Anda di halaman 1dari 41

DAFTAR ISI

A. RENCANA KERJA PEKERJAAN


Pasal 1 Lingkup Pekerjaan
Pasal 2 Gambar-gambar Dokumen
Pasal 3 Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan
Pasal 4 Penjelasan RKS dan Gambar
Pasal 5 Jadwal Pelaksanaan
Pasal 6 Kuasa Kontraktor di Lapangan
Pasal 7 Tempat Tinggal (Domisili) Kontraktor
Pasal 8 Penjaga Keamanan Lapangan
Pasal 9 Jaminan dan Keselamatan Kerja
Pasal 10 Alat-alat Pelaksanaan
Pasal 11 Situasi dan Ukuran
Pasal 12 Pemeriksaan Bahan dan Komponen Jadi
Pasal 13 Pemeriksaan Pekerjaan
Pasal 14 Pekerjaan Tambah Kurang dan Persiapan Pekerjaan
B. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 15 Pekerjaan Persiapan
Pasal 16 Pekerjaan Pasir
Pasal 17 Pekerjaan Pasangan
Pasal 18 Pekerjaan Beton
Pasal 19 Pekerjaan Lantai
Pasal 20 Pekerjaan Atap Baja Ringan
Pasal 21 Pekerjaan Plafond
Pasal 22 Pekerjaan Kaca
Pasal 23 Pekerjaan Perlengkapan Pintu (Alat Penggantung dan Kunci)
Pasal 24 Pekerjaan Pengecatan
Pasal 25 Pekerjaan Instalasi Listrik
Pasal 26 Pekerjaan Lain-lain

A. RENCANA KERJA PEKERJAAN


Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk
beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama Gambar
Kerja dan buku Syarat-syarat Teknis ini.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 1

I. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah Renovasi Asrama meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar kerja, buku Syaratsyarat Teknis dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwjzing) yang
mencakup diantaranya ;
Renovasi Asrama
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Kayu dan Kaca
6. Pekerjaan Atap dan Plafond
7. Pekerjaan Lantai
8. Pekerjaan Kunci
9. Pekerjaan Listrik
10.Pekerjaan Sanitair
11. Pekerjaan Pengecatan
II. Sarana Kerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan Kontraktor wajib :
1. Menyediakan tenaga ahli yang cukup memadai dalam jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini Kontraktor wajib memasukkan
identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota kelompok kerja
pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Menyediakan peralatan berikut alat bantu lainnya, serta bahan-bahan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja. Dalam hal ini Kontraktor wajib memasukkan
inventarisasi peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Menyediakan bahan/material dan komponen jadi bangunan dalam kualitas
sesuai Buku Syarat-syarat Teknis ini dengan jumlah yang cukup untuk
setiap pekerjaan yang harus dilaksanakan tepat pada waktunya.
4. Menyediakan tempat menyimpan bahan/material dan komponen jadi
bangunan Tapak yang harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan
hal-hal lain yang dapat mengganggu pekerjaan yang sedang berlangsung.
5. Membuat dan mengkoordinasikan Rencana dan Schedule Pelaksanaan
Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas, sehingga pelaksanaan pekerjaan
dapat dikendalikan seaman dan se-efisien mungkin terhadap
keterkaitannya dengan waktu pelaksanaan yang tersedia.
III. Pelaksanaan Pekerjaan
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 2

1. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan


Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS), Gambar Kerja, Gambar dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijing), serta mengikuti petunjuk keputusan Konsultan
Pengawas.
2. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau sub Kontraktor dalam hal ini
pengadaan bahan/material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib
memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Pelaksanaan pemasangan bahan/material dan komponen jadi keluaran
pabrik sebaiknya di bawah pengawasan (supervisi) dari tenaga ahli yanng
ditunjuk pabrik yang bersangkutan.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengajukan claim biaya pekerjaan
tambah maupun penambahan waktu pelaksanaan.
4. Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan dan tiap-tiap pekerjaan,
Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja antara
pekerjaan Arsitektur, Struktur, Sanitasi, Elektrikal/Listrik dan Pematangan
Tanah di bawah pengawasan Konsultan Pengawas,
Pasal 2
GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dilampiri :
1. Gambar Kerja Arsitektur
2. Gambar Kerja Struktur
3. Gambar Kerja Instalasi
4. Gambar Kerja Site Plan (Site Development)
Pasal 3
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
1. Keppres no. 24 tahun 1995 lengkap dengan lampiran-lampiranya.
2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwarden voor de Uitvoering bij Aaneming vanoenbare Werken
(AV) 1941.
3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbritasi Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia.
4. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
5. Peraturan Beton betulang Indonesia NI 2 PBI 1971.
6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI PKKI.
7. Peraturan Perencanaan Pembangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
8. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
9. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI 3 PUBI 1970.
10. Peraturan Umum Listrik Indonesia PULI 1979 dan Peraturan PLN setempat.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 3

11. SK SNI No. T - 15 1991 03.


12. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP.
13. Persyaratan Cat Indonesia NI 4.
14. Peraturan Kapur Indonesia NI 7.
15. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8.
16. Peraturan Bata Merah sebagai bahan Bangunan NI 10.
17. Peraturan dari ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Dinas/Instansi
setempat bersangkutan dengan masalah bangunan.
18. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :
Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat- syarat ( RKS )
Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( AANWIZING )
Berita Acara Penunjukan.
Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana tentang Penunjukan Kontraktor.
Surat Perintah Kerja ( SPK )
Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ) yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Pasal 4
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum di Pengawasan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
I.

II.

Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja
meliputi :
As
- As
Luar - Luar
Dalam
- Dalam
Luar - Dalam
Perbedaan Gambar
1. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah Gambar.
2. Bila sesuatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam
satu disiplin Kerja, maka Gambar yang mempunyai Skala yang lebih
besar yang berlaku/mengikat.
3. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur,
maka yang berlaku/mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur
sepanjang tidak mengurangi segi Konstruksi dan Kekuatan Struktur.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 4

4. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi,


maka yang Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional
dalam Gambar Kerja Arsitektur.
5. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan
Elektrikal/Listrik, maka yang dipakai sebagai pegangan adlah ukuran
fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
6. Bila
perbedaan-perbedaan
itu,
ketidakjelasan,
maupun
kesimpangsiuran yang menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka Kontraktor
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas, mengadakan
pertemuan dengan Pengawas dan Konsultan Perencana, untuk
mendapatkan keputusan dari Pengawas dan Konsultan Perencana
Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
7. Ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan maupun mengajukan Claim
biaya pekerjaan tambah.
III.

Gambar Detail Pelaksanaaqn ( Shop Drawing )


1. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja
yang wajib dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang
telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
2. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus
yang belum tercakup dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang
diminta oleh Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
3. Dalam shop Drawing ini harus jelas tercantum Pengawasan dan
digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh
jadi dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja Dokumen
maupun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
4. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi
pelaksanaan.
5. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengatahuan
dari Pengawas.
Segala akibat yang terjadi adalah tanggung Jawab Kontraktor, baik dari
segi biaya maupun waktu pelaksanaan.
Pasal 5
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 5

JADWAL PELAKSANAAN
I.

Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib


membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar Chart & S-Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya
kepada Pengawas, sehingga pelaksanan pekerjaan terkendali dan tidak
mengganggu kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran
kegiatan di sekitar lokasi pekerjaan.

II.

Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu


dari Pengawas, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari
kalender setelah surat keputusan penunjukan (SKP) diterima oleh
Kontraktor.

III.

Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Pengawas, akan disahkan oleh
pemberi Tugas.

IV.

Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)


kepada Pengawas, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan Grafik kemajuan
pekerjaan/prestasi Kerja.

V.

Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan


Rencana Kerja tersebut.
Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

I.

Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa


Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor, berpendidikan minimum sarjana muda Teknik Sipil atau
sederajat dengan pengalaman 3 (tiga) tahun, atau STM jurusan Bangunan
dengan pengalaman minimum 7 (tujuh) tahun.

II.

Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung


jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

III.

Kontraktor wajib memberi tahu kepada tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

IV.

Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis Wilayah dan


Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 6

V.

Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan surat


pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau
Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan.
Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR

I.

Untuk menjaga kemungkinan kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal
yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara
tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola Tekhnis
setempat dan Pengawas.

II.

Kontraktor wajib memasukan identitas alamat kerja (Workshop) dan


peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan
dilaksanakan.

III.

Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak berubah selama


pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat Kontraktor dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis.
Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN

I.

Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barangbarang milik Proyek, Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan.

II.

Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui


Pengawas/Konsultan Perencanaan, baik yang telah dipasang maupun
yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

III.

Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya,


baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang
siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan
kemudian oleh pengawas.
Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

I.

Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan
musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 7

II.

Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan


memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang
ada di bawah kekuasaan Kontraktor.

III.

Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua Petugas dan pekerja.

IV.

Tidak diperkenankan membuat penginapan dalam lapangan pekerjan


untuk pekerja, kecuali untuk penjaga keamanan.

V.

Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para


pekerja wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Pasal 10
ALAT ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor,


sebelum pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :
1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas.
2. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas.
3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
4. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
5. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh
Pengawas.
6. Mesin Pemadat.
7. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila
diperlukan.
8. Alat Megger, alat ukur listrik dan alat ukur lainnya.
Pasal 11
SITUASI DAN UKURAN
I.

Situasi
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 merupakan Renovasi Asrama Di
Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri Kadipaten.
2. Ukuran luas tersebut dalam pasal 1 ayat-ayat terdahulu dimaksudkan
sebagai garis besar/prinsip/patokan pelaksanaan dan pegangan
Kontraktor.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasnya pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga
penawaran.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 8

4. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada


(Existing) di tapak yang meliputi antara lain bongkaran bangunan
Existing, pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel di bawah tanah dan
lain sebagainya yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran
ataupun pemindahan hal-hal tersebut di atas, maka Kontraktor
diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut
sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada.
6. Di dalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan Claim biaya
pekerjaan tambah, sebelum melakukan pemindahan/pembongkaran
segala sesuatu yang ada di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan
dahulu ke Pengawas.

II.

7. Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan Claim baik dari waktu maupun
biaya.
Ukuran
1. Ukuran satuan yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam
centimeter (cm), kecuali ukuran-ukuran untuk baja dan pipa yang
dinyatakan dalam inch atau milimeter (mm).
2. Permukaan atas lantai finish peil +0,00 ditetapkan 30 cm dari
permukaan tanah rencana dari sekitar bangunan termaksud, atau sesuai
Gambar Kerja.
3. Di bawah pengawasan Pengawas, Kontraktor wajib memasang patokpatok ukur/titik duga yang terpenting di Tapak untuk patokan titik mula
setiap bagian dari pekerjaan.
4. Memasang papan bangunan (Bouwplank)
5. Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Pengawas
dengan patok ukur dan papan bangunan.
6. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara
mengukur, alat-alat penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma silang
pengukuran menurut kondisi dan situasi tanah bangunan, yang selalu
berada di lapangan.
7. Perbedaan antara Gambar Kerja Dokumen dengan keadaan di lapangan
harus dilaporkan kepada Pengawas, selanjutnya Pengawas berkonsultasi
dengan Konsultan Perencana.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 9

8. Tidak dibenarkan mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Pengawas.


Pasal 12
PEMERIKSAAN BAHAN DAN KOMPONEN JADI
I.

Semua bahan/material dan komponen jadi yang didatangkan harus


memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 1 ayat 4.

II.

Pengawas berwenang menanyakan asal bahan/material dan komponen


jadi dan Kontraktor wajib memberi tahu.

III.

Contoh bahan/material an komponen jadi yang akan digunakan harus


diserahkan kepada Pengawas dan Konsultan perencana untuk
mendapatkan standart of appearience. Paling lambat waktu penyerahan
contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih akan
diinformasikan oleh Pengawas kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

IV.

Semua bahan/material dan komponen jadi harus disetujui secara tertulis


oleh Pengawas sebelum dipasang.

V.

Bahan/material dan komponen jadi yang telah didatangkan oleh


Kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh
Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjan selambatlambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.

VI.

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material dan komponen jadi harus


sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat, dan atau sesuai dengan
spesifikasi bahan tersebut.
Pasal 13
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

I.

Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi


karena bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu
pekerjaannya sendiri ditolak oleh Pengawas, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor.

II.

Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini


telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Pengawas, Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan dari Pengawas. Baru apabila Pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya.

Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 10

III.

Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, maka Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Pengawas
minta perpanjangan waktu.
Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

I.

Pekerjaan Tambah Kurang


1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang diberitahukan dengan
tertulis atau ditulis dalam buku harian oleh Pengawas serta disetujui
oleh Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah ntertulis dari Pengawas atas persetujuan Pemberi Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah kurang akan diperhitungkan menurut daftar
harga satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor sesuai AV 41
Artikel 50 dan 51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama
dengan angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam
harga satuan yang dimaksukan dalam penawaran, maka harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengawas bersama-sama
Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai
penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Pengawas/Tim
Pengellola teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

II.

Persiapan Pekerjaan
1. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempelkan papan reklame dalam
bentuk apapun dalam lingkungan halaman Tapak pekerjaan atau pada
pagar halaman pekerjaan.
2. Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek atas biaya
sendiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Ijin-ijin lain yang berkaiatan dengan pelaksanaan, misalnya ijin
pemakaian jalan, ijin llingkungan menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 11

B. SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN


Pasal 15
PEKERJAAN PERSIAPAN
I.

Lingkup Pekerjaan
1. Papan Nama Proyek
2. Pekerjaan Bouplank
3. Perawatan dan Pembersihan Lapangan
4. Bongkar Atap dan Plafond termasuk rangka plafond
5. Bongkar Dinding Bangunan Lama (sesuai gambar kerja)
6. Bongkar Kusen (sesuai gambar kerja)
7. Bongkar Keramik (sesuai gambar kerja)
8. Buang Bekas Bongkaran

II.

Papan Nama
Kontraktor harus membuat papan nama untuk menjelaskan pekerjaan,
kegiatan serta mencakup semua yg di setujui oleh Panitia Penerima dan
Pemeriksa Barang/Jasa.

III.

Pekerjaan Bongkar Atap, Plafond, Rangka Plafond, Dinding, Kusen


dan Keramik
1. Pembongkaran.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 12

2. Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari


tapak segala sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan
yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan, sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas.
3. Hasil pembongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari dalam
tapak sesuai dengan peraturan setempat.
4. Pengamanan.
1. Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala
kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu
yang dinyatakan oleh Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa
bangunan, jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun
pepohonan yang telah ada.
2. Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan
dipertahankan, Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan
semula.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai Claim biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya
atas persetujuan Pengawas.
Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi
tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai Claim biaya
pekerjaan tambah.
IV.

Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)


1. Papan Bangunan (Bouwplank)
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari Kayu Klas III dengan ukuran
tebal 2 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok Kayu Klas III 5/7 cm yang
jaraknya satu sama lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah
sehingga tidak dapat digerak-gerakan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari atas pondasi
terluar.
d. Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan lain dan atau rata
waterpass kecuali dikehendaki lain oleh Pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Pengawas unutuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pasal 16
PEKERJAAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 13

1. Galian Tanah Pondasi


2. Urugan Bekas Galian
3. Urugan Pasir Bawah Pondasi dan Lantai
I.

Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Penggalian tanah pondasi yang dimaksud disini penggalian pondasi
sebagai lapisan awal. Galian tanah untuk pasangan batu kali harus sesuai
dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah keras, apabila
diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik dasar galian harus
dipadatkan/ditumbuk.Jika galian melampaui batas kedalaman, Pemborong
harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat
langsung ke tempat yang direncanakan atau yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas, sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai penimbunan
harus disingkirkan ke tempat yang disetujui Konsultan Pengawas.
Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan
lay out titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan tali sesuai gambar
dan disetujui Direksi. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan
terhadap betulnya penempatan, kedalaman, besaran, lebar, letak dan
kondisi dasar galian.

II.

Urugan Bekas Galian


Urugan / timbunan tanah harus dilakukan lapis-lapis setebal masingmasing 20 cm sampai mencapai ketebalan sesuai dengan ketentuan
gambar atau atas persetujuan Konsultan Pengawas. Tanah timbunan yang
dipergunakan harus bersih dari bahan-bahan organik sampah.

III.

Urugan Pasir Bawah Pondasi dan Lantai


Seperti halnya pekerjaan pondasi lainnya, bahwa setiap pekerjaan
pondasi dan lantai pasti ada pekerjaan urugan, yang antara lain seperti
urugan pasir dengan ketebalan + 5 cm.
Pasal 17
PEKERJAAN PASANGAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
1. Pasangan Aanstamping
2. Pasangan Pondasi Batu Belah ad. 1:3
3. Pasangan Dinding Bata ad. 1:5
4. Pasangan Plesteran ad. 1:5 + acian
5. Pasangan Kanopi dengan atap genting metal
Persyaratan Bahan
1. Batu bata (bata merah)
Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan
siku, bidang-bidang sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran
seragam dan merata, bebas dari cacat, retak cat, atau adukan pada
waktu akan dipasang.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 14

Dipakai batu bata (bata merah) mutu yang baik, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan/material ke Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.
2. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan
untuk pekerjaan beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.
3. Keramik
Keramik buatan dalam negeri mutu terbaik sekualitas Mulia atau merk
lainnya kualitas 1.
Keramik harus uniform dalam ukuran, warna dan sudut-sudutnya harus
siku.
Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Persyaratan Pelaksanaan
Aduk Perekat/Aduk Pasangan
1. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti dibawah ini :
Macam
Perbandingan
Penggunaan
M1
1PC : 3Ps
1. Aduk semua pasangan batu
bata kedap air atas maupun
di
bawah
permukaan
tanah ; (dinding, tangki
septick).
2. Aduk
neut,
pasangan
keramik.
3. Aduk plesteran trasram,
beton dan braven.
M2

1PC : 5Ps

1. Aduk semua pasangan batu


bata tidak kedap air.
2. Plesteran pasangan batu
bata tidak kedap air.
3. Plesteran Pas. Bata +
Plesteran kamprot halus
(texture)

2. Semen jenis adukan dan plesteran tersebut harus disiapkan


sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan
belum mengering. Dipersyaratkan agar jarak waktu pencampuran
adukan dengan plesteran dan pemasangannya tidak melebihi 30
menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2).
Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 15

1. Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah


basah/toilet, dengan ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan + 30 cm
dari peil + 0,00 lantai terbawah serta semua pasangan yang masuk
kedalam tanah atau sesuai Gambar Kerja.
2. Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat di
atas.
3. Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk
mendapatkan texture permukaan dinding luar, dan dilaksanakan
setelah pekerjaan plesteran dasar cukup kering, tebal plesteran
kamprot halus + 5 mm. Plesteran beraven adalah plesteran kasar
yang masuk ke dalam tanah dengan campuran 1 : 3 (m2), harus pula
dilaksanakan pada pasanan yang masuk kedalam tanah.
I.

Pasangan Pondasi Batu Belah ad. 1:3


1. Sebelum pemasangan batu kali/belah dimulai, ijin dari Konsultan
Pengawas dan Panitia Penerima/Pemeriksa Barang mengenai hal
tersebut harus didapat secara tertulis.
2. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditimbris
dan disiram air sampai kepadatan maksimum.
3. Alas pondasi dari Aanstamping dihamparkan diatas lapisan pasir dan
dipadatkan setebal 20 cm, ditimbris dan disiram air sampai kepadatan
maksimum.
4. Adukan yang dipakai untuk pasangan Batu Belah adalah 1 pc : 3 ps.

II.

Pasangan Dinding Bata ad. 1:5


1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini knt harus memperhatikan detail
bentuk profil sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air di
atas permukaan batu bata tersebut.
3. Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata batu setiap luas
12 m2, harus dipasang kolom praktis, ring balk beton, maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang angker
diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh
20 cm, dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.

III.

Pasangan Plesteran ad. 1:5 + acian


1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
2. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus
diayak terlebih dahulu.
3. Plesteran halus/Acian halus.
a. Plesteran halus/Acian halus adalah campuran PC dengan air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang
homogen. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar minimal 2 hari.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 16

b. Sebelum melaksanakan plesteran semua pemipaan maupun sparingsparing SA dan EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala
plesteran (klabangan) dengan tebal sama dengan ketebalan
plesteran yanng direncanakan, kecuali untuk plesteran berapen.
d. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga,
tidak berlubang, tidak mengandung kerikil atau benda-benda lain
yang membuat cacat. Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang
dipersyaratkan
maka
Kontraktor
harus
membongkar
dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata sebelum
diplester permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya sudsh dikeruk sedalsam 1 cm.
f. Pekerjaan plesteran halus pada permukaan beton sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini permukaan beton harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting kemudian diketrek/scratched. Semua lubanglubang bekas penngikat bekisting atau formite harus tertutup adukan
plesteran.
g. Pekerjaan pesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan
pasangan batu bata dan beton yang akan di-finish dengan cat.
h. Semua permukaan yangn akan menerima bahan/material finishing
misalnya bahan/material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing
tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/material finishing
terssebut adalah cat.
i. Ketebalan plesteran harus mencapai permukaan dinding/kolom/lantai
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peilpeil yang diminta dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah
minimal 1 cm dan maksimal 2,8 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm
maka harus menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan
kepermukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
j. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada
satu bidang datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam
0,5 cm.
4. Pemeliharaan
1. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsunng dengan wajar tidak berlangsung dengan wajar tidak
berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan
air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 17

2. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan


sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering,
bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang diisyaratkan
tersebut di atas.
Pasal 18
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari :
Pasangan Beton Sloof, Pasangan Beton kolom Praktis dan Pasangan
Beton Ring Balok
2. Pekerjaan beton tidak bertulang :
Pasangan Rabat Beton
Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC
Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan
Semen Portland Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No.12
tahun 1965 Semen harus sampai ditempat kerja dalam kondisi yang
baik serta dalam kantong asli dari pabrik. Merek PC dianjurkan produksi
dalam negeri seperti, Tiga Roda, Gresik atau setaraf dengan yang
dipersyaratkan satu merek PC yang disetujui Pengawas untk seluruh
pekerjaan. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, cukup
ventilasi dia atas lantai setinggi 30 cm dari atas tanah. Penyimpanan
harus berurutan dan terpisah menurut pengiriman. Kantong-kantong
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Pasir
Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak diperkenankan
memakai pasir laut.
Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi
lain yang merugikan tiak boleh lebih dari 5 %.
Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan persetujuan, contoh seberat 15 Kg
dari pasir alam yang yang diusulkan untuk dipaki sedikitnya 14
(empat belas) hari sebelum diperlukan.
Tumbuhan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuhtumbuhan, kotoran dan bahan-bahan lain yang tidak dapt dipakai
harus disingkirkan. Bahan harus diayak dan dicuci sebagaimana
diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan disini.
c. Agregat (kerikil atau batu pecah)
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 18

Agregat dapat dipakai agregat alami atau buatan memenuhi


persyaratan PBI 1971 (NI-2) pasal 3.3, 3.4 dan 3.5. agregat tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan
tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan
contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesi/mortar dan speci
injeksi harus dari air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat
menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.6.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-32 untuk baja
diameter lebih besar atau sama dengan 16 dan U-24 untuk baja lebih
kecil 16, kecuali untuk diameter 19 ke atas harus menggunakan U-32
(ulir) sesuai dengan PBI 1971, JIS SR 24 British Standard No. 785.
1938 atau ASTM Designation A-15.
Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan Gambar Kerja,
penggantian dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis
dari Panitia Pemeriksa. Segala biaya yang diakibatkan oleh
penggantian tulangan terhadap yang digambar sejauh bukan
kesalahan Gambar Kerja adlah tanggung jawab Kontraktor.
Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas
lembab, disesuaikan diameter asal pambelian. Semua baja tulangan
harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak sejauh
mungkin dilindungi terhadap karat.
f. Bahan campuran tambahan (additives)
Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture /additives)
kecuali yang disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS harusa
seijin tertulis Pengawas.
Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set)
tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah
(hidrostatic presure) tidak boleh bahan kedap air yang mengandung
garam stearate.
Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan ikilim tropis
dan memenuhi AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus
dengan sebagai pengurang air adukan dan menunda pengerasan
awal.
Semua admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan
hasil pekerjaan benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan mendapat
persetujuan Pengawas.
Untuk
penyambungan
kembali
akibat
terhantinya
sesuatu
pengecoran beton dipakai bahan perekat CALBOND sebelum dicor
dengan beton baru, serta permukaannya harus dikasarkan. Jumlah
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 19

pemakaian untuk 1 m2 adalah 0.3 liter calbond dicampur dengan


larutan semen/PC sekitar 25 % nya dengan cara ditaburkan.
g. Bekisting
Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal
minimal 2 cm dengan rangka penguat penyokong dan penyangga
dibuat dari kayu borneo 5/7 , 5/10 , secukupnya, sehingga mampu
mendapatkan kekuatan dan kekakuan mendukung beton sampai
selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai papan
borneo tebal 3/20.
Steger cetakan/bekesting dipakai kayu borneo dengan ukuran
minimum 5/10 cm atau pipa besi (scaffolding), tidak diperkenankan
memakai bambu.
Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih
kokoh dan lebih kaku, permukaan panel lurus halus, sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.
Persyaratan Teknis
Komposisi campuran beton
a. Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air
seperti yang ditentukan, semuanyan dicampur dalm perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan
yang tepat.
b. Komposisi campuran beton dibuat dengan perbandingan volume
dengan mutu beton berdasarkan mix desain dsb :
Macam
Perbandingan
Penggunaan
C1
1PC : 3Ps : 5Kr
Untuk pekerjaan beton
tumbuk (rabat beton)
C2
Mutu beton K-175
Untuk pekerjaan Sloof, Kolom
Praktis, Ring Balok, Beton
Balok, Beton Plat, dan Beton
Sanwering

Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus


memenuhi syarat mutu beton BO menurut PBI 1971, disertai
sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian beton dilaksanakan
4 (empat) kali tahapan.
Ukuran maximum dari agregat kasar dalam beton boleh melampaui
ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus
memerhitungkan celah lubang antar tulangan agar tidak terjadi
rongga-rongga beton.
Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai
untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari
waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 20

ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai


kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air
semen dari beton tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat dan
tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya).
Pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor dan perbandinganperbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan
seperti di atas dan Kontraktor tidak berhak claim atas perubahanperubahan yang demikian.
c. Pengujian dari Konsistensi Beton dan Bedabnda uji beton
Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran)
dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer).
Penambahan air untuk pencairan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang tidak diperkenankan. Nilai slump dari beton (penguji
kerucut Slump) tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui
12 cm untuk segal beton yang dipergunakan.
Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melalui pengujian biasa
dengan silinder berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm
atau kubus 20 x 20 x 20 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI
1971. pengujian slump disesuaikan dengan NI-2 PBI 1971 dan
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif,
frekuwnsi akan ditetapkan oleh Pengawas.
d. Benda Uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai
berikut :
o Minimum benda uji setiap hari
o Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
o Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 1 benda uji
o Yang tebesar menentukan
e. Persyaratan Pelaksanaan
Rencana Cetakan
o Cetakan harus sesuai dengan bentuk ukuran yang diinginkan
pada Gambar Kerja. Bahan yang akan dipakai untuk rencana
cetakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas sebelum
pembuatan cetakan dimulai.
o Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik,
atau setiap permukaan hanya 1(satu) kali.
o Semua cetakan harus kokoh.
o Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso
secukupnya sehingga menghasilkan beton yang lurus rata.
Dipersyaratkan untuk beton tampak (Exposed) adalah resmi
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 21

exposed artinya setelah cetakan dibongkar memberikan bidang


yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
o Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara
merata untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
o Celah-celah antara papan atau panel cetakan harus rapat
sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yang
keluar.

Baja Tulangan
a. Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpihserpih, karat minyak gemuk dan lapisan lain yang merusak atau
mengurangi daya lekat dalam beton.
b. Bentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
tertera pada gambar.
c. Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
Gambar Kerja.
d. Agar tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blokblok beton cetak/beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam,
perenggang, specer atau logam gantung (metal hanger) sesuai
dengan kebutuhan.
e. Dalam segala hal untuk baja tulangan yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat sehinga tidak akan ada batang
yang turun.
f. Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan serta harus mempunyai
jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu seperti
; kolom dan balok 2,5 cm, plat beton 1,5 cm.
g. Penyambungan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada
sambungan untul tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan
kolom sedikitnya harus 40 (empat puluh kali) diameter batang.

Pengadukan,
pengangkutan,
pengecetan,
pemadatan
dan
perawatan beton harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
didalam PBI 1971 pasal 6.1 sampai dengan pasal 6.6
Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues
Mixer, dalam hal ini harus dijaga adukan plastis merata dantidak
boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan beton.truk
Pengaduk (truck Mixer) diatur sedemikian rupa, sehingga beton dari
adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang sama. Pengaduk
yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak
memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir
(Batching Mixer Plant) harus diatur, sehingga pekerjaan mengaduk
dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap mesin

Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 22

pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu


dan jumlah adukan. Disarankan memakai adukan beton siap pakai
Beton Ready Mix agar kualitas beton lebih konsisten dan lebih
cepat dalam pelaksanaannya.
Suhu
Suhu beton waktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat
dan bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 sampai 32
derajat Celcius, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk
kemudian dicor/dituang.
Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton
harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.
Pengecoran
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekisting
selesai, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan
Gambar pelaksanaan pemasangan instalasi-instalasi yang harus
ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langitlangit, besi penggantung, cable tray dan stek-stek penyokong dan
pengikatan serta lain-lain telah selesai dikerjakan.
o Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran telah disetujui Pengawas.
o Sebelum pengecoran beton semua permukan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan dan barang lepas.
o Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban air dari beton yang baru dicor tidak akan
diserap.
o Pada pengecoran beton baru kepermukaan beton yang telah
dicor terlebih dahulu permukaan beton lama tersebut harus
bersih, dilembabkan dan dikasarkan.
o Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton
yang disetujui oleh Pengawas.
o Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut terhadap sistem
struktur/penulangan yang ada.
o Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi, terutama yang
menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus/tertanam dalam
beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
o Beton boleh dicor hanya waktu Pengawas serta Pengawas
Kontraktor ada ditempat kerja dan persiapan betul-betul
memadai.
o Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya keposisi terakhir harus sependek mungkin,
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 23

sehingga tidak terjadi pemisahan antara kerikil dan spesi pada


waktu pengecoran.
o Pengecoran beton untuk bagian vertikal seperti kolom, harus
menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2
(dua) m.
o Pengecoran beton untuk yang horizontal seperti ; plat, balok,
parapet harus di cor lapis demi lapis horizontal menyeluruh
dengan dengan ketebalan perlapis <50 cm.
o Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi.
o Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau
lama sehingga speci/mortal terpisah dari agregat kasar. Suatu
pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh
terputus sebelum bagian itu selesai.
o Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga
ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
o Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala alat
penggetar (Vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
o Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya
bahan beton dengan airnya.
o Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam
pelaksanaanya lebih efektif, diwajibkan menggunakan treime
yang disediakan oleh pengusaha beton ready mix.
Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakankerusakan pada beton. Beton baru dapat diizinkan dibebani setelah
berumur 28 (dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang
menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti, permukaan-permukaan yang tidak rata, halus dan rapi
harus segera diperbaiki sampai disetujui Pengawas.
Perawat (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air harus tetap basa
paling sedikit 14 empat belas) hari terus menerus sesudah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa yang berlubanglubang.
Pengawas yang berhak menentukan cara perawatan bagaimana
yang harus dipergunakan pada tiap bagian pekerjaan.
Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakankerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Pengawas. Permukaan
beton yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang
langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 24

seperti itu harus dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran


dilaksanakan.
Perbaikan Permukaan Beton
o Jika sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi dan harus dibuang maka Kontraktor harus
menggantinya atas biaya sendiri, kecuali Pengawas memberi ijin
menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan
harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam pasal-pasal
berikut.
o Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah
yang terdiri dari, sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena
cetakan, lubang-lubang baut, ketidakrataan dan bengkok, harus
dibuang denngan pemahatan atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gurinda.
o Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor
sedemikian
sehingga
pengisian
akan
terikat
(terkunci)
ditempatnya.
o Semua lubang harus terus menerus disempurnakan.
Pasal 19
PEKERJAAN LANTAI
I.

II.

III.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meiputi :
1. Pas. Lantai Keramik 30/30
2. Pas. Saluran Grevel dia. 20 cm
3. Pas. Rabat Beton Tumbuk dia. 1:3:5
Persyaratan Bahan
1. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan
seperti terurai dalam pasal pekerjaan beton di dalam spesifikasi teknis
ini.
2. Keramik 30 x 30 cm di gunakan untuk lantai r. dalam dan teras (sesuai
gambar kerja), Persyaratan bahan keramik harus memenuhi ketentuan
keramik.
Persyaratan Pelaksanaan
1. Tanah urug sebagai lapisan dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass, kemudian dipasang urugan pasir padat
tebal 10 cm.
2. Untuk pemasangan penutup lantai atas, sebelum pemasangan keramik
harus terlebih dulu dipasang pasir urug setebal 5 cm.

Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 25

3. Pola pemasangan dan awal pemasanan harus sesuai dengan Gambar


Kerja dengan mengikuti pola corak masing-masing ubin keramik yang
dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Pasal 20
PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN
I.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Konstruksi Atap, terdiri dari Kuda kuda Baja Ringan (truss)
serta untuk papan listplank, menggunakan Boardplank.
2. Pekerjaan Penutup Atap, terdiri dari Atap Genteng Morando Glazuur dan
Bubungan Genteng Morando Glazuur.

II.

Persyaratan Bahan
1. Jenis baja ringan yang dipakai untuk konstruksi atap yaitu type profil C
75-75.
2. Baja mutu tinggi dengan grade minimum G550, meiliki kriteria :
Mutu Baja (Steel Grade) : G550
Kekuatan Leleh Minimum : 550 MPa
Tegangan Tarik Minimum : 585 MPa
Modulus Elastisitas : 2.100.000 MPa
Modulus Geser 80.000 MPa
Ketebalan : 0,75 mm
Tinggi : 75 mm
3. Apabila mutu baja dibawah 550 MPa atau grade dibawah G550; maka
tidak dapat dipergunakan sebagai bahan baku pekerjaan rangka atap
baja ringan.
4. Alat Sambung
a. Self Drilling Screw Alat sambung untuk baja ringan umumnya
menggunakan self Screw (SDS) atau sekrup dengan ujung
penembus tanpa mur. Baut merupakan jantung kekuatan rangka
atap baja ringan, untuk itu pemiliha baut pun memegang peran
penting. Kriteria yang dipergunakan :
i.
Self drilling scew yang dipakai harus memiliki alur yang kasar
dan terdapat ruang bawah kepala baut.
ii.
Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun` diantara
alur, bukan dirusak oleh alur, sehingga self drilling screw
mampu memikul beban yang besar disambungan.
iii.
Baut dengan lapisan anti karat galvanis.
b. Conector Triple Grip
i.
Connector TripleGrip merupakan alat sambung antara top plate
walling plate dengan rangka atap/kuda-kuda utama.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 26

ii.
III.

Connector ini harus dapat memperhitungkan gaya uplift (gaya


hisap) yang berlaku sesuai dengan desain.

Persyaratan Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi Atap Baja Ringan (truss) serta untuk papan
listplank Wood Plank (GRC)
1. Pemasangan kuda-kuda baja ringan harus dipasang betul-betul rapih.
2. Pemasangan baja ringan harus bergaransi minimal 10 tahun setelah
pemasangan.
3. Kualitas bahan digunakan untuk kuda-kuda baja ringan (Truss) harus
betul-betul memenuhi SNI dan dapat dipertanggungjawabkan oleh
pihak terkait.
Pekerjaan Penutup Atap
1. Bahan penutup atap dipakai Genteng Morando Glazuur, kualitas baik
dan memenuhi persyaratan PUBB 1971.
2. Untuk seluruh bahan bangunan harus menggunakan bahan penutup
atap dari satu pabrik, sebelum dipesan/dikirim ke pekerjaan,
pemborong
terlebih
dahulu
memberikan
contoh
ke
Panitia
Pemeriksa/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan, bahan
penutup atap yang cacat/retak tidak dibenarkan untuk dipakai.
3. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus dicek
kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga diperoleh bidang yang
rata.
Pasal 21
PEKERJAAN PLAFOND

I.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi ;
1. Pekerjaan Rangka Plafond.
2. Pekerjaan Plafond GRC.
3. Pekerjaan List Profil Kayu.

II.

Persyaratan Bahan
1. Untuk rangka plafond kayu Klas III
2. Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus, tidak retak,
tidak bengkok dan mempunyai kelembaban kurang dari 15% serta
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
3. Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan
contoh kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

III.

Persyaratan Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit memakai kayu klas III
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan
elektrikal yang sudah terpasang sebelum melaksanakan penutupan
langit-langit.
3. Pelaksanaan rangka langit-langit adalah 60 x 60 cm.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 27

4. Semua langit-langit bangunan digunakan GRC datar berkualitas baik


dengan permukaan rata, licin, tidak berombak, sisi luar yang lurus dan
rata dan tidak retak.
5. Pertemuan antara langit-langit harus lurus dan rapat, pertemuan langitlangit dan dinding sisi / listplank dipasang list profil kayu Profil. GRC
yang cacat tidak boleh dipakai sedangkan pinggiran yang tidak rata
harus diampelas.
6. Secara keseluruhan langit-langit yang tidak berombak atau
melengkung, nat yang tidak lurus harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya pemborong.
Pasal 22
PEKERJAAN KAYU
1.

2.

Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan Kayu Kasar
Pekerjaan rangka plafond yang tidak ditampakkan (unexposed)
Pekerjaan kayu kasar lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pekerjaan Kayu Halus
Kusen
List profil tepi langit-langit
Pekerjaan kayu halus lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Persyaratan Bahan
2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan yang terurai
pada butir berikut ini. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar
kering, lurus, tanpa cacat mata kayu, tidak putih kayu dan tidak retak.
2.2. Pekerjaan Kayu Kasar
Jenis kayu yang dipakai menggunakan kayu hutan (lokal) atau
sekualitas klas II atau III
2.3. Pekerjaan Kayu Halus
Jenis kayu yang dipakai adalah kayu hutan klas I untuk pekerjaan
kusen, daun pintu panel, list plafond dan kayu halus lainnya.
2.4. Kelembaban.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm , disyaratkan kelembaban
kayu tidak lebih dari 14 % terpasang.
Untuk ketebalan kayu tidak lebih dari 7 cm, diijinkan kelembaban kayu
25 % maximum.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan
kelembaban kayu 18 % maximum. Kelembaban kayu atau kadar air
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 28

kayu (moisture content) tersebut


pemeriksa kelembaban kayu.

diatas

diperiksa

dengan

alat

2.5. Pengawetan Kayu.


Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus
sudah melalui proses pengeringan (dry kiln) dan harus sudah diberi
bahan anti rayap sebelum pelaksanaan finishing. Persyaratan
pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum pada pekerjaan
perlindungan. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini harus diletakkan disuatu tempat, didalam
ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan. Timbunan kayu
tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung terhampar dilantai.
2.6. Bahan dan Alat bantu.
Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII
0282/80.
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu produk HENKEL atau yang
setaraf.
Semua pengikat berupa paku, sekrup, bout, dynabolt, kawat dan lainlain harus digalvanisasi.
3.

Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor
diwajibkan untuk :
- mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan
detail sesuai Gambar kerja.
- Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan
pemasangan dilapangan.
- Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail pemasangan
dan sistem perkuatan .
Selama pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor harus selalu
mengkoordinasikan dengan paket pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal
khususnya apabila didalam pekerjaan ini terdapat pemasangan
Fixtures dan armatur maupun jalur-jalur dari pekerjaan tersebut. Agar
diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum pelaksanaan
kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran.
Kontraktor harus menyediakan manhole untuk pemeliharaan /
perawatan instalasi pekerjaan lain tersebut yang tersembunyi di balik
permukaan kayu yang luas. Bentuk, ukuran, profil, pola, nat dan peil
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 29

yang tercantum dalam Gambar kerja adalah hasil jadi/finish. Bila ada
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor
harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa
mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan
tambah.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus
sudah diberi lapisan anti karat yang memenuhi persyaratan dalam
Pasal Pekerjaan Pengecatan di spesifikasi teknis ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed tidak
diperkenankan pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain
yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
Kontraktor harus memperhatikan dan melaksanakan sesuai Gambar
kerja atau petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas untuk sambungan
dan hubungan kayu dengan bahan / material lain.
Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus. Setelah
dempul kering kemudian digosok dengan ampelas halus. Sebelum
pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua
logam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan
cat seperti yang diisyaratkan.
3.2. Pekerjaan Kayu Kasar
Pemakaian bahan untuk pekerjaan kayu kasar adalah sebagai berikut :
Kayu Hutan Klas II atau III untuk rangka plafond.
3.3. Pekerjaan Kayu Halus
Semua permukaan kayu yang akan diperlihatkan / exposed dan
permukaan kayu yang akan dilapis / ditempel dengan bahan / material
finishing harus diserut halus dan rata.
Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan
mengerjakan di tempat pemasangan. Persyaratan ini mencakup pula
untuk penyerutan. Setelah penyerutan mesin, baru kemudian
diperkenankan penyerutan tangan.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 30

Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat


dan rapih terutama pada bagian yang diperlihatkan (exposed).
Sambungan lis-lis pada sudut harus berupa sambungan adu manis dan
siku.
Sambungan antara papan kearah memanjang harus berupa
sambungan ekor burung.
Pekerjaan kayu ini harus dilaksanakan menurut pola dan urutan
pengerjaan sesuai dengan yang ditentukan /disyaratkan dalam
Gambar kerja atau oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3.4. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu yang Tersembunyi.
Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala
kerusakan baik berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat
lainnya.
Apabila hal tersebut diatas ditemui, maka Kontraktor harus
membongkar dan mengganti tanpa mengurangi mutu.
Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.5. Pekerjaan Penyelesaian ( Finishing ) Kayu.
Pekerjaan finishing kayu lihat Pasal Pengecatan pada spesifikasi
teknis ini.

Pasal 23
PEKERJAAN PANEL DAUN PINTU
1.

LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan panel daun pintu lengkap pada ruangan dan atau ruang lain seperti
tercantum dalam Gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN.
2.1. Rangka Daun Pintu.
Penggunaan bahan rangka daun pintu Kayu Hutan Klas I.
2.2. Panel Daun Pintu.
- Papan tebal 2,5 cm ( Ruangan dan ruang-ruang lain yang ditunjukan
dalam Gambar kerja).
2.3. Bahan dan Alat bantu.
Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang
setaraf.
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat, dan lainRenovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 31

lain harus digalvanisasi.


3.

PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Pada dasarnya semua pelaksanaan pekerjaan
persyaratan pelaksanaan pekerjaan kayu halus.

harus

memenuhi

3.2. Semua pembuatan daun pintu dan jendela harus dilaksanakan oleh
tukang yang ahli.
Semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain
yang
diperlukan
hingga
terjamin
kekuatannya
harus
memperhatikan /menjaga kesikuannya dan kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan /pemasangan. Pembuatan dan pemotongan profil kayu
dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan. Semua
ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

Pasal 24
PEKERJAAN KACA
1.

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan kaca di pintu panel.

2. Persyaratan Bahan.
Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0819/78 atau
setaraf.
2.1. Tipe Bahan.
a. Kaca :
Kaca lembaran jernih Panasa Green, Stop sol dan Tempered, dengan
spesifikasi :
Tebal 3 mm

: semua jendela dan lubang cahaya (bovenlight)


dan atau sesuai Gambar kerja.

Produk
:
ASAHI GLASS atau setaraf
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida
maupun bercak-bercak lain.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 32

c. Semua bahan kaca dan cermin yang dipakai harus mendapat


persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
2.2. Toleransi Tebal :
Ketebalan kaca tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut
JENIS
Kaca Polos

TEBAL
( mm )
3

TOLERANSI
( mm )
+
/- 0.2

2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
Meter.
2.4. Cacat cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak ( Chemical Deposit Silver ) pada kaca cermin yang
dipakai harus terlihat merata.
Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka kaca cermin harus diganti
atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan
tambah.

3.

Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai
dengan Gambar kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Pemotongan harus rapi dan lurus
dengan mengunakan pemotong kaca dan cermin yang khusus.
Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan
harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng. Kaca
yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan
dan diberi tanda agar mudah diketahui.
3.2. Pekerjaan Pemasangan Kaca
Sebelum pemasangan kaca, kusen telah terpasang dan telah selesai
sesuai dengan Gambar kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan
kusen kayu yang diuraikan pada bab lain dalam spesifikasi teknis ini.
Selanjutnya adalah pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealant,
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 33

sesuai dengan Gambar kerja.


Ukuran kaca dan pemasangan list harus sedemikian rupa, agar kaca
tidak pecah pada waktu terjadi pengembangan dan penyusutan.
3.3. Kualitas Pekerjaan.
Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list
kaca. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang.
Apabila masih terlihat adanya gelombang maka kaca dan cermin
tersebut harus dibongkar dan diperbaiki atau diganti.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.4. Pemeliharaan.
Semua kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui.
Apabila terjadi kaca yang retak, pecah ataupun cacat lainnya akibat
keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru
sesuai dengan persyaratan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 25
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU (ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI)
1.

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan perlengkapan pintu kayu dan lainnya seperti tercantum dalam
Gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan.
Semua alat penggantung dan pengunci ( hardware ) yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Dalam pengajuan tersebut
harus dengan komponen yang lengkap (anak kunci). Pemilihan hardware
pintu disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 34

2.1. Perlengkapan Pintu Ayun.


a. Engsel (Hinge)
Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon
Memenuhi standard SII 0407-80.
Pemakaian : Pintu kayu.
Ukuran
: Standard produk ( 45 x 75 mm ).
Jumlah
: 3 (tiga) set per daun pintu.
Produk
: Setaraf KEND.
Warna
: Ditentukan kemudian.
b. Kotak Kunci (Lockcase).
Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).
Pemakaian : Pintu kayu.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (latch bolt)
Dan mempunyai lidah malam (rolling dead bolt)
Produk
: Sekwalitas TESSA.
Warna
: Ditentukan kemudian.
c. Silinder (Cylinder).
Spesifikasi : Sistem anak kunci dua arah.
Pemakaian
: Pintu kayu pada setiap bangunan.
Produk
: Sekwalitas TESSA
2.2. Kehandalan kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.

3.

Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan dilapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detaildetail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
dokumen kontrak sesuai dengan standar pabrikasi, dan pemasanganya
untuk setiap pintu.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 35

Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum


dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan
bovenlight khususnya lockcase, handle dan blackplate harus rapi dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam Gambar kerja
dan atau petunjuk Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak
tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
3.2. Engsel.
Pemasangan :
Engsel atas , +/- 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah , +/- 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Pasal 26
PEKERJAAN PENGECATAN
I.

Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
b. Pekerjaan pengecatan kayu,
c. Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton
plafond. Semua dinding/permukaan pasangan batu beton dan plafond
yang tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3. Pekerjaan Pengecatan Kayu
Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus
maupun kayu kasar seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut ;
b. Cat finish warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat
kayunya.
c. Cat finish jenis clear untuk permukaan yang ditonjolkan serat
kayunya sesuai dengan ketentuan di Gambar Kerja.
d. Semua permukaan yang tidak ditampakan/un exposed di cat hanya
sampai dengan cat dasar.
e. Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak tampak
dilakukan dengan residu (ketentuan yang berlaku).

II.

Persyaratan Umum
1. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam standard dan
normalisasi di Indonesia dan atau sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 36

2. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama 6 (Enam)


Bulan terhitung dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini
terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat
lainnya.
III.

Persyaratan Bahan
1. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk
cat-cat kayu/besi setaraf SEIV dempul yang digunakan harus satu
produk dengan cat yang digunakan.
2. Bahan cat dinding menggunakan cat sekwalitas SANLEX, dempul
yang digunakan harus setara.
3. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Tiba di tapak/site konstruksi
harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat, serta
disetujui Konsultan Pengawas.

IV.

Persyaratan Teknis
4. Peralatan seperti ; kuas, roller, sikat kawat, kape dan sebagainya, harus
tersedia dari kualitas baik dan jumlahny cukup untuk pekerjaan ini.
5. Semua cat dasar harus dipukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan
pengecatan cat dasar untuk komponen bahan/material harus dilakukan
sebelum komponen tersebut terpasang.

V.

Persyaratan Pelaksanaan
1. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada
cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukan oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, tidak dapat diclaim sebagai pekerjaan tambah.

2. Pekerjaan Pengecatan Dinding


Permukaan yang akan dicat harus dikeringkan dahulu, bebas dari
minyak, kotoran, kapur dan kotaminasi-kontaminasi lainnya yang tidak
diinginkan. Apabila permukaan memakai dempul maka hasil dempulan
harus sudah dalam keadaan halus dan bersih dari debu dan kotoran.
Tingginya kelembaban serta keberadaan kandungan garam di dalam
zat pada umumnya menyebabkan kegagalan pengecatan
a. Tebal lapisan kering 25 30 micron
b. Tebal lapisan basah 71,5 85,8 micron
c. Daya sebar teoritis pada tebal lapisan yang dianjurkan 11,7 - 14,0
m2/ltr
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 37

d. Daya sebar praktek (dengan besar kerugian sebesar 20 %) 9,4 11,2


m2/ltr
e. Kering sentuh 15 20 menit
f. Pengecatan dilakukan dengan 3 kali (3 lapis)
g. Kering untuk dilapisi ulang min 1 3 jam setelah lapisan pertama
h. Kering sempurna min 3 6 jam
3. Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/millscale), karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti seksama dan menyeluruh, sehingga
permukaan yang dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan
mengkilap.
Pekerjaan
ini
dilaksanakan
dengan
sikat
kawat
mekanik/mechanical wire brush. Akhirnya permukaan dibersihkan
dengan sikat.
Pasal 27
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
I.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
1. Pas. Panel
2. Pek. Pengabelan
3. Pek. Titik Cahaya
4. Pek. Fixture
5. Biaya Pemasangan Listrik

II.

Persyaratan Umum
1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pemborongan pekerjaan listrik
yang memiliki Surat Ijin dari PLN yang masih berlaku.
2. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus
memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN dan Instalasi
berwenang lainnya (PUTL 1977, Peraturan Menteri PUTL No. 023 dan
024 PRT 978, PUIL, PUIPP, DPMB dan Depnaker).
3. Pemborongan listrik harus membuat gambar-gambar revisi (as built
drawings) dan menyerahkan ke Direksi dalam rangkap 3.
4. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik harus bekerjasama dengan
pemborong bidang lainnya.
5. Sumber daya yang digunakan berasal dari PLN.

III.

Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih
dahulu mengajukan contoh untuk disetujui Panitia Pemeriksa.
2. Kabel Instalasi Listrik
a. Kabel Instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis NYA dan
NYM yang sesuai dengan gambar dan Standard SPLN.
b. Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus
dipasang inbow. Untuk memasang instalasi yang tertanam harus
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 38

dilengkapi dengan condult/pipa ban/PVC dengan diameter 3/8 atau


sesuai keperluan. Demikian juga dengan sambungan listrik antara
bangunan.
3. Saklar Dan Stop Kontak
Saklar dan stop kontak dipasang inbow merk Broco. Saklar dan stop
kontak harus mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
4. Lighting Fixture
Lighting Fixture yang memakai SL sekwalitas Philips atau setara
Pasal 28
PEKERJAAN SANITAIR
I.

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini tercantum pengadaan semua material, pekerjaan
dan lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau
pengetesan (commissioning) dan pemeliharaan seluruh pekerjaan
plabing/sanitasi seperti disyaratkan dalam:
a. Spesifikasi Teknis
b. Gambar Perencanaan
c. Bill of Quantity
Pada dasarnya spesifikasi tenis, gambar perencanaan dan bill of
quantity merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan
menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam
spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau bill of
quantity, demikian pula sebaliknya sehingga diperoleh suatu
perencanaan yang sempurna.
d. Berita Acara Aanwijzing
e. Addendum
Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan plambing yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan
fungsi dan operasi plambing.
f. Klarifikasi Teknis
Klarifikasi Teknis perlu dilakukan sebelum ditetapkan pemenang tender
terhadap penawaran-penawaran yang menjadi calon pemenang tender
untuk masalah-masalah yang secara teknis belum dapat dimengerti
atau perlu dijelaskan oleh peserta tender dihadapan panitia tender
(Pemberi tugas, perencana dan pengawas).

II.

Sistem Instalasi Air Bersih


a. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lainlain serta pemasangan dan pengujian instalasinya).
b. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian system instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh
system jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan
hidrolik yang dilakukan secara bertahap pada setiap lantai, kemudian
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 39

dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang


semuannya.
d. Pengujian system instalasi air bersih secara keseluruhan dan
mengadakan pengamatan sampai system itu bekerja dengan baik dan
aman (sesuai dengan perencanaan).
e. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani
plambing beserta kelengkapannya.
f. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobolan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.
III.

System Instalasi Air Buangan dan Air Kotor


a. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada dalam gedung mulai dari wc, floor drain,
clean out dan lain-lain pada setiap lantai kesaluran pipa pembuang
utama (pipa tegak).
b. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent
utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada di dalam gedung.
c. Kontraktor harus menyediakan pompa untuk penguras reservoir sesuai
dengan gambar dan spesifikasi teknis.
d. Pengujian system jaringan air buangan terhadap kebocoran pada
seluruh system jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian
dilanjutkan dengan pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa
terpasang semuannya.
e. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan instalasi air buangan beserta kelengkapannya.
f. Pembuangan air kotor dialirkan kesaluran air kotor (Riol Kota) yang
pelaksanaannya dilakukan oleh petugas bagian air kotor. Segala biaya
yang muncul menjadi tanggung jawab Kontraktor termasuk Biaya
Penyambungan.
g. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

IV.

Kemampuan Operasi
1. System Instalasi Air Bersih
Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari meteran bawah
ke tanki atas
2. Sistem Instalsi Air Buangan dan Air Kotor
Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan
buangan dari wc, floor drain, clean out dan lain-lain pada setiap
lantai kesaluran pipa pembuang utama (pipa tegak), yang
selanjutnya dimasukan kedalam saluran pipa air kotor.
Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk
pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada didalam
gedung.
Pompa Pengurus Reservoir
Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 40

Pompa ini dapat dioperasikan sewaktu-waktu dan dapat dipindahpindah jika pengurasan dilakukan.
Pasal 29
PEKERJAAN LAIN-LAIN
I.

Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian


dilapangan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.

II.

Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian


pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang
tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.

III.

Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan


memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan
kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna.

IV.

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini dan
pada penjelasan ternyata diperlukan, akan dicantumkan pada Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.

Renovasi Asrama
SYARAT TEKNIS - 41

Anda mungkin juga menyukai