Anda di halaman 1dari 72

Pemeriksaan & Pengujian Bahan

Beton
Tujuan Pemeriksaan :
• Material diperiksa untuk dilihat bahwa
material tersebut sesuai dengan
persyaratan dalam dokumen kontrak
dan disimpan dengan benar, ditangani
serta digunakan dalam pekerjaan.
BENDA UJI (SAMPEL) : ASTM D 75

SNI 03 – 6889 – 2002 Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat


• Benda uji akan lebih baik diambil dari conveyor atau dari tempat pengisian
• ASTM D 75 tidak mencakup pengambilan benda uji dari stockpile, tetapi jika
diperlukan, pengambilan benda uji pada tiga atau empat titik sepanjang keliling
dan disekitar elevasi di tengah tinggi stockpile. Ambillah dengan jumlah kuantitas
yang lebih banyak daripada kebutuhan benda uji dengan beberapa interval atau
pada beberapa lokasi, dan kemudian material tersebut dicampur dengan
sempurna. Kemudian ambillah benda uji dari total kuantitas tersebut. sebaiknya
satu benda uji per truk.
• Untuk agregat halus ambillah dengan sekop secara penuh sambil ban berjalan
tersebut maju, sampai keranjang atau tempat yang disediakan penuh, dari
pengambilan benda uji ini, maka material yang sudah diambil tadi dapat dibagi
empat
• Untuk agregat kasar, ambillah benda uji dari belt hanya pada saat belt tersebut
berhenti ketika semua material tersebut ditumpahkan. Jika dalam pelaksanaan
tersebut tidak dapat memberhentikan belt, atau jika di lapangan tersebut tidak
menggunakan conveyors belt, maka harus dilakukan dengan metode lain
METODE LAIN :
• mengambil agregat kasar yang sedang dicurahkan atau dari pintu bin
(tempat penyimpanan): Ambillah paling sedikit beberapa kubik dari
material dan seperempatnya digunakan sebagai benda uji dalam
pengujian. Beberapa benda uji sebagian besar akan mewakili apabila
pengambilan benda uji yang seperempat tadi merupakan bagian dari
material yang diambil pada saat awal, pertengahan dan akhir material
yang akan diuji.
• Jika memungkinkan, pengambilan benda uji agregat halus dari material
yang lembab untuk menghindari terjadinya segregasi pada pasir kering.
Pilihlah benda uji dari bagian bawah permukaan, lebih baik pengambilan
benda uji pasir dari beberapa titik yang terpisah.
• Gunakanlah tempat yang bersih sebab sedikit saja adanya material lain
(seperti gula atau pupuk) akan mengkontaminasi secara serius
Pengujian Dasar pada Agregat
Pada pemeriksaan beton tedapat 3 jenis pengujian agregat:
• Pengujian penerimaan laboratorium awal untuk kesesuaian
gradasi, kebersihan (lumpur dan kemurnian terhadap bahan
organik), soundness dan durabilitas, ketahanan terhadap
abrasi, material yang berbahaya, benda-benda asing dan
mineral bentukan.
• Pengujian laboratorium yang kedua pada persetujuan benda
uji, untuk menentukan sifat-sifat fisik yang digunakan dalam
proporsi campuran seperti absorbsi, spesific gravity (massa
jenis), berat unit, rongga dan bahan curahan
• Pengujian lapangan untuk penerimaan berikutnya atau
kontrol seperti gradasi, kebersihan material dan kadar
kelembaban.
• AGREGAT KASAR
• Analisis Saringan
• Berat Jenis & penyerapan
• Berat Isi
• Abrasi
• Impact
• Crushing
• Kepipihan
• Lolos Saringan No. 200
• Kadar lempung
• Soundness
• AGREGAT HALUS
• Analisa Saringan
• Berat jenis & penyerapan
• Berat Isi
• Lolos saringan #200
• Kadar lumpur
• Organik Impurities
• Kadar air
• SEMEN PORTLAND

• Berat jenis
• Berat Isi
• Kehalusan
Persiapan contoh
Mempersiapkan sejumlah contoh dari lapangan
menjadi sejumlah contoh sesuai kebutuhan uji.

• Menggunakan alat pemisah contoh (sample


splitter)

• Menggunakan metoda perempat (quartering)


Sample Splitter

100%

50%
Quartering
100%

50%
Pengujian Analisis Saringan
• Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat
butiran agtegat yang lolos darisatu set saringan kemudian angka-
angka persentase digambarkan pada grafik pembagian butir.

Maksud
• Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan saringan.
Tujuan
• Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran
atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat
kasar.Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau
grafik.
Peralatan
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1) timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji;
2) satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”);
19,1 mm (¾”); 12,5mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8
(2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300
mm); No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm);
3) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 + 5)°C;
4) alat pemisah contoh;
5) mesin pengguncang saringan;
6) talam-talam;
7) kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya.
Contoh disiapkan
sampai berat yang
dibutuhkan.

Keringkan dalam oven


(mm) inci
• 37,5 mm (3”);

• 63,5 mm (2½”);

• 50,8 mm (2”);

• 19,1 mm (¾”);

• 12,5mm (½”);

• 9,5 mm (⅜”);

(mm) inci • (4.75 mm); No.4


(4.75 mm); No.4
(2,36 mm); No.8 • Pan
(1,18 mm); No.16
(0,600 mm); No.30
(0,300 mm); No.50
(0,150 mm); No.100
(0,075 mm); No.200
Pers entas e Persentase Persentase
Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Ukuran Saringan y ang lewat y ang lewat y ang lewat
saringan saringan saringan
(Minimum) (Mak simum) (Eksisting)
mm inci
0,075 No.200 0 0 2,78
0,15 No.100 0 10 8,32
0,30 No.50 8 30 31,97
0,60 No.30 35 59 54,46
1,20 No.16 55 90 70,25
2,40 No.8 75 100 84,99
4,80 No.4 90 100 100,00
9,60 3/8" 100 100 100,00
19,00 3/4" 100 100 100,00
Modulus Kehalusan 2,5

Fine Aggregate Gradation Curve


120
Minimum
Maksimum
100 2.4 4.8 9.6 19
Eksisting 1.2 4.8
2.4
80
0.6 2.4
1.2

% passing sieve
60 0.6
1.2
0.3
40
0.6
0.3
20 0.15
0.15 0.3
0 00 0.15
Sieve Size
Pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu 25°C;
2) berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan
antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadan jenuh pada suhu
25°C;
3) berat jenis semu ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu 25°C;
4) penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap
terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Maksud
• Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat
jenis semu dari agregat kasar, serta angka
penyerapan dari agregat kasar.
Tujuan
• Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka
penyerapan.
Peralatan yang dipakai meliputi :
1) keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No. 6) atau 2,36 mm
(No. 8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg;
2) tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai
untuk pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan
pipa sehingga permukaan air selalu tetap;
3) timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 %
dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan
alat penggantung keranjang;
4) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110±5)°C;
5) alat pemisah contoh;
6) saringan no. 4 (4,75 mm).
DISARING

DICUCI
No. 4

+ 5 kg
DIKERINGKAN

KERINGKAN TIMBANG DALAM AIR


DINGINKAN

RENDAM
TIMBANG

KONDISI SSD

KERINGKAN
TIMBANG
Contoh isian formulir

Contoh isian formulir


Pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
Maksud
• Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat
jenis semu dari agregat halus, serta angka
penyerapan dari agregat halus.
Tujuan
• Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka
penyerapan.
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1) timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram;
2) piknometer dengan kapasitas 500 ml;
3) kerucut terpancung, diameter bagian atas (40± 3) mm, diameter
bagian bawah (90± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam
tebal minimum 0,8 mm;
4) batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat
(340 ± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm;
5) saringan No. 4 (4,75 mm);
6) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110±5)°C;
7) pengukuran suhu dengan ketelitian pembacaan 1°C;
8) talam;
9) bejana tempat air;
10) desikator.
DISARING
+ 1000 g
No. 4

DIKERINGKAN
KONDISI SSD KERINGKAN
DINGINKAN
RENDAM
TIMBANG

TIMBANG

TIMBANG
Contoh isian formulir
Pengujian keausan agregat dengan mesin Los
Angeles
Maksud
• Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan
mesin Abrasi Los Angeles.
Tujuan
• Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka
keausan tersebut, yang dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lolos
saringan No. 12 (1,7 mm) terhadap berat semula,
dalam persen.
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1) mesin Abrasi Los Angeles (lampiran C):
• mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 711mm (28") panjang dalam 508 mm (20"); silinder bertumpu
pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros
mendatar; Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji: penutup
lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak
terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 89 mm (3,5");
2) saringan No. 12 (1,7 mm) dan saringan-saringan lainnya);
3) timbangan, dengan ketelitian 5 gram);
4) bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm ( I 7/8") dan berat
masingmasing antara 400 gram sampai 440 gram;
5) oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±2)°C.
BE
KE RSIH
RIN KA
GK N D
AN AN
DISARING BE
KE RSIH
RIN KA
GK N D
No. 12 AN AN

TIMBANG
Contoh isian formulir
Pengujian berat isi agregat
• Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
menentukan berat isi agregat halus, kasar atau
campuran.
• Berat isi agregat adalah perbandingan berat
agregat terhadap volume wadah.
Peralatan
• Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
• Talam berkapasitas cukup besar untuk
mengeringkan contoh agregat.
• Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60
cm dengan ujung bulat sebaik nya terbuat dan
baja tahan karat.
• Mistar perata (straight edge).
• Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder
dengan alat pemegang, berkapasitas seperti
table berikut :
Persiapan
• Siapkan contoh disesuaikan dengan kapasitas
wadah.
• Keringkan.
• Berat isi lepas
▫ Timbang berat wadah.(W1)
▫ Isi wadah dengan agregat dengan gerakan jatuh
bebas, sampai wadah penuh.
▫ Ratakan permukaan
▫ Timbang beratnya (W2)
▫ Berat agregat (W3) = W2 — W1.
• Berat isi padat
▫ Timbang berat wadah .(W1)
▫ Isi wadah dengan agregat sampai 1/3 tinggi wadah.
▫ Padatkan dengan tongkat penusuk sebanyak 25 kali.
▫ Isi wadah dengan agregat sampai 2/3 tinggi wadah.
▫ Ulangi pemadatan, jaga agar ujung batang penusuk tidak
melewati batas lapisan pertama
▫ Isi wadah dengan agregat sampai penuh
▫ Ulangi pemadatan, jaga agar ujung batang penusuk tidak
melewati batas lapisan kedua
▫ Tambahkan agregat dan ratakan permukaan
▫ Timbang beratnya (W2)
▫ Berat agregat (W3) = W2-W1
1. PERHITUNGAN HASIL UJI

W3
Berat isi agregat = kg/ dm3
V
Dimana :

V = isi wadah (dm3).


Pengujian kotoran organik dalam agregat
halus
• Yang dimaksud dengan kotoran organik adalah bahan-bahan
organik yang terdapat di dalam pasir dan menimbulkan efek yang
merugikan terhadap mutu mortar atau beton.

Maksud
• Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
pelaksanaan pengujian untuk menentukan adanya bahan organik
dalam pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran
mortar atau beton

Tujuan
• Pengujian ini adalah untuk mendapatkan angka dengan petunjuk
larutan standar atau standar warna yang telah ditentukan terhadap
larutan benda uji pasir. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan
dalam pekerjaan pengendalian mutu agregat.
1) Pengambilan benda uji pasir harus lolos
saringan No. 4, berat minimum 500 gram dan
dalam keadaan kering, kalau perlu di keringkan
di udara terbuka;
2) Botol gelas yang mempuyai skala, tidak
berwarna mempunyai tutup dari karet, gabus
atau lainnya yang tidak larut dalam larutan
NaOH, dengan isi sekitar 350 ml;
3) Larutan standar terdiri dari larutan 0,,250
gram K2Cr2O7 di dalam 100 ml H2So4
(kerapatan 1,84) atau menggunakan warna
standar organik plate.
PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN BENTUK AGREGAT
TERHADAP LARUTAN NATRIUM SULFAT DAN
MAGNESIUM SULFAT
Maksud
• Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam pengujian-pengujian di
laboratorium untuk mengetahui sifat kekekalan
batu terhadap proses pelarutan dengan cara
perendaman di daerah larutan natrium sulfat
atau magnesium sulfat.
Tujuan
• Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh
index ketangguhan batu yang akan digunakan
sebagai bahan bangunan pada bangunan air.
1) index kekekalan batu adalah nilai kekekalan batu
terhadap, proses pelarutan, disintegrasi oleh sebab
perendaman di dalam larutan megnesium sulfat dan
natrium, sulfat;
2) batu bersifat kekal adalah batu segar, yang terbentuk
oleh mineral keras dengan ikatan kuat antar mineral
dan sangat sedikit atau tidak bereaksi dan atau
disintegrasi terhadap magnesium sulfat dan natriurn
sulfat;
Pengujian Gumpalan Lempung dan Partikel
yang Mudah Pecah
Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam
agregat alam adalah butir-butir agregat yang mudah pecah
dengan cara ditekan di antara Ibu jari dan jari telunjuk, setelah
agregat tersebut direndam dalam air suling selama (24 ± 4) jam;

Maksud
Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah
Pecah Dalam Agregat dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan
dalam pelaksanaan pengujian untuk menentukan gumpalan
lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat alam.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh persen gumpalan
lempung dan butir butir mudah pecah dalam agregat halus maupun
kasar, sehingga dapat digunakan oleh perencana dan pelaksana
pembangunan jalan.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) saringan terdiri dari ukuran Nomor 20 (0,85 mm),
Nomor 16 (1,18 mm), Nomor 8 (2,36 mm), Nomor 4
(4,75 mm), 3/8" (9,50 mm), 3/4" (19,00 mm) dan 11/ 2"
(38,10mm);
2) wadah tahan karat yang cukup untuk menebarkan
benda uji, sehingga dapat menyebar tipis pada dasar
wadah;
3) timbangan untuk menentukan berat benda uji
mempunyai ketelitian ± 0,1% dari berat benda uji;
4) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 ± 5)°C.
Contoh formulir isian
Bahan yang Lolos Saringan No.200

• Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor


200 (0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang lolos saringan
Nomor 200 (0,075 mm) sesudah agregat dicuci sampai air cucian
menjadi jernih;

Maksud
• Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos
Saringan Nomor 200 (0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang
lolos saringan nomor 200 (0,075mm) sesudah agregat dicuci
sampai air cucian menjadi jernih.

Tujuan
• Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh persentase jumlah
bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm),
sehingga berguna bagi perencana dan pelaksana pembangunan
jalan.
Contoh formulir isian
Spesifikasi
Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inch Standar Kasar
(in) (mm) Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
maksimum maksimum maksimum maksimum
40 mm 25 mm 20 mm 10 mm
2 50,8 - 100 - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - -
1 25,4 - - 95 - 100 100 -
3/4 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
1/2 12,7 - - 25 - 60 - 90 - 100
3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5
#16 1,18 50 – 85 - - - -
# 50 0,300 10 – 30 - - - -
# 100 0,150 2 – 10 - - - -
Tabel Sifat-sifat Agregat
Batas Maksimum yang diijinkan untuk
Sifat-sifat Metode Pengujian Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan SNI 03-2417-1991 - 25 % untuk beton
Mesin Los Angeles mutu sedang dan
tinggi 40 % untuk
beton mutu
rendah
Kekekalan Bentuk Agregat SNI 03-3407-1994 10 % - natrium 12 % - natrium
terhadap Larutan Natrium
15% - magnesium 18% - magnesium
Sulfat atau Magnesium Sulfat
Gumpalan Lempung dan SNI 03-4141-1996 3% 2 %
Partikel yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Saringan SNI 03-4142-1996 3% 1%
No.200
Bahan Pembentuk Beton
Air
• Air berfungsi untuk melangsungkan proses
hidrasi dengan semen ;

• Air yang dapat diminum dapat digunakan untuk


campuran beton ;

• Spesifikasi umum:
- Tidak Berbau
- Tidak Berasa
- Tidak Berwarna.
AIR

Apabila pemeriksaan air tidak dapat


dilaksanakan, dapat ditempuh cara :

• Menggunakan air dari sumber air minum ;

• Mengadakan percobaan perbandingan kuat


tekan mortar (semen + pasir dalam
perbandingan tertentu), antara mortar
yang menggunakan air setempat, pada umur
28 hari, kekuatan tekan harus > 95 % dari
mortar yang menggunakan air suling, dan
perbedaan waktu pengikatan kedua mortar
tidak signifikan,
Semen Portland
Jenis Pengujian Spesifikasi
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V
Kadar Udara, Volume, Max % 12 12 12 12 12

Kehalusan, Luas Permukaan Spesifik, m2/kg


- Pengujian Turbidimeter, Min 160 160 160 160

- Pengujian Permiabilitas Udara, Min 280 280 280 280

Pengembangan Autoclave, Max % 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

Kuat Tekan, Min, MPa


- 1 hari 12,4

- 3 hari 12,4 10,3 24,1 8,3

- 7 hari 19,3 17,2 6,9 15,2

- 28 hari 27,6 27,6 17,2 20,7

Waktu Pengikatan, menit


* Alat Vicat (menit)
- Pengikatan Awal, Min 45 45 45 45 45

- Pengikatan Akhir, Max 50 - 375 50 - 375 50 - 375 50 - 375 50 - 375

* Alat Gillmore (menit)


- Pengikatan Awal, Min 60 60 60 60 60

- Pengikatan Akhir, Max 600 600 600 600 600

Konsistensi Normal semen


Semen Pozzolanic

• Diproduksi dengan mencampur 85-60% semen


portland dengan 15-40% pozzolana, yang
merupakan bahan aktif alamiah seperti abu
volkanis atau batu apung atau bahan buatan
seperti abu bahan bakar, tanah liat bakar atau
batu tulis
• Kecepatan pertambahan kekuatan relatif
rendah
• Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap
agresi sulfat
• Mempunyai tahanan yang lebih tinggi terhadap
disintegrasi kimia dari pada semen portland
Portland Composite Cement

Anda mungkin juga menyukai