DINAS PERHUBUNGAN
Jln.Golo Koe – Labuan Bajo
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB. I
SYARAT-SYARAT UMUM
1. Nama Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Dermaga Rakyat Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai
Barat yang berlokasi di Kampung Londar Desa Sernaru Kecamatan Macang Pacar.
2. Rincian Pekerjaan :
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada Daftar Kuantitas dan
Gambar Rencana menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-
syarat.
3. Peraturan Teknis Bangunan yang Digunakan
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
a) Permen PUPR NO : 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
b) Perpres No.54 tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta lampiran-
lampiran dan juknisnya
c) Perpres No.70 tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta lampiran-
lampiran dan juknisnya
d) Perpres No. 4 tahun 2015 Tentang Perubahan Ke 4 atas peraturan presiden No. 54
Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
e) Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voor Warden Voor de Uit Voering Bij Aanneming Van Openbare Werken
(AV) 1941
f) Surat edararan bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No. 1203/D.II/03/2000 dan
SE.38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 (tahun yang terbaru)
g) Keputusan dirjen Cipta Karya Depertemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997
tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
h) Pedoman perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-1989
i) Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T_15.1919.03
j) Tata cata pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
k) Peraturan Muiatan Indonesia NI. 8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
l) Peraturan umum keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja
m) Peraturan semen portland Indonesia NI 8 tahun 1972
n) Peraturan bata merah sebagai bahan bangunan NI 10
o) Peraturan plumbing Indonesia
p) Pedoman perencanaan penanggulangan longsoran SNI 03-1962-1990
q) Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan
Apabila penjelasan spesifikasi ini tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka kontraktor wajib mengikuti ketentuan
peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
BAB. II
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Umum
a) Pekerjaan ini merupakan pekerjaan persiapan untuk perorganisasian dan pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan proyek.
b) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga kerja, dari kebutuhan
tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebur bilamana perlu memberikan pelatihan yang
memadai.
c) Mobilisasi peralatan dan bahan dari dan menuju lokasi kerja menggunakan
transportasi laut (kapal motor) yang memadai dan dilaksanakan pada cuaca yang
aman. Kapal motor yang digunakan untuk mobilisasi peralatan dan bahan harus
memiliki penutup peralatan dan bahan (misalnya terpal).
2. Penyiapan Lapangan (Lokasi Kerja)
Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan
dan pelaksanaan pekerjaan antara lain :
a) Pembersihan lokasi sekeliling bangunan;
b) Pembuatan gudang, bangsal kerja dan direksi kit;
c) Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan;
d) Pembuatan papan nama proyek;
e) Pemasangan bowplank;
f) Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan;
g) Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para pekerja.
3. Persyaratan alat dan bahan
a) Untuk gudang dan bangsal kerja; digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng
b) Untuk direksi kit; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau tripleks, atap
seng, lantai rabat beton
c) Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991
d) Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan tripleks dicat putih
e) Bahan bowplank digunakan tiang kayu klas II 5/7 dan papan Kayu klas II ukuran 2/20
cm yang bermutu baik.
f) Alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
disediakan oleh pelaksana.
g) Semua alat dan bahan yang digunakan oleh pelaksana berasal dari luar kawasan Taman
Nasional Komodo.
4. Pedoman pelaksanaan
a) Pembersihan lokasi disekeliling bangunan
Pembersihan lokasi dilakukan jika diperlukan meliputi pembersihan tanaman yang
tumbuh disekitar bangunan, termasuk akar-akar pohon yang terkena bangunan dan
halaman sekeliling bangunan, juga perataan tanah/pembuatan terasering. Hasil
bongkaran tersebut diatas di buang ke luar lokasi pekerjaan.
b) Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi Kit.
Untuk gudang, bangsal kerja dan Direksi Kit dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan.
c) Pengadaan Air Untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.
d) Pembuatan Papan Nama Proyek.
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 150 x 90 cm. Didirikan tegak
diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakan pada tempat yang mudah dilihat umum.
Papan nama proyek memuat:
Nama Kegiatan
Pemilik Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Jumlah Biaya (Kontrak)
SPMK (Nomor, tanggal, bulan, tahun)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (kontraktor)
Jangka Waktu Pelaksanaan
BAB.III
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
2 .1 PEKERJAAN TANAH
2.1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan ini adalah
a. Galian Tanah biasa
b. Galian (sesuai diuraikan dalam mata pembayaran )
yang dilaksanankan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi Teknik.
Pekerjaan galian yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor akan diukur untuk
pembayaran sebagai volume setempat dalam meter kubik. Dasar perhitungannya
harus berupa penampang melintang dan profil yang ditunjukan pada gambar
atau diukur di tempat sebelum penggalian dan garis batas yang ditentukan dan
diterima.
2.2 PEKERJAAN URUGAN
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut dan memadatkan
tanah atau bahan yang telah disetujui untuk pengurugan kembali galian
pondasi atau peningginan muka lantai yang disetujui.
b. Pekerjaan ini termasuk untuk urugan porous dibawah bangunan dengan
pemadatan yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Urugan pasir dan urugan pilihan berfungsi untuk meninggikan elevasi
muka lantai sesuai direncanakan pada gambar rencana,
BAB. IV
PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN
DAN RABAT BETON
1. Pekerjaan Pasangan Pondasi
A. Lingkup pekerjaan
Meliputi pengerjaan pasangan pondasi pada bangunan dengan ukuran mutu rencana
yang ditentukan dalam gambar rencana
B. Persyaratan bahan
1. Batu kali/gunung/belah
1. Mutu batu yang digunakan tidak mudah pecah atau retak dan tidak diijinkan batu
gamping sebagai bahan yang digunakan untuk pasangan pondasi
2. Standar ukuran batu yang digunakan adalah maksimal 15/20 cm
2. Semen :
a. Digunakan Portland Cement jenis 1 menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut standart Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia ( NI-8 tahun 1972)
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu Zak semen,
tidak diperkenankan memakainya sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 200 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen menurut urutan pengirim.
3. Pasir
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam kali, garam,
bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak kualitas
tembok/bangunan.
C. Pedoman pelaksanaan
1. Lubang pondasi yang telah disediakan harus bebas dari kotoran berupa bahan
organik/ anorganik
2. Sebelum pemasangan pondasi terlebih dahulu pemasangan batu kosong/
aanstamping secara rapat dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana/ bestek
3. Sebelum pemasangan batu kosong/ aanstamping diurug dengan pasir pasang
dengan ketebalan yang telah ditentukan pada gambar rencana/ bestek.
4. Dasar pasangan batu kali harus diisi dengan spesi adukan 1 : 4 untuk mengisi
seluruh rongga/ celah batu kemudian diikuti penempatan batu kali sesuai dengan
ukuran batu yaitu 15/20 cm.
5. Lapisan batu yang satu dengan batu yang lain atau diatasnya harus disi adonan
sebagai bahan pengikat dengan campuran 1 : 4
6. Permukaan akhir pasangan harus ditutup dengan adonan spesi setebal 3 cm.
D. Persyaratan adukan
1. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk dalam bak kayu yang
memenuhi syarat atau di tempat yang bebas dari kotoran/ mixe Constrate.
2. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campur yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis terpakai sebelumnya, tidak boleh digunakan lagi.
E. Cara Pengukuran dan Dasar Pembayaran
1. Pekerjaan pasangan pondasi diukur untuk pembayaran dengan jumlah satuan meter
kubik sebagai volume yang ada dalam daftar penawaran dan disetujui. Cara
perhitungannya adalah potongan melintang dengan volume rata-rata sesuai
ketentuan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
2. Setiap volume yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau
dibayar.
BAB. V
PEKERJAAN BETON
b) Pasir beton
Pasir yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
Pedoman Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03
b. Pemborong wajib melaporkannya secara tertulis pada direksi apabila ada
perbedaan yang terdapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur
c. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1919.03
d. Proses pengadukan / pencampuran :
1. Pencampuran Mixer Beton
Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1.5 menit untuk mesin-
mesin sampai kapasitas ¾ m³. Diatas ukuran ini, jangka waktu
pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap
penambahan ½ m³ campuran beton
Pencampuran tersebut pertama-tana harus dimuati/diisi dengan
agregat yang sudah ditakar beserta semen dan campur kering untuk
waktu yang pendek sebelum ditambah air.
Seblum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur
tersebut harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
2. Pencampuran Manual
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil dan yang tidak dimungkinkan
menggunakan sebuah pencampuran mesin (mixer) Direksi Teknik dapat
menyetujui pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur
berikut ini :
Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan
(alas) yang keras bersih dan kedap air
Urutan pencampuran :
a. Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak, dan ditempatkan agregat halus diatas agregat
kasar
b. Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen
tersebut.
c. Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-
bahan tersebut bercampur menyeluruh.
d. Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan adukan dengan sekop
sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan
kekentalan yang merata.
e. Pengecoran
1. Pengecoran beton hanya dapat dilakukan/dilaksanakan atas persetujuan
tertulis direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penuangan.