Anda di halaman 1dari 86

INSPEKSI &Pengujian Bahan

Beton
Tujuan Pemeriksaan :
Material diperiksa untuk dilihat bahwa
material tersebut sesuai dengan
persyaratan dalam dokumen kontrak
dan disimpan dengan benar,
ditangani serta digunakan dalam
pekerjaan.
BENDA UJI (SAMPEL) : ASTM D 75

SNI 03 – 6889 – 2002 Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat

 Benda uji akan lebih baik diambil dari conveyor atau dari tempat pengisian
 ASTM D 75 tidak mencakup pengambilan benda uji dari stockpile, tetapi jika
diperlukan, pengambilan benda uji pada tiga atau empat titik sepanjang keliling dan
disekitar elevasi di tengah tinggi stockpile. Ambillah dengan jumlah kuantitas yang
lebih banyak daripada kebutuhan benda uji dengan beberapa interval atau pada
beberapa lokasi, dan kemudian material tersebut dicampur dengan sempurna.
Kemudian ambillah benda uji dari total kuantitas tersebut. sebaiknya satu benda uji
per truk.
 Untuk agregat halus ambillah dengan sekop secara penuh sambil ban
berjalan tersebut maju, sampai keranjang atau tempat yang disediakan
penuh, dari pengambilan benda uji ini, maka material yang sudah diambil
tadi dapat dibagi empat
 Untuk agregat kasar, ambillah benda uji dari belt hanya pada saat
belt tersebut berhenti ketika semua material tersebut ditumpahkan.
Jika dalam pelaksanaan tersebut tidak dapat memberhentikan belt,
atau jika di lapangan tersebut tidak menggunakan conveyors belt,
maka harus dilakukan dengan metode lain
METODE LAIN :
 mengambil agregat kasar yang sedang dicurahkan atau dari pintu
bin (tempat penyimpanan): Ambillah paling sedikit beberapa kubik
dari material dan seperempatnya digunakan sebagai benda uji
dalam pengujian. Beberapa benda uji sebagian besar akan mewakili
apabila pengambilan benda uji yang seperempat tadi merupakan
bagian dari material yang diambil pada saat awal, pertengahan dan
akhir material yang akan diuji.
 Jika memungkinkan, pengambilan benda uji agregat halus dari
material yang lembab untuk menghindari terjadinya segregasi pada
pasir kering. Pilihlah benda uji dari bagian bawah permukaan, lebih
baik pengambilan benda uji pasir dari beberapa titik yang terpisah.
 Gunakanlah tempat yang bersih sebab sedikit saja adanya material
lain (seperti gula atau pupuk) akan mengkontaminasi secara serius
Pengujian Dasar pada Agregat
Pada pemeriksaan beton tedapat 3 jenis pengujian agregat:

 Pengujian penerimaan laboratorium awal untuk


kesesuaian gradasi, kebersihan (lumpur dan
kemurnian terhadap bahan organik), soundness dan
durabilitas, ketahanan terhadap abrasi, material yang
berbahaya, benda-benda asing dan mineral bentukan.
 Pengujian laboratorium yang kedua pada persetujuan
benda uji, untuk menentukan sifat-sifat fisik yang
digunakan dalam proporsi campuran seperti absorbsi,
spesific gravity (massa jenis), berat unit, rongga dan
bahan curahan
 Pengujian lapangan untuk penerimaan berikutnya atau
kontrol seperti gradasi, kebersihan material dan kadar
kelembaban.
 AGREGAT KASAR
 Analisis Saringan
 Berat Jenis & penyerapan
 Berat Isi
 Abrasi
 Impact
 Crushing
 Kepipihan
 Lolos Saringan No. 200
 Kadar lempung
 Soundness
AGREGAT HALUS
 Analisa Saringan
 Berat jenis & penyerapan
 Berat Isi
 Partikel Ringan
 Soundness
 Organik Impurities
 Alkali Reaktif
Persiapan contoh
Mempersiapkan sejumlah contoh dari
lapangan menjadi sejumlah contoh sesuai
kebutuhan uji.

Menggunakan alat pemisah contoh


(sample splitter)

Menggunakan metoda perempat


(quartering)
Sample Splitter
Quartering
Pengujian Analisis Saringan
 Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat
butiran agtegat yang lolos darisatu set saringan kemudian angka-
angka persentase digambarkan pada grafik pembagian butir.

Maksud
 Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan saringan.
Tujuan
 Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat
kasar.Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau
grafik.
Peralatan
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1) timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji;
2) satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1
mm (¾”); 12,5mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36
mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm);
No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm);
3) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 + 5)°C;
4) alat pemisah contoh;
5) mesin pengguncang saringan;
6) talam-talam;
7) kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya.
Contoh disiapkan
sampai berat yang
dibutuhkan.

Keringkan dalam oven


(mm) inci
 37,5 mm (3”);

 63,5 mm (2½”);

 50,8 mm (2”);

 19,1 mm (¾”);

 12,5mm (½”);

 9,5 mm (⅜”);

(mm) inci  (4.75 mm); No.4


(4.75 mm); No.4
(2,36 mm); No.8  Pan
(1,18 mm); No.16
(0,600 mm); No.30
(0,300 mm); No.50
(0,150 mm); No.100
(0,075 mm); No.200
Persentase Persentase Persentase
Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Ukuran Saringan y ang lewat y ang lewat y ang lewat
saringan saringan saringan
(Minimum) (Maksimum) (Eksisting)
mm inci
0,075 No.200 0 0 2,78
0,15 No.100 0 10 8,32
0,30 No.50 8 30 31,97
0,60 No.30 35 59 54,46
1,20 No.16 55 90 70,25
2,40 No.8 75 100 84,99
4,80 No.4 90 100 100,00
9,60 3/8" 100 100 100,00
19,00 3/4" 100 100 100,00
Modulus Kehalusan 2,5

Fine Aggregate Gradation Curve


120
Minimum
Maksimum
100 2.4 4.8 9.6 19
Eksisting 1.2 4.8
2.4
80
0.6 2.4

% p assin g sieve
1.2
60 0.6
1.2
0.3
40
0.6
0.3
20 0.15
0.15 0.3
0 00 0.15
Sieve Size
Pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu 25°C;
2) berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan antara
berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadan jenuh pada suhu
25°C;
3) berat jenis semu ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu 25°C;
4) penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap
terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Maksud
 Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat
jenis semu dari agregat kasar, serta angka
penyerapan dari agregat kasar.
Tujuan
 Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka
penyerapan.
Peralatan yang dipakai meliputi :
1) keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No. 6) atau 2,36 mm
(No. 8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg;
2) tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai
untuk pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan
pipa sehingga permukaan air selalu tetap;
3) timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 %
dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan
alat penggantung keranjang;
4) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110±5)°C;
5) alat pemisah contoh;
6) saringan no. 4 (4,75 mm).
DISARING

DICUCI
No. 4

+ 5 kg
DIKERINGKAN

KERINGKAN TIMBANG DALAM AIR


DINGINKAN

RENDAM
TIMBANG

KONDISI SSD

KERINGKAN
TIMBANG
Contoh isian formulir

Contoh isian formulir


Pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
Maksud
 Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat
jenis semu dari agregat halus, serta angka
penyerapan dari agregat halus.
Tujuan
 Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka
penyerapan.
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1) timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram;
2) piknometer dengan kapasitas 500 ml;
3) kerucut terpancung, diameter bagian atas (40± 3) mm, diameter
bagian bawah (90± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam
tebal minimum 0,8 mm;
4) batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat
(340 ± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm;
5) saringan No. 4 (4,75 mm);
6) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110±5)°C;
7) pengukuran suhu dengan ketelitian pembacaan 1°C;
8) talam;
9) bejana tempat air;
10) desikator.
DISARING
+ 1000 g
No. 4

DIKERINGKAN
KONDISI SSD KERINGKAN
DINGINKAN
RENDAM
TIMBANG

TIMBANG

TIMBANG
Contoh isian formulir
Pengujian keausan agregat dengan
mesin Los Angeles
Maksud
 Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan
untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan
mesin Abrasi Los Angeles.
Tujuan
 Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka
keausan tersebut, yang dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lolos
saringan No. 12 (1,7 mm) terhadap berat
semula, dalam persen.
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1) mesin Abrasi Los Angeles (lampiran C):
 mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter
711mm (28") panjang dalam 508 mm (20"); silinder bertumpu pada dua
poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar;
Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji: penutup lubang terpasang
rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam
silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5");
2) saringan No. 12 (1,7 mm) dan saringan-saringan lainnya);
3) timbangan, dengan ketelitian 5 gram);
4) bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm ( I 7/8") dan berat
masingmasing antara 400 gram sampai 440 gram;
5) oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±2)°C.
DISARING

No. 12

TIMBANG
Contoh isian formulir
Pengujian berat isi agregat

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk


menentukan berat isi agregat halus, kasar
atau campuran.
Berat isi agregat adalah perbandingan
berat agregat terhadap volume wadah.
Peralatan
 Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
 Talam berkapasitas cukup besar untuk
mengeringkan contoh agregat.
 Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60
cm dengan ujung bulat sebaik nya terbuat dan
baja tahan karat.
 Mistar perata (straight edge).
 Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder
dengan alat pemegang, berkapasitas seperti
table berikut :
Persiapan

Siapkan contoh disesuaikan dengan


kapasitas wadah.
Keringkan.
Berat isi lepas
Timbang berat wadah.(W1)
Isi wadah dengan agregat dengan gerakan
jatuh bebas, sampai wadah penuh.
Ratakan permukaan
Timbang beratnya (W2)
Berat agregat (W3) = W2 — W1.
Berat isi padat
 Timbang berat wadah .(W1)
 Isi wadah dengan agregat sampai 1/3 tinggi wadah.
 Padatkan dengan tongkat penusuk sebanyak 25 kali.
 Isi wadah dengan agregat sampai 2/3 tinggi wadah.
 Ulangi pemadatan, jaga agar ujung batang penusuk tidak
melewati batas lapisan pertama
 Isi wadah dengan agregat sampai penuh
 Ulangi pemadatan, jaga agar ujung batang penusuk tidak
melewati batas lapisan kedua
 Tambahkan agregat dan ratakan permukaan
 Timbang beratnya (W2)
 Berat agregat (W3) = W2-W1
1. PERHITUNGAN HASIL UJI

W3
Berat isi agregat = kg/ dm3
V
Dimana :

V = isi wadah (dm3).


Pengujian kotoran organik dalam agregat
halus
 Yang dimaksud dengan kotoran organik adalah bahan-bahan
organik yang terdapat di dalam pasir dan menimbulkan efek yang
merugikan terhadap mutu mortar atau beton.

Maksud
 Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
pelaksanaan pengujian untuk menentukan adanya bahan organik
dalam pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran
mortar atau beton

Tujuan
 Pengujian ini adalah untuk mendapatkan angka dengan petunjuk
larutan standar atau standar warna yang telah ditentukan terhadap
larutan benda uji pasir. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan
dalam pekerjaan pengendalian mutu agregat.
1) Pengambilan benda uji pasir harus lolos
saringan No. 4, berat minimum 500 gram dan
dalam keadaan kering, kalau perlu di keringkan
di udara terbuka;
2) Botol gelas yang mempuyai skala, tidak
berwarna mempunyai tutup dari karet, gabus
atau lainnya yang tidak larut dalam larutan
NaOH, dengan isi sekitar 350 ml;
3) Larutan standar terdiri dari larutan 0,,250 gram
K2Cr2O7 di dalam 100 ml H2So4 (kerapatan
1,84) atau menggunakan warna standar organik
plate.
PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN BENTUK AGREGAT
TERHADAP LARUTAN NATRIUM SULFAT DAN
MAGNESIUM SULFAT

Maksud
 Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam pengujian-pengujian di
laboratorium untuk mengetahui sifat kekekalan
batu terhadap proses pelarutan dengan cara
perendaman di daerah larutan natrium sulfat
atau magnesium sulfat.
Tujuan
 Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh
index ketangguhan batu yang akan digunakan
sebagai bahan bangunan pada bangunan air.
1) index kekekalan batu adalah nilai kekekalan batu
terhadap, proses pelarutan, disintegrasi oleh sebab
perendaman di dalam larutan megnesium sulfat dan
natrium, sulfat;
2) batu bersifat kekal adalah batu segar, yang terbentuk
oleh mineral keras dengan ikatan kuat antar mineral
dan sangat sedikit atau tidak bereaksi dan atau
disintegrasi terhadap magnesium sulfat dan natriurn
sulfat;
Pengujian Gumpalan Lempung dan
Partikel yang Mudah Pecah
Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat
alam adalah butir-butir agregat yang mudah pecah dengan cara
ditekan di antara Ibu jari dan jari telunjuk, setelah agregat tersebut
direndam dalam air suling selama (24 ± 4) jam;

Maksud
Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah
Pecah Dalam Agregat dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan
dalam pelaksanaan pengujian untuk menentukan gumpalan
lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat alam.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh persen gumpalan
lempung dan butir butir mudah pecah dalam agregat halus maupun
kasar, sehingga dapat digunakan oleh perencana dan pelaksana
pembangunan jalan.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) saringan terdiri dari ukuran Nomor 20 (0,85 mm), Nomor
16 (1,18 mm), Nomor 8 (2,36 mm), Nomor 4 (4,75 mm),
3/8" (9,50 mm), 3/4" (19,00 mm) dan 11/ 2" (38,10mm);
2) wadah tahan karat yang cukup untuk menebarkan
benda uji, sehingga dapat menyebar tipis pada dasar
wadah;
3) timbangan untuk menentukan berat benda uji
mempunyai ketelitian ± 0,1% dari berat benda uji;
4) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 ± 5)°C.
Contoh formulir isian
Bahan yang Lolos Saringan No.200
 Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200
(0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang lolos saringan Nomor
200 (0,075 mm) sesudah agregat dicuci sampai air cucian menjadi
jernih;

Maksud
 Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos
Saringan Nomor 200 (0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang
lolos saringan nomor 200 (0,075mm) sesudah agregat dicuci
sampai air cucian menjadi jernih.

Tujuan
 Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh persentase jumlah
bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm),
sehingga berguna bagi perencana dan pelaksana pembangunan
jalan.
Contoh formulir isian
Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inch Standar Kasar
(in) (mm) Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
maksimum maksimum maksimum maksimum
40 mm 25 mm 20 mm 10 mm
2 50,8 - 100 - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - -
1 25,4 - - 95 - 100 100 -
3/4 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
1/2 12,7 - - 25 - 60 - 90 - 100
3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5
#16 1,18 50 – 85 - - - -
# 50 0,300 10 – 30 - - - -
# 100 0,150 2 – 10 - - - -
Tabel Sifat-sifat Agregat
Batas Maksimum yang diijinkan untuk
Sifat-sifat Metode Pengujian Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan SNI 03-2417-1991 - 25 % untuk beton
Mesin Los Angeles mutu sedang dan
tinggi 40 % untuk
beton mutu
rendah
Kekekalan Bentuk Agregat SNI 03-3407-1994 10 % - natrium 12 % - natrium
terhadap Larutan Natrium
15% - magnesium 18% - magnesium
Sulfat atau Magnesium Sulfat
Gumpalan Lempung dan SNI 03-4141-1996 3% 2 %
Partikel yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Saringan SNI 03-4142-1996 3% 1%
No.200
AGREGAT
Jenis Peng a ruh p ad a b eton
Bentuk pa rtikel, Kekua ta n, kemud a han d ikerja ka n, kepad a ta n,
Gra da si dan tekstur seg rega si
Jenis ag rega t (b entuk, Sifa t ika tan (interlocking ), kekua tan
c rushed , uncruched )
Bera t jenis d an p eresa pa n Mutu a g rega t, p enentua n f.a .s
Ba han orga nik Setting time, p ela p uka n
Butira n leb ih ha lus da ri 0,0075 Ika ta n, Kep erlua n a ir
mm (silt / lemp ung )
Ba han ringan Kea weta n, kerusa ka n
Pa rtikel luna k/mud a h p eca h Kea weta n, kemud a han p engerja an
Ba han kimia rea ktif Kekua ta n, kea weta n, eksp ansi, reta k p ad a b eton
Bahan Pembentuk Beton
Air
 Air berfungsi untuk melangsungkan proses
hidrasi dengan semen ;

 Air yang dapat diminum dapat digunakan untuk


campuran beton ;

 Spesifikasi umum:
- Tidak Berbau
- Tidak Berasa
- Tidak Berwarna.
AIR

Apabila pemeriksaan air tidak dapat


dilaksanakan, dapat ditempuh cara :

 Menggunakan air dari sumber air minum ;

 Mengadakan percobaan perbandingan kuat


tekan mortar (semen + pasir dalam
perbandingan tertentu), antara mortar
yang menggunakan air setempat, pada umur
28 hari, kekuatan tekan harus > 95 % dari
mortar yang menggunakan air suling, dan
perbedaan waktu pengikatan kedua mortar
tidak signifikan,
Semen (Portland)

Semen didefinisikan sebagai campuran antara batu


kapur/gamping (bahan utama) dan lempung / tanah liat
atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa
padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses
pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada
pencampuran dengan air.

• Bahan : - batu kapur atau kapur dari kapur tulis


atau marl menghasilkan kalsium karbonat
- tanah liat atau batu tulis menghasilkan
alumina dan silikat
Komposisi kimia dari semen Portland (i)

Biasa Pengerasan Panas Tahan


cepat rendah Sulfat

Kapur 63,1% 64,5% 60 % 64%


(CaO)
Silikat 20,6% 20,7% 22,5% 24,4%
(SiO2)
Alumina 6,3% 5,2% 5,2% 3,7%
(Al2O3)
Besi 3,6% 2,9% 4,6% 3,0%
Oksida
(Fe2O3)
Semen Portland
Jenis Pengujian Spesifikasi
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V
Kadar Udara, Volume, Max % 12 12 12 12 12

Kehalusan, Luas Permukaan Spesifik, m2/kg


- Pengujian Turbidimeter, Min 160 160 160 160

- Pengujian Permiabilitas Udara, Min 280 280 280 280

Pengembangan Autoclave, Max % 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

Kuat Tekan, Min, MPa


- 1 hari 12,4

- 3 hari 12,4 10,3 24,1 8,3

- 7 hari 19,3 17,2 6,9 15,2

- 28 hari 27,6 27,6 17,2 20,7

Waktu Pengikatan, menit


* Alat Vicat (menit)
- Pengikatan Awal, Min 45 45 45 45 45

- Pengikatan Akhir, Max 50 - 375 50 - 375 50 - 375 50 - 375 50 - 375

* Alat Gillmore (menit)


- Pengikatan Awal, Min 60 60 60 60 60

- Pengikatan Akhir, Max 600 600 600 600 600

Konsistensi Normal semen


Semen Pozzolanic

 Diproduksi dengan mencampur 85-60% semen


portland dengan 15-40% pozzolana, yang
merupakan bahan aktif alamiah seperti abu
volkanis atau batu apung atau bahan buatan
seperti abu bahan bakar, tanah liat bakar atau
batu tulis
 Kecepatan pertambahan kekuatan relatif
rendah
 Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap
agresi sulfat
 Mempunyai tahanan yang lebih tinggi terhadap
disintegrasi kimia dari pada semen portland
Portland Composite Cement
Logam

Kuat Tarik yang Tinggi


Mudah dibentuk
Mudah disambung
Penghantar panas dan listrik
Penghantar
Fungsi umum

Baja Struktur
Baja Tulangan
Baja Pembentuk
Baja pengikat
Baja
Baja Tulangan

Baja Tulangan Beton Polos (Plain)


Baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata
tidak bersirip.

Baja Tulangan Beton Sirip (Deformed)


Baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya
memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk meningkatkan daya lekat.

Anda mungkin juga menyukai