Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum semakin tinggi tingkat kehidupan sosial masyarakat memberikan


pengaruh terhadap meningkatnya pemenuhan kebutuhan saat ini, salah satunya adalah
memiliki sebuah rumah tinggal sebagai kebutuhan utama suatu keluarga maupun
prajurit TNI.
Namun tidak semua masyarakat / siswa memiliki pengetahuan yang cukup
dalam hal konstruksi bangunan sebuah rumah. Adanya kendala tersebut memotivasi
penulis untuk menyusun buku ini, penulis ingin agar buku ini dapat membantu
masyarakat/siswa dan sebelum mengerti mengenai seluk beluk bangunan terutama
dalam membuat rumah.
Buku ini dilengkapi pembahasan mengenai tahap-tahap dan macam-macam
jenis pekerjaan yang dibutuhkan dalam pembuatan rumah, masalah yang sering timbul
jika akan membuat rumah adalah ketidaktahuan kita mengenai langkah awal apa yang
harus dikerjakan. Dalam buku ini penulis mencoba memberikan solusi dan
memperkenalkan konstruksi pembuatan rumah, macam-macam bahan bangunan yang
akan diperlukan dan dibeli dalam membuat rumah serta pengecekan pekerjaan
sebelum dan setelah selesai dikerjakan.
Penulis berharap dengan dibuatnya buku ini pembaca bisa memilih konstruksi
yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan rumah secara mandiri serta memiliki
pengetahuan yang lebih terarah sehingga tidak terjadi pemborosan bahan.
Buku ini dapat digunakan sebagai pelajaran bagi siswa Sejurba TUM di bidang
konstruksi bangunan, juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang bisa digunakan
dalam pembuatan rumah sehingga mudah dimengerti dan dipahami.
Tentunya buku ini tidak terlepas dari segala kekurangan baik penyajian maupun
penulisannya, apabila terdapat kesalahan penulis memohon maaf, penulis berharap
sesama rekan seprofesi dapat memberikan saran yang membangun untuk
penyempurnaan buku ini dikemudian hari.

2. Tujuan Kurikuler. Agar siswa menyebutkan dan membedakan mengerjakan


secara terbatas Mengenal Konstruksi bangunan gedung dengan benar.

3. Pokok Bahasan.

a. Pengertian Pondasi, Lantai, Dinding, Rangka Kuda Kuda dan Atap.

b. Struktur Pondasi, Lantai dan Dinding.

c. Struktur Rangka Kuda Kuda dan Atap.


2

BAB II

PENGERTIAN PONDASI, LANTAI, DINDING, RANGKA KUDA-KUDA DAN ATAP

4. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat menyebutkan pengertian Pondasi,


Lantai, Dinding, Rangka Kuda Kuda dan Atap bangunan gedung dengan benar.

5. Sub Pokok Bahasan.

a. Pengertian.

b. Bagian-bagian Fasilitas Bangunan Gedung

c. Soal-soal Latihan.

6. Pengertian Untuk mengenal fasilitas bangunan gedung secara umum, harus


diketahui beberapa pengertian dari fasilitas tersebut antara lain :

a. Fasilitas. Fasilitas adalah fasilitas yang diadakan untuk kepentingan


baik umum maupun khusus berupa sarana.

b. Bangunan. Bangunan adalah ilmu pengenalan yang mempelajari hal-hal


yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembuatan maupun
perbaikan bangunan.

c. Gedung. Gedung adalah Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan


atau pemerintahan guna menjalankan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
oleh perusahaan atau pemerintahan dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya.

d. Fasilitas Bangunan Gedung. Adalah Ilmu yang mempelajari pembuatan


maupun perbaikan sarana bangunan yang dimiliki suatu perusahan maupun
pemerintahan dalam mendukung kegiatan sehari-hari.

e. Pondasi. Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang


berhubungan langsung dengan tanah.

f. Lantai. Setelah pengacian pada dinding dan beton lantai kerja yang
sudah diplester,pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pemasangan lantai dan
dinding. Pada pembahasan kali ini pekerjaan lantai menggunakan penutup lantai
jenis keramik agar terlihat rapi, bersih, dan mudah perawatannya. Keramik juga
dipakai di bagian dinding tertentu, terutama yang kedap air seperti dinding KM
(WC) dan meja dapur.
3

g. Dinding. Dinding adalah suatu elemen bangunan yang berfungsi


memisahkan/membentuk ruang.

h. Kusen. Kusen adalah rangka untuk meletakkan daun pintu ataupun


daun jendela.

i. Kuda-kuda. Kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang


berfungsi untuk mendukung beban atap.

j. Atap. Atap adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan.

k. Baja. Baja adalah bahan komposit yang terdiri dari beton bertulang yang
mempunyai kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatan tekan.

7. Bagian-bagian Fasilitas Bangunan Gedung. Suatu bangunan terbentuk dari


berbagai bagian yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, adapun pengertian
dari bagian-bagian fasilitas bangunan gedung antara lain :

a. Pondasi. Secara umum pondasi adalah struktur bagian bawah


bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan
yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban
bagian bangunan di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap beban.

b. Lantai. Bahan dasar keramik adalah tanah merah liat dengan


campuran bahan kimia tertentu yang diproses melalui pembakaran cukup tinggi.
Keramik dipakai untuk lantai ruangan, lantai KM(WC), lantai garasi, dinding
KM(WC), dinding tempat cuci, meja dapur, dan sebagainya. Pemasangan
keramik menggunakan perbandingan campuran adukan 1 semen : 3 pasir.
Apabila diinginkan pekerjaan pemasangan lebih baik, cepat, dan tidak mudah
lepas,

c. Dinding. Dinding merupakan suatu elemen bangunan yang berfungsi


memisahkan/membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/pengisi (tidak menahan beban) dan ada
yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/partisi yang
sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom
praktis-sloof-ringbalk (untuk bata), dinding dapat dibuat dari bermacam-macam
material sesuai dengan kebutuhannya, antara lain :

1) Dinding batu buatan, bata dan batako.

2) Dinding batu alam/batu kali.


4

3) Dinding kayu yang terbuat dari kayu log/batang, papan dan sirap.

4) Dinding beton (sruktural-dinding geser, pengisi – clayding wall


/beton pra cetak)

d. Kusen. Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada


dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat
dari kayu atau logam. Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan
indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai
penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca.
Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan
pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen
dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen logam tidak terpengaruh bila basah,
kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan
daya tahan yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat
dari alumunium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam
dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah
korosi.

e. Kuda-kuda. Kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang


berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan
sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan
penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi
struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja,
dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap
dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya
mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter, Sedangkan kuda-
kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung
dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada
hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. Kuda kuda dari beton
bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12
meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk
memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal. Pada dasarnya
konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami
perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun
momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda
diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap
tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup
atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang
pada saat memasang/memperbaiki atap).
5

f. Atap.Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng befungsi


sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan
sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap
pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap,
gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur
rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban
atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi
atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik.

g. Beton Bertulang. Beton merupakan bahan komposit dari


agregat bebatuan dan semen sebagai bahan pengikat, yang dapat dianggap
sebagai sejenis pasangan bata tiruan karena beton memiliki sifat yang hampir
sama dengan bebatuan dan batu bata (berat jenis yang tinggi, kuat tekan yang
sedang, dan kuat tarik yang kecil).

Gambar 1. Beton Bertulang.

Beton dibuat dengan pencampuran bersama semen kering dan agregrat


dalam komposisi yang tepat dan kemudian ditambah dengan air, yang
menyebabkan semen mengalami hidrolisasi dan kemudian seluruh campuran
berkumpul dan mengeras untuk membentuk sebuah bahan dengan sifat seperti
bebatuan. bebatuan, yaitu bahwa beton tersedia dalam bentuk semi cair
selama proses pembangunan dan hal ini mempunyai tiga akibat penting:
pertama, hal ini berarti bahwa bahan-bahan lain dapat digabungkan ke
6

dalamnya dengan mudah untuk menambah sifat yang dimilikinya. Baja yang


terpenting dari baja-baja lainnya adalah baja dalam bentuk batang tulangan tipis
yang memberikan kepada bahan komposit yakni beton bertulang kekuatan
tarik dan kekuatan lentur selain kekuatan tekan. Kedua, tersedianya beton
dalam bentuk cairan membuatnya dapat dicetak ke dalam variasi bentuk
yang luas. Ketiga, proses pencetakan memberikan sambungan antar elemen
yang sangat efektif dan menghasilkan struktur yang menerus yang
meningkatkan efisiensi struktur. Beton mempunyai satu keuntungan lebih
dibandingkan dengan bebatuan, yaitu bahwa beton tersedia dalam bentuk semi
cair selama proses pembangunan dan hal ini mempunyai tiga akibat penting:
pertama, hal ini berarti bahwa bahan-bahan lain dapat digabungkan ke
dalamnya dengan mudah untuk menambah sifat yang dimilikinya.

h. Baja.Baja yang terpenting dari baja-baja konstruksi lainnya adalah baja


dalam bentuk batang tulangan tipis yang memberikan kepada bahan komposit
yakni beton bertulang kekuatan tarik dan kekuatan lentur selain kekuatan tekan.
Kedua, tersedianya beton dalam bentuk cairan membuatnya dapat dicetak ke
dalam variasi bentuk yang luas. Ketiga, proses pencetakan memberikan
sambungan antar elemen yang sangat efektif dan menghasilkan struktur yang
menerus yang meningkatkan efisiensi struktur.     Beton bertulang selain memiliki
kekuatan tarik .juga memiliki kekuatan tekan dan karena itu cocok untuk semua
jenis elemen struktur termasuk elemen struktur yang memikul beban jenis
lentur. Beton bertulang juga merupakan bahan yang kuat, dengan demikian
beton dapat digunakan pada berbagai bentuk struktur seperti pada rangka kerja
di mana diperlukan bahan yang kuat dan elemen-elemen yang ramping. Beton
bertulang juga dapat digunakan untuk membuat struktur bentang panjang,
struktur yang tinggi, dan struktur bangunan bertingkat banyak.

8. Soal-soal Latihan. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar.

a. Jelaskan pengertian dari Pondasi !

b. Jelaskan pengertian dari Dinding !

c. Jelaskan pengertian dari Kusen !

d. Jelaskan dengan singkat tentang pengertian Kuda-kuda !

e. Jelaskan pengertian dari Atap !


7

BAB III

STRUKTUR PONDASI LANTAI DAN DINDING

9. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat menyebutkan Struktur Pondasi, Lantai


dan Dinding bangunan secara umum dengan benar.

10. Sub Pokok Bahasan.

a. Pengertian Pondasi

b. Pengenalan Lantai dan Dinding.

c. Soal-soal Latihan.

11. Pengertian pondasi. Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang


sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan
dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi
pondasi. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

a. Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang


kokoh dan kuat untuk mendukung beban bangunan di atasnya.

b. Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah
hancur, sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian
bangunan di atasnya.

c. Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi, seperti


keadaan air tanah dan lain-lain.

d. Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga
kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping,
ke bawah (turun) atau terguling.
8

Gambar 2. Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan.

Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi


langsung dan pondasi tak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila
kedalaman lapisan tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsung
adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1 meter.
Macam pondasi adalah sebagai berikut:

a. Pondasi Langsung. Konstruksi dari pondasi langsung dapat berupa


pondasi batu belah/kali, pondasi batu bata, pondasi beton bertulang, pondasi
pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof. Lebar dasar pondasi dibuat lebih
besar dari tebal dinding tembok di atasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk
memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar, karena daya dukung
tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil dari daya dukung pasangan
badan pondasi. Untuk pondasi langsung yang menggunakan bahan batu kali,
batu bata dan beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun
trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi kestabilan kedudukan
pondasi juga untuk efisiensi.

b. Pondasi Tak Langsung. Konstruksi pondasi tak langsung digunakan bila


lapisan tanah yang baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan tanah.
9

Prinsip dasar dari konstruksi pondasi tak langsung adalah dengan perantaraan
konstruksi pondasi tak langsung tersebut beban bangunan dipindahkan ke
lapisan tanah dasar pondasi yang baik. Pada tanah bangunan di mana lapisan
tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar matahari dan air sampai cukup
dalam dan lapisan tanah yang mempunyai daya dukung besar cukup dalam, bila
konstruksi pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan pelaksanaan pekerjaan
dan tidak efisien. Terdapat bermacam-macam jenis konstruksi pondasi tak
langsung, diantaranya pondasi umpak, gabungan pondasi plat kaki dan umpak,
pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi tiang pancang. Bahasan
selanjutnya difokuskan pada konstruksi pondasi langsung berupa pondasi batu
belah. Hal tersebut dilakukan mengingat konstruksi pondasi langsung dengan
bahan batu belah amat dominan digunakan di lapangan.

Gambar 3. Konstruksi Pondasi Batu Kali.

11. Pengenalan Lantai dan Dinding. Pengenalan lantai dan dinding


dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengenalan Lantai . Bahan dasar keramik adalah tanah merah liat
dengan campuran bahan kimia tertentu yang diproses melalui pembakaran
cukup tinggi. Keramik dipakai untuk lantai ruangan, lantai KM(WC), lantai garasi,
10

dinding KM(WC), dinding tempat cuci, meja dapur, dan sebagainya.


Pemasangan keramik menggunakan perbandingan campuran adukan 1 semen :
3 pasir. Apabila diinginkan pekerjaan pemasangan lebih baik, cepat, dan tidak
mudah lepas, sebaiknya menggunakan adukan yang sudah jadi (pabrikasi)
seperti tipe a.m.
Keramik mempunyai sifat, jenis, dan kegunaan yang berbeda-beda sebagai
berikut:
a. Keramik yang berpermukaan kasar atau bertekstrur sebaiknya digunakan
untuk lantai KM(WC), tempat cuci, garasi mobil, dan sebagainya.

Gambar 4. Contoh lantai permukaan kasar


11

b. Keramik yang berpermukaan yang halus atau licin biasa digunakan untuk
lantai ruangan yang tidak terkena air, seperti ruang tamu, ruang tidur, ruang
makan, ruang keluarga, dinding KM(WC), dinding tempat cuci, dinding dan meja
dapur, dan sebagainya.

Gambar 5. Contoh lantai permukaan halus


12

Gambar 6. Contoh denah lantai

Keramik memiliki ukuran, motif, bentuk, dan merek. Ukuran keramik yang umum
dipakai dan dijual di pasaran adalah 10 cm x 20 cm, 20 cm x 20 cm, 20 cm x 25 cm, 30
cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm. Penghitungan volume pasangan lantai dan dinding keramik
di buku ini menggunakan30 cm x 30 cm dan 20 cm x 20 cm. Contoh pemasangan lantai
keramik dijelaskan sebagai berikut:
13

a. Lantai keramik 30 cm x 30 cm

Lantai keramik 30 cm x 30 cm dipakai pada daerah yang tidak terkena air misalnya

ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, dan lain lain. Volume lantai keramik
dihitung dengan satuan m2. Jumlah luas lantai yang akan dipasang keramik 30 cm
x 30 cm adalah 112,775 m2.

V =∑L
= 112, 775 m2
= 113 m2 (dibulatkan)

Keterangan :
V = Volume lantai keramik
∑L = jumlah luas lantai yang akan dikeramik

b. Lantai keramik 20 cm x20 cm untuk KM (WC)


Jumlah luas lantai dua KM (WC) yang akan dipasang keramik 20 cm x 20
cm adalah 5,88 m2. dihitung dengan satuan m2.

V =∑L
= 5,88 m2
= 6 m2 (dibulatkan)

Keterangan :
V = Volume lantai keramik
∑L = jumlah luas lantai yang akan dikeramik
14

Dinding Keramik. Pemasangan dinding keramik dikerjakan setelah pekerjaan


pengacian. Pelapis dinding ini digunakan pada tempat-tempat yang kedap air seperti KM
(WC).
Dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC). Ukuran keramik untuk dinding
KM (WC) menggunakan 20 cm x 20 cm dengan jumlah tinggi dan panjang dinding dua
KM (WC) adalah 1,60 m dan 11,30 m1 dihitung dengan satuan m2.

V =hxp
= 1,60m x 11,30 m1
= 18,08 m2
= 19 m2 (dibulatkan)

Keterangan :
V = volume dinding keramik KM (WC)
h = tinggi dinding yang akan dipasang keramik
p = panjang dinding
15
16

Dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk meja dapur. Dinding meja dapur yang


akan dikeramik memiliki luas 4 m 2, ukuran keramik menggunakan 20 cm x 20 cm. Volume
dinding meja dapur dihitung dengan satuan m 2.

V =∑L
= 4 m2

Keterangan :
V = volume dinding keramik meja dapur
∑L = luas bidang yang akan dikeramik

Plin Keramik. Plin keramik pada dinding bagian bawah yang bertemu dengan
lantai. Ukuran yang biasa dipakai tinggi 10 sampai dengan 15 cm dan lebar sesuai
dengan lebar keramik lantai yang terpasang.
17

Kegunaan plin keramik memberi akhiran pertemuan antara dinding dan lantai
keramik agar terlihat lebih rapi dan estetis. Selain itu di waktu lantai dibersihkan dengan
kain pel, kotoran tidak mengenai cat dinding. Pemasangan plin keramik yang baik apabila
permukaan keramik yang menempel pada dinding rata dengan acian dinding dan di
bagian atas keramik diberi tali air (nat) 5 mm. Plin keramik dipasang sepanjang 96 m 1.
Volume pemasangan plin keramik dihitung dengan satuan m 1.
18

V =∑D
= 96 m2

Keterangan :
V = volume plin keramik
∑D = junlah dinding yang akan dipasang plin keramik

b. Pengenalan Dinding. Dinding adalah bagian bangunan yang sangat


penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan
melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari
bangunan. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat
dibedakan atas:

1) Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran
beberapa bahan dengan perbandingan tertentu. Umumnya digunakan
pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah
dan lain sebagainya.
19

Gambar 7. Dinding Bata Kapur Dan Kolom Pengaku Dinding Bata Kapur.

2) Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih
mahal dari pada bata merah.

Gambar 8. Bata Hebel.

3) Dinding Partisi digunakan untuk sekat antara ruangsatu dengan yang


lain satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih
praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan
partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya
dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan
sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.
Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak
dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak
digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.

4) Batako dan blok betonadalah batu buatan yang tidak dibakar, dibuat
dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan
tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya
dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat
dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu,
sama juga dengan batako, blok beton ini juga berlubang.
20

5) Batu bata (bata merah)pada umurnnya merupakan prisma tegak


(balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang
berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk
pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan
daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada
keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya
berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.

Gambar 9. Cetakan kayu untuk membuat tujuh bata sekaligus.

Pengenalan Kusen. Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada
dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari
kayu atau logam. Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari
tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang
baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa
produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih
berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen
logam tidak terpengaruh bila basah, kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam
penampilan dan memberikan daya tahan yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen
logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel), warna
alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah
korosi. Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah sebagai
berikut :

a. Pada pintu biasa dengan satu daun:

1) 5/10 5/12 5/14 5/15 cm.

2) 6/10 6/12 6/14 6/15 cm.

3) 7/12 cm.

b. Pada pintu rangkap dengan dua daun, 8/10 8/12 8/14 8/15 cm. Adapun
kusen terdiri atas bagian-bagian antara lain :

1) Tiang (style).

2) Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan


ambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.

3) Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun


jendela.
21

4) Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam


tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang.

5) Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi
untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar
apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.

6) Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat


melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke
muka/ke belakang.

7) Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus


untuk kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah
dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.

Gambar 10. Kusen Pintu Tunggal.


22

Gambar 11. Kusen Pintu Gendong.

Gambar 12. Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar.

12. Soal-Soal latihan

a. Jelaskan Sususunan dari Pondasi !

b. Jelaskan Pertemuan pasangan Dinding dari batu bata!

c. Jelaskan pengunaan dari Kusen !

d. Gambarkan Konstrusi Pondasi Batu Kali !

e. Apa yang dimaksud dengan Pondasi Tak Langsung ?


23

BAB IV

PENGENALAN STRUKTUR RANGKA KUDA-KUDA DAN ATAP

13. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat menyebutkan Struktur Rangka Kuda
Kuda dan Atap bangunan secara umum dengan benar.

14. Sub Pokok Bahasan.

a. Pengertian Kuda-Kuda

b. Pengenalan Rangka Atap.

c. Soal-soal Latihan.

15. Pengertian Kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka


batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan
sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga
utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework
(truss)

16. Pengenalan Struktur Kuda-kuda/Rangka Atap. Ide dasar untuk mendapatkan


bentuk konstruksi kuda-kuda seperti urutan gambar dibawah ini :

a. Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian
atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’, sehingga kaki kuda-kuda
menekan kedua tembok kearah samping. Bila tembok tidak kokoh maka tembok
akan roboh.

Gambar 13. Kuda-kuda dengan Bentang kurang dari 3 meter.

b. Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping perlu


dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki kuda-
kuda tersebut. Batang horisontal tersebut dinamakan balok tarik (AB).
24

Gambar 14. Kuda-kuda dengan batang horisontal/Tarik.

c. Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri
kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P’,
dengan adanya pelenturan, tembok seolah olah ke dalam.

Gambar 15. Kuda-kuda dengan bentangan lentur.

d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas kaki
kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah
batang tarik AB yang disebut tiang gantung.

Gambar 16. Kuda-kuda dengan dipasang tiang gantung.

e. Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang, sehingga
kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan
pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan keliatan cekung kedalam, ini tidak
boleh terjadi.
25

Gambar 17. Kuda-kuda bidang atap cekung ke dalam.

f. Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang


sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada bagian bawah tiang
gantung ujung atas skoor menopang bagian tengah kuda-kuda. Dengan demikian
pelenturan dapat dicegah.

Gambar 18. Kuda-kuda dipasang batang sokong.

g. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan konstruksi


kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu kaku. Untuk itu perlu
diperkuat dengan dua batang kayu horizontal yang diletakkan kira-kira ditengah-
tengah tinggi tiang gantung.
26

Gambar 19.Kuda-kuda dipasang kayu horizontal.

Pengertian Atap. Untuk pengertian atap dapat dibedakan menurut bentuknya


antara lain :

a. Atap Limasan

Gambar 20. Atap Limasan.

b. Atap Pelana

Gambar 21. Atap Pelana.


27

c. Atap Gerigi

Gambar 22. Atap Gerigi.

Gambar 23. Atap Gerigi.

Kuda-Kuda. Bentuk umum kuda-kuda adalah bentuk segi tiga dimana segitiga
disebut kaki kuda-kuda dan dasar atau basisnya kita namakan balok kuda-kuda Pada
kuda-kuda akan menahan gaya tekan sedangkan balok kuda-kuda menahan gaya tarik.
Batang-batang Konstruksi Kuda-Kuda.
28

Gambar 24. Batang-batang Konstruksi Kuda-Kuda.

Keterangan gambar :

a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit
g. Balok Bubungan
h. Balok Gording
i. Balok Tembok
j. Balok bubungan miring
k. Balok tunjang
l. Tiang Pincang
m. Balok Pincang
29

Gambar 25. Detail Hubungan antar Batang Kuda-Kuda.

Kuda-Kuda Sistem Knock Down.Kuda-kuda sistem knock down merupakan


terobosan baru untuk mendirikan rumah instan. Bentuk kuda-kuda sangat sederhana dan
terbuat dari papan. Tipe kuda-kuda tersebut diperkenalkan dalam rangka pendirian rumah
untuk korban bencana alam yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan dikenal
dengan rumah tipe RI-A.

Gambar 26. Desain Kuda-Kuda Sistem Knock Down.


30

Gambar 27. Pemasangan Kuda-Kuda Sistem Knock Down.

Atap. Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai,


gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. Dengan
penjelasan sebagai berikut :

a. Gording.Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang


lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari
penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus
dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan
posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.

b. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk


kuda-kuda sebaiknya Disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.

c. Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau
profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan
dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari
terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording Gording kayu
biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10
cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.

d. 2,5 m. Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi
antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki
panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebalsekitar
0,5 cm.

e. Jurai.Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu


atau framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan
jurai luar.

f. Sagrod.Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos


dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bias digeser
(diperpanjang/diperpendek).

g. Usuk/kaso.Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan


reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran
5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50
cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk
31

akanterhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi


tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah
pada ujung-ujung usuk.

h. Reng. Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm


dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap
dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes,
seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada
atapdengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup
atapnya (genteng).

i. Penutup Atap.Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur


atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah
terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji
dengan pengujian serapan air dan rembesan.

j. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung


berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari
bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.Struktur
penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap),
seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

Genteng.Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat
(keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng
S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri
atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.
32

Gambar 28. Genteng dan Kontruksi Genteng.

Rangka Atap Baja Ringan.Rangka atap baja ringan terbuat dari campuran Zinc dan
alumunium. Atap baja ringan terdiri dari beberapa elemen seperti kudakuda sebagai
struktur utama (biasanya berbentuk U), reng sebagai pengikat kuda kuda biasanya
berbentuk V, sekrup dan lempengan reng yang berfungsi untuk pengatur jarak genteng
agar terlihat rapi dan kokoh. Meskipun dari baja, beratnya hanya 10 kg/m2, jauh lebih
ringan daripada rangka atap atau kusen dari kayu. Hal ini karena bahannyaterbuat dari
campuran seng (zinc) dan aluminium alloy (zincalume) dengan komposisi 45 persen seng
dan 55 persen aluminium. Selain lebih ringan, produk ini anti-karat, antirayap, antikorosi,
tidak menjalarkan api, tidak memuai, tahan lama (sampai 30 tahun) dan mudah
dibersihkan.
Bila terjadi kebakaran dengan suhu di bawah 600 derajat celcius, rangka tidak
memuai dan runtuh. Rangka baja ini terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil)
yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur
rangka atap. Untuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini
biasanya berbentuk "I" atau "U" terbalik danmemiliki ukuran yang lebih besar. Sedangkan
reng ialah pengikat kuda-kuda dan gording yang posisinya melintang di atas kuda-kuda
dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu
kerangka yang kokoh. Lempengan reng adalah profilyang paling kecil bentuk dan
ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai
pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih "mencengkeram".
Kelebihan dari material atap ini ialah bobot beratnya yang demikian kecil
dibandingkan dengan material rangka atap lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan
dan tarikan yang lebih unggul daripada material rangka kayu serta bobot materialnya
sendiri yang demikian ringan.
33

Gambar 29. Rangka Atap Baja Ringan (A).

17. Soal-soal Latihan. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar.

a. Jelaskan dengan singkat tentang Balok Kuda-kuda !

b. Jelaskan Susunan dan gunanya dari Atap !

c. Gambarkan Secara Detail Balok Jurai !

d. Gambarlah Pemasangan Genting Bubungan !

e. Gambarkan Detail hubungan antar batang Kuda-kuda !

Anda mungkin juga menyukai