PERSYARATAN UMUM
Page 1
d. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa (selama pelaksanaan) dalam keadaan
seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa mengetahui benar-benar
mengenai :
1) Letak bagian/ area bangunan yang akan dibangun.
2) Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya.
3) Keadaan fisik bangunan sesuai dengan gambar.
3. JADWAL
Page 3
4. PENGUKURAN
5. PEMAKAIAN UKURAN
Page 4
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan,
didalam hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya
diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar-gambar yang ada.
6. LAPANGAN KERJA
10. IKLAN
Page 7
sebagainya yang disebabkan oleh operasi Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa. Segala biaya untuk pemasangan kembali
beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.
14. PENGAMANAN
Page 8
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut
diatas Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus melaporkan
kepada Direksi dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut.
15. PENGAWASAN
Page 9
16. PEMERI KSAAN DAN PENYEDI AAN BAHAN DAN BARANG
Page
10
17. RENCANA KERJA & SYARAT SERTA GAMBAR KERJA
Page
11
18. PENJELASAN PERBEDAAN DOKUMEN
1 didahulukan atas 2.
2 didahulukan atas 3.
3 didahulukan atas 4.
Dan kemudian baru 4.
Page
12
19. GAMBAR PELAKSANAAN ( SHOP DRAWING)
Page
13
21. GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN
Page
14
c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan menyerahkan
kepada Pemilik Proyek atau Direksi berupa :
1. 3 (tiga) set gambar "as built drawing" dan seluruh
pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk gambar perubahan
dari rencana.
2. 3 (tiga) album photo berwarna.
Page
16
PERSYARATAN TEKNI S
PEKERJAAN I NTERI OR
1. Pemberitahuan
2. Pemeriksaan
4. Pengamanan Peralatan
Page
17
PASAL 2. PEKERJAAN FURNI TURE
1.04. Standar
− S.I.I. NI – 19 : Peraturan Cat Indonesia.
− NI - 5 : Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
− NI - 3 (1970) : Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di
Indonesia.
1.05. Submittal
Contoh Bahan:
1) Profil kayu sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2) Ironware sesuai spesifikasi perencana.
3) Upholstery ex Vania atau setara.
Page
18
4) Finishing cat duco dan contoh finishing dibuat pada plywood ukuran
40 x 40 cm.
5) Busa alam dan busa sintesis.
6) Webbing.
7) Kayu solid kelas A memperlihatkan hasil tes laboratorium untuk
kekeringannya.
8) Kayu lapis ( plywood ) kelas A dan memperlihatkan inisial produsen.
9) Kunci sesuai spesifikasi perencana.
10) Finishing mempergunakan merk Impra atau setara.
11) Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
1.06. Penanganan Bahan
A. Pegiriman Bahan : Bahan dikirim kelokasi dalam keadaan
terbungkus/ terlindung,tidak cacat atau rusak
yang disebabkan oleh benturan, goresan atau
kerusakan dan bercak-bercak yang diakibatkan
oleh zat cair.
B. Penyimpanan Bahan :Penyimpanan dan penempatan furniture sesuai
gambar rencana menjadi beban pelaksana.
2. BAHAN
2.01. Material
A. Kayu Solid:
Kayu kelas 1 sesuai dengan NI - 5, bebas mata kayu, berserat lurus dengan
warna yang sama. Kadar air pada saat penyerahan tidak melebihi 10 % - 12 %
bagi ketebalan kurang dari 70 mm.
Kayu Kamper:
− Kepadatan - 670 kg / M3
− Kelas Kuat - II - III
− Kelas Awet - I - II
− Kekeringan - 12 %
Page
19
B. Kayu Lapis ( plywood):
Warna dan serat harus sama dengan grain yang lurus tanpa banyak mata
kayu Ex. Asahi atau setara.
1) Plywood:
Plywood local dengan grade B (satu muka berkualitas baik) dan diolah
secara ‘tahan luar’ tiap lembar plywood yang dipakai harus mempunyai
tanda / cap dari pabrik yang dikenal, lebih diutamakan bila menggunakan
plywood yg mempunyai tanda/cap dari assosiasi yang diakui yang
melakukan pemeriksaan kualitas pada produk sesuai dengan standar
komersial yang berlaku.
2) Veneer:
Pemakaian veneer harus sesuai dengan serat dan polanya bila dipakai
berjajar Veneer harus berasal dari satu blok.
Page
20
F. Webbing :
Elastis webbing dengan ukuran tebal 2 mm lebar 50 – 55 mm ex Dunlop
atau setara.
G. Pelapis Karet Busa:
Ex Dacron atau setara.
H. Perekat:
1) Aica Aibon 321 SN atau setara.
2) Rakol Express atau setara.
3) Herferin atau setara.
I. Kunci :
1) Ex Yale atau setara.
2) Dom atau Lowe dan Fletcher ex Import atau setara lengkap dengan anak
kunci minimum 2 bh.
J. Engsel:
Engsel sendok ex Import atau setara.
L. Handle :
1) Ex Jado atau setara.
2) Warna dan bentuk ditentukan kemudian.
Page
21
3. PELAKSANAAN
3.01. Pengerjaan Furniture
A. Pembuatan Kayu:
1) Semua kayu harus benar – benar terpilih baik dan kering, bebas dari
mata kayu, tidak retak, tidak lapuk serta bebas dari tekstur yg tidak
diinginkan.
2) Semua serutan harus rata permukaannya, lurus ( tidak melenting ) dan
tidak mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
3) Semua alur harus rata satu dengan yang lain, lurus dan sama
ukurannya.
4) Semua pekerjaan kayu bagian luar maupun dalam yang tampak
ataupun tidak harus diserut licin dan siku sesuai dengan gambar kerja.
5) Rangka kayu merupakan kontruksi utama,sebelum dipasang harus
diperiksa & diteliti sebaik – baiknya sehingga setelah dipasang
menghasilkan hubungan kontruksi yang rapih, kokoh dan kuat.
6) Penguat – penguat tertentu dapat ditambahkan untuk memperkuat /
memperkokoh kontruksi furniture asalkan tidak menggangu penampilan
tampak luar & sepengetahuan perencana.
7) Pemasangan kayu lapis pada rangka furniture harus mengikuti
persyaratan teknis pabrik, dilem serta dipress secara merata pada
seluruh permukaan, penggunaan sekrup ataupun penjepit harus
dilakukan dengan sebaik–baiknya, rapih, kuat dan tahan terhadap air.
8) Pemotongan lembar kayu lapis harus teratur menurut sifat dan ciri
permukaan kayu lapis. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk –
bentuk furniture sehingga penggunaan material dapat lebih effisien dan
serasi.
9) Pekerjaan permukaan lengkung / bundar harus sesuai gambar kerja
dengan hasil akhir yang kuat dan rapih.
B. Penyelesaian Kayu:
1) Setelah kayu diserut kemudian diperhalus dengan amplas dengan grade
150 s/d 400.
2) Semua pinggiran dan sudut kayu harus diperhalus.
Page
22
3) Sebelum difinishing semua pekerjaan kayu harus diteliti kembali
kekuatan, keraihan dan kehalusan bidang-bidang pertemuan,
sambungan pinggiran, sudut siku maupun sudut – sudut lain sesuai
dengan gambar perencanaan.
C. Pewarnaan Kayu :
1) Tahapan pelapisan / pengecatan harus mengikuti aturan pabrik
pembuat.
2) Penggunaan pewarna kayu ( woodstain ) harus diaduk dengan benar
sebelum & selama pemakaian untuk mencegah pengendapan.
3) Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan
maksimum,lapisan harus diulas / disemprot dengan spray gun merata
pada seluruh permukaan.
4) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus dari satu merek
pabrik.
D. Pelapisan Melamik :
1) Pewarnaan kayu sudah harus benar – benar kering rata dan sesuai
dengan warna yang dikehendaki.
2) Kayu harus dalam keadaan halus,bebas dari kotoran debu dan tidak
berpori dengan menggunakan sending sealer.
3) Tahapan pelapisan melamik harus sesuai dengan persyaratan teknis
dan aturan pemakaian dari pabrik.
4) Pelapisan melamik harus dengan spray gun, minimal 2 lapisan.
5) Contoh pelapisan harus disetujui dahulu oleh perencana.
E. Pemasangan Webbing :
1) Harus teratur, kuat, baik dan rapih.
2) Ukuran dan banyaknya disesuaikan dengan luas bidang / benda yang
bersangkutan sehingga beban bisa tertampung / tertahan dengan baik.
Page
23
F. Pemasangan Karet Busa :
1) Ukuran / tebal karet busa alam dan sintetis harus disesuaikan dengan
ketebalan yang ditentukan dalam gambar kerja.
2) Harus utuh tidak boleh berupa potongan – potongan yang disambung
atau diberi tambahan,tempelan dan potongan karet busa / sintetis lain.
3) Sebelum dipasang upholstery karet busa alam / sintetis harus dilapis
terlebih dahulu dengan Dacron dan kemudian dilapis kain belacu.
4) Bentuk dan ukuran karet busa alam / sintetis harus diteliti kembali
sebelum pemasangan, sehingga memenuhi bentuk dan ukuran sesuai
gambar kerja.
G. Upholstery :
1) Jahitan harus rapih dan tidak dikehendaki adanya kerutan – kerutan.
2) Pertemuan antara pola – pola pada upholstery harus baik dan
sempurna.
3) Bentuk harus sesuai dengan gambar perencanaan.
Page
24
3.03. Pembersihan dan Perlindungan
Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang
tidak dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar
dapat dianggap siap untuk dipergunakan.
1. Umum
a. Semua pekerjaan pengadaan barang produksi pabrik
harus berstandar SNI .
b. Sebelum mendatangkan barang, maka Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa wajib mengajukan brosure atau
contoh produk kepada Konsultan Perencana/ Direksi
untuk selanjutnya diajukan kepada owner untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib mengajukan
produk yang tersedia dipasaran (ready stock)
sehingga tidak memerlukan waktu pemesanan.
2. Lingkup Pekerjaan
b. Garansi
Semua barang/ peralatan gedung KPP
Pratama Bekasi Utara terutama yang
berupa produk elektronik harus mendapatkan
jaminan/ garansi purna jual dari pabrikan.
Page
26
PENUTUP
Page
27