TEKNIS
BAGIAN 1.
SPESIFIKASI
UMUM
1.1. UMUM.
Scope pekerjaan untuk pelaksanaan ini merupakan pekerjaan Arsitektur dan Strukturya itu
melaksanakan pekerjaan / memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau
yang akan ditentukan oleh Pengawas / Perencana.
A. Kontraktor dan Sub Kontraktor wajib menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari
material yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Pengawas.
B. Barang – barang contoh (sample) harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang / material tersebut.
C. Untuk barang - barang material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran),
maka Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan:
-Brochure.
-Katalog
-Gambar
-Kerja / Shop
-Drawing.
-Mock Up dan Sampel
D. Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Pengawas / Direksi yang dianggap
Perlu mendapat persetujuan dari Pengawas / Direksi.
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahan dan
mutu pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Semua Biaya-Biaya untuk kebutuhan tersebut, ditanggung oleh Kontraktor dan Sub
Kontraktor bersangkutan.
A.Kontraktor atau Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar AsBuilt Drawing yang
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya untuk
kebutuhan pemeriksaan dan pemeliharan dikemudian hari.Gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada Pemilik, setelah disetujui oleh Direksi (dibuat rangkap 5),1 asli dan
empat blueprint,diserahkan sebelum serah terima.
B. Kontraktor Utama diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-
peralatan yang digunakan dalam proyek ini sebanyak 5 (lima) set dan para spesialis
Kontraktor Maintenance harus bersedia mengadakan kontrak maintenance dengan
pemilik (Bouwheer),bila di kehendaki.
Petunjuk manual juga mencatumkan juga material finishing yang digunakan.
Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan
yang membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat dalam gambar
kerja,maka Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar Shop Drawing
untuk kebutuhan tersebut mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas dibuat rangkap 5
(lima),gambar-gambar tersebut diserahkan minimal 7(tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan
.
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan
menempatkan barang / material sedemikian rupa sehingga : Memudahkan pekerjaan
Manjaga kebersihan dari sampah dan kotoran bangunan (puing) , air yang menggenang .
Tidak menyumbat saluran air.
Pekerjaan yang tidak memenuhi Uraian dan Syarat Pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar
dan instruksi tertulis dari Direksi / Pengawas harus diperbaiki dan dibongkar. Semua
Biaya untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Masa pemeliharaan untuk pekerjaan kontruksi dan finishing ditentukan didalam kontrak,
dihitung dari tanggal penyerahan pertama.
Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini, harus
menyerahkan identitas tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan.
Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan setiap hari pada saat datang dan pulang
kerja oleh Petugas yang ditunjuk oleh Pengawas / Direksi.
1. 18.LAPORAN-LAPORAN.
A. Umum
Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Kuda – Kuda, Kerangka Atap dan Atap
- Pekerjaan Lantai
B. Papan Nama Proyek
a) Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah
ditentukan,papan namaproyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat
oleh masyarakat.
b) Papan nama proyek berukuran 80 x120 cm yang terbuat dari Spanduk dengan
dan dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah.
C. K3Kontruksi
Pelaksanaan:
1. Rapat Persiapan Keselamatan Kerja
2. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan
tahapan-tahapan
3. dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina
Marga.
4. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja
selama
6. periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
7. Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3
Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan
sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman
kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi
ahli K3 atau petugas K3 akan merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau
perubahannya (jika ada).
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja
yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia
Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
a) pembuatan timbunan,
b) penimbunan kembali galian pipa atau struktur, dan
c) timbunan umum,
Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis
Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer.
(AASHTO T 88 - 90) SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
Casagrande.
(AASHTO T 89 - 90) SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
(AASHTO T 90 - 87) SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk
Tanah.
(AASHTO T 99 - 90) SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk
Tanah.
(AASHTO T180 - 90) SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan
Dengan Alat Konus Pasir.
(AASHTO T191- 86) SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.
(AASHTO T193 - 81) AASHTO : AASHTO T145 – 73 : Classification of Soils and Soil
Aggregate Mixtures for Highway Construction Purpose
AASHTO T258 - 78 : Determining Expansive Soils and Remedial
Bahan
- Timbunan Biasa
a.) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang
dipersyaratkan dalam Spesifikasi.
b. )Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut
"Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya
pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu Jalan atau tanah dasar bahu Jalan. Sebagai tambahan, timbunan
untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR setelah
perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti
yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
b.) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau MODUL – 4
SPESIFIKASI PEKERJAAN TANAH 2016 25 pembasahan bila diperlukan), sampai
15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan
untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.
c.) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau di atas timbunan lama
atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar
yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi menyiapkan
timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.
- Penghamparan Timbunan
a.) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Bilamana timbunan dihampar lebih dari
satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.
b.) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan
tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama
musim hujan.
c.) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di
antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis
yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.
d.) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur.
Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang
dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton,
pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan
tidak kurang dari 14 hari.
- Pemadatan Tanah
a.) Setiap lapis timbunan harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai
dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi.
b.) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
c.) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm
serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut.
Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah
yang disyaratkan dalam Spsifikasi.
d.) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-
ratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
e.) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu Jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat
dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f.) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada
kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
g.) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara
berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
h.) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan
ujung Jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang
abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
j.) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air
dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
k.) Penyiapan Tanah Dasar Pada Timbunan Untuk penyiapan tanahn dasar pada
timbunan berlaku Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan.
Umum
Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kontraktor adalah
Menyediakan semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan,
bahan - bahan dan melaksanakan semua pekerjaan sehubungan
dengan pemancangan tiang pancang.
Pemasangan / Pelaksanaan :
- Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
menyerahkan sample dari bata yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari site.
- Pada waktu pemasangan, semua bata yang dipergunakan harus
dibasahi / direndam dengan air dan batu - batu tersebut harus bebas dari
kotoran yang melekat.
- Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal,sambungan-
sambungannya harus sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris
(silang), permukaan baik dan rata.
- Pada penghentian - penghentian pasangan harus dipakai penggigian
miring. Pada hubungan - hubungan dengan tiang – tiang beton atau pada
ujung pasangan harus bergerigi. Semua pasangan harus terikat kuat
dengan kolom, dinding - dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian
struktur lainnya.
- Adukan1pc : 6ps dipergunakan untuk:
inding dalam sampai tinggi 1,5 m dari lantai dalam
c.) Diatas Pasangan Batu Bata di pasang kawat harmonika setinggi 2,5 meter
Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang sama untuk satu
konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantung kantung semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.
Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus
terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.
Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas dapat ditolak
penggunaanya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan
paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
Agregat (aggregates)
Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat:
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989.
- Specification for Concrete Aggregate (ASTM 33)
- Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete (ASTM 33).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat.
Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk
penggunaanya mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan air dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk
mengadakan test kualitas dari agregat –agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan yang
ditunjuk Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui. Semua pengetesan
tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
Air Kerja
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapanganadalah air bersih,tidak berwarna, tidak
mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan organic atau bahan lain
yang dapat memberikan efek merusak beton dan tulangan dan tidak mengandung minyak atau lemak.
penggunaan bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh
konsultan Pengawas.
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan
sekaligus mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi
Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 atau Specification for Chemical
Admixture for Concrete (ASTM C.494).