Anda di halaman 1dari 19

PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR PERMUKAAN

UD. LANCAR JAYA

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


a. Nama Kegiatan : INDUSTRI PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
RUMAH TANGGA DARI PLASTIK
b. Bidang Kegiatan : Bidang Industri
c. Alamat Kegiatan : Jl. Raya Kepatihan No. 144 RT. 07 / RW. 02
: Desa Kepatihan
: Kecamatan Menganti
: Kabupaten Gresik
d. Pemrakarsa : UD. LANCAR JAYA
e. Penanggung Jawab : SUYITNO
f. Alamat Kantor : Jl. Raya Kepatihan No. 144 RT. 07 / RW. 02
: Desa Kepatihan
: Kecamatan Menganti
: Kabupaten Gresik
g. Nomor Telepon : 085636689771

HASIL PENAPISAN MANDIRI


Penapisan mandiri kewajiban STANDAR TEKNIS PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE
BADAN AIR PERMUKAAN kegiatan INDUSTRI PERLENGKAPAN DAN
PERALATAN RUMAH TANGGA DARI PLASTIK dilakukan berdasarkan Lampiran I
PermenLHK No. 5 Tahun 2021 sebagai berikut

1|UD. LANCAR JAYA


I. Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke badan Air Permukaan
1. Deskripsi Kegiatan
a. Jenis dan kapasitas usaha
UD. LANCAR JAYA merupakan kegiatan / usaha dengan status PMDN yang bergerak
di bidang Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari Plastik (Tidak
Termasuk Furniture) dengan kapasitas usaha sebagai berikut :

No. Jenis Produk Kapasitas Produksi


1 Peralatan rumah tangga dari plastik 1.200 Ton/Tahun
2 Bijih Plastik 1.200 Ton/Tahun

Waktu Operasional :
- Dalam 1 hari : 8 Jam
- Dalam 1 minggu : 6 Hari
- Dalam 1 bulan : 26 Hari

Jumlah Shift Tenaga Kerja


2 Shift ; dengan total pekerja 30 Orang
- Shift 1 : Jam Kerja 08:00 – 16:00
- Shift 2 : Jam Kerja 16:00 – 24.00

b. Jenis dan jumlah bahan baku dan bahan penolong

Kapasitas (Satuan/ Bentuk Sifat Cara


Jenis Bahan
tahun) Fisik Bahan Penyimpanan
1. Bahan Baku
Plastik cacah 2.500 Ton Padat
Tidak
Bijih plastik 175 Ton Padat Gudang
Berbahaya
Pewarna 5 Ton Padat
2. Bahan Penolong
Karung kemasan 300.000 Pcs Padat
Tidak
Tali rafia 2.500 Box Padat Gudang
Berbahaya
Plastik 550 Kg Padat

c. Proses usaha / kegiatan yang berpotensi menghasilkan air limbah


 Proses utama dan proses penunjang
UD. LANCAR JAYA bergerak di sector produksi dengan jenis produk Peralatan
Rumah Tangga Dari Plastik dan Bijih Plastik. Secara proses produksi yang ada,
termasuk dalam kategori Proses Industri Kering (tidak ada penggunaan air bersih di
dalam proses produksi). Instalasi permesinan yang ada sebagai berikut :

No Jenis Alat Produksi Jumlah


1 Mesin Crusher 2 unit
2 Mesin Pelet 1 unit
3 Mesin Mixer 2 unit
4 Mesin Injection 6 unit

Proses kegiatan di UD. LANCAR JAYA yang berpotensi menghasilkan air limbah
terdiri dari Kegiatan Domestik (karyawan dan tamu), secara diagram alir proses
disajikan sebagai berikut :

2|UD. LANCAR JAYA


Kegiatan Penerimaa Pembuatan
Mixing
Produksi n Bahan Pelet (Biji
Plastik)
Penyimpanan Finishing Injection -
Pengiriman
(Gudang Barang Jadi) (sortir) Moulding

Proses Usaha Kegiatan Domestik Aktivitas


UD. LANCAR JAYA (Aktivitas Karyawan) Kamar Mandi

Aktivitas
Perkantoran Potensi
Menghasilkan
Air Limbah
Kegiatan Kebersihan
Non Umum
Domestik
Penunjang
Permesina
n
Gambar 1. Diagram Alir Proses Usaha yang Berpotensi Menghasilkan Air Limbah

 Sumber Air Bersih untuk kegiatan domestic berasal dari PDAM Kabupaten Gresik.

 Neraca air (menggambarkan sumber dan kapasitas air baku yang dibutuhkan,
penggunaan air baku pada masing-masing unit proses / sumber air limbah, air
limbah yang dihasilkan dan yang akan diaplikasikan ke tanah).

Gambar 3. Neraca Air Limbah

3|UD. LANCAR JAYA


 Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbah domestic pada kegiatan UD. LANCAR JAYA :
Komposisi limbah cair domestik (rumah tangga) mengandung bahan organik dan
senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin dan sabun. Sebagian limbah
rumah tangga berbentuk suspense, dan lainnya dalam bentuk bahan terlarut.
Karakteristik umum limbah cair rumah tangga :

Konsentrasi
No Parameter Satuan
Kisaran Rata-Rata
1 TSS mg/L 100-350 220
2 COD mg/L 250-1000 500
3 BOD mg/L 110-400 220
4 Minyak dan Lemak mg/L 50-150 100
5 Amoniak mg/L 2,65-268 59,8
6 pH - 6-9 7,13
7 Total Coliform CFU/100mL 56 – 8,03x10
Sumber : Metcalf dan Eddy, 2003

 Fluktuasi atau kontinuitas produksi dan air limbah


Air limbah yang dihasilkan bergantung pada aktivitas yang menjadi sumber
penghasil air limbah, yakni aktivitas domestik (MCK karyawan). Air limbah
produksi bersifat kontinus, dimana selama kegiatan operasional berlangsung maka
air limbah juga dihasilkan. Air limbah domestik dari MCK karyawan berfluktusi
dengan rata-rata air limbah 2,88 m3/hari (jam puncak produksi air limbah
diperkirakan terjadi pada siang hari pada saat istirahat dan sore hari sebelum
karyawan pulang)

4|UD. LANCAR JAYA


 Layout lokasi masing-masing unit proses / kerja dan instalasi pengolahan air limbah,
saluran air limbah serta lokasi pemanfaatan air limbah

Gambar 4. Layout Unit Kerja

5|UD. LANCAR JAYA


2. Baku Mutu
Baku mutu yang harus dipenuhi adalah baku mutu efluen air limbah dan baku mutu badan
air permukaan. Baku Mutu Effluent proses IPAL yang digunakan oleh UD. LANCAR
JAYA dapat mengacu pada Baku Mutu dari Ketentuan Permen LHK No. 68 Tahun 2016
untuk Baku Mutu Limbah Domestik, sedangkan untuk baku mutu badan air penerima
mengacu pada Baku Mutu Air Nasional Lampiran VI – Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup untuk Status Kelas 3.

Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Domestik (Effluent)


Baku Mutu Air Limbah
No. Parameter Kadar
Unit
Maksimum
1 pH - 6-9
2 BOD mg/L 30
3 COD mg/L 100
4 TSS mg/L 30
5 Minyak dan Lemak mg/L 5
6 Amoniak mg/L 10
7 Total Coliform Jumlah/100mL 3000
Debit m3/hari 3,2
Sumber : PermenLHK No. 68 Tahun 2016

Tabel 2. Baku Mutu Air Sungai dan Sejenisnya


No
Parameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan
.
Perbedaan dengan
1 Temperatur °C Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 suhu udara di atas
permukaan air
Padatan
Tidak berlaku
2 terlarut total mg/L 1000 1000 1000 2000
untuk muara
(TDS)
Padatan
3 tersuspensi mg/L 40 50 100 400
total (TSS)
Pt-Co Tidak berlaku
4 Warna 15 50 100 –
Unit untuk air gambut
Derajat
Tidak berlaku
5 keasaman 6 ̶ 9 6 ̶ 9 6 ̶ 9 6 ̶ 9
untuk air gambut
(pH)
Kebutuhan
Oksigen
6 mg/L 2 3 6 12
biokimiawi
(BOD)
Kebutuhan
oksigen
7 mg/L 10 25 40 80
kimiawi
(COD)
Oksigen
8 mg/L 6 4 3 1 Batas minimal
terlarut (DO)
9 Sulfat mg/L 300 300 300 400
6|UD. LANCAR JAYA
No
Parameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan
.
(SO₄²¯)
10 Klorida (Clˉ) mg/L 300 300 300 600
Nitrat
11 mg/L 10 10 20 20
(sebagai N)
Nitrit
12 mg/L 0.06 0.06 0.06 –
(sebagai N)
Amoniak
13 mg/L 0.1 0.2 0.5 –
(sebagai N)
Total
14 mg/L 15 15 25 –
Nitrogen
Total Fosfat
15 mg/L 0.2 0.2 1.0 –
(sebagai P)
16 Fluorida (Fˉ) mg/L 1 1.5 1.5 –
Belerang
17 mg/L 0.002 0.002 0.002 –
sebagai H₂S
18 Sianida (CNˉ) mg/L 0.02 0.02 0.02 –
Bagi air baku air
19 Klorin bebas mg/L 0.03 0.03 0.03 – minum tidak
dipersyaratkan
Barium
20 mg/L 1.0 – – –
terlarut (Ba)
Boron terlarut
21 mg/L 1.0 1.0 1.0 1.0
(B)
Merkuri
22 mg/L 0.001 0.002 0.002 0.005
terlarut (Hg)
Arsen terlarut
23 mg/L 0.05 0.05 0.05 0.10
(As)
Selenium
24 mg/L 0.01 0.05 0.05 0.05
terlarut (Se)
Besi terlarut
25 mg/L 0.03 – – –
(Fe)
Kadmium
26 mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01
terlarut (Cd)
Kobalt
27 mg/L 0.2 0.2 0.2 0.2
terlarut (Co)
Mangan
28 mg/L 0.1 – – –
terlarut (Mn)
Nikel terlarut
29 mg/L 0.05 0.05 0.05 0.1
(Ni)
Seng terlarut
30 mg/L 0.05 0.05 0.05 2
(Zn)
Tembaga
31 mg/L 0.02 0.02 0.02 0.2
terlarut (Cu)
Timbal
32 mg/L 0.03 0.03 0.03 0.5
terlarut (Pb)
Kromium
33 heksavalen mg/L 0.05 0.05 0.05 1
(Cr-(VI))
Minyak dan
34 mg/L 1 1 1 10
Lemak
7|UD. LANCAR JAYA
No
Parameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan
.
35 Deterjen total mg/L 0.2 0.2 0.2 –
36 Fenol mg/L 0.002 0.005 0.01 0.02
Aldrin /
37 µg/L 17 – – –
Dieldrin
38 BHC µg/L 210 210 210 –
39 Chlordane µg/L 3 – – –
40 DDT µg/L 2 2 2 2
41 Endrin µg/L 1 4 4 –
42 Heptachlor µg/L 18 – – –
43 Lindane µg/L 56 – – –
44 Methoxychlor µg/L 35 – – –
45 Toxapan µg/L 5 – – –
MPN
Fecal
46 / 100 100 1000 2000 2000
Coliform
mL
MPN
Total
47 / 100 1000 5000 10000 10000
Coliform
mL
48 Sampah nihil nihil nihil nihil
Radioaktivita
49
s
Gross-A Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
Gross-B Bq/L 1 1 1 1
Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2022

3. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


a. Rencana Pengelolaan Lingkungan
i. Kapasitas IPAL
Sumber air limbah UD. LANCAR JAYA adalah dari aktivitas MCK kegiatan kamar
mandi. Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan menggunakan IPAL dengan
kapasitas pengolahan 3 m3/hari.

Sistem pengolahan Limbah domestik


Limbah domestik dari kamar mandi berupa black water akan diolah dengan unit
septic tank. Sedangkan untuk grey water diolah dengan teknologi Biofilter.
Teknologi biofilter direncanakan dengan system Anaerobic – Aerobic.

8|UD. LANCAR JAYA


Gambar 10. Desain Tangki Anaerobic-Aerobic Biofilter
ii. Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah

No Unit Pengolahan Deskripsi


1 Bak Pengumpul Merupakan unit awal sebagai pengumpul air limbah.
2 An Aerob – Aerob Biofilter Pengolahan air limbah dengan proses Biofilter Anaerob-
Aerob adalah proses pengolahan air limbah dengan cara
menggabungkan proses biofilter anaerob dan proses
biofilter anaerob. Dengan mengunakan proses biofilter
anaerob, polutan organik yang ada di dalam air limbah
akan terurai menjadi gas karbon dioksida dan methan
tanpa menggunakan energi (blower udara), tetapi
amoniak dan gas hidrogen sulfida (H2S) tidak hilang.
Oleh karena itu jika hanya menggunakan proses biofilter
anaerob saja hanya dapat menurunkan polutan organik
(BOD, COD) dan padatan tersuspensi (TSS). Agar
supaya hasil air olahan dapat memenuhi baku mutu
maka air olahan dari proses biofilter anaerob selanjutnya
diproses menggunakan biofilter aerob. Dengan proses
biofilter aerob polutan organik yang masih tersisa akan
terurai menjadi gas karbon dioksida (CO2) dan air (H2O),
amoniak akan teroksidasi menjadi nitrit selanjutnya akan
menjadi nitrat, sedangkan gas H2S akan diubah menjadi
sulfat. Dengan menggunakan proses biofilter anaerob-
aerob maka akan dapat dihasilkan air olahan dengan
kualitas yang baik dengan menggunakan konsumsi
energi yang lebih rendah.
3 Chlorinasi Fungsi unit ini adalah untuk mengontakkan senyawa
desinfektan dengan air limbah untuk membunuh
mikroorganisme pathogen di dalam air limbah. Senyawa
desinfektan yang digunakan adalah senyawa Khlorin
(Kalsium Hipokhlorit).

iii. Kriteria Desain Tiap Unit Proses

Unit Proses Kriteria Desain


An Aerobic – - F/M Ratio 0,05 Sequ

9|UD. LANCAR JAYA


Areobic Biofilter - Beban BOD per satuan media (LA) 5-30 gr BOD/m2.hari
- Beban BOD 0.5 kg BOD per m3 media
- Waktu tinggal total rata – rata 6-8 jam
- Tinggi bed media pembiakan mikroba 1,2m
- Tinggi air di atas bed media 20cm

Efisiensi Removal (%)


Unit Minyak
Pengolahan pH BOD COD TSS dan Amoniak Total Coliform
Lemak
Biofilter
(Anaerob – 0-5 85-90 85-90 80-85 75-80 80-85 75-80
Aerob)
Khlorinasi 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 70-75 85-90

iv. Alur Proses dan Layout Instalasi Pengolahan Air Limbah

Grey Water

Black Water

Bak Pengumpul
Biofilter
(Anaerob – Aerob)

Bak Chlorinasi

Gambar 7. Diagram Alir Pengelolaan Air Limbah

v. Pengelolaan Lumpur
Lumpur yang dihasilkan UD. LANCAR JAYA adalah hasil dari perawatan unit
Biofilter. Aktivitas perawatan unit direncanakan setiap 1 tahun sekali. Lumpur
dikelola dengan bekerjasama pihak ke-3.
- Lumpur IPAL
Lumpur IPAL dihasikan dari proses perawatan Bak Pengumpul dan Biofilter.
Direncanakan pengurasan secara berkala tiap 1 tahun sekali bekerjasama dengan
pihak ketiga pengangkut sesuai prosedur pemeliharaan IPAL. Karena limbah tidak
termasuk kedalam limbah jenis B3 maka pengangkut tidak harus yang memiliki izin
10 | U D . L A N C A R J A Y A
pengangkutan limbah B3. Jumlah lumpur IPAL yang dihasilkan : 0,1% dari
kapasitas pengolahan IPAL = 0,003 m3/hari ≈ 1 m3/tahun.

vi. Badan air penerima air limbah


Sistem penyaluran air limbah dengan detail sebagai berikut :
- Sistem penyaluran : jaringan perpipaan (saluran tertutup)
- Jenis pipa : PVC 4”
- Panjang pipa :+5m
- Kemiringan pipa : minimal 1%
- Arah aliran pipa : ke Barat - Selatan
Badan air sebagai penerima air limbah adalah :
- Nama badan air : Saluran Kota
- Titik koordinat : 7°14'25.28"S, 112°35'46.84"E
- Arah aliran : Timur

b. Rencana Pemantauan Lingkungan


a) Titik penaatan (outlet)
Nama Titik
Lokasi Titik Penaatan Koordinat Titik Penaatan
Penaatan
7°14'24.41"S;
Penaatan IPAL Effluent IPAL
112°35'47.46"E

b) Titik pembuangan air limbah (outfall)


Nama Titik Lokasi Titik Pembuangan Koordinat Titik
Pembuangan (Outfall) Pembuangan (Outfall)
Saluran Depan Lokasi 7°14'25.28"S;
Titik Pembuangan
Kegiatan 112°35'46.84"E

c) Titik pemantauan badan air permukaan


Nama Titik Lokasi Titik Koordinat Titik
Pemantauan Pemantauan Pemantauan
7°14'25.60"S;
Hulu (Downstream)
Saluran Depan Lokasi 112°35'46.23"E
Kegiatan 7°14'24.27"S;
Hilir (Upstream)
112°35'49.14"E

d) Mutu air limbah yang di pantau pada IPAL


Mutu Air Limbah Uraian Satuan Keterangan
Metode Mengacu pada Menggunakan
pengambilan Standard Nasional - Laboratorium
contoh uji Indonesia Terakreditasi
Parameter yang pH -
diuji BOD mg/L
COD mg/L PermenLHK RI
TSS mg/L No.P.68/
Minyak dan Lemak mg/L Menlhk/Setjen/
Amoniak mg/L Kum.1/8/2016
Total Coliform Jumlah/100mL
Debit maksimal 100 Liter/orang/hari

11 | U D . L A N C A R J A Y A
e) Mutu air pada Badan Air permukaan yang dipantau
Mutu Air Limbah Uraian Satuan Keterangan
Metode pengambilan Mengacu pada Standard - Menggunakan
contoh uji Nasional Indonesia Laboratorium
Terakreditasi
Parameter yang diuji Mengacu pada Lampiran VI Peraturan Pemerintah
Baku mutu yang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
diacu Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup untuk Klasifikasi Badan Air
Permukaan Kelas 3

f) Frekuensi Pemantauan
Pemantauan Frekuensi Keterangan
Swapantau Air Limbah Setiap hari Dilakukan secara mandiri
dengan kewajiban
pengukuran dan pencatatan
harian terhadap :
- Debit
- pH
Outlet Air Limbah 1 bulan sekali Sesuai baku mutu yang
Upstream Badan Air 6 bulan sekali diacu
Downstream Badan Air 6 bulan sekali

c. Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat


1. Uraian tentang Unit yang Bertanggungjawab terhadap Penanganan Kondisi Darurat
Unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan kondisi darurat adalah unit
Engineering
2. Uraian tentang Rencana dan Prosedur Tanggap Darurat
a. Identifikasi Keadaan Darurat pada IPAL
Berikut ini merupakan identifikasi keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi
di lokasi kegiatan beserta tindakan penanganan yang perlu dilakukan sesuai
dengan Prosedur Tanggap Darurat IPAL.

Tabel Penanganan Keadaan Darurat pada IPAL


Keadaan Darurat Tindakan Yang Dilakukan
Hasil Analisis Air Limbah 1. Periksa air limbah influent yang masuk ke
Melebihi Standard Baku IPAL.
Mutu 2. Periksa proses yang berlangsung di IPAL.
3. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL.
4. Melakukan penutupan outlet saluran IPAL.

12 | U D . L A N C A R J A Y A
Keadaan Darurat Tindakan Yang Dilakukan
Aliran listrik utama di Operator segera menghubungi bagian Teknik
IPAL padam lebih dari 2 untuk menyalakan Genset
jam
Kebocoran / Keretakan bak 1. Proses IPAL dihentikan sementara
atau kolam di IPAL (akibat 2. Melakukan pemeriksaan
gempa, dan lain-lain) 3. Melakukan perbaikan setelah kondisi aman

Kecelakaan tercebur ke 1. Diberi pertolongan pertama di tempat


kolam / bak di IPAL kejadian
2. Perawatan lanjutan di UGD Rumah Sakit

b. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri yang harus dipakai berdasarkan buku panduan Site Policy
and Procedures Manual 2017: Keselamatan di Site dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini:

Tabel Alat Pelindung Diri (APD)


No Jenis APD
1. Pakaian Kerja
2. Sarung Tangan
3. Earplug
4 Masker
5 Sepatu
6 Kacamata Pelindung
7 Sarana Cuci Tangan

d. Internalisasi Biaya Lingkungan


Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengendalian pencemaran air
adalah 2,9 % dari total nilai investasi perusahaan.
Estimasi anggaran biaya berkaitan dengan pengendalian pencemaran air yang telah
dilakukan dan direncanakan kedepan oleh UD. LANCAR JAYA sebagai berikut :

Total Nilai Investasi Rp. 5.000.000.000,-


No Internalisasi Biaya Biaya (Rp) Periode
1 Biaya pembangunan IPAL 10.000.000,- 1 kali (terlewati)
2 Biaya pengoperasian 3.000.000,- 1 bulan sekali
- Listrik
- Gaji operator IPAL
3 Biaya pemeliharaan 2.000.000,- 6 bulan- 1 tahun sekali
- Penambahan bakteri
- Backwash media
- Penambahan desinfektan
- Maintenance electrical
- Pengurasan lumpur
13 | U D . L A N C A R J A Y A
4 Biaya tanggap darurat 2.000.000,- 1 kali
- Penyediaan sarana prasana (dapat berulang, sesuai dengan
tanggap darurat kebutuhan)
- Penanggulangan dan
Pemulihan
5 Biaya pengembangan SDM 3.500.000,- 3 tahun sekali
- Pelatihan operator IPAL (kondisional, dapat lebih cepat
- Sertifikasi penanggung dari periode yang direncanakan
jawab IPAL apabila terdapat penambahan
SDM baru dan/atau perubahan
regulasi terkait pengendalian
pencemaran air)
6 Biaya pemantauan kualitas air
- Uji lab air limbah 1.500.000 1 bulan sekali
- Uji lab sumur pantau / air 3.000.000 6 bulan sekali
tanah (2 titik : upstream
dan downstream)

e. Periode Waktu Uji Coba

Periode Pelaksanaan
Kegiatan Agustus 2022 Sept 2022 Oktober 2022 Nov 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konstruksi Awal
Konstruksi Tahap Akhir
- Testing
- Finishing
Pengajuan Persetujuan
Teknis Pemanfaatan Air
Limbah untuk Aplikasi
ke Tanah
Perubahan Persetujuan
Lingkungan
Pengajuan SLO

14 | U D . L A N C A R J A Y A
II. Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia

Penangung
Jawab Usaha

Bagian Bagian Bagian


Administrasi Produksi Pemasaran

Legal Operator

Keuangan Teknis & HSE

IPAL secara tugas dan tanggung jawab berada di bagian Teknis & HSE dibawah
pengawasan Bagian Produksi.

Kompetensi
UD. LANCAR JAYA menetapkan Standar Kompetensi Karyawan, untuk memastikan
bahwa seluruh karyawan yang melaksanakan pekerjaan telah memiliki kompetensi yang
sesuai.
- Standar kompetensi yang terkait dengan Pendidikan dan pelatihan.
- Setiap tahun, dilakukan pemetaan terhadap kompetensi karyawan untuk melihat gap
(kesenjangan) antara standar dengan peta kompetensi yang ada saat ini.
Berdasarkan hasil gap kompetensi tersebut, Manajemen UD. LANCAR JAYA
menetapkan program pengembangan kompetensi karyawan. Bentuk dari program adalah
sesuai dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki.
Saat ini belum memiliki SDM di bidang pengendalian pencemaran air. Direncanakan pada
bulan September - Desember 2022, UD. LANCAR JAYA akan melakukan rektutmen
SDM dengan kualifikasi :
- Memiliki sertifikasi kompetensi Penanggung jawab PPA
- Memiliki sertifikasi kompetensi Penanggungjawab Operasional IPAL

15 | U D . L A N C A R J A Y A
III. Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan direncanakan mengadopsi SNI ISO 14001:2015. Standar
SNI ISO 14001:2015 merupakan standar versi terbaru yang sudah mengintegrasikan
lingkungan kedalam proses bisnis organisasi. Secara garis besar, tahapan Sistem
Manajemen Lingkungan yang direncanakan meliputi :

- Aspek Perencanaan
Tabel 3.1 Aspek Perencanaan
Ruang lingkup penerapan sistem Keseluruhan area Perusahaan
manajemen lingkungan
Komitmen dan kebijakan Melakukan pencegahan pencemaran terhadap
Manajemen Puncak terhadap lingkungan dan upaya peningktana kinerja
pengendalian pencemaran lingkungan secara berkelanjutan untuk menuju
lingkunga kegiatan perusahaan yang ramah lingkungan
Sumber daya manusia SDM yang terlibat wajib memiliki kualifikasi :
- Memiliki sertifikasi kompetensi Penanggung
jawab PPA
- Memiliki sertifikasi kompetensi
Penanggungjawab Operasional IPAL
Tanggung jawab dan kewenangan Departemen yang bertanggung jawab serta
berwenang atas hal - hal yang berkaitan dengan
pengendalian pencemaran air berada dibawah
deparetemen Teknik dengan tugas :
- Melakukan identifikasi sekaligus pemetaan
dari potensi bahaya dan pencemaran yang
berpeluang terjadi
- Mengidentifikasi sumber pencemaran air
limbah
- Menentukan karakteristik sumber pencemaran
air limbah
- Menilai tingkat pencemaran air limbah
- Menetukan peralatan intalasi pengolahan air
limbah
- Mengoperasikan IPAL
- Melaksanakan pemanfaatan air limbah (hasil
olahan IPAL)
- Melaksanakan pemantauan kualitas air limbah
Akses terhadap kewajiban Kewajiban penaatan pengendalian pencemaran
penaatan pengendalian lingkungan dapat diakses melalui :
pencemaran lingkungan - https://jdih.menlhk.go.id
Identifikasi risiko pencemaran - Risiko pencemaran : efluen IPAL melebihi
lingkungan dan peluang baku mutu
pengendalian pencemaran - Pengendalian pencemaran : pemantauan harian
lingkungan untuk parameter pH dan debit sebagai
identifikasi awal
Evaluasi efektivitas dari kegiatan Evaluasi efektifitas akan dilakukan setiap 3 bulan
16 | U D . L A N C A R J A Y A
mengambil aksi menangani risiko sekali
Penetapan sasaran pengendalian - Sasaran : tidak terjadi pencemaran lingkungan
pencemaran lingkungan serta akibat air limbah (zero complain)
menentukan indicator dan proses - Indikator : pemenuhan Baku Mutu Air
untuk mencapainya berdasarkan Persetujuan Teknis Air Limbah
- Proses pencapaian : penyediaan dan
operasional unit IPAL
Kesesuaian metode untuk Pencatatan harian dilakukan menggunakan buku
pembuatan dan pemutakhiran kemudian direkap secara berkala setiap 1 minggu
serta pengendalian informasi sekali ke dalam komputer dan di-backup secara
terdokumentasi eksternal setiap 1 bulan sekali.
Potensi situasi darurat dan respon Apabila hasil analisa air limbah melebihi
yang diperlukan Standard Baku Mutu :
1. Periksa air limbah influent yang masuk ke
IPAL.
2. Periksa proses yang berlangsung di IPAL.
3. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL.
4. Melakukan penutupan outlet saluran IPAL.

Apabila terjadi kebocoran / keretakan bak


atau kolam di IPAL (akibat gempa bumi, dll) :
1. Proses IPAL dihentikan sementara.
2. Melakukan pemeriksaan
3. Melakukan perbaikan setelah kondisi dinilai
aman

Apabila terjadi kecelakaan tercebur ke kolam /


bak di IPAL :
1. Diberi pertolongan pertama di tempat kejadian
2. Perawatan lanjutan di UGD Rumah Sakit

- Aspek Pelaksanaan
Tabel 3.2 Aspek Pelaksanaan
Kinerja pengendalian pencemaran - Pemantauan terhadap sistem operasional IPAL.
lingkungan - Pengukuran dan Analisa terhadap parameter
pH, BOD, COD, TSS, Minyak & Lemak,
Amoniak,Total Coliform
- Rencana pemantauan dilakukan secara berkala
Evaluasi hasil pemantauan Evaluasi memastikan bahwa efluen memenuhi
baku mutu yang ditetapkan dalam Persetujuan
Lingkungan atau peraturan perundang –
undangan. Hasil evaluasi disampaikan secara
berkala setiap 6 bulan sekali melalui pelaporan
pelaksanaan UKL-UPL kepada instansi
lingkungan hidup yang berwenang.

17 | U D . L A N C A R J A Y A
- Aspek Pemeriksaan
Tabel 3.3 Aspek Pemeriksaan
Evaluasi pemenuhan terhadap Metode evaluasi yang digunakan adalah :
kewajiban penaatan pengendalian - Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)
pencemaran lingkungan Evaluasi Kecenderungan adalah evaluasi untuk
melihat kecenderungan (trend) perubahan
kualitas lingkungan dalam suatu rentang ruang
dan waktu tertentu. Untuk melakukan evaluasi
ini mutlak dibutuhkan data hasil pemantauan
dari waktu ke waktu (time series data), karena
penilaian perubahan kecenderungan hanya
dapat dilakukan dengan data untuk waktu
pemantauan yang berbeda.
- Evaluasi tingkat kritis (critical level
evaluation)
Evaluasi tingkat kritis dimaksudkan untuk
menilai tingkat kekritisan (critical level) dari
suatu dampak. Evaluasi tingkat kritis dapat
dilakukan dengan data hasil pemantauan dari
waktu ke waktu maupun data dari pemantauan
sesaat. Evaluasi tingkat kritis adalah evaluasi
terhadap potensi risiko dimana suatu kondisi
akan melebihi baku mutu atau standar lainnya,
baik untuk periode waktu saat ini maupun
waktu mendatang.
- Evaluasi penaatan
Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap
tingkat kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan
untuk memenuhi berbagai ketentuan yang
terdapat dalam persetujuan lingkungan atau
pelaksanaan dari ketentuan - ketentuan yang
terdapat dalam dokumen UKL-UPL.
Internal audit secara berkala Internal audit dilaksanakan oleh wakil manajemen
dengan kriteria setiap prosedur dan instruksi kerja
di area pengolahan air limbah setiap 6 bulan
sekali.
Pengkajian system manajemen Tinjauan manajemen dilakukan setiap 1 tahun
lingkungan organisasi terkait sekali oleh direktur
pengendalian pencemaran
lingkungan untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan dan
keefektifan

18 | U D . L A N C A R J A Y A
- Aspek Tindakan
Tabel 3.4 Aspek Tindakan
Tindakan untuk menangani Penanganan ketidaksesuaian dilakukan oleh wakil
ketidaksesuaian manajemen, dengan cara :
- Melakukan pendekatan sistematik untuk
mengidentifikasi ketidaksesuaian
- Melakukan tindakan untuk mitigasi setiap
dampak lingkungan yang merugikan
- Menganalisis penyebab ketidaksesuaian
- Melakukan tindakan koreksi
Tindakan perbaikan berkelanjutan Pemilihan alternatif pemanfaatan air limbah untuk
terhadap system manajemen meningkatkan efisiensi penggunaan air bersih
lingkungan yang belum sesuai
dan efektif untuk meningkatkan
kinerja pengendalian pencemaran
lingkungan

19 | U D . L A N C A R J A Y A

Anda mungkin juga menyukai