Beton
Tujuan Pemeriksaan :
Material diperiksa untuk dilihat bahwa
material tersebut sesuai dengan
persyaratan dalam dokumen kontrak
dan disimpan dengan benar,
ditangani serta digunakan dalam
pekerjaan.
BENDA UJI (SAMPEL) : ASTM D 75
Benda uji akan lebih baik diambil dari conveyor atau dari tempat pengisian
ASTM D 75 tidak mencakup pengambilan benda uji dari stockpile, tetapi jika
diperlukan, pengambilan benda uji pada tiga atau empat titik sepanjang keliling dan
disekitar elevasi di tengah tinggi stockpile. Ambillah dengan jumlah kuantitas yang
lebih banyak daripada kebutuhan benda uji dengan beberapa interval atau pada
beberapa lokasi, dan kemudian material tersebut dicampur dengan sempurna.
Kemudian ambillah benda uji dari total kuantitas tersebut. sebaiknya satu benda uji
per truk.
Untuk agregat halus ambillah dengan sekop secara penuh sambil ban
berjalan tersebut maju, sampai keranjang atau tempat yang disediakan
penuh, dari pengambilan benda uji ini, maka material yang sudah diambil
tadi dapat dibagi empat
Untuk agregat kasar, ambillah benda uji dari belt hanya pada saat
belt tersebut berhenti ketika semua material tersebut ditumpahkan.
Jika dalam pelaksanaan tersebut tidak dapat memberhentikan belt,
atau jika di lapangan tersebut tidak menggunakan conveyors belt,
maka harus dilakukan dengan metode lain
METODE LAIN :
mengambil agregat kasar yang sedang dicurahkan atau dari pintu
bin (tempat penyimpanan): Ambillah paling sedikit beberapa kubik
dari material dan seperempatnya digunakan sebagai benda uji
dalam pengujian. Beberapa benda uji sebagian besar akan mewakili
apabila pengambilan benda uji yang seperempat tadi merupakan
bagian dari material yang diambil pada saat awal, pertengahan dan
akhir material yang akan diuji.
Jika memungkinkan, pengambilan benda uji agregat halus dari
material yang lembab untuk menghindari terjadinya segregasi pada
pasir kering. Pilihlah benda uji dari bagian bawah permukaan, lebih
baik pengambilan benda uji pasir dari beberapa titik yang terpisah.
Gunakanlah tempat yang bersih sebab sedikit saja adanya material
lain (seperti gula atau pupuk) akan mengkontaminasi secara serius
Pengujian Dasar pada Agregat
Pada pemeriksaan beton tedapat 3 jenis pengujian agregat:
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan saringan.
Tujuan
Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat
kasar.Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau
grafik.
Peralatan
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1) timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji;
2) satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1
mm (¾”); 12,5mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36
mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm);
No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm);
3) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 + 5)°C;
4) alat pemisah contoh;
5) mesin pengguncang saringan;
6) talam-talam;
7) kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya.
Contoh disiapkan
sampai berat yang
dibutuhkan.
63,5 mm (2½”);
50,8 mm (2”);
19,1 mm (¾”);
12,5mm (½”);
9,5 mm (⅜”);
% p assin g sieve
1.2
60 0.6
1.2
0.3
40
0.6
0.3
20 0.15
0.15 0.3
0 00 0.15
Sieve Size
Pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu 25°C;
2) berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan antara
berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadan jenuh pada suhu
25°C;
3) berat jenis semu ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu 25°C;
4) penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap
terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat
jenis semu dari agregat kasar, serta angka
penyerapan dari agregat kasar.
Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka
penyerapan.
Peralatan yang dipakai meliputi :
1) keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No. 6) atau 2,36 mm
(No. 8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg;
2) tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai
untuk pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan
pipa sehingga permukaan air selalu tetap;
3) timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 %
dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan
alat penggantung keranjang;
4) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110±5)°C;
5) alat pemisah contoh;
6) saringan no. 4 (4,75 mm).
DISARING
DICUCI
No. 4
+ 5 kg
DIKERINGKAN
RENDAM
TIMBANG
KONDISI SSD
KERINGKAN
TIMBANG
Contoh isian formulir
DIKERINGKAN
KONDISI SSD KERINGKAN
DINGINKAN
RENDAM
TIMBANG
TIMBANG
TIMBANG
Contoh isian formulir
Pengujian keausan agregat dengan
mesin Los Angeles
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan
mesin Abrasi Los Angeles.
Tujuan
Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka
keausan tersebut, yang dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lolos
saringan No. 12 (1,7 mm) terhadap berat
semula, dalam persen.
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1) mesin Abrasi Los Angeles (lampiran C):
mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter
711mm (28") panjang dalam 508 mm (20"); silinder bertumpu pada dua
poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar;
Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji: penutup lubang terpasang
rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam
silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5");
2) saringan No. 12 (1,7 mm) dan saringan-saringan lainnya);
3) timbangan, dengan ketelitian 5 gram);
4) bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm ( I 7/8") dan berat
masingmasing antara 400 gram sampai 440 gram;
5) oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±2)°C.
DISARING
No. 12
TIMBANG
Contoh isian formulir
Pengujian berat isi agregat
W3
Berat isi agregat = kg/ dm3
V
Dimana :
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
pelaksanaan pengujian untuk menentukan adanya bahan organik
dalam pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran
mortar atau beton
Tujuan
Pengujian ini adalah untuk mendapatkan angka dengan petunjuk
larutan standar atau standar warna yang telah ditentukan terhadap
larutan benda uji pasir. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan
dalam pekerjaan pengendalian mutu agregat.
1) Pengambilan benda uji pasir harus lolos
saringan No. 4, berat minimum 500 gram dan
dalam keadaan kering, kalau perlu di keringkan
di udara terbuka;
2) Botol gelas yang mempuyai skala, tidak
berwarna mempunyai tutup dari karet, gabus
atau lainnya yang tidak larut dalam larutan
NaOH, dengan isi sekitar 350 ml;
3) Larutan standar terdiri dari larutan 0,,250 gram
K2Cr2O7 di dalam 100 ml H2So4 (kerapatan
1,84) atau menggunakan warna standar organik
plate.
PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN BENTUK AGREGAT
TERHADAP LARUTAN NATRIUM SULFAT DAN
MAGNESIUM SULFAT
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam pengujian-pengujian di
laboratorium untuk mengetahui sifat kekekalan
batu terhadap proses pelarutan dengan cara
perendaman di daerah larutan natrium sulfat
atau magnesium sulfat.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh
index ketangguhan batu yang akan digunakan
sebagai bahan bangunan pada bangunan air.
1) index kekekalan batu adalah nilai kekekalan batu
terhadap, proses pelarutan, disintegrasi oleh sebab
perendaman di dalam larutan megnesium sulfat dan
natrium, sulfat;
2) batu bersifat kekal adalah batu segar, yang terbentuk
oleh mineral keras dengan ikatan kuat antar mineral
dan sangat sedikit atau tidak bereaksi dan atau
disintegrasi terhadap magnesium sulfat dan natriurn
sulfat;
Pengujian Gumpalan Lempung dan
Partikel yang Mudah Pecah
Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat
alam adalah butir-butir agregat yang mudah pecah dengan cara
ditekan di antara Ibu jari dan jari telunjuk, setelah agregat tersebut
direndam dalam air suling selama (24 ± 4) jam;
Maksud
Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah
Pecah Dalam Agregat dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan
dalam pelaksanaan pengujian untuk menentukan gumpalan
lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat alam.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh persen gumpalan
lempung dan butir butir mudah pecah dalam agregat halus maupun
kasar, sehingga dapat digunakan oleh perencana dan pelaksana
pembangunan jalan.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) saringan terdiri dari ukuran Nomor 20 (0,85 mm), Nomor
16 (1,18 mm), Nomor 8 (2,36 mm), Nomor 4 (4,75 mm),
3/8" (9,50 mm), 3/4" (19,00 mm) dan 11/ 2" (38,10mm);
2) wadah tahan karat yang cukup untuk menebarkan
benda uji, sehingga dapat menyebar tipis pada dasar
wadah;
3) timbangan untuk menentukan berat benda uji
mempunyai ketelitian ± 0,1% dari berat benda uji;
4) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 ± 5)°C.
Contoh formulir isian
Bahan yang Lolos Saringan No.200
Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200
(0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang lolos saringan Nomor
200 (0,075 mm) sesudah agregat dicuci sampai air cucian menjadi
jernih;
Maksud
Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos
Saringan Nomor 200 (0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang
lolos saringan nomor 200 (0,075mm) sesudah agregat dicuci
sampai air cucian menjadi jernih.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh persentase jumlah
bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm),
sehingga berguna bagi perencana dan pelaksana pembangunan
jalan.
Contoh formulir isian
Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inch Standar Kasar
(in) (mm) Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
maksimum maksimum maksimum maksimum
40 mm 25 mm 20 mm 10 mm
2 50,8 - 100 - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - -
1 25,4 - - 95 - 100 100 -
3/4 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
1/2 12,7 - - 25 - 60 - 90 - 100
3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5
#16 1,18 50 – 85 - - - -
# 50 0,300 10 – 30 - - - -
# 100 0,150 2 – 10 - - - -
Tabel Sifat-sifat Agregat
Batas Maksimum yang diijinkan untuk
Sifat-sifat Metode Pengujian Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan SNI 03-2417-1991 - 25 % untuk beton
Mesin Los Angeles mutu sedang dan
tinggi 40 % untuk
beton mutu
rendah
Kekekalan Bentuk Agregat SNI 03-3407-1994 10 % - natrium 12 % - natrium
terhadap Larutan Natrium
15% - magnesium 18% - magnesium
Sulfat atau Magnesium Sulfat
Gumpalan Lempung dan SNI 03-4141-1996 3% 2 %
Partikel yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Saringan SNI 03-4142-1996 3% 1%
No.200
AGREGAT
Jenis Peng a ruh p ad a b eton
Bentuk pa rtikel, Kekua ta n, kemud a han d ikerja ka n, kepad a ta n,
Gra da si dan tekstur seg rega si
Jenis ag rega t (b entuk, Sifa t ika tan (interlocking ), kekua tan
c rushed , uncruched )
Bera t jenis d an p eresa pa n Mutu a g rega t, p enentua n f.a .s
Ba han orga nik Setting time, p ela p uka n
Butira n leb ih ha lus da ri 0,0075 Ika ta n, Kep erlua n a ir
mm (silt / lemp ung )
Ba han ringan Kea weta n, kerusa ka n
Pa rtikel luna k/mud a h p eca h Kea weta n, kemud a han p engerja an
Ba han kimia rea ktif Kekua ta n, kea weta n, eksp ansi, reta k p ad a b eton
Bahan Pembentuk Beton
Air
Air berfungsi untuk melangsungkan proses
hidrasi dengan semen ;
Spesifikasi umum:
- Tidak Berbau
- Tidak Berasa
- Tidak Berwarna.
AIR
Baja Struktur
Baja Tulangan
Baja Pembentuk
Baja pengikat
Baja
Baja Tulangan