Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Ganding

URAIAN UMUM
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
a. Pengguna Jasa :
Satuan Kerja : Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2023
Pekerjaan : Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Ganding
Lokasi Proyek : Pasar Ganding Kec. Ganding Kab. Sumenep

b. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian- bagian
pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini.

PASAL 2
MULAI PEKERJAAN
a. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
b. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.

PASAL 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang


diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat- alat
konstruksi dan instalasinya.
c. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor /
Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui.

PASAL 4

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

a. Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut
„Site Manajer‟ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong.

b. Dengan adanya „Pelaksana‟ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas


tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

c. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua


Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan „Pelaksana‟ untuk mendapat
persetujuan.

d. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa „Pelaksana‟ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk
mengganti „Pelaksana‟.

e. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /


Pemborong harus sudah menunjuk „Pelaksana‟ yang baru atau Kontraktor / Pemborong
sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaanpekerjaan.

PASAL 5

RENCANA KERJA
a. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Gant chart atau
S-curve.

b. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong. Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas /
Pemimpin / Ketua Proyek.

c. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1
(satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong
di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.

d. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai


dengan Rencana Kerja tersebut.

e. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

PASAL 6
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
a. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan
dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.

b. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.

c. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat


pekerjaan.

d. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,


Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam
hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperbaikinya.

e. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan


kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban kecelakaan itu.
PASAL 7

TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat- alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi
Tugas.

a. Tenaga Kerja /Tenaga Ahli


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Peralatan Kerja
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

c. Bahan-Bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

PASAL 8

SYARAT PELAKSANAAN

Persyaratan pelaksanaan dibuat untuk menghindari klaim dari „Owner’ /


Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /Pemborong harus benar-benar
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan “ukuran
jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti
petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan
kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan dan mempersiapkan beberapa
point dibawah ini :
a. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di bidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurut kontrak.
b. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan
proyek.
c. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
proyek.
d. Catatan petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
e. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1) Kamera, digunakan untuk keperluan dokumentasi,
2) Alat ukur panjang, waterpas, dan jangka sorong.

PASAL 9

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG


a. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
b. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
c. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul
akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
d. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan
kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang
timbul.
e. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
f. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
g. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga
keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan
milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah
disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab
Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan
Tambah.
h. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

i. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut


bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan keluar dari lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

PASAL 10

LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, BULANAN

Pelaksana diharuskan membuat laporan yang diserahkan kepada direksi lapangan


dan PPK, masing–masing 1 (satu) rangkap yaitu sebagai berikut :
a. Laporan Harian, yaitu catatan yang berisi kegiatan pekerjaan sehari–hari berupa :
1. Tahap berlangsungnya pekerjaan.
2. Catatan dan direksi/pengawas yang ditanda-tangani dan disampaikan secara
tertulis.
3. Jumlah dan jenis dari bahan–bahan, peralatan dan mesin baik yang dipakai
maupun ditolak.
4. Jumlah pekerja.
5. Dan keadaan lain–lain selama berlangsungnya kegiatan pelaksanaan
pekerjaan yang diisi setiap hari kemudian diserahkan kepada direksi untuk
diketahui atau disahkan.
b. Laporan Mingguan, yaitu catatan yang berisi garis-garis besar hal–hal yang terjadi
dan tercantum dalam ketikan yang rapi dimana merupakan resume dari laporan
harian yang memperlihatkan bobot prestasi.
c. Laporan Bulanan, setiiap akhir bulan harus disampaikan kepada direksi, dan
pemilik proyek Bar Chart (S- Curve) keadaan pekerjaan diatas yang didasarkan bar
chart induk untuk diketahui posisi keadaan pekerjaan tiap bulannya sebanyak 3 (
tiga ) rangkap.
PASAL 11
DOKUMEN DAN GAMBAR
a. Setiap material, peralatan dan perlengkapan bantu yang tidak tercantum dalam
gambar rencana, tetapi dijelaskan dalam spesifikasi dan atau sebaliknya, juga setiap
material, peralatan dan perlengkapan dan sistem-sistem yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan sampai dengan sempurna harus disediakan oleh Kontraktor
Penanggung Jawab dan merupakan bagian dari tanggung jawab pekerjaan.
b. Bila terdapat perbedaan pernyataan antara spesifikasi dan gambar rencana, maka
yang berlaku adalah yang secara teknis mempunyai mutu paling baik atau nilainya
paling tinggi dengan sepengetahuan Direksi.
c. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada
terhadap uraian spesifikasi teknis ini, ataupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan
di lapangan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan
pelaksanaan setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
Konsultan Perencana.
d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
e. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
f. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
untuk memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya
sebelum memulai pekerjaan, dan sekaligus memeriksa kesesuaian gambar rencana
dengan keadaan di lapangan dan wajib melaporkan pada Direksi untuk
persetujuan pelaksanaan. Semua kesalahan-kesalahan detail dan ketidak-tepatan
pada waktu pelaksanaan dan hasil pelaksanaan adalah tanggung jawab kontraktor.
g. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas.
h. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab
Kontraktor¸baik dari segi biaya maupun waktu.
i. Gambar-gambar yang harus disiapkan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor) yaitu sebagai
berikut :
1. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Setelah menerima Gambar Kontrak, Penyedia Jasa (Kontraktor) harus
mengeceknya dengan teliti dan memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
adanya perbedaan, kesalahan atau pengurangan sehingga instruksi selanjutnya
dapat dilengkapi oleh Direksi Pekerjaan untuk penyiapan Gambar Kerja (Shop
Drawing) oleh Penyedia Jasa (Kontraktor). Penyedia Jasa
(Kontraktor) diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Gambar dan Spesifikasi Teknik. Penyedia Jasa (Kontraktor) sebelum
melakukan pekerjaan permanen dan pekerjaan sementara harus menyerahkan
Gambar Kerja (Shop Drawing) ke Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan yang kemudian dipakai untuk menyusun metoda, urutan
pelaksanaan dan pemesanan bahan/material.

2. Gambar Pelaksanaan (As-Built Drawing)


Selama periode pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa (Kontraktor) harus
menyiapkan Gambar Pelaksanaan (As-Built Drawing) untuk berbagai
macam pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Gambar tersebut
mencerminkan keadaan yang sudah dibangun sebenarnya pada tiap
macam pekerjaan permanen. Format Gambar Pelaksanaan (As-Built Drawing)
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan akan dicocokkan berdasarkan
inspeksi di lapangan yang dilakukan oleh Direksi Teknis bersama dengan
Konsultan Pengawas Konstruksi dan bila terdapat ketidak-cocokan dan tidak
diperbaharui maka harus dicek kembali dalam waktu 6 (enam) hari kemudian.
Biaya untuk penggambaran “As-Built Drawing” tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong.

PASAL 12
KETENTUAN BAHAN
a. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan
kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

b. Nama Pabrik/ Merk yang ditentukan


1. Dalam kondisi tertentu, penyebutan suatu merk dagang bagi suatu
bahan/produk di dalam persyaratan teknis secara umum harus diartikan
sebagai persyaratan kesetaraan kualitas penampilan (performance) dari
bahan/produk tersebut, yang mana dapat dinyatakan dengan kata-kata „atau yang
setara‟.

2. Kecuali secara khusus disyaratkan lain, maka penggunaan bahan/produk


lain yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang setara
dengan bahan/produk yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat
diterima sejauh hal tersebut telah memperoleh persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas atas kesetaraan tersebut.
3. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya harussegera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh
tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat
dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
4. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan
atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.

PASAL 13
PEMERIKSAAN BAHAN
a. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 12 di atas.

b. bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang


dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi
bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.

c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan


Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong sepenuhnya.

URAIAN TEKNIS

PASAL 14

PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA


a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing -
puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain
dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan
benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
b. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.
c. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus
tetap di tempatnya.
d. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang
muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar
serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari
daerah galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm.

PASAL 15
PEKERJAAN PERATAAN LAHAN / AREA
a. Setelah keadaan tanah disekitar lokasi dalam keadaan bersih dari segala kotoran, maka
perataan lahan / area dikerjakan menggunakaan pasir urug, ketebalan disesuaikan
dengan gambar rencana / keadaan dilapangan.

b. Tanah bekas galian Kanstin harus diratakan / dibuang disekitar lokasi pekerjaan

PASAL 16
PEKERJAAN GALIAN
a. Pekerjaan galian kanstin harus sesuai dengan dimensi yang ada di gambar rencana

b. Tanah galian dari Kanstin harus ditempatkan disepanjang pinggir jalan atau jika
terdapat kelebihan tanah galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan dibahu
jalan lain yang memerlukan timbunan.

PASAL 17
PEKERJAAN PONDASI
a. Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna
abu-abu hitam, keras, tidak porous.
b. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu
pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.
c. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm,
disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80%
conpacted.
d. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 Pasir Hitam.
e. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC
: 2 Pasir setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi ke bawah.
f. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
g. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap
1 m' dengan diameter besi minimum 10 mm.

PASAL 18
PEKERJAAN BETON
a. sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat di
perintahkan untuk menyingkirkan atau membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.
b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran
atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin
haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan
pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.
d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu
harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-
lain) dan dibasahi dengan air semen.
e. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm
dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu
ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan aggregat.
f. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan
internal concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan
tanpa persetujuan Pengawas.

g. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau tanpa berhenti).


Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah
keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
h. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dan digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.
i. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan pengawas.

PASAL 19
PEKERJAAN PASANGAN PASANGAN BATU BATA PUTIH
a. Pasangan batu bata, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 6 pasir pasang.
b. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
d. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
e. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak
20 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-
stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
j. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
k. Pasangan paving blok delaksanakan dengan baik, lurus dan rata dengan Pasir Lokal
yang dipadatkan dengan tebal pasir 5 cm
l. Pada nat –nat Paving disaur dengan pasir hitam.
m. Permukaan paving harus dijaga tetap rata, bila ada permukaan paving yang turun /
bergelombang maka secepatnya diperbaiki.
n. Sebelum paving dikirim kelokasi, kontraktor wajib memberi contoh pada pelaksana
kegiatan / Direksi.
PASAL 20
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
c. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), baloktembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
d. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
e. Persyaratan umum :
f. Semua peralatan dan perlengkapannya dalam keadaan lengkap, rapi, utuh dan tanpa
cacat / kerusakan daripabrik maupun pada waktu pengiriman, apabila terdapat
kerusakan Penyedia Jasa segera menggantidengan merk dari jenis yang sama.
g. Pengadaan bahan dilengkapi brosur dari pabrik untuk mengetahui spesifikasi
teknisnya.
h. Semua peralatan dan perlengkapannya harus sesuai menurut nomor ukuran yang
dipergunakan.
i. Untuk benda-benda/bahan-bahan dengan komponen, tapi dari bahan yang sama,
harus mempunyai warnayang sama.
j. Semua peralatan dan perlengkapannya harus terpasang kokoh, rapi dan kuat.
k. Semua peralatan/bahan-bahan tersebut harus sepengetahuan dan mendapat
persetujuan dari PengawasLapangan/MK/Direksi.
l. Pengiriman bahan di lapangan diterima dengan Berita Acara Serah terima antara
Penyedia Jasa danPetugas Lapangan (Pengawas Lapangan/Direksi ).
m. Pemasangan harus kokoh, kuat, rapi dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang sudah
berpengalaman.
n. Semua bahan, peralatan dan perlengkapan harus terpasang sesuai dengan tata
letak/tempatnya, ketinggianatau sesuai dengan lay out gambar rencana.
o. Bahan yang dipergunakan kualitas baik, yang tahan terhadap bahan-bahan kimia dan
tekanan, pemasangandilengkapi dengan angkur besi. Rencana pemasangan harus
sepengetahuan Pengawas Lapangan.
p. Semua kerusakan yang terjadi akibat pemasangan harus dikembalikan seperti
semula.

PENUTUP
PASAL 21
PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus
segera menyerahkan hasil pekerjaannya selesai dengan baik sesuai dengan kontrak pada
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis dengan tembusan kepada
Direksi dan pengawas.

PASAL 22
PENYERAHAN PEKERJAAN KEDUA

1. Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang ke I hingga


360(Tiga Ratus Enam puluh) hari kemudian adalah merupakan masa pemeliharaan
yang masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :
- Keamanan dan penjagaan
- Penyempurnaan dan pemeliharaan
- Pembersihan
2. Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak,
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara
(prosedur) pada penyerahan pekerjaan pertama.

PASAL 23
LAIN-LAIN
Hal-hal lain yang belum tercantum tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan merupakan satu kesatuan, maka pemborong harus menyelenggarakannya dan
dianggap sebagai tertulis dalam RKS ini.

Anda mungkin juga menyukai