KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM ( SPAM ) DI DAERAH KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN :
( TAHUN 2022 )
LOKASI :
VI
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
I. SYARAT- SYARAT UMUM UNTUK PELAKSANAAN
1. PERATURAN UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Di Daerah Kabupaten/Kota
Pekerjaan : Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang
1.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim
disebut A.V./SU/41 ( syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum
yang dilelangkan ).
1.3. Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat kecuali dinyatakan
lain dalam rencana kerja dan syarat – syarat ini. Peraturan tersebut adalah :
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung SKSNI T-15-
1991-03
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 (NI-2)
- Peraturan Perencanaan Struktur Beton bertulang SKSNI 1993
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982 (PUBI 1902)
- PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
- PP No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22
tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
- PermenPUPR RI No.1 th 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya
Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
- Peraturan – peraturan lain yang mengikat dan berlaku di Indonesia
1.4. Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan
setempat dan peraturan yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
2.6. Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat
tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disyahkan oleh
Direksi dan gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
2.7. Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar bestek baik
penyimpangan atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak,
Rekanan/Kontraktor harus membuat gambar kerja atau gambar penjelasan
(Shop Drawing) untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas/KPA/konsultan pengawas/direksi.
2.8. Perintah Untuk Pelaksanaan
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk – petunjuk, maka petunjuk – petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang – orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor.
2.9. Gambar – gambar dan Ukuran
a. Gambar – gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :
- Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
- Gambar perubahan yang disetujui Direksi
- Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar–gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Gambar
tersebut harus dipasang kontraktor di direksi keet.
c. Sesudah selesainya masa pelaksanaan atau pada penyerahan pekerjaan harus disertai
Gambar as built drawing.
d. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.
2.10. Kontraktor harus menyediakan tenaga–tenaga dan peralatan sesuai dengan
keperluannya dan kemudian memelihara atau memindahkan peralatan tersebut ke
lokasi pekerjaan. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kelangsungan pekerjaan.
2.11. Wilayah Kerja
a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan bangunan di
tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali
ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan – bahan bangunan di sekitar lokasi pekerjaan, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi
yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.
2.12. Kontraktor harus membuat gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan
(As Built Drawing) yang jelas, memperhatikan perbedaan atau perubahan antara
gambar-gambar dalam Dokumen Kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan.
Gambar tersebut harus diserahkan sebelum Serah Terima Pekerjaan Tahap I
(PHO).
5. KEWAJIBAN KONTRAKTOR
5.1. Kontraktor harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan RKS, Gambar –
gambar pelaksanaan dan dokumen lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini
termasuk juga untuk menyediakan alat dan bahan – bahan yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan dengan mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas / Direksi.
5.2. Kontraktor harus menyediakan alat – alat yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan dan sebanding dengan volume pekerjaan dan batasan waktu
pelaksanaan dalam kondisi yang baik serta menyediakan tenaga kerja yang
ahli/cakap dan menunjuk seorang wakil yang harus selalu berada ditempat
untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan yang dilaksanakan sehari – harinya.
5.3. Kontraktor harus memperbaiki kerusakan lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan
yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini dan harus bersedia melakukan
penggantian baik biaya maupun bahan.
5.4. Kontraktor harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaan dalam keadaan selesai
dan baik termasuk kebersihan lokasi / lingkungannya.
5.5. Kontraktor harus membayar pajak-pajak dan retribusi sesuai dengan peraturan
yang berkenaan dengan pekerjaan ini,seperti Astek,Galian Gol C, IMB dan ijin-
ijin lainnya.
5.6. Kontraktor harus membuat laporan – laporan yang meliputi :
a. Laporan Perkembangan Mingguan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, yang
berisi : perkembangan fisik pekerjaan ( progress ), tingkat perkembangan
berdasarkan pada time schedule, rekap tenaga kerja, material, peralatan,
pengamatan waktu yang berjalan, cuaca, permasalahan yang timbul dan
penyelesaiannya. Merupakan rekapitulasi laporan harian.
b. Laporan Harian
Kontraktor harus mempersiapkan laporan harian dari masing – masing seksi pekerjaan
seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi.
Laporan tersebut berisi : pekerjaan yang dipekerjakan, material, jumlah tenaga
kerja, cuaca dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 4
Spesifikasi Teknis
6. JADWAL PELAKSANAAN
6.1. Dalam waktu secepat – cepatnya 7 hari serta selambat – lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action
plan tertulis lengkap dengan gambar – gambar pendukung metode kerja, sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan secara terperinci dan cara melaksanakan pekerjaan.
6.2. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan. ( Network Planning atau Kurva-S ).
6.3. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas, akan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
6.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja tersebut kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan ( prestasi kerja ).
6.5. Direksi/Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut sebagai dasar untuk menentukan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan penyimpangan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
5. SPLIT/KERIKIL
5.1. Split adalah batu pecah yang harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi 25 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 2 mm.
5.2. Split Beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI 1971 (NI-2)
diantaranya : harus terdiri dari butir-butir keras, tidak berpori, tidak
pecah/hancur oleh pengaruh cuaca.
5.3. Split harus cukup bersih tidak boleh mengandung lumpur melebihi batas
peraturan.
5.4. Ukuran Split untuk pekerjaan ini ditentukan 2 - 3 cm.
b. Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.
c Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang
pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang
boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang
yang berpengalaman.
d. Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang
dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya
pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan
memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang
setiap batang pipa adalah 6 meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
e. Aksesories Pipa Galvanis yang disediakan Penyedia Jasa harus berkualitas
bagus dan bila mungkin dari jenis model yang sama dan dikeluarkan oleh satu
pabrik. Seperti Gate Valve All Flange yang digunakan harus berkualitas bagus,
dengan merk Fa.
f. Penyedia Jasa menyediakan aksesories galvanis sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam RAB / Gambar kerja.
g. Aksesories besi untuk sambungan rumah harus sesuai yang tercantum dalam
BQ. Water meter harus berstandar SNI terbuat dari besi / kuningan, dengan
merk onda,amico atau Fa. Stop kran, Kran , Plug kran terbuat dari besi dan
berkualitas bagus dengan merk Onda.
d. Sifat Fisik
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang dambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 200°C. contoh yang diuji supaya diambil
dari permukaan sebelah dalam pipa.
Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
e. Dimensi Pipa
- Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI No.4829.2:2015
tentang pipa polietilena untuk minum Bahan Baku Pipa. Dimana bahan baku
yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum.
- Pipa HDPE yang dipakai PE-100 S 6,3 SDR 13,6 PN 12,5 , dengan ketebalan
untuk pipa diameter 3” mempunyai ketebalan 6,6 mm. Sedangkan PE 2”
ketebalan 4,7 mm.
f. Sambungan
- Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa
dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 13
Spesifikasi Teknis
terkait lainnya. Materi sosialisasi melingkupi maksud dan tujuan kegiatan serta
pelaksanaan teknis kegiatan.
2. Membersihkan tanah lokasi pekerjaan dari segala material/unsur yang bersifat
merusak konstruksi pekerjaan sampai benar – benar bersih.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
persiapan guna menunjang kelancaran pekerjaan, yang meliputi antara lain :
mobilisasi peralatan, penyiapan sarana pekerjaan, pembuatan pagar dan jaring
pengaman pekerjaan, pembuatan kantor direksi dan gudang penyimpanan serta
pekerjaan persiapan lainnya.
4. Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh
Rekanan/Kontraktor bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan pekerjaan tanpa dimasukkan di dalam anggaran biaya/kontrak.
5. Sebelum pekerjaan saluran dimulai, diminta kepada Rekanan untuk
berkoordinasi dengan pihak terkait masalah pengaliran air,supaya ditutup bila
pekerjaan akan segera dilaksanakan.
2. Pekerjaan Pengurugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki dapat
digunakan tanah urug sejenis tanah padas, sirtu atau sisa tanah keprasan
(bukan humus) dari tanah lahan yang ada di dalam lokasi.
b. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilakukan seijin Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
c. Setiap tanah urug harus dibersihkan dari tunas tumbuh – tumbuhan dan
segala macam sampah atau kotoran, tanah urug harus berjenis tanah
berbutir (tanah ladang) atau berpasir dan tidak terlalu basah, tidak
mengandung bahan organik dan brangkal.
d. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (stamper) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbris kecuali pada bagian – bagian
tertentu.
3. Pekerjaan Urugan Pasir
a. Pekerjaan urugan pasir dilakukan di bawah pondasi dan di bawah lantai.
Ketinggian urugan sesuai dengan gambar kerja
b. Urugan pasir dimaksudkan sebagai bantalan untuk memperoleh permukaan
yang rata dan berfungsi untuk mencegah air dari bawah naik secara
kapiler.
c. Urugan pasir ini harus dipadatkan (ditimbris) dengan disiram air sampai
kenyang/jenuh.
4.Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai
diurug dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun non
konstruksi.
2. PEKERJAAN PONDASI
2.1. Pondasi yang dipakai, adalah :
Pondasi Batu Belah
- Sebelum pondasi dipasang, jika parit tergenang air maka air tersebut harus
dikuras atau dipompa keluar dahulu sehingga parit menjadi kering.
- Material batu belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak
retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan
terbungkus lumpur tidak boleh dipakai.
- Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batu belah 1Pc : 4 Ps.
2.2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan
kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan
pondasi dimulai, ijin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara
tertulis.
mempunyai jarak bebas antara atau terhadap besi beton minimal 5 cm.
Untuk menjamin barang tersebut tetap pada kedudukannya dengan cara
mengikat kawat atau mengelas pada besi beton tidak diperbolehkan.
1.6. Mempersiapkan Permukaan Pembetonan
a. Permukaan tanah sebelum dicor diatasnya harus diperciki benar-benar
dengan air dan dijaga tetap basah sampai waktunya pembetonan
diatasnya. Permukaan harus bebas dari genangan air, lumpur dan
sampah.
b. Permukaan beton (lama) baik samping maupun atasnya yang akan dicor
beton (baru), ditetapkan sebagai sambungan konstruksi. Permukaan
sambungan horisontal diratakan, agar menghasilkan permukaan yang
dapat diterima. Apabila permukaan telah dipersiapkan, semua
sambungan konstruksi harus ditutup dengan lapisan adukan setebal
kurang lebih 25 mm. Kekentalan adukan harus cukup baik untuk
pengecoran dan pengerjaannya seperti ditentukan berikut ini :
Adukan harus ditebarkan merata dan bila mungkin menggunakan sapu
kawat, untuk menggosok adukan kedalam permukaannya. Beton baru
segera dicor diatas adukan cor yang masih segar.
c. Bila pengecoran harus ditunda untuk waktu cukup lama hingga beton
mengeras, permukaan harus diberi bentuk dengan menggunakan acuan
lain, sehingga meyakinkan menjadi kesatuan dengan pekerjaan
berikutnya, asal pembuatan sambungan konstruksi hanya akan dilakukan
ditempat-tempat tersebut bila disetujui direksi/pengawas.
d. Pengecoran tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi/pengawas.
Semua bidang permukaan acuan dan barang-barang yang akan ditanam,
yang kotor oleh acian kering berasal dari cor beton sebelumya harus
dibersihkan.
1.7. Pembersihan Air
Beton tidak boleh dicor, sebelum air yang ada diruang yang akan diisi
beton telah dikeluarkan dengan pipa, dikeluarkan dari acuan dan
dibersihkan. Beton tidak boleh dicor dibawah air tanpa ijin
direksi/pengawas. Air tidak boleh mengalir diatas permukaan beton
dengan cara dan kecepatan arus yang dapat merusak permukaan beton.
1.8. Mengaduk
Semen, pasir dan agregat kasar harus diaduk dengan ditambah sejumlah air
sehingga merata dan menghasilkan kekentalan yang sama. Semua beton
harus diaduk dalam mesin pengaduk dengan tipe dan ukuran yang disetujui
hingga mendapatkan hasil yang seperti yang telah ditentukan.
1.9. Pengecoran Beton Di Udara Panas
Harus dihindari agar tidak terjadi pengerasan beton terlalu cepat. Suhu
beton yang dicor tidak boleh melebihi 32 o C. Beton yang baru harus
dilindungi setelah dicor serta pemeliharaan segera dimulai setelah
permukaan beton cukup mengeras.Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pengecoran bila dianggap tidak mempunyai sarana dan
pemeliharaan serta penyelesaian beton yang telah dipersyaratkan.
1.10. Pemadatan Dan Penggetaran
Bila beton dicor dalam acuan, maka harus ditempatkan dan dipadatkan
pada seluruh ketebalan lapisannya harus menyatu menjadi bahan yang
padat dan merata, mengisi semua sudut dan sisi, mengikat besi
penulangannya tanpa kantong batu dan hanya menampakkan kelebihan air
sedikit di permukaan. Penggetar mekanis harus digunakan, terkecuali
diperbolehkan pemadatan dengan tangan oleh direksi/pengawas.
Penggetaran menggunakan tipe yang dicelupkan dan frekuensi dalam beton
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 18
Spesifikasi Teknis
minimal 3.000 putaran per menit. Tidak dibolehkan salah satu bagian
beton kena getaran lebih dari 20 detik. Tidak boleh dilakukan secara
langsung melalui penulangan ketempat bagian beton yang mulai mengeras.
Pemadatan harus sesuai persyaratan PBI 1971, dan menggunakan penggetar
dengan jumlah memadai.
jawab atas ketepatan ukuran dan perincian, dan harus diteliti oleh
direksi/pengawas sewaktu pemasangan.
2.2. Pembuatan
Tulangan harus dibuat seteliti mungkin, ukuran sesuai gambar. Tidak
menggunakan cincin (beugel) yang lebih besar ukurannya agar mendapat
selimut beton yang cukup. Tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan
cara yang akan melukai bahannya. Pembengkokan dan penekukan tidak
boleh dengan dipanaskan tapi secara dingin kecuali atas persetujuan
direksi. Batang untuk beugel dan pengikat harus dibengkokkan mengelilingi
pen yang berdiameter tidak kurang dari dua setengah kali tebal batang
yang terkecil.
2.3. Pemasangan
a. Besi tulangan sebelum dipasang harus bersih dari tepung yang mudah
lepas, sisik karatan dan lumuran yang dapat menghilangkan atau
mengurangi pengikatan. Bila terjadi kelambatan pengecoran, besi
tulangan harus diperiksa kembali.
b. Pemasangan
Besi tulangan harus dipasang secara tepat sesuai gambar, diperkokoh
dengan diikatkan kawat beton atau jepitan yang cocok, tiap jarak
tertentu, ditunjang atau diberi antara dengan bantalan beton atau
logam atau gantungan dari logam, namun tidak boleh dipasang
berhubungan langsung dengan acuan. Kawat ikat ditekuk menghindari
acuan agar menghasilkan selimut beton yang disyaratkan.
c. Sambungan Batang
Kecuali tertera atau ditentukan lain dalam gambar, sambungan tulangan
vertical dalam kolom dan semua sambungan batangan lain harus ada
lewatan minimal 64 kali diameter batangnya. Panjang lewatan bagi
batang yang beda diameternya harus berdasarkan diameter terbesar,
dan dapat dilas sesuai persyaratan lokal.
d. Ijin Direksi / Pengawas
Tidak diperkenankan menutupi besi tulangan dengan beton sebelum
jumlah dan letak tulangan diperiksa direksi/pengawas dan diberi ijin
untuk melanjutkan dengan pembetonan. Direksi/pengawas harus diberi
cukup waktu untuk memeriksanya.
2.4. Pelurusan
Besi tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan dengan cara yang
akan melukai bahannya. Batangan dengan tekukan ikat yang tidak tertera
di gambar tidak dibenarkan.
4.4.Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan
bidang lainnya.
4.5. Pekerjaan acian dilaksanakan pada permukaan beton.
5. PEKERJAAN PENGECATAN
5.1. Pekerjaan Cat Tembok
a. Mengecat semua dinding yang kelihatan pada bagian luar dengan cat tembok
( cat exterior ) sampai baik menurut penilaian Direksi.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi air. Setelah
kering kemudian didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya menjadi rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit
3 ( tiga ) kali dengan kuas cat sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.
c. Cat tembok yang digunakan memakai merk Mowilex dan warna akan
ditentukan kemudian oleh Direksi.
5.2. Pekerjaan Cat Besi
a. Mengecat semua pipa galvanis yang kelihatan pada bagian luar dengan cat
besi sampai baik menurut penilaian Direksi.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan kemudian dicat paling sedikit 3 (tiga) kali sampai menurut
penilaian Direksi.
c. Cat besi yang digunakan memakai merk dan kualitas yang baik (warna akan
ditentukan kemudian oleh Direksi ).
e. PENGGALIAN
1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui
termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan
kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta
oleh direksi. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara
semua pendukung dan penompang yang mungkin diperlukan untuk dinding
sisi galian dan semua pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui
untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air
hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang mencapai
lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun
kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding dan permukaan seluruh galian
dimana pekerjaan kemungkinan mengalami bahaya dari tanah yang tidak
stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penerapan/penompangan,
membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya. Kontraktor harus
menyediakan, memasang dan menjaga turap,penompang dan lain-lain, yang
perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertendanya pekerjaan ataupun membahayakan
bangunan yang ada disekitarnya.
2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bagunan,utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan
yang ada. Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan
selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
3. Penggalian Tanpa Ijin
Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang
ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian
tanpa ijin harus diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang
diperintahkan oleh direksi. Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian
yang tidak dijinkan tersebut memerlukan penggunaan beton tumbuk atau
batu pecah, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan bahan
tersebut dengan baik.
4. Galian Terbuka
Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi .Galian terbuka
tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar pekerja
dapat bekerja secara aman dan efisien.
Lebar galian terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat
dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.
Lubang galian untuk penyambungan
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 23
Spesifikasi Teknis
f. URUGAN
Urugan mencakup menyediakan. Menempatkan dan memadatkan semua bahan
untuk mengisi/mengurung galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan
lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau
bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam
gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian
pekerjaan, kontraktor harus menyediakan sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
1. Bahan urugan
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda pada yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organic seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan
tidak bersifat mengembang (non exrisive nature)
2. Urugan Pada galian
Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Pasusukan Kec. Bawang - 24
Spesifikasi Teknis
C. PENGGELONTORAN PIPA
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh
direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap kea rah hilir. Jangka
waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh direksi. Kontraktor
harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan direksi,
walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh direksi.
5. Kontraktor harus membuat sistem periodik tentang kondisi hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan.
X. PENUTUP
1. Pelaksanaan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas / Direksi terlebih dahulu.
2. Pekerjaan lain – lain yang merupakan komponen pelengkap fasilitas fisik
bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dalam pasal – pasal di
atas.
3. Apabila didalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan hal – hal yang
dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan
pekerjaan hal ini menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan diselesaikan,
maka harus dianggap bagian tersebut telah dimuat dalam spesifikasi ini, jadi
tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah.
4. Pekerjaan harus selesai dilaksanakan dalam jangka waktu 50 (lima puluh) hari
kalender sejak tanggal penerbitan SPMK dan diserahkan untuk yang pertama
kalinya.
5. Hal – hal lain yang belum diatur dalam spesifikasi ini yang dianggap perlu, akan
ditentukan kemudian dalam naskah Berita Acara Penjelasan / Kontrak.