Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Mengenal Material Dinding Terbaru Dan Pengaplikasiannya Pada Bangunan “

Oleh :

NAMA : Rifaldi

: Cici Atsari Edi Sarif ( 07261911059)

: Masria Haerudin (07261911063)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS KHAIRUN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Gambar Struktur Bangunan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang struktur bangunan
yang sering kita jumpai khususnya mengenai tentang dinding, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, serta pertolongan Allah SWT sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya
kita semua. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna.
Untuk itu, kepada semua pembaca kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.

Ternate, 21 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………….
……………………………………
B. RUMUSAN MASALAH………………………...…………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DINDING……………………………………………………
B. FUNGSI DINDING………………………………………..………………………
C. MACAM-MACAM DINDING…….…………………………………….…………….
D. BAHAN
DINDING…………………………………………………………………………..….
E. FINISHING DINDING….……………………………………………………………..
F. PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYA………………………….

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dinding merupakan salah satu bagian yang penting di dalam sebuah konstruksi bangunan.
Pada era modern seperti saat ini semakin banyak macam-macam dinding yang ditinjau dari
bahan pembuatannya.

Atas dasar itu kami menyusun sebuah makalah tentang konstruksi dinding. Hal ini
menunjukan salah satu bukti kontribusi kami sebagai mahasiswa Teknik Sipil untuk memberi
pengetahuan tentang konstruksi dinding kepada mahasiswa lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu dining?


2. Apa fungsi dinding?
3. Apa saja macam-macam dinding?
4. Apa saja bahan-bahan dinding?
5. Bagaimana memfinishing dinding?
6. Apa saja permasalahan pada dinding dan solusinya?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DINDING

Dinding adalah konstruksi vertikal pada bangunan yang melingkupi, memisahkan,


dan melindungi ruangan-ruangan interiornya. Dinding dapat berupa struktur penopang
dengan konstruksi homogen atau komposit yang direncanakan untuk mendukung beban dari
lantai dan atap. Dinding bias juga terdiri dari kolom-kolom dan balok-balok yang
membentuk suatu rangka dengan panel non-struktur yang diisikan diantaranya. Pola dinding
dan kolom-kolom penopang ini harus dikordinasikan dengan layout ruang-ruang interior
suatu bangunan.

B. FUNGSI DINDING
1. Secara Umum
 Sebagai pemikul beban diatasnya.
 Sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat : Privasi, Indah dan bagus dalam skala,
warna, tekstur, Dapat dibuat transparan, Sebagai peredam terhadap bunyi baik
dari dalam maupun dari luar.
 Pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, Isolasi terhadap suhu, air
hujan dan kelembapan, hembusan angin, dan gangguan dari luar lainnya).

2. Dilihat dari Nilai Kenyamanan, Kesehatan, dan Keamanan


 Sebagai pemisah antar ruangan.
 Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum.
 Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari
alam.
 Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift,
resovoar dan lain-lain).
 Sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang kekedapan
suara tertentu seperti studio rekaman atau studio siaran.
 Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi,
ruang operasi, laboratorium, dan lain-lain.
 Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat berharga seperti
brankas di bank dan lain-lain.
3. Menurut Konstruksi
 Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itulah sebabnya konstruksinya harus kuat dan
kokoh agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban
horizontal.
 Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku
sehingga perlu kolom penguat ( kolom praktis ).

C. MACAM-MACAM DINDING
1. Dinding Interior

Dinding interior adalah dinding yang dipakai didalam ruangan. Ada pemilik rumah yang
menginginkan rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive, ada juga pemilik
yang menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti menggunakan partisi. Dinding partisi
ini merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau dipindahkan.

2. Dinding Exterior

Dinding exterior adalah dinding yang letaknya diluar ruangan. Karena terletak diluar
ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama disesuaikan dengan
cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena dinding exterior tersebut mengalami kontak
langsung dengan kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang sering terjadi
gempa, hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi, pemilihan jenis materialnya untuk dinding
sangat berpengaruh terhadap kekuatan dinding tersebut. Sementara itu, disebut indah karena
penampakan dari luar akan menjadi nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila
penampilannya indah.

3. Diding Fungsi Khusus

Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi yang
harus diembannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus terbuat dari bahan
akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat ditoleran.

D. BAHAN DINDING

1. Dinding GRC Board

GRC atau dikenal sebagai GFRC adalah singkatan dari GlassFiber Reinforced
Concrete. GRC merupakan sejenis beton yang diperkuat serat. Produk ini juga dikenal sebagai
beton bertulang glass fiber, yaitu merupakan material komposit yang terdiri dari pasir halus,
semen, polimer akrilik, air, serta serat kaca tahan alkali yang dikenal berkekuatan tinggi.
GRC beberapa tahun ini menjadi favorit banyak orang dalam dunia arsitektur dan properti.
Namun, siapa sangka GRC ternyata telah digunakan sejak tahun 1940. Butuh beberapa dekade
sebelum bahan bangunan tersebut digunakan secara luas di masyarakat.
GRC sering kali dikenal dengan istilah papan semen. Meski tampak luarnya terlihat berat, GRC
dinilai mempunyai bobot yang ringan jika dibandingkan dengan material sejenisnya. Selain itu,
GRC memiliki daya tahan ekstra terhadap api dan air.
Kelebihan dinding GRC:

 Tahan terhadap air


 Sifat material yang fleksibel
 Mudah dipasang
 Peredam suara yang baik
 Penyekat ruangan terjangkau
 Ramah lingkungan

Kekurangan dinding GRC:

 Tidak bisa di custom


 lebih mahal dari beton konvensional
 Tidak semua tempat menyediakan

 Cara Pemasangan GRC Board untuk Dinding


1. Menyediakan Barang yang Dibutuhkan
Pada langkah pertama, Anda harus menyediakan barang-barang yang dibutuhkan
terlebih dahulu. Barang-barang yang dibutuhkan dalam pemasangan GRC board ini
adalah palu, paku khusus GRC board, cat tembok berwarna, scrab, dampul, plamir, kuas,
air, dan GRC board itu sendiri.
2. Membersihkan GRC Board
Setelah seluruh peralatan disiapkan, Anda dapat mulai membersihkan GRC board
yang akan digunakan dengan menggunakan lap dan air. Lalu, lap hingga kering sebelum
digunakan.
3. Proses Pemasangan
Sekarang, kita akan masuk ke dalam proses pemasangan di mana Anda harus
menyiapkan GRC board yang akan digunakan, paku, dan juga palu. Anda juga perlu
melakukan pengukuran terlebih dahulu dengan menandai dinding sesuai dengan ukuran
GRC board.Gunakan paku berukuran sedang untuk memasang GRC board. Kemudian,
pastikan jarak antar GRC board tidak renggang. Anda harus memasang GRC board
tersebut dengan rapat. Lakukan proses ini hingga seluruh dinding rumah Anda tertutupi
dengan GRC board.
4. Melakukan Penambalan
Dalam proses pemasangan, GRC board tentu tidak akan benar-benar dapat menutup
keseluruhan dinding rumah, khususnya pada bagian akhir pemasangan. Maka dari itu,
Anda dapat memotong GRC board sesuai dengan bagian tambalan yang dibutuhkan.
5. Proses Pendempulan
Setelah seluruh dinding tertutupi dengan GRC board, maka pada tahap
selanjutnya kita akan memasuki proses pendempulan. Untuk mendempul GRC board,
Anda perlu mencampurkan dempul dengan air di sebuah wadah, lalu aduk hingga merata
dan gunakan scrab untuk mengaplikasikan dempul pada bagian sambungan GRC board.
Dempul digunakan untuk memperhalus sambungan GRC board. Oleh karena itu, Anda
harus mengaplikasikan dempul pada sambungan GRC board dengan baik dan serapi
mungkin.
6. Mengaplikasikan Plamer
Ketika dempul sudah mengering, Anda dapat mengaplikasikan plamir pada
seluruh permukaan GRC board. Campurkan plamir dengan air secukupnya (baca
instruksi yang diberikan dari merek plamir yang Anda gunakan), kemudian aplikasikan
plamir diamkan hingga tembok benar-benar kering.
7. Proses Pengecatan
Tahapan terakhir yang perlu Anda lakukan adalah mengecat dinding rumah
dengan cat tembok yang sudah dipilih sebelumnya. Anda dapat menggunakan cat tembok
apapun sesuai dengan kebutuhan.

2. Dinding kaca
saat ini di kota-kota besar banyak bangunan, khususnya gedung bertingkat
tinggi, yang memilih kaca sebagai dinding non-struktural. Artinya, dinding yang tidak
menopang beban. Apabila dinding kaca ini dirobohkan, maka bangunan tetap berdiri.
Penggunaan dinding kaca ini memiliki banyak kelebihan. Material kaca yang lebih ringan
dibandingkan bata atau beton. Biaya yang lebih murah dan waktu pemasangan yang lebih
cepat.
Ada dua jenis kaca yang bisa digunakan sebagai pemasangan dinding, yaitu:
 Kaca bening, yaitu jenis dinding kaca ini umumnya memiliki ketebalan 5 mm
sampai 8 mm dengan jenis tempered, sandblast, atau laminated.
 Kaca cermin, yaitu jenis dinding kaca ini mampu memberikan efek pantul
yang lebih sehingga memberikan kesan luas. Penggunaan dinding kaca ini
biasanya pada ruang-ruang yang kecil.

Pemasangan dinding kaca lebih berfungsi sebagai pembatas ruangan, bukan sebagai
struktural. Jika digunakan sebagai struktural, kaca harus ditambah dengan rangka
tambahan dan ukuran tiap kacanya lebih kecil dari 120 cm x 240 cm dengan ketebalannya
lebih dari 8 mm.
Kelebihan dinding kaca:

 penghemat pencahayaan di siang hari.


 Memberikan kesan luas dan seakan menyatukan dua ruangan atau lebih jika dilihat dari
dalam gedung itu sendiri.
 Bisa dengan mudah menikmati pemandangan di luar gedung.
 Cocok digunakan pada daerah dengan iklim dingin karena dapat mengurangi penggunaan
pemanas ruangan.
 Memberikan kesan modern pada sebuah bangunan.

Kekurangan dinding kaca:

 Timbulnya efek panas karena sifat kaca yang mampu meneruskan kalor.
 Penggunaan dinding kaca di daerah iklim tropis seperti Indonesia menyebabkan suhu
dalam ruang semakin tinggi dan terasa kurang nyaman.

 Cara Pemasangan Fasade Dinding Kaca

Metode pemasangan fasade dinding kaca sendiri tergantung dari jenis kaca yang akan
digunakan. Namun, pada dasarnya semua pemasangan fasade dinding kaca memiliki
prinsip dan langkah-langkah yang tidak jauh berbeda, yaitu seperti berikut ini:

Marking

Penentuan titik-titik marking ini bertujuan agar bangunan dengan dinding kaca
atau curtain wall menjadi lurus dan sesuai dengan perencanaan, baik itu secara vertikal
maupun horizontal,
Braket

Pemasangan braket ini bertujuan untuk menopang dan mengikat mullion (rangka
frame vertikal). Braket ini dipasang pada lantai atau tepi lantai sesuai dengan garis
marking yang sudah dibuat sebelumnya.

Mullio

Mullion adalah sebuah rangka frame vertikal yang terbuat dari batang aluminium
dan berbentuk panjang seperti stick atau tongkat, dengan ukuran dan model yang
bermacam macam. Pemasangan mullion ini nantinya akan digunakan sebagai tempat
untuk pemasangan kaca.

Transoms

Transoms adalah ambang atau palangan yang terbuat dari aluminium dan
dipasang dipasang horizontal di antara batang-batang mullion.

Cara pemasangan transom tergolong cukup mudah, pekerja cukup menggunakan sebuah
screw yang dan sebuah siku aluminium. Pemasangannya, siku aluminium tersebut
dipasang di dalam transoms untuk menyambung antara mullion dan transoms.

Hal lain yang perlu dperhatikan adalah setiap lubang bekas screw atau pada screw itu
sendiri, sebaiknya dilakukan penutupan menggunakan sealant sehingga terhindar dari
kebocoran.
Pemasangan Kaca dan Sealant

Sebelum dilakukan pemasangan kaca, pastikan dahulu permukaan dari struktur


tumpuan kacanya dalam kondisi bersih. Selain itu, juga harus memiliki kekuatan untuk
menopang beban kaca tersebut.

Kaca akan dipasang pada rangka siku atau almunium berbentuk huruf “U” (susunan
mullions dan transoms), yang sebelumnya sudah ditambahkan setting block. Setting
block yang berbahan karet ini berfungsi sebagai penahan kaca.

Pembersihan

Jika semua langkah di atas sudah selesai dikerjakan dan kaca sudah terpasang
dengan rapi, maka langkah selanjutnya adalah pembersihan permukaan kaca.
Pembersihan dilakukan dengan alat bantu Gondola.

Itulah ulasan mengenai dinding kaca dan cara pemasangannya. Pada era Modern seperti
saat ini, struktur bangunan baja memungkinkan untuk membuat gedung bertingkat tinggi
dan dinding kaca menjadi pilihan utama untuk pencahayaan alami dan tampilan yang
sederhana. Dinding kaca yang digunakan sebagai elemen struktur akan mampu manahan
beban vertikal maupun horizontal, yang searah dengan arah perpanjangannya.

3. Dinding M Panel

M Panel adalah produk struktur dan non‐struktur bahan bangunan yang


merupakan produksi dalam negeri dengan menggunakan teknologi dari Italia. Dimana
merupakan suatu system konstruksi beton yang terintegrasi untuk segala jenis
struktur. Konstruksi yang terdiri dari lapisan EPS (Expanded Polystyrene System)
yang diperkuat dengan susunan jaringan kawat baja galvanis, dan telah memenuhi
persyaratan struktur dan beban.
M-PANEL terdiri dari komponen polyfoam (extended polystrene stereofoam) dan jaring
kawat baja (wiremesh) dengan lebar 1,2 m2 serta panjang max 9 m2.

1.Polyfoam di bagian tengah. Material polyfoam yang digunakan merupakan polyfoam


yang tidak beracun, bersifat fire retandant (tidak menjalarkan api) dan tidak mengandung
bahan kimia aktif. Ketebalan polyfoam/ EPS dapat diatur menyesuaikan kebutuhan dan
dapat didesain dengan kepadatan dan ketebalan yang berbeda tergantung daripada jenis
panel yang akan digunakan. Density bervariasi mulai dari 15-35 kgf/m3, dengan
ketebalan 4-20 cm.

2.Jaring kawat baja/ wiremesh yang terbuat dari kawat baja yang telah di galvanis yang
diletakkan di kedua sisi panel polyfoam dan saling terhubung satu dengan yang lainnya.
Diameter kawat yang digunakan bervariasi mulai dari 2,5-5mm, dengan kekuatan tarik
>600MPa. (PT Modern Panel Indonesia)

Kelebihan m panel:

 Ringan, Ramah Lingkungan & Hemat Energi


 Cepat dalam instalasi
 Tidak Merambatkan Api
 Kedap Suara
 Tahan Gempa
 Kompatibel degan konstruksi lain

Kekurangan m panel:

 Harga relative mahal


 Tidak semua toko bangunan menjual secara bebas

 Cara Pemasangan m panel

Pertama Pemasangan stek di pondasi, lalu pasangkan panel kemudian meluruskan panel
dan penempatan penahan panel, pemasangan penguatan di setiap bukaan pintu dan jendela.
Ikatlah panel ke stek, memasang instalasi pipa dan kabel listrik lanjut ikat dengan wiremesh
setelah terpasang kemudian dilaksanakan penyemprotan plester menggunakan mesin turbosal.
(PT Modern Panel Indonesia)
FINISHING DINDING

1. Pendahuluan

Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu lapisan dari
adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding bagian bawah yang
berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ± 20 cm.

Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk
plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian beton
bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton sebaiknya diberi cairan semen kental.
Hal tersebut dimaksudkan agar antara plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu
dengan kuat.

2. Pekerjaan Plesteran

Setelah dinding terpasang sampai atas, mulailah melakukan pelapisan penutup dinding
bata. Pelapisan dilakukan dengan diplester untuk dinding dalam. Dinding luar atau batas kavling
biasanya hanya disawut (plesteran tanpa dihaluskan serta tanpa diaci). Campuran adukan yang
dipakai untuk plesteran adalah 1 pc : 2 pasir untuk dinding bagian bawah (kedap air) dan 1 pc : 4
pasir untuk pekerjaan plester pada bagian tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air.

3. Plester dan Acian Bidang Tembok


a. Syarat-Syarat Memplester Tembok
 Tembok yang akan diplester harus datar.
 Sebelum memulai memplester tembok harus digaruk dengan sapulidi dan
dibersihkan dengan air tawar (air minum).
 Tebal lapis plester hanya 1 @ 1,5 cm.
 Adukan yang dipakai : 1 kapur : 1 tras : 3 pasir, bila perlu dapat dibuat 1
semen: 3 pasir.

b. Pelaksanaan Memplester Tembok


 Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak- petak).
 Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol .± 3
cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.
 Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel
pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya didapat plester sama
tebal dan rata.
 Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat
plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar
tebal plester.
 Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini
selesai, benang dapat dilepas.
 Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores
dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh
bidang yang rata.
 Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur +
semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan
standar yang rata, ini disebut mengaci.
 Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut siku
( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya tahan
benturan-benturan ringan.
 Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan
kapur tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur
dengan zat pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan.

c. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


 Bahan adukan plester seperti pasir, tras dan kapur yang telah dicampur rata
harus diayak dulu, supaya butiran-butiran kasar tidak ikut bercampur.
 Usahakan jangan menggunakan adukan bekas tembok lama karena daya
lekatnya kurang.
 Pada pekerjaan mengaci, bila dalam ember kapur tadi air kapumya sudah
habis, hanya tinggal butiran-butiran kasar yang harus dibuang dan diganti
dengan campuran yang sama dan baru.

4. Pekerjaan Acian

Pekerjaan berikutnya adalah mengaci, untuk menutupi adanya keretakan alami akibat
penguapan. Acian adalah proses finishing setelah dilakukan pemlesteran. Acian berfungsi untuk
menutup pori-pori yang terdapat pada plesteran dan menghaluskan permukaan plesteran agar
terlihat lebih rapi.

Dinding yang sudah diaci,akan menjadi lebih halus dan siap dilakukan proses
pengecetan.Dinding jiga akan lebih terlindungi dan tidak mudah mengalami rembesan air dari
luar.salah membuat komposisi bisa menjadi dinding anda mengalami retak halus di kemudian
hari.

a. Tahap acian dinding


Dalam melakukan proses pengerjaan acian dinding,sebaiknya lakukan setiap
tahapnya dengan baik dan benar.berikut setidanya tahapan yang mesti anda lakukan
agar pekerjaan acian dinding sesuai yang di harpkan
a. Persiapan dinding acian
 Proses persiapan acian dinding sebaiknya sudah mulai anda kerjakan sejak
mendirikan rumah anda
 Pemilihan material berkualitas ini meliputi pemilihan pasir, batu bata,semen,
hingga air yang akan digunakan untuk membangun dinding rumah anda.
 Jika ingin mendapatkan kualitas acian yang bagus , sebaiknya lakukan pekerjaan
acian setelah plesteran dinding mencapai 2-3 hari.
 Jika dinding anda sudah diplester, anda perlu mendiamkan dinding tersebut
bebrapa hari hingga dinding anda benar benar kering.
 Bila sudah, basahi plesteran yang sudah kering tersebut menggunakan air,
tujuannya agar plesteran yang kering tidak menyerap banyak air dari acian yang
ditempel didinding.
 Apabila plesteran menyerap air yang berlebih, maka acian menjadi tidak
menempel sempurna dan akan mengalami retak-retak ketika kering. Maka hasil
acian akan lunak dan permukaan acian akan berdebu.
 Untuk mengetahui kondisi kesiapan plesteran, anda bisa melihat parameter
berikut
 apabila waktu dibutuhkan dari selesai penghamparan acian sampai acian apabila
waktu yang dibutuhkan dari seleai penghamparan acian sampai acian dapat
dipoles sekitar 20-30 menit, maka kelembapan plesteran cukup. Tetapi apabila
kurang dari 20 menit, berarti plesteran terlalu kering. Dan apabila lebih dari 30
menit berarti plesteran terlalu lembah.
b. Teknis pengerjaan acian
 Cara membuat pasta acian
1. Buatlah adukan acian yang terdiri dari campuran semen dan air.
2. Masukkan bubuk semen ke dalam ember kecil secukupnya.
3. Jika semen masih padat, tambahkan air untuk mengencerkannya sebaliknya, jika
terlalu cair, tambahkan beberapa sendok semen lagi untuk mengentalkannya
4. Setelah adukan acian semen selesai dibuat, ambilah sejumput adukan tersebut
menggunakanroskam, lalu aplikasikan pada dinding berplester. Caranya, tekan
roskam yang sudah diberi adukan aci, kemudian tempelkan dan gosok-gosokkan
kedinding. Sebarkan acian ke sisi area dinding agar adukan menutupi pori-pori
pleseteran secara merata
5. Ulangi langkah tersebut hingga seluruh dinding yang akan diaci tertutupi oleh
lapisan aci yang dibuat.

E. PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYA


1. Rembesan air pada dinding biasa disebabkan oleh atap rumah yang bocor.
Solusinya :
 Tutupi tembok yang retak-retak tersebut dengan adukan semen dan aqua proof.
 Perbaiki genteng. Mulai dari nok atap hingga dudukan genteng secara
keseluruhan.
2. Retakan karena kualitas beton dinding basement jelek, tebal plesteran dan acian tidak
sempurna sehingga dinding mudah retak, karena beban terpusat (atap : dapat dihindari
dengan balok ring), penyusutan dan pemuaian kusen kayu dan factor alam.
Solusinya :
 Injection (grouting); memasukkan bahan yang bersifat encer kedalam celah atau
retakan pada beton, kemudian diinjection dengan tekanan, sampai terlihat pada
lubang atau celah lain telah terisi atau mengalir keluar.
 Epoxy injection. Menyiapkan cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan
cepat kering (epoxy), selanjutnya suntikkan/grouting pada daerah retakan.
 Mengganti plesteran yang lama dengan yang baru.
3. Efflorescence (Kotoran Putih Berbentuk Bunga-bunga); terjadi saat dinding
mengering pertama kali, dapat diminimalisasi dengan mengefektifkan pengaman
kelembaban, menghindari penggunaan batu bata yang mengandung garam,
membiarkan batu bata mongering terlebih dahulu sebelum dipasang dan menutup
dinding setiap hari sebelum pekerjaan benar-benar selesai. Untungnya efflorescence
normalnya akan hilang pada saat hujan dan tidak perlu perawatan khusus.
4. Noda; seperti efflorescence terapi tidak bisa hilang saat hujan, biasanya akibat
tumpukan kapur. Penanganannya adalah sebagai berikut :
 Bersihkan dinding dengan air bersih.
 Disikat dengan sikat dan ditambah cairan tertentu.
 Setelah noda dibersihkan, bersihkan lagi dengan air bersih.
 Dilakukan perawatan secara teratur untuk membersihkan noda.
5. Lumut, jamur dan tumbuhan lainnya Solusinya dengan membersihkan secara periodic
atau menggunakan cairan tertentu seperti sodium ortho pentachlorophenate.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
para pembaca khusus pada penulis. Aamiin 
 Pertanyaan dari kelompok lain
 Jenis jenis dinding apa saja yang digunakan dalam bangunan lantai banyak ?
 Jelaskan pengaplikasian dinding kaca pada peancangan ridwan kamik?
 Apakah ada perbedaan dinding pada daerah tropis dan sub tropis ?
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30941291/MAKALAH_DINDING

Anda mungkin juga menyukai