DOSEN PEMBIMBING:
HANANTATUR ADESWASTOTO, MT.
DISUSUN OLEH :
AINUL MARDIAH (1822201013)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas berkat rahmat-
Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Konstruksi Bangunan yang
berjudul “langit-langit bangunan dan tangga bangunan” dengan baik. Sholawat dan salam tak
lupa pula penulis hadiahkan buat bagianda besar kita Muhammad saw dengan ucapan
Allahummashali’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya
kelak. Amin.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pembimbing BAPAK Hanantatur Adeswastoto,
MT. serta teman-teman. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan
dan kekhilafan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan dari
dosen pembimbing mata kuliah “Konstruksi Bangunan”, serta teman-teman untuk
penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini, meskipun banyak keterbatasan baik itu dari segi penulisan
maupun dari segi isi, tetapi penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam proses
belajar mengajar kita khususnya dalam mata kuliah Konstruksi Bangunan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 11.PEMBAHASAN
2.1 Plafond………………………………….…………………………..……..…..............3
2.2 Fungsi Plafod............…………………………………………………………….........4
2.3 Sifat Bahan dan Karekteristik Plafond ..........................................................................4
2.4 Jenis-Jenis Bahan Plafond....................................................................5........................ز
2.5 Bagian-Bagian dari Konstruksi Plafond……………………………………………...12
BAB 111. TANGGA BANGUNAN
3.1 Tangga…………………………………………………………………………….…13
3.2 Konstruksi Tangga Berdasarkan Material …………..………………………………14
3.3 Fungsi Tangga pada Bangunan Bertingkat………………………………………….18
3.4 Bagian-Bagian Tangga…………………..……….………………………………….19
3.5 Letak Posisi Tangga……………………………………………………………..…..21
3.6 Syarat Tangga………………………………...……………………………………..22
ii
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….…24
4.2 Saran…………..………………………………………………………………….…25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari plafond ?
2. Apa saja fungsi dari plafond?
3. Apa saja bahan-bahan yang terdapat pada plafond ?
4. Apa pengertian dari tangga?
5. Apa saja fungsi dari tangga?
6. Apa saja material atau bahan-bahan dari tangga?
1.3 Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian plafond
2. Mengetahui apa saja fungsi dari plafond
3. Mengetahui apa saja bahan-bahan yang terdapat pada plafond
4. Untuk mengetahui pengertian tangga
5. Mengetahui apa saja fungsi dari tangga
6. Mengetahui apa saja material atau bahan-bahan yang terdapat pada tangga
2
BAB II
PEMBAHASAN
LANGIT-LANGIT RUMAH (PLAFOND)
2.1 Plafond
Plafond atau langit-langit rumah merupakan bidang pembatas antara atap rumah
dan ruangan di bawahnya. Ketinggiannya plafond atau langit-langit rumah umumnya
berkisar antara 2,75 s/d 3,75 m. Plafond rumah memiliki banyak fungsi, fungsi utama dari
plafond adalah untuk menjaga kondisi suhu di dalam ruangan akibat sinar matahari yang
menyinari atap rumah. Udara panas di ruang atap ditahan oleh plafond sehingga tidak
langsung mengalir ke ruang di bawahnya sehingga suhu ruang dibawahnya tetap terjaga.
Selain menjaga kondisi suhu ruang dibawahnya, plafond juga berfungsi untuk melindungi
ruangan-ruangan didalam rumah dari rembesan air yang masuk dari atas atap,
menetralkan bunyi atau suara yang bising pada atap pada saat hujan. Selain itu juga
plafond dapat membantu menutup dan menyembunyikan benda-benda seperti kabel
instalasi listrik, telfon, pipa hawa dan struktur atap sehingga interior ruangan tampak
lebih indah. Namun saat ini, fungsi plafond rumah juga telah mengalami perluasan
persepsi, tak hanya mengakomodir fungsi-fungsi di atas, desain plafond saat ini juga
dirancang sedemikian rupa sebagai pemberi kesan estetika khususnya pada interior
ruangan. Kualitas plafond rumah dipengaruhi oleh bahan atau material plafond yang
dipakai, dimana setiap bahan atau material plafond tentunya mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Oleh karena itu bermunculan beragam bahan dasar yang dapat
diaplikasikan untuk membuat plafond dengan harga yang beragam pula.
3
2.2 Fungsi Plafond
Plafond berfungsi sebagai batas tinggi untuk suatu ruangan menahan panas agar
tidak masuk ke dalam ruangan (isolator), meredam suara tetesan air hujan di atap rumah,
menjaga bagian ruangan tetap bersih dengan menahan kotoran atau hewan yang mungkin
jatuh dari atap rumah serta memperindah tampilan. Dibawah ini akan dijelaskan lebih
lanjut yaitu:
• Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain sehingga ruangan menjadi
sejuk dan enak dipandang (artistik).
• Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian dapat diatur dan
disesuaikan dengan fungsinya ruangan yang ada. Umpamanya untuk ruang tamu pada
sebuah rumah tinggal cenderung tinggi plafon direndahkan, begitu juga ruang keluarga
atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier dan bersahabat.
• Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau sebagai penahan
perambatan panas dari atap (aluminium foil).
• Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap, terutama pada
penutup atap dari bahan logam.
•Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk menggantungkan
bola lampu, sedang bagian atasnya untuk meletakkan kabel-kabel listriknya (sparing
instalasi) dan rumah dengan menutupi rangka atap, maka dari itu agar berfungsi dengan
baik tanpa mengganggu sirkulasi udara.
4
Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau
bilik ), papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board,
jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain. Karena
bahan-bahan tersebut meruapakan lembaran yang relatif tipis, maka pemasangannya
memerlukan suatu konstruksi yang khusus dan dari bahan lain sebagai penggantung
dimana bahan tadi ditempelkan. Bentuk pemasangan plafon dapat dibuat bermacam-
macam sesuai selera pemilik rumah seperti misalnya langit-langit datar/rata, melengkung,
kesan bertingkat dan langit-langt berventilasi. Bahan yang mudah didapat dan mudah
dikerjakan yaitu dari balok-balok kayu yang dipasang saling bersilangan sehingga
membentuk petak-petak dengan ukuran tertentu sesuai dengan bahan plafon tersebut.
5
Keunggulan jenis plafond tripleks proses pengerjaannya lebih mudah dan dapat
dilakukan oleh tukang kayu sehingga tidak kesulitan dalam pengerjaannya. Material
tripleks mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif murah dan bahan yang
ringan memudahkan pengguna dalam perbaikan apabila terjadi kerusakan untuk
menggantinya. Sedangkan kekurangan bahan tripleks ini tidak tahan terhadap api
sehingga mudah terbakar dan apabila sering terkena air atau rembesan maka akan mudah
rusak. Pada umumnya sambungan triplek akan kelihatan, jika anda menginginkan kesan
datar tanpa sambungan akan sulit diwujudkan. Dalam beberapa waktu setelah
pemasangan akan kelihatan warna kekuningan, jika dicat dengan warna putih biasanya
akan cepat muncul apabila tripleknya kurang bagus.
B. Plafond Eternit/Asbes
Asbestos atau panggilan akrabnya asbes, merupakan gabungan enam mineral silikat
alam. Dalam pasaran ukuran plafon eternit adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m x 1.00 m.
Cara pemasangan pun sama dengan plafon tripleks. Anda dapat menggunakan kasau 4/6
atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm untuk rangka plafon. Plafon asbes
sedapat mungkin dihindarkan, karena berisiko tinggi terhadap penyakit paru-paru yang
berbahaya. Partikel asbestos yang sangat halus bila terhirup akan mengendap di paru-paru
dan memicu asbesklorosis. Sebenarnya plafon asbes tahan terhadap akibat kebocoran
rumah. Asbestos atau panggilan akrabnya asbes, merupakan gabungan enam mineral
silikat alam. Perhatikan gambar 1.2 plafond eternit/asbes dibawah ini.
C. Plafond Fiber
Saat ini plafon fiber sudah banyak digunakan. Dalam aplikasi untuk plafon rumah
menggunakan papan GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board). Harganya relatif
murah dibandingkan dengan tripleks. GRC Board mempunyai ukuran 60 cm x 120 cm
dengan ketebalan standar 4 mm. Rangka plafon dapat mengunakan kasau 4/6 atau 5/7
maupun besi hollow 40 mm x 40 mm. Bahan Fiber Semen, yaitu perpaduan gypsum
dengan triplek di mana mempunyai kelebihan dan kelemahan yang sama. Dari segi harga
Fiber Semen lebih murah dari Gypsum. Bahan ini cenderung lebih keras dan lebih berat
sehingga harus hati-hati sewaktu memotong karena mudah retak. Bisa dilihat pada
gambar 1.3 plafond fiber berikut ini.
7
(Gambar 1.3 plafond fiber)
Sifatnya yang keras dan kuat sangat cocok untuk diaplikasikan sebagai plafon,
apalagi tidak mudah ternoda oleh kebocoran. Keunggulan plafon Fiber tahan terhadap
air, lebih kuat, dan ringan. Proses pengerjaanya cukup mudah. Namun Kelemahannya tak
tahan benturan. Material Fiber di beberapa daerah masih jarang dijumpai.
D. Plafond Akustik
Plafon akustik solusi bagi Anda yang merencanakan sebuah ruangan yang dapat
meredam kebisingan. Karena plafon akustik merupakan plafon yang tahan terhadap batas
ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120
cm. Plafon akustik dapat dipasang dengan rangka kayu atau bahan metal pabrikan yang
sudah jadi. Perhatikan gambar 1.4 plafond akustik dibawah ini.
8
Plafond akustik merupakan salah satu solusi untuk meredam kebisingan karena plafond
akustik merupakan plafond yang tahan terhadap batas ambang kebisingan tertentu.
Biasanya plafond jenis ini cenderung digunakan untuk studio rekaman atau pabrik-pabrik
agar suara bising yang dihasilkan tidak sampai mengganggu masyarakat sekitarnya.
Plafond akustik dapat dipasang dengan rangka kayu atau bahan metal pabrikan yang
sudah jadi. Namun plafond ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihannya adalah dapat meredam suara sehingga untuk kebutuhan ruangan tertentu
banyak dipakai oleh masyarakat. Bobotnya relatif ringan sehingga mudah untuk
perbaikan atau diganti dan proses pengerjaannya cepat. Sedangkan kelemahanya adalah
tidak tahan air dan di daerah tertentu masih jarang dijumpai serta harganya relatif lebih
mahal.
E. Plafond PVC
Plafond PVC terbuat dari Plastik Poly Vinyl Chloride,. Teknik pemasangannya
pun mudah yaitu dengan system knockdown. Plafon PVC pada umumnya sudah dengan
finishing warna dan motif sehingga tidak perlu tambahan pekerjaan dan biaya cat.
perhatikan gambar 1.5 plafond PVC dibawah ini
9
F. Plafon Gypsum
Saat ini plafon jenis inilah yang paling banyak digunakan. Selain mudah dalam
pengerjaan dan juga ketersediaan bahan dengan harga yang lebih bervariasi. Material
yang digunakan sebagai rangka untuk plafon gypsum bisa bervariasi, biasanya
menggunakan metal furing dan ada juga yang memakai kayu. Penggunaan material kayu
sebagai rangkanya, akan bisa menjawab kekhawatiran terhadap saat
pemasangan/perbaikan instalasi listrik akan sulit karena rangka plafon gypsum tidak bisa
dipijak. Namun jika rumah anda bertingkat, sebaiknya pada lantai bawah dianjurkan
menggunakan rangka metal furing saja. Perhatikan gambar 1.6 plafond gypsum dibawah
ini.
Kelebihan Plafon Gypsum adalah selain cepat dalam pengerjaan, hasilnya pun lebih
rapi. Karena sambungan papan gypsum bisa dibuat tidak kelihatan sama sekali (pastikan
menggunakan jasa tukang plafon yang ahli). Model atau bentuk plafon pun akan bisa
diwujudkan sesuai dengan keinginan anda, karena sudah tersedia bermacam-macam les
profil, motif panel papan tengah dan material pendukung lainnya. Bentuk plafon gypsum
bisa dibuat berbagai bentuk, ada yang bertingkat (drop ceiling), kubah (dome) dan lain
sebagainya. Kekurangan Plafon Gypsum adalah plafon ini tidak tahan air, dalam artian
jika terjadi kebocoran pada atap, sifat gypsum akan menyerap air sehingga bebannya akan
bertambah berat yang bisa mengakibatkan ambruk. Namun anda bisa mengantisipasinya
dengan melobangi gypsum pada bagian mana yang digenangi air kemudian diperbaiki.
10
G. Plafon Kayu atau Lambersering
Lambersering adalah kayu olahan yang dibuat bentuk menjadi lembaran-lembaran (1x
9 cm) dan kemudian dikeringkan dengan oven untuk mengurangi kadar airnya agar saat
pemasangan nanti tidak ada penyusutan lagi. Finishing akhir plafon lambersering
lazimnya dicat impra supaya kelihatan natural (warna kayu). Biasanya digunakan untuk
plafon bagian luar bangunan. Kelebihan Plafon lambersering adalah lebih artistik dan
cenderung menciptakan suasana ruangan menjadi klasik. Kelemahan plafon labersering
adalah pengerjaan lebih sulit dan lama. Harga lebih mahal dibanding dengan plafon
gypsum. Perhatikan gambar 1.7 dibawah ini.
11
(Gambar 1.8 plafond metal)
12
BAB III
TANGGA BANGUNAN
6.1 Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat
vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat
dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja,
beton bertulan dan lain sebagainya. Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan
Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah,
kecelakaan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali
mereka yang merancang dan membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak kecelakaan
akibat kesalahan konstruksi langsung. Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga
terhadap pencegahan kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan
standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan
beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan yaitu:
- Tangga harus bebas dari goncangan keras.
- Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan
tangan dengan dinding.
- Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
- Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di
ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
- Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan bebas
dari serpihan.
- Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak kurang
dari dua puluh derajat.
- Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.
13
Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen. Tangga permanen biasanya
digunakan untuk menghubungkan dua bidang horisontal pada bangunan dan lantai bangunan
yang berbeda. Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama.
Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U", memutar atau merupakan dari
kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan (riser),
lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan
bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita
temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dan sebagainya.
Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih
tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan /
disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.
14
(Gambar 2.1 tangga kayu)
15
C. Konstruksi tangga beton
Konstruksi tangga beton sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2
(dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal,
pertokoan. Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya
dari satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih
indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps) saja. Adapun
ukuran tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm,
sedangkan ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Tangga dengan
konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari papan kayu utuh maupun
papan kayu sambungan. Pehatikan gambar 2.3 dibawah ini.
16
(Gambar 2.4 tangga batu/bata)
E. Eskalator
Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut
orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah
mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor. Karena
digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang dari
bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di seluruh
dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis.
Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat
konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya. Perhatikan gambar 2.5 dibawah ini.
17
6.3 Fungsi Tangga Pada Bangunan Bertingkat
Tangga adalah bagian dari bangunan bertingkat yang berfungsi untuk penghubung
sirkulasi antar lantai bangunan bertingkat dengan berjalan naik atau turun menggunakan trap
(anak tangga). Tangga terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Tangga utama
Tangga utama adalah tangga yang berfungsi untuk sirkulasi orang berjalan kaki serta ke
lintasan utama pada bangunan gedung antar lantai tingkat dalam kondisi keseharian karena
menjadi sirkulasi utama maka pada tangga utama harus memenuhi persyaratan kenyamanan
pemakaian untuk naik maupun turun yang tidak melelahkan dan membahayakan pemakainya.
Syarat tangga utama :
a) Letak tangga berada pada sirkulasi utama bangunan, mudah dilihat dan dijangkau dari
pintu masuk bangunan dan mempunyai penerangan yang cukup baik dari alam maupun
buatan.
b) Mempunyai penerangan yang cukup khususnya buatan
c) Memenuhi persyaratan kenyamanan pemakain, misalnya;
d) Sudut kemiringan tangga 28˚-35˚
e) Jumlah anak tangga sampai bordes maksimal 12 trap
f) Tingi trap anak tangga maksimal 19 cm
g) Lebar bordses ≥ ½ lebar ruang tangga
h) Perbandingan antrede : optrede memenuhi rumus (a + 2.O = 62 cm s/d 65 cm)
i) Perhitungan jumlah anak tangga ; [2(n + 1) = t/O]
j) Perhitungan lebar bordes ; [P = (a x n) + b]
k) Harus dicheg ; (b ≥ ½ l)
18
2. Tangga darurat
Tangga darurat adalah tangga yang digunakan untuk mengevakuasi atau menyelamatkan
penghuni gedung dari pengaruh bahaya.
Syarat tangga darurat :
a) Letaknya berhubungan dengan dinding luar bangunan dan mempunyai pintu akses keluar
gedung
b) Dilengkapi dengan pintu dari bahan tahan api sekurang-kurangnya selama 3 jam
c) Pada bagian bordes dilengkapi jendela kaca yang bisa dibuka dari luar untuk penyelamatan
penghuni
d) Dilengkapi cerobong pengisap asap di samping pintu masuk
e) Pada tangga darurat harus dilengkapi dengan lampu penerangan dengan supply baterai
darurat.
19
Ibu tangga
Ibu tangga merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga.
Material yang digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton
bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi. Kombinasi antara ibu tangga
dan anak tangga biasanya untuk ibu tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan
anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga
menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja.
Anak Tangga
Anak tangga merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting.
Karena sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus
benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset
karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal
(pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga untuk
hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian vertical langkah atasnya berkisar
antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.
Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada
hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya
lebih kecil, yaitu 75 cm.
Railing
Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam jenis
nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat, baja, dan lain
sebagainya. Terkadang juga sering dijumpai tangga yang tanpa railing, dan ini penting
untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, jangan
sampai terjatuh karena tidak ada railingnya. Ukuran pegangan railing tangga dengan
ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar
ukuran tangan manusia. Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga
jarak antara railing pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah
cukup.
20
Bordes
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat
beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah
tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes
juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga.
Baluster
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical.
Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya
pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan kenyamanan
pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh, terutama untuk
keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya kurang lebih antara
90-100 cm.
21
6.6 Syarat Tangga
Syarat yang harus dipenuhi oleh tangga dan ruangan tempat tangga adalah sebagai
berikut:
a. Tangga harus fungsional
Semakin banyak manusia harus menggunakan tangga maka syarat baik yang
mengenai ukuran maupun yang mengenai perapihan tangga menjadi lebih tinggi
- Lebar untuk 1 orang adalah kurang lebih 620 mm
- Lebar untuk 1 orang dengan anak kurang lebih 1000 mm
- Lebar untuk 1 orang dengan bagasi kurang lebih 850 mm
- Lebar untuk 2 orang adalah 1200 – 1300 mm
- Lebar untuk 3 orang adalah 1800 – 1900 mm
- Lebar untuk pengangkutan orang sakit dsb. 1200 – 1300 mm
b. Jenjang anak tangga (optrede) dan sela anak tangga (aantrede)
Lereng / sudut suatu tangga tergantung dari perbandingan antara optrede dan
aantrede. Dalam menentukan optrede dan aantrede lalu lintas yang menggunakan tangga
ikut menentukan yaitu anak, orang dewasa dan orang berusia lanjut.
Rumus yang biasa digunakan : 1 x optrede + aantrede = 630 mm
Sekarang juga dikenal rumus : 2 x Optrede + Aantrede = 810 mm (tangga dengan lereng
yang landai)
c. Sudut lereng
Tangga yang dapat dilalui dengan baik dan paling nyaman ternyata mempunyai
sudut lereng antara 41 – 42°.
d. Tonjolan muka
Sebuah tonjolan muka merupakan suatu pelebaran pijakan anak tangga dan
menambah sifat dapat dilalui. Apabila tangga sudah mempunyai BORDES, maka panjang
bordes ini sedikitnya harus sama dengan lebar tangga. Sebuah bordes menjadi lebih baik
untuk dilalui apabila panjangnya sama dengan aantrede ditambah sebuah pijakan anak
tangga (± 600 mm).
22
e. Arah panjat
Arah panjat pada sebuah tangga ditunjukkan dalam denah dengan panah yang
menunjuk keatas (garis lintas). Untuk tangga lurus panah ini digambar ditengah-tengah
tangga, untuk semua tangga lain pada 1/3 lebar tangga dengan minimum 350 mm
dihitung dari sisi terlebar dan pijakan anak tangga.
f. Bentuk utama dan tipe tangga
Bentuk tangga disesuaikan dengan ruangan atau denah yang tersedia. Apabila
karena kekurangan tempat sehingga tidak dapat dipasang tangga biasa yang lurus maka
dengan terpaksa diterapkan tangga putar/baling-baling, bordes seperempat ruang, tangga
spiral atau kombinasi diantaranya :
- Tangga biasa lurus: baik pada sebelah bawah maupun pada sebelah atas tersedia
cukup ruangan.
- Tangga biasa miring: tangga yang menyesuaikan dengan sudut yang dibuat oleh
tembok-tembok yang mengelilinginya.
- Tangga biasa baling tunggal: tangga dengan bagian yang baling / putar terdapat pada
sebelah bawah.
- Tangga biasa baling tunggal: tangga yang bagian yang baling / putar terdapat pada
sebelah atas ( kebalikan dari c ).
- Tangga baling rangkap: tangga yang ruangan masuk dan ruangan singgah terlampau
kecil untuk penerapan tangga biasa yang lurus sehingga dibuat melingkar.
- Tangga bordes 900 dengan bordes antara: tangga yang mempunyai ruangan
terlampaui kecil untuk tangga yang lurus sehingga dibuat arah menyudut 900 dan
ditempatkan tangga kecil pada sebelah atas bordes.
- Tangga bordes dengan dua bordes antara 1800: tangga yang mempunyai arah lurus
dengan 2 bordes yang terdapat lebar yang cukup untuk membuat tangga pendek
antara bordes-bordes.
- Tangga bordes 1800: tangga yang banyak diterapkan dalam ruangan tempat tangga
alam sejumlah tangga bertingkat dimana tangga terpasang yang satu pada sebelah
atas yang lain.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Plafond dan tangga merupakan bagian penting dalam sebuah pembangunan.
Plafond atau langit-langit rumah merupakan bidang pembatas antara atap rumah dan
ruangan di bawahnya. Ketinggiannya plafond atau langit-langit rumah umumnya berkisar
antara 2,75 s/d 3,75 m. Plafond rumah memiliki banyak fungsi, fungsi utama dari plafond
adalah untuk menjaga kondisi suhu di dalam ruangan akibat sinar matahari yang
menyinari atap rumah. Udara panas di ruang atap ditahan oleh plafond sehingga tidak
langsung mengalir ke ruang di bawahnya sehingga suhu ruang dibawahnya tetap terjaga.
Selain menjaga kondisi suhu ruang dibawahnya, plafond juga berfungsi untuk melindungi
ruangan-ruangan didalam rumah dari rembesan air yang masuk dari atas atap,
menetralkan bunyi atau suara yang bising pada atap pada saat hujan. Selain itu juga
plafond dapat membantu menutup dan menyembunyikan benda-benda (seperti: kabel
instalasi listrik, telfon, pipa hawa) dan struktur atap sehingga interior ruangan tampak
lebih indah.
Sedangkan tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi
dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga merupakan suatu
sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan dapat dibuat dari
kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dan lain sebagainya. Statistik yang dikompilasi
oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah penyebab jumlah
terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor,
yang tentu berada di luar kendali mereka yang merancang dan membangun tangga.
Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat kesalahan konstruksi langsung. Tukang
kayu dapat memberikan kontribusi berharga terhadap pencegahan kecelakaan jika ia
berencana dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
24
4.2 Saran
Dari pembahasan diatas penulis memberikan beberapa saran didalam memilih
bahan plafond diantaranya: Didalam memilih bahan plafond sebaiknya memperhatikan
beberapa hal diantaranya bahan dari plafon tersebut anti air, anti rayap, tidak mudah
patah, mudah di dapat bahannya sehingga sewaktu mengganti kembali pemilik rumah
tidak kesulitan mencari bahannya, harganya bisa dijangkau si pemilik bangunan, dan
yang terpenting bahannya tidak membahayakan penghuni rumah. Dan juga tangga
memiliki banyak jenis yang bisa digunakan dalam pembangunan sebuah bangunan,
pemilihan tangga harus sesuai agar serasi dengan bangunan yang ada dan menambah nilai
estetika sebuah bangunan tersebut.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga
masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para
pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat
membangun.
25
DAFTAR PUSTAKA
Teorikuliah.blogspot.com
Teknikgambarbangunan2garut.blogspot.com
https://id.scribd.com
https://id.scribd.com
Belajar-teknk-sipil.blogspot.com