Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP,


KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jalan Arungbinang Nomor 21 Telepon/Faksimile: (0287) 381245
e-mail: dlhkpkebumen@gmail.com website:www.dlhkp.kebumenkab.go.id
Kode Pos 54311

Kebumen, Februari 2023


Nomor : 660.1/
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Persetujuan Teknis Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi ke Tanah UPTD Puskesmas
Pejagoan

Yth.
Kepala UPTD Puskesmas Pejagoan
Di
PEJAGOAN

Berdasarkan surat Saudara nomor: 800/142 tanggal 24 Januari 2023 perihal


Permohonan Persetujuan Teknis Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi ke Tanah Sebagai
Penyiraman pada kegiatan UPTD Puskesmas Pejagoan, diberikan Persetujuan Teknis
pemenuhan baku mutu air limbah yang dimanfaatkan untuk aplikasi ke tanah kepada:
Nama Badan Usaha dan/atau Kegiatan : UPTD Puskesmas Pejagoan
Bidang Usaha dan/atau Kegiatan : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Nama Penanggung Jawab Usaha : dr. Timbul Pranoto, M.Sc.
dan/atau Kegiatan
Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Pejagoan
Alamat Kantor dan Lokasi Usaha : Jl. Kenanga Kec. Pejagoan Kabupaten Kebumen
dan/atau Kegiatan
No. Telepon : (0287) 382178
Alamat Email : puskesmasjagoan@gmail.com
Persetujuan Teknis Pemanfaatan Air Limbah Untuk Aplikasi ke Tanah dilaksanakan
dengan ketentuan sebagaimana terlampir.
Demikian disampaikan agar dilaksanakan sebagaimana mestinya.

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP,


KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN KEBUMEN

Drs. ASEP NURDIANA, M.Si.


Pembina Utama Muda
NIP. 19730201 199311 1 001

Tembusan Yth.
1. Bupati Kebumen
2. Yang bersangkutan

Lampiran Surat Persetujuan Teknis Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi ke Tanah UPTD Puskesmas
Pejagoan
Surat Nomor : 660.1/
Tanggal : Februari 2023
PERSETUJUAN TEKNIS
PEMANFAATAN AIR LIMBAH UNTUK APLIKASI KE TANAH
UPTD PUSKESMAS PEJAGOAN

A. Pemenuhan Standar Teknis


1. Deskripsi Kegiatan
a. Jenis dan kapasitas Usaha dan/atau Kegiatan
N Kapasitas
Jenis Produksi Nama
o Jumlah Satuan
1 Puskesmas Puskesmas Pejagoan 18 TT
Total 18 TT
Jumlah kamar Rawat Inap, p e r s a l i n a n , IGD, Laboratorium,
2 penghasil air Kebidanan, Ruang Pemeriksaan Umum, Farmasi, 12 unit
limbah Konseling, Laktasi, Poli Gigi dan Dapur
Jenis dan kapasitas Usaha dan/atau Kegiatan UPTD Puskesmas Pejagoan

b. Proses Usaha dan/atau Kegiatan


Proses Usaha dan/atau Kegiatan UPTD Puskesmas Pejagoan
Volume
No Sumber Air Limbah Karakteristik Air Limbah Keterangan
(m3/hari)
1 Rawat Inap 0,63
2 Persalinan 0,29
3 IGD 0,08
4 Laboratorium 0,16 - Sifat Fisik : suhu, TSS
5 Kebidanan 0,16 - Kimiawi: Parameter
6 RPU 0,12 BOD, COD, pH, minyak
Bersifat Batch
7 Farmasi 0,12 lemak, ammoniak
8 Konseling 0,06 - Sifat Biologi: Total
9 Laktasi 0,06 Colliform
10 Poli Gigi 0,08
11 Dapur 0,29
12 Lain-lain 0,12
Total Volume 2.17 m3/hari

c. Neraca air
2. Baku Mutu Air Limbah
a. Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah

No Parameter Baku Mutu Satuan

1 pH 6-9 -
2 BOD 30 mg/L
3 COD 100 mg/L
4 TSS 30 mg/L
5 Minyak & lemak 5 mg/L
6 Amoniak 10 mg/L
7 Total Coliform 3000 Jumlah/100mL
8 Debit 100 L/orang/hari
9 Klorin bebas, (Cl2) 1 mg/L

b. Air Tanah
Baku Mutu Air Tanah

No Parameter Baku Mutu Satuan

1 pH 6-9 -
2 BOD 30 mg/L
3 COD 100 mg/L
4 TSS 30 mg/L
5 Minyak & lemak 5 mg/L
6 Amoniak 10 mg/L
7 Total Coliform 3000 Jumlah/100mL
8 Debit 100 L/orang/hari
9 Klorin bebas, (Cl2) 1 mg/L

c. Dosis, rotasi dan frekuensi pengaliran Air Limbah


 Kebutuhan Air untuk pemanfaatan penyiraman tanaman
Luas Penyiraman :
4,5 m x 4,5 m x 3 taman = 60,75 m2
Kebutuhan air dalam penyiraman 1 m2 luas tanah untuk tanaman membutuhkan 0,04
m3 untuk 2 kali peyiraman dalam satu hari
Kebutuhan 60,75 m2 membutuhkan 2,4 m3 atau 2400 liter
 Estimasi Ketersediaan Suplai Air untuk pemanfaatan
Jumlah = 2,4 m3/Hari x 80% = 1,92 m3/Hari

3. Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah


a. Proses Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah di Puskesmas Pejagoan menggunakan system AOPS.
Proses oksidasi pada AOPs yaitu hanya ada karbon dioksida (CO 2) dan air (H2O) saja.
Hasil dari proses pengolahan air limbah akan dapat dipergunakan kembali sebagai air
baku dalam proses manufaktur atau untuk kolam ikan dan menyiram tanaman.
Kombinasi antara proses ozon dan ultraviolet serta H 2O2 sangat potensial untuk
mengoksidasi beberapa senyawa organik dan bakteri yang mungkin ada dalam limbah
cair.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Puskesmas Pejagoan menggunakan
sistem AOPS, yang terdiri dari.
 Pengolahan Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Unit ini sebagai penyesuai fluktuasi debit sebelum memasuki unit selanjutnya. Unit ini
juga berfungsi menyaring benda-benda padat ukuran besar.
 Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Unit ini adalah unit operasi atau pengolahan air limbah dari segi fisik, biasanya terdiri
dari unit-unit operasi penyaringan, pengendapan pasir dan pengendapan zat-zat padat
yang halus atau zat tersuspensi dengan cara penampungan (flotasi) dan juga untuk
pemisahan minyak/lemak.
 Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Unit ini adalah unit proses dimana terjadi pengolahan air limbah secara biologis, dengan
maksud untuk mengurangi BOD pada air lmbah.
 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Unit ini adalah unit proses untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar tertentu untuk
menyiapkan air agar dapat digunakan kembali.
Adapun bagian- bagian dari IPAL AOPS adalah sebagai berikut:
 Tangki Sendimen Extended Anaerob
Sebagai tangki pengendapan sementara untuk proses degradasi atau perombakan
limbah yang terkandung dalam air secara biologi yang dilakukan dengan bakteri jenis
Anaerob. Dalam tangki ini juga terdapat media bioball dan akan diproses menuju tangki
Reaktor Ozon menggunakan pompa transfer.
 Reaktor OZON AOP
Sebagai proses utama pengolahan air limbah dimana ribuan bakteri, virus, dan larutan
kimia lainnya akan di musnahkan atau disterilkan dengan system oxidasi dan ultraviolet
dengan dibantu pompa mixer dan mixer static. Pada reaktor ini air olahan akan di inject
O3/ozon hasil dari udara bebas yg di murnikan mencapai 70-90% dengan
menggunakan oxygen konsentrator dan ceramic ozon. Proses pada reaktor ini
berlangsung selama 25-30 menit.
 Tangki Clarifier
Bagian ini mempunyai fungsi sebagai pengendapan sebagian partikel – partikel yang
belum terproses seperti lumpur dan kandungan air lainnya yg tidak secara maksimal
terproses. Di dalam tangki ini juga terdapat media lamella sebagai pemisah lumpur yang
akan di backwash kembali menuju tangki extended anaerob. Proses Backwash lumpur
pada tangki ini dilakukan setiap 1 minggu - 2 minggu sekali. Lumpur kemudian akan
diambil untuk kemudian akan dibuang sebagai limbah B3 dan dilakukan proses
pengolahan oleh pihak ketiga (PT Pengolah B3) yang telah bekerjasama dengan
Puskesmas Pejagoan yaitu PT Tiga Putra Bintang Sukses Mulia sebagai pihak
transporter dan PT Global Enviro Nusa sebagai pihak pemusnah dan pengolah.
Denah Alur Air Limbah UPTD Puskesmas Pejagoan
Flow process IPAL UPTD Puskesmas Pejagoan

Diagram Ozon System IPAL Puskesmas Pejagoan


b. Mekanisme dan teknologi pemanfaatan air limbah
Hasil dari limbah yang telah diolah pada ipal kemudian masuk ada kolam
penampungan dan setelahnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kebersihan sehari-
hari seperti penyiraman tanaman puskesmas. Berikut adalah rincian kebutuhan air
untuk penyiraman tanaman.

c. Pengelolaan lumpur dan/atau gas yang dihasilkan


Pada tangki clarifier terdapat media lamella sebagai pemisah lumpur yang akan di
backwash kembali menuju tangki extended anaerob. Proses Backwash lumpur pada
tangki ini dilakukan setiap 1 minggu - 2 minggu sekali. Lumpur kemudian akan diambil
untuk kemudian akan dibuang sebagai limbah B3 dan dilakukan proses pengolahan
oleh pihak ketiga (PT Pengolah B3) yang telah bekerjasama dengan Puskesmas
Pejagoan yaitu PT Tiga Putra Bintang Sukses Mulia sebagai pihak transporter dan PT
Global Enviro Nusa sebagai pihak pemusnah dan pengolah.

4. Titik Penaatan
Titik Penaatan (outlet) dengan Nama dan Titik Koordinat
Koordinat
No Titik Penaatan
LS BT
1 Outlet IPAL 7o40’20’’ 109o38’47’’

5. Titik pemanfaatan
Titik Pemanfaatan dengan Nama dan Titik Koordinat
N Nama Titik Koordinat
Gambar
o Lokasi Ls BT

1 Taman 1 7 o 40’19’’ 109 o 38’46’’

2 Taman 2 7 o 40’20’’ 109 o 38’46’’

6. Titik pemantauan sumur pantau


Titik Pemantauan Sumur Pantau dengan Nama dan Titik Koordinat
No Titik Penaatan Koordinat
LS BT
1 Sumur Pantau Hulu (upstream) 7o40’20’’ 109o38’47’’
2 Sumur Pantau Hilir (downstream) 7 o 41’21’’ 109 o 38’19’’

7. Kewajiban
a. Memisahkan saluran Air Limbah dengan saluran limpasan air hujan;
b. Memiliki unit pengolahan dan saluran Air Limbah kedap air;
c. Memiliki alat ukur debit;
d. Memiliki sistem tanggap darurat instalasi pengolahan Air Limbah;
e. Dilakukan pada lahan selain lahan gambut;
f. dilakukan pada lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam;
g. dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang dari 1,5 cm/jam;
h. melakukan pemantauan air limbah yang dimanfaatkan ke tanah setiap 1 (satu) bulan
sekali;
i. melakukan pemantauan pada sumur pantau setiap 6 (enam) bulan sekali; dan
j. melakukan pemantauan kualitas tanah setiap 1 (satu) tahun sekali.
8. Larangan
a. Membuang Air Limbah secara sekaligus dalam 1 (satu) kali pada lahan yang
diaplikasikan;
b. Mengencerkan Air Limbah yang akan dimanfaatkan;
c. Membuang Air Limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan;
d. Membuang Air Limbah ke Badan Air permukaan bila kadar Air Limbah melebihi
ketentuan yang ditetapkan; dan
e. Adanya air larian (run off) yang masuk ke Badan Air permukaan;
f. Dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 (dua) meter.

B. Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia


1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Puskesmas Pejagoan Penanganan Lingkungan Hidup Khususnya
Pengendalian Pencemaran Air

Pelindung
Kepala Puskesmas Pejagoan
Audit Internal
Tim Audit Internal
PJ pengendalian dan Operasional
Petugas Sanitarian

Perawatan IPAL
Petugas Cleaning Service

2. Sumber Daya Manusia


Persyaratan penanggung jawab usaha/kegaiatn Penanggung Jawab operasional
IPAL dan penanggungjawab pencemaran lingkungan adalah Sanitarian puskesmas.
Sumber Daya Manusia sanitarian merupakan jurusan kesehatan lingkungan dengan STR
Sanitarian dibantu oleh tiga orang cleaning service.

C. Sistem Manajemen Lingkungan


1. Perencanaan
a. menentukan lingkup dan menerapkan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Air;
b. menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air;
c. memastikan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak terhadap
pengendalian Pencemaran Pencemaran Air;
d. memastikan adanya struktur organisasi yang menangani pengendalian Pencemaran
Air;
e. menetapkan tanggungjawab dan kewenangan untuk peran yang sesuai;
f. menentukan aspek menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air, dan
dampaknya;
g. identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan menetapkan kebijakan
pengendalian Pencemaran Air;
h. menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani;
i. merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan peluang serta evaluasi
efektifitas dari kegiatan tersebut; dan/atau
j. menetapkan sasaran menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air,
menentukan indikator dan proses untuk mencapainya.

2. Pelaksanaan
a. menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk penerapan dan pemeliharaan sistem
manajemen lingkungan terkait pengendalian Pencemaran Air;
b. menentukan sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi pengendalian
Pencemaran Air;
c. menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses yang dibutuhkan untuk komunikasi
internal dan eksternal;
d. memastikan kesesuaian metode untuk pembuatan dan pemutakhiran serta
pengendalian informasi terdokumentasi;
e. menetapkan, menerapkan, dan mengendalikan proses pengendalian operasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Air; dan
f. menentukan potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan.

3. Pemeriksaan
a. Memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja menetapkan kebijakan
pengendalian Pencemaran Air;
b. mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan menetapkan kebijakan
pengendalian Pencemaran Air;
c. melakukan internal audit secara berkala; dan
d. mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkait menetapkan kebijakan
pengendalian Pencemaran Air untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan
keefektifan.

4. Tindakan
a. melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian; dan
b. melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan
yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan kinerja pengendalian Pencemaran Air.

Kebumen, Februari 2023

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP,


KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN KEBUMEN

Drs. ASEP NURDIANA, M.Si.


Pembina Utama Muda
NIP. 19730201 199311 1 001

Anda mungkin juga menyukai