Anda di halaman 1dari 6

 PT.

WIJAYA KARYA Tbk

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi
di Indonesia. Dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap
Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir
dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.

 SEJARAH
1. Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi
pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi.
Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan
kontraktor sipil dan bangunan perumahan.Perusahaan memasuki babak baru
pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo
Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya
(Persero).
WIKA selalu melakukan terobosan. Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur
yang terintegrasi melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan. Di
antaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty.
Pertumbuhan WIKA sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat
semakin mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Perseroan sukses dalam
melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak
35% kepada public pada 29 Oktober 2007, di Bursa Efek Indonesia. Setelah
IPO, pemerintah Republik Indonesia memegang 68,4%, sementara sisanya
dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Management Stock
Ownership Program (MSOP), Employee Stock Allocation (ESA), dan Employee/
Management Stock Option (E/MSOP).
Perolehan dana segar dari IPO dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan
dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, di mana saat
itu krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri.
Struktur permodalan yang kuat sangat mendukung WIKA dalam meluaskan
operasinya ke luar negeri dan terus mengembangkan Engineering Procurement
and Construction (EPC), serta berinvestasi dan mengembangkan sejumlah
proyek infrastruktur, khususnya proyek-proyek yang menjadi program
pemerintah terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2. WIKA dibentuk oleh proses nasionalisasi perusahaan Belanda yang bernama,


Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en
Co. atau NV Vis en Co. Pursuant To Government Regulation No. 2/1960 dan
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) Keputusan No. 5 tanggal
11 Maret 1960, diberi nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.
Bidang usaha WIKA pada saat itu adalah instalasi instalasi listrik dan pipa air.
Pada awal 1960-an, WIKA mengambil bagian dalam proyek pembangunan
Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka Permainan Pasukan Baru
Baru (GANEFO) dan penyelenggaraan Asian Games ke-4 di Jakarta.
Berbagai perbaikan dilakukan lembur untuk terus berkembang, serta dedikasi
WIKA untuk berkontribusi pembangunan bangsa kita dengan menyediakan jasa
konstruksi di seluruh negeri.

Pertumbuhan signifikan pertama adalah pada tahun 1972, ketika Perusahaan


Negara Widjaja Karja diubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian
berkembang menjadi kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek
penting, seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi
Jatiluhur.

Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA mengalami ekspansi dengan
pembentukan beberapa divisi baru, seperti Divisi Sipil Konstruksi, Divisi
Bangunan, Divisi Fasilitas Perumahan, Divisi Produk Beton dan Logam, Divisi
Konstruksi Industri, Divisi Energi, dan Divisi Perdagangan. Banyak proyek yang
ditangani saat itu, antara lain Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek
Konstruksi dan Irigasi. Selain itu, dengan pertumbuhan progresif dari anak-anak
perusahaannya di sektor industri konstruksi, WIKA telah berubah menjadi
perusahaan infrastruktur yang terpadu dan sinergis.

Keahlian personil WIKA dalam industri konstruksi telah mendorong Perusahaan


untuk mengeksplorasi lebih lanjut di berbagai bidang bisnis dengan mendirikan
sejumlah anak perusahaannya untuk menjadi independen sebagai usaha bisnis
yang mengkhususkan diri dalam menciptakan produk mereka masing-masing.
Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaan pertamanya, bernama PT
Wijaya Karya Beton, sebuah refleksi dari seberapa cepat Divisi Beton tumbuh di
WIKA pada saat itu.

Kegiatan PT Wijaya Karya Beton pada saat itu, antara lain, adalah penyediaan
rel kereta api untuk pembangunan jalur ganda jalur Manggarai di Jakarta,
konstruksi Grati Gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) dan juga
jembatan kabel-tinggal Barelang di Batam. Pembentukan PT Wijaya Karya
Realty pada tahun 2000 seiring perluasan Divisi Realty mengikuti langkah-
langkah PT Wijaya Karya Beton. Selanjutnya pada tahun yang sama, PT Wijaya
Karya Intrade juga didirikan sebagai perluasan Divisi Industri dan Komersial.

Semakin banyak perusahaan berkembang, semakin tinggi tingkat kepercayaan


publik terhadap kemampuan perusahaan. Hal ini mencerminkan pencapaian
WIKA dalam berkomitmen untuk Penawaran Umum Perdana (IPO) pada tanggal
27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam kesempatan itu, WIKA
mengeluarkan 28,64 persen saham ke publik, sehingga Pemerintah Indonesia
memiliki 68,42 persen saham, dan sisanya dimiliki oleh publik termasuk
karyawan WIKA melalui Program Opsi Saham Karyawan / Manajemen (E /
MSOP), dan Alokasi Saham Karyawan (ESA).

Sementara itu, ekspansi tindakan divisi menjadi anak perusahaan independen


terus berlanjut. WIKA mendirikan PT Wijaya Karya Gedung pada tahun 2008
sebagai anak perusahaan yang berspesialisasi pada bisnis pengembangan
gedung bertingkat tinggi. WIKA juga mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur
Insani Pertiwi yang bergerak di bidang mekanik-elektrikal, setelah itu nama
perusahaan PT Catur Insani Pertiwi diubah menjadi PT Wijaya Karya Insan
Pertiwi. Bersama dengan PT Jasa Sarana dan RMI [HR1] mendirikan PT Wijaya
Karya Jabar Power yang mengkhususkan pengembangan Geothermal Power
Plant.

WIKA bersama dengan perusahaan lain berhasil menyelesaikan Jembatan


Suramadu pada pertengahan 2009, proyek prestisius yang menghubungkan
Pulau Jawa dan Pulau Madura. Saat ini, banyak orang merasakan manfaat
proyek tersebut.

Memasuki tahun 2010, WIKA menghadapi transformasi lingkungan bisnis


dengan tantangan yang lebih besar. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi
Perusahaan yang baru, yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah satu Perusahaan
EPC [HR2] dan Investasi Terpadu terbaik di Asia Tenggara. Visi ini diyakini
memberikan arahan kepada seluruh jajaran WIKA untuk mencapai pertumbuhan
yang optimal, sehat dan berkelanjutan.

Sepanjang tahun 2012, WIKA berhasil menyelesaikan banyak proyek


pembangkit listrik, seperti, 60MW Borang Gas Power Plant, 21MW Rengat Gas
Engine Power Plant, 34MW Ambon Diesel Power Plant.

Ada lebih banyak pembangunan yang terjadi pada 2013, seperti, mendirikan
perusahaan patungan PT Prima Terminal Petikemas bersama PT Pelindo I
(Persero) dan PT Hutama Karya (Persero), mengakuisisi PT Sarana Karya
(Persero) yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, didirikan joint
venture baru, PT WIKA Kobe dan PT WIKA Krakatau Beton melalui anak
perusahaan WIKA Beton, dan telah melakukan pembelian kembali saham
sebanyak 6.018.500 lembar saham dengan harga rata-rata Rp. 1,706,77,

SEJARAH PT.WIKA BETON

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), sebagai salah satu anak perusahaan dari
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), adalah bagian dari ekspansi perusahaan
yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. WIKA mulai berkonsentrasi
pada industri beton pra-cetak pada tahun 1977 dengan mengembangkan panel beton
pra-cetak untuk proyek perumahan bertingkat rendah. Sejak itu, WIKA bertekad untuk
terus mengembangkan produknya guna mengantisipasi rencana pengembangan dan
proyek infrastruktur yang sedang berkembang.

Pengembangan produk telah menciptakan hasil ini: tiang beton pra-penekanan untuk
jalur distribusi listrik dan tumpukan PC, kemudian diikuti oleh produk lain, misalnya,
saluran terbuka beton, bantalan kereta api beton, jembatan balok, tumpukan lembaran,
pipa, pelat platform dan bangunan komponen yang telah diimplementasikan dalam
berbagai macam proyek. Produk-produk itu muncul pada waktu yang tepat dan
berhasil menjadi produk terkemuka di pasar.
Selain upaya pengembangan produk, WIKA juga terus mengembangkan fasilitas
produksi dengan menambah pabrik di beberapa lokasi. Hingga saat ini, WIKA Beton
memiliki 9 (sembilan) pabrik di tujuh lokasi di seluruh Indonesia, seperti di Sumatera
Utara, Lampung, Lampung Selatan, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali,
Pasuruan, Sulawesi Selatan dan 2 (dua) pabrik dari anak perusahaan. Didukung oleh
sejumlah besar pabrik yang dimiliki, berbagai produk serta manajemen profesional,
WIKA Beton menjadi produsen utama dan pemimpin pasar produk beton pra-cetak di
Indonesia.

PT Wijaya Karya Beton Tbk memiliki visi untuk menjadi perusahaan terkemuka dalam
industri produk beton pracetak. Saat ini WIKA Beton Tbk adalah produsen terbesar
produk beton pracetak di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara. Keunggulan lain dari
WIKA Beton Tbk telah memiliki pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yang
memiliki pertumbuhan industri konstruksi yang tinggi dan menerapkan pola Precast
Engineering-Production-Installation (EPI). WIKA Beton Tbk memiliki tiga (3) anak
perusahaan, PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA Kobe) pada tahun 2012, PT
Wijaya Karya Krakatau Beton pada tahun 2013, dan PT Citra Lautan Teduh (temukan
di Batam) pada akhir tahun 2014. Dalam hal memastikan kualitas yang konsisten,
WIKA BETON telah menerapkan "Sistem Manajemen Mutu ISO 9000".

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton Tbk.) Didirikan sebagai salah satu anak
perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) pada tahun 1977 dengan visi untuk menjadi
perusahaan beton pracetak. Saat ini, WIKA Beton Tbk adalah produsen beton pracetak
terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Keunggulan lain WIKA Beton Tbk
adalah mereka memiliki 10 (sepuluh) pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia dengan
pertumbuhan industri konstruksi yang tinggi dan melaksanakan Precast Engineering-
Production-Installation (EPI). Wika Beton Tbk memiliki 3 anak perusahaan, yaitu; PT
Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE) pada tahun 2012, PT Wijaya Karya
Krakatau Beton pada akhir tahun 2013, dan PT Citra Lautan Teduh pada bulan
September 2014, dan 1 perusahaan asosiasi yaitu PT Wijaya Karya Pracetak Gedung
pada akhir tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai