Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT

DINAS PERHUBUNGAN
Jln.Golo Koe – Labuan Bajo

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB. I
SYARAT-SYARAT UMUM

1. Nama Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Dermaga Rakyat Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai
Barat yang berlokasi di Kampung Londar Desa Sernaru Kecamatan Macang Pacar.
2. Rincian Pekerjaan :
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada Daftar Kuantitas dan
Gambar Rencana menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-
syarat.
3. Peraturan Teknis Bangunan yang Digunakan
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
a) Permen PUPR NO : 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
b) Perpres No.54 tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta lampiran-
lampiran dan juknisnya
c) Perpres No.70 tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta lampiran-
lampiran dan juknisnya
d) Perpres No. 4 tahun 2015 Tentang Perubahan Ke 4 atas peraturan presiden No. 54
Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
e) Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voor Warden Voor de Uit Voering Bij Aanneming Van Openbare Werken
(AV) 1941
f) Surat edararan bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No. 1203/D.II/03/2000 dan
SE.38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 (tahun yang terbaru)
g) Keputusan dirjen Cipta Karya Depertemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997
tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
h) Pedoman perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-1989
i) Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T_15.1919.03
j) Tata cata pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
k) Peraturan Muiatan Indonesia NI. 8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
l) Peraturan umum keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja
m) Peraturan semen portland Indonesia NI 8 tahun 1972
n) Peraturan bata merah sebagai bahan bangunan NI 10
o) Peraturan plumbing Indonesia
p) Pedoman perencanaan penanggulangan longsoran SNI 03-1962-1990
q) Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan
Apabila penjelasan spesifikasi ini tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka kontraktor wajib mengikuti ketentuan
peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

BAB. II
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Umum
a) Pekerjaan ini merupakan pekerjaan persiapan untuk perorganisasian dan pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan proyek.
b) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga kerja, dari kebutuhan
tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebur bilamana perlu memberikan pelatihan yang
memadai.
c) Mobilisasi peralatan dan bahan dari dan menuju lokasi kerja menggunakan
transportasi laut (kapal motor) yang memadai dan dilaksanakan pada cuaca yang
aman. Kapal motor yang digunakan untuk mobilisasi peralatan dan bahan harus
memiliki penutup peralatan dan bahan (misalnya terpal).
2. Penyiapan Lapangan (Lokasi Kerja)
Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan
dan pelaksanaan pekerjaan antara lain :
a) Pembersihan lokasi sekeliling bangunan;
b) Pembuatan gudang, bangsal kerja dan direksi kit;
c) Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan;
d) Pembuatan papan nama proyek;
e) Pemasangan bowplank;
f) Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan;
g) Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para pekerja.
3. Persyaratan alat dan bahan
a) Untuk gudang dan bangsal kerja; digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng
b) Untuk direksi kit; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau tripleks, atap
seng, lantai rabat beton
c) Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991
d) Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan tripleks dicat putih
e) Bahan bowplank digunakan tiang kayu klas II 5/7 dan papan Kayu klas II ukuran 2/20
cm yang bermutu baik.
f) Alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
disediakan oleh pelaksana.
g) Semua alat dan bahan yang digunakan oleh pelaksana berasal dari luar kawasan Taman
Nasional Komodo.
4. Pedoman pelaksanaan
a) Pembersihan lokasi disekeliling bangunan
Pembersihan lokasi dilakukan jika diperlukan meliputi pembersihan tanaman yang
tumbuh disekitar bangunan, termasuk akar-akar pohon yang terkena bangunan dan
halaman sekeliling bangunan, juga perataan tanah/pembuatan terasering. Hasil
bongkaran tersebut diatas di buang ke luar lokasi pekerjaan.
b) Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi Kit.
Untuk gudang, bangsal kerja dan Direksi Kit dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan.
c) Pengadaan Air Untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.
d) Pembuatan Papan Nama Proyek.
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 150 x 90 cm. Didirikan tegak
diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakan pada tempat yang mudah dilihat umum.
Papan nama proyek memuat:
 Nama Kegiatan
 Pemilik Kegiatan
 Lokasi Kegiatan
 Jumlah Biaya (Kontrak)
 SPMK (Nomor, tanggal, bulan, tahun)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Konsultan Pengawas
 Nama Pelaksana (kontraktor)
 Jangka Waktu Pelaksanaan

Contoh papan nama Proyek.


150 cm

Nama proyek :………………………..


Pemilik proyek :………………………..
Lokasi proyek :………………………..
Jumlah biaya (kontrak) :………………………..
SPMK (nomor,tanggal, bulan,tahun) :………………………..
Nama konsultan perencana :……………………….. 90
Nama konsultan pengawas :………………………..
Nama pelaksana (Kontraktor) :………………………..
Jangka Waktu Pelaksanaan :………………………..
e) Pemasangan Bowplank
Tiang bowplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.
5. Cara pengukuran dan Pembayaran
Kontrakor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya Pekerjaan persiapan yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya pekerjaan ini dimasukan
item pembayaran pekerjaan persiapan yang tidak terpisahkan.

BAB.III
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
2 .1 PEKERJAAN TANAH
2.1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan ini adalah
a. Galian Tanah biasa
b. Galian (sesuai diuraikan dalam mata pembayaran )
yang dilaksanankan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi Teknik.

2.1.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Galian tanah yang dilakukan adalah galian tanah biasa sesuai struktur tanah
yang ada.
b. Kedalaman galian tidak boleh berbeda dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar rencana dan Volume dalam daftar penawaran. Pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan, harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi teknik,
sebelum Kontraktor memulai pekerjaan
c. Sebelum melakukan pengalian harus diadakan penimbangan dengan timbang
air untuk mendapatkan titik peil yang benar sesuai dengan petunjuk Direksi
Teknik.
d. Untuk menggali pekerjaan ini menggunakan tenaga manusia serta peralatan
lainya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
e. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah harus dipindahkan dari lokasi
pekerjaan sesuai petunjuk Direksi Teknik.
f. Kontraktor harus bertanggung jawab segala biaya-biaya dalam pelaksanaan
pekerjaan.
g. Sebelum memulai maupun sesudah Kontraktor harus menyampaikan kepada
Direksi Teknik dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.1.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran.

Pekerjaan galian yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor akan diukur untuk
pembayaran sebagai volume setempat dalam meter kubik. Dasar perhitungannya
harus berupa penampang melintang dan profil yang ditunjukan pada gambar
atau diukur di tempat sebelum penggalian dan garis batas yang ditentukan dan
diterima.
2.2 PEKERJAAN URUGAN

(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut dan memadatkan
tanah atau bahan yang telah disetujui untuk pengurugan kembali galian
pondasi atau peningginan muka lantai yang disetujui.
b. Pekerjaan ini termasuk untuk urugan porous dibawah bangunan dengan
pemadatan yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Urugan pasir dan urugan pilihan berfungsi untuk meninggikan elevasi
muka lantai sesuai direncanakan pada gambar rencana,

(2) Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaannya adalah:
a. Urugan Tanah kembali bekas Galian
b. Urugan Pasir dibawah pasangan Aanstamping
c. Urugan Pasir Peninggi Lantai
d. Urugan Pilihan peninggi lantai.

(3) Persyaratan Bahan


a. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan
tanah, sirtu atau bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk
pekerjaan peninggian lantai bangunan jika diuji CBR laboratorium akan
memiliki nilai minimum 10 %
b. Untuk pekerjaan stabilitas, yang memerlukan tegangan geser yang baik,
urugan pilihan peninggi lantai terdiri dari urugan batu, kerikil atau
campuran lempung dan kerikil dengan indeks plastisitas rendah tidak
lebih tinggi dari 10 %
c. Bilamana dilakukan pemadatan, urugan pilihan maupun urugan pasir
dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6 %
(4) Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum penempatan material urugan harus melakukan pembersihan
agar terhindar dari bahan organic maupun anorganik yang
mengakibatkan settlement pada bangunan.
b. Material urugan, diurug pada bangunan tersebut menggunakan tenaga
manusia dibantu dengan peralatan manual seperti, sekop, karung, sapu
dan lain sebagainya yang membantu penempatan material urugan
kedalam bangunan.
c. Material atau bahan-bahan urugan, dipadatkan dengan caran manual atau
mekanik sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik
d. Pada saat pemadatan harus dibasahi dengan air untuk mencapai
pemadatan maksimum sesuai yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.

(5) Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran


a. Pekerjaan urugan dimasukan dalam daftar penawaran, sebagai satu item
pembayaran terpisah dan tergantung kepada ketentuan item berikutnya,
urugan harus diukur dalam jumlah meter kubik bahan padat yang
dipasang dan diterima serta memuaskan Direksi teknik
.
b. Urugan diluar dari ketentuan tidak dapat dimasukan dalam Daftar volume
yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali secara lain disetujui Direksi
Teknik.
c. Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar
penampang melintang dan profil yang disetujui yang ditunjukan dalam
gambar rencana atau diukur dilapangan sebelum suatu urugan telah
ditempatkan pada garis batas, kelandaian, dan permukaan yang disetujui
atau diterima.

BAB. IV
PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN
DAN RABAT BETON
1. Pekerjaan Pasangan Pondasi
A. Lingkup pekerjaan
Meliputi pengerjaan pasangan pondasi pada bangunan dengan ukuran mutu rencana
yang ditentukan dalam gambar rencana
B. Persyaratan bahan
1. Batu kali/gunung/belah
1. Mutu batu yang digunakan tidak mudah pecah atau retak dan tidak diijinkan batu
gamping sebagai bahan yang digunakan untuk pasangan pondasi
2. Standar ukuran batu yang digunakan adalah maksimal 15/20 cm
2. Semen :
a. Digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia ( NI-8 tahun 1972)
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu Zak semen,
tidak diperkenankan memakainya sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 200 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen menurut urutan pengirim.
3. Pasir
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam kali, garam,
bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak kualitas
tembok/bangunan.
C. Pedoman pelaksanaan
1. Lubang pondasi yang telah disediakan harus bebas dari kotoran berupa bahan
organik/ anorganik
2. Sebelum pemasangan pondasi terlebih dahulu pemasangan batu kosong/
aanstamping secara rapat dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana/ bestek
3. Sebelum pemasangan batu kosong/ aanstamping diurug dengan pasir pasang
dengan ketebalan yang telah ditentukan pada gambar rencana/ bestek.
4. Dasar pasangan batu kali harus diisi dengan spesi adukan 1 : 4 untuk mengisi
seluruh rongga/ celah batu kemudian diikuti penempatan batu kali sesuai dengan
ukuran batu yaitu 15/20 cm.
5. Lapisan batu yang satu dengan batu yang lain atau diatasnya harus disi adonan
sebagai bahan pengikat dengan campuran 1 : 4
6. Permukaan akhir pasangan harus ditutup dengan adonan spesi setebal 3 cm.
D. Persyaratan adukan
1. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk dalam bak kayu yang
memenuhi syarat atau di tempat yang bebas dari kotoran/ mixe Constrate.
2. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campur yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis terpakai sebelumnya, tidak boleh digunakan lagi.
E. Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan pasangan pondasi diukur untuk pembayaran dengan jumlah satuan meter
kubik sebagai volume yang ada dalam daftar penawaran dan disetujui. Cara
perhitungannya adalah potongan melintang dengan volume rata-rata sesuai
ketentuan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
2. Setiap volume yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau
dibayar.

2. Plesteran dan Acian


A. Lingkup pekerjaan
1. Meliputi pengerjaan plesteran pondasi bagian luarpada seluruh bangunan dengan
campuran. 1 : 4
2. Permukaan yang telah diplester harus diaci dengan saus semen sampai permukaan
yang halus.
B. Persyaratan Bahan
1. Semen :
a. Digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia ( NI-8 tahun 1972)
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu Zak semen,
tidak diperkenankan memakainya sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 200 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen menurut urutan pengirim.
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam kali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak kualitas
tembok/bangunan.
C. Pedoman Pelakasanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit set)
untuk mencapai bidang permukaan yang rata
2. Pada bidang permukaan yang hendak diplester harus dibasahi agar terjadi daya ikat
antara permukaan dengan bahan/ material plesteran.
3. Plesteran pondasi dan tembok menggunakan bahan perekat semen, pasir dan air
secukupnya sebagai bahan pengosentrasi dengan campuran 1 PC : 4 Psr
4. Sebelum pengosentrasian antar bahan terlebih dahulu diukur sesuai petunjuk
direksi/ pengawas lapangan/ konsultan pengawas.
5. Ketebalan plesteran spesi kurang lebih 3 cm.
6. Setelah permukaan diplester harus diaci dengan saus semen.
D. Persyaratan adukan
1. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk dalam bak kayu yang
memenuhi syarat atau di tempat yang bebas dari kotoran/ mixe Constrate.
2. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campur yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis terpakai sebelumnya, tidak boleh digunakan lagi.
E. Cara Pembayaran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan pasangan tembok diukur untuk pembayaran dengan jumlah satuan meter
kubik sebagai volume yang ada dalam daftar penawaran dan disetujui. Cara
perhitungannya adalah potongan melintang dengan volume rata-rata sesuai
ketinggian dan ketebalan dan panjang disetujui oleh Direksi Teknik.
2. Setiap volume yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau
dibayar

3. Pekerjaan Lantai Rabat Beton


A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan lantai Rabat Beton spesi campuran 1 : 3 : 5
B. Persyaratan bahan
1. Semen
a. Digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia ( NI-8 tahun 1972)
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu Zak semen,
tidak diperkenankan memakainya sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 200 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen menurut urutan pengirim.
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam kali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak kualitas
tembok/bangunan.
C. Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran (Uit
zet) untuk mendapatkan as bangunan/ ruang sehingga mencapai leveling/ kerataan
pada permukaan lantai.
2. Sebelum pemasangan hindari bahan-bahan organik/ anorganik yang mempengaruhi
terhadap kualitas lantai dan agar tidak terjadi rongga/ hold pada dasar lantai
apabila setelah bahan tersebut terjadi penguraian/ lapuk
3. Dasar lantai yang diurug dengan tanah, pasir urug dan sirtu terlebih dahulu
dipadatkan sampai mencapai titik jenuh maksimum agar tidak terjadi settlement/
penurunan lantai yang mengakibatkan lantai tersebut patah/ pecah
D. Persyaratan adukan
1. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk dalam bak kayu yang
memenuhi syarat atau di tempat yang bebas dari kotoran/ mixe Constrate.
2. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campur yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis terpakai sebelumnya, tidak boleh digunakan lagi.
E. Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan pasangan tembok diukur untuk pembayaran dengan jumlah satuan meter
kubik sebagai volume yang ada dalam daftar penawaran dan disetujui. Cara
perhitungannya adalah potongan melintang dengan volume rata-rata sesuai
ketinggian dan ketebalan dan panjang disetujui oleh Direksi Teknik.
2. Setiap volume yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau
dibayar.

BAB. V
PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN BETON BERTULANG

(1) Lingkup Pekerjaan Meliputi :


Beton bertulang dengan perbandingan 1pc : 2psr : 3krk harus dibuat untuk :
Kolom praktis 15/15cm ,sloof dan ringbalk 15/15cm dan plat atap t =12cm serta
tempat-tempat lain yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana/bestek.
(2) Persyaratan Bahan
a). Semen :
 Digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi
S-400 menurut standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia ( NI-8 tahun 1972)
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu Zak
semen, tidak diperkenankan memakainya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30
cm dan tumpukan paling tinggi 200 cm. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semem yang telah ada agar pemakaian semen menurut urutan
pengirim.

b) Pasir beton
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.

c) Agregat /Kerikil Pecah


Kerikil/batu pecah dengan ukuran 2-3 cm diperoleh hasil produksi alat pemecah (
stone Crusser ) atau produksi menggunakan tenaga manusia dengan alat Bantu
pemecah yaitu hamer
d) Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam kali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak kualitas
tembok/bangunan.
e) Besi beton
 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2). Daya lekat baja tulangan harus
dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dari bahan lainnya. Besi beton
harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
meminta persetujuan direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil
memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar,
maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan. Harus ada persetujuan direksi.
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
f) Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan
cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1 SK
SNI T-15.1919.03
g) Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1Pc : 2Psr : 3 Krl

Pedoman Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03
b. Pemborong wajib melaporkannya secara tertulis pada direksi apabila ada
perbedaan yang terdapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur
c. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1919.03
d. Proses pengadukan / pencampuran :
1. Pencampuran Mixer Beton
 Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1.5 menit untuk mesin-
mesin sampai kapasitas ¾ m³. Diatas ukuran ini, jangka waktu
pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap
penambahan ½ m³ campuran beton
 Pencampuran tersebut pertama-tana harus dimuati/diisi dengan
agregat yang sudah ditakar beserta semen dan campur kering untuk
waktu yang pendek sebelum ditambah air.
 Seblum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur
tersebut harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
2. Pencampuran Manual
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil dan yang tidak dimungkinkan
menggunakan sebuah pencampuran mesin (mixer) Direksi Teknik dapat
menyetujui pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur
berikut ini :
Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan
(alas) yang keras bersih dan kedap air
Urutan pencampuran :
a. Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak, dan ditempatkan agregat halus diatas agregat
kasar
b. Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen
tersebut.
c. Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-
bahan tersebut bercampur menyeluruh.
d. Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan adukan dengan sekop
sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan
kekentalan yang merata.
e. Pengecoran
1. Pengecoran beton hanya dapat dilakukan/dilaksanakan atas persetujuan
tertulis direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penuangan.

2. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan


papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut
harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton
harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh direksi.
Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkab dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

3. Mutu dan Sifat – sifat campuran beton yang digunakan :

CAMPURAN KEKUATAN TEKAN MINIMUM ( Kg/cm ²) SLUMP


NOMINAL KUBUS 15 CM SILINDER YANG
15 CM X 30 CM DIIZINKAN
(MM)
(TANPA
GETAR )
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 – 100
1 : 2.5 : 5 90 125 75 100 40 – 100
1:3:6 - - - - -
f. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
1. Dipergunakan karung-karung goni yang senatiasa basah sebagai penutup beton
2. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

(5) Cara Pembayaran dan Dasar Pembayaran


3. Pekerjaan pasangan tembok diukur untuk pembayaran dengan jumlah satuan
meter kubik sebagai volume yang ada dalam daftar penawaran dan disetujui.
Cara perhitungannya adalah potongan melintang dengan volume rata-rata
sesuai ketinggian dan ketebalan dan panajang disetujui oleh Direksi Teknik.
4. Setiap volume yang melebihi volume toritis yang disetujui, tidak boleh diukur
atau dibayar
BAB. VI
PEKERJAAN DERMAGA RAKYAT
1. Pekerjaan Kayu Dermaga
A. Lingkup pekerjaan
Kayu yang digunakan untuk Dermaga adalah Kayu Besi meliputi, Gelagar Dermaga,
Lantai Papan,Reling,dan tangga Dermaga serta atap sirap untuk shelter. Sistem
sambungan dan ikatan antara komponen kayu dengan kayu menggunakan besi
stainless steel (monel) mur dan baut diameter 12 mm.
B. Persyaratan bahan
1. Bahan yang digunakan harus Kayu Besi berkualitas baik dan tidak mengalami
kerusakan serta siap untuk dipakai.
2. Apabila bahan yang disediakan tidak sesuai yang diisyaratkan maka bahan tersebut
tidak dapat digunakan dan kontraktor bertanggung jawab menyediakan bahan
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3. Standar mutu/kualitas serta dimensi kayu yang digunakan dapat dilihat pada
gambar rencana / bestek, dan untuk pembuktian kualitas kayu besi dilakukan uji
secara visual serta harus dibuktikan dengan surat – surat identitas kayu/ surat –
surat jual beli.
C. Pedoman pelaksanaan
1. Sebelum bahan digunakan harus diserut atau dirapihkan sesuai dengan ukuran
atau dimensi kayu yang tertuang dalam bestek atau gambar kerja, kecuali ada
ketentuan lain yang masih berhubungan item-item pekerjaan tersebut.
2. Sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pengukuran
untuk mendapat leveling (horizontal) dan tegak lurus (vertikal) serta kontraktor
wajib memberitahukan kepada direksi/pengawas lapangan/ Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
3. Apabila dalam pelaksanaan pemasangan Kayu tidak mendapat leveling/tegak lurus
terhadap bangunan maka direksi/Pengawas Lapangan /konsultan Pengawas akan
membatalkan pekerjaan tersebut dan kontraktor harus membongkarnya dan pihak
kontraktor siap melaksanakan pekerjaan ulang dan segala kerugian adalah
tanggung jawab pihak kontraktor
4. Dalam pemanfaatan material/bahan bangunan dapat ditempatkan sesuai dengan
fungsi pada bangunan tersebut
D. Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan kayu diukur untuk pembayaran sesuai dengan Daftar Penawaran yaitu
satuan meter kubik
2. Cara perhitungannya yaitu volume kayu yang dibutuhkan untuk pekerjaan
Dermaga terhadap volume pelaksanaan dan sesuai dengan ketentuan dalam
gambar rencana dan disetujui oleh Direksi Teknik.
3. Tidak ada pengurangan atau kelebihan volume pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam gambar rencana dan berdasarkan persetujuan dari Direksi Teknik.
2. Pekerjaan Minipail K450
A. Lingkup pekerjaan
Minipail yang digunakan untuk Dermaga adalah Minipail K450 20/20 cm yang
digunakan untuk Tiang dermaga yang direncanakan. Sistem sambungan antara kayu
dengan Minipail K450 20/20 cm menggunakan besi stainless steel (monel) mur dan
baut diameter 12 mm.
B. Persyaratan bahan
1. Bahan yang digunakan harus Minipail K450 20/20 cm berkualitas baik dan tidak
mengalami kerusakan serta siap untuk dipakai.
2. Apabila bahan yang disediakan tidak sesuai yang diisyaratkan maka bahan tersebut
tidak dapat digunakan dan kontraktor bertanggung jawab menyediakan bahan
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3. Standar mutu/kualitas serta dimensi Minipail K450 20/20 cm yang digunakan dapat
dilihat pada gambar rencana / bestek, dan untuk pembuktian kualitas Minipail K450
20/20 cm dilakukan uji kuat tekan beton serta harus dibuktikan dengan surat –
surat sertifikasi produk.
C. Pedoman pelaksanaan
1. Sebelum bahan digunakan harus diperiksa sesuai dengan ukuran atau dimensi
Minipail K450 20/20 cm yang tertuang dalam bestek atau gambar kerja, kecuali ada
ketentuan lain yang masih berhubungan item-item pekerjaan tersebut.
2. Sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pengukuran
untuk mendapat leveling (horizontal) dan tegak lurus (vertikal) serta kontraktor
wajib memberitahukan kepada direksi/pengawas lapangan/ Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
3. Apabila dalam pelaksanaan pemasangan Minipail K450 20/20 cm tidak mendapat
leveling/tegak lurus terhadap bangunan maka direksi/Pengawas Lapangan
/konsultan Pengawas akan membatalkan pekerjaan tersebut dan kontraktor harus
membongkarnya dan pihak kontraktor siap melaksanakan pekerjaan ulang dan
segala kerugian adalah tanggung jawab pihak kontraktor
4. Dalam pemanfaatan material/bahan bangunan dapat ditempatkan sesuai dengan
fungsi pada bangunan tersebut
D. Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan Minipail K450 20/20 cm diukur untuk pembayaran sesuai dengan Daftar
Penawaran yaitu satuan meter.
2. Cara perhitungannya yaitu volume Minipail K450 20/20 cm yang dibutuhkan untuk
pekerjaan Dermaga terhadap volume pelaksanaan dan sesuai dengan ketentuan
dalam gambar rencana dan disetujui oleh Direksi Teknik.
3. Tidak ada pengurangan atau kelebihan volume pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam gambar rencana dan berdasarkan persetujuan dari Direksi Teknik.
3. Pekerjaan Shelter Dermaga
A. Lingkup pekerjaan
Kayu yang digunakan untuk Shelter adalah Kayu Jati meliputi, Tiang 14/14, Kuda
kuda 8/12 cm,Gording 6/12cm,Usuk 5/7cm,Reng 3/4cm dan Reling atas shelter.
Sistem sambungan dan ikatan antara komponen kayu dengan kayu menggunakan besi
stainless steel (monel) mur dan baut diameter 12 mm.
B. Persyaratan bahan
1. Bahan yang digunakan harus Kayu Jati berkualitas baik dan tidak mengalami
kerusakan serta siap untuk dipakai.
2. Apabila bahan yang disediakan tidak sesuai yang diisyaratkan maka bahan
tersebut tidak dapat digunakan dan kontraktor bertanggung jawab menyediakan
bahan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3. Standar mutu/kualitas serta dimensi kayu yang digunakan dapat dilihat pada
gambar rencana / bestek.
C. Pedoman pelaksanaan
1. Sebelum bahan digunakan harus diserut atau dirapihkan sesuai dengan ukuran
atau dimensi kayu yang tertuang dalam bestek atau gambar kerja, kecuali ada
ketentuan lain yang masih berhubungan item-item pekerjaan tersebut.
2. Sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pengukuran
untuk mendapat leveling (horizontal) dan tegak lurus (vertikal) serta kontraktor
wajib memberitahukan kepada direksi/pengawas lapangan/ Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
3. Apabila dalam pelaksanaan pemasangan Kayu tidak mendapat leveling/tegak
lurus terhadap bangunan maka direksi/Pengawas Lapangan /konsultan Pengawas
akan membatalkan pekerjaan tersebut dan kontraktor harus membongkarnya dan
pihak kontraktor siap melaksanakan pekerjaan ulang dan segala kerugian adalah
tanggung jawab pihak kontraktor
4. Dalam pemanfaatan material/bahan bangunan dapat ditempatkan sesuai dengan
fungsi pada bangunan tersebut
D. Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan kayu diukur untuk pembayaran sesuai dengan Daftar Penawaran yaitu
satuan meter kubik
2. Cara perhitungannya yaitu volume kayu yang dibutuhkan untuk pekerjaan
Dermaga terhadap volume pelaksanaan dan sesuai dengan ketentuan dalam
gambar rencana dan disetujui oleh Direksi Teknik.
3. Tidak ada pengurangan atau kelebihan volume pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam gambar rencana dan berdasarkan persetujuan dari Direksi
Teknik.
BAB. VII
PEKERJAAN LAIN-LAIN
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan administrasi, biaya keamanan/jaga malam, obat-obat/P3K. Penjelasan masing-
masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali
pekerjaan administrasi proyek berupa :
1. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
2. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh direksi pekerjaan/Pemilik kegiatan untuk keperluan pemeriksaan
sewaktu-waktu dapat diserahkan.
3. Dokumen foto :
Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi foto-foto yaitu sebelum pekerjaan
dimulai sampai pekerjaan selesai 100 %. Setiap permintaan termin/angsuran disertai
keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta
disusun secara rapih dan diketahui oleh direksi pekerjaan/Pemilik Kegiatan.
Syarat-syarat dokumentasi :
 Tiap unit bangunan diambil dari empat arah
 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah
 Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut pengambilan
tersebut.
Gambar dimasukkan dalam album disertai softcopy dan diserahkan kepada Pemilik
Kegiatan melalui direksi pekerjaan rangkap secukupnya.
Biaya dokumentasi merupakan tanggung jawab kontraktor, foto-foto tersebut harus
dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan termin/angsuran pembayaran.
Segala laporan dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 3 ( tiga ) diisi pada formulir
yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan/pemilik kegiatan dan selalu berada pada
tempat pekerjaan.
4. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan as built Drawing atau gambar-gambar
yang sesuai dengan pelakasanaan dilapangan setelah serah terima pekerjaan untuk
pertama kali (PHO) dalam bentuk A3.
5. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebut dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan
harus ada agar mendapat hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
6. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam melaksanakan pekerjaan ini.
 Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Kontraktor diwajibkan membongkar gudang,
bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang
ada dalam lokasi pekerjaan sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan
dalam keadaan bersih dan rapih.

Labuan Bajo, 16 Oktober 2017

Disetujui Dibuat oleh


Pejabat Pembuat Komitmen Perencana
CV.ARILES DESIGN

ISFRIDUS S.S.TOBONG,ST CARLES D. FALLO,BE


NIP.19740306 200501 1 009 Direktur

Anda mungkin juga menyukai