Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul K3 Bendungan ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada K3
dan Lingkungan Hidup jurusan Konstruksi Bangunan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentignya Pedoman Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3) dan Lingkungan Hidup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Suharto, S.Mn., M.M.Kes. selaku dosen
mata kuliah K3dan lingkungn hidup yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwasanya makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan .....................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atap yang terdiri dari penutup atap dan rangka atap merupakan bagian dari
konstruksi bangunan yang terletak di bagian paling atas dari suatu bangunan.
Sebagai bagian paling atas, atap hendaknya didesain seringan mungkin sehingga
beban yang disalurkan ke bagian bawahnya juga kecil. Pemilihan material
penyusun atap sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, untuk
penutup atap, orang lebih memilih penggunaan genteng yang berat sendirinya lebih
ringan dibandingkan atap yang terbuat dari beton. Begitu juga dengan rangka
atapnya. Dahulu material kayu merupakan material yang sering digunakan untuk
konstruksi rangka atap. Hal ini karena material kayu cukup ringan dan kekuatannya
pun cukup memadai untuk struktur rangka atap. Namun, dengan ketersediaan kayu
yang semakin terbatas, orang-orang beralih menggunakan baja konvensional
sebagai konstruksi rangka atap. Seiring perkembangan teknologi, ditemukanlah
material baja ringan yang memiliki kekuatan lebih tinggi dan berat sendiri yang
lebih ringan sehingga baja ringan menjadi alternatif untuk material penyusun
rangka atap. Dengan kondisi tersebut, penggunaan material baja ringan semakin
marak digunakan khususnya pada konstruksi rangka atap.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Atap juga merupakan sebuah mahkota
yang mempunyai fungsi untuk menambah keindahan dan sebagai pelindung
bangunan dari panas, hujan, salju, petir, angin, debu dan sebagainya.
B. Fungsi Atap
Fungsi utama atap yakni untuk melindungi rumah dari perubahan cuaca baik
panas, hujan, salju, petir, angin, debu, dan sebagainya. Atap juga memiliki fungsi
proteksi untuk menutupi ruangan yang berada di bawahnya, menahan radiasi panas
yang berlebihan, mencegah tampias hujan, dan mengurangi pergerakan angin.
Pada perkembangannya, atap pun mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi estetika suatu bangunan.
3
b. Atap Standar
Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada
umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi
atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk ( tembok
yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi
setengah kuda – kuda untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya
dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari
genteng. Untuk bahan penutup dari semen asbes gelombang dan seng
gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang
pada pemasangannya tidak memerlukan reng.
c. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring
yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi
bawah bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis.
Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan penutupnya banyak yang
menggunakan genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng gelombang.
Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah – rumah sederhana. Rumah
dengan atap ini banyak dijumpai dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Jawa Barat.
4
d. Atap Limasan
D. Pemeliharaan
Atap merupakan salah satu struktur bangunan yang paling rentan terhadap
kerusakan.Radiasi ultraviolet, angin kencang, hujan deras, hujan es, dan salju dapat
menyebabkankerusakan tersebut. Apabila terjadi kerusakan, maka harus segera ditangani
agar tidakmengundang masalah yang lebih serius misalnya kerusakan struktur rangka atap.
Maka dari itu, perlu dilakukan adanya pemeliharaan yang rutin untuk mencegah dan
memperbaiki kerusakanyang diakibatkan cuaca tersebu.
Pemeliharaan atap juga bisa dilakukan sebelum rumah tersebut didirakan dalam
artiandilaksanakan saat pembangunan rumah. Sehingga, pada saat pembangunan atap, ada
beberapahal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
a. Penyambungan bahan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
b. Pemasangan harus cermat. Kemiringan harus sesuai. Talang yang ukuran
dankemiringannya kurang sesuai menyebabkan pemasangan rengnya akan kurang
rapidan kurang rata sehingga pemasangan gentengnya pun kurang baik atau tidak
dapatmenjadi rapat.
5
c. Pemilihan bahan material harus mempertimbangkan kualitas dari bahan
tersebut.Terutama dari segi keawetan.
6
E. Resiko dan Bahaya
Adapun resiko yang sering terjadi yang berdampak pada kerja proyek
adalah :
1. Perubahan persyaratan
2. Perubahan desain
3. Aktifitas dilewatkan
4. Kesalahan estimasi biaya dan jadwal
5. Kesalahan teknis
6. Cuti mendadak, meninggal, atau sakit
7. Perubahan prioritas
7
8. Keterlambatan pada proses persetujuan atau penerimaan
9. Cuaca yang tidak menentu
10. Tidak menguasai metode pelaksanaan
8
2. Sabuk pengaman (safety ball)
Berfungsi melindungi pekerja dari ketinggian atau tepi galian.
3. Sepatu
Sepatu berfungsi melindungi kaki dari benda tajam seperti paku,
pecahan kaca dan yang lainnya.
4. Sarung tangan
Sarug tangan berfungsi mengamankan tangan dari bagaya benda
tajam.
9
5. Masker
Masker melindungi hidung dan mulut (alat pernafasan) dari debu atau
bahan kimia lainya.
7. Pelindung telinga
Berfungsi melindungi telinga apa bila terjadi tingkat kebisinan yang
tinggi yaitu diatas 85db.
10
8. Rompi
Untuk memudahkan pekerja lain dalam melakukan pekerjaaan bahwa
di sekitar dia ada pekerja lain saat malam hari.
11
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 konstruksi.
b. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
c. Melakukan sosialisasi, penerapn dan pengawasan pelaksanaan program,
keadaan prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
d. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta darurat.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka saran-saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Sebelum membangun sebuah gedung khususnya atap harus
direncanakan sedetail mungkin, agar atap yang digunakan
dalam sebuah gedung tersebut berkualitas baik. Pemilihan atap
hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang
dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan
mudah di dapat dimana bangunan itu didirikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-atap.html
https://id.scribd.com/document/362361627/K3-Pekerjaan-Atap
https://www.situstekniksipil.com/2018/11/permasalahan-atap-serta-
pemeliharaan.html?m=1
https://www.scribd.com/document/387030838/Pemeliharaan-Atap
15