Anda di halaman 1dari 79

1

PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Konstruksi Renovasi Gedung
Kantor dan Sarana Pendukungnya Kantor Pelayanan Pajak Madya Dua Bandung
Tahap III Tahun Anggaran 2022.

1.2 Lokasi Pekerjaan


Jalan : Jl Ibrahim Adjie No. 372, Bandung - Bandung (Kota)

1.3 Lingkup Pekerjaan

Adapun Pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain terdiri dari :


 Pekerjaan Penyelenggaraan RK3K
 Pekerjaan Site Development
- Pekerjaan Power House
- Pekerjaan Pos Satpam
- Pekerjaan Rumah Pompa
- Pekerjaan Bongkaran
- Pekerjaan Hotmix Tempat Parkir dan jalan
- Pekerjaan Penutup Bak Kontrol Tempat Parkir
- Pekerjaan Paving Block dan Kansteen
- Pekerjaan Rabat Beton Pos Satpam
- Pekerjaan Pengecatan dan Pagar Keliling
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Rabat dan Penutup Saluran
- Pekerjaan Taman Samping ruang Pompa
- Pekerjaan Taman Depan Arsip
- Pekerjaan Taman Belakang
- Pekerjaan Canopy lantai 2
- Pekerjaan Shelter Parkir Mobil
- Pekerjaan Shelter Parkir Motor
- Pekerjaan Finishing Belakang Lift
- Pekerjaan Sticker Canopy Existing

 Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Instalasi CCTV

 Pekerjaan Mekanikal
- Pekerjaan Hydrant dan Sprinkler
- Pekerjaan Instalasi Listrik dan Accessories AC VRF

 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal


- Pekerjaan Hydrant
- Pekerjaan Instalasi Hydrant Site
- Pekerjaan Penambahan Daya PLN ke 240 kVA
- Pekerjaan Kabel Distribusi

dan Lain-lain sesuai gambar kerja

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan


tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan
dengan pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan.
2

1.4 Acuan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT dan Bill Of Quantity pekerjaan ini ;
b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT pekerjaan ini ;
c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan
kepada pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing
Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentua dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
- Perpres No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia.
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 tahun 2002.
- Peraturan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
SNI 1726 tahun 2012
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI.
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
- Peraturan Muatan Indonesia PMI.
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970.
- Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat.
- SK SNI No. T-15-1991-03.
- Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.
- Persyaratan Cat Indonesia NI-4.
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
- Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :


a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disyahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BoQ.
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
d. Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Penetapan Kontraktor.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas.

Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.
3

2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
f. ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.
4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).
a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As
Built Drawings) yang selesai sebelum serah terima ke 1, dan telah disetujui oleh
konsultan Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana.
6. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu
pelaksanaan.

Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja


pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan
4

Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga


pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disyahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada
Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi
kerja.

Pasal 5
LAPORAN HARIAN

1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.

Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk kuasa Kontraktor untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, minimal
yaitu :
a. Pelaksana Bangunan Gedung
b. Mekanik Heating Ventilation dan Air Condition (HVAC)
c. Teknisi Instalasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
d. Ahli Muda K3 Konstruksi
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan
nomor telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan
Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
5

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Proyek, Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/
Konsultan Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di
tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih
bagi semua Petugas dan pekerja.
4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,
kecuali untuk Penjaga Keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai.
Peralatan sesuai dengan persyaratan pada Dokumen Pemilihan.

Pasal 11
SITUASI

11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :


12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas kerja.
6

12.2 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan
selalu dalam keadaan kering.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan.
Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 13
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI

Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan


kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada ditempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, secara produksi dan likngkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 konstruksi sesuai dengan tingkat risiko
yang ditetapkan oleh pengguna jasa.

Ketentuan K3 telah diatur pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor : 21/PRT/M/2019 tanggal 23 Desember 2019

Perincian Kegiatan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, paling


sedikit mencakup:
1) Penyiapan RKK
2) Sosialisasi, promosi dan pelatihan
3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4) Asuransi dan Perizinan
5) Personel Keselamatan Konstruksi
6) Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
7) Rambu-Rambu yang diperlukan
8)Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan
Konstruksi

serta sesuai Instruksi Menteri PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol


Pencegahan Penyebaran Virus Corona VIRUS DISEASE 2019 (COVID-9) dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Pasal 14
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

A. Mobilisasi dan Demobilisasi

Pemenuhan Mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut :


a) Ketentuan mobilisasi adalah sebagai berikut :
1) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia dan kegiatan pelaksanaan.
2) Mobilisasi semua personil Penyedia sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
kontrak dan personil ahli K3 atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan.
7

4) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia, jika perlu termasuk


kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.

b) Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk direksi pekerjaan


c) Mobilisasi fasilitas pengendalian mutu
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Laboratorium dan peralatannya, yang dipasok, akan tetap menjadi milik penyedia
pada waktu kegiatan selesai.
d) Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh penyedia pada saat akhir kontrak , termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum pekejaan dimulai.
e) Pembayaran mobilisasi/demobiliasasi bersifat lumpsum, namun dilengkapi dengan
rincian.

Pekerjaan Persiapan meliputi :

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
i. Perijinan, Mobilisasi Demobilisasi dan lain lain.

2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.

a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak


pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman
terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.
3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direkskeet.

a.Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak
pekerjaan.
Bangsal Kerja terdiri dari :
- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.

b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi :


- Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir
- Rangka bangunan : kayu kelas II
- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
- Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
- Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya
- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
- Dilengkapi dengan sebuah kamar mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan
persediaan air yang cukup

c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas :


- Meja tulis + kursi
- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board)
8

- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik


- Papan untuk menempelkan gambar
- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm
- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang
- Peti untuk contoh bahan.
- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
- 6(enam) buah Helm Proyek Untuk Direksi
- 6 (enam) buah Sepatu Boot untuk Direksi

d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus
sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata
merah setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam


kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1
buah kapsitas 5 kg.

6. Pekerjaan Drainase Tapak Sementara

a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah
yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.

7. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara

a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
9

c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.

8. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan

a. Pembongkaran dan Pembersihan.


Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala
sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Hasil pembongkaran, pembersihan dan penebangan harus dikeluarkan dari dalam


tapak, sesuai dengan peraturan setempat
Pekerjaan bongkaran diantaranya :
- Bongkaran Plat kantin belakang
- Bongkaran Penutup Saluran (dipasang kembali)
- Bongkaran Kolam Ikan
- Dan lainnya sesuai gambar kerja

c. Pengamanan
1). Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah
ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama
pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.
2). Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.
3). Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas
persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi


tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan
tambah.

9. Administrasi dan lain lain


01. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya
02. setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting
sampai pekerjaan selesai 100%.
03. Papan Nama Proyek.
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pasal 15
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

15.1 Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Galian Tanah Pondasi Plat


b. Urugan Tanah Kembali
c. Urugan Pasir dibawah Pondasi
d. Galian Tanah Pondasi Batu Kali Setempat
e. Urugan Pasir bawah Pondasi Batu Kali T.5cm
10

f. Galian Tanah
g. Pembentukan dan Pemadatan tanah
h. Galian Strauss pile Ø 30 cm @ 5 m'
i. dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

15.2 Pekerjaan Galian

a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian Tanah pondasi harus mencapai Lapisan tanah keras dari muka
tanah asli dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.

15.3 Pekerjaan Urugan / Timbunan dan Pemadatan

a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20
cm (maksimal).
Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan Stamper dan
dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.
d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan di bawah
bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.
e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.
f. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian ; di bawah lantai, di bawah saluran
air hujan / Grevel, serta tempat-tempat lain seperti ditunjukkan pada gambar.
Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.

15.4 Pembentukan Muka Tanah ( finish grading )


Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.

15.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.

Pasal 16
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan
11

Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam gambar kerja diantaranya :


a. Pondasi Strauss pile dia. 30 cm
b. Pondasi Plat
c. Pondasi Batu Kali

2. Persyaratan Bahan

a. Pelaksanaan Pondasi Bor Pile

a.1. Umum

Pekerjaan Pembuatan Tiang Strauss (Bor Pile) meliputi mobilisasi, demobilisasi,


pengukuran, pengeboran tiang strauss serta pengamannya, pengeringan air
tanah, perakitan tulangan besi dan pengecoran lubang bor pile sesuai dengan
gambar rencana serta spesifikasi lain yang berhubungan.

Kontraktor diharuskan mengusulkan rencana kerja mulai dari kelengkapan alat-


alat yang akan dipakai sampai dengan siap pengecoran lubang strauss dan
harus memperhatikan kedalaman serta kondisi tanah karena untuk bor pile ini
harus mencapai tanah keras. Apabila terdapat air tanah didalam lubang bor pile
maka air tersebut harus dipompa keluar lubang sehingga kondisi lubang harus
kering pada saat pengecoran dilakukan.

a.2. Pelaksanaan Bor Pile

Sebelum Pengoboran lubang dilakukan maka kontraktor wajib untuk


mempersiapkan semua alat Bantu yang dibutuhkan agar tidak terjadi
kelongsoran tanah pada saat pengeboran lubang. Pengeboran ini dapat
dilakukan oleh tenaga manusia atau dengan metode lain yang disetujui oleh
pihak pengawas sampai mendapatkan kedalaman tanah yang direncanakan dari
muka tanah asli. Apabila terjadi keraguan misalnya kedalaman yang
direncanakan sudah dicapai tetapi lapisan tanah belum mencapai tanah keras
maka pengeboran harus terus dilakukan sampai tanah keras yang diinginkan
tercapai atau sebaliknya misal sebelum mencapai kedalaman yang
direncanakan ternyata tanah keras sudah dicapai maka pengeboran dapat
dihentikan dengan persetujuan pihak pengawas.

Pembersihan dasar lubang dari Lumpur harus dilakukan oleh kontraktor karena
Lumpur ini dapat mempengaruhi daya dukung pondasi. Untuk memastikan
lubang tersebut sudah bersih dari Lumpur maka sebelum dan sesudah
pembersihan harus dilakukan pengukuran kedalaman dengan pita ukur serta
setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas maka pekerjaan selanjutnya
dapat dilaksanakan.

Tahap selanjutnya yaitu, pemasangan tulangan bor pile dimana jumlah tulangan
besi utama maupun sengkang serta panjangnya dapat dilihat pada gambar kerja.

Sebelum pemasukan rakitan besi dilakukan, maka harus dilakukan lagi


pengetesan terhadap kedalaman bor pile karena yang dikhawatirkan kedalaman
bor pile itu berkurang dari sebelumnya. Apabila hal tersebut terjadi maka lubang
harus dibersihkan kembali dari Lumpur.

Tahap terakhir yaitu, pengecoran beton bor pile. Sebelum pengecoran dilakukan
maka kontraktor harus sudah mendapat ijin pengecoran dari pihak Pengawas.
Adapun mutu beton yang dipakai untuk bor pile ini adalah K-300 dan mutu baja
tulangan < diameter 12 mm adalah dipakai U-24 dan untuk tulangan > diameter
16 mm dipakai U-32 ulir.
12

Jika dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan sehingga lebih besar dari toleransi
yang diijinkan, maka pondasi tersebut tidak memenuhi syarat dan harus diganti
degan pondasi baru dengan lokasi yang akan ditentukan oleh Konsultan
Perencana. Semua beban biaya yang timbul akibat hal tersebut diatas menjadi
tanggung jawab kontraktor. Toleransi yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Toleransi kelurusan vertical dibatasi maksimum 1:200 tetapi dalam segala hal
tidak boleh lebih besar dari 10 cm.
b. Toleransi posisi Horisontal ditentukan sebesar 5 cm ke segala arah atau 1/20
x diameter tiang bor ditentukan oleh nilai terkecil.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Plat beton

1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi


seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
2) Persyaratan pelaksanaan pekerajaan pembesian dan pengecoran beton harus
memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton yang tercantum dalam pasal
pekerjaan beton dalam Buku RKS ini.

Pondasi Plat beton Setempat/Poer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


Pondasi ini dipakai untuk Pondasi Utama dimana ukuran masing-masing pondasi
bervariasi disetiap titik kolom termasuk pondasi tangga. Pondasi plat beton
diletakkan pada kedalaman sekitar 1,5 m dari muka tanah asli yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana.

Dalam menentukan kedalaman dasar pondasi di lapangan, Kontraktor harus


meminta persetujuan pihak Pengawas.

Ketentuan pondasi plat beton :


 Mutu beton K.225 / fc’ = 21.7 MPa
 Tulangan serta yang dipakai dapat dilihat pada gambar Kerja
 Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan pondasi
 Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

Persyaratan Bahan

a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU Merek
“Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang telah
mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk
menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.

b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971.

c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan 1/2).

d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air
13

yang akan digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
pemborong.

e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan
untuk tulangan dengan diameter >16mm adalah U-32 (Ulir), yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 3.200 Kg/Cm2 .

Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali


1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi
seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi,
dimensi atau seperti tercantum dalam gambar kerja dengan penampang lereng
galian kanan dan kiri dimiringkan 10 derajat keluar pondasi.
2) Galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3) Untuk menjaga lereng lubang galian agar tidak longsor, maka apabila
dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan kontraktor harus memasang (casing)
sementara. Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk dalam penawaran
dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4) Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 5 -10 cm sesuai
gambar, kemudian disiram air sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan /
ditimbris.
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu harus dibuat profil-profil
bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung sesuai ukuran gambar
dan disetujui oleh pengawas lapangan.
6) Konstruksi pasangan pondasi batu kali
- Lantai kerja pondasi adalah pasangan batu kosong (aanstamping) yang
disusun berdiri tegak, teratur dan bersilangan, diurug pasir hingga merata
dan mengisi lubang diselah-selah batu, kemudian disiram air dan ditimbris.
- Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1
pc : 5 ps , terkecuali disyarakat pasangan kedap air / trassram dalam gambar
kerja harus dipasang dengan adukan 1 pc : 3 ps.
- Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
dari bagian pondasi yang berongga atau tidak padat, khusus pada bagian
tengahnya. Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang dan bagian nat/lubang
kecil diisi batu pecahan/kricak.
- Setiap jarak 75 cm atau seperti gambar harus ditanam stek tulangan beton
diameter 10 mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan
dinding bata, ukuran panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.
Selama pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh
diurug.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula
ditanam stek tulangan kolom sedalam minimal 40 D, dengan diameter dan
jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok .
14

Pasal 17
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

17.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :

a. Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


Pondasi Plat, Sloof, Kolom Struktur, Balok Struktur, Lantai Beton, Plat Dak,
Canopy, Pondasi Strauss, Pile Cap, Beton Penutup Bak Kontrol dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja.

b. Pekerjaan Beton tidak bertulang terdiri dari :


Lantai kerja, Rabat, dan segala sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini
sesuai gambar.

17.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 - 2002
b. Peraturan Beton terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002)
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002).
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (SNI 03 – 2847 - 2002).

17.3 Persyaratan Beton :

Penjelasan Mutu Beton


a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan fc’ 19.3
MPa / K-225 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik
sebesar 225 kg/cm2 (minimal). Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang
disyaratkan, maka Pemborong harus membuat MIX DESIGN di Laboratorium
Beton milik Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi, untuk mendapatkan
komposisi campuran dari bahan-bahan yang digunakan
Termasuk Mutu Beton fc’ 16.9 MPa / K-200 dimana beton harus mempunyai
kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 200 kg/cm2 (minimal) atau Mutu Beton
fc’ 26.4 MPa / K-300 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan
kareakteristik sebesar 300 kg/cm2 (minimal)
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah fc’ 14.5 MPa / K-175 atau campuran
1PC : 2 PS : 3 KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk neut kusen, rabat beton, lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan
gambar kerja.

17.4 Persyaratan Bahan

a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek PC
dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, dipersyaratkan satu merek PC
yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh pekerjaan. Semen harus disimpan
dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai setingi 30 cm dari atas
15

tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah menurut menurut pengiriman.


Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam
yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
dan bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus
diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan

c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)


Agregat dapat dipakai agragat alami ata buatan memenuhipersyaratan PBI 1971
(NI-2) pasaln 3.3, 3.4, dan 3.5 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih dahulu.

d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.

e. Baja tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih
besar dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih
kecil atau sama dengan 12mm, sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British
Standard No. 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.

2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Kontraktor.
3). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.

f. Bahan campuran (additives)


1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2). bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak
boleh bahan kedap air yang mengandung bahan stearate. bahan campuran
tambahan beton harus sesua dengan iklim tropis AS 1978 & ASTM C 494 Type B
& D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
16

4). Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 M2 adalah 0,3 liter CALBOND
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25 %nya dengan cara ditaburkan.

g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
halus.

17.5 Persyaratan teknis

a. Komposisi campuran beton

1). Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan ; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah
sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
1). Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
2). Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yand ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah
lubang anatar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
3). Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agrqgat dan beton
yang dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor air semen yan tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan,
keawetan, dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak
terhitung air yang dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari
beratnya). Pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti di atas
dan Kontraktor tidak berhak claim atas perubahan-perubahan yang demikian.

b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton

1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keprluan untuk
menjamin beton dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang
dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian slump disesuaikan dengan
NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
17

mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan


ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).

c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 2 benda uji
- Yang terbesar menentukan

d. Persyaratan pelaksanaan

1). Rencana Cetakan


- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
pada Gambar Kerja. bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan
dimulai.
- Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik, atau
setiap permukaan hanya 1 (satu) kali.
- Semua cetakan harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga
menghasilkan beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton tampak
(Exposed) adalah semi exposed aratinya setelah cetakan dibongkar memberikan
bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
- Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara
merata untuk cegah lekatnya beton pada cetakan.
- Celah - celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yang keluar.

2). Baja Tulangan


a). Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih,
karat minyak gemuk dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi
daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertera pada gambar.
b). Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesua dengan Gambar Kerja.
Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton
decking atau kursi- kursibesi/cakar ayam, perenggang, specer atau logam
gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk
baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga
tidak akan ada batang yang turun.
c). Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian - bagian konstruksi tertentu seperti : kolom dan balok
2,5 cm, plat beton 1,5 cm.
d). Penyambungan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap
pada sambungan untuk tulang - tulangan dinding tegak (vertikal) dan
kolom sedikitnya harus 40 (empat puluh) diameter batang.

3). Pengadukan, pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1. sampai
dengan pasal 6.6.

4). Mengaduk
18

Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin


Pengaduk Beton” yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars
dujaga adukan plastis merata danntidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh
bahan beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur sedemikian rupa, sehingga beton
dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang sama. Pengaduk
yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur,
sehingga pekerjaan mengaduk dapat dapat diawasi dengan mudah dari station
operator. Tiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur
waktu dan jumlah adukan.

5). Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu
dari beton yang ditaruh berada antara 27 sampai 32 derajat celcius, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian di Cor.

6). Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai
slump.

7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai,
Ukuran dan letak baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang
berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan
dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan - bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan di cor harus dibasahi dengan
merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.
- Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor
terlebih dahulu permukaan beton lama tersebut harus bersih,
dilembabkan dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoran ini harus
dipakai perekat beton yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
- Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan
sebelum pengecoran dimulai. Terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing
yang menembus/tertanam dalam beton untuk keprluan setiap disiplin kerja.
- Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas serta Kontraktor ada di
tempat kerja dan persiapan betul-betul memadai.
- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke posisi terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak
terjadi pemisahan antar kerikil dan spesi pada waktu pengecoran.
- Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus
menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m.
Pengecoran beton untuk bagian horizontal seperti : plat, balok, parapet harus
19

dicor lapis demi lapis horizontal menyeluruh dengan ketebalan perlapis < 50
cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisaan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau
lama sehingga sedemikian rupa sehinggga speci/mortal terpisah dari
agregat kasar. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu
bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia
bebas dari kantong - kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton kepala alat penggetar (Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
- Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam
pelaksanaannnya lebih efektif diwajibkan menggunakan tremie yang
disediakan oleh Pengusaha “beton ready mix”.

8. Waktu dan Cara-cara Pembukaaan Cetakan


Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat
diijinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang
menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus diperiksa dengan
teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.

9. Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah
ini. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
(empat belas) hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk
mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air
atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem
perawatan yang harus dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.
10. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga)
hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
11. Perbaikan permukaan beton
- Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak
dengan baik menurut gambar atau diluar garis permukaan atau
ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin
Pengawas Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka
teknik penambalan harus dilaksanakan sebagai berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari ; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena
cetakan, lubang - lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil,
maka dilaksanakan dengan pemahatan kemudian digosok dengan
gurinda. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor
20

sedemikian rupa sehingga pengisian akan terkunci rapat ditempatnya.


Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 (dua puluh
emapat) jam sebelum dicor.
12. Pipa sparing listrik
Pipa sparing untuk listrik digunakan dengan pipa PVC sekwalitas AW dengan alur
sesuai gambar kerja yang dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel
didalam sparing pipa. Untuk posisi pipa sparing ini, kontraktor harus
memperhatikan dan meneliti gambar kerja elektrikal.
13. Beton tumbuk
Semua beton tumbuk untuk rabat atau lantai harus mempunyai kemiringan agar
air tidak menggenang pada permukaan tanpa ada cekungan.
14. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
- Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan
seperti yang terurai dalam RKS ini.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsif harus di
buat Shop Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan.
15. Pipa-pipa instalasi
- Semua pipa-pipa (air hujan, elektrikal, gas dan lain-lain) serta bagian-bagian
yang tertanam didalam atau bersinggungan dengan beton harus dibuat dari
bahan yang tidak merusak beton.
- Pipa-pipa yang ditanam didalam plat, balok beton dan kolom tidak boleh
mempunyai diameter lebih dari 1/3 tebal plat atau balok tempat pipa tersebut
tertanam, dan jarak dari pusat ke pusat pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 kali
diameter pipa.
- Semua pipa serta serta bagian - bagian yang menembus lantai, balok dan
kolom harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi kekuatan
konstruksi (harus dipilih tempat momen = 0) atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

Pasal 18
SPESIFIKASI TEKNIK WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada plat
lantai, toilet atau daerah basah, serta bagian bagian lain yang harus kedap air
yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.

2. Jaminan Kualitas

2.1. Kualifikasi pabrik material


Pabrik material harus menyiapkan perwakilkan resmi untuk memeriksa
material yang dikirim, mengawasi instalasi, material, dan menyediakan
konsultasi sehubungan dengan persyaratan proyek.

2.2. Pelaksanaan
Pemasangan waterproofing harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
telah memiliki pengalaman minimum sebanyak lima proyek untuk pekerjaan
waterproofing yang memiliki persyaratan yang sama dengan proyek ini, dan
dengan hasil pekerjaan yang memuaskan.
1) Lama pengalaman Perusahaan minimum 5 tahun.
2) Pengalaman tenaga akhli/Petugas lapangan minimum 5 tahun.
21

3) Tenaga akhli/Petugas lapangan yang mengerjakan pemasangan harus


dapat diterima dan disetujui oleh pabrik material.

2.3. Pertanggungjawaban satu sumber pabrik material


Kontraktor harus menggunakan material waterproofing utama dan material
tambahan untuk setiap tipe yang disyaratkan berasl dari satu sumber (satu
pabrik).

2.4. Rapat pra-installasi


Kontraktor harus mengadakan rapat, sebelum dimulainya pekerjaan
waterproofing. Untuk mereview pekerjaan yang akan diselesaikan :
1) Peserta rapat terdiri dari : Direksi Lapangan/Pengawas, Kontraktor,
sub-kontraktor waterproofing, perwakilan pabrik sistem waterproofing
dan semua subkontraktor lain yang mempunyai peralatan penetrasi
waterproofing.
2) Kontraktor harus memberitahukan Direksi Lapangan/MK dan peserta
rapat lainnya minimal tiga hari sebelum rapat.
3) Kontraktor harus membuat berita acara rapat dan mendistribusikan
salinannya kepada para peserta rapat.
4) Gambar kerja harus sudah selesai dan disiapkan untuk direview pada
saat rapat pra-instalansi.

2.5. Kontraktor harus menyerahkan data-data kepada Direksi


Lapangan/Pengawas yang terdiri dari :

1) Gambar kerja yang mencakup rencana dan detil daerah kritis


waterproofing, termasuk permukaan, persilangan dan joint treatment.
2) Data produk yang terdiri dari spesifikasi, brosur, instruksi penggunaan,
dan rekomendasi umum dari pabrik waterproofing.

3. Pelaksanaan
Pekerjaan ini dengan teknologi hybrid Elastomeric Polyurethane waterproofing,
Pelapis anti bocor yang elastis dan mempunyai ketahanan dibawah sinar UV /
Matahari, Hujan dan Panas.

Waterproofing yang digunakan Polyseal-100


22
23

Pasal 19
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN

1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi ;


a. Pasangan dinding bata merah t.1/2 batu 1 pc : 3 ps
b. Pasangan dinding bata merah t.1/2 batu 1 pc : 5 ps
c. Plesteran 1 pc : 3 ps
d. Plesteran 1 pc : 5 ps
e. Acian Pemasangan plesteran
f. Pasangan bata pada saluran, bak kontrol, pondasi rabat dan segala sesuatu yang
nyata masuk dalam pekerjaan ini.

2. Persyaratan Bahan

a.Batu bata (bata merah)


Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-
bidang sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan merata, bebas
dari cacat, retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang. Dipakai batu bata (bata
merah) mutu yang baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.

b.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan

1). Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam perbandingan
campuran seperti dibawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan

M1 1Pc : 3 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata kedap air atas


maupun di bawah permukaan tanah. (dinding,bak
bungan, bak kontrol,pondasi rollag bata, tangki septic,
saluran)
2. Aduk neut, pas. keramik
3. Aduk plesteran trasram, beton dan braven
24

M3 1 Pc : 5 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata tidak kedap air.


2. Plesteran pasangan batu bata tidak kedap air.
3. Plesteran Pas. bata + Plesteran kamprot halus
(texture)

2). Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan
agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)

3). Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :


- Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah
basah/toilet, dengan ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +30 cm dari
peil+0,00 lantai terbawah serta semua pasangan yang masuk kedalam tanah
atau sesuai Gambar Kerja.
- Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat 3.a.01 diatas.
- Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture
permukaan dinding luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar
cukup kering, tebal plesteran kamprot halus + 5 mm.
- Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk ke dalam tanah
dengan campuran 1:3 (M2), harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk
kedalam tanah.

b. Persyaratan Pekerjaan pasangan dinding

1). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.
3). Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan
pola ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus
rapi dan siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
4). Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan
penulangan sesuai gambar Kerja.
5). Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus
dipasang angker diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar
sejauh 20 cm, dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.
6). Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
7) Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.

c. Pekerjaan Plesteran

1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


2). Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak
terlebuh dahulu.
3). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran ini adalah
pekerjaan Finishing. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar minimal berumur 8 hari.
4). Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun spar ing-sparing SA
dan EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
25

5). Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan)
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk
plesteran berapen.
6). Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung
kerikil atau benda-benda lain yang membuat cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
sudah dikeruk sedalam 1 cm
8). Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan
ini permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
ketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekistingatau formtie harus
tertutup aduk plesteran.
9). Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan di-finish dengan cat.
10) Semua permukaan yang akan menerima bahan/material finishing misalnya bahan/
material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-
alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/neterial
finishing tersebut adalah Cat.
11) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan Maksimal 2,8 cm.
Jika ketebalan melebihi 3 cm maka harus menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang
bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
12) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm.
13) Pemeliharaan
a). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar tidak berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
Matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7(tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh.
b). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda
dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.

Pasal 20
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ALUMUNIUM
DAN PINTU PLAT KUSEN UNP

20.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.

20.2. BAHAN
1. Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch, produk dalam negeri YBIC t. 1.35 mm lengkap
accesoriesnya.
26

a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan
kaca dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus
terpasang sesuai rekomendasi produsen alumunium

Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.

Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah


merupakan ide dasar Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan
gambar kerja oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari
jenis yang akan dipergunakan.

2. Plat 2 mm Penutup Daun Pintu + rangka kanal


Kusen Besi UNP 125.50.20.3,2

20.3. PELAKSANAAN

a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela


Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.

* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran,lokasi dan kedudukan pintu dan


27

jendela,

m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan
ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Pengawas Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah, maupun penambahan waktu.
n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

20.4 Pengukuran Hasil Kerja.

Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu,
jendela, daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi,
kedudukan, bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta
dapat diterima oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak,
biarpun terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak
dibenarkan mengajukan Claim.

20.5 KUSEN PINTU BESI


1.01. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi seluruh pekerjaan Kusen UNP 125.50.20.3,2 dan daun Pintu Plat 2mm
rangka kanal, sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan disetujui Direksi
Pengawas.
3. Pekerjaan ini dikerjakan meliputi :
a. Bangunan Power House Rumah Pompa seperti yang ditunjukkan dalam
gambar
Seluruh area dikerjakan sesuai yang tertera dalam gambar perencanaan dan
disetujui oleh Direksi Pengawas.
Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan
berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan di las sesuai gambar.
Pekerjaan pengelasan harus dikerjaan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan
pada bahan bajanya.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik.
28

Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan Pengawas


untuk disetujui sebelum memulai pelaksanaan.
Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal
pelaksanaan, semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering
memakai alas dan dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.
Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan
harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan
barang akibat pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi
beban tambahan kepada pemilik.

Pasal 21
PEKERJAAN KACA

21.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca ini pada Bangunan Pos Satpam.

21.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 5 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik-bintik atau cacat lainnya.

21.3. PERSYARATAN TEKNIS


a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.

21.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.
b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui
c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast

d. Kwalitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari Sponing.
3). Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila masih
terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.
29

e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.

Pasal 22
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka kayu dan besi
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

2. Persyaratan Bahan.

a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan
1. Engsel pintu 4"
2. Mortise & Cylinder
3. Lever Handle
4. Engsel Casement
5. Casement Handle

3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.

4. Persyaratan Pelaksanaan

 Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
 Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci
untuk mendapat persetujuan Direksi.
 Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail
gambar.
30

1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan
Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg..
1.6 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.7 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.9 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.10 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya

Pasal 23
PEKERJAAN LANTAI

23.1 Lingkup Pekerjaan

Untuk lantai bangunan Pos Satpam digunakan Keramik 40/40 cm, Pekerjaan Batu
Andesit finsih coating dan lain lain sesuai dengan gambar kerja.

23.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai keramik adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.

23.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Urugan pasir bawah lantai dan dipadatkan
b. Seluruh rongga pada bagian belakang granite harus berisi dengan adukan pada
waktu pemasangan.
c. Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran granite.
d. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang
terlihat, kemudian diaci.
e. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak
dan cacat lainnya, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
f. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing-
masing granite yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan
g. Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
h. Granite yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
31

i. Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
j. Seluruh rongga pada bagian belakang granite harus berisi dengan adukan pada
waktu pemasangan
k. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja
atau atau petunjuk Pengawas Lapangan.
l. Pada prinsipnya pemotongan Granite harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan
hati- hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang
potong harus diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
n. Setelah bidang granite terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan
lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang granite ini harus
dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan
pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah Granite terpasang.
o. Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai
dengan yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor,
tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
p. Granite yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.

q. Pekerjaan Lantai Beton Tumbuk/Rabat


1). Diatas lapisan dasar harus dihamparkan lapisan pasir dengan tebal minimum 8-
10 cm atau sesuai Gambar Kerja, lapisan pasir ini harus padat tidak berongga.
Sebelum pemasangan lapisan akhir semua pekerjaan pipa, saluran, gorong-
gorong harus sudah ditempat sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
2). Mutu beton untuk rabat adalah 1 pc : 3 ps : 5 kr (K-125). Pelaksanaan pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan seperti terurai dalam pasal pekerjaan beton
dalam buku RKS ini. Tebal beton minimal adalah 7 cm sesuai dengan Gambar
Kerja.
3). Dipersyaratkan air tidak boleh menggenang di atas permukaan lantai, maka
lantai harus mempunyai kemiringan secukupnya ke arah selokan sehingga air
dapat mengalir.
4). Pada setiap jarak 100 cm atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
harus dibuat alur dilatasi. Lebar alur adalah 0,5 cm dan dalam 1 cm. Alur harus
lurus dan rata sesuai kemiringan.
5). Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.

r. Lantai Batu Sikat dan Andesit


Secara bentuk ada dua jenis batu yang sering digunakan untuk melapisi lantai,
batu kerikil dan sering diaplikasikan dengan sistem koral sikat dan batu yang
dibelah dan difinishing sedemikian rupa hingga berbentuk ubin dan sering
disebut dengan batu andesit.
Sementara batu andesit sudah berbentuk ubin – ubin dan cara pengerjaanya
hampir mirip dengan pemasangan keramik.

Koral Sikat

Kerikil bulat kecil – kecil dan tidak tajam merupakan bahan atau material pokok
pada pengerjaan koral sikat. Sesuai dengan namanya pengerjaan koral sikat
dikerjakan dengan cara kerikil – kerikil tersebut ditebar sesuai dengan motif warna
yang diinginkan pada lantai yang sedang discreed, setelah ditebar lalu kerikil
tersebut diratakan dengan cara menaruh papan diatas kerikil – kerikil tersebut
sehingga kerikil tersebut hampir semua bagian terpendam pada adukan screed.
Setelah screed lantai setengah kering barulah disikat agar bagian atas kerikil –
kerikil tersebut terbebas dari adukan semen. Cara tersebut jika ingin langsung
32

mengaplikasikan batu koral sikat pada lahan yang akan difinish dengan koral
sikat.

1. Persiapkan bidang kerja. Pemasangan batu koral harus sudah diatur


ketinggiannya. dan memberikan pembatas pada bagian yang menurun untuk
menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat dengan menggunakan
batang kayu atau bahan lainnya.
2. Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut
3. Letakkan batu koral diposisinya, berdasarkan pola. mengunakan 2 warna baru
koral yang berbeda agar lebih menarik dan disusun menggunakan pola
4. Setelah semua batu tersusun, ratakan dengan cara ditekan/diketuk dengan
kayu atau papan agar posisi batu masuk ke dalam adukan semen secara
merata.
5. Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar batu
koral
6. Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu koralnya
kelihatan.
7. Supaya adukan semen basah cepat kering, taburkan semen kering di atasnya
dan ratakan. Semen kering juga berguna untuk mengikat agar batu koral tidak
mudah lepas di kemudian hari.
8. Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-sisa
kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali

s. Pekerjaan Lantai Dasar Beton Bertulang


Persyaratan dan Penjelasan teknis untuk Pekerjaan ini telah diuraikan pada pasal
beton

Pasal 24
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :


- Penutup langit-langit Gypsum board
- Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Bahan

a. Rangka Plafond yang dipakai adalah Rangka Besi Hollow Galvanis


b. Semua alat penggantung, pengikat, penjepit dari metal seperti baja siku, baja strip,
klem kabel, dan angker; harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam pasal
Pekerjaan Metal di buku RKS ini.
c. Paku yang dipakai untuk gypsum harus mempunyai panjang minimum 14 mm dan
harus dapat menahan beban langit-langit.
d. Plafond Gipsum dengan ketebalan 9mm dengan ukuran 120 x 240 cm.

3. Persyaratan teknis

a. Umum
1). Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama GambarKerja
dan memeriksa keadaan ditempat pekerjaan yang akan dilaksanakan serta
mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu : Elektrikal, Mekanikal dan
Sanitasi; terhadap peletakan-peletakan diantaranya :
* Armatur,
* Pengabelan
33

* Dan instalasi-instalasi lain.


Bila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana
langit-langit, maka Kontraktor harus meneliti Gambar Kerja disiplin yang
bersangkutan. Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan keputusan yang harus
dilaksanakan. Koordinasi harus selalu berada di bawah petunjuk dan pengarahan
dari Konsultan Pengawas.

2). Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standard spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti
Gambar Kerja dan Buku Spesifikasi ini.

b. Rangka Langit-langit
1). Tentukan tinggi langit-lagit yang diinginkan dengan memasang “Wall angle” dengan
perkuatan skrup maksimum berjarak 60 cm, dalam pertemuan sambungan “wall
angle” harus dibuat 45drajat agar menghasilkan sambungan yang baik.
2). Pasang dua tali antara dua sudut yang seimbang dan saling tegak lurus untuk
menentukan level selanjutnya, jarak penggantung maksimum 120 cm terhadap
penggantung lainnya yang digantung ke “Main Runner” dan jarak penggantung
pertama dengan “wll angle” tidak boleh lebih dari 20 cm.
3). Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka langit-langit
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

c. Penutup langit-langit
1). Ukuran panjang dan lebar setiap unit panel yang akan dipasang harus sesuai
dengan modul rangka langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Pemotongan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk pekerjaan ini,
sehingga panel mempunyai sudut siku, tidak pecah. Panel yang terpasang harus
bebas dari cacat tersebut.
3). Pemakuan dilakukan + 1 cm dari tepi Penutup langit-langit dengan jarak pemakuan
maksimum 20 cm. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan.
4). Lubang - lubang bekas paku harus ditutup dengan dempul, kemudian harus
dirapikan rata dengan permukaan bidang dan siap menerima finish.
5). Selesai panel terpasang; bidang permukaan harus rata, lurus dan waterpass, peil
harus sesuai dengan Gambar Kerja. Sambungan antar unit harus tegak lurus dan
toleransi kecembungan 2 mm untuk jarak 2 m.
6). Finishing list langit-langit adalah cat kayu.

4. Persyaratan Pelaksanaan

a) Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-


langit, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi, penyelesaian pada sudut-sudut atau
bidang pertemuan antara langit-langit dengan dinding, kosen, kolom, listplank, atap
dan sebagainya.
b) Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas
perintah Direksi.
c) Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan
kurang tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh
ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana.
Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama
besarnya.
d) Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan
ketidak telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab
Pemborong.
e) Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.
34

f) Ketinggian langit-langit dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan


sebelum permukaan bawah rangka langit-langit rata (water pass) dan lurus, maka
pemasangan penutup langit-langit tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh
dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan monitoring proyek
(direksi).
g) Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas biaya pemborong

Pasal 25
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi :


1). Pekerjaan Pengecatan besi semua pekerjaan besi yang di ekspose.
2). Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
3). Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

b. Pekerjaan Pengecatan Metal


Semua metal seperti tersebut di atas seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat
:”finish".
2). Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan/ "un exposed" menempel ke
bahan /material lain, tertutup oleh bahan/material lain di cat hanya sampai dengan
cat anti karat atau cat dasar/primer.

c. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.


Semua dinding/permukaan pasangan batu beton & plafond yang tampak/"exposed"
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

3. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.


Tiba di Tapak/Site konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak
cacat,serta disetujui Pengawas Lapangan.

4. Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

5. Persyaratan Pelaksanaan
35

a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.

b. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan beton


1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan
dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam
kondisi kering.
2). Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok
sampai rata, kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu.
Dan Khusus untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa
menggunakan plamur , cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.
3). Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24
jam agar cat cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4). Untuk pengecatan langit-langit karena sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan roller.
5). Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang
kembali.

c. Pekerjaan Pengecetan Metal

Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
1). Persiapan sebelum pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/"Millscale"), karat, minyak,lemak dan
kotoran lainsecaratelitiseksama dan menyeluruh ; sehinggapermukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan Sikat Kawat mekanik/ "Mechanical Wire Brush". Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.
2). Pekerjaan Cat Primer / Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
Metal terpasang.

Pasal 26
PEKERJAAN HOTMIX
1. Umum

(1) Pembatasan cuaca.


Aspal hotmix akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan bilamana
permukaan pekerjaan dalam keadaan kering juga.

(2) Pengendalian lalu lintas


a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai
dengan syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Pengawas Lapangan,
serta dilakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan
mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Menempatkan rambu-rambu untuk keamanan kerja seperti cone fibregalass,
pita pengaman dan bendera tanda-tanda yang ditempatkan pada lokasi kerja
dan pada jalur lalu lintas kendaraan pada posisi strategis yang mudah dilihat
serta menempatkan petugas pengatur lalu lintas.
36

c. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan


separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan lapangan yang
sesuai sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
d. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan melintas di atas permukaan jalan
yang baru selesai sampai lapis permukaan aspal hotmix dipadatkan
sepenuhnya sampai sesuai pesyaratan dan dapat diterima oleh Pengawas
Lapangan.

(3) Pekerjaan Penyempurnaan


Lapis permukaan dari aspal hotmix harus diselesaikan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Luas
permukaan yang tidak memenuhi dengan persyaratan dan yang dianggap tidak
distujui oleh Pengawas Lapangan harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan
dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan atau cara lain yang dipandang
perlu oleh Pengawas Lapangan.

2. Bahan – Bahan

(1) . AGREGAT

a. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari
batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai
dengan tabel berikut :

b. Agregat halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam atau batu tersaring dalam kombinasi yang
cocok, dan harus bersih dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus
dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut :
37

c. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batau sabak atau semen, serta harus bebas dari
suatu benda yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100 % lolos
saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos
saringan 0,075 mm.

d. Syarat-syarat kualitas agregat kasar


Agregat kasar yang digunakan untuk aspal hotmix harus memenuhi syarat
kualitas seperti pada tabel berikut :

(2) BAHAN ASPAL


a. Bahan aspal harus AC/WC t = 4 cm aspal hotmix gradasi kekentalan (kurang
lebih ekivalen kepada Pen 60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M 226.
b. Suatu bahan penyatu (adhesive) dan anti pengelupasan harus ditambahkan
kepada bahan aspal, jika diminta demikian oleh pengawas lapangan, Bahan
tambahan tersebut harus satu jenis yang disetujui oleh pengawas lapangan dan
harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

3. Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran


a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler, mineral dan bahan aspal.
Komposisi rencana berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada
tabel berikut :
38

b. Pebandingan campuran dan formula campuran pelaksanaan ditentukan dalam


CMP.

(2) Sifat-sifat Campuran


Sifat-sifat campuran yang dari CMP (Instalasi Campur Pusat) diberikan pada
tabel berikut:

4. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan


a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar peralatan
dan instalasi produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut
Pengawas Lapangan. Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk
penyebaran dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang
mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang diperlukan dengan
penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran
aspal hotmix. Akan tetapi dimana satu paver (perata) tidak dapat diperoleh dan
tergantung kepada instruksi Pengawas Lapangan, pemasangan dan
penyebaran dapat dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan garukan,
sekop dan gerobak dorong.
b. Jenis peralatan berikut ini akn dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan
penyelesaian.

1. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk
mengangkutcampuran aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang
telah disetujui.
Truk-truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar logam rata ketat,
dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi minyak bakar
2. Alat untuk penyebaran dan penyelesaian
39

Bilamana diminta demikian didalam daftar penawaran dan daftar unit


produksi, peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver
betenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari
penampang melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-
persyaratan terhadap volume dan penampilan kualitas
3. Peralatan Pemadatan
- Mesin gilas roda baja(mesin gilas roda 3 atau tandem 6 – 10 ton)
- Sebuah mesin gilas dan bertekanan dengan ban dipompa
mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 dan dengan penyediaan untuk
ballast dari 1500 kg – 2500 kg muatan per roda.
4. Peralatan untuk menyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal
pelekat
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan
penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan


a. Penyiapan lokasi
1) Sebelum dilakukan pembongkaran aspal terebih dahulu dilakukan
pengukuran lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja
2) Lokasi diberi tanda berupa cat sesuai dengan batas ukuran yang
ditentukan dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Lokasi yang rusak yang akan diperbaiki harus dibongkar dengan hati-hati
sesuai dengan batas tanda yang diberikan, pembongkaran dilakukan
harus berbentuk persegi empat, sisi daerah yang dibongkar harus tegak
lurus dan rata.
3) Aspal bekas bongkaran harus diangkut keluar lokasi kerja dan dibuang
pada tempat yang ditentukan dan lobang yang dibongkar harus
dibersihkan dari material lepas.
4) Sebelum dilapisi dengan tack/prime coat bagian yang diperbaiki harus
terlebih dahulu dibersihkan dengan kompresor sehingga bebas dari debu
dan kotoran yang lepas

b. Pemasangan di atas lapisan pondasi atas

1) Bilamana memasang di atas pondasi, maka pondasi tersebut bentuk dan


profilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang
melintang dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan
2) Sebelum memasang aspal hotmix, pondasi lapangan tersebut harus dilapisi
dengan aspal resap pelekat pada tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat
lainnya menurut perintah Pengawas Lapangan

c. Pemasangan di atas satu permukaan aspal yang ada


1) Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu
permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan
perkerasan yang ada, termasuk lubang-lubang, bagaian amblas, pinggiran
hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki
sampai disetujui Pengawas Lapangan.
2) Sebelum pemasangan aspal hotmix, permukaan yang ada harus kering
dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang
dan akan dilabur dengan aspal perekat yang disemprotkan pada tingkat
pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan lain oleh
Pengawas Lapangan.

(3) Penyebaran
a. Penyebaran dengan mesin
40

1) Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan


campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu
temperatur di dalam batas-batas antara 140º - 110º C.
2) Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan
dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang
melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang
sepantasnya.
3) Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau
ketidakteraturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran harus
sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Lapangan memenuhi tebal
rencana.
4) Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan akan
terjadi, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berlapangan
kembali sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Penambahan
yang kasar atau bahan yang telah segregasi harus dibuat betul dengan
menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi
penggarukan harus dihindarkan sejauh mungkin dan partikel kasar tidak
boleh disebarkan di atas permukaan yang disecreed.

b. Penyebaran dengan tenaga manusia


1) Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk
angkutan dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tesebut
disebarkan dengan penundaan minimum. Bilamana truk-truk atap datar
digunakan untuk pengiriman, campuran tersebut harus dibongkar
muatannya dengan sekop dan dituangkan secara tegak di atas lintasan
lapangan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sedikit mungkin.
Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut
di atas permukaan yang discreed.
2) Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang
digunakan berpasangan untuk merapihkan permukaan secara final. Papan
penggun lapangan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur
permukaan diantara papan screed.
3) Dimana diperlukan untuk penyebaran tangan, kedua papan pinggir dan
papan punggung lapangan harus dipasang dan campuran aspal harus
disebarkan, bekerja dari pinggir menuju ke papan tengah dan kedepan
dari sambungan melintang. Penyebaran harus dilaksanakan untuk
menghasilkan suatu permukaan yang seragam tanpa segregasi.

(4) Pemadatan Lapisan Aspal


a. Pengendalian suhu
1) Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun,
permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus
diperbaiki
2) Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan
dimulai ketika suhu campuran tersebut turun dibawah 110º C dan harus
diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 65º C.
3) Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja
sedekat mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini:
41

b. Prosedur pemadatan
1) Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara
akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas
pemadatan akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.
2) Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda
baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup
lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan
tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-
tiba yang akan menimbulkan pergeseran campuran.
3) Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan
bilamana bahan tersebut masih dalam kondisi cukup padat dikerjakan untuk
membuang semua tanda-tanda bekas mesin gilas.
4) Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu
lapangan, penggilasan dimulai dari sisi rendah maju menuju sisi tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling
sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-
titik ditempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan tersebut.
5) Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama
harus bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati sebelumnya sedemikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas haru terus menerus
sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.
6) Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus sebagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasanya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
semua tanda-tanda bekas mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu
basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.
(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur
dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus
dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarny dan setiap luas
yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga udara harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor
harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap
bahanbahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan
dibuangoleh kontraktor sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
42

(6) Penyelsaian sambungan


Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali dsampai satu
permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk
permukaanpermukaan kontak harus dipaki tepat sebelum tambahan campuran
dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.

5. Pekerjaan Pengupasan dan Pengisian (Scrapping and Filling)


(1). Umum
Pekerjaan ini mencakup penkerjaan penyiapan tenaga, peraltan, material,
pembongkaran permukaan jalan, pembersihan, penyemprotan lapis perekat (tack
coat) pengisian lubang, pemadatan sesuaiketentuan atau petunjuk Pengawas
Lapangan.
(2). Material
a. Lapis Perekat (tack coat)
Material lapis perekat menggunakan material sebagaimana dijelaskan pada
pasal yang mengatur tentang pekerjaan lapis perekat .
b. Material Pengisi
Untuk material pengisi menggunakan asapal beton sebagaimana dijelaskan
pada pasal yang mengatur tentang pekerjaan pelapisan aspal permukaan
(3). Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peraltan yang layak digunkan untuk pelaksanaan
pekerjaan meliputi :
a. Peralatan Pemotong
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit gergaji mesin pemotong
aspal/beton yang mampu memotong hingga kedalaman 7 cm
b. Peralatan Pembongkar
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit jack hummer dengan masing
masing kompresornya, yang mampu membersihkan, membongkar,
meratakan lokasi-lokasi yang belum/tidak rata.
c. Peralatan Pengupas
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit mesin pengupas (cold milling
machine) dengan lebar 2 meter dan mampu mengupas sampai setebal 10 cm
aspal dengan mata pemotong (cutter bit) yang memiliki keausan kurang dari
40 %. Bila diperlukan, maka 1 unit mesin pengupas dengan lebar 80 – 100
cm harus disediakan.
d. Peralatan perata
Kontraktor harus menyediakan peralatan mesin perata (grader) dengan mata
pisau yang baik, lurus dan tajam.
e. Peralatan Penyapu
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit sapu baja mekanis (power
broom) dengan keausan kurang dari 10 % dari panjang asli dan permukaan
sapu harus rata.
f. Kompressor
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit kompresor secara khusus
(tidak untuk menjalankan peralatan lain) dengan kapsitas 7 atm, guna
pembersihan permukaan.
g. Truk pengankut
Kontraktor harus menyediakan truk pengangkut dengan kapasitan cukup
sehingga tidak adal penumpukan material bongkaran di lapangan,
penyediaan truk ini harus khusus untuk mengangkut dan membuang /
menempatkan material bongkaran dan sebelum selesainya kegiatan
pembongkaran, truk pengangkut tidak boleh dipergunakan untuk keperluan
lainnya,
h. Peralatan Pengaspalan
43

Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pelaksanaan pengaspalan


mengikuti ketentuan yang daiatur dalam pasal untuk peralatan lapis perekat
dan pasal untuk peralatan pengaspalan.
i. Alat Bantu Lain
Kontraktor harus menyediakan alat bantu lain berupa gerobak pengangkut,
sraight-edge, termometer logam dengan kapasitas 80º - 200º C, pengki, sapu
lidi, sekop, cangkul, belincong dan alat bantu lainnya untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan.

(4). Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pembongkaran dan pembersihan.
1) lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan dicatat
lokasi bongkaran (STA ..... + ..... ), dimensi lebar, panjang dan rencana
ketebalan bongkaran (data dicantumkan setelah selesai pembongkaran.
2) Batas bongkaran harus dipotong dengan menggunakan gergaji mesin
pemotong aspal untuk menhasilkan permukaan (vertikal) yang tegak lurus.
3) Jack hummer digunakan untuk pembongkaran dan perataan lokasi yang
telah dipotong.
4) Pengupasan lapisan permukaan jalan harus menggunakan peralatan mesin
pengupas (cold milling machine)
5) Pembongkaran harus dilakukan sehingga lapisan yang rusak
terangkat/terbongkar dan harus dilakukan sedemikan rupa sehingga tidak
memperlemah struktur yang masih baik.
6) Alur-alur yang terjadi akibat cold milling harus diratakan dengan
menggunakan mesin perata/grader.
7) Pembersihan permukaan hasil pembongkaran harus segera dilakukan
dengan sapu baja (power broom) setelah selesainya perataan agar material
yang berpotensi lepas benar-benar lepas dan agar material pembongkaran
tidak melekat/menempel kembali.
8) Selanjutnya pembersihan harus dilakukan dengan kompresor agar material
halus benar-benar tidak menempel pada permukaan
9) Material hasil bongkaran adalah milik PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I,
Belawan International Container Terminal dan harus ditempatkan / dibuang
ke luar lokasi pekerjaan sesuai dengan lokasi yang ditunjuk. Material
bongkaran tidak dibenarkan dibuang di lokasi sekitar jalan yang dikerjakan.
b. Penyemprotan lapis perekat (tack coat )
Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan apabila telah kering
selajutnya dapat disemprot dengan material lapis perekat (tack coat) secara
merata. Pada permukaan (vertikal) potongan harus diberi lapis perekat.
c. Penghamparan Material Pengisi & Pemadatan
Bila kondisi lapis perekat (tack coat) sudah setting, material pengisi dapat
segera dihampar dan dipadatkan. Pengisian dan pemadatan harus dilakukan
sedemikian sehingga permukaan yang diperbaiki tersebut mempunyai kerataan
yang sama dengan permukaan jalan di sekitarnya. Khusus untuk pengupasan
dan pengisian (scrapping and filling ) maka pemadatan dengan tire roller harus
dilakukan lebih berat dari pengaspalan biasa, demikian pula dengan finish
rolling-nya. Untuk lubang dengan kedalam lebih dari 10 cm dapat diisi dengan
material base (pondasi) dari jenis Cement Trated Base (CTB)

(5). Pengukuran Hasil Pekerjaan


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran untuk pengupasan
(scrapping) adalah jumlah meter kubik (m³), liter untuk lapis perekat (tack coat)
serta tonase padat terhampar untuk aspal beton pengisi yang telah
disetujui/diterima baik oleh Pengawas Lapangan

Pasal 27
44

PEKERJAAN METAL / BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup Pekerjaan baja ini akan meliputi semua pengadaan
material dan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi baja, yang
akan meliputi antara lain :
 Material baja
 Pelaksanaan konstruksi baja
 Pengelasan baja
 Pemasangan baut dan baut angkur
 Pekerjaan metal lainnya
 Pekerjaan pelapisan anti karat (coating)

2. Uraian Umum
 Pelaksanaan pekerjaan baja harus memenuhi syarat dan peraturan
pelaksanaan pekerjaan baja yang berlaku di Indonesia SNI-03-1729-2002.
 Material baja yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah sesuai sub
bab Material dalam sub spesifikasi ini dan sesuai dengan standar
international yang telah disetujui secara umum.
 Kontraktor harus menyerahkan sertifikat tes baja dari pabrik untuk disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, sebelum material baja dikirim ke lokasi pekerjaan.
Semua bagian baja sebelum maupun sesudah difabrikasi harus
dibersihkan dari karat dengan menggunakan sand blasting / power tool
atau sesuai dengan standar yang dapat digunakan untuk menentukan
tingkat kebersihan (SSPC VIS 1, SSPC VIS3, SSPC VIS 4 dan SSPC VIS
5).
 Pengelasan untuk pekerjaan baja harus menggunakan las listrik dengan
elektroda yang baik. Kontraktor harus menjaga elektroda-elektroda tersebut
agar selalu tetap kering. Semua permukaan baja yang akan disambung,
sebelum dilakukan pengelasan harus dibersihkan dari segala karat dan
kotoran yang melekat padanya pengelasan harus sesuai dengan ketentuan
dan spesifikasi “Structural Welding Code” dari American Welding Society
(AWS).
 Untuk penyambungan konstruksi baja dengan sistem las, sedapat mungkin
penyambungannya dilakukan dalam bengkel kerja. Pekerjaan las
dilapangan harus dilakukan sebaik mungkin dan tidak boleh dilakukan
dalam keadaan basah ataupun hujan.
 Semua pekerja yang dipekerjakan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi baja harus merupakan tenaga ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman (yang bisa dibuktikan dengan sertifikat), dan benar-benar
mempunyai keterampilan yang baik dalam bidangnya serta mengerti betul
akan tugas dan tanggung jawab pada pekerjaan tersebut.

3. Material dan Fabrikasi Baja

a) Material elemen baja struktur dan bengkel kerja


1. Semua material baja harus baru dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Semua pekerjaan baja harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI-03-
1729-2002.
2. Tegangan leleh minimum baja adalah 240 Mpa (BJ 37) untuk profil dan
pelat baja.
3. Tegangan leleh minimum untuk pipa BSP SCH 40 adalah 240 Mpa (BJ
37).
4. Direksi Pekerjaan berhak meninjau keadaan bengkel kerja Kontraktor
dan memeriksa pekerjaan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
b) Gambar kerja (shop drawing)
45

1. Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar


kerja (shop drawing) untuk konstruksi baja yang harus disetujui Direksi
Pekerjaan sebelum dimulainya fabrikasi. Walaupun semua gambar
kerja telah disetujui Direksi Pekerjaan, tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Kontraktor apabila terdapat kesalahan atau perubahan
dalam gambar.
2. Tanggung jawab atas ketepatan ukuran selama pemasangan elemen
konstruksi baja (erection) tetap berada pada Kontraktor. Pengukuran
dengan skala pada gambar tidak perkenankan.
c) Pemotongan baja.
Semua pemotongan baja, terutama untuk keperluan struktural, harus
dilaksanakan dengan rapi dan rata, sesuai dengan gambar rencana.
Pemotongan hanya boleh dilaksanakan dengan brinder atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperkenankan.
d) Pengelasan
1. Pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang
berpengalaman dalam pelaksanaan konstruksi baja. Walaupun
demikian, pelaksanaan pekerjaan las harus selalu berada di bawah
pengawasan seorang supervisor yang berpengalaman.
2. Sebelum pekerjaan las dilaksanakan, Kontraktor harus menyampaikan
kepada Direksi Pekerjaan satu copy sertifikat tukang las yang
bersangkutan tidak kurang dari 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan las
dimulai.
3. Pelaksanaan las harus sesuai dengan gambar. Kawat las harus
dipakai merek Kobe steel atau sederajat.
4. Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi sudah
dalam keadaan tidak berubah posisinya, dan sudah dalam keadaan
yang stabil secara struktural. Stabilitas konstruksi harus selalu
diperhatikan dengan cermat pada saat pekerjaan berlangsung.
5. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dulu dari semua
kotoran, bekas cat, minyak, karat ataupun bekas-bekas potongan api
yang kasar. Bila perlu, bekas potongan api digerinda sampai rata.
Kerak bekas pengelasan harus dikeluarkan dan disikat sampai bersih.
6. Las yang dipakai baik las sudut maupun las tumpul mengacu kepada
standar PPBBI-1993.

e) Baut pengikat
1. Baut-baut penyambung harus berkualitas baik dan baru. Mutu baut
yang digunakan adalah HTB (baut mutu tinggi) sesuai dengan standarr
ASTM-A.325. Diameter baut harus sesuai dengan gambar. Panjang
ulir juga harus sesuai dengan gambar, atau tidak disyaratkan secara
jelas dalam gambar, harus sesuai dengan yang diperlukan (best
practice).
2. Lubang pengikat baut harus betul-betul dan sesuai dengan
diameternya. Dalam hal ini selisih diameter lubang dengan diameter
baut tidak boleh lebih dari 1 mm.
3. Apabila tidak disyaratkan lain dalam gambar, jarak antara tiap baut
bisa diambil sebesar 2,5 – 6 kali diameter baut.
4. Pembuatan lubang-lubang baut pada prinsipnya harus memakai bor
listrik. Namun untuk elemen baja dengan tebal maksimum sampai 10
mm, pembuatan lubang boleh memakai mesin pons. Membuat lubang
baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
5. Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan
tanpa seijin Direksi Pekerjaan.

f) Baut angkur.
46

Mutu baut angkur yang digunakan untuk struktur konstruksi baja dan
struktur penunjang lainnya harus berasal dari material ASTM-A.370
(dengan tegangan leleh 240 MPa) dan ASTM-A.449-90 dengan tegangan
putus 620MPa atau sejenisnya yang dibuat dipabrik dan sesuai dengan
gambar rencana.

g) Tanda pada konstruksi baja


Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi tanda/kode yang jelas sesuai dengan bagian masing-masing agar
dapat dipasang di lapangan dengan mudah.

4. Material dan Fabrikasi Baja


a) Pekerjaan sambungan baut
 Setiap sambungan harus dibuat bersama-sama dengan baut stelnya
sehingga semua bagian termasuk pelat penyambung cocok tepat satu
sama lain dan berhubungan rapat secara menyeluruh. Pada saat
penyetelan, mulai sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut
stel.
 Baut mutu tinggi HTB harus dipasang dengan ring baut yang
diperlukan, sebuah di bawah kepala baut, dan sebuah dibawah mur.
Perlu diperhatikan bahwa ring baut itu harus terpasang dengan
cekungnya menghadap keluar.
 Memasukan dan mengencangkan HTB tidak dapat dimulai sebelum
semua elemen sambungan diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang
tegak lurus terhadap as lubang. Bidang bawah kepala baut tidak boleh
menimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut.
 Baut stel dipakai sebagai baut awal penyetelan dapat seterusnya
digunakan pada sambungan elemen bersangkutan.

b) Mengencangkan baut
 Baut mutu tinggi HTB dapat dikencangkan dengan kunci momen atau
dengan kunci-kunci yang digerakkan dengan compressor (torque
wrench).
 Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
dan dapat menunjukkan bila tercapai kekencangan torsi yang
disyaratkan, atau yang akan slip bila telah tercapai tegangan atau torsi
yang disyaratkan. Sebelum memulai pekerjaan sambungan ada
mengencangkan baut, Kontraktor harus sudah menyampaikan kepada
dengan tegangan atau torsi yang perrlu dicapai sebagai syarat batas
mengencangkan baut.
 Kunci pas harus sering dicek dan harus disesuaikan untuk mencapai
tegangan atau torsi yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
 Pada saat pekerjaan pengencangan baut berlangsung atau sesudah
pekerjaan selesai, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tes pengecekan
torsi dilapangan. Setiap baut yang kendor harus dikencangkan
menurut kebutuhan. Perhatian khusus perlu diberikan pada kelompok
yang telah dikencangkan tapi kendor lagi, dan dikencangkan kembali
sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.

c) Perubahan sistem sambungan


 Apabila kontraktor berpendapat untuk lebih memudahkan pelaksanaan
atau erection atau alasan lainnya, maka kontraktor dimungkinkan untuk
47

mengajukan sistem sambungan lain yang tidak sama dengan gambar


rencana.
 Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan
gambar dan perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa
dan disetujui Direksi Teknis.
 Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem
sambungan yang diusulkan kontraktor dan kontraktor tetap mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time
schedule semula

Pasal 28
PENUTUP ATAP
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan atap metal spanroof rubber coating insulasi
colour dan rangka hollow galvanis pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini atau sesuai Petunjuk Pengawas
Lapangan

1.2 Uraian Umum


a. Atap Metal Spanroof rubber coating Insulasi Colour

Atap Metal mahaSpan ruber coating insulasi Insulasi memiliki warna yang
berbahan insulasi rubber powdersehingga mempunyai kemampuan meredam
panas sebesar 28.5% dan suara sebesar 6.5dB dan memiliki sertifikat Sucofindo
no. 22721/ DBBPAJ
Atap Spanroof rubber coating insulasi Colour
Atap Spanroof coating insulasi berbahan dasar Metal Zinkalum ZinkCoatid G550
serta pada bagian atasnya memiliki warna yang berbahan insulasi rubber powder
sehingga mampu Peredam Panas dimana lapisan peredam ini menjadi satu
kesatuan material utuh dengan metal zinkalaum. Penutup atap spanroof ini harus
memiliki sertifikat Sucofindo no.22721/DBBPAJ
Atap Metal Spanroof Insulasi dapat di supply dengan ketentuan sebagai berikut :
- Panjang Material : 1000 mm – 6000 mm
- Lebar material : 1040 mm
- Tinggi Gelombang : 35 mm
- Tebal : 0.45 mm
- Finishing metal atas : memiliki warna yang memiliki kemampuan meredam
panas 28.5% dan sura 6,5 db
- Finishing dibagian bawah : warna dasar metal
Jenis Peredam : rubber powder coating insulasi
- Sertifat Sucofindo : no.22721/DBBPAJ Kemampuan meredam panas
28.5% dan suara 6.5 dB

Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada Konsultan Pengawas


untuk persetujuan tertulis bagi pemasangan.
48

b. Rangka Hollow Galvanis


Hollow Galvanis merupakan salah satu produk yang digunakan dalam sebagian
bahan untuk pembuatan pagar,canopy dan beberapa produk bangunan lainnya.
Hollow galvanis mengandung berbagai bahan campuran lain seperti zink almunium
dan berbagai bahan campuran lainnya. Kontraktor harus menyerahkan contoh
semua bahan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan tertulis bagi
pemasangan.

1.3 Persyaratan Pelaksanaan

Pekerjaan Atap dan Bubungan

1). Persiapan
a). Kuda-kuda baja, gording, sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai gambar
kerja dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b). Pemasangan gording dimulai dari bawah ke atas, Jarak antara gording sesuai
ukuran atap sedemikian rupa sehingga pada waktu pemasangan ujung penutup
atap mempunyai overlap antar penutup atap yang cukup.
c). Sebelum pemasangan atap
01. Listplank harus sudah terpasang dan terkunci ditempatnya sesuai gambar.
02. Semua kayu telah diberi lapisan dasar (meni kayu dan waterproofing untuk
beton
03. Under Layer telah terpasang rapih menutup semua permukaan atas papan yang
akan dipasang penutup atap.
04. Semua pekerjaan tersebut di atas telah disetujui Pengawas lapangan.
2). Pemasangan atap dimulai dari bawah, kearah atas dan kesamping searah
penampang tepi. Pemasangan atap pada gording harus benar-benar rapi dan
tertutup rapat, saling mengunci, lurus baik kearah vertikal maupun horozontal.
3) Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk /
ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki / diganti
supaya sempurna.

Pasal 29
PEKERJAAN LANTAI PAVING BLOCK
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis Paving
Block pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi
Teknis ini atau sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.4. Spesifikasi Teknis – Adukan dan plesteran.

3.0. PROSEDUR UMUM


49

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
dikirim ke lokasi proyek.
Paving Block t = 8 cm + Lapisan pasir beton dipadatkan t = 10 cm
dibatasi dengan Kansteen 400.60.150
Contoh bahan Paving Block harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Pengiriman Paving Block ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh
dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Umum.
Paving Block harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal. Paving
Block yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak boleh dipasang.

4.2. Tipe dan warna masing-masing Paving Block harus sesuai Skema warna yang
ditentukan kemudian, berasal dari merek yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.

4.3. Paving Block Beton


Paving Block beton harus dari jenis dengan permukaan yang terdiri dari butiran
batu alam warna hijau, seperti tipe Pearl stone buatan Cisangkan, dengan
ukuran dan tebal sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan Paving Block baru boleh dilakukan setelah
pekerjaan lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan Paving Block harus menunggu sampai semua alat
penggantung, pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di
bawah pasangan Paving Block ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan Paving Block pada Lahan, Tanah dalam keadaan
kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, Paving Block harus dipilah terlebih dahulu.
5.2.3. dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
5.2.4. Paving Block pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir padat,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja permukaannya harus
dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan
5.2.5. Paving Block harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang
Paving Block yang terpasang tetap lurus dan rata.
Paving Block yang salah letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar
dan diganti.
50

5.2.6. Paving Block mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.7. Sambungan atau celah-celah antara Paving Block harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm,
kecuali bila ditentukan lain.
5.2.8. Pemotongan Paving Block harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan rapih dan
sesempurna mungkin.

5.3. Pengecoran Siar/Celah


5.3.1. Pengecoran siar/celah antara Paving Block harus dilaksanakan setelah
pasangan Paving Block benar-benar rata. Hal ini perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya aus
5.3.2. Siar/celah antara Paving Block dicor dengan semen pengisi/grout yang
berwarna sama dengan Paving Blocknya, seperti produk AM 50 Colored
Ceramic Grout dengan campuran AM 54 Liquid Grout Additive yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-
garis siar.
5.3.3. Setelah pasir pengisi cukup rata, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan.
5.3.4. Setelah permukaan paving block di pasang dan di cor rata selanjutnya di
lakukan pemadatan dengan stamper kodok sampai permukaan rata dan
disetujui oleh konsultan pengawas.

5.4. Pembersihan dan Perlindungan

Setelah pemasangan selesai, permukaan Paving Block harus benar-benar


bersih, tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan Paving Block harus diberi
perlindungan misalnya dengan coating anti lumut atau cara lain yang
diperbolehkan, tanpa merusak permukaan Paving Block.

Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan Paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan Paving pada tiap sisi agar Paving tidak
bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya

Pasal 30
PEKERJAAN TATA HIJAU (LANSEKAP)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini guna mendapatkan hasil yang baik.

Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
gambar rencana dan sesuai petunjuk-petunjuk Waspang pekerjaan tersebut meliputi :
• Pekerjaan penanaman : Pohon, perdu dan rumput
• Pekerjaan perawatan / pemeliharaan taman

2. PERSYARATAN PEKERJAAN LANSEKAP


51

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat


pekerjaan lansekap, peraturan dan syarat-syarat pemakaian bahan bangunan yang
berlaku, standar spesifikasi dan bahan yang dipergunakan dan sesuai dengan
petunjuk yang diberikan oleh Waspang.

b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan untuk memperhatikan


koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan struktur,
arsitektur, mekanikal, elektrikal dan plambing.Terutama dalam melakukan pekerjaan
pembentukan tanah dan penyelesaian tanah, agar tidak terjadi kesalahan,
pembongkaran, pengurugan yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang
telah selesai dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.

3. PEKERJAAN PENANAMAN

a. Lingkup Pekerjaan.
- Penanaman rumput gajah mini dengan tanah subur
- Penanaman Pohon Tabe buya

b. Persyaratan Pekerjaan Penanaman.


- Dalam hal melaksanakan pekerjaan persiapan, pembentukan dan pembersihan
tanah jauh sebelum penggalian lubang tanaman harus sudah dilaksanakan dengan
mengikuti semua petunjuk gambar, uraian dan syarat yang tertulis.
- Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman.
Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang tertarik dari as-as bangunan yang
terdekat/ patokan-patokan yang ada dalam tapak.
- Segala perubahan letak tanaman di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
gambar rencana disebabkan keadaan lapangan, harus sepengetahuan dan
mendapat persetujuan dari Waspang.

4. PEMELIHARAAN TANAMAN

a. Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang ditanam.
Penggantian tanaman harus sesuai jenis / bentuk / warna daun dan bunga dengan
apa yang telah ditentukan dan tertanam serta harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Penyiraman dilakukan dengan air bersih yang bebas dari segala bahan organik / zat
kimia/ bahan lain yang dapat mengganggu dan merusak, pertumbuhan tanaman.
c. Penyiraman tanaman dilakukan :
Dua kami sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput yang baru
ditanam dan semua jenis tanaman dalam penyimpanan sementara sebelum pukul
10.00 dan sore hari sesudah pukul 15.30 sampai tanaman-tanaman tersebut tumbuh
sehat dan kuat.
Untuk semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan kuat
disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahi bawah permukaan tanah.
Bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari untuk
penyiraman pada saat ini tak perlu dilakukan.
Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air. Air harus dapat
terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.
d. Penyiangan
Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi tanaman
pohon dan rumput yang tertanam.
Untuk tanaman rumput, penyiangan ini perlu dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang ditanam. Alat
yang dipakai adalah pancong atau cangkul garpu kecil.
e. Penggantian Tanaman
52

Kontraktor wajib mengganti setiap kali jika ada tanaman hias, pohon peneduh dan
rumput yang rusak atau mati.

Semua penggantian dengan tanaman dan rumput baru adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.

Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna daun dan bunga
dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam serta harus dengan persetujuan
Pengawas.

Penggantian tanaman dan rumput harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan
sampai merusak tanaman dan rumput lain disekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.

Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk penyemprotan


dari jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus tetapi beda waktu selang 2
minggu.

Pasal 31
PEKERJAAN CCTV

1. UMUM

1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.

2. PENJELASAN UMUM

CCTV System Equipments lengkap koneksi jaringan internet dipergunakan untuk


membantu pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi suatu gedung
melalui video camera. Hasil gambar dapat diamati melalui TV monitor.

3. Lingkup Pekerjaan
3.1. Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah Pengadaan,
Pemasangan, Penyetelan dan Pengujian Peralatan dan Instalasi serta
menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap pakai, tanpa
ada gangguan atau cacat instalasi.
3.2. Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
- Colour Camera CCTV
- Digital Video Recorder (DVR)
- Monitor
3.3. Kontraktor harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu
harus melengkapi dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik
pembuatnya.

4. Spesifikasi Teknis dan Peralatan


53

- CCTV Indoor Dome 5MP, Built in Microphone HIKVISON, DAHUA


- CCTV Indoor dome 5MP , 360 degree HIKVISON, DAHUA
- CCTV Outdoor 5MP, Built in Microphone, HIKVISON, DAHUA
- Digital Video Recorder ( DVR) 16 Channel, AOC Harddisk 4 TB HIKVISON,
DAHUA
- Power supply adapter 8 ch , 8A HIKVISON, DAHUA
- Kabel HDMI c/w conector HDMI
- HDMI Booster/Extender
- TV Monitor 43", smart TV android, LG,Samsung
- HDMI splitter
- Box 8U, wall mounted c/w Power supply
- Instalasi CCTV di gedung (Instalasi tambahan baru)
- Cable Coaxial + cable power + High Impact Conduit dia. 20mm & accessories
- Bongkaran Plafond dan perbaikan kembali

5. PEMASANGAN

5.1. Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Kontraktor dapat
mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini.
5.2. Cara pemasangan colour camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond
dengan rangka penguat/ hanger yang diperkuat pada dak beton.
5.3. Peralatan utama seperti ; Digital Video Recorder , diletakan pada ruang kontrol
seperti ditunjuk dalam gambar rencana.
5.4. Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control
menggunakan Cable Coaxial + cable power + High Impact Conduit dia. 20mm &
accessories.

6. TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Pengawas lapangan.
Biaya Testing menjadi beban Kontraktor.

Pasal 32
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

32.1 UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang diuraikan di sini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material,dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat Umum
Teknis Pekedaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

32.2 Lingkup Pekerjaan


Yang dicangkup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi
pemadam kebakaran (fire hydrant sprinkler dan fire extinguisher) di dalam dan di luar
bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar mauipun yang dispesifikasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
seluruh acara keseluruhan harus juda dimasukkarr ke daldrn pekerjaan ini.
54

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
2.1. Pengadaan dan Pemasangan pipa-pipa fire hydrant lengkap beserta fitting-
fittingnya dan alat-alat bantunya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan hydrant box, head sprinkler, hydrant pillar, fire
extinguisher, siamese connection, gate valve, check valve, safety valve, foot
valve, strainer, pressure switch, pressure gauge, fire departement connection
/ lading valve (valve untuk hubungan Dinas Pemadam Kebakaran setempat)
dan peralatan lainnya.
2.3. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa fire hydrant, antara lain
Electrical Main Pump, Jockey Pump beserta motor listriknya, diesel Pump,
Panel Fire Pump Controller clan slat-alatlconfrol lainnya.
2.4. Pengadaan dan pemasangan pressure tank (tangki tekan), lengkap berikut
accessoriesnya.
2.5. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang digunakan untuk
pelaksanaan instalasi.
2.6. Pengujian instalasi fire hydrant terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrostatis, balk secara bagian (parsial) maupun secara keseluruhan (overall).
2.7. Pengujian sistem kerja fire hydrant secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatannya, sampai sistem berfungsi dengan balk.
2.8. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

32.3 PERSYARATAN UMUM


3.1. Semua pekerjaan instalasi pemadam kebakaran seperti yang tersebut pada
lingkup pekerjaan di afas harus dilaksanakan dengan persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi dan memenuhi semua persyaratan yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang.
3.2. Pemeriksanan instalsi Pemadam Kebakaran ini harus disesuaikan dengan
spesifikasi ini dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia umumnya dan
wilayah dimana gedung ini dibuat pada khususnya.
3.3. Biaya pengadaan peralatan, perlengkapan / material untuk instalasi
pemadam kebakaran ini harus sudah termasuk bea masuk, perizinan, biaya
pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang, biaya penyimpanagan (gudang)
dan biaya-biaya yang diperlukan untuk pengadaan perlengkapan pemadam
kebakaran juga biaya penyediaan peralatan bantu, testing & commissioning.
3.4. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan shop drawing mengenai jalur pemasangan pipa setepatnya
termasuk detail dan metoda penyangga (supproting), angkur (anchor), sleeve
dan lain sebagainya.
32.4 MATERIAL

4.1. Pipa.
Semua pipa, dari 0 1"-6", didalam gedung maupun di luar gedung dan branch
pipe (pipa cabang) dari bahan Galvanized Iron Pipe (GIP) yang mernenuhi
standar ASTM A-120 Schedule 40.

Pipa ex BAKRIE, spindo.


4.2.1. Fitting
Fitting pemipaan harus terbuat dari material dan kekuataan yang
sama denga pipa yang digunakan.

4.2.2. Valves
Seluruh valve dan flexsibel joint yang dipakai di pemipaan fire hydrant
harus dari jenis fire fighting valves yang mempunyai tekanan kerja 150
psi dan tekanan test 300 psi (kelas 150) serta dilengkapi dengan ball
dirp valve, automatic release valve, dichange pressure gauge dan
water level gauge device.
55

4.2.3. Pressure Gauge.


Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter
minimum 3" dengan skala 0 sampai 2 x tekanan kerja maksirnum (20
bar).

4.2.3. Paking (Gasket/Sealing Ring).


Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan
berspiral tebal minimal 3mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flensa yang
akan digunakan.
Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10 % dari jumlah yang
seharusnya diada-kan.

4.2.4. Flensa (Flange).


Flensa harus dari ANSI B16.5 kelas 150 jenis raised face dan
memenuhi standar ASTM A105. Flensa tipe slip-on harus memiliki
diameter yang sesuai dengan peralatan yang akan disambung.

4.2.5. Baut, Mur untuk Flensa.


Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat
dari baja hitam kelas 8.8, dengan sistem ulir metrik, digunakan untuk
pemasangan flensa.
Diameter dan panjang baut harus disesuaikan dengan dimensi flensa.
Sisa ulir setelah pemasangan minimal 3 (tiga) ulir.
Jumlah pengadaan baut dan mur harus dilebihkan 10 % dari jumlah
yang seharusnya diadakan.

4.2.6. Katup Penahan (Check Valve).


Katup penahan harus dari tipe anti water hammer dengan tekanan
kerja 10kg/cm².

4.2.7. Katup Pelepas Udara (Air Release Valve).


Katup pelepas udara harus memiliki tekanan 10 kg/cm².

4.2.8. Katup Pengatur Tekanan (Pressure Reducing Valve).


Katup pengatur tekanan harus dari tipe yang memiliki tekanan yang
dapat diatur dengan tekanan masuk 10kg/cm². Buatan Versa /
Bermad (Amerika).

4.2.9. Flow Switch.


Flow switch harus memiliki tekanan kerja 10kg/cm² dengan kapasitas
aliran minimal 300 liter/menit, dibuat dari bahan stainless steel, dari
merek Johnson Control.

4.2.10. Flexible Joint.


Flexible joint harus terbuat dari serat sintetis (synthetic fiber) yang
dilapisi karet sintetis khusus, dilengkapi flensa dari bahan baja lunak,
dari tipe Twin-Sphere Connector, dengan diameter sesuai dengan
diameter peralatan yang akan disambung, buatan Tozen atau Proco.

4.3. Hydrant Box dan Fitting untuk Fire Departement.


4.3.1. Indoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, landing valve untuk
Fire Departement (Dinas Pemadam Kebakaran) 2 1/2" dengan bentuk
kopling yang sesuai, fire hose  1 Vz" sepanjang 30 meter don
nozzlenya.
56

4.3.2. Outdoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, fire  2-1/2 "
sepanjang 30 meter dan nozzlenya.
Box in harus dilengkapi dengan kunci dan kuncinya diletakan pada
sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.
4.3.3. Hydrant box dad merek APPRON.
4.3.4. Warna box merah gelap, di cat bakar.

4.4. Sprinkler.

Sprinkler yang terdiri dari tipe pendant, harus dari tipe yang bereaksi cepat
dan memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuatnya, antara lain
sebagai berikut :
 Diameter minimal lubang saluran pada sprinkler 15mm.
 Terbuat dari bahan anti karat.
 Tipe pemasangan di langit-langit atau sesuai petunjuk Gambar Kerja,
lengkap dengan pelat dasar.
 Kepala sprinkler harus memiliki tabung gelas dengan cairan warna merah
yang akan bekerja pada temperatur 68C,

buatan Central.

4.5. Fire Extinguisher.

4.5.1. Fire extinguisher yang dipasang di dalam bangunan adalah jenis multy
purpose dry powfer (kelas ABC) dengan waktu penyemprotan yang
bisa diatur dan dilengkapi dengan pressure gauge.

Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge.

Bahan powder : amonium phosphate dan amonium sulphate


Berat isi : 6 kg
Lama pancaran : 17 detik (min)
Jarak pancaran : 3-12 meter

4.5.2. Fire Extinguisher dari merk ocean fire, viking

4.6. Hydrant Pillar dan Siamese Connection.

4.6.1. Hydrat pillar dan siamese connection yang digunakan adalah dari jenis
2 way 21/2". Koling disesuaikan dengan jenis kopling dinas kebakaran
setempat, lengkap,dengan tutup dan rantainya.
4.6.2. Selain ball valve pada outlenya, hydrant pilar juga harus dilengkapi
dengan main valve dan fasilitas drainnya.
4.6.3. Penawaran hydrant pilar dan siamese connection harus disertai brosur
lengkap den ditandai warna untuk pemilihannya (ex APPRON).
4.6.4. Setiap hydrant pillar harus dilengkapi dengan sebuah outdoor hydrant
box lengkap dengan fire hose scpanjang 30 meter ber-diameter 21/2 "
dan nozzle ber-diameter 21/2".
4.6.5. Hydrant pilar, siamese connection dan outdoor hydrant box harus
dipasang di atas pondasi beton dan diberi angkur.

4.7. Pompa-pornpa.

4.7.1. Pompa Fire Hidyrant


57

Kontraktor harus memasang pornpa hydrant sesuai dengan gambar


rencana dan spesifikasi teknik yang terdiri atas :
- 1 (satu) unit automatically controlled electric motor driven main fire
pump.
- 1 (satu) unit automatically controlled electric motor driven jockey
pump.
- 1 (satu) unit automatically controlled diesel engine driven main fire
pump.

Pompa hydrant dipasang di dalam rumah pompa dan dilengkapi


dengan kontrol panel yang memenuhi peraturan NFPA.

a. Spesifikasi teknis main fire pump sebagai berikut :


Type : Horizontal multi stage centrifugal pump.
Statically and dynamically balanced Impeller.
Kapasitas : 135 USPGM (500 I/menit)
Total head : 70 meter
Efficiency : 70 % (minimum)
Stage : single
Daya motor : 30 kW
Voltage : 380 V / 3 ph / 50 Hz (rating belitan 380/660 V)
Pompa dan motor ex GAE.

b. Flow / head characteristic


- Pada kondisi shuf off (zero flow) tekanan tidak melebihi 20% x
total head.
- Pada kondisi aliran 150% dari kapasitas maka tekanan (head)
tidak kurang dari 65% x total head.
- Critical speed pompa / imppeler minimum 25% lebih besar dari
operating speed.
- Dicharge assembly harus dari bahan epoxy coated cast iron
atau SAE 63 Broze-Shaft top, shaft line, shaft coupling dan
shaft impeller harus dari bahan 18-18 stanless stell.
- Coloumn pipa harus dari bahan expoxy coated steel dengan
glagel 316 stainless steel.
- Bearing harus dari bahan SAE 63 Bronze.
- Bowl assembly dan immpeler harus dari bahan SAE 63 Bronze
Basket atau type strainer dari bahan SAE 63 Broze
- Merk yang ditawarkan harus disertai brosur dan diberi tanda
pewarnaan dengan stablio.

c. Electromotor dan panel controller.


- Electromotor harus mempunyai konfigurasi vertival hollow
shafr induction motor. Bearing harus dapat menahan beban
total hidroli dan beban statik dari putaran pompa. Motor dan
top drive coupling dan nut harus dapat diatur agar menjaga
terhadap putaran batik (pum back spin).
- Motor harus dari jenis TEFC class F Insulation, 800C
temperatur rise, star-delta started dan bertahan untuk kondisi
tropis.
- Motor dimension dengan NEMA standart, dan National Electric
Standard.
- Motor harus dapat menjalankan pompa pada scmua duty point
sesuai dengan impeller yang terpilih dengan tanpa gangguan
over load.
58

- Motor controller harus memenuhi standar lokal dengan panel


yang kokoh, drip proff dan tanah lembab serta diberi label Fire
Pump Motor Controller.
- Bekerjanya pompa harus otomatis pada waktu tekanan dalam
pipa riser hidran turun, bila fire hoze nozzle dibuka atau dari
signal panel fire alarm.
Untuk mematikan pompa harus secara manual dan dilengkapi
swicth untuk manual start untuk menjalankan pada waktu
pengetesan.

d. Panel Kontrol.
Panel kontrol harus memenuhi standar lokal (dinas PMK
setempat), dibuat kokoh, serta diberi label Fire Controller Panel.

Merk yang ditawarkan harus disertai brosur yang diberi tanda


untuk pemilihannya.

e. Brosur
Brosure lengkap harus disertai dalam penawaran yang berisi
kurva-kurva karakteristik pompa dan gambar potongan pompa
yang menunjukkan susunan bagian dalam pompa dan pemilihan
type yang dipilih harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

4.7.2. Pompa Jockey.(tidak dikerjakan)


Kontraktor harus memasang pompa jockey hydrant sesuai dengan
gambar dan spesifikasinya yang terdiri atas 1 unit automatically
controlled electric motor driven pump.

Type : Horizontal multi stage centrifugal pump.


Kapasitas : 40 USPGM
Head : 70 meter
Efficiency : 70% (minimum)
Motor : 5,5 kW
Voltage : 380 V/ 3 phasa/ 50 Hz

Pompa Jockey harus dari type fire pump yang dipasang di ruang
pompa dan dihubungkan dengan pipa header hydrant dan tangki
tekan.
Pompa ini digunakan untuk memelihara kondisi tekanan air di dalam
pipa hydrant dengan interval tekanan yang dapat diatur dan pressure
switch serta menghindari frequent start and run.
a. Motor listrik dan peralatan harus memenuhi N.E.M.A. standart dan
Nr+tional Flectrir. Cnde.
b. Pompa harus bisa start otomatis berdasarkan penurunan tekanan
dalam sistem.
c. Start dan stop dari pada pompa bisa diatur dengan cara merubah
settting tekanan pada pressure switch, sehingga jockey pump
akan start pada tekanan yang lebih tinggi daripada main fire pump.
d. Pompa harus dilengkapi dengan pressure gauge dan peralatan
lainnya yang diperlukan agar sistem dapat diawasi kondisinya dan
bekerja efektif/efisien.

4.8. Pressure Tank.


Kapasitas : 1.00 liter
Tekanan : 15 kgf/cm2
Accessories : safety valve
pressure gauge
59

pressure switch
peil glass & gate valve warna : merah

pressure tank ini harus dapat mendapat sertiftikat dari DEPNAKER

32.5 PERSYARATAN KHUSUS DIESEL PUMP

5.1. Persyaratan Umum.

5.1.1. Lingkup Pekerjaan.

Pengadaan, pemasangan dan pengetesan diesel engine yang dikopel


dengan pompa kebakaran, secara lengkap berikut tangki bakar dan
pengkabelan serta sistem automatic starter.

Unit mesin yang disediakan harus sesuai dengan apa yang tertulis
pada buku syarat-syarat teknis dan mempunyai agen penjualan /
dealer dan bonafide di Indonesia.

5.1.2. Persyaratan Teknis Diesel Engine.

a. Diesel engine yang disediakan adalah dari jenis stationer engine


yang khusus untuk penggerak pompa kebakaran.
b. Diesel harus dari jenis mesin dengan bahan bakar Industrial Diesel
Oil (IDO) / minyak solar sesuai dengan standar Pertamina.
c. Mesin Diesel yang disediakan harus :
• Minimum harus 4 silinder
• Four stroke
• Mechanical injection
• Water cooled with radiator cooling
• Output speed s 2.900 rpm

d. Kapasitas BHP output poros mesin diesrnl harus paling tidak 125
% dari daya masuk poros yang dipasangkan (min 54 HP).

5.1.3. Electrical Starting.

Electrical starting dengan battery jenis vented lead acid battery


dengan tegangan yang sesuai kebutuhan diesel yang bersangkutan.
Battery merupakan satu paket dengan diesel yang bersangkutan.

Sistem start adalah start automatic bila relay / kontraktor menutup


akibat turunnya tekanan dalam pipa hydrant atau pressure tank,
sedangkan sistem stop dilakukan secara manual.

Pada panel di dalam ruang kontrol harus terdapat start dengan pust
button untuk over riding sistem automatic start. Panel tersebut tetap
merupakan paket pekerjaan ini.

5.1.4. Air Intake and Exhaust System

Air intake dan exhaust system harus dipasang pada diesel dilengkapi
dengan peralatan-peralatan yang diperlukan dan disesuaikan gambar
pada pemipaanya seperti expansion joint, exhaust silencer, filter
60

silencer, alat gantung dan peralatan lainnya yang diperlukan guna


kelengkapan sistem.

5.1.5. Vibration eliminator

Vibration Eliminator harus terdapat pada mesin untuk menghindari


pengganungan gerakan pada sumbu x dan z serta memperkecil
frekuensi pada bahan dalam arah sumbu x terhadap sumbu z.

5.1.6. Sistem aliran bahan bakar


Dari tangki cadangan / drum langsung dipompakan ke tangki harian
dengan pompa listrik roda gigi dan atau pompa tangan, dari tangki
harian dialirkan ke injection pump yang telah / harus tersedia pada
mesin diesel tersebut.

Kapasitas tangki harian sesuai dengan kapasitas mesin Generator Set


yang dimaksudkan dan dilengkapi dengan petunjuk volume bahan
bakar di dalam tangki serta ventilasi pipa bahan bakar dari bahan
copper tube seamless.

5.1.7. Diesel harus dari kualitas terbaik ( ISUZU).

5.2. Persyaratan Pemasangan.

5.2.1. Unit harus dipasang di atas base frame dan diletakkan di atas pondasi
beton.
5.2.2. Ukuran pondasi beton disesuikan dengan dimensi unit mesin.
5.2.3. Base frame mesin diesel harus bertumpu pads karet elastomer.

32.6 Pipa Tegak (Riser)


6.1. Pipa Tegak (Riser).
Pipa dipasang dengan support dari besi / baja kanal serta U-klem sesuai
dengan  pipa.
Jarak antara support maksimal 3 m dan harus mempunyai jarak yang cukup
terhadap lantai untuk memudahkan pemasangan.

6.2. Pipa Mendatar (Cross Main / Branch).


Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan  pipa. Jarak
antara penggantungan yang satu dengan yang lain maksimum 2 meter.
Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.

6.3. Pemasangan Pipa.


Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat menggunakan
sambungan ulir (screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream
agar gram yang ada di pipa hilang.
Semua pipa sebelum disambungkan, bagian dalamnya harus dibersihkan
terlebih dahulu.
Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar
tidak bocor.
Pipa yang berdiameter 2 ½" ke atas harus memakai sambungan flens dan di
antara flens tersebut harus dipasang packing pencegah kebocoran.
61

32.7 PENGUJIAN
7.1. Pengujian terhadap Kebocoran dan Tekanan
Semua pipa dan perlengkapannya sesudah dipasany harus diuji dengan
hidrolis
sebesar 15 Kg/Cm2 selama 18 jam.
Selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi perubahan / penurunan
tekanan.
7.2. Peralatan dais fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
7.3. Saksi
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Konsultan Perencana. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh
sistem atau aparat yang dipakai dalam menghadapi bahaya kebakaran.

33.8 SISTEM KERJA


8.1. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
8.2. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak memnita pengulangan pengujian
bila dianggap perlu.
8.3. Semua biaya pengujian ataupun pengulangan pengujian merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
8.4. Termasuk dalam biaya pengujian adalah pengadaan tenga listrik, bahan
bakar dan air.

33.9 PENGECATAN
9.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantungan raka
penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating). Cat harus sesuai
dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
9.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
9.3. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi
peralatannya dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan
mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

33.10 PENYANGGA
10.1. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantung harus
dipasang pada kontruksi dengan insert dengan gambar dokumen,
10.2. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang
lain.
10.3. Semua pipa tegak lurus harus ditumpu dengan besi U dengan  ½” yang
diulir dipasang / diikatkan dengan mur pada besi kanal C. Sebagai landasan
pipa digunakan kayu. Sedangkan besi kanal C diikatkan pada beton atau
balok dengan dynabolt. Jarak antar kleman maksimal 3 meter.

33.11 PEREDAM GETARAN (VIBRATION DAMPER)


Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper)
sesuai dengan persyaratan pabriknya pada seluruh pompa yang dapat menghasilkan
getaran yang seminimum mungkin.
Untuk meredam getaran menjalar melalui pipa dipasang flexible connection jenis
double sphere.
Harga pekerjaan ini harus dimasukkan ke dalam harga penawaran pompa yang
bersangkutan.

33.12 PERALATAN LAIN


62

12.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada


tempat-tempat rendah dan tertutup.
12.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting untuk
keperluan pengukuran pada saat pengujian

DATA POMPA PEMADAM KEBAKARAN


a Electric Main Pump, Arthur, Syncroflo
- Pompa
Type : Centrigugal End Suction
Kapasitas : 750 GPM
Head : 100 m
Speed : 2900 rpm
Listrik : 3 phase
Tegangan : 380/220 V
Starting : wye-delta
Daya : 75kW,
Dilengkapi Panel Control 'Tornatech"
lengkap kabel power

b Diesel Main Pump


Electric Main Pump, Arthur, Syncroflo
- Pompa
Type : horizontal End Suction
centrifugal pump Fire , self priming.
Kapasitas : 750 GPM
Head : 100 m
Speed : 2900 rpm
Listrik : 3 phase
Tegangan : 380/220 V
Dilengkapi Panel Control 'Tornatech"
Direct Coupled to Cummins" Diesel Engine
with 2910 RPM Mounted on the Baseplate

c Electric Jockey Pump, Arthur, Syncroflo


- Pompa
Type : vertikal multi stage
centrifugal pump, self priming
Kapasitas : 10 GPM
Head : 110 m
Speed : 2900 rpm
Listrik : 3 phase
Tegangan : 380/220 V
Starting : wye-delta
Daya : 2,2 kW
Dilengkapi Panel Control 'Tornatech"
lengkap kabel power

Pasal 33
PEKERJAAN TATA UDARA
63

A. Umum

1.Pekerjaan Instalasi Tata Udara ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan
pemasangan unit Air Conditioning ( AC ) dan Mechanical Ventilation / Exhause
Ceilling Fan dan Exhause Wall Mounted secara lengkap termasuk semua peralatan
dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dengan
kondisi yang baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.

B. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini:
1. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Direct Expantion VRF
(Variable Refrigerant Volume) air cooled type, memakai compressor Full
Inverter dengan tipe Hermetically Sealed Scroll type, Mesin Kompresor
bekerja secara Variable menyesuaikan putaran motor dan konsumsi daya
listrik dengan kebutuhan beban pendinginan yang berubah - rubah dengan
menggunakan teknologi inverter dan Variable Refrigerant Volume. Dimana
Sistem AC tersebut terdiri dari satu sistem outdoor unit dengan sejumlah
indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunyai kemampuan untuk
mendinginkan ruangan secara independen sesuai dengan temperature yang
diharapkan.
2. Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan kemampuan
koneksi total jumlah indoor sampai ke 64 unit indoor dengan kapasitas
Outdoor mencapai 104HP dalam satu system.
3. Bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara
independen menggunakan Electronic Expantion Valve (EEV) pada setiap
Indoor unit.
Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter dan mempunyai kemampuan
untuk merubah putaran motor compressor sesuai dengan beban pendinginan.
4. Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai
berikut :
 Ceiling Mounted Cassette Type
 Wall Mounted Type
 Ceilling Concealed Duct
 AHU
5. System yang ditawarkan harus bisa melakukan Automatic Test Operation
System, Untuk melakukan pengecekan system secara otomatis yang meliputi
pengecekan : wiring check, piping check, stop valve check, sehingga sistem
berjalan dengan baik dan berfungsi sesuai kondisi yang dikehendaki dalam
perancangan system, dengan rincian pekerjaan sebagai berikut:
 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis VRF Sistem model
Ceilling Duct, Cassete Type, Wall Type, beserta seluruh peralatan
bantunya.
 Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dari Indoor Unit ke Condensing Unit /
Outdoor Unit.
 Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran
drainase yang disediakan oleh Plumbing.
 Pekerjaan Exhaust Fan beserta peralatan bantunya secara lengkap.
 Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk
menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik,
seperti Exhaust Fan, motor-motor listrik pada peralatan Sistem VAC sesuai
dengan gambar Perencanaan dan Buku Spesifikasi Teknis.
64

 Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem


sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk
penyediaan peralatan uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara
lengkap.
 Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin maupun
berkala sampai dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number
list untuk setiap peralatan / unit mesin yang dipasang dan segala keperluan
operasi lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem ini.
 Pekerjaan training khusus dari pihak pabrikan ( Principal ) serta pelatihan
on site project utuk pengoperasian system dan cara/proses pemeliharaan
beserta trouble shooting dan perbaikan.
 Pekerjaan pemeliharaan dan penggantian kerusakan yang terjadi selama
masa garansi.

6. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Multi Split VRF Sistem
model Duct Type, Cassete Type dan Wall Type, beserta seluruh peralatan
bantunya.
7. Pekerjaan khusus Tata udara ruang kritikal seperti Ruang Operasi (OK), NICU,
ICCU, ICU dan HCU
8. Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dari Indoor Unit ke Condensing Unit /
Outdoor Unit.
9. Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase
yang disediakan oleh Plumbing.
10. Pekerjaan Exhaust Fan beserta peralatan bantunya secara lengkap.
11. Pekerjaan Ducting, Exhaust, Grille, beserta peralatan bantunya secara
lengkap
12. Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan
panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, seperti Exhaust Fan,
motor-motor listrik pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan gambar
Perencanaan dan Buku Spesifikasi Teknis.
13. Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem
sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk
penyediaan peralatan uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap.
14. Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala
sampai dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk
setiap peralatan / unit mesin yang dipasang dan segala keperluan operasi
lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem ini.
15. Pekerjaan pemeliharaan dan penggantian kerusakan yang terjadi selama masa
pemeliharaan.

33.1 Kondisi Dan Operasi Sistem

1. Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem AC Multi Split Sistem dengan


jenis Duct type, Wall Type maupun Cassete Type, terdiri dari:
a. Indoor unit
Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada
didalam BQ sesuai dengan design condition.
Terdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan Electronic
Expansion Valve.
65

Harus bisa mengontrol aliran refrigerant kedalam unit indoor sesuai dengan
beban pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan.
Tegangan operasi Indoor unit adalah 220 – 240 volt AC , 1 phase dan 50
Hz.
Motor Fan haruslah menggunakan type BLDC, Fan haruslah direct drive
blower.
Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external yang sesuai
dengan spesifikasi di gambar dan di BQ.
Filter udara untuk type Ducted haruslah disupply dari pabrik.
Filter udara untuk model ductless harus disupply dari pabrik.
Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang
dipasangkan ke alumunium fin secara mekanis.
Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah
standard dari pabrik.
Pipa PVC 25 mm ( 1” ) yang terinsulasi dengan minimal ketebalan 9mm
haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor unit menuju ke
saluran pembuangan air drain.

b. Outdoor unit
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant yang mempunyai
kemampuan panjang instalasi 190 m, dengan total panjang pipa 1000m dan
kemampuan jarak Vertikal antara Outdoor dengan indoor pada posisi
Outdoor diatas ataupun di bawah dengan panjang 90m tanpa oil trap.
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit
harus terisi R410A dari pabrik.

Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi
dengan Baked Enamel.

Ketentuan condensing unit :


 Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dengan Full
BLDC Inverter Compressor disetiap Compressor, mempunyai system
Automatic Back Up Function yang memungkinkan Unit tetap bisa
beroperasi jika 1 compressor rusak.
 Outdoor dengan ukuran 8 HP sampai dengan 16HP memiliki 1
kompressor Inverter SCROLL dan 18HP dampai 26HP memiliki 2
kompressor inverter SCROLL.
 Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.5 HP (
1.6 KW ) sampai 10 HP ( 28.0 KW )
 Noise level outdoor tidak boleh melebihi 65 DB(A) pada saat operasi
normal, terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi,
Outdoor harusnya model modular dan bisa dipasang secara berderet di
setiap sisinya.

 Compressor
Karakteristik kompressor
a. Compressor haruslah type BLDC Inverter Scroll dengan effisiensi tinggi
dan dilengkapi dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah
kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling load yang
dibutuhkan. Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk
menambah torsi Compressor. Kemampuan untuk efisiensi kerja dan
efisiensi konsumsi listrik Inverter kompressor dengan range frequency
66

limit minimum kecepatan putaran motor kompressor 10 Hz dan


maksimum kecepatan putaran 165 Hz.
b. Memiliki sertifikat pengujian terhadap tingkat Total Harmonic Distortion
( THD ) dengan ketentuan:
 THD Limit tidak boleh melebihi 37%
 Dilengkapi dengan Noise Filter system
Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara
otomatis compressor inverter dengan jam operasi terendah yang akan
start lebih dulu pada setiap kali operasi, System ini haruslah dipasang
dipabrik.

 Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara
mekanis dengan bentuk 4 sisi untuk memperluas pembuangan panas
menuju udara bebas.

Wide Louver Fin alumunium untuk meningkatkan performance kondensing


unit yang dilapisi lapisan anti korosi dari pabrikan dan sudah dilakukan
pengujian dan bersertifikat untuk ketahanan terhadap korosi.

 Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan Sub Cooling Circuit adalah
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit
dan berfungsi meningkatkan performance pendinginan dan komponen lain
untuk keperluan safety secara keseluruhan baik Outdoor maupun Indoor
unit.

 Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC,
dengan kemampuan maximum static pressure = Max ( 8 mmAq ).
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan
noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara otomatis maupun
dengan manual setting

 Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high
pressure switch, control circuit fuses, thermal protectors for compressor
dan fan motors, over current protection for the inverter and anti-recycling
timers.

Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak
startup dan seterusnya setiap 6 jam operasi.
Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor
unit, Sebelum pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRF system
dinyalakan, Pekerjaan pemipaan harus di test tekanan dengan memakai dry
nitrogen dan dicek ulang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan
standard dari pabrik dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa
actual yang terpasang dengan merefer ke installation manual dari pabrik.

Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan
dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik.
67

Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor


pemasang dan diawasi oleh perwakilan dari pabrik Pressure test harus
dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik
Proses vacuum system pemipaan harusdilakukan oleh kontraktor pemasang
dan diawasi oleh perwakilan pabrik.

 Range Capacity
Kapasitas Consdensing Unit harus mampu memenuhi kebutuhan 8HP – 104
HP, baik type standar maupun type Hi-efficiency (HI-COP) dengan ratio
koneksi hingga mulai dari 50% hingga 200%. Pada kondisi normal dan beban
100%, tiap modul condensing memiliki rasio Coefisient Of Performance
(COP) sebagai berikut :

CAPACITY (HP) COP

8 4.45
10 3.96
12 3.69
14 3.38
16 3.7
18 4.17
20 3.86
22 3.46
24 3.75
26 3.55

2. Operasi sistem AC, dalam pengoperasiannya, pengatur temperatur ruangan


dilakukan dengan thermostat yang dapat diatur secara individual maupun
menggunakan system pengendali operasi AC secara terpusat dari pusat kontrol.

a. Klasifikasi system control


Sebuah Screen Touch operated atau PC system centralized controller
dengan merk yang sama dengan unit AC haruslah mempunyai fungsi
sebagai berikut :
 System control dapat meng cover operasional mulai dari 16 unit indoor
sampai 256 unit indoor dan kombinasi dapat di koneksi sampai total
8.192 total indoor unit.
 Dapat dikoneksikan dengan BMS (Building Management System).
 Monitoring & Trouble shooting operasional dari system AC.
 Start/Stop serta locking operasional untuk semua indoor unit.
 Peak kontrol power operation.
 Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dan locking dari
seluruhi indoor unit.
 1 tahun schedule dari operational system.
Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC

3. Kondisi desain,
a. Suhu ruangan : 24˚C ( ±2˚C )
b. Suhu udara luar : 35˚C
c. Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH
68

33.2 PEMIPAAN REFRIGERANT & DRAINASE

a. Persyaratan Pemipaan Refrigerant


1. Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe with
High pressure ressistance Type ASTM B280 REV A Standard Specification for
Seamless Copper Tube for Air Conditioning and Refrigeration Field Service
sesuai dengan standard JIS H300 - C1220T, dengan ketebalan diameter pipa
sesuai dengan standard rekomendasi dari pabrik.
Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan insulasi yang
sesuai dengan rekomendasi ketebalan insulasi dari pabrik menyesuaikan
dengan tingkat kelembaban udara pada lokasi unit terpasang sehingga tidak
menimbulkan terjadi kondensasi.
Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit haruslah di brazed untuk
mencegahkebocoran refrigerant. Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi
system haruslah dipakai.
Dry Nitrogen harus dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan
brazing sehingga tidak terbentuk karbon didalam pipa yang nantinya dapat
menimbulkan kotoran yang dapat menyebabkab buntu system dan dapat
merusak compressor.
Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type EPDM ( Ethylene Propylene
Dyene Monomer ) Closed Cell Elastromeric Class “ 1 “ , ASZTM E84 dengan
fire rated Class “O” dengan ketebalan minimal 19 - 25 mm untuk Suction lines
dan 10mm untuk Liquid lines( Menyesuaikan dengan ukuran diameter pipa
refrigerant )

2. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan


peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian.

b. Persyaratan Pemasangan Pipa Refrigerant

1. Sambungan,
 Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
 Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai dengan
standard ASA-B.16.181963.
 Harus dengan proses Hard Solder.
 Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000 0F.
69

 Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan


tersebut.
 Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Dry
Nitrogen pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpukan jelaga
dan kerak pada bagian permukaan dalam pipa sambungan / fitting /
elbow.

2. Finishing isolasi pipa refrigerant baru boleh dilakukan setelah melaluit test
tekan dengan menggunakan Dry Nitrogen.
Untuk proses test kebocoran harus melalui beberapa tahap/ step di bawah;
 Step 1 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang, pada tekanan 500 Psi
(minimal 1x24 jam)
 Step 2 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang yang terkoneksi dengan
indoor unit, pada tekanan 250 Psi (minimal 1x 24 jam).
3. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa
dengan jarak maksimal antar dudukan suport adalah 1.5 m

c. Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrigerant


1. Isolasi haruslah dari jenis EPDM dan mempunyai ketebalan isolasi sesuai
persyaratan standard dari pihak pabrikan

2. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah
tersedia tanpa merobek isolasi tersebut.
3. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan
menggunakan lem karet seperti Fox atau sejenisnya.
4. Finishing padac pekerjaan sambungan thermal insulation adalah setelah
disambung dan dirapatkan dengan lem maka titik sambungan di berikan
70

thermal insulation tape ( aerotape dengan ketebalan 0.5mm mengelilingi titik


penyambungan ).
5. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus
diganti.
6. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari
langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil dan di beri jacketing
untuk mencegah isolasi rusak karena terpapar air hujan dan panas
matahari.
7. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga
benar-benar rapat.
8. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan
pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.

d. Persyaratan Pemasangan Pipa Drainase

1. Pipa drainase menggunakan standards PVC 10Kg/cm2


2. Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%
3. Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi / thermal insulation dengan
ketebalan minimum adalah 9mm
4. Sambungan pipa PVC harus direkatkan dengan lem PVC wavin atau
sejenisnya
5. Ukuran pipa minimum untuk type Wall mounted adalah minimum 5/8 inch
dari indoor unit dan instalasi dengan pipa main kondensat dengan diameter
yang lebih besar sampai ke pembuangan akhir.
6. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa
dengan jarak maksimal antar dudukan atrau support adalah 1.2 m

e. Persyaratan Pemasangan Outdoor Unit


1. Pemasangan Outdoor unit harus menyesuaikan dengan standard
pemasangan dari pihak pabrikan
2. Pemasangan outdoor harus menggunakan support dari concrete dengan
ketinggian min 10 cm dan diberikan bantalan H beam dengan ketinggian 10
cm serta fininshing menggunakan rubber mounting sheet ( Rubber Pad )
antara support concrete dengan H Beam dengan ketebalan minimum 2 cm
dan di pasang dengan baut angkur minimum M 10.
71

33.3 PERSYARATAN PEMASANGAN

a. Ketentuan Umum,
1. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba ditapak,
segera harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container
dengan disaksikan secara bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi Tugas,
Petugas dari perusahaan jasa pengiriman (carrier/transporter agencies) dan
dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan.
2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan
dan diserahkan kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini
diatur oleh DIREKSI.
3. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik
terhadap peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya
diatur oleh DIREKSI.
4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan
perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang
paling tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan
yang sempurna ( dengan sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi
tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.

b. Pemasangan Unit Mesin,


1. Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus
disesuaikan dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian dengan
Dokumen Kontrak, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya operasi,
pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui
oleh Direksi.

33.4 PERSYARATAN PENGUJIAN

a. Ketentuan Umum,
1. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil Pemberi
Tugas.
2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja
dengan baik selama 3 x 24 jam.
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor
harus mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi
4. Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Akhli dari
Perwakilan merk tersebut di Indonesia.

b. Penyediaan Peralatan Pengukur dan Penguji,


1. Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan
atas biaya Kontraktor.
2. Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya
harusdisediakan Kontraktor untuk pengujian adalah :
a. Anemometer Humidifier Meter
b. Thermometer Gun
c. Sound Level Meter
d. Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan,
saluran udara dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian
yang diajukan oleh Kontraktor dan telah disetujui.

c. Pengujian Sistem Pemipaan,


1. Dilakukan dengan metoda Tes Tekanan dengan Dry Nitrogen sesuai
dengan ketentuan pada Bab Persyaratan Teknis ME.
72

2. Tekanan pengujian meneyesuaikan dengan standarisasi pengetesan dari


pihak pabrikan / principal
3. Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian
dinyatakan selesai.
4. Bila terjadi penurunan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut
dan pengujian harus diulangi dari awal.

d. Pengaturan Distribusi Aliran Udara Ke Ruangan,


1. Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara
dan seluruh komponen dalam saluran telah selesai dipasang.
2. Pekerjaan yang harus dilakukan :
a. Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
b. Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara
yang mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan
tersebut.
3. Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan
mesin Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10% atau - 5%.

e. Pengujian Kriteria Kebisingan (Noise Criteria),


1. Pengukuran dilakukan terhadap Tingkat Tekanan Suara dalam satuan
ukuran atau skala 'weighing' decible (dB CA) pada berbagai pita frekuensi
sehingga dapat dibuat kurva Noise Criteria.
2. Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran dan
diplot pada NC chart.
3. Apabila NC melebihi angka-angka perancangan seperti pada pasal
terdahulu, maka Kontraktor harus menambahkan beberapa peredam suara
pada saluran udara, misalnya duct acoustic lining.

f. Penyetelan Dan Pengujian Operasi Sistem Kontrol,


1. Setelah sistem dioperasikan, dengan disaksikan DIREKSI, Kontraktor harus
memeriksa seluruh wiring hook-up dari seluruh peralatan kontrol dan
melakukan dummy test untuk memeriksa gerakan-gerakan, response
dan kehalusan kerja sistem tersebut.
2. Hal-hal yang harus diset dan dilakukan pengaturan (set and adjustment)
adalah set point dan throttling range dari setiap peralatan sehingga tidak
terjadi kegagalan operasi/kerja akibat perbedaan throttling range antara
setiap peralatan.

g. Pengujian Operasi Sistem,


1. Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan
dibersihkan, dan telah menjalani 'trial-run' selama 3x24 jam.
2. Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem
dengan dioperasikan secara terus menerus selama 3x24 jam.
3. Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama Direksi dan
atas petunjuk Direksi, hal-hal berikut :
a. Mengamati seluruh sistem pemipaan.
b. Mengamati seluruh sistem saluran udara.
c. Mengamati kerja sistem kontrol.
d. Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam sistem Air
Conditioning.
e. Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan
semestinya dan bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan.
73

h. Laporan Pengujian,
1. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil
fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian
yang baik.

 i. Pemberian Tanda-Tanda Penyetelan (Marking),


Setelah seluruh sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan
fungsinya Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada pressure gauge,
thermometer, valve opening, dan peralatan pengatur serta pengukur lainnya
dengan cara-cara yang disetujui Direksi.

33.5 PERSYARATAN PERALATAN AC


a. Ketentuan Umum,
Kontraktor Pelaksana harus memasang unit-unit Outdoor Unit (
Condensing unit/ OCU) dan unit –unit indoor ( Fan Coil Unit/FCU ) jenis
air cooled system , controller, pemipaan, drain, dan lain-lain sebagainya
secara lengkap sesuai dengan gambar dokumen , skedul, spesifikasi
serta sesuai persyaratan pabrikannya.

b. Unit AC harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


 AC harus mempunyai kapasitas pendingin dan volume udara
seperti yang ditunjukan dalam skedul / gambar rencana.
 Seluruh FCU harus dilengkapi dengan rangka isolasi , bak air
kondensasi, saringan udara, pipa drain yang diisolasi, motor fan
efisiensi tinggi.
 Fan FCU harus mempunyai tiga pilihan putaran kecepatan yaitu :
high, medium, low dan off, serta memiliki setting value 6 step
untuk pengaturan kecepatan udara.
 Seluruh AC harus dilengkapi thermostat, expansion valve,
commpressor, condensor dan perlengkapan lainnya, sehingga
system dapat bekerja dengan sempurna.
 Controller dilengkapi dengan LCD display Full Colour yang akan
menampilkan seluruh kemampuan pengontrolan dan inspeksi.

33.6 PERSYARATAN PEMASANGAN


c. Ketentuan Umum,
1. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba
ditapak,segera harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus
atau container dengan disaksikan secara bersama oleh DIREKSI,
wakil Pemberi Tugas, Petugas dari perusahaan jasa pengiriman
(carrier /transporter agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual
terhadap kondisi peralatan.
2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemerik-
saan dan diserahkan kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail
tentang hal ini diatur oleh DIREKSI.
3. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik
terhadap peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-
lainnya diatur oleh DIREKSI.
4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus
melakukan perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas
pengecatan yang paling tidak harus sama, dimana sebelumnya
harus dilakukan pembersihan yang sempurna (dengan sikat kawat,
degreasing liquid dan sebagainya).
74

5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas


menjadi tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang
bersangkutan.
6. Pemasangan Unit Mesin,
Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan
harus disesuaikan dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak
sesuaian dengan Dokumen Kontrak, sehingga dapat mengakibatkan
terganggunya operasi, pemborong harus mengajukan gambar kerja
(shop drawing) untuk disetujui oleh Direksi.

d. Persyaratan Pengujian
 Ketentuan Umum,
1. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil
Pemberi Tugas.
2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem
bekerja dengan baik selama 3 x 24 jam.
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan,
Kontraktor harus mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi
4. Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Akhli
dari Perwakilan merk tersebut di Indonesia.

e. Penyetelan Dan Pengujian Operasi Sistem Kontrol


1. Setelah sistem dioperasikan, dengan disaksikan DIREKSI,
Kontraktor harus memeriksa seluruh wiring hook-up dari seluruh
peralatan kontrol dan melakukan dummy test untuk memeriksa
gerakan-gerakan, response dan kehalusan kerja sistem tersebut.
2. Hal-hal yang harus diset dan dilakukan pengaturan (set and
adjustment) adalah set point dan throttling range dari setiap
peralatan sehingga tidak terjadi kegagalan operasi/kerja akibat
perbedaan throttling range antara setiap peralatan.

f. Pengujian Operasi Sistem


1. Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji
dan dibersihkan, dan telah menjalani 'trial-run' selama 3x24 jam.
2. Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan
sistem dengan dioperasikan secara terus menerus selama 3x24 jam.
3. Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama
Direksi dan atas petunjuk Direksi, hal-hal berikut :
 Mengamati seluruh sistem pemipaan.
 Mengamati seluruh sistem saluran udara.
 Mengamati kerja sistem kontrol.
 Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam
sistem Air Conditioning.
 Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi
dengan semestinya dan bila terdapat getaran atau noise yang
berlebihan.

g. Laporan Pengujian
1. Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku
'SMACNA, Testing and Balancing of Air Conditioning System'
dan/atau buku 'NEBB', National Engineering Balancing Bureau.
2. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku
asli, hasil fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan
hasil pengujian yang baik.
75

h. Pemberian Tanda-Tanda Penyetelan (Marking)


Setelah seluruh sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan
fungsinya Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada system outdoor,
panel electrical untuk setiap unit ac terpasang yang telah disetujui
Direksi.

l. Equipment Maintenance & Warranty


Supplier harus memberikan garansi 12 bulan atas unit ( tidak termasuk
consumable materials seperti : Refrigerant, Oil, air filter, fuses ) dan tenaga
kerja dari tanggal startup serta 3 kali garansi visit harus dilakukan selama
masa garansi untuk memeriksa kondisi unit ( tidak termasuk pekerjaan
pembersihan ), Laporan tertulis harus diberikan kepada pemilik paling
lambat 1 minggu setelah setiap visit dilakukan Kontraktor pemasang harus
memberikan garansi pemasangan selama 12 bulan terhitung dari tanggal
hand over.

j. Call Center
Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama
24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport
pelayanan purna jual dan memberikan jaminan sepenuhnya kepada
kontraktor pemasang.

k. Kontraktor Pemasang
Haruslah sudah berpengalaman, pernah mendapatkan training instalasi dari
pihak pabrikan yang bersertifikasi resmi serta pernah dan berpengalaman
melakukan pemasangan AC Multi VRF System minimal selama 5 tahun
dengan melakukan minimal 10 proyek dengan hasil yang memuaskan.

Pasal 34
PEKERJAAN PENAMBAHAN DAYA, PANEL
DAN KABEL DISTRIBUSI

Yang disiapkan dalam Pekerjaan Penambahan Daya PLN ke 240 kVA, meliputi :

1 Transformer Distribusi :
Kapasitas : 500 KVA
Type : Indoor , oil Immersed, Total
Filled Hermatically, Sialed: IEC Std SPLN
Primer Voltage : 20KV
Secunder Voltage : 400V
Vector Group : Dyn5
Frekuensi : 50 HZ
Perlengkapan Standar : Wheel, Earth terminal,
Lifting eye, Oilfilling R OLE, Drainfug, rating
plate and copy test certificate factory.
Perlengkapan tambahan : Elastimold MV
Bushing 50mm + RIS

2 Incoming Load Break Switch Cubicle type IM


Manual and Fixed type, c/w :
- SF6 Load Break Switch 630A and Earthing Switch
- LBS Operating Mechanism CIT
- 3 Phase Busbars 630A
- Voltage Indicators
- 1 Heater 50 watt 220VAC
76

Outgoing Load Break Switch Cubicle type QM


Manual and fixed type, C/W :
- SF6 Load Break Switch 200A and Earthing Switch
- Without Fusarc
- LBS Operating Mechanism
- 3 Phase Busbar 630A
- Shunt Trip Coil 220 VAC + Aux Contact
- Downstream Earthing Switch
- Voltage Indicators
- 1 Heater 50Watt 220VAC

Lighning Arrester Cubicel ,Tegangan Menengah .Ulusoy, ABB

PEKERJAAN PANEL UTAMA TEGANGAN RENDAH (LVMDP)


- LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) Incoming
- Panel ATS 600 A, Asco
- Grounding Panel TM-TR , Trafo,Genset dan keliling Power House
- Kabel Kabel Kontrol NYMHY 3x2,5 mm2+Conduit
- Panel PP hidrant c/W ATS 260A, Asco
- Panel Capacitor Bank 12x25 KVAR

PEKERJAAN KABEL DISTRIBUSI


Kabel Distribusi Supreme, Kabel Metal,Jembo lkp lem,pengantung,galian,urugan
Sepatu kabel, Connector, Label, Test Isolasi.
- Panel MVMDP Ke Trafo N2XSY 3 x1c X95 mm2 c/w connector & sleeve
- Panel MVMDP Ke PLN NA2XSEFGbY 3Cx240mm2 c/w connector & sleeve
- Panel LVMDP Ke Trafo NYY 4x1c X300 mm2
- Panel LVMDP Ke Genset NYY 4x1c X300 mm2
- Panel LVMDP KE panel Hidran NYFGbY 4x70mm2 +NYA 35mm2
- Panel LVMDP KE panel Hidran NYFGbY 4x16mm2
- Panel LVMDP KE panel Lift FRC 4x25mm2 (penyambungan ke existing)
- Panel LVMDP Ke Genset NYFGbY 4X240 mm2 (Penyambungan ke
existing)
- Galian , Urugan dan perbaikan kembali (T=50 , L=50)
- Cable Tray 300x100 Lengkap acsesoris & penggantung
- Pipa PVC dia 100 mm

34.1. Persyaratan Pelaksanaan


1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
77

7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung


jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
8.2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
8.3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun
1975.
8.4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


9.1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Pengawas.
9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
9.3 Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil
baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


10.1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang
telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek
ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan
baru dapat dimulai bila gambar kerja telah di.periksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas
10.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan ManPengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang.
10.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
10.4 Kontraktor harus mendapakan
a. Laporan Kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.
10.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan
pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.
10.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan
78

Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang
diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan peralatan unutk pengujian
harus berkualitas baik dan sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

11. Bahan
11.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
11.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan
Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
11.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

11.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas


dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah
disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Pengawas.

34.2. Lingkup Pekerjaan

Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar dokumen,
spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung


jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
79

Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegas spesifikasinya.

Pasal 35
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya, harus dikeluarkan dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.

Pasal 36
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua bangunan harus bersih, halaman harus
ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.

Pasal 37
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan

KONSULTAN PERENCANA
CV. GRIYA LOKA

Ir. Hj. NANI ROSIDA


Direktur

Anda mungkin juga menyukai