Anda di halaman 1dari 57

JAWABAN NOTULENSI RAPAT PENILAIAN ANDAL DAN RKL – RPL KEGIATAN PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT SUMBER WARAS CIWARINGIN

NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.


1. MOH. FIRDAUS AGIH, ST, MM
Rencana Lokasi dan kegiatan sudah sesuai dengan perda Informasi
Wilayah kab. Cirebon no 7 tahun 2018 tentang rencana tata
ruang wilyah kabupaten Cirebon tahun 2018-2038,
pasal 76 dan 84 dimana rumah sakit sebagai
penunjang permukiman.
deskripsi Tidak dijelaskan keseluruhan luas lahan yang
rencana dimiliki RS. Sumber Waras tetapi hanya lokasi lahan
kegiatan yang akan di bangun. Di harapkan keseluruhan
lahan di masukan agar bisa melihat berapa lahan
yang dibangun dan berapa banyak menjadi ruang
terbuka hijau.dimana saran dari PUPR tentang
pemanfaatan ruang, agar lahan untuk di jadikan
ruang terbuka hijau sebesar 20% dari keseluruhan
luas lahan
l.3-37. Pengembangan RS. Sumber waras menggunakan
Rencana lahan yang di gunakan ruang terbuka hijau dan
Pengembangan parkir mobil, di dokumen belum dijelaskan RTH
Hal.43 dan parkir mobil dipindahkan ke lokasi mana?
kesimpulan Salah penyebutan wilayah. Karena masih
menyebutan kota Cirebon, tolong harus di ganti
menjadi kab. Cirebon
Gambar 3.16 Dilihat dari gambar bahwa lokasi kegiatan di
gambar situasi sebelah barat dan timur di potong dengan saluran
pembuang dan saluran irigasi, apakah lokasi
kegiatan tersebut akan membuka akses masuk
antara bangunan lama (eksisting) dengan yang
baru. Kalau ada jalan akses harus mempunyai ijin
dulu dari instansi berwenang sesuai peraturan
yang berlaku.
saran 1. Belum terlihat rencana pematangan lahan yang
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
akan di jadikan lokasi pembangunan berapa
ketinggian yang akan diurug harus sesuai
dengan rekomendasi feilbanjir dari dinas PUPR
karena ini akan berpengaruh pada kebutuhan
urugan dan di datangkan dari mana? Agar tidak
terjadi banjir/genangan dilokasi tersebut Serta
tidak melihat lampiran feilbanjir dan ijin
pemakaian air tanah ataupun sepadan
saluran/sungai.
2. Belum melihat denah pembuangan run off di
alirkan kemana karena kalau di alirkan ke
saluran irigasi sudah jelas tidak diperbolehkan.
3. Dengan penambahan bangunan dan pegawai
ataupun pasien otomatis akan bertambah
kebutuhan airnya. Belum jelas pengambilan
airnya dari air tanah lama ataupun yang baru.
4. Pada dasarnya kegiatan pembangunan
bangunan harus mencakup pembangunan yang
komprehensif dan terintegrasi terhadap
komponen-komponen perancangan kawasan,
sesuai Permen PU 06/2007 ttg pedoman
penataan bangunan dan lingkungannya yang
meliputi kriteria:
i. Struktur peruntukan lahan;
ii. Intensitas pemanfaatan lahan;
iii. Tata bangunan;
iv. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung;
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau;
vi. Tata kualitas lingkungan;
vii. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan;
viii. Pelestarian bangunan dan lingkungan.
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
2 AGUS MUKLIS, ST (BID. PEMETAAN DAN PERTANAHAN)
Izin lingkungan dari OSS belum ada dalam
dokumen, agar dilengkapi karena menjadi
persyaratan untuk pemenuhan komitmen dan
perhitungan waktu penyusunan dan penilaian
Amdal. Berita Acara persetujuan KA dapat
diterbitkan apabila Izin Lingkungan komitmen dari
OSS sudah ada
Seluruh luas tanah baik eksisting maupun
pengembangan agar dilengkapi dengan Surat
Tanah (Sertipikat), Pertek Pertanahan dari BPN dan
Fatwa dan Izin Lokasi. Agar dibuat table
bedasarkan surat tanah dan tambahkan dalam
keterangan mana yg eksiting yang tercantum
dalam dokumen UKL-UPL terdahulu dan mana
yang akan pengembangan
Peta Site plan agar dapat mendeskripsikan hal
tersebut diatas
Peta-peta yang ditampilkan agar mengikuti kaidah
kartografi yang benar sehingga informative dan
sesuai dengan keterangannya. Misalnya peta lay
out maka isinya harus mencantumkan rencana
kegiatan dan bangunan diatas tapak kegiatan
sehingga konsisten antara table penggunaan lahan
dan lay out / siteplan
Dalam Peta-peta agar diperbaiki terkait rencana
ruang Incenerator akan menjadi TPS LB3, dalam
table penggunaan lahan agar di koreksi
Dari pengembangan disebelah timur berupa lahan
parkir, agar dibuat gambar jembatan pendestrian
orang serta lengkapi dengan bangunan penunjang
parkir misalnya pos, toilet dll
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Fatwa Rencana pengarahan Lokasi dan IMB yang
dimiliki agar dibuat rekapitulasinya
3 FITROH SUHARYONO, S. SI (KABID KEBERSIHAN DAN PERTANAMAN DLH KAB. CIREBON)
RS. Sumber Waras saat ini sampahnya telah
diangkut oleh DLH dalam jumlah 2 kali
pengangkutan dalam satu minggu (pengangkutan
dilakukan pada hari Senin dan Kamis), perkiraan
timbulan sampah yang terangkut dalam sebulan ±
8 truck atau ± 48 m³/bulan.
(dalam hal I-24 point limbah padat domestic).
Saran :
Agar dikomunikasikan kembali dengan pemrakarsa
dan dijadikan sebagai acuan data existing.
Dalam Tabel 2.10. dan Tabel 2.11. pada kolom
Timbulan Sampah Akhir/Hari masih mengkonversi
1 ton sampah setara dengan 1 m³ hal ini tidak
sesuai dengan kondisi dengan realita atau data
yang ada di DLH, dalam hasil kajian yang telah
dilakukan DLH menyebutkan bahwa 1 m³ setara
dengan 243,5 kg.
Saran :
Agar disesuaikan dengan angka-angka yang tertera
dalam table dimaksud dan semua yang berkait
dengan hasil perhitungan tersebut.
Table 1.12 Jenis Limbah dan Instalasi/Unit
Penghasil, dalam isi table ternyata isinya instalasi
sumber penghasil limbah B3.
Saran :
Agar judul Tabel lebih difokuskan untuk penghasil
limbah B3, serta ditambahkan sumber lain yang
memang menghasilkan limbah B3, seperti ruang
administrasi yang berupa botol tinta dan Catrige.
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
4 HESNI STEVANIE (DINAS PUPR KAB. CIREBON)
terkait izin lain dari DPUPR bukan merupakan surat
keputusan, melainkan surat keterangan informasi
pemanfaatan ruang
kesesuaian lokasi rencana dilengkapi dengan peta
rencana pola ruang wilayah kabupaten cirebon
5 SONY SOFYAN (DPMPTSP KABUPATEN CIREBON)
Telah memiliki Arahan Pemanfaatan Ruang dari
PUPR
Tidak diperbolehkan melaksanakan kegiatan
terlebih dahulu sampai dengan Amdal selesai dan
IMB pengembangan diterbitkan
Sehubungan dalam Pertek BPN ada sebagian yang
ditolak maka agar dilengkapi dengan perizinan
yang dimiliki sebelumnya. Agar dilampirkan
Peta dalam lay out agar di blok eksisting yg telah
mendapat fatwa dan izin Lokasi yang telah dimiliki
sebelumnya untuk memenuhi area yang dalam
Pertek BPN ditolak
6 IMAN HIDAYAT, ST, (TIM TEKNIS)
1. Dalam uraian Rencana Kegiatan agar di
tampilkan rencana:
- Pemenuhan kebutuhan air tahap kontruksi,
Sumber airnya dari mana dan bagaimana cara
memperolehnya?
- Penyediaan sarana dan Prasarana untuk
pengelolaan air limbah domestik, Apakah
benar air limbah domestik pada tahap
konstruksi hanya di alirkan ke bak kontrol dan
dibuang ke badan air penerima (tidak
diolah)?.
- Penyediaan sarana prasarana pengelolaan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
timbulan limbah padat domestik (sampah)
tahap konstruksi dan operasional.
- Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air
hujan (jenis sarana pengelolaan air hujan
seperti Sarana Penampungan Air Hujan,
sarana retensi dan sarana detensi).
- Penyediaan sarana prasarana pengelolaan air
limbah operasional dan limbah B3 medis
(apakah menggunakan sarana prasarana
eksisting atau ada pembangunan baru).
Jelaskan juga badan air penerima air limbah
hasil olahannya.
- Apakah ada rencana penggunaan
Incenerator? jelaskan adalam uraian rencana
kegiatan.
- Rute dan ritasi mobilisasi Alat Berat dan
Material Konstruksi
- Pembangunan basement tanah galiannya
dkemanakan.
- Penyediaan air tahap operasional apakah
masih menggunakan sumber air eksisting/
sumur bor palimanan berkapasitas 90 m3/hari
atau ada penambahan sumber air lain? Cek
kebutuhan 150 m3/sedangkan sumber air
hanya 90 m3/hari, tampilkan neraca air tahap
operasional.
Pada uraian hasil monitoring kualitas air limbah Akan di tambahkan catatan harian debit air limbah yang di
agar dilengkapi dengan data debit air limbah yang buang ke badan air
diujinya (Hal1.5-5)
Pada uraian mengenai Hidrologi agar di uraikan Untuk kontruksi dan operasional, pihak pengembangan tidak
juga mengenai ke airan di lokasi kegiatan (tinggi akan menggunakan air tanah di lokasi kegiatan, lagipula lokasi
muka iar tanah, sungai dll) kegiatan langka akan air tanah. Untuk kontruksi akan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
memanfaatkan Air Sumur yang ada di Palimanan sesuai SIPA
atau membeli kepada pihak ke-3 sedangkan operasional akan
ditunjang oleh PDAM Kab. Cirebon, Surat dukungan terlampir.
Perhitungan Run off sebelum ada pengembangan,
setelah ada pengembangan dan jumlah
peningkatannya (terkait dengan rencana
pengelolaan air hujan)
Tampilkan data permeabilitas tanah (ada kaitan
dengan sarana retensi dalam pengelolaan air
hujan)
Pada Komponen Biologi agar ditambahkan data
biota air
Dalam Penentuan Dampak penting Tahap
Operasional tidak ada Dampak Potensial
Peningkatan Air Larian dari kegiatan operasional
RS, cek ulang karena penggunaan lahan untuk
pengembangan RS akan mempersempit area
resapan air sehingga dimungkinkan air hujan akan
melimpah (banjir), cek ulang juga sarana prasarana
pengelolaan air hujan yang disediakan (sarana
retensi, detensi dan penahan air hujan)
7 YEDI ADHIPRIYATNA, BAE (TIM TEKNIS, DPKPP KAB. CIREBON))
Agar membuat lay out sesuai dengan rencana
kegiatan dengan mempertimbangkan batas-batas
sempadan sungai / saluran
Lay out dan gambar teknis agar diajukan ke DPKPP
untuk mendapat persetujuan
Bangunan eksisting sudah SLF
8 FARID, SKM (BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT / LINGKUNGAN)
1-30 KARYAWAN RS SUMBER WARAS. Sudah ada 2 orang tenaga kesehatan lingkungan dengan
TABEL 1.13 Belum terdapat kayawan tetap dengan spesifikasi spesifikasi kesehatan masyarakat
tenaga Kesehatan Masyarakat dan tenaga
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Kesehatan Lingkungan.
Saran :
Permenkes no 30 thun 2019 dikuatkan dengan
permenkes no 3 tahu2020 untuk tenaga tetap
pada rumah sakit harus ada tenaga Kesehatan
masyarakat dan tenaga Kesehatan Lingkungan
I1-10 Kondisi eksisting dan pengembangan tidak
Tabel 2.7 mencantumkan tenaga Kesehatan Masyarakat dan
atau Kesehatan Lingkungan sebagai tenaga sebagai
kebutuhan Rumah sakit.
Saran :
Permenkes no 30 thun 2019 dikuatkan dengan
permenkes no 3 tahu2020 untuk tenaga tetap
pada rumah sakit harus ada tenaga Kesehatan
masyarakat dan tenaga Kesehatan Lingkungan.
Tenaga tersebut dapat di fungsikan sebagai tenaga
koordinator pengolahan sampah, limbah dan
pengendalian terhadap angka kuman vektor
penyakit di RS
III - 55 Masyarakat terkena dampak beruopa pencemaran
udara, kebisingan ,pencemaran air
Saran :
Apa upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah sakit
terkait dengan masalah tersebut ? terutama
dengan terdampak nya masyarakat dengan
pencemaran air dan udara dari operasional rumah
sakit.
Tidak muncul dalam RPL terkait penanganan
penurunan kualitas udara akibat pembakaran
sampah oleh Rumah Sakit
III.59 3.4.7.5 Vektor penyakit
Pada pembahasan Vektor penyakit isinya narasi
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
tentang terjadinya banjir dan jenis penyakit yang
ada di masyarakat
Vektor penyakkit tidak selalu muncul dengan
adanya banjir
Saran :
Yang dibutuhkan untuk menggambarkan vektor
penyakit :
1. ada tidak adanya vektor penyakit seperti Aedes
aegypty,aedes albofiktus: dengan data container
Indeks dan House Indeks
2. Berapa kepadatan lalat
3. Ada idaknya kecoa
Ada tidaknya binatang pengerat
III - 47 Pemajanan secara langsung dapat berdampak pada
a. Pekerja atau karyawan
b. Masyarakat sekitar

Saran :
Perlu dimasukan
Pengunjung dan pasien rumah sakit sendiri
Perlu data angka kuman sebagai rona awal
seghubungan Rumh Sakit Sumber Waras sudah
beroperasional cukup lama
V - 58 Infeksi Nosokonomial Infeksi Nosokomial
Bagi pemrakarsa apabila sudah tahap operasi ,
maka mempunyai tanggung jawab memasukan
karyawannya kedalam jaminan Kesehatan ( BPJS )
dan memeriksakan kesehatan karyawannya secara
berkala
9 YUYU JAYUDIN, ST, MSI (KABID P2DL)
Pada halaman I-20 s/d I-21 terdapat penggunaan
air bersih untuk kegiatan kantor/administrasi dan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dapur/kantin disertai dengan penanganan
limbahnya. Dalam sub bab evaluasi pengelolaan
dan pemantauan eksisting tidak terdapat
evaluasinya. Mohon agar ditambahkan evaluasi
terhadap pengelolaan limbah domestik dimaksud
Pada halaman I-32 tabel evaluasi pengelolaan dan
pemantauan eksisting nomor 4 mengenai limbah
B3 / radiologi, pada kolom periode/waktu
pengelolaan tercatat 1 tahun sekali!!!! Mohon di
kaji ulang
Halaman VI-40 baris ke 24 tertulis : ...... RSUD
Pagelaran ........ dst. Siapakah dia......?????
Halaman VI-46 baris ke 4 : bukan PT. Sinaria .......
tapi PT. Sinarya ..... mohon diperbaiki
RKL-RPL
Halaman II-30, II-31, II-39 dan II-41 pada kolom
bentuk pengelolaan untuk timbulan limbah cair
medis dan timbulan air limbah domestik tertulis :
melakukan penyedotan dan pengangkutan air
limbah dalam IPAL secara berkala. Akan
dikemanakan dan oleh siapa? Mohon dijelaskan
10 NURALIA, S, SH (KABID PHPKL)
Hal. I-24 Agar mencantumkan tgl. Izin TPS LB3 dari Tanggal 15 Januari Nomor 503/001.38/DPMPTSP
DPMPTSP
Hal. I-32 Jenis dampak yang dihasilkan oleh LB3 tolok ukur
pengelolaannya perlu di.asukkan perbup nomor 2
tahun 2014 ttg. Ketentuan pengelolaan lb3 skala
kab. Cirebon
Hal. I-32 Jenis dampak yang dihasilkan oleh limbah cair
medis perlu ditambahkan tolok ukur
pengelolaannya berdasarkan perbup nomor 1
tahun 2014 ttg. Ketentuan perizinan pembuangan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
limbah cair ke sumber air di kabupaten cirebon
Untuk pengelolaan limbah cair non medis seperti
bekas air wudhu dari masjid , wastafel , air ac atau
air hujan dapat diusulkan untuk dikelola agar dapat
efisien dalam penggunaan air untuk keperluan
penyiraman tanaman sebagai upaya konservasi air
juga memenuhi prinsip 3R (recycle)
Dampak lingkungan yang dikelola dari mobilisasi
alat dan material pastikan material tidak melebihi
kapasitas bak truk dan agar tidak jatuh ditutup oleh
terpal dan tertutup rapat.
Membuat larangan dan rambu – rambu untuk
kecepatan kendaraan
Pastikan untuk tertibnya administrasi dalam
berkendaraan , agar setiap supir memiliki SIM
Dan selalu menggunakan APD yang telah
ditetapkan
Perlu untuk pengelolaan lingkungan dari aspek
keamanan dipasang CCTV di area kegiatan
Perlu pendekatan sosbud bagi para warga RS dan
pengunjung serta pasien untuk membuat
pengumuman “ GUNAKAN AIR SEPERLUNYA” atau
“MATIKAN KRAN SETELAH DIGUNAKAN
Hal. II-44 Pendekatan sosial untuk pengangkutan limbah
padat domestik institusi pengelolaan dari DLH
11 ARIE SKRIPSIANTI, SSI, MT (BIDANG KENDALI MUTU DOKUMEN)
Masalah sumber air :
a. Tidak konsisten : Pada hal L3-19 disebutkan
sumber air baku berasal dari PDAM sebanyak
90 m3 /hari tetapi pada neraca penggunaan
air disebutkan berasal dari air tanah di
Palimana
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
b. Pada saat operasional setelah pengembangan
kebutuhan air menjadi 150 m3 /hari yang
bersumber dari PDAM agar dilampirkan
kesanggupan PDAM nya
Masalah Luasan Lahan : Pada pertek dari luasan
lahan 15.059 m2 yang disetujui seluas 9.762 m2
dan 5.297 m2 ditolak namun dalam dokumen
masih menjelaskan penggunaan lahan seluas
15.059 m2 agar dijelaskan dengan peta /lay out
lahan yang ditolak dan disetujui oleh pertek
Pada tabel 1.8 hal I -19 tabel jenis peralatan
dijelaskan ada sarana IPAL dengan kapasitas 42
m3/hari namun pada halaman I-22 pada fasilitas
pengolahan limbah RS akan mengolah limbah cair
pada unit IPAL dengan kapasitas 200 m3/hari
apakah hal tersebut RS akan membuat IPAL baru
dan IPAL yang lama tidak dipergunakan lagi atau
seperti apa ?
Pada hal I-28 ada penjelasan RS masih
menggunakan incinerator dan pada tahun 2019
masih ada limbah abu yang berasal dari Incinerator
lalu bagaimana dengan setelah pengembangan RS
masih akan menggunakan alat tersebut atau
semua limbah medisnya akan diserahkan ke pihak
ke 3 yang berizin ? harus dijelaskan dalam
dokumen Andal
Masalah Pelingkupan ada inkonsistensi seperti :
a. Pada evaluasi/proses pelingkupan pada
gambar 5.4 Ringkasan pelingkupan :
Tahap prakonstruksi : Pada komponen
lingkungan Kesempatan kerja dari kegiatan
Penerimaan tenaga kerja disebutkan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
menjadi : DPH
Namun pada gambar 5.5. Bagan alir proses
pelingkupan dampak kesempatan kerja tidak
muncul tetapi yang muncul : kesempatan
usaha
Pada dok RKL/RPL : muncul sebagai dampak
yang dikelola dan dipantau
b. Pada Tahap operasional :
Kegiatan : operasional medis RS : dampak
Terganggunya keberadaan biota air : tidak
DPH ( hal V -49 ) sedangkan pada hal V -83
menjadi : DPH
c. Pada tabel 7.1 Matris Dampak Penting
Hipotetik hal VII-7 pada kegiatan tahap
Konstruksi adanya mobilisasi tenaga kerja
memberikan dampak Peluang Usaha dimana
pada Dokumen ANDAL tidak menjadi dampak
penting yang harus dikelola dan dipantau
namun pada dokumen RKL/RPL muncul
sebagai dampak yang harus dikelola dan
dipantau hal II-7
d. Dalam dokumen Andal Peningkatan
morbiditas menjadi DTP namun dalam
dokumen RKL/RPL menjadi dampak yang
harus dikeloa dan dipantau.
e. Pada dokumen andal tidak menyebutkan
dampak terhadap flora dan fauna tetapi pada
peta RKL/RPL muncul sebagai dampak yang
harus dikelola dan dipantau.
f. Terkait dampak penurunan kualitas air
permukaan pada bab evaluasi disebutkan
sebagai dampak penting namun pada
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dokumen RKL/RPL tidak ada pengelolaan dan
pemantauan
Belum menjelaskan timbulan limbah B3 di luar
limbah medis/infeksius berapa volume maupun
jenisnya baik pada saat kondisi eksisting maupun
setelah ada pengembangan karena ada sumber
limbah B3 lainnya seperti perkantoran,
laboratorium, sludge IPAL, genset dan lainnya.
Bagaimana dengan TPS limbah B3 agar ada
informasi apakah TPS limbah B3 saat ini masih akan
mencukupi dengan adanya pengembangan rumah
sakit?
12 Prof. Erri N Megantara dari PULIK UNPAD
Umum Cek konsistensi antara sumber dampak dan jenis
dampak yang terdapat di Matrik pelingkupan
dengan uraian di prakiraan dan juga yang terdapat
di RKL dan RPL
Rencana Jelaskan bagaimana kehandalan dan juga
Kegiatan bagaimana pengelolaan muka air retention pond
Rona Rona pengukuran TSP tidak sesuai PP.41/1999.
Lingkungan Pada tabel 3.3 cantumkan lama sampling/ukurnya.
Konversi hanya dapat digunakan bila ada beberapa
kali sampling. Data hsil monitoring apakah hasil
ukur 24 jam ?
Rona Data bising, sesuai Kepmen.48/96 krn kegiatan
Lingkungan siang harus mencakup Ls
Rona Data kualitas air IPAL eksisting, cantumkan data
Lingkungan per bulan untuk 6 bulan terahir
DPH, Prakiraan Uraian Evaluasi DP masih banyak yg belum di
dan Evaluasi dukung data rona. Pernyataan Ya dan Tidak, belum
Dampak di dukung tolok ukur atau alasan yang memadai
DPH, Prakiraan Pada Metoda penentuan sifat dampak penting, di
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dan Evaluasi setiap Kriterianya belum dilengkapi tolok ukur
Dampak atau alasannya. Akibatnya, penentuan penting dan
tidak pentingnya setiap jenis dampak menjadi
sumir
DPH, Prakiraan Dari 7 kriteria pada dampak kesempatan kerja
dan Evaluasi tahap konstruksi yg merupakan dampak positip,
Dampak namun kenapa ada kriteria yg dinyatakan –P ?
Jelaskan
DPH, Prakiraan Hitungan-hitungan prakiraan besaran dampak agar
dan Evaluasi dicermati kembali. Misalnya :
Dampak a. Perhitungan bising, bila sumbernya lebih dari
satu, harus menggunakan rumus gabungan
beberapa sumber.
b. Perhitungan besaran peningkatan konsentrasi
parameter kualitas air antara akibat limbah
dgn tanah tererosi tidak bisa digabung.
c. Hitungan besaran dampak kualitas udara
harus konsisten dgn jenis kegiatannya dan
sesuai dgn deskripsi kegiatan. Misal pada
kegiatan kontruksi fisik bangunan, masih ada
mobilisasi material sehingga redundance
dengan kegiatan mobilisasi material.
d. dst
DPH, Prakiraan Prakiraan besaran dampak kualitas udara
dan Evaluasi dinyatakan masih dibawah BM namun kenapa
Dampak dinyatakan Penting, serta kenapa dampak turunan
thd kesehatannya juga Dampak Negatip Penting ?
DPH, Prakiraan Dalam penentuan sifat penting dampak, tidak
dan Evaluasi boleh ada pengandaian.
Dampak
DPH, Prakiraan Pada Evaluasi holistic dan causatip, uraiannya
dan Evaluasi masih berupa ringkasan. Belum ada uraian holistic
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Dampak maupun causatipnya, termasuk bagaimana
kumulatifnya.
DPH, Prakiraan Penentuan area yg perlu mendapat perhatian,
dan Evaluasi belum di dukung uraia alasan yang jelas.
Dampak
DPH, Prakiraan Pada penentuan kelayakan lingkungan kriteria no
dan Evaluasi 3, dan no 5 lengkapi dengan sintesis hasil prakiraan
Dampak serta telaahan holistic. Untuk no 10 tambahkan
resume besaran dampak yang menunjukkan belum
melampauai DDL maupun DTL.
Pengelolaan Cek ulang ketelitian terkait relevansi dan
dan konsistensi dalam penulisan sumber dampak
Pemantauan dengan indicator keberhasilan pengelolaan, dng
upaya pengelolaannya dan juga dengan lokasinya
Pengelolaan Penulisan sumber dampak dan jenis dampak di RKL
dan dan RPL harus konsisten dengan di matrik DPH dan
Pemantauan DTPH yang dikelola.
Pengelolaan Bila hasil prakiraan dampak besaran dampaknya
dan melebihi BM, maka di indicator keberhasilan
Pemantauan tuliskan tuliskan konsentrasi sesuai BM, dan
sebutkan utk pengukuran berapa lama. Namun
bila hasil prakiraan dampak ternyata besaran
konsentrasinya masih dibawah BM, maka pada
indicator keberhasilantuliskan konsentrasinya
lebih kecil dp hasil prakiraan dampak
Pengelolaan Penulisan upaya pengelolaan dampak harus
dan oprasional. Bila upaya pengelolaan lebih dari satu
Pemantauan jenis, cek ulang apakah waktu pengelolaannya bisa
sama atau harus berbeda. Waktu pengelolaan
harus jelas time lienya
Pengelolaan Belum ada pengelolaan dampak kualitas air dan
dan biota air
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Pemantauan
Pengelolaan Indikator/parameter pemantauan : cukup tuliskan
dan apa parameter/indicator yang akan di ukur
Pemantauan
Pengelolaan Untuk waktu pemantuan, pertegas kapan
dan pemantauan pertama kali di mulai, kemudian tulis
Pemantauan frekuensinya
Pengelolaan Penulisan metoda dan analisis harus lengkap
dan seperti pada metoda di KA
Pemantauan
Kesimpulan Dokumen Andal, RKL dan RPL masih harus
diperbaiki
13 WISANDANA, SH, MSc
Untuk menghindari " confused " pembahas/penilai
dokumen , sekali lagi disarankan sebagaimana
telah disampaikan pd saat pembahasan dokumen
KA ANDAL agar pd bagian pendahuluan atau
deskripsi kegiatan dituliskan dg jelas informasi ttg
luas lahan eksisting dan lahan pengembangan ;
luas bangunan eksisting dan renc pengembangan ;
jml tmp tidur eksisting dan pengembangan...dst
termasuk terkait jml naker/peg , keb air bersih ,
timbulan limbah cair dan LB3 infectius , timbulan
sampah..( bila perlu disampaikan dg tabel
persandingan..)
Hal 1-22 : penjelasan fasilitas pengelolaan limbah
cair masih menuliskan rujukan peraturan yg sdh
tidak berlaku ( UU 4/1982 , PP 58 dan PP 85 /
1999..). Pd saat pembahasan KA sdh disamp kan
unt diperbaiki
Dlm menyampaikan efektivitas
pengelolaan/pemantauan lingkungan terhadap
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
kegiatan eksisting ( hal. 1 - 31 ) agar dikaitkan dg
pengelolaan/pemantauan lingkungan lebih lanjut
untuk kegiatan pengembangan , termasuk
klarifikasi ttg operasional incenerator : apakah sdh
tidak digunakan shg perlu kejelasan jenis &
kapasitas limbah nya yg selanj nya mis. akan
dikelola oleh pihak ke 3 yg berizin
Apabila direncanakan pd dokumen lingkungan
kegiatan pengembangan RS ini akan sekaligus
mengintegrasikan pengelolaan/pemantauan
lingkungannya dg pengelolaan/pemantauan
lingkungan kegiatan eksisting ( vide sesuai dg IL
berd dok UKL/UPL 2015 ) , maka dari sejak awal
perlu dikonfirmasikan kpd instansi bertanggung
jawab agar selanjutnya unt efisiensi & efektivitas
pelaksanaan dan pelaporan implementasi RKL/RPL
tdk dilakukan berdasarkan 2 dokumen
Untuk pengelolaan lingkungan yg sdh dilaksanakan
berdasarkan SOP, dapat dijelaskan dlm deskripsi
kegiatan dan SOP nya dilampirkan pd laporan
dokumen
Batas wilayah studi : pastikan deliniasi nya pada
peta batas wilayah studi dg jelas
Pengembangan RS melalui penambahan bangunan
5 lantai + basement/semi basement pd lahan
eksisting yg semula digunakan unt areal parkir &
ruang terbuka perlu dijelaskan dampaknya
terhadap pemenuhan ketentuan a.l. KDB dan KDH
serta dewatering yg akan berdampak lebih lanjut
thd gangguan sumur penduduk ( jelaskan selain
data MAT..adalah juga kondisi geohidrologi tapak )
Apabila ada rencana kegiatan pengembangan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
lahan unt areal parkir dsb pada lahan yg
berdampingan dg lahan eksisting ( dipisahkan oleh
selokan/badan air ) , maka rencana tsb baik luas
lahan , renc kapasitas tampung parkir / SRP serta
jembatan penghubung kiranya dapat di
informasikan dalam renc kegiatan
Kebutuhan air yg semula dipenuhi dr air tanah
berdasarkan SIPA yg sdh dimiliki maka untuk
kebutuhan air setelah adanya pengembangan
sebesar 60 m3/hari ( sehingga total menj 150
m3/hari ) : pastikan akan dipenuhi oleh PDAM
sesuai perjanjian kerjasama (clear & confirmed ).
Hal. III - 55 : ada keluhan masyarakat ttg adanya
gangguan asap dr pembakaran sampah oleh pihak
RS : mhn klarifikasi apa maksudnya ?
Referensi unt kajian LB3 medis term unt desain dan
penambahan kapasitas TPS LB3 medis mengacu
kpd PERMENLHK 56/2015 dan unt limbah cair kpd
PERMENLHK 5/2014.
Secara umum perlu di review konsistensi antara
prakiraan dan evaluasi dampak serta RKL/RPL.
Dalam matrik pengelolaan harus jelas indikator
dan bentuk pengelolaan yg operasional
14 SULAEMAN (DISNAKERTRANS)
Tabel 6.1. Dalam dokumen tersaji bahwa rekruitmen ada dua
tahap untuk pekerjaan kontruksi dan operasional
pada rumah sakit tersebut, Dari data tabel tersebut
agar dimasukan status pekerja borongan sebagai
PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) dan hak
bpjs kesehatannya agar dipenuhi.
Dalam tahap operasional dalam tabel agar
diperjelas uraian kebutuhannya. Dalam
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
pelaksanaannya nanti agar mengisi form WLL-1
(wajib lapor lowongan) dan setelah pelaksanaan
rekruitmen agar mengisi WLL-2 nya
Kepada calon pelamar pekerjaan agar diwajibkan
memiliki AK-1 (kartu kuning) sebagai warga
pencaker Kabupaten Cirebon
15 PJ. KUWU CIWARINGIN
Atas nama masyarakat merasa bangga dan
gembira karena RS Sumber Waras sudah menjadi
ikon Desa Ciwaringin
Agar AMDAL dapat berjalan sesuai aturan yang ada
Agar mengikutsertakan masyarakat ciwaringin
dalaam berbagai rahapan dan kegiatan
Mendukung dan menyetujui serta dapat
menumbuhkembangkan perekonomian
masyarakat desa Ciwaringin
16 PERWAKILAN MASYARAKAT (KUWU KUMPUL) / H. TUBAGUS MASDUKI, SE, MM
Mendukung pengembangan RS Sumber waras
Masyarakat Desa Ciwaringin agar dapat bekerja
pada saat operasional maupun konstruksi
17 KECAMATAN CIWARINGIN - JAMHARI (SEKMAT
Masyarakat Ciwaringin agar dilibatkan dalam
konstruksi dan operasional
Perbaikan Amdal agar diikuti sebagaimana arahan
dari para pakar
Pelayanan RS Sumber waras agar ditingkatkan
18 MELLYNITA, ST, MT (TIM TEKNIS)
Penulisan dalam dokumen terkait Nama dalam
table penggunaan lahan dan Site Plan agar sama
(nama gedung dll)
Jalan Akses dari parkir timur ke gedung utama agar
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dilengkapi dengan gambar jembatan dalam lay out
Agar gambar eksisting bangunan yang ada di
bagian barat (jalan galagamba-ciwaringin)
19 YOYON SUHARYONO (YAYASAN BURUH DAN LINGKUNGAN HIDUP / YBLH)
RTH agar menggunakan tanaman yang dapat
menyerap karbon secara maksimal misalnya
Trembesi
Agar memenuhi prosesntasi Terbangun dan Tidak
Terbangun (BCR)
20 IR. FAHRUDIN (LSM PANGLAOT YUDHA PUTRA)
RTH agar dipenuhi
Aliran air ketika hujan agar terkendali sehingga
perhitungan run off harus benar
21 DR. ENDANG SOETRISNO, SH, MH (UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI CIREBON)
Dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 Pasal 1 ayat(7) Jo Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
Pasal 1 ayat (4) bahwa Analisis Dampak
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan. Dan Pasal 6 ayat(1) Jo Pasal 4
huruf b bahwa ANDAL memuat pendahuluan;
deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal;
prakiraan dampak penting; evaluasi secara holistik
terhadap dampak lingkungan; daftar pustaka dan
lampiran.
Rencana pengembangan yang dilakukan oleh PT
Sinarya Bersaudara sebagai pengelola Rumah Sakit
Sumber Waras Cirebon, berencana akan
melakukan Pengembangan Rumah Sakit Sumber
Waras Cirebon, rencana pengembangan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
menyangkut seluas 9.690M2 yang semula
merupakan lahan kosong atau tempat parker mobil
akan dimanfaatkan untuk rencana pengembangan,
yakni pembangunan gedung baru akan dibangun 1
(satu) gedung dengan 5 (lima) lantai dan 1 (satu)
basement serta bangunan lainnya serta
penambahan jumlah tempat tidur sebanyak lebih
kurang 150 bed. Alasan pengembangan diharapkan
[elayanan rumah sakit menjadi terintegrasi dan
akan meningkatkan kualitas layanan serta
memperbanyak daya tamping pasien.
Penyusunan ANDAL ini secara umum telah dapat
memenuhi standar normatif yang telah diatur
dalam norma hukum sebagaimana tertuang dalam
dasar hukum di atas. Dan sesuai pula dengan
PERDA Kabupaten Cirebon Nomor 7 Tahun 2018
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Cirebon Tahun 2018-2038 bahwa lahan yang
digunakan untuk melakukan pembangunan Rumah
Sakit telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Cirebon Pasal 84
Huruf(B) tentang Penjelasan Pasal 76 Huruf(H)
dengan ketentuan “diperbolehkan adanya
penyediaan sarana pendidikan, sarana kesehatan,
sarana perdagangan dan niaga, kebutuhan sarana
terbuka, lapangan olah raga.
Namun dalam beberapa hal dapatlah di-review
dan dikritisi mengingat telaahan secara cermat dan
mendalam dari dampak penting yang mungkin
dapat terjadi oleh sebab dari adanya rencana
pengembangan tersebut.
Pada point BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
halaman 1-1, mempertegas kembali komitmen
dampak penting yang timbul dari rencana
pengembangan tersebut menyangkut perubahan
lingkungan hidup dan lingkungan sosial, contoh
persoalan limbah yang akan ada dan persepsi
masyarakat sekitar terhadap perubahan lingkungan
hidup sekitar secara garis besar didalam latar
belakang sudah harus dideskripsikan secara
faktual. Penyusunan ANDAL tidak hanya sekedar
menjelaskan alasan-alasan rencana
pengembangannya saja, sebab didalam alasan
tersebut tidak secara cermat memperhitungkan
timbulnya dampak yang terjadi. Fakta ini tidak
sesuai dengan ketentuan hukum yang telah
mengaturnya dalam LAMPIRAN II PERATURAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR
16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
PADA POINT B MUATAN DOKUMEN ANDAL
ANGKA 1 bahwa masing-masing butir yang
diuraikan pada bagian ini disusun dengan mengacu
pada hasil pelingkupan dalam dokumen Kerangka
Acuan.
Ketentuan hukum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 Pasal 1 ayat(7) Jo
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 1 ayat (4) bahwa
Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disebut Andal, adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
Dalam BAB II DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN /
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
ATAU KEGIATAN Halaman II-1 tidak secara cermat
dan mendalam memberikan penjelasan
argumentasi yang lengkap berkenaan dengan
komitmen pemenuhan kebutuhan air bersih,
mengingat kegaitan yang akan dilakukan akan
mampu memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih. Jika
harus memanfaatkan dan mengambil air tanah
kondisi tersebut harus merujuk kepada dasar
hukum yang berlaku menyangkut pengaturan
tentang hal tersebut. Dan manakala harus
dilakukan dengan melalui PDAM harus pula
dipertegas bagaimana konstruksi kesepakatan yang
akan dibangun antara para pihak. Fakta ini tidak
diuraikan secara rinci dan mendalam dalam uraian
BAB II DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ ATAU
KEGIATAN (HALAMAN II-1).
Muatan Dokumen ANDAL berkenaan dengan BAB
III TENTANG DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN
HIDUP Halaman III- 58 Masalah Sampah yang
dapat timbul
hanya mendeskripsikan secara sederhana, bahkan
dalam beberapa penjelasan dalam dokumen tidak
dijabarkan masalah penanganan persampahan,
realitas tersebut menguatkan argumen bahwa
materi Dokumen ANDAL masih memiliki ruang
untuk dikritisi kembali, hal ini tidak sesuai dengan
nilai norma hukum yang telah dimuat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Pasal
1 ayat(7) Jo Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 1
ayat (4) bahwa Analisis Dampak Lingkungan Hidup,
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
yang selanjutnya disebut Andal, adalah telaahan
secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
Pengertian muatan nilai telaahan secara cermat
dan mendalam memiliki konsekuensi logis – yuridis
Doklumen ANDAL menyangkut masalah
persampahan harus dapat dijelaskan dan
diuraikan dengan cermat serta mendalam
bagaimana kondisi existing dalam hal penanganan
masalah persampahan tersebut. Dokumen ANDAL
oleh Pemrakarsa tidak mampu menjelaskan fakta
masalah persampahan yang dapat terjadi dalam
setiap tahapan operasional dari usaha dan atau
kegiatan yang dilakukannya.
Kondisi existing dalam batas wilayah usaha dan
atau kegiatan pihak Pemrakarsa harus dapat
memperhitungkan dampak penting yang dapat
terjadi akibat dari usaha / kegiatan yang
dilakukannya. Dampak penting tersebut
berkenaan dengan perubahan lingkungan hidup
realitas sosial yang terjadi yaitu sekitar wilayah
rencana pengembangan rumah sakit tersebut.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal berisi
uraian mengenai rona lingkungan hidup
environmental setting) secara rinci dan mendalam
di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, yang
mencakup:
a. Komponen lingkungan terkena dampak
penting rencana usaha
dan/atau kegiatan (komponen/features
lingkungan yang ada
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
disekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada dasarnya paling
sedikit memuat:
1) komponen geo-fisik-kimia, seperti
sumber daya geologi, tanah,
air permukaan, air bawah tanah, udara,
kebisingan, dan lain
sebagainya.
Pembebanan norma hukum tersebut di atas sudah
harus dijelaskan dalam Dokumen ANDAL, hanya
persoalannya yang ditunggu sekarang adalah
tindakan nyata dari Pihak Pemrakarsa untuk
menyelesaikan masalah ini melalui pendekatan
secara integral-komprehensif-holistik artinya
pihak-pihak lain harus dilibatkan. Masalah
LINGKUNGAN HIDUP adalah masalah bersama
yang harus diatasi secara menyeluruh sebagai
satu-kesatuan. Alternatif solusi yang dapat diatasi
untuk menanggulangi masalah LINGKUNGAN
HIDUP tersebut para pihak yang terlibat harus
mampu bekerja sama secara konstruktif, dengan
mengesampingkan segala kepentingan yang tidak
menguntungkan masyarakat.
Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan) sebagai sebuah kewajiban
moral dari perusahaan, mendeskripsian pada
pendekatan Corporate Social Responsibility
(Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) ,
mekanisme hukum yang mengatur tentang hal
tersebut yaitu dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas d Pasal
2 diatur bahwa setiap Perseroan selaku subjek
hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan
lingkungan, pembebanan hukum dimaksud telah
dideskripsikan dalam Dokumen ANDAL
sebagaimana tertuang dalam Point Adanya
Kesempatan Kerja (Halaman VI-46) harus dapat
menjelaskannya dan argumentasi yang dibangun
dengan beralasan kepada pemikiran Perencanaan
Pengembangan Rumah Sakit pasti akan
berpengaruh kepada Penambahan Tenaga Kerja
untuk itu permasalahan Corporate Social
Responsibility (CSR) harus mampu
mempertimbangankan hal tersebut, dan harus
dapat dilakukan secara transparan dan akuntabel
oleh Pihak Pemrakarsa. Pelibatan sosial kontrol
masyarakat sangat diharapkan sebagai bagian dari
konsep penerapan Corporate Social Responsibility
(Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) sebab
filosofi dasarnya adalah adanya hubungan
simbiosis-mutualisme antara perusahaan dan
masyarakat.
Norma dasar telah memberikan pengaturan yang
jelas dan utuh sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang No.32 Tahun 2009, bahwa Pasal
65 Ayat(1) Setiap orang berhak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak
asasi manusia Jo Pasal 67 Setiap orang
berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup Jo Pasal 68 Setiap orang yang melakukan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
usaha dan/atau kegiatan berkewajiban :
a. memberikan informasi yang terkait dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat
waktu;
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan
hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu
lingkungan hidup dan/atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
Dalam konteks membangun lingkungan hidup yang
baik dan sehat, setiap usaha dan/ atau kegiatan
yang memberikan dampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL
berdasarkan Pasal 3 ayat(1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Amdal merupakan suatu upaya atau pendekatan
untuk mengkaji apakah kegiatan pemanfaatan atau
pengolahan sumber daya alam atau kebijakan
pemerintah akan dan dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.
Dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 Pasal 1 Angka 6 : Kerangka Acuan
adalah ruang lingkup kajian analisis dampak
lingkungan hidup yang merupakan hasil
pelingkupan. Angka 7 : Analisis Dampak
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan.
Pasal 5 Ayat (1) Penyusunan Amdal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (1) dituangkan ke
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dalam dokumen Amdal yang terdiri atas:
a. Kerangka Acuan;
b. Andal; dan
c. RKL-RPL.
Ayat (2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) huruf a menjadi dasar penyusunan
Andal dan RKL-RPL.
BAB VII sudah sepatutnya secara jelas
mendeskripsikan ALASAN ILMIAH KHUSUSNYA
BAB VII HASIL EVALUASI SECARA HOLISTIK
TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN untuk Point
Status Studi ANDAL (Halaman VII-4) hal ini
ditekankan pada aspek sosial, ekonomi dan budaya
terutama pada ARGUMENTASI BERDASARKAN
HASIL TELAAHAN DAPAT DILIHAT BAHWA
RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT
SUMBER WARAS AKAN MENIMBULKAN DAMPAK
TERHADAP LINGKUNGAN. DAMPAK YANG AKAN
TERJADI CUKUP BANYAK DAN KOMPLEKS
KHUSUSNYA DAMPAK TERHADAP KOMPONEN
FISIK-KIMIA (PENURUNAN KUALITAS AIR
PERMUKAAN; PENINGKATAN AIR LARIAN) SERTA
DAMPAK TERHADAP KOMPONEN SOSIAL;
EKONOMI DAN BUDAYA, SEHINGGA DAMPAK
UTAMANYA (PRIMER) HARUS BENAR-BENAR
DIPERHATIKAN DAN DIKELOLA SECARA BIJAKSANA
AGAR DAMPAK NEGATIF
DARI KEGIATAN TERSEBUT DAPAT
DIMINIMALKAN ATAU DITANGGULANGI.
Dalam deskripsi ANDAL tidak dijelaskan secara rinci
dan mendalam dalam Tahap Konstruksi dan Tahap
Operasional, kemungkinan-kemungkinan untuk
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
meminimalisir dampak yang terjadi, hal ini
menjadi pertanyaan yang mendalam mengingat
ketentuan hukum yang mengatur tentang hal
tersebut telah secara tegas memberikan batasan-
batasan sebagaimana dalam regulasi tentang
pengelolaan lingkungan hidup. Argumen yang
dibangun dalam ANDAL dengan terminologi
“DAMPAK UTAMANYA (PRIMER) HARUS BENAR-
BENAR DIPERHATIKAN DAN DIKELOLA SECARA
BIJAKSANA” menimbulkan tafsiran-tafsiran
hukum yang ambigu untuk memahami
permasalahan lingkungan hidup sebab telah
disadari sepenuhnya oleh Pihak Pemrakarsa
bahwa “RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH
SAKIT SUMBER WARAS AKAN MENIMBULKAN
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN. DAMPAK
YANG AKAN TERJADI CUKUP BANYAK DAN
KOMPLEKS KHUSUSNYA DAMPAK TERHADAP
KOMPONEN FISIK-KIMIA” pernyataan yang
terdeskripsikan didalam ANDAL menjadi faktor
penentu keutamaan untuk mengantisipasi kondisi
yang tidak diinginkan terhadap perubahan kondisi
lingkungan hidup dan sosial sekitar kawasan
pengembangan.
22 DR. AMRAN JAENUDIN (UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON)
Umum Identitas Tim/Konsultan Penyusun ANDAL: Tidak
tertulis
Pendirian RSSW : 15 Juli 2005
Berdasrkan Gambar 1.1 LOKASI KEGIATAN
Pengembangan RSSW lokasi bersebelahan di
bagian Utara dan Selatan dari bangunan eksisting,
luas lahan masing-masing Perlu Diperjelas
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Pendahuluan 1.4.3. Pada Gambar 1.4. SITEPLAN EKSISTING
tampak Pengembangan Bangunan pada lahan yang
berada di bagian TIMUR saja
Apakah luas lahan rencana pengembangan itu
pada areal yang 4.059 m2 itu di bagian Timur saja?
Sehingga pada Tabel 1.16 Luas Bangunan Eksisting
dengan rencana pengembangan bangunan yang
mencapai 9.690 m2 itu pada lahan yang kurang dari
4.059 m2.! (Blok D luas berapa dan Blok L berapa?)
Gambar 1.8
Mohon diinformasikan tentang saluran yg
memisahkan Blok L bangunan lama dan Blok L
rencana pengembangan (Bag. Timur lokasi).
Sebutkan nama irigasinya dg kapasitas
pengairannya, yang ke persawahan di bagian
Baratnya Daerah irigasi apa!
Gambar 1.9 s/d 1.14 itu bangunan pada lahan
yang mana?
Adapun Tabel 1.18 Jumlah tempat tidur eksisting
yang 195 sedangkan pengembangan sebanyak
394 Tempat Tidur
Pada Bab I ini belum tampak Identitas Penyusun
AMDAL!
Pada KATA PENGANTAR yang mengucapkan terima
kasih atas tersusunnya KA AMDAL adalah Hospital
Director RS SUMBER WARAS yaitu Bapak (dr.
Tirtamulya Juandy)  dibawah naungan PT.
SINARYA BERSAUDARA
DESKRIPSI 2.1. Rencana Kegiatan yang Berpotensi
RENCANA menimbulkan dampak
USAHA Mungkin dapat lebih focus pada lokasi lahan yang
4.059 m2 saja.
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
2.1.1 Tahap Pra Konstruksi (II-1)
2.1.2 Tahap Konstruksi (II-2)
2.1.3 Tahap Opereasional Pengembangan Rumah
sakit (II-10)
Rekrutmen tenaga kerja 312 = 1.850 orang,
eksisting 1.538 orang.
2.2. Jadwal kegiatan  sebaiknya dalam narasi
dituliskan dengan jelas (jangan hanya diarahkan
untuk melihat table. Maka akan jelas kegiatan pada
nomor 2.1 diatas. Jadi apakah RSSW baru akan
beroperasi tahun ke 6 adalah tahun 2026
mendatang? Dalam jadwal ini pembangunan fisik
direncanakan selama 4,5 tahun..!?
2.3. Alternatif yang dikaji dalam AMDAL  jika
dinyatakan tidak ada alternatif kajian, maka sub.
Bab. Tersebut tidak perlu ditulis.
2.4. Usaha dan atau kegiatan yang ada disekitar
lokasi Rencana Usaha  agar dikaji peluang
interaksinya, yang kemudian harus dibuat salang
menunjang dalam memberikan manfaaf
RONA 3.1. Komponen Fisik Kimia
LINGKUNGAN 3.1.1. Iklim  relative aman, tidak ada indicator
HIDUP AWAL penghambat yang berarti (Cuma ada catatan
terdapat 2 bulan tanpa hujan yaitu bulan Juli dan
Agustus).
3.1.2. Kualitas Udara
3.1.3. Kebisingan
3.1.4. Kualitas Air  setiap para meter disebutkan
dalam kondisi baik, dibawah ambang batas baku
standar (jangan semua harus baca table).
3.1.5. Geologi dan Hidrologi  sistimatika
diurutkan saja mulai : Topografi, Geologi, dan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Hidrologi. Sehingga berdasarkan penjelasan itu,
baru disampaikan Gambar 3.4  kemungkinan
Rawan Gerakan Tanah.
3.1.6. Transportasi
3.2. Komponen Biologi (III-27)  disampaikan
keadaannya sebatas areal yang dimungkinkan
terjadi interaksi.
Jelaskan flora dan fauna yang bermanfaat dalam
ekosistem tetapi mungkin kurang baik bagi rumah
sakit dan bentuk interaksi lainnya.

3.3. Komponen Sosial Ekonom dan Budaya 


dilanjutkan ke persepsi masyarakat thd rencana
pengembangan Rumah sakit
3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 
responden dan tanggapannya
HASIL 4.1. Hasil Pelibatan Masyarakat
PELIBATAN 4.1.1. Pengumuman di Media Masa
MASYARAKAT 4.1.2. Konsultasi Publik Kompon
(Bab. IV. Ini hanya 1 halaman). Informasi sangat
kurang, mungkin sebaiknya persepsi masyarakat
dan tanggapan responden terhadap rencana
pengembangan RSSW, dapat diisikan pada Bab. IV
ini
DAMPAK 5.1. Dampak Potensial
PENTING 5.2. Evaluasi Dampak Potensial (v-6)
HIPOTETIK, 5.3. Dampak Penting Hipotetik (V-82)
BATAS (Tabel 5.2. Matrik dampak Penting Hipotetik)
WILAYAH karena bersifat pengembangan, maka mohon
STUDI DAN disajikan saja prakiraan dampak apa sebagaimana
BATAS WAKTU laporan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
KAJIAN Lingkungan (RKL – RPL) yang selama ini dilakukan.
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Selanjutnya diorientasikan kepada penetapan
Batas Wilayah Studi yang diduga merupakan batas
wilayah terkena dampak.
5.4. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
PRAKIRAAN 6.1. Tahap Pra Konstruksi (Hal VI.2.)
DAMPAK 6.2. Tahap Konstruksi (Hal VI.4.)
PENTING 6.3. Tahap Operasional (Hal VI.37.)
Pada halaman ini, data hujan digunakan dari BMKG
Kls 1 Bandung sedangkan pada hal. III-2 data Curah
Hujan dari Stasiun Meteorologi Penggung, 2019.
Penjelasannya juga ( Hal VI-38) dengan mengambil
contoh banjir di perkotaan.
Kenapa tidak menghitung jumlah debit hujan
ditempat yang tertutup bangunan saja.
Kemudian runff itu diarahkan kemana, apa ke
jaringan irigasi atau ke jaringan drainase tempat
lainnya.
Secara sederhana, dengan adanya penutupan
gedung baru, akan menyebabkan runoff dengan
ketinggian berapa Cm dan selama berapa jam?
HASIL 7.1. Telaahan Terhadap Dampak Lingkungan yang
EVALUASI Diprakirakan Terjadi
SECARA 7.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan
HOLISTIK
TERHADAP
DAMPAK
LINGKUNGAN
Catatan:
Lampiran : Berita Acara formolir KAK
Pada No. 2. Peserta rapat tidak tertulis Pemrakarsa
Kegiatan dan Tim Penyusun AMDAL  hal ini
sebagaimana dalam Dokumen AMDAL sekarang.
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Demikian halnya dalam lampiran 2. Surat Arahan
Dokumen Lingkungan. Surat ditujukan pada
Direktur Rumah Sakit Sumber Waras (RSSW) saja.
Pertanyaannya, apakah dokumen ini tidak disusun
oleh Konsultan?
Pada lampirannya, nama Perusahaan  P.T.
Sinarya Bersaudara A/n Rumah sakit Sumber
Waras atau RSSW a.n. PT. Sinar Bersaudara.
23 RITA SUSANA, S. APi, MM (TIM TEKNIS)
Agar dibuat SOP terkait dengan pelayanan
masyarakat baik melalui pengaduan offline
maupun online
Pada dokumen Andal, sumber dampak dari Genset,
Incenerataor hasil pengujian melebihi baku mutu.
Tetapi pada pengembangan jenis dampak ini tidak
muncul dalam RKL-RPL. Kenapa?
Pada matrik RKL tentang rekrutmen tenaga kerja
local 218 orang, bagaimana kondisi eksisting
rektutmennya agar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Termasuk pengertian tenaga local dan
tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan
spesifikasinya
Makin RKL-RPL terkait perilaku hidup sehat (PHBS)
kenapa dikosongkan, padahal merupakan bagian
penting operasional RS
24 MIRA (PERUMDA TIRTA JATI /PDAM KABUPATEN CIREBON)
Sesuai dengan analisa kemampuan suplay dari
PDAM bersumber dari SPAM Ciwaringin maka
PDAM dapat memenuhi kebutuhan RS Sumber
Waras sebagaimana tercantum dalam dokumen
AMDAL
Perhitungan kebutuhan air agar di hitung kembali
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
secara detail
PDAM Kabupaten Cirebon telah membalas Surat
dari RS Sumber Waras terkait kesanggupan
pemenuhan kebutuhan air tersebut
25 DR. ENDANG ASTUTI (PSLH - UGM)

26 DR. EKO SUGIHARTO (PSLH – UGM)

UU no 44 th 2009 tentang Rumah Sakit


Pasal 10 (2)
Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas ruang:
a. rawat jalan;
b. ruang rawat inap;
c. ruang gawat darurat; Jenis Kegiatan Operasi harus mengacu UU 44-2009
d. ruang operasi;
e. ruang tenaga kesehatan; Untuk RS Sumberwaras silahkan pilih Jenis Kegiatan
f. ruang radiologi;  Harap patuhi aturan terkait ! apa saja yg akan ada (sesuai kelas RS), bila perlu
g. ruang laboratorium;  Limbah B3 umum dikelompokkan. Misal: Kegiatan Medis, Kegiatan non
h. ruang sterilisasi;
Medis, Kegiatan Penunjang, Kegiatan Pendukung,
i. ruang farmasi;
j. ruang pendidikan dan latihan; dll.
k. ruang kantor dan administrasi  Limbah domesti, Limbah B3 umum
l. ruang ibadah, ruang tunggu;
m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;
n. ruang menyusui;
o. ruang mekanik;
p. ruang dapur;
q. laundry;  Boiler ??
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengelolaan limbah padat, cair (domestik, B3 Umum, B3 medis)  IPAL ? TPS L-B3 ? TPS L-B3 MEDIS ? INSENERATOR ?
u.sumber energi
v.sumber air bersih
w. pelataran parkir yang mencukupi.

KAJIAN ANDAL: RK  Komp. LH terkena dampak (DPH)  Besar & Sifat penting Dpk  Evaluasi  RKL-
RPL (konsistensi, relevansi, kedalaman  Pengelolaan LH yg effisien & efektif. Hasil Pemantauan
dilaporkan)
KONSISTENSI ANTARA PENENTUAN DPK POTENSIAL dengan PENENTUAN DPH

Tabel 5.1 Tabel 5.4


RK yang Berpotensi
R.K. Dpk Potensial No. DPH / DTPH / DP-KP
Menimbulkan Dpk
Thp Pra Konstr A. Tahap Pra konstr  

??? ??? 1. Penerimaan Tenaga Kerja Kesempatan Kerja

Thp KONSTRUKSI B. Thp KONSTRUKSI


Penerimaan Tenaga Kerja 9. Adanya Kesempatan 1 Penerimaan Tenaga Kerja Peluang Usaha
Konstruksi Kerja
  10. Peluang Kerja 1 Penerimaan Tenaga Kerja Adanya Kekhawatiran Masyarakat

  11. Timbulnya
kekhawatiran ? ??? ???
Masyarakat
Mobilisasi Alat Berat dan 1.Penurunan Kualitas 2 Mobilisasi Alat Berat dan Penurunan kualitas udara
Material Konstruksi Udara Material Konstruksi

  2.Peningkatan 2 Mobilisasi Alat Berat dan Peningkatan Kebisingan


Kebisingan Material Konstruksi

  6.Terjadinya 2 Mobilisasi Alat Berat dan Terjadinya Kerusakan Jalan


Kerusakan Jalan Material Konstruksi (DTPH)
  7.Gangguan 2 Mobilisasi Alat Berat dan Gangguan kelancaran lalulintas
Kelancaraan Lalulintas Material Konstruksi (DTPH)
  11. Timbulnya 2 Mobilisasi Alat Berat dan Timbulnya Kekhawatiran Masyarakat
kekhawatiran Material Konstruksi
Masyarakat
Pematangan Lahan 1.Penurunan Kualitas 3 Pematangan Lahan Penurunan kualitas udara
Udara
  2.Peningkatan 3 Pematangan Lahan Peningkatan Kebisingan
Kebisingan
  4. Peningkatan Air 3 Pematangan Lahan Penurunan kualitas air permukaan
Larian
  5.Penurunan Kualitas 3 Pematangan Lahan Peningkatan aliran air (run off water)
Air Permukaan
  8. Terganggunya 3 Pematangan Lahan Terganggu-nya keberadaan biota air
Keberadaan Biota Air
  11. Timbulnya 3 Pematangan Lahan Timbulnya kekhawatiran masyarakat
kekhawatiran
Masyarakat
Pembangunan Fisik 1. Penurunan Kualitas 4 Pembangunan Fisik Bangunan Penurunan kualitas udara
Bangunan dan Sarana Udara dan Sarana Penunjang
Penunjang

  2. Peningkatan 4 Pembangunan Fisik Bangunan Peningkatan Kebisingan


Kebisingan dan Sarana Penunjang

  4. Peningkatan Air 4 Pembangunan Fisik Bangunan Peningkatan Air Larian


Larian dan Sarana Penunjang

  5. Penurunan Kualitas 4 Pembangunan Fisik Bangunan Penurunan Kualitas Air Permukaan


Air Permukaan dan Sarana Penunjang

  8. Terganggunya 4 Pembangunan Fisik Bangunan Terganggunya Keberadaan Biota Air


Keberadaan Biota Air dan Sarana Penunjang
  11. Timbulnya 4 Pembangunan Fisik Bangunan Timbulnya Kekhawatiran Masyarakat
kekhawatiran dan Sarana Penunjang
Masyarakat

  18. Peningkatan 4 Pembangunan Fisik Bangunan Peningkatan Morbiditas


Morbiditas dan Sarana Penunjang (DTPH-KP)

C.Thp OPERASI C. Tahap Operasi


Pengadaan Tenaga Kerja 9. Adanya Kesempatan 1 Penerimaan Tenaga Kerja Kesempatan Kerja
Operasi Kerja
  10. Peluang Kerja 1 Penerimaan Tenaga Kerja Peluang Usaha

  11. Timbulnya 1 Penerimaan Tenaga Kerja Adanya Kekhawatiran Masyarakat


kekhawatiran
Masyarakat
Kegiatan Operasional Medis 11. Timbulnya 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Penurunan kualitas air permukaan
Rumah Sakit kekhawatiran
Masyarakat
  12. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan Air Larian
Timbulan Sampah

  14. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Terganggunya Keberadaan Biota Air
Limbah Padat Medis

  15. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Timbulnya Kekhawatiran Masyarakat
Limbah Cair Medis

No R.K DTPH-KP
  16. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan timbulan sampah
Limbah Cair Domestik domestik dari kegiatan operasional
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, dan operasi.

  17. Potensi Infeksi 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan timbulan limbah padat
Nosokomial medis dari kegiatan operasional
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, dan operasi.

2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan timbulan limbah cair


medis dari kegiatan operasional
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, dan operasi.

2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan timbulan air limbah


domestik dari kegiatan operasional
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, dan operasi.
 
2a. Operasional Medis Rumah Sakit Potensi Infeksi Nosokonomial

 
Kegiatan Operasional 4. Peningkatan Air 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan timbulan sampah
Penunjang Medis Rumah Larian Penunjang Medis Rumah Sakit domestik dari kegiatan operasional di
Sakit ruang tenaga kesehatan, ruang
radiologi (Komputer Based
Radiografi), ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi,
laundry, dan kamar jenazah
  5. Penurunan Kualitas 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan timbulan limbah padat
Air Permukaan Penunjang Medis Rumah Sakit medis dari kegiatan operasional di
ruang tenaga kesehatan, ruang
radiologi (Komputer Based
Radiografi), ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi,
laundry, dan kamar jenazah

  8. Terganggunya 2b b. Kegiatan Operasional  


Keberadaan Biota Air Penunjang Medis Rumah Sakit

  11. Timbulnya 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan timbulan limbah cair


kekhawatiran Penunjang Medis Rumah Sakit medis dari kegiatan di ruang tenaga
Masyarakat kesehatan, ruang radiologi
(Komputer Based Radiografi), ruang
laboratorium, ruang sterilisasi, ruang
farmasi, laundry, dan kamar jenazah

  12. Peningkatan 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan timbulan air limbah


Timbulan Sampah Penunjang Medis Rumah Sakit domestik dari kegiatan operasional di
ruang tenaga kesehatan, ruang
radiologi (Komputer Based
Radiografi), ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi,
laundry, dan kamar jenazah
  14. Peningkatan 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan morbiditas
Limbah Padat Medis Penunjang Medis Rumah Sakit

  15. Peningkatan
? ??? ???
Limbah Cair Medis
  16. Peningkatan
? ??? ???
Limbah Cair Domestik
  18. Peningkatan
? ??? ???
Morbiditas
Kegiatan Operasional Non- 11. Timbulnya 2c c. Kegiatan Operasional Non Peningkatan timbulan sampah
Medis Rumah Sakit kekhawatiran Medis Rumah Sakit domestik dari kegiatan operasional di
Masyarakat ruang Pendidikan dan Latihan, ruang
kantor dan administrasi, ruang
ibadah, ruang tunggu, ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat,
ruang menyusui, ruang mekanik,
ruang dapur, taman, pelataran parkir

  12. Peningkatan     Peningkatan timbulan limbah B3 dari


Timbulan Sampah kegiatan operasional di ruang
Pendidikan dan Latihan, ruang kantor
dan administrasi, ruang ibadah, ruang
tunggu, ruang penyuluhan kesehatan
masyarakat, ruang menyusui, ruang
mekanik, ruang dapur, taman,
pelataran parkir
  13. Peningkatan 2c c. Kegiatan Operasional Non Peningkatan timbulan air limbah
Limbah Padat B3 Medis Rumah Sakit domestik dari kegiatan operasional di
ruang tenaga kesehatan, ruang
radiologi (Komputer Based
Radiografi), ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi,
laundry, dan kamar jenazah

  16. Peningkatan 2c c. Kegiatan Operasional Non Peningkatan morbiditas


Limbah Cair Domestik Medis Rumah Sakit

  18. Peningkatan
? ??? ???
Morbiditas
Mobilisasi Kendaraan Pasien 1. Penurunan Kualitas 3 Mobilisasi Kendaraan Pasien dan Penurunan kualitas udara ambient
dan Pengunjung Udara Pengunjung akibat peningkatan kandungan debu
(TSP) dan emisi gas buang (kadar CO,
NO2, SO2, PB

  2. Peningkatan 3 Mobilisasi Kendaraan Pasien dan Peningkatan Kebisingan


Kebisingan Pengunjung

  6. Terjadinya 3 Mobilisasi Kendaraan Pasien dan Terjadinya Kerusakan Jalan


Kerusakan Jalan Pengunjung

  7. Gangguan 3 Mobilisasi Kendaraan Pasien dan Gangguan Kelancaran Lalulintas


Kelancaraan Lalulintas Pengunjung
  11. Timbulnya 3 Mobilisasi Kendaraan Pasien dan Timbulnya Persepsi Masyarakat
kekhawatiran Pengunjung
Masyarakat

CONTOH ANALISIS BESARAN dan SIFAT PENTING DAMPAK YANG PERLU DISEMPURNAKAN

BESARAN dan SIFAT PENTING DAMPAK KOMENTAR PENILAI

3. Uraian Prakiraan besaran dan sifat penting


1. Tertulis di Hlmn VI-27
dampak akibat dari air limbah domestik dan air
2. 6.2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan larian. SEHARUSNYA KONSISTEN dg Tabel
1. Prakiraan Besaran Dampak 5.1 (Dpk Potensial) dan Tabel 5.4 (Penentuan
Penurunan kualitas air permukaan terjadi dari adanya Air limbah domestik (dari kakus pekerja) dan air larian DPH), Penurunan Kualitas Air Permukaan akibat
yang membawa agregat tanah menuju ke badan air penerima. Air limbah domestik (dari kakus pekerja dari:
sebanyak 127 orang) diperhitungkan sebesar 80% x 6,35 m3/hari = 5,08 m 3/hari. Untuk kegiatan ini MCK a. Pematangan lahan
pekerja menggunakan toilet portable/mobile laterine, dimana toilet ini tidak masif, dan setelah kegiatan selesai b. Pembangunan sarana fisik dan Penunjang
dapat dibongkar, apabila tinja sudah penuh akan diangkut keluar lokasi bekerjasama dengan pihak ke-3 yang
4. Data Kondisi Rona Lingk. Hidup Awal tidak
berizin.
jelas bagaimana kondisi/kualitas air permukaan
Kondisi Rona Lingkungan Hidup Awal terkait parameter yg terkena dampak akibat 2
Berdasarkan hasil analisis laboratium kualitas air permukaan Up stream dan Down stream pada ke 2 titik kegiatan tsb.
menunjukan bahwa terdapat parameter yang telah melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah 5. Perhitungan besaran dampak hanya
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
menunjukkan Cc (konsentrasi parameter kualitas
Air kelas II yaitu parameter BOD5, COD, Fosfat, Klorin Bebas, Belerang (H 2S), dan Deterjen (MBAS),
parameter yang telah melebihi baku mutu tersebut diperkirakan terjadi karena di sekitar aliran badan air air badan air setelah tercampur limbah cair)
penerima terdapat aktifitas penduduk dan adanya area persawahan yang menggunakan pestisida. Inipun tidak jelas, untuk parameter apa ? Ca utk
BOD, COD untuk kondisi bagaimana ? Cb
A. Besaran Dampak
berdasar hasil Lab BOD=2,3 mg/L. Rona awal ??
Prakiraan penurunan kualitas air akibat buangan Air limbah rencana kegiatan digunakan persamaan mixing zone :
Kesimpulan besaran dampak TIDAK JELAS.
Cc = (QaCa + QbCb) / (Qa + Qb) 6. Perhitungan besaran dampak seharusnya
Dimana : MENGGUNAKAN PEDOMAN. Per.Men. LHK P.
Cc = Konsentrasi parameter kualitas air badan air setelah tercampur limbah cair
Qa = Debit limbah cair (l/dtk) 26 th 2018 yg menyebutkan: “Besar dampak =
Ca = Konsentrasi parameter limbah cair selisih antara Kondisi /kualitas lingkungan ketika
Qb = Debit air badan air sebelum terkena limbah cair (l/dtk) kegiatan terhadap kondisi kualitas lingkungan
Cb = Konsentrasi kualitas air badan air sebelum tercampur limbah cair tanpa kegiatan”
Keterangan : 7. Penentuan sifat penting tertulis: lima sifat penting
Qa = 0,069 l/detik dampak menyatakan dampak negative penting.
Qb = 1,19 m3/detik (1.190,40 l/detik) Maka dampak penurunan kualitas air permukaan
Ca Berdasarkan (Sumber : Metcalf d & Eddy, 2003) adalah sebagai berikut: dari kegiatan Pembangunan Fisik Bangunan dan
BOD5 = 350 mg/l Sarana Penunjang merupakan dampak negatif
COD = 800 mg/l
Cb Berdasarkan hasil analisis laboratorium adalah sebagai berikut: penting (-P).
BOD5 = 2,3 mg/l 8. Berdasar 7.1 (Evaluasi Holistik) : DP
COD = 20,00 mg/l 9. Di RKL-RPL tidak ada. Seharusnya ada KL dan
PL untuk masing-masing
BOD5
( 0,069 x 350 ) + ( 1.190,40 x 2,3 ) 24,15+ 2.737,92
¿ = =2,32mg/l
( 0,069+1.190,40 ) 1.190,46
COD
( 0,069 x 800 ) + ( 1.190,40 x 20,00 ) 55,2+ 23.808
¿ = =20,04 mg/l
( 0,069+1.190,40 ) 1.190,46
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa beban pencemar untuk parameter BOD 5 yaitu 2,32 mg/l,
dimana rona awalnya yaitu sebesar 2,3 mg/l, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,02 mg/l. Kemudian
parameter COD untuk beban pencemar yaitu sebesar 20,04 mg/l, dimana rona awalnya yaitu 20,00 mg/l,
sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,04 mg/l.

2. Penentuan Sifat Penting Dampak


a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar badan air penerima yaitu sebanyak
614 jiwa, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas wilayah penyebaran dampak terjadi pada luasan wilayah ekologis melalui media air dengan jarak 200
meter, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak tergolong kecil, Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa beban pencemar untuk
parameter BOD5 yaitu 2,32 mg/l, dimana rona awalnya yaitu sebesar 2,3 mg/l, sehingga terjadi
peningkatan sebesar 0,02 mg/l. Kemudian parameter COD untuk beban pencemar yaitu sebesar 20,04
mg/l, dimana rona awalnya yaitu 20,00 mg/l, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,04 mg/l, terjadi
selama kegiatan kontruksi. Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lainnya yang akan terkena dampak yaitu kekhawatiran masyarakat akibat penurunan kualitas
air permukaan, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak terjadi terus menerus selama kegiatan pekerjaan tanah dan berakumulasi dengan kegiatan
pekerjaan konstruksi, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik dan dapat dipulihkan kembali, setelah tahap kegiatan tersebut selesai atau berhenti.
Sehingga dampak ini dikategorikan negatif tidak penting (-TP).
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tidak ada
Dengan demikian ditinjau dari tujuh komponen penentu sifat dampak, diketahui bahwa lima sifat penting
dampak menyatakan dampak negative penting. Maka dampak penurunan kualitas air permukaan dari kegiatan
Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang merupakan dampak negatif penting (-P).

1. Uraian Prakiraan besaran dan sifat penting


10. Tertulis di Hlmn VI-29
dampak akibat dari air limbah domestik dan air
11. 6.2.5. Terganggunya Keberadaan Biota Air larian. SEHARUSNYA KONSISTEN dg Tabel
1. Prakiraan Besaran Dampak 5.1 (Dpk Potensial) dan Tabel 5.4 (Penentuan
Dengan dimulainya kegiatan pematangan lahan untuk lahan pengembangan Rumah Sakit Sumber Waras, DPH), Terganggunya biota air akibat dampak
maka akan berpengaruh juga terhadap ceceran tanah atau kepadatan tanah pada lahan yang akan turunan Penurunan Kualitas Air Permukaan
dimatangkan, oleh karena itu perlu ketika musim hujan berlangsung ceceran tanah yang dihasilkan akan akibat dari:
mengalir ke badan air sekitar atau sungai yang berada di lokasi kegiatan hal ini akan mengakibatkan a. Pematangan lahan
terjadinya peningkatan kekeruhan sehingga dapat menurunkan keanekaan biota air yang hidup di badan air
b. Pembangunan sarana fisik dan Penunjang
penerima.
2. Data Kondisi Rona Lingk. Hidup Awal tidak
ada uraian sama sekali
2. Penentuan Sifat Penting Dampak
3. Perhitungan besaran dampak hanya
Adapun pertimbangan berdasarkan factor penentu dampak penting adalah sebagai berikut : menyebutkan karena pematangan lahan.
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak Kesimpulan besaran dampak TIDAK JELAS.
Terganggunya keberadaan biota air diakibatkan oleh adanya aktivitas pematangan lahan. Dimana hal 4. Perhitungan besaran dampak seharusnya
tersebut mengakibatkan terjadinya ceceran tanah/sedimentasi yang dimana akan masuk ke badan air MENGGUNAKAN PEDOMAN. Per.Men. LHK P.
penerima (sungai). Dikarenakan tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan aliran sungai tersebut 26 th 2018 yg menyebutkan: “Besar dampak =
sehingga hal ini berdampak terhadap manusia, sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (- P) selisih antara Kondisi /kualitas lingkungan ketika
b. Luas wilayah penyebaran dampak kegiatan terhadap kondisi kualitas lingkungan
Luas wilayah persebaran dampak yang terjadi pada luasan ekologis melalui media air dengan jarak 200 tanpa kegiatan”
meter, sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P) 5. Penentuan sifat penting tertulis: lima sifat
penting dampak menyatakan dampak negatif
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
penting. Maka dampak terganggunya biota air
Aktivitas pematangan lahan hanya akan berlangsung dalam waktu selama 6 (enam) bulan, sehingga dari kegiatan pekerjaan pematangan lahan
dampak ini dikatergorikan negatif penting (-P).
merupakan dampak negatif penting (-P).
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak 6. Berdasar 7.1 (Evaluasi Holistik) : DP
Aktivitas pematangan lahan selain berdampak terhadap terganggunya biota air, akan berdampak pula 7. Di RKL-RPL tidak ada. Seharusnya ada KL dan
pada komponen lainnya, sehingga dampak ini dikatergorikan negatif Penting (-P) PL untuk masing-masing
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak terjadi terus menerus selama kegiatan pekerjaan tanah dan berakumulasi dengan kegiatan
pekerjaan konstruksi, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik dan dapat dipulihkan kembali, setelah tahap kegiatan tersebut selesai atau
berhenti. Sehingga dampak ini dikategorikan negatif tidak penting (-TP).
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tidak ada
Dengan demikian ditinjau dari tujuh komponen penentu sifat dampak, diketahui bahwa lima sifat penting
dampak menyatakan dampak negatif penting. Maka dampak terganggunya biota air dari kegiatan pekerjaan
pematangan lahan merupakan dampak negatif penting (-P).
KOMENTAR PENILAI
12. 6.3. Tahap Operasional
13. Tertulis di Hlmn VI-40
Perhatikan parameter yang harus ditaati
(Per.Men. LH no 5 th 2014, lampiran XLIV ada
14. 6.3.2. Penurunan Kualitas Air Permukaan
12 parameter):
1. Prakiraan Besaran Dampak
Pada saat RS Sumber Waras sudah beroperasi kegiatan yang akan memberikan dampak terhadap Suhu, Zat padat terlarut, zat padat tersuspensi,
kualitas air adalah pengoperasian utilitas dalam rangka pelayanan pasien. Pembuangan limbah cair dari pH, BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak,
kegiatan RSUD Pagelaran merupakan sumber dampak negatif terhadap kualitas air permukaan. MBAS, Ammonia nitrogen, Total Coliform
Limbah cair tersebut akan menyebabkan kenaikan BOD, COD, padatan tersuspensi (TSS) dan padatan
terlarut (TDS) dari badan air penerima. ARGUMEN BESARAN DAMPAK TIDAK JELAS
2. Penentuan Sifat Penting Dampak
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar badan air penerima yaitu sebanyak 614 ARGUMEN SIFAT PENTING
jiwa, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
Dinyatakan Penting
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas wilayah penyebaran dampak terjadi pada luasan wilayah ekologis melalui media air dengan jarak 200
meter, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak tergolong kecil, Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa beban pencemar untuk
parameter BOD5 yaitu 2,32 mg/l, dimana rona awalnya yaitu sebesar 2,3 mg/l, sehingga terjadi
peningkatan sebesar 0,02 mg/l. Kemudian parameter COD untuk beban pencemar yaitu sebesar 20,04
mg/l, dimana rona awalnya yaitu 20,00 mg/l, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,04 mg/l, terjadi
selama kegiatan kontruksi. Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lainnya yang akan terkena dampak yaitu kekhawatiran masyarakat akibat penurunan kualitas
air permukaan, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak terjadi terus menerus selama kegiatan pekerjaan tanah dan berakumulasi dengan kegiatan
Operasional Penunjang Medis Rumah Sakit, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik dan dapat dipulihkan kembali, setelah tahap kegiatan tersebut selesai atau
berhenti. Sehingga dampak ini dikategorikan negatif tidak penting (-TP).
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tidak ada
Dengan demikian ditinjau dari tujuh komponen penentu sifat dampak, diketahui bahwa lima sifat penting
dampak menyatakan dampak negative penting. Maka dampak penurunan kualitas air permukaan dari kegiatan
Operasional Penunjang Medis Rumah Sakit merupakan dampak negatif penting (-P).
Hlmn VI-41
15. 6.3.3. Terganggunya Keberadaan Biota Air ARGUMEN BESARAN DAMPAK TIDAK JELAS
A. Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang
1. Prakiraan Besaran Dampak
Dengan dimulainya kegiatan Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang untuk lahan Penjelasan 7 kriteria penentuan sifat penting
pengembangan Rumah Sakit Sumber Waras, maka akan berpengaruh juga terhadap ceceran tanah yang
masuk kedalam badan air penerima sehingga akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kekeruhan dan TIDAK RELEVAN
dapat berbanding lurus dengan terganggunya keberadaan biota air yang hidup di badan air penerima.

2. Penentuan Sifat Penting Dampak


Adapun pertimbangan berdasarkan factor penentu dampak penting adalah sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Terganggunya keberadaan biota air diakibatkan oleh adanya aktivitas Fisik Bangunan dan Sarana
Penunjang. Dimana hal tersebut mengakibatkan terjadinya ceceran tanah/sedimentasi yang dimana akan
masuk ke badan air penerima (sungai). Dikarenakan tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan aliran
sungai tersebut sehingga hal ini berdampak terhadap manusia, sehingga dampak ini dikategorikan negatif
penting (- P)
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak yang terjadi pada luasan ekologis melalui media air dengan jarak 200
meter, sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Aktivitas pematangan lahan hanya akan berlangsung dalam waktu selama 5 (lima) tahun, sehingga dampak
ini dikatergorikan negatif penting (-P).
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Aktivitas Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang selain berdampak terhadap terganggunya biota air, akan
berdampak pula pada komponen lainnya, sehingga dampak ini dikatergorikan negatif Penting (-P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak terjadi terus menerus selama kegiatan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang serta berakumulasi
dengan kegiatan pekerjaan konstruksi, Sehingga dampak ini dikategorikan negatif penting (-P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik dan dapat dipulihkan kembali, setelah tahap kegiatan tersebut selesai atau berhenti.
Sehingga dampak ini dikategorikan negatif tidak penting (-TP).
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tidak ada
Dengan demikian ditinjau dari tujuh komponen penentu sifat dampak, diketahui bahwa lima sifat penting
dampak menyatakan dampak negatif penting. Maka dampak terganggunya biota air dari kegiatan Fisik
Bangunan dan Sarana Penunjang merupakan dampak negatif penting (-P).

ANTARA RKL – RPL BANYAK YG BELUM KONSISTEN

RKL RPL
A. RKL-RPL hasil analisis B – P & Evaluasi DPH
I Tahap Pra kontruksi
1 Terciptanya Penerimaan Tenaga Kerja (Tahap 1.           Terciptanya Kesempatan Kerja § Penerimaan Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Konstruksi)              
 
II Tahap Kontruksi
1 Penurunan Kualitas Udara Mobilisasi Peralatan dan Material 1.                  Penurunan Kualitas Udara -     Timbulnya debu dari kendaraan pengangkut alat dan
Konstruksi berupa debu        material berupa gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu

1 Penurunan Kualitas Udara Pematangan Lahan berupa debu      


1 Penurunan Kualitas Udara Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana
Penunjangnya berupa debu      
2 Peningkatan Intensitas Mobilisasi Peralatan dan Material 2.                  Peningkatan Intensitas Kebisingan    Adanya kebisingan dari mobilisasi kendaraan
Kebisingan          pengangkut alat berat dan material

2 Peningkatan Intensitas Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana    Adanya operasional alat berat di lokasi kegiatan dari
Kebisingan Penunjangnya pematangan lahan
   
         Adanya operasional alat berat di lokasi kegiatan
terutama saat kegiatan pondasi dan pembangunan
gedung
   
3 Adanya Peluang Berusaha Mobilisasi Tenaga Kerja (Tahap 3 Munculnya peluang usaha baru    Penerimaan Tenaga Kerja
Konstruksi)
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Tenaga Kerja (Tahap 4 Adanya Kekhawatiran masyarakat    Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja
Masyarakat Konstruksi)
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Alat dan Material    Mobilisasi alat dan material
Masyarakat    
4 Timbulnya Kekhawatiran pematangan lahan    Pematangan Lahan
Masyarakat    
4 Timbulnya Kekhawatiran Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana    Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang
Masyarakat Penunjang    
5 Peningkatan Air Larian Pematangan Lahan 5 Adanya Peningkatan Air Larian    Pematangan Lahan
(Run Off)
5 Peningkatan Air Larian Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana        Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang
(Run Off) Penunjangnya
III. Tahap Operasional

b. Kegiatan Operasional Penunjang Medis


1 Gangguan Kelancaran Operasional Rumah Sakit dan sarana 1 Gangguan Kelancaran Lalulintas    Operasional dari sarana penunjang Rumah Sakit, dari
Lalulintas penunjang,dari aktivitas kendaraan aktivitas kendaraan karyawan, pasien dan pengunjung
karyawan, pasien dan pengunjung
2 Adanya Kesempatan Kerja Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional 2 Terciptanya Kesempatan Kerja    Penerimaan Tenaga Kerja Operasional

3 Adanya Peluang Berusaha Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional 3 Munculnya peluang usaha baru    Penerimaan Tenaga Kerja Operasional

4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional 4 Adanya Kekhawatiran masyarakat    Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
Masyarakat
4 Timbulnya Kekhawatiran Operasional Pengembangan        Operasional Rumah Sakit
Masyarakat
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Pengunjung dan Pasien        Mobilisasi Pengunjung dan Pasien Rumah Sakit
Masyarakat
5 Peningkatan Morbiditas Kegiatan operasional di ruang tenaga 5 Peningkatan Morbiditas Kegiatan operasional di ruang tenaga kesehatan, ruang
kesehatan, ruang radiologi (Komputer radiologi (Komputer Based Radiografi), dan laundry
Based Radiografi), dan laundry
6 Peningkatan Air Larian Operasional Rumah Sakit dan Sarana 6 Adanya Peningkatan Air Larian Kegiatan Operasional dan Sarana Penunjang Rumah Sakit
(Run Off) Penunjangnya
c Kegiatan Operasional Non Medis
1 Peningkatan Morbiditas Kegiatan operasional di ruang tenaga 1 Peningkatan Morbiditas    Tidak ada masyarkat sekitar, tenaga kerja, pengunjung
kesehatan, ruang radiologi (Komputer rumah sakit dan pasien yang mengalami gangguan
Based Radiografi), dan laundry kesehatan akibat dari perkembangan vektor penyakit
yang ditimbulkan selama kegiatan operasional non medis
berlangsung

B. RKL-RPL untuk DTPH Kelola-Pantau


I Tahap Kontruksi
1 Peningkatan Morbiditas Kegiatan Pembangunan Fisik Bangunan 1 Peningkatan Morbiditas    Kegiatan Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana
dan Sarana Penunjang Penunjang
II Tahap Operasional

a Kegiatan Operasional Medis


1 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional ruang rawat jalan, 1 Peningkatan Timbulan Sampah    Kegiatan operasional ruang rawat jalan, ruang rawat
Sampah Domestik. ruang rawat inap, ruang gawat darurat, Domestik. inap, ruang gawat darurat, dan ruang operasi.
dan ruang operasi.
2 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional ruang rawat jalan, 2 Peningkatan Timbulan Limbah Padat    Kegiatan operasional ruang rawat jalan, ruang rawat
Limbah Padat Medis ruang rawat inap, ruang gawat darurat, Medis inap, ruang gawat darurat, dan ruang operasi.
dan ruang operasi.
3 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional ruang rawat jalan, 3 Peningkatan Timbulan Limbah Cair    Kegiatan operasional ruang rawat jalan, ruang rawat
Limbah Cair Medis ruang rawat inap, ruang gawat darurat, Medis inap, dan ruang gawat darurat
dan ruang operasi.
4 Peningkatan Timbulan Air Kegiatan operasional ruang rawat jalan, 4 Peningkatan Timbulan Air Limbah    Kegiatan operasional ruang rawat jalan, ruang rawat
Limbah Domestik ruang rawat inap, ruang gawat darurat, Domestik inap, ruang gawat darurat, dan ruang operasi.
dan ruang operasi.
5 Potensi Infeksi Kegiatan operasional rawat jalan, rawat 4 Peningkatan Timbulan Air Limbah    Kegiatan operasional ruang rawat jalan, ruang rawat
Nosokonomial inap, gawat darurat, dan operasi. Domestik inap, ruang gawat darurat, dan ruang operasi.

b Kegiatan Operasional Penunjang Medis B Kegiatan Operasional Penunjang Medis


1 Penurunan Kualitas Udara Mobilisasi Kendaraan Pasien dan 1 Penurunan Kualitas Udara    Adanya emisi gas buang dari mobilisasi kendaraan
Pengunjung berupa gas polutan (Co2, SO2, Pasien dan Pengunjung
Pb) dan debu
2 Peningkatan Kebisingan Mobilisasi Kendaraan Pasien dan 2 Peningkatan Kebisingan    Adanya kebisingan dari mobilisasi kendaraan pasien
Pengunjung dan pengunjung
3 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional ruang tenaga 3 Peningkatan Timbulan Sampah    Kegiatan operasional ruang tenaga kesehatan, ruang
Sampah Domestik. kesehatan, ruang radiologi, ruang Domestik. radiologi, ruang laboratorium, ruang strerilisasi, ruang
laboratorium, ruang strerilisasi, ruang farmasi, laudry, dan kamar jenazah.
farmasi, laudry, dan kamar jenazah.
4 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional ruang radiologi, 4 Peningkatan Timbulan Limbah Padat    Kegiatan operasional ruang radiologi, ruang
Limbah Padat Medis ruang laboratorium, ruang strerilisasi, Medis laboratorium, ruang strerilisasi, ruang farmasi, laudry,
ruang farmasi, laudry, dan kamar dan kamar jenazah.
jenazah.
5 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional ruang radiologi, 5 Peningkatan Timbulan Limbah Cair    Kegiatan operasional ruang radiologi, ruang
Limbah Cair Medis ruang laboratorium, ruang strerilisasi, Medis laboratorium, ruang strerilisasi, ruang farmasi, laudry,
ruang farmasi, laudry, dan kamar dan kamar jenazah.
jenazah.
6 Peningkatan Timbulan Air Kegiatan operasional ruang tenaga 6 Peningkatan timbulan air limbah Kegiatan operasional di ruang tenaga kesehatan, ruang
Limbah Domestik kesehatan, ruang radiologi, ruang domestik radiologi (Komputer Based Radiografi), ruang
laboratorium, ruang strerilisasi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang farmasi, laundry,
farmasi, laudry, dan kamar jenazah. dan kamar jenazah

c Kegiatan Operasional Non Medis


1 Peningkatan Timbulan Kegiatan operasional di ruang Pendidikan 1 Peningkatan Timbulan Sampah    Kegiatan operasional di ruang Pendidikan dan Latihan,
Sampah Domestik dan Latihan, ruang kantor dan Domestik ruang kantor dan administrasi, ruang ibadah, ruang
administrasi, ruang ibadah, ruang tunggu, tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat, ruang
ruang penyuluhan kesehatan masyarakat, menyusui, ruang mekanik, ruang dapur, taman,
ruang menyusui, ruang mekanik, ruang pelataran parkir
dapur, taman, pelataran parkir

2 Peningkatan Timbunan Kegiatan operasional di ruang Pendidikan 2 Peningkatan Timbunan Limbah B3    Kegiatan operasional di ruang Pendidikan dan Latihan,
Limbah B3 dan Latihan, ruang kantor dan ruang kantor dan administrasi, dan ruang mekanik
administrasi, dan ruang mekanik

CONTOH RELEVANSI RKL-RPL

II Tahap Operasional
a Kegiatan Operasional Medis
1 Peningkatan Timbulan Sampah Domestik.
No Dampak yg Sumber Indikator Bentuk KL Lokasi Periode KL
dikelola Dampak keberhasilan KL
KL
1 Peningkatan Kegiatan Tidak adanya 1. Pendekatan Teknis Rumah Pemantauan kondisi
Timbulan Sampah operasional ceceran sampah Sakit sarana prasarana
a. Menyediakan dan melakukan pemeliharaan bak sampah terpilah di luar
Domestik ruang rawat domestic pada Sumber dilakukan 1 bulan
gedung yang terdiri dari limbah padat organik (hijau), limbah padat non-
jalan, ruang saat kegiatan Waras sekali selama
organik (kuning) dan limbah B3 (merah)
rawat inap, operasional b. Memasang himbauan “Buanglah Sampah pada Tematnya” di tempat kegiatan operasional
ruang gawat medis strategis yang dapat dilihat oleh para pengunjung dan pekerja. medis rumah sakit
darurat, dan berlangsung berlangsung, dan
ruang operasi. dilaporkan dalam
laporan pemantauan
setiap 6 bulan sekali
c. Melaksanakan pengangkutan sampah sesuai SOP yang sudah tersedia TPS Setiap hari selama
d. Menempatkan petugas untuk mengumpulkan limbah padat di setiap tempat Sampah kegiatan operasional
sampah dan bak sampah, dkumpulkan di TPS (pagi dan sore)
Rumah medis rumah sakit
e. Menjaga kebersihan di dalam dan di luar gedung
f. Limbah domestik ditampung pada TPS sementara kemudian diangkut dan Sakit berlangsung, dan
bekerjasama dengan pihak ke-3 Sumber dilaporkan dalam
g. Menerapkan sistem pengolahan sampah dengan asas 3 R (Reuse, Reduce dan Waras laporan pemantauan
Recycle) setiap 6 bulan sekali

2. Pendekatan Sosial Rumah


Sakit
Mengakomodasi dan menindaklanjuti aspirasi, harapan serta keluhan dari
Sumber
masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan kegiatan operasional medis rumah
Waras
sakit

3. Pendekatan Institusi

a. Berkoordinasi dengan pihak ketiga untuk pengangkutan limbah padat


domestik
b. Membuka layanan pengaduan dan menyediakan contact person bagi
masyarakat
No Dpk yang Sumber Parameter yg Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi PL Waktu/Frewensi PL
dipantau dampak dipantau
1 Peningkatan Kegiatan Tidak adanya 1. Metode Yang Digunakan Rumah 6 bulan sekali Selama
Timbulan Sampah operasional ceceran sampah Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara kuisioner, wawancara, dan Sakit kegiatan operasional
Domestik ruang rawat domestic pada observasi langsung di lingkungan RS Sumber Waras Sumber medis rumah sakit
saat kegiatan
jalan, ruang 2. Analisis Data Waras berlangsung, dan
operasional
rawat inap, ruang medis Analisis dilakukan secara deskriptif dengan bantuan tabel dan uraian secara verbal dilaporkan dalam
gawat darurat, berlangsung serta membandingkan hasil dengan kondisi rona awal. laporan pemantauan
dan ruang secara berkala 6 bulan
operasi. sekali

Anda mungkin juga menyukai