LAPORAN AKHIR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan izin-Nya maka Dokumen Laporan Antara Pekerjaan Penyusunan Master
Plan Air Minum Bersih Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Tahun
Anggaran 2011 ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana. Dokumen Laporan
Akhir ini disusun berdasarkan Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) Pekerjaan
Penyusunan Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten
Manggarai Barat, Tahun Anggaran 2011 pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Manggarai Barat.
Laporan Akhir ini selain untuk memenuhi apa yang diisyaratkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference), juga dapat dijadikan acuan dalam
perkembangan pembangunan Kabupaten Manggarai Barat khususnya untuk
pembangunan Kawasan Kota Labuan Bajo. Dalam laporan ini diuraikan tentang
latar belakang, gambaran umum daerah Kajian, kebijakan pengembangan
berkelanjutan, metode kajian potensi dan pemanfaatan sumber daya air, analisa
kelayakan dan ekonomi serta konsep pelestarian sumber daya air.
Kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Manggarai Barat, kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan
kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini. Semogo hasil pekerjaan ini
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kita semua.
Paskalis A. Fajarpel, SE
Direktur Utama
i
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
DAFTAR ISI
Halaman
ii
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
iii
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
iv
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
v
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
vi
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
vii
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.7. Sumber Air Baku Air Minum Di Kota Labuan Bajo II-35
Tahun 2011 .....................................................................
viii
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.8. Jumlah dan Debit Pompa Sistem Transmisi Air Minum .... IV-30
Tabel 4.11. Jumlah Sampel untuk Setiap Kategori Wilayah ………….. IV-38
Tabel 4.15. Model Kerangka Kerja Analisis Pendekatan Institusi …..... IV-47
Tabel 5.3. Tingkat Pelayanan untuk Fasilitas / Utilitas Kota .............. V-11
ix
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.1. Sumber Air Baku Air Minum Di Kota Labuan Bajo
x
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.2. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Air Terjun
Cunca Wulang ................................................................ VI-11
Tabel 6.3. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Mata Air
Rareng ............................................................................ VI-12
Tabel 6.4. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Mata Air Wae
Mowol ........................................................................... VI-14
Tabel 6.5. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Moto ......... VI-15
Tabel 6.6. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kaca .......... VI-17
Tabel 6.7. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Mberu ....... VI-18
Tabel 6.8. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kemiri ....... VI-20
Tabel 6.9. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kelambu ... VI-21
Tabel 6.10. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Wene ........ VI-22
Tabel 6.11. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Bonto ....... VI-23
Tabel 6.12. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kesambi .... VI-24
Tabel 6.13. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kesambi .... VI-25
xi
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.2. Pengukuran Debit dengan Cara Sekat Cipoletti ……... IV-18
xii
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
DAFTAR PETA
Halaman
Peta 2.4. Peta Hidrogeologi Kawasan Kota Labuan Bajo ………… II-9
Peta 6.1. Peta Hidrogeologi Kawasan Kota Labuan Bajo ............... VI-30
Peta 6.2. Peta Administrasi Kawasan Kota Labuan Bajo ………….. VI-35
Peta 6.3. Peta Guna Lahan Kawasan Kota Labuan Bajo ………….. VI-36
Peta 6.4. Peta Topografi Kawasan Kota Labuan Bajo …………….. VI-37
xiii
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Pendahuluan
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
1.4.2. Tujuan
Tujuan kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota
Labuan Bajo ini adalah sebagai acuan dalam pembangunan air minum kawasan
Kota Labuan Bajo, sehingga dampak yang dihasilkan dari kegiatan ini dapat
dinikmati oleh masyarakat secara optimal mengingat air minum merupakan
kebutuhan dasar dan utama dalam kehidupan masyarakat, serta untuk pelayanan
fungsi-fungsi lain di Kawasan Kota Labuan Bajo disamping fungsi permukiman,
juga pelayanan air minum untuk fungsi perkantoran, pendidikan, perdagangan
barang dan jasa serta pariwisata.
I-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
I-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
4) Data Kelembagaan
- Struktur dan organisasi pengelola air minum di Kawasan Kota Labuan
Bajo.
- Personalia pengelola.
- Rincian tugas yang berkaitan dengan pengelolaan air minum di
Kawasan Kota Labuan Bajo.
- Mekanisme pelaksanaan tugas.
- Mekanisme koordinasi terutama dengan instansi terkait dalam rangka
mempertahankan/melestarikan sumber daya air.
c. Penyusunan Fakta dan Analisa
Analisa adalah kegiatan telaahan data dalam proses penyusunan draf Master
Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo. Analisis yang tepat dan
memadai adalah analisis yang sesuai dengan tujuan dan sasaran perencanaan
yaitu sebagai pedoman :
1) Pelaksanaan pembangunan air minum di Kawasan Kota Labuan Bajo.
2) Pelaksanaan pemeliharaan jaringan instalasi perpipaan, kelangsungan
kelestarian sumber daya air.
3) Seminar fakta dan analisa (seminar awal).
LAPORAN AKHIR
7) Seminar akhir.
LAPORAN AKHIR
Kebutuhan Tersedia
SURPLUS/DEFISIT
Master Plan
Air Minum Bersih
Kota Labuan Bajo
Alternatif Alternatif
Rencana Skenario
Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum
Proyeksi Kebutuhan
Air Minum Pemilihan
Sistem
Kondisi
KEBUTUHAN
Eksisting Pengembangan
TERSEDIA
Sistem
SURPLUS/DEFISIT
Sumber Potensi
Daya Air Staging Plan
LAPORAN AKHIR
yang terdiri dari tiga tahap laporan, yaitu laporan pendahuluan, laporan
draft/antara dan laporan final. Dalam laporan tersebut akan tertuang sistematika
yang berdasarkan kemajuan tahapan pekerjaan. Untuk tahapan laporan tersebut
dapat diurakan sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
I-12
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
I-14
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Gambaran Umum
Daerah Perencanaan
2.1. Umum
Labuan Bajo merupakan Ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Kabupaten
ini sendiri merupakan pemekaran dari Kabupaten Manggarai. Adapun Labuan
Bajo sebelumnya merupakan Ibukota Kecamatan (IKK) Komodo. Berhubung
terbentuknya Kabupaten Manggarai Barat yang membutuhkan adanya ibukota,
maka kawasan perkotaan di Kecamatan Komodo – yaitu Labuan Bajo dipilih
sebagai ibukota dan dijadikan sebagai suatu kota secara fungsional, belum sampai
pada tahap administratif dan kewenangan pemerintahan. Sedangkan sisa wilayah
kecamatan yang masih cenderung bersifat perdesaan tetap berada di dalam
lingkup Kecamatan Komodo.
Infrastruktur dan kegiatan yang
terdapat di kawasan Kota Labuan Bajo dinilai
cukup maju dibandingkan dengan yang
terdapat di kawasan lain di Kabupaten
Manggarai Barat. Di masa mendatang, seiring
dengan perannya sebagai Ibukota
Kabupaten, maka infrastruktur dan kegiatan
di Kawasan Labuan Bajo akan lebih berkembang dan semakin beragam.
Menurut Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Labuan Bajo 2007,
wilayah Kota Labuan Bajo dibagi menjadi 9 (sembilan) Bagian Wilayah Kota.
Dari kesembilan BWK tersebut Bagian Wilayah Kota I sampai dengan Bagian
Wilayah Kota IV yang merupakan kawasan padat hunian dan kegiatan serta
kawasan potensial untuk pengembangan kegiatan pariwisata di Kawasan Kota
II-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
II-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Bajo dan sekitarnya diperlihatkan pada Peta 2.3. Dari Peta Topografi tersebut
terlihat bahwa secara garis besar daerah studi dapat dibagi menjadi 3 satuan
morfologi, yaitu morfologi dataran, morfologi perbukitan, bergelombang (atau
Perbukitan Karst) serta morfologi pegunungan (perbukitan terjal).
II-7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
topografi morfologi ini terletak di elevasi sekitar +150 hingga + 300 mdpl.
Sungai yang mengalir di daerah ini memperlihatkan suatu pola denritik, dengan
lembah-lembah sungai berbentuk "v" dengan jarak aliran sungai yang relatif
cukup panjang. Satuan morfologi ini umumya tersebar dibagian timur.
2.2.5. Hidrogeologi
Berdasarkan bentuk topografi, geologi serta curah hujan, tatanan
hidrogeologi di daerah studi dibagi menjadi tiga wilayah air tanah :
a. Wilayah air tanah perbukitan, yang dapat dibagi lagi atas daerah berbatuan
gamping dan berbatuan sedimen serta volkanik tua, akuifer umumnya
mempunyai produktivitas kecil. Pada daerah lembah atau zona perapukan
batuan padu, terdapat penyebaran akuifer yang cukup besar kandungan
airnya. Semua air tanah umumnya merupakan air tanah dalam, mengikuti
bentuk topografi setempat. Pemunculan sumber air berdebit kecil banyak
dijumpai pada wilayah air tanah ini.
b. Wilayah gunung api Kwarter, keterdapatan air tanah ini dijumpai dalam
akuifer dengan aliran air tanah melalui sistem ruang antar butit maupun
II-8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
sistem celahan. Daerah puncak merupakan daerah air tanah langka. Air hujan
yang jatuh di daerah ini sebagian besar akan mengalir sebagai aliran
permukaan. Bagian tubuh merupakan daerah peresapan, dimana air tanah
mulai terbentuk.
c. Wilayah air tanah dataran, menempati beberapa daerah sempit pantai utara
Pulau Flores, salah satu yang paling luas adalah dataran Mbay. Air tanah semi
tertekan dijumpai pada kedalaman sekitar 30 - 50 m dari permukaan tanah
setempat.
Peta 2.4. Peta Hidrogeologi Kawasan Kota Labuan Bajo
II-9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.2. Rerata Curah Hujan di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2001-2010
II-10
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.1. Grafik Rerata Curah Hujan Tahunan di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2001 - 2010
150
Curah Hujan (mm)
Gambar 2.2. Grafik Rerata Curah Hujan Bulanan di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2001 - 2010
250 203
Curah Hujan (mm)
202
200 188
174
150
106
100
54 31 44 72
36 34
50 9
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Bulan
2.2.6.2. Temperatur
Temperatur di Kawasan Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat
Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2001 – 2010 tidak mengalami
perubahan yang drastis. Data temperatur dapat dilihat pada Tabel 2.3, terdapat
tiga bulan yaitu bulan Oktober, Nopember dan Desember yang dapat
dikelompokkan sebagai bulan-bulan dengan temperatur yang lebih panas
dibandingkan dengan bulan lainnya. Bulan Agustus merupakan bulan dengan
temperatur yang paling rendah, yaitu rerata 25,9 oC.
II-11
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.3. Rerata Temperatur di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2001 - 2010
Gambar 2.3, Grafik Rerata Teperatur Tahunan di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2001 - 2010
30
Temperatur ( C)
29
27.6
o
28 27.2 27.1
26.9 26.8 26.9 26.9
27
27.3
26 26.8 26.6
25
24
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Gambar 2.4, Grafik Rerata Temperatur Bulanan di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2001 - 2010
II-12
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
29 28.6
27.9
Temperatur ( C)
o
28 27.4
27 26.8 27.9
27 26.4 26.7
26.8 27 26 25.9
26
25
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Bulan
2.2.6.3. Kelembaban
Kelembaban tertinggi di Kawasan Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai
Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2001 – 2010 terjadi pada bulan
Januari, Februari, Maret, April dan Desember. Sedangkan kelembaban terendah
pada bulan September. Tingginya kelembaban disebabkan oleh adanya musim
hujan dengan tingkat curah hujan yang relatif cukup tinggi yaitu antara bulan
Desember sampai dengan bulan Januari. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel
2.4. di bawah ini.
Tabel 2.4. Rerata Kelebaban di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2001 - 2010
Gambar 2.5. Grafik Rerata Kelembaban Tahunan di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2001-2010
II-13
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
85
79.2
Kelembaban (%)
80 76.2 77 76.7 77
81.3
75 76.9 78 77
70
70.7
65
60
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Gambar 2.6. Grafik Rerata Kelembaban Bulanan di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2001-2010
80
Kelembaban (%)
75 71.3
68 68.5
70 64.6
69.5 62.2 62.8
65 67.2 61.2 60 59.1
60 55.8
55
50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Bulan
II-14
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.5. Kecepatan Angin di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2001-2010
II-15
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.7. Grafik Rerata Kecepatan Angin dan Angin Tercepat Tahunan
di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2001-2010
24
Kecepatan Angin (Knots)
22 22.8
20 18.6
18 15.8
17
16 17.6 17.7
14.9 14.3 16.3
14
12 14.4
10 6.1 7.1
6.8 6 6.3 5.5 6.1
8 5.1 5.7 5.6
6
4
2
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Rerata
Tercepat
Gambar 2.8. Grafik Rerata Kecepatan Angin dan Angin Tercepat Bulanan
di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2001-2010
24
Kecepatan Angin (Knots)
22 19.9
19.3
20 17.3
18 17.5 16.8 16.5
16 14.4
16.1 17 16 16.4
14
15
12
10 7.9
5.4 6.7 6.6 6.3 6.3
8 5.9 5.7 6 5.3
5.1 5.1
6
4
2
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Rerata
Tercepat
II-16
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2.2.6.5. Hidrologi
Sebaran tanah dan batuan berdasarkan pengamatan terlihat mengikuti
morfologi. Struktur batuan yang dijumpai berupa kemiringan lapisan dan pada
daerah-daerah terjal ditemukan retakan-retakan berpasangan yang menunjukkan
gaya pengangkatan.
Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam (mengalir),
melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang
disebut siklus hidrologis. Siklus ini penting, karena dapat mensuplai air kedaerah
daratan. Teori adanya air dapat diterangkan dengan siklus hidrologi, sebagai
berikut:
a. Air laut, air permukaan, air dalam tanah dan air dalam tumbuhan menguap
akibat adanya panas matahari dan membentuk awan.
b. Awan yang lama kelamaan menjadi semakin tebal itu sebagian ada yang
tertiup ke daratan.
c. Penebalan awan pada kondisi tertentu menyebabkan terjadinya presipitasi
baik berupa air hujan maupun salju.
d. Hasil presipitasi tersebut setelah mencapai tanah dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
• Run off, yaitu air yang mengalir di permukaan tanah (air permukaan),
biasanya sebanyak 30% dari seluruh presipitasi.
• Run infiltrasi, yaitu air yang mengalami infiltrasi (meresap) ke dalam tanah
yakni disebut air tanah, biasanya sebanyak 70% dari total presipitasi.
e. Air permukaan mengalir dari sungai ke sungai dan akhirnya bermuara ke laut.
f. Sama halnya dengan air tanah, akan mengalir ke tempat yang lebih rendah,
yaitu ke laut namun dengan jangka waktu yang sangat lama karena kecepatan
air mengalir di dalam tanah sangat lambat.
II-17
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Dari siklus hidrologi dapat pula dilihat adanya berbagai sumber air tawar
yang dapat pula diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas. Sumber-
sumber air tersebut adalah :
(i) Air permukaan yang merupakan air sungai, dan danau.
(ii) Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal
atau air tanah dalam.
(iii) Air angkasa yaitu yang berasal daru atmosfir, seperti hujan dan salju.
Kualitas sumber air tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam
sekitar aktivitas manusia yang ada di sekitarnya.
Kawasan Kota Labuan Bajo adalah wilayah tangkapan air yang cukup
berpotensi karena secara hidrologis Kabupaten Manggarai Barat merupakan
II-18
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-19
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-20
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Rata-Rata Kota Labuan Bajo Berdasarkan Luas Wilayah Administrasi Kelurahan/Desa
Tahun 2008 - 2010
II-21
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
b. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, angka laju pertumbuhan
penduduk Kecamatan Komodo adalah 4,94 % pertahun.
Adapun pertumbuhan alamiah berdasarkan data kependudukan dari
Kantor Statistik yang tertuang dalam Kecamatan Komodo Dalam Angka Tahun
2009 dan Tahun 2010, jumlah penduduk di wilayah administratif Kec. Komodo
berkembang sebesar 3,79 %.
2.3.2. Perekonomian
Sektor yang menjadi penggerak laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Manggarai Barat antara lain perkebunan, perdagangan, pengangkutan dan
pariwisata. Komoditi perkebunan yang cukup menonjol adalah jambu mente,
kakao, kopi dan kemiri.
Dalam sektor pengangkutan, adanya pelabuhan laut Labuan Bajo dan
lapangan udara perintis merupakan sektor penunjang perekonomian bagi
Kabupaten Manggarai Barat yang sedang membangun.
Sebagai kota transit bagi para wisatawan yang akan mengunjungi daerah
wisata Pulau Komodo, maka Kawasan Kota Labuan Bajo dilengkapi dengan
fasilitas penginapan.
II-22
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
pengaruh dalam menciptakan peluang yang lebih besar pada suatu daerah untuk
berkembang. Sebaliknya dengan terbatasnya sistem perhubungan akan
menimbulkan keterbelakangan perkembangan daerah tersebut. Aspek lokasi yang
strategis dan potensi sumber daya yang dimiliki akan menjadi faktor utama
dalam menentukan peningkatan aksesibilitas.
Transportasi Darat
Transportasi darat merupakan media penduduk untuk melakukan aktivitas
baik ke dalam maupun ke luar Kota Labuan Bajo. Transportasi darat sangat
tergantung dengan ketersediaan jalan yang menghubungkan antar daerah. Dalam
perkembangannya, penduduk Kawasan Kota Labuan Bajo sangat mengandalkan
angkutan kota (taxi) untuk melayani pergerakan penduduk di dalam kota.
Namun demikian, sampai sekarang belum terdapat terminal dalam kota sebagai
simpul pergerakan angkutan kota. Terminal hanya terdapat di satu lokasi untuk
melayani pergerakan penduduk untuk keluar masuk Kawasan Kota Labuan Bajo.
Terminal ini termasuk klasifikasi tipe B yaitu untuk pelayanan Angkutan Antar
Kota Dalam Propinsi (AKDP). Terminal tersebut melayani angkutan antar daerah
seperti Kecamatan Ruteng, Kecamatan Macang Pacar, dan lain-lain.
Transportasi Laut
Transportasi laut merupakan alternatif moda transportasi selain dari
transportasi darat yang digunakan oleh penduduk di Kawasan Kota Labuan Bajo.
Di Kawasan Kota Labuan Bajo terdapat satu buah pelabuhan sebagai tempat
bersandarnya beberapa kapal (kapal penumpang, kapal barang, kapal wisata,
dan lain-lain). Letak pelabuhan adalah di sebelah barat Kawasan Kota Labuan
Bajo. Banyaknya terdapat kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan tersebut
merupakan gambaran meningkatnya aktivitas pelayanan transportasi penduduk.
Salah satunya adalah kapal penumpang yang melayani pergerakan penduduk
dari dan menuju Pulau Lombok, Bima, dan Kupang. Sedangkan kapal-kapal
wisata banyak melayani turis yang hendak menuju tempat-tempat wisata di
II-23
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Kawasan Kota Labuan Bajo seperti ke Pulau Rinca, Pulau Komodo, dan pulau-
pulau lainnya.
Transportasi Udara
Transportasi udara merupakan transportasi yang paling efektif dari segi
waktu perjalanan walaupun dengan ongkos yang relatif lebih mahal. Kawasan
Kota Labuan Bajo memiliki satu bandar udara yaitu Bandara Komodo yang
melayani pergerakan penduduk dari dan menuju Kawasan Kota Labuan Bajo.
Sebagian besar jalan arteri sudah dihotmix, kecuali beberapa ruas jalan yang
masih dalam tahap pembangunan. Hal ini dapat dilihat dengan sedikitnya
terdapat kondisi jalan yang berlubang. Adapun sebagian besar jalan eksisting
yang berhotmix di Kawasan Kota Labuan Bajo memiliki dimensi jalan dengan
lebar maksimal 4-5 meter. Sedangkan jalan-jalan yang memiliki lebar lebih dari 5
meter masih dalam tahap pembangunan seperti jalan yang melewati Kantor
Bupati yang baru. Di samping itu, jalan-jalan yang ada di Kawasan Kota Labuan
Bajo belum memiliki median jalan karena sebagian besar jalan-jalan tersebut
belum terlalu lebar.
Secara eksisting, dapat terlihat juga bahwa jaringan jalan di Kawasan Kota
Labuan Bajo tidak memiliki trotoar sebagai sarana pejalan kaki untuk
memanfaatkan jalan yang ada. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa
sebagian besar aksesibilitas jalan berada di kontur yang tinggi yaitu melewati
daerah-daerah perbukitan yang memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap
penggunaan lebar jalan. Kondisi ini berhubungan dengan tingkat pemakaian
jalan yang masih sangat minim bagi sebagian besar penduduk di Kawasan Kota
Labuan Bajo. Terminal sebagai simpul pergerakan angkutan massal di Kawasan
Kota Labuan Bajo masih sangat minim tingkat penggunaannya. Pada saat
sekarang ini, hanya terdapat 1 buah terminal Tipe B yang hanya melayani
transportasi regional dari dan ke Kawasan Kota Labuan Bajo. Sedangkan terminal
untuk melayani pergerakan angkutan kota masih belum ada. Hal ini berkaitan
dengan tingkat penggunaan angkutan kota yang hanya berdasarkan tujuan
penumpang (bukan berdasarkan trayek). Hal ini mengakibatkan tidak adanya
II-24
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-25
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-26
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Jika dilihat dari sisi aksesibilitas, maka keberadaan pasar sangat membantu
karena dekat dengan tempat tinggal penduduk. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi
kepadatan aktivitas, maka keberadaan pasar mengakibatkan terjadinya
kekumuhan di sekitar pasar. Banyak terdapat sampah-sampah sisa jualan sehingga
menimbulkan polusi. Di samping itu, keberadaan pasar menyebabkan kemacetan
lalu lintas sehingga perlu adanya relokasi pasar. Relokasi pasar dilakukan untuk
memeratakan bangkitan penduduk di daerah lain di Kawasan Kota Labuan Bajo
sehingga diharapkan aktivitas penduduk tidak terkonsentrasi pada satu atau
beberapa titik.
II-27
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
kualitas penduduk yang bisa berbahasa asing mutlak diperlukan. Sehingga fasilitas
pendidikan yang mengutamakan kemampuan berbahasa asing sangat diperlukan.
Tabel 2.5. Jumlah, Jenis, Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Kesehatan Di Kawasan
Perkotaan Labuan Bajo Tahun 2010
II-28
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-29
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-30
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-31
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2.5.3. Drainase
Sistim drainase yang ada saat ini lebih merupakan sistim drainase jalan,
belum merupakan sistem drainase perkotaan.
Sebagian besar jalur jalan utama dalam kota sudah dilengkapi dengan
saluran drainase, umumnya dengan kontruksi pasangan batu kali, dengan lebar
saluran berkisar 40 – 60 cm, kedalaman 50 – 70 cm.
Penanganan drainase di Kawasan Kota Labuan Bajo terutama dilakukan di
daerah yang sering mengalami banjir, seperti daerah Wae Mata, daerah
Puskesmas Kota, daerah Batu Cermin, daerah Lorong Pengadilan, daerah Pantai
Pede, dan Kampung Gorontalo yang berada di wilayah dengan topografi datar.
Sistem drainase di Kawasan Kota Labuan Bajo memang masih sangat
terbatas. Hal ini terlihat dari sebagian besar jaringan jalan yang melintasi
Kawasan kota Labuan Bajo belum dilengkapi dan saluran drainase. Saluran
drainase baru tersedia pada beberapa ruas jalan, terutama di kawasan pusat kota
lama yang merupakan jaringan jalan negara. Untuk mengurangi risiko banjir dan
II-32
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2.5.4. Persampahan
Dengan masih tersediaanya lahan kosong disekitar perumahan, maka
penduduk di Kawasan Kota Labuan Bajo masih memanfaatkan lahan kosong
tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Sebagian Masyarakat masih
melakukan pengelolaan sampah bersifat individual, belum dilaksanakan secara
komunal.
Penanganan persampahan yang meliputi pengumpulan dan pembuangan
sampah di kawasan perkotaan Labuan Bajo belum membedakan pelanggan
berdasarkan kategori komersial, semi komersial, dan non komersial. Cakupan
pelayanan persampahan baru mencapai 50% dari wilayah perkotaan. Sistem
pelayanan berpola door to door, yaitu sampah diserahkan oleh penghasil
sampah atau diambil oleh petugas untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir
(TPA). Penduduk yang tidak terlayani oleh sistem pengelolaan sampah kota,
umumnya membuat lubang di pekarangan rumahnya dan mengolah sampahnya
dengan cara pembakaran.
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kawasan Kota Labuan Bajo
terletak di Desa Golobilas. TPA ini mulai berfungsi sejak tahun 2005 dan telah
terdapat akses jalan masuk dan sarana pengangkutan berupa truk-truk sampah.
Sistem pengolahan sampah saat ini masih menggunakan sistem open dumping.
Lokasi TPA yang tersedia saat ini diangap belum memenuhi kriteria standar oleh
karena terletak berdekatan dengan permukiman penduduk.
Untuk wilayah yang tidak dilayani rute pengambilan sampah, pengelolaan
sampah dilakukan melalui penimbunan ke dalam lubang, pembakaran, bahkan
dibuang ke selokan. Disamping menimbulkan polusi udara, pembakaran dan
pembuangan sampah ke selokan juga merusak dan menimbulkan kerusakan pada
jaringan pipa instalasi air minum yang terbuat dari PVC/paralon.
II-33
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-34
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.6. Jumlah Pelanggan Air Minum Di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2011
Tabel 2.7. Sumber Air Baku Air Minum Di Kawasan Kota Labuan Bajo
Tahun 2011
II-35
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
II-36
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Kebijakan Pengembangan
Berkelanjutan
3.1. Umum
Pengelolaan lingkungan hidup di tingkat Nasional dilaksanakan secara
terpadu oleh perangkat kelembagaan sebagai wadah koordinasi yang dipimpin
oleh seorang Menteri, yang dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup. Untuk
penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 yang telah mengamanatkan perlu ditetapkan
kebijaksanaan Nasional secara terpadu, yang merupakan bagian integral dari
kebijaksanaan Pembangunan Nasional. Kebijaksanaan Nasional pengelolaan
lingkungan hidup mencakup segi-segi perumusan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan.
Pengelolaan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan keterpaduan
pelaksanaan kebijaksanaan Nasional pengelolaan lingkungan hidup, secara
sektoral dilakukan oleh Departemen / lembaga - non departemen sesuai dengan
bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing. Namun sejak diberlakukannya
Undang - undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang - undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, maka pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggung-
jawab Pemerintah Daerah. Meskipun demikian, pengelolaan lingkungan hidup
bukan semata-mata menjadi tanggung jawab Pemerintah saja, tetapi juga swasta
dan masyarakat. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban berperan serta
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Peran swasta dan masyarakat
sangat strategis, sehingga kebijaksanaan umum pengelolaan lingkungan hidup
diarahkan untuk :
III-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
3.3.1. Visi
Visi pembangunan Kabupaten Manggarai Barat berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah:
”Terwujudnya rakyat Manggarai Barat yang sejahtera dengan pembangunan
yang berkelanjutan serta kebutuhan rakyat secara terpadu dan merakyat dengan
berlandaskan hati nurani dan keseimbangan antara kehidupan jasmani dan
rohani.”
Visi pengembangan ruang Kawasan Perkotaan Labuan Bajo disusun
berdasarkan keserasian dan keselarasan dengan visi pembangunan Kabupaten
Manggarai Barat. Berdasarkan hal tersebut, maka visi pengembangan ruang
Kawasan Perkotaan Labuan Bajo dalam jangka panjang adalah:
”Mewujudkan kawasan perkotaan Labuan Bajo yang aman dan nyaman untuk
mendukung perkembangan ekonomi dan pariwisata dengan dukungan
sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan”
III-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
3.3.2. Misi
Guna mewujudkan visi pengembangan ruang Kawasan Perkotaan Labuan
Bajo, maka arahan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan
ruang kawasan perkotaan Labuan Bajo diorientasikan untuk melaksanakan misi
utama sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR
Misi 1: Mewujudkan Kawasan Perkotaan Labuan Bajo yang aman dan nyaman
Kota yang aman dan nyaman mendukung bagi terciptanya kehidupan
masyarakat yang sejahtera dan demokratis. Kondisi kota yang aman dan nyaman
dimaksudkan untuk memberikan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan
penduduk secara manusiawi dan memenuhi standar pelayanan serta mendukung
aktitivitas penduduk. Misi ini juga dimaksudkan untuk mendukung terciptanya
Kawasan Perkotaan Labuan Bajo sebagai pusat kegiatan pariwisata internasional
serta sektor ekonomi lainnya. Kondisi kota yang aman dan nyaman juga akan
menjadi jaminan bagi daya tarik wisatawan.
III-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-10
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-11
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
III-12
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Metode Kajian
IV-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Secara garis besar kegiatan ini dapat diringkas menjadi 4 (empat) bagian
tanpa mengurangi subtansinya dan dapat digambarkan dalam tahapan-tahapan
seperti terlihat pada bagan alir.
1. Persiapan dan Pengumpulan Data
2. Survey Lapangan
3. Analisa dan Kajian
4. Pelaporan
IV-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
lingkup Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta rincian tugas dan tanggung jawab
masing-masing personil.
4) Menyiapkan sumber daya peralatan kerja dan perangkat administrasi proyek.
Peralatan topograpi harus dilakukan kalibrasi ulang agar diperoleh data yang
akurat dan tidak mengganggu kelancaran kegiatan pengukuran dilapangan.
5) Menyusun Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan secara rinci dengan
pembahasan bersama seluruh Tim Konsultan. Di samping itu, jadwal tersebut
juga dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas, sehingga disepakati sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan secara lengkap, sejak awal kegiatan sampai
dengan berakhirnya pelaksanaan pekerjaan ini.
IV-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
12) Data teknis jaringan pipa air minum yang ada, baik yang berupa pipa
transmisi maupun pipa distribusi yang meliputi antara lain dimensi pipa,
bahan pipa, tahun pemasangan dan lokasi pipa.
13) Data demografi daerah pelayanan yang meliputi jumlah penduduk,
perkembangan penduduk, strata umur, tingkat pendidikan, mata
pencaharian, pendapatan dsb.
14) Kondisi topografi seluruh wilayah pekerjaan, kondisi air tanah, air
permukaan di wilayah pekerjaan dan laporan hasil studi yang terkait.
IV-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Pengkajian
1) Pengkajian sumber air
Pengkajian sumber air baku dengan cara mencantumkan lokasi alternatif
sumber air baku pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Apabila tidak
IV-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
terdapat sumber air pada wilayah administrasi dapat diusulkan sumber lain
yang berada di luar batas administrasi.
2) Alternatif jalur transmisi
Berdasarkan alternatif sumber air baku dari hasil kunjungan lapangan, buatlah
rencana jalur transmisi pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Cantumkan
panjang jalur pipa transmisi yang dihitung berdasarkan pembacaan skala peta
yang berlaku.
3) Penetapan wilayah pelayanan
Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung pada
fungsi strategis kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan
ketersediaan sumber air. Wilayah pelayanan tidak terbatas pada wilayah
administrasi yang bersangkutan sesuai hasil kesepakatan dan koordinasi
dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka menunjang pembangunan
sistem penyediaan air minum.
Kondisi wilayah pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada
pertimbangan teknis dalam standar spesifikasi teknis berikut. Mencantumkan
hasil pertimbangan teknis dalam bentuk tabel-tabel dan buatlah dalam bentuk
peta:
a. Bentuk Wilayah Pelayanan
Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan
kawasan di dalamnya.
b. Luas Wilayah Pelayanan
Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survey dan pengkajian
sehingga memenuhi persyaratan teknis.
c. Pertimbangan Teknis Wilayah Pelayanan
Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lain :
- kepadatan penduduk
- tingkat kesulitan dalam memperoleh air
- kualitas sumber air yang ada
- tata ruang kota
IV-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Hasil Pengkajian
Hasil pengkajian berupa ketetapan pasti mengenai :
1) Sumber air dan jalur transmisi alternatif;
2) Batas-batas wilayah pelayanan beserta komponen-komponennya;
3) Batas wilayah studi beserta komponen-komponennya;
4) Batas wilayah proyek.
IV-8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-10
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-11
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-12
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-13
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-14
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-15
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Q = debit (m3/det)
U = kecepatan pelampung (m/det)
A = luas penampang basah sungai (m2)
k = koefisien pelampung
IV-16
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Gambar 4.1 : Pengukuran Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)
Perhitungan debit
Debit dihitung dengan persamaan:
Q = 0.0186 bh3/2
Dimana: Q dalam l/d
b dalam cm
IV-17
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
h dalam cm
Keadaan untuk pengukuran:
2) Aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang;
3) Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau
samping sekat;
4) Air harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat (lihar
Gambar).
IV-18
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
1) Tempatkan sekat pada aliran yang akan diukur, pada posisi yang baik
sehingga sekat betul-betul mendatar atau ”h” pada kedua sisinya adalah sama
2) Ukur h dengan penggaris, tongkat ukur dan pita ukur.
PERSAMAAN :
Q = 0,135H3/2
Pada H = 8,5 cm; Q = 3,35 l/det
IV-19
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Kurva V-Notch
C = 0.607165052 - 0.000874466963 Ø + 6.10393334x10-6 Ø2
k (ft.) = 0.0144902648-0.00033955535 Ø +3.29819003x10-6 Ø2 -
1.06215442x10-8 Ø3
Ø adalah sudut notch dalam derajat
Cara pengukuran
1. Aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang.
2. Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau
samping sekat.
3. Aliran harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat (lihat
Gambar dibawah).
IV-20
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Apabila alat ukur tidak memenuhi ketentuan diatas, maka alat ukur disebut alat
ukur ”V-notch yang tidak sempurna”. Dimana:
h/B yang dibutuhkan ≤ 0,4.
Dasar ambang ukur bagian bawah cukup 10 cm diatas dasar saluran
sebelah hulu.
Lebar saluran cukup dengan 10 cm, dan h bisa sampai 61 cm (VNotch
sempurna mempunyai h 38 cm)
Grafik C yang digunakan berbeda, graphic memberikan hubungan antara
C sebagai fungsi dari h/P dan P/B dan hanya berlaku untuk V-Notch
dengan sudut 900
Pada Standar USBR, 1997 dapat dilihat bahwa Nilai C bergerak dari 0,576
sd 0,6; sedangkan pada V-Notch sempurna dengan sudut 900, nilai C
adalah 0,578.
IV-21
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-22
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-23
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
_ Jatuhkan daun ditengah sungai, pada bagian hulu bersamaan dengan itu
hidupkan stop watch.
_ Hentikan stop watch manakala daun melewati titik pengamatan di hilir, jarak
antara bagian hulu dan bagian hilir juga harus diukur (katakan Lm).
_ Ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar
penampang itu.
Perhitungan debit:
Jika daun menempuh jarak L dalam waktu t detik, kecepatan muka air adalah:
V=L/t
IV-24
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
IV-26
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
3. Pelaporan
Laporan yang memuat rekomendasi hasil pengkajian yang memuat:
1. Jenis bangunan pengambilan berdasarkan jenis sumber air baku yang dipakai;
2. Jenis unit pengolahan air yang akan digunakan sesuai kualitas air bakunya;
3. Jenis pompa yang diperlukan bila sistem dengan perpompaan;
4. Sumber energi yang akan dipakai;
5. Kebutuhan ukuran pipa transmisi dan distribusi serta perlengkapannya;
6. Ukuran reservoir sesuai kebutuhan air nyata;
7. Jumlah sambungan pelanggan SR atau HU dan keperluan prasarana kota
lainnya.
IV-27
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-28
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
a. penyelidikan tanah, mengacu pada Tata Cara Survey dan Pengkajian Hasil
Penyelidikan Tanah;
b. Survey topografi, mengacu pada tata Cara Survey dan Pengkajian
Topografi;
c. Survey lokasi sistem, mengacu pada Tata Cara Survey dan Pengkajian
Lokasi Sistem Penyediaan Air Minum.
Tabel 4.7. Kriteria Pipa Transmisi
2) Perhitungan perancangan teknik sub unit transmisi air baku dan air bersih
meliputi perhitungan hidrolis pipa.
3) Desain dan gambar
a. gambar denah (layout);
b. gambar lokasi;
c. gambar detail jaringan transmisi.
Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari
maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari. Ketentuan jumlah
dan debit yang digunakan sesuai Tabel 4.8.
IV-29
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.8. Jumlah dan debit pompa sistem transmisi air minum
Pompa
Hitung daya pompa yang diperlukan berdasarkan data total tekanan (head) yang
tersedia dengan formula:
dengan pengertian:
P : daya pompa (tenaga kuda) H : total tekanan (m)
Q : debit (m3/detik) η : efisiensi pompa ( 60 %–75 %)
w : densitas atau kepadatan (density) (kg/cm3) HP : daya kuda (horse power)
IV-30
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2. Sedimenasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang
tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara
alamiah).
Proses pengendapan dengan cara gravitasi untuk mengendapkan partikel-
partikel tersuspensi yang lebih berat dari pada air, yang paling sering
diguanakan dalam pengolahan air.
Sedimentasi dapat bedangsung sempurna pada danau yang airnya dalam atau
suatu wadah air yang dibuat sedemikian rupa sehingga air di dalamnya dalam
keadaan diam.
3. Koagulasi/flokulasi.
Koogulasi/flokulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang
tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar
sehingga bisa diendapkan dengan menambahkan bahan koagulan.
Partikel-partikel tersebut kemudian dihilangkan melalui proses sedimentasi
dan filtrasi. Bahan koagulan yang yang sering digunakan antrara lain :
- Tawas, Al2 (SO4)3
- Fero Sulfat, FeSO4
- Natrium Aluminat, NaAlO2
- Feri Sulfat, Fe2(SO4)3
- Fero Chlorida, FeCl2
- Feri Chlorida, FeCl3
4. Aerasi.
Aerasi adalah proses pengolahan air dengan cara mengontakkannya dengan
udara, yang pada pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses obsorbsi
(penyerapan gas) dan desorbsi (pelepasan gas).
Beberapa aplikasi dari aerator, antara lain :
- Waterfall aerator (aerator air terjun)
- Cacade aerator
- Aerator tangga meluncur/sub merged casced aerator
IV-31
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
- Spray aerator
- Aerator gelembung udara (bable aerator)
5. Filtrasi.
Filtrasi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi
(yang diukur dengan kekeruhan) dari air melalui media berfori.
Ada beberapa macam filtrasi, antara lain :
- Saringan pasir lambat
- Saringan cepat :
a. Saringan pasir cepat
b. Saringan berkecepatan tinggi seperti dual dan multi media
- Saringan bertekanan
a. Saringan pasir atau multi media
b. Saringan tanah diatomeous
6. Desinfeksi.
Desinfeksi adalah suatu kegiatan untuk membunuh bakteri phatogen yang
penyebarannya melalui air.
Beberapa cara untuk membunuh bakteri phatogen, antara lain :
- Cara kimiawi : dengan penambahan bahan kimia.
- Cara fisika : pemanasan air, sinar ultraviolet
- Cara mekanis : pengendapan (efektivitas = 25% - 75 %)
7. Pelunakan Air Sadah.
Pelunakan adalah penghapusan ion-ion tertentu yang ada dalam air dan
dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga proses distribusi air dan
penggunaannya terganggu.
IV-32
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-33
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
4) Harga air.
Makin tinggi harga air, makin berhemat orang memakianya, sehingga
pemakaian rata-rata per orang per hari juga akan menurun.
5) Tekanan air.
Tekanan air yang rendah pada rumah-rumah dapat mengakibatkan
pemakai air per kapita rendah. Sebagai contoh, misalnya : kloset yang
tidak jalan aliran air pada rumah-rumah bertingkat yang tida baik dan
lain sebagainya akan memperkecil jumlah pemakaian air.
6) Iklim.
Misalnya dalam hubungan air untuk minum dan mandi di daerah
panas, pemakaian air rata-rata per orang per hari akan lebih banya
dari pada daerah dingin.
7) Karakteristik penduduk.
Tinggi rendah taraf kehidupan penduduk serta kebiasaan hidup sehari-
hari sangat mempengaruhi pula pemakaian air.
b. Tugas suatu sistem penyediaan air ialah untuk menyediakan air minum
yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Kuantitas
- cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan
2) Kualitas
- baik fisik, kimiawi maupun bakteriologi.
3) relatif murah
4) langsung dapat dipakai oleh pemakai (terutama bagi kota-kota perlu
sampai ke sambungan rumah).
5) mudah dibuang setelah pemakaian.
2. Pemakaian air
a. Pemakaian air untuk berbagaia macam tujuan pada umumnya dapat
dibagi dalam :
1) Untuk keperluan domestik yaitu pemakaian untuk rumah tangga.
IV-34
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
*
C
*
D
*
S
,
6
3
,
5
4
2
(m3/detik)
IV-35
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-36
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-37
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi rumah
P = Rasio dari unsur dalam sampel yang memiliki sifat yang diinginkan
(= 0,5 probabilitas mata untuk uang logam)
B = Bound of Error (tingkat kesalahan tiap sampel)
t = Tingkat kepercayaan yang dikorelasikan dengan derajat kelebatan
(lihat tabel)
IV-38
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-39
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-40
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
4.2.18. Kependudukan
Menguraikan tentang gambaran kependudukan dan permasalahan-
permasalahan yang berhubungan dengan kependudukan, yaitu :
1) Jumlah, kepadatan dan penyebaran penduduk;
2) Laju pertumbuhan penduduk;
3) Migrasi, kelahiran dan kematian;
4) Kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan dan agama.
Uraian dilengkapi dengan tabel-tabel dan diagram.
IV-41
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
b) Kemampuan
Analisis kemampuan membayar air minum khususnya untuk kategori jenis
sambungan rumah. Kemampuan membayar dihitung dari persentase jumlah
pengeluaran yang wajar dari total penghasilan per bulan per keluarga menurut
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum
atau perbaharuannya. Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus
terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama
dengan Upah Minimum Provinsi. Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan apabila
pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air
minum tidak melampaui 4% dari pendapatan masyarakat pelanggan. Keadilan
dalam pengenaan tarif dicapai melalui penetapan tarif diferensiasi dengan subsidi
silang antar kelompok pelanngan.
IV-42
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-43
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Q =Pxq
Qmd = Q x fmd
IV-44
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Metode
Pendekatan Variabel Jenis Data Sumber Data
Analisis
1 2 3 4 5
Sosial Pola hidup masyarakat Primer Toga/Toma setempat Deskriptif
& Aktifitas yg
berubungan denqan
penggunaan air
Demografis: Jumlah Sekunder BPS & Monografi Kel. Proyeksi
Penduduk Aritmatic atau
Geometric
Trend
Demografis : jumlah Sekunder BPS & Monografi Kel. Proyeksi
satuan/unit rumah Aritmatic atau
tangga Geometric
Trend
Pola pemukiman dan Sekunder BPS & Monografi Kel. Statistik
kepadatan pemukiman Deskriptif
Jumlah dan jenis Sekunder BPS & Monografi Kel. Statistik
infrastruktur sosial Deskriptif
Ekonomi Tingkat pendapatan Sekunder BPS Statistik
masyarakat Deskriptif
Pendapatan masyarakat Primer RT sampel Statistik
pada tingkat rumah Deskriptif
tangga
Jumlah dan jenis unit Sekunder BPS, Perindag atau Statistik
usaha produktif monografi kel./Kec. Deskriptif
IV-45
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
1 2 3 4 5
Jumlah, jenis dan Sekunder BPS, Perindag atau Statistik
sebaran infrastruktur monografi kel./Kec. Deskriptif
ekonomi
Struktur Sekunder BPS, Perindag atau Statistik
produksi/ekonomi dan monografi kel./Kec. Deskriptif
rata-rata pertumbuhan
ekonomi
Struktur pekerjaan Sekunder BPS, Perindag atau Statistik
masyarakat monografi kel./Kec. Deskriptif
Segmentasi pelanggan Sekunder BPS, Perindag atau Statistik
berdasarkan tipologi monografi kel./Kec. Deskriptif
pelanggan dan lokasi
pelanggan
Budaya Keragaman suku/etnis Sekunder Kelurahan.kecamatan Statistik
Deskriptif
verbalistik
Persepsi masyarakat Primer Toga/Toma setemapt Statistik
mengenai pemanfaatan Deskriptif
air minum verbalistik
Persepsi masyarakat Primer Toga/Toma setemapt Statistik
mengenai pola Deskriptif
pemanfaatan tanah verbalistik
Persepsi masyarakat Primer Toga/Toma setemapt Statistik
mengenai pengelolaan Deskriptif
air tanah verbalistik
Kesehatan Jumlah, jenis dan sebaan Sekunder BPS dan publikasi Statistik
Masyarakat infrastruktur kesehatan Dinas Kesehatan Deskriptif
Sanitasi Lingkungan Sekunder BPS dan publikasi Statistik
Dinas Kesehatan Deskriptif
Akses terhadap air Sekunder BPS dan publikasi Statistik
minum Dinas Kesehatan Deskriptif
Prevalensi penyakit Sekunder BPS dan publikasi Statistik
Dinas Kesehatan Deskriptif
IV-46
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-47
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
1 2 3 4
kerja untuk organisasi manajemen UPTD Air Bersih Analisa Deskriptif
tahap II Kabupaten Manggarai Barat dan komparasi
Analisis jalur perintah - Data Sekunder berupa Perda
untuk organisasi tahap I Kelembagaan
- Wawancara dengan manajemen
UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat
Analisis mengenai - Data Sekunder berupa Perda Analisa Deskriptif
wewenang dan Kelembagaan dan komparasi
tanggung jawab untuk - Wawancara dengan manajemen
di organisasi tahap II UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat
Analisis mengenai - Data Sekunder berupa Perda Analisa Deskriptif
kebutuhan jumlah dan Kelembagaan dan komparasi
jenis staf per bagian - Wawancara dengan manajemen
untuk organisasi tahap UPTD Air Bersih Kabupaten
II Manggarai Barat
Analisis mengenai jalur - Data Sekunder berupa Perda Analisa Deskriptif
pertanggung jawaban Kelembagaan dan komparasi
dalam organisasi, untuk - Wawancara dengan manajemen
organisasi tahap II UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat
Aspek Tata usaha kerja dan - Wawancara dengan manajemen Analisa Deskriptif
Manajemen sistem informasi, untuk UPTD Air Bersih Kabupaten dan komparasi
tahap I dan tahap II Manggarai Barat
EDP (electronic data - Wawancara dengan manajemen Analisa Deskriptif
processing) untuk tahap UPTD Air Bersih Kabupaten dan komparasi
I dan tahap II Manggarai Barat
Kebijakan - Studi data peraturan dan Analisa Deskriptif
pengembangan sumber perundang-undangan dan komparasi
daya manusia - Wawancara dengan manajemen
UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat
IV-48
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
IV-49
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Perkiraan Tingkat
Kebutuhan
5.1. Umum
Konsep pengembangan merupakan rumusan dari pengembangan suatu
sistem sumber air berdasarkan potensi yang ada, permasalahan pemenuhan
kebutuhan air minum, daerah-daerah kritis air dan kemungkinan pengembangan
sistem. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pembuatan peta dasar potensi
sumber air baku, kajian lingkungan dan kondisi sosial ekonomi daerah layanan,
pembuatan peta dan skema pengembangan, membuat usulan program
pengembangan potensi air baku di daerah studi. Secara rinci kegiatan ini meliputi
kegiatan :
1. Pemetaan potensi sumber air baku berdasarkan hasil inventarisasi sumber air
dan pemanfaatan eksisting.
2. Pembuatan peta dan konsep skema pengembangan potensi sumber air yang
potensial secara teknis dan ekonomis.
3. Penyusunan kajian lingkungan dan kondisi sosial ekonomi daerah layanan
terhadap beberapa alternatif pengembangan.
4. Membuatan usulan program pengembangan potensi air baku di daerah studi.
V-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
V-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Konsep yang dipakai dalam proses optimalisasi potensi sumber air baku
adalah azas keseimbangan untuk berfungsinya pelayanan air minum dengan
melakukan pembenahan dan perlengkapan prasarana teknik-teknologis yang
paling minimal. Keseimbangan yang ada dalam proses teknik penyediaan dan
pelayanan air minum adalah keseimbangan kapasitas produksi dan kapasitas
distribusi dan mampu menyalurkan air minum ke konsumen 24 jam/hari dengan
tekanan di titik SR (Sambungan Rumah) atau Kran Umum (KR).
Kapasitas produksi secara umum meliputi kapasitas air baku yang dapat
dimanfaatkan, kapasitas pipa tranmisi air minum beserta (bangunan)
kelengkapan mekanis/hidraulis. Yang menjamin keandalan teralirkannya air
minum pada kapasitas yang diinginkan ke unit produksi secara terus menerus.
Unit produksi sebagai unit utama untuk berlangsungnya proses
dihasilkannya produk (air minum yang sesuai standar) dapat berupa bangunan
proses yang paling sederhana. Sampai yang paling rumit (instalasi pengelola air,
dengan bahan kontruksi beton atau bahan lain) dan reservoir air minum yang
berfungsi sebagai penampung air minum (yang telah memenuhi standar kualitas
air minum) untuk memenuhi kebutuhan di unit produksi serta mempunyai
volume cukup sebagai sedian pemompaan ke unit distribusi.
Kapasitas distribusi secara umum meliputi kapasitas air minum yang harus
dapat disalurkan ke konsumen/masyarakat dengan tidak mengubah/menurunkan
kualitas air minum yang diproduksi. Unit distribusi meliputi sistem pemompaan
distribusi dan/atau menara air yang menjamin ketersediaan pengaliran air minum
secara terus menerus setiap saat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen di seluruh daerah layanan. Selain itu sistem perpipaan distribusi yang
(sering kurang diperhatikan) memenuhi perhitungan hidraulik dan kemudahan
untuk dikendalikan (bisa terjadi bahwa kapasitas distribusi telah melebihi
kapasitas produksi, akan tetapi data prasarana distribusi yang ada tidak
terlaporkan). Untuk mendapatkan keandalan kapasitas distribusi (ini yang sangat
penting), harus diperhatikan berbagai kelengkapan secara baik dan benar agar
dapat dijamin tujuan pendistribusian air minum ke konsumen.
V-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
V-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
V-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Pn P0 (1 r) n
dimana:
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar (jiwa)
r = Laju pertumbuhan penduduk ( % )
n = Periode waktu
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.2. Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun
2010 - 2030
Jumlah Penduduk (jiwa)
Nggorang
Tahun
Golobilas
Kelambu
Pongkor
Nggelek
Macang
tanggar
Cermin
Labuan
Jumlah
No.
Goron
Watu
Golo
Wae
Batu
Talo
Bajo
Proyeksi
1. 2010 5.476 4.690 3.448 4.130 1.377 2.839 1.712 1.432 2.509 27.613
2. 2011 5.747 4.922 3.618 4.334 1.445 2.979 1.797 1.503 2.633 28.977
3. 2012 6.030 5.165 3.797 4.548 1.516 3.126 1.885 1.577 2.763 30.409
4. 2013 6.328 5.420 3.985 4.773 1.591 3.281 1.978 1.655 2.900 31.911
5. 2014 6.641 5.688 4.181 5.009 1.670 3.443 2.076 1.737 3.043 33.487
6. 2015 6.969 5.969 4.388 5.256 1.752 3.613 2.179 1.822 3.193 35.141
7. 2016 7.313 6.264 4.605 5.516 1.839 3.792 2.286 1.912 3.351 36.877
8. 2017 7.675 6.573 4.832 5.788 1.930 3.979 2.399 2.007 3.516 38.699
9. 2018 8.054 6.898 5.071 6.074 2.025 4.175 2.518 2.106 3.690 40.611
10. 2019 8.451 7.238 5.322 6.374 2.125 4.382 2.642 2.210 3.872 42.617
11. 2020 8.869 7.596 5.584 6.689 2.230 4.598 2.773 2.319 4.064 44.722
12. 2021 9.307 7.971 5.860 7.019 2.340 4.825 2.910 2.434 4.264 46.932
13. 2022 9.767 8.365 6.150 7.366 2.456 5.064 3.053 2.554 4.475 49.250
14. 2023 10.249 8.778 6.454 7.730 2.577 5.314 3.204 2.680 4.696 51.683
15. 2024 10.756 9.212 6.772 8.112 2.705 5.576 3.363 2.813 4.928 54.236
16. 2025 11.287 9.667 7.107 8.513 2.838 5.852 3.529 2.952 5.172 56.915
17. 2026 11.845 10.144 7.458 8.933 2.978 6.141 3.703 3.097 5.427 59.727
18. 2027 12.430 10.646 7.826 9.374 3.126 6.444 3.886 3.250 5.695 62.677
19. 2028 13.044 11.172 8.213 9.838 3.280 6.762 4.078 3.411 5.976 65.774
20. 2029 13.688 11.723 8.619 10.324 3.442 7.097 4.279 3.580 6.272 69.023
21. 2030 14.364 12.303 9.045 10.834 3.612 7.447 4.491 3.756 6.581 72.433
Sumber : Kecamatan Komodo Tahun 2011 dan analisa Konsultan.
LAPORAN AKHIR
V-8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
V-9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
akan semakin besar, demikian pula semakin modern suatu masyarakat maka akan
konsumsi airnya juga akan semakin besar.
V-10
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
Lokal dan
Internasional
V-12
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Dalam sehari, pada jam tertentu terjadi pemakaian air yang maksimum, hal
ini terjadi karena pada jam tersebut terjadi pemakaian air secara bersamaan.
3. Pemakaian air jam minimum (Q min)
Dalam sehari, pada jam tertentu terjadi pemakaian air yang minimum, hal ini
terjadi karena pada jam tersebut terjadi pemakaian air yang minim. Biasanya
terjadi pada saat dini hari atau aktifitas masyarakat menurun.
V-13
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
pendek. Besar kebutuhan air untuk domestik sebesar 100 lt/org/hari, akan
disajikan pada tabel 5.5. di bawah ini.
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 5.476 100 6,34 547,6
2. 2011 5.747 100 6,65 574,7
3. 2012 6.030 100 0,70 60,3
4. 2013 6.328 100 7,32 632,8
5. 2014 6.641 100 7,69 664,1
6. 2015 6.969 100 8,07 696,9
7. 2016 7.313 100 8,46 731,3
8. 2017 7.675 100 8,88 767,5
9. 2018 8.054 100 9,32 805,4
10. 2019 8.451 100 9,78 845,1
11. 2020 8.869 100 10,27 886,9
12. 2021 9.307 100 10,77 930,7
13. 2022 9.767 100 11,30 976,7
14. 2023 10.249 100 11,86 1.024,9
15. 2024 10.756 100 12,45 1.075,6
16. 2025 11.287 100 13,06 1.128,7
17. 2026 11.845 100 13,71 1.184,5
18. 2027 12.430 100 14,39 1.243,0
19. 2028 13.044 100 15,10 1.304,4
20. 2029 13.688 100 15,84 1.368,8
21. 2030 14.364 100 16,63 1.436,4
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-15
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 4.690 100 5,43 469,0
2. 2011 4.922 100 5,70 492,2
3. 2012 5.165 100 5,98 516,5
4. 2013 5.420 100 6,27 542,0
5. 2014 5.688 100 6,58 568,8
6. 2015 5.969 100 6,91 596,9
7. 2016 6.264 100 7,25 626,4
8. 2017 6.573 100 7,61 657,3
9. 2018 6.898 100 7,98 689,8
10. 2019 7.238 100 8,38 723,8
11. 2020 7.596 100 8,79 759,6
12. 2021 7.971 100 9,23 797,1
13. 2022 8.365 100 9,68 836,5
14. 2023 8.778 100 10,16 877,8
15. 2024 9.212 100 10,66 921,2
16. 2025 9.667 100 11,19 966,7
17. 2026 10.144 100 11,74 1.014,4
18. 2027 10.646 100 12,32 1.064,6
19. 2028 11.172 100 12,93 1.117,2
20. 2029 11.723 100 13,57 1.172,3
21. 2030 12.303 100 14,24 1.230,3
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-16
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Kelurahan Batu
Cermin
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Total Kebutuhan Air
Pemakaian air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 3.448 100 3,99 344,8
2. 2011 3.618 100 4,19 361,8
3. 2012 3.797 100 4,39 379,7
4. 2013 3.985 100 4,61 398,5
5. 2014 4.181 100 4,84 418,1
6. 2015 4.388 100 5,08 438,8
7. 2016 4.605 100 5,33 460,5
8. 2017 4.832 100 5,59 483,2
9. 2018 5.071 100 5,87 507,1
10. 2019 5.322 100 6,16 532,2
11. 2020 5.584 100 6,46 558,4
12. 2021 5.860 100 6,78 586,0
13. 2022 6.150 100 7,12 615,0
14. 2023 6.454 100 7,47 645,4
15. 2024 6.772 100 7,84 677,2
16. 2025 7.107 100 8,23 710,7
17. 2026 7.458 100 8,63 745,8
18. 2027 7.826 100 9,06 782,6
19. 2028 8.213 100 9,51 821,3
20. 2029 8.619 100 9,98 861,9
21. 2030 9.045 100 10,47 904,5
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-17
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 4.130 100 4,78 413,0
2. 2011 4.334 100 5,02 433,4
3. 2012 4.548 100 5,26 454,8
4. 2013 4.773 100 5,52 477,3
5. 2014 5.009 100 5,80 500,9
6. 2015 5.256 100 6,08 525,6
7. 2016 5.516 100 6,38 551,6
8. 2017 5.788 100 6,70 578,8
9. 2018 6.074 100 7,03 607,4
10. 2019 6.374 100 7,38 637,4
11. 2020 6.689 100 7,74 668,9
12. 2021 7.019 100 8,12 701,9
13. 2022 7.366 100 8,53 736,6
14. 2023 7.730 100 8,95 773,0
15. 2024 8.112 100 9,39 811,2
16. 2025 8.513 100 9,85 851,3
17. 2026 8.933 100 10,34 893,3
18. 2027 9.374 100 10,85 937,4
19. 2028 9.838 100 11,39 983,8
20. 2029 10.324 100 11,95 1.032,4
21. 2030 10.834 100 12,54 1.083,4
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-18
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.9. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Desa Nggorang
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 1.377 100 1,59 137,7
2. 2011 1.445 100 1,67 144,5
3. 2012 1.516 100 1,75 151,6
4. 2013 1.591 100 1,84 159,1
5. 2014 1.670 100 1,93 167,0
6. 2015 1.752 100 2,03 175,2
7. 2016 1.839 100 2,13 183,9
8. 2017 1.930 100 2,23 193,0
9. 2018 2.025 100 2,34 202,5
10. 2019 2.125 100 2,46 212,5
11. 2020 2.230 100 2,58 223,0
12. 2021 2.340 100 2,71 234,0
13. 2022 2.456 100 2,84 245,6
14. 2023 2.577 100 2,98 257,7
15. 2024 2.705 100 3,13 270,5
16. 2025 2.838 100 3,28 283,8
17. 2026 2.978 100 3,45 297,8
18. 2027 3.126 100 3,62 312,6
19. 2028 3.280 100 3,80 328,0
20. 2029 3.442 100 3,98 344,2
21. 2030 3.612 100 4,18 361,2
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-19
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.10. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Desa Golobilas
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 2.839 100 3,29 283,9
2. 2011 2.979 100 3,45 297,9
3. 2012 3.126 100 3,62 312,6
4. 2013 3.281 100 3,80 328,1
5. 2014 3.443 100 3,98 344,3
6. 2015 3.613 100 4,18 361,3
7. 2016 3.792 100 4,39 379,2
8. 2017 3.979 100 4,61 397,9
9. 2018 4.175 100 4,83 417,5
10. 2019 4.382 100 5,07 438,2
11. 2020 4.598 100 5,32 459,8
12. 2021 4.825 100 5,58 482,5
13. 2022 5.064 100 5,86 506,4
14. 2023 5.314 100 6,15 531,4
15. 2024 5.576 100 6,45 557,6
16. 2025 5.852 100 6,77 585,2
17. 2026 6.141 100 7,11 614,1
18. 2027 6.444 100 7,46 644,4
19. 2028 6.762 100 7,83 676,2
20. 2029 7.097 100 8,21 709,7
21. 2030 7.447 100 8,62 744,7
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-20
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Desa Watu
Nggelek
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 1.712 100 1,98 171,2
2. 2011 1.797 100 2,08 179,7
3. 2012 1.885 100 2,18 188,5
4. 2013 1.978 100 2,29 197,8
5. 2014 2.076 100 2,40 207,6
6. 2015 2.179 100 2,52 217,9
7. 2016 2.286 100 2,65 228,6
8. 2017 2.399 100 2,78 239,9
9. 2018 2.518 100 2,91 251,8
10. 2019 2.642 100 3,06 264,2
11. 2020 2.773 100 3,21 277,3
12. 2021 2.910 100 3,37 291,0
13. 2022 3.053 100 3,53 305,3
14. 2023 3.204 100 3,71 320,4
15. 2024 3.363 100 3,89 336,3
16. 2025 3.529 100 4,08 352,9
17. 2026 3.703 100 4,29 370,3
18. 2027 3.886 100 4,50 388,6
19. 2028 4.078 100 4,72 407,8
20. 2029 4.279 100 4,95 427,9
21. 2030 4.491 100 5,20 449,1
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-21
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.12. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Desa Golo
Pongkor
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 1.432 100 1,66 143,2
2. 2011 1.503 100 1,74 150,3
3. 2012 1.577 100 1,83 157,7
4. 2013 1.655 100 1,92 165,5
5. 2014 1.737 100 2,01 173,7
6. 2015 1.822 100 2,11 182,2
7. 2016 1.912 100 2,21 191,2
8. 2017 2.007 100 2,32 200,7
9. 2018 2.106 100 2,44 210,6
10. 2019 2.210 100 2,56 221,0
11. 2020 2.319 100 2,68 231,9
12. 2021 2.434 100 2,82 243,4
13. 2022 2.554 100 2,96 255,4
14. 2023 2.680 100 3,10 268,0
15. 2024 2.813 100 3,26 281,3
16. 2025 2.952 100 3,42 295,2
17. 2026 3.097 100 3,58 309,7
18. 2027 3.250 100 3,76 325,0
19. 2028 3.411 100 3,95 341,1
20. 2029 3.580 100 4,14 358,0
21. 2030 3.756 100 4,35 375,6
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-22
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.13. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Desa Macang
Tanggar
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 2.509 100 2,90 250,9
2. 2011 2.633 100 3,05 263,3
3. 2012 2.763 100 3,20 276,3
4. 2013 2.900 100 3,36 290,0
5. 2014 3.043 100 3,52 304,3
6. 2015 3.193 100 3,70 319,3
7. 2016 3.351 100 3,88 335,1
8. 2017 3.516 100 4,07 351,6
9. 2018 3.690 100 4,27 369,0
10. 2019 3.872 100 4,48 387,2
11. 2020 4.064 100 4,70 406,4
12. 2021 4.264 100 4,94 426,4
13. 2022 4.475 100 5,18 447,5
14. 2023 4.696 100 5,44 469,6
15. 2024 4.928 100 5,70 492,8
16. 2025 5.172 100 5,99 517,2
17. 2026 5.427 100 6,28 542,7
18. 2027 5.695 100 6,59 569,5
19. 2028 5.976 100 6,92 597,6
20. 2029 6.272 100 7,26 627,2
21. 2030 6.581 100 7,62 658,1
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-23
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.14 Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik Penduduk Kawasan
Kota Labuan Bajo
Uraian
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Domestik
No.
Proyeksi Penduduk Pemakaian air Total Kebutuhan Air
(jiwa) (liter/org/hr) Liter/dt m3/hr
1. 2010 27.613 100 31,96 2761,3
2. 2011 28.977 100 33,54 2.897,7
3. 2012 30.409 100 35,20 3.040,9
4. 2013 31.911 100 36,93 3.191,1
5. 2014 33.487 100 38,76 3.348,7
6. 2015 35.141 100 40,67 3.514,1
7. 2016 36.877 100 42,68 3.687,7
8. 2017 38.699 100 44,79 3.869,9
9. 2018 40.611 100 47,00 4.061,1
10. 2019 42.617 100 49,33 4.261,7
11. 2020 44.722 100 51,76 4.472,2
12. 2021 46.932 100 54,32 4.693,2
13. 2022 49.250 100 57,00 4.925,0
14. 2023 51.683 100 59,82 5.168,3
15. 2024 54.236 100 62,77 5.423,6
16. 2025 56.915 100 65,87 5.691,5
17. 2026 59.727 100 69,13 5.972,7
18. 2027 62.677 100 72,54 6.267,7
19. 2028 65.774 100 76,13 6.577,4
20. 2029 69.023 100 79,89 6.902,3
21. 2030 72.433 100 83,83 7.243,3
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-24
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
5.2.4. Kebutuhan Air Minum (Non Domestik) di Kawasan Kota Labuan Bajo
Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kriteria kegiatan non domestik
diantaranya adalah :
a. Keperluan komersil dan industri
d. Keperluan umum/sosial :
1) Perkantoran
2) Tempat-tempat umum
3) Penyiraman taman-taman, kota, jalan-jalan
4) Air mancur, kebakaran dan lain sebagainya
5) Kepeluan lain :
- Untuk keperluan hewan peliharaan (ini hanya pada daerah-daerah
tertentu seperti peternakan)
V-25
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.15. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Kelurahan Labuan
Bajo
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Non
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Pemakaian air
Keperluan
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 5.476 100 6,34 547,6 5,55 1,58 2,38 15,84 18,22 23,77
2. 2011 5.747 100 6,65 574,7 5,82 1,66 2,49 16,63 19,12 24,94
3. 2012 6.030 100 0,70 60,3 6,11 1,74 2,62 17,45 20,07 26,17
4. 2013 6.328 100 7,32 632,8 6,41 1,83 2,75 18,31 21,06 27,47
5. 2014 6.641 100 7,69 664,1 6,73 1,92 2,88 19,22 22,10 28,82
6. 2015 6.969 100 8,07 696,9 7,06 2,02 3,02 20,16 23,19 30,25
7. 2016 7.313 100 8,46 731,3 7,41 2,12 3,17 21,16 24,33 31,74
8. 2017 7.675 100 8,88 767,5 7,77 2,22 3,33 22,21 25,54 33,31
9. 2018 8.054 100 9,32 805,4 8,16 2,33 3,50 23,30 26,80 34,96
10. 2019 8.451 100 9,78 845,1 8,56 2,45 3,67 24,45 28,12 36,68
11. 2020 8.869 100 10,27 886,9 8,98 2,57 3,85 25,66 29,51 38,49
12. 2021 9.307 100 10,77 930,7 9,43 2,69 4,04 26,93 30,97 40,39
13. 2022 9.767 100 11,30 976,7 9,89 2,83 4,24 28,26 32,50 42,39
14. 2023 10.249 100 11,86 1.024,9 10,38 2,97 4,45 29,66 34,10 44,48
15. 2024 10.756 100 12,45 1.075,6 10,89 3,11 4,67 31,12 35,79 46,68
16. 2025 11.287 100 13,06 1.128,7 11,43 3,27 4,90 32,66 37,56 48,99
17. 2026 11.845 100 13,71 1.184,5 12,00 3,43 5,14 34,27 39,41 51,41
18. 2027 12.430 100 14,39 1.243,0 12,59 3,60 5,39 35,97 41,36 53,95
19. 2028 13.044 100 15,10 1.304,4 13,21 3,77 5,66 37,74 43,40 56,61
20. 2029 13.688 100 15,84 1.368,8 13,86 3,96 5,94 39,61 45,55 59,41
21. 2030 14.364 100 16,63 1.436,4 14,55 4,16 6,23 41,56 47,80 62,34
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-26
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Non
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 4.690 100 5,43 469,0 4,75 1,36 204 13,57 15,61 20,36
2. 2011 4.922 100 5,70 492,2 4,98 1,42 2,14 14,24 16,38 21,36
3. 2012 5.165 100 5,98 516,5 5,23 1,49 2,24 14,95 17,19 22,42
4. 2013 5.420 100 6,27 542,0 5,49 1,57 2,35 15,68 18,04 23,52
5. 2014 5.688 100 6,58 568,8 5,76 1,65 2,47 16,46 18,93 24,69
6. 2015 5.969 100 6,91 596,9 6,04 1,73 2,59 17,27 19,86 25,91
7. 2016 6.264 100 7,25 626,4 6,34 1,81 2,72 18,13 20,84 27,19
8. 2017 6.573 100 7,61 657,3 6,66 1,90 2,85 19,02 21,87 28,53
9. 2018 6.898 100 7,98 689,8 6,99 2,00 2,99 19,96 22,95 29,94
10. 2019 7.238 100 8,38 723,8 7,33 2,09 3,14 20,94 24,08 31,41
11. 2020 7.596 100 8,79 759,6 7,69 2,20 3,30 21,98 25,28 32,97
12. 2021 7.971 100 9,23 797,1 8,07 2,31 3,46 23,06 26,52 34,60
13. 2022 8.365 100 9,68 836,5 8,47 2,42 3,63 24,20 27,83 36,31
14. 2023 8.778 100 10,16 877,8 8,89 2,54 3,81 25,40 29,21 38,10
15. 2024 9.212 100 10,66 921,2 9,33 2,67 4,00 26,66 30,65 39,98
16. 2025 9.667 100 11,19 966,7 9,79 2,80 4,20 27,97 32,17 41,96
17. 2026 10.144 100 11,74 1.014,4 10,27 2,94 4,40 29,35 33,75 44,03
18. 2027 10.646 100 12,32 1.064,6 10,78 3,08 4,62 30,80 35,43 46,21
19. 2028 11.172 100 12,93 1.117,2 11,31 3,23 4,85 32,33 37,18 48,49
20. 2029 11.723 100 13,57 1.172,3 11,87 3,39 5,09 33,92 39,01 50,88
21. 2030 12.303 100 14,24 1.230,3 12,46 3,56 5,34 35,60 40,94 53,40
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-27
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.17. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Kelurahan Batu
Cermin
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Non
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 3.448 100 3,99 344,8 3,49 1,00 1,50 9,98 11,47 14,97
2. 2011 3.618 100 4,19 361,8 3,66 1,05 1,57 10,47 12,04 15,70
3. 2012 3.797 100 4,39 379,7 3,85 1,10 1,65 10,99 12,63 16,48
4. 2013 3.985 100 4,61 398,5 4,04 1,15 1,73 11,53 13,26 17,30
5. 2014 4.181 100 4,84 418,1 4,23 1,21 1,81 12,10 13,91 18,15
6. 2015 4.388 100 5,08 438,8 4,44 1,27 1,90 12,70 14,60 19,05
7. 2016 4.605 100 5,33 460,5 4,66 1,33 2,00 13,32 15,32 19,99
8. 2017 4.832 100 5,59 483,2 4,89 1,40 2,10 13,98 16,08 20,97
9. 2018 5.071 100 5,87 507,1 5,14 1,47 2,20 14,67 16,87 22,01
10. 2019 5.322 100 6,16 532,2 5,39 1,54 2,31 15,40 17,71 23,10
11. 2020 5.584 100 6,46 558,4 5,66 1,62 2,42 16,16 18,58 24,24
12. 2021 5.860 100 6,78 586,0 5,93 1,70 2,54 16,96 19,50 25,43
13. 2022 6.150 100 7,12 615,0 6,23 1,78 2,67 17,80 20,46 26,69
14. 2023 6.454 100 7,47 645,4 6,54 1,87 2,80 18,67 21,48 28,01
15. 2024 6.772 100 7,84 677,2 6,86 1,96 2,94 19,59 22,53 29,39
16. 2025 7.107 100 8,23 710,7 7,20 2,06 3,08 20,56 23,65 30,85
17. 2026 7.458 100 8,63 745,8 7,55 2,16 3,24 21,58 24,82 32,37
18. 2027 7.826 100 9,06 782,6 7,93 2,26 3,40 22,64 26,04 33,97
19. 2028 8.213 100 9,51 821,3 8,32 2,38 3,56 23,76 27,33 35,65
20. 2029 8.619 100 9,98 861,9 8,73 2,49 3,74 24,94 28,68 37,41
21. 2030 9.045 100 10,47 904,5 9,16 2,62 3,93 26,17 30,10 39,26
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-28
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.18. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Desa Wae Kelambu
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Non
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 4.130 100 4,78 413,0 4,18 1,20 1,79 11,95 13,74 17,93
2. 2011 4.334 100 5,02 433,4 4,39 1,25 1,88 12,54 14,42 18,81
3. 2012 4.548 100 5,26 454,8 4,61 1,32 1,97 13,16 15,13 19,74
4. 2013 4.773 100 5,52 477,3 4,83 1,38 2,07 13,81 15,88 20,72
5. 2014 5.009 100 5,80 500,9 5,07 1,45 2,17 14,49 16,67 21,74
6. 2015 5.256 100 6,08 525,6 5,32 1,52 2,28 15,21 17,49 22,81
7. 2016 5.516 100 6,38 551,6 5,59 1,60 2,39 15,96 18,35 23,94
8. 2017 5.788 100 6,70 578,8 5,86 1,67 2,51 16,75 19,26 25,12
9. 2018 6.074 100 7,03 607,4 6,15 1,76 2,64 17,58 20,21 26,36
10. 2019 6.374 100 7,38 637,4 6,46 1,84 2,77 18,44 21,21 27,66
11. 2020 6.689 100 7,74 668,9 6,77 1,94 2,90 19,35 22,26 29,03
12. 2021 7.019 100 8,12 701,9 7,11 2,03 3,05 20,31 23,36 30,46
13. 2022 7.366 100 8,53 736,6 7,46 2,13 3,20 21,31 24,51 31,97
14. 2023 7.730 100 8,95 773,0 7,83 2,24 3,36 22,37 25,72 33,55
15. 2024 8.112 100 9,39 811,2 8,22 2,35 3,52 23,47 26,99 35,21
16. 2025 8.513 100 9,85 851,3 8,62 2,46 3,69 24,63 28,33 36,95
17. 2026 8.933 100 10,34 893,3 9,05 2,58 3,88 25,85 29.72 38,77
18. 2027 9.374 100 10,85 937,4 9,49 2,71 4,07 27,12 31.19 40,69
19. 2028 9.838 100 11,39 983,8 9,96 2,85 4,27 28,47 32.74 42,70
20. 2029 10.324 100 11,95 1.032,4 10,46 2,99 4,48 29,87 34.35 44,81
21. 2030 10.834 100 12,54 1.083,4 10,97 3,13 4,70 31,35 36.05 47,02
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-29
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.18. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Desa Nggorang
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Non
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 1.377 100 1,59 137,7 1,39 0,40 0,60 3,98 4,58 5,98
2. 2011 1.445 100 1,67 144,5 1,46 0,42 0,63 4,18 4,81 6,27
3. 2012 1.516 100 1,75 151,6 1,54 0,44 0,66 4,39 5,04 6,58
4. 2013 1.591 100 1,84 159,1 1,61 0,46 0,69 4,60 5,29 6,91
5. 2014 1.670 100 1,93 167,0 1,69 0,48 0,72 4,83 5,56 7,25
6. 2015 1.752 100 2,03 175,2 1,77 0,51 0,76 5,07 5,83 7,60
7. 2016 1.839 100 2,13 183,9 1,86 0,53 0,80 5,32 6,12 7,98
8. 2017 1.930 100 2,23 193,0 1,95 0,56 0,84 5,58 6,42 8,38
9. 2018 2.025 100 2,34 202,5 2,05 0,59 0,88 5,86 6,74 8,79
10. 2019 2.125 100 2,46 212,5 2,15 0,61 0,92 6,15 7,07 9,22
11. 2020 2.230 100 2,58 223,0 2,26 0,65 0,97 6,45 7,42 9,68
12. 2021 2.340 100 2,71 234,0 2,37 0,68 1,02 6,77 7,79 10,16
13. 2022 2.456 100 2,84 245,6 2,49 0,71 1,07 7,11 8,17 10,66
14. 2023 2.577 100 2,98 257,7 2,61 0,75 1,12 7,46 8,58 11,18
15. 2024 2.705 100 3,13 270,5 2,74 0,78 1,17 7,83 9.00 11,74
16. 2025 2.838 100 3,28 283,8 2,87 0,82 1,23 8,21 9.44 12,32
17. 2026 2.978 100 3,45 297,8 3,02 0,86 1,29 8,62 9.91 12,93
18. 2027 3.126 100 3,62 312,6 3,17 0,90 1,36 9,05 10.40 13,57
19. 2028 3.280 100 3,80 328,0 3,32 0,95 1,42 9,49 10.91 14,24
20. 2029 3.442 100 3,98 344,2 3,49 1,00 1,49 9,96 11.45 14,94
21. 2030 3.612 100 4,18 361,2 3,66 1,05 1,57 10,45 12.02 15,68
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-30
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.19. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Desa Golobilas
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Non
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 2.839 100 3,29 283,9 2,88 0,82 1,23 8,21 9,45 12,32
2. 2011 2.979 100 3,45 297,9 3,02 0,86 1,29 8,62 9,91 12,93
3. 2012 3.126 100 3,62 312,6 3,17 0,90 1,36 9,05 10,40 13,57
4. 2013 3.281 100 3,80 328,1 3,32 0,95 1,42 9,49 10,92 14,24
5. 2014 3.443 100 3,98 344,3 3,49 1,00 1,49 9,96 11,46 14,94
6. 2015 3.613 100 4,18 361,3 3,66 1,05 1,57 10,45 12,02 15,68
7. 2016 3.792 100 4,39 379,2 3,84 1,10 1,65 10,97 12,62 16,46
8. 2017 3.979 100 4,61 397,9 4,03 1,15 1,73 11,51 13,24 17,27
9. 2018 4.175 100 4,83 417,5 4,23 1,21 1,81 12,08 13,89 18,12
10. 2019 4.382 100 5,07 438,2 4,44 1,27 1,90 12,68 14,58 19,02
11. 2020 4.598 100 5,32 459,8 4,66 1,33 2,00 13,30 15,30 19,96
12. 2021 4.825 100 5,58 482,5 4,89 1,40 2,09 13,96 16,06 20,94
13. 2022 5.064 100 5,86 506,4 5,13 1,47 2,20 14,65 16,85 21,98
14. 2023 5.314 100 6,15 531,4 5,38 1,54 2,31 15,38 17,68 23,06
15. 2024 5.576 100 6,45 557,6 5,65 1,61 2,42 16,13 18,55 24,20
16. 2025 5.852 100 6,77 585,2 5,93 1,69 2,54 16,93 19,47 25,40
17. 2026 6.141 100 7,11 614,1 6,22 1,78 2,67 17,77 20,43 26,65
18. 2027 6.444 100 7,46 644,4 6,53 1,86 2,80 18,65 21,44 27,97
19. 2028 6.762 100 7,83 676,2 6,85 1,96 2,93 19,57 22,50 29,35
20. 2029 7.097 100 8,21 709,7 7,19 2,05 3,08 20,54 23,62 30,80
21. 2030 7.447 100 8,62 744,7 7,54 2,15 3,23 21,55 24,78 32,32
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-31
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.20. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Desa Watu Nggelek
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 1.712 100 1,98 171,2 1,73 0,50 0,74 4,95 5,70 7,43
2. 2011 1.797 100 2,08 179,7 1,82 0,52 0,78 5,20 5,98 7,80
3. 2012 1.885 100 2,18 188,5 1,91 0,55 0,82 5,45 6,27 8,18
4. 2013 1.978 100 2,29 197,8 2,00 0,57 0,86 5,72 6,58 8,59
5. 2014 2.076 100 2,40 207,6 2,10 0,60 0,90 6,01 6,91 9,01
6. 2015 2.179 100 2,52 217,9 2,21 0,63 0,95 6,30 7,25 9,46
7. 2016 2.286 100 2,65 228,6 2,32 0,66 0,99 6,61 7,61 9,92
8. 2017 2.399 100 2,78 239,9 2,43 0,69 1,04 6,94 7,98 10,41
9. 2018 2.518 100 2,91 251,8 2,55 0,73 1,09 7,29 8,38 10,93
10. 2019 2.642 100 3,06 264,2 2,68 0,76 1,15 7,64 8,79 11,47
11. 2020 2.773 100 3,21 277,3 2,81 0,80 1,20 8,02 9,23 12,04
12. 2021 2.910 100 3,37 291,0 2,95 0,84 1,26 8,42 9,68 12,63
13. 2022 3.053 100 3,53 305,3 3,09 0,88 1,33 8,83 10,16 13,25
14. 2023 3.204 100 3,71 320,4 3,24 0,93 1,39 9,27 10,66 13,91
15. 2024 3.363 100 3,89 336,3 3,41 0,97 1,46 9,73 11,19 14,60
16. 2025 3.529 100 4,08 352,9 3,57 1,02 1,53 10,21 11,74 15,32
17. 2026 3.703 100 4,29 370,3 3,75 1,07 1,61 10,71 12,32 16,07
18. 2027 3.886 100 4,50 388,6 3,94 1,12 1,69 11,24 12,93 16,87
19. 2028 4.078 100 4,72 407,8 4,13 1,18 1,77 11,80 13,57 17,70
20. 2029 4.279 100 4,95 427,9 4,33 1,24 1,86 12,38 14,24 18,57
21. 2030 4.491 100 5,20 449,1 4,55 1,30 1,95 12,99 14,94 19,49
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-32
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.21. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Desa Golo Pongkor
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 1.432 100 1,66 143,2 1,45 0,41 0,62 4,14 4,77 6,22
2. 2011 1.503 100 1,74 150,3 1,52 0,43 0,65 4,35 5,00 6,52
3. 2012 1.577 100 1,83 157,7 1,60 0,46 0,68 4,56 5,25 6,84
4. 2013 1.655 100 1,92 165,5 1,68 0,48 0,72 4,79 5,51 7,18
5. 2014 1.737 100 2,01 173,7 1,76 0,50 0,75 5,03 5,78 7,54
6. 2015 1.822 100 2,11 182,2 1,85 0,53 0,79 5,27 6,06 7,91
7. 2016 1.912 100 2,21 191,2 1,94 0,55 0,83 5,53 6,36 8,30
8. 2017 2.007 100 2,32 200,7 2,03 0,58 0,87 5,81 6,68 8,71
9. 2018 2.106 100 2,44 210,6 2,13 0,61 0,91 6,09 7,01 9,14
10. 2019 2.210 100 2,56 221,0 2,24 0,64 0,96 6,39 7,35 9,59
11. 2020 2.319 100 2,68 231,9 2,35 0,67 1,01 6,71 7,72 10,07
12. 2021 2.434 100 2,82 243,4 2,46 0,70 1,06 7,04 8,10 10,56
13. 2022 2.554 100 2,96 255,4 2,59 0,74 1,11 7,39 8,50 11,09
14. 2023 2.680 100 3,10 268,0 2,71 0,78 1,16 7,75 8,92 11,63
15. 2024 2.813 100 3,26 281,3 2,85 0,81 1,22 8,14 9,36 12,21
16. 2025 2.952 100 3,42 295,2 2,99 0,85 1,28 8,54 9,82 12,81
17. 2026 3.097 100 3,58 309,7 3,14 0,90 1,34 8,96 10,31 13,44
18. 2027 3.250 100 3,76 325,0 3,29 0,94 1,41 9,40 10,81 14,11
19. 2028 3.411 100 3,95 341,1 3,45 0,99 1,48 9,87 11,35 14,80
20. 2029 3.580 100 4,14 358,0 3,63 1,04 1,55 10,36 11,91 15,54
21. 2030 3.756 100 4,35 375,6 3,80 1,09 1,63 10,87 12,50 16,30
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan
V-33
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.22. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Desa Macang
Tanggar
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 2.509 100 2,90 250,9 2,54 0,73 1,09 7,26 8,35 10,89
2. 2011 2.633 100 3,05 263,3 2,67 0,76 1,14 7,62 8,76 11,43
3. 2012 2.763 100 3,20 276,3 2,80 0,80 1,20 7,99 9,19 11,99
4. 2013 2.900 100 3,36 290,0 2,94 0,84 1,26 8,39 9,65 12,59
5. 2014 3.043 100 3,52 304,3 3,08 0,88 1,32 8,80 10,13 13,21
6. 2015 3.193 100 3,70 319,3 3,23 0,92 1,39 9,24 10,62 13,86
7. 2016 3.351 100 3,88 335,1 3,39 0,97 1,45 9,70 11,15 14,54
8. 2017 3.516 100 4,07 351,6 3,56 1,02 1,53 10,17 11,70 15,26
9. 2018 3.690 100 4,27 369,0 3,74 1,07 1,60 10,68 12,28 16,02
10. 2019 3.872 100 4,48 387,2 3,92 1,12 1,68 11,20 12,88 16,81
11. 2020 4.064 100 4,70 406,4 4,12 1,18 1,76 11,76 13,52 17,64
12. 2021 4.264 100 4,94 426,4 4,32 1,23 1,85 12,34 14,19 18,51
13. 2022 4.475 100 5,18 447,5 4,53 1,29 1,94 12,95 14,89 19,42
14. 2023 4.696 100 5,44 469,6 4,76 1,36 2,04 13,59 15,63 20,38
15. 2024 4.928 100 5,70 492,8 4,99 1,43 2,14 14,26 16,40 21,39
16. 2025 5.172 100 5,99 517,2 5,24 1,50 2,24 14,97 17,21 22,45
17. 2026 5.427 100 6,28 542,7 5,50 1,57 2,36 15,70 18,06 23,55
18. 2027 5.695 100 6,59 569,5 5,77 1,65 2,47 16,48 18,95 24,72
19. 2028 5.976 100 6,92 597,6 6,05 1,73 2,59 17,29 19,89 25,94
20. 2029 6.272 100 7,26 627,2 6,35 1,81 2,72 18,15 20,87 27,22
21. 2030 6.581 100 7,62 658,1 6,66 1,90 2,86 19,04 21,90 28,56
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan,
V-34
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.23. Total Proyeksi Kebutuhan Air Minum Penduduk Kawasan Kota
Labuan Bajo
Uraian
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air
Keperluan Komersil
(115%)
(150%)
Jumlah
Umum/Sosial
Kebocoran
No.
Keperluan
Pemakaian air
Domestik
(liter/org/hr)
(jiwa)
(35%)
(10%)
(15%)
Liter/dt m3/hr Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt Liter/dt
1. 2010 27.613 100 31,96 2761,3 27,96 7,99 11,98 79,90 91,88 119,85
2. 2011 28.977 100 33,54 2.897,7 29,35 8,38 12,58 83,85 96,42 125,77
3. 2012 30.409 100 35,20 3.040,9 30,80 8,80 13,20 87,99 101,19 131,98
4. 2013 31.911 100 36,93 3.191,1 32,32 9,23 13,85 92,34 106,19 138,50
5. 2014 33.487 100 38,76 3.348,7 33,91 9,69 14,53 96,90 111,43 145,34
6. 2015 35.141 100 40,67 3.514,1 35,59 10,17 15,25 101,68 116,93 152,52
7. 2016 36.877 100 42,68 3.687,7 37,35 10,67 16,01 106,70 122,71 160,06
8. 2017 38.699 100 44,79 3.869,9 39,19 11,20 16,80 111,98 128,77 167,96
9. 2018 40.611 100 47,00 4.061,1 41,13 11,75 17,63 117,51 135,13 176,26
10. 2019 42.617 100 49,33 4.261,7 43,16 12,33 18,50 123,31 141,81 184,97
11. 2020 44.722 100 51,76 4.472,2 45,29 12,94 19,41 129,40 148,81 194,11
12. 2021 46.932 100 54,32 4.693,2 47,53 13,58 20,37 135,80 156,17 203,70
13. 2022 49.250 100 57,00 4.925,0 49,88 14,25 21,38 142,51 163,88 213,76
14. 2023 51.683 100 59,82 5.168,3 52,34 14,95 22,43 149,55 171,98 224,32
15. 2024 54.236 100 62,77 5.423,6 54,93 15,69 23,54 156,93 180,47 235,40
16. 2025 56.915 100 65,87 5.691,5 57,64 16,47 24,70 164,68 189,39 247,03
17. 2026 59.727 100 69,13 5.972,7 60,49 17,28 25,92 172,82 198,74 259,23
18. 2027 62.677 100 72,54 6.267,7 63,47 18,14 27,20 181,36 208,56 272,04
19. 2028 65.774 100 76,13 6.577,4 66,61 19,03 28,55 190,32 218,87 285,48
20. 2029 69.023 100 79,89 6.902,3 69,90 19,97 29,96 199,72 229,68 299,58
21. 2030 72.433 100 83,83 7.243,3 73,36 20,96 31,44 209,59 241,02 314,38
Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan,
V-35
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
6.1. Umum
Sumber-sumber air yang diperhitungkan sebagai potensi sumber air
diantaranya : mata air, air tanah, dan air sungai. Untuk potensi ysng berupa mata
air, pada kajian ini disamping berdasarkan hasil survey yang sudah pernah
dilakukan pada studi sebelumnya, juga dilakukan pendataan ulang. Sedangkan
untuk menghitung potensi air sungai dilakukan melalui informasi data debit
sungai. Cara terbaik yang dapat dilakukan yaitu menggunakan informasi data
debit sungai yang lengkap, maka tinjauan ketersediaan air didekati dengan
menggunakan curah hujan.
Pemanfaatan sumber-sumber air diperhitungkan atas pemanfaatan
domestik dan non domestik diantaranya diperhitungkan atas kebutuhan untuk
kegiatan komersil dan industri, kebutuhan untuk kegiatan umum/sosial.
VI-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
dimana:
QPA = Jumlah debit yang dimanfaatkan (m3/detik)
QPS = Jumlah pemanfaatan air sedang berjalan (m3/detik)
QPyad = Jumlah pemanfaatan air yang akan datang (m3/detik)
VI-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
sumber daya air yang diperlukan, maka perlu suatu periode pentahapan
pelaksanaan, yang meliputi :
Periode pentahapan daerah yang akan dilayani
Untuk daerah layanan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air yang
ada saat ini adalah penggunaan Ground Reservoir dan instalasi sistem
perpipaan distribusi air minum. Sistem distribusi air minum diharapkan pada
tahun 2030 telah mampu melayani seluruh kelurahan yang berada di
Kawasan Kota Labuan Bajo. Peningkatan daerah pelayanan ini dilakukan
secara bertahap karena terbatas dan efisiensi biaya.
Periode pentahapan prosentase penduduk yang akan dilayani
Akibat terbatasnya sumber air yang ada di Kawasan Kota Labuan Bajo dan
masih terbatasnya pelayanan air minum yang ada yang dikelola oleh UPTD
Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat.
Sebagian kecil dari masyarakat yang ada di Kawasan Kota Labuan Bajo yang
memanfaatkan air minum yang dikelola oleh UPTD Air Bersih Kabupataten
Manggarai Barat dimana sampai bulan Juli 2011 memiliki pelanggan mencapai
1.735 sambungan rumah tangga atau 29,94 % terhadap penduduk. Selain itu
pelayanan yang dilakukan menggunakan system bergilir karena keterbatasan
kapasitas produksi yang ada.
Melihat kapasitas sumber air baku yang digunakan oleh UPTD Air Bersih
Kabupaten Manggarai Barat dan system pelayanan yang digunakan, tidak
mungkin untuk meningkatkan baik jumlah pelanggan maupun jangkauan
wilayah pelayanannya.
Periode unit-unit instalasi rencana yang akan dibangun
Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan kawasan, maka
kebutuhan air minum juga akan mengalami peningkatan, dan peningkatan ini
juga perlu untuk meningkatkan kualitas dari air itu sendiri, untuk itu perlu
adanya upaya penyediaan air minum yang mencukupi bukan saja
kuantitasnya namun juga kualitas dan kontinuitasnya.
Guna dapat mencukupi kebutuhan air minum baik dari segi kuantitas, kualitas
maupun kontinuitasnya maka perlu adanya peningkatan unit-unit instalasi
VI-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
6.4. Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat (Eksisting)
6.4.1. Umum
UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat merupakan Unit Pelaksana
Teknis pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Barat yang bertugas
melaksanakan pelayanan air minum pada masyarakat, yang saat ini sangat
VI-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
menggantungkan sumber air baku dari beberapa sumber mata air yang ada di
sekitar Kawasan Kota Labuan Bajo. Mengenai nama sumber air baku dan
debitnya dapat dilihat pada pada tabel 6.1. di bawah ini.
Tabel 6.1. Sumber Air Baku Air Minum Di Kota Labuan Bajo Tahun 2011
No. Nama Sumber Air Debit (l/dt)
1 M.A. Mowol 16
2 M.A. Wae Moto 16
3 M.A. Wae Kaca 1,27
4 M.A. Mberu 1.86
5 Wae Cumpe 15
Total 55.13
Sumber : UPTD Air Bersih Manggarai Barat Tahun 2010
dan hasil analisa Konsultan
Hingga tahun 2010 jumlah pelanggan yang terlayani jaringan air minum
berjumlah 1,894 sambungan dengan kapasitas produksi mencapai 527.765 m3.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk dan wilayah pelayanannya, saat ini
pelayanan air minum belum mampu melayani seluruh penduduk Kota Labuan
Bajo, dengan jumlah 6.101 rumah tangga, maka tingkat pelayanan air minum
melalui jaringan sudah mencapai 28,44%. Kondisi tersebut belum memenuhi
standar pelayanan minimum tingkat pelayanan air minum sesuai KepMen
Kimpraswil Nomor 534 Tahun 2001.
Berdasarkan KepmenKrimpaswil tersebut, tingkat pelayanan minimum air
minum di kawasan perkotaan adalah 55 – 75%. Namun demikian, oleh karena
kondisi hidrologi dan sumber air minumnya yang relatif terbatas, maka
penduduk yang tidak terlayani jaringan air minum mengalami kesulitan untuk
mendapatkan air minum. Kendalanya adalah terbatasnya ketersediaan kapasitas
produksi sumber air baku dan system pelayanan yang ada belum optimal seperti
jaringan transmisi dan distribusi air minum melayani seluruh penduduk.
Berdasarkan standar pelayanan minimum kebutuhan air minum yaitu 100
liter/orang/hari (untuk kota sedang), untuk melayani 27.613 penduduk, maka
VI-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
kebutuhan air penduduk kawasan Kota Labuan Bajo saat ini sebesar 79,90
liter/detik. Dibandingkan dengan kapasitas produksi yang tersedia yaitu sebesar
55,13 liter/detik, kebutuhan penduduk tersebut tentunya masih kurang,
diperburuk lagi dengan system pelayanan yang belum optimal seperti terjadinya
kebocoran-kebocoran yang cukup besar yang terjadi pada jaringan transmisi,
distribusi maupun di tingkat konsumen. (sumber: UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat 2011).
Selain melalui jaringan perpipaan, penduduk juga memperoleh air dengan
cara membeli air yang didistribusikan melalui truk tangki air. Untuk 1 (satu) tanki,
biaya yang harus dikeluarkan sebesar lebih kurang Rp 85.000,-. Untuk penduduk
yang tinggal di pulau-pulau kecil, kebutuhan air bersih dipasok melalui Kota
Labuan Bajo dan didistribusikan dengan kapal ke penduduk. Umumnya
penduduk pulau-pulau kecil membeli air bersih untuk kebutuhan masak dan
minum.
VI-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan
dengan tekanannya.
3. Energi ketinggian, yaitu energi yang ada pada partikel massa air
sehubungan dengan ketinggiannya terhadap garis referensi (datum line).
a. Saluran Transmisi
Pipa transmisi menghubungkan antara bangunan penangkap air sampai
dengan reservoar, atau pengolahan air serta dari reservoar ke reservoar lainnya.
Pipa ini akan memiliki dimensi yang besar karena kapasitas debit yang harus
dialirkan oleh pipa ini cukup besar.
Pada saat ini sistem distribusi air yang dimiliki oleh UPTD Air Bersih
Kabupaten Manggarai Barat memilki jaringan pipa transmisi untuk
menghubungkan daerah pelayanan ke sumber air baku yang ada yang berjumlah
5 (lima) sumber air baku berupa mata air dan sungai. Pipa transmisi yang
digunakan untuk menghubungkan daerah sumber air baku ke daerah pelayanan
menggunakan pipa besi maupun pipa PVS dengan ukuran antara 6 inchi – 8
inchi.
b. Saluran Distribusi
Sedangkan pipa distribusi adalah pipa yang mengalirkan air dari reservoir
distribusi sampai dengan sambungan pelanggan. Untuk pipa distribusi ini
memiliki dimensi yang lebih kecil daripada jaringan transmisi karena debit air
yang harus di alirkan lebih kecil. Dalam pendistribusian air minum ke konsumen,
UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat menggunakan cara pengaliran
dengan system gravitasi. Pada sistem distribusi, di ada sebagian wilayah
pelayanan dilengkapi dengan bak penampungan air atau reservoar untuk
menampung air minum sebelum dialirkan ke pelanggan, dimana fungsi dari
elevated reservoar sebagai balancing.
Pada saat kebutuhan air meningkat, air minum ditampung dalam
reservoar kemudian didistribusikan ke pelanggan, dan apabila kebutuhan air
VI-7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
menurun yang diikuti dengan naiknya tekanan dalam pipa distribusi, maka air
minum akan ditampung di reservoar kembali.
Jaringan pipa telah banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat
modern misal digunakan pada jaringan distribusi air minum. Analisis jaringan
distribusi ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar yang sudah
barang tentu memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu pemakaian piranti
komputer untuk analisis ini akan sangat membantu. Dalam perhitungan sistem
jaringan pipa, metode Hardy Cross banyak digunakan.
Sedangkan sistem jaringan perpipaan yang biasa digunakan dalam system
pelayanan air minum adalah :
1. Apabila ditinjau dari system jaringan, dibagi menjadi :
Sistem campuran yaitu system melingkar atau sirkulasi (loop)
Sistem menyebar atau cabang (branch)
2. Apabila ditinjau dari fungsinya, dibagi menjadi :
Pipa distribusi induk
Distribusi sekunder
Distribusi tersier
Pipa persil.
VI-8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
pertengan tahun 2011 UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat telah
memiliki pelanggan mencapai 1,894 sambungan, atau 28,44% terhadap
penduduk.
6.5. Kajian Potensi Sumber Air Baku untuk Pemenuhan/Supley Air Minum Di
Kawasan Kota Labuan Bajo
Sumber mata air adalah suatu potensi yang bisa dimanfaatkan atau
dikembangkan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan air minum di Kawasan
Kota Labuan Bajo. Oleh karena itu, perlu kajian yang mendetail dan mendalam
mengenai sumber air baku tersebut. Ada 3 (tiga) hal pokok yang perlu ditinjau
dalam hal pemanfaatan sumber air baku tersebut, antara lain :
1. Jumlah yang bisa dimanfaatkan.
2. Mutu dari sumber mata air tersebut.
VI-9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
3. Ketersediannya (kuantitas).
Untuk mengawali kajian terhadap kondisi sumber air baku tersebut ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Kedudukan dari sumber air baku secara administrative.
b. Posisi dari sumber air baku (koordinat dan elevasi) dengan menggunakan
Handy GPS.
c. Jumlah debit yang dialirkan.
d. Luas genangan pada daerah sumber air baku.
VI-10
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-11
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-12
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Broncaptering Mata Air Wae Mowol Intake Mata Air Wae Mowol
Air muncul dari bawah dengan membawa material gamping pasir. Saat ini
mata air dimanfaatkan untuk sumber air baku air minum yang dikelola oleh
UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat dan sebagian dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk keperluan mandi, cuci dan minum serta keperlun
pertanian dan ternak.
Perlindungan mata air dan jaringan perpipaan dibangun pada tahun 1986. Mata
air ini terletak di Desa Liang Ndara yaitu pada koordinat S. 08 36’ 20,4” dan E.
119 57’ 57,5” dengan ketinggian 630 mdpl. Mengenai kualitas dan kuantitas
airnya seperti pada tabel 6.4. berikut ini :
VI-13
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.4. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Mata Air Wae Mowol
No. Uraian Nilai Keterangan
1 Kualitas :
a. Fisik :
- Bau - Tidak berbau
- Warna - Tidak berwarna
- Rasa - Tidak berasa
- TDS 52,5 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
b. Kimia :
- pH 6,7 Memenuhi syarat kesehatan
- Temperatur 23,1 oC Memenuhi syarat kesehatan
- DHL 133 Memenuhi syarat kesehatan
- Salinitas 0,3 % Memenuhi syarat kesehatan
- Do 100 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- TSS 1 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Nitrat 0,1 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Nitrit 0,003 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Sulfat 1 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Fosfat 0,63 mg/liter Tidak memenuhi syarat kes.
- Besi LD < mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Tembaga 0,0045 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Timbal LD < mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Mangan LD < mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
c. Bakteriologis :
- Coliform 10 per 100 ml Memenuhi syarat kesehatan
- E. Coli 10 per 100 ml Tidak memenuhi syarat kes.
2 Kuantitas 16 liter/detik
Sumber : Hasil Survey dan analisa Konsultan
VI-14
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.5. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Moto
No. Uraian Nilai Keterangan
1 Kualitas :
a. Fisik :
- Bau - Tidak berbau
- Warna - Tidak berwarna
- Rasa - Tidak berasa
- TDS 228 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
b. Kimia :
- pH 6 Memenuhi syarat kesehatan
- Temperatur 23,3 oC Memenuhi syarat kesehatan
- DHL 98,4 Memenuhi syarat kesehatan
- Salinitas 0,1 % Memenuhi syarat kesehatan
- Do 103,6 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- TSS 1 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Nitrat 0,6 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
- Nitrit 0,002 mg/liter Memenuhi syarat kesehatan
VI-15
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Broncaptering Mata Air Wae Kaca Intake Mata Air Wae Kaca
Broncaptering Mata Air Wae Mbaru Intake Mata Air Wae Mbaru
VI-16
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Mata air Wae Kaca dan Wae Mberu dimanfaatkan untuk sumber air baku
air minum yang dikelola oleh UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat dan
sebagian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Kedua mata air ini lokasinya
relative berdekatan dan sama-sama terletak di Desa Liang Ndara. Lokasi mata air
Wae Kaca terletak pada koordinat S 08 36’ 30,5” dan E 119 55’ 42,7” dengan
ketingginan 335 mdpl, sedangkan mata air Wae Mberu terletak pada koordinat S
08 36’ 25,5” dan E 119 55’ 50,9” dengan ketinggian 302 mdpl. Pipa
transmisinya menjadi satu jaringan pada titik + 500 meter dari sumber mata air.
Mengenai kualitas dan kuantitas airnya seperti pada tabel 6.6. dan tabel 6.7.
berikut ini :
Tabel 6.6. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kaca
VI-17
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.7. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Mbaru
VI-18
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.8. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kemiri
VI-19
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
g. Wae Kelambu
Mata air ini muncul dari bawah dengan membawaa material gamping
pasir. Mata air ini terletak pinggir sungai Wae Kemiri 2, Kampung Wae
Kemilambu Desa Wae Kelambu atau pada titik koordinat S 08 29’ 42,9” dan E
119 53’ 06,4” dengan ketinggian 42 mdpl. Saat ini mata air dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk keperluan mandi cuci dan minum. Selain
dimanfaatkan oleh masyarakat mata air ini juga dimanfaatkan untuk keperluan
pencucian motor yang adaa dibawahnya dan oleh Puskesmas dengan system
gravitasi. Mengenai kualitas dan kuantitas airnya seperti pada tabel 6.9 berikut
ini.
VI-20
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.9. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kelambu
VI-21
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
h. Wae Wene
Mata air ini terletak di Kp. Belancang Desa Gorontalo atau pada titik
koordinat S 08 30’ 04,1” dan E 119 53’ 19,2” dengan ketinggian 68 mdpl,
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dan kampung lainnya, untuk keperluan
mandi, cuci dan minum. Mengenai kualitas dan kuantitas airnya seperti pada
tabel 6.10 berikut ini.
Tabel 6.10. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Wene
VI-22
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
c. Bakteriologis :
- Coliform 16 per 100 ml Memenuhi syarat kesehatan
- E. Coli 16 per 100 ml Tidak memenuhi syarat kes.
2 Kuantitas 0,6 liter/detik
Sumber : Hasil Survey dan analisa Konsultan
i. Wae Bonto
Mata air ini terletak Kampung Waemata Desa Gorontalo atau pada titik
koordinat S 08 30’ 16,7” dan E 119 53’ 14,0” dengan ketinggian 70 mdpl,
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan mandi, cuci dan minum.
Kemunculan mata air ini sebagian digali kurang lebih 20 cm – 50 cm dan
selanjutnya dialirkan melalui perpipaan/selang dengan cara gravitasi. Mata air ini
terletak di hutan/semak kawasan Cunca. Mengenai kualitas dan kuantitas airnya
seperti pada tabel 6.11 berikut ini.
Tabel 6.11. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Bonto
VI-23
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.12. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Kesambi
VI-24
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.13. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku Wae Tuak
VI-25
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-26
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-27
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
hari. Istilah ” air tanah dangkal” dibatasi hingga kedalaman kurang dari 15 meter
di bawah permukaan tanah setempat.
Dengan mempertimbangkan ke empat hal tersebut maka potensi air tanah pada
daerah Labuhan Bajo dapat dibagi kedalam 5 kelompok, yaitu :
1) Potensi Air Tanah Dangkal dan Air Tanah Dalam Terintrusi Air Laut
Tersebar di wilayah dekat pantai.
2) Potensi Air Tanah Dangkal Sedang
Umumnya air tanah terdapat dalam endapan aluvial berupa endapan pantai
dari sedimen lepas. Endapan aluvial terdiri dari bahan-bahan berbutir kasar
merupakan akuifer yang paling penting pada daerah pantai. Lapisan akuifer
terdapat pada kedalaman 1 – 9 meter. Air tanah dangkal selalu ber-air
sepanjang musim, meskipun pada musim kemarau mengalami penurunan
muka air tanah, sekitar 0,5.
3) Potensi Air Tanah Dalam Kecil/Terintrusi Air Laut
4) Potensi Air Tanah Dangkal Kecil
5) Potensi Air Tanah Dalam Sedang – Tinggi
Lapisan pembawa air berupa gamping pasiran, yang terletak pada kedalam 15
– 70. Berdasarkan hasil survei geolistrik, pada kedalaman >70 meter wilayah
ini ditempati oleh lapisan tufa lempung atau breksi yang bersifat kedap.
6) Potensi Air Tanah Dangkal Sedang
Air tanah terdapat pada pelapukan batu gamping, kedalaman muka air tanah
5 – 10 meter, selalu berair sepanjang musim, meski pada musim kemarau
mengalami penurunan.
7) Potensi Air Tanah Dalam Sedang – Tinggi
Lapisan pembawa air berupa gamping pasiran, yang terletak pada kedalaman
15 – 70. Berdasarkan hasil survai geolistrik, pada kedalaman >70 meter
wilayah ini ditempati oleh lapisan tufa lempung ataupun breksi yang bersifat
kedap.
8) Potensi Air Tanah Dangkal Dan Dalam Kecil/Langka
VI-28
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-29
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2. Wilayah gunung api Kwarter, keterdapatan air tanah ini dijumpai dalam
akuifer dengan aliran air tanah melalui sistem ruang antar butir maupun
VI-30
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
sistem celahan. Daerah puncak merupakan daerah air tanah langka. Air hujan
yang jatuh di daerah ini sebagian besar akan mengalir sebagai aliran
permukaan. Bagian tubuh merupakan daerah peresapan, dimana air tanah
terbentuk.
3. Wilayah air tanah dataran, menempati beberapa daerah sempit pantai utara
Flores, salah satu yang paling luas adalah dataran Mbay. Air tanah semi
tertekan dijumpai pada kedalaman sekitar 30 – 50 meter dari permukaan
tanah setempat (Pemetaan Geolistrik Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai Barat, 2007).
Di Kawasan Kota Albuan Bajo terdapat beberapa sumur bor yaitu sumur bor di
lokasi sekitar kantor UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat, dengan
kedalaman + 70 m (Q = 5 l/dt), di Komplek Kantor Bupati, kedalaman 70 m (Q
= 5 l/dt), di depan SPBU dengan kedalaman 70 m, di jalan kearah Ruteng tetapi
informasi tentang debitnya tidak diperoleh. Sumur Bor di SMIP, kedalaman 70
meter dan di Komplek Seminari, kedalaman dan debit tidak diketahui.
Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air
baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum (PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum). Peraturan pengembangan SPAM bertujuan untuk :
a. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau.
b. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan.
c. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
VI-31
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-32
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tabel 6.14. Sumber Utama Air Minum Penduduk di Kawasan Kota Labuan Bajo Tahun 2010
Jumlah Penduduk
Jumlah Pemakai
Sumur Gali SPT PAH PMA HU Perpipaan
(Jiwa)
(Jiwa)
Kelurahan/
No. %
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Desa
% % % % % %
1. Kelurahan Labuan Bajo 5.476 246 4,49 45 0,82 0 0 0 0,00 0 0,00 3.690 67.38 3.981 72,70
2. Kelurahan Gorontalo 4.690 175 3,73 20 0,43 0 0 455 9,70 0 0,00 2.007 42.79 2.657 56,65
3. Kelurahan Batu Cermin 3.448 97 2,81 0 0,00 0 0 622 18,04 0 0,00 344 9.98 1.063 30,83
4. Desa Wae Kelambu 4.130 113 2,74 0 0,00 0 0 2.141 51,84 165 4,00 1.250 30.27 3.669 88,84
5. Desa Nggorang 1.377 32 2,32 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00 450 32.68 482 35,00
6. Desa Golobilas 2.839 28 0,99 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00 1.170 41.21 1.198 42,20
7. Desa Watu Nngelek 1.712 98 5,72 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00 1.064 62.15 1.162 67,87
8. Desa Golo Pongkor 1.432 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0,00 473 33.03 473 33,03
9. Desa Macang tanggar 2.509 58 2,31 0 0,00 0 0 415 16,54 223 8,89 320 12.75 1.016 40,49
Total 27.613 847 3,07 65 0,24 0 0 3.633 13,16 388 1,41 10.768 39.00 15.701 56,86
VI-33
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-34
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-35
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-36
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-37
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-38
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-39
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
B D E G
C F
H I
G
LAPORAN AKHIR
Dari ketiga sumber mata air diatas, maka posisi bak pengumpul (Bak
Pengunpul 1) akan diletakkan di sekitar sumber mata air Wae Mbaru sebagai
sumber mata air dengan elevasi paling rendah, tepatnya di wilayah Desa Liong
Ndara. Sedangkan sarana reservoar induk akan ditempatkan di Desa Golo
Pongkor tepatnya di koordinat S. 08 35’ 39” dan E. 119 52’ 31” dengan
ketinggian elevasi 215 meter dpl.
Apabila kapasitas debit ketiga sumber air baku tersebut dikumpulkan
menjadi satu di Bak pengumpul 1, maka debit yang diperoleh sebesar 20,13 lt/dt.
Debit akumulasi tersebut, nantinya akan digunakan sebesar 80 % atau sekitar
16,10 lt/dt dengan alasan pengaruh kehilangan air selama proses pengumpulan
dan tentunya tidak mungkin menggunakan sumber air 100 % atau sepenuhnya.
Sistem pelayanan air minum 1 ini akan melayani wilayah Desa Golo
Pongkor (penduduk 2030 = 3.756 jiwa, Q = 10,87 l/dt, Q max = 12,50 l/dt)
dan sebagian Desa Watu Nggelek (penduduk 2030 = 4.491 jiwa, Q = 12,99 l/dt,
Q max = 14,94 l/dt).
Dengan penjelasan sebagai berikut :
- Kapasitas tersedia = 16,10 l/dt
- Kebutuhan air
Desa Golo Pongkor, Q = 10,87 l/dt
Qmax = 12,50 l/dt
Sebagian Desa Watu Nggelek,
50 % x Q = 6,49 l/dt
50 % x Qmax = 7,47 l/d
Jumlah kebutuhan, Q = 17,36 l/dt
VI-41
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Dari sumber mata air diatas, maka posisi sarana reservoar induk akan
ditempatkan di Desa Macang Tanggar tepatnya di sekitar koordinat S. 08 33’
50” dan E. 119 49’ 25” dengan ketinggian elevasi 300 meter dpl.
VI-42
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Sistem pelayanan air minum 2 ini akan melayani sebagian Desa Macang
Tanggar (penduduk 2030 = 6.581 jiwa, Q = 19,04 l/dt, Q max = 21,90 l/dt)
dan sebagian Desa Golobilas (penduduk 2030 = 7.447 jiwa, Q = 21,55 l/dt, Q
max = 24,78 l/dt).
VI-43
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
pengumpulan dan tentunya tidak mungkin menggunakan sumber air 100 % atau
sepenuhnya karena dibagian hilir sungai terdapat lokasi-lokasi atau daerah-
daerah pertanian yang menggunakan air dari sungai ini.
Sistem pelayanan air minum 3 ini akan melayani 6 (enam) kelurahan/desa
yang ada di kawasan Kota Labuan Bajo (penduduk 2030 = 57.605 jiwa, Q =
166,68 l/dt, Qmax = 191.69 l/dt) yaitu Kelurahan Labuan Bajo, Kelurahan Goron
Talo, Kelurahan Batu Cermin, Desa Wae Kelambu, Desa Nggorang dan Desa
Golobilas serta sebagian Desa Watu Nggelek.
Dengan penjelasan sebagai berikut :
- Kapasitas tersedia = 566 l/dt
- Kebutuhan air
6 kelurahan di kawasan Kota Labuan Bajo, Q = 166,68 l/dt
Qmax = 191.69 l/dt
Sebagian Desa Golobilas,
50 % x Q = 6,50 l/dt
50 % x Qmax = 7,47 l/dt
Jumlah kebutuhan, Q = 173,18 l/dt
Qmax = 207,16 l/dt
Panjang dan diameter pipa transmisi dari sumber air baku ke bak reservoar induk
3 = 20,4 km, diameter pipa 27 inchi
Kesimpulan : Wilayah yang dilayani oleh sistem pelayanan air minum 3
mencukupi.
Mengenai sistem pelayanan air minum 1, 2 dan 3, untuk jelasnya dapat dilihat
pada peta 6.2. terlampir.
VI-44
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
tawar tersebut dapat berupa air danau, air sungai, air tanah maupun sumber-
sumber air. Dari sini terlihat bahwa jumlah air tawar di bumi sangatlah kecil
padahal tidak semua air tawar yang ada dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Untuk itulah perlu dilakukan upaya-upaya tertentu guna
menjamin terpenuhinya kebutuhan air minum pada masa yang akan datang.
Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum yang terus
bertambah, maka diharapkan dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan
dari pengelola bisa sejalan dengan perkembangan teknologi yang menunjangnya
atau dibarengi dengan usaha pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya air
yang telah ada, serta penghematan penggunaan air oleh masyarakat (khususnya
di daerah sulit air seperti Kawasan Kota Labuan Bajo). Dalam upaya
pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya air sangat perlu diperhatikan
aspek kelestarian. Perencanaan dan pengembangan sumber daya air yang kurang
tepat, bukan tidak mungkin akan menimbulkan masalah yang pelik bagi generasi
mendatang. Adalah kurang bijaksana bila genersi mendatang hidup dengan
kekurangan air minum dan hal itu adalah akibat ulah kita.
Optimasi SDA di Kawasan Kota Labuan Bajo ini diharapkan tetap
melibatkan UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat, maka beberapa
pertimbangan harus diambil. Pertimbangan-pertimbangan itu diantaranya adalah
UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat hanya melayani daerah-daerah
yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi, disamping itu diusahakan untuk
tidak menjangkau wilayah layanan yang secara jarak terlalu jauh dari tempat
sistem pengolahan air minumnya. Semuanya bertujuan agar bisa menghemat
biaya operasional (operational costs).
Perhitungan neraca air merupakan penjumlahan dan pengurangan antara
sumber ketersediaan air (Supply) dan jenis kebutuhan air (Demand) pada titik
pengeluaran (outlet) yang merupakan pusat pengambilan atau tempat sumber
air. Berdasarkan analisa dan perhitungan di atas maka komparasi antara
kebutuhan air dan tingkat ketersediaan kapasitas sumber air baku untuk saat ini
sampai 20 (dua puluh) tahun ke depan.
VI-45
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-46
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-47
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
2. Pemberian suara oleh wakil keluarga pengguna layanan air minum dilakukan
secara rahasia.
3. Perhitungan suara dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh
anggota masyarakat yang hadir pada Rembug Warga.
4. Bersamaan dengan pemberian dan perhitungan suara untuk anggota BaMus
AM dari wakil masyarakat, Rembug Warga menyepakati dan menyetujui
jumlah dan anggota BaMus AM wakil dari stake holder lain.
5. Jumlah anggota BaMus AM dari wakil masyarakat harus lebih banyak dari
jumlah anggota BaMus AM dari wakil stake holder lain. Anggota BaMus AM
dari wakil masyarakat ditetapkan berdasarkan urutan suara terbanyak.
Anggota BaMus AM dari stake holder lain yang berasal dari unsur pemerintah
ditunjuk oleh masing-masing instansi.
6. Peringkat satu hasil perhitungan suara ditetapkan menjadi Ketua BaMus AM.
7. Pengurus lainnya (wakil ketua, sekretaris) dipilih oleh para anggota BaMus
AM.
8. BaMus AM dari anggota masyarakat diangkat dan diberhentikan melalui
Rembug Warga. Masa tugas BaMus AM adalah 3 (tiga) tahun.
9. Susunan pengurus dan anggota BaMus AM dari masyarakat dan stake holder
lainnya disahkan oleh aparat pemerintah setempat (Kepala Desa/ Camat).
10. BaMus harus segera meyiapkan AD dan ART serta merumuskan kebutuhan
untuk penyelenggaraan Badan Pelaksana AM.
VI-48
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-49
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
a) Debit air mata air sebagai sumber air baku yang relative kecil sehingga tidak
mencukupi kebutuhan.
b) Sistem jaringan air minum yang ada saat ini tidak sempurna dan masih terjadi
kebocoran-kebocoran terutama pada pipa transmisi.
c) Biaya operasional, biaya perbaikan dan harga suku cadang yang cukup tinggi.
d) Dengan tingkat daya beli atau taraf hidup masyarakat yang masih rendah,
maka menjadi dilema bagi pemerintah bila ingin melakukan penyesuaian tarif
pemakaian air minum terhadap biaya yang diinvestasikan.
Keempat faktor tersebut merupakan indikator-indikator yang akan
digunakan untuk menyusun strategi optimasi pengembangan sistem penyediaan
air minum di Kawasan Kota Labuan Bajo melalui 2 (dua) skenario, yaitu :
1. Penyediaan air minum (domestik dan non domestik) di seluruh Kawasan Kota
Labuan Bajo dilakukan oleh PDAM.
2. Penyediaan air minum (domestik dan non domestik) diseluruh kawasan
Kawasan Kota Labuan Bajo dilakukan dengan sistem kombinasi antara PDAM
dan penerapan Teknologi Tepat Guna yang berbasis ekologi (jika masih
mengalami kekurangan air minum).
VI-50
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Labuan Bajo saat ini dan dalam masa depan diperlukan adanya program
pengembangan kelembagaan melalui program jangka pendek dan jangka
panjang agar secara institusional lembaga yang menangani pelayanan air munum
di Kawasan Kota Labuan Bajo mampu menjawab tuntutan kebutuhan
masyarakat akan air minum saat ini dan pada masa mendatang.
Program jangka pendek, aspek kelembagaan adalah : penataan organisasi
dan optimalisasi fungsi kelembagaan UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai
Barat, optimalisasi kapasitas (idle capacity) dan penurunan tingkat kehilangan air
yang bersifat teknis maupun manajerial, Sedangkan pada aspek Finansial :
Meningkatkan kinerja dan kemampuan keuangan.
Dalam jangka penjang, perubahan atau reposisi organisasi harus dilakukan
secara bertahap, melalui :
1. Pengembangansumber daya manusia.
2. Pengembangan struktur organisasi secara bertahap dalam rangka menjadikan
perusahaan yang profesional dan mandiri serta pengelolaan yang profesional.
3. Pengembangan sistem manajemen yang modern.
4. Pengembangan budaya perusahaan yang efisien dan efektif.
5. Pengembangan pelayanan kepada pelanggan secara kualitas, kuantitas
(capacity bullding) dan kesinambungan (kontinuitas).
6. Pengembangan sumber-sumber air baku yang lebih baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
7. Pengembangan infrastruktur sistem pelayanan air minum yang ada, sesuai
untuk pelanggan dan perkembangan teknologi.
8. Pengembangan kemampuan soft skill dalam pembangunan sistem penyediaan
air Minum (SPAM) yang meliputi instalasi, transmisi dan distribusi.
9. Meningkatkan profesionalisme pengelola UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat dan peran serta atau kepedulian masyarakat melalui usaha
pelestarian jaringan/infrastruktur.
VI-51
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-52
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-53
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Air minum diperoleh dari sumber air tanah dan air permukaan. Air
menghasilkan pendapatan bagi lembaga pengelola suplay air minum dan
sekaligus memberikan kontribusi ekonomis bagi pemerintah Kabupaten
Manggarai Barat, misalnya dalam bentuk PAD. Masyarakat sendiri menikmati
layanan air minum dari hasil pengolahan atau eksploitasi air baku oleh instansi
pengelola. Karena itu peran serta masyarakat dalam siklus pengelolaan air minum
haruslah menjadi hal yang utama.
Masyarakat harus sadar bahwa air baku yang ada yang dikonsumsinya harus
dipulihkan kembali. Karena itu sistem pemulihan air baku wajib menjadi
perhatian dalam rangka pelestarian air baku yang ada untuk kehidupan masa
depan. Hal ini telah diatur oleh pemerintah melalui UU no 7/2004 tentang
Sumber Daya Alam yang mengatur tata keseimbangan antara aspek sosial,
ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup.
VI-54
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-55
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-56
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VI-57
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Analisa Ekonomi
dan Kelayakan
7.1. Umum
Tujuan analisa proyek adalah untuk memperbaiki penilaian investasi.
Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas, maka perlu
diadakan pemeliharaan antara berbagai macam proyek. Kesalahan dalam
pemilihan proyek dapat mengakibatkan pengorbanan sumber-sumber yang
langka. Oleh karenanya maka sebelum proyek dilaksanakan, perlu diadakan
perhitungan percobaan untuk menentukan hasil dan memilih diantara berbagai
alternatif dengan jalan menghitung biaya (cost) dan manfaat (benefit) yang dapat
diharapkan masing-masing proyek.
VII-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
3. Biaya Konstruksi
Dalam hal ini biaya konstruksi merupakan biaya tenaga kerja, peralatan
dan bahan. Dalam menentukan biaya tenaga kerja ini perlu dibedakan tenaga
kerja yang terdidik/terlatih (skilled labor) dan tenaga kerja yang tidak terlatih
(unskilled labor), sebab yang biasa dinilai dengan tingkat upah bayangan
(shadow wage rate) adalah tenaga kerja yang tidak terlatih. Dalam hal biaya
peralatan dan bahan-bahan konstruksi yang perlu dilihat adalah apakah ada yang
merupakan barang yang diperdagangkan (traded goods), maka yang harus
diperhitungkan sebagai biaya adalah harga-perbatasan (border prices) bahan-
bahan tersebut.
VII-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VII-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VII-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VII-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VII-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Sistem pengaliran di jaringan pipa transmisi dari mata air (sumber air
baku) ke reservoar induk 2 menggunakan sistem pengaliran gravitasi.
Sistem pengaliran di jaringan pipa distribusi dari bak reservoar induk 2 ke
daerah pelayanan menggunakan sistem pengaliran gravitasi.
VII-7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Konsep Pelestarian
Sumber Daya Air
8.1. Umum
Salah satu isu global yang sangat penting dan mendapat perhatian serius
saat ini adalah masalah lingkungan (environmental problems). Masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pemerintah, baik di negara-negara maju
maupun berkembang telah dan terus memberikan perhatian terhadap masalah
lingkungan ini. Disadari bahwa pengelolaan sumberdaya alam (natural resources)
yang berorientasi pada ekonomi tidak senantiasa membawa dampak positif,
tetapi juga dampak negatif bagi umat manusia. Bolongnya lapisan ozon dan
peningkatan panas global (global warming) menyebabkan perubahan iklim
(climate change) adalah merupakan contoh nyata dampak pengelolaan
lingkungan yang ekploratif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (economic
growth) yang setinggi-tingginya. Belajar dari pengalaman masa lalu dan fakta
yang ada saat ini, maka baik negara-negara maju maupun berkembang pada
tahun 1987 melalui World Commission on Environment and Development
(Brundtland Commission) dalam bukunya Our Common Future mencoba
memperkenalkan konsep pembangunan yang disebutnya sebagai “Pembangunan
Berkelanjutan” (Sustainable Development), yaitu “Suatu pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mendatang untuk mencukupi kebutuhan mereka”
Konsep ini mengamanatkan agar dalam pelaksanaan pembangunan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya mengejar
pertumbuhan ekonomi semata, tapi juga secara sadar dan rasional benar-benar
VIII-1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Untuk mewujudkan tujuan di atas maka dalam rangka Kajian Master Plan Air
Minum Bersih Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat disarankan untuk
diterapkan 2 (dua) upaya/kegiatan yang bisa menjaga kelestarian sumber daya
air di wilayah kajian, yaitu upaya konservasi lahan dan air serta prinsip drainasi
yang baik.
8.2. Konservasi
Sampai dengan saat ini berdasarkan peta penggunaan lahannya, sebagian
besar daerah-daerah di kawasan Kota Labuan Bajo masih merupakan lahan
kosong dan kurang subur yang belum dimanfaatkan. Mengingat kondisi
topografi, vegetasi penutup tanah, tata guna lahan dan karekteristik tanah dan
batuan di kawasan Kota Labuan Bajo dan sekitarnya kemungkinan terjadinya
erosi permukaan dan tanah longsor sangat besar. Untuk itu perlu adanya upaya
pengendalian erosi dan tanah longsor yang terjadi melalui konservasi tanah dan
air khususnya untuk lahan terbuka. Sedangkan untuk daerah-daerah pemukiman
erosi yang terjadi relatif kecil, karena masyarakat akan memanfaatkan air hujan,
sehingga kemungkinan terjadinya limpasan di daerah pemukiman akan sangat
kecil.
VIII-2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VIII-3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
dilakukan oleh pengelola air maupun pemakai air didaerah aliran sungai, pada
sistem distribusi maupun pada sistem pembuangan.
8.2.2.3. Permasalahan
A. Sistem Suplay
1. Daerah Aliran Sungai
- Tekanan penduduk
- Eksploitasi lahan berlebihan
- Kesalahan tata guna lahan
- Salah pengelolaan
- Penebanagan hutan
- Curah hujan tinggi
- Jenis tanah rentan erosi
2. Penampungan dan Bendung
- Tingkat penguapan tinggi
- Tingkat sedimentasi tinggi
- Pertumbuhan gulma air cepat
- Pencemaran Pengoperasian waduk tidak optimal
VIII-4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
3. Sistem Distribusi
- Kehilangan Air Tinggi
- Tingkat sedimentasi tinggi
- Pencemaran
- Gangguan gulma air
B. Sistem Kebutuhan
1. Sistem Aplikasi
- Kebocoran air tinggi
- Pemakaian air tidak efisien
2. Pemakai
- Penggunaan air yang berlebihan
- Masyarakat boros air
- Pemakaian air yang tidak berhati-hati
8.2.2.4. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan sistem
b. Memperkecil tingkat kebocoran sistem
c. Memelihara fungsi sistem secara berkesinambungan (sustainable)
d. Alokasi air sesuai kebutuhan dan memeberikan manfaat optimal
Daerah Aliran Sungai
Mempertahankan keseimbangan dan fungsi hidrologis kawasan (watershed
anagement)
Penampungan dan Bendung
- Menangkap/menahan aliran seoptimal mungkin
- Optimasi rancangan operasi dan pengelolaan waduk
Sistem Distribusi
- Meningkatkan efisiensi system
- Meningkatkan pengendalian pemcemaran air
- Operasi dan pemeliharaan yang memadai
VIII-5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Sistem Aplikasi
- Mengurangi kebocoran
- Meningkatkan efisiensi
Pemakai
Mengendalikan dan mengurangi permintaan
Mendaur ulang air buangan (reuse & recycling)
Membudayakan masyarakat arif air
8.2.2.5. Cara
A. Teknis
1. Penghutanan kembali
2. Penghijauan
3. Tata guna lahan yang sesuai
4. Pemasyarakatan terras
5. Perkuatan tebing rawan longsor
6. Check dam, dll
7. Pengendalian sedimentasi
8. Pengendalian gulma air
9. Pengelolaan kualitas air
10. Pengelolaan waduk terpadu
11. Optimasi alokasi air
12. Pengendalian sedimentasi
13. Pengendalian gulma air
14. Pengelolaan kualitas air
15. Saluran kedap air dan pipa
16. Pengemba ngan dan penggunaan teknologi hemat air
17. Kontrol kebocoran metering
18. Pemakaian ulang dan daur ulang
19. Kampanye hemat air melalui media massa
VIII-6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
B. Perundangan
1. Peraturan yang melindungi/membatasi pemanfaatan kawasan
2. Penetapan tata guna lahan (zoning) yang sesuai untuk tujuan konservasi
tanah dan air
3. Penetapan zona perlindungan waduk
4. Peraturan tentang pencemaran air
5. Peraturan yang melarang membuang sampah rumah tangga dan industri
ke badan air
6. Peraturan tentang pencemaran air
7. Peraturan penggunaan bahan dan peralatan bangunan untuk hemat air
8. Larangan penggunaan air untuk keperluan tertentu yang berkaitan dengan
kekeringan
9. Sistem water right dan water permit yang kondusif
C. Ekonomi
1. Pertimbangan ekonomi dan finansial masuk dalam perhitungan untuk
mendukung konservasi air
2. Menciptakan mekanisme yang dapat meningkatkan nilai air dari benda
yang bernilai sosial menjadi barang bernilai ekonomis, melalui : system
tarif intensif dan penalti
3. Alokasi biaya konservasi pada penerima manfaat
D. Kelembagaan
1. Koordinasi antar lembaga untuk pengelolaan terpadu kawasan
2. Upaya konservasi air harus dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan
dalam perencanaan pengadaan air dan digunakan dimana pilihan
tersebut efektif
3. Pembinaan petugas lapangan agar lebih peka terhadap upaya-upaya
hemat air
4. Pembinaan organisasi/masyarakat pemakai air
VIII-7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VIII-8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Hasil dari kegiatan ini merupakan salah satu faktor penunjang dalam
merencanakan dan melaksanakan program-program pembangunan. Karena
kualitas air sungai memang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan
demikian tindakan pokok yang harus diambil adalah:
Diadakan kegiatan rutin untuk memantau kualitas sungai.
Penegakan hukum, dalam hal ini memaksa pembuang limbah swasta
memenuhi ketentuan yang berlaku.
Membangun sistem pembuangan limbah domestik dengan sistem terpisah dari
storm sewer.
Membangun sistem pembuangan dan pengelolaan sampah yang baik
sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan ke badan sungai.
VIII-9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
Tindakan pokok yang harus diambil untuk mempertahankan muka air tanah
adalah :
Penegakan hukum yang terkait dengan ekploitasi air tanah.
Sosialisai pentingnya pembuatan sumur resapan yang betujuan untuk
pengisian air tanah.
VIII-10
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
LAPORAN AKHIR
VIII-11
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Pendahuluan
Karena kualitas dan kuantitas air tanah (ground water) makin merosot,
penyediaan air minum di masa depan akan sangat bergantung kepada air permukaan
(surface water). Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan inventarisasi dan
identifikasi sumber daya air yang ada. Proses inventarisasi dan identifikasi sumber daya
air ini merupakan langkah awal dari semua kegiatan yang berkaitan dengan rencana
pemanfaatan sumber daya air. Hasil inventarisasi dan identifikasi sumber daya air ini
selanjutnya dapat dianalisa dan dikaji secara teliti dan benar berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang relevan untuk dapat dijadikan sebagai dasar bagi
penyusunan suatu pedoman (Master Plan) bagi perencanaan untuk pengembangan,
pemanfaatan, dan pengendalian sumber air tersebut.
Cakupan pelayanan masih relatif sangat kecil dimana hanya dapat melayani di
sebagian kecil dari luasan Kota Labuan Bajo seperi di daerah kota lama dan
kawasan/lokasi pelabuhan. Kondisi tersebut diperburuk dengan terdapatnya kebocoran-
kebocoran yang biasa disebut kebocoran teknis maupun non teknis, disamping kondisi
alam yang tidak mendukung seperti kondisi geografis dimana merupakan perbukitan.
1
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Untuk itu diperlukan pembenahan pelayanan air minum melalui kajian dan analisis
aspek-aspek pokok agar diketahui pokok persoalan yang dialami, agar dapat
meningkatkan kualitas pelayanan guna memenuhi kebutuhan air minum saat ini dan
masa mendatang.
Maksud dari kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota
Labuan Bajo ini adalah untuk merumuskan kebijakan pembangunan air minum yang
akan menjadi pedoman dalam kegiatan pembangunan air minum Kawasan Kota Labuan
Bajo. Sedangkan tujuan kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota
Labuan Bajo ini adalah sebagai acuan dalam pembangunan air minum kawasan Kota
Labuan Bajo, sehingga dampak yang dihasilkan dari kegiatan ini dapat dinikmati oleh
masyarakat secara optimal mengingat air minum merupakan kebutuhan dasar dan utama
dalam kehidupan masyarakat, serta untuk pelayanan fungsi-fungsi lain di Kawasan Kota
Labuan Bajo disamping fungsi permukiman, juga pelayanan air minum untuk fungsi
perkantoran, pendidikan, perdagangan barang dan jasa serta pariwisata.
Lingkup dalam pekerjaan dalam Penyusunan Master Plan Air Minum Bersih
Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur”
adalah 1). Identifikasi kebutuhan air minum di kawasan Kota Labuan Bajo, 2). Survey
dan identifikasi sumber daya air yang telah ada dan termasuk juga mata air baru yang
layak untuk menjadi sumber air baku, 3). Penyusunan Rancangan Rencana, Dokumen
Rencana (Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo).
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota
Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, dilaksanakan
dengan tahapan sebagai yaitu tahapan persiapan, survey lapangan dan penyusunan fakta
dan analisa serta penyusunan rancangan rencana dan penyusunan dokumen final
rencana.
2
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Infrastruktur dan kegiatan yang terdapat di kawasan Kota Labuan Bajo dinilai
cukup maju dibandingkan dengan yang terdapat di kawasan lain di Kabupaten
Manggarai Barat.
Menurut Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Labuan Bajo 2007, wilayah
Kota Labuan Bajo dibagi menjadi 9 (sembilan) Bagian Wilayah Kota. Dari kesembilan
BWK tersebut Bagian Wilayah Kota I sampai dengan Bagian Wilayah Kota IV yang
merupakan kawasan padat hunian dan kegiatan serta kawasan potensial untuk
pengembangan kegiatan pariwisata di Kawasan Kota Labuan Bajo. Bagian ini menjadi
prioritas, dikarenakan kawasan tersebut merupakan urat nadi perkembangan kota.
Secara geografis Kawasan Kota Labuan Bajo terletak pada 80 13’ LS – 90 55’ LS
dan 1190 30 BT – 1200 58’ BT, dengan luas wilayah administratif ± 8.795 Ha dan luas
wilayah kajian ± 15.128 Ha dan sebagian besar wilayahnya merupakan daratan yang
bergelombang.
Daerah kajian terdiri dari Kawasan Perkotaan Labuan Bajo yaitu 1) Kelurahan
Labuan Bajo, 2) Desa Batu Cermin, 3) Kelurahan Wae Kelambu, 4) Desa Gorontalo, 5)
Desa Golobilas, 6) Desa Nggorang, dan 3 (tiga) desa di sekitar kawasan Kota Labuan
Bajo yaitu 1) Desa Watu Nngelek, 2) Desa Golo Pongkor, 3) Desa Macang tanggar.
Wilayah Kawasan Kota Labuan Bajo terletak pada wilayah yang bergelombang
sehingga wilayahnya berada di ketinggian yang berbeda. Ketinggian Kawasan Kota
Labuan Bajo yang diukur dari permukaan laut menunjukkan ketinggian 100 mdpl, 100-
500 mdpl, 500-1000 mdpl, dan di atas 1000 mdpl.
3
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Secara topografi daerah studi dapat dibagi menjadi 3 satuan morfologi, yaitu
morfologi dataran, morfologi perbukitan, bergelombang (atau Perbukitan Karst) serta
morfologi pegunungan (perbukitan terjal).
Satuan morfologi ini merupakan bentang alam dataran yang secara geologi
dibentuk dari endapan alluvial sungai dan alluvial pantai . Secara topografi dataran
pantai terletak pada elevasi 0 hingga sekitar 5 mdpl. Satuan ini terutama dijumpai pada
bagian barat Kawasan Kota Labuhan Bajo, sedangkan dataran yang bergelombang
terletak antara 25 - 60 mdpl yaitu tersebar memanjang pada bagian timur Kawasan Kota
Labuhan Bajo. Sungai yang mengalir pada satuan morfologi dataran ini umumnya
mempunyai pola aliran meandering (bentuk yang berkelok-kelok) yang mengindikasikan
proses sedimentasi lebih dominan dibandingkan proses erosi. Sungai yang dimaksud
tersebut adalah Sungai Wai Mese yang mengalir dibagian selatan Kawasan Kota Labuhan
Bajo.
Wilayah Kawasan Kota Labuan Bajo yang bergelombang tentunya juga memiliki
jenis tekstur tanah yang beragam pula. Ada 3 jenis tekstur tanah yang terdapat di
Kawasan Kota Labuan Bajo yaitu tekstur tanah Mediteran, Litosol, dan Latosol. Jenis
tekstur tanah Litosol merupakan jenis tanah yang paling dominan yaitu sekitar 23,7 %
dari tanah yang ada di Kawasan Kota Labuan Bajo, sedangkan jenis tekstur tanah
Mediteran sekitar 5,4 % disusul jenis tanah Latosol yaitu sekitar 0,1 %.
Kawasan Kota Labuan Bajo, pada tahun 2001 – 2010 umumnya mempunyai
iklim dan curah hujan yang tidak merata, mempunyai rata-rata bulan kering 5,7 bulan
(hujan bulanan lebih kecil dari 60 mm/bulan) dan rata-rata bulan basah 6,3 bulan (curah
hujan bulan lebih besar dari 100 mm/bulan). Curah hujan terbanyak pada bulan Januari
2002 (575 mm) dan bulan Mei sampai bulan Oktober merupakan bulan dengan curah
hujan yang rendah.
Temperatur di Kawasan Kota Labuan Bajo pada tahun 2001 – 2010 tidak
mengalami perubahan yang drastis. Data temperatur dapat dilihat pada Tabel 2.3,
terdapat tiga bulan yaitu bulan Oktober, Nopember dan Desember yang dapat
dikelompokkan sebagai bulan-bulan dengan temperatur yang lebih panas dibandingkan
dengan bulan lainnya. Bulan Agustus merupakan bulan dengan temperatur yang paling
rendah, yaitu rerata 25,9 oC.
Kelembaban tertinggi di Kawasan Kota Labuan Bajo pada tahun 2001 – 2010
terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April dan Desember. Sedangkan
kelembaban terendah pada bulan September.
Kecepatan angin di Kawasan Kota Labuan Bajo pada tahun 2001 – 2010 tertinggi
terjadi pada bulan Oktober yaitu rata-rata dengan kecepatan angin 7,9 Knots dan
terendah pada bulan Februari dan April yaitu rata-rata dengan kecepatan angin 5,1
Knots. Kecepatan angin tercepat terjadi pada bulan Oktober dengan rata-rata kecepatan
19,9 Knots.
4
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam (mengalir),
melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut
siklus hidrologis. Siklus ini penting, karena dapat mensuplai air kedaerah daratan.
Mata air cukup banyak dijumpai di Kawasan Perkotaan Labuan Bajo. setidaknya
terdapat 10 (sepuluh) buah sumber mata air yang tersebar di Desa Batu Cermin,
Kelurahan Labuan Bajo, Kelurahan Wae Kelambu, Desa Gorontalo, dan Desa Golobilas.
Jumlah penduduk di wilayah Kota Labuan Bajo pada tahun 2008 berjumlah
21.323 jiwa, tahun 2009 berjumlah 25.800 jiwa dan pada tahun 2010 berjumlah 27.613
jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata berdasarkan wilayah administrasi pada tahun 2010
sekitar 178,18 jiwa/Km2. Wilayah yang terpadat penduduknya adalah Kelurahan
Gorontalo yaitu 657,78 jiwa/Km2. Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, angka
laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Komodo adalah 4,94 % pertahun. Adapun
pertumbuhan alamiah jumlah penduduk di wilayah administratif Kec. Komodo
berkembang sebesar 3,79 %.
Pada tahun 2008, jenis dan jumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Komodo
adalah sebagai berikut 1). SD Negeri sebanyak 21 SD, 2). SD Swasta senyak 20 SD, 3).
SLTP Negeri sebanyak 7 SLTP, 4). SLTP Swasta sebanyak 12 SLTP, 5). SLTA Negeri
sebanyak 6 SLTA, 6). SLTA Swasta sebanyak 4 SLTA.
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kecamatan Komodo saat ini baru berupa,
Rumah Sakit Umum sebanyak 1 unit (belum berfungsi), Puskesmas, sebanyak satu unit,
Puskesmas pembantu sebanyak 5 unit dan Polindes sebanyak 10 unit.
Kawasan Kota Labuan Bajo, selain merupakan kota tujuan wisata, juga
merupakan kota transit bagi masyarakat sekitar Kabupaten Manggarai Barat yang akan
melakukan perjalanan antar pulau.
5
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Jumlah kunjungan pasien tertinggi dalam 2 tahun terakhir adalah penderita ISPA,
Malaria dan penyakit kulit. Secara teoritis jumlah kunjungan pasien ini mewakili 10 %
dari angka kejadian di lapangan.
Sumber air baku air minum yang dikelola oleh UPTD Air Bersih Kabupaten
Labuan Bajo bersumber dari 5 (lima) mata air, yaitu mata air Wae Mowol, mata air Wae
Moto, mata air Wai Kaca, mata air Wae Mberu dan mata air Wae Cumpe.
6
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
7
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Visi dan misi merupakan suatu elemen pengarah yang diharapkan mampu
menjadi salah satu instrumen dalam menata gerak laju pembangunan di semua sektor.
Misi : Guna mewujudkan visi pengembangan ruang Kawasan Perkotaan Labuan Bajo,
maka arahan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan perkotaan Labuan Bajo diorientasikan untuk melaksanakan misi utama sebagai
berikut:
Misi 1: Mewujudkan Kawasan Perkotaan Labuan Bajo yang aman dan nyaman
Kota yang aman dan nyaman mendukung bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang
sejahtera dan demokratis. Kondisi kota yang aman dan nyaman dimaksudkan untuk
memberikan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk secara manusiawi dan
memenuhi standar pelayanan serta mendukung aktitivitas penduduk. Misi ini juga
dimaksudkan untuk mendukung terciptanya Kawasan Perkotaan Labuan Bajo sebagai
pusat kegiatan pariwisata internasional serta sektor ekonomi lainnya. Kondisi kota yang
aman dan nyaman juga akan menjadi jaminan bagi daya tarik wisatawan.
8
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Misi ini juga bertujuan untuk meletakkan penataan ruang selaras dengan usaha
pengendalian pembangunan pada kawasan lindung serta mengarahkan perkembangan
akibat tekanan penduduk pada kawasan yang sesuai. Misi bertujuan pula untuk
menjamin terciptanya ruang terbuka hijau sebagaimana disyaratkan dalam Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Sejalan dengan visi dan misi pengembangan ruang Kawasan Perkotaan Labuan Bajo,
maka Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Labuan Bajo ditujukan untuk:
1) Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambangan penduduk selama 20 tahun ke
depan melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, struktur kependudukan yang terbentuk, kecenderungan
distribusi penduduk dalam sektor ekonomi, serta risiko bencana alam.
2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan asli
daerah dan pendapatan per kapita masyarakat.
Mendorong pertumbuhan sektor primer di wilayah hinterland dalam memperkuat
basis perekonomian rakyat, serta mendorong fungsi Kawasan Perkotaan Labuan Bajo
sebagai pusat distribusi dan koleksi hasil dari sektor primer tersebut.
3) Mendorong pertumbuhan sektor sekunder dan tersier, terutama dalam rangka
mendorong Kawasan Perkotaan Labuan Bajo sebagai kota jasa, serta pusat distribusi
dan koleksi.
4) Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan melalui kawasan dan
fungsi lindung bagi kawasan perkotaan Labuan Bajo.
9
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Metode Kajian
Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik, sebelumnya perlu
dibuat pendekatan secara umum agar dapat dilaksanakan secara sistematis dan praktis
sehingga efisiensi kerja, tenaga dan waktu dapat dicapai. Salah satu maksud pendekatan
ini diantaranya adalah membuat pendekatan rencana operasi pelaksanaan secara umum.
Setelah rencana operasi/pelaksanaan ini tersusun, selanjutnya dibuat suatu pendekatan
teknis yang memuat rencana operasi pelaksanaan pekerjaan, analisa kebutuhan personil,
analisa kebutuhan peralatan, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Kemudian disusun program
kerja yang meliputi rencana pengerahan Tenaga Ahli dan rangkaian kegiatan yang akan
dilaksanakan serta metodologi dan pendekatan yang akan digunakan.
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disebutkan bahwa, lingkup kegiatan
secara garis besar meliputi sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan air minum kota Labuan Bajo.
2. survey dan identifikasi sumber daya air termasuk mata air baru yang layak untuk
menjadi sumber air kota Labuan Bajo. Survey ini akan dilakukan di kecamatan
komodo dan beberapa lokasi di kecamatan Nggoang dan Boleng.
3. Penyusunan Rancangan Rencana.
4. Dokumen Rencana (Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo).
Secara garis besar kegiatan ini dapat diringkas menjadi 4 (empat) bagian tanpa
mengurangi subtansinya dan dapat digambarkan dalam tahapan-tahapan seperti terlihat
pada bagan alir.
1. Persiapan dan Pengumpulan Data
2. Survey Lapangan
3. Analisa dan Kajian
4. Pelaporan
EXECUTIVE SUMMARY
Data-data sekunder yang akan dikumpulkan dalam pekerjaan ini adalah hasil
studi terdahulu yang relevan dengan pekerjaan ini ataupun hasil survei dari instansi lain
serta data penunjang lainnya, antara lain peta topografi, peta wilayah studi, peta lokasi
sumber-sumber mata air, peta tata guna lahan dari lokasi pekerjaan, peta rencana tata
ruang wilayah, tata guna lahan daerah perencanaan, peta jaringan pipa air air minum
yang ada, studi-studi yang sudah ada dan berkaitan dengan perencanaan air minum,
data jumlah dan penyebaran pelanggan sumber air bersih dan data pengelolaan,
mencakup struktur organisasi pengelola, jumlah pegawai, peralatan yang dimiliki, sistem
pengelolaan, data-data finansial.
Pekerjaan Survey dan investigasi ini meliputi kegiatan Survey Lapangan untuk
mengetahui kondisi eksisting daerah perencanaan meliputi :
1. Pengkajian sumber air baku dengan cara mencantumkan lokasi alternatif sumber air
baku pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Apabila tidak terdapat sumber air
pada wilayah administrasi dapat diusulkan sumber lain yang berada di luar batas
administrasi.
2. Alternatif jalur transmisi berdasarkan alternatif sumber air baku dari hasil kunjungan
lapangan.
3. Penetapan wilayah pelayanan pada fungsi strategis kota atau kawasan, tingkat
kepadatan penduduk dan ketersediaan sumber air.
4. Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasan di
dalamnya.
5. Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survey dan pengkajian sehingga
memenuhi persyaratan teknis.
Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lain :
- kepadatan penduduk
- tingkat kesulitan dalam memperoleh air
- kualitas sumber air yang ada
- tata ruang kota
- tingkat perkembangan daerah
- dana investasi, dan
- kelayakan operasi
6. Komponen Wilayah Pelayanan, adalah terdiri dari kawasan permukiman, kawasan
perdagangan, kawasan pemerintahan dan pendidikan, kawasan industri, kawasan
pariwisata dan kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.
EXECUTIVE SUMMARY
Pengukuran debit aliran dapat dilakukan dengan beberapa cara 1). Area-velocity
method, 2). Float area method, 3). Dengan sekat trapesiodal atau dinamai sekat
Cipoletti, 4). Dengan sekat V-notch atau dinamai sekat Thomson, 5). Metode kontinyu.
Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air
baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan
distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa transmisi
dari unit produksi menuju reservoir). Hal ini terjadi karena transmisi distribusi pada
dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam
puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang mengalirkan kebutuhan maksimum.
Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah level garis
hidrolis untuk menjamin aliran sebagaimana diharapkan dalam perhitungan agar debit
aliran yang dapat dicapai masih sesuai dengan yang diharapkan. Sistem pipa transmisi air
baku yang panjang dan berukuran diameter relatif besar dari diameter nominal ND-600
mm sampai dengan ND-1000 mm perlu dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan
pipa yang memadai.
EXECUTIVE SUMMARY
Efek ini umumnya tidak langsung : memang dapat diharapkan bahwa untuk kota
kecil pemakaian rata-rata per orang per hari kan kecil pula. Tetap ini hanyalah
karena pemakaian air bagi suatu kota kecil pada umumnya terbatas, bila
dibandingkan dengan kota yang besar. Tapi bila di kota kecil tersebut ada industri
dengan kebutuhan air yang besar, pemakaian air per kapita akan meningkat.
b. Ada tidaknya industri.
Industri dapat sangat mempengaruhi banyaknya pemakaian air dari suatu daerah
perkapita.
c. Kualitas dari air.
Makin baik kualitas air, makin meningkat pemakaiannya. Sedangkan sebaliknya, air
yang kurang baik kualitasnya, akan menimbulkan keseganan orang memakainya
sehingga pemakaian rata-rata per orang per hari juga akan menurun.
d. Harga air.
Makin tinggi harga air, makin berhemat orang memakainya, sehingga pemakaian
rata-rata per orang per hari juga akan menurun.
e. Tekanan air.
Tekanan air yang rendah pada rumah-rumah dapat mengakibatkan pemakai air per
kapita rendah. Sebagai contoh, misalnya : kloset yang tidak jalan aliran air pada
rumah-rumah bertingkat yang tidak baik dan lain sebagainya akan memperkecil
jumlah pemakaian air.
f. Iklim.
Misalnya dalam hubungan air untuk minum dan mandi di daerah panas, pemakaian
air rata-rata per orang per hari akan lebih banyak dari pada daerah dingin.
g. Karakteristik penduduk.
Tinggi rendah taraf kehidupan penduduk serta kebiasaan hidup sehari-hari sangat
mempengaruhi pula pemakaian air.
h. Tugas suatu sistem penyediaan air ialah untuk menyediakan air minum yang
memenuhi syarat kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
13
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Daerah yang menjadi sasaran untuk pemenuhan kebutuhan penyediaan air baku
yang perlu dikaji adalah kawasan pengembangan, kawasan pariwisata, kawasan prioritas
Konsep rencana penyediaan kebutuhan air minum berdasarkan potensi sumber
air baku, kondisi daerah layanan, dan besarnya kebutuhan secara umum. Sumber potensi
tersebut bisa dari mata air, air permukaan maupun air tanah.
Kebutuhan air berkaitan erat dengan jumlah penduduk dan aktivitas yang terjadi
di daerah tempat kajian. Hal ini menyebabkan perencanaan kebutuhan air harus dimulai
dengan mengetahui kuantitas penyebaran penduduk dan mengidentifikasikan jenis-jenis
kegiatan yang biasa dilakukan di daerah kajian.
Proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan untuk jangka pendek (2-5 tahun) dan
jangka menengah (5-10 tahun), untuk jangka panjang yaitu diatas 10 tahun pada
umumnya hanya dapat digunakan sebagai suatu perkiraan yang kasar.
14
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Pn P0 (1 r) n
dimana:
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar (jiwa)
r = Laju pertumbuhan penduduk ( % )
n = Periode waktu
Berdasarkan data Sensus Penduduk Tahun 2010 dimana angka laju pertumbuhan
penduduk untuk Kecamatan Komodo adalah 4,94 %, sedangkan jumlah penduduk
Kawasan Kota Labuan Bajo (Kecamatan Komodo) untuk tahun 2008 sebanyak 21,323
jiwa, tahun 2009 sebanyak 25.800 jiwa dan tahun 2010 sebanyak 27.631 jiwa.
Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan
air. Kebutuhan air bersih pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk itu dalam sebuah perencanaan dan perhitungan
sistem jaringan distribusi hendaknya dapat dilakukan perkiraan yang mendekati besarnya
kebutuhan air sehari-hari, bila dalam penentuan besar kebutuhan air bersih kurang tepat
maka satu kesalahan fatal telah dilakukan.
Faktor pengali untuk pemakaian air hari maksimum, jam puncak dan jam
minimum berdasarkan teoritis ataupun standar Cipta Karya adalah sebesar :
- Hari Maksimum = 115 % x kebutuhan air rata-rata
- Jam Puncak = 150 % x kebutuhan air rata-rata
- Jam minimum = 30 % x kebutuhan air rata-rata
EXECUTIVE SUMMARY
- Kebutuhan air bersih berdasarkan kategori kota yang dikeluarkan oleh Departemen
Kimpraswil, Pedoman Konstruksi & Bangunan.
- Standar pemakaian air minum yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya Direktorat Air
Bersih.
16
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
dimana:
QPA = Jumlah debit yang dimanfaatkan (m3/detik)
QPS = Jumlah pemanfaatan air sedang berjalan (m3/detik)
QPyad = Jumlah pemanfaatan air yang akan datang (m3/detik)
Pengembangan jaringan distribusi air minum di Kawasan Kota Labuan Bajo ini
direncanakan sampai tahun 2030, dengan mempertimbangkan rencana pengembangan
Kawasan Kota Labuan Bajo sebagai model pembangunan wilayah berbasis Ekologi.
UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat merupakan Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Barat yang bertugas melaksanakan
pelayanan air minum pada masyarakat, yang saat ini sangat menggantungkan sumber air
baku dari beberapa sumber mata air yang ada di sekitar Kawasan Kota Labuan Bajo
yaitu M.A. Mowol dengan debit 16 lt/dt, M.A. Wae Moto dengan debit 16 lt/dt, M.A.
Wae Kaca dengan debit 1,27 lt/dt, M.A. Mbaru dengan debit 1.86 lt/dt dan MA. Wae
Cumpe dengan debit 15 lt/dt.
Hingga tahun 2010 jumlah pelanggan yang terlayani jaringan air minum
berjumlah 1,894 sambungan dengan kapasitas produksi mencapai 527.765 m3.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk dan wilayah pelayanannya, saat ini pelayanan
air minum belum mampu melayani seluruh penduduk Kota Labuan Bajo, dengan jumlah
17
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
6.101 rumah tangga, maka tingkat pelayanan air minum melalui jaringan sudah
mencapai 28,44%. Kondisi tersebut belum memenuhi standar pelayanan minimum
tingkat pelayanan air minum sesuai KepMen Kimpraswil Nomor 534 Tahun 2001.
sedangkan tingkat pelayanan minimum air minum di kawasan perkotaan adalah 55 –
75%.
Fungsi utama sistem distribusi air minum adalah sebagai media untuk
menyalurkan air yang dibutuhkan konsumen ke daerah layanan dengan tingkat tekanan
yang layak. Saluran transmisi dan distribusi adalah elemen yang menghubungkan antara
titik simpul dimana air hanya dapat mengalir dari 2 (dua) titik yang memiliki perbedaan
energi yang bias terjadi karena ada perbedaan elevasi muka air atau karena
digunakannya pompa.
Pada sistem jaringan transmisi dan distribusi air minum digunakan pipa
bertekanan. Yang dimaksud dengan pipa bertekanan ini adalah pipa yang dialiri air
dalam keadaan penuh. Air yang terdapat di dalam pipa akan mengalir dari penampang
yang memiliki tinggi energi lebih besar menuju penampang yang memiliki tinggi energi
lebih kecil.
Pada saat ini sistem distribusi air yang dimiliki oleh UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat memilki jaringan pipa transmisi untuk menghubungkan daerah
pelayanan ke sumber air baku yang ada yang berjumlah 5 (lima) sumber air baku berupa
mata air dan sungai. Pipa transmisi yang digunakan untuk menghubungkan daerah
sumber air baku ke daerah pelayanan menggunakan pipa besi maupun pipa PVS dengan
ukuran antara 6 inchi – 8 inchi.
Sebelum terbentuknya Manggarai Barat pada tahun 2004, Sistem jaringan air
minum yang dikelola oleh UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat sekarang ini
adalah merupakan pelayanan air minum Kecamatan Komodo yang dimana merupakan
bagian dari system pelayanan air minum yang dikelola oleh PDAM Kabupaten
Manggarai. Pelanggan tidak begitu banyak dengan daerah layanan hanya di beberapa
kelurahan dan desa yang ada di kecamatan Komodo saja.
Sumber mata air adalah suatu potensi yang bisa dimanfaatkan atau
dikembangkan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan air minum di Kawasan Kota
Labuan Bajo. Oleh karena itu, perlu kajian yang mendetail dan mendalam mengenai
sumber air baku tersebut. Ada 3 (tiga) hal pokok yang perlu ditinjau dalam hal
pemanfaatan sumber air baku tersebut, antara lain :
1. Jumlah yang bisa dimanfaatkan.
2. Mutu dari sumber mata air tersebut.
3. Ketersediannya (kuantitas).
Berikut ini akan disajikan kondisi dari sumber air baku yang ada berpotensi
sebagai sumber air baku air minum untuk kebutuhan penduduk di kawasan Kota Labuan
Bajo.
EXECUTIVE SUMMARY
di laut Sawu. Air terjun Cunca Wulang terletak di Desa Cunca Wulang yaitu pada
koordinat S. 08 32’ 43,4” dan E. 119 59’ 37,3” dengan ketinggian 186 mdpl. Air sungai
ini digunakan untuk irigasi daerah persawahan yang ada di sekitar daerah aliran sungai
(DAS) Wae Mese. Debit yang tersedia sebesar 5.660 liter/detik.
g. Wae Kelambu
Mata air ini muncul dari bawah dengan membawaa material gamping pasir.
Mata air ini terletak pinggir sungai Wae Kemiri 2, Kampung Wae Kemilambu Desa Wae
19
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Kelambu atau pada titik koordinat S 08 29’ 42,9” dan E 119 53’ 06,4” dengan
ketinggian 42 mdpl. Saat ini mata air dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk
keperluan mandi cuci dan minum.
h. Wae Wene
Mata air ini terletak di Kp. Belancang Desa Gorontalo atau pada titik koordinat S
08 30’ 04,1” dan E 119 53’ 19,2” dengan ketinggian 68 mdpl, dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat dan kampung lainnya, untuk keperluan mandi, cuci dan minum.
i. Wae Bonto
Mata air ini terletak Kampung Waemata Desa Gorontalo atau pada titik koordinat S 08
30’ 16,7” dan E 119 53’ 14,0” dengan ketinggian 70 mdpl, dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk keperluan mandi, cuci dan minum. Kemunculan mata air ini sebagian
digali kurang lebih 20 cm – 50 cm dan selanjutnya dialirkan melalui perpipaan/selang
dengan cara gravitasi. Mata air ini terletak di hutan/semak kawasan Cunca.
Secara umum untuk mengkaji dan mengelompokkan potensi air tanah pada
suatu wilayah dapat ditinjau berdasarkan keterdapatan air tanah dalam batuan
(Litologi), keterkaiatan air tanah dengan morfologi, kondisi tekanan hidrolikanya dan
letak kedudukan lapisan pembawa air di bawah permukaan tanah.
Di Kawasan Kota Albuan Bajo terdapat beberapa sumur bor yaitu sumur bor di
lokasi sekitar kantor UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat, dengan kedalaman +
70 m (Q = 5 l/dt), di Komplek Kantor Bupati, kedalaman 70 m (Q = 5 l/dt), di depan
SPBU dengan kedalaman 70 m, di jalan kearah Ruteng tetapi informasi tentang debitnya
tidak diperoleh. Sumur Bor di SMIP, kedalaman 70 meter dan di Komplek Seminari,
kedalaman dan debit tidak diketahui.
Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum (PP No.
16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum). Peraturan
pengembangan SPAM bertujuan untuk :
a. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau.
b. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan.
c. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
20
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Lokasi sumber mata air di Kawasan Kota Labuan Bajo berdasarkan hasil survey
terdapat 13 (tiga belas) sumber air baku berupa mata air 7 (tujuh) lokasi dan sumur bor
berjumlah 6 (enam) lokasi, semuanya tidak dimanfaatkan oleh UPTD Air Bersih
Kabupaten Manggarai Barat karena beberapa hal antara lain : debit yang relatif kecil
(terkecil 1,06 l/dt) dan harus menggunakan sistem pemompaan sehingga membutuhkan
biaya operasional yang relatif tinggi.
Pemilihan sistem gravitasi dipilih juga karena alasan kondisi topografi Kawasan
Kota Labuan Bajo yang relatif bergelombang dan beda tinggi antara alternatif sumber air
baku dengan daerah pelayanan yang memungkinkan menggunakan sistem gravitasi dan
sistem pemompoan untuk sebagian kecil wilayah pelayanan.
Dengan adanya data dan fakta di atas, maka dalam pembuatan rencana sistem
pelayanan air minum di Kawasan Kota Labuan Bajo untuk mengatasi permasalahan
kebutuhan air yang semakin bertambah akan dipetakan menjadi 3 (tiga) sistem
pelayanan, dengan alasan cukup efektif dan efisien dalam membantu penyediaan dan
pendistribusian air minum kepada penduduk yang belum terjangkau air minum.
Sistem pelayanan air minum ini nantinya akan dilengkapi dengan suatu sarana
bangunan fisik yang fungsinya sebagai bak penampung air dari beberapa sumber air
baku yang direncanakan akan digunakan sebagai sumber air baku dalam sistem
pelayanan tersebut. Bak penampung tersebut diletakkan pada posisi elevasi terendah
dari lokasi salah satu sumber air baku yang terendah dari sumber air baku yang lain.
Setelah dari bak pengumpul tersebut kemudian air baku tersebut akan dialirkan
secara gravitasi melalui pipa transmisi ke bak penampungan/reservoar iduk yang
diletakkan pada elevasi tertinggi di daerah sistem pelayanan yang ada dan elevasi
terendah dari bak penampung air sumber air baku. Beda tinggi antra bak penampung air
sumber air baku dengan bak penampung/resevoar induk harus cukup secara teknis
sehingga memungkinkan dilakukan sistem pengaliran secara gravitasi.
EXECUTIVE SUMMARY
Sistem pelayanan air minum 1 ini akan melayani wilayah Desa Golo Pongkor
(penduduk 2030 = 3.756 jiwa, Q = 10,87 l/dt, Q max = 12,50 lt/dt) dan sebagian
Desa Watu Nggelek (penduduk 2030 = 4.491 jiwa, Q = 12,99 lt/dt, Q max = 14,94
lt/dt) dengan kapasitas debit tersedia sebesar 16,10 lt/dt sedangkan kebutuhan air sebesar
debit Q = 17,36 lt/dt dan Qmax = 19.97 lt/dt. Sedangkan panjang dan diameter pipa
transmisi dari bak pengumpul ke bak reservoar induk 1 = 2,34 km, diameter pipa 6 inci.
EXECUTIVE SUMMARY
pengumpulan dan tentunya tidak mungkin menggunakan sumber air 100 % atau
sepenuhnya karena dibagian hilir sungai terdapat lokasi-lokasi atau daerah-daerah
pertanian yang menggunakan air dari sungai ini.
Sistem pelayanan air minum 3 ini akan melayani 6 (enam) kelurahan/desa yang
ada di kawasan Kota Labuan Bajo (penduduk 2030 = 57.605 jiwa, Q = 166,68 lt/dt,
Qmax = 191.69 lt/dt) yaitu Kelurahan Labuan Bajo, Kelurahan Goron Talo, Kelurahan
Batu Cermin, Desa Wae Kelambu, Desa Nggorang dan Desa Golobilas serta sebagian
Desa Watu Nggelek. Kapasitas debit tersedia= 566 lt/dt, jumlah kebutuhan air debit Q
= 173,18 lt/dt dan Qmax = 207,16 lt/dt. Panjang dan diameter pipa transmisi dari
sumber air baku ke bak reservoar induk 3 = 20,4 km, diameter pipa 27 inchi.
Jumlah air yang ada di bumi ini (di atmosfir, di atas dan di bawah permukaan
tanah) diperkirakan sebanyak 1.400 x 106 km3 atau 1.400 x 1015 m3. Dari jumlah tersebut
97.25 % adalah air laut (air asin), 2.1 % adalah danau air asin, laut mati, dan salju
sedangkan sisanya sebesar 0.64 % sebagai air tawar. Air tawar tersebut dapat berupa air
danau, air sungai, air tanah maupun sumber-sumber air. Dari sini terlihat bahwa jumlah
air tawar di bumi sangatlah kecil padahal tidak semua air tawar yang ada dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk itulah perlu dilakukan upaya-
upaya tertentu guna menjamin terpenuhinya kebutuhan air minum pada masa yang
akan datang.
Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum yang terus bertambah,
maka diharapkan dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan dari pengelola bisa
sejalan dengan perkembangan teknologi yang menunjangnya atau dibarengi dengan
usaha pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya air yang telah ada, serta
penghematan penggunaan air oleh masyarakat (khususnya di daerah sulit air seperti
Kawasan Kota Labuan Bajo). Dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan
sumberdaya air sangat perlu diperhatikan aspek kelestarian. Perencanaan dan
pengembangan sumber daya air yang kurang tepat, bukan tidak mungkin akan
menimbulkan masalah yang pelik bagi generasi mendatang. Adalah kurang bijaksana bila
generasi mendatang hidup dengan kekurangan air minum dan hal itu adalah akibat ulah
kita.
Optimasi SDA di Kawasan Kota Labuan Bajo ini diharapkan tetap melibatkan
UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat, maka beberapa pertimbangan harus
diambil. Pertimbangan-pertimbangan itu diantaranya adalah UPTD Air Bersih Kabupaten
Manggarai Barat hanya melayani daerah-daerah yang mempunyai kepadatan penduduk
tinggi, disamping itu diusahakan untuk tidak menjangkau wilayah layanan yang secara
jarak terlalu jauh dari tempat sistem pengolahan air minumnya. Semuanya bertujuan
agar bisa menghemat biaya operasional (operational costs).
Penyediaan air minum yang berkelanjutan adalah penyediaan air minum yang
bertumpu pada kemampuan, kemauan dan peluang dari masyarakat pemakainya. Untuk
itu keseluruhan sistem penyediaan air minum harus diprakarsai, dipilih, dibangun dan
dibiayai oleh masyarakat dan atau dengan bantuan pihak lain, yang kemudian akan
dikelola secara berkelanjutan.
23
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
24
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Dalam jangka penjang, perubahan atau reposisi organisasi harus dilakukan secara
bertahap, melalui :
1. Pengembangansumber daya manusia.
2. Pengembangan struktur organisasi secara bertahap dalam rangka menjadikan
perusahaan yang profesional dan mandiri serta pengelolaan yang profesional.
3. Pengembangan sistem manajemen yang modern.
4. Pengembangan budaya perusahaan yang efisien dan efektif.
5. Pengembangan pelayanan kepada pelanggan secara kualitas, kuantitas (capacity
bullding) dan kesinambungan (kontinuitas).
6. Pengembangan sumber-sumber air baku yang lebih baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.
7. Pengembangan infrastruktur sistem pelayanan air minum yang ada, sesuai untuk
pelanggan dan perkembangan teknologi.
8. Pengembangan kemampuan soft skill dalam pembangunan sistem penyediaan air
Minum (SPAM) yang meliputi instalasi, transmisi dan distribusi.
9. Meningkatkan profesionalisme pengelola UPTD Air Bersih Kabupaten Manggarai
Barat dan peran serta atau kepedulian masyarakat melalui usaha pelestarian
jaringan/infrastruktur.
Arah kebijakan pelayanan air minum dalam perencanaan sistem penyediaan air
minum untuk Kawasan Kota Labuan Bajo perlu dilakukan penyesuaian berdasarkan
prioritas permasalahan yang mengacu pada permasalahan utama tersebut dengan
pentahapan dalam pelaksanaannya, yaitu :
EXECUTIVE SUMMARY
26
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Biaya modal adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra
kajian sampai proyek selesai dibangun. Pada pelaksanaan pembangunan, mulai dari ide,
studi kelayakan, perencanaan dan pemeliharaan membutuhkan macam-macam biaya.
Pada analisa ekonomi biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi beberpa komponen
sehingga memudahkan analisa perhitungannya.
Faktor lain yang merupakan bagian dari indikator kelayakan ekonomis dari
rencana pembangunan sistem air minum adalah besarnya manfaat atau benefit yang
diperoleh dengan adanya pembangunan sistem air minum. Dimana manfaat tersebut
merupakan keuntungan secara ekonomis selama bangunan tersebut beroperasi dengan
asumsi bahwa usia guna (life time) dari setiap bangunan air baku rata-rata diperkirakan
20 tahun. Sedangkan pemahaman mengenai manfaat yang dihasilkan adalah berasal dari
kenaikan manfaat harga air baku dari sebelum dan setelah adanya sarana bangunan air
baku.
EXECUTIVE SUMMARY
Sistem pengaliran di jaringan pipa distribusi dari bak reservoar induk 1 ke daerah
pelayanan menggunakan sistem pengaliran gravitasi.
28
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Untuk mewujudkan tujuan di atas maka dalam rangka Kajian Master Plan Air
Minum Bersih Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat disarankan untuk
diterapkan 2 (dua) upaya/kegiatan yang bisa menjaga kelestarian sumber daya air di
wilayah kajian, yaitu upaya konservasi lahan dan air serta prinsip drainasi yang baik.
Sampai dengan saat ini berdasarkan peta penggunaan lahannya, sebagian besar
daerah-daerah di kawasan Kota Labuan Bajo masih merupakan lahan kosong dan kurang
subur yang belum dimanfaatkan. Mengingat kondisi topografi, vegetasi penutup tanah,
tata guna lahan dan karekteristik tanah dan batuan di kawasan Kota Labuan Bajo dan
sekitarnya kemungkinan terjadinya erosi permukaan dan tanah longsor sangat besar.
Untuk itu perlu adanya upaya pengendalian erosi dan tanah longsor yang terjadi melalui
konservasi tanah dan air khususnya untuk lahan terbuka. Sedangkan untuk daerah-
daerah pemukiman erosi yang terjadi relatif kecil, karena masyarakat akan
memanfaatkan air hujan, sehingga kemungkinan terjadinya limpasan di daerah
pemukiman akan sangat kecil.
Konservasi air penting artinya bagi kelangsungan hidup khususnya untuk daerah
dimana terjadi defisit air tanah (seperti kawasan Kota Labuan Bajo). Konservasi air tidak
hanya ditujukan untuk meningkatkan volume air tanah, tetapi juga meningkatkan
29
Master Plan Air Minum Bersih Dalam Kota Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011
EXECUTIVE SUMMARY
Dalam rangka menjaga kelestarian tanah dan sumber daya air ada 4 (empat) cara
untuk mencapai keseimbangan tersebut, yaitu :
1. Konservasi Secara Vegetatif
2. Konservasi Secara Mekanis
3. Pengisian Air Tanah Secara Buatan
4. Pembuatan Bangunan Pengendali Erosi
Usaha untuk menjaga konservasi air merupakan masalah kita bersama, dan oleh
karenanya permasalahan konservasi air hanya dapat diselesaikan jika kita semua peduli
dan ikut berperan aktif di dalamnya.
Pada dasarnya kita semua berpotensi untuk merusak air yang kita miliki di bumi
ini sekaligus juga berpotensi memperbaikinya. Adalah sangat tidak bijak jika kita
menganggap bahwa konservasi air menjadi tanggungjawab salah satu instansi atau
pemerintah saja. Siapapun kita, apapun pekerjaannya dan dimanapun berada, dapat
berbuat sesuatu untuk konservasi air. Konservasi air dapat dilakukan oleh pengelola air
maupun pemakai air didaerah aliran sungai, pada sistem distribusi maupun pada sistem
pembuangan.
30