Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN KAWASAN PEMUKIMAN


KABUPATEN TEMANGGUNG
Jl. Pahlawan No. 21 Temanggung 56226 Telepon (0293) 49122 Faksimili (0293) 492421
========================================================

SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN/PEKERJAAN

Untuk
PEKERJAAN PEKERJAAN KONSULTAN PERENCANAAN PAKET 1
KEGIATAN DED PEMBANGUNAN TROTOAR
KABUPATEN TEMANGGUNG

Proyek/Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman


Departemen/Lembaga/Pemda : Kabupaten Temanggung
Tahun Anggaran : 2019
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
(SPESIFIKASI)

Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Pasal 1. Penjelasan Umum

1.1. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan ini telah diatur dalam bab-bab sebelumnya,
sedangkan bentuk bangunan yang dimaksud, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam pasal demi pasal di bawah ini.

1.2. Lingkup pekerjaan yang dimaksud secara garis besar adalah :


A PEKERJAAN PERSIAPAN
B PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PASANGAN
- Pasangan Batu Belah
C - Kasntin
- Keramik
- Guiding Block
D PEKERJAAN PENGECATAN
E PEKERJAAN PELENGKAP

1.3. Seluruh jenis pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan uraian-uraian
lain yang tercantum dalam Dokumen Pelelangan/Perencanaan/Bestek serta berdasarkan
ketentuan pada :
a. Ketentuan perubahan/tambahan penjelasan maupun gambar susulan yang dimuat dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Petunjuk/perintah Direksi/Pengawas selama dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Mengikuti persyaratan Standard Nasional Indonesia (SNI), Standard Konsep Nasional
Indonesia (SK-SNI), Normalisasi Indonesia (NI), Standart Industri Indonesia (SII) serta
Peraturan-peraturan Nasional dan Internasional lain yang berhubungan dengan Pekerjaan
ini:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2010
Tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
8. Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1983)
9. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1973)
10. NSPM lainnya yang dapat diterapkan di Indonesia dan tidak menyimpang
11. Perencanaan trotoar juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan lingkungan
sekitar.

1.4. Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ini adalah termasuk juga mendatangkan,


mengangkut dan mengerjakan bahan-bahan sampai selesai.

1.5. Pemborong harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaannya dalam keadaan selesai dalam
keadaan baik termasuk kebersihan lokasi/lingkungannya.

1.6. Perbedaan ukuran


Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara :
a. Gambar rencana dan Detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih
besar.
b. Bilamana terdapat perbedaan antara gambar dengan bestek, harus dilaporkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
1.7. Merk Dagang
Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini
dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk, model, mutu, jenis dan
sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merk yang mengikat. Penyedia Jasa
Konstruksi dapat mengusulkan minimal 2 merk dagang lain yang setara sekualitas setelah
mendapat persetujuan dari direksi pelaksana.
Dalam hal disebutkan 2 (dua) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama, maka
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya (bukan setara)
untuk diperiksa dan disetujui direksi.

1.8. Syarat Pemeriksaan Bahan


a. Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3.
b. Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Direksi untuk
diminta persetujuannya. Adapun bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan
contoh-contoh yang telah disetujui.
c. Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui, maka
Direksi berhak menolak / memerintahkan Penyedia Jasa Konstruksi untuk mengeluarkan
bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan) selambat lambatnya 2 x 24 jam sejak
ditolaknya bahan-bahan tersebut.
d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh Direksi, apabila
ternyata Penyedia Jasa Konstruksi tetap menggunakan bahan-bahan tersebut diatas baik
secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi berhak memerintahkan Penyedia Jasa
Konstruksi untuk membongkar pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dengan
biaya dibebankan kepada Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara direksi dengan
Penyedia Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memeriksa kualitas kualitas
bahan itu ke Lembaga Penelitian Bahan Bangunan terdekat dan sekitarnya, atau ditempat
lain yang disetujui Direksi Pelaksana, dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa
Konstruksi. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum
diperoleh hasil pemeriksaan tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan
menggunakan bahan bangunan tersebut didalam pekerjaannya.
1.9. SITUASI
1. Pekerjaan berlokasi diKabupaten Temanggung, dengan Site plan seperti yang tertera dalam
gambar situasi / tapak.
2. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi, sebagaimana
keadaannya. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti keadaan tapak, terutama
keadaan tanah (kontur, letak bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-
lain yang dapat memperngaruhi harga penawarannya.
3. Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia Jasa Konstruksi dalam mengevaluasi keadaan
lapangan segala sesuatunya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

Pasal 2. Pekerjaan Persiapan

2.1 Lahan tempat akan didirikan bangunan harus dibuat bowklaar ( siap bangun ),
dibersihkan dari segala macam kotoran, semak, rumput, tanaman dan perakarannya serta
diratakan dengan urugan dan atau keprasan.
2.2 Kontraktor harus mendirikan bangunan yang digunakan untuk :
Gudang bahan bangunan yang tertutup rapat dan dapat dikunci, berikut brak kerja/anjap kerja.
Ruang direksi yang berisi :
- 1 stel meja tulis
- 1 buah almari / tempat penyimpan buku dan gambar
- 1 buah buku Direksi
- 1 buah buku tamu
- 1 buah buku laporan tenaga
- 1 buah buku laporan bahan
- 1 buah buku laporan cuaca
- Softboard untuk memasang gambar kerja.

Bangunan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan, dengan pintu dan jendela yang dapat
dikunci dan lantai floor.
2.3 Menyiapkan Patok dan bouwplank.
a. Patok untuk petunjuk as, titik duga dan lain-lain dibuat dari kayu tahun yang baik dan
kering ukuran 5 x 7 x 100 cm dan dimenie.
b. Bouwplank dibuat dari papan kayu tahun yang baik, diserut rata bagian atasnya,
dipasang di sekeliling lahan bangunan (tanpa putus) pada patok kayu yang tertancap kuat,
tidak mudah bergerak ataupun berubah kedudukannya, dengan ketinggian yang
menunjukkan tinggi lantai bangunan atau titik 0,00 dari bangunan tersebut.
2.4 Papan nama proyek dibuat dari papan tripleks dengan redaksi sesuai dengan nama kegiatan.
2.5 Kerusakan jalan masuk menuju lokasi/tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, untuk itu diharuskan
minta ijin kepada pemilik lokasi yang bersangkutan, untuk mendapatkan dispensasi menuju
lokasi.Pelaksana pekerjaan menyiapkan shoop drawing , MC-0 beserta back up volume.
2.6 Syarat pelaksanaan :
a. Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta keselamatan
pengguna jalan.
b. Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan kembali
sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan memberi catatan tentang cacat dan rusak
atas persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
c. Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali dan menyimpannya
pada tempat yang aman.
d. Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu tahapan pekerjaan
selanjutnya dan lingkungan sekitar.
e. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab Penyedia.
f. Pekerjaan Pengukuran merupakan pekerjaan awal yang dilaksanakan sebelum dimulainya
pekerjaan utama, pengukuran ini menggunakan alat ukur waterpas atau Theodolith.
Lokasi yang telah diukur dipasang patok-patok untuk menentukan elevasi. yang dibuatkan
kedalam Mutual Chek Nol (MC-0) Hasil pengukuran tersebut dituang kedalam gambar
kerja (Sub Drawing) yang dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan. Dan
pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan gambar kerja ( Sub Drawing) serta
petunjuk dari Direksi pekerjaan. Pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan akan diukur
kembali untuk mencek hasil pekerjaan, dimana hasil pengukuran ini nantinya dipakai
sebagai Asbuilt Drawing (MC-100). Adapun hal-hal yang dilakukan untuk pekerjaan
pengukuran adalah sebagai berikut :
- Sebelumnya telah mengajukan Surat Permohonan Ijin kepada PPK untuk memulai
pekerjaan dilapangan dan pemberitahuan untuk mulai pelaksanaan pekerjaan awal
yang tembusannya disampaikan kepada pihak-pihak yang berkaitan
- Mempersiapkan berita acara pengukuran bersama yang ditandatangani antara direksi
pengawas dengan penyedia jasa dan diketahui oleh PPK
- Pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pekerjaan dengan semua keterangan-
keterangan peil exsisting.
- Ukuran-ukuran dilapangan yang tidak sama dengan ukuran-ukuran gambar rencana
akan kami laporkan kepada direksi
- Bahan yang disiapkan untuk menunjang pekerjaan pengukuran adalah kayu usuk, cat
warna, benang, paku dan papan
- Alat yang digunakan untuik menunjang pelaksanaan pekerjaan penguran adalah Alat
ukur Waterpas atau Theodolith, meter rol, meteran kecil, gergaji, palu besar, palu
kecil, bendo, linggis.
- Tenaga kerja yang terlibat adalah Direksi, Pelaksana, Kepala tukang, Tukang kayu,
Pekerja.
g. Sebelum pekerjaan kami mulai maka kami akan melaksanakan pekerjaan pembersihan
dilokasi pekerjaan terlebih dahulu melaksanakan pekerjaan pembersihan dan pengecekan
lapangan. Lingkup-lingkup pekerjaan persiapan diantaranya memuat pekerjaan sebagai
berikut :
- Pada umumnya tempat-tempat yang akan dijadikan lokasi pelaksanaan pekerjaan
dibersihkan dari semua tumbuhan, termasuk pohon-pohon, akar-akaran sampah-
sampah, semak belukar dan atau barang-barang yang sekiranya akan mengganggu
pada saat pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan tersebut dibuang ketempat yang telah
ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan
- Pekerja akan kami persiapkan tempat tersendiri untuk menginap dan penyimpanan
bahan material ataupun peralatan kerja.
h. Dokumentasi
- Dokumentasi Foto dokumentasi akan diambil pada kondisi sebelum pekerjaan dimulai
(0 %) dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan (50%) serta pekerjaan selesai
dilaksanakan (100%). Pengambilan foto dilakukan pada posisi pengambilan yang sama
sehingga dapat menghasilkan Dokumentasi yang menggambarkan proses pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai selesai.
i. Mobilisasi Demobilisasi
- Mendatangkan (mobilisasi) alat sesuai kebutuhan dilokasi pekerjaan.
- Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas alat peralatan
yang akan digunakan kepada pengawas lapangan ataupun kepada konsultan
pengawas lapangan
- Sebelum dilakukan mobilisasi, memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap
jenis / kapasitas alat peralatan yang akan digunakan
- Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor
j. Papan Nama
- Papan nama kegiatan dibuat dari bahan multiplek yang dipasang berdiri dengan
menggunakan kayu usuk, yang dicat putih sebagai warna dasar dan di beri
keterangan-keterangan tulisan, kata dan ukuran papan nama kegiatan berdasarkan
petunjuk direksi. Letak pemasangan papan nama kegiatan dipasang pada tempat-
tempat yang strategis sehingga masyarakat dapat melihat dan membaca sebagai
informasi.
Pasal 3. Tempat Titik Duga Dan Ukuran-Ukuran

3.1. Titik duga (peil +0.00) akan ditentukan kemudian oleh Staf Teknis/Pengawas Lapangan dan
Konsultan pengawas.
3.2. Ukuran-ukuran tinggi dan panjang telah ditetapkan dalam gambar kerja dengan catatan :
b. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar satu dengan yang lain, yang mengikat
adalah ukuran pada gambar yang berskala lebih besar.
c. Jika terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, pelaksana harus
berkonsultasi dengan Konsultan pengawas.
d. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan sepanjang pelaksanaan
pekerjaan, menjadi tanggung jawab Kontraktor pelaksana.
e. Penetapan ukuran dan sudut siku bangunan agar diperhatikan ketelitiannya.

Pasal 4. Pekerjaan Tanah

4.1 Lingkup pekerjaan


a. Galian Tanah
b. Urugan Tanah Kembali
c. Urug Sirtu Padat
d. Urugan Pasir Bawah Lantai Kerja

4.2 Pekerjaan Galian


a. Pekerjaan galian untuk semua lobang baru boleh dilakukan setelah papan patok dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi dan konsultan
pengawas.
b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja, untuk hal
ini diadakan pemeriksaan oleh direksi dan konsultan pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan
dibersihkan dari segala kotoran.
d. Kelebihan tanah bekas galian harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan sehingga antara
bouwplank dan galian bebas dari timbunan tanah dan tidak menganggu pelaksanaan
pekerjaan.
e. Kontraktor harus menyediakan pompa air yang dapat bekerja terus menerus, untuk
menjaga kemungkinan terjadinya terkumpulnya air baik pada saat dilaksanakan
penggalian maupun pekerjaan pasangan pondasi.

4.3 Pekerjaan Sirtu


a. Urugan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis, mencapai tebal yang disyaratkandi gambar
b. setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat pemadat
c. pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum

4.4 Pekerjaan Urugan


a. Pekerjaan urugan tanah dikerjakan untuk pengurugan kembali lubang pondasi, pengurugan
untuk perataan lahan bangunan dan pengurugan perataan dalam bangunan.
b. Pengurugan kembali galian pondasi dikerjakan setelah pekerjaan pasangan pondasi
diperiksa dan disetujui oleh direksi/konsultan pengawas.
c. Tanah yang dipergunakan untuk urugan harus dibersihkan dari segala macam kotoran
organik maupun anorganik.
d. Pekerjaan urugan tanah harus diikuti dengan pemadatan hingga mencapai ketebalan
yang disyaratkan dalam gambar kerja.
e. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan dengan mesin pemadat ( stampler ) dan
tidak dibenarkan hanya menggunakan alat timbris, kecuali pada bagian - bagian tertentu.

4.5 Urugan Pasir


a. Urugan pasir bawah pondasi dikerjakan di bawah pasangan batu kosong.
b. Urugan pasir bawah lantai dikerjakan di bawah pasangan lantai kerja dan lantai rabat
beton.
c. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan tahap demi tahap disertai pemadatan dengan disiram
air sampai benar benar jenuh, hingga mencapai ketebalan yang ditentukan dalam
gambar kerja.

Pasal 5. Pekerjaan Pasangan

5.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :


a. Lantai Kerja Beton Mutu K100
b. Pasangan Pondasi Batu Kali 1Pc : 6Ps
c. Pasangan Batu Bata 1Pc : 6Ps
d. Plesteran 1Pc : 6Ps
e. Pasang Keramik Texture 30 x 30 cm
f. Pasang Guding Block 30 x 30 cm
g. Pemasangan 1m’ Kanstin Beton K300
h. Saluran Buis Beton U-30 K175

5.2 Pekerjaan Lantai Kerja Beton Mutu K100


Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan
maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok
terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split
menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau
dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah.
a. Beton Tipe-3 menggunakan campuran beton fc’ 7,4 Mpa (K-100) atau setara 1PC : 2PB :
3Kr. Beton terdiri dari campuran Pasir Beton, Portland Cement/PC dan Kricak ( Split ) 2/3
dan air. Sebelumnya akan dilaksanakan percobaan untuk menentukan perbandingan
material berbutir halus dan material kasar, prosentase semen dan nilai air semen.
b. Sebagai persiapan lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya.
c. Alat-alat pelindung diri bagi para pekerja seperti helm, sepatu safety dan lainnya harus
digunakan untuk mencegah adanya resiko kecelakaan kerja saat pengecoran.
d. Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat.
Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram dengan calbond atau
air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
e. Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung pada
tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting. Tinggi jatuh
beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi pemisahan antara
batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
f. Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai.
Selang vibrator dibenamkan sampai bates kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak
terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup (shutter) kecuali
penutup dari beton.
g. Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis dan apabila telah selesai
dapat dilanjutkan dengan pengukuran kuantitas kerja guna dituangkan dalam sertifikat
pembayaran.

5.3 Pondasi batu belah :


a. Galian tanah pondasi yang telah mencapai peil yang direncanakan diurug dengan
pasir yang dipadatkan setebal 10 cm, kemudian dipasang aanstamping batu belah ukuran
15/20 cm yang dipasang tegak dan diisi dengan pasir serta disiram air untuk
mendapatkan kepadatan pasir yang disyaratkan.
b. Pasangan pondasi batu belah dikerjakan di atas pasangan aanstamping dengan spesi 1pc :
6ps, menggunakan batu belah dengan tiga muka pecahan.
c. Setelah pasangan pondasi yang telah selesai dikerjakan diperiksa Direksi, sisa
lubang galian diurug dengan tanah urug dan dipadatkan.

5.4 Dinding batu bata /batu merah :


a. Pasangan batu bata dengan adukan 1pc : 6psr dipergunakan pada:
- Dinding batu bata di atas beton sloof setinggi 30 cm.
- Dinding batu bata di atas beton sloof setinggi 150 cm (untuk dinding KM/WC)
- Pada pasangan rollag di atas kosen-kosen dengan bentangan <110 cm.
- Bagian–bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk
PPTK/Konsultan Pengawas.
b. Pasangan batu bata dengan campuran 1pc : 6ps dipasang untuk pasangan batu bata di atas
pasangan 1pc : 6psr.
c. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
d. Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap sampai setinggi 100 cm diikuti
dengan cor kolom praktis ditunggu sampai kuat betul minimal 1 (satu) hari untuk
pasangan berikutnya.
e. Batu bata yang kurang dari ½ ( setengah ) tidak boleh dipasang kecuali pada bagian-
bagian yang membutuhkan.
f. Pasangan batu bata yang telah selesai dikerjakan harus terus menerus dibasahi air selama
7 (tujuh ) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.

5.5 Plesteran pasangan :


a. Pada dasarnya spesi untuk plesteran tembok, sama dengan campuran spesi
pasangannya.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak
cepat kering dan tidak retak-retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester permukaannya harus dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan plesteran harus benar-benar halus sehingga bidang plesteran tidak pecah-pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1cm, kecuali
plesteran beton tebal maksimum 1cm.
f. Plesteran difinish dengan acian PC, kemudian digosok berulang-ulang sehingga
hasil acian halus, rata dan tidak terjadi retak-retak atau pecah.
g. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1pc : 6psr.
h. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang rata, halus, tidak
bergelombang, difinish dengan acian dan diberi sponengan.

5.6 Saluran :
a. Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan
garis dan elevasi dan detil lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar, atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1,
Pekerjaan Beton. Bagian permukaan dari saluran terbuka berbentuk U atau bagian
permukaan pelat penutup harus dilaksanakan dengan profil yang rata, elevasi akhir
lapangan harus sesuai dengan rencana serta terhadap elevasi akhir dari perkerasan atau
permukaan dari kerb mempunyai toleransi ±1 cm. Saluran beton dapat dicor di tempat
atau dengan pracetak. Pelat penutup harus dibuat sebagai unit pracetak dan dapat
dipindahkan.
b. Untuk saluran yang dicor di tempat, Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan untuk
menggunakan sisi galian sebagai pengganti cetakan.
5.7 Pekerjaan Pas. Rabat beton 5 cm K 100
a. Bahan yang digunakan untuk mencampur beton, harus memenuhi spesifikasi dan
ketentuan
b. Untuk lantai kerja di buat dengan ketebalan sesuai rencana
c. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran 1 PC: 3 Psr: 5 Krl atau K 100
d. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan
e. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran
f. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bija juga di buat dengan kepalaandengan jarak 1 m untuk leveling lantai kerja
g. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember
h. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian telah ditentukan dengan melakukan tarikan benang dari
patok level satu dengan yang lainnya.
i. Permukaan rabat di buat halus

5.8 Pekerjaan Pas. Keramik Texture


a. Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan merendam sampai jenuh air, kemudian
ditiriskan berbaris sampai kering.
c. Agar adukan/campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan atau keramik dan,
maka sebelum pemasangan, seluruh permukaan atas keramik/ granit harus diolesi minyak
kacang.
d. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar kerja /Shop Drawing atau
sesuai dengan petunjuk Direksi.
j. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.Hasil pemotongan harus siku dan lurus
(tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga
membentuk pinggiran yang serupa dengan sebelum dipotong.
k. Pemasangan ubin keramik.harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat pada peil
finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam
Gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 % untuk setiap 2.00 m2
l. Garis-garis tepi ujung keramik yang terbentuk maupun sia-siar harus lurus. Lebar siar
untuk keramik harus sama yaitu lebar maksimum 3 mM dengan kedalaman 2 mM . Bahan
pengisi siar adalah seperti yang tercantum didalam pasal 4 butir 2.6.
m. Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar
didapatkan hasil yang baik . sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus
berssih dari debu dan kotoran lainnya. Pembersihan segera dilaksanakan sebelum menjadi
keras/ kering dengan lap basah.
n. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk
perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
o. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan/
pemberian beban.
p. Bila terjadi kerusakan /cacat, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung-jawab
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
q. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah
harus terpasang pada tempatnya.
r. Kontraktor harus mempelajari Gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing
dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan Pengawas.
s. Lantai Dasar.
Khusus untuk lantai dasar , maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai berikut :
- Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan rata
waterpass. Persyaratan pelaksanaan pengurugan dan pemadatan tanah harus mengikuti
uraian pada BAB pekerjaan tanah.
- Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan tidak
berongga dan rata waterpass. Ketebalan lapisan pasir 10 cM atau sesuai dengan
Gambar kerja.
- Selanjutnya adalah lapisan lantai kerja beton tumbuk. Pembuatan lapisan beton tumbuk
harus sesuai dengan persyaratan seperti tercantum dalam Seksi 3.1
- Adukan adalah 1 PC : 4 PP terkecuali untuk daerah basah, area dapur, aduk plesteran
adalah untuk kedap air yaitu 1 PC : 3 PP.

- Persyaratan pekerjaan adukan harus mengikuti uraian pada Pasal 1 Pekerjaan Adukan
dan Campuran. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
dengan seksama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum dalam
Gambar kerja.
- Permukaan jadi/finishing lantai harus menunjukkan tepat pada peil finish ataupun
kemiringan yang disyaratkan.

5.9 Pekerjaan Pas. Guiding Block


Guiding Block atau jalan pemandu, yaitu tanda yang dikhususkan untuk penyandang
disabilitas khususnya untuk saudara kita yang tunanetra. Hal itu diterapkan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 tahun 2006 tentang pedoman
teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan dan lingkungan. Selain di statsiun, garis
kuning ini sering di temukan di trotoar, perkantoran terminal dan fasilitas umum lainnya.

5.10 Pekerjaan Pas. Kastin Beton Ukuran 15.20x30x50


a. Cleaning (Pembersihan) lapangan area untuk pekerjaan kanstin, pastikan permukaan
tanah sudah rata dan padat.
b. Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan pemasangan
secara acak.
c. Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m
sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau
konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola tetap dapat
dipertahankan.
d. Pada pemasangan kanstin berikan jarak 1 – 2 cm untuk spasi antar kanstin.
e. Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang
baik pemasangan kanstin harus mengikuti alur pemasangan kanstin.
f. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
g. Pola Pemasangan kanstin harus sesuai urutan secara teratur agar pemasangan dapat
tersusun rapi dan baik.
h.

Pasal 6. Pekerjaan Pengecatan

6.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :


Pengecatan Kanstin
6.2 Pekerjaan Pengecatan Kastin
a. Bersihkan permukaan kanstin dari debu dan kotoran dengan kain
b. Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian kanstin yang retak dan kurang rata
dengan plamir, tunggu sampai kering. Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan
amplas.
c. Cek apakah permukaan kanstin sudah rata.
d. Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
e. Lakukan pengecatan dasar dengan kuas.
f. Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish
dan hasilnya benar-benar rata.

Pasal 7. Bahan-Bahan Dan Alat Bangunan

7.1 Ketentuan Umum


a. Yang dimaksud dengan bahan bangunan adalah semua material yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, seperti yang tertera dalam uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan serta gambar kerja.
b. Semua bahan yang diperlukan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi
Bahan Bangunan pada umumnya.
c. Semua bahan-bahan ataupun yang diperlukan harus dengan ketentuan-ketentuan.
Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNI-04-1989-F atau ketentuan yang sudah diatur
dalam bidang pekerjaan.
d. Pembangunan pada umumnya semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai,
dipasang ataupun dikerjakan dalam pembangunan, termasuk material bekas bongkaran
yang akan dipergunakan lagi, ini harus dikonsultasikan dahulu dengan PPK/Konsultan.
- Bahan alat-alat perlengkapan yang telah dibeli oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini,
diletakkan ditempat yang mudah diperiksa oleh PPK/Konsultan. Kontraktor wajib
mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan tersebut terlaksana.

7.2 Air Untuk Pembangunan :


Untuk pembangunan, air yang digunakan harus air tawar yang bersih, bebas dari
mineral, bebas zat organik, bebas lumpur dan larutan alkali.

7.3 Semen Portland :


Untuk beton struktur dipakai sekualitas semen Dynamix/ Gersik/ Tiga Roda yang memenuhi
persyaratan SNI.
7.4 Pasir, Split dan begesting :
a. Pasir harus bersih, bebas kotoran, kualitas setara dengan pasir Muntilan/Merapi.
b. Split harus pecahan dan bebas dari kotoran.
c. Begesting dari kayu tahun yang tua, kuat dan cukup tebal, sesuai dengan PBI 1971.

7.5 Kayu
a. Untuk semua pekerjaan harus digunakan kayu kualitas baik, kering, tua serta lurus.
Kayu jenis
b. Bangkirai dan Kruing yang dipergunakan memenuhi persyaratan : SNI 03-2445-1991
dan SNI 03-3527-1994.

7.6 Batu Bata dan Kapur


Menggunakan batu bata dari persetujuan PPK dan Kapur harus yang berkualitas baik
dan memenuhi syarat SNI 03-2097-1991.

7.7 Profil Beton


Produk dalam negeri, bentuk dan variasinya sesuai gambar dan atau petunjuk Konsultan
Pengawas.

7.8 Keramik
Produk dalam negeri kualitas Mulia/ Platinum/ Roman yang merknya akan ditentukan
kemudian oleh PPK/Konsultan Pengawas. Untuk itu Kontraktor mengajukan contoh-
contoh keramik-keramik pabrik tersebut di atas, sesuai dengan SNI 03-0028-1987.

7.9 Lain-lain :
a. Semua bahan dan alat yang akan dipergunakan pada pekerjaan bangunan ini harus
produksi dalam negeri dan sebelum dipergunakan harus seijin PPK.
b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan bahan tersebut akan ditolak
dan atau dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah PPK dengan segala resiko
Kontraktor.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan bangunan yang
dipergunakan, maupun atas hasil pekerjaan, biaya pemeriksaannya ditanggung Kontraktor.
d. Kontraktor membuat laporan ; harian, mingguan, cuaca, tenaga, bahan material dan asbuilt
drawing.
e. Spesifikasi teknis bahan/ barang :
No Bahan/barang Spesifikasi Teknis/Merk Dukungan Brosur
1. Guiding Block Sekualitas/ Setara : Pabrikasi Ya Ya

2. Kanstin Pabrikasi K- 300 Ukuran Dukungan Ya


15.20x30x50 : Aldas/ Mutiara/ ABC Pabrikan
dilampiri
hasil uji lab
2 tahun
terakhir
3. Semen /PC Standart SNI Merk : Dynamix/ - -
Gresik/ Tiga Roda

4. Keramik Lantai Platinum/ Mulia/ Roman Ya Ya


(distributor
/Toko)
5. Pengecatan Dulux/ Mowilex/ Jotun - -

Konsultan Perencana PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


CV. KARISMA PERSADA

ARIF SETYONO, ST. MUH JUMANI


Direktur NIP : 19650520 198603 1 011

Anda mungkin juga menyukai