatan langsung material dan konstruksi berlangsung Pelaksana Pengelolaan
mobilisasi di lapangan terhadap volume dan peralatan, utamanya Kegiatan Lingkungan
peralatan dan waktu tempuh kendaraan, ruas Jalan Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup
material kemudian dianalisis sesuai Mappaoddang, Jalan Pelaporan pemantauan Provinsi
dengan standar MKJI. Mallombassang dan dilaksanakan minimal Sulawesi
Jalan Kumala sekali dalam 6 bulan Selatan
Metode Analisis Data:
selama tahap
Hasil pengamatan ditabulasi dan
konstruksi
dijelaskan secara deskriptif.

5. Penurunan Konsentrasi CO, Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas NO2, SO2 dan TSP Mobilisasi a. Melakukan pengambilan data - UA1= Area parkir Pemantauan kualitas Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Udara sesuai dengan Peralatan dan pada titik lokasi pemantauan rumah sakit (05° 10' udara dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
baku mutu yang Material dengan menggunakan air pump 28.614"dan 119° 24' minimal sekali dalam 3 Makassar Makassar Makassar
disyaratkan sampler terhadap komponen 55.656") bulan selama tahap - Kontraktor - Dinas - Dinas
sesuai dengan kualitas udara yang meliputi CO, - UA2= Halaman konstruksi berlangsung Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
Baku Mutu Udara NO2, SO2 dan Debu (TSP). tengah rumah sakit Kegiatan Lingkungan Lingkungan
Ambien pada Kemudian dilakukan uji (05° 10' 30.1404" Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
Lampiran VII laboratorium. dan 119° 24' Pelaporan pemantauan Sulawesi Provinsi
Peraturan - CO, sesuai SNI 19- 56.9304") dilaksanakan minimal Selatan Sulawesi
Pemerintah 7119.10:2011 - UA3= Area pintu sekali dalam 6 bulan Selatan
Republik - NO2, sesuai SNI 19-7119.2- masuk rumah sakit selama tahap
Indonesia Nomor 2005 (05° 10' 31.0332" konstruksi
22 Tahun 2021 - SO2 sesuai SNI 19-7119.7-2005 dan 119° 24'
Tentang - Debu (TSP); sesuai SNI 19- 55.5336")
Penyelenggaraan 7119.3-2005
Perlindungan dan
Pengelolaan Metode Analisis Data:
Lingkungan Hidup Data hasil analisis ditabelkan dan
diuraikan secara deskriptif
kemudian dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan dan kondisi
rona awalnya.

III-7
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
6. Peningkatan a. Kebisingan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Intensitas tidak melebihi Mobilisasi Melakukan pengukuran kebisingan - B1= Area parkir Pemantauan kebisingan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Bising baku mutu Peralatan dan pada titik lokasi pemantauan rumah sakit (05° 10' dilakukan minimal Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
lingkungan Material dengan sound level meter 28.614"dan 119° 24' sekali dalam 3 bulan Makassar Makassar Makassar
berdasarkan 55.656") selama tahap - Kontraktor - Dinas - Dinas
Peraturan Metode Analisis Data: - B2= Halaman konstruksi berlangsung Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
Gubernur Sulsel Data hasil pengukuran ditabelkan tengah rumah sakit Kegiatan Lingkungan Lingkungan
No. 69 tahun dan diuraikan secara deskriptif (05° 10' 30.1404" Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
2010 tentang kemudian dibandingkan dengan dan 119° 24' Pelaporan pemantauan Sulawesi Provinsi
Baku Mutu dan baku mutu lingkungan dan kondisi 56.9304") dilaksanakan minimal Selatan Sulawesi
Kriteria rona awalnya - B3= Area pintu sekali dalam 6 bulan Selatan
Kerusakan masuk rumah sakit selama tahap
Lingkungan (05° 10' 31.0332" konstruksi
Hidup dan dan 119° 24'
KepMen 55.5336")
Lingkungan
Hidup No. 48
Tahun 1996,
yaitu:
- 55 dBA untuk
lingkungan
pemukiman
- 55 dBA
lingkungan
rumah sakit

III-8
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
7 Gangguan a. Pola penyakit Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada Waktu Pemantauan: - Manajemen - Manajemen - Dinas
Kesehatan yang diderita Mobilisasi a. Pengumpulan data sekunder puskesmas dan Wawancara dan Rumah Sakit Rumah Sakit Lingkungan
Masyarakat tenaga kerja Peralatan dan berupa profil kesehatan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Bhayangkara Hidup Kota
dan karyawan Material puskesmas di kelurahan yang masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar Makassar Makassar
serta masuk ke wilayah studi serta lokasi minimal sekali dalam 6 - Kontraktor - Dinas - Dinas
masyarakat di rekap data kesehatan tenaga bulan selama tahap Pelaksana Lingkungan Pengelolaan
sekitar tapak kerja konstruksi berlangsung Kegiatan Hidup Kota Lingkungan
proyek b. Pengumpulan data primer berupa Konstruksi Makassar Hidup
wawancara kondisi kesehatan Frekuensi Pelaporan: - Dinas Provinsi
dengan masyarakat, aparat Pelaporan pemantauan Pengelolaan Sulawesi
pemerintah kelurahan dan dilaksanakan minimal Lingkungan Selatan
instansi kesehatan yang terdapat sekali dalam 6 bulan Hidup Provinsi
di sekitar lokasi selama tahap Sulawesi
konstruksi Selatan
Metode Analisis Data:
Data yang dikumpulkan ditabulasi
dan dianalisis secara deskriptif

8 Timbulnya a. Intensitas dan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Keresahan jumlah Mobilisasi a. Melakukan wawancara dan tapak proyek dan Wawancara dan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Masyarakat masyarakat Peralatan dan penyebaran kuesioner berkaitan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
sekitar tapak Material dengan bentuk keresahan yang masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar Makassar Makassar
proyek yang dialami masyarakat akibat dari tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 - Kontraktor - Dinas - Dinas
menjadi resah kegiatan ini. Penentuan Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
dengan adanya responden secara judgement Kecamatan Tamalate konstruksi berlangsung Kegiatan Lingkungan Lingkungan
kegiatan ini sampling dengan Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
b. Tersedianya mempertimbangkan lokasi Frekuensi Pelaporan: Sulawesi Provinsi
manajemen permukiman masyarakat sekitar Pelaporan Selatan Sulawesi
penanganan lokasi. pemantauan Selatan
keluhan b. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan minimal
masyarakat diperoleh dengan melakukan sekali dalam 6 bulan
c. Terdapat bukti pengecekan keluhan masyarakat selama tahap
penanganan yang disampaikan kepada pos konstruksi
keluhan dari penerima keluhan masyarakat.
masyarakat c. Wawancara dengan aparat
pemerintahan kelurahan dan

III-9
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
kecamatan terkait perkembangan
sikap dan persepsi masyarakat di
setiap kelurahan/kecamatan
terdampak

Metode Analisis Data:


Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

9 Penurunan Konsentrasi TSP Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas sesuai dengan Pembongkaran a. Melakukan pengambilan data - UA1= Area parkir Pemantauan kualitas Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Udara baku mutu yang Bangunan pada titik lokasi pemantauan rumah sakit (05° 10' udara dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
disyaratkan dengan menggunakan air pump 28.614"dan 119° 24' minimal sekali dalam 3 Makassar Makassar Makassar
sesuai dengan sampler terhadap komponen 55.656") bulan selama tahap - Kontraktor - Dinas - Dinas
Baku Mutu Udara kualitas udara yang meliputi CO, - UA2= Halaman konstruksi berlangsung Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
Ambien pada NO2, SO2 dan Debu (TSP). tengah rumah sakit Kegiatan Lingkungan Lingkungan
Lampiran VII Kemudian dilakukan uji (05° 10' 30.1404" Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
Peraturan laboratorium. dan 119° 24' Pelaporan pemantauan Sulawesi Provinsi
Pemerintah - CO, sesuai SNI 19- 56.9304") dilaksanakan minimal Selatan Sulawesi
Republik 7119.10:2011 - UA3= Area pintu sekali dalam 6 bulan Selatan
Indonesia Nomor - NO2, sesuai SNI 19-7119.2- masuk rumah sakit selama tahap
22 Tahun 2021 2005 (05° 10' 31.0332" konstruksi
Tentang - SO2 sesuai SNI 19-7119.7-2005 dan 119° 24'
Penyelenggaraan - Debu (TSP); sesuai SNI 19- 55.5336")
Perlindungan dan 7119.3-2005
Pengelolaan
Lingkungan Metode Analisis Data:
Hidup Data hasil analisis ditabelkan dan
diuraikan secara deskriptif
kemudian dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan dan kondisi
rona awalnya.

III-10
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
10 Peningkatan a. Kebisingan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Intensitas tidak melebihi Pembongkaran a. Melakukan pengukuran - B1= Area parkir Pemantauan kebisingan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Bising baku mutu Bangunan kebisingan pada titik lokasi rumah sakit (05° 10' dilakukan minimal Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
lingkungan pemantauan dengan sound level 28.614"dan 119° 24' sekali dalam 3 bulan Makassar Makassar Makassar
berdasarkan meter 55.656") selama tahap - Kontraktor - Dinas - Dinas
Peraturan - B2= Halaman konstruksi berlangsung Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
Gubernur Sulsel Metode Analisis Data: tengah rumah sakit Kegiatan Lingkungan Lingkungan
No. 69 tahun Data hasil pengukuran ditabelkan (05° 10' 30.1404" Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
2010 tentang dan diuraikan secara deskriptif dan 119° 24' Pelaporan pemantauan Sulawesi Provinsi
Baku Mutu dan kemudian dibandingkan dengan 56.9304") dilaksanakan minimal Selatan Sulawesi
Kriteria baku mutu lingkungan dan kondisi - B3= Area pintu sekali dalam 6 bulan Selatan
Kerusakan rona awalnya masuk rumah sakit selama tahap
Lingkungan (05° 10' 31.0332" konstruksi
Hidup dan dan 119° 24'
KepMen 55.5336")
Lingkungan
Hidup No. 48
Tahun 1996,
yaitu:
- 55 dBA untuk
lingkungan
pemukiman
- 55 dBA
lingkungan
rumah sakit

III-11
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
11 Peningkatan a. Kebisingan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Intensitas tidak melebihi Pembangunan a. Melakukan pengukuran - B1= Area parkir Pemantauan kebisingan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Bising baku mutu Fisik Gedung kebisingan pada titik lokasi rumah sakit (05° 10' dilakukan minimal Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
lingkungan Rumah Sakit pemantauan dengan sound level 28.614"dan 119° 24' sekali dalam 3 bulan Makassar Makassar Makassar
berdasarkan dan Fasilitas meter 55.656") selama tahap - Kontraktor - Dinas - Dinas
Peraturan Pendukungnya - B2= Halaman konstruksi berlangsung Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
Gubernur Sulsel Metode Analisis Data: tengah rumah sakit Kegiatan Lingkungan Lingkungan
No. 69 tahun Data hasil pengukuran ditabelkan (05° 10' 30.1404" Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
2010 tentang dan diuraikan secara deskriptif dan 119° 24' Pelaporan pemantauan Sulawesi Provinsi
Baku Mutu dan kemudian dibandingkan dengan 56.9304") dilaksanakan minimal Selatan Sulawesi
Kriteria baku mutu lingkungan dan kondisi - B3= Area pintu sekali dalam 6 bulan Selatan
Kerusakan rona awalnya masuk rumah sakit selama tahap
Lingkungan (05° 10' 31.0332" konstruksi
Hidup dan dan 119° 24'
KepMen 55.5336")
Lingkungan
Hidup No. 48
Tahun 1996,
yaitu:
- 55 dBA untuk
lingkungan
pemukiman
- 55 dBA
lingkungan
rumah sakit

III-12
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
12 Terjadinya a. Baku mutu Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Getaran getaran Pembangunan Pemantauan getaran dilakukan lingkungan hidup Pemantauan getaran Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
berdasarkan Fisik Gedung dengan pengukuran langsung dilakukan di sekitar dilakukan minimal Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Keputusan Rumah Sakit dengan menggunakan vibration tapak lokasi sekali dalam 1 bulan, Makassar Makassar Makassar
Menteri dan Fasilitas meter pembangunan gedung utamanya pada saat - Kontraktor - Dinas - Dinas
Lingkungan Pendukungnya rumah sakit dalam pelaksanaan pekerjaan Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
Hidup No. 49 Metode Analisis Data: radius 200 m. pondasi dengan sistem Kegiatan Lingkungan Lingkungan
Tahun 1996 Data hasil analisis kemudian bore pile. Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
tentang baku ditabelkan dan diuraikan secara Sulawesi Provinsi
mutu getaran deskriptif dan dibandingkan dengan Frekuensi Pelaporan: Selatan Sulawesi
baku mutu Pelaporan pemantauan Selatan
dilaksanakan minimal
sekali dalam 6 bulan
selama tahap
konstruksi

DAMPAK LINGKUNGAN LAINNYA YANG DIKELOLA (PENGELOLAAN LINGKUNGANNNYA TELAH DIRENCANAKAN SEJAK AWAL SEBAGAI BAGIAN
DARI RENCANA KEGIATAN, ATAU MENGACU PADA SOP, PANDUAN TEKNIS PEMERINTAH, STANDAR INTERNASIONAL, DAN LAIN-LAIN)
1 Terjadinya a. Jumlah Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: - Manajemen - Satlantas - Dinas
Kecelakaan kejadian Mobilisasi a. Melakukan pengamatan dan proyek dan pada ruas- Pengamatan dan Rumah Sakit Polrestabes Lingkungan
Lalu Lintas kecelakaan Peralatan dan dokumentasi pemasangan rambu ruas jalan serta dokumentasi dilakukan Bhayangkara Kota Makassar Hidup Kota
lalu lintas yang Material lalu lintas dan penempatan jembatan yang dilalui minimal sekali dalam 3 Makassar - Dinas Makassar
dilaporkan petugas pengatur lalu lintas kendaraan pengangkut bulan selama tahap - Kontraktor Perhubungan - Dinas
selama b. Melakukan pendataan jumlah material dan konstruksi berlangsung Pelaksana Kota Makassar Pengelolaan
kegiatan kecelakaan lalu lintas yang terjadi peralatan, utamanya Kegiatan Lingkungan
konstruksi di sekitar lokasi, hasil pendataan ruas Jalan Frekuensi Pelaporan: Konstruksi Hidup
berlangsung kemudian dijelaskan secara Mappaoddang, Jalan Pelaporan pemantauan Provinsi
yang deskriptif. Mallombassang dan dilaksanakan minimal Sulawesi
melibatkan Jalan Kumala sekali dalam 6 bulan Selatan
pekerja Metode Analisis Data: selama tahap
dan/atau Hasil pengamatan ditabulasi dan konstruksi
masyarakat dijelaskan secara deskriptif.
sekitar tapak
proyek.

III-13
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
2. Timbulan a. Timbulan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Manajemen - Dinas
Limbah limbah padat Pembongkaran a. Melakukan pengamatan tapak proyek, a. Pengamatan Rumah Sakit Rumah Sakit Lingkungan
(Limbah dan limbah Bangunan kebersihan di sekitar lokasi khususnya pada tapak kebersihan lokasi Bhayangkara Bhayangkara Hidup Kota
Konstruksi) sisa konstruksi pekerjaan pembongkaran gedung lokasi bangunan yang pembongkaran Makassar Makassar Makassar
yang rumah sakit akan dibongkar dilakukan setiap hari - Kontraktor - Dinas - Dinas
dihasilkan b. Melakukan pengamatan terhadap b. Pengamatan Pelaksana Lingkungan Pengelolaan
penanganan sampah aktivitas penanganan sampah Kegiatan Hidup Kota Lingkungan
pekerja dilakukan setiap hari Konstruksi Makassar Hidup
- Dinas Provinsi
Metode Analisis Data: Frekuensi Pelaporan: Pengelolaan Sulawesi
Hasil pengamatan dijelaskan secara Pelaporan pemantauan Lingkungan Selatan
deskriptif dilaksanakan minimal Hidup Provinsi
sekali dalam 6 bulan Sulawesi
selama tahap Selatan
konstruksi

3 Terjadinya a. Jumlah Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Manajemen - Dinas
Kecelakaan kejadian Pembangunan a. Melakukan pencatatan terjadinya tapak proyek, Pemantauan Rumah Sakit Rumah Sakit Lingkungan
Kerja kecelakaan Gedung Rumah kecelakaan kerja khususnya tapak kecelakaan kerja Bhayangkara Bhayangkara Hidup Kota
kerja yang Sakit dan b. Melakukan wawancara dan lokasi pembangunan dilakukan setiap sekali Makassar Makassar Makassar
dilaporkan Fasilitas penyebaran kuisioner berkaitan fisik gedung baru dalam sebulan - Kontraktor - Dinas - Dinas
selama Pendukungnya dengan kecelakaan kerja Pelaksana Lingkungan Pengelolaan
kegiatan Frekuensi Pelaporan: Kegiatan Hidup Kota Lingkungan
konstruksi Metode Analisis Data: Pelaporan pemantauan Konstruksi Makassar Hidup
berlangsung Data primer hasil wawancara dan dilaksanakan minimal - Dinas Provinsi
yang data sekunder ditabulasi kemudian sekali dalam 6 bulan Pengelolaan Sulawesi
melibatkan dideskripsikan secara komparatif selama tahap Lingkungan Selatan
pekerja konstruksi Hidup Provinsi
dan/atau Sulawesi
masyarakat Selatan
sekitar tapak
proyek

III-14
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
4 Timbulan a. Timbulan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada lokasi Waktu Pemantauan: - Manajemen - Dinas - Dinas
Limbah limbah padat Pembangunan a. Melakukan pengamatan tapak proyek, a. Pengamatan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
(Limbah dan limbah Gedung Rumah kebersihan di sekitar lokasi khususnya tapak kebersihan lokasi Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Konstruksi) sisa konstruksi Sakit dan pekerjaan pembangunan gedung lokasi pembangunan pembangunan Makassar Makassar Makassar
yang Fasilitas rumah sakit fisik gedung baru dilakukan setiap hari - Kontraktor - Dinas - Dinas
dihasilkan Pendukungnya b. Melakukan pengamatan terhadap b. Pengamatan Pelaksana Pengelolaan Pengelolaan
penanganan sampah aktivitas penanganan sampah Kegiatan Lingkungan Lingkungan
pekerja dilakukan setiap hari Konstruksi Hidup Provinsi Hidup
c. Pengumpulan data sekunder c. Pencatatan pada Sulawesi Provinsi
dengan melakukan pencatatan rekaman manifes Selatan Sulawesi
pada rekaman manifes limbah B3 limbah B3 dilakukan Selatan
yang diserahkan kepada pihak sekali dalam 1 bulan
ketiga
Frekuensi Pelaporan:
Metode Analisis Data: Pelaporan pemantauan
Hasil pengamatan dijelaskan secara dilaksanakan minimal
deskriptif sekali dalam 6 bulan
selama tahap
konstruksi









III-15
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Gambar 3.1. Peta Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi

III-16
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

3.2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN TAHAP OPERASIONAL


Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA (HASIL ARAHAN PENGELOLAAN PADA ANDAL)
1 Peningkatan a. Terserapnya Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas Tenaga - Dinas
Kesempatan tenaga kerja Penerimaan a. Pengumpulan data primer yang lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Kerja Kota Lingkungan
Kerja lokal sebagai Tenaga Kerja berupa data proses perekrutan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Makassar Hidup Kota
tenaga kerja Operasional tenaga kerja dan jumlah tenaga masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar - Dinas Makassar
selama kerja lokal melalui wawancara tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 Lingkungan - Dinas
kegiatan dengan bagian penerima tenaga Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Hidup Kota Pengelolaan
operasional kerja. Kecamatan Tamalate operasional Makassar Lingkungan
berlangsung b. Mengecek proses dan berlangsung - Dinas Hidup
b. Proses dokumentasi penerimaan tenaga Pengelolaan Provinsi
penyerapan kerja Frekuensi Pelaporan: Lingkungan Sulawesi
tenaga kerja c. Wawancara dengan aparat Pelaporan pemantauan Hidup Provinsi Selatan
mematuhi UU pemerintahan kelurahan dan dilaksanakan minimal Sulawesi
No. 13 tahun kecamatan terkait perkembangan sekali dalam 6 bulan Selatan
2003 kesempatan kerja di setiap selama tahap
c. Terpenuhinya kelurahan/kecamatan terdampak operasional
alokasi tenaga
kerja lokal Metode Analisis Data:
setempat a. Data jumlah tenaga kerja lokal
sesuai dengan yang diterima ditabulasi dan
komitmen dideskripsikan secara komparatif
sebesar 30% b. Data ditabulasi dan diuraikan
dari jumlah secara deskriptif.
tenaga kerja
operasional
yang
dibutuhkan

III-17
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
2 Peningkatan a. Kesesuaian Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas Tenaga - Dinas
Pendapatan upah dengan Penerimaan a. Pengumpulan data primer berupa lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Kerja Kota Lingkungan
standar UMP Tenaga Kerja data pendapatan masyarakat permukiman pengumpulan data Bhayangkara Makassar Hidup Kota
Provinsi Operasional yang terkena dampak melalui masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar - Dinas Makassar
Sulawesi survei dan wawancara dengan tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 Lingkungan - Dinas
Selatan masyarakat terkena dampak, Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Hidup Kota Pengelolaan
b. Besarnya pekerja dan pemberi kerja. Kecamatan Tamalate operasional Makassar Lingkungan
pendapatan b. Mengumpulkan bukti pemberian berlangsung - Dinas Hidup
masyarakat upah secara acak dari divisi Pengelolaan Provinsi
lokal, terkait. Frekuensi Pelaporan: Lingkungan Sulawesi
khususnya c. Wawancara dengan usaha-usaha Pelaporan pemantauan Hidup Provinsi Selatan
yang di sekitar lokasi yang memiliki dilaksanakan minimal Sulawesi
membuka keterkaitan dengan proyek sekali dalam 6 bulan Selatan
usaha di dalam seperti rumah makan, token pulsa selama tahap
wilayah studi dan lain sebagainya terkait operasional
pendapatan mereka
d. Pengumpulan data sekunder yang
berupa data statistik pendapatan
rumah tangga diperoleh dari
dinas terkait

Metode Analisis Data:


Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

III-18
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
3 Timbulnya a. Intensitas dan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas Tenaga - Dinas
Keresahan jumlah Penerimaan a. Melakukan wawancara dan lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Kerja Kota Lingkungan
Masyarakat masyarakat Tenaga Kerja penyebaran kuesioner berkaitan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Makassar Hidup Kota
sekitar tapak Operasional dengan bentuk keresahan yang masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar - Dinas Makassar
proyek yang dialami masyarakat akibat dari tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 Lingkungan - Dinas
menjadi resah kegiatan ini. Penentuan Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Hidup Kota Pengelolaan
dengan adanya responden secara judgement Kecamatan Tamalate operasional Makassar Lingkungan
kegiatan ini sampling dengan berlangsung - Dinas Hidup
b. Tersedianya mempertimbangkan lokasi Pengelolaan Provinsi
manajemen permukiman masyarakat sekitar Frekuensi Pelaporan: Lingkungan Sulawesi
penanganan lokasi. Pelaporan pemantauan Hidup Provinsi Selatan
keluhan b. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan minimal Sulawesi
masyarakat diperoleh dengan melakukan sekali dalam 6 bulan Selatan
c. Terdapat bukti pengecekan keluhan masyarakat selama tahap
penanganan yang disampaikan kepada pos operasional
keluhan dari penerima keluhan masyarakat.
masyarakat c. Wawancara dengan aparat
pemerintahan kelurahan dan
kecamatan terkait perkembangan
sikap dan persepsi masyarakat di
setiap kelurahan/kecamatan
terdampak

Metode Analisis Data:


Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

III-19
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
4 Peningkatan a. Jumlah Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Kesempatan masyarakat Pengoperasian a. Melakukan wawancara dan lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Perdagangan, Lingkungan
Berusaha lokal yang dan penyebaran kuesioner berkaitan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Koperasi dan Hidup Kota
memanfaatkan Pemeliharaan dengan bentuk usaha yang masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar UKM Kota Makassar
kesempatan Rumah Sakit dilakukan masyarakat dengan tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 Makassar - Dinas
untuk adanya kegiatan ini. Teknik Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap - Dinas Pengelolaan
berusaha baik penentuan responden secara Kecamatan Tamalate operasional Lingkungan Lingkungan
penyediaan judgement sampling dengan berlangsung Hidup Kota Hidup
barang dan mempertimbangkan lokasi usaha Makassar Provinsi
jasa. dan permukiman masyarakat Frekuensi Pelaporan: - Dinas Sulawesi
b. Pengumpulan data sekunder yang Pelaporan pemantauan Pengelolaan Selatan
berupa data statistik pendapatan dilaksanakan minimal Lingkungan
rumah tangga diperoleh dari sekali dalam 6 bulan Hidup Provinsi
dinas terkait selama tahap Sulawesi
operasional Selatan
Metode Analisis Data:
Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

5 Peningkatan a. Besarnya Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Pendapatan pendapatan Pengoperasian a. Wawancara dengan usaha-usaha lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Perdagangan, Lingkungan
masyarakat dan di sekitar lokasi yang memiliki permukiman pengumpulan data Bhayangkara Koperasi dan Hidup Kota
lokal, Pemeliharaan keterkaitan dengan proyek masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar UKM Kota Makassar
khususnya Rumah Sakit seperti rumah makan, token pulsa tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 Makassar - Dinas
yang dan lain sebagainya terkait Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap - Dinas Pengelolaan
memanfaatkan pendapatan Kecamatan Tamalate operasional Lingkungan Lingkungan
kesempatan b. Pengumpulan data sekunder yang berlangsung Hidup Kota Hidup
untuk berupa data statistik pendapatan Makassar Provinsi
berusaha di rumah tangga diperoleh dari Frekuensi Pelaporan: - Dinas Sulawesi
dalam wilayah dinas terkait Pelaporan pemantauan Pengelolaan Selatan
studi. dilaksanakan minimal Lingkungan
Metode Analisis Data: sekali dalam 6 bulan Hidup Provinsi
Data primer hasil wawancara dan selama tahap Sulawesi
data sekunder ditabulasi kemudian operasional Selatan
dideskripsikan secara komparatif

III-20
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
6 Timbulan B3 a. Timbulan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
dan Limbah limbah Pengoperasian a. Melakukan pengamatan lokasi rumah sakit a. Pengamatan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
B3 Fasyankes medis/limbah dan kebersihan di lokasi gedung kebersihan dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
B3 baik limbah Pemeliharaan rumah sakit setiap hari Makassar Makassar Makassar
padat dan Rumah Sakit b. Melakukan pengamatan terhadap b. Pengamatan - Dinas - Dinas
limbah cair penanganan sampah aktivitas penanganan sampah Pengelolaan Pengelolaan
yang pekerja dilakukan setiap hari Lingkungan Lingkungan
dihasilkan c. Pengumpulan data sekunder c. Pencatatan pada Hidup Provinsi Hidup
selama tahap dengan melakukan pencatatan rekaman manifes Sulawesi Provinsi
operasional pada rekaman manifes limbah B3 limbah B3 dilakukan Selatan Sulawesi
yang diserahkan kepada pihak sekali dalam 1 bulan Selatan
ketiga
Frekuensi Pelaporan:
Metode Analisis Data: Pelaporan pemantauan
Hasil pengamatan dijelaskan secara dilaksanakan minimal
deskriptif sekali dalam 6 bulan
selama tahap
operasional

7 Gangguan a. Aksesibilitas Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Satlantas - Dinas
Lalu Lintas b. Tidak terjadi Pengoperasian a. Melakukan pengamatan dan rumah sakit dan ruas- Pengamatan dan Rumah Sakit Polrestabes Lingkungan
tundaan dan dan dokumentasi pemasangan rambu ruas jalan sekitar dokumentasi dilakukan Bhayangkara Kota Makassar Hidup Kota
gangguan lalu Pemeliharaan lalu lintas dan penempatan rumah sakit, utamanya minimal sekali dalam 1 Makassar - Dinas Makassar
lintas di Rumah Sakit petugas pengatur lalu lintas ruas Jalan bulan selama tahap Perhubungan - Dinas
sekitar lokasi b. Melakukan pengamatan langsung Mappaoddang, Jalan operasional Kota Makassar Pengelolaan
selama di lapangan terhadap volume dan Mallombassang dan berlangsung Lingkungan
pengoperasian waktu tempuh kendaraan, Jalan Kumala Hidup
dan kemudian dianalisis sesuai Frekuensi Pelaporan: Provinsi
pemeliharaan dengan standar MKJI. Pelaporan pemantauan Sulawesi
Rumah Sakit dilaksanakan minimal Selatan
Metode Analisis Data: sekali dalam 6 bulan
Hasil pengamatan ditabulasi dan selama tahap
dijelaskan secara deskriptif. operasional


III-21
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
8 Gangguan a. Pola penyakit Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Manajemen - Dinas
Kesehatan yang diderita Pengoperasian a. Pengumpulan data sekunder lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Rumah Sakit Lingkungan
Masyarakat tenaga kerja dan berupa rekap data kesehatan permukiman pengumpulan data Bhayangkara Bhayangkara Hidup Kota
dan karyawan Pemeliharaan tenaga kerja masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar Makassar Makassar
serta Rumah Sakit b. Pengumpulan data primer berupa tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 - Dinas - Dinas
masyarakat di wawancara kondisi kesehatan Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Lingkungan Pengelolaan
sekitar tapak dengan masyarakat, aparat Kecamatan Tamalate konstruksi berlangsung Hidup Kota Lingkungan
proyek pemerintah kelurahan dan Makassar Hidup
instansi kesehatan yang terdapat Frekuensi Pelaporan: - Dinas Provinsi
di sekitar lokasi Pelaporan pemantauan Pengelolaan Sulawesi
dilaksanakan minimal Lingkungan Selatan
Metode Analisis Data: sekali dalam 6 bulan Hidup Provinsi
Data yang dikumpulkan ditabulasi selama tahap Sulawesi
dan dianalisis secara deskriptif operasional Selatan

9 Timbulnya a. Intensitas dan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Keresahan jumlah Pengoperasian a. Melakukan wawancara dan lokasi rumah sakit dan Wawancara dan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Masyarakat masyarakat dan penyebaran kuesioner berkaitan pemukiman pengumpulan data Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
sekitar tapak Pemeliharaan dengan bentuk keresahan yang masyarakat di sekitar sekunder dilakukan Makassar Makassar Makassar
proyek yang Rumah Sakit dialami masyarakat akibat dari tapak lokasi proyek di minimal sekali dalam 6 - Dinas - Dinas
menjadi resah kegiatan ini. Penentuan Kelurahan Jongaya, bulan selama tahap Pengelolaan Pengelolaan
dengan adanya responden secara judgement Kecamatan Tamalate operasional Lingkungan Lingkungan
kegiatan ini sampling dengan berlangsung Hidup Provinsi Hidup
b. Tersedianya mempertimbangkan lokasi Sulawesi Provinsi
manajemen permukiman masyarakat sekitar Frekuensi Pelaporan: Selatan Sulawesi
penanganan lokasi. Pelaporan pemantauan Selatan
keluhan b. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan minimal
masyarakat diperoleh dengan melakukan sekali dalam 6 bulan
c. Terdapat bukti pengecekan keluhan masyarakat selama tahap
penanganan yang disampaikan kepada pos operasional
keluhan dari penerima keluhan masyarakat.
masyarakat c. Wawancara dengan aparat
pemerintahan kelurahan dan
kecamatan terkait perkembangan
sikap dan persepsi masyarakat di
setiap kelurahan/kecamatan
terdampak

III-22
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
Metode Analisis Data:
Data primer hasil wawancara dan
data sekunder ditabulasi kemudian
dideskripsikan secara komparatif

10 Penurunan Parameter air Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas Air limbah sesuai Pengoperasian a. Melakukan pemantauan/ a. Air Sumur: a. Pemantauan/ Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Baku Mutu Air dan pemeriksaan limbah cair efluen - Air Tanah Rumah pemeriksaan limbah Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Limbah Bagi Pemeliharaan IPAL terhadap parameter yang Sakit Bhayangkara cair efluen IPAL Makassar Makassar Makassar
Usaha Dan/Atau Fasilitas diuji laboratorium, sesuai dengan Makassar (5o 10’ dilakukan setiap 1 - Dinas - Dinas
Kegiatan Fasilitas Pendukung baku mutu yang dijadikan acuan. 30.4536”S dan 119o (satu) kali per bulan Pengelolaan Pengelolaan
Pelayanan (IPAL) b. Pemantauan kualitas air sumur 24’ 56.8944”E) selama tahap Lingkungan Lingkungan
Kesehatan yang penduduk dilakukan dengan - Air Tanah operasional Hidup Provinsi Hidup
didasarkan pada mengambil sampel air di lokasi Masyarakat (5o 10’ berlangsung Sulawesi Provinsi
Lampiran I pemantauan dan panaatan 33.9852” dan 119o b. Pemantauan kualitas Selatan Sulawesi
Peraturan Menteri dengan menggunakan Kemmerer 24’ 56.7864”) air sumur penduduk Selatan
Lingkungan Hidup Water Sampler kemudian dilakukan minimal
Nomor dianalisis di laboratorium b. Air Limbah/IPAL: sekali dalam 6 bulan
P.68/Menlhk- berdasarkan pedoman ”Standard - Titik penaatan kolam selama tahap
Setjen/2016 Nasional Indonesia”. klorinisasi. operasional
Tentang Baku (5°10'29.22"S, berlangsung
Mutu Air Limbah Metode Analisis Data: 119°24'59.16"E)
Domestik Data hasil analisis diuraikan secara - Titik penaatan outfall Frekuensi Pelaporan:
deskriptif dan dibandingkan dengan IPAL. (5°10'29.54"S, Pelaporan
baku mutu dan rona awalnya 119°24'59.33"E) pemantauan
- Titik Pemantauan dilaksanakan minimal
pada drainase Jalan sekali dalam 6 bulan
Kumala selama tahap
(5°10'30.45"S: operasional
119°25'0.01"E)
- Titik Pemantauan
pada drainase Jalan
Mallombassang
(5°10'31.06"S:
119°24'55.69"E)

III-23
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
11 Penurunan Konsentrasi NH3 Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas maupun H2S Pengoperasian a. Melakukan pengawasan - Area IPAL a. Pengawasan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Udara (Odor) sesuai Baku Mutu dan kebersihan IPAL (5°10'29.57"S dan kebersihan IPAL Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Udara Ambien Pemeliharaan b. Melakukan pengambilan data 119°24'59.70"E) dilakukan setiap hari Makassar Makassar Makassar
sesuai dengan Fasilitas pada titik lokasi pemantauan b. Pemantauan kualitas - Dinas - Dinas
Lampiran VII Pendukung dengan menggunakan air pump udara dilakukan Pengelolaan Pengelolaan
Peraturan (IPAL) sampler terhadap komponen minimal sekali dalam Lingkungan Lingkungan
Pemerintah kualitas udara yang meliputi NH3 6 bulan selama tahap Hidup Provinsi Hidup
Republik dan H2S. Kemudian dilakukan uji operasional Sulawesi Provinsi
Indonesia Nomor laboratorium. berlangsung Selatan Sulawesi
22 Tahun 2021 Selatan
Tentang Metode Analisis Data: Frekuensi Pelaporan:
Penyelenggaraan Data primer hasil wawancara dan Pelaporan pemantauan
Perlindungan Dan data sekunder ditabulasi kemudian dilaksanakan minimal
Pengelolaan dideskripsikan secara komparatif sekali dalam 6 bulan
Lingkungan Hidup selama tahap
operasional
12 Gangguan a. Aksesibilitas Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - PD Parkir Kota - Dinas
Lalu Lintas b. Ketersediaan Pengoperasian a. Melakukan pengamatan dan rumah sakit, Pengamatan dan Rumah Sakit Makassar Lingkungan
ruang parkir dan dokumentasi pemasangan rambu khususnya lokasi dokumentasi dilakukan Bhayangkara - Satlantas Hidup Kota
c. Tidak ada Pemeliharaan lalu lintas dan penempatan parkir dan ruas-ruas minimal sekali dalam 1 Makassar Polrestabes Makassar
kendaraan Fasilitas petugas pengatur lalu lintas jalan sekitar rumah bulan selama tahap Kota Makassar - Dinas
pengunjung Pendukung b. Melakukan pengamatan langsung sakit, utamanya ruas operasional - Dinas Pengelolaan
rumah sakit (Fasilitas Parkir) di lapangan terhadap kondisi Jalan Mappaoddang, berlangsung Perhubungan Lingkungan
yang parkir di perparkiran dan ketersediaan Jalan Mallombassang Kota Makassar Hidup
badan jalan ruang parkir sesuai dengan dan Jalan Kumala Frekuensi Pelaporan: Provinsi
standar MKJI. Pelaporan pemantauan Sulawesi
c. Melakukan pencatatan jumlah dilaksanakan minimal Selatan
kendaraan yang parkir di dalam sekali dalam 6 bulan
area rumah sakit selama tahap
operasional
Metode Analisis Data:
Hasil pengamatan ditabulasi dan
dijelaskan secara deskriptif.

III-24
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
DAMPAK LINGKUNGAN LAINNYA YANG DIKELOLA (PENGELOLAAN LINGKUNGANNNYA TELAH DIRENCANAKAN SEJAK AWAL SEBAGAI BAGIAN
DARI RENCANA KEGIATAN, ATAU MENGACU PADA SOP, PANDUAN TEKNIS PEMERINTAH, STANDAR INTERNASIONAL, DAN LAIN-LAIN)
1 Timbulan a. Timbulan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Limbah Padat limbah Pengoperasian a. Melakukan pengamatan lokasi rumah sakit a. Pengamatan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Non-medis/ domestik baik dan kebersihan di sekitar lokasi kebersihan gedung Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Domestik limbah padat Pemeliharaan rumah sakit rumah sakit Makassar Makassar Makassar
dan limbah Rumah Sakit b. Melakukan pengamatan terhadap dilakukan setiap hari - Dinas - Dinas
cair yang penanganan sampah aktivitas b. Pengamatan Pengelolaan Pengelolaan
dihasilkan gedung rumah sakit penanganan sampah Lingkungan Lingkungan
selama tahap dilakukan setiap hari Hidup Provinsi Hidup
operasional Metode Analisis Data: Sulawesi Provinsi
Hasil pengamatan dijelaskan secara Frekuensi Pelaporan: Selatan Sulawesi
deskriptif. Pelaporan pemantauan Selatan
dilaksanakan minimal
sekali dalam 6 bulan
selama tahap
operasional

2 Kebakaran Jenis dan jumlah Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen Dinas Pemadam - Dinas
kejadian Pengoperasian a. Melakukan pengamatan langsung lokasi rumah sakit a. Pengamatan dan Rumah Sakit Kebakaran dan Lingkungan
kebakaran serta dan dan pencatatan kejadian pencatatan kejadian Bhayangkara Penyelamat Hidup Kota
korban/kerugian Pemeliharaan kebakaran dari data sekunder kebakaran dilakukan Makassar Kota Makassar Makassar
akibat kebakaran Rumah Sakit berdasarkan laporan setiap 6 bulan sekali - Dinas
yang terjadi divisi/manajemen rumah sakit b. Pengamatan kondisi Pengelolaan
b. Melakukan pengamatan kondisi alat dan sistem Lingkungan
alat dan sistem tanggap darurat tanggap darurat Hidup
kebakaran rumah sakit kebakaran rumah Provinsi
sakit dilakukan Sulawesi
Metode Analisis Data: setiap 1 bulan sekali Selatan
Hasil pengamatan dijelaskan secara
deskriptif. Frekuensi Pelaporan:
Pelaporan pemantauan
dilaksanakan minimal
sekali dalam 6 bulan
selama tahap
operasional

III-25
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
3 Penurunan Konsentrasi NH3 Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas maupun H2S Pengoperasian a. Melakukan pengawasan - Area IPAL a. Pengawasan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Udara sesuai Baku dan kebersihan lingkungan rumah (5°10'29.57"S dan kebersihan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
(Bau/Odor) Mutu Udara Pemeliharaan sakit 119°24'59.70"E) lingkungan rumah Makassar Makassar Makassar
Ambien pada Rumah Sakit b. Melakukan pengambilan data - Instalasi Gizi sakit dilakukan - Dinas - Dinas
Lampiran VII pada titik lokasi pemantauan (5°10'29.84"S dan setiap hari Pengelolaan Pengelolaan
Peraturan dengan menggunakan air pump 119°24'56.06"E) b. Pemantauan kualitas Lingkungan Lingkungan
Pemerintah sampler terhadap komponen - Area TPS LB3 udara dilakukan Hidup Provinsi Hidup
Republik kualitas udara yang meliputi NH3 (5°10'29.89"S dan minimal sekali dalam Sulawesi Provinsi
Indonesia Nomor dan H2S. Kemudian dilakukan uji 119°24'59.97"E) 6 bulan selama tahap Selatan Sulawesi
22 Tahun 2021 laboratorium. operasional Selatan
Tentang berlangsung
Penyelenggaraan Metode Analisis Data:
Perlindungan Data primer hasil wawancara dan Frekuensi Pelaporan:
Dan Pengelolaan data sekunder ditabulasi kemudian Pelaporan pemantauan
Lingkungan dideskripsikan secara komparatif dilaksanakan minimal
Hidup sekali dalam 6 bulan
selama tahap
operasional



III-26
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
4 Penurunan Konsentrasi NO2, Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas SO2, CO, dan TSP Pengoperasian a. Melakukan uji emisi gas buang - Lokasi rumah Pemantauan kualitas Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Udara sesuai Baku dan dari cerobong genset genset (power udara dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Mutu Udara Pemeliharaan b. Melakukan pengambilan data house) (5010’29,95” minimal sekali dalam 6 Makassar Makassar Makassar
Ambien pada Rumah Sakit pada titik lokasi pemantauan S, 1190 24’ 59,41” E) bulan selama tahap - Dinas - Dinas
Lampiran VII (Generator dengan menggunakan air pump operasional Pengelolaan Pengelolaan
Peraturan Set/Genset) sampler terhadap komponen berlangsung Lingkungan Lingkungan
Pemerintah kualitas udara yang meliputi CO, Hidup Provinsi Hidup
Republik NO2, SO2 dan Debu (TSP). Frekuensi Pelaporan: Sulawesi Provinsi
Indonesia Nomor Kemudian dilakukan uji Pelaporan Selatan Sulawesi
22 Tahun 2021 laboratorium. pemantauan Selatan
Tentang - CO, sesuai SNI 19- dilaksanakan minimal
Penyelenggaraan 7119.10:2011 sekali dalam 6 bulan
Perlindungan - NO2, sesuai SNI 19-7119.2- selama tahap
Dan Pengelolaan 2005 operasional
Lingkungan - SO2 sesuai SNI 19-7119.7-2005
Hidup - Debu (TSP); sesuai SNI 19-
7119.3-2005

Metode Analisis Data:


Data hasil analisis ditabelkan dan
diuraikan secara deskriptif
kemudian dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan.

III-27
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
5 Peningkatan a. Kebisingan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Intensitas tidak melebihi Pengoperasian a. Melakukan pengukuran Lokasi rumah genset Pemantauan kebisingan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Bising baku mutu dan kebisingan pada titik lokasi (power house) dilakukan minimal Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
lingkungan Pemeliharaan pemantauan dengan sound level (5010’29,95” S, 1190 sekali dalam 3 bulan Makassar Makassar Makassar
berdasarkan Rumah Sakit meter 24’ 59,41” E) selama tahap - Dinas - Dinas
Peraturan (Generator konstruksi berlangsung Pengelolaan Pengelolaan
Gubernur Sulsel Set/Genset) Metode Analisis Data: Lingkungan Lingkungan
No. 69 tahun Data hasil pengukuran ditabelkan Frekuensi Pelaporan: Hidup Provinsi Hidup
2010 tentang dan diuraikan secara deskriptif Pelaporan pemantauan Sulawesi Provinsi
Baku Mutu dan kemudian dibandingkan dengan dilaksanakan minimal Selatan Sulawesi
Kriteria baku mutu lingkungan dan kondisi sekali dalam 6 bulan Selatan
Kerusakan rona awalnya selama tahap
Lingkungan konstruksi
Hidup dan
KepMen
Lingkungan
Hidup No. 48
Tahun 1996,
yaitu:
- 55 dBA untuk
lingkungan
pemukiman
- 55 dBA
lingkungan
rumah sakit

III-28
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
6 Timbulan a. Timbulan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Limbah B3 limbah B3 baik Pengoperasian a. Melakukan pengamatan lokasi rumah sakit, a. Pengamatan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
limbah padat dan kebersihan di lokasi rumah genset khususnya pada lokasi kebersihan dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
dan limbah Pemeliharaan (power house) rumah genset (power setiap hari Makassar Makassar Makassar
cair yang Rumah Sakit b. Pengumpulan data sekunder house) b. Pencatatan pada - Dinas - Dinas
dihasilkan (Generator dengan melakukan pencatatan rekaman manifes Pengelolaan Pengelolaan
selama tahap Set/Genset) pada rekaman manifes limbah B3 limbah B3 dilakukan Lingkungan Lingkungan
operasional yang diserahkan kepada pihak sekali dalam 1 bulan Hidup Provinsi Hidup
ketiga Sulawesi Provinsi
Frekuensi Pelaporan: Selatan Sulawesi
Metode Analisis Data: Pelaporan Selatan
Hasil pengamatan dijelaskan secara pemantauan
deskriptif dilaksanakan minimal
sekali dalam 6 bulan
selama tahap
operasional

7 Limbah B3 a. Timbulan Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada tapak Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
(Sludge) limbah B3 Pengoperasian a. Melakukan pengamatan lokasi rumah sakit, a. Pengamatan Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
(Sludge) yang dan kebersihan di lokasi IPAL khususnya pada lokasi kebersihan dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
dihasilkan Pemeliharaan b. Pengumpulan data sekunder IPAL setiap hari Makassar Makassar Makassar
selama tahap Rumah Sakit dengan melakukan pencatatan b. Pencatatan pada - Dinas - Dinas
operasional (IPAL) pada rekaman manifes limbah B3 rekaman manifes Pengelolaan Pengelolaan
yang diserahkan kepada pihak limbah B3 dilakukan Lingkungan Lingkungan
ketiga sekali dalam 1 bulan Hidup Provinsi Hidup
Sulawesi Provinsi
Metode Analisis Data: Frekuensi Pelaporan: Selatan Sulawesi
Hasil pengamatan dijelaskan secara Pelaporan Selatan
deskriptif pemantauan
dilaksanakan minimal
sekali dalam 6 bulan
selama tahap
operasional


III-29
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No. Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Pemantauan Waktu & Frekuensi Penerima
Pelaksana Pengawas
Yang Timbul Parameter Dampak & Analisis Data Lingkungan Hidup Pemantauan Laporan
8 Penurunan a. Konsentrasi Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Dilakukan pada: Waktu Pemantauan: Manajemen - Dinas - Dinas
Kualitas NO2, SO2, CO, Pengoperasian a. Melakukan pengambilan data - Pada lokasi areal Pemantauan kualitas Rumah Sakit Lingkungan Lingkungan
Udara dan TSP sesuai dan pada titik lokasi pemantauan parkir (5010’28,63” udara dilakukan Bhayangkara Hidup Kota Hidup Kota
Baku Mutu Pemeliharaan dengan menggunakan air pump S, 1190 24’ 57,87” E) minimal sekali dalam 6 Makassar Makassar Makassar
Udara Ambien Rumah Sakit sampler terhadap komponen - Pada lokasi areal bulan selama tahap - Dinas - Dinas
pada Lampiran (Fasilitas kualitas udara yang meliputi CO, Jalan operasional Pengelolaan Pengelolaan
VII Peraturan Parkir) NO2, SO2 dan Debu (TSP). Mallombassang berlangsung Lingkungan Lingkungan
Pemerintah Kemudian dilakukan uji (50 10’ 28,19” S, Hidup Provinsi Hidup
Republik laboratorium. 1190 24’ 55,89” E) Frekuensi Pelaporan: Sulawesi Provinsi
Indonesia - CO, sesuai SNI 19- - Pada lokasi areal Pelaporan Selatan Sulawesi
Nomor 22 7119.10:2011 Jalan Mappaoddang pemantauan Selatan
Tahun 2021 - NO2, sesuai SNI 19-7119.2- (5° 10' 27.88"S, dilaksanakan minimal
Tentang 2005 119° 24' 54.92" E) sekali dalam 6 bulan
Penyelenggara - SO2 sesuai SNI 19-7119.7-2005 selama tahap
an - Debu (TSP); sesuai SNI 19- operasional
Perlindungan 7119.3-2005
Dan
Pengelolaan Metode Analisis Data:
Lingkungan Data hasil analisis ditabelkan dan
Hidup diuraikan secara deskriptif
kemudian dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan dan kondisi
rona awalnya.

III-30
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Gambar 3.2. Peta Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasional

III-31
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

DAFTAR
PUSTAKA

Alamsyah A.A, 2001, Rekayasa Jalan Raya, UMM Press, Malang


Alley, E.R., 2007, Water Quality Control Handbook, 2nd Eds, mcgraw-Hill, New
York
AQMD, 2007, Paerticulate Matter (PM) Emission Factors, www.aqmd.gov (Juli
2012)
Bapedal, 1992. Penuntun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Indonesia.
Bapedal-EMDI. Jakarta.
Canter, Larry W., 1977 Environmental Impact Assessment. McGraw-Hill Book
Company. New York.
Canter and Hill, 1981. Handbook of Variables for EIA. Ann. Hanbour Scie. Publ.
Inc. Michigen
Chandra, Budiman, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta
Damanhuri E, 2010, Pengelolaan Sampah, Diktat Kuliah, Teknik Sipil dan
Lingkngan ITB, Bandung
Devia Y.P dkk, 2010, Identifikasi Sisa Material Konstruksi Dalam Upaya
Memenuhi Bangunan Berkelanjutan, Jurnal Rekayasa Sipil Volume 4
No.3 ISSN 1978-5658.
Fandeli, C., 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan di Indonesia. Liberty.
Yogyakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Edisi I. Cetakan I. Yayasan
Kanisius. Jakarta.
Godish, Th., 2003. Air Quality Management, 4th Edition, Lewis Publishers,
New York, 506 pp.
Grotel E, Peter GK, Grobinski H, 1992. EMF and ELF Fact Sheet. Electronok,
77: 255- 260
Hadi, A., 2007, Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
NPI, 1999, Emissions Estimation Technique Manual for Aggregated Emissions
from Paved and Unpaved Roads, Version 1,0-Firsy Published,
Environmental Australia.
Purba, Jonny., 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Penerbit Obor. Jakarta.
Rahman, Abdur., 2013. Public Health Assessment. Pusat Kajian Kesehatan
Lingkungan dan Industri FKM-UI, Ruang G-314, FKM-UI, Kampus UI
Depok, Depok.
Rau, J. G., & Wooten, D. C. (1980). Environmental Impact Analysis Handbook.
New York: Mc Graw Hill Book Company

DP-1
Dokumen RKL-RPL
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

Republik Indonesia, 2021, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementerian Sekretariat Negara
Republik Indonesia. Jakarta
__________________, 2021, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan.
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
__________________, 2021, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta..
__________________, 2021, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta
__________________, 2019, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Kementerian Kesehatan. Jakarta
__________________, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dinas Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Soemarwoto, O, 1997. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sudharto P. Hadi, 2009, Aspek Sosial Amdal, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Suhadi, Dollaris R. 2008. Penyusunan Petunjuk Teknis Perkiraan Beban
Pencemaran Udara dari Kendaraan Bermotor Di Indonesia,
Kementerian Lingkungan Hidup
Tjasyono, B. HK. 1986. Iklim dan Lingkungan. Penerbit PT. Cendekia Jaya
Utama. Bandung.
Tamin, OZ, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung.
USEPA, 2003, Compilation of Air Pollutan Emission Factors (Paved Roads),AP
42, 5th Eds, Vol I, USA

DP-2

Anda mungkin juga menyukai