Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK PONDASI II

TIPE, PROSEDUR KONSTRUKSI, PERTIMBANGAN DALAM


PERENCANAAN KAPASITAS DUKUNG SUMURAN

DISUSUN OLEH:

I Made Surya Jaya Mahardika (1705512044)


Ida Bagus Brahmananta Sanjaya (1705512046)
Putu Gede Abiseka Jaya Wiguna (1705512048)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tipe, Prosedur
Konstruksi, Pertimbangan dalam Perencanaan Kapasitas Dukung Sumuran

” ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi
materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan dan
menerima masukan serta saran guna menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah “Kapasitas daya dukung berdasar hasil sondir dan SPT” ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, terimakasih.

Denpasar, 19 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB 1............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................2

2.1 Tipe-tipe Sumuran..........................................................................................2


2.1.1 Tiang Kayu..................................................................................................2
2.1.2 Tiang Beton.................................................................................................3
2.1.3 Tiang Baja...................................................................................................7

2.2 Prosedur Konstruksi Sumuran........................................................................8


2.2.1 Cara Memancang Tiang..............................................................................8
2.2.2 Macam-macam Hammer.............................................................................9

2.3 Pertimbangan Dalam Perencanaan Kapasitas Dukung Sumuran..................11


2.3.1 Menentukan Type, Panjang dan Daya dukung tanah................................11

BAB III........................................................................................................................12

PENUTUP...................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dalam situasi ekonomi yang tidak menentu telah berakibat kurang baik pada
perusahaan jasa konstruksi atau lembaga yang bergerak dalam bidang jasa kontruksi, hal ini
yang mendorong perusahaan jasa konstruksi untuk melakukan efisiensi dan peningkatan
efektivitas kerja. Oleh karena itu dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan harus
dijalankan dengan sistematis dengan memperhatikan waktu dan biaya pelaksanaan yang
mempunyai jumlah terbatas.

Demikian pula dengan hal-hal penunjang lainnya seperti material yang digunakan
peralatan yang digunakan dan juga sumber daya manusia yang teruji kemampuannya, hal-hal
tersebut sangat menentukan apakah suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja tipe-tipe sumuran?

2. Apa Keuntungan dan kerugian dari tipe sumuran tersebut?

3. Bagaimana prosedur konstruksi sumuran yang baik dan benar?

4. Apa saja pertimbangan dalam perencanaan kapasitas dukung sumuran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tipe-tipe sumuran?

2. Untuk mengetahui Keuntungan dan kerugian dari tipe sumuran tersebut?

3. Untuk mengetahui prosedur konstruksi sumuran yang baik dan benar?

4. Untuk mengetahui pertimbangan dalam perencanaan kapasitas dukung


sumuran?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tipe-tipe Sumuran


Bedasarkan materialnya, pondasi tiang dapat dibedakan menjadi :
2.1.1 Tiang Kayu

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang
pancang pada suatu dermaga. Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut
adalah : bahan kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak
cacat, contohnya kayu belian.

Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum


dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi
ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.

Tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu Kekuatannya sebelum


dipancangkan. Perlu juga dipastikan bahwa Tiang Pancang Kayu tersebut memenuhi
Karakteristik yang Kuat dan Tahan terhadap Pelapukan oleh Tanah.

Jenis kayu dipilih yang bersifat Keras dan Tahan terhadap Pelapukan Tanah,
sehingga tidak rusak pada saat Proses Pemacangan dan dapat menjalankan Fungsinya
sebagai Pondasi Pancang dalam jangka waktu yang lama. Jadi hanya sebagian Jenis
Kayu saja yang dapat digunakan untuk Tiang Pancang.

a) Sepatu Tiang Pancang

Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi
ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan
pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama
dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang
kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang
berlebihan selama pemancangan.

b) Pemancangan

Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah


ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi
jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus
sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus
harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang
harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang
pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

c) Penyambungan

2
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua
batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus
terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang
pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan
kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku
yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan
kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa
penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum
harus dihindarkan.

d) Keuntungan Tiang Kayu


a. Tiang pancang relatif ringan sehingga mudah dalam pengangkutan
b. Kekuatan tariknya besar sehingga pada waktu di angkat untuk
pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti pada tiang pancang
beton precast
c. Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu tidak dapat masuk lagi
ke dalam tanah
d. Tiang pancang kayu lebih cocok untuk friction pile dari pada end bearing
pile karena tekanannya relatif kecil
e) Kerugian Tiang Kayu
a. Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah
yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah
itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian
b. Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil
jika dibandingkan dengan tiang pancang dari beton atau baja, terutama di
daerah yang muka air tanahnya sering naik turun
c. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang
pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang
tersebut merenyuk, apabila tiang kayu tersebut kurang lurus maka pada
waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah
yang telah di tentukan.
d. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan
jamur yang menyebabkan kebusukan.
2.1.2 Tiang Beton

Tiang beton bisa berupa tiang pracetak (precast) dan tiang cetak di tempat
(cast in place).

a) Tiang Pracetak

  Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru
dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton
adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton

3
ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan
timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.

Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik


seperempat panjangnya. Bilamana tiang pancang tersebut akan dibuat 1,5 m lebih
panjang dari pada panjang yang disebutkan dalam Gambar, maka agar menggunakan
baja tulangan dengan diameter yang lebih besar dan/atau memakai tiang pancang
dengan ukuran yang lebih besar dari yang ditunjukkan dalam Gambar.

Panjang standar dari tiang tersebut adalah dari 6 meter hingga 20 meter,
berdiameter 600 mm. Penyambungan (splicing) dari tiang tersebut dilakukan dengan
pelat baja pada ujung bagian yang akan disambung.

Diusahakan tidak adanya sambungan, tapi bila terpaksa dapat disambung


dengan cara

4
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau mempunyai
sumbu yang sama (co-axial).

(a) soft ground,

(b) stiff to hard clay, compact


sands dan gravels,

(c) Ground mengandung


cobbles or bolders,

(d) Rock Point untuk penetrasi


lapisan bedrock surface,

(e) Oslo Point untuk sloping


bedrock surface

b) Keuntungan Tiang Beton Pracetak


a. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan,
b. Prosedur pemasangan tidak dipengaruhi oleh air tanah,
c. Dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam,
d. Dapat menambah kepadatan tanah granuler,
c) Kerugian Tiang Beton Pracetak
a. Kenaikan muka air tanah dan gangguan tanah akibat pemancaran dapat
menimbulkan masalah,
b. Tiang mungkin rusak pada saat pemancangan
c. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar,
d. Menimbulkan gangguan suara, getaran, dan deformasi tanah yang
menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya,
e. Penulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada saat
pengangkatan dan pemancangan tiang.
d) Tiang dicetak di tempat

Terdiri dari dua tipe yaitu tiang berselubung pipa dan tiang tidak
berselubung pipa. Pada tiang yang berselubung pipa, pipa baja berlubang dipancang
dahulu kedalam tanah, kemudian kedalam lubang pipa besi dimasukan adukan beton
dan pipa ditarik keluar sesudah pengecoran.

Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat
dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor
tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in
Place ini dapat dilaksanakan dua cara:

5
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.

2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

Pada cast in place pile ada 2 macam tiang yaitu

a. Tiang Strausz

Tiang ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang relative kecil, juga
untuk perbaikan pondasi yang rusak, kedalaman biasanya 20-30cm, pertama tama
lubang dibor , disiapkan tulangan yang dianyam diluar dimaksukkan kedalam lubang
lalu diisi spesi yang plastis & ditumbuk agar padat , akan diperoleh tiang dengan
permukaan yang kasar.

6
b. Tiang Franki

Sebuah pipa besi terbuka, dengan disambung dimasukkan kedalam tanah


dengan cara dipancang atau pada pekerjaan kecil pipa itu diklem dan diputar saja ,
kemudian tanah dikeruk keluar. Bila perlu dimasukkan tulangan yang telah dianyam /
dicor sambil menumbuk bersamaan dengan pipa ditarik keatas

e) Keuntungan Tiang Beton dicetak di tempat


a. Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
b. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam
transport.
c. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
f) Kerugian Tiang Beton dicetak di tempat
a. Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi
kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
b. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
c. Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.
2.1.3 Tiang Baja

Selain kayu dan beton, ada pula tipe tiang pancang dengan material baja yang
cocok digunakan pada fondasi bangunan permanen ataupun sementara yang terdiri

7
dari bentuk pipa dan kotak. Adapun, ia memiliki sejumlah kelebihan seperti beratnya
yang ringan, dapat digunakan berkali-kali, kekuatan untuk menahan benturan akibat
proses pemancangan, dapat disambung secara mudah, hingga durabilitas yang
tergolong tinggi.

Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari
baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan
dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton
precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita
memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.

a) Keuntungan Tiang Baja


a. Tegangan tekan dan tarik besar
b. Transportasi mudah
c. Cocok untuk friction pilemaupun end bearing pile
d. Tidak terpengaruh tinggi muka air tanah
e. Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.
f. Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
g. Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.
b) Kerugian Tiang Baja
a. Mudah berkarat terutama pada tanah-tanah rawa, tanah yang mengandung
alkali dan tanah yang mengandung Anacrobatic bacteria
b. Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.
2.2 Prosedur Konstruksi Sumuran
2.2.1 Cara Memancang Tiang

Pada dasarnya pemasangan tiang yaitu dengan cara tiang dimasukkan kedalam
tanah dengan dipukul dengan palu, setelah tiang berdiri tegak. Untuk mendirikan
batang penghantar perlu Menara atau crane adapun cara yang lebih sederhana tidak
memerlukan crane hanya dengan tenaga manusia saja.

Dalam pemancangan selalu diadakan kalendering yaitu pencatatan turunnya


tiang setiap pukulannya , biasanya setiap 30 x pukulan

8
2.2.2 Macam-macam Hammer

Ada beberapa hammer yang biasa digunakan saat kontruksi sumuran *

a. Drop hammer

Suatu bahan logam yang berat yang diangkat dengan Host Line, dan kemudian
dijatuhkan ke atas tiang pancang Karena gaya dinamis yang cukup besar, diletakkan
kepala tiang antara hammer dan ujung atas tiang, Kepala tiang kemudian
mendistribusikan hempasan ujung tiang dan berfungsi sebagai “Shock Absorber”.
Kepala tiang terdiri atas Cushion Block yang pada umumnya terbuat dari kayu. Drop
hammer dapat memukul 4-8 pukulan permenit

Keuntungannya:

1. Investasi alat yang murah


2. Pengoperasianya yang sederhana
3. Energi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuhnya

Kerugian:

1. Bekerja agak lambat


2. Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi
3. Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu
4. Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air.
b. Single Acting Steam/Air Hammer

Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau tekanan
udara, yang menekan piston dibawahnya yang terhubung dengan ram melalui batang
piston Bila piston mencapai ke bagian atas, uap atau tekanan udara akan terlepas dan
ram akan jatuh bebas memukul tiang  Energi yang dihasilkan adalah suatu pukulan
yang berat yang besar dengan kecepatan rendah karena jarak yang rendah, biasanya
sekitar 3 feet, tetapi tinggi jatuh ini bias bervariasi dari 1 s/d 5 ft . Singleacting

9
steam/air hammer dapat memukul sekitar 40-60 pukulan permenit dengan besaran
energy yang sama perketukan.

Keuntungan:

1. Jumlah pukulan besar permenit sehingga pemancangannya cepat


2. Frekuensi yang tinggi perpukulan meningkatkan skin friction antar pukulan
3. Berat jatuh ram dengan kecepatan rendah mentransfer energy yang besar pada
pemancangan
4. Pengurangan kecepatan dan mengurangi bahaya pada tiang selama
pemancangan
5. Tipe tertutup dapat digunakan untuk pemancangan di air

Kerugian:

1. Investasi alat yang mahal


2. Lebih rumit, dengan biaya pemeliharaan yang cukup besar
3. Memerlukan waktu yang cukup untuk setingan alat
4. Memerlukan pekerja yang lebih banyak untuk pengoperasian alat
5. Memerlukan Crane yang cukup besar dengan kapasitas yang besar pula.
c. Double Acting Steam/Air Hammer

Sama dengan Single Acting, hanya dengan enargi yang berlipat, Jumlah pukulan
permenit dapat dua kali lipat, Pada umumnya dapat melakukan pemukulan sekitar
95-300 pukulan permenit, Tidak memerlukan Cushion Block, Ram akan mengenai
landasan Alloy Steel yang terletak diatas kepala tiang,

Keuntungan:

1. Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi waktu pemancangan


2. Tiang aka lebih mudah dipancang tanpa penuntun
3. Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi hambatan Skin
Friction antar pukulan
d. Diesel Hammer

Tidak memerlukan tenaga luar seperti Steam Boiler atai Air Compressor, Lebih
sederhan dan mudah dipindah di banding Steam Hammer, Unit sudah komplit terdiri
atas silindrer vertical, pistom atau Ram, landasan, tangki bahan bakar dan pelumas,
pompa bahan bakar, injector dan mesin pelumasan, Diesel Hammer dengan ujung
terbuka dapat memukul skitar 40-55 pukulan permenit, Pada jenis tertutup sekitar 75-
85 pukulan permenit

Keuntungan:

1. Tidak memerlukan energi luar sebagai sumber, jadi lebih mobile dan
memerlukan waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi

10
2. Ekonomis dalam pengeporasian
3. Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh
4. Alat lebih ringan dibandingkan dengan Steam Hammer
5. Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan yang cepat
6. Energy perpukulan dapat ditingkatkan
7. Kecepatan rendah seingga pemancangannya mudah

Kerugian:

1. Sulit dalam menentuka energy perpukulan karena tinggi peston ram akan naik
sejalan dengan ledakan bahan bakar
2. Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang
3. Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak
4. Jumlah pukulan permenit lebih kecil disbanding Steam Hammer terutama
pada Diesel Hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya
5. Panjang Diesel Hammer agak lebih panjang dibanding Steam Hammer.
2.3 Pertimbangan Dalam Perencanaan Kapasitas Dukung Sumuran
2.3.1 Menentukan Type, Panjang dan Daya dukung tanah

Pada umumnya menentukan ini ditentukan dengan bedasarkan taksiran dan


pengalaman, seperti di daerah yang sudang sering dipakai pondasi tiang dapat dipakai
sebagai pedoman, kemudian kita cek Panjang / kedalaman tiang tersebut. Pengecekan
yang terbaik adalah dengan muatan percobaan.

Sebagai pedoman lain dapat diadakan penyelidikan tanah dilakukan dengan


cara pengeboran dan penyondiran. Suatu point bearing pile dapat dipakai jika pada
kedalamantertentu terdapat lapisan keras/batu yang cukup tebal dan dibawahnya tidak
terdapat lapisan tanah lunak. Dari pengeoran dapat diketahui dimana letak tanah
lunak

Friction dan Adhesive Pile , digunakan jika lapisan keras terlalu dalam maka
Panjang tiang tidak tergantung pada lapisan tanah, tetapi tergantung muatan dan sifat
tanah.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam sumuran terdapat 3 tipe yaitu tiang kayu, tiang beton, dan tiang baja. Tiang
pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada
suatu dermaga. Sedangkan tiang beton bisa berupa tiang pracetak (precast) dan tiang
cetak di tempat (cast in place). Sedangkan tipe tiang pancang dengan material baja
yang cocok digunakan pada fondasi bangunan permanen ataupun sementara yang
terdiri dari bentuk pipa dan kotak.

Pada dasarnya pemasangan tiang yaitu dengan cara tiang dimasukkan kedalam
tanah dengan dipukul dengan palu, setelah tiang berdiri tegak. Untuk mendirikan
batang penghantar perlu Menara atau crane adapun cara yang lebih sederhana tidak
memerlukan crane hanya dengan tenaga manusia saja

Pada umumnya menentukan type, panjang dan daya dukung tanah ditentukan
dengan bedasarkan taksiran dan pengalaman, seperti di daerah yang sudang sering
dipakai pondasi tiang dapat dipakai sebagai pedoman, kemudian kita cek Panjang /
kedalaman tiang tersebut. Pengecekan yang terbaik adalah dengan muatan percobaan.

3.2 Saran
Sebelum bekerja di lapangan kita wajib mengetahui tipe-tipe sumuran yang cocok
digunakan sesuai dengan lokasi dan desain yang telah disesuaikan. Tidak hanya tipe,
kita juga harus mengetahui kekurangan dan kelebihan dari masing- masing tipe
sumuran tersebut.
Prosedur Konstruksi juga tidak kalah penting dalam melaksanakan sebuah
konstruksi karena hal ini akan menjadi tolak ukur dalam sebuah konstruksi.

Kita juga dituntut agar lebih cermat dalam menentukan Pertimbangan dalam
perencanaan kapasitas dukung sumuran agar sesuai dengan mutu, waktu dan biaya
yang telah direncanakan.

12
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.slideshare.net/yessicasihotang/pondasi-sumuran
2. https://www.99.co/blog/indonesia/mengenal-pondasi-sumuran/
3. https://www.coursehero.com/file/p9kp5sa/Berikut-adalah-langkah-langkah-
memasang-pondasi-sumuran-1-Pembersihan-area/
4. https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/272-pondasi-sumuran
5. http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32449/mod_resource/content/1/2007-05-
Rencana%20Pondasi%20Jembatan.pdf
6. http://eprints.itn.ac.id/2235/1/ADRIANUS%20%2808.21.028%29.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai