Anda di halaman 1dari 12

RENCANA KERJA DAN SYARAT

PENATAAN RUANGAN LANTAI 15


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PEMASANGAN SPC FLOORING
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA

A. SYARAT-SYARAT UMUM

Uraian Umum

Guna memperoleh pemahaman dan penguasaan secara detail tentang keseluruhan


pekerjaan yang akan dikerjakan nantinya, maka Penyedia (Pihak Kedua) diwajibkan
mempelajari secara teliti seluruh gambar pelaksanaan beserta Uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Pelaksanaan seperti diuraikan di dalam Dokumen Pengadaan berikut ini.
Apabila Penyedia (Pihak Kedua) menemukan hal-hal yang kurang jelas dan/atau
perbedaan-perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Penyedia (Pihak Kedua) hanya
dapat mengklarifikasikan hal tersebut kepada Panitia Pengadaan Barang & Jasa
pada saat pemberian penjelasan (Aanwijzing).
Pada pelaksanaan instalasi di lapangan/lokasi, Penyedia (Pihak Kedua) wajib
bekerjasama/berkoordinasi dengan Pihak Konsultan Manajemen Kontruksi (MK) &
Konsultan Perencana selama progres pelaksanaan pekerjaan ini.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Dokumentasi dan Laporan
Penyedia (Pihak Kedua) wajib menyampaikan dokumentasi (berupa foto-foto selama
pelaksanaan pekerjaan/produksi dan pada saat instalasi/pemasangan meubelair
dimaksud), serta laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan
pelaksanaan pekerjaan baik di workshop maupun di lapangan sebanyak 3 (tiga) set
beserta soft copy (bentuk words, excel, dll) serta di cetak dalam bentuk format kertas
A4/A3 (disesuaikan dengan kebutuhan) dan disampaikan kepada konsultan MK
untuk kemudian memperoleh rekomendasi.
2. Gambar As plan dan As built
Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia (Pihak Kedua) wajib menyampaikan
gambar (shop drwawing dan as built drawing) kepada Pihak Konsultan MK, Pihak
konsultan perencana dan memperoleh persetujuan dari Pihak Konsultan MK,
Pihak konsultan perencana dan/atau Pemberi Tugas (Pihak Pertama).
3. K3
4. Direksi Keet :
 Luasan Direksi Keet : ± 25 m2
 Meja / Kursi / Rak : ± 5 orang
5. Gudang Kerja dengan luasan ± 45 m2
6. Asuransi untuk pekerja*
7. Asuransi untuk pekerjaan*
8. Mobilisasi dan demobilisasi
9. Kebersihan site
10. Elektrikal dan air
*Termasuk tanggung jawab Penyedia (Pihak Kedua)1

C. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Penyedia (Pihak Kedua) harus menyampaikan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan secara detail
dan rinci untuk setiap item pekerjaan beserta data-data pendukungnya seperti: jadwal
pengiriman barang, jadwal pembelian item ’indent’ dan lain-lain.

D. PENGAJUAN SHOP DRAWING


1. Sebelum dilakukan setiap jenis pekerjaan di work shop dan di lapangan,
Penyedia (Pihak Kedua) harus menyampaikan Shop Drawing untuk mendapat
persetujuan dari Manajemen Konstruksi dan atau Perencana.
2. Shop Drawing harus dibuat rangkap 2 (dua) dan harus diserahkan selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kalender sebelum jadwal pekerjaan yang dimaksud.
Jadwal pemasukan Shop Drawing harus memperhatikan jadwal pelaksanaan
peker jaan secara keseluruhan.
3. Apabila diperlukan Penyedia (Pihak Kedua) perlu menyampaikan mal/gambar skala
1/1 (ukuran sesungguhnya) dari item meubelair berkaitan dengan kesesuaian
bentuk dan proporsi, yang akan ditentukan kemudian oleh Manajemen
Konstruksi dan atau Perencana, untuk mendapatkan persetujuan

E. PENGAJUAN USED MOCK UP DAN SAMPLE MATERIAL


1. Penyedia (Pihak Kedua) harus menyampaikan dan menyediakan Used Mock Up
dari setiap item interior finishing yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Manajemen Konstruksi dan atau Perencana, sebelum
pekerjaan dimulai. Used Mock Up harus memenuhi syarat-syarat :
a. Kualitas bahan dan material
b. Kualitas konstruksi
2. Penyedia (Pihak Kedua) harus menyampaikan dan menyediakan terlebih
dahulu seluruh sample material dan bahan yang akan digunakan di dalam
pekerjaan ini sebelum melakukan setiap pekerjaan untuk kemudian dimintakan
persetujuan kepada Manajemen Konstruksi dan atau Perencana, seperti : sample
finishing warna
/ serat kayu, contoh hardware, sample kaca, dll yang disebutkan dan sesuai
dengan outline specification / material reference / material board / gambar.
3. Used Mock Up dan Sample Material interior finishing yang sudah mendapat
persetujuan dari Manajemen Konstruksi dan atau Perencana adalah yang dijadikan
patokan / acuan dalam pembuatan interior finishing selanjutnya sesuai jumlah
yang dibutuhkan.
4. Apabila dikehendaki ada perbaikan dari Used Mock Up yang diajukan,
Penyedia (Pihak Kedua) harus segera menyampaikan revisi perbaikannya
dengan tetap memperhatikan jadwal yang telah disepakati.
5. Biaya yang ditimbulkan dalam rangka pembuatan Used Mock Up seluruh item
interior finishing sudah termasuk di dalam biaya penawaran Penyedia (Pihak
Kedua).
6. Jangka waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan Used Mock Up ini sudah
termasuk di dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan.

F. QUALITY CONTROL PEKERJAAN


1. Penyedia (Pihak Kedua) harus memiliki tenaga ahli Quality Control Pekerjaan
yang berpengalaman dibidangnya.
2. Penyedia (Pihak Kedua) harus dapat memastikan keseluruhan pekerjaan, baik
pekerjaan utama maupun sub pekerjaan tidak saling mengganggu dan
tumpang tindih.

G. SYARAT PEMELIHARAAN
1. Perbaikan :
a. Wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat/bernoda bila kerusakan sebelum
dilakukannya serah terima pekerjaan.
b. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Manajemen Konstruksi dan atau
Perencana dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi dan atau Perencana.
c. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab
PenyediaJasa.
2. Pengamanan :
a. Penyedia (Pihak Kedua) wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan
terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dan terhadap kondisi
lapangan.
b. Biaya yang ditimbulkan untuk melindungi/pengamanan pekerjaan ini sudah
termasuk dalam biaya penawaran Penyedia (Pihak Kedua).
c. Penyedia (Pihak Kedua) wajib memperbaiki setiap kerusakan atau cacat yang
timbul dari proses pekerjaan mobilisasi/demobilisasi.

H. SYARAT PENERIMAAN
1. Penyedia (Pihak Kedua) memenuhi ketentuan dan persyaratan bahan, mutu
dan pelaksanaan; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Manajemen
Konstruksi dan atau Perencana.
2. Hasil akhir yang dapat diterima harus memiliki standar kualitas yang baik dari
seluruh pekerjaan, sesuai arahan dari Manajemen Konstruksi dan atau Perencana,
yaitu :
 Kualitas material bahan yang baik, seperti : pemilihan warna dan serat kayu,
hardware dapat berfungsi lancar.
 Kualitas finishing yang baik, seperti : warna merata, tidak belang-belang, halus,
tidak cacat/bernoda.
 Kualitas konstruksi yang baik, seperti : kuat dan kokoh.

I. BIAYA PENGELOLAAN GEDUNG


1. Penyedia (Pihak Kedua) menanggung semua biaya :
 overtime pemakaian lift service
 pemakaian elektrikal dan air
 sewa gudang dan droping area
 security gedung
 loading/unloading.
* Sesuai dengan list peraturan managemen building setempat.
2. Semua biaya yang ditimbulkan dan yang dapat dipertanggungjawabkan selama
pelaksanaan pekerjaan termasuk koordinasi dan perijinan terhadap regulasi gedung
(pihak pengelola gedung/ Building Management) merupakan kewajiban Penyedia
(Pihak Kedua).
PEKERJAAN PEMASANGAN
SPC FLOORING

PEKERJAAN SURVEY LEVELING LANTAI EKSISTING

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pemeriksaan dan pengecekan tingkat kerataan lantai
eksisting atau area yang akan dipasang SPC Flooring

B. Persyaratan Bahan / Alat :


1. Waterpass
a. Harus terkalibrasi dengan baik
b. Menggunakan Teknologi terkini

2. Laser Line 2 arah


a. Harus terkalibrasi dengan baik
b. Harus memenuhi spesifikasi minimal pemakaian alat bantu ukur

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Tenaga dan Peralatan :
a. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai/bekerja sama dengan tenaga
ahli/supplier yang berpengalaman, baik sebagai tenaga ahli pelaksanaan
maupun Quality Control.
b. Pekerjaan dinding partisi harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dengan menunjukkan hasil pekerjaan yang sudah pernah
dilaksanakan.
2. Pelaksanaan :
a. Membongkar karpet lantai eksisting
b. Membersihkan area yang akan diukur sehingga bebas dari material atau
benda yang dapat menghalangi atau mengurangi efektifitas pengukuran.
c. Menentukan titik – titik pengukuran untuk kemudian bias diinterpolasi agar
dapat rata rata elevasi lantai eksisting
d. Membuat marking elevasi yang jelas dan dapat dilihat oleh semua pihak
e. Membuat gambar output hasil pengukuran, sehingga dapat ditarik
kesimpulan apakah lantai memerlukan proses screeding / leveling lanjutan
atau tidak.

PEKERJAAN SCREEDING ATAU LEVELING LANTAI EKSISTING

A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi proses penambahan lapisan screed dengan bahan semen
mortar utama untuk meratakan permukaan lantai yang akan dipasangi SPC
Flooring.
b. Dinding panel rangka hollow galvanize uk. 40 x 40 dengan toleransi + 2 mm,
tebal

B. Persyaratan Bahan
a. Jenis semen yang digunakan :
- Self Leveling Floor MU-410
- Perata Lantai MU-440
- Kedua material diatas dapat dipilih salah satu sesuai kebutuhan.
b. Jenis alat yang digunakan :
- Raskam yang memiliki kualitas kerataan yang baik fungsinya adalah untuk
meratakan permukaan semen mortar pada tahap awal
- Alat trowel untuk memaksimalkan tingkat kerataan lantai.
- Dan alat – alat pendukung lain untuk perkerjaan ini yang dirasa dibutuhkan
oleh kontraktor atau aplikator.

C. Syarat - syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus
membersihkan area yang akan dilakukan screeding.
b. Dasar jarak dan ketebalan screeding adalah gambar output dari surveyor.
c. Setelah proses screeding selesai, pelaksana pekerjaan wajib melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk dapat dilakukan pengecekan Bersama agar dapat memastikan bahwa permukaan
lantai sudah benar – benar rata dan level.
d. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai/bekerja sama dengan tenaga
ahli/supplier yang berpengalaman, tenaga spesialis screeding lantai, baik
sebagai tenaga ahli pelaksanaan maupun Quality Control (di lapangan
maupun di workshop)

D. Syarat Pemeliharaan
1. Perbaikan
a. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Manajemen
Konstruksi dan atau Pemberi Tugas.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan screeding lantai yang
rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Manajemen
Konstruksi dan atau Pemberi Tugas dan tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
c. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan
2. Pengamanan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan
yang telah dilakukan terhadap kerusakan, cacat, noda dan lain-lain
sampai batas waktu penyerahan pemilik.
b. Biaya yang ditimbulkan untuk melindungi/pengamanan pekerjaan ini
sudah termasuk di dalam penawaran Pelaksana Pekerjaan.
E. Syarat Penerimaan
1. Seluruh pekerjaan screeding lantai telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan yang telah dikemukakan.
2. Dilakukan pengecekan Bersama dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, dan owner untuk sama – sama memastikan kerataan permukaan
lantai.
3. Hasil dari pengecekan dibuatkan berita acara penerimaan yang akan
ditandatangani Bersama oleh semua pihak.

PEKERJAAN PEMASANGAN SPC FLOORING

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi seluruh pekerjaan pemasangan material SPC Flooring dan
digunakan sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja dan RKS yang telah
disetujui Bersama.
3. Lokasi pekerjaan pemasangan SPC Flooring adalah seluruh area
inspektorat wilayah di LT 15 mulai dari Inspektorat Wilayah I hingga VI.

B. Persyaratan Bahan
1. Warna dan tipe yang digunakan adalah disesuaikan dengan spesifikasi
teknis material yag telah disetujui owner.
2. Dimensi dan ukuran : sesuaikan dengan standard pabrik
3. Perawatan :Dengan mengikuti petunjuk perawatan bahan yang sesuai
dengan persyaratan pabrik.

C. Syarat - syarat Pelaksanaan


1. Contoh Bahan :
a. Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih
dahulu harus menyerahkan contoh-contoh SPC Flooring sesuai
persyaratan di atas untuk mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi dan atau Pemberi Tugas.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi dan atau Pemberi Tugas sebelum
pekerjaan dimulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan. Mock-up yang setujui akan dipakai sebagai bahan
patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan ini.
2. Tenaga dan Peralatan :
a. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai atau bekerja sama dengan
tenaga ahli/supplier spesialis SPC Flooring baik sebagai tenaga ahli yang
bergabung dalam badan usaha atau asosiasi kerja sama dalam
penanganan proyek
b. Pemasangan SPC Flooring harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dengan menunjukan hasil pekerjaan yang sudah pernah
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan :
a. Sebelum Pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan wajib membuat Shop
Drawing kepada Manajemen Konstruksi untuk diadakan pengecekan
antara gambar perencanaan keseluruhan dengan lapangan sebelum
disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
b. Pada permukaan lantai yang akan dilapisi dengan SPC Flooring,
permukaannya harus rata, kering dan bersih.
c. Harus mengikuti aturan/persyaratan pabrik dalam mencampur dan
menggunakan bahan pelapis dan perekat.
d. Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokan dengan
contoh yang telah disetujui.
e. Perubahan warna dan pola pada SPC Flooring tidak diperbolehkan dan
harus segera dilaporkan kepada Manajemen Konstruksian.

D. Syarat Pemeliharaan
1. Perbaikan :
a. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan lantai SPC Flooring yang
rusak. Perbaikan harus sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi dan atau Pemberi
Tugas. Untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
c. Untuk pemeliharaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bahan
SPC Flooring yang sama sebanyak 1% dari jumlah terpasang untuk
diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk
dalam penawaran.
2. Pengamanan :
Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan terhadap kerusakan, cacat, noda dan lain-lain sampai batas
waktu penyerahan pemilik.

E. Syarat Penerimaan
1. Hasil pekerjaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan
pelaksanaan sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Manajemen
Konstruksi dan atau Pemberi Tugas.
2. Hasil pemasangan lantai SPC Flooring harus merupakan hasil pekerjaan
yang selaras terhadap lantai, dinding ataupun plafondnya.
3. Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan bahan SPC Flooring sejumlah 1%
dari jumlah yang terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan
Surat Penyerahan Material.
4. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock-up pemasangan lantai dengan SPC
Flooring melingkupi 1 (satu) bidang lantai seluas 3m x 3m untuk
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi dan atau Pemberi Tugas
sebelum pekerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan. Mock-up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan
patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan ini.
PEKERJAAN MEKANIKAL &
ELEKTRIKAL

PEKERJAAN PENYESUAIAN DAN PERBAIKAN ITEM ELEKTRIKAL TERDAMPAK

A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi proses pengidentifikasian item item elektrikal eksisiting
yang terdampak akibat pekerjaan pemasangan SPC Flooring.
b. Setelah diidentifikasi, maka dilakukan perbaikan yang diperlukan, baik itu
instalasi atau item itu sendiri

B. Persyaratan Bahan
a. Jenis item M/E yang digunakan :
- Harus berasal dari produk dalam negeri yang memiliki sertifikasi SNI
- Harus sesuai dengan spesifikasi eksisting yang sudah ada
- Apabila terpaksa dilakukan perubahan merk / spesifikasi, harus disertai
justifikasi teknis dan alas an yang rasional dan masuk akal.

C. Syarat - syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus
mengidentifikasi item – item yang memerlukan perbaikan atau penggantian

b. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai/bekerja sama dengan tenaga


ahli/supplier yang berpengalaman, tenaga spesialis mekanikal / elektrikal baik
sebagai tenaga ahli pelaksanaan maupun Quality Control (di lapangan
maupun di workshop)

D. Syarat Pemeliharaan
3. Perbaikan
a. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Manajemen
Konstruksi dan atau Pemberi Tugas.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan mekanikal dan elektrikal
yang rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan
Manajemen Konstruksi dan atau Pemberi Tugas dan tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
c. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan
4. Pengamanan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan
yang telah dilakukan terhadap kerusakan, cacat, noda dan lain-lain
sampai batas waktu penyerahan pemilik.
b. Biaya yang ditimbulkan untuk melindungi/pengamanan pekerjaan ini
sudah termasuk di dalam penawaran Pelaksana Pekerjaan.
E. Syarat Penerimaan
4. Seluruh pekerjaan perbaikan item mekanikal elektrikal terdampak telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
dikemukakan.
5. Dilakukan pengecekan Bersama dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, dan owner untuk sama – sama memastikan pekerjaan dikerjakan
dengan baik tanpa ada cacat material atau pekerjaan.
6. Hasil dari pengecekan dibuatkan berita acara penerimaan yang akan
ditandatangani Bersama oleh semua pihak.

PROSEDUR KESELAMATAN
KERJA (K3)

A. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan / kegiatan K3 ini sebagaimana sudah diatur dalam Surat


Edaran Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2019 adalah sebagai berikut :
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi ( RKK )
b. Sosialisasi, promosi dan pelatihan
c. Alat Pelindung Kerja ( APK ) dan Alat Pelindung Diri ( APD )
d. Asuransi dan perizinan
e. Personil K3 Konstruksi
f. Fasilitas, sarana, prasarana dan alat kesehatan
g. Rambu – rambu yang diperlukan
h. Konsultasi dengan ahli terkait keselamatan konstruksi, dan
i. Lain – lain terkait pengendalian risiko keselamatan konstruksi

B. Rincian Pekerjaan / Kegiatan K3

Perincian Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi,


sudah diatur dalam Lampiran Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 11/SE/M/2019
tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi yang berisikan detail – detail dari kegiatan yang disebutkan di point A
sebagaimana terlampir.

PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini menjadi pedoman secara umum bagi
P'elaksana Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan. Hal-hal teknis yang
diperlukan hendaknya bisa dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan
pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal yang ditentukan dengan kualitas sesuai yang
telah ditetapkan.

Jakarta,…
November 2019
Dibuat, Disetujui,
Konsultan Perencana Koordinator Tim Teknis
PT. Inkoneksi Izi Konsultan

Jamari Joko Martanto, S.E.,M.Si


Direktur NIP. 197203051999031007

Mengetahui,

Sekretaris Inspektorat Jenderal Pejabat Pembuat Komitmen


Kemenkumham

Drs. Imam Jauhari,MH. Handwiyuto


NIP. 196308231992031001 NIP. 198102252005011001
RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB )
PENATAAN RUANGAN LANTAI 15
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai