Anda di halaman 1dari 27

SYARAT- SYARAT TEKNIS

PERSYARATAN UMUM

1. PERATURAN TEKNIS UMUM

Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar


dan ketentuan-ketentuan dan peraturan seperti tercantum
dibawah ini termasuk segala perubahan - perubahan hingga kini
ialah :

1. Peraturan Konstruksi Kayu I ndonesia disingkat PKKI - NI -5.


2. Peraturan Pembebanan I ndonesia untuk gedung 1983.
3. Peraturan Umum Bahan Bangunan I ndonesia disingkat PUBI –
1982.
4. Standard I ndustri I ndonesia (SI I ).

2. PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN

a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor/ Penyedia


Barang/ Jasa diwajibkan mempelajari dengan seksama gambar
kerja dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.

b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan mengukur ulang


dan mengechek ulang seluruh besaran yang ada, kemudian
mencocokan hasil pengukuran dengan gambar kerja dan
hasilnya dikoordinasikan dengan Direksi .

c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan melaporkan kepada


Direksi setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar,
perbedaan antara gambar kerja dan RKS untuk mendapatkan
keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa memperbaiki sendiri perbedaan tersebut
diatas. Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor/ Penyedia Barang/
Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

Page 1
d. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa (selama pelaksanaan) dalam keadaan
seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa mengetahui benar-benar
mengenai :
1) Letak bagian/ area bangunan yang akan dibangun.
2) Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya.
3) Keadaan fisik bangunan sesuai dengan gambar.

e. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib menyerahkan


hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat
(menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun
menyediakan bahan- bahan bangunan alat-alat kerja dan
pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain yang
bersangkutan dengan pelaksanaan.

f. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib menyediakan


sekurang- kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar dan
RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat
oleh Pemilik atau Direksi.

g. Atas perintah Direksi kepada Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa


dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan
dan perincian bagian-bagian khusus. Semuanya atas beban
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa. Gambar tersebut setelah
disetujui oleh Direksi , secara tertulis akhirnya menjadi gambar
perlengkap dari gambar-gambar pelaksanaan.

h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun


yang sedang dilaksanakan, Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa
diwajibkan berhubungan dengan Direksi untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan / persetujuannya.

i. Setiap usul perubahan dari Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa


ataupun persetujuan pengesahan dari Direksi dianggap
berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.

j. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan


pekerjaan proyek ini harus benar-benar baru dan diteliti
mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang sesuaikan
Page 2
standard/ peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam
RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus
mendapatkan pengesahan/ persetujuan dari Direksi sebelum
akan dimulai pelaksanaannya.

k. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan


penyelesaian/ perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-
tenaga dari pihak Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa yang
benar-benar ahli.

l. Semua barang-barang yang tidak berguna selama


pelaksanaan pembangunan harus dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan.

m. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di


gudang harus memenuhi syarat-syarat teknis, dan dapat
dipertanggung jawabkan.

3. JADWAL

Paling lambat 2 (dua) minggu setelah dinyatakan sebagai


Pemenang Pelelangan, Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diharuskan
mengajukan :

1. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara


terperinci yang digambarkan secara Diagram Panah (Network
Planning) dan diagram balok (Barchart).
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3. Jadwal Pengadaan Bahan.

Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/ d 3 harus mendapat


persetujuan dari Direksi sebagai dasar/ patokan Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa dalam melaksanakan pekerjaan dan Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa wajib mengikutinya. Kelalaian dalam
memasukan bagian-bagian dimaksud 1 s/ d 3 tersebut diatas dapat
menyebabkan pekerjaan menantikan sementara. Akibat dari
penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa seluruhnya.

Page 3
4. PENGUKURAN

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib memberitahukan kepada


Direksi bagian pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek
terlebih dahulu ketentuan ukuran-ukurannya.

b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan senantiasa


mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap
pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada
Direksi setiap terdapat selisih/ perbedaan-perbedaan ukuran,
untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut tanpa persetujuan Direksi .

c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab atas


tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang
ditetapkan dalam gambar kerja.

d. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-


bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran
tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa dalam hal ini tidak akan ditolerir
dan Direksi berhak untuk membongkar pekerjaan dan mengganti
dengan yang baru atas biaya Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

5. PEMAKAIAN UKURAN

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa tetap bertanggung jawab


dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam
Rencana Kerja & Syarat dan gambar-gambar berikut tambahan
dan perubahannya.

b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib memeriksa kebenaran


dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan memberitahukan Direksi tentang setiap
perbedaan yang ditemukannya didalam RKS dan gambar-
gambar maupun dalam pelaksanaan. Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa baru diijinkan membetulkan kesalahan
gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi Proyek yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.

Page 4
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan,
didalam hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya
diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar-gambar yang ada.

6. LAPANGAN KERJA

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib menyediakan


perlengkapan kantor direksi kelompok Direksi dan alat-alatnya
yang nantinya menjadi milik Pemilik Proyek.

b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap


perlu Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus membuat gudang.

c. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan


dengan izin dari Direksi .

7. KEBERSI HAN DAN KETERTI BAN

a. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan proyek


ini, kebersihan halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan
disekitar proyek, kantor, gudang, los kerja dan bagian dalam
bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas
dari bahan bekas/ puing dan lain-lain. Khusus kebersihan
lingkungan disekitar proyek, yang harus dibersihkan adalah
adanya kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya
kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan
Direksi memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat
dari hal ini seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa.

b. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang


maupun yang berada di halaman bebas harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan pekerjaan/ umum dan juga agar memudahkan
jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan- bahan oleh Direksi
maupun oleh Pemilik Proyek.
Page 5
c. Tidak diperkenankan :
1. Pekerjaan menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan
Izin Direksi .
2. Memasak ditempat bekerja kecuali izin Direksi .
3. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman,
rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan.
4. Keluar masuk dengan bebas.

8. ALAT- ALAT KERJA DAN ALAT- ALAT PEMBANTU

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus menyediakan alat-alat


yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya : beton molen,
katrol, steger, mesin- mesin dan alat-alat lain yang diperlukan,
untuk pemindahan mesin/ Peralatan Bengkel yang akan
dipindahkan.

b. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor/ Penyedia


Barang/ Jasa diwajibkan segera menyingkirkan alat-alat tersebut,
pada butir 1 Pasal ini, serta memperbaiki kerusakan
yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.

c. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan


seperti dimaksud pada butir 1 Pasal ini. Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa harus menyediakan alat-alat bantu sehingga
dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk
bekerja pada waktu hujan dan lain- lain.

9. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR

a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan


pekerjaan, harus diadakan oleh Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa termasuk pemasangan sementara kabel-kabel,
meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada
waktu pekerjaan selesai adalah beban Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa.

b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila


memungkinkan didapatkan dari sumber air yang sudah ada dilokasi
Page 6
pekerjaan tersebut. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus
memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk
mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu
pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air
sementara adalah beban Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa tidak diperbolehkan menyambung


dan menghisap air dari saluran induk dan sebagainya tanpa
terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari Pemilik Proyek atau
Direksi .

10. IKLAN

Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa tidak diizinkan memasang iklan


dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau ditanah yang
berdekatan tanpa izin dari Pemilik Proyek atau Direksi .

11. JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR

a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung


jawab pihak Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa dan
disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan membersihkan
kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian, dan
memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya
dan menjadi beban Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

12. PERLI NDUNGAN TERHADAP RUANGAN LAI N DI SEKI TARNYA

a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor/


Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap
ruangan yang ada dan lain- lain yang ada dilapangan
pekerjaan dan lingkungan selama hal tersebut diatas tidak
termasuk didalam pekerjaan.

b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa juga bertanggung jawab


atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan

Page 7
sebagainya yang disebabkan oleh operasi Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa. Segala biaya untuk pemasangan kembali
beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

13. KECELAKAAN DAN KESEHATAN

a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan


berlangsung menjadi beban Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.
b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan menyediakan kotak
PPPK terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas
yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.
c. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana
alam, segala pembiayaannya menjadi beban
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.
d. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan menyediakan
alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api),
pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya.
e. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan
memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa harus mengikuti semua ketentuan umum
lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah
CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya
termasuk semua perubahan- perubahannya yang hingga kini
tetap berlaku.

14. PENGAMANAN

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab penuh


atas segala sesuatu yang ada di daerahnya ialah mengenai :
1. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/
kecerobohan yang disengaja ataupun tidak.
2. Penggunaan sesuatu yang keliru/ salah.
3. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/ bahan-bahan yang
ada di daerahnya.

Page 8
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut
diatas Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus melaporkan
kepada Direksi dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut.

c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut


diatas Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus mengadakan
pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam,
pemagaran sementara dan sebagainya.

d. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti


helm, penggantung dan lain-lain yang dianggap perlu.

e. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus menyediakan pengaman


dalam pelaksanaannya, agar supaya keselamatan lingkungan
dapat terjamin dengan baik.

15. PENGAWASAN

a. Setiap saat Direksi harus dapat dengan mudah mengawasi,


memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan, Kontraktor/ penyedia barang/ jasa harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap
luput dari Pengawasan Direksi menjadi tanggung jawab
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa. Pekerjaan tersebut jika
diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
c. Jika Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa perlu melaksanakan
pekerjaan diluar jam kerja normal sehingga diperlukan
Pengawasan oleh Direksi, maka segala biaya untuk itu
menjadi beban Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa. Permohonan
oleh Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa untuk mengadakan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada
Direksi Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada
ditangan petugas-petugas Direksi adalah terbatas pada soal-
soal yang jelas tercantum/ dimasukan didalam gambar - gambar
dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya
haruslah seizin Pemilik Proyek.

Page 9
16. PEMERI KSAAN DAN PENYEDI AAN BAHAN DAN BARANG

a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari


suatu bahan dan barang, maka ini dimaksudkan
menunjukan standard minimal mutu/ kualitas bahan dan barang
yang digunakan.

b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus


disampaikan kepada Direksi oleh Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa untuk mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek.
Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum
pekerjaannya dimulai.

c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta


pembuatan dari suatu bahan dan barang harus mendapat
rekomendasi dari Direksi berdasarkan petunjuk dalam RKS
serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya
usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemilik Proyek.

d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam


pekerjaan harus diadakan atas biaya Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa setelah disetujui oleh Pemilik Proyek atau
Direksi, maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.

e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi


untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan
barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas
maupun sifatnya.

f. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/ Penyedia


Barang/ Jasa harus sudah memasukan sejauh keperluan biaya
untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa
mengingat jumlah tersebut, Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa
tetap bertangung jawab pula atas biaya pengajuan bahan
dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemilik
Proyek atau Direksi .

Page
10
17. RENCANA KERJA & SYARAT SERTA GAMBAR KERJA

a. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak


terpisahkan pada RKS ini.

b. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar


dengan RKS, Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan
mengajukan pertanyaan tertulis kepada Direksi dan
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan pula mentaati
dan mengikuti keputusan Direksi Proyek yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas.

c. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang


terbesar dan terakhirlah yang berlaku, dan ukuran dengan
angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dari
gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil
dari pekerjaan yang sudah selesai.

d. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar


atau diperlukan gambar tambahan/ gambar detail untuk
membesarkan gambar-gambar, atau untuk memungkinkan
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus dapat membuat gambar
tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar atas biaya
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

e. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-


gambar, RKS atau Dokumen Kontrak lainnya, yang
berlainan dan atau penjelasan-penjelasannya bertentangan,
maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu
terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan
masalahnya. Kalau hal yang menyangkut kelainan harus
diinformasikan kepada Direksi untuk mendapatkan keputusannya.

f. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita


Acara penjelasan Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi
satu sama lain dan sesuatu yang termuat didalamnya bersifat
mengikat.

Page
11
18. PENJELASAN PERBEDAAN DOKUMEN

a. Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau


tidak sesuai antara gambar yang berlainan bidang/ jenisnya, maka
pekerjaan tidak boleh laksanakan dan harus diinformasikan kepada
Direksi untuk mendapatkan kepastian mengenai gambar yang
dipergunakan.

b. Dalam hal terdapat perbedaan antara :


1. Surat Perjanjian/ Kontrak.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan tambahan
serta perubahannya sebagaimana tercantum dalam Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
3. Gambar Kerja dan tambahan serta perubahannya
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan.
4. Surat Penawaran Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa berikut
lampiran- lampirannya, maka :

1 didahulukan atas 2.
2 didahulukan atas 3.
3 didahulukan atas 4.
Dan kemudian baru 4.

c. Jika suatu pekerjaan tidak terdapat dalam ketentuan uraian


rencana kerja dan syarat-syarat tetapi terdapat dalam gambar
kerja, maka yang terakhir tersebut berlaku penuh. Sedangkan
bila terjadi perbedaan ukuran dan material antara gambar kerja
dan gambar kerja yang lebih detail, maka yang digunakan
sebagai patokan adalah pada gambar detail. Apabila dalam
pelaksanaan ketentuan tersebut diatas masih terdapat keragu-
raguan, maka akan ditetapkan berdasarkan nilai teknis yang lebih
tinggi.

Page
12
19. GAMBAR PELAKSANAAN ( SHOP DRAWING)

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa harus membuat gambar


pelaksanaan guna pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
berdasarkan gambar- gambar kerja dan disampaikan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan.

b. Pekerjaan Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa belum dapat


dimulai sebelum gambar pelaksanaan disetujui Direksi .

c. Direksi harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti


gambar pelaksanaan yang diusulkan oleh Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa.

d. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan


berarti menghilangkan tanggung jawab pihak Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Kelambatan atas proses ini tidak berarti Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

e. Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) berikut


kalkirnya dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

20. GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA

a. Gambar-gambar yang dapat berubah dengan perintah tertulis


Pemilik Proyek berdasarkan pertimbangan Direksi .

b. Perubahan rancangan ini harus digambarkan sesuai dengan


apa yang diperintahkan oleh Pemilik Proyek, yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara gambar-gambar dan gambar
perubahan rancangan.

c. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga)


berikut kalkirnya (gambar asli).

d. Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Proyek atau


Direksi kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan
Tambah Kurang.

Page
13
21. GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN

a. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa pada akhir pekerjaannya


harus membuat gambar-gambar terakhir sesuai dengan yang
terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing/
as installed drawing). Gambar yang sesuai dengan kenyataan
tersebut harus disetujui Direksi.

b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga)


berikut kalkirnya (gambar asli) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

22. KERUSAKAN BAGI AN PEKERJAAN OLEH PELAKSANA /


KONTRAKTOR/ PENYEDI A BARANG/ JASA /
KONTRAKTOR/ PENYEDI A BARANG/ JASA SUB-

a. Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan


dari Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa satu dengan Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa lain, harus selalu dalam koordinasi yang
baik, agar kerusakan dari masing-masing bidang pekerjaannya
dapat dihindari.

b. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa


dihindari Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa yang
bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak
tersebut seperti keadaan semula dinilai dan disetujui Pemilik
Proyek atau Direksi secara tertulis.

23. PENYERAHAN PERTAMA

Pada akhirnya pekerjaan menjelang penyerahan pertama :

a. Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin


dariPemilik Proyek atau Direksi .

b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh


tanpa cacat.

Page
14
c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan menyerahkan
kepada Pemilik Proyek atau Direksi berupa :
1. 3 (tiga) set gambar "as built drawing" dan seluruh
pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk gambar perubahan
dari rencana.
2. 3 (tiga) album photo berwarna.

d. Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan, sampah dan


lain-lain yang tidak berguna pada pelaksanaan pembangunan.

24. GUDANG SEMENTARA & PERLENGKAPAN PERSONIL

a. Direksi Keet beserta Kantor Kontraktor/ Penyedia


Barang/ Jasa ditanggung oleh Kontraktor/ Penyedia
Barang/ Jasa. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan
merawat peralatan milik Pemilik Proyek (bila ada) serta
menanggung biaya perawatan peralatan serta pemakaian listrik
selama berlangsungnya pekerjaan.

b. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib mempunyai gudang


sementara tempat penyimpanan. Material harus terlindung
dengan baik. Gudang dilengkapi dengan pintu serta kunci
secukupnya. Gudang dibongkar setelah mendapat persetujuan
dari Direksi .

c. Perlengkapan Kantor Kelengkapan kantor Direksi keet


harus disediakan oleh Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa.

d. Perlengkapan Personil Direksi Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa


wajib menyediakan perlengkapan kerja personil untuk
pelaksanaan pekerjaan proyek.

25. UNSUR PEKERJAAN YANG DI SEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini


ada bagian- bagian/ bab-bab yang menyebutkan kembali setiap
unsur pekerjaan pada item/ ayat lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan item/ ayat tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan.
Page
15
26. PENGAMANAN BARANG- BARANG YANG DI ADAKAN

a. Selama barang-barang yang diadakan belum


terpasang, kontraktor/ penyedia barang wajib mempunyai
gudang untuk menampung sementara barang yang dipesan
tanpa adanya tambahan biaya.

b. Keutuhan dan keamanan barang-barang tersebut belum


dipasang masih menjadi tanggung jawab penyedia barang/ jasa.

Page
16
PERSYARATAN TEKNI S

PEKERJAAN I NTERI OR

PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pemberitahuan

a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan


harus memberitahukan kepada Konsultan Direksi guna
pemeriksaan awal dan izin Pelaksana Pekerjaan.

b. Waktu pemberitahuan 2 X 24 jam sebelum memulai Pekerjaan.

2. Pemeriksaan

Pelaksana sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan


segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses
pelaksanaan pekerjaan. Persetujuan izin memulai pelaksanaan
Pekerjaan setelah pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama
Konsultan Direksi dan Pelaksana Pekerjaan.

3. Pemutusan Jalur-jalur lnstatasi

a. Amankan jalur-ialur instatasi air, listrik, gas atau instatasi


lain di lapangan sebelum pekerjaan pembongkaran
dimulai. Cara memutus aliran dan menutup jalur dengan
izin Konsultan Direksi, Penguasa setempat dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.

4. Pengamanan Peralatan

Pelaksana pekerjaan harus mengamankan/ melindungi


peratatan kantor yang ada di dalam ruangan dari
kerusakan atau cacad lainnya akibat Pekerjaan
pembongkaran, jika hal tersebut di atas terjadi, maka
segala perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.

Page
17
PASAL 2. PEKERJAAN FURNI TURE

1.01. Lingkup Pekerjaan


Meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar-gambar
perencanaan serta yang disebut dalam uraian pada spesifikasi teknis dan sesuai
dengan yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak.

1.02. Pekerjaan Yang Terkait


A. Lantai: Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan penyelesaian
dengan keramik dan karpet.
B. Dinding: Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi pekerjaan pasangan
dinding, plesteran dan pengecatan.

1.03. Kualifikasi Pekerjaan


A. Mock Up: Kontraktor wajib membuat mock up / contoh yang akan
ditentukan pada jenis furniture berjumlah banyak ( lebih dari 5 unit ) sesuai
dengan gambar perencanaan.
B. Pelaksana: Pekerjaan hanya boleh dikerjakan oleh pelaksana yang
berpengalaman dan memiliki kualifikasi tinggi.

1.04. Standar
− S.I.I. NI – 19 : Peraturan Cat Indonesia.
− NI - 5 : Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
− NI - 3 (1970) : Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan di
Indonesia.

1.05. Submittal
Contoh Bahan:
1) Profil kayu sesuai tipe yang tertera dalam gambar perencanaan.
2) Ironware sesuai spesifikasi perencana.
3) Upholstery ex Vania atau setara.
Page
18
4) Finishing cat duco dan contoh finishing dibuat pada plywood ukuran
40 x 40 cm.
5) Busa alam dan busa sintesis.
6) Webbing.
7) Kayu solid kelas A memperlihatkan hasil tes laboratorium untuk
kekeringannya.
8) Kayu lapis ( plywood ) kelas A dan memperlihatkan inisial produsen.
9) Kunci sesuai spesifikasi perencana.
10) Finishing mempergunakan merk Impra atau setara.
11) Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.
1.06. Penanganan Bahan
A. Pegiriman Bahan : Bahan dikirim kelokasi dalam keadaan
terbungkus/ terlindung,tidak cacat atau rusak
yang disebabkan oleh benturan, goresan atau
kerusakan dan bercak-bercak yang diakibatkan
oleh zat cair.
B. Penyimpanan Bahan :Penyimpanan dan penempatan furniture sesuai
gambar rencana menjadi beban pelaksana.

2. BAHAN
2.01. Material
A. Kayu Solid:
Kayu kelas 1 sesuai dengan NI - 5, bebas mata kayu, berserat lurus dengan
warna yang sama. Kadar air pada saat penyerahan tidak melebihi 10 % - 12 %
bagi ketebalan kurang dari 70 mm.
Kayu Kamper:
− Kepadatan - 670 kg / M3
− Kelas Kuat - II - III
− Kelas Awet - I - II
− Kekeringan - 12 %

Page
19
B. Kayu Lapis ( plywood):
Warna dan serat harus sama dengan grain yang lurus tanpa banyak mata
kayu Ex. Asahi atau setara.
1) Plywood:
Plywood local dengan grade B (satu muka berkualitas baik) dan diolah
secara ‘tahan luar’ tiap lembar plywood yang dipakai harus mempunyai
tanda / cap dari pabrik yang dikenal, lebih diutamakan bila menggunakan
plywood yg mempunyai tanda/cap dari assosiasi yang diakui yang
melakukan pemeriksaan kualitas pada produk sesuai dengan standar
komersial yang berlaku.
2) Veneer:
Pemakaian veneer harus sesuai dengan serat dan polanya bila dipakai
berjajar Veneer harus berasal dari satu blok.

C. Plastic Laminated (HPL):


Bahan pelapis ini dari jenis High Pressure Laminated,yang dipakai adalah
produk Ex Arborite, AICA atau setara.Warna sesuai spesifikasi perencana,dan
dirancang dengan perekat tahan air pada kayu atau plywood. Sambungan
hanya diperbolehkan pada kepanjangan melebihi ukuran yang ada dipasaran
dan sambungan harus rata dengan toleransi tidak melebihi 0,25 mm.

D. Synthetic Leather / Oscar & Upholstery (Kain Penutup) :


1) Produk ex Ferrari,Camaro,Belina ( FIRE retardant) atau setara.
2) Tipe sesuai spesifikasi perencana.
3) Motif sesuai spesifikasi perencana.

E. Karet Busa / Rubber Foam / Flexible Foam :


1) Ketebalan sesuai gambar perencanaan.
2) Rubber Foam ex Sunrub atau setara.
3) Flexible Foam ex Vita Yellow atau setara.

Page
20
F. Webbing :
Elastis webbing dengan ukuran tebal 2 mm lebar 50 – 55 mm ex Dunlop
atau setara.
G. Pelapis Karet Busa:
Ex Dacron atau setara.

H. Perekat:
1) Aica Aibon 321 SN atau setara.
2) Rakol Express atau setara.
3) Herferin atau setara.

I. Kunci :
1) Ex Yale atau setara.
2) Dom atau Lowe dan Fletcher ex Import atau setara lengkap dengan anak
kunci minimum 2 bh.

J. Engsel:
Engsel sendok ex Import atau setara.

K. Rel Laci Metal :


Ex Kessebohmer atau setara.

L. Handle :
1) Ex Jado atau setara.
2) Warna dan bentuk ditentukan kemudian.

Page
21
3. PELAKSANAAN
3.01. Pengerjaan Furniture
A. Pembuatan Kayu:
1) Semua kayu harus benar – benar terpilih baik dan kering, bebas dari
mata kayu, tidak retak, tidak lapuk serta bebas dari tekstur yg tidak
diinginkan.
2) Semua serutan harus rata permukaannya, lurus ( tidak melenting ) dan
tidak mengurangi ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.
3) Semua alur harus rata satu dengan yang lain, lurus dan sama
ukurannya.
4) Semua pekerjaan kayu bagian luar maupun dalam yang tampak
ataupun tidak harus diserut licin dan siku sesuai dengan gambar kerja.
5) Rangka kayu merupakan kontruksi utama,sebelum dipasang harus
diperiksa & diteliti sebaik – baiknya sehingga setelah dipasang
menghasilkan hubungan kontruksi yang rapih, kokoh dan kuat.
6) Penguat – penguat tertentu dapat ditambahkan untuk memperkuat /
memperkokoh kontruksi furniture asalkan tidak menggangu penampilan
tampak luar & sepengetahuan perencana.
7) Pemasangan kayu lapis pada rangka furniture harus mengikuti
persyaratan teknis pabrik, dilem serta dipress secara merata pada
seluruh permukaan, penggunaan sekrup ataupun penjepit harus
dilakukan dengan sebaik–baiknya, rapih, kuat dan tahan terhadap air.
8) Pemotongan lembar kayu lapis harus teratur menurut sifat dan ciri
permukaan kayu lapis. Bahan harus disesuaikan dengan bentuk –
bentuk furniture sehingga penggunaan material dapat lebih effisien dan
serasi.
9) Pekerjaan permukaan lengkung / bundar harus sesuai gambar kerja
dengan hasil akhir yang kuat dan rapih.

B. Penyelesaian Kayu:
1) Setelah kayu diserut kemudian diperhalus dengan amplas dengan grade
150 s/d 400.
2) Semua pinggiran dan sudut kayu harus diperhalus.

Page
22
3) Sebelum difinishing semua pekerjaan kayu harus diteliti kembali
kekuatan, keraihan dan kehalusan bidang-bidang pertemuan,
sambungan pinggiran, sudut siku maupun sudut – sudut lain sesuai
dengan gambar perencanaan.

C. Pewarnaan Kayu :
1) Tahapan pelapisan / pengecatan harus mengikuti aturan pabrik
pembuat.
2) Penggunaan pewarna kayu ( woodstain ) harus diaduk dengan benar
sebelum & selama pemakaian untuk mencegah pengendapan.
3) Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan
maksimum,lapisan harus diulas / disemprot dengan spray gun merata
pada seluruh permukaan.
4) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus dari satu merek
pabrik.

D. Pelapisan Melamik :
1) Pewarnaan kayu sudah harus benar – benar kering rata dan sesuai
dengan warna yang dikehendaki.
2) Kayu harus dalam keadaan halus,bebas dari kotoran debu dan tidak
berpori dengan menggunakan sending sealer.
3) Tahapan pelapisan melamik harus sesuai dengan persyaratan teknis
dan aturan pemakaian dari pabrik.
4) Pelapisan melamik harus dengan spray gun, minimal 2 lapisan.
5) Contoh pelapisan harus disetujui dahulu oleh perencana.

E. Pemasangan Webbing :
1) Harus teratur, kuat, baik dan rapih.
2) Ukuran dan banyaknya disesuaikan dengan luas bidang / benda yang
bersangkutan sehingga beban bisa tertampung / tertahan dengan baik.

Page
23
F. Pemasangan Karet Busa :
1) Ukuran / tebal karet busa alam dan sintetis harus disesuaikan dengan
ketebalan yang ditentukan dalam gambar kerja.
2) Harus utuh tidak boleh berupa potongan – potongan yang disambung
atau diberi tambahan,tempelan dan potongan karet busa / sintetis lain.
3) Sebelum dipasang upholstery karet busa alam / sintetis harus dilapis
terlebih dahulu dengan Dacron dan kemudian dilapis kain belacu.
4) Bentuk dan ukuran karet busa alam / sintetis harus diteliti kembali
sebelum pemasangan, sehingga memenuhi bentuk dan ukuran sesuai
gambar kerja.

G. Upholstery :
1) Jahitan harus rapih dan tidak dikehendaki adanya kerutan – kerutan.
2) Pertemuan antara pola – pola pada upholstery harus baik dan
sempurna.
3) Bentuk harus sesuai dengan gambar perencanaan.

3.02. Perlengkapan Furniture


1) Baut, sekrup harus dipasang sebaik – baiknya sesuai persyaratan teknis
dalam pelaksanaan dan ketentuan umum pemasangan. Sebelum
dipasang pada kayu harus terlebih dahulu dilakukan pengeboran kecil
dari penampang baut/sekrup tersebut, sehingga baut/sekrup dapat
tertanam dengan sempurna, kuat dan rapih.
2) Paku, ukuran/dimensi paku yang akan dipasang harus sesuai dengan
kekuatan kayu yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan teknis.
3) Pasak-pasak kayu,untuk semua hubungan kontruksi harus memenuhi
syarat teknis, kuat dan rapih.
4) Karet / sepatu kaki,pada kursi dan beberapa jenis furniture harus
dipasangkan karet alas kaki berwarna hitam / putih dengan ukuran yang
disesuaikan furniturenya dan dari kualitas baik serta tahan dari larutan
kimia dan oli.
5) Base elevation screw,dipasang pada kursi / meja sehingga apabila
permukaan lantai kurang rata dapat dengan mudah dikoreksi.

Page
24
3.03. Pembersihan dan Perlindungan
Lakukan pembersihan segera atas sisa-sisa bahan perekat atau finishing yang
tidak dikehendaki; berikan perlindungan hasil pekerjaan sampai benar-benar
dapat dianggap siap untuk dipergunakan.

PASAL 3. PEKERJAAN PENGADAAN INTERIOR GEDUNG KPP PRODUK


PABRIK

1. Umum
a. Semua pekerjaan pengadaan barang produksi pabrik
harus berstandar SNI .
b. Sebelum mendatangkan barang, maka Kontraktor/
Penyedia Barang/ Jasa wajib mengajukan brosure atau
contoh produk kepada Konsultan Perencana/ Direksi
untuk selanjutnya diajukan kepada owner untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa wajib mengajukan
produk yang tersedia dipasaran (ready stock)
sehingga tidak memerlukan waktu pemesanan.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini


mencakup pengadaan barang-barang perabotan
gedung KPP Pratama Bekasi Utara
b. Pengadaan perabotan Gedung KPP Bekasi Utara
sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of
Quantity yaitu :
Kursi dan Meja dari Lantai 1 sampai 3, Ruangan Sesuai
dengan gambar rencana.

c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman


satuan perabotan gedung KPP Pratama Bekasi Utara harus
dilakukan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.
d. Perabotan gedung KPP Pratama Bekasi Utara harus
disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk
menerimanya.
e. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga
tidak merusak p e r a b o t a n g e d u n g K P P P r a t a m a
Bekasi Utara
Page
25
3. Produk

a. Kualitas dan Bahan


Kursi berstandar SNI , sekualitas produk “Informa,
Meja berstandar SNI , sekualitas produk “Informa
Elite,
LCD TV 21 “, sekualitas merk “SAMSUNG,
Jam Dinding merk “ALBA,Royal”

b. Garansi
Semua barang/ peralatan gedung KPP
Pratama Bekasi Utara terutama yang
berupa produk elektronik harus mendapatkan
jaminan/ garansi purna jual dari pabrikan.

Page
26
PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilaksanakan sesuai dengan Berita


Acara dan kontrak yang disepakati bersama.
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Rekanan tetapi tidak diuraikan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini harus dilaksanakan oleh rekanan sesuai
dengan gambar pelaksanaan supaya mencapai penyelesaian pekerjaan dengan
hasil yang lebih baik.

Page
27

Anda mungkin juga menyukai