Anda di halaman 1dari 82

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

PENATAAN RTH LEMBAH UGM


B AB I
SYARAT KETENTUAN UMUM
KONTRAK HARGA SATUAN

Kontrak paket Penataan RTH Lembah UGM TA. 2019 ini adalah kontrak harga satuan.
Berdasarkan Permen PUPR No. 7/PRT/M/2019 pasal 30 ayat 4, Kontrak harga satuan untuk
Pekerjaan Konstruksi digunakan dalam hal:
a. Kontrak didasarkan atas unsur pekerjaan/komponen penyusun (input based);
b. Kuantitas/volume masih bersifat perkiraan; dan
c. Detailed Engineering Design dan spesifikasi teknis menyesuaikan kebutuhan
pekerjaan dan kondisi lapangan.
Dalam hal ini nilai kontrak sebagai acuan tambah kurang (balance budget).

Cara pembayaran hasil pekerjaan untuk Kontrak harga satuan sebagaimana dimaksud pada
paragraf dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan bersama atas realisasi volume
pekerjaan dengan harga satuan tetap sesuai perkiraan volume dalam daftar kuantitas dan
harga dan ketentuan dalam Kontrak.

Untuk itu Kontraktor Pelaksana bersama Konsultan Pengawas harus melakukan perhitungan
atas semua volume yang dilaksanakan dengan rincian sbb:
1. Kontraktor wajib melakukan perhitungan volume seluruh item pekerjaan sebagai dasar
laporan progres (mingguan, bulanan, termin, MC-0, MC-100)
2. Perhitungan volume dituangkan dalam calculation sheet yang jelas cara perhitungannya
(volume = panjang x lebar x tinggi).
3. Perhitungan volume tersebut diperiksa dan disyahkan oleh Konsultan Pengawas.
4. Perhitungan volume item pekerjaan HARUS BENAR dan RIIL.
5. Apabila di kemudian hari terdapat kekurangan volume pekerjaan dalam kontrak (dan
addendum perubahannya) yang tidak dilaksanakan, dalam hal ini merupakan hasil
temuan pemeriksaan Tim BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), Tim BPKP (Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan), Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR, Tim
Pemeriksa Pekerjaan (PHO/FHO) dan atau Pemeriksa sah lainnya sesuai dengan hukum,
MAKA Kontraktor Pelaksana Wajib/Harus mengembalikan/menyetorkan senilai temuan
yang dimaksud ke Kas Negara atau dikenakan sanksi lain sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 2
B A B I II
PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL I
PELAKSANAAN KERJA

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekeria sama dengan


pengguna jasa, konsultan pengawas, konsultan perencana sebagai pengawas berkala
dan pengendali teknis yang sah.

2. Untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik konstruksi tidak perlu
dilakukan studi value engineering untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
dengan alasan apapun tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan
perencana.

3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengadakan perubahan


konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan pengguna jasa. Dan terlebih
dahulu dikonsultasikan ke konsultan perencana. Dalam hal konsultan perencana tidak
memberikan respon, maka konsultan pengawas melakukan justifikasi teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan dan menginformasikannya ke konsultan perencana.

4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih


dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.

5. Pada prinsipnya semua material yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Tim Teknis dan atau Konsultan Perencana jika diperlukan.

6. Lingkup pekerjaan di RTH Lembah UGM tersebar di sepanjang lembah UGM, Nilai
kontrak sudah termasuk resiko langsiran didalam site, Kontraktor diasumsikan telah
memahami kondisi lokasi pekerjaan dan sudah memperhitungkan di dalam penawaran.

PASAL 2
BOUWPLANK DAN PENGUKURAN

1. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kontraktor harus melakukan


pengukuran terlebih dahulu. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus disaksikan pleh
pengawas/pihak direksi yang akan menunjukkan titik referensi.

2. Penyedia harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau penelitian tata
letak atau ketinggian bangunan (bouwplank), termasuk penyediaan ”Bench Mark” atau
”Line Offset Mark”pada masing-masing lantai bangunan.

3. Papan patok ukur (bouwplank) dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada cor
setempat, sehingga tidak bisa digerakkan atau diubah-ubah.

4. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana
dan persyaratan teknis.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 3
PASAL 3
Pekerjaan Bongkar

1. Lingkup Pekerjaan :
Menyediakan Tenaga kerja, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini.

2. Pekerjaan ini meliputi semua pembongkaran dinding bata, plat beton, balok dan kolom
beton, besi beton atap, plafon dan lain-lain yang disayaratkan untuk dibongkar dalam
pelaksanaan pekerjaan yang baru baik berupa struktural ataupun yang non struktural.

3. Syarat Pembongkaran :
Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus yang tidak akan
merusak bagian-bagian yang tidak diisayaratkan di bongkar.
Tidak diperkenankan menggunakan bahan peledak atau alat yang dapat membahayakan
orang lain.
Semua Puing dan sisa bongkaran harus dibuang secepatnya diluar kawasan proyek atau
atas persetujuan pengawas sisa bongkaran tersebut harus dikumpuplkan di suatu
tempat di area proyek.
Kontraktor wajib memperbaiki atau mengganti dengan yang baru apabila bagian-bagian
bangunan yang rusak akibat pembongkaran tersebut dengan semua biaya ditanggung
kontraktor.

PASAL 4
BOUWKEET (BANGUNAN SEMENTARA)

Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara


(bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja/kantor direksi dan staff petugas
lapangan, sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang npenyimpanan dan perlindungan
bahan bangunan.Setelah berakhirnya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib membongkar
dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari lokasi.

PASAL 5
LISTRIK DAN AIR KERJA

1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama kegiatan berlangsung, Penyedia


harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air
minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC.

2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air,
serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Penyedia, Kamar
mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

3. Penyedia juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet dan penerangan Kegiatan pada malam hari
sebagai keamanan selama kegiatan berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

4. Pengadaan Penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator
Set; dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab P enyedia.
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan
instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 4
PASAL 6
ALAT BANTU KERJA DAN MOBILISASI

1. Penyedia harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan


peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi kegiatan sesuai dengan lingkup
pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutannya.

2. Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat
yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.

3. Pengawasan atau Pemberian Tugas berhak memerintahkan untuk menambah


peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.

4. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.

5. Di samping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada


ayat (1), Penyedia harus menyediakan alat-alat bantu seperti ; tenda-tenda untuk
bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau
tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

PASAL 7
PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Pembersihan lahan lokasi pekerjaan merupakan pembersihan semak belukar yang harus
di tebas.

2. Tidak diperkenankan menebang pohon dengan diameter batang lebih dari 10cm tanpa
seijin direksi.

3. Sampah dan buangan lainnya hasil dari pembersihan lokasi harus dibuang pada tempat
pembuangan yang telah ditentukan.

4. Air yang dibuang tidak boleh menimbulkan gangguan pada fasilitas umum yang sudah
ada dan tidak boleh mengganggu jalannya pekerjaan.

PASAL 8
P3K

Penyedia barang/jasa diwajibkan menyedlakan kotak P3K termasuk isinya menurut


persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang strategis
dan mudah dicari.

PASAL 9
PENCEGAHAN PELANGGARAN WILAYAH DAN ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN

1. Pelaksana Pekerjaan wajib mencegah petugas-petugas dan pekerja-pekerjanya


memasuki wilayah diluar area / lokasi pekerjaan tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
Apabila hal ini terjadi maka Pelaksana Pekerjaan wajib mencatat dan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas Nama dan Alamat serta Jabatan Petugas / Pekerja yang
bersangkutan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 5
2. Pelaksana Pekerjaan wajib melarang siapapun yang tidak berkepentingan untuk
memasuki tempat pekerjaannya tanpa ijin Pengawas Lapangan, dan dengan tegas
memberitahukan ketentuan ini kepada Petugas-petugas pekerja- pekerjanya.

3. Tanggung jawab terhadap pelanggaran ketentuan tersebut diatas berada


ditangan Pelaksana Pekerjaan.

PASAL 10
PERLINDUNGAN TERHADAP MILIK UMUM DAN LINGKUNGAN/ BANGUNAN YANG ADA

1. Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga jalan-jalan umum, saluran-saluran. pipa- pipa


(PAM + GAS), Kabel (PLN, TELKOM) dan sebagainya terhadap ganggua-gangguan
yang diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mernbongkar, memindahkan dan memperbaiki kembali
saluran-saluran air bersih, air kotor, saluran telepon, listrik dan sebagainya yang
mungkin akan terkena / mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan.

4. Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara kelancaran lalu lintas dan kondisi lingkungan
selama pekerjaan berlangsung.

5. Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara / menjaga bangunan yang ada disekitar


terhadap adanya gangguan yang diakibatkan pelaksanaan pekerjaan (termasuk
menyediakan jaring pengaman).

6. Segala biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut diatas menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan dan segala Resiko yang terjadi sudah termasuk didalam
penawaran.

PASAL 11
PENCEGAHAN GANGGUAN TERHADAP TETANGGA

Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni
yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada jam-jam yang telah ditentukan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

PASAL 12
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan wajib untuk selalu
menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapihan lokasi pekerjaan . Untuk itu
Pelaksana Pekerjaan diminta menempatkan petugas khusus dan sarana untuk
memelihara kebersihan dan kerapihan; termasuk didalamnya Sarana Toilet ( air
bersih + WC ) dan kantin pekerja, yang dikelola oleh Pelaksana Pekerjaan.
Biaya untuk pengadaan sarana tersebut sudah termasuk didalam penawaran
borongan.

2. Kebersihan lapangan / pembuangan sampah dilakukan oleh Pelaksana


Pekerjaan setiap hari (setiap pagi harus bersih) sejak dimulainya pekerjaan sampai
dengan Serah Terima II Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diharuskan menanggung
biaya pemeliharaan kebersihan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 6
3. Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga kebersihan jalan umum sekitar proyek dengan
menyediakan tempat pembersihan ban kendaraan, serta tenaga kebersihan
(Pelaksana Pekerjaan akan dikenakan denda kelalaian bila mengotori jalan
umum tersebut).

PASAL 13
PERBEDAAN UKURAN, KETIDAKSESUAIAN ANTARA GAMBAR DAN RKS

1. Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dan pada ukuran skala dalam
gambar.

2. Ukuran-ukuran yang ada dalam gambar harus diperiksa kembali terhadap keadaan /
kondisi di lapangan.

3. Bila ada keragu-raguan mengenai ukuran maka Pelaksana Pekerjaan wajib


memberitahukan dan meminta penjelasan pada Konsultan Pengawas dan Pemilik
Proyek.

4. Bila ada ketidak sesuaian antara masing-masing gambar kerja, dan RKS maka hal ini
harus segera dilaporkan pada Konsultan Pengawas untuk dicarikan pemecahannya.

5. Jika Pelaksana Pekerjaan menernukan kekeliruan dalam gambar-gambar pelaksanaan


dan RKS maka Pelaksana Pekerjaan wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas
dan Pemilik Proyek untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian.

PASAL 14
TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN

1. Dalam masa pemeliharaan, Pelaksana Pekerjaan tetap bertanggung jawab untuk


memelihara pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa
pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang rusak tidak berfungsi
dengan baik sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, maka Pelaksana Pekerjaan
wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.

2. Apabila dalam masa pemeliharaan ini Pelaksana Pekerjaan tidak melaksanakan


perbaikan-perbaikan seperti yang diminta Direksi/Pemilik Proyek, maka jaminan
pemeliharaan akan dicairkan dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.

3. Akibat dan perbaikan pekerjaan yang dimaksud menjadi beban dan tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana

PASAL 15
PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN / GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING), MOCK
UP DAN IJIN KERJA (REQUEST OF WORK)

1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat gambar-gambar kerja dan permohonan ijin


kerja (request of work)

2. Gambar Kerja dan request harus diserahkan minimal 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.

3. Shop drawing bukanlah merupakan penjiplakan dan gambar Perencanaan


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 7
(gambar lelang) namun benar-benar gambar detail yang akan dilaksanakan
menyesuaikan kondisi lapangan.
4. Hanya Shop drawing yang sudah disetujui Konsultan Pengawas yang bisa dijadikan
pedoman pelaksanaan.

5. Pelaksana Pekerjaan dengan dilengkapi shop drawing yang sudah disetujui


oleh Konsultan Pengawas harus mendapatkan Izin Pelaksanaan Pekerjaan dari
Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu pekerjaan.

6. Pengadaan Mock Up terhadap pekerjaan tertentu yang diminta oleh pemberi tugas,
Konsultan Pengawas dan Pemilik Proyek harus dapat dipersiapkan oleh Pelaksana
Pekerjaan untuk keperluan proyek.
7. Biaya pengadaan Shop Drawing dan Mock Up menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

PASAL 16
PEMBUATAN GAMBAR - GAMBAR TERPASANG (AS BUILT DRAWING)

1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat gambar - gambar terpasang (as built


drawing).

2. Gambar-gambar terpasang ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan


Konsultan Pengawas.
3. Gambar-gambar terpasang harus diserahkan sesuai dengan format yang
ditentukan.

4. Serah terima pertama dilaksanakan setelah penyerahan gambar- gambar terpasang


tersebut dilaksanakan.

PASAL 17
FOTO DOKUMENTASI

1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa dengan


menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk
tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

2. Photo pekerjaan dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk


PengawasTeknis, disusun setiap minggu menjadi lampiran laporan mingguan.

3. Disamping photo mingguan, dibuat juga photo pekerjaan dalam tahapan 0%, 25%,
50%, 75% dan 100%.

4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama/konsisten


sesuai dengan petunjuk pengawas teknis atau pengguna barang/jasa.

5. Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat,


dan penempatan dalam album disahkan oleh pengguna barang/jasa, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 8
B A B IV
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL I
PEKERJAAN TANAH/PASIR

1. Pekerjaan Pembersihan
a. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pembersihan, meliputi lantai dan
kolom-kolom beton.
b. Penyedia barang/jasa harus menyediakan pompa air dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menyerap ataupun mengalirkan air sehingga semua daerah
penggalian dan pembuangan bebas dari air.

2. Pekerjaan Galian Tanah


a. Penggalian tanah harus mencapai kedalaman yang telah ditentukan untuk saluran
air hujan yang disyaratkan dalam gambar perencanaan.
b. Penggalian akan mencakup pemindaban tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang
dijumpai dalam pengerjaan.
c. Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar-akar, tumbuh-tumbuhan atau
tanah humus yang dapat merusak pada bangunan diatasnya.
Galian saluran air sisinya. dibuat miring untuk menjaga terjadinya longsor, terutama
tanah yang lembek.
e. Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar saluran air,
sehingga dicapal kedalaman, yang melebihi dari apa yang tertera dalam gambar
atau yang dapat disetujui oleh pengguna barang/jasa, maka kelebihan di atas
harus. ditimbun kemball dengan pasir yang dipadatkan. Risiko biaya pekerjaan
tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia barang/jasa.
f. Penyangga/Penahan Tanah.
Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung
jawab dari Penyedia, yang harus memperbaiki semua kelongsoran- kelongsoran.
Penyedia harus membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang
diperlukan selama pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
g. Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang cukup
kuat untuk menahan tekanan tanah dibelakang galian. Konstruksi- konstruksi
turap tersebut harus direncanakan dan dihitung oleh Penyedia dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Selama pelaksanaan tanah dibelakang galian tidak
boleh longsor. Semua biaya turap dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya
bangunan dalam kontrak.
h. Penyedia diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian
yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama
masa Kontrak dan Masa Perawatan.

3. Pekerjaan Urugan Tanah


a. Urug pasir bawah saluran/buis beton
b. Urug pasir bawah lantai 10 cm
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 30 cm dipadatkan dengan stamper
d. Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pemasangan saluran/ buis beton
atau pasangan batu/ bata
e. Urugan tanah merah harus didatangkan dari luar lokasi bangunan
f Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat
merusak.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 9
4. Penimbunan Tanah
a. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus
ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus
cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lain-lainnya) dan dapat
mencapai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk pengawas teknik.
b. Penimbunan harus dilakukan lapis berlapis setebal maksimal 30 cm
hamparan setiap lapisan. Pemadatan mencapai kepadatan 95 % dari standard
proctor laboratorium pada air yang optimum dengan pemeriksaan standar
PB.0111.76
c. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan
sloof beton, dibawah sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan
adukan 1 semen pc 3 pasir 5 kerikil.

5. Penimbunan Kembali.
a. Semua penimbunan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan
pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material
untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
b. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan
pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug 20 cm (setelah
disirami, diratakan dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan
tebal 5 cm dengan adukan 1 semen : 3 pasir : 5 koral.

6. Pengurugan Tanah/ Pemadatan Tanah.


a. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-
akar pohon, sampah-puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum
pengurugan tanah dimulai.
b. Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat Tanah, tebing-tebing
harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
c. Material yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi
standard spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di
laboratorium tanah yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari
persyaratan-persyaratan berikut :
Material yang diklafikasikan dalam kelompok Material yang A-1, A-2-4, A-2-5,
atau A-3 seperti dalam AASHTO M 145 dan harus dipadatkan sampai 95% dari
berat jenis kering maximum (= maximum dry density) menurut AASHTO T.
99 Material-material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-4,
A-5, A-6, A-7' boleh digunakan dengan perhatian khusus diberikan pada
waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari berat jenis kering
maximum-maximum dry density) menurut AASHTO T.99.
e. Material yang dipakai untuk subgrade harus memenuhi salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut :
Material yang diklasifikasikan dalam grup A-1, A,2-4, A,2-5, A-3 seperti dalam
AASHTO M 145 dan bila digunakan harus dipadatkan sampai 100 % dari berat
jenis maksimum (= maksimum dry density) menurut AASHTO T.99. Material-
material dalam grup A-2-6, A-2-7, A-4, A-6 atau A-7 boleh juga dipakai asal
dipadatkan sampai minimum 95% berat jenis kering maksimum (= maximum
dry density) dan 95% optimum moisture content (AASHTO T.99).
f. Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan maka Penyedia harus mendatangkan tanah urug yang baik dan
cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dencan peil ketinggian kemiringan dan
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Tanah urug harus ditempatkan
dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm dan harus dipadatkan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 10
sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya dan penggilingan.
Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah harus diselesaikan secara rata atau
bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas
g. Mesin gilas tidak boleh digunakan ditempat-tempat yang oleh Konsultan Pengawas
dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang dari 45 cm terhadap saluran,
batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak. Untuk
hal tersebut mesin gilas bisa diganti dengan stamper.
h. Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah
urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm. Pengurugan ini tidak boleh
dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
i. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius 1,5
m dari tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap. Jika ada waterproofing
maka bahan anti rayap harus tidak bereaksi dengan waterproofing.
j. Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat jalur/setempat, dimana dasar
pondasi harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti diatas harus
dipenuhi dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan setiap 20 cm.

7. Urugan Pasir
a. Urugan pasir agar diberikan pada seluruh dasar galian untuk pondasi, dibawah
sloof, dibawah lantai, dan dibagian bawah lainnya dengan ketebalan urugan pasir
sesuai dengan Gambar Rencana.
b. Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi baik dan
disetujui oleh Pengawas.
c. Untuk Pemadatan agar dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lainnya
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi. Tebal tiap lapis maksimum
20cm dan dipadatkan hingga 100% kepadatan maksimum pada kadar air optimum
menurut standar AASHTO T-99.

PASAL 2
PONDASI BATU KALI
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan pondasi batukali seperti yang
tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan
baik.

2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan batukali harus memenuhi syarat-syarat :
a. Bahan batu adalah sejenis batu yang pecah berujung runcing, berat,
berwarna abu-abu kehitaman dan memenuhi kekerasan yang tercantum dalam
Peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
b. Tidak ringan atau berpori-pori (porous).
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah-pecah
menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-1956).

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu
pada setiap pojok galian, yang bentuk ukurannya sesuai penampang pondasi.
b. Permukaan dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal
minimum 10 cm padat, dengan cara disiram sehingga jenuh dan
membentuk bidang yang rata.
c. Pondasi batukali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir pasang
(perbandingan Volume).
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 11
d. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC : 2 Pasir pasang
(perbandingan Volume) setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi
batukali kebawah.
e. Adukan harus betul-betul mengisi rongga diantara batukali sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berrongga/tidak padat.
f. Untuk mengikat sloof/Tie beam dibagian atas pondasi barukali harus dibuat stek-
stek sedalam 50 cm tiap 1 m' dengan dia besi minimum 12 mm. (lihat gambar
detail Pondasi batukali).
g. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan selapis demi
selapis, sehingga tidak rongga a da diantara batu-batu tersebut, dan mencapai
masa yang kuat dan integral.

PASAL 3
PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI

1. Ketentuan Umum

1.1. Persyaratan - persyaratan konstruksi beton, istilah teknik atau syarat – syarat
pelaskanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persayratan teknis ini. Dalam segala yang menyangkut pekerjaan beton dan
struktur beton harus sesuai dengan standard yang berlaku yaitu :

a) Tata Cara Perhitungan Kekuatan Struktrur Beton untuk Bangunan Gedung


(SK SNI T-15-1991-03).
b) Peraturan Umum Beton Insonesia (PUBI, 1982).
c) Standard Industri Indonesia (SII).
d) Peraturan Pembebannan Indonesia untuk Gedung (1983).
e) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung (PPTGUG,1983).
f) American society of Testing Matrial (ASTM).

1.2. Disyaratkan menggunakan beton ready mix dengan kuat tekan karakteristik
K-250 (250kg/cm2). Adapun untuk lokasi-lokasi yang tidak
terjangkau/memungkinkan dilakukan pengecoran menggunakan ready mix berikut
concrete pump, diperkenankan dilakukan pembetonan dengan site mix dengan
mengikuti ketentuan-ketentuan di bawah ini.

1.3. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan tepat dan mempunyai presisi
yang tinggi dengan toleransi yang sekecil mungkin, sebagaimana tercantum dalam
persyaratan ini dan sesuaid dengan gambar kerja sesuai dengan instruksi yang
dikeluarkan oleh Pengawas.

1.4. Semua material yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus dari
material yang mutunya telah teruji dan dapat dibuktikan dengan ketentuan –
ketentuan yang telah diisyaratkan.

1.5. Pelaksana wajib melakukan pengujian terhadap beton – beton yang akan
dipergunakan didalam pekerjaan ini, guna mengetahui kekuatan, kondisi serta
bentuk dan ukuran dari beton itu sendiri.

1.6. Seluruh material yang tidak memenuhi ketentuan serta persyaratan yang berlaku,
harus segera diangkut untuk dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak
diperkenankan dipergunakan kembali.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 12
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan diatur dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur yang sesuai dengan gambar rencana.
2.2. Pekerjaan beton/struktur harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk
didalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.
2.3. Pengadaan detail, fabrikasi dan pemasangan semua kerangka (reinforcement) dan
bagian – bagian dari pekerjaan lain yang tertanam didalam beton.
2.4. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pelaksanaan
pekerjaan beton ini.

3. Bahan – Bahan/Material
3.1. Semen
a) Semen yang digunakan adalah semen portlanda type I dan merupakan hasil
produksi dalam negeri, harus satu merek. Semen disimpan sedemikian rupa
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bahan atau terjadinya
pengotoran oleh bahan – bahan lain.
b) Penimpanan semen harus didalam gudang tertutup, sehingga semen
terhindar dari basah atau kemunginkan lembab dan tidak tercampur dengan
bahan – bahan atau material lain.

3.2. Agregat Kasar


a) Agregat untuk beton harus mempnyai ketentuan – ketentuan sebagai berikut
:
 Agregat beton harus mempunyai ketentuan – ketentuan dan persyaratan
yangs sesuai dengan standar SII 0052-80 tentang “Mutu dan cara uji
agregat beton”. Atau ketentuan dan persyaratan menurut ASTM C 23
“Spesificatoin For Concrete Aggregates”.
 Atas persetujuan pengawas, diperbolehkan menggunakan agregat
dengan standar lain, asal disertai dengan bukti berdasarkan pengujian
khusus atau untuk pemakaian nyata, dimana kekuatan, keawetan dan
ketahannya dapat memnuhi persyaratan.

b) Dalam segala pekerjaan, ukuran maksimum agregat kasar tidak melebihi


ketentuan berikut :
 Seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
 Sepertiga dari tebal plat.
 ¾ jarak bersih minimum antara batang tulang atau bekas batang
tulang.
 Terjadinya toleransi ukuran dapat diperbolehkan menurut tenaga ahli
untuk kemudahan dan metoda konsolidasi beton adalah sedemikian
rupa, sehingga kondisi beton dijamin tidak terjadi sarang kerikil atau
adanya rongga – rongga.

3.3. Air
Air yang digunakan pada campuran beton harus dengan ketentuan berikut :
a) Jika mutunya meragukan harus dianalisa kimia terlebih dahulu dan dievaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
b) Harusd bersih dan tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara nyata.
c) Tidak mengandung benda – benda yang tersuspensi lebih dari 2 gr/liter.
d) Tidak mengandung larutan yang dapat merusak beton (zat asam, zat organic
dan sebagainya) lebih dari 15 gr/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari
500ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100ppm

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 13
e) Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling,
maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air digunakan lebih 10%.

3.4. Baja Kerangka Untuk Beton (Beton Bertulang)


Beton tulangan yang digunakan harus dapat memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Tidak boleh mengandungserpih – serpih, lekukan, retak, bergelombang,
berlubang atau berlapis.
b) Hanya diperkenankan berkarat ringan saja.
c) Untuk tulangan utama (tarik/tekan, lentur) harus digunakan baja tulangan
deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari
70% diameter nominalnya dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5%
diameter nominalnya.
d) Kerangka beton dengan ф < 13 mm memakai BJTP 24 (polos) dan kerangka
beton dengan ф > 13 mm memakai BJTD 32 (deform) atau yang diatasnya
dengan bentuk ulir.
e) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan harus dibuktikan dengan
sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan kekuatan
leleh dan berat permeter sefrta panjangnya dari baja tulangan yang
dimaksudkan.
f) Diameter nominal beton tulangan deform/BJTD yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian yang dapat ditentukan dengan rumus :

d = 4,029 √B atau; d = 12,47 √G


Keterangan :
d = diameter nominal (mm)
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (Kg/m)

g) Toleransi berat batang contoh yang diizinkan dalam pasal ini adalah :
DIAMETER TULANGAN BAJA TULANG TOLERANSI BERAT YANG DI
IZINKAN
Ф < 10 mm +7%
10 mm < Ф < 16 mm +6%
16 < Ф < 28 mm +5%
Ф > 28 mm +4%

3.5. Beton dan adukan beton struktur


a) Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus membuat Trial
Mix Design dengan tujuan untuk mendapatkan proposi campuran yang
menghasilkan nilai kuat tekan target beton seperti yang telah diisyaratkan.
b) Kurang kuat tekan target beton yang diisyaratkan dalam pekerjaan ini (f ’c)
tidak boleh kurang dari K-250. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan
adanya sertifikat pengujian dari laboratorium bahan – bahan bangunan yang
telah ditentukan dan disetujui oleh pengawas.
c) Beton harus dirancang proposi campuran agar menghasilkan kuat tekan rata
– rata (fcr) minimal sebesar fcr = fc + 1,64 Sr dengan Sr adalah standar
deviasi rencana dari benda uji yang nilainya sama dengan standar deviasi
statistic dengan factor berikut :

JUMLAH BENDA UJI FAKTOR PERKALIAN


< 15 Dikonsultansikan dengan pengawas
15 1, 16
20 1, 08
25 1, 03
> 30 1, 00
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 14
d) Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus
menggunakan minimal dua buah benda uji.
e) Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat didalam dstandar metoda pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium yakni menurut ketentuan yang sesuai dengan standar
SK SNI M-62-1990-03.
f) Jika hasil uji tekan beton menunjukan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi adukan beton tersebut tidak
dapat dipergunakan.
g) Kontaktor (dengan persetujuan dari pengawas) harus membuat proporsi
campuran adukan beton yang baru dengan sedemikian rupa, sehingga nilai
kuat tekan target beton yang diisyaratkan dapat meningkat dan mencapai
nilai yang telah ditentukan.
h) Setiap ada perubahan jenis bahan yang dipergunakan, pelaksana wajib
melakukan Trial Mix Design dengan bahan – bahan tersebut dan melakukan
pengujian laboratorium untuk memastikan nilai dari kuat tekan beton yang
dihasilkan telah memenuhi persyaratan atau abelum.
i) Untuk kekentalan adukan, pada setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat
sampel guna pengujian slump, dengan ketenmtuan sebagai berikut :

BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (mm)


Plat pondasi/poer 50 - 125
Kolom struktur 75 – 150
Balok – balok 75 – 150
Plat lantai 75 - 150

Apabila ada hal – hal yang belum tercakup didalam persyaratan teknis ini, pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang terdapat dalam Bab 5 Tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal menurut ketentuan yang berlaku dan
sesuai dengan standar yang terdapat dalam SK SNI T-15-1990-03

3.6. Pengadukan dan Alat Aduk


a) Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan kelengkapan yang memiliki
ketelitian yang tinggi untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran
masing – masing bahan beton. Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata
cara pengadukan harus mendapatkanpersetujuan pengawas.
b) Pengaturan pengangkutan dan cara penangkaran yang dilakukan harus
mendapatkan persetujuan pengawas seluruh operasional harus diperiksa
secara kontinyu oleh pengawas.
c) Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau
portable continous mixer). Sebelum digunakan mesin aduk ini harus benar –
benar dalam keadaan kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu apabila tidak
digunakan lebih dari 30 menit.
d) Selain ketentuan tersebut didalam butir c diatas, naka pengadukan beton
dilapangan harus memiliki ketentuan berikut ini :
 Harus dilakukan didalam suatu mesin pengaduk dari tipe yang telah
disetujui pengawas.
 Mesin aduk harus berputar dengan kecepatan yang telah diinstruksikan
oleh pabrik pembuat mesin aduk tersebut.
 Pengadukan harus diteruskan paling lambat 1,5 menit setelah semua
material dimasukkan kedalam drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan
bahwa dengan waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan ini
masih dapat dihasilkan beton yang memenuhi syarat.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 15
3.7. Pengangkutan Adukan
a) Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ketempat penyimpanan akhir
(sebelum dituang) harus dicegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau
kehilangan material.
b) Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan baton ditempat
penyimpanan akhir dengan lancer tanpa mengakibatkan pemisahan bahan
yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan
plastisitas beton berbeda antar pengangkutan yang berurutan.

3.8. Penempatan Beton yang akan dituang


a) Beton yang dituang harus diletakkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segresi karena penangan kembali atau pengaliran
adukan.
b) Pelaksanaan penuangan beton harus dilakukan secepat mungkin untuk
mempertahankan kondisi agar selalu plastis dan dapat mengalir dengan
mudah kedalam rongga diantara tulangan.
c) Beton yang telah kering sebagian atau telah dikotori oleh material lain, tidak
boleh dituangkan kedalam cetakan.
d) Beton yang telah mengeras kemudian ditambah dengan air untuk diaduk
kembali tidak boleh dipergunakan kembali.
e) Beton yang dituang harus dipadatkan secepat mungkin dengan alat yang
tepat secara maksimal agar dapat mengisi sempurna kedaerah sekitar
tulangan dan barang yang tertanam hingga kedaerah pojok acuan.

3.9. Perawatan Beton


a) Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab minimal 72 jam kecuali jika
dilakukan perawatan yang tercepat.
b) Jika tidak digunakan semen dengan ketentuan awal yang tinggi, maka abeton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab minimal 168 jam kecuali jika
dilakukan perawatan yang tercepat. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5 :
Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal (SK SNI T-15-1990-
03).

3.10. Cetakan Beton


a) Dalam segala hal, cetakan beton termasuk penyangga harus dirancang
sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan
mampu menerima beban yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan
adukan beton.
b) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas – batas bidang dari
hasil beton yang direncanakan, tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah
terjadinya perpindahan tempat atau longsor.
c) Permukaan cetakan harus cukup rata dana tidak boleh ada lekukan dan
lubang. Sambungan pada cetakan lurus dan rata dalam arah horizontal
maupun vertical, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinish
(exposed concrete).
d) Kecuali bila beton pondasi, cetakannya dibuat dari multipleks atau papan
dengan ketebalan sedemikian dijamin tidak berubah.
e) Pelaksana harus melakukan upaya supaya penyerapan air adukan oleh
cetakan dapat dicegah.
f) Tiang – tiang harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau
perpindahan tempat pada beberapa kegiatan konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban – beban yang ada di atasnya selama pelaskanaan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 16
g) Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan
pada saat beton dituangkan. Permukaan cetakan harus bersih dari segala
kotoran, dan diberi form – form oil pada baja tulangan, maka form oil pada
cetakan dilakukan sebelum tulangan terpasang.
h) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawasan
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

 Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35% fc).


 Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara 70% fc).
 Balok dengan konstruksi 21 hari (setara dengan 95% fc).
 Plat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95% fc).

i) Pada bagian konstruksi yang terletak didalam tanah, cetakan harus dicabut
sebelum pengurugan dilakukan.

3.11. Pengangkutan dan Pengecoran


a) Perletakan pengadukan dan pengecoran harus ditur sedemikian rupa
sehingga memudahkan dalam pengecoran.
b) Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pengecoran harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindarkan
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
c) Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 1,5 m, cara
penuangan dengan alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya
harus dapat persetujuan pengawas.
d) Pelaksana harus memberitahukan pengawas selambat – lambatnya 2 hari
sebelum pengecoran dilaksanakan.

3.12. Pemadatan Beton


a) Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical
vibrator dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud
untuk mengalirkan beton.
b) Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa utuh, bebas dari lubang – lubang, segresi atau keropos.
c) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan denngan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk pengisian beton dan
pemadatannya.
d) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang mulai mengeras.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 17
PASAL 4
PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan
syarat-syarat pelaksanaannya.

2. Persyaratan Bahan

Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata. yang diplester
atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang akan dipergunakan
harus. mendapat persetujuan tertulis dan pengguna barang/jasa atau Pengawas terlebih dahulu.
Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setaraf.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan


beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan sepert] tercanturn pada
"Recommended Practice For Concrete Formwork" (ACI. 347-68) dan peninjauan terhadap
beban angin dan lain-lain, peraturan harus dikontrol terhadap, peraturan pembangunan
pemerintah daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam gambar struktur
adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memberikan gambar dan perhitungan acuan
serta. sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa atau
pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus mendapat persetujuan tertulis dari
pengguna barang/jasa atau pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan cukup
kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap, sesuai dengan jalannya pengecoran
beton
e. Susunan acuan dengan. penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa.sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh pengguna barang/jasa atau
pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil gergaji, tanah dan sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksl yang ukuran,kerataan/kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak
bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari pengguna barang/jasa atau pengawas
baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada dalam beton.
k. Pada, bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi (scaffolding).
Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan oleh pengguna
barang/jasa atau pengawas selama masih memenuhi syarat. Setelah pekerjaan di atas,
selesai, penyedia barang/jasa harus meminta persetujuan dan pengguna barang/jasa atau
pengawas dan minimum (3) hari sebelum pengecoran, Kontraktor harus mengajukan
permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada pengguna barang/jasa atau pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 18
m. Harga satuan bekisting diperhitungkan terhadap penggunaan berulang (lebih dari 1x)

4. Pembongkaran

a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia Tahun 71 dimana bagian
konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendin dan beban-beban
pelaksanaan.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai benikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari

c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa atau pengawas.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
e. bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/kurang
sempurna.
f. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-matenial lain disekitamya, dan pemindahan
acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakkan, akibat
benturan pada saat pemindahan.
g. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia
barang/jasa harus segera memberitahukan kepada pengguna barang~asa atau pengawas,
untuk meminta persetujuan tertulls mengenai cara perbaikan pengisian atau.
pembongkaranya.
h. Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa
persetujuan tertulis pengguna barang/jasa atau pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai
akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau
penutupan bagian tersebut, menjadi tanggungJawab penyedia barang/jasa.
i. Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi proyek dan
dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh pengguna barang/jasa atau pengawas
sehinga tidak mengganggu lahan.
j. Pekerjaan bekisting diperhitungkan terhadap penggunaan berulang (beberapa kali pakai).

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan bekisting,


pengecoran dan perawatan.
a. Syarat-Syarat Mutu Beton
Kekuatan tekanan karakteristik minimum 250 kg/cm 2 (K-250) dan harus tercapai setelah
beton benimur 28 hari dan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 (NI-2).
Disyaratkan menggunakan beton ready mix dengan kuat tekan karakteristik K-250
(250kg/cm2). Adapun untuk lokasi-lokasi yang tidak terjangkau/memungkinkan dilakukan
pengecoran menggunakan ready mix berikut concrete pump, diperkenankan dilakukan
pembetonan dengan site mix.

b. Pekerjaan Langit-Langit
Langit-langit yang menggantung dibuat penggantung dari kawat/besi baja yang ditanam ke
dalam plat beton sebelum di cor.

2. Pekerjaan beton.
a. Meliputi pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan ringbalk praktis, kolom praktis, dan lain-lain,
sedangkan untuk pekerjaan beton tak bertulang meliputi lantai kerja.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 19
c. Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal (mesin), dan semua pekerjaan beton
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
d. Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan pengguna barang/jasa atau
Konsultan Pengawas.
e. Bahan untuk campuran beton tidak bertulang adalah I bagian semen pc : 3 bagian pasir : 5
bagian kerikil, sedangkan untuk beton bertulang menggunakan mutu beton minimum
dengan karakteristik K250.
f Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis lainnya, dianjurkan
untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk mencegah terbawanya tanah bawah
pada waktu pengambilan bahan.
g. Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan struktur yang tidak
terpisah.
h. Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali, garam,
bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai dengan ketentuan PAM,
jernih dan tawar.
i. Campuran beton harus homogen sehingga mencapai kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
j. Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :
o Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi diberitahukan
agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu pengecoran.
o Beton harus diaduk dengan beton molen yang cukup kapasitasnya hingga homogen
setelah semua bahan masuk.
o Sebelum beton dibuat/dicor, bektisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan
bahan-bahan lain, begitu pula alat pengaduk.

k. Tata cara pengecoran beton bertulang :


o Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi diberitahukan
agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu pengecoran.
o Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03-2410-1989.
o Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam
lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
o Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan segera
setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator).
o Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun
bekisting.
o Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton vang mengeras,
permukaan yang lama harus dibersihkan dan dikasarkan, permukaan sambungan
disiram dengan air semen. Penyambungan beton yang melebihi 7 hari dilapisi
dengan bahan penyarnbung.
o Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang beton
selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus, antara lain
dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik untuk struktur kolom).

3. Pekerjaan Pembesian.
a. Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesual gambar keria).
b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan perubahan
pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel harus diikat
kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan sampai
menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut beton yang
disyaratkan dalam SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
f Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24 dan U-39
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 20
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

4. Pekerjaan Bekisting.
a. Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap. Semua acuan
harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan selama
pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah
kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar leakage). Susunan acuan dengan
penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya
kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan harus sedemiklan rupa sehingga
pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan pada bagian atau keseluruhan
beton hasil pengecoran. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi
yang tepat dari konstruksi acuan adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor.
b. Pada bagian terendah (dari settap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
c. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
d. Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain
yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi kekuatan
konstruksi (SNI 03 - 2847 - 1989).
e. Perencanaan acuan dan. konstrukstinya harus dapat menahan. beban-beban, tekanan
lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan. terhadap beban angin dan lain-lain
peraturan yang dikontrol terhadap peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat.
f Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai umur minimal 8
hari atau beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan.

PASAL 6
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam gambar,
termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

2. Peraturan - Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984
b. American Institute of Steel Construction Specification 1980
c. American Society for Testing and Materials
d. American Welding Society - Structural Welding Code
e. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)
f. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

3. Perhitungan Volume (Berat) Konstruksi Baja


Perhitungan volume (berat) dari Konstruksi Baja harus dihitung berdasarkan volume (berat)
netto sesuai gambar struktur.
Berat sisa atau "waste" akibat pemotongan atau pembentukan element- element
Konstruksi Baja tidak boleh dimasukan dalam perhitungan volume, melainkan (kalau ada)
dimasukan dalam harga satuan.

4. Material Baja
a. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan
"Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36
atau SS 41 (JIS. U 3101-1970), dan eks Krakatau Steel (fy = 240 MPa).

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 21
b. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat baja tersebut
sebelum pengambilan contoh, guna dilakukan Test.
c. Pemesanan baja hanya boleh dilakukan setelah mendapat bahwa hasil Test memenuhi
persyaratan.
d. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan
lainnya.
e. Semua material baja tersebut juga harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada tekukan-
tekukan, serta memenuhi syarat toleransi seperti pada butir 6.0 dibawah imi.
f. Semua material harus disimpan rapi dan diletakan diatas papan atau balok- balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material.
Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak tidak rusak, bengkok.
g. Konsultan Pengawas akan menolak material-material baja yang tidak memenuhi syarat-
syarat tersebut diatas dan tidak diperkenankan untuk dipabrikasi.

5. Penggantian Profil/Penampang
Pada prinsipnya dalam tahap design, profil-profil/penampang yang digunakan adalah profil-
profil/penampang yang ada dipasaran.
Apabila ternyata salah satu atau beberapa profil yang tergambar dalam gambar struktur
tidak ada dipasaran, maka Kontraktor dapat menggantikan
profil tersebut dengan profil lain dengan mengajukan secara tertulis kepada KONSULTAN
PENGAWAS lengkap dengan perhitungan yang menunjukan bahwa profil pengganti tersebut
sama atau lebih kuat dari profil yang digantikan.
Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhatikan juga masalah-masalah apakah profil
pengganti tersebut "mengganggu design Ars, M/E" sehubungan dengan tinggi/lebar profil
pengganti.Dengan adanya perubahan profil, maka tidak ada perubahan dalam Biaya maupun
Time Schedule.

6. Toleransi
Pada prinsipnya toleransi material yang belum di pabrikasi maupun yang sudah di
pabrikasi dan terpasang harus memenuhi AISC (American Institute of Steel Construction) Bab
"Standard Mill Practice" hal 1-121 s/d 1-133.
Kontraktor harus membaca persyaratan toleransi tersebut sebagai bagian dari Spesifikasi
Teknis Konstruksi Baja ini. MK dengan tegas akan menolak setiap profil-profil dan pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan toleransi tersebut.

7. Testing Material
a. Konsultan Pengawas harus memerintahkan Kontraktor untuk menyediakan contoh
material baja dan baut untuk diadakan testing material. Instansi/tempat testing material
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas. Segala biaya yang timbul guna
keperluan tmpesting material tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu oleh Pengawas, maka akan dilakukan testing pada hasil
pengelasan. Type dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai
AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor.
c. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan seperti yang
dikehendaki dalam butir 4.0 tentang "Material Baja" diatas, maka Pengawas berhak untuk
menolak.
d. Biaya-biaya yang mungkin timbul akibat hal tersebut diatas menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

8. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Gambar kerja (Shop Drawing)
a. Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Pengawas. Bilamana
disetujui, gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya. Satu set gambar disimpan oleh Pengawas mendapat satu set gambar
sebagai informasi.
b. Pemeriksaan dan persetujuan Pengawas atas gambar kerja tersebut hanya menyangkut

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 22
segi kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las,
tebal pengelasan.Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari
elemen-elemen Konstruksi baja yang berhubungan dengan erection menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah
disetujui Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen
Konstruksi baja.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
d. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan
untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.

2. Fabrikasi
a. Selama proses fabrikas Konsultan Pengawas harus menempatkan staffnya yang
berpengalaman dalam fabrikasi baja secara full time untuk mengawasi pelaksanaan
fabrikasi di Workshop Kontraktor.
b. Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk
Prosedur Quality Control kepada Pengawas untuk disetujui.
c. Fabrikasi dari elemen-elemen Konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam Konstruksi
baja.
d. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan atau bentuk
yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya
dengan memperhatikan persyaratan untuk handling sambungan-sambungan di lapangan,
las-las di lapangan dan sebagainya.
e. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan
pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.

3. Tanda-tanda pada Konstruksi baja


a. Kontraktor harus memberikan Marking Procedure yang akan dipakai kepada MK untuk
disetujui.
b. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberikan
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
c. Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
d. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk
sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

4. Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification dan baru dapat
dilaksanakan setelah ada ijin tertulis dari Pengawas. Pengelasan harus dilakukan dengan
Las Listrik, bukan dengan Las Karbit.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setara. Ukuran
kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan.
c. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil
pengalaman yang baik dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis. Hal ini harus
dibuktikan dengan menunjukan sertipikat yang masih berlaku.
d. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama type dan ukuran las yang tercantum
dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain),
Kontraktor harus mempunyai alat untuk mengukur ketebalan las sehingga dengan
mudah dapat memeriksa apakah tebal las sudah sesuai dengan gambar atau tidak.
e. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan "Mechanical Wire Brush" dan
untuk daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas potongan api
harus didigurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
f. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 23
tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang yang dilas. Pengelasan pada
pertemuan elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan
teknik preheating.
g. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan
dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
h. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka
pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di workshop. Bila akan
mengadakan pengelasan lapangan harus seijin tertulis dari Pengawas.
i. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan dilapangan (field
weld), dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah
melakukan pengelasan dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
j. Pada semua pengelasan harus dilakukan "Visual Inspection" untuk mengetahui :
o Apakah persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik
(kebersihan, gap yang cukup, roof face yang betul dan lain-lain).
o Apakah terjadi porosity, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
o Apakah ukuran dan type las sudah sesuai gambar.
k. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid
Penetrant Test" sesuai dengan AWS D 1.1-90. Lokasi pengetesan ditentukan oleh
Pengawas.
l. Apabila dianggap perlu oleh Pengawas atau apabila ada keraguan- keraguan/keganjilan
terhadap hasil-hasil "Liquid Penetrant Test" tersebut, maka MK dapat meminta pada
Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test atau Ultrasonic Test sesuai AWS
D 1.1-90.
m. Laboratorium/Perusahan pengetesan las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan
Pengawas dan semua biaya-biaya test pengelasan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Baut pengikat
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar mutu baut penyambung adalah ASTM A 325
dengan tegangan tarik putus minimum 120 Ksi. (fy = 825MPa)
b. Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, dia. baut, panjang ulir harus
sesuai dengan yang diperlukan.
c. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut.
d. Mutu angkur adalah St. 37 (fy = 240 MPa)
e. Pengawas harus meminta Kontraktor melakukan Test Baut pada Laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai.
f. Jumlah baut yang ditest untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 (tiga) buah.
g. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Pengawas berhak untuk meminta
diadakan test baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut yang
digunakan.
h. Biaya pengetesan baut tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
i. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan dia-nya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin
Pengawas.
j. Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama
sekali tidak diperkenankan.
k. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari dia baut.

9. Pengecatan
1. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan Konstruksi baja sebelum di cat harus bebas dari :
a. Lapisan mill, yaitu Lapisan tipis mengkilap yang berasal dari Rolling Mill.
b. Karat
c. Minyak/Oli
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PENATAAN RTH UGM Struktur - 24
d. Dan lain-lain kotoran yang akan menggangugu melekatnya cat pada permukaan
baja. Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "Mechanical Wire Brush"
(sikat baja yang digerakan secara mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat baja
manual, kecuali hanya untuk permukaan- permukaan yang betul-betul tidak dapat
dijangkau oleh "Mechanical Wire Brush" tersebut. Pengawas akan memerintahkan
untuk mengupas dengan cara mekanis/manual (bukan dengan api). Lapisan cat yang
sudah dikerjakan pada konstruksi baja yang tidak memenuhi persyaratan persiapan
pengecatan tersebut diatas, atas beban Kontraktor dan tanggung jawab Kontraktor.

2. Pengecatan Primer/Dasar
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut diatas, maka setelah difabrikasi,
element Konstruksi baja di cat dasar I dilakukan Cat dasar I tersebut harus dilakukan di
Workshop/Pabrik.Cat dasar II

 Type cat : Zincromate


 Merek : ICI atau setara yang disetujui oleh MK
 Ketebalan : 35 micron

Cat dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat dasar I betul-betul kering dan
diamplas.Apabila Cat dasar II dilakukan sebelum Cat dasar I mengering dengan baik
sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan cat, maka Pengawas akan memerintah
agar Cat dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat dasar II atas
beban Kontraktor.

3. Cat Finish
Cat Finish dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan sebagai berikut : Cat Finish I
 Type : Cat gloss enamel paint
 Merek : ICI atau setara yang disetujui oleh Pengawas.
 Ketebalan : 30 micron

Cat Finish II
 Type : Cat gloss enamel paint
 Merek : ICI atau setara yang disetujui oleh Pengawas.
 Ketebalan : 30 micron

Sama seperti Cat dasar I dan Cat dasar II, maka Cat finish I maupun Cat finish II baru
boleh dilaksanakan setelah lapisan cat-cat sebelumnya betul- betul kering dan diamplas.
Pengawas akan memerintahkan pengecatan ulang pada setiap lapisan cat yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut atas biaya Kontraktor.

4. Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Kontraktor diharuskan


menyediakan alat ukur khusus guna keperluan tersebut.

5. Khusus untuk bagian permukaan baja yang akan dibungkus beton (kalau ada), maka
bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat dasar maupun cat finish.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 25
PASAL 7
PEKERJAAN EKSPANDED METAL MESH

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
Pemasangan lantai Ekspanded Metal Mesh pada pekerjaan Forest Walk

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Material Ekspanded Metal Mesh
 Menggunakan material ekspanden Metal Mesh tebal min. 5mm
 Direncanakan menggunakan jenis GM 50105 LW 75mm SW 30mm dengan ukuran
1,2M x 2,4M. jenis atau corak lubang dari ekspanden metal mesh dapat menggunakan
jenis atau corak yang lain dengan persetujuan pengguna jasa sepanjang persyaratan
dimensi dan kualitas terpenuhi serta tidak merubah harga satuan.
a. Pemasangan Ekspanded Metal Mesh
 Sebelum pemasangan kontraktor pelaksana mengajukan gambar kerja detail (Shop
drawing) kepada konsultan Pengawas. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah
shop drawing disetujui oleh konsultan Pengawas.
 Lembaran Ekspanden Metal Mesh dipotong / di iris terlebih dahulu di workshop sesuai
dengan ukuran yang tercantum dalam shop drawing yang sudah disetujui oleh
konsultan Pengawas.
 Sisi dengan panjang 1,2 M dipasang arah memanjang sepanjang Forest Walk.
 Sisi tepi kanan kiri ekspanden metal mesh ditekuk kebawah dan di las ke balok tepi
atau dengan metode lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Ekspanded Metal Mesh di las secara merata, baik, kuat dan rapi ke balok utama, balok
voute/stifness dan balok tepi forest walk.
 Waste material ekspanded metal mesh tidak diperhitungkan dan menjadi resiko
kontraktor pelaksana.
 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tenaga professional yang berpengalaman
mengerjakan pekerjaan sejenis

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 26
PASAL 8
PEKERJAAN WOOD PANEL COMPOSITE

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
Pemasangan Wood Panel Composite pada lingkup pekerjaan View Deck dan Dermaga Apung

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Material Wood Panel Composite
 Menggunakan material Wood Panel Composite dengan tebal min. 25mm dengan lebar
30 cm.
 Warna wood panel composite yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari
pengguna jasa.
b. Pemasangan wood panel composite
 Sebelum pemasangan kontraktor pelaksana mengajukan gambar kerja detail (Shop
drawing) kepada konsultan Pengawas. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah
shop drawing disetujui oleh konsultan Pengawas.
 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tenaga professional yang berpengalaman
mengerjakan pekerjaan sejenis
 Wood Panel composite dipasang secara rata, baik, kuat dan rapi
 Waste material tidak diperhitungkan dan menjadi resiko kontraktor pelaksana.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 27
PASAL 9
PEKERJAAN MODULAR PONTON

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
Pemasangan Modular ponton pada lingkup pekerjaan Dermaga Apung

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Material Modular ponton
 Menggunakan material Modular Ponton jenis HDPE ukuran min. 50 x 50 x 40 cm
dengan kapasitas muat min.325 kgs/m2 lifetime min.15 tahun.
 Warna modular ponton yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari
pengguna jasa.
c. Pemasangan modular ponton.
 Sebelum pemasangan kontraktor pelaksana mengajukan gambar kerja detail (Shop
drawing) kepada konsultan Pengawas. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah
shop drawing disetujui oleh konsultan Pengawas.
 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tenaga professional yang berpengalaman
mengerjakan pekerjaan sejenis
 Modular ponton dipasang dan digabungkan / dirangkai satu dengan lainnya secara
rata, baik, kuat dan rapi.
 Pada ke empat sudut rangkaian modular ponton dermaga diberi tiang pipa berikut roll
sliding sebagai guiding naik turun ponton dermaga menyesuaikan elevasi permukaan
air.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM Struktur - 28
BAB V
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, peralatan dan pemasangan
dari dinding batu bata yang melekat langsung pada gedung dan pasangan batu kali pondasi.
Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah pembentukan lubang- lubang untuk pintu, jendela,
saluran dinding-dinding dan semua kolom serta balok praktis yang dibutuhkan sesuai
persyaratan yang tertera dalam gambar.

2. Persyaratan bahan

Batu bata. :

a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik
dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan bisa
menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali untuk
melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir yang
disyaratkan dalam gambar kerja.

Portland Cement

a. Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl beton, tidak keras, tidak
mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan kwalitas yang
ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gudang yang lantainya
kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.

Pasir Pasang

Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan organis dan
alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat
dalam PBI 1971.

Jenis Adukan

a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian pasir pasang
(trasram).
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian semen pc dan 4
bagian pasir pasang.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
3. Pelaksanaan Pembuatan Adukan

a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas yang
dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang kernudian diberi air
sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
b. Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

4. Pelaksanaan

Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat dengan
tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul
mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada
proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang
harus tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk
dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 6 m 2 dan sesuai persyaratan pabrik
pembuat batu bata atau yang disetujul Direksi.

5. Perlindungan

Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi)
dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Direksl. Untuk dinding-dinding
yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai
dengan persyaratan.

PASAL2
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Llngkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran dinding, sehingga dapat dicapai hasil plesteran yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding
pasangan beton blok ringan aerated dan dinding beton bagian dalam serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan bahan.

a. Semen PCC harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu pabrik untuk
seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
 Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau larutan
minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
 Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
d. Penggunaan jenis adukan plesteran
 Adukan 1 pc : 2 pasir, dipakai untuk plesteran kedap air.
 Adukan 1 pc : 4 pasir, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
 Seluruh permukaan plesteran difinish acian (plesteran halus) dari bahan PCC dengan
air.

3. Daerah Plesteran

Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata 1 : 4, kolom beton 1 : 3 diatas
elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
4. Syarat – Syarat Pelaksanaan.

a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan dengan petunjuk
dan persetujuan Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam uraian
dan RKS ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan bata maupun bidang
beton telah selesai dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas, sesuai
syarat pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
c. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk bangunan tersebut.
d. Untuk bidang / dinding beton bertulang yang akan diplester dan akan dilapis cat dipakai
plesteran halus (acian). Sebelumnya permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu, dan semua lubang bekas pengikat bekisting
atau form tie harus tertutup adukan plester.
e. Campuran adukan plesteran yang dimaksud dalam pasal 2.2. adalah campuran dalam volume,
cara pembuatannya menggunakan mixer (alat pengaduk) selama 3 (tiga) menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan bata di bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk toilet
/ WC, Kamar Mandi / Ruang Wudhu dan daerah basah lainnya dipakai adukan
plesteran 1 pc : 2 pasir.
 Untuk plesteran / adukan kedap air, harus ditambah dengan bahan khusus kedap air
dengan perbandingan 1 pc : 1 bahan khusus kedap air.
 Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
 Plesteran halus (acian) dipakai campuran Semen PCC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran
berumur 14 hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing / dilapis bahan lain
(Keramik dan lain-lain), harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200 -
250 gr plamix untuk adukan kedap air.
 Semua jenis adukan / plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa,
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran adukan plesteran tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
f. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplester dengan memakai spesi kedap air.
g. Semua bidang yang akan dilapis (finishing) bahan lain pada permukaannya diberi alur-alur
garis, horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya kecuali untuk yang menerima cat.
h. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-
keping kayu setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
i. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom yang dinyatakan
dalain gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar. Tebal plesteran minimal 2 cm,
jika ketebalan melebihi dari 3 cm harus diberi tambahan kawat (Wiremesh) setara dengan
BRM5. Untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Direksi Pengawas.
j. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,5 - 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali
bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
k. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyal toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setlap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia berkewajiban memperbaikinya
dengan biaya atas tanggungan Penyedia.
l. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan baban penutup yang mencegah penguapan air secara
cepat.
m. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas dengan biaya

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
atas tanggungan Penyedia. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Penyedia harus
selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
n. Selama pemasangan dinding bata / Beton Bertulang belum difinish, Penyedia wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Penyedia dan wajib diperbaiki.
o. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 3
PEKERJAAN PELAPISAN LANTAI

1. Umum

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
b. Penyedia diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang dipasang, khususnya
untuk diseleksi kwalitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
c. Penyedia harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/Sub-kontrktor kepada Pemilik
Kegiatan untuk setiap masing-masing penggunkan bahan lantai dengan jangka jaminan
minimum 5 (lima) tahun.
d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan lantai granit.

2. Pekerjaan Lantai

2.1. Data teknis bahan :


Bahan : Homogenous Tile/Granite
Produk : setara Granito Tile
Ukuran : Granite 60 x 60cm, 50 x 50 cm, 40 x 40 cm, 30 x 30 cm, 20 x 40 cm dan 20x20
Unpolished/Polished disesuaikan dgn ukuran dalam gambar perencanaan
Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan/atau Konsultan
Perencana.

2.2. Granite yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun cacat.
2.3. Pekerjaan pemasangan lantai Granite bisa dimulai dan dilaksanakan apabila
Penyedia telah membawa contoh-contoh Granite dan telah disetujui.
2.4. Pemotongan Granite harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas
potongan harus digerinda dan diampelas sampat halus dan rata. Perlu dihindari
pemotongan Granite dan Keramik yang < 1/2 x lebar/ panjang ukuran standard.
2.5. Pasang Granite dan Keramik adukan 1 semen: 3 pasir yang telah dicampur dengan bahan
kedap air vandex.
2.6. Setelah Granite dan Keramik terpasang seluruhnya, selanjutnya disapu dengan acian
semen/ Semen PCC putih dengan diberi warna sesuai ubin yang dipasang. Masing jarak
unit Granite dan Keramik harus membentuk garis lurus setebal naad (atau disebut lain
sesuai gambar).
2.7. Apabila hasil pemasangan Granite dan Keramik tidak rapih, tidak membentuk garis
lurus, retak dan hasilnya bergelombang, Penyedia harus mengganti/ mengulangi pekerjaan
tersebut, dengan biaya yang ditanggung sendiri oleh Penyedia.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
PASAL 4
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pekerja yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai Gambar Kerja dan RKS.
1.2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan dipasang,
khususnya untuk menentukan warna tekstur yang akan di tentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas.
1.3. Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis dari produsen/ Sub Kontraktor kepada
Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dan jangka waktu jaminan
minimum 5 tahun.
1.4. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan dinding kamar
mandi dilapisi Granite.

2. Pekerjaan Pelapis Dinding Granite

2.1. Bahan Granite yang dimaksud untuk digunakan pada dinding ruang toilet atau sesuai
dengan gambar. Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh Pemilik Proyek atau oleh
Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
2.2. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi. Lapangan, setelah
diseleksi mengenai kwaalitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh retak, maupun
cacat.
2.3. Data teknis bahan :
Bahan : Homogenous Tile/Granite
Ukuran : 30x60, 20x40, 20x20 cm Toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih
dari 1%.
Produk : Setara Granite
Warna : Sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan/atau Konsultan Perencana.
2.4. Pelaksanaan
a. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola Granite.
 Bahan Granite sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
 Granite yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat,
ataupun bernoda
 Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan pabrik.
b. Pemasangan Dinding Keramik
 Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40 untuk area dalam
ditambah bahan perekat seperti yang dipersyaratkan.
 Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata dan tidak bergelombang.
 Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan perletakan
features sanitair yang ada seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Pengawas.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebarnya sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut
siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama dengan warna
keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik hingga betul-betul bersih.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
 Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
c. Perlindungan dan Pemeliharaan
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain selama 1 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

PASAL 5
PEKERJAAN FINISHING BATU ALAM

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pelapisan lantai pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam
gambar.

2. Persyaratan Material/Bahan
a. Prinsip:
1) Pada dasarnya semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2) Pada dasarnya penempatan material harus sesuai dengan fungsinyakhusus fungsi anti
slip harus menjadi prioritas utama.
3) Semua pekerjaan finishing lantai harus dikerjakan setelah pekerjaan-pekerjaan
pendukung dibawahnya yaitu water rabat beton untuk lantai dasar dan pasir urug
untuk semua lantai sudah diselesaikan dan dinyatakan diterima oleh Pengawas.
4) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
Konsultan Pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan
(tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima
bahan yang dikirim ke lapangan.
5) Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5%
dari keseluruhan bahan yang dipasang.
6) Bahan Perekat Dari Semen, Pasir Dan Air Harus Memenuhi Syarat

b. Portland Cement (PC)


1) Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang memenuhi
Standard Semen Indonesia (NI-8 1964 dan ASTM C-150). Ex Holcim.
2) Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air,
serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti
ketentuan-ketentuan material saat ini.
3) Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya dan
pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga
tidak ada semen yang terlalu lama penyimpannnya.
4) Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua) bulan.
5) Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
6) Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk
menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman.
7) Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam
pengangkutan ataupun penyimpanan.
8) Bahan perekat tersebut berbahan dasar semen, pasir silica dan mengandung
Polymeric Binder dan atau berbahan dasar Synthetic Latex.

c. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.

d. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
e. Persyaratan Keramik Dan Material Lainnya.
1) Harus dapat dijamin ketersediaan batu alam yang sama/homogen dalam jumlah yang
mencukupi untuk menjamin keseragaman penampilan dan estetika.
2) Pemasangan batu alam untuk lantai dasar harus sudah dipasang lapis perkerasan
rebat beton tebal 5cm, diatas perkerasan rebat beton dipasang urug pasir setebal
5cm.
3) Bahan pengisi nat harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
4) Pekerjaan pemasangan batu alam menggunakan adukan 1pc:6ps.
5) Semua perkerasan batu alam dan jenisnya harus memenuhi syarat sbb:
i. Kualitas : lokal
ii. Ketebalan minimum : +/- 20 mm
iii.Warna : Natural

3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan
b. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara
lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop d r a w i n g sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas.

4.Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan harus
seragam.
c. Pelaksanaan hanya dapat dimulai setelah:
1) Diterbitkannya surat persetujuan material dari Konsultan Pengawas
2) Gambar kerja/shop drawing pemasangan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
3) Pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan mendahului pemasangan pelapis lantai seperti
plafond, instalasi listrik, telepon, pipa-pipa, pemadatan lantai telah selesai dilaksanakan
dengan baik dan diterima oleh Konsultan Pengawas
d. Pada ruangan lantai dasar harus sudah dipasang urug pasir setebal 5cm dipadatkan dan rabat
beton setebal 5 cm.
f. Dipasang pada seluruh lantai dan dinding yang telah ditentukan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
g. Sebelum dipasang harus dicuci sampai permukaannya bersih dari segala kotoran (tanah,
lumpur, minyak dan cat).
h. Siar-siar diisi dengan grout semen dan cairan penambah zat pengisi, nat/perekat adhesive
produk yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
i. Kerusakan atau Cacat. Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini
adalah tanggung j a w a b Kontraktor Pelaksana dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.

PASAL 6
PEKERJAAN WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat di bawah
ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
b. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah pelapisan lantai toilet dan dasar planter box.

2. Persyaratan Bahan
a. Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standard dari bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya seperti: NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I dan 407. Kontraktor Pelaksana
tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
b. Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan produk SIKA, MBT, FOSROC, DERBIGUM SP produk import
atau produk lain yang setara yang memenuhi persyaratan secara kering sebagai berikut:
1) Untuk lapisan yang menggunakan bahan liquid dipakai
TAR.P.U.YXT 12 atau yang setara dan untuk semua produk harus mengikuti full
system sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
2) Dilapis 2 kali dengan bahan liquid (minimum) dengan urutan pekerjaan sesuai
dengan pelapisan yang disyaratkan oleh pabrik.
3) Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping. Overlapping antar
sambungan adalah 100 mm, tekukan vertikal adalah 200 mm, pada lubang masuk
50mm.
4) Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
5) Perilaku material pada 100°C harus tetap stabil.
6) Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.

3. Pengujian
a. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk
Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor/Supplier harus menunjukkan surat rekomendasi hasil pengetesan dari
lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
b. Pada waktu penyerahan, Kontraktor Pelaksana harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang
diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak
pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
c. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air
di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4. Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
c. Tempat penyimpanan harus cukup. Bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan dan wajib menggantinya jika terdapat kerusakan yang
bukan karena tindakan Pemilik.

5. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, Warna dan tekstur bahan harus
seragam.
c. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti harus
yang disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana.
d. Kontraktor Pelaksana harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar, instruction manual dari

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
manufacturer.
e. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
f. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
Pelaksana harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan

6. Contoh
a. Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas sebanyak
minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Pengawas.
c. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merek yang memenuhi spesifikasi akan diambil
oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor Pelaksana selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
d. Bilamana diinginkan, Kontraktor Pelaksana wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.

7. Cara Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksaan sesuai spesifikasi
pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Khusus untuk waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung matahari
tetapi tidak memiliki lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila diisyaratkan dalam
gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian atas dari lembar waterproofing
ini harus diberi pelindung sesuai gambar pelasanaan, dimana lapisan ini dapat berupa lantai
screed maupun material finishing,

8. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
b. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor Pelaksana harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat
kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

9. Syarat Pengamanan Pekerjaan


a. Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor Pelaksana harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalahtanggung jawab Kontraktor Pelaksana

PASAL 7
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat
penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercanturn di dalam gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
2. Bahan-bahan
a. Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut-baut dan
ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kuncl harus mempunyai 3 anak kunci yang berselaput nikel
dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban maksimum
20 kg.

3. Jenis Kunci
Normal key dipakai Sierra - Non master key system dipasang pada seluruh pintu.

4. Pelaksanaan
a. Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah dicoba.
Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara
pengokohan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut
kembali dan diganti
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ketiga
dipasang di tengah-tengah
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi 90
cm dari lantal atau sesuai gambar.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Lokal Merek Weathershield/Mowilex atau
setara.
Cat dinding luar/ exterior ICI :
- Primer : 1 lapis Dulux Primer, A 931 - 1050 interval 2 jam
- Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-49001 interval 2 jam
- Cat akhir exterior : 2 lapis Dulux/ICI setebal 2x30 micron,
interval 2 jam, semua lapis sehingga. dicapai
permukaan yang merata & sama tebal

b. Sifat-sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
- Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
- Tidak berbau
- Daya tutup tinggi

c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg: atau 25 kg,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Pengiriman cat harus
disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin
keasliannya. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan
sesual dengan RKS.

d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, kontraktor mengajukan
daftar bahan pengecatan kepada Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya
kontraktor. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan pencampurannya.

e. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah dan
lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat urutan-urutan yang tepat
mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.

f. Pekerjaan Pengecatan
 Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
 Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
 Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
 Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer
 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
 Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
 Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering

 Pengecatan logam dan baja


 Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan white spirit atau solvent
 Untuk baja , amplas dengan kertas amplas ukuran 360 sebelum diprimer
 Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer Chromate A540 -49020 produksi Dulux/ICI atau
setaraf
 Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan kotoran lainnya,
kemudian dimulal dengan cat dasar A543 -101 produksi Dulux/ICI atau setaraf
 Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat akhir A 365 produksi
Dulux/ICI atau setaraf
 Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak diijinkan untuk
dimeni.

 Pengecatan kayu
 Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar meni
 Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila. terdapat
retak, celah atau lobang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
 Permukaan kayu yang kecII harus diberi 2 lapisan plamur yang tIpIs
 Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas
 Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau cacat-cacat lainnya

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
PASAL 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GALVALUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantulainnya
untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik dan diterima oleh Perencana dan
Pengawas.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap seperti yang ditunjukkan dalam
gambar sesuai dengan petunjuk dari Perencana dan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
Material struktur rangka atap
 Baja mutu tinggi
 Kekuatan leleh minimum 550mpa
 Tegangan maksimum 550 mpa
 Modulus elastisitas 21x105 mpa
 Modulus geser 8x104 mpa
Lapisan pelindung terhadap korosi
Material baja harus dilapisi perlidungan terhadap korosi

3. Syarat Pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen termasuk
jarak reng, kemiringan atap dan overlapsesuai dengan petunjuk/ persetujuan Perencana dan
Pengawas.
b. Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan pekerjaan
atap galvalum dan mekanisme kerja yang ditentukan oleh Pengawas.
c. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah diterima
oleh Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk dilaksanakannya pekerjaan ini.
d. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh installer yang telah berpengalaman melaksanakan
pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan hasil yang baik.
e. Kontraktor bertanggungjawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan hasil
baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi hingga menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor. Termasuk
detail-detail seperti ridge, gutter, valley, flaching, dsb.

PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN,DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka
1) Dari bahan alumunium dari produk dalam negeri ex.YKK atau setara, disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2) Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
3) Warna profil alumunium (contoh warna diajukan oleh Kontraktor untuk disetujui Konsultan
Pengawas).
4) Warna powder coating ditentukan kemudian, tebal bahan minimal 1,8 mm. e. Nilai batas
deformasi yang diijinkan adalah 2 mm.
5 ) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan oleh Konsultan Perencana /Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
6) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat- syarat dari
pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
7) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

b. Penjepit kaca digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan
serta harus kedap air dan bersifat structural seal.

c. Bahan panil kaca daun pintu, jendela, partisi menggunakan jenis kaca sesuai dengan
tercantum dalam pasal 15 spesifikasi ini (Pekerjaan Kaca). Semua bahan kaca yang digunakan
harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya dari produksi
Asahimas atau setara.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, layout penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan sema sambungan siku untuk rangka alumunium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun pintu, jika diperkukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan tidak
melintir.
f. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan yang terkoordinasi antara bagian-bagian
yang terkait dengan pekerjaan kusen tersebut, seperti : pekerjaan dinding, plafond
dan variasinya, lantai dan plint, dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil yang baik.
Untuk itu kontraktor harus mampu mengkoordinasikan dengan baik semua pekerjaan
yang terkait tersebut. Kesalahan, cacat, kurang memenuhi persyaratan pekerjaan yang timbul
sebagia akibat tidak adanya atau kurangnya koordinasi, harus diperbaiki/diganti dan seluruh
biayanya ditanggun oleh kontraktor.

PASAL 11
PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kaca yang lengkap dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
b. Pekerjaan lain yang terkait :
 Pekerjaan komponen pintu/ jendela.
 Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin.
 Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini

2. Standar dan Persyaratan Bahan


a. ANSI (American National Standard Institute). 297.1-1975-SafetyMaterial Used in Building
b. ASTM (American Society for Testing and Materials). E6-P3 Proposed Specification for
Sealed Insulating Glass Units.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
3. Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya memiliki ketebalan yang
sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses tarik tembus cahaya, gilas,
dan pengembangan (Float Glass)
b. Toleransi lebar dan panjang; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat,
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang terisi gas yang
terdapat pada kaca)
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca)
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (benjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar/masuk)
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang
berubah dan mengganggu pandangan
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud), dan goresan (scratch)

4. Shop Drawing
a. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan :
Detail dalam skala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan, sistem pemasangan
setiap jenis kaca dan komponen lain yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan yang
sempurna. Perubahan dimungkinkan hanya karena hasil review dan evaluasi atas test
mock-up yang harus diadakan, perubahan harus disetujui Pengawas lapangan.
b. Sistem pemasangan.
Gambar kerja dan pelaksanaan yang menunjukkan :
 Sistem konstruksi penyangga kaca dan penempatannya terhadap kusen
ataupun panel pintu.
 Jenis kaca dan tebal kaca.
C. Data Produk
Spesifikasi teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
d. Contoh Bahan
3 (tiga) buah untuk setiap jenis dan tipe yang dipersyaratkan.
e. Petunjuk Pemeliharaan
Memuat petunjuk terinci mengenai :
- Pemeriksaan berkala
- Perawatan seluruh bagian dinding kaca.
f. Garansi dan Jaminan
Bahwa pekerjaan tersebut telah watertight (kedap air) dan bebas dari cacat bahan dan
kerusakan akibat pengerjaan dimana jaminan berlaku selama 5 (lima) tahun.
g. Penanganan Bahan
1) Pengiriman.
Hasil fabrikasi dan komponennya dikirim ke site dalam keadaan sudah diberi
pengenal/identifikasi sesuai dengan identifikasi gambar Shop Drawing/Erection Drawing.
Bahan dikirim tanpa cacat dan harus diperiksa, disetujui, dan diterima oleh Direksi
Lapangan / Konsultan Pengawas Lapangan.
2) Penyimpanan.
Tidak diperkenankan disimpan dalam site.
3) Perlindungan.
Bahan dilindungi selama pengiriman pemasangan dari pengaruh cuaca.
Bahan/hasil pekerjaan yang rusak/cacat tidak dapat diterima.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
h. Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait dengan pekerjaan
dinding kaca untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat jadwal pekerjaan lain.
Beri tanda pada bidang/ tempat kerja dari setiap pekerjaan yang terkait (bila perlu)
a. Pekerjaan Mock-up
b. Pekerjaan Komponen dinding kaca

5. Spesifikasi Bahan.
a. Bahan kaca & cermin harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
b. Bahan harus bebas cacat dan noda, bebas sulfida, maupun bercak lainnya
c. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
dari Pengawas.
d. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digerinda/dihaluskan hingga tidak tajam dan berbahaya.
Bahan 1
- Jenis : Kaca
- Type finishing permukaan :-
- Produksi : Asahimas atau setara
- Ketebalan : 8 dan 12 mm /ditentukan lain
- Bahan pengisi siar :-
- Type : Riben dan Polos
- Ukuran : Gambar Shop Drawing
- Posisi : Ventilasi, Jendela, dan Pintu
3.2 Fabrikasi
a. Kaca.
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada Shop
Drawing berdasarkan hasil pengukuran di lapangan. b.
Cutting/Pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.

5. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian, dan syarat
pekerjaan dalam buku ini
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur namun menggunakan
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan rangka/kusen, minimal 10 mm masuk ke
dalam alur kaca pada kusen
g. Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca setara merk Windex
h. Cermin dan kaca harus terpasang dengan rapi serta sisi tepi harus lurus dan rata, bebas dari
noda, dan bekas goresan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
PASAL 12
PEKERJAAN PEBBLE WASH

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
1. Pembersihan dan perataan keseluruhan site.
2. Pekerjaan urugan sirtu dan pemadatan
3. Pekerjaan lapisa plastic cor
4. Pekerjaan Wire Mesh M6
5. Pekerjaan beton K250
6. Pekerjaan Pebble wash

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Pembersihan dan perataan keseluruhan site.
Sebelum memulai pekerjaan pebble wash, seluruh sampah-sampah dan bekas-bekas
bongkaran dan urugan harus dibuang keluar lokasi dan tidak mengganggu lingkungan.
b. Pekerjaan galian, urugan sirtu dan pemadatan.
Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam
gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian harus sesuai rencana dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor akan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaannya segera setelah mencapai sesuatu tahap dimana penggalian yang
dihasilkannya disetujui oleh pihak Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas termasuk
perlindungan permukaan-permukaan galian itu secara efektif terhadap kerusakan
oleh sebab apapun.
Urugan sirtu dilakukan secara lapis demi lapis (layer by layer) dengan ketebalan masing –
masing layer 30 cm dan dipadatkan dengan stampper dan disiram air agar mendapatkan
kepadatan yang optimal, sehingga tidak dimungkinkan terjadi penurunan elevasi urugan.
b. Plastik alas cor dipasang di atas urugan sirtu yang telah dipadatkan, agar saat dilakukan
pengecoran beton K250 air semen tidak hilang.
c. Setelah dihampar plastic alas cor kemudian dipasang Wire Mesh M6 dengan diberi tahu beton
untuk membentuk selimut beton sisi bawah setebal 3 – 4 cm.
d. Pekerjaan beton untuk lantai menggunakan beton K250 (Kuat tekan beton min.250Kg/cm2).
e. Apabila diperlukan dapat dilakukan leveling dengan screed campuran 1:3
f. Pekerjaan Pebble wash dilaksanakan oleh tenaga professional yang berpengalaman
mengerjakan pekerjaan sejenis dengan ketebalan pebble wash min. 2cm
 permukaan finish pebble wash harus rata, rapi, dan rajin.
 Tidak diperkenankan ada retakan dipermukaan pebble wash.
 Tidak diperkenankan ada noda mortar ataupun lainnya di permukaan pebble wash.
 Warna pekerjaan pebble wash dapat bervariasi atau berkombinasi sesuai petunjuk dan
arahan pengguna jasa tanpa merubah harga satuannya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
g. Disamping pekerjaan Pebble wash, j u g a t e r d a p a t pekerjaan teraso sebagai
pelapis lantai dan tempat duduk beton.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
PASAL 13
PEKERJAAN KURSI TAMAN KOMBINASI BESI TUANG DAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan
Kursi taman kombinasi besi tuang dan kayu dipasang di lokasi RTH Lembah UGM. Terdapat juga
kursi taman dari bahan beton dengan difinish traso.

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Pabrikasi Kursi Taman Kombinasi Besi Tuang dan Kayu
Kursi taman harus dibuat oleh spesialis/pengrajin kursi yang professional. Terdiri dari 2 (dua)
tipe yaitu kursi dengan sandaran dan tanpa sandaran
b. Pemasangan
Kursi taman dipasang di lokasi yang tercantum dalam shop drawing yang telah disetujui
Konsultan Pengawas.
Pada kaki kursi besi tuang diberi besi angkur dan ditanam di dalam beton sehingga tidak
dapat dipindah/digeser serta aman.
Tulisan “jogja” pada kursi taman dapat diganti/diubah dengan tulisan/logo lain sesuai
perintah pengguna jasa.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
BAB VI
P E K E RJ A A N M E KA N I KA L
E L E KT R I KA L

PASAL I
PEKERJAAN PLUMBING

1) SYARAT-SYARAT UMUM
a. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada beberapa
klausul-klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini,
berarti menuntut perhatian khusus pada klausul- klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
b. Klausul-klausul dari syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara
tegas dalam persyaratan teknis ini.
c. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mempengaruhi dan mengganggu pekerjaan mekanikal.
d. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum dilaksanakan.

2) PERATURAN IZIN DAN STANDAR


a. Semua bahan pipa dan peralatan harus memenuhi standar-standar dibawah ini atau setaraf
dengan :
 ASTM – A 120 – 57 untuk pipa-pipa dan fitting dari “galvanized iron” (baja galvanis) atau
BS 1387
 ASTM – 3338 – 51 untuk “malleable iron fittings”
 SII/ISO untuk pipa PVC
 ASTM B88 seamless tube untuk pipa air panas.

b. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan dan
undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Departemen Tenaga Kerja.
c. Kontraktor harus meminta izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan Kontraktor.
d. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar peralatan- peralatan yang
diserahkannya adalah kualitas terbaik, bahwa cara pelaksanaan pengerjaan dilakukan dengan
cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang diserahkannya adalah lengkap dan
dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan/peralatan-
peralatan yang sewajarnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam
persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-gambar yang menyertai
persyaratan teknis ini.
e. Kontraktor harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman
tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
3) LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, perabotan-perabotan,
yang perlu agar seluruh instalasi penyediaan dan pembuangan air dapat dipasang, diuji dan
siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas pengerjaan pemasangan yang
terbaik sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam
perencanaan ini.
b. Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar yang menyertai dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan
yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan dari seluruh sistem agar
lengkap dan siap untuk bekerja dan dapat digunakan dengan baik.
c. Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam
persyaratan teknis ini adalah sebagi berikut :
i. Sistem pemipaan air bersih dari jaringan utama air bersih diluar bangunan
sampai ke fixture-fixture dalam bangunan lengkap dengan fitting-fittingnya.
ii. Sistem pembuangan air kotor dari toilet, sarana domestik dari seluruh fixture sampai 1,5
(satu setengah) meter diluar bangunan.

4) GAMBAR-GAMBAR DAN PERSYARATAN TEKNIS


a. Gambar-gambar dan persyaratan teknis perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan tidak
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau persyaratan teknis perencanaan saja, Kontraktor harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
b. Lokasi yang tepat dari peralatan-peralatan sanitary fixtures, floor drain, pipa- pipa utama dan
pipa-pipa cabang harus diperiksa dalam gambar-gambar perencanaan Mekanikal dan
Arsitektur dan disesuaikan dengan ukuran- ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat alat-
alat tersebut.

5) BAHAN-BAHAN SANITARY FIXTURES


a. Semua plumbing fixtures yang akan dipasang harus setara dengan fixture- fixture buatan
TOTO.
b. Lavatory (Wastafel) type LW 242J/LW 242HFJ komplit
c. Closet duduk type CW 637J komplit dan Closet jongkok standar buatan TOTO.
d. Semua “floor drain” (FD) terbuat dari PVC 3” San Ei Hn508.
e. Jet Washer TOTO type THX20NBW
f. Kran tembok Type T23B13 TOTO.

6) PERENCANAAN
Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa, fitting, katup-
katup dan fixtures secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor apabila diperlukan, sesuai dengan pelaksanaan
yang wajar berlaku untuk pekerjaan plumbing pada umumnya.

7) PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT


a. Dalam waktu 30 hari setelah Kontraktor memperoleh kontrak pekerjaan Mekanikal, Kontraktor
harus mengajukan daftar yang lengkap (rangkap 5) dari pabrik-pabrik atau perusahaan-
perusahaan yang membuat bahan-bahan dan alat-alat yang akan dipasang dalam instalasi ini,
untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas
b. Setelah daftar tersebut diatas disetujui dan sebelum melakukan pembelian bahan-bahan dan
alat-alat, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, daftar lengkap dari
peralatan-peralatan dan bahan- bahan yang akan digunakan dalam instalasi ini, lengkap
dengan brosur dan atau gambar kerja dari pabrik/perusahaan yang membuatnya, serta
schedule pembelian, delivery dan pemasangannya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
8) PENGGANTIAN MATERIAL/ALAT
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi ini dari
pencurian dan kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya.

9) TENAGA AHLI
Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour)
agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapi.

10) BAHAN-BAHAN PENGGANTI


a. Sesuatu bahan, peralatan yang akan digunakan dan tidak disebutkan dalam persyaratan ini
hanya diperbolehkan apabila disetujui secara tertulis oleh Pemberi Tugas dan biaya
pengujian bahan/peralatan tersebut (apabila diminta oleh Pemberi Tugas) ditanggung oleh
Kontraktor.
b. Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixtures, harus dilakukan oleh badan-badan
atau lembaga-lembaga yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Ahli dengan cara
standar yang berlaku. Apabila cara-cara standar tidak ada, ahli berhak menentukan prosedur
pengujiannya.
c. Setiap bahan (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan yang akan
dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda yang jelas dari pabrik pembuatnya.
Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda- tanda tersebut harus diganti atas tanggung
jawab Kontraktor.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu karena
timbulnya perubahan-perubahan yang perlu sebagai akibat dari adanya bahan/peralatan lain
atau pengganti yang disetujui tetapi berbeda dengan yang dinyatakan dalam gambar atau
persyaratan perencana.
e. Apabila peralatan dan instalasi plumbing tidak ada di pasaran dan ada usulan untuk diganti
dengan merk lain, maka harus ada keterangan tertulis dari supplier/distributor bahwa material
dimaksud tidak diproduksi lagi.

11) PEMASANGAN
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran bagian
bangunan hanya boleh dilakukan setelah adanya izin tertulis dari Konsultan Pengawas
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor sambil
melaksanakan pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat
letak/ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa-
pipa. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang
tersebut dan apabila perlu harus melakukan pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
b. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air. Harus terpasang secara kokoh (tight)
ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai (bracket/cleat/plate/anchor).
c. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dan pipa-pipa pembuangan yang kelihatan
(tidak tertutup) di toilet harus dibuat dari kuningan atau tembaga dan dilapis dengan chrome
Nikel yang cukup baik dan tebal.
d. Kontraktor bertanggungjawab atas komponen-komponen yang perlu
(misalnya : fixtures fitting atau fixtures) untuk melengkapi instalasi.
e. Sebelum sesuatu pipa ditutup (oleh dinding, loteng dan lain-lain) harus diuji dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas

12) FITTINGS
i. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan penyambungan pipa-pipa yang dikerjakan oleh
pihak lain dan disambungkan ke pipa yang termasuk kedalam pekerjaan kontraktor ini.
ii. Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan luas penampang yang
berbeda harus digunakan “Reducer” atau “Increaser”.
iii. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan “long radius” .

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
iv. Belokan-belokan dari “short radius” hanya boleh digunakan apabila kondisi tempat
tidak memungkinkan penggunaan belokan jenis long radius, dan Kontraktor harus
memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas.

13) SLEEVES DAN SUPORT


a. U m u m
i. Kontraktor bertanggungjawab atas penyediaan dan lokas pemasangan yang tepat.
ii. Pipa-pipa vertikal air hujan dari atap melalui kolom utama.

b. Support untuk fixture dan alat-alat


i. Semua fixture dan alat-alat sanitari harus ditumpu dan ditempatkan dengan baik
dan kuat.
ii. Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan
rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut. Dan setelah alat-
alat tersebut terpasang, insert harus tidak kelihatan.
iii. Apabila digunakan baut tembus (through bolt) harus dipasang plat penahan
pada sisi yang lain dari dinding atau lantai tersebut.
iv. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan
lapisan Chromium atau Nikkel, demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya.

c. Penggantung/Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, agar iklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian
sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi oleh perubahan temperatur. Pada Saff
pengikat pipa dipakai plat strip 30. 3 tiap satu meter naik dengan sistem angker baut mur
yang ditanamkan kedalam tembok, angker yang dipakai diameter 10 mm.

14) PEMBERSIHAN DAN PENGECATAN


a. Pembersihan
i. Semua bagian terlindung, dinding harus bebas dari lemak dan semua kotoran-kotoran lain.
ii. Semua lapisan yang dilapisi Chromium atau Nikel harus digosok bersih/mengkilap setelah
selesai pemasangan instalasi. Semua bagian pipa, katup-katup alat-alat lainnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lain yang terbawa
masuk.
iii. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finishing
arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya kelalaian Kontraktor
karena tidak membersihkan sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

15) AS-BUILT DRAWINGS


a. selama pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda
dengan pensil/tinta merah pada set gambar plambing, atas segala perubahan,
penghapusan atau penambahan pada perencana instalasi dari gambar tersebut.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan Konsultan Pengawas gambar instalasi
yang sesungguhnya (terlaksana) sebagaimana yang terpasang pada bangunan, memuat
lengkap segala perubahan yang telah dilakukan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
PASAL 2
PEKERJAAN SANITAIR

1) LINGKUP PEKERJAAN
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini
hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian/ operasinya.
b. Pekerjaan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail gambar,
uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

2) PERSYARATAN BAHAN
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam pasal terdahulu.

3) SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Perencana/Direksi Pelaksana
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengantrian bahan, pengganti harus disetujui
Perencana/Direksi Pelaksana berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail- detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini baik antar gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Perencana/Konsultan
Pengawas
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan
di tempat itu sebelum kelainan itu terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
kerja dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan tindakan Pemilik.

4) ALAT-ALAT SANITAIR
a. Pekerjaan Wastafel
 Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO atau setara lengkap dengan segala
accessoriesnya. Warna akan dipilih oleh Perencana.
 Wastafel dan perlengkapannya dipasang yang telah diseleksi baik, tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Direksi Perencana.
 Ketinggian dan kontruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta petunjuk-
petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda,
dan penyambungan instalasi plambingnya tidak boleh ada kebocoran- kebocoran.

b. Pekerjaan Kloset
 Kloset duduk dan jongkok berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk
TOTO atau setara, warna akan ditentukan oleh Perencana
 Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
Konsultan Pengawas
 Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan- sambungan pipa tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran.

c. Pekerjaan kran
 Semua kran yang dipakai adalah merk TOTO, dengan chromed finish. Ukuran yang
disesuaikan dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai
ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
 Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

d. Floor Drain dan Clean Out


 Floor drain dan clean out yang digunakan adalah merk San Ei.
 Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan Pengawas
 Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
ukuran floor drain tersebut.
 Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

PASAL 3
PEKERJAAN SISTEM PEMIPAAN

1) LINGKUP PEKERJAAN
a. Bab ini menjelaskan spesifikasi dari pipa, valve-valve, trap, strainer dan peralatan pipa lain
serta instalasinya untuk proyek ini seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar perencanaan
yang harus diikuti oleh Kontraktor dalam pelaksanaan.

2) UMUM
a. Bab ini melengkapi seluruh pekerjaan pemipaan dan adalah tanggung jawab kontraktor untuk
mengikuti gambar dan spesifikasi bagian-bagian serta jenis pemipaan mana yang sesuai
untuk praktek ini secara khusus.
b. Standar yang digunakan adalah dari ASHRAE dan peraturan Plumbing Indonesia
c. Gambar-gambar menunjukkan secara umum ukuran-ukuran dan lokasi pipa.
Karena keadaan setempat ketinggian langit-langit dan lain-lain tidak boleh dirubah tanpa
koordinasi dengan Direksi Lapangan.

3) BAHAN PIPA DAN PERALATAN PIPA


a. Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC class 10 kg /cm2, merk WAVIN atau
setara. Untuk pipa refrigerant yang perlu dibuat atau dirakit dilapangan harus dari hard
copper type L kecuali dengan persetujuan tertulis dari Perencana.
b. Tidak diperkenankan mengganti bahan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Perencana.
c. Semua pipa dan peralatannya harus dapat menahan tekanan sampai 10 – 12 kg/cm 2 tanpa
kebocoran.
d. Refrigerant Valve
 Sampai dengan diameter 5/8” semuanya adalah jenis “pact less”
 Diameter 7/8” keatas adalah jenis “packed and capped” serta “back seated”

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
4) PEMASANGAN SISTEM PIPA
a. Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih dan bekerja dengan baik melalui
pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan diserahkan dan diterima
Pemilik Proyek.
b. Semua pipa harus dipasang sesuai koordinasi yang ditentukan.
c. Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan sehingga
membentuk pemasangan yang lengkap. Semua sambungan harus diperiksa dengan teliti
untuk memastikan semua bagian yang harus disediakan tersebut sudah lengkap.
d. Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan sambungan pipa atau flensa yang sesuai seperti disebutkan dalam
Spesifikasi ini.
e. Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
f. Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer atau increaser.
g. Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus ditempatkan pada lokasi
yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran,
penggantian dengan batang pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
h. Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang ditempatkan sesuai Gambar
Kerja, sehingga setiap peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan
lainnya.
i. Pekerjaan pemipaan dan peralatan utilitas lainnya yang membutuhkan penggalian
dan pengurugan harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Teknis.

5) Roughing-In
a. Roughing-In untuk pipa dan sambungan harus dilakukan sepanjang konstruksi, dan harus
dikoordinasikan antara Pengawas Lapangan dan Kontraktor.
b. Lokasi bukaan dengan ukuran yang tepat untuk lewatnya pipa harus disediakan
bila diperlukan. Lokasi sesuai ketentuan Gambar Kerja, dan koordinasi posisi terakhir harus
dibicarakan dengan Pengawas Lapangan.
c. Semua bahan seperti pengikat saluran dan perlengkapan lainnya yang ditanam dalam beton
harus bersih dari segala jenis karat, kerak dan cat.

6) Pembersihan dan Penyesuaian


a. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran / pipa, untuk
mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan setiap sistem
pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin untuk membersihkan
seluruh sistem pemipaan.
b. Setelah seluruh sistem terpasang lengkap, Kontraktor harus menjalankan peralatan
pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting menyeimbangkan katup,
kontrol tekanan otomatis dan lainnya, sampai semua persyaratan tercapai.

7) Pengujian Sistem Bertekanan


a. Setelah selesai pemasangan dan roughing-in seluruh sistem pemipaan harus diuji pada
tekanan hidrostatis 1,5 (satu setengah) kali tekanan kerja nominal dan dibiarkan pada tekanan
tersebut selama 24 jam. Tekanan udara nominal untuk air bersih adalah 8 kg/cm 2.
b. Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh pemasangan selesai, bagian
tersebut harus diuji pada tekanan yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk seluruh
sistem dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.
c. Seluruh jaringan pipa air bersih harus dibilas dengan baik dan didesinfeksi dengan klorin,
sebelum diserahkan kepada Pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan.
d. Dosis klorin adalah sebesar minimal 50 ppm dalam air.
e. Setelah melewati jangka waktu tidak kurang dari 6 (enam) jam, air yang masih
banyak mengandung klorin tersebut harus dapat dibuang dan jaringan pipa dibilas
sehingga kadar klorin yang tertinggal mencapai 0.2 ppm.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
PASAL 4
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. KETENTUAN UMUM
a. Pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam bidang keahlian meliputi :
b. Menyediakan seluruh tenaga kerja, material, perlengkapan dan peralatan dan melaksanakan
seluruh pekerjaan sistem listrik , Penangkal Petir sehingga dapat beroperasi dengan sempurna.
c. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan seluruh
ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan spesifikasi bersifat mengikat.
d. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh Kontraktor
Instalasi Listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan ditunjang oleh
tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai
pemegang/rekanan instalatur PLN dengan kelas minimal “C” dan masih berlaku hingga
tahun terakhir yang masih berjalan serta mememiliki tenaga ahli ( Penjatek ) yang
bersertifikat APEI.
e. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
dan Indonesia/Peraturan PLN setempat edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan-
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/ “code-code” lainnya yang
diakui secara internasional (VDE, DIN, IEC, NEMA, BS dan lain sebagainya).

2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pengadaan materil/peralatan, pemeliharaan, testing, pengawasan untuk kontruksi,
pemasangan sistem listrik, Sistem, Penangkal Petir yang lengkap sesuai dengan gambar
perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis.
b. Pengadaan dan pemasangan kabel untuk : Penerangan, stop kontakdan Penangkal Petir.
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan, kotak kontak biasa, kotak kontak daya
secara lengkap.
d. Pengadaan dan pemasangan “fixtures” penerangan (unit lampu), kotak kontak biasa/daya
(1 fasa/3 fasa) lengkap dengan “plug” dan peralatan penunjangnya ( accessories).
e. Mengadakan “testing coomissioning” untuk seluruh peralatan instalasi sesuai rencana kerja
dan persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pabrik dan standar-standar
lainnya.
f. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnya pada saat berjalannya konstruksi
bangunan tersebut.
g. Menyerahkan manual kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelola teknis.
h. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggungjawaban ( Garansi) sesuai rencana
kerja dan persyaratan teknis.
i. Apabila ada hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lainnya, maka hal
ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap lainnya, tetapi untuk
menegaskan permasalahan.
j. Seluruh pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini, sekalipun item pekerjaan
tersebut tidak disebutkan, akan tetapi merupakan bagian yang harus dikerjakan agar
sistem tersebut dapat bekerja dengan sempurna dan memenuhi persyaratan teknis.

3. KOORDINASI PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat dalam
proyek ini. Penyediaan material dan pemasangan slevees/sparing menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari
kesalahpahaman/konflik harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Konsultan
Pengawas.

4. MATERIAL DAN WORKMANSHIP


Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor itu harus baru dan material tersebut
harus sesuai untuk dipasang di daerah tropis. Material-material harus dari produk yang
berkualitas baik/tinggi dan dari produksi yang terbaru khusus unrtuk penerangan mengunakan
produk philips. untuk material-material yang disebut dibawah ini, Kontraktor harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan menunjukkan katalog/brosure dari peralatan
tersebut dari agen/dealer/pabrik.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
5. NAMA PABRIK ATAU MEREK YANG DITENTUKAN
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama Pabrik/Merek dari satu jenis bahan/material,
maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasangkan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan bahwa barang tersebut
sudah tidak ada lagi dipasaran ataupun sukar untuk didapatkan dipasaran.

6. SHOP DRAWING
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Kontraktor
harus menyerahkan shop drawing untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya literatur mengenai uraian- uraian, diagram
pengkabelan, data-data ukuran/dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat dari
penyalur/service shop atau badan usaha lain yang ditunjukkan sebagai “technical maintenance”
dan menyediakan suku cadang yang lengkap dan dapat mem”back up” sistem agar selalu
dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
Shop drawing harus diberi catatan dari Kontraktor, yang menyatakan bahwa yang dianjurkan
sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari keseluruhan
sistem. Penyerahan secara bertahap (sebagian-sebagian) tidak akan diperhatikan.
Shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set. Shop
drawing yang harus diajukan yaitu :
a. Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN (Gardu Existing) dan Generator, sampai dengan
rangkaian akhir.
b. Panel-panel daya (PP), panel penerangan (LP), panel utama (SDP), outlet box dll.
c. Detail-detail pemasangan lampu.
d. Dan lain-lain yang diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

7. SUBSTITUSI
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya dalam
Spesifikasi. Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan pada Spesifikasi
disertakan data-data teknisnya secara lengkap untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana/Direksi.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, accessories, dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam spesifikasi. Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara
pembuatnya, nama pabrik yang memproduksinya, katalog dan selanjutnya menguraikan
data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang dipergunakan adalah sesuai
dengan Spesifikasi dan kondisi di lapangan.

8. CONTOH
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan. Semua biaya untuk
kebutuhan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

9. PROTEKSI
Seluruh material dan peralatan yang berada dilingkungan proyek, sebelum, selama pengerjaan
dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi), Kontraktor harus mengamankan peralatan
tersebut secara memadai.
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan kurangnya pengamanan setelah terpasang, tidak dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas. Kontraktor berkewajiban mengganti yang baru, sesuai dengan yang
aslinya atas biaya Kontraktor.

10. ACCES OPENING


Kontraktor harus menyediakan “Acces Opening” (bukaan) pada tempat-tempat tertentu guna
pemeliharaan instalasi listrik.
Bukaan (acces opening) pada konstruksi bangunan seperti pada dinding, plafond, lantai

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
beton (atap bangunan) atau dibutuhkan pada lain bagian. Bukaan tersebut harus dilengkapi
dengan fasilitas penutup yang tepat dan estetika pada permukaannya serta penutup tersebut
dapat dilepaskan/dibuka/dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang
berdekatan.

11. GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA


Kontraktor harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar- gambar pada
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem out
let.
Panel/kabinet, peralatan pengkabelan dan lain-lainnya harus dicantumkan jarak sebenarnya dari
as kolok terdekat pada gambar pemasangan yang sebenarnya (as installed), titik-titik referensi
pengukuran untuk menentukan letak peralatan/instalasi harus cukup jelas dan dilengkapi dengan
jarak-jarak ukuran dari titik referensi tersebut secara jelas dan informatif.
Kontraktor pada saat mendekati hari-hari penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan)
harus sudah menyerahkan gambar-gambar sesuai dengan pemasangan sebenarnya (as built
drawing).

12. DATA SUKU CADANG


Kontraktor harus memberikan daftar suku cadang dari peralatan yang dipasang secara terperinci
berikut alamat dan nama Badan Usaha yang merupakan badan keagenan dari peralatan yang
dipasang tersebut kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas Apabila peralatan yang
dipasang tersebut dilengkapi dengan suku cadang harap diberikan kepada Pemberi Tugas
sebagai kelengkapan dari penyerahan seluruh pekerjaan.

13. PERATURAN HAK PATEN


Kontraktor harus melindungi Pemberian Tugas terhadap klaim atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan, agen/distributor peralatan
bersangkutan dalam hubungan merk dagang atau nama produksi, baik hak cipta pada
semua material, peralatan yang dipergunakan pada proyek ini.

14. KEBERSIHAN
Kontraktor harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa materil tidak terpakai
yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan tiap- tiap bagian secara teratur dan
rapi.

15. BUILT IN INSERT, SLEEVES DAN PERLENGKAPANNYA


Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya untuk keperluan built in dalam beton
atau pekerjaan konstruksi lainnya, lengkap dengan keterangan konstruksi, dimensi, layout dan
keperluan informasi lainnya untuk pekerjaan bersangkutan.

16. BUKU PETUNJUK (MANUAL BOOK) DAN INSTRUKSI


Kontraktor harus melengkapi buku petunjuk (manual book) pemeliharaan dan petunjuk cara
mengoperasikan dari peralatan.

17. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan
dari keperluan instalasi listrik, instalasi harus menyesuaikan dengan kondisi setempat. Gambar-
gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan konstruksi dan detail akhir
dari pelaksanaan, sedangkan gambar- gambar lainnya harus berkaitan dengan detail
yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan. Kontraktor harus melengkapi seluruh
pekerjaan yang akan dikerjakan dengan “shop drawing/detail drawing” dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas
Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan-kemungkinan dari kesalahan/ketidakcocokan,
baik dari segi besaran, kapasitas, fisik maupun pemasangan, dll.

18. Bahan Dan Peralatan


a. Lampu dan Armature
Lampu dan armature harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail elektrikal:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
1) Semua armature yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal
pembumian
2) Semua lampu flourecent dan lampu discharge dikompensasi dengan kapasitor yang
sesuai.
3) Reflector harus mempunyai pemantul yang baik
4) Box tempat ballast, starter, terminal block harus cukup besar dan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan
kerja dan umur teknis komponen lampu. Ventilasi dalam box harus cukup.
5) Kabel-kabel harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak
menempel pada ballast.
6) Box terbuat dari plat besi dengan ketebalan minimum 0,5 mm dicat warna dasar
tahan karat, kemudian dicat akhir dengan cat oven warna putih atau warna lain yang
disetujui.
7) Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam lampu, tetapi mudah untuk
dibuka dan diangkat.
8) Ballast harus dari satu merk yang setaraf dengan Phillips, Nais, Atco atau Shcwabe.
9) Tabung lampu fluorescent harus dari merk Phillips, type TLD no 54, Osram
10) Lubang-lubang untuk ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga. Diffuser terpasang dalam dudukan dengan ulir, tidak
boleh memakai paku skrup
11) Armature lampu harus dari merk Artolite, Philips

b. Pengetesan
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini akan diuji
mutu instalasi

c. Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti
ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
1) Pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian
rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan kimiawi yang
mungkin timbul pada tempat dimana kabel tersebut dipasang.
2) Pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman1,20 meter,
maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut:
i. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati kendaraan
ii. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian)
iii. Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian tanah
tersebut harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau
tanah halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekelilling kabel tanah
tersebut.
iv. Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel dengan
ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm.
v. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atautinggi dan
kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus di tempatkan di atas kabel PLN
(jarak 30 cm) dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).
vi. Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus
diambil salah satu tindakan pengamanan yang disebutkan dalam ketentuan di
bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang bersilangan itu terletak dalam satu
saluran pemasangan batu beton dan semacam itu yang mempunyai tebal dinding
yang sekurang-kurangnya 6 cm.
vii. Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari
lempengan atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari bahan yang tahan lama
atau yang sederajat.
viii. Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan
lain yang cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang
menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang terletak di bawah
diukur dari sisi luar kabel.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
d. Kotak-kontak biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa.Semua kotak-kontak
harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan.Kotak-kontak harus dari satu tipe yaitu
untuk pemasangan rata dinding dengan rating 250 Volt, 10 Amp.Dengan Merk MK setrara.

e. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker, mempunyai
rating 250 Volt, 10 Amp dari jenis single atau double gangs atau multiple gangs (grid switch),
RCS. Dengan Merk clipsal, MK setara.

f. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak


Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus mempunyai
terminal pentanahan.Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam kotak dengan menggunakan
baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.

g. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, berinti lebih dari satu (NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5
mm².Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000 sebagai berikut:
1) Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
2) Netral : biru
3) Pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel listrik harus dibuat baik dengan menggunakan konus penyambungan
(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui Konsultan Pengawas.Sambungan kabel
hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-doos).Di dalam pipa tidak boleh ada
sambungan kabel.Kabel harus dari merk Supreme, Kabelindo, Tranka dan Kabel Metal.Lasdop
dari merk 3 M, T &B.

h. Pipa instalasi pelindung kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi
listrik.Pipa, elbow junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai antara satu dan lainnya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.Pipa flexible harus dipasang
untuk melindungi kabel antara junction box dan armature lampu.PVC conduit dari
merk: EGA, Clipsal.

19. Pemasangan
a. Pemasangan lampu-lampu
1) Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan seperti ditunjukan dalam gambar.
2) Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus dalam
keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat/kekurangan.
3) Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap
menyala.
4) Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
5) Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan akhir harus diganti oleh Kontraktor Pelaksana tanpa biaya tambahan.

b. Sakelar dan kotak-kontak biasa


1) Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah 150 cm dari
permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 40 cm dari permukaan lantai.
2) Saklar dan stop kontak pada zona digester dipasang pada bak kontrol. Karena
areanya yang dekat dengan bak air, saklar dan stop kontak pada zona digester ini harus
yang mempunyai proteksi terhadap air, memiliki IP tinggi.
3) Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa ditempatkan pada
lokasi yang sama, maka dua deret kotak-kontak tunggal, ganda atau multi gangs
harus dipasang satu di atas yang lain dan titik tengah deretan tersebut harus berada

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
1,45 cm di atas permukaan lantai. Kotak-kontak biasa dekat pintu atau jendela harus
dipasang 30 cm dari pinggir kusen dari sisi kunci seperti ditunjukan dalam gambar-
gambar arsitektur, kecuali ditunjukan lain oleh Konsultan Pengawas.

20. Pengujian
Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian sistem
terdiri dari:
a. Pengujian sambungan-sambungan
b. Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
c. Pengujian tahanan pembumian
d. Pengujian pemberian tegangan
Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana harus sudah
mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada KonsultanPengawasuntukmendapatkan
persetujuan.Pengujian harus disaksikan olehKonsultan Pengawas.KontraktorPelaksana harus
membuat catatan hasil pengujian.Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh
Kontraktor Pelaksana. Kontraktor Pelaksana harus melakukan general test penerangan selama 3 x
24 jam.
Daftar material:

NO ITEM MERK
1 Kabel tegangan rendah NYM,NYA Supreme, Kabelindo, Tranka
2 Armature Artolite, Philips
3 Saklar, kotak kontak Clipsal,MK
4 Inbow dosh MK
5 Balast Philips, vosloh, shcwabe
6 Tube TL Philips, Osram
7 Stater Philips
8 Kunci panel Dom dengan espagnolet
9 Box Panel Omni, Multipane

21. Lampu PJU

 Menggunakan tiang lampu PJU Oktagonal diameter min. 25 cm tinggi min. 6 m komplit
terpasang beserta aksesorisnya.
 Baseplate tiang lampu dihubungkan dan di ikat baut mur pada angkur yang telah
dipasang saat pekerjaan pondasi tiang lampu.
 Lampu PJU menggunakan PHILIPS BRP371 LED97 NW 90W 220-240V DM MP1
 Instalasi menggunakan kabel NYM 2 x 2,5 mm supreme TC (Twistet cabel) Kabel SR AL 2
x 16 mm Connector Tab kedap air dengan ukuran 16 / 25 mm. Harga satuan
pemasangan instalasi adalah per titik lampu. Panjang kabel diasumsikan telah
diperhitungkan didalam penawaran.
 Dilakukan test and commissioning parsial lampu PJU setelah instalasi terpasang.

1. Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian sistem
terdiri dari:
a. Pengujian sambungan-sambungan
b. Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
c. Pengujian tahanan pembumian
d. Pengujian pemberian tegangan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
BAB VII
PEKERJAAN LANDSCAPE
PASAL 1
PEKERJAAN TANAMAN

Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai Gambar Rencana atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Pembuatan/penggalian lubang tanam harus lebih besar dari
perakaran tanaman. Setelah selesai penanaman, semua lubang tanam (titik tanam) harus diurug
kembali dengan media tanam (tanah subur + pupuk kandang). dan di sekitar lubang (titik tanam)
dibuatkan piringan untuk menampung siraman air.

Pekerjaan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :


1. Perletakan Lokasi Penanaman
Tandai lokasi penanaman dengan patok - patok yang diberi nama yang tertera pada Gambar
Rencana. Pematokan harus dilaksanakan dengan benar dan tepat pada saat pengukurannya
dengan menggunakan beberapa cara seperti:
1.1. Cara penanaman bujur sangkar
Jarak titik tanam

a = tajuk pohon/perdu
(tajuk bersinggungan)
a=b

1.2. Cara penanaman persegi panjang (memanjang)

jarak titik hitam


a = disesuaikan dengan rencana
b = tajuk pohon/perdu
(tajuk bersinggungan)

1.3. Cara penanaman segi tiga (silang)

jarak titik hitam

a = b = c = tajuk pohon /perdu


(tajuk bersinggungan)

Masing-masing formasi di atas penanamannya diatur sedemikian rupa sehingga daun antar bibit
antar polybag saling bersinggungan. Sehingga hasil tanam adalah rapat dan terlihat penuh.
Harga satuan dihitung oleh peserta lelang per meter persegi dengan tanaman rapat/penuh,
berikut garansi hidup.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
2. Lubang Tanaman
Penggalian lubang tanaman mempunyai ukuran lubang antara lain :
 Untuk pohon adalah 1,00 m x 1,00 m x 1,00 m (kedalam untuk pohon kecil 0,80 m).
 Untuk semak adalah 0,50 m x 0,50 m x 1,00 m (panjang sesuai rencana)
 Untuk rumput disesuaikan dengan permukaan tanah
Setelah digali lubang sebaiknya jangan langsung ditanami pohon tetapi terlebih dahulu diisi
dengan media tanam.

Gambar : Pembuatan Lubang Tanaman

3. Media Tanam
Media tanam yaitu campuran dengan perbandingan volume :
 tanah subur (top soil) : 50%
 kompos : 20%
 pupuk kandang : 10%
 pasir sungai : 20%
Diusahakan diaduk secara merata, dan dimasukkan ke dalam lubang tanaman lalu di diamkan 1 -
2 minggu. Setelah siap, masukkan tanaman secara hati-hati kemudian media tanam dipadatkan
kembali.

Gambar : Pengisian Media Gambar : Peletakan Bibit


Tanam Ke Lubang Tanam Ke Lubang

4. Penanaman Tanaman
a) Urutan pekerjaan penanaman dimulai dari penanaman pohon, kemudian perdu dan terakhir
ground cover / rumput.
b) Siapkan bahan/jenis tanaman yang sesuai Gambar Rencana dan telah lulus
pemeriksaan. Penukaran jenis tanaman tidak dibenarkan kecuali atas persetujuan Direksi

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
Pekerjaan. Bahan tanaman harus benar-benar bersih dari hama dan penyakit sehingga tidak
mempengaruhi tanaman lain di sekelilingnya. Pengangkutan tanaman dari sumbernya ke
lokasi pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan hati - hati.
c) Semua kaleng atau plastik pembungkus tanaman (poly bag) harus dibuka dan dibuang ke luar
lokasi penanaman. Bila pembungkus akar tanaman dari bahan alami, seperti karung goni,
tidak perlu dibuang, tetapi cukup disobek-sobek dengan pisau dibeberapa sisi
untuk memudahkan penembusan akar tanaman dalam pertumbuhannya. Setelah media
tanam siap, maka tanaman ditanam (dimasukkan ke dalam lubang tanaman) dengan hati-hati
agar tidak merusak perakaran. Perakaran tanaman harus tertanam penuh sebatas leher akar
dan setelah penyiraman dilakukan, posisi tanaman harus diutuhkan kembali pada posisis
semula sesuai rencana.
d) Pada waktu penanaman (selama pekerjaan penanaman berlangsung), semua jenis tanaman
tidak boleh diberi pupuk anorganik seperti urea, NPK dan sebagainya. Untuk jenis
tanaman yang perlu ditunjang, digunakan penopang tanaman (steger).

Gambar : Bungkus Akar Bibit Tanaman dari Karung dan Plastik

Gambar : Penutupan Tanah

5. Penguat Tanaman (Steger)


Semua jenis tanaman yang memerlukan penopang/penguat tanaman memerlukan perlakuan
khusus sesuai dengan petunjuk. Semua jenis penopang/penguat tanaman yang dipergunakan
adalah jenis bambu dan kayu yang diberi wama sejenis/dicat abu-abu. Kecuali karena sesuatu
hal yang dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan/jenis bambu atau kayu dapat
diganti. Ketentuan untuk penopang/penguat tanaman

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
Gambar : Pemasangan Steger

6. Penyiraman
Setelah pekerjaan penanaman selesai, tanaman harus disiram sampai perakarannya benar- benar
basah, untuk selanjutnya penyiraman dilakukan setiap hari secara rutin. Untuk membantu
pekerjaan penyiraman, bila areal proyek memungkinkan dapat dibuat kran/sprinkler atau sumber
air lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
TABEL DETAIL SPESIFIKASI TEKNIS TANAMAN
PEMBANGUNAN RTH LEMBAH UGM

NO MATERIAL JENIS / TYPE FOTO

1 Urug Tanah Humus + Tanah subur/ humus yang


media tanam di area sangat subur terbentuk dari
Planter lapukan daun dan batang
pohon yang mengalami
perombakan oleh organisme
dalam tanah, berada dalam
keadaan stabil, berwarna
coklat kehitaman.
NO MATERIAL JENIS / TYPE JARAK TANAM FOTO

NO MATERIAL JARAK TANAM FOTO


Rumput
Tanam Rumput Gajah mini Maksimum 5 cm antar bibit dan/atau
daun saling bersinggungan

Tanaman Perdu
- Ekor Tupai Penanaman diatur sedemikian rupa
sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Bromelia Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Kacang - Kacangan Maksimum 5 cm antar bibit dan/atau daun


saling bersinggungan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
NO MATERIAL JARAK TANAM FOTO
- Reulia Penanaman diatur sedemikian rupa
sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Brokoli kuning Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Meranti bali Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Lilil Hujan Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

Bunga warna
- Celeus Penanaman diatur sedemikian rupa
sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Sambang Dara Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
NO MATERIAL JARAK TANAM FOTO
- Erpah Penanaman diatur sedemikian rupa
sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Krisan Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Wijaya Kusuma Penanaman diatur sedemikian rupa


sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

Tanaman Border /
Pebatas
- Lili paris Penanaman diatur sedemikian rupa
sehingga daun antar polybag saling
bersinggungan.
Harga satuan dihitung per meter persegi
dengan tanaman rapat/penuh.

- Lamtana Merah Tinggi bibit min. 40 cm dari permukaan


tanah

- Soka Tinggi bibit min. 40 cm dari permukaan


tanah

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
NO MATERIAL JARAK TANAM FOTO
- Heliconia Tinggi bibit min. 40 cm dari permukaan
tanah

- Bougenvile Tinggi bibit min. 40 cm dari permukaan


tanah

Pohon Peneduh
- Ketapang Kencana Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal
2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.

- Tabebuya Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal


2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.

- Kiara Payung Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal


2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
NO MATERIAL JARAK TANAM FOTO
- Bungur Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal
2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.

- Tanjung Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal


2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.

- Trembesi Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal


2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.
- Pohon Pule Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal
2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Diberi pengaku pada tiga sisi
menggunakan bambu yang di ikat dengan
menggunakan tali ijuk dengan rapi
Garansi hidup.

Pohon Pengarah
- Palm Kuning Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal
2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Garansi hidup.

- Palm Raja Diameter min. 10cm dengan tinggiminimal


2,5 meter diukur dari permukaan tanah.
Garansi hidup.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
Pasal 4
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
PASCA TANAM

Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan dan
berlangsung minimal selama 10 (sepuluh) bulan. Pemeliharaan ini merupakan pemeliharaan
selama masa tumbuh dan dilakukan secara intensif dengan memperhatikan jenis tanamannya. Setiap
jenis tanaman mempunyai perlakukan penanganan yang berbeda dan untuk memberikan
kemudahan, jadwal pemeliharaan dibedakan menurut pembagian sebagai berikut:
a) Jenis Tanaman Pohon
b) Jenis Tanaman Semak/Perdu
c) Jenis Tanaman Penutup Tanah/Rumput.
Pekerjaan pemeliharaan tanaman harus dilakukan sampai dengan Serah Terima Akhir Proyek (F.H.O).
Pekerjaan pemeliharaan tanaman secara umum mencakup kegiatan- kegiatan seperti:
1). Penyiraman
2). Pendaringan atau penyiangan
3). Pemangkasan
4). Pemupukan
5). Pemberantasan hama dan penyakit
6). Penggantian tanaman atau penyulaman

1. Penyiraman
1) Penyiraman dilakukan pada setiap hari musim kemarau pada pagi hari pukul 06.00 -
09.00 dan sore hari pukul 15.00 - 18.00.
2) Siraman tidak boleh terlalu keras sehingga media tanam dan tanaman tidak terganggu,
dan dilakukan merata pada seluruh tanaman.
3) Air yang dipergunakan untuk menyiram tanaman harus bebas dari segala kotoran
minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
4) Temperatur air antara 15º - 25º Celcius.
5) Peralatan yang digunakan
 Mobil tangki air
 Slang air
 Ceret siram
 Ember
6) Bahan
Air yang bebas kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
Jumlah air yang dibutuhkan :
 Pohon : ±10 liter / pohon
 Semak : ± 5 liter / pohon
 Rumput / penutup tanah : ± 5 liter / m2

2. Pendangiran dan Penyiangan


Pendangiran dan penyiangan merupakan pekerjaan penggemburan tanah dan pembersihan
tanaman rumput liar di sekitar tanaman, pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1
bulan sekali agar tanah teraerasi dan memudahkan pertumbuhan akar sehingga tanaman
menjadi kokoh.
a) Tumbuhan liar harus dicabut sampai ke perakarannya dan penggemburan tanah
dilaksanakan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
b) Pekerjaan ini tidak perlu apabila :
i) Tanaman mempunyai perakaran dalam, terutama jenis pohon.
ii) Pada lokasi yang curam (lereng) karena pekerjaan tersebutdapat menyebabkan
terjadinya erosi / longsor

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
c) Peralatan yang diperlukan untu kegiatan pendangiran dan penyiangan adalah:
 Garpu tanah
 Sekop
 cangkul
 Serok taman
 Gerobak dorong untuk mengangkut sampah
 Sapu lidi

3. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk menggendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak
teratur dan mengganggu, serta mempertahankan bentuk/dimensi ukuran tanaman.
a) Pemangkasan dahan pohon dilakukan miring (45°) dan rata agar air hujan
tidaktergenang pada batang yang baru dipotong.
b) Pemangkasan pada pemeliharaan pasca tanam dilakukan:
 Untuk tanaman pohon dan semak/perdu dengan memangkas daun atau ranting
yang patah, mati/ kering, agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.
 Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena
penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar tidak menular ke bagian
tanaman lainnya.
c) Pemangkasan pada pemeliharaan rutin dilakukan :
i) Untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur dan
mengganggu lingkungan
ii) Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena
penyakit, jamur atau parasit lainnya, perlu segera dipangkas agar tidak meluas ke
bagian tanaman lainnya.
iii) Untuk menghilangkan dahan/ranting yang tua/rusak dan mati.
iv) Untuk mempertahankan bentuk atau dimensi dan ukuran tanaman.
v) Untuk mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga tanaman
tidak mati kekeringan (dilakukan pada akhir musim hujan).
vi) Untuk mengurangi jumlah daun sehingga dahan tidak patah pada musim hujan.
d) Untuk menjaga pertumbuhan tanaman dengan baik, waktu pemangkasan perlu diatur
dengan tepat yaitu:
i) setelah musim berbunga/berbuah;
ii) pada akhir musim hujan;
iii) untuk membuat bentuk pohon/tanaman yang ideal seperti yang rencanakan
pemangkasan harus dilakukan pada saat tanaman sedang berdaun lebat.

4. Pemupukan
Pemupukan tanaman dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali menggunakan pupuk anorganik
atau pupuk organik/pupuk kandang. Penaburan pupuk dilakukan pada tanah yang sudah didangir
sedalam 0,15 – 0,20 m di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk tanaman. Cara lain
pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan air yang kemudian
disiramkan di sekeliling perakaran tanaman, sedangkan untuk memupuk daun disemprotkan pada
daun.

5. Pencegahan dan pemberantasan Hama dan Penyakit


Pencegahan dan pemberantasan hama atau penyakit tanaman diperlukan untuk menjaga agar
tanaman tidak terserang oleh hama/penyakit yaitu dengan penyemprotan pestisida ke arah
batang, daun serta semua percabangan.
a) Penyemprotan tidak boleh dilakukan di bawah sinar matahari yang terik, karena dapat
menyebabkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh
bagian tanaman.
b) Pemberian obat pemberantas hama dan penyakit tanaman sangat ditentukan oleh jenis
hama/penyakit dan tanaman yang diserangnya. Sebaiknya dipilih pestisida rendah (mudah
terurai), dan telah direkomendasikan untuk jenis tanamannya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
c) Pemberantasan hama
Pemberantasan hama, digunakan insektisida secara berulang-ulang tiap 1 (satu) minggu
sekali, sampai tanaman bebas dari hama yang menyerang. Apabila serangan cukup berat,
penyemprotan dapat dilakukan 2 kali seminggu.
d) Pemberantasan penyakit tanaman
Pemberantasan penyakit tanaman, digunakan fungisida tiap 1 (satu) minggu sekali.
Apabila cukup parah sebaiknya tanaman dibongkar dan bekas lubang tanaman
dibiarkan terbuka dan disinari matahari untuk beberapa lama, baru ditanam kembali. Hama
perusak tanaman yang dapat diberantas oleh pestisida digolongkan:
a) Hama perusak akar; nematoda, larva kumbang, larva lalat, kepik akar, kutu akar, rayap
dan semut.
b) Hama perusak batang/cabang; binatang pengerek, tikus.
c) Hama perusak daun; bangsa ulat, kumbang, belalang, thrips, kutu tumbuh- tumbuhan,
kepik, sikeda dan tungau.
d) Hama perusak buah; binatang pengerek buah, kepik, tikus.

6. Penggantian Tanaman / Pe nyulaman


Tanaman perlu diganti apabila :
 Mati atau rusak
 Terkena serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke arah lain,
.
7. Inspeksi Pra-pemeliharaan dan Inspeksi Final
a. Setelah selesai periode pemeliharaan,inspeksi final dilakukan.Manajer Konstruksi,
kontraktor lansekap atau wakil mereka harus hadir saatinspeksi.
b. Saat inspeksi, setiap area harus bebas gulma, daun yang mati dan sampah, dandipangkas
rapi.Jika setelah inspeksi pra pemeliharaan, pemilik atau Manajer Konstruksimenganggap
pekerjaan telah dilakukan sesuai gambar, spesifikasi dan sesuaipenyesuaian lapangan,
penanggung jawab akan memberi kontraktorpemeberitahuan tertulis mengesahkan
Penyelesaian Pekerjaan dan permulaanperiode pemeliharaan enam bulan.
c. Jika setelah inspeksi pra pemeliharaan, pekerjaan yang dilakukan dianggap
tidakdapat diterima, daftar kekurangan lansekap akan dikeluarkan untuk
kontraktor.Pekerjaan perbaikan lansekap harus diselesaikan pada waktu yang disetujui.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
B A B V I II
ILUSTRASI & 3D DESAIN

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
LINGKUP VISUALISASI
PEKERJAAN
VIEW DECK

FOREST WALK

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
LINGKUP VISUALISASI
PEKERJAAN
DERMAGA APUNG

PLAZA ENTRANCE

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
LINGKUP VISUALISASI
PEKERJAAN

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
LINGKUP VISUALISASI
PEKERJAAN
PLAZA BARAT

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
LINGKUP VISUALISASI
PEKERJAAN

PLAZA TIMUR

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
LINGKUP VISUALISASI
PEKERJAAN

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
B A B IX
RANCANGAN KRITERIA KUALIFIKASI

Data kriteria kualifikasi yang tercantum dibawah ini merupakan rancangan/draft yang
disusun dengan pertimbangan teknis guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Pada proses pemilihan / pelelangan yang menjadi acuan dan mengikat adalah
persyaratan - persyaratan yang tercantum dalam DOKUMEN PEMILIHAN yang
ditetapkan oleh POKJA Pengadaan.
Demikian untuk menjadi perhatian.

A. SBU Kualifikasi Jasa Pelaksanaan Spesialis (SBU SP 015) Lansekap/Pertamanan.


Usaha KECIL

B. PEKERJAAN 1) Pekerjaan Vegetasi/Tanaman


UTAMA 2) Pekerjaan Pedestrian Pabble Wash
3) Pekerjaan Pondasi Strauss Pile
4) Pekerjaan Struktur Rangka Baja IWF
5) Pekerjaan Elektrikal Lampu Penerangan

C. PEKERJAAN -
SEMENTARA /
PENUNJANG

D. PERALATAN Kapasitas Jumlah Status


UTAMA UNTUK No Jenis Alat
PELAKSANAAN Minimal Minimal Kepemilikan
PEKERJAAN
1 Truck Ready mix 6m3 2 Unit Milik sendiri/sewa

Super long
2 Concrete pump 1 Unit Milik sendiri/sewa
boom

3 Concrete mixer 350 lt 1 Unit Milik sendiri/sewa


Head Diameter
4 vibrator 38 mm dan 45 1 Unit Milik sendiri/sewa
mm
5 Alat las listrik 200A 1 Unit Milik sendiri/sewa
Katrol Erection
6 5 Ton 1 Unit Milik sendiri/sewa
Rangka Baja
7 Genset 5 KVA 1 Unit Milik sendiri/sewa

8 Dump Truck 6 m3 2 unit Milik sendiri/sewa

9 Pick up - 1 Unit Milik sendiri/sewa

10 Pompa air 50 lt/menit 2 Unit Milik sendiri/sewa

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
11 Lampu Lapangan 200W - 500 W 5Unit Milik sendiri/sewa

12 Scafolding - 50 Unit Milik sendiri/sewa

13 Handy Talky - 5 unit Milik sendiri/sewa


E. PERSONEL Pengala
MANAJERIAL Tingkat Jabatan dalam man
UNTUK Pendidikan pekerjaan yang Kerja Sertifikat Kompetensi
No
PELAKSANAAN / Ijazah akan Profesio Kerja
PEKERJAAN Minimal dilaksanakan nal
(Tahun)
SKA Ahli Arsitek Landscape
1 S1 Arsitek Site Manager 5
(103)
Pelaksana Utama SKA Ahli Teknik Jalan (202)
2 S1 Sipil merangkap 3 atau SKA Ahli Teknis
Pelaksana Struktur Jembatan (203)
Mempunyai Sertifikat
Petugas K3
3 SLTA 3 Petugas K3 Konstruksi atau
Konstruksi
SKA Ahli K3 Konstruksi
SKT Pelaksana Penata
Taman (026) atau SKT
Pelaksana Penata Taman /
4 SLTA Pelaksana Taman 3
Landscape (029) atau
Tukang Taman /
Landscape (015)

SKT Juru Hitung Kuantitas


5 SLTA Quantity Surveyor 3 (TS047) atau SKT Quantity
Surveyor (TL003)

SKT Juru ukur / Teknisi


Survey Pemetaan (004)
6 SLTA Juru Ukur 3
atau SKT Teknisi Survey
Teknik Sipil (043)

SKT Juru Gambar /


Draftman Arsitek (TA003)
7 SLTA Drafter 3
atau SKT Juru Gambar /
Draftman Sipil (TS003)

8 SLTA Administrasi 3 -
9 SLTA Logistik 3 -

Dibuktikan saat rapat Persiapan Penunjukan Penyedia, dengan


menghadirkan seluruh Tenaga Ahli dan membawa :
1. Ijazah Asli
2. Sertifikat Kompertensi ( SKA /SKT) Asli
3. KTP/Identitas Diri Asli
4. CV (Pengalaman Kerja)
5. Surat Pernyataan Bersedia Bertugas Full Time dipaket Penataan RTH
Lembah UGM

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
F. Pekerjaan yang Pekerjaan Pedestrian PabbleWash
disubkontrakan

Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)

No. Jenis/Tipe/UraianPekerjaan Identifikasi Bahaya


1. Manajemen lalu – lintas a. Trafic accident pengguna jalan di sekitar
kendaraan proyek lokasi proyek
b. Kendaraan proyek membawa kotoran ke
jalan raya
c. Muatan kendaraan proyek terjatuh /
tercecer di jalan raya
2. Manajemen penempatan material d. Terjadi luka akibat tertimpa material
e. Terjadinya luka akibat peralatan kerja
dan tersengat listrik
f. Terjadi kecelakaan akibat mobilisasi material
3. Manajemen dan keselamatan lalu a. Terjatuh dan luka ringan akibat terpleset
lintas manusia b. Terbentur dan/atau tertimpa material/
benda keras lainnya
c. Tertusuk benda tajam dan ter-iris seng
4. Pekerjaan tanah a. Tertimpa material, terjatuh dalam
lubangngalian, terkena alat kerja,
mengakibatkan: luka berat dan ringan
b. Sesak napas dan mat perih akibat
terpapar debu material
5. Pekerjaan struktur beton a. Tergores/ tertusuk/ terjenpit besi
(pekerjaan balok dan plat) tulangan maupun material bekisting
b. Terendam/ tercebur/ terpapar adonan
semen
6. Pekerjaan Erection Baja a. Tertimpa
b. Tersandung
c. Terjatuh
7. Pekerjaan Strauss pile Tercebur dan masuk kedalam galian sumur
strauss pile
8. Pekerjaan lantai (pebble wash, a. Terkena alat pemotong keramik atau
granit, keramik) terkena pecahan keramik
b. Tertimpa/ tersandung material: luka ringan
c. Sesak napas dan mat perih akibat
terpapar debu material
d. Terjatuh dari ketinggian (luka berat/
meninggal)
e. Tersengat listrik
9. Pekerjaan Elektrikal a. Tersengat aliran listrik
b. Terjatuh dari ketinggian
10. Pekerjaan Pengecatan a. Tertimpa material dan alat kerja
b. Terjatuh dari ketinggian (luka berat/
meninggal)
11. Pekerjaan Plesteran dan a. Kejatuhan material (luka ringan / berat)
Acian b. Kejepit bata (luka ringan / berat)
c. Jatuh dari ketinggian (luka ringan / berat)

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM
12. Pembesian a. Terjepit besi (luka ringan / berat)
b. Tersandung (luka ringan/ berat)
13. Pekerjaan Bekisting c. Tersandung/ terjepit (luka ringan/ luka
berat)
d. Terpukul, tertusuk (luka ringan/ luka berat)
e. Tertimpa material (luka ringan/ luka berat)
f. Jatuh dari ketinggian

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


PENATAAN RTH UGM

Anda mungkin juga menyukai