Anda di halaman 1dari 30

TUGAS PAPER

MATA KULIAH TEKNOLOGI BAHAN

Dosen :
1. Ir. Abdul Gani Akhmad, M.Si
2. Ardiansyah Winarta, S.T., M.Si
3. Mariani, S.T., M.T.

JUDUL PAPER :
TEKNOLOGI BAHAN PLAFON DAN ATAP

OLEH
FERLYNE FERONICA BALEYA
NIM : F221 18 202
KELAS C

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

Teknologi Bahan Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
segala rahmat-Nyalah akhirnya paper dengan judul ‘Teknologi Bahan Penutup Lantai’ ini
bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca terutama dalam hal bahan penutup lantai.
Paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses internet.
Tulisan ini sebagian besar berupa kutipan dari beberapa sumber sebagaimana yang tercantum
pada daftar pustaka.
Namun terlepas dari itu, bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
dimohon kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya paper selanjutnya yang
lebih baik lagi. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna. Makan mohon maaf apabila paper teknologi bahan penutup lantai ini masih
memiliki banyak kekurangan.

Palu, 10 Mei 2019

Penulis

Teknologi Bahan Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. .......... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ .......... 4
1.2 Permasalahan ......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 5
1.4 Lingkup Pembahasan .................................................................................. .......... 5
II. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 Plafon ......................................................................................................... 6
2.1.1 Fungsi Plafon..................................................................................... 6
2.1.2 Jenis-jenis Plafon ................................................................................... 6
2.1.3 Konstruksi Plafon ............................................................................ 9
2.1.4 Pemasangan Plafon .......................................................................... 9
2.1.5 Teknik Pemasangan ....................................................................... 10
2.1.6 Cara Perawatan Bahan Plafon .......................................................... 11
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Palfon ................................................... 15
2.2 Atap .......................................................................................................... 17
2.2.1 Komponen Penyusus Atap .............................................................. 18
2.2.2 Jenis-jenis Bahan Atap ................................................................... 20
2.2.3 Teknik Pemasangan Atap .................................................................... 24
2.2.4 Cara Perawatan Bahan Atap ............................................................ 25
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Atap ..................................................... 26
III. KESIMPULAN ......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Bahan Page 3


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang Arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang
bangunan, yakni orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi
konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi
aspek bangunan tersebut dalam sisi estetika, budaya, atau masalah sosial.
Arsitek dapat berperan di dalam mendukung Perencanaan Kota (Urban Planning),
dapat berperan di dalam mendukung Perancangan Kota (Urban Design), dapat berperan
di dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan/Kawasan, dapat berperan di dalam
Perencanaan dan Perancangan Bangunan, Perancangan Interior (Ruang Dalam)
Bangunan, Perancangan Taman, juga dapat berperan di dalam Industri Bahan
Bangunan.
Bangunan adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas / didalam tanah / air
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya. (KEPPRES No.
28/2002). Pembangunan gedung diselenggarakan melalui berbagai tahapan pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah rangkaian kegiatan perencanaan dan
pelaksanaanserta pengawasan yang meliputi pekerjaan arsitektural, struktur, mekanikal
dan elektrikal,serta tata lingkungan, beserta kelengkapannya masing-masing dalam
mewujudkan suatu bangunan. (KEPPRES No. 19/1999)
Suatu Bangunan terdiri dari berbagai komponen mulai dari pondasi, dinding,
lantai, plafon hingga atap. Dalam suatu bangunan langit-langit atau plafon adalah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas sebuah ruangan.
Umumnya, langit-langit bukan unsur struktural, melainkan permukaan yang menutupi
lantai struktur atap di atas. Berdasarkan perkembangan zaman kini banyak terdapat
jenis plafon di pasaran.
Sedangkan atap berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya.
Gunanya untuk melindungi dari pengaruh panas, hujan, angin, debu, dan lain-lain.
Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang
dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah didapat di
mana bangunan itu didirikan

Teknologi Bahan Page 4


1.2 Permasalahan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas ialah :
a. Apa yang dimaksud dengan Plafon dan Atap?
b. Apa saja jenis Plafon dan Atap?
c. Bagaimana Konstruksi serta Pemasangan Plafon dan Atap?
d. Bagaimana cara merawat bahan Plafon dan Atap?
e. Apa saja kelebihan dan kekuragan dari masing-masing Plafon dan Atap?

1.3 Tujuan
Tujuan dari paper ini ialah untuk mengetahui tentang Plafon dan Atap,
mengetahui jenis-jenis Plafon dan Atap yang ada, konstruksi, cara pemasangan serta
merawat bahan Plafon dan Atap, dan kelebihan kekurangan yang dimiliki oleh masing-
masing jenis Plafon dan Atap tersebut.

1.4 Lingkup Pembahasan


Berdasarkan permasalahan dan tujuan tersebut, maka pembahasan dalam paper ini :
a. Pengertian serta Fungsi Plafon dan Atap
b. Jenis Plafon dan Atap
c. Konstruksi Plafon dan Atap
d. Cara Perawatan Bahan Plafon dan Atap
e. Kelebihan dan Kekurangan Plafon dan Atap

Teknologi Bahan Page 5


II. PEMBAHASAN

2.1 Langit-langit/Plafon
Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagian dalam
dari ruangan bangunan (rumah). Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis
pembatas antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa sebagai atau
dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.

2.1.1 Fungsi Plafon


Adapun fungsi Plafon ialah sebagai berikut :
a. Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian dapat diatur
sesuaikan dengan fungsinya ruangan yang ada. Umpamanya; untuk ruang
tamu pada sebuah rumah tinggal cenderung tinggi plafon direndahkan, begitu
juga ruang keluarga atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier
dan bersahabat
b. Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau
sebagai penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil)
c. Plafon berfungsi juga untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap.
d. Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap,
terutama pada penutup atap dari bahan logam. Serta Untuk menahan percikan
air hujan, agar ruangan dan isinya selalu terlindung
e. Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk
menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk meletakkan
kabel-kabel listriknya (sparing instalasi)

2.1.2 Jenis-jenis Plafon


Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu
atau bilik ), papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile,
particle board, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum
dan lain-lain.

Teknologi Bahan Page 6


a. Plafon Tripleks
Plafon berbahan tripleks
merupakan jenis plafon
yang sering dipakai.
Ukuran tripleks ini
dipasaran adalah 122 cm
x 244 cm dengan
ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Pemasangan plafon ini dapat dipasang
lembaran tanpa dipotong-potong maupun dapat dibagi menjadi empat
bagian supaya lebih mudah dalam penataan dan pemasangannya. Rangka
plafon dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu
60 cm x 60 cm.

b. Plafon Eternit atau Asbes


Dalam pasaran ukuran
plafon eternit adalah
1.00 m x 1.00 m dan
0.50 m x 1.00 m. Cara
pemasangan pun sama
dengan plafon tripleks.
Anda dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60
cm x 60 cm untuk rangka plafon.

c. Plafon Fiber
Saat ini plafon fiber sudah
banyak digunakan. Dalam
aplikasi untuk plafon rumah
menggunakan papan GRC
(Glassfiber Reinforced
Cement Board). Harganya
relatif murah dibandingkan dengan tripleks. GRC Board mempunyai ukuran
60 cm x 120 cm dengan ketebalan standar 4 mm. Rangka plafon dapat
mengunakan kasau 4/6 atau 5/7 maupun besi hollow 40 mm x 40 mm.

Teknologi Bahan Page 7


d. Plafon Gypsum
Plafon gypsum salah satu
jenis plafon yang sudah
banyak digunakan pula untuk
penutup plafon. Ukuran
untuk plafon adalah 122 cm x
244 cm. Untuk rangka seperti
GRC Board anda dapat menggunakan kasau maupun besi hollow.
Penggunaan material kayu sebagai rangkanya, akan bisa menjawab
kekhawatiran terhadap saat pemasangan/perbaikan instalasi listrik akan sulit
karena rangka plafon gypsum tidak bisa dipijak.

e. Plafon Akustik
Plafon akustik solusi bagi
Anda yang merencanakan
sebuah ruangan yang dapat
meredam kebisingan. Karena
plafon akustik merupakan
plafon yang tahan terhadap
batas ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x 60
cm dan 60 cm x 120 cm. Plafon akustik dapat dipasang dengan rangka kayu
atau bahan metal pabrikan yang sudah jadi.

f. Plafon Kayu atau Lambersering


Lambersering adalah kayu
olahan yang dibuat bentuk
menjadi lembaran-lembaran
( 1 x 9 cm ) dan kemudian
dikeringkan dengan oven
untuk mengurangi kadar
airnya agar saat pemasangan nanti tidak ada penyusutan lagi. Finishing
akhir plafon lambersering lazimnya dicat impra supaya kelihatan natural
(warna kayu). Biasanya digunakan untuk plafon bagian luar bangunan.

Teknologi Bahan Page 8


g. Plafon Metal (Tin Ceiling)
Material dasar dari plafon ini
adalah lempengan metal tipis
yang di-embos sehingga
tercetak berbagai macam motif
ukiran dan kemudian difinish
dengan cat minyak. Untuk saat
ini motif atau corak ukir pada tin ceiling sanggat kental dengan unsur
klasik.

2.1.3 Konstruksi Plafon


Adapun bagian-bagian dari konstruksi plafon :
a. Balok induk yang dipasang / ditanam pada tembok atau digantungkan
dengan kuda-kuda.
b. Balok anak ukuran lebih kecil dari balok induk yang dipasangan
bersilanngan dengan balok induk.
c. Balok pembagi yang ukuran bisa sama dengan balok anak atau bisa lebih
kecil sedikit dan dipasang bersilangan dengan balok anak.
d. Langit-langit atau sering disebut pyan yang bahannya seperti tersebut di
atas dan dipasang pada balok tadi.

2.1.4 Pemasangan Plafon


Ketentuan :
Batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-ikat kuda-kuda.
Jika jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda dalam ruangan kurang dari
jarak antara kuda-kuda, maka batang-batang gantung plafon induk dipasang
tegak lurus arah dinding dan masuk dalam pasangan dinding. Namun, jika jarak
antara kuda-kuda kurang dari jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda,
maka batang – batang gantung plafon induk dipasang tegak lurus pada balok
ikat dari kuda-kuda. Pada prinsipnya pemasangan batang penggantung plafon
adalah sama, tetapi jaraknya tidak sama tergantung dari bahan plafon yang
digunakan. Pada bangunan perumahan dalam pemasangan plafon, ketentuan
untuk tinggi ruang/kamar minimal sekurang-kurangnya 2,40 m kecuali kalau

Teknologi Bahan Page 9


kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luas ruang mempunyai
tinggi ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah tidak kurang
dari 1,75 m. Pada ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan sampai sekurang-
kurangnya 2,10 m.

2.1.5 Teknik Pemasangan


Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu
atau bilik ), papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustektile,
particleboard, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan
lain-lain. Adapun kontruksi plafon terdiri dari :
a. Rangka plafon
Terdapat :
- Rangka kayu (galar 6/12; kaso 5/6; kaso 4/6)
- Rangka profil aluminium
Penggantung rangka plafon, jika rangka atap dengan kuda - kuda kayu
dapat menggunakan kaso 5/7. Jika bahan profil aluminium cukup dengan
kawat yang dibelitkan atau diskrup pada atap rangka baja. Jika tidak beton,
dapat memakai stek untuk mengaitkan pada rangka plafonnya yaitu rangka
kayu. Bahan penutup plafon terdiri dari berbagai macam bahan, antara lain :
Tripleks dengan tebal 4 mm, Asbes 3 mm, Akustictile atau softboard 15
mm, Gypsumboard, Aluminium, Papan / kayu, Hard board, Bahan g.r.c.,
dan lain - lain.
b. Penggantung rangka plafon dan stek
Penggambaran rencana (gambar kerja) plafon meliputi gambar rencana
plafon dan detail plafon. Dalam pembuatan rencana plafon (terkadang
disebut sebagai rencana rangka plafon atau denah plafon) hal - hal yang
perlu diperhatikan adalah Ukuran bahan yang akan digunakan terhadap
luasnya ruangan yakni :
- Untuk bahan penutup dengan tripleks 4 mm, sebaiknya
menggunakan ukuran dengan kelipatan 30 cm agar dapat efisien
dalam penggunaan bahan, misalnya; 1,20 x 1,20 atau 0,60 x 1,20.
- Untuk bahan penutup dengan asbes, untuk efisiensi bahan
menggunakan ukuran 1,00 x 1,00 atau 1,00 x 0,50.

Teknologi Bahan Page 10


Sedangkan penggunaan jenis kabel untuk instalasi listrik sebaiknya
menggunakan jenis kabel Tranca; Kabelindo; Supreme; Eterna atau kabel
metal. Pemasangan instalasi listrik di dalam rangka plafon disebut in
bouw sedangkan jika pemasangan kabel diluar plafon disebut
outbouw, kesannya seperti perencanaan ME (Mekanikal dan Elektrikal)
tidak matang, atau kemungkinan tahapan pekerjaan baru terpikirkan
kemudian. Hal lain yang perlu diperhatikan pemasangan penutup plafon
dengan tripleks 4 mm, ada dua cara yaitu :
- Memberikan naad (jarak) antara dua lembar triplek yang akan
dipaku pada rangka plafon dan list profil pada tepi dinding.
- Memakai list, artinya pertemuan, umpama pakai eternit asbes,
ditutup dengan list untuk kekuatan pemasangan penutup plafon.
Pada ukuran kayu untuk rangka plafon dapat digunakan beberapa
ukuran kayu sebagai berikut :
 Balok induk
Ukuran 6/12 untuk bentangan 2 - 3 m1
Ukuran 8/14 untuk bentangan 3 - 5 m1
 Balok pembagi pertama
Ukuran 6/8 untuk bentangan 2 - 2,5 m1
Ukuran 5/7 untuk bentangan 1 - 2 m1
 Balok pembagi kedua
Ukuran 4/6 untuk bentangan 1 m1 atau d1 m1
c. Bahan penutup plafon
Bahan plafon sangat banyak ragamnya, dari kayu, multiplek, lembar semen
asbes, hardbord, softboard, acoustic tile, particle board, aluminimum,
sampai gipsum. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lisplafon. Bahan
terbuat dari gipsum dengan panjang 2,5 meter. Cara pemasangannya pun
menggunakan semen compound. Untuk finishing plafon, cat yang dipakai
adalah cat tembok.

2.1.6 Perawatan Plafon


Pemeliharaan dan perawatan komponen bangunan sangat diperlukan, demi
menjaga keutuhan bagian komponen dari bangunan tersebut ataupun

Teknologi Bahan Page 11


keindahanya. Pemeliharaan plafon sebagai salah satu item bangunan menjadi
salah satu fokus yang harus diketahui oleh tenaga teknis atau manajemen
gedung.
a. Plafon Gypsum
Musuh utama material plafon gipsum adalah air, sehingga gipsum hanya
digunakan pada bagian ruang dalam atau interior. pada dasarnya
pemeliharaan yang dilakukan hanya dari masalah debu atau sarang laba-
laba yang dapat dibersihkan dengan peralatan sapu atau kemoceng, Namun,
jika terkena air karena bocoran maka kebocorannya harus segera diperbaiki
dan diganti dengan yang baru.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
- Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan
gedung. Apabila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti
dengan yang baru atau diperbaiki.
- Apabila bagian plafon gipsum rusak terkena air maka koreklah
bagian yang telah rusak oleh air.
- Tutup dengan bahan gipsum pawderyangtelah diaduk dengan air.
- Ratakan dengan mempergunakan penggaris atau alat perata dari
triplek atau plastik keras sampai rata dengan permukaan sekitarnya.
- Tunggu hingga kering, lalu ampelas dengan ampelas halus.
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna
yang dikehendaki.

b. Plafon Akustik
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
- Sebelum pekerjaan dimulai, berikut adalah peralatan kerja yang
harus dilengkapi, yailu: obsolute sproyer, octivotor, enzyme atau
deterjen, spon, ember, dan kain majun. Cek mesin yang harus siap
pakai. Apabila ada kabel yang terkelupas maka harus diperbaiki
dahulu karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
- Semprotkan formula enzyme atau deterjen ke permukaan plafon
akustik, tunggu beberapa detik, lalu sapukan merata. Gunakan
extension poles dan pasang spon (drop clothes) sehingga kotoran

Teknologi Bahan Page 12


yang melekat akan terangkat sampai ke pori-porinya. Ulangi kembali
apabila masih kotor.
- Campurkan formula activotor untuk memudahkan pengangkatan
kotoran kuat. Tunggu beberapa detik, lalu sapukan dengan spon.
Spon yang telah kotor dibilas air bersih agar dapat digunakan
kembali.
- Untuk menjaga kebersihan lantai, jangan terlalu banyak
menggrlnakan cairan. Gunakanlah- secara bertahap atau gunakan
alas plastik di bawahnya.
- Lakukan pembersihan setiap 2 bulan sekali.

c. Plafon Tripleks
Pemeliharaan yang dilakukan:
- Bersihkan kotoran yang melekat sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
- Gunakan sikat atau kuas sebagaialat pembersih.
- Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran atau plafon retak
akibat mutu yang kurang bagus, segera ganti dengan yang baru.
- Bekas noda akibat kebocoran ditutup dengan cat kayu, baru
kemudian dicat dengan cat emulsi serupa.
- Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan
pengecatan ulang

d. Plafon Kayu
Pemeliharaan yang dilakukan:
- Bersihkan permukaan kayu dari kotoran yang melekat dengan
menggunakan kuas, sapu, atau alat lain yang serupa.
- Lakukan setiap 2 bulan sekali.
- Perindah kembali dengan menggunaka n teok oil bila perlu dipelitur
atau dicat kembali.

Teknologi Bahan Page 13


e. Plafon Metal
Pemeliharaan yang dilakukan :
- Bersihkan permukaan metal dari kotoran yang melekat dengan
menggunakan kuas, sapu, atau atat lain yang serupa. Lakukan setiap
2 bulan sekali.
- Bersihkan permukaan komponen dengan cairan sabun atau deterjen,
lalu bilas dengan air bersih dan alat penyemprot manual (bottle
sproyer).
- Tanda-tanda awal yang menunjukkan bagian penutup atap bergeser
atau longgar adalah bercak-bercak kelembaban yang timbul pada
panel langitlangit (plafon). Untuk menghindari kerusakan lebih
lanjut, segera kencangkan atau ganti sekrup atau paku yang longgar
atau hilang
- Tanda-tanda yang sama akan muncul jika bagian papan samping atap
tistptank (flashing) sampai tritison samping (tepi atap yang miring)
bergeser atau longgar.
- Segera kencangkan atau ganti sekrup atau paku yang longgar atau
hilang.
- Pasang lembaran atap dari bawah menuju ke atas dengan
gelombangnya menuju arah vertikal dan gunakan sekrup yang
memilki cincin karet pada bagian bawahnya (berfungsi sebagai
sambungan rapat atau seol kedap air serta mencegah karat) jika
memungkinkan. Jika tidak ada, gunakan sekrup yang diberi bulu
kempa pada bagian bawahnya. Jika lubang sekrup-sekrup membesar,
sambunfan rapat lem silikon (silicon sealer) dapat digunakan di
sekeliling baut untuk memperbaikinya.
- Jika terjadi tanda-tanda karat pada lembaran atap metal,
penanggulangannya dengan pengecatan untuk memperpanjang
umurnya.
- Bersihkan lembaran metal dari kotoran, debu, dan karat dengan
menggunakan sikat kawat. Kemudian, amplas dengan menggunakan
amplas halus, yaitu amplas yang terbuat dari karbon dan silikon
(corborundum).

Teknologi Bahan Page 14


- Jika kita lakukan pada lembaran atap metal yang memiliki lapisan
pelindung (galvanished) maka perlu memberikan lapisan cat dasar
besi (meni besi) terlebih dahulu supaya cat tidak mengelupas.
- Jika ternyata karat yang terjadi cukup parah maka gunakan cat dasar
meni besi red-oxide,lalu berikan 2 lapisan cat tahan ai (gloss paint/
weothershield).
- Gunakanlah selalu warna-warna terang yang dapat memantulkan
sinar matahari.
- Melakukan perbaikan pada atap metal yang memiliki lapisan
pelindung (golvonished) harus dilakukan dengan hati-hati karena
lembaran metal cukup tipis. Jika memungkinkan, gunakan papan
penahan berat (crawl boord) yang bertumpu pada bubungan saat
berada di atap dan hindari menginjak lembaran atap metal pada
bagian tengah lembaran. Berpijaklah pada kaso.
- Jika menggunakan paku dan bukan baut, saat mencabut paku dari
atap gunakan palu-cakar (claw hommer) yang ditahan oleh sepotong
papan untuk meratakan beban dan tidak merusak lembaran atap.
Gunakan palu dengan ukuran tepat untuk mencabut paku.

2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan


a. Plafon Tripleks
Kelebihan :
Keunggulan jenis plafon tripleks proses pengerjaannya lebih mudah dan
dapat dilakukan oleh tukang kayu sehingga Anda tidak kesulitan dalam
pengerjaannya. Material tripleks mudah didapatkan di pasaran dengan harga
yang relatif murah dan bahan yang ringan memudahkan pengguna dalam
perbaikan apabila terjadi kerusakan untuk menggantinya.
Kekurangan :
Kelemahan bahan tripleks tidak tahan terhadap api sehingga mudah
terbakar dan apabila sering terkena air atau rembesan maka akan mudah
rusak.

Teknologi Bahan Page 15


b. Plafon Asbes
Kelebihan :
Keunggulannya selain mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun
mudah sehingga tidak menemui kendala. Bahannya yang ringan
memudahkan pengguna untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan.
Kekurangan :
Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan
dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon
supaya tidak patah atau retak.

c. Plafon Fiber
Kelebihan :
Keunggulan plafon GRC tahan terhadap api dan air, lebih kuat, ringan dan
luwes. Proses pengerjaanya cukup mudah.
Kekurangan :
Kelemahan sama dengan plafon eternit atau asbes tak tahan benturan.
Material GRC di beberapa daerah masih jarang di jumpai.

d. Plafon Gypsum
Kelebihan :
Keunggulan, pada saat terpasang plafon gypsum memiliki permukaan yang
terlihat tanpa sambungan sehingga banyak diminati masyarakat. Proses
pengerjaanya pun lebih cepat. Mudah diperoleh, diperbaiki serta diganti.
Kekurangan :
Kelemahan, tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak ketika terkena
air atau rembesan air. Tidak semua tukang dapat mengerjakannya, perlu
keahlian khusus.

e. Plafon Akustik
Kelebihan :
Keunggulan, dapat meredam suara sehingga untuk kebutuhan ruangan
tertentu banyak dipakai oleh masyarakat. Bobotnya relatif ringan sehingga
mudah untuk perbaikan atau diganti dan proses pengerjaannya cepat.

Teknologi Bahan Page 16


Kekurangan :
Kelemahannya ialah tidak tahan air dan di daerah tertentu masih jarang
dijumpai serta harganya relatif lebih mahal.

f. Plafon Kayu
Kelebihan :
Keunggulan, lebih artistik dan cenderung menciptakan suasana ruangan
menjadi klasik.
Kekurangan :
Kelemahannya ialah pengerjaan lebih sulit dan lama. Harga lebih mahal
dibanding dengan plafon gypsum.

g. Plafon Metal
Kelebihan :
Keunggulan, anti air, anti rayap dan tahan lama.
Kekurangan :
Keunggulan, Harganya sangat mahal.

2.2 Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk
keperluan perlindungan. Syarat – syarat atap yang harus di penuhi antara lain :
- Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap
tekanan maupun tiupan angin
- Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa,
sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi
penghuninya
- Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan
pengawet
- Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca
- Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan
penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.

Teknologi Bahan Page 17


2.2.1 Komponen Penyusus Atap
Tiga komponen penyusun atap :
a. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap)
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-
beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang
rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap
sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja)
secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton.
Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng.
Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai
dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk
segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah
rangka atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai
pengaku,bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok
bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur
untuk mengalirakan beban ke tanah.
Atap dan bagian-bagiannya :
- Jurai dalam
Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris
atap sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap
pada sudut bangunan kedalam.
- Jurai luar
Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris
atap sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada
sudut bangunan ke luar.
- Bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan
umumnya menentukan arah bangunan.
- Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda.
Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
- Kaso

Teknologi Bahan Page 18


Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan
untuk reng.
- Reng
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan
ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai
penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah
sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak
antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin
besar dimensi genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih
hemat.
b. Penutup atap (genteng,polikarbonat)
Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan
sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada
berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda.
Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah
faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan
dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah
kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari
penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi
kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.
c. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis :
- Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian
dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
- Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak
berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap,
batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan
posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan
kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika,
lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan

Teknologi Bahan Page 19


genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi
akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.

2.2.2 Jenis-jenis Bahan Atap


Ada beberapa jenis material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai
berikut :
a. Atap Sirap
Sirap adalah merupakan
kayu keras yang dibuat
menjadi lembaran –
lembaran tipis. Penutup
atap yang terbuat dari
kepingan tipis kayu ulin
(eusideroxylon zwageri) ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan,
kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis
ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok
untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam.

b. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional


Material ini banyak dipergunakan
untuk rumah. Proses pembuatannya
dilakukan secara tradisional, yaitu
tanah liat dipadatkan, dibentuk,dan
kemudian di bakar. Kekuatannya
cukup baik. Untuk memasang
genteng tanah liat membutuhkan
rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem
pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat. Seiring
waktu, warna dan penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya
biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang dengan
gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih
alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini.

Teknologi Bahan Page 20


c. Atap Genteng Keramik
Jenis genteng lain yang juga
sering digunakan adalah
genteng keramik. Bentuk,warna
dan aksesoris pendukungnya
amat beragam, mengikuti
cenderung tren bangunan.
Material genteng ini berbahan dasar tanah liat. Namun genteng ini telah
mengalami proses finishing, jadi permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini
dapat diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng dari lumut.
Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian
modern di perkotaan.

d. Atap Genteng Beton


Bentuk dan ukurannya
hampir sama dengan
genteng tanah tradisional,
hanya saja bahan dasarnya
adalah campuran semen PC
dan pasir kasar. Bagian
luarnya diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan
kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan
pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 hingga 40 tahun.

e. Atap Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja
tipis yang diberi lapisan seng
secara elektrolisis yang tujuannya
untuk membuatnya jadi tahan karat.
Jadi, kata 'seng' berasal dari bahan
pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang.
Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.

Teknologi Bahan Page 21


f. Atap Dak Beton
Genteng beton hadir
dalam model rata yang
dinamakan genteng flat
atau datar. Genteng ini
sangat cocok diterapkan
pada bangunan bergaya
minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat
digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian
dan bercocok tanam dengan pot.

g. Atap Genteng Metal


Atap ini berbentuk
material lembaran, mirip
seng. Genteng metal
terbuat dari baja lapis yang
berbentuk lembaran yang
bergelombang, genteng ini
juga dikenal dengan sebutan baja gelombang. Genteng ini ditanam pada
balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya
tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat. Ukurannya lebih besar dari
genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.

h. Genteng Aspal
Material genteng yang satu
ini bersifat transparan,
terbuat dari campuran
lembaran bitumen (turunan
aspal) dan bahan kimia lain.
Ada dua model yang
tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang
menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang
pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.

Teknologi Bahan Page 22


i. Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran
besar yang dapat dipasang
tanpa sambungan. Keunggulan
polikarbonat adalah pada
kualitas materialnya dan
ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai
pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan
mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.

j. PVC (Polyvinyl Chloride)


Banyak digunakan dan posisinya
berada antara fiberglass dan
polycarbonate, yaitu lebih tahan
lama dibanding fiberglass, tetapi
lebih murah dari polycarbonate.

k. Aluminium
Umumnya yang banyak dipakai
adalah produk Pryda atau Lovera
yang memiliki kemudahan serta
fleksibilitas karena dapat dibuka
dan ditutup dengan mudah.

j. Atap Alang-alang
Alang – alang dikenal juga
dengan sebutan ilalang,
merupakan tumbuhan berdaun
tajam . Setelah dikeringkan,
alang – alang lalu diikat
menjadi satu, sehingga siap
digunakan sebagai bahan penutup atap. Semakin tua umurnya, semakin
bagus untuk dijadikan bahan atap. Dipasang dengan cara diikat (dengan

Teknologi Bahan Page 23


akar pandan atau ijuk) pada kaso bambu, atau dengan paku pada kaso kayu.
Untuk menghindari air masuk ke sela – sela nya, bahan ini harus di susun
secara rapat dan dibuat dengan sudut kemiringan curam (40 derajat).

k. Atap Rumbia
Terbuat dari helai daun
rumbia yang dirangkaikan
hingga berbentuk sisir lalu
diikat pada sebatang tongkat
atau bambu yang berfungsi
sebagai reng setiap 20 cm.

2.2.3 Teknik Pemasangan Atap


Penutup atap dari seng dan asbes gelombang harus diikat pada gording
dengan paku paling sedikit 6 paku tiap 1 m2. Penutup atap genteng harus diikat
dengan kawat tiap 5 jalur genteng, sedangkan untuk genteng yang ada
lubangnya dapat dipakukan ke reng. Pengerjaan atap harus dibuat secermat
mungkin sesuai dengan karakteristik yang mengikuti setiap jenis bahan.
Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus diikuti :
a. Bentang Maksimal
Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja
memiliki kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu. Baja
atau kayu,dapat disambung dengan sambungan khusus dengan
memerhatikan dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang
akan disambung.
b. Teknik Sambungan
Kekuatan sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus
diperhatikan. Misalnya,kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka
penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap.
Ada 2 metode menyambung kayu,yaitu :
a. Baut (tanpa plat/dengan plat T/dengan plat L) pilih diameter yang tepatagar
kayu tidak pecah ketika dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan
struktur yang akan membebani sambungan tersebut dan dimensi kayunya.

Teknologi Bahan Page 24


b. Paku dimensi paku disesuaikan dengan dimensi kayu,yakni 2x ketebalan
kayu yg disambung.
Teknik Pemasangan :
Kerapian pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng,
maka jarak reng harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen.
Beberapa contoh pengerjaan atap yang tidak cermat sering terjadi pada jurai
dalam, yaitu terdapatnya sambungan tekuk ke bagian dalam; susunan atap yang
tidak berpresisi; atau bidang atap yang bergelombang akibat dari pemasangan
reng yg tidak rapi. Semua ini mengakibatkan munculnya gangguan pada atap
dan mempengaruhi kekuatan atap.

2.2.4 Perawatan Bahan Atap


Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk
cuaca dan organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan struktur. Misalnya,serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang
diserang akan terlihat masih utuh meski bagian dalamnya keropos. Maka,untuk
menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan teknik perlindungan terhadap
material bangunan. Contohnya,sebelum digunakan kayu harus diberi treatment
yang dapat meningkatkan daya tahan kayu. Bahan dari metal biasanya diberi
coating atau lapisan khusus yang melindungi material dari korosi atau karat.
Apa pun material penutup atapnya, periksalah kondisinya dengan rutin
untuk mencegah kemungkinan kebocoran. Untuk material genteng, perhatikan
posisinya barangkali ada yang pecah atau melorot dan harus segera dibenahi.
Tidak hanya pada bagian lembaran penutup atap, Anda juga harus
memperhatikan bagian nok atau wuwungannya. Jika terjadi kebocoran pada
bagian tersebut, segera perbaiki dengan menggunakan water proofing atau jika
kerusakannya sudah parah segera benahi strukturnya.
Kebocoran pada atap selalu berkaitan dengan hujan. Perhatikanlah jalur
airnya, jika ada daun kering atau kotoran lainnya di jalur tersebut maka
genangannya berpotensi untuk menimbulkan kebocoran. Pemeriksaan ini harus
rutin dilakukan terutama pada bangunan yang memiliki atap datar.

Teknologi Bahan Page 25


2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Atap
a. Atap Sirap
Kelebihan :
Membuat rumah terasa sejuk karena tidak menyerap panas dan memberikan
sirkulasi udara yang bagus bagi atap.
Kelemahan :
Membutuhkan perawatan dan perbaikan teratur agar bisa bertahan lama.
Pelapukan dan serangga dapat memperpendek usia sirap. Lebih sulit
dipasang dibandingkan dengan genteng sehingga kualitas atap sirap sangat
tergantung pada kecakapan tukang yang memasangnya.

b. Atap Genteng Tanah Liat


Kelebihan :
sangat awet karena tidak dapat lapuk, terbakar atau dirusak serangga. Bila
jenis material dan pemrosesannya bagus, genteng tanah liat sangat sedikit
memerlukan perawatan.
Kekurangan :
Genteng tanah liat dapat sangat berat sehingga membutuhkan papan
pendukung yang lebih kuat. Garna genteng dapat memudar atau menghitam
setelah sekian lama. Relatif rapuh, dapat pecah bila Anda menginjaknya.

c. Atap Genteng Kemarik


Kelebihan :
Salah satu keuntungan memilih jenis genteng ini adalah ia dapat
memantulkan panas sehingga ruang dibawahnya menjadi lebih sejuk.
Banyaknya ragam warna, bentuk, dan tingkat presisi yang tinggi merupakan
keunggulan yang paling menonjol dari bahan penutup atap ini.
Kekurangan :
Harus dipasang dengan teliti serta tidak cocok untuk rumah minimalis.

Teknologi Bahan Page 26


d. Atap Genteng Beton
Kelebihan :
Sangat awet karena tahan api, pelapukan dan serangga. Bentuk dan
warnanya yang variatif juga menarik secara penampilan
Kekurangan :
Genteng beton bobotnya berat (lebih berat dari genteng tanah liat) dan
harganya yang lebih mahal.

e. Atap Seng
Kelebihan :
Bahan penutup atap yang murah, ringan dan tahan lama.
Kelemahan :
Sifatnya yang menyerap panas, berkarat, kurang menarik secara penampilan
dan mudah terhempas angin.

f. Atap Genteng Metal


Kelebihan :
Biaya yang hemat dan beban konstruksi yang ringan
Kekurangan :
Mempunyai sifat meneruskan radiasi panas matahari yang cukup besar pada
ruangan di bawahnya. Kelemahan lain adalah bahan metal akan berisik
apabila ditimpa hujan.

g. Atap Genteng Aspal


Kelebihan :
Tidak mudah terkena korosi dan pembusukan, nyaris tidak bersuara jika
tertimpa hujan, tahan terhadap jamur dan lumut.
Kekurangan :
Pada saat pemasangan harus membeli bahan tambahan berupa bahan kedap
air dan memerlukan biaya lebih besar.

Teknologi Bahan Page 27


h. Atap Alang-alang
Kelebihan :
Dapat menimbulkan suasana tradisional.
Kelemahan :
Mudah Terbakar, kurang tahan lama, sulit dalam pemasangan dan
perawatannya.

i. Atap Rumbia
Kelebihan :
Terutama pada aspek estetika dan nuansa tradisionalnya
Kelemahan :
Ketersediaan bahan dengan kualitas yang baik di pasaran, sistem
pemasangan yang sedikit rumit, dan umur yang relatif pendek (untuk bahan
atap rumbia).

Teknologi Bahan Page 28


III. KESIMPULAN

Dalam suatu bangunan langit-langit atau plafon adalah permukaan interior atas yang
berhubungan dengan bagian atas sebuah ruangan. Umumnya, langit-langit bukan unsur
struktural, melainkan permukaan yang menutupi lantai struktur atap di atas. Berdasarkan
perkembangan zaman kini banyak terdapat jenis plafon di pasaran.
Atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembuatan bangunan.
Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga dapat memperindahrumah penghuninya.
Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang kurang baik berisikoterjadinya kebocoran
sehingga penghuni bangunan tersebut akan merasa tidak nyaman.Memang hal ini dapat
diperbaiki, tetapi diperlukan biaya dan energi cukup banyak. Biaya tersebut bukan hanya
untuk perbaikan atau tetapi juga biaya keamanan benda-benda atau barang-barang yang ada
di bawahnya atau di dalam rumah.
Penutup atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, penutup atap juga dapat
memperindah rumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan penutup atap yang
kurang baik berisiko terjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut akan merasa
tidak nyaman.Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan biaya dan energi cukup
banyak. Biaya tersebut bukan hanya untuk perbaikan atau tetapi juga biaya keamanan benda-
benda atau barang-barang yang ada di bawahnya atau di dalam rumah.

Teknologi Bahan Page 29


DAFTAR PUSTAKA

https://laporan-terbaru.blogspot.com/2018/03/makalah-konstruksi-plafon.html
https://www.lamudi.co.id/journal/jenis-langit-langit-rumah-atau-plafon/
http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/konstruksi-plafon.html
https://tsikh.blogspot.com/2017/03/makalah-atap.html
https://rajul-al.blogspot.com/2012/01/makalah-atap.html
https://www.rumahku.com/artikel/read/merawat-penutup-atap-408962

Teknologi Bahan Page 30

Anda mungkin juga menyukai