Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIS

RENOVASI KONTRUKSI ATAP BANGUNAN


STASIUN SASAKSAAT

PT. KERETA API INDONESIA (Persero)


UNIT BANGUNAN
DAERAH OPERASI 2 BANDUNG
2021
BAB I
KETENTUAN - KETENTUAN UMUM

A. PENDUHULUAN DAN LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Renovasi Kontruksi Atap Bangunan Stasiun Sasaksaat;
Lingkup pekerjaan ini terdiri dari:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Penutup Atap
3. Pekerjaan Pengecatan
4. Pekerjaan Elektrikal
5. Pekerjaan Akhir.
B. PERATURAN-PERATURAN YANG TERKAIT
Disamping ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan dan Syarat - syarat Pelaksanaan
Pekerjaan ini, Peraturan - Peraturan tersebut dibawah ini juga berlaku dalam pelaksanaan pekerjaan :
1. Perprs No. 54 Tahun 2010 dan Perubahan-perubahannya
2. Peraturan Pembebanan Bangunan Indonesia (PBBI)
3. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB – NI.3)
4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI – NI.5)
5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI – 71) dan atau SNI Bton untuk bangunan Gedung
1992 (SKSNI T-15-1991-02)
6. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)
7. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1990-03)
8. Peraturan Portland Cement (SII 0013-81)
9. Peraturan Baja Tulangan Beton (SII 01236-84)
10. Peraturan Kawat Pengikat Beton (SNI 0040-87-A)
11. Peraturan Bata Merah (SII 0021-78)
12. Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A)
13. Peraturan Sambungan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A)
14. Peraturan Kran Rumh Tangga (SNI 0122-1987-A)
15. Peraturan Plamur Tembok (SII 0548-81)
16. Perturan Meni Besi (SNI 0503-1989-A)
17. Peraturan Dempul Kayu (SNI 0347-1989-A)
18. Peraturan Tata Cara Pengecatan Tembok (SKSNI T-10-1999-f)
19. ASTM C144 untuk agregat, C150 untuk protlan cement
20. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintahan setempat, yang
berhubungan dengan permasalahan bangunan.

C. RENCANA KERJA DAN CARA-CARA PELAKSANAAN


Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah SPK, Kontraktor wajib menyerahkan satu rencana kerja
lengkap dengan Bar Chart, kurva S, dan melakukan review gambar desain terhadap kondisi
lapangan sesuai pengarahan yang diberikan oleh Pemberi Tugas.
Rencana Kerja tersebut meliputi :
1. Tanggal untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan dari masing-masing bagian pekerjaan.
2. Jadwal kerja yang diusulkan untuk pekerja-pekerja di lapangan.
3. Jumlah pegawai kontraktor yang diusulkan selama pekerjaan berlangsung dengan disebutkan
fungsi atau keahliannya.
4. Jumlah dan jenis peralatan yang digunakan.

D. BUKU HARIAN
Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-
keputusandan detail-detail dari pekerjaan.

E. LAPORAN MINGGUAN
Kontraktor harus membuat laporan mingguan kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan
tersebut sekurang-kurangnya memuat keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian
kejadian selama satu minggu dan risalah kemajuan sebagai berikut :
1. Jumlah pegawai yang dikerjakan
2. Macam dan jumlah pekerjaan yang telah dilaksanakan.
3. Usulan kemajuan (nilai prosentase) yang telah diselesaikan pada akhir minggu.
4. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk.
5. Macam dan jumlah tambahan pekerjaan dan pengurangan beserta harganya masing-masing.
6. Keadaan cuaca.
7. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
8. Kunjungantamu-tamu lain.
9. Kejadian khusus
10. Photo-photo dokumentasi berwarna ukuran kartu pos rangkap dua dibuat sebelum pekerjaan
dimulai, selama pekerjaan, sampai pekerjaan selesai, atas petunjuk-petunjuk dari Pemberi
Tugas.Laporan tersebut harus tersusun dengan baik yang akan diakumulasikan menjadi laporan
bulanan.

F. PENYAMPAIAN LAPORAN
Laporan disampaikan kepada :
1. Pemberi Tugas
2. Pengawas

G. BANTUAN KEPADA PENGAWAS


Kontraktor wajib atas biaya sendiri mengadakan pegawai dan peralatan atau fasilitas sebanyak yang
diperlukan untuk membantu Pengawas dalam mengadakan pemeriksaan garis-garis permukaan
(levels), pemeriksaan-pemeriksaan pematokan (setting out), pemeriksaan sample material untuk
pekerjaan atau segala pekerjaan yang ada hubungannya dengan kontrak.

H. PENYEDIAAN
Kontraktor harus menyediakan Pemberi Tugaskeet yang memadai dan layak untuk digunakan
sebagai tempat pertemuan dan selalu terjaga kebersihannya. Kontraktor juga menyediakan segala
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang
teratur, termasuk semua tenaga kerja, semua bahan dan semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti alat penarik, alat pengangkut, alat pengeruk, alat pemadat/penumbuk (stamper)
dan sebagainya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut pada
waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang diakibatkannya.

I. PEMBANGKIT TENAGA SEMENTARA


Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan tenaga listrik, maka tenaga listrik yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor, termasuk pemasangan dari kabel-
kabel dan meteran. Biaya pemasangan, penggunaan dan pembongkarannya kembali pada waktu
pekerjaan selesai dibebankan kepada Kontraktor.

J. AIR
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan air, maka air untuk keperluan pekerjaan harus
diusahakan oleh Kontraktor sendiri. Kontraktor harus membayar segala biaya pengadaan
penggunaan dan pembongkarannya kembali.

K. ORANG-ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN


Kontraktor wajib melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.

L. PERLINDUNGAN
1. Bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan pada bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan
sebagainya di lokasi pekerjaan dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
kegiatan kontraktor hingga memuaskan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
2. Saluran Kabel Listrik, Pipa Air, Pembuangan atau lainnya
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diketemukan saluran kabel/listrik, saluran pembuangan atau
utilitas lainnya yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
perlindungan secukupnya sampai Pemberi Tugas mengadakan peninjauan dan memberikan
perintah-perintah selanjutnya. Perlindungan atau perubahan fasilitas ini menjadi beban
kontraktor yang sudah diperhitungkan.
3. Keamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di lokasi pekerjaan hingga kontrak selesai dan diterima
baik oleh PemberiTugas/Pengawas. Kontraktor harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan
dari segala kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh Sub Kontraktor dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air, dengan jalan
melindunginya memakai tutup yang layak, memompa, menimba atau seperti apa yang
dikehendaki atau diinstruksikan.

M. KESEJAHTERAAN, KESELAMATAN KERJA DAN PERTOLONGAN PERTAMA


Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan
yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang berkunjung ke tempat pekerjaan.
Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi Tugas juga harus
memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan mengenai keselamatan kerja yang berlaku.
Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup dan mudah dicapai
untuk pertolongan pertama petugas yang telah terlatih dalam hal pertolongan pertama.

N. GAMBAR PELAKSANAAN DI LAPANGAN


Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu tersedia di lapangan atau di
Pemberi Tugas keet. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat dibaca dan
menunjukan perubahan-perubahan terakhir.

O. UKURAN
Ukuran tertera dengan angka pada gambar harus lebih diikuti dari pada ukuran skala dari gambar-
gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Kontraktor harus segera minta penjelasan
kepada Pengawas di lokasi pekerjaan.

P. KETIDAK SESUAIAN ANTARA GAMBAR DAN URAIAN & SYARAT-SYARAT


Bilamana ada ketidak sesuaian antara gambar-gambar kontrak dengan syarat-syarat umum beserta
uraian dan syarat-syarat maka hal ini harus segera mungkin ditunjukan kepada Pengawas untuk
mendapat keputusan

Q. CONTOH BAHAN
Contoh bahan yang dikehendaki oleh pengawas harus segera disediakan tanpa kelambatan atas
biaya kontraktor, dan contoh-contoh tersebut harus sesuai dengan ketentuan contoh yang telah
disetujui. Contoh bahan yang telah disetujui disimpan oleh pengawas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara mengerjakan yang dipakai tidak sesuai dengan
standard contoh, baik kualitas maupun sifat-sifatnya. Semua bahan yang ditolak oleh Pemberi
tugas harus segera disingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu paling lama 2 x 24 jam setelah
penolakan.

R. PEMERIKSAANDANPENGUJIAN
Dalam pengajuan penawarannya kontraktor harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian
berbagai bahan dari pekerjaan.Kontraktor bertanggung jawab atas biaya pengujian bahan-bahan
termasuk pengujian ulang yang diperingatkan oleh pemberi tugas.

S. PERHITUNGAN DAN GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)


Kontraktor wajib membuat perhitungan-perhitungan (kalkulasi) terinci (apabila diperlukan) dan
gambar-gambar rencana pelaksanaan secara menyeluruh dan gambar rencana pelaksanaan detail
pada masing-masing tahap pekerjaan (shop drawing). Gambar-gambar shop drawing tersebut
harus diserahkan pemberi tugas untuk diperiksa dan disetujui paling lama satu minggu (7 hari
kerja) sebelum pelaksanaan fisik dimulai dan diperbanyak secukupnya untuk keperluan
dokumentasi dan pelaksanaan di lapangan.

T. GAMBAR REVISI ATAU GAMBAR SEBAGAIMANA YANG DILAKSANAKAN (AS


BUILT DRAWING)
Untuk semua penyimpangan perkerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar, baik
penyimpangan itu atas perintah pengawas atau tidak, kontraktor harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang memperlihatkan dengan jelas perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dengan pekerjaan yang dilaksanakan. Seluruh gambar pelaksanaan
tersebut disusun dalam format yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas da ndijilid menjadi atu
bendel.
Gambar-gambar tersebu tharus diserahkan pada waktu penyerahan pertama dan semua biaya
pembuatannya ditanggungoleh Kontraktor .
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini meliputi mobilisasi peralatan, pekerjaan penyiapan kantor Pemberi Tugas dan
pemborong, los kerja, gudang untuk penyimpanan bahan, pengukuran serta pemasangan patok-
patok bouwplank untuk keperluan pekerjaan, pekerjaan bongkaran, pembersihan lapangan dan
perataan tanah.

2. MOBILISASI PERALATAN
Yang dimaksud dengan mobilisasi peralatan adalah transportasi lokal alat-alat dan perlengkapan
proyek yang akan diperlukan sampai ke proyek.

3. LOS KERJA
Los tempat kerja harus ditempatkan di tempat yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.

4. GUDANG BAHAN
 Gudang untuk penyimpanan bahan harus cukup untuk menyimpan bahan yang perlu agar
pelaksanaan berjalan lancar. Gudang harus memenuhi syarat yang diperlukan untuk setiap
jenis bahan yang disimpan, sehingga tidak terjadi penurunan mutu dari jenis bahan yang
disimpan.
 Lokasi gudang akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.

5. AKHIR PELAKSANAAN
Pada akhir pelaksanaan, kecuali kemudian ditentukan lain, semua kantor, los kerja, gudang
beserta peralatannya harus dibongkar atau dipindahkan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas,
tanah bekas penempatan bangunan-bangunan tersebut harus dirapihkan kembali atas biaya
tanggungan pemborong.

6. PENGUKURAN SERTA PEMASANGAN PATOK-PATOK


Pemborong harus mengadakan pengukuran-pengukuran serta pemasangan patok-patok yang
diperlukan untuk pekerjaan pembangunan dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan
ketepatan pengukuran tersebut. Patok-patok serta tanda patok harus dijaga sedemikian rupa
sehingga kedudukannya tetap serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung.
Sebagai titik ketinggian diambil tanda patok elevasi kepala rel dengan peil  0,000 m. Alat ukur
untuk pekerjaan diatas, dipergunakan jenis alat waterpass dan atau theodolite dan wajib diperiksa
terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas. Patok-patok yang harus dibuat berupa patok-patok dari
beton untuk pembuatan titik-titik acuan (reference) dan patok-patok kayu kamper yang
berkualitas baik untuk penentuan titik-titik lainnya. Ketidak cocokan yang mungkin ada antara
lapangan dan gambar harus segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas dan menunggu keputusan.

7. PAGAR PROYEK
 Pagar halaman pekerjaan didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek yang
mengelilingi tapak proyek dengan ketinggian 2.00 meter.
 Pagar proyek tersebut terbuat dari seng gelombang BJLS 27 dipasang pada rangka meranti
dan tiang-tiang dolken/kaso diperkuat dengan angkur serta diberi pondasi beton tumbuk /
setempat.
 Pintu masuk disediakan sekurang-kurangnya 2 (dua) buah atau sesuai instruksi dari
Perencana / Konsultan Pengawas / CM dengan lebar 5.00 meter terdiri dari 2 daun yang dapat
dikunci, dibuat dengan konstruksi yang sama dengan pagar.
 Rangka kayu dan seng gelombang dicat dengan cat yang akan ditentukan oleh Perencana /
Konsultan Pengawas / CM.
 Pagar harus dipelihara kebutuhannya selama pembangunan dan diserahkan dalam keadaan
terpasang baik sampai selesainya atau sesuai instruksi dari Perencana / Konsultan Pengawas /
CM.
 Pagar proyek menjadi milik pemberi tugas sampai selesainya pembanguna proyek ini.
 Di Area pekerjaan agar disiapkan banner k3 dan himbauan permohonaan maaf karena ada
pekerjaan.

8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN DAN PEKERJAAN BONGKARAN


 Pemborong harus melakukan pembersihan lapangan pada seluruh daerah tapak bangunan
yang akan dibuat.
 Pembersihan lapangan juga termasuk pembebasan dari barang-barang lainnya yang tidak
dipakai yang ada di daerah tapak bangunan.
 Pekerjaan-pekerjaan baik pembersihan lapangan dan pembongkaran bangunan harus
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang akan diberikan oleh Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.
 Kerusakan-kerusakan yang terjadi karena kelalaian Pemborong yang tidak mengikuti
petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam melaksanakan pembongkaran harus dipertanggung
jawabkan oleh Pemborong.
 Sebelum pembongkaran area ruang harus disterilkan dahulu dari furniture dan dipastikan
keamanan serta utilitas pembuangan nya dan berkoordinasi dengan Unit Bangunan maupun
pihak user.
 Utilitas pembuangan bongkaran sebisa mungkin jalur terdekat dari area bongkaran.
 Sistem pengakutan buangan bongkaran bersifat tidak langsung yaitu dikumpulkan terlebih
dahulu kemudian diangkut ke luar area.
 Bongkaran yang termasuk dalam lingkup pekerjaan agar dicatat dan dilaporkan kepada
pemberi tugas

9. KEAMANAN PROYEK
Kontaktor diwajibkan untuk menjaga keamanan terhadap barang barang dan bahan lain milik
proyek, Perencana/Konsultan Pengawas/CM dan pihak ketiga yang berada diproyek, baik
terhadap pencurian maupun pengrusakan.
Untuk maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengamanan dari seng atau bahan lain
untuk proyek atau peralatan yang dilindungi.
Bila terjadi kehilangan atau pengerusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan atau pengunduran waktu
pelaksanaan.
Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan ditempat strategis
dan mudah dicapai.
BAB III
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan Penutup Atap di area Stasiun Sasaksaat, meliputi :
 Pemasngan kuda kuda baja ringan
 Pemasangan atap alderon
 Pemasangan talang bangunan
 Pemasangan pipa pvc talang tegak 3”
b. Pekerjaan dipergunakan untuk ruangan-ruangan sesuai dengan gambar perencanaan yang ada
sesuai dengan arahan pemberi tugas dan gambar kerja.

2. MATERIAL
a. Bahan yang digunakan :
 Atap Bangunan : Genteng Metal + Pasir Kwarsa (warna menyesuaikan)
 Rangka Atap : Baja ringan C-75 . 0.8 dan C-75 . 0.6
 Talang datar : Plat Galvanum tb 0.5 mm
 Talang tegak : Pipa PVC AW Ø 3''
 Lispang : Kayu Borneo Uk. 3 x 30 cm
b. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir dan tidak
menyebabkan korosi yang mengakibatkan terjadinya kebocoran.
c. Sebelum dilakukan pekerjaan agar dimintakan approval kepada pemberi tugas

3. PELAKSANAAN
- Atap yang digunakan adalah bahan yang layak dengan mutu terbaik dan telah diperiksa terlebih
dahulu sebelum dimasukan ke site.
- Ukuran panjang, lebar dan tebal atap galvanum harus sesuai dengan yang telah disampaikan
pemberi tugas.
- Permukaan material harus mulus, tidak terdapat cacat, retak dan gompel, serta bentuknya harus
sama untuk masing masing jenisnya
- Atap yang akan di pasang harus sesuai kemiringannya dengan mengacu pada Detail Enginerring
Design (DED).
- Langkah pelaksanaanua terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda kuda baja ringan
- Pemasangan rangka atap secata keseluruhan dan pemasangan penutup atap
- Rangka kuda kuda baja ringan untuk kontruksi harus baru, kokoh dan tidak cacat yang dapat
membahayakan konstruksi.
- Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan
tidak hanya dari gambar kerja untuk memastikan kondisi dengan bangunan
eksisting
- Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan
ditolak dan harus di ganti.
BAB IV
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT PLAFOND

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi penyediaan bahan langit-langit Gypsum Board dan kontruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan plafond Gypsum Board dan kontruksi penggantungnya pada tempat-
tempat yang tercantum pada gambar.
b. Kondisi langit-langit sebelum pemasangan harus benar-benar kering.
c. Pekerjaan langit-langit gypsum board dipergunakan untuk ruangan-ruangan sesuai dengan gambar
perencanaan yang ada.

2. MATERIAL
a. Bahan yang digunakan :
 Bahan : Gypsum Board
 Ketebalan : 9 mm
 Produksi : setara Jaya Board
 Rangka : Hollow galvanum 40 x 40

b. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir.
c. Bahan Perekat tahan air yang digunakan setara dengan Herferin.

3. PELAKSANAAN
a. Cara penggantungan harus sesuai dengan gambar detail.
b. Penyimpanan bahan rangka, gypsum board dan material lain ditempat pekerjaan harus diletakkan
pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak
terkena cuaca langsung.
c. Lembaran-lembaran Gypsum Board yang dipasang telah dipilih dengan baik (tidak cacat,
gelombang) dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
d. Struktur Gypsum Board terpasang; permukaan langit-langit harus dipasang rata, lurus waterpass
dan tidak bergelombang. Sambungan antara unit-unit lembaran Gypsum Board ditutup dengan
Jointing Coumpound atau Corner Flex Tape untuk daerah sudut.
e. Sebelum rangka dipasang, seluruh instalasi M & E yang berada diatas plafond telah terpasang.
f. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
g. Semua unit-unit plafond gypsum harus terpasang rapi dan kuat sesuai pola gambar rencana.
h. Lembaran Gypsum direkatkan pada dinding plafond dengan menggunakan sekrup setiap jarak 30
cm, ditanam sedalam 1-2 mm dari permukaan panel gypsum, agar dapat terisi oleh compound.
i. Seluruh pertemuan sudut antara plafond dengan dinding diberi list profil gypsum sesuai gambar.
BAB V
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, penyiapan tempat dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Pekerjaan pengecatan meliputi seluruh ruangan-ruangan Interior dan Exterior yang
ditunjukkan/diisyaratkan dalam gambar rencana, atau atas petunjuk Konsultan.
2. MATERIAL
a. Cat Besi / Baja / Logam
Besi/baja/logam yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara
menggosok, menyikat dengan sikat baja, logam, kemudian harus segera ditutup dengan cat meni,
cat dasar dan cat akhir dengan lapisan sebagai berikut :
Cat untuk baja/logam yang digalvanis khususnya logam yang diluar (exterior) harus
menggunakan bahan karat dan finished semi duco (setara emco 32) sebagai berikut :
 1 (satu) lapis Etching Primer = 5 microns dry.
 2 (dua) lapis alkyd paint = 2 x 35 microns dry.
 Finsih : gloss.
Cat untuk baja/logam interior oil paint :
 1 (satu) lapis Zinc Chromate Primer = 35 microns dry (Qd grey green primer).
 2 (dua) lapis alkyd paint = 2 x 35 microns dry.
 Finish : semi gloss.
Cat untuk kusen interior :
 1 (satu) lapis alkyd undercoat = 35 microns dry
 2 (dua) lapis alkyd paint = 2 x 35 microns dry.
 Finish = semi gloss/matt setara emco 32
b. Cat Tembok Luar (exterior)
Setelah plesteran tembok kering makan pengecetan tembok baru dapat dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut :
 1 (satu) lapis solvent base sealer
 2 (dua) lapis acrylic HB suede type ICI DULUX Watershield Briliant White 2290 M dan
Platinum Grey 40351 tebal 150 microns – brigde crack s/d 0.7 mm.
 Finish : semi gloss
c. Cat Acrylic Emulsion (Interior)
Dilaksanakan pada permukaan tembok bagian dalam, dinding, atau plafon gypsum beton expose
dengan urutan pengecetan sebagai berikut :
Water base type Dulux Pentalite ICI DULUX Pentalite Briliant White 2290 dan Artic Shadow
40345 (untuk pengecetan dinding/plafond)
 1 (satu) lapis primer.
 2 (dua) lapis Acrylic Emulsion = 2 x 25 microns dry.
 Tingkat pengecetan yang dipakai adalah intercoat.
d. Cat Kayu
Semi kosen kayu dan pintu-pintu kayu :
 1 (satu) lapis wood undercoat
 2 (dua) lapis syntentic alkyd
 Finish : semi gloss.

3. PELAKSANAAN
Contoh atau Standar Pengecatan
a. Sebelum pengecatan, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna
dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Konsultan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan, bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
Pekerjaan Cat Dinding dan Beton Exposed
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding dan beton exposed adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan / atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar, seperti :
 Untuk tembok/kolom Eksterior polos digunakan cat Weathershield Water Based
 Untuk tembok/kolom interior digunakan cat Acrylic Enamel
 Untuk beton exposed, meliputi langit-langit beton, digunakan cat Acrylic Interior
 Warna ditentukan kemudian.
b. Tata cara pekerjaan Pengecatan harus sesuai dengan Petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.
c. Urutan pelaksanaan pekerjaan pengecatan dinding/beton, sekurang-kurangnya meliputi ;
 Pekerjaan persiapan (plamur dan cleaning)
 Lapisan dasar (primer coat) 1 x pengecatan dengan alat semprot/roll
 Wall filler, bila diperlukan
 Lapisan Akhir (finish coat) 2 x pengecatan dengan alat semprot/roll
d. Urutan pelaksanaan pekerjaan pengecatan besi, sekurang-kurangnya meliputi
 Pekerjaan persiapan (lapisan anti karat, scraping/grinding, cleanning)
 Lapisan dasar 60 microns (primer coat) 1 x pengecatan dengan alat semprot
 Lapisan dasar kedua 100 microns (intermediate coat) dengan alat semprot
 Lapisan Akhir 60 microns (finish coat) 2 x pengecatan dengan alat semprot
e. Hasil akhir pekerjaan harus benar-benar rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan tidak kotor.
BAB VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, penyiapan tempat dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan elektrikal yang meliputi
 Pemasangan instalasi titik lampu
 Pemasangan lampu downlight
 Pemasangan saklar ganda
 Pemasangan saklar tunggal
 Pemasangan AC

2. MATERIAL
Bahan bahan pekerjaan elektrikal sebagai berikut
 Pemasangan instalasi titik lampu : Kabel NYM 3 x 2.5 mm2 beserta conduit.
 Pemasangan lampu downlight : Lampu Downlight 22 W DN027BG2 Philips

3. PELAKSANAAN
 Teknik pemasangan instalasi menggunakan sistem instalasi dengan pengaman conduit;
 Semua material instalasi yang digunakan harus baru, berkualitas baik dan tidak cacat serta
memenuhi standard teknis yang berlaku, sesuai persyaratan yang ditentukan oleh SNI,
PLN,danLMK
 Pemasangan instalasi harus kokoh dan rapi;
 Pelaksanaan Pekerjaan elektrikal agar selalu berkoordinasi sehingga tidak mengganggu pelayanan
penumpang dan Perjalanan Kereta Api
BAB VII
PEKERJAAN AKHIR

1. DOKUMENTASI PROYEK
a. Pengambilan foto rekaman proyek diambil pada saat pertama kali dimulai hingga pekerjaan selesai
b. Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa sehingga point-point
pekerjaan penting tidak terlewatkan
c. Pengambilan foto rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai lampiran kelengkapan
administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan
d. Foto rekaman proyek disusun sedemikian rupa dijadikan sebuah album lengkap dengan
keterangannya
e. Semua softfile dari rekaman proyek tersebut dikumpulkan dan dikirim ke pemberi tugas
f. Foto yang diambil harus mencakup / menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat : 0%, 25%,
50%, 75% dan 100%

2. ADMINISTRASI PROYEK
a. Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian dan Laporan Mingguan dikumpulkan pada setiap
awal minggu
b. Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang diserahkan
c. Laporan fisik proyek harus dilampirkan pada saat penagihan.

3. PEKERJAAN UKURAN
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan menurut ukuran yang tercantum didalam
gambar rencana serta Spesifikasi Teknis ini, Kontraktor juga berkewajiban memberitahukan
kepada Pemberi Tugas setiap kana memulai suatu bagian pekerjaan
b. Kontraktor berkewajiban memcocokan ukuran-ukuran satu sama yang lainnya dengan seera
memberitahukan kepada Pemberi Tugas setiap selisih volume pelaksanaan dengan rencana
pekerjaan yang ada pada gambar rencana maupun syarat teknis
c. Semua peralatan serta alat-alat pengukuran yang dipergunakan disediakan oleh pemborong untuk
keperluan pemborong sendiri
d. Pengawas dapat memberikan perintah kepada konstraktor, tanpa mengganti kerugian atau ongkos
untuk pelaksanaan pengukuran-pengukuran guna kepentingan pekerjaan.

4. HALAMAN KERJA
Pembagian halaman kerja dan penempatan bahan-bahan harus diselenggarakan atas persetujuan
Pengawas

5. PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN


a. Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor harus memelihara kebersihan baik lingkungan
proyek atau jalan dari hal-hal yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas jalan penumpang
dan menjamin keamanan dan keselamatan Perjalanan KA.
b. Pada penyerahan pertama pekerjaan, keadaan bangunan harus bersih dan rapi
c. Tempat yang dipergunakan sebagai area base camp, Pemberi Tugas keet, gudang atau
peruntukan lainnya harus dibersihkan dan dikembalikan lagi dengan perbaikan/peningkatan
seperti penanaman pohon peneduh (penghijauan) dan disetujui oleh Pengawas. Tidak
diperkenankan Kontraktor menyisakan limbah sedikitpun.
d. Kontraktor diwajibkan merapihkan hasil pekerjaannya dari segala macam yang mengganggu
kerapihan pekerjaan, seperti material yang tidak diperlukan, kotoran pada tembok dinding,
sampah atau bentuk lainnya.

6. PENYERAHAN PEKERJAAN
Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada Pemberi Tugas
sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian pekerjaan ini.

7. PENUTUP
a. Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis ini harus dilaksanakan
dengan baik dan benar oleh konstraktor serta mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari
Pemberi Tugas / Konsultan pengawas
b. Semua ketentuan-ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis ini akan diatur
pada waktur Aanwijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan oleh
Pemberi Tugas / Konsultan pengawas pada saat mulai pelaksanaan dan sedang berlangsung
kegiatan pekerjaan
c. Bahan atau hal lainnya yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis ini namun tercantum
dalam aanwijzing, maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan
pekerjaan tambahan dan dalam pelaksanaan harus dimintakan dahulu ke pemberi tugas (unit
bangunan).

Bandung, November 2021

Diperiksa oleh, Dibuat oleh,


Manager Bangunan Ass. Manager Perawatan Bangunan
Daop 2 Bandung Dinas Stasiun

DEDHI NOVIANDY SANDY PERMANA S


NIPP. 61594 NIPP. 64453

Anda mungkin juga menyukai