Anda di halaman 1dari 128

SPESIFIKASI TEKNIS

REVITALISASI UPPKB SABILAMBO KOLAKA


TAHUN ANGGARAN 2024

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan


Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat/
Direktorat Prsarana Transportasi Jalan
Program : Program Insfrastruktur Konektivitas
Hasil (Outcome) : Layanan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat
Kegiatan : Keselamatan dan Keamanan Transportasi Darat
Jenis Keluaran (Output) : Revitalisasi UPPKB Sabilambo Kolaka
Volume (Output) : 1 (satu)
Satuan Volume (Output) : Laporan

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
BALAI PENGELOLA TRANSPORTASI DARAT KELAS II SULAWESI TENGGARA
SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI

PASAL 1
UMUM

1. Lingkup Pekerjaan :
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan dalam Pekerjaan
Revitalisasi UPPKB Sabilambo beserta prasarana terkait, yang meliputi dan tidak terbatas
pada penyediaan bahan ( material ), tenagakerja yang cakap dan semua peralatan bantu,
mesin yang diperlukan serta garansi dan surat jaminan mutu lainnya yang diperlukan.
2. Peraturan dan Syarat-Syarat Pekerjaan :
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dan menurut :
a. Syarat-syarat pekerjaan ini beserta gambar-gambar dan lampirannya.
b. Risalah / Berita Acara rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
c. Petunjuk-petunjuk pengawasan teknik secara tertulis yang tidak bertentangan dengan
RKS ini.Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratn-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (
NI ) dan peraturan-peraturan Nasional maupun setempat. Untuk pekerjaan ini
dinyatakan berlaku dan mengikat :
 PBI 1971 (NI.2) : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971.
 PPBBI 1983 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1983.
 PKKI 1961 : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961.
 PUIL 1987 : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia tahun 1987.
 PPI : Pedoman Plumbing Indonesia.
 PUBI 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982.
 SII : Standartd Industri Indonesia.
 ASTM : The American Sociaty for Testing Materials.
 BS 1985 : British Standard Institution.
 PPIUG 1983 : Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983.
 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Indonesia.
Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar tersebut di atas maupun
standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar Internasional yang berlaku
atas pekerjaan tersebut atau berlaku standar teknis negara asal bahan yang digunakan.
3. Sarana Kerja :
a. Gudang bahan dan Kotak P3K :
Kontraktor harus menyiapkan gudang untuk menyimpan bahan guna melindungi bahan
dari kerusakan. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan kotak
obat-obatan (P3K). Kontraktor diwajibkan membongkar kembali sarana yang dimaksud
setelah pekerjaan selesai.
b. Mobilisasi bahan dan peralatan :
Pemborong / Kontraktor harus menyediakan sendiri sarana untuk mengangkut bahan-
bahan dan peralatan ke lokasi pekerjaan.

1
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Rencana Kerja :
Dalam waktu 2 minggu setelah dikeluarkannya SPMK, Kontraktor wajib menyerahkan suatu
Rencana Kerja yang meliputi :
a. Jadwal beserta Metode Pelaksanaan yang sesuai dengan spesifikasi bahan yang
digunakan.
b. Jadwal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan masing-masing bagian
pekerjaan.
c. Jadwal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
d. Jam kerja yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
e. Jumlah tenaga kerja yang diusulkan selama pekerjaan berlangsung dengan
menyebutkan fungsi dan keahliannya.
5. Administrasi dan Dokumentasi :
a. Kontraktor bersama MK/Konsultan Pengawas diwajibkan membuat buku harian yang
memuat catatan semua kejadian, peringatan-peringatan, keadaan bahan, alat dan
tenagakerja serta kemajuan pekerjaan. Setiap hari buku catatan tersebut harus
diperlihatkan atau dilaporkan kepada Tim Teknis untuk diketahui dan disahkan.
b. Kontraktor bersama MK/Konsultan Pengawas diwajibkan membuat laporan mingguan
yang merupakan rangkuman laporan harian, ditandatangani pimpinan dan cap
perusahaan, kemudian dikirim kepada Penyelenggara Kegiatan / Tim Teknis setiap
akhir minggu.
c. Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi berupa foto untuk setiap kemajuan
masing-masing jenis pekerjaan.
6. Keamanan dan kebersihan tempat kerja :
a. Kontraktor harus bertanggungjawab atas keamanan tempat kerja termasuk halaman
dan bangunan sekitarnya. Kontraktor harus bertanggungjawab atas kerusakan dan
kerugian yang terjadi pada bangunan dan sekitarnya yang diakibatkan oleh kelalaian
Kontraktor.
b. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
dari kemungkinan cacat permukaan atau kerusakan lainnya. Kalau terdapat kerusakan
yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul atas perbaikan ini adalah
tanggungjawab Kontraktor.
c. Penggunaan halaman tempat kerja dan penyimpanan bahan-bahan harus disediakan
atas persetujuan pimpinan gedung yang dikerjakan.
d. Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus memelihara kebersihan bangunan dan
halaman dari sisa-sisa bahan. Hasil bongkaran yang tidak digunakan lagi harus segera
dibersihkan dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
e. Mengingat lokasi pekerjaan berada di dalam lingkungan yang aktif, maka Kontraktor
harus melakukan koordinasi dengan sistem keamanan yang ada baik terhadap keluar
masuknya kendaraan maupun tenagakerja.
7. Material :
a. Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis beserta contoh bahan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Contoh bahan harus disertai penjelasan
spesifikasi bahan serta yang berkaitan dengan hasil pengujiannya.

2
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Bahan yang akan digunakan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan
baik dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlebel pabrik
asalnya.
c. Bahan/ material harus disimpan sedemikianrupa agar mutunya tidak menjadi berkurang.
Penyimpanan hendaknya dialasi dengan lantai yang keras, terlindung, kering dan
bersih. Cara penyusunan material harus diatur sedemikianrupa sehingga mudah untuk
diadakan pemeriksaan sewaktu-waktu. Demikian juga penyimpanannya diatur sehingga
pengambilannya dapat diatur menurut datangnya material tersebut (first in – first out).
8. Tenaga Kerja :
Tenagakerja yang digunakan hendaknya dari tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman
di bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi ini maupun petunjuk MK/Konsultan Pengawas.
9. Peralatan :
a. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui MK/Konsultan
Pengawas dalam hal kondisi dan jadwal penyiapan peralatan di lokasi pekerjaan.
b. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk setiap jenis
pekerjaan setiap sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Kerusakan pada peralatan yang
dapat mengganggu kelancaran pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga
MK/Konsultan Pengawas menganggap pekerjaan tersebut bisa dimulai.
10. Pemberitahuan untuk memulai pekerjaan :
a. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya tentang
langkah langkah yang akan diambil suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai.
b. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai Pekerjaan yang sifatnya
permanent tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan MK/Konsultan Pengawas.
11. Gambar Rencana :
a. Gambar Rencana untuk pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Bila ada ketidaksesuaian antara Gambar-gambar Rencana,
Spesifikasi Pekerjaan dengan Syarat-syarat Umum atau Syarat-syarat Khusus, maka
hal ini harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk selanjutnya
diputuskan oleh Pemberi Tugas. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, revisi-revisi
masih mungkin dilakukan atas keputusan Pemberi Tugas.
b. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
spesifikasi ini dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan
dan kekurangan-kekurangan pada Gambar Rencana atau perbedaan antara Gambar
Rencana dan Spesifikasi. MK/Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan
Gambar Rencana tersebut untuk melengkapi penjelasan dalam Spesifikasi.
c. Dimensi dalam Gambar Rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan
untuk menganggap bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang tepat,
kecuali atas petunjuk MK/Konsultan Pengawas.
d. Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan apabila terdapat perbedaan
antara item pekerjaan dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi. Dalam hal ini
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana
dan Spesifikasi tanpa biaya tambahan. Jika tidak ada perubahan Gambar Rencana dan
Spesifikasi maka tidak dilakukan “Pekerjaan Tambah Kurang”.
e. Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan dari MK/Konsultan Pengawas. Shop Drawing mencakup

3
SPESIFIKASI TEKNIS

gambar-gambar detail yang dibuat berdasarkan Gambar Rencana dengan penjelasan


yang lebih lengkap. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan persetujuan Pemberi
Tugas, Shop Drawing harus disampaikan selambat-lambatnya 7 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan, sedangkan Shop Drawing yang memerlukan persetujuan Pemberi Tugas
harus disampaikan selambat-lambatnya 14 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
12. Jalan masuk tempat pekerjaan dan jalan sementara :
Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor, bilamana diperlukan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi pekerjaan tersebut. Selama
pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus mengatur kelancaran dan keamanan lalulintas
umum akibat keluar masuknya kendaraan, mengadakan dan memelihara jalan-jalan
sementara, jembatan-jembatan dan sebagainya yang mungkin diperlukan untuk memasuki
daerah pekerjaan dan menyingkirkan atau membersihkannya kembali pada waktu
penyelesaian serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

PASAL 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Persiapan tempat pekerjaan :


Kontraktor harus menyediakan bahan / material, peralatan dan tenaga yang diperlukan
untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan tepat pada waktunya. Dalam
menyusun penawaran Kontraktor harus mengenal betul keadaan lapangan dan tidak
dibenarkan mengajukan klaim apabila perbedaan antara Gambar Rencana dan keadaan
lapangan.
a. Pemeriksaan tempat-tempat pekerjaan :
Sebelum memulai suatu pekerjaan, Kontraktor harus meninjau lapangan atau tempat-
tempat pekerjaan untuk melihat kondisi serta bahan-bahan yang ditemukan.
b. Pembersihan tempat pekerjaan :
Tempat-tempat pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari segala rintangan yang
terdapat di sekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk dilaksanakan pengukuran.
2. Pengukuran :
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengadakan pengukuran guna mendapatkan
ukuran yang tepat dan sesuai Gambar Rencana dengan menggunakan alat ukur Theodolit
dan Waterpass yang telah disetujui oleh MK/Konsultan Pengawas (sekelas T2, Ni2). Hasil
pengukuran harus digambarkan pada kertas A3 untuk selanjutnya diserahkan kepada
Konsultan Pengawas. Selanjutnya MK/Konsultan Pengawas akan melakukan pengecekan
di lapangan dan Kontraktor harus menyediakan alat dan tenaga untuk keperluan tersebut.
Tanda atau ukuran jarak dan elevasi komponen struktur gedung (Existing Condition lantai,
kolom dan balok) ditulis pada permukaan beton atau tembok gedung yang mudah terlihat.
3. Kantor Pelaksana, gudang dan los kerja :
Material yang digunakan untuk pembuatan rangka kantor Pelaksana, gudang dan los kerja
adalah kayu kelas II, atap dari dari seng gelombang, penutup dinding dari tripleks 6 mm
dicat dan lantai rabat beton dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil dengan luas sesuai
kebutuhan. Pada akhir pekerjaan Kontraktor wajib membongkar dan mengembalikan seperti
keadaan semula setelah mendapat persetujuan dari MK/Konsultan Pengawas.
4. Pembangkit tenaga sementara :

4
SPESIFIKASI TEKNIS

Pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan oleh


Kontraktor, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan kewajiban
pembayarannya. Pemberi tugas dalam hal ini tidak bertanggungjawab atas biaya yang
dikeluarkan oleh Kontraktor maupun akibat yang timbul untuk keperluan tersebut.
5. Air kerja :
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan apabila mungkin didapat dari sumber
yang sudah ada di lokasi pekerjaan, Kontraktor harus membuat sambungan-sambungan
sementara yang diperlukan atau cara lain untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali
pada waktu pekerjaan selesai dan memperbaiki kembali semua pekerjaan yang terganggu.
Apabila air didapat dari sumber lain, Kontraktor harus membayar semua biaya
penyambungan dan pembongkarannya kembali. Pemberi Tugas dalam hal ini tidak
bertanggungjawab atas biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor maupun akibat yang timbul
untuk keperluan tersebut.
6. Mobilisasi dan Demobilisasi :
Meliputi dan tidak terbatas pada pengadaan / penyediaan maupun pengembalian tenaga,
alat pada saat yang telah ditentukan dan segala resiko yang diakibatkannya menjadi
tanggungjawab Kontraktor. Kontraktor harus selalu melakukan koordinasi dengan sistem
keamanan yang ada, dan mematuhi peraturan yang ada sehubungan dengan keluar
masuknya tenagakerja, alat dan bahan.

PASAL 3
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI

1. Jika terdapat perbedaan spesifikasi antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan
gambar kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini.
2. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar
dalam ukuran skala besar yang diikuti.
3. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
4. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1,2;3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan
pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

PASAL 4
LOKASI SITE PEKERJAAN

Lokasi (site) pekerjaan terletak di : UPPKB Sabilambo, Kabupaten Kolaka

5
SPESIFIKASI TEKNIS

Persyaratan Bahan
Spesifikasi bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini diuraikan sebagai berikut:
Jenis Produk Sumber Produk Acuan
No Nama Bahan Spesifikasi Bahan
(Olahan/Alam) (Lokal/Impor) Spesifikasi
Pekerjaan Halaman dan Landscape
Pekerjaan Rigid Halaman
Galian Perataan Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Alam Lokal
Halaman Area Kerja.
Rigid 1. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana
pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar
tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali
keluar dan dibuang, sedangkan lubang-lubang tadi diisi
kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan dasar yang waterpass.
2. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik
pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
pondasi dan pekerjaan lainnya yang berhubungan
dengan tanah, maka Pemborong harus menyediakan
beberapa pompa air atau pompa yang jika diperlukan
dapat bekerja terus-menerus untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
3. Pemborong harus memperhatikan pengamanan dinding
tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu
dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng
yang cukup.
4. Pemborong diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat
sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat menjamin bangunan tersebut tidak akan
mengalami kerusakan. Kerusakan pada bangunan lain
yang terjadi akibat kelalaian Pemborong menjadi
tanggung jawab Pemborong.
5. Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan
bahan, setelah mencapai jumlah tertentu atau menurut
Direksi/Konsultan MK mengganggu pekerjaan yang
sedang dikerjakan harus segera disingkirkan dari
halaman pekerjaan setiap saat ketempat yang ditentukan

6
SPESIFIKASI TEKNIS

oleh Direksi/Konsultan MK dengan biaya Pemborong.


6. Pengangkutan sisa kelebihan tanah galian keluar
halaman pekerjaan yang dilakukan dengan
menggunakan kendaraan truck/dump truck atau jenis
kendaraan semacam itu, sebelum keluar kearah jalan
raya, roda kendaraan harus
dibersihkan/dicuci/dibebaskan dari tanah yang
menempel agar tidak mengotori jalan raya.
7. Bagian-bagian galian yang akan diurug kembali harus
diurug tanah yang bersih, bebas dari segala kotoran dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
8. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali
ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang
berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus
dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi
kerusakan harus direparasi/diganti atas tanggungan
Pemborong.
9. Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang
bekerja ditemui dilapangan dan hal tersebut tidak tertera
pada Gambar Kerja atau dengan cara lain yang dapat
diketahui oleh Pemborong dan temyata diperlukan
perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus
bertanggung jawab untuk mengambil langkah apapun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
10. Bila pekerjaan pelayanan dinas terganggu sebagai akibat
pekerjaan Pemborong, Pemborong harus segera
mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan
Pemborong.
Alat:
- Dump Truck Kapasitas 10 Ton
- Exavator PC 200
- Wheel Loader
Timbunan Pilihan 11. Material sirtu ditimbun disekitar areal pekerjaan Alam Lokal
Berbutir 12. Pengangkutan material sirtu ketitik pekerjaan dilakukan
dengan tenaga manusia dengan bantuan peralatan
gerobak dorong.

7
SPESIFIKASI TEKNIS

13. Membersihkan lokasi yang akan diurug dari sampah


atau kotoran.
14. Material sirtu dihamparkan dengan cara manual (tenaga
manusia) menggunakan cangkul, sekrop, keranjang dan
gerobak sorong.
15. Sebelum dilaksanakan pemadatan hamparan disiram air
16. Sirtu dipadatkan dengan alat pemadat (stemper kuda)
17. Melakukan pengecekan/pengukuran ketebalan urugan
dengan meteran apakah sesuai dengan ketebalan
rencana.
18. Jika belum mencapai ketebalan rencana, kemudian
dipadatkan kembali sampai mencapai ketebalan
rencana yaitu tebal = 25 cm.
19. Perapihan hasil pekerjaan.

Alat:
- Dump Truck Kapasitas 10 Ton
- Motor Greder 200 HP
- Wheel Loader
Pek. Beton K-125 1. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat Olahan Lokal Ready Mix
(Lean Concrete) penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan
batas-batas yang diberikan dalam Tabel 3.2.2
2. Campuran Percobaan Kontraktor harus menentukan
proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan
jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan
digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan
tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang disyaratkan di bawah
Tabel 3.2.2 Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu Ukuran Rasio Air / Kadar
Beton Agre- Semen Semen Min.
gat Maks. (kg/m3 dari
Maks.(mm) (terhadap campuran)
berat)

8
SPESIFIKASI TEKNIS

K 125 - 0,60 125


3. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Seluruh beton yang
digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan
dalam Tabel 3.2.2 (1), atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan
pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO
T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-
1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).

Pek. Beton K-300 4. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat Olahan Lokal Ready Mix
(Rigid Beton) penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan
batas-batas yang diberikan dalam Tabel 3.2.2
5. Campuran Percobaan Kontraktor harus menentukan
proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan
jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan
digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan
tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang disyaratkan di bawah
Tabel 3.2.2 Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu Ukuran Rasio Air / Kadar
Beton Agre- Semen Semen Min.
gat Maks. (kg/m3 dari
Maks.(mm) (terhadap campuran)
berat)
K 300 37 0,45 300
25 0,45 320
19 0,45 350
6. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Seluruh beton yang
digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan
dalam Tabel 3.2.2 (1), atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan

9
SPESIFIKASI TEKNIS

pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO


T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-
1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).
Alat :
- Power trowel/Mesin perata cor semen

Pek. Pembesian Wiremesh ini digunakan untuk aplikasi konstruksi Rigid Olahan Lokal Pabrikasi
Waremesh Beton dengan spesifikasi:
Diameter 10 mm
Tipe Permukaan Ulir
Karakteristik Tegangan Leleh 5000 kg/cm²
Karakteristik Tegangan Kampuh Las 2500 kg/cm²
Geser
Spasi Standard 150 mm x 150 mm
Spasi Khusus 100 mm x 100 mm
Ukuran Lembar 5,4 m x 2,1 m
Pekerjaan Paving Blok & Kansteen
Paving Blok 1. Paving Block harus buatan pabrik dengan mutu beton K- Olahan Lokal Pabrikasi
Heksagonal k 250 250, tebal 10 cm.
2. Ukuran, bentuk dan warna conblok yang digunakan harus
sesuai dengan gambar detail rencana atau sesuai dengan
petunjuk Pengawas Jasa Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
3. Bidang Paving Block yang terpasang harus benar-benar
rata dengan memperhatikan muka tanah sesuai gambar.
4. Pola pemasangan Paving Block harus sesuai dengan
gambar detail, atau petunjuk Pengawas Jasa
Konstruksi/Konsultan Pengawas.
5. Lebar siar-siar harus sama, membentuk garis lurus,
sesuai dengan gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas, dan siar-siar harus diisi dengan pasir.
6. Lubang Peresapan harus sesuai dengan gambar detail,
atau petunjuk Pengawas Jasa Konstruksi/Konsultan
Pengawas

10
SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan Kanstein 1. Pasangan kanstin menggunakan beton setara K 250 Olahan Lokal Pabrikasi
dilaksanakan sesuai gambar rencana.
2. Sebelum dipasang kanstin harus dimintakan persetujuan
dari Konsultan Pengawas / Direksi Teknis mengenai
dimensi.
3. Permukaan tanah sebelum dipasang kanstin harus benar-
benar padat atau stabil.
4. Pemasangan kanstin harus benar-benar lurus dan elevasi
harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi Teknis.
Pekerjaan Drainase
Galian Tanah Biasa 1. Semua kedalaman tanah galian harus sesuai gambar Lokal
(Drainase) rencana.
2. Galian tanah untuk pondasi, pemasangan paving,
kansteen, saluran drainase, sumur resapan, septictank
dan bak kontrol harus cukup lebar untuk bekerja dan
sisinya dijaga dari longsoran.
3. Semua pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan baik
serta tidak mengganggu lingkungan sekitar.
4. Semua galian saluran harus selalu dalam keadaan kering,
tidak boleh tergenang air.
5. Galian tanah setelah mencapai kedalaman yang
ditentukan, kemudian dipadatkan dan disiram dengan air.
6. Tanah hasil galian yang harus disingkirkan dengan lokasi
penempatan sesuai petunjuk dari konsultan
pengawas/direksi teknis.
7. Sisa tanah hasil galian yang tidak digunakan harus sudah
diangkut/dibuang dari lokasi pekerjaan
selambatlambatnya 1 x 12 jam sejak dilakukan
penggalian.
Alat :
- Exavator Pc 50

11
SPESIFIKASI TEKNIS

Pas. Batu Kali/Batu 1. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat dan Lokal
Belah 1 : 4 mempunyai muka lebih dari 3 muka.
(Drainase) 2. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan
Bangunan (NI-3 1970).
3. Pasangan pondasi Batu kali dengan perekat 1pc : 4 ps
dilaksanakan sesuai gambar rencana.
4. Celah - celah yang besar diantara batu - batu diisi dengan
batu belah yang sesuai, batu-batu tidak boleh saling
menyinggung dan selalu ada perekat diantaranya dan
batu tidak boleh gundul (mempunyai minimal 3 sisi).
5. Batu yang digunakan adalah batu belah, tidak boleh
berupa batu gundul, dan tidak boleh dipukul / dipecah
dengan bodem didekat alur pondasi.
6. Sebelum dipasang batu - batu harus dibersihkan dari
kotoran / tanah.
7. Finishing pekerjaan pasangan batu kali memakai
plesteran + acian air semen.
8. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari
atas, dan harus diatur dengan baik agar tidak berongga.

Pek. Grill Penutup Gril Penutup Saluran Drainase dilaksanakan pada titik-titik Olahan Lokal Pabrikasi
Saluran Drainase tertentu yang memerlukan adanya pengamanan khusus
drainase yang terdiri dari perakitan dengan las bingkai besi:
- Besi Siku 60x60x6 mm
- Besi Ulir D-13 mm
- Cat besi & meni

Pekerjaan Talud

12
SPESIFIKASI TEKNIS

Pek. Pasangan 1. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat dan Olahan Lokal
Batu Talud 1:4 mempunyai muka lebih dari 3 muka.
2. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan
Bangunan (NI-3 1970).
3. Pasangan pondasi Batu kali dengan perekat 1pc : 4 ps
dilaksanakan sesuai gambar rencana.
4. Celah - celah yang besar diantara batu - batu diisi dengan
batu belah yang sesuai, batu-batu tidak boleh saling
menyinggung dan selalu ada perekat diantaranya dan
batu tidak boleh gundul (mempunyai minimal 3 sisi).
5. Batu yang digunakan adalah batu belah, tidak boleh
berupa batu gundul, dan tidak boleh dipukul / dipecah
dengan bodem didekat alur pondasi.
6. Sebelum dipasang batu - batu harus dibersihkan dari
kotoran / tanah.
7. Finishing pekerjaan pasangan batu kali memakai siar
8. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari
atas, dan harus diatur dengan baik agar tidak berongga.

Pekerjaan Papan Nama


Pembuatan Papan Pembuatan papan nama cetak 3 dimensi dengan material Olahan Lokal Pabrikasi
Nama Huruf Cetak Aluminium Compoosit Panel dengan tinggi huruf 1 meter dan
3D ACP tebal 20 cm dengan Spesifikasi:
Material Thickness ( mm) : 4 mm
Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
Width ( mm) : 1220 or custom
Aluminum skin thickness ( mm) : 0.5 mm
Coating Type : PVDF
Merk : Seven

Pekerjaan pagar keliling


Pek. Pasangan 1. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat dan Olahan Lokal
Batu Pondasi Pagar mempunyai muka lebih dari 3 muka.
1:4 (Pagar) 2. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan
Bangunan (NI-3 1970).
3. Pasangan pondasi Batu kali dengan perekat 1pc : 4 ps
dilaksanakan sesuai gambar rencana.
4. Celah - celah yang besar diantara batu - batu diisi dengan

13
SPESIFIKASI TEKNIS

batu belah yang sesuai, batu-batu tidak boleh saling


menyinggung dan selalu ada perekat diantaranya dan
batu tidak boleh gundul (mempunyai minimal 3 sisi).
5. Batu yang digunakan adalah batu belah, tidak boleh
berupa batu gundul, dan tidak boleh dipukul / dipecah
dengan bodem didekat alur pondasi.
6. Sebelum dipasang batu - batu harus dibersihkan dari
kotoran / tanah.
7. Finishing pekerjaan pasangan batu kali memakai siar
8. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari
atas, dan harus diatur dengan baik agar tidak berongga.

Pek. Sloft Pagar 1. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat Olahan Lokal
15x20 penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan
batas-batas yang diberikan dalam Tabel 3.2.2
2. Campuran Percobaan Kontraktor harus menentukan
proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan
jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan
digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan
tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang disyaratkan di bawah

Tabel 3.2.2 Batasan Proporsi Takaran Campuran


Mutu Ukuran Rasio Air / Kadar
Beton Agre- Semen Semen Min.
gat Maks. (kg/m3 dari
Maks.(mm) (terhadap campuran)
berat)
K 175 - 0,57 300
3. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Seluruh beton yang
digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan
dalam Tabel 3.2.2 (1), atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan

14
SPESIFIKASI TEKNIS

pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO


T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-
1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).

Pek. Pemasangan Pagar BRC Galvanis atau juga yang biasa disebut Olahan Lokal Pabrikasi
Panil BRC 190cm x Galvanized Fence adalah jenis pagar siap pasang yang di
240cm produksi langsung oleh Pabrik Pagar BRC dengan
Spesifikasi yang di tentukan dan memenuhi kualitas tarikan
baja Standard SNI yang mengacu terhadap Besi ASTM 123,
kemudian dilapisi galvanis dengan cara hot dip (celup panas
465ºC) minimal coating 60 micron atau dengan metode
electroplating. Dimensi BRC:
1. Tinggi 190 cm x Lebar 240 cm
2. diameter 6 mm
3. Jarak kawat Vertikal 10 cm.

Pekerjaan Gerbang Kedatangan


Pek. Galian 1. Semua kedalaman tanah galian harus sesuai gambar Lokal
Pondasi rencana.
2. Galian tanah untuk pondasi, pemasangan paving,
kansteen, saluran drainase, sumur resapan, septictank
dan bak kontrol harus cukup lebar untuk bekerja dan
sisinya dijaga dari longsoran.
3. Semua pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan baik
serta tidak mengganggu lingkungan sekitar.
4. Semua galian saluran harus selalu dalam keadaan kering,
tidak boleh tergenang air.
5. Galian tanah setelah mencapai kedalaman yang
ditentukan, kemudian dipadatkan dan disiram dengan air.
6. Tanah hasil galian yang harus disingkirkan dengan lokasi
penempatan sesuai petunjuk dari konsultan
pengawas/direksi teknis.
Sisa tanah hasil galian yang tidak digunakan harus sudah
diangkut/dibuang dari lokasi pekerjaan selambatlambatnya 1
x 12 jam sejak dilakukan penggalian.

15
SPESIFIKASI TEKNIS

Pek. Pasangan 1. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat dan Lokal
Batu Pondasi 1:4 mempunyai muka lebih dari 3 muka.
(Pondasi) 2. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan
Bangunan (NI-3 1970).
3. Pasangan pondasi Batu kali dengan perekat 1pc : 4 ps
dilaksanakan sesuai gambar rencana.
4. Celah - celah yang besar diantara batu - batu diisi dengan
batu belah yang sesuai, batu-batu tidak boleh saling
menyinggung dan selalu ada perekat diantaranya dan
batu tidak boleh gundul (mempunyai minimal 3 sisi).
5. Batu yang digunakan adalah batu belah, tidak boleh
berupa batu gundul, dan tidak boleh dipukul / dipecah
dengan bodem didekat alur pondasi.
6. Sebelum dipasang batu - batu harus dibersihkan dari
kotoran / tanah.
7. Finishing pekerjaan pasangan batu kali memakai siar
8. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari
atas, dan harus diatur dengan baik agar tidak berongga.

Pek. Beton 7. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat Lokal


Bertulang K 250 penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan
batas-batas yang diberikan dalam Tabel 3.2.2
8. Campuran Percobaan Kontraktor harus menentukan
proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan
jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan
digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan
tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang disyaratkan di bawah
Tabel 3.2.2 Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu Ukuran Rasio Air / Kadar
Beton Agre- Semen Semen Min.
gat Maks. (kg/m3 dari
Maks.(mm) (terhadap campuran)

16
SPESIFIKASI TEKNIS

berat)
K 250 37 0,50 290
25 0,50 310
19 0,50 340
9. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Seluruh beton yang
digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan
dalam Tabel 3.2.2 (1), atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan
pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO
T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-
1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).

Pek. Ornamen Finishing Aluminium Compoosit Panel dengan Spesifikasi: Olahan Lokal
Pasangan ACP Material Thickness ( mm) : 4 mm
1. Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
2. Width ( mm) : 1220 or custom
3. Aluminum skin thickness ( mm) : 0.5 mm
4. Coating Type : PVDF
5. Merk : Seven

Pekerjaan Konstruksi Kanopi


Pek. Konstruksi Kolom dan Balok Kanopi
Pelaksanaan Konstruksi : Olahan Lokal
Kolom Kanopi (HB 200.200.8.12)
Balok Kanopi (IWF 300.150.6,5.9)
Balok Kanopi (IWF 200.100.5,5.8)
Balok Kanopi (IWF 150.75.5.7)
Balok Kanopi (IWF 250.125.6.9)
Gording Kanopi (HLW 100.50.20.3,2)
1. bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari
"American Welding Society" (AWS D1.0-69 : Code for
Welding in Building Construction).
2. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi
persyaratan ASTM A36 atau A325.
3. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus

17
SPESIFIKASI TEKNIS

memenuhi ASTM A307 dan harus biasanya type segi


enam (hexagon-bolt type).
4. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan
bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah
dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan
harus disertai sertifikat dari pabrik.
Mendasari :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
(PPBBI) Mei 1983.
2. American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual
of Steel Construction-7th Edition".
3. American National Standards Institute (ANSI) : B27.265
Plain Washers".
4. American Society for Testing and Materials (ASTM)
specifications :
- "A 36 - 70a Structural Steel"
- "A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
- "A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and
Steel Hardware".
- "A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded
Standard Fasteners.
- "A325 - 71a High Strength Bolts for/structural
Steel Joint, Including Sutiable Nuts and Palin
Hardener Washers".
- A490 - 7 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts
for Structural Steel Joints.

Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Finishing Lantai 1
Pek. Finishing Finishing Aluminium Compoosit Panel dengan Spesifikasi: Olahan Lokal
Canopy ACP 1. Material Thickness ( mm) : 4 mm
2. Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
3. Width ( mm) : 1220 or custom
4. Aluminum skin thickness ( mm) : 0.5 mm
5. Coating Type : PVDF
6. Merk : Seven

18
SPESIFIKASI TEKNIS

Pek. Pemasangan Pemasangan atap kaca harus benar-benar memperhatikan Lokal


Tempered Glass 12 ukuran dan tingkat kemiringan atap. Idealnya atap ini
mm Kanopi Area dipasang pada kemiringan 20 derajat, serta minimal adalah
Keberangkatan 10 derajat. Derajat kemiringan tersebut memungkinkan air
hujan yang jatuh dan menimpa atap bisa langsung mengalir
ke bawah, tanpa menggenangi di atas atap. Sementara bila
pemasangan atap kurang dari 10 derajat akibatnya air hujan
akan tergenang di atas atap dan menyebabkan atap kaca
gampang buram.
Bahan dan Alat untuk memasang Atap Kaca
bahan-bahan yang akan dipakai yaitu :
1. Sealent/silikon non acid (tidak berbau asam),
2. Rangkaian struktur atap yang sudah siap pasang,
misalnya terdiri dari rangka besi.
3. Dinabolt
4. Skrup
5. Isolasi kertas/lakban
6. Kop kaca
7. Sponge karet 5 mm
8. Lem Aica Aibon
9. Rangka besi yang mau dipasang.

Pek. Dinding Finishing Aluminium Compoosit Panel dengan Spesifikasi: Olahan Lokal
Background ACP 1. Material Thickness ( mm) : 4 mm
2. Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
3. Width ( mm) : 1220 or custom
4. Aluminum skin thickness ( mm) : 0.5 mm
5. Coating Type : PVDF
6. Merk : Seven

Pek. Pembuatan Pembuatan papan nama cetak 3 dimensi dengan material Olahan Lokal
Huruf Cetak Akrilik Akrilik dengan tinggi huruf berdasarkan gambar kerja. Bahan
Papan Nama acrylic atau akrilik, merupakan bahan seperti fiber dengan
Terminal ketebalan 5 mm. warna putih.
Finishing dengan lampu LED

19
SPESIFIKASI TEKNIS

Profil PVC Spesifikasi : Olahan Lokal


Mushollah 1. Ukuran : 1220 x 2440 mm
2. Ketebalan : 3mm 5mm 6mm 9mm 10mm 12mm 15mm
18mm
3. Kepadatan / Density : 0,55 g/cm3
4. Warna : Putih dan Hitam
5. tipe: Laminated PVC Foam Board
6. Cutting Laser Motif

Partisi Profil Plat Pembuatan laser cutting plat besi Olahan Lokal
Cutting Laser + Perakitan rangka partisi rangka hollow Galvanis 4x4x0,3 cm
Rangka Perakitan panel partisi dengan teknik pengelasan
material:
Panil Plat besi 0.5 mm Cutting laser
hollow Galvanis 4x4x0,3 cm (rangka)
Alat :
Mesin las Travo 200 Ampere merk Lakoni
Mesin Gerinda Bosch GWS 2200

Pekerjaan Plafond

20
SPESIFIKASI TEKNIS

Pas. Plafond 1. Double Metal hollow 40x40 mm / Metal Furring yang Olahan Lokal
Gypsum Board + disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
Rangka Metal 2. Tebal bahan minimum 9 mm, masing-masing dipasang
Furing muka dan belakang.
3. Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
4. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih
dahulu dengan seksama sesuai bentuk toleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
disyaratkan.
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan.
Accessories
1. Angkur, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanis.
2. Untuk rangka induk/pokok, angker dipakai galvanis steel
plate ketebalan 2 mm.
3. Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan
sesuai dengan ukuran panel dan material rangka panel
yang dipasang.
Gypsum Board :
Boral gypsum/Australian gypsum, (KNAUF). / Jayaboard
Bahan finishing :
Finishing gypsum board dicat dengan Emulsi Acrylic.

Pekerjaan Lantai Dan Dinding Keramik


Pas. Lantai Jenis : Olahan Lokal
Keramik Motif ex. Glazed Ceramic Tile.
Roman Keramik ukuran : 60 x 60, 40 x 40, 20 x 40 dan 10 x 60 cm
Tipe :
1. Roman 60 x 60
2. Roman 40 x 40
3. Roman 20 x 40
4. Hospital Plint Roman 10 x 60 cm
Keramik untuk lantai yang digunakan adalah produk Roman.
Ketebalan Minimum : 12 mm atau sesuai gambar
Daya Serap : 1%
Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2

21
SPESIFIKASI TEKNIS

Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2


Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single
Firing, tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970
(NI-3)
pasal 33 D ayat 17 - 23
Bahan Pengisi : MU 408
Bahan Perekat : MU 450

Pekerjaan Cat dan Laburan


Pek. Cat Dinding Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis Lokal
Interior ex. Mowilex alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air ) (ex. mowilex)
- Lapis II kental (ex. mowilex)
- Lapis III encer (ex. mowilex)
Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran
(batch number) yang sama.

Pek. Cat Dinding Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis Lokal
Eksterior alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis
(Weathershield) ex. emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
Mowilex - Lapis I encer ( tambahan 20 % air ) (ex. Mowilex
Weathershield)
- Lapis II kental (ex. Mowilex Weathershield)
- Lapis III encer (ex. Mowilex Weathershield)
Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran
(batch number) yang sama.

Pek. Cat Plafond 1. Cat yang digunakan merk Metrolite, warna ditentukan Lokal
ex. Metrolite perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
2. Plamur yang digunakan adalah plamur gypsum.
3. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan
pengecatan dinding dalam pasal 13 kecuali tidak
digunakannya lapis alkali resistance sealer pada
pengecatan langi-langit ini.

22
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Sambungan-sambungan gypsum board harus rata agar


tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

Pekerjaan Sanitary
Pemasangan 1. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah Lokal
Kloset Duduk yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Management Konstruksi.
2. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan
ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
Alat :
Kloset dan keran merk AMERICAN STANDARD dalam
negeri atau setara.
Pemasangan 1. Westafel beserta kelengkapannya yang dipasang adalah Lokal
Washtafel yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Management Konstruksi.
2. Westafel harus terpasang dengan kokoh letak dan
ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
Alat :
Westafel dan keran merk AMERICAN STANDARD dalam
negeri atau setara.

23
SPESIFIKASI TEKNIS

Pemasangan 1. Urinoir beserta kelengkapannya yang dipasang adalah Lokal


Urinoir yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Management Konstruksi.
2. Urinoir harus terpasang dengan kokoh letak dan
ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
Alat :
Urinoir dan keran merk AMERICAN STANDARD dalam
negeri atau setara.

Sekat Dinding 1. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus Lokal
Cubicle dikerjakan sesuai dengan standar dan spesifikasi dari
pabrik.
2. Bahan-bahan yang dipakai harus memenuhi standar-
standar antara lain :
a. ASTM : American Society for Testing and
Materials
b. BS : British Standard
c. DIN : Deutsches Institut fur Normung
d. NEN : Netherlandse Normen
e. NF : Norme Francaise
f. NEMA : National Electrical Manufactures
Association
g. ISO 9001 dan ISO 14001

3. Komponen
- Pintu Cubicle lengkap dengan aksesoris.
- Kaki alumunium.
- Mohair strip
- Head section alumunium.
- Alumunium U-Channel
- Skrup
4. Spesifikasi Bahan :
- Tebal 30 mm.
- Tahan terhadap benturan
- Tahan air

24
SPESIFIKASI TEKNIS

- Warna ditentukan kemudian


- Sistem/Asesories alumunium
- Bahan yang digunakan produksi dari Winas.

Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal


Pekerjaan Lampu 1. Lampu Jalan Tenaga Surya Type satu Lengan, tiang PJU Lokal
Jalan Oktagonal 7 Meter 1 Lengan 50 Watt
- 1 Lengan
- 1 Dudukan Box Panel
- 1 Dudukan Solarcell 1 lampu
- 1 Sett Cakar Pengaman
- Finishing Hot Deep Galvanized
- Baseplate 12mm 4 X Hole 19 mm, Anchor 16 mm
2. Lampu Jalan Tenaga Surya Type dua Lengan, tiang PJU
Oktagonal 7 Meter 1 Lengan 50 Watt
- 2 Lengan
- 1 Dudukan Box Panel
- 1 Dudukan Solarcell 1 lampu
- 1 Sett Cakar Pengaman
- Finishing Hot Deep Galvanized
- Baseplate 12mm 4 X Hole 19 mm, Anchor 16 mm

25
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 5
PENETAPAN UKURAN-UKURAN

1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk ukuran-ukuran dan mutu
yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
2. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya dan segera
memberitahukan/konsultasi dengan Direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran
satu sama lainnya, Kontraktor tidak boleh membetulkan kesalahan-kesalahan, ukuran-
ukuran / gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan Direksi.
3. Peil Nol (+0,00) ditetapkan saat peninjauan lapangan/lokasi atau disesuaikan dengan
gambar perencanaan.
4. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran Peil Nol diatas patok yang kuat
dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung. Patok tersebut harus telah
disetujui oleh Direksi.
5. Pada saat pemasangan bouwplank, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran
dengan teliti terhadap efek bangunan, siku bangunan maupun peil bangunan. Dalam
pemasangan bouwplank hendaknya dihadirkan MK/Konsultan Pengawas.

PASAL 6
PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian semua “Pekerjaan Tanah” seperti yang tertera pada Gambar
Kerja dan RKS ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut : bahan, dan urugan
untuk bangunan seperti yang ditentukan dalam Gambar Kerja maupun oleh Direksi/Konsultan
MK.
Persyaratan Umum
Pekerjaan Tanah yang dimaksud adalah pembersihan, penebasan/pembabatan dan
persiapan daerah yang akan dikerjakan sebagai tempat berdirinya bangunan seperti tersebut
dibawah ini:
1. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan harus dibersihkan. Penebasan-
pembabatan harus dilakukan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan
material-material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan,
harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau di buang dengan cara-cara yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK. Semua puing-puing sisa-sisa tanaman seperti akar-
akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 50 Cm
dibawah sirtu, atau sampai tidak lagi ditemui material lain yang tidak
diperlukan/mengganggu.
2. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan
yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
3. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat dari
kayu setara meranti dengan tebal 3 Cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau kayu dolken

26
SPESIFIKASI TEKNIS

berdiameter 8 -10 Cm jarak antar tiang 2 m. Pemasangan harus kuat dan permukaan
atasnya rata dan sifat datar (waterpass).
4. Seluruh pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan alat ukur dan diukur oleh personal
yang berpengalaman (dengan melampirkan referensi proyek yang pernah ditangani) dan
siap untuk mengadakan pengukuran sesuai dengan permintaan Direksi/Konsultan MK.
5. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
as-as dan level peil-peil dengan warna jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air hujan.

Pekerjaan Galian
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan gahan harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam Gambar
Kerja. Pemborong harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada
Gambar Kerja atau ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK, tidak terganggu, jika terganggu
Pemborong harus menggalinya dan atau mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai
syarat-syarat yang tertera dalam uraian dibawah ini.
2. Syarat - Syarat Pelaksanaan
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Kerja.
 Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar dan
dibuang, sedangkan lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan dasar yang waterpass.
 Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi dan pekerjaan lainnya yang berhubungan
dengan tanah, maka Pemborong harus menyediakan beberapa pompa air atau pompa
yang jika diperlukan dapat bekerja terus-menerus untuk menghindari tergenangnya air
pada dasar galian.
 Pemborong harus memperhatikan pengamanan dinding tepi galian agar tidak longsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng
yang cukup.
 Pemborong diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan
lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat menjamin bangunan
tersebut tidak akan mengalami kerusakan. Kerusakan pada bangunan lain yang terjadi
akibat kelalaian Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong.
 Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan bahan, setelah mencapai jumlah
tertentu atau menurut Direksi/Konsultan MK mengganggu pekerjaan yang sedang
dikerjakan harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan setiap saat ketempat
yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK dengan biaya Pemborong.
 Pengangkutan sisa kelebihan tanah galian keluar halaman pekerjaan yang dilakukan
dengan menggunakan kendaraan truck/dump truck atau jenis kendaraan semacam
itu, sebelum keluar kearah jalan raya, roda kendaraan harus
dibersihkan/dicuci/dibebaskan dari tanah yang menempel agar tidak mengotori jalan
raya.
 Bagian-bagian galian yang akan diurug kembali harus diurug tanah yang bersih,
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
 Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus

27
SPESIFIKASI TEKNIS

dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi kerusakan harus direparasi/diganti
atas tanggungan Pemborong.
 Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui dilapangan dan hal
tersebut tidak tertera pada Gambar Kerja atau dengan cara lain yang dapat diketahui
oleh Pemborong dan temyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong
harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah apapun untuk menjamin bahwa
pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
 Bila pekerjaan pelayanan dinas terganggu sebagai akibat pekerjaan Pemborong,
Pemborong harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Pemborong.

Pekerjaan urugan dan pemadatan


Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat
khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul/penahan beban.
1. Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan urugan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat -
alat bantu lainnya yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
 Pekerjaan urugan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK.
 Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa seperti puing-puing, sampah-sampah barus disingkirkan
dari halaman pekerjaan dengan biaya menjadi tanggung jawab Pemborong.
2. Bahan-bahan
 Bila tidak dicantumkan dalam Gambar Kerja detail, maka minimal urugan adalah 10 cm
padat (setelah disiram, diratakan dan dipadatkan ) dibagian atas urugan dibawah plat
pondasi beton, balok pondasi, beton rabat, pondasi setempat dan batako) dan
pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan tanah harus terdiri dari urugan
pasir padat.
 Dibawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan
batuan yang telah dipecah- pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh
lebih besar dari 10 Cm.
 Pemborong harus mengajukan bahan urugan yang akan digunakan kepada
Direksi/Konsultan MK minimal satu minggu sebelumnya untuk mendapatkan
persetujuan Direksi/Konsultan MK. Pelaksanaan pekerjaan urugan tidak dapat dimulai
tanpa persetujuan Direksi/Konsultan MK.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
 Pelaksanaan pengurugan dilakukan secara berlapis-lapis dengan penimbrisan
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 Cm padat. Lubang-lubang galian yang
terletak digaris bangunan harus diisi dengan tanah urug yang diratakan dan
dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan kering maksimum yang dibuktikan
dengan test laboratorium.
 Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian rupa
hingga dicapai suatu lapisan dengan ketebalan minimal 15 Cm dalam keadaan padat.
Tiap lapis urugan yang dipadatkan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan MK sebelum urugan berikutnya.

28
SPESIFIKASI TEKNIS

 Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui Direksi/Konsultan MK. Pemadatan
dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95 % dari
kepadatan maksimum hasil pemeriksaan dari laboratorium.
 Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor,
Pemborong harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air
optimum minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai dilapangan.
 Contoh tanah harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering
maksimal dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum
dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
 Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan tetjamin pengaliran airnya.
 Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pemborong ketempat pembuangan
yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK.
4. Pengujian Mutu Pekerjaan
 Direksi/Konsultan MK harus diberitahu bila penelitian dilapangan sudah dapat
dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenamya dilapangan.
 Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka
Pemborong harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi
syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum
dilaboratorium. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-
1556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi. Penunjukkan laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi/Konsultan MK dan semua biaya yang timbul untuk
keperluan ini menjadi beban Pemborong. Penelitian kepadatan dilapangan tersebut
dilaksanakan pada setiap lapisan tanah yang dipadatkan dan setiap 500 meter persegi
dari daerah yang dipadatkan diambil 1 (satu) contoh) untuk diperiksa dilaboratorium
atau ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan MK.
 Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur di
bawah ini :
 “Density oj soil inplace by san-cone method”
 “Density of soil inplace by the rubber balloon method” AASHTO T.204.
 “Density of soil inplace by the rubber balloon method” AASHTO.T.205
 Atau dengan cara-cara lain yang dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan harus mendapatkan persetujuan tertlilis terlebih dahulu dari
Direksi/Konsultan MK.

PASAL 7
PASANGAN BATU GUNUNG STRUKTURAL

29
SPESIFIKASI TEKNIS

Umum.
a. Pekerjaan ini mencakup pembuatan pasangan batu gunung struktural yang ditunjukkan
dalam gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas, yang dibuat dari pasangan batu gunung.
b. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan dan seluruh
pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas.
c. Umumnya, pasangan batu gunung digunakan untuk struktur seperti dinding
penahan,pondasi yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
d. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan
beban seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway apron)
atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau disekitar ujung gorong-gorong, maka
kelas pekerjaan dibawah pasangan batu gunung (lime stone) dapat digunakan seperti
pasangan batu gunung dengan mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong
yang diisi (grouted rip rap)

Penerbitan Detail Pelaksanaan.


Detail pelaksanaan untuk pasangan batu gunung yang tidak disertakan dalam dokumen pada
saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas setelah
peninjauan kembali rancangan awal atau revisi disain telah selesai dikerjakan.

Toleransi dimensi
Pengajuan kesiapan kerja, persetujuan, jadwal kerja, kondisi tempat kerja, perbaikan atas
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau rusak.

Bahan.
a. Batu Gunung (Lime Stone).
1. Batu gunung harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu gunung harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
2. Batu gunung harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
3. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas,
batu gunung harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari setengah
kali lebarnya.
b. Adukan.
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan.

c. Drainase Porous.
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu gunung harus memenuhi kebutuhan yang disyaratkan.

30
SPESIFIKASI TEKNIS

Pelaksanaan Pasangan Batu Gunung.


a. Persiapan Pondasi.
1. Pondasi untuk struktur pasangan batu gunung harus disiapkan sesuai dengan syarat
syarat tata cara galian.
2. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi untuk
struktur pondasi dan dinding penahan harus tegak lurus terhadap muka dari dinding.
Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.
3. Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan
bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
4. Bilamana ditunjukkan dalam gambar atau yang diminta lain oleh Direksi/pondasi
mungkin perkuatan dengan beton bertulang Sangat diperlukan .

b. Pemasangan Batu Gunung.


1. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang diantara batu
gunung yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu gunung
pada lapisan pertama batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokan batu
gunung yang berukuran sama.
2. Batu gunung harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dari muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu gunung yang
terpasang.
3. Batu gunung harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan
batu gunung yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk
memasang batu gunung yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua
orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu gunung pada pekerjaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan.

c. Penempatan Adukan.
1. Sebelum pemasangan, batu gunung harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata
dan dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air
mendekati titik jenuh.
2. Landasan yang akan menerima setiap batu gunung juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu gunung yang
bersebelahan dengan batu gunung yang akan dipasang.
3. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu
gunung yang dipasang terisi penuh.
4. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu gunung hanya dipasang pada adukan baru yang belum
mengeras.
5. Bilamana batu gunung menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu gunung tersebut harus dibongkar dan adukannya
dibersihkan dan batu gunung tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

d. Ketentuan Lubang Sulingan dan Deletasi.

31
SPESIFIKASI TEKNIS

1. Dinding dari pasangan batu gunung harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara
tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu kesumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
2. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi
harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm
lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu gunung yang
digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan diatas.
3. Timbunan dibelakang delatasi haruslah dari bahan drainase porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan drainase porous tidak hanyut melewati
sambungan.

e. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu Gunung.


1. Sambungan antar batu gunung pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu gunung, sebagaimana
pekerjaan dilaksanakan.
2. Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu gunung
harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan
sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin
pengaliran air hujan dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut
dimasukkan kedalam dimensi struktur yang disyaratkan.
3. Segera setelah batu gunung ditempatkan dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
4. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton.
5. Bilamana pekerjaan pasangan batu gunung yang dihasilkan cukup kuat dan dalam
waktu yang tidak lebih dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi/Pemimpin
Proyek /Konsultan Pengawas sesuai dengan ketentuan.
6. Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga
akan memberikan drainase yang lancor dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu.

PASAL 8
PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan~bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar

32
SPESIFIKASI TEKNIS

konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dari arsitek dalam uraian serta


syaratsyarat pelaksanaannya.
b. Bahan-bahan
Bahan Acuan/Bekisting yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja, pasangan
batako yang tidak diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Jenis bahan
diluar yang disebutkan sebelumnya bila akan dipergunakan harus mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan MK terlebih dahulu.
Rangka Acuan/Bekisting yang menggunakan bahan kayu, setara kayu meranti. Ukuran kayu
yang digunakan tergantung dari rencana struktur. Apabila dipandang perlu dengan mengingat
pertimbangan terhadap volume, waktu dan hasil yang dicapai maka dapat dipergunakan
rangka acuan/bekisting yang terbuat dari bahan-bahan yang telah terbentuk dan siap pakai
(scafolding terangkai) ataupun bahan sejenis formwork eks-ferri.
Acuan/Bekisting yang terbuat dari bahan multiplek pada umumnya menggunakan multiplek
tebal minimal 9 mm. Khusus untuk beton ekspose Lapisan Acuan/Bekisting harus dibuat dari
bahan Multiplek sejenis Fenofilm dengan ketebalan minimal 18 cm, dengan permukaan yang
dilapisi bahan film, rata dan tidak Cacat.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
1. Acuan/Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan cukup kuat untuk menampung beban-beban sernentara maupun
tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
2. Semua Acuan/Bekisting harus diberi penguat diatur dan disilang sehingga kemungkinan
bergeraknya Acuan/Bekisting selarna pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan. Harus
cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar
leakage).
3. Susunan Acuan/Bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur sedernikian rupa
hingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi/ Konsultan MK.
Penyusunan AcuanIBekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
4. Kekuatan penyanggah, silang-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari
Acuan/Bekisting harus selalu diperhatikan.
5. Acuan/Bekisting harus menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan Gambar Kerja.
6. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengeeoran) dari Acuan/Bekisting kolorn atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pernbersihan.
7. Kayu Acuan/Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran,
harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pernbasahan tersebut
pada sisi bawah.
8. Pada phase ini dilakukan pernasangan pipa-pipa maupun perlengkapan-perlengkapan
lain yang harus tertanam di dalam beton, dengan catatan bahwa pekerjaan ini jangan
sampai merugikan kekuatan konstruksi (lihat pasal 5.7 ayat I PBI 1971).
9. Setelah pekerjaan diatas selesai, Pemborong harus meminta persetujuan dari
Direksi/Konsultan MK dan minimal 2 (dua) hari sebelurn pengecoran Pemborong harus
mengajukan permohonan pengecoran kepada Direksi/Konsultan MK.
10. Perencanaan Acuan/Bekisting dan konstruksinya harus diperhitungkan untuk dapat
menahan beban-beban tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada
“Recommended Practice for Concrete Formwork” (ACI. 347-68) dan peninjauan terhadap

33
SPESIFIKASI TEKNIS

beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol terhadap peraturan pembangunan


Pernerintah Daerah setempat.
11. Kayu Acuan/Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan release agent
mud-oil pada permukaan Acuan/Bekisting yang menempel pada permukaan beton.
Berhubung pemakaian release agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton,
maka pemilihan jenis dan penggunaanya harus dilakukan dengan seksama. Untuk itu
Pemborong harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release agent
tersebut data bahan-bahan bersangkutan, nama produsen, jenis bahan-bahan mentah
dan keteranganketerangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi/ Konsultan MK.
12. Untuk bidang-bidang yang luas dimana digunakan form-tie, penempatannya harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK.
13. Untuk penyetelan Acuan/Bekisting pekerjaan beton di atas pekerjaan beton yang baru
dicor, dibutuhkan waktu minimal 3 (tiga) hari dan penyetelan Acuan/Bekisting tersebut
baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK.
d. Pembongkaran Acuan/bekisting
1. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran
Acuan/Bekisting dari bagian-bagian struktur harus ditentukan dari percobaan kubus benda
uji yang memberikan kuat desak minimum seperti tercantum dalam daftar sebagai berikut:

Waktu Minimal
Bagian- Bagian Struktur Pembongkaran
Acuan Bekisting
(dalam hari setelah
pengecoran)

Sisi samping balok dan kolom 2 Hari


Penyangga Plat Lantai 21 Hari
Penyangga Balok 21 Hari

Kecuali bila pengecoran dicampur dengan bahan Additive sesuai dengan yang ditentukan
maka pada prinsipnya pembongkaran acuan/bekisting dapat dilakukan dan dengan
ketentuan sebagai berikut :
Bagian Struktural Sisi Samping : minimal 3 hari setelah pengecoran
Bagian/ Sisi Bawah : minimal 14 hari setelah pengecoran
2. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Acuan/Bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak
sempuma.
Acuan/Bekisting harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dibenarkan dengan
cara yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton. Material-material lain yang ada
disekitarnya dalam memindahkannnya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerusakan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Pemborong menjadi
tanggung jawab Pemborong.
3. Seluruh bahan-bahan bekas Acuan/Bekisting yang tidak terpakai harus dibersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan
MK.

34
SPESIFIKASI TEKNIS

Perbaikan-perbaikan pada permukaan beton yang tidak sempurna harus mendapatkan


persetujuan dari Direksi/Konsultan MK dan biaya yang diperlukan untuk perbaikan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

PASAL 9
BAJA STRUKTUR

a. Umum
1. Uraian.
Pekerjaan ini mencakup struktur baja dan bagian baja dari struktur baja komposit,
yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam
gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini terdiri dari pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan dari
struktur. Pekerjaan akan mencakup penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi
dan pengecatan logam struktur sebagaimana yang disyaratkan dalam spesfikasi ini
atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar.
Logam struktur harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan, baja khusus dan
campuran, elektroda logam dan penempaan dan Pengecoran baja. Pekerjaan ini
harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak disyaratkan lain,
semua sesuai dengan spesifikasi ini dan dengan gambar.

2. Pengendalian Mutu.
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam pasal ini.

3. Toleransi.
1. Diameter Lubang.
a. Lubang pada elemen utama : + 1,2 mm – 0,4 mm
b. Lubang pada elemen sekunder : + 1,8 mm – 0,4 mm
2. Alinyemen Lubang.
a. Elemen utama, dibuat di bengkel :  0,4 mm
b. Elemen sekunder, dibuat di lapangan :  0,6 mm
3. Gelagar.
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan 
0,2 mm per meter panjang balok atau  6 mm, dipilih yang lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm
per meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam
gelagar susun : maksimum 3 mm.
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang
dilas akan ditentukan dengan pengukuran penyimpangan pangkal flens terhadap
bidang badan (web) pada pertemuan sumbu badan (web) dengan permukaan
luar dari pelat flens. Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 11200 dari lebar
flens total atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau dudukan :

35
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Ditempatkan pada penyuntikan (grouting) : maksimum 3,0 mm.


b. Ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm.
Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk balok dan
gelagar yang dilas, diukur pada sumbu badan (web), harus sebagaimana berikut
ini :
a. Untuk ketinggian hingga 90 cm :  3 mm.
b. Untuk ketinggian di atas 90 cm hingga 180 cm :  5 mm.
c. Untuk ketinggian di atas 180 cm :  8 mm - 5 mm.
4. Batang Desak Panjang (Struts).
Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing masing
flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.
5. Permukaan yang dikerjakan dengan mesin Penyimpangan permukaan bidang
kontak yang dikerjakan dengan mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk
permukaan yang dapat dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m.

4. Standar Rujukan.
1. AASHTO M160M - 90 : General Requirements for Rolled Steel
Plates, Shapes, Sheet Piling and Bar for
Structural Use.
2. AASHTO Ml 64M - 90 : High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
3. AASHTO Ml69 - 83 : Steel Bats, Corbon, Cold Finished, Standard
Quality.
4. AASHTO Ml 83M - 90 : Structural Steel
5. ASTM A233 : Mild Steel, Arc Welding Electrode.
6. ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)

5. Pengajuan Kesiapan Kerja.


1. Kontraktor harus menyerahkan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan
kadar bahan kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan
dalam pekerjaan.
Bilamana laporan pengujian pabrik ini tidak tersedia maka Direksi/Pemimpin
Proyek/ Konsultan Pengawas harus memerintahkan Kontraktor untuk
melaksanakan pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat-sifat
lain dari baja pada suatu lembaga pengujian yang disetujui. Laporan pengujian
ini harus diserahkan dengan atau sebagai pengganti sertifikat pabrik.
2. 3 (tiga) salinan dari semua gambar kerja terinci yang disiapkan oleh atau nama
Kontraktor harus diserahkan kepada Direksi/ Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas. untuk disetujui. Persetujuan ini tidak membebaskan tanggung jawab
Kontraktor terhadap pekerjaan dalam Kontrak ini.
Kontraktor harus menyerahkan program dan metode pelaksanaan yang
diusulkan termasuk semua gambar kerja dan rancangan untuk pekerjaan
sementara yang diperlukan.
Data yang diserahkan sebagaimana yang diperlukan harus meliputi tanggal
untuk kunjungan bengkel, pengiriman dan pemasangan, usulan pembongkar
struktur lama, metode pemasangan, penunjang dan pengaku sementara untuk
gelagar selama pemasangan, detil sambungan dan penghubung, pengalihan lalu

36
SPESIFIKASI TEKNIS

lintas pada dan setiap keterangan yang berkaitan lainnya untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
3. Kontraktor harus memberitahu kepada Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas/ Konsultan Pengawas secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam
sebelum memulai pembongkaran struktur lama atau pemasangan struktur baja
yang baru.

6. Penyimpanan dan perlindungan bahan pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel


dan di lapangan, harus ditumpuk di atas balok pengganjal atau landasan sedemikian
rupa sehingga tidak bersentuhan dengan tanah, dan dengan suatu cara yang disetujui
oleh Direksi/Pemimpin Proyek/ Konsultan Pengawas.
Bilamana pekerjaan baja ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk
semua lapis harus berada dalam satu garis. Bahan harus dilindungi dari korosi dan
kerusakan lainnya dan harus tetap bebas dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-
benda asing lainnya. Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan seksama
baik di bengkel pabrik maupun di lapangan. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi
dari kerusakan.

7. Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.


1. Pekerjaan baja yang rusak selama penyimpanan, penanganan atau
pemasangan harus diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi/Pemimpin Proyek/
Konsultan Pengawas.
Setiap bahan atau sambungan yang rusak sebelum diperbaiki harus ditolak dan
segera disingkirkan dari pekerjaan.
2. Elemen baja dengan dimensi di luar toleransi yang disyaratkan, tidak akan
diterima untuk digunakan dalam pekerjaan.

8. Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima tanpa mengurangi kewajiban


Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan diatas, Kontraktor juga harus
bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dari semua pekerjaan baja struktur yang
telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan.

b. Bahan.
1. Baja Struktur.
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau dilas
harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M183 M – 90 Structural Steel. Baja lainnya
harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 dan tegangan tarik
minimum sebesar 4000 kg/cm2. Baja struktur untuk gelagar komposit harus
mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 3500 kg/cm2 dan tegangan tarik
minimum sebesar 4950 kg/cm2.
Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit
yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.

2. Baut, Mur dan Ring.


 Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307 Grade A, dan
mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).

37
SPESIFIKASI TEKNIS

 Baut, Mur dan Ring dari Baja Geser Tegangan Tinggi Baut, mur dan ring dari baja
tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang dikerjakan secara panas
memenuhi ketentuan dari AASHTO M 164 M - 90 dengan tegangan leleh minimum
5700 kg/cm2 dan pemuluran (elongation) minimum 12 %.
 Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari
AASHTO M 164 M - 90. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.

3. Paku penghubung geser yang dilas.


Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari
AASHTO Ml69 - 83 : Steel Bars, Corbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade
1015, 1018 atau 1020, baik baja “semi-killed” maupun “fully killed”.

4. Bahan untuk keperluan pengelasan.


Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari
kelas baja yang memenuhi ketentuan dari AASHTO Ml83 - 90. harus memenuhi
ketentuan dari ASTM A233.

5. Sertifikat.
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta
oleh Direksi/Pemimpin Proyek/konsultan Pengawas, harus disertai sertifikat dari pabrik
pembuatnya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan
formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari
pabrik pembuatnya. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat
fisik bahan baku, dan diserahkan kepada Direksi/Pemimpin Proyek tanpa biaya
tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian-
bagian yang di rol, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing) kolam dan
galvanisasi.

c. Kecakapan Kerja.
1. Pabrikasi.
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan.
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat paking, jika diperlukan, untuk
menjamin agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang
berdampingan yang tidak melampaui 1 mm untuk baut geser tegangan tinggi dan 2
mm untuk jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat
kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali
ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan
ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses rolling maupun kombinasi toleransi
akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang diijinkan di atas, maka
penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian
yang tidak curam dari 1 : 4.

2. Pemotongan.

38
SPESIFIKASI TEKNIS

Pemotongan harus dilaksanakan dengan akurat, hat-hati dan rapi. Setiap deformasi
yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan
pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus
dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 05 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat
penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan
pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat
pemotongan harus dibuang.
Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini
umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.

3. Lubang untuk Paku Keling dan Baut.


 Lubang untuk Paku Keling, Baut Anti-Benam (countersunk) dan Baut Hitam (tidak
termasuk toleransi rapat, baut silinder (turned barrel bolt) dan baut geser tegangan
tinggi).
 Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal paku keling
atau baut. Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar
atau dilubangi kecil dengan alat bor kemudian diperbesar.
 Bilamana beberapa pelat atau komponen membentuk suatu elemen majemuk,
pelat-pelat tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau
baut penyetel dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali
operasi, atau sebagai altematif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan
berulang-ulang, pelat atau komponen dapat dilubangi secara terpisah dengan
menggunakan jig atau mal.
 Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus
dibuang.
 Lubang untuk Toleransi Rapat dan Baut Silinder Diameter lubang harus sama
dengan diameter nominal baut batang (shank) atau silinder (barrel), memenuhi
toleransi + 0,15 mm dan – 0,0 mm.

 Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder
harus digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus
dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya diperbesar
setelah perakitan.
 Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan maka bagian-bagian yang terpisah harus
dibor melalui jig baja dan diperbesar jika diperlukan.
 Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus
dibuang.
 Lubang untuk Baut Geser Tegangan Tinggi Lubang harus silindris dan tegak lurus
pada permukaan pelat kecuali disyaratkan lain.
 Pada umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk
baut sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal untuk
baut yang lebih besar. Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada
ketebalan pelat. Jarak minimum dari pusat lubang sampai tepi pelat hasil
pemotongan cara geser harus 1,7 kali diameter nominal baut, sedangkan untuk
tepi pelat yang diroll atau dipotong dengan las, harus 1,5 kali diameter nominal
baut.

39
SPESIFIKASI TEKNIS

 Lubang persiapan harus dibor terlebih dahulu, kemudian bagian-bagian baja dirakit
dan lubang diperbesar sampai diameter yang ditentukan. Bagian tepi lubang yang
tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas
(scraper). Tepi lubang harus ditumpulkan sampai 0,5 mm. Setiap bekas tanda
pada tepi permukaan bidang kontak dari ring, baut dan mur harus dihilangkan.
Pasak pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke dalam lubang untuk memudahkan
pengaturan posisi dari elemen-elemen baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak
boleh digunakan selama operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan
agar lubang-lubang tersebut tidak rusak.

4. Pengaku (Stiffer).
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang
beban terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di
pabrik, di lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens,
dilas sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens
dimana beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban.
Pengaku yang tidak dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali
ditunjukkan atau disyaratkan lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air
setelah digalvanisasi.

d. Pelaksanaan
1. Perakitan di Bengkel.
Bilamana diperintahkan oleh Direksi/Pemimpin Proyek/ Konsultan Pengawas maka
unit-unit harus dirakit di bengkel sebelum dikirim ke lapangan.

2. Sambungan dengan Baut Standar (selain Baut Geser Tegangan Tinggi).


Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan (proof load) harus
mempunyai mur tunggal yang dapat mengunci sendiri.

Ring serong harus digunakan dimana bidang kontak mempunyai sudut lebih dari 1 :
20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut baut harus mempunyai
panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan ke dalam baut tetapi
panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu
“snap” harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan
tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak
kurang dari 38 cm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih.
Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali
ditentukan lain.

3. Baut Geser Tegangan Tinggi.


 Umum.
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh
melebihi 1 : 20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-

40
SPESIFIKASI TEKNIS

bagian yang akan dibaut harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh
diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap bahan yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk yang
berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak
pabrik yang keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat
pemotongan atau pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat
elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk sebagaimana mestinya.
 Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak.
Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang berdekatan dengan sekeliling
elemen-elemen baja harus dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, gemuk,
cat dasar, dempul atau benda-benda asing lainnya. Setiap bagian yang tajam
seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, atau kerusakan lain yang akan
menghambat elemen-elemen tersebut untuk duduk sebagaimana mestinya atau
akan mempengaruhi gaya geser di antara elemen-elemen tersebut harus
dihilangkan.
Permukaan bidang kontak harus dikerjakan sampai mencapai suatu kekasaran
yang cocok. Tidak ada sambungan yang akan dibuat sampai permukaan yang
akan dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Direksi/Pemimpin Proyek/
Konsultan Pengawas.
 Baut Tarik.
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan ketebalan pelat
pada elemen-elemen yang akan dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi
pembengkokan dan bahwa elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai
bidang kontrak yang rapat.
Perkakas pengencang baik kunci torsi maupun mekanis, sebagaimana disetujui
oleh Direksi/Pemimpin Proyek/ Konsultan Pengawas, harus digunakan untuk
mengencangkan baut-baut setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan
baut harus dikalibrasi secara teratur hingga dapat diterima oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/ Konsultan Pengawas.
Nilai torsi yang diberikan pemasok harus disesuaikan sebelum setiap baut
digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/ Konsultan Pengawas..

4. Pengelasan.
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan
tentang persiapan permukaan-permukaan yang akan disambung harus diserahkan
secara tertulis, untuk persetujuan dari Direksi/Pemimpin Proyek/ Konsultan Pengawas
sebelum memulai fabrikasi.
Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui atau detil yang ditunjukkan dalam
gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Direksi/Pemimpin Proyek/ Konsultan
Pengawas.
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi/Pemimpin Proyek /Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas. Setiap goresan
pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/ Konsultan Pengawas. Bilamana perbaikan dengan pengelasan diperlukan,

41
SPESIFIKASI TEKNIS

maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Pemimpin Proyek/


Konsultan Pengawas.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan
pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “run-on” dan “run-off pada
bagian ujung elemen.

5. Pengecatan dan Galvanisasi.


Semua permukaan baja lainnya harus dicat sesuai dengan ketentuan. Semua
komponen gelagar baja komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragma dan
sejenisnya harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan
ASTM A 123 - 89.

6. Pengangkutan.
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus disediakan oleh Kontraktor dengan
tanda-tanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian hingga dapat diangkut dan
dibongkar di tempat tujuannya tanpa mengalami tegangan, deformasi, atau kerusakan
lainnya yang berlebihan. Baut dengan panjang dan diamater yang sama, dan mur
yang terlepas dari baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian
yang kecil, dan paket baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong,
tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian
dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari
setiap kemasan.

7. Peralatan dan Perancah.


Kontraktor harus menyediakan setiap perkakas dan perancah yang diperlukan untuk
penanganan pekerjaan yang sebagaimana mestinya. Perlengkapan ini termasuk
pengaku sementara, semua perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak
pengungkit (M) dan baut penyetel.
Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara
sebagaimana mestinya agar dapat melaksanakan pemasangan etemen-elemen
dengan tenaga yang permanen.

8. Perakitan Pekerjaan Baja.


 Komponen yang difabrikasi oleh Kontraktor setiap bagian harus dirakit dengan
akurat sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar dan setiap tanda yang
sesuai harus diikuti.
 Bahan harus dikerjakan dengan hati-hati sedemikian hingga tidak terdapat bagian-
bagian yang bengkok, patah, atau kerusakan lainnya.
 Penggunaan palu yang dapat melukai atau mengubah posisi elemen-elemen tidak
boleh dilakukan.
 Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam kontak
permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit kecuali
dipasang dengan cara kantilever, maka ruas-ruas rangka baja harus dipasang

42
SPESIFIKASI TEKNIS

dengan suatu cara sedemikian hingga dapat memperoleh lendutan balik (camber)
yang sebagaimana mestinya.
 Setiap penguncian sementara harus dibiarkan sampai sambungan tarik telah
dibaut dan semua lubang pada titik buhul telah dijepit dan dibaut permanen untuk
sambungan elemen-elemen tekan tidak boleh dimasukkan atau dikencangkan
sampai seluruh bentangan berayun.
 Sambungan (splices) dan penyambungan di lapangan (field connections) harus
mempunyai setengah jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen (pin) silindris
untuk pemasangan (setengah baut dan setengah pin) sebelum dibaut dengan baut
tegangan tinggi. Sambungan (splices) dan penyambung (connections) yang akan
dilewati lalu-lintas selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi sebanyak
3/4-ny
 Komponen ex Pabrik harus dipasang dengan ketat sesuai dengan buku petunjuk
dan gambar yang disediakan pabrik pembuatnya.

43
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 10
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI & DINDING

1.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi Pelapisan Dinding dan Lantai dengan Granit ,Granite
Tile, Keramik , Parkit dan Karpet.

1.2. Persyaratan Material/Bahan.


1. Prinsip.
a. Pada dasarnya semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Direksi/Pemimpin
Proyek.
b. Pada dasarnya penempatan material harus sesuai dengan fungsinya misalnya
bersifat anti slip pada ruang ruang yang basah seperti toilet dan teras .
c. Pasangan pelapis ini merupakan pekerjaan final sehingga harus diyakini bahwa
pekerjaan-pekerjaan yang mendahuluinya sudah selesai secara tuntas.
d. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
Direksi/Pemimpin Proyek untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna),
selanjutnya dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima bahan yang
dikirim ke lapangan.
e. Bahan cadangan Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan
sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan yang dipasang.

2. Bahan Perekat dari Semen, Pasir dan Air harus memenuhi syarat sebagaimana
disebutkan sebelumnya .
Bahan perekat yang merupakan produk industri dapat digunakan atas persetujuan
Direksi/Pemimpin Proyek. Bahan perekat tersebut berbahan dasar semen, pasir silica
dan mengandung Polymeric Binder dan atau berbahan dasar Synthetic Latex. Produk
yang dapat dijadikan referensi adalah produk setara AM.

3. Persyaratan Keramik serta material lainnya.


Semua Keramik / Granit Tile dan jenisnya harus memenuhi syarat sbb :
a. Kualitas : Kelas I/heavy duty/siku
b. Warna : Ditentukan kemudian
c. Ukuran : 60 x 60 cm tebal min. 18mm
40 x 40 cm tebal min. 6 mm
20 x 40 cm tebal min. 6 mm
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan penutup lantai pada ruang yang ditetapkan didalam gambar.

44
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

1.3. Persyaratan Pelaksanaan.


1. Pelaksanaan pekerjaan, hanya dapat dimulai setelah :
a. Diterbitkannya surat persetujuan material dari Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas.
b. Gambar kerja/shop drawing pemasangan telah disetujui oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan mendahului pemasangan pelapis lantai
seperti plafond, instalasi listrik, telepon, pipa-pipa, pemadatan lantai telah seleai
dilaksanakan dengan baik dan diterima oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas.
d. Dipasang pada seluruh lantai dan dinding yang telah ditentukan/ ditunjukkan dalam
detail gambar.
e. Sebelum dipasang harus dicuci sampai permukaannya bersih dari segala kotoran
(tanah, lumpur, minyak dan cat).
f. Siar-siar diisi dengan grout semen dan cairan penambah zat pengisi, nat/perekat
adhesive produk yang telah disetujui oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas.
2. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3. Pipa Sparing dan atau Jaringan Pipa
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari gambar
kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah
pengarahan Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
4. Persyaratan Pelaksanaan Keramik/Granit Tile
a. Pemasangan
Pada saat pemasangan, keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Direndam Sampai Jenuh Air.
Seluruh pemasangan Keramik harus dengan merendam sampai jenuh air,
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering .
c. Pola Pemasangan.
Pola pemasangan Keramik harus sesuai dengan gambar kerja/ shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultasi Pengawas.
d. Pemotongan.
Bila diperlukan pemotongan Keramik, maka harus terlebih dahulu
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil
pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa
dengan sebelum dipotong.
e. Ketebalan Finish.
Pemasangan Keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat
pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti
disyaratkan dalam gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 25 % untuk
setiap 2.00 m2.
g. Garis-garis Tepi Ujung Keramik.

45
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

Garis-garis tepi ujung keramik yang terbentuk maupun sia-siar harus Iurus.
Lebar siar untuk keramik harus sama yaitu lebar maksimum 3 mm dengan
kedalaman 2 mm. Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik, sebelum dan
sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan kotoran
lainnya. Pembersihan segera dilaksanakan sebelum menjadi keras/kering
dengan lap basah.
h. Keramik Bersih Dari Bercak Noda.
Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air
bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
i. Setelah Pemasangan.
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik harus dihindarkan dari
injakan/pemberian beban.
j. Kerusakan atau Cacat.
Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontaktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 11
PEKERJAAN RANGKA DAN PLINT ALUMINIUM

2.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pembuatan dan pemasangan Kusen Pintu
dan Jendela Aluminium Finished Goods serta Curtain Wall serta sun screen pada seluruh
bangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan berdasarkan spesifikasi yang ada.
Seluruh kusen dan Rangka Pintu/Jendela yang baru dipasang pada Proyek ini adalah
Aluminium.
Plint alminium dengan tinggi 12 cm dipergunakan dalam pertemuan antara dinding partisi
dan lantai .

2.2. Hal-hal Yang Berhubungan.


Komponen-komponen lain seperti sealant, kaca dan lain-lain.

2.3. Pengendalian Pekerjaan.


1. Semua pekerjaan harus dikerjakan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan dan
mengacu pada Standard International, seperti :
a. American Architectural Manufacturers Association (AAMA).
a. AAMA 101 : Spesifikasi untuk jendela dan pintu aluminium
b. American Society for Testing and Materials (ASTM).
a. ASTM E-283 : Metode pengujian kebocoran udara untuk
jendela dan curtain wall.
b. ASTM E-330 : Metode pengujian structural untuk jendela
dan curtain wall.
c. ASTM E-331 : Metode pengujian kebocoran air untuk
jendela dan curtain wall
c. Japanese Industrial Standard (JIS).

46
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

a. JIS H-4100 : Spesifikasi komposisi aluminium extrusi


b. JIS H-8602 : Spesifikasi pelapisan anodize untuk
aluminium
2. Aplikator aluminium harus menyerahkan shop drawing kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan mengenai pemakaian material dan system
pemasangannya.
3. Aplikator harus menyerahkan 3 (tiga) set contoh semua bahan dan mock up yang
akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas.

2.4. Deskripsi Sistem


1. Kriteria Perencanaan.
a. Faktor Pengaman.
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan
kaca, memenuhi factor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum
tekanan angin yang disyaratkan.
b. Modifikasi.
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi criteria
perencanaan.
c. Pergerakan karena Temperatur.
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan
suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah,
sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus
mampu menampung pergerakan ini.
d. Tekanan Angin.
Tekanan angin rencana (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan,
bentuk dan ketinggian bangunan. Tekanan angin minimum yang harus
dipenuhi adalah sebesar 718 Pa dengan factor keamanan sebagai berikut :
a. Tekanan angin Positif (P+) = 1,0 x
b. Tekanan angin Negatif (P-) = 1,5 x
e. Persyaratan Struktur.
a. Defleksi.
AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
b. Beban Hidup.
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada
waktu perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan
disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan menahan beban
terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi kerusakan.
f. Kebocoran Udara
ASTM E-283 = Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hr pada setiap m’
unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
g. Kebocoran Air
ASTM E-331 = Tidak terlihat kebocoran air masuk kedalam interior
bangunan sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan
jumlah air minimum 3,4 L/m2/min.

47
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

2.5. Material.
1. Billet.
Billet yang digunakan dari billet utama (Primery) dengan standard A-6063 S-T5
dengan komposisi material sebagai berikut :
2. Kaca.
1. Type kaca : Clear Float
2. Tebal kaca : Sesuai gambar atau BQ
3. Produsen kaca : Asahimas
3. Back – up material.
1. Bahan : Polyurethane Foam
2. Sifat Material : Tidak menyerap air
3. Kepadatan : 65 – 96 Kg/m3
4. Ukuran : 25% - 50% lebih besar dari celah yang
penampang ada
4. Gasket.
1. Bahan : EPDM
2. Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
5. Setting block untuk kaca.
1. Bahan : EPDM
2. Kekerasan : 80-90 Durometer
3. Sifat material : Tidak menyerap air
6. Sealant dinding (Tembok).
1. Bahan : Single komponen
2. Type : Silicone sealant
7. Screw.
Bahan : Stainless steel (SUS – 304)
8. Joint Sealer.
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran air, suara
dan kebocoran udara.
Bahan : Buthyl Rubber

9. Plastic CAP (Hole Cap).


Penutup lubang fisher pada profil
Bahan : PVC
10. Roller.
Bahan : SUS & Polycetal
11. Holding Piece.
Bahan : Nylon
12. Crescent Lock
Bahan : SUS , dan lain-lain

2.6. Profile Aluminium Yang Digunakan.


1. Produsen : Alexindo atau setara
2. Type produk : Powder Coating
3. Seri Profile : # Untuk curtain wall
# Untuk Jendela
# Untuk Pintu

48
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

4. Bentuk Profile : # Untuk jendela sliding harus ada rel untuk tempat
pemasangan insect screen
5. Ada lubang untuk tempat pembuangan air (drainase).

2.7. Pelapisan Pewarnaan Aluminium.


a. Pelapisan (Finishing) : Anodise dengan lapisan pelindung
b. Tipe : Anodise Plus
c. Tebal Anodise : 18 Micron (Minimal)
d. Warna Anodise : brown

2.8. Part dan Hardware.


1. Untuk Jendela Sliding.
1. Roller
Fungsinya sebagai roda sliding
Bahan : Nylon
2. Guider.
Fungsinya :
a. Untuk menjaga agar daun jendela/pintu saat meluncur tidak keluar
dari rel.
b. Untuk mengatur ketinggian daun jendela/pintu, sehingga roda dapat
meluncur dengan lembut.
3. Wind Stopper.
Fungsinya untuk menutup celah pada bagian atas diantara pertemuan
daun jendela/pintu, sehingga serangga tidak bisa masuk.
4. Crescent Stopper.
Fungsinya untuk mencegah agar daun jendela/pintu saat meluncur tidak
membentur frame jendela/pintu.
5. Sealer Pad (Joint Sealer)
Fungsinya untuk mencegah kebocoran air, suara dan udara.
6. Crescent Lock.
Fungsinya sebagai pengunci daun jendela, sehingga tidak bisa dibuka dari
luar.
2. Untuk Jendela Top Hung :
1. Friction Stay : Stainless Steel (SUS 304).
2. Camlatch handle : Non locking

2.9. Gambar Kerja (Shop Drawing).


Gambar kerja (Shop Drawing) harus lengkap dan terperinci yang menjelaskan
1. Tipe dan tampak setiap jendela dan pintu aluminium.
2. Detail sambungan.
3. Detail pemasangan.
4. Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.
5. Kelengkapan ukuran-ukuran

2.10. Pabrikasi dan Assembling.


1. Semua pekerjaan fabrikasi dan perakitan dikerjakan dipabrik atau workshop dan
dikirim kelapangan (site) dalam bentuk Finished Goods.

49
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

2. Proses fabrikasi dan perakitan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan
dengan bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi.
3. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang sudah
disetujui oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.

2.11. Pengiriman & Penyimpan di Site.


1. Semua profil dilapisi plastik PVC atau polythilene film.
2. Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
3. Setiap unit pintu dan jendela aluminium yang dikirim kelapangan harus sudah
diperiksa kwalitasnya oleh konsultan pengawas .

2.12. Pemasangan Pada Struktur Bangunan.


1. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor.
2. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran dilapangan dan
koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan
shop drawing.
3. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terbaik.
4. Semua unit pintu dan jendela aluminium yang sudah terpasang harus selalu dalam
keadaan terproteksi dengan plastik pelindung agar tidak tergores maupun cacat dan
kotor.
5. Material yang sudah terpasang agar selalu dijaga dan dilindungi agar tetap dalam
kondisi baik sampai penyerahan ke Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan pengawas.

PASAL 12
PEKERJAAN KACA

3.1. Lingkup Pekerjaan.


Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

3.2. Persyaratan Bahan.


Kaca merupakan kaca dengan kwalitas baik, memenuhi SII dan dapat digunakan produksi
dalam negeri atau luar negeri. Kaca tidak bergelombang, tidak retak, tidak kabur dan
mempunyai bidang licin serta tidak memberi efek lensa.
3.2.1. Kaca Planilux Clair/Clear.
1. Digunakan produk : setara ASAHI atau setara
2. Tebal : 5 mm
3. Daylight :
a. Reflection : 8%
b. Tranmission : 90 %
4. Solar Energy :
a. Reflection : 8%
b. Absorption : 9%
c. Transmission : 83 %
d. Solar Fact : 0,86

50
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

e. Shading Coef : 0,98


5. Isolation :
a. U Value (ISO) : 5,8 W/m2.K
b. U Value (ASHRAE) :
1) Winter : 6,4 W/m2.K
2) Summer : 5,8 W/m2.K
6. Relative heat gain : 666 W/m2

3.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.


1. Sebelum pemasangan.
Semua kotoran dan bekas-bekas minyak harus dibersihkan hingga tidak
mengganggu perekatan.
2. Assesoris.
Semua perlengkapan/kelengkapan pemasangan kaca harus dipasang sesuai
petunjuk pemasangan, misalnya :
a. Pemasangan kaca pada dinding partisi harus dilengkapi dengan list atau
sealant dari karet warna hitam.
b. Pemasangan kaca pada dinding exterior harus memakai sealant dari silicon.
3. Pemasangan kaca.
Harus memperhitungkan sejauh mungkin akibat susut muai yang dapat
mengakibatkan kaca retak/pecah.
Karena itu seal untuk kaca disarankan yang bersifat flexibilitas tinggi seperti silicon.
4. Penyelesaian pekerjaan kaca.
Sebelum perancah/alat bantu dilepas, maka kaca yang telah dipasang harus
dibersihkan dari segala macam noda/kotoran dan lain-lain.

PASAL 13
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1.1. Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bouvenlicht seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan. Seluruh Kusen untuk pintu yang
dipasang engsel kupu-kupu di beri kayu 5/7 yang telah diserut setinngi pintu.

1.2. Persyaratan Bahan


1. Standar
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
a. The Aluminium Association (AA)
b. Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
c. American Standards For Testing Material (ASTM)
2. Kusen Aluminium yang digunakan
a. Bahan
Dari bahan aluminium framing system buatan YKK.
b. Bentuk Profil

51
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

Sesuai shop drawing yang disetujui Pengawas.


c. Ukuran Profil
Ukuran Proril 40x100x1.35 mm digunakan untuk semua kusen.
d. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.
e. Powder Coating
Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 60 mikron dengan warna
white atau ditentukan lain oleh Pengawas.
f. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (“Alloy”) dan ketebalan “Powder
Coating”. Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian barang/bahan
dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui Pengawas.
3. Kadar Campuran :
Architectural billet 45 (AB45) atau yang setara dengan karakteristik kekuatan sebagai
berikut : Ultimate Strength 28.000 psi Yield aluminium adalah 18 mikron.
4. Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis silicon
sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi DOW CORNING atau yang setara.
5. Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan kusen aluminium dari
ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen. Kontraktor harus membuat
shop drawing untuk dikonsultasikan dengan Pengawas.
6. Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi abrasi
atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.
7. Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.
8. Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer
yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Pengawas.
9. Syarat lainnya
a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
100 kg/m2.
c. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air 15
kg/m2 yang harus disertai hasil test.
d. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
e. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna, profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,

52
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu.

1.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm dengan
lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkannya pada interval 300 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.
8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang sudah
disetujui Pengawas.
9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11. Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1
mm, sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
14. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan beads.
Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi dengan neoprene.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing untuk penahan air hujan.
15. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat persetujuan Pengawas.
16. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak lurus terhadap gari
horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai dengan gambar perencanaan.
17. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah terpilih dan tidak ada
bagian yang cacat atau tergores.

53
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

18. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen atau yang
disetujui Pengawas.
19. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
20. Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem kosen penggantung.

1.4. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah disetujui
Pengawas.
2. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 90°. Apabila
tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai dengan
produk pabrik yang mengeluarkan.
5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul getaran ;
apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca harus diganti atas
biaya Kontraktor.

1.5. Pengamanan Pekerjaan


1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat dibersihkan
dengan “Volatile Oil”.
2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan “Corrugated Card
Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.
3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus
segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut dapat dicuci
dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus kemudian baru
diberikan bahan pelindung.
4. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton,
adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating material seperti asphaltic varnish
atau yang lainnya.
5. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan maka sekeliling
kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl
tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.

PASAL 14
PEKERJAAN PANEL ALUMINIUM COMPOSITE

5.1. Lingkup Pekerjaan


1. Liputan kerja
Pekerjaan ini meliputi Penyediaan tenaga kerja berpengalaman, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pelapisan dinding dan pemasangan Aluminium Composit.

54
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

Pekerjaan pelapisan dinding dan pemasangan alluminium pada bagian luar ini
dilakukan pada seluruh bagian yang disebutkan dalam gambar.
3. Pekerjaan lainnya yang disebutkan dalam gambar.
4. Warna.
Jenis/macam warna yang dipakai akan ditentukan oleh Konsultan Perencana atas
sepengetahuan Pemimpin Proyek / Kakacab.

5.2. Persyaratan Bahan.


1. Syarat Umum Bahan.

ITEM STANDARD PROPERTY REMARK

Density - 1.36 g/cm2 -


Weight - 5.44 kg/m2 -
Thermal Conductivity 0.19
KS L 9016 ASTM D 976
(Average 20  50 C kcal/m.hr.0C
Deflection Temperature KS F 2263 115 0 C ASTM D 648
Linear Expansion KS F 2263 24 x 10 -60 /C ASTM D 696
Yield Strenght 50 N/mm2 ASTM E 8
Tensile Strength KS B 0802 54 N/mm2 ASTM E 8
Elongation 14.4 % ASTM E 8
Bending Moment KS F 2263 1666 N.cm -
Bending Strength KS F 2263 10535 N/cm2 -
Peel Adhesive Strenght KS F 4737 245 N/25 mm -
Flexural Elasticity 39984 N/mm2 ASTM C 393

2. PVdF Coating Finish.

ITEM STANDARD PROPERTY REMARK

Hardness ASTM D 3363-74 HB-H KS D 0254


Flexibility : T-Bend ASTM D 4145-83 1–T
Adhesion ASTM D 3359-87 No Adhesion Loss KS D 0254
Abrasion : Falling ASTM D 968-81 50 Liters minimum KS D 8335
Sand
Mortar Resistance AAMA 605.2-91 No Effect
TEST #7.7.2
Detergent ASTM D 2248-73 No Effect KS F 3516
Resistance
Acid Pollutants ASTM D 1308-87 5 units color KS D 6711
AAMA 605.2-91 change
TEST #7.7.3.1
Alkalis Resistance ASTM D 1308-87 No Effect KS D 6711
Humidity ASTM D 2247-87 Passes -
ASTM D 714-87 3000 hrs
Color Retention ASTM D 2244-85 Passes 5000 hrs -

55
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

Chalk Resistance ASTM D 659-86 Max rating of 8 -

3. Fire Safety.

ITEM STANDARD PROPERTY REMARK


Surface Spread of BS 476 : Part 7 Class ASTM E 162-76
Flame “ONE”
Ignitability BS 476 : Part 5 Class “P” ASTM E 108
Heat Evolved NATA Class “O”
Smoke Develop NATA Class “O”
Fire Propagation BS 476 : Part 6 Class “0.0” ASTM E 84
Flame Retardancy KS F 2271 Normal ASTM E 4108

5.3. Syarat – syarat Pelaksanaan.


1. Kontraktor harus menyediakan Shop Drawing.
a. Sebelum bahan dipasang.
Agar disiapkan terlebih dahulu bahwa bidang rangka seperti yang ditunjuk dalam
gambar detail dan harus dipastikan terlebih dahulu bahwa rangka telah rata dan
level satu dengan yang lainnya.
b. Tata cara Pemasangan aluminium composite.
Tata cara pemasangan alluminium composite iniharus mengikuti petunjuk yang
disyaratkan oleh pabrik dan harus dilakukan serta diawasi oleh tenaga ahli dari
pabrik pembuat.
c. Ketentuan cara pasang.
Bidang aluminium composite yang terpasang harus rata dan rapi. Celah
sambungan atau nat harus rata dan rapi serta saling berpotongan tegak lurus
sesuai instruksi yang tertulis pada manual instruction pabrik pembuat.
d. Membuka lapisan .
Lapisan pembungkus plastik pada alluminium composite itu hanya boleh dibuka
atas izin dari Direksi/Pemimpin Proyek.
e. Keamanan terhadap pekerjaan lain.
Melaksanakan pekerjaan alluminium composite ini seharusnya dihindarkan dari
pengaruh pekerjaan lain yang dapat menimbulkan kerusakan atau cacat.
Penyimpanan harus dilakukan secara khusus sehingga tidak tertindih barang lain.

PASAL 15
PEKERJAAN DINDING PARTISI GYPSUM

6.1. Lingkup Pekerjaan.


1. Pekerjaan dinding Partisi
Pekerjaan dinding partisi dengan rangka aluminium dan bahan penutup setara
Gympsum board 12 mm dilapisi wallpaper sesuai gambar.
Kontraktor wajib berkonsultasi dengan ahli dan bertanggung jawab untuk
menerapkan konstruksi yang baik sesuai dengan saran dari Pabrik/Produsen dan
disetujui oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
melakukan detail shop drawing sebelum pembelian dan pemasangan.
2. Bahan terpakai.

56
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

Partisi yang dipakai adalah produk setara Jaya Board tahan api.
3. Cara Pemasangan.
a. Cara pemasangan dinding partisi Gypsum harus oleh tukang yang
berpengalaman .
b. Pemasangan plint aluminium antara lantai karpet dan dinding partisi harus
dilakukan setelah karpet terpasang dengan sempurna.
c. Semua sudut-sudut partisi gypsum setelah pemasangan wallpaper, harus
dipasang dan dilengkapi dengan corner guards dengan produk yang disetujui
oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
4. Komponen bahan terpakai.
Komponen-komponen bahan untuk plester dan sambungan Partisi harus cocok
dengan bahan Gypsum board dan merupakan produk satu pabrik dan disarankan
oleh pabrik yang bersangkutan.

PASAL 16
PEKERJAAN PEMASANGAN SEKAT PANEL

7.1. Lingkup Pekerjaan.


Meliputi penggambaran Shop Drawing, pengadaan material papan bangunan/ sekat
bebas asbes (kalsiboard setara), pemasangan, pengadaan alat-alat bantu dan aksesoris
yang mendukung hingga pelaksanaan berhasil dengan baik sesuai dengan rencana.
Secara umum dipergunakan pada seluruh Sekat Dinding Partisi dan Penutup Dinding
Luar / Cladding.

7.2 Persyaratan Bahan.


Beberapa criteria Standarisasi yang dipakai Panel Board / Papan Bangunan adalah
sebagai berikut :
1. Diproses menggunakan Autoclave yakni proses pengeringan dengan tekanan dan
tempratur yang tinggi .
2. Material terdiri dari bahan semen,bahan organik,bahan penguat dan perekat alami.
3. Harus bebas asbes sama sekali.
4. Mempunyai variasi ketebalan yang banyak sehingga bisa dibedakan peruntukannya
untuk plafon dan untuk dinding .
5. Papan Bangunan/Panel Board harus tahan api /tidak menyebarkan nyala api.
6. Sebagai referensi dapat di gunakan setara Kalsi Board.

7.3. Cara Penumpukan Dan Penyimpanan .


a. Penumpukan Panel Board / Papan Bangunan pada lantai dasar perlu diberi bantalan
papan dengan jarak max. 600 mm.
b. Pada ujung-ujung lembaran atas Panel Board / Papan Bangunan harus diberi beban
tindih.
c. Apabila Panel Board / Papan Bangunan akan disimpan dalam waktu cukup lama
disarankan agar ditumpuk dalam ruang tertutup, setiap tumpukan maximum 700 mm
hingga setinggi 2100 mm. Dan apabila harus disimpan harus disimpan diruang
terbuka perlu ditutup dengan plastik untuk menghindari kelembaban/air hujan dan
sinar matahari.

57
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

7.4. Syarat Pelaksanaan.


1. Kayu yang akan digunakan sebagai rangka harus sudah diseleksi untuk
menghindari penyusutan maupun rayap, diharuskan menggunakan kayu yang telah
dioven.
2. Logam/Metal yang akan digunakan sebagai rangka sebelum digunakan sebaiknya
digalvanis untuk menghindari korosi/karat dengan ketebalan antara 0,5 – 1,2 mm.
3. Jarak rangka tidak melebihi 600 mm.
4. Penyusunan rangka sangat menunjang hasil yang baik dalam pelaksanaan
pemasangan Panel board/Papan Bangunan .
5. Semua tata cara pemasangan Panel Board /Papan Bangunan mengacu pada
petunjuk pabrik .

PASAL 17
PEKERJAAN BACKDROF

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan Backdroff Multipleks Lapis HPL, Backdroff
Kamuflase Pintu,
Backdroff Pintu, Backdroff Kamuflase Kolom,Backdroff Autoscreen yang sesuai
ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

8.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan pada Backdroff Multi Lapis HPL adalah :
- Multipleks 12 & 9 mm yang bermutu baik sebagai rangka utama
- HPL sekuatias TACO
- Bahan perekat adalah lem aibon.
b. Bahan pada Backdroff Kamuflase Pintu Dekoratif adalah :
- Besi Hollow Galvanis 40x40 mm sebagai rangka utama
- MDF 9 mm yang bermutu baik sebagau penutup rangka hollow
- HPL sekualitas TACO
- Lampu Led Pita
- Bahan perekat adalah lem aibon.
c. Bahan pada Backdroff Autoscreen :
- Multipleks 12 & 9 mm yang bermutu baik sebagai rangka utama
- HPL sekuatias TACO
- Melamik sebagai Finishing Permukaan dalam
- Bahan perekat adalah lem aibon.
- LED Strips sebagai pedaran cahaya dekoratif
- Mika sebagai Penutup Perletakan Lampu LED

8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Alas/backing/dasar untuk dipasangi Backdroff, harus merupakan permukaan yang bersih
dan rata.
2. Bahan Multipleks/MDF harus dipilih kualitas yang baik dan tidak ada cacat serta bebas
dari mata kayu.

58
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

3. Multipleks / MDF adalah di-finish dengan HPL sekualitas TACO yang bermutu baik dan
motif sesuai
4. persetujuan Perencana dan Pengawas.
5. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak rusak/cacat
oleh pekerjaan
6. lainnya.
7. Pekerjaan untuk back-dropped yang bersifat dekoratif harus dikerjakan oleh tenaga yang
ahli dan berpengalamam.

PASAL 18
PEKERJAAN WALLPAPER DINDING

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan Wallpaper pada bidang partisi/dinding
sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

9.2. Persyaratan Bahan


Bahan wall cover adalah setara Interwall.

9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata,
kering dan bersih (bebas debu dan kotoran lainnya).
b. Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.
c. Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
d. Semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertical
dengan wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.
e. Pemotongan wall cover harus dilakukan secara hati-hati dan rapih dengan menggunakan
alat potong (cutter) yang tajam.
f. Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.

PASAL 19
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

10.1. Umum.
1. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dibidang tersebut.
2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk memperoleh
persetujuan dari Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai, baik dan memenuhi
persyaratan.
4. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar bahan terlindung dari
goresan/kotoran.

59
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

10.2. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi :
Pengadaan material penggantung dan pengunci, pemasangan, pengadaan alat-alat bantu
dan aksesories yang mendukung hingga pelaksanaan berhasil dengan baik sesuai
rencana.

10.3. Persyaratan Bahan.


Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan setara Dekson, dan
harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat keputusan direksi PT
Jamsostek (persero) momor 251/2007 .
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu secara tertulis dari Direksi/Pemimpin Proyek
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pemimpin Proyek. Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang
lengkap (anak kunci). Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis
bahan pintu.

PASAL 20
PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. Umum.
1. Dasar pekerjaan.
Dasar pekerjaan pengecatan adalah :
1. SK SNI-T-08-1990-F, mengenai Tata Cara Pengecatan Kayu.
2. SK SNI-T-11-1990-F, mengenai Tata Cara Pengecatan Tembok dengan Cat
Emulsi.
3. SK SNI-T-09-1990-F, mengenai Tata Cara Pengecatan Logam
4. Data teknis dan tata cara yang disarankan oleh produsen.
2. Merk Cat.
Cat, dempul, plamur yang digunakan adalah produk setara Jotun/ICI/DANA.

11.3. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok /Cladding Dengan Emulsi.


1. Bahan.
1. Plamir tembok.
Plamir tembok harus memenuhi syarat antara lain :
a. Keadaan dalam kaleng sewaktu kaleng baru dibuka, plamir tidak boleh
mengandung endapan dan atau bahan asing lainnya serta masih berupa-
pasta serba sama.
b. Sifat penggunaan plamur diulaskan pada lempeng semen asbes bebas
debu dan kontaminasi bahan kimia lainnya, setelah kering tidak
terkelupas dan mudah diamplas.
Persyaratan dan cam uji lengkap lihat SNI.Oj 05-1987 A, “Mutu Plamir
TemboK”.
2. Cat tembok Emulsi.
Type cat tembok Emulsi memakai pengencer air (Acrilic).
Cat tembok Emulsi harus memenuhi syarat antara lain :

60
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

a. Waktu mengering (suhu 28-30 C) dapat kering keras maksimum 1 (satu)


jam.
b. Keadaan dalam kaleng sewaktu kaleng baru dibuka, cat tidak boleh
mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras, mengulit,
berbau busuk, adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya serta
mudah diaduk menjadi campuran serba sama.
c. Sifat pengulasan dan sifat lapisan kering cat siap pakai, harus mudah
diulaskan dengan kuas pada lempeng semen asbes. Lapisan cat kering
harus halus, rata, tidak berkerut dan tidak turun.
Persyaratan dan cara uji lengkap lihat SII 12.53~P5 “cat tembok Emulsi‘.
3. Peralatan.
Alat-alat yang digunakan untuk pengecatan :
a. Kuas atau roller dan kape.
b. Pengaduk terbuat dari kayu-amplas besi No. O-2.
c. Sikat ijuk dan lap.
d. Ember plastik yang sudah dibersihkan atau bak datar dari plastik (baki).
e. Persiapan semua alat-alat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.
2. Persiapan permukaan dinding tembok/Cladding
1. lkhwal yang dilakukan :
a. Biarkan permukaan dinding tembok sampai kering sempurna, kurang
lebih satu bulan setelah plesteran.
b. Bila terjadi pengkristalan (efflorescence) sapulah permukaan dengan kain
kering, kemudian ulangi lagi dengan kain basah dan biarkan selama 48
jam. Kalau pengkristalan masih terjadi, kerjakan lagi seperti semula
berulang-ulang sampai tidak lagi terjadi pengkristalan.
c. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran
dan sebagainya.
d. Perbaiki bagian-bagian yang retak dan kurang rata dengan plamir dan
biarkan mengering.
e. Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan dari kotoran
kemudian ulaskan cat tembok emulsi.
f. Untuk permukaan yang sangat menyerap, berilah lapis penutup dari cat
tembok emulsi yang diencerkan dengan air bersih secukupnya (30 -
50%).
2. Persiapan bahan.
Cat tembok emulsi (bahan pengencer air).
Untuk pemakaian menggunakan kuas/roller pada :
a. Permukaan kasar.
Encerkan dengan air bersih secukupnya (30-50%) atau sesuaikan
dengan petunjuk yang terdapat pada kemasan masing-masing produk.
b. Permukaan halus.
Encerkan dengan air 20 % atau sesuaikan dengan petunjuk yang
terdapat pada kemasan masing-masing produk.

11.4. Tata Cara Pengecatan Logam.


1. Bahan.
1. Cat dasar (primer) dan cat antara (under coat).
Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain :

61
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

a. Sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh
mengulit, mengandung banyak endapan, mengumpul, mengeras, adanya
pemisahan warna dan bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10
menit harus dapat mudah diaduk dengan pengaduk menjadi campuran
serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer sebanyak 10%.
b. Cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada
permukaan yang licin dan tegak. Lapisan cat kering harus rata, kusam
atau kiler telur, tidak kisut dan tidak turun.
Persyaratan dan cara uji lengkap lihat SN1.0087-1987-A “Mutu cara uji
cat dasar meni besi untuk besi dan baja”.
2. Cat tutup (Top Coat).
Type cat tutup memakai pengencer organik (alkali, vinyl, epoxy, minyak,
phenolic, rubber base, polyurethan dan acrilic).
Persyaratan cat tutup sebagai berikut :
a. Gel tidak boleh ada.
b. Endapan keras kering tidak boleh ada.
c. Waktu pengeringan (kering permukaan) max.6 jam.
Keterangan :
a. Gel merupakan bagian dari cat yang terbentuk setelah proses pembuatan
dan tidak dapat bercampur walaupun dengan pengadukan.
b. Endapan keras kering merupakan endapan yang berbentuk setelah
proses pembuatan.
Endapan ini bila dipotong-potong akan hancur menjadi remah.
3. Peralatan.
Alat-alat yang digunakan untuk pengecatan :
a. Kuas atau alat semprot angin.
b. Sikat kawat dan lap, pengaduk terbuat dan kayu atau besi.
c. Kertas amplas besi No. O-3 atau amplas Duco nomor 120 - 800.
d. Kaleng kosong yang sudah dibersihkan.
e. Persiapan Semua aiat-aiat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.

2. Pelaksanaan pengecatan
1. Persiapan permukaan,
Pagecatan besi dan baja (termasuk rangka kap).
a. Bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan
cara mencuci dengan ‘White spirit” atau solvent lain yang cocok,
kemudian dilap dengan kain bersih.
b. Hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengerok atau
menggosok dengan sikat kawat bila perlu dengan sand blasting.
c. Setelah itu berilah cat dasar dan harus dljaga jangan sampai terkotori
lapis debu, kotoran, minyak, melak dan sebagainya sebelum diberi cat
antara dan cat tutup.
d. Bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat
dengan sikat kawat atau dikerok untuk menghilangkan karat. Kemudian
berilah cat dasar seperti tersebut diatas.
2. Pengecatan seng dan besi/baja galvanis.
a. Permukaan-permukaan yang digalvanis, jika masih baru tidak memberi
pegangan yang baik untuk berbagai macam cat.

62
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

b. Keadaan menjadi lebih baik dibiarkan beberapa bulan lamanya, tetapi


bila diharuskan mengecat segera permukaannya perlu dikasarkan dahulu
dengan bahan kimia atau diberi cat dasar khusus (Sencromite).
c. Bersihkan permukaan yang akan dicat dan debu/kotoran, minyak, gemuk
dan sebagainya.

PASAL 21
PEKERJAAN SANITAIR

12.1. Umum.
1. Lingkup Pekerjaan.
1. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
matertal, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Kloset, Urinal,
Washtafel, Kran Air, Shower, Floor Drain, Clean Out, Metal Sink, serta
perlengkapan-perlengkapan sanitair lainnya.
2. Pekerjaan Lain Yang Berhubungan.
1. Pekerjaan Waterpoofing.
2. Pekerjaan Mekanikal.

12.2. Persyaratan Material.


1. Kran air menggunakan kran setara American Standard, San-Ei, atau TOTO.
2. Shower Head dan Hand Shower menggunakan setara American Standard, San-Ei
atau TOTO.
3. Towel Bar, Soap Holder, Paper Holder, Double Robe Hook, Curtain Rod,
menggunakan setara American Standard atau TOTO.
4. Shower Tray setara American Standard atau TOTO.
5. Tempat sabun setara American Standard atau TOTO.
6. Sink Metal setara Royal, American Standard, TOTO
7. Grab bar setara American Standard, atau TOTO.
8. Urinal type Mini Washbrook lengkap dengan katup gelontor (flush valve) setara
American Standard atau TOTO.
9. Kloset jongkok setara Rapi C eks American Standard .
10. Kloset duduk type wash down setara Toto.
11. Jet Washer lengkap setara American Standard, San-Ei atau TOTO.
12. Washtafel pedestal lengkap setara American Standart type Nevada Lava , atau
TOTO.
13. Washtafel bawah meja (under counter) setara type RONDALYN eks American
Standard atau TOTO.

12.3. Persyaratan Pelaksanaan


1. Alat Kerja
1. Kontraktor pelaksana harus rnenyediakan seluruh peralatan dan juga
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2 . Selain peralatan Kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

63
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

2. Persiapan
1. Contoh Bahan :
Guna persetujuan Direksi/Pemimpin Proyek Kontraktor harus
menyerahkan contoh-contah semua bahan yang akan dipakai.
2. Brosur :
Untuk keperluan Direksi/Pemimpin Proyek Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian
kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar dan posisi
terhadap keseluruhan desain, maka Kontraktor Pelaksana wajb
menuangkan dalam shop drawing dan melaporknnya kepada
Direksi/Pemimpin Proyek
4. Seluruh bahan yang didatangkan dilapangan harus masih dalam
kemasan pabrik.
5. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi pertindungan
yang memadai untuk melindungi material dari petubahan bentuk ataupun
dari kerusakan.

12.4. Pelaksanaan.
1. Pekerjaan Washtafel.
a. Washtafel yang digunakan adalah type PEDESTAL lengkap dengan
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya dengan warna standar.
b. Semua pekerjaan Washtafel ditanam didalam meja beton + 70 cm dan
dilengkapi cermin lebar. Pada bagian atas washtafel diketinggian + 180
dipastikan adanya lampu TL atau Down Light yang akan ditentukan oleh
Arsitek.
c. Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan
baru tanpa cacat dan telah disetujui oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas.
d. Konstruksi pemasangan harus disesuaikan petunjuk pemasangan dari
produsennya dalam brosur.
e. Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dna bersih dari semua
kotoran dan noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran.
2. Pekerjaan Urinal.
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah dengan fitting dan
warna standar.
b. Urinal dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dari telah disetujui oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas.
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan bout fisher dengan ukuran
yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
d. Pemasangan unit urinal harus sesuai letak dan ketinggian pemasangannya
dengan gambar rencana. Semua celah-celahnya yang mungkin ada antara
dinding dengan urinal harus ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal. Sambungan intalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.

64
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

3. Pekerjaan Kloset.
a. Kloset duduk dengan segala kelengkapannya yang dipakai adalah dengan
fitting dan warna standard.
b. Kloset jongkok menggunakan setara type RAPI American Standard atau
TOTO. Warna akan ditentukan kemudian dalam dapat Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas.
c. Kloset dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan tidak disetujui oleh Direksi/Pemimpin Proyek/Konsultan
Pengawas.
d. Pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dari waterpass. Semua
noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran.
4. Pekerjaan Kran Air.
a. Sernua kran yang dipakai adalah dengan chromed finish. Ukuran
disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
Kran-kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extension).
b. Stop kran digunakan dengan putaran segitiga, diameter dan
penempatannya sesuai gambar untuk itu.
c. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
b. Kran air harus setara SAN-ei atau TOTO.
5. Floor Drain Dan Clean Out.
a. Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing
verchroom type bulat ukuran 3" dan atau  4” dilengkapi dengan siphon.
b. Floor drain dipasang ditempat-ditempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan
baru tanpa cacat dan telah disetujui oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas.
d. Floor drain dan clean out harus setara SAN-ei atau TOTO.
b. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain penutup lantai harus
dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
c. Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
6. Pekerjaan Metal Sink.
a. Metal sink menggunakan bahan dasar stainles steel jenis lubang dan dua
lubang sesuai gambar rencana untuk dapat dipasang dengan kran khusus
untuk itu.
b. Metal sink dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan
harus tanpa cacat dan telah disetujui oleh Direksi/Pemimpin
Proyek/Konsultan Pengawas.
c. Ketinggian pemasangan adalah + 70 cm dari lantai sesuai dengan gambar
rencana, waterpass dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.
7. Pengujian.

65
SPESIFIKASI TEKNIS
STRUKTUR

a. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
b. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan rnasa garansi. Atas biaya
Kontraktor Pelaksana, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan

66
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN LANDSCAPE
PASAL 22
UMUM
Pekerjaan Halaman/Landscape
1.1. Pekerjaan Galian Persiapan Landscape
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini;
b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pengupasan dan pembuangan
bahan galian tanah biasa pada area landscape, dan umumnya untuk
pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan rencana anggaran
biaya dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas Lapangan;
c. Untuk keperluan pembayaran, berlaku untuk semua jenis galian yang
dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa
galian tanah biasa dan galian tanah lumpur/jenis tahah yang berada di lokasi
pekerjaan;
d. Galian tanah biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation)
dan galian perkerasan beraspal.

2. Toleransi Dimensi
a. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda lebih
dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas Lapangan pada setiap titik;
b. Permukaan galian tanah biasa yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran
air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan dan tanpa terjadi
genangan.

3. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan


a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar, sebelum memulai pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan
elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau
penggalian dilaksanakan;
b. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk
setiap galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai
dikerjakan, dan bahan landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar
sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas;
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas tanah
yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan
setelah seluruh bahan tanah biasa telah dikupas atau digali.

67
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Pengamanan Pekerjaan Galian


a. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada
di sekitar lokasi galian;
b. Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian,
dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di
bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang
pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan
dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang
belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian;
c. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan;

5. Kondisi Tempat Kerja


a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan
(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding
penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan
harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan
terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa;
b. Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih
yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun
dan desinfektan yang memadai serta APD yang dibutuhkan dalampekerjaan ini.

6. Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang telah ditentukan dalam gambar
kerja dan RAB sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki
oleh Kontraktor sebagai berikut :
a. Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang
disyaratkan;
b. Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
atau lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus ditimbun
kembali dengan bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan;
c. Lokasi galian tanah biasa dengan dimensi dan kedalaman yang melebihi yang
telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggunakan
bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi perkerasan lama sampai mencapai
elevasi rancangan.

68
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Utilitas Bawah Tanah


a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang
keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar
setiap ijin atau wewenang lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian
yang diperlukan dalam Kontrak;
b. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas
bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah
lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap
kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

Prosedur Penggalian
1. Prosedur Umum
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan
lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen;
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian;
c. Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm.
Penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam speksifikasi
teknis.
2. Pengukuran
a. Pengukuran Galian Untuk Pembayaran
a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar
sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian
berikut ini :
1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85;
2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
factor pengembangan (swelling) 1,2.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil
tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian
akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima.
Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan
penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
b) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran
menurut pekerjaan ini akan tetap dibayar sebagai galian;
c) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan
dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Kontraktor sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak
terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor
dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar;
d) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang- bidang sebagai berikut:

69
SPESIFIKASI TEKNIS

1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian
tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan
sifatnya;
2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi;
3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau
karena sebab-sebab lain.
e) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang
melebihi 5 km harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat
dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian
sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.

PASAL 23
PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN

1.2. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan


1. Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi
timbunan atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk
dimensi timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan
atau penampang melintangnya;
b. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan untuk memulai pekerjaan.

2. Survey
a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level
yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor;
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang
harus pada interval 25 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa
gambar tampak dan penampang.

3. Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk output kerja harian,
jumlah, tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada
Konsultan;
b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan
lingkungan.

70
SPESIFIKASI TEKNIS

1.2.1. Pekerjaan Timbunan


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk timbunan
atau pengurugan kembali pada lokasi yang akan ditimbun. Galian dan urugan
atau timbunan, pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan
ketinggian dari penampang melintang yang telah disetujui;
b. Timbunan/urugan kering memakai material seperti yang disyaratkan dan
memenuhi kepadatan yang disyaratkan pada spesifikasi ini.
2. Toleransi Dimensi
a. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui;
b. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus
dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran
bebas dari air permukaan;
c. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil
yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan;
d. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 300 mm.
3. Standar Rujukan
a. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan
Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah
masing-masing pengujian dilaksanakan;
b. Pengujian mencakup:
a) Analisis Saringan : AASHTO T 88 - 78, ASTM D422;
b) Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 - 74, ASTM D698, D1557;
c) Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 - 68, ASTM D423;
d) Penetapan Batas Plastis dan Index Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 - 70,
ASTM D424;
e) CBR.: AASHTO T 193-72, ASTM D1883-73;
f) Sand cone.: ASTM D-1556;
g) Test Mineralogi.
4. Pengajuan Persetujuan Pekerjaan
a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu
persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan, yakni :
a) Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan;
b) Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari
permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan ditempatkan;
c) Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari
penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan,
yang meliputi :
1) Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu
akan ditahan oleh konsultan untuk rujukan selama periode kontrak;
2) Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
71
SPESIFIKASI TEKNIS

pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut


memenuhi sifat yang ditentukan.
d) Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan
segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap
persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan,
yakni :
1) Hasil pengujian kepadatan;
2) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran
membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.
5. Kondisi Tempat Kerja
a. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan pemadatan.
b. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem
drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai
drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan ke dalam sistem
drainase permanen. Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase
sementara yang mengalirkan ke dalam sistem drainase permanen.
c. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup
untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi pemadatan.
6. Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat
a. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan
atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki
dengan menggaruk permukaan tersebut dan membuang atau menambah bahan-
bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan pemadatan
kembali.
b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh konsultan, harus dikoreksi dengan
menggaruk bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah air
secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata
(grader) atau peralatan lain yang disetujui.
c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan
menggaruk bahan-bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata
berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat
antara pekerjaan, di bawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak atau bila
pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan
bahan terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar bahan-bahan
tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering yang
memadai.
d. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak
akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
e. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan,
harus dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan
pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian
bahan-bahan.
72
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan
sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.
8. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun,
dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar
air bahan-bahan material berada di luar batas yang ditentukan.
9. Royalti Bahan-Bahan
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus membuat
semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada
pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan
10. Bahan-Bahan
a. Sumber Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
b. Bahan Timbunan
a) Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan
dalam pekerjaan permanen.
b) Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi
atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai
Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan
Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
c) Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO T90).
d) Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang
ditunjukkan dari hasil test mineralogi.
e) Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:
1) Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih
besar dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa.
2) Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6
3) Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 %
Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98 %
Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan subgrade jalan.
11. Penempatan dan Pemadatan Timbunan
a. Persiapan Tempat Kerja
a) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal
pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan bahan-
bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana telah
diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus diratakan secukupnya
sebelum penimbunan dimulai.
b) Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah
pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk
penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai

73
SPESIFIKASI TEKNIS

lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang


ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.
c) Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada
timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong untuk
membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung
peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan horisontal.
b. Penempatan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan,
maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.
c) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat
pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh Konsultan. Timbunan yang
diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada
ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan
secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan
jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan
permukaan.
d) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan.
c. Pemadatan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan
harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
b) Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan
berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (wet of
optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di
mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan
c) Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm
dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar
dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan
batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk
timbunan tanah.
d) Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
e) Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga
setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
f) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas
74
SPESIFIKASI TEKNIS

tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan


menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang
disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang
memuaskan untuk menghindari rongga-rongga.
d. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a) Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan
dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b) Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan
timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan
tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi
Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan
tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas
biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi
Teknik ini dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik.
12. Jaminan Kualitas
a. Pengawasan Kualitas Bahan
a) Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-
bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas bahan-
bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.
b) Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi lagi
atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenal perubahan yang
diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
c) Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke
tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan
oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang diperoleh
dari setiap sumber.
b. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 100-300
mm. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai
kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air
optimum + 2%. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan
untuk setiap 500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai
dengan ASTM D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa
kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus
membetulkan pekerjaan tersebut.
c. Percobaan Pemadatan
a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda
untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa
Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka
pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin
Konsultan Pengawas.

75
SPESIFIKASI TEKNIS

b) Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat


pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang ditentukan
tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus
digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang disyaratkan, jenis alat
pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang selanjutnya.
13. Pengukuran
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan
yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada
gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian
sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian
dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan
volume bahan-bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata,
dengan menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak
lebih dari 25 meter.
b. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan sebagai
bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai
timbunan di bawah bab ini.
c. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahanbahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,
tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
d. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.
e. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase
porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di
dalam bab ini.

PASAL 24
PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE

1.3. WET LEAN CONCRETE ( LANTAI KERJA )


1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material, dan
pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan
perata (leveling course) dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean
concrete, termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan
agregat, pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, pemadatan,
finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidental yang berkaitan.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana,
Spesifikasi, dan instruksi Direksi Pekerjaan.
b. Lapisan Alas
Bila wet lean concrete ini ditentukan untuk levelling course, maka sebelum
dilaksanakan, lapisan alas harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas, atau
bahan asing lainnya, dan diperiksa kepadatannya, kerataan finishing dan
permukaannya oleh Direksi Pekerjaan. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan
Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana
perintah Direksi Pekerjaan. Tidak ada pembayaran langsung untuk pekerjaan
pembongkaran, perbaikan, atau rekonstruksi ini, karena merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
76
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Lapisan Alas Pasir (sand bedding)


Bila wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton
itu harus diletakkan di atas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm.
Pasir alam yang tertinggal (tidak lolos) saringan No.200 dan yang fraksi
halusnya nonplastis, dapat digunakan. Pasir dengan kadar air yang memadai
dihamparkan diatas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata harus dapat
dipadatkan dengan roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum
pengerjaan wet lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air.
2. Bahan
Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan minimal pada Spesifikasi ini.
Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan disesuaikan dengan
kebutuhan pemakaian wet lea concrete, dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Pencampuran dan Penakaran
Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh (saturated
surface dry condition) harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton
menurut Seksi ini, dan untuk menjaga konsistensi campuran.
4. Metode Konstruksi
a. Cetakan (acuan)
Wet lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau
kayu secara cut off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.
b. Sambungan
Sambungan memanjang harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari
sambungan memanjang perkerasan beton yang akan dihampar
diatasnya.Sambungan konstruksi melintang dibuat pada akhir setiap pekerjaan
pada hari itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar.
c. Pencampuran, Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan
Wet lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan
menurut ketentuan.
5. Pengendalian Kualitas di Lapangan
a. Pengujian Kekuatan
Untuk ini harus disediakan silinder uji tekan beton (compressive strength), dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton material wet lean
concrete yang diambil dilapangan. Satu silinder mewakili 50 m kubik wet lean
concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dari tiga silinder harus dibuat setiap
hari.
b. Ketentuan Kuat Pecah Beton (crushing strength)
Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group) contoh
(specimen) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak boleh kurang
dari 35 kg/cm2. Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari satu kelompok
diantara lima kelompok yang berurutan ternyata kurang dari 35 kg/cm2, maka
kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan,
sampai hasilnya menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi syarat.
Bila ketentuan-ketentuan kuat pecah beton diikuti, nilai kuat pecah beton yang
rendah belum tentu menyebabkan hasil pekerjaan ditolak.
c. Kerataan Permukaan
Wet lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai
dan penampang permukaan seperti tertera pada Gambar Rencana.
Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3 cm
77
SPESIFIKASI TEKNIS

dari elevasi yang direncanakan. Penyimpangan permukaan ini juga tidak boleh
lebih dari 1 cm pada mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan sejajar
dengan dan tegak lurus dari garis sumbu (centre line) badan jalan. Mal datar
harus dipergunakan dengan cara overlap ½ dari panjangnya. Perbedaan
penyimpangan dari elevasi yang dikehendaki untuk lapisan perata (levelling
course) untuk perkerasan beton antara dua titik dalam 20 m, tidak boleh lebih dari
1,5 cm.
d. Pemeliharaan
Peralatan atau pun kendaraan lalu lintas, termasuk kendaraan untuk keperluan
pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah selesai, selama 7 hari
pertama masa perawatan.
Setelah masa perawatan, peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk
meneruskan pekerjaan diperbolehkan memasuki daerah wet lean concrete.
Wet lean concrete harus dijaga agar selalu dalam kondisi baik, sebelum
menghamparkan lapisan berikutnya. Kerusakan akibat apa pun harus diperbaiki
dengan mengganti lapisan pada daerah itu, atas tanggungan biaya Kontraktor
sendiri.
6. Pengukuran
a. Metode Pengukuran
Jumlah wet lean concrete untuk levelling course akan dibayar berdasarkan jumlah
meter persegi dari levelling course itu, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai
dengan Gambar Rencana,Spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang
sudah selesai dan setujui.
Untuk penambahan kandungan semen atau untuk kelebihan ketebalan lapisan
dari ketebalan minimum tidak ada tambahan pembayaran.

PASAL 25
PEKERJAAN BETON

1.4. Pekerjaan Beton


1.4.1. Besi Tulangan
Semua besi tulangan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan teknik dalam PBI ’71 NI-2.
Untuk tulangan pada slab harus dipergunakan besi anyaman dilas/welded steel
wire mesh dengan perpanjangan (elongation) minimal 12%, dengan menggunakan
besi jenis U50. Kekuatan las pada persilangan (kekuatan geser las), minimum
harus sebesar 50% dari kekuatan tarik besinya (gaya minimum untuk melepaskan
kekuatan geser las sebesar 50% dari gaya yang diperlukan untuk memutuskan
batang besi tulangan).
Semua jenis tulangan (anyaman atau batangan) yang akan dipergunakan harus
bersih dari kotoran-kotoran yang bisa merusak, kerak besi, karatan yang berat, cat,
lemak, atau sejenisnya, serta tidak boleh ada cacat pada waktu pembuatannya,
seperti berkeping atau retak-retak (fins and tears). Untuk karatan ringan sekedar
warna besi berubah, Pemborong tidak dituntut untuk membersihkannya, tetapi
kerak-kerak besi yang lepas dari karatan yang berat sehingga menjadi kerak, maka
Pemborong harus membersihkannya lebih dahulu sebelum dipergunakan.

78
SPESIFIKASI TEKNIS

Dalam hal tulangan akibat dari pembersihan kerak-kerak besi yang lepas dari
karatan berat, maka sejauh masih dapat dipergunakan oleh Pemborong harus
disetujui Ahli dan bilamana karatan terlalu berat sehingga kekuatannya sudah
meragukan, maka Ahli bisa memerintahkan kepada Pemborong untuk mengadakan
uji ulang ke suatu laboratorium yang telah disetujui oleh Ahli. Bilamana jumlah
pesanan cukup banyak untuk dikapalkan, maka inspeksi pengamatan mutu
(pengambilan contoh dan pengujian-pengujian besi tulangan) bisa dilaksanakan di
sumber dari Penjual. Besi Tulangan yang belum diinspeksi sebelum dikapalkan,
harus diinspeksi setelah barang tersebut sampai di tempat pekerjaan. Meskipun
demikian, Ahli masih mempunyai hak untuk pengambilan contoh lagi (resampling)
secara random dan mengadakan inspeksi semua besi beton yang berada di tempat
pekerjaan, untuk meyakinkan apakah telah sesuai dengan dengan spesifikasi
standard.
Khusus jenis tulangan anyaman (welded steel wire mesh) :
1. Wire mesh yang digunakan adalah Wire mesh lembaran
2. Lembaran tulangan yang diletakkan pada suatu bidang yang rata harus juga
merupakan lembaran yang rata dan tidak bergelombang.
3. Pada umumnya tulangan yang lepas pada persilangan harus disingkirkan dari
lokasi. Pada bagian tengah lembaran tulangan yang lepas persilangan
diperbolehkan lepas sebanyak 5% saja, sedangkan dua batang ditepi
sekelilingnya tidak diperbolehkan sama sekali terlepas lasnya.
4. Untuk mencegah karat pada tulangan pipa setelah ditanam, harus dihindarkan
terhadap urugan tanah pada tulangan tersebut.

1. Surat Sertifikat
Pada setiap pesanan besi tulangan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini,
Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi, yakni copy atau salinan hasil uji dari
setiap macam besi tulangan tersebut yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh orang
yang berwenang dari pabrik pembuatnya, Surat keterangan atau sertikat tersebut
harus memberikan penjelasan sebagai berikut :
a. Proses pengerolan (rolling process) terhadap besi tulangan yang dilaksanakan
oleh pabriknya.
b. Ciri-ciri atau identifikasi dari proses pemanasan tungku beserta bahan pembantu
yang dipergunakan, (seperti : jenis oksigen, dsb.), dari besi tulangan yang dirol.
c. Sifat-sifat chemis dan fisis dari proses pemanasan dari besi tulangan yang akan
dirol.

2. Identifikasi
Pabrik pembuatnya harus memasang label identifikasi yang jelas pada setiap ikatan
tulangan sebelum diadakan inspeksi. Label identifikasi tersebut harus menunjukkan
nomor pengujian dari pabrik pembuatnya beserta jumlah atau tanda-tanda pengenal
lain yang bisa menunjukkan jenis bahan seperti tercantum dalam surat sertifikat, pada
setiap ikatan tulangan.

3. Penimbunan besi Tulangan

79
SPESIFIKASI TEKNIS

Besi tulangan beton setiap saat harus dilindungi terhadap bahaya kerusakan. Besi
tulangan ini harus ditumpuk di atas suatu ganjal berbentuk datar, jajaran batangan
papan balok, mudah diadakan inspeksi/pengamatan.

4. Persyaratan Dimensi
a. Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga luas penampang melintang efektif
tulangan baja dalam arah membujur tidak kurang dari yang diperlihatkan dalam
Gambar.
b. Kuantitas dan distribusi tulangan harus dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan disesuaikan dengan adanya bak kontrol, kotak permukaan,
persimpangan atau pelat pelat yang berukuran lebar atau panjang yang tidak
normal.
c. Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan
beton tebal selimut pelat beton yang bersangkutan adalah 40 ± 10 mm dari
permukaan akhir pelat dan ini berakhir sekurangkurangnya 40 mm dan tidak lebih
dari 80 mm dari tepi pelat-pelat yang bersangkutan pada semua sambungan
beton kecuali pada sambungan membujur dan sambungan konstruksi. Tulangan
baja harus dipasang diatas batang-batang Dowel dan batang-batang Tie-bar
terlepas dari toleransi-toleransi penempatan tulangan baja.
d. Pada sambungan-sambungan melintang antara lembar-lembar anyaman tulangan
baja, batang tulangan melintang dari lembar yang satu harus terletak dalam
anyaman yang telah diselesaikan/dipasang sebelumnya dan panjang lewatan
(panjang bagian yang tumpang tindih) harus tidak kurang dari 450 mm.
Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang dipabrikasi yang telah
disetujui harus dipasang pada badan jalan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan
yang bersangkutan, dan batang-batang tulangan melintang harus diikat, dijepit
atau dilas pada penunjang tersebut bila saling berpotongan. Panjang lewatan
pada ujung-ujung batang tulangan harus tidak kurang dari 40 kali diameter
tulangan atau seperti diperlihatkan dalam Gambar.

1.4.2. Pekerjaan Beton


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton bertulang dilakukan untuk pekerjaan lantai kerja dan plat lantai
kendaraan

1. Referensi
Standar Nasional Indonesia (SNI):
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.
a. SK SNI M-02-1994-03 (AASHTO T11 - 90): Metode Pengujian Jumlah bahan
Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
b. SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21 - 87): Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam
Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton.
c. SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90): Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
d. Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23 - 90): Metode Pembuatan dan Perawatan Benda
Uji Beton di Lapangan.
e. SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27 - 88): Metode Pengujian tentang Analisis
Saringan Agregat Halus dan Kasar.

80
SPESIFIKASI TEKNIS

f. SNI 03-2417-1991 (AASHTO T96 - 87): Metode Pengujian Keausan Agregat


dengan Mesin Los Angeles.
g. SNI 03-3407-1994 (AASHTO T104 - 86): Metode Pengujian Sifat Kekekalan
Bentuk Agregat Terhadap Larutan Natrium Sulfat danMagnesium Sulfat.
h. SK SNI M-01-1994-03 (AASHTO T112 - 87): Metode Pengujian Gumpalan
Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah Dalam Agregat.
i. SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126 - 90): Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di Laboratorium.
j. SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141 - 84): Metode Pengambilan Contoh Untuk
Campuran Beton Segar.

AASHTO :
AASHTO T26 - 79 : Quality of Water to be used in Concrete.
a. Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini.
Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu
beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran
beton dimulai.
Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh peng-ujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu
tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi peng-ujian
kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.
Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai. Kontraktor harus memberitahu Direksi
Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai
melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang
disyaratkan.
b. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah
di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu,
tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.
c. Kondisi Tempat Kerja
Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar
selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan,
Kontraktor tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana :
a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam.
b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.
c) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara
penuh debu atau tercemar.
d. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

81
SPESIFIKASI TEKNIS

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan,
atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti
petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi:
a) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan
b) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
c) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;
Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta
Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya
pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
b. A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang
diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau
minum pada periode perawatan yang sama.

c. Ketentuan Gradasi Agregat


Tabel 3.2.1.2 Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
ASTM (mm) Halus Kasar
2” 50,8 - 100 - - -
1 1/2” 38,1 - 95 -100 100 - -
1” 25,4 - - 95 - 100 100 -
3/4” 19 - 35 - 70 90 - 100 100
1/2” 12,7 - - 25 - 60 90 - 100

82
SPESIFIKASI TEKNIS

3/8” 9,5 100 10 - 30 20 - 55 40 - 70


No.4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15
No.8 2,36 - - 0-5 0-5 0-5
No.16 1,18 45 – 80 - - - -
No.50 0,300 10 – 30 - - - -
No.100 0,150 2 – 10 - - - -
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam Tabel diatas, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa
beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan.
Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor
d. Sifat-sifat Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat
yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam
Tabel 3.2.1.2 (1) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur
SNI/AASHTO yang berhubungan.
Tabel 3.2.1.2 (1) Sifat-sifat Agregat
Sifat-sifat Metode Pengujian Batas Maksimum yang
diijinkan untuk Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan SNI 03-2417-1991 40 %
Mesin Los Angeles pada 500
putaran
Kekekalan Bentuk Batu SNI 03-3407-1994 10 % 12 %
terhadap Larutan Natrium
Sulfat atau Magne-sium Sulfat
setelah 5 siklus
Gumpalan Lempung dan SK SNI M-01-1994-03 0,5 % 0,25 %
Partikel yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Ayakan SK SNI M-02-1994-03 3 % 1%
No.200

3. Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang
diberikan dalam Tabel 3.2.2
b. Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan
dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh

83
SPESIFIKASI TEKNIS

Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan sifat-
sifat campuran yang disyaratkan di bawah
Tabel 3.2.2 Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu Beton Ukuran Agre- Rasio Air / Semen Kadar Semen Min.
gat Maks.(mm) Maks. (kg/m3 dari
(terhadap berat) campuran)
K 300 37 0,45 300
25 0,45 320
19 0,45 350
c. Ketentuan Sifat-sifat Campuran
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
"slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 3.2.2 (1), atau
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan
pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03
(AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).

4. Kualitas Beton yang Diinginkan


Mutu beton/ kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-350 ( untuk jalan rigid
pavement ). Dengan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, Kontraktor
dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap
pakai (ready mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu
beton yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.

5. Rencana Kerja, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran.


Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode pelaksanaan
pengecoran kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis,
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Sebelum dilaksanakan pengecoran,
dilaksanakan pemeriksaan bersama Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila
telah memenuhi syarat ijin pengecoran dapat dikeluarkan.

6. Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan


Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan
rencana pengadukan beton/trial mix design untuk mendapatkan mutu beton yang
dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di laboratorium
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua material beton.
Berdasarkan analisa dan hasil tes sampel tersebut, laboratorium akan merencanakan
suatu campuran beton (mix design) dengan slump yang telah disyaratkan. Sebagai
kontrol suatu campuran beton, data-data yang harus tertulis dalam laporan mix design
mencakup:
Tipe dan gradasi material agregat :
a. Asal agregat
b. Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat,modulus
halus butir pasir,kadar - umpur, dll.
c. Tipe dan merk PC
84
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan)


e. Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3
f. Keterangan tentang beton(kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-lain
g. Hasil tes silinder beton
Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0.50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut dapat diubah
jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki dengan kepadatan,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi yang
disebabkan oleh perubahan tersebut di atas. Percobaan kekuatan beton di lapangan
dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan percobaan beton silinder (15 cm tinggi 30 cm).
Jumlah silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992. Copy
hasil tes harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Percobaan yang dilakukan di
lapangan, pengambilan contoh campuran dan pengujian harus mengundang dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu kali jika kekuatan beton umur 7 hari
kekuatannya kurang dari 70% dari beton umur 28 hari, maka Konsultan Pengawas
berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk menambah PC ke dalam campuran
beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai mutu
beton yang dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai
persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu pengadukan
beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa
adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya. Jumlah air dapat
diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat perubahan keadaan cuaca atau
kelembaban bahan adukan (agregat) untuk mempertahankan hasil yang homogen,
kekentalan dan kekuatan beton yang dikehendaki. Pengujian kekentalan adukan beton
(slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan SNI-3976-1995. Slump yang digunakan
dalam proyek ini adalah 8 – 12 cm sesuai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
Untuk maksud dan alasan tertentu, dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat
dipakai nilai slump yang menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal
sebagai berikut: Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi Tidak terjadi pemisahan
dari adukan Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).

PASAL 26
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

1.5. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


1. Syarat-syarat material semen, agregrat halus (pasir) dan air adalah sama dengan
pada pasal 15 peraturan ini.
a. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar, seperti
pasangan batu atau lapisan batu, haruslah yang bersih dan keras, tahan lama dan
homogen menurut persetujuan direksi/pengawas dan bersih dari campuran besi,
85
SPESIFIKASI TEKNIS

cacat dan ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber
yang disetujui direksi.
b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecah dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap
batu harus berukuran antara 6 kg s/d 15 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil
dapat dipakai atas persetujuan direksi, ukuran maksimum harus memperhatikan
tebal dinding, tetapi juga harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum di
atas.
c. Alas dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus diletakan dengan alasannya tegak lurus kepada
arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan (spesi), semua
sambungan diisi padat dengan adukan speci pada waktu pekerjaan berlangsung.
Tebal adukan spesi tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lain. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai
dipasang.
d. Penyelesaian Sambungan
Kecuali jika ditentukan lain, sambungan dengan adukan (speci) semen : pasir = 1 :
5 yang kelihatan harus disiar 1 Pc : 2 Psr rata dan halus pada waktu pekerjaan
sedang berlangsung dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman
warna. Semua sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.
e. Perlindungan Perawatan
Dalam melaksanakan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai.
Pemborong harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang lazim dipakai atau
ditentukan oleh direksi. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan
deras atau hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan spesi larut, spesi
yang telah dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan selanjutnya diteruskan. Pekerjaan tidak dibolehkan berdiri di atas
pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
2. Pasir Pondasi
1. Pasir untuk mengisi pondasi harus pasir sungai seperti pada spesifikasi teknik ini.
Sebelum mulai pengisian dengan pasir, dasar galian harus dipadatkan dengan
alat pemadat mekanis. Pengisian pasir tersebut harus homogen dan tidak
mengandung kepingan-kepingan batu, gumpalan-gumpalan tanah lain yang
berongga-rongga.
2. Sebelum memadatkan pasir dengan alat, kondisi kelembaban pasir harus dijaga
agar berat jenis pasir tetap terjaga.
3. Pondasi pasir untuk alat ducting pipa PVC dan pipa PVC jaringan air bersih yang
melintasi jalan harus diberi pasir ayakan.
3. Semua pekerjaan pondasi harus sesuai antara gambar-gambar dan syarat-syarat
ketentuan. Pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah
diperiksa ukuran dan kedalamannya serta disetujui oleh Direksi/Pengawas. Jika
pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi terpaksa
dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus bergigi agar penyambungan
berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna. Di dalam pondasi sama sekali
tidak boleh terdapar rongga-rongga udara/celah-celah.

86
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Adukan yang dipergunakan untuk pondasi batu kali adalah 1 PC : 5 PS dan disiar 1
Pc:2 Psr

PASAL 27
PEKERJAAN PLESTERAN

1.6. Pekerjaan Plesteran


1. Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan memakai kapur.
2. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
3. Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah dengan adukan pasangan 1 PC : 3 PC
dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
4. Jika hasil plesteran memungkinkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak lurus, adanya pecahan atau retak, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki.
5. Pada permukaan beton yang halus/rata hendaknya dibuat kasar permukaannya atau
diberi adukan semen baru dilakukan pekerjaan plesteran.

1.7. Paving Block


Merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen
Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Pekerjaan
paving block dilakuan dengan menyusun paving block sesuai dengan susunan
yang telah di tentukan. Penyusunan paving block ini dilakukan di atas lapisan
pasir urug. Jenis Paving Block yang digunakan harus menggunakan Paving
Block dengan mutu sesuai dengan gambar rencana dan RAB.
1. Dimensi:
Ketebalan paving yang digunakan adalah 8 cm dengan mutu K-300: T= 8 cm: untuk
konstruksi perkerasan lalu lintas sedang sampai berat dengan frekuensi padat,
seperti jalan lingkungan, kompleks industri, terminal bus, pick up, truk.
2. Topi Uskup
Pekerjaan topi uskup ditujukan perekat / pengisi antara pasangan paving block
dengan kansteen. Mutu topi uskup yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
teknik lokasi pekerjaan masing-masing. Topi uskup dipasang pada pekerjaan
Paving Block dengan lebar ≥ 1,5 m
3. Kanstein
Kanstein/Penguat tepi atau topi uskup harus sudah terpasang sebelum
pemasangan paving block, demikian juga untuk instalasi di bawah paving block,
seperti drainase/saluran, juga harus sudah dilaksanakan sebelum pemasangan
paving block.
4. Pasir Urug
Pasir urug di gelar di atas lapisan base yang telah padat dengan ketebalan berkisar
antara 4-5 cm, dan di ratakan dengan jidar kayu.

87
SPESIFIKASI TEKNIS

MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


PASAL 28
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI PIPA UTILITY

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pemasangan Instalasi pipa terdiri dari :
a) Instalasi pipa Air Bersih (Fresh Water)
b) Instalasi Pipa Air Kotor (Waste & Solid Water)
Lingkup pekerjaan ini mencakup sebagai berikut :
1. Menyediakan tenaga kerja yang terampil dalam jumlah yang cukup untuk dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
2. Menyediakan peralatan kerja dan transportasi yang memenuhi syarat dan fungsi
penggunaannya, baik kualitas maupun jumlahnya.
3. Setiap keterlambatan dari kegiatan tersebut diatas yang dapat menyebabkan terjadinya
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan merupakan tanggung jawab Kontraktor.
4. Menyediakan material yang diperlukan sesuai dengan Bill of Material atau gambar
perencanaan pada lampiran dokumen ini.
5. Kontraktor harus menjamin ketersediaan material sesuai dengan waktu, jumlah dan
mutu yang disyaratkan.
6. Jika terdapat alat atau material pekerjaan yang tidak ada dalam gambar yang
menunjang pekerjaan atau ada perlengkapan yang sifatnya sementara sehingga dapat
memperlancar pekerjaan sampai siap untuk dioperasikan, Kontraktor hendaknya harus
menyediakan dan memasangnya tanpa meminta biaya tambahan.
7. Melaksanakan pekerjaan pemasangan dan pengujian hasil pekerjaan pemasangan
untuk jalur pemipaan yang sesuai dengan spesifikasi, gambar dan petunjuk teknis
pelaksanaan mulai dari pekerjaan persiapan dan pemasangannya sampai dengan
pekerjaan finishing, serta menjamin hasil pekerjaan sebagaimana yang diklasifikasikan
pada standard dan/atau code yang digunakan.

2. KETENTUAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan spesifikasi gambar pelaksanaan, dan
standar/code yang digunakan di bawah ini :
PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
ANSI : American National Standards Institute
ASME : The American Society of Mechanical Engineer
ASTM : American Society for Testing Material
API : American Petrolium Institute
AWWA: American Water Works Association
MSS : Manufacturer Standarizatioin Society of the Valves and Fittings
SSPC : Steel Structure Painting Manual of Steel Structure Painting Council.

89
SPESIFIKASI TEKNIS

3. PETUNJUK PELAKSANAAN
a) Transportasi
Pengangkutan, pengangkatan dan penyimpanan pipa harus menggunakan peralatan
yang sesuai dengan penggunaannya, sehingga seluruh material yang akan digunakan
aman terhadap cacat.

b) Gambar
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Kontraktor harus diwajibkan membuat “As Built Drawings” untuk setiap perubahan atas
gambar pekerjaan yang telah dilaksanakan.

c) Penyambungan
Penyambungan pipa dilakukan pada keliling pipa dengan diameter bervariasi sesuai
dengan gambar dan spesifikasi. Kontraktor diharuskan membuat langkah-langkah
pelaksanaan setiap tapping dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan yang ditunjuk oleh Owner sebelum melaksanakan penyambungan
tersebut.

d) Washdown
1. Semua system pemipaan harus dibersihkan dan diflushing dengan air yang bersih
atau udara yang dikompressikan ke dalam instalasi pemipaan, sehingga semua
kotoran yang tertinggal di dalam instalasi pemipaan dapat dikeluarkan.
2. Kontraktor harus memflushing hingga bersih semua pipe spool sebelum dipasang di
lapangan.
3. Semua pipe spool harus bebas dari kotoran-kotoran pasir atau material kotor
lainnya yang bisa masuk ke dalam.

e) Pengetesan
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pengujian, pengawasan dan Prosedur
Pengendalian Mutu sesuai dengan yang disyaratkan dalam standar peraturan, baik
yang tercantum didalam dokumen Kontrak maupun tidak, untuk setiap pekerjaan yang
dilaksanakan dan mencakup semua pengawasan dan pengujian dari bahan dan
peralatan yang lain untuk menyakinkan bahwa bahan-bahan tersebut sesuai dengan
gambar, spesifikasi, standard internasional yang disetujui penerapannya oleh
Perencana.
1. Pengujian tekan dan kebocoran dilaksanakan sebagaimana yang diklasifikasikan
pada API 598 edisi dan revisi terakhir.
2. Kontraktor wajib memberikan perincian bahan, peralatan dan prosedur pengujian
dari program pengetesan kepada Direksi Pekerjaan sebelum pengujian pengetesan
tersebut dilaksanakan.
3. Pelaksanaan pengujian harus disaksikan langsung oleh Direksi Pekerjaan.
4. Semua system pemipaan harus diproteksi selama melaksanakan pengujian dengan
relief valve yang diset lebih besar 5% dari pressure test yang diizinkan.
5. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan sertifikat hasil pengujian tersebut
diatas dan ditanda tangani oleh masing-masing pelaksana dan pengawas (Direksi
Pekerjaan).
90
SPESIFIKASI TEKNIS

6. Semua sambungan antara flange dan valve yang rusak saat pengujian, gasketnya
harus diganti dengan gasket yang baru.
7. External Protection Test (Painting atau Insulation) dilaksanakan dengan
menggunakan alat Holiday Detector atau yang setara.
8. NDT (Non Destructive Test) dilakukan terhadap semua sambungan las.

PASAL 29
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK

1. UMUM
Pekerjaan-pekerjaan listrik yang termasuk didalam paket pekerjaan ini diantaranya adalah
a) Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan
b) Pengadaan dan pemasangan system pentanahan dan penangkal petir.
c) Pengadaan dan penarikan kabel tegangan rendah.
d) Pengadaan dan pemasangan panel distribusi tegangan rendah.
e) Pengadaan dan pemasangan substation.
f) Pengadaan dan pemasangan power supply
g) Pengadaan dan membuat as built drawing.

2. SPESIFIKASI MATERIAL DAN STANDAR


a. Standar
Kecuali jika disebutkan secara khusus didalam gambar rencana, maka semua
material, metode pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus sesuai dengan
peraturan di Indonesia atau peraturan lain (jika tersedia), adapun standar atau
peraturan di Indonesia yang dimaksud antara lain adalah :
a) P.U.I.L : Peraturan Umum Instalasi Listrik
b) L.M.K : Lembaga Masalah Ketenagaan
c) S.I.I : Standard Perusahaan Listrik Negara
d) S.L.I : Standar Listrik Indonesia
e) S.K.B.I : Standar Konstruksi Bangunan Indonesia

Untuk kasus dimana standar Indonesia tidak tersedia, maka peraturan yang sama atau
minimal sama dapat dipergunakan, seperti :
a) B.S : British Standard
b) J.I.S : Japanese Industrial Standard
c) D.I.N : Deutsch Industries fur Normung
d) V.D.E : verband Deutscher Elektrotechniker
e) I.E.C : International Electrotechnical Commission
Untuk material yang tidak dispesifikasikan dengan jelas dan tidak ada spesifikasinya
dalam Standard Industri Indonesia, I.E.C, J.I.S atau peraturan yang lainnya, maka
penggunaan material yang dimaksud harus mendapatkan persetujuan secara spesifik
terlebih dahulu dari Pemilik Proyek atau Direksi Pekerjaan.

91
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Pemeriksaan dan Pengujian


1. Semua material yang disediakan oleh Kontraktor yang dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, harus memenuhi standar yang telah ditetapkan serta
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Material-material yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipasang dan harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
3. Jika Kontraktor dengan sengaja atau tidak, memasang material atau peralatan
yang tidak sesuai dengan ketentuan, Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan
pembongkaran terhadap material atau peralatan yang telah dipasang dan
Kontraktor wajib melaksanakannya.
4. Jika ada material yang diusulkan oleh Kontraktor untuk digunakan dalam
pekerjaan ini, maka Kontraktor wajib melampirkan sertifikat pengujian yang
material tersebut yang dilakukan oleh pabrik pembuatnya dengan biaya sendiri
apabila Direksi Pekerjaan memintanya.
5. Pengujian material atau hasil pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh
Kontraktor dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau petugas yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan, untuk diperlihatkan bahwa material atau hasil pekerjaan
tersebut sudah memenuhi semua spesifikasi yang relevan.
6. Kehilangan dan/atau kerusakan material atau tanggung jawab Kontraktor.
7. Direksi Pekerjaan berhak menolak sebagian atau semua material yang akan
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan ini yang tidak memenuhi mutu yang
sesuai dengan contoh yang disetujui dan Kontraktor harus segera mengganti
material tersebut.
8. Alat-alat untuk menguji material yang akan dipasang pada proyek ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

c. Panel Tegangan Rendah


1. Standard
P.U.I.L. BAB 6 : Perangkat hubung bagi dan komponennya.
- Pasal 601/1987 : Ketentuan Umum.
- Pasal 601/1987 : Perangkat hubung bagi tertutup
- Pasal 630/1987 : Komponen yang dipasang pada perangkat hubung
bagi.
2. Spesifikasi Panel
1. Main Distribution Panel
Pabrik/merk : Sarel – MG, AEG, Siemens
Type/jenis : Outbouw/Indoor, floor mounted
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan : IP-54
Material : Steel sheet
Ukuran : Sesuai kebutuhan
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Accessories : Pilot lamp 220 V – (Merah, HIjau, Kuning)

92
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Sub Distribution Panel


Pabrik/merk : Sarel – MG, AEG, Siemens
Type/jenis : Inbouw/Indoor, wall mounted
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan : IP-54
Material : Steel sheet
Ukuran : Sesuai kebutuhan
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Accessories : Pilot lamp 220 V – (Merah, HIjau, Kuning)

3. Substation Distribution Panel


Pabrik/merk : Sarel – MG, AEG, Siemens
Type/jenis : Inbouw/Indoor, wall mounted
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan : IP-54
Material : Steel sheet
Type pintu : 2 (dua)
Ukuran : 2.2 m H x 0.8 m W x 0.4 m T
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens
Accessories : Pilot lamp 220 V – (Merah, HIjau, Kuning),
Ameter, Volt meter, kWH meter, frekwensi
meter, kV Arh meter Load monitoring
control (LMC).
4. Junction Box
Pabrik/merk : Luca system, MK, Legrand, Clipsal
Type/jenis : Outbouw/Indoor
Tegangan kerja : 380/220 volt
Tingkat keamanan : IP-44
Material : PVC
Ukuran : Sesuai kebutuhan
Warna : RAL-7032
Komponen : Merlin Gerin, AEG, Siemens

Untuk panel & junction box lain yang belum tertulis dalam spesifikasi ini.
Kontraktor diwajikan mengirimkan spesifikasinya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

d. Lampu, Saklar, dan Stop Kontak


1. Standard
P.U.I.L. BAB 5 : Perlengkapan listrik
- Pasal 510 / 1987 : Armature penerangan, fiting lampu, lampu & roset.
- Pasal 511/1987 : Kontak tusuk
P.U.I.L. BAB 7 : Penghantar dan pemasangannya
- Pasal 742/1987 : Instalasi dalam bangunan.
P.U.I.L. BAB 8 : Ruang dan instalasi khusus.
93
SPESIFIKASI TEKNIS

- Pasal 850/1987 : Instalasi ruang terbuka.


- Pasal 852/1977 : Instalasi lampu tabung gas.
- Pasal 860/1987 : Fasilitas pelayanan kesehatan.
S.L.I. 014/1984 : Tusuk kontak dan kontak tusuk (bentuk dan
ukuran).
S.K.B.I – 3.4.53.1987 : Pandungan pemasangan system deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan rumah dan gedung.

2. Spesifikasi Lampu, Saklar, Stop Kontak


1. Lampu :
1. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram, Artolite.
Order No. : FBH 057 PLC 23 W/RD225
Type armature : Down Light
Jenis lampu : PLC
Kapasitas daya : 23 Watt
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
Housing material : Alluminium
Sistim Penerangan : Indoor/Outbow
Aplikasi : Lampu penerangan koridor, ruangan umum.
2. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram, Artolite
Order No. : FBH 058 PLC 14 W /RD150
Type armature : Down Light
Jenis lampu : PLC 14 watt
Aplikasi : kamar mandi, ruangan umum
Kapasitas daya : 14 Watt Cool Daylight
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
Sistim Penerangan : Indoor/Outbow
3. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram, Artolite
Order No. : TBS 318 /865/RM
Type armature : TBS 318 /865/RM
Jenis lampu : Fluorescent (tipe TL)
Aplikasi : Penerangan ruangan.
Kapasitas daya : 2 x 36 Watt Cool Daylight
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,75
Sistim Penerangan : Inbouw/Indoor
4. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram, Artolite
Order No. : TBS 318 + Battery + ACR
Type armature : RM 300 ACR
Jenis lampu : Fluorescent (tipe TL)
Aplikasi : Lampu penerangan ruangan khusus
Kapasitas daya : 2 x 36 Watt
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
94
SPESIFIKASI TEKNIS

Sistim Penerangan : Inbouw/Indoor


5. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram
Order No. : V.SAVE/TCW 097/865
Type armature : TCW 097 1 x 18 W/865 + Anti UV
Jenis lampu : Fluorescent
Aplikasi : Wastafel dan Lampu tidur
Kapasitas daya : 1 x 18 Watt
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
Sistim Penerangan : Indoor/Outdoor
6. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram
Order No. : TCW 090 1 X 18 W
Type armature : Outbow
Jenis lampu : Fluorescent
Aplikasi : Penerangan ruangan parkir
Kapasitas daya : 1 x 18 Watt
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
Intensitas cahaya : 2800 lumen/lamp
Sistim Penerangan : Inbouw/Indoor
7. Pabrik/merk : Philips, Candela, Osram
Order No. : Baret TCW 211TLE32/865 IP 54
Type armature : Baret
Jenis lampu : TL Bundar 32 W
Aplikasi : Penerangan ruangan
Kapasitas daya : 32 Watt
Tegangan kerja : 220 Volt
Faktor daya : 0,8
Sistim Penerangan : Inbouw/Indoor
2. Saklar :
1. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Clipsal, Panasonic
Order No. : -
Type : Flush
Sistem pemasangan : Inbouw (wall mounted)
Jumlah gang : 1 gang, one way
Kapasitas arus : 10 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Exclusive
Bahan housing : PVC
2. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Clipsal, Panasonic
Order No. : -
Type : Flush
Sistem pemasangan : Inbouw (wall mounted)
Jumlah gang : 2 gang, one way
Kapasitas arus : 10 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Exclusive
95
SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan housing : PVC


3. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Clipsal, Panasonic
Order No. : -
Type : Push button
Sistem pemasangan : Inbouw (wall mounted)
Kapasitas arus : 10 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Saklar lampu
Bahan housing : PVC
4. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Clipsal, panasonic
Order No. : -
Type : relay impuls TL
Sistem pemasangan : Inbouw (wall mounted)
Jumlah gang : 1 gang, 2 way
Kapasitas arus : 16 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Kontrol saklar lampu
Bahan housing : PVC

3. Stop Kontak / Socket :


1. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Panasonic,
Order No. : -
Type jenis : Standar
Sistem pemasangan : Inbouw / Indoor (wall mounted)
Jumlah pole : 3 (1 P + N + E)
Rated current : 10 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Power supply peralatan listrik perkantoran
Bahan housing : PVC
Warna housing : Putih
2. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Panasonic
Order No. : -
Type jenis : Standar
Sistem pemasangan : Inbouw / Indoor (wall mounted)
Jumlah pole : 3 (1 P + N + E)
Kapasitas arus : 16 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Power supply emergency
Bahan housing : PVC
Warna housing : Merah
3. Pabrik/merk : MK, Legrand, Philips, Panasonic
Order No. : -
Type jenis : Tiga fase – IP - 44
Sistem pemasangan : Inbouw / Indoor (wall mounted)
Jumlah pole : 5 (3 P + N + E)
Kapasitas arus : 32 Amper
Tegangan kerja : 380 Volt
96
SPESIFIKASI TEKNIS

Aplikasi : Power supply equipment


Bahan housing : PVC
4. Pabrik/merk : Legrand, MK, Philips, Panasonic
Order No. : -
Type jenis : Standar/satu fase
Sistem pemasangan : Inbouw / Indoor (wall mounted)
Jumlah pole : 3 (1 P + N + E)
Rated current : 16 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Power supply normal
Bahan housing : PVC
Warna housing : Putih
5. Pabrik/merk : Legrand, MK, Philips, panasonic
Order No. : -
Type jenis : Satu fase – IP - 44
Sistem pemasangan : Inbouw / Indoor (wall mounted)
Jumlah pole : 3 (1 P + N + E)
Rated current : 10 Amper
Tegangan kerja : 220 Volt
Aplikasi : Power supply normal
Bahan housing : PVC
Warna housing : Putih
Untuk lampu, saklar, stop kontak dan tiang penerangan lain serta support
(accessories) yang belum tertulis dalam spesifikasi ini, Kontraktor diwajibkan
mengirimkan spesifikasinya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

e. Pentanahan dan Penangkal Petir


1. Standar
P.U.I.L. BAB 3 : Pengamanan
- Pasal 300/1987 : Pengamanan terhadap bahaya tegangan sentuh
langsung.
- Pasal 301/1987 : Pengamanan terhadap bahaya sentuh tak langsung.
- Pasal 302/1987 : Ketentuan uum bagi pengamanan terhadap sentuh
tak langsung.
- Pasal 310/1987 : Pengamaman dengan isolasi pengaman.
- Pasal 311/1987 : Pengamaman dengan tegangan extra rendah
pengaman.
- Pasal 312/1987 : Sistem pembumian pengaman.
- Pasal 313/1987 : Sistem pembumiaan netral pengaman.
- Pasal 320/1987 : Peraturan umum untuk elektroda bumi dan
penghantar bumi.
- Pasal 321/1987 : Pemasangan dan susunan elektroda bumi dan
penghantar bumi.
P.U.I.L. BAB 8 : Ruang dan Instalasi khusus
- Pasal 860 C /1987 : Tindakan pengaman
S.L.I 030/1986 : Konduktor tembaga telanjang jenis keras (BCCH).
S.L.I.031/1986 : Konduktor tembaga telanjang jenis keras (BCC ½ H)
97
SPESIFIKASI TEKNIS

S.P.L.N.3/1978 : Pentanahan jaringan tegangan rendah PLN &


pentanahan instalasi.

f. Kabel, Rak Kabel dan Konduit


1. Standar
P.U.I.L. BAB 2 : Peraturan dasar
- Pasal 213 / 1987 : Resistans isolasi
P.U.I.L. BAB 7 : Penghantaran dan pemasangannya
- Pasal 700/1987 : Umum
- Pasal 701/1987 : Identifikasi penghantar dengan warna
- Pasal 710/1987 : Pembebanan penghantar.
- Pasal 730/1987 : Isolator, pipa instalasi dan kelengkapannya.
- Pasal 740/1987 : Syarat umum pemasangan penghantar (sampai
dengan 1000 volt)
- Pasal 741/1987 : Sambungan dan hubungan
- Pasal 742/1987 : Instalasi dalam bangunan
- Pasal 743/1987 : Pemasangan penghantar dalam pipa instalasi.
- Pasal 750/1987 : Pemasangan kabel tanah.
P.U.I.L. BAB 8 : Ruang dan instalasi khusus
- Pasal 860 B/1987 : Cara perawatan dan perlengkapan
S.L.I. 015/1984 : Pedoman pengujian kabel
S.L.I. 055/1986 : Persyaratan komponen PVC untuk isolasi dan
selubung kabel listrik.
S.P.L.N.40/1981 : Tanda-tanda pengenal untuk kawat dan kabel listrik
berisolasi.
S.P.L.N. 56/1984 : Sambungan listrik.
Untuk pemakaian Rak kabel digunakan jenis TSA Tray cable

2. Spesifikasi Kabel, Rak Kabel


1. Kabel
1. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYY/NYFGBY
Luas penampang kabel : 300 mm2
Jumlah inti kabel : 1 (Sau kabel parallel)
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 245 A pada 300C di udara
Aplikasi : Incoming feeder panel P-1.1
2. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYFGBY
Luas penampang kabel : 4 X 95 mm2
Jumlah inti kabel : 4
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 370 A pada 300C di udara
Aplikasi : Incoming feeder panel
3. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal, IKI Panel
Type/jenis : NYY
Luas penampang kabel : 70 mm2
98
SPESIFIKASI TEKNIS

Jumlah inti kabel : 4


Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 285 A pada 300C di udara
Aplikasi : Incoming feeder panel
4. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal, IKI Kabel
Type/jenis : NYY
Luas penampang kabel : 50 mm2
Jumlah inti kabel : 4
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 130 A pada 300C di udara
Aplikasi : Incoming feeder panel AC
5. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal, IKI Panel
Type/jenis : NYY
Luas penampang kabel : 16 mm2
Jumlah inti kabel : 4
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 200 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel suplai pompa
6. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 4 mm2
Jumlah inti kabel : 3
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 25 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel suplai AC dan KKB
7. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 4 mm2
Jumlah inti kabel : 3
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 25 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel suplai stop kontak
8. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 4 mm2
Jumlah inti kabel : 4
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 25 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel suplai stop kontak khusus
9. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 1.5 mm2
Jumlah inti kabel : 3
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 21 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel kontrol saklar
10. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
99
SPESIFIKASI TEKNIS

Type/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 2.5 mm2
Jumlah inti kabel : 3 buah
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 21 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel kontrol AC 1 PK
11. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYM
Luas penampang kabel : 4 mm2
Jumlah inti kabel : 3 buah
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 21 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel kontrol AC 2 PK
12. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYY
Luas penampang kabel : 300 mm2
Jumlah inti kabel : 1 buah
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : 710 A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel incoming feeder substation
13. Pabrik/merk : Tranka, Kabelindo, Kabel Metal
Type/jenis : NYY
Luas penampang kabel : - mm2
Jumlah inti kabel : 3 buah
Tegangan nominal : 0,6/1 kilo volt
Kapasitas arus : - A pada 300C di udara
Aplikasi : Kabel kontrol saklar

3. Kable Rack/Trangking Kabel


Untuk kabel rak harus disesuaikan dengan gambar rencana besar dan modelnya
rak kabel sesuai dengan gambar kerja, yang telah disetujui oleh pemilik proyek
dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, adapun type rack yang
digunakan merk TSA atau yang setara.
Untuk kabel, rak kabel dan konduit lain serta accessoriesnya yang belum tertulis
dalam spesifikasi ini, Kontraktor diwajibkan mengirimkan spesifikasinya untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

3. SPESIFIKASI PEKERJAAN
1. Umum
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memperhatikan semua
spesifikasi dan gambar-gambar kerja sampai mengerti dan semua perangkat listrik
atau instalasi listrik harus diuji sampai siap untuk dioperasikan.
Jika ada alat, material atau pekerjaan yang tidak ada dalam gambar yang menunjang
pada pekerjaan listik atau ada perlengkapan yang sifatnya insidentil tetapi diperlukan
untuk kelancaran pada pekerjaan sampai siap untuk dioperasikan, maka Kontraktor

100
SPESIFIKASI TEKNIS

harus menyediakan dan memasangnya tanpa meminta biaya atau ongkos kepada
Pemilik Pekerjaan.
Langkah-langkah yang sifatnya khusus dan tidak ada dalam spesifikasi ini, tetapi
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi dan operasi diserahkan kepada kontraktor
untuk menyelesaikannya, asalkan dapat membuktikan sama atau lebih baik dari
peraturan ini.
Gambar-gambar listrik diantaranya secara diagramatik dan menunjukkan rencana
peletakan secara global. Gambar-gambar dan / atau uraian-uraian untuk peletakan
material secara terperinci dapat dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan atau
Perencana.
Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar kerja dalam melaksanakan semua
pekerjaannya.
Semua perlengkapan dan alat-alat kerja menjadi tanggungan Kontraktor.
Biaya pengangkutan semua material-material dan perlengkapan kerja ke lokasi
pekerjaan adalah tanggungan Kontraktor, termasuk juga pengangkutan material-
material yang disediakan oleh Pemilik Proyek (jika ada).

2. Instalasi Penerangan
Yang dimaksud pada pekerjaan ini ialah semua pengadaan dan pemasangan
material yang berhubungan dengan instalasi penerangan berikut dengan instalasi
fasilitas penunjang lainnya, seperti conduit, boks, terminal kabel, dan lain-lain.
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam paket pekerjaan instalasi penerangan ini diantaranya adalah:
a) Pengadaan dan pemasangan semua lampu pada bangunan berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
b) Pengadaan dan pemasangan semua saklar lampu berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
c) Pengadaan dan pemasangan semua stop kontak berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
d) Pengadaan dan penarikan kabel lampu dari masing-masing panel akhir ke setiap
titik lampu sebagaimana yang terlihat dalam gambar rencana berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
e) Pengadaan dan penarikan kabel stop kontak dari masing-masing panel akhir ke
setiap titik stop kontak sebagaimana yang terlihat dalam gambar rencana berikut
dengan fasilitas penunjangnya.
f) Pengadaan dan pemasangan rak kabel untuk di atas langit-langit berikut dengan
fasilitas penunjangnya.

Syarat-syarat Pemasangan
1. Jika digunakan pipa conduit, maka di dalam pipa tersebut tidak boleh ada
sambungan kabel, sambungan harus dilaksanakan dalam kotak sambung atau
kotak cabang yang diperuntukkan bagi maksud tersebut.
2. Kotak sambung dan kotak hubung dari kabel instalasi yang mempunyai lapisan
pelindung harus dibuat sedemikian rupa sehingga cukup memberi jaminan
bahwa kelembaban tidak dapat masuk sehingga inti kabel tidak menjadi rusak.
3. Armature penerangan, fitting lampu dan lampu harus dibuat sedemikian rupa
sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang terbuat dari logam
101
SPESIFIKASI TEKNIS

pada waktu pemasangan atau penggantian lampu atau dalam keadaan


terpasang, teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.
4. Central distribution circuit, distribution boards dan tiang penerangan harus
terbebas dari bagian yang bertegangan dan harus ditanahkan.

3. Pemasangan Pentanahan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan pentanahan disini ialah pengadaan
dan pemasangan semua material yang berhubungan dengan system pentanahan
netral pada panel distribusi listrik berikut dengan fasilitas penunjangnya.
Semua system pentanahan panel distribusi tenaga listrik harus saling dihubungkan
menjadi sebuah system pentanahan terpadu dan dihubungkan juga dengan system
pentanahan yang telah ada.
Lingkup Pekerjaan
a) Pengadaan dan pemasangan inspection pit (brick) di sekeliling luar bangunan
dengan posisi seperti yang terlihat dalam gambar rencana berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
b) Pengadaan dan pemasangan electrode pentanahan di setiap inspection pit
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
c) Pengadaan dan penarikan grounding line untuk pentanahan netral system
tenaga dengan jalur seperti yang terlihat dalam gambar rencana berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
d) Penggalian dan pengurugan kembali saluran konduktor pentanahan (grunding
line).
Syarat-syarat Pemasangan
1. Ketika memilih dan menyusun suatu elektroda tanah harus diperhatikan kondisi
setempat, sifat tanah dan tahanan pentanahan yang diperkenankan.
2. Permukaan elektroda harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu
dan kerikil yang langsung mengenai elektroda dapat memperbesar tahanan
pentanahannya, oleh karenanya hal ini harus dihindarkan.
3. Elektroda batang pentanahan harus dimasukkan ke dalam tanah setegak
mungkin.
4. Hantaran pentanahan harus tahan terhadap kekuatan-kekuatan mekanis yang
mengenainya.
5. Ditempat penembusan langit-langit atau dinding dan ditempat yang ada bahaya
kerusakan mekanis, maka hantaran pentanahan harus diberi pelindung.
6. Hantaran pengaman harus diberi tanda warna hijau-kuning.
7. Pada hantaran pentanahan harus dipasang sambungan yang dapat dilepas
untuk pengujian tahanan pentanahan dan ditempatkan pada tempat yang mudah
dicapai.
8. Sambungan antara hantaran pentanahan dan elektroda harus kuat secara
mekanis dan dapat menghantarkan listrik dengan baik, misalnya dengan
sambungan las atau dengan sambungan baut yang tidak mudah lepas sendiri.
Pada penggunaan klem, misalnya pada elektroda pipa harus digunakan baut
dengan diameter yang sesuai.
9. Sambungan dalam tanah jika perlu harus dilindungi terhadap korosi.

102
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Pekerjaan Penarikan Kabel


Yang dimaksud dengan pekerjaan penarikan kabel di sini adalah pengadaan dan
penarikan semua kabel yang berhubungan dengan instalasi distribusi tenaga listrik
dari substation ke setiap panel distribusi dan kabel untuk instalasi penerangan luar
bangunan (instalasi penerangan taman dan jalan), berikut dengan instalasi fasilitas
penunjangnya.
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini diantaranya adalah :
1. Pengadaan dan penarikan semua kabel outgoing feeder substation ke masing-
masing panel distribusi seperti yang terlihat dalam gambar rencana lay out cable,
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
2. Pengadaan dan penarikan kabel untuk instalasi penerangan jalan dan taman
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
3. Pengadaan dan pemasangan dak kabel untuk saluran distribusi dari substation
ke shaft listrik dalam bangunan berikut dengan fasilitas penunjangnya.
4. Pengadaan dan pemasangan semua conduit yang diperlukan untuk proteksi
kabel distribusi dan kabel penerangan taman dan jalan dengan posisi seperti
yang terlihat pada gambar rencana, berikut dengan fasilitas penunjangnya.
5. Penggalian dan pengurugan kembali galian semua saluran kabel bawah tanah,
berikut dengan fasilitas penunjangnya.

Syarat-syarat Penarikan Kabel


1. Semua kabel-kabel yang dipasang pada tempat-tempat tertentu yang
kemungkinan kabel tersebut akan rusak karena beban mekanis ataupun karena
kena panas, maka kabel tersebut harus diberi conduit atau pelindung dari
bahaya-bahaya mekanis tersebut.
2. Semua kabel-kabel yang kemungkinan terendam dalam air, juga harus diberi
conduit dan diberi seal.
3. Semua conduit yang digunakan harus terbuat dari pipa PVC.
4. Ujung-ujung kabel yang akan disambung ke terminal peralatan harus dilengkapi
dengan sepatu kabel atau mof ujung (sealing end).
5. Apabila dalam penarikan kabel ada kabel yang kurang panjang dan perlu
disambung, maka harus dilakukan penyambungan dengan menggunakan mof
sambung (joint) yang sesuai dengan ukuran, tegangan dan spesifikasi kabel.
6. Untuk kabel-kabel yang mempunyai berat persatuan panjang besar, maka cara
penarikannya harus menggunakan rol.
7. Semua kabel yang dipasang harus diberi tanda atau dinomori yang memberi
kode antara terminal dan panel mana kabel tersebut berhubungan.
8. Semua kabel yang akan dipasang harus diuji tahanan isolasinya dengan
menggunakan Megger yang sesuai.

5. Pemasangan Panel
Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan panel disini adalah pengadaan dan
pemasangan semua material yang berhubungan dengan Panel Distribusi tenaga
listrik berikut dengan semua isi dan fasilitas penunjangnya.
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini diantaranya adalah :
103
SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pengadaan dan penarikan semua Lighting Distribution Panel (DP) lengkap


dengan semua isinya dalam shaft listrik lantai satu berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
2. Pengadaan dan pemasangan Sub Distribution Panel (SDP-SDP) lengkap
dengan semua isinya dalam shaft listrik lantai dua berikut dengan fasilitas
penunjang lainnya.

Syarat-syarat Pemasangan
1. Panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan harus
ditempatkan pada tempat yang cukup bebas.
2. Panel harus dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga pemeliharaannya
mudah dan aman serta bagian yang penting mudah dicapai.
3. Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada panel harus
menggunakan terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat
dilakukan dengan mudah, teratur dan aman.
4. Semua kabel yang keluar atau masuk dari panel harus diberi cable gland.
5. Tiap penghantar fase, penghantar netral dan penghantar atau rel pembumi harus
dapat dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda yang sesuai.
6. Pemisah harus dipasang, dibuat atau dilindungi sedemikian rupa sehingga pada
keadaan terbuka semua bagian bertegangan cukup diamankan terhadap
sentuhan langsung.
7. Semua bagian logam yang ada pada keadana normal tidak bertegangan harus
dibumikan secara baik.
8. Dinding panel harus cukup tebal sehingga ketahanannya terhadap gaya mekanis
memenuhi syarat dan harus kedap air.
9. Testing dan Komisioning
10. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan-peralatan dan instrument-
instrumen yang akan digunakan untuk testing.
11. Testing harus sempurna dan memuaskan, semua peralatan harus dapat bekerja
sesuai dengan urutan kerjanya.
12. Testing harus dilakukan oleh Kontraktor dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan,
Perencana dan Pemilik Proyek.
13. Semua kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.
14. Semua pekerjaan dapat dianggap selesai apabila semua testing berjalan dengan
sempurna, lancer serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik Proyek.

Penyelesaian Pekerjaan
Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan tingkat akhir guna penyelesaian dan
perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan.

104
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 30
SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN ELEKTRONIKA

3.1. UMUM
Peralatan elektronik yang akan digunakan pada bangunan gedung Poltek Negeri Fak-fak ini berupa
system jaringan telepon dan kabel internet data, system jaringan televise, system jaringan alarm
kebakaran, system jaringan pengeras suara dan system CCTV. Peralatan utama sebagian akan
dipasang pada panel di ruang elektrik.
3.1.1. Lingkup pekerjaan
Sistem yang akan dipasang harus sudah difabrikasi, diuji, dan dikonfigurasi untuk memenuhi
kebutuhan yang diuraikan dalam spesifikasi ini. Spesifikasi ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan performansi dari integritas dan keandalan system.
3.1.2. Penawaran
Kriteria berikut akan dipertimbangkan dalam penawaran :
 Biaya dari keseluruhan sistem
 Biaya untuk konfigurasi dan paket implementasi
 Fleksibilitas sistem untuk modifikasi dan pengembangan pada masa yang akan datang.
 Keamanan sistem terhadap kegagalan
 Kemampuan Pemasok untuk mendukung sistem yang terpasang.
 Pengoperasian dan pengkonfigurasian yang tidak membutuhkan pengalaman khusus.
 Jaminan performansi yang ditawarkan.
 Ketersediaan suku cadang.

3.1.3. Kewajiban Pemasok


Pemasok harus bertanggung jawab penuh untuk menyediakan semua kebutuhan yang
diperlukan dalam spesifikasi ini.
Tanggung jawab Pemasok termasuk :
 Sistem detail perencanaan
 Perangkat keras dan lunak (jika ada)
 Sistem dokumentasi
 Prosedur rekomendasi pemasangan
 Sistem pengujian
 Rekomendasi suku cadang (2 tahun)
 Sistem penunjang pemasangan
 Supervisi untuk pemasangan dan pengujian
 Pelatihan

3.2. KEBUTUHAN TEKNIS


3.2.1. Kondisi Lingkungan
Peralatan elektronika akan dipasang dalam ruangan ber-AC dan area klasifikasi listrik “Non
Hazardous”. Selama operasi normal temperature dikontrol dengan variasi antara 200C to 400C
dan kelembaban yang relative tinggi.
3.2.2. Sumber Tegangan
Semua peralatan yang akan disuplai harus dapat beroperasi untuk tegangan 220 VAC, 50 Hz,
fasa tunggal.
3.2.3. Pentanahan
105
SPESIFIKASI TEKNIS

Pentanahan akan dihubungkan bersama pada satu titik yang sama. Semua peralatan harus
disediakan titik pentanahannya.

3.3. PELAYANAN
3.3.1. Training
Pemasok harus merekomendasikan pelatihan untuk operator dan bagian perawatan. Pemasok
harus melengkapi penawarannya untuk biaya pelatihan di lapangan dan atau di tempat pelatihan
Pemasok.
3.3.2. Jaminan
1. Pemasok menjamin material dan peralatan terhadap cacat dari perencanaan atau cacat
produksi, selama satu tahun sejak pertama kali digunakan, paling lambat dua tahun sejak
ditandatanganinya kontrak.
2. Pemasok menjamin pengoperasian pemakai yang benar dari sistem terutama terhadap
kesalahan-kesalahan yang belum diuji dan yang tersembunyi selama satu tahun sejak
penyerahan pengoperasian dan harus memperbaiki cacat selam perioda ini.
3.3.3. Suku Cadang
Daftar suku cadang yang direkomendasikan diperlukan untuk mengoperasikan dan merawat
selama dua tahun harus disertakan dalam penawaran Pemasok.

3.4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN ELEKTRONIK


3.4.1. Umum
Pekerjaan-pekerjaan Elektronik yang termasuk dalam paket pekerjaan Pembangunan Gedung
Terminal Petikemas Kariangau Pelabuhan Balikpapan ini diantaranya adalah :
 Pengadaan dan pemasangan sistem jaringan telephone.
 Pengadaan dan pemasangan sistem jaringan TV.
 Pengadaan dan pemasangan sistem MATV.
 Pengadaan dan pemasangan sistem jaringan alarm kebakaran.
 Pengadaan dan pemasangan sistem jaringan pengeras suara.
 Pengadaan dan pemasangan sistem CCTV.
3.4.2. Standar
Kecuali disebutkan secara khusus didalam gambar rencana, maka semua material, metode
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus sesuai dengan peraturan di Indonesia atau
peraturan lain (jika tersedia), adapun standar atau peraturan di Indonesia yang dimaksud antara
lain adalah :
 P.U.I.L. : Peraturan Umum Instalasi Listrik
 L.M.K. : Lembaga Masalah Ketenagaan
 S.I.I. : Standar Industri Indonesia
 S.P.L.N. : Standar Perusahaan Listrik Negara
 S.L.I. : Standar Listrik Indonesia
 S.K.B.I. : Standar Konstruksi Bangunan Indonesia

Untuk kasus dimana standar Indonesia tidak tersedia, maka peraturan yang sama atau minimal
sama dapat dipergunakan, seperti :
 B.S. : British Standard
 J.I.S. : Japanese Industrial Standard
 D.I.N. : Deutsch Industries fur Normung

106
SPESIFIKASI TEKNIS

 V.D.E. : Verband Deutscher Elektrotechniker


 I.E.C. : International Electrotechnical Commission

Untuk material yang tidak dispesifikasikan dengan jelas dan tidak ada spesifikasinya dalam
standar Indonesia, I.E.C, J.I.S. atau peraturan yang lainnya, maka penggunaan material yang
dimaksud harus mendapatkan persetujuan secara spesifik terlebih dahulu dari Pemilik Proyek
atau Direksi Pekerjaan.
3.4.3. Pemeriksaan dan Pengujian
a. Semua material yang disediakan oleh Pemasok yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini harus memenuhi standar yang telah ditetapkan serta mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan .
b. Material-material yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipasang dan harus dipindahkan
dari lokasi pekerjaan.
c. Jika Pemasok dengan sengaja atau tidak, memasang material atau peralatan yang tidak
sesuai dengan ketentuan, Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan pembongkaran
terhadap material atau peralatan yang telah dipasang dan Pemasok wajib
melaksanakannya.
d. Jika ada material yang diusulkan oleh Pemasok untuk digunakan dalam pekerjaan ini,
maka Pemasok wajib melampirkan sertifikat pengujian material tersebut yang dilakukan
oleh pabrik pembuatnya dengan biaya sendiri, apabila Direksi Pekerjaan memintanya.
e. Pengujian material atau hasil pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh Pemasok dan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau petugas yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan untuk
diperlihatkan bahwa material atau hasil pekerjaan tersebut sudah memenuhi semua
spesifikasi yang relevan.
f. Kehilangan dan/atau kerusakan material adalah tanggung-jawab Pemasok.
g. Direksi Pekerjaan berhak menolak sebagian atau semua material yang akan digunakan
pada pelaksanaan pekerjaan ini jika tidak memenuhi spesifikasi yang disetujui dan
Pemasok harus segera mengganti material tersebut.
h. Alat-alat untuk menguji material yang akan dipasang pada proyek ini menjadi tanggung
jawab Pemasok.

3.4.4. Spesifikasi Material


Telephone System
a. Facsimile
Brand : Philips, Panasonic, Siemens, Toshiba, Hitachi, NEC
Order No. : -
Type : Integrated telephone system
Doc. Width : 216 mm
Recording Methode : Thermal
Transmission Time : 15 -20 s
Record paper : 30 m
Power Supply : 220 VAC
Facilities : Auto paper cutter, extension line/phone transfer, auto
voice/fax receiving, multi copier, redial, halftone, LCD
display, paper save, memory, hand free.
b. Telephone
Brand : Philips, Panasonic, Siemens, Toshiba, Hitachi, NEC
107
SPESIFIKASI TEKNIS

Order No. : -
Type : Standar
Facilities : Memory, Recall, Flash, Pause Ringer LED indication
Ringer selector : Pulse/tone & adjustable
Volume : Adjustable
Mounting : Desk/wall
Colour : White / White grey
c. Telephone
Brand : Phillips, Panasonic, Siemens, Toshiba, Hitachi
Order No. : -
Type : Digital display
Facilities : Memory, Recall, Flash, Pause, Mute, Ringer ED indication,
Hand free operation, Memory Back-up, Clock/call duration.
Ringer selector : Pulse/tone & adjustable
Volume : Adjustable
Mounting : Desk/wall
Colour : White/White grey
d. Personal Computer
Brand : Acer, IBM, Dell, Compaq, HP.
Order No. : -
Processor : Intel Pentium Core 2 Duo 2,7 MHz
DDRAM : 4 Gb Suppor Double
Disk Drive : 3,5” floppy & CD ROM
Harddisk : 250 GB
Expansion Slot : 6
Local Bus Arch. : PCI
Monitor : 21” LCD
Incl. : Printer hp, Desk Olympic, Stabilisator 1000 VA, DOS &
Software.
e. Central Exchange
Brand : Phillips, Panasonic, Siemens, Transtel , NEC, Hitachi
Order No. : -
Type : Microprocessor based
Processor : 16 bit
Input/Output : 28 lines
Expandable : 25%
Interface : analog/digital extension
analog/digital trunk
analog/digital tie-lines
Power Supply : 220 VAC
Include : - Aux. Interface : operator console, paging, music on
hold, voice mail, announcer.
- Power supply
- Lighting & overvoltage protection
Extension user facilities
Abbreviated dialing : Direct dialing out (DDO)
- Common pool Display extension
108
SPESIFIKASI TEKNIS

- Individual Display of call answering in enquiry


Absence/presence indication Diverted call number display
Add-on conference Diversion active indication
Alternative routing Don’t disturb
Automatic camp on busy Don’t disturb indication
Automatic ring back indication Door telephone
Automatic ring back when : Door opener

- Absent (next used) Emergency alarm extension


- Busy Enquiry:
Break-in protection - Call hold
Businessman line (PLE) - With exchange line access
Call charge metering - With shuttle
Call forwarding on : Executive recording
- Don’t answer (priority to operator) :
- Absent - Facility Class
- Absent Group - Access Code
- On Busy Executive / secretary combinations
Call logged when absent Executive / Secretary presence
Call offer (camp on busy) indication
Call park Extension break-in
Call pickup: (executive override)
- From any extension Follow-me:
- Within hunting group - to internal destinations/extensions/
Call transfer before answer - Groups
Call transfer to : - to external destinations
- extensions - to paging destinations
- operator - to fixed destinations
Call waiting (camp on busy) Follow-me activation :
Call waiting indication - From own set
Called number display - by remote set
(voice and data) - by operator
Calling number display Follow-me indication
- Calls for” indication Follow-me protection
- Calls by” indication Function keys
Camp on busy extension General facility cancel code
Camp on busy initiated by calling party Group follow – me
Camp on call indication Group hunting:
Commonn Answering Night Service - Cyclic
Data protection by : - fixed
- facility class Group status indication
Dial follow-me originator (voice and data)
Digital extensions Hot line (delayed or not delayed):
Integrated key functionality : - internal/external destinations
- single key access to : Individual tax metering
- facilities Intercom
- lines/routes Second line operation
109
SPESIFIKASI TEKNIS

- extensions Simultaneous data and voice calls


- single keystroke call pick up Status monitoring for :
Last external number repetition - facilities
Message waiting indication - lines/routes
Metering indication - extensions
Multiple-ring group Trunk priority allocation
Music or tone on hold Trunk priority allocation per user
Post dialing on trunks group
Privileged route selection (privileged extension) :
Upgrading and downgrading of individual extensions
Upgrading and downgrading of traffic calls with
password dialing

Operator facilities
Abbreviated dialing Operator to operator transfer
- common pool Operator queues :
- individual - 4 for external calls
Administrative mode - 2 for internal calls
Alarm display on set - 1 for rerounted calls
Alarm indications Outgoing call assistance on :
Alternative routing - delay
Automatic supervision of delay times - demand
Automatic camp on busy Outgoing trunk group selection
Automatic switch-over to night service Overflow extension
Blind operation Password protection
Operational maintenance from set Long queue indication
Post dialing on trunks Manual switch-over to night service
Busy override on : Queue length display
- busy extension Release both parties
- busy trunks Series calls
Call queueing on : Suppression of undesired repeat calls
- hold Trunk group busy indication
- recall and repeat calls Voice paging
- new trunk calls with long queue Extension status display
Indication Exchange name announcer
- new internal calls with priority Fast call handling
Indication Flash indicator for inter-
Call set up supervision operator calls
Call splitting (exclusion) Give a line
Call transfer before answer Incoming call answering priority
Display of incoming call transfer with or-
- calling/called extension without announcement
- number of call charge pulses Individual attention marking
- trunk group and line number Inter-operator calls
- time Inter-operator call indication
- call duration Line status display

110
SPESIFIKASI TEKNIS

Sistem harus dapat mulai bekerja secara automatis jika listrik mati dan mempunyai EPROM
untuk mem-back-up program dan data serta tambahan batere back-up untuk data yang ada di
RAM.
Aplikasi-aplikasi manajemen jaringan minimum yang harus dimiliki :
 Pengelola akuntansi untuk memproses informasi biaya panggilan yang direkam pada
prosesor antara lain dapat menganalisa biaya panggilan secara detail pada setiap nomer
dan dapat secara cepat menghitung tagihan berdasarkan table harga pulsa.
 Pengelola fasilitas sebagai alat bantu program sistem ataupun program akuntansi.
 Pengeola data untuk memindahkan data, fungsi-fungsi perawatan data dan menyimpan
data.
 Pengelola kegagalan untuk mengumpulkan, menampilkan dan menyimpan kegagalan
yang terjadi.
 Pengelola akses untuk mengontrol fasilitas akses seperti “password” dan proteksi
sambungan jarak jauh.
f. Operation Console
Brand : Philips, Panasonic, Siemens, Transtel
Order No. : -
Type : Desk Top
Feature : - Icon user
- Directory search & dialing
- ISDN calling / connected lines display
- Single key alternative number dialing
- Memory keys
- Busy lamp field
- Alpha numerical text messaging
- Headset with quick disconnected
- Password protected
- Handset for monitoring
- Built – in loudspeaker
- Volume control (handset, headset & loudspeaker).
- Operator diretory changed

Display - Incoming call event


- Call status
- Directory information
- Queue length
- System alarm status
- Date & time
Keyboard - Call answering
- Call transfer
- Call park
- Call initiating
- 60 characters min.
- Speed dialing.
- Break-in & listen-in
- Softkey (10 functions min.)
- Night mode
111
SPESIFIKASI TEKNIS

Interface - PABX
- Handset, headset
- Audio input/output
Directory - Number (min.) 20
- Name (min.) 20
- Branch (min.) 15
g. Junction Box/Panel
Brand : MG, AEG, Telemecanique, Clipsal
Order No. : -
Type : Indoor/Outdoor, outbouw
Working Voltage : 24 VDC
Protection Degree : IP 54
Dimension : As required
Colour : RAL 7032
Housing Mat’I : Steel

h. Telephone Cable
Brand : Tranka, Kabelindo, Supreme, IKI Kabelmetal, kabel
Belden.
Order No. : -
Type : R-V (Pe) V
Conductor dia. : 0,6 mm
Core pair : As required
Operating temp. : 20 – 70 C
Peak op. voltage : 300 Volt
i. Telephone Cable
Brand : Tranka, Kabelindo, Supreme, IKI, Kabelmetal, Kebel
Belden
Order No. : -
Type : T – EJ (Pem) E
Conductor dia. : 0,6 mm
Core pair : As required
Operating temp. : 20-70 C
Peak Op. Voltage : 300 Volt
j. Communication Cable
Brand : Belden, BICC
Order No. : -
Type : Serial Communication
Conductor dia. : 0,76 mm
Core pair : As required
Operating temp. : 20-70 C
Peak Op. Voltage : 300 Volt
k. Socket
Brand : MK, Legrand, Philips, AEG, Clipsal, panasonic
Order No. : -
Type : Indoor/Inbouw
Pole : 2 Pair
112
SPESIFIKASI TEKNIS

Aplication : Telephone
Material : PVC
Colour : White
Sistem Telekomunikasi ini juga terhubung dengan sistem data on line antar ruangan dimana
menggunakan kabel data belden dan juga dapat digunakan sebagai jaringan internet LAN.

Television System
a. CD/DVD Disc Plyaer
Brand : Pioneer, Sony, Panasonic, Toa, Toshiba
Order No. : -
Type : Multi disk player, double side player
Facility : Remote
b. VCR Player
Brand : Toshiba, Sony, Panasonic, Venus
Order No. : -
Type : Multi disk player, double side player
Facility : Remote
c. Splitter
Brand : Hills, Ikusi, Drake , Venus
Order No. : -
Type : 4 Way
Side Lose (max). : 16 dB
Freq. Range (min.) : 5 – 800 MHz
d. Booster
Brand : Hills, Ikusi, Drake, Venus
Order No. : -
Type : Line Powered Amp
Power Supply : 30 – 50 VAC
Freq. Range (min.) : 50 – 800 MHz
Grain : Adjustment
Noise (max.) : 5 dB
INPut : VHF, UHF, & Combined
e. Parabolic Antenna
Brand : Jumbo, Gardiner, Echostar, Venus
Order No. : -
Type : Dish, 29 & 12 feet, Motorized operation
Tower : 2,5 m & 2 m
Incl. : Fondation & Receiver
f. Active Cobiner & Panel
Brand : Hills, Ikusi, Drake, Venus
Order No. : -

Jaringan TV dimaksudkan untuk dapat menerima saluran-saluran yang terdiri dari :


- 6 program antenna parabola siaran international
- 24 program antenna parabola siaran lokal
- 1 program Laser Disc & Video Recorder
Active Combiner & panel termasuk didalamnya:
113
SPESIFIKASI TEKNIS

- Receiver
- Modular
- Converter
- Amplifier
- Power Supply
- Power Divider
- Audio/Video Selector
- Panel berikut kelengkapannya (fan, rail, stop kontak dsb)

Kualitas gambar dibuat agar gambar jelas, bebas kedipan dan bintik-bintik jika semua
pesawat TV dinyalakan. Pemasok berkewajiban menambah peralatan bila gambar yang
terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan.
g. Cable
Brand : Visiconic, Kabel Metal, Belden, Falkom/Pro
Order No. : -
Type : Coaxial
Screen : Aluminium or double copper
h. Socket
Brand : Clipsal, Panasonic
Order No. : -
Type : Single
Range (min.) : 40-800 MHz
Colour : White

Fire Alarm & Extinguisher System


a. Smoke Detector
Brand : Gannebo, Apron, Ozeki
Order No. : -
Type : 882/B801
Power supply : 17-28 VDC
Operating temp. : 20 – 70 C
Humidity : 0 – 95% RH
Alarm Indicator : LED
Calibration : Factory set, not adjustable
Loop type : Two wires
b. Heat Detector
Brand : Gannebo, Apron, Ozeki
Order No. : -
Type : 5601/5603
Fix. Temp. limit : 60 C
Power supply : 17-28 VDC
Operating temp. : 20 – 70 C
Humidity : 0 – 95% RH
Alarm Indicator : LED
Calibration : Factory set, not adjustable
Loop type : Two wires
c. Break Glass/Manual Station
114
SPESIFIKASI TEKNIS

Brand : Gannebo, Apron, Ozeki


Order No. : -
Type : M400K + BBS-X
Switch rated : 3A
d. Sirine & Lamp Strobe
Brand : Gannebo, Apron, Ozeki
Order No. : -
Type : Horn and storbe light, wall mounting
Flash rate : 1 per 2 sec
Sound level (min) : 80 dB at 10 ft
Power supply : 17-28 VDC
Operating temp. : 20 – 70 C
Humidity : 0 – 95% RH
e. Bell Alarm
Brand : Gannebo, Apron, Ozeki
Order No. : -
Type : SSM24-6
f. Junction Box/Panel
Brand : Gannebo, Apron
Order No. : -
Type : Semi Addresible
Working Voltage : 24 VDC
Protection Degree : IP 54
Dimension : As required
Colour : RAL 7032
Housing Mat’I : Steel
g. MCPFA
Brand : Gannebo, Apron, Ozeki
Order No. : -
Type : NFS-320E
Zone . : 100 Zone/10CO
Capasitas : 159 Fire Detector
Sistem . : Adresible Konvensional
Voltage : 220 Volt
h. Control Cable
Brand : Tranka, Kabelindo, Supreme, IKI, Kabelmetal
Order No. : -
Type : NYY
Conductor dia. : 2,5 mm
Core Pair : 3 cores
Operating temp. : 20 – 70 C
Peak op. voltage : 500 Volt
i. Control Panel
Brand : Gannebo, Apron
Order No. : Type FirePac/FI-99+FI-95
Operating temp. : 20 – 700 C
Power Supply : 220 VAC, 50 Hz
115
SPESIFIKASI TEKNIS

Battery : 24 VDC
Charging Capacity : 9 AH max. (Periode pengisian 48 jam)
Zone : 10 (expandable)
- Piezo sounder for audible trouble signal
- Two-wire smoke detector compatible
- Remote station output, alarm and trouble
- In-panel signal provides :
1. Long pule = resound
2. Short pulse = trouble
3. Steady signal = alarm
- Trouble circuit monitor the following fault conditions (min.)
1. Open detector loop (s)
2. Low battery voltage
3. Missing or disconnected battery
4. Grond fault
5. Low AC voltage
6. Loss of AC power
7. Off normal switch position
8. Open or shorted signaling circuit
- Control switch :
“RESET” for control and detector
“TROUBLE SILENCE” with resound
“DISABLE” to silence alarm
- LED indicating lamp
“ON” AC power
“ALARM” per zone
“TROUBLE”
- Digital Output (alarm) / zone
1. Detector “ON”
2. Manual Station (breakglass) “ON”
3. Sirine / Strobe Lamp “ON”
4. Blower
5. Water Hydrant Valve

Sound System
a. Speaker
Brand : Panasonic, Toa, Philips
Order No. :
Mounting : Ceiling
Rate Input : 3 – 6 Watt (RMS)
Freq. Response (min.) : 120 – 12000 Hz
Input Impedance : Adjustable
SPL (minl) : 92 dB
Speaker type : Cone
Panel Material : ABS Resin
Panel Colour : White
116
SPESIFIKASI TEKNIS

Panel Type : Circle


Speaker dia. : dia. 16 cm
b. Speaker
Brand : Panasonic, Toa, Philips
Order No. :
Mounting : Coloum/10 W
Rate Input : 3 – 6 Watt (RMS)
Freq. Response (min.) : 120 – 12000 Hz
Input Impedance : Adjustable
SPL (minl) : 92 dB
Speaker type : Cone
Panel Material : ABS Resin
Panel Colour : White
Panel Type : Circle
Speaker dia. : dia. 16 cm
c. Attenuator
Brand : Panasonic, Toa, Philips, Inter-M
Order No. : ZV-303 5 – 30 W
Type : Rotary potentiometer
Mounting : Wall
Rate Input (min.) : 3 0 Watt
Finish mat’I : Aluminium, plate
d. Terminal Board
Brand : Panasonic, Toa, Philips, Inter-M
Order No. : -
Connection : Front
Output (min.) : 120
Finish : Munsell/Black
Acc : Mounting screw.
e. Peralatan Utama
Power Amp. 240 V Type : VP-1240B
Paging Microphone : PM-660D/1
Emergency Microphone : PM-660D
Sound Repeater : EV-20R
AM/FM Tuner
Caccete Deck
DVD/MP3/CD Player
Alert Signal Module : V-1014 B
Mixer Frame W : V-1000B
Cabinet Rack W : CR-232P
Speaker Selector 20 Zone
f. Monitor Unit
Brand : Panasonic, Toa, Philips, Inter-M
Order No. : -
Meter : Peak level
Input (min.) : 4 circuit
Finish : Munsell/Black
117
SPESIFIKASI TEKNIS

Acc : Manual, internal cable & cord, mounting screw.


g. Cable
Brand : Tranka, Kabelindo, Supreme, IKI, Kabelmetal
Order No. : -
Type : NYMHY
Conductor dia. : 1,5 mm
Core Pair : 3 cores
Operating temp. : 20 – 70 C
Peak op. voltage : 500 Volt
h. Tape deck
Brand : Sony, Kenwood, Pioner, Inter-M
Order No. : -
Type : Double Cassette
Power Supply : 220 VAC
Facilities : Dolby, NR, mic, jack, headphone jack.
Acc : Cable, mounting screw
i. Equalizer
Brand : Sony, Kenwood, Pioneer, Inter-M
Order No. : -
Type : Analog/Digital 10 band
Power supply : 220 VAC
Facilities : By pass, tape monitor
Acc : Cable, mounting screw

Camera CCTV
a. Camera Dome
Brand : Panasonic, wonwood, Philips
Order No. : TDC-4132-D
Mounting : Ceiling
Kuat Pen : 0,5 Lux Panasonic Colour
b. Outdoor Camera
Brand : Panasonic, wonwood, Philips
Order No. : -
Mounting : In Wall
c. Rotater Camera
Brand : Panasonic, wonwood, Philips
Order No. : -
Mounting : Ceiling
d. Peralatan Utama
Monitor : TFT LCD Monitor 17” MCL170-S
Multiplexer : Panasonic, wonwood, Philips
Type : TFT LCD Monitor 17” MCL170-S
IDRS : 3000A
e. Cable
Brand : Tranka, Kabelindo, Supreme, IKI, Kabelmetal
118
SPESIFIKASI TEKNIS

Order No. : -
Type : Coaxial
Conductor dia. : 1,0 mm
Core Pair : 2 cores
Operating temp. : 20 – 70 C
Peak op. voltage : 12-24V

3.5. SPESIFIKASI TEKNIS


3.5.1. Umum
a. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, Pemasok harus memperhatikan semua spesifikasi dan
gambar-gambar kerja sampai mengerti dan semua perangkat listrik atau instalasi listrik
harus diuji sampai siap untuk dioperasikan.
b. Jika ada alat, material atau pekerjaan yang tidak ada dalam gambar yang menunjang pada
pekerjaan listrik atau ada perlengkapan yang sifatnya insidentil tetapi diperlukan untuk
kelancaran pada pekerjaan sampai siap untuk dioperasikan, maka Pemasok harus
menyediakan dan memasangnya tanpa meminta biaya tambahan kepada Pemilik
Pekerjaan.
c. Langkah-langkah yang sifatnya khusus dan tidak ada spesifikasi ini tetapi diperlukan untuk
pelaksanaan instalasi dan operasi diserahkan kepada Pemasok untuk menyelesaikannya
dengan syarat dapat membuktikan langkah-langkah tersebut sama atau lebih baik dari
peraturan ini.
d. Gambar-gambar listrik yang berbentuk diagram menunjukkan rencana peletakan secara
global. Gambar-gambar dan / atau uraian-uraian untuk peletakan material secara terperinci
dapat dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan atau Perencana.
e. Pemasok harus mengikuti gambar-gambar kerja dalam melaksanakan semua
pekerjaannya.
f. Semua perlengkapan dan alat-alat kerja menjadi tanggungan Pemasok.
g. Biaya pengangkutan semua material-material dan perlengkapan kerja ke lokasi pekerjaan
adalah tanggungan Pemasok, termasuk juga pengangkutan material-material yang
disediakan oleh Pemilik Proyek (jika ada).
3.5.2. Pekerjaan Penarikan Kabel
Yang dimaksud dengan pekerjaan penarikan kabel di sini adalah pengadaan dan penarikan
semua kabel yang berhubungan dengan instalasi berikut dengan fasilitas penunjangnya.
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini diantaranya adalah :
a. Penggalian dan pengurugan kembali galian semua saluran kabel bawah tanah.
b. Pengadaan dan pemasangan trunking kabel di bawah/atas lantai berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
c. Pengadaan dan pemasangan trunking kabel sekelilingn dinding bangunan berikut dengan
fasilitas penunjangnya.
3.5.3. Syarat-syarat Penarikan Kabel
a. Semua kabel-kabel yang dipasang pada tempat-tempat tertentu yang mungkin akan rusak
karena beban mekanis ataupun karena terkena panas, maka kabel tersebut harus diberi
conduit atau pelindung dari bahaya-bahaya tersebut.
b. Semua kabel-kabel yang kemungkinan terendam dalam air, juga harus diberi conduit dan
diberi seal.
c. Semua conduit yang digunakan harus terbuat dari pipa Galvanis dengan tebal pipa
minimum 2 mm.
119
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Ujung-ujung kabel yang akan disambung ke terminal peralatan harus dilengkapi dengan
sepatu kabel.
e. Apabila dalam penarikan kabel ada kabel yang kurang panjang dan perlu disambung, maka
harus dilakukan penyambungan dengan menggunakan mof sambung (joint) yang sesuai
dengan ukuran, tegangan dan spesifikasi kabel.
f. Untuk kabel-kabel yang panjang, maka cara penarikannya harus menggunakan rol.
g. Semua kabel yang dipasang harus diberi tanda atau dinomori yang memberi kode antara
terminal dan panel kabel tersebut berhubungan.
h. Jika digunakan pipa conduit, maka di dalam pipa tersebut tidak boleh ada sambungan
kabel, sambungan harus dilaksanakan dalam kotak sambungan atau kotak cabang.
i. Kotak sambung atau kotak hubung dari kable instalasi yang mempunyai lapisan pelindung
harus dibuat sedemikian rupa sehingga cukup memberi jaminan bahwa kelembaban tidak
dapat masuk sehingga inti kabel tidak menjadi rusak.
j. Sistem pengkabelan harus dibuat sedemikian rupa sehingga semua bagian yang
bertegangan dan bagian yang terbuat dari logam pada waktu pemasangannya atau
penggantian teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.

3.5.4. Pemasangan Panel


Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan panel di sini adalah pengadaan dan
pemasangan semua material yang berhubungan dengan panel dan kotak hubung berikut
dengan fasilitas penunjangnya.
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini diantaranya adalah :
a. Pengadaan dan pemasangan panel Central Exchange dan kotak hubung telepon lengkap
dengan semua isinya di tiap-tiap lantai dan didalam ruang control berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
b. Pengadaan dan pemasangan panel Interkom lengkap dengan semua isinya pada tiap-tiap
lantai berikut dengan fasilitas penunjangnya.
c. Pengadaan dan pemasangan panel dan kotak hubung alarm kebakaran lengkap dengan
semua isinya untuk tiap-tiap zone berikut dengan fasilitas penunjangnya.
d. Pengadaan dan pemasangan panel TV lengkap dengan semua isinya dalam ruang control
berikut dengan fasilitas penunjangnya.
e. Pengadaan dan pemasangan panel pengeras suara lengkap dengan semua isinya dalam
ruang control berikut dengan fasilitas penunjangnya.
f. Pengadaan dan pemasangan panel dan kotak hubung automatisasi bangunan lengkap
dengan semua isinya pada tiap-tiap lantai dan ruang kontrol berikut dengan fasilitas
penunjangnya.
3.5.5. Syarat-syarat Pemasangan Panel
a. Panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapid an harus ditempatkan pada
tempat yang cukup bebas.
b. Panel harus dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga pemeliharaannya mudah
dan aman serta bagian yang pentingnya mudah dicapai.
c. Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada panel harus menggunakan
terminal sehingga kabel dengan komponennya dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan
aman.
d. Semua kabel yang keluar atau masuk dari panel harus diberi cable gland.
e. Tiap penghantar fase, penghantar netral dan penghantar atau rel pentanahan harus dapat
dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda yang sesuai.
120
SPESIFIKASI TEKNIS

f. Pemisah harus dipasang/dibuat sedemikian rupa sehingga pada keadaan terbuka semua
bagian bertegangan cukup aman terhadap sentuhan langsung.
g. Semua bagian logam yang pada keadaan normal tidak bertegangan harus dibumikan
secara baik.
h. Dinding panel harus cukup tebal sehingga tahan terhadap gaya mekanis dan harus kedap
air.
3.5.6. Testing dan Komisioning
a. Pemasok harus menyediakan semua peralatan-peralatan dan instrument-instrumen yang
akan digunakan untuk testing.
b. Testing harus sempurna dan memuaskan, semua peralatan harus dapat bekerja sesuai
dengan urutan kerjanya.
c. Testing harus dilakukan oleh Pemasok dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, Perencana
dan Pemilik Proyek.
d. Semua kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan ini adalah tanggung jawab
Pemasok.
e. Semua pekerjaan dapat dianggap selesai apabila semua testing berjalan dengan
sempurna, lancer serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik Proyek.
3.5.7. Penyelesaian Pekerjaan
Yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan tingkat akhir guna penyelesaian dan perbaikan-
perbaikan yang mungkin diperlukan.
1. Pekerjaan Toilet / Sanitair
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini ialah memasang alat-alat sanitair seperti di
bawah ini:
a) Memasang Closet duduk menggunakan merk Toto type standard berikut
dudukannya, sehingga berfungsi dengan baik.
b) Memasang urinoir merk Toto type U 57 M (Moslem) berikut peralatannya
sehingga dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
c) Memasang Washtafel merk Toto type L 522 dan TGL 522 MPAV2 berikut
meja beton lapis keramik berikut peralatannya sampai sehingga dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.
d) Memasang Floor drain merk Toto dengan material logam aluminium
sedemikian rupa sehingga berfungsi dengan baik.
e) Memasang Kran merk Toto jenis putih diameter ½ inchi untuk washtafel,
KM/WC atau pada tempat lain sesuai dengan gambar rencana.
f) Memasang Soap holder type S-156 N (220 x 109 mm)
g) Memasang kaca cermin tebal 5 mm ukuran 80 x 120 cm.
h) Memasang perlengkapan/accessories yang berhubungan dengan pekerjaan
Sanitair.
2. Pekerjaan Instalasi Plumbing
a) Instalasi Air Bersih
b) Membuat/memasang saluran air bersih dari sumber air ke toilet, urinoir,
kamar mandi, pantry, dan washtafel dengan pipa PVC (disesuaikan gambar
kerja).
c) Pekerjaan Instalasi Buangan Air Kotor
d) Membuat/memasang saluran buangan air kotor dari toilet, urinoir, kamar
mandi, pantry, ruang persiapan saji/saji, washtafel dan dari floor drain yang
dialirkan ke saluran pipa air hujan.
121
SPESIFIKASI TEKNIS

e) Membuat/memasang pipa saluran buangan dari closet yang disalurkan ke


Septictank.
f) Ukuran-ukuran disesuaikan dengan gambar.
3. Pekerjaan Septictank
Membuat septictank dari pasangan ½ batu dengan adukan 1 : 4 dan diplester
kedap air luar / dalam dengan adukan 1 : 2 dengan tutup plat beton bertulang dan
pipa pembuang bau.
Membuat 1 (satu) buah Sumur Peresapan yang susunan konstruksi berikut
ukuran-ukuran sesuai gambar (terdiri dari lapisan batu dan kerikil).
4. Saluran Air Hujan
a) Membuat saluran air hujan sepanjang bangunan depan, belakang, kiri, kanan
dari bahan buis beton berdiameter 20 cm, yang disalurkan ke saluran induk
pembuangan yang telah ada, kedua sisinya dipasang bata dan diplester pada
bagian atas dan dalamya dan diaci.
b) Membuat/memasang bak control ukuran dalam 35 x 35 cm dengan pasangan
bata 1 : 4 dan diplester pada bagian yang terlihat (ukuran-ukuran sesuai
gambar).
c) Membuat/memasang pipa buis beton berdiameter 20 cm yang diberi penguat
dari beton bertulang, yang berfungsi sekaligus sebagai duiker/plat gorong-
gorong.
d) Membuat/memasang pipa buis beton diameter 50 cm yang diberi perkuatan
dari beton bertulang, sebagai pembuangan dari saluran air hujan keliling
bangunan ke saluran induk.
5. Pekerjaan Mechanical Electrical
a) Memasang instalasi dan penarikan kabel listrik gedung dan selasar
penghubung (disesuaikan gambar bestek).
b) Memasang armatur lampu penerangan ruangan dalam gedung (disesuaikan
gambar kerja).
c) Memasang Stop kontak dalam ruangan (disesuaikan gambar kerja).
d) Memasang instalasi dan penarikan kabel untuk Air Condition dalam ruangan
(disesuaikan gambar kerja).
e) Memasang instalasi dan penarikan kabel serta outlet telepon dalam ruangan
(disesuaikan gambar kerja).
f) Memasang instalasi dan penarikan kabel dan speaker sound system dalam
ruangan (disesuaikan gambar kerja).
6. Pekerjaan Lain-lain
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini ialah :
a) Membuat / memasang ornamen-ornamen arsitektur dari cetakan beton di
plester dan diaci, pada bagian atas diprofil sesuai dengan gambar detail dan
difinishing dengan cat tembok Mowilex.
b) Membuat / memasang bak bunga dari pasangan bata di plester dan diaci,
pada bagian atas diprofil sesuai dengan gambar detail dan difinishing dengan
cat tembok Mowilex, sedang pada bagian dalamnya diisi dengan lapisan
tanah merah, pasir dan sebagainya.
7. Pekerjaan Finishing
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini ialah :

122
SPESIFIKASI TEKNIS

a) Membersihkan bekas/puing-puing keluar lokasi proyek agar tampak rapi dan


bersih.
b) Membersihkan kotoran, bekas cat yang kurang rapi, kaca dan semua kotoran
yang melekat pada dinding, plafond dan lain-lain sehingga seluruh pekerjaan
menjadi sempurna.
c) Meratakan halaman di sekeliling bangunan dan dibentuk miring kearah
saluran terbuka yang paling dekat atau kearah saluran air hujan, sepanjang
masih memungkinkan daya tampung air liimpahan dari halaman.
d) Dan lain-lain pekerjaan yang masih dalam lingkup proyek ini.

JENIS-JENIS LAMPU YG DIGUNAKAN DI LOKASI PROYEK ANTARA LAIN :

TCW 090 20 W UNTUK WASTAFEL

123
SPESIFIKASI TEKNIS

TBS 068 2X36 W UNTUK RUANG KANTOR

FBS 145 13/18 W UNTUK KM DAN WC DAN KORIDOR

DECO TWIST SLIM CHIC 32 W UNTUK RUANG UTAMA

124
SPESIFIKASI TEKNIS

MBF 205 SON-T 70W

SGS 113 SON-T 70 W

125
SPESIFIKASI TEKNIS

THETA 18 W UNTUK KORIDOR DAN KM/WC

MPF 931/932 250 W

126
SPESIFIKASI TEKNIS

TCW 097

CRESTBAY SON-T 50/100


CRESTBAY HPI-HPL 250/400 W
SODIUM SON 150-250-400 W

LAMPU JALAN SRX 811 SON-T 250 W

127
SPESIFIKASI TEKNIS

LAMPU TAMAN GRD 18 W

LAMPU TBS 2 X 36 ACRILIC PHILIPS

Apabila ada kekurangan atau rencana kerja yang tidak tercantum dalam speksifikasi
teknik ini, diharapkan kontraktor untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada konsultan
pengawas atau pemilik pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Mengusulkan;
Pejabat Pembuat Komitmen
Balai Pengelola Transportasi Darat
Wilayah XVIII Provinsi Sulawesi Tenggara

ANDI FAIZAH ARSAL, ST.,M.Si


NIP. 19710527 199803 1 011

128

Anda mungkin juga menyukai