LOKASI :
1. SMPN 2 HARUYAN, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
2. SDN DURIAN GANTANG, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
3. SDN KALUMPANG 2, Kabupaten Hulu Sungai Utara
4. SDN TELUK LIMBUNG, Kabupaten Hulu Sungai Utara
5. SDN PALIMBANGAN GUSTI, Kabupaten Hulu Sungai Utara
6. SDN BANYU TAJUN PANGKALAN, Kabupaten Hulu Sungai Utara
7. SDN BALIDA, Kabupaten Balangan
8. SMPN 2 Upau, Kabupaten Tabalong
9. SDN Bangkiling, Kabupaten Tabalong
10. SDN KAYU GATAH, Kabupaten Tabalong
11. SDN 1-2 PUDAK SETEGAL, Kabupaten Tabalong
1. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan
Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup kegiatan adalah Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah sebagai berikut:
1. SMPN 2 HARUYAN, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
2. SDN DURIAN GANTANG, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
3. SDN KALUMPANG 2, Kabupaten Hulu Sungai Utara
4. SDN TELUK LIMBUNG, Kabupaten Hulu Sungai Utara
5. SDN PALIMBANGAN GUSTI, Kabupaten Hulu Sungai Utara
6. SDN BANYU TAJUN PANGKALAN, Kabupaten Hulu Sungai Utara
7. SDN BALIDA, Kabupaten Balangan
8. SMPN 2 Upau, Kabupaten Tabalong
9. SDN Bangkiling, Kabupaten Tabalong
10. SDN KAYU GATAH, Kabupaten Tabalong
11. SDN 1-2 PUDAK SETEGAL, Kabupaten Tabalong
3. ISTILAH PENAMAAN
a. Pemilik Pekerjaan dalam hal ini adalah Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah Kalimantan Selatan, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimatan Selatan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang diwakilkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pendidikan, Olahraga dan Pasar Provinsi Kalimantan Selatan beserta tim teknis yang
selanjutnya bisa disebut Pengguna Jasa atau Pemberi Tugas atau Pemilik Pekerjaan
atau Direksi;
b. Pelaksana Pekerjaan dalam hal ini adalah penyedia jasa yang dinyatakan dan ditunjuk
sebagai pemenang yang sudah diikat dalam kontrak yang bisa disebut sebagai Penyedia
Jasa atau Penyedia Jasa Pelaksana atau Pemborong atau rekanan berkontrak;
c. Counterpart atau pengawas pekerjaan intrernal dari Pemberi Kerja adalah pihak atau
kelompok yang ditunjuk oleh Manajer Teknik dan General Manager melalui Surat Perintah
Penugasan.
d. Pengawas Pekerjaan dalam hal ini adalah Konsultan Pengawas atau Direksi Pengawas
yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan
Selatan.
6. KEAMANAN
a. Penyedia Jasa wajib memperhatikan pelaksanaan dan persyaratan K-3 untuk para
pekerjanya.
b. Penyedia Jasa wajib membuat tanda-tanda khusus untuk keamanan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib mewajibkan para pekerjanya untuk menggunakan Alat Pengaman Diri
(APD) selama bekerja di lingkungan proyek.
d. Penyedia Jasa wajib melaksanakan protokol pencegahan penyebaran covid-19 diseluruh
lokasi pekerjaan
9. PAGAR PROYEK
a. Penyedia Jasa harus membuat pagar serta pintu gerbang ke areal proyek dan tetap
memeliharanya sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai oleh Direksi Pengawas.
b. Dalam pelaksanaan proyek, hanya ada satu pintu masuk / keluar sebagai jalan akses dari
dan menuju lokasi proyek.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan ini terdiri dari:
1. PEKERJAAN PENGUKURAN
a. Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tapak proyek bangunan exist dengan
teliti, disaksikan oleh Pengawas lapangan untuk mengetahui batas-batas tapak, peil/ketinggian tanah, letak
pohon-pohon dan bangunan yang tidak akan dibongkar (jika ada) dengan menggunakan alat-alat waterpas
dan theodolith.
b. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya, maka pengawas
lapangan akan mengeluarkan keputusan tentang hal tersebut, dan Penyedia Jasa wajib melakukan
penggambaran kembali tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai peil/ketinggian tanah, batas-
batas, letak pohon-pohon dan sebagainya.
c. Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, ukuran-ukuran yang tidak tercantum,
tidak jelas atau saling berbeda harus segera dilaporkan kepada pengawas lapangan. Apabila dianggap
perlu, Pengawas Lapangan berhak memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk merubah ketinggian,
letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan dan perubahan tersebut tertuang dalam berita acara serta telah
disepakati bersama.
d. Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan diperhatikan ketelitian
yang sebesar-besarnya dengan menggunakan alat-alat waterpas dan theodolith.
e. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh pengawas lapangan. Pengambilan dan Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru,
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
2. PEKERJAAN BOUWPLANK
a. Pekerjaan pemasangan bouwplank menggunakan kayu kelas II, berukuran 2/20 cm, permukaan
atas harus diketam rata dan dipasang waterpas pada peil ± 0,00 setiap jarak maximum 2 m, papan dasar
diperkuat dengan balok kayu ukuran 5/7 cm, papan dasar itu dipasang sekurang-kurangnya berjarak 2 cm
dari sudut terluar bangunan.
b. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggungan pemborong dilaksanakan
dengan instumen waterpass dan theodolith.
DIVISI I.2
1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN.
a. Sebelum pengukuran/dimulainya pekerjaan, tempat proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, lumpur,
akar pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan (khususnya penebangan
pohon). Penyedia Jasa harus minta persetujuan pengawas lapangan sebelumnya.
b. Segala macam barang bongkaran harus dikeluarkan dari tapak proyek, selambat-lambatnya sebelum
pekerjaan galian tanah di mulai dan tidak diperkenankan untuk menimbunnya diluar pagar proyek.
DIVISI I.3
1. Penyedia Jasa harus membuat bangsal Konsultan Pengawas yang berukuran 50m2 untuk masing-masing
lokasi pekerjaan atau masing-masing sekolah memiliki direksi keet dan gudang, dengan menggunakan bahan-
bahan sederhana seperti tongkat, lantai rabat, dinding papan/plywood, atap seng dan pintu harus dilengkapi
dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan
gudang dan bedeng pekerja
2. Direksi keet tersebut harus diperlengkapi dengan:
a. Kursi dan meja tamu : 1 bh meja tamu & 5 bh kursi tamu
b. Kursi dan meja rapat : 1 bh meja rapat dan 6 bh kursi lipat
c. White board (di R. rapat) : 1 bh
d. Kotak P3K : 1 set atau sesuai tertera di dalam RAB
e. Almari buku : 1 bh
f. Computer & printer : 1 bh
g. Alat pemadam kebakaran : 1 set
3. Penyedia Jasa harus membuat kamar mandi dan wc serta bangsal kerja untuk pekerja juga gudang untuk
menyimpan bahan - bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang
baik/kuat untuk keamanan bahan/perlengkapan.
4. Tempat mendirikan direksi keet, bangsal kerja dan gudang, akan ditentukan kemudian dan
dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi Bangunan, sebelum
pekerjaan dimulai atau 7 hari sesudah SPK diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan
perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas.
6. Pembongkaran bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.
7. Pekerjaan Pembuatan Direksi Keet, Gudang dan Perlengkapan di dalamnya sudah termasuk dalam harga
penawaran dan mengikat sebagai syarat kontrak
DIVISI I.4
TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
1. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang tercantum
dalam dokumen KAK dan penawaran Penyedia.
Jumlah
Jumlah Profesi / Keahlian
Pengalaman
No. Jabatan/Posisi Personil (SKA/SKT)
(tahun)
Tenaga Utama/Manajerial
SKA Ahli Madya
1 Manajer Proyek 1 10
Manajemen Konstruksi (601)
SKA Ahli Madya
2 Manajer Teknik 1 8
Teknik Bangunan Gedung
3 Manajer Keuangan 1 5 (201)
3. Mobilisasi semua Personil Pendukung Penyedia Jasa pada masing-masing lokasi pekerjaan di harapkan
untuk mampu melakukan control terhadap kualitas dan kuantistas pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak termasuk tetapi tidak terbatas Koordinator Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dan Personil Ahli K3 atau
Petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dan Penyedia Jasa harus mendatangkan tenaga
kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang pekerjaannya masing- masing, seperti, tukang besi,
tukang kayu, tukang batu, tukang pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal
elektrikal,instalator air bersih dan tenaga kerja lainnya.
5. Seluruh mobiliasasi Tenaga Personil harus dipastikan telah memenuhi protokol pencegahan penyebaran
covid-19.
6. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus memberikan contoh
bahan bangunan kepada Konsultan Pengawas Lapangan dan bila sesuai dengan persyaratan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang
besar menurut keperluan Proyek.
7. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas.
8. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat pada waktunya dan
kwalitastnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus
segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesudah surat pernyataan penolakan
dikeluarkan.
10. Bahan bangunan yang berada dilokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan bangunan, tidak
boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.
11. Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan agar supaya
pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan. Alat-alat tersebut berupa mesin
pengaduk beton, mesin pancang, vibrator, katrol, mesin pemotong besi, mesin pompa air, theodolit,
waterpass, compactor dan alat-alat berat/ringan lainmya yang sangat diperlukan.
12. Alat - alat yang disediakan oleh Penyedia Jasa, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan bila
rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus segera dikeluarkan dari lokasi
Proyek.
DIVISI I.5
1. Penyedia Jasa harus merundingkan terlebih dahulu dengan pengawas lapangan, mengenai pembagian
halaman pekerjaan untuk tempat penimbunan barang-barang, Los Kerja dan sebagainya.
2. Penyedia Jasa harus menyediakan jalan masuk dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
3. Penyedia Jasa harus mendirikan pagar sementara pada batas-batas yang mengelilingi tapak, dengan
ketinggian 2.00m terbuat dari seng gelombang di pasang pada tiang dan rangka kayu dan hanya memiliki 1
pintu akses masuk dan keluar.
4. Pagar tersebut harus dipelihara keutuhannya selama pembangunan dan dibongkar hanya atas persetujuan
Pengawas Lapangan.
Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat agar dilaksanakan sebagai mana sesuai dengan yang tertuang di dalamnya dan
bersifat mengikat terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SMPN 2 HARUYAN, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
SDN DURIAN GANTANG, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
A. PERSYARATAN UMUM
I.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan
di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan
uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Perencana untuk mendapatkan penyelesaian.
Jika gambar & RKS & RAB beda, maka ikut gambar, kecuali jika tidak mungkin
diterapkan maka agar dirapatkan dengan Konsultan Pengawas & Tim Teknis.
I.9. SUBSTITUSI
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara,
disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana sebelum pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya,
katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik/Perencana.
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi
Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari petent dan lain-lain untuk segala "claim" atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
I.15. IKLAN
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena
itu Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga
Kerja (ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah
yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan
yang serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke
Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah
tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
B. URAIAN PEKERJAAN
PASAL 1 : PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pembersihan Lokasi
1.1.1 Untuk pembersihan lokasi harus sesuai dengan petunjuk dari gambar
pelaksanaan yang telah ada, jika ada beberapa hal yang dirasa perlu
dapat berkoordinasi dengan pihak Direksi.
1.1.2 Bahan bongkaran harus disingkirkan dari lokasi / lapangan pekerjaan
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan
standard PBI. 1971/atau SKSNI 2847:2013.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka
kontraktor harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang
dipakai kepada Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan
beton bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI
2847:2013.
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air
/ air hujan.
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard
(sesuai gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm dan apabila oleh
Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak boleh dipakai lagi
untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7
cm atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya
sarang -sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan
perlengkapan pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji,
potongan kayu, kawat pengikat dan lain-lain.
5.4.6 Khusus bekisting kolom material bekisting boleh digunakan untuk
pekerjaan bekisting kolom berikutnya maksimal untuk 2 kali pemakaian.
3. Standard
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9
B. BAHAN/PRODUK
Bata Ringan yang digunakan bata ringan ex. Axel dengan kualitas terbaik yang
disetujui Konsultan Pengawas, siku dan sama ukurannya 10 x 20 x 60 cm.
C. PELAKSANAAN
1. Pasangan batu ringan, dengan menggunakan aduk perekat bata ringan/mortar
siap pakai.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang
pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan
adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 2 pasir pasang.
3. Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
6.3 Plesteran
2. Alat kerja yang digunakan antara lain; roskam, sendok semen, elektrical mixer dan
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
jidar aluminium.
Persiapan
1. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diaci.
2. Bersihkan permukaan bidang yang akan diaci dari kotoran, minyak, karat maupun
lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan apabila dalam keadaan kering
sebaiknya dibasahi dahulu secara merata sebelum pengacian.
Metode Pelaksanaan
1. Campurkan bahan mortar dengan air, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan
spesifikasi.
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan pengacian (akan lebih baik dan mudah jika menggunakan
drill dengan blade yang telah didesign khusus sebagai mixer).
3. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan menghampar
adukan dengan hand towel hingga merata pada bidang yang akan diaci dan
bilamana perlu diratakan dengan jidar aluminium panjang.
4. Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1 – 3mm tergantung kerataan dasar permukaannya.
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand trowel searah (horizontal
atau vertical) dan tidak diperkenankan menekan, memutar atau bahkan
menggosok dengan sobekan kertas semen.
3. Persetujuan-persetujuan
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
a. Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan shop drawing kepada
pengawas sebelum memulai pekerjaan, untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Harus memperhatikan dengan jelas dimensi-dimensi sistim kontraksi,
hubungan-hubungan antar komponen, cara pengukuran dll.
c. Shop drawing harus dikoordinasikan dengan ketentuan yang berlaku guna
ketepatan perkuatan-perkuatan yang diperlukan.
d. Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh bahan yang memperlihatkan
texture, finishing & warna.
e. Semua sample harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan jenis
material, warna dan dimana pekerjaan itu akan dipakai.
B. Material
Rangka baja ringan dibuat dari baja bertegangan tarik tinggi zincalume merupakan
perpaduan seng, aluminium dan silicon.
Spesifikasi :
Kuda-kuda baja ringan:
Panjang : Ukuran panjang dapat disediakan sesuai kemampuan
pengangkutan dan pelaksanaan produksi.
Sudut kemiringan 30˚ (derajat)
Tebal baja ringan min. 0,75 mm
Penutup Atap:
Atap : Genteng Metal Berpasir
Bahan : baja galvalume az 100, zincalume, zinc phospat, dan campuran
coraltex.
Tebal : 0.20 – 0.40 mm
9.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
9.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan
Wiremesh dengan ketebalan 10 cm.
9.3 Untuk Area Toilet dan KM/WC penutup lantai dan dinding digunakan finisihing
Granit (Homogeneous tile) anti slip 60x60 cm.
9.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan
pemasangannya harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada
retak/pecah.
9.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang
benar-benar ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan
nat-nat yang tidak lurus.
9.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan
pemasangannya pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
9.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi
semen dan air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
9.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki
kembali sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plint benar-benar
lurus.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut:
Instalasi Air Bersih.
o Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi tekniknya.
o Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
o Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
o Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
o Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
15.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian
pekerjaan untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus
disediakan oleh pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong
tetapi menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan
diatas disepakati dianggap ada dan dimuat dalam RKS ini.
LOKASI :
SDN KALUMPANG 2, Kabupaten Hulu Sungai Utara
SPESIFIKASI TEKNIS
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
SPESIFIKASI TEKNIS
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.4 Tempat mendirikan bangsal dan gudang, akan ditentukan kemudian dan
dikonsultasika n dengan Pemberi Tugas.
8.5 Pembongkaran bangsal Konsultan (direksiket), bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Bahan bongkaran tersebut menjadi hak milik
Pemberi Tugas.
B. URAIAN PEKERJAAN
1.1.3 Pembersihan lokasi dinyatakan selesai, bila telah mendapat persetujuan dari
Direksi Pengawas lapangan
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan bekas galian
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar. Atau sesuai arahan pengawas/direksi
3.4 Urugan dibawah lantai kerja menggunakan urugan pasir setebal 15 cm
3.5 antai kerja dengan campuran K.175 setebal 10 cm
SPESIFIKASI TEKNIS
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi poer plat dengan pancangan
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 7,5 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL 2X25 watt
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
SPESIFIKASI TEKNIS
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi /syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
SPESIFIKASI TEKNIS
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN TELUK LIMBUNG, Kabupaten Hulu Sungai Utara
SPESIFIKASI TEKNIS
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
SPESIFIKASI TEKNIS
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.5 Pembongkaran bangsal Konsultan (direksiket), bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Bahan bongkaran tersebut menjadi hak milik
Pemberi Tugas.
PASAL 9 : TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
9.1 Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Site
Manager/Pelaksana Lapangan), yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik
Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang dipimpinnya
dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukkan ini harus
dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas
dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.
9.2 Pelaksana harus berpendidikan minimun S1 Sipil/Arsitek dan mempunyai
pengalaman kerja lapangan minimun 7 tahun, atau yang telah memiliki sertifikat
keterampilan/Keahlian sesuai dengan bidangnya yang dikeluarkan oleh lembaga/asosiasi
yang berwenang.
9.3 Selain itu kuasa kontraktor dibantu oleh tenaga dengan kualifikasi bidang yang
terdiri dari arsitektur, sipil, mesin/listrik yang memiliki pengalaman lapangan minimal 1
tahun.
9.4 Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara
tertulis kepada Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas,
tentang susunan organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatannya masing-
masing.
9.5 Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan
Konsultan Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu
melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut
dan harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi
kelancaran pekerjaan.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan bekas galian
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar. Atau sesuai arahan pengawas/direksi
3.4 Urugan dibawah lantai kerja menggunakan urugan pasir setebal 15 cm
3.5 antai kerja dengan campuran K.175 setebal 10 cm
SPESIFIKASI TEKNIS
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi poer plat dengan pancangan
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 7,5 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
10.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
10.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan
Wiremesh dengan ketebalan 10 cm.
10.3 Dinding keramik lantai WC/KM 20/25 dan lantai 20/20.
10.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan pemasangannya
harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada retak/pecah.
10.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak
lurus.
10.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangannya
pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
10.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen
dan air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
10.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali
sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plit benar-benar lurus.
10.9 Pekerjaan Keramik Setara Garuda
SPESIFIKASI TEKNIS
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL 2X25 watt
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN PALIMBANGAN GUSTI, Kabupaten Hulu Sungai Utara
SPESIFIKASI TEKNIS
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
SPESIFIKASI TEKNIS
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.5 Pembongkaran bangsal Konsultan (direksiket), bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Bahan bongkaran tersebut menjadi hak milik
Pemberi Tugas.
PASAL 9 : TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
9.1 Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Site
Manager/Pelaksana Lapangan), yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik
Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang dipimpinnya
dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukkan ini harus
dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas
dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.
9.2 Pelaksana harus berpendidikan minimun S1 Sipil/Arsitek dan mempunyai
pengalaman kerja lapangan minimun 7 tahun, atau yang telah memiliki sertifikat
keterampilan/Keahlian sesuai dengan bidangnya yang dikeluarkan oleh lembaga/asosiasi
yang berwenang.
9.3 Selain itu kuasa kontraktor dibantu oleh tenaga dengan kualifikasi bidang yang
terdiri dari arsitektur, sipil, mesin/listrik yang memiliki pengalaman lapangan minimal 1
tahun.
9.4 Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara
tertulis kepada Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas,
tentang susunan organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatannya masing-
masing.
9.5 Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan
Konsultan Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu
melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut
dan harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi
kelancaran pekerjaan.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan bekas galian
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar. Atau sesuai arahan pengawas/direksi
3.4 Urugan dibawah lantai kerja menggunakan urugan pasir setebal 15 cm
3.5 antai kerja dengan campuran K.175 setebal 10 cm
SPESIFIKASI TEKNIS
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi poer plat dengan pancangan
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 7,5 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
10.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
10.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan Wiremesh
dengan ketebalan 10 cm.
10.3 Dinding keramik lantai WC/KM 20/25 dan lantai 20/20.
10.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan pemasangannya
harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada retak/pecah.
10.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak
lurus.
10.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangannya
pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
10.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen dan
air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
10.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali
sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plit benar-benar lurus.
10.9 Pekerjaan Keramik Setara Garuda
SPESIFIKASI TEKNIS
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL 2X25 watt
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN BANYU TAJUN PANGKALAN, Kabupaten Hulu Sungai Utara
SPESIFIKASI TEKNIS
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
SPESIFIKASI TEKNIS
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.5 Pembongkaran bangsal Konsultan (direksiket), bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Bahan bongkaran tersebut menjadi hak milik
Pemberi Tugas.
PASAL 9 : TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
9.1 Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Site
Manager/Pelaksana Lapangan), yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik
Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang dipimpinnya
dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukkan ini harus
dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas
dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.
9.2 Pelaksana harus berpendidikan minimun S1 Sipil/Arsitek dan mempunyai
pengalaman kerja lapangan minimun 7 tahun, atau yang telah memiliki sertifikat
keterampilan/Keahlian sesuai dengan bidangnya yang dikeluarkan oleh lembaga/asosiasi
yang berwenang.
9.3 Selain itu kuasa kontraktor dibantu oleh tenaga dengan kualifikasi bidang yang
terdiri dari arsitektur, sipil, mesin/listrik yang memiliki pengalaman lapangan minimal 1
tahun.
9.4 Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara
tertulis kepada Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas,
tentang susunan organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatannya masing-
masing.
9.5 Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan
Konsultan Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu
melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut
dan harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi
kelancaran pekerjaan.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan bekas galian
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar. Atau sesuai arahan pengawas/direksi
3.4 Urugan dibawah lantai kerja menggunakan urugan pasir setebal 15 cm
3.5 antai kerja dengan campuran K.175 setebal 10 cm
SPESIFIKASI TEKNIS
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi poer plat dengan pancangan
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
SPESIFIKASI TEKNIS
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 7,5 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL 2X25 watt
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
SPESIFIKASI TEKNIS
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi /syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
SPESIFIKASI TEKNIS
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN BALIDA, Kabupaten Balangan
A. PERSYARATAN UMUM
I.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan
di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan
uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Perencana untuk mendapatkan penyelesaian.
Jika gambar & RKS & RAB beda, maka ikut gambar, kecuali jika tidak mungkin
diterapkan maka agar dirapatkan dengan Konsultan Pengawas & Tim Teknis.
I.9. SUBSTITUSI
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara,
disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana sebelum pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya,
katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik/Perencana.
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi
Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari petent dan lain-lain untuk segala "claim" atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
I.15. IKLAN
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
2.1 Setelah surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, maka izin bangunan dan izin
lainnya akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan
pembiayaannya akan ditanggung oleh Kontraktor.
2.2 Ijin Mendirikan Bangunan adalah termasuk salah satu retribusi yang harus
dibayarkan oleh Kontraktor, sebagai satu syarat administrasi proyek.
2.3 Besarnya nilai IMB sesuai yang disyaratkan oleh Peraturan.
2.4 Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan
kepada Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti
bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.
2.5 Tanpa adanya izin bangunan dari Instansi yang berwenang, maka
Kontraktor tidak diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk
apapun disekitar lingkungan proyek.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena
itu Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga
Kerja (ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah
yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan
yang serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke
Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah
tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
B. URAIAN PEKERJAAN
PASAL 1 : PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pembersihan Lokasi
1.1.1 Untuk pembersihan lokasi harus sesuai dengan petunjuk dari gambar
pelaksanaan yang telah ada, jika ada beberapa hal yang dirasa perlu
dapat berkoordinasi dengan pihak Direksi.
1.1.2 Bahan bongkaran harus disingkirkan dari lokasi / lapangan pekerjaan
1.1.3 Pembersihan lokasi dinyatakan selesai, bila telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pengawas lapangan.
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
1.2 Pengukuran/Pasang Bouwplank :
1.2.1 Pengukuran dilaksanakan harus mendapat pengawasan dari Konsultan
Pengawas dan menggunakan alat theodolite,untuk memperoleh data
polygon bangunan.
1.2.2 Papan bouwplank digunakan sebagai kontrol dan tanda-tanda as
bangunan.
1.2.3 Papan bouwplank bagian atas harus dibuat setinggi peil lantai +0,00.
1.2.4 Semua pekerjaan pengukuran harus disesuaikan dengan rencana
gambar dan bestek, apabila ada hal-hal yang sifatnya diluar kemampuan
pelaksana segera dilaporkan dan dikonsultasikan kembali kepada pihak-
pihak yang terkait.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan
standard PBI. 1971/atau SKSNI 2847:2013.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka
kontraktor harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang
dipakai kepada Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm dan apabila oleh
Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak boleh dipakai lagi
untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7
cm atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya
sarang -sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan
perlengkapan pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji,
potongan kayu, kawat pengikat dan lain-lain.
5.4.6 Khusus bekisting kolom material bekisting boleh digunakan untuk
pekerjaan bekisting kolom berikutnya maksimal untuk 2 kali pemakaian.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10
mm, panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan
jarak satu sama lain 50 cm.
Angker untuk kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan sesuai
gambar detail.
5.5.5 Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan
dengan:
Air adalah 2,5 cm.
Pelat lantai adalah untuk pelat 1.5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk
kolom 2,5 cm.
5.5.6 Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan
mesin pengaduk Mollen sampai bahan bersatu menjadi satu warna.
5.5.7 Untuk pengecoran pelat beton dan balok tidak boleh berhenti ditengah-
tengah bentang lapangan.
5.5.8 Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor
danmaksimal sejauh 0,15 x bentang pelat (dihitung dari ujung bawah
pelat terakhir).
5.5.9 Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik
tumpuan (kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0, 15 bentang balok.
5.5.10 Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah
memenuhi syarat dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas
Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
5.5.11 Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih
tinggi dari 2 meter.
5.5.12 Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan
yang masih kena pekerjaan pengecoran lanjutan, maka permukaan beton
tersebut harus dikasarkan dan bidang yang akan diplester atau
disambung harus disiram air semen.
5.5.13 Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat
selama masa pengikatan. Perawatan tersebut dilaksanakan dengan
jalan mengalirkan air terus menerus pada permukaan beton atau
menutup permukaan beton dengan karung goni atau bahan lain yang
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
dapat basah terus menerus sampai selesai waktu pengikatan. Apabila
ingin mempercepat waktu pengikatan boleh mempergunakan obat
setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas.
5.5.14 Lamanya perawatan adalah sama dengan umur beton yang
disesuaikan dengan ketentuan PBI 1971 dan selama perawatan itu
beton tidak boleh mendapat beban yang berat.
3. Standard
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8
- Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9
B. BAHAN/PRODUK
Bata Ringan yang digunakan bata ringan ex. Axel dengan kualitas terbaik yang
disetujui Konsultan Pengawas, siku dan sama ukurannya 10 x 20 x 60 cm.
C. PELAKSANAAN
1. Pasangan batu ringan, dengan menggunakan aduk perekat bata ringan/mortar
siap pakai.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang
pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan
adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 2 pasir pasang.
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
3. Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
4. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
5. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambah kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan
pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
10. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand trowel searah (horizontal
atau vertical) dan tidak diperkenankan menekan, memutar atau bahkan
menggosok dengan sobekan kertas semen.
B. Material
Rangka baja ringan dibuat dari baja bertegangan tarik tinggi zincalume merupakan
perpaduan seng, aluminium dan silicon.
Spesifikasi :
Kuda-kuda baja ringan:
Panjang : Ukuran panjang dapat disediakan sesuai kemampuan
pengangkutan dan pelaksanaan produksi.
Sudut kemiringan 30˚ (derajat)
Tebal baja ringan min. 0,75 mm
Penutup Atap:
Atap : Genteng Metal Berpasir
Bahan : baja galvalume az 100, zincalume, zinc phospat, dan campuran
coraltex.
Tebal : 0.20 – 0.40 mm
9.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
9.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan
Wiremesh dengan ketebalan 10 cm.
9.3 Untuk Area Toilet dan KM/WC penutup lantai dan dinding digunakan finisihing
Granit (Homogeneous tile) anti slip 60x60 cm.
9.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan
pemasangannya harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada
retak/pecah.
9.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang
benar-benar ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan
nat-nat yang tidak lurus.
9.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan
pemasangannya pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
9.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi
semen dan air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
9.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki
kembali sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plint benar-benar
lurus.
Rencana Kerja & Syarat (RKS)
PASAL 10 : PEKERJAAN KUNCI / ALAT PENGGANTUNG
10.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel,
kait angin sebagaimana pabrikasi
10.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang
harus mendapat persetujuan Direksi.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut:
Instalasi Air Bersih.
o Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi tekniknya.
o Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
o Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
o Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
o Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
15.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian
pekerjaan untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus
disediakan oleh pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong
tetapi menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan
diatas disepakati dianggap ada dan dimuat dalam RKS ini.
LOKASI :
SMPN 2 Upau, Kabupaten Tabalong
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
1.2.6 Peraturan Muatan Indonesia ( PMI ) tahun 1970 / NI – 18
1.2.7 Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.2.8 Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
1.2.9 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.
1.2.10 Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti Rencana Gambar
Bestek dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan
/ pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Aanwijzing.
1.2.11 Bila perbedaan-perbedaan antara gambar, RAB dan spesifikasi
menimbulkan keragu- raguan, sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan
dalam pekerjaan,
maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah/pasir ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar.
3.4 Pengurugan pada ayat 3.3 harus dengan pemadatan yang dilaksanakan lapis demi lapis,
masing- masing setebal 20 cm ditumbuk sampai padat hingga mencapai ketinggian
permukaan pondasi,perhatikan gambar kerja.
3.5 Urugan dibawah lantai menggunakan urugan pasir.
PASAL 4 : PEKERJAAN PONDASI
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi batu gunung dan poer setempat
1. SMP Negeri 2 UPAU Pondasi batu gunung (eksisting)
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan Panjang 2 meter dan 4 meter cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran
Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
Poer Plat Sloof Kolom Balok Ring Balk
SMP Negeri 2 UPAU 15/20 15/20
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
Angker untuk kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan sesuai gambar
detail.
5.5.5 Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan:
Air adalah 2,5 cm.
Pelat lantai adalah untuk pelat 1.5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk kolom
2,5 cm.
5.5.6 Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin
pengaduk Mollen sampai bahan bersatu menjadi satu warna.
5.5.7 Untuk pengecoran pelat beton dan balok tidak boleh berhenti ditengah-tengah
bentang lapangan.
5.5.8 Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor
danmaksimal sejauh 0,15 x bentang pelat (dihitung dari ujung bawah pelat
terakhir).
5.5.9 Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik tumpuan
(kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0, 15 bentang balok.
5.5.10 Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah
memenuhi syarat dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas
Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
5.5.11 Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih
tinggi dari 2 meter.
5.5.12 Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan yang
masih kena pekerjaan pengecoran lanjutan, maka permukaan beton tersebut
harus dikasarkan dan bidang yang akan diplester atau disambung harus disiram
air semen.
5.5.13 Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama
masa pengikatan. Perawatan tersebut dilaksanakan dengan jalan mengalirkan
air terus menerus pada permukaan beton atau menutup permukaan beton
dengan karung goni atau bahan lain yang dapat basah terus menerus sampai
selesai waktu pengikatan. Apabila ingin mempercepat waktu pengikatan
boleh mempergunakan obat setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas.
5.5.14 Lamanya perawatan adalah sama dengan umur beton yang disesuaikan
dengan ketentuan PBI 1971 dan selama perawatan itu beton tidak boleh
mendapat beban yang berat.
PASAL 6 : PEKERJAAN DINDING
6.2 Plesteran
6.2.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata
bagian luar dan bagian dalam.
6.2.2 Untuk pasangan dinding batu bata dengan spesi 1 PC : 2 Pasir , harus diplester
dengan camp 1 : 2 dengan tebal 15 mm.dan spesi 1PC : 2 pasir untuk
pekerjaan dinding setengah bata digunakan camp 1 : 2 (Trasraam dan WC/KM)
dengan tebal 15 cm.
6.2.3 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan
adukan semen dan air (diaci).
6.2.4 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran
yang kasar / rusak.
6.2.5 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai
kembali untuk plesteran.
6.2.6 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran
tersebut, harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang
sama dengan spesi yang belum dibongkar.
6.2.7 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran
dengan air, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
PASAL 7 : PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA / ATAP
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 10 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
10.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
10.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan Wiremesh
dengan ketebalan 10 cm.
10.3 Dinding keramik lantai WC/KM 20/25 dan lantai 20/20
10.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan pemasangannya
harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada retak/pecah.
10.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak
lurus.
10.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangannya
pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
10.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen dan
air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
10.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali
sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plit benar-benar lurus.
10.9 Pekerjaan Keramik Setara Garuda
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi /syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :
Instalasi Air Bersih.
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN Bangkiling, Kabupaten Tabalong
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
1.2.6 Peraturan Muatan Indonesia ( PMI ) tahun 1970 / NI – 18
1.2.7 Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.2.8 Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
1.2.9 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.
1.2.10 Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti Rencana Gambar
Bestek dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan
/ pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Aanwijzing.
1.2.11 Bila perbedaan-perbedaan antara gambar, RAB dan spesifikasi
menimbulkan keragu- raguan, sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan
dalam pekerjaan,
maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah/pasir ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar.
3.4 Pengurugan pada ayat 3.3 harus dengan pemadatan yang dilaksanakan lapis demi lapis,
masing- masing setebal 20 cm ditumbuk sampai padat hingga mencapai ketinggian
permukaan pondasi,perhatikan gambar kerja.
3.5 Urugan dibawah lantai menggunakan urugan pasir.
PASAL 4 : PEKERJAAN PONDASI
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi batu gunung dan poer setempat
1. SD Negeri Bangkiling Pondasi batu gunung (eksisting)
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan Panjang 2 meter dan 4 meter cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran
Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
Poer Plat Sloof Kolom Balok Ring Balk
SD Negeri Bangkiling 15/20 15/20 15/20
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
Angker untuk kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan sesuai gambar
detail.
5.5.5 Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan:
Air adalah 2,5 cm.
Pelat lantai adalah untuk pelat 1.5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk kolom
2,5 cm.
5.5.6 Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin
pengaduk Mollen sampai bahan bersatu menjadi satu warna.
5.5.7 Untuk pengecoran pelat beton dan balok tidak boleh berhenti ditengah-tengah
bentang lapangan.
5.5.8 Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor
danmaksimal sejauh 0,15 x bentang pelat (dihitung dari ujung bawah pelat
terakhir).
5.5.9 Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik tumpuan
(kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0, 15 bentang balok.
5.5.10 Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah
memenuhi syarat dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas
Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
5.5.11 Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih
tinggi dari 2 meter.
5.5.12 Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan yang
masih kena pekerjaan pengecoran lanjutan, maka permukaan beton tersebut
harus dikasarkan dan bidang yang akan diplester atau disambung harus disiram
air semen.
5.5.13 Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama
masa pengikatan. Perawatan tersebut dilaksanakan dengan jalan mengalirkan
air terus menerus pada permukaan beton atau menutup permukaan beton
dengan karung goni atau bahan lain yang dapat basah terus menerus sampai
selesai waktu pengikatan. Apabila ingin mempercepat waktu pengikatan
boleh mempergunakan obat setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas.
5.5.14 Lamanya perawatan adalah sama dengan umur beton yang disesuaikan
dengan ketentuan PBI 1971 dan selama perawatan itu beton tidak boleh
mendapat beban yang berat.
PASAL 6 : PEKERJAAN DINDING
6.2 Plesteran
6.2.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata
bagian luar dan bagian dalam.
6.2.2 Untuk pasangan dinding batu bata dengan spesi 1 PC : 2 Pasir , harus diplester
dengan camp 1 : 2 dengan tebal 15 mm.dan spesi 1PC : 2 pasir untuk
pekerjaan dinding setengah bata digunakan camp 1 : 2 (Trasraam dan WC/KM)
dengan tebal 15 cm.
6.2.3 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan
adukan semen dan air (diaci).
6.2.4 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran
yang kasar / rusak.
6.2.5 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai
kembali untuk plesteran.
6.2.6 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran
tersebut, harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang
sama dengan spesi yang belum dibongkar.
6.2.7 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran
dengan air, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
PASAL 7 : PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA / ATAP
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 10 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
10.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
10.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan Wiremesh
dengan ketebalan 10 cm.
10.3 Dinding keramik lantai WC/KM 20/25 dan lantai 20/20
10.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan pemasangannya
harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada retak/pecah.
10.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak
lurus.
10.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangannya
pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
10.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen dan
air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
10.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali
sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plit benar-benar lurus.
10.9 Pekerjaan Keramik Setara Garuda
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi /syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :
Instalasi Air Bersih.
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN KAYU GATAH, Kabupaten Tabalong
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
1.2.6 Peraturan Muatan Indonesia ( PMI ) tahun 1970 / NI – 18
1.2.7 Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.2.8 Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
1.2.9 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.
1.2.10 Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti Rencana Gambar
Bestek dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan
/ pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Aanwijzing.
1.2.11 Bila perbedaan-perbedaan antara gambar, RAB dan spesifikasi
menimbulkan keragu- raguan, sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan
dalam pekerjaan,
maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah/pasir ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar.
3.4 Pengurugan pada ayat 3.3 harus dengan pemadatan yang dilaksanakan lapis demi lapis,
masing- masing setebal 20 cm ditumbuk sampai padat hingga mencapai ketinggian
permukaan pondasi,perhatikan gambar kerja.
3.5 Urugan dibawah lantai menggunakan urugan pasir.
PASAL 4 : PEKERJAAN PONDASI
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi batu gunung dan poer setempat
1. SD Negeri Kayu Gatah Pondasi plat pancangan 2 mtr
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan Panjang 2 meter dan 4 meter cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran
Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
Poer Plat Sloof Kolom Balok Ring Balk
SD Negeri Kayu Gatah 15/20 15/20 15/20
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
Angker untuk kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan sesuai gambar
detail.
5.5.5 Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan:
Air adalah 2,5 cm.
Pelat lantai adalah untuk pelat 1.5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk kolom
2,5 cm.
5.5.6 Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin
pengaduk Mollen sampai bahan bersatu menjadi satu warna.
5.5.7 Untuk pengecoran pelat beton dan balok tidak boleh berhenti ditengah-tengah
bentang lapangan.
5.5.8 Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor
danmaksimal sejauh 0,15 x bentang pelat (dihitung dari ujung bawah pelat
terakhir).
5.5.9 Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik tumpuan
(kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0, 15 bentang balok.
5.5.10 Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah
memenuhi syarat dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas
Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
5.5.11 Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih
tinggi dari 2 meter.
5.5.12 Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan yang
masih kena pekerjaan pengecoran lanjutan, maka permukaan beton tersebut
harus dikasarkan dan bidang yang akan diplester atau disambung harus disiram
air semen.
5.5.13 Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama
masa pengikatan. Perawatan tersebut dilaksanakan dengan jalan mengalirkan
air terus menerus pada permukaan beton atau menutup permukaan beton
dengan karung goni atau bahan lain yang dapat basah terus menerus sampai
selesai waktu pengikatan. Apabila ingin mempercepat waktu pengikatan
boleh mempergunakan obat setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas.
5.5.14 Lamanya perawatan adalah sama dengan umur beton yang disesuaikan
dengan ketentuan PBI 1971 dan selama perawatan itu beton tidak boleh
mendapat beban yang berat.
PASAL 6 : PEKERJAAN DINDING
6.2 Plesteran
6.2.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata
bagian luar dan bagian dalam.
6.2.2 Untuk pasangan dinding batu bata dengan spesi 1 PC : 2 Pasir , harus diplester
dengan camp 1 : 2 dengan tebal 15 mm.dan spesi 1PC : 2 pasir untuk
pekerjaan dinding setengah bata digunakan camp 1 : 2 (Trasraam dan WC/KM)
dengan tebal 15 cm.
6.2.3 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan
adukan semen dan air (diaci).
6.2.4 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran
yang kasar / rusak.
6.2.5 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai
kembali untuk plesteran.
6.2.6 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran
tersebut, harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang
sama dengan spesi yang belum dibongkar.
6.2.7 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran
dengan air, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
PASAL 7 : PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA / ATAP
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 10 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
10.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
10.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan Wiremesh
dengan ketebalan 10 cm.
10.3 Dinding keramik lantai WC/KM 20/25 dan lantai 20/20.
10.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan pemasangannya
harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada retak/pecah.
10.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak
lurus.
10.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangannya
pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
10.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen dan
air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
10.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali
sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plit benar-benar lurus.
10.9 Pekerjaan Keramik Setara Garuda
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi /syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :
Instalasi Air Bersih.
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.
RKS
(RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT)
LOKASI :
SDN 1-2 PUDAK SETEGAL, Kabupaten Tabalong
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
1.2 Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan – peraturan
dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV . 41
tahun 1941 )
1.2.2 Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 1997 1 / NI.2.
1.2.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
1.2.6 Peraturan Muatan Indonesia ( PMI ) tahun 1970 / NI – 18
1.2.7 Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.2.8 Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
1.2.9 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.
1.2.10 Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti Rencana Gambar
Bestek dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan
/ pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Aanwijzing.
1.2.11 Bila perbedaan-perbedaan antara gambar, RAB dan spesifikasi
menimbulkan keragu- raguan, sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan
dalam pekerjaan,
maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
A. PERSIAPAN PENDAHULUAN
6.1 Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan dengan membuat pagar pengaman areal proyek.
6.2 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil.pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
6.3 Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
7.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) atau asuransi lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
7.2 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan.
7.3 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
7.4 Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
B. URAIAN PEKERJAAN
2.2 Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan ditetapkan terhadap peil tersebut
diatas.
2.3 Pekerjaan uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti dengan menggunakan
alat ukur waterpass/slang plastik. Dalam hal ini agar menghubungi Direksi Pengawas.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
direksi.
3.1 Untuk pekerjaan tanah/pasir ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
3.2 Pekerjaan Galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi
3.3 Pekerjaan urugan tanah bekas galian dan bekas bongkaran bangunan diletakkan diatas
lantai eksisting serta dilaksanakan disekitar pondasi, sampai ketinggian yang ditentukan
pada rencana gambar.
3.4 Pengurugan pada ayat 3.3 harus dengan pemadatan yang dilaksanakan lapis demi lapis,
masing- masing setebal 20 cm ditumbuk sampai padat hingga mencapai ketinggian
permukaan pondasi,perhatikan gambar kerja.
3.5 Urugan dibawah lantai menggunakan urugan pasir.
PASAL 4 : PEKERJAAN PONDASI
4.1 Pondasi bangunan ini berupa pondasi batu gunung dan poer setempat
1. SD Negeri 1-2 Pudak Setegal Pondasi batu gunung (eksisting)
4.2 Sebagai pendukung kekuatan pondasi maka diperkuat dengan pancangan Galam Dia.10-
12 cm dengan Panjang 2 meter dan 4 meter cek tabel sebagaimana Rencana Anggaran
Biaya
4.3 Untuk pekerjaan ini perlu diperhatikan gambar kerja dan bestek
5.1 Sebagai pedoman pelaksanaan dipakai Peraturan Beton Indonesia 1971(PBI. 1971)
dan SKSNI T-15-1991-03.Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang Mutu F’c 7,4 MPa
dan 19,3 MPa pada proyek ini meliputi :
Sloof
Kolom
Ringbalk
Plat Lantai.
Segala ukuran dan penempatannya sesuai gambar rencana
Poer Plat Sloof Kolom Balok Ring Balk
SD Negeri 1-2 Pudak Setegal 15/20 15/20 15/20
5.2.1 Bahan agregat pasir dan kerikil harus dari tempat-tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI. 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
5.2.2 Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah.
5.2.3 Besaran butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
5.2.4 Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 1 persen , maka agregat kerikil harus dicuci.
5.2.5 Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 0,063 - 4 mm.
5.2.6 Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila
kadar lumpur tersebut lebih dari 5 persen , maka agregat pasir harus dicuci.
5.2.7 Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.2.8 Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang
berlantai kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau
tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
5.2.9 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.2.10 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air
bersih yang dapat diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain
yang merusak beton, tidak boleh dipakai.
5.2.11 Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air
tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.12 Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran
beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.3 Tulangan
5.3.1 Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos, sesuai dengan standard
PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.2 Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi proyek, maka kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Pengawas Lapangan.
5.3.3 Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90
derajat, hanya diperkenankan sekali pembengkokkan.
5.3.4 Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton
bertulang. Hal ini disesuaikan dengan PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
5.3.5 Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan
dengan tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air
hujan.
5.3.6 Profil dan Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai
gambar detail) dan bestek.
5.4 Bekisting
5.4.1 Papan bekisting ( cetakan beton ) yang dipakai adalah dari bahan kayu
terantang tebal 2 cm dan plywood tebal 9 mm atau memakai bondex tebal
0.75 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak
boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
5.4.2 Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm
atau galam diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0, 5 meter.
5.4.3 Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak dan kuat menahan beban diatasnya.
5.4.4 Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi
pintu untuk memasukkan spasi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang -
sarang kerikil.
5.4.5 Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan
pintu untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu,
kawat pengikat dan lain-lain.
5.5.1 Untuk beton lantai kerja Membuat Lantai Kerja Beton f’c :7,4 Mpa (K175)
5.5.2 Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai beton, memakai
jenis mutu beton f’c : 19,2 Mpa (K225)
5.5.3 Sebelum pengecoran dimulai :
Bekisting harus dibersihkan dari potongan – potongan kayu, potongan –
potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang merusak mutu beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih
dahulu.
Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup
sedemikian rupa, sehingga air semen tidak dapat keluar.
5.5.4 Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu
dinding batu bata atau kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan Maka
sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm,
panjang yang keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama
lain 50 cm.
Angker untuk kosen pintu / jendela / ventilasi / penerangan sesuai gambar
detail.
5.5.5 Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan:
Air adalah 2,5 cm.
Pelat lantai adalah untuk pelat 1.5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk kolom
2,5 cm.
5.5.6 Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin
pengaduk Mollen sampai bahan bersatu menjadi satu warna.
5.5.7 Untuk pengecoran pelat beton dan balok tidak boleh berhenti ditengah-tengah
bentang lapangan.
5.5.8 Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor
danmaksimal sejauh 0,15 x bentang pelat (dihitung dari ujung bawah pelat
terakhir).
5.5.9 Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik tumpuan
(kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0, 15 bentang balok.
5.5.10 Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah
memenuhi syarat dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas
Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
5.5.11 Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih
tinggi dari 2 meter.
5.5.12 Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan yang
masih kena pekerjaan pengecoran lanjutan, maka permukaan beton tersebut
harus dikasarkan dan bidang yang akan diplester atau disambung harus disiram
air semen.
5.5.13 Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama
masa pengikatan. Perawatan tersebut dilaksanakan dengan jalan mengalirkan
air terus menerus pada permukaan beton atau menutup permukaan beton
dengan karung goni atau bahan lain yang dapat basah terus menerus sampai
selesai waktu pengikatan. Apabila ingin mempercepat waktu pengikatan
boleh mempergunakan obat setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas.
5.5.14 Lamanya perawatan adalah sama dengan umur beton yang disesuaikan
dengan ketentuan PBI 1971 dan selama perawatan itu beton tidak boleh
mendapat beban yang berat.
PASAL 6 : PEKERJAAN DINDING
6.2 Plesteran
6.2.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata
bagian luar dan bagian dalam.
6.2.2 Untuk pasangan dinding batu bata dengan spesi 1 PC : 2 Pasir , harus diplester
dengan camp 1 : 2 dengan tebal 15 mm.dan spesi 1PC : 2 pasir untuk
pekerjaan dinding setengah bata digunakan camp 1 : 2 (Trasraam dan WC/KM)
dengan tebal 15 cm.
6.2.3 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan
adukan semen dan air (diaci).
6.2.4 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran
yang kasar / rusak.
6.2.5 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai
kembali untuk plesteran.
6.2.6 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran
tersebut, harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang
sama dengan spesi yang belum dibongkar.
6.2.7 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran
dengan air, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
PASAL 7 : PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA / ATAP
8.1 Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini adalah barang pabrikasi berbahan kaca
bening tebal 5mm ,rangka dan kusen daun alumunium setara perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.2 Untuk pintu memakai alumunium ACP dan pintu wc memakai pintu alumunium
8.3 Pintu panil lanan/double takewood
Dinding Tembok
9.1 Untuk pekerjaan dinding ini, perlu diperhatiakan rencana gambar dan bestek.
9.2 Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ringan tebal 10 dikerjakan, maka harus
diperhatikan sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertikal maupun dengan
bidang lantai, maka harus dijaga kesikuannya.
9.3 Batu bata sebelum dipasang, harus disiram/direndam air terlebih dahulu sampai basah.
9.4 Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus terisi penuh dengan spesi dan
selanjutnya diratakan dan dirapikan.
Plesteran
9.5 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian luar dan
bagian dalam.
9.6 Permukaan dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
9.7 Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran harus diayak dengan ayakan pasir
berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang kasar / rusak.
9.8 Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai kembali
untuk plesteran.
9.9 Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteran yang sudah
selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan spesi yang
belum dibongkar.
9.10 Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus dilaksanakan
perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
10.1 Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
10.2 Lantai pada bangunan menggunakan plat lantai beton f’c 7,4 MPa bertulangan Wiremesh
dengan ketebalan 10 cm.
10.3 Dinding keramik lantai WC/KM 20/25 dan lantai 20/20
10.4 Lantai menggunakan finishing Granit 60x60 (Homogeneous tile) dan pemasangannya
harus betul-betul datar water pass dan tidak boleh ada retak/pecah.
10.5 Pemasangan granit (Homogeneous tile) harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak
lurus.
10.6 Bila terdapat pemasangan granit yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangannya
pada pertemuan sudut lantai dan dinding.
10.7 Setelah selesai pemasangan granit, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen dan
air dengan warna yang sama dengan warna keramik.
10.8 Bila terdapat pemasangan granit lantai yang tidak rata waterpass mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali
sampai permukaan lantai waterpass mendatar dan plit benar-benar lurus.
10.9 Pekerjaan Keramik Setara Garuda
11.1 Semua accesoris penggantung jendela dan pintu lengkap engsel, kunci, Grendel, kait
angin sebagaimana pabrikasi
11.4 Semua bahan-bahan diatas harus berkualitas baik dan sebelum dipasang harus
mendapat persetujuan Direksi.
12.1 Semua alat instalasi listrik disesuaikan dengan gambar/ keperluan, semua harus
berkualitas baik dan dapat persetujuan dari Direksi.
12.3 Perlengkapan listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi Titik Lampu.
Instalasi Stop Kontak.
Saklar Ganda.
Saklar Tunggal.
Lampu LED 9 watt.
Lampu TL
Saklar kipas angin
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang telah disahkan oleh
PLN setempat terdiri dari instalasi listrik dalam lengkap dan instalasi listrik
menyambung antar bangunan.
13.1 Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan plafond yang
tampak dan tidak dilapis , harus dicat.
13.2 Seluruh pekerjaan kayu, kosen, dan pintu panil, harus dicat kilat.
13.3 Sebelum pekerjaan cat dilaksanakan, maka permukaan yang akan dicat,
harusdibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar,
didempul, diplummer dan diampelas rata / licin.
13.4 Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu
dengan maksud mengeringkan permukaan plesteran.
13.5 Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati
petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.
13.6 Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
13.7 Pengertian cat pada pekerjaan ini meliputi bahan emulsi, enamel, vernis, sealer dan lain-
lain.
13.8 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan alkali resistant sealer.
Lapis kedua dengan cat plammur.
Lapis ketiga dan keempat memakai cat.
13.9 Pelaksanaan pekerjaan cat untuk permukaan kayu harus dilaksanakan :
Lapis pertama dicat dengan dana alkyd primer.
Lapis kedua dan ketiga harus dicat dengan cat kilap.
13.10 Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang masa
pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih sesuai dengan aslinya.
13.11 Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu warna,
sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.12 Cat yang digunakan untuk cat tembok setara Mowilex
13.13 Cat yang digunakan untuk bangunan bagian luar menggunakan cat tembok setara
Mowilex
13.14 Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik Bangunan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14.1 Umum.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektri- kal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
14.2 Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas)
bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi /syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :
Instalasi Air Bersih.
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat
- tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat
- tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
Ukuran (dimensi).
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Direksi /
Pengawas.
c. `Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
C. PERATURAN PENUTUP.
C.1 Meskipun dalam rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
pemborong, atau yang harus dibuat, dipasang oleh pemborong tetapi menjadi bagian
dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan – perkataan diatas disepakati dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.
C.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselamatkan oleh
Mandor/ kepala tukang, hal tersebut harus dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata
dalam RKS ini, untuk menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
C.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek,
Pengelola Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang
memuaskan.