Saran :
Perlu dimasukan
Pengunjung dan pasien rumah sakit sendiri
Perlu data angka kuman sebagai rona awal
seghubungan Rumh Sakit Sumber Waras sudah
beroperasional cukup lama
V - 58 Infeksi Nosokonomial Infeksi Nosokomial
Bagi pemrakarsa apabila sudah tahap operasi ,
maka mempunyai tanggung jawab memasukan
karyawannya kedalam jaminan Kesehatan ( BPJS )
dan memeriksakan kesehatan karyawannya secara
berkala
9 YUYU JAYUDIN, ST, MSI (KABID P2DL)
Pada halaman I-20 s/d I-21 terdapat penggunaan
air bersih untuk kegiatan kantor/administrasi dan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dapur/kantin disertai dengan penanganan
limbahnya. Dalam sub bab evaluasi pengelolaan
dan pemantauan eksisting tidak terdapat
evaluasinya. Mohon agar ditambahkan evaluasi
terhadap pengelolaan limbah domestik dimaksud
Pada halaman I-32 tabel evaluasi pengelolaan dan
pemantauan eksisting nomor 4 mengenai limbah
B3 / radiologi, pada kolom periode/waktu
pengelolaan tercatat 1 tahun sekali!!!! Mohon di
kaji ulang
Halaman VI-40 baris ke 24 tertulis : ...... RSUD
Pagelaran ........ dst. Siapakah dia......?????
Halaman VI-46 baris ke 4 : bukan PT. Sinaria .......
tapi PT. Sinarya ..... mohon diperbaiki
RKL-RPL
Halaman II-30, II-31, II-39 dan II-41 pada kolom
bentuk pengelolaan untuk timbulan limbah cair
medis dan timbulan air limbah domestik tertulis :
melakukan penyedotan dan pengangkutan air
limbah dalam IPAL secara berkala. Akan
dikemanakan dan oleh siapa? Mohon dijelaskan
10 NURALIA, S, SH (KABID PHPKL)
Hal. I-24 Agar mencantumkan tgl. Izin TPS LB3 dari Tanggal 15 Januari Nomor 503/001.38/DPMPTSP
DPMPTSP
Hal. I-32 Jenis dampak yang dihasilkan oleh LB3 tolok ukur
pengelolaannya perlu di.asukkan perbup nomor 2
tahun 2014 ttg. Ketentuan pengelolaan lb3 skala
kab. Cirebon
Hal. I-32 Jenis dampak yang dihasilkan oleh limbah cair
medis perlu ditambahkan tolok ukur
pengelolaannya berdasarkan perbup nomor 1
tahun 2014 ttg. Ketentuan perizinan pembuangan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
limbah cair ke sumber air di kabupaten cirebon
Untuk pengelolaan limbah cair non medis seperti
bekas air wudhu dari masjid , wastafel , air ac atau
air hujan dapat diusulkan untuk dikelola agar dapat
efisien dalam penggunaan air untuk keperluan
penyiraman tanaman sebagai upaya konservasi air
juga memenuhi prinsip 3R (recycle)
Dampak lingkungan yang dikelola dari mobilisasi
alat dan material pastikan material tidak melebihi
kapasitas bak truk dan agar tidak jatuh ditutup oleh
terpal dan tertutup rapat.
Membuat larangan dan rambu – rambu untuk
kecepatan kendaraan
Pastikan untuk tertibnya administrasi dalam
berkendaraan , agar setiap supir memiliki SIM
Dan selalu menggunakan APD yang telah
ditetapkan
Perlu untuk pengelolaan lingkungan dari aspek
keamanan dipasang CCTV di area kegiatan
Perlu pendekatan sosbud bagi para warga RS dan
pengunjung serta pasien untuk membuat
pengumuman “ GUNAKAN AIR SEPERLUNYA” atau
“MATIKAN KRAN SETELAH DIGUNAKAN
Hal. II-44 Pendekatan sosial untuk pengangkutan limbah
padat domestik institusi pengelolaan dari DLH
11 ARIE SKRIPSIANTI, SSI, MT (BIDANG KENDALI MUTU DOKUMEN)
Masalah sumber air :
a. Tidak konsisten : Pada hal L3-19 disebutkan
sumber air baku berasal dari PDAM sebanyak
90 m3 /hari tetapi pada neraca penggunaan
air disebutkan berasal dari air tanah di
Palimana
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
b. Pada saat operasional setelah pengembangan
kebutuhan air menjadi 150 m3 /hari yang
bersumber dari PDAM agar dilampirkan
kesanggupan PDAM nya
Masalah Luasan Lahan : Pada pertek dari luasan
lahan 15.059 m2 yang disetujui seluas 9.762 m2
dan 5.297 m2 ditolak namun dalam dokumen
masih menjelaskan penggunaan lahan seluas
15.059 m2 agar dijelaskan dengan peta /lay out
lahan yang ditolak dan disetujui oleh pertek
Pada tabel 1.8 hal I -19 tabel jenis peralatan
dijelaskan ada sarana IPAL dengan kapasitas 42
m3/hari namun pada halaman I-22 pada fasilitas
pengolahan limbah RS akan mengolah limbah cair
pada unit IPAL dengan kapasitas 200 m3/hari
apakah hal tersebut RS akan membuat IPAL baru
dan IPAL yang lama tidak dipergunakan lagi atau
seperti apa ?
Pada hal I-28 ada penjelasan RS masih
menggunakan incinerator dan pada tahun 2019
masih ada limbah abu yang berasal dari Incinerator
lalu bagaimana dengan setelah pengembangan RS
masih akan menggunakan alat tersebut atau
semua limbah medisnya akan diserahkan ke pihak
ke 3 yang berizin ? harus dijelaskan dalam
dokumen Andal
Masalah Pelingkupan ada inkonsistensi seperti :
a. Pada evaluasi/proses pelingkupan pada
gambar 5.4 Ringkasan pelingkupan :
Tahap prakonstruksi : Pada komponen
lingkungan Kesempatan kerja dari kegiatan
Penerimaan tenaga kerja disebutkan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
menjadi : DPH
Namun pada gambar 5.5. Bagan alir proses
pelingkupan dampak kesempatan kerja tidak
muncul tetapi yang muncul : kesempatan
usaha
Pada dok RKL/RPL : muncul sebagai dampak
yang dikelola dan dipantau
b. Pada Tahap operasional :
Kegiatan : operasional medis RS : dampak
Terganggunya keberadaan biota air : tidak
DPH ( hal V -49 ) sedangkan pada hal V -83
menjadi : DPH
c. Pada tabel 7.1 Matris Dampak Penting
Hipotetik hal VII-7 pada kegiatan tahap
Konstruksi adanya mobilisasi tenaga kerja
memberikan dampak Peluang Usaha dimana
pada Dokumen ANDAL tidak menjadi dampak
penting yang harus dikelola dan dipantau
namun pada dokumen RKL/RPL muncul
sebagai dampak yang harus dikelola dan
dipantau hal II-7
d. Dalam dokumen Andal Peningkatan
morbiditas menjadi DTP namun dalam
dokumen RKL/RPL menjadi dampak yang
harus dikeloa dan dipantau.
e. Pada dokumen andal tidak menyebutkan
dampak terhadap flora dan fauna tetapi pada
peta RKL/RPL muncul sebagai dampak yang
harus dikelola dan dipantau.
f. Terkait dampak penurunan kualitas air
permukaan pada bab evaluasi disebutkan
sebagai dampak penting namun pada
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dokumen RKL/RPL tidak ada pengelolaan dan
pemantauan
Belum menjelaskan timbulan limbah B3 di luar
limbah medis/infeksius berapa volume maupun
jenisnya baik pada saat kondisi eksisting maupun
setelah ada pengembangan karena ada sumber
limbah B3 lainnya seperti perkantoran,
laboratorium, sludge IPAL, genset dan lainnya.
Bagaimana dengan TPS limbah B3 agar ada
informasi apakah TPS limbah B3 saat ini masih akan
mencukupi dengan adanya pengembangan rumah
sakit?
12 Prof. Erri N Megantara dari PULIK UNPAD
Umum Cek konsistensi antara sumber dampak dan jenis
dampak yang terdapat di Matrik pelingkupan
dengan uraian di prakiraan dan juga yang terdapat
di RKL dan RPL
Rencana Jelaskan bagaimana kehandalan dan juga
Kegiatan bagaimana pengelolaan muka air retention pond
Rona Rona pengukuran TSP tidak sesuai PP.41/1999.
Lingkungan Pada tabel 3.3 cantumkan lama sampling/ukurnya.
Konversi hanya dapat digunakan bila ada beberapa
kali sampling. Data hsil monitoring apakah hasil
ukur 24 jam ?
Rona Data bising, sesuai Kepmen.48/96 krn kegiatan
Lingkungan siang harus mencakup Ls
Rona Data kualitas air IPAL eksisting, cantumkan data
Lingkungan per bulan untuk 6 bulan terahir
DPH, Prakiraan Uraian Evaluasi DP masih banyak yg belum di
dan Evaluasi dukung data rona. Pernyataan Ya dan Tidak, belum
Dampak di dukung tolok ukur atau alasan yang memadai
DPH, Prakiraan Pada Metoda penentuan sifat dampak penting, di
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dan Evaluasi setiap Kriterianya belum dilengkapi tolok ukur
Dampak atau alasannya. Akibatnya, penentuan penting dan
tidak pentingnya setiap jenis dampak menjadi
sumir
DPH, Prakiraan Dari 7 kriteria pada dampak kesempatan kerja
dan Evaluasi tahap konstruksi yg merupakan dampak positip,
Dampak namun kenapa ada kriteria yg dinyatakan –P ?
Jelaskan
DPH, Prakiraan Hitungan-hitungan prakiraan besaran dampak agar
dan Evaluasi dicermati kembali. Misalnya :
Dampak a. Perhitungan bising, bila sumbernya lebih dari
satu, harus menggunakan rumus gabungan
beberapa sumber.
b. Perhitungan besaran peningkatan konsentrasi
parameter kualitas air antara akibat limbah
dgn tanah tererosi tidak bisa digabung.
c. Hitungan besaran dampak kualitas udara
harus konsisten dgn jenis kegiatannya dan
sesuai dgn deskripsi kegiatan. Misal pada
kegiatan kontruksi fisik bangunan, masih ada
mobilisasi material sehingga redundance
dengan kegiatan mobilisasi material.
d. dst
DPH, Prakiraan Prakiraan besaran dampak kualitas udara
dan Evaluasi dinyatakan masih dibawah BM namun kenapa
Dampak dinyatakan Penting, serta kenapa dampak turunan
thd kesehatannya juga Dampak Negatip Penting ?
DPH, Prakiraan Dalam penentuan sifat penting dampak, tidak
dan Evaluasi boleh ada pengandaian.
Dampak
DPH, Prakiraan Pada Evaluasi holistic dan causatip, uraiannya
dan Evaluasi masih berupa ringkasan. Belum ada uraian holistic
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Dampak maupun causatipnya, termasuk bagaimana
kumulatifnya.
DPH, Prakiraan Penentuan area yg perlu mendapat perhatian,
dan Evaluasi belum di dukung uraia alasan yang jelas.
Dampak
DPH, Prakiraan Pada penentuan kelayakan lingkungan kriteria no
dan Evaluasi 3, dan no 5 lengkapi dengan sintesis hasil prakiraan
Dampak serta telaahan holistic. Untuk no 10 tambahkan
resume besaran dampak yang menunjukkan belum
melampauai DDL maupun DTL.
Pengelolaan Cek ulang ketelitian terkait relevansi dan
dan konsistensi dalam penulisan sumber dampak
Pemantauan dengan indicator keberhasilan pengelolaan, dng
upaya pengelolaannya dan juga dengan lokasinya
Pengelolaan Penulisan sumber dampak dan jenis dampak di RKL
dan dan RPL harus konsisten dengan di matrik DPH dan
Pemantauan DTPH yang dikelola.
Pengelolaan Bila hasil prakiraan dampak besaran dampaknya
dan melebihi BM, maka di indicator keberhasilan
Pemantauan tuliskan tuliskan konsentrasi sesuai BM, dan
sebutkan utk pengukuran berapa lama. Namun
bila hasil prakiraan dampak ternyata besaran
konsentrasinya masih dibawah BM, maka pada
indicator keberhasilantuliskan konsentrasinya
lebih kecil dp hasil prakiraan dampak
Pengelolaan Penulisan upaya pengelolaan dampak harus
dan oprasional. Bila upaya pengelolaan lebih dari satu
Pemantauan jenis, cek ulang apakah waktu pengelolaannya bisa
sama atau harus berbeda. Waktu pengelolaan
harus jelas time lienya
Pengelolaan Belum ada pengelolaan dampak kualitas air dan
dan biota air
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Pemantauan
Pengelolaan Indikator/parameter pemantauan : cukup tuliskan
dan apa parameter/indicator yang akan di ukur
Pemantauan
Pengelolaan Untuk waktu pemantuan, pertegas kapan
dan pemantauan pertama kali di mulai, kemudian tulis
Pemantauan frekuensinya
Pengelolaan Penulisan metoda dan analisis harus lengkap
dan seperti pada metoda di KA
Pemantauan
Kesimpulan Dokumen Andal, RKL dan RPL masih harus
diperbaiki
13 WISANDANA, SH, MSc
Untuk menghindari " confused " pembahas/penilai
dokumen , sekali lagi disarankan sebagaimana
telah disampaikan pd saat pembahasan dokumen
KA ANDAL agar pd bagian pendahuluan atau
deskripsi kegiatan dituliskan dg jelas informasi ttg
luas lahan eksisting dan lahan pengembangan ;
luas bangunan eksisting dan renc pengembangan ;
jml tmp tidur eksisting dan pengembangan...dst
termasuk terkait jml naker/peg , keb air bersih ,
timbulan limbah cair dan LB3 infectius , timbulan
sampah..( bila perlu disampaikan dg tabel
persandingan..)
Hal 1-22 : penjelasan fasilitas pengelolaan limbah
cair masih menuliskan rujukan peraturan yg sdh
tidak berlaku ( UU 4/1982 , PP 58 dan PP 85 /
1999..). Pd saat pembahasan KA sdh disamp kan
unt diperbaiki
Dlm menyampaikan efektivitas
pengelolaan/pemantauan lingkungan terhadap
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
kegiatan eksisting ( hal. 1 - 31 ) agar dikaitkan dg
pengelolaan/pemantauan lingkungan lebih lanjut
untuk kegiatan pengembangan , termasuk
klarifikasi ttg operasional incenerator : apakah sdh
tidak digunakan shg perlu kejelasan jenis &
kapasitas limbah nya yg selanj nya mis. akan
dikelola oleh pihak ke 3 yg berizin
Apabila direncanakan pd dokumen lingkungan
kegiatan pengembangan RS ini akan sekaligus
mengintegrasikan pengelolaan/pemantauan
lingkungannya dg pengelolaan/pemantauan
lingkungan kegiatan eksisting ( vide sesuai dg IL
berd dok UKL/UPL 2015 ) , maka dari sejak awal
perlu dikonfirmasikan kpd instansi bertanggung
jawab agar selanjutnya unt efisiensi & efektivitas
pelaksanaan dan pelaporan implementasi RKL/RPL
tdk dilakukan berdasarkan 2 dokumen
Untuk pengelolaan lingkungan yg sdh dilaksanakan
berdasarkan SOP, dapat dijelaskan dlm deskripsi
kegiatan dan SOP nya dilampirkan pd laporan
dokumen
Batas wilayah studi : pastikan deliniasi nya pada
peta batas wilayah studi dg jelas
Pengembangan RS melalui penambahan bangunan
5 lantai + basement/semi basement pd lahan
eksisting yg semula digunakan unt areal parkir &
ruang terbuka perlu dijelaskan dampaknya
terhadap pemenuhan ketentuan a.l. KDB dan KDH
serta dewatering yg akan berdampak lebih lanjut
thd gangguan sumur penduduk ( jelaskan selain
data MAT..adalah juga kondisi geohidrologi tapak )
Apabila ada rencana kegiatan pengembangan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
lahan unt areal parkir dsb pada lahan yg
berdampingan dg lahan eksisting ( dipisahkan oleh
selokan/badan air ) , maka rencana tsb baik luas
lahan , renc kapasitas tampung parkir / SRP serta
jembatan penghubung kiranya dapat di
informasikan dalam renc kegiatan
Kebutuhan air yg semula dipenuhi dr air tanah
berdasarkan SIPA yg sdh dimiliki maka untuk
kebutuhan air setelah adanya pengembangan
sebesar 60 m3/hari ( sehingga total menj 150
m3/hari ) : pastikan akan dipenuhi oleh PDAM
sesuai perjanjian kerjasama (clear & confirmed ).
Hal. III - 55 : ada keluhan masyarakat ttg adanya
gangguan asap dr pembakaran sampah oleh pihak
RS : mhn klarifikasi apa maksudnya ?
Referensi unt kajian LB3 medis term unt desain dan
penambahan kapasitas TPS LB3 medis mengacu
kpd PERMENLHK 56/2015 dan unt limbah cair kpd
PERMENLHK 5/2014.
Secara umum perlu di review konsistensi antara
prakiraan dan evaluasi dampak serta RKL/RPL.
Dalam matrik pengelolaan harus jelas indikator
dan bentuk pengelolaan yg operasional
14 SULAEMAN (DISNAKERTRANS)
Tabel 6.1. Dalam dokumen tersaji bahwa rekruitmen ada dua
tahap untuk pekerjaan kontruksi dan operasional
pada rumah sakit tersebut, Dari data tabel tersebut
agar dimasukan status pekerja borongan sebagai
PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) dan hak
bpjs kesehatannya agar dipenuhi.
Dalam tahap operasional dalam tabel agar
diperjelas uraian kebutuhannya. Dalam
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
pelaksanaannya nanti agar mengisi form WLL-1
(wajib lapor lowongan) dan setelah pelaksanaan
rekruitmen agar mengisi WLL-2 nya
Kepada calon pelamar pekerjaan agar diwajibkan
memiliki AK-1 (kartu kuning) sebagai warga
pencaker Kabupaten Cirebon
15 PJ. KUWU CIWARINGIN
Atas nama masyarakat merasa bangga dan
gembira karena RS Sumber Waras sudah menjadi
ikon Desa Ciwaringin
Agar AMDAL dapat berjalan sesuai aturan yang ada
Agar mengikutsertakan masyarakat ciwaringin
dalaam berbagai rahapan dan kegiatan
Mendukung dan menyetujui serta dapat
menumbuhkembangkan perekonomian
masyarakat desa Ciwaringin
16 PERWAKILAN MASYARAKAT (KUWU KUMPUL) / H. TUBAGUS MASDUKI, SE, MM
Mendukung pengembangan RS Sumber waras
Masyarakat Desa Ciwaringin agar dapat bekerja
pada saat operasional maupun konstruksi
17 KECAMATAN CIWARINGIN - JAMHARI (SEKMAT
Masyarakat Ciwaringin agar dilibatkan dalam
konstruksi dan operasional
Perbaikan Amdal agar diikuti sebagaimana arahan
dari para pakar
Pelayanan RS Sumber waras agar ditingkatkan
18 MELLYNITA, ST, MT (TIM TEKNIS)
Penulisan dalam dokumen terkait Nama dalam
table penggunaan lahan dan Site Plan agar sama
(nama gedung dll)
Jalan Akses dari parkir timur ke gedung utama agar
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dilengkapi dengan gambar jembatan dalam lay out
Agar gambar eksisting bangunan yang ada di
bagian barat (jalan galagamba-ciwaringin)
19 YOYON SUHARYONO (YAYASAN BURUH DAN LINGKUNGAN HIDUP / YBLH)
RTH agar menggunakan tanaman yang dapat
menyerap karbon secara maksimal misalnya
Trembesi
Agar memenuhi prosesntasi Terbangun dan Tidak
Terbangun (BCR)
20 IR. FAHRUDIN (LSM PANGLAOT YUDHA PUTRA)
RTH agar dipenuhi
Aliran air ketika hujan agar terkendali sehingga
perhitungan run off harus benar
21 DR. ENDANG SOETRISNO, SH, MH (UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI CIREBON)
Dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 Pasal 1 ayat(7) Jo Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
Pasal 1 ayat (4) bahwa Analisis Dampak
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan. Dan Pasal 6 ayat(1) Jo Pasal 4
huruf b bahwa ANDAL memuat pendahuluan;
deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal;
prakiraan dampak penting; evaluasi secara holistik
terhadap dampak lingkungan; daftar pustaka dan
lampiran.
Rencana pengembangan yang dilakukan oleh PT
Sinarya Bersaudara sebagai pengelola Rumah Sakit
Sumber Waras Cirebon, berencana akan
melakukan Pengembangan Rumah Sakit Sumber
Waras Cirebon, rencana pengembangan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
menyangkut seluas 9.690M2 yang semula
merupakan lahan kosong atau tempat parker mobil
akan dimanfaatkan untuk rencana pengembangan,
yakni pembangunan gedung baru akan dibangun 1
(satu) gedung dengan 5 (lima) lantai dan 1 (satu)
basement serta bangunan lainnya serta
penambahan jumlah tempat tidur sebanyak lebih
kurang 150 bed. Alasan pengembangan diharapkan
[elayanan rumah sakit menjadi terintegrasi dan
akan meningkatkan kualitas layanan serta
memperbanyak daya tamping pasien.
Penyusunan ANDAL ini secara umum telah dapat
memenuhi standar normatif yang telah diatur
dalam norma hukum sebagaimana tertuang dalam
dasar hukum di atas. Dan sesuai pula dengan
PERDA Kabupaten Cirebon Nomor 7 Tahun 2018
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Cirebon Tahun 2018-2038 bahwa lahan yang
digunakan untuk melakukan pembangunan Rumah
Sakit telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Cirebon Pasal 84
Huruf(B) tentang Penjelasan Pasal 76 Huruf(H)
dengan ketentuan “diperbolehkan adanya
penyediaan sarana pendidikan, sarana kesehatan,
sarana perdagangan dan niaga, kebutuhan sarana
terbuka, lapangan olah raga.
Namun dalam beberapa hal dapatlah di-review
dan dikritisi mengingat telaahan secara cermat dan
mendalam dari dampak penting yang mungkin
dapat terjadi oleh sebab dari adanya rencana
pengembangan tersebut.
Pada point BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
halaman 1-1, mempertegas kembali komitmen
dampak penting yang timbul dari rencana
pengembangan tersebut menyangkut perubahan
lingkungan hidup dan lingkungan sosial, contoh
persoalan limbah yang akan ada dan persepsi
masyarakat sekitar terhadap perubahan lingkungan
hidup sekitar secara garis besar didalam latar
belakang sudah harus dideskripsikan secara
faktual. Penyusunan ANDAL tidak hanya sekedar
menjelaskan alasan-alasan rencana
pengembangannya saja, sebab didalam alasan
tersebut tidak secara cermat memperhitungkan
timbulnya dampak yang terjadi. Fakta ini tidak
sesuai dengan ketentuan hukum yang telah
mengaturnya dalam LAMPIRAN II PERATURAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR
16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
PADA POINT B MUATAN DOKUMEN ANDAL
ANGKA 1 bahwa masing-masing butir yang
diuraikan pada bagian ini disusun dengan mengacu
pada hasil pelingkupan dalam dokumen Kerangka
Acuan.
Ketentuan hukum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 Pasal 1 ayat(7) Jo
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 1 ayat (4) bahwa
Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disebut Andal, adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
Dalam BAB II DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN /
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
ATAU KEGIATAN Halaman II-1 tidak secara cermat
dan mendalam memberikan penjelasan
argumentasi yang lengkap berkenaan dengan
komitmen pemenuhan kebutuhan air bersih,
mengingat kegaitan yang akan dilakukan akan
mampu memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih. Jika
harus memanfaatkan dan mengambil air tanah
kondisi tersebut harus merujuk kepada dasar
hukum yang berlaku menyangkut pengaturan
tentang hal tersebut. Dan manakala harus
dilakukan dengan melalui PDAM harus pula
dipertegas bagaimana konstruksi kesepakatan yang
akan dibangun antara para pihak. Fakta ini tidak
diuraikan secara rinci dan mendalam dalam uraian
BAB II DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ ATAU
KEGIATAN (HALAMAN II-1).
Muatan Dokumen ANDAL berkenaan dengan BAB
III TENTANG DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN
HIDUP Halaman III- 58 Masalah Sampah yang
dapat timbul
hanya mendeskripsikan secara sederhana, bahkan
dalam beberapa penjelasan dalam dokumen tidak
dijabarkan masalah penanganan persampahan,
realitas tersebut menguatkan argumen bahwa
materi Dokumen ANDAL masih memiliki ruang
untuk dikritisi kembali, hal ini tidak sesuai dengan
nilai norma hukum yang telah dimuat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Pasal
1 ayat(7) Jo Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 1
ayat (4) bahwa Analisis Dampak Lingkungan Hidup,
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
yang selanjutnya disebut Andal, adalah telaahan
secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
Pengertian muatan nilai telaahan secara cermat
dan mendalam memiliki konsekuensi logis – yuridis
Doklumen ANDAL menyangkut masalah
persampahan harus dapat dijelaskan dan
diuraikan dengan cermat serta mendalam
bagaimana kondisi existing dalam hal penanganan
masalah persampahan tersebut. Dokumen ANDAL
oleh Pemrakarsa tidak mampu menjelaskan fakta
masalah persampahan yang dapat terjadi dalam
setiap tahapan operasional dari usaha dan atau
kegiatan yang dilakukannya.
Kondisi existing dalam batas wilayah usaha dan
atau kegiatan pihak Pemrakarsa harus dapat
memperhitungkan dampak penting yang dapat
terjadi akibat dari usaha / kegiatan yang
dilakukannya. Dampak penting tersebut
berkenaan dengan perubahan lingkungan hidup
realitas sosial yang terjadi yaitu sekitar wilayah
rencana pengembangan rumah sakit tersebut.
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal berisi
uraian mengenai rona lingkungan hidup
environmental setting) secara rinci dan mendalam
di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, yang
mencakup:
a. Komponen lingkungan terkena dampak
penting rencana usaha
dan/atau kegiatan (komponen/features
lingkungan yang ada
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
disekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada dasarnya paling
sedikit memuat:
1) komponen geo-fisik-kimia, seperti
sumber daya geologi, tanah,
air permukaan, air bawah tanah, udara,
kebisingan, dan lain
sebagainya.
Pembebanan norma hukum tersebut di atas sudah
harus dijelaskan dalam Dokumen ANDAL, hanya
persoalannya yang ditunggu sekarang adalah
tindakan nyata dari Pihak Pemrakarsa untuk
menyelesaikan masalah ini melalui pendekatan
secara integral-komprehensif-holistik artinya
pihak-pihak lain harus dilibatkan. Masalah
LINGKUNGAN HIDUP adalah masalah bersama
yang harus diatasi secara menyeluruh sebagai
satu-kesatuan. Alternatif solusi yang dapat diatasi
untuk menanggulangi masalah LINGKUNGAN
HIDUP tersebut para pihak yang terlibat harus
mampu bekerja sama secara konstruktif, dengan
mengesampingkan segala kepentingan yang tidak
menguntungkan masyarakat.
Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan) sebagai sebuah kewajiban
moral dari perusahaan, mendeskripsian pada
pendekatan Corporate Social Responsibility
(Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) ,
mekanisme hukum yang mengatur tentang hal
tersebut yaitu dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas d Pasal
2 diatur bahwa setiap Perseroan selaku subjek
hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan
lingkungan, pembebanan hukum dimaksud telah
dideskripsikan dalam Dokumen ANDAL
sebagaimana tertuang dalam Point Adanya
Kesempatan Kerja (Halaman VI-46) harus dapat
menjelaskannya dan argumentasi yang dibangun
dengan beralasan kepada pemikiran Perencanaan
Pengembangan Rumah Sakit pasti akan
berpengaruh kepada Penambahan Tenaga Kerja
untuk itu permasalahan Corporate Social
Responsibility (CSR) harus mampu
mempertimbangankan hal tersebut, dan harus
dapat dilakukan secara transparan dan akuntabel
oleh Pihak Pemrakarsa. Pelibatan sosial kontrol
masyarakat sangat diharapkan sebagai bagian dari
konsep penerapan Corporate Social Responsibility
(Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) sebab
filosofi dasarnya adalah adanya hubungan
simbiosis-mutualisme antara perusahaan dan
masyarakat.
Norma dasar telah memberikan pengaturan yang
jelas dan utuh sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang No.32 Tahun 2009, bahwa Pasal
65 Ayat(1) Setiap orang berhak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak
asasi manusia Jo Pasal 67 Setiap orang
berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup Jo Pasal 68 Setiap orang yang melakukan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
usaha dan/atau kegiatan berkewajiban :
a. memberikan informasi yang terkait dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat
waktu;
b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan
hidup; dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu
lingkungan hidup dan/atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
Dalam konteks membangun lingkungan hidup yang
baik dan sehat, setiap usaha dan/ atau kegiatan
yang memberikan dampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL
berdasarkan Pasal 3 ayat(1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Amdal merupakan suatu upaya atau pendekatan
untuk mengkaji apakah kegiatan pemanfaatan atau
pengolahan sumber daya alam atau kebijakan
pemerintah akan dan dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.
Dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 Pasal 1 Angka 6 : Kerangka Acuan
adalah ruang lingkup kajian analisis dampak
lingkungan hidup yang merupakan hasil
pelingkupan. Angka 7 : Analisis Dampak
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan.
Pasal 5 Ayat (1) Penyusunan Amdal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (1) dituangkan ke
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
dalam dokumen Amdal yang terdiri atas:
a. Kerangka Acuan;
b. Andal; dan
c. RKL-RPL.
Ayat (2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) huruf a menjadi dasar penyusunan
Andal dan RKL-RPL.
BAB VII sudah sepatutnya secara jelas
mendeskripsikan ALASAN ILMIAH KHUSUSNYA
BAB VII HASIL EVALUASI SECARA HOLISTIK
TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN untuk Point
Status Studi ANDAL (Halaman VII-4) hal ini
ditekankan pada aspek sosial, ekonomi dan budaya
terutama pada ARGUMENTASI BERDASARKAN
HASIL TELAAHAN DAPAT DILIHAT BAHWA
RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT
SUMBER WARAS AKAN MENIMBULKAN DAMPAK
TERHADAP LINGKUNGAN. DAMPAK YANG AKAN
TERJADI CUKUP BANYAK DAN KOMPLEKS
KHUSUSNYA DAMPAK TERHADAP KOMPONEN
FISIK-KIMIA (PENURUNAN KUALITAS AIR
PERMUKAAN; PENINGKATAN AIR LARIAN) SERTA
DAMPAK TERHADAP KOMPONEN SOSIAL;
EKONOMI DAN BUDAYA, SEHINGGA DAMPAK
UTAMANYA (PRIMER) HARUS BENAR-BENAR
DIPERHATIKAN DAN DIKELOLA SECARA BIJAKSANA
AGAR DAMPAK NEGATIF
DARI KEGIATAN TERSEBUT DAPAT
DIMINIMALKAN ATAU DITANGGULANGI.
Dalam deskripsi ANDAL tidak dijelaskan secara rinci
dan mendalam dalam Tahap Konstruksi dan Tahap
Operasional, kemungkinan-kemungkinan untuk
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
meminimalisir dampak yang terjadi, hal ini
menjadi pertanyaan yang mendalam mengingat
ketentuan hukum yang mengatur tentang hal
tersebut telah secara tegas memberikan batasan-
batasan sebagaimana dalam regulasi tentang
pengelolaan lingkungan hidup. Argumen yang
dibangun dalam ANDAL dengan terminologi
“DAMPAK UTAMANYA (PRIMER) HARUS BENAR-
BENAR DIPERHATIKAN DAN DIKELOLA SECARA
BIJAKSANA” menimbulkan tafsiran-tafsiran
hukum yang ambigu untuk memahami
permasalahan lingkungan hidup sebab telah
disadari sepenuhnya oleh Pihak Pemrakarsa
bahwa “RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH
SAKIT SUMBER WARAS AKAN MENIMBULKAN
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN. DAMPAK
YANG AKAN TERJADI CUKUP BANYAK DAN
KOMPLEKS KHUSUSNYA DAMPAK TERHADAP
KOMPONEN FISIK-KIMIA” pernyataan yang
terdeskripsikan didalam ANDAL menjadi faktor
penentu keutamaan untuk mengantisipasi kondisi
yang tidak diinginkan terhadap perubahan kondisi
lingkungan hidup dan sosial sekitar kawasan
pengembangan.
22 DR. AMRAN JAENUDIN (UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON)
Umum Identitas Tim/Konsultan Penyusun ANDAL: Tidak
tertulis
Pendirian RSSW : 15 Juli 2005
Berdasrkan Gambar 1.1 LOKASI KEGIATAN
Pengembangan RSSW lokasi bersebelahan di
bagian Utara dan Selatan dari bangunan eksisting,
luas lahan masing-masing Perlu Diperjelas
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Pendahuluan 1.4.3. Pada Gambar 1.4. SITEPLAN EKSISTING
tampak Pengembangan Bangunan pada lahan yang
berada di bagian TIMUR saja
Apakah luas lahan rencana pengembangan itu
pada areal yang 4.059 m2 itu di bagian Timur saja?
Sehingga pada Tabel 1.16 Luas Bangunan Eksisting
dengan rencana pengembangan bangunan yang
mencapai 9.690 m2 itu pada lahan yang kurang dari
4.059 m2.! (Blok D luas berapa dan Blok L berapa?)
Gambar 1.8
Mohon diinformasikan tentang saluran yg
memisahkan Blok L bangunan lama dan Blok L
rencana pengembangan (Bag. Timur lokasi).
Sebutkan nama irigasinya dg kapasitas
pengairannya, yang ke persawahan di bagian
Baratnya Daerah irigasi apa!
Gambar 1.9 s/d 1.14 itu bangunan pada lahan
yang mana?
Adapun Tabel 1.18 Jumlah tempat tidur eksisting
yang 195 sedangkan pengembangan sebanyak
394 Tempat Tidur
Pada Bab I ini belum tampak Identitas Penyusun
AMDAL!
Pada KATA PENGANTAR yang mengucapkan terima
kasih atas tersusunnya KA AMDAL adalah Hospital
Director RS SUMBER WARAS yaitu Bapak (dr.
Tirtamulya Juandy) dibawah naungan PT.
SINARYA BERSAUDARA
DESKRIPSI 2.1. Rencana Kegiatan yang Berpotensi
RENCANA menimbulkan dampak
USAHA Mungkin dapat lebih focus pada lokasi lahan yang
4.059 m2 saja.
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
2.1.1 Tahap Pra Konstruksi (II-1)
2.1.2 Tahap Konstruksi (II-2)
2.1.3 Tahap Opereasional Pengembangan Rumah
sakit (II-10)
Rekrutmen tenaga kerja 312 = 1.850 orang,
eksisting 1.538 orang.
2.2. Jadwal kegiatan sebaiknya dalam narasi
dituliskan dengan jelas (jangan hanya diarahkan
untuk melihat table. Maka akan jelas kegiatan pada
nomor 2.1 diatas. Jadi apakah RSSW baru akan
beroperasi tahun ke 6 adalah tahun 2026
mendatang? Dalam jadwal ini pembangunan fisik
direncanakan selama 4,5 tahun..!?
2.3. Alternatif yang dikaji dalam AMDAL jika
dinyatakan tidak ada alternatif kajian, maka sub.
Bab. Tersebut tidak perlu ditulis.
2.4. Usaha dan atau kegiatan yang ada disekitar
lokasi Rencana Usaha agar dikaji peluang
interaksinya, yang kemudian harus dibuat salang
menunjang dalam memberikan manfaaf
RONA 3.1. Komponen Fisik Kimia
LINGKUNGAN 3.1.1. Iklim relative aman, tidak ada indicator
HIDUP AWAL penghambat yang berarti (Cuma ada catatan
terdapat 2 bulan tanpa hujan yaitu bulan Juli dan
Agustus).
3.1.2. Kualitas Udara
3.1.3. Kebisingan
3.1.4. Kualitas Air setiap para meter disebutkan
dalam kondisi baik, dibawah ambang batas baku
standar (jangan semua harus baca table).
3.1.5. Geologi dan Hidrologi sistimatika
diurutkan saja mulai : Topografi, Geologi, dan
NO. HAL SARAN DAN MASUKAN PERBAIKAN KET.
Hidrologi. Sehingga berdasarkan penjelasan itu,
baru disampaikan Gambar 3.4 kemungkinan
Rawan Gerakan Tanah.
3.1.6. Transportasi
3.2. Komponen Biologi (III-27) disampaikan
keadaannya sebatas areal yang dimungkinkan
terjadi interaksi.
Jelaskan flora dan fauna yang bermanfaat dalam
ekosistem tetapi mungkin kurang baik bagi rumah
sakit dan bentuk interaksi lainnya.
KAJIAN ANDAL: RK Komp. LH terkena dampak (DPH) Besar & Sifat penting Dpk Evaluasi RKL-
RPL (konsistensi, relevansi, kedalaman Pengelolaan LH yg effisien & efektif. Hasil Pemantauan
dilaporkan)
KONSISTENSI ANTARA PENENTUAN DPK POTENSIAL dengan PENENTUAN DPH
11. Timbulnya
kekhawatiran ? ??? ???
Masyarakat
Mobilisasi Alat Berat dan 1.Penurunan Kualitas 2 Mobilisasi Alat Berat dan Penurunan kualitas udara
Material Konstruksi Udara Material Konstruksi
14. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Terganggunya Keberadaan Biota Air
Limbah Padat Medis
15. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Timbulnya Kekhawatiran Masyarakat
Limbah Cair Medis
No R.K DTPH-KP
16. Peningkatan 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan timbulan sampah
Limbah Cair Domestik domestik dari kegiatan operasional
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, dan operasi.
17. Potensi Infeksi 2a. Operasional Medis Rumah Sakit Peningkatan timbulan limbah padat
Nosokomial medis dari kegiatan operasional
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, dan operasi.
Kegiatan Operasional 4. Peningkatan Air 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan timbulan sampah
Penunjang Medis Rumah Larian Penunjang Medis Rumah Sakit domestik dari kegiatan operasional di
Sakit ruang tenaga kesehatan, ruang
radiologi (Komputer Based
Radiografi), ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi,
laundry, dan kamar jenazah
5. Penurunan Kualitas 2b b. Kegiatan Operasional Peningkatan timbulan limbah padat
Air Permukaan Penunjang Medis Rumah Sakit medis dari kegiatan operasional di
ruang tenaga kesehatan, ruang
radiologi (Komputer Based
Radiografi), ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi,
laundry, dan kamar jenazah
15. Peningkatan
? ??? ???
Limbah Cair Medis
16. Peningkatan
? ??? ???
Limbah Cair Domestik
18. Peningkatan
? ??? ???
Morbiditas
Kegiatan Operasional Non- 11. Timbulnya 2c c. Kegiatan Operasional Non Peningkatan timbulan sampah
Medis Rumah Sakit kekhawatiran Medis Rumah Sakit domestik dari kegiatan operasional di
Masyarakat ruang Pendidikan dan Latihan, ruang
kantor dan administrasi, ruang
ibadah, ruang tunggu, ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat,
ruang menyusui, ruang mekanik,
ruang dapur, taman, pelataran parkir
18. Peningkatan
? ??? ???
Morbiditas
Mobilisasi Kendaraan Pasien 1. Penurunan Kualitas 3 Mobilisasi Kendaraan Pasien dan Penurunan kualitas udara ambient
dan Pengunjung Udara Pengunjung akibat peningkatan kandungan debu
(TSP) dan emisi gas buang (kadar CO,
NO2, SO2, PB
CONTOH ANALISIS BESARAN dan SIFAT PENTING DAMPAK YANG PERLU DISEMPURNAKAN
RKL RPL
A. RKL-RPL hasil analisis B – P & Evaluasi DPH
I Tahap Pra kontruksi
1 Terciptanya Penerimaan Tenaga Kerja (Tahap 1. Terciptanya Kesempatan Kerja § Penerimaan Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Konstruksi)
II Tahap Kontruksi
1 Penurunan Kualitas Udara Mobilisasi Peralatan dan Material 1. Penurunan Kualitas Udara - Timbulnya debu dari kendaraan pengangkut alat dan
Konstruksi berupa debu material berupa gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu
2 Peningkatan Intensitas Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Adanya operasional alat berat di lokasi kegiatan dari
Kebisingan Penunjangnya pematangan lahan
Adanya operasional alat berat di lokasi kegiatan
terutama saat kegiatan pondasi dan pembangunan
gedung
3 Adanya Peluang Berusaha Mobilisasi Tenaga Kerja (Tahap 3 Munculnya peluang usaha baru Penerimaan Tenaga Kerja
Konstruksi)
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Tenaga Kerja (Tahap 4 Adanya Kekhawatiran masyarakat Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja
Masyarakat Konstruksi)
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Alat dan Material Mobilisasi alat dan material
Masyarakat
4 Timbulnya Kekhawatiran pematangan lahan Pematangan Lahan
Masyarakat
4 Timbulnya Kekhawatiran Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang
Masyarakat Penunjang
5 Peningkatan Air Larian Pematangan Lahan 5 Adanya Peningkatan Air Larian Pematangan Lahan
(Run Off)
5 Peningkatan Air Larian Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Pembangunan Fisik Bangunan dan Sarana Penunjang
(Run Off) Penunjangnya
III. Tahap Operasional
3 Adanya Peluang Berusaha Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional 3 Munculnya peluang usaha baru Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Tenaga Kerja Operasional 4 Adanya Kekhawatiran masyarakat Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
Masyarakat
4 Timbulnya Kekhawatiran Operasional Pengembangan Operasional Rumah Sakit
Masyarakat
4 Timbulnya Kekhawatiran Mobilisasi Pengunjung dan Pasien Mobilisasi Pengunjung dan Pasien Rumah Sakit
Masyarakat
5 Peningkatan Morbiditas Kegiatan operasional di ruang tenaga 5 Peningkatan Morbiditas Kegiatan operasional di ruang tenaga kesehatan, ruang
kesehatan, ruang radiologi (Komputer radiologi (Komputer Based Radiografi), dan laundry
Based Radiografi), dan laundry
6 Peningkatan Air Larian Operasional Rumah Sakit dan Sarana 6 Adanya Peningkatan Air Larian Kegiatan Operasional dan Sarana Penunjang Rumah Sakit
(Run Off) Penunjangnya
c Kegiatan Operasional Non Medis
1 Peningkatan Morbiditas Kegiatan operasional di ruang tenaga 1 Peningkatan Morbiditas Tidak ada masyarkat sekitar, tenaga kerja, pengunjung
kesehatan, ruang radiologi (Komputer rumah sakit dan pasien yang mengalami gangguan
Based Radiografi), dan laundry kesehatan akibat dari perkembangan vektor penyakit
yang ditimbulkan selama kegiatan operasional non medis
berlangsung
2 Peningkatan Timbunan Kegiatan operasional di ruang Pendidikan 2 Peningkatan Timbunan Limbah B3 Kegiatan operasional di ruang Pendidikan dan Latihan,
Limbah B3 dan Latihan, ruang kantor dan ruang kantor dan administrasi, dan ruang mekanik
administrasi, dan ruang mekanik
II Tahap Operasional
a Kegiatan Operasional Medis
1 Peningkatan Timbulan Sampah Domestik.
No Dampak yg Sumber Indikator Bentuk KL Lokasi Periode KL
dikelola Dampak keberhasilan KL
KL
1 Peningkatan Kegiatan Tidak adanya 1. Pendekatan Teknis Rumah Pemantauan kondisi
Timbulan Sampah operasional ceceran sampah Sakit sarana prasarana
a. Menyediakan dan melakukan pemeliharaan bak sampah terpilah di luar
Domestik ruang rawat domestic pada Sumber dilakukan 1 bulan
gedung yang terdiri dari limbah padat organik (hijau), limbah padat non-
jalan, ruang saat kegiatan Waras sekali selama
organik (kuning) dan limbah B3 (merah)
rawat inap, operasional b. Memasang himbauan “Buanglah Sampah pada Tematnya” di tempat kegiatan operasional
ruang gawat medis strategis yang dapat dilihat oleh para pengunjung dan pekerja. medis rumah sakit
darurat, dan berlangsung berlangsung, dan
ruang operasi. dilaporkan dalam
laporan pemantauan
setiap 6 bulan sekali
c. Melaksanakan pengangkutan sampah sesuai SOP yang sudah tersedia TPS Setiap hari selama
d. Menempatkan petugas untuk mengumpulkan limbah padat di setiap tempat Sampah kegiatan operasional
sampah dan bak sampah, dkumpulkan di TPS (pagi dan sore)
Rumah medis rumah sakit
e. Menjaga kebersihan di dalam dan di luar gedung
f. Limbah domestik ditampung pada TPS sementara kemudian diangkut dan Sakit berlangsung, dan
bekerjasama dengan pihak ke-3 Sumber dilaporkan dalam
g. Menerapkan sistem pengolahan sampah dengan asas 3 R (Reuse, Reduce dan Waras laporan pemantauan
Recycle) setiap 6 bulan sekali
3. Pendekatan Institusi