Anda di halaman 1dari 18

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN

Nama Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Rehabilitasi Sedang/Berat


Ruang Kelas Sekolah Dasar Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2021.
1.1. LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN
Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang kelas SDN 2 Sekarbagus Sugio Lamongan
1. Pekerjaan SMK3
2. Pekerjaan Pendahuluan
3. Pekerjaan Dinding & Plesteran
4. Pekerjaan Lantai
5. Pekerjaan Kusen, Penggantung & Kunci
6. Pekerjaan Plafond
7. Pekerjaan Pengecatan
8. Pekerjaan Instalasi Listrik
9. Pekerjaan Rangka Atap & Penutup Atap

1.2. ACUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT dan BQ pekerjaan ini
b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT pekerjaan ini,
Keterangan-keterangan, gambar-gambar, dan perubahannya (bila ada) hasil Rapat Penjelasan
Pekerjaan/Rapat Aanwijzing Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
2.1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat ini
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
- NI - 2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia
- NI-(1983) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (SKBI.1.3.55.1987)
- NI - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia
- NI - 5Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
- NI - 8Peraturan Semen Portland Indonesia
- NI - 10Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
- Peraturan Plumbing Indonesia
- Peraturan Umum Instalasi Listrik
- Standart Industri Indonesia (SII)
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- ASTM, JIS dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerjaan ini.
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03).
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
- Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang
untuk Gedung 1983.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan

2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :


a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh PejabatPembuat Komitmen
termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
dan sudah disyahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BQ
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);
d. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Penyedia
Jasa/Pemborong
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK
f. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat
Komitmen
Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
3.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (
Aanwijzing ).
3.2. Ukuran :
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
▪ As - As
▪ Luar – Luar
▪ Dalam – Dalam
▪ Luar – dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis adalah ukuran jadi
terpasang atau dalam keadaanselesai/finished
3.3. Perbedaan Gambar
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka Gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku /mengikat.
b. Bila ada perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran menimbulkan keragu-raguan
sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan
melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana,
untuk mendapatkan keputusan dari Konsultan Perencana.
c. Ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa/Pemborong untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.
3.4. Gambar Detail Pelaksanaan (ShopDrawing).
a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat Penyedia
Jasa/Pemborong berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan sebelum melaksanakan perubahan
pekerjaan.
3.5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada pemilik pekerjaan gambar pelaksanaan (as built drawing)
paling lambat pada saat bobot prestasi pekerjaan 100 % (Serah Terima Pertama pekerjaan
/ BAST I), dan telah disetujui oleh konsultan Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana.
3.6. Penyedia Jasa/Pemborong tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum dalam
Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga dan
mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali
dan tidak menggangu kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi
pekerjaan.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan,
paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah SPMK diterima Penyedia
Jasa/Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disyahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
4.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada Pengawas
Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Penyedia Jasa/Pemborong di lapangan
yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.
4.4. Gambar kerja, time schedule, dan grafik cuaca harus dipasang/ditempel diruang rapat Penyedia Jasa/Pemborong
di lokasi pekerjaan.
Pasal 5
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
5.1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
5.2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data- data yang diperlukan
menurut data dan keadaan sebenarnya
5.3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen sebagai bahan
monitoring.

Pasal 6
KUASA PENYEDIA JASA/PEMBORONG DILAPANGAN
6.1. Di lapangan pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong wajib menunjuk seorang Site Manager dan Pelaksana
yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia
Jasa/Pemborong, berpendidikan sesuai dengan yang tercantum dalam data lelang.
6.2. Dengan adanya Site Manager dan Pelaksana, tidak berarti bahwa Penyedia Jasa/Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya
6.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberi tahu kepada Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Site
Managerdan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
6.4. Bila dikemudian hari menurut pihak Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu
atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Penyedia Jasa/Pemborong secara
tertulis untuk mengganti Site Managerdan Pelaksana.
6.5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa/Pemborong
harus sudah menunjuk Site Manager dan Pelaksana baru atau Penyedia Jasa/Pemborong sendiri
(Penanggung jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan apabila sesuai dengan
kualifikasi yang disyaratkan.

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PENYEDIA JASA/PEMBORONG
7.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Penyedia
Jasa/Pemborong, Site Manager dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Konsultan Pengawas.
7.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
7.3. Alamat Penyedia Jasa/Pemborong dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Penyedia Jasa/Pemborong, Site Manager dan Pelaksana wajib memberitahukan secara
tertulis.

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
8.1. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang- barang milik Proyek,
Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah
8.3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Jasa/Pemborong bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
9.1. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat- syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.
9.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat- syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Penyedia Jasa/Pemborong.
9.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua Petugas dan pekerja
9.4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk
Penjaga Keamanan
9.5. Semua hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (JAMSOSTEK).
Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Seluruh alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong sebelum
pekerjaan fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, minimal jenis alat yang di perlukan antara
lain:
a. Beton Molen
b. Theodolit/Waterpas
c. Scafolding
d. Pompa Air
e. Bor Strouse
f. Alat Pemo tong Keramik
g. Alat Pemo tong Besi
h. Truck/ Pick Up
i. Genset

Pasal 11
S ITUASI
11.1. Apabila lokasi pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan, dan hal lain
yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
11.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim dikemudian hari.

Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
12.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan pengukuran kembali
area pekerjaan yang akan dilaksanakan. Apabila terjadi perbedaan hasil pengukuran, penyedia jasa harus
segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk kemudian dibicarakan dengan Konsultan
Perencana.
12.2. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar area pekerjaan selalu dalam keadaan kering
12.3. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi persyaratan
kerekatan.
12.4. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara

Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
13.1. Pekerjaan Pembersihan Lahan sebelum Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini mencakup pembongkaran material existing yang telah rusak serta pembersihan area
sebelum pelaksanaan dimulai.
b. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Penyedia Jasa/Pemborong harus berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas
c. Hasil bongkaran yang tidak dipakai lagi harus dibuang setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan pihak
Pengguna Jasa
d. Pembongkaran yang harus dilakukan secara hati-hati diantaranya :
• Pembongkaran Tutup Atap dan Rangkanya
• Pembongkaran Kuda-Kuda Kayu dan Gording
• Pembongkaran Kusen Sesuai Gambar
• Pembongkaran Plafond dan rangka serta instalasi listrik dan armature lampu
• Pembongkaran dinding kusen lama
• Pembongkaran Sanitair lama yang rusak (closet, wastafel, dll)
• Pembongkaran keramik lantai existing dan adukannya
• Pembongkaran dinding keramik existing
• Pembongkaran Anak Tangga ( Gedung Utama )
• Pembongkaran Kolam dan PenguruganTanah
e. Karena tidak seluruh komponen bangunan dibongkar, maka Penyedia Jasa harus memasang
proteksi/perlindungan terhadap komponen bangunan eksisting yang tidak dibongkar maupun
komponen yang dibongkar untuk kemudian dipasang kembali. Seluruh kerusakan yang terjadi sebagai
akibat dari kelalaian penyedia jasa/pemborong menjadi tanggung jawab dari pihak Penyedia
Jasa/Pemborong.
13.2. Letak dan Patokan Bangunan
a. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm atau mm, kecuali ukuran baja/besi
atau Pipa yang dinyatakan dalam inc/mm
b. Permukaan atas lantai ubin (P + 0,00) adalah lantai bagian dalam bangunan existing, kecuali ditetapkan lain
pada waktu Rapat Penjelasan
c. Ukuran penduga dibuat dari besi pipa (2 inc) atau beton (20x20x100 cm), kemudian sebagian ditanam
dalam tanah asli sedalam + 60 cm, penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat
pemborong dan Konsultan Pengawas yang dipelihara selama pelaksanaan.
d. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas dengan patokpatok
yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya. Pemborong harus menyediakan paling
sedikit 3 orang pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukan/prisma silang, tali
busur dan lainnya yang diperlukan.
13.3. Pekerjaan Papan Bouwplank
a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II / terentang, diserut rata dan terpasang waterpass dengan
peil + 0,00 , Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan
bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
b. Jarak papan bouwplank minimal 1,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran terhadap
galian tanah pondasi.
c. Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya benar- benar stabil ( tidak goyang
). Tanda-tanda Sumbu/As (Dinding dan Pondasi Struktur), harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan
jelas.
d. Jenis kayu yang digunakan untuk keperluan ini adalah jenis kayu kelas-II yang lurus dan kering.
e. Ukuran-ukuran pokok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar, maka Pemborong harus melaporkannya secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas supaya dapat memberikan suatu keputusan
f. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Pemborong wajib memintakan pemeriksaan dan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
13.4. Bangsal Kerja
Pembuatan bangsal kerja (terbuka atau setengah terbuka), gudang bahan untuk menyimpan bahan- bahan
bangunan yang harus terlindung dari cuaca untuk menjaga keamanan. Bangsal kerja ini menjadi
tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong selama pelaksanaan pekerjaan. Lokasi bangsal kerja ditentukan
kemudian dengan sepengetahuan konsultan pengawas serta ada ijin dari pihak pengguna jasa.
13.5. Perijinan dan Dokumentasi
a. AdministrasidanPerijinanharus dilaksanakansejakdimulainya pelaksanaanpekerjaan
b. Setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan sejak 0% dan terus berlanjut sampai pekerjaan selesai
100%.
c. Papan nama Kegiatan dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
d. Apabila dalam pekerjaan ini terdapat alat-alat/barang yang akan dipindahkan harus
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas
Pasal 14
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
14.1. Pekerjaan Galian

a. Pekerjaan Galian untuk pondasi dinding panggung dan bloom bak


b. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang dianggap cukup
menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar
galian harus dipadatkan/ ditumbuk
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai
kepadatan maksimum
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke tempat yang direncanakan, atau
tempat sementara yang disetujui Direksi
e. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan baik, sesuai dengan garis
ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana
f. Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya; pekerjapekerja,
pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil galian.

14.2. Pekerjaan Urugan Pasir


Urugan pasir dilaksanakan pada bawah lantai seperti ditunjukkan pada gambar. Lapisan pasir urug, harus
dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu disiram air secara merata, sehingga urugan pasir
tersebut benar-benar padat Urugan pasir bawah lantai ini dengan ketebalan 3 sampai 5 cm

Pasal 15
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
15.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini meliputi pekrjaan Pasangan dan Plesteran :
a. Pasangan dinding 1/2 bata 1 : 6
b. Pekerjaan plesteran 1 : 6
c. Finishing Acian opening kusen
15.2. Persyaratan Bahan Pekerjaan Pasangan
a. Batu bata (bata merah)
Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang- bidang sisinya harus
datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan merata, bebas dari cacat, retak cat, atau adukan pada
waktu akan dipasang. Dipakai batu bata
(bata merah) mutu yang baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.
b. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan beton yang terurai dipasal
lain dalam buku RKS ini.
15.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan
1. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam perbandingan campuran seperti
dibawah ini :
2. Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan agar jarak waktu
pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit, terutama
untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)
3. Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :
▪ Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah basah/toilet, dengan
ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +30 cm dari peil+0,00 lantai terbawah serta semua
pasangan yang masuk kedalam tanah atau sesuai Gambar Kerja
▪ Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat 3.a.01 diatas
▪ Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture permukaan
dinding luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar cukup kering, tebal plesteran
kamprot halus + 5 mm
▪ Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk ke dalam tanah dengan campuran
1:3 (M2), harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk kedalam tanah
b. Persyaratan Pekerjaan pasangan dinding
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil sambungan
dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja
2. Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh.

3. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan pola ikatan
harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku, kecuali
apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja
4. Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2, harus dipasang
kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan penulangan sesuai gambar Kerja.
5. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang angker
diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh 20 cm, dan bagian yang
tertanam minimal sedalam 20 cm.
6. Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain
7. Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari
c. Pekerjaan Plesteran
1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume
2. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak terlebuh dahulu.
3. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar minimal
berumur 8 hari
4. Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun spar ing-sparing SA dan EL telah
terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
5. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran klabangan) dengan tebal
sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk plesteran berapen
6. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak bergelombang,
penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung kerikil atau benda-benda
lain yang membuat cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester permukaan pasangan
batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya sudah dikeruk sedalam 1 cm
8. Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini permukaan
beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di ketrek/scratched. Semua lubang-
lubang bekas pengikat bekistingatau formtie harus tertutup aduk plesteran
9. Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan di-finish dengan cat
10. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta dalam Gambar
Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan Maksimal 2,8 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm
maka harus
11. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar harus diberi
nat dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm
12. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar tidak
berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas Matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai
berikut : Selama 7(tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air sekurang-kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh
b. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut diatas
Pasal 16
PEKERJAAN BETON
16.1. Lingkup Pekerjaan meliputi
a. Beton Poor Plat
b. Beton Pondasi
c. Beton Sloop
d. Beton Kolom Struktur
e. Beton Kolom Praktis
f. Plat Lantai Beton

g. Beton Ring Balok dan latey keliling kusen


16.2. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratanketentuan yang tercantum pada
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15- 1991-03
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton ( PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan
Pasal 3.9)
2) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4- 5-6 seluruh pasal).
3) Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh pasal).
16.3. Persyaratan Beton :
a. Untuk Beton Bertulang/Struktur seperti Kolom, Balok,Plat Lantai dan Tangga digunakan mutu Beton K.
225
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll, campuran beton
yang digunakan adalah K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3 KR
c. untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR, seperti untuk neut kusen,
rabat beton, lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja
16.4. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI-8)
atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi yang baik serta
dalam kantong asli dari Pabrik. Merek PC dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang
setaraf dipersyaratkan satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh pekerjaan.
Semen harus disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai setingi 30 cm dari
atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah menurut menurut pengiriman. Kantong-kantong
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Pasir
1. Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai pasir laut.
2. Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yang merugikan, beratnya
tidak boleh lebih dari 5 %
3. Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai
sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4. Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan bahanbahan
lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak dan dicuci sebagaimana
diperlukan untuk mengahasilkan
c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipakai agragat alami ata buatan memenuhipersyaratan PBI 1971 (NI-2) pasal 3.3, 3.4,
dan 3.5 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan
terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai
sumber terlebih dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari aiar yang bersih
dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat
menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6
e. Baja tulangan
1. Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih besar
dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil atau sama dengan
12mm, sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British Standard No. 785. 1938 atau ASTM Designation
A-15.
2. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian dengan diameter
lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian
tulangan terhadap gambar sejauh Gambar Kerja adalah Kontraktor.
3. Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan diameter serta asal
pembelian
4. Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
terhadap karat

16.5. Persyaratan teknis


a. Komposisi campuran beton
1. Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan ;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingga sampai didapat
kekentalan yang tepat.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu beton menurut
PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian beton dilaksanakan 4 (empat)
kali tahapan.
3. Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan
dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah lubang antar tulang agar tidak
terjadi rongga-rongga beton.
4. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas
mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan
terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor air semen yan
tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan, keawetan, dan
kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat
dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya). Pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor dan
perbandingan- perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti di atas dan
Kontraktor tidak berhak claim atas perubahan-perubahan yang demikian.
b. Persyaratan pelaksanaan
1. Rencana Cetakan
✓ Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada Gambar Kerja. bahan
yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas
sebelum pembuatan cetakan dimulai.
✓ Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik, atau setiap permukaan hanya
1 (satu) kali.
✓ Semua cetakan harus kokoh
✓ Celah - celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air adukan yang keluar
2. Baja Tulangan
✓ Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih, karat minyak gemuk dan
lapisan lain yang merusak atau mengurangi daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar.
✓ Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesua dengan Gambar Kerja.
Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan dengan kawat
beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton decking atau kursi- kursibesi/cakar
ayam, perenggang, specer atau logam gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan.
Dalam segala hal untuk baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat
sehingga tidak akan ada batang yang turun
✓ Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan
serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian - bagian konstruksi tertentu
✓ Penyambungan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada sambungan untuk
tulang - tulangan dindingtegak (vertikal) dan kolom sedikitnya harus 40 (empat puluh) diameter
batang
3. Pengadukan, pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1. sampai dengan pasal 6.6
4. Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk Beton” yaitu Bath
Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars dujaga adukan plastis merata danntidak boleh
ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan beton
5. Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump

6. Pengecoran
✓ Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai, Ukuran dan letak
baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar Pelaksanaan pemasangan instalasi -
instalasi yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -
langit, besi penggantung, cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain
telah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang
berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan
✓ Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan)
harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan dan barang lepas. Permukaan bekisting
dari bahan - bahan yang menyerap pada tempat- tempat yang akan di cor harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di cor tidak akan
diserap.
✓ Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor terlebih dahulu
permukaan beton lama tersebut harus bersih, dilembabkan dan dikasarkan. Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
✓ Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya
ke posisi terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak terjadi pemisahan antar kerikil dan
spesi pada waktu pengecoran
✓ Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sehingga sedemikian
rupa sehinggga speci/mortal terpisah dari agregat kasar. Suatu pengecoran yang sudah
dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai.
✓ Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas dari kantong
- kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala alat penggetar (Vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya.
7. Waktu dan Cara-cara Pembukaaan Cetakan
Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan dengan hati hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat diijinkan dibebani setelah berumur 28 (dua
puluh delapan) hari, kecuali beton yang menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera diperbaiki sampai
disetujui oleh Pengawas Lapangan
8. Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah ini. Beton yang dirawat (cured)
dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas) hari secara terus menerus sesudah beton
cukup keras, untuk mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau
dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem perawatan yang harus
dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.
9. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum dapat diterima
oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang
langsung paling sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
10. Perbaikan permukaan beton
a. Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak dengan baik
menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang
rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki
atas biaya pemborong. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas
Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik penambalan harus
dilaksanakan sebagai berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena cetakan, lubang - lubang baut,
ketidakrataan dan bengkok kecil, maka dilaksanakan dengan pemahatan kemudian
digosok dengan gurinda. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor
sedemikian rupa sehingga pengisian akan terkunci rapat ditempatnya. Semua lubang
harus terus menerus dibasahi selama 24 (dua puluh emapat) jam sebelum dicor.
11. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan seperti yang terurai
dalam RKS ini.

b. Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsif harus di buat Shop Drawing untuk
dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

Pasal 17
PEKERJAAN LANTAI
17.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :
a. Keramik Lantai 30/30
b. Keramik Lantai 40/40
c. Keramik Dinding dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar kerja
17.2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan seperti terurai dalam pasal pekerjaan
beton dan pekerjaan pasangan dalam Buku RKS ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan lengkap dengan spesifikasi bahan kepada
Direksi/konsultan pengawas dan perencana untuk dapat disetujui sebelum pemesanan barang.
17.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan keramik harus terlebih dulu dipasang pasir urug setebal 3 s/d 5 cm. Adukan
pemasangan untuk Lantai Granite dan keramik adalah 1PC:3PS, dengan tebal adukan pemasangan minimal
adalah 3 cm diatas pasir dan Jarak antara Granite/Keramik atau siar lebar adalah 2 mm.
b. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau dimintakan kepada
konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing- masing Granite atau keramik yang dipakai
awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Seluruh rongga pada bagian belakang pasangan Lantai harus berisi dengan adukan pada waktu pemasangan.
Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran Granit/Keramik.
d. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari pasangan bata merah
dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang terlihat, kemudian diaci.
e. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak dan cacat lainnya, harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Pasal 18
PEKERJAAN PLAFOND
18.1. Plafond yang dipasang adalah Papan Kalsi 3.5 mm sekualitas Kalsiboard dengan rangka Hollow modul
60 / 60 atau rangka kayu sesuai dengan gambar dengan list Kayu/profil Gypsum sesuai dengan
gambar kerja.
18.2. Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana Plafond, dimana list harus
dipasang, sesuai dengan sudut sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan dinding, kolom,
listplank, atap dan sebagainya.
18.3. Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang tak diinginkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas perintah Direksi.
18.4. Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan kurang tajam, harus diserut
atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti
dicantumkan dalam gambar rencana.
18.5. Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak rapihan dan ketidak telitian Pelaksana
dalam Pelaksanaan adalah tanggung jawab Pemborong.
18.6. Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.
18.7. Ketinggian Plafond dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan sebelum permukaan bawah
rangka Plafond rata (water pass) dan lurus, maka pemasangan penutup Plafond/Gypsum tidak boleh
dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan
Pengelola Tenik.
18.8. Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas
biaya pemborong.

Pasal 19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA
19.1. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela
dengan bahan-bahan dari Allumunium atau kayu sesuai dengan gambar rencana, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
19.2. BAHAN
A. BAHAN KAYU :
a. Kayu yang dipakai harus dari kayu dengan kwalitas baik, tidak cacat oleh banyak mata kayu, serat kayu
yanng melintang dangan bujur kayu dan tidak terdapat kayu yang lapuk.
b. Kayu tidak boleh mengandung gubal lebih dari 1 % dari masing-masing benda kerja
c. Ukuran kayu sebelum diolah atau dikerjakan harus diperhitungkan, sehingga ukuran jadi sesuai dengan
gambar plus minus 0,5 cm akibat penghalusan
d. Kayu yang dipakai harus sudah dalam kondisi kering dengan kadar lengas saat dikerjakan mencapai
0 %.
19.3. PELAKSANAAN:
a. Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat berdasarkan
Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail hubungan hubungan dan sambungan-
sambungan dan pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya
b. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa
adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.

Pasal 20
PEKERJAAN ATAP
20.1. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan (Galvalum)
1. Lingkup Pekerjaan
Untuk Atap meliputi penggantian Rangka Atap ( kuda-kuda, kaso dan reng) diganti dengan Rangka baja
ringan, dan atap Bangunan Baru mengunakan Rangka Baja Ringan (galvalum) ex bluescope dengan
baja ringan mutu tinggi ( G 550, kekuatan tarik 550 mpa ) dan dengan class coating minimal AZ 100.
Dengan dukungan Surat Aplikator Resmi dari Pabrikan/Vendor.
Ex. Aplus, Sawunggaling, dan Karya Abadi
2. Pelaksanaan:
a. Untuk Pengadaan dan Pemasangan pekerjaan ini, Rekanan dapat menugaskan pihak ketiga yang
dapat memberikan Garansi Material & Garansi Struktur minimal 10 tahun.
b. Mutu Baja dan Jenis lapisan anti karat serta ketebalannya harus dibuktikan dengan sertifikat oleh
produsen ( berstandar SNI ) dan pihak Konsultan dapat mengambil Sampling Material On Site untuk
di uji Laboratoriumkan dengan biaya pengujian menjadi tanggungan pihak rekanan.
c. Lebar bentang Struktur Rangka Atap Galvalum diukur dari Kolom terluar
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan pihak ketiga harus membuat perhitungan struktur Rangka Truss
dan Gambar Kerja ( Shop Drawing ), Dan pihak ketiga ( supplier/applicator ) Bertanggung Jawab
Penuh terhadap hasil perhitungan struktur.
e. Desain dan perhitungan struktur atas pemasangan rangka atap baja ringan sebagaimana dimaksud
disesuaikan dengan sistem pemasangan ( software ) yang dimiliki pabrik produsen rangka atap baja
ringan yang bersangkutan.
f. Setiap gambar kerja memiliki detail tentang ukuran jarak kuda-kuda ( maksimal 100 cm ), cremona,
konektor dll yang menjamin kuat dan baiknya struktur pemasangan struktur rangka atap baja
ringan tersebut
g. Selain beban mati dan beban hidup, dalam Perhitungan struktur Rangka Truss, pihak ketiga juga
harus memperhitungkan adanya muatan angin.
h. Dalam Beban mati juga harus diperhitungkan adanya beban rangka Plafond & penutupnya.
i. Baut-baut yang dipergunakan juga harus mempunyai standar spesifikasi Teknis yang jelas serta
jumlah baut yang digunakan dalam setiap joint harus tertulis dengan jelas dalam shop drawing.
j. Aplicator wajib menyerahkan contoh speciment masing –masing bahan sepanjang sepuluh (10) cm
untuk masing-masing lokasi terpasang
k. Setelah proses pemasangan rangka atap selesai, sebelum pemasangan penutup atap (genteng)
harus diperiksa dan mendapat persetujuan terlebih dulu dari aplicator resmi pabrik yang
bersangkutan
l. Dudukan dasar atap berupa ring balk harus datar rata air untuk menciptakan konstruksi yang rapi
dan kuat.

20.2. Pekerjaan Rangka Atap Kayu:


1. Pekerjaan rangka atap harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera
dalam gambar rencana/detail, lengkap dengan penyangganya, semua bagian harus mempunyai
ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak memerlukan pengisi kecuali kalau
dalam gambar rencana/detail menunjukkan hal tersebut diatas
2. Pekerjaan kap atap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga didapatkan bidang atap yang
rata dan rapat serta tidak bocor
3. Gording, nok menggunakan kayu kamper/bengkirai ukuran 8/12, sedangkan usuk menggunakan
kamper/bengkirai ukuran 5/7. Reng menggunakankamper/bengkirai 2/3, Papan reuter digunakan
kayu kamper/bengkirai ukuran 2/20, Untuk listplank digunakan kayu kamper 3/25 atau Papan
Kalsi sesuai dengan gambar dan diberi papan kompres yang dilapisi seng
4. Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh pada bagian-bagian yang penting ( lihat gambar detail
) harus diikat dengan baut 5/8” ( Ø 16 mm ). Bila digambar tidak tertulis maka pihak pemborong
tetap melaksanakan baut-baut tersebut menurut petunjuk direksi. Untuk semua sambungan
rangka atap dan kuda-kuda disambung lubang dan pen sesuai dengan fungsinya.
5. Penutup bidang atap dan langit-langit tidak boleh dipasang bila semua perlengkapan baut-
baut/beugel dan lain-lainnya belum dipasang dengan baik dan sempurna dan mendapat
persetujuan

PASAL 21
PENUTUP ATAP
21.1. Untuk penutup atap menggunakan atap genteng lama atau genteng baru sesuai dengan keterangan
yang tersebut dalam gambar
21.2. Untuk seluruh pekerjaan atap harus digunakan atap Genteng yang sama, dikeluarkan satu produk
untuk satu type. Guna memilih kualitas, Pemborong memberikan contoh-contoh Genteng yang akan
dipasang untuk dimintakan persetujuannya dari Direksi.
21.3. Atap Genteng Baru yang tidak cocok bentuknya cacat atau retak tidak boleh dipakai dan harus segera
dipisahkan dan disingkirkan

PASAL 22
PEKERJAAN KACA
22.1. Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela, jendela
bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas paling lambat
2 (dua) minggu sebelum dipasang.
22.2. Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen Alumunium harus diberi list kaca yang kuat dan rapat
dengan bahan list karet atau sielent yang bermutu baik
22.3. Setelah kaca-kaca terpasang harus tidak boleh menimbulkan bunyi bila kena getaran
Pasal 23
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
23.1. Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu dan jendela
seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di dalam pekerjaan ini
23.2. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas

Pasal 24
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
24.1. Pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond


b. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC
c. Pekerjaan Pengecatan besi railling tangga, listplank besi dan semua pekerjaan besi yang di ekspose
d. Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar
24.2. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung dari waktu
penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan
kerusakan cat lainnya
24.3. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
a. Cat dinding dan beton exterior digunakan sekualitas ICI Weather
b. Shield (Bagian Luar) - Cat plafon menggunakan Cat Catylac
c. Finishing melamik sekualitas Dana Paint
d. Cat Kayu menggunakan cat sekualitas SEIV
e. Rangka Atap di Residu
24.4. Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok sampai rata,
kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu. Dan Khusus untuk
pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa menggunakan plamur , cukup dengan
menghaluskan dengan amplas saja.

Pasal 25
PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan alat sanitair
25.1. Persyaratan Umum
1. Semua pekerjaan ini harus mematuhi dan memenuhi peraturan dan normalisasi di Indonesia
2. Penyediaan Bahan-bahan dan alat
a. Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh Kontraktor harus sesuai dengan Standard dan
normalisasi
b. Untuk pekerjaan fixtures dan peralatan lain yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini Kontraktor wajib
menyerahkan :
➢ Brosur/leaflet dari pabrik pembuat yang memuat spesifikasi teknis secara lengkap
➢ Instruksi pemasangan dari pabrik pembuat
➢ Gambar-gambar detail pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan bagi pemakaian
c. Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan oleh Kontraktor harus asli dan buatan negara asal pabrik
pembuatnya dan dilengkapi dengan tanda uji dari Badan yang diakui sah oleh Pemerintah/Badan
Internasional
d. Kontraktor & pabrik pembuat harus memberikan kepada Pengawas Lapangan mengenai :
➢ Jaminan bahwa semua bahan, peralatan yang disediakan telah bebas dari segala kerusakan
baik akibat kesalahan pabrik, akibat kerusakan bahan ataupun kerusakan akibat pengiriman
➢ Garansi pemakaian
➢ Jaminan pengadaan suku-cadang (Spare-parts).
➢ Pengujian harus disaksikan owner dan disetujui oleh Pengawas Lapangan
3. Bahan/material, peralatan, yang tidak disertai data lengkap (Brochures factory drawing specificationdiatas),
tidak diijin kan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang memenuhi persyaratan di buku RKSini
4. Segala kerusakan pada disiplin pekerjaan lain seperti AR, SR, EL, yang diakibatkan oleh pekerjaan ini
harus dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat
mengajukan tuntutan biaya pekerjaan tambah
25.2. Penggunaan Bahan
1. Alat-alat saniter
a. Wastafel lengkap cermin dan accesoriesnya sek. TOTO
b. Kloset Jongkok produk sekualitas TOTO
c. Floor Drain Sek. TOTO
d. Kran Air Dinding sekTOTO
e. Penggantian accessories Urinoir dari produk sekualitas TOTO
f. Skat Urinoir Sek. TOTO
g. Bak mandi fiber glass dengan pasangan
2. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan/material yang akan dipakai kepada Pengawas
Lapangan/Konsultan Perencana untuk disetujui secara tertulis bagi pemakaian & pelaksanaan

25.3. Persyaratan Teknis


1. Gambar-gambardan Ukuran :

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk mencantumkan semua detail instalasi seperti
"Fitting" pemipaan, alat ukur dan lain-lain. Walaupun demikian, semua bagian/detail tersebut harus tetap
disediakan dan dipasang sesuai dengan praktek pelaksanaan terbaik dan peraturan yang berlaku, demi
kesempurnaan kerja system
b. Kontraktor harus melakukan pengujian setelah Sistem terpasang dansebelum penyerahan
c. Di dalam seluruh pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus selalu berkoordinasi dengan disiplin kerja
lain (AR, SR, EL) di bawah petunjuk Pengawas Lapangan
d. Perbaikan Kerusakan
➢ Kontraktor harus mencari sebab-sebab kegagalan pengujian
➢ Kontraktor harus memperbaiki setiap kesalahan yang menyebabkan gagalnya pengujian
➢ Perbaikan dilaksanakan atas biaya Kontraktor yang bersangkutan

PASAL 26
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
26.1. Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
a. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 + conduit dia. 20 mm
sekualitas supreme, kabelindo, voksel, lampu armature sekualitas artolite, elcolite, philips
dengan componen Osram, Philips
b. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan
sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila
tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Elektrikal, untuk
dapat dipertanggung jawabkan
d. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut diatas

Pasal 27
PEKERJAAN STRAUSS PILE
27.1. Pembuatan Lubang Strauss Pile

a. Pembuatan lubang strauss dilaksanakan oleh pemborong yang mempunyai pengalaman baik dalam pekerjaan
pembuatan lubang strauss pile
b. Ukuran lubang strauss dan kedalaman sesuai dengan gambar atau bila sudah di temui lapisan keras dan di
setujui oleh direksi
c. Pembuatan lubang strauss dimulai bila titik titik yang bersangkutan sudah fixed dan mendapat persetujuan
tertulis dari direksi
d. Secara perinsip pelaksanaan pembuatan lubang strauss pile harus segera dilanjutkan langsung dengan
pemasangan rangkaian tuangan dan pengecoran

27.2. Penulangan strauss pile


a. Mutu tulangan BJTP 24 dan BJTD 40 sesuai dengan gambar. Penulangan strauss disesuaikan dengan gambar
struktur. Mutu beton K225, Slump 180-200 mm
b. Test silinder dilakukan untuk pengecoran setiap tiang bor diambil minimal 1 test. Dan di lakukan crushing test
lab beton yang di tunjuk oleh pemberi tugas
c. Tulangan strauss dirangkai terlebih dahulu sebelum dimasukan ke lubang strauss
d. Pemasangan pembesian harus bersih dari lumpur dan dijaga agar tidak menempel pada tepi lobang bor,
sehingga pada waktu pengecoran terbungkus baik oleh beton

Pasal 28
PEKERJAAN RANGKA BAJA
28.1. Gambar kerja

Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan
mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set
gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya. Walaupun
semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab
Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung
jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor

28.2. Tanda-tanda pada konstruksi baja


Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas
sesuai bagian masing- masing agar dapat dipasang dengan mudah

28.3. Pengelasan
1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan dengan
seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang dipakai adalah harus merk
"Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan
hasil pengalaman yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat . Permukaan bagian
yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar.
Bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan
disikat.
2. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen
konstruksi baja yang dilas.
3. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak
las / slag dan percikan-percikan logam yang ada.
4. Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang sama sekali.

28.4. Baut Pengikat


1. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut
harus memakai bor dan lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut
2. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan
3. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru
4. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah
Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam gambar
5. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut itusendiri. Untuk itu
diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan
buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut
6. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit
4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Untuk menjamin
pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda
dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan

28.5. Pemotongan besi


Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan
dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak diperkenankan
28.6. Erection
1. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja dan
memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan pelaksanaan erection. Perhatian khusus
dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-jarak / kedudukan angker- angker harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar
selama pengecoran angker- angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan
pile cap
2. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran
3. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam
erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu
Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini
4. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk
erection
5. Untuk pekerjaan erection dilapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang
konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection
28.7. Pengecatan akhir
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat KANSAI Super Structure R 350 line masing- masing
setebal 30 micron.Pengecatan akhir ini dilakukan setelah cat primer kedua betul-betul kering

Pasal 29
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN

29.1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti
tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan
29.2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya, harus dikeluarkan dari tapak/site konstruksi
29.3. Selama pembangunan berlangsung, kontaktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun
bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima

Pasal 30
PEKERJAAN LAIN – LAIN
30.1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur
oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana
30.2. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, Pemborong diwajibkan pula mengadakan pengurusan-
pengurusan administrasi /ijin
30.3. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna, dan
harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak
berguna disingkirkan dari proyek. Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk
dari Konsultan pengawas
30.4. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan gambar kerja dan
bestek menjadi tanggungan Kontraktor pelaksana, untuk itu Kontraktor Pelaksana wajib menyelesaikan pekerjaan
sebaik mungkin sesuai dengan gambar kerja dan bestek.
Pasal 31
PENUTUP
31.1. Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan ditentukan
kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
31.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini,
tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan
diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor
31.3. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain sebagainya sehubungan
dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan
jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
ini menjadi tanggung jawabKontraktor
31.4. Hal - hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas,
dan bila dianggap perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini

Lamongan, 2021
Mengetahui/Menyetujui : Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konsultan Perencana
CV. LAKUCIPTA CONSULINDO

SUKUR, S.Pd, M.Pd MARIA ULFA, ST


NIP. 19680621 199304 1 001 Direktur

Anda mungkin juga menyukai