Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Irigasi dan Bangunan Air untuk memenuhi Tugas
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dan memberikan bimbingan, baik langsung maupun tidak
langsung, antara lain:
1. Ir. I Ketut Suputra, MT. selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing
mata kuliah Perancangan Irigasi dan Bangunan Air.
2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dan bimbingan
kepada penulis sehingga laporan tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan laporan ini selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.5. Perhitungan Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan..........30
Tabel 2.9. Lengkung Mercu bagian Hilir / Down Stream (interval 0.2 m)............39
BAB I
PENDAHULUAN
e. Jaringan Irigasi : saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian dan penggunaannya.
f. Petak Irigasi : petak lahan yang memperoleh pemberian air irigasi dari satu
jaringan irigasi.
g. Penyediaan Irigasi : penentuan banyaknya air yang dapat dipergunakan untuk
menunjang sektor pertanian.
h. Pembagian Air Irigasi : penyaluran air yang dilaksanakan oleh pihak yang
berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi utama hingga ke petak
tersier.
i. Pemberian Air Irigasi : penyaluran jatah air irigasi dari jaringan utama ke
petak tersier.
daerah yang sama tinggi. Hal ini harus dibedakan dengan waduk yang bersifat
menampung dan menyimpan air. Pada hakekatnya bendung dapat disamakan
sebagai bangunan pelimpah atau Over Flow Weir Type.
Keadaan Topografi
1. Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi,
sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.
2. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui
maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan.
3. Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi.
4. Disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai
dapat pula direncanakan.
Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi bendung, harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :
1. Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi.
2. Trase saluran induk terletak di tempat yang baik.
3. Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi
hidraulik dan angkutan sedimen.
Biaya Pelaksanaan
Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan ; yang selanjutnya
biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara pelaksanaannya, peralatan dan
tenaga. Biasanya biaya pelaksanaan ditentukan berdasarkan pertimbangan
terakhir. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang
paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
Faktor-faktor lain
Yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi bendung yaitu
penggunaan lahan di sekitar bendung, perubahan morfologi sungai, daerah
genangan yang tidak terlalu luas dan ketinggian tanggul banjir.
juga dilengkapi dengan pintu, tetapi bagian dari pintu ini lebih kecil
dalam pelaksanaan pembendungan air.
o Baragge
Jika seluruh pembendungan atau sebagian besar dari pembendungan
dilakukan oleh pintu. Pada barrage yang pembendungannya dilakukan
seluruhnya oleh pintu, maka pada waktu banjir pintu tersebut dibuka
sehingga peluapannya akan menjadi minimum atau berkurang.
Berdasarkan Fungsinya
o Bendung Pengarah (Diversion Weir)
Diversion Weir adalah suatu bangunan pelimpah dengan atau tanpa
pintu penutup dan terletak melintang atau memotong kedalaman dasar
sungai. Fungsinya adalah untuk membelokkan air sungai ke saluran
primer.
o Bendung Penahan
Fungsinya adalah untuk menyimpan air banjir atau menahan air banjir
pada saat banjir datang sebagai penahan atau pengontrol banjir.
akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan
penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilan
debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang dibuat pada
tubuh bendung. Hal ini akan menyebabkan tidak perlu membuat dua
bangunan penguras dan cukup satu saja.
Pintu Penguras
Penguras ini bisanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan
bendung dan kadang-kadang ada pada kiri dan kanan bendung. Hal ini
disebabkan letak daripada pintu pengambilan. Bila pintu pengambilan terletak
pada sebelah kiri bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kiri pula.
Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kanan bendung, maka penguras
pun terletak pada sebelah kanan pula. Sekalipun kadang-kadang pintu
pengambilan ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras cukup satu hal
ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung. Pintu
penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung
dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar. Lebar pilar antara 1,00 sampai
2,50 meter tergantung konstruksi apa yang dipakai. Pintu penguras ini
berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah udik
pintu tersebut. Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak
tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60
menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras,
sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian,
sehingga bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat
diatasnya.
Kantong Lumpur
Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen
yang lebih besar dari fraksi pasir halus (0,06 s/d 0,07 mm) dan biasanya
ditempatkan persis di sebelah hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang
telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala
melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk
menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.
Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan
ke bangunan utama untuk keperluan:
o Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran sungai.
o Pengoperasian pintu.
o Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga
eksploitasi dan pemeliharaan.
o Jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah
dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
Keterangan :
1. Mercu Bendung.
2. Tubuh Bendung.
3. Bangunan Pembilas.
4. Intake.
5. Pintu Kontrol Intake
6. Dinding Pemisah (Divide Wall).
7. Canal Head Regulator.
8. Kantong Lumpur.
9. Kolam Olakan.
10. Dinding Penahan Tanah.
2. Umumnya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas
sungai yang telah stabil.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula
terlalu lebar. Bila desain panjang mercu bendung terlalu pendek, akan
memberikan tinggi muka air di atas mercu lebih tinggi. Akibatnya
tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian pula
genangan banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar
dapat mengakibatkan profil sungai bertambah lebar pula sehingga
akan terjadi pengendapan sedimen di udik bendung yang dapat
menimbulkan gangguan penyadapan aliran ke intake.
Lebar Efektif Bendung
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk
melewatkan debit. Untuk menetapkan besarnya lebar efektif bendung, perlu
diketahui mengenai eksploitasi bendung. Hal ini disebabkan oleh pengaliran
air di atas pintu lebih sukar daripada di atas mercu bendung, maka
kemampuan pintu pembilas untuk pengaliran air dianggap hanya 80%. Lebar
efektif bendung dapat dihitung dengan rumus :
Beff = B - ∑ b – ∑ t + 0.80. ∑ b
= B - ∑ t – 0.20. ∑ b
4 , 75 0,2 0, 57
T= ⋅h ⋅q
d 0 ,32
Dimana: T = Scouring depth (m)
d = Diameter terbesar yang hanyut waktu banjir (mm)
h = Beda tinggi (m)
q = Debit persatuan lebar (m3/detik/m)
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menentukan panjang kolam
olak adalah Rumus Angerholzer yaitu:
2p
Dimana:
LS =[ Vi+ √2 g⋅H ]⋅
o Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi
yang diperlukan oleh air untuk mengalir ke arah vertical lebih besar
daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1, sehingga dapat
dianggap :
1
Lv + L h
L 3
ΔH = =
LV =3⋅LH c lane c lane
;
Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke
saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam
saluran (pintu pengambilan atau intake gate). Tinggi ambang pintu tergantung
pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik,
untuk mencegah masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini
ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pintu. Pada waktu banjir, pintu
mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit
menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan tekanan negatif pada
mercu. Untuk bendung dengan 2 jari – jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit.
r
r
r2 r
r
r2 1 1
Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar yang
mengakibatkan galian atau koperan yang sangat besar.
BAB II
PERENCANAAN BADAN BENDUNG
87
C=
(1+ √γR ) ………………………… Rumus Bazim
V 3 =C⋅√ R⋅I …………………………. Rumus Chezy
2
A=b⋅d 3 +d 3
P=b+2 √2⋅d3
A
R=
P
Q= A⋅V 3
Keterangan :
Q = Debit banjir rencana (m3/dt)
A = Luas tampang basah saluran (m2)
V3 = Kecepatan aliran (m/dt)
R = Jari – jari hidrolis (m)
P = Keliling basah (m)
Perhitungan tinggi air maksimum pada saat banjir rencana terjadi (Qd)
memerlukan suatu perhitungan dengan cara coba – coba (trial and error)
menggunakan persamaan Chezy sampai didapat Q ¿ Qdesign. Data yang
digunakan dalam perhitungan sebagai berikut,
Kemiringan tepi sungai (m) =1:1
Lebar dasar sungai (b) = 45 m
Debit banjir rencana (Qd) = 250 m3/detik
Kemiringan dasar sungai (I) = 0,0035
Kekasaran dinding saluran (γ ) = 1,3
V
V 3.6735
Fr = √ g x d 3 √ g .d 3 = √9,81 x2.4767847 = 0.745 < 1, termasuk dalam
>15,0 1,00
Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26
Bn = b + 2 . (½.d3)
= b + d3
= 25 + 2,4767847
= 27,4767847 m
B = (6/5). Bn
= (6/5). 27,4767847
= 32,972142
≈ 33 m
4,4745
=2,23725 Keterangan :
2
b1 = lebar pintu penguras (m)
n = jumlah pintu penguras
b
t
b
t
b
t
Beff
Jumlah = 144,8 m
Sehingga :
Elevasi tinggi mercu bendung (x) = 144,8 m
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (y ) = 141,5 m
Maka tinggi mercu bendung (P) = x–y
= 144,8 m – 141,5 m
= 3,3 m
Jadi, tinggi mercu bendung yang direncanakan adalah 3,3 m
dimana :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
Beff = lebar efektif bendung (m)
He = tinggi total air di atas bendung (m)
C = koefisien pelimpasan (discharge coefficient)
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient
(pada lampiran). Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara
coba – coba (trial and error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih
dulu.
Dicoba He = 1,5 m maka :
P 3,3
= =2,2
He 1,5
Hd 3, 1160273
= =2 , 077
He 1,5
Qd 23 250 2
He'=
(
C x Beff
=
)(
2,15 x 50,378 )
3 =1 , 747 m⇒ He≠He
3
3.376027
1.76 1.875 2.875 1.918 2.128 1 1 2.128 1.76 0.00
3
3.396027
1.78 1.853933 2.854 1.908 2.125 1 1 2.125 1.76 -0.02
3
3.416027
1.8 1.833333 2.833 1.898 2.125 1 1 2.125 1.76 -0.04
3
3.466027
1.85 1.783784 2.784 1.874 2.118 1 1 2.118 1.76 -0.09
3
3.516027
1.9 1.736842 2.737 1.851 2.115 1 1 2.115 1.77 -0.13
3
Maka diperoleh tinggi total air di atas puncak/mercu bendung (He) = 1,76 m
H = He – hv0 d0 = H + p
A = Beff x d0
Qd v
02
v 0= h v 0=
A 2g
Keterangan :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum di atas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bending (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)
g = gravitasi (9,81 m/dt2)
0
0.04
1.715 5.015 252.646 0.990 0.050 0.005
5
0.05
1.710 5.010 252.394 0.991 0.050 0.000
0
0.05
1.705 5.005 252.142 0.992 0.050 -0.005
5
0.06
1.700 5.000 251.890 0.992 0.050 -0.010
0
0.06
1.695 4.995 251.638 0.993 0.050 -0.015
5
0.07
1.690 4.990 251.386 0.994 0.050 -0.020
0
Dimana :
Qd = 250 m3/dt
d3 = 1.6839727 m
Beff = 50,378 m
P = 3,3 m
He = 1,76 m
Maka didapat :
hv0 = hv0’ = 0,05 m
H = 1,71 m
d0 = 5,01 m
A = 252,394 m2
v0 = 0,991 m/dt
1
q2
dc =
g ( ) 3
1
4 , 9622
¿( 9. 81 )
3
¿ 1 ,359 m
Menentukan harga Ec
q
vc =
dc
4 ,962
¿
1 ,359
¿ 3 ,651 m/ dt
( v c )2
h vc =
2g
( 3 ,651 )2
¿ =0 ,679 m
2⋅9 , 81
Ec =d c +hvc +P
¿1,359+0, 679+3,3
¿5,338 m
Keterangan :
dc = tinggi air kritis di atas mercu (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt)
hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
Ec = tinggi energi kritis (m)
Dimana :
q v
d1= 12
v1 h v 1= E1 =d 1 +h v1
2g
Tabel 2.5. Perhitungan Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan
V1 q d1 hv1 E1 Ec Kesalahan
9.5555 4.962 0.5193 4.6538 5.1731 5.338 0.1649
9.6555 4.962 0.5139 4.7517 5.2656 5.338 0.0724
9.7000 4.962 0.5115 4.7956 5.3072 5.338 0.0308
9.7300 4.962 0.5100 4.8253 5.3353 5.338 0.0027
9.7329 4.962 0.5098 4.8282 5.3380 5.338 0.0000
9.8555 4.962 0.5035 4.9506 5.4541 5.338 -0.1161
9.9555 4.962 0.4984 5.0516 5.5500 5.338 -0.2120
10.0555 4.962 0.4935 5.1536 5.6470 5.338 -0.3090
Maka diperoleh :
d1
1
1 8 Fr 2 2 1
d2 = 2
1
=
0 ,5089
2
[
( 1+8 .(4,3522 )2) 2 −1 ]
= 2,8881 m
q
v2 = d2
4 ,962
= 2,8881
= 1,718 m/dt
2
v2
hv2 = 2g
2
1,718
= 2. 9,81
= 0,1504 m
E2 = d2 + hv2
= 2,8881 + 0,1504
= 3,0385 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran (m/dt)
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)
4 , 962
= 1,6839727
= 2,947 m/dt
2
v3
hv3 = 2g
2
2,947
= 2 . 9,81
= 0,4427 m
E3 = d3 + hv3
= 1,6839727 + 0,4427
= 2,1267 m
Keterangan :
d3 = tinggi air di hilir bendung (m)
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)
E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)
Schoklish Formula :
4,75 0,2 0,57
0, 32
.h .q
T = d
4 ,75
0 , 32
.(3,326 )0,2 .( 4,962)0,57= 2,426 m
= 300
Keterangan :
T = kedalaman penggerusan (m)
d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir (mm)
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
q = debit persatuan lebar (m3/detik/m)
Angelholzer Formula :
2p
(v1 2 g H ) H
g
L =
2 . 3,3
=
(9,7329+ √2. 9,81 . 1,71)
√ 9,81
+1,71
= 14,444 m
Keterangan :
L = panjang penggerusan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
P = tinggi mercu bendung (m)
g = gravitasi (9,81 m2/detik)
+ 146,838 m E1 = 5,338 m
MAB
+ 146,51 m hv0 = 0,05 m hvc = 0,679 m
He = 1,76 m dc = 1,359 m
H = 1,71 m hd = 3,326 m
MAN
+ 144,80 m Vc = 3,651 m/dt
hv1 = 4,8282 m
+ 140,760 m d1 = 0,5098 m
L = 14,444 m
H = 1,71 m
P = 3,3 m
P 3,3
= =1,9298
H 1,71
Tabel 2.7. Nilai P/H Terhadap Kemiringan Muka Bendung
P/H Kemiringan
< 0.40 1:1
0.40 – 1.00 3:2
1.00 – 1.50 3:1
> 1.50 Vertikal
x n k H ( n1) y ..................................................(1)
Dimana :
Nilai k dan n tergantung kemiringan up stream bendung.
Harga – harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam
Tabel 2.8.
x dan y adalah koordinat – koordinat permukaan down stream.
H adalah tinggi air di atas mercu bendung.
x n k H ( n1) y
( 1,850−1 )
x 1, 850=2⋅1,71 ⋅y
1,850
x =3 ,156 y
1,850
x
y=
3,156
1,850
y=0,317 x
Tabel 2.9. Lengkung Mercu bagian Hilir / Down Stream (interval 0.2 m)
x(m) y(m) elevasi (m)
0.0 0.0000 144.8000
0.2 0.0161 144.7839
0.4 0.0582 144.7418
0.6 0.1232 144.6768
0.8 0.2098 144.5902
1.0 0.3170 144.4830
1.2 0.4442 144.3558
1.4 0.5907 144.2093
1.6 0.7563 144.0437
1.8 0.9404 143.8596
1.8734 1.0126 143.7874
y
tg 1 y x
persamaan x
Elev. dasar kolam olakan = + 140,76 m
Y
x1 = 0.482 m
+144,80 m x0 = 0.299 m
X
R1 = 0.342 m
xc, yc =
R0 = 0.855 m (1.8734;1.0126) m
3.300
1
1
+141,5 m
+140,76 m
L
α
ΔH
2.928 5.560
MAN +144,80 m
Hij = 0,288
1.238 1.750 1.000 1.750 1.000 1.750 3.500 1.500 1.000 2.000
APRON
2,0
=0 , 40
ΔH ab = 5
2,0
=0 , 40
ΔH bc = 5
1,0
=0 ,20
ΔH cd = 5
1,0
0,20
ΔH de = 5
1,0
0,20
ΔH ef = 5
1,5
=0,30
ΔH fg = 5
1,2
=0 ,24
ΔH gh = 5
3,5
=0 ,70
ΔH hi = 5
1 , 44
=0 , 288
ΔH ij = 5
ΔH = 2,928 m
L = 2,928 x 5 = 14,64 m
Faktor keamanan = 20% . 14,64 m = 2,928 m
Jadi Ltotal = 14,64 m + 2,928 m = 17,568 m
L H . c
26,628 2,928 . 5
26,628 14,640............. (konstruksi aman terhadap tekanan air)
a. Teori Bligh
L = Cc . H b
sehingga L = Cc . Hb
= 5 . 3,326 = 16,63 m
Syarat : L < ΣL
16,63 m < 26,628 m ……………………..(OK!!!)
b. Teori Lane
L = Cw . Hb
Sehingga L = Cw . Hb
= 3 . 3,326
= 9,978 m
1
Ld = Lv + 3 Lh
1
= 10,14 + 3 x 16,488
= 15,636 m
Syarat : L < Ld
BAB III
ANALISA STABILITAS BENDUNG
3.300 2.617
MAN +144,80 m
PA2
3.300
PA1
+141,5 m
1.000 +140,76 m
0.500 0.500 0.500 j
g f a
1.440 1.200 1.000
e 2.000
i h d
1.000
c b
1.238 1.750 1.000 1.750 1.000 1.750 3.500 1.500 1.000 2.000
γair = 1 ton/m3
1 1
. γ air .h 2 . ( 1 ) (3,30)2 .
Pa1 = 2 = 2 = 5,445 ton
Pa2 = b . h . γair = (2,617).(3,30).(1) = 8,6361 ton
3.099
Pf4
1.710
MAN +144,80 m
1.000 +140,76 m
0.500 0.500 0.500 j
g f a
1.440 1.200 1.000
e 2.000
i h d
1.000
c b
1.238 1.750 1.000 1.750 1.000 1.750 3.500 1.500 1.000 2.000
γair = 1 ton/m3
1 1
. γ air .h 2 . ( 1 ) (3,30)2 .
Pf1 = 2 = 2 = 5,445 ton
Pf2 = b . h . γair = (1,710).(3,30).(1) = 5,643 ton
Pf3 = b . h . γair = (2,617).(3,30).(1) = 8,6361 ton
Keterangan :
γlumpur = berat volume lumpur (t/m3)
θ = sudut gesek dalam
Ka = tekanan lumpur aktif
1
. Ka. γ lumpur . h2
PL = 2
0.660 2.617
MAN +144,80 m
PL2
3.300
PL1
+141,5 m
1.000 +140,76 m
0.500 0.500 0.500 j
g f a
1.440 1.200 1.000
e 2.000
i h d
1.000
c b
1.238 1.750 1.000 1.750 1.000 1.750 3.500 1.500 1.000 2.000
1 1
.Ka. γlumpur .h2 .(0,333).(0,60).(3,30)2
PL1 = 2 = 2 = 1,0879 ton
PL2 = b . h . γlumpur = (2,617).(3,30).(0,60) = 5,1817 ton
W9 W10
W11
W8
W7
0.798
1.013
0.482 1.873
3.300 W3
2.287
3.0 27
W4
2.355
W2
0.740
j 4.973 3.027
W1 g f W5 a
1.200 1.200 1.000 W6
e d
2.000
i h 1.000
3.500
c b
1.000 2.000
Keterangan :
Hx = tinggi muka air dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = tinggi muka air normal (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)
U 1 +U 2
×H
V= 2
2 , 988+3 , 236
2.000 ×2,0
c b = 2
= 6,224 t
3.236 2.988
b-c
x =
( h3 ) 2b+c
b +c
d
= 2,798 t
1.000
( h3 ) 2c+d
c
3.236
c-d c +d
y =
1,0 ( 2×3 ,236 )+2, 360
=
( 3 ) 3 , 236+2 ,360
= 0,526 m
Ytotal = 0,526 m
U 1 +U 2
×H
d-e V= 2
2 , 360+2 , 484
×1,0
= 2
1.000
e d = 2,422 t
2.484 2.360
x =
( h3 ) 2d+
d+e
e
f y =
()3 e+f
1.000
2.484
e
=
(1,03 ) ( 2×2, 484 ) +1 ,608
2 , 484+1 , 608
= 0,536 m
Ytotal = 0,536 + 1 = 1,536 m
U 1 +U 2
×H
V= 2
1 ,608+1,793
×1, 50
= 2
= 2,551 t
h 2f + g
g
1.500
f
x =
()3 f +g
f-g 1.793 1.608
=
(1,503 ) ( 2×11 ,608+1
, 608 ) +1 , 793
, 793
= 0,736 m
X total = 1,5 – 0,736 + 3,0 = 3,764 m
U 1 +U 2
×H
H= 2
1 , 793+3 ,142
×1, 20
g-h 1.793 =- 2
g
1.200 = -2,961 t
h
( h3 ) 2g+h
3.142
y = g+h
=
(1,203 ) ( 2×11 ,793+3
, 793 ) +3 , 142
, 142
= 0,545 m
3.500
= 11,756 t
i h
h 2h+i
h-i 3.576
3.142
x =
() 3 h+i
=
(3,503 ) ( 2×33 , 142+3
,142 ) +3 , 576
, 576
= 1,712 m
Xtotal = 3,50 – 1,712 + 4,5 = 6,288 m
U 1 +U 2
×H
H= 2
3 , 576+2 , 314
×1 , 44
= 2
= 4,241 t
h 2i+ j
2.314
()
j
1.440
i-j
3.576
i
y = 3 i+ j
=
(1,443 ) (2×33 , 756+2
, 756 ) +2 ,314
, 314
= 0,771 m
Ytotal = 0,771 + 0,80 = 1,571 m
Gaya Angkat:
V = fu . ΣV = 0,50 . (22,952) = 11,476 t
H = fu . ΣH = 0,50 . (2,395) = 1,1975 t
Mr = fu . ΣMr = 0,50 . (6,963) = 3,4815 tm
Mo = fu . ΣMo = 0,50 . (107,168) = 53,584 tm
Dimana : fu = koefisien reduksi untuk jenis tanah keras (50 %)
a-b a
h 2a+ b
2.000 ( )
y = 3 a+b
b
3.116
U 1 +U 2
×H
V= 2
3 , 116+3, 493
×2,0
= 2
2.000 = 6,609 t
c b
b-c 3.493
3.116
x =
( h3 ) 2b+c
b +c
d = 3,087 t
( h3 ) 2c+d
1.000
c-d c c +d
3.493 y =
1,0 ( 2×3 , 493 ) +2 ,681
=
( 3 ) 3 , 493+2 , 681
= 0,522 m
Ytotal = 0,522 m
U 1 +U 2
×H
d-e 1.000 V= 2
2 , 681+2 ,869
e d ×1,0
= 2
= 2,775 t
2.681
2.869
x =
( h3 ) 2d+
d+e
e
y =
()
3 e+f
=
(1,03 ) ( 2×2, 869 ) +2 , 057
2 ,869+2, 057
= 0,527 m
Ytotal = 0,527 + 1 = 1,527 m
U 1 +U 2
×H
V= 2
2 , 057+2 , 339
×1 ,50
= 2
1.500
= 3,297 t
g f
h 2f + g
f-g 2.339 2.057
x =
()3 f +g
=
(1,503 ) ( 2×2, 057 )+2 , 339
2 ,057 +2 ,339
= 0,734 m
X total = 1,5 – 0,734 + 3,0 = 3,766 m
U 1 +U 2
×H
g-h H= 2
2 , 339+3 , 765
×1 ,20
g
2.339
=- 2
1.200
h
= -3,663 t
3.765
y =
( h3 ) 2g+h
g+h
=
(1,203 ) ( 2×2, 339 ) +3 , 765
2 ,339+3 , 765
= 0,553 m
3.765
x =
()3 h+i
4.424
=
(3,503 ) ( 2×33 ,765+4
,765 ) +4 , 424
, 424
= 1,703 m
Xtotal = 3,50 – 1,703 + 4,5 = 6,297 m
U 1 +U 2
×H
H= 2
4, 424 +3, 254
×1 ,44
= 2
= 5,528 t
i-j h 2i + j
3.254
4.424
j
i
1.440
y =
()3 i+ j
=
(1,443 ) (2×44 , 424+3
, 424 ) +3 , 254
,254
= 0,757 m
Ytotal = 0,757 + 0,80 = 1,557 m
Gaya angkat :
V = fu . ΣV = 0,50 . (27.011) = 13,5055 t
H = fu . ΣH = 0,50 . (3.559) = 1,7795 t
Mr = fu . ΣMr = 0,50 . (8.021) = 4,0105 tm
Mo = fu . ΣMo = 0,50 . (130.316) = 65,158 tm
Dimana : fu = koefisien reduksi untuk jenis tanah keras (50 %)
8.000
V 6.e
1
bx . b y b x
=
Tegangan izin tanah dasar (σ’) = 2,2 kg/cm2 = 22 t/m2
Tegangan tanah dikontrol per 1 meter panjang bendung :
56,407 6×( 0 , 08 )
σmax = 8,0× (1 )
1+(8,0 ) = 7,461 t/m2 < σ’= 22 t/m2 (OK!)
V 6.e
1
bx . b y b x
σ =
V 6.e
1
bx . b y b x
σ =
B 8,0 B
a −3 , 989=0 , 011 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
V 6.e
1
b x . b y b x
σ =
V 6.e
1
b x . b y b x
σ =
Tabel 3.12 Akumulasi Kombinasi Gaya-Gaya yang Bekerja pada Tubuh Bendung
Tegangan Tanah
SF
Kombinasi gaya – gaya Tanpa Gempa Dengan Gempa
pada tubuh bendung Guling Geser Max Min Max Min
Tanpa gempa
Air normal +
a. 3.81 5.11 7.46 6.64 - -
1 gaya angkat
Air banjir +
b. 3.07 3.98 8.95 6.71 - -
gaya angkat
Dengan gempa
horizontal
Air normal +
a. 3.23 3.01 - - 8.78 5.32
gaya angkat
2 b. Air normal 7.56 3.98 - - 9.82 7.15
Air banjir +
c. 2.74 2.67 - - 10.27 5.38
gaya angkat
d. Air banjir 5.68 3.64 - - 9.97 9.06
Dengan gempa
vertikal
Air normal +
a. 3.49 5.35 - - 8.81 5.97
gaya angkat
3
b. Air normal 12.22 7.56 - - 8.90 8.75
Air banjir +
c. 2.82 4.15 - - 11.26 5.07
gaya angkat
d. Air banjir 7.21 5.97 - - 10.36 9.34
BAB IV
BANGUNAN PENGAMBILAN DAN PEMBILAS
M.A.B
z
M.A.N
pintu intake
Q
h
0.5a
dasar sungai
Ketentuan:
Kecepatan aliran adalah 0,6 m/dtk sampai 1 m/dtk
c = 0,6 untuk b < 1 m…………………………..….(1)
c = 0,7 – 0,72 untuk 1,5 < b < 2,0 ………………...(2)
Ukuran penampang
b : h = 1 :1
b : h = 1,5 : 1
b : h = 2 :1
Dipilih perbandingan 1 : 1
Tinggi ambang intake tergantung jenis endapannya, yaitu untuk
endapan lumpur (t = 0,5 m), pasir + kerikil (t = 0,5 ~ 1 m) dan
bebatuan ( t = 1~1,5 m)
Debit pengambilan rencana (Qpr) = 3,5 m3/dt
Kecepatan air diambil = 1 m/dt
Q
A= v
3,5
= 1 = 3,5 m2
A=b.h
= (h).h
= h2
h = (A)0,5
= (3,5) 0,5
= 1,870829 m = 1,90 m
b = h = 1,90 (memenuhi persyaratan (2))
Yang lebih menentukan disini adalah lebar pintu.
Diambil lebar pintu 2 m
Koefisien debit (c) = 0,7 untuk b > 1 m.
v = c 2.g.z
v2
2
z = c .2g
12
2
z = 0,7 .2(9,81) = 0,104 m
Kontrol :
c.A . 2 . g. z
Q’ =
= c.(bh) . 2 . g. z
= 0,7.(2.1,9)√ 2.9,81.0,104
= 3,8 m3/dt > Q = 3,5 m3/dt (OK !)
Keterangan :
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
b = lebar bukaan (m)
h = tinggi bukaan (m)
Q = debit pengambilan (m3/dt)
+146,51
M.A .B + 658,567
M . A+144,80
.N + 657,05
1,9h m
= 1,53 m
+142,5
+ 651,50
1m 0.5a
+141,5 + 650,50
a b a
1 1
. P . L2 . 0,971 . 2,152
M = 8 = 8 = 0,561 tm
Kayu jati dengan = 1300 t/m2 (PKKI 1961 hal 6)
Kayu terendam air = 2/3 . 1300 t/m2 = 866,67 t/m2 (PKKI pasal 6 ayat 1)
M M. x
= w = Iy
M. (1/2 t) M.
3 2
= 1/12 . h. t = 1/6 . h . t
6 M
t2 = h .
6.0,561
t = √ 0,25.866,67
t = 0,125 m = 13 cm
Keterangan :
P = tekanan air di depan pintu (t/m)
L = panjang pintu pengambilan (m)
M = momen lendutan pada pintu (tm)
t = tebal pintu pengambilan (cm)
+146,51 13 cm
6,8 17 m
4,01 m
7 ,06 7 m 0. 25 m
1, 3 m
P
+ 650,50 1,3 m
1,9 m
b b 2 4ac
Dengan menggunakan rumus ABC : 2a ,
maka didapatkan :
h = 1,12 m = 1,2 m
Tinggi jagaan diambil = 0,60 m (diambil dari tabel)
0,6 m
1,2 m
1,2 m 2m 1,2 m
vc = 1,5 . c . √ d
vc =
c . 2 . g . z = c . 2 . g . (H - 1/2 y )
dimana :
c = koefisien (tergantung dari lebar pintu) = 0,7
y = tinggi bukaan pintu
H = M.A.N = maksimum head, tinggi maksimum bukaan untuk
pengurasan= 3,3 m
z =H–½y
Vc 2
2
= c .2 g
2
3,697
2
= 0,7 .(2⋅9 , 81)
= 1,422 m
½y =H–z
= 3,3 – 1,422
= 1,878 m
y = 3,756 m
karena tinggi pintu terbuka y > H, maka tinggi pintu pembilas tidak bisa
terbuka sebagian.
M.A.N. +144,80 m
H = 3,3 m
Keterangan :
vc = kecepatan pembilasan (m/dt)
c = koefisien pengaliran (0,7)
y = tinggi bukaan pintu (m)
H = M.A.N = maksimum head, tinggi maksimum bukaan pengurasan (m)
Q = bd 2.g.z
Dimana :
A =b.d g = 9,81 m2/dt
µ = 0,75 H
z = 3
b d μ 2 g z
Q =
H
bd μ 2 g
= 3
H
A 0,75 2 ( 9,81 )
= 3
= A 1,918 H
Q
Vc = A
A 1,918 H
3,697 = A
H = 3,3 m (tinggi minimum untuk pengurasan/pembilasan)
H
=3,3=1,1 m
z = 3
d = H – z = 3,3 – 1,1 = 2,2 m
M.A.N. 144,80 m
z = 1,10 m
H = 3,3 m
d = 2,20 m
+141,50 m
air (h 1 h 2 )
h
Pw = 2
1⋅(5,01 +4 ,76 )
⋅0,25
= 2
= 1,22 t/m
Akibat tekanan lumpur
h3 = 3,3 m (tinggi bendung)
h4 = 3,3 – 0,25 = 3,05 m
3
lumpur = 0.6 t/m
γs . ka . ( h3 + h4 )
⋅h
Ps = 2
0 ,6 . 0,33 .(3,3+3,05 )
⋅0,25
= 2
= 0,1572 t/m
Tekanan total yang terjadi pada pintu
Ptotal = Pw + Ps
= 1,22 + 0,1572
= 1,3772 t/m
Momen Lentur
Lebar sekat balok (b) = 1,87 m
L = a + b + a = 0,15 + 1,87 + 0,15 = 2,17 m
1 1
Ptot L2 ⋅1,3772 ⋅2, 172
M = 8 = 8 = 0,8106 tm
Dipakai Kayu Kelas I, = 1500 t/m2 ( PKKI’61 hal 6)
2
Kayu terendam air, = 3 x 1500 = 1000 t/m2
M
= w
M
1
ht2
= 6
0,81
1
⋅0,25⋅t 2
1000 = 6
0 , 81
t
t
= √ 1000⋅0 , 25⋅
= 0,139 m = 14 cm
( 16 )
Keterangan :
P = tekanan air di depan pintu (t/m)
L = panjang pintu pembilas (m)
M = momen lentur pada pintu (tm)
t = tebal pintu pembilas (cm)
BAB V
PERENCANAAN KANTONG LUMPUR
b b 2 4.a.c
h2 + 2h – 3,5 = 0 (menggunakan rumus ABC = 2.a )
h = 1,12 m = 1,20 m
b) Keliling Basah (P)
P = b + 2h 2
= 2 + 2 . 1,20 . 2
= 5,39 m
c) Jari – jari Hidraulis (R)
A 3,5
= =0,65 m
R = P 5,39
In
=
( ) k⋅R
2
3
2
1
=
( 45.0,650
2
3 ) =0,00088 m
F = c + 0,075 V . h
3
2
3
= 0,4 + 0,075 . 1 . 1,20
= 0,485 m
1 ( 2,7- 1 )
⋅(0 , 01)2⋅ ⋅9,81
= 18 0,00856
= 0,0108 m/dt
Keterangan :
w = kecepatan jatuh (m/dt)
D = diameter sedimen = 0,01 m
γs = berat jenis sedimen = 2,70 t/m3
γw = berat jenis air = 1,0 t/m3
(b m.Yc).Yc
g.
= b 2m.Yc …………(1)
Qc 0,75 Q
vc = Ac = Ac …………(2)
Persamaan (1) dan (2)
g
(b mYc) Yc 0,75 Q
2
b 2m.Yc Ac
Syarat Kritis FR = 1
g b mYc Yc
3
0,5625 Q 2 (b 2mYc )
dengan nilai b = 12 m
m=1
Q = 3,50 m³/dt
Dari perhitungan tabel di atas diperoleh tinggi aliran kritis (Yc) = 0,1688 m
Pc = (b + 2Yc) m2 1
= (12 + 2 . 0,1688) 1 1
2
= 17,45 m
= 1/0,02 = 50
Ic =
( ) Kr . R
c
2
3
2
1 ,278
=
( 50 . 0,118
2
3 )
= 0,0113
V 1.20 m
W
0.2825 m
A
25,00 m
1,20 m
0,2825 m
12,00 m