Anda di halaman 1dari 47

PT.

LINGGAR JAYA KONSULTAN


PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA


LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI
MUKOMUKO

PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN


PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

BAB 1
SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Paket Pekerjaan


Kegiatan ini bernama “ Pembangunan Sarana Lingkungan Pengadilan negeri Mukomuko” .

1.2. Untuk pelaksanaan tersebut Penyedia hendaknya menyediakan :


a. Tenaga kerja dan tenaga ahli yang sepadan dengan jenis dan lingkup pekerjaan.
b. Bahan, peralatan kerja dan segala keperluan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
bangunan.

1.3. Lingkup Pekerjaan perencanaan gedung ini terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu
:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur

1.4. Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu, dengan kualitas yang
memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian Penyediaan, dan
pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan/RKS dan Spesifikasi Teknis.
b. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan penjelasan tambahan lainnya.
d. Petunjuk Konsultan pengawas/Konsultan Pengawas.
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

PASAL 2
SYARAT- SYARAT UMUM

2.1. Peraturan- Peraturan Umum


Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Nasional
Indonesia (SNI), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda setempat lainnya yang berlaku atas
jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan tersebut antara lain :

1. Tata cara perencanaan struktur beton untuk Gedung, SNI-03-2847-2019

2. Standar Perencanaan ketahanan tahan gempa untuk struktur gedung SK SNI 1726-2019.

3. SNI 7869-2015: Ketentuan Seismik untuk struktur Baja Bangunan Gedung. SNI
4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, SNI 1727-2019 atau tahun terbaru.
5. Sistem proteksi petir pada bangunan, SNI 03-7015-2004
6. Tata cara perencanaan proteksi bangunan dan peralatan terhadap sambaran petir, SNI 03-6652-
2002
7. Spesifikasi bahan bangunan
- Peraturan Cement Portland Indonesia, SNI 2049-2015.
- Spesifikasi bahan bangunan bagian a (bahan bangunan bukan logam), SNI 03-6861.1-2002
- Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M - 13, IDT), SNI 8321-2016
- Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen,
SNI 03-6820-2002
- Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding SNI 8640-2018
- Spesifikasi beton struktural, SNI 6880-2016
- Ubin keramik - Definisi, klasifikasi,karakteristik dan penandaan, SNI ISO
- 13006:2010
8. Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas, maupun
standar nasional lainya, maka diberlakukan Standar Internasional atau persyaratan teknis dari
pabrik/produsen yang bersangkutan.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

9. Dan lain-lain yang secara nyata termasuk di dalam Dokumen/Gambar, RKS, Spesifikasi Teknis,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/ Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan lainya.

2.2. Merek Dagang


a. Merek-merek dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam Persyaratan Teknis
ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk, model, mutu, jenis
dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merek yang mengikat.
b. Penyedia dapat mengusulkan merek dagang lain yang setaraf (sekualitas) setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas/Konsultan Pengawas.
c. Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama,
maka Penyedia diwajibkan untuk mengajukan salah satu merk/produk untuk diperiksa
dan disetujui Konsultan pengawas/Konsultan Pengawas.

2.3. Syarat Pemeriksaan Bahan


a. Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Penyedia diwajibkan
menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas/Konsultan Pengawas
untuk diminta persetujuannya.
b. Adapun bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh- contoh yang telah
disetujui.
c. Apabila ternyata bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui, maka
Konsultan pengawas/Konsultan Pengawas berhak menolak/memerintahkan Penyedia untuk
mengeluarkan bahan-bahan tersebut dari lapangan (tempat pekerjaan) selambat-lambatnya
2 x 24 jam sejak ditolaknya bahan tersebut.
d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh Konsultan
pengawas/Konsultan Pengawas, apabila ternyata Penyedia tetap menggunakan bahanbahan
tersebut diatas baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi/Konsultan pengawas
berhak membongkar pekerjaan yang menggunakan bahanbahan tersebut dengan biaya
dibebankan kepada Penyedia.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara Direksi dengan
Penyedia. Penyedia diwajibkan memeriksa kualitas- kualitas bahan itu ke Lembaga Penelitian
Bahan Bangunan di Bandung atau ditempat lain yang disetujui oleh Konsultan
pengawas/Konsultan Pengawas, dengan biaya ditanggung oleh Penyedia. Dalam jangka waktu
2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan tersebut, Penyedia
tidak diperkenankan menggunakan bahan bangunan tersebut didalam pekerjaannya.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

2.4. Gambar- Gambar Kerja


a. Gambar- gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia barang/
jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar- gambar
tersebut adalah gambar- gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan- perubahan dan
merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan.
b. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/ jasa
harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan- perhitungan berhubungan dengan gambar tersebut.
c. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar- gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca, dan merupakan hasil
revisi terakhir.
d. Untuk pekerjaan yang memerlukan gambar detail, bagian gambar yang belum tersedia
gambar detailnya harus dibuat Penyedia sendiri dan dimintakan persetujuannya kepada
pengawas Direksi lapangan.
e. Apabila terhadap ketidaksesuaian antara gambar pelaksanaan (gambar bestek) dengan
gambar detail maka gambar detail yang lebih mengikat.
f. Apabila terdapat ketidaksamaan antara gambar dengan keadaan di lapangan,
Penyedia harus memberitahukannya kepada Direksi untuk penentuan lebih lanjut.
g. Disamping gambar konstruksi yang telah ada gambar revisi / perubahan / penyempurnaan
selama pelaksanaan yang mungkin ada, apabila sudah disetujui oleh Pemimpin Proyek,
mengikat untuk penyelesaian pekerjaan.
h. Pekerjaan yang dilaksanakan tidak berdasarkan gambar yang telah disetujui oleh Pemimpin
Proyek, menjadi tanggungan Penyedia sendiri. Terhadap hal ini Direksi berhak agar pekerjaan
tersebut dibongkar dan Penyedia wajib melaksanakannya.
i. Dalam hal Penyedia melaksanakan pekerjaan diluar ketentuan tanpa persetujuan
Pemimpin Proyek maka hasil fisik pekerjaan tidak dapat diperhitungkan dalam prestasi
pekerjaan. Hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia sendiri.
j. Gambar terbangun/as built drawing :
- Setiap selesainya pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan pengajuan permintaan
pembayaran/termin atas hasil fisik pekerjaan, Penyedia wajib membuat gambar terbangun
(as built drawing) yang mendapat persetujuan oleh Direksi/Pemimpin Proyek.
- Gambar tersebut butir a berkelanjutan sampai pekerjaan selesai 100%
- Sebagai kelengkapannya dibuat Berita Acara atas gambar terbangun tersebut.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

2.5. Rencana/ Program Kerja


a. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender terhitung dari tanggal
penunjukan/penetapan pemenang pelelangan, Penyedia harus sudah menyerahkan
program/rencana kerja terperinci untuk pelaksanaan pekerjaan.

b. Rencana Kerja berupa Time Schedule detail dilengkapi sebagai berikut :

- Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
- Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian- bagian lain ke lapangan.
- Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
- Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga- tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/
jasa.
- Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
- Jenis serta jumlah mesin- mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
- Cara pelaksanaan pekerjaan.
c. Rencana kerja diatas dibuat oleh Penyedia dan dimintakan persetujuan Pemimpin Proyek.
d. Apabila diperlukan, Penyedia wajib mengadakan penyempurnaan atas rencana kerja
tersebut atau sehubungan dengan adanya keterlambatan, perubahan- perubahan pelaksanaan,
dengan persetujuan Direksi, Penyedia dapat menyusun kembali rencana kerjanya.

2.6. Personalia dan Tenaga Kerja


a. Penyedia selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang cakap dan
berpengalaman sesuai bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas- tugas di lapangan.
b. Tenaga kerja dari proyek yang diperbantukan pada pelaksanaan pekerjaan ini, misalnya
Operator, Mekanik, Driver (Pengemudi) menjadi tanggungan Penyedia.
c. Tenaga kerja yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan menggunakan
tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat kurang/tidak mencukupi tenaga, dapat
mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
d. Apabila Penyedia mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka pada pekerjaan selesai,
Penyedia diwajibkan mengembalikan tenaga kerja tersebut ke tempat asalnya (demobilisasi).
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

2.7. Gambar dan Prestasi Kemajuan Pekerjaan


 Penyedia harus membuat :
- Gambar-gambar detail yang menunjukkan bagian-bagian kegiatan yang sedang
dilaksanakan/ telah diselesaikan.
- Grafik-grafik kemajuan pekerjaan.
- Grafik-grafik tenaga kerja, pemakaian bahan bangunan.
- Data lapangan misalnya : curah hujan, angin, pasang surut dan lain-lain.
 Gambar kegiatan dan grafik-grafik diatas harus diplot setiap hari.

 Semua data dan gambar di atas harus sudah ditempel di Direksi Keet selambat- lambatnya
14 hari kalender terhitung dari penunjukkan pekerjaan.

 Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah presentasi pekerjaan yang


telah diselesaikan penyedia barang/ jasa dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai
kontrak keseluruhan.

 Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestesai kemajuan pekerjaan berdasarkan harga
satuan yang tercantum dalam kontrak.

 Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar- gambar, namun tetap diperlukan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai kontrak.

 Penyedia barang/ jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap sesuai dengan ketentuan
spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, penyedia barang/ jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan
sampai dengan biaya hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.

2.8. Laporan- Laporan

a. Penyedia wajib menyediakan 2 (dua) buah buku besar yang digunakan untuk :

- Mencatat semua instruksi / catatan Direksi yang diberikan oleh Direksi/Pengawas


kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya disebut “Buku Direksi”.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

- Buku untuk mencatat tamu/ Owner /wakil owner yang datang ke lokasi pekerjaan selama
masa pelaksanaan yang selanjutnya disebut “Buku Tamu”.

- Kedua buku tersebut harus ditandatangani bersama-sama oleh Penyedia dan


Pengawas Lapangan. Pada serah terima pekerjaan selesai/penyerahan pertama kalinya.
Buku-buku tersebut harus diserahkan kepada Direksi.

b. Penyedia harus membuat Laporan Harian. Laporan Harian dibuat/diisi setiap hari untuk
mencatat hal-hal sebagai berikut :

- Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja bekerja pada hari itu serta tenaga personalia dari Penyedia
sendiri.
- Catatan bahan meliputi : bahan yang datang, bahan yang ditolak dan bahan yang
digunakan untuk pelaksanaan perkerjaan, baik jenis maupun jumlahnya.
- Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari tersebut dan besarnya
kuantitas pekerjaan yang diselesaikannya.
- Hasil Jumlah alat baik yang dioperasikan dan lamanya operasi alat yang bersangkutan.
- Keadaan cuaca (hujan, banjir, ramalan pasang surut dan lain-lain).
- Hambatan/kendala yang ada.

 Pencatatan Buku Harian dilakukan oleh Penyedia dan diperiksa/diketahui kebenarannya


oleh Pengawas Pekerjaan/Direksi.
 Disamping membuat Laporan Harian, Penyedia wajib membuat laporan mingguan dan
laporan bulanan dalam rangkap 4 (empat) yaitu untuk :
- 1 (satu) berkas untuk Pemimpin Proyek
- 1 (satu) berkas untuk Pimpinan Sub. Proyek yang bersangkutan.
- 1 (satu) berkas untuk arsip Penyedia.
- 1 (satu) berkas untuk Pengawas Lapangan.
 Laporan dimaksud didasarkan pada Buku Harian Pelaksana. Laporan Mingguan dan
Laporan Bulanan harus ditandatangani oleh Penyedia dan Direksi. Laporan Bulanan yang
dilampiri Laporan Mingguan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan berikutnya.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

 Kemajuan dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan harus didokumentasikan dengan foto, slide
dan video kedalam Harddisk/FlashDisk sekurang-kurangnya :
- Kemajuan fisik 0%.
- Kemajuan fisik 25%
- Kemajuan fisik 50%.
- Kemajuan fisik 75%
- Kemajuan fisik 100%.
- Setelah masa pemeliharaan berakhir/penyerahan kedua.
 Setiap pengambilan foto dibidik dari 3 arah dengan titik pengambilan yang tetap. Foto
tersebut dicetak dengan ukuran 3R dalam rangkap 5 dan ditata dalam satu album.
 Disamping foto-foto kemajuan pekerjaan, Penyedia wajib mengambil foto pada keadaan
tertentu misalnya gelombang besar, cuaca buruk, peralatan/ Kondisi Alat-alat berat rusak dan
lain sebagainya yang mengakibatkan keterlambtan maupun kerusakan bangunan, perubahan
galian yang sudah peil, dan lain sebagainya.
 Setiap pengambilan foto dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, harus
dipasang papan nama pekerjaan dengan format yang telah ditetapkan, data lapangan, tanggal
dan prestasi fisik yang saat itu telah dicapai.

2.9. Masa Pelaksanaan, Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a. Masa pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan
peserta pelelangan dalam aanwijzing.
b. Masa pemellharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan dalam
aanwjjzing.
c. Selama. masa pemeliharaan ini Pemborong diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan tersebut Pemborong masih harus menyediakan tenaga-tenaga
yang diperlukan.
e. Dalam masa ini Pernborong masih bertanggung jawab penuh seluruh pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
2.10. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
a. Apabila pekerjaan konstruksi dilakukan pada masa pandemi, maka Penyedia harus dan wajib
mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) / Protokol Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

b. Penyedia harus menjamin bahwa tempat kerja selalu tersedia cukup air minum bagi para
pekerja.
b. Penyedia harus menyediakan keperluan WC (hendaknya dibedakan) untuk para pekerja
dan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Fasilitas WC yang berdinding dan beratap
dilengkapi dengan saluran parit pembuangan harus dijamin tidak memberikan bau-bau kurang
sedap.
c. Penyedia harus menjamin pemeliharaan kesehatan di tempat pekerjaan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan menyediakan perlengkapan
d. P3K yang cukup. Peti obat-obatan untuk P3K juga disediakan dan bila terjadi kecelakaan
akibat kurang sempurna peralatan dan kelalaian, menjadi tanggung jawab Penyedia
dalam arti kata yang luas.
e. Penyedia dilarang mempekerjakan pekerja yang sedang sakit.
f. Penyedia harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan berusaha
dengan sebaik-baiknya untuk menjaga jangan sampai timbul kerusakan atau pelanggaran
hukum, oleh atau diantara para pekerja atau Sub-Penyedia dan memelihara keamanan,
melindungi para penghuni dan barang milik disekitar tempat pekerjaan. Berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bidang pemeliharaan kesehatan pekerja,
Penyedia harus bertindak sesuai dengan semua peraturan - peraturan dan
hukumhukum yang berlaku, Peraturan Pemerintahan setempat yang berkaitan dengan
tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan.
g. Penyedia harus menyediakan helm pengaman untuk semua pegawainya yang bertugas,
tenaga kerja dan juga untuk pengawas pemberi tugas, dan itu menjadi tanggung jawab
Penyedia untuk meyakini bahwa peraturan - peraturan keselamatan, termasuk memakai
alat pengaman lainnya yang diperlukan.
h. Penyedia harus mengesahkan adanya cukup penjagaan di tempat pekerjaan untuk
menghindari terjadinya pencurian -pencurian terutama pada waktu orang-orang yang
bekerja. Penyedia harus memelihara gudang-gudang, ruangan-ruangan untuk menyimpan
bahan-bahan dan alat-alat serta pintu- pintunya yang jika dipandang pertu diperkuat
diperbaiki/dipasang kunci. Untuk para penjaganya, Penyedia dapat mendirikan suatu tempat
kediaman atas biaya Penyedia, dengan perjanjian bahwa tempat tersebut dapat harus
dibongkar setelah selesai pekerjaan. Penjaga keamanan harus mendaftarkan diri kepada
kantor seksi Polisi terdekat.
i. Penyedia harus menjaga dan merawat semua harta benda milik orang lain atau pihak ke tiga
disekitar lokasi pekerjaan.
j. Untuk kepentingan pengamanan dalam halaman kerja Penyedia, har us diadakan
penerangan-penerangan lampu pada tempat-tempat tertentu atas biaya Penyedia.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

k. Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan -bahan yang


disimpan di dalam halaman pekerjaan baik terhadap bahaya pencurian maupun
terhadap bahaya kebakaran, dan kerusakan yang disebabkan kurang
sempurnanya pengamanan. Penyedia diharuskan menyediakan tabung-tabung
pemadam kebakaran di los kerja dan tempat-tempat yang mudah terjadinya bahaya
kebakaran.
l. Penyedia selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat–obatan
lengkap dengan isinya untuk pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
m. Penyedia harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga
keamanan proyek baik barang – barang milik Proyek, Penyedia, maupun
Direksi/Pengawas Lapangan.
n. Penyedia harus membuat pagar pengaman proyek.

2.11. Lain- Lain


Penyedia diwajibkan dan bertanggung jawab dalam hal sebagai berikut :

a. Penyedia menyiapkan dan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan


IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan SLF (Sertifikat Laik Fungsi).
b. Penyedia harus menyajikan rencana QA-QC untuk seluruh pekerjaan yang menjelaskan seluruh
prosedur, instruksi, rekaman-rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan mengontrol
kualitas pekerjaan.
c. Menyajikan dan membuat konsep pemeliharaan bangunan.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 1
PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK

1.1. Pekerjaan pembuatan papan nama adalah pada lokasi/lapangan pekerjaan dengan
menuliskan data pekerjaan sekurang-kurangnya sebagai berikut:

LOGO PENGADILAN NEGERI


Nama Proyek : Pembangunan sarana Pengadilan negeri Mukomuko
Nomor Kontrak :
Lokasi : Jl. Linta Barat Sumatra Bandaratu Mukomuko, Kota Mukomuko
Biaya :
Waktu Pelaksanaan :
Penyedia
Konsultan :
pengawas/pengawas :
Konsultan Perencana : PT. Linggar Jaya Konsultan

1.2. Jumlah papan nama proyek adalah 1 (satu) buah.


1.3. Bentuk, isi dan ukuran papan ditentukan Direksi dan disetujui Direksi.
Pemasangan dimulai sejak kegiatan akan dilaksanakan dan dilepas kembali setelah disetujui
Direksi.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

PASAL 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN

2.1. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam batas rencana terdapat bangunan instalasi lainnya,
Penyedia tidak diperkenankan membongkar/ memindahkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.
2.2. Sebelum mulai pekerjaan penggalian dan pengurugan, harus dilakukan penebangan pohon
terlebih dahulu, lapisan humus dan rumput harus dibersihkan dengan hati-hati dan bebas dari sisa-sisa
tanah bawah (sub soil), bekas-bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-
bahan lain harus dikupas minimal 20 cm.
2.3. Selain itu, dalam pembersihan lahan, juga dilakukan penyemprotan anti rayap pada lokasi proyek,
jenis dan merek nati rayap atas persetujuan pengawas.
2.4. Jika dalam pembersihan lapangan ada pohon yang harus ditebang, Penyedia harus meminta ijin
terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas sebelum ditebang.
2.5. Penyedia harus bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ke tempat yang disetujui oleh Direksi.
2.6. Apabila pekerjaan konstruksi telah selesai menurut Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas,
maka Penyedia berkewajiban membersihkan sisa material yang tidak terpakai dari lokasi Kegiatan/
Proyek.

PASAL 3
PEKERJAAN SURVEI DAN PENGUKURAN

3.1. Penyedia diwajibkan mengadakan pengukuran dan pengecekan kembali di lokasi.


Pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan pengawas/pihak Direksi
yang akan menunjukkan titik referensi/BM yang sudah tersedia.
3.2.Penyedia dalam melakukan pengukuran harus melakukan pematokan (stake out).
Penyedia harus melakukan pematokan untuk menetapkan kembali batas-batas tanah, batas dan peil
rencana kapling serta as dan peil rencana jalan (row).
3.3. Dalam hal terdapat perbedaan antara hasil pengukuran di lapangan sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar dengan kenyataan yang ada, Penyedia harus melaporkan kepada
Pengawas /Direksi untuk memperoleh keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara dan Keputusan
yang diambil harus didasarkan kepada keamanan konstruksi dan kelancaran operasional penggunaan
bangunan tersebut.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

3.4. Semua permasalahan yang terjadi di lapangan sehubungan dengan pekerjaan pengukuran dan
pematokan harus tunduk kepada keputusan Pengawas/Direksi.
3.5. Penyedia wajib membuat bouwplank dan patok-patok pembantu sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan untuk menjamin ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain dan pengukurannya harus
dilaksanakan dengan Theodolite/Waterpass yang telah disetujui oleh Pengawas/Direksi.
3.6. Sebelum pekerjaan di mulai, bouwplank dan patok-patok pembantu harus disetujui oleh
Pengawas/Direksi dan patok-patok referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum ada perintah
Direksi.
3.7. Pengukuran dalam hal menentukan jarak dengan bangunan eksisting, Penyedia harus mendapat
persetujuan dari Direksi, yang dituangkan dalam Berita Acara.
3.8. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan.

PASAL 4
PAPAN BOUWPLANK

4.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kruing terentang diserut rata dan terpasang
waterpass dengan peil ± 0,00 setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu
berukuran 5/7 cm. pada papan bouwplank dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang tidak luntur
oleh pengaruh iklim atau diberi tanda-tanda yang jelas.
4.2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran
terhadap galian tanah pondasi (kecuali pada bangunan yang berhimpit dengan batas lahan atau
disesuaikan dengan kondisi setempat).
4.3. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat
ukur yang disetujui Konsultas Pengawas Lapangan.

permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
4.5. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Penyedia wajib memintakan pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari direksi.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

PASAL 5
PEMBUATAN DIREKSI KEET, BARAK KERJA/ GUDANG

5. 1. Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja
(work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
5. 2. Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik, bebas dari air
dan pengaruh cuaca lainnya. Penyedia wajib membuat gudang dengan ukuran yang memadai,
memiliki sirkulasi udara yang baik.
5. 3. Apabila tidak disebutkan dalam RAB atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul akibat
kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan.

PASAL 6
SARANA DAN PRASARANA LAINNYA

6. 1. AIR DAN DAYA


a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak,
asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan
untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

6. 2. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu
dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

BAB 3
PEKERJAAN SIPIL/ STRUKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN TANAH

1.1. Pekerjaan Galian Tanah

1.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Tenaga kerja, bahan dan alat.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, material/bahan, mobilisasi dan demobilisasi alat‐
alat berat seperti Dozer, Back Hoe, Dump Truck, dan Escavator yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua "pekerjaan tanah", seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini. Juga
termasuk semua pembersihan dan penebasan/pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan seperti
yang ditentukan “Pengawas”. Pekerjaan perbaikan atau penggantian tanah jelek/sampah/humus, dan
menambah bahan. Pekerjaan Cut & Fill, menggali dan mengurug dan memadatkan tanah.

b. Keadaan Tanah.
Penyedia/Kontraktor berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum tender untuk
mendapatkan gambaran mengenai keadaan tanah yang akan digali, diurug dan memperkirakan tanah
galian yang akan dikeluarkan atau memperkirakan tanah urug yang akan dipakai. Perkiraan ini adalah
semata‐mata menjadi resiko dari kontraktor dan tidak akan diadakan pertimbangan ‐ pertimbangan dan
penyesuaian

c. Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon.


Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan menjadi
material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana
tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar
tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut
harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

1.1.2. Syarat- Syarat Pelaksanaan


a. Level galian.
 Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar
rencana. Penyedia harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap
level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera mendiskusikan hal ini
dengan Konsultan pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal
ini menjadi tanggung jawab Penyedia.

 Level Lapangan, titik‐titik tinggi atau contours harus dianggap berlaku pada Tugu Patok
Utama (Bench Mark). Bilamana

kontraktor tidak yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran ini maka kontraktor harus menyatakan hal
ini secara tertulis kepada Konsultan sebelum penggalian, pengurugan dan pemadatan dimulai.
Claim ketidak tepatan peil pengukuran tidak akan dipertimbangkan.

b. Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka Penyedia
harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian. Penyedia bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam
mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan
terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan
pengawas atas tanggungan Penyedia.

c. Galian yang tidak sesuai.


Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Penyedia harus
mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus
dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau galian tersebut dapat diisi dengan material
lain seperti adukan beton atau material lain yang disetujui oleh Konsultan pengawas.

d. Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada pekerjaan
mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan
setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

e. Pemadatan dasar galian.

Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan- bahan organis
lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

f. Air pada galian.

Jika muka air tanah letaknya lebih kurang 1 meter di bawah muka tanah asli. Penyedia harus
mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur
dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Penyedia harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus dialirkan, sehingga tidak
terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainasi
yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.

g. Struktur pengaman galian dan pelindung galian.

Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Penyedia harus membuat pengaman
galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya
diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi
dengan adukan beton yang diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan. Sebelum
adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti
lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.
Kelongsoran yang terjadi akibat galian tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia.

h. Perlindungan benda yang dijumpai.

Penyedia harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai selama pekerjaan galian
berlangsung. Selanjutnya Penyedia harus melaporkan hal tersebut kepada Konsultan pengawas. Kecuali
disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap berada ditempatnya dan
kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Penyedia harus diperbaiki/diganti oleh Penyedia.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

i. Syarat lainnya
- Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada bagian
yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.
- Galian harus diusahakan selalu dalam keadaan kering selama pengerjaan.
- Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat dimana
penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang berada didekatnya,
bangunan- bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung, dalam hal ini metode pengerjaan
dengan tanganlah yang harus dilaksanakan.
- Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan untuk memperbesar volume
pekerjaan tanah, tidak dapat dibenarkan, tambahan volume pekerjaan tanah tersebut di atas,
tidak dapat diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan.

1.2. Pekerjaan Urugan Pasir Padat


1.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
syarat.
1.2.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan urugan pasir padat.
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
pengawas.
b. Air kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan
organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka Penyedia wajib
mencari air kerja yang memenuhi syarat.

1.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Tebal pasir urug.
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan
pasir urug tebal ±10 - 15 cm padat atau sesuai dengan gambar. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
b. Cara pemadatan.
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat yang
disetujui Konsultan pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 %
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

untuk di luar bangunan dan 90 % untuk di dalam bangunan dari kepadatan optimum laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat diperoleh hasil kepadatan
yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi dan biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Penyedia.

c. Air pada lokasi pemadatan.


Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Penyedia wajib menyediakan pompa dan
dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering
hingga pengecoran beton selesai dilakukan. Penyedia harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sump pit
pada tempat tertentu.

d. Tanah di sekitar pasir urug.


Penyedia harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir urug. Jika pasir
urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Penyedia wajib mengganti pasir urug tersebut dengan
bahan lainnya yang bersih.

e. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.

1.3. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan


1.3.1. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi meliputi penyediaan tenaga kerja, material/bahan, mobilisasi dan demobilisasi
alat‐alat berat seperti Dozer, Back Hoe, Dump Truck, Vibro Roller dan Escavator yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan semua "pekerjaan urugan dan pemadatan", seperti tertera pada gambar rencana
dan spesifikasi ini.

b. Lokasi pekerjaan.

Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar kerja, yaitu lantai elevasi finish lantai
+0.00 dan urugan pada area di Luar bangunan gedung, yang diperuntukan parkir, dengan elevasi
seperti tertera di dalam gambar kerja dan disampaikan pada Berita Acara Rapat Penjelasan.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

c. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.


Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi urugan tanah harus dibersihkan terlebih
dahulu dari hal tersebut di atas.

1.3.2. Persyaratan Bahan


Tanah urug harus didatangkan dari luar dengan jarak lokasi material kurang dari 1000 km, maka tanah
urug tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah organis, kotoran dan
batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 % partikel gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai PI lebih dari 30
persen akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi lepas
agar mudah dipadatkan.
e. Semua material yang digunakan untuk urugan/ urugan kembali harus dengan persetujuan
Pengawas/Direksi.
f. Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti
dengan bahan yang memenuhi syarat.

1.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pengurungan dan pemadatan.
- Pekerjaan pengurungan serta pemerataan dan penghamparan dilaksanakan selapis
demi selapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari
20 cm, kemudian dipadatkan sampai mendapatkan kepadatan yang diinginkan (disyaratkan).
- Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90 % kepadatan maksimum yang dapat dicapai pada
kadar air optimum yang ditentukan dengan Modified AASHTO T-99, kecuali tanah setebal 30
cm di bawah sub base course harus mencapai 90% compacted (dari modified proctor).
- Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m3, maka tanah tersebut harus diganti dengan
tanah lain atau dicampur pasir sehingga tanah tersebut menjadi >1,6 ton/m3.
- Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90%
- compacted dari modified proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base)
tetapi tidak mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai soaked
CBR = 4

- Pemadatan dikerjakan dengan alat pemadat mekanis seperti stemper/ vibro roller
disesuaikan dengan kondisi dan lokasi.
- Dilakukan Penyiraman dengan air pada setiap lapis proses pemadatan untuk
membantu upaya pemadatan tanah.
- Volume timbunan dan pemadatan harus merupakan isi bersih yang ditimbun sesuai dengan
ukuran dan ketinggian yang terlihat pada gambar.
- Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya
genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan.
- Galian atau urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelum
memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Pengawas Lapangan akan segera
menunjukkan bagian- bagian tanah mana yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan
pengujian pemadatannya.
- Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh
tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Pengawas.

b. Pemasangan patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu dibuat patok dengan warna tertentu pula.

c. Sistem drainase.
Penyedia harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh lokasi dapat terus dalam
kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang
direncanakan harus disetujui oleh Konsultan pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga
selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk menanggulangi air yang ada.

d. Kotoran dan lumpur dan bahan organis.


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis.
Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

e. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium.


Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO dan SNI terbaru. Hasil
uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

- "Density of soil inplace by sand-cone method" SNI 2828- 2011.


- "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
- "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.

f. Kepadatan lapisan dan uji lapangan.


Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan, yaitu
1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem "Field Density Test". Jika urugan cukup
tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana, maka berat
jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95% dari berat jenis kering
laboratorium yang dihitung dengan Standard Proctor Test.
- Untuk lapisan 50cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus minimal 95% untuk di
luar bangunan dan 90% untuk di dalam bangunan dari Standard Proctor Test.

g. Toleransi kerataan.

Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 50mm
terhadap kerataan yang ditentukan.

h. Level akhir.

Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasil- hasil
pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

i. Perlindungan hasil pemadatan.

Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan
sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya.
Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan menutupi permukaan dengan plastik.

j. Pemadatan kembali.

Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Bilamana bahan
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali
pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan

kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Penyedia kepada Konsultan
Pengawas.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

PASAL 2

PEKERJAAN PONDASI

2. 1. Pondasi Batu Kali

2.1.1. Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pengangkutan dan pemasangan pondasi tiang pancang, semua tenaga, bahan
dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam syarat-syarat dalam bagian ini
. Penggunaan tiang pancang siap pakai harus dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tertulis.

2.1.2. Keahlian dan pertukangan


- Penyedia harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan pemancangan beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, temasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya.
- Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang- tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
- Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang umum berlaku.
- Apabila Konsultan Pengawas Konstruksi memandang perlu, Penyedia dapat
meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi atas
beban Penyedia.

PASAL 3
PEKERJAAN BETON

3.1. Lingkup Pekerjaan


 Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan
dan bahan untuk semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang, berikut pembuatan dan
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

pemasangan cetakan bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan


sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
 Pekerjaan pada pekerjaan ini meliputi beton bertulang untuk pondasi , sloef, kolom,
ringbalk, balok,

3.2. Persyaratan

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan- persyaratan:


- Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
- Tata Cara Perencanaan struktur beton untuk Gedung, SNI-03-2847-2019.
- Peraturan Cement Portland Indonesia, SNI 2049-2015.
- Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton, SNI 03-3976-1995.
- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, SNI 03-2834-2000.
- Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M - 13, IDT), SNI 8321-2016
- Spesifikasi beton struktural, SNI 6880-2016
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan Pengawas.
- American Society for Testing and Material (ASTM).
- American Concrete Institute (ACI).
Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan
persyaratannya.

Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standar
yang lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran,
kepadatan, textured finishing dan kualitas secara keseluruhan.

3.3. Mutu Beton

Semen dalam beton dan beton yang digunakan harus berasal dari pabrik yang menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan (mempunyai ISO 14001) dan disarankan menggunakan beton Ready Mix.
- Semua kualitas beton dominan memakai fc 24,9 MPa atau K-300 untuk kolom utama, sloef,
balok tie biem, tangga, ram, kecuali untuk beton lainnya yang tertuang pada gambar menggunakan fc
20 MPa atau K-250.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

- Untuk beton tanpa tulangan (rabat beton) menggunakan mutu fc 20 MPa atau K-250.
- Diwajibkan melakukan pengecoran dengan beton Ready Mix yang mengacu pada SE 86 tahun
2016 jarak lokasi tidak boleh 1000 km dari lokasi proyek.

- Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Penyedia harus melakukan
percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Untuk itu harus diadakan
trial-mix di laboratorium.

3.4. Bahan- Bahan


a. Semen Portland (PC)
Semen portland yang dipakai harus dari jenis 1 menurut SNI 2049-2015. Semen yang digunakan
harus berasal dari pabrik yang menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan (mempunyai ISO 14001). b.

Agregat halus (Pasir)


Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu asal memenuhi SNI 03-6820-2002 dan SNI 8321-2016. Pada prinsipnya agregat halus
terdiri dari butir-butir
yang tajam dan keras serta bersifat kekal, agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung
lumpur lebih 5 % (terhadap berat kering) serta memenuhi
gradasi yang baik. Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

c. Agregat Kasar
Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihib /5 jarak terkecil antara bidang
samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan,
berkas batang
tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus
sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI 8321- 2016 atau ASTM agar tidak terjadinya sarang kerikil
atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut:

d. Air
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih (yang dapat diminum) dan tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkohol, garam garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton/tulangan baja.

e. Besi Tulangan
-

Baja tulangan yang dipakai adalah tulangan BJTP 24 untuk besi ukuran kurang dari10 mm dan BJTS
40 untuk besi > 10 mm sesuai dengan SNI 2052-2017 serta harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Pelaksana

harus melaksanakan Uji Tarik besi tulangan yang akan dipakai/digunakan, ke lembaga penerbitan
bahan yang diakui atas biaya Pelaksana.

- Besi Tulangan untuk plat lantai adalah Wiremesh M-7 (15/15) yang digunakan harus
ber SNI.

- Ukuran besi/ baja tulangan harus seperti dalam gambar, penggantian dengan diameter lain,
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh Direksi. Bila penggantian dapat disetujui
maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang tersebut dalam
gambar atau perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh pengganti tulangan terhadap yang
digambar, sejauh bukan kesalahan gambar adalah tanggung jawab Pelaksana.

- Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan sesuai dengan
diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam
kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat.

f. Pekerjaan Bekisting

- Bekisting untuk plat lantai menggunakan material floordeck (bondek) dengan ketebalan
minimal 0.75 mm

- Bekisting selain floordeck harus memakai multipleks 12 mm atau papan kayu tebal 3 cm
dan kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk,
garis ketinggian dan dimensi dari
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

- beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk
menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.

- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar.

- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup


kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.

- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran- kotoran (serbuk
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

- Pembongkaran bekisting hanya boleh, dilakukan dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

3.5. Pekerjaan Pembesian

- Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesual gambar kerja).

- Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang


yang disyaratkan.
- Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel harus diikat
kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
- Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan sampai
menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut beton yang
disyaratkan dalam SK.SNI.
- Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
- Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
- Timbunan batang-batang besi untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

3.6. Adukan Beton

a. Adukan beton yang dibuat setempat (site Mixing) harus memenuhi syarat – syarat:
1. Semen diukur menurut volume
2. Aggregat diukur menurut volume
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

3. Pasir diukur menurut volume


4. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
5. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah berada dalam mesin pengaduk.
6. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu
sebelum adukan beton yang baru dimulai.
7. Adukan beton harus memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton Indonesia.

Beton harus mempunyai kekuatan K-250 dan K-300 untuk kontruksi utama dimana sesuai yang
dipersyaratkan dalam gambar kerja.
8. Penyedia diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes), percobaan tersebut harus dilakukan
untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya.

3.7. Pengujian Mutu Beton


a. Pengawas dapat melakukan meode uji kuat tekan beton dengan alat palu sesuai dengan SNI 03-
4430-1997
b. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Penyedia untuk membuat kubus coba atau
silinder coba dari adukan beton yang dibuat.
b. Cetakan kubus coba atau silinder harus berbentuk bujursangkar atau silinder dalam segala
arah, dan memenuhi syarat – syarat dalam SNI 4810-
c. 2013 dan SNI 2458-2018
d. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan menjadi tanggungjawab Penyedia.
e. Kubus coba atau silinder coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat
menunjukkan tanggal percobaan, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan.
f. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada pengawas segera setelah selesai
percobaan, dengan mencantuPengawasan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standar,
campuran adukan dan berat kubus coba tersebut.
g. Percobaan – percobaan ini harus memenuhi syarat – syarat dalam peraturan beton Indonesia
dalam SNI beton terkait uji kuat dan lentur beton.

3.8. Pengecoran Beton


o Sebelum melaksnakan pekerjaan pengecoran beton, terlebih dahulu memberitahukan pengawas
dan mendapat persetujuan, jika tidak ada persetujuan pengawas, maka Penyedia dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan / membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas
biaya Penyedia sendiri.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

o Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat pengaduk/pencampur
beton secara mekanikal(mesin), dan semua pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja di lapangan.

o Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara yang
seperaktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan
tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan – bahan lain dari luar.

o Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan bekisting dan besi selesai
diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas/ pihak Direksi.

o Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih dari 15
menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan dipakai lagi.

o Pada pengecoran baru (sambungan antara yang lama dan beton baru) maka permukaan beton
lama terlebih dahulu dibersihkan dan dikasarkan sampai aggergat kasar tampak, kemudian
disiram dengan air semen.

3.9. Perawatan Dan Perlindungan Beton


o Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
o Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari dengan
menyemprotkan air atau mengenai dengan air pada permukaan beton tersebut.

3.10. Pemasangan Alat – Alat Di Dalam Beton


o Penyedia tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi
beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin pengawas.
o Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat – alat di dalam beton, pemasangan sparing
dan sebagainya harus menurut petunjuk – petunjuk pengawas.
3.11. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan penjangkaran dengan jarak antara
60 cm, panjang jangkar minimum 60 cm di bagian dimana bagian yang tertanam dalam bata dan kolom
masing-masing 30 cm dan berdiameter 10 mm
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

BAB 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1.1. Pasangan Batu Bata

1.1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pasangan bata ini meliputi pekerjaan pondasi bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

1.1.2. Persyaratan Bahan


a. Batu Bata
- Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam SNI 15-2094- 2000, berkualitas baik dan telah diperiksa/disetujui
Direksi.
- Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan bisa
menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
- Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding
akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
b. Portland Cement
- Mutu/kualitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksi beton, tidak
keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu. Semen yang
digunakan harus bersetifikat ISO 14001.
- Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

c. Pasir pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan organis dan
alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam/basa dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam
SNI 03-6820-2002.
1.1.3. Langkah Pelaksanaan
- Seluruh pondasi dari pasangan bata dengan campuran adukan 1 PC : 2 pasir pasang.
- Untuk dinding trasram/kedap air dengan campuran adukan 1 PC : 2 pasir pasang, juga
dipasang untuk sekeliling dinding ruang-ruang septictank serta pasangan bata di bawah
permukaan tanah.
- Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya sehingga dapat
melekat dengan sempurna.
- Pasangan pondasi batu merah harus dipasang dengan hubungan (verband) yang baik
tegak lurus siku dan rata.
- Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang patah lebih
dari dua tidak boleh digunakan.
- Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai
serta merupakan bidang rata.
- Lubang untuk alat-alat listrik atau pipa yang ditanam melewati pondasi, harus dipasang terelbih
dahulu pada pasangan bata (sebelum diplester).

3.1 PEKERJAAN PASANGAN DINDING


A. ADUKAN DAN PLESTERAN
I. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. KETENTUAN UMUM

A. PEKERJAAN ADUKAN
 Termasuk dalam pekerjaan adukan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
adukan, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
 Pekerjaan adukan dikerjakan untuk mendukung pelaksanaan pemasangan / pekerjaan batu
bata, plesteran, granit, dan pasangan lainnya yang disebutkan / ditunjukkan gambar.
 Pekerjaan dinding dalam bata ringan dengan plester dan adukan.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

 Pekerjaan Dinding Luar menggunakan bata bolong tanah liat dengan adukan semen dan pasir.

B. PLESTERAN DINDING
 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan di luar serta
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukan gambar.
 Seluruh Finishing Plesteran pada Kolom dan beton struktur
 Seluruh pekerjaan Acian untuk dinding
 Seluruh pekerjaan Lantai yang tertutup granit dinding.
 Seluruh pekerjaan Lantai yang tertutup granit pada daerah basah seperti Kamar Mandi,
Mushola, area servis lainnya yang ditunjukkan pada gambar.

1.2 PERALATAN

Kontraktor harus menyediakan peralatan-peralatan pokok untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut di


atas, peralatan tersebut antara lain :
a. Mesin pengaduk (molen)
Mesin pengaduk campuran semen pasir khusus dibuat untuk maksud tersebut di atas, berbentuk
tabung terbuka pada bagian atas, mempunyai bilah-bilah pengaduk yang terdapat di dalam
seperti layaknya mesin pengaduk untuk beton ready mix.
b. Peralatan penakar campuran
1) Untuk pekerjaan dengan volume besar, peralatan penakar dibuat dengan ukuran
volume minimal untuk 1 zak semen, terbuat dari kayu (papan) atau bahan lain yang
sesuai dan memadai berfungsi sebagai penakar semen dan pasir.
2) Untuk pekerjaan dengan volume kecil penakaran dapat menggunakan ember yang
terbuat dari plastik atau pelat besi.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

II. PERSYARATAN BAHAN


2.1. PLESTERAN DINDING
B. SEMEN INSTAN PASANGAN BATA & PLESTER / BRICK LAYING & PLASTER

Semen instan untuk pemasangan, bata ringan dan plesteran. Berbahan dasar semen, pasir silika, filler
dan aditif yang tercampur secara homogen. Merk yang digunakan Mortar Utama, Drymix, Prime Mortar
atau setara.
a. Standar Acuan Produk :
 DIN 18550
 DIN 18555
 DIN 1053
b. Pasangan Bata :
 Bata Ringan : ± 3,5 m2 / sak 40 kg / 10 mm
c. Plesteran :
 Bata Ringan : ± 2,1 m2 / sak 40 kg / 10 mm
d. Data Teknik :
 Bentuk : Powder
 Warna : Abu-abu muda
 Tebal Aplikasi : ± 10 mm untuk pasangan bata merah dan
bata ringan 10 mm untuk plesteran
 Perekat : Semen Portland
 Agregat : Pasir silika dengan besar butiran
maksimum 3 mm
 Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta
mengurangi porositas ahan adukan.
 Bahan tambahan (Additive) : Bahan larutan air guna meningkatkan
kelecakan/ workability dan daya rekat
 Kebutuhan air : 6,0 – 6,5 liter / sak 40 kg
 Kepadatan (density) : ASTM C 185 : Kering = 1,7 kg / liter
: Basah = 1,9 kg / liter
 Compressive strength : ASTM C 109 : > 4 N / mm2 @ 28 hari
 Water rententition : BS 4551 : > 95 %
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

 Drying shrinkage : ASTM C 531` : < 0,1 %


e. Penyimpanan :
 Simpan didalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan
yang berlebih maksimal 16 tumpuk.

f. Masa Kadaluarsa :
 12 bulan bila disimpan dalam kantong tertutup dalam ruangan yang selalu kering. B. BATU
BATA MERAH

I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Dalam hal ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan.

II. PERSYARATAN BAHAN


• Spesifikasi Teknis :
a. Batu bata harus memenuhi syarat NI-10.
Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana, siku dan sama ukurannya 5x10x22cm.
b. Adukan (lem perekat) sesuai dengan pasal 3.1 Adukan dan Plesteran atau menggunakan bahan
mortar instant sesuai dengan petunjuk pabrik misal Mortar Utama, Drymix atau setara.
c. Pasir Harus memenuhi syarat NI- pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9
III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
• Cara Pengaplikasian :
a. Adukan harus sesuai dengan pasal kecuali ditentukan lain atau menggunakan mortar instant
sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
b. Pasangan batu / bata merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang.
c. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran dan minyak yang dapat mengurangi daya
rekat adukan.
d. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai permukaan sloof sampai
ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 210 cm dari
permukaan lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar menggunakan simbol aduk
trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 2 pasir pasang.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

e. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
f. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad / siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
g. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

h. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
i. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 12 mm,
beugel diameter 10 mm jarak 20 cm. Dipasang juga pada pertemuan sudut dinding atau tepi
kusen aluminium dan disesuaikan dengan Kondisi Lapangan dengan pengarahan / persetujuan
Konsultan Pengawas.
j. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak diperkenankan.
k. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diame ter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
k. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%. Bata yang patah lebih
dari 2 tidak boleh digunakan.
l. Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan
untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-
benar tegak lurus.
m. Khusus untuk pasangan batu bata tebal 30 cm / 1 batu, dipasang bata solid dengan ukuran 5 x
n. 10 x 22 cm atau bata lokal dengan lobang / celah bata ditutup plesteran campuran 1 Pc : 2Pasir
dan plesteran dinding dipakai campuran 1 Pc : 2 Pasir.
o. Khusus untuk pasangan batu bata yang bersambungan dengan bata eksisting, harus dibuat
bergerigi saling mengikat, sehingga kuat dan posisi serta pola menyesuaikan dengan kondisi
yang telah ada.
p. 3.2. Syarat Pemasangan :
a. Contoh Bahan :
1. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh bahan- bahan yang akan digunakan
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas dilengkapi dengan Sertifikat / Surat Pernyataan dari produksi yang menjelaskan
bahwa kualitas
bahan-bahan tersebut sesuai dengan persyaratan di atas.

2. Apabila hasil pertimbangan dan pengamatan Konsultan Pengawas bahwa contoh-contoh


tersebut harus dilaksanakan test laboratorium, maka Pelaksana Pekerjaan wajib
melaksanakannya. Biaya pengujian laboratorium menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
3. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

4. Keputusan pilihan contoh bahan akan diterbitkan selambatnya 7 hari kalender setelah contoh
bahan diserahkan.
b. Tenaga dan peralatan :
1. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam
pekerjaan ini.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu baik.
3.3. Proses Pemasangan :
Pasangan dinding pengisi baik dengan batubata ringan atau bahan pengisi lainnya yang disetujui
harus dilaksanakan dengan rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot. Apabila tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur
dibawahnya. Sebelum dipasang batu bata ringan harus dibasahi dalam air / direndam terlebih dahulu.
Pada proses pemasangan dinding pengisi agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas conduit /
sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata ringan. Rangka penguat berupa sloof, kolom
praktis dan ring balk dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 6 m2 dan sesuai
persyaratan pabrik pembuat batu bata ringan atau yang disetujui Konsultan Pengawas.
Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan dinding pengisi baik batu bata ringan atau bahan
pengisi lainnya yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-
cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6
jam keatas) harus disiram dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.

Bingkai Beton Balok dan Kolom Praktis :


PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

Setiap pemasangan dinding batu bata ringan atau bahan dinding pengisi lainnya yang
mempunyai luas > 12 m2, harus diperkuat dengan balok dan kolom beton praktis 1 Pc : 2 Pasir : 3 Split

dengan stek yang cukup dan kokoh. Perkuatan anker tidak boleh menggunakan paku.

Bingkai beton dengan balok dan kolom diberikan kepada semua bukaan yang disebabkan oleh
pemasangan kusen pintu, atau pemasangan jendela atau bukaan lainnya. Untuk lubang pintu dan lubang
bagi kusen jendela agar diperhitungkan kusen alluminium yang akan dipasang kemudian
maupun penutupan celah setelah pemasangan kusen tersebut.

3.4. Syarat Pemeliharaan :


a. Perbaikan :
- Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing yang
lainnya.
- Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
b. Pengamanan :
- Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang diadakan untuk
pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

3.5. Syarat Penerimaan :


a. Pelaksana Pekerjaan harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan,
sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Pengawas.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

b. Hasil pemasangan dinding, plesteran dan acian harus lurus terhadap lantai yang ada di
sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan
pasangan dinding :2 mm / m2 (maksimal setebal coin).

D. PENYELESAIAN DINDING
I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
penyelesaian dinding sesuai dengan gambar kerja dan RKS.

II. PERSYARATAN BAHAN


2.1. Penyelesaian Dinding Dengan Cat

Dinding yang tidak dilapis dengan bahan pelapis apapun, penyelesaiannya dengan menggunakan cat
tembok.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


3.1. Penyelesaian Dinding Dengan Cat

a. Dinding Dalam :
1. Bersihkan permukaan dinding dari cat lama yang telah mengapur dan terkelupas
menggunakan sikat kawat, lalu bilas dengan air bersih.
2. Untuk daerah yang ditumbuhi lumut dan jamur harus dibersihkan dengan larutan pemutih dengan
konsentrasi 30%, lalu bilas dengan air bersih.
3. Untuk permukaan yang retak dan berlubang dapat diperbaiki menggunakan dempul tembok.
b. Dinding Luar :
1. Lakukan permbersihan permukaan dinding dari cat lama yang telah mengapur dan terkelupas
menggunakan air dengan tekanan tinggi jika memungkinkan atau dapat menggunakan sikat
kawat.
2. Untuk daerah yang ditumbuhi lumut dan jamur harus dibersihkan dengan larutan pemutih dengan
konsentrasi 30%, lalu bilas dengan air bersih.
3. Lakukan pula perapihan dengan sealant atau grouting cement untuk menambal daerah yang
retak atau berlubang.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

4. Tidak diperbolehkan menggunakan dempul tembok untuk daerah dinding luar karena akan
menyebabkan cacat permukaan.

3.4. Pembersihan

Seluruh pekerjaan kaca yang sudah terpasang dengan benar harus dibersihkan sehingga kaca
tetap terlihat bersih dan rapih.

3.5. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan :
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat, perbaikan kerusakan yang bukan
disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki

sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang ditimbulkan karena pekerjaan
perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Pengamanan :
Kontraktor harus melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan agar
terhindar dari kerusakan. Biaya yang ditimbulkan oleh pengamanan pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

A. CAT DINDING
I. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
sesuai dengan RKS serta Gambar Kerja. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
hasil pekerjaan tidak menggelombang, mengelupas, dan cacat lainnya.
Pengecatan semua perlengkapan dan area yang ada pada gambar bila tidak disebutkan secara
khusus terutama pada dinding (luar / dalam serta beton / plesteran / GRC) dan langit langit (beton /
kalsium silikat), dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Jika terjadi cacat seperti tersebut Kontraktor harus melakukan perbaikan (pengecatan ulang)
hinggaPemilik Proyek merasa puas. Biaya perbaikan, seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

1.1. Ketentuan

a. Kualifikasi Tenaga Kerja :


PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

Pekerjaan Pengecatan dinding harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam
bidang pengecatan, serta direkomendir oleh pabrik pembuat bahan cat tersebut.
b. Pelaksanaan Pengecatan harus dilakukan dengan prosedur dan ketentuan dari pabrik cat yang
dipakai, serta dibawah pengawasan tenaga ahli dari pabrik pembuat cat yang bersangkutan.

1.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)

a. Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Pelaksana pekerjaan harus melakukan


pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
b. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
c. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.

1.3. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan

a. Pelaksana pekerjaan harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang- bidang transparan ukuran 30 x 30 Cm2.
b. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantuKonsultan Pengawasan dengan jelas, warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis ( dari dasar s/d lapisan akhir).
c. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas dan contoh-
contoh tersebut disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, Pelaksana pekerjaan
melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum di atas.
d. Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan
diteruskan kepada Pemberi Tugas, ± 5 gallon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
e. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantuKonsultan Pengawasan dengan
jelas identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemberi Tugas.

1.4. Garansi

Hasil pelaksanaan pekerjaan pengecatan harus mendapat jaminan atau garansi dari pabrik
berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung dari saat serah terima pertama. Jaminan tersebut meliputi :
 Menjamurnya bidang cat, terkelupasnya lapisan cat, lunturnya warna asli. Jaminan tersebut berupa
Surat Jaminan / Garansi yang dibuat di atas meterai Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).

1.5. Penyerahan
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

Sebelum pelaksanaan pengecatan, Pemborong diminta untuk menyerahkan sertifikat low VOC
dari produk cat yang dipakai, contoh bahan cat, katalog dan data teknis lainnya, guna penentuan warna
serta persetujuan penggunaan oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

II. PERSYARATAN BAHAN


Pengecatan Interior digunakan cat sekualitas produk Jotun-Jotaplast, Nippon Paint-Vinilex,
Propan- Eco emultion atau setara, sedangkan pengecatan exterior menggunakan campuran warna
khusus. Sistim penetapan warna menggunakan Standar Pantone Matching Colour System.
1. Sifat Umum :
 Tahan terhadap pengaruh cuaca.
 Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
 Mengurangi pori-pori dan tembus uap air.
 Tidak berbau.

 Daya tutup tinggi.


 Anti Bakteri
2. Data teknis pada 20o Celcius :
• Berat jenis : rata-rata 1,35 g/cm3.
• Kepadatan : rata-rata 37,0 %.
• Tebal pada lapisan kering : 2(dua) kali lapisan
• Daya tutup teoritis : 6 - 7 m2/kg.
• Selang waktu pengecatan : 2 jam kemudian.
3. Aplikasi dengan semprot (untuk bidang luas) :
• Pengencer air : gunakan air bersih.
• Jumlah : 10 - 15 % volume.
• Diameter lobang semprot : 1,5 - 2 mm.
• Tekanan udara : 0,3 - 0,4 MPa (43 - 57 psi).Aplikasi dengan ro
• Pengencer : Gunakan air bersih.
• Jumlah : 0 - 5 %.

Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 (lima) kg atau 25
(duapuluh lima) kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau manajer
konstruksi. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang menyatakan bahwa cat
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah
tidak palsu dan sesuai dengan RKS.

4. Warna :

Selambat-lambatnya 2 dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor mengajukan daftar


bahan pengecatan kepada Konsultan Pengawas.
Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah seperti standard yang ditetapkan untuk
warna dan Konsultan Perencana menentukan warna pilihannya. Kontraktor menyiapkan bahan dan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya Kontraktor. Pencampuran warna atau
pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat
laboratorium untuk pembuatan dan pencampurannya.
Spesifikasi material yang digunakan menggunakan material ramah lingkungan, tidak mengandung
bahan beracun dan berbahaya (B3), tidak mengandung zat pencemar berbahaya untuk pelapis cat

tahan karat. Menggunakan material modular atau prefabrikasi. Bahan baku yang berasal dari
sumber lokal dengan jarak paling jauh 1000 km, dan memiliki Memiliki sertifikat ISO 14001.

III. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


3.1. Pekerjaan Persiapan

a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
b. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
d. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan lembab.
e. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
f. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat
mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
g. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.

Pekerjaan Pengecatan Dasar Plesteran (Cat Tembok)

 Cat Tembok Dalam – Cat Emulsion


- Menggunakan cat emulsion Jotun-Jotaplast, Nippon Paint-Vinilex, Dulux-Catylac,
Propan- Eco emultion atau setara. Mengenai Tata cara pengecetan dinding tembok yang
menggunakan cat emusi dapat dilihat pada SNI 03-2410 107074
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

- Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering. Setelah
permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap pengkristalan / pengapuran (effluorescene) yang biasanya terdapat
pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
- Lapisan I, alkali wall sealer.
- Wall filler plamur control terhadap daerah daerah yang retak retak rambut.
- pengamplasa dengan menggunakan amplas duco 150.
- Lapisan II Cat Emulsi cat satu lapis encer (tambahan air ± 20 %).
- pengamplasan daerah yang perlu.
- Lapisan III, Cat Emulsi finish agak kental, ( tambahan air ± 15 %).Cat Tembok Luar
- Seperti halnya seperti cat tembok dalam butir (a).
- Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (highly weather resistant exterior wall
paint) Ex. Jotun- Jotashield, Nippon Paint- Weatherbond, Propan-Decorshield, atau
setara.
- Lapisan I, Cat Weathershield Exterior Primer (Waterbased).
- Wall filler plamur control terhadap daerah daerah yang retak retak rambut
- pengamplasan dengan menggunakan amplas duco 150
- Lapisan II Cat Weathershield satu lapis encer (tambahan air ± 20 %).
- pengamplasan daerah yang perlu.
- Lapisan III Cat Weathershield, finish agak kental, (tambahan air ± 15 %).

3.2. Persiapan Permukaan

a. Dinding Luar :
 Lakukan permbersihan permukaan dinding dari cat lama yang telah mengapur dan
terkelupas menggunakan air dengan tekanan tinggi jika memungkinkan atau dapat
menggunakan sikat kawat.
 Untuk daerah yang ditumbuhi lumut dan jamur harus dibersihkan dengan larutan pemutih
dengan konsentrasi 30%, lalu bilas dengan air bersih.
 Lakukan pula perapihan dengan sealant atau grouting cement untuk menambal daerah yang
retak atau berlubang.
 Tidak diperbolehkan menggunakan dempul tembok untuk daerah dinding luar karena akan
menyebabkan cacat permukaan.

3.3. Proses Aplikasi

a. Kondisi Pengecatan
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

 Tidak diiperbolehkan melakukan pengecatan pada dinding luar jika kondisi hujan selama 2
jam.
 Tidak diperbolehkan melakukan pengecatan pada permukaan yang mengandung moisture
diatas batas normal.
 Lakukan pengecekan kandungan moisture pada permukaan dinding dengan standar
kelaikan sebagai berikut :
- Permukaan tembok beton atau acian : maksimal 16%
b. Petunjuk standar
 Apllikasikan material cat sesuai dengan petunjuk standar dari pabrik.
 Tidak diperkenankan mencampur apapun selain bahan pengencer kedalam material
karena akan mengubah kualitas produk.

 Gunakan pengencer yang direkomendasikan oleh pabrik. Aduklah material cat dengan benar
sebelum melakukan pengecatan.

Keterangan :
Untuk semua cat berbahan dasar air harus diencerkan menggunakan air bersih.

3.4. Eksekusi

• Tingkat Pencahayaan
 Tidak deperkenankan melakukukan pengecatan atau melakukan persiapan permukaan pada
dinding / tembok kecuali pada tempat / daerah dengan tingkat pencahayaan yang cukup. Hal
ini disebabkan kerena akan terjadi cacat permukaan.

 Berikan pencahayaan yang cukup pada daerah-daerah yang gelap atau kurang
pencahayaan.
• Ventilasi
 Berikan aliran udara bebas yang cukup pada saat dilakukan pengecatan.
• Tahap akhir
 Lakukan persiapan permukaan dengan sebaik-baiknya dan aplikasikan cat hingga tampak
lapisan yang merata dan bebas dari cacat permukaan, baik yang disebabkan oleh persiapan
permukaan yang tidak sesuai standar ataupun karena kesalahan yang diakibatkan oleh
eksekutor di lapangan.
PT. LINGGAR JAYA KONSULTAN
PLANNING AND SUPERVISION ENGINEERING “PERANCANG PEMBANGUNAN SARANA LINGKUNGAN
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO”

 Permukaan dinding / tembok harus tertutup sempurna oleh lapisan cat.


 Ketebalan lapisan cat harus menutupi permukaan secara sempurna (tidak terjadi cacat “Daya
tutup”)
 Hasil akhir warna yang seragam pada semua tempat yang dilakukan pengecatan.

3.5. Inspeksi / Supervisi

a. Supervisi secara berkala akan dilakuan oleh Pabrik / Produsen


b. Adapun yang akan dilakukan oleh Technical Advisor antara lain meliputi :
 Kemasan.
 Melakukan “Water Test” untuk membedakan produk ekonomis dan premium.
 Jenis produk dan warna yang digunakan
 Jenis Pengencer / Thinner yang digunakan.
 Persiapan permukaan.
 Sampling produk secara acak (pengambilan sampel cat di lapangan).
 Dokumentasi.

3.6. Penyimpanan Material Cat

a. Simpan mateial cat pada tempat dengan tempratur normal.


b. Jauhkan dari tempat yang telalu lembab atau terlalu panas karena akan merusak kualitas cat.
c. Berikan tanda “Dilarang merokok” di ruangan penyimpanan dan area pengadukan (mixing area).
Siapkan juga APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dengan kapasitas minimum 07 Kg.

3.7. SHE (Safety, Health and Environment)

a. Pastikan aliran udara dalam keadaan normal selama proses pengecatan.


b. Gunakan alat alat PPE yang sesuai (Helm, Sepatu, Masker dll).
c. Gunakan alat-alat bantu secara baik dan benar.
d. Pastikan semua kemasan dalam keadaan tertutup jika tidak digunakan.
e. Pastikan daerah sekitar kerja dalam keadaan bersih saat bekerja maupun selesai bekerja.
f. Bersihkan semua alat bantu dengan baik setelah digunakan.
g. Semua material cat harus disimpan pada tempatnya dan dipisahkan antara Water-based dan
Solvent-based.
h. Bersihkan diri setelah melakukan pengecatan.

Anda mungkin juga menyukai