Anda di halaman 1dari 27

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI TEKNIS

a. SPESIFIKASI TEKNIS

BAB.I PENJELASAN UMUM


1. Lingkup Pekerjaan :
a. Lokasi Pekerjaan
- Kegiatan : Pelayanan Non Medik Lainnya
- Pekerjaan : Penyempurnaan Gudang Farmasi RSUD dr. Soedirman
Kebumen, Pengadaan AC dan Instalasi AC Central
- Lokasi : RSUD dr. Soedirman Kebumen
- Tahun : 2022

b. Pekerjaan yang direncanakan, yaitu :


- Plafond Gedung Gudang Farmasi
- Pemasangan Tata Udara Gedung Gudang Farmasi

2. Kewajiban Kontraktor :
a. Kontraktor berkewajiban untuk meneliti RKS, Gambar-gambar
pelaksanaan dan Dokumen lain yang berhubungan dengan pekerjaan
ini, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau lokasi
pekerjaan melakukan pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan
kelengkapan pekerjaan.
b. Kontraktor harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan RKS,
Gambar-gambar pelaksanaan dan dokumen lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini serta termasuk juga untuk menyediakan bahan-
bahan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dengan
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pelaksana Kegiatan.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan serta dalam kondisi yang baik, menyediakan tenaga kerja
yang ahli/ cakap dan menunjuk seorang wakil yang harus selalu berada
di tempat untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan yang
dilaksanakan sehari-harinya.
d. Kontraktor harus memperbaiki kerusakan lingkungan disekitar lokasi
proyek yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
e. Kontraktor harus menjamin kesejahteraan dan menjaga keselamatan
kerja pegawainya selama masa pelaksanaan pekerjaan.
f. Kontraktor harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaan dalam keadaan
selesai dan baik termasuk kebersihan lokasi /lingkungannya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
Di dalam melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/kontraktor harus
berpedoman kepada peraturan-peraturan sebagai berikut :
1.3.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat, gambar rencana dan detail, serta Bill
of Quantity adalah bagian yang saling mengisi dan melengkapi serta
dimaksud sebagai pedoman atau patokan untuk melaksanakan
pekerjaan dalam usaha mewujudkan suatu hasil akhir dari proyek
dengan baik dan memuaskan semua pihak.

Spesifikasi Teknis
Page 1
Pekerjaan tersebut meliputi pengadaan material, tenaga, peralatan,
perlengkapan bantu dan semua pekerjaan beserta segala sistem yang
perlu untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna sehingga
menjamin kualitas pekerjaan pembangunan seperti yang disyaratkan
dalam ketentuan ini dan dapat diterima memuaskan oleh Pemberi
Tugas.
1.3.2. Setiap material, peralatan dan perlengkapan bantu yang tidak tercantum
dalam gambar rencana maupun Bill of Quantity, tetapi dijelaskan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat atau sebaliknya, juga setiap material,
peralatan, perlengkapan dan sistem-sistem yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan sampai sempurna harus disediakan oleh
Penyedia Penanggung Jawab dan merupakan bagian dari tanggung
jawab pekerjaannya.
1.3.3. Bila terdapat perbedaaan persepsi antara Rencana Kerja dan Syarat-
syarat, Gambar Rencana dan Detail maupun Bill of Quantity, maka yang
berlaku adalah ketentuan urutan prioritas sebagai berikut : Rencana
Kerja dan Syarat-syarat, Gambar Rencana dan Detail , serta Bill of
Quantity.
1.3.4. Semua material dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan
baru, dari mutu yang terbaik, bebas dari cacat akibat pembuatan,
transportasi dan pemasangan, yang harus dibuktikan dan mendapat
persetujuan Direksi, serta memenuhi ketentuan yang disyaratkan
spesifikasi, gambar rencana dan peraturan umum yang berlaku.
1.3.5. Standard yang berlaku.
- Peraturan-peraturan Umum 1941 (AV-41) atau Syarat-syarat Umum
1941 (SU-41).
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) – 1971 – NI.2. & SNI 03
–1750-1990
- Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI – 3 (1970)
- Peraturan Cement Portland Indonesia NI – 4 (1974)
- Baja Karbon Cor mutu dan cara uji SIOI – 0297 – 80
- Sistem Konstruksi Standart Nasional Indonesia ( SKSNI ) – 1991
- Peraturan Bangunan Baja Indonesia ( PBBI ) - 1981
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961 – NI.5
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- Peraturan Batu Merah sebagai Bahan Bangunan - NI.10.
- Peraturan Genting Keramik Indonesia – NI.19.
- Peraturan Bangunan Nasional.
- Peraturan Umum Ketenaga Kerjaan.
- Keputusan Presiden RI Nomor 29 Tahun 1984.
- Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1988.
- RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan serta Dokumen lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
- Petunjuk dan perintah dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
1.3.6. Semua gambar-gambar detail yang belum tercantum dalam gambar
rencana harus dilengkapi oleh Penyedia dan harus dinyatakan pada
gambar pelaksanaan untuk persetujuan Konsultan Pengawas dengan
sepengetahuan Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.

Spesifikasi Teknis
Page 2
1.3.7. Penyedia harus memeriksa kesesuaian gambar rencana dengan
keadaan di lapangan dan wajib melaporkan pada Konsultan Pengawas
untuk persetujuan pelaksanaan. Semua kesalahan-kesalahan detail dan
ketidaktepatan pada waktu pelaksanaan dan hasil pengerjaan adalah
tenggung jawab penyedia.
1.3.8. Penyedia dianggap telah memperhitungkan adanya revisi-revisi gambar
detail sesuai dengan hasil pemeriksaan di lapangan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali diperhitungkan untuk
pekerjaan kurang.
1.3.9. Apabila terjadi kesalahan gambar maupun spesifikasi atau hal-hal yang
tidak mungkin di dalam pelaksanaan sehubungan dengan desain maka
Penyedia harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas untuk pertimbangannya. Bila Penyedia tidak melaporkannya
maka segala resiko kesalahan menjadi tanggung jawab Penyedia.

4. Gambar-gambar Pelaksanaan, meliputi


a. Gambar-gambar Perencanaan berikut gambar detailnya
b. Gambar-gambar yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor,
yaitu shop drawing ataupun as build drawing yang telah disetujui
Pelaksana Kegiatan.

BAB.II LINGKUP PEKERJAAN


2.1. Pekerjaan meliputi dan tidak terbatas pada :
- Pengadaan barang / material kerja.
- Peralatan-peralatan perlengkapan kerja.
- Tenaga Kerja.
- Sarana dan prasarana Kerja.
- Pembuatan foto-foto proyek (sesuai dengan tahapan pelaporan
kemajuan pekerjaan).
- Penyelenggaraan keamanan proyek, dalam hal ini penyedia harus
berkoordinasi dengan sekuriti/kepolisian setempat.
- Referensi-referensi khusus dan lain-lain.

Ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan untuk pembangunan proyek ini


sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

2.2. Sebelum setiap pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan /


material dimulai Penyedia wajib dan harus menyerahkan :
2.2.1. Spesifikasi, brosur dan sample dari pabrik pembuatnya.
2.2.2. Gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk persetujuan Konsultan
Pengawas / Konsultan Perencana.
2.2.3. Contoh bahan, warna, termasuk mock-up untuk pekerjaan tertentu
sesuai permintaan Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan
Pemberi Tugas untuk penelitian dan persetujuan.
2.2.4. Referensi, lisensi, sertifikat khusus dari pihak yang berwenang
untuk pekerjaan tertentu sesuai permintaan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.
2.2.5. Izin pelaksanaan dari Konsultan Pengawas untuk diteliti dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas, jika tidak memenuhi syarat
akan ditolak dan harus diganti sampai memenuhi persyaratan yang
diminta atas biaya dan tanggung jawab Penyedia.

Spesifikasi Teknis
Page 3
2.3. Marking (tanda-tanda)
Penyedia harus membuat semua marking (tanda-tanda) yang diperlukan
antara lain : Centre Line (CL), Elevasi (peil) dan ukuran luar serta diberi
tanda-tanda yang jelas. Tempat-tempat yang diperlukan diberi marking
antara lain : Semua kolom, dinding, tinggi lantai dan tinggi plafond
sedemikian rupa sehingga finishing akhir dan titik peralatan M/E dapat
dikerjakan setepat mungkin. Penyedia harus membuat marking pada
tempat-tempat tertentu bilamana dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas
tanpa biaya tambahan.
2.4. Penyedia wajib bekerja sama dengan spesialis penyedia untuk pekerjaan –
pekerjaan khusus seperti antara lain : plumbing, listrik, mebelair, interior,
dsb sesuai petunjuk dan permintaan Konsultan Pengawas.
2.5. Penyedia jasa harus memiliki sertifikat dealership resmi dari principal serta
memiliki surat dukungan dan jaminan garansi purna jual dari distributor
utama.

Spesifikasi Teknis
Page 4
B
BAABB -- A
A
PPEEKE RJ AAN ARS IT E
KERJAAN ARSITEKTUR KT U R

PASAL 1
PEKERJAAN PENGECATAN

1.1 UMUM

a. Ketentuan Umum

Data Teknis dan Kartu Warna.


Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat
yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas sesuai Standard Pengecatan yang berlaku
Sesuai dengan ISO 9001 yang dikeluarkan SGS United Kingdom Ltd.

Semua warna ditentukan oleh Konsultan / Owner dan akan diterbitkan


secara terpisah dalam suatu Skema Warna.

Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil


pekerjaan tidak bergelombang, mengelupas dan cacat lainnya.
Jika terjadi cacat seperti tersebut Kontraktor harus melakukan perbaikan
(pengecatan ulang) hingga Pemilik Proyek merasa puas. Biaya perbaikan
seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

b. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan


pekerjaan pengecatan sesuai dengan RKS dan gambar kerja.

Pengecatan dilakukan pada lokasi dinding, plafon dan pada tempat yang
ditunjukan dalan shop drawing.

c. Pengiriman & Penyimpanan

a. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan 5 (lima) kg atau 20 (dua puluh) kg, tidak pecah atau bocor dan
mendapatkan persetujuan dari Pemilik Proyek atau Manajer Konstruksi.

b. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikasi dari agen/distributor yang


menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Kontraktor
bertanggung jawab bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan
sesuai dengan RKS.

Spesifikasi Teknis
Page 5
c. Cat dalam kaleng / kemasan yang masih tertutup patri / segel, dan harus
jelas menunjukkan nama / merek dagang, nomor formula atau spesifikasi
cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk
dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih
absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

d. Contoh dan Pengujian.


a. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi
proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan
mencantumkan indentitas cat yang ada di dalamnya, serta harus
diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan,
sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30
(tiga- puluh) hari.
b. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan Pengawas
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil
secara acak dari kaleng / kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng
/ kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh
contoh yang benar-benar dapat mewakili.
c. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat
tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau asbes berukuran 30
cm x 30 cm untuk masing-masing warna 1 (satu) contoh disimpan
Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Konsultan Pengawas guna
memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
e. Biaya
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna cat
menjadi tanggung jawab Kontraktor

f. Warna
a. Standar warna yang digunakan adalah Pantone Standar Colour dan
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
Kontraktor mengajukan daftar bahan pengecatan maupun colour
scheme kepada Konsultan Pengawas

b. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah seperti


standar yang ditetapkan untuk warna dan Konsultan Perencana
menentukan warna pilihannya, Kontraktor menyiapkan bahan dan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya Kontraktor.
Pencampuran warna atau pemesanan dan pembuatan warna khusus
harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikasi laboratorium untuk
pembuatan dan pencampurannya.

g. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan
juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan.

Spesifikasi Teknis
Page 6
b. Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik
pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik
untuk 4 liter cat.
c. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
d. Ketidaksesuai dalam pengirim dalam dikembalikan.
1.2 BAHAN

1. UMUM

Dinding di cat sekualitas dan setara dengan produk CATYLAC terbuat atas
dasar Resin Acetate Emulsion. Sistem penetapan warna menggunakan Standar
Pantone Matching Colour System.

A. Sifat Umum
o Tahan terhadap pengaruh cuaca
o Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan
o Mengurangi pori-pori dan tembus uap air
o Tidak berbau
o Daya tutup tinggi.

B. Data teknis pada 200 Celcius

CAT EMULSION
 Theoretical Spreding : 10-14 m²/ltr
 Selang Waktu Pengecatan : 2 jam kemudian
 Tebal pada Lapisan Kering : 2 kali lapis

CAT ENAMEL
Cat enamel yang dipakai untuk pengecatan pintu, railing tangga dan
setengah kuda-kuda canopy harus merupakan cat enamel yang baik
setara dengan yang diproduksi oieh Dulux, Glotex atau setara.

1.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Umum.

 Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung


cat, tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
 Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.

Spesifikasi Teknis
Page 7
 Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
 Prosedur dan tahapan penegecatan harus menurut petunjuk yang
dikeluarkan pabriknya. Untuk pelaksanaannya, Pelaksana pekerjaan
diminta untuk meminta pengawasan /supervisi tenaga ahli dari
pabriknya.

B. Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan yang
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang
sempurna, disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari
pabrik pembuat cat dimaksud. Setiap tahap pengecatan harus
dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering)
minimal 2 x pengecatan dan menjamin hasil akhir pengecatan
yang sempurna.

C. Metoda Pengecatan.

 Cat dasar untuk permukaan pelesteran dan beton diberikan dengan


kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan kayu diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya dengan kuas atau spayer.
 Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan
kuas atau disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan
sprayer.
 Khusus untuk dinding luar maka lapisan akhir harus menggunakan
jenis Weathershield sebanyak 2 (dua) lapis.

B. Pekerjaan Persiapan
 Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan dinding,
langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan.
 Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut Dinding atau
bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
 Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
 Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
 Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga
terdapat urutan -urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar
sampai dengan pengecatan akhir.
 Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.

Spesifikasi Teknis
Page 8
E. Pekerjaan Pengecatan
Cat Plafond Kalsiboard
o Sebelum pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan
harus rata, kering danbersih dari segala kotoran, minyak dan
debu.
o Pengecatan disyaratkan menggunakan roller. Untuk permukaan
dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas
yang baik/halus.
o Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 jam.
o Setelah kering pemukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.
o Kemudian dicat dengan lapisan pertama.

PASAL – 2
PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

Pemasangan Besi Hollow ukuran 40 x 20 mm dan 40 x 40 mm tebal


0,25 mm untuk Rangka plafond minimum dipasang tiap jarak modul 60 x
80 cm,penutup palfond menggunakan PVC POLOS untuk area
dalamdan Kalsiboard untuk area luar (tritisa).List plafond menggunakan
list gypsum (Tritisan) kualitas baik.Jarak Rangka Besi Hollow
disesuaikan dengan pemasangan penutupnya. Rangka plafond
digantung dengan baik dan kokoh pada perkuatan plafond di atasnya.
Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku-paku dan alat
penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap. Ukuran dan pola
plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.

Spesifikasi Teknis
Page 9
B
BAABB --B
B
PEKERJAAN STRU KT
PEKERJAAN STRUKTURU R

Pasal - 1 STRUKTUR BAJA


Semua material baja harus baru dan disetujui Pengawas walaupun Kontraktor telah
menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat Kontraktor
untuk tetap bertanggung jawab. Semua material untuk konstruksi baja harus
menggunakan baja yang baru dan merupakan “Hot Rolled Sructural Steel” dan
memenuhi mutu baja ST 37 (PPBI-83) atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101-1970).

Baja harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan
untuk mencampur-adukan bermacam-macam sumber baja tersebut untuk pekerjaan
konstruksi atap. Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.

Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu baja yang akan dipakai, sesuai
dengan petunjuk Pemberi Tugas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian
Pemberi Tugas. Jumlah test baja dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau
tiap 10 ton = 1 buah test baja. Percobaan mutu baja juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh pengawas.

Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasikan harus
lurus dan tidak ada tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua
pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh bertekuk dan
bengkok.

Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat
baja dan dicat.

Kekurangan tepat atau pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,


diperbaiki atau diganti dengan yang baru atau biaya Kontraktor.

Pengawas dan Konsultan Perencana berhak meninjau bengkel dan memeriksa


pekerjaan fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum =
2400kg/cm2 bilamana perlu atas biaya Kontraktor. Semua baja yang digunakan harus
sesuai dengan bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena
tumbukan, tekuk atau punter, dengan berat sesuai gambar rencana.

Semua fabrikasi yang dilakukan Kontraktor harus mengajukan gambar kerja (shop
drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut
disetujui. Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-
hal berikut :

o Dimensi Lay Out danlam metrik.


o Type dan lokasi sambungan.
o Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat unit konstruksi.

Spesifikasi Teknis
Page 10
Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu
sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan
dilakukan. Sisa-sisa atau material las yang berlebihan atau kerak-kerak las harus
dibersihkan.

1. GAMBAR KERJA DAN METODE PELAKSANAAN

Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja


yang diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui
Pengawas. Bilamana disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pengawas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atau ketepatan ukuran-ukuran
selama erection tetap ada pada Kontraktor.
Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan. Sebelum
memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan,
mengingat pelaksanaan ceiling dilakukan pada pabrik yang telah berfungsi.

2. TANDA-TANDA PADA KONSTRUKSI BAJA

Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang
dengan mudah.

3. PENGELASAN

Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru


dapat dilaksanakan dengan seijin Pengawas dan menggunakan mesin las
listrik.

a. Kawat las yang dipakai adalah harus merk “Kobesteel” atau yang setaraf.
b. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman.
c. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada beban bajanya.
d. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada atempat yang dpaat
tetap menjamin komposisi dan sifat-sifat elektrode selama masa
penyimpanan.
e. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektrode
tersebut.
f. Teknik/cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu
dan kualitas dari las yang dikerjakan.

Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang
memberi pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga
harus bersih dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar, bekas potongan api harus digurindan dengan rata. Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
a. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih
rendah 0 derajat F.
b. Pada temperatur 0 derajat F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai
sejauh 7,5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
c. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau berbengkok

Spesifikasi Teknis
Page 11
d. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari
satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-
percikan logam yang ada.

4. SAMBUNGAN

Sambungan – sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang


bekerja selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan
batang. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang.
Yang dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja
dimana hanya ujung-ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.

5. PEMOTONGAN BAJA

Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya
boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan
mesin las sekali-kali tidak diperkenankan

6. PENYIMPANAN MATERIAL

Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di ats papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan eprmukaan tanah,
sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak, bengkok.

Kontraktor harus memeberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman


dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan pengawas. Kontraktor harus
memberitahukan pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin
bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor.
Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, kontraktor harus mengganti
dengan yang baru.

Sebelum erection dimulai, kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan


angker-angker baja dan memberitahukan kepada pengawas metode dan
urutan pelaksanaan erection. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan
ketinggian daerah lainnya diukur dengan theodolite oleh kontraktor dan
disetujui pengawas. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk
kolom di mana jarak-jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dan akurat
untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar
selama pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser. Dasar kolom dan
bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata betul
Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanis (crane).
Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel
baja.

Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih
dari 1/1000 panjang batang/komponen batang. Penyimpanan pertemuan
sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat perletakan maksimum 0.5 cm
dari kedudukan pada gambar kerja ke arah horisontal dan 1 cm ke arah
vertikal. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak
akan diperbolehkan dipakai untuk erection.

Spesifikasi Teknis
Page 12
Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga
ahli. Tenaga ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab
atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection
tersebut harus mendapat persetujuan pengawas dan berpengalaman dalam
erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak
menguntungkan bagi struktur.

Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di


lapangan, sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja dari
Departemen Tenaga Kerja. Untik ini Kontraktor harus menyediakan ikat
pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya,
oleh sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada
masalah erection.

7. PENGECATAN

Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, gemuk dan
sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit atau solvent atau lainnya
yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush. Mekanik. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini,
pengecatan dasar pertama sudah harus dilakukan. Sebelum pengecatan,
Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk aplikasi dari semua bahan cat.

Cat dasar pertama adalah cat zin chomet primer 1 (satu) kali di Workshop
dengan menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 50 mikron. Cat finish
dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi
selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).

Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat langsung sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan.

Spesifikasi Teknis
Page 13
P
PEEK
KEER
RJJA
AAAN
N TTA
ATTA
AUUD
DAAR
RAA

1.1. PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA DAN PENGHAWAAN

1.1.1. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC teknologi High Static untuk Gedung
Farmasi beserta seluruh peralatan bantunya secara lengkap, sehingga sistem berjalan
dengan baik.
 Pekerjaan Pemipaan Refrijeran dari Indoor Unit ke Condensing Unit / Outdoor Unit
menggunakan pipa jenis ASTMB 280 untuk Refrigerant R410a (ramah lingkungan).
 Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase yang
disediakan.
 Pekerjaan Ducting, Difuser, Grille, Filter, beserta peralatan bantunya secara lengkap
 Instalasi Daya.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan panel
daya dengan outlet daya pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan gambar
Perencanaan dan Buku Spesifikasi Teknis.
 Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem sehingga
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk penyediaan peralatan
uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap.
 Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala sampai
dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk setiap peralatan /
unit mesin yang dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk seluruh
peralatan dalam sistem ini.

1.1.2. Condensing Unit / Out Door Unit

a. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen


didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari.
b. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
 Hermetic compressor
 Fixed Speed rotation dengan jenis Scroll
 Air-cooled condenser coil
 Fan dan motor drive dengan power AC
 Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
 Charging valve
 Blue fin condenser coil
 Operasi sistem AC,
Dalam pengoperasiannya, pengatur temperatur ruangan dilakukan dengan
thermostat yang dapat diatur secara remote.
 Kondisi desain,
a. Suhu ruangan : 75 + 4 0F
b. Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH
c. Fresh air ventilation : ASHRAE Standard 62-1981.

1.1.3. Pekerjaan Pemipaan Refrijeran dan Kondensat

 Persyaratan Umum Pemipaan Refrijeran


 Tipe Pipa tembaga harus mengikuti standar ASTMB 280 untuk penggunaan dengan
Gas Refrijeran R410a (Ramah Lingkungan)
 Harus mengikuti 'Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9.1-1965' dan Code
for Refrijerant Piping ASA-B3.5-1962.
 Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan
peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi untuk mendapatkan penyelesaian.

Spesifikasi Teknis
Page 14
 Suction Line
a. Harus dibuat dengan Total Pressure Drop maksimum 3 psi (setara dengan
perubahan temperatur sebanyak 2o).
b. Harus memiliki kecepatan aliran yang cukup untuk menghantar kan oli ke
Comppresor.
c. Harus diisolasi dengan lapisan isolasi yang khusus untuk pipa Refrijeran pada
bagian yang terkena sinar matahari langsung.

 Liquid Line
a. Harus dibuat dengan Total Pressure Drop antara 3 sampai 6 psi (setaraf dengan
perubahan temperatur 1 - 2o).
b. Refrijeran harus pada tingkat keadaan Sub Cooling pada saat mencapai
'Refrijerant Control Device'.
c. Sub-Cooling harus diperhitungkan untuk dapat mengatasi Friction Loss pada pipa
dan Vertical Rise.
d. Liquid Line yang berada di luar gedung, atau yang terkena sinar matahari
langsung harus diisolasi seperti Suction Line.

1.1.4. Persyaratan Pemasangan Pipa Refrijeran

 Sambungan,
a. Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
b. Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai dengan standard
ASA-B.16.181963.
c. Harus dengan proses Hard Solder.
d. Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000 0F.
e. Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan tersebut.
f. Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Nitrogen
pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpu-kan jelaga pada bagian
dalam pipa sambungan/fitting/elbow.

 Belokan-belokan harus menggunakan elbow, tidak diizinkan mem-bengkokan pipa


untuk membuat belokan.
 Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa ditest.
 Pressure Test dan Leaking Test untuk semua sambungan dan Jalur pipa dilakukan
dengan tekanan gas N2 (Nitrogen) selama 1 x 24 Jam dengan tekanan minimal 400Psi
 Setelah dilakukan Pressure dan Leaking test, dilakukan FLUSHING dengan N2 untuk
membersihkan bagian dalam pipa dari berbagai material yang tidak diinginkan dalam
proses aliran gas refrijeran tipe R410a.
 Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa.

1.1.5. Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrijeran

 Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah tersedia
tanpa merobek isolasi tersebut.
 Ketebalan Isolasi harus mengikuti standar ASTMB280 atau mengikuti rekomendasi dari
pabrikan AC yang terpasang
 Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan
menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya.
 Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus diganti.
 Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari langsung, harus
dibungkus dengan Aluminium Foil.
 Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga benar -benar
rapat.
 Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan pelat BjLS
100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.

Spesifikasi Teknis
Page 15
 Pada bagian Filter Drier dan peralatan lainnya, isolasi menggunakan Foamed Plastic
Insulating Tape.

1.1.6. Persyaratan Pemasangan Pipa Kondensat

 Harus dipasang dengan kemiringan minimum 3º


 Sambungan dengan Solvent Cement.
 Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi jenis Styrofoam yang sudah dicetak
setengah pipa dan dibungkus dengan Aluminium Foil, Isolasi sampai penyambungan ke
scope Kontraktor lain.
 Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting.

1.1.7. Pekerjaan Saluran Udara


1.1.7.1. Persyaratan Bahan

 Saluran persegi empat bahan Pre Insulated Alumunium Duct (PU PIR) dengan.
a. Digunakan untuk saluran udara supply & Return dari ruangan yang tidak
menghasilkan udara mengandung asam maupun lemak.
b. Daftar penggunaan bahan untuk saluran dengan kecepatan udara tidak lebih
besar dari 2000 fpm dan tekanan statik tidak lebih besar dari 2 inWG,
menggunakan bahan yang sesuai dengan tabel 20mm , Density 50+/-2 kg/m3
Flame Retardant Class 0, Air Flow Max 12m/s .
c. Standard mutu bahan adalah SII.0137-80.
d. Grilles & Difuser,
Harus memenuhi ketentuan yang sama dengan register dengan kekecualian
tanpa volume damper.
e. Insulasi Saluran Udara
Seluruh saluran udara baik saluran supply dan saluran return harus di insulasi
menggunakan bahan armaflex dengan minimal ketebalan 50 mm kemudian di
lapis alumunium sheet dan di rekatkan dengan ram kawat ukuran 20 x 20 mm
agar bahan insulasi terjaga rapat tidak mudah rusak.

1.1.7.2. Persyaratan Pemasangan

 Pemasangan saluran udara


a. Segala yang tercantum pada gambar adalah gambar perancangan dan bukan
merupakan gambar untuk pelaksanaan seperti definisi gambar yang
dijelaskan di depan.
b. Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada
daerah jalur saluran udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan.
c. Seluruh saluran udara harus dibuat dari bahan PU / PIR yang baru dan bersih
atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat penyimpanan yang dilindungi
atap dan dinding.
d. Seluruh bahan insulasi saluran udara harus dibuat dari bahan Armaflex yang
baru dan bersih atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat
penyimpanan yang dilindungi atap dan dinding.
e. Dimensi yang ditulis/disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah
ukuran bersih sisi dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill
lining harus diberikan koreksi terhadap dimensi saluran baja tersebut.

1.1.8. Persyaratan Unit- Unit Mesin

Single split Ducted system

 Ketentuan Umum,
a. Menggunakan jenis AC Single Split Ducted & Single Split Wall secara lengkap
berikut Aksesories dan system kontrol operasinya (thermostat, Separation
Tube, Filter udara dan kontrol-kontrol lainnya).

Spesifikasi Teknis
Page 16
b. Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang
tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC.
c. Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung dengan
'refrigerant piping' dan diisi refrijerant R410a untuk kemudian dioperasikan
tanpa perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya.

 Condensing Unit,
c. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen
didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari.
d. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
 AC Scroll Hermetic pada tiap modul outdoor
 1 Compressor Scroll Hermetic pada kapasitas Outdoor 8 s/d 12 PK
 3 Compressor Scroll Hermetic pada kapasitas Outdoor 14 s/d 20 PK
 Air-cooled condenser coil
 Fan dan motor drive dengan power AC
 Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
 Charging valve

 Refrigerant Field Piping,


a. Mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat untuk penentuan diameter pipa
penempatan trap, tambahan receiver dan lainnya.
b. Dilengkapi dengan isolasi dari jenis Foamed Neoprene Rubber Pipe Insulation
tebal 0.5 inch, produk Insulflex.
c. Menggunakan 'hard drawn copper tube' sesuai dengan ketentuan pada Bab
Persyaratan Teknis MEP atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat unit AC.

1.1.9. Persyaratan Pemasangan

1.1.9.1. Ketentuan Umum,

 Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba ditapak, segera harus
dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container dengan disaksikan secara
bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi Tugas, Petugas dari perusahaan jasa
pengiriman (carrier/transporter agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual terhadap
kondisi peralatan.
 Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan dan
diserahkan kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh DIREKSI.
 Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik terhadap
peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur oleh DIREKSI.
 Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan perbaikan
dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang paling tidak harus
sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang sempurna ( dengan
sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
 Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi tanggungan dan
atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.

1.1.9.2. Pemasangan Unit Mesin,

 Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus disesuaikan
dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian dengan Dokumen Kontrak,
sehingga dapat mengakibatkan terganggunya operasi, pemborong harus mengajukan
gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui oleh Direksi.

1.1.10. Persyaratan Pengujian


1.1.10.1. Ketentuan Umum,

 Pengujian harus disaksikan oleh Direksi, Perencana serta wakil Pemberi Tugas.
 Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan baik
selama 3 x 24 jam.

Spesifikasi Teknis
Page 17
 Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor harus
mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi
 Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Ahli dari Perwakilan
merk tersebut di Indonesia.

1.1.10.2. Penyediaan Peralatan Pengukur dan Penguji,

 Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan atas biaya
Kontraktor.
 Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya harus
disediakan Kontraktor untuk pengujian adalah :
a. Thermo Hygrograph : 3 (tiga) buah.
b. Sling Psikrometer : 2 (dua) buah.
c. Portable Measuring Station : 1 (satu) buah.
d. Portable Hotwire Anemometer : 1 (satu) buah.
a. Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan, saluran
udara dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian yang diajukan
oleh Kontraktor dan telah disetujui.

1.1.10.3. Pengujian Sistem Pemipaan,

 Dilakukan dengan metoda Hidrostatik Test sesuai dengan ketentuan pada Bab
Persyaratan Teknis ME.
 Tekanan pengujian adalah 400Psi dengan menggunakan N2 (Nitrogen).
 Bila selama 24 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian dinyatakan
selesai.
 Bila terjadi penurunan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut dan
pengujian harus diulangi dari awal.

1.1.10.4. Pengaturan Distribusi Aliran Udara Ke Ruangan,

 Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan seluruh
komponen dalam saluran telah selesai dipasang.
 Pekerjaan yang harus dilakukan :
a. Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan sesuai
dengan yang tertera pada gambar.
b. Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara yang
mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut.
 Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan mesin Air
Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10% atau - 5%.

1.1.10.5. Pengujian Kriteria Kebisingan (Noise Criteria),

 Pengukuran dilakukan terhadap Tingkat Tekanan Suara dalam satuan ukuran atau
skala 'weighing' decible (dB CA) pada berbagai pita frekuensi sehingga dapat dibuat
kurva Noise Criteria.
 Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran dan diplot pada
NC chart.
 Apabila NC melebihi angka-angka perancangan seperti pada pasal terdahulu, maka
Kontraktor harus menambahkan beberapa peredam suara pada saluran udara,
misalnya duct acoustic lining.

1.1.10.6. Penyetelan Dan Pengujian Operasi Sistem Kontrol,

 Setelah sistem dioperasikan, dengan disaksikan DIREKSI, Kontraktor harus


memeriksa seluruh wiring hook-up dari seluruh peralatan kontrol dan melakukan

Spesifikasi Teknis
Page 18
dummy test untuk memeriksa gerakan-gerakan, response dan kehalusan kerja
sistem tersebut.
 Hal-hal yang harus diset dan dilakukan pengaturan (set and adjustment) adalah set
point dan throttling range dari setiap peralatan sehingga tidak terjadi kegagalan
operasi/kerja akibat perbedaan throttling range antara setiap peralatan.

1.1.10.7. Pengujian Operasi Sistem,

 Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan dibersihkan, dan
telah menjalani 'trial-run' selama 3x24 jam.
 Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem dengan
dioperasikan secara terus menerus selama 3x24 jam.
 Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama Direksi dan atas
petunjuk Direksi, hal-hal berikut :
a. Mengamati seluruh sistem pemipaan.
b. Mengamati seluruh sistem saluran udara.
c. Mengamati kerja sistem kontrol.
d. Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam sistem Air
Conditioning.
e. Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan semestinya dan
bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan.

1.1.10.8. Laporan Pengujian,

 Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA, Testing and


Balancing of Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB', National Engineering
Balancing Bureau.
 Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor yang
bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir dan
pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang baik.

1.1.10.9. Pemberian Tanda-Tanda Penyetelan (Marking),

Setelah seluruh sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan fungsinya
Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada pressure gauge, thermometer, valve
opening, flow meter, splitter damper, volume damper dan peralatan pengatur serta
pengukur lainnya dengan cara-cara yang disetujui Direksi.

1.1.11. Persyaratan Teknis Pelaksanaan

1.1.11.1. Lingkup Pekerjaan


 Kondisi Dan Operasi Sistem
Pekerjaan Pemipaan Refrijeran Dan Kondensat
 Pekerjaan Isolasi Thermal Dan Akustik & Pemipaan
 Pekerjaan Saluran Udara
 Persyaratan Bahan
 Saluran persegi empat
 Bahan PU/PIR
 kecepatan udara tidak lebih besar dari 2000 fpm dan tekanan statik tidak lebih besar
dari 2 inWG, menggunakan bahan yang sesuai dengan tabel 20mm , Density 50+/-2
kg/m3 Flame Retardant Class 0 .
Standard mutu bahan adalah SII.0137-80.

1.1.11.2. Lubang Pengujian


a. Harus disediakan lubang-lubang pengujian sesuai dengan tempat – tempat
yang diberi notasi pada gambar dan tempat-tempat lainnya yang dipandang
perlu sesuai dengan kondisi di lapangan.

Spesifikasi Teknis
Page 19
b. Lubang pengujian harus ditempatkan pada daerah dengan aliran turbulen yang
sekecil mungkin.
c. Lubang pengujian dibuat dengan melubangi saluran udara pada sisi – sisinya
dengan diameter 50 mm, mengelilingi saluran udara pada setiap jarak seperti
yang ditentukan oleh SMACNA.
d. Lubang tersebut diberi tutup dari bahan karet penutup sehingga kedap udara
dan dapat dibuka dengan mudah bila diperlukan.

1.1.11.3. Plenum

 Plenum.
a. Dibuat dari bahan dengan persyaratan dan ketentuan seperti pada pembuatan
saluran udara.
b. Dilengkapi dengan access door dan thermometer pengukur suhu udara.
c. Harus dipasang lining akustik, pada sisi dalam plenum.

 Air supply-return terminal


a. Diffusers, grilles dan registers,
 Ukuran harus sesuai dengan ukuran yang dinyatakan dalam gambar.
 Dari bahan aluminium powder coated finish dengan warna standard yang
ditentukan kemudian oleh DIREKSI.
b. Circular, Square, Rectangular Diffuser,
 Untuk penggunaan ceiling air supply-terminal
 Pattern distribusi selama tidak ditentukan lain harus dari jenis 4-way.
 Dilengkapi dengan volume - damper yang dapat diatur dari dalam ruangan
tanpa harus melepas langit-langit.
 Cone harus dapat dilepas tanpa menggunakan alat khusus untuk access ke
dalam saluran udara.
c. Register,
 Harus dari bahan aluminium, dilengkapi dengan sponge rubber gaskets
untuk mencegah kebocoran.
 Supply registers harus dari jenis adjustable double deflection.
 Dilengkapi dengan air volume damper dari jenis group operated, opposed
blade, adjustable type yang diatur dengan kunci melalui sisi muka register.
d. Grilles,

Harus memenuhi ketentuan yang sama dengan register dengan kekecualian tanpa
volume damper.

 Damper
a. Volume damper,
 Volume damper harus dari jenis louvers volume dampers kecuali bila
dinyatakan secara jelas di dalam gambar sebagai splitter dampers.
 Splitter dampers dipasang pada setiap percabangan untuk saluran udara
supply/return
 Louvers volume dampers dipasang pada percabangan saluran udara
utama, percabangan pada plenum atau lainnya sesuai dengan indikasi
pada gambar.
 Kelengkapan dampers, harus dilengkapi casing, blades dari baja galvanis
tebal min. 1,2 mm, worm gear, extension rod assy dan kelengkapan lainnya
untuk pengoperasian.
 Louvers dampers harus factory fabricated
 Splitter dampers harus dibuat ditapak dari BjLS 100-K dengan self locking
operating assy (threaded swivel assy on threaded steel rod) dengan
universal joint untuk sambungan antara batang dengan pelat.

 Lain-lain
Access door untuk saluran udara,

Spesifikasi Teknis
Page 20
a. Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper, dan peralatan
lainnya sesuai dengan indikasi pada gambar untuk keperluan
pengaturan,pemerik saan dan pembersihan.
b. Dibuat dengan ukuran 46x46cm atau sebesar mungkin sesuai dengan ukuran
ducting kecuali dinyatakan lain.
c. Panel pintu harus dari baja tebal 1.4 mm, 2(dua) lapis dengan lapisan isolasi di
tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari bahan baja galvanis dengan
rubber gasket pada tepi-tepi pintu.
d. Dilengkapi dengan jendela (observation windows) dengan double glass.

1.1.11.4. Persyaratan Pemasangan


 Pemasangan saluran udara
a. Segala yang tercantum pada gambar adalah gambar perancangan dan bukan
merupakan gambar untuk pelaksanaan seperti definisi gambar yang dijelaskan
di depan.
b. Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada daerah
jalur saluran udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan.
c. Seluruh saluran udara harus dibuat dari pelat BjLS yang baru dan bersih /
bebas dari karat atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat penyimpanan
yang dilindungi atap dan dinding.
d. Dimensi yang ditulis / disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah
ukuran bersih sisi dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill
lining harus diberikan koreksi terhadap dimensi saluran baja tersebut.
e. Dinding saluran udara harus bebas dari gelombang maupun gelembung-
gelembung setempat, untuk itu pemotongan dan penekukan/lipatan pelat harus
dibuat dengan mesin (mesin potong pelat atau mesin tekuk).
f. Perubahan ukuran dan belokan.
g. Pembersihan saluran udara,
 Pembersihan saluran udara harus dilakukan sebelum outlet terminal
dipasang dan sebelum ceiling dan carpet pada Pekerjaan Finishing
dipasang.
 Sebelum fan dijalankan, saluran udara harus dibersihkan dari segala
kotoran yang melekat, debu, lemak, bekas-bekas pengerjaan dan segala
jenis kotoran lainnya.
 Selama pekerjaan berlangsung, saluran yang telah selesai dikerjakan harus
ditutup dengan rapat menggunakan pelat baja untuk menghindarkan kotoran
masuk ke dalam saluran.
 Bila ditemukan kotoran yang cukup mengganggu maka saluran udara harus
dibongkar untuk dibersihkan dan kemudian bila masih memungkinkan dapat
dipasang kembali.
h. Perapat untuk saluran udara
Seluruh sambungan pada saluran udara harus diberi perapat dari jenis fire
resistant duct sealer untuk mendapatkan saluran udara yang kedap terhadap
kebocoran. Sealant tersebut harus dioleskan pada saat fabrikasi.
i. Sambungan dan detail sambungan
 Saluran udara harus dibuat dengan konstruksi mengikuti ketentuan yang
dikeluarkan oleh SMACNA 'Sheet Metal and Air-Conditioning National
Association' dengan detail konstruk-si seperti yang dicantumkan pada
buku SMACNA 'Low Velocity Duct Construction Standard'.
 Pemasangan semua peralatan di dalam saluran udara harus mengikuti
ketentuan yang diberikan oleh SMACNA.
 Sambungan saluran udara dengan outlet-terminals harus benar-benar
kedap udara, dengan bantuan sealant atau neoprene sponge rubber
gasket pada sambungan tersebut.
 Semua slip-joint harus dibuat dengan arah yang sama terhadap arah aliran
udara sehingga tidak menyebabkan turbulensi pada aliran udara.
j. Konstruksi saluran udara segi empat.

Spesifikasi Teknis
Page 21
 Sambungan pelipit (seams), Groove, Pittsburgh lock seams dan Slip joints
harus digunakan pada seluruh sambungan saluran udara, kecuali
dinyatakan lain dalam buku ini maupun dalam gambar.
 Khusus untuk kitchen exhaust duct dan bath room exhaust duct,
sambungan dibuat dengan solder atau dapat juga dengan sealing
packing seams.
 Sambungan (connection) antara saluran.
 Sambungan antara saluran harus dengan sambungan flange, dari bahan
besi siku yang diikat dengan paku keling terhadap saluran udara, dan
diberi sealing packing untuk menjamin kedap udara.

Baja siku yang digunakan harus mengikuti ketentuan seperti tabel berikut :
Ukuran Flange paku keling Sambungan
Sisi terpanjang
Baja Siku
Saluransaluran Jarak dia. Pitch dia. Pitch
(mm)
(inch)
s/d 12" 25x25x3 1800 4.5 65 8.0 100
13" - 18" 30x30x3 1800 4.5 65 8.0 100
19" - 30" 40x40x3 1800 4.5 65 8.0 100
31" - 42" 40x40x3 1800 4.5 65 8.0 100
42" keatas 40x40x5 1800 4.5 65 8.0 100

k. Penguatan saluran udara


Baja siku atau pelipit yang digunakan untuk perkuatan saluran udara harus
mengikuti ketentuan seperti pada tabel berikut ini :
Perkuatan melebar (Width reinforcement)
ukuran sisi terpanjang standard seam reinforced air duct
saluran (INCH) tinggi seam jarak maks.
s/d 12" 25 1200
13" - 18" 25 900

Ukuran sisi terpanjang angle steel seam reinforced air duct (mm)
saluran (INCH)
tinggi seam jarak maks.
19" - 30" 30 x 30 x 3 900
31" - 42" 40 x 40 x 5 900
42" ke atas 40 x 40 x 5 900

Perkuatan arah memanjang (Longitudinal reinforcement)

ukuran sisi terpanjang dimensi siku


Standing seam (mm)
saluran (INCH) (mm)
1(satu) buah perkuatan di
70" - 88" 40x40x5
tengah
2(dua ) buah perkuatan di
88" ke atas 40x40x5
tengah

l. Penumpu / Penggantung saluran udara.


Baja siku penggantung harus mengikuti ketentuan seperti pada tabel berikut
ini :

Spesifikasi Teknis
Page 22
Ukuran sisi Fitting penggantung
fitting (mm) Jarak
Terpanjang saluran
Baja siku penumpu Maks.
(inch) baja rod )
(mm)
s/d 12" 25x25x3 9 25x25x3 2700
25x25x3 9 25x25x3 2700
13" - 18" 25x25x3 9 25x25x3 2700
25x25x3 9 25x25x3 2700
19" - 30" 30x30x3 9 30x30x3 2700
30x30x3 9 40x40x3 2700
31" - 42" 40x40x3 9 40x40x3 2700
40x40x5 12 50x50x6 2700
42" ke atas 50x50x6 12 50x50x6 2700
50x50x6 12 60x60x6 2700

 Pemasangan Inside Duct Linier


a. Pemasangan duct liner harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam
buku SMACNA, Duct Liner Application Standard.
b. Duct liner dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan indikasi dalam
gambar.
c. Seluruh bagian dalam saluran udara termasuk sambungan melintang maupun
membujur harus tertutup seluruhnya dengan lining material, tidak
diperkenankan adanya celah atau lining yang terputus.
d. Lining material dilekatkan kepada dinding saluran dengan menggunakan
bahan adhesive dengan adhesive – coverage = 100 % demikian juga untuk
daerah sambungan melintang maupun membujur.
e. Adhesive material yang digunakan harus mengikuti persyaratan dari ASC-A-
7001A-1971 Adhesive Sealant Council atau standard lain yang setaraf dan
disetujui.
f. Lining material tersebut selanjutnya diikat dengan pin (mechanical fastener)
dengan bahan yang sesuai dengan MF-1-1971 Mechanical Fastener
Standard atau standard lain yang setaraf dan disetujui.
g. Pada sisi-sisi sudut saluran, bahan lining tersebut harus dipotong sedemikian
rupa sehingga dalam pemasangannya akan terjadi sistem pemasangan saling
tindih dan tekan (overlapped and compressed).

 Pemasangan Alat Sensor/Alat Ukur


a. Peralatan ukur harus dipasang pada daerah dimana pada daerah tersebut
tercapai kepadatan aliran seragam dan mudah dibaca.
b. Daerah dengan aliran udara yang seragam adalah daerah yang berjarak
(minimum) 2 kali diagonal terhadap belokan terdekat atau percabangan yang
terdekat.
c. Peralatan ukur atau peralatan sensor harus ditempatkan di tengah saluran
dengan dudukan dari baja sirip yang cukup kuat (bila perlu diberi penguatan
dengan konstruksi khusus) tetapi tidak boleh mengakibatkan hambatan
terhadap aliran udara tersebut kecuali untuk peralatan ukur tekanan dan
kecepatan udara.
d. Lubang-lubang untuk kabel harus berbentuk bundar dengan diameter 5 kali
diameter seluruh kabel yang akan dilewatkan lubang tersebut, kemudian sisi-
sisi tajam dari lubang tersebut diberi pelindung dari bahan karet yang
berbentuk lingkaran dengan lubang ditengahnya.
e. Lubang tersebut di atas untuk selanjutnya dirapatkan dengan pita perekat
sehingga cukup rapat dalam arti tidak terjadi kebocoran aliran udara melalui
lubang tersebut.

Spesifikasi Teknis
Page 23
1.1.11.5. Persyaratan Unit- Unit Mesin

 Indoor Unit
Ketentuan Umum,

a. Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang


tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC
b. Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung dengan
'refrigerant piping' dan diisi refrijerant untuk kemudian dioperasikan tanpa perlu
ditambah dengan kelengkapan lainnya.

 Condensing Unit,
a. Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen
didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari.
b. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut,
 Semi Hermetic compressor
 Fixed speed rotation dengan teknologi Scroll
 Air-cooled condenser coil
 Fan dan motor drive dengan power AC
 Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter
 Charging valve

 Refrigerant Field Piping,


a. Mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat untuk penentuan diameter pipa
penempatan trap, tambahan receiver dan lainnya.
b. Dilengkapi dengan isolasi dari jenis Foamed Neoprene Rubber Pipe Insulation
tebal 0.5 inch, produk Armaflex atau setara
b. Menggunakan 'hard drawn copper tube' sesuai dengan ketentuan pada
BabPersyaratan Teknis MEP atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat unit AC.

1.1.11.6. Persyaratan Pemasangan

 Ketentuan Umum,
a. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba
ditapak,segera harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container
dengan disaksikan secara bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi Tugas,
Petugas dari perusahaan jasa pengiriman (carrier /transporter agencies) dan
dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan.
b. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemerik-saan dan
diserahkan kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh
DIREKSI.
c. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik terhadap
peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur oleh
DIREKSI.
d. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan
perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang
paling tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan
yang sempurna (dengan sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
e. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi
tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.

 Pemasangan Unit Mesin,


Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus disesuaikan
dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian dengan Dokumen Kontrak,
sehingga dapat mengakibatkan terganggunya operasi, pemborong harus
mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui oleh Direksi.

1.1.11.7. Persyaratan Pengujian

Spesifikasi Teknis
Page 24
 Ketentuan Umum,
a. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil Pemberi Tugas.
b. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan
baik selama 3 x 24 jam.
c. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor harus
mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi
d. Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Akhli dari
Perwakilan merk tersebut di Indonesia.

 Penyediaan Peralatan Pengukur dan Penguji,


 Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan atas biaya
Kontraktor.
 Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya harus
disediakan Kontraktor untuk pengujian adalah :
a. Thermo Hygrograph : 3 (tiga) buah.
b. Sling Psikrometer : 2 (dua) buah.
c. Portable Measuring Station : 1 (satu) buah.
d. Portable Hotwire Anemometer : 1 (satu) buah.
b. Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan, saluran
udara dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian yang diajukan
oleh Kontraktor dan telah disetujui.

1.1.11.8. Pengujian Sistem Pemipaan,


 Dilakukan dengan metoda Hidrostatik Test sesuai dengan ketentuan pada Bab
Persyaratan Teknis ME.
 Tekanan pengujian adalah 8 atm.
 Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian dinyatakan
selesai.
 Bila terjadi penurunan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut dan
pengujian harus diulangi dari awal.

1.1.11.9. Pengaturan Distribusi Aliran Udara Ke Ruangan,


 Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan seluruh
komponen dalam saluran telah selesai dipasang.
 Pekerjaan yang harus dilakukan :
a. Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan sesuai
dengan yang tertera pada gambar.
b. Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara yang
mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut.
 Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan mesin Air
Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10% atau - 5%.

1.1.11.10. Penyetelan Dan Pengujian Operasi Sistem Kontrol,


 Setelah sistem dioperasikan, dengan disaksikan DIREKSI, Kontraktor harus
memeriksa seluruh wiring hook-up dari seluruh peralatan kontrol dan melakukan
dummy test untuk memeriksa gerakan-gerakan, response dan kehalusan kerja
sistem tersebut.
 Hal-hal yang harus diset dan dilakukan pengaturan (set and adjustment) adalah set
point dan throttling range dari setiap peralatan sehingga tidak terjadi kegagalan
operasi/kerja akibat perbedaan throttling range antara setiap peralatan.

1.1.11.11. Pengujian Operasi Sistem,


 Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan dibersihkan, dan
telah menjalani 'trial-run' selama 3x24 jam.

Spesifikasi Teknis
Page 25
 Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem dengan
dioperasikan secara terus menerus selama 3x24 jam.
 Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama Direksi dan atas
petunjuk Direksi, hal-hal berikut :
a. Mengamati seluruh sistem pemipaan.
b. Mengamati seluruh sistem saluran udara.
c. Mengamati kerja sistem kontrol.
d. Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam sistem Air
Conditioning.
e. Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan semestinya
dan bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan.

1.1.11.12. Laporan Pengujian,


 Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA,
Testing and Balancing of Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB', National
Engineering Balancing Bureau.
 Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir
dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang baik.
 Pemberian Tanda-Tanda Penyetelan (Marking),
Setelah seluruh sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan fungsinya
Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada pressure gauge, thermometer, valve
opening, flow meter, splitter damper, volume damper dan peralatan pengatur serta
pengukur lainnya dengan cara-cara yang disetujui Direksi.

1.1.11.13. TABEL SPESIFIKASI TEKNIS

No Deskripsi Bahan / Spesifikasi/Material Merk


1 Air Conditioning Unit :
Type Split Duct : CARRIER
 Type HIGH Static Pressure
 Split Duct 6 PK, 53.000 Btuh, Air
Flow 1.295 CFM, Static
Pressure 160 Pa .
 Split Duct 10 PK, 95.800 Btuh, Air
Flow 5.100 CMH, Static
Pressure 196 Pa .
 Refrigerant R410a
Type Split Wall Mounted : DAIKIN
 Refrigerant R32
 COP Minimal 3.3
 Non Inverter
2 Ducting TD, TDI
 Material: PU (Polyurethane) ( Fire
Resistance)
 Thickness: 20 mm
 Density: 71.49 kg/m3
 Compressive strength: 200
N/mm2
 Thermal conductivity: 0.0117
W/moC
 R value: 2.08
 Flame retendant: Class O
 Weight: 1.46 kg/m3
 Working Tempperature: -60
±80oC

Spesifikasi Teknis
Page 26
 Air flow max in duct: 12 m/s
 Pressure max in duct: 2000 Pa

3 Pipa Refrigerant MULLER, HODA,TECOM


 ASTMB 280

4 Pipa Drain AC
 PVC, Clas AW RUCIKA, WAVIN, POWER

5 Insulation
 Temperature range -200oC ~ INSUFLEX, ARMAFLEX
+116Oc
 Thermal conductivity of ≤ 0.034
W/(m.K) at 0°C and ≤ 0.036 W/(m.K) at
24°C when measured according to
ASTM C 177, ASTM C 518 or EN ISO
8497
 Ukuran menyesuaikan diameter
pipa refrigerant
6 Kabel Power + Kabel Kontrol SUPREME, KABELINDO
 Copper conductor, PVC
insulated, Galvanized round steel wire -
or flat steel wire armoured and PVC
sheathed cable &Fire Resistance Cable
No Deskripsi Bahan / Spesifikasi/Material Merk

7 Kabel Tray TRAY TRAC, SONAJI, TRAKINDO


 Tebal Plat BMT (Base Material
Thickness) 1.5 mm
Pipa Conduit
 (PVC High Impact Ø 20 mm)
8  Standards IEC 61386-1 and IEC ARDILON, ELGIN, HPP
61386- 21

Kebumen, April 2022


Pejabat Pembuat Komitmen

dr. WIDODO SUPRIHANTORO, M.M.


NIP. 19660614 200003 1 005

Spesifikasi Teknis
Page 27

Anda mungkin juga menyukai