Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pemeriksaan Bahan Dasar


4.1.1 Agregat Halus
Hasil pengujian karakteristik agregat halus yang dilakukan di
laboratorium dan analisis data diperoleh hasil seperti yang terlihat dalam
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Sifat Karakteristik Agregat Halus

Hasil Spesifikasi
No Jenis Pengujian Keterangan
Pengujian (ASTM)

1 Kadar air 2.048 0.5% – 5% Memenuhi

2 Bobot Isi :

Kondisi Lepas 1.262 0,2 – 1,9 Memenuhi

Kondisi Padat 1.349 1,2 – 1,9 Memenuhi

3 Kadar Lumpur 0.5 0,2% - 6% Memenuhi

4 Berat Jenis (Bulk) 2.477 1,6 – 3,1 Memenuhi

5 Berat Jenis Jenuh


Kering
2.475 1,6 – 3,1 Memenuhi
Permukaan
(SSD)

6 Berat Jenis Semu


2.553 1,6 – 3,1 Memenuhi
(Apparent)

7 Penyerapan
1.205 % 0,2% - 5% Memenuhi
(Absorption)

Sumber : Hasil Penelitian

41
42

Tabel di atas 4.1 dilihat bahwa hasil pengujian kadar lumpur


agregat halus (pasir) sebesar 0,5% telah memenuhi standar yang
ditetapkan oleh ASTM yaitu antara 0,2%-6%. Begitupun bobot isi dalam
kondisi padat sebesar 1,349 gr/cm3 dan bobot isi agregat dalam kondisi
lepas sebesar 1,262 gr/cm3 juga telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh ASTM yaitu antara 1,2-1,9 gr/cm3. Untuk pemeriksaan
kadar air, berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan (SSD), berat
jenis semu (apparent), dan penyerapan juga memenuhi standar ASTM
karena nilai hasil pemeriksaan agregat di laboratorium berada di antara
nilai standar yang sudah ditetapkan oleh ASTM.
Sementara hasil analisis saringan agregat halus dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus Asal Tapparan
Berat Contoh Agregat Halus 1000 gr
Ukur Berat Berat Berat Ʃ Persentase
an Saring Saring Tertah Berat Persen Persen KOMU
sarin an an an Tertah Total Lolos LATIF
gan (gr) +Terta (gr) an Tertah (%)
han (gr) an
(gr) (%)
1" 497 0 0 0 0 100 0
3/4'' 540 0 0 0 0 100 0
1/2'' 456 0 0 0 0 100 0
3/8'' 530 0 0 0 0 100 0
No.4 306 0 0 0 0 100 0
No.8 299 314 15 15 1.5 98.5 1.5
No.16 288 416.5 128.5 143.5 14.35 85.65 14.35
N0.30 346 702 356 499.5 49.95 50.05 49.95
N0.50 305 661.5 356.5 856 85.6 14.4 85.6
N0.10
278 397 119 975 97.5 2.5 97.5
0
No.20
271 288 17 992 99.2 0.8 99.2
0
Pan 446 454 8 1000 100 0 100
jumla
448.1
h
Sumber: Hasil Penelitian
43

Perhitungan modulus halus butir (MHB) berdasarkan persamaan


tabel 4.2 sebagai berikut:

persentase Tertahan Komulatif


Modulus Halus Butir (MHB) =
100

448.1
MHB =
100

= 4,481 %

Dari hasil perhitungan analisis saringan pada Tabel 4.2 di atas


diperoleh pula persentase lolos agregat yang dibandingkan terhadap zona
I, II, III dan IV seperti yang diberikan
Hasil perbandingan persentase lolos agregat halus terhadap grafik
zona 1 dapat diliohat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1oleh SNI 03-2834-
2000
Tabel 4.3 Hasil pengujian gradasi agregat halus zona I

No. Saringan Batas Bawah Batas Atas Hasil

0,075 mm 0 5 1

0,15 mm 0 10 2.5
0,30 mm 5 20 14
0,60 mm 15 34 50.1
1,18 mm 30 70 85.7
2,36 mm 60 95 98.5
4,75 mm 90 100 100
9,52 mm 100 100 100
Sumber: Hasil Penelitian
44

ZONA I
120

100
PERSEN AGREGAT LOLOS SARINGAN
80

60
Batas Atas
40
Batas
Bawah
20
Zona I
0
N0.200 N0.100 NO.50 NO.30 NO.16 N0.8 N0.4 3/8''
NO SARINGAN

Gambar 4.1 Gafik Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus Zona I


Grafik zona I terlihat bahwa hasil sebagian melewati batas atas dan
tidak melewati batas bawah.
Hasil perbandingan persentase lolos agregat halus terhadap grafik
zona II dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.2.
Tabel 4.4 Hasil pengujian gradasi agregat halus zona II

No. Saringan Batas Bawah Batas Atas Hasil

0,075 mm 0 5 1
0,15 mm 0 10 2.5
0,30 mm 8 30 14
0,60 mm 35 59 50.1
1,18 mm 55 90 85.7
2,36 mm 75 100 98.5
4,75 mm 90 100 100
9,52 mm 100 100 100
Sumber: Hasil Penelitian
45

Zona II
120

100
Persen Agregat Lolos Saringan

80

60 Batas Bawah

40 Batas Atas

20 Zona II

0
N0.200 N0.100 NO.50 NO.30 NO.16 N0.8 N0.4 3/8''
No. Saringan

Gambar 4.2 Grafik Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus Zona II

Grafik zona II terlihat bahwa hasil berada diantara batas atas dan
batas bawah.
Hasil perbandingan persentase lolos agregat halus terhadap grafik
zona III dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3
Tabel 4.5 Hasil pengujian gradasi agregat halus zona III

No. Saringan Batas Bawah Batas Atas Hasil


0,075 mm 0 5 1
0,15 mm 0 10 2.5
0,30 mm 12 40 14
0,60 mm 60 79 50.1
1,18 mm 75 100 85.7
2,36 mm 85 100 98.5
4,75 mm 90 100 100
9,52 mm 100 100 100
46

Sumber: Hasil Penelitian

Zona III
120

100
persen Lolos Saringan Agregat

80

60
Batas Bawah
40
Batas Atas
20
Zona III
0
N0.200 N0.100 NO.50 NO.30 NO.16 N0.8 N0.4 3/8''

No. Saringan

Gambar 4.3 GrafikPemeriksaan Gradasi Agregat Halus Zona III


Grafik zona III terlihat bahwa hasil sebagian berada dibawah batas
bawah sehingga tidak berada diantara batas atas dan batas bawah dan
tidak melewati batas atas.
Hasil perbandingan persentase lolos agregat halus terhadap grafik
zona 4 dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.4
Tabel 4.6 Hasil pengujian gradasi agregat halus zona IV

No. Saringan Batas Bawah Batas Atas Hasil

0,075 mm 0 5 1
0,15 mm 0 15 2.5
0,30 mm 15 50 14
0,60 mm 80 100 50.1
1,18 mm 90 100 85.7
2,36 mm 95 100 98.5
4,75 mm 95 100 100
9,52 mm 100 100 100
Sumber: Hasil Penelitian
47

Zona IV
120

100
persen Lolos Saringan Agregat

80
Batas
60 Bawah
40
Batas Atas
20
Zona IV
0
N0.200 N0.100 NO.50 NO.30 NO.16 N0.8 N0.4 3/8''
No.Saringan

Gambar 4.4 Grafik Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus Zona IV

Grafik zona IV terlihat bahwa hasil sebagian berada dibawah batas


bawah sehingga tidak berada diantara batas atas dan batas bawah dan
tidak melewati batas atas. Gambar 4.1-4.4 grafik gradasi agregat halus,
memperlihatkan bahwa gradasi agregat halus masuk dalam Zona II yang
merupakan kategori agregat agak kasar karena hasil berada di tengah
antara batas atas dan batas bawah dan sesuai dengan nilai standar yang
telah ditentukan oleh SNI 03-2834-2000.
4.1.2 Agregat Kasar
Pemeriksaan karakteristik agregat kasar di laboratorium dan dari
analisis data diperoleh hasil seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 4.7
Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Sifat Karakteristik Agregat Kasar

Hasil Spesifikasi
NO Jenis Pengujian Keterangan
Pengujian (ASTM)

1 Kadar Lumpur 0.4 0,2% - 6% Memenuhi

Bobot Isi :

2 - Kondisi Padat 1.439% 1,2% – 1,9% Memenuhi

- Kondisi Lepas 1.313% 1,2% – 1,9% Memenuhi


48

3 Kadar Air 3.095% 0.5% – 5% Memenuhi

4 Berat Jenis (bulk) 2.416% 1,6% – 3,1% Memenuhi

Bj. Jenuh Kering


5 2.451% 1,6% – 3,1% Memenuhi
Permukaan (SSD)

Bj. Semu
6 2.504% 1,6% – 3,1% Memenuhi
(Apparent)

7 Penyerapan 1.460% 0.2% - 5% Memenuhi

8 Abrasi (Keausan) 25,57% 15% - 40% Memenuhi


Sumber : Hasil Penelitian
Tabel di atas 4.1 dilihat bahwa hasil pengujian kadar lumpur agregat
kasar (cipping) asal Lampan sebesar 0,4% telah memenuhi standar yang
ditetapkan oleh ASTM yaitu antara 0,2%-2%. Begitupun bobot isi dalam
kondisi padat sebesar 1.439 gr/cm3 dan bobot isi agregat dalam kondisi
lepas sebesar 1.313 gr/cm3 juga telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh ASTM yaitu antara 1,2-1,9 gr/cm3. Untuk pemeriksaan
kadar air, berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan (SSD), berat
jenis semu (apparent), dan penyerapan juga memenuhi standar ASTM
karena nilai hasil pemeriksaan agregat di laboratorium berada di antara
nilai standar yang sudah ditetapkan oleh ASTM.
Sementara hasil analisis saringan agregat kasar dapat dilihat pada
Tabel 4.8
Tabel 4.5 Hasil Analisis Saringan Agregat Kasar Di Lampan
Berat Contoh Agregat Kasar 1500 gr
Ukur Berat Berat Berat Ʃ Berat Persentase
an Saring Saring Tertah Tertaha Persen Pers KOMULA
sarin an an an n Total en TIF
gan +Terta (gr) (gr) Tertah Lolo
(gr) han an s
(gr) (%) (%)
11/2'' 502 502 0 0 0 100 0
1" 497 497 0 0 0 100 0
3/4'' 540 540 0 0 0 100 0
49

1/2'' 456 589.5 133.5 133.5 8.90 91.1 8.9


3/8'' 530 1188 661.5 795 53 47 53
No.4 306 1011 705 1500 100 0 100
No.8 299 0 0 1500 100 0 100
No.16 288 0 0 1500 100 0 100
N0.30 346 0 0 1500 100 0 100
N0.50 305 0 0 1500 100 0 100
N0.10
278 0 0 1500 100 0 100
0
No.20
271 0 0 1500 100 0 100
0
Pan 446 446 0 1500 100 0 100
jumla
h 761.90

Sumber : Hasil Penelitian


Perhitungan Modulus Halus Butir (MHB) agregat kasar berdasarkan
persamaan Tabel 4.8 sebagai berikut :
persentase Tertahan Komulatif
Modulus Halus Butir (MHB) =
100

761.90
MHB =
100

= 7.619%
Dari hasil perhitungan analisis saringan pada Tabel 4.5 di atas
diperoleh pula persentase lolos agregat kasar yang diuji terhadap ukuran
maksimum agregat seperti yang diberikan oleh SNI 03-2834-2000.
Hasil perbandingan persentase lolos agregat kasar terhadap grafik
ukuran maksimum agregat kasar 10 mm dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan
Gambar 4.5
Tabel 4.6Hasil pengujian gradasi agregat kasar Maks. 10 mm

No.
Batas Bawah Batas Atas Hasil
Saringan
4,75 mm 0 10 0
9,52 mm 50 85 47
19,1 mm 100 100 100
38,1 mm 100 100 100
76,2 mm 100 100 100
50

Sumber: Hasil Penelitian

Ukuran Maks. 10 mm
120

100 100 100 100


persen Agregat Lolos Saringan

80

60 Batas Atas
47
40 Batas Bawah

20 Ukuran Maks.
10 mm
0 0
4,75 mm 9,52 mm 19,1 mm 38,1 mm 76,2 mm
Ukuran Saringan

Gambar 4.7 Grafik Gradasi Agregat Kasar Maks. 10 mm

Grafik gradasi agregat kasar hasil pemeriksaan gradasi ukuran

butir maksimum 10 mm agrega kasar.

Hasil perbandingan persentase lolos agregat kasar terhadap grafik


ukuran maksimum agregat kasar 20 mm dapat dilihat pada Tabel 4.10
dan Gambar 4.6
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Maks. 20 mm
Batas
No. Saringan Batas Atas Hasil
Bawah
4,75 mm 0 10 0

9,52 mm 30 60 47.00
19,1 mm 95 100 100
38,1 mm 100 100 100
76,2 mm 100 100 100
Sumber: Hasil Penelitian
51

Ukuran Maks. 20 mm
120
100 100
Persen Agregat Lolos Saringan

100 100 100.00 100.00 100.00


100 100
95
80
60
60 Batas Atas
47.00
40 Batas Bawah

20 10 30 Ukuran Maks. 20
mm
0 0.00
4,750mm 9,52 mm 19,1 mm 38,1 mm 76,2 mm
Ukuran Saringan

Gambar 4.8 Grafik Gradasi Agregat Kasar Maks. 20 mm

Grafik gradasi agregat kasar hasil pemeriksaan gradasi ukuran

butir maksimum 20 mm agrega kasar.

Hasil perbandingan persentase lolos agregat kasar terhadap grafik


ukuran maksimum agregat kasar 40 mm dapat dilihat pada Tabel 4.11
dan Gambar 4.6
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Maks. 40 mm

No. Saringan Batas Bawah Batas Atas Hasil

4,75 mm 0 5 0

9,52 mm 10 40 47

19,1 mm 35 70 100

38,1 mm 95 100 100

76,2 mm 100 100 100


Sumber: Hasil Penelitian
52

Ukuran Maks. 40 mm
120

100
Persen Agregat Lolos Saringan

Batas Atas
80

60 Batas Bawah

40
Ukuran Maks. 40
mm
20

0
4,75 mm 9,52 mm 19,1 mm 38,1 mm 76,2 mm
Ukuran Saringan

Gambar 4.9 Grafik Gradasi Agregat Kasar Maks. 40 mm

Grafik 4.7-4.9 diatas,dapat disimpulkan bahwa ukuran butiran


maksimum agregat kasar asal Lampan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah adalah 20 mm
Penggabungan agregat halus dan agregat kasar, dapat dilihat pada
tabel 4.16
Tabel 4.16 Perhitungan Kombinasi Analisa Saringan Agregat Kasar
dan Agregat Halus
Ukuran AH AK Persentase Agregat
Ʃ agregat
Saringan % LOLOS 35% 65%
1'' 100 100 35 65 100
3/4'' 100 100 35 65 100
1/2'' 100 50.13 35 33 68
3/8'' 100 13.93 35 9 44
No.4 100 0 35 0 35
No.8 98.2 0 34 0 34
No.16 85.75 0 30 0 30
N0.30 50.65 0 18 0 18
N0.50 16.50 0 6 0 6
N0.100 2.75 0 1 0 1
NO.200 0.55 0 0 0 0
Pan 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Penelitian
53

4.1.3. Semen
pemeriksaan semen dilaksanakan secara visual. Semen yang
digunakan adalah Semen Bosowa kemasan 50 kg. semen dalam kondisi
tertutup rapat dan belum menggumpal
Hasil perhitungan berat jenis semen dapat dilihat pada tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.17 Perhitungan berat Jenis Semen
Nomor Test I II
Berat Filler (A) 64 64
Pembacaan awal (B)
0.85 0.82
Botol Leechatelier + minyak tanah (gr)
Pembacaan Akhir (C)
20.5 22.1
Botol Leechatelier + minyak tanah + contoh (gr)
Volume Contoh = (C - B) 19.65 21.3
Berat Jenis = 3.26 3.01
Rata-rata 3,13
Sumber: Hasil Penelitian

4.1.4. Air
pemeriksaan air dilaksanakan secara visual. Air yang digunakan
berasal dari sumber air/jaringan air yang ada di Laboratoium Teknik Sipil
Universitas Uki Toraja. Air terlihat jernih dan tidak berbau.
4.2. Rancangan Campuran Beton
Kekuatan tekan beton yang direncanakan adalah 20 MPa pada
umur 28 hari, data perencanaan rancangan campuran beton adalah
sebagai berikut :
a. Nilai Slump Rencana : 100 mm
b. Devisi Standar (S) :
c. Semen : Tipe I Merek Bosowa
d. Agregat :
1. Type Agregat Halus : Alami
2. Type Agregat Kasar : Batu Pecah ( 20 mm )
54

e. Persentase Gabungan
1. Pasir : 35 %
2. Batu Pecah : 65 %
f. Berat Jenis
1. Pasir : 2.47
2. Batu Pecah : 2.41
g. Kadar Air
1. Pasir : 2.04
2. Batu Pecah : 3.09
h. Penyerapan Air ( Absorption)
1. Pasir : 1.205
2. Batu Pecah : 1.460
i. Perhitungan Faktor Air Semen(Fas)
Target Kekuatan Rata-rata(σbm) : σbm + 12 MPa
: 25 + 12
: 37 MPa
j. Menentukan berat volume beton basah
Dari gambar diperoleh berat volume beton basah = 2.273 kg/cm2
1. Menentukan berat total agregat campuran
Berat total agregat :Berat Volume Beton Basah –
Kadar Air Bebas – Kadar Semen
Berat total agregat : 2.273 – 205 – 621
: 1.447 kg/cm2
k. Kadar Agregat Halus dan Agregat Kasar : % Agregat Halus X Berat
Total Agregat
: 0,35 X 1.447
: 506.45 kg/cm2

l. Kadar Agregat Halus dan Agregat Kasar : % Agregat Kasar X Berat


Total Agregat
55

: 0,65 X 1.447
: 940.55 kg/cm2

m. Berat Komposisi

Semen(A) : 621 kg/m3

Air(B) : 195 L

Agregat Halus : 506.45 kg/m3

Agregat Kasar : 940.55 kg/m3

n. Bahan yang digunakan untuk percobaan laboratorium kuat


Volume 1 silinder : r2t
: 3,14 X 7,52 x 30
: 0,0053 m3
o. Proporsi Koreksi Campuran
Komposisi campuran untuk mutu beton 20 Mpa sebagai berikut:
Air : 195 kg
Semen : 621 kg
Pasir : 506.45 kg
Batu Pecah : 940.55 kg
Maka proporsi campuran beton untuk 3 buah benda uji silinder
sebagai berikut:
Tabel 4.18 Proporsi campuran beton normal untuk 1 buah benda uji
silinder :
2.965
Semen = 446 x 0,0053 x 1,2 m3

Air =205 kg x 0,0053 x 1,2 m3 1,305

Pasir =657 kg x 0,0053 x 1,2 m3 4,178

Batu pecah = 945 kg x 0,0053 x 1,2 m3 6,010

Sumber: Hasil Penelitian


56

Tabel 4.19 Proporsi Campuran 2% Untuk 1 buah bendah uji


silinder
Semen = 446 x 0,0053 x 1,2 m3 2,836

Air = 205 kg x 0,0053 x 1,2 m3 1,305

Pasir =657 kg x 0,0053 x 1,2 m3 4,178

Batu pecah = 1,001 kg x 0,0053 x 1,2 m3 6,368

= 20% x 4,804 kg → berat


Subsitusi Pasir
pasir 3,804 kg
Besi 20 %
Sumber: Hasil Penelitian
Tabel 4.20 Proporsi Campuran 30% Untuk 1 buah bendah uji silinder
Semen = 380 kg x 0,0053 x 1,2 m3 2,416

Air = 205 kg x 0,0053 x 1,2 m3 1,305

3,988 – 1,196
Pasir = 627 kg x 0,0053 x 1,2 m3 =2,792

Batu pecah = 1,164 kg x 0,0053 x 1,2 m3 7,406


= 30% x 3,988 kg → berat
Subsitusi Pasir
pasir 2,792 kg
Besi 30 %
Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.21 Proporsi campuran beton normal untuk 3 buah benda uji
silinder :

Semen 7,248 kg
= 380 kg x 0,0053 x 1,2 x 3m3

Air = 205 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3


3,914 kg

Pasir = 751 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3 14,329 kg


57

Batu pecah = 995 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3 18,995 kg

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.22 Proporsi campuran 20 % untuk 3 buah benda uji silinder


Semen = 380 kg x 0,0053 x 1,2 x 3m3 7,248 kg

Air = 205 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3 3,914 kg

Pasir = 755 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3 14,411 kg

= 1,001 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 19,104 kg


Batu pecah
m3
Subsitusi Pasir = 20 % x 14,411 kg→ berat
= 2,882 kg
Besi 20% pasir

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.23 Proporsi campuran 30 % untuk 3 buah benda uji silinder

Semen = 380 kg x 0,0053 x 1, 2 x 3m3 7,248 kg

Air = 205 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3 3,914 kg

Pasir = 627 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 m3 11,964 kg

= 1,164 kg x 0,0053 x 1,2 x 3 22,219 kg


Batu pecah
m3
Bahan Pengganti =30 % x 11,964 kg → berat
= 3,589kg
30% pasir
Sumber: Hasil Penelitian

4.3. Formulir Perancangan Campuran Adukan Beton

Tabel 4.24 Tabel formulir perancangan adukan beton Normal

No Uraian Tabel/Grafik/ Nilai


_ Perhitungan _

1 Kuat tekan yang di Ditetapkan 20


syaratkan (bendah uji
58

silinder)

2 Devisi standar Diketahui

3 Nilai tambah( margin) 12

4 Kekuatan rata - rata yang 1+3 32


ditargetkan

5 Jenis semen Ditetapkan type I

6 Jenis agregat - kasar Ditetapkan Batu Pecah

7 Faktor air semen bebas Ditetapkan 0,54

8 Fakor air semen Ditetapkan 0,6


maksimum

9 Slump test Ditetapkan 100 mm

10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm

11 Kadar air bebas Tabel 3 205

12 Kadar semen 11 : 07 380

13 Kadar semen maksimum Ditetapkan

14 Kadar semen minimum Ditetapkan

15 Faktor air semen yang


disesuaikan

16 Susunan besar butir Grafik 3 s/d 6 ZONA II


agregat halus

17 Susunan agregat kasar Tabel 7, Grafik


atau gabungan 7,8,9 grafik 10,
11, 12

18 Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 43

19 Berat jenis relatif, agregat 2,583


(kering permukaan)

20 Berat isi beton Grafik 16 2.330


59

21 Kadar agregat gabungan 20 - 12 - 11 1745

22 Kadar agregat halus 18 x 21 751

23 kadar agregat kasar 21 - 22 995

24 Proporsi campuran

25 Koreksi campuran Semen Air Agregat


(kg) (kg/lt) kondisijenuh
kering
Permukaan(kg)

halus kasar

Tiap m3 380 205 751 995

Tiap campuran uji 2,416 1,305 4,776 6,332


0,005303571 m3

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.25 Tabel formulir perancangan adukan beton Subsitusi 20%

No Uraian Tabel/Grafik/ Nilai


_ Perhitungan _

1 Kuat tekan yang di Ditetapkan 20


syaratkan (bendah uji
silinder)

2 Devisi standar Diketahui

3 Nilai tambah( margin) 12

4 Kekuatan rata - rata yang 1+3 32


ditargetkan

5 Jenis semen Ditetapkan type I

6 Jenis agregat - kasar Ditetapkan Batu Pecah

7 Faktor air semen bebas Ditetapkan 0,54

8 Fakor air semen Ditetapkan 0,6


maksimum
60

9 Slump test Ditetapkan 100 mm

10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm

11 Kadar air bebas Tabel 3 205

12 Kadar semen 11 : 07 380

13 Kadar semen maksimum Ditetapkan

14 Kadar semen minimum Ditetapkan

15 Faktor air semen yang


disesuaikan

16 Susunan besar butir Grafik 3 s/d 6 ZONA II


agregat halus

17 Susunan agregat kasar Tabel 7, Grafik


atau gabungan 7,8,9 grafik 10,
11, 12

18 Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 43

19 Berat jenis relatif, agregat 2,595


(kering permukaan)

20 Berat isi beton Grafik 16 2.340

21 Kadar agregat gabungan 20 - 12 - 11 1755

22 Kadar agregat halus 18 x 21 755

23 kadar agregat kasar 21 - 22 1,001

24 Proporsi campuran

25 Koreksi campuran Semen Air Agregat


(kg) (kg/lt) kondisijenuh
kering
Permukaan(kg)

halus kasar

Tiap m3 380 205 755 1,001


61

Tiap campuran uji 2,416 1,305 4,804 6,368


0,005303571 m3

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.26 Tabel formulir perancangan adukan beton Subsitusi 30%

No Uraian Tabel/Grafik/ Nilai


_ Perhitungan _

1 Kuat tekan yang di Ditetapkan 20


syaratkan (bendah uji
silinder)

2 Devisi standar Diketahui 7

3 Nilai tambah( margin) 12

4 Kekuatan rata - rata yang 1+3 32


ditargetkan

5 Jenis semen Ditetapkan type I

6 Jenis agregat - kasar Ditetapkan Batu Pecah

7 Faktor air semen bebas Ditetapkan 0,54

8 Fakor air semen Ditetapkan 0,6


maksimum

9 Slump test Ditetapkan 100 mm

10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm

11 Kadar air bebas Tabel 3 205

12 Kadar semen 11 : 07 380

13 Kadar semen maksimum Ditetapkan

14 Kadar semen minimum Ditetapkan

15 Faktor air semen yang


disesuaikan

16 Susunan besar butir Grafik 3 s/d 6 ZONA III


62

agregat halus

17 Susunan agregat kasar Tabel 7, Grafik


atau gabungan 7,8,9 grafik 10,
11, 12

18 Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 35

19 Berat jenis relatif, agregat 2,617


(kering permukaan)

20 Berat isi beton Grafik 16 2.375

21 Kadar agregat gabungan 20 - 12 - 11 1790

22 Kadar agregat halus 18 x 21 627

23 kadar agregat kasar 21 - 22 1,164

24 Proporsi campuran

25 Koreksi campuran Semen Air Agregat


(kg) (kg/lt) kondisijenuh
kering
Permukaan(kg)

halus kasar

Tiap m3 380 205 755 1,001

Tiap campuran uji 2,416 1,305 3,988 7,406


0,005303571 m3

Sumber: Hasil Penelitian

4.4. Hasil Pengujian Beton Segar


Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik
bila memenuhi persyaratan utama campuran yaitu mampu memberikan
kemudahan pengerjaan (Workability), yaitu bila campuran tersebut tetap
bertahan seragam ketika berlangsung proses pengangkutan, pengecoran
dan pemadatan
63

Hasil pengujian workabilitas(uji slump) dapat dilihat pada tabel 4.22

Tabel 4.27 Hasil Uji Workabilitas dengan Alat Slump Test

Benda Uji Slump (cm)

Beton Normal 100 mm

Beton Subs. 20% Pasir Besi 105 mm

Beton Subs. 20% Pasir Besi 95 mm

Sumber : Hasil Penelitian

4.5. Hasil Pengujian Berat Beton


Hasil pengujian berat beton dapat dilihat pada tabel 4.23 dan grafik
4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.28 Hasil Pengujian Berat Beton

Berat
Benda uji Umur beton Rata-rata
Beton
3 12,100
3 12,186
3 12,099
7 12,190
7 12,062
7 12,075
Normal 14 12,195 12,127
14 12,338
14 12,064
28 12,043
28 12,032
28 12,143
3 11,913
3 11,941
Subsitusi pasir besi 20% 3 11,879 11,948
7 12,227
7 12,203
64

7 11,498
14 11,843
14 12,058
14 11,957
28 11,887
28 12,011
28 11,961
3 12,167
3 12,028
3 12,185
7 12,093
7 12,119
7 12,075
Subsitusi pasir besi 30% 12,209
14 12,03
14 12,141
14 12,572
28 11,985
28 12,652
28 12,468
Sumber: Hasil Penelitian

12.25
12,209
12.2

12.15 12,127

12.1

12.05

12
11,948
11.95

11.9

11.85

11.8
Normal Subsitusi pasir besi 20% Subsitusi pasir besi 30%

Gambar 4.10 Grafik Pengujian Berat Beton


65

4.6. Hasil Perhitungan Kuat Tekan Beton

Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pengujian kuat tekan


beton dari benda uji silinder, maka kuat tekan beton dapat di hitung
sebagai berikut (diambil contoh Uji Kuat Tekan Umur 3 Hari).
a. Beton Normal
Luas Silinder (A) = 17.662,5 mm2

Beban Maksimum (P)

P1 = 200.000 N

P2 = 170.000 N

P3 = 175.000 N
1. Pmax BN.1 = 200.000 N

P 200000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
= 11,323 MPa

2. Pmax BN.2 = 170.000 N

P 170000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
= 9,625 MPa

3. Pmax BN.3 = 175.000 N

P 175000
Kuat Tekan = =
A 17662,5

= 9,908 MPa

b. Beton Bahan Pengganti 20 %


Luas Silinder (A) = 17.662,5 mm2
66

Beban Maksimum (P)


P1 = 180.000 N
P2 = 200.000 N
P3 =195.000 N
1. Pmax BP.20.1 = 1800.000 N

P 180000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
= 10,191 MPa

2. Pmax BP.20.2 = 200.000 N

P 200000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
=11,323 MPa

3. Pmax BP.20.3 = 195.000 N

P 195000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
=11,040 MPa

c. Beton Bahan Pengganti 30 %

Luas Silinder (A) = 17.662,5 mm2

Beban Maksimum (P)

P1 = 230.000 N

P2 = 185.000 N

P3 = 240.000 N
1. Pmax BP.30.1 = 2300.000 N

P 230000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
= 13,021 MPa

2. Pmax BP.30.2 = 185.000 N


67

P 200000
Kuat Tekan = =
A 17662,5
=10,474 MPa

3. Pmax BP.30.3 =240.000 N

P 195000
Kuat Tekan = =
A 17662,5

=13,588 MPa

Tabel 4.29 Hasil Uji kuat Tekan umur 3 hari


Kuat
Umur tekan
Luas Beba Kuat
Jenis beto Berat Rata-
Kode silinder n tekan (f'c)
rata
beton n (kg) (N) 3 hari
(mm2) (N/m
(Hari)
m2 )
12.10
BN3.1 3 17662,5 200 11,323
0 10,28
Normal BN3.2 3 12186 17662,5 170 9,625 5
BN3.3 3 12099 17662,5 175 9,908
Subsitusi BP20.1 3 11913 17662,5 180 10,191
10,85
Pasir BP20.2 3 11941 17662,5 200 11,323
2
besi 20% BP20.3 3 11879 17662,5 195 11,040
Subsitusi BP30.1 3 12167 17662,5 230 13,02194
12,36
Pasir BP30.2 3 12028 17662,5 185 10,47417
1
besi 30% BP30.3 3 12185 17662,5 240 13,58811
Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.30 Hasil Uji Kuat Tekan Umur 7 Hari


Kuat
teka
Umur Luas Beba Kuat n
Jenis Berat
Kode beton silinder n tekan (f'c) Rata
beton (kg)
(Hari) (mm2) (N) 3 hari -rata
(N/m
m2)
BN3.1 7 12,190 17662,5 250 14,15428
13,3
Normal BN3.2 7 12,062 17662,5 200 11,323
99
BN3.3 7 12,075 17662,5 260 14,720
Subsitusi BP20.1 7 11913 17662,5 295 16,702 15,8
Pasir BP20.2 7 12203 17662,5 270 15,287 53
68

BP20.3 7 11498 17662,5 275 15,570


besi 20%
Subsitusi BP30.1 7 12093 17662,5 300 16,98514
16,1
Pasir BP30.2 7 12119 17662,5 280 15,8528
35
besi 30% BP30.3 7 12075 17662,5 275 15,56971
Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.31 Hasil Uji Kuat Tekan Umur 14 Hari


Kuat
teka
Kuat
Umur Luas n
Jenis Berat Beban tekan
Kode beton silinder Rata
beton (kg) (N) (f'c)
(Hari) (mm2) -rata
3 hari
(N/m
m2)
BN3.1 14 12195 17662,5 315 17,834
15,5
Normal BN3.2 14 12338 17662,5 260 14,720
70
BN3.3 14 12064 17662,5 250 14,154
Subsitusi BP20.1 14 11843 17662,5 285 16,136
17,9
Pasir BP20.2 14 12058 17662,5 315 17,834
29
besi 20% BP20.3 14 11957 17662,5 350 19,816
Subsitusi BP30.1 14 12030 17662,5 300 16,985
18,9
Pasir BP30.2 14 12141 17662,5 335 18,967
67
besi 30% BP30.3 14 12572 17662,5 370 20,948
Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.32 Hasil Uji Kuat Tekan Umur 28 Hari


Kuat
Kuat tekan
Umur Luas Beba
Jenis Berat tekan Rata-
Kode beton silinder n
beton (kg) (f'c) rata
(Hari) (mm2) (N)
3 hari (N/m
m2 )
BN3.1 28 12043 17662,5 385 21,798
23,77
Normal BN3.2 28 12032 17662,5 475 26,893
9
BN3.3 28 12143 17662,5 400 22,647
Subsitusi BP20.1 28 11887 17662,5 415 23,496
25,76
Pasir besi BP20.2 28 12011 17662,5 450 25,478
1
20% BP20.3 28 11961 17662,5 500 28,309
Subsitusi BP30.1 28 11985 17662,5 450 25,478
28,30
Pasir besi BP30.2 28 12652 17662,5 485 27,459
9
30% BP30.3 28 12468 17662,5 565 31,989
Sumber: Hasil Penelitian
69

Hasil perbandingan kuat tekan beton normal dengan supsitusi pasir

besi dapat dilihat pada Gambar 4.9 sebagai berikut:

Perbandingan Kuat Tekan Normal dengan


30.000 Bahan Pengganti
28.309
25.000 25.761
23.779
20.000 18.967
Kuat Tekan

17.929
15.000 16.136
15.853 15.570
Mpa

12.361 13.399
10.000 10.852
10.285

5.000

0.000
3 7 14 28
Umur Beton(Hari)

Beton Normal Beton 20% Beton 30%

Gambar 4.11 Grafik Hasil Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal

dengan Subsitusi Pasir Besi

Terlihat pada hari ke 3 kuat tekan terendah benda uji normal


sebesar 9,625 Mpa sementara kuat tekan terendah benda uji yang
menggunakan subsitusi pasir besi 20% dan 30% sebesar 10,191 dan
10,474 Mpa. Sementara pada hari ke 7 kuat tekan terendah benda uji
normal sebesar 11,323 Mpa sementara kuat tekan terendah benda uji
yang menggunakan subsitusi pasir besi 20% dan 30% sebesar 15,287
Mpa dan 15,853 Mpa. Pada hari ke 14 kuat benda tekan terendah uji
normal sebesar 14,154 Mpa sementara kuat tekan terendah benda uji
yang menggunakan subsitusi pasir besi 20% dan 30% sebesar sebesar
16,136 Mpa dan 16,985 Mpa. Pada hari ke 28 hari kuat tekan terendah
benda uji normal 21,798 Mpa sementara kuat tekan terendah benda uji
yang menggunakan subsitusi pasir besi 20% dan 30% sebesar 23,496
Mpa dan 25,478 Mpa.
70

Anda mungkin juga menyukai