Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI

TEKNIS

BAGIAN 1.
SPESIFIKASI
UMUM

1.1. UMUM.

Pada prisipnya semua peraturan pelaksanaan/spesifikasi yang tercantum dalam bab-bab


berikut ini adalah bersifat umum, dimana untuk semua pekerjaan, cara pelaksanaannya
sesuai dengan bentuk yang ada.

1.2. PAGAR KEAMANAN.

Kontraktor diwajibkan memelihara/melengkapi dinding keamanan disekitar lokasi agar


tetap rapi dan tidak merusak pemandangan.
Dinding keamanan terbuat dari triplaeks atau seng dicat dan diberi rangka kayu dengan
tiang penguat setinggi jarak 2,5 meter, tidak menganggu lingkungan.
Demikian juga jika dinding pengamanan tersebut harus merusak finishing kolom railing
atau dinding lainnya maka pemindahan atau perbaikan adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor Semua pekerjaan tersebut diatas harus sesuai dengan yang ada dalam gambar.

1.3. BANGUNAN SEMENTARA.

Kontraktor diwajibkan melengkapi bangunan sementara yang tercantum dalam bestek,


seperti : Kantor Kontraktor dan Gudang penyimpanan barang

1.4. SCOPE PEKERJAAN.

Scope pekerjaan untuk pelaksanaan ini merupakan pekerjaan Arsitektur dan Strukturya itu
melaksanakan pekerjaan / memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau
yang akan ditentukan oleh Pengawas / Perencana.

1.5.ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN.

A. Kontraktor atau Sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan


pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan
perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
B. Disamping itu harus menyediakan juga : Buku-buku Laporan (harian, mingguan, dan
bulanan) Rencana kerja dan menempatkan tenega-tenaga lapangan yang bertanggung
jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatu dilapangan yang bertindak atas
nama Kontraktor & Sub Kontraktor yang bersangkutan, serta berpengalaman
menangani pelaksanaan proyek pembangunan ini secara full time
dilapangan.

Rumah Kompos (DAK)


1.6. BARANG CONTOH (SAMPEL).

A. Kontraktor dan Sub Kontraktor wajib menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari
material yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Pengawas.
B. Barang – barang contoh (sample) harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang / material tersebut.
C. Untuk barang - barang material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran),
maka Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan:
-Brochure.
-Katalog
-Gambar
-Kerja / Shop
-Drawing.
-Mock Up dan Sampel
D. Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Pengawas / Direksi yang dianggap
Perlu mendapat persetujuan dari Pengawas / Direksi.

1.7. PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN.

Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahan dan
mutu pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Semua Biaya-Biaya untuk kebutuhan tersebut, ditanggung oleh Kontraktor dan Sub
Kontraktor bersangkutan.

1.8. GAMBAR – GAMBAR “ASBUILT DRAWING”.

A.Kontraktor atau Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar AsBuilt Drawing yang
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya untuk
kebutuhan pemeriksaan dan pemeliharan dikemudian hari.Gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada Pemilik, setelah disetujui oleh Direksi (dibuat rangkap 5),1 asli dan
empat blueprint,diserahkan sebelum serah terima.
B. Kontraktor Utama diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-
peralatan yang digunakan dalam proyek ini sebanyak 5 (lima) set dan para spesialis
Kontraktor Maintenance harus bersedia mengadakan kontrak maintenance dengan
pemilik (Bouwheer),bila di kehendaki.
Petunjuk manual juga mencatumkan juga material finishing yang digunakan.

1.9. SHOP DRAWING.

Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan
yang membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat dalam gambar
kerja,maka Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar Shop Drawing
untuk kebutuhan tersebut mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas dibuat rangkap 5
(lima),gambar-gambar tersebut diserahkan minimal 7(tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan
.

Rumah Kompos (DAK)


1.10.PENYIMPANAN BARANG –BARANG DAN MATERIAL

1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menempatkan barang-barang dan material


kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun di gudang, sesuai dengan sifat
barang / material tersebut, dan atas persetujuan Pengawas, sehingga akan menjamin :
Keamanan Terhindarnya kerusakan akibat dari penyimpanan yang salah.
2. Barang / material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan
yang bersangkutan, tidak diperkenankan disimpan didalam site.

1.11.KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN.

Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan
menempatkan barang / material sedemikian rupa sehingga : Memudahkan pekerjaan
Manjaga kebersihan dari sampah dan kotoran bangunan (puing) , air yang menggenang .
Tidak menyumbat saluran air.

1.12.FASILITAS – FASILITAS LAPANGAN.

Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan memiliki:


- Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
- Air minum dan air bersih untuk pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada
di proyek.
- Alat – alat pemadam kebakaran.
- Alat – alat PPPK.
- Airk erja.

1.13.PERATURAN & SYARAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN.

Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan - peraturan:


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003
A.V. (algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken in
Indonesia, tanggal 28 Mei 1941No. 9 ditambah Lembaran Negara No. 14571)
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2/1971
3. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3/1956
4. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia NI-5
5. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8/1972
6. Peraturan Muatan Indonesia NI-18
7. Peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia
yang belum tercantum diatas dan mendapat persetujuan Pengawas.

Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut Dokumen Kontrak, Instruksi


tertulis dari Direksi / Pengawas.

Rumah Kompos (DAK)


Direksi / Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada
setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi dalam pengontrolan terhadap
kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tetap menjadi tanggung
jawab kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

Pekerjaan yang tidak memenuhi Uraian dan Syarat Pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar
dan instruksi tertulis dari Direksi / Pengawas harus diperbaiki dan dibongkar. Semua
Biaya untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.14. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN.

Masa pemeliharaan untuk pekerjaan kontruksi dan finishing ditentukan didalam kontrak,
dihitung dari tanggal penyerahan pertama.

1.15. IDENTITAS TENAGA KERJA.

Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini, harus
menyerahkan identitas tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan.
Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan setiap hari pada saat datang dan pulang
kerja oleh Petugas yang ditunjuk oleh Pengawas / Direksi.

1.16. FOTO – FOTO DOKUMENTASI PROYEK.

A. Kontraktor diwajibkan membuat foto – foto dokumentasi proyek ,


meliputi: Foto - foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan
penempatan peralatan – peralatan lapangan, penempatan material
dll.
Dan lain – lain kegiatan yang dianggap perlu oleh Direksi / Pengawas.
B. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 25%, 50%, 75%, sampai
100% (setiap peningkatan progress 25%).
Dan kondisi pada waktu selesai pemeliharaan.
C. Foto-foto dicetak ukuran post card (dicetak warna) masing – masin 2 (dua) lembar
satu untuk Pemberi Tugas dan untuk Direksi / Pengawas, klise diserahkan pada
Pemberi Tugas.

1.17. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA.

A. 1 (satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, pelaksana


Pekerjaan / Pemborong harus telah siap dengan Progress Schedule sesuai dengan batas
waktu maksimal yang telah ditetapkan dalam Master Schedule yang dibuat oleh
Pelaksana / Pemborong Utama.
Progres Schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan dilengkapi:
- Barchart (bagan secara konvensional)
- Volume masing – masing pekerjaan.
- Man Days (tenaga harian)
- S-curve.

Rumah Kompos (DAK)


B. Dalam Bagan Kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) masing –masing
pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedang dalam rencana kerja
dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas kerja,
peralatan, tenagakerja, dan target per harinya.
C. Dalam Progres Schedule, harus dibuat S-curve,gambaran mengenai nilai harga-
harga pekerjaan sesuai yang dibuat Pelaksana Pekerjaan / Pemborong (S-curve
Tersebut ialah suatu diagram yang mengambarkan progress pekerjaan terhadap skala
waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan
Time Schedule)
D. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus secara terpisah menyusun„ Bagan Penyediaan
Bahan‟ yang diperlukan.
E. Bagan tersebut diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan
F. Kelalaian menyerahkan bagan - bagan yang dimaksud dapat ditundanya permulaan
pekerjaan. Akibat penundaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong seluruhnya.
G. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan
kemajuan pekerjaan. Demikian juga dengan pengerahan buruh harus sesuai dengan
jadwal tenaga kerja dan bahan yang ada.
H. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-Curve sebagaimana tersebut diatas merupakan
Target prestasi akan merupakan pedoman untuk penilaian Progres Pekerjaan atas suatu
target prestasi satu tahap atau keseluruhan pekerjaan, apakah mengalami
keterlambatan, tepat waktu atau lebih cepat dari yang direncanakan, dari hasil
penilaian progress ini akan dikaitkan dengan pembayaran kepada Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong.

1. 18.LAPORAN-LAPORAN.

A. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan membuat catatan – catatan berupa


Laporan Harian yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas mengenai
Tahap berlangsungnya pekerjaan antara lain seperti :
- Pekerjaan – pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub kontraktor (jika diijinkan)
- Catatan dan perintah yang disampaikan oleh Pengawas/Direksi baik secara lisan
maupun tertulis.
- Hal ihwal mengenai bahan – bahan (yang masuk yang dipakai maupun yang ditolak)
- Hal ihwal mengenai keadaan pesanan barang - barang baik dari dalam maupun luar
negeri (Pembukuan L & C, pengapalan, dsb)
- Hal ihwal mengenai buruh / pekerja, dsb
- Keadaan cuaca, dsb.
B. Setiap Laporan Harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui
Kebenarannya oleh Direksi / Pengawas.
C. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong dibuat Laporan Mingguan yang disampaikan langsung kepada
Direksi Lapangan.
D. Salah satu tembusan Laporan Mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat
diteliti kembali oleh Direksi / Pengawas setiap saat.

Rumah Kompos (DAK)


Penugasan - penugasan dan perintah Direksi / Pengawas dianggap berlaku dan
mengikat apabila dimuat dalam Laporan Harian dan telah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi / Pengawas.
E. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan membuat foto-foto kegiatan proyek
dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Menejeman
Kontruksi sebagai foto dokumentasi.
Untuk keseluruhan foto dari awal hingga selesainya proyek perlu 36 exposure / bulan
film warna.
Masing - masing foto dicetak dalam ukuran postcard (warna) dan diserahkan
masing - masing 3 (tiga) set kepada Direksi / Pengawas berikut album dan klisenya.
Semua Biaya untuk pembuatan film ini menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong.
F. Berdasarkan Laporan Mingguan terakhir,Pelaksana Pekerjaan / Pemborong membuat
Laporan Bulanan didalam Form yang ditentukan oleh Direksi /
Pengawas.

Rumah Kompos (DAK)


BAGIAN
2
SPESIFIKASI
TEKNIS

2.1 PEKERJAAN STRUKTUR

A. Umum
Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Kuda – Kuda, Kerangka Atap dan Atap
- Pekerjaan Lantai
B. Papan Nama Proyek
a) Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah
ditentukan,papan namaproyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat
oleh masyarakat.
b) Papan nama proyek berukuran 80 x120 cm yang terbuat dari Spanduk dengan
dan dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah.

C. K3Kontruksi

Mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.

Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan


perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang
ditetapkan oleh Pengawas pekerjaan.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur


untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.

Pelaksanaan:
1. Rapat Persiapan Keselamatan Kerja
2. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan
tahapan-tahapan
3. dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina
Marga.
4. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja
selama
6. periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
7. Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3

Rumah Kompos (DAK)


8. Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan K3

Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh


tahapan pekerjaan.Mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna
Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika
ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi


dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi
bahaya rendah. Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil
Pengguna Jasa.

Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan
sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman
kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi
ahli K3 atau petugas K3 akan merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau
perubahannya (jika ada).

P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja
yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia
Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

2.2 PEKERJAAN TANAH


A. Timbunan Tanah

Pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir


yang disetujui untuk :

a) pembuatan timbunan,
b) penimbunan kembali galian pipa atau struktur, dan
c) timbunan umum,

yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis,


kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah
rawa.

Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu :


1) Bahan yang dipasang sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton,
2) Bahan drainase porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk
mencegah hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan.

Rumah Kompos (DAK)


Rumah Kompos (DAK)
Toleransi Dimensi
1) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
2) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus cukup
kelandaiannya, untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
3) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
4) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis
Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer.
(AASHTO T 88 - 90) SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
Casagrande.
(AASHTO T 89 - 90) SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
(AASHTO T 90 - 87) SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk
Tanah.
(AASHTO T 99 - 90) SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk
Tanah.
(AASHTO T180 - 90) SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan
Dengan Alat Konus Pasir.
(AASHTO T191- 86) SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.
(AASHTO T193 - 81) AASHTO : AASHTO T145 – 73 : Classification of Soils and Soil
Aggregate Mixtures for Highway Construction Purpose
AASHTO T258 - 78 : Determining Expansive Soils and Remedial

Bahan
- Timbunan Biasa
a.) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang
dipersyaratkan dalam Spesifikasi.

b. )Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut
"Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya
pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu Jalan atau tanah dasar bahu Jalan. Sebagai tambahan, timbunan
untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR setelah
perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti
yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.

Rumah Kompos (DAK)


c. ) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau
"extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar
lempung (SNI 03-3422-1994).

Penghamparan dan Pemadatan Timbunan


- Penyiapan Tempat Kerja
a.) Semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi.

b.) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau MODUL – 4
SPESIFIKASI PEKERJAAN TANAH 2016 25 pembasahan bila diperlukan), sampai
15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan
untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.

c.) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau di atas timbunan lama
atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar
yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi menyiapkan
timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.

- Penghamparan Timbunan
a.) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Bilamana timbunan dihampar lebih dari
satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.

b.) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan
tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama
musim hujan.

c.) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di
antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis
yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.

d.) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur.
Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang
dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton,
pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan
tidak kurang dari 14 hari.

Rumah Kompos (DAK)


e.) Bilamana timbunan badan Jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan
lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang
diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah
dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan Jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat
dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan ke sisi Jalan lainnya bilamana diperlukan.

- Pemadatan Tanah
a.) Setiap lapis timbunan harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai
dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi.

b.) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.

c.) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm
serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut.
Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah
yang disyaratkan dalam Spsifikasi.

d.) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-
ratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.

e.) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu Jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat
dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

f.) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada
kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.

g.) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara
berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.

h.) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan
ujung Jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang
abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang.

Rumah Kompos (DAK)


i.) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual
dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus
mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga- rongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

j.) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air
dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

k.) Penyiapan Tanah Dasar Pada Timbunan Untuk penyiapan tanahn dasar pada
timbunan berlaku Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan.

2.3 PEKERJAAN PONDASI


A. Pekerjaan Cerucuk Ulin 10/10 Kedalaman 2 m
Umum
Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kontraktor adalah
Menyediakan semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan,
bahan - bahan dan melaksanakan semua pekerjaan sehubungan
dengan pemancangan tiang pancang.

Pelaksanaan pekerjaan seperti pada point 1 merupakan ketepatan, ketelitian dan


pengetahuan pelaksanaan pelaksanaan yang cukup tinggi. Kontraktor harus
mampu menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan
berpengalaman.
Sebelum pemancangan dimulai, kontraktor harus mengajukan proposal
metode pelaksanaan pekerjaan berikut urutan – urutan pelaksanaan untuk
disetujui Konsultan Pengawas.
Tiang pancang yang digunakan adalah ulin 10/10 dengan kondisi yang
baik, lurus dan tidak cacat.

Rumah Kompos (DAK)


Pelaksanaan Dan Pemancangan
1. Pemancangan dapat dimulai setelah kontraktor selesai melakukan
“Set Out”posisi tiang - tiang yang akan dipancang.
2. Driving Cap.
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilingdungi
Dengan suatu bantalan / driving cap.
3. Pemancangan harus memakai “mesin pancang yang sesuai” kecuali bila
diizinkan konsultan pengawas dapat digunakan / disesuaikan dengan
kuat dan kapasitas tiang.
4. Tiang pancang kayu ulin harus benar-benar lurus, demikian pula
Dengan pelaksanaannya.Pemancang dilaksanakan pada kedalaman
- 2,00 meter dibawa footplat.
5. Sebelum pekerjaan pemancangan dimulai ujung kayu ulin di lancipkan
terlebih dahulu serta di pasangi sunduk ulin 5/10.

B. Pekerjaan Cerucuk Ulin 10/10 Kedalaman 4 m

Umum
Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kontraktor adalah
Menyediakan semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan,
bahan - bahan dan melaksanakan semua pekerjaan sehubungan
dengan pemancangan tiang pancang.

Pelaksanaan pekerjaan seperti pada point 1 merupakan ketepatan, ketelitian dan


pengetahuan pelaksanaan pelaksanaan yang cukup tinggi. Kontraktor harus
mampu menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan
berpengalaman.
Sebelum pemancangan dimulai, kontraktor harus mengajukan proposal
metode pelaksanaan pekerjaan berikut urutan – urutan pelaksanaan untuk
disetujui Konsultan Pengawas.
Tiang pancang yang digunakan adalah ulin 10/10 dengan kondisi yang
baik, lurus dan tidak cacat.

Pelaksanaan Dan Pemancangan


1. Pemancangan dapat dimulai setelah kontraktor selesai melakukan
“Set Out”posisi tiang - tiang yang akan dipancang.
2. Driving Cap.
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilingdungi
Dengan suatu bantalan / driving cap.
3. Pemancangan harus memakai “mesin pancang yang sesuai” kecuali bila
diizinkan konsultan pengawas dapat digunakan / disesuaikan dengan
kuat dan kapasitas tiang.
4. Tiang pancang kayu ulin harus benar-benar lurus, demikian pula
Dengan pelaksanaannya.Pemancang dilaksanakan pada kedalaman
- 4,00 meter dibawa footplat.
5. Sebelum pekerjaan pemancangan dimulai ujung kayu ulin di lancipkan
terlebih dahulu serta di pasangi sunduk ulin 5/10.

Rumah Kompos (DAK)


C. Pondasi Pasangan Batu Gunung dengan Campuran 1 : 6
Umum
1. Standar umum Bahan Bangunan Indonesia 1986.
2. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
3. Bahan batu gunung adalah sejenis batu yang keras, liat, berat, tidak berporous dan
berwarna kehitam - hitaman.
4. Dibawah pasangan batu gunung dipasang Aanstamping dengan ukuran yang telah
disesuaikan dengan gambar kerja dan dibawahnya diberi pasir urug dengan
ketebalan sesuai ketentuan / gambar.
5. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1pc : 6 ps pemasangan sesuai dengan
ukuran - ukuran didalam gambar atau atas petunjuk - petunjuk Konsultan
Pengawas. Adukan harus dipasang dengan adukan selapis demi selapis sehingga
tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut, dan mencapai massa yang kuat dan
integral. Adukan - adukan untuk pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk -
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

2.4 PEKERJAAN DINDING

A. Pasangan Batu Bata Campuran 1 : 6


Persyaratan Bahan:
- Ukuran : +10 x 10 x 18 cm
- Produksi : Lokal
- Kualitas : Baik
- Persyaratan lain :
g,keras
uran sama rata, saling tegak lurus
idak mengandung batu, tidak berlubang-lubang, tidak retak-retak
Memenuhi persyaratan – persyaratan PUBI 1982

Pemasangan / Pelaksanaan :
- Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
menyerahkan sample dari bata yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari site.
- Pada waktu pemasangan, semua bata yang dipergunakan harus
dibasahi / direndam dengan air dan batu - batu tersebut harus bebas dari
kotoran yang melekat.
- Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal,sambungan-
sambungannya harus sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris
(silang), permukaan baik dan rata.
- Pada penghentian - penghentian pasangan harus dipakai penggigian
miring. Pada hubungan - hubungan dengan tiang – tiang beton atau pada
ujung pasangan harus bergerigi. Semua pasangan harus terikat kuat
dengan kolom, dinding - dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian
struktur lainnya.
- Adukan1pc : 6ps dipergunakan untuk:
inding dalam sampai tinggi 1,5 m dari lantai dalam

Rumah Kompos (DAK)


inding luar sampai tinggi 1,5 m dari lantai luar

- Pemasangan dilakukan secara bertahap, dimana tiap tahapan tidak boleh


Melebihi ketinggian 1,5 m,kecuali bila ada persetujuan dari Konsultan.
- Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhan atau atas
petunjuk - petunjuk Konsultan Pengawas. Kolom praktis untuk penguat
pasangan bata harus dibuat sedemikian rupa,sehingga maksimum setiap luas
12 m2 bidang pasangan bata harus dikelilingi oleh penguat (kolom-kolom
praktis) tersebut.
- Pada sisi tegak yang berhubungan dengan beton / kolom harus dipasang
angk 10 mm (3/8”) dan sepanjang sisi tegak tersebut harus dicor
dengan adukan 1pc : 6 ps,setebal minimal 5 cm.
- Penguatan beton juga diberikan pada daerah-daerah pembukaan, seperti
bagian atas pintu / jendela dan lubang-lubang lainnya, sesuai dengan
petunjuk Konsultan.
- Bila pemasangan selesai, maka adukan-adukan semen yang menempel
Pada pasangan batu bata harus segera dibuang.
- Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata, adukan bekas
dan yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai / dicampurkan
dengan adukan yang baru.
- Untuk plester (finishing)disyaratkan memakai :
ampur 1 pc : 6 ps dinding bata tras ram dan dinding bata.
ampur 1 pc : 4 ps untuk dinding biasa.

Ketebalan plester adalah 1-2 cm, kemudian dirapikan dan dihaluskan


dengan Portland cement murni.
Pelaksana pekerjaan / kontraktor harus menjamin bahwa plester dinding
tersebut benar-benar rapi, rata dan tidak bergelombang.

B. Pekerjaan Struktur Kayu dan Kawat Harmonika


a.) Untuk pekerjaan struktur meliputi sloof, kolom, ringbalk, dari kayu ulin kualitas
baik dan tidak mudah pecah dan lurus.

b.) Ukuran-ukuran dan penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja atau


menurut petunjuk pengawas lapangan.

c.) Diatas Pasangan Batu Bata di pasang kawat harmonika setinggi 2,5 meter

Rumah Kompos (DAK)


2.5 PEKERJAAN KUDA-KUDA, KERANGKA ATAP DAN ATAP

A. Pekerjaan Kuda – Kuda Baja Ringan


Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi :

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan.
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda
(truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku).
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi :

1. Pemasangan penutup atap


2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

Atap Galvalume (AZ100)


1. Pelapisan Zinc-Aluminium
2. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
3. Kelas AZ100
4. katebalan pelapisan 100 gr/m2
5. komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

2.6 PEKERJAAN LANTAI


A. Rabat Beton t.10 cm
Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen Portland (Tonasa) yang memenuhi
syarat-syarat:
- Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan gedung 1991 (SK. SNI T-
15-1991-03).
- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-
1.453.1989).

Rumah Kompos (DAK)


- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Standard Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- Mempunyai Sertifikat Uji (test certificate).
- Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang sama untuk satu
konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantung kantung semen yang masih disegel dan tidak pecah.

Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.

Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus
terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.

Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas dapat ditolak
penggunaanya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan
paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

Agregat (aggregates)
Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat:
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989.
- Specification for Concrete Aggregate (ASTM 33)
- Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete (ASTM 33).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat.
Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk
penggunaanya mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan air dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk
mengadakan test kualitas dari agregat –agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan yang
ditunjuk Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui. Semua pengetesan
tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

Air Kerja
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapanganadalah air bersih,tidak berwarna, tidak
mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan organic atau bahan lain
yang dapat memberikan efek merusak beton dan tulangan dan tidak mengandung minyak atau lemak.

Selain itu air kerja tersebut haruslah memenui syarat-syarat:


- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-
1.4.53.1989).
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.

Rumah Kompos (DAK)


Diuji di laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang, di mana air yang
digunakan dalam pembuatan beton pratekan yang di dalamnya akan tertanam
logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh
mengandung ion klorida lebih besar dari 0,06 % dalam masa dari semen.
Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion klorida adakah 0,30 %.

Adukan dan Campuran


Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proporsi
adukan dan campuran di bawah ini:
- Beton Tumbuk = 1 pc : 3 ps : 5 kr
- Pondasi batu kali = 1 pc : 4 ps

Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar


dalam keadaan kering. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
terlaksananyaproporsi adukan dan campuran itu. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat
takaran-takaran yangsama ukurannya dan harus mendapat persetujuan Kosultan Pengawas. Adukan
dan campuran untuk semen bertulang dan pekerjaan
-pekerjaan khusus lainnya, akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki
suatu sifat campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan
cara

penggunaan bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh
konsultan Pengawas.

Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui


hasil

pengujian dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang dipakai.


Kalcium chloride atau bahan campuran tambahan yang mengandung khlorida tidak
boleh digunakan.

Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu memperlihatkan


komposisi dan untuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan
tersebut digunakan dalam racikan beton.

Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan
sekaligus mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi
Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 atau Specification for Chemical
Admixture for Concrete (ASTM C.494).

Rumah Kompos (DAK)

Anda mungkin juga menyukai