Anda di halaman 1dari 117

0.1.

KETENTUAN UMUM

0.1.1. Gambaran Proyek :

a. Lanjutan Pembangunan Gedung Pusat Promosi dan Pasar Lelang Kopi (Otsus) berlokasi Kabupaten
Kawasan Terpadu Pasar Paya Ilang dalam Kabupaten Aceh Tengah, Propinsi Aceh. Menempati lahan
seluas  2.880 M2, yang langsung berada dekat dengan permukiman perumahan penduduk dan pasar
rakyat.

b. Desain Lanjutan Pembangunan Gedung Pusat Promosi dan Pasar Lelang Kopi (Otsus) terdiri dari satu
bangunan utama dan bangunan pelengkap, berikut tata lansekapnya yaitu :

1. BANGUNAN UTAMA terdiri dari 2 (dua) lantai,

- Lantai Pertama dengan luas lantai 594 M2 .

- Lantai Pertama dengan luas lantai 594 M2

0.1.2. Lingkup Pekerjaan :

a. Pekerjaan ini meliputi:

 Pekerjaan Struktur

 Pekerjaan Arsitektur

 Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu serta cara
kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

c. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku,
baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional, serta berdasarkan jenis bahan / material, cara
pelaksanaan (metoda), dan system yang dibutuhkan.

d. Seluruh pekerjaan akan diawasi oleh Konsultan supervisi, yaitu dalam hal Koordinasi pelaksanaan
pekerjaan dan Pengawasan hasil pekerjaan yang mencakup Mutu hasil kerja (Kualitas), waktu
pelaksanaan (Skedul), dan Pembiayaan.

0.1.3. Peraturan-peraturan yang dipakai

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971; NI-2

b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961; NI-5

c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8

d. Peraturan Umum Beton Indonesia (PUBI) 1982

e. Standar Insdustri Indonesia (SII)

f. Standar Nasional Indonesia (SNI)

g. Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (A.V.) no.9 tanggal 28
Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571

h. Standard Normalisasi Jerman (D.I.N.)


SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 1
i. American Society for Testing and Material (A.S.T.M)

j. American Concrete Istitute (A.C.I)

k. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

l. Peraturan-peraturan /standar setempat yang biasa di pakai

m. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Konsultan Supervisi

0.1.4. Syarat-syarat pelaksanaan

a. Dokumen pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor berpedoman pada:

1.Gambar-gambar rencana

2.Rencana anggaran biaya yang telah disahkan

3.Spesifikasi teknis

Ketiga dokumen tersebut bersifat saling melengkapi. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara
ketiganya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Supervisi. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.

b. Metoda Kerja.

Kontraktor wajib mengusulkan metode kerja yang akan dilakukan pada saat penawaran dilakukan,
khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus seperti pembuatan menara beton
dan sejenisnya, meliputi:

1. Teknologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan secara terinci jika perlu dilengkapi dengan
gambar-gambar kerja.

2. Kapasitas dan jumlah alat yang akan digunakan.

3. Kualifikasi dan jumlah tenaga yang dilibatkan.

4. Kelengkapan prasarana pendukung.

5. Jadwal pelaksanaan khusus untuk pekerjaan tersebut.

6. Analisa kecepatan produksi.

7. Sistematika dan urut-urutan kerja.

8. Kontrol elevasi dan vertikalitas produk.

c. Shop drawing

Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shopdrawing dan diajukan kepada Konsultan Supervisi, kecuali
ada pekerjaan yang dinyatakan oleh Konsultan Supervisi tidak dibutuhkan shopdrawing. Shopdrawing
yang telah disetujui menjadi acuan pekerjaan dilapangan. Shop drawing sudah terkoordinasi antara
bidang yang satu dengan lainnya (Struktur, arsitektur, Mekanikal & Elektrikal).

d. Persetujuan material

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 2
Semua bahan, sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Supervisi. Kontraktor mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta
lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan, yang untuk mendapatkan
persetujuan.

Hal-hal yang bertalian erat dengan etestika seperti : warna cat, keramik, batu tempel, politur dan
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan
persyaratan tanpa biaya tambahan.

e. Brosur dan manual

Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dan manual operasional
dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara perawatan / maintenance seluruh
bahan / material bangunan sebagai informasi bagi Konsultan Supervisi dan untuk dapat digunakan
kelak oleh Pemilik Bangunan.

f. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat melakukan
penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan Supervisi.

g. Syarat pemasukan bahan

Semua bahan pabrikan yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat. Jika dianggap perlu konsultan supervisi dapat meminta sertifikat
produksi pabrik.

h. Penyimpanan

Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat penyimpanan
barang harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang
disyaratkan dari pabrik.

i. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang telah disiapkan
apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan dan melaporkannya kepada
Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan untuk memulai pekerjaan.

j. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus dilengkapi dengan cara perawatan /
maintenance dari produk tersebut yang :

1. sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan

2. sesuai dengan pesyaratan / peraturan setempat

3. disetujui oleh Konsultan Supervisi

k. Untuk material-material dengan kontrak terpasang maka harus kontraktor harus menyediakan hal-hal
berikut:

1. Jaminan desain memenuhi kriteria

2. Jaminan kualitas material

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 3
3. Jaminan perbaikan

l. Untuk setiap pekerjaan cat, maka kontraktor atau aplikator:

1. Harus memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan / rekomendasi sebagai
applicator.

2. Harus melakukan pengecatan secara full system.

3. Harus mengajukan system pengecatan dan jenis cat

4. Harus mengajukan urutan kerja

5. Harus mengajukan bukti pesanan kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek.

6. Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai proyek selesai

7. Harus memberikan surat jaminan mutu dari pabrik cat ketika proyek sudah selesai, berlaku selama
1 tahun.

m. As build Drawing

1. Untuk setiap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, kontraktor harus menyiapkan as build
drawing.

2. As build drawing menggambarkan kondisi bangunan seperti yang dikerjakan dilapangan.

3. As build drawing harus menggambar semua aspek bangunan dan dapat dipakai sebagai acuan
dalam merawat bangunan kelak.

4. As build drawing harus diserahkan pada saat penyerahan bangunan kepada pemilik bangunan.
Sebelum diserahkan as build drawing harus diperiksa dan disetujui oleh konsultan supervisi.

n. Laporan

1. Kontraktor diwajibkan untuk menyiapkan laporan harian, mingguan dan bulanan.

2. Laporan harian berisikan: jumlah tenaga kerja, catatan material dan peralatan masuk, catatan
material dan peralatan keluar, hujan, aktifitas yang dilakukan, kejadian-kejadian khusus, dan lain-
lain yang dianggap perlu. Laporan diserahkan setiap hari untuk disetujui oleh konsultan pengawas.

3. Laporan mingguan beisikan: rangkuman jumlah tenaga kerja dalam seminggu, rangkuman material
dan peralatan yang masuk dan keluar, rangkuman hari dan lamanya hujan dan hal lain-lain yang
dianggap perlu. Laporan dilampiri dengan copy laporan harian selama seminggu, rangkuman
progres kegiatan selama seminggu. Jika terjadi keterlambatan dari skedul maka kontraktor
melampirkan evaluasi keterlambatan dan melampirkan juga rencana kerja minggu berikutnya
untuk mengejar keterlambatan. Evaluasi meliputi tenaga kerja, bahan dan material, peralatan serta
hal lain yang berpengaruh.

4. Laporan bulanan berisikan: rangkuman jumlah tenaga kerja dalam sebulan, rangkuman material
dan peralatan yang masuk dan keluar, rangkuman hari dan lamanya hujan dan hal lain-lain yang
dianggap perlu. Laporan dilengkapi dengan rangkuman progres kegiatan selama sebulan dan
dilapirkan dengan kurva-S yang memperlihatkan grafik rencana dan grafik pelaksanaan. Jika
terjadi keterlambatan dari skedul maka kontraktor melampirkan evaluasi keterlambatan dan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 4
melampirkan juga rencana kerja 4 minggu kedepan untuk mengejar keterlambatan. Evaluasi
meliputi tenaga kerja, bahan dan material, peralatan serta hal lain yang berpengaruh.

o. Dokumentasi proyek

Foto. Selain itu juga kontraktor wajib untuk menyerahkan dokumentasi berupa foto-foto bulanan yang
menggambarkan kemajuan pekerjaan, yang merupakan bagian dari laporan yang harus diserahkan
secara berkala kepada pemberi tugas.

Video. Jika diperlukan untuk dokumentasi yang baik, maka kontraktor di dalam penawarannya, juga
harus menggunakan video untuk dokumentasi yang menggambarkan rangkaian kegiatan proyek selama
pekerjaan berlangsung. Hasil rekaman video tersebut pada akhir kontrak harus diserahkan kepada
pemberi tugas.

0.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

0.1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat ukur dan lain-lain yang dibutuhkan (tetapi
tidak terbatas pada) untuk mempersiapkan segala pekerjaan berkaitan dengan pembangunan proyek
ini, seperti pengukuran batas lahan, pembuatan pagar proyek, direksi keet, pembuatan jalan kerja,
penerangan proyek, dokumentasi dan pekerjaan persiapan lain yang tersebut di bawah ini.

0.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

0.1.2.1. Pembersihan lahan proyek

Kontraktor wajib dan bertanggung jawab untuk membersihkan seluruh lahan proyek dan
membersihkan serta membuang keluar seluruh material yang mengganggu kegiatan proyek ini.
Selanjutnya lokasi proyek harus tetap dibersihkan sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan baik.

0.1.2.2. Direksi Keet

Kontraktor wajib membuat direksi keet untuk kantor konsultan supervisi maupun untuk keperluan
kontraktor sendiri. Direksi keet untuk konsultan sekurang-kurangnya terdiri dari ruang kerja dan
ruang rapat lengkap dengan furniturnya.

 Ruang kerja harus dilengkapi meja dan kursi dengan jumlah sesuai yang disepakati pada
pelelangan, serta 1 buah filling kabinet dan 1 buah water dispenser.

 Ruang rapat selain dilengkapi meja dan kursi dengan jumlah sesuai yang disepakati pada
pelelangan juga harus dilengkapi dengan white board, lemari/rak untuk mendisplay sampel
bahan dan material.

Direksi keet juga harus dilengkapi dengan penerangan dan alat komunikasi serta pendingin udara (AC)
yang memadai, dan dapat digunakan selama diperlukan oleh Konsultan supervisi.
Direksi keet harus dilengkapi toilet yang terpisah dari toilet kontraktor maupun pekerja.
Untuk kebutuhan kontraktor, agar ditentukan sendiri oleh kontraktor sesuai kebutuhan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 5
0.1.2.3. Gudang

Untuk keperluan penyimpanan material dan peralatan yang digunakan selama proyek berlangsung,
maka kontraktor wajib membuat/memperbaiki gudang yang ada, agar semua material dan peralatan
yang disimpan tidak mengalami kerusakan.

Gudang tersebut harus memiliki ventilasi yang baik dan bebas banjir dan/atau genangan air.

0.1.2.4. Pagar proyek.

Pagar proyek yang masih dalam kondisi yang baik. Kontraktor wajib merawat pagar tersebut dan jika
terjadi kerusakan, maka kontraktor wajib memperbaikinya, sehingga pagar dapat digunakan hingga
proyek selesai.

Pada akhir proyek pagar harus dibongkar dan diganti dengan pagar permanen sesuai dengan rencana
KP.

0.1.2.5. Jalan kerja

Kontraktor wajib mempersiapkan jalan kerja yang tidak mengganggu aktivitas yang sedang
berlangsung. Untuk itu jalan kerja harus ditempatkan sedemikian rupa agar tidak membahayakan
pengunjung dan juga merusak sarana/fasilitas yang ada. Jalan kerja harus diberi pembatas secara jelas
dan dan dibuat sedemikian rupa agar tidak bersinggungan dengan pemakai lain. Bila diperlukan
pembuatan jalan kerja, maka kontraktor harus mengurus segala perijinan yang diperlukan dan segala
biaya yang diperlukan untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.

0.1.2.6. Air, listrik dan alat komunikasi.

Untuk keperluan kerja, kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik kerja dan juga alat
komunikasi baik untuk internal proyek, maupun untuk hubungan ke luar, sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan lancar. Biaya yang timbul sudah harus dipertimbangkan di dalam penawaran.

0.3. PEKERJAAN PENDAHULUAN

0.3.1. Pengukuran Tapak Kembali

a. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman. Setiap kali dianggap perlu oleh Konsultan supervisi, Kontraktor harus siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.

b. Kontraktor diwajibkan menyediakan 2 buah alat ukur yang sudah ditera ulang kebenarannya
(kalibrasi).

c. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan


dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggi tanah, letak pohon, letak batas-
batas tanah.

d. Ketidak cocokkan yang mungkin terjadi antar gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya, harus
segera dilaporkan kepada Konsultan Supervisi untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi
dengan perencana.

e. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat Waterpas / Theodolith
yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 6
f. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan
untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Manajemen Kontruksi.

g. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk dalam tanggungan Kontraktor.

0.3.2. Tugu Patokan Dasar (BM)

a. Letak patokan dasar ditentukan oleh Konsultan Supervisi, sebanyak 2 (dua) buah pada dua sisi yang
berlainan.

b. Tugu patokan dasar dibuat dari beton penampang sekurang-kurangnya 200 x 200 mm, tertanjap
kuat kedalam tanah.

c. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan Supervisi untuk membongkarnya.

d. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar adalah tanggung jawab
Kontraktor.

e. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan) Kontraktor
wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

f. Untuk menghasilkan pekerjaan yang baik, maka kontraktor harus menyediakan minimal 2 (dua) set
alat ukur lengkap, selama masa pelaksaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan bekerja penuh,
sehingga setiap saat siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

0.3.3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu kayu klas II merah ukuran (50/70 mm)
atau kayu dolken, diameter 80 – 100 mm, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-
gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,500 mm satu dengan lainnya.

b. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dibuat dari kayu Kelas II, ukuran tebal 30 mm, lebar 200 mm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sifat datar
(waterpas).

c. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as dan level /
peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang bila terkena air hujan.

d. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Manajemen Kontruksi.

e. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1000 mm dari sisi luar galian tanah pondasi.

f. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melapor kepada Manajemen
Kontruksi.

g. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk tanggungan
kontraktor.

1.1. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN

1.1.1. PEKERJAAN TANAH GALIAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 7
1.1.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Tenaga kerja dan peralatan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan -bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik.

b. Lokasi galian

Pekerjaan galian terdiri dari antara lain galian pile cap, balok, pondasi dan pelat lantai ya ng
terletak dibawah muka tanah asli dan/atau elevasi tanah sekarang, seperti yang tercantum di
dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan kontraktor agar pekerjaannya dapat
dilaksanakan dengan benar dan aman. Kontraktor di dalam penawarannya sudah harus
mempertimbangkan kondisi lapisan tanah atau keberadaan benda -benda lain yang tertanam
dan tidak diketahui keberadaannya.

c. Pengaman galian dan dewatering

Walaupun tidak ditunjukkan di dalam gambar rencana, kontraktor dalam penawarannya


wajib mempertimbangkan struktur pengaman galian dan dewatering. Jika ada dan
diperlukan, baik yang permanen maupun sementara dan cara -cara pelaksanannya, terutama
untuk galian yang diperkirakan akan membahayakan bangunan dan saran lain disekitarnya.
Usulan tentang pengaman galian yang diusulkan harus dilampirkan dalam penawaran
kontraktor. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan perbaikan atas usulan kontraktor
dan semua akibat dari perbaikan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab kontraktor.

d. Sisa galian

Jika terdapat sisa galian, maka pembuangannya ke tempat yang disepakati pada saat
penawaran harus dilaksanakan oleh kontraktor. Jika tidak disebutkan di dalam pelelangan,
maka kontraktor wajib untuk mengusulkan lokasi pembuangan sisa galian dan
mempertimbangkan hal tersebut dalam penawarannya.

1.1.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pelaksanaan galian

Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level-level yang tercantum di dalam gambar.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon -
pohon yang terkena galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas
bongkaran harus dibuang pada tempat yang disepakati.

b. Jaringan utilitas

Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan, maka kontraktor harus secepatnya memberitahukan kepada Konsultan
Supervisi, atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan dari pekerjaan galian tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu. Sarana umum yang sudah tidak berfungsi lagi
mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 8
dipindahkan keluar lapangan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atas
tanggungan kontraktor.

c. Galian yang tidak sesuai

Apabila ternyata penggalian dilakukan melebihi kedalaman yang telah d itentukan, maka
kontraktor harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara pemadatan yang memenuhi syarat. Atau
galian tersebut dapat dipadatkan dengan material lain yang disetujui ol eh Konsultan
Supervisi, seperti adukan beton.

d. Urugan kembali

Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan
pada bab mengenai “Pekerjaan Urugan dan Pemadatan”. Pekerjaan pengisian/pengurugan
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Supervisi.

e. Pemadatan dasar galian

Dasar dari semua galian harus waterpas. Jika pada dasar setiap galian masih dijumpai akar-akar
tanaman atau bahan-bahan organis lainnya, maka bahan-bahan tersebut harus dibuang atau
dibersihkan dahulu, dan lubang-lubang bekas bahan tersebut harus diisi kembali dengan bahan
urugan yang memenuhi syarat, dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

f. Air pada galian

Apabila terdapat air di dasar galian selama pekerjaan berlangsung, maka kontraktor harus
menyediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai, yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghindari tergenangnya air dan lumpur pada dasar galian. Jika galian cukup
dalam, dan dasar galian berada di bawah muka air tanah, maka kontraktor harus melakukan
dewatering sesuai dengan analisa yang dilakukan, berdasarkan laporan penyelidikan tanah dan
pumping test. Harus diperhitungkan rencana mengalirkan air tanah tersebut, sehingga tidak
mengakibatkan banjir di lokasi sekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainasi yang baik
agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung. Drainasi tersebut harus berakhir
pada bak penampung yang mengumpulkan air tersebut dan selanjutnya dibuang ke luar. Selain itu
harus diperhatikan bahwa permukaan air tanah pada lokasi galian setiap saat harus berada pada level
100 cm di bawah dasar galian yang terendah, sehingga dapat dipastikan bahwa galian dilakukan
dalam keadaan kering.

g. Pengaman Galian

Kontraktor harus membuat pengaman galian sedemikian rupa, agar tidak terjadi kelongsoran dengan
memberikan suatu dinding penahan sementara yang memenuhi persyaratan di atas. Galian terbuka
hanya diizinkan jika lahan proyek cukup luas dan daerah galian cukup jauh dari batas lahan. Galian
terbuka yang lebih besar dari 1 : 2 (vertical : horizontal) harus dilindungi dengan menggunakan
adukan beton yang dipergunakan dengan jaring tulangan, tidak lebih dari 1 hari setelah galian
dilakukan. Sebelum adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material
yang kedap air, seperti lembaran kanvas sehingga galian tersebut selalu terlindungi baik dari hujan
maupun sinar matahari.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 9
h. Perlindungan benda yang dijumpai

Kontraktor harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah yang ditemui selama
pekerjaan galian, kecuali disetujui untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang
mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan
harus diperbaiki/diganti oleh kontraktor atas tanggungan sendiri.

i. Urutan galian

Jika kedalama galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dilakukan terlebih dahulu pada
bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

1.1.2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT

1.1.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Peralatan kerja

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sesuai
dengan waktu pelaksanaan yang disetujui.

b. Lokasi pekerjaan

Pekerjaan urugan pasir dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan lantai kerja dan
digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, pile cap dan
lain-lain.

1.1.2.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan urugan

Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari Lumpur,
tanah lempung dan lain sebagainya, seperti disyaratkan dalam NI-3 (PUBI-1982) pasal 14 ayat 3.
Penggunaan material lain dari yang disebutkan di atas harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Supervisi.

b. Air kerja

Air yang digunakan harus memenuhi syarat untuk digunakan. Air tidak boleh mengandung sulfat dan
kloride yang melebihi batas yang ditentukan. Air yang akan digunakan harus diuji sebelum digunakan.

c. Persetujuan

Bahan-bahan yang digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi
sebelum proses pengiriman dan lainnya dilakukan. Kontraktor harus mengajukan permohonan
persetujuan dalam waktu minimal 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

1.1.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Tebal ruangan

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan pasir urugan harus dibuat dengan tebal 10 cm
padat, dan harus dipadatkan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.

b. Cara pemadatan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 10
Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat pemadat yang
disetujui Konsultan Supervisi. Pemadat dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari
kepadatan optimum laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar
dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas
tidak terpenuhi.

c. Persetujuan

Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

1.1.3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1.1.3.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

1.1.3.2. Persyaratan Bahan

Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari
lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Jenis tanah harus bergradasi baik dan bebas dari tanah organis, kotoran dan batuan yang
berukuran lebih besar dari 100 mm. Tanah urug harus mempunyai Liquid Limit (LL) 30 persen
atau kurang, Indeks Plastis (PI) 15 persen atau kurang, dan tidak lebih dari 20 persen melampaui
saringan No. 200., kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

b. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan tanah
urug lainnya sehingga diperoleh lapisan dengan gradasi yang baik.

c. Jika material tersebut tidak memenuhi syarat, maka Konsultan Supervisi berhak menolak dan
Kontraktor harus mengganti dengan material yang memenuhi syarat.

1.1.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Cara pengurugan

Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum tiap-tiap lapisan 20
cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan
mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan. Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti
ASTM.D-1557.

b. Pemasangan patok

Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian, sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.

c. Saluran air

Pada daerah yang basah/tergenang air, kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara untuk
mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 11
direncanakan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga
selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif untuk menanggulangi air yang ada.

d. Kotoran dan lumpur

Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis.
Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

e. Kadar air dan alat pemadat

Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan kadar air yang sesuai dengan yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan laboratorium. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

f. Urugan yang tebal

Jika urugan sangat tebal, maka pengurugan dan pemadatan harus dilakukan secara berlapis, dengan
ketebalan lepas tidak lebih dari 20 cm. Selanjutnya derajat kepadatan harus memenuhi persyaratan
seperti tercantum dalam gambar rencana. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan minimal 98%.

g. Toleransi kerataan

Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 50 mm
terhadap kerataan yang ditentukan.

h. Uji Laboratorium

Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest laboratorium, untuk mendapatkan nilai
Standard Proctor/Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum. Laboratorium yang memeriksa harus
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

i. Uji Lapangan

Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan, yaitu 1
(satu) test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem ”Field Density Test”. Jika urugan cukup tebal maka
dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus
mencapai minimal 95 % dari Standar Proctor.

b. Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 98 % dari Standar Proctor.

j. Level akhir

Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Supervisi. Semua hasil -hasil
pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

k. Perlindungan hasil pemadatan

Bagian permukaan yang telah dinyatakan pada harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar
jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan
sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan dengan plastik.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 12
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat an mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

l. Pemadatan kembali

Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.

Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi
kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna
mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Konsultan Supervisi.

m. Cara pengujian

Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur dibawah ini:

a. ”Density of soil in place by sand-cone method” AASHTO.T.191.

b. ”Density of soil in place by driven cylinder method” AASHTO.T.204.

c. “Density of soil in place by the rubber ballon method” AASHTO.T.205.

Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi.
Kontraktor harus mengajukan cara pengujian yang akan digunakan kepada Konsultan Supervisi.

n. Sisa material urugan

Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ke tempat tertentu yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan jika sama sekali sudah tidak diperlukan maka harus
segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

1.2. PEKERJAAN PONDASI

1.2.1. Pondasi batukali / batu gunung

1.2.1.1. Lingkup pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pondasi batukali ini dilakukan untuk pondasi konstruksi yang ringan seperti pondasi
dinding, pondasi bangunan pelengkap dan dinding saluran drainage serta sesuai detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

1.2.1.2. Persyaratan bahan

a. Batu gunung yang digunakan harus yang cukup kuat dan permukaannya tidak rata dan telah
mendapat persetujuan direksi/pengawas untuk pemakaiannya.

b. Jika menggunakan batu kali berbentuk bulat maka batukali harus dipecah sehingga tercipta sisi-sisi
yang tajam.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 13
c. Persyaratan bahan adukan untuk pasangan batu kali / batu gunung seperti yang disebutkan didalam
“persyaratan beton”.

1.2.1.3. Syarat-syarat pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai maka harus dibuat mal dari kayu di kedua sisi awal akhir pekerjaan dan
dihubungkan dengan benang sebagai acuan pekerjaan dengan ukuran sesuai yang terlihat pada
gambar.

b. Pasangan pondasi batu gunung/kali menggunakan adukan semen 1 : 4, yaitu 1 semen portland : 4
pasir pasang.

c. Batu yang digunakan tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

d. Batu yang besar dipasang terlebih dahulu, dan batu yang lebih kecil mengisi ruang yang masih
kosong.

e. Jika ada saluran/pipa yang akan menembus pasangan batu gunung / batukali, maka pipa tersebut
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pekerjaan dilanjutkan. Tidak dibenarkan membongkar /
melubangi pondasi untuk memasang pipa setelah pondasi selesai.

f. Jika terdapat besi tulangan untuk kolom diatasnya, maka besi tersebut harus dipasang terlebih dahulu
dan diikat dengan baik agar tidak bergeser dari posisi seharusnya. Ruang diantara besi tulang
tersebut harus terisi penuh dengan batu dan adukan. Jika tidak memungkinkan boleh menggunakan
batu yang lebih kecil. Tidak dibenarkan memasukan sisa-sisa bongkaran bangunan atau pecahan
batu bata.

g. Siar-siar pasangan batu harus terisi penuh dan merekat dengan baik.

h. Siar-siar pasangan batu harus dikikis 1cm sebelum dan dirapihkan dengan pasta yang dibuat dari
campuran semen dan air. Untuk sisi batu kali yang tertimbun didalam tanah tidak perlu dirapihkan.

i. Sisi luar pondasi diusahakan rata mengikuti benang acuan.

1.2.2. Pondasi Tapak Beyon Bertulang Prinsip Sama Seperti Beton Bertulang

1.3. PEKERJAAN BETON BERTULANG

1.3.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu
lainnya, serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut
pembersihannya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan
dengan beton, seperti aggregat, besi beton dan admixtures sehingga beton dapat diterima sesuai
dengan spesifikasi ini.

1.3.2. Peraturan – Peraturan

Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya. maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut:

 Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03). .

 Pedoman Beton Indonesia 1989.


SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 14
 Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.

 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk
Gedung 1983.

 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3.

 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8.

 Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).

 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).

 ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Aggregates.

 Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).

 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 078.1-83).

 American Society for Testing and Material (ASTM).

 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

Peraturan-peraturan yang diperlukan tersebut di atas harus disediakan Kontraktor di lokasi pekerjaan
sehingga memudahkan apabila hendak digunakan.

1.3.3. Keahlian dan Pertukangan.

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh kualitas pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, antara lain mutu dan pengamanannya selama pelaksanaan.
Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman. Khusus untuk
pekerjaan beton yang membutuldan keahlian dan ketelitian tinggi, seperti pembuatan beton untuk
menara dan sejenisnya, juga untuk beton dengan volume yang besar, maka Kontraktor wajib
menyediakan tenaga ahli yang sudah berpengalaman di dalam bidangnya dan harus selalu berada di
lokasi pekerjaan, baik di tempat pembuatan beton maupun di lokasi pcngecoran, selama pekerjaan
tersebut berlangsung, sehingga dapat cepat mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Kontraktor harus mengusulkan metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan beton
volume besar tersebut dan perawatannya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi.
Selain tenaga ahli, juga untuk pekerjaan beton volume besar tersebut, Kontraktor wajib menggunakan
tukang yang berpengalaman, sehingga sudah mengetahui hal-hal yang harus dikerjakan pada saat
pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus tetap mengawasi pekerjaan
sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Metode kerja yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaannya.
Jika dipandang perlu, maka Konsultan Supervisi berhak untuk menunjuk tenaga ahli di luar yang
ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor, dan semua biaya yang
timbul menjadi beban Kontraktor.

1.3.4. Persyaratan Bahan.

a. Semen

Semen yang digunakan adalah Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau tipe I menurut ASTM dan
memenuhi standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia serta memenuhi
SII 0013-81, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. Semua semen yang akan dipakai harus
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 15
dari satu merek yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macarn jenis/merek
semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli. Jika semen yang
dikirim adalah dalam kantong semen, maka dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan.
Semen harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan
harus disimpan di gudang yang ventilasinya baik, terlindung dari air, tidak lembab dan diletakkan
pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan, dan paling sedikit
30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya lebih dari 10 sak.
Sistem penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi semen tersebut
tersimpan terlalu lama. Untuk semen yang diragukan mutunya dan menjadi rusak akibat salah
penyimpanan, seperti membatu, akan ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.

b. Aggregat

Ada dua ukuran aggregat yang digunakan, yaitu aggregat kasar/batu pecah dan aggregat halus/pasir
beton.

 Aggregat kasar. Harus merupakan batu pecah yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 30 mm,
dengan gradasi seperti tersebut di bawah ini. Penggunaan ukuran butir lebih besar dari 30 mm
tidak diizinkan. Gradasi dari aggregat-aggregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan
yang disyaratkan oleh ASTM. agar dapat menghasilkan kualitas beton yang memadai dengan
ketentuan sebagai berikut:

Sisa diatas (% berat)

Ayakan 31.50 mm 0

Ayakan 4.00 mm 90 – 98

Selisih antara 2 ayakan berikutnya 10 – 60

Khusus untuk elemen struktur yang mempunyai jarak tulangan yang kecil/ rapat, seperti kolom
beton, maka penggunaan ukuran agregat maksimum dibatasi maksimum 20 mm.

 Aggregat halus. Harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lurnpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Aggregat
halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus
memenuhi syarat sbb:

Sisa diatas (% berat)

Ayakan 4.00 mm ≥2

Ayakan 1.00 mm ≥ 10

Ayakan 0.25 mm 80 – 95

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 16
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika
sumber aggregat berubah karna sesuatu hal, maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan Supervisi. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.

c. Air

Yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tidak mengandung organisme yang
dapat memberikan efek merusak beton/tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat
untuk beton. Air Laut sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai. Air yang akan digunakan wajib
diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Supervisi, untuk mendapatkan kepastian
apakah air tersebut dapat dipergunakan untuk pembuatan beton. Kadar air di dalam adukan beton
tergantung dari W/C faktor yang digunakan (lihat tabel di dalam spesifikasi ini).

d. Besi beton

Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:

 Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/kara dan tidak cacat.

 Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar.

 Mempunyai penampang yang rata dan seragam, dan memenuhi toleransi yang disyaratkan.

 Merupakan produksi pabrik yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Supervisi. Pemasok besi beton harus dari satu sumber (pabrik) dan tidak
dibenarkan untuk menggunakan bermacam-macam merek besi beton tersebut untuk pekerjaan
konstruksi. Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan tanggal
pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi tersebut.

e. Admixtures

Pemakaian admixtures (super plasticizer, retarder, air entrained dll) saat ini merupakan sesuatu yang
umum untuk pembuatan beton. Walaupun demikian sebelum admixtures digunakan, Kontraktor
wajib mengusulkan penggunaan tersebut kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan. Dalam usulan tersebut Kontraktor hams mencantumkan dan melampirkan brosur
admixtures yang menjelaskan tentang data, jenis bahan dasarnya, berikut risiko yang akan timbul
dengan menggunakan admixtures tsb. Juga di dalam usulan tersebut harus dijelaskan tentang alasan
pemakaian admixtures tersebut, lengkap dengan metode kerja dan kegunaan admixtures tersebut.

f. Kualitas Beton

Semua kualitas beton yang dipakai adalah K-225 atau sesuai yang tercantum di dalam gambar
rencana, kecuali beton non struktural. Mutu beton non struktural adalah K-175, dan hanya
digunakan untuk kolom-kolom praktis dan lantai kerja, atau jika beton langsung dicor di atas tanah.

Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan
memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan pada tempat lain dan dengan mengadakan trial-
mix di laboratorium.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 17
g. Disain Adukan Beton.

Campuran beton harus dirancang oleh Kontraktor sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai,
dengan batasan di bawah ini:

MUTU BETON K225 K250 K300 K350 K400


2
Kuat tekan min. 7 hari (kg/cm ) 158 175 210 245 280
3
Jumlah semen minimum, kg/m 300 300 325 350 375
3
Jumlah semen minimum, kg/m 550 550 550 550 550
W/C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.50 0.50

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Supervisi untuk
mendapatkan persetujuan.

1.3.5. Pengujian Bahan.

a. Umum

 Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan segala pengujian


termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang diisyaratkan dalam
spesifikasi ini. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya segera setelah hasil diperoleh.

 Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang khusus diminta Konsultan Supervisi, jika
dijumpai kegagalan ataupun pelaksanaan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, dengan biaya
ditanggung oleh Kontraktor.

 Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan segera, sesuai dengan
pengarahan Konsultan Supervisi.

 Untuk semua bahan semen dan tulangan yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan secara
berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesiftkasi ini.

b. Laboratorium Penguji

 Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium penguji
yang akan digunakan untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada
proyek ini. Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian sesuai
dengan spesifikasi ini.

 Kecuali ditentukan lain, Kontraktor wajib untuk mempunyai peralatan penguji yang siap di
lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai bidangnya.

o Peralatan untuk menguji aggregat baik kasar maupun halus.

o Peralatan untuk mengukur kadar air (moisture content) dari aggregat.

o Peralatan untuk mengukur kelecakan beton (slump).

o Peralatan untuk membuat dan merawat benda uji sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini, termasuk menyiapkan bak penyimpan agar benda uji dapat disimpan
pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 18
 Jika digunakan beton ready mix, maka peralatan yang disebut diatas harus disiapkan di lokasi
pembuatan beton ready mix

c. Pengujian Agregat

 Pengujian Pendahuluan Aggregat

Segera setelah sumber aggregat disetujui oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor harus segera
meminta kepada laboratorium penguji yang disepakati untuk melakukan pengujian
pendahuluan sebagai berikut:

Tipe Pengujian Jumlah Contoh


Sieve analysis Minimum satu per minggu
Moisture content Minimum satu per minggu

Clay, silt dan kotoran Minimum satu setiap minggu


Kadar organis Minimum satu per minggu
Kadar chlorida dan sulfat Minimum satu setiap minggu 500 m3 beton

 Jika karena suatu sebab Konsultan Supervisi tidak puas dengan hasil pembuatan beton yang
dilakukan oleh Kontraktor, maka Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pengujian
tainbahan dari yang sudah ditetapkan di atas dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya
mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata memuaskan.

d. Pengujian Beton

 Benda uji beton.

Pada awal pelaksanaan, hares dibuat minimum I benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat
dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama. Benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15 X 15
X 15 cm3. Benda uji bentuk Iainnya dapat diusulkan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Supervisi. Selanjutnya pengambilan benda uji harus dilakukan dengan jumlah seperti terurai di
bawah ini:

Tipe struktur Satu contoh dari

Struktur pelat, balok, koloin setiap 10 m3

konstruksi beton berat setiap 20 m3

pondasi raft, pile cap setiap 20 m3

 Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan Supervisi dan dirawat sesuai dengan
persyaratan. Jumlah benda uji tersebut dapat dikurangi jumlahnya, jika hasil uji menunjukkan
hasil yang memuaskan, mengacu pada peraturan lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

 Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.

 Jika akibat suatu alasan, seperti hasil kerja beton yang kurang memuaskan, maka Konsultan
Supervisi berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 19
di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor, demikian juga sebaliknya, jumlah benda
uji mungkin dapat dikurangi, jika hasil kerja yang diperlihatkan sudah baik.

 Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton ready mix, maka benda
uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran, sesuai dengan yang disyaratkan
oleh Konsultan.

 Jika hasil uji beton menunjukkan hasil yang memuaskan dengan standar deviasi yang baik, maka
jumlah benda uji dapat dikurangi sesuai dengan peraturan internasional yang berlaku seperti
tercantum di dalam spesifikasi ini.

e. Laporan hasil uji beton.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Konsultan Supervisi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium.

f. Pengujian untuk memperkirakan Kuat Tekan Beton

Jumlah minimum benda uji yang harus disiapkan untuk setiap mutu beton adalah sebagai berikut:

Jumlah minimum Waktu perawatan (hari)


Jenis Struktur
Benda uji 3 7 28

Beton Bertulang 4 - 2 2

Beton Pratekan 6 2 2 2

g. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Test Kubus

 Deviasi Standar - S Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil
test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus
dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut:

S
 ( fc  fcr )2
N 1

Jumlah Benda Uji (N)-buah Faktor Pengali – S

≤ 15 1.16

20 1.08

25 1.03

≥ 30 1.00

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 20
 Target kuat tekan rata-rata –f’cr Pada saat percobaan awal untuk mendapatkan mutu beton yang
disyaratkan, maka kuat tekan rata-rata harus ditentukan dengan cara di bawah ini. f’cr untuk
perencanaan proporsi campuran beton harus diambil darn nilai terbesar dari:

fcr = fc' + 1.64S kg/cm2.

fcr = fc' + 2.64 S - 40 kg/cm2.

 Kuat tekan sesungguhnya Untuk keadaan sesungguhnva pada saat pelaksanaan di lapangan, maka
tingkat kekuatan suatu mutu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan jika kedua persyaratan
berikut dipenuhi:

o Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4 hasil uji
kuat tekan tidak kurang dari (f c' + 0.82 S)

o Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai dibawah
0.85 fc'.

h. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)

Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi, maka jika
diminta oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang tidak merusak
yang dapat terdiri dari hammer test, cored drilled test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya
pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan
secara khusus dengan melihat kasus per kasus.

1.3.6. Pengujian Besi Beton

a. Benda uji besi beton

 Pada awal pelaksanaan, sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi
beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan
kualitas yang akin digunakan. Selanjutnya contoh besi beton harus diambil dengan disaksikan
oleh Konsultan Supervisi dengan ketentuan sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing-
masing diameter besi beton.

 Pemeriksaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Konsultan Supervisi. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan
Konsultan Supervisi tidak diperkenankan dan hasil test yang bersangkutan dianggap tidak sah.
Semua biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Benda uji harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal pengiriman, lokasi
terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.

c. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan Supervisi berhak
untuk meminta pengambilan contoh benda uji Iebih besar dari yang ditentukan di atas dengan beban
biaya ditanggung oleh Kontraktor, demikian juga sebaliknya, jumlah benda uji mungkin dapat
dikurangi, jika hasil kerja yang diperlihatkan sudah baik.

d. Jika hasil uji menunjukkan hasil yang memuaskan dengan tingkat keseragaman yang baik, maka
jumlah benda uji dapat dikurangi sesuai dengan peraturan internasional yang berlaku seperti
tercantum di dalam spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 21
e. Laporan hasil uji besi beton

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas besi beton yang dilakukan untuk
diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan evaluasi atas
pengujian tersebut.

1.3.7. Syarat - syarat Pelaksanaan Pengecoran

a. Uji slump

Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus adalah
antara 10  2 cm. Cara pengujian slump sebagai berikut : Beton diambil tepat sebelum dituangkan
kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu yang
rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut
ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi dia 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti
peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya.
Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunanya
(nilai slumpnya).

b. Persetujuan dari Konsultan Supervisi

Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus mendapatkan


persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi. Laporan harus diberikan kepada Konsultan Supervisi
beberapa hari (sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi) sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal
khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua
tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga mudah untuk ditelusuri
jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.

c. Persiapan dan Pemeriksaan

Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari Konsultan
Supervisi. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Supervisi tentang kesiapannya untuk
melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu
pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Konsultan Supervisi
melakukan pemeriksaan sebelurn pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas
yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar Konsultan Supervisi dapat
memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan
diizinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut
harus segera diperbaiki dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat
melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul,
kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Supervisi. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab sepenuhnya atas ke
tidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan
bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya, dan
semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan
sudah harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 22
d. Siar Pelaksanaan

Kontraktor wajib mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar pelaksanaan
harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan
tidak diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir
dll, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar
pelaksanaan harus terletak pada daerah di mana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada
sepertiga bentang tengah dari panjang efektif elemen struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan
volume yang besar. Lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada beton tersebut, yang dapat berakibat retaknya
beton, disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat
secara horisontal, dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan
tersebut harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Kontraktor sudah harus mempertimbangkan di
dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti waterstop,
perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara
beton lama dan bane. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak
melekat dengan baik dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa
sehingga aggregat besar menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan baik.

e. Pengangkutan dan pengecoran Beton

Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi proyek dalam
keadaan yang masih layak untuk digunakan sebagai beton segar. Jika lokasi pembuatan beton cukup
jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan
dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi
pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton
segar harus lebih kecil dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara
batu pecah yang berat, dengan pasta beton, sehingga mengakibatkan kualitas beton menjadi
menurun. Untuk itu harus disiapkan alat bantu sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum
pengecoran beton harus tetap dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup,
sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan junilah alat
dan personel yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan besarnya volume
pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar
5 - 8 m3 beton segar per jam. Beton segar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan, dan selama pemadatan beton
masih bersifat plastis. Untuk menjaga kelangsungan pengecoran beton, Kontraktor harus
mempersiapkan alat pelindung yang mungkin berguna seperti huian yang dapat terjadi sewaktu-
waktu.

f. Pemadatan Beton

 A1at pemadat beton. Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Supervisi. Pemadatan tersebut bertujuan
untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton. Pemadatan
tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton.

 Jumlah vibrator. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump
yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 23
yang memadai, sesuai dengan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Minimal
harus dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak
pada saat pemadatan sedang berlangsung.

 Lokasi pemadatan yang sulit. Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti
pada pertemuan balok-kolom, dinding beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang Mat
dan rumit, maka Kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton,
agar tidak terjadi keropos pada beton, sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.

 Pemadatan kembali. Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali agar retak tersebut dapat dihilangkan.

 Metode pemadatan lain. Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan
lain yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan
dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan
menetap pada beton, tanpa adanya beban yang bekerja.

g. Kelecakan (Workability).

 Kontraktor harus memperkirakan dalam usulannya campuran beton yang akan digunakan
agar beton segar dapat dengan lancar dicor ke lokasi pengecoran, dengan tetap
memperhatikan kualitas beton yang harus dihasilkannya.

 Untuk memastikan bahwa kelecakan beton sudah memenuhi syarat, maka harus dilakukan
dengan menguji slump beton. Slump beton yang disyaratkan tercantum dalam spesifikasi ini,
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. Jika dalam pengujian slump diperkirakan
terjadi segregasi dari beton, maka Konsultan Supervisi berhak untuk menolak beton tersebut.

h. Temperatur dari Beton Segar

Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil. sebuah termometer yang mempunyai skala -5 s/d 100
derajat C harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil
selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 derajat C.

i. Perawatan Beton.

 Tujuan perawatan. Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah penguapan air dari beton
pada umur beton awal, dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat
menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan
perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat terutama pada
permukaan beton yang baru dipadatkan.

 Lama perawatan. Pennukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dengan
membasahi permukaan beton tersebut dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah
pengecoran selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. Untuk elemen vertikal seperti
kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi
terus menerus.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 24
 Perlindungan beton tebal. Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
perlindungan (insulasi) permukaan beton dengan material yang disetujui Konsultan Supervisi,
agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.

 Acuan metal. Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis,
harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut harus dihindari dari
terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas.
Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.

 Curing compound. Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound. Jenis dan tipe curing compound yang akan digunakan harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada
permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

j. Cara untuk menghindari keretakan pada beton

 Alat Monitoring. Untuk semua pekerjaan beton, Kontraktor harus menyediakan peralatan yang
dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi selama
pekerjaan beton berlangsung terutama untuk beton yang tebal. Kontraktor wajib menyediakan
alat pengukur temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton dan di
permukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan maksinial 50 cm. Sedangkan jarak
horisontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 20 meter. Lokasi alat pengukur tersebut
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

 Perbedaan temperatur. Umumnya permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak,
yang terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (> 20 ° C) antara
permukaan dan inti beton. dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun
tiupan angin.

 Material Bantu. Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat
dicampur ke dalam beton ataupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton untuk
mencegah terjadinya pcnguapan yang terlalu cepat.

 Lebar retak. Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. Dan lebar retak yang
diizinkan maksimal sebesar 0.004 kali tebal selimut beton. Alat pengukur yang digunakan dapat
diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

 Antisipasi perbedaan temperatur. Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang


dibutuhkan untuk mengatasi jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya
dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar
kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak
menjadi lebih besar. Untuk itu harus disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum
pengecoran dilakukan.

 Hal lain-lain. Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah:

a. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung dari
sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat pencampuran dimulai.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 25
b. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti sebagian air dengan
es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah.

c. Jumlah semen yang akan digunakan dikurangi, dan diganti dengan admixtures dengan
komposisi yang diizinkan oleh pabrik pembuat, dengan catatan, bahwa mutu beton tetap
dipenuhi dan daya tahan beton tetap dapat dipertahankan sehingga memenuhi syarat.

d. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.

e. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.

f. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam.

g. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar pelaksanaan
secara horisontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang
lebih 1 meter, dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.

h. Jika mungkin, diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperatur lapangan
sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.

i. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan beton yang terbuka untuk
mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh
penampang beton.

j. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus diteruskan sampai sistem
isolasi terpasang seluruhnya.

k. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan angin. Hal
ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran dengan
plastik atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.

 Retak di luar toleransi. Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar toleransi
yang diizinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tenulis yang berisi antara
lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang diguirakan,
kepada Konsultan Supervisi untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diizinkan untuk
memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Supervisi. Sambil menunggu evaluasi tersebut Kontraktor harus segera mengusulkan metode
perbaikan yang akan dilakukannya dengan beban biaya Kontraktor. Umumnya keretakan tersebut
diatasi dengan menggunakan grouting yang tidak susut (nonshrink-grout)

 Adukan Beton yang dibuat di tempat (Site Mixing). Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik,
maka untuk beton yang dibuat di lapangan har-us memenuhi syarat-syarat:

 Semen diukur menurut berat.

 Aggregat kasar diukur menurut berat.

 Pasir diukur menurut berat.

 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant).

 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk

 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dlm mesin

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 26
pengaduk

 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan Iebih dahulu,
sebelum adukan belon yang baru dimulai

k. Besi Beton/ Tulangan

 Pernasok besi beton. Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan
pemasok besi beton untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

 Penyimpanan. Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik
sehingga tidak merusak kualitasnva. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga
kemungkinan karat dapat dihindarkan.

 Bending Schedule. Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah,
retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin dan pemotongan harus dengan Bar Cutter, tidak boleh dengan sistem panas. Untuk hal itu
sebelumnya Kontraktor harus membuat gambar pembengkokan tulangan (bending schedule)
diajukan kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuannya. Semua sambungan
tulangan dengan diameter lebih besar dari 25 mm, harus menggunakan mekanikal join dengan
tipe yang disetujui oleh Konsultan Supervisi. Kontraktor wajib mengusulkan tipe mekanikal join
yang akan digunakan. Mekanikal join tersebut selanjutnya harus diuji dengan jumlah 0.5 persen
dari jumlah yang dipakai, atau minimal 2 (dua) buah dan semua biaya pengujian termasuk beban
Kontraktor.

 Shop Drawing. Sebelum penyetelan dan pemasanaan besi beton dimulai, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja (shop drawing) berupa penjabaran gambar rencana pembesian, rencana
kerja pemotongan dan pembengkokan besi beton (bending schedule), yang diserahkan kepada
Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan tertulis.

 Bebas karat. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan elevasi yang sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan
besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi
beton.

 Selimut beton. Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standar
detail. Sebagai catatan, pemasanaan tulangan-tulangan utama tarik/tekan penampang beton harus
dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang. sehingga pemakaian selimut beton yang
melebihi ketentuan-ketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Supervisi.

 Penjangkaran dll. Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,


penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat
dalam dokumen tender. Apabila ada keraguan tentang rangkaian tulangan maka Kontraktor harus
memberitahukan kepada Konsultan Supervisi untuk klarifikasi.

 Kawat beton dan penunjang. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 27
yang beruk-uran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.
Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada spesifikasi
ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan dengan acuan. Ikatan dari
kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga tidak mcnonjol pada permukaan
beton.

 Sengkang-sengkang. Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar.
Akhiran/kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar
sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang
digunakan untuk pengikat tulangan utama.

 Beton tahu. Beton tahu atau spacer harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor.

 Penggantian besi

a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.

b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka:

c. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar. Usulan penambahan tersebut harus segera dikonfinnasikan pada Konsultan
Supervisi untuk persetujuan.

d. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan tambah, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan
Supervisi.

e. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat
dengan catatan:

 Harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

 Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk
balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari
pembesian aslinya.

 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau
di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.

 Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

 Toleransi Besi

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 28
Diameter besi, (mm) Toleransi dia, (mm) Toleransi berat (%)
Ф ≤ 10 ± 0.4 ±7
10 < ф ≤ 16 ± 0.4 ±5
16 ≤ ф < 16 ± 0.5 ±4
Ф ≥ 28 ± 0.6 ±2

 Toleransi dimensi elemen-elemen struktur

Kecuali disetujui lain oleh Konsultan Supervisi, maka dimensi elemen struktur seperti (pelat,
balok, kolom. dinding beton dll) harus memenuhi toleransi sbb:

Toleransi terhadap B Toleransi selimut beton


Dimensi Elemen Struktur
(mm) (mm)

ф ≤ 10 ± 0.4 ±7

10 < ф ≤ 16 ± 0.4 ±5

Dimana ”B” adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang
tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan Supervisi, untuk selanjutnya
diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

 Pemasangan alat-alat di dalam beton/Sparing

a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi sparing
yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari gambar M&E dan
mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut.
Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan disain harus diinformasikan segera kepada
Konsultan Supervisi untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat
lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika
diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Supervisi.

b. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya,
harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut
petunjuk-petunjuk Konsultan Supervisi.

c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus mengikuti
ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/belum tertera di dalam gambar
maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut kepada Konsultan Supervisi untuk
mendapatkan penyelesaiannya.

 Beton Kedap Air

d. Beton kedap air adalah beton yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan beton yang
tidak dapat ditembus oleh air untuk jangka waktu yang lama, sehingga secara umum tidak
dibenarkan adanya kebocoran sama sekali pada struktur tersebut. Kontraktor wajib

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 29
melakukan perbaikan misalnya dengan penyuntikan jika ternyata terjadi kebocoran pada
beton tersebut Penggunaan bahan tambahan (admixtures) dapat dipertimbangkan untuk
mengatasi hal tersebut. Lokasi yang harus dibuat kedap air adalah seluruh dinding beton
yang berhubungan langsung dengan tanah, ground reservoir, sump pit dan lain-lain
termasuk juga lantai untuk kamar mandi maupun toilet.

e. Pada lokasi akhir pengecoran/siar pelaksanaan, khusus untuk beton yang kedap air dan juga
untuk beton yang akan terkena air seperti pelat atap dan dinding beton yang berhubungan
dengan tanah harus dipasang waterstop tipe PVC yang lebarnya sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/shop drawing, sehingga
rencana pengecoran harus dipersiapkan dengan baik. Biaya tentang pengadaan waterstop
tersebut sudah temasuk di dalam penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.

f. Kontraktor bertanggung jawab atas pembuatan beton kedap air tersebut. Apabila di
kemudian hari (selama masa garansi ), ternyata terjadi bocor atau rembesan, maka
Kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya dari Kontraktor. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Supervisi,
sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

 Kolom Praktis dan Ringbalok untuk Dinding

Semua kolom-kolom praktis dan ringbalok untuk dinding Bata/Conblock/Celcon dan material
sejenis harus mengikuti petunjuk seperti tercantum dalam Pedoman Perencanaan untuk Struktur
Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok bertulang untuk Gedung 1983 untuk struktur type
D.

1.3.8. Acuan/Bekisting

a. Umum

 Kontraktor harus membuat acuan yang secara struktur dapat dipertanggung jawabkan
kekuatannya, stabil dan kaku serta layak untuk dipergunakan. Acuan merupakan suatu bagian
pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai dengan yang
direncanakan. Termasuk di dalamnya adalah segala elemen yang diperlukan agar acuan mampu
memikul beton segar yang akan dibuat.

 Jenis acuan yang digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi. Di dalam penawarannya, Kontraktor wajib menawarkan
sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.

 Semua bagian acuan yang sudah selesai dipergunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.

 Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukan pada acuan harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga bukan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga
bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi dengan material, tertentu
seperti water baffles sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 30
 Elemen balok dan pelat lantai seluruhnya akan berfungsi sebagai plafond, sehingga Kontraktor
harus membuat acuan untuk beton exposed, agar langsung dapat langsung dicat tanpa
perbaikan terlebih dahulu.

 Jika digunakan metode khusus dalam pekerjaan beton, maka Kontraktor harus mencanturnkan
jenis, material, cara pemasangan dan penggunaan bekisting acuan tersebut sesuai dengan
metode kerja yang diusulkan oleh Kontraktor.

b. Lingkup Pekerjaan

 Tenaga kerja, bahan dan peralatan. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-
gambar disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.

 Acuan beton exposed. Pada elemen beton yaitu balok dan pelat lantai yang langsung berfungsi
sebagai plafond, termasuk pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Lingkup lebih
jelas tentang hal ini dapat dilihat secara lengkap pada gambar arsitektur.

 Detail-detail khusus. Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan oleh Konsultan
Perencana juga harus termasuk yang ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk
juga jika disyaratkan menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail
khusus.

c. Persyaratan Bahan

 Acuan dan Penyanggah. Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan
bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan untuk dipergunakan, selama
dapat disetujui oleh Konsultan Supervisi. Acuan yang terbuat dari multipleks yang dilapisi
dengan kertas film yang khusus digunakan untuk acuan sangat dianjurkan khususnya untuk
acuan beton exposed. Tebal multipleks minimal adalah 12 mm. Pengaku harus dibuat dengan
benar agar tidak terjadi lendutan dan/atau perubahan bentuk/ ukuran dari elemen beton yang
dibuat. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material
penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi. Untuk pekerjaan beton yang langsung
berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K175 Sebagai
acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom
bulat disarankan menggunakan acuan baja.

 Release Agents. Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini:

o Cream emulsion

o Neat oil dengan ditambahkan surfactant

o Release agent kimiawi yang tidak merusak beton

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 31
Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang digunakan cocok dengan bahan finish
yang akan digunakan. Dan jika permukaan beton merupakan finishing atau umum disebut
beton exposed maka Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan beton yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan Konsultan Supervisi. Kontraktor harus memastikan bahwa
release agent tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi beton.

d. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Struktur acuan. Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga
mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi
yang berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi syarat stabilitas. Peninjauan terhadap
kemungkinan beban di luar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan
beban konstruksi, angin, hujan dan lain lain. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut
elemen pendukungnya harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.

 Dimensi acuan. Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk plester/finishing. Tambahan elemen tertentu seperti
bentuk/ profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus diperhitungkan
baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.

 Shop Drawing. Kontraktor harus membuat gambar shopdrawing khusus acuan berdasarkan
analisa yang dilakukannya. Gambar tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan Supervisi untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai
pembuatan acuan di Iapangan.

 Tanggung jawab. Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.

 Stabilitas acuan. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan Supervisi berhak
untuk meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/kurang sempurna
dengan beban biaya Kontraktor.

 Inspeksi Konsultan Supervisi. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur


sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
Supervisi.

 Detail acuan. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 32
 Jumlah pemakaian. Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. Acuan yang akan digunakan berulang harus
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.

 Akurasi. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang akurat kerataan/kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi
harus sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi ini.

 Sistem pengaliran air. Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air dapat
mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama
pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

 Ikatan acuan di dalam beton. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan merusak beton yang sudah
dibuat.

 Acuan beron exposed. Jika ada harus dilapisi dengan release agent pada permukaan acuan yang
menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent berpengaruh pada warna
permukaan beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama.
Cara pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan
tidak merusak penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent yang telah
disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk dan jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release agent tersebut, data bahan-
bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

 Bukaan untuk pembersihan. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

 Scaffolding. Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steer besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa
oleh Konsultan Supervisi.

 Persetujuan Konsultan Supervisi. Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran
Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan
Supervisi.

 Anti lendut (Cambers). Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok
dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb:

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 33
Lokasi % terhadap bentang

Di tengah bentang 0.3

Kantiveler di ujung bentang 0.5

 Pembongkaran Acuan

Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi yang dibongkar
acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb:

Elemen Struktur Waktu minimum

Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari

Balok dan pelat beton (tiang penyanggah tidak di lepas) 7 hari

Balok pratekan Setelah penarikan

Tiang-tiang penyanggah pelat beton 21 hari

Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

Tiang-tiang penyanggah kantiveler 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal, dan harus dipertimbangkan
secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban yang lebih besar dari beban
rencana.

Untuk mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan dan mengusulkan


metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat
persetujuan tertulis dan Konsultan Supervisi. Tidak ada biaya tambah untuk hal tersebut.
Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

 Setiap rencana, pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis
untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

 Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang
atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos/ tidak sempurna.

 Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan
akibat benturan pada saat pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Kontraktor
menjadi tanggungan Kontraktor.

 Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 34
segera memberitahukan kepada Konsultan Supervisi, untuk meminta persetujuan tetulis
mengenai cara perbaikan, pengisian atau pembongkarannya. Kontraktor tidak diperbolehkan
menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis Konsultan Supervisi.
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan,
pembongkaran atau pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

 Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi proyek
dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Supervisi sehingga tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan.

 Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Konsultan Supervisi mempunyai


wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut:

i. Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.

ii. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang direncanakan atau
posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjukan oleh gambar.

iii. Konstruksi beton yang tercampur dengan kotoran/kayu atau benda lainnya yang dapat
memperlemah kekuatan konstruksi.

iv. Dan cacat lain yang menurut pendapat Konsultan Supervisi dapat mengurangi
kekuatan konstruksi.

 Alternatif Acuan

Seperti diuraikan di atas, Kontraktor dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan
dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta perhitungannya untuk
mendapat persetujuan tertulis dad Konsultan Supervisi. Dengan catatan bahwa alternatif
acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan dalam
pekerjaan. Sangat diharapkan agar Kontraktor dapat mengajukan usulan acuan yang dapat
mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

1.4. PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA BERAT

1.4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan kuda-kuda baja ringan ini meliputi redesain, pengadaan bahan, tenaga kerja,
peralatan, berikut kelengkapannya hingga terpasang.

b. Pemakaian rangka baja ringan ini meliputi rangka.

1.4.2. Syarat bahan

a. Rangka baja ringan adalah profil yang dibuat dari lembaran baja dengan Biji besi dengan
kualitas terbaik.

b. Semua bahan yang dipakai harus berasal dari satu sumber.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 35
c. Profil baja yang dipakai ditentukan oleh hasil perhitungan dan desain yang dilakukan oleh sub-
kon spesialis.

d. Baut yang dipergunakan sesuai dengan rekomendasi sub-kon spesialis .

1.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh sub-kon spesialis yang berpengalaman dengan aplikator
yang bersertifikat dari pabrik pembuatnya.

c. Sub-kon spesialis harus mendesain ulang kuda-kuda baja tanpa merubah tampilan eksterior
maupun interior bangunan.

b. Sub-kon spesialis harus mempunyai program perhitungan dan desain rangka baja dengan
menggunakan komputer dalam mendesain ulang rangka atap.

c. Beban-beban yang dipikul atap harus lengkap yang meliputi; beban sendiri, beban atap, beban
angin, beban plafon, beban dinamis dan beban-beban lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

d. Gambar desain rangka atap tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Supervisi
sebelum dilaksanakan.

e. Kontraktor harus mengajukan sampel bahan, spesifikasi dan contoh-contoh penyambungan


rangka sebagai refrensi bagi Konsultan supervisi dalam memeriksa desain.

f. Jika desain sudah disetujui maka kontraktor dapat memulai pekerjaan fabrikasi.

g. Sejauh yang mungkin komponen-komponen rangka atap dikerjakan di workshop untuk


menjamin akurasi dan kualitas sambungan serta kecepatan pekerjaan.

h. Kontraktor harus menjaga agar komponen yang dikirim ke lapangan tidak rusak dijalan.

i. Komponen yang rusak atau cacat harus segera diganti dengan yang baru. Tidak dibenarkan
memperbaiki komponen yang rusak dilapangan.

j. Komponen yang tiba dilapangan harus segera dipasang untuk menghindari dari kerusakan. Jika
tidak dapat segera dipasang maka komponen tersebut harus diletakan di area pekerjaan dengan
diberi perlindungan sesuai kebutuhan.

k. Pekerja yang melaksanakan pemasangan rangka atap harus sudah berpengalaman dalam
pekerjaan ini serta dilengkapi dengan semua pealatan yang dibutuhkan.

1.4.4. Jaminan desain dan produk

a. Kontraktor harus meminta surat jaminan dari sub-kon spesialis untuk desain, material dan
pemasangan konstruksi baja ringan yang mereka kerjakan.

b. Surat jaminan yang meliputi kualitas desain, kualitas produk yang terpasang dan layanan
terhadap perbaikan atau perubahan dimasa mendatang.

c. Masa jaminan minimal adalah 10 tahun.

d. Didalam Kontraktor harus secara jelas menyebutkan hal-hal yang dapat menyebabkan jaminan
tersebut batal.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 36
e. Surat jaminan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan sub-kon spesialis dengan menyebutkan
nama, nama perusahaan, alamat dan nomor telepon.

f. Jika terjadi klaim kerusakan, dapat langsung ditujukan kepada sub-kon spesialis tanpa harus
melalui kontraktor tanpa melepas tanggung jawab kontraktor.

2.1. PEKERJAAN KONSTRUKSI UMUM

2.1.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

2.1.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti : sloof, kolom praktis, ring balok, neut kosen, angkur beton
setempat, plat meja, serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2.1.1.2. Persyaratan Bahan

Persyaratan bahan beton sama dengan “beton struktural” seperti pada “spesifikasi struktur”.

2.1.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan adalah : K-250 (1 : 1.5 : 2.5 ) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain
sesuai dengan PBI-1971.

b. Pembesian :

1. Syarat pelaksanaan pembesian sesuai dengan “spesifikasi teknis struktur”.

2. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971.

3. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.

4. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan
ketentuan dalam PBI-19771.

5. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu
24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Supervisi.

c. Cara Pengadukan :

1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.

2. Takaran untuk semen Portland, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Supervisi dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada
setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 30 mm dan maksimum 100 mm.

d. Pengecoran Beton :

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 37
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan,
pemeriksaan penempatan dan jarak penahan.

2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Supervisi.

3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.

4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

e. Pekerjaan Acuan / Bekisting

1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan seperti dalam
gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.

2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.

3. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebasa dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

4. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-
tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter
80-100mm atau kaso 50/70 mm.

5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara cross.

6. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-
1971.

7. kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.

8. Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik.

f. Kawat Pengikat

Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter kawat
lebih besar atau sama dengan 0.40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun-1971).

g. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dari Konsultan
Supervisi. Setelah Bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

h. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat
penyerahan (selesai).

i. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun
yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 38
j. Sebelum pelaksanaan melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material :
besi, koral, pasir PC untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.

k. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk
kemudian.

l. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa kubus /
silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat- syarat / ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatanya harus
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk
Konsultan Supervisi. Jumlah dan Frekwensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai
dengan PBI-1971.

m. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.

n. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

o. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor.

p. Bagian beton setelah dicor selama masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus-menerus
selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai dengan ketentuan dalam PBI–1971).

q. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :

1. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.

2. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

r. Sparing Condult dan pipa-pipa :

1. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.

2. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Supervisi.

3. Bilamana sparing-sparing (pipa, counduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulangan besi, maka
besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Supervisi.

4. Semua sparing-sparing (pipa, counduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga
tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

s. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)

1. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.

2. Untuk pekerjaan lantai beton, harus ditrowel sehingga diperoleh permukaan lantai yang betul-betul
rata. Sesudah selesai ditrowel, jika ada permukaan lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton
harus betul-betul kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan.

3. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan dengan pengecatan cat
emulsi pada saat beton sudah kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dicat.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 39
2.1.2. PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL

2.1.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi antara lain:

1. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down pipe, pelat klem-klem
sambungan rangka, pemasangan rangka cladding

2. Bahan penggantung rangka plafond dari besi diameter 6 mm dilengkapi dengan wartel moer dan
klem pada rangka plafond (klem besi strip ¼” x 1” bentuk U) dan dipasang sesuai dengan gambar dan
atas petunjuk Konsultan Supervisi, tiap jarak 90 cm. Pemasangan pada bidang beton dikaitkan pada
angker-angker beton (Philips red head / Ramset) atau ditanam dalam beton sebelum pengecoran pelat
atau balok beton lantai. Besi diameter 6 mm sebagi penggantung harus lurus, tidak boleh bekas
tekukan dan tidak karatan. Setelah rangka plafond selesai dipasang, besi-besi harus dicat dengan
meni besi (yzermenie).

3. Pemegang alumunium voil dengan Fine Mesh produk BRC (Galvanized).

4. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.

2.1.2.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Fabrikasi.

1. Pemeriksaan dan lain-lain.

Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan
harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua komponen dapat dipasang
dengan tepat di lapangan.

2. Konsultan Supervisi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di Pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekeraan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui
Konsultan Supervisi. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak, dan bila demikian, harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya.

3. Gambar Kerja.

Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran
dan posisi baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk fabrikasi.

4. Ukuran-ukuran

Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.

b. Sambungan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 40
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai
berikut :

1. Hanya diperkenankan satu sambungan.

2. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full penetration butt weld).

c. Pemasangan percobaan (trial erection)

Bila dipandang perlu oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan
dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai
dengan dan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan Supervisi. Pemasangan percobaan tidak
boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan Supervisi.

d. Pengecatan

1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Sebelum di cat semua baja harus bersih dari kotoran-
kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan sikat besi mekanis (mechanical
wire brushing).

2. Cat dasar adalah cat zinc chromate produk ICI, atau setara. Pengecatan dilakukan satu kali di pabrik
dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.

3. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint) produk ICI, atau setara. Pengecatan
dilakukan satu kali atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna.

e. Pemasangan akhir (final erection)

1. Alat-alat pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bagian-
bagian dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagi akibat dari
kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk karena kesalahan penanganan atau pengangkutan, maka
keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Konsultan Supervisi, untuk mendapatkan persetujuan
cara perbaikan dan pemecahannya, yang dapat dilakukan di lapangan atau di work shop.
Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala
biaya sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang tidak
terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang telah disetujui.

3. Setiap komponen diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar pemasangan. Komponen harus
diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.

4. Baut-baut, baut angker, baut hitam, dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang sesuai dengan
gambar detail.

2.1.3. PEKERJAAN KAYU

2.1.3.1. Lingkup Pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 41
a. Pekerjaan ini meliputi pangadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat Bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Pekerjaan kayu yang dilakukan meliputi seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar.

2.1.3.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kayu yang telah dikeringkan / diproses oven, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.

b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu bangunan untuk
perumahan dan GEDUNG yang ditentukan dalam PKKI, PUBI-1982 pasal 37 dan SII 0458 – 81.

c. Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Standard
Kehutanan Indonesia (SKI), No. C-M-001:1987. Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam tabel 1 dan 2.

d. Pengawetan kayu :

Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan system Hickon’s Timber Preservation dengan Tanalith CT
116/Diffusol CB concentrate atau cara-cara lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor
dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi.

e. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.

f. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, PPKI tahun 1961, PUBI 82 pasal 37
yang memenuhi persyaratan SII 0458-81.

g. Kayu yang dipakai harus cukup tua,lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-
retak,mata kayu dan cacat lainnya.

h. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan kayu yang digunakan.

i. Accessories :

1. Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.

2. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja dipakai ketebalan 2 mm.

j. Bahan-bahan Pengawet :

Tabel 1 : Golongan bahan pengawet yang dapat dipakai :

Golongan bahan pengawet Kode Sifat

Tembaga – Chrom – Arsen CCA J, S, AL

Tembaga – Chrom – Boron CCB J, S, AL

Boron – Flour – Chrom - Arsen BFCA J, S, AL

Keterangan : J : dapat mencegah jamur

S : dapat mencegah serangga

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 42
AL : agar tahan pelunturan

Tabel 2 : Jenis dan Komposisi Bahan Pengawet yang diijinkan

Golongan Jenis Komposisi % Bentuk Formulasi

CCA 1. Tanalit CT CuSO4 27,4 Bubuk, 100% b.a


garam anhidrida
Na2Cr2O7 48,2

As2O5.2H2O 24,4
Pasta, minimum 95%
CCB 2. Celcure A (P) CuSO4.5H2O 32,5
bahan aktih garam
Na2Cr2O7. 2H2O 41,0
Bubuk, 97% bahan
As2O5.2H2O 26,4 aktif garam
CCB 1. Wolmanit CB CuSO4.5H2O 33,0

K2Cr2O7 40,0 Bubuk, 100% bahan


2. Diffusol CB As2O5.2H2O 24,0 aktif garam

1. Koppers CuSO4 28,6 Bubuk, 100% bahan


Formula 7 aktif garam
Na2Cr2O7 43,9

BFCA Na2B4O7.5H2O 25,0

H3BO3 40,0

NaF 15,0

As2O5.2H2O 11,0

Na2Cr2O7.2H2O 9,0

2.1.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk memepelajari bentuk, pola, layout /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan kios-kios, baut, angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam
keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 43
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan gambar ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan
profil kayu dilakukan dengan mesin di Work Shop di luar tempat pekerjaan / pemasangan.

f. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum
diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Supervisi.

g. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan terhadap benturan dan pengotoran
sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

2.1.4 PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN

2.1.4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua sisi bidangnya (dalam
dan luar), plesteran dinding beton, pengisi dan perekat pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh
yang ditunjukkan dalam gambar.

2.1.4.2. Persyaratan Bahan

a. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 –2,0 mm.

b. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran DURACOAT ex Durabuilt atau
setara dengan pemakaian sesuai dengan standard pabrik yang bersangkutan, agar dapat diperoleh sifat
tahan / kedap air (watertight).

c. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :

1. Diamond Lath pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti: pertemuan kolom dinding
bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan
retak rambut. Pemasangan lath haruslah dimulai dari as pertemuan bahan dan dikencangkan kearah
luar sampai menutup + 100 mm kearah kiri / kanan dari asa tersebut.

2. Corner Bead produk MMJ atau setara dipasang pada sudut-sudut siku baik bagi kolom beton maupun
profil-profil balok untuk mendapatkan kelurusan bidang yang baik.

d. Untuk pelindung sudut dinding di daerah service, baik dinding, kolom, sudut peninggian lantai seperti
yang ditunjukan didalam gambar digunakan pelat carbon steel dengan tebal 2 mm diangkur kedalam
beton.

e. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton – bata atau balok beton
– bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan.

f. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam Pekerjaan Pengecatan.

2.1.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 44
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir, kecuali pada dinding batu bata
semen ream / rapat air.

b. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC : 2 pasir (yang
dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan bagian-bagian yang ditentukan /
disyaratkan dalam detail gambar.

c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
dipersyaratkan.

d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian pekerjaan dalam bagianini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Konsultan
Supervisi.

e. Semen Portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalamkantong yang
masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak
cacat.

f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat penyimpanan
bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang
disyaratkan dari pabrik.

g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.

h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang telah disiapkan
apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan Supervisi. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat
tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.

j. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang dijinkan Konsultan
Supervisi.

k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan lainnya, harus dibuat naat
(tali air) dengan lebar minimal 7 mm dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.

l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen.
Acian dikerjakan sesudah pesteran berumur 8 hari (kering betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish
wall paper.

m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 45
n. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik / Pemakai.

o. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :

1. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara dipahat halus.

2. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester, dibersihkan dari segala
kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air semen.

3. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.

4. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
disyaratkan.

2.2. PEKERJAAN LANTAI

2.2.1. PEKERJAAN SUB LANTAI

2.2.1.1. Lingkup Pekerjaan

c. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

d. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang berlangsung diatas tanah (lantai
dasar yang tidak memakai plat beton) serta sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2.2.1.2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.

b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.

c. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12, dan SII 0079-79 / 0087-75 / 0075 – 75.

d. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan NZS-3121/1974.

e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan
(NI-8).

2.2.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya,
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi.

b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Supervisi.

c. Pekerjaan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan sub lantai dilaksanakan
terlebih dahulu lapisan urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimum.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 46
d. Pekerjaan sub lantai merupakn campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau split dengan
perbandingan 1:3:5.

e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang disebutkan / disyaratkan dalam detail
gambar.

f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpas, kecuali pada lantai ruangan-ruangan yang
disyaratkan dengan kemiringan tertentu. Perlu diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

2.2.2. PEKERJAAN LANTAI SCREED

2.2.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat beton, bawah lantai, tangga serta untuk seluruh
detail seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2.2.2.2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang disetujui
Konsultan Supervisi serta memenuhi syarat-syarat NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.

b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII 0404-80.

c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P.18-303 dan NZS-3121/1974.

d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam NI-2, NI-8 dan PUBI
1982.

2.2.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-
contonhya kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton, telah
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.

c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang memenuhi syarat-syarat seperti
yang telah ditentukan.

d. Lapisan atas / finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lain, yang dilapiskan ke seluruh
permukaan lantai dan diratakan. Tebal acian minimum 2 (dua) mm setelah diratakan dan dilicinkan, atau
bahan / material lain sesuai yang disebutkan / disyaratkan dalam gambar detail atau sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi.

e. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang ditentukan oleh
Konsultan Supervisi, dari adukan 1 PC : 5 pasir. Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali
bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang karpet dan bahan finishing
lainnya.

f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus dibersihkan dengan sikat
kawat dan air, supaya aggregate muncul dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 47
membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui Konsultan Supervisi. Setelah
dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering dilapis cairan semen (air semen)
maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.

g. Untuk screeding daerah yang luas diatas 25 m2 mixing harus mengikuti syarat-syarat mixing untuk
beton (mechanical mixing dan weight batcher harus digunakan).

h. Pengecoran harus dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran mengikuti lajur selebar 3
(tiga) m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh dilakukan 24 jam setelah lajur sebelahnya dicor.
Permukaan ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu dengan air semen atau dengan
diberi Calbond atau bahan lain yang setara sebelum lajur sebelahnya dicor.

i. Peralatan dan Compaction.

Screed harus di compact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan pada ujung-ujung yang
sering tertinggal. Bila perataan diperlukan (untuk finishing yang membutuhkannya), maka perataan
dengan papan screed harus menunggu minimum 1,5 jam dan maximum 2,5 jam untuk menghindari
pendebuan permukaan screed. Toleransi perbedaan tinggi dalam satu ruang besar dengan luas 25 m2
maximum 15 mm. Toleransi perbedaan antara 2 jalur maximum 1 mm. Screed harus ditrowel sehingga
diperoleh permukaan yang betul-betul rata. Setelah ditrowel, permukaan yang memerlukan pengecatan
harus ditunggu sampai cukup kering dan memenuhi syarat untuk dicat.

j. Screed harus dibasahi selama 7 hari.

k. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan minimum setelah 4 (empat) minggu.

2.2.3. PEKERJAAN LANTAI DAN PLINT KERAMIK DAN GRANIT

2.2.3.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan lantai Keramik dan plint granit ini dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang disebutkan
/ ditunjukkan dalam detail gambar.

2.2.3.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan yang digunakan adalah

1. Keramik yang digunakan adalah keramik Standard heavy duty type homogenuous :

- Unpolished finished.

- Polished finished untuk area kantor.

2. Nosing keramik type homogenous ukuran dan pola pemasangan atau sesuai gambar.

3. Keramik berglazur ukuran 200 x 200 mm, produk disesuaikan atau setara yang digunakan untuk
daerah toilet, atau sesuai gambar rencana.

b. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam
akan ditolak.

c. Tebal bahan minimal 8 mm, dengan kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (Grade 1).

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 48
d. Bahan perekat adalah LATICRETE 4237 yang digunakan bersama dengan LATICRETE 211, atau produk
lain yang setara, dengan persyaratan sesuai standard pabrik atau adukan mortal sesuai dengan petunjuk
konsultan supervisi.

e. Bahan pengisi siar adalah LATICRETE 1776 dan LATICRETE 3701 (Laticrete Floor Grouts and Joint Filler)
atau produk lain yang etara, dengan persyaratan sesuai standard pabrik.

d. Bahan perekat untuk daerah dapur / pantry adalah LATICRETE MEGABOND 3030 dengan pengisi siar
dari LATAPOXY 210 (Grouting Joint), atau produk lain yang setara, dengan persyaratan sesuai standard
pabrik atau adukan mortal sesuai dengan petunjuk konsultan supervisi.

f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai dan plint :

1. Ukuran lantai 400 x 400 mm dan 600 x 600 mm, Ukuran dinding toilet 200 x 250 mm, type / mutu
standard (anti slip easy to clean), digunakan sebagai finishing lantai-lantai sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Ukuran plint keramik 100 x 400 mm dan 100 x 600 mm, dipasang pada semua ruang yang
menggunakan finishing lantai keramik ukuran 400 x 400 mm dan 600 x 600 mm sesuai dengan
gambar.

a. Toleransi terhadap panjang = 1 %, toleransi terhadap tebal = 6 %.

2.2.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pemasangan lantai dan plint Keramik dilakukan setelah alas dari lantai Keramik sudah selesai dengan baik
dan sempurna serta disetujui Konsultan Supervisi (antara lain screed lantai, waterproofing dan lain-lain)
baru pemasangan Keramik dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum berusia 28
hari.

b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

c. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.

d. ]arak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar serapat
mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Konsultan Supervisi. Siar-siar harus membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar
dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.

e. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan, dengan warna bahan
pengisi sesuai dengan warna bahan yang dipasangnya.

f. Pemotongan unit-unit Keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin elektrik) sesuai
persyaratan dari pabrik bersangkutan.

g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang terjadi pada permukaan
hingga betul-betul bersih.

h. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal-hal lain seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

i. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan
yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 49
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

k. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :

1. Tetapkan data level lantai yang tepat

2. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level

3. Tetapkan posisi saat pergerakan

4. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan Keramik

5. Untuk memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang seimbang ketika
dipasang dan terpasang sebesar mungkin.

6. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.

7. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Keramik akan dipasang mulai dari center dari tiap-tiap
bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint adalah rata / lurus.

l. Grouting

1. Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, tetapi sebelum kotoran /
pencemaran masuk kedalam naat.

2. lembabkan naat dan beri grout dengan perbandingan semen: pasir halus = 1 : 1. Kerjakan grout
dengan baik ke dalam naat sampai sama tinggi / rata.

3. bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.

4. ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles dengan kain.

m. Naat (siar) pergerakan :

Jika tidak ada penjelasan lain, naat harus dibuat pada keadaan sebagai berikut :

1. setiap luas 9 m2 harus ada naat pergerakan, dengan lebar 8 - 10 mm.

2. pada batas pinggir lantai keramik yang berbatasan dengan kolom

3. pada 4-5 meter maksimum jarak kedua arah melalui lantai keramik yang dipasang menerus dengan
naat tambahan melalui dinding penyokong dan balok-balok.

4. bentuk naat yang bersih, jelas, kering, empat persegi panjang untuk diberi sealant, dengan
menggunakan sisipan yang halus yang dapat dipindahkan. Segera isi dengan sealant pada saat sisipan
dipindahkan.

2.3. PEKERJAAN DINDING

2.3.1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA

2.3.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 50
b. Pekerjaan pasangan Batu Bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran Semen.

2.3.1.2. Persyaratan Bahan

a. Batu Bata yang dipasang adalah dari Batu Bata mesin berukuran 210 x 105 x 45 mm dengan mutu
terbaik, dan yang disetujui Konsultan Supervisi. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam NI-10.

b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-8 dan PUBI 1982 pasal 1 serta SII 0013-81.

c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2.

d. Air untuk adukan pasangan, harus air bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, asam-basa serta
memenuhi PUBI-1982 pasal 9.

2.3.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh dinding dari pasangan Batu Bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang, kecuali pasangan
Batu Bata semen trasraam / kedap air.

b. Untuk dinding trasram / kedap air dengan aduk campuran 1 PC : 2 pasir pasang, yakni pada dinding dari
atas permukaan sloof, balok, pondasi sampai minimum 2000 mm di atas permukaan lantai setempat, dan
sampai setinggi 1500 mm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, dapur atau pantry) serta pasangan Batu Bata di bawah permukaan tanah.

c. Sebelum digunakan Batu Bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.

d. Setelah bata terpasang dengan aduk, naat / siar-siar harus dikeruk sedalam 10 mm dan dibersihkan
dengan sapu lidi. Setelah kering permukaan pasangan disiram air.

e. Dinding Batu Bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.

f. Pemasangan dinding Batu Bata dilakukan bertahap. Setiap tahap maksimum 24 perharinya, serta diikuti
dengan pengecoran kolom praktis. Bidang dinding Batu Bata tebal 1/2 batu dan 3/4 batu yang luasnya
maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan ukuran kolom 130 x 130
mm dan balok 130 x 170 mm. Kolom memiliki tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel
diameter 6 mm jarak 200 mm. Sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3
(tiga) meter.

g. Pelubangan pasangan batu bata untuk keperluan pemasangan perancah sama sekali tidak diperkenankan.

h. Bagian pasangan Batu Bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diben
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 750 mm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 300 mm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

i. Tiidak diperkenankan memasang Batu Bata yang patah lebih dari dua.

j. Pasangan dinding Batu Bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 150 mm setelah
diplester (lengkap acian ) pada ke dua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-
benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 51
k. Pasangan Batu Bata trasraam di bawah permukaan tanah / lantai harus diisi dengan adukan 1 PC : 2
pasir.

l. Pasangan Batu Bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas
9 m2 tidak lebih dari 5 mm (sebelum diaci / diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang
diizinkan maksimal 10 mm (sebelum diaci / diplester).

2.3.2. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

2.3.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Pekerjaan dinding Keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

2.3.2.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan yang digunakan adalah :

Keramik berglazur ukuran 200 x 250 mm, produk disesuaikan atau setara yang digunakan untuk Toilet.

b. Ketebalan minimum 8 mm

c. Bahan perekat adalah LATICRETE 4237 yang digunakan bersama dengan LATICRETE 211, atau produk
lain yang setara, dengan persyaratan sesuai standard pabrik atau adukan mortal sesuai dengan petunjuk
konsultan supervisi.

d. Bahan pengisi siar adalah GROUT LATICRETE 1776 dan LATICRETE 500 series (Laticrete Floor Grouts and
Joint Filler) atau produk lain yang setara, dengan persyaratan sesuai standard pabrik.

e. Warna akan ditentukan kemudian.

f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik
Indonesia (NI-19) dan dari distributor harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5
tahun.

g. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi.

h. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Konsultan Supervisi.

i. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar baru, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Konsultan Supervisi.

2.3.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada, Keramik dapat langsung diletakkan, dengan
menggunakan perekat produk Laticrete di atas, sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera
pada gambar.

b. Siar-siar Keramik diisi dengan produk Laticrete di atas atau yang setara, yang warnanya akan ditentukan
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 52
kemudian.

c. Bahan bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya
(minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Konsultan Supervisi dan
Perencana untuk memperoleh persetujuan.

d. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola pemasangan bahan
yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan Perencana.

e. Pemotongan Keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, atau sesuai petunjuk pabrik.

f. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam pemasangan keramik.

g. Bidang dinding Keramik harus benar-benar rata, dan garis-garis siar-siar harus benar-benar lurus.

h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan, harus digambarkan
dengan jelas pada shop drawing. Dan terlebih dahulu harus memperoleh persetujuan Konsultan Supervisi
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang melekat.

j. Sebelum Keramik dipasang, Keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.

k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal hal lain seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

l. Rencanakan pemasangan keramik dengan memperhatikan :

1. Buat pusat garis vertikal pada setiap permukaan yang rata.

2. Buat posisi dari naat pergerakan.

3. Agar menghindari / mengurangi pemotongan.

4. Untuk memastikan penampilan pemasangan Keramik berimbang, ketika dipasang harus terpasang
sebesar mungkin.

5. Untuk memperoleh garis sambungan horizontal yang sesungguhnya.

m. Grouting

1. Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat tetapi sebelum kotoran /
pencemaran masuk kedalam nad.

2. Lembabkan naat dan beri grout dengan perbandingan semen : pasir halus = 1 : 1, Kerjakan grout
dengan baik kedalam naat sampai sama tinggi/ rata.

3. Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.

4. Ketika grout sudah mengeras, basahi keramik dengan air dan akhirnya poles dengan kain.

n. Nad pergerakan :

Jika tidak ada penjelasan lain, harus dibuat naat pada kondisi sebagai berikut

1. Pada modul pergerakan, yaitu naat pergerakan selebar 6 mm.

2. Pada Keramik yang berbatasan dengan material lain

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 53
3. Pada Keramik yang dipasang menerus melalui latar belakang yang berbeda.

4. Pada area pemasangan Keramik yang besar :

 Pada seluruh sudut vertikal intern.

 Pada center 3,0 m sampai 4,5 m.

2.3.3. PEKERJAAN LUBANG ANGIN

2.3.3.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.

b. Pekerjaan pasangan lubang angin ini dilakukan pada dinding area yang ditentukan kemudian oleh
pemilik proyek dan supervisi dan meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

2.3.3.2. Persyaratan bahan

a. Bahan lubang angin yang digunakan dari mutu terbaik, produk lokal atau dari produk lain yang setara
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

b. Ukuran minimum 20 x 20 cm tebal 9,5 cm.

c. Wama dan type akan ditentukan kemudian.

d. Bahan perekat sesuai dengan persyaratan bahan adukan / plester.

e. Finishing dicat atau sesuai petunjuk pada gambar.

2.3.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan Supervisi, minimal 3 (tiga) contoh dari hasil produk yang berlainan, untuk
mendapatkan persetujuannya.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada &
kondisi dilapangan (ukuran & lubang-lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / perempatan,
cara pemasangan, mekanisme & detail-detail sesuai gambar.

c. Pemasangan dinding dilakukan secara bertahap, setiap tahap maksimum 6 lapis, diikuti dengan
pemasangan besi penguat untuk setiap luas dinding maksimum 4 m2, dengan bahan besi beton diameter
minimum 8 mm yang ditanam pada naat pasangan Besi penguat harus tertanam kuat, melalui stek-stek
atau angkur yang sebelumnya telah terpasang kuat pada bagian pekerjaan beton. Pemasangan angkur-
angkur disesuaikan modul-modul pemasangan glass block yang dipasangnya.

d. Bahan yang akan dipasang harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama, mutu terbaik dari jenisnya,
memenuhi persyaratan, siku dan sama ukuran, tidak cacat, sama warna serta disetujui Konsultan
Supervisi.

e. Sebelum pemasangan, penimbunan material ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban. Apabila terjadi kerusakan sebelum pemasangan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 54
f. Sebelum dipasang, lubang angin dibersihkan dari segala kotoran yang melekat pada permukaannya.

g. Pemasangan lubang angin dipasang dengan adukan sesuai jenis tersebut diatas seperti yang disyaratkan.

h. Setelah dinding terpasang dengan baik, nat-nat dirapihkan dengan menggunakan mortar dengan
menggunakan kuas.

i. Pelaksanaan pasangan harus kuat, cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata.

j. Toleransi pemasangan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari
0,5 cm dan toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 0,5 cm.

2.4. PEKERJAAN PLAFOND

2.4.1. PEKERJAAN PLAFOND, LIST PLAFOND PVC

2.4.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempuma.

b. Pekerjaan pemasangan plafond & list plafond PVC 6 mm bermotif area sesuai dengan yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

2.4.1.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan Rangka :

Sebagai rangka langit-langit PVC digunakan rangka besi ex-Buman G 203 atau setara.Bahan dan type
furring channel RG3, C channel RG1, channel clamp K 26, U clamp K4-TB. C, rod M5, wall angle LG
2222.

b. Penutup langit-langit :

Digunakan PVC yang bermutu baik produk lain yang setara, tebal = 6 mm dan yang telah disetujui dalam
arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang dipergunakan adalah type water
resistant.

c. List penutup langit-langit :

Digunakan PVC yang bermutu baik, dari produk yang sama dengan plafond dan yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang
dipergunakan adalah type water resistant.

2.4.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop drawing dan meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola
lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

c. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 55
merusak Plafond PVC disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan/ pemeliharaan M & E.

2.5. PEKERJAAN KOSEN DAN PINTU

2.5.1. PEKERJAAN KOSEN KAYU DAN ALUMINIUM

2.5.1.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan Kosen kayu dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar.

2.5.1.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kayu sekelas kamper samarinda yang telah dikeringkan/oven, dianti rayap, mutu kelas A,
kelas kuat I-II dan kelas awet I, dikerjakan secara fabrikasi atau dilapangan.

b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu bangunan untuk
perumahan dan GEDUNG yang ditentukan dalam NI-5, PKKI-1961, PUBI- 1982 pasal 37 dan SII 0458 -
81.

c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-
retak, mata kayu-dan cacat lainnya.

d. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu yang digunakan.

e. Bahan finishing kosen (lihat spek pekerjaan pengecatan kayu).

2.5.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan / material yang digunakan
kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

c. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.

d. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

e. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan
dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/ pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

f. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu
dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

g. Kosen pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 56
berfungsi dengan baik dan sempurna.

2.5.2. PEKERJAAN KOSEN ALUMINIUM

2.5.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen jendela, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar.

c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Pintu dan Jendela, Pekerjaan Kaca dan Cermin
dan Pekerjaan.

2.5.2.2. Persyaratan Bahan

a. Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex-INDAL atau produk lain
yang setara yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82, 0649 - 82.

b. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan gambar detail
rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan Supervisi dan Perencana.

1. Warna profil Anodized 25 micron, warna natural.

c. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil
harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit di dapatkan warna yang sama.

d. Bahan yang akan melalui proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan
bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Konsultan
Supervisi.

e. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium
serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

f. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk
bentuk dan ukurannya.

g. Khusus untuk kosen aluminium eksterior (Mullion dan Transome), bentuk dan ukuran profil
alumunium sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan perhitungan
struktur rangka serta pembuatan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan
Supervisi.

h. Kosen alumunium eksterior memiliki ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type minimum 120
kg/m2.

i. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan
terhadap tekanan air 15 kg/m2.

k. Pekerjaan mesin potong,mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 57
i. untuk tinggi dan lebar1 mm

ii. untuk diagonal 2 mm

l. Accessories.

1. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.

2. Sealant yang dipergunakan adalah ex Dow Corning type 795 atau setara.

3. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari13 mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.

m. Bahan finishing.

Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.

2.5.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di


lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat
contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Perencana.

b. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Proses
ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana, meliputi gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat
perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil alumunium terpasang, sehingga
memenuhi persyaratan yang diminta/ berlaku. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kehandalan
pekerjaan ini.

c. Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.

d. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan
debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.

f. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus
cocok.

g. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.

h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat, sedemikian rupa
sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 58
sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.

i. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan bertemu dengan
besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan
chromium untuk menghindari timbul-nya korosi.

j. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang kemudian diisi
dengan beton ringan / grout.

k. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak diperhatikan sebelum
rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal yang melekat pada ambang bawah
dan atas harus waterpass (pelubangan dinding).

l. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan,
hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.

m. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dgn dinding agar diberi sealant supaya kedap air &
suara.

n. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan .

o. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.

p. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh persetujuan
Perencana.

2.5.3. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA KACA

2.5.3.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh detail yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar.

c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan bab 6 (Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci)
serta Pekerjaan bab 7 (Kaca dan Cermin).

2.5.3.2. Persyaratan Bahan

a. Rangka dari bahan Aluminium Framing System, yang mutu dan persyaratan bahannya sama dengan
bahan yang digunakan untuk kosen alumunium, yaitu produk dalam negeri ex-INDAL atau produk lain
yang setara. Finishing yang dipergunakan adalah anodized 25 micron, warna akan ditentukan kemudian.

b. Ukuran daun pintu dan jendela alumunium sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Lebar profil
minimal 100 mm, sehingga seluruh persyaratan bahan dalam bab 6 dapat terpenuhi.

c. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud dalam bab 7, dengan tebal sesuai
perhitungan, mutu AA yang memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna kaca akan
ditentukan kemudian.

d. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari Dow Corning type 793 atau setara. Jangan
memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 59
menghindari distorsi.

e. Pergunakan foam yang lembut untuk back up material seperti polyurethane foam.

f. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 900 atau lebih untuk bahan setting blocks dengan ukuran

1. Panjang : ( 25 x luas kaca dalam m2) mm.

2. Lebar : (tebal kaca + 5) mm.

3. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm.

2.5.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini kepada Konsultan Supervisi minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk /
pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.

c. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data produk, ukuran dan cara
pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu
oleh Konsultan Supervisi.

d. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

e. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu / jendela dan penguat lain serta
pemasangan kaca, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak
boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.

f. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan Supervisi, tanpa
meninggalkan bekas / cacat pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.

h. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melincang dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

2.5.4. PEKERJAAN DAUN PINTU PANIL KAYU

2.5.4.1.1. Lingkup Pekerjaan

c. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.

d. Pekerjaan pembuatan daun pintu panil kayu dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar.

2.5.4.2. Persyaratan Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 60
f. Bahan rangka dan panil kayu solid dari kayu sekelas kamper samarinda yang telah dikeringkan/oven,
dianti rayap, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet I, dikerjakan secara fabrikasi.

g. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu bangunan untuk
perumahan dan GEDUNG yang ditentukan dalam NI-5, PKKI-1961, PUBI- 1982 pasal 37 dan SII 0458 -
81.

h. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-
retak, mata kayu-dan cacat lainnya.

i. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu yang digunakan.

j. Bahan finishing daun pintu (lihat spek pekerjaan pengecatan kayu)

2.5.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan / material yang digunakan
kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

c. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.

d. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

e. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan
dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/ pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

f. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu
dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

g. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasanq pada
daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar.

c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela.

Persyaratan Bahan
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 61
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan
warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Supervisi.

b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.

c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dan pelat aluminium yang tertera
nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak
kunci harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish' dilengkapi kaitan-kaitan
untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano
serta dilengkapi denah.

d. Perlengkapan daun pintu :

1. Pintu Besi Biasa

- Handle : Handle Griff 7201.05-F2.

- Lockcase : Lockcase NEMEF 1769/03 Griff.

- Door Closer : GEZE TS 2000V.

- Flush Bolt : INCLUDE.

- Cylinder : DOM 333 RN +5+5.

2. Tutup Besi Tahan Api

- Griff Panic Bar : 2701-SS.

- Lock Case : NEMEF 1769/46 Griff.

- Door Closer : GEZE TS 2000 V.

- Door Stopper Griff : 1824-F2

- Cylinder : DOM 333 RN +5+5

3. Pintu Kaca Frameless Kusen Aluminium

- Floor Hinge : DORMA BTS 80/35Nm/PSS.

- Patch Fitting : DORMA PT 10 PSS, DORMA PT 20 PSS,

- Patch Lock : DORMA US 10 PSS.

- Cylinder : DORMA PC 91/61mm.

- Pull Handle : OGRO TG 9355/215/SS/L350mm.

4. Pintu Kayu / Pintu Kaca Alumunium

- Handle : OGRO ZS 8100/ZS 7020L/SS

- Lock Case : DORMA DST 413/30mm/SS

- - Door Closer : DORMA ITS 96/2-6/EV-1

- Cylinder : DORMA PC 91/61mm.

- Flush Bolt : HAGER 282 D

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 62
e. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur mengikuti sistem penguncian
(locking system) disesuaikan dengan gambar perecanaan dari pabrik yang bersangkutan.

Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak kunci Master/Grand
Master/Great Grand Master/Emergency Master Key disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk
Construction Key disediakan 5 (lima) buah.

f. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

g. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada kunci
harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

h. Pemasangan door closer pada rangka kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga pintu
selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.

i. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type
seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai kondisi yang
memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /
penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

b. Apabila dianggap perlu, Konsultan Supervisi dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium
yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya
test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak
lebih dari 32 cm as) dari permukaan Iantai ke atas. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 m (as) di bawah
engsel atas.

d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu dengan jarak sama.

e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.

f. Posisi 'lock' dan 'latch' harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan.

g. Door closer yang digunakan type hydrolic, automatic back check dengan 'adjustable force'. Pengatur
kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis 'hold-open', yaitu pintu dapat menutup secara regular dan
dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan sudut buka tertentu seperti yang dikehendaki dalam ruang-
ruang yang membutuhkan seperti yang tertera pada pelengkap gambar.

h. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.

2.7. PEKERJAAN KACA

2.7.1. PEKERJAAN KACA JENDELA DAN PINTU

2.7.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 63
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.

c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela.

2.7.1.2. Persyaratan Bahan

a. Umum

Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass). Kedua
permukaannya rata, licin dan bening.

b. Khusus

1. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) produk ASAHIMAS. Kaca tebal minimum 6 mm,
atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca pada daerah Interior dan
seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.

2. Untuk pintu kaca Frameless, baik pintu swing maupun pintu sliding juga menggunakan produk
ASAHIMAS, tetapi dengan ketebalan minimum 12 mm, atau sesuai perhitungan, dan telah melalui
proses tempered sesuai standard SINAR RASA (clear float tempered glass).

3. Untuk dinding kaca Eksterior digunakan tipe Reflective Glass tebal minimum 6 mm, atau sesuai
perhitungan, yang proses coating nya dilakukan secara On Line, produk ASAHIMAS, tipe STOPSOL
SUPERSILVER GREEN (SSGN). Karakter kaca dengan lapisan coating pada interior adalah sebagai
berikut:
- Cahaya; refleksi 30% dan transmisi 46%
- Energi Matahari; refleksi 21%, transmisi 24%, absorpsi 55%, solar factor 39%, transmisi ultraviolet
7%.

c. Toleransi

1. Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan
oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.

2. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter panjang.

3. Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.

d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik bersangkutan, yang
antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size),
maupun tekanan positif dan negatif yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetjui
Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.

e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :

1. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada
kaca).
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 64
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.

3. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca).

4. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar/masuk).

5. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis timbul yang
tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang berobah dan mengganggu
pandangan.

6. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).

7. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).

8. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).

9. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).

g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.

h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.

2.7.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat pekerjaan
dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik bersangkutan.

b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.

c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda agar
mudah diketahui.

e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus,
menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).

f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan persyaratan,
digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai
dengan persyaratan.

g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang
terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak diperkenankan sealant
mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.

h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

2.7.2. PEKERJAAN KACA CERMIN

2.7.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 65
dan sempurna.

b. Pekerjaan cermin ini meliputi pemasangan cermin pada toilet-toilet dan daerah lain yang ditentukan
dalam gambar yang ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Manajemen Kontruksi.

c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Pekerjaan Sanitair.

2.7.2.2. Persyaratan Bahan :

a. Harus memenuhi persyaratan bahan pekerjaan kaca.

b. Bahan cermin harus sesuai dengan NI - 3 dan syarat tertulis lainnya di dalam buku ini. Disyaratkan dari
jenis float clear glass produk Asahimas dengan ketebalan 6 mm yang salah satu permukaannya dilapisi
perak (chemical deposited silver, VW type polished). Sifat permukaan cermin harus bebas dari noda dan
cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lain.

c. Semua bahan cermin sebelum dan sesudah pemasangan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.

d. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda /
dihaluskan.

2.7.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat pekerjaan
dalam buku ini.

b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.

c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda agar mudah
diketahui.

e. Cermin harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus. Tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya , bebas dari segala
noda dan bekas goresan.

f. Cermin yang terpasang harus sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan disetujui Konsultan
Supervisi. Jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material
dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.

g. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.

h. Rangka kayu memakai bahan kayu kamper. Ukuran, sistem rangka dan cara pemasangannya pada
dinding sesuai dengan petunjuk gambar, yaitu disekrub dengan fisher plastik ke dalam dinding.
Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus diserut halus dan Waterpas.

i. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang dipasang dengan rapih dan kuat.

j. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus disesuaikan dengan gambar.

2.8. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

2.8.1. Lingkup Pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 66
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

b. Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

2.8.2. Persyaratan Bahan

a. Semua bahan menggunakan dari satu merek.

b. Bahan berasal dari merek yang standar atau setara.

c. Semua material dikirim dalam set lengkap berikut asesoris dengan kualitas terbaik.

d. Toilet

1. Water Closet

2. Hand Basin Lavatory

3. Wall Hung Urinal (Moslem Type)

4. Shower Spray

5. Floor Drain

6. Tempat Sabun Tanam

e. AREA SERVIS

1. Service Sink:

- Wall faucet

2. Kitchen Sink

- Sink, DIETHELM LDS 120 N

- Wall faucet

3. Floor Drain

f. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.

g. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik

h. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan disyarat kan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

2.8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua barang sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Manajemen Konstruksi berserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.

b. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan pengganti harus disetujui

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 67
Manajemen Konstruksi terlebih dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

c. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada Manajemen Kontruksi.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan .

g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik/ Pemakai/ Pemberi Tugas.

2.9. PEKERJAAN PENGECATAN

2.9.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN PLAFOND

2.9.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2.9.1.2. Syarat-syarat Bahan

a. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk disesuaikan atau setara, dengan proses sebagai
berikut :

Primer : 1 lapis disesuaikan/setara Alkali Resisting Primer, A 931-1050 interval 2 jam

Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-1050 interval 2 jam Cat akhir dinding dan
plafond

luar / exterior : 2 lapis disesuaikan/setara Weathershield A 918 setebal untuk 2 x 30 micron,


interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.

Cat akhir dinding plafond

dalam / interior : 3 lapis disesuaikan/setara Pearl Glo Emulsion A 922 untuk 3 x 30 micron, interval 2
jam, sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.

Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.

c. Tipe dan warnanya akan ditentukan kemudian.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 68
2.9.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah).

b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan.

c. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak a tau mengurangi mutu pengecatan.

d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari
produk yang sama (disesuaikan/setara) dengan cat yang digunakan.

e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi


serta jika seluruh pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.

f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan contoh
bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Manajemen Konstruksi. Selanjutnya akan diputuskan
jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan Supervisiakan menginstruksikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.

h. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standard untuk pemeriksaan / penerimaan
setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.

i. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan dan warna harus
dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan Manajemen Konstruksi.
Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur tidak merata, terdapat noda-noda pada permukaan
pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan, perawatan dan keberhasilan
pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.

l. Bila terjadi ketidak sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, Kontraktor harus memperbaiki /
mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.

m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman dalam pelaksanaan


pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

2.9.2. PEKERJAAN PENGECATAN BESI

2.9.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan besi/ baja yang nampak serta pada
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Manajemen
Konstruksi.

2.9.2.2. Persyaratan Bahan

a. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk disesuaikan/setara Paints atau produk lain
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 69
yang setara, dengan proses sebagai berikut :

Primer : 1 lapis Drying Metal Primer Chromate A 540-49020 setebal 50 micron, interval 8
jam.

Undercoat : 1 l a p i s disesuaikan/setara Undercoat A543-101 setebal 35 mikron, interval 6 jam

Cat akhir : 2 lapis disesuaikan/setara Synthetic Super Gloss A 365 setebal 2 x 30 mikron, interval 16
jam.

Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray.

b. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.

c. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS
No.3900:1970/1971, AS.K-41 dan NI.4A serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.

d. Warna dan tipenya akan ditentukan kemudian.

2.9.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. S em u a b i dan g pe ng ec ata n harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-
pecah).

b. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas besi. Setelah
memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan
Manajemen Konstruksi.

c. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan.

d. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisiserta jika seluruh pekerjaan
pengelasan dan penyambungan telah selesai dengan sempurna.

f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan/ mengirimkan contoh bahan
dari 3(tiga) macam hasil produk kepada Konsultan Supervisiselanjutnya akan diputuskan jenis bahan
dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.

h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/ penerimaan bahan
yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.

i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Supervisisebelum pekerjaan dimulai/ dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan
penge catan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan perawatan/keberhasilan
pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 70
l. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.

m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman dalam pelaksanaan


pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

n. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain memperoleh permukaan yang halus, rata dan bersih juga
harus bebas dari karat.

o. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.

p. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang disyaratkan diatas atau sesuai persyaratan
yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

q. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata
dan sama tebal. Selanjutnya undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik
yang bersangkutan.

r. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta telah mendapat persetujuan
Manajemen Konstruksi.

s. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau dengan spray.

t. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.

2.9.3. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU

2.9.3.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang nampak serta
pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Manajemen
Konstruksi.

2.9.3.2. Persyaratan Bahan

a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Cat produk disesuaikan/setara Paints atau produk lain
yang setara, dengan proses pengerjaan sebagai berikut :

Primer : 1 lapis disesuaikan/setara Alumunium Wood Primer Sealer A519-3697, setebal 30


micron, interval 16 jam.

Undercoat : 1 lapis disesuaikan/setara Undercoat A543-101 setebal 35 mikron, interval 6 jam.

Cat akhir : 2 lapis disesuaikan/setara Super Gloss A365 setebal 2x30 mikron, interval 16 jam.

Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray.

b. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.

c. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53,
BS No.3900:1970/1971, AS.K-41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 71
d. Warna akan ditentukan kemudian.

2.9.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah).

b. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas kayu. Setelah memenuhi
persyaratan barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Manajemen
Konstruksi.

c. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan.

d. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

e. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan


contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil produk kepada Manajemen Konstruksi, yang selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan Supervisiakan menginstruksikan
kepada Kontraktor dalam waktu tidak lebih dari 7(tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.

f. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.

g. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standard untuk pemeriksaan dan penerimaan
bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.

h. Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor
untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan Manajemen Konstruksi. Pengerjaan harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

i. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan
lain.

j. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan, perawatan dan
keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.

k. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, Kontraktor harus memperbaiki dan
menggantinya dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.

l. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil dan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

m. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain akan diperoleh permukaan yang halus, rata dan bersih
juga akan menjadi bebas dari minyak.

n. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benar-benar jenuh.

o. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan
yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan
dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Setelah itu baru undercoat dilakukan
dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 72
p. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta telah mendapat persetujuan
Manajemen Konstruksi.

q. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau dengan spray

r. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.

2.10. PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL

2.10.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup atapmetal atau sesuai yang
disebutkan / dinyatakan dalam gambar.

2.10.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan atap metal yang digunakan adalah dari produk BHP STEEL, tipe LYSAGHT TRIMDEK atau produk
UNION METAL, tipe UNION CLIP PANEL atau dari produk lain yang setara dan disetujui Konsultan
Supervisi.

b. Tipe ini menggunakan bahan dasar baja kualitas G 550 tebal nominal 0,35 mm,
yang dilapisi paduan Zinc dan Aluminium (ZINCALUME), dengan standard lapisan AZ 150. Sebagai
pelindung akhir tipe ini memiliki lapisan permukaan MARVIPLATE (lapisan film PVC) atau dilapis cat
PVDF atau PVF2, standard PPG dengan warna menyesuaikan finishing rangka / panel aluminium,
sebagaimana dinyatakan dalam Pekerjaan 5.1. ,

2.10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar- gambar pelaksanaan termasuk
lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran
setempat.

b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang
belum / tidak tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.

c. Penutup atap ini disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan dengan tanah / lantai
dan sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap. Jika terpaksa dilakukan di tempat terbuka, bahan
penutup atap ini harus diselimuti dengan terpal atau plastik untuk mencegah agar air hujan / embun
tidak masuk ke dalam celah-celah tumpukan lembaran atap metal. Air yang sempat masuk kedalam celah
tersebut dapat memberikan cacat terhadap permukaan penutup atap akibat kondensasi.

d. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka diperiksa terlebih dahulu
apakah sudah berada pada satu bidang. Jika diperlukan dapat dengan mengganjal atau menyetel
bagian-bagian ini terhadap rangka penumpunya.

e. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di bawah gording untuk mengatur
kemiringan atap.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 73
f. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara lembaran penutup atap dengan
gording. Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan terutama jika jarak
penyangga yang kecil.

g. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk menghindari penggeseran pada
pemasangan. Untuk memperbaiki kelurusan lembaran dapat distel dengan menarik pelat kait menjauhi
atau menekannya kearah lembaran pada saat pemasangan pelat itu.

h. Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain-lain yang berupa kotoran), harus
dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi pengaratan.

i. Sapulah seluruh permukaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan perhatian khusus pada daerah-
daerah dimana pengeboran atau penggergajian telah dilakukan. Juga bersihkan semua talang.

j. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.

k. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan dari pabrik, berikut
penggunaan bahan kelengkapannya, serta mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Supervisi.

3. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

3.0. UMUM

3.0.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Sistem Mekanikal dan Elektrikal Secara Garis Besar meliputi:

1. Pekerjaan Installasi listrik

Pekerjaan listrik ini meliputi pengadaan sumber daya listrik PLN tegangan rendah 220V dan
cadangan dengan diesel generating set, panel tegangan rendah, kabel power, kabel distribusi,
penerangan umum, penerangan luar, catu daya untuk AC, kotak-kontak biasa, catu daya untuk
peralatan pengujian kenderaan.

2. Pekerjaan Installasi plumbing

Pekerjaan sistem plumbing meliputi pengadaan sumber air bersih dari PDAM, tangki air
bawah dan tanki menara, pompa dan perpipaan distribusi air bersih. Air kotor dan air
bekas akan dibuang ke septic tank lalu diresapkan ke sumur resapan da n over flow
selanjutnya dibuang ke saluran kota. Air hujan akan disalurkan ke saluran kota.

3. Pekerjaan Sistem Tata Udara

Sistem tata udara yang akan disediakan adalah AC Split type biasa untuk ruang kantor dan
ruang rapat.

4. Pekerjaan elektronik

Pekerjaan elektronik yang meliputi installasi telepon dan P&A (Paging dan Announcing).

5. Installasi pemadam kebakaran

Pemadam kebakaran yang disediakan adalah pemadam api ringan.

6. Installasi penangkal petir

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 74
3.0.2. PERSYARATAN TEKNIS

3.0.2.1. Peraturan dan Acuan

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada peraturan daerah
maupun nasional, keputusan menteri, assosiasi profesi internasional, standar nasional maupun
internasional yang terkait. Pemborong dianggap sudah mengenal dengan baik standar dan acuan
nasional dan internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan
yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti di bawah ini :

a. Peraturan dan Acuan

1. Keputusan Menteri Pek.Umum No. 378/KPTS/1987, UDC : 699.81.691.004.1, tentang Spesifikasi


Bahan Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan GEDUNG.

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987, UDC : 699.81.005, tentang Panduan
Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
GEDUNG.

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987, UDC : 699.81.624.04, tentang Petunjuk
Perencanaan Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
dan GEDUNG.

4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987, UDC : 699.81.614.84, tentang Panduan
Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan GEDUNG.

5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998, tentang Persyaratan Teknis Bangunan
GEDUNG (Building Code of Indonesia).

6. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada GEDUNG dan Lingkungan.

7. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 1991, tentang Bangunan Dalam Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (untuk referensi).

8. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 1992, tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (untuk referensi).

9. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, PT. Telkom,
PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan pekerjaan ini.

b. Elektrikal dan Elektronik

1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000.

2. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) 1983.

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987, UDC : 699.887.2, tentang Pedoman
Perencanaan Penangkal Petir.

4. Australian Standards (AS) 3000 - SAA Wiring Rules

5. National Fire Protection Association (NFPA) 70.

6. National Fire Protection Association (NFPA) 72, 1996.


SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 75
7. Data teknis dari produk dibidang peralatan Tata Suara, Telepon dan Fire Alarm yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai negara.

c. Tata Udara (Ventilasi dan Air Conditioning)

1. ASHRAE (American Society of heating Refrigeration and Air Conditioning Engineers)

2. SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association).

d. Plumbing dan Pemadam Kebakaran

1. SNI 63-6481-2000 Sistem Plambing 2000.

2. National Plambing Code.

3. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan Moh. Noerbambang & Takeo Morimura)

4. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000.

3.0.3. PELAKSANA

Pekerjaan intalasi ini harus dilaksanakan oleh:

1. Perusahaan yang memikili Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya.

2. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang ditawarkan, atau
bekerja sama dengan pemegang merk yang ditawarkan.

3. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN, Telepon, dan PDAM, diperkenankan bekerja sama dengan
perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang sesuai dengan kelas pekerjaan tersebut.

4. Penanggungjawab Pelaksana

Pemborong harus menetapkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli (dibuktikan dengan
sertifikat keahlian yang mempunyai nomor registrasi dari LPJK) dan berpengalaman, harus selalu
berada di lapangan, bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis, bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh Konsultan Supervisi.

3.0.4. GAMBAR-GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada,
petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian dan
pemeliharaan jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan interior serta Spesialis lainnya (bila ada) harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong mengajukan gambar kerja dan detail (shop drawing) kepada
Konsultan Supervisi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set.
Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 76
lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan
Pemborong dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi (as-built drawings) dan harus
diserahkan kepada Konsultan Supervisi pada saat penyerahan pertama pekerjaan. As-built drawings
ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M&E yang ada, termasuk
dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar shopdrawing, nomor seri, tipe peralatan dan informasi
lainnya sehingga jelas.

3.0.5. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong lainnya, agar pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang
lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Direksi/Pengawas


Lapangan/Konsultan Supervisi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong ini.

3.0.6. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi
Direksi/Pengawas Lapangan Konsultan Supervisi. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas
peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

2. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja
dan detailnya seperti tercantum dalam pasal-2 ayat 4 di atas.

3. Pada waktu unit-unit peralatan dan mesin tiba di lokasi, maka Pemborong harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar
detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen
tersebut diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.

3.0.7. TESTING DAN COMMISIONING

1. Testing dan Commissioning harus dilakukan berdasarkan pengawasan dari Konsultan Supervisi dan
Pemberi Tugas. Data-data yang diperoleh dari hasil testing harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi
dan Pemberi Tugas.

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning
dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.

3. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.

3.0.8. SERAH TERIMA PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 77
1. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:

o Penyerahan ke I; dilaksanakan pada saat pekerjaan telah selesai seluruhnya dan sudah dapat
dipergunakan.

o Penyerahan ke II; setelah selesai masa pemeliharaan dan semua cacat dan kerusakan sudah
diperbaiki.

2. Penyerahan ke I

o Seluruh pekerjaan telah selesai dan sistem bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan
peraturan-peraturan yang berlaku.

o Semua pekerjaan sudah diuji dan dibuatkan berita acara uji terima.

o Sudah mendapat Sertifikat kelaikan dari instansi yang berwenang untuk setiap pekerjaan yang
membutuhkannya.

o Membuat Berita Acara Serah Terima ke I yang menyatakan semua pekerjaan sudah dilaksanakan dan
bangunan dapat dioperasikan, ditandatangani oleh Pemborong dan Konsultan Supervisi.

o Menyerahkan kelengkapan berikut:

1. As Built Drawing sebanyak rangkap 5 (lima), terdiri atas 1 (satu) cetak asli (berikut file
digitalnya dalam CD) dan 4 (empat) copy, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi
dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A3.

2. Brosur, Operation Manual dan Technical dan Maintenance Manual berikut terjemahannya (
dalam bahasa Indonesia ) sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi,
notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.

3. Menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian Bangunan (IPB) dari Instansi Pemerintah Daerah
yang berwenang, sehingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi
peraturan dari Instansi yang bersangkutan.Surat jaminan/garansi untuk setiap peralatan sesuai dengan
spesifikasi.

4. Berita acara uji terima setiap bagian pekerjaan yang berisi catatan kekurangan yang harus
diperbaiki oleh pemborong.

5. Berita acara lainnya yang dianggap perlu.

3. Penyerahan ke II

o Melampirkan berita Acara Pelaksanaan Training.

o Membuat Berita Acara Serah Terima ke II menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama oleh Pemborong dan Konsultan Supervisi.

3.0.9. MASA PEMELIHARAAN

a. Masa pemeliharaan adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak saat penyerahan pertama,
bila Konsultan Supervisi menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.

b. Pemborong melakukan perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan sesuai dengan catatan pada Berita
Acara Uji Terima.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 78
c. Mengoperasikan bangunan atas permintaan pemilik bangunan.

d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung
jawab Pemborong sepenuhnya. Jika terjadi kerusakan selama masa pemeliharaan maka pemborongan
harus memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak tanpa ada biaya tambahan.

e. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh
Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaannya.

f. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Supervisi
atas perbaikan/ penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Supervisi berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong.

3.0.10. JAMINAN

1. Peralatan harus dijamin dengan masa dan uraian sesuai spesifikasi, dan menyerahkan sertifikat
garansi dari pabrik pembuatnya.

2. Sistem dan instalasi harus dijamin selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat penyerahan kedua.
Jaminan meliputi pengadaan suku cadang dan jaminan dukungan tenaga teknis.

3. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan
hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pemborong dan Konsultan Supervisi serta
dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Instansi yang berwenang, di mana surat ijin tersebut
merupakan kelengkapan pengurusan IPB (Ijin Penggunaan Bangunan) kalau sudah dipersyaratkan oleh
Pemerintah Daerah setempat.

3.0.11. LAPORAN-LAPORAN

3.0.11.1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran
mengenai:
1. Kegiatan fisik
2. Catatan dan perintah Direksi/Pengawas Lapangan/Konsultan Supervisi yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis
3. Jumlah material masuk/ditolak
4. Jumlah tenaga kerja
5. Keadaan cuaca, dan
6. Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh Project
Manager harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi untuk diketahui/disetujui.

3.0.11.2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/ Konsultan


Supervisi laporan tertulis mengenal hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

2. Hasil pengetesan peralatan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 79
3. Hasil pengetesan material seperti kabel, pipa, dll.

4. dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Konsultan
Supervisi.

3.0.12. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana akibat penyesuaian terhadap kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari pihak Konsultan Supervisi.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
Konsultan Supervisi dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Konsultan Supervisi
secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi secara tertulis.

3.0.13. IJIN-IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong termasuk penyambungan listrik PLN dan
penyambungan air PDAM.

3.0.14. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, Iantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Pemborong.

2. Pembobokan/pengelas an /p e ng e bo ran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari


pihak Konsultan Supervisi secara tertulis.

3.0.15. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong secara periodik
dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Konsultan Konsultan Supervisi.

2. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini,
apabila ada permintaan dari pihak Direksi/Pengawas Lapangan/ Konsultan Supervisi dan atau bila
ada gangguan dalam instalasi ini.

3.0.16. RAPAT LAPANGAN

Wakil Pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Konsultan Supervisi.

3.1. PEKERJAAN LISTRIK

3.1.1. UMUM

a. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang diperlukan didalam
instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian yang memerlukan serta
mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistim maupun untuk keseluruhan sistim, guna
mendapatkan suatu operasi dari sistim secara sempurna dan memuaskan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 80
b. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistim sehingga secara keseluruhan merupakan sistim
yang lengkap dapat berfungsi dengan baik.

c. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak jelasan dan atau kesalahan yang terdapat
didalam dokumen pelelangan pada saat rapat Penjelasan Pelelangan.

d. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistim yang dikehendaki tanpa
adanya kekurangan dalam betuk apapun juga.

e. Pemborong pemasangan Instalasi Listrik wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan suatu sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik serta mentaati
standard, referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

f. Standard, Referensi dan Peraturan - Peraturan

1. Peraturan Depnaker.

2. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia ( PUIL 1987 ).

3. Peraturan Daerah yang berlaku.

4. Peraturan PLN.

5. Standard International :IEC, NEC, NEMA dll.

6. Standard, Referensi dan peraturan lain yang berlaku di Indonesia.

3.1.2. LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK


Secara garis besarnya, lingkup pekerjaan ini dapat dibedakan atas baian-bagian berikut :

1. Pengurusan Penyambungan daya listrik PLN.

2. Pekerjaan Panel Listrik,

3. Pekerjaan Kabel daya Utama,

4. Pekerjaan Penerangan dan daya dalam Bangunan,

5. Pekerjaan Sparing-sparing pipa,

7. Genset lengkap dgn asesorisnya

8. Pekerjaan sipil sehubungan dengan pekerjaan ini.

9. Peralatan bantu

3.1.3. KONDISI OPERASI PEKERJAAN LISTRIK

a. Setiap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus merupakan suatu hasil
produksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan juga tidak bertentangan dengan ketentuan dari
IEC dan PUIL 1987.

b. Setiap bahan dan peralatan yang akan digunakan harus mampu beroperasi secara baik pada temperature
keliling tidak kurang dari 40C dengan kelembaban relatif tidak kurang dari 80%.

c. Semua peralatan yang dibutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai dengan catu daya Lokasi
Proyek.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 81
d. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya harus dipilih yang dapat bekerja secara normal dengan
besaran paktor daya tidak kurang dari 0,9 atau Pemborong wajib menambahkan kapasitor.

e. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang lebih besar dari yang
direncanakan, Pemborong wajib menyesuaikan semua perubahan komponen yang berhubungan dengan
perubahan kapasitas tersebut, menjadi tanggung jawab Pemborong.

3.1.4. SPESIFIKASI TEKNIS PANEL-PANEL LISTRIK

a. Panel listrik yang akan dipergunakan baik dalam distribusi daya maupun untuk melayani beban listrik,
untuk tipe pemasangan baik didalam maupun diluar bangunan yang akan ditempatkan baik diatas lantai
dengan dudukan baja maupun ditempatkan didinding harus terbuat dari bahan plat baja setebal 1.8 mm
atau lebih yang diproses anti karat. Secara keseluruhan kotak panel harus dicat warna abu-abu dengan
cat bakar.

b. Pemborong wajib menyediakan panel listrik yang berdimensi sesuai dengan ruang yang tersedia dan
memperhatikan jarak antar komponen dalam panel untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan. Semua
pintu panel harus dapat dibuka dengan mempergunakan satu kunci tetapi Pemborong wajib menyediakan
anak kunci sebanyak 2 buah untuk setiap panelnya.

c. Pengaturan komponen dalam panel harus sedemikian rupa sehingga temperature kerja dalam kotak
panel tidak lebih dari 45C dan dapat menahan beban mekanis selama terjadi gangguan operasi hubung
singkat 3 phase.

d. Alat pengaman rangkaian distribusi daya harus berjumlah kutub dan berkapasitas tidak kurang dari yang
ditunjukan dalam Gambar Rencana serta mampu menahan semua arus gangguan yang mungkin timbul
sebelum bagian pengamannya memberikan reaksi.

e. Alat pengaman rangkaian distribusi daya harus mempunyai bagian pengaman untuk gangguan arus
lebih, gangguan hubung singkat, gangguan tegangan kerja dibawah batas kerja normal, serta dilengkapi
dengan motor penggerak seperti dirunjukan dalam Gambar Rencana.

f. Alat pengaman rangkaian distribusi daya yang lebih besar dari 1500 ampere adalah tipe Air Circuit
Breaker dan untuk arus beban dibawah nilai tersebut adalah tipe Moulded Case Circuit Breaker atau Mini
Circuit Breaker.

g. Alat pengaman rangkaian beban arus sesuai dengan tipe beban yang terpasang dan mempunyai alat
pembatas arus lebih dan arus hubung singkat. Khusus untuk beban listrik dinamis, pengaman ini harus
dilengkapi dengan pembatas tegangan kerja normal.

h. Kontaktor magnetis yang dipergunakan harus mempunyai kapasitas tidak kurang dari yang
ditunjukan dalam Gambar Rencana dan kapasitas tersebut didasarkan pada jenis beban yang sesuai untuk
jangka waktu pemakaian paling lama.

i. Setiap bagian dari Kontaktor magnetis harus mampu menahan arus gangguan yang mungkin timbul
akibat arus lebih dan arus hubung singkat.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 82
j. Alat pengaman arus lebih yang merupakan satu kesatuan pada Kontaktor magnetis harus mempunyai
kurva operasi yang dapat melindungi beban dari gangguan hilangnya catu daya satu phase. Alat
pengaman ini harus memiliki 3 buah elemen Bimetal, serta dilengkapi dengan 2 buah kontak bantu
operasi.

k. Semua Kontaktor magnetis yang akan melayani beban 3 phasa harus dilengkapi dengan suatu alat
pengaman baik gangguan hilangnya catu daya phasa maupun gangguan arus beban 3 phasa pada beban
tidak seimbang lebih dari 10%.

l. Alat ukur dipergunakan berdimensi tidak kurang dari 90x90 mm sesuai untuk pemasangan dipintu
panel dan mempunyai ketelitian yang tidak kurang dari kelas 1,5. Setiap alat ukur harus diberikan alat
pengaman gangguan arus hubung singkat.

m. Pendistribusian daya listrik didalam panel (BUSBAR) harus mempunyai dimensi yang dapat melakukan
arus beban maksimum yang mungkin terjadi tanpa memperhatikan penempatan komponen serta harus
mampu menahan besarnya arus gangguan yang mungkit terjadi.

3.1.5. SPESIFIKASI TEKNIS KABEL LISTRIK

a. Apabila kabel yang dipergunakan adalah Kabel khusus tahan api maka kabel yang dipergunakan adalah
kabel yang berinti tunggal maupun yang berinti banyak dengan luas penampang yang tidak kurang dari
yang ditujukan dalam Gambar Rencana, dimana intinya terbuat dari bahan tembaga yang berisikan isolasi
dari bahan PVC dan dibungkus dengan lapisan PVC.

b. Kabel tahan api ini hendaknya dapat dipergunakan pada kondisi temperature keliling tidak kurang
dari 7000 C selama 3 jam sesuai EIC Pub 331,1970.

c. Peralatan bantu persambungan kabel tahan api harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya dan disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

d. Kabel yang akan dipergunakan untuk menyalurkan daya listrik dan akan ditanam baik dalam dinding,
partisi, lantai adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas penampang tidak kurang dari
yang ditunjukan dalam Gambar Rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan diisolasi
secara keseluruhan dengan PVC. Pada lapisan luarnya harus terdapat bagian pelindung dari beban
mekanis dan dilapisi dengan bahan PVC.

e. Kabel yang akan dipergunakan untuk menyalurkan daya listrik pada jaringan primer dan atau pada
beban dinamis adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang
dari yang ditunjukan didalam Gambar Rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC
sebanyak 2 lapis.

f. Kabel yang dipergunakan untuk melayani beban listrik dalam penerangan dan kotak kontak yang tidak
ditanam adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari
yang ditunjukan dalam Gambar Rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan secara
keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC.

g. Kabel yang dipergunakan untuk melayani beban listrik penerangan dan kotak kontak serta beban listrik
lainnya dan ditanam harus sesuai dengan ketentuan pada butir 4 tersebut diatas.

h. Kabel yang dipergunakan sebagai kabel kontrol operasi adalah kabel berinti banyak dari bahan
tenbaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukan dalam Gambar Rencana, dimana

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 83
setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan secara keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC sebanyak 2
lapis dan mempunyai nomor inti. Apabila ternyata kabel ini harus ditanam, maka kabel ini harus
diberikan pipa pelindung khusus kabel tipe sambungan ulir.

i. Kabel listrik yang akan dipergunakan untuk melayani beban tiga phasa harus diproduksi sesuai dengan
ketentuan dalam SPLN dan VDE untuk tegangan kerja sebesar 600/1000 Volt.

j. Kabel listrik yang akan dipergunakan untuk melayani beban satu phasa harus diproduksi sesuai dengan
ketentuan dalam SPLN dab VDE untuk tegangan kerja sebesar 500 V.

k. Kabel kontrol khusus untuk tegangan kerja tidak lebih dari 110 Volt adalah kabel berinti tembaga
berbentuk serabut dengan luas penampang inti seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan
masih dapat melayani operasi secara normal dimana setiap intinya terbuat dari bahan tembaga berisolasi
bahan PVC dan secara keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC.

l. Merk kabel yang diijinkan adalah merk KABELINDO, SUPREME, KABELMETAL & TRANKA.

m. Ketentuan lain mengenai kabel akan diberikan Konsultan Pengawas / Direksi selama periode
pelaksanaan.

3.1.6. SPESIFIKASI TEKNIS LAMPU PENERANGAN

3.1.6.1. LIGHTING FIXTURES LAMPU TL

a. Kotak lampu penerangan umum harus terbuat dari bahan plat baja yang diproses inti karat dengan
ketebalan tidak kurang dari 0,7 dan dicat akhir dengan cat bakar putih dari ICI, contoh harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

b. Untuk pemasangan lampu TL, Condensor yang dipasang pada lampu-lampu ini harus dapat memberikan
koreksi terhadap factor daya total 0.85. Ballast lampu yang di gunakan harus mempunyai kerugian tidak
lebih dari 5 watt bila diukur pada kondisi kerja normal.

c. Apabila ditentukan tipe lampu seperti produksi Philips tipe TBS 300, maka reflektor, apabila ada
yang menggunakan reflektor adalah dari bahan Mirror Polished Aluminium Sheet yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan produk aslinya. Bagian penyekat antara ujung Reflektor
hendaknya terbuat dari bahan Anodized Aluminium Profile sebanyak 20 buah sepanjang kotak lampu.

d. Khusus untuk tipe lampu yang tidak seperti produksi Philips type TBS 300, maka reflektor lampu harus
terbuat dari bahan yang sama seperti kotak lampu.

e. Konstruksi Lihgting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal,
rapi, kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.

f. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan
(grounding).

g. Komponen Lampu:

- Ballast type low loos ( Philips, Atco )

- Fitting ( Philips, Voslow )

- Starter ( Philips )

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 84
- Kapasitor ( Notocon, Diamon ).

h. Tipe lampu yang dipergunakan sesuai Detail pada gambar. Sebagai perkiraan perhitungan Tipe lampu
sementara di tentukan Philips TLD 1x36 watt/ Tipe 54/33 dan ditentukan kemudian sesuai perencanaan
Interior/Arsitek.

3.1.6.2. LAMPU DOWN LIGHT

a. Reflektor yang dipergunakan harus terbuat dari Mirror Polished Aluminium Sheet. Pada bagian bawah
dari reflektor hendaknya diberikan dan bentuk khusus warna hitam untuk menahan kesilauan.

b. Lamp Holder menggunakan standard PL/PAR

c. Lampu yang digunakan :

 Cover Lampu CD 5 RPL ( EX Artolite atau setara yang disetujui).

 Lamp holder menggunakan standard PL/PAR.

 Tipe Lampu Philips PL 11/18 watt / Tipe 84.

3.1.6.3. LAMPU EMERGENCY

a. Lampu Emergency yang digunakan jenis flourescent, lengkap dengan battere dan chargernya.

b. Yang dimaksud lampu emergency adalah lampu security jenisnya TLD 1x18 watt.

c. Pada saat listrik PLN /Genset menyala charger akan mengisi battere dan lampu harus dapat dioperasikan
dari listrik PLN/Genset melalui rangkaian terpisah (dua buah lampu) dan dapat dihidup matikan dengan
switch. Bila PLN/Genset mati, lampu tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya
battere (dengan menggunakan lampu yang sama). Bila PLN/Genset hidup battere harus diisi kembali dan
semua operasi tersebut diatas harus dapat bekerja secara otomatis.

d. Battere yang dipakai jenis dry cell nickel cadmium dan harus sanggup menampung operasi selama
minimal 2 jam, kapasitas battere disesuaikan dengan jenis lampu yang dipasang. ( Merk MG, Scomex,
Liebert atau setara yang disetujui ).

e. Tegangan input adalah 220 V, + 10 % 50 Hz, 1 phase, dilengkapi dengan indikator LED dan saklar
test.

f. Chargernya harus dapat mengisi battere pada kapasitas penuh selama 1 x 24 jam.

g. Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber PLN / Genset.

h. Untuk lampu exit dipakai jenis flourescent 1 x 10 w maintain lengkap dengan battere dan chargernya (
Ex Artolite )

i. Contoh lampu exit harus disetujui oleh Direksi/Management Konstruksi.

3.1.6.4. LIGHTING FIXTURES TYPE OUTDOOR ( halaman )

a. Lighting fixtures untuk taman yang dapat digunakan,harus sesuai dengan yang ditunjukan dalam
gambar perencanaan landscape.

b. Komponen - komponennya harus menggunakan condensor yang dapat memberikan koreksi terhadap
faktor daya tidak kurang dari 0,85.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 85
c. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang maksimal, rapi,
kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan - pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh
Direksi.

3.1.7. RAK, TANGGA KABEL DAN KABEL TRUNKING

a. Rak, tangga dan kabel trunking yang dipergunakan adalah dari bahan besi siku, ukuran disesuaikan
dengan kebutuhan. Sambungan - sambungan rak dengan sistem las, sebelum dipasang harus dicat dasar
dengan sinkromat dan cat finish dengan warna abu-abu atau bronz.

b. Rak untuk kabel - kabel distribusi penerangan harus diberi alas kawat loket baja yang bisa dilas ke rak
bersangkutan, begitu juga untuk rak mendatar. Khusus untuk kabel distribusi fedeer batas minimum 1 (
satu ) kabel harus menggunakan rak sedang untuk distribusi penerangan batas minimum 3 kabel.

3.1.8. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN DAN BAHAN INSTALASI

3.1.8.1. Peralatan secara Umum

3.1.8.2. Semua peralatan/panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat, rapi, baik,
dan harus sesuai pula dengan ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

c. Setiap kabel masuk / keluar dari suatu peralatan/panel - panel harus di lengkapi dengan gland karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

d. Semua peralatan listrik / panel-panel listrik harus ditanahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Semua kabel instalasi pada ke dua ujungnya harus di beri tanda kabel yang jelas dan tidak mudah lepas
untuk mengidentifikasikan dengan mudah arah beban, pasangannya pada ujung yang lain dan lain-lain.

f. Pada setiap jalur kabel tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan kecuali Sambungan kabel-
kabel instalasi penerangan dan stopkontak yang harus dilakukan dalam kotak terminal (teedos) yang
terbuat dari bahan metal merk LICO ditutup dan tutupnya dilengkapi dengan skrup. Sebelum dipasang
harus dicat dengan zinchromate terlebihdahulu. Sambungan kabel-kabel harus diisolasi dengan baik dan
dilengkapi dengan las-dop merk 3 M.

g. Semua kabel yang melewati dalam tembok, beton, dalam partisi harus menggunakan konduit .

h. Pada tempat-tempat yang tidak menggunakan plafon instalasi listrik ditarik dalam pipa konduit galfanis
yang diizinkan dari bahan galvanis ialah ex. Matsushita, Maruichi.

i. Pada tempat - tempat yang menggunakan plafon, instalasi listrik yang jalurnya bersamaan ditempatkan
diatas rak kabel, untuk cabang-cabang yang ke titik lampu-lampu dan stop kontak, diklem pada plat
beton dengan jarak lebih kurang 30cm.

j. Klem yang digunakan adalah jenis plastik dengan ukuran disesuaikan dengan diameter kabel. Paku yang
ada pada klem tersebut harus diganti dengan paku beton ex. Jerman.

k. Dikecualikan dari hal diatas ialah kabel-kabel toevoer arus kuat.

l. Pemasangan konduit harus rapi, rata, tidak saling bersilang, teratur dan lain-lain.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 86
m. Semua kabel yang berjalan paralel secara banyak diatas langit-langit harus ditempatkan pada rak kabel.
Penyusunan kabel diatas rak tersebut harus rapi, rata dan teratur, diberi klem sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

n. Semua kabel Feeder didalam atau shaft harus ditempatkan pada tangga kabel. Penyusunan kabel pada
tangga kabel tersebut harus rapi, rata, teratur, diberi klem sesuai dengan peraturan yang berlaku.

o. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi warna untuk mengidentifikasikan phasanya sesuai
dengan PUIL.

p. Kabel-kabel dengan diameter 4 m atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel pada tempat-tempat
terminasinya.

q. Sepatu kabel yang berukuran 70 mm atau lebih harus mempergunakan press hidrolis yang
sebelumnya telah dicelup dengan timah patri.

r. Kabel-kabel yang ditanam dalam tanah harus pada kedalaman minimal 80 cm. Sebelum dan sesudah
penggelaran kabel harus dialasi dengan lapisan pasir setinggi 15 cm dan diatasnya diberi pelindung
dengan bata Cikarang. Lebar galian disesuaikan dengan jumlah jalur kabel yang dilakukan tapi tidak
boleh kurang dari 40 cm.

s. Kabel-kabel yang ditanam dalam tanah harus diberi patok beton bertanda ( kabel TR/kabel TM ) setiap
25 m atau pada belokan sehingga jelas terlihat arah kabel dan untuk jenis keperluan instalasi apa kabel
tersebut dipasang.

t. Kabel - kabel yang ditanam menyebrangi selokan atau jalan atau instalasinya lain harus diletakan pada
kedalaman minimum 50 cm dari bagian bawah dari apa yang dilintasinya dan diberikan pipa pelindung
pipa GIP kelas medium dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.

3.1.9. PEMILIHAN KABEL

a. Kabelkabel yang di pakai haruslah kabel-kabel yang telah memenuhi standard & peraturan-peraturan
dalam negeri dan Internaational serta telah mendapat sertifikat dari instansi-instansi yang berwenang
seperti PLN,LMK,Pabrik pembuat dan lain-lain.

b. Tahanan isolasi minimal kabel - kabel 20 Mega Ohm untuk kabel - kabel TR.

3.1.10. LAIN - LAIN

a. Khusus untuk kotak lampu tipe Barret, bagian penutup hendaknya terbuat dari bahan Acrylic.

b. Setiap lampu yang bukan merupakan jenis lampu pijar harus dilengkapi dengan kapasitor sehingga
dalam kondisi kerja normal akan mempunyai faktor daya tidak kurang dari 90%.

c. Penempatan kabel didalam kotak lampu harus diatur secara rapi dan setiap ujung kabel harus
disediakan terminal penyambungan masuk.

3.1.11. SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL

a. Panel MDP tebal Plat 2,7 mm dan untuk panel - panel lain 2 mm. Pembuat panel MG, Eganusa
Elektrika.

b. Komponen panel MG.

c. Contactor Telemecanique.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 87
d. Metering AEG, Crompton.

e. Lighting Fixtures Artolite.

f. Ballast type Low Loss Philips, Atco.

g. Tubes dan Starter Philips.

h. Fitting Vosloch, BJB, Philips.

i. Capacitor Philips, Marcon, Notocom.

j. Bateray NiCaD Chloride, Menvier.

k. Switch, Socket Outlet : MK, Clipsal, Yung, Berker.

l. Electricak Conduit type PVC High Impact : Clipsal, Ega, Double H.

m. Cable : Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Tranka.

n. Cable Tray : Nobi, Metosu.

3.2. PEKERJAAN INSTALASI PLAMBING

3.2.1. LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG

a. Yang dimaksud disini dengan pekerjaan Instalasi Plambing secara keseluruhan adalah pengadaan,
transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan/bahan-bahan utama dan pembantu serta
pengujian, sehingga diperoleh Instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan Spesifikasi Teknik, Gambar
dan Bill of Quantity.

b. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang diperlukan didalam
Instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian yang memerlukan serta
mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna
mendapatkan suatu operasi dari sistem secara sempurna dan memuaskan.

c. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara keseluruhan merupakan
sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

d. Pemborong wajib menyatakan kekurangan atau ketidak jelasan dan atau kesalahan yang terdapat
didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan Pelelangan.

e. Penawaran yang diajukan oleh pemborong dinilai berlaku seluruh sistem yang dikehendaki tanpa adanya
kekurangan dalam bentuk apapun juga.

f. Pemborong Plambing untuk pemasangan Instalasi Listrik wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem
sehingga secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik
serta mentaati standard, referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

3.2.2. STANDAR, REFRENSI, PERATURAN-PERATURAN

a. Peraturan Depnaker.

b. Peratuan Umum Instalasi Listrik Indonesia ( PUIL 1987 ).

c. Peraturan Daerah yang berlaku

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 88
d. Pedoman Plambing Indonesia 1979

e. Perencanaan dan Pemeliharaan sistim Plambing ( Soufyan + Morimura ).

f. Standard International : NFPA< FOC< IEC< NEC NEMA>

g. Standard, Referensi dan Peraturan lain yang berlaku di Indonesia

3.2.3. LINGKUP PEKERJAAN PLAMBING


Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :

a. Pengadaan dan Pemasangan Sistem Air Bersih

b. Pengadaan dan Pemasangan Sistim Pembuangan Air Limbah

Air Limbah disini terdiri dari dua yaitu :

- Limbah Saniter

- Limbah Air Hujan

c. Limbah Saniter berasal dari kloset, urInal, dialirkan secara grafitasi ke Septic Tank selanjutnya disebut Air
Kotor. Yang berasal dari Lavatori, lfoor drain dan dialirkan secara grafitasi ke saluran drainage kota.
Selanjutnya disebut Air Bekas.

d. Limbah Air Hujan berasal dari atap bangunan, melalui pipa Tegak ke bak kontrol selanjutnya dialirkan
ke saluran drainage kota.

3.2.4. SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

3.2.4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Perpipaan

b. Sistem Distribusi Air Bersih.

c. Penyambungan ke alat lain yang diperlukan

d. Pengujian

3.2.4.2. Penyambungan Sumber Air dari PDAM.


Apabila diperlukan Kontraktor harus mengurus dan membiayai semua dana yang diperlukan untuk
memperoleh sumber air bersih dari PDAM sampai meter air berikut bak meter.

3.2.4.3. Sistem Distribusi Air Bersih


Yang termasuk lingkup pekerjaan Sistem Distribusi Air Bersih adalah penyaluran air bersih dari
sumur pantek ke jaringan air bersih dan selanjutnya ke alat Plambing.

3.2.5. SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN & PEMASANGAN SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH

3.2.5.1. Lingkup Pekerjaan.

1. Perpipaan.

 Penyambungan ke alat plambing.

 Penyambungan ke alat lainnya.

2. Bak kontrol.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 89
3. Septic Tank dan Rembesan.

4. Pengujian.

3.2.5.2. Bak Kontrol

1. Dinding dibuat dari pasangan batu bata rapat air atau pipa beton, bagian dalam diplester halus.

2. Pada dasar bak dibuat pengarah aliran dengan bahan plester agar tidak terjadi gangguan aliran
di bak kontrol akibat percabangan atau penurunan ketinggian pipa.

3. Bak akan ditutup dengan beton dengan lubang bersih 50 cm, selanjutnya dipasang Cast Iron
Manhole & Cover jenis Water Seal.

4. Untuk baak dengan kedalaman lebih dari satu meter akan disediakan tangga monyet yang dibuat
dari besi beton 3/4” galvanis ditanam didinding bak.

3.2.6. PERPIPAAN

3.2.6.1. UMUM

a. Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :

1. Pipa

2. Sambungan (fitting)

3. Katup (Valve), katup searah (chek Valve)

4. Strainer

5. Sambungan Expansi (Expantion jiont)

6. Sambungan fleksible (Fleexible joint)

7. Penggantung dan Penumpu

8. Sleeve

9. Lubang pembersih (Clean Out)

10. Bak Kontrol

11. Blok Beton

12. Galian

13. Pengecatan

14. Penyelesaian

15. Pengujian

16. Peralatan Bantu

b. Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing
sistem pipa.

c. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifiksi dipasang terintegrasi dengan kondisi
bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 90
d. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran, air karat sebelum, selama dan sesudah
pemasangan.

e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebutkan di atas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.

f. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukan identitas pabrik pembuat.

3.2.7. DAFTAR SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN.

KODE TEK TEK TEK SPESIFIKASI

SISTEM SISTEM KERJA Std. Uji

kg/cm kg/cm kg/cm PIPA ISOLASI

Air Bersih AB 5 9 9 AB 1A

Air Kotor AK gr 8 2 PVC8 1A

Air Bekas ABK gr 8 2 PVC8 1A

Air Hujan AH gr 10 2 PVC8 1A

Venting VT 8 2 PVC5 1A

1A = TIDAK DIISOLASI

3.2.8. Spesifikasi Bahan Perpipaan

3.2.8.1. Spesifikasi G10

Penggunaan : Air Bersih.

Tekanan sandart 10 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Galvanized steel BS 1387 medium 1387/1967

Sambungan/fitting

- Elbow, Socket, Tee, : Malleable Iron Galvanized 150 1b Reducer Valves

- Valves : Dia. 50 mm kebaawah, bronze Ametal body clase


150 1b ( 10 bar ) dengan sambungan ulir, BS 21 atau
ANSI B 2.1. Dia 65 mm keatas, bronze class 150 1b (
10 bar ) dengan sambungan flanges.

Spesifikasi PVC 8

Penggunaan : Air kotor dan Air Bekas Pengaliran grafitasi, Vent.

Tekanan standart 8 bar.

Uraian Keterangan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 91
Pipa : Polyvinyl chloride ( PVC ) class 8 bar

Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting

large radius, Solvent Cement Joint Type.

Reducer : PVC Injection Moulded Sanitary Fitting concentric,


Solvent Cement Joint Type.

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3.2.8.2. Spesifikasi PVC 10

Penggunaan : Air Limbah bertekanan, Air Hujan

Tekanan Standard : 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride ( PVC ) class 10 bar

Fitting : PVC Injection Moulded Sanitary Fitting

concentric, Solvent Cement Joint Type.

Reducer : Seperti diatas model concentric

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3.2.9. Persyaratan Jenis Peralatan

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 92
FUNGSI UKURAN JOINT W.O & G

Katup Penutup s/d 40 mm Ball

(Stop Valve) Screwed Butterfly

Gate

Diaphargm

50 mm Ke atas Butterfly

Flanged Gate

Katup Penutup s/d 40 mm Ball

(Regulating Valve) Screwed Butterfly

Gate

Diaphargm

50 mm Ke atas Butterfly

Flanged Gate

Non return valve s/d 40 mm Swing check

ke atas Screwed Globe check

50 mm

Doble swing Check

Flanged Disk check

Stainer “ Y “ type

3.2.10. PERSYARATAN PEMASANGAN

3.2.10.1. UMUM

a. Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersih-an, kerapian, ketinggian
yang benar, serta memperkacil banyaknya penyilangan.

b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu rungan yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-
pipa atau dengan bangunan dan peralatan.

c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan
semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.

d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup
penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan di
gambar.

e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION atau
FLANGES.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 93
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

g. Reducer dan Expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi horisontal dasarnya harus datar
untuk memungkinkan drainage. Perpipaan untuk uap harus menurun searah dengan aliran uap

h. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti
diperlihatkan dalam gambar.

a. Dibagian dalam bangunan ; Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 1/2%

b. Dibagian Luar bangunan ; Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 1/2%

Garis tengah 200 mm atau lebih besar 1%

i. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.

j. Drain dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurangan.

k. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas apabila didalam tanah
harus diberi blok-blok beton.

l. Katup (Valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian.
Pegangan katup (Valve handled) tidak boleh menukik.

m. Sambungan-sambungan fleksible harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus
disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja
kearah memanjang.

n. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah pompa dengan proposi yang
tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran
jalur penuh.

o. Pada pemasangan alat - alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa harus
secukupnya disediakan agar pemuaian serta peregangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan
permintaan & persyaratan pabrik.

p. Kecuali jika tidak dalam spesifikasi, pipa sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-
dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-
ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock wool.

q. Selama pemasangan, bila terdapat ujung - ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang
tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.

r. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

s. Pekerjaan persiapan tidak boleh digunakan untuk pertanahan listrik.

t. Pipa dalam tanah harus bebas dari bahan-bahan keras dan harus diurug pasir setebal 10 cm sekeliling
pipa.

u. Pemasangan peralatan kontrol pada pipa harus horizontal dan diperhitungkan agar pada tempat aliran
air yang laminaer.

2.6.22. Penggantung dan Penunjang Pipa.


SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 94
1.6.22.1.Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau regangan pada jarak yang tidak
boleh melebihi jarak yang diberikan alam tabel berikut ini :

Batas max Ruang

JENIS PIPA UKURAN PIPA (mm) Interval Interval

Mendatar (m) Tegak (m)

Pipa Besi Sampai 20 1.8 2.0

25 s/d 40 2.0 2.0

50 s/d 80 3.0 4.0

100 s/d 150 4.0 4.0

200 atau lebih 5.0 4.0

Pipa Sampai 20 1.0 2.0

Tembaga 25/s/d 40 1.5 2.0

50 2.0 3.0

65 s/d 100 125 atau 2.5 3.0

Lebih besar 3.0 4.0

Pipa Besi Seluruh ukuran 1 titik/ 1 titik/

Cor 2 sambungan sambungan

Pipa PVC 50 0.6 0.9

80 0.9 1.2

100 1.2 1.5

150 1.8 2.1

2.6.22.2. Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :

a. Perubahan-perubahan arah.

b. Titik Percabangan.

c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal2 lain yg sejenis.

2.6.22.3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar sebagai berikut :

a. Diameter Batang

Uraian Pipa Batang

Sampai 20 mm 6 mm 25 : 6 mm
mm s/d 50 mm 9 mm 65
9 mm
mm s/d 150 mm 13 mm
300 mm atau lebih besar 13 mm

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 95
Dihitung dengan faktor
Dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
keamanan 5 Gantungan
kekuatan puncak
ganda 1 ukuran lebih kecil
dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dari 2

b. Bentuk Gantungan.

- Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type

2.6.22.4. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar Zinchromate sebelum dipasang.

2.6.23. Cara Pemasangan pipa air limbah dalam tanah.

1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.

2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.

3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan
semen.

4. Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.

5. Pipa yang telah tersambung diletakan diatas dasar pipa.

6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.

7. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.

8. Setiap belokan diberi penunjang dengan blok-blok beton.

2.6.24. Pemasangan katup-katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini :

a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.

b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik terendah.

Diruang Mesin

Uraian Pipa Ukuran Katup

Sampai 75 mm : 20 mm

100 mm s/d 200 mm 40 mm

250 mm atau lebih besar 50 mm

c. Ventilasi Udara otomatis.

d. Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.

e. Katup pengurang tekanan ( pressure reducing valves ) untuk aliran keatas dan kebawah.

f. Steam trap untuk aliran keatas dan kebawah.

g. Katup by-pass.

2.6.25. Pemasangan Strainer.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 96
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat - alat berikut ini :

a. Katup-katup Pengontrol.

b. Katup-katup pengurang tekanan.

2.6.26. Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan.

Katup-katup pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.

2.6.27. Pemasangan Katup-katup Pengurangan Tekanan.

Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan pemakai


lebih rendah dari tekanan suplai.

2.6.28. Pemasangan sambungan fleksible.

Sambungan fleksible harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.

2.6.29. Pemasangan Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur antara lain :

a. Katup-katup pengurang tekanan.

b. Katup-katup pengontrol.

c. Setiap pompa.

d. Setiap bejana tekan.

3.2.11. Penyambung Pipa-pipa.

3.2.11.1. Sambungan Ulir.

a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai
dengan 50 mm (2” ).

b. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan
sebanyak 3 ulir.

c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zinkwite dengan campuran minyak.

d. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.

e. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

3.2.11.2. Sambungan Las.

a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.

b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, Kawat las atau elektrode yang dipakai harus
sesuai dengan jenis pipa yang dilas.

c. Sambungan antara pipa dengan pipa atau sambungan antara pipa dengan fitting pekerjaannya terlebih
dahulu dilevel  300 diameter pada permukaan ujung pipa atau fitting yang akan disambung.

d. Jarak gap penyambungan antara pipa dan pipa atau antara pipa dan fitting ditentukan maksimum 2 mm.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 97
e. Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi contoh hasil las untuk
mendapat persetujuan tertulis.

f. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis
dari Direksi/Pengawas.

g. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.

h. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Konsultan Pengawas/Direksi.

3.2.11.3. Sambungan Lem.


Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai
rekomendasi dari pabrik pipa.

3.2.11.4. Sambungan yang mudah dibuka.


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :

 Antara lavatory Faucet dan Supply Valve.

 Pada Waste Fitting dan siphon.


Pada sambungan ini kerapatan diperoleh hanya dengan paking dan bukan seal threat.

3.2.12. Sleeves

a. Sleeves untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.

b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa atau isolasi.

c. Sleeves untuk didinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja untuk yang mempunyai kedap air harus
digunakan sayap.

d. Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water
proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.

e. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk”.

3.2.13. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum diuji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan disetiap service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metode yang disetujui sampai benda-
benda asing disingkirkan.

3.2.14. PENGECATAN

3.2.14.1. UMUM
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :

o Pipa-pipa service

o Support pipa dan peralatan konstruksi besi flens.

o Peralatan yang belum dicat dari pabrik

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 98
o Peralatan yang catnya harus diperbaharui.

3.2.15. Jenis Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut ini :

Lokasi Pengecatan Pengecatan

Pipa dan peralatan dalam dinding - Zinchrimate Primer 2 Lapis

Pipa dan peralatan expose - Zinchrimate Primer 2 Lapis & cat akhir 2
lapis
Pipa Dalam Tanah
- Bitumen 2 Lapis

3.2.16. LABEL KATUP ( VALVE TAG )

a. Tags (label) untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.

b. Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukan di tags katup.

c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

3.2.17. SPESIFIKASI PELAKSANAAN PEKERJAAN LISTRIK

Ketentuan mengenai pemasangan bahan/peralatan listrik untuk pekerjaan ini,harus mengikuti


ketentuan yang tertera didalam ketentuan Pekerjaan Listrik.

3.2.18. SPESIFIKASI PENGUJIAN PEKERJAAN

a. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem maupun untuk sistem
secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas.

b. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengujian kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Pengujian yang tidak dihadiri oleh Konsultan Pengawas dan wakil Pemberi Tugas dinilai tidak sah dan
hurus diulang.

c. Pengujian untuk sumber air dari sumur dalam.

d. Pemborong wajib melaksanakan pengujian mutu air pada dua Laboratorium yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.

e. Apabila hasil pengujian kapasitas atau mutu air yang dihasilkan ternyata tidak memenuhi persyaratan
yang dikehendaki, maka Pemborong diwajibkan untuk mengulang pelaksanaan pekerjaan tanpa adanya
tuntutan tambahan biaya pelaksanaan.

f. Pengujian atas kebocoran pemakaian pipa air bersih harus dilaksanakan untuk setiap bagian dari
pekerjaan dengan memberikan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja normal tapi tidak kuarang dari 10
kg/cm selama jangka waktu tidak kurang dari 2 jam. Selama Pengujian ini tidak diijinkan adanya
tekanan kerja.

g. Pengujian atas kebocoran pemakaian pipa air bersih harus dilaksanakan untuk keseluruhan bagian dari
pekerjaan dengan memberikan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja normal tapi tidak kurang dari 10
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 99
kg/cm selama jangka waktu tidak kurang dari 6 jam. Selama pengujian ini tidak diperkenankan adanya
penurunan tekanan kerja.

h. Pengujian atas kebocoran pemakaian harus dilaksanakan untuk keseluruhan bagian dari pekerjaan
dengan memberikan tekanan kerja normal selama jangka waktu tidak kurang dari 24 jam dimana
selama pengujian tidak diperkenankan adanya penurunan tekanan kerja.

i. Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan berhasil dengan baik, maka Pemborong diwajibkan
melaksanakan pembilasan jaringan dengan mengeluarkan air disetiap titik pemakaian pada tekanan 2
kg/cm selama jangka waktu tidak kurang dari 5 menit.

j. Pengujian atas kebocoran pemakaian harus dilaksanakan untuk yang terrakhir kalinya dengan
pemakaian jaringan selama 6 x 24 jam dimana lama pemakaian tidak kurang dari 6 jam setiap hari tanpa
adanya gangguan dan atau kerusakan.

k. Setelah seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik maka Pemborong wajib melaksanakan cuci hama
pada seluruh jaringan dengan mempergunakan larutan Chlorine, sehingga setelah 2 jam terdapat kadar
Chlorine diujung pipa sebanyak 5 PPM.

l. Pengujian khusus untuk instalasi pipa air bekas, air kotor, venting dan air hujan dilakukan secara
gravitasi dengan mengisi air kesemua pipa dan penurunan permukaan air tidak diijinkan.

m. Pengujian pekerjaan listrik khusus untuk pekerjaan ini ditunjukan untuk memeriksa hal-hal sebagai
berikut :

1. Tahanan isolasi gulungan motor,

2. Tahanan isolasi semua kabel daya dan kabel kontrol,

3. Tahanan pentanahan,

4. Kondisi kerja peralatan dalam satu kesatuan sistem.

n. Pengujian hasil pelaksanaan lainnya, ditujukan untuk memeriksa kondisi kerja setiap sistem pekerjaan
termasuk seluruh alat kontrolnya.

o. Pemborong wajib memperbaiki setiap gangguan dan kerusakan yang terjadi selama pengujian dan
seluruh biaya perbaikan tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

p. Pengawas berhak menolak adanya penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas, apabila ditemukan
adanya gangguan dan atau kerusakan selama dilakukannnya pengujian.

q. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah diadakannya
pemeriksaan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang dan hasil pelaksanaan dapat diterima oleh
Lembaga Pemerintah tersebut.

3.2.19. SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN

a. Pipa baja yang dipergunakan adalah produksi dari PPI atau BAKRI BROTHERS.

b. Pipa PVC yang dipergunakan adalah hasil produksi RUCIKA, PRALON, BANLON SUPER, atau WAVIN.

c. Gate / Globe Valve Flange type yang dipergunakan adalah produk Kitz, Toyo, NBC, Showa, Kitazawa.

d. Gate/Globe Valve Flange type yang dipergunakan adalah produk Toyo, NBC, Showa, Kitazawa, Hitachi.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 100
e. Ball Valve yang dipergunakan LEGRIS, BORSALINDO, SFER, PATI, KITZ.

f. Butterfly valve yang dipergunakan adalah produk KEY STONE atau AMRI.

3.2.20. TESTING DAN COMMISSIONING


Testing dan Commissioning harus dilakukan berdasarkan pengawasan dari Konsultan Pengawas /
Direksi dan Pemberi Tugas. Data-data yang diperoleh dari hasil testing harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Pemberi Tugas.

3.2.21. PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

a. Penyerahan dilakukan dalam 2 tahap, penyerahan ke I dilaksanakan pada saatpekerjaan telah selesai
seluruhnya dan sistem kerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan peraturan-peraturan yang
berlaku, penyerahan dilengkapi dengan berita acara yang disertai lampiran-lampiran :

 Menyerahkan as Built Drawing, 1 kalkir + cetak biru.

 Menyerahkan Brosure, operation manual dan sistem maintenance (dalam bahasa Indonesia).

 Menyerahkan Berita Acara lainnya.

 Training Operator.

b. Penyerahan ke II dilaksanakan pada saat masa pemeliharaan cuma-cuma dan jaminan garansi telah
berakhir.

c. Pemeliharaan cuma-cuma harus diberikan selama 6 bulan dan jaminan garansi diberikan selama 6
bulan terhitung sejak penyerahan ke I.

3.3. PEKERJAAN SISTEM AIR CONDITIONER

3.3.1. LINGKUP PEKERJAAN

3.3.1.1. Umum

a. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service,
pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as built drawings), petunjuk operasi dan pemeliharaan
serta pelatihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan.

b. Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang diminta di
dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard dan
peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan
Supervisi selama masa pelaksanaan pekerjaan.

c. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat perbedaan
antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan,
merupakan kewajiban Pemborong untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

3.3.1.2. Lingkup Pekerjaan Utama

Lingkup pekerjaan utama meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. Pen-gadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian mesin AC Split yang meliputi Indor Unit dan
Outdoor Unit lengkap dengan asesorisnya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 101
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi thermis, vapour
barrier dan perlengkapan bahan lainnya yang diperlukan.

c. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pipa air pengembunan
(drainage) sampai ke saluran air terdekat lengkap dengan isolasi, gantungan penguat dan sebagainya.

d. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti kabel,
panel dan sebagainya.

e. Melaksanakan pekerjaan testing adjusting dan balancing dari semua instalasi yang terpasang,
sehingga instalsi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan criteria-criteria design.

f. Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan-
peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang. Program training harus mencakup segi teori/prinsip
dasar serta aplikasinya.

3.3.1.3. Lingkup Pekerjaan Terminasi

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan
instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Pemborong instalasi ini.

a. Penyambungan daya listrik ke Indoor Unit dan Outdoor Unit.

Koordinasi dengan Pekerjaan listrik untuk menjamin bahwa instalasi tersebut sudah lengkap, benar, aman dan
memenuhi persyaratan.

b. Spesifikasi penyambungan daya sesuai dengan spesifikasi pekerjaan listrik.

3.3.1.4. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait

Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau finishing yang
diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh
Pemborong, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh Pemborong lain. Pekerjaan ini antara lain
meliputi:

a. Dudukan atau penggantung unit AC

b. Dudukan panel

c. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang diakibatkan oleh instalasi AC.

3.3.2. SPESIFIKASI TEKNIS

3.3.2.1. Umum

Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang perlu diikuti untuk semua
bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi air conditioning (tata udara).

Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

3.3.2.2. Publikasi, Code dan Standard

Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk instalasi maupun
peralatan. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia, pemborong wajib
mengikuti publikasi, code dan standard international yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain
seperti :

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 102
 SMACNA – 85

 ASHRAE - Guide and Data Book

 NFPA - 90A

 ARI

 AMCA

 CTI

 Standard lain yang berlaku untuk bagian peralatan yang belum tercantum di atas.

3.3.2.3. Kondisi Perancangan

a. Kondisi udara luar

- Temperatur : 95 °F

- Relative Humidity : 80%

b. Kondisi dalam ruangan

Ruang Temperatur (°F) Relative humidity (% RH)

Ruang Kantor 75° ± 2° 55% ± 10%

Ruang Rapat 75° ± 2° 55% ± 10%

c. Kriteria Kebisingan/Noise Criteria (NC)

 Ruang Kantor : 35 – 45

 Ruang Rapat : 35 – 45

3.3.3. Spesifikasi Peralatan

3.3.3.1. U m u m

Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Sedangkan
ketentuan-ketentuan spesifik terhadap kemampuan unit (performance) dapat dilihat pada lembar gambar
"Daftar Peralatan" yang menyertai dokumen ini.

3.3.3.2. Peralatan

a. Unit air cooled package (AC Split), wall mounted type hendaknya factory built, diuji oleh pabriknya dan
mempunyai noise yang rendah.

b. Compressor adalah jenis rotary/hermetic seal compressor dengan automatically reversible oil pump dan
dilengkapi dengan katup isap dan tekan, crankase heater operating vibration isolator dan seluruh
compressor dipasang di atas spring vibration isolator.

c. Condensor fan dari tipe allumunium propeller yang sudah ditest statis dan dibalance dinamis.

d. Condensor motor fan adalah totaly enclosed weatherproof, tanpa menggunakan pelumasan untuk bearing
dan dilengkapi dengan thermal protector.

e. Unit ini harus dilengkapi dengan thermostat dan tombol ON/OFF dan control panel lengkap.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 103
f. Coil dari Hi-X copper tubes dan fin dari allumunium yang direkatkan secara mekanis, koil ini telah
diuji terhadap kebocoran telah didehidrated dan diisi gas refrigerant dengan memakai R.22
secukupnya.

g. Fan evaporator dari jenis forward curved, multi blade centrifugal dan digerakkan dengan V-belt
dengan pulley yang dapat diatur (variable pitch pulley).

h. Fan motor dan filter dalam konstruksinya harus mudah dilepas untuk perbaikan dan maintenance.

i. Dinding dan rangka condensing unit atau outdoor_ unit dari galvanized steel sheet dan dicat anti karat.

j. Dinding dari fan coil atau indoor unit dari galvanized steel sheet dan bagian dalam diisolasi
dengan fibreglass khusus untuk isolasi dalam bentuk mencegah kondensasi dan sebagai peredam bunyi.

k. Indoor unit harus dilengkapi dengan rumah filter dari galvanized steel sheet frame yang dapat dibuka ke
samping untuk perawatan. Filter dari jenis washable dengan effisiensi 70%.

l. Semua alat-alat tersebut hendaknya disediakan meskipun tidak secara spesifik disebutkan dalam
gambar-gambar pelelangan. Sistem pengabelan ini hendaknya dipasang lengkap, meliputi juga
pengabelan dan alat-alat bantu lainnya.

m. Indoor unit harus dilengkapi dengan drain pan lengkap dengan isolasi polyethylene tebal 1" dan air
kondensasi dialirkan kesaluran pembuangan terdekat.

3.3.4. Instalasi

3.3.4.1. Umum

Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang secara teknis
praktis, baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau
publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan atau alat-alat bantu tersebut.

3.3.1.1. Landasan Peralatan

Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian-bagian
peralatan maupun motor yang berada di luar landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.

3.3.1.2. Platforms

Untuk peralatan seperti outdoor dan indoor unit dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi channal (siky) yang dilas atau dibautkan
atau dikeling ke frame sehingga kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.

3.3.5. Referensi Produk

1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan mencantumkan merk dan
type pada penawaran.

2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Keterangan

A AIR COOLED PACKAGE-SPLIT

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 104
1. Kode Unit IU/OU 1,5 PK

Merk LG atau setara Ex Jepang / Korea

Type Wall mounted

Air temperature

Entering 79,9 °F

Leaving 56,0 °F

Outdoor temperature 95,0 °F

Refrigerant R.22

Power consumption 1,5 PK

Electrical data (IU - OU) 220 V/1 Ph/50 Hz

Type compressor -

Jumlah 7 unit

2. Kode Unit IU/OU 2PK

Merk LG atau setara Ex Jepang / Korea

Type Wall mounted

Air temperature

Entering 79,9 °F

Leaving 56,0 °F

Outdoor temperature 95,0 °F

Refrigerant R.22

Power consumption 2 PK

Electrical data (IU - OU) 220 V/1 Ph/50 Hz

Type compressor -

Jumlah 2 unit

B. PEKERJAAN PIPA

1. Pipa Refrigant

Merk Crane, Kembla, Nibco

Material/Bahan Cooper tube (pipa) tembaga dengan


jenis/type/class L

Data Lain Lihat spesifikasi teknis dan gambar

2. Pipa Kondensasi (drain)

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 105
Merk Paralon, Wavin, Rucika

Material/Bahan Pipa PVC class AW

Data Lain Lihat spesifikasi teknis dan gambar

C. PEKERJAAN ISOLASI

1. Alumunium foil

Merk Thermafoil 731, durafoil 760


insfoil 430, isalation 436

Material/Bahan Alumunium foil double sided

Data Lain Lihat spesifikasi teknis dan gambar

2. Adhesive tape (duct tape)

Merk PPC, Paratape, Idenden

Material/Bahan Adhesive tape alumunium foil fire


Resistant

Data Lain Lihat spesifikasi teknis dan gambar

D. ISOLASI PIPA & PERALATAN

1. Isolasi pipa refrigerant, pipa drain


(kondensasi) & peralatan

Merk Thermaflex, Armaflex, Aeroflex

Material/Bahan Polyethylene rubber foam tebal


3/4"s/d 2 ", density 2,7 lb /cuft,
thermal cond 0,26 Btu/ft h C

Data Lain Lihat spesifikasi teknis dan gambar

3.4. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR DAN PEMADAM API RINGAN

3.4.1. PEMADAM API RINGAN (PAR/ PFE)

3.4.1.1. LINGKUP PEKERJAAN

d. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian installasi penangkal petir dan
pemadam Api Ringan.

e. garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as built drawings), petunjuk
operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik bangunan.

3.4.1.2. SPESIFIKASI PEMADAM API RINGAN (PAR/ PFE)

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 106
a. PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap penghuni
bangunan

b. Setiap lokasi penempatan PAR agar diberikan petunjuk atau tulisan yang mudah dibaca

c. PAR harus dilengkapi dengan bracket dan visual indicator yang dapat memperlihatkan jika PAR sudah
digunakan.

d. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 buah PAR jenis Dry Chemical dan kapasitas
minimal 3 kg setiap luas 200m 2

e. Untuk ruang mesin/produksi AHU dan ruang pantry serta R. Elektrikal disediakan buah PAR jenis C0 2
kapasitas minimal 5 kg untuk setiap luas 150 m 2.

f. Untuk ruangan transformator digunakan jenis C0 2 kapasitas 25 kg yang dilengkapi dengan roda.

g. Untuk ruangan Genset digunakan jenis foam kapasitas 25 kg yang dilengkapi dengan roda.

3.4.1.3. Pemadam Api Ringan

 Jenis : Multi purpose dry powder

 Berat : 3 kg

 Merk : Yamato atau Ozeki

 Lokasi : untuk daerah umum GEDUNG Dengan cover area 200 m2

 Jenis : CO2

 Berat : 5 kg & 10 kg

 Merk : Yamato, Chubb

 Lokasi : untuk daerah AHU, Pantry & kitchen dalam GEDUNG dengan cover area 200 m2

 Jenis : CO2

 Berat : 25 kg dilengkapi dengan roda

 Merk : Yamato, Chubb

 Lokasi : untuk daerah Trafo dan Genset

8. Pemadam Api Ringan

8.a  Jenis : Multi purpose dry powder Yamato, Chubb, 123 spray,
Preussag

 Berat : 3 kg

 Lokasi : untuk daerah umum GEDUNG dengan cover


area 200 m2

8.b  Jenis : CO2

 Berat : 5 kg & 10 kg Yamato, Chubb, 123

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 107
 Lokasi : untuk daerah AHU, Pantry & Kitchen dalam spray, Preussag
2
GEDUNG dengan cover area 150 m

8.c  Jenis : CO2 Yamato, Chubb, 123

 Berat : 25 kg dilengkapi dengan roda spray, Preussag

 Lokasi : Untuk daerah trafo dan genset

3.4.2. PENANGKAL PETIR

3.4.2.1. Lingkup pekerjaan

a. Pekerjaan meliputi pengadaan material, alat, pemasangan, pengujian dan pengurusan ijin dari instansi terkait.

b. Pekerjaan juga meliputi pembuatan peralatan penunjang seperti tiang penyangga, klem kabel dan bak kontrol.

3.4.2.2. Spesifikasi Teknis

a. Sistem yang dipakai adalah sistem penangkal petir non-konvensional.

b. Untuk Air terminal (spit penangkal petir) digunakan copper rod non radio aktif produk VIKING atau
setara dengan radius perlindungan minimum 125 m.

c. Untuk penghantar turun (down conductor) digunakan kabel coaxial dengan luas penampang 50 mm 2.
Kabel harus utuh tanpa sambungan. Jika terpaksa dilakukan penyambungan harus dilakukan dengan
metoda CADWELD.

d. Klem penyangga untuk penghantar turun harus dibuat dari bahan besi siku.

e. Pentanahan (grounding) dari pipa galvanized dengan diameter minimum 1½”, pada ujung bawah
pipa harus dipasang copper rod yang dibuat runcing sepanjang 0.5 m

f. Penyambungan kabel dan grounding ditempatkan didalam suatu bak kontrol.

g. Lokasi pentanahan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

3.4.2.3. Installasi

a. Air terminal dipasang pada ketinggian 3 m (atau sesuai dengan rekomendasi pabrik) dari titik
tertinggi bangunan (sesuai gambar).

b. Klem penyangga sebelum dipasang harus di zinchromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti
karat sebanyak dua kali.

c. Pipa electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m.

3.4.2.4. Pengujian

a. Pengujian dilakukan minimal 3 hari setelah tidak turun hujan.

b. Nilai tahanan pentanahan maksimum 2 ohm.

3.4.2.5. Referensi

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 108
a. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dan menyebutkan merek dan tipe
didalam penawaran.

3.5. PEKERJAAN ELEKTRONIK

3.5.1. PEKERJAAN TELEPON

3.5.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Key Telephone Hybrid, lengkap dengan segala fasilitas
yang dispesifikasikan.

b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian outlet telepon berikut hand setnya.

c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian main distribution frame (MDF) dan juntion box (JB) sistem
telepon.

d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem perkabelan dari box telepon ke MDF, ke JB dan ke
outlet.

e. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.

f. Mengadakan pelatihan kepada operator telepon / staf maintenance.

g. Membuat as built drawing.

h. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan.

3.5.1.2. Spesifikasi Peralatan

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan teknis sebagai berikut:

a. Sistem PABX

1. PABX yang dimaksudkan adalah merupakan PABX jenis hybrid atau digital key system yang
memiliki kemampuan menangani minimal 2 saluran komunikasi telepon (CO lines)
expandable hingga 6 saluran, 16 saluran cabang (extension), expandable hingga 24 saluran.

2. Design-nya harus modular, sehingga memberikan kemudahan dalam pengembangan


kemampuan sejalan dengan peningkatan kebutuhan komunikasi dari waktu ke waktu.

3. Harus mudah dan efisien dalam melakukan service dan pemeliharaan, serta kemudahan
dalam penyediaan suku cadang, sehinga dapat dicapai kecepatan dan ketepatan service serta
pemeliharaan dengan biaya yang lelbih hemat.

4. PABX adalah jenis sentral SPC (Stored Program Control / Computer Control) digital dengan teknologi
transmisi PCM/TDM dan teknologi Time Division switching untuk penyambungannya.

5. Konsumsi listriknya rendah, tidak menghasilkan panas dan tidak perlu kipas angin, tidak
memerlukan alat pendingin khusus, seperti : alat tata udara (AC).

6. Modul-modulnya memiliki sirkit pelindung terhadap petir dan tegangan kejut, tegangan
220 V rms, pelindung terhadap tegangan lebih serta pelindung terhadap panas.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 109
7. Saluran TELKOM bisa berpindah secara otomatis ke saluran cabang yang telah ditentukan, bila aliran
tenaga listrik maupun baterai tidak bekerja/mati.

8. Untuk memudahkan maintenance, PABX yang ditawarkan harus menggunaka n front access cabling
system, dan kabinet harus dapat dipasang back to back.

9. Memiliki kemampuan untuk dihubungkan dengan alarm eksternal baik berupa lampu atau bel/buzzer
untuk memberitahukan apabila terjadi kerusakan sistem atau night answering.

10. Dapat disambungkan dengan pesawat cabang analog dari jenis LD dan/atau DTMF maupun pesawat
cabang digital dengan standard ISDN.

11. Dapat dihubungkan dengan saluran TELKOM analog maupun saluran TELKOM digital (ISDN).

12. Telah diuji oleh Telkom dan mendapat izin penggunaan di Indonesia (dibuktikan dengan surat
pengujian).

13. Bisa dioperasikan walaupun tanpa operator (auto - attendant)

14. Skema sistem penomorannya bebas.

15. Mempunyai fasilitas personal identification Code yang memudahkan charging allocation.

16. Maintenance dapat dilakukan dari operator console.

17. Memori harus dilengkapi dengan Emergency battery unit untuk memungkinkan system start-up
lebih cepat.

18. Dialling, dengan nomor yang disingkat dari beberapa digit menjadi kode yang mudah dihafal.

19. Call Forwarding. Panggilan dapat dibelokkan ke terminal lain apabila tidak dijawab, sibuk atau
absen dari group.

20. Group Hunting.

b. Fasilitas-Fasilitas Yang Harus Dimiliki Sistem

Sistem paling sedikit harus mempunyai fasilitas-fasilitas berikut:

1. Administrative procedure :

Perubahan-perubahan data/parameter untuk penggunaan operasional ataupun maintenance harus dapat


dilakukan dari operator console dan maintenance terminal.

2. Consoleless operation :

Harus dapat beroperasi meskipun operator console tidak aktif.

3. User programming control :

Programing harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan user. Pemakai dapat melakukan perubahan atau
penambahan parameter program sejauh tidak menyangkut program dasar dengan prosedur yang mudah.

4. Direct In Termination :

Dapat melakukan sambungan langsung ke pesawat cabang tertentu, misalnya hotline, direct-line untuk
pimpinan atau pesawat fax.

5. Distinctive Ringing :
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 110
Dering pesawat telepon harus berbeda untuk panggilan intern atau extern.

6. Diversion Dial Tone :

Nada harus berbeda untuk nada pilih intern dan extern.

7. Transfer:
Panggilan luar dapat ditransfer dari pesawat cabang atau ke pesawat cabang lain tanpa melalui operator.

8. Confirmation Tone Indication:

Kode untuk menandai bahwa suatu fasilitas sudah diaktifkan.

9. First Party Release:

Hubungan harus segera diputuskan apabila salah satu pihak yang sedang berhubungan memutuskan
pembicaraan

10. Flexible Numbering Scheme:


Sistem penomoran harus fleksibel (user need) dan mudah pengaturannya.

11. Instantenous Ringing:


Nada panggil langsung diberikan begitu digit terakhir diputar/ditekan.

12. Line Lock Out:

Nada pilih harus putus secara otomatis apabila setelah beberapa saat tertentu tidak dilakukan
pemutaran/penekanan nomor pada saat gagang telpon diangkat.

13. Mixed Station Dialling:

Dapat dihubungkan dengan semua jenis pesawat telepon cabang DTMF, LD dan Digital.

14. Traffic Measurement:

Setiap pembicaraan dapat diukur lamanya pembicaraan, kemana, berapa pulsa dan lain-lain melalui
pesawat operator. Sistem harus dapat dihubungkan dengan PC untuk keperluan manajemen
pemakaian telepon.

15. Traffic Classification:

Klasifikasi pesawat cabang dapat diatur sesuai dengan hirarkinya, dengan lebih dari 5 tingkat
hirarki mulai dari hanya dapat menerima saja, hingga setingkat dengan hirarki operator.

c. Fasilitas Operator

Fasilitas operator paling sedikit memenuhi hal-hal berikut:

1. Tombol:
Untuk menangani panggilan dan untuk membantu terlaksananya hubungan.

2. Indikator:
Untuk memberikan informasi panggilan, hasil pemutaran nomor, status dan alarm.

3. Directory Dialling System:

(on screen name directory) memudahkan dan mempercepat operator dalam penyambungan
hubungan komunikasi hanya dengan menekan satu tombol.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 111
4. Display:

Untuk menunjukkan nomor pesawat cabang trunk group, serta penyambungan nomor saluran,
jumlah meter dan pulsa selama pembicaraan dan lama pembicaraan yang sebenarnya.

5. Pada kondisi idle akan menunjukkan waktu : (Jam, menit dan detik, serta daftar nama dan nomor
pesawat cabang extension).

6. Fasilitas Direktory:
Mempunyai fasilitas directory untuk lebih dari 100 nama.

7. Fast Call Handling :

Operator bisa langsung menstransfer panggilan ke suatu pesawat cabang tanpa


pemberitahuan. Pada saat operator masih tersambung dengan memanggil, operator bisa langsung
memutar nomor yang dituju. Bila nomor yang diputar idle (bebas), panggilan akan tersambung
otomatis ke nomor tersebut tanpa perlu berbicara dengan yang panggilan.

8. Busy Override of Trunk Lines:

Apabila seluruh trunk lines di trunk group sibuk, operator dapat menengahi pembicaraan dan
memberitahukan kepada pihak yang sedang berbicara bahwa saluran dibutuhkan untuk
emergency (darurat) dan is bisa memutuskan hubungan kedua pihak tersebut.

9. Common Pool Abbreviated Dialling:

Dengan fasilitas ini operator bisa melaksanakan hubungan keluar dengan memutar nomor yang telah
disingkat.

10. Incoming Call Hold:

Apabila operator tidak segera bisa menghubungkan panggilan ke pesawat cabang yang dituju,
operator dapat menempatkan posisi call on hold. Pemanggil akan menerima back-ground music (music on
hold).

11. Pilot Buzzer :

Apabila bantuan operator diperlukan dan operator tidak sedang menangani panggilan, buzzer
akan berbunyi dengan ritme yang telah ditentukan.

12. Call Diverted Indication :

Apabila operator meneruskan panggilan ke pesawat cabang, tetapi pesawat cabang tersebut
di-divert/dialihkan ke pesawat cabang lain (call forwarding, follow me, dll) operator akan
mengetahui dengan melihat indikator. Indikator akan tetap menyala selama operator
berhubungan dengan panggilan tersebut.

13. Connection Not Allowed Indication :

Apabila operator diminta oleh sebuah pesawat cabang untuk menghubungkan ke pesawat cabang yang tidak
diperbolehkan, operator akan bisa melihat melalui "Indikator". Indikator ini akan tetap menyala
selama operator berhubungan dengan pesawat cabang tersebut.

14. Congestion Indicator :

Indicator akan menunjukkan bahwa hubungan tidak dapat masuk atau seluruh saluran terpakai.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 112
d. Night Service

Sistem memiliki harus memiliki dua cara operasi secara normal :

 Day service (pelayanan siang)

 Night service (pelayanan malam)

Selama day Service semua telepon masuk/keluar dikerjakan oleh 1 operator. Bila operator yang bertugas
terakhir mengaktifkan night service dari operator console, fasilitas "night service" akan berfungsi secara otomatis.
Keadaan ini biasanya terjadi pada akhir jam kerja, pada saat jumlah telepon masuk/keluar tidak terlalu
memerlukan adanya operator.

Pada "Night Service" telepon masuk diterima oleh salah satu dari pesawat cabang yang diinginkan dengan berbagai
macam pilihan setting. Keadaan “Night Service” akan dibatalkan dan kembali pada setelan “Day Service” pada
keesokan harinya.

e. Fasilitas Pesawat Cabang

Pesawat cabang paling sedikit harus mempunyai fasilitas berikut:

1. Music On Hold:

Suara music dapat diperdengarkan baik kepada pesawat trunk line atau kepada pesawat cabang,
apabila hubungan sedang diproses atau menunggu.

2. Call forwarding:

Apabila ada panggilan kepada satu pesawat cabang dan tidak diangkat, maka setelah selang
waktu tertentu panggilan tersebut segera dipindah kepada extension lain yang telah
ditentukan.

3. Group Hunting:

Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu department/bagian dapat
digabung dalam satu group untuk hunting. Nomor individu setiap pesawat cabang berfungsi
seperti biasa. Apabila nomor grup yang diputar, pesawat yang bebas dari grup tersebut akan
berdering baik secara siklis atau rutin yang tetap.

4. Call Pick Up:

Setiap pesawat cabang dapat mengambil panggilan untuk pesawat cabang lain yang masih ada
di dalam pick-up group, dengan memutar kode tertentu.

5. Priority Operator Access:

Pesawat cabang dengan fasilitas khusus dapat menghubungi operator d engan prioritas.

6. Automatic Ring Back:

Apabila sebuah pesawat cabang memanggil pesawat cabang lain tetapi pesawat tersebut
sedang berbicara. Pesawat cabang yang memanggil bisa memutar kode Automatic Ring back
dan meletakkan hand set. Apabila pesawat cabang yang memanggil akan berdering, begitu juga
yang dipanggil akan berdering pula.

7. Add-on Conference:

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 113
Dengan fasilitas ini, pesawat cabang dapat bicara bertiga yaitu dengan cara menekan code Add-On
conference sebelum memutar nomor pihak ketiga.

8. General Facility Cancel Code:

Pemakai pesawat cabang dapat mentransfer call/panggilan luar atau panggilan intern kepadanya,
ke pesawat cabang lainnya, sebelum pesawat cabang tersebut sempat menjawab atau bahkan
ketika pesawat tersebut sedang sibuk. Dengan fasilitas ini transfer dapat dilakukan tanpa penundaan
waktu.

9. Password direct Dialling Out :

Dengan password, seseorang dapat menaikkan traffic class pesawat cabangnya hanya untuk satu call, dan
kemudian setelah selesai pembicaraan traffic class akan otomatis kembali semula. Pemilik
password tersebut dapat pula menggunakannya pada pesawat cabang lainnya, hanya saja
harus memasukkan nomor pesawat cabangnya sendiri sebelum fasilitas berfungsi, untuk pencatatan
biaya pulsa yang digunakan.

3.5.1.3. Spesifikasi Teknis PABX

1. Technology : Distributed Processing with Stored –

Program Control (SCP) and CMOS chips

2. Transmission : PCM coding

3. Architecture : Time - division switching architecture.

4. Software : sesuai pabrik

5. Line Signalling Interfaces : Digital and/or Analog.

6. Communication : Simmultaneous voice ISDN standard.

7. Register Signalling : Decadic pulsing, keytone CCITT-Q23, MFC CCITT-R2,

Channel associate Signaling and Common channel Signaling

8. Environmental Conditions : No.

9. forced cooling Temperatur : 100 to + 450 C (+250 to 1130 F)

10. Relative Humidity : 10% to 85%.

11. Power Supply : Mains 220V AC, Battery 48V DC

12. Power Consumption : Per shelf, fully equipped

13. Typical : 10 W

14. Max : 200 W

15. Weight : Tergantung produk yang ditawarkan.

16. Unjuk kerja transmisi

 Kecepatan sampling : 7.000 sample/detik

 Hukum encoding : A-Law

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 114
 Digit/sampling :8

 PCM Multiplexing : 2048 kbit/s

17. Transmisi Digital :

 Bit Rate : 64 kbit/s

 Bit Error Rate : 1 dalam 10E + 9

3.5.1.4. Spesifikasi Teknik Peralatan

a. Pesawat Cabang

 Memori Dialling : 13 destination number

 Dial Mode : DTMF/LD selection DTMF sesuai CCITT - Q23

 Redial Button : Available

 Handset Volume Contro l : Available, volume adjustable

 Ringer : 3 type, volume, adjustable

 Recall : Earth/Time /Break Recall Switchable 70 - 100 MS

 Independence : 400 ohms ±20% (300-340 Hz) fr

b. MDF (Maintenance Distribution Frame)

 Sistem penyambungan : Slip dengan alat connection/ disconnection, Solderless (cat 5).

 Model : Tegak pasang dilembah.

 Penyusunan : Di dalam 19" rack, perblock vertical/Horizontal sesuai ukuran.

c. Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)

 Mutual Capacitance @ 1 khz : 46 pF/m

 Max. capacitance unbalance :131,2 pF/100m

 Max. DC Resistance : 9.38 ohms/100 m

 Max. DC Resistance unbalance : 5%

 Gauge : 24 AWG

 Outside diameter : 5,4 mm

 Insulation thickness : 0.2 mm

 Jacket thickness : 0,61 mm

 Operating temp. Range : -20 degree to 60 degree

 Category :5

3.5.1.5. Persyaratan Teknis Pemasangan

a. Junction Box/MDF

1. Penyambungan kabel di dalam junction Box dan MDF harus mempergunakan terminal sesuai dengan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 115
persyaratan PT. TELKOM.

2. Kabel yang masuk keluar ke/dari Junction Box/MDF harus memakai kabel gland dan tanda untuk
mengidentifikasikan rute kabel dengan memakai "cabel marking".

3. Semua Junction Box/MDF harus ditanahkan.

4. Junction Box/MDF diperkuat kelantai bangunan dengan 4 buah dynabolt 5/8 " x 2"

5. Junction Box/MDF dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½ " x 2" sebanyak 4 buah pada ketinggian
150 cm.

b. Kabel

1. Semua kabel dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.

2. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel.

c. Trunking Kabel dan Tangga Kabel

1. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan atau garis vertikal.

2. Tanggal kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran ½ " x 2" pada jarak 75
cm.

3. Trunking kabel digantung di lantal dengan dynabolt berukuran ½ " x 2".

d. Terminal Pesawat Telepon


Terminal ini dipasang pada ketinggian 300 cm dari lantai atau ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi.

e. Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

3.5.1.6. Pengujian

Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang balk dari PT. TELKOM dan pabrik pembuat.

3.5.1.7. Referensi Produk

1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dan mencantumkannya didalam penawaran.

2. Referensi produk yang dipakai adalah sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 116
N0 URAIAN MERK

1 Peralatan Utama Telepon (PABX) PANASONIC

2 Pengabelan 4 BESAR

3 Conduit & acc CLIPSAL / EGA

4 Outlet CLIPSAL

5 MDF dan TB STRAHL

6 Komponen LSA PLUS CRONE

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PASAR LELANG
KOMODITI UNGGULAN LAINNYA 117

Anda mungkin juga menyukai