Anda di halaman 1dari 6

[PEMB.

GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, MAKASSAR] UMUM

SPESIFIKASI UMUM
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN DAN PERSYARATAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek ini adalah: PEMBANGUNAN RUMAH
SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR, yang
berlokasi di Kompleks Kampus 1 Universitas Alauddin, Jl. Sultan Alauddin Makassar.
b. Yang terdiri dari pekerjaan-pekerjaan, diantaranya; Pekerjaan Struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal dan pekerjaan lain yang tertera didalam gambar. Pekerjaan
tersebut di atas harus selesai tepat waktu, dengan kualitas yang memenuhi ketentuan
sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian Kontraktor, dan pelaksanaannya harus
dilaksanakan berdasarkan :
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan/RKS dan Spesifikasi Teknis.
 Gambar-gambar perencanaan dan detail.
 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan penjelasan tambahan lainnya.
 Petunjuk Konsultan MK/Konsultan Perencana.
 Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.

1.2. PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM


a. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia
(NI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda
setempat lainnya yang berlaku atas jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan
tersebut antara lain :
1) Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan yang digunakan.
2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-2 1971.
3) Tata Cara Perencanaan struktur beton untuk gedung SK SNI-03-2847-2001.
4) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, NI-5 1961.

[ SPESIFIKASI TEKNIS] 1
[PEMB. GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, MAKASSAR] UMUM

5) Standar Perencanaan ketahanan tahan gempa untuk struktur gedung SK SNI- 03-
1726-2002.
6) Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
7) Peraturan Plumbing Indonesia (PPI) tahun 1979.
8) Sistem Plumbing 2000 atau SNI 03-6481-2000
9) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
10) Peraturan/Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987, UDC : 887.2.
11) Peraturan Pelaksanaan Bangunan Jalan Raya (N0. 1)/ST/B.M/72.
12) Tata Cara Perencanaan Struktur baja untuk gedung SK SIN-03-1729-2002.
13) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989.
14) Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas,
maupun standar nasional lainya, maka diberlakukan Standar Internasional atau
persyaratan teknis dari pabrik/produsen yang bersangkutan.
15) Dan lain-lain yang secara nyata termasuk di dalam Dokumen/Gambar, RKS,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan ketentuan-
ketentuan lainya.
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas Kontraktor harus menyediakan :
1) Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai, baik kualitas maupun
kuantitas (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2) Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.
3) Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan didatangkan
tepat waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang mengakibatkan keterlambatan
pada waktu penyerahan pertama.

1.4. SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN


a. Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982) - NI – 3.
b. Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Kontraktor
diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Konsultan

[ SPESIFIKASI TEKNIS] 2
[PEMB. GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, MAKASSAR] UMUM

MK/Konsultan Perencana untuk diminta persetujuannya. Adapun bahan-bahan yang


akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui.
c. Apabila ternyata bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah
disetujui, maka Konsultan MK/Konsultan Perencana berhak menolak/memerintahkan
Kontraktor untuk mengeluarkan bahan-bahan tersebut dari lapangan (tempat pekerjaan)
selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak ditolaknya bahan tersebut.
d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh Konsultan
MK/Konsultan Perencana, apabila ternyata Kontraktor tetap menggunakan bahan-bahan
tersebut di atas baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi/Konsultan MK
berhak membongkar pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dengan biaya
dibebankan kepada Kontraktor.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara Direksi
dengan Kontraktor. Kontraktor diwajibkan memeriksa kualitas-kualitas bahan itu ke
Lembaga Penelitian Bahan Bangunan di Makassar, atau ditempat lain yang disetujui oleh
Konsultan MK/Konsultan Perencana, dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor. Dalam
jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan tersebut, Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan bahan bangunan
tersebut didalam pekerjaannya.

Pasal 2
SITUASI
2.1 Pekerjaan ini terletak di Komplek Kampus Universitas Islam Alauddin, Jl. Sultan Alauddin
Makassar, seperti yang tertera dalam gambar situasi/tapak.
2.2 (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya.
Untuk itu Kontraktor harus meneliti keadaan tapak, terutama keadaan tanah (kontur,
letak bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain yang dapat
mempengaruhi harga penawarannya.
2.3 Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam mengevaluasi keadaan lapangan, segala
sesuatunya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alas an untuk
mengajukan tuntutan.

Pasal 3
[ SPESIFIKASI TEKNIS] 3
[PEMB. GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, MAKASSAR] UMUM

UKURAN/DIMENSI
3.1 Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan mutlak
harus ditepati.
3.2 Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :
 Milimeter (mm)
 Centimeter (cm)
 Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan/ketentuan umum yang
berlaku.
3.3 Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam jenis yang
sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar (gambar
detail).
3.4 Bila ada perbedaan, ketidak-sesuaian atau keraguan di antara gambar kerja yang tidak
bisa diatasi menurut point no. 3 di atas, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan MK/Konsultan Perencana untuk diberi keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.
3.5 Sinkronisasi antara gambar, Spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya Pekerjaan)
diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak saling menghilangkan,
demikian pula gambar-gambar, antara gambar Arsitektur, Sipil, Struktur, Elektrikal dan
Mekanikal adalah saling melengkapi dan tidak saling menghilangkan.

Pasal 4
LETAK BANGUNAN
Keterangan mengenai letak bangunan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal
pelaksanaan harus diadakan pengukuran dulu dibawah pengawasan Konsultan MK dan
Konsultan Perencana.

Pasal 5
TINGGI LANTAI (PEIL)

[ SPESIFIKASI TEKNIS] 4
[PEMB. GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, MAKASSAR] UMUM

5.1 Sebagai ukuran tinggi lantai diambil ± 0,00 sama dengan bangunan yang telah ada yang
ditentukan oleh Konsultan MK dan Konsultan Perencana, atau sesuai dengan penjelasan
pekerjaan/aanwijzing.
5.2 Ukuran yang merupakan tanda tetap, tidak boleh berubah letak dan ukurannya. Dengan
ini tanda tersebut harus dibuat dengan beton atau tembokan yang harus dijaga dan
dipelihara selama pelaksanaan dan sampai pekerjaan selesai.
5.3 Supaya dibuat beberapa tempat patok duga juga untuk ordinat/koordinat dan elevasi
yang dibuat dari patok beton yang kuat dan terpelihara sehingga bangunan tidak
kehilangan ukuran awal.
5.4 Pengukuran dan penentuan tinggi peil dilaksanakan dengan peralatan waterpass dan
teodolith yang sebelumnya sudah dikalibrasi dengan mengacu pada gambar rencana.
5.5 Hasil pengukuran tersebut diserahkan kepada Konsultan MK/Konsultan Perencana untuk
5.6 kemudian dievaluasi dan diputuskan.

Pasal 6
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN KERJA/ASTEK
Kontraktor harus mengasuransikan staf dan pekerja termasuk tenaga lapangan dan tenaga
Konsultan MK yang terlibat dalam pekerjaan ini, sesuai dengan masa berlakunya pekerjaan
yang disepakati.

Pasal 7
RENCANA KERJA
Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
masaberlakunya pekerjaan yang disepakati dan disetujui oleh Konsultan MK/Konsultan
Perencana.

Pasal 8
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
[ SPESIFIKASI TEKNIS] 5
[PEMB. GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, MAKASSAR] UMUM

Kontraktor diwajibkan membuat laporan-laporan harian mengenai pekerjaan yang dilaksanakan


dan tenaga kerja/alat yang digunakan. Laporan mingguan dan bulanan harus dibuat kontraktor
sesuai dengan kemajuan pekerjaan serta rencana kerja, semua laporan tersebut harus
dikonsultasikan dan disetujui oleh Konsultan MK/Konsultan Perencana.

Pasal 9
GAMBAR-GAMBAR
Kontraktor diwajibkan membuat gambar shop drawing sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan dengan persetujuan konsultan MK/Konsultan Perencana. Setelah pekerjaan yang
dilaksanakan selesai, maka kontraktor diwajibkan membuat as-built drawing yang disetujui dan
diperuksa oleh Konsultan MK/Konsultan Perencana. Kemudian diserahkan kepada User sebagai
arsip/dokumen kelengkapan gedung.

[ SPESIFIKASI TEKNIS] 6

Anda mungkin juga menyukai