MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara ini, yang dimaksud dengan:
1. Bangunan TNI Angkatan Udara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas
TNI Angkatan Udara yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara seperti:
gedung kantor, gedung Base Ops, Hanggar, Runway, Taxiway, Apron, gedung
rumah sakit, gudang , rumah negara, dan Fasilitas Umum serta Fasilitas di
lingkungan TNI Angkatan Udara. diadakan dengan sumber pembiayaan yang
berasal dari dana APBN, dan/atau perolehan lainnya yang sah.
3. Bouwplank adalah patok kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik as
bangunan sesuai dengan gambar denah bangunan yang ada.
4. Direksi Keet adalah bangunan sementara dan sederhana dengan ukuran luas
(biasanya) 4m x 6m yang terbuat dari kaso berdinding triplek dan beratap seng
yang berada dalam sebuah proyek pekerjaan konstruksi yang digunakan sebagai
tempat koordinasi dan diskusi antara konsultan pengawas, kontraktor pelaksana
dan pemilik (pemberi pekerjaan atau owner).
6. Sistem Ducting AC adalah sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan
dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan.
3
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 2
Pekerjaan Persiapan Lokasi. Pekerjaan yang harus dipersiapkan pada lokasi pekerjaan
(site project) adalah:
Pasal 3
b. menyediakan semua bahan, peralatan, dan tenaga kerja termasuk para juru
ukur (surveyor) yang dibutuhkan dalam pengukuran dan pematokan
tersebut; dan
b. jarak patok dari sisi galian pondasi minimum 30 cm, sedang jarak antar
patok minimum 2 m;
c. papan bouwplank menggunakan kayu kelas III dengan ukuran 2x20 cm dan
pada bidang sebelah atas harus diserut sampai rata;
4
Pasal 4
6. lemari arsip;
8. peralatan gambar;
9. air conditioning;
11. buku direksi lapangan, buku tamu, laporan harian dan mingguan,
grafik S dan curah hujan, serta foto pelaksanaan ( sebelum, saat, dan
sesudah ); dan
c. setelah proyek selesai seluruh bangunan direksi keet tetap menjadi milik
pengguna jasa.
ataupun di dalam gudang, sesuai dengan sifat peralatan kerja dan materiel
tersebut, atas persetujuan direksi lapangan; dan
b. materiel-materiel yang ditolak untuk dipakai supaya segera dikeluarkan dari
gudang selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah pemberitahuan penolakan.
Pasal 5
(1) Penyediaan Tenaga Kerja. Penyedia jasa konstruksi wajib menyediakan tenaga
kerja sebagai berikut:
a. tenaga Ahli/Skill;
b. tenaga Menengah; dan
c. tenaga Pekerja/Pelaksana.
(2) Penyediaan Peralatan. Penyedia jasa konstruksi wajib menyediakan segala
peralatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan proyek tersebut;
(3) Penyediaan Air Kerja. Penyedia jasa konstruksi wajib menyediakan sumber air
sebagai dukungan pada pelaksanaan pembangunan proyek tersebut; dan
(4) Penyediaan Listrik Kerja. Penyedia jasa konstruksi wajib menyediakan listrik
sebagai sumber daya dalam pemakaian peralatan listrik dan penerangan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.
BAB III
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pasal 6
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara penyiapan lahan tanah bangunan, peralatan,
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan tanah sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Ketentuan Pekerjaan Tanah. Penyedia jasa konstruksi wajib mengerjakan setiap
pekerjaan tanah yang ada sangkut-pautnya dengan pelaksanaan pembangunan
ini. Ketentuan pekerjaan tanah pada garis besarnya sebagai berikut:
a. tempat dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala
macam kotoran, tanaman, akar-akar, dan lain-lain kecuali pohon-pohon
yang ditentukan oleh direksi tidak boleh ditebang;
b. apabila keadaan tanah berhumus/berlumpur, maka humus dan lumpur
tersebut harus dihilangkan/digusur;
e. semua lubang yang ada dan tidak diperlukan harus diurug dengan tanah
urug/pasir pada semua lubang-lubang yang ada dan tidak diperlukan,
sehingga didapat halaman yang rata dan rapi;
Pasal 7
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan cerucuk, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan. Kerjaan cerucuk
merupakan upaya untuk meningkatkan daya dukung tanah dengan cara
memasang kayu khusus sedalam 4 sd 12 meter pada titik dan jarak yang telah
ditentukan, sehingga diharapkan daya dukung tanah tersebut bertambah dan
mampu menahan beban struktur di atasnya.
(2) Bahan. Bahan yang digunakan adalah jenis kayu yang biasa dipakai untuk
pembuatan cerucuk dengan diameter minimal 10 Cm dengan panjang 4 s/d 12 m,
jarak pemancangan 40 s/d 60 Cm;
(3) Pelaksanaan.
b. jarak antara satu titik dengan titik pancang lainnya ± 40 s/d 60 cm;
d. di atas geotextille dilapisi tanah urug yang dipadatkan setebal 60 s/d 100 cm
atau sesuai dengan petunjuk direksi lapangan; dan
e. di atas tanah urug yang dipadatkan dilapisi lapisan cleanset 120 kg semen
per m3.
(4) Setelah dilaksanakan pemasangan cerucuk selanjutnya dilakukan test sondir untuk
menentukan daya dukung tanah yang dipersyaratkan.
7
Pasal 8
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan galian tanah pondasi, bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan.
a. exsavator;
b. backhoeloader;
c. cangkul; dan
d. dumptruck.
(3) Pelaksanaan.
Pasal 9
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan urugan pasir, peralatan yang
dipersiapkan, serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
urugan pasir sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(3) Bahan. Pasir urug yang dipakai adalah pasir urug ex sungai dan atau darat yang
dapat disetujui direksi.
(4) Pelaksanaan. Ketentuan yang harus diikuti pada pelaksanaan pekerjaan urugan
pasir adalah:
b. apabila urugan pasir lebih dari 20 cm, maka harus dilakukan selapis demi
selapis dengan ketebalan maximum 20 cm, kemudian dibasahi air dan
dipadatkan, setelah itu dilakukan penimbunan lapisan berikutnya;
d. pasir laut tidak diizinkan untuk urugan di bawah pondasi, bawah lantai; dan
e. pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug dengan
gradasi min. Ø 0,35.
Pasal 10
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pondasi batu kali, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pondasi batu kali sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dari segala kotoran
dan memenuhi standart nasional Indonesia;
c. air. Air yang digunakan adalah air tawar, bersih, dan bebas dari kotoran
maupun minyak; dan
d. batu Kali. Batu kali adalah batu belah yang keras dan tidak rapuh.
(3) Adukan.
b. penggunaan terlalu banyak adukan untuk penutup rongga atau celah tidak
dibenarkan; dan
c. daya dukung yang diijinkan dari pasangan batu kali yang sudah selesai
dikerjakan adalah 50 kg/ cm2 .
9
(4) Pelaksanaan.
b. antara tiap-tiap batu belah tidak boleh kosong, harus ada adukan dan antara
tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan; dan
Pasal 11
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pondasi beton, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pondasi beton sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. semen. Semen adalah portland semen yang telah disetujui oleh direksi
yang memenuhi syarat S-400 menurut standart semen Indonesia (NI-8-
1972), misalnya Semen Gresik, Cibinong, dan lain-lain;
b. pasir. Adalah pasir beton alam yang mempunyai modulus kehalusan butir 2
sampai 32 sesuai PBI 1971;
c. kerikil/Koral. Adalah kerikil/koral sungai yang bersih dan bebas dari bagian-
bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, serta
bersih dari bahan alkali, organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak;
e. air. Air harus bersih, bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam,
dan kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut
harus sesuai ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton.
(4) Begisting. Mutu begisting harus dapat menjamin sehingga hasil kontruksi beton
sesuai dengan ukuran dan mutu yang ditentukan. Oleh karena itu dapat dari kayu
bermutu kelas IV. Untuk mempermudah pembukaan pelapis cetakan dapat
10
digunakan dengan merk yang disetujui direksi. Minyak pelumas tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan ini.
(8) Penggunaan. Beton digunakan untuk pondasi, kolam, sloof, ring balk, dan lain-
lain. Khusus untuk pondasi, maka pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
b. bila ada air dalam lubang pondasi, maka air tersebut harus dipompa keluar
dan dikeringkan;
e. Semua pondasi beton harus dicor di atas lantai kerja yang telah kering dicor
di atas pasir padat.
Pasal 12
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pondasi batu karang, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan pondasi batu karang sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dari segala kotoran
dan memenuhi standart nasional Indonesia;
c. air. Air yang digunakan adalah air tawar, bersih, dan bebas dari kotoran
maupun minyak; dan
11
d. batu karang. Adalah batu karang yang dibelah dan yang keras tidak rapuh.
(3) Adukan.
b. penggunaan terlalu banyak adukan untuk penutup rongga atau celah tidak
dibenarkan; dan
c. daya dukung yang diijinkan dari pasangan batu karang yang sudah selesai
dikerjakan adalah 50 kg/ cm2.
(4) Pelaksanaan.
a. sebelum memasang pondasi batu karang lebih dahulu diberi pasangan batu
kosong yang menumpang di atas pasir urug yang dipadatkan;
b. antara tiap-tiap batu karang tidak boleh kosong, harus ada adukan, dan
antara tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan; dan
Pasal 13
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pondasi batu batu kali diikat kawat
bronjong, bahan, dan peralatan yang akan digunakan, serta ketentuan
pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan pondasi batu kali diikat kawat
bronjong sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. batu kali yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, berkualitas baik,
dan bersudut-sudut serta tidak boreus; dan
(3) Pelaksanaan.
a. galian untuk pondasi bronjong harus mencapai elevasi yang telah ditentukan
dalam gambar pelaksanaan. Dasar galian harus bebas dari lumpur humus.
Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih besar dari dasar pondasi
minimum 20 cm lebih besar dari dasar pondasi dengan talud tebing harus
cukup landai berbanding 1 : 3 untuk mengurug kembali bekas galian.
Urugan dilakukan lapis setebal 20 cm yang ditumbuk padat;
12
b. batu kali disusun dengan rapi dan padat. Wire mesh harus diikatkan dengan
kokoh untuk menahan susunan batu agar susunan batu tidak goyah lubang;
c. pemasangan bronjong kawat harus diarahkan dengan arah yang benar
sesuai gambar pelaksanaan. Arah bronjong (groin) ini mempengaruhi
efektifitas dalam melindungi bangunan di sekitar pantai; dan
d. panjang, lebar, tinggi serta jarak antara bronjong (groin) harus sesuai
dengan gambar pelaksanaan. Hal ini harus diperhatikan, mengingat ukuran-
ukuran tersebut sangat berpengaruh terhadap efektifitas bronjong/groin
untuk melindungi bangunan di sekitar pantai.
Pasal 14
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan beton bertulang, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
a. semen. Semen adalah portland semen yang telah disetujui oleh direksi
yang memenuhi syarat S-400 menurut standart semen Indonesia (NI-8-
1972) misalnya Semen Gresik, Cibinong, dan lain-lain;
b. pasir. Adalah pasir beton alam yang mempunyai modulus kehalusan butir 2
sampai 32 sesuai PBI 1971;
c. kerikil/Koral. Adalah kerikil/koral sungai yang bersih dan bebas dari bagian-
bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, serta
bersih dari bahan alkali, organis, dan bahan-bahan lain yang dapat merusak;
e. besi Tulangan. Adalah baja tulangan beton dari mutu dan ukuran sesuai
NI-2 PBI-1971. Baja tulangan ini harus bersih dari serpih-serpih karat,
minyak, gemuk, dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
lekat dalam beton. Baja tulangan harus dapat di bengkokkan sesuai bentuk
dan ukuran-ukuran dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau
dibengkok kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya mutu besi
beton U-22 atau U-24; dan
f. air. Air harus bersih, bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam,
dan kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut
harus sesuai ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton.
(4) Begisting. Mutu begisting harus dapat menjamin sehingga hasil kontruksi beton
sesuai dengan ukuran dan mutu yang ditentukan. Oleh karena itu dapat dari kayu
bermutu kelas IV. Untuk mempermudah pembukaan pelapis cetakan, dapat
digunakan dengan merk yang disetujui direksi. Minyak pelumas tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan ini.
(7) Pengaduk Beton. Dipersyaratkan setiap pengadukan mortal beton harus dengan
Concrete Mixer dengan kapasitas yang mencukupi untuk maksud pekerjaan
tersebut.
(9) Pembukaan Cetakan. Pembukaan cetakan bagi kontruksi yang menerima muatan
beban/bergetar/bergerak setelah umur 21 hari, sedangkan yang tidak cukup 7-10
hari.
(10) Curing. Konstruksi beton harus dirawat (cured) dengan disiram air sampai beton
telah mengeras benar (± 14 hari).
(12) Perbaikan Beton. Bila ada kerusakan beton, maka harus diperbaiki dengan cara
mengasari permukaan, pengeleman dengan bahan aditive, baru dilaksanakan
pengecoran lagi dan atau pemelesteran.
(13) Penggunaan. Beton digunakan untuk pondasi, kolom, sloof, ring balk, dan lain-
lain. Khusus untuk pondasi, maka pelaksanaannya sebagai berikut:
a. pekerjaan pondasi dimulai setelah seluruh galian tanah diperiksa dan
disetujui Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi;
b. bila ada air dalam lubang pondasi, maka air tersebut harus dipompa keluar
dan dikeringkan;
e. semua pondasi beton harus dicor di atas bidang kerja yang telah kering
dicor di atas pasir padat.
Pasal 15
(4) Landasan Acuan. Abutment dan landasan untuk keperluan penampungan gaya-
gaya pratekan pada waktu melakukan gaya pratekan harus kokoh. Abutment
harus dikonstruer sedemikian hingga apabila terjadi slip pada angker tidak akan
menjadi rusak. Landasan acuan harus cukup kuat dan tidak melendutkan waktu
menerima beban mati yaitu gaya berat sendiri dari konstruksi yang ditanggungnya
serta gaya-gaya pratekan yang bekerja padanya. Harus disiapkan konstruksi-
konstruksi yang memudahkan proses pemendekan beton pada saat menderita
gaya-gaya pratekan tanpa melemahkan penyokong itu sendiri. Pemakaian alat-
alat vibrator juga harus diperhitungkan dan konstruksi acuan/perancah di design
sehubungan dengan itu (antara lain pemasangan bantalan-bantalan karet bila
perlu) agar tidak terjadi perubahan bentuk dari acuan.
(5) Lubang-Lubang Pengaliran Air. Bila tertera pada gambar adanya lubang-lubang
pengaliran air, maka letak dan jumlahnya harus sesuai dengan yang direncanakan.
Pada waktu pengecoran dan pemadatan harus diperhatikan agar lubang-lubang
tersebut tidak tergeser, rusak atau berubah bentuk.
(8) Pemberian Tanda-Tanda Untuk Beton Prescast. Tanggal pembuatan acuan dan
perancah, panjang konstruksi, dan hal-hal yang perlu dan diminta oleh direksi
untuk dicantumkan pada konstruksi, harus dilaksanakan umumnya pada salah satu
bidang tegak dari konstruksi yang dikerjakan.
16
3 7 14 21 28 90 365
Semen Portland
0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
Biasa
Semen Portland
dengan kekuatan 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
awal yang tinggi
a. pemilihan cara pratekan bila tidak disebutkan dalam gambar tentang cara
pratekan maka penyedia jasa konstruksi bebas menentukan sistem pratekan
yang dikehendaki, untuk mana harus diajukan kepada direksi, cara, dan
rencana pelaksanaannya secara detail. Sehubungan dengan cara yang
telah dipilih, penyedia jasa konstruksi dapat merubah bentuk konstruksi
dalam batas-batas tertentu untuk menyesuaikannya asalkan bentuk utama
dan tingginya tidak berubah;
bidang tegak lurus terhadap garis kerja gaya pratekan. Dalam hal ini yang
dianggap perlu plat baja anker dapat didudukan pada aduk tipis untuk
mengatur kerataannya sesuai dengan petunjuk direksi. Sesudah selesai
pekerjaan pratekan dan grouting pada waktu yang disetujui oleh direksi,
anker-anker ditutup dengan beton paling sedikit setebal 3 cm;
e. kekuatan beton yang harus dicapai dan umur beton yang disyaratkan untuk
pemberian gaya pratekan belum boleh diberikan kepada beton sebelum
kekuatan beton mencapai kekuatan seperti yang diisyaratkan pada gambar
rencana, dan tidak boleh lebih cepat dari 14 hari terhitung dari saat selesai
pengecoran (bila dilakukan perawatan dengan pembahasan) atau tidak
lebih cepat dari 2 hari terhitung dari saat selesainya pengecoran (bila
dilakukan perawatan uap). Untuk menentukan umur beton dan saat
pemberian gaya pratekan sehubungan dengan itu harus juga mempertim-
bangkan modulus elastisitas dari beton yang bersangkutan. Variasi cuaca,
temperatur, kelembaban dan sebagainya dapat mempengaruhi nilai
modulus elastisitas yang akan mengakibatkan deformasi pada beton.
Karena itu pemeriksaan modulus elastisitas dimaksudkan untuk menentukan
saat pemberian gaya pratekan sedemikian agar deformasi yang
diakibatkannya tidak terlalu jauh melesat dari yang diperhitungkan. Untuk
menentukan saat pemberian gaya pratekan yang dihubungkan dengan umur
beton, maka penyedia jasa konstruksi hendaknya mengirimkan benda-
benda uji untuk masing-masing bagian konstruksi. Harus disediakan benda
uji secukupnya untuk di test pada umur kurang dari 28 hari. Bila test inipun
tidak memenuhi syarat, harus ditunggu hasil test benda-benda uji yang
berumur 28 hari. Bila test inipun tidak memenuhi syarat, maka direksi akan
mengambil langkah-langkah seperlunya sebelum akhirnya, apabila memang
demikian keadaannya, diputuskan untuk menolak bagian konstruksi itu; dan
(14) Tendon.
d. penempatan.
23
e. penarikan tendon.
4. Prosedur.
2. kawat baja halus (high tensile wire strand) harus memenuhi syarat
ASTM A 416; dan
(18) Sheathing.
Pasal 16
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan beton apron, pekerjaan dowel,
pekerjaan joint sealent, pengecatan marking dan bahan, peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan beton
apron sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana. Pada dasarnya
pekerjaan yang dilaksanakan adalah pembuatan apron beton untuk melengkapi
prasarana yang diperlukan dalam pembangunan ini.
a. pasir. Pasir yang digunakan harus dari daerah tertentu yang sudah
disetujui direksi dan memenuhi persyaratan dalam NI-3 PBI 1970 dan NI-2
PBI 1971. Syarat mutu agregat menurut SII 0052-80 adalah sebagai
berikut:
2. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum
5 %;
b. batu steenslag dan spleet. Batu yang dimaksud adalah hasil pecahan
dengan stone crusher dari batu kualitas sesuai dengan persyaratan. Dengan
demikian batu pecah yang menghasilkan batu yang rapuh, kropos bila digiling
dengan mesin giling akan hancur tidak boleh digunakan. Steenslag dari hasil
ketukan tangan masih bisa di tolerir sepanjang kualitas batunya sesuai
persyaratan dan mempunyai gradasi yang bermacam-macam ukuran. Spleet
dari pecahan tangan tidak boleh digunakan. Split harus dari bekas pecah
dengan Stone Crusher. Dengan persyaratan sebagi berikut:
2. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 1 %;
29
5. tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini
menggunakan semen yang yang kadar alkali sebagi Na 2O lebih besar dari
0,6 %;
6. tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat ;
dan
Kekerasan dengan
Kekerasan dengan
bejana geser Los
KELAS DAN MUTU bejana Rudelof, Bagian
Angeles, Bagian hancur
BETON hancur menembus
menembus ayakan 1,7
ayakan 2 mm, max, %
mm, max, %
Fraksi butir Fraksi butir
19 – 30 mm 9,5 – 19 mm
Beton Klas I dan mutu
B0 serta B1 22 – 30 24 - 32 40 – 50
Beton Klas II dan atau
beton mutu K-125, K- 14 – 22 16 - 24 27 – 40
175 dan K-225
Beton Klas III dan
atau beton mutu
Kurang Kurang dari
diatas K-225/beton Kurang
dari 16 27
pratekan dan 14
c. portland cement (PC). Semen yang digunakan harus PC yang sesuai dengan
spesifikasi NI-8 atau ATSM, C 150 type I dan memenuhi persyaratan PBI 1971.
Semen yang harus disimpan 6 bulan atau lebih harus diuji kembali oleh
Penyedia jasa konstruksi di bawah pengawasan direksi. Penyiapan semen
harus dalam gudang yang cocok untuk keperluan tersebut, tempat ini harus
benar-benar kering, serta cukup peredaran udara;
d. air. Air harus bersih, bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam, dan
kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut harus
sesuai ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton. Air yang akan
dipakai untuk membuat campuran beton dan juga untuk pemeliharaan beton
yang telah mengeras harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
30
2. air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan dan beton yang di
dalamnya akan tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion Chlorida dalam
jumlah yang membahayakan. Jumlah Ion Chlorida maximum untuk
perlindungan terhadap korosi.
Air tidak boleh mengandung ion (Cl-) lebih besar 500 mg per liternya;
3. air yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk pembuatan beton
kecuali bila kekentuan berikut dipenuhi sebagai berikut:
b) hasil pengujian usia 7 dan 28 hari dari kubus adukan yang dibuat
dengan air campuran yang tidak dapat diminum paling tidak harus
mencapai 90% dari kekuatan spesimen serupa yang dibuat dengan
air yang dapat diminum. Perbandingan uji kuat harus dilakukan
untuk adukan serupa kecuali penggunaan air pencampurannya yang
dibuat dan diuji berdasarkan "Test Method for Compressive Strength
of Hydraulic Cement Mortars (Using 50 mm Spesimen" (ASTM
C109);
4. air yang bereaksi netral terhadap lakmus;
b) air tidak boleh mengandung clorida lebih dari 15 gram per liter yang
dihitung sebagai Cl-;
31
6. persyaratan bahan air untuk membuat beton menurut British Standart (BS
3148 : 1980).
a) garam-Garam Organik. Ion-ion utama yang biasanya terdapat
dalam air adalah : Kalsium, Magnesium, Kalium, Bikarbonat, Sulfat,
Chlorida, Nitrat dan kadang-kadang Karbonat. Air yang
mengandung Ion-ion tersebut dalam jumlah gabungan tidak boleh
lebih besar dari 2000 mg per liter;
c) garam-garam Sulfat. Kadar Sulfat (SO 3–) dalam air tidak boleh
melebihi 1000 mg per liter. Kadar sulfat dalam beton tidak boleh
melebihi 4 % SO3– terhadap berat semen; dan
(3) Pekerjaan Dowel. Pada dasarnya kualitas dari besi dowel sama dengan besi beton
U-24 harus memenuhi persyaratan PBI 1971 NI-2. Pemasangan dowel dari Ø 1"
dengan panjang 40 Cm dan jarak 30 Cm sesuai gambar rencana. Ujung dowel
pada satu sisi harus dibungkus dengan kapsule plastik yang di dalamnya diisi kertas
lunak agar dapat bergerak bila terjadi pemuaian atau penyusutan dan dilumuri
dengan vet.
(4) Pekerjaan Sealant. Sealant yang dipergunakan dari merek SIKA FLEX-T68 HM
berkualitas terbaik untuk pekerjaan apron dan pelaksanaannya sesuai petunjuk
pabrik dan gambar detail.
(5) Pekerjaan Marking. Cat yang dipergunakan adalah cat khusus untuk pekerjaan cat
pada runway /apron /road line panit sejenis Marinal ICI road Paint atau yang
memenuhi syarat kualitas dan pelaksanaannya harus sesuai petunjuk pabrik dan
direksi.
Pasal 17
32
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan Pembuatan Konstruksi Beton /Slab
Concrete, bahan dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan,
sehingga diharapkan pekerjaan pembuatan konstruksi Beton /Slab Concrete sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Mutu beton. Mutu beton adalah K-350 sesuai standard PBI-1971 NI-2. Test kubus
beton harus diadakan minimum 15 buah ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm diuji pada
umur 20 hari. Perhitungan karakteristik beton dipakai rumus-rumus yang terdapat
pada peraturan beton Indonesia (PBI) 1971-NI-2.
c. nilai slump = 3 – 5;
e. flexural streght = utk. 7 hari min. 200 PSI untk 28 hr min. 750 PSI.
a. proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan:
b. bila pada bagian yang berbeda dari pekerjaan konstruksi akan digunakan
bahan yang berbeda pula, maka untuk setiap kombinasi bahan yang akan
digunakan harus diadakan penilaian secara terpisah;
penentuan proporsi campuran beton berdasarkan nilai faktor air semen atau
memenuhi persyaratan untuk kondisi lingkungan khusus;
d. untuk beton dengan nilai fc di atas 20 MPa, proporsi campuran coba serta
pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada tehnik penakaran berat
(Weight Batching);
f. khusus untuk beton fc tidak lebih dari 10 MPa, bila pertimbangan praktis dari
kondisi setempat memungkinkan produksi beton dengan tehnik penakaran
volume, boleh juga digunakan perbandingan volume : 1 bagian semen, 2
bagian pasir, 3 bagian agregat kasar dan slump beton yang dihasilkan tiadak
boleh melebihi 100 mm. Bila beton tersebut digunakan untuk komponen
struktur yang harus kedap air, boleh digunakan perbandingan volume : 1
bagian semen, 1,5 bagian pasir, dan 2,5 bagian agregat kasar.
(5) Pembersihan Permukaan. Permukaan yang akan dibuat pelat beton bertulang
harus bersih dari bahan-bahan yang lepas, lumpur, kotoran lain selanjutnya
permukaan lantai kerja yang ada disiram air sampai kenyang betul.
(6) Bekisting/Acuan. Persyaratan sesuai NI-2 dan NI-3 pada umumnya. Bekisting ini
dibuat dari besi yang diperkuat dengan profil dan dipasang sebagai bantalan roda
concreate finisher sehingga tidak akan melengkung pada saat pengecoran
dilakukan. Bekisting perlu dilapisi dengan bahan pelumas atau bahan lain sehingga
pada saat pembukaan bekisting tidak menempel pada adukan beton. Bekisting
dikonstruksi demikian sehingga adanya dowel tidak mengakibatkan timbulnya
kesulitan pada waktu pembukaan bekisting.
2. semua ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari kotoran;
34
4. tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala lapisan
penutup yang dapat merusak beton atau mengurang lekatan antara beton
dan tulangan;
5. air yang terdapat pada semua ruang yang akan diisi beton harus dibuang,
kecuali apabila penuangan dilakukan menggunakan tremil atau bila di
ijikan pengawas ahli; dan
6. semua kotoran, serpihan beton dan material lain yang menempel pada
permukaan beton yang telah mengeras harus dibuang sebelum kotoran
yang baru dituangkan pada permukaan beton yang telah mengeras
tersebut.
oleh material asing tidak boleh dituang dalam struktur. Beton setengah
mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan awal tidak boleh dipergunakan kecuali bila
disetujui oleh pengawas ahli. Setelah penuangan beton dimulai,
pelaksanaanya harus dilanjutkan tanpa berhenti hingga selesainya
penuangan suatu panel, penampang atau bagian yang dibentuk oleh
batas-batas elemennya atau batas penghentian penuangan yang telah
ditentukan, bila diijinkan atau dilarang oleh ketentuan tentang siar
pelaksanaan. Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertikal
pada umumnya harus rata terisi beton. Bila dapat ditunjukkan/dibuktikan
bahwa suatu waktu pengadukan yang lebih pendek memberikan hasil
yang memuaskan dan memenuhi pengujian keseragaman pengadukan
yang ditetapkan dalam "Specification for Ready Mixed Concrete" ASTM
C94;
tidak boleh melengkung dibagian tengah. Oleh karena itu penggaris perataan
harus benar-benar lurus dan rata serta tidak mengalami lenturan karena berat
sendiri. Pada setiap pengecoran 1 (satu) kotak atau sekali bekerja harus
dibuat kubus test laboratorium, sehingga akan dapat diketahui strength
/kekuatan beton tersebut dan harus mutu /kekuatan dibawah persyaratan,
maka slab beton harus dibongkar dan diganti baru. Penempatan tulangan
pelat, dowel harus sesuai dengan gambar perencanaan dan harus diketahui
direksi;
f. perawatan beton slab. Slab beton yang sudah dicor dan di finishing harus tetap
dijaga/dirawat dengan tetap membuat kondisi basah dapat dengan cara
menyiram dengan air atau menutup permukaan dengan karung baah selama
minimum 7 hari. Permukaan slab beton yang sudah jadi harus tetap dijaga
kebeersihannya dengan tidak boleh menempatkan bahan material atau alat
peralatan. Setiap terjadi tumpahan mortal dipermukaan yang sudah jadi harus
dibeersihkan. Pengeringan slab beton harus berjalan lambat sehingga
diperlukan usaha-usaha perawatan/curing tersebut diatas;
h. perlindungan slab beton. Slab beton yang sudah jadi tetap harus diadakan
perlindungan oleh Penyedia jasa konstruksi, sampai pekerjaan tersebut
diserahkan kepada Bouwheer. Apabila proses pengeringan diperkirakan
sangat cepat karena teriknya matahari maka Penyedia jasa konstruksi
melindungi permukaan beton dengan bahan kimia curing compound dari
cormix CM 75 W dan rite cure;
k. persyaratan untuk cuaca panas. Selama iklim panas perlu diberikan perhatian
khusus pada bahan dasar campuran beton, cara produksi, penanganan dan
pengangkutan, perlindungan, dan perawatan untuk mencegah suhu beton atau
penguapan air yang mungkin dapat mengurangi kekuatan atau tingkat laik
pakai dari beton;
37
Pasal 18
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan batu bata, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pasangan batu bata sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran, merupakan pasir
pasang, dan memenuhi standar normalisasi Indonesia;
c. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak, dan
memenuhi standard Normalisasi Indonesia; dan
d bata. Bata yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak rapuh, dibakar
matang atau sesuai standar nasional Indonesia dan disetujui direksi.
(4) Pelaksanaan. Pelaksanaan pasangan bata adalah 1 bata sampai di atas langit-
langit (sesuai gambar rencana). Hal-hal yang ditentukan:
a. bata sebelumnya disiram/direndam air dan bata yang pecah kurang dari separo
tidak boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu; dan
c. pada sopi-sopi pasangan dinding bata diberi balok beton dengan tulangan
praktis.
(6) Hal-Hal Lain. Pada suatu konstruksi pondasi yang terdiri dari pasangan bata, maka
ditentukan hal-hal sebagai berikut:
Pasal 19
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan bata hebel, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pasangan bata hebel sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
a. semen MU 301;
b. bata Hebel. Bata Hebel yang memenuhi standar normalisasi Indonesia; dan
c. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak, dan
memenuhi standar normalisasi Indonesia.
a. sendok semen;
b. palu karet;
c. gergaji hebel;
d. waterpass; dan
39
e. bak adukan.
(5) Pelaksanaan.
a. masukkan adukan kering mu 301 kedalam bak adukan dan tuangkan air
sebanyak 6 sampai 6,5 liter untuk tiap kantong mu (40 kg);
e. khusus untuk pemasangan bata pada pertemuan kolom utama dapat diberi
larutan mu l500 atau adukan mu 830, sedangkan pada pertemuan dengan
balok dapat diberi media penghantar yang fleksibel seperti styrofoam atau yang
sejenis; dan
Pasal 20
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan batako, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pasangan batako sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran merupakan pasir
pasang dan memenuhi standar normalisasi Indonesia;
c. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak, dan
memenuhi standar normalisasi Indonesia; dan
a. batako sebelumnya disiram air dan batako yang pecah kurang dari separuh
tidak boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu.
b. setelah pasangan dinding selesai maka seminggu harus dalam keadaan basah
(dibasahi).
c. pasangan batako untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata (eod), setiap
pasangan tidak boleh lebih dari 1.00 m, baru boleh dilanjutkan setelah betul-
betul telah mengeras adukannya.
c. pada sopi-sopi pasangan dinding batako diberi balok beton dengan tulangan
praktis.
Pasal 21
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan Pasangan Bata Tela, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan Pasangan Bata Tela sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran merupakan pasir
pasang dan memenuhi standard Normalisasi Indonesia;
c. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan
memenuhi standard Normalisasi Indonesia; dan
d. bata Tela. Bata tela yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak rapuh
dibakar matang atau sesuai standar nasional Indonesia dan disetujui direksi.
(4) Pelaksanaan. Pelaksanaan pasangan bata tela adalah 1 bata sampai di atas langit-
langit (sesuai gambar rencana). Hal-hal yang ditentukan:
a. bata tela sebelumnya disiram/direndam air dan bata tela yang pecah kurang
dari separo tidak boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu; dan
41
b. setelah pasangan dinding selesai maka seminggu harus dalam keadaan basah
(dibasahi). Pasangan bata tela untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata
(eod), setiap pasangan tidak boleh lebih dari 1 meter baru boleh dilanjutkan
setelah betul-betul telah mengeras adukannya.
c. pada sopi-sopi pasangan dinding bata tela diberi balok beton dengan tulangan
praktis.
(6) Hal-Hal Lain. Pada suatu konstruksi pondasi yang terdiri dari pasangan bata tela,
maka ditentukan hal-hal sebagai berikut:
b. pelaksanaan. Pondasi bata tela harus didasari pasir urug yang dipadatkan
sehingga tebal 10 Cm atau sesuai gambar rencana. Bata tela sebelum
digunakan harus direndam air dahulu dan bata yang pecah kurang dari ½ tidak
boleh digunakan kecuali untuk ujung dinding.
Pasal 22
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan trasram, bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pasangan trasram sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dari segala kotoran dan
memenuhi standar nasional Indonesia;
c. air. Air yang digunakan adalah air tawar, bersih, dan bebas dari kotoran
maupun minyak; dan
d. batu bata. Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak r
apuk dibakar matang, memenuhi standard nasional.
(3) Adukan. Adukan yang digunakan adalah 1 PC : 2 PS, untuk plesterannya juga 1
PC : 2 PS.
42
Pasal 23
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan dinding keramik, bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan Pasangan dinding keramik sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
a. pasir. Harus bersih, tajam tidak mengandung lumpur, tanah, bahan organik
lainnya. Harus diayak lewat lubang 2 mm untuk adukan;
b. semen. Setara Tiga Roda, Gresik sesuai dengan PBI 1971 dan NI-8 tahun
1969;
c. air. Harus bersih, tawar, dan bebas dari bahan-bahan asam, alkali, dan bahan
organik lainnya; dan
b. siar-siar keramik harus lurus, baik horizontal maupun vertikal dan dengan nat
maximum 2 mm;
c. pemasangan keramik yang dimaksud pada pasal ini termasuk bak-bak mandi;
dan
d. hasil pemasangan keramik harus mendapatkan bidang yang rata, rapi, dan
tidak cacat.
Pasal 24
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan plesteran, bahan, dan peralatan yang
43
d. plesteran harus rata, halus, lod, siku-siku oleh karena itu harus dilaksanakan
oleh tenaga-tenaga tukang batu yang ahli; dan
Pasal 25
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Anti rayap merupakan bahan campuran cair berfungsi
untuk mematikan rayap dengan tujuan konstruksi berbahan kayu bisa terhindar dari
rayap dan materiel/konstruksi dapat tahan lama, sebelum melaksanakan pekerjaaan
anti rayap pelaksana atau penyedia jasa konstruksi menyediakan, melengkapi
semua alat peralatan, perlengkapan semua bahan materiel serta tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan anti rayap, sehingga sesuai dengan
persyaratan dan gambar- gambar yang sah.
a. obat anti rayap merk dildreen atau menurut petunjuk direksi; dan
b. minyak tanah.
44
b. setelah plat beton alas lantai dilaksanakan, permukaan pasir urug disiram obat
anti rayap; dan
c. untuk pekerjaan kayu yang diawetkan dengan meresidu, campuran obat rayap
dengan minyak tanah, dengan perbandingan 1 : 15, dapat campurkan pada
residu sebelum pekerjaan residu dilaksanakan. Pelaksanaan pekerjaan dapat
dengan dikeraskan sampai rata atau direndam.
Pasal 26
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan kuda-kuda dan rangka atap merupakan
bagian sangat penting pada suatu konstruksi bangunan, kuda-kuda merupakan
konstruksi yang menahan beban mati atau beban hidup yang bekerja di atasnya.
Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis tentang tata cara
pekerjaan kuda-kuda, dan rangka atap kayu, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan dimaksud
sesuai persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. kayu Borneo super ukuran 8/15, 6/12, 5/7 dan papan-papan sesuai keperluan;
a. pekerjaan kuda-kuda:
2. pemakaian kayu harus benar-benar kering dan tidak cacat serta lurus
(tidak lerlampau bengkok);
b. Pekerjaan gording:
c. pekerjaan kaso:
3. kayu yang digunakan harus lurus, kering, dan tidak cacat; dan
1. bahan yang digunakan adalah kayu borneo super ukuran kayu 3/4;
Pasal 27
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Sama seperti halnya pada pasal di atas sebelum
pelaksanaan pekerjaan kuda-kuda dan rangka atap baja ringan, pelaksana
pekerjaan agar menyediakan, semua alat-peralatan/perlengkapan, bahan, dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
pembuatan/pemasangan kuda-kuda dan kerangka atas dari baja ringan, sehingga
pekerjaan tersebut sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar yang sah.
b. ukuran baja ringan sesuai kebutuhan atas dasar hasil perhitungan dimensi.
c. semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja;
Pasal 28
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan struktur baja dapat berupa tiang/kolom dan
balok yang berfungsi untuk menahan dan menyalurkan beban yang bekerja di
atasnya oleh karena itu dalam pekerjaan struktur baja, penyedia jasa konstruksi agar
memperhatikan tata cara pelaksanaan pekerjaan struktur baja dan melengkapi
semua alat-peralatan, materiel tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
semua pekerjaan struktur baja, sehingga dapat sesuai dengan gambar dan
persyaratan yang ditentukan sebagai berikut:
c. semua pelaksanaan pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus
memenuhi syarat dari AISC specification for struktural joints atau yang berlaku
di Indonesia;
d. semua pelaksanaan pekerjaan rivet pada bangunan ini harus memenuhi syarat
specification for struktural rivet atau peraturan rivet di Indonesia; dan
(3) Persaratan dan Ketentuan Umum. Persyaratan dan ketentuan umum diatur sebagai
berikut:
e. plat dasar kolom baja harus diletakkan diatas beton dengan tempat sesuai
gambar kerja;
48
a. umum. Yang dimaksud bahan di sini adalah terbatas hanya bahan baja
misalnya profil-profil baja, plat baja, rivet, baut, angker, kontramur, cable sling
yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembuatan struktur konstruksi baja.
Semua bahan tersebut harus berkualitas baik dan memenuhi persyaratan
PUBB, PBI 1971, AV, dan lain-lainnya yang telah disebutkan di depan;
2. elektroda las AVS E 6010 dengan diameter lebih besar dari dari 4 mm;
3. baut hitam dan high strength bolt ASTM A 325/JIS b. 1186 Type F 10 bila
diperlukan;
4. unfinished bolt ATSM A 307 atau yang setaraf dengan itu, dengan
persetujuan tertulis dari direksi;
6. Semua baja yang akan dipasang harus disertai dengan sertifikat dari
pabrik pembuatan;
a. umum. Peralatan yang digunakan adalah yang mutlak dan penting serta perlu
diadakan dalam rangka melaksanakan pekerjaan struktur baja. Peralatan-
49
peralatan pembantu tidak diuraikan namun tetap perlu disediakan agar dapat
memperlancar pekerjaan tersebut.
1. alat las. Yang dipergunakan harus type yang sesuai dengan kebutuhan,
sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan. Mesin las
tersebut harus mencapai kapasitas 25-40 Volt dan 200-400 Ampere;
7. t a k e l;
8. l e e r; dan
(6) Pelaksanan Pekerjaan Struktur Baja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. pengaturan. Baja yang dipergunakan harus lurus dengan toleransi yang
diijinkan adalah:
(1) batang profil tekan/kolom adalah L/1;000;
3. elektrode las yang diperlukan harus disimpan pada tempat yang tetap
menjamin posisi dan sifat-sifat dari elektrode tersebut selama masa
penyimpanan;
6. permukaan daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran, cat,
minyak, karat, dan kotoran dalam ukuran kecil harus dibersihkan. Teruta-
ma kotoran yang memberi pengaruh besar pada kawat listrik. Permukaan
yang akan dilas juga harus bersih dari aspal;
7. pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal rendah
dari 0F pada temperatur sekitar 0F sampai 32F, permukaan las dari
titik dimulainya las sampai dengan sejauh 7,5 Cm juga harus dijaga
temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan; dan
8. pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok. Setelah pengelasan maka sisa-
sisa/kerak-kerak las harus dibersihkan dengan baik.
d. penyambungan las lumer.
1. permukaan yang akan dilas harus bebas dari segala kotoran minyak, cat,
dan lain-lain;
1. baut yang digunakan adalah baut hitam, dengan kekuatan minimum sama
dengan kekuatan baut profil yang digunakan (sesuai ASTM A-307) namun
bila diperlukan dapat memakai baut high tensile bolts sesuai ASTM A 325
atau JIS B 1186 Type F 10 T Bolts;
3. selisih diameter lubang dengan diameter baut tidak boleh lebih dari 2 mm;
dan
2. profil portal adalah WF 200 x 100 dan profil konsol WF 150 x 100;
1. ikatan angin L 50 x 50 x 50 x 5;
Pasal 29
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan atap genteng pelentong atau setara
dan tata cara pemasangan, serta materiel/bahan yang digunakan, agar pelaksanaan
pekerjaan lancar dan sesuai yang dipersyaratkan, maka pelaksana jasa konstruksi
harus menyiapkan terlebih dahulu peralatan bahan materiel serta tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan penutup atap, sehingga pekerjaan
dimaksud sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar yang sah.
a. pemasangan genting harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan lurus;
c. genting yang terpasang adalah genting yang utuh dan tidak boleh cacat;
e. hubungan nok dan genting harus rapih dengan adukan kedap air dan tidak
boleh bocor;
g. untuk nok, digunakan nok genting plentong, cara pemasangan harus sesuai
dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan genting
tersebut.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 30
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan atap genteng kodok atau setara dan
tata cara pemasangan, serta materiel/bahan yang digunakan, agar pelaksanaan
pekerjaan lancar dan sesuai yang dipersyaratkan, maka pelaksana jasa konstruksi
harus menyiapkan terlebih dahulu peralatan bahan materiel serta tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan penutup atap, sehingga pekerjaan
dimaksud sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. pemasangan genting kodok harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan
lurus;
54
c. genting yang terpasang adalah genting yang utuh dan tidak boleh cacat;
e. hubungan nok dan genting kodok harus rapih dengan adukan kedap air dan
tidak boleh bocor;
f. penyelesaian genting tepi menggunakan bahan untuk genting kodok tepi; dan
g. untuk nok, digunakan nok genting kodok setara jati wangi, cara pemasangan
harus sesuai dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
genting kodok setara jati wangi.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 31
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini sama seperti
pada pasal sebelumya akan tetapi bahan yang digunakan adalah genteng beton.
a. pemasangan genteng harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan lurus;
c. genteng yang terpasang adalah genting yang utuh dan tidak boleh cacat;
e. hubungan nok dan genting harus rapih dengan adukan kedap air dan tidak
boleh bocor;
g. untuk nok, digunakan nok genteng beton pres, cara pemasangan harus sesuai
dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan genting beton
pres.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 32
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Sama seperti halnya pada pasal sebelumnya, bahan
yang digunakan adalah genteng morando glazur.
a. genteng morando glazur produksi pabrik dengan kualitas baik atau dengan
persetujuan direksi;
a. pemasangan genting harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan lurus;
c. genting yang terpasang adalah genting yang utuh dan tidak boleh cacat;
e. hubungan nok dan genting harus rapih dengan adukan kedap air dan tidak
boleh bocor;
g. untuk nok, digunakan nok genting morando glazur, cara pemasangan harus
sesuai dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan genting
morando glazur.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 33
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Sama seperti halnya pada pasal sebelumnya, bahan
yang digunakan adalah genteng keramik.
a. genteng keramik produksi pabrik dengan kualitas baik atau dengan persetujuan
direksi;
b. untuk nok, digunakan nok genteng keramik produksi/merk sejenis dengan
gentingnya;
a. pemasangan genting harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan lurus;
b. overlaping antara genting harus sesuai dengan syarat pemasangan yang
dikeluarkan oleh genting keramik tersebut;
c. genting yang terpasang adalah genting yang utuh dan tidak boleh cacat;
d. warna genting harus sama;
e. hubungan nok dan genting harus rapih dengan adukan kedap air dan tidak
boleh bocor;
g. untuk nok digunakan nok genting keramik cara pemasangan harus sesuai
dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan genting
keramik.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
57
cara menyemprotkan air ke seluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 34
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Bagian pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan
tentang tata cara pemasangan atap asbes gelombang dan materiel/bahan yang
digunakan serta tenaga kerja yang dibutuhkan.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 35
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
menyediakan, melengkapi semua alat-peralatan perlengkapan semua bahan
materiel serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan penutup
atap, serta yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut, sehingga sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar yang sah.
b. untuk nok digunakan nok zincalume clean colorbond dengan ketebalan 0,35
mm;
a. pemasangan multi roof harus mendapatkan alur-alur yang rata dan lurus;
b. overlaping antara multi roof harus sesuai dengan syarat pemasangan yang
dikeluarkan oleh atap multi roof;
c. multi roof yang terpasang adalah multi roof yang utuh dan tidak boleh cacat;
e. hubungan nok dan multi roof harus rapih dengan adukan kedap air dan tidak
boleh bocor;
f. penyelesaian multi roof tepi menggunakan bahan untuk multi roof tepi; dan
g. untuk nok digunakan nok multi roof zincalume clean colorbond cara
pemasangan harus sesuai dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan tersebut.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi
Pasal 36
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan tentang tata cara pekerjaan pemasangan penutup atap dengan bahan
atau material atap dari polycarbonate, sebelum melaksanakan pekerjaan atap
polycarbonate pelaksana penyedia jasa konstruksi menyiapkan peralatan,
perlengkapan pendukung, bahan materiel serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dimaksud, sehingga sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar yang sah.
b. list alumunium;
c. paku skrup;
d. sealant; dan
c. polycarbonat yang terpasang adalah polycarbonat yang utuh dan tidak boleh
cacat;
e. hubungan list dan polycarbonat harus rapih dengan adukan kedap air dan tidak
boleh bocor.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 37
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Bagian pekerjaan pada pasal ini adalah penjelesan
teknis tentang tata cara pemasangan atap seng gelombang dan penjelasan bahan
serta ukuran seng yang akan digunakan serta bahan, dengan tujuan agar
pemasangan seng gelombang sesuai dengan aturan yang dipersyaratkan.
a. seng gelombang besar jenis bjls 30 kualitas baik dan baru tidak ada karat atau
rusak atau sesuai dengan petunjuk direksi;
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
60
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 38
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan
teknis tentang tata cara pemasangan atap spandek, ukuran ketebalan bahan yang
digunakan, serta menyiapkan alat-alat bantu yang akan digunakan dan menyiapkan
tenaga manusia yang akan mengerjakan penutup atap yang dimaksud, sehingga
sesuai dengan persyaratan gambar-gambar rencana.
a. Pemasangan kerangka atap/gording dari kanal C yang dibuat 2 buah pada sisi
besi siku L 50 x 50 x 5 yang dilas pada balok portal setiap jarak maximum 1,5
meter dan diberi trackstang Ø 10 mm sesuai gambar rencana.
Disarankan untuk melaksanakan penyambungan gording pada tiap balok
portal, namun apabila tidak, maka penyedia jasa konstruksi harus membuat
konstruksi penyambungan gording dan mengajukan rencana kepada direksi.
Pelaksanaan pemasangan dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
direksi; dan
b. Pemasangan atap spandek dipersiapkan di atas dengan semua rusuk luar atau
rusuk dalam semuanya menghadap kearah yang sama, supaya lebih
memudahkan pemasangan. Tumpangan samping yang benar adalah rusuk
dengan jalur anti kapiler (rusuk dalam). Lebar tumpangan akhir dipersyaratkan
sesuai brosur pemasangan dari pabrik.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
61
cara menyemprotkan air ke seluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
Pasal 39
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup Bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pemasangan penutup atap trimdek dan ukuran
dan bahan yang akan digunakan serta serta penyiapan segala peralatan yang
dibutuhkan selama proses pemasangan penutup atap trimdek sehingga pekerjaan
tersebut sesuai dengan persyaratan gambar-gambar rencana.
a. pemasangan kerangka atap/gording dari kanal C yang dibuat 2 buah pada sisi
besi siku L 50 x 50 x 5 yang dilas pada balok portal setiap jarak maximum 1,5
meter dan diberi trackstang Ø 10 mm sesuai gambar rencana.
Disarankan untuk melaksanakan penyambungan gording pada tiap balok
portal, namun apabila tidak maka Penyedia jasa konstruksi harus membuat
konstruksi penyambungan gording dan mengajukan rencana kepada direksi.
Pelaksanaan pemasangan dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
direksi; dan
b. pemasangan atap trimdeck dipersiapkan di atas dengan semua rusuk luar atau
rusuk dalam semuanya menghadap kearah yang sama, supaya lebih
memudahkan pemasangan. Tumpangan samping yang benar adalah rusuk
dengan jalur anti kapiler (rusuk dalam). Lebar tumpangan akhir dipersyaratkan
sesuai brosur pemasangan dari pabrik.
(4) Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan selesai
100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi kebocoran dengan
cara menyemprotkan air keseluruh bidang atap dan pastikan bahwa penutup atap
tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.
62
Pasal 40
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pemasangan pekerjan kusen dan bahan yang akan digunakan
serta peralatan, pelaksana atau penyedia jasa konstruksi terlebih dahulu
menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan, serta tukang yang ahli
dalam pemasangan kusen pintu sehingga sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
a. kayu kamper samarinda 6/15 atau yang setara, yang kering/dikeringkan, dan
diawetkan dengan bahan kimia/anti rayap; dan
c. penguat kusen pintu jendela dengan angker besi minimum 3 atau 2 buah
sesuai petunjuk direksi; dan
d. hasil pembuatan dan pemasangan kusen harus siku-siku, rata, dan rapi serta
tidak cacat.
Pasal 41
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan ini adalah sama seperti
halnya pemasangan kusen kayu yaitu tentang penjelasan teknis yang berubungan
dengan pemasangan kusen aluminium, sehingga sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
d. dprofil daun pintu dan jendela alumunium mengikuti standar produksi alkan
indonesia.
a. pembuatan kusen alumunium dan besi harus sesuai dengan gambar rencana,
setiap hubungan harus benar-benar siku-siku, rapat, serta pemasangan tiang
harus vertikal;
d. hasil pembuatan dan pemasangan kusen harus siku-siku, rata dan rapi serta
tidak cacat.
Pasal 42
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan ini adalah penjelsan teknis
tentang tata cara pemasangan kusen pintu besi dan dimensi besi yang digunakan
serta peralatan, untuk itu penyedia jasa konstruksi agar menyiapkan peralatan,
bahan materiel serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pembuatan/pemasangan kusen tersebut sehingga sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
a. pembuatan kusen besi harus sesuai dengan gambar rencana, setiap hubungan
harus benar-benar siku-siku, rapat, serta pemasangan tiang harus vertikal;
d. hasil pembuatan dan pemasangan kusen harus siku-siku, rata, dan rapi serta
tidak cacat.
64
Pasal 43
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pemasangan daun pintu dan daun jendela kayu,
ukuran dan bahan yang akan digunakan, peralatan, sehingga diharapkan
pemasangan daun pintu dan daun jendela kayu yang sesuai dengan persyaratan
dan gambar-gambar rencana.
a. kerangka pintu dan jendela dibuat dari kayu kamper yang kering/dikeringkan
dengan sambungan pantek/baji demikian rupa sehingga pintu tidak
sender/meleot;
b. kerangka pintu dan jendela harus benar-benar siku dan rata atau dengan
kerangka mendatar; ukuran disesuaikan dengan gambar;
c. pasangan teakwood pada kerangka pintu dilakukan dengan lem (tidak boleh
dipaku) untuk semua pintu pada dua muka; sedangkan untuk pintu kamar
mandi/wc bagian muka-belakang/dalam dilapis almunium;
d. pembuatan dan pemasangan pintu dan jendela harus benar-benar kokoh, rapi,
berbidang rata, siku-siku, dan menempel pada sekonengan pintu dengan
toleransi renggang maximum 2 mm;
e. setiap daun jendela dipasang 1 (satu) grendel dan 1 (satu) hak angin; dan
f. fpintu panel terbuat dari papan/panel ukuran 3/30 dengan kerangka tiang
ukuran 4/12 ambang bawah 4/20, sambungan panel luar dalam diberi alur
dengan jarak yang sama kedalaman alur 1 cm lebar 1 cm.
Pasal 44
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pemasangan daun pintu aluminium, ukuran, dan
65
(2) Bahan. Semua bahan yang dipergunakan harus bebas dari segala kotoran
termasuk karat dan tidak cacat. Adapun bahan yang digunakan:
(3) Pelaksanaan.
a. daun pintu dibuat dari rangka almunium colour bond 5/10 harus siku dan rata;
e. ukuran pintu; lebar 90, 85, 75 cm, tinggi 210 cm terdiri dari dua, satu daun
pintu dilengkapi dengan engsel pintu.
Pasal 45
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pemasangan daun pintu baja, ukuran dan bahan
yang akan digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan daun bajayang
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Bahan. Semua bahan yang dipergunakan harus bebas dari segala kotoran
termasuk karat. Adapun bahan yang digunakan:
(3) Pelaksanaan.
d. bila semua sudah terpasang pintu supaya dicat besi dengan prosedur
pengecatan seperti tercantum pada poin pengecatan; dan
66
(4) Ukuran Pintu. Lebar 140 cm tinggi 200 cm terdiri dari dua daun pintu dilengkapi
dengan roda atas dan roda bawah.
Pasal 46
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan penggantung, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan penggantung yang sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. angker/baut/sekrup; dan
Pasal 47
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan kunci, bahan yang akan digunakan,
peralatan, sehingga diharapkan pemasangan kunci yang sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. pintu kamar mandi/wc. Pintu kamar mandi/WC digunakan kunci merk Tisa
yang khusus untuk toilet;dan
(3) Pemasangan.
a. sebelum pemasangan kunci, daun pintu harus sudah disetel dan di lot secara
baik;
67
Pasal 48
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan acoustic tile, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan acoustic tile yang sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(3) Bahan-Bahan.
a. mineral fiber;
b. tebal 12 mm;
(4) Produksi.
a. nittobo;
b. national;
c. armstrong.
(5) Tipe.
(6) Persyaratan.
c. light reflectance : 75 %;
f. rangka penggantung plafond dari bahan metal galvanis dan almunium; dan
(7) Pelaksanaan.
e. hasil pekerjaan langit-langit harus rapih dan tidak ada flek, kotor, gompal serta
sambungan antara unit acoustic merupakan garis lurus. Hasil pemasangan
permukaan langit-langit acoustic memenuhi persyaratan standar toleransi
antara 1-2 mm/m.
Pasal 49
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan plafond, bahan yang akan digunakan,
peralatan, sehingga diharapkan pemasangan plafond yang sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. asbes yang digunakan tebal 5 mm, dimensi potongan sesuai gambar atau atas
petunjuk direksi;
d. rangka hollow di cat meni ICI Chromate untuk baja yang tidak di galvanish;
b. Hubungan klos-klos penguat harus rapih dan lurus, sudut pertemuan harus
siku-siku dan sambungan tidak boleh melendut;
d. Pemasangan plafond asbes dengan cara di mur pada rangka plafond atau
hollow dan mur ditutup dengan dempul khusus asbes sehingga tidak tampak
murnya;
e. Pemasangan penutup plafond harus rapi dan presisi sehingga tidak terlihat
sambungan antara asbes yang terlihat menjadi saatu kesatuan plafond tanpa
sambungan;
g. List plafond dipasang setelah plafond terpasang dan di dempul hingga menjadi
satu kesatuan dengan plafond; dan
Pasal 50
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan plafond eternit, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan plafond yang sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Bahan. Sebagai bahan utama yang digunakan adalah:
c. plafond eternit. Eternit yang digunakan tebal 5 mm, dimensi potongan sesuai
gambar atau atas petunjuk direksi;
b. hubungan klos-klos pengikat harus rapi dan lurus, sudut pertemuan harus siku-
siku dan sambungan tidak boleh melendut;
c. kerangka pembagi dibuat dengan modul utama 100 x 100 cm. jarak antara
kotak/nat adalah 5 mm atau yang ditentukan oleh direksi;
d. pemasangan penutup harus rapi dan mendapatkan garis-garis nat yang lurus
dan tiap pertemuan benar-benar siku-siku; dan
e. pemasangan list ornamen plafond harus rapih dan mendapatkan garis sesuai
dengan petunjuk direksi.
Pasal 51
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan plafond gypsum, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan plafond gypsum yang
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
d. rangka hollow di cat menie ici chromate untuk baja yang tidak digalvanis;
b. hubungan klos-klos penguat harus rapih dan lurus, sudut pertemuan harus
siku-siku dan sambungan tidak boleh melendut;
d. pemasangan plafond gypsum dengan cara di mur pada rangka plafond atau
hollow dan mur ditutup dengan dempul khusus gypsum sehingga tidak tampak
murnya;
e. pemasangan penutup plafond harus rapi dan presisi sehingga tidak terlihat
sambungan antara gypsum, yang terlihat menjadi satu kesatuan plafond tanpa
sambungan;
g. list plafond dipasang setelah plafond terpasang dan di dempul hingga menjadi
satu kesatuan dengan plafond; dan
Pasal 52
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan plafond kalsiboard, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan plafond kalsiboard yang
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. hubungan klos-klos penguat harus rapih dan lurus, sudut pertemuan harus
siku-siku dan sambungan tidak boleh melendut;
d. pemasangan plafond kalsiboard dengan cara di mur pada rangka plafond atau
hollow dan mur ditutup dengan dempul khusus kalsiboard sehingga tidak
tampak murnya;
e. pemasangan penutup plafond harus rapi dan presisi sehingga tidak terlihat
sambungan antara kalsiboard, yang terlihat menjadi satu kesatuan plafond
tanpa sambungan;
g. list plafond dipasang setelah plafond terpasang dan di dempul hingga menjadi
satu kesatuan dengan plafond; dan
Pasal 53
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan plafond triplek, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan plafond yang sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
c. plafond triplek. Triplek yang digunakan tebal 4 mm, dimensi potongan sesuai
gambar atau atas petunjuk direksi; dan
a. kerangka plafond dari kayu bengkirai dengan balok 6/10 sebagai balok
kerangka induk, 5/7 balok kerangka pembagi dan klos-klos serta penggantung
kerangka dapat dari kayu 5/7 atau besi beton ø 6 mm dan ø 8 mm sesuai
kebutuhan, sehingga dapat menjamin kerangka benar-benar rata, kokoh dan
horizontal;
b. hubungan klos-klos pengikat harus rapi dan lurus, sudut pertemuan harus siku-
siku dan sambungan tidak boleh melendut;
c. kerangka pembagi dibuat dengan modul utama 100 x 100 cm. jarak antara
kotak/nat adalah 5 mm atau yang ditentukan oleh direksi;
d. pemasangan penutup harus rapi dan mendapatkan garis-garis nat yang lurus
dan tiap pertemuan benar-benar siku-siku; dan
e. pemasangan list ornamen plafond harus rapih dan mendapatkan garis sesuai
dengan petunjuk direksi.
Pasal 54
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan listplank, bahan yang akan digunakan,
peralatan, sehingga diharapkan pemasangan listplank yang sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(3) Pelaksanaan. Pemasangan litsplank harus dipaku dan dibaut pada kloos/pelat-
pelat simpul yang telah dipersiapkan pada kuda-kuda/gording/batang pemaku.
Hasil pemasangan harus datar/lurus dan rapi serta tidak boleh ada cacat.
Pasal 55
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan kalsiplank, bahan yang akan
74
(3) Pelaksanaan. Pemasangan kalsiplank harus dipaku dan dibaut pada kloos/pelat-
pelat simpul yang telah dipersiapkan pada kuda-kuda/gording/batang pemaku.
Hasil pemasangan harus datar/lurus dan rapi serta tidak boleh ada cacat.
Pasal 56
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan kaca, bahan yang akan digunakan,
peralatan, sehingga diharapkan pemasangan kaca yang sesuai dengan persyaratan
dan gambar-gambar rencana.
a. pemotongan kaca harus siku dengan ukuran sesuai gambar rencana ukuran
diberikan toleransi 2 mm;
d. hasil pemasangan kaca harus rapi tidak terlalu keras/kencang dan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dan gambar-gambar rencana.
Pasal 57
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan lantai keramik, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan lantai keramik yang sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. pasir. Harus bersih, tajam tidak mengandung lumpur, tanah, bahan organik
lainnya. Harus diayak lewat lubang 2 mm untuk adukan;
b. semen. Setara Tiga Roda, Gresik sesuai dengan PBI 1971 dan NI-8 Tahun
1969;
c. air. Harus bersih, tawar dan bebas dari bahan-bahan asam, alkali dan bahan
organik lainnya; dan
d. keramik. Keramik yang dipasang merk IKAD atau yang sekualitas, dengan
ukuran 10/20, 20/20, dan 30/30 cm.
c. pemasangan dengan adukan 1 pc : 4 pasir sebagai alas dan diaci pc untuk nat-
natnya;
d. sebelum dipasang keramik harus direndam dalam air minimum 6 jam, untuk
mencegah pemuaian dari keramik pada pasca pemasangan;
g. untuk lantai keramik sebelum dipasang harus dibuat lantai pengerasan lebih
dulu dari bahan beton plat slab.
Pasal 58
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan lantai beton, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan lantai keramik yang sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. semen. Semen adalah portland cement yang telah disetujui oleh direksi yang
memenuhi syarat S-400 menurut standar semen Indonesia (NI-8-1972),
misalnya Semen Gresik, Cibinong, dan lain-lain;
76
b. pasir. Adalah pasir beton alam yang mempunyai modulus kehalusan butir 2
sampai 32 sesuai PBI-1971;
c. kerikil/koral. Adalah kerikil/koral sungai yang bersih dan bebas dari bagian-
bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang serta bersih
dari bahan alkali, organis, dan bahan-bahan lain yang dapat merusak;
e. air. Air harus bersih bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam dan
kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut harus
sesuai ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton.
(3) Mutu beton. Mutu beton yang dipakai adalah untuk nonstruktural seperti rabat
adalah K-80/K-100, harus sesuai PBI 1971 dan melalui test labs.
(4) Begisting. Mutu begisting harus dapat menjamin sehingga hasil kontruksi beton
sesuai dengan ukuran dan mutu yang ditentukan. Oleh karena itu dapat dari kayu
bermutu kelas IV.
(7) Pengaduk Beton. Dipersyaratkan setiap pengadukan mortal beton harus dengan
Concrete Mixer dengan kapasitas yang mencukupi untuk maksud pekerjaan
tersebut.
b. permukaan yang harus dicor bersih dan tidak ada air menggenang.
permukaan begisting yang dapat menyerap banyak air harus dibasahi dahulu;
d. pengecoran tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter dan tidak boleh
sewaktu hujan.
(9) Curing. Konstruksi beton harus dirawat (cured) dengan disiram air sampai beton
telah mengeras benar (14 hari).
(11) Perbaikan Beton. Bila ada kerusakan beton maka harus diperbaiki dengan cara
mengasari permukaan, pengeleman dengan bahan aditive, baru dilaksanakan
pengecoran lagi dan atau pemelesteran.
Pasal 59
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan lantai homogenous, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan lantai homogenous yang
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
c. setelah itu dipoles dengan mesin poles sehingga betul-betul rata dan dikilapkan
dengan wax khusus untuk keperluan tersebut atau rubbing compound; dan
d. pemotongan homogenous tile harus dilakukan dengan baik dan rapi, dikerjakan
oleh orang-orang yang ahli untuk itu dengan menggunakan mesin pemotong
homogenous tile. bahan-bahan yang dapat mengakibatkan noda-noda pada
lantai seperti minyak, residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari
permukaan lantai.
Pasal
60
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pengecatan, bahan yang akan
digunakan, dan peralatan, sehingga diharapkan pemasangan pengecatan yang
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
78
c. untuk cat dinding bagian luar bangunan menggunakan cat warna biru langit
merk lumina atau cat lain yang setara warna biru langit dengan weather shield
dan disetujui direksi;
d. untuk cat besi digunakan cat lumina atau cat-cat lain yang setaraf dan disetujui
direksi;
e. untuk cat marking digunakan cat merk lumina atau yang setaraf dan disetujui
direksi; dan
f. bahan pelitur dan teak oil digunakan bahan-bahan pelitur yang baik atas
petunjuk dan persetujuan direksi.
a. sebelum dilakukan pengecatan dasar, maka bidang yang akan dicat harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan alat pembersih misalnya ampelas,
kain pembersih, dan lain-lain. tidak diperkenankan menggunakan alat
pembersih yang merusakkan struktur bahan;
g. seluruh hasil pekerjaan pengecatan harus rata, berwarna yang merata pula
tanpa noda/cacat;
79
Pasal 61
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan sanitasi, bahan yang akan digunakan,
peralatan, sehingga diharapkan pemasangan sanitasi yang sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. floor drain dan kran-kran digunakan kualitas terbaik, sesuai petunjuk direksi;
c. bak kamar mandi fibreglass kualitas terbaik warna akan ditentukan oleh direksi;
4. ijuk harus berserat yang tidak terlalu besar, bersih dari kotoran-kotoran
yang melekat;
Pasal 62
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan drainase, bahan yang akan
digunakan, peralatan, sehingga diharapkan pemasangan drainase sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
e. AIR. Air dipergunakan untuk adukan pasangan batu kali, plesteran dan mortal
beton serta untuk penyiraman, bila diperlukan air harus bersih tidak
mengandung lumpur, asam, atau minyak. Persyaratan harus sesuai dengan
ketentuan PBI-1971; dan
(3) Pekerjaan Persiapan. Dalam melaksanakan pembuatan saluran batu kali dan
gorong-gorong perlu melakukan:
a. pematokan. Patok duga dibuat diluar bangunan yang akan dibuat dari patok
kayu yang kuat dan diberi peil ± 0,00 M'. Patok ini harus dijaga jangan
sampai dan tidak berubah serta dibongkar setelah pelaksanaan pekerjaan ini
selesai; dan
(4) Pekerjaan Tanah. Pelaksanaan pekerjaan galian tanah harus sesuai dengan profil-
profil yang telah dibuat berdasarkan rencana kerja. Pekerjaan galian dapat
dilakukan dengan Excavator/Backhoe atau dengan tenaga manusia. Kedalaman
dan kemiringan harus disesuikan dengan gambar rencana yang telah disetujui oleh
direksi. Pelaksanaan pekerjaan galian harus dalam kondisi kering sehingga
memungkinkan pekerjaan pasangan batu kali dapat dilaksanakan tanpa gangguan.
Tanah bekas galian dapat dibuang untuk mengurug maupun untuk dipakai sebagai
bahu drainage sebelah luar.
(6) Urugan Pasir. Setelah profil galian sesuai rencana maka pasir diurugkan dengan
ketebalan sesuai gambar. Pelaksanaan pengurugan pasir harus dibasahi dengan
air sehingga mencukupi kebutuhan dan dipadatkan dengan cara menumbuk
(timbris).
(7) Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan. Pekerjaan pasangan terdiri dari batu kali/batu
belah dengan adukan 1 Pc : 4 Ps. Adukan ini harus matang benar dan disarankan
dengan beton mixer/mollen. Pemasangan harus sesuai profil pada gambar rencana.
Pada celah antara batu belah diberi siar-siar permukaan dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.
82
(9) Pekerjaan Finishing. Pekerjaan finishing disini meliputi pembuatan siar-siar pada
celah hubungan batu belah dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. sesuai dengan
gambar rencana. Disamping itu membuat kemiringan bagian permukaan tanah
diatas ketinggian drainage dengan sudut 45, dipadatkan dan ditanami rumput.
Pasal 63
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan batu belah, bahan yang akan
digunakan, dan peralatan, sehingga diharapkan pemasangan saluran batu belah
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dari segala kotoran dan
memenuhi standar nasional Indonesia;
c. air. Air yang digunakan adalah air tawar, bersih, dan bebas dari kotoran
maupun minyak; dan
c. antara tiap-tiap batu belah tidak boleh kosong, harus ada adukan, dan antara
tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan; dan
Pasal 64
83
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan saluran buis beton, bahan yang akan
digunakan, dan peralatan, sehingga diharapkan pemasangan saluran buis beton
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan adalah yang bersih bebas dari segala kotoran;
c. batu bata. Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik, keras dan tidak
rapuh, serta memenuhi standart Nasional;
d. buis beton. Buis beton yang digunakan Ø 20 dan Ø 30 berkualitas baik, lurus
dan tidak keropos serta memenuhi standar nasional; dan
e. air. Air yang digunakan adalah air tawar bersih, bebas dari kotoran, dan
minyak.
Pasal 65
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan batu adukan saluran, bahan
yang akan digunakan, dan peralatan, sehingga diharapkan pemasangan pasangan
batu adukan saluran sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana,
meliputi:
b. untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang
dibentuk dengan pasangan batu tidak boleh berbeda lebih dari 20 mm terhadap
profil lantai dasar saluran yang ditentukan atau disetujui. juga tidak berbeda
lebih dari 50 mm terhadap profil penampang melintang yang ditentukan akan
disetujui;
c. ketebalan minimum setiap pasangan batu adukan harus 100 mm; dan
d. profil akhir untuk bangunan kecil yang tidak menahan beban seperti kantung
lumpur dan lantai tidak boleh berbeda lebih dari 20 mm terhadap yang
ditentukan atau disetujui.
a. jumlah pasangan batu adukan yang dilaksanakan pada suatu waktu tertentu
harus dibatasi sesuai dengan kecepatan pemasangan untuk menjamin agar
semua batu ditempatkan dengan adukan; dan
b. bila pasangan batu adukan akan dipasang pada lereng atau sebagai pasangan
selokan, maka pembentukan harus dipersiapkan dalam tahap pertama seperti
tidak akan ada pasangan. pembentukan terakhir sampai garis yang diperlukan
harus dibuat segera sebelum pemasangan pasangan batu.
b. bila pekerjaan sedang dilaksanakan pada saluran yang ada atau daerah lain
dimana aliran bawah tanah dapat tercemar, maka penyedia jasa konstruksi
harus memelihara sepanjang waktu pada tempat pekerjaan yang sebenarnya
suatu persediaan air dari kualitas air minum untuk digunakan oleh para
pekerjaan untuk mencuci, bersama dengan persediaan secukupnya dari sabun
dan disinfektan.
85
(6) Perbaikan pekerjaan yang kurang memuaskan antara lain pekerjaan pasangan batu
yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan. Harus diperbaiki oleh penyedia jasa
konstruksi atas biayanya sendiri dengan cara yang diarahkan oleh pelaksana
kegiatan. Penyedia jasa konstruksi harus bertanggung jawab untuk kestabilan dan
keutuhan semua pekerjaan yang telah diselesaikan. Ia harus mengganti dengan
biayanya sendiri setiap pekerjaan yang menjadi rusak atau terlantar karena
kecerobohan atau kelalaian pada pihaknya menurut pendapat pelaksana kegiatan.
Tetapi penyedia jasa konstruksi tidak akan bertanggung jawab untuk kerusakan
yang timbul dari alam seperti angin topan atau dari pergeseran lapisan tanah yang
tidak dapat dihindari ditempat pekerjaan tersebut, dengan syarat bahwa pekerjaan
yang rusak tersebut telah diterima sebelumnya secara tertulis dengan hasil
memuaskan dan lengkap oleh pelaksana kegiatan.
a. batu.
1. batu harus terdiri dari batu alam atau batu galian yang kasar, kuat/keras,
liat, tahan lama, padat, tahan terhadap pengaruh udara, dan air, serta
cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dituju;
2. kualitas dan ukuran batu harus disetujui oleh pelaksana kegiatan sebelum
digunakan. batu untuk pasangan selokan dan saluran air dan harus
sedapat mungkin empat persegi bentuknya; dan
2. pondasi atau parit untuk tembok kepala atau bangunan dari pekerjaan
pasangan batu adukan harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan;
1. tembok kepala yang akan dibangun dalam parit atau bangunan lainnya
dengan menggunakan dukungan tanah atau acuan, harus dibangun
dengan pengisian parit atau acuan dengan adukan setebal 60 % dari
ukuran maksimum batu–batu dalam adukan yang belum mengeras.
adukan tambahan kemudian harus diberikan dan diproses tersebut
diulangi sampai acuan itu terisi penuh. adukan berikutnya ditambahkan
kemudian sampai bagian atas untuk memperoleh suatu permukaan atas
yang rata halus; dan
BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIK
Pasal 66
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan instalasi air, bahan dan peralatan yang
akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan. Instalasi air yang akan dibahas pada
bagian ini adalah jaringan pemipaan air bersih, pembuatan torn air, pembuatan
sumur, jaringan pemipaan air kotor, sehingga diharapkan pekerjaan Instalasi yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Persyaratan Umum Pelaksanaan. Pada pelaksanaan pekerjaan instalasi air adalah
sebagai berikut:
87
g. setelah semua pekerjaan plumbing ini selesai, maka perlu dilakukan tes uji atas
seluruh bagian pekerjaan;
(3) Bahan.
a. bahan yang digunakan harus baru, tidak ada yang cacat, dan berkualitas serta
memenuhui persyaratan kerja;
(2) pemasangan pipa didalam bangunan harus horizontal dan arah ke atas
atau ke bawah harus vertikal;
(3) bagian uliran atau draad pada kedua ujung pipa harus diberi meni encer
selapis demi selapis sebanyak 3 lapisan. pekerjaan pengecatan ini
termasuk pada pola atau sistem pada bagian-bagian sambungan (fitting)
yang terdapat uliran;
(4) bila dalam pengerjaan pipa terjadi kerusakan akibat kunci atau alat
penampang pipa sehingga ada cat yang terkelupas, maka bagian tersebut
harus dicat kembali; dan
(5) untuk pipa yang di galvanizir pada sambungan dan fitting serta untuk
meratakan diberi tali hennep (manila touw).
1. yang dimaksud air kotor atau bekas adalah air buangan atau bekas dari
kamar mandi, tempat cuci, wastafel, pelimpahan dan lain-lain yang
mengandung kotoran ringan;
2. pemasangan pipa tersebut tidak boleh ada yang horizontal, harus dibuat
miring ke arah pembuangan minimum 1 : 100 dan untuk penyaluran ke
bawah harus vertikal;
b. pipa tersebut dapat dibuat dari pipa tanah dibakar/beton dan atau pipa bahan
PVC;
89
c. pada jaringan dalam bangunan dari closet sampai dengan bak kontrol pertama
di luar bangunan dapat dari jaringan PVC yang sesuai;
d. untuk diluar bangunan dari bak kontrol pertama sampai bak kontrol terakhir
(setelah septicktank) dapat dari pipa tanah dibakar dan diglazur;
e. sambungan pipa PVC dengan perapat dengan lem PVC (Sovent Cement) dari
pabrik yang sama dari pipa; dan
f. pemasangan pipa tidak boleh ada yang horizontal harus miring 1 : 100 ke arah
pembuangan.
a. tiang water toren dibentuk sedemikaian rupa. tiang berdiri di atas pondasi
setempat/beton cor 1:2:3 dengan kedalaman sesuai gambar rencana;
b. tiang water toren terbuat dari besi siku dengan ketinggian 4 s/d 12 meter atau
sesuai dengan gambar rencana dan dibaut dengan menggunakan plat simpul;
c. sebelum water toren terpasang harus dipersiapkan tatakannya dari besi plat
bordes, untuk menghidari tiang mudah berkarat maka tiang agar dicat dengan
cat yang khusus untuk itu;
d. water toren dilengkapi dengan pelampung dipasang secara hati-hati agar tidak
rusak; dan
e. kapasitas tangki toren 1000 s/d 5000 liter atau sesuai dengan kebutuhan.
c. apabila sumur telah selesai dibor/dikerjakan, maka uji coba pemompaan harus
dilakukan untuk mengukur debit air dalam sumur. dalam hal ini laju
aliran/debit air yang dihasilkan harus ditentukan dan tidak boleh melebihi
kapasitas sumur;
d. selama uji coba pemompaan dan pembersihan sumur harus digunakan pompa
khusus; dan
a. pemasangan pipa casing pada sumur yang baru selesai dikerjakan sedalam 40
meter dengan pipa casing ø 4";
b. pipa casing dipasang dan dilakukan uji coba untuk menentukan laju aliran atau
debit air yang dihasilkan. hal ini untuk menentukan panjang masing-masing
pipa casing yang akan digunakan;
d. pipa casing yang berada di bawah permukaan air atau yang berdiameter yang
lebih kecil harus dipasang saringan air johnson screen yang jumlahnya 3 buah
atau ditentukan sesuai kedalaman air sumur dan kualitas air sumur; dan
e. setelah pipa casing terpasang tepat pada tempatnya yang dikehendaki, maka
disekeliling pipa casing tersebut ditaburi semen grout untuk memperkokoh
dudukan casing sumur.
d. apabila sumur telah selesai dibor/dikerjakan, maka uji coba pemompaan harus
dilakukan untuk mengukur debit air dalam sumur. dalam hal ini laju
aliran/debit air yang dihasilkan harus ditentukan dan tidak boleh melebihi
kapasitas sumur. jika air yang dipompa melebihi kapasitas sumur akan
berkaitan dengan memperpendek usia pakai sumur;
Pasal 67
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan instalasi listrik, bahan dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
instalasi listrik sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
5. tegangan listrik yang digunakan adalah 220/380 volt, 50 hz, atau sesuai
dengan kebutuhan.
b. persyaratan bahan.
1. lemari pembagi.
c) lemari pembagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat
warna abu-abu;
2. Kabel.
3. Saklar/Stop kontak.
1. panel dan lemari pembagi dipasang secara free standing dan semi inbow
atau inbow sesuai dengan besar panel;
b) kabel;
2. kabel;
b. tiang listrik digunakan tiang beton dengan tinggi 12 meter dan perlengkapan
instalasi lainnya disesuaikan dengan peraturan yang ada.
94
2. penerangan jalan digunakan tipe Stog 120 120 watt dengan solar sel; dan
d. pipa yang digunakan pipa naad loos yang ditutup/dicat dengan menie/loodwit;
e. sambungan pipa dengan pipa harus kuat dan rapi dan harus menjamin
pengaliran aliran listriknya;
f. trek-doos harus dipasang pada tiap jarak 8 meter memanjang (sesudah 3
bocht);
g. dimana pasangan pipa ada kemungkinan uap air berkumpul supaya dipasang
"inspeksi-stuk";
h. jumlah pasangan penarikan kawat di dalam pipa harus sesuai dengan tabel
sebagai pedoman yang masih berlaku di indonesia atau yang dipersyaratkan
dalam gambar rencana;
i. setiap tarikan kabel yang berada di dalam pipa tidak boleh ada sambungan
sama sekali;
k. pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus tersusun rapi dan harus diklem
pada rak-rak kabel/trunking;
l. stop kontak biasa dan daya yang dapat dipergunakan pada prinsipnya jenis
inbow dan harus digrounded, buatan vimar/mk atau equivalent yang dapat
disetujui;
m. untuk stop kontak yang dipasang kira-kira 40 cm dari permukaan lantai dan
diruangan-ruangan yang basah harus dari jenis water dicht (WD);
95
o. saklar-saklar yang dapat digunakan pada prinsipnya jenis inbow merk vimar,
mk england atau equivalent yang dapat disetujui. saklar-saklar dipasang
dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ubin;
Pasal 68
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan air condition window,
bahan dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan Pasangan air condition sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar, adapun pekerjaan dalam lingkup ini adalah pemasangan AC
window dan pemasangan instalasi tenaga 16 A.
b. sebelum memulai dengan pekerjaan instalasi listrik dan AC, penyedia jasa
konstruksi harus membuat Shop Drawing yang diajukan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan;
d. penyedia jasa konstruksi pekerjaan harus bekerja sama dengan penyedia jasa
konstruksi-penyedia jasa konstruksi pekerjaan lain dalam melaksanakan
tugasnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan lancar sesuai dengan waktu
yang ditetapkan;
g. setelah semua pekerjaan AC ini selesai, maka perlu dilakukan pengujian atas
seluruh bagian dari pekerjaan ini;
96
a. umum.
1. bahan yang dipergunakan harus baru, tidak cacat dan berkualitas baik
serta memenuhi persyaratan kerja yang ditentukan;
b. Persyaratan Bahan.
1. air conditioning type window.
2. kabel instalasi.
3. saklar/stop kontak.
1. kabel yang berada di luar gedung ditanam dan diberi pelindung pipa GIP
MED atau dibuatkan ducting kabel dari beton cor;
2. stop kontak dipasang inbow tinggi rata dengan tinggi casing AC.
Pasal 69
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan AC split, bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pasangan AC split sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
(2) Pekerjaan AC Split. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan AC split
secara lengkap dengan instalasinya termasuk perlengkapan dan sarana-sarana
penunjangnya secara garis besar pekerjaan ini meliputi:
f. mendidik para operator yang ditunjuk mengenai tata cara operasi service dan
maintenance system;
g. pengadaan dan pemasangan pipa air pembuangan dari unit-unit mesin sampai
ke tempat pembuangan; dan
(3) Persyaratan Umum. Yang diwajibkan pihak Penyedia jasa konstruksi dalam
pelaksanaan adalah:
c. pelaksanaan pekerjaan sesuai gambar bestek dan uraian ini serta petunjuk
dari direksi/ pengawas pekerjaan;
99
d. mengadakan pengujian dari instalasi listrik dan air conditioning yang telah
terpasang, sehingga siap untuk mendapatkan sumber tenaga;
a. air conditioning.
1. mesin ac yang dipakai adalah type ac split (wall mounted) buatan jepang
merk daikin/sanyo atau yang setara sesuai dengan persyaratan yang
sesuai dengan brosur pabrik pembuat;
2. mesin ac yang dipasang, dalam keadaan baru dan tidak cacat serta
sesuai standar industri indonesia (sii);
a. bahan. Kabel dipersyaratkan buatan pabrik kabel dalam negeri yang telah
terdaftar di LMK, seperti Sucaco, Kabel Metal, Kabel Indo, Tranka, dan
sebagainya;
1. kabel antara panel utama gardu dengan panel utama dengan panel
pembagi dalam gedung dipasang dalam pipa galvanis yang tertanam; dan
d. kabel yang digunakan keluaran pabrik seperti halnya pada kabel distribusi;
e. stop kontak untuk ac digunakan jenis inbow merk mk, siemen atau legrand; dan
f. semua kabel dipasang inbow/tertanam dalam pipa merk union atau setara yang
tertanam dalam tembok.
c. untuk panel tenaga dihubungkan dengan hantaran tanah lewat panel pembagi
gedung menggunakan BC ø 25 mm² atau sesuai kebutuhan yang
dipersyaratkan; dan
d. semua stop kontak untuk ac dihubungkan dengan hantaran tanah lewat panel
tenaga menggunakan kabel yang penampangnya sama dengan penampang
kabel yang menuju ke stop kontak tersebut.
c. pipa freon antara inbow dan outdoor unit dipasang secara outbow;
c. peralatan yang digantung harus dipasang peredam getaran jenis kinetic glass
hanger.
(9) Pengujian.
b. persyaratan pengujian.
4. start-up unit mesin AC hanya boleh dilakukan oleh yang ditunjuk oleh
dealer unit mesin AC tersebut;
2. mengukur dan menyetel aliran udara, suhu dan kelembaban udara dari
mesin, kuat arus, tegangan dan rpm mesin, tekanan mesin dan lain-lain;
dan
Pasal 70
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pasangan AC sentral, bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan. Pekerjaan instalasi
meliputi seluruh pekerjaan, pengadaan dan pemasangan instalasi tata udara (Air
Conditioning) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjang,
sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama dan siap untuk dipergunakan. Lingkup pekerjaan ini secara garis besar
adalah sebagai berikut:
i. melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya; dan
menggunakan alat ukur serta alat bantu lainnya dan pengujian ini disaksikan
oleh direksi/pengawas dan penyedia jasa konstruksi. pengujian dinyatakan
selesai apabila seluruh sistem bekerja dengan baik dan dinyatakan dalam
berita acara uji fungsi.
a. persyaratan umum. Indoor unit dan outdoor unit yang berpasangan harus tipe
yang sesuai baik kapasitas, tekanan, pemasangan dan lain-lain seperti yang
direkomendasikan oleh pabriknya. Kapasitas yang ditawarkan harus
diperhitungkan friction lost dari pipa refrigrant, dimana panjang equivalentnya
dapat dihitung dari gambar yang bersangkutan. Kedua unit harus dirakit
termasuk internal wiring ke terminal, diisi dengan R-22 dan di test dipabriknya
sebelum dikirimkan. Sistem kontrol harus dipergunakan micro proccesor,
mempergunakan remote control dengan kabel. Spesifikasi teknis yang akan
diuraikan di bawah ini adalah sebagai ketentuan dasar yang harus dipenuhi.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap kemampuan unit
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar "Daftar Peralatan" yang
menyertai dokumen ini.
b. spesifikasi teknis.
1. indoor unit.
c) fan. Fan harus dari tipe sentrifugal, double inlet, double switch
dengan design bladeforward curve, terbuat dari alumunium atau
galvanis sheet dan di cat. Fan dikopel langsung ke motor dan harus
balans baik statis maupun dinamis. Rumah fan dari galvanis sheet
steel. Fan harus bekerja dengan halus sesuai dengan Noise
Criteria yang disebut dalam Equipment Schedule;
d) motor fan.
e) drain fan. Drain fan untuk air embunan harus diisolasi sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi kondensasi. Hubungan ke pipa
drain minimal harus dapat 2 sisi, dimana sisi yang tak terpakai dapat
ditutup;
f) filter. Filter dari alumunium yang dapat dicuci. Posisi filter harus
sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dilepas dan dipa-
sang kembali setelah bersih. Khusus pada unit ruang operasi ada
beberapa jenis filter antara lain:
2. Outdoor Unit.
e) motor fan condenser. Motor harus dari tipe Totally Enclosed Fan
Cooled dan Weather Proof dilengkapi dengan peralatan pengaman
yang sesuai. Motor harus dapat bekerja pada karakteristik supply
tenaga listrik yang disediakan.
c. persyaratan umum:
1. jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti
pekerjaan duct, fitting, damper, support, dan lain-lain komponen/acces-
sories yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini;
4. bahan duct dari bjls merk lokton, zucalm, atau yang setaraf.
d. konstruksi duct.
1. konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan
static pressure didalam duct sampai 3" wg;
6. percabangan (take off) harus memakai aplitter damper yang dapat diatur
dan dikunci pada kedudukannya;
8. lubang pengetesan. pada main supply dan return duct harus dibuat
lobang pengetesan untuk mengukur temperatur serta static dan valocity
pressure;
12. Semua elbow harus dari tipe full radius elbow, jari-jari dalam (R-t) sama
dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus menggunakan short
radius elbow (R-t lebih kecil dari lebar duct) harus memakai turning vanes.
Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma
atas dasar (R-T) / (RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai
guidevanes double thickness, sesuai gambar detail. Untuk mengikat
konstruksi penggantung ke beton dipergunakan ramset/dinabolt.
1. diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized
profils dan ex lokal. Pemasangan diffuser/grille ke plafond harus
memakai rubber eponge tebal 6 mm; dan
cukup kukuh dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat dikunci
pada kedudukan yang dikehendaki.
f. plenum.
g. persyaratan lain khusus ruang operasi. Selain adanya booster dan filter-filter
yang sudah disebutkan diatas ketentuan lain yang menjadi persyaratan:
1. air flow all fresh air. Dalam arti dalam ruangan tidak ada udara balik
(return air) yang masuk kembali ke indoor Unit. Dipasang exhaust fan
untuk membuang udara tersebut keluar ruangan, yang kapasitasnya
diperhitungkan sedemikian rupa untuk menjamin temperatur ruangan
tetap memenuhi persyaratan; dan
a. pada bagian ini penjelasan tentang tata cara pemipaan lengkap dengan fitting,
alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai sebagaimana dalam
gambar rencana;
2. pipa tembaga dari jenis ACR yang dehydrated dan sealed. diameter pipa
yang dipakai harus diperhitungkan kembali sesuai dengan kapasitas
pendingin dan panjang equivalen pipa;
3. perbedaan tinggi antara outdoor unit dan indoor unit serta panjang
equivalent perlu diperhatikan jangan sampai melebihi rekomendasi dari
pabrik pembuat. kalau perlu dimintakan saran/pendapat dari pabriknya;
5. pipa jenis "soft draw tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api
atau yang lainnya yang sesuai untuk pipa refrigrant;
6. pipa jenis "precharge refrigrant lines" yang disediakan oleh pabrik maka
harus dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik; dan
e. alat-alat bantu. Alat-alat bantu seperti filter, dryer, sight glass, penunjuk
kelembaban pada pipa refrigrant harus asli dari pabriknya.
a. lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan
pemasangan isolasi untuk pipa refrigerant dan pipa condesat, juga isolasi
dalam ducting sebagai peredam suara dimana diperlukan, seperti terlihat pada
gambar.
b. materiel.
c. isolasi pipa.
a. pondasi.
4. semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja
dan harus berkonsutasi dengan direksi dan penyedia jasa konstruksi sipil;
3. peralatan ukur. Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki
oleh penyedia jasa konstruksi yang bersangkutan, antara lain:
2) thermometer.
d) pengukuran listrik.
1) voltmeter; dan
2) amperemeter/ampere-tang
e) pengukuran tekanan.
1) barometer/pressure gauge.
Pasal 71
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan sumur artesis, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan, serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pasangan sumur artesis sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
(2) Persyaratan Umum. Persyaratan umum yang diwajibkan bagi pelaksana pekerjaan,
Penyedia jasa konstruksi harus mengikuti pedoman sebagai berikut:
a. pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar bestek dan uraian ini;
c. seluruh pekerjaan harus selesai tepat pada waktunya yang ditentukan dalam
surat perjanjian/surat perintah dan harus diserahkan pada direksi dalam
keadaan selesai/dapat digunakan; dan
111
a. bahan yang dipergunakan harus baru, tidak cacat, dan berkualitas baik serta
memenuhi persyaratan kerja yang ditentukan;
c. penyedia jasa konstruksi harus dapat menunjukkan contoh bahan barang yang
dimaksud kepada direksi guna mendapatkan penelitian/uji kualitas baik lebih
diutamakan;
e. pipa yang digunakan adalah pipa putih GIP (Medium) dan Gate-valve buatan
ex Jepang yaitu Kitazawa atau yang setaraf/atas petunjuk direksi;
f. untuk alat bantu instalasi seperti penyambungan pipa (fitting), valve (katup) dan
alat-alat bantu lain ditentukan buatan Jepang (merk Kitazawa) atau merk lain
yang setingkat dalam kualitas;
g. pompa dipilih buatan pabrik yang terkenal seperti : Franklin, GAE, Ebara atau
yang sederajat baik mutu dan kualitasnya;
j. tandon air dibuat dari bak konstruksi beton dan di water proof kapasitas 5m
atau sesuai dengan gambar.
c. lemari pembagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat warna abu-abu;
d. lemari pembagi utama (MDP) dan lemari pembagi (DP) menggunakan tipe
"free standing" sedangkan lemari pembagi tenaga (PP/LP) menggunakan "wall
mounted"; dan
112
b. menggunakan jenis NYY dan NYFGbY untuk Instalasi tenaga dan toevoer;
a. submersible pump atau depp well pump dan pompa distribusi atau pompa
tekan dorong yang digunakan harus baru dari merk KSB, SIHI, FAIRBANK atau
merk lain yang setingkat dalam kualitasnya serta harus disertai spesifikasi yang
memuat antara lain:
2. tipe/nomor seri;
5. kapasitas pompa;
6. total head;
8. tahun pembuatan.
b) power cable;
c) well seal;
e) kabel electroda.
113
a) panel control;
d. apabila sumur telah selesai dibor/dikerjakan maka uji coba pemompaan harus
dilakukan untuk mengukur debit air dalam sumur dalam hal ini laju aliran/debit
air yang dihasilkan harus ditentukan dan tidak boleh melebihi kapasitas sumur.
jika air yang dipompa melebihi kapasitas sumur akan berkaitan dengan
memperpendek usia pakai sumur;
e. selama uji coba pemompaan dan pembersihan sumur harus digunakan pompa
khusus; dan
a. pemasangan pipa casing pada sumur yang baru selesai dikerjakan sedalam
100 meter dengan pipa casing ø 8", ø 6" dan ø 4”;
b. pipa casing dipasang dan dilakukan uji coba untuk menentukan laju aliran atau
debit air yang dihasilkan. hal ini untuk menentukan panjang masing-masing
pipa casing yang akan digunakan;
c. penyambungan pipa casing dilakukan dengan las dan menggunakan verlop
shock yang ukurannya disesuaikan dengan pipa yang digunakan;
d. pipa casing yang berada di bawah permukaan air atau yang berdiameter yang
lebih kecil harus dipasang saringan air johnson screen yang jumlahnya 3 buah
atau ditentukan sesuai kedalaman air sumur dan kualitas air sumur; dan
e. setelah pipa casing terpasang tepat pada tempatnya yang dikehendaki, maka
disekeliling pipa casing tersebut ditaburi kerikil jagung, gravel pack, semen
grout untuk memperkokoh dudukan casing sumur.
114
(9) Pemasangan Pompa Artesis 5 PK, serta kelengkapan instalasinya, terdiri atas:
a. lemari pembagi.
1. panel dan lemari pembagi dipasang secara free standing, semi inbow
atau inbow sesuai dengan besar panel dan tinggi panel 175 cm, diambil
dari as panel tersebut ke lantai;
1. kabel yang berada di luar gedung ditanam dan diberi pelindung pipa GIP
MED atau dibuatkan ducting kabel dari beton cor;
b. untuk memastikan kesehatan air sumur, maka perlu diadakan pengujian air
yang dihasilkan, sehingga kandungan mineralnya dapat terkontrol secara
cermat; dan
115
(12) Pengujian Seluruh Pekerjaan. Seluruh pekerjaan electrikal dam mekanikal akan
diadakan pengujian keseluruhan sistem untuk meyakinkan sisten dapat bekerja baik
dengan menggunakan alat ukur serta alat bantu lainnya dan pengujian ini disaksi kan
oleh Direksi. Pengujian dinyatakan selesai apabila seluruh sistem bekerja dengan
baik dan dinyatakan dalam berita acara uji fungsi.
Pasal 72
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan sumur pompa submersible, bahan,
dan peralatan yang akan digunakan, serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan Pasangan sumur pompa submersible sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Persyaratan Umum. Persyaratan umum yang diwajibkan bagi pelaksana pekerjaan,
Penyedia jasa konstruksi harus mengikuti pedoman sebagai berikut:
a. pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar bestek dan uraian ini;
c. seluruh pekerjaan harus selesai tepat pada waktunya yang ditentukan dalam
surat perjanjian/surat perintah dan harus diserahkan pada direksi dalam
keadaan selesai/dapat digunakan; dan
a. bahan yang dipergunakan harus baru tidak cacat dan berkualitas baik serta
memenuhi persyaratan kerja yang ditentukan;
c. penyedia jasa konstruksi harus dapat menunjukkan contoh bahan barang yang
dimaksud kepada direksi guna mendapatkan penelitian/uji kualitas baik lebih
diutamakan;
e. pipa yang digunakan adalah pipa putih GIP (Medium) dan Gate-valve buatan
ex Jepang yaitu Kitazawa atau yang setaraf/atas petunjuk direksi;
f. untuk alat bantu instalasi seperti penyambungan pipa (fitting), Valve (katup)
dan alat-alat bantu lain ditentukan buatan Jepang (merk Kitazawa), atau merk
lain yang setingkat dalam kualitas;
g. pompa dipilih buatan pabrik yang terkenal seperti : Franklin, GAE, Ebara, atau
yang sederajat baik mutu dan kualitasnya;
c. lemari pembagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat warna abu-abu;
d. lemari pembagi utama (MDP) dan lemari pembagi (DP) menggunakan type
"free standing" sedangkan lemari pembagi tenaga (PP/LP) menggunakan "wall
mounted"; dan
b. menggunakan jenis NYY dan NYFGbY untuk Instalasi tenaga dan toevoer.
a. submersible pump atau depp well pump dan pompa Distribusi atau pompa
tekan dorong yang digunakan harus baru dari merk KSB, SIHI, FAIRBANK,
117
atau merk lain yang setingkat dalam kualitasnya, serta harus disertai spesifikasi
yang memuat antara lain:
2. type/nomor seri;
5. kapasitas pompa;
6. total head;
8. tahun pembuatan.
b) power cable;
c) well seal;
e) kabel electroda.
a) panel kontrol;
b) power cable;
d. apabila sumur telah selesai dibor/dikerjakan maka uji coba pemompaan harus
dilakukan untuk mengukur debit air dalam sumur. Dalam hal ini laju
aliran/debit air yang dihasilkan harus ditentukan dan tidak boleh melebihi
kapasitas sumur. jika air yang dipompa melebihi kapasitas sumur akan
berkaitan dengan memperpendek usia pakai sumur;
e. selama uji coba pemompaan dan pembersihan sumur harus digunakan pompa
khusus; dan
a. pemasangan pipa casing pada sumur yang baru selesai dikerjakan sedalam 80
meter dengan pipa casing ø 8" dan ø 6";
b. pipa casing dipasang dan dilakukan uji coba untuk menentukan laju aliran atau
debit air yang dihasilkan. hal ini untuk menentukan panjang masing-masing
pipa casing yang akan digunakan;
d. pipa casing yang berada di bawah permukaan air atau yang berdiameter yang
lebih kecil harus dipasang saringan air johnson screen yang jumlahnya 3 buah
atau ditentukan sesuai kedalaman air sumur dan kualitas air sumur; dan
e. setelah pipa casing terpasang tepat pada tempatnya yang dikehendaki, maka
disekeliling pipa casing tersebut ditaburi kerikil jagung, gravel pack, semen
grout untuk memperkokoh dudukan casing sumur.
3. sebagai kontrol terhadap tinggi muka air dalam sumur dipasang elektroda
water level control, dimana hal ini dimaksud untuk mencegah terbakarnya
elektro motor dari pompa apabila air dalam sumur turun permukaan
airnya;
a. lemari pembagi.
1. panel dan lemari pembagi dipasang secara free standing, semi inbow
atau inbow sesuai dengan besar panel dan tinggi panel 175 Cm, diambil
dari as panel tersebut ke lantai;
1. kabel yang berada di luar gedung ditanam dan diberi pelindung pipa GIP
MED atau dibuatkan ducting kabel dari beton cor;
b. untuk memastikan kesehatan air sumur, maka perlu diadakan pengujian air
yang dihasilkan, sehingga kandungan minralnya dapat terkontrol secara
cermat; dan
(12) Pengujian Seluruh Pekerjaan. Seluruh pekerjaan electrikal dam mekanikal akan
diadakan pengujian keseluruhan sistem untuk memastikan sistem dapat bekerja baik
dengan menggunakan alat ukur serta alat bantu lainnya dan pengujian ini disaksi kan
oleh direksi. Pengujian dinyatakanselesai apabila seluruh sistem bekerja dengan
baik dan dinyatakan dalam berita acara uji fungsi.
Pasal 73
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan sumur resapan, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
Pasangan sumur resapan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. ijuk harus berserat yang tidak terlalu besar, bersih dari kotoran-kotoran yang
melekat; dan
c. pipa PVC AW Ø 2” dan berlubang pada sisi-sisi pipa untuk peresapan air.
c. hasil pekerjaan pembuatan resapan air ini harus baik, sesuai gambar dan
persyaratan yang diminta.
Pasal 74
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan Genset, material, peralatan, dan
bangunan penunjang yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan Genset sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
121
c. secara umum Diesel Generator Set harus mampu mencatu daya yang
dibutuhkan pada temperatur 42C maksimum;
d. generator set harus direncanakan sebagai stand by unit dengan operasi paralel
atau single pada tegangan 380 Volt 50 Hz 3 Phasa 4 kawat dengan solid
grounding;
dari tanggung jawabnya dalam kontrak ini dari berbagai macam garansi
yang ada.
a) peralatan yang Disebut Dengan Merk Pabrik. Dimana bahan,
perlengkapan, aparatur, "accessory" atau peralatan lain
disebut/dipersyarat dengan nama dalam persyaratan ini, maka
penyedia jasa konstruksi harus menyediakan/mengadakan peralatan
tersebut sesuai denga nama/merk yang disebut. Penyedia jasa
konstruksi boleh menggunakan peralatan dengan nama/merk lain
untuk menggantikannya dan harus diajukan pada ahli/Direksi untuk
mendapat persetjuan; dan
1. daftar lengkap dari spare part dan supply dengan daftar harga terakhir
dan sumber penjualannya;
3. daftar dan spare part tambahan yang diajukan oleh manufacturer untuk
menjamin operasi yang efisien dan kontinu dalam waktu satu tahun.
Informasi di atas tidak membebaskan penyedia jasa konstruksi dari
tanggung jawab maupun dalam garansi pada persyaratan ini. Sebuah
pertemuan/rapat yang membahas masalah asal spare part ini akan
diadakan antara pemilik dan penyedia jasa konstruksi dalam mana pemilik
akan memutuskan, nama-nama dari spare part tersebut harus disedia-
kan. Spare part ini tidak termasuk dalam penawaran penyedia jasa
konstruksi.
n. pencegahan karat. Dalam hal dimana suatu lapisan pencegahan karat atau
"hot digalvanising" dipersyaratkan, maka sistim perlindungan yang kini sudah
dipakai oleh manufacturer perlengkapan untuk maksud yang sama dan bisa
memenuhi syarat-syarat percobaan bisa juga diterima;
t. diesel engine.
2. type: Water Cooled, V-type, Four Cycle Multi Cylinder, Common Base
Skid Mounted Package Unit;
11. panel mesin diesel: Harus terdiri dari penumpukan tekanan olie,
temperature olie, battery Charge (Arus dan Teggangan), Tachometer
Lampu Alarm untuk over Speed Hight Coolant Temperature, low oil
Presure, over cranking digital fault indication; dan
12. kontrol pengaman: Terhadap low oil presure higt coolant temperature,
over speed over cranking, fuel blocked.
u. generator.
2. interpole brushless, self regulated, self excited, single bearing type, self
ventilated, drip water proof type;
3. insulation class: F;
5. 220/380 Volt, 3 Phase four wirws star connection with neutral solidly
earthed;
127
6. 50 Hz Frequency;
5. protection and control relays for over current, over voltage, voltage
detection and power reverse;
6. alat ukur yang terdiri dari voltmeter, volt selection switch, ammeter kwh
meter, power factor meter, frequency meter, dan hour counter;
7. voltage transformers;
8. current transformers;
10. operation mode selector switch untuk test, manual automatic dan off;
d) starting retardation;
g) overload tripped;
j) overcracking.
14. battery charger unit untuk floating dan quick charge, lengkap dengan alat
ukurnya.
a) components data.
1) pemutus daya.
2) alat ukur.
cc. kwh type induksi 3 ph. unbalanced load kelas 1,5; dan
4) pelengkapan lain, 1 set standard tral dan spare part antara lain:
w. sistim exhaust.
(4) bila panas dari silencer merambat ke ruang genset maka harus
diusahakan adanya isolasi panas pada silencer tersebut.
x. fuel system.
2. pipa harus terbuat dari hevy duty block steel atau seamless steel buatan
manesman dicat dengan iron primer dan dicat kuning.
y. battery system.
1. battery sistem tiap generator harus terdiri dari battery timah yang tertutup
dan bebas perawatan yang dipasang ke panel generator dengan
penumpukan tegangan dan arus sebagainya;
a) cara pemasangan.
1) generator set harus diletakkan pada spring monuts vibration
absorber yang sesuai untuk kapasitas tersebut sesuai dengan
petunjuk pabrikan;
2) vibration absorber tersebut di atas harus mempunayai effisiensi
tidak kurang dari 95 %;
8) genset harus di test sesuai dengan iso 024 tahun 1980 di lokasi
sebelum diserahkan kepada pemilik.
Syarat-Syarat Teknis :
2) trafo yang digunakan merk unindo dan atau yang setara dalam
hal kualitasnya.
2) trafo baru dipasang pada tiang lama di tempat trafo lama yang
dibongkar, tempatnya disesuaikan dengan gambar.
Pasal 75
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan gardu, bahan, dan peralatan yang
akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
gardu sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. Kabel:
b. Lemari Pembagi:
1. komponen lemari pembagi menggunakan buatan eropa barat atau
Amerika Serikat;
2. pabrikasi lemari pembagi menggunakan mesin, dibuat oleh perusahaan
panel yang terkenal;
3. bahan lemari pembagi dari besi pelat dengan tebal 2 mm, dicat bakar
warna abu-abu; dan
a. lemari pembagi utama: pemasangan lemari pembagi utama (MDP) alat ukur,
dan pilot lamp serta pentanahannya dengan saklar induk MCCB dan NFB; dan
132
1. rak gardu tm, mdp, dp1 dan dp2 dipasang secara free standing di atas lantai
ruangan yang bersangkutan;
2. lp1, lp2, lp3, pp1 dan pp2 dipasang pada ketingian 200 cm antara as lemari
pembagi dengan lantai di bawahnya;
b. kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah pada tempat diluar bangunan
harus dilindungi dengan pipa atau selubung dari baja atau dari bahan yang
cukup kuat, tahan lama, dan tahan api. Perlindungan ini harus menjorok
sekurang-kurangnya ½ meter dari kedua ujung;
5. apabila menyeberangi kabel atau pipa yang sudah ada, penggalian harus
lewat di bawah jaringan yang ada dengan jarak ruang 20 Cm atau turun
sedikit secara miring sehingga kabel tidak melengkung melampaui batas
yang ditentukan;
7. pasir urug digunakan pasir urug yang berkualitas terbaik untuk menjaga
terhindarnya kerusakan kabel;
f) panjangnya kabel yang harus ditarik pada satu tarikan kurang lebih
0,70 m; dan
g) apabila kabel yang harus ditarik itu di dalam pipa, maka tali
penariknya diikatkan pada grip penariknya dan tangki penarik hanya
akan dipakai untuk menarik tali ini.
15. kabel dalam lubang galian baik sesudah maupun sebelum diurug harus
dipasang tutup/dop pada ujungnya sebagaimana mestinya atau diperiksa
apakah sudah benar pemasangannya. dalam hubungan ini perlu
diperhatikan agar di antara ujung kabel dengan tutup/dop ujung kabel
harus ada bagian kabel yang dikupas bersih;
16. jarak antara kabel harus dipasang minimum 0,20 cm sama sekali tidak
boleh menempel bahkan juga pada waktu masuk ke dalam gardu, apabila
tidak mungkin diberi petunjuk di atas maka antara kabel-kabel harus diberi
isolasi/pelindung sesuai dengan petunjuk direksi, untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kabel berhimpit bila bersilangan satu sama lain;
18. pengujian kabel harus dilakukan pada saat pekerjaan pemasangan telah
selesai yang dinyatakan oleh direksi.
(6) Instalasi Tegangan Menengah (TM). Bahan untuk instalasi tegangan menengah:
b. pemakaian tranformator.
a) Fase – Tiga;
d) Frekuensi - 50 cycle;
c) thermometer;
e) kuping pengangkat;
Semua bahan isolasi, minyak, kertas, dan label-label harus tahan panas
dan sesuai dengan standard kenaikan temperatur sebesar 65 C.
1. kabinet panel LV-MDP dibuat dari plat baja dengan ukuran profesional
seperti untuk panel LV-MDP yang besarnya menurut kebutuhan sehingga
untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak;
136
2. kabinet dan pintu-pintu untuk panel harus dibuat tahan karat dengan
ketebalan plat 2 mm; dan
3. setiap kabinet harus dilengkapi dengan kombinasi "catch and flat key lock"
dan disediakan anak kunci.
b) nama-nama pemakai.
7. rel daya dicat warna merah, kuning, biru dam hitam sesuai dengan urutan
phasa R-S-T dan V.
e) pemakaian bahan.
f) fasilitas pertanahan.
Service voltage Us 20 KV
Opening time 45 to 60 ms
Closing time 70 to 90 ms
141
Rated voltage Un 24 KV
Service voltage Us 20 KV
Opening time 50 ms
Closing time 85 ms
Arcing time 12 ms
1) terminal block;
o) relay. Relay harus memenuhi standart IEC 255. Relay dari jenis
static. Instrument dan meter dari tipe flush mounted;
1) Kedalaman:
a. menyeberangi jalan dengan galian terbuka. Lubang galian harus terdiri dari
bagian-bagian (tiga bagian untuk badan jalan yang lebar) yang satu sama lain
dibatasi oleh satu atau dua blok tanah asal yang harus disisakan untuk
referensi permukaan badan jalan dan mempertahankan daya tahan mekanis
146
7. pada setiap pipa harus ada tangkai besi yang digalvanisir, bergaris tengah
6 mm, untuk memudahkan penarikan kabel.
d. Penggelaran kabel:
1. kabel harus ditarik di atas truk dalam keadaan terikat dan diberi ganjal
untuk menghindari kabel menggelinding jika truk berjalan;
2. cara menaikkan kabel ke atas truk dengan kran, harus memakai besi
penyangga untuk menghindari kerusakan haspel;
kabel tersebut;
f) kabel yang (s/d 25 m) dapat diangkut tanpa haspelnya, dalam hal ini
kabel dibentuk menyerupai coil, tiap-tiap coil saling diikat sedikitnya
pada 4 (empat) tempat;
b) 1 poros baja;
c) 1 tambang penarik;
6. penarikan kabel:
f) panjangnya kabel yang ditarik pada satu kali tarikan kurang lebih
0,70 meter;
g) apabila kabel yang harus ditarik itu di dalam pipa, maka tali
penariknya diikatkan pada grip penarik dan tangkai penarik hanya
akan dipakai untuk menarik tali ini; dan
h) Harus lebih berhati-hati lagi apabila kabel ditarik di bawah pipa yang
sudah ada yang menyeberanginya/melintasi galian.
b) pekerjaan yang rumit ini harus dilaksanakan hanya oleh para pekerja
yang ahli dan di bawah pengawasan mandor/pengawas; dan
8. penyambungan kabel:
a) apabila dua kabel akan disambung, maka kedua ujung yang akan
disambung itu harus dilebihkan satu dari yang lainnya sepanjang 1
meter; dan
a) jarak antar kabel harus paling tidak 0,20 m sama sekali tidak boleh
saling menempel bahkan juga pada waktu masuk ke dalam gardu;
b. pemasangan rak tr. Rak TR dipasang tepat pada tempat yang telah disediakan
dengan menggunakan mur baut harus rapi, kuat, dan water pas. Bagian atas
diperkuat dengan expanded anchor yang dibor pada dinding gardu, netral
ditambahkan terminal arde yang tersedia. Terminal Single Core harus
sempurna tidak menimbulkan loss contact;
4. pipa yang digunakan pipa pvc yang dipasang sebelum dinding diplester
agar tidak menimbulkan cacat;
5. sambungan pipa dengan pipa harus kuat dan rapih, serta harus menjamin
pengaliran aliran listriknya;
9. setiap tarikan kabel yang berada didalam pipa tidak boleh ada
sambungan sama sekali;
11. pemasangan kabel-kabel di atas plafond harus tersusun rapih dan harus
diklem pada rak-rak kabel/trunking;
12. stop kontak biasa dan daya yang dapat dipergunakan pada prinsipnya
jenis inbow dan harus digrounded, buatan vimar/mk atau equivalent yang
dapat disetujui;
13. untuk stop kontak yang dipasang kira-kira 40 cm dari permukaan lantai
dan di ruangan-ruangan yang basah harus dari jenis water dicht (wd);
151
14. saklar-saklar yang dapat digunakan pada prinsipnya jenis inbow merk
vimar, mk england atau equivalent yang dapat disetujui. saklar-saklar
dipasang dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ubin; dan
3. setelah pengecoran kembali menjadi kering dan support kabel tidak akan
berubah kedudukannya, barulah kabel tm dipasang pada support kabel
dengan menggunakan klem/ beugel; dan
3. setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur, saklar pindah untuk
amperemeter. Meter-meternya adalah dari type "moving iron vone type"
khusus untuk panel dalam kotak tahan getaran. Posisi saklar putar untuk
Voltmeter dan Amperemeter harus ditandai dengan jelas.
a. uji fungsi. Penyedia jasa konstruksi harus melakukan semua percobaan untuk
memperoleh performance mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem.
Semua tenaga, bahan, dan perlengkapan yang diperlukan untuk percobaan
tersebut merupakan tanggung jawab penyedia jasa konstruksi. Peralatan
bahan, dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki oleh
penyedia jasa konstruksi untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.
Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan semua fasilitas percobaan-
percobaan ini dan memberitahu direksi 2 x 24 jam sebelum percobaan
dilakukan;
1. kabel tm dan tr harus sudah lulus uji dari laboratorium PLN disertai s
sertifikat dari pabrik; dan
Pasal 76
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan cubicle bahan dan peralatan yang
akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
cubicle sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Persyaratan Umum. Persyaratan umum yang diwajibkan bagi pelaksana pekerjaan
cubicle/Panel Box adalah:
a. pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar bestek dan uraian ini;
d. seluruh pekerjaan harus selesai tepat pada waktunya yang ditentukan dalam
surat perjanjian/surat perintah; dan
e. seluruh pekerjaan harus diserahkan pada direksi dalam keadaan selesai dan
dapat digunakan.
a. pekerjaan cubicle/panel box untuk proyek ini dilaksanakan oleh suatu penyedia
jasa konstruksi Pekerjaan Listrik yang terdaftar di PLN dan memiliki surat
ijin/pas dari PLN, yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;
a. untuk pekerjaan cubicle/panel box dibuat untuk tegangan 400 volt dan sesuai
dengan PUIL 1987 dan IEC 439, dan cocok untuk temperatur sekeliling 40c
serta memenuhi IP 31 menurut IEC 144;
b. cubicle/panel box type standing free dengan bahan plat ukuran tebal minimal 2
mm dan tahan karat;
c. semua bahan dan peralatan dalam cubicle harus dalam keadaan baru, kondisi
prima, dan tanpa cacat sedikitpun dalam keadaan terpasang adapun alat dan
bahan yang dimaksud adalah:
154
1. busbar. Terbuat dari bahan tembaga dan di cat dengan ukuran busbar
sesuai dengan gambar rencana. Rel busbar harus tahan terhadap gaya
elektro mekanik akibat hubung singkat sesuai dengan aturan PUIL 1987
dan mempunyai Earthing Busbar maupun Netral Busbar yang ukurannya
sama dengan busbar phrasenya;
2. pemutus daya; dan
3. pemisah/disconecting switch (peralatan pengaman).
d. dalam pekerjaan Cubicle penyedia jasa konstruksi harus menyediakan
peralatan tersebut sesuai dengan nama yang tercantum dalam uraian dan
syarat-syarat tekhnis ini atau sudah memiliki sertifikat SNI yang terlebih dahulu
harus mendapatkan persetujuan dari Owner pekerjaan/ direksi serta pada
bagian depan panel harus diberi wiring diagram yang menerangkan susunan
system peralatan dalam panel logam.
c. cubicle/panel box terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat warna abu-
abu.
(1) panel dan lemari pembagi dipasang secara free standing dan semi inbow
atau inbow sesuai dengan besar panel;
(3) pekerjaan lemari pembagi dinyatakan selesai apabila semua saklar, circuit
breaker, fuse dan pilot lamp telah berfungsi dengan baik.
Pasal 77
155
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pemasangan kabel TM tranformer
bahan dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan pemasangan kabel TM tranformer sesuai dengan persyaratan
dan gambar-gambar rencana.
a. Karakteristik listrik:
c. sebelum pemesanan, maka kabel serta peralatan bantu lainnya yang akan
dipergunakan harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada
direksi/ construction management.
(4) Transformer. Transformer yang akan dipasang dengan persyaratan sebagai berikut:
1. IEC 76 : International;
2. VDE/DIN : Jerman;
3. NEMA : USA;
4. BS : British;
6. UTE : Perancis.
d. rating.
156
(6) tegangan:
b) sekunder : 380/220 V
9. karakteristik listrik:
d) isolasi : klas b;
Pasal 78
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pemasangan kabel TM bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
157
a. karakteristik listrik:
4. frekuensi : 50 kV;
c. sebelum pemesanan, maka kabel serta peralatan bantu lainnya yang akan
dipergunakan harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada
direksi/ construction management.
Pasal 79
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pemasangan panel TM, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pemasangan panel TM sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
(2) Panel tegangan menengah harus mengikuti standart VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
(3) Panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi (Galvanized sheet steel)
dengan tebal minimum 2 mm dengan rangka besi serta dilengkapi dengan diagram
dan dicat bakar warna abu-abu. Tipe free standing harus dapat dilayani dari depan
dan pintu-pintu harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci.
e. frequency : 50 Hz;
(5) Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing-masing
mempunyai satu ukuran standart yang sama serta mudah untuk dapat disatukan
dengan lainnya. Ukuran maximum dari masing-masing unit adalah:
a. tinggi;
b. lebar; dan
c. tebal.
(6) Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik
pembuat serta harus diserahkan kepada direksi/manajemen Konstruksi sebelum
dipasang.
4. on-off pushbutton;
b. perlengkapan pada panel incoming sistem radial : 1 (satu) set 3 poles, 400 A,
40 KA peak current, 24 KV load break switch manual drive dilengkapi dengan:
1. 1 (satu) set, insulated voltage transformer 20.000/110 volt class 1,50 VA;
5. 1 (satu) set volt meter 110 volt complete with selector switch; dan
d. load break switch. Menggunakan gas SF-6 sebagai isolasi dan pemadam
busur api pada waktu switching.
f. interlock.
Pasal 80
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan trafo bahan dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan trafo
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Macam Pekerjaan. Pekerjaan instalasi distribusi daya terdiri atas pemasangan:
(3) Transformator.
a. kondisi kerja. Transformator akan bekerja normal dan efisien pada ketinggian
maximum 1.000 meter di atas permukaan air laut, suhu keliling maximum 40C
dan suhu keliling rata-rata harian tidak melebihi 30C;
b. kapasitas nominal. Trafo harus di disain untuk menghantar KVA nominal 105
% tegangan nominal dan faktor kerja 80% (0,8) tanpa melalui batas kenaikan
suhu maksimum yang diijinkan;
c. konstruksi:
1. inti trafo tersebut dari Grain Oriented Silicon Steel Sheet dengan metoda
"O" Core membentuk Sirkuit Magnetik tertutup, hal ini untuk mengurangi
rugi-rugi basi;
161
d. Karaktristik Trafo.
1. rating = 400 kva;
2. fase = 3;
3. io = 1,9%;
4. zcs = 5 %;
5. kenaikan suhu = 55ø c;
6. jenis = oil;
5. kuping pengikat;
6. komonitator;
a. pemasangan AMF terdiri atas sebuah lemari pembagi dengan ukuran 2.000 x
800 x 600 mm dengan komponen sebagai berikut:
c. sambungan antara kabel dari trafo dan genset dengan terminal panel AMF
menggunakan sepatu kabel yang dipasang dengan di press;
e. hasil pengetesan dinyatakan dalam berita acara yang ditanda tangani oleh
wakil-wakil penyedia jasa konstruksi, direksi dan konsultan.
c. lemari pembagi distribusi (DP), feeder untuk AHU dan AC split menggunakan
circuit breaker jenis MCCB dilengkapi dengan time delay contactor, lainnya
menggunakan MCB;
e. panel lp dan pp dipasang inbow pada ketinggian 200 cm antara lemari pembagi
dengan lantai dibawahnya;
4. urugan tanah.
b. kabel yang berada di dalam gedung antara dp dengan lp/pp dipasang di bawah
raised floor diatas lantai beton, sedangkan dari raised floor sampai dengan
lp/pp kabel di dalam pipa galvanized;
c. kabel yang berada di dalam rumah mesin dipasang dalam parit kabel (cable
duct) yang telah disediakan;
Pasal 81
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan dalam pasal ini adalah
meliputi menyediakan, melengkapi semua alat-peralatan, perlengkapan, dan semua
bahan/materiel serta tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
earthing sistem dan lain-lain pekerjaan yang ada hubungannya dengan penyelesaian
164
(2) Bahan.
e. seluruh batang tembaga harus tertanam sampai dengan air tanah pada waktu
musim kemarau dengan tahanan 5 ohm;
g. pemasangan terminal earthing dari plat tembaga bagi semua konstruksi dari
besi sesuai petunjuk direksi.
Pasal 82
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pemasangan penangkal petir, bahan
dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan pemasangan penangkal petir sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
h. pada ujung bawah pipa harus dipasang copper rod (splitzer) yang dibuat
runcing; dan
i. elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah sampai mencapai air tanah.
(4) Pengujian. Seluruh pekerjaan instalasi penangkal petir akan diadakan pengujian
keseluruh sistem dengan menggunakan alat ukur serta alat bantu lainnya,
disaksikan dan disahkan oleh direksi pengawas lapangan dan penyedia jasa
konstruksi.
Pasal 83
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pemasangan penangkal petir sistem
300, bahan, dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan,
sehingga diharapkan pekerjaan pemasangan penangkal petir sistem 3000 sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. bahan.
f) nonradioaktif;
5. lightning event counter mulai bekerja pada arus 1.500 amper dalam 1,5
micro secon pulse bisa menghitung hingga 999,999 kali;
6. penangkal petir yang dipasang dalam keadaan baru dan tidak cacat, serta
dilengkapi dengan certificate warranty dan nomor seri yang dikeluarkan
oleh agen resmi/pabrik pembuat;
10. tiang penangkal petir terbuat dari besi galvanis ø 4”, ø 3”, ø 2", diletakkan
minimum 5 meter di atas bangunan tertinggi; dan
b. cara pemasangan.
1. sumuran.
h) kabel penghantar arus petir dipasang dengan rapi diberi klem tiap
jarak 1 meter.
Pasal 84
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan fire alarm, bahan, dan peralatan yang
168
(2) Persyaratan Umum. Persyaratan umum yang diwajibkan bagi pelaksana pekerjaan
Fire Alarm adalah:
d. seluruh pekerjaan harus selesai tepat pada waktunya yang ditentukan dalam
surat perjanjian/surat perintah; dan
e. seluruh pekerjaan harus diserahkan pada direksi dalam keadaan selesai dan
dapat digunakan.
a. pekerjaan fire alarm untuk proyek ini dilaksanakan oleh suatu penyedia jasa
konstruksi dan harus memiliki kualifikasi serta mengikuti standard yang ada;
b. pelaksanaan pekerjaan fire alarm ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan
yang dikeluarkan oleh instalasi berwenang lainnya;
c. lampu indikator dan kontrol di FACP harus ditambahkan lampu lampu indikator
untuk memberitahu kepada operator yang terjadi. Lampu indikator berwarna
merah: Menandakan adanya initiating device yang aktif. Dari lampu indikator
yang menyala juga dapat diketahui initiating device di zone mana yang aktif
menandakan bahwa alarm devices dimana zone tersebut (diketahui tiap alarm
zone) berada juga telah berbunyi / menyala. Lampu Indikator Kuning:
Menandakan adanya trouble seperti disebut pada butir Disini juga bisa
diketahui wiring mana yang mengalami trouble. Menandakan tegangan stand
by battery lebih rendah dari harga yang di ijinkan. Menandakan primary supply
mengalami kegagalan. Lampu indikator bewarna hijau menandakan bahwa
primary supply dalam keadaan normal. Fire alarm basic transporder harus
mempunyai switch switch control untuk riset, silent switch, alarm lamp test
switch, AC filure silence switch. Battery equaliser normal switch dan beberapa
switch control yang tidak disebut disini. Konstruksi Khusus untuk switch switch
control diberi pintu dilengkapi dengan kunci, sehingga jika akan dilakukan
pengontrolan dari switch control tidak perlu membuka seluruh pintu enclosure.
Enclosure FACP harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir dengan
warna merah enamel. Pemasangan enclosure pada dinding dengan cara semi
flus mounted in wall. Ketinggian pemasangan (bagian teratas enclosure)
maximum 2 meter dari lantai. Initiating Devides;
d. initiating devices yang digunakan terdiri dari automatic initiating devices dan
manual initiating devices, dimana : Automatic initiating devices yang digunakan
terdiri dari ionnization smoke detector, fixed temperature detector dan
combination rate of rise & fixed temperature detector. Manual initiating devices
yang digunakan jenis break glass dan fIre signal alarm. Automatic initiating
devices yang digunakan jenis ceiling mounting dan surface mounting (untuk
ruang tanpa celling) pemasangan devices initiating devices harus
menggunakan doos (elektrikal box) sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
170
pembuat fire alarm system yang dipilih. Rangkaian initiating devices harus
menggunakan end of line resistor (EOLR), untuk EOLR yang ditempatkan di
luar, panel control FACP harus ditempatkan dalam elektrikal box (doos);
e. heat detector. Heat detektor yang digunakan adalah jenis yang mempunyai
prinsip operasi “Fixed Temperature Detektor “ dan Fixed Heat Detector,
Ionazation smoke detector “ heat detector ini harus mampu derah kebakaran
minimal seluas 40 m² dengan ketinggian celling 4 m dengan maksimum
temperatur 65° dan seluas minimal 35 m² dengan maksimum temperatur 75;
f. Manual Initiating devices (MID). Manual initiating devices atau disebut manual
fire alarm station yang digunakan jenis free signal alarm, dimana MID ini juga
dilengkapi kunci untuk general alarm. Penyedia jasa konstruksi juga harus
menyediakan general alarm key. Didalam kabinet yang sama (seperti dalam
gambar) dipasang juga fire telephone. MID yang digunakan jenis pulling handle
dengan memecah glass rod, atau jenis lain yang sesuai dengan merk yang
dipilih. Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan glass rod sebanyak 20 %
dari MID yang terpasang untuk spare. MID harus tetap bisa dioperasikan
dengan baik pada temperatur operasi -34° C s/d 66°C dan pada relative
humidity 0 s/d 95 % MID dari bahan baja dan dipinish cat merah dan putih
menurut zone sesuai gambar rencana. Masing-masing zone harus ditandai
dengan jelas, sehingga apabila dalam suatu zone ada kebakaran, lokasinya
diketahui. Setiap lampu zone lengkap dengan test switch ini dipasang terkunci
di dalam cabinet; dan
g. Vibrating alarm bel terminal box dibuat dari bahan plat besi dengan tebal 1,7
mm (minimum) dan diberi cat dasar anti karat dengan cat akhir bewarna merah
seperti panel control FACP. Semua terminal box mempunyai pintu yang
dipasang kunci dimana digunakan anak kunci yang bisa untuk membuka
semua terminal bok yang ada di bangunan. Penghantar yang menuju terminal
tripping box terlebih dahulu harus melalui terminal box yang ditempatkan
didekat panel control FACP dan diatur (shop drawing) sehingga cukup jika
FACP mengalami penambahan module-module pada masa mendatang .
Semua hubungan dalam terminal box harus “solder less” dan terminal diberi
penandaan dengan jelas untuk circuit mana terminal tersebut terhubung.
Pengkabelan Kabel yang digunakan adalah jens NYA yang berukuran
minimum 1,5 mm² dan ditempatkan dalam kondoit EGA yang sesuai dengan
ukuran kabelnya.
(5) Pengujian alarm, dimana salah satu initiating device aktif/diaktifkan, maka Alarm
devices (dimana initiating devices yang aktif berada) akan berbunyi menyala.Audible
alarm signal dan visual alarm signal di local master fire alarm control ,juga aktif dan
secara manual bisa diatur untuk silenciable maupun unsilenciable. Jika diinginkan
general alarm bisa dilakukan secara manual dari manual initiating devices.Untuk
keperluan lain sound system bisa “ambil alih” untuk keperluan “emergency - call”.
Untuk hal ini, penyedia jasa konstruksi fire protection system harus
mengkoodinasikan dengan system komunikasi, sehingga system beroperasi dengan
sempurna dan pengujian dinyatakan dalam berita acara pengujian.
171
Pasal 85
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan lift, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan lift sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. type lift yang digunakan adalah type bed lift atau yang setara yang dapat
mengangkat orang sakit;
g. mempunyai safety sadd yang ditanam dengan aturan akan berbunyi apabila
kapasitas angkat lebih berat dari kapasitas maksimum;
i. dalam keadaan power mati sampai dengan fan akan tetap berfungsi dengan
memanfaatkan changer; dan
Pasal 86
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan CCTV, bahan, dan peralatan yang
akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
CCTV sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. satu buah pc/laptop yang akan digunakan untuk host, dan apabila akan
digunakan selama 24 jam dibutuhkan kapasitas harddisk yang besar untuk
mengcapture semua aktivitas;
c. kabel yang digunakan cctv, dapat menggunakan kabel rg59 siamese (atau
yang setara) yang terdiri dari kabel video dan kabel power (positif dan negatif).
kabel rg59 siamese merupakan kabel standard yang sering digunakan untuk
instalasi cctv atau sesuai dengan kontrak;
d. obeng, baik berbentuk min ataupun plus digunakan untuk memasangkan cctv
di dinding ataupun di langit-langit;
f. stop kontak untuk mengalirkan listrik ke cctv, namun apabila cctv memiliki fitur
poe (power over ethernet) maka dapat listrik langsung disuplay melalui fitur
tersebut; dan
d. penempatan monitor dan dvr. Monitor dan DVR adalah alat-alat yang
melengkapi sistem CCTV. Jika kamera CCTV biasanya ditempatkan di luar,
maka DVR dan monitor digunakan untuk membantu pemantauan dari dalam
ruangan. Tentukan tempat dimana monitor dan DVR akan diletakkan.
Pasal 87
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan UPS, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan UPS
sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. sistem.
1 : 80%;
computer : 80%
c. rectifier input.
e. rectifier output.
charge voltage
f. battery.
g. Inverter Output.
Standard : backfeed
protection,
bypass line saparability.
Pasal 88
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan instalasi angin, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
instalasi angin sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
6. jaminan = 1 tahun.
b. kelengkapan kompresor:
2. pre filter 155-160 l/sec at line pressure 7 bar. particle down to 1 micron,
removal of liquid water, and max remaining oil content of 0,5 ppm;
3. after filter 155-160 l/sec at line pressure 7 bar. particle removal down
0,01 micron and maximum remaining of content of 0,01 ppm;
4. air receiver 1500 l lengkap dengan safety valve, pressure gauge, drain
valve, dan test certificate dari depnaker;
d. pipa distribusi antara pipa instalasi dengan outlet menggunakan pipa galvanis
medium ø 2" dan ø ¾”;
e. outlet ke pemakai berukuran 3/4" dilengkapi dengan ball valve dan filter;
178
f. outlet ke pemakai dengan regulator berukuran 3/4" dilengkapi dengan shut off
valve, filter, lubricator dan pressure regulator with gauge; dan
d. kompresor melalui air receiver 1500 L disambung dengan pipa instalasi 3"
untuk hangar;
g. pipa instalasi untuk hanggar dihubungkan dengan pipa distribusi 2" dan pipa
3/4" ke outlet 3/4";
h. pipa instalasi untuk armament centre dihubungkan dengan air receiver 1000 L,
kemudian di distribusikan ke outlet-outlet menggunakan pipa 2" dan 3/4";
i. pipa instalasi angin antara ruang kompresor dengan bangunan
hanggar/armament centre dipasang tertanam sedalam 60 Cm dibawah
permukaan tanah. Pemasangan pipa antara rumah mesin dengan armament
centre perlu ditambah cerucuk penahan setiap jarak 3 m. Cerucuk tersebut
untuk penahan agar pipa tidak terangkat, karena berada dalam tanah gambut;
k. pada pipa distribusi dalam hanggar dipasang 4 buah katup drain dan dalam
armament centre 2 buah katup drain. Masing-masing katup drain dihubungkan
dengan pipa 3/4" menuju saluran pembuangan di luar bangunan;
l. outlet angin dipasang pada ketinggian 1 m dari lantai atau disesuaikan petunjuk
direksi di lapangan. Outlet yang dipasang dimungkinkan untuk pemakaian
slang angin ukuran 3/4"; dan
179
BAB IV
PEKERJAAN PRASARANA
Pasal 89
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan gorong-gorong, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
gorong-gorong yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana
a. batu belah/batu kali. Adalah untuk pasangan padat dari batu kali yang dibelah
3 sisi bekas belahan dan tidak keropos mempunyai warna kebiru-biruan;
b. batu koral. Batu koral yang digunakan adalah batu dari sungai atau ex stone
Crusher dari jenis yang keras tidak rapuh dan mempunyai gradasi 3
Cm (teratur). Batu ini harus bersih dari segala kotoran. Syarat-syarat lain
harus memenuhi peraturan dalam PBI-1971;
e. besi beton. Persyaratan besi beton dan bindraad harus sesuai PBI 1971 dan
NI-2 serta mempunyai mutu U-22 atau U-24;
f. air. Air dipergunakan untuk adukan pasangan batu kali, plesteran, dan mortal
beton serta untuk penyiraman bila diperlukan air harus bersih tidak
mengandung lumpur, asam atau minyak. Persyaratan harus sesuai dengan
ketentuan PBI-1971; dan
a. pematokan. Patok duga dibuat di luar bangunan yang akan dibuat dari patok
kayu yang kuat dan diberi peil 0,00 M'. Patok ini harus dijaga jangan sampai
berubah serta dibongkar setelah pelaksanaan pekerjaan ini selesai; dan
b. profillering. Penyedia jasa konstruksi harus membuat profil-profil bentuk
saluran/drainage dengan kemiringan dasar yang menjamin lancarnya aliran air
dan sesuai dengan gambar rencana/gambar untuk kerja.
(4) Pekerjaan Galian Tanah. Pelaksanaan pekerjaan galian tanah harus sesuai dengan
profil-profil yang telah dibuat berdasarkan gambar rencana. Kedalaman galian dan
kemiringan harus sesuai dengan gambar dan keyakinan terhadap lancarnya
pengaliran air. Pelaksanaan pekerjaan galian harus dalam kondisi kering sehingga
memungkinkan pekerjaan pasangan batu kali dapat dilaksanakan tanpa gangguan.
Bila ada air dalam parit galian maka harus dipompa keluar.
(5) Urugan Pasir. Setelah profil galian sesuai rencana maka pasir diurugkan
dengan ketebalan sesuai gambar. Pelaksanaan pengurugan pasir harus dibasahi
dengan air sehingga mencukupi kebutuhan dan dipadatkan dengan cara menumbuk
(timbris).
Pasal 90
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar bata, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
pagar bata yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
181
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran, merupakan
pasir pasang, dan memenuhi standar normalisasi Indonesia;
d. bata. Bata yang digunakan harus berkualitas baik, keras, kering, dan dibakar
matang, tidak rapuh atau sesuai standar nasional Indonesia dan disetujui
direksi; dan
e. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan
memenuhi standar normalisasi Indonesia.
(3) Adukan. Adukan yang digunakan adalah campuran 1 PC : 4 PS untuk tembok dan
campuran 1PC : 3 PS untuk pondasi batu kali.
(4) Pelaksanaan. Pelaksanaan pembuatan pagar bata dengan di atasnya diberi pagar
kawat duri (sesuai gambar rencana) adalah sebagai berikut:
b. pekerjaan pondasi.
2. pelaksanaan. Antara tiap-tiap batu belah tidak boleh kosong harus ada
adukan dan antara tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan. Sebelum
memasang pondasi batu kali lebih dahulu diberi pasangan batu kosong
yang menumpang di atas pasir urug yang dipadatkan.
1. bata sebelumnya disiram air dan yang pecah kurang dari separuh tidak
boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu;
3. pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata (Eod), setiap
pasangan tidak boleh lebih dari 1.00 m baru boleh dilanjutkan setelah
betul-betul telah mengeras adukannya.
3. plesteran harus rata, halus, eod, siku-siku, oleh karena itu harus
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga tukang batu yang ahli; dan
Pasal 91
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar bata dan kawat duri, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pagar bata dan kawat duri yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan
dan gambar-gambar rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran, merupakan
pasir pasang, dan memenuhi standard normalisasi Indonesia;
d. batu bata. Batu Bata yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak
rapuh, dibakar matang, atau sesuai standard nasional Indonesia dan disetujui
direksi;
e. kawat duri. Kawat duri adalah terbuat dari besi yang tahan karat;
f. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak, dan
memenuhi standar normalisasi Indonesia; dan
(3) Adukan. Adukan yang digunakan adalah campuran 1 PC : 4 PS untuk tembok dan
campuran 1PC : 5 PS untuk pondasi batu kali.
(4) Pelaksanaan. Pelaksanaan pembuatan pagar bata dengan di atasnya diberi pagar
kawat duri (sesuai gambar rencana) sebagai berikut:
2. semua lubang yang ada dan tidak diperlukan harus diurug dengan tanah
urug/pasir sehingga didapat halaman yang rata dan rapi; dan
3. urugan tanah yang digunakan adalah tanah yang baik, tanah dipadatkan
lapis demi lapis setebal 20 cm, dengan kepadatan CBR 5%. Tanah urug
bila perlu harus diambil dari luar proyek dan atau petunjuk direksi.
b. pekerjaan pondasi.
2. pelaksanaan. Antara tiap-tiap batu belah tidak boleh kosong harus ada
adukan, dan antara tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan. Sebelum
memasang pondasi batu kali lebih dahulu diberi pasangan batu kosong
yang menumpang di atas pasir urug yang dipadatkan.
1. batu bata sebelumnya disiram air dan yang pecah kurang dari separuh
tidak boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu;
3. pasangan batu bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata (eod),
setiap pasangan tidak boleh lebih dari 1.00 m baru boleh dilanjutkan
setelah betul-betul telah mengeras adukannya.
1. pasangan batu bata untuk dinding setiap luas max 12 m²; dan
1. tiang pagar dari besi siku L 50 x 50 x 5 dan jarak sela satu tiang sesuai
dengan gambar rencana;
5. pada tiang diberi kait dari besi beton 6 mm yang dilaksanakan pada tiang-
tiang sesuai dengan gambar rencana; dan
2. kawat duri dipasang dengan kencang pada kait-kait, dan setelah mana
kait dilengkungkan dengan palu/martil sedemikian sehingga kait betul-
betul mengunci;
3. kawat duri silang (diagonal) dipasang antara dua tiang bagian bawah
maupun atas dan pada setiap pertemuan diikat dengan kawat ikat;
4. tiang-tiang, skor dan kawat duri harus baru dan tidak berkarat;
5. tiang-tiang, skor dan kawat duri dicat dengan cat kualitas terbaik dan
warna akan ditentukan kemudian; dan
Pasal 92
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar batako dan kawat duri, bahan,
dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan pagar batako dan kawat duri yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran, merupakan
pasir pasang dan memenuhi standart normalisasi Indonesia;
185
d. batako. Batako yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak rapuh,
atau sesuai standart nasional Indonesia dan disetujui direksi;
e. kawat duri. Kawat duri adalah terbuat dari besi yang tahan karat;
f. air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan
memenuhi standart normalisasi Indonesia; dan
(3) Adukan. Adukan yang digunakan adalah campuran 1 PC : 4 PS untuk tembok dan
campuran 1PC : 3 PS untuk pondasi batu kali.
(4) Pelaksanaan. Pelaksanaan pembutan pagar batako dengan di atasnya diberi pagar
kawat duri (sesuai gambar rencana) adalah sebagai berikut:
2. semua lubang yang ada dan tidak diperlukan harus diurug dengan tanah
urug/pasir sehingga didapat halaman yang rata dan rapi; dan
3. urugan tanah yang digunakan adalah tanah yang baik, tanah dipadatkan
lapis demi lapis setebal 20 cm, dengan kepadatan CBR 5%. Tanah urug
bila perlu harus diambil dari luar proyek dan atau petunjuk direksi.
b. pekerjaan pondasi.
2. pelaksanaan. Antara tiap-tiap batu belah tidak boleh kosong harus ada
adukan dan antara tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan. Sebelum
memasang pondasi batu kali lebih dahulu diberi pasangan batu kosong
yang menumpang di atas pasir urug yang dipadatkan.
1. batako sebelumnya disiram air dan yang pecah kurang dari separuh tidak
boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu;
3. pasangan batako untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata (eod),
setiap pasangan tidak boleh lebih dari 1.00 m baru boleh dilanjutkan
setelah betul-betul telah mengeras adukannya.
1. tiang pagar dari besi siku L 50 x 50 x 5 dan jarak sela satu tiang sesuai
dengan gambar rencana;
5. pada tiang diberi kait dari besi beton Ø 6 mm yang dilaksanakan pada
tiang-tiang sesuai dengan gambar rencana; dan
2. kawat duri dipasang dengan kencang pada kait-kait, dan setelah mana
kait dilengkungkan dengan palu/martil sedemikian sehingga kait betul-
betul mengunci;
3. kawat duri silang (diagonal) dipasang antara dua tiang bagian bawah
maupun atas dan pada setiap pertemuan diikat dengan kawat ikat;
4. tiang-tiang, skor dan kawat duri harus baru dan tidak berkarat;
5. tiang-tiang, skor dan kawat duri dicat dengan cat kualitas terbaik dan
warna akan ditentukan kemudian; dan
Pasal 93
187
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar beton, dan kawat duri, bahan
dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan pagar beton dan kawat duri yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. semen. Semen adalah portland semen yang telah disetujui oleh Direksi yang
memenuhi syarat S-400 menurut standart semen Indonesia (NI-8-1972)
misalnya Semen Gresik, Cibinong, dan lain-lain;
b. pasir. Adalah pasir beton alam yang mempunyai modulus kehalusan butir 2
sampai 32 sesuai PBI 1971;
c. kerikil/Koral. Adalah kerikil/koral sungai yang bersih dan bebas dari bagian-
bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, serta bersih
dari bahan alkali, organis, dan bahan-bahan lain yang dapat merusak;
d. aggregate Kasar. Adalah batu ex pecah (tangan/ston crusher) harus
bergradasi baik, dengan ukuran butir 5 mm - 25 mm dan harus sesuai
persyaratan dalam NI-2 PBI 1971;
e. besi Tulangan. Adalah baja tulangan beton dari mutu dan ukuran sesuai NI-2
PBI-1971. Baja tulangan ini harus bersih dari serpih-serpih karat, minyak,
gemuk, dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat dalam
beton. Baja tulangan harus dapat dibengkokkan sesuai bentuk dan ukuran-
ukuran dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkok
kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya mutu besi beton U-24;
f. air harus bersih bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam, dan
kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut harus
sesuai ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton;
g. kawat Duri. Kawat duri adalah terbuat dari besi yang tahan karat; dan
(3) Pelaksanaan. Pelaksanaan pembuatan pagar beton dengan di atasnya diberi pagar
kawat duri (sesuai gambar rencana) adalah sebagai berikut:
2. semua lubang yang ada dan tidak diperlukan harus diurug dengan tanah
urug/pasir sehingga didapat halaman yang rata dan rapi; dan
3. urugan tanah yang digunakan adalah tanah yang baik, tanah dipadatkan
lapis demi lapis setebal 20 cm, dengan kepadatan CBR 5%. Tanah urug
bila perlu harus diambil dari luar proyek dan atau petunjuk direksi.
188
b. pekerjaan pondasi.
2. pelaksanaan. Antara tiap-tiap batu belah tidak boleh kosong harus ada
adukan, dan antara tiap-tiap batu tidak boleh bersentuhan. Sebelum
memasang pondasi batu kali lebih dahulu diberi pasangan batu kosong
yang menumpang di atas pasir urug yang dipadatkan.
1. tiang pagar dari besi siku L 50 x 50 x 5 dan jarak sela satu tiang sesuai
dengan gambar rencana;
5. pada tiang diberi kait dari besi beton 6 mm yang dilaksanakan pada tiang-
tiang sesuai dengan gambar rencana; dan
2. kawat duri dipasang dengan kencang pada kait-kait, dan setelah mana
kait dilengkungkan dengan palu/martil sedemikian sehingga kait betul-
betul mengunci;
3. kawat duri silang (diagonal) dipasang antara dua tiang bagian bawah
maupun atas dan pada setiap pertemuan diikat dengan kawat ikat;
4. Tiang-tiang, skor, dan kawat duri harus baru dan tidak berkarat;
5. tiang-tiang, skor, dan kawat duri dicat dengan cat kualitas terbaik dan
warna akan ditentukan kemudian; dan
Pasal 94
189
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar kawat BRC, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pagar Kawat BRC yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
c. pondasi tiang harus diurug dengan tanah sedemikian rupa sehingga tiang
tertanam kuat dan tidak goyah; dan
a. tiang pagar dari pipa BRC Ø 2" dengan jarak tiang ke tiang sesuai dengan
gambar rencana;
c. bilamana setelah mengeringnya beton terdapat tiang yang tidak tegak lurus,
maka tiang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali;
d. tiang-tiang sebelum dipasang harus di meni dengan meni besi kualitas baik
seluruh permukaannya; dan
a. pintu dibuat dengan konstruksi besi yang sesuai gambar dan cukup kuat; dan
Pasal 95
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar kawat duri, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pagar kawat duri yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
b. pondasi pagar adalah pondasi setempat tiang-tiang dan skur-skur adalah dari
beton tumbuk yang dicetak dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan yang
telah ada;
c. pondasi tiang harus diurug dengan tanah sedemikian rupa sehingga tiang
tertanam kuat dan tidak goyah pada waktu dilakukan pemasangan/penarikan
kawat duri; dan
a. tiang pagar dari besi siku 50.50.5 dan demikian skornya. skor dipasang pada
kanan-kiri tiang dengan jarak sela satu tiang sesuai dengan gambar rencana;
b. cara pemasangan tiang pada pondasi sedemikian rupa sehingga setelah beton
mengeras, tiang tetap berdiri tegak lurus;
c. bilamana setelah mengeringnya beton tumbuk terdapat tiang yang tidak tegak
lurus, maka tiang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali;
d. tiang-tiang dan skor sebelum dipasang harus dimeni dengan meni besi kualitas
baik seluruh permukaannya;
191
e. pada tiang diberi kait dari besi beton ø 6 mm yang dilaksanakan pada tiang-
tiang sesuai dengan gambar rencana;dan
a. kawat duri dipasang pada besi siku 50.50.5 sesuai dengan gambar rencana;
b. kawat duri dipasang dengan kencang pada kait-kait, dan setelah mana kait
dilengkungkan dengan palu/martil sedemikian sehingga kait betul-betul
mengunci;
c. kawat duri silang (diagonal) dipasang antara dua tiang bagian bawah maupun
atas dan pada setiap pertemuan diikat dengan kawat ikat;
e. tiang-tiang, skor, dan kawat duri harus baru dan tidak berkarat;
f. tiang-tiang, skor, dan kawat duri dicat dengan cat kwalitas terbaik dan warna
akan ditentukan kemudian; dan
a. pintu dibuat dengan konstruksi besi yang sesuai gambar dan cukup kuat; dan
Pasal 96
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar wiremesh dan kawat duri,
bahan dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan pagar wiremesh dan kawat duri yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
c. pondasi tiang harus diurug dengan tanah sedemikian rupa sehingga tiang
tertanam kuat dan tidak goyah; dan
a. tiang pagar dari besi siku 50 x 50 x 5 dan demikian skornya. skor dipasang
pada kiri, kanan tiang pagar. jarak tiang ke tiang sesuai dengan gambar
rencana;
c. bilamana setelah mengeringnya beton terdapat tiang yang tidak tegak lurus,
maka tiang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali;
d. tiang-tiang dan skor sebelum dipasang harus di meni dengan meni besi
kualitas baik seluruh permukaannya; dan
a. pagar wire mesh yang dipasang ø 8 grid 10 x 10 cm dengan ukuran tinggi 2,5
m atau disesuaikan dengan gambar rencana;
f. kawat duri dipasang pada bagian atas pagar wire mesh secara horizontal atau
sesuai dengan gambar;
g. kawat duri dipasang pada besi siku 50.50.5 sesuai dengan gambar rencana;
h. kawat duri dipasang dengan kencang pada kait-kait, dan setelah mana kait
dilengkungkan dengan palu/martil sedemikian sehingga kait betul-betul
mengunci;
i. kawat duri silang (diagonal) dipasang antara dua tiang bagian bawah maupun
atas dan pada setiap pertemuan diikat dengan kawat ikat;
193
j. tiang-tiang, skor, wiremesh dan kawat duri dicat dengan cat kualitas terbaik dan
warna akan ditentukan kemudian; dan
a. pintu dibuat dengan konstruksi besi yang sesuai gambar dan cukup kuat; dan
Pasal 97
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan pagar kawat harmonika, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan pagar kawat harmonika yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
c. pondasi tiang harus diurug dengan tanah sedemikian rupa sehingga tiang
tertanam kuat dan tidak goyah; dan
a. tiang pagar dari pipa besi ø 2,5” tinggi 4 meter dengan jarak tiang ke tiang
sesuai dengan gambar rencana;
c. bilamana setelah mengeringnya beton terdapat tiang yang tidak tegak lurus,
maka tiang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali;
d. tiang-tiang sebelum dipasang harus di meni dengan meni besi kualitas baik
seluruh permukaannya; dan
194
a. pintu dibuat dengan konstruksi besi yang sesuai gambar dan cukup kuat; dan
Pasal 98
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan pagar jalan dan parkir hotmix, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
jalan dan parkir hotmix yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
a. tempat di mana jalan/parkir akan dibuat harus dibersihkan dari segala kotoran,
akar-akaran.
195
b. galian.
1. kedalaman galian stripping harus sesuai gambar dan tanah bekas galian
harus dibuang sesuai petunjuk direksi; dan
2. bila terdapat air menggenang dalam galian, harus dibuang keluar sampai
kering.
c. urugan.
1. urugan tanah yang digunakan adalah tanah yang baik. Tanah dipadatkan
lapis demi lapis setebal 20 Cm, dengan kepadatan CBR 5% dan
kemiringan jalan 1% ke arah saluran; dan
2. jika terdapat bekas galian pada badan jalan, maka harus segera diurug
dan dipadatkan lebih dahulu hingga mencapai kepadatan yang
disyaratkan. Bila perlu pemadatan dilakukan dengan pemberian air
secukupnya. Sebelum pengurugan lapisan pasir, pail rencana harus
sudah dipasang yang akurat.
1. pasir yang digunakan harus pasir bersih, yang bebas dari lumpur, kotoran,
humus, dan lain-lain; dan
1. bahan. Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan base klas B yang
terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah dengan berat jenis yang
seragam dan dengan pasir, lanau, atau lempung dengan persyaratan di
bawah ini:
a) gradasi butiran.
b) partikel yang mempunyai Ø < 0,02 Mm harus tidak lebih dari 3% dari
berat total. Prosentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh
direksi bila aggregate terdiri dari bahan dengan berat jenis yang
beragam.
196
2. metode kerja.
c) mekanik.
d) manual.
PROSENTASE
METAL CAMPURAN SURFACE
BINDER COURSE
COURSE
1. Pasir beton/sand 10 % 10 %
2. Fine aggregate 25 % 75 %
3. Course aggregate 65 % 15 %
4. Asphalt cement 5% 6,6 %
5. Temperature of mixing 140 C 140 C
Apabila segala cara di atas tidak memungkinkan maka untuk < 2 C, dapat
menggunakan cara penetrasi dengan kadar asphalt ± 6% dari berat
mixture seluruhnya. Penyempurnaan perataan dengan penambahan
bahan sejenis dan penggilasan untuk mencapai kelicinan dan kerataan
serta kepadatan yang homogen untuk seluruh permukaan dan mencapai
grade overlay akan diuraikan pada pasal berikut ini; dan
Pasal 99
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan pagar jalan beton, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan jalan beton
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Pasir. Pasir yang digunakan harus dari daerah tertentu yang sudah disetujui direksi
dan memenuhi persyaratan dalam NI-3 PBI 1970 dan NI-2 PBI 1971. Syarat mutu
agregat menurut SII 0052-80 sebagai berikut:
a. susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 2,5 sampai 3,8;
b. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 5 %;
(3) Batu Steenslag dan Spleet. Batu yang dimaksud adalah hasil pecahan dengan
stone crusher dari batu kualitas sesuai dengan persyaratan. Dengan demikian batu
pecah yang menghasilkan batu yang rapuh, keropos bila digiling dengan mesin giling
akan hancur tidak boleh digunakan. Steenslag dari hasil ketukan tangan masih bisa
ditolerir sepanjang kualitas batunya sesuai persyaratan dan mempunyai gradasi
yang bermacam-macam ukuran. Spleet dari pecahan tangan tidak boleh
digunakan. Spleet harus dari bekas pecah dengan stone crusher. Dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 sampai 7,10;
b. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 1 %;
c. kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga, maximum 5
%;
e. tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini
menggunakan semen yang kadar alkali sebagi Na 2O lebih besar dari 0,6 %;
f. tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat; dan
g. kekerasan butir ditentukan dengan bejana Rudeloff dan dengan bejana Los
Angeles adalah sebagai berikut :
Kekerasan dengan
Kekerasan dengan
bejana geser Los
KELAS DAN MUTU bejana Rudelof, Bagian
Angeles, Bagian hancur
BETON hancur menembus
menembus ayakan 1,7
ayakan 2 mm, max, %
mm, max, %
Fraksi butir
Fraksi butir
19 – 30
9,5 – 19 mm
mm
Beton Klas I dan mutu B0
22 - 30 24 - 32 40 – 50
serta B1
Beton Klas II dan atau
beton mutu K-125, K-175 14 - 22 16 - 24 27 – 40
dan K-225
Beton Klas III dan atau
beton mutu diatas Kurang Kurang
Kurang
K-225/beton pratekan dan dari 16 dari 27
14
200
(4) Portland Cement (PC). Semen yang digunakan harus PC yang sesuai dengan
spesifikasi NI-8 atau ATSM, C 150 type I dan memenuhi persyaratan PBI 1971.
Semen yang harus disimpan 6 bulan atau lebih harus diuji kembali oleh penyedia
jasa konstruksi di bawah pengawasan direksi. Penyiapan semen harus dalam
gudang yang cocok untuk keperluan tersebut, tempat ini harus benar-benar kering
serta cukup peredaran udara.
(5) Air. Air harus bersih, bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam, dan
kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut harus sesuai
ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton. Air yang akan dipakai untuk
membuat campuran beton dan juga untuk pemeliharaan beton yang telah mengeras
harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
b. air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan dan beton yang di
dalamnya akan tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion Chlorida dalam jumlah
yang membahayakan. Jumlah Ion Chlorida maximum untuk perlindungan
terhadap korosi.
Air tidak boleh mengandung ion (Cl-) lebih besar 500 mg per liternya;
c. air yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk pembuatan beton
kecuali bila kekentuan berikut dipenuhi sebagai berikut:
2. hasil pengujian usia 7 dan 28 hari dari kubus adukan yang dibuat dengan
air campuran yang tidak dapat diminum paling tidak harus mencapai 90%
201
dari kekuatan spesimen serupa yang dibuat dengan air yang dapat
diminum. Perbandingan uji kuat harus dilakukan untuk adukan serupa
kecuali penggunaan air pencampurannya yang dibuat dan diuji
berdasarkan "Test Method for Compressive Strength of Hydraulic Cement
Mortars (Using 50 mm Spesimen" (ASTM C109).
d. air yang bereaksi netral terhadap lakmus;
e. apabila terdapat keragu-raguan terhadap pemakaian air, dianjurkan untuk
mengirim contoh air tersebut ke lembaga pemeriksaan air untuk mengetahui
sejauh mana zat-zat kimia didalamnya dapat merusak beton/baja tulangan.
Dari penyelidikan kimia harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. air tidak boleh mengandung sulfat lebih dari 5 gr per liter yang dihitung
sebagai SO3.-;
2. air tidak boleh mengandung clhorida lebih dari 15 gram per liter yang
dihitung sebagai Cl-;
3. air yang tidak memerlukan kalium permanganat (KMnO 4) lebih dari
1 gram per liter untuk mengoksidasi zat-zat organis di dalamnya; dan
f. persyaratan bahan air untuk membuat beton menurut british standart (BS
3148 : 1980).
1) garam-garam organik. Ion-ion utama yang biasanya terdapat dalam air
adalah kalsium, magnesium, kalium, bikarbonat, sulfat, chlorida, nitrat dan
kadang-kadang karbonat. Air yang mengandung ion-ion tersebut dalam
jumlah gabungan tidak boleh lebih besar dari 2000 mg per liter;
3) garam-garam sulfat. Kadar sulfat (SO3–) dalam air tidak boleh melebihi
1000 mg per liter. Kadar sulfat dalam beton tidak boleh melebihi 4 % SO 3–
terhadap berat semen; dan
(6) Pekerjaan Marking. Cat yang dipergunakan adalah cat khusus untuk pekerjaan cat
pada runway/apron/road line panit sejenis marinal ICI road paint atau yang
memenuhi syarat kualitas dan pelaksanaannya harus sesuai petunjuk pabrik dan
direksi.
202
a. mutu beton. Mutu beton adalah K-225 sesuai standard PBI-1971 NI-2. Test
kubus beton harus diadakan minimum 15 buah ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm
diuji pada umur 20 hari. Perhitungan karakteristik beton dipakai rumus-rumus
yang terdapat pada peraturan beton Indonesia (PBI) 1971-NI-2.
3. nilai slump = 3 – 5;
5. flexural streght = utk. 7 hari min. 200 PSI untk 28 hr min. 750 PSI.
1. proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan:
2. bila pada bagian yang berbeda dari pekerjaan konstruksi akan digunakan
bahan yang berbeda pula, maka untuk setiap kombinasi bahan yang akan
digunakan harus diadakan penilaian secara terpisah.
4. untuk beton dengan nilai fc di atas 20 MPa, proporsi campuran coba serta
pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada tehnik penakaran berat
(Weight Batching).
6. khusus untuk beton fc tidak lebih dari 10 MPa, bila pertimbangan praktis
dari kondisi setempat memungkinkan produksi beton dengan tehnik
penakaran volume, boleh juga digunakan perbandingan volume : 1 bagian
semen, 2 bagian pasir, 3 bagian agregat kasar dan slump beton yang
dihasilkan tidak boleh melebihi 100 mm. Bila beton tersebut digunakan
untuk komponen struktur yang harus kedap air boleh digunakan
perbandingan volume : 1 bagian semen, 1,5 bagian pasir dan 2,5
bagian agregat kasar.
b) semua ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari
kotoran;
204
d) tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala lapisan
penutup yang dapat merusak beton atau mengurang lekatan antara
beton dan tulangan;
e) air yang terdapat pada semua ruang yang akan diisi beton harus
dibuang, kecuali apabila penuangan dilakukan menggunakan tremil
atau bila diijinkan pengawas ahli; dan
f) semua kotoran, serpihan beton, dan materiel lain yang menempel
pada permukaan beton yang telah mengeras harus dibuang
sebelum kotoran yang baru dituangkan pada permukaan beton yang
telah mengeras tersebut.
8. perlindungan slab beton. Slab beton yang sudah jadi tetap harus
diadakan perlindungan oleh penyedia jasa konstruksi, sampai pekerjaan
tersebut diserahkan kepada Bouwheer. Apabila proses pengeringan
diperkirakan sangat cepat karena teriknya matahari maka penyedia jasa
konstruksi melindungi permukaan beton dengan bahan kimia curing
compound dari cormix CM 75 W dan rite cure;
11. persyaratan untuk cuaca panas. Selama iklim panas perlu diberikan
perhatian khusus pada bahan dasar campuran beton, cara produksi,
penanganan dan pengangkutan, perlindungan, dan perawatan untuk
mencegah suhu beton atau penguapan air yang mungkin dapat
mengurangi kekuatan atau tingkat laik pakai dari beton; dan
Pasal 100
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan overlay, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan overlay yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Perbaikan Konstruksi Jalan. Jalan yang akan di overlay harus dibersihkan dulu dari
segala macam kotoran yang dapat merusak konstruksi atau hotmix. Jalan tersebut
konstruksinya harus diperbaiki lebih dahulu dengan menambah material untuk
perkuatan konstruksi jalan dan di leveling sehingga mendapatkan konstruksi jalan
yang kuat. Setelah jalan mendapatkan konstruksi yang kuat dan mendapatkan
kemiringan yang diinginkan baru dapat di laksanakan pekerjaan overlay.
PROSENTASE
METAL CAMPURAN SURFACE
BINDER COURSE
COURSE
1. Pasir beton/sand 10 % 10 %
2. Fine aggregate 25 % 75 %
3. Course aggregate 65 % 15 %
4. Asphalt cement 5% 6,6 %
5. Temperature of mixing 140 C 140 C
208
b. pelaksanaan.
(4) Toleransi. Toleransi grade permukaan levelling yang disyaratkan adalah tidak lebih
dari perbedaan tinggi 10 mm. Jika diperiksa dengan batang panjang 5 m ke segala
arah. Bila sampai perbedaan tinggi > 10 mm, maka harus dilakukan penimbunan
pada daerah tersebut dengan bahan sejenis yang dikerjakan.
c. mekanik.
2. aspal terhampar dipadatkan dengan mesin gilas besi roda tiga, 6 - 8 ton
dengan kecepatan ± 3 km/jam sampai kedudukan agregat menjadi rata
dan stabil (jumlah lintasan min. adalah 6 lintasan);
d. manual.
Pasal 101
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan lapis macadam, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan lapis
macadam yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
a. uraian. Lapis penetrasi (lapen) merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan agregat pengunci dengan gradasi terbuka yang diikat oleh
aspal dengan cara di semprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis
apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan, harus diberikan aspal
dengan agregat penutup. Dilaksanakan dengan cara sedang dan peralatan
terbatas;
5. kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara agregat pokok dan
agregat pengunci.
(3) Bahan. Penyedia jasa konstruksi harus menggunakan bahan yang memerlukan
persyaratan dalam spesifikasi, kecuali apabila direksi menentukan lain.
a. agregat. agregat yang digunakan terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci
dan agregat penutup yang bersih, keras mempunyai bidang pecah, bersudut,
dan bebas lempung, bahan-bahan organis dan bahan lainnya yang tidak
dikehendaki dengan persyaratan gradasi sesuai dengan petunjuk direksi; dan
210
b. bahan pengikat. bahan pengikat yang digunakan adalah aspal keras pen 60
atau pen 70 atau pen 80/100 yang memenuhi syarat dalam spesifikasi standar
ini.
(4) Pelaksanaan.
a) truk;
3. cara pelaksanaan.
b) permukaan yang sudah beraspal harus kering dan diberi lapis resap
pengikat (tack coat) sebaiknya RC - 250 sebanyak 0,5 liter/ m²;
b. mutu dan jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah dan
cara yang ditetapkan; dan
Pasal 102
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan bahu jalan, bahan,dan peralatan yang akan digunakan
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan bahu jalan yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
(2) Bahan. Bahu jalan adalah bagian badan jalan yang terletak antara tepi luar jalur
lalu lintas dan garis potong antar bidang-bidang permukaan atas dan bidang lereng
badan jalan. Bahu jalan harus dibuat dari bahan yang mempunyai ketahanan lebih
besar terhadap pengrusakan oleh lalu lintas dibanding dengan persayaratan yang
biasa untuk bahan urugan, kecuali diisyaratkan lain, maka bahan untuk bahu jalan
harus sejenis dengan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah, dengan atau
tanpa ditambah perkerasan (surface trefment).
(3) Pelaksanaan.
212
a. bahu jalan harus dikerjakan sesuai dengan persyaratan pekerjaan untuk lapis
pondasi bawah dan dengan tanpa lapis penutupan (surface trefment); dan
b. petunjuk direksi.
2. mutu dan jumlah yang dipergunakan harus disetujui direksi. Mutu hasil
pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah
dan cara yang ditetapkan.
a. umum.
b. bahan.
2. Mutu Bahan. Apabila gradasi atau mutu bahan yang dikirim ke lapangan
tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, direksi berhak untuk menolak
bahan tersebut dan penyedia jasa konstruksi harus segera menyingkirkan
dari lapangan. Penyedia jasa konstruksi wajib mengijinkan setiap perwaki-
lan direksi yang ditunjuk untuk melaksanakan pemeriksaan bahan yang
digunakan atau yang direncanakan akan digunakan pada setiap saat
selama atau setelah pekerjaan selesai, Penyedia jasa konstruksi wajib
menyediakan dan mengatur semua bahan, tenaga, peralatan untuk
keperluan pemeriksaan tersebut;
213
c. pelaksanaan.
2. bahan lapis pondasi bawah harus dihampar dan dipadatkan lapis demi
lapis sedemikian rupa sehingga dengan alat-alat yang tersedia dapat
dicapai kepadatan maksimum yang diisyaratkan tebal lapisan tidak boleh
lebih dari 25 Cm apabila diperlukan dilaksanakan setelah lapis terdahulu
selesai dipadatkan dan dibentuk;
3. penghamparan bahan harus dimulai tempat yang ditunjuk oleh direksi dan
harus menggunakan alat yang dapat memberikan hasil penghamparan
seragam; dan
Pasal 103
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan base A, bahan dan peralatan yang akan digunakan serta
ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan base A yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
(2) Base A (Lapisan Perkerasan Atas) Adalah bagian perkerasan yang terletak antara
lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi atas ini
antara lain yaitu:
a. sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda;
(3) Bahan yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah jenis bahan yang
cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan materiel dengan nilai CBR > 50 % dan plastisitas Index ( PI ) < 4%.
Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen
(soil cement base) dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas. Material yang umum
digunakan di lndonesia untuk lapisan pondasi atas sesuai dengan jenis
konstruksinya adalah:
b. kadar air. Untuk memperoleh kepadatan maximum; diperlukan kadar air yang
optimum. Untuk mengetahui kadar air optimum dan kepadatan kering
maximum diadakan percobaan pemadatan dilaboratorium yang dikenal dengan
: standard proctor compaction test; dan modified compaction test;
c. pemadatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mekanis dan manual, yaitu:
1. secara mekanis.
d. ketebalan. Tebal lapisan aggregate base harus ditetapkan oleh test depth atau
cores yang diadakan pada jarak tertentu sehingga setiap test yang diadakan
tidak melebihi 250 meter persegi. Apabila kesusutan base lebih dari 10 mm,
penyedia jasa konstruksi harus memperbaiki daerah-daerah itu dengan cara
mengupas menambah campuran base yang memadai, menggilas, membuat
bentuk kembali dan menyelesaikan sesuai dengan persyaratan teknis
pelaksanaan ini. Penyedia jasa konstruksi harus mengganti atas biayanya, atas
bahan base ditempat-tempat yang dibor untuk keperluan pengetesan; dan
(5) Peralatan. Peralatan yang digunakan pekerjaan pemadatan lapis pondasi jalan
umumnya ada dua jenis yaitu alat mekanik dan manual sebagai berikut:
a. macam-macam alat mekanis sebagai berikut:
1. three wheel roller. Penggilas type ini juga sering disebut penggilas Mac
Adam, karena jenis ini sering dipergunakan dalam usaha-usaha
pemadatan material berbutir kasar. Pemadat ini mempunyai 3 buah
silinder baja, untuk menambah bobot dari pemadat jenis ini maka roda
silinder dapat diisi dengan zat cair (minyak/air) ataupun pasir. Pada
umunya berat penggilas ini berkisar antara 6 s/d 12 ton; dan
1. alat pemadat tangan. Alat pemadat ini dibuat dari beton cor yang diberi
tangkai untuk menumbukkan beban tersebut ke tanah yang akan
dipadatkan; dan
2. alat pemadat silinder beton. Alat ini berupa roda yang berbentuk silinder
terbuat dari beton cor. Cara melakukan pemadatannya adalah ditarik
dengan hewan seperti kerbau atau lembu dan dapat juga
mempergunakan kendaraan bermotor sebagai penariknya.
(7) Pemeliharaan.
b. setelah priming maka permukaan harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari
bahan yang tidk diinginkan. lapisan aggregate base harus dalam keadaan
kering setiap saat;
c. apabila pembersihan dianggap perlu atau apabila prime coat terganggu, maka
pekerjaan yang bersifat memulihkan harus diadakan atas biaya penyedia jasa
konstruksi sendiri;
217
Pasal 104
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan base B, bahan dan peralatan yang akan digunakan serta
ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan base B yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
(2) Base B ( Lapis Pondasi Bawah ). Adalah bagian perkerasan yang terletak antara
lapis pondasi atas dan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain:
d. sebagai lapisan peresapan (drainage blanket sheet) agar air tanah tidak
mengumpul dipondasi maupun di tanah dasar; dan
e. sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. hal ini
sehubungan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda
alat berat atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup
tanah dasar dari pengaruh cuaca.
(3) Bahan yang Digunakan. Materiel yang umum digunakan untuk lapisan pondasi
bawah sesuai dengan jenis konstruksinya adalah:
b. kadar air. Untuk memperoleh kepadatan maximum; diperlukan kadar air yang
optimum. Untuk mengetahui kadar air optimum dan kepadatan kering
maximum diadakan percobaan pemadatan dilaboratorium yang dikenal dengan
standard proctor compaction test; dan modified compaction test;
c. pemadatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mekanis dan manual, yaitu:
1. secara mekanis.
d. ketebalan. Tebal lapisan aggregate base harus ditetapkan oleh test depth atau
cores yang diadakan pada jarak tertentu sehingga setiap test yang diadakan
tidak melebihi 250 meter persegi. Apabila kesusutan base lebih dari 10 mm,
penyedia jasa konstruksi harus memperbaiki daerah-daerah itu dengan cara
mengupas menambah campuran base yang memadai, menggilas, membuat
bentuk kembali, dan menyelesaikan sesuai dengan persyaratan teknis
pelaksanaan ini. Penyedia jasa konstruksi harus mengganti atas biayanya, atas
bahan base ditempat-tempat yang dibor untuk keperluan pengetesan.
e. perlindungan/protection. Pekerjaan pada lapisan aggregate base tidk boleh
dilakukan apabila subgradenya basah. Pada umumnya, peralatan untuk
keperluan perbaikan kecil boleh jalan melalui bagian-bagian lapisan aggregate
base yang telah selesai, asal tidak menimbulkan kerusakan dan perlengkapan
semacam itu berjalan melalui seluruh lebar lapisan aggregate base untuk
menghindari roda kendaraan, kepadatan yang tidak rata, akan tetapi pejabat
pembuat komitmen akan berwenang penuh untuk memberhentikan semua
perbaikan kecil yang meliputi lapisan-lapisan aggregate yang sudah selesai
atau yang sebagian selesai apabila, menurut pendapatnya perbaikan semacam
itu menimbulkan kerusakan.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan pada lapisan aggregate base karena
kegiatan alat perlengkapan melalui pitu harus diperbaiki oleh Penyedia jasa
konstruksi melalui biaya sendiri.
(5) Peralatan. Peralatan yang digunakan pekerjaan pemadatan lapis pondasi jalan
umumnya ada dua jenis yaitu alat mekanik dan manual sebagai berikut:
1. three wheel roller. Penggilas type ini juga sering disebut penggilas Mac
Adam, karena jenis ini sering dipergunakan dalam usaha-usaha
pemadatan materiel berbutir kasar. Pemadat ini mempunyai 3 buah
silinder baja, untuk menambah bobot dari pemadat jenis ini, maka roda
silinder dapat diisi dengan zat cair (minyak/air) ataupun pasir. Pada
umunya berat penggilas ini berkisar antara 6 s/d 12 ton; dan
1. alat pemadat tangan.Alat pemadat ini dibuat dari beton cor yang diberi
tangkai untuk menumbukkan beban tersebut ke tanah yang akan
dipadatkan.
2. alat pemadat silinder beton. Alat ini berupa roda yang berbentuk silinder
terbuat dari beton cor. Cara melakukan pemadatannya adalah ditarik
dengan hewan seperti kerbau atau lembu dan dapat juga
mempergunakan kenderaan bermotor sebagai penariknya.
Sesudah lapisan itu sama sekali padat, maka permukaan harus diuji untuk kerataan
serta ketepatan kemiringan dan tinggi tiap bagian yang terdapat kurang rata maupun
kemiringan atau ketinggian kurang tepat harus digaru tanahnya, dibangun kembali,
dipadatkan lagi, sampai diperoleh kerataan serta kemiringan dan ketinggian yang
diperlukan. Permukaan yang sudah selesai tidak boleh selisih lebih dari 12 mm jika
ditest dengan tongkat lurus dari 3 meter yang dilaksanakan sejajar serta tegak lurus
dengan garis tengah.
Pasal 105
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan base C, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan base C yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
a. bahan subbase dengan komposisi pasir + 60% dan batu pecah + 40% dapat
berupa campuran dari pasir dan batu pecah yang telah diuji. Gradasi dari
campuran aggregate kering harus memenuhi suatu persyaratan dibawah ini:
Kelas C Subbase terdiri dari pasir dan kerikil dengan gradasi baik menuruti
persyaratan dibawah ini:
nominal size aggregate yang paling besar (max) 3” dan semua materiel sirtu
alam tersebut harus bersih dari Lumpur serta materiel lain yang tidak
memenuhi syarat seperti kayu, akar dll. Fraksi agregat lewat saringan yang
harus memenuhi liquid limit tidak lebih dari 25% dan Plasticity Indexnya tidak
lebih dari 60% (standar ASTM D-423; D-242).
CBR min sub base di sirtu alam harus lebih besar dari 20 %.
(5) Cara Penghamparan. Lapisan subgrade harus disusun berlapis-lapis tidak boleh
kurang dari 7,5 cm dan tidak boleh lebih dari 20 cm tebalnya setelah dipadatkan.
Karena bahan itu dibentangkan rata, maka harus mempunyai ketebalan yang sama
222
b. bila lokasi sulit diperoleh peralatan tersebut (vibrator), dapat diganti peralatan
lain dengan persetujuan pejabat pembuat komitmen, tetapi tidak mengurangi
mutu;
c. penggilasan harus berlangsung tahap demi tahap dari dan ke arah jalur yang
sedang disusun, dan tiap-tiap jalur dengan arah longitudinal harus digilas
secara berlapis (overlapping), paling sedikit setengah lebar unit penggilasan.
Banyaknya gilasan yang diperlukan minimum 6 gilasan (passes) atau lebih
sehingga permukaan lower subbase memiliki nilai CBR minimum 25 %;
d. penggilasan harus berlangsung sampai bahan itu tersusun dan stabil benar-
benar, serta bahan subbase telah dipadatkan sehingga kepadatannya 95%
kepadatan maksimum pada kadar air optimum sebagai yang ditetapkan oleh
ASTM D-1557; dan
(7) Pengujian Permukaan/Surface. Sesudah lapisan itu padat, maka permukaan harus
diuji untuk kerataan serta ketepatan kemiringan dan tinggi tiap bagian yang terdapat
kurang rata maupun kemiringan atau ketinggian kurang tepat harus di garu
tanahnya, dibangun kembali, dipadatkan lagi, sampai diperoleh kerataan serta
kemiringan dan ketinggian yang diperlukan. Permukaan yang sudah selesai tidak
boleh selisih lebih dari 12 mm jika ditest dengan tongkat lurus dari 3 meter yang
dilaksanakan sejajar serta tegak lurus dengan garis tengah.
Pasal 106
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan asphalt, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
sertaketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan asphalt yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
223
(2) Asphalt Cement (AC 06/70). Asphalt Cement yang digunakan setara dengan AC
60/70 kualitas import yang disetujui dengan penetrasi 60/70 yang ditentukan oleh
kuasa pengguna anggaran & persetujuan Dinas Fasilitas dan Konstruksi TNI AU,
dan harus memenuhi syarat A.S.T.M spesifikasi D-946-82 (revisi terbaru) serta
persyaratan persyaratan lain yang berlaku di Indonesia. Serta tidak diperbolehkan
menggunakan Asphalt Lokal (Pertamina) yang mempunyai kadar parafin tinggi,
karena dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
(3) Cut Back Asphalt. Cut Back Asphalt yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
dari jenis medium curing.
(4) Aspal Emulsi. Adalah aspal emulsi dengan persyaratan sebagai berikut:
Pasal 107
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan Pekerjaan asphalt treated base (ATB), bahan dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan asphalt treated base (ATB) yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan
dan gambar rencana.
(2) Bahan.
Penetration grade 60 – 70
224
Aspal properties:
Metode Spesifikasi
No Jenis Pengujian Satuan
Pengujian Min Max
1 Penetrasi pada 250, ASTM D 5 –
100 g, 5 detik 95 60 70 0,1 mm
pembuat komitmen. Materiel yang disediakan harus sesuai formula job mix yang
telah disetujui dalam toleransi yang ditentukan sebagai berikut.
b. Aggregate
b) 100 % dari berat butiran dengan satu atau lebih muka bidang pecah;
dan
Minimum 60 % dari berat butiran dengan tiga atau lebih muka bidang
pecah. Course aggregate tidak boleh menampakkan adanya tanda-tanda
bercerai-berai/ desintergration dan bilamana diadakan percobaan lima kali
dengan Sodium Sulphate Soundness Test mempergunakan A.S.T.M C.
88 tidak boleh menampakkan jumlah kehilangan lebih besar dari 9 %
untuk surface course dan bila diadakan Magnesium Sulphate Soundness
Test pada material surface course tidak boleh lebih dari 12 %.
Bagian dari materiel yang tertinggal dari saringan No. 8 disebut course
aggregate dan bagian yang lewat saringan No. 8 disebut fine aggregate,
dan materiel lewat saringan N0. 200 disebut sebagai Filler. Material
campuran harus memenuhi susunan (grading limit) seperti tercantum
dalam tabel gradasi aggregate memakai A.S.T.M Test C 117 dan C 136.
Fine aggregate terdiri dari bahan yang tahan ausan bebas dari sejumlah
tanah liat dan lain-lain bahan diinginkan dan memenuhi ketentuan-
ketentuan A.S.T.M spesifikasi D. 1073.
Bagian dari fine aggregate, termasuk filler yang lewat saringan No.40
harus mempunyai plasticity Index tidak lebih dari 6 %, seperti ditentukan
A.S.T.M D. 423. Sebelum penerimaan terakhir dari aggregate yang
diinginkan sifat-sifat letak dari aggregate tersebut stripping harus
ditentukan.
Dengan dilakukan persiapan dari paving mixture yang sesuai dengan
spesifikasi berikut. Sesudah pencampuran dilakukan lalu
disebarkan/dipasang dalam lapisan yang lepas dan tipis dan dibiarkan di
udara selama 24 jam sebelum di test, ukuran sample test tersebut dalam
botol gelas bersih, ditutup dengan tutup yang rapat. Sample test harus
ditutupi seluruhnya, air distalasi dengan temperatur antara 27 dan 28
derajat celcius. Botol dan isinya harus dibiarkan dalam waktu 24 jam,
kemudian contoh harus dikocok kuat-kuat untuk waktu 15 menit. Contoh
campuran harus diuji untuk strippingnya. Bila percobaan stripping terlihat
adanya lapisan asphalt terlepas dari permukaan aggregate, maka perlu
penggunaan anti strip agens atau aggregate tersebut tidak boleh
digunakan.
c. filler. Bila filler merupakan tambahan yang diperlukan pada aggregate yang ada
maka harus terdiri dari debu batu pecah. Portland cement atau bahan lain yang
disetujui. Materiel Filler harus memenuhi persyaratan dari A.S.T.M D. 242;
1. bituminous percent.
ke drier lapangan untuk menyimpan harus rapih dan teratur dan Stockpiles
yang terpisah mudah dicapai mendapatkan sample. Plants yang dipergunakan
untuk menyiapkan Bituminous mixture berupa batch mixing plants. Plants
untuk menyiapkan Bituminous mixture harus memenuhi semua persyaratan,
dikecualikan hanya persyaratan skala, yang berlaku bila proportioning weight
dipergunakan. Selanjutnya bacth mixing plants harus menuruti persyaratan,
secara umum untuk pemakaian plant secara terus menerus dianjurkan
memakai tipe yang sama.
d) drier plants disertai satu atau beberapa drier selang yang selalu
mengaduk aggregate selama proses heating dan drying. Drier harus
dibuat sedemikian rupa sehingga granulars serta contentnya lebih
rendah dan mempunyai angka lebih kecil 0,5 % dan untuk
menaikkan granular ke temperatur yang tetap bagi pemanasan
binder. Setiap kali diadakan pencegahan adanya temperatur yang
melebihi dan selalu dihindari setiap resiko pembakaran;
e) screens. Dalam hal ini harus disediakan plant screen yang dapat
memisahkan/menyaring semua aggregate baik proporsisi dan
ukuran yang telah ditentukan dan mempunyai kapasitas normal lebih
besar dari kapasitas maksimum mixer screen untuk ATB/BINDER
COURSE maximum 1”;
alat untuk mengisi materiel semacam itu ke dalam mixer, setiap bins
harus diberi penyalur keluar yang ukuran dan letaknya akan
menyebabkan menumpuknya materiel ke compartment atau bins
lainnya. Tiap compartment harus diberi cutlot gate agar tidak bocor,
gates harus terbuka sepenuhnya dan secepatnya, bins dibuat
sedemikian rupa hingga sample dapat diambil segera. Bins harus
diberi tongkat penunjuk angka/tool-tale devices yang menunjukkan
banyaknya aggregate di dalam bins pada titik seperempat bagian
bawah;
a) weight box atau bopper. Alat ini harus dilengkapi dengan alat
penimbang yang teliti untuk setiap jenis ukuran aggregate dalam
suatu weight box atau hopper yang cukup besarnya untuk
menampung satu bacth penuh. Pintu penutup/gate harus rapat agar
tidak adanya materiel yang lolos ke mixer selama proses
penimbangan;
230
Periode yang dry mix adalah waktu antara terbukanya weight box.
Periode yang dry mix adalah waktu antara terbukanya weight box
dan tertuangnya bahan asphalt. Periode hot mix adalah waktu
antara terbuangnya bahan asphalt dan terbukanya mixer gate.
Timing control harus dapat disetel selama satu siklus 3 menit. Satu
bacth counter sebagai bagian dari pengatur waktu harus dipasang
dan khusus untuk mencatat bacth yang teraduk baik. Penyetelan
time interval ditentukan oleh pejabat pembuat komitmen yang
selanjutnya akan mengunci kotak yang menutup pengatur waktu
sampai diadakan suatu perubahan tentang timing period.
231
i. rollers. Rollers harus dalam keadaan baik dapat bergerak ke muka dan ke
belakang dengan kecepatan yang dapat diatur agar adukan ATB dari hotmix
tidak bergerak/dispavement. Jumlah, type dan berat dari rollers harus cukup
untuk memadatkan ATB dari hot mix sampai pada kepadatan yang diisyaratkan
selama ATB dari hot mix masih dalam keadaan dapat dikerjakan. Rollers yang
harus disediakan adalah three wheel rollers, dual tandem rollers, three axle
wheel rollers, pneumatic tire rollers. Tidak diijinkan pemakaian alat yang
mengakibatkan pecahnya aggregate secara berlebihan;
Jumlah materiel asphalt pada tiap bacth atau jumlah yang ditera untuk
continous mixer harus disetujui pejabat pembuat komitmen dan ditimbang serta
dituang kedalam mixer pada temperatur yang telah ditetapkan yang bertahan
pada batas terendah untuk dapat mencampur dan menghampar secukupnya.
Untuk bacth mixer semua bahan aggregate harus sudah di dalam mixer
sebelum materiel asphalt ditambahkan kedalamnya. Temperatur yang dapat
dalam batas-batas yang telah ditentukan harus mendapatkan persetujuan dari
pejabat pembuat komitmen. Tidak diperkenankan menuangkan aggregate ke
dalam mixer pada temperatur lebih dari 14 derajat celcius di atas temperatur
materiel asphalt. Pencampurannya harus berlangsung terus sampai pada
waktu yang ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen sedemikian rupa
sehingga seluruh permukaan aggregate dilapisi oleh asphalt. Jangka waktu
tergantung pada mix design dan mixing plant yang dipergunakan. Cara
menghitung mixing time dalam continous mixer adalah membagi berat isi
seluruh mixer selagi bekerja dengan berat mixer yang dihasilkan tiap detiknya.
1. persiapan dan pelaksanaan. Sebelum ATB (hot mix) dihamparkan,
maka permukaan lapisan yang ada harus dibersihkan dari materiel yang
terlepas dengan sweeper yang dilengkapi blower atau sapu lidi sesuai
petunjuk pejabat pembuat komitmen. Hanya diijinkan menghampar ATB
(hot mix) di atas lapisan yang kering, yang dalam keadaan baik dan hanya
pada waktu cuaca baik. Tidak diijinkan menghampar ATB (hot mix) bila
temperatur tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan. Grade control
antara pinggiran runway, taxiway atau shoulders harus dengan tongkat-
tongkat grade atau paku-paku baja yang telah dipasang pada garis sejajar
dengan center line, dan jarak merentangkan tali. Penghamparan harus
dimulai pada tempat terjauh dari mixing plant dan terus menuju kearah
mixing plant, kecuali bila diperintahkan lain olehpPejabat pembuat
komitmen.
Tidak diperkenankan melewati materiel yang sudah dihamparkan, sampai
material dipadatkan dengan cara yang telah ditetapkan dan sudah
mendingin sama dengan temperatur sekitarnya; dan
2. machine spreading. Setelah sampai ditempat pelaksanaan hot mix
dimasukkan/dituang kedalam bituminous paver dan segera dihamparkan
selebar yang telah ditetapkan. Selanjutnya digilas dengan tinggi lapisan
yang merata sehingga bila pekerjaan selesai akan memenuhi tebal yang
ditetapkan dan sesuai dengan grade dan surface contour yang
ditetapkan. Kecepatan paver harus diatur agar ATB (hot mix) tidak
melesak dan terkoyak (pulling dan tearing). Hot mix harus dihamparkan
memanjang dengan minimum 3 m. Penghamparan dimulai dari
sepanjang sumbu runway atau taxiway pada bagian yang tertinggi dengan
sumbu runway atau taxiway pada bagian yang tertinggi dengan slope
searah, untuk menjamin drainage yang baik, strip selebar 15 cm, di dekat
tempat dimana materiel nantinya dihamparkan tapi tidak boleh dibiarkan
tanpa digilas 2 jam sesudah dihampar. Setelah jalur pertama dipadatkan,
diikuti yang kedua kemudian dipadatkan seperti jalur hamparan yang
pertama, kecuali jika penggilasan diperlebar sampai meliputi 15 cm dari
jalur terdahulu sebelum dipadatkan.
Sekiranya jalur hamparan disampingnya atau yang kedua tidak dapat
dihamparkan dalam waktu 2 jam, 15 cm dari jalur hamparannya yang
pertama tadi harus digilas. Sesudah jalur hamparan kedua dihamparkan
dan digilas. Sesudah jalur hamparan kedua dihamparkan dan digilas
233
Selanjutnya sisi lainnya digilas dan diteruskan menuju ke tengah jalur tersebut.
Pemadatan pertama/initial rolling harus dilaksanakan memanjang, dengan steel
wheel rollers berat total 8 – 10 ton tidak boleh lebih dari 10 ton, rollers harus
dipadatkan dengan lintasan berulang-ulang/panjang lintasan bolak-balik dari
rollers senantiasa harus cukup lambat untuk menghindarkan terjadinya
displacement dari hotmix dengan kecepatan max 2.5 Km/jam. Setiap terjadi
displacement akibat membaliknya arah roller atau sebab lain, harus
234
dikembalikan dengan menggunakan garu, dan bila perlu dengan ATB (hot mix)
yang baru. Bila diperlukan penggilasan arah diagonal dapat dilaksanakanatas
persetujuan pejabat pembuat komitmen. Harus cukup tersedia rollers untuk
mengimbangi hotmix plant. Penggilasan harus kontinyu sampai semua bekas
penggilasan hilang, sampai texture permukaannya sama dengan grade
penampungannya tetap serta mencapai density yang diisyaratkan. Harus
dilakukan field density test paling sedikit 2 kali sehari dan field density
ditetapkan menurut A.S.T.M. Mencegah melekatnya asphalt pada rollers maka
roda-rodanya harus dibasahi dengan teratur namun kebanyakan air maupun oli
juga tidak diperbolehkan. Rollers harus dirawat dengan baik dan dijalankan
oleh pengemudi yang cakap dan berpengalaman. Rollers harus dijalankan
terus sedapat mungkin sehingga semua bagian pavement mendapat culup
tanpa menunjukkan perpindahan secepat mungkin dimana temperatur ATB
(hotmix) masih panas, Intermediate rolling diikuti alat pneumatic rollers dengan
operaring weight tiap ban sebesar 300 psi sampai 450 psi dan berat total
minimum 10 ton, dengan gilasan paling sedikit 8 gilasan. Final rolling
dikerjakan dengan two wheel tandem atau three axle tandem sewaktu asphalt
concrete masih cukup panas untuk menghilangkan jejak dari rollers. Berat steel
wheel rollers minimum 12 ton dan digilas sampai permukaan menunjukkan
texture yang uniform, ATB (hot mix) harus dipadatkan sepenuhnya dengan
hand stampers. Berat hand stampers tidak boleh kurang dari 225 cm persegi;
n. joint
1. umum. Mixture pada joint harus sesuai dengan persyaratan surface dan
mempunyai texture, kepadatan, kelicinan sama dengan bagian-bagian
lain yang ada. Dalam pelaksanaan semua joint, harus diusahakan untuk
menyatukan dengan jalur yang berdekatan setinggi yang telah ditetapkan
dari jalur itu.
Pelaksanaan penyambungan/joint harus dilaksanakan dengan cara
memotong kembali dari pada hasil pelaksanaan sebelumnya, sehingga
menunjukkan tebal lapisan penuh dan bidang pemotongan tersebut harus
disikat aspal seculupnya bila dipandang perlu. Campuran yang baru pada
joint tersebut harus digaru, dipadatkan dengan penggilasan;
3. longitudinal joint. Joint-joint longitudinal joint type hot joint, maka untuk
maksud ini pemadatan setiap jalur harus disiapkan selebar 30 cm, pada
tepinya sepanjang jalur yang akan dihubungkan dengan jalur lainnya yang
berdekatan, pada daerah ini pemadatan dilaksanakan bersama-sama
jalan berikutnya yang berdekatan.
r. tanggung jawab penyedia jasa konstruksi atas bahan asphalt dan aggregate.
Samples dari bahan dan aggregate yang akan dipergunakan oleh penyedia
jasa konstruksi, serta keterangan tentang sumbernya dan sifatnya harus
diserahkan dan mendapatkan persetujuan sebelum mulai dipergunakan.
Penyedia jasa konstruksi harus mempunyai data-data teknis mengenai bahan
asphalt dan aggregate dari pabrik/perusahaan/leveransir sesuai ketentuan
yang tercantum dalam RKS. Hanya materiel yang sudah terbukti ditest
memuaskan untuk keperluan tersebut dapat diterima. Untuk memeriksa bahwa
cukup tersedia peralatan yang dipergunakan, jenis materiel, dan atau
menentukan, meneliti temperatur pada waktu mempersiapkan ATB (hot mix),
pejabat pembuat komitmen/Petugas yang ditunjuk setiap saat dapat memasuki
ke semua bagian paving plant;
Jika sudah melewati mixing plant hasil marshall design mixture gagal
membuat trial area yang memuaskan, grading dan perbandingan susunan
mixture dapat diganti seperlunya atas persetujuan pejabat pembuat
komitmen dan dalam ketentuan–ketentuan bagi lapisan tersebut, untuk
mendapatkan suatu mixture yang dapat dikerjakan dengan baik dan dapat
diterima sebagai permukaan/ surface yang memenuhi syarat.
2. plant mixture . Seri Mixture dari mixing plant selama produksi rutin yang
normal dinyatakan “ plant mixture “ dan batas-batas yang mengatur
perbedaan yang diperbolehkan antara “plant mixture“ dan “Job Mix“
adalah sebagai berikut:
237
Material Tolerance : Job mix formula / syarat campuran dari spesifikasi ini
Voids in the total
3. temperatur.
4. kepadatan/density
10
SP. Gr agg.SP.Gr.bit
238
v. tambahan Persyaratan.
Pasal 108
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan pekerjaan paving, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan paving
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
a. pembersihan/pengupasan:
1. tempat dimana paving block akan dibuat harus dibersihkan dari segala
kotoran, tanaman akar, dan akar-akar pohon; dan
2. apabila keadaan tanah berhumus/berlumpur, maka tanah tersebut harus
dibuang.
b. galian. Kedalaman galian stripping harus sesuai dengan gambar dan tanah
bekas galian harus dibuang sesuai dengan petunjuk direksi; dan
3. tanah urugan bila perlu harus diambil dari luar proyek dan atau petunjuk
direksi.
(3) Lapis-Lapis. Setelah galian incasing selesai dilakukan, lapis paving block dapat
dimulai:
b. lapisan paving block. Setelah lapisan pasir selesai dilaksanakan dan benar-
benar padat, lapis Paving Block bisa dimulai.
3. permukaan paving harus rata air serta miring kekiri dan kekanan 2%; dan
4. celah/nat diisi dengan pasir urug dan disiram dengan air yang memenuhi
syarat, sehingga sampai terjadi rongga.
Pasal 109
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan kansteen, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan kansteen yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
b. pasangan campuran 1 : 4.
(3) Pelaksanaan. Dipasang tegak lurus sehingga tidak mudah goyah yang diakibatkan
oleh gerakan-gerakan kendaraan. Kansteen harus berfungsi disamping sebagai
pembatas antara jalan dan juga untuk menahan longsoran perkerasan permukaan
jalan sehingga memperlambat terjadinya kerusakan jalan.
Pasal 110
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan kansteen bata, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan kansteen
bata yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
b. pasir. Pasir yang digunakan harus bersih dari segala kotoran, merupakan
pasir pasang dan memenuhi standard Normalisasi Indonesia;
c. air. Air yang digunakan harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan
memenuhi standard normalisasi Indonesia; dan
d. bata. Bata yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak rapuh, dibakar
matang, atau sesuai standard nasional Indonesia dan disetujui direksi.
a. bata sebelumnya disiram/direndam air dan bata yang pecah kurang dari
separuh tidak boleh digunakan kecuali untuk hubungan batu;
241
b. bata dipasang tegak lurus dan di plester serta diaci sehingga kokoh, tidak
mudah goyah yang diakibatkan oleh gerakan-gerakan kendaraan: dan
c. kansteen bata harus berfungsi disamping sebagai pembatas antara jalan dan
juga untuk menahan longsoran perkerasan permukaan jalan sehingga
memperlambat terjadinya kerusakan jalan
Pasal 111
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan turap, bahan, dan peralatan yang akan digunakan serta
ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan turap yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
(2) Bahan.
(3) Pelaksanaan Pekerjaan. Ketentuan yang harus diikuti pada pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut:
a. balok ulin 10/10 ujungnya dilancipkan dipancang dalam tanah 1/5 batang
dengan sudut miring 70 terhadap garis horizontal;
c. papan dipasang ditiang dan dipaku dengan jarak 2 cm antara papan yang
berfungsi sebagai lubang air;
d. batu kali/batu karang disusun sedemikian rupa sehingga merupakan filter; dan
Pasal 112
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan turap batu kali, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan turap batu
kali yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
(2) Bahan.
242
(3) Pelaksanaan Pekerjaan. Ketentuan yang harus diikuti pada pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut:
c. pondasi turap menggunakan pondasi batu kali ukuran dan dimensi sesuai
dengan gambar rencana, syarat pekerjaan sesuai dengan pekerjaan pondasi
batu kali;
d. di atas pondasi dibuat slop beton untuk perkuatan dengan ukuran dan
penulangan sesuai gambar rencana;
f. pasangan batu kali di ikat dengan balok beton sesuai gambar rencana;
g. di belakang turap batu kali dipasang ijuk dengan ketebalan sesuai gambar
rencana fungsinya untuk menyaring atau menampung air tanah;
h. dinding turap harus ada saluran resapan air tanah dengan menggunakan pipa
PVC Wavin Ø 2” dengan jarak sesuai gambar rencana;
Pasal 113
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan enkamat dan coconut turap, bahan, dan peralatan yang
akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
enkamat dan coconut turap yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar
rencana.
243
(3) Komposisi.
b. coir blanket. Bahan yang ramah lingkungan terbuat dari serabut kelapa
(coconut mesh) yang dipintal dan diperkuat dengan anyaman serabut kelapa.
Berat 600gr/m2, mesh 25x25 mm, lebar 1,2 m panjang 50 m.
(4) Fungsi. Pemasangan enkamat harus berfungsi dalam sistem pengendalian erosi
berupa Permanent erosion Control untuk mengatasi erosi dan sedimentasi
disamping itu pula dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman/rumput/perdu
pada tanah yang kandungan unsur hara sangat sedikit. Enkamat memiliki sifat
fleksibel, seragam, porous, duability, ramah lingkungan serta mempunyai fungsi
sebagai sistem akar buatan, dapat menjaga partikel tanah dan akar, dapat
mengurangi kecepatan air dan angin, memperkuat akar tanaman vegetasi dan
sebagai proteksi seiring berjalannya waktu terhadap permukaan. Pemakaian
Coconut Coir Blanket merupakan unsur hara yang sangat disarankan pada lereng
didominasi tanah urugan. Untuk mempercepat tumbuhnya vegetasi dilakukan
pembibitan pada awal pematangan enkamat.
(5) Pelaksanaan.
a. penggalian. Kemiringan harus dibuat rata, bebas dari tanaman, akar, batu-
batuan dan sebagainya, kemudian timbun bagian yang kosong/berlubang.
Kemiringan haruslah stabil dan benar-benar padat, terutama pada timbunan.
Gali parit untuk meletakkan angkur/pin pada bagian dasar dan tepi atas/bank,
dengan kedalaman tidak boleh kurang dari 300 mm. Jika tanah mempunyai
kualitas kurang baik, lapisan atas harus diperbaiki dengan penambahan tanah
yang mempunyai kepadatan cukup baik;
c. penimbunan parit. Setelah enkamat selesai dipasang parit tempat pin berada
agar ditimbun kembali dan kemudian dipadatkan. Penting : Konsentrasi
run off/pelimpasan air permukaan harus dicegah dari aliran yang melewati
permukaan enkamat yang baru, salah satunya dengan dialihkan sepanjang tepi
atas atau dialihkan melalui got atau pipa sepanjang permukaan kemiringan.
Angkur bagian atas bisa menggunakan pin jika mencukupi, tanpa parit;
f. Keamanan Tepi Parit. Tepi parit, contohnya pada parit bagian atas, haruslah
cukup aman, koneksi dengan struktur atau revetment yang keras, sangat
diperlukan perhatian khusus;
Pasal 114
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan tanggul, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
245
(2) Bahan.
b. geotextile sesuai dengan spesifikasi yang sudah terpakai pada bangunan lain;
d. kawat ram yang digunakan adalah jenis tahan karat, baru dan tidak berkarat;
(3) Pelaksanaan Pekerjaan. Ketentuan yang harus diikuti pada pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut:
a. balok ulin 10/10 ujungnya dilancipkan dipancang dalam tanah 1/5 batang
dengan sudut miring 70 terhadap garis horizontal;
d. di atas geotextile ditimbun tanah urug yang dipadatkan dengan ketentuan pada
setiap lapisan tebal 30 cm dilakukan pemadatan dan dilakukan lapis demi lapis
samp
ai ketinggian yang direncanakan;
Pasal 115
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan bronjong kawat, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan bronjong
kawat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
(2) Fungsi Bronjong Kawat. Untuk menahan tanah agar tidak terjadi longsor maka
digunakan sistem penahan tanah dengan menggunakan bronjong hal ini banyak
digunakan pada tebing-tebing, juga tebing sungai pada pelaksanaan pekerjaan
normalisasi sungai atau untuk mengatasi gerusan air sungai yang deras.
246
a. harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum
untuk kawat anyaman harus 0, 26 kg/ m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,
275 kg/ m2, untuk kawat pengikat harus 0, 24 kg/ m2, yang memenuhi BS
1052/ 80 dan BS 443/ 82.
Karakteristik
Heavy, Galvanized dan LapisPVC
(4) Pemasangan.
a. anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan
dengan bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm ( toleransi ± 10% ) , dengan
kuat tarik anyaman sebesar 42 – 50 kN/ m. Keliling tepi dari anyaman kawat
harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang
diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman;
Pasal 116
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan bronjong angkur, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan bronjong
angkur yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
a. Ketentuan.
4. Spasi kawat pengikat tidak boleh lebih dari 150mm. Prosedur untuk
menggunakan kawat pengikat terdiri dari pemotongan kawat dengan
panjang secukupnya dan pelilitan kawat pengikat ke anyaman kawat.
Mulai dengan mengikat dengan dua lilitan atau satu lilitan melalui setiap
lubang anyaman dan terakhir, ikatkan kawat pengikat ke anyaman kawat.
Tempatkan diafragma dalam posisi vertical, dan ikat ke sisi panel dengan
cara yang sama;
5. Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatan bronjong angkur harus
sesuai dengan ketentuan dalam BS 1052/ 80, dan BS 443/ 82. Kuat tarik
dari kawat baja = 41 – 51 kg/ mm2. Lapisan galvanis pada kawat harus
tetap melekat meskipun kawat tersebut dililit melingkar sebanyak 6(enam)
kali pada batang uji dan tidak mengelupas atau retak bila digosok dengan
jari-jari telanjang;
9. Bagian atas dan sisi vertical dari ujung panel harus terikat dengan kawat
sisi sedangkan diapraghma/sekat harus terikat pada semua bidang
sisinya sebagaimana dijelaskan di paragaraph 8) Ujung panel harus
dipasang dengan melilitkan ujung kawat anyaman pada kawat sisi bagian
bawah keranjang bronjong angkur. Dengan cara yang sama, penyekat
harus dililit dengan kawat berlapis galvanis dan PVC pada dasar
keranjang bronjong angkur. Kekuatan yang diperlukan untuk memisahkan
248
panel dari dasarnya harus tidak boleh kurang dari yang diperlukan untuk
memutuskan anyaman kawat pada panelnya;
10. Panel anyaman angkur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keranjang bronjong angkur, yaitu panel angkur harus dibentuk dengan
anyaman panel yang tidak terputus, membentuk bagian muka dan atas
dari keranjang bronjong angkur; dan
11. Kawat pengikat dan penyambung harus juga terbuat dari heavy
galvanized dengan lapisan PVC serta cukup tersedia untuk keranjang-
keranjang bronjong angkur, agar perakitan keranjang bronjong angkur
pada pekerjaan konstruksi bisa sempurna. Diameter kawat pengikat harus
3.00 mm dan berlapis PVC. Toleransi untuk semua ukuran keranjang
bronjong angkur adalah ± 3%.
(3) Materiel Batu Yang Digunakan. Materiel batu yang akan dipakai untuk bronjong
kawat pabrikasi dan bronjong angkur harus terdiri dari batu yang bersih, keras, dan
dapat tahan lama, berbentuk bulat atau persegi. Ukuran batu yang diijinkan untuk
digunakan adalah antara 15 cm – 25 cm (toleransi 5%) dan sekurang-kurangnya
85% dari batuan yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sama atau lebih
besar dari ukuran tersebut serta tidak boleh ada batuan yang diijinkan melewati
lubang anyaman.
(4) Materiel Timbunan. etanah timbunan yang digunakan pada pemasangan bronjong
kawat pabrikasi dan bronjong angkur harus memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang digunakan adalah SIRTU
atau dapat juga menggunakan timbunan pilihan dengan spesifikasi sebagai berikut:
b. persentase materiel yang ukuran butirannya lebih kecil dari 75 micron, tidak
boleh lebih dari 15%;
c. persentase materiel yang ukuran butirannya lebih kecil dari 100 mm, minimal
harus 90%; dan
Pasal 117
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan gabion, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan gabion yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar rencana.
a. definisi. Gabion didefinisikan sebagai kawat baja yang dilapisi galvanis (atau
PVC dilapisi galvanis) berbentuk keranjang kotak dengan berbagai
ukuran. Keranjang tersebut diisi di lapangan dengan batu keras yang bersih.
249
Bagian pinggiran dari gabion merupakan permeter tebal dan kabel bagian
ujung dimana wire mesh diikat untuk menahan daya tarik mendadak atau
tarikan bertahap dari segala arah. Diafragma adalah partisi wire mesh bagian
dalam yang membagi gabion menjadi ukuran sel-sel dengan ukuran yang
sama. Kawat pengikat dan penguat adalah kawat yang dipergunakan untuk
merakit dan menggabungkan unit-unit gabion. Kawat penghubung adalah
kawat internal yang dipergunakan untuk mencegah gabion-gabion tersebut
menggembung selama proses pengisian;
c. kawat baja.
1. umum. Semua kawat baja yang digunakan dalam fabrikasi gabion dan
dalam operasi kabel selama konstruksi harus BS 1052, memiliki kekuatan
tarik tidak kurang dari 380 N/mm2 dan tidak melebihi 550N/mm2.
3. lapisan seng. Semua kawat yang digunakan dalam fabrikasi gabion dan
dalam operasi kabel selama konstruksi haruslah merupakan kawat
bergalvanis akan sangat galvanis dengah kekuatan melampaui BS 443,
massa minimum lapisan seng harus sesuai dengan angka yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
250
c) volatile rugi. Pada suhu 105 ° C selama 24 jam - tidak akan menjadi
lebih besar dari 5%. Sesuai dengan ASTM D 2287-92 E2. Abu sisa
harus kurang dari 2% menurut ASTM D2124-62T;
e) pemanjangan. Tidak boleh kurang dari 200% dan tidak lebih besar
dari 280% sesuai dengan ASTM D 412-92;
6. Setelah tes di atas telah dilakukan, lapisan PVC akan menunjukkan sifat-
sifat berikut:
a) tampilan. Lapisan vinil tidak akan retak, melepuh atau split dan tidak
akan menunjukkan perubahan yang nyata pada warna;
c) kekerasan durometer;
Tidak menunjukkan perubahan yang lebih tinggi dari 10% dari nilai
awalnya;
d) gaya tarik. Tidak menunjukkan perubahan yang lebih tinggi dari 25%
dari nilai awalnya;
d. wire mesh. Wire mesh haruslah secara mekanis dipabrikasi sehingga memilihi
jalinan heksagonal yang seragam dimana sendinya terbentuk dengan
memelintir tiap pasang kawatnya sebanyak tiga setengah putaran (umumnya
252
Beberapa ukuran kawat tertentu dapat digunakan jika gambar kontrak dan atau
perancang memperbolehkan beberapa alternatif ukuran memungkinkan.
Ukuran wire mesh adalah sebagai berikut :
Setiap sisi pinggir yang dianyam harus secara terpadu teranyam dengan kawat
utama sebagaana dijelaskan di atas. Diameter kawat tepi jalinan yg dianyam
ditunjukkan dalam tabel. Bila tepi tenunan yang dianyam tidak terikat secara
keseluruhan dengan anyaman, tepi tenunan tersebut haruslah diikatkan pada
ujung ayaman. Dan harus terikat secara mekanis pada ujung kawat ayaman
dengan terjalin sebanyak dua setengah putaran pada ujung kawat atau dengan
mempergunakan metoda yang disetujui lainnya sehingga mampu menahan
kekuatan tidak kurang dari 8.5 kN seperti yang diberikan pada anyaman dan
pada titik tertentu harus disisakan kawat sekitar satu meter;
f. diafragma dan panel akhir. Bagian ujung panel dan diafragma haruslah berada
di sisi atas dan vertical sebagaimana digambarkan sebelumnya. Bagian ujung
panel haruslah terkait secara mekanis pada bagian bawah panel ke ujung
kawat pada dasar gabion. Demikian pula, diafragma harus dihubungkan ke
dasar dengan melewati kawat spiral pada gilirannya melalui jala bukaan dasar
dan setiap mesh panel diafragma. Kawat untuk spiral harus dari jenis yang
sama dari kawat, tapi diameter harus 2,20 mm. Dalam setiap kasus gaya yang
dibutuhkan untuk memisahkan panel dari dasar harus tidak kurang dari itu
diperlukan untuk istirahat mesh lebih panjang yang sama;
g. hantaman dan kawat penguat. Diameter dari hantaman dan kawat penguat
harus 2,20 mm. Biasanya hantaman kawat tersedia dalam kuantitas 3% dari
berat total Gabion mengaktifkan hantaman dan menguatkan yang akan
dilakukan;
Dimensi ini tidak akan selalu tepat ketika unit diukur baik sebelum atau setelah
instalasi, dan bervariasi dalam keterbatasan toleransi 5% dari ukuan yang
dianjurkan. Untuk satuan non-standar dimensi panjang nominal, lebar atau
kedalaman dapat bervariasi luar toleransi batasan dari ukuran nominal yang
ditunjukkan dalam gambar kontrak; dan
i. batu isian. Bahan yang digunakan untuk mengisi gabion harus bersih, keras,
padat, dan batu tahan lama, bulat atau tidak bersudut. Tidak ada batu akan
melebihi 250 mm dan setidaknya 85% dari berat batu harus memiliki ukuran
yang sama atau lebih besar dari 100 mm. Tidak ada batu akan melewati mesh.
(3) Tambahan.
a. geotextile. Non-woven geotextile sebagaimana ditentukan dalam gambar harus
ditempatkan di belakang dan di bawah gabion semua lapisan untuk mencegah
254
migrasi denda seperti yang ditunjukkan dalam gambar kontrak atau seperti
yang dipersyaratkan oleh Insinyur;
b. peregangan. Akhir peregangan kotak gabion dilakukan menggunakan pull-
angkat setidaknya satu ton kapasitas, tegas dijamin ke ujung bebas dari kotak
gabion dirakit. Sementara di bawah tegangan, kotak gabion akan aman
dicampur bersama semua sisi (atas, bawah, dan samping) dan pada titik-titik
diafragma, untuk semua kotak yang berdekatan;
c pengisian. Pengisian dilakukan sementara kotak gabion berada di bawah
ketegangan. Bagian depan dan semua bagian lain yang bersentuhan harus
diselesaikan satu persatu sehingga menghasilkan gabion yang rapi, bebas, dari
tonjolan yang berlebihan, dan bagian yang kosong. Kabel penguat bagian
dalam harus disediakan pada sisi terbuka di tingkat pusat 4/cu.m di 330 mm
untuk mencegah distorsi unit gabion selama pengisian dan dalam struktur
selesai. Ini menguatkan kabel harus dibungkus sekitar dua dari kawat mesh
dan memperpanjang dari depan ke belakang. Tambahan kabel penguat harus
disediakan pada ujung terbuka pada tingkat 4/sq.m. Peralatan mekanik
mengisi dapat digunakan dengan persetujuan direksi dan memberikan yang
memadai tindakan pencegahan yang diambil untuk melindungi lapisan PVC
dari abrasi selama proses pengisian. Semua gabion harus terisi penuh dengan
menggunakan batu datar setebal 25 mm untuk memungkinkan penyelesaian
kecil dan untuk memberikan tingkat permukaan untuk lapisan berikutnya; dan
d. final hantaman. Penutupan box dan mengikat tali ke bawah dari tutup akan
dilakukan sesegera mungkin setelah proses pengisian batu terutama jika
terkena kemungkinan badai atau banjir selama konstruksi. Ujung dari semua
kabel akan diikat dan dikuatkan sehingga membentuk kotak gabion.
Pasal 118
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan tiang pancang, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan tiang
pancang yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Uraian.
a. yang dimaksud dengan pondasi tiang adalah komponen struktur berupa tiang
yang terinteraksi langsung dengan tanah yang berfungsi sebagai penopang
akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah.;
b. pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup tiang pancang yang
disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan gpesifikasi ini dan
sedapat mungkin mendekati gambar menurut penetrasi atau kedalamannya
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi teknis. tiang pancang uji dan/atau
pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang
tiang pancang yang akan dilaksanakan;
e. jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
(3) Persyaratan
a. standart rujukan.
2. AASHTO:
3. ASTM:
c) Toleransi.
d) Persyaratan bahan
256
(4) Pelaksanaan.
b. pemancangan.
1. umum. Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu asalkan
tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang
telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan tanpa
kerusakan. Apabila elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
258
4. tiang pancang yang naik . Apabila tiang pancang mungkin naik akibat
naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala tiang pancang harus diukur
dalam interval waktu dimana tiang pancang yang berdekatan sedang
dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai alat pemancangan tiang
pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai kedalaman
atau ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali
pada tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan
ulang ini tidak diperlukan;
260
erWH W + n2 ℘
Pu=
C 1+ C 2+C 3
S+ W +℘
2
Pu
PA =
N
261
Dimana:
Pu : Kapasitas daya dukung batas (ton)
Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)
ef : Efisiensi palu
er = 1,00 untuk palu diesel
ef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrol
W: Berat palu atau ram (ton)
WP : Berat tiang pancang (ton)
n: Koefisien restitusi
n = 0,25 untuk tiang pancang beton
H: Tinggi jatuh palu (m)
H = 2 H' untuk palu diesel (H' = tinggi jatuh ram)
S: Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau "set" (m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m)
C2 : Tekanan s cmentara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang
tiang pancang (m)
C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gcmpa pada lapangan (in)
N: Faktor Keamanan
Nilai C1 + C2 + C3 harus diukur selama pemancangan.
Materiel n
Tiang Pancang kayu 0,25
Bantalan kayu di atas tiang pancang baja 0,32
Bantalan kayu pada tiang pancang baja 0,4
Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu tiang beton 0,5
dengan bantalan
Palu besi cor di atas tiang pancang beton tanpa topi 0,4
Pasal 119
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan penghijauan, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
penghijauan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
Pasal 120
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan jogging track, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan jogging
track yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
263
a. bahan. Jogging Track harus dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas baik
dan mempunyai ketahanan yang baik/stabil sehingga tidak akan bergelombang
setelah dipergunakan sekian lama.
b. pelaksanaan:
2. petunjuk direksi.
1. umum.
2. Bahan.
3. Pelaksanaan.
Pasal 121
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan topsoiling, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan topsoiling yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Materiel
a. topsoil.
2. semak atau vegetasi lainnya yang tidak akan dicampurkan dengan topsoil
selama pelaksanaan pekerjaan harus dipotong dan dibuang;
5. kandungan organik tidak boleh kurang dari 3% dan tidak boleh lebih dari
20% yang ditentukan dengan metoda wet-combustion (chromic acid
reduction);
6. apabila dites dengan astm c 117 materiel yang lolos saringan # 200 tidak
boleh kurang dari 20% dan tidak boleh lebih dari 80%; dan
3. pada saat itu penyedia jasa konstruksi mungkin diminta untuk mengambil
sampel tanah dari beberapa lokasi untuk diuji sesuai spesifikasi dan
penentuan kedalaman yang boleh digali.
2. permukaan area yang akan ditopsoil harus bersih dari batu-batu dengan
diameter 50 mm dan semua kotoran dan materiel lain yang dapat
mengganggu ikatan topsoil dengan tanah di bawahnya, kapilaritas atau
pertumbuhan dari tanaman yang akan ditanamnya;
3. area yang terlalu padat untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus digaru
secara khusus; dan
4. kerataan dan kemiringan area yang akan ditopsoil sesuai gambar harus
dijaga kondisinya. bila kerataan dan kemiringan belum tercantum dalam
gambar, maka area tersebut harus diratakan sehingga permukaannya
halus dan permukaan tersebut harus dipadatkan untuk mencegah
terjadinya kantung-kantung air atau bagian rendah yang memungkinkan
air akan menggenang.
c. Penyediaan Topsoil
1. sebelum melaksanakan stripping di area yang sudah disetujui, semua
vegetasi, tanaman berduri, tonggak, akar besar, sampah, atau batu yang
terdapat diarea tersebut yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, harus dibuang dulu dengan metoda yang telah disetujui
pemberi tugas. rumput tebal atau penutup tanah yang tidak dapat
dicampurkan ketanah topsoil harus diambil dulu;
267
2. kalau tanah topsoil yang layak terdapat dilokasi proyek, penyedia jasa
konstruksi harus mengambil material ini dari lokasi yang ditunjuk sampai
kedalaman sesuai dengan petunjuk pemberi tugas;
4. lokasi untuk stockpile dan area yang berdampingan yang rusak karena
operasi penyedia jasa konstruksi harus diratakan/diperbaiki kembali, dan
bilamana perlu areal tersebut agar dapat dipakai sebagai tempat
penyemaian atau penanaman bibit;
5. bila topsoil yang dapat digunakan lagi ditempatkan di luar area bandar
udara, maka penyedia jasa konstruksi harus menempatkan dan
mengambil, di tempat yang sudah disetujui pemberi tugas. penyedia jasa
konstruksi harus memberitahu pemberi pugas sebelumnya dengan
tenggang waktu cukup untuk mengadakan pengukuran dan pengujian;
dan
d. penghamparan topsoil.
1. topsoil harus dihampar merata pada area yang sudah disiapkan dengan
tebal 20 cm sesudah pemadatan. Penghamparan tidak boleh
dilaksanakan bila kondisi tanah dasar ataupun topsoil sangat basah, atau
dalam kondisi yang dapat merusak pekerjaan. Penghamparan harus
dilakukan sedemikian sehingga pekerjaan penanaman rumput dapat
dilaksanakan tanpa harus melakukan penyiapan tanah lagi atau kalaupun
ada harus seminimal mungkin;
5. setiap ceceran topsoil atau kotoran yang jatuh di jalan atau pavement,
sebagai akibat opersai ini, harus dibersihkan oleh penyedia jasa
konstruksi.
Pasal 122
268
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan gebalan rumput, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan gebalan
rumput yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
(2) Bahan-Bahan.
a. rumput. Rumput dalam lempengan yang akan digunakan pada suatu
tempat/lokasi harus mampu menstabilisir lereng-lereng secara efektif dan harus
merupakan jenis-jenis yang berasal dari daerah tersebut, serta harus disetujui
oleh pelaksana kegiatan. Lempengan rumput ini harus tidak berbahaya dan
tidak menusuk pada orang atau binatang, dan tidak dari suatu jenis yang diakui
sebagai suatu gangguan terhadap pertanian. Ini harus bebas dari penyakit,
rumput berbahaya, dan harus berakar dalam; dan
b. pupuk. Pupuk harus merupakan suatu campuran yang disetujui dari bahan-
bahan penyubur tanaman.
(3) Pelaksanaan.
a. persiapan.
2. permukaan tanah harus terdiri dari tanah humus (top soil) sedemikian
rupa hingga lempengan (rumput) dan tanah humus membentuk suatu
ketebalan yang sempurna minimum 15 cm;
Pasal 123
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Pekerjaan pada pasal ini adalah penjelasan teknis
tentang tata cara pekerjaan gren golf, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
269
a. pasir;
b. bahan organik/pupuk;
c. batu bata;
d. pipa; dan
e. rumput golf bermuda twift 419, atau juga evergreen, atau juga pasf palum.
a. lahan atau lokasi dibersikan, tanah asli dikupas, digemburkan, sehingga thatch
pada lapisan di atas tanah yang terdiri dari batang dan akar rumput yang masih
hidup maupun yang sudah mati hilang;
b. tanah yang sudah bersih dicampur dengan campuran media tanah (pasir dan
bahan organik);
c. tanah dibentuk elips tidak beraturan dengan luas antara 450 - 700 m2;
e. tanah yang sudah dicampur diambil untuk diuji laboratorium (misal untuk green
setiap tahun;
f. benih rumput/rumput yang sudah disiapkan ditanam dengan jarak yang tidak
terlalu rapat juga tidak terlalu jauh, antara 10 - 15 cm;
g. rumput yang sudah ditanam dipadatkan/digilas (dengan mini roller) agar akar
rumput melekat pada tanah dan merata kemudian dilakukan penyiraman; dan
h bahan tambahan yang diberikan ke tanah harus disebar dan dicampur rata
agar efektif dan menghindari kemungkinan munculnya rumput yang kurang
seragam.
BAB VI
PEKERJAAN PRASARANA DUKUNGAN PENERBANGAN
Pasal 124
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan taxi way, bahan, dan peralatan yang
270
(2) Pembuatan taxi way dengan mutu yang baik perlu dipersyaratkan bahan-bahannya
antara lain:
a. pasir. Pasir yang digunakan harus dari daerah tertentu yang sudah disetujui
Direksi dan memenuhi persyaratan dalam NI-3 PBI 1970 dan NI-2 PBI 1971.
Syarat mutu agregat menurut SII 0052-80 sebagai berikut:
2. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 5 %;
c. air. Pengadaan air harus cukup baik untuk keperluan konstruksi maupun
keperluan lain dengan menggunakan peralatan-peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk menyediakan air yang berkapasitas cukup besar dan
dapat menjamin keseragaman pemakaian air. Kualitas air harus cukup, air
tidak mengandung kotoran-kotoran, garam, asam dengan kadar yang tinggi,
sehingga dapat merusak konstruksi;
e. cut back asphalt. Cut Back Asphalt yang digunakan adalah jenis Rapid Curing
2 atau 6 dan memenuhi AC 85/100, 60/70 yang disetujui oleh direksi secara
tertulis. Asphalt yang dipakai setara produksi ESSO/SHELL;
f. bahan agregate. Terdiri dari materiel batu pecah ex stone crusher yang terdiri
dari : course agregate, fine agregate, filler, dust. Material tersebut harus cukup
271
PROSENTASE
MATERIEL CAMPURAN BINDER COURSE SURFACE
COURSE
1. Pasir beton/sand 10 % 10 %
2. Fine Agregate (F.A.) 25 % 75 %
3. Course Agregate (C.A.) 65 % 15 %
4. Asphalt Cement (AC 60/70) 5% 6,6 %
5. Temperatur of mixing 140 C 140 C
a. lingkup bagian pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini terdiri dari
penyediaan tenaga kerja, AMP, equipment, dan alat-peralatan perlengkapan
serta materiel dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan
dan penghamparan lapisan asphalt concrete/hotmix asphalt concrete pavement
untuk taxyway terdiri dari surface course dan binder course termasuk prime
coating sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat kontrak, serta gambar-
gambar yang sah yang telah disetujui oleh direksi;
b) 100 dari berat butiran dengan satu atau lebih muka bidang pecah.
7. bituminous percent.
b) slag ,0 - 9% 7 - 10 %
e. persyaratan bagi semua plant. Mixing plant harus memenuhi kapasitas kerja
seluruhnya disesuaikan dengan scope pekerjaannya dan diatur supaya dapat
melayani pekerjaan konstruksi yang dimaksud. Persyaratan peralatan pada
plant sebagai berikut:
1. skala timbangan. Skala ketepatannya harus sampai daripada beban yang
diperlukan. Alat penimbangan/timbangan harus dipasang teguh supaya
tidak goyah. Skala diperiksa ketepatan dan bila direksi proyek
menganggap perlu penyedia barang dan jasa harus mempunyai minimum
10 mata timbangan 50 pound untuk mengetes skala;
276
f. persyaratan bagi batch mixing plants. Persyaratan untuk batch mixing plants
harus mempunyai:
1. weightbox atau hopper. Alat ini harus dilengkapi dengan penimbang yang
teliti untuk setiap jenis ukuran aggregate dalam suatu weightbox atau
hopper yang cukup besarnya untuk menampung satu batch penuh. Pintu
penutup atau gate harus rapat agar tidak ada material yang lolos ke mixer
proses penimbunan;
3. mixer. Batch mixer harus dari tipe yang dapat mengaduk secara
merata/homogen sesuai jobmix tolerance. Jika mixer tidak berselubung,
mixer hot harus dilengkapi dengan pelindung debu. Blade cleareance dari
bagian yang berputar maupun yang tetap tidak boleh lebih dari 1". Feeder
berbentuk persegi panjang yang dapat diatur panjang atau lebarnya saja
278
dengan alat mekanis dan ada kuncinya. Tanda penunjuk dipasang ditiap
pintu penutup untuk menunjukkan ukuran lebar pintu penutup dalam cm.
4. plant. Plant harus dilengkapi dengan suatu continous mixer yang selalu
jobmix dengan dump gates untuk memungkinkan menuang adukan
dengan tepat. Pedal-pedal harus dapat diatur agar jari-jarinya membentuk
sudut tajam dam dapat diputar kembali untuk membalikkan aliran adukan.
Pada mixer harus terdapat tanda penunjuk isi bersih mixer pada tiap-tiap
titik ketinggian tertentu yang harus tertera pada tanda. Harus disediakan
gambar grafik yang menunjukkan banyaknya setiap aggregate yang
dipergunakan tiap menit.
i. rollers. Rollers harus dalam keadaan baik dapat bergerak ke muka dan ke
belakang dengan kecepatan yang dapat diatur agar adukan hotmix tidak
bergerak/terjadi displacement, jumlah, tipe dan berat dari rollers harus cukup
mendapatkan hotmix sampai pada kepadatan yang diisyaratkan selama hotmix
masih dalam keadaan dapat dikerjakan. Rollers yang harus disediakan ialah
three wheel rollers, dual tandem rollers, three axle wheel rollers, pneumatic
tired rollers. Tidak diizinkan pemakaian alat yang mengakibatkan pecahnya
aggregate secara berlebihan;
joint untuk memeriksa permukaan tersebut. Bidang tepi tegak lurus jalur
hampran yang permukaannya dari debu atau kotoran lainnya sebelum ada
Hotmix yang dihamparkan disebelahnya harus dibersihkan dahulu.
Jika bidang permukaan sambungan telah kering dan berdebu, maka bidang
permukaan tersebut harus disikat dengan asphalt. Selain dengan menyikat
asphalt pada bidang permukaan, penyedia barang dan jasa dapat
mempergunakan joint sealer atas persetujuan direksi proyek. Jika selagi
bekerja Spreading Machine perlu dialihkan dari jajaran yang berdekatan, maka
tempat yang tidak terisi harus diisi dengan hotmix baru yang diambil dari
hamparan pada spreading machine atau dari truck. Tidak diperkenankan
mengambil hotmix yang sudah dihamparkan untuk mengisi jalur tersebut.
Ditempat-tempat yang ada obstacklenya dapat dilakukan dengan tangan. Jika
diperkenankan menghampar dengan tangan, Hotmix ditimbun diatas
Dumpsheet diluar tempat menghampar dan dihamparkan merata dengan
sekop yang panas. Menghamparkan dalam lapisan yang tipis yang rata sampai
dipenuhi lebar dan tinggi yang ditentukan dengan mempergunakan sekop yang
panas hingga pada saat pekerjaan selesai akan diperoleh tebal yang
ditentukan dan menurut grade serta surface yang direncanakan;
d. joint.
1. umum. Mixture pada joint harus sesuai dengan persyaratan surface dan
mempunyai texture, kepadatan kelicinan sama dengan bagian-bagian lain
yang ada. Dalam melaksanakan semua joint harus dipisahkan untuk
menyatukan dengan jalur itu. Pelaksanaan penyambungan/joint harus
dilaksanakan dengan cara memotong kembali dari pada hasil
pelaksanaan sebelumnya, sehingga menunjukkan tebal lapisan penuh
dan bidang pemotong tersebut harus disikat asphlat secukupnya dan
harus digaru, dipadatkan dengan gilasan; dan
f. surface test. Test untuk kemiringan yang ditetapkan harus dilaksanakan oleh
Penyedia barang dan jasa segera setelah dimulainya pemadatan dan
perbedaannya harus diperbaiki dengan menyingkirkan atau menambah
material dan selanjutnya menggilas. Permukaan yang sudah selesai tidak
diperkenankan berbeda lebih 3 mm untuk surface course. Jika ditest dengan
tongkat/straight edge atau tegak lurus pada center line sepanjang 3 m'. Setelah
penggilasan yang terakhir, kehalusan jalur ditest lagi. Gundukan atau lekukan
yang melebihi toleransi atau air yang menggenang di dipermukaan harus
segera diperbaiki dengan membongkar dan mengganti dengan Hotmix, sesuai
dengan petunjuk direksi proyek dan pembiayaan tersebut ditanggung oleh
penyedia barang dan jasa;
h. tanggung jawab penyedia barang dan jasa atas bahan aggregate. Sampel dari
bahan agregate yang akan dipergunakan oleh penyedia barang dan jasa, serta
keterangan tentang sumbernya dan sifatnya harus diserahkan dan
mendapatkan persetujuan sebelum dimulai dipergunakan. penyedia barang
dan jasa harus mempunyai data-data teknis mengenai bahan aspal dan
aggregate dari Pabrik/Perusahaan/laveransir sesuai ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam surat perjanjian penyedia barang dan jasaan ini.
Hanya materiel yang sudah terbukti ditest memuaskan untuk keperluan
tersebut dapat diterima. Untuk memeriksa bahwa cukup tersedia peralatan
yang dipergunakan, keadaan dan pekerjanya plant, pengawasan berat atau
perbandingan, jenis materiel dan atau menentukan, meneliti temperatur pada
waktu mempersiapkan Hotmix, direksi proyek/petugas yang ditunjuk olehnya
setiap saat dapat memasuki kesemua bagian Paving Plant; dan
AIRPORT PAVEMENT
TEST PROPERTY SURFACE COURSE BASE COURSE
GREATER 30.000 LBS TEST 30.000 LBS
Number of Blows 75 75
Stability (Min) 1.800 Lbs 1.800 Lbs
Flow (Max) 4 mm 4 mm
Flow (Min) 2 mm 2 mm
Voids Total Mix 3–4 3–5
284
Jika sesudah melewati mixing plant hasil marshall design mixture gagal
membuat materiel area yang memuaskan, grading dan perbandingan susunan
mixture dapat sedikit diganti seperlunya atas persetujuan direksi proyek dan
dalam ketentuan-ketentuan bagi lapisan tersebut, untuk mendapatkan suatu
mixture yang dapat dikerjakan dengan baik dan dapat diterima sebagai
permukaan/surface oleh direksi proyek, mixture tersebut ditetapkan sebagai
"jobmix" dan kemudian menjadi aproved yang disetujui.
b. plant mixture. Serie mixture dari mixing plant selama produksi routine yang
normal dinyatakan "plant mixture" dan batas-batas yang mengatur perbedaan
yang diperoleh antara "plant mixture" dan "jobmix" adalah sebagai berikut:
c. temperatur.
1. mixing temperature.
1. absolute density =
1 Agr by weight + % Bit by weight
Sp. Gr. Agr. Sp. Gr. Agr.
i. pembuangan materiel. Semua bahan yang dinyatakan tidak baik dipakai dan
semua bahan/material yang tidak diperlukan harus dibuang/dibawa jauh keluar
site pembangunan atau menurut petunjuk direksi; dan
Pasal 125
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan apron, bahan, dan peralatan yang
akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan apron
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
e. bahan bangunan harus disimpan dengan baik agar mutunya tidak berubah.
a. pembersihan/pengupasan:
287
b. galian. Kedalaman galian stripping harus sesuai dengan gambar dan tanah
bekas galian harus dibuang sesuai dengan petunjuk direksi.
c. urugan:
3. tanah urugan bila perlu harus diambil dari luar proyek dan atau petunjuk
direksi.
a. urugan tanah yang digunakan dalah tanah yang baik. Tanah dipadatkan lapis
demi lapis setebal 20 Cm, dengan kepadatan CBR 6% dan kemiringan jalan
1% ke arah saluran; dan
b. jika terdapat galian bekas pada badan jalan, maka bekas galian tersebut harus
diurug dan dipadatkan terlebih dahulu hingga mencapai kepadatan yang
disyaratkan. Bila perlu pemadatan, dilakukan pemberian air secukupnya.
Sebelumnya pengurugan lapis pasir, dilakukan pada badan jalan dan
pengontrolan peil-peil rencana.
(5) Base Course. Adalah bagian dari perkerasan runway yang terletak diantara
subbase dan lapisan penutup. Agregate untuk base harus memenuhi persyaratan
untuk bahan base course Class A, B atau C. Atau yang tersebut pada spesifikasi
khusus. Semua agregate untuk base course harus terdiri dari bahan-bahan yang
bersih, keras, awet, bersudut tajam, tidak banyak tercampur dengan bentuk-bentuk
yang pipih atau memanjang, dan dalam batas tertentu tidak banyak mengandung
batu-batu yang lunak, yang mudah hancur, kotoran atau bahan-bahan lain yang
mudah membusuk/tidak dikehendaki. Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan
Base Class A, B, C hendaknya terdiri dari hasil pemecahan kerikil atau batu. Bila
ditentukan demikian oleh direksi, maka untuk bahan kerikil sebelumnya harus diayak
terlebih dahulu sehingga agregate hasil dari pemecahan kerikil itu tidak kurang dari
50% beratnya terdiri dari partikel yang mempunyai sekurang-kurangnya satu bidang
pecahan.
a. base course class a. Terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang
memenuhi persyaratan dibawah ini:
Materiel campuran untuk bahan kelas A ini harus terdiri dari meteriel alam yang
diayak halus atau pasir yang mempunyai daya ikat cukup menurut pendapat
direksi. Materiel campuran harus bersih dari bahan-bahan organis, kotoran-
kotoran, gumpalan-gumpalan lempung atau bahan lain yang tidak dikehendaki
dan harus memenuhi persyaratan di bawah ini:
b. base course class b. Terdiri dari campuran dari kerikil dan kerikil pecah
dengan berat jenis yang seragam dan dengan pasir, lanau atau lempung
dengan yang memenuhi persyaratan di bawah ini:
Partikel yang mempunyai diameter yang kurang dari 0,02 mm harus tidak lebih
dari 3% dari berat total contoh bahan yang diuji. Persentase berat butir yang
lewat dapat dikoreksi oleh direksi bila agregate terdiri dari bahan-bahan dengan
berat jenis yang berlain-lainan:
Persentase agregate yang mempunyai paling sedikit bidang pecah harus paling
tidak berjumlah 80% dari berat materiel yang tertinggal pada ayakan No.4.
(6) Sub Base. Adalah bagian dari perkerasan runway yang terletak diantara subgrade
dan base. Agregate untuk sub base harus memenuhi persyaratan untuk bahan sub
base course class A, B atau C. Semua aggregate untuk sub base course harus
terdiri bahan-bahan yang bersih dari kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan
289
a. sub base course class a. Terdiri dari batu pecah, kerikil pecah dengan kualitas
seperti yang disebutkan dalam AASHO M147.
Bila menggunakan kerikil pecah tidak kurang dari 50 % berat partikel yang
tertinggal pada ayakan harus mempunyai 1 bidang pecahan. Kecuali
ditentukan lain, persentase yang lewat ayakan No. 200 harus tidak lebih 2/3
dari persentase yang lewat ayakan No.40.
b. sub base course class b. Terdiri dari campuran kerikil, pecahan batu yang
mempunyai berat jenis yang seragam dengan pasir lanau atau lempung yang
memenuhi persyaratan dibawah ini:
Persentase berat yang lewat untuk masing-masing ayakan dapat dikoreksi oleh
direksi bila digunakan batu pecah dengan bermacam-macam berat jenis.
5. CBR direndam yang ditest pada density yang dikehendaki (100% dari
kepadatan kering maksimum menurut (AASHO T180) : 60 Max.
c. sub base course class c. Kelas C subbase terdiri dari pasir dan kerikil dengan
gradasi baik menuruti persyaratan dibawah ini:
b. pasir. Pasir yang digunakan harus dari daerah tertentu yang sudah disetujui
direksi dan memenuhi persyaratan dalam NI-3 PBI 1970 dan NI-2 PBI 1971.
Syarat mutu agregat menurut SII 0052-80 sebagai berikut:
2. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 5%;
c. batu steenslag dan spleet. Batu yang dimaksud adalah hasil pecahan dengan
stone crusher dari batu kualitas sesuai dengan persyaratan. Dengan demikian
batu pecah yang menghasilkan batu yang rapuh, kropos bila digiling dengan
mesin giling akan hancur tidak boleh digunakan. Steenslag dari hasil ketukan
tangan masih bisa ditolerir sepanjang kualitas batunya sesuai persyaratan dan
291
2. kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 1%;
5. tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini
menggunakan semen yang yang kadar alkali sebagi Na 2O lebih besar dari
0,6 %;
6. tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat;
dan
Kekerasan dengan
Kekerasan dengan
bejana geser Los
bejana Rudelof,
KELAS DAN MUTU Angeles, Bagian
Bagian hancur
BETON hancur menembus
menembus ayakan 2
ayakan 1,7 mm,
mm, max, %
max, %
Fraksi butir Fraksi butir
19 – 30 mm 9,5 – 19 mm
Beton Klas I dan mutu B0
22 - 30 24 - 32 40 – 50
serta B1
Beton Klas II dan atau
beton mutu K-125, K-175 14 - 22 16 - 24 27 – 40
dan K-225
Beton Klas III dan atau
beton mutu diatas Kurang Kurang dari
Kurang
K-225/beton pratekan dan dari 16 27
14
d. portland cement (pc). Semen yang digunakan harus PC yang sesuai dengan
spesifikasi NI-8 atau ATSM, C 150 type I dan memenuhi persyaratan PBI 1971.
Semen yang harus disimpan 6 bulan atau lebih harus diuji kembali oleh
penyedia barang dan jasa di bawah pengawasan direksi. Penyiapan semen
292
harus dalam gudang yang cocok untuk keperluan tersebut, tempat ini harus
benar-benar kering serta cukup peredaran udara.
e. air. Air harus bersih bebas lumpur, minyak, asam, bahan organik garam, dan
kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusakkan, air tersebut harus
sesuai ketentuan dalam PBI 1971 untuk campuran beton. Air yang akan
dipakai untuk membuat campuran beton dan juga untuk pemeliharaan beton
yang telah mengeras harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. air tawar yang dapat diminum; dan
2. air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan dan beton yang di
dalamnya akan tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion chlorida dalam
jumlah yang membahayakan. Jumlah ion chlorida maximum untuk
perlindungan terhadap korosi.
Air tidak boleh mengandung ion (Cl-) lebih besar 500 mg per liternya.
3. air yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk pembuatan beton
kecuali bila kekentuan berikut dipenuhi sebagai berikut:
b) hasil pengujian usia 7 dan 28 hari dari kubus adukan yang dibuat
dengan air campuran yang tidak dapat diminum paling tidak harus
mencapai 90% dari kekuatan spesimen serupa yang dibuat dengan
air yang dapat diminum. Perbandingan uji kuat harus dilakukan
untuk adukan serupa kecuali penggunaan air pencampurannya yang
dibuat dan diuji berdasarkan "Test Method for Compressive Strength
of Hydraulic Cement Mortars (Using 50 mm Spesimen" (ASTM
C109).
4. air yang bereaksi netral terhadap lakmus. Apabila terdapat keragu-
raguan terhadap pemakaian air, dianjurkan untuk mengirim contoh air
tersebut ke lembaga pemeriksaan air untuk mengetahui sejauh mana zat-
zat kimia di dalamnya dapat merusak beton/baja tulangan. Dari
penyelidikan kimia harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) air tidak boleh mengandung sulfat lebih dari 5 gr per liter yang
dihitung sebagai SO3- ;
293
b) air tidak boleh mengandung clhorida lebih dari 15 gram per liter yang
dihitung sebagai Cl-;
f. persyaratan bahan air untuk membuat beton menurut british standart (BS
3148 : 1980).
1. garam-garam organik. Ion-ion utama yang biasanya terdapat dalam air
adalah Kalsium, Magnesium, Kalium, Bikarbonat, Sulfat, Chlorida, Nitrat
dan kadang-kadang Karbonat. Air yang mengandung ion-ion tersebut
dalam jumlah gabungan tidak boleh lebih besar dari 2000 mg per liter;
3. garam-garam sulfat. Kadar sulfat (SO 3–) dalam air tidak boleh melebihi
1.000 mg per liter. Kadar sulfat dalam beton tidak boleh melebihi 4 %
SO3– terhadap berat semen; dan
g. dowel. Pada dasarnya kualitas dari besi dowel sama dengan besi beton U-24
harus memenuhi persyaratan PBI 1971 NI-2. Pemasangan dowel dari Ø 1"
dengan panjang 40 Cm dan jarak 30 Cm sesuai gambar rencana. Ujung
dowel pada satu sisi harus dibungkus dengan kapsul plastik yang didalamnya
diisi kertas lunak agar dapat bergerak bila terjadi pemuaian atau penyusutan
dan dilumuri dengan vet;
i. pekerjaan marking. Cat yang dipergunakan adalah cat khusus untuk pekerjaan
cat pada runway/Apron/Road Line Panit sejenis Marinal ICI road paint atau
yang memenuhi syarat kualitas dan pelaksanaannya harus sesuai petunjuk
pabrik dan direksi.
a. mutu beton. Mutu beton adalah K-350 sesuai standard PBI-1971 NI-2. Test
kubus beton harus diadakan minimum 15 buah ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm
diuji pada umur 20 hari. Perhitungan karakteristik beton dipakai rumus-rumus
yang terdapat pada peraturan beton Indonesia (PBI) 1971-NI-2.
1. proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan:
2. bila pada bagian yang berbeda dari pekerjaan konstruksi akan digunakan
bahan yang berbeda pula, maka untuk setiap kombinasi bahan yang akan
digunakan harus diadakan penilaian secara terpisah;
4. untuk beton dengan nilai fc di atas 20 MPa, proporsi campuran coba serta
pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada tehnik penakaran berat
(weight batching);
6. khusus untuk beton fc tidak lebih dari 10 MPa, bila pertimbangan praktis
dari kondisi setempat memungkinkan produksi beton dengan tehnik
penakaran volume, boleh juga digunakan perbandingan volume : 1 bagian
semen, 2 bagian pasir, 3 bagian agregat kasar dan slump beton yang
dihasilkan tidak boleh melebihi 100 mm. Bila beton tersebut digunakan
untuk komponen struktur yang harus kedap air, boleh digunakan
perbandingan volume : 1 bagian semen, 1,5 bagian pasir dan 2,5
bagian agregat kasar.
b) semua ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari
kotoran;
296
d) tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala lapisan
penutup yang dapat merusak beton atau mengurang lekatan antara
beton dan tulangan;
e) air yang terdapat pada semua ruang yang akan diisi beton harus
dibuang, kecuali apabila penuangan dilakukan menggunakan tremil
atau bila diijinkan pengawas ahli; dan
6. perawatan beton slab. Slab beton yang sudah dicor dan difinishing harus
tetap dijaga/dirawat dengan tetap membuat kondisi basah dapat dengan
cara menyiram dengan air atau menutup permukaan dengan karung
basah selama minimum 7 hari. Permukaan slab beton yang sudah jadi
harus tetap dijaga kebersihannya dengan tidak boleh menempatkan
bahan material atau alat peralatan. Setiap terjadi tumpahan mortal
dipermukaan yang sudah jadi harus dibersihkan. Pengeringan slab beton
harus berjalan lambat sehingga diperlukan usaha-usaha perawatan/curing
tersebut diatas;
7. pembukaan cetakan beton. Pembukaan cetakan beton slab tersebut
dapat dilakukan setelah ada keyakinan tidak merusak/menggerakkan slab
beton tersebut. Pelaksanaan pembukaan cetakan ini harus tidak boleh
merusak pinggaran slab beton. Waktu pembukaan cetakan tidak perlu
menunggu keringnya beton. Umur 1 (satu) hari sudah memungkinkan
cetakan beton tersebut dibuka;
8. perlindungan slab beton. Slab beton yang sudah jadi tetap harus
diadakan perlindungan oleh penyedia barang dan jasa, sampai pekerjaan
tersebut diserahkan kepada bouwheer. Apabila proses pengeringan
diperkirakan sangat cepat karena teriknya matahari maka penyedia
barang dan jasa melindungi permukaan beton dengan bahan kimia curing
compound dari cormix CM 75 W dan rite cure;
11. persyaratan untuk cuaca panas. Selama iklim panas perlu diberikan
perhatian khusus pada bahan dasar campuran beton, cara produksi,
penanganan dan pengangkutan, perlindungan, dan perawatan untuk
mencegah suhu beton atau penguapan air yang mungkin dapat
mengurangi kekuatan atau tingkat laik pakai dari beton; dan
Pasal 125
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan taxiway light, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
taxiway light yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
a. pemasangan tiang taxiway light dimensi atau ukuran taxiway light yang
dipasang seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan;
b. pembuatan pondasi tiang taxiway light dengan ke dalaman 2 meter, lebar 0,6
meter;
c. taxiway light yang dipasang adalah jenis low intencity omny directional 6.6/6,6
amp, 30/45 watt produksi adb/siemens company atau soluxima atau sederajat;
a. lemari pembagi.
300
1. lemari pembagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat warna
abu-abu;
b) wiring diagram;
d) kunci;
b. kabel:
2. menggunakan jenis NYY dan NYFGby untuk Instalasi tenaga dan toevoer
(hantaran pengisi); dan
b. controlled current regulator (ccr) yang dipasang harus baru, penyedia barang
dan jasa pelaksana pekerjaan harus menunjukkan sertifikat garansi/surat
jaminan kualitas dan keaslian ccr yang akan dipasang dari pabrik pembuat dan
menunjukkan surat jaminan dan keaslian yang asli kepada direksi pengawas
pekerjaan;
1. FAA : AC 150/5345 – 10 E
b) lebar kotak controlled current regulator (ccr) adalah ….. mm; dan
e. warna dan jenis cat. Controlled current regulator (CCR) yang dipasang harus
menggunakan cat dasar dengan warna : epoxy powder coating, warna : light
grey ral 7052.
a. taxiway light yang dipasang harus baru, penyedia barang dan jasa pelaksana
pekerjaan harus menunjukkan sertifikat garansi/surat jaminan kualitas dan
keaslian Taxiway light yang akan dipasang dan pabrik pembuat dan
menunjukkan surat Jaminan dan keaslian yang asli kepada direksi pengawas
pekerjaan;
3. Taxiway light yang dipasang adalah jenis low intencity omny directional
6.6/6,6 Amp, 30/45 watt produksi ADB/siemens company; dan
b. isolating transformer yang dipasang harus baru, penyedia barang dan jasa
pelaksana pekerjaan harus menunjukkan sertifikat garansi/surat jaminan
kualitas dan keaslian isolating transformer yang akan dipasang dan pabrik
pembuat dan menunjukkan surat jaminan dan keaslian yang asli kepada direksi
pengawas pekerjaan.
3. MIL : MIL-T-27535A;
Pasal 126
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan aproach light, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan
approach light yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
2. bahan tiang, base plate dari baja yang mempunyai karakteristik mekanis
yang sesuai dengan standart ASTM A-36 atau 5541;
10. tiang dan braket harus dibuat oleh pabrik yang khusus membuat tiang
antara lain Hutama Karya, Waskita Karya, Jaya Kontruksi.
b. lemari pembagi.
1. lemari pembagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat warna
abu-abu.
b) wiring diagram;
d) kunci;
c. Kabel.
b. pelat dasar tiang harus kokoh duduk dengan rata-rata air pada pondasi.
ketebalan plat dasar harus sesuai untuk panjang yang dibutuhkan dan
kekuatan dari tiang;
d. klem atau mur grounding yang sesuai untuk kawat grounding yang digalvanis
harus disediakan pada puncak dan dasar tiang;
g. bordes dudukan armatur harus pada posisi tegak lurus pada bidang yang akan
disinari.
a. instalasi aproach light harus dilengkapi saklar otomatis (foto-cell atau time-
switch); dan
a. panel dan lemari pembagi dipasang secara free standing, semi inbow atau
inbow sesuai dengan besar panel dan tinggi panel ± 175 cm, diambil dari as
panel tersebut ke lantai;
c. untuk pemasangan kabel feeder (toevoer) harus dibuat sling yang letaknya
dekat lemari pembagi atau penyambungan kabel;
b. kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah pada tempat di luar bangunan,
harus dipasang pipa pelindung atau selubung dari baja atau dari beton tahan
lama dan api atau cuaca. perlidungan ini harus menjorok tertanam sekurang-
sekurangnya 50 cm dari kedua ujung pelindung tersebut;
2. kotak sambung (junction box) diangkat dari tanah dengan hati-hati dan
segera diberi alat penopang;
e. penyeberangan kabel atau pipa pelindung yang sudah ada, penggalian harus
dilewatkan di bawah jaringan yang sudah ada dengan jarak ruang 20 cm, dan
harus turun sedikit dan agak miring, dan kabel tidak melengkung melampaui
batas yang ditentukan.
2. pasir digunakan pasir urug yang berkualitas dan halus untuk menjaga
kerusakan kabel.
1. kabel dilepas dari rolnya, ditarik dan digelar secara hati-hati jangan
sampai melilit dan menyatu;
5. setiap pekerja menarik kabel itu pada saat terdengar aba-aba (komando
suara) dari pengawas;
6. panjang kabel yang ditarik satu tarikan kurang lebih 70 Cm; dan
7. apabila kabel yang harus ditarik itu di dalam pipa, maka tali penarik
diikatkan pada grip penarik dan tanki penarik hanya akan dipakai untuk
menarik tali itu.
j. pengujian kabel.
Pasal 127
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan flood light, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan flood light yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
b. pembuatan pondasi tiang flood light dengan kedalaman 2 meter, lebar 0,6
meter;
10. tiang dan breket harus dibuat oleh pabrik yang khusus membuat tiang
antara lain Hutama Karya, Waskita Karya, Jaya Kontruksi.
b. lemari pembagi.
1. lemari pembagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, dicat warna
abu-abu;
b) wiring diagram;
d) kunci;
c. kabel:
1. menggunakan buatan pabrik dalam negeri seperti Sucaco, Kabelindo,
Kabel Metal, atau Tranka;
d. penangkal petir:
1. kabel yang digunakan adalah Jenis kawat BC drad Ø 50 mm dan Ø
25 mm;
2. pelat dasar tiang harus kokoh duduk dengan rata-rata air pada
pondasi. Ketebalan pelat dasar harus sesuai untuk panjang yang
dibutuhkan dan kekuatan dari tiang;
4. klem atau mur grounding yang sesuai untuk kawat grounding yang
digalvanis harus disediakan pada puncak dan dasar tiang;
7. bordes dudukan armathur harus pada posisi tegak lurus pada bidang
yang akan disinari.
1. panel dan lemari pembagi dipasang secara free standing, semi inbow
atau inbow sesuai dengan besar panel dan tinggi panel 175 cm,
diambil dari as panel tersebut ke lantai;
d. pemasangan kabel.
2. kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah pada tempat di luar
bangunan, harus dipasang pipa pelindung atau selubung dari baja
atau dari beton tahan lama dan api atau cuaca. perlindungan ini
harus menjorok tertanam sekurang-kurangnya 50 cm dari kedua
ujung pelindung tersebut;
g) apabila kabel yang harus ditarik itu di dalam pipa, maka tali
penarik diikatkan pada grip penarik dan tanki penarik hanya
akan dipakai untuk menarik tali itu.
8. pekerja pemasangan kabel.
9. pengujian kabel.
Pasal 128
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan Pemasangan carbon hybrid hanggar
di Lanud Ranai, bahan dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan
pelaksanaan, sehingga diharapkan pekerjaan Pemasangan carbon hybrid hanggar
di Lanud Ranai yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
rencana.
Alumunium
Aluminium alloy EN AW-6005/A
Mechanical properties EN 755-2
Heat treatment T6
Colour Grey
Chemical properties EN 573-3
Carbon
Materiel CFK carbon fibre slats
Elastic modulus 160,000 MPa
Ultimate tensile
stren 1,750 MPa
gth
Ultimate compressive
stren 700 MPa
gth
Base Plates
Materiel S275JR EN 10027-1 steel
Surface protection Galvanised
Class 8.8
Surface protection Galvanised
d) Pemasangan.
bb. kunci-kunci;
2. spesifikasi umum:
b) chasis : wf 450;
d) crossmember : wf 200;
318
m) ban : gt 1000 ;
y) pengelasan : co welding;
a) Data Teknik:
Deskripsi Value
Illuminants TCL/840 2x55 W
Ballast electronic
Luminous flux Approx 9600 Lm
Operating current 0,50 A
Burning Lifetime 20.000 hours.
Dimensions. L x W x H 610 x 145 x 190 mm
Weight approx.: 3,2 kg
Operating Voltage 230 V/AC/50Hz
Brightness in 1 m/2 m 1200/410 Lx
Color temperature 4000K
Operating temperature -25 – +55°C
b) Deskripsi umum:
2. kabel.
b) kabel;
b) kabel;
e) urugan tanah.
BAB VII
PEKERJAAN BONGKARAN
Pasal 129
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar atap, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar atap yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa konstruksi.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 130
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar atap beton, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar atap beton yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
g. gergaji besi dan atau mesin las. Digunakan untuk memotong atau
membongkar rangka besi yang terdapat dalam konstruksi atap beton.
d. gunakan alat bantu seperti stone breaker, martil atau linggis untuk
mempercepat pembongkaran atap dak beton; dan
e. mulai pembongkaran atap dak beton pada salah satu sisi dengan tetap
memperhatikan faktor keselamatan kerja.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa konstruksi.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 131
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar plafond, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar atap plafond yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 132
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar kuda-kuda baja ringan,
bahan, dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan bongkar kuda-kuda baja ringan yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
e. tali tampar atau yang sejenisnya. Digunakan untuk menurunkan rangka baja
ringan setelah dilepas dari rangka lainnya agar kondisi rangka baja ringan
tersebut tidak rusak.
325
(3) Pekerjaan pembongkaran rangka baja ringan dilaksanakan sesuai petunjuk pihak
direksi dan menyesuaikan dengan gambar perubahan pada gambar rencana.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 133
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar dinding bata, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar dinding bata yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
(2) Peralatan yang Digunakan.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 134
326
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar dinding partisi, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar dinding partisi yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
e. obeng. Digunakan untuk melepas baut yang terpasang pada dinding partisi.
a. membuka semua klem atau frame yang terdapat pada bagian luar dinding
partisi;
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(5) Material bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 135
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar plesteran, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar plesteran yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
327
d. hammer ;
f. betel/pahat besi.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 136
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar lantai, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar lantai yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
d. hammer.
a. melepaskan nut keramik pada sisi bagian keramik yang akan dibongkar.
pemisahan nut dari keramik merupakan hal yang utama dilakukan untuk
mendapatkan ruang sehingga pemisahan keramik dari ikatan semen akan
lebih mudah;
b. melepaskan keramik dari lapisan semen dengan pisau scrab atau pisau
dempul secara perlahan; dan
(4) Material bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 137
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar instalasi listrik, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar instalasi listrik yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
b. urutkan jalur instalasi yang akan dibongkar sehingga tidak terjadi kesalahan
jalur apabila akan memasang kembali instalasi tersebut; dan
(4) Material bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 138
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar instalasi air, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar instalasi air yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
(3) Pekerjaan pembongkaran rangka instalasi air dilaksanakan sesuai petunjuk pihak
Direksi dan menyesuaikan dengan gambar perubahan pada gambar rencana.
(4) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 139
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar kusen , bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar kusen yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
330
b. tatah kayu;
c. linggis; dan
d. gergaji.
(3) Pekerjaan pembongkaran kusen dilaksanakan sesuai petunjuk pihak direksi dan
menyesuaikan dengan gambar perubahan pada gambar rencana.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 140
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar beton dan beton bertulang ,
bahan, dan peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga
diharapkan pekerjaan bongkar beton dan beton bertulang yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan gambar-gambar rencana.
f. gergaji besi dan atau mesin las. Digunakan untuk memotong atau
membongkar rangka besi yang terdapat dalam beton bertulang; dan
(4) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 141
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar lapisan asphalt, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar lapisan asphalt yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
d. asphalt cutter machine. Mesin yang digunakan sebagai alat bantu untuk
memotong lapisan asphalt yang keras;
c. beri tanda batas berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang pada
bagian permukaan perkerasan yang akan dibongkar menggunakan cat atau
kapur, salah satu sisi tanda batas harus sejajar dengan sumbu jalan;
(4) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 142
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar pagar, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar pagar yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan gambar-
gambar rencana.
a. Hammer;
c. linggis;
d. gergaji; dan
e. alat las.
(3) Pekerjaan pembongkaran pagar dilaksanakan sesuai petunjuk pihak direksi dan
menyesuaikan dengan gambar perubahan pada gambar rencana.
(4) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(5) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
333
Pasal 143
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar saluran, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar saluran yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
(5) Benda-benda bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus melalui
persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan
kerugian yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh penyedia jasa.
(6) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 144
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar sanitasi, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
334
c. pembongkaran septictank.
(4) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
Pasal 145
(1) Lingkup Bagian Pekerjaan. Lingkup bagian pekerjaan pada pasal ini adalah
penjelasan teknis tentang tata cara pekerjaan bongkar lapisan cat, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan serta ketentuan pelaksanaan, sehingga diharapkan
pekerjaan bongkar lapisan cat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
gambar-gambar rencana.
d. capi/scrub;
f. amplas.
(4) Mengupas lapisan cat lama pada bidang kerja menggunakan scrub tanpa merusak
permukaan material/bidang kerja.
(5) Menggosok lapisan bidang kerja dengan menggunkaan amplas sehingga benar-
benar bersih
(6) Pastikan bahwa permukaan bidang kerja benar-benar bersih dan halus.
(7) Materiel bekas bongkaran yang tidak terpakai agar dibuang keluar bangunan atau
tempat yang telah ditentukan sesuai arahan direksi.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 146
(1) Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi
gypsum. termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk konsultan pengawas.
a. rangka. Rangka vertical dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,3 mm dan diberi meni. Rangka horizontal atas dan bawah
dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-
Channal);
b. gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal, atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas;
d. modul rangka vertical besi hollow adalah setiap berjalak per as = 60 cm;
e. rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku, dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, missal permukaan mnerupakan bidang miring
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar;
g. kepala sekrup yang terlihat diberi compound agar tertutup dan diamplas;
i. bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh materiel lain,
diberi corner bead dan dicompund dan diamplas dengan baik;
Pasal 147
4. bahan perekat adalah lem putih setara rakol atau di-stapler; dan
5. kayu solid sungkai yang kering dan bermutu baik untuk edging
sekeliling panel.
3. kayu solid sungkai yang kering dan bermutu baik untuk edging
sekeliling panel.
a. alas backing dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun plafon/ceiling,
harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. bahan plywood veneer harus diplih motif yang rata-rata sama dan tidak ada
cacat serta bebas dari mata kayu.
e. panel polyester resin untuk back-dropped harus dikerjakan oleh tenaga yang
ahli dan berpengalaman.
f. panel polyester resin tidak terlalu pekat dan masih bias ditembus oleh sinar
cahaya lampu.
Pasal 148
(1) Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan wall cover pada
bidang partisi, panel, dan plafon/ceiling sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk konsultan pengawas/MK.
a. bahan wall cover adalah ex Goodrich, tipe GE 3014, untuk tipe WC.1;
b. bahan wall cover adalah ex Goodrich, tipe AZ 119 SU, untuk tipe WC.2;
c. bahan wall cover adalah ex Goodrich, tipe PE 4006 Marco, untuk tipe
WC.3.3;
e. bahan wall cover adalah ex Goodrich, tipe GU 2536 Leather, untuk tipe
WC.6;
f. bahan wall cover adalah ex Goodrich, tipe Symphoni etude AZ 51004 ET,
untuk tipe WC.7; dan
g. bahan wall cover adalah ex MATCH atau setara, untuk tipe WC.8.
d. semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan
vertical dengan wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya
tidak bergelembung;
339
e. pemotongan wall cover harus dilakaukan secara hati-hati dan rapih dengan
menggunakan alat potong (cutter) yang tajam; dan
Pasal 149
(1) Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai beton
yang tidak rata/level dan rusak sesuai yang disebut/ditujukan dalam gambar atau
sesuai petunjuk konsultan pengawas/MK.
(2) Persyaratan. Bahan semen portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk.
Pasir bermutu baik dan air pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh
konsultan pengawas/MK.
a. screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton plat
lantai, dibersihkan dari segala bongkaran, kotoran, debu, dan bebas dari
pengaruh pekerjaan yang lain;
b. bahan screeding merupakan campuran dari bahan pc dan pasir yang sudah
diayak halus dan dilarutkan dengan air;
Pasal 150
(1) Lingkup Pekerjaan. Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan
pada berbagi materiel untuk maksudd-maksud perlindungan, pemberian warna,
pemberian teksture. Penggunaan:
340
b. untuk plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditujukan dalam
gambar kerja; dan
b. tipe atau jenis yang dipilih ditentukan kemudian atau yang sudah ditunjuk
pada gambar kerja;
c. pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 DAN NI-4 atau
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan;
d. standar dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan kontrak
tidak dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan
mencairkan yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari
konsultan pengawas; dan
e. kontraktor diwajibkan membuat mock up cat yang akan dipakai pada semua
penggunaanya, yaitu pada bidang yang lebih besar disalah satu ruangan
proyek, dan harus diajukan serta disetujui oleh konsultan pengawas/MK,
perencana dan pemberi tugas.
a. plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan palmur wall putty 550-
1967 merk danapaint;
c. pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata;
2. lapisan ii dan iii kental yaitu dengan tambahan 10% air bersih.
341
Pasal 151
(1) Lingkup Pekerjaan. Digunakan pada semua finishing kayu pintu/jendela, panel-
panel atau pada bagian-bagian sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja untuk
pelaksanaan.
a. wood filler, stain, base coat dan top coat : ex IMPRA atau produk lain yang
setara;
d. tingkat kilap dari mellamic adalah semi gloss (tidak terlalu mengkilap); dan
e. setiap mata kayu yang besarnya lebih dari 1 cm harus dipotong dan diganti
dengan kayu yang mulus, atau permukaanya diperbaiki dengan potongan
kayu;
f. mata kayu yang besarnya kurang dari 1 cm cukup diberi 2 lapis plamir yang
tipis;
l. setelah itu diberi base coat/cat dasar atau sanding sealer. dibutuhkan
minimal 2 lapis cat dasar setiap lapisan, dan setiap lapisan harus diamplas
sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata;
m. lapis pertama top coat/cat diulaskan dengan rata sampai sempurna dan
diamplas sempurna, kemudian ulaskan top coat lapis ke 2 dan yang terakhir
lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas;
n. hasil pekerjaan mellamic ini harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang
rata dan jelas menunjukkan serat kayunya serta tidak cacat;
p. lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau materiel lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen, dan sebagainya
dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung.
Pasal 152
343
(1) Lingkup Pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk
membuat custom made furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam
gambar desain.
(2) Produk.
Bahan/Materiel.
2. pola serat kayu. Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan
kayu dekoratif baik yang bersifat “veneer matching”, “cross veneer
inlay”, ataupun “banding”, harus sesuai dengan desain dan pola yang
tertera pada gambar desain, serta sesuai contoh warna pada materiel
color board. Pekerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya Bab VI. Spek
Tek B2. Furniture VI –B.2 - 2 sehingga menghasilkan permukaan
dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan
daerah-daerah pertemuan yang rapi; dan
2. tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL
dengan profil post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm;
3. anti noda. Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti
noda yang sesuai dan memenuhi standard.
g. bahan pelengkap/hardware.
5. hardware. Pemasangan rel laci, engsel, handle, dan kunci dll, harus
kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka-tutup;
dan
h. mock up.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 152
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2016
AGUS SUPRIATNA
MARSEKAL TNI
349
NO PEJABAT PARAF
1 WAKASAU
2 ASLOG KASAU
3 KADISFASKONAU
4 KADISKUMAU
5 KASETUMAU
6 KASUBDIS RANKON