Anda di halaman 1dari 60

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jl. Brigjen Katamso, Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

I.1. SYARAT UMUM


Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk mempelajari secara teliti seluruh gambar pelaksanaan
beserta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan yang diuraikan di dalam Dokumen
Pengadaan berikut ini.
Apabila Penyedia Jasa Konstruksi menemukan hal-hal yang kurang jelas dan/atau perbedaan-
perbedaan di dalam gambar dan uraian ini, maka Penyedia Barang harus mengklarifikasikan hal
tersebut kepada Panitia Pengadaan Barang & Jasa pada saat pemberian Penjelasan (Aanwijzing).

Dalam mencegah wabah COVID-19 pada saat pelaksanaan pekerjaan renovasi maka penyedia
jasa konstruksi wajib menerapkan protokol kesehatan khusus penanganan terhadap Virus
COVID-19 yang sesuai dengan peraturan yang antara lain Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Penyedia Jasa Konstruksi dalam menyelenggarakan jasa konstruksi wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sesuai peraturan yang berlaku antara lain
Peraturan Menteri PUPR-RI No.10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi.

Dalam rangka mendorong pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri pada belanja
pemerintah, maka sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku yang antara lain adalah
PERPRES No. 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, pada pasal 66 mewajibkan penggunaan produk
dalam negeri. Untuk itu maka pada pengadaan barang/jasa ini Penyedia wajib menyampaikan
perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan yang menjamin dipergunakannya produk dalam negeri.

I.2. LINGKUP PEKERJAAN


a. Lingkup Kegiatan Pekerjaan Konstruksi Fisik Renovasi Gedung Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional DIY yaitu:
1. Persiapan/Pembongkaran/Relokasi;
2. Pemindahan furniture eksisting ketempat area yang diijinkan untuk digunakan
sebagai penyimpanan sementara;
3. Renovasi co-working space, ruang tunggu dan display umkm, area lobby,
renovasi lavatory lantai 3, area tangga lantai 1-3;
4. Relokasi sementara ruang rapat besar ke ruang co-working space;
5. Renovasi ruang rapat besar lantai 1;
6. Relokasi sementara ruang kerja Kepala Kanwil BPN DIY ke ruang rapat besar;
7. Renovasi ruang kerja Kepala Kanwil BPN DIY, ruang tamu, ruang administrasi,
lavatory dan kamar mandi;
8. Pembersihan;

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek
ini.
c. Bagian ini meliputi mobilisasi dan demobilisasi, pemasangan papan nama proyek, photo
proyek, pembuatan gudang material, pembuatan sekat sementara dan penyediaan
peralatan dan bahan-bahan pencegahan terhadap virus COVID-19.

I.3. PEMBONGKARAN DAN PERMBERSIHAN LOKASI


Pekerjaan pemborongkaran dilaksanakan dengan tidak menggangu/merusak bangunan lain
yang telah ada. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong wajib membersihkan lokasi dari
puing-puing dan bekas bongkaran laiinya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan
pembangunan. Bekas-bekas bongkaran kemudian dibuang keluar menggunakan alat angkut
yang ditentukan.

I.4. PERALATAN KERJA DAN MOBILISASI


a. Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan
perlatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan
serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
b. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat.
c. berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
d. Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
e. Bila pekerjaan telah selesai, pemborong diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
f. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat
(a), pemborong harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi
apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah
(scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan
lainnya.

I.5. PENGUKURAN
a. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian
ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Back
Mark atau Line Offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
b. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana
dan persyaratan teknis.

I.6. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN


a. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, pemborong harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi.
b. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor pemborong, kamar mandi/WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
c. Pemborong juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
d. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
pemborong. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.

I.7. LOS KERJA DAN BEDENG PEKERJA


a. Pemborong harus menyiapkan los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat bagi
pekerja.
b. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi
tukang/pekerja pemborong dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari
pengaruh cuaca.
c. Los kerja tersebut diatas tidak diperkenankan dibuat pada area lokasi kerja akan tetapi
dapat disiapkan diluar lokasi kerja

I.8. KEAMANAN PROYEK


a. Pemborong harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang milik
pemborong, pengawas atau pengelola proyek, serta menjaga keutuhan bangunan-
bangunan yang ada dari gangguan para pekerja pemborong ataupun kerusakan akibat
pelaksanaan pekerjaan.
b. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja
pemborong diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus yang harus dipakai pada
bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.

I.9. GUDANG BAHAN DAN ALAT


a. Pemborong juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.
b. Penempatan gudang pemborong harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau
dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

I.10. PENYEDIAN FASILITAS PROYEK


Pemborong juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat-
rapat/pertemuan dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-tamu pemberi tugas yang
berkepentingan dengan proyek.

I.11. PEMADAM KEBAKARAN


a. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan alat pemadam
kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk
memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

b. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan
dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang
memerlukan.

I.12. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


a. Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, pemborong harus sudah
memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja
sementara yang disetujui oleh pengawas.
b. Pembuatan jalan masuk sementara harus mengikuti peraturan dan semua perijinan
sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
c. Pemborong harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan
mengatur trayek kenderaan yang digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
d. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
pemborong, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera diperbaiki.

I.13. KESELAMATAN KERJA


a. Pemborong harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap
bidang pekerjaan.
b. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sesuai peraturan yang
berlaku.
c. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK).

I.14. IJIN-IJIN
a. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat ijin-ijin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: ijin peneringan,
ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek dan pemakaian
jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
b. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek, dengan
pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta pemborong.
c. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (a) di atas
menjadi tanggung jawab pemborong.

I.15. DOKUMENTASI
a. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
b. Foto-foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan bulanan
yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3 (tiga) set album yang harus diserahkan pada
serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

I.16. JADWAL PELAKSANAAN


Secara keseluruhan penyelesaian pekerjaan dilaksanakan dalam waktu selama 90 hari kalender
terhitung sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

II. PEKERJAAN ARSITEKTUR

II.1. PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN


II.1.1. Umum
1. Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan dinding bata
ringan untuk keperluan proyek.
2. Pekerjaan pemasangan dinding bata ringan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor
harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum didalam RKS ini, PUBBI, SII dan
semua perintah Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang disampaikan selama
berlangsungnya pekerjaan.

II.1.2. Persyaratan Bahan


1. Bata Ringan
a. Digunakan ukuran 10 x 20 x 60 cm ketebalan sesuai gambar (minimal 10 cm),
kelas I, tidak boleh pecah-pecah melebihi 5% dari total penggunaan pasangan.
b. Penggunaan bata ringan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Sumber bata ringan diambil dari satu sumber yang memiliki karakteristik dan
mutu bahan yang sejenis
2. Adukan
Pasangan Bata Ringan memakai Semen Instan (Mortar) sebagai Perekat Blok.

II.1.3. Pelaksanaan
1. Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/dibebani pasangan beton
aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum sempurna maka pemasangan
beton aerasi/bata ringan harus di tunda dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus
disampaikan/diberitahukan secara tertulis.
2. Persiapan pekerjaan
a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau benda-benda
lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan pemasangan maupun
saat dilaksanakan pemasangan.
3. Pembuatan dan penggunaan adukan seperti yang diterangkan pada bagian adukan
pasangan dan plesteran
4. Pemasangan
a. Bata ringan

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

▪ Pasangkan bata ringan yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk
pasangan dinding sesuai dengan yang direncanakan.
▪ Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya dalam keadaan
tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan atau
pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan beton aerasi yang patah tetapi
tidak boleh melebihi 50%.
▪ Bidang yang akan menerima pekerjaan/pemasangan harus di basahi terlebih
dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan yang
berlebihan.
▪ Sebelum menambahkan/melanjutkan pasangan baru diatas pasangan lama
yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam, maka pasangan lama
harus di bersihkan dahulu, kedudukan bata ringan yang longgar/lepas harus
diganti dan mortar yang lepas di tambal.
▪ Tera/ Laveling.
Lapisan bata ringan harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan
pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
b. Pemasangan angkur
▪ Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom, kolom atau
balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan jarak 60 cm untuk
arah vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal dengan panjang angkur
efektif 15 cm.
▪ Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan tera
siar datar dan tegak.
c. Balok/kolom praktis
▪ Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang diisyaratkan
dalam spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas pasangan pasangan dinding
bata ringan > 9 m2 dan yang berhubungan dengan opening untuk kusen
alumunium harus diberi kolom/balok praktis ukuran 11 x 11 cm dengan besi
tulangan utama 4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau besi 120 kg/m3. Bila
didalam gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.
▪ Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan koordinasi
lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan kedudukannya.
5. Pembersihan dan Perlindungan
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian berikan
perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras selama
sekurangkurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja selesai terpasang.

II.2. PEKERJAAN PLESTERAN


II.2.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam


dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
II.2.2. Persyaratan Bahan
1. Untuk Plester digunakan Semen Portland produk Tiga Roda dan Pasir Pasang.
2. Untuk Acian digunakan Semen Portland produk Tiga Roda

II.2.3. Pelaksanaan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/MK, dan persyaratan tertulis dalam
Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding bata ringan telah disetujui oleh Perencana/MK sesuai Uraian dan
Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran-kotoran lainnya yang melekat yang dapat
mengurangi efektivitas perekat.
5. Gunakan tempat adukan yang bersih dan baik sehingga campuran tidak larut keluar
dari tempatnya.
6. Tuangkan adukan plester secara bertahap ke dalam air. Aduk selama 2 menit sampai
menghasilkan campuran yang merata, biarkan 10 menit supaya aditif menjadi larut.
Aduk kembali sebelum digunakan.
7. Pekerjaan plesteran dapat dilakukan dengan menggunakan roskam plesteran atau
disemprot dengan menggunakan mesin semprot yang sesuai.
8. Pemasangan plesteran dilakukan sekurang-kurangnya 24 jam setelah pekerjaan
pemasangan blok dengan menggunakan Semen Instan (Mortar) Perekat Blok.
9. Aplikasi plesteran di permukaan dinding beton harus menggunakan bonding agent.
10. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bagian bangunan, untuk menghindari
permukaan plesteran yang tidak rata ataupun retak rambut dikemudian hari.
11. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa- sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang
bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk.
12. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Dicapai
ketebalan plesteran 10 mm. Dicapai ketebalan acian yang disarankan yaitu 2- 3 mm
13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
14. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
17. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish, kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
18. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

II.2.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plesteran yang tidak
semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan
plesteran yang tidak rata, yang hasilnya bergelombang, dan pekerjaan plesteran yang
tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah
sesuai dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan plesteran dinding, harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan atau
dilaksanakan.

II.3. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK/HOMOGENEOUS TILE


II.3.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik lantai.
b. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai pada area-area, sesuaikan dengan
yang ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi naat keramik/joint filler.
2. Pekerjaan yang berhubungan:
a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing (pada area basah)
3. Persyaratan yang berhubungan:
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3
b. ANSI : American National Standard Institute
c. ISO : 13006

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

d. TCA : Tile Council Of America, USA> (1) TCA 137.1 – Recomended Standard
Spesifikasi for Ceramic Tile
4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk
adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya. Mock-up
yang telah disetujui akan dijadikan standar minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai
dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekat.

II.3.2. Persyaratan Bahan


1. Spesifikasi Produk HOMOGENEOUS TILE
a. Lantai Area Lobby: Homogeneous Tile Ukuran 60x120 cm, Amarillo SANDIMAS,
ROMAN atau setara
b. Lantai Lavatory: Homogeneous Tile ukuran 60x60 cm, Manhattan Silver
SANDIMAS, ROMAN atau setara.
c. Lantai Kamar Mandi: Homogeneous Tile ukuran 60x60 cm, Solven Black
Unpolished SANDIMAS, ROMAN atau setara, dan Homogeneous Tile ukuran
60x60, Manhattan Silver Unpolished SANDIMAS, ROMAN atau setara.
2. Kualitas Homogeneous Tile menggunakan kualitas yang terbaik atau kualitas kelas 1,
tidak diperbolehkan menggunakan kualitas kelas 2 dan dibawahnya.
3. Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang dikemas kualitas
baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau menggunakan adukan 1 pc : 4 ps.
4. Tile grout sebagai pengisi celah-celah/nat antar keramik, memakai merk berkualitas
baik. Warna disesuaikan dengan warna keramik.

II.3.3. Pelaksanaan
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran keramiknya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, maka tentukan metoda persiapan
permukaan pemasangan keramik, joints dan curing, untuk diusulkan kepada
Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan,
cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, hasil tes dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan layout nat-nat, hubungan dengan finishing lain
dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu gurinda.

2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus
diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang
dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak
boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa
mengalir kearah floor drain tanpa meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed
tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan, kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan
tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum
dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk
jarak 2 mm, pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan
kedalaman diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (Setting bed)
mempunyai ketebalan yang sama
4. Pemasangan Lantai Keramik
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed. Komposisi adukan untuk
screeding :
▪ Area kering : 1 pc : 4 ps
▪ Area basah : 1 pc : 2 ps
b. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinyu. Dan
harus disediakan ‘Kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24
jam setelah pemasangan.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

d. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
5. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara acak, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan
baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.

b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
eksterior. Tes harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Tes
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara acak jika umur
pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3
kg/cm2.

II.3.4. Perlindungan Dan Pembersihan


1. Perlindungan
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata
dan harus mengganti, atas biaya sendiri kerusakan yang terjadi, Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang. Jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas
diatasnya; hanya untuk yang penting saja.
2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap,
dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 : 1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan
akan berkarat atau rusak oleh asam. Setalah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan
area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

II.3.5. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan lantai keramik
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya
ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan lantai
keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standar teknis seperti perapihan
permukaan finishing keramik yang tidak lurus antar nat, yang hasilnya tidak sesuai
dengan standar teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah
sesuai dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan finishing lantai keramik, harus benar benar rapih, lurus,
rata dan vertikal.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan
/dilaksanakan.

II.4. PEKERJAAN DINDING KERAMIK (HOMOGENEOUS TILE)


II.4.1. Umum
1. Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang dipersyaratkan
dalam dokumen kontrak.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

II.4.2. Persyaratan Bahan


1. Spesifikasi : Ajuan Produk HOMOGENEOUS TILE
Dinding Kamar Mandi : Granit tile ukuran 60x60 cm, Solven Black SANDIMAS, ROMAN
atau setara, dan Homogeneous Tile ukuran 60x60, Manhattan Silver SANDIMAS,
ROMAN atau setara.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
ISO 10545–2 sd 4, ISO 13006, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan
PVBI 1982.
3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

II.4.3. Pelaksanaan
1. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga menggunakan
perekat keramik, diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat
menggunakan trowel bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk
pabrik.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air supaya jenuh.
5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Meja Dapur, Lemari Gantung
dan lain-lain sebagimana yang tertera didalam gambar.
6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan
serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar- siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
10. Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan
11. kotoran lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi
keramik selama 14 hari setelah pemasangan. Pembersihan permukaan keramik yang
sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
12. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar
siap pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan
busa (spons).
13. Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan
harus memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing memenuhi
syarat dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

II.4.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan dinding keramik
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya
ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan
dinding keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti
perapihan permukaan finishing keramik yang tidak lurus antar nat, yang hasilnya tidak
sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah
sesuai dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan finishing dinding keramik, harus benar benar rapih, lurus,
rata dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/
dilaksanakan.

II.5. PEKERJAAN PLAFOND (GYPSUM & GRC)


II.5.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi penyediaan bahan langit-langit GYPSUM serta GRC dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar untuk itu.

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

2. Pekerjaan yang berhubungan :


a. Pekerjaan kayu kasar
b. Pekerjaan Pengecatan
c. Pekerjaan Logam non Struktur
d. Pekerjaan Mekanikal
e. Pekerjaan Elektrikal
3. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
4. Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh jenis langit-
langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan jelas
hubungkan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan hubungannya dengan
lampu, AC dan lain-lain

II.5.2. Persyaratan Bahan


1. Gypsum tebal 9 mm untuk area selain area basah (atau yang ditunjukkan pada
gambar), ukuran, dan tipe sesuai gambar. Kemampuannya tahan api, kedap suara, dan
bebas asbestor. Rangka Hollow 40x40 mm dan 40 x 20 mm dengan system suspended.
Produk yang digunakan : JAYABOARD dan setara

II.5.3. Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit
a. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang plafon sesuai daerah yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak module mak. 60 cm.
c. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan
rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil
pemasangan harus rata/ tidak melendut.
d. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
e. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan MK.
f. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad
dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar,
pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain.

II.5.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plafond dari kotoran-kotoran
atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plafond yang tidak
semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan
finishing plafond yang tidak lurus, tidak rata/tidak flat, yang hasilnya tidak sesuai
dengan standart teknis

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan


dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebu telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan finishing plafond, harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertical
5. atau flat.
6. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/ goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

II.6. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU MULTIPLEK


II.6.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
Sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu dan kusen bovenlight seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kontraktor.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Bouven Multiplek.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.
3. Kriteria Desain
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik maupun tekan) :
120 Kg/M2.
4. Standard
a. ASTM:
b. C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
c. C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
d. C 2287 - Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extinasion
Compounds.
5. Persetujuan-persetujuan
a. Shop drawing :
▪ Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi,
hubunganhubungan antar komponen , cara pengangkuran dan lokasinya,
penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
▪ Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi.
▪ Shop drawing harus dikoordinasikan dengan "Ironmongery" guna ketepatan
perkuatan-perkuatan yang diperlukan serta lokasi dari hardware tersebut.
▪ Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca,
gasket, serta sealant
b. Contoh bahan :
▪ Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profil extruded.
▪ minimum 12 mm. Untuk multiplek, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

▪ Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, warna dan
pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
6. Pengadaan dan Penyimpanan Material
a. Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangan.
b. Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan kemungkinan
pecah.

II.6.2. Persyaratan Bahan


1. Kusen Kayu Multiplek Rangka Hollow yang digunakan:
a. Bahan: Multiplek 9mm lapis HPL motif kayu dengan rangka alumunium hollow.
b. ukuran 4 x 1 3/4 inchi, tebal 1,35 mm.
c. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/MK.
d. Warna Profil: Coklat (contoh warna diajukan Kontraktor).
e. Lebar Profil: Pemakaian lebar bahan sesuai gambar perencanaan disetujui
Pengawas/MK
f. Produk Multiplek : MERANTI, ALBASIA atau setara
g. Produk Kaca : MULIAGLASS atau setara
h. Produk HPL : TACO, GRASMERINO atau setara
i. Bouven Kaca menggunakan kaca polos tebal 6 mm
2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan yarat- syarat dari
pekerjaan multiplek serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
3. Konstruksi kusen multiplek yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
b. Untuk diagonal 2 mm.
6. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3
mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
7. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

II.6.3. Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain.
2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencana/ MK.
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan dan perangkaian multiplek disarankan untuk mengerjakanya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukannya
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen multiplek terbuat dari steel plate setebal 12-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrupan anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Disyaratkan bahwa kusen multiplek ini dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut ini :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu dipasang tanpa harus dimatikan secara penuh
yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai asesoris yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus di beri lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kusen multiplek di satu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Untuk memperoleh kekedapan kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan
hendaknya dapat digunakan synthetic rubber atau baan dari synthetic resin. Penggunaan
ini pada swing door dan double door.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat dari berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedepan air dan kedepan suara.
14. Tepi bawah ambangan kusen eksterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

II.6.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan
kaca dari kotoran-kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya
ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan kusen,
pintu dan kaca yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti
perapihan permukaan finishing kusen, pintu dan kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standar teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
4. Pada pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan kaca, harus benar benar rapih, lurus, rata
dan vertikal atau datar.
5. Bagian-bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/ alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.

II.7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI


II.7.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel/bebas
dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel
yang dipakai adalah kunci “mortise lock set” berbahan staniless steel atau logam anti
karat
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan MK
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
b. Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi
3. Persyaratan Bahan
a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware'
akibat dan pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/MK untuk mendapatkan persetujuan.
b. Produk yang digunakan adalah produk :
Door Hinge : DEKKSON, CBB INDONESIA atau setara
Fitting : DEKKSON, CBB INDONESIA atau setara
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel kesetiap anak kunci.

II.7.2. Persyaratan Bahan


1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel/bebas
dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel
yang dipakai adalah kunci “mortise lock set” berbahan staniless steel atau logam anti
karat.
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan MK
2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas
baik, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi
single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.

II.7.3. Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel tengah dipasang
pada as. Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
2. Penarikan pintu (Door Handle) dipasang 100 cm (as jungkit) dari permukaan lantai. Untuk
Fixed Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai hingga bagian bawah Fixed Handle.
3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
4. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap
di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
6. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Manajemen Konstruksi.

II.7.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan alat penggantung
dan kunci pintu dan jendela kaca dari kotoran-kotoran atau bercak-bercak lainnya dari
material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan alat
penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan alat penggantung dan kunci pintu
dan jendela kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart
teknis.

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan


4. dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.
5. Pada pekerjaan pemasangan alat penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca, harus
benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal atau datar.
6. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/ alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan

II.8. PEKERJAAN SILICONE SEALANT


II.8.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS.
b. b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant antara lain:
▪ Setiap hubungan antara kaca dengan rangka multiplek.
▪ Setiap hubungan antara rangka multiplek dengan dinding beton.
▪ Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Kusen Multiplek
b. Pekerjaan Kaca dan Cermin

II.8.2. Persyaratan Bahan


1. Silicone sealant yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pengeringan netral
b. Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan)
c. Kering sentuh : 15 menit
d. Waktu pengerjaan : Kurang dari 10 menit
e. Menyatu sepenuhnya : 24 jam
f. Warna : Ditentukan Kemudian
g. Tidak terpengaruh terhadap :
▪ Sinar matahari
▪ Hujan
▪ Ozon
▪ Perubahan temperatur yang tinggi (62 oC s/d 205 oC)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db
(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan finishing
Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang compatible terhadap
fluorocarbon)
2. Bahan Pelindung
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape GINZA.

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

3. Filler
Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang direkomendasi
dari Dow Corning

II.8.3. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan silicone sealent dari
kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan silicone
sealent yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
pekerjaan permukaan silicone sealent yang tidak rata, masih ada yang belum di silicone
sealent yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan permukaan silicone sealent, harus benar benar rapih, bersih, rata dan
tidak bolong/ kosong.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.

II.9. PEKERJAAN PENGECATAN


II.9.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi, cat
Weather shield
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan plafon Gypsum dan GRC dan atau Kalsi board
b. Dinding Interior dan Dinding Kamar Mandi
3. Standar
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. NI : 4
d. ASTM : D - 361
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41
4. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock-up)
▪ Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh
Direksi Lapangan.

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

▪ Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
▪ Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
▪ Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock-up seperti tersebut diatas.
▪ Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian akan
diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang
dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas indentitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai.

II.9.2. Persyaratan Bahan


1. Dinding dalam.
a. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic kualitas I,
tidak mengandung bahan-bahan tambahan yang membahayakan lingkungan dan
kesehatan penghuni, dengan lapisan dasar Alkali Resistance Sealer warna ditentukan
Perencana.
b. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall Putty kualitas I.
c. Produk : Cat Dasar DULUX atau setara, Cat Interior DULUX atau setara.
2. Dinding Kamar Mandi.
a. Untuk dinding kamar mandi digunakan Cat berbahan dasar acrylic kualitas
Weathershield. Dengan lapisan dasar cat primer berbahan dasar alkali resistant
sealer.
b. Cat kamar mandi tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/bergelombang
harus diratakan dengan bahan / semen khusus (sejenis Seam Coat)
c. Produk : Cat dasar DULUX, JOTUN atau setara, Cat penutup Weather Shield DULUX,
JOTUN atau setara.

II.9.3. Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-
retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. Untuk dinding
luar bila permukaan dinding belum rata tidak diizinkan diratakan dengan plamur.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan menggunakan Roller.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
atau cat primer untuk eksterior yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion
dengan kekentalan cat sebagai berikut :
▪ Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
▪ Lapis II kental
▪ Lapis III encer.
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.

2. Pekerjaan Cat Langit-langit


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gypsum dan
calcium silicate/GRC, pelat beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan sama dengan cat bagian dalam bangunan untuk plafond bagian
dalam dan cat luar bangunan untuk plafond bagian luar. Warna putih atau
ditentukan perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur kayu kualitas baik.
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding kecuali tidak
digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit-langit ini.
e. Untuk Pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga Gypsum Spray dengan finish
cat emulsi kualitas baik.
3. Sambungan-sambungan multiplex harus diberi flexible sealant agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah dicat.
4. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi railing,
pintu-pintu besi dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah cat jenis alkyd enamel kualitas baik.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, diamplas halus dan bebas
debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali sambungan las dan
ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis.
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali maka disemprot lapis. Setelah
48 jam mengering baru lapisan akhir enamel disemprot 2 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

II.9.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan dinding yang telah
di cat dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak
semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pengecatan atau
permukaan dinding finishing cat yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

teknis seperti perapihan pekerjaan permukaan dinding finishing cat yang tidak rata, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan permukaan dinding finishing cat, harus benar benar rapih, bersih, rata
dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.
II.10. PEKERJAAN PARTISI DINDING GYPSUM
II.10.1. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan partisi
gypsum board dengan rangka metal stud ex. Jayaboard dan pekerjaan lain yang sesuai
dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Gypsum dipasang pada kedua sisi rangkanya (double gypsum/dua muka) dan dipasang
tegak lurus dari lantai sampai setinggi plafond (rapat dengan plafond).
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan jenisnya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Sistem Pemasangan Partisi Rangka Metal Jayaboard terdiri dari pemasangan satu atau
beberapa lembar papan gipsum Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan
karat dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah Rangka Boral Metal
System (BMSys) yang memproduksi rangkaian system dinding partisi rangka metal
secara menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load bearing) dan system
partisi pemikul beban (load bearing). Beberapa komponen BMS, termasuk wall stud
dan wall track diperkuat dengan menggunakan lekukan.

II.10.2. Persyaratan Bahan


1. Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan ketebalan 9 mm.
Finishing gypsum dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya
tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
2. Rangka Partisi
Rangka partisi menggunakan metal stud merk JAYABOARD, ELEPHANT atau setara.
Sistem Pemasangan Partisi Rangka Metal Jayaboard terdiri dari pemasangan satu atau
beberapa lembar papan gipsum Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan karat
dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah Rangka Boral Metal System
(BMSys) yang memproduksi rangkaian system dinding partisi rangka metal secara
menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load bearing) dan system partisi
pemikul beban (load bearing). Beberapa komponen BMS, termasuk wall stud dan wall
track diperkuat dengan menggunakan lekukan.

II.10.3. Pelaksanaan
1. Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat/didirikan tegak lurus dengan
lantai.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

2. Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-bagian struktur gedung, disekrup


dan lain-lain, agar tidak mudah roboh bila kena benturan.
3. Panel gypsum dipasang rata di kedua sisi tanpa ada sambungan horizontal ditengahnya.
Semua sambungan antar panel gypsum harus di tengah dengan paper tape dan ditutup
dengan joint compound dan diamplas halus dengan permukaan yang rata. Panel gypsum
harus ditempel pada rangka-rangkanya dengan sekrup khusus (standart) dengan jarak ke
arah horizontal maximal 60 cm arah vertikal 40 cm, kecuali untuk bagian tepinya.
4. Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan skrup fiser S6 atau jika kondisi
lapangan memaksa boleh menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm, setiap jarak 30 cm.
5. Pemasangan kanal pegangan ke plafond menngunakan paku full drat S 6 dengan jarak
skrup maximal 30 cm dengan skrup lainnya.

II.10.4. Pemasangan
Cara pemasangan gypsum senantiasa harus selalu memperhatikan/mengikuti gambar dan
spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan yang
dikeluarkan dari Pabrik Produksi gypsum board, kecuali dalam keadaan tertentu yang
menghendaki lain, yang sudah mendapat petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.

II.11. PEKERJAAN WATERPROOFING


II.11.1. Umum
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada daerah
Basah (Plat Lantai KM/WC Pria & Wanita), Dak Beton Lantai Atap, Dak Beton Ruang Tangga,
serta bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.

II.11.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NI-3, ASTM-828, ATNE, TAPP-
1-083 dan 407.
2. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan. Kedap air
dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
3. Perlindungan terhadap Waterproofing menggunakan screed dengan komposisi campuran
1 PC : 3 Ps.
4. Water Proofing Membrane pada area basah menggunakan bahan mortar 2 komponen
SIKA TOP 107.

II.11.3. Pelaksanaan
1. Persiapan Permukaan
a. Permukaan pelat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi kering (dalam arti kata baik kering
leveling screed maupun kering permukaan).
b. Semua pertemuan 90o atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 PC : 3 Ps atau seperti
tercantum dalam gambar pelaksanaan.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

c. Leveling screed menggunakan campuran kedap air 1 PC : 3 Ps dengan kemiringan


sebesar +1 %, arah kemiringan dibentuk menggunakan benang waterpass menuju ke
lubang-lubang talang dan floordrain.
d. Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan
tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan
pemasangannya harus diratakan terlebih dahulu sehingga tidak melengkung.
e. Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian rupa
dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di
dalam adukanan screed dapat keluar.
f. Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil digosok
lagi dengan roskam besi sehingga merata, setelah lapisan Screed kering tidak boleh
diaci.
g. Setelah kering udara (+24 jam ), screed baru ini harus dilindungi dari kemungkinan
pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan goni-goni
rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
h. Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari dalam
kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan) tidak termasuk dalam perhitungan
waktu pengeringan screed.
2. Lapisan Waterproofing
a. Lapisan waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke arah titik tertinggi.
b. Overlap antara lapisan, minimum 65 min dan/atau sesuai spesifikasi pabrik.
c. Pemasangan waterproofing langsung dari gulungan dengan cara yang teliti dan
merata, ditekan dengan roller secara menerus sehingga tidak terdapat gelembung
udara. Roller mempunyai berat kira-kira 35 kg dan lebar 70 cm. Disepanjang bagian
atas dilatasi, waterproofing dipasang dua lapisi.
d. Pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada daerah talang (roof drain), harus masuk
ke dalam lubang Talang ± 10 cm.
e. Selama pelaksanaan waterproofing, harus dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda.
f. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak, apa lagi oleh sepatu
atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah yang
sudah terpasang waterproofing.
g. Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan melanjutkan
kembali setelah lokasi pemasangan benar-benar kering.
3. Perbaikan lapisan waterproofing
a. Bagian dari lapisan waterproofing dibagian atas kebocoran disobek secukupnya.
b. Lekatkan potongan lapisan waterproofing baru sejauh minimal 150 mm ke segala
arah dihitung dari sisi luar celah / sobekan.
c. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan harus kering betul
4. Lapisan Pelindung
a. Setelah Waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberi perlindungan
screed (perbandingan 1 PC : 3 Ps), setebal 3 cm dengan menggunakan tulangan susut
finemesh yang terletak di tengah-tengah adukan screed.

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

b. Untuk mengatur jarak / tebal screed, harus digunakan beton decking setebal 1,5 cm
setiap jarak 0,5 m.
c. Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed setengah
kering dengan jalan menaburkan semen dan menggosoknya sehingga licin.
d. Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran terutama untuk
permukaan horizontal pelat atap.
e. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
Jam.
f. Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau bocor.
g. Untuk pelat atap yang miring harus dibagi menjadi beberapa segmen agar genangan
air tidak terlalu tinggi di titik pelat terendah.
h. Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
i. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor baik pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah
selesai, maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

II.12. PEKERJAAN SANITAIR & TOILET


II.12.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
2. Pekerjaan yang berhubungan :
3. Persetujuan

II.12.2. Persyaratan Bahan


1. Kloset Duduk. Material keramik. Warna putih. Model flush: atas/tekan, kelengkapan satu
set: gasket, stop keran, dan selang fleksibel.
2. Kloset Jongkok. Material keramik. Warna putih
3. Urinoir. Material keramik. Warna putih. Flush manual. Tekanan air: 0,2 – 0,4 Mpa
4. Wastafel. Material keramik. Warna putih. Wastafel counter. 1 tap hole dengan bracket
5. Keran Wastafel. Material kuningan (brass). Warna chrome. Tekanan air min: 0,05 Mpa,
max: 0,75 Mpa. Flow rate: 5,0 Lpm
6. Keran Fleksibel. Material kuningan (brass). Warna chrome.
7. Shower. Material kuningan (brass). Warna chrome. Model kran dan shower mixer. Selang
1500 mm. Termasuk: dudukan shower, baut dan fisher. Tekanan min: 0,05 Mpa, max:
0,75 Mpa. Flow rate: 8,0 Lpm.
8. Keran Dinding (wudhu). Material kuningan (brass). Warna chrome. Tekanan min: 0,05
Mpa, max: 0,75 Mpa. Flow rate: 7,0 Lpm.
9. Keran Dinding. Material kuningan (brass). Warna chrome. Ukuran drat: ½ inch
10. Shower Spray. Warna chrome. Panjang selang 1200 mm. Tekanan min: 0,05 Mpa, max:
0,4 Mpa. Lengkap dengan stop kran

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

11. Floor Drain. Material kuningan. Warna chrome. Ukuran 115 x 115 mm. Anti karat.

II.12.3. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana/MK
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6. Pekerjaan Kloset
a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat- cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan MK.
b. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan- sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
7. Pekerjaan Kran
a. Semua keran yang dipakai adalah ex. TOTO, dengan chromed finish.
b. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai
ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kerankeran yang
dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat disambung
dengan pipa leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan ex. TOTO bahan kuningan dengan putaran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
8. Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2"
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron
dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang
dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan MK/Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai d. harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai
ukuran floor drain tersebut.
d. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air
Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

II.12.4. Pembersihan dan Perapihan


1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan sanitair dari kotoran
kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.
2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan pemasangan sanitair
yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan
permukaan sanitair yang kotor, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standar teknis.

III. PEKERJAAN MEP

III.1. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL SYARAT-SYARAT UMUM


III.1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
1. Standar dan aturan yang harus diikuti
Seluruh pekerjaan yang di laksanakan oleh Kotraktor harus mengikuti segala aturan dan
standar yang berlaku dan di lengkapi dengan segala peralatan untuk kesempurnaan
operasi, kemudahan pengaturan dan perawatan, keamanan pengopersian system sesuai
dengan salah satu atau lebih dari peraturan – peraturan yang di tulis di bawah ini :
1.1. Instalasi dan distribusi tenaga listrik
a. SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
b. SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
c. SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
d. SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
e. SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda
Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
f. SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
pada Bangunan.
g. SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat
1.2. Instalasi dan system elektronik
▪ SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
▪ KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis Pengaman
Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
▪ UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
▪ Wisi, CCTV System Refference
▪ Sony, CCTV Equipment

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

▪ AVE, VOE, PI, UIL


1.3. Instalasi plumbing
a. Peraturan Daerah (PERDA) setempat
b. Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
c. Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
d. Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
e. SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing.
1.4. Instalasi Pemadam Kebakaran
a. Perda Pemda setempat
b. Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
c. Departemen Pekerjaan Umum, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR: 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

1.5. Tata Udara Gedung (T.U.G)


▪ SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
▪ SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
1.6. Peraturan Keselamatan Kerja di perusahaan Pemberi tugas.

III.1.2. PERATURAN DAN ACUAN


Peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus
memenuhi atau mengacu kepada peraturan daerah maupun nasional, keputusan menteri,
assosiasi profesi internasional, standar nasional maupun internasional yang terkait.
Pemborong dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional dan
internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini.

III.1.3. PELAKSANAAN
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
1. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya.
2. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang
ditawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merk yang ditawarkan.
3. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN, Telepon, PDAM diperkenankan bekerja sama dengan
perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang sesuai dengan kelas pekerjaan tersebut.

III.1.4. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga
kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialist lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail, “shop
drowing” kepada Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu
sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Pemborong dari kesalahan yang
mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam
rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak
biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-
benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M&E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan
informasi lainnya sehingga jelas.
6. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilegkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.

III.1.5. KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pengawas
Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pemborong ini.

III.1.6. RAPAT LAPANGAN


1. Wakil Pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur.

III.1.7. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH


1. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan kecuali apabila ditunjuk lain oleh Pengawas
Lapangan, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan termasuk country or origin. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan
keteranganketerangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan
Perencana. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan akan diberikan
atas dasar diatas.
2. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pengawas Lapangan paling lama 6 (enam) minggu setelah daftar material disetujui. Semua

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Pemborong.
3. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
4. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pemborong harus
segera menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.
5. Pengambilam ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan peralatan dan material
harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi Konsultan
Perencana.

III.1.8. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan
sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan
persetujuan Konsultan Perencana dan Pemilik.

III.1.9. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN


Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan
Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang
bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Pemborong harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest
dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak,
maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara
oleh Pengawas Lapangan.
Penyedia jasa konstruksi harus memastikan sistem harus berjalan dan berfungsi dengan baik
dengan test yang dilakukan setelah semua sistem terpasang.

III.1.10. PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

III.1.11. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas
Lapangan.
2. Pada setiap saat Pengawas Lapangan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekrjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Pengawas
Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian di luar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pemborong yang diperhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat
yang disampaikan kepada Pengawas Lapangan.
5. Ditempat pekerjaan, Pengawas Lapangan, menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pemborong serta dengan
cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

III.1.12. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN


1. 2 (dua) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus telah siap dengan
bagan kemajuan pekerjaan (time schedule/network planning) sesuai dengan batas waktu
maksimal yang telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart)
dengan network planning.
2. Didalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian
pekerjaan serta mandays yang diperlukan.
3. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan (bobot pekerjaan) sesuai dengan volume dan harga penawaran serta
schedule yang dibuat oleh Pemborong.
4. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian
penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan (Schedule Man Power dan
Schedule Material).
5. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari
Pengawas Lapangan.

III.1.13. PELAKSANAAN PEMASANGAN


1. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus
segera menghubungi Pengawas Lapangan. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
2. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya seperti tercantum dalam pasal 2 ayat 4 di atas.

III.1.14. SLEVES DAN INSERTS


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk
inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh
Pemborong.

III.1.15. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana
dan Pengawas Lapangan.

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas
Lapangan kepada Konsultan Perencana.
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Pengawas
Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan ambah/kurang/perubahan yang ada
harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan secara tertulis.

III.1.16. PEMBOBOKAN, PENGALASAN DAN PENGEBORAN


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan
Pemborong instalasi ini
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan
dari Pengawas Lapangan secara tertulis

III.1.17. LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai :
1.1. Kegiatan fisik
1.2. Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
1.3. Jumlah material masuk/ditolak
1.4. Jumlah tenaga kerja
1.5. Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian dan setelah ditandatangani
oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
diketahui/disetujui. Laporan akhir pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan pekerjaan, As built
drawing
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan laporan tertulis
mengenai hal-hal sebagai berikut :
2.1. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
2.2. Hasil Pengetesan peralatan
2.3. Hasil pengetesan material seperti kabel, pipa, dll
2.4. dan lain-lainnya
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Pengawas Lapangan.

III.1.18. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi
ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan.
2. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong
instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas Lapangan dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

III.1.19. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG


1. Pemborong diharuskankan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi apangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
2. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu
mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Pengawas Lapangan.

III.1.20. PENJAGAAN
1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab Pemborong.

III.1.21. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA


1. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap
perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus diusahakan oleh Pemborong. Bila menggunakan daya listrik dari bangunan existing,
harus dilengkapi dengan kWh meter.

III.1.22. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
2. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas
Lapangan pada waktu pelaksanaan.

III.1.23. PENGECATAN
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.

III.1.24. KECELAKAAN DAN KOTAK PPPK


1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan department
yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Department Tenaga Kerja) dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

III.1.25. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


Pemborong instalasi ini harus menetapkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli
dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari
pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak
Pengawas Lapangan. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat
pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Pengawas Lapangan.

III.1.26. TESTING DAN COMMISIONING


1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan
commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.
2. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.

III.1.27. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas
menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
2. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan
teguran dari Pengawas Lapangan atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang
diperlukan, maka DPL berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
5. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas
yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali system
instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
6. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pemborong dan
Pengawas Lapangan serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Instansi yang berwenang.
7. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pemborong harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar
detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar
komponen tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan atau Pemberi Tugas masing-
masing 1 (satu) set.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
9.1. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama oleh pemborong dan Pengawas Lapangan.

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

9.2. Pemborong telah menyerahkan semua Surat ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah
yang berwenang, sehingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan dari instansi yang bersangkutan.

III.1.28. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

III.1.29. GARANSI
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

III.1.30. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong harus menyelenggarakan semacam
pendidikan dan latihan kepada 3 orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built
drawing, segala sesuatunya atas biaya Pemborong.

III.2. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK


III.2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan
dalam gambar atau rks ini, antara lain :sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun di
dalam bangunan, termasuk didalamnya pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar,
dan seluruh stop-kontak.kabel feeder untuk panel-panel penerangan dan panel-panel
tenaga.panel-panel penerangan, panel-panel tenaga dan panel distribusi utama secara
lengkap.pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya pekerjaan
pentanahan pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design baik yang telah
disebutkan dalam gambar/rks maupun yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis
diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal,
menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang oleh instansi yang berwenang/pln, menyerahkan gambar instalasi yang terpasang
(as-built drawings).

III.2.2. PERENCANAAN DAN PEMASANGAN


1. Panel Tegangan Rendah
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti
standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
a. Panel-panel tersebut dibawah ini adalah tipe tertutup, free standing dan wall mounted,
untuk pasangan dalam/indoor lengkap dengan komponenkomponen yang ada :Panel

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

MDP, Panel SDP1 & SDP2 (Sub distribusi Panel), Panel - panel penerangan dan stop
kontak, Panel-panel Pompa, Panel arus lemah, dsb.
b. Karateristik Panel
▪ Tegangan kerja : 400V
▪ Tegangan uji : 3.000V
▪ Tegangan uji impuls : 20.000VSNI-04-0227-1994 tentang Tegangan standar.
▪ Frekuensi : 50 Hz
c. Persyaratan-persyaratan kerja starter motor Wye – Delta
Kerja starter motor Y – D adalah automatic starter motor dan dapat dioperasikan
secara manual.
▪ Masing-masing starter motor Wye – Delta terdiri dari :
3 buah kontaktor daya
1 thermal overload relay
1 motor timer
Tombol start stop
Peralatan lain yang menunjang sistem tersebut.
▪ Juga peralatan proteksi untuk :
locked motor
starting overload
Subnormal hight ambient
Voltage unbalanced
d. Circuit breaker
▪ Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan breaking
capacity minimal 4,5 kA simetris.
▪ Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dangan breaking capacity Sesuai gambar.
▪ Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
▪ Main CB dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip terminal, untuk
dihubungkan dengan panel remote/ triping unit. Main Breaker pada panel MDP
harus dari MCCB Motorized.
e. Busbar
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut
▪ Phasa : merah, kuning dan hitam
▪ Netral : Biru
▪ Ground : hijau/kuning
f. Accessories
Busbar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas ex Eropa dan dipasang didalam panel dengan kuat dan tidak
boleh ada bagian yang bergetar.
2. Panel Bagi Utama 220-380 MDP
a. Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik -pabrik pembuatannya harus telah
tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia)

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

b. Komponen pengaman ;
Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor, Magnetic Contactor,
▪ < 32 Ampere: dipakai type MCB
▪ 32< s/d 40 Ampere: dipakai Tipe MCCB Fixed
▪ A < s/d 1000 A: dipakai Tipe MCCB
c. Breaking capacity yang digunakan :
▪ Main panel : 65 kA <
▪ Sub Panel : 36- 50 kA
▪ Lighting : 4,5 kA
▪ Receptacle : 4,5 kA – 10 kA
▪ Motor Load 10 kA – 65 kA (sesuai besaran motor yang dipakai)
d. Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/merk saja.
e. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan
pintu dilengkapi master key dan lampu penerangan dalam.
f. Jenis pasangan dalam (indoor-type).
g. Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
h. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
i. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga
mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
j. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol
k. diatur sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
l. komponen-komponen panel.
m. Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
n. Busbar Terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.
o. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai, atau lain atas
persetujuan owner.
p. Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan seperti gambar rencana.
3. Panel Pembagi/Kontrol
a. Rakitan dalam negeri yang tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
b. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna pasangan pada lantai atau
pada dinding dan pintu dilengkapi master key.
c. Jenis pasangan dalam (indoor-type).
d. Menggunakan plat baja minimum 1,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
e. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
f. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga
mudah dioperasikan dan perawatan.
g. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol harus diatur
sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu komponen-
komponen panel.
h. Meter dan indikator harus sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
i. Busbar terdiri dari 5 busbar dengan ukuran sesuai gambar rencana.
j. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai.
k. Jumlah dan jenis komponen panel, seperti ditunjukkan dalam gambar.

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

l. Body badan cubicle harus ditanahkan secara sempurna.


m. Khusus Panel pembagi untuk tenant dilengkapi dengan KWH meter, dimana perletakan
KWH-KWH meternya disatukan pada satu tempat shaft elektrikal.
4. Panel Pembagi Genset (PKG)
a. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL 2000.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna
dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Perencana.
c. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponenkomponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponenkomponen lainnya.
e. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 bubar untuk grounding, besarnya busbar harus diperhitungkan
untuk besar arus yang akan mengalir dalam bybar tersebut tanpa menyebabkan suhu
yang lebih dari 65 C. setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan seluru harusdari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
f. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis digital multi meter produk dari SOCOMEC
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
g. Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
▪ Short circuit
▪ Overload
▪ Ground fault (earth fault current)
▪ Reverse power relay
▪ Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
▪ Emergency shut-down system
▪ Over voltage dan under voltage
▪ Load Sharing, Load Shadding.
▪ Dll, seperti gambar rencana.
h. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan ,
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
i. PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan pada
spesifikasi teknis diesel genset.
5. Fungsi Operasi Panel Kontrol Genset (PKG) + AMF/ATS)
a. Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi ataupun
pengetesan berkala.
b. Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto start, pada waktu PLN padam
dan auto stop pada saat PLN sudah hidup kembali. Untuk fungsi engine shutt-down
pada saat terjadi kelainan operasi mesin.
6. Panel Pembagi Genset (PKG)

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

a. PKG harus dapat bekerja secara Auto Start, seperti dijelaskan dalam lingkup pekerjaan
diesel generating set ini (lihat bagian Lingkup Pekerjaan). PKG terdiri atas beberapa
cubicle paling kurang sebagai berikut :
▪ 1 incoming dari PLN
▪ 1 Automatic Change over Switch
▪ 1 outgoing ke busbar Panel Utama
▪ AMF/ATS module
7. Panel Pembagi Genset (PKG)
a. PKG Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal). Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi
dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.Semua panel harus ditanahkan.

III.2.3. KABEL TENAGA


Kabel yang digunakan, harus memiliki tanda lulus LMK/SPLN.
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan jenis NYFGBY, NYY, NYM dengan tegangan kerja
0,6/1 KV.Untuk Kabel Lift, Fire Alarm dan Fire fighting harus berjenis kabel FRC (Fire Resistant
Cable) Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe
yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII
dan SPLN.Sebelum dan sesudah dipasang kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian
sebagai berikut:
a. Test insulation
b. Test kontinuitas
c. Test tahanan pentanahan

III.2.4. PIPA PELINDUNG/KONDUIT


1. Untuk pelindung kabel yang tertanam dalam tembok digunakan pipa PVC klas AW atau
pipa High Impact dia. 3/4 inchi atau dengan ukuran diameter dalam pipa min. 1,5 x
diameter luar kabel.
2. Harus dilengkapi dengan peralatan bantu yang sesuai dan dipasang dengan cara yang
benar.

III.2.5. SAKLAR DAN STOP KONTAK


1. Saklar (plate switches)
a. Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting.
b. Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
c. Kemampuan kontak saklar minimum 16 amps/250 V
2. Stop Kontak
a. Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting (bukan jenis caw-fix).
b. Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
c. Kemampuan stop kontak minimum 16 amps/ 250 Volt dan mempunyai terminal
Pentanahan.
d. Untuk stop kontak tenaga (1phasa) dilengkapi pula dengan saklar, lampu indikator dan
plug (steker) yang lengkap dengan fuse 13 Amp.
e. Untuk area wasteful digunakan jenis shaver unit outlet 16VA.

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

f. Semua stop kontak harus disediakan terminal grounding, dan dihubungkan dengan
kabel grounding sebesar ukuran kabel netralnya.

III.2.6. PERLENGKAPAN INSTALASI


1. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi
agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.Seluruh
Klem Kabel yang digunakan harus buatan pabrik.Semua penyambungan kabel harus
dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus sama. Juction box/doos yang
digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

III.2.7. PELAKSANAAN
1. PANEL
1.1. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut harus
meminta petunjuk Pengawas lapangan.
1.2. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel- kabel dari/ke terminal panel
harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan
teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow),
kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
1.3. Penyambungan kabel keterminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang
sesuai. Pemasangan sepatu kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d
16 Sqmm dan hydraulic crimping tool untuk ukuran sampai dengan 400 Sqmm.
Penyambungan ini harus baik dan tidak akan menimbulkan gejala elektris yang
membahayakan.
1.4. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,50 meter dari lantai
terhadap as panel terhadap as panel.
1.5. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan.
2. PENARIKAN KABEL BAWAH TANAH
2.1. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan
dengan batu bata Cikarang sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40
cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2.2. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 ½ kali jumlah penampang kabel overall.
2.3. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
2.4. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
2.5. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter.
2.6. Tidak diperkenankan melakukan sebelum Pengawas Lapangan memeriksa dan
menyetujui perletakan kabel tersebut.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

2.7. Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60
cm dan bertuliskan "KABEL TANAH". Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan
merah.
2.8. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve,
pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
2.9. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
2.10. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
2.11. Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya. Di atas
belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan "KABEL TANAH" dan arah belok.
2.12. Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
3. INSTALASI KABEL TENAGA
3.1. Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Perencana, Pengawas Lapangan.
3.2. Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali
dinyatakan lain dalam gambar.
3.3. Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling
tindih dan membelit.
3.4. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbouw) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa
pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan
perlengkapan penahan lainnya, sehingga Nampak rapi.
3.5. Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
3.6. Setiap kabel yang keluar atau pun masuk kedalam panel harus menggunakan Cable
gland sesuai ukurannya, Sehingga serangga maupun binatang kecil lain tidak bisa
masuk ke dalam panel.
3.7. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan
pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x diameter kabel.
3.8. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya.
3.9. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
3.10. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
3.11. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder),
diklem dan disusun rapi.
3.12. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
3.13. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
3.14. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
3.15. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
support minimum setiap 50 cm.

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

3.16. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
3.17. Setiap konduit yang dihubungkan dengan T-Doos dan komponen lampu dihubungkan
dengan menggunakan flexible conduit dari bahan yang sama.
3.18. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
3.19. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam conduit.
3.20. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
3.21. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4
cm. Penyambungan kabel memakai alat penyambung berupa las-dop.
3.22. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
3.23. Penyusunan conduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.

4. PENGUJIAN
4.1. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
4.2. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 50 ohm.
5. INSTALASI PENERANGAN
5.1. Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat, apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat
meminta petunjuk Pengawas.
5.2. Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 Cm, sedangkan ketinggian stop kontak
adalah 30 Cm. Kecuali pada tempat-tempat tertentu (misalnya : ruang pompa, dapur
dll) ketinggian stop kontak tersebut harus disesuaikan dengan letak peralatan yang
akan dihubungkan.
5.3. Setiap kabel penerangan dan stop kontak harus berada dalam conduit kabel.
5.4. Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus menggunakan rak kabel atau tangga
kabel. Kabel ini harus diletakkan secara teratur dan tidak saling tindih.
5.5. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam kolom dan pelat beton harus
dilaksanakan sebelum pengecoran. Pipa pelindung tersebut dilengkapi kawat pancing
dan ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau rusak.
5.6. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam dinding bata harus
dilaksanakan sebelum dinding diplester/dibalut.
5.7. Semua kabel dalam konduit yang akan memasuki junction box atau peralatan
dihubungkan dengan flexible conduit.
5.8. Semua kable yang akan memasuki terminal box motor harus menggunakan cable
gland.
5.9. Tidak diperkenankan mengklem kabel ke rangka plafond. Bila jarak rak kabel ke titik
penerangan cukup jauh, harus digunakan pipa pelindung Super High Impact pipe dan
diklem pada plat beton diatasnya.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

5.10. Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan dalam junction box/doos,
menggunakan sepatu kabel dan di baut dengan sempurna.
5.11. Semua armature lampu harus dipasang sesuai dalam gambar, bilamana tidak
ditunjukkan dalam gambar, dapat mengajukan gambar kerja cara pemasangan lampu
tersebut dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
6. PENTANAHAN
6.1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
6.2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-
panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
6.3. Dalamnya pentanahan minimal 16 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
dibawah 1 (satu) ohm.
6.4. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh pemborong setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas
Lapangan.
6.5. Setiap lantai gedung harus disediakan titik pentanahan yang dihubungkan dengan
ringbelt grounding setiap lantai.
6.6. Setiap stop kontak harus dihubungkan dengan pentanahan dengan ukuran kabel
sesuai ukuran kabelnya.
6.7. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan seperti frame besi, pintu besi, tangki
minyak, panel-panel, housing generator, housing transfbrmator, housing dari
peralatan metal lainnya harus diketanahkan secara baik, dengan cara
menghubungkannya kepada Ring copper pembumian yang telah tersedia di semua
lantai/dak beton.
6.8. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan dengan
baut dari campuran tembaga. Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga
diameter 3/4" dan harus ditanam minimal sedalam 16 m, sehingga dapat dicapai
tahanan pembumian maksimal 1 Ohm.
6.9. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing
peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan
pada elektroda pembumian secara terpadu.
6.10. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam
PUIL 2000.
6.11. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:

Penampang konduktor daya yang Penampang Konduktor pembumian


digunakan (mm2) (mm2)
< = 10 mm2 6 mm2 6 mm2
16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2 70 mm2

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

7. TESTING INSTALASI LISTRIK KESELURUHAN


Setelah pekerjaan listrik seluruhnya diselesaikan oleh pemborong, maka harus dilakukan
test. Test meliputi :
▪ Beban Kosong (No Load)
▪ Beban Penuh (Full load)
7.1. No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya di test satu per satu
7.2. Pengujian Instalasi 0,6/1 KV meliputi :
▪ Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1.000 Volt
▪ Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1.000 Volt
▪ Pengukuran tahanan pentanahan
7.3. Pelaksanaan Test No Load untuk Transformator, harus dilakukan pihak ketiga yang
independent. Dan harus diberikan hasil test berupa LAPORAN TEKNIK LMK/hasil
pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test
berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).
7.4. Full Load Test (Test Beban Penuh)
Test beban penuh ini harus dilaksanakan pemborong sebelum penyerahan pertama
pekerjaan.Test ini meliputi :
▪ Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
▪ Test Air Conditioning seluruh mesin AC dihidupkan.
▪ Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan
pompa pompa
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban pemborong,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Pengawas
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Pengawas Lapangan.
Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran
penyerahan pertama.

8. BAHAN & PRODUK


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi berikut ini.
Pemborong diminta mengajukan sesuai dengan spesifikasi (daftar material) sesuai
prioritas berikut ini.
Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
a. Kabel (semua tipe dan ukuran): panjang 100 m. rated voltage 300/500 V. SNI.
b. Pipa Conduit: Bahan PVC. SNI.
c. MCB dan MCCB: Daya 160 – 400 A. SNI.
d. Digital Meter: SNI.
e. Stop Kontak dan Saklar dinding : SNI
f. Stop Kontak Lantai : SNI
g. Lampu T5 120cm : Warna putih. Voltase 170 – 265 V.
h. Lampu Downlight LED 12 watt dan 14 watt : Warna cahaya putih. SNI.
i. Lampu Spotlight LED 7 watt : Warna cahaya putih. SNI
j. Lampu indirect LED Strips 7,4 watt : warna cahaya putih. SNI
k. Exhaust Fan ukuran 30cm x 30cm : SNI

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

III.4. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING


III.4.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahanbahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

III.4.2. LINGKUP PEKERJAAN


1. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainase air hujan termasuk: Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian
material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plumbing dapat berjalan dan
beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
2. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing.
3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil
banjir.
4. Sistem dan unit-unitnya meliputi :
a. Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
b. Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
c. Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
d. Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
disalurkan menuju drainasi.

III.4.3. PENJELASAN SISTEM


1. Air Bersih
a. Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disuplai dari sumur dalam (Tidak termasuk
dalam kontrak).
b. 2. Air dari sumber ditampung ke Roof Tank jenis water torn dan di distribusikan
secara gravitasi ke masing-masing fixture unit
2. Air Buangan
a. Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
b. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan, kamar mandi,
dan tempat wudhu.
c. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet.
d. Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini dimana air bekas dan
air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju Instalasi Pengolah Air

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

Limbah jenis Biotech yang sudah dilengkapi dengan Grease Trap, dan selanjutnya
setelah diolah dialirkan ke sumur resapan.
3. Air Hujan dan Drainase
Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak menuju
ke dalam saluran air hujan halaman/drainase site secara gravitasi menuju saluran
luar dan dialirkan ke sumur resapan air hasil pengolahan limbah.

III.4.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar
rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan
guna mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan
Perencana. Material-material yang dipakai meliputi:
1. Pipa–pipa
a. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC kelas AW.
b. Untuk pemipaan utama dari suplai menuju shaft menggunakan pipa Galvanize
Steel Pipe (GSP) Kelas M yang difinish powder coating dan pipa tegak (riser)
menggunakan pipa PVC kelas AW.
c. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC kelas AW dengan
sambungan solvent cement atau sesuai dengna jenis pipanya.
d. Untuk pipa-pipa vent digunakan pipa PVC kelas D dengan sambungan solvent
cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
e. Pipa air hujan digunakan pipa PVC kelas D dengan sambungan solvent cement
atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
f. Instalasi pipa di area water torn menggunakan PVC kelas AW (10 Bar).
g. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan
adaptor atau coupling.
h. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan
bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun di dalam
pipa itu sendiri.
i. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton/dinding.
2. Katup-katup (Valve)
a. Floating Valve
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure
Balanced type Float Valve.
b. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron
body (untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations. Untuk ukuran 2” dan
ke bawah body material terbuat dari bronze.
c. Gate Valve (Rising dan Non Rising Stem)
Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi
dengan open/shut indicator untuk Non Rising Stem. Working Pressure minimal
12 bar.

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

d. Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai
standar BS 5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : minimal 12
bar.
3. Check Valve
a. Material bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end
untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
b. Tipe swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk ukuran 65 mm dan ke atas.
c. Tekanan kerja minimal 12 bar.
4. Rubber Flexible/Expansion Joint (Flange Connection)
a. Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene
rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
b. Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end.
Working pressure : minimal 12 bar.
c. Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates,
control nuts dan control rods dan single sphere.
5. Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)
a. Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber
dengan nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).
b. Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete
dengan malleable iron threaded BS21 union end connection. Semua rubber
flexible/expansion joints harus mempunyai working pressure : 12 bar.
c. Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar
harus dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends connection.
6. Katup-katup lainnya
Katup – katup lainnya yang tidak disebutkan diatas, minimal mempunyai working
pressure 12 bar.
7. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 80 mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor Drain terdiri dari:
▪ Chromium plated bronze cover and ring
▪ PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving
d. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
▪ Outlet diameter 2”, Cover diameter 4”
▪ Outlet diameter 3”, Cover diameter 6”
▪ Outlet diameter 4”, Cover diameter 8”
8. Alat-alat Bantu (Accesories)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai
dengan bahan pipanya.

III.4.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1. Pipa-pipa

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

1.1. Umum
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
b. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
c. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan cap atau plug untuk mencegah masuknya
kotoran/bendabenda lain.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak
tajam (diampelas).
e. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
f. Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
g. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
h. Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
i. Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan
pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan
struktur gedung.
j. Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
k. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh
menukik.
l. Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
m. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air
bersih dan clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
n. Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti
berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
▪ Dibagian dalam toilet, diameter 50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
▪ Dibagian dalam bangunan diameter 150 mm atau lebih kecil : 1%
▪ Dibagian luar bangunan,diameter 150 mm atau lebih kecil dan diameter
200 mm atau lebih besar : 1%
o. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

p. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish


arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam list berikut ini:

b. Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran,
maka jarak interval yang digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa
ukuran terkecil yang ada.
c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
d. Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
1.3. Pipa Dalam Tanah
a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian
dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta
pemadatan kembali seperti kondisi semula.
c. Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
d. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah
tanpa batubatuan atau benda keras lainnya.
e. Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada
jarak 2–2.5 m.
f. Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman
(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.
1.4. Sambungan Pipa
a. Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
b. Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.
c. Sambung Lem

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus menggunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara
penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
d. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini digunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
▪ Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
▪ Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh
dengan adanya packing dan bukan seal threat.
1.5. Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang
kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “flushing
sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”.
1.6. Katup Label (Valve Tag)
a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi
dan pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus
ditunjukkan di tags katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.
1.7. Pembersihan
a. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan
cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
b. Desinfeksi
▪ Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
▪ Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelah itu dibilas.

III.4.6. PENGUJIAN
1. Umum

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

1.1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian
disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
1.2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
1.3. Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan baik,
maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian
lagi.
1.4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-
lain, harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi
2. Pipa dan Jaringan Pipa
2.1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan
kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji
saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap
untuk pertama kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan
“desinfektansi” terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau panjang
pipa max. 100 m.
2.2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test
rendam dengan air selama 8 jam.

III.4.7. BAHAN & PRODUK


Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi.
Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
1. Pipa Air Bersih : PVC AW Merk Rucika/Wavin atau setara
2. Pipa Air Bekas : PVC AW Merk Rucika/Wavin atau setara
3. Fitting PVC : Class 10 kg/cm2 merk Rucika atau setara
4. Clamp : Galvanized Merk Lokal atau setara

III.5. PEKERJAAN TATA UDARA


III.5.1. UMUM
Sistem tata udara digunakan untuk memberikan kondisi lingkungan kerja yang nyaman bagi
pegawai dan kondisi lingkungan yang memenuhi syarat bagi perlengkapan elektronik dan
computer.

III.5.2. LINGKUP PEKERJAAN


1. Lingkup Pekerjaan Utama:
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC sistem Split Unit AC
terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor Unit (OU), dimana Indoor Unit
ditempatkan di dalam ruangan sedangkan Outdoor Unit ditempatkan di luar
ruangan. Termasuk pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant
dan drainase kondensat lengkap dengan isolasi thermis, vapour barrier dan
bahan perlengkapan lainnya yang diperlukan termasuk pengkabelan.
b. Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang.
Program training harus mencakup segi teori / prinsip dasar serta aplikasinya.

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

c. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara


serta data teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
d. d. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
e. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
f. Membuat As-built drawing
2. Lingkup Pekerjaan Terminasi
a. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan
terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
b. Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan oleh Kontraktor
listrik.
c. Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran terdekat.
d. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin
bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan memenuhi persyaratan.
3. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait
a. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur,
sipil atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan
pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali
disebutkan lain didalam bill of quantity bahwa akan dikerjakan oleh
Kontraktor lain/tidak termasuk skope pekerjaan.
b. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
pekerjaan instalasi tata udara ini.
c. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
d. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen
ini berserta addendumnya.
e. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.
4. Sistem dan unit-unitnya meliputi :
a. Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
b. Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
c. Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
d. Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
disalurkan menuju drainasi.

III.5.3. PERSYARATAN TEKNIS


1. Syarat Teknis Umum
a. Spesifikasi teknis di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuanketentuan
yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
2. Publikasi, Code Dan Standard

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman
untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional
yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
c. PUIL 2000
d. Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
e. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
f. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
3. Kondisi Perancangan
Kondisi udara luar bangunan:
a. Temperatur rata-rata : 35° C
b. Relative Humidity : 70 – 75 %
c. Kecepatan angin rata-rata 7 – 10 mile / jam
Kondisi udara dalam bangunan :
a. Temperatur : 24° ± 2° C
b. Relative Humidity : 55% ± 5 %
c. Ventilasi : 15 – 20 cfm / orang

4. Kriteria Kebisingan / Noise Criteria (NC)


Batas – batas yang diijinkan tidak melebihi 60 dB.

III.5.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar rencana.
Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan guna
mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana.
Material-material yang dipakai meliputi:
1. Bahan
a. Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
b. Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan
teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
c. Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan
masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit
tersendiri.
2. Getaran
a. Alat peredam getaran ( Vibration Isolator ) ini harus dapat meredam getaran
dengan efisiensi 90 %
b. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit
yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

dengan persyaratan rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran


dapat berupa Neoprene Pad. Neoprene Mounts, Spring, Isolator, Restrain
Isolator, Pipe hanger dll.
3. Pipa–pipa
a. Pipa Refrigerant
▪ Semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin,
sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari
debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
▪ Pipa tembaga dari jenis seamless yang dehydrated dan sealed, dan
memenuhi standar ASTM B280. Diameter pipa yang dipakai harus
disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen
pipa.
▪ Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
▪ Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan
perantara wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
▪ Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-
5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
▪ Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api
atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger
refrigerant lines” yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai
dengan persyaratan pabrik.
▪ Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
▪ Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide
Book” dan atau persyaratan pabrik.
▪ Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup
serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid
line” setiap pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup
pelindung, filter drier harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full
flow replacable care.
▪ Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare
▪ nenurut ARI / Standard 720 dengan unit short shank flare.
▪ Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum
pemasukkan tiap thermostatic expansion valve.
▪ Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau
building sealant.
▪ Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
▪ Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

- diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m


- diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
▪ Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat (dyna-bolt).
▪ Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
▪ Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
▪ Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long
radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan dan konsultan perencana.
b. Pipa Kondesasi (Drain)
▪ Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari
kotorankotoran yang melekat dan disambung dengan lem perekat yang
dianjurkan oleh pabrik pipa.
▪ Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran
dan tidak diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk
sambungan menggunakan lem, semua bagian yang akan disambung harus
sudah bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang
sependek mungkin.
▪ Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari
kotorankotoran yang melekat.
▪ Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau
building sealant.
▪ Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
▪ Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
- diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m
▪ Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
▪ Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
▪ Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
▪ Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long
radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari
konsultan perencana.
▪ Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

▪ Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.


▪ Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.
▪ Pipa drain (kondensasi) dari PVC AW dan dilengkapi dengan isolasi 1 cm.
4. Isolasi
a. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain
b. ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”
c. Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi) adalah :
- Diameter s/d 2” tebal ¾“
- Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”
d. Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang dianjurkan oleh
pabrik pembuat isolasi.
e. Untuk pipa drain dalam tanah isolasi memakai styrofoam class d2, tebal 2” dan
diseal pada sambungan antara dengan flinkcote air dan selanjutnya dibalut
dengan bituminous sheet dengan tebal 1 ½ mm (Premseal 100)
f. Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik
pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antaranya.
g. Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu berbentuk lingkaran
penuh dari kayu jati selebar 50 mm dan setebal sama dengan isolasi. Ukuran
diameter kayu tepat sama dengan diameter luar pipa. Sambungan kayu dan
isolasi harus rapat dan memakai perekat. Selanjutnya sambungan tersebut
dibalut dengan adhesive alluminium foil selebar 200 mm.
h. Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti valve, strainer dan lain-lain
sejenisnya) harus diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga tidak
merusak isolasi bila peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/disservice.
i. Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan refrigerant sistem,air eliminator
harus diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga bila ada
perbaikan dari peralatan tersebut isolasi gampang dan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada isolasi.
5. Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan
a. Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di ruang
terbuka yang terkena sinar matahari dan hujan, harus memakai pelindung
alluminium sheet jacketing ketebalan 0,5 mm dengan system sambungan yang
sedemikian rupa sehingga air hujan tidak bias merembes/ bocor kedalam isolasi
tersebut.
b. Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal jacketing
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya,
apabila ada perbaikan.
c. Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal jacketing,
antara clamp gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari
BJLS 80 selebar 150 mm dan setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe
gantungan yang sisi-sisinya dilipat agar tidak tajam.
6. Produk yang digunakan
a. Tipe dan jenis AC
▪ AC Split 2 PK 18.000 BTU/H 1.800 Watt R.32

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY

▪ AC Cassette 3 PK 30.000 BTU/H 2.930 Watt R.410a


b. Merk/Produksi AC
▪ AC GREE atau setara

PENUTUP
Demikian, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini merupakan dokumen yang berisikan ketentuan-
ketentuan yang dibuat oleh perencana / perancang sebagai panduan atau prosedur yang harus diikuti
oleh pelaksana/penyedia/peserta tender, yaitu: pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan, jenis pekerjaan, serta segala sistem yang diperlukan untuk melaksanakan proyek
pekerjaan.

Yogyakarta, 11 Mei 2023

Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah BPN Pejabat Pembuat Komitmen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Drs. Suwito, S.H., M.Kn Dra. Erni Woro Suprihatini


NIP. 19670303 199303 1 003 NIP. 19651201 198912 2 001

59

Anda mungkin juga menyukai