I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam mencegah wabah COVID-19 pada saat pelaksanaan pekerjaan renovasi maka penyedia
jasa konstruksi wajib menerapkan protokol kesehatan khusus penanganan terhadap Virus
COVID-19 yang sesuai dengan peraturan yang antara lain Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Penyedia Jasa Konstruksi dalam menyelenggarakan jasa konstruksi wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sesuai peraturan yang berlaku antara lain
Peraturan Menteri PUPR-RI No.10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi.
Dalam rangka mendorong pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri pada belanja
pemerintah, maka sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku yang antara lain adalah
PERPRES No. 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, pada pasal 66 mewajibkan penggunaan produk
dalam negeri. Untuk itu maka pada pengadaan barang/jasa ini Penyedia wajib menyampaikan
perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan yang menjamin dipergunakannya produk dalam negeri.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
I.5. PENGUKURAN
a. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian
ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Back
Mark atau Line Offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
b. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana
dan persyaratan teknis.
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor pemborong, kamar mandi/WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
c. Pemborong juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
d. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
pemborong. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
b. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan
dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang
memerlukan.
I.14. IJIN-IJIN
a. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat ijin-ijin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: ijin peneringan,
ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek dan pemakaian
jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
b. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik proyek, dengan
pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan pengawas serta pemborong.
c. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (a) di atas
menjadi tanggung jawab pemborong.
I.15. DOKUMENTASI
a. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
b. Foto-foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan bulanan
yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3 (tiga) set album yang harus diserahkan pada
serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
II.1.3. Pelaksanaan
1. Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/dibebani pasangan beton
aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum sempurna maka pemasangan
beton aerasi/bata ringan harus di tunda dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus
disampaikan/diberitahukan secara tertulis.
2. Persiapan pekerjaan
a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau benda-benda
lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan pemasangan maupun
saat dilaksanakan pemasangan.
3. Pembuatan dan penggunaan adukan seperti yang diterangkan pada bagian adukan
pasangan dan plesteran
4. Pemasangan
a. Bata ringan
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
▪ Pasangkan bata ringan yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk
pasangan dinding sesuai dengan yang direncanakan.
▪ Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya dalam keadaan
tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan atau
pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan beton aerasi yang patah tetapi
tidak boleh melebihi 50%.
▪ Bidang yang akan menerima pekerjaan/pemasangan harus di basahi terlebih
dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan yang
berlebihan.
▪ Sebelum menambahkan/melanjutkan pasangan baru diatas pasangan lama
yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam, maka pasangan lama
harus di bersihkan dahulu, kedudukan bata ringan yang longgar/lepas harus
diganti dan mortar yang lepas di tambal.
▪ Tera/ Laveling.
Lapisan bata ringan harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan
pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
b. Pemasangan angkur
▪ Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom, kolom atau
balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan jarak 60 cm untuk
arah vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal dengan panjang angkur
efektif 15 cm.
▪ Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan tera
siar datar dan tegak.
c. Balok/kolom praktis
▪ Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang diisyaratkan
dalam spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas pasangan pasangan dinding
bata ringan > 9 m2 dan yang berhubungan dengan opening untuk kusen
alumunium harus diberi kolom/balok praktis ukuran 11 x 11 cm dengan besi
tulangan utama 4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau besi 120 kg/m3. Bila
didalam gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.
▪ Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan koordinasi
lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan kedudukannya.
5. Pembersihan dan Perlindungan
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian berikan
perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras selama
sekurangkurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja selesai terpasang.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
II.2.3. Pelaksanaan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/MK, dan persyaratan tertulis dalam
Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding bata ringan telah disetujui oleh Perencana/MK sesuai Uraian dan
Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran-kotoran lainnya yang melekat yang dapat
mengurangi efektivitas perekat.
5. Gunakan tempat adukan yang bersih dan baik sehingga campuran tidak larut keluar
dari tempatnya.
6. Tuangkan adukan plester secara bertahap ke dalam air. Aduk selama 2 menit sampai
menghasilkan campuran yang merata, biarkan 10 menit supaya aditif menjadi larut.
Aduk kembali sebelum digunakan.
7. Pekerjaan plesteran dapat dilakukan dengan menggunakan roskam plesteran atau
disemprot dengan menggunakan mesin semprot yang sesuai.
8. Pemasangan plesteran dilakukan sekurang-kurangnya 24 jam setelah pekerjaan
pemasangan blok dengan menggunakan Semen Instan (Mortar) Perekat Blok.
9. Aplikasi plesteran di permukaan dinding beton harus menggunakan bonding agent.
10. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bagian bangunan, untuk menghindari
permukaan plesteran yang tidak rata ataupun retak rambut dikemudian hari.
11. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa- sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang
bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk.
12. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Dicapai
ketebalan plesteran 10 mm. Dicapai ketebalan acian yang disarankan yaitu 2- 3 mm
13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
14. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
17. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish, kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
18. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
d. TCA : Tile Council Of America, USA> (1) TCA 137.1 – Recomended Standard
Spesifikasi for Ceramic Tile
4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk
adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya. Mock-up
yang telah disetujui akan dijadikan standar minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai
dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekat.
II.3.3. Pelaksanaan
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran keramiknya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, maka tentukan metoda persiapan
permukaan pemasangan keramik, joints dan curing, untuk diusulkan kepada
Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan,
cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, hasil tes dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan layout nat-nat, hubungan dengan finishing lain
dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu gurinda.
2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus
diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang
dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak
boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa
mengalir kearah floor drain tanpa meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed
tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan, kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan
tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum
dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk
jarak 2 mm, pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan
kedalaman diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (Setting bed)
mempunyai ketebalan yang sama
4. Pemasangan Lantai Keramik
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed. Komposisi adukan untuk
screeding :
▪ Area kering : 1 pc : 4 ps
▪ Area basah : 1 pc : 2 ps
b. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinyu. Dan
harus disediakan ‘Kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24
jam setelah pemasangan.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
d. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
5. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara acak, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan
baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
eksterior. Tes harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Tes
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara acak jika umur
pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3
kg/cm2.
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan
/dilaksanakan.
II.4.3. Pelaksanaan
1. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga menggunakan
perekat keramik, diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat
menggunakan trowel bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk
pabrik.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air supaya jenuh.
5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Meja Dapur, Lemari Gantung
dan lain-lain sebagimana yang tertera didalam gambar.
6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan
serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar- siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
10. Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan
11. kotoran lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi
keramik selama 14 hari setelah pemasangan. Pembersihan permukaan keramik yang
sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
12. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar
siap pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan
busa (spons).
13. Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan
harus memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing memenuhi
syarat dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
II.5.3. Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit
a. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang plafon sesuai daerah yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak module mak. 60 cm.
c. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan
rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil
pemasangan harus rata/ tidak melendut.
d. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
e. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan MK.
f. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad
dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar,
pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain.
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
▪ Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, warna dan
pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
6. Pengadaan dan Penyimpanan Material
a. Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangan.
b. Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan kemungkinan
pecah.
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
II.6.3. Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain.
2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencana/ MK.
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan dan perangkaian multiplek disarankan untuk mengerjakanya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukannya
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen multiplek terbuat dari steel plate setebal 12-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrupan anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Disyaratkan bahwa kusen multiplek ini dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut ini :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu dipasang tanpa harus dimatikan secara penuh
yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai asesoris yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus di beri lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kusen multiplek di satu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Untuk memperoleh kekedapan kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan
hendaknya dapat digunakan synthetic rubber atau baan dari synthetic resin. Penggunaan
ini pada swing door dan double door.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat dari berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedepan air dan kedepan suara.
14. Tepi bawah ambangan kusen eksterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel/bebas
dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel
yang dipakai adalah kunci “mortise lock set” berbahan staniless steel atau logam anti
karat.
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 100 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan MK
2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas
baik, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi
single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
II.7.3. Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel tengah dipasang
pada as. Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
2. Penarikan pintu (Door Handle) dipasang 100 cm (as jungkit) dari permukaan lantai. Untuk
Fixed Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai hingga bagian bawah Fixed Handle.
3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
4. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap
di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
6. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Manajemen Konstruksi.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
3. Filler
Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang direkomendasi
dari Dow Corning
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
▪ Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
▪ Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
▪ Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock-up seperti tersebut diatas.
▪ Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian akan
diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang
dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas indentitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai.
II.9.3. Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-
retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. Untuk dinding
luar bila permukaan dinding belum rata tidak diizinkan diratakan dengan plamur.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan menggunakan Roller.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
atau cat primer untuk eksterior yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion
dengan kekentalan cat sebagai berikut :
▪ Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
▪ Lapis II kental
▪ Lapis III encer.
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
teknis seperti perapihan pekerjaan permukaan dinding finishing cat yang tidak rata, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak pengguna maupun standart teknis.
4. Pada pekerjaan permukaan dinding finishing cat, harus benar benar rapih, bersih, rata
dan vertikal.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.
II.10. PEKERJAAN PARTISI DINDING GYPSUM
II.10.1. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan partisi
gypsum board dengan rangka metal stud ex. Jayaboard dan pekerjaan lain yang sesuai
dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Gypsum dipasang pada kedua sisi rangkanya (double gypsum/dua muka) dan dipasang
tegak lurus dari lantai sampai setinggi plafond (rapat dengan plafond).
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan jenisnya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Sistem Pemasangan Partisi Rangka Metal Jayaboard terdiri dari pemasangan satu atau
beberapa lembar papan gipsum Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan
karat dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah Rangka Boral Metal
System (BMSys) yang memproduksi rangkaian system dinding partisi rangka metal
secara menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load bearing) dan system
partisi pemikul beban (load bearing). Beberapa komponen BMS, termasuk wall stud
dan wall track diperkuat dengan menggunakan lekukan.
II.10.3. Pelaksanaan
1. Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat/didirikan tegak lurus dengan
lantai.
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
II.10.4. Pemasangan
Cara pemasangan gypsum senantiasa harus selalu memperhatikan/mengikuti gambar dan
spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan yang
dikeluarkan dari Pabrik Produksi gypsum board, kecuali dalam keadaan tertentu yang
menghendaki lain, yang sudah mendapat petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.
II.11.3. Pelaksanaan
1. Persiapan Permukaan
a. Permukaan pelat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi kering (dalam arti kata baik kering
leveling screed maupun kering permukaan).
b. Semua pertemuan 90o atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 PC : 3 Ps atau seperti
tercantum dalam gambar pelaksanaan.
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
b. Untuk mengatur jarak / tebal screed, harus digunakan beton decking setebal 1,5 cm
setiap jarak 0,5 m.
c. Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed setengah
kering dengan jalan menaburkan semen dan menggosoknya sehingga licin.
d. Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran terutama untuk
permukaan horizontal pelat atap.
e. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
Jam.
f. Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau bocor.
g. Untuk pelat atap yang miring harus dibagi menjadi beberapa segmen agar genangan
air tidak terlalu tinggi di titik pelat terendah.
h. Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
i. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor baik pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah
selesai, maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
11. Floor Drain. Material kuningan. Warna chrome. Ukuran 115 x 115 mm. Anti karat.
II.12.3. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana/MK
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6. Pekerjaan Kloset
a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat- cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan MK.
b. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan- sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
7. Pekerjaan Kran
a. Semua keran yang dipakai adalah ex. TOTO, dengan chromed finish.
b. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai
ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kerankeran yang
dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat disambung
dengan pipa leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan ex. TOTO bahan kuningan dengan putaran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
8. Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2"
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron
dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang
dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan MK/Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai d. harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai
ukuran floor drain tersebut.
d. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air
Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
III.1.3. PELAKSANAAN
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
1. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya.
2. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang
ditawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merk yang ditawarkan.
3. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN, Telepon, PDAM diperkenankan bekerja sama dengan
perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang sesuai dengan kelas pekerjaan tersebut.
III.1.4. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga
kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialist lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail, “shop
drowing” kepada Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu
sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Pemborong dari kesalahan yang
mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam
rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak
biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-
benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M&E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan
informasi lainnya sehingga jelas.
6. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilegkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
III.1.5. KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pengawas
Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pemborong ini.
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Pemborong.
3. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
4. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pemborong harus
segera menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.
5. Pengambilam ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan peralatan dan material
harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi Konsultan
Perencana.
III.1.11. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas
Lapangan.
2. Pada setiap saat Pengawas Lapangan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekrjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Pengawas
Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian di luar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pemborong yang diperhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat
yang disampaikan kepada Pengawas Lapangan.
5. Ditempat pekerjaan, Pengawas Lapangan, menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pemborong serta dengan
cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas
Lapangan kepada Konsultan Perencana.
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Pengawas
Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan ambah/kurang/perubahan yang ada
harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan secara tertulis.
III.1.17. LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai :
1.1. Kegiatan fisik
1.2. Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
1.3. Jumlah material masuk/ditolak
1.4. Jumlah tenaga kerja
1.5. Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian dan setelah ditandatangani
oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
diketahui/disetujui. Laporan akhir pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan pekerjaan, As built
drawing
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan laporan tertulis
mengenai hal-hal sebagai berikut :
2.1. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
2.2. Hasil Pengetesan peralatan
2.3. Hasil pengetesan material seperti kabel, pipa, dll
2.4. dan lain-lainnya
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Pengawas Lapangan.
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
III.1.20. PENJAGAAN
1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab Pemborong.
III.1.23. PENGECATAN
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
9.2. Pemborong telah menyerahkan semua Surat ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah
yang berwenang, sehingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan dari instansi yang bersangkutan.
III.1.28. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
III.1.29. GARANSI
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
III.1.30. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong harus menyelenggarakan semacam
pendidikan dan latihan kepada 3 orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built
drawing, segala sesuatunya atas biaya Pemborong.
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
MDP, Panel SDP1 & SDP2 (Sub distribusi Panel), Panel - panel penerangan dan stop
kontak, Panel-panel Pompa, Panel arus lemah, dsb.
b. Karateristik Panel
▪ Tegangan kerja : 400V
▪ Tegangan uji : 3.000V
▪ Tegangan uji impuls : 20.000VSNI-04-0227-1994 tentang Tegangan standar.
▪ Frekuensi : 50 Hz
c. Persyaratan-persyaratan kerja starter motor Wye – Delta
Kerja starter motor Y – D adalah automatic starter motor dan dapat dioperasikan
secara manual.
▪ Masing-masing starter motor Wye – Delta terdiri dari :
3 buah kontaktor daya
1 thermal overload relay
1 motor timer
Tombol start stop
Peralatan lain yang menunjang sistem tersebut.
▪ Juga peralatan proteksi untuk :
locked motor
starting overload
Subnormal hight ambient
Voltage unbalanced
d. Circuit breaker
▪ Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan breaking
capacity minimal 4,5 kA simetris.
▪ Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dangan breaking capacity Sesuai gambar.
▪ Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
▪ Main CB dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip terminal, untuk
dihubungkan dengan panel remote/ triping unit. Main Breaker pada panel MDP
harus dari MCCB Motorized.
e. Busbar
Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut
▪ Phasa : merah, kuning dan hitam
▪ Netral : Biru
▪ Ground : hijau/kuning
f. Accessories
Busbar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas ex Eropa dan dipasang didalam panel dengan kuat dan tidak
boleh ada bagian yang bergetar.
2. Panel Bagi Utama 220-380 MDP
a. Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik -pabrik pembuatannya harus telah
tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia)
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
b. Komponen pengaman ;
Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor, Magnetic Contactor,
▪ < 32 Ampere: dipakai type MCB
▪ 32< s/d 40 Ampere: dipakai Tipe MCCB Fixed
▪ A < s/d 1000 A: dipakai Tipe MCCB
c. Breaking capacity yang digunakan :
▪ Main panel : 65 kA <
▪ Sub Panel : 36- 50 kA
▪ Lighting : 4,5 kA
▪ Receptacle : 4,5 kA – 10 kA
▪ Motor Load 10 kA – 65 kA (sesuai besaran motor yang dipakai)
d. Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/merk saja.
e. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan
pintu dilengkapi master key dan lampu penerangan dalam.
f. Jenis pasangan dalam (indoor-type).
g. Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
h. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
i. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga
mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
j. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol
k. diatur sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
l. komponen-komponen panel.
m. Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
n. Busbar Terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.
o. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai, atau lain atas
persetujuan owner.
p. Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan seperti gambar rencana.
3. Panel Pembagi/Kontrol
a. Rakitan dalam negeri yang tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
b. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna pasangan pada lantai atau
pada dinding dan pintu dilengkapi master key.
c. Jenis pasangan dalam (indoor-type).
d. Menggunakan plat baja minimum 1,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
e. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
f. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga
mudah dioperasikan dan perawatan.
g. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol harus diatur
sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu komponen-
komponen panel.
h. Meter dan indikator harus sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
i. Busbar terdiri dari 5 busbar dengan ukuran sesuai gambar rencana.
j. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai.
k. Jumlah dan jenis komponen panel, seperti ditunjukkan dalam gambar.
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
a. PKG harus dapat bekerja secara Auto Start, seperti dijelaskan dalam lingkup pekerjaan
diesel generating set ini (lihat bagian Lingkup Pekerjaan). PKG terdiri atas beberapa
cubicle paling kurang sebagai berikut :
▪ 1 incoming dari PLN
▪ 1 Automatic Change over Switch
▪ 1 outgoing ke busbar Panel Utama
▪ AMF/ATS module
7. Panel Pembagi Genset (PKG)
a. PKG Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal). Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi
dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.Semua panel harus ditanahkan.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
f. Semua stop kontak harus disediakan terminal grounding, dan dihubungkan dengan
kabel grounding sebesar ukuran kabel netralnya.
III.2.7. PELAKSANAAN
1. PANEL
1.1. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut harus
meminta petunjuk Pengawas lapangan.
1.2. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel- kabel dari/ke terminal panel
harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan
teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow),
kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
1.3. Penyambungan kabel keterminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang
sesuai. Pemasangan sepatu kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d
16 Sqmm dan hydraulic crimping tool untuk ukuran sampai dengan 400 Sqmm.
Penyambungan ini harus baik dan tidak akan menimbulkan gejala elektris yang
membahayakan.
1.4. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,50 meter dari lantai
terhadap as panel terhadap as panel.
1.5. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan.
2. PENARIKAN KABEL BAWAH TANAH
2.1. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan
dengan batu bata Cikarang sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40
cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2.2. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 ½ kali jumlah penampang kabel overall.
2.3. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
2.4. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
2.5. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter.
2.6. Tidak diperkenankan melakukan sebelum Pengawas Lapangan memeriksa dan
menyetujui perletakan kabel tersebut.
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
2.7. Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60
cm dan bertuliskan "KABEL TANAH". Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan
merah.
2.8. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve,
pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
2.9. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
2.10. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
2.11. Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya. Di atas
belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan "KABEL TANAH" dan arah belok.
2.12. Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
3. INSTALASI KABEL TENAGA
3.1. Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Perencana, Pengawas Lapangan.
3.2. Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali
dinyatakan lain dalam gambar.
3.3. Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling
tindih dan membelit.
3.4. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbouw) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa
pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan
perlengkapan penahan lainnya, sehingga Nampak rapi.
3.5. Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
3.6. Setiap kabel yang keluar atau pun masuk kedalam panel harus menggunakan Cable
gland sesuai ukurannya, Sehingga serangga maupun binatang kecil lain tidak bisa
masuk ke dalam panel.
3.7. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan
pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x diameter kabel.
3.8. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya.
3.9. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
3.10. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
3.11. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder),
diklem dan disusun rapi.
3.12. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
3.13. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
3.14. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
3.15. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
support minimum setiap 50 cm.
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
3.16. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
3.17. Setiap konduit yang dihubungkan dengan T-Doos dan komponen lampu dihubungkan
dengan menggunakan flexible conduit dari bahan yang sama.
3.18. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
3.19. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam conduit.
3.20. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
3.21. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4
cm. Penyambungan kabel memakai alat penyambung berupa las-dop.
3.22. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
3.23. Penyusunan conduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
4. PENGUJIAN
4.1. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
4.2. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 50 ohm.
5. INSTALASI PENERANGAN
5.1. Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat, apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat
meminta petunjuk Pengawas.
5.2. Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 Cm, sedangkan ketinggian stop kontak
adalah 30 Cm. Kecuali pada tempat-tempat tertentu (misalnya : ruang pompa, dapur
dll) ketinggian stop kontak tersebut harus disesuaikan dengan letak peralatan yang
akan dihubungkan.
5.3. Setiap kabel penerangan dan stop kontak harus berada dalam conduit kabel.
5.4. Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus menggunakan rak kabel atau tangga
kabel. Kabel ini harus diletakkan secara teratur dan tidak saling tindih.
5.5. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam kolom dan pelat beton harus
dilaksanakan sebelum pengecoran. Pipa pelindung tersebut dilengkapi kawat pancing
dan ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau rusak.
5.6. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam dinding bata harus
dilaksanakan sebelum dinding diplester/dibalut.
5.7. Semua kabel dalam konduit yang akan memasuki junction box atau peralatan
dihubungkan dengan flexible conduit.
5.8. Semua kable yang akan memasuki terminal box motor harus menggunakan cable
gland.
5.9. Tidak diperkenankan mengklem kabel ke rangka plafond. Bila jarak rak kabel ke titik
penerangan cukup jauh, harus digunakan pipa pelindung Super High Impact pipe dan
diklem pada plat beton diatasnya.
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
5.10. Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan dalam junction box/doos,
menggunakan sepatu kabel dan di baut dengan sempurna.
5.11. Semua armature lampu harus dipasang sesuai dalam gambar, bilamana tidak
ditunjukkan dalam gambar, dapat mengajukan gambar kerja cara pemasangan lampu
tersebut dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
6. PENTANAHAN
6.1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
6.2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-
panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
6.3. Dalamnya pentanahan minimal 16 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
dibawah 1 (satu) ohm.
6.4. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh pemborong setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas
Lapangan.
6.5. Setiap lantai gedung harus disediakan titik pentanahan yang dihubungkan dengan
ringbelt grounding setiap lantai.
6.6. Setiap stop kontak harus dihubungkan dengan pentanahan dengan ukuran kabel
sesuai ukuran kabelnya.
6.7. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan seperti frame besi, pintu besi, tangki
minyak, panel-panel, housing generator, housing transfbrmator, housing dari
peralatan metal lainnya harus diketanahkan secara baik, dengan cara
menghubungkannya kepada Ring copper pembumian yang telah tersedia di semua
lantai/dak beton.
6.8. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan dengan
baut dari campuran tembaga. Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga
diameter 3/4" dan harus ditanam minimal sedalam 16 m, sehingga dapat dicapai
tahanan pembumian maksimal 1 Ohm.
6.9. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing
peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan
pada elektroda pembumian secara terpadu.
6.10. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam
PUIL 2000.
6.11. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
Limbah jenis Biotech yang sudah dilengkapi dengan Grease Trap, dan selanjutnya
setelah diolah dialirkan ke sumur resapan.
3. Air Hujan dan Drainase
Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak menuju
ke dalam saluran air hujan halaman/drainase site secara gravitasi menuju saluran
luar dan dialirkan ke sumur resapan air hasil pengolahan limbah.
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
d. Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai
standar BS 5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : minimal 12
bar.
3. Check Valve
a. Material bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end
untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
b. Tipe swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk ukuran 65 mm dan ke atas.
c. Tekanan kerja minimal 12 bar.
4. Rubber Flexible/Expansion Joint (Flange Connection)
a. Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene
rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
b. Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end.
Working pressure : minimal 12 bar.
c. Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates,
control nuts dan control rods dan single sphere.
5. Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)
a. Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber
dengan nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).
b. Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete
dengan malleable iron threaded BS21 union end connection. Semua rubber
flexible/expansion joints harus mempunyai working pressure : 12 bar.
c. Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar
harus dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends connection.
6. Katup-katup lainnya
Katup – katup lainnya yang tidak disebutkan diatas, minimal mempunyai working
pressure 12 bar.
7. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 80 mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor Drain terdiri dari:
▪ Chromium plated bronze cover and ring
▪ PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving
d. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
▪ Outlet diameter 2”, Cover diameter 4”
▪ Outlet diameter 3”, Cover diameter 6”
▪ Outlet diameter 4”, Cover diameter 8”
8. Alat-alat Bantu (Accesories)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai
dengan bahan pipanya.
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
1.1. Umum
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
b. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
c. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan cap atau plug untuk mencegah masuknya
kotoran/bendabenda lain.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak
tajam (diampelas).
e. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
f. Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
g. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
h. Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
i. Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan
pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan
struktur gedung.
j. Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
k. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh
menukik.
l. Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
m. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air
bersih dan clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
n. Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti
berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
▪ Dibagian dalam toilet, diameter 50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
▪ Dibagian dalam bangunan diameter 150 mm atau lebih kecil : 1%
▪ Dibagian luar bangunan,diameter 150 mm atau lebih kecil dan diameter
200 mm atau lebih besar : 1%
o. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
b. Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran,
maka jarak interval yang digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa
ukuran terkecil yang ada.
c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
d. Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
1.3. Pipa Dalam Tanah
a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian
dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta
pemadatan kembali seperti kondisi semula.
c. Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
d. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah
tanpa batubatuan atau benda keras lainnya.
e. Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada
jarak 2–2.5 m.
f. Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman
(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.
1.4. Sambungan Pipa
a. Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
b. Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.
c. Sambung Lem
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus menggunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara
penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
d. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini digunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
▪ Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
▪ Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh
dengan adanya packing dan bukan seal threat.
1.5. Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang
kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “flushing
sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”.
1.6. Katup Label (Valve Tag)
a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi
dan pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus
ditunjukkan di tags katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.
1.7. Pembersihan
a. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan
cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
b. Desinfeksi
▪ Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
▪ Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelah itu dibilas.
III.4.6. PENGUJIAN
1. Umum
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
1.1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian
disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
1.2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
1.3. Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan baik,
maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian
lagi.
1.4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-
lain, harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi
2. Pipa dan Jaringan Pipa
2.1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan
kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji
saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap
untuk pertama kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan
“desinfektansi” terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau panjang
pipa max. 100 m.
2.2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test
rendam dengan air selama 8 jam.
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman
untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional
yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
c. PUIL 2000
d. Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
e. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
f. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
3. Kondisi Perancangan
Kondisi udara luar bangunan:
a. Temperatur rata-rata : 35° C
b. Relative Humidity : 70 – 75 %
c. Kecepatan angin rata-rata 7 – 10 mile / jam
Kondisi udara dalam bangunan :
a. Temperatur : 24° ± 2° C
b. Relative Humidity : 55% ± 5 %
c. Ventilasi : 15 – 20 cfm / orang
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT | KONSTRUKSI FISIK RENOVASI GEDUNG KANTOR WILAYAH BPN DIY
PENUTUP
Demikian, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini merupakan dokumen yang berisikan ketentuan-
ketentuan yang dibuat oleh perencana / perancang sebagai panduan atau prosedur yang harus diikuti
oleh pelaksana/penyedia/peserta tender, yaitu: pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan, jenis pekerjaan, serta segala sistem yang diperlukan untuk melaksanakan proyek
pekerjaan.
Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah BPN Pejabat Pembuat Komitmen
Daerah Istimewa Yogyakarta
59