STRUKTUR KAYU
PERANCANGAN ATAP KAYU
Disusun Oleh :
Lioe Herry Yulianto 15.B1.0006
Kiky Ardian Bintoro 15.B1.0069
Megawati Takary Putri 15.B1.0071
1
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS BESAR
STRUKTUR KAYU
PERANCANGAN ATAP KAYU
Telah diselesaikannya Tugas Besar Struktur Kayu dengan baik, guna melengkapi
syarat Ujian Akhir Semester 3 pada mata kuliah Struktur Kayu
Hari :
Tanggal :
Disusun Oleh :
Lioe Herry Yulianto 15.B1.0006
Kiky Ardian Bintoro 15.B1.0069
Megawati Takary Putri 15.B1.0052
Disetujui oleh:
Dosen Pengampu, Asisten Dosen,
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................6
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atap adalah bagian dari suatu bangunan gedung yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau
untuk keperluan perlindungan. Komponen atap terdiri dari dua bagian penting, yaitu
konstruksi rangka atap atau kuda-kuda di bawah penutup atap yang memikul beban
penutup atap dan konstruksi penutup atap/pelapis atap yang berfungsi sebagai kulit
pelindung kuda-kuda dan elemen bangunan di bawahnya.
Rangka kuda-kuda atap suatu bangunan gedung di Indonesia pada umumnya
menggunakan material kayu, baja, beton bertulang dan baja ringan. Material kuda-kuda
dari kayu menjadi pilihan khususnya untuk bangunan rumah karena kuat, mudah
dikerjakan dan ringan. Namun akhir-akhir ini penggunaan bahan kayu untuk rangka
kuda-kuda atap rumah tinggal dan bangunan gedung lainnya menemui beberapa kendala
seiring terbatasnya jenis kayu yang berkualitas untuk dijadikan material penyusun kuda-
kuda atap yang berdampak pada harga (nilai ekonomis) struktur kuda-kuda itu sendiri.
Selain kuda-kuda kayu, di lingkungan masyarakat juga umum menggunakan beton
bertulang sebagai konstruksi atap kuda-kuda. Kekuatan kuda-kuda beton bertulang dapat
di desain atau direncanakan sesuai dengan peruntukannya sehingga kuda-kuda ini sering
digunakan oleh masyarakat. Perencanaan dan proses pembuatan kuda-kuda beton
bertulang harus sangat diperhatikan karena kesalahan-kesalahan yang terjadi akan
berdampak pada menurunnya kekuatan beton bertulang atau bahkan sebaliknya
kemungkinan terjadi kelebihan kekuatan (overstrenght) yang dapat mengakibatkan
struktur boros.
Untuk bangunan-bangunan dengan bentang yang cukup panjang, kuda-kuda baja
menjadi pilihan yang sering digunakan oleh masyarakat. Sifat-sifat dan kekuatan baja
yang teridentifikasi dengan cukup rinci memudahkan untuk mendesain kekuatan struktur
yang terbuat dari material baja. Modifikasi dan pengembangan struktur kuda-kuda atap
menggunakan material baja terus berjalan untuk mencapai nilai ekonomis dan juga nilai
4
estetika. Penggunaan material baja jarang digunakan sebagai rangka kuda-kuda atap
untuk rumah tinggal, kuda-kuda dari baja lebih sering digunakan bangunan-bangunan
bentang panjang seperti pabrik, gedung pertemuan, stadion, kampus dan lain-lain. Namun
pengembangan material baja sebagai material baja ringan akhir-akhir ini mulai menjadi
altenatif yang banyak digunakan untuk struktur atap rumah tinggal. Proses pabrikasi dan
jasa konstruksi yang berkembang pesat pada kuda-kuda ini menjadikan kuda-kuda baja
ringan menjadi pilihan masyarakat yang dirasa cukup praktis dan ringan. Berat ringannya
atap bangunan tentu berpengaruh terhadap kontruksi di bawahnya atau konstruksi yang
menahan atap sehingga kuda-kuda baja ringan bisa dikatakan lebih ekonomis
dibandingkan kuda-kuda yang lain. Perencanaan desain dan sambungan kuda-kuda baja
ringan sangat bermacam-macam sehingga perlu diperhatikan sekali perencanaan dan
proses konstruksi atap baja ringan untuk menghindari kegagalan struktur atap baja ringan
yang terjadi akibat sambungan yang kurang kuat dan desain yang tidak sesuai.
Setiap jenis kuda-kuda mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing,
pada penelitian ini dilakukan penggabungan (komposit) baja ringan dan beton sebagai
rangka kuda-kuda atap yang diharapkan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai
alternatif baru rangka kuda-kuda atap rumah tinggal. Kuda-kuda komposit ini
direncanakan sebagai rangka kuda-kuda yang ringan, mudah dikerjakan (pemasangan)
dan memiliki kekuatan yang efisien untuk menahan beban atap rumah tinggal baik dalam
kondisi normal ataupun pada kondisi khusus (bencana) sehingga mampu bersaing dengan
kuda-kuda yang telah berkembang dimasyarakat.
5
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada laporan ini yaitu :
1. Sebagai syarat menempuh tugas besar mata kuliah struktur kayu.
2. Mahasiswa mampu menghitung beban mati, beban rangka, beban hidup, dan
beban angin.
3. Mahasiswa mampu membuat rekap gaya batang menggunakan program
SAP2000.
4. Mahasiswa mampu menentukan dimensi kayu dan sambungan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
acuan berlaku untuk durasi beban normal. Durasi beban normal merepresentasikan beban
yang secara penuh menimbulkan tegangan di suatu komponen struktur hingga mencapai
nilai desain izin dengan pemberian beban desain untuk durasi kumulatif kurang lebih
sepuluh tahun. Apabila durasi kumulatif beban maksimum penuh tidak melebihi periode
waktu yang ditentukan, maka semua nilai desain acuan kecuali modulus elastisitas, E,
modulus elastisitas untuk stabilitas balok dan kolom, Emin, dan tekan tegak lurus serat,
Fc, yang didasarkan atas limit deformasi harus dikalikan dengan faktor durasi beban
yang sesuai, CD untuk memperhitungkan perubahan kekuatan kayu terhadap durasi
beban.
Faktor durasi beban, CD, untuk beban durasi tersingkat di dalam kombinasi beban
harus berlaku untuk kombinasi beban tersebut. Semua kombinasi beban yang berlaku
harus dievaluasi untuk menentukan kombinasi beban kritis. Desain komponen struktur
dan sambungan harus didasarkan atas kombinasi beban kritis.
Faktor durasi beban, CD tidak bergantung pada faktor kombinasi beban, dan
keduanya harus digunakan di dalam perhitungan desain.
Nilai desain acuan harus dikalikan dengan faktor temperatur, Ct untuk komponen
struktural yang akan mengalami pengeksposan tetap pada temperatur tinggi sampai 65oC.
8
BAB III
LANGKAH KERJA
3.1 Langkah Kerja
9
Setelah Mengetahui sambungan yang digunakan kami menggambar gambar
rencana atap kayu kami dengan menggunakan program Autocad
BAB IV
Analisis Pembebanan
10
a. Panjang batang bawah = 1,5 m
b. Panjang batang atas = 4,5 m
c. Kemiringan atap = 45o
d. Jenis kayu = E22
e. Mutu kayu = B
f. Angin = 25 kg/m2
4.2 Perhitungan
11
4.2.3 Beban Hidup
Beban Hidup
Beban Hidup 70 kg/m2 70 x 2 x 2.12/2= A 148.4
Jarak Kuda kuda 2 m 70 x 2 x (2.12+2.12)/2 B 296.8
70 x 2 x (2.12+2.12)/2 C 296.8
70 x 2 x (2.12+2.12)/2 D 296.8
70 x 2 x (2.12+2.12)/2 E 296.8
70 x 2 x (2.12+2.12)/2 F 296.8
70 x 2 x 2.12/2= G 148.4
12
(1,2xDL)+(1,6xLL)+100 = B 745.8368 Kg 7.458368 KN
(1,2xDL)+(1,6xLL)+100 = C 745.8368 Kg 7.458368 KN
(1,2xDL)+(1,6xLL)+100 = D 745.8368 Kg 7.458368 KN
(1,2xDL)+(1,6xLL)+100 = E 745.8368 Kg 7.458368 KN
(1,2xDL)+(1,6xLL)+100 = F 745.8368 Kg 7.458368 KN
(1,2xDL)+(1,6xLL)+100 = G 422.9184 Kg 4.229184 KN
V H
468.498
Rekap A 4 32.25 kgf
836.996 64.4598
C 8 3 kgf
836.996
D 8 91.16 kgf
791.416
E 8 45.58 kgf
724.636 14.9906
F 8 6 kgf
703.436 29.9813
G 8 2 kgf
380.518 29.9813
B 4 2 kgf
13
Catatan =satuan dalam N
14
O3 19719,38 N Tarik U4 4747,26 N Tarik V2 27400,4 N Tekan
15
1. Sifat penampang balok
b = 0,08 m ; h = 0,12 m
r min =
√ I min
A
√
3
1 80 × 120
r x= × =34,64 mm4
12 80 ×120
r y=
√ 1 120 ×80 3
×
12 80× 120
=23,09 mm4
16
E w =11000× 0,63=6930 MPa
Pc ' = A × F c ¿
φs × P e
∝c = '
⋌ × φc × P c
0,85 ×107245.912
∝c = =15,361
0,8 0× 0,90 ×163296
√( )
2
1+ α c 1+α c α
C p= − − c
2c 2c c
√( )
2
1+ 15,361 1+15,361 15,361
C p= − − =¿ 0,58 ¿
2× 0,63 2× 0,63 0,63
=1
4. Menghitung tahanan tekan terkoreksi
' '
P =C p × Pc
'
P =0,58 ×163296=94711.680 N
17
'
Pu ≤ ⋌ ×φ c × P
34685,55 ≤ ( 0,80 × 0,90 ×94711.680 )
34685,55 N ≤ 68192,410 N OK!
T ' =F' t × A n
'
T =Cm ×C t ×C pt ×C F ×C rt × F t × An
'
T =1× 1× 1×1 ×1 ×13,86 × A n
18
8. Menghitung kebutuhan luas
T u=⋌ × φt × T '
22937,71=0,80 × 0,80 ×1× 1× 1× 1× 1×13,86 × A n
22937,71=13,86 × A n
22937,71
An = =1654,957 mm2
13,86
A g=1,25 × A n
A g=1,25 ×1654,957=2068,696mm2
Pilih dimensi batang 80/120 mm yang memiliki luas 9600 mm2 (boros
pemakaian sehingga dianjurkan pakai dimensi batang 60/80)
19
1. Sambungan pada Titik Simpul A dan B
a. Menghitung tahanan perlu sambungan gigi tunggal
Sudut sambungan (θ = 45°) terhadap U1, tebal kayu O1 dan U1 (b = 80
mm), Tinggi balok (h = 120 mm), faktor waktu λ = 0,80 untuk kombinasi
pembebanan 1,2 ( D )+ 1,6 ( L ) +0,8 (W ), faktor tahanan tekan φ = 0,90 [Bahan
Ajar Modul Struktur Kayu, hal V-8], panjang kayu muka (lm = 200 mm),
kuat geser kayu (Fv = 6,1) berdasarkan Kode Mutu E-22 [Bahan Ajar Modul
Struktur Kayu, Tabel 2.1, hal II-8]. Faktor koreksi layan basah, untuk
memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar
125 mm x 125 mm, Fb = 1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8
Mpa maka CM = 1,00 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III-
12]. Nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38° < °C maka
nilai Ct = 1,00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal.
670 kg/m 3
G m=
(
[1000 × 1+
23
100
])
Gm=0,5447
Berat jenis dasar (Gb):
30−23
a= =0,23
23
Gm
G b=
(1+ 0,265× a ×G m )
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
20
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
0,5272
G=
(1−0,133 ×Gb )
0,47
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
F v ' =F v ×C M ×C D × CT
'
F v =6,1× 1,00× 1,60 ×1,00
'
F v =9,76 N/mm2
'
l m ×b × F v
N u cos ∝≤ λ × ϕ v ×
l
1+0,25 × m
em
200 ×80 × 9,76
33970 ×cos 45 ° ≤ 0,80 ×0,75 ×
200
1+0,25 ×
80
24020,417 ≤ 57659,076 OK!
21
D. Tebal kayu samping (ts) = 40 mm
E. Kedalaman penetrasi (p) = 89 – 40 = 49 mm
F. Menghitung kuat tumpu kayu
Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):
ρ
G m=
(
[1000 × 1+
m
100
] )
670 kg/m 3
G m=
(
[1000 × 1+
23
100
] )
Gm=0,5447
Berat jenis dasar (Gb):
30−23
a= =0,23
23
Gm
G b=
(1+ 0,265× a ×G m )
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
Gb
G=
(1−0,133 ×Gb )
00,5272
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)
F es /¿ =77,25× G
F es /¿ =77,25× 0,5669
F es /¿ =43,793 N/mm2
Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem┴)
1,45 −0,50
F em⊥=212 ×G ×D
1,45 −0,50
F em⊥=212 ×0,5669 ×3,8
22
F em⊥=47,756 N/mm2
Moda Kelelahan Is
3,3 DtsFes 3,3 x 3,8 x 40 x 43,793
Z= = = 9984,804 N
KD 2,2
√
K1 = (-1) + 2 ( 1+ ℜ ) +
2 Fyb ( 1+2 ℜ ) D2
3 Fem P
2
= (-1) +
√
2
2 x 620 x ( 1+2 x 1,090 ) 3,8
2 (1+1,090 )+ 2
3 x 43,793 x 49
= 1,1971
23
K2 = (-1) +
√ 2 ( 1+ ℜ ) 2 Fyb ( 1+2 ℜ) D2
ℜ
+
3 Fem ts2
= (-1) +
= 1,026262
Moda Kelelehan IV
√ √
2
3,3 D2 2 FemFyb 3,3(3,8) 2 x 43,793 x 620
Z= = = 2015,756 N
KD 3(1+ ℜ) 2,2 3(1+1.090)
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan :
Z = 2 x 2015,756 N = 4031,511 N
Nilai koreksi penetrasi (Cd)
P = 49 mm > 12D ( 12 x 3,8 = 45,6 mm) ∴ Cd = 1,00
Menghitung tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’)
Z’ = Cd Z = 1,00x 4031,511 N = 4031,511 N
Menghitung jumlah paku (P)
P 26457,99
nf = ' = = 10,09 ≈ 10 paku
λ ϕz Z 1,00 x 0,65 x 4031,511
24
B. Kuat lentur paku (Fyb) = 620 N/mm2
C. Tebal kayu samping (ts) = 40 mm
D. Kedalaman penetrasi (p) = 89 – 40 = 49 mm
E. Kontrol Overlaping (v)
v = 2 x (p – 0,5 tm)
v= 2 x (49 – 0,5 (80))= 58 mm > 4D (4 x 3,8 = 15,2 mm)
F. KD = 2,2 (diameter paku ≤ 4,3 mm)
670 kg/m 3
G m=
[1000 × 1+( 23
100
] )
Gm=0,5447
Berat jenis dasar (Gb):
30−23
a= =0,23
23
Gm
G b=
(1+ 0,265× a ×G m )
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
25
Gb
G=
(1−0,133 ×Gb )
00,5272
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)
F es /¿ =77,25× G
F es /¿ =77,25× 0,5669
F es /¿ =43,793 N/mm2
Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem┴)
1,45 −0,50
F em⊥=212 ×G ×D
F em⊥=212 ×0,5669 1,45 ×3,8−0,50
F em⊥=47,756 N/mm2
d. Menghitung nilai Re, Rt
F em
Re =
F es
47,756
Re = =1,090
43,793
tm
Rt =
ts
40
Rt = =1,00
40
Moda Kelelahan Is
3,3 DtsFes 3,3 x 3,8 x 40 x 43,793
Z= = = 9984,804 N
KD 2,2
26
√
K1 = (-1) + 2 ( 1+ ℜ ) +
2 Fyb ( 1+2 ℜ ) D2
3 Fem P 2
= (-1) +
√ 2 (1+1,090 )+
2 x 620 x ( 1+2 x 1,090 ) 3,82
3 x 43,793 x 492
= 1,1971
K2 = (-1) +
√ 2 ( 1+ ℜ ) 2 Fyb ( 1+2 ℜ) D2
ℜ
+
3 Fem ts
2
= (-1) +
√
2
2 ( 1+1,090 ) 2 x 620 x ( 1+2 x 1,090 ) x 3,8
+
1,090 3 x 43,793 x 40
2
= 1,026262
Moda Kelelehan IV
√ √
2 2
3,3 D 2 FemFyb 3,3(3,8) 2 x 43,793 x 620
Z= = = 2015,756 N
KD 3(1+ ℜ) 2,2 3(1+1.090)
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan :
Z = 2 x 2015,756 N = 4031,511 N
Nilai koreksi penetrasi (Cd)
P = 49 mm > 12D ( 12 x 3,8 = 45,6 mm) ∴ Cd = 1,00
27
Menghitung tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’)
Z’ = Cd Z = 1,00x 4031,511 N = 4031,511 N
Menghitung jumlah paku (P)
P 1826,05
nf = ' = = 0,6 ≈ 4 paku
λ ϕz Z 1,00 x 0,65 x 4031,511
28
Gm
G b=
(1+ 0,265× a ×G m )
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
Gb
G=
(1−0,133 ×Gb )
00,5272
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)
F es /¿ =77,25× G
F es /¿ =77,25× 0,5669
F es /¿ =43,793 N/mm2
Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem┴)
1,45 −0,50
F em⊥=212 ×G ×D
F em⊥=212 ×0,5669 1,45 ×3,8−0,50
F em⊥=47,756 N/mm2
29
Moda Kelelahan Is
3,3 DtsFes 3,3 x 3,8 x 40 x 43,793
Z= = = 9984,804 N
KD 2,2
√
K1 = (-1) + 2 ( 1+ ℜ ) +
2 Fyb ( 1+2 ℜ ) D2
3 Fem P
2
= (-1) +
√
2
2 x 620 x ( 1+2 x 1,090 ) 3,8
2 (1+1,090 )+ 2
3 x 43,793 x 49
= 1,1971
K2 = (-1) +
√ 2 ( 1+ ℜ ) 2 Fyb ( 1+2 ℜ) D2
ℜ
+
3 Fem ts
2
= (-1) +
√
2
2 ( 1+1,090 ) 2 x 620 x ( 1+2 x 1,090 ) x 3,8
+
1,090 3 x 43,793 x 40
2
= 1,026262
Moda Kelelehan IV
√ √
2 2
3,3 D 2 FemFyb 3,3(3,8) 2 x 43,793 x 620
Z= = = 2015,756 N
KD 3(1+ ℜ) 2,2 3(1+1.090)
30
2015,756 IV
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan :
Z = 2 x 2015,756 N = 4031,511 N
31
ρ
G m=
(
[1000 × 1+
m
100)]
670 kg/m 3
G m=
[1000 × 1+( 23
100
] )
Gm=0,5447
Berat jenis dasar (Gb):
30−23
a= =0,23
23
Gm
G b=
(1+ 0,265× a ×G m )
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
0,5272
G=
(1−0,133 ×Gb )
0,47
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
32
'
l m ×b × F v
N u cos ∝≤ λ × ϕ v ×
l
1+0,25 × m
em
200× 80 ×9,76
5602,21× cos 45° ≤ 0,80× 0,75 ×
200
1+0,25 ×
80
3961,360 ≤57659,076 OK!
34
3961,360 ≤57659,076 OK!
35
G=0,5669
Moda Kelelahan Is
3,3 DtsFes 3,3 x 4,2 x 40 x 43,793
Z= = = 11035,836 N
KD 2,2
√
K1 = (-1) + 2 ( 1+ ℜ ) +
2 Fyb ( 1+2 ℜ ) D2
3 Fem P 2
= (-1) +
√ 2 (1+1,090 )+
2 x 620 x ( 1+2 x 0.710 ) 4,22
3 x 43,793 x 622
= 1,506
36
3,3 k 1 DpFem 3,3 x 1,506 x 4,2 x 62 x 43,793
Z= = = 8106,067 N
KD(1+2 ℜ) 2,2( 1+ 2 x 0,701)
K2 = (-1) +
√ 2 ( 1+ ℜ ) 2 Fyb ( 1+2 ℜ) D2
ℜ
+
3 Fem ts
2
= (-1) +
√
2
2 ( 1+0.71 ) 2 x 620 x ( 1+2 x 0.71 ) x 4.2
+
0.7101 3 x 43,793 x 40
2
= 1,158
Moda Kelelehan IV
√ √
2
3,3 D2 2 FemFyb 3,3(4,2) 2 x 43,793 x 620
Z= = = 2722,35 N
KD 3(1+ ℜ) 2,2 3(1+0.701)
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan :
Z = 2 x 2722,35 N = 5444,70487 N
37
8. Sambungan pada batang O2,O3 dengan V2 menggunakan sambungan paku =
sambungan batang O4,O5 dengan V4 menggunakan sambungan paku
i. Paku 4”BWG8 memiliki diameter = 4,2 mm dan panjang = 102
mm
ii. Kuat lentur paku (Fyb) = 620 mm2
iii. Tebal kayu samping (ts) = 40 mm
iv. Kedalaman penetrasi (p) = 102 – 40 = 62 mm
v. Kontrol Overlaping (v)
v = 2 x (p – 0,5 tm)
v= 2 x (62 – 0,5 (80))= 44 mm > 4D (4 x 4,2= 16,8mm)
vi. KD = 2,2 (diameter paku ≤ 4,3 mm)
vii. Menghitung kuat tumpu kayu
670 kg/m 3
G m=
[1000 × 1+( 23
100
] )
Gm=0,5447
Berat jenis dasar (Gb):
30−23
a= =0,23
23
Gm
G b=
(1+ 0,265× a ×G m )
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
Gb
G=
(1−0,133 ×Gb )
00,5272
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
38
Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)
F es /¿ =77,25× G
F es /¿ =77,25× 0,5669
F es /¿ =43,793 N/mm2
Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem┴)
1,45 −0,50
F em⊥=212 ×G ×D
F em⊥=212 ×0,5669 1,45 × 4,8−0,50
F em⊥=31.09769 N/mm2
Moda Kelelahan Is
3,3 DtsFes 3,3 x 4,2 x 40 x 43,793
Z= = = 11035,836 N
KD 2,2
√
K1 = (-1) + 2 ( 1+ ℜ ) +
2 Fyb ( 1+2 ℜ ) D2
3 Fem P
2
= (-1) +
√
2
2 x 620 x ( 1+2 x 0.710 ) 4,2
2 (1+1,090 )+ 2
3 x 43,793 x 62
= 1,506
39
3,3 k 1 DpFem 3,3 x 1,506 x 4,2 x 62 x 43,793
Z= = = 8106,067 N
KD(1+2 ℜ) 2,2( 1+ 2 x 0,701)
K2 = (-1) +
√ 2 ( 1+ ℜ ) 2 Fyb ( 1+2 ℜ) D2
ℜ
+
3 Fem ts
2
= (-1) +
√
2
2 ( 1+0.71 ) 2 x 620 x ( 1+2 x 0.71 ) x 4.2
+
0.7101 3 x 43,793 x 40
2
= 1,158
Moda Kelelehan IV
√ √
2
3,3 D2 2 FemFyb 3,3(4,2) 2 x 43,793 x 620
Z= = = 2722,35 N
KD 3(1+ ℜ) 2,2 3(1+0.701)
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan :
Z = 2 x 2722,35 N = 5444,70487 N
40
P 5267.48
nf = ' = = 1,488 ≈ 4 paku
λ ϕz Z 1,00 x 0,65 x 4924,921
41
0,5447
G b=
(1+ 0,265× 0,23 ×0,5447)
Gb=0,5272
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
0,5272
G=
(1−0,133 ×Gb )
0,47
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
42
Sudut sambungan (θ = 45°) terhadap ) O3, tebal kayu V3 (b = 80 mm).
Tinggi balok (h = 120 mm), faktor waktu λ = 0,80 untuk kombinasi
pembebanan 1,2 ( D )+ 1,6 ( L ) +0,8 (W ), faktor tahanan tekan φ = 0,90 [Bahan
Ajar Modul Struktur Kayu, hal V-8], panjang kayu muka (lm = 200 mm),
kuat geser kayu (Fv = 6,1) berdasarkan Kode Mutu E-22 [Bahan Ajar Modul
Struktur Kayu, Tabel 2.1, hal II-8]. Faktor koreksi layan basah, untuk
memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar
125 mm x 125 mm, Fb = 1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8
Mpa maka CM = 1,00 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III-
12]. Nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38° < °C maka
nilai Ct = 1,00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal.
43
0,5272
G=
(1−0,133 ×Gb )
0,47
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
44
Ajar Modul Struktur Kayu, hal V-8], panjang kayu muka (lm = 200 mm),
kuat geser kayu (Fv = 6,1) berdasarkan Kode Mutu E-22 [Bahan Ajar Modul
Struktur Kayu, Tabel 2.1, hal II-8]. Faktor koreksi layan basah, untuk
memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar
125 mm x 125 mm, Fb = 1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8
Mpa maka CM = 1,00 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III-
12]. Nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38° < °C maka
nilai Ct = 1,00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal.
B. Menghitung kuat tumpu kayu
Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):
ρ
G m=
(
[1000 × 1+
m
100
])
3
670 kg/m
G m=
(
[1000 × 1+
23
100
] )
Gm=0,5447
45
Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):
0,5272
G=
(1−0,133 ×Gb )
0,47
G=
(1−0,133 ×0,5272)
G=0,5669
F v ' =F v ×C M ×C D × CT
'
F v =6,1× 1,00× 1,60 ×1,00
'
F v =9,76 N/mm2
l m ×b × F v '
N u cos ∝≤ λ × ϕ v ×
l
1+0,25 × m
em
200 ×80 × 9,76
7843.99 ×cos 45 °≤ 0,80 ×0,75 ×
200
1+0,25 ×
80
5546,538 ≤57659,076 OK!
12. Sambungan batang U3,U4 dengan V3 Menggunakan Purus
V. KONTROL TEGANGAN AKIBAT PERLEMAHAN
1. Batang U1 = Batang U6
Ft’ = 50 x 0,63 x 0,8 x 0,8 = 20.16 MPa
H’ = h – 2D = 120 – (2. 3,8) = 112.4 mm2
A net = h’ . b = 112.4. 80 = 8992 mm2
N 26138,01
σ tr = = = 2,906 MPa ≤ Ft’ = 20.16 Mpa ........................... AMAN
Anet 8992
46
2. Batang U2 = Batang U5
Ft’ = 50 x 0,63 x 0,8 x 0,8 = 20.16 MPa
H’ = h – 2D = 120 – (2. 3,8) = 112.4 mm2
A net = h’ . b = 112.4. 80 = 8992 mm2
N 25457,99
σ tr = = = 2,831 MPa ≤ Ft’ = 20.16 Mpa ........................... AMAN
Anet 8992
3. Batang U3 = Batang U4
Ft’ = 50 x 0,63 x 0,8 x 0,8 = 20.16 MPa
H’ = h – 2D = 120 – (2. 3,8) = 112.4 mm2
A net = h’ . b = 112.4. 80 = 8992 mm2
N 22084,473
σ tr = = = 2,45 MPa ≤ Ft’ = 20.16 Mpa ........................... AMAN
Anet 8992
4. Batang V1 = Batang V5
Ft’ = 50 x 0,63 x 0,8 x 0,8 = 20.16 MPa
H’ = h – 2D = 120 – (2. 3,8) = 112.4 mm2
A net = h’ . b = 112.4. 80 = 8992 mm2
N 1826.05
σ tr = = = 0,203 MPa ≤ Ft’ = 20.16 Mpa ........................... AMAN
Anet 8992
5. Batang V2 = Batang V4
Ft’ = 50 x 0,63 x 0,8 x 0,8 = 20.16 MPa
H’ = h – 2D = 120 – (2. 3,8) = 112.4 mm2
A net = h’ . b = 112.4. 80 = 8992 mm2
N 5267,48
σ tr = = = 0,585 MPa ≤ Ft’ = 20.16 Mpa ........................... AMAN
Anet 8992
6. Batang V3
Ft’ = 50 x 0,63 x 0,8 x 0,8 = 20.16 MPa
H’ = h – 2D = 120 – (2. 3,8) = 112.4 mm2
A net = h’ . b = 112.4. 80 = 8992 mm2
N 19365,21
σ tr = = = 2,15 MPa ≤ Ft’ = 20.16 Mpa ........................... AMAN
Anet 8992
Bab V
Penutup
47
KESIMPULAN
48
DAFTAR PUSTAKA
49