Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN


KAWASAN PERMUKIMAN
Jl. Dr. Sutomo No. 18 Batang

KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM ( SPAM ) DI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN :

PENINGKATAN SPAM JARINGAN PERPIPAAN

DESA PASUSUKAN KEC. BAWANG

( TAHUN 2022 )

LOKASI :

DESA PASUSUKAN KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG

TAHUN ANGGARAN 2022

VI
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
I. SYARAT- SYARAT UMUM UNTUK PELAKSANAAN
1. PERATURAN UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Di Daerah Kabupaten/Kota
Pekerjaan : Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang
1.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim
disebut A.V./SU/41 ( syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum
yang dilelangkan ).
1.3. Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat kecuali dinyatakan
lain dalam rencana kerja dan syarat – syarat ini. Peraturan tersebut adalah :
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung SKSNI T-15-
1991-03
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 (NI-2)
- Peraturan Perencanaan Struktur Beton bertulang SKSNI 1993
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982 (PUBI 1902)
- PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
- PP No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22
tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
- PermenPUPR RI No.1 th 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya
Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
- Peraturan – peraturan lain yang mengikat dan berlaku di Indonesia
1.4. Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan
setempat dan peraturan yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN


2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi yang
akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor
tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan – pekerjaan yang dilaksanakan
telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor
atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
2.2. Kontraktor/Pelaksana wajib meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan
syarat-syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan dan dianggap sudah
mempelajari/memahami maksud dan tujuan pekerjaan.
2.3. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis
kepala Direksi Teknis / Konsultan Pengawas dan Pelaksanaannya harus
mendapat ijin tertulis dari Direksi Teknis / Konsultan Pengawas.
2.4. Pelaksana pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan di lokasi pekerjaan 1 (satu)
Dokumen Kontrak Lengkap termasuk gambar bestek, RKS, berita acara rapat
penjelasan pekerjaan dan time schedule yang telah disetujui oleh KPA dan
konsultan pengawas/direksi dalam masa pelaksanaan pekerjaan
2.5. Rekanan/Kontraktor tidak boleh mengubah atau menambah gambar tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas /Direksi. Gambar-gambar tersebut
tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan Kontraktoran ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 2
Spesifikasi Teknis

2.6. Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat
tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disyahkan oleh
Direksi dan gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
2.7. Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar bestek baik
penyimpangan atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak,
Rekanan/Kontraktor harus membuat gambar kerja atau gambar penjelasan
(Shop Drawing) untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas/KPA/konsultan pengawas/direksi.
2.8. Perintah Untuk Pelaksanaan
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk – petunjuk, maka petunjuk – petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang – orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor.
2.9. Gambar – gambar dan Ukuran
a. Gambar – gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :
- Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
- Gambar perubahan yang disetujui Direksi
- Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar–gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Gambar
tersebut harus dipasang kontraktor di direksi keet.
c. Sesudah selesainya masa pelaksanaan atau pada penyerahan pekerjaan harus disertai
Gambar as built drawing.
d. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.
2.10. Kontraktor harus menyediakan tenaga–tenaga dan peralatan sesuai dengan
keperluannya dan kemudian memelihara atau memindahkan peralatan tersebut ke
lokasi pekerjaan. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kelangsungan pekerjaan.
2.11. Wilayah Kerja
a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan bangunan di
tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali
ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan – bahan bangunan di sekitar lokasi pekerjaan, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi
yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.
2.12. Kontraktor harus membuat gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan
(As Built Drawing) yang jelas, memperhatikan perbedaan atau perubahan antara
gambar-gambar dalam Dokumen Kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan.
Gambar tersebut harus diserahkan sebelum Serah Terima Pekerjaan Tahap I
(PHO).

3. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


3.1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
3.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang dipakai/diikuti.
3.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti/dipakai.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 3


Spesifikasi Teknis

3.4. Sebelum melaksanakan pekerjaan Rekanan/kontraktor diharuskan meneliti


kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan.

4. PRE-CONSTRUCTION MEETING ( PCM ) DAN SERAH TERIMA LAPANGAN


4.1 PRE-CONSTRUCTION MEETING ( PCM )
Rapat persiapan pelaksanaan ( PCM ) ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk
mendapatkan kesepakatan bersama di dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang diperkirakan akan timbul di lapangan saat pelaksanaan, sebagai tahapan
awal dari tindakan pengendalian oleh KPA terhadap pelaksanaan
kontrak/pekerjaan. Dalam prosedur ini juga memuat proses penyelenggaraan
rapat persiapan pelaksanaan ini diselenggarakan segera setelah kontrak ditanda
tangani atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) .Hasil rapat dituangkan dalam Berita Acara.
4.2. SERAH TERIMA LAPANGAN
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, dilakukan Serah Terima Lapangan paling
lambat satu minggu setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK),
antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan pihak Kontraktor dalam bentuk
Berita Acara Serah Terima Lapangan.

5. KEWAJIBAN KONTRAKTOR
5.1. Kontraktor harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan RKS, Gambar –
gambar pelaksanaan dan dokumen lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini
termasuk juga untuk menyediakan alat dan bahan – bahan yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan dengan mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas / Direksi.
5.2. Kontraktor harus menyediakan alat – alat yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan dan sebanding dengan volume pekerjaan dan batasan waktu
pelaksanaan dalam kondisi yang baik serta menyediakan tenaga kerja yang
ahli/cakap dan menunjuk seorang wakil yang harus selalu berada ditempat
untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan yang dilaksanakan sehari – harinya.
5.3. Kontraktor harus memperbaiki kerusakan lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan
yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini dan harus bersedia melakukan
penggantian baik biaya maupun bahan.
5.4. Kontraktor harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaan dalam keadaan selesai
dan baik termasuk kebersihan lokasi / lingkungannya.
5.5. Kontraktor harus membayar pajak-pajak dan retribusi sesuai dengan peraturan
yang berkenaan dengan pekerjaan ini,seperti Astek,Galian Gol C, IMB dan ijin-
ijin lainnya.
5.6. Kontraktor harus membuat laporan – laporan yang meliputi :
a. Laporan Perkembangan Mingguan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, yang
berisi : perkembangan fisik pekerjaan ( progress ), tingkat perkembangan
berdasarkan pada time schedule, rekap tenaga kerja, material, peralatan,
pengamatan waktu yang berjalan, cuaca, permasalahan yang timbul dan
penyelesaiannya. Merupakan rekapitulasi laporan harian.
b. Laporan Harian
Kontraktor harus mempersiapkan laporan harian dari masing – masing seksi pekerjaan
seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi.
Laporan tersebut berisi : pekerjaan yang dipekerjakan, material, jumlah tenaga
kerja, cuaca dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 4
Spesifikasi Teknis

c. Buku Tamu dan Buku Direksi


Pihak Kontraktor harus menyediakan buku tamu dan buku direksi di Direksi Keet.
d. Perhitungan Tambah Kurang dan Berita Acara
Kontraktor harus membuat Berita Acara Setting Out dan perhitungan tambah kurang
karena timbulnya biaya yang mungkin diminta kontraktor yang tidak terdapat dalam
Kontrak. Semua itu harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Kuasa Pengguna
Anggaran.
e. Foto Dokumentasi
Foto – foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri – ciri tertentu dari
pekerjaan, peralatan atau hal – hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan
dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
- Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan ……………………… ( 0 % )
- Selama berlangsungnya pekerjaan…………………………. ( 25 – 75 % )
- Setelah selesai pekerjaan ……………………………………… ( 100 % )
Foto – foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi ( depan, belakang dan
samping ), serta pada posisi yang sama untuk masing – masing kejadian. Biaya foto –
foto tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dlam
over head yang disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.

6. JADWAL PELAKSANAAN
6.1. Dalam waktu secepat – cepatnya 7 hari serta selambat – lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action
plan tertulis lengkap dengan gambar – gambar pendukung metode kerja, sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan secara terperinci dan cara melaksanakan pekerjaan.
6.2. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan. ( Network Planning atau Kurva-S ).
6.3. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas, akan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
6.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja tersebut kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan ( prestasi kerja ).
6.5. Direksi/Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut sebagai dasar untuk menentukan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan penyimpangan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

7. ALAT-ALAT PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN


7.1. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan, harus mendatangkan alat-alat dan
bahan-bahan bantu sesuai dengan rencana kerja, kecuali jika terpaksa
menyimpang karena sesuatu hal, akan tetapi harus dipertimbangkan lebih
dahulu dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknis
7.2. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan/menyiapkan
alat-alat baik untuk sarana/peralatan pekerjaannya maupun peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan.
7.3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran/uitzet yang disaksikan
sepenuhnya oleh Pengawas lapangan , dengan ketentuan antara lain :
a. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa sepengetahuan pengawas lapangan
dianggap tidak sah dan harus diulang kembali.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 5


Spesifikasi Teknis

b. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat / teliti dan dapat


dipertanggung jawabkan sampai dengan pekerjaan selesai dan apabila terjadi
penyimpangan ukuran maka kontraktor bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.

8. STANDARD KESELAMATAN KERJA PERUSAHAAN DAN KEAMANAN


8.1 Pelaksana pekerjaan harus memenuhi persyaratan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang diatur oleh peraturan per-undang-undangan RI.
8.2 Terdapat 3 (tiga) hal prinsip yang harus dipenuhi pelaksana pekerjaan dalam
melaksanakan tugasnya di lokasi pekerjaan yaitu sebagai berikut:
a. Sebelum pekerjaan dimulai :
• Mengidentifikasi masalah.
• Memastikan lingkungan / skill K3 bagi pekerjanya
• Memenuhi persyaratan K3 untuk peralatan yang akan dipakai dalam
pekerjaan terkait.
• Melengkapi protective equipment/alat pelindung diri yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
• Pengamanan yang lain disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
b. Pada saat melakukan pekerjaan :
• Membuat procedure kerja untuk aspek K3.
• Menyediakan perlengkapan K3 dan memerintahkan kepada semua personil
untuk menggunakan/memanfaatkannya di lokasi pekerjaan yang sesuai.
• Melakukan pengawasan yang ketat tentang persyaratan K3 dalam
pelaksanaan pekerjaan.
• Apabila melakukan pekerjaan yang bersifat “panas”/hot work harus
seijin Direksi Pekerjaan.
• Pelaksana pekerjaan apabila akan menginapkan personilnya di lokasi
pekerjaan harus melaporkan kepada Direksi Pekerjaan dengan
melapirkan nama-nama dan identitas personil.
c. Pada saat selesai pekerjaan :
• Memastikan bahwa pekerjaan tersebut memenuhi ketentuan K3.
• Membersihkan lokasi tempat pekerjaan setelah selesai Pekerjaan.
• Pelaksana pekerjaan harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan selalu memelihara keamanan lokasi pekerjaan.
• Apabila terjadi kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor
pekerjaan, maka Kontraktor pekerjaan diwajibkan melakukan
perbaikan/penggantian dan biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung
jawab Kontraktor pekerjaan.
• Kontraktor pekerjaan diwajibkan menyediakan perlengkapan PKPA, alat
keselamatan kerja dan memerintahkan kepada semua personilnya untuk
memanfaatkan perlengkapan dengan baik dan memakai alat keselamatan
kerja selama berada di lokasi pekerjaan sesuai peraturan perburuhan/
pekerja dan keselamatan kerja yang berlaku.
• Apabila terjadi kecelakaan terhadap personil Kontraktor atas kelalaian
Kontraktor pekerjaan, maka segala biaya pengobatan/perawatan menjadi
tanggung jawab Kontraktor pekerjaan. Kontraktor pekerjaan tidak
dibenarkan menggunakan sarana/fasilitas atau menempati gedung tanpa
seijin Pemilik Pekerjaan.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 6


Spesifikasi Teknis

8.3.Sesuai Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No :


02/IN/M/2020, tentang Protokol pencegahan penyebaran Corona Virus Diseas
2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, diantaranya adalah:
a. Penyedia Jasa wajib menyedikan ruang klinik kesehatan di lapangan yang
dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung
oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukuran
tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis.
b. Penyedia jasa wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain : Pencuci
tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan lapangan
bagi seluruh pekerja dan tamu.
c. Apabila ditemukan pekerja dilapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) Covid-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna
Jasa dan/atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
d. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan
evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan
peralatan kerja; dan
e. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan
penyemprotan disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan
isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga
kerja yang terpapar telah selesai
8.4.Implementasi new normal diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Berikut adalah isi dari Keputusan Menteri Kesehatan tentang protokol new
normal di lingkungan kerja :
a. Pengecekan Suhu Tubuh
Pengecekan suhu tubuh diberlakukan untuk semua tenaga kerja.
b. Pengaturan Jam Kerja
Pengatuan waktu kerja tidak terlalu panjang agar pekerja tidak
kekurangan waktu istirahat dan tetap menjaga daya tubuh
c. Pekerjaan Shift
Jika dimungkinkan, pekerja dibagi menjadi 2 shift saja dan mengurangi
shift di pagi hari. Jika 3 shift masih diberlakukan maka dijalankan oleh
pekerja yang berusia dibawah 50 tahun.
d. Penggunaan masker
Setiap pekerja diwajibkan untuk menggunakan masker selama bekerja.
e. Asupan nutrisi
Mengatur asupan nutrisi makanan yang diberikan oleh tempat kerja untuk
mendukung daya tahan tubuh para pekerja.
f. Kebersihan
Kantor wajib memfasilitasi dan memastikan seluruh area kerja bersih dan
higienis.
g. Cuci tangan
Kantor wajiib menyediakan sarana untuk mencuci tangan yang bisa
digunakan oleh seluruh pekerja yang bekerja di lingkungan kantor.
h. Membentuk tim penanganan covid
Setiap kantor diimbau untuk membentuk tim terkait penanganan Covid di
lingkungan kerja.
Selain itu, pekerja diminta untuk melaporkan kasus yang dicurigai Covid-
19 berdasarkan gejala yang muncul.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 7
Spesifikasi Teknis

i. Menjalankan protokol kesehatan


Memastikan pekerja hidup bersih dan sehat sesuai dengan protokol
kesehatan yang disarankan.
Pekerja juga harus memperhatikan protokol kesehatan selama berada di
tempat kerja, seperti membersikan area kerja, tidak berjabat tangan, tetap
menggunakan masker, kurangi menyentuh peralatan bersama, tidak
berkerumun, serta segera cuci tangan begitu sampai di tempat kerja.
Sementara untuk penggunaan lift bersama, maka dianjurkan menggunakan
siku untuk menekan tombol.
Setelah sampai di rumah, pekerja harus segera membersihkan diri sebelum
bersentuhan dengan anggota keluarga. Langkah ini termasuk mencuci
pakaian dan masker, membersihkan peralatan seperti handphone,
kacamata, tas, dan barang lainnya.

Protokol kesehatan Covid-19 yang harus ditaati ketika di tempat kerja,


Protokol berdasarkan Informasi Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas
Perecepatan Penanganan Covid-19 adalah sebagai berikut ;

9. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


9.1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap
barang – barang milik proyek, Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di
lapangan.
9.2. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas
baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah.
9.3. Kontraktor harus menyediakan rambu – rambu (tanda – tanda) untuk keperluan
lalu lintas yang dilewati. Rambu – rambu tersebut harus jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas.

II. SYARAT-SYARAT BAHAN DAN MATERIAL


A. BAHAN DAN MATERIAL BANGUNAN SIPIL
1. AIR (PUBI / NI-3)
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh
mengandung minyak, asam,alkali, garam, bahan - bahan organis, atau bahan
- bahan lain yang merusak bangunan.
b. Khusus untuk beton jumlah air yang akan digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi
atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat-tepatnya.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 8


Spesifikasi Teknis

2. PASIR (PUBI 1970 / NI-3, PBI 1971 / NI-2 )


2.1. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran, dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :
- Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
jari.
- Kadar lumpur tidak boleh melebihi batas peraturan/persyaratan teknis.
- Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi
3 mm.
- Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
2.2. Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (NI-2) diantaranya yang paling penting :
- Butir-butir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari
dan pengaruh cuaca.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari batas peraturan/persyaratan.
- Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya,
apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran-butiran diatas
ayakan 4 mm minimal 2% dari berat, sisa butiran-butiran diatas ayakan 1
mm minimal 10% dari berat, sisa butiran-butiran diatas ayakan 0.25
mm, berkisar 80% sampai dengan 90% dari berat.
- Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
- Pasir beton yang digunakan dari pasir Muntilan.

3. BATU BELAH (BATU KALI)


3.1. Batu yang dari alam atau batu galian yang telah dibelah, kasar, bersih, tahan
lama, keras, tahan terhadap pengaruh udara dan air serta cocok dalam segala
hal untuk fungsi yang dimaksud.
3.2. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama.
3.3. Batu belah ( batu kali ) harus keras, padat dan tidak boleh mengandung
padas atau tanah.
3.4. Batu belah untuk keperluan yang nampak ( pasangan batu muka atau
muka atau pasangan tanpa plesteran ) bentuk atau muka batu dipilih
atau tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk dan berpori.

4. KERIKIL DAN BATU PECAH


4.1. Kerikil adalah butiran-butiran mineral yang harus dapat melalui ayakan
berlubang persegi 76 mm tertinggal di atas ayakan berlubang 5 mm.
4.2. Batu pecah adalah butiran-butiran mineral hasil pecahan batu alam yang
dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal diatas
ayakan berlubang pesegi 2 mm.
4.3. Kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (NI-2) dan PUBI 1970 (NI-3) diantaranya :
harus terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori, tidak
hancur/pecah oleh pengaruh cuaca.
4.4. Kerikil dan batu pecah harus keras, serta sesuai beda butirannya dan
gradasinya tergantung pada penggunaannya.
4.5. Kerikil/batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari batas
peraturan/persyaratan.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 9


Spesifikasi Teknis

5. SPLIT/KERIKIL
5.1. Split adalah batu pecah yang harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi 25 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 2 mm.
5.2. Split Beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI 1971 (NI-2)
diantaranya : harus terdiri dari butir-butir keras, tidak berpori, tidak
pecah/hancur oleh pengaruh cuaca.
5.3. Split harus cukup bersih tidak boleh mengandung lumpur melebihi batas
peraturan.
5.4. Ukuran Split untuk pekerjaan ini ditentukan 2 - 3 cm.

6. PORTLAND CEMENT ( SNI 15 – 2049-2004 )


6.1. Porland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis ( NI-8 ) dan dalam
kantong utuh/baru, dengan merek semen Gresik atau Tiga Roda.
6.2. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus ditempatkan yang
kering.
6.3. PC yang sudah membatu dan sweeping tidak boleh dipakai.

7. BAJA TULANGAN BETON DAN TULANGAN SENGKANG (PUBI 1970/NI-3 )


7.1. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik baja yang dikenal
dan yang berbentuk batang-batang polos atau batang ulir/yang
diprofilkan. Semua ukuran adalah standart.
7.2. Mutu baja besi tulangan yang dipakai adalah U-24.
7.3. Tulangan sengkang harus terbuat dari baja besi lunak dengan diameter
sesuai dengan gambar kerja.

8. BETON (PUBI 1971/NI-2)


8.1. Mutu beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan
kekuatan karateristik yang disyaratkan untuk beton yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan kekuatan karateristik ialah kekuatan tekan dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji.
8.2. Kekuatan Beton ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari benda uji kubus
bersisi 15 cm sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk mutu beton sesuai
yang tercantum dalam RAB (BQ).
8.3. Benda-benda kubus harus dibuat cetakan-cetakan yang paling sedikit
mempunyai dua dinding yang berhadapan terdiri dari bidang-bidang yang
rata betul dari plat baja, atau plat alumunium (kayu tidak boleh
dipakai). Untuk silinder digunakan dari pipa baja yang berukuran
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, bidang-bidangnya harus rata dan licin.
Cetakan disapu sebelumnya dengan vaselin dan lemak atau minyak, agar
dapat dilepaskan dari betonnya, kemudian dicetakkan di atas bidang yang
alasnya rata tapi tidak menyerap air.
8.4. Adukan beton untuk benda-benda uji harus diambil langsung dari
pengaduk (Beton Molen) dengan menggunakan ember atau lainnya yang
tidak menyerap air.
8.5. Kubus-kubus/silinder uji yang telah dicetak, harus disimpan ditempat
yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam
setelah kubus-kubus/silinder diberi tanda seperlunya dan disimpan
disuatu tempat dengan suhu yang sama dengan suhu udara luar.
8.6. Kubus/silinder uji pada umur yang disyaratkan diuji oleh laboratorium
yang berkompeten dengan biaya dipikul oleh Kontraktor.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 10


Spesifikasi Teknis

8.7. Campuran Beton :


Campuran adukan beton dengan menggunakan perbandingan volume
dipakai campuran sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya.
8.8. Kekentalan adukan beton.
Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
sebuah kerucut terpancung Abrams. Nilai-nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton mengacu kepada tabel 441 PBI-1971 (NI-2).

B. BAHAN DAN MATERIAL PEKERJAAN PERPIPAAN


1. PENGADAAN PIPA PVC DAN AKSESORIESNYA
a. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa
dan aksesoriesnya sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau
dalam gambar. Pipa PVC dan aksesories pipa PVC dari merk yang sejenis
(aksesories Pipa & Pipa nya dengan merk yang sama) dengan merk Rucika
atau Maspion.
b. Standar yang dipakai adalah sebagai berikut :
 Pipa PVC SNI No.4829.2:2015, Standar ISO 4422 – 1990
 Pipa PVC SNI 06-0084-2002
 Fitting PVC SNI 06-0135-1987
 Pipa PVC SII RRJ, S – 12,5 Tekanan Nominal 10 Bar (Pipa PVC RRJ 4”, 3”
dan 2”)
 Pipa PVC AW DN 1” , dan ½”
c. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat
Jaminan Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang
tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis.
d. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar
Nasional Indonesia ( SNI ).
e. Sambungan/Fitting yang digunakan untuk Pipa PVC disini yaitu :
1. Push On Rubber Ring Joint
- Untuk Pipa PVC DN 2” dan 3” ( Jaringan Transmisi & Distribusi )
- Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push on rubber
ring. Pipa tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos
pada ujung yang lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15 derajat.
Pipa harus diberi tanda garis petunjuk pemasangan pada permukaan
luarnya.
- Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung
jenis bell.
2. Sambungan Solvent Cement
- Untuk Pipa PVC DN 1” , dan ½ “ ( Pipa Tersier / Pipa SR )
- Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan
lebih kecil dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai
perekat sesuai dengan standar pabrik. Bila digunakan sambungan
solvent cement ini, Penyedia Jasa harus menyediakan solvent cement
sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan 10%.
f. Fitting / sambungan pada jaringan pipa transmisi dan distribusi harus sesuai
dengan standar SNI dan bila tidak disebutkan dalam volume pekerjaan maka
sistem sambungan menggunakan sistem rubber ring joint. Sedangkan untuk
jaringan tersier menggunakan AW sesuai pipa yang digunakan.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 11


Spesifikasi Teknis

2. PENGADAAN PIPA BAJA / GALVANIS DAN AKSESORIESNYA


a. Pipa Galvanis yang dipakai disini yaitu Standar SII medium A semua baik
untuk incian – incian pipa. Untuk Pipa selubung menggunakan standar SII
medium B. Pipa dengan merek Spindo.
Tabel Tebal Pipa Galvanis
Dia OD T Berat Spec
(inchi) (mm) (mm) kg Med A Med B
½” 21,3 1,9 – 2 5,45 Med B
21,3 2,3 – 2,4 7,26 Med A
1” 33,4 2,3 10,58 Med B
33,4 2,8 14,46 Med A
2” 60,3 2,7 – 2,9 23,01 Med B
60,3 3,2 – 3,4 30,18 Med A
3” 88,9 2,8 – 2,9 33,94 Med B
88,9 3,5 – 3,7 50,22 Med A
4” 114,3 3,2 – 3,5 52,16 Med B
114,3 4 – 4,3 73,2 Med A
6” 168,3 3,5 118,2 Med B
168,3 4 – 4,5 169,8 Med A
Catatan : toleransi tebal pipa +15% / - 10%

b. Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.
c Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang
pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang
boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang
yang berpengalaman.
d. Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang
dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya
pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan
memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang
setiap batang pipa adalah 6 meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
e. Aksesories Pipa Galvanis yang disediakan Penyedia Jasa harus berkualitas
bagus dan bila mungkin dari jenis model yang sama dan dikeluarkan oleh satu
pabrik. Seperti Gate Valve All Flange yang digunakan harus berkualitas bagus,
dengan merk Fa.
f. Penyedia Jasa menyediakan aksesories galvanis sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam RAB / Gambar kerja.
g. Aksesories besi untuk sambungan rumah harus sesuai yang tercantum dalam
BQ. Water meter harus berstandar SNI terbuat dari besi / kuningan, dengan
merk onda,amico atau Fa. Stop kran, Kran , Plug kran terbuat dari besi dan
berkualitas bagus dengan merk Onda.

3. PENGADAAN PIPA HDPE / POLIETILENA DAN PERLENGKAPANNYA


a. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Refensi Standar lain yang digunakan adalah:
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 12
Spesifikasi Teknis

 SNI 4829-2-2015 Pipa polietilena untuk air minum


 ISO 4427: 2007 Polyethylene pipes for water supply
specifications
 SNI 19-6779-2002 Metode pengujian perubahan panjang pipa
polietilena
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena
untuk air minum
b. Spesifikasi Teknis
- Pipa HDPE yaitu pipa yang berbahan dasar polietilen dengan kualitas yang
lebih kuat disbanding pipa PE. Pipa HDPE sering disebut Ipia PE-100. Pipa
yang dipakai di sini yaitu PE.100 ( S 6,3 SDR 13,6 PN 12,5 ) yaitu untuk
pipa diameter 2”dan 3”.
- Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang. Pipa HDPE yang
digunakan disini dalam bentuk gulungan/rol, per rol Panjang pipa 50 m.
c. Sifat Mekanik
a. Ketahanan Hidrostatik
UntuK Pipa PE 100 mempunyai ketahanan Hidrostatik seperti dalam
tabel di bawah ini :

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA


JENIS BAHAN TEGANGAN UJI (Mpa)
100 jam pada 165 jam pada 1000 jam
20 0 80 0 C pada
PE 100 12.4 5.5 5.0
b. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400
%, bila diuji pada suhu 20°C

d. Sifat Fisik
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang dambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 200°C. contoh yang diuji supaya diambil
dari permukaan sebelah dalam pipa.
Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
e. Dimensi Pipa
- Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI No.4829.2:2015
tentang pipa polietilena untuk minum Bahan Baku Pipa. Dimana bahan baku
yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum.
- Pipa HDPE yang dipakai PE-100 S 6,3 SDR 13,6 PN 12,5 , dengan ketebalan
untuk pipa diameter 3” mempunyai ketebalan 6,6 mm. Sedangkan PE 2”
ketebalan 4,7 mm.
f. Sambungan
- Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa
dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 13
Spesifikasi Teknis

dengan SDR 13,6 Penyambungan dengan Mechanical Joint


direkomendasikan untuk pipa dengan diameter 20 – 110 mm. sedangkan
dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat digunakan untuk semua
ukuran pipa.
- Untuk yang pipa HDPE dalam ukurannya gulungan / rol ( tiap rol = 50 m ),
penyambungan menggunakan fitting Stub End Flange. Ukuran Stub End
Flange sesuai dengan ukuran pipa.
g. Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang – kurangnya mencantumkan :
 Nama pabrik pembuat atau merek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal

III. SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan.
2. Pengawas berwenang mengadakan pemeriksaan dan memeriksakan ke
Laboratorium yang berkaitan terhadap bahan bangunan yang didatangkan oleh
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dahulu kepada
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
4. Jika ada perkembangan lain, sehingga suatu ketika Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor mengajukan bahan bangunan berbeda dengan bahan
bangunan yang tercantum dalam dokumen lelang, baik berpengaruh maupun
tidak terhadap konstruksi ataupun arsitektural, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
sebelum menggunakannya harus mendapat persetujuan dari Pengawas .
5. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
6. Apabila Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Pengawas
berhak mengirimkan bahan bangunan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan –
Bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Dan biaya pengiriman dan
penilitian menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor apapun hasil
penelitian bahan tersebut .
7. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor tetapi ternyata ditolak Pengawas, harus segera dihentikan
dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditentukan
oleh Pengawas.
8. Setiap bahan bangunan yang telah disetujui oleh Pengawas dan akan digunakan
untuk pelaksanaan, diambil sampelnya ditempatkan di ruang (barak) kerja
Pengawas dan disaji kemas yang layak, untuk memudahkan pemeriksaan pihak
lain yang berwenang.

IV. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN ( UMUM )


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mengadakan kegiatan Sosialisasi pada lokasi pekerjaan yang tujuannya supaya
masyarakat tahu akan kegiatan ini sehingga pekerjaan fisik dapat berjalan
seperti yang diharapkan. Peserta Sosialisasi melibatkan warga desa setempat
tempat kegiatan berlangsung, aparat desa/kelurahan, kepala kecamatan
setempat, warga desa lain yang jalurnya dilewati jaringan pipa, serta instansi

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 14


Spesifikasi Teknis

terkait lainnya. Materi sosialisasi melingkupi maksud dan tujuan kegiatan serta
pelaksanaan teknis kegiatan.
2. Membersihkan tanah lokasi pekerjaan dari segala material/unsur yang bersifat
merusak konstruksi pekerjaan sampai benar – benar bersih.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
persiapan guna menunjang kelancaran pekerjaan, yang meliputi antara lain :
mobilisasi peralatan, penyiapan sarana pekerjaan, pembuatan pagar dan jaring
pengaman pekerjaan, pembuatan kantor direksi dan gudang penyimpanan serta
pekerjaan persiapan lainnya.
4. Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh
Rekanan/Kontraktor bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan pekerjaan tanpa dimasukkan di dalam anggaran biaya/kontrak.
5. Sebelum pekerjaan saluran dimulai, diminta kepada Rekanan untuk
berkoordinasi dengan pihak terkait masalah pengaliran air,supaya ditutup bila
pekerjaan akan segera dilaksanakan.

2. PAPAN NAMA PROYEK / KEGIATAN


1. Pemborong wajib memasang papan nama proyek/kegiatan di tempat lokasi
proyek dan dipancangkan di tempat yang mudah terlihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali setelah mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas/Direksi Teknis.
3. Bentuk, ukuran dan redaksi akan ditentukan kemudian oleh Direksi Teknis
secara tertulis.

V. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL


1. PEKERJAAN TANAH , GALIAN DAN URUGAN
1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian untuk semua lobang baru boleh dilaksanakan setelah
papan patok (bouwplank) dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Galian tanah untuk pondasi dan lain – lain harus dilaksanakan sesuai
dengan yang ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus
sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari Direksi.
c. Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan memungkinkan tanah dapat
longsor, Kontraktor harus memasang turap sesuai persyaratan yang disertai
perhitungan kekuatan dan diperiksa oleh Direksi.
d. Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai dan
menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi
kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya. Semua pekerjaan
pondasi yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi dapat mengakibatkan
dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut. Pekerjaan pembongkaran dan
pemasangan pondasi kembali adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
e. Semua kelebihan tanah galian, tanah lumpur harus dikeluarkan dari
lapangan ke lokasi yang disetujui oleh Direksi. Kontraktor bertanggung
jawab untuk mendapatkan tempat pembuangan yang diperlukan.
f. Jika lubang – lubang galian tersebut banyak air tergenang karena air tanah
dan air hujan, maka sebelum pemasangan dimulai, terlebih dahulu air
harus dipompa keluar dan dasar lubang harus dikeringkan.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 15


Spesifikasi Teknis

2. Pekerjaan Pengurugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki dapat
digunakan tanah urug sejenis tanah padas, sirtu atau sisa tanah keprasan
(bukan humus) dari tanah lahan yang ada di dalam lokasi.
b. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilakukan seijin Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
c. Setiap tanah urug harus dibersihkan dari tunas tumbuh – tumbuhan dan
segala macam sampah atau kotoran, tanah urug harus berjenis tanah
berbutir (tanah ladang) atau berpasir dan tidak terlalu basah, tidak
mengandung bahan organik dan brangkal.
d. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (stamper) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbris kecuali pada bagian – bagian
tertentu.
3. Pekerjaan Urugan Pasir
a. Pekerjaan urugan pasir dilakukan di bawah pondasi dan di bawah lantai.
Ketinggian urugan sesuai dengan gambar kerja
b. Urugan pasir dimaksudkan sebagai bantalan untuk memperoleh permukaan
yang rata dan berfungsi untuk mencegah air dari bawah naik secara
kapiler.
c. Urugan pasir ini harus dipadatkan (ditimbris) dengan disiram air sampai
kenyang/jenuh.
4.Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai
diurug dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun non
konstruksi.

2. PEKERJAAN PONDASI
2.1. Pondasi yang dipakai, adalah :
Pondasi Batu Belah
- Sebelum pondasi dipasang, jika parit tergenang air maka air tersebut harus
dikuras atau dipompa keluar dahulu sehingga parit menjadi kering.
- Material batu belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak
retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan
terbungkus lumpur tidak boleh dipakai.
- Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batu belah 1Pc : 4 Ps.
2.2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan
kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan
pondasi dimulai, ijin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara
tertulis.

3. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton disini dilaksanakan pada :
Meliputi Pekerjaan Beton Lantai Bawah, Beton Dinding Bak serta Beton lantai
atas/dak.
Mutu beton yang disyaratkan adalah K225 untuk Bak Pembagi (Reservoar), serta
K175 untuk Broncaptering atau sesuai yang tercantum dalam BQ.
1.1. Pekerjaan Beton
a. Umum
Kontraktor harus mengadakan seluruh bahan untuk beton, acuan
(bekisting), adukan, pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 16
Spesifikasi Teknis

pekerjaan lain yang bertalian dengan pekerjaan beton seperti dalam


gambar.
b. Standar
Semua bahan dan pelaksanaannya kecuali ditentukan lain harus sesuai
dengan revisi terakhir standar berikut :
 Peraturan Bangunan Nasional dan Pelengkap.
 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di bidang perumahan
 Peraturan Umum Bahan Bangunan / NI-3
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia, PBI-1971-N-2
 ASTM (Lembaga Pengkajian Bahan Amerika)
Apabila peraturan yang tertera tidak mempunyai persyaratan yang cukup,
pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan bangunan umum edisi tahun
1973 dari Uniform Building Code yang diterbitkan oleh Konferensi Pejabat
bidang bangunan internasional.
1.2. Perbandingan
a. Beton dibuat dari semen, pasir, agregat dan air. Bahan tambahan harus
disetujui direksi / pengawas, dan bahan harus memenuhi persyaratan
mutu. Perbandingan bahan ditentukan kontraktor dan atas persetujuan
direksi / pengawas. Campuran dibuat agar menghasilkan beton yang
dapat dituangkan dan mendapatkan kepadatan maksimum dan
penyusutan minimum, bila dicor dalam cetakan mempunyai permukaan
dengan kehalusan maksimum. Perbandingan harus diubah bila perlu atau
dikehendaki direksi / pengawas.
b. Perbandingan Air Semen Dan Kekuatan
Kekuatan tekan minimum dan kadar semen beton tidak boleh kurang
dari yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini. Direksi dapat
memerintahkan kadar semen untuk setiap kelas beton diperbesar
melebihi banyaknya bagian yang ditentukan dalam tabel, bila ia
menetapkan bahwa penambahan tersebut diperlukan guna mendapatkan
kekuatan tertentu. Penambahan volume semen jika diperlukan harus
dilaksanakan kontraktor tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas.
Perbandingan air semen (W/C) maksimum adalah 55 liter tiap 100 kg
semen.
c. Rencana Adukan Dan Pengujian Hasil Dilapangan
Kontraktor harus menyampaikan contoh agregat kasar halus, dan semen
yang diusulkan untuk proyek.
1.3. Kekentalan
Banyaknya air yang dimasukkan dalam pengaduk beton harus cukup tepat
dengan waktu normal untuk menghasilkan beton sesuai persyaratan, dapat
secara layak dimasukkan dalam cetakan (acuan) tanpa terjadi pemisahan
kembali, dapat dipadatkan sesuai yang diinginkan, kedap dan halus
permukaannya. Bila perlu, banyaknya air harus diubah guna mendapatkan
hasil kekentalan yang seragam seperti yang diinginkan.
1.4. Acuan
Acuan untuk membuat bentuk beton sesuai dengan bidang/garis yang
diinginkan harus digunakan dan perencanaan acuan ini harus sesuai
persyaratan yang ada serta menjadi tanggung jawab penuh kontraktor atas
persetujuan direksi/pengawas. Tambahan acuan bila diperlukan menjadi
tanggungan kontraktor.
1.5. Syarat Perlindungan Terhadap Karatan
Pipa, saluran, kelos dan barang besi untuk ditanam dalam bangunan beton
harus berkedudukan dan tertumpang sedemikian rupa sebelum beton dicor,
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 17
Spesifikasi Teknis

mempunyai jarak bebas antara atau terhadap besi beton minimal 5 cm.
Untuk menjamin barang tersebut tetap pada kedudukannya dengan cara
mengikat kawat atau mengelas pada besi beton tidak diperbolehkan.
1.6. Mempersiapkan Permukaan Pembetonan
a. Permukaan tanah sebelum dicor diatasnya harus diperciki benar-benar
dengan air dan dijaga tetap basah sampai waktunya pembetonan
diatasnya. Permukaan harus bebas dari genangan air, lumpur dan
sampah.
b. Permukaan beton (lama) baik samping maupun atasnya yang akan dicor
beton (baru), ditetapkan sebagai sambungan konstruksi. Permukaan
sambungan horisontal diratakan, agar menghasilkan permukaan yang
dapat diterima. Apabila permukaan telah dipersiapkan, semua
sambungan konstruksi harus ditutup dengan lapisan adukan setebal
kurang lebih 25 mm. Kekentalan adukan harus cukup baik untuk
pengecoran dan pengerjaannya seperti ditentukan berikut ini :
Adukan harus ditebarkan merata dan bila mungkin menggunakan sapu
kawat, untuk menggosok adukan kedalam permukaannya. Beton baru
segera dicor diatas adukan cor yang masih segar.
c. Bila pengecoran harus ditunda untuk waktu cukup lama hingga beton
mengeras, permukaan harus diberi bentuk dengan menggunakan acuan
lain, sehingga meyakinkan menjadi kesatuan dengan pekerjaan
berikutnya, asal pembuatan sambungan konstruksi hanya akan dilakukan
ditempat-tempat tersebut bila disetujui direksi/pengawas.
d. Pengecoran tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi/pengawas.
Semua bidang permukaan acuan dan barang-barang yang akan ditanam,
yang kotor oleh acian kering berasal dari cor beton sebelumya harus
dibersihkan.
1.7. Pembersihan Air
Beton tidak boleh dicor, sebelum air yang ada diruang yang akan diisi
beton telah dikeluarkan dengan pipa, dikeluarkan dari acuan dan
dibersihkan. Beton tidak boleh dicor dibawah air tanpa ijin
direksi/pengawas. Air tidak boleh mengalir diatas permukaan beton
dengan cara dan kecepatan arus yang dapat merusak permukaan beton.
1.8. Mengaduk
Semen, pasir dan agregat kasar harus diaduk dengan ditambah sejumlah air
sehingga merata dan menghasilkan kekentalan yang sama. Semua beton
harus diaduk dalam mesin pengaduk dengan tipe dan ukuran yang disetujui
hingga mendapatkan hasil yang seperti yang telah ditentukan.
1.9. Pengecoran Beton Di Udara Panas
Harus dihindari agar tidak terjadi pengerasan beton terlalu cepat. Suhu
beton yang dicor tidak boleh melebihi 32 o C. Beton yang baru harus
dilindungi setelah dicor serta pemeliharaan segera dimulai setelah
permukaan beton cukup mengeras.Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pengecoran bila dianggap tidak mempunyai sarana dan
pemeliharaan serta penyelesaian beton yang telah dipersyaratkan.
1.10. Pemadatan Dan Penggetaran
Bila beton dicor dalam acuan, maka harus ditempatkan dan dipadatkan
pada seluruh ketebalan lapisannya harus menyatu menjadi bahan yang
padat dan merata, mengisi semua sudut dan sisi, mengikat besi
penulangannya tanpa kantong batu dan hanya menampakkan kelebihan air
sedikit di permukaan. Penggetar mekanis harus digunakan, terkecuali
diperbolehkan pemadatan dengan tangan oleh direksi/pengawas.
Penggetaran menggunakan tipe yang dicelupkan dan frekuensi dalam beton
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 18
Spesifikasi Teknis

minimal 3.000 putaran per menit. Tidak dibolehkan salah satu bagian
beton kena getaran lebih dari 20 detik. Tidak boleh dilakukan secara
langsung melalui penulangan ketempat bagian beton yang mulai mengeras.
Pemadatan harus sesuai persyaratan PBI 1971, dan menggunakan penggetar
dengan jumlah memadai.

1.11. Perawatan Dan Perbaikan Beton


Kontraktor harus melindungi beton agar tidak terluka atau rusak karena
panas, kurang dibasahi, tegangan yang berlebihan atau penyebab lainnya.
Harus dijaga agar tidak mengering atau kerusakan pada bidang permukaan.
Bila beton rusak atau cacat sebelum waktu serah terima pekerjaan
terakhir, atau menyimpang dari garis dan ketinggian yang telah ditentukan
atau karena hal lain yang tidak sesuai dengan persyaratan, maka harus
diperbaiki, dibongkar dan diganti atas biaya kontraktor.
1.12.Penyelesaian Permukaan Beton
a. Bidang permukaan yang telah selesai dibentuk, harus sesuai dengan
perencanaan di gambar atau permintaan direksi / pengawas. Bidang
permukaan harus bebas dari sisik, benjolan, garis-garis timbul salah
cor, sarang batu kerikil atau lainnya, tapi harus menghasilkan bidang
permukaan yang halus, merata dan keras.
b. Kecuali ditentukan lain permukaan beton yang salah bentuk harus
diratakan bidangnya dengan alat yang cocok sampai jadi halus cukup
baik seperti hasil menggunakan cetok kayu. Semua bidang permukaan
dicor menyatu dengan pelat dasarnya. Pelat lantai, bagian dinding yang
tampak harus diselesaikan dengan cetok baja. Dapat juga diselesaikan
dengan mesin perata. Kemudian semua permukaan pelat lantai yang
miring disikat sedikit agar tahan gelincir.
1.13. Pengujian kekuatan Beton
Pengambilan sampel beton untuk diuji laboratorium dilakukan tiga (3)
kali pada saat pengecoran :
1. Plat dak Broncaptering dan atau Bak Pengumpul
2. Dinding Bak Pembagi/Reservoar
3. Plat dak Bak Pembagi/Reservoar.
Benda uji beton bisa berbentuk kubus bersisi 15 cm atau silinder
diameter 15 cm tinggi 30 cm.
2.Besi Tulangan
2.1. Umum
a. Ruang Lingkup
Kontraktor harus mengadakan, membuat dan memasang semua
pembesian tulangan yang ada dalam gambar dan yang dijelaskan dalam
persyaratan ini. Pekerjaannya mencakup pemasangan semua kawat ikat,
jepitan penunjang dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menghasilkan bangunan beton jadi sesuai dengan persyaratan.
b. Standar
Apabila peraturan lokal tidak memiliki persyaratan yang dapat
digunakan, maka digunakan Pedoman Standar Praktek (ACI-Designation
318).
c. Gambar Kerja
Sebelum pembuatan besi penulangan, kontraktor menyiapkan dan
menyampaikan gambar kerja, diagram pembengkokan, daftar
pemasangan. Persetujuan terhadap gambar kerja hanya terbatas untuk
mengikuti secara umum gambar kontrak. Kontraktor harus bertanggung
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 19
Spesifikasi Teknis

jawab atas ketepatan ukuran dan perincian, dan harus diteliti oleh
direksi/pengawas sewaktu pemasangan.
2.2. Pembuatan
Tulangan harus dibuat seteliti mungkin, ukuran sesuai gambar. Tidak
menggunakan cincin (beugel) yang lebih besar ukurannya agar mendapat
selimut beton yang cukup. Tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan
cara yang akan melukai bahannya. Pembengkokan dan penekukan tidak
boleh dengan dipanaskan tapi secara dingin kecuali atas persetujuan
direksi. Batang untuk beugel dan pengikat harus dibengkokkan mengelilingi
pen yang berdiameter tidak kurang dari dua setengah kali tebal batang
yang terkecil.
2.3. Pemasangan
a. Besi tulangan sebelum dipasang harus bersih dari tepung yang mudah
lepas, sisik karatan dan lumuran yang dapat menghilangkan atau
mengurangi pengikatan. Bila terjadi kelambatan pengecoran, besi
tulangan harus diperiksa kembali.
b. Pemasangan
Besi tulangan harus dipasang secara tepat sesuai gambar, diperkokoh
dengan diikatkan kawat beton atau jepitan yang cocok, tiap jarak
tertentu, ditunjang atau diberi antara dengan bantalan beton atau
logam atau gantungan dari logam, namun tidak boleh dipasang
berhubungan langsung dengan acuan. Kawat ikat ditekuk menghindari
acuan agar menghasilkan selimut beton yang disyaratkan.
c. Sambungan Batang
Kecuali tertera atau ditentukan lain dalam gambar, sambungan tulangan
vertical dalam kolom dan semua sambungan batangan lain harus ada
lewatan minimal 64 kali diameter batangnya. Panjang lewatan bagi
batang yang beda diameternya harus berdasarkan diameter terbesar,
dan dapat dilas sesuai persyaratan lokal.
d. Ijin Direksi / Pengawas
Tidak diperkenankan menutupi besi tulangan dengan beton sebelum
jumlah dan letak tulangan diperiksa direksi/pengawas dan diberi ijin
untuk melanjutkan dengan pembetonan. Direksi/pengawas harus diberi
cukup waktu untuk memeriksanya.
2.4. Pelurusan
Besi tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan dengan cara yang
akan melukai bahannya. Batangan dengan tekukan ikat yang tidak tertera
di gambar tidak dibenarkan.

4. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


4.1 Semua pasangan batu bata dinding rumah panel yang kelihatan harus diplester
dengan adukan 1 Pc : 4 Ps.Sedangkan untuk trush block dengan Plesteran 1 : 6
4.2.Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang – bidang yang akan diplester
harus dibersihkan lebih dulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak
cepat kering dan tidak retak – retak.
4.3.Plesteran dinding dan sponing/plesteran sudut semua dinding yang diplester
harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran paling sedikit
1,5 cm dan paling tebal 2 cm. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh
langsung difinish/diselesaikan. Selama proses pengeringan plesteran harus
disiram dengan air agar tidak terjadi retak rambut akibat proses pengeringan
yang terlalu cepat, dan kemudian plesteran diperhalus dengan acian semen.

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 20


Spesifikasi Teknis

4.4.Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan
bidang lainnya.
4.5. Pekerjaan acian dilaksanakan pada permukaan beton.
5. PEKERJAAN PENGECATAN
5.1. Pekerjaan Cat Tembok
a. Mengecat semua dinding yang kelihatan pada bagian luar dengan cat tembok
( cat exterior ) sampai baik menurut penilaian Direksi.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi air. Setelah
kering kemudian didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya menjadi rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit
3 ( tiga ) kali dengan kuas cat sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.
c. Cat tembok yang digunakan memakai merk Mowilex dan warna akan
ditentukan kemudian oleh Direksi.
5.2. Pekerjaan Cat Besi
a. Mengecat semua pipa galvanis yang kelihatan pada bagian luar dengan cat
besi sampai baik menurut penilaian Direksi.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan kemudian dicat paling sedikit 3 (tiga) kali sampai menurut
penilaian Direksi.
c. Cat besi yang digunakan memakai merk dan kualitas yang baik (warna akan
ditentukan kemudian oleh Direksi ).

VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN


1. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN
a. UMUM
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja,
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dengan cara yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang
mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran, penggalian,
penimbunan, pembongkaran bahan pengurugan kembali, pemilihan bahan
untuk pengurugan dan pelapisan dasar, penurapan dan penopangan,
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali, cara perlindungan
lokasi, perbaikan permukaan, lubang pengujian (test pit), akodasi lalu lintas
dan pemeliharaan perkerasan, perlindungan harta benda, bangunan yang
ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan kontrak dan
memungkinkan diperintahkan oleh direksi.
b. PEMBERSIHAN
Jalur pipa harus dibersihkan sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.
Pembersihan berupa membersihkan akar – akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang
perlu disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua
itu terdapat di area yang akan digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh
kontraktor tanpa persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara
yang baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk
sementara waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali
seperti semula.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 21
Spesifikasi Teknis

Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan


nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan
dengan baik.
c. PENGERINGAN (DEWA TERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada
bagian pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan
pondasi, pipa atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan
persetujuan direksi.
d. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN
1. Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan
baik yang nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah
yang terkena pekerjaan.
2. Daerah Lansekap/Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua
benda permukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar
tanaman, semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak
selama pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut
nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila
keadaan menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktor
sebelumnya harus mendapatkan ijin pohon dan pemilik atau instansi
terkait yang melihatnya dan melaporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya
kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.
3. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara
terpisah dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat
semula pada kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang
akan rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan,
dijaga/dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan
diletakkan kembali setelah penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, telah berumput menjadi rusak
untuk diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan
dan menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk,
menyiangi, dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
4. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan
penggalian, sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam
dibawah batu, maka apabila direksi mengijinkan dapat dilakukan
pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah berbatu tersebut.
5. Daerah Persawahan / Perkebunan
Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor
sebelumnya harus mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang
diperlukan ditanggung oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran –
saluran air (irigasi), harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah
dan tidak merusak saluran irigasi tersebut.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 22
Spesifikasi Teknis

6. Jalan Batu dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang
diperkeras harus diganti dengan batu sebagaimana telah ditentukan.
7. Jalan yang Diperkeras
Perbaikan kembali jalan yang diperkeras sebagaimana yang diperlihatkan
dalam gambar atau sesuai dengan ketentuan direksi.

e. PENGGALIAN
1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui
termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan
kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta
oleh direksi. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara
semua pendukung dan penompang yang mungkin diperlukan untuk dinding
sisi galian dan semua pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui
untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air
hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang mencapai
lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun
kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding dan permukaan seluruh galian
dimana pekerjaan kemungkinan mengalami bahaya dari tanah yang tidak
stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penerapan/penompangan,
membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya. Kontraktor harus
menyediakan, memasang dan menjaga turap,penompang dan lain-lain, yang
perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertendanya pekerjaan ataupun membahayakan
bangunan yang ada disekitarnya.
2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bagunan,utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan
yang ada. Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan
selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
3. Penggalian Tanpa Ijin
Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang
ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian
tanpa ijin harus diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang
diperintahkan oleh direksi. Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian
yang tidak dijinkan tersebut memerlukan penggunaan beton tumbuk atau
batu pecah, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan bahan
tersebut dengan baik.
4. Galian Terbuka
 Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi .Galian terbuka
tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar pekerja
dapat bekerja secara aman dan efisien.
 Lebar galian terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat
dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.
 Lubang galian untuk penyambungan
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 23
Spesifikasi Teknis

Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi


sambungan agar menyambungkan dapat dilakukan dengan baik.
 Panjang galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang
yang diijinkan direksi. Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan
pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug
penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja
yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu
lintas kendaraan.
 Galian terbuka dan jarak pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan
dukungan yang menerus dan seragam dan menompang pipa pada tanah
yang padat dan tak terganggu pada setiap titik diantara lubang galian
sambungan.
 Penggalian di tanah yang kondisinya buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan
yang kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas
keputusan direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus
menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.
 Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga
galian tidak gugur/runtuh,agar pekerjaan dapat bekerja secara aman dan
menjaga permukaan jalan dan bagunan lainnya sebagaimana ditujukan
dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh
direksi.
 Penimbunan bahan galian
Kontraktor harus menyusun, jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun
jalan nasional.

f. URUGAN
Urugan mencakup menyediakan. Menempatkan dan memadatkan semua bahan
untuk mengisi/mengurung galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan
lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau
bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam
gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian
pekerjaan, kontraktor harus menyediakan sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
1. Bahan urugan
 Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda pada yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organic seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan
tidak bersifat mengembang (non exrisive nature)
2. Urugan Pada galian
 Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 24
Spesifikasi Teknis

 Urugan di Bawah Pipa


Semua galian diurug kembali dengan tanah pilihan atau bahan lain yang
disetujui, dengan tenaga manusia mulai dari lapisan alas hingga garis
tengah pipa, diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari
15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering
maksimum 95%.

 Urugan di Atas Pipa


Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam
gambar rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak
melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan
kering maksimum 95%.
Dalam pipa polyvinyl chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional
atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas
puncak pipa PVC dan tidak merusak pipa.

2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA


A. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINILCHLORIDE (PVC)
1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus
sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari
direksi.
2. Pemasangan Pipa
2.1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Perkakas, peralatan yang baik dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua pipa, “fitting, dan valve” harus diturunkan kedalam galian satu
persatu dengan menggunakan peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian
rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalaman galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain
dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan
kepada direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak
tersebut.
2.2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa,valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan
pada saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum,
selama atau sudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus
diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan.
Ujung “Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling
mudah rusak selama penanganannya. Pipa atau “fitting” rusak harus
diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi.
2.3. Pembersihan Pipa dan “fitting”
Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus
disingkirkan dari “bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 25


Spesifikasi Teknis

spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam “bell”harus diseka


sampai bersih, kering dan bebas dari lemak.
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang , valve dan fitting yang
telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing
dan kotoran.
2.4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam
dan menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar
dan sesuai dengan jadual pertitakan yg ditentukan bagi pemasangan.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing
masuk kedalaman pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya.
Selama pemasangan, tidak boleh ada sampan, perkakas, kain atau benda
lainnya yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spigot harus
diletakkan ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada
jalur dan gradien yang benar. Pipa harus dimantapkan di tempatnya
dengan bahan urugan yang dipadatkan merata, kecuali pada bagian
bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah atau
kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa
harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.
Khususnya pada musim hujan, kontraktor harus melakukan tindakan untuk
mencegah air hujan atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu
masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut
terapung
2.5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan
harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan
harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong
resong (Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan
tersebut.
3. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai dalam Proyek,
sebagai berikut:
3.1.Penyambungan pipa dengan sambungan “Push-On Rubbering” “Socket”
dan “Spigot”pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincin
karet (rubbering) dipasang ditempatnya.
“Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bajhan pelican yang
lelah disetujui dan pipa ditekan masuk ke “Socket”.
Penekanan pipa “Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain
pipa yang sedang dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan “Socket’ tersebut pada
mana batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan
pipa harus terletak merata diatas bahan alasanya (Badding materil).
Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan
“Push-On”agar membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang,
besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana
yang diperintahkan oleh direksi.
3.2. Penyambungan pipa dengan sambungan “Solvencement”

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 26


Spesifikasi Teknis

“Socket” dan “spigot” pipa, harus dibersihkan dengan sesakma


sebelum ujung spigot dilumuri “Solvencement” yang telah disetujui
oleh direksi.
“Solvencement’ dalam jumlah yang mencukupi dilumurkan secara
merata diujung “spigot”. Penekanan “Spigot” yang telah diberi
“Solvencement” ke” Socket” tersebut harus dilakukan engan hati-hati.
Kontraktor agar melakukan dengan hati-hati supaya tidak
menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru dipasang.
Pipa yang baru selesai disambung dengan “Solvencement”, tidak boleh
digeser/dipindahkan ataupun dibuat lengkung.
Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan
sambungan “Solvencement” agar membentuk (engkungan dengan jari-
jari panjang,besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk dari
pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

B. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA HDPE atau “POLYETHYLINE”


a. Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, Pipa “POLYTHYLINE” disingkat
dengan nama “PE” termasuk jenis thermoplastic.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraratan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari direksi.
b. Pemasangan Pipa
Pipa, “Valve” dan “ fitting” harus diperiksa dengan sesakma dari kerusakan pada
saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau
sesudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara sesakma
dari retakan dan kerusakan. Pipa atau “Fitting” yang rusak harus diletakkan
terpisah untuk pemeriksaan direksi.
c. Penyambungan Pipa
- Pipa PE yang digunakan disini, dalam bentuk rol ( 1 rol = 50 m ).
Untuk penyambungan antar pipa PE disini menggunakan fitting/aksesories yang
dinamakan Stub End dengan Flange. Untuk ukuran aksesoris tersebut sesuai
dengan ukuran Pipa HDPE nya.
- Untuk Pipa PE yang tidak dalam bentuk rol, penyambungan bisa dengan :
Penyambungan pipa dengan welding (Heat fusion)
 Butt welding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan pengetap.
 Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik. Kemudian
plat pemanas dilepaskan. Tekanan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dinding-klem dapat dibuka.
 Socket welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
 Sudle welding

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 27


Spesifikasi Teknis

Mula-mula kedua mermukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan


cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sedia dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan
sambungan segera pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu
untuk beberapa saat. Setelah sambungan dinding baru pipa dilubangi dengan
alat yang biasanya sudah ada pada sambungannya.

C. PENGGELONTORAN PIPA
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh
direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap kea rah hilir. Jangka
waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh direksi. Kontraktor
harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan direksi,
walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh direksi.

D. PENERIMAAN HASIL PEMASANGAN


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan,
bila pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari
pada yang disyaratkan, kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang
diijinkan, dan atas biaya sendiri. Semua kebocoran yang kelihatan harus
diperbaiki.

VIII. PEKERJAAN LAIN – LAIN


1. Yang dimaksud pekerjaan lain – lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS
ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan;
misalnya pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di
lapangan. Pekerjaan Pembersihan Lapangan Selama Kegiatan Berlangsung. Yang
termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek
berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai
dengan petunjuk Direksi pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua,
lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa – sisa material yang tidak
terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor.
2 Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan. Pekerjaan yang belum sempurna harus diperbaiki, halaman harus
ditata rapi dan semua yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3 Meskipun telah ada pengawas dan unsur – unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

IX. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan kewajiban
pada masa pemeliharaan,

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 28


Spesifikasi Teknis

5. Kontraktor harus membuat sistem periodik tentang kondisi hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan.

X. PENUTUP
1. Pelaksanaan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas / Direksi terlebih dahulu.
2. Pekerjaan lain – lain yang merupakan komponen pelengkap fasilitas fisik
bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dalam pasal – pasal di
atas.
3. Apabila didalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan hal – hal yang
dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan
pekerjaan hal ini menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan diselesaikan,
maka harus dianggap bagian tersebut telah dimuat dalam spesifikasi ini, jadi
tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah.
4. Pekerjaan harus selesai dilaksanakan dalam jangka waktu 50 (lima puluh) hari
kalender sejak tanggal penerbitan SPMK dan diserahkan untuk yang pertama
kalinya.
5. Hal – hal lain yang belum diatur dalam spesifikasi ini yang dianggap perlu, akan
ditentukan kemudian dalam naskah Berita Acara Penjelasan / Kontrak.

Batang, 06 September 2022


MEMERIKSA/MENYETUJUI
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

DEBBI SINTYA RENGGANIS, S.H


NIP. 19780321 200901 2 001

Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 29

Anda mungkin juga menyukai