Anda di halaman 1dari 33

TUGAS BAHAN

BANGUNAN




UNIVERSITAS
AZZAHRA

Nama : Akbar Pratama
Jurusan : Teknik Sipil




Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas Rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Salawat serta
salam selalu tercurahkan kepada nabi kita Muhammad Saw berserta
keluaraga nya, selaku dosen mata kuliah Bahan Bangunan yang telah
memberikan ilmu dan masukan kepada saya dalam pembuatan tugas
ini, serta tidak lupa kepada teman-teman semua yang telah memberikan
begitu banyak motivasi agar saya bisa menyelesaikan tugas-tugas
saya.Dalam kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang jenis,
kegunaan, manfaat,dari beberapa bahan bangunan. Dalam membangun
suatu bangunan terlebih dahulu kita harus mengetahui bahan ataupun
material apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunannya. Hal ini
sangat penting karena dengan demikian kita dapat mengetahui
bagaimana kelebihan dan kekurangan dari suatu bahan material itu jika
digunakan dalam sebuah bangunan.Saya menyadari bahwa tulisan ini
memiliki banyak kekurangan, karena itu sangat diharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk perbaikan dan sekaligus memperbesar
manfaat tulisan ini sebagai referensi.Malang, 2 Oktober 2014 Penyusun









Daftar isi


Macam macam bahan bangunan.................................
Panas hidrasi dan kekuatan ........................................
Jenis-jenis seman ........................................................
Klasifikasi analisa agregat saringan ..........................
Kualitas air pencampuran beton ................................
Bahan campuran .........................................................
Chemical admix
Mineral admix
Syarat penggunaan beton dilingkungan laut ...........
Rancangan campuran beton naormal














Macam-macam bahan bangunan
Beton
Merupakan batu buatan yang terdiri dari campuran pasir, semen, batu
atau bahan lainya yang di cetak menjadi bagian dari sebuah bangunan.
beton mempunyai tingkat kuat tekan yang berbeda-beda misalnya
dinamakan dengan simbol K-250 yang berarti beton tersebut
mempunyai kuat tekan sebesar 250 kg/m2.
Semen
Semen di gunakan sebagai bahan pengikat agregat agregat sehingga
dapat dibentuk menjadi batu beton. semen dapat dibeli di toko
bangunan dengan satuan Zak atau kg, 1 zak semen ada yang berisi
berat 40 kg atau 50 kg.
Besi Beton
Besi beton di gunakan sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi
beton. besi bangunan banyak diproduksi dlam bentuk batangan dengan
penampang lingkaran, untuk melihat daftar berat besi per m dapat
melakukan download tabel berat besi.
Bekisting



Bekisting bisa dibuat dari kayu, atau seng, bekisting digunakan untuk
mencetak beton sesuai bentuk yang di inginkan. Gambar diatas adalah
sebuah contoh bekisting kolom yang digunakan pada pembangunan
struktur gedung bertingkat tinggi.
Pasir

Pasir digunakan segai campuran material pengikat adukan baik beton
maupun pemasangan material lainya. pasir yang baik dan layak
digunakan sebagai bahan bangunan sebelumnya dilakukan tes pasir
terlebih dahulu yaitu tes besar butiran, tes kadar lumpur dan organik.
Batako
Batako adalah beton atau batu lain yang dicetak jadi, sehingga
memudahkan dalam pelaksanaanya, batako dapat digunakan pada


dinding, lantai halaman, taman maupun tempat lainya. di pasaran dapat
ditemukan batako dengan ukuran 10x20x40 cm.
Bata merah

Bata merah adalah bahan bangunan yang digunakan sebagai
bahan dinding bangunan. Proses pembuatannya adalah proses
sederhana yang dikerjakan secara tradisional dari tanah liat yang
dicampur dengan air, kemudian dicetak menjadi bentuk yang
diinginkan setelah dijemur di panas matahari sampai kering.
Setelah kering bata merah dibakar pada suhu yang tinggi,
sehingga menjadi keras. Tingkat kekerasan bata merah ini
tergantung dari proses pembakarannya.

Pada pembuatan bata merah di pabrik proses yang dilaksanakan
berbeda dengan cara tradisional. Dipabrik tanah liat digiling
kemudian dimasukkan kedalam alat dicampur (ekstruder). Didalam
ekstruder tanah liat dicampur dengan air, hingga menjadi suatu
bahan yang liat. Bahan campuran yang ada didalam ekstruder
ditekan, setelah keluar akan berbentuk balok-balok tanah liat
dengan ukuran lebar tertentu, selanjutnya balok-balok tersebut
dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan. Balok-balok tanah
liat tersebut kemudian dimasukkan kedalam ruang untuk diangin-
anginkan atau dilakukan pengeringan dengan udara. Setelah
kering udara bata matahari. Pengeringan terakhir dilakukan
dengan menggunakan tungku pengering. Hasil proses dari tungku
ini merupakan bata merah yang kering. Keras dengan bentuk yang
bagus, yang akhirnya dikemas, siap untuk dijual.

Bata merah produksi tradisional teksturnya kasar, kepadatannya
tidak rata, ukuran
Genteng

Genteng dalam bangunan digunakan sebagai penutup atap, dalam
buku Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)
1982, ada beberapa macam genteng, yaitu genteng dari bahan
beton, keramik, kaca, bambu dan tanah. Genteng tanah
merupakan tanah liat yang diproses seperti pembuatan bata
merah, sehingga menjadi bahan yang keras dan tidak tembus.

Keramik



Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)
1982 dan dalam buku Bahan Bangunan. Ir. Kardiyono
Tjokrodimulyo, ME, (1995)., keramik merupakan tanah liat murni
yang dicampur dengan kaolin, serisit, silikat (kuarsa, felspar)
bahan-bahan tersebut dan seterusnya diaduk dengan
ditambahkan air menjadi campuran. Selanjutnya campuran-
campuran dicetak sesuai dengan bentuk yang dikendaki. Setelah
kering udara dibakar pada suhu yang tinggi, sehingga menjadi
produk setengah jadi. Kemudian diglazzur dengan bahan pemoles,
hingga menjadi produk jadi. Dalam proses pembakaran, bahan
campuran tersebut akan bereaksi satu sama lain, sehingga
menjadi bahan yang keras, licin dan bersifat sebagai isolator.
Pemanfaatan bahan keramik antara lain: ubin, pelapis dinding,
genteng, isolator dan lain-lain.

Pipa tanah liat

Pipa tanah liat umumnya digunakan untuk saluran pembuangan
air kotor berupa pipa lurus atau yang berbentuk leher angsa. Yang
dibuat dari tanah liat dibakar seperti proses pembuatan bata
merah


Tanah

Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, berupa
bumi ini, yang terdiri dari air, udara dan butir-butir tanah yang padat,
dimana bagian yang berisi dengan air dan udara disebut dengan rongga
atau pori. Perbandingan isi air dengan udara dalam pori ini menentukan
kondisi tanah tersebut, yaitu apabila tanah tersebut kering, maka volume
udara dalam pori lebih sedikit dibanding volume udara, maka tanah
tersebut dikatakan basah. Apabila pori penuh diisi air, sehingga tidak
ada udara di dalamnya, maka tanah dikatakan sebagai tanah jenuh.

Sifat-sifat umum tanah dapat dilihat dari besarnya nilai-nilai parameter
tanah yang bersangkutan, misalnya :

a. Berat volume tanah, yaitu berat tanah per satuan volume.
b. Berat volume kering, yaitu berat tanah dalam keadaan kering per
satuan volume.
c. Berat volume butir, yaitu berat tanah lepas per satuan volume.


d. Spesifik gravity, yaitu berat spesifik setiap butiran tanah, atau biasa
disebut
berat jenis.
e. Angka rongga, yaitu perbandingan volume rongga dengan volume
total tanah.
f. Porositas merupakan perbandingan volume air dengan volume pori.
g. Kadar air merupakan jumlah air dalam tanah atau volume air
dibanding dengan
volume tanah.
h. Derajat kejenuhan dan lain-lain
Material lainya seperti ubin keramik, material pintu dan jendela, cat,
dan material lainya.
































PANAS HIDRASI DAN KEKUATAN SEMEN

A. Semen
Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat
karakteristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur
dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Semen merupakan suatu
hasil industri yang dapat menjadi sangat kompleks dengan campuran
serta susunan yang berbeda-beda.Semen dapat dibagi dalam dua kelas
sebagai berikut;
1.Semen hidrolik
2.Semen non-hidrolik.
Semen Hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras
didalam air, semen hidrolik antara lain meliputi, tetapi tidak terbatas
pada bahan-bahan sebagai berikut :Kapur hidrolik,Semen teras,Semen
terak,Semen alam,Semen portland,Semen portland-teras,Semen
portland terak dapur-tinggi
Semen non-hidrolik
Jenis-jenis semen ini tidak dapat mengikat serta mengeras didalam air,
akan tetapi perlu udara untuk dapat mengeras, contoh utama dari jenis
semen non-hidrolik adalah kapur.
B. Hidrasi Semen
Hidrasi semen (semen Portland) adalah suatu reaksi kimia yang
berurutan antara clinker, kalsium sulfat dan air sampai akhirnya
suspensi semen mengeras. Akan Tetapi ada beberapa parameter yang
perlu ditambahkan.


Hidrasi dapat di kelompokan menjadai 2 kelompok yaitu :
1. Hidrasi dengan temperatur rendah
2. Hidrasi denga n temperatur tinggi.
Keberadaan senyawa-senyawa silikat dan aluminat dalam semen
menyebabkan terjadinya reaksi dengan air jika semen dicampur dengan
air. Akibatnya terbentuk suatu senyawa hidrat sebagai produk dari
proses hidrasi yang selanjutnya akan terjadi pengerasan massa.
Reaksinya sangat kompleks, tetapi secara umum dapat dituliskan
sebagai berikut (Van Vlack, 1985):

Ca
3
Al
2
O
6
+ 6 H
2
O Ca
3
Al
2
(OH)
12
+ 200 J/g
Ca
2
SiO
4
+ x H
2
O Ca
2
SiO x H
2
O + 500 J/g
Ca
3
SiO
5
+ (x+1) H
2
O Ca
2
SiO
4
x H
2
O + Ca(OH)
2
+ 865 J/g



Reaksi di atas hanya berlaku untuk semen Porltland yang banyak
digunakan oleh masyarakat. Reaksi kimia antara
semen Portland dengan air menghasilkan senyawa yang disertai
dengan pelepasan panas. Kondisi ini mengandung resiko besar
terhadap penyusutan beton yang berakibat pada keretakan beton.
Reaksi semen dengan air dibedakan menjadi dua, yaitu periode
pengikatan dan periode pengerasan. Pengikatan merupakan peralihan
dari keadaan plastis menuju keadaan keras. Sedangkan pengerasan
adalah penambahan kekuatan setelah pengikatan selesai. (Kardiyono
Tjoekrodimuljo, 1995).
Jika semen Portland dicampur dengan air, maka komponen kapur
dilepaskan dari senyawa, yang banyaknya mencapai sekitar 20% dari
berat semen. Kondisi tersebut yang bisa terjadi adalah lepasnya kapur
dari semen yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan struktur.
Situasi ini harus dicegah dengan menambahkan pada semen suatu
mineral silika. Mineral yang ditambahkan ini akan bereaksi dengan
kapur bila ada uap air membentuk bahan yang kuat yaitu kalsium silikat.
Untuk semen-semen dengan penggunaan khusus, reaksi
tentunya berbeda karena komposisi dan jenis penyusunnya tidak sama
dengan semen Portland. Dari reaksi hidrasi diatas juga tampak bahwa,
semua reaksi bersifat eksotermis. Panas yang dilepas memang relatif
kecil sehingga tidak menjadi masalah pada saat penguapan. Panas ini
menjadi masalah, jika semen digunakan untuk membangun bendungan
besar. Pada kasus seperti ini harus dicarikan cara mendinginkan semen
agar penguapan air tidak terlalu cepat akibat pemanasan dari dalam.
Perbedaan fasa-fasa anhidrat sebagai hasil proses penguapan
fasa hidrat, menyebabkan timbulnya sifat semen (beton) yang berbeda,
sebagaimana diberikan pada gambar 2. Dari gambar tersebut tampak
bahwa fasa C
3
S terhidrasi cepat dan mengembang kuat lebih awal
sementara - C
2
S mengeras lebih lambat. Produk hidrasi C
3
A

dan C
4
AF
amat kecil kekuatannya. Komponen C
3
S ini bertanggung jawab terhadap
perkerasan awal, sedangkan C
3
S dan - C
2
S memberikan kekuatan
semen ataupun beton yang lebih lama.


Sebagaiman telah dijelaskan diatas bahwa hidrasi pada semen
merupakan proses yang kompleks. Hal ini karena produk hidrasinya ada
diantara gel dan kristal tak sempurna sehingga sukar dianalisis dengan
sinar-x. Produk utama dan paling penting dari semen yang telah
mengeras dan memberi kekuatan tinggi adalah kristal kalsium silikat
anhidrat. Senyawa ini jumlahnya dalam semen sedikit. Komposisi
senyawa ini tidak tentu dan mungkin berubah-ubah tergantung rasio


kapur-silika maupun rasio silika-air. Ada kemungkinan juga mengandung
ion-ion Al
3+
, Fe
2+
dan SO
4
2-
.
Proses hidrasi pada semen sebenarnya berlangsung melalui dua
tahap yaitu pertama, proses pelapisan gel C-S-H (kalsium silika hidrat)
yang cepat pada permukaan partikel semen anhidrat. Kedua, proses
penebalan lapisan baik oleh pertumbuhan keluar maupun pertumbuhan
kedalam partikel semen anhidrat. Lapisan-lapisan kemudian mulai
bergabung setelah beberapa jam kemudian.
Rasio air terhadap semen sangat mempengaruhi sifat-sifat semen.
Pasta semen memiliki volume tinggi yang konstan. Volume ini akan
bertambah besar dengan meningkatnya rasio air terhadap semen dalam
campuran mula-mula. Suatu set semen bersifat porus dan mengandung
lubang-lubang air yang amat kecil (10-20 Angstrom) maupun lubang-
lubang dengan ukuran amat besar (1 mikrometer). Hubungan antar
kapiler-kaplier yang terdapat di dalamnya sangat mempengaruhi
permeabilitas (kemudahtembusan oleh air) dan vulnerabilitas
(ketahanrusakan) semen. Adanya interkoneksi antar pori-pori kapiler
tentunya harus dihindari, karena melemahkan kekuatan semen.
Keadaan ini bisa tercapai apabila ada waktu yang cukup bagi pasta
semen yang cukup rendah. Untuk rasio air-semen sebesar 0,4 biasanya
perlu waktu 3 hari, sedang untuk rasio air-semen 0,7 waktu yang
diperlukan sekitar 1 tahun (West, 1984).
Masalah semen yang cepat mudah mengeras (flash set)
disebabkan oleh adanya reaksi yang cepat antara air dengan C
3
A.
Senyawa ini mudah larut dalam air yang kemudian diikuti dengan proses
pengendapan kalsium aluminat hidrat sambil melepas panas. Meskipun
reaksinya cepat, sifat-sifat mekanis semen yang mengalami flash
set sangat jelek. Secara praktis, falsh set bisa dihindari dengan
menambahkan 1-2 % gipsum ke dalam klinker semen pada saat
memproduksi semen. Melalui reaksi yang rumit, gips bersama
Ca(OH)
2
akan bekerja memperlambat proses hidrasi C
3
A. Bahkan fasa
aluminat sulfat, etringite Ca
6
Al
2
(OH)
12
(SO
4
)
3
.26 H
2
O ataupun monosulfat
Ca
4
Al
2
(OH)
12
SO
4
.6 H
2
O yang terbentuk, mungkin bisa sebagai
pelindung lapisan pada permukaan kristal C
3
A.
Sebagian besar semen modern mempunyai kandungan kapur yang
tinggi, dan biasanya melampaui 65%. Semen dengan kandungan kapur
dibawah 65%, pengerasannya seringkali agak lambat. Dlam hal lain,
kandungan kapur maksimum dibatasi oleh kebutuhan untuk menghindari
kapur bebas dalam semen. Keberadaan kapur bebas bisa menjadi
sumber kelemahan pada permukaan interface antara pasta semen
dengan agregat, dan juga bisa menyebabkan ketidakstabilan pada
proses pengerasan pasta semen.


Dalam proses hidrasi dan pengerasan semen, kapur dan silica
akan menjadi penyumbang kekuatan yang terbesar,. Sedangkan
alumina dan oksida besi akan lebih berfungsi untuk mengatur kecepatan
proses hidrasi. Namun dalam proses produksi semen, terutama dalam
proses pembakarannya, alumina dan oksida besi akan bertindak
sebagai suatu media pembakaran yang bisa berfungsi untuk
mengurangi tingkat suhu pembakaran semen. Kandungan minimum dari
alumina dan oksida besi seringkali lebih ditentukan oleh kebutuhan
untuk menghindari kesulitan produksi klinker pada suhu tinggi, dan
bukan oleh kebutuhan komposisi kimianya. Sementara itu kandungan
maksimumnya pada umunya dibatasi oleh kebutuhan untuk
mengendalikan waktu pengikatan hidrasi semen. Dalam hal ini, semen
dengan rasio SiO
2
/(Al
2
O
3
+ Fe
2
O
3
) yang kurang dari 1,5 pada umumnya
menunjukan waktu pengikatan yang cepat, yang biasanya sukar
dikontrol lagi oleh proporsi campuran gypsum yang ditambahkan.
Didalam proses hidrasi semen selain menghasilkan senyawa CSH
(Calsium Silikat Hidrat), CAH (Calsium Alumina Hidrat) dan CAF (
Calsium Aluminoferit) yang bersifat sebagai bahan perekat juga
menghasilkan kapur yang bersifat basa. Dengan adanya FeO dan
SiO
2
yang cukup tinggi pada copper slag maka kapur yang timbul akan
bereaksi membentuk CSH, CAH dan CFH yang mempunyai sifat
sebagai bahan perekat, semakin banyak jumlah perekat maka semakin
tinggi kuat tekan beton.

C. Peran dan Perilaku Unsur Utama Semen dalam Hidrasi Semen
Pada umumnya terdapat 4 (empat) senyawa kimia yang berperan
sebagai senyama aktif dalam semen. Bila semen mengalami hidrasi,
sennyawa ini memberikan pengaruh besar dalam pembentukan
kekuatan semen keringnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain :
1. Tricalcium Aluminate (C
3
A)
C
3
A terbentuk dari perpaduan CaO dan A
l2
0
3
. Trikalsium-Aluminat murni
bereaksi dengan air dan menghasilkan pengikatan dalam waktu yang
cepat, disertai dengan pengeluaran panas yang besar, yaitu sekitar 850
joule/gram. Pada udara lembab, sebagian besar kekuatan di dapatkan
dalam satu atau dua hari, tetapi kekuatannya relative rendah.
Kandungan C
3
A di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 7 15
%.
2. Tricalcium silicate (C
3
S)
Senyawa ini dibentuk oleh reaksi antara CaO dan SiO
2.
Perilaku dari
C
3
S hampir sama dengan perilaku semen Portland. Bila dicampurkan
dengan air, pengikatan C
3
S dan air akan menghasilkan pengerasan dari
pasta semen dalam beberapa jam, dan selanjutnya akan mendapatkan
sebagian besar kekuatannya (sekitar 70%) pada minggu pertama


setelah pengikatan, dengan mengeluarkan panas sekitar 500
joule/gram. Kandungan C
3
S di dalam semen Portland semen biasa
bervariasi antara 40 55 %, dengan rata rata sekitar 48%.



3. Dicalcium Silicate (C
2
S)
Senyawa ini juga dihasilkan oleh reaksi antara CaO dan SiO
2
. Bila
dicampurkan dengan air, C
2
S berhidrasi denngan jumlah panas yang
rendah, sekitar 250 joule/gram, namun pasta yang mengeras
mendapatkan kekuatannya secara relative lambat selama beberapa
minggu dan malahan bulan, untuk mencapai kekuatan akhir yang
kemungkinan bisa sama dengan yang dihasilkan oleh C
3
S. kandungan
C
2
S di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 15 35 %, dengan
rata rata
25%.

4. Tetracalcium Aluminoferrite (C
4
AF)
C
4
AF dibentuk dari CaO, A
l2
0
3
, Fe
2
0
3
. Tetrakalsium-aluminoferrit
bereaksi dengan air secara cepat dan menghasilkan pengikatan dalam
beberapa menit, dengan mengeluarkan panas hidrasi sekitar 420
joule/gram. Kandungan C
4
AF daam semen bervariasi sekitar 5 10 %,
rata rata 8%.














Jenis-jenis Semen dan Fungsinya


- Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan Jenis-jenis Semen
dan Fungsinya. Semen memiliki beberapa jenis dan setiap jenis
mempunyai fungsinya masing-masing, berikut adalah beberapa jenis
semen dan fungsinya

1. Semen Portland Type I
Fungsi semen portland type I digunakan untuk keperluan konstruksi
umum yang tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi
dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang
mengandung sulfat 0, 0% 0, 10 % dan dapat digunakan untuk
bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat, perkerasan
jalan, struktur rel, dan lain-lain.

2. Semen PortLand type II
Fungsi semen portland type II digunakan untuk konstruksi bangunan
dari beton massa yang memerlukan ketahanan sulfat ( Pada lokasi
tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0, 10 0, 20 % ) dan
panas hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan
dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam-dam dan
landasan jembatan.



3. Semen Portland type III
Fungsi semen portland type III digunakan untuk konstruksi bangunan
yang memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan
setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton,
bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang
tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.

4. Semen Portland type IV
Fungsi Semen Portland type IV digunakan untuk keperluan konstruksi
yang memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh
karena itu semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat beton dengan
lebih lambat ketimbang Portland tipe I. Tipe semen seperti ini digunakan
untuk struktur beton masif seperti dam gravitasi besar yang mana
kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan selama proses curing
merupakan faktor kritis.

5. Semen Portland type V
Fungsi semen portland type V dipakai untuk konstruksi bangunan-
bangunan pada tanah/ air yang mengandung sulfat melebihi 0, 20 %
dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi
dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga
nuklir.

6. Super Masonry Cement
Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan
dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga
digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick,
Paving Block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

7. Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistance)
Merupakan semen Khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur
minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah
permukaan laut dan bumi, OWC yang telah diproduksi adalah class G,
HSR ( High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai BASIC OWC .
adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman
dan temperatur.



8. Portland Composite Cement (PCC)
Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-
7064-2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada
semua beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur
jalan beton, bahan bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan
bata, Plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick,
batako, genteng, potongan ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton
lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat,
lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.

9. Super Portland Pozzolan Cement (PPC)
Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland
SNI 15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara
luas seperti :
- konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)
- Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan
sulfat ( Bangunan tepi pantai, tanah rawa) .
- Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
- Pekerjaan pasangan dan plesteran.













Analisa Saringan agragat kasar dan halus

I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir
(gradasi) agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan
dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan
gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar. Alat yang
digunakan adalah seperangkat saringan dengan ukuran jaring-
jaring tertentu.

II. PERALATAN
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda
uji.
b. Satu set sarungan untuk agregat kasar ukuran #67 (diameter
agregat antara 50,00 4,76mm) dengan berat minimum contoh
20kg.
c. Satu set saringan agregat halus dengan berat minimum contoh
500kg.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu ubtuk pemanasan
sampai 110C.
e. Alat pemisah contoh (sample splinter).
f. Talam talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat bantu lainya.

III. BAHAN - BAHAN
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh, berat dari contoh
disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar


yang digunakan. Dalam praktikum ini tidak ada agregat kasar
berdiameter lebih dari 50mm, sehingga digunakan saringan
ukuran #467.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu 110C sampai
berat contoh tetap.
b. Contoh dicurahkan pada perangkat saringan. Susunan saringan
dimulai dari saringan yang paling besar diletakkan paling atas.
Perangkat saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama
15 menit.

V. PERHITUNGAN
Analisa ayakan bagi butiran antara 50,0 4,76mm berat contoh
5kg dan kategori ayakan No. 467.

VI. DATA PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN II



Nomor Berat % berat
Saringan tertahan % tertahan yang lolos
mm inch ( gram ) ( kumulatif )
1,5 38,1 - 0 0 99,91
5/8 15,8 - 565 26,9 73,01
5/16 7,9 - 1,367 65,28 7,73
- Pan - 162 7,73 0
total 2,094 99,91
Ukuran lubang
ayakan
ANALISIS AYAKAN AGREGAT DENGAN DIAMETER 50,0 - 4,76 mm








Nomor Berat % berat % berat
Saringan Ayakan tertahan % tertahan tertahan yang lolos
( mm ) ( gram ) ( kumulatif ) ( kumulatif )
16 1,18 0,3 0,03 0,03 99,956
30 0,6 169,2 17,03 17,07 82,926
60 0,25 463,1 46,66 63,73 36,266
200 0,075 328,4 33,09 96,82 3,176
- Pan 31,43 3,166 99,986 0,01
total 992,43 99,986
ANALISIS AYAKAN AGREGAT HALUS ( PASIR)






ANALISA PERCOBAAN
- Modulus kehalusan (FM) = fineness modulus diperoleh dengan
menjumlahkan prosentase komulatif pada masing masing
ayakan dibagi 100.

AGREGAT HALUS
77 , 2
100
986 , 99 82 , 98 73 , 63 07 , 17 03 , 0


FM

AGREGAT HALUS
19 , 7
100
500 91 , 99 18 , 92 9 , 26


FM

- Agregat grafik susunan butir untuk agregat campuran.
Grafik butiran halus menempati daerah 1 dan 2.
a) Daerah tidak baik, diperlukan terlalu banyak semen dan
air.
b) Daerah baiktetapi diperlukan terlalu banyak semen dan
air disbanding daerah 3.
Grafik butiran kasar menempati butir diskontinu.
c) Daerah banyak untuk susunan butir diskontinu.
d) Daerah tidak baik terlalu sulit dikerjakan.

Catatan :


untuk mencapi suatu kekuatan beton tertentu pada suatu
nilai slump tertentu, pada umumnya diperoleh penghematan
semen sebanyak 25kg/m
3
beton pada daerah 3 dibandigkan
daerah 2.






















Kualitas Air pada Beton

Air merupakan bahan yang pentinga pada beton yang menyebabkan
terjadinya reaksi kimia dengan semen. Pada dasarnya air yang layak
diminum, dapat dipakai untuk campuran beton. Akan tetapi dalam
pelaksanaan banyak air tidak layak untuk diminum memuaskan dipakai
untuk campuran beton. Apabila terjadi keraguan akan kualitas air untuk
campuran beton sebaiknya dilakukan pengujian kualitas air diadakan
trial mix untuk campuran dengan menggunakan air tersebut.
Persyaratan air sebagai bahan bangunan untuk campuran beton harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Air harus bersih
2. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda-benda merusak
lainnya yang dapat dilihat secatra visual.
3. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat
merusak beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15
gram/liter. Kandungan khlorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m dan
senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m.
5. Bila dibandingkan dengan kuat tekan beton yang memakai air suling,
maka penurunan kekuatan kuat tekan beton yang memakai air yang
diperiksa tidak boleh lebih dari 10%
6. Air yang mutunya diragukan harus dianalisia secara kimia dan
dievaluasi mutunya.
7. Khusus untuk beton prategang, kecuali syart-syarat tersebut diatas,
air tidak boleh mengandunga Clorida lebih dari 50 p.p.m.






Bahan Tambah untuk Campuran Beton
Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau
cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama
pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau
betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-
1990-03).

Berdasarkan ACI (American Concrete Institute), bahan tambah adalah
material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam
beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan
berlangsung.

Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar
tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena
penggunaan bahan tambah ini cenderung merupakan pengganti atau
susbtitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena tujuannya
memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton
atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan
komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara langsung
dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah.

Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus
memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional
Indonesia), ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ACI
(American Concrete Institute) dan yang paling utama memperhatikan
petunjuk dalam manual produk dagang.



Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi
(chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive).

II. Chemical admixtures (bahan tambah kimia)
Menurut standar ASTM , terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu:
1. Tipe A, Water-Reducing Admixtures
2. Tipe B, Retarding Admixtures
3. Tipe C, Accelerating Admixtures
4. Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures
5. Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures
6. Tipe F, Water Reducing, High Range Admixture
7. Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures

Jenis dan Pengaruh Bahan Tambah Mineral Pembantu


Bahan mineral pembantu saat ini banyak ditambahkan ke dalam
campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi
pemakaian semen, mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi,
mengurangi atau menambah kelecakan beton segar. Cara
pemakaiannya pun berbeda-beda, sebagai bahan pengganti sebagian
semen atau sebagai tambahan pada campuran untuk mengurangi
pemakaian agregat. Pembuatan beton dengan menggunakan bahan
tambah akan memberikan kualitas beton yang baik apabila pemilihan
kualitas bahannya baik, komposisi campurannya sesuai dan metode
pelaksanaan pengecoran, pemeliharaan serta perawatannya baik.

Mineral pembantu yang digunakan umumnya mempunyai komponen
aktif yang bersifat pozzolanik (disebut juga mineral pozzolan). Pozzolan
adalah bahan alam atau buatan yang sebagaian besar terdiri dari
unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia, PUBI-1982). Pozzolan sendiri tidak
memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21
mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal 24-27oC
menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air.

Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambah atau pengganti sebagai
semen portland. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan


menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih rapat air, dan lebih tahan
terhadap serangan kimia. Beberapa pozzolan dapat mengurangi
pemuaian akibat proses reaksi alkali-agregat (reaksi alkali dalam
semen dengan silika dalam agregat), dengan demikian mengurangi
retak-retak beton akibat reaksi tersebut. Pada pembuatan beton massa
pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat
semen, dan mengurangi panas hidrasi (Kardiyono, 1996)

Berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang
berlangsung cepat dan kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat
dan kalsium hidroksida, reaksi pozzolanik ini berlangsung dengan
lambat sehingga pengaruhnya lebih kepada kekuatan akhir dari beton.
Panas hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih kecil daripada semen
portland sehingga efektif untuk pengecoran pada cuaca panas atau
beton masif.

Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara
alami ataupun yang didapat dari sisa industri. Masing-masing
mempunyai komponen aktif yang berbeda. komponen aktif mineral
pembantu yang berasal dari material alami dan material sisa proses
industri. Umumnya material pozzolan ini lebih murah daripada semen
portland sehingga biasanya digunakan sebagai pengganti sebagian
semen. Persentase maksimum pengantian ini harus diperhatikan
karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton.

Kebutuhan air pada beton dapat meningkat untuk kelecakan yang
sama karena ukuran partikel meterial pozzolan yang halus. Namun
bentuk partikel material ini akan mempengaruhi kebutuhan akan airnya.
Ukuran dan bentuk partikel material pozzolan/

Dengan semakin banyaknya pemakaian beton di dalam industri
konstrukstermasuk jalan beton maka semakin banyak pula usaha untuk
membuatnya semakin canggih dan semakin ekonomis. Namun, seiring
meningkatnya industri beton juga berdampak pada lingkungan karena
meningkatnya pemakaian energi untuk produksi beton.









Siklus Retak-Korosi-Retak pada Beton di Lingkungan Laut :




Rekomendasi Untuk Mendapatkan Struktur Beton yang Durable di
Lingkungan Laut :
Penggunaan bahan dasar beton (seperti agregat) dan beton
berkualitas baik
Pemberian selubung beton dengan ketebalan tertentu yang sesuai
dengan kondisi lingkungan yang akan dihadapi. Semakin korosif
lingkungan, semakin tebal selimut beton yang dibutuhkan
Pengontrolan lebar retak yang boleh terjadi pada beton bertulang
saat dikenakan beban layan (service load). Semakin korosif
lingkungan semakin kecil lebar retak yang boleh terjadi pada beton
Perlindungan terhadap tulangan (menghindari korosi)
Pemberian bahan penyelubung tulangan
Tahapan Pelaksanaan :
Penggunaan material-material dasar yang berkualitas baik dan
memenuhi persyaratan teknis yang berlaku
Pelaksanaan pengecoran beton yang baik
Pemadatan beton yang baik
Perawatan beton yang baik
Penggunaan material baja tulangan yang mutunya baik dan
seragam. Ketidakseragaman mutu bahan logam dapat menjadi
pemicu terjadinya korosi
Penerapan lapisan pelindung yang baik
Persyaratan untuk Pengaruh Lingkungan Khusus



Persyaratan untuk Beton yang Dipengaruhi oleh Lingkungan yang
Mengandung Sulfat

PENGRUSAKAN BETON AKIBAT SEBAB-SEBAB FISIK

PENGRUSAKAN BETON AKIBAT SERANGAN ZAT KIMIAWI






Contoh Serangan Kimia pada Beton
Serangan Sulfat
Unsur yang berperan:
Mg SO4 dari air laut/tanah
Ca(OH)2 : hasil sampingan reaksi hidrasi beton/semen
C3A salah satu senyawa kimia dalam semen portland
Bentuk-bentuk reaksi:
Pertukaran ion Ca2+ dengan Mg2+
Reaksi lanjutan pada gypsum:
Pencegahan:
mengikat Ca(OH)2 dengan menggunakan supplementary cementing
materials seperti fly ash, silica fume dan slag
mengurangi kandungan Ca(OH)2 dengan menggunakan semen tipe II
dan V
mengurangi kandungan C3A pada semen (semen tipe II dan V)
meningkat tingkat kekedapan beton (rasio w/c yang rendah)
Aksi Klorida


Bentuk reaksi:
Pertukaran ion Ca2+ dengan Mg2+
Hasil reaksi klorida berupa kalsium klorida yang dapat larut dalam air
laut sehingga dapat mengarah pada penyusutan material : melemahkan
beton.
Pencegahan:
mengikat Ca(OH)2
mengurangi kandungan Ca(OH)2
meningkatkan tingkat kekedapan beton






















Rencana campuran beton normal
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yg memenuhi
persyaratan berikut:
1. Ketentuan yg memungkinkan pekerjaan beton
(penuangan,pemadatan,dan peralatan) dengan mudah dapat mengisi
acuan dan menutup permukaan secara sama (homogen)
2. Keawetan
3. Kuat tekan
4. Ekonomis
Cara pengerjaan:
1. Ambil kuat tekan beton yg disyaratkan fc pada umur tertentu
2. Hitung deviasi standar menurut ketentuan butir 4.2.3.1.1
3. Hitung nilai tambah menurut ketentuan butir 4.2.3.1.2
4. Hitung kuat tekan beton rata-rata yg ditargetkan fc menurut butir
4.2.3.1.3
5. Tetapkan semen
6. Tentukan jenis agregat kasar dan halus,agregat itu dapat dalam
bentuk tak dipecah(pasir atau koral) atau dipecah














Daftar pustaka

1. Pusat Litbang Pemukiman Balitbang PU, Direktorat Bahan Bangunan.
2. UGM, Bahan Bangunan, Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, ME, 1995.
3. Smith & Andres, Material of Construktion, 4
th
edition, 1984.
4. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982, Pusat Penelitian
dan
Pengembangan Pemukiman, 1985.
5. Daryanto, Drs. Pengetahuan Teknik Bangunan, Rineka Cipta. 1994
6. Aprryshinsetyo
7. Yoppi anggoro
8. Kendanta
9. Sni 03 2834 2000

Anda mungkin juga menyukai