Anda di halaman 1dari 204

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAKULTAS TEKNIK

Lokasi :
Jalan Mayjen Sungkono Km. 5, Blater, Kalimanah, Purbalingga

November 2019
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. URAIAN 1. Uraian Umum


UMUM Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari dengan benar dan
PEKERJAAN berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada Gambar Kerja dan
Dokumen Pengadaan ini beserta lampirannya.
1) Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Kontraktor selama waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) dan dianggap bahwa Kontraktor telah benar-benar mengetahui tentang:
- Letak bangunan yang akan dikerjakan;
- Batas persil/lahan maupun kondisi pada saat itu;
- Keadaan permukaan tanah/kontur tanah eksisting.
- Spesifikasi teknis material.
2) Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus memaparkan metode kerja,
teknis dan administrasi di depan PPK, Tim Teknis, Konsultan Pengawas, dan
Konsultan Perencana dalam sebuah forum atau rapat PCM (Pre Construction
Meeting) paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK / Surat Perintah
Mulai Kerja dan hasilnya dituangkan dalam sebuah Berita Acara.
3) Kontraktor wajib melaksanakan Uitzet bersama PPK, Tim Teknis, Konsultan
Pengawas, dengan alat yang disediakan oleh Kontraktor dan hasilnya disepakati
dalam sebuah Berita Acara.
4) Kontraktor diwajibkan melapor kepada Konsultan Pengawas setiap akan melakukan
kegiatan pekerjaan di lapangan.
5) MC-0 (Mutual Check Nol), harus sudah disepakati dan disahkan maksimal 14 (empat
belas) hari setelah ditandatangani SPMK.
6) Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja Arsitek,
Struktur, Mekanikal, Elektrikal, maka gambar Arsitek dan detilnya digunakan sebagai
acauan, dan segera melaporkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas/Tim
Teknis selanjutnya meminta justifikasi teknis/keterangan kepada Konsultan
Perencana sebelum dikerjakan untuk segera mendapatkan keputusan tertulis dan
dibuatkan Berita Acara oleh Konsultan Pengawas. Akibat dari perbedaan tersebut
Kontraktor wajib membuat shop drawing yang hasilnya harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Tim Teknis
7) Apabila terdapat perbedaan Dokumen Gambar Kerja, RKS, dan BQ, segera
melaporkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis selanjutnya
meminta justifikasi teknis/keterangan kepada Konsultan Perencana sebelum
dikerjakan untuk segera mendapatkan keputusan tertulis dan dibuatkan Berita Acara
oleh Konsultan Pengawas. Akibat dari perbedaan tersebut Kontraktor wajib membuat
shop drawing yang hasilnya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis
8) Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) set lengkap Gambar
Kerja dan Dokumen Pengadaan di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat
dipergunakan setiap saat oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 1


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

9) Kontraktor diharuskan membuat shop drawing untuk setiap bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan yang disetujui Konsultan Pengawas.
10) Dalam mengajukan approval semua material, Kontraktor harus meminta persetujuan
PPK, Konsultan Pengawas, dan atau Konsultan Perencana.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN SIPIL/STRUKTUR
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
4. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
5. PEKERJAAN MEKANIKAL
6. PEKERJAAN LANSKAP
3. Situasi Pekerjaan
1) Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung Pendidikan
Fakultas Teknik Universitas Jenderal. Soedirman secara lengkap, jenis pekerjaan
tersebut dapat dilihat pada gambar, dokumen pengadaan dan tercantum pada Bill of
Quantity (BQ), termasuk membantu pembuatan IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
tanpa ada penambahan biaya, sampai selesai dan diserahterimakan kepada
Pemberi Tugas disertai dengan pembuatan Berita Acara,
2) Lokasi pekerjaan ini terletak di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
3) Masa pemeliharaan minimum 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
4) Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukkan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasnya pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap
detail bangunan rencana.
5) Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada (existing) di
Tapak yang meliputi antara lain: pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel, di bawah
tanah, PJU (penerangan Jalan Umum), dan lain sebagainya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
6) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran ataupun
pemindahan hal-hal tersebut di atas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu
sistem yang ada.
7) Di dalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan “klaim” biaya pekerjaan
tambah, sebelum melakukan pemindahan/pembongkaran segala sesuatu yang ada
di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan dahulu ke Konsultan Pengawas.
8) Kelalaian, kurang cakap atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim baik dari segi Mutu, waktu maupun biaya.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 2


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

9) Lahan bangunan akan diserahkan kepada Kontraktor dengan kondisi seperti pada
saat Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan
meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor.
4. Peraturan Teknis Bangunan yang Digunakan
1) Perpres No.16 Tahun 2018. Tentang: Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, beserta
petunjuk teknisnya.
2) Peraturan Menteri PU Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara dan Lampirannya
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
14/PRT/M/2017. Tentang: Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
5) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
6) Permenaker 05/2018 : K3 di Lingkungan Kerja
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 02/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
8) Peraturan Perburuhan di Indonesia. Tentang: Penggunaan Tenaga Kerja Harian,
Mingguan, dan Bulanan/Borongan.
9) Peraturan Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain daerah yang dikeluarkan oleh
Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan Gedung
Pemerintah.
10) SNI 03-7065-2005 Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
11) Peta Hazard Gempa 2017.
12) SNI 1726 - 2012 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
13) SNI 03 – 1734 – 1989 - Beton bertulang dan struktur dinding bertulang untuk rumah
dan gedung, Petunjuk perencanaan.
14) SNI 1727 - 2013 – Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
15) SNI 2847 – 2013 - Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
16) SNI 2052 – 2017 – Baja Tulangan Beton.
17) SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
18) SNI 03-6916-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
19) SNI 2049 – 2015 - Semen Portland.
20) SNI 7064 – 2014 – Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC).
21) SNI Nomor: 2834 – 2000 - Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 3


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

22) SNI Nomor: 7973 – 2013 - Mutu Kayu Bangunan.


23) SNI 2410 – 2002 - Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsion.
24) SNI 07-0603-1989 - Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur, Produksi.
25) SNI 03 - 1736 – 2000 - Tata Cara Perencanaan dan Sistem Proteksi Pasif untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
26) SNI 03 - 2396 – 2001 - Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan
Gedung.
27) Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) Tahun 2011 dan Ketentuan–
ketentuan Setempat.
28) American Society of Testing Material (ASTM).
29) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah.
30) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 68 Tahun 2016.
31) Peraturan Pemerintah No. No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
32) Segala peraturan perundang-undangan yang mengatur perihal pelaksanaan
pekerjaan jasa Konsultasi yang berlaku di Indonesia.
5. Kuasa Kontraktor di Lapangan
1) Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut ‘Project Manager’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor dan mempunyai
kewenangan dalam pengambilan keputusan dalam setiap masalah.
2) Project Manager yang ditunjuk harus sesuai dengan persyaratan dokumen tender.
3) Dengan adanya ‘Project Manager’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
4) Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Project Manager’ untuk mendapat
persetujuan.
5) Bila dikemudian hari menurut pendapat PPK/Tim Teknis dan Konsultan Pengawas
bahwa ‘Project Manager’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti ‘Project Manager’.
6) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk ‘Project Manager’ yang baru atau Kontraktor sendiri
(Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan.
6. Konsultan Pengawas
1) Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh
Kontraktor, jika Kontraktor keberatan menerima petunjuk/instruksi Konsultan
Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 4


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Apabila dalam batas waktu tersebut di atas Kontraktor tidak mengajukan keberatan
maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan Pengawas untuk
segera dilaksanakan. Kontraktor diharuskan merekam atau mencatat setiap
petunjuk/instruksi Konsultan Pengawas dalam buku harian lapangan/pelaksanaan
dan memintakan tanda tangan atau persetujuan Konsultan Pengawas.
7. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)/Pekerja (dan Persyaratan) dan Peralatan
(Umum dan Khusus)
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan/material, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas.
Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
1) Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang cakap
dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-tugas di
lapangan.
2) Semua tenaga kerja yang terlibat di dalam pekerjaan ini harus menyerahkan foto kopi
kartu identitas yang masih berlaku kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Tenaga kerja dari proyek yang diperbantukan pada pelaksanaan pekerjaan ini,
misalnya: operator, mekanik, pengemudi (driver) menjadi tanggungan Kontraktor.
4) Tenaga kerja yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan
menggunakan tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat kurang/tidak
mencukupi tenaga, dapat mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
5) Apabila Kontraktor mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka pada
pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan mengembalikan tenaga kerja tersebut ke
tempat asalnya (demobilisasi).
6) Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Peralatan Bekerja
Kontraktor menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat
(mobile crane/tower crane, dll), dan pengangkut (light truck, dump truck, pick up, dll) serta
peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan Bangunan
Kontraktor menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya dengan disertai bukti
PO (Purchasing Order).
Penyediaan Air untuk Bekerja
1) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dapat membuat sumur pompa
sementara atau disuplai dari luar atau menggunakan sumur eksisting di lokasi proyek
dengan seizin PPK.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 5


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi
penuh dengan kapasitas minimum 3.5 m3.
Penyediaan Air da Listrik untuk Bekerja
1) Kontraktor membuat sambungan listrik baru sementara di lokasi proyek, resmi dari
PLN dengan memasang panel listrik dan meteran listrik yang dikhususkan untuk
pekerjaan Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal,
Soedirman, jika pekerjaan sudah selesai, Kontraktor wajib melepaskan kembali
instalasi beserta panel dan meteran listrik dari lokasi.
2) Jika di lokasi telah terdapat instalasi listrik, Kontraktor dapat menggunakannya
dengan izin PPK, dengan memasang meteran sendiri dan Kontraktor wajib
membayar tagihan penggunaan listriknya setiap bulan.
3) Jika menggunakan trafo baru yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik
gedung/bangunan, Kontraktor wajib membayar tagihan dan abonemen setiap
bulannya.

B. ADMINISTRASI 1. Standar Ukuran


1) Cara perhitungan volume beton pada pertemuan antara kolom, balok dan plat tertera
dalam tabel:

PEKERJAAN DESKRIPSI
NO
1.1. Kolom : Dihitung penuh tidak dikurangi balok dan
plat
1.2. Balok : Panjang dihitung bersih, dikurangi kolom
Pekerjaan Sipil / dan tebal plat
1
Struktur 1.3. Plat : Luas dikurangi void dan kolom
1.4. Galian : Dihitung berdasarkan gambar dengan
acuan dimensi dan tinggi elevasi yang
direncanakan
1.1. Finishing lantai : Luas dihitung bersih batas
dinding dalam
1.2. Finishing plafond : Luas dihitung bersih batas
dinding dalam.
Pekerjaan
2 1.3. Pasangan bata : Panjang pasangan dihitung
Arsitektur
bersih dikurangi kolom struktur, luas kusen dan
kolom non struktur.
1.4. Volume dinding agar dikurangi volume pasangan
dinding homogeneous tile/keramik.

2) Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
yang akan dipakai dan dijadikan pedoman.
3) Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Tim Teknis.
4) Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan disahkan secara tertulis.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 6


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5) Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum


di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari
segi Mutu, biaya maupun waktu.
6) Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak
boleh menambah ukuran tanpa seijin Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Setiap
ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana untuk segera
ditetapkan sebagaimana mestinya.
7) Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam
setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Konsultan Pengawas setiap
terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
8) Kelalaian Kontraktor terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Konsultan Pengawas
berhak untuk membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran
sesuai ketentuan.
9) Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Kontraktor sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor .
2. Dokumen Gambar
Penjelasan Dokumen dan Gambar
1) Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Dokumen termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2) Bila gambar tidak sesuai dengan Dokumen dan atau tidak ada, maka Kontraktor
segera berkoordinasi dengan PPK/Tim Teknis, Konsultan Pengawas, untuk segera
menanyakan kepada Konsultan Perencana sehingga keputusan yang diambil adalah
sepakatan antara pihak-pihak yang terkait.
3) Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib konfirmasi kepada
Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan atau Konsultan Perencana.
Perbedaan Gambar
1) Apabila terjadi pertentangan ketentuan antar dokumen, maka berlaku urutan sebagai
berikut:
a) Adendum Surat Perjanjian,
b) Pokok Perjanjian,
c) Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga,
d) Syarat-syarat Khusus Kontrak,
e) Syarat-syarat Umum Kontrak,
f) Spesifikasi Khusus,
g) Spesifikasi Umum,
h) Gambar-gambar,
i) Dokumen lainnya, seperti; Jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 7


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, dan
jika diperlukan dapat berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
3) Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidaksesuaian dan keragu-raguan di antara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan membuat dan mengajukan shop drawing dan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas dan Tim Teknis secara tertulis, selanjutnya diadakan
pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan atau Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan dokumen yang akan dijadikan pegangan.
4) Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
Shop drawing
1) Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
2) Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
3) Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen
Kontrak ini.
4) Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan
Tim Teknis.
5) Gambar shop drawing yang menjadi acuan For Construction adalah gambar yang
telah mendapatkan cap basah dari Konsultan Pengawas.
6) Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis untuk diminta persetujuannya, harus sesuai dengan
format standar dari proyek yang sedang dikerjakan.
7) Segala penambahan volume yang terjadi akibat kesalahan hitung/ukur oleh
Kontraktor, biaya yang ditImbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Dokumen Terlaksana (As Built Drawing)
1) Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Kontraktor wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
 Gambar-gambar terlaksana (As Built Drawing);
 Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan.
2) Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Kontraktor untuk pekerjaan:

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 8


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pekerjaan Persiapan.
 Suplai bahan, perlengkapan/peralatan kerja.
3) Dokumen terlaksana bisa diukur dari:
 Dokumen pelaksanaan;
 Gambar-gambar perubahan;
 Perubahan persyaratan teknis;
 Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
4) Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
5) Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan
pekerjaan-pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara
operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini
harus dilengkapi dengan daftar instalasi/peralatan/perlengkapan yang
mengidentifikasi lokasi dari masing-masing barang tersebut.
6) Kecuali dengan ijin khusus dari Konsultan Pengawas dan PPK, Kontraktor harus
membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada PPK. Kontraktor tidak
dibenarkan membuat/menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana
tanpa ijin khusus tersebut.
3. Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
1) Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), maka kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan
Perencana.
2) Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan pada waktu pelaksanaan kerja.
3) Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap
deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
Gambar Kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-
lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
4) Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian
dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.
Penggunaan Persyaratan Teknis
1) Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan. Syarat seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap
pasal dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana atau Tim Teknis.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 9


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar yang


berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan
diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan standar produsen bahan yang
menyangkut pekerjaan tersebut.
4. Jadwal Pelaksanaan dan Metode/Rencana dan Persyaratan Kerja
Rencana Pelaksanaan
1) Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerja oleh kedua
belah pihak, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas sebuah
“Network Planning” dan “Time Schedule” mengenai seluruh kegiatan yang akan
dilakukan serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut.
2) Kegiatan Kontraktor untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari:
 Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/
pembantu.
 Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
3) Kegiatan Kontraktor untuk/selama waktu pabrikasi, pemasangan, dan
pembangunan:
 Pembuatan gambar-gambar kerja.
 Permintaaan persetujuan material atau bahan serta Gambar Kerja maupun
Rencana Kerja.
 Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
 Konsultan Pengawas dan Tim Teknis akan memeriksa rencana kerja Kontraktor
dan memberikan tanggapan dalam waktu maksimal 1 (satu) minggu.
 Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau rencana
kerja kepada Konsultan Pengawas, Tim Teknis, dan PPK dan meminta
diadakannya perbaikan/ penyempurnaan atau rencana kerja tadi maksimal 3 (tiga)
hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan PPK atas
rencana kerja ini.
 Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Kontraktor dinyatakan sebagai
pemenang tender, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai
pelaksana pembangunan, Kontraktor harus segera membuat:
a) Site development statement and traffic management layout.
b) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan
secara Diagram Balok (Bar Chart) dan Kurva S (S-Curve)
c) Jadwal pengadaan tenaga kerja.
d) Jadwal pengadaan bahan/material bangunan (termasuk material yang harus
impor).
e) Jadwal pengadaan alat.
f) Jadwal pengadaan subkon/subpenyedia

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 10


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Bagan/diagram tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari PPK dan


Konsultan Pengawas/Tim Teknis sebagai dasar/pedoman Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaanya dan Kontraktor wajib mematuhi dan menepatinya.
Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis
dan persetujuan PPK.
5. Asuransi Pekerjaan, Bangunan dan Pekerja
1) Ketentuan asuransi pembangunan bangunan gedung negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2) Kontraktor wajib mengadakan usaha untuk menjamin keselamatan, kesehatan dan
keamanan para pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memenuhi
peraturan tentang BPJS Ketenagakerjaan Jasa Konstruksi, Asuransi CAR
(Contractor All Risk) dan personal untuk team proyek.
6. Keamanan, Jaminan dan Dokumen K3 (Analisis Resiko dan Penanganan Kejadian)
1) Untuk keamanan Kontraktor diwajibkan melakukan penjagaan, tidak hanya terhadap
pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-
bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon, dan taman-taman yang telah ada,
diwajibkan untuk memasang jaring pengaman (safety net), penyiraman jalan agar
tidak berdebu.
2) Kontraktor berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila
kerusakan terjadi pada bangunan yang telah ada akibat pekerjaan ini, maka
Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki/membetulkan sebagaimana mestinya.
3) Kontraktor harus menjamin keberlangsungan aktivitas di gedung eksisting dengan
aman selama proses konstruksi berjalan.
4) Kontraktor harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak
mengganggu kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.
5) Kontraktor harus menyediakan rambu-rambu proyek untuk menjamin keselamatan
kerja dalam masa konstruksi, rambu-rambu tersebut dibuat dari bahan yang kuat
sehingga bertahan sampai dengan berakhirnya masa konstruksi. Biaya dari rambu-
rambu tersebut termasuk dalam penawaran.
6) Segala operasional yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk
pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan kampus atau jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan
atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Kontraktor harus membebaskan
Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di
atas.
7) Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan yang berada di
sekitar lokasi proyek dan pada jalan raya atau jembatan yang menghubungkan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 11


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

proyek sebagai akibat dari lalu lintas peralatan maupun kendaraan yang
dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan/material guna keperluan proyek.
8) Kontraktor garus menyiapkan tenaga keamanan dan petugas pengatur lalu lintas 24
jam serta selalu berkoordinasi dengan security kampus
9) Apabila Kontraktor memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan
yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya Kontraktor akan
membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Instansi yang berwenang. Biaya untuk
perkuatan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
7. Persyaratan dan Pemeriksaan Bahan dan Komponen Jadi
1) Bila dalam Dokumen ini disebutkan nama dan pabrik pembuat bahan/material, maka
hal ini dimaksudkan menunjukan standar minimal mutu/kualitas bahan yang
digunakan dalam pekerjaan.
2) Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis untuk diperiksa spesifikasinya. Waktu penyampaian
contoh bahan harus sedemikian rupa sehingga Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
dapat menilainya, disertai brosur dan bukti fisik dibuat display untuk material-material
yang ukuran kecil untuk dipajang di Direksi Keet dan ditandatangani oleh User,
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan
Kontraktor, setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan disetujui PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen) maka bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan
untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
4) Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Konsultan Pengawas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh.
5) Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor harus menyertakan biaya untuk
pengujian berbagai bahan/material
6) Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor tetap bertanggung jawab pula atas
biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas perintah Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
7) Setelah PO (Purchasing Order) Kontraktor wajib untuk memberikan informasi tentang
kemajuan proses produksi/perakitan alat-alat/material utama yang digunakan dalam
proyek ini dengan biaya yang ditanggung oleh Kontraktor.
8) Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam Dokumen
ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak
mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian
bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis, harus disertai surat pernyataan dari produser resmi dari produk yang diajukan
dan disetujui oleh PPK

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 12


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

9) Apabila Kontraktor dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai dengan


ketentuan tanpa persetujuan PPK, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis maka
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis berhak untuk meminta mengganti/membongkar
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti dengan
yang sesuai ketentuan kecuali terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui
PPK, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
10) Bahan/Material yang dikirim tidak sesuai spesifikasi harus dikeluarkan dari lokasi
proyek paling lambat 2 x 24 jam.
11) Semua kejadian dari point (1) Sampai dengan (8). Dibuat Berita Acara dan
ditandatangani oleh Kontraktor, PPK, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
Pemeriksaan dan Pengujian
1) Dalam kaitannya dengan harga penawaran, Kontraktor harus sudah
memperhitungkan dan memasukkan segala keperluan biaya-biaya pemeriksaan,
pengujian, dan lain-lain.
2) Apabila pekerjaan yang sudah terpasang diperlukan pemeriksaan pengujian mutu,
maka Kontraktor wajib melaksanakan pemeriksaan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas atas biaya Kontraktor sendiri.
3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai pelaporan hasil pengujian atau pengetesan, diantaranya sebagai berikut:
 Hasil pengetesan bahan beton dan rancangan campuran beton.
 Hasil pengetesan hasil uji laboratorium mengenai kuat tekan beton.
 Hasil pengetesan dimensi kuat leleh dan kuat tarik baja tulangan.
 Hasil pengetesan modulus elastisitas baja tulangan.
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan.
- Instalasi Penerangan dan Daya
- Instalasi dan Penangkal Petir
- Instalasi pekerjaan-pekerjaan elektronik
- Instalasi Air bersih dan kotor.

 Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan


oleh Konsultan Pengawas dan dibuat Berita Acara.
4) Pemeriksaan Rutin dan Khusus
Pemeriksaan rutin atau khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
Bahan dan Contoh Bahan
1) Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Kontraktor terlebih dahulu
mengajukan contoh bahan/brosur kepada Konsultan Pengawas dan atau Konsultan
Perencana untuk mendapat persetujuan (approval material) yang akan disesuaikan
dengan spesifikasi teknis.
2) Contoh bahan-bahan yang telah disetujui harus selalu ada di lapangan dalam kantor
sementara Konsultan Pengawas. Semua bahan yang dikirim ke lapangan dan tidak

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 13


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sesuai dengan contoh bahan-bahan yang disetujui, harus segera dikeluarkan dari
lapangan atas biaya Kontraktor dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
3) Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, karena
keragu-raguan, maka Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut ke
Laboratorium Konstruksi/Bahan bangunan yang ditunjuk oleh pengguna Jasa
dengan disesuaikan kebutuhan pekerjaan.
4) Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Kontraktor untuk
mengadakan/ melengkapi/menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang
tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
5) Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan
peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6) Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.
7) Jaminan Kualitas
 Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen
Kontrak.
 Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir pertama.
 Semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, sampai
mendapat persetujuan dari PPK, Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
8) Nama Pabrik/Merk yang Ditentukan
 Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Kontraktor harus sesegera mungkin, maksimal 30 hari memesan (PO) pada
produsen/agen/distributornya di Indonesia, jadi tidak ada alasan waktu
pengadaannya tidak cukup terkait pengiriman yang lama, pemesanan ini juga harus
disertai bukti surat dari agen/distributor bahwa barang tersebut memang sudah
benar-benar dipesan (PO) dan disertai jadwal kedatangan di lokasi proyek (on the
site), yang akan dikoordinaksikan dengan Konsultan Pengawas.
 Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan beberapa nama pabrik/merk dari
satu jenis bahan/material, sudah tidak terdapat lagi/tidak ada di pasaran, maka
Kontraktor harus menunjukkan surat resmi dari principle/distributor bahwa
spesifikasi teknis/merk tersebut tidak ada di pasaran/sudah discontinued,
selanjutnya Kontraktor dapat mengajukan alternatif spesifikasi/merk lain dengan
kualitas minimum sama dengan spesifikasi teknis yang dibuat Konsultan
Perencana serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
8. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
Ijin Memasuki Tempat Kerja

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 14


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

1) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
2) Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Tim Teknis, dan Kontraktor harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas/Ahli dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup
dan tidak terlihat didokumentasikan.
3) Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan
Pengawas/Tim Teknis tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila
Konsultan Pengawas/Tim Teknis memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor
apa yang harus dilakukan.
4) Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari
raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, maka
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5) Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Tim Teknis berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki, dan dibuatkan Berita Acara.
6) Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
Kemajuan Pekerjaan
1) Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
2) Kontraktor harus membuat :
 Gambar-gambar detail yang menunjukkan bagian-bagian kegiatan yang sedang
dilaksanakan/telah diselesaikan dilengkapi dengan foto dokumentsi.
 Grafik-grafik kemajuan pekerjaan.
 Grafik-grafik tenaga kerja, pemakaian bahan bangunan.
 Data lapangan misalnya : curah hujan, angin, pasang surut, dan lain-lain.
3) Gambar kegiatan dan grafik-grafik di atas harus diplot setiap hari.
4) Semua data dan gambar di atas; schedule pekerjaan, jadwal kedatangan material,
struktur organisasi proyek,peralatan pekerjaan, tenaga kerja, gambar tampak 2D dan
3D, Gambar denah dan gambar potongan harus sudah ditempel di Direksi keet

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 15


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender terhitung dari penunjukkan


pekerjaan.
Perintah untuk Pelaksanaan
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas
yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.
Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama:
1) Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
2) Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat.
3) Kontraktor harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material, sampah,
kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.
4) Konsultan Pengawas bersama Kontraktor wajib melakukan check list menjelang
Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama atas dasar permintaan check list tertulis dari
Kontraktor.
5) Hasil check list dituangkan dalam Berita Acara.
6) Kontraktor menyerahkan gambar Shop Drawing, As Built Drawing, jaminan/garansi
jaminan waterproofing, BPJS Ketenagakerjaan Jasa Konstruksi dan dokumen lain
yang dianggap penting.
7) Kontraktor wajib menyerahkan data dan beberapa sampel bahan/material, seperti:
keramik/homogeneous tile, cat, dan lain-lain yang dianggap perlu kepada Pemberi
Tugas.
Pada akhir masa pemeliharaan menjelang Penyerahan Pekerjaan Tahap kedua:
1) Semua pekerjaan yang rusak akibat dari ketidaksempurnaan pekerjaan telah di
perbaiki.
2) Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan PPHP bersama Kontraktor wajib melakukan
check list menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Kedua atas dasar permintaan
tertulis dari Kontraktor.
3) Hasil check list dituangkan dalam Berita Acara.
9. Perubahan Pekerjaan karena Kondisi Lapangan
1) Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
2) Pekerjaan perubahan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh Kontraktor atas perintah
tertulis Pemberi Tugas.
3) Perubahan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor di luar ketentuan di atas
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4) Volume perkerjaan akan diperhitungkan sebagai pengurangan dalam hal terdiri atas:

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 16


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a. Atas instruksi tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas/ Tim Teknis
mengingat pertimbangan teknis/ konstruksi, bagian pekerjaan/jenis pekerjaan
tidak perlu dikerjakan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesuaian/
perubahan konstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
5) Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai penambahan dalam hal :
a. Atas instruksi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) secara tertulis, mengingat
pertimbangan teknis/kontruksi dipandang perlu dilaksanakan suatu tambahan
pekerjaan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesuaian/
perubahan konstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
6) Terhadap hal tersebut di atas akan diperhitungkan sebagai biaya kurang/tambah
setelah ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas/Tim
Teknis dan perhitungan biayanya didasarkan pada harga satuan yang tercantum
dalam Rencana Anggaran Biaya Negosiasi yang ada.
7) Jika terdapat item baru, maka PPK dan Kontraktor akan melakukan negoisasi harga
kembali, harga yang menjadi acuan PPK dapat diperoleh dari hasil survey dan atau
dari Konsultan Perencana.
8) Harga kesepakatan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara yang dibuat oleh
Konsultan Pengawas dan di ketahui oleh Tim Teknis
10. Pelaporan dan Dokumen
Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
1) Kontraktor beserta Konsultan Pengawas wajib membuat Laporan Harian, Laporan
Mingguan, dan Laporan Bulanan yang memberikan gambaran mengenai:
 Kegiatan fisik.
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
 Jumlah material masuk/ditolak.
 Jumlah tenaga kerja dan keahliannya.
 Keadaan cuaca.
 Pekerjaan tambah apabila ada.
 Prestasi rencana dan yang terpasang.
 Hambatan-hambatan selama pelaksanaan.
 Foto-foto progres pekerjaan fisik, sekurang-kurangnya Kemajuan fisik 0%, 25%,
50%, 75%, dan kemajuan fisik 100%, setelah masa pemeliharaan
berakhir/penyerahan kedua.
 Foto-foto setiap item pekerjaan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 17


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah


ditandatangani oleh Konsultan Pengawas harus diserahkan kepada PPK/Tim Teknis
untuk diketahui/disetujui.
3) Kontraktor wajib menyediakan 4 (empat) buah buku besar yang digunakan untuk:
 Mencatat semua instruksi/catatan Direksi yang diberikan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas yang selanjutnya disebut “Buku Direksi”.
 Buku untuk mencatat tamu yang datang ke lokasi pekerjaan selama masa
pelaksanaan yang selanjutnya disebut “Buku Tamu, yang diisi oleh setiap tamu
yang datang”.
 Buku untuk mengajukan pekerjaan selama masa pelaksanaan yang selanjutnya
disebut “Buku Izin Kerja” yang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
 Buku untuk mendatangkan/membeli material ke lokasi pekerjaan selama masa
pelaksanaan yang selanjutnya disebut “Buku Approval Material” yang harus
disetujui oleh PPK, Konsultan Pengawas/Tim Teknis, dan atau Konsultan
Perencana.
 Keempat buku tersebut harus ditandatangani bersama-sama oleh Kontraktor dan
Konsultan Pengawas. Pada serah terima pekerjaan selesai/penyerahan pertama
kalinya. Buku-buku tersebut harus diserahkan kepada Direksi.
11. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Kualitas
1) Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja di lapangan.
2) Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua petugas yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3) Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi, dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja.
4) Tidak diperkenankan, membuat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk
pekerja, kecuali untuk penjaga keamanan dengan seizin PPK.
5) Kontraktor wajib menjaga keselamatan seluruh personil yang terlibat di dalamnya,
segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
12. Denda dan Ganti Rugi, Risiko dan Penyelesaian Perselisihan
Denda dan Ganti Rugi
1) Besarnya denda kepada Kontraktor atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah 1 o/oo (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap
hari keterlambatan, atau mengacu pasal dalam kontrak antara Kontraktor Pelaksana
dengan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
2) Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 18


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai


ketentuan dalam dokumen kontrak.
3) Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam dokumen kontrak.
4) Jika Kontraktor setelah mendapat peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut turut tidak
mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak,
maka Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja/kontrak secara sepihak.
Resiko
1) Jika hasil pekerjaan Kontraktor musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian Kontraktor sebelum diserahkan kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen),
maka Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul
akibat keadaan tersebut.
2) Jika hasil pekerjaan Kontraktor sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksa, maka segala kerugian yang
timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah pihak.
3) Jika hasil pekerjaan Kontraktor sebagian atau seluruhnya musnah/rusak disebabkan
oleh suatu cacat cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh retaknya
tanah, maka Kontraktor bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun sejak
pekerjaan diserah terimakan untuk yang kedua kalinya.
4) Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
Kontraktor di dalam maupun di luar pengadilan.
5) Bilamana selama Kontraktor melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian
Pihak Ketiga (orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam pekerjaan ini), maka
resiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Penyelesaian Perselisihan
1) Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah.
2) Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka
diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, dibentuk
dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari:
 Seorang wakil dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) sebagai anggota.
 Seorang wakil dari Kontraktor sebagai anggota.
 Seorang wakil dari pihak ketiga sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
3) Keputusan panitia pendamai ini mengikat kedua belah pihak.
Jika perselisihan sebagaimana dimaksud tidak dapat diselesaikan, maka akan
diselesaikan melalui Layanan Penyelesaian Sengketa LKPP maupun Pengadilan
Negeri setempat.

C. PEKERJAAN 1) Pembersihan Lahan


PERSIAPAN a) Pembersihan lahan kerja meliputi:

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 19


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pemapasan batang pohon dan atau penebangan pohon pada area kerja
yang berpotensi mengganggu jalannya pekerjaan, sebelum penebangan
pohon, Kontraktor harus membuat surat izin kepada pihak terkait dengan
menyetujui segala konsekuensinya, termasuk mengganti dan menanam
kembali pohon dengan jumlah dan ukuran yang dipersyaratkan, dengan
dibuatkan Berita Acara yang ditanda tangani pihak-pihak terkait.
 Pembersihan rumput/semak-semak pada lokasi kerja dan sekeliling area
kerja.
 Pembersihan bongkaran material termasuk batu-batu besar/batang kayu dan
lain sebagainya.
 Bangunan di atas dan bawah tanah yang sudah tidak digunakan dan
sebagainya
 Pembersihan material yang berada dalam tanah bila mengganggu pekerjaan
seperti pondasi lama, instalasi mekanikal elektrikal yang sudah tidak
terpakai.
 Pemindahan instalasi mekanikal dan elektrikal di bawah maupun di atas
tanah jika masih digunakan pada tempat lain maupun untuk kebutuhan
pekerjaan
 Pemindahan saluran irigasi (jika ada).
b) Seluruh pekerjaan di atas harus mendapat persetujuan dan dibuatkan berita
acara untuk ditanda tangani oleh pihak-pihak terkait.
c) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor merusak material/
instalasi/bangunan/pohon dan lain sebagainya lain yang tidak diizinkan
dibongkar/dibersihkan, maka Kontraktor harus mengganti/ memperbaiki seperti
keadaan semula.
d) Jika diketahui lahan yang akan digunakan mengandung/terpapar limbah B3 baik
padat maupun cair, Kontraktor harus melakukan pemulihan lahan sebelum
dilaksanan pekerjaan pembangunan, pemulihan lahan harus dilaksanakan oleh
pihak-pihak yang berpengalaman melakukan pekerjaan tersebut dan didampingi
oleh dinas/instansi terkait sampai lahan benar-benar dinyatakan bebas limbah
B3 padat maupun cair dan dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh
pihak-pihak terkait.
2) Papan Nama Proyek
a. Papan nama proyek memuat segala informasi proyek dari mulai judul pekerjaan,
nomor kontrak. nilai kontrak, nama perusahaan baik Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor, jumlah hari kerja, serta hal-hal lainnya
yang dianggap perlu.
b. Bahan-bahan lainnya yang diperlukan di antaranya: kayu, multiplek, serta
dudukan tiang papan nama.
c. Ukuran papan nama pekerjaan minimum 1,2 m x 2,4 m bahan triplek, dilapisi print
outdoor yang tidak mudah rusak.
d. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 20


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

e. Biaya pekerjaan ini menjadi tangging jawab Kontraktor.


3) Pagar Pengaman Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat pagar halaman di sekeliling site untuk menjaga
keamanan dan ketenangan kegiatan pelaksanaan.
a. Pagar dari seng gelombang BJLS 20 tebal 0.2 mm dipasang tegak setinggi 200
cm.
b. Rangka kayu mutu B, dengan penguat mendatar 3 baris (atas, tengah dan
bawah) dan penguat tegak jarak maksimum 250 cm.
c. Jarak pagar pengaman proyek minimal 2 meter dari lokasi site.
d. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4) Pembuatan Direksi keet, Gudang Alat/Bahan dan Los Kerja/Bedeng Kerja.
a. Direksi keet/kantor sementara ukuran 6 x 8 m;
 Kontraktor diwajibkan membuat bangunan sementara guna kepentingan
Kontraktor sendiri (sebagai kantor Proyek lengkap dengan perabotnya, berupa:
meja kursi tamu, meja kursi rapat, meja kursi rapat, papan tulis/white board dan
alat tulis, kalender, jam dinding, unit komputer PC/laptop, proyektor, serta
printer yang dapat digunakan semua pihak yang berkepentingan dalam proyek
ini, dan Alat Pemadam Api Ringan/APAR) yang lokasinya akan ditunjukkan
oleh Konsultan Pengawas.
 Bentuk dan ukuran kantor sementara disesuaikan dengan kebutuhan,
dilengkapi toilet dan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya
kebakaran, serta memperhatikan lokasi yang tersedia sehingga tidak
mengganggu kelancaran.
 Selesai proyek, seluruh bangunan sementara (bangunan saja) menjadi milik
Kontraktor, dan Kontraktor wajib membongkar serta memindahkan bongkaran
bangunan sementara tersebut setelah mendapat instruksi dari Konsultan
Pengawas atau ditentukan lain.
 Jika telah terdapat bangunan dan dianggap layak sebagai direksi keet pada
lokasi pekerjaan, dengan izin PPK Kontraktor dapat menggunakan bangunan
tersebut sebagai direksi keet.
 Kontraktor diwajibkan merawat peralatan seperti pompa dan lain sebagainya
milik PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) (bila ada) serta menanggung biaya
perawatan peralatan selama berlangsungnya pekerjaan.
 Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material
pelaksanaan baik di luar (terbuka) ataupun di dalam gudang sesuai dengan
sifat-sifat barang dan material tersebut dengan persetujuan Konsultan
Pengawas, sehingga akan menjamin keamanannya dan terhindar dari
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
 Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk
disimpan di dalam site.
b. Gudang alat dan bahan (sewa)

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 21


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Kontraktor wajib membuat gudang sementara tempat penimbunan material


seperti pasir, koral, besi beton, dan lain-lain. Material harus terlindung dengan
baik. Gudang dilengkapi dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen,
lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara minimal 30 cm di atas
permukaan lantai plesteran. Gudang dibongkar setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
 Gudang material harus baik, sehingga bahan bahan yang disimpan dan akan
dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain lain,
 Bahan untuk pembuatan gudang dipergunakan kayu meranti dan dinding
tripleks berkualitas baik.
 Luas lantai gudang setidaknya 6 x 4 m², atau sesuai kebutuhan
 Disediakan APAR 3 kg dalam gudang di lokasi yang mudah dijangkau.
 Lokasi gudang harus disetujui PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
c. Los kerja/bedeng kerja (sewa)
 Kontraktor harus menyediakan los kerja ukuran 24 m² atau sesuai kebutuhan
untuk para pekerja.
 Kontraktor harus membuat rencana lay out dari bangunan direksi keet dan los
kerja serta gudang material tersebut untuk mendapat persetujuan PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen).
5) Penyediaan Alat CCTV
a. Kontraktor harus memasang CCTV pada berapa titik yang tersebar berdasarkan
lokasi kerja yang perlu pemantauan khusus, selain memantau pekerjaan, CCTV
juga dapat memantau keamanan di lokasi.
b. CCTV harus mampu diakses menggunakan smart phone atau lainnya oleh pihak-
pihak yang berkepentingan (PPK/Tim Teknis, Konsultan Pengawas/Konsultan
Perencana, dan lain-lain) dalam proses pekerjaan proyek tersebut.
c. Apapun yang terekam oleh CCTV dapat dijadikan bukti/dokumen yang sah untuk
mengambil kebijakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat
penampungannya, atau jika terdapat sumber eksisting, dengan seizin PPK,
Kontraktor dapat menggunakannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi
penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 meter kubik atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas, dibuat dari pasangan setengah batako dengan
spesi 1 pc : 3 ps dan diplester, atau dari drum-drum.
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 22


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk


penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.
6) Penentuan BM (Bench Mark) / Patok Titik Duga
a. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai
dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat
merevisi garis-garis/kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan
patok-patok itu. Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu,
tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat
diperiksa. Kontraktor harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan
Konsultan Pengawas/Tim Teknis akan memeriksa pengukuran itu.
b. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm tertancap kuat
ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah
cukup untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, Untuk
pedoman selanjutnya dari bangunan yang lain, maka harus dibuatkan patok
permanen yang ditanamkan ke dalam tanah dan tidak mudah bergerak/bergeser,
bisa menggunakan pipa PVC AW Class, minimal Ø 3” dan diberi tulangan besi
yang dicor menggunakan semen. Patok ditanamkan sebelum pekerjaan
bouwplank dimulai, tempat penanaman patok harus dikonsultasikan kepada
pemberi tugas dan Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
c. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
d. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas//Tim Teknis sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau
terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
e. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas,
dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar atau dibiarkan.
7) Uji Material
Beberapa yang harus dilakukan uji material:
a. Pengujian beton (SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Silinder).
Tindakan yang diambil jika terjadi hasil tekan material beton menunjukkan mutu
beton tidak memenuhi syarat maka dilakukan :
- analisis untuk menjamin bahwa tahanan struktur dalam memikul beban
masih dalam batas aman (analisa kemampuan beban layan aktual)
- jika analisis menunjukkan bahwa struktur berkurang kekuatannya secara
signifikan, dilakukan uji contoh beton inti (coring)/core drill pada lokasi yang
bermasalah, sebanyak minimal 3 contoh uji beton inti pada tiap nilai yang
bermasalah.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 23


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Penerimaan mutu beton dari pengujian beton inti (coring), dianggap memenuhi
syarat jika :
- tidak ada nilai hasil pengujian dengan beton inti yang kurang dari (75% fc’)
- tidak ada nilai kuat tekan rata-rata dari 3 (tiga) sample beton inti yang kurang
dari (85% fc’)
Jika dari hasil pengujian beton inti (coring) masih tidak memenuhi syarat, maka
langkah yang bisa dilakukan :
- dilaksanakan uji beban jika diperintahkan oleh Pengawas atau Perencana,
yang diatur dalam pasal 22 SNI 03-2847-2002.
- ditambah perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika memungkinkan dan
diijinkan oleh Pengawas
- struktur yang bermasalah dibongkar dan dicor ulang
SNI tidak merekomendasikan pengujian dengan hammer test - namun juga tidak
melarang dilakukannya pengujian hammer test.
b. Pengujian baja tulangan (SNI 2052-2017 Baja Tulangan Beton).
Pengujian untuk baja tulangan beton dilakukan untuk uji fisik (berat dan diameter)
dan mekanik (tarik). Tatacara pengambilan contoh benda uji (sampel) untuk
masing-masing pengujian sesuai SNI 2052-2017, yaitu :
- Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak (random) pada kelompok
leburan oleh petugas yang berwenang.
- Untuk setiap kelompok yang terdiri dari satu nomor leburan dan ukuran yang
sama diambil 1 (satu) contoh uji dari bagian tengah batang dan tidak boleh
dipotong dengan cara panas.
- Untuk kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda dari satu
ukuran dan satu kelas baja yang sama, sampai dengan 25 (dua puluh lima)
ton dan setiap kedatangan/pengiriman baja tulangan diambil 1 (satu) contoh
uji, selebihnya berdasarkan kelipatannya.
- Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-
masing, maksimum 1,5 meter.
c. Pengujian bata ringan (SNI 3402-2008 Cara uji berat isi beton ringan struktural).
d. Pengujian Instalasi listrik (SNI 0225:2011 Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011)
e. Dan lain-lain yang dipersyaratkan di lapangan.
f. Semua biaya pekerjaan pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8) Pemasangan Bowplank
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari Kayu Kelas Kuat II, Kelas Awet III
dengan ukuran tebal 2 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain
adalah 1,50 m tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 24


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari tepi galian atau sesuai dengan
keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata Waterpass dan Theodolite.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
9) Mobilisasi dan Demobilisasi
1) Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Tim Teknis. Untuk tenaga inti
harus mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang dilampirkan
dalam berkas penawaran.
b. Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.
c. Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai
dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja
setempat.
2) Mobilisasi Peralatan
Kontraktor harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu Lintas
Jalan Raya, pihak Kepolisian, dan Badan Lingkungan.
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan harus sesuai dengan daftar peralatan
yang tercantum dalam Dokumen Kontrak, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
c. Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan
tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera
dikembalikan.
d. Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/
peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya
dan tidak mencemari air dan tanah.
3) Mobilisasi Material
Kontraktor harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 25


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih
dahulu diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi
syarat, harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek
dalam waktu 3 x 24 jam.
4) Jalan Kerja
a. Jalan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh
Kontraktor sendiri, dengan lebar dan kondisi jalan kerja harus memenuhi
syarat untuk lalu lintas kendaraan roda 4 atau lalu lintas kerja dengan aman.
b. Kontraktor wajib memelihara dan memperbaiki jalan masuk atau jalan
lingkungan setempat, gorong-gorong jembatan lingkungan setempat yang
rusak akibat lalu lintas kegiatan pekerjaan.
5) Jam Kerja
a. Kontraktor menentukan sendiri jam kerja bagi petugas dan pekerja yang
dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, dengan tetap
memperhitungkan waktu penyelesaian pekerjaan dan dengan mengingat
peraturan perburuhan yang berlaku di tiap daerah yang bersangkutan.
b. Dalam rangka mempercepat penyelesaian pekerjaan agar dapat mencapai
target pelaksanaan fisik/tepat pada waktunya ataupun karena sifat/syarat
pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terputus maka Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja/lembur bila perlu sampai malam
hari.
c. Dalam hal Kontraktor akan bekerja di luar jam kerja/lembur maka Kontraktor
harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas pekerjaan secara
tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya.
6) Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada
saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Owner dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
10) Peralatan Kerja
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor,
sebelum pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain:
1) Beton molen yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
2) Total station (Theodolit dan waterpass) yang telah diijinkan oleh Konsultan
Pengawas.
3) Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
4) Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
5) Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
6) Mesin pemadat tanah.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 26


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

7) Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila


diperlukan.
8) Kontraktor wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada
dinilai tidak mencukupi.
9) Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
11) Pekerjaan Lain-lain
Sesuai petunjuk PPK/Tim Teknis, Konsultan Pengawas, jika terdapat pekerjaan yang
belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan, maka Kontraktor wajib untuk
melaksanakannya dan biaya ditanggung Kontraktor.
12) Perizinan
Semua hal yang terkait dengan pengurusan perizinan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
13) Metode, Persyaratan dan Jadwal/Time Schedule Pelaksanaan
Setiap Kontraktor diwajibkan untuk membuat metode pelaksanaan pada setiap
bagian pekerjaan yang tercakup.
14) Kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia)/Pekerja
Kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia)/pekerja disesuaikan dengan jenis lingkup
pekerjaan yang dilaksanakan.
15) Analisis K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus memperhatikan keselamatan saat berlangsungnya pekerjaan, di
antaranya menyediakan:
1) Menyediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) termasuk
isinya menurut persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang
pada tempat yang strategis dan mudah dicari.
2) Pemasangan rambu-rambu K3 (rambu peringatan, rambu informasi, rambu
anjuran, rambu khusus pemadaman api, dan rambu larangan). Standar warna
untuk rambu-rambu: warna kuning untuk peringatan, hijau untuk informasi, biru
untuk anjuran, merah untuk larangan.
3) APD (Alat Pelindung Diri), seperti:
a. Safety net (Horizontal dan Vertikal)
b. Helm pelindung (standar ANSI Z89.1-1986).
c. Pelindung mata (standar ANSI Z87.1-2003).
d. Pelindung telinga.
- Tutup telinga (standar EN352-1 Ear Muffs) digunakan untuk tingkat
kebisingan > 85 dB
- Sumbat telinga (standar ANSI S12.6-1997 Ear Plugs)
e. Masker pernapasan.
f. Rompi.
g. Mantel hujan.
h. Sabuk pengaman dan harness (standar EN361), wajib digunakan untuk
pekerjaan pada ketinggian > 1,5 m.
i. Sarung Tangan (SNI 06-0652-2005).

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 27


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

j. Sepatu (SNI 12-1848-2006).

D. KESELAMATA 1. Uraian Umum


N DAN 1) Pekerjaan ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan Keselamatan dan
KESEHATAN Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi kepada setiap orang yang berbeda di tempat kerja
KERJA yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja
2) Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko
yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa
3) Penyediaan Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan No. 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum,
2. Sistem Manajemen K3 Konstruksi
1) Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan
sesuai dengan Rencana K3 Kontrakor (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan
2) Penyediaan Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3
bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa
3) Penyedia Jasa harus membentuk Panitia Pembina K3 (P2KA) bila:
a) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit
100 orang
b) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan
tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang
besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran
radioaktif
P2KA (Panitia Pembinaan K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat
kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P3KA terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2KA adalah pemimpin puncak organisasi Penyedia
Jasa dan Sekretaris P2KA adalah Ahli K3 Konstruksi

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 28


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada Direksi Pekerjaan
5) Penyedia Jasa harus melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang pekerjaan
Umum
6) Penyediaan Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung
7) Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi
3. K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
1) Fasilitas Pencucian
Penyediaan Jasa harus menyediakan fasilitas pencucian yang yang memadai dan
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerjaan konstruksi.
Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi
berikut ini:
- Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya
- Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air
dingin
- Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya
- Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja
pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus
membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus menyediakan
pencucian air (shower) dengan jumlah yang memadai
- Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pencucian air untuk
mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuktuk setiap 15 orang
2) Fasilitas Sanitasi
a) Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yang dipekerjakan di dalam atau di sekitar tempat
kerja
b) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih
dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu
perutusan
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah
pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus
ditambah satu kloset
c) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas
pembuangan pembalut wanita
d) Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet
harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 29


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat menjaga privasi
orang yang menggunakan dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
e) Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika:
- Setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang
- Toilet benar-benar tertutup
- Mempunyai kunci dalam
- Tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita
- Tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut
3) Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
a) Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum
b) Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
c) Jika tersimpan dalam kontainer, kontainer harus:
- Bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas
- Harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang
memenuhi standar kesehatan
4) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
a) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja
b) Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
5) Akomodasi untuk Makan dan Baju
a) Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa
sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca
b) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan
kursi, serta furniture lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat makan
dan perlindungan dari cuaca
c) Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik
d) Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak
digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus disediakan
lemari penyimpanan pakaian (locker).
6) Penerangan
a) Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan,
jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakan
b) Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin
c) Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 30


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

7) Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman
oleh pekerja
8) Ventilasi
a) Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih
b) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, pengguna bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti
respirator dan pelindung mata
4. Ketentuan Pada Tempat Tinggi
1) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan selamat
2) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai beriku: Tali pengaman lokasi kerja, body harness safety,
jaring pengaman, sistem penangkap jatuh
3) Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kera
a) Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat
kerja yang terbuka
b) Jika peralatan kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada
bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah palataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau
dapat digunakan jaring pengaman
4) Terali pengaman lokasi kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukan di
atap, lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a) 900 – 1100 mm dari perlatan kerja
b) Mempunyai batang tengah (mid-rail)
c) Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau
material dari atap/tempat kerja
5) Jaring pengaman
a) Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
Sebaiknya digunakan kendaraan (mobile work platform) saat memasang jaring
pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka
pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety
harness) atau menggunakan perancah (scaffolding)
b) Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja
c) Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari
permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak
akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah
6) Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 31


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a) Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rel
inersia (inertia reel system), safety harness, dan tali statik. Pekerja yang
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu
b) Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap
c) Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.
Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan
selama-lamanya 20 menit sejak jatuh
d) Perhatian harus diberikan pada titi angker untuk tali statik, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman
7) Tangga
Jika tangga yang digunakan, maka Penyedia Jasa harus:
- Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan
- Menyediakan pelatihan penggunaan tangga
- Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga
- Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga
berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja
8) Perancah (scaffolding)
a) Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder
b) Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat:
- Sebelum digunakan
- Sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan
- Setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya
- Jika perancah tidak digunakan dalam jangka waktu lama
Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi
c) Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa:
- Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah
- Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi
dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk
mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam
- Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga
dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar ikatanyya cukup
kuat
- Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka
ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan
- Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas
- Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum dipindahkan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 32


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari
cacat dan telah tersusun dengan baik
- Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran
- Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang
dapat jatuh
- Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material
pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata
- Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan
perancah yang tidak lengkap
5. Elektrikal
1) Pasokan Listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memenuhi syarat:
a) Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor
tidak lebih dari 230 volt
b) Mempunyai sirkuit earth yang terminor dimana pasokan listrik pada alat akan
secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth
c) Alat mempunyai insulasi ganda
d) Memounyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa
sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC, atau
e) Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual)
2) Supplay Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi
perhatian utama dan harus:
a) Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
akan terganggu oleh cuaca
b) Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu
harus diberi tanda: HARUS SELALU DITUTUP
c) Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah
d) Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yan didesain khusus untuk ini
e) Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut
3) Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk
pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan
perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan
tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya
4) Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau
perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin
tertulis dari pemilik saluran listrik.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 33


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

6. Material dan Kimia Berbahaya


1) Alat Pelindung Diri
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja
dengan ketentuan:
a) Seluruh dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih car penggunaan alat
pelindung diri dan harus memahami alat penggunaannya
b) Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko
terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan
seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya
c) Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata
akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu,
atau potongan beton
d) Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu
dnegan ujung besi di bagian jari kaki
e) Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
f) Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan
g) Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada
bahaya asbes, asap dan debu kimia
2) Bahaya pada kulit
a) Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan
akibat penggunaan bahan berbahaya
b) Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim
pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit
c) Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan.
Pakaian ini termasuk baju lengan panjan, sarung tangan dan sepatu pelindung
d) Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti
pakaian
e) Alat pelindung pernapasan harus digunakan salama proses pemeraman beton
dimana debu mulai terbentuk
3) Penggunaan Bahan Kimia
a) Penyedia Jasa harus mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani
bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara pentimpanan, tata cara
pembuangan limbah
b) Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer aslnya dalam suatu tempat yang
aman dan berventilasi
c) Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya
termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah
4) Pemotongan dan Pengelasan dengan gas bertekanan tinggi
a) Penyedia Jasa harus memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut:
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari
kerusakan pada selang atau pada sambungan selang

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 34


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar
pemotong
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las
b) Penanganan tabung
- Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani
dengan kasar. Jika kemungkinan, gunakan troli dengan mengikat tabung
dengan rantai
- Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah
jatuhnya tabung
- Tabung harus diberi waktu ebberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum
digunakan
c) Penyimpanan
- Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan
selesai dan disimpan jauh dari tabung
- Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan
sumber api
d) Peralatan
- Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus
diperiksa setiap hari untuk memeriksa tanda kerusakan
- Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus
disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan house coupler dan
houseclamps
- Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan
ke tempat aman dan dalam udara terbuka dan segera kontak supplier
7. Penggunaan Alat-alat Bermesin
1) Umum
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan
keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator atau
pengawas lapangan
2) Alat Pemaku dan Stapler Otomatis dan Portabel
Jika Penyedia Jasa menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka
ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi:
a) Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman
b) Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat
diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman
c) Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda
d) Jika sumber tenaga alat pemaku dan stepler otomatis menggunakan tenaga
pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya dan
mudah terbakar
e) Alat yang rusak tidak boleh digunakan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 35


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

f) Pelindung pendengaran dan plindung mata yang sesuai harus digunakan saat
menggunakan alat tersebut
3) Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
a) Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin
lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu
b) Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan keselamatan berikut:
- Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut di
atas
- Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan
yang dilakukan
- Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan
- Alat pemotong harus terjaga ketajamannya
- Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan
saat emnggunakan alat tersebut
- Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih
- Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar
terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material
- Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin
tersebut
4) Alat kereken (hoist) pegangan material dan orang
a) Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten
b) Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
mengoperasikan alat
c) Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada
benguanna atau struktur
d) Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman
e) Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan
pintu tertutup penuh (solid) atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter
kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm. Keranjang alat
pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau
plywood dengan tebal minimal 18 mm
f) Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid
harus emmpunyai panel yang tembus pandang
g) Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm
h) Keranjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci
elektromekanik yang hanya dapat dibuka dari keranjang dan hanya dapat dibuka
ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah beroperasi
alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka
i) Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat
j) Semua bagiuan dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth)
k) Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau
bergerak terlalu cepat

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 36


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

l) Keterangan pabrik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam
keranjang
m) Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarjan
orang yang terjebak dalam keranjang
n) Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang
o) Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang
bekerja
5) Crane dan Alat Pengangkut
a) Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan pemindahan atau pengangkatan
barang/material dengan resiko gangguan fisik terhadap pekerja tanpa
menggunakan alat pengangkat
b) Pekerjaan pemindahan atau pengangkutan barang-barang/material dengan
perbedaan ketinggian lebih dari 5 m dan berat lebih dari 500 kg harus
menggunakan crane, excavator atau forklift
c) Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa secara menyeluruh setiap 12
bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil inspeksi harus dicatat
d) Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru
e) Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas 18 tahun
f) Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang jelas
g) Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat diangkat hanya ditentukan
oleh operator
h) Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai indikator
ebban aman (safe load indicator) yang diperiksa setiap minggu
i) Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh
j) Harus disediakan ruang yang cukup untuk pelaksanaan pengangkatan yang
aman
k) Asistensi operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator dan untuk
mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas pengangkatan crane
l) Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan menyeluruh
m) Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara menyeluruh
8. Pengukuran dan Pembayaran
1) Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup seluruh biaya
untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya untuk Ahli
K3 Konstruksi pad paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi atau Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
Ahli K3 adalah seseorang yang emmpunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3
KonstruksiBidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan refrensi pengalaman
kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
2) Perhitungan biaya penanganan K3 tersebut sudah merupakan satu kesatuan dengan
biaya pelaskanaan konstruksi, yang diperhitungkan dalam masing-masing Harga

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 37


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Satuan atau Biaya Tak Terduga (Overhead) sebagaimana peraturan yang berlaku
pada setiap jenis pekerjaan yang mengandung risiko K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
3) Tanpa mengabulkan ketentuan-ketentuan dari Syarat-syarat Umum dan Syarat-
syarat khusus kontrak, Direksi Pekerjaan akan memberi surat peringatan secara
bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa menyimpang dari ketentuan
yang berkaitan dengan Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dengan
cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak
ditindaklanjuti, maka Pengguna Jasa dapat menghentikan pekerjaan. Segala risiko
akibat penghentian pekerjaan emnjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

E. PEKERJAAN 1. Pekerjaan Tanah


SIPIL / a. Lingkup Pekerjaan
STRUKTUR 1) Meliputi pekerjaan tanah (struktur dan arsitektur).
2) Meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir dengan
penyelesaian dan pembentukan galian / urugannya harus mengikuti kemiringan
/ elevasi dan ukuran-ukuran sesuai Gambar Rencana dan arahan Konsultan
Pengawas.
3) Pekerjaan ini termasuk pekerjaan pengupasan (stripping) dan perataan
(grading) tanah pada daerah / area yang di atasnya akan didirikan bangunan,
jalan dan perkerasan.
4) Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Persyaratan, Spesifikasi, Standar Bahan, Peralatan dan Pekerja
Prosedur Umum
1) Pekerjaan Galian
a) Lebar galian harus dibuat cukup lebar sesuai dengan Gambar Kerja untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
b) Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
c) Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas
dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.
d) Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Tim Teknis, sampai kedalaman di mana daya dukung
yang sesuai tercapai.
e) Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau
air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 38


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

f) Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan


tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.
g) Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan
menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
h) Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor
harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya
dari owner / user.
i) Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar seperti excavator.
j) Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada
Konsultan Pengawas/Tim Teknis yang akan mengambil keputusan sebelum
penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai,
Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas/Tim Teknis, dan
pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Konsultan Pengawas/Tim
Teknis menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada
dasar penggalian tersebut.
2) Pekerjaan Urugan dan Timbunan
a) Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan
dan lokasi pengerjaan urugan / timbunan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
b) Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
c) Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan
oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung.
Lokasi penumpukan harus disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
d) Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 (empat belas) hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur
minimal 7 (tujuh) hari atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
3) Pekerjaan Pemadatan
a) Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah
kohesif digunakan stamper untuk memadatkan bahan urugan berbutir.
Pemadatan hanya dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
b) Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi syarat, perbaikan harus dilakukan
sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan.
c) Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik
harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
d) Pemadatan dilakukan setiap urugan setebal 20 cm.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 39


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Spesifikasi Bahan / Material Pekerjaan Tanah


a) Pasir urug, sirtu, dan tanah urug. Khusus untuk tanah urug tidak menggunakan
tanah lempung.
b) Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu,
bahan-bahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 100
mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.
c) Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas/Tim Teknis suatu bahan tidak
dapat diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur
dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini bahan yang lebih besar dari
150 mm dan lebih kecil dari 50 mm tidak diijinkan digunakan dan
persentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan
membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang
sesuai.
d) Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai
bahan urugan kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
e) Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari
12 (dua belas) jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak
terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.
f) Setiap lapisan bahan urugan bila kering harus dibasahi merata sampai
tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
g) Sisa-sisa galian dari lokasi area kerja harus dikeluarkan oleh Kontraktor,
dengan biaya dan tanggung jawab Kontraktor.
5) Pengujian Tanah
a) Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan
dikerjakan sebelum memulai pekerjaan.
b) Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa
dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan
Pengawas/Tim Teknis/PPK.
c) Jasa-jasa laboratorium.
d) Konsultan Pengawasan pekerjaan pengurugan.
e) Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
f) Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas/Tim
Teknis/PPK.
g) Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan
spesifikasi.
h) Biaya Pengujian
Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil
pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus
menggali, mengurug dan memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi
syarat yang ditentukan atas biaya Kontraktor sendiri.
i) Prosedur Pengujian.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 40


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase


relatif dari density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan
yang dibandingkan dengan test-test laboratorium sebelumnya atau density
kering secara teoritis.
j) Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
k) Pemadatan pada area luar gedung, diuji menggunakan metode konus pasir
(SNI 03-2828-1992)
c. Pengujian Bahan, Peralatan, Komponen Jadi (Hasil Pekerjaan)
1) Semua bahan dan hasil kerja harus memenuhi uraian dan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak dan sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
2) Apabila diminta Konsultan Pengawas dan atau Tim Teknis, Kontraktor harus
membantu menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pemeriksaan serta
pengujian bahan / material di lapangan.
3) Kontraktor harus menyediakan contoh yang ditunjuk dan diminta oleh dalam
rangka pengujian mutu.
4) Biaya untuk penyedia tenaga, pengambilan contoh serta biaya lainnya yang
terkait dengan pengujian mutu dibayar oleh Kontraktor terkecuali bila ditentukan
lain dalam Dokumen Kontrak.
d. Metode, Persyaratan, dan Jadwal / Time Schedule Pelaksanaan
1) Pekerjaan Galian
a) Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai
elevasi yang ditentukan atau telah disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
b) Semua bahan galian harus dikumpulkan dan atau ditumpuk pada tempat
tertentu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Bila disetujui Konsultan
Pengawas/Tim Teknis, bahan galian tersebut dapat digunakan untuk bahan
urugan atau dibuang dari lokasi proyek.
c) Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang
ditentukan atau petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis yang disebabkan
karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat
dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut atas biaya
Kontraktor.
d) Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
merusak patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai.
Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya
tambahan atau waktu.
e) Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah
elevasi akhir pada kedalaman minimal 150 mm di bawah elevasi akhir
rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar
asli dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5 cm3 atau berukuran lebih

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 41


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

besar dari 100 cm yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan atau
diledakkan.
2) Pekerjaan Urugan
Penempatan Bahan Urugan
a) Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
b) Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis
demi lapis dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan harus
dipadatkan dengan baik.
c) Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya.
d) Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan.
e) Kecuali ditentukan syarat khusus, alat pemadat tangan (manual) tidak
diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
f) Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
g) Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
3) Pekerjaan Pemadatan
a) Umum
 Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar
air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai
kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam
pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus
dipadatkan dengan merata menggunakan stamper atau alat pemadatan
lain yang telah disetujui.
 Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang
timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah
tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat
pemadatan yang sama.
 Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus
untuk setiap 600 m3 atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa
timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas
tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas
tambahan.
 Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan
sedemikian rupa agar efisien.
b) Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 42


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan


berdasarkan metoda ASTM D1557 (AASHTO T180) yang umum dikenal
sebagai Modified Proctor Test.
c) Kelembaban
Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan
urugan dan permukaan yang akan menerima bahan urugan harus memiliki
kadar air yang disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan
sampai dicapai kadar air sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor harus
melembabkan bahan urugan atau permukaan yang akan diurug bila
kondisinya terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu basah harus dikeringkan
sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan
mekanis.
d) Pemadatan
 Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas
atau dipotong sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis, untuk
memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi tersebut. Kontraktor
harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan
pemadatan lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
 Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada
tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Konsultan Pengawas agar dapat ditentukan
perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur / konstruksi harus diawasi
selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Konsultan
Pengawas/Tim Teknis sebelum pekerjaan dilanjutkan.
4) Pembuangan Bahan Galian
Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk
urugan. Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat
yang ditentukan.
2. Pekerjaan Lantai Kerja
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat serta
pelaksanaan pekerjaan lantai kerja, seperti: di bawah pekerjaan pondasi, sloof dan
sejenisnya, sebagaimana yang tercantum dalam Gambar Rencana.
b. Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan
secara khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir :
kerikil = 1 : 3 : 5.
c. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah di bawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 43


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Lantai kerja harus rata permukaannya dan diperiksa kemiringannya dengan


waterpass.
3) Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas tidak
boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya. Konsultan Pengawas berhak membongkar
pekerjaan di atasnya bilamana lantai kerja tersebut belum disetujui olehnya.
Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.
3. Pekerjaan Beton Struktur
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton struktur yang sesuai dengan Gambar Rencana, termasuk di
dalamnya:
1) Semua pekerjaan beton struktur harus menggunakan ready mix, tidak boleh
menggunakan site mix
2) Pekerjaan pengadaan bahan, tenaga kerja, upah, pengujian, dan peralatan
bantu.
3) Pekerjaan fabrikasi, detail dan pemasangan semua penulangan (reinforcement)
dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
4) Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran bekisting beton, penyelesaian
dan perawatan beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan
beton.
5) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk
pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran
dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya
ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika
terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau
Tim Teknis guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh
perencana.
6) Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka luas penampang boleh berkurang dengan memperhatikan
syarat-syarat lainnya, seperti penambahan volume dan lainnya, Dalam hal ini
harus persetujuan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis sebelum fabrikasi
dilakukan, Ketidaktersediaan material yang sesuai spesifikasi di pasaran harus
dibuktikan dengan surat resmi dari distributor atau pabrikan (principle).
7) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan
dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton,
dari perincian slump, yang akan bekerja / berfungsi penuh untuk semua teknik
dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Konsultan
Pengawas. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test
Laboratorium.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 44


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

8) Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah:


 Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini.
 Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting.
 Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton.
 Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian.
 Sparing dalam beton untuk instalasi mekanikal dan elektrikal.
 Penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding
bata dengan kolom / dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat
beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan, Spesifikasi, Standar Bahan, Peralatan dan Pekerja
1) Beton Ready mix
a) Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton Ready mix, maka
beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Tim Teknis,
b) Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol bersama-
sama oleh Konsultan Pengawas dan Supplier beton Ready mix. Kekuatan
beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian
yang diadakan di Laboratorium.
c) Syarat-syarat Beton Ready Mix:
 Semen yang digunakan adalah semen OPC (Ordinary Portland Cement)
type 1.
 Agrergat kasar harus batu pecah stone crusher.
 Mutu beton Ready mix adalah f’c 25 Mpa dan diperoleh dari produsen yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
 Jarak batching plan dengan lokasi proyek maksimal 2 jam perjalanan bila
tidak menggunaan bahan additive
 Temperatur beton Ready mix sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari 30°C.
 Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan
beton harus ditutupi dengan kanvas/plastik atau bahan penyekat lainnya,
untuk mempertahankan kelembaban sedemikian rupa, sehingga tidak
timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian dalam dan luar atau
penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya
sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan beton tetap
harus dilindungi terhadap perubahan temperatur yang mendadak.
d) Nilai Slump
BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (MM)
Plat Lantai 10 ± 2
Balok 10 ± 2
Kolom 10 ± 2
Pondasi 10 ± 2

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 45


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Frekuensi pengujian
a) Pengambilan sample beton untuk benda uji ditetapkan 1 truck ready mix
dibuat minimal 1 benda uji.
b) Jika hasil uji beton dinyatakan tidak masuk persyaratan, Kontraktor wajib
melakukan pengujian Core Drill atau Inti Beton
c) Semua biaya uji menjadi tanggungan Kontraktor
3) Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Penutupan setelah penyelesaian, yaitu benda uji ditutup dengan bahan yang
tidak mudah menyerap air, tidak reaktif dan dapat menjaga kelembaban
sampai saat benda uji dilepas dari cetakan;
2) Perawatan untuk pemeriksaan proporsi campuran untuk kekuatan atau sebagai
dasar untuk penerimaan atau pengendalian mutu;
(1) Perawatan awal sesudah pencetakan :
a) Benda uji harus disimpan dalam suhu antara 16 sampai 27oC dan dalam
lingkungan yang lembab selama 48 jam, harus terlindungi dari sinar
matahari langsung atau alat yang memancarkan panas;
b) Benda uji dilepas dari cetakan dan diberi perawatan standar;
c) Jika benda uji tidak akan diangkut selama 48 jam, cetakan harus dilepas
dalam waktu 24 jam ± 8 jam dan diberi perawatan standar sampai tiba
waktu pengangkutan.
(2) Perawatan standar sebagai berikut :
a) Benda uji silinder :
(a) Dalam waktu 30 menit sesudah dilepas dari cetakan, harus
disimpan dalam keadaan lembab pada suhu 23oC ± 1,7oC;
(b) Tidak lebih dari 3 jam sebelum pengujian pada suhu antara 20oC
sampai 30oC;
(c) Benda uji tidak boleh terkena tetesan atau aliran air;
(d) Penyimpangan dalam keadaan basah, yaitu dengan perendaman
dalam air kapur jenuh atau dengan ditutupi kain basah;
b) Benda uji balok harus dirawat sama seperti benda uji silinder kecuali
sekurangkurangnya 20 jam sebelum pengujian, balok harus disimpan
dalam air kapur jenuh pada suhu 23o C ± 1,7oC.
3) Perawatan untuk menentukan saat pelepasan cetakan atau saat struktur boleh
menerima beban :
(1) Silinder disimpan pada atau sedekat mungkin dengan struktur yang dan
suhu serta kelembabannya harus sama;
(2) Balok uji dan struktur yang diwakilinya harus memperoleh perawatan yang
sama:
a) Balok uji dilepas dari cetakan setelah 48 jam ± 4 jam;

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 46


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b) Balok uji harus disimpan dalam air kapur pada suhu 23oC ± 1,7oC
selama 24 jam ± 4 jam sebelum pengujian.
4) Pengangkutan Benda Uji
Lama pengangkutan ke laboratorium, maksimal 4 jam dan harus dilindungi dari
kerusakan serta dijaga kelembabannya.
5) Bahan Tambah Beton
a) Bahan tambah beton diizinkan digunakan atas perintah/analisa Konsultan
Pengawas jika dianggap pekerjaan harus dilakukan percepatan, atau trerkait
perjalanan truck dari batching plan ke site dianggap terlalu jauh
b) Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan,
yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan,
dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi
Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03).
c) Berdasarkan ACI (American Concrete Institute), bahan tambah adalah
material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam
beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan
berlangsung.
d) Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar
tidak boleh mengubah komposisi baku bahan utama.
e) Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus
memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional
Indonesia), ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ACI
(American Concrete Institute) dan yang paling utama memperhatikan
petunjuk dalam manual produk dagang.
f) Bahan tambah yang digunakan untuk memperlambat setting time adalah
type D, Water Reducing and Retarding Admixtures, dengan dosis sesuai
petunjuk pabrikan.
g) Sedangkan bahan yang digunakan untuk menunguatkan mutu dengan
mengurangi penggunaan air adalah Tipe F, Water Reducing, High Range
Admixtures dengan dosis sesuai petunjuk pabrikan.
4. Baja Tulangan
a. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi elemen pekerjaan pekerjaan struktur beton
2) Meliputi pekerjaan pengadaan material baja tulangan. Material berasal dari
supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah
sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan
kualitas seperti yang ditetapkan
3) Pekerjaan ini termasuk pada pekerjaan pemotongan dan pembengkokan baja
tulangan atau yang disebut dengan febrikasi, lalu dirakit sesuai desain dan
spesifikasi yang dibutuhkan
4) Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh pekerja sehingga membentuk
komponen struktur seperti kolom, balok, pelat.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 47


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Persyaratan, Material
1) Persyaratan Tulangan Beton
a) Baja tulangan yang digunakan adalah:
 Ulir/Deform/Sirip: fy 420 MPa (BjTS 420B warna merah)
 Polos/Plain: fy 280 MPa (BjTP 280)
b) Baja tulangan harus bebas dari debu, minyak, gemuk, serpihan-serpihan
kayu dan kotoran lain yang dapat mengurangi perekatan dengan beton, bila
dianggap perlu oleh Direksi, tulangan harus disikat atau dibersihkan dengan
cara lain sebelum dilaksanakan, pengecoran tidak boleh dilaksanakan
sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi, bila mana terjadi
kelembapan / penundaan dalam pengecoran, maka pembesian dibersihkan
/ diperbaiki lagi oleh pelaksana lapangan.
c) Baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama
pengecoran tidak akan berubah tempat. Semua persyaratan seperti yang
tercantum dalam PBI 1971 bab 5 harus terpenuhi, pengikatan penulangan
dilaksanakan dengan kawat ikat / kawat beton yang berkualitas, besi lunak
dengan ukuran diameter lebih kurang 1mm, tulangan harus betul-betul bebas
dari acuan atau lantai kerja dengan cara menempatkan pengikatan pada
tulangan baja
d) Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak di izinkan.
Sambungan-sambungan tulangan harus mengikat syarat-syarat yang
terdapat dalam PBI 1971 bab 8 dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
(gambar)
2) Tanda Kelas Baja Beton Tulangan dan sifat mekanis

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 48


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton


3) Toleransi Besi Tulangan Beton

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton


c. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Detail tulangan
1) Panjang Penyaluran, penyambungan (stek)
a) Panjang penyaluran minimal untuk besi beton adalah 40D, artinya 40
mm dikalikan diameter besi yang akan disalurkan atau disambung.
b) Kait atau tekukan besi disesuaikan dengan detil pada gambar struktur.
c) Jika terdapat ketidakjelasan panjang penyaluran dan kait pada gambar
kerja, maka panjang penyaluran dan kait harus sesuai dengan SNI
2847-2013
2) Kait Standar

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 49


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Istilah “kait standar” seperti digunakan dalam Standar ini harus berarti
salah satu berikut ini:
a) Bengkokan 180 derajat ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang
dari 65 mm pada ujung bebas batang tulangan.
b) Bengkokan 90 derajat ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas
batang tulangan.
c) Untuk sengkang dan kait pengikat:
• Batang tulangan D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 derajat
ditambah
• perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan; atau
• Batang tulangan D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90 derajat
ditambah
• perpanjangan 12db pada ujung bebas batang tulangan; atau
• Batang tulangan D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135 derajat
ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan.
3) Diameter bengkokan minimum
a) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang
tulangan, selain dari untuk sengkang dan pengikat dengan ukuran D-
10 hingga D-16, tidak boleh kurang dari nilai dalam tabel:

*SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan


b) Diameter dalam bengkokan untuk sengkang dan pengikat tidak boleh
kurang dari 4db untuk batang tulangan D-16 dan yang lebih kecil.
Untuk batang tulangan yang lebih besar dari D-16, diameter
bengkokan harus sesuai dengan tabel 7.2 pada SNI 2847:2013
Persyaratan beton struktural untuk bangunan.
c) Diameter dalam bengkokan pada tulangan kawat las untuk sengkang
dan pengikat tidak boleh kurang dari 4db untuk kawat ulir yang lebih
besar dari D-7 dan 2db untuk semua kawat lainnya. Bengkokan
dengan diameter dalam kurang dari 8db tidak boleh berada kurang
dari 4db dari persilangan las yang terdekat.
4) Pembengkokan
a) Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali
bila diizinkan lain oleh insinyur profesional bersertifikat.
b) Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditunjukkan dalam
dokumen kontrak, atau diizinkan oleh insinyur profesional
bersertifikat.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 50


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton


d. Pengujian Baja Tulangan Beton
1) Uji Tarik Baja Tulangan Beton dan Modulus Elastisitas
(a) Maksud dan Tujuan
 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk
melakukan pengujian kuat tarik baja beton.
 Tujuan Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja
beton, regangan, modulus elastisitas, dan parameter lainnya. Pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.
(b) Ruang Lingkup
Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan-persyaratan, ketentuan-
ketentuan, dan cara pengujian serta laporan hasil uji.
(c) Pengertian yang dimaksud dengan :
 Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam
konstruksi beton bertulang;
 Nilai kuat tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat
benda uji mengalami, leleh pertama;
 Nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang
bekerja pada saat benda uji putus;
 Contoh baja beton adalah batang-batang beton yang panjangnya
tertentu, yang diambil dari tempat penyimpanan secara acak serta
dianggap mewakili sejumlah baja beton yang akan digunakan sebagai
bahan struktur sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/ Tim
Teknis.
 Benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk dan
dimensi tertentu, yang dibuat / diambil dari contoh-contoh baja beton.
(d) Jumlah contoh-contoh disyaratkan sebagai berikut :
 Jumlah contoh dari setiap jenis dan ukuran baja beton yang diperlukan
untuk pengujian kuat tarik beton dan modulus elastisitas ditetapkan
berdasarkan ketentuan yang berlaku;
 Jika suatu konstruksi beton akan menggunakan lebih dari satu jenis dan
ukuran baja beton, maka setiap jenis dan ukuran harus dilakukan
pengujian kuat tarik dan modulus elastisitas;

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 51


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pengambilan contoh-contoh untuk setiap jenis dan ukuran baja beton


dilakukan 1 benda uji untuk setiap 10 ton kedatangan aja tulangan
beton, dengan panjang 1 m ;
 Dimensi setiap contoh ditentukan berdasarkan bentuk, dimensi, dan
jumlah benda uji.
e. Pengelolaan Contoh
Pengelolaan contoh disyaratkan, sebagai berikut :
 Setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat
diketahui;
 Label contoh meliputi :
 Nomor contoh;
 Jenis dan grade baja beton;
 Dimensi contoh;
 Asal pabrik;
 Petugas / teknisi yang mengambil contoh;
 Tanggal pengambilan contoh;
 Contoh-contoh baja beton harus ditempatkan pada tempat yang baik
sehingga terhindar dari pengaruh korosi dahaya destruksi lainnya.
f. Sistem Pengujian Sistem pengujian yang digunakan sesuai dengan
persyaratan, berikut :
 Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir laboratorium
yang berisi :
- identitas benda uji dan contoh;
- teknisi pengujian;
- tanggal pengujian;
- penanggung jawab pengujian;
- pencatatan data pengujian;
- nama laboratorium dan instansi penguji;
 Hasil pengujian harus ditandatangani oleh penanggung jawab.
5. Pekerjaan Bekisting
a) Umum
 Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan
dan pembongkaran semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan dalam menyelenggarakan pekerjaan beton,
sebagaimana yang tertera di dalam gambar. Pada dasarnya, bekisting adalah
konstruksi bantu yang mendukung beton yang belum mengeras.

 Semua bekisting beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan


yang tercantum di dalam dokumen ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua
perintah yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama pelaksanaan
Pekerjaan.
 Bekisting harus direncanakan dengan baik sebelum konstruksi dimulai

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 52


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Bekisting harus dirancang dengan baik sehingga slab bawah beton, dinding, dan
struktur yang lainagar memiliki dimensi bentuk yang benar, keselarasan,
ketinggian, dan posisi dalam batas toleransi yang tepat
b) Persyaratan bahan
Cetakan beton menggunakan tego film tebal minimum 9 mm. dan harus memenuhi
syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik sehingga
tidak diperlukan lagi pekerjaan plesteran/acian, dan acian sudut pada beton.
Untuk Bekisting yang ditanam dalam tanah seperti pile cap, sloof (bukan sloof
gantung), dan lain-lain, menggunakan bekisting batako.
c) Pembebanan pada Bekisting
Desain umum pembebanan bekisting adalah:
1) Merencanakan bekisting untuk beban vertical dan horizontal serta pengaruh
khusus angina dan getaran yang ditimbulka oleh vibrator
2) Bekisting harus diperhitungkan terhadap kekuatan, kekakuan dan kestabilan
3) Penempatan material bekisting yang sesuai
4) Ketentuan dalam pemasangan bekisting
5) Ketentuan yang memadai untuk mencegah rotasi bentuk balok yang mana
lembaran bentuk bekisting hanya ada dalam satu sisi yang berbeda
6) Kegagalan penyelidikan tekanan bantalan yang berhubungan dengan struts
bekisting
7) Beban yang dipikul dan harus diperhitungkan dalam perencanaan bekisting
adalah:
(a) Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi tulang
(b) Beban tidak tetap, adalah berat peralatan, pekerja, dan barang lainnya.
Beban ini haya diperbolehkan saat terjadi lendutan sebesar maksimum yang
diijinkan. Perhitungan vertical yang direkomendasikan oleh Comitee ACI
- Beton bertulang : 2400 kg/m3
- Bekisting : 70 kg/m2
- Beban hidup : 235 kg/m2
- Beban hidup min: 150 – 250 kg/m2
8) Beban horizontal terjadi pada proses pengecoran sebagai akibat dari tekanan
hidrostatis. Tekanan horizontal dipengaruhi oleh:
(a) Mortal beton, berat volume, plastisitas dan kecepatan pengerasan
(b) Proses pengecoran, temperature lapangan, kecepatan pengecoran, metode
kerja serta pemadatan
(c) Bekisting, tinggi, bentuk dan dimensi
(d) Kondisi tulangan: jarak dan besar tulangan
Besarnya defleksi yang diperkenankan pada konstruksi beton dan dapat dipakai
pada konstruksi bekisting adalah antara 1/300 – 1360 L. Beberapa bagian
bekisting yang harus dikontrol defleksinya
(a) Lapis penutup
(b) Balok pembagi

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 53


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

(c) Pendukung joist/stud dan juga waler (klem)


d) Pelaksanaan pekerjaan
 Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan Gambar-gambar Rencana dari
bekisting kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum pekerjaan dimulai.
Gambar tersebut harus mencantumkan secara jelas konstruksi dan bahan dari
bekisting, sambungan-sambungannya, kedudukannya dan sistim rangkanya.
Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan perencanaan bekisting ini
harus sudah termasuk ke dalam biaya konstruksi dengan batas pemakaian
maksimal.
 Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan getaran
yang ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting antara
tumpuan harus dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana
menggunakan konstruksi bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan pekerjaan
beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum 2,5 cm, balok 5/7,
6/10
 Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah
terjadinya defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut:
- Semua balok atau pelat lantainya 0,2% lebar bentang pada tengah-tengah
bentang.
- Semua balok cantilever dan pelat lantainya 0,4% dari bentang, dihitung dari
ujung bebas.
e) Pembongkaran bekisting
 Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban struktur
dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.
 Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur
harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang
dipersyaratkan seperti yang disebutkan di bawah ini, atau seperti yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
 Kontraktor harus menentukan kekuatan minimum beton yang harus dicapai
sebelum beton tersebut menjadi kuat dan matang. Kekuatan dapat ditentukan
dengan pengujian specimen beton yang dilakukan dengan melakukan pengecoran
ditempat. Prosedur pengujian lainnya dapat digunakan dengan metode
kematangan, angka pantulan resistansi penetrasi, atau tes penarikan, tetapi
metode ini harus dikolerasikan dengan campuran beton actual yang digunakan
dalam proyek, diverifikasikan secara berkala oleh specimen yang dikerjakan, dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
 Bekisting dapat dilepas dari beton dengan menentukan specimen beton dan uji
beton yang sudah matang. Dengan mengetahui kondisi cuaca dan informasi
lainnya maka bekistiuung dapat dilepas dari beton yang sudah matang
 Penentuan waktu pembongkaran bekisting harus didasarkan pada efek yang
dihasilkan oleh beton. Ketika bekisting dilepas seharusnya beton tidak mengalami

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 54


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

lendutan atau distorsi yang berlebihan dan tidak ada kerusakan yang berlebihan
pada pengangkatan pendukung bekisting atau pengupasan bekisting. Ketika
bekisting dihilangkan, sebelum melakukan perawatan beton/curing beton
ditentukan selesai, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memberikan
perlindungan termal yang memadai untuk beton. Bentuk dan pendukung bekisting
beton tidak boleh dilepas dari balok, lantai, dan dinding sampai unit struktur ini
cukup kuat memikul beratnya sendiri dan beban yang lain.

 Pembongkaran bekisting dan pendukung lainnya harus mengikuti persyaratan


dokumen kontrak. Ketika uji balok atau silinder standar beton digunakan untuk
menentukan waktu striping (pengangkatan).
 Waktu penyelesaian bekisting adalah bentuk dari kekuatan beton, metode yang
dilakukan untuk menentukan waktu pembongkaran bekisting adalah dengan
menggunakan uji silinder atau beton.

*Sumber: ACI 347 guide to formwork for concrete (halaman 14)


f) Pemakaian Bekisting

Bagian Struktur Batas pemakaian (kali)


Bagian tengah balok 2
Plat lantai 2
Plat tangga 2

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 55


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Sloof 2
Kolom beton 2

g) Kawat Pengikat Baja Tulangan


Kawat (K) pengikat adalah kawat lunak untuk mengikat baja tulangan dengan syarat
harus terbuat dari baja lunak dengan diameter ≥ 1,0 mm yang telah dipijarkan terlebih
dahulu dan tidak bersepuh seng.
Untuk keperluan pengikatan berkas tulangan yang terdiri dari: > 2 tulangan batang
sejajar, diameter kawat pengikatnya; ≥ 2,5 mm dan jarak pengikatan harus ≤ 24 x dp
batang yang diikat terkecil.
Kawat baja (BJ), ialah kawat baja dengan karbon rendah, terbagi dalam 2 jenis yaitu
BJKB (Kawat Baja Biasa) dan BJKL (Kawat Baja Lunak). Tampak: permukaan kawat
baja harus bebas dari karat, retakan-retakan, serpih-serpih dan cacat lainnya yang
dapat mengurangi nilai kegunaannya (untuk baja lapis seng, harus halus dan rata).
Harus memenuhi syarat-syarat SNI 03 - 6861.2 – 2002, SII. 0162 – 81.
6. Pekerjaan Perancah Luar
a) Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada saat
pelaksanaan.
b) Persyaratan bahan
Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah scafolding yang lengkap
serta bagian luarnya dipasang jaring-jaring luar. scafolding yang dipakai dengan
jumlah yang memenuhi syarat harus kuat dan lengkap terdiri dari batang-batang
silang beserta perkuatannya. Sedangkan untuk jaring-jaring luar terbuat dari
anyaman tambang plastik atau nylon.
c) Pelaksanaan pekerjaan
 Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar
sehingga tidak membahayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun
keadaan sekelilingnya. Perancah luar harus dipasang minimal sama dengan
bangunan yang dikerjakan dan dicat dengan warna yang mencolok.
 Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar
harus dipasang tangga dilengkapi dengan bordes mendatar.
 Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada scafolding secara kuat, rapih
dan tidak kendor. Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi
perlindungan serta rasa nyaman bagi yang bekerja pada dinding luar.
7. Peralatan Bantu
a) Semua peralatan bantu, pengangkutan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
pekerjaan beton pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Sebelum mulai di lapangan dengan pekerjaan beton yang
sesungguhnya, Kontraktor harus memberikan detail lengkap mengenai program
kerja, jumlah dan tipe peralatan, organisasi dan personalia di lapangan dan
sebagainya kepada Konsultan Pengawas.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 56


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b) Konsultan Pengawas akan minta penggantian peralatan, dan personalia bilamana


ada hal-hal yang dianggap tidak cocok.
8. Support dan Beton Tahu
a) Support
 Untuk keperluan dan menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton sesuai
dengan disyaratkan maka pada setiap 1 m² luas plat lantai dan plat dack harus
diberikan support / dukungan dari besi tulangan ulir dengan diameter lebih besar
dari diameter tulangan plat lantai atau 13 mm.
 Jumlah support / dukungan dalam perjarak 800 mm.
 Bentuk support/dukungan harus sesuai dengan Shop Drawing yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Bentuk support / dukungan harus sedemikian rupa sehingga dapat
mempertahankan jarak vertikal antara lapis tulangan ketika dibebani oleh beban
pekerja perakitan tulangan atau pekerja pengecoran.
b) Beton Tahu (Dacking)
 Untuk menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton agar sesuai dengan
yang disyaratkan maka pada permukaan besi tulangan balok dan kolom harus
diberi penyangga dari beton atau beton tahu sehingga mempunyai jarak yang
tetap dengan bekisting.
 Ketebalan beton tahu harus disesuaikan dengan jarak atau ketebalan selimut
beton pada masing-masing komponen struktur dan dipasang minimal 2 buah
setiap jarak 50 cm panjang balok dan tinggi kolom.
 Mutu beton tahu minimal sebesar mutu beton konstruksi utama.
 Selimut beton sesuai Gambar Kerja, jika tidak disebutkan dalam Gambar Kerja,
maka selimut beton yang digunakan adalah sesuai SNI 03-2847-2013:
Tebal Selimut
Minimum
(mm)
a) Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu
75
berhubungan dengan tanah
b) Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca: 50
Batang D-16 hingga D-56
Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau kawat ulir 40
D16 dan yang lebih kecil
c) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan
cuaca atau beton tidak langsung berhubungan
dengan tanah:
Pelat,dinding,pelat berusuk :
Batang D-44 dan D-56 40
Batang D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok,Kolom : Tulangan utama, pengikat, sengkang,
40
lilitan spiral
Komponen struktur cangkang,pelat lipat : Batang D-19
20
dan yang lebih besar
Batang D-16,jaring kawat polos P16 atau ulir D16 dan
15
yang lebih kecil

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 57


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pencampuran dan Penakaran


1) Rancangan campuran proporsi material dan berat penakaran harus
ditentukan dengan menggunakan metoda yang disyaratkan dalam PBl.
2) Campuran percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi campuran
serta material yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran
percobaan, dengan disaksikan oleh Konsultan.
3) Persyaratan sifat campuran:
 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan
 Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam
beberapa hal menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit
jumlah beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat
mudah dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa
sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga
atau menahan udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga pada
pembongkaran akan menghasilkan permukaan yang merata, halus
dan padat.
 Bila hasil dari pengujian 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat beton di
bawah nilai yang disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan
melakuakna pengecoran beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil
yang rendah tersebut dapat dipastikan dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton memenuhi
persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat
tekan 28 (dua puluh delapan) hari yang disyaratkan harus dipandang
tidak memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
 Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan / atau
memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk
meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3
(tiga) hari, dalam keadaan demikian, kontraktor harus segera
menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat
memilih menunggu sampai hasil pengujian 7 (tujuh) hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Konsultan Pengawas akan menelaah kedua hasil pengujian 3 (tiga)
hari dan 7 (tujuh) hari, dan segera memerintahkan penerapan dari
tindakan perbaikan apapun yang dipandang perlu.

 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan


pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh
didasarkan pada hasil pengujian kuat tekan 3 (tiga) hari saja, terkecuali
kontraktor dan Konsultan Pengawas keduanya sepakat pada
perbaikan tersebut.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 58


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Pengukuran Agregat
 Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari
jumlah kantung semen.
 Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing
takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat
jenuh air dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang
mendekati keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala
menyiram timbunan agregat dengan air.

 Pada pengecoran di celah-celah sempit, seperti list plank, dan lain-lain,


split yang digunakan harus disaring menggunakan saringan sebesar
0.5 cm.
5) Pencampuran

 Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara


mekanikal dari tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin
distribusi yang merata dari material.
 Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan
peralatan untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan secara teliti dalam masing-masing penakaran.
 Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen
yang telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air
ditambahkan.

 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke


dalam campuran material kering. Seluruh air pencampur harus
dimasukkan sebelum seperernpat waktu pencampuran telah berlalu.
Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 3/4 mᶟ atau
kurang haruslah 1.5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 mᶟ dalam ukuran.
 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan
Pengawas dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga
manusia, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan
pencampuran dengan tenaga manusia harus dibatasi pada beton non
struktural.
9. Metode, Persyaratan, dan Jadwal /Time Schedule Pelaksanaan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton
1) Pekerjaan Pembesian
a) Kait dan Pembengkokkan
 Penulangan harus dilengkapi dengan kait / bengkokan minimal
sesuai ketentuan SNI 2847-2013 atau sesuai petunjuk Konsultan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 59


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengawas.
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan
cara-cara yang merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60
cm dari bengkokan sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak
boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali
apabila ditentukan di dalam Gambar-gambar Rencana atau
disetujui oleh Konsultan Perencana.
 Membengkokkan dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin.
 Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak
(polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan
merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari
850˚C.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami
pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami
pemanasan di atas 100 ˚C yang bukan pada waktu las, maka
dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak
boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
b) Pemotongan
 Panjang baja tulangan beton yang melebihi ketentuan (kecuali
lewatan) harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat
pemotong yang disetujui Konsultan Pengawas.
 Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin,
peralatan dan alat utilitas lainnya, tulangan beton harus dipotong
sesuai dengan besar atau ukuran bukaan.
c) Penempatan dan Pengencangan
 Sebelum pemasangan, tulangan beton harus bebas dari debu,
karat, kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
 Semua tulangan beton harus dipasang dengan baik, sesuai dengan
mutu, dimensi dan lokasi. Penahan jarak dengan bentuk balok
persegi atau gelang-gelang harus dipasang pada setiap m² atau

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 60


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Batu, bata atau
kayu tidak diijinkan digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan.
 Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat no.
AWG 16 (φ 1.62 mm). Las titik dapat dilakukan pada baja lunak
pada tempat-tempat yang disetujui Konsultan Pengawas.
d) Sebelum pengecoran beton, lakukan pekerjaan pemeriksaaan
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut beton, lokasi dari
sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Cetakan Beton
a) Cetakan beton harus presisi sesuai ukuran beton yang tertera pada
Gambar Kerja, dirakit dengan kuat dan baik.
b) Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan beton harus dicek dulu oleh
Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
c) Semua angkur, baut, pipa dan benda–benda lain yang diperlukan
ditanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum
pengecoran.
d) Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat
dan kotoran–kotoran lain pada saat mengecor.
3) Pengadukan dan Alat Aduk
a) Dalam pekerjaan ini Kontraktor beton yang digunakan harus
menggunakan beton ready mix dengan mutu beton sesuai yang
dijelaskan dalam dokumen ini.
b) Perusahaan yang sudah direkomendasikan, Kontraktor harus membuat
surat pernyataan kerjasama dengan sub Kontraktor ready mix. Sub
Kontraktor sebelum pembuatan beton harus menyampaikan rancangan
campuran beton dengan mutu beton seperti yang sudah disebutkan
pada bagian lain pada dokumen ini. Surat kerja sama dan rancangan
campuran dilampirkan dalam penawaran dokumen teknis.
c) Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas seluruh operasi harus
dikontrol / diawasi secara kontinyu oleh Konsultan Pengawas.
4) Pengangkutan Adukan
a) Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan
akhir (sebelum dituang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya
pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
b) Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di
tempat penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan
pemisahan bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 61


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang


berurutan.
c) Pengangkutan beton dari ready mix ke lokasi proyek menggunakan
truck molen dengan jumlah yang cukup.
d) Penggunakan bahan additif harus seijin Konsultan Pengawas.
5) Penuangan Beton
a) Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan
Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
a) Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke cetakan akhir
(maksimum 1 meter) atau tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari
ketinggian lebih dari 1.5 meter untuk mencegah terjadinya segregasi
karena penuangan kembali atau pengaliran adukan. Kontraktor harus
menggunakan alat bantu pipa tremie sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas
b) Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu
kecepatan penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan
plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara
tulangan.
c) Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah dikotori oleh
material asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d) Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk
kembali setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan
kembali.
e) Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1
(satu) jam. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk
menghindari terjadinya pemisahan material dan perubahan letak
tulangan.
f) Pengangkutan / pengecoran pada plat lantai dan balok harus
menggunakan concrete pump. Kontraktor harus menyediakan alat
concrete pump kerjasama dengan ready mix.
g) Campuran beton yang sudah ditakar termasuk beton ready mix yang
dikirim ke lokasi proyek tidak diperkenankan ditambah air diluar proporsi
campurannya.
6) Pemadatan Beton
a) Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical
Vibrator” dan dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman.
Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “over
vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.Pemadatan ini harus dilakukan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 62


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan massa yang


utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
b) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan yang baik.
c) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
d) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“initiual set” atau yang telah mengeras dalam batas di mana beton akan
menjadi plastis karena getaran.
e) Pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari,
maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Konsultan
Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari dengan sistem
penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat.
7) Perawatan / Pemeliharaan Beton (Curing Beton)
Beton yang sudah dicor terutama plat, lantai dan luifel harus dijaga agar
tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban (curing) minimum 14 (empat
belas) hari dengan cara:
a) Pembasahan terus-menerus dilakukan dengan cara merendam /
menggenangi dengan air (pada plat-plat atap) atau dengan cara
menutupinya menggunakan karung-karung basah.
b) Pada hari hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan
tidak boleh diganggu. Sangat dilarang untuk mempergunakan lantai yang
belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang berat.
c) Cara-cara perawatan lainnya (perawatan dengan uap bertekanan tinggi,
uap bertekanan udara luar, pemanasan tau proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan) harus diketahui dan disetujui
Konsultan Pengawas.
8) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
a) Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian
satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak
Construction Joint dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan
Pengawas dapat merubah letak Construction Joint tersebut.
b) Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang
padat.
c) Construction Joint harus diusahakan berbentuk garis miring atau sedapat
mungkin dihindarkan adanya Construction Joint tegak kalaupun

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 63


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari Konsultan


Pengawas.
d) Sebelum pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan grout sebelum beton dituang.
e) Untuk penyambungan beton lama dengan yang baru, herus
menggunakan bahan additive Bonding Agent (lem beton) yang disetujui
Konsultan Pengawas.
f) Kontraktor harus menjaga mutu hasil pengecoran daerah pertemuan /
joint dan daerah-daerah rawan keropos lainnya.
g) Pemberhentian pengecoran harus dilakukan pada tempat-tempat yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
h) Kontraktor harus selalu menjaga keutuhan dan kerapian letak tulangan
dan sparing Mekanikal & Elektrikal (ME) pada saat pengecoran lantai.
i) Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk
pengamanan, perlindungan dan lain-lain yang dapat menjamin
kontinuitas pengecoran.
j) Kontraktor harus memastikan bahwa lekatan pada sambungan kolom
lama dengan kolom yang baru bersifat monolit.
9) Pengerjaan Akhir
a) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
 Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau
logam yang telah digunakan untuk memegang cetakan, dan cetakan
yang melewati badan beton, harus dibuang dan dipotong kembali
paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan
harus dibersihkan.

 Konsultan Pengawas harus memeriksa permukaan beton segera


setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan
atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi
struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen. Sedang untuk keropos yang masuk dan dilewati yang
merusak struktur harus di grouting. Mutu grouting harus memiliki kuat
tekan 2 (dua) kali kuat tekan beton struktur.
 Bilamana Konsultan Pengawas menyetujui pengisian lubang besar
akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh,
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen
dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang
harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 64


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat
menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.
b) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas:
 Bagian atas pelat, dan permukaan horizontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Konsultan Pengawas, harus digaruk dengan
mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang
diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan
secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata
kayu secara memanjang dan melintang atau oleh cara lain yang
cocok, sebelum beton mulai mengeras.
 Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin misalnya
pada ramp, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau
cara lain sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Pengawas,
sebelum beton mulai mengeras.
 Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah ditambal atau
yang masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir
beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas
acuan, ketidak rataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari
penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
10) Cacat pada Beton (Defective Work)
a) Konstruksi beton yang keropos (honey comb).
b) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
d) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e) Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
f) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas menyetujui untuk diadakan perbaikan atau
perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor
harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 65


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

/ diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap


memungkinkan.
g) Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan
dari Konsultan Pengawas.
h) Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan baik dan memuaskan.
i) Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat
pada beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran
atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j) Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan
instruksi Konsultan Pengawas.
k) Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Konsultan Pengawas harus diberitahu
secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Pengisian / injeksi dengan air
semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling
memadai / cocok.
11) Perbaikan Permukaan Beton
a) Kontraktor harus meminta Konsultan Pengawas untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
b) Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai
dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas,
memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk
Konsultan Pengawas).
c) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera
setelah pembongkaran bekisting. Bahan tambalan harus kohesif, tidak
berkerut dan melebihi kekuatan beton. Beton keropos tidak boleh
ditambal manual, penambalan harus di-grouting dengan mesin tekanan
hydrolis.
d) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya
atau beton yang akan dicat dengan:
 Semprotan pasir ringan.

 Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang


diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
 Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid,
biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 66


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
 Tambalan semen.
 Mengikir dan menggerinda.
e) Hasil pekerjaan beton (kolom, balok, dll) yang ekspose harus sudah siap
untuk difinishing cat.
f) Mutu beton yang tidak sesuai dengan persyaratan menjadi tanggung jawab
penuh Kontraktor.
g) Kontraktor harus membuat bak tandon untuk perawatan beton di setiap
lokasi proyek.
10. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan pondasi seperti dalam gambar atau disebutkan dalam
spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Persyaratan Umum Tiang Pancang
1) Kecuali ditentukan lain, semua pekerjaan pada spesifikasi ini seperti terlihat
atau terperinci harus sesuai dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak
dokumen .
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang di
lapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat,
pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang termasuk
penggalian setempat dan pemotongan kepala tiang.
c. Data Teknis dan Sertifikasi Pabrik
1) Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan data teknis bahan
lengkap dengan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa bahan yang akan
digunakan memenuhi ketentuan spesifikasi, untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
2) Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar kerja adalah sebagai petunjuk
untuk Kontraktor, tetapi Kontraktor harus memutuskan panjang tiang yang
sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pemancangan.
d. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan yang berhubungan: Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-
fasilitas yang berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan di proyek,
tempat penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap
fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa
gas, saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada di
lokasi proyek maupun di lokasi yang bersebelahan dengan proyek.
2) Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut:
a) Penyediaan tiang pancang dari beton precast.
b) Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 67


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Pemancangan tiang pondasi hingga mencapai daya dukung yang diharapkan.


d) Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang
diminta oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
e) Pemotongan kelebihan panjang dari tiang.
e. Jaminan Mutu
1) Standar-standar semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan
standar-standar berikut:
a) SK SNI 03-2847-2002: Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung.
b) 2SII 0192-83: Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja Karbon
Rendah,
c) ASTM A-416: Standard Specification for Uncoated Seven Wire Stress
Relieved Steel Strand or Prestressed Concrete.
d) ASTM A-82: Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire For Concrete
Reinforcement.
2) Jaminan Pabrik:
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman bahan-bahan
harus dari jenis yang sesuai seperti disyaratkan.
3) Jaminan Pekerja:
a) Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja dan
Konsultan Pengawas yang berpengalaman dalam pemancangan tiang dari
jenis yang diusulkan, sedemikian sehingga mampu untuk mencapai
kapasitas tiang seperti yang disyaratkan pada berbagai macam kondisi
tanah yang akan dijumpai.
b) Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Konsultan
Pengawas untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terlibat dalam
pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.
f. Perubahan dan Penambahan
1) Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
2) Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor harus
menyerahkan hal-hal berikut kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
a) Data Pabrik
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
b) Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Kerja metoda
konstruksi, jadwal kerja dan daftar perlengkapan kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
g. Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyerahkan
hal-hal berikut kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 68


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

1) Data Pabrik
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja metoda konstruksi,
jadwal kerja dan daftar perlengkapan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
h. Kondisi Kerja
1) Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
mencegah kerusakan dari tiang pancang pada waktu pengangkutan
penyimpanan dan pemancangan.
2) Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi tegangan-tegangan yang melebihi rencana.
3) Semua bahan harus disimpan dan diperlakukan dengan semestinya agar
terhindar dari kerusakan dan pengotoran. Bahan tiang pancang disimpan di
ruang terbuka dan diletakkan melintang di atas balok-balok kayu atau bantalan
kayu yang dipasang setiap jarak maksimal 3 (tiga) meter sekitar panjang tiang
pancang. Tiang pancang tidak boleh ditumpuk lebih dari 4 (empat) susun.
4) Tumpukan harus ditempatkan seperti pada penjelasan sebelumnya dalam
Dokumen ini atau cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas yang
ditunjuk atau dalam posisi dimana kemungkinan terjadi tegangan dan deformasi
sekecil mungkin.
5) Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat pada tiap
interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat
atau bahan lain yang disetujui. Penunjuk panjang harus diberikan pada interval
setiap 1.0 m.
i. Material dan Alat
1) Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan berikut:
a) Dimensi/Ukuran-ukuran:
Jenis tiang yang dipakai adalah tiang pancang dengan ukuran persegi 300 x
300 mm, panjang 6m, seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
b) Mutu beton minimum tiang pancang yang dipakai adalah K500, yang harus
sudah dicapai sebelum pemancangan.
 Daya dukung izin 1 tiang 80 ton/pancang.
2) Untuk menentukan titik koordinat tiang pancang Kontraktor wajib menggunakan
alat ukur theodolite agar meminimalisir pergeseran titik koordinat pancang.
3) Pada saat pemancangan tiang pancang kondisikan posisi tiang pancang tetap
selalu tegak lurus atau tepat pada titik koordinat yang ditentukan hingga selesai
pelaksanaan pemancangan dengan alat bantu theodolite.
4) Peralatan Pemancangan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 69


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a) Jenis/sistem peralatan pancang dengan pembacaan daya dukung dengan


manometer yang dipakai adalah Jacking Pile (Hydrolis)
b) Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kebisingan dan
getaran pada lingkungan sekitar sesuai sistem pemancangan yang telah
disebutkan dalam Dokumen ini.
c) Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan
untuk penempatan peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan
percobaan beban.
6) Bahan-bahan lain yang harus disediakan
Penggunaan bahan-bahan khusus. Kontraktor harus menyediakan bahan
khusus, seperti: bahan tambahan, perlengkapan las, pencegah karat dan semua
bahan lain yang tidak disyaratkan di sini. Percobaan-percobaan ataupun biaya
bahan-bahan tersebut di atas adalah sepenuhnya tanggung jawab Kontraktor.
j. Pelaksanaan
a. Persiapan
a) Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan
usulan mengenai urutan rencana pemancangan termasuk cara pengangkutan,
penyimpanan, penanganan, pemancangan, peralatan pemancangan,
pekerja dan juga detail cara pemotongan dan penyambungan tiang pancang.
b) Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Persetujuan demikian
tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk pemancangan
tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan
tambahan biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus
ditanggung oleh Kontraktor.
c) Konsultan Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan
pemancangan dari waktu ke waktu apabila dianggap perlu.
d) Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan
tidak terganggu.
e) Kontraktor harus memancang tiap-tiang pancang tepat pada kordinat yang
telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan, setiap koordinat tiang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang ditunjuk sebelum mulai
pemancangan.
f) Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk
menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
g) Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang sudah
terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun karena
fasilitas-fasilitas lainnya.
h) Kontraktor tidak diizinkan mendongkrak, atau mencoba untuk memindahkan
atau membentuk tiang-tiang yang terpancang di luar posisi sebenarnya baik
pada waktu maupun setelah pemancangan.
b. Pemancangan Tiang

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 70


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Alat pemancangan dan penghentian pemancangan tiang.


a) Alat pemancangan sesuai dengan penjelasan yang ada dalam Dokumen ini.
b) Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai daya dukung yang
disyaratkan sesuai dengan penjelasan sebelumnya dalam Dokumen ini.
c) Tiang-tiang mini pile harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang
tepat; pada garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti
ditunjukkan dalam gambar kerja.
d) Toleransi posisi tiang akhir harus tidak lebih dari 7.5 cm terhadap letak titik
rencana, dan jarak antara dua buah tiang tidak boleh berubah lebih dari 15,0
cm dari jarak yang seharusnya.
e) Toleransi kemiringan untuk tiang adalah maximum 1/80.
f) Toleransi yang diizinkan tidak boleh melebihi yang dipersyaratkan dan
tiang-tiang harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus
dibantu/diganjal untuk dapat menjaga posisi yang benar.
g) Bila pemancangan tiang pancang menyimpang dari toleransi yang diizinkan
(sesuai point d dan e), tiang pancang mini pile tersebut harus diganti
dengan tiang pancang baru atau struktur bagian atas dari kepala tiang
pancang dan balok harus dimodifikasi, yang sepenuhnya menjadi kebijakan
Konsultan Pengawas dan tanpa ada biaya tambahan untuk Kontraktor. Jika
kepala tiang pancang dan balok harus dimodifikasi, maka terjadi peralihan
tanggung jawab dari Konsultan Perencana kepada Konsulan Pegawas,
dimana peralihan tanggung jawab tersebut harus diketahui oleh PPK, Tim
Teknis serta Konsultan Perencana.
h) Penyambungan tiang pancang menggunakan metode pengelasan dengan
las penuh.
c. Pemeriksaan bergesernya tiang ke arah vertikal dan atau horizontal tiang akibat
pemancangan tiang di dekatnya (heave check), maka dilakukan suatu heave
check pada pemancangan kelompok tiang yang pertama, dan pada kelompok
tiang yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar. Dengan langkah sebagai
berikut:
a) Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi pada
masing-masing tiang segera setelah pemancangan selesai.
b) Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada suatu
kelompok selesai dipancang .
c) Bila ujung (tip) tiang mengalami "heave" lebih dari 6 mm dari posisi asli, tiang
tersebut harus dipukul kembali.
d. Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Daya dukung harus diketahui dengan menggunakan manometer.
e. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab
lain atau salah letak atau gagal karena kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor
diwajibkan untuk mengadakan penambahan tiang pada posisi yang ditentukan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 71


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

oleh Konsultan Pengawas sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan daya


dukung yang disyaratkan dan beban biaya menjadi tanggungan Kontraktor.
f. Pendataan Pemancangan Tiang
Kontraktor bersama dengan bersama dengan Konsultan Pengawas harus
mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi dengan paraf
Konsultan Pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap harinya.
Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan
Konsultan Pengawas. Data pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas dan tembusan (copy)-nya harus disimpan oleh Kontraktor.
Data laporan harus meliputi hal-hal berikut:
a) Nama Proyek
b) Nomor tiang
c) Tanggal pemancangan
d) Cuaca
e) Dalamnya pemancangan dari level tanah
f) Daya dukung yang dicapai
g) Level tanah
h) Panjang tiang
i) Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada sambungan)
j) Waktu/saat mulai dan waktu selesai pemancangan
k) Semua informasi lain seperti yang disyaratkan oleh Engineer.
l) Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer.
m) Record di atas harus menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh
proses pemancangan. Apabila pemancangan suatu tiang dimulai, maka
harus dilakukan sampai selesai dan mencapai daya dukung yang
diharapkan (kecuali waktu penyambungan).
g. Kepala tiang
a) Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk
memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian rupa sehingga
panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40D mm
(40 x diameter tulangan tiang pancang terbesar), dikait dan dimekarkan
sebagai pengikat ke poer (pile cap). Setelah pemancangan selesai,
Kontraktor harus segera melanjutkan dengan memeriksa level dan mencatat
posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membandingkannya
dengan posisi yang dicantumkan pada gambar denah tiang. Kontraktor
harus menyediakan surveyor di lapangan untuk pekerjaan tersebut.
b) Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.
Tulangan harus tetap dalam keadaan bersih, lurus dan baik.
c) Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan
petunjuk/gambar.
k. Pengujian Tiang Pancang dengan PDA Test dan PIT

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 72


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pekerjaan pengujian tiang pancang adalah menggunakan PDA Test (Pile Driving
Analyzer) dan PIT (The Pile Integrity Test) yang sudah terkalibrasi (terbaru) dengan
menunjukkan sertifikat dari badan terkait. Seluruh biaya pengujian menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
l. Lingkup Pekerjaan PDA Test
1) Jumlah tiang yang diuji adalah 5 persen dari total tiang, tiang yang diuji posisinya
mewakili bagian depan, tengah, dan belakang dari posisi pemancangan.
2) Tiga tiang yang akan diuji tersebut adalah tiang di mana pengujian manometer
menunjukkan nilai yang kritis, yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi pada waktu pelaksanaan.
3) Tiang yang akan diuji harus sudah terpancang minimum 14 (empat belas) hari untuk
memberikan kesempatan tanah mencapai pemulihan dari kondisi pemancangan.
4) Jika suatu uji gagal, maka tambahan uji beban lagi harus dilakukan dan tidak boleh
gagal, semuanya atas beban biaya Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
tambahan tiang pengganti dalam kelompok tiang yang gagal, tanpa tambahan
biaya. Kontraktor harus mencatat semua kejadian selama uji beban dan ini semua
harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Selama uji beban, tidak boleh ada pemancangan tiang yang dikerjakan.
6) Sekalipun uji beban dilakukan hanya atas tiang-tiang tertentu, Kontraktor harus
bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua tiang memenuhi syarat dalam batas
toleransinya. Penerimaan beberapa tiang tidak melepas tanggung jawab
Kontraktor atas semua pekerjaan pondasi dan atas akibat penurunan pada struktur
atas bangunan.
m. Panjang Tiang dan Daya Dukungnya

1) Metode uji beban harus mencakup:


a) Prosedur PDA test atas tiang tunggal harus sesuai dengan ASTM D-4945-89
Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Piles.
b) Metode uji ini digunakan untuk mendapatkan data Regangan (strain) atau gaya
(force) dan percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), atau perpindahan
(displacement). Data akan digunakan untuk memperkirakan daya dukung dan
keutuhan (integrity) tiang, baik performance tiang, tegangan tiang, dan sifat
dinamis tiang seperti koefisien damping tanah dan lain-lain.
c) Selama proses dan operasional pengujian pondasi tiang pancang , Kontraktor
wajib menyediakan dan menempatkan tenaga kerja yang ahli untuk
mengoperasikan, mengamati dan mencatat pengujian.
2) Peralatan untuk uji terdiri dari:
a) Alat untuk mengerjakan gaya impact (impact force) berupa hammer pancang
konvensional atau alat yang sejenis. Peralatan diletakkan sedemikian rupa
sehingga impact dapat dikerjakan pada as di kepala tiang dan konsentris
dengan tiang.
b) Strain transducer dan accelerometer, yang mampu secara independen mengukur
strain (regangan) dan acceleration (percepatan) versus waktu pada setiap lokasi

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 73


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

tertentu sepanjang as tiang selama terjadinya impact. Transducer harus


dikalibrasi sampai ketelitian 2% sepanjang range pengukurannya.
c) Alat untuk mencatat, mereduksi, dan menampilkan data yang memungkinkan
penentuan force (gaya) dan velocity (kecepatan) versus waktu. Dan dapat pula
menentukan percepatan (acceleration) dan perpindahan (displacement) kepala
tiang dan energi yang ditransfer ke tiang. Peralatan harus mempunyai
kemampuan membuat kalibrasi internal yang memeriksa regangan (strain),
percepatan (acceleration), dan skala waktu. Tidak boleh ada kesalahan yang
melebihi 2% dari signal maksimum yang diharapkan.
3) Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksiyang ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan
rebound harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang
disyaratkan.
Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan.
Nilai konstanta yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir oleh Soil
Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang dan setelah grafik rebound/set
diperoleh.
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang ditunjukkan didalam
gambar struktur atau dengan final set yang disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm
untuk 10 pukulan terakhir.
4) Prosedur.
Prosedur berikut ini harus diikuti:
a) Tambatkan transducer pada tiang, lakukan pemeriksaan kalibrasi internal, dan
ambil pengukuran dinamis atas impact selama interval yang dimonitor bersama
dengan observasi rutin atas penetration resistance.
b) Tandai tiang dengan jelas pada interval yang memadai. Tambatkan transducer
secara mantap pada tiang. Set up peralatan untuk mencatat, mereduksi dan
menampilkan data.
c) Lakukan pengukuran. Catat jumlah tumbukan per menit yang diberikan oleh
hammer, dan tinggi jatuh. Catat dan tampilkan satu seri pengukuran gaya
(force) dan kecepatan (velocity)
d) Untuk konfirmasi kualitas data, secara periodik bandingkan gaya dengan
perkalian antara kecepatan (velocity) dan impedansi tiang, untuk kesepakatan
proporsional dan untuk konsistensi.
e) Analisa pengukuran terdiri dari :
 Gaya (force) dan kecepatan (velocity) dari pembacaan peralatan.
 Catatan gaya impact (impact force) dan gaya (force) maksimum dan minimum.
 Maksimum percepatan (acceleration).
 Perpindahan (displacement) dari data pemancangan tiang, dan kurva
rebound set, dan dari transducer.
 Energi maksimum yang ditransfer.
f) Data yang dicatat dapat dianalisa dengan komputer. Hasil analisa berupa:

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 74


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Daya dukung aksial tekan.


 Evaluasi resistensi tanah statis dan distribusinya pada tiang pada saat uji.
 Penilaian integritas (keutuhan) tiang.
 Performance sistem pemancangan.
 Penurunan tiang.
 Transfer energi tumbukan.
 Tegangan (tekan dan tarik) pada material tiang.
 Daya dukung ultimate.
 Keutuhan tiang.
n. Standar Kegagalan Uji Beban Tiang Pancang
1) Kegagalan pada tiang uji dianggap terjadi bila dalam proses pengujian dihasilkan
nilai-nilai analisa dinamis tiang pancang yang mengindikasikan kemampuan daya
dukung yang tidak sesuai (lebih rendah) dengan daya dukung rencana.
2) Uji beban tidak mungkin diselesaikan karena ketidakstabilan sistem pembebanan,
kerusakan pile cap, alat ukur atau kesalahan lainnya yang dilakukan oleh
Kontraktor.
3) Ada bagian tiang yang ditemukan retak, hancur atau berubah bentuk dari bentuk
asalnya atau arahnya, melengkung dari posisi awal atau kondisi lainnya yang
dianggap membahayakan.
o. PIT (The Pile Integrity Test)
Apabila ada kecurigaan ada tiang yang patah atau retak, maka harus dilakukan Test
Integrity tiang dengan metoda sonic dengan memakai alat test Integrity untuk tiang.
Acuan dari pengujian ini adalah ASTM D5882-00 Standard Test Method for Low
Strain Integrity Testing Piles.
a) Lingkup Percobaan
Percobaan-percobaan tiang:
1) Semua percobaan-percobaan pada tiang-tiang terpakai harus dilakukan
dengan pile integrity test.
2) Untuk tiang-tiang yang disambung, setiap bagian tiang harus ditest sebelum
penyambungan dan segera setelah satu bagian tiang dipancang juga setelah
percobaan lateral dan tarik.
3) Apabila ada bagian (segmen) dari tiang yang didapati retak pada tahapan
manapun dari percobaan di atas, bagian yang retak atau rusak harus diganti
dengan yang utuh (masih baik) dan ditest ulang sesuai dengan A2 di atas.
b) Perlengkapan Test
1) Percobaan integrity harus dilakukan dengan memakai perlengkapan untuk
memperoleh data secara digital.
2) Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai kemampuan
yang sangat tinggi terhadap rasio kebisingan agar tidak mengganggu signal.
3) Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau tambahan
dengan analisa gelombang dapat dilakukan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 75


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Data harus dapat dibaca di tempat/di lapangan setidaknya dapat diperoleh


evaluasi mutu dari data pendahuluan.
c) Persiapan Percobaan
1) Percobaan integrity pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 14 (empat
belas) hari setelah tiang dipancang.
2) Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada kepala
tiang, kepala tiang harus bersih, bebas dari air, beton yang terkelupas dan siap
untuk keperluan percobaan.
d) Pelaksanaan Percobaan dan Interpretasi
1) Pile Integrity Testing harus dilaksanakan oleh perusahaan spesialis yang
mengerjakan test demikian.
2) Percobaan sesungguhnya di lapangan harus dilakukan oleh Engineer (bukan
teknisi) yang sudah berpengalaman untuk melakukan testing dengan
sedikitnya 1 (satu) tahun pengalaman dalam percobaan dinamic dari tiang-
tiang.
3) Interpretasi dari data-data harus dilakukan oleh Engineer yang berpengalaman
dengan sedikitnya 2 (dua) tahun pengalaman dalam percobaan dynamic dari
tiang.
4) Apabila penampilan ujung atau tiang meragukan, ujung tiang harus dipotong
lebih jauh dan ditest ulang.
5) Detail-detail lengkap dari kondisi tanah, dimensi tiang dan metoda konstruksi
harus diberikan kepada perusahaan spesialis bila disyaratkan untuk
menginterprestasikan hasil percobaan.
e) Laporan
1) Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasuk juga:
 Data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata (average
amplified velocity vs time record).
 Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
2) Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 (sepuluh) hari
setelah percobaan selesai.
f) Kriteria Hasil Test yang Dapat Diterima dan Ditolak
1) Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus didasarkan dari
kesimpulan laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melaksanakan
PIT.
2) Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan hasil yang meragukan,
Engineer boleh, atas kebijaksanaannya, memerintahkan penggalian suatu
tiang secara penuh untuk mencocokkan kriteria yang ditolak atau dapat
diterima.
p. Laporan
Laporan harus mencakup hal sebagai berikut:
a) Umum: identifikasi proyek, lokasi proyek, lokasi set pengujian, pemilik, Kontraktor
tiang, boring log terdekat, koordinat dan datum horisontal.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 76


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b) Karakteristik tiang: beton dan bahan yang berhubungan, campuran rencana


beton, batang tulangan, dan lain-lain.
c) Data uji tiang.
d) Data pemboran dan pengecoran tiang.
e) Data peralatan, termasuk gambar peralatan.
f) Rekaman uji dinamis.
g) Hasil analisa dan evaluasi.
h) Catatan atas kejadian khusus.
i) Sertifikat kalibrasi.
j) Dokumentasi pekerjaan.
11. Pekerjaan Pondasi Pile Cap
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Spesifikasi Bahan/Material Pekerjaan Pondasi Pile Cap
1) Beton
a) Beton yang digunakan untuk struktur atas adalah beton ready mix dengan
mutu f’c 25 MPa.
b) Semen yang digunakan merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merek dalam
1 molen).
c) Urutan penggunaan semen cor harus sesuai dengan kedatangan truck
ready mix tersebut di lokasi pekerjaan.
d) Nilai slump adalah 10 ± 2 cm.
2) Baja Tulangan
a) Baja tulangan yang dipakai harus dalam kualitas yang baik dan tidak terjadi
karat pada baja tulangan tersebut.
b) Baja tulangan harus disimpan dengan baik digudang kedap air untuk
mencegah terjadinya karat dan korosi.
c) Baja tulangan yang digunakan adalah:
 Ulir/Deform/Sirip: fy 420 MPa (BjTS 420B warna merah)
 Polos/Plain: fy 280 MPa (BjTP 280)
a) Teloransi panjang dan berat untuk besi tulangan mengikuti SNI baja yang
berlaku.
b) Untuk besi dengan label BJKU tidak diperbolehkan digunakan dalam
pekerjaan ini.
c) Semua besi tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat uji tarik baja minimal
3 (tiga) buah benda uji untuk satu jenis besi dari laboratorium yang disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 77


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d) Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
3) Panjang sambungan (lap splices) adalah 40 x diameter tulangan pokok.
4) Bekisting sloof, pile cap menggunakan multiplek 9 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Besi
1) Besi lama (stek) pada bangunan eksisting harus dibesihkan semua karat dan
kotoran dahulu dengan menggunakan digrenda mata kawat sampai benar-benar
bersih, ketebalan pembersihan harus disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Besi baru beton harus berkualitas baik dan betul-betul bulat serta diameternya
sesuai dengan Gambar Kerja.
3) Pemotongan dan pembengkokan dari besi beton dalam keadaan dingin dan
dibentuk sesuai dengan gambar konstruksi. Tidak dibenarkan untuk meluruskan
kembali dari besi beton yang telah dibengkokkan tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4) Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi yang dalam
gambar konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton dan dengan kait-kait, dapat
tegak lurus dengan dudukan beton decking (beton tahu) dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
5) Sambungan besi beton hanya boleh dilakukan pada daerah/tempat tertentu dan
disambung dengan las atau cara lain yang sudah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
d. Pelaksanaan Pekerjaan Kerja Pile Cap
1) Tanah di sekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah
direncanakan.
2) Setelah dilakukan penggalian tanah, dasar pile cap harus diurug pasir terlebih
dahulu, ketebalan pasir setebal 10 cm atau mengikuti gambar kerja.
3) Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan
besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan
pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
4) Melakukan pemasangan bekisting dari batako di sekeliling daerah pile.
Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban
sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat
pengecoran.
5) Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan
10 cm.
6) Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan
utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton
decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7) Sebelum dilakukan pengecoran, tanah di sekitar bekisting ditimbun kembali untuk
menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 78


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

8) Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran


pada pile cap.
12. Pekerjaan Pondasi Batu Kali
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada
gambar. Pekerjaan harus meliputi pengadaan tenaga, seluruh material, galian,
penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan, dan
dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Spesifikasi Bahan / Material Pekerjaan Pondasi Batu Kali
1) Semen
a. Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
 Sesuai dengan SNI 15-2049-1994, Semen portland.
 "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif" (ASTM C 845).
b. Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan
semen yang digunakan pada perancangan proporsi campuran.
c. Pabrik semen yang digunakan harus menerapkan sistem manajemen
lingkungan (ISO 14001)
2) Agregat
a. Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
 “Spesifikasi agregat untuk beton” (ASTM C 33).
 SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur.
b. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun
 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun
 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat,
bundel tulangan, atau tendon-tendon prategang atau selongsong-
selongsong.
 Pada cetakan yang tipis seperti list plank dan lain-lain menggunakan
agregat yang lebih kecil
3) Air
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 79


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
 Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
 Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
 Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
“Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan
spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109 ).
4) Batu Kali
a) Batu kali / batu belah yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu kali.
b) Batu harus bersih, sejenis batu hitam yang keras, mempunyai muka lebih dari
3 (tiga) sisi tanpa alur atau retak, harus dari macam yang diketahui awet dan
bukan batu glondong. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan
bagian yang tipis atau lemah.
c) bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau
ketidaksempurnaan lainnya.
d) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat di tempatkan saling
megunci bila dipasang bersama. Sesuai persetujuan Konsultan Pengawas.
e) Ukuran batu yang akan digunakan untuk pasangan batu kali adalah 15 - 20
cm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali
1) Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah
diperiksa ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Pengawas/ Tim
Teknis.
2) Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah
dan air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa
dan dibuang ke area lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang
harus dikeringkan.
3) Campuran adukan untuk pasangan pondasi batu kali adalah 1pc : 6 Ps.
4) Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi
harus bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh, integral
dan sempurna.
5) Pemasangan Batu
 Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang
pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing
batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 80


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diambil untuk menghindarkan


pengelompokan dan batu yang berukuran sama.
 Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dari tembok, dari batu yang
terpasang. Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser
batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk
memasang batu yang lebih besar dari yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan.
 Pemasangan batu kali untuk pondasi / dinding penahan tanah harus diberi
dasar pasir setebal 10 cm, disiram air hingga padat. Batu kali harus bersih dari
kotoran dan tanah, pemasangan harus bersilang. Semua permukaan bagian
dalam harus terisi adukan (mortar) sesuai dengan campuran yang digunakan,
lubang antar batu yang besar harus diisi dengan batu yang lebih kecil, sehingga
tidak ada rongga di dalam pasangan.

 Dalam proses pengerasannya harus selalu dibasahi dengan disiram air sehari
sekali selama 3 (tiga) hari. Selama pasangan tersebut belum sempurna
membentuk pondasi / dinding penahan tanah yang direncanakan, profil-profil
tidak boleh dicabut. Pengurugan dengan tanah harus menunggu pasangan
pondasi / dinding penahan tanah benar-benar kering dan dilakukan setelah
mendapat ijin dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
6) Penempatan Adukan
 Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh
dibasahi, cukup waktu untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima masing-masing batu juga harus
dibasahkan dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi dari
batu ke batu yang sedang dipasang.
 Tebal dari adukan, landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm - 5 cm
dan harus minimum diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara
batu yang dipasang.
 Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan semen yang
makin mengeras. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan
dan batu dipasang lagi dengan adukan segar.
1. Pekerjaan Baja Konvensional
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angkur dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis pelaksanaan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 81


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti kolom,


Perkuatan ACP, pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan teknis pelaksanaan.
b. Persyaratan Material
1) Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah beam blank, bloom, dan billet baja tuang
kontinyu.
2) Ukuran nominal
Ukuran sesuai yang ditetapkan dalam standar
3) Karat ringan
karat yang apabila digosok secara manual (sikat kawat) tidak menimbulkan cacat
pada permukaan.
4) Syarat mutu
a) Kesikuan (out of square)
Besarnya penyimpangan kesikuan T seperti ditunjukkan pada tabel di bawah
ini:
Penyimpangan kesikuan
No Tinggi Nominal H (mm)
( T ) yang diizinkan
1 s/d 150 1,5
2 150 < H < 300 1,0 % B
3 Di atas 300 1,2 % B
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)

b) Kelendutan W (concavity of web)


Besarnya kelendutan W seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Nilai W yang diizinkan
No Tinggi Badan Nominal H (mm)
(maks)
1 H < 400 2,0
2 400 ≤ H < 600 2,5
3 H ≥ 600 3,0
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)

c) Penyimpangan pusat sumbu badan S (web off center)


Kedudukan sumbu badan seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Penyimpangan S yang
No Tinggi Badan Nominal H (m )
diizinkan (maks) (mm)
1 H ≤ 300 2,5
2 300 < H ≤ 500 3,5
3 > 500 5
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)

d) Kelurusan
Penyimpangan kelurusan atau kelengkungan yang diizinkan seperti
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Nilai q maks yang
No Tinggi Badan Nominal H (mm)
diizinkan (mm)

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 82


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

1 H ≤ 300 0,20 % x L
2 H > 300 0,15 % x L
Catatan: L = Panjang nominal
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)

e) Panjang
Ukuran panjang besar nominal adalah 6 m, 9 m dan 12 m, toleransi yang
diizinkan seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
No Ukuran panjang Toleransi minimum
1 S/d6m + 40 mm
Setiap pertambahan
panjang 1 m, maka dari
2 Di atas 6 m toleransi nilai positip
tersebut di atas ditambah
5 mm
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)

f) Pengambilan contoh uji


 Pengambilan contoh uji dilakukan oleh petugas yang berwenang
 Petugas pengambil contoh uji harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen/ penjual untuk melakukan tugas.
 Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak (random).
 Tiap nomor leburan minimal diambil satu contoh uji untuk uji tarik dan uji
lengkung dengan panjang 1 (satu) meter.
 Kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda tetapi dengan
ukuran dan kelas baja yang sama, setiap 50 (lima puluh) ton minimal
diambil 1 (satu) contoh uji dan sebanyak-banyaknya 5 contoh.

g) Cara Uji
 Uji sifat tampak
Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat bantu
untuk memeriksa adanya cacat-cacat.
 Uji ukuran dan kesikuan
Bagian Bj P WF-Beam yang diukur adalah lebar sayap (B), tebal sayap
(t2), tinggi badan (H), tebal badan (t1), dan radius (r) sesuai dengan
dimensinya (lihat Tabel 7 SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses
canai panas (Bj P WF – beam)) dan untuk toleransi (lihat Tabel 8).
 Penentuan bentuk kesikuan (out of square) diukur dengan alat siku.
 Uji sifat mekanis
Posisi pengambilan bagian yang akan diuji tarik dan uji lengkung dari
contoh uji di ambil sesuai dengan SNI 07-0358-1989, Peraturan umum
pemeriksaan baja. Posisi pengambilan benda uji tarik dan uji lengkung
sesuai dengan Gambar 7 pada SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam
proses canai panas (Bj P WF – beam).
 Uji tarik

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 83


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Uji tarik dilakukan sesuai dengan SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik logam,
dengan batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk logam.
 Uji lengkung
Uji lengkung dilakukan sesuai dengan SNI 07-0410-1989, Cara uji
lengkung tekan, dengan batang uji lengkung sesuai SNI 07-0372-1989,
Batang uji lengkung untuk bahan logam.
 Uji komposisi kimia
Pengujian komposisi kimia dapat dilakukan sesuai dengan SNI 07-0308-
1989 Cara uji komposisi kimia baja karbon, atau dapat menggunakan
spektrometer.
h) Syarat lulus uji
 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok
tersebut memenuhi persyaratan butir 7 (syarat mutu) pada SNI 07-7178-
2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF – beam).
 Apabila sebagian syarat-syarat tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan uji
ulang dengan mengambil contoh sejumlah 2 x contoh pertama yang
gagal.
 Apabila dalam uji ulang salah satu syarat mutu tidak dipenuhi maka
kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus uji.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Ukuran material-material rangka atap harus sesuai dengan Gambar Kerja.
2) Bahan penutup atap harus dalam kondisi baru dan tidak rusak permukaannya
atau cacat-cacat lainnya.
3) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan,
brosur serta data teknis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
4) Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk dijadikan standar dalam pekerjaan tersebut dan pengelasan
konstruksi baja harus sesuai dengan Gambar Rencana dan harus mengikuti
prosedur yang berlaku seperti AWC atau AISC Spesification.
5) Syarat-syarat Pengaman Bahan / Material Pekerjaan:
- Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
- Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat / rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
a) Material
- Baja profil sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau ASTM A-
36, dengan tegangan leleh sebesar 2400 kg/cm².
- Baut Baja biasa sesuai ASTM A-307

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 84


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Baut Baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strenght
Friction Grip).
- Mutu las E-7018.
b) Lubang-lubang Baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus
lebih besar dari pada diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus
dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.
c) Sambungan
- Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Hanya diperkenankan satu sambungan
- Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul / full
penetration butt weld.
- Baut mutu tinggi A325, harus dikencangkan dengan kunci momen (wrench)
dengan torsi :
1) 16 mm (5/8 in)= 27,3 kgf.m.
2) 19 mm (3/4 in) = 48,5 kgf.m.
Keterangan A325 Grade 8.8
640(1)
Tegangan leleh (Mpa) (Minimum) 660 660(2)
800(1)
Tegangan Tarik (Mpa) (Minimum) 830 830(2)
580(1)
Tegangan proof load (Mpa) 600 600(2)
Sumber: Tabel A3 “ Pedoman Pemasangan Baut Jembatan” (2015)
3) Untuk baut biasa (non mutu tinggi) seperti A307 dan atau Grade 4.6,
baut boleh dikencangkan dengan metode kencang tangan (snug tight).
d) Pengecatan
- Semua bahan kontruksi baja harus dicat zinchromate.
- Cat zinchromate. Pengecatan dilakukan 2 kali dengan 2 warna yang berbeda
(misal: cat lapisan pertama menggunakaan warna hijau, lapisan ke dua
menggunakan warna abu-abu)
- Di bagian bawah dari base plate dan atau seperti yang tertera pada gambar
harus di-grout dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
d. Pengujian Bahan, Peralatan, Komponen Jadi (Hasil Pekerjaan)
1) Semua bahan dan hasil kerja harus memenuhi uraian dan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak dan sesuai dengan perintah Tim Teknis, setiap saat diuji di
tempat pembuatan atau pabrik atau di lapangan atas perintah Tim Teknis.
2) Kontraktor harus membantu menyediakan tenaga kerja untuk pemeriksaan serta
pengujian lapangan yang dituntut Tim Teknis.
3) Kontraktor harus menyediakan contoh yang ditunjuk dan diminta oleh Tim Teknis
dalam rangka pengujian mutu.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 85


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Biaya untuk penyedia tenaga, pengambilan contoh serta biaya dibayar oleh
Kontraktor terkecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak.
5) Persyaratan bahan pekerjaan baja:
- Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
- Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana, harus
disimpan pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat
lain dari bahan elektroda tersebut tidak berubah.
- Bahan las yang digunakan dari mutu E-7018 dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan baik dan kering.
- Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier/Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
- Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.
Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan
detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
e. Metode, Persyaratan, dan Jadwal /Time Schedule Pelaksanaan
1) Pengelasan
a) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing
tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-
bagian sekunder konstruksi.
b) Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja
yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E-7018 untuk posisi
pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E 6013 untuk
posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan
baik dan kering. Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau:
- Tebal las minimum: 3.5 mm.
- Panjang las minimum: 13 x tebal las.
- Panjang las maksimum: 43 x tebal las.
c) Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan
dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan
teliti.
d) Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.
e) Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan
dibersihkan dengan baik.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 86


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

f) Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa


menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
g) Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda
tersebut.
h) Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualitas dari las yang dikerjakan.
i) Permukaan dari bagian yang akan dilas harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat, dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan
yang akan dilas juga harus bersih dari aspal.
j) Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang
sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat
memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24 – 40 Volt dan
200 – 400 Ampere.
k) Perbaikan las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis. Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Sambungan dengan baut
a) Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan
lenturan batang.
b) Lubang baut harus lebih besar 0.5 mm daripada diameter luar baut. Jika baut
dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat
pengerat. Semua pelubangan / pengeboran untuk baut harus dapat
dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil yang akan berhubungan
tersebut dikerjakan.
c) Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baut dan baut
itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat
meneruskan gaya tersebut.
d) Pengujian pekerjaan sambungan baut dan las.
Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual kecuali
pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test,
sebanyak 2 (dua) titik pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan random
testing.
e) Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus
diulangi kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test ditanggung
oleh Kontraktor.
3) Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan
a) Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian
non struktural. Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 87


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk batang-batang
di bidang plat badannya.
b) Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam
keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi
merah tua. Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan palu.
c) bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
1) Pemasangan Rangka Baja
a) Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari
Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan bidang
permukaan lantai.
b) Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yang
tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat pelaksanaan
pembuatan konstruksi tersebut.
c) Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan
rusak karena perubahan cuaca.
d) Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-lain.
- Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Rencana.
- Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, dan bersih, sekali-
kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
- Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas
irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2.5
mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2.5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur.
- Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-
bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
e) Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.
- Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
- Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut yang dibubut dengan tepat
dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak
0.1 mm dan 0.4 mm daripada diameter batang baut-baut.
- Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan yang
harus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-
perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak
boleh melebihi 0.5 mm.
- Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan
permintaan Gambar Rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan
bagian-bagian konstruksi yang akan disambung.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 88


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu.


Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi/
sikat kawat atau besi-besi penggaruk.
f) Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-lain.
- Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Rencana.
- Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-
kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
- Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas
irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2.5
mm kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2.5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur.
g) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-
bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
h) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
yang telah disetujui dan memeriksa kondisi di lapangan
i) Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock up) untuk semua detail
sambungan dan profil yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain
dan dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.
j) Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing
atas petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana, meliputi: gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
k) Kontraktor diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang
diminta / berlaku.
l) Semua rangka dari harus sesuai dengan Gambar Kerja.
m) Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi di bawah plat-plat kolom dan lain-
lain tempat sesuai dengan Gambar Kerja.
n) Pada bagian-bagian tertentu di beri perkuatan, sesuai arahan dari Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
o) Jarak antar rangka harus disesuaikan dengan Gambar Kerja.
p) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan ini.
13. Pekerjaan Rangka Baja Ringan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang terdiri dari rangka pengisi (web), rangka utama bawah (bottom chord) dan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 89


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

rangka utama atas (top chord) membentuk bidang segitiga. Rangka reng (batten)
langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng. Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda di workshop permanen dengan menggunakan
alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (prefabrikasi)
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur tritisan, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur rangka batang yang membentuk bidang segi tiga dengan ketebalan material
dasar minimal 0,8 mm yang terdiri dari:
1. Dibuat dari baja mutu tinggi G550, Dibuktikan dengan Mill Test Certificate.
2. Protective Coating / Lapisan anti karat Zincalume AZ100 dengan komposisi :
55%Aluminium, 43.5% Zinc, 1.5% Silicon, Ketebalan Pelapisan 100gram/M2
(AZ100)
3. Profile Material Rangka Atap.
a) LIP CHANEL C. 81.40.75 ( Tinggi Profile 81mm, lebar 40mm, ketebalan
0.75mm)
b) LIP. CHANEL C.81.40.100 ( Tinggi Profile 81mm, lebar 40, tebal 100mm )
4. Profile Material Reng ( Roof Batten )
Reng yang digunakan menggunakan profile U. 50. dengan ketebalan 50mm.
5. Persyaratan Design.
a) Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat,
serta memenuhi kaidah kaidah teknik yang benar dalam perencanaan
standard batas design struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed
Steel Structure Design).
b) Analisis dan Desain Struktur harus dilakuka dengan Software khusus untuk
dan sudah di Verifikasi oleh lembaga Independent, dan direkomendasi oleh
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia ( HAKI ).
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib melampirkan
 Brosur asli

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 90


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Surat pernyataan garansi struktur 10 tahun yang dikeluarkan oleh spesialis


kontraktor yang mempunyai pengalaman atau referensi kerja lebih dari 10
tahun .
 Surat keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang hasil
pengujian jenis dan ketebalan lapisan antikarat galvanised 100gr /m2
 Surat keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang hasil
pengujian kuat tarik bahan baja ringan minimal G550 Mpa.
 Sertifikasi tukang dari pabrikan
 Surat Penunjukan Fabrikatror dari Prinsipal
b. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) seperti pada pasal diatas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat
dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Tim Teknis untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Persyaratan Konstruksi
a) Di Install oleh tenaga pemasang yang berpengalaman serta dibuktikan dengan
Surat Izin Memasang dari Produsen.
b) Sambungan.
Alat penyambung antar elemen untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik
sendiri ( Self Drilling Screw ) dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Kelas ketahanan korosi adalah CLASS 2 sesuai Standard AS3566.1-2:2002.
 Ukuran baut untuk element rangka atap adalah 12-12X20.
 Ukuran untuk element struktur lainya adalah 10-16X16.
 Pemasangan baut harus sesuai dengan detail pada gambar kerja dengan
memperhatikan jumlah dan letak baut.
Selain Self Drilling Screw, dibutuhkan juga Anchor Bolt / Dynabolt, yaitu alat
untuk mengikatkan antara struktur rangka atap dengan ring balg atau beton
yang digunakan sebagai landasan/tempat berdirinya kuda kuda dan
berfungsi sebagai penahan beban tarik/cabut dengan specifikasi sebagai
berikut :
a) Diameter 12mm (M10)
b) Bahan Material Steel Galvanized Min 5 Micron.
d. Garansi.
Garansi atas pemasangan rangka atap dikeluarkan resmi dari Produsen, dan bukan
dikeluarkan oleh distributor atau agen.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 91


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

14. Pekerjaan Screeding


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai beton yang tidak rata / level dan
rusak sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Bahan / Material
Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir bermutu baik dan
air pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton plat lantai,
dibersihkan dari segala bongkaran, kotoran, debu, dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain.
2) Bahan screeding merupakan campuran dari bahan semen dan pasir yang sudah
diayak halus dan dilarutkan dengan air.
3) Tebal screeding disesuaikan dengan finishing pelapis lantai yang ditunjukkan
oleh gambar rencana. Dan tergantung dari toleransi kerataan keseluruhan lantai
beton.
4) Sebelum dilakukan screeding, alas / dasar lantai harus dibersihkan dengan air
bersih.
5) Setelah dibersihkan, lalu disiram dengan cairan air semen maksimum ditunggu
selama 20 menit, setelah itu baru dilakukan pekerjaan screeding.
6) Pekerjaan dilakukan secara sekaligus pada masing-masing lokasi pemasangan
/ ruangan.
7) Permukaan lapisan screed harus dibasahi selama beberapa hari untuk
kesempurnaan pengeringan.
8) Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan setelah
screeding benar benar kering atau setelah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
15. Pekerjaan Waterproofing
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi ppenyediaan tenaga kerja, bahan / material,
peralatan / alat-alat bantu, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Area yang di waterproofing adalah yang tercantum
dalam Gambar Kerja dan sesuai arahan Konsultan Pengawas/Tim Teknis, antara
lain: plat talang, tanggulan talang, lantai kamar mandi, dan lain-lain
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Crystalline waterproofing single component berupa bubuk yang mengandung
bermacam-macam kimia aktif, pasir silika, dan portland semen.
2) Harus mampu mengisi retak yang ada dan keretakan di kemudian hari bila kontak
dengan air. (Keretakan sampai dengan 0,4mm)

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 92


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3) Mampu melindungi beton dari penetrasi air, chloride, sulfate, carbonation, bahan-
bahan kimia (ph 3-11).
4) Tahan terhadap tekanan air yang tinggi (16 bar).
5) Tidak beracun.
6) Produsen harus memiliki sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 tahun 2015
7) Produsen harus memiliki sertifikat Green Label yang masih berlaku.
8) Sertifikat jaminan garansi principle 10 tahun
9) Jaminan Garansi aplikator 10 tahun
10) Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Tim Teknis/Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
c. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Water proofing coating
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan waterproofing meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas.
2) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar Gambar, Spesifikasi Teknis dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Tim Teknis/Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
3) Aplikator yang mengerjakan harus ditunjuk oleh principle.
4) Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli/
Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor,
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
5) Permukaan bidang yang akan di water proofing harus bersih dari material lain
dan sisa-sisa adukan yang dapat merusak daya rekatnya.
6) Selama pekerjaan waterproofing berlangsung tak boleh ada genangan air.
7) Permukaan beton harus dalam keadaan bersih dari debu. Segala macan bahan
yang menghalangi penetrasi ke dalam beton harus di bersihkan (bekas minyak
bekesting, curing compound, cat, dll).
8) Segala keretakan yang lebih besar dari retak rambut, honeycomb, keropos harus
diperbaiki terlebih dahulu dengan dibobok selebar 1-2 cm dengan kedalaman 2-
3 cm atau dibobok sampai ke beton yang bagus. Area yang dibobok dikuas
dengan water proofing dan diisi dengan semen grout.
9) Dalam hal terjadi keropos, retak lebih dari 0.4 mm pada beton maka menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk diperbaiki terlebih dahulu.
10) Water proofing pada area kamar mandi dinaikkan setinggi 30 cm dari lantai kamar
mandi.
11) Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik pada
waktu pekerjaan ini dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai,
maka kontraktor harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 93


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.

F. PEKERJ AAN 1. Pekerjaan Beton Non Struktural


ARSITEKTUR a. Lingkup Pekerjaan
1) Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja
dan jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton praktis dan bagian lain
sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis dengan hasil yang baik
dan sempurna.
2) Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan:
a) Pekerjaan beton bertulang non struktural
Pekerjaan yang dimaksud, meliputi:
 Pekerjaan sloof praktis.
 Pekerjaan balok praktis / balok lintel.
 Pekerjaan ring balok.
 Pekerjaan kolom praktis.
 Pekerjaan kolom, ring latieu praktis kusen.
b) Pekerjaan beton tumbuk / beton tanpa tulangan
Pekerjaan yang dimaksud, meliputi:
 Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar
Kerja.
3) Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII – 0051 – 74, SII –
0013 – 81, dan SII – 0136 – 84.
b. Spesifikasi Bahan / Material
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa semen, agregat kasar, agregat
halus, baja tulangan, kawat pengikat besi beton, air, bekisting dan sebagainya sesuai
dengan yang dipakai pada beton konstruksi yang telah tercantum dalam dokumen
ini. Demikian juga mengenai cara penyimpanan dan penggunaannya.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Beton Bertulang Non Struktural
a) Campuran dan mutu beton non struktural
 Campuran adalah 1pc : 3ps : 5sp.
b) Pembesian
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya
harus sesuai SNI 2847:2013.
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 94


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan SNI
2847:2013.
c) Bekisting

 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang


telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
 Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk (deformasi) dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
 Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d) Cara pengadukan
 Cara pengadukan harus menggunakan molen atau ready mix.
 Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.

 Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e) Pengecoran beton bertulang non struktural
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-
cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton /
vibrator dengan jumlah sesuai kebutuhan atau sesuai arahan Konsultan
Pengawas. Penggunaan vibrator harus menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-
sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.
f) Pembongkaran bekisting
 Pembongkaran bekisting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai
kekuatan yang maksimal.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 95


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pekerjaan pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin


tertulis dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
 Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
g) Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk:
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap
seluas 9 m2.

 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar bangunan
setiap seluas 9 m2.
 Ukuran kolom praktis harus seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

 Pemasangan kolom praktis harus ditanam dalam pondasi batu kali


sedamam minimal 30 cm.
h) Pekerjaan pembuatan balok praktis/lintel dan ring balok.
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok:

 Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai
ring balok setiap luas 9 m² pasangan dinding bata yang tinggi.
 Ukuran balok praktis seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i) Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam dokumen ini.
j) Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angkur ∅ 8 mm setiap jarak 50 cm yang terlebih dahulu
telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis
ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm
kecuali ditentukan lain.
2) Pekerjaan Beton Tumbuk
a) Beton tumbuk / beton tidak bertulang dipergunakan untuk lantai kerja, lantai
alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat
beton. Campuran beton tumbuk adalah 1 pc : 3 ps : 5 sp.
b) Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 5 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Bata Merah
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan pasangan dinding batu bata merah dan
plesteran sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis dengan hasil yang

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 96


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

baik dan sempurna seperti pada pekerjaan dinding kamar mandi menggunakan
pasangan trasram.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Semen
Semen yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
dokumen ini.
2) Agregat Halus / Pasir
Agregat halus / pasir yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tercantum pada dokumen ini.
3) Air
Air yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
dokumen ini.
4) Batu Bata Merah
Batu bata merah harus memenuhi syarat-syarat:
 Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling tegak
lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.
 Ukuran dan toleransi
Panjang
Modul Tebal (mm) Lebar (mm)
(mm)
M - 5a 65 ± 2 90 ± 3 190 ± 4
M - 5b 65 ± 2 100 ± 3 190 ± 4
M - 6a 52 ± 3 110 ± 4 230 ± 5
M - 6b 55 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
M - 6c 70 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
M - 6d 80 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
(Sumber: SNI 15-2094:2000)
 Dimensi batu bata merah yang digunakan untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm. (Sumber: SNI 6897:2008).
 Kuat tekan
Kekuatan Tekan Rata-Rata
Koefisien
Kelas Batu Bata
Variasi Izin
Kg/cm² N/mm²
50 50 5,0 20%
100 100 10 15%
150 150 15 15%
(Sumber: SNI 15-2094:2000)
 Kuat tekan batu bata merah untuk kelas 25 adalah sebesar 25 Kg/cm² atau 2,5
N/mm². (Sumber: SNI 6897:2008).
 Penyerapan air
Penyerapan air maksimum bata merah pasangan dinding adalah 20%.
 Garam yang membahayakan
Garam yang mudah larut dan membahayakan Magnesium Sulfat (MgSO4),
Natrium Sulfat (Na2SO4), Kalium Sulfat (K2SO4), dan kadar garam maksimum
1,0%, tidak boleh menyebabkan lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup
dengan tebal akibat pengkristalan garam.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 97


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Batu bata yang pecah / retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang,
kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
 Kontraktor harus menyerahkan sample bata yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Batu bata yang ternyata
tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari proyek.
 Kerapatan semu
Kerapatan semu minimum bata merah pasangan dinding 1,2 gram/cm².
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pasangan Dinding Batu Bata Merah
a) Pasangan batu bata / batu merah, dengan menggunakan adukan / campuran
1pc : 6ps dan 1pc : 3ps untuk pasangan transram area basah.
b) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
pada gambar yang menggunakan simbol adukan trastram / kedap air
digunakan adukan rapat air dengan campuran sesuai Gambar Kerja.
c) Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau
drum hingga jenuh.
d) Setelah bata terpasang dengan adukan, naat / siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
f) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
g) Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran minimal 12
x 12 cm atau sesuai gambar, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm (
polos ), sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm (lapangan) dan jarak 15 cm
(tumpuan).
h) Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan
harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus.
i) Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang
angkur besi beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan beton yang
berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik atau dikasarkan
dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
2) Plesteran Dinding Batu Bata Merah
a) Campuran plesteran yang digunakan adalah 1pc : 6 ps dan untuk plesteran
trasram 1pc : 3ps.
b) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 98


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam


Gambar Kerja terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya.
d) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume,
cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
 Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari perrnukaan lantai dan 150
cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan
plesteran sesuai dengan Gambar Kerja.
 Penambahan additive untuk adukan kedap air harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
 Acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 (delapan) hari (kering
benar), untuk penambahan additive pada adukan plesteran finishing harus
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
e) Untuk mendapatkan mutu campuran yang memenuhi standar, maka dalam
pengadukan semen dan pasir harus menggunakan takaran. Takaran untuk
semen dan pasir harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
f) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
g) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang.
h) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, atau sesuai peil-peil yang diminta
Gambar Kerja. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 1,5
cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
i) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 1 cm
dalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk lain di dalam Gambar Kerja.
j) Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 99


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

k) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum


plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
3. Pekerjaan Pasangan Bata Ringan
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2) Lingkup pekerjaan bata ringan ini meliputi pekerjaan pasangan, plesteran, dan
acian. Sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Bata Ringan
Spesifikasi bata ringan yang digunakan dengan ukuran:
a) Panjang (L) 600 mm
b) Tinggi (H) 200 mm
c) Tebal (W) 100 mm
d) Berat Jenis Kering (P) ± 525 kg/m3
e) Berat Jenis Perencanaan (P) ± 600
f) Kuat Tekan (σ) ≥ 4,0 N/mm²
g) Konduktivitas Termis (λ) 0,14 W/Tim Teknis
2) Mortar Instan MU-202 (Acian Plesteran dan Beton)
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pelaksanaan
pekerjaan plester dan adukan pada dinding-dinding dan bagian-bagian lain
bangunan, seperti yang tertera pada gambar kerja.
a) Refrensi :
- Standar produk merujuk kepada EN 998 – part 1
- Standar tes compressive strength merujuk kepada DIN 18555 – part 3
- Standar tes adhesion strength merujuk kepada EN 1015 : 12
b) Mortar instan yang digunakan untuk perekat bata ringan dengan spesifikasi:

Bentuk Bubuk

Warna Abu-abu muda

Perekat Semen Portland

Bahan Pengisi (Filler) Guna meningkatkan kepadatan serta


mengurangi porositas bahan adukan

Aditif Bahan tambahan yang larut dalam air


guna meningkatkan kelecakan /
workability dan daya rekat

Kebutuhan Air 13 – 14 liter / sak 40 kg

Daya sebar ± 20 m2 / sak 40 / tebal aplikasi 1.5 mm

Berat jenis (basah) 1.7 Kg/liter

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 100


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tebal Aplikasi ± 1.5 mm

Pot Life: @35oC 2 jam

Tebal Aplikasi 1 – 3 mm

Kuat Rekat 0,4 – 0,6 N/mm2 @28 hari (EN 1015:12)

Kuat Tekan 10 – 12 N/mm2 @28 hari (DIN 18555 Part


3)

 Penyimpanan
Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering.
Hindari tumpukan berlebih, maksimal 8 tumpuk per palet (tumpukan palet
maksimal 2).
 Masa Kadaluarsa:
12 bulan bila disimpan dalam kantong tertutup dalam ruangan yang selalu
kering.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Pelaksanaan pemotongan bata ringan
a) Buat garis dengan penggaris siku pada sisi yang sempit.
b) Buat garis dengan penggaris siku pada sisi yang lebar.
c) Gunakan gergaji untuk memotong bata ringan
3) Pelaksanaan pemasangan bata ringan
a) Pada setiap 3 layer pasangan bata ringan diberikan angkur besi beton Ø 6
mm.
b) Letakkan thin bed mortar dengan trowel ke arah vertikal dan horisontal pada
permukaan bata ringan.
c) Pastikan seluruh permukaan bata ringan tertutup oleh adukan mortar.
d) Setelah terpasang, pastikan pasangan terpasang rapat dan kuat dengan
memukulkan palu karet dari samping.
e) Kemudian pukul-pukul juga dengan palu karet pada atas permukaan.
f) Gunakan waterpass untuk memastikan permukaan horisontal pasangan
presisi.
g) Gunakan waterpass untuk memastikan permukaan vertikal pasangan presisi.
4) Pelaksanaan pekerjaan mortar instan yang digunakan untuk perekat bata ringan
a) Persiapkan:
 Alat kerja: Roskam bergigi 6 mm
 Siapkan tempat kerja dan dasar permukaan di mana akan dipasang bata
ringan.
 Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemasangan bata.
Bersihkan dasar permukaan tersebut dari kotoran dan minyak, kemudian
basahi dengan air.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 101


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi terlebih dulu
dengan air.
b) Pengadukan:

 Tuang air sebanyak 10,0-10,5 liter untuk kantong mortar instan (40 kg).
 Masukan adukan kering mortar instan ke dalam bak adukan.
 Aduk campuran diatas hingga rata.
c) Aplikasi:
 Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan roskam bergigi
6 mm sebagaimana umumnya.
 Tebal spesi adukan perekat yang di anjurkan adalah 3 mm.
5) Pelaksanaan mortar instan yang digunakan untuk pelesteran bata ringan:
a) Persiapkan:
 Alat kerja: Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium
 Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diplester.
 Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
 Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran, dan minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
 Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester dengan
air.
b) Pengadukan
 Tuang air sebanyak 6,0 - 6,5 liter untuk kantong mortar instan (40 kg).
 Masukan adukan kering mortar instan ke dalam bak adukan.
 Aduk campuran diatas hingga rata.
c) Aplikasi
 Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya secara bertahap dan rata.
 Tebal plesteran yang dianjurkan adalah 10 mm.
6) Tata cara pemakaian untuk aplikasi acian pada permukaan plesteran dinding dan
beton dengan tebal 1,5 - 3 mm adalah sebagai berikut:
Gunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri (safety helmet, masker, safety
vest, gloves, dan safety shoes)
Alat Kerja
1. Ember
2. Jidar
3. Sendok semen
4. Electrical mixer
5. Roskom polos (bahan: besi/stainless steel/PVC)
Persiapan :
1. Persiapan media acian (plester atau beton)
 Patikan permukaan plester dan/atau beton sudah siap untuk diaci
(secara umum untuk plester sudah berumur 24 jam)

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 102


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Bersihkan permukaan media dari kotoran, minyak, karat, maupun


lumut yang dapat mengurangi ikatan media dengan adukan. Siram
dengan air secara merata sebelum aplikasi acian.
 Lakukan pengecekan kerataan permukaan plester dengan
menggunakan jidar alumunium agar ketebalan acian nantinya tidak
melebihi 3 mm.
2. Persiapan adukan
 Tuangkan air sebanyak 13,0 – 14,0 liter ke dalam ember adukan
untuk satu sak 40 Kg
 Masukkan adukan kering ke dalam ember adukan perlahan-lahan
sambil diaduk
 Gunakan electrical mixer untuk mengaduk campuran di atas hingga
diperoleh kelecakan yang sesuai untuk pekerjaan acian
 Sediakan selalu air di dalam ember lain untuk merendam alat agar
mudah dibersihkan
Pelaksanaan
1. Aplikasi acian dilakukan dengan menggelar adukan secara bertahap (layer
per layer) hingga mencapai kerataan dengan ketebalan 1,5 – 3,0 mm
menggunakan alat roskam polos
2. Haluskan permukaan acian dengan menggunakan roskam polos ditarik
searah sampai permukaan harus
Catatan:
1. Hindari untuk menggosok permukaan acian dengan kertas semen,
amplas, dan bahan berpori lainnya
2. Lakukan konsultasi dengan aplikator cat sebelum melakukan sealer/cat,
atau setelah aplikasi acian berumur 7 x 24 jam
4. Pekerjaan Pemasangan Slim Stone
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan Slim Stone harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Tim Teknis/Konsultan Pengawas dan
atau Konsultan Perencana.
b. Spesifikasi Bahan/Material
 Slim Stone ukuran 610 x 1220 mm
 Bahan 100% batu Alam, type sesuai gambar kerja
 Tebal ± 2 mm
 Berat ± 1.5 kg/m2
 Water proofing
 Perekat

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 103


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Jika sudah terdapat cat pada dinding, maka cat harus di kupas terlebih dahulu.
 Dinding jiga di kupas aciannya (dibuat kasar) agar lem/perekat dapat merekat
sempurna.
 Bersihkan permukaan sebelum melakukan proses perekatan Slim Stone dengan
media yang akan dipasang, pastikan media tidak rapuh, berpori dan dalam keadaan
bersih karena beton yang berpori akan mempengaruhi daya, alat yang disarankan
untuk melakukan proses ini adalah sikat baja dan penggiling sudut.
 Bersihkan dinding dengan disemprot air agar bersih dari debu.
 Pastikan media tidak mengandung air atau minyak.
 Jika diperlukan, ratakan dinding dengan semen instan.
 Setelah kering, water proofing dinding hingga rata agar kedap air.
 Beri perekat secara merata pada dinding dengan menggunakan notch spreader
(notch kedalaman sekitar 4 mm) ke seluruh area yang diinginkan.
 Pasang Slim Stone dengan menekan-nekan ke seluruh media yang diinginkan
secara merata dan sempurna.
 Gunakan roller untuk meratakannya atau tekan-tekan disetiap bagian agar tidak ada
udara atau rongga menggembung sehingga perekatan memiliki kesempurnaan
proses pemasangan dan bertahan lama.
5. Pekerjaan Kusen Alumunium Pintu, Jendela dan Boven
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu dan berfungsi dengan baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu jendela dan boven seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
3) Konsultan Pengawas harus memiliki alat ukur micrometer untuk mengukur
ketebalan coating dan hasil pengukurannya dibuatkan Berita Acara .
b. Spesifikasi Bahan/Material
1) Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
a) The Aluminium Association (AA)
b) Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
c) American Standards for Testing Material (ASTM)
2) Kusen Aluminium yang digunakan
a) Bahan
Dari bahan aluminium framing dengan finishing powder coating putih.
b) Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan atau
Konsultan Perencana.
c) Ukuran Profil

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 104


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Ukuran 35 x 70 mm dengan ketebalan 1,2 mm digunakan untuk semua kusen


d) Nilai Deformasi
Diijinkan maksimal 2 mm
e) Powder Coating
Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 60 mikron dengan
warna putih atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan
Konsultan Perencana.
f) Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (“Alloy 6063 / T5”) dan
ketebalan “Powder Coating”. Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-
bukti keaslian barang/bahan dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang
disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan atau Konsultan Perencana.
3) Kadar Campuran
Architectural Billet 45 (AB45) dengan karakteristik kekuatan sebagai berikut :
 Ultimate Strength : 28.000 psi
 Yang Strength : 22.000 psi
 Shear Strength : 17.000 psi
4) Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis
silicon sealant.
5) Contoh-contoh
a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis
contoh potongan kusen aluminium dari ukuran 30 cm, beserta brosur lengkap
dari pabrik/produsen.
b) Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
6) Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi
abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.
7) Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking
dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga
tidak dapat bergeser.
8) Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline
seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 105


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
9) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
10) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
11) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air
15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
12) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
13) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna, profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit,
jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
a) Untuk tinggi dan lebar 1 mm
b) Untuk diagonal 2 mm
14) Pemasangan kusen harus sesuai dengan pilihan penggantung, handle, sistem
pengunci, serta asesoris pendukungnya.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2) Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
3) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
4) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5) Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 106


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

6) Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkannya pada
interval 600 mm.
7) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar
1000 kg/cm2.
8) Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang
sudah disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11) Toleransi Puntiran
Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1 mm,
sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.
12) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
13) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
14) Sebelum diberi sealent, pastikan tidak terdapat kotoran, debu, minyak pada celah
antara kusen dan kaca/partisi.
15) Sebelum pemberian sealent, lapisi pada bagian sisi-sisi celah, kaca, partisi
dengan isolasi kertas sepanjang jalur sealent.
16) Pemberian sealent harus satu tarikan (satu arah) dengan kecepatan dan tekanan
yang konstant, tidak boleh bolak-balik, pastikan semua celah telah terisi sealent
tanpa ada yang terlewat.
17) Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan
beads. Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi
dengan neoprene. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing
untuk penahan air hujan.
18) Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen
atau yang disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
19) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan
d. Pengujian Mutu Pekerjaan
1) Semua bahan, harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan atau Konsultan Perencana.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 107


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 900;
apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
3) Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4) Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai
dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
5) Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul
getaran; apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca
harus diganti atas biaya Kontraktor.
e. Pengamanan Pekerjaan
1) Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat
dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2) Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat
pada masa pelaksanaan.
3) Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
harus segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut
dapat dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus
kemudian baru diberikan bahan pelindung.
4) Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating material seperti
asphaltic varnish atau yang lainnya.
5) Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan maka
sekeliling kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu
diberi lapisan vinyl tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
f. Garansi
1) Kontraktor wajib memberikan garansi bahan dan garansi pemasangan, terhitung
sejak selesainya masa perawatan. Pernyataan garansi secara tertulis diketahui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat pewarnaan
akibat dari proses powder coating yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang
garansi pemasangan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran
udara dan air akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.
3) Garansi powder coating selama 10 tahun.
6. Pekerjaan Engineering Door
a. Lingkungan Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna. Semua jenis kayu harus kering oven.
2) Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood lapisan laminated
PVC Sheet seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 108


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Spesifikasi Bahan / Material


1) Bahan Kayu
a) Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PPKI
tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
b) Kayu yang dipakai harus cukup tua , lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
c) Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
d) Untuk kayu yang dipakai adalah kayu meranti batu dengan mutu baik dan
atau setara, keawetan kelas I dan kelas kuat I – II dan sudah di vacuum
antirayap. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
e) Daun pintu dengan konstruksi kayu LVL meranti dan lapisan PVC sheet di
kedua sisi pintu dan sudah waterproof. Ukuran disesuaikan dengan gambar-
gambar detail (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
2) Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu (waterbase) yang bermutu baik menggunakan
merk henkel dengan kandungan minimum formalin di angka 0.3%.
3) Bahan Panel Daun Pintu
a) Plywood ketebalan sesuai gambar kerja, produk dalam negeri.
b) Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
c) Pada sekeliling tepi daun pintu diberi Edging PVC 0.30 mm, hanya pada sisi
lock case diberi edging 2mm.
d) Frame menggunakan FJL (Finger Joint Laminated) dengan bahan hard
rubber wood.
e) Architrave menggunakan bahan plywood kualitas eksport dengan potongan
V cut.
4) Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan PVC laminated Sheet
Emboss DX ketebalan 0,15 mm, mutu terbaik.
5) Harus disertai surat garansi produk resmi dari pabrik, jika:
a) Bending atau bengkok akibat daripada produk itu sendiri dan bukan karena
unsur kesengajaan (toleransi maksimal 5 mm).
b) Shrink atau susut akibat daripada produk itu sendiri. dan bukan karena unsur
kesengajaan (toleransi maksimal 5 mm).
c) Lock Set rusak akibat daripada produk itu sendiri dan bukan karena unsur
kesengajaan.
d) Door Damper rusak akibat daripada produk itu sendiri dan bukan karena unsur
kesengajaan.
e) Engsel rusak akibat daripada produk itu sendiri dan bukan karena unsur
kesengajaan.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 109


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme


dan detail-detail sesuai gambar.
2) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3) Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4) Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
5) Untuk bahan door stopper harus ditambahkan rubber satu sisi untuk menghindari
benturan pintu dan door stopper sehingga pintu tidak mudah rusak.
6) Lapisan yang dilaminasi pada Arcitrave tidak boleh ada patahan pada sudut 90
derajat yang di mana dapat menimbulkan lapisan mudah terkelupas pada saat
pemakaian.
7) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan
dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat
pekerjaan/pemasangan.
Daun Pintu
- Laminated PVC Sheet yang dipasang pada permukaan plywood, adalah
dengan cara di-press di workshop, tanpa pemakuan. Jika diperlukan, harus
menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Pengawas tanpa
meninggalkan bekas cacat permukaan yang tampak.
- Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat
dengan sempurna.
- Permukaan plywood boleh di dempul.
7. Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan kaca harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan Spesifikasi Bahan / Material
1) Standar:
 ANSI: American National Standard Institute. 97.1-1975-Safety Mateliars Used
in Building.
 ASTM: American Society for Testing and Materials. E6 – P3 Proposed
Specification for Sealed Insulating Glass Units.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 110


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Batas Toleransi : Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan,


kesikuan dan cacat mengikuti pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
2) Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Semua kaca yang digunakan adalah kaca kualitas baik, rata, tidak bergelombang
penggunaan menyesuaikan Gambar Kerja.
4) Tebal kaca sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pemasangan kaca pada daun pintu jendela sesuai Gambar Kerja.
2) Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca berkembang tidak pecah.
3) Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut-sudutnya.
4) Kaca yang dipasang pada kusen dan kaca daun pintu jendela semua sudutnya
harus ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
5) Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak /
pecah atau tergores harus diganti.
6) Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan
sudah diterima oleh Konsultan Pengawas/ Tim Teknis.
7) Kaca yang sudah terpasang diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau
orang lain
8) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
8. Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
penggantung dan pengunci dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang berfunsi dengan baik dan
sempurna.
2) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium
seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam Gambar Kerja.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
 Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless
steel / bebas dan anti karat.
 Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang
panel yang dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel
atau logam anti karat.
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 111


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Pekerjaan Engsel, Floor hinge, cassement


a) Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu
kualitas baik, dipasang 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu.
Contoh dimensi dan kapasitas engsel:

b) Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai


(floor hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai
sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan
Gambar Kerja.
c) Untuk jendela digunakan casement kualitas baik, kapasitas disesuaikan
dengan dimensi dan berat jendela
Contoh:

d) Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel custom atau pabrikan dibuat khusus
untuk keperluan masing-masing pintu disesuaikan dengan berat pintu,
pemasangan dilakukan dengan cara pengelasan dan difinishing kembali
sesuai warna yang diinginkan.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk
kusen alumunium diberi penguat dari kayu atau plat pada tempat engsel
dipasang.
4) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
5) Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
9. Pekerjaan Plafond
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 112


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Pekerjaan plafond harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam


Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
b. Spesifikasi Bahan/Material
1) Gypsum Board tebal 9 mm (interior)
2) Plafon Akustik Cross Tee Main Tee 12 mm, rangka 600 x 600 mm
3) Papan GRC, tebal 4 mm untuk area luar (tritisan) dan kamar mandi
4) Rangka Penggantung
- Rangka: Universal Furing Channel system sesuai pabrikan yang sama
- Sistem Pemasangan: concealed
- Material: hot dip galvanize dengan tebal lapisan minimum G40 sesuai ASTM
A653 tebal 0,45mm –BMT
- Identifikasi: Embossed Triangle
- Ukuran rangka: 35mm x 22mm rangka atas dan bawah
- Aksesories: UFC Clip, UFC Bracket, T - Rod, Soffit Cleat dan Angle Section
- List Pinggir: W-section atau Wall Angle (shadow line effect)
- Finishing gap: tape dan compound
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk membuat Shop
Drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai Gambar Kerja.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan oleh aplikator yang resmi dan berpengalaman. serta
alat bantu yang memadai.
3) Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
4) Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal: permukaan merupakan bidang
miring/tegak sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5) Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus, waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
6) Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
7) Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
8) Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata dan tidak melendut.
9) Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil
dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 113


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

10) Gypsum board dan papan GRC yang dipasang adalah gypsum board dan papan
GRC yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
11) Gypsum board dan papan GRC dipasang dengan cara pemasangan sesuai
dengan Gambar Kerja. Setelah gypsum board dan papan GRC terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpass dan tidak bergelombang,
dan sambungan antar unit-unit gypsum board dan papan GRC tidak terlihat.
12) Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole atau akses panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/pemeliharaan Mekanikal Elektrikal.
13) Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan plafond yang rusak, cacat. Perbaikan
harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya dan atas biaya tersebut ditanggung Kontraktor.
14) Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang
ditimbulkan untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
10. Pekerjaan Partisi Gypsum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan dinding partisi harus sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Jenis bahan : Gypsum Board.
2) Ketebalan : 12 mm.
3) Finishing : Compound gypsum
4) Pola ukuran : Sesuai gambar.
5) Rangka : Rangka baja ringan 75 x 40, tebal 0.8 mm
atau sesuai gambar.
6) Kelembaban rangka : Pelindung rangka dari bahan menie / cat.
7) Pengendalian seluruh pekeriaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI 5 dan
memenuhi SII 0404 / 81.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Partisi
1) Syarat-syarat pelaksanaan
a) Rangka dinding partisi dilengkapi dengan skrup, gypsum, skrup rivet, klem,
atau rangka lain.
b) Pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam
Gambar Kerja dengan memperlihatkan modul pemasangan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 114


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Bidang pemasangan bagian rangka partisi harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang
miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
d) Bahan penutup partisi adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja, jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus
presisi dan tidak kelihatan atau sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
e) Hasil pemasangan penutup partisi harus rata, tidak melendut.
f) Seluruh pertemuan antara permukaan partisi dan dinding dipasang list profil
dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai Gambar Kerja.
2) Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan dinding partisti akan berhenti pada batas tertentu
yang berupa dinding.
a) Tentukan modul dan tinggi partisi.
b) Waterpass ketegakan partisi tersebut pada pasangan dinding.
c) Pasang rangka dinding sesuai dengan yang dibutuhkan.
d) Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok sesuai grid
rangka dengan besi hollow.
e) Selanjutnya pasang tulangan pembagi, yang terbuat dari besi hollow dengan
jarak sesual grid pada Gambar Kerja.
f) Rangka partisi yang sudah slap ditutup dengan gypsum board.
g) Gypsum yang sudah terpasang di compound supaya mendapatkan
permukaan yang rata.
h) Dinding partisi gypsum yang sudah rata dan kokoh, di cat wama yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
11. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan finishing lantai dan dinding harus sesuai dengan yang disebutkan /
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas/Tim Teknis. Produk ukuran disesuaikan dengan gambar rencana dan
warna harus sesuai dengan skema warna yang ditentukan kemudian.
b. Spesifikasi Bahan / Material
a) Homogeneous Tile dibuat dari bahan yang khusus, diproses secara mekanis dan
dibakar dengan proses single firing (pembakaran tunggal) dalam oven dengan
suhu yang sesuai.
b) Tebal minimum 6 mm atau sesuai Gambar Kerja dan standar pabrik, dengan
permukaan diglazur hingga menghasilkan warna dan kilap permukaan yang rata
dan seragam (lapisan permukaan dari kelas heavy duty).

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 115


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Ukuran sesuai Gambar Kerja dan sesuai arahan Konsultan Pengawas.


d) Khusus untuk tangga dilengkapi anti slip (step nosing) yang sejenis dengan
lantainya.
e) Bahan pengisi siar, bahan perekat, motif / corak dan warna keramik harus
disetujui (tertulis) Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
f) Homogeneous Tile harus memenuhi standar:

I DIMENSI DAN MUTU PERMUKAAN


100% dari ubin tidak
ada cacat yang
1 Mutu permukaan ISO 10545-2
tampak ke
permukaan
2 Panjang, lebar, ketebalan ISO 10545-2
Penyimpangan, dari rata-
rata ukuran tiap ubin (2 - 0.03
atau 4 sisi) terhadap + 0.01
ukuran kerja, %
Penyimpangan, rata-rata
ukuran tiap ubin (2 atau 4
- 0.02
sisi) dari rata-rata ukuran
+ 0.02
10 contoh uji (20 atau 40
sisi), %
Penyimpangan, dari rata-
rata ketebalan tiap ubin - 1.08
terhadap ukuran + 2.22
ketebalan ukuran kerja, %
3 Kelurusan sisi ISO 10545-2
Penyimpangan kelurusan
- 0.03
sisi maksimum terhadap
+ 0.07
ukuran kerja, %
4 Kesikuan ISO 10545-2
Penyimpangan kesikuan
- 0.08
maksimum dibandingkan
+ 0.14
dengan ukuran kerja. %
II KONDISI FISIK
1 Penyerapan air, % ISO 10545-3 0.04
Kuat patah, ketebalan ≥
2 ISO 10545-4 3087.46
7.5 mm
3 Kuat lentur, N/mm2 ISO 10545-4 60.48
4 Ketahanan abrasi
Ketahanan terhadap
abrasi mendalam dari ISO 10545-6 26.39
ubin; dalam volume, mm3
Koefisien ekspansi
5 thermal linier, α (25- ISO 10545-8 2.04 x 10 ̄⁶
200)°C, °C̄ ̄¹
Ketahanan terhadap
6 ISO 10545-9 No crazing
panas

c. Pelaksanaan Pekerjaan Homogeneous Tile


a) Pekerjaan pemasangan Homogeneous Tile baru boleh dilakukan setelah
pekerjaan lainnya benar-benar selesai.
b) Pemasangan Homogeneous Tile harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih / air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang
atau di bawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 116


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Sebelum pemasangan Homogeneous Tile pada lantai maupun dinding dimulai,


plesteran harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih. Adukan untuk
pasangan Homogeneous Tile pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
d) Adukan untuk pasangan Homogeneous Tile pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 6 pasir. Tebal adukan untuk semua
pasangan tidak kurang dari 25 mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.
e) Adukan untuk pasangan Homogeneous Tile pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang Homogeneous Tile kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai
petunjuk Gambar Kerja.
f) Adukan untuk pasangan Homogeneous Tile pada lantai harus ditempatkan di
atas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
g) Homogeneous Tile harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang
Homogeneous Tile yang terpasang tetap lurus dan rata. Homogeneous Tile yang
salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
h) Homogeneous Tile mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
i) Sambungan atau celah-celah antar Homogeneous Tile harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus, gunakan tile speser dengan ketebalan minimal 2
mm,
j) Pemotongan Homogeneous Tile harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti
pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya
harus dikerjakan serapi dan sesempurna mungkin.
k) Siar antar Homogeneous Tile dicor dengan semen pengisi / grout yang berwarna
sama dengan warna Homogeneous Tilenya dan disetujui Konsultan Pengawas.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
l) Setiap pemasangan Homogeneous Tile seluas 8 m² harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas. Bahan berikut
cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja.
m) Setelah pemasangan selesai, permukaan Homogeneous Tile harus benar-benar
bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan Homogeneous
Tile harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 117


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan Homogeneous Tile. Hal ini


dengan sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas.
n) Khusus pengerjaan lantai Homogeneous Tile pada kamar mandi dibuat
kemiringan min 3 %.
12. Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam
Gambar Kerja kecuali ditentukan lain dan harus sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Umum
 Cat harus diproduksi dari pabrik yang menerapkan sistem manajemen
lingkungan, dibuktikan dengan sertifikat (ISO 14001).
 Cat yang digunakan tidak boleh mengandung VOC (Volatile Organic
Compound), yaitu bahan kimia organik yang dapat menguap dan dapat
mencemari udara, baik pada saat proses produksi, aplikasi sampai dengan
barang jadi dan digunakan oleh end user.
 Cat harus tahan terhadap pengaruh cuaca, tahan terhadap gesekan dan
mudah dibersihkan, mengurangi pori-pori dan tembus uap air, tidak berbau,
daya tutup tinggi.
 Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
Kontraktor sudah harus mengajukan daftar bahan pengecatan kepada
Konsultan Pengawas.
 Kontraktor menyiapkan bahan, melampirkan brosur dan bidang pengecatan
untuk dijadikan contoh, atas biaya Kontraktor. Pencampuran wama atau
pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan dari pabrik dan
memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan pencampurannya.
 Pilihan warna ditentukan Tim Teknis atau sesuai petunjuk dari Konsultan
Pengawas, setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up).
 Cat harus dalam kaleng / kemasan yang masih tertutup patri / segel, dan masih
jelas menunjukkan nama / merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat.
 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik /
merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan
suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan / mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi dalam negeri.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 118


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas proyek untuk


kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas minimal 5 (lima) galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
2) Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
 Water-based sealer alkali resist untuk permukaan pelesteran, beton, papan
gypsum dan panel papan GRC.
 Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi / baja.
3) Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi / baja
4) Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
 Waterbase untuk permukaan interior, beton, papan Gypsum, papan GRC, dan
GRC
 Untuk eksterior harus menggunakan cat khusus eksterior atau
wethershield/weathercoat atau yang sejenis.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan
a) Umum
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut / pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala di atas 38 °C.
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh di atas permukaan cat yang baru dan basah.
b) Permukaan Plesteran dan Beton
 Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka atau
kadar air maksimum 15%. Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang
cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran
sekelilingnya.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 119


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan


menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan
adukan.
 Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran
dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam
bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan
hingga air dapat diserap.
c) Permukaan Gypsum
 Permukaan gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
 Kemudian permukaan gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gypsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja
 Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan spesifikasi ini.
d) Permukaan barang Besi / Baja
 Permukaan besi / baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing
lainnya harus dibersihkan dengan sikat kawat/amplas besi.
 Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
 Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi / baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
2) Selang Waktu antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan
a) Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan / atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus
diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada
permukaan yang sudah disiapkan di atas.
b) Sebelum melakukan pengecatan permukaan dinding yang akan dicat harus
dilakukan uji kelembaban, nilai dari uji kelembaban (misal: menggunakan alat
Protimeter Mini harus menunjukkan daerah berwarna hijau atau kuning)
harus memenuhi persyaratan nilai kelembaban yang disyaratkan yaitu
maksimal 18 % dengan kadar keasaman maksimal pH 8.
3) Pelaksanaan Pengecatan
a) Umum
 Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 120


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna


dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan
ketebalan yang sama.
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut, dan ceruk / lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
 Permukaan besi / baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu
b) Proses Pengecatan
 Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
 Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan berikut:
- Permukaan Interior Plesteran, Beton, Gypsum, Partisi.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan.
- Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan khusus eksterior.
- Permukaan Besi / Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive
zinc chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based
high quality gloss finish.
 Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan / atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
c) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
 Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
 Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 121


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Penyedia


Jasa Konstruksi untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
d) Metode Pengecatan
 Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran, panel papan GRC diberikan
dengan kuas/roll.
 Cat dasar untuk permukaan papan gypsum diberikan dengan kuas/roll
 Cat dasar untuk permukaan besi / baja diberikan dengan kuas/roll/spray
 Cat texture menggunakan spray.
4) Pekerjaan yang Tidak disetujui
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis harus
diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada
cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana
ditunjukkan Konsultan Pengawas/Tim Teknis. Biaya untuk hal ini ditanggung
Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
5) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas
harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
13. Pekerjaan Stainless Steel
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam
Gambar Kerja kecuali ditentukan lain dan harus sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Stainless steel yang digunakan harus grade SS304
2) Ukuran, bentuk sesuai gambar kerja.
3) Pengelasan harus menggunakan las argon dan di las penuh
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas
pengelasan dan penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
2) Sebelum pengelasan dilakukan, harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau
karat yang menempel, agar las dapat menempel dengan sempurna.
3) Welder atau operator las wajib hukumnya memakai kedok / masker safety
dilengkapi kaca hitam pada saat melakukan pengelasan.
4) Las/welding harus menggunakan las argon stainless dengan grade yang sama
dengan bahan pipa stainlessnya.
5) Pengelasan sambungan-sambungan horisontal, vertikal atau siku dan lengkung

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 122


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

harus dikerjakan dengan rapi, rata dan halus, dan tidak menyebabkan deformasi
material.
6) Pemasangan (penyambungan dan pemasangan aksesoris) harus dilakukan
oleh aplikator yang ahli dan berpengalaman.
7) Semua pipa yang sudah selesai dilas harus dicek kembali, apakah masih
terdapat celah pada sambungannya.
8) Pada bekas las harus dirapikan dengan mesin gerinda hingga rata tanpa
merusak permukaan sekitarnya.
9) Bekas gerinda harus kembali dihaluskan dan digosok dengan batu hijau agar
mengkilap dan sama dengan permukaan pipa.
10) Semua pipa yang telah selesai terpasang harus dibungkus dengan plastik.
11) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada Gambar Rencana dan detail
shop drawing subkon, kecuali ditentukan lain.
12) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
13) Syarat Pemeliharan
 Apabila pemasangan railing kurang rapi harus segera diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
 Kontraktor harus menjaga pekerjaan railing stainless steel yang sudah
selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian yang menimbulkan
kerusakan dan tanpa cacat.
14) Syarat Penerimaan
Hasil pemasangan railing harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang kuat,
kokoh dan sempurna.
14. Pekerjaan GRC (Glassfibre Reinforced Cement) Molding / Cetak (Custom Made)
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan, pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan GRC (Glassfibre
Reinforced Cement) sebagai penutup kolom.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Semen yang digunakn adalah semen jenis PCC (Portland Composit Cement).
2) Pasir ayakan harus kering dan bersih dari kotoran organik.
3) Air untuk adukan adalah air tawar yang bersih, tidak mengandung garam atau
tidak payau.
4) Glassfibre untuk penulangan harus dari jenis tahan lingkungan alkali (alkali
resistant). Fibreglass Roving ARG-2400 TEX. Serat ini berbentuk panjang seperti
tali dan pada waktu penyemprotan, serat tersebut akan terptong-potong menjadi
1,5 sampai dengan 3,5 cm.
5) Berat jenis GRC sesudah kering haru mencapai minimum 1800 kg/cm3
6) Perbandingan semen terhadap pasir tidak boleh kurang dari 1:1
7) Penggunaan admixture/additive bahan kimia tidak boleh mengkibatkan
menurunnya mutu.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 123


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Pelaksanaan Pekerjaan Produksi GRC


1) Untuk setiap kali mencetak GRC, pada permukaan harus diberi lapisan minyak
pelepas (Mould Release Agent) dengan kualitas baik.
2) Pembuatan komponen GRC harus dilakukan dengan cara penyemprotan
langsung pada cetakan.
3) Cara penyemprotan dilakukan sedemikina rupa sehingga glassfibre dan adukan
semen tersebar secara homogen.
4) Cara pembuatan dengan adukan tangan hanya dilakukan untuk bagian-bagian
atau detil yang tidak memungkinkan disemprot.
5) Pemadatan permukaan dan pengukuran ketebalan harus dilakukan dengan
benar dan teliti, untuk menghilangkan gelembung udara dan mendapatkan
ketebalan sesuai dengan yang diinginkan.
6) Tambahan adukan tangan pada bagian yang tidak mungkin disemprot hanya
dilakukan sebelum permukaan mengering
8) Bahan utama: GRC (Glassfibre Reinforced Cement)
Bahan baku:
a) Serat fiber: jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tinggi.
Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat
tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m².
b) Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti yang disyaratkan SNI
c) Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih bebas dari tanah/lumpur.
d) Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air
yang digunakan untuk adukan beton.
9) Ketebalan, ukuran, motif dan peletakkan: Sesuai Gambar Kerja.
10) Besi untuk rangka GRC, dapatg menggunakan besi siku atau sesuai gambar
kerja.
11) Cat antikarat zinchromate untuk rangka besi dan cat besi jika dipersyaratkan
12) Cat GRC menggunanakan cat khusus eksterior (weathershild).
13) Angkur baut dengan ukuran sesuai gambar kerja untuk memasang rangka GRC
ke dinding/tembok.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Besi rangka GRC harus diberi antikarat (zinchromate) dan finishing dengan cat
besi.
2) Pasang rangka GRC sesuai dengan Gambar Kerja, pengelasan rangka harus
dilas penuh, setelah dilas, bekas las harus dibersihkan dari kerak-keraknya,
bekas las harus dilapisi kembali dengan zinchromate.
3) Persiapkan panel-modul GRC yang akan dipasang.
4) Persiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk memasang modul GRC.
5) Chain block atau kerekan yang dilengkapi tali tambang. Pemasangan alat ini
diusahakan bersifat portable / mudah untuk dipindahkan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 124


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

6) Scaffolding. Alat bantu ini disusun sedemikian rupa dengan estimasi jarak yang
tidak mengganggu proses pemasangan GRC, yaitu sekira 50 cm dari tempat
pemasangan.
7) Electric drill (jika dibutuhkan) untuk mengunci mur baut sebagai penguat mur saat
pemasangan rangka besi ataupun modul GRC.
8) GRC yang akan dipasang tidak boleh terdapat cacat/rusak, dan setiap modul
GRC yang akan dipasang harus sudah dicek oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis untuk mendapat persetujuan.
9) Setelah perlengkapan sudah dipersiapkan, pastikan sekali lagi bahwa modul
GRC yang akan dipasang sudah tepat posisi (tidak salah penempatan).
10) Modul GRC dinaikkan / diangkat / ditempatkan sesuai Gambar Kerja atau sesuai
arahan Konsultan Pengawas dengan menggunakan kerekan/pully dan bantuan
tali tambang untuk menghindari benturan dengan bangunan atau benda lain.
11) Setelah modul GRC sudah ditempatkan di posisi yang tepat, pasangan bisa dicek
menggunakan bantuan lot gantung untuk memastikan tingkat lurus dan tidaknya
modul GRC. Jika sudah jelas lurus dan tidak ada masalah, maka modul GRC
bisa dikancing dengan sistem pengelasan panel ke dinding tumpuan.
12) Setelah lurus dan selesai melakukan pengelasan (modul sudah terpasang),
proses terakhir adalah melakukan pekerjaan finishing. Proses ini dilakukan untuk
memperbaiki modul GRC yang cacat/lecet akibat benturan atau pemakaian
bahan penutup flexible joint antar panel saat pemasangan (bukan cacat struktur,
patah/retak). Bahan-bahan yang bisa dipakai pada proses finishing adalah
adonan dari serabut fiber, lem, dan semen yang dicampur dengan air
secukupnya untuk memperhalus bagian-bagian cacat yang dimaksud.
13) GRC yang telah terpasang difinishing cat.
15. Pekerjaan Title Building
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan tittle building harus sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Bahan / Material
 Menggunakan bahan galvalume 0.8 mm
 Finishing cat duco
 Embose 40 mm
 Jenis font menggunakan Arial Bold
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Seluruh alat dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
2) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang resmi dan
berpengalaman.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 125


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3) Pemasangan harus mengikuti aturan / ketentuan / persyaratan pabrikan dan


mengikuti ketentuan Gambar Kerja serta arahan dari Konsultan Pengawas dan
Tim Teknis.
4) Bentuk, detail, desain dan ukuran harus sesuai Gambar Kerja. Kontraktor /
subkon harus menyerahkan Shop Drawing sebelum pekerjaan dilaksanakan.

G. PEKERJAAN 1. Persyaratan Umum


ELEKTRIKAL 1) Persyaratan umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausul
dari persyaratan umum dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari persyaratan umum. Klausul-klausul dalam persyaratan
umum hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam
persyaratan teknis.
2) Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala
pekerjaan, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
pemasangan, pengujian dan penyetelan dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
3) Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar teknis yang
menyertainya. Bila ada satu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah
satu dari kedua dokumen tersebut, maka Kontraktor wajib melaksanakannya dengan
baik dan lengkap.
4) Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar
dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan rapi.
5) Kontraktor bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau
urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara
keseluruhan pada waktu yang telah ditetapkan.
6) Kontraktor harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan
yang diserahkan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan
pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan
adalah lengkap dan dapat berjalan dengan baik dalam kondisi yang terjelek
sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan atau menghilangkan bahan-bahan
atau peralatan yang seharusnya diadakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata
dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
7) Semua bahan / material dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera
pada peraturan-peraturan seperti:
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011, atau yang terbaru.
b) Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
c) Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
d) Standard lain: AVE Belanda, VDE / DIN Jerman, IEC Standard, JIS Jepang, NFC
Perancis, NEMA USA,
e) Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 126


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

f) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan


Pemerintah daerah.
8) Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk
penyelesaian pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
9) Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan. Apabila
timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian kepada
Konsultan Pengawas, paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan.
10) Kontraktor harus memeriksa dengan teliti, ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang
diperlukan dengan Kontraktor lainnya, sehingga peralatan-peralatan elektrikal dapat
dipasang pada tempat dan ruang yang telah disediakan.
11) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pelaksanaan
pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan.
12) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rencana kerja dengan jadwal
yang disesuaikan dengan Kontraktor lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan,
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.
13) Pada waktu akan memulai pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan
Gambar-gambar Kerja terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari direksi.
Gambar-gambar tersebut sudah diserahkan kepada direksi minimal dalam waktu 1
minggu sebelum instalasi dilaksanakan.
14) Pemasangan peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
peralatan tersebut. Untuk itu, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar
rencana instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
15) Apabila terjadi suatu keadaan dimana Kontraktor tidak mungkin menghasilkan
kualitas pekerjaan yang terbaik, maka Kontraktor wajib memberikan penjelasan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan memberikan saran-
saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor tetap
bertanggung jawab terhadap kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
16) Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Kontraktor harus memberi tanda-tanda
pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala perubahan terhadap rancangan
instalasi semula.
17) Kontraktor harus melakukan general test, terhadap seluruh pekerjaan elektrikal.

18) Testing / pengujian meliputi: Uji isolasi minimal 10 M (Mega Ohm) dan uji beban
penuh.
19) Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh Direksi atau
Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas
tanggungjawab Kontraktor.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 127


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

20) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
21) Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.
22) Kontraktor harus membuat blueprint wiring diagram pekerjaan elektrikal yang sesuai
dengan kondisi terpasang.
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara
lain:
a) Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh Kotak kontak.
b) Instalasi kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga dari
Power House ke MDP Gedung.
c) Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama
(PDTR) secara lengkap.
d) Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
e) Pekerjaan pentanahan/grounding.
2) Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun
yang tidak disebutkan namun secara umum / teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
3) Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.
4) Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (as built drawings).
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Panel Tegangan Rendah
a) Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang
dimaksud untuk beroperasi pada 220 / 380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan
solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN,
BS, NEMA, dan sebagainya.
b) Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
c) Tebal plat panel/BMT (Base Material Thickness) minimal 1.5 mm (sebelum
difinishing).
d) Tebal panel setelah difinishing menggunakan powder coating menjadi 1.8
mm.
e) Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan,

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 128


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

penyambungan-penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan


tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
f) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space
harus disediakan seusai Gambar Kerja.
g) Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
h) Komponen panel:
 Label Nama
Setiap pemutus daya (Circuit Breaker) harus dilengkapi label nama pada
pintu atau dekat komponen komponen yang dapat dilihat dengan mudah.
Pemberian nama harus menunjukkan secara jelas rangkaian Pemutus
daya atau alat-alat yang tersambung.
 Busbar / Rel Tembaga
- Busbar harus terbuat dari tembaga dengan kemampuan arus minimal
150 % arus beban terpasang atau disesuaikan dengan aturan PUIL 2000
atau peraturan yang berlaku.
- Semua busbar dicat yang warnanya disesuaikan dengan yang
disebutkan pada PUIL. Cat harus tahan sampai temperatur 75 °C.
- Busbar ditumpu oleh isolator dan disusun dengan baik setiap panel harus
mempunyai 5 jalur busbar, terdiri dari 3 jalur busbar phase (R,S,T) 1 jalur
busbar Netral dan 1 jalur busbar Grounding yang dihubungkan secara
listrik dengan Frame Panel.
- Gambar kelaksanaan harus menunjukkan ukuran dan susunan busbar.
 Cadangan
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka panel tsb harus
dilengkapi terminal pemasangan, pendukung dan sebagainya untuk
mengantisipasi pemasangan peralatan dikemudian hari. Peralatan dapat
berupa Equipment busbar, switch, Circuit Breaker, dan lain-lain.
 Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup
menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau yang diberi nikel
(stainless)
 Alat Ukur
- Alat ukur yang digunakan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm,
dipasang secara rata terhadap permukaan atau semi (flush atau semi
flush), tahan getar.
- Ketelitian alat ukur 0,5 - 1,5 %, skala linear.
- Sekitar switch untuk Voltmeter harus jelas tandanya.
 Kabel Kontrol
- Kabel kontrol panel harus di set di bengkel / pabrik secara lengkap dan
dibundel dan dilindungi dari kerusakan akibat tekanan mekanis.
- Ukuran minimum kabel 1,5 mm², 600 V, fleksibel, isolasi PVC.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 129


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pilot Lamp.
- Semua panel harus dilengkapi pilot lamp untuk menyatakan adanya
tegangan R, S, dan T. Pengadaan pilot lamp merupakan suatu
keharusan, walaupun pada gambar tidak tertera.
- Warna-warna pilot lamp : phase R : warna merah; phase S : warna
kuning; phase T: warna hitam
- untuk menyatakan sistem telah diatur dengan push button atau dengan
saklar:
- Sistem On : warna merah ; Sistem Off : warna hijau.
 Circuit Breaker
- Circuit Breaker yang digunakan adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker),
NFB (No Fuse Breaker) dan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), ACB
yang sesuai tertera pada gambar rencana.
- Circuit Breaker harus tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic.
- Setiap circuit breaker harus diberi nama sesuai dengan wiring diagram
yang terpasang
i) Di balik pintu panel harus dibuat katong/rak dari plat yang sama dengan panel
untuk penempatan blueprint instalasi.
j) Pada setiap komponen yang terdapat di pintu panel harus diberi/ditempel
nama sesuai dengan nama dan fungsinya, terbuat dari bahan yang tidak
mudah rusak.
k) Lampu
a) Lampu yang digunakan harus lamu hemat energy.
b) Lampu yang digunakan bergaransi minimal 1 tahun.
c) Jika menggunakan armature, bahan armature tidak boleh terbuat dari
bahan yang mudah berkarat.
l) Kotak kontak saklar
a) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok adalah
tipe pemasangan masuk / inbow (flush mounting).
b) Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
c) Mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga
(outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin)
dengan lubang bulat.
d) Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
e) Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai
kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis
water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan
lantai atau sesuai Gambar Kerja.
f) Kotak-kontak lantai terbuat dari bahan Stainless Steel.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 130


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

m) Conduit
a) Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact.
b) Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
c) Konduit pada kabel tray/kabel leader harus disusun rata tidak boleh
bertumpuk
d) Konduit harus diberi tanda (marking) yang dapat menjelaskan arah
beban, jenis dan ukuran kabel di dalamnya.
n) Rak kabel / cable tray
a) Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
b) Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum
1 meter. Penggantung harus rapi dan kuat sehingga bila ada pembebanan
tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat
sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
c) Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
c. Perlengkapan Instalasi
1) Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
2) Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
3) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna
kabel harus sama.
4) Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Panel-panel
a) Sebelum pemesanan / pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
b) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat
dan harus rata (horizontal).
c) Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
d) Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel - kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi.
e) Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable
lug) yang sesuai.
f) Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm
dari lantai terhadap as panel.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 131


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

g) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h) Semua panel harus ditanahkan sampai air tanah.
2) Kabel-kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL terbaru.
c) Kabel daya yang dipasang horizontal harus dipasang pada kabel tray dan
disusun rapi, sedangkan pada posis verikal menggunakan tangga kabek
(cable leader).
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
Tdoos untuk instalasi penerangan.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
g) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
i) Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel. Kabel instalasi daya dan penerangan didalam bangunan. Semua
kabel harus dipasang dalam konduit, dengan ketentuan-ketentuan
pemasangan konduit sebagai berikut:
 Dipasang dipermuakaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-
langit (plafond).
 Dipasang tertanam didalam plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak
berplafond (exposed ceilling). Untuk pemasangan pipa konduit
dipermukaan plat beton, konduit harus dilengkapi pendukung-pendukung
yang dicat anti karat.
j) Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
a) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
b) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
di setiap ujungnya.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 132


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
d) Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus
uji dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang terutama menjamin bahan
isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
e) Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 500 kilo ohm.
f) Instalasi kabel bawah tanah
 Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, di
mana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan
di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya.
 Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
 Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
 Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
 Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam Gambar Kerja atau dokumen ini.
 Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap
jarak 1 meter.
 Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan
Pengawas memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
 Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton
ukuran 100 x 100 x 300 mm bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini
dicat kuning dan tulisannya warna merah.
 Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP / Galvanized Iron Pipe).
 Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
 Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
 Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya.
 Di atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL
TANAH” dan arah belok.
 Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
g) Instalasi kabel tenaga
 Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar
dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak
tersebut dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
 Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam Gambar Kerja.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 133


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik dan rapi
sehingga tidak saling tindih dan membelit.
 Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
 Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi
dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga Nampak
rapi.
 Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
 Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel.
 Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel
harus disesuaikan dengan phasanya.
 Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
 Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
(cable ladder), diklem dan disusun rapi.
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
 Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
 Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50 cm.
 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m di setiap ujungnya.
3) Lampu
a) Pemasangan disesuaikan dengan titik-titik pada gambar Kerja, atau atas
perintah Konsultan Pengawas/Tim Teknis, jika diharuskan berubah posisinya,
Kontraktor harus menggambarkan dalam shop drawing.
b) Lampu yang dipasang harus kuat, tidak kedor, dan rapi.
c) Bersihkan lampu dari debu dan noda yang melekat saat pemasangan.
4) Kotak kontak dan saklar
a) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak-kontak
dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
b) Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah
harus dari tipe water dicht (bila ada).

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 134


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang
harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.
2) Cable Tray
a) Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan
besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam. Keseluruhan permukaan cable
tray harus digalvanisir. ketebalan plat minimum 1,3mm
b) Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantungan cable tray
harus dibuat dari besi batang lunak yang digalvanisir dengan diameter
minimum 6 mm. Ujung penggantung diulir untuk memungkinkan pengaturan
leveling cable tray. Sedangkan penyangga / penumpu cable tray yang
dipasang ruang bawah gardu utama harus dibuat dari besi siku yang juga
digalvanisir
c) Kabel tray untuk daya (arus kuat) harus dipisah dengan kabel tray untuk
ektronika (arus lemah).
3) Pentanahan (Grounding)
a) Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam Gambar Kerja atau Dokumen ini.
b) Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan
pada panel-panel menggunakan BCC (Bare Copper Conductore) dengan
ukuran disesuaikan dengan gambar kerja, penyambungan ke panel harus
menggunakan sepatu kabel (cable lug).
c) Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus
disaksikan Konsultan Pengawas.
e. Pengujian
1) Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK /
PLN (Perusahaan Listrik Negara) serta instansi lainnya yang berwenang untuk
itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2) Test meliputi:
a) Test Beban Kosong (No Load Test)
b) Test Beban Penuh (Full Load Test)
f. No Load Test
1) Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti
missal pengujian Instalasi 0,6 / 1 KV (Kabel Tegangan Rendah):

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 135


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a) Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt.


b) Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt.
c) Pengukuran tahanan pentanahan.
2) Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya
harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).
g. Full Load Test (Tes Beban Penuh)
1) Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi:
a) Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
b) Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub
pekerjaan pompa pompa.
c) Test peralatan (beban) lainnya.
2) Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.
3) Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan
Pengawas.
4) Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran
penyerahan pertama pekerjaan.
3. Pekerjaan Telepon
a. Lingkup Pekerjaan
1) Mengurus ijin penyambungan.
2) Pengadaan dan pemasangan PABX dengan kapasitas sesuai gambar
perencanaan di setiap gedung, lengkap dengan MDF.
3) Mempersiapkan jaringan luar dan dalam (indoor/ outdoor wiring system), meliputi
penyediaan dan pemasangan :
4) Kabel dan pipa instalasi telepon
5) Kabel feeder telepon
6) Kotak kontak telepon
7) Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini
8) Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap
dengan display dan hands free.
9) Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon.
10) Pengadaan dan Pemasangan PABX dan Pesawat Telepon sesuai dengan
spesifikasi dan gambar perencanaan.
11) Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut
dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
12) Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku
cadang selama waktu minimal 3 tahun.
13) Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.
b. Ketentuan Bahan / Material / Peralatan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 136


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

1) PABX
a) Sistem Telephone yang digunakan adalah PABX System. (Standard STO
Telkom)
b) PABX ini mempunyai fitur-fitur antara lain :
Off Hook Call Announce
Station Lock Password
Account Code
Feature Promting Soft Key
Automatic Call Distributor
Remote Maintenance
Voice Over IP
Automatic Call Distribution
Intelligent Call Routing dan Interactive Voice Response
Reporting dan Monitoring
Recording Solution
Audit report
Automatic wake-up calls
Call restriction
Message registration
Message waiting Indicators
PMS Interface
Call Transfer
Call Hold
Night Service
Multi Party Conference
Waiting Massage
Call Pick Up
c) Operator console
Pada system ini mempunyai fitur-fitur sbb :
Operator console traffic handling capability.
Alarm display
Alpha numeric display
Alternate answering
Attendant busy override.
Attendant calls waiting indication
Attendant display of busy station
Attendant jacks
Attendant time display
Attendant head sets
Attendant Individual trunk access
Call Hold
Call Queuing

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 137


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Camp On Busy
Console overflow
Recorded overflow Announcement
2) Pesawat Telepon
a) Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe
executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan
kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan
meja dan pemasangan dinding.
b) Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta
mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat
mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy surat lulus
dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja
secara full digital.
3) Terminal
a) Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering
dan memakai terminal terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
b) Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka
box terminal harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu pintu
yang kedap udara.
4) Kabel Telepon.
a) Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya
terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung perkembangan
dikemudian hari.
b) Untuk penggunaan di dalam bangunan digunakan kabel jenis ITC (indoor
telepone cable) dengan diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel
disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
c) Untuk penggunaan di luar bangunan dan tertanam digunakan kabel jenis Jelly
Armoured dengan diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesuaikan
dengan petunjuk dalam gambar.
d) Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada
persetujuan Konsultan Pengawas.
5) Conduit Telepon.
a) Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC
High Impact berdiameter minimum 20 mm.
b) Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
c) Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang
dilengkapi tutup.
d) Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat
warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
e) Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain
yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
6) Outlet

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 138


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a) Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan
bukan jenis claw fix.
b) Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan
baik sesuai dengan yang dimaksud.
2) Contoh bahan, brosur dan Gambar Kerja harus diserahkan kepada pengawas 2
(dua) minggu sebelum pemasangan.
3) Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator
yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum Vitae petugas tersebut harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas seminggu sebelum yang bersangkutan
memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman
dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat, dan rapi.
4) Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan pada Gambar Kerja dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
5) Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan
petunjuk Konsultan Pengawas.
6) Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan
kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
7) Pemasangan konduit yang berada di dalam kolom dilaksanakan sebelum
pengecoran sedangkan yang berada di dinding dilaksanakan sebelum dinding
diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak
pecah.
8) Pipa pelindung instalasi kabel pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah
PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan
kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang
dipakai adalah 20 mm. Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel
antara junction box dan armature lampu.
9) Tambahan Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu
untuk pekerjaan ini meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus
untuk mencapai performance yang dikehendaki.
d. Pengujian / Testing / Commissioning
1) Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini.
2) Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pengujian.
3) Biaya pengujian menjadi beban Kontraktor.
9. Pekerjaan CCTV
a. Lingkup Pekerjaan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 139


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pekerjaan CCTV ini mencakup pengadaan, pemasangan, penyetelan, pengaturan,


pengujian dan pemeliharaan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam
Gambar Kerja atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dan menyerahkan dalam
keadaan beroperasi dengan baik dan siap pakai, tanpa ada gangguan atau cacat
instalasi.
Kontraktor harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu harus
melengkapi dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik pembuatnya,
meliputi:
 Seluruh instalasi CCTV dalam bangunan.
 Seluruh instalasi CCTV luar bangunan.
 Seluruh instalasi sistem CCTV.
 Seluruh instalasi pembumian pengaman.
 Seluruh instalasi :
- CCTV sesuai spesifikasi teknis
- LED TV Monitor Digital.
- Digital Video Recorder
- Switcher
- Interface dengan sistem terkait
- Piranti lunak (software)
 Pengujian, Commisioning dan pelatihan serta menyerahkan buku manual operasi
dan perawatan.
 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :
- Dari sisi rak kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
- Dari sisi camera ke DVR
 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :
- Instalasi dan instruction sistem CCTV.
- Connection sistem CCTV.
- Dokumen shipping untuk peralatan CCTV pada proyek yang dikerjakan.
- Surat dukungan dari principal yang memegang merek.
b. Spesifikasi Material
Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merk, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merk/produk
material.
Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan hasil
perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi
dengan baik dan harus sesuai dengan RKS ataupun ketentuan pabrik.
Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama sedapat mungkin diminta dari
merek atau buatan pabrik yang sama
Komponen komponen :
a. Indoor Fixed Dome Camera

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 140


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

• Imaging Device: 1/3-inch Interline Color CCD


• Synchronization System: Internal/AC line lock/internal, auto select
• Horizontal Resolution: PAL 480 TVL
• Signal-to-Noise ratio: 50 dB
• Min. Illumination : 0.75 lux @ 40 IRE DSS Off, F1.6 @ wide angle 1.20 lux
@ 50 IRE DSS Off, F1.6 @ wide angle 0.025 lux @ 40 IRE, 30 fields of DSS,
F1.6 @ wide angle0.040 lux @ 50 IRE, 30 fields ofDSS, F1.6 @ wide angle,
• Gain Control: Auto/Manual by DIP Switch
• White Balance: Auto
• Backlight Compensation : On/Off Switch Selectable
• Exposure : Automatic Control w/DC Iris Meter (1/60 - 1/100,000)
b. Digital Video Recorder (DVR)
GENERAL
• Operating Temperature : 50° to 95°F (10° to 35°C)
• Relative Humidity Maximum : 80%, noncondensing
FEATURES
• 16-Channel Expansion Box Option
• Maximum Increased Storage Capacity of 4 TB internal and External Storage
RAID Option
• Increased Frame Rate for CIF, 2CIF and 4CIF Recording
• Standard Output
• Multicasting.
• NTP Time Server Compatible
• Standard DVD-R Burner Writes to CD-R and DVD-R Media
• Up to 704 x 480 Recording Resolution (4CIF)
• Support for Camera Selection and PTZ Control
• Third-Party Dome Support
ELECTRICAL/VIDEO
• Input Voltage : 100-240 VAC ±10%, 50/60 Hz, autoranging
• Power Consumption : Maximum 350 watts
• Signal System : NTSC/PAL
• Operating System : Windows 7, 8, 10
• Recording Resolutions : NTSC PAL
320 x 240 320 x 288
640 x 240 640 x 288
640 x 480 640 x 576
352 x 240 352 x 288
704 x 240 704 x 288
704 x 480 704 x 576
• Video Inputs: 8/16/24/32
• VGA Outputs: Min. 1
• Analog Video Outputs: Min. 1

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 141


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

• Alarm Input Terminals: 8/16/24/32 (user selectable, NO./NC.)


• Relay Output Terminals: 8/16/24 (user selectable, NO./NC.)
• Relay Contact Ratings Rated
(Resistive) Load : 0.5 A at 120 VAC or 1 A at 24 VDC
MECHANICAL
Connectors :
• BNC: Video inputs and outputs
• 6-pin mini-DIN : PS/2 mouse and keyboard
• DB9 : COM 1
• DB15: VGA port
• USB : Min. 4 high-speed USB 2.0 ports
• Audio Connectors : Min. 1 miniature phone jack for audio output
c. Monitor
• Screen size: 40”
• Type: LED HDMI
• Resolution: 1366 x 768 at 60 Hz
• Tegangan: 100-240 V/50-60 Hz
• Konektivitas: USB dan HDMI
• Display Color: 16 M
• Color enclosure: Black or Silver
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum instalasi dipasang
2) Perancangan pemasangan Camera CCTV sudah berdasarkan :
 Letak strategis area yang diawasi camera.
 Keamanan seluruh area yang diawasi.
 Kemudahan memonitor area seluruh gedung baik diluar maupun di dalam area
gedung.
3) Pemasangan LED TV Monitor Digital pada ruang server/ruang kontrol yang telah
ditetapkan dalam gambar kerja.
4) Instalasi kabel dan pipa conduit
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray khusus
elektronik di dalam pipa konduit uPVC dia. 20 mm.
- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel di dalam pipa konduit uPVC dia. 20 mm.
- Pipa conduit pada tembok/dinding harus ditanam (inbow)
- Semua kabel data dan power yang terpasang tidak boleh ada sambungan.
d. Inspeksi dan Pengujian
1) Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau
kesalahan polaritas.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 142


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk


mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah
selesai terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di
dalam RKS teknik ini dan standar / referensi yang digunakan, pengujian meliputi:
 Koneksi antar unit.
 Display pada layar monitor pada ruang kontrol.
 Koneksi pada Device/Gadget dengan aplikasi yang direkomendasikan pabrikan.
3) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
4) Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan
diselenggarakannya dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari
sebelumnya kepada Konsultan Pengawas/ Tim Teknis.
5) Hasil pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
e. Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan gambar perancangan dan RKS dan dijamin akan
tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem
telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan RKS dan gambar, harus dilakukan
dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
2) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.
3) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan Pengawas/MK bahwa
instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.
4) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
 As built drawing
 Measurement report
 Spare part untuk satu tahun operasi.
5) Semua sertifikat, instruksi dan perijinan dari instansi yang berwenang memberikan
ijin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau
sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
6) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
 Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup pekerjaan.
 Laporan hasil pengujian.
 Surat jaminan ditujukan kepada Pemilik/Pemberi Tugas dan mencantumkan
nama proyek.
 Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
7) Serah terima kedua.
Pada serah terima kedua kondisi harus :
 Semua peralatan dalam kondisi bersih.
 Ruangan panel dalam kondisi bersih
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 143


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

8) Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
9) Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban,
maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap
ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
10) Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/MK
Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau
peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena
pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan
selama instalasi dipergunakan.
11) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-perbaikan
tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
12) Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul
sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan,
pemasangan dari material, equipment yang dipasok oleh Kontraktor, selama masa
jaminan.
4. Pekerjaan Instalasi Sistem Tata Suara
a. Lingkup Pekerjaan
Pengertian sistem tata suara di sini adalah sistem yang akan memberikan informasi
secara audio sehingga dapat dimengerti oleh orang yang ada dalam bangunan
bersangkutan. Pekerjaan instalasi sistem tata suara ini, meliputi pengadaan bahan,
peralatan, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan,
sehingga sistem tata suara tersebut dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan yang
dikehendaki, pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Pemasangan instalasi peralatan utama.
2. Pemasangan instalasi berbagai macam speaker sesuai dengan gambar
perancangan.
3. Pemasangan instalasi berbagai jenis continous volume control dan channel
selector.
4. Pemasangan instalasi berbagai jenis dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai
dengan speaker sesuai dengan gambar perancangan.
5. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak tercantum dalam
RKS teknik dan gambar perancangan, agar sistem dapat bekerja dengan baik dan
benar.
b. Spesifikasi Material
Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan: merek, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merek/produk
material.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 144


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan hasil
perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi
dengan baik dan harus sesuai dengan RKS/persyaratan ataupun ketentuan pabrik.
 Peralatan utama terdiri dari multiplayer, power amplifier, ceiling speaker, microphone
dan lain-lain sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen tender
 Kabel instalasi untuk speaker menggunakan NYMHY 3 x 1,5 mm², yang dilengkapi
dengan PVC conduit diameter 20 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Kontraktor harus membuat shop drawing peletakkan peralatan utama agar tidak
mengganggu/bertabrakn dengan peralatan pada pekerjaan lainnya.
2) Peletakkan ceiling speaker harus memperhatikan komposit peralatan lainnya pada
ceiling/plafon, seperti lampu, detector kebakaran, sprinkler, indoor AC/diffuser AC,
dan lain-lain.
3) Peletakkan attenuator harus mudah dilihat/dijangkau operator gedung.
4) Instalasi kabel speaker harus melalui kabel leader/tray khusus elektronik
5) Conduit instalasi kabel speaker yang melalui dinding/tembok harus ditanam
(inbow)
6) Tidak diizinkan terdapat sambungan pada instalasi tata suara.
d. Test Fungsi
1) Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan kuat, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau
kesalahan polaritas.
2) Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk
mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah
selesai terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di
dalam RKS teknik ini dan standar / referensi yang digunakan.
3) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
4) Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan
diselenggarakannya dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari
sebelumnya kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5) Hasil pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
e. Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan gambar perancangan dan RKS dan dijamin akan
tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem
telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan RKS dan gambar, harus dilakukan
dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
2) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.
3) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis bahwa
instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 145


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.


 As built drawing
 Measurement report
 Spare part untuk satu tahun operasi.
5) Semua sertifikat, instruksi dan perijinan dari instansi yang berwenang memberikan
ijin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau
sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
6) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
 Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup pekerjaan.
 Laporan hasil pengujian.
 Surat jaminan ditujukan kepada Pemilik/Pemberi Tugas dan mencantumkan
nama proyek.
 Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
7) Serah terima kedua.
Pada serah terima kedua kondisi harus :
 Semua peralatan dalam kondisi bersih.
 Ruangan panel dalam kondisi bersih
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
8) Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
9) Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban,
maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap
ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
10) Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/Tim
Teknis, Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua
equipment atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang
baik atau karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena kesalahan
penggunaan selama instalasi dipergunakan.
11) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-perbaikan
tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
12) Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul
sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan,
pemasangan dari material, equipment yang dipasok oleh Kontraktor, selama masa
jaminan.

H. PEKERJAAN 1. Ketentuan Umum


MEKANIKAL a. Tahap Persiapan
1) Peraturan Dasar

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 146


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan
oleh Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
2) Gambar Kerja / Shop Drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (Shop
Drawing) termasuk detail support / penyangga berikut perhitungannya yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Tim Teknis.
3) Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan:
a) Mengirim contoh bahan yang akan digunakan.
b) Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan
pemesanan.
c) Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan, yang memenuhi
persyaratan keselamatan kerja.
4) Pemeriksaan Bahan / Material
Apabila Konsultan Pengawas/Tim Teknis meragukan kualitas bahan atau alat
tertentu, maka bahan tersebut akan dikirim ke Laboratorium Penyelidikan Bahan
atas biaya Kontraktor.
5) Penolakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, harus
segera disingkirkan dari lokasi proyek oleh Kontraktor.
6) Jalur instalasi yang eksisting
Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor harus mengetahui
lintasan dan posisi dari instalasi listrik, ground system, air dan sanitasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan mekanikal.
7) Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Penunjukan Sub-Kontraktor
Dalam hal pelaksanaan instalasi ini diserahkan kepada Sub Kontraktor
pertanggung jawaban seluruh pekerjaan ini tetap menjadi beban Kontraktor
Utama. Penunjukan Sub Kontraktor ini sebelumnya harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontraktor harus mematuhi Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perlengkapan keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara
kerja yang kurang aman atau selamat harus dihindarkan. Kontraktor juga harus
memperhatikan keselamatan kerja, termasuk kesehatan para pekeda dan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 147


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kebersihan lingkungan. Perhatian diharapkan pula terhadap lokasi-lokasi


pemondokan pekerja di dekat job site, agar tidak terlalu mengganggu waktu kerja.
3) Seleksi Tenaga Kerja
Kontraktor harus berusaha untuk mengadakan seleksi tenaga kerja, baik
mengenai keahlian ataupun kesehatannya. Bagi tukang-tukang las dan pipa,
serta kejuruan-kejuruan lain yang dianggap perlu, harus lulus dari ujian ataupun
penilaian dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis. Bilamana dikemudian hari,
dalam proyek ini didapati tenaga-tenaga kerja yang ternyata tidak cukup ahli,
Konsultan Pengawas/Tim Teknis berhak untuk minta tenaga kerja tersebut
diganti.
4) Prosedur dan Cara Kerja
Kontraktor wajib melaksanakan prosedur dan cara kerja yang terbaik (tepat,
cepat dan selamat). Kontraktor wajib mengkonsultasikan kedua hal tersebut
kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis, untuk dimintakan persetujuannya guna
pelaksanaan. Hasil kerja harus menunjukkan "workmanship" yang baik, dalam
bentuk kerapiannya.
5) Pengujian Sambungan
Pada prinsipnya semua sambungan harus diuji atas kebocoran, dengan beban
uji, terutama untuk sambungan las harus mengalami uji tekan, baik sebelum
terpasang ataupun setelah terpasang. Uji tekan ini secara detail diuraikan dalam
setiap jenis pekerjaan, dalam pasal-pasal yang bersangkutan.
6) Pembersihan / Pembilasan Pipa
Sebelum diadakan uji coba, seluruh pipa Jaringan sistem instalasi harus
dibersihkan bagian dalamnya dengan dibilas (flushing). Air bilas harus cukup
bersih, tidak mengandung lumpur, atau larutan-larutan lain, yang justru akan
menempel pada dinding dalam pipa. Pembilasan harus dilaksanakan untuk
beberapa waktu sehingga semua kotoran akibat pemasangan pipa dapat
dikeluarkan. Pada akhir proses pembilasan, air bilas yang masih terdapat di
dalam pipa harus dikeluarkan (drained), untuk menghindarkan pengerusakan
pipa, akibat kemungkinan adanya sifat-sifat jelek dari air bilas.
7) Uji Coba Sistem Instalasi
a) Uji coba harus dilakukan untuk mengetahui berjalan tidaknya mekanisme dari
sistem yang bersangkutan. Kontraktor harus menunjukkannya dalam
berbagai variasi alternatif, sejauh kemampuan mekanisme dari sistem yang
bersangkutan. Kerapatan/kekedapan penutup suatu katup, didalam sistem,
harus juga diuji coba. Begitu pula terhadap kebocoran stuffing box dari
katupnya sendiri.
b) Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, yang juga
berhak untuk memerintahkan alternatif-alternatif yang dipilihnya, sehingga
memuaskan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 148


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Tahap Penyelesaian
1) Pemeriksaan / Commissioning
a) Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan /
commissioning. Obyek commissioning adalah membuktikan bahwa setiap
outlet sudah berfungsi, dengan kapasitas yang diminta. Semua valve sudah
bekerja dengan bagus. Baik dalam pembukaannya maupun penutupannya.
b) Semua kegagalan / kekurang berhasilan harus dicari sebabnya, dan
diupayakan cara-cara mengatasinya. Pemeriksaan / commissioming
dilakukan oleh Kontraktor. Konsultan Pengawas harus Berita Acara atas
hasil-hasil dari pemeriksaan / commissioning.
2) Serah Terima
Sebelum serah terima dilakukan, dari Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis, maka harus dilakukan:
a) Punch list atas semua pekerjaan, yang menunjukkan bahwa segala sesuatu
dari bahan / material / peralatan sudah terpasang pada tempatnya. Bahan /
material / peralatan untuk persediaan (serep) sudah tersedia semua. Juga
fasilitas-fasilitas yang kiranya diperlukan sudah siap.
b) Pembersihan job site, atas segala sisa-sisa benda dan kotorankotoran. Job
site / gedung harus tampak rapi, begitu pula instalasi-instalasi yang termasuk
dalam lingkup kerja.
c) Perhitungan kerja tambah / kurang sudah disusun dengan rapi, dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Melatih Operator
Sesudah pekerjaan selesai, dan berjalan dengan baik, Kontraktor harus
menyediakan tenaga yang cukup ahli untuk memberikan latihan kepada
tenaga-tenaga (operasi dan / atau maintenance), yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas. Kontraktor diharuskan pula menyiapkan dokumen cara operasi dan
maintenance dari sistem-sistem yang termasuk dalam lingkup kerja.
4) As Built Drawing
Kontraktor harus membuat as built drawing, yaitu gambar instalasi terpasang
yang sebenarnya. As built drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk mendapatkan komentar / koreksi.
Kontraktor wajib mengadakan revisi terhadap as built drawing, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis, as built drawing ini akan menjadi
dokumen bagi proyek.
5) Perawatan dan Garansi
Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan dan instalasi yang dipasangnya
selama masa pemeliharaan.
2. Pekerjaan Plambing dan Peralatan Saniter
a. Lingkup Pekerjaan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 149


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,


peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, maupun
pengadaan dan pemasangan dan peralatan / material yang kebetulan tidak
tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu sehingga diperoleh instalasi
yang siap pakai, lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, Gambar Kerja dan bill
of quality.
Instalasi-instalasi yang termasuk dalam pekerjaan plambing dan saniter ini adalah
sebagai berikut :
1) Instalasi Sistem Air Bersih
2) Instalasi Sistem Air Bekas dan Air Kotor
3) Instalasi Sistem Air Hujan
4) Pengolahan Air Limbah (IPAL)
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Pipa air bersih
Pipa air Bekas dari setiap alat plambing (fixture) terbuat dari pipa pipa PPR PN
10
2) Pipa air kotor
Pipa air Bekas dari setiap alat plambing (fixture) terbuat dari pipa PVC klas AW
tekanan kerja 10 kg/cm². Standar : SNI 06-0084-2002.
3) Pipa air bekas
Pipa air Bekas dari setiap alat plambing (fixture) terbuat dari pipa PVC klas AW
tekanan kerja 10 kg/cm². Standar : SNI 06-0084-2002.
4) Pipa vent
Pipa Vent dari setiap alat plambing (fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 10 kg/cm². Standar: SNI 06-0084-
2002
5) Pipa air hujan
Pipa air hujan dari setiap roof drain ke pipa tegak yang terletak di shaft terbuat
dari pipa PVC klas D tekanan kerja 5 kg/cm². Standar : SNI 06-0084-2002
6) Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan
dipasang pada instalasi harus mempunyai merk yang jelas dari pabrik
pembuatnya.
7) Floordrain
- Terbuat dari bahan stainless steel, ukuran Ø 4”
8) Roofdrain
- Bahan cast iron Ø 4”
9) Kloset jongkok + flush
- Warna putih
10) Kran air
- Bahan stainless steel
- Ukuran Ø 1/2"

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 150


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru (new
product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis serta
sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut
tanpa biaya tambahan / extra cost dari Pemberi Tugas.
3) Komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
4) Pengajuan contoh warna sanitair yang akan dipakai sesuai dengan tipe yang
telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
5) Semua barang yang dikirim harus dalam keadaan baik, bebas dari cacat pabrik
yang diakibatkan yang diakibatkan waktu pembuatan maupun cacat lain seperti
robek, kotor atau menunjukkan noda lainnya.
6) Semua barang yang dikirim harus dibungkus dengan rapi, komplit dengan label
atau keterangan lainnya termasuk dengan segel asli dari pabrik.
7) Penyimpanan barang / bahan harus ditempatkan pada tempat khusus tidak
tercampur dengan barang-barang lain yang dapat mengakibatkan kerusakan
seperti cat, minyak kayu, besi, atau barang cair / padat lainnya.
8) Kondisi tempat penyimpanan harus dalam keadaan bersih dan kering.
9) Pemeriksaan lokasi / bidang yang akan dipasang harus dilakukan oleh Kontraktor
sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan.
10) Bila dalam pemeriksaan diketemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk
dipasang, Kontraktor dapat memperbaiki sendiri atau melaporkan kepada
Konsultan Pengawas.
11) Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan harus lebih bersih dan
terhindar dari debu yang berlebihan.
12) Pemasangan sanitair dan aksesoris harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan
harus dihindari kebocoran pada lantai dan dinding yang dapat mengakibatkan
rembesan air ke lantai di bawahnya.
13) Setelah selesai terpasang maka Kontraktor wajib mencoba beberapa
waktu/periode dan memastikan peralatan yang terpasang tersebut berfungsi
dengan baik.
14) Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan lokasi pemasangan dari sisa hasil
pemasangan.
15) Sisa sampah bekas pemasangan harus dibuang sendiri setiap hari oleh
Kontraktor atas biaya sendiri.
16) Perlindungan harus diberikan pada sanitair dan aksesoris yang sudah terpasang
dengan baik. Kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor maka
menjadi tanggungan Kontraktor.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 151


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

17) Kontraktor diharuskan mengadakan perbaikan jika ada kerusakan / kebocoran


yang diakibatkan dari kelalaian dalam pemasangan / kerusakan lain atas biaya
sendiri.
18) Selama pemeliharaan dimulai sesuai dengan perjanjian dengan pemberi tugas,
selama itu pula Kontraktor berkewajiban untuk merawat dan memperbaiki
kerusakan dengan biaya sendiri.
19) Pemasangan tendon dan kelengkapannya
Pekerjaan pembuatan / pengadaan reservoir ini terkait dengan sistem
pendistribusian air bersih dipasang lengkap dengan peralatan-peralatan yang
diperlukan sehingga seluruh sistem dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Pemasangan dan penempatan reservoir ini disesuaikan pada Gambar Rencana.
20) Pipa mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai
ketentuan sebagai berikut:
Ukuran Pipa (dalam inch) Jarak Hanger / Support
Dia. ≤ ” 1m
 1” /d 1 ½” 2m
 2” s/d 3” 3m
 4” s/d 6” 4m

21) Test dan Commisioning.


Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan
treatment terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah
dipasang. Pengujian pipa dilaksanakan secara partial (bagian-per bagian) dan
atau secara menyeluruh. Beberapa ketentuan pengujian pipa tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pipa Air Bersih.
Pipa terpasang dan kelengkapannya harus dilakukan pengujian dengan
tekanan hidrolik maksimal sebesar 15 bar selama 8 jam terus menerus
tanpa terjadi penurunan tekanan.
2. Pipa Air Bekas Kotor
Pipa terpasang dan kelengkapannya harus dilakukan pengujian tekanan
sebesar 4 kg/cm serta dilakukan tes rendam selama 3 (tiga) hari untuk pipa
air kotor dan bekas tanpa mengalami kebocoran.
3. Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh
instalasi pipa air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara:
1. Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama
24 (dua puluh empat) jam sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai
kembali.
2. Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama
1 jam sebelum dibilas dan digunakan kembali.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 152


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3. Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
3. Pekerjaan STP (Sewage Treatmert Plan)
a. Persyaratan Umum
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar yang disertakan, serta
instruksi maupun informasi resmi yang disampaikan kepada peserta tender paket ini,
adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Tender secara
keseluruhan, serta prosedur petenderan peket pekerjaan ini.
Dokumen petenderan ini merangkum seluruh informasi dan spesifikasi baik
administrasi maupun teknis yang diberikan oleh Pihak Pemberi Tugas, maupun pihak
yang diberikan kewenangan oleh Pemberi tugas, di dalam proses petenderan.
1) Lingkup Pekerjaan
Secara umum, Paket Pekerjaan ini merupakan pekerjaan Pemasangan Sistem
Pengolahan Limbah / Sewage Treatment Plant (STP) yang baru, lengkap dengan
semua peralatannya.
Semua pekerjaan ikutan yang menyangkut pekerjaan Sipil dan Arsitektur
(misalnya pekerjaan pembongkaran dan finishing kembali dinding, plafon, galian
jalan dll.) dan pekerjaan lain yang terkena dampak dan terkait dengan pekerjaan
ini, termasuk dalam lingkup pekerjaan dan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
sesuai dengan RKS, Gambar Kerja dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing) dan petunjuk Konsultan Pengawas?Tim Teknis, sehingga sistim
keseluruhan dapat berfungsi dengan sempurna.
Rincian detail lingkup pekerjaan dijelaskan dalam lingkup pekerjaan, serta uraian
masing-masing disiplin.
2) Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan dari
paket pekerjan ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan (sesuai
dengan pelaksanaan pekerjaan Mekanikal & Elektrikal ).
3) Gambar - gambar Tender
a. Gambar-gambar yang termasuk di dalam paket petenderan ini adalah gambar
yang disertakan dalam Dokumen Petenderan.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis serta informasi lainnya, pada
hekekatnya menyangkut sistem, peralatan serta penjelasan teknis yang
secara menyeluruh saling melengkapi sehingga sistem dapat beroperasi
dengan baik dan sempurna.
c. Bilamana di dalam penyajian gambar-gambar maupun pelaksanaannya
terdapat beberapa hal yang sedemikian rupa sehingga material atau peralatan
penunjang tertentu tidak disebutkan/tergambarkan di dalam dokumen ini
namun merupakan bagian yang menunjang sistim untuk dapat beroperasi,
maka semua itu harus disediakan serta dipasangkan dan dengan biaya serta
tangung jawab Kontraktor.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 153


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Pemeriksaan Gambar, Design, dan Spesifikasi Teknis


a. Kontraktor wajib memeriksa design, spesifikasi teknis dan isian dokumen
dalam proses tender ini terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan
baik dari segi besar-besaran termal, listrik, fisik maupun pemasangan, klausal-
klausal yang berakibat kepada biaya dan lain-lain.
b. Termasuk di sini secara khusus kesesuaian material-material produksi pabrik
dan aplikasinya pada gambar design dan spesifikasi teknis serta “Standard
Product” juga performance daripada supplier/pabrik yang bersangkutan.
c. Tanggapan atau koreksi berupa pertanyaan terhadap hal-hal di atas harus
diajukan dalam bentuk tertulis maupun secara lisan atau gambar pada waktu
penjelasan Tender/Aanwijzing.
d. Seluruh pertanyaan yang diajukan sedemikian rupa serta jawaban yang telah
diberikan merupakan tolok ukur pelaksanaan, sehingga tidak ada alasan bagi
Kontraktor untuk mengajukan atau melakukan penyimpangan atau perubahan
dikaitkan dengan hal diatas dikemudian hari (atau setelah dilakukan
penunjukan pemenang tender).
e. Penyebutan yang kurang lengkap pada spesifikasi teknis dan gambar :
1) Di dalam penyebutan/penjelasan ataupun penggambaran pada spesifikasi
teknis maupun pada gambar mungkin saja terjadi kurang sempurna di
dalam penyajiannya apabila hal ini terjadi maka hal ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor dalam melengkapi dan menyempurnakannya.
2) Untuk hal ini seluruh item atau komponen yang disebutkan atau
digambarkan harus diartikan sebagai unit yang lengkap secara kefungsian
operasi, begitu pula dalam hal kelengkapannya termasuk accessoriesnya,
peralatan penunjangnya serta untuk pemasangannya.
3) Kontraktor harus melihat paket pekerjaan ini secara keseluruhan sebagai
suatu kelengkapan
b. Persyaratan Teknis
1) Umum
a) Kualitas Hasil Proses Sewage Treatment Plant (STP)
Secara umum, hasil proses STP ini harus memenuhi Standar untuk ambang
batas buangan air limbah Gedung, yaitu berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan hidup P.68 tahun 2016.
b) Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja.
Kontraktor wajib untuk melakukan perhitungan dan pertimbangan dengan
penyesuaian system dan keadaan di lapangan. Apabila ditemukan hal-hal lain
yang menyangkut parameter dan spesifikasi teknis, maka Kontraktor harus
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas. Semua perubahan/
penyesuaian parameter akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c) Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan persiapan, pekerjaan galian,
pekerjaan sipil, pengadaan & pemasangan dan pengujian (testing & balancing)
dari seluruh peralatan yang dipasang dalam proyek ini dengan lengkap dan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 154


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

berfungsi dengan baik sehingga seluruh system dapat memberikan


performansi yang diinginkan. Garansi terhadap performansi di atas
 Keseluruhan peralatan utama, serta material pendukungnya harus
dari pabrik yang khusus dipasang untuk proyek ini.
 Dalam memasukkan penawaran, Kontraktor wajib melampirkan hal – hal
berikut ini dengan jelas :
- Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data yang penting dari
item-item peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada pada dokumen
penawaran.
- Melampirkan brosure, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item material
yang ditawarkan.
- Pada brosure tersebut, spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan
terpilih harus diberi tanda dengan stabilo, sehingga dapat diketahui
secara jelas/ detail kondisi bahan terpilih.
b. Lingkup Pekerjaan
Secara umum Paket Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, testing,
adjusting, dan pemeliharaan dari pekerjaan-pekerjaan tersebut di bawah ini:
1. Pekerjaan Galian tanah & pembuatan rumah STP dengan struktur
beton/concrete sesuai dengan gambar kerja.
2. Pekerjaan Galian dan pengurugan kembali untuk penimbunan tanki-tanki STP
dan pemipaannya.
4. Pekerjaan pondasi Tanki dan pembuatan lantai dengan konstruksi beton
bertulang.
5. Pengadaan dan Pemasangan STP kelengkapnya dengan kapasitas yang
terdapat dalam spesifikasi teksnis, termasuk Pemipaan udara, Pemipaan Air
Limbah, dan peralatan/pekerjaan lain yang diperlukan untuk kesempurnaan
operasi/fungsi sistem ini.
6. Pengujian sistem (Testing & Commisioning) untuk sistem, baik secara
individual maupun operasi gabungan. Hasil akhir dan Effluent harus
diuji/dianalisa di Laboratorium yang independent.
8. Pemulihan lahan kerja sehingga keadaan lingkungan menjadi bersih dan rapi
seperti sediakala, bebas dari sampah dan barang sisa proyek.
Termasuk diantaranya pekerjaan pengecatan kembali bagian-bagian yang
terkena dampak dari proyek ini.
9. Semua pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan dan atau terkena dampak
pelaksanaan pekerjaan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Spesifikasi Peralatan
- Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas design system / merk yang
diusulkan dan dipasang, untuk memenuhi permintaan kapasitas pengolahan
dengan kualitas effluent yang memenuhi / berada di bawah ambang batas yang

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 155


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

ditentukan. Kontraktor wajib membuat perhitungan kembali atas parameter-


parameter dan keadaan di lapangan.
- Apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan untuk penyesuaian di lapangan
atau hal-hal yang dapat berpengaruh dalam kinerja system, maka sepenuhnya
akan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk mengerjakannya.
- Tanki Sewage Treatment Plant (STP) harus di tanam di tanah dengan pondasi
beton setempat yang dibuat untuk menahan beban tanki dalam keadaan
beroperasi.
- Untuk memudahkan pemeliharaan tanki Sewage Treatment Plant (STP) harus
dilengkapi dengan maintenance deck , railing, dan tangga.
d. Spesifikasi Instalasi
Instalasi Pemipaan Udara
Kontraktor harus menyediakan dan memasang seluruh system pemipaan yang
diperlukan:
1. Bahan Pipa
a) Bahan pipa udara: Poly Vinil Chloride (PVC) class AW.
b) Tidak diperkenankan mengganti bahan kecuali dengan persetujuan tertulis
Konsultan Pengawas/PPK/Tim Teknis.
c) Seluruh pipa dan peralatannya harus dapat menahan tekanan minimum 10
kg/cm² tanpa terjadi kebocoran (solid and rigid).
2. Kelengkapan Pipa (Fitting, flange, dan lain-lain)
a) Sambungan/Fitting
b) Bahan Poly Vinil Chloride (PVC) class AW
c) Valve & Strainer
d) Bahan Poly Vinil Chloride (PVC) class AW
e) Belokan
f) Belokan harus dari jenis ”long radius elbow” kecuali bila ruang tidak
memungkinkan, belokan harus mempunyai jari-jari minimal 5 kali garis
tengah pipa.
g) Kecuali yang dinyatakan lain di dalam gambar, seluruh sistem sambungan
pipa menggunakan sistem flange dan ulir.
h) Sambungan
i) Untuk seluruh sambungan pipa yang menggunakan sistem ulir (screw)
harus dilengkapi sealing tape (pita perekat) atau ”joint compound” untuk
mencegah kebocoran.
j) Jarak Pemasangan
k) Jarak Pipa ke tepi dinding, atap, lantai dan lain-lain minimum 50 mm agar
memudahkan pemeliharaan.
3. Produk Bahan dan Peralatan
Produk bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi sesuai tercantum di
atas, Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 156


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dengan yang dispesifikasikan ke Pemberi Tugas apabila produk yang dimaksud


tidak produksi lagi atau tidak ada di pasaran. Kontraktor baru bisa mengganti
produk lain apabila telah mendapatkan persetujuan dari tertulis dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis/ dan atau Konsultan Perencana. Adapun produk bahan
dan peralatan yang dimaksud adalah sesuai dengan lampiran daftar peralatan.
4. Pekerjaan Instalasi Tata Udara
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan AC (Direct Expansion/DX) terdiri atas Fan Coil Unit,
Condensing Unit dan pemipaan refrigerant. Fan Coil Unit dan Condensing Unit harus
berasal dari brand yang sama untuk memudahkan after sales service. Kapasitas
masing-masing unit tertera dalam schedule peralatan dan lembar gambar rencana.
Jenis AC adalah Multi system, air cooled type, terdiri dari satu Condensing Unit
dengan sejumlah Fan Coil Unit, di mana setiap Fan Coil Unit mempunyai kemampuan
untuk mendinginkan ruangan secara independent. Condensing Unit dan Fan Coil Unit
harus mempunyai fleksibilitas design sampai ke 64 Fan Coil Unit yang bisa
tersambung dalam 1 sistem dan dikontrol secara independent. Condensing Unit
harus dilengkapi dengan Inverter Controller, yang memungkinkan sistem untuk
beroperasi minimal berputar mengikuti variasi beban pendinginan.
Sistem ini akan menggabungkan tombol automatic test operation untuk melakukan
sistem pemeriksaan otomatis. Ini termasuk control wiring, shutoff valve, sensor dan
volume refrigeran. Hasil akan kembali secara otomatis setelah selesai cek.
Data operasional untuk 3 menit sebelumnya secara otomatis di simpan dalam
memori. Pada saat kerusakan terjadi, ini akan mempercepat proses mengidentifikasi
dan memperbaiki penyebab masalahnya. Hal ini juga akan membantu dalam
mengembangkan langkah-langkah untuk mengurangi kerusakan.
b. Persyaratan Material
 Condensing Unit
Panjang pipa refrigeran harus mampu mencapai 165m dengan 90m level
perbedaan tanpa ada oil trap. Condensing Unit dilengkapi dengan sistem VRT
(Variable Refrigerant Temperature) yang dapat menyesuaikan temperatur
refrigerant sehingga dapat menjaga kenyamanan dan meningkatkan efesiensi
energi, sehingga running cost dapat menurun. Konsumsi listrik atau penggunaan
energi dapat menurun dikarenakan temperatur refrigerant pada evaporator
ditingkatkan untuk meminimalisirkan perbedaan temperatur kondensor sehingga
kinerja kompresor tidak terlalu berat.
Baik itu fan coil unit dan condensor unit harus dirakit dan diuji di pabrik. Selain itu,
condensor unit harus menggunakan refrigerant R410A, instalasi harus sesuai
dengan BS EN378: 2000 Bagian 1-4.
Pembungkus PC board utama harus mengadopsi teknologi Surface Mounted
Technology (SMT) untuk meningkatkan kinerja anti-clutter dan melindungi dari
dampak cuaca buruk seperti pasir/debu dan udara lembab. Teknologi pendingin
Refrigeran juga harus diberikan untuk PC board.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 157


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Condensing Unit harus memiliki dua kompresor scroll dan dapat beroperasi ketika
salah satu kompresor rusak.
 Condensing Unit 6HP, 8HP, 10HP dan 12HP harus memiliki satu kompresor
inverter.
 Condensing Unit 14HP, 16HP, 18HP dan 20HP harus memiliki dua kompresor
inverter.
Untuk menghindari terjadinya short circuit akibat pengakumulasian panas, maka
condensing unit harus memiliki external static pressure yang tinggi sampai 78.4
Pa serta mampu beroperasi hingga temperatur 49ᵒC,
Kompresor
Jenis kompresor yang digunakan adalah highly efficient hermetic scroll dan
dilengkapi dengan kontrol inverter yang mampu mengubah kecepatan sesuai
dengan kebutuhan beban pendinginan. Condensing Unit harus memiliki multi-step
kontrol untuk memenuhi fluktuasi beban.
Untuk menghasilkan torsi yang lebih tinggi dan efisiensi dalam kompresor, rotor
harus dilengkapi dengan neodymium magnet bukan jenis magnet ferit normal.
Heat Exchanger
Heat exchanger harus dikonstruksi dengan pipa tembaga terhubung secara
mekanis dengan fin aluminium untuk membentuk cross fin coil. Untuk
meningkatkan efisiensi heat exchanger harus berbentuk round type agar luas
penampang untuk pelepasan panas lebih besar.
Refrigerant Circuit
Sirkuit refrigeran harus dilengkapi katup penutup cair, gas dan katup solenoid.
Semua perangkat keamanan yang diperlukan harus disediakan untuk menjamin
operasi keamanan sistem. Sistem harus memiliki kemampuan untuk mengontrol
suhu pendinginan berdasarkan variabel beban secara otomatis.
Fan motor
Fan motor harus memiliki pengorasian kecepatan bervariasi jenis DC inverter,
dengan standar external static pressure yang ditetapkan oleh pabrik sebesar 30
Pa dan dapat di setting pada tombol pengaturan sampai 78.4 Pa.
Condensing Unit harus dilengkapi dengan night time quiet operation sehingga
mampu mengurangi kebisingan pada malam hari.
Safety Device
Condensing Unit harus dilengkapi safety device, seperti : high pressure switch,
control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, pelindung termal untuk
kompresor dan motor fan, perlindungan arus berlebih untuk inverter dan anti-
recycling timer. Perangkat kontrol harus bisa bertahan terhadap pengoperasian
diluar batas baik pada tekanan rendah ataupun tekanan tinggi.
Untuk memastikan refrigeran cair tidak menguap ketika masuk ke Fan Coil Unit,
sirkuit harus dilengkapi dengan fitur sub-cooling.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 158


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Siklus oil recovery akan otomatis terjadi 2 jam setelah dimulainya operasi dan
kemudian setiap 8 jam operasi. Tidak ada oil equalizing piping yang diperlukan
untuk dipasang di antara Condensing Unit .
 Fan Coil Unit
Kapasitas unit fan coil harus sesuai schedule unit. Komponen dasar adalah fan,
coil evaporator dan katup ekspansi elektronik proporsional. Katup ekspansi
elektronik proporsional harus mampu mengendalikan jumlah aliran refrigeran ke
dalam unit dalam merespon variasi beban di dalam ruangan. Respon kontrol akan
dilakukan dengan Proporsional Integral Derivatif (PID) Jenis algoritma kontrol.
Pemilihan Fan Coil Unit disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing ruangan.
Ruangan pada rumah sakit terbagi menjadi 2 kriteria yaitu ruangan umum dan
ruangan khusus.
Fan Coil Unit yang digunakan adalah:
 Ceiling Cassette Round-Flow + Panel + Drain Pump
Memiliki putaran aliran udara 360° sehingga dapat mendistribusikan udara
secara merata ke seluruh bagian ruangan.
 Ceiling Duct Middle Static
Memiliki desain saluran fleksibel dengan tekanan statis menengah & tinggi.
 Wall Mounted
Dilengkapi dengan fiture auto swing.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Aplikator harus mempunyai sertifikat Short Course Brazing dari pabrikan yang
dipilih
 Pengendalian Kontrol
Sistem kontrol harus menggunakan kawat transmisi nonpolaritas (2 core,
berdiameter 0.75mm2-1.25mm2 AWG #18, shielded wiring) dari Condensing
Unit ke Fan Coil Unit dalam ruangan. Selain itu, sistem kontrol harus dilengkapi
dengan fungsi pengaturan alamat otomatis (Addresing). Sistem harus
memiliki fungsi pengecekan otomatis untuk mengkoreksi kesalahan koneksi
kabel dan pipa sehingga sistem berjalan sesuai standar. Fan Coil Unit harus
memiliki beberapa fungsi untuk menunjukkan pengaturan temperatur, modus
operasional, kode kerusakan dan filter, seperti : on/off switching, pengaturan
kecepatan kipas, dan pengaturan thermostat. Alat kontrol harus dapat
memberitahukan kerusakan kode (error code) dan dilengkapi dengan sirkuit
self-diagnosis untuk mempermudah dan mempercepat proses pemeliharaan.
Proses instalasi harus sesuai dengan SOP dan mengutamakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
 Peralatan Compliant Dengan Petunjuk RoHS
Bahan untuk bagian-bagian sistem yang disediakan harus memenuhi dan
mematuhi petunjuk RoHS (Pembatasan Hazardous Substances) pada
peralatan listrik dan elektronik. RoHS adalah aturan yang diberlakukan untuk
mengatur penggunaan zat kimia (timbal, kadmium, kromium heksavalen,

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 159


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

merkuri, Polybrominated biphenyls, dan Polybrominated diphenyl ethers) pada


peralatan listrik untuk melindungi lingkungan.
 Perawatan Peralatan dan Garansi
Sub-kontraktor harus memenuhi segala kelengkapan peralatan yang
ditentukan, dengan garansi spare part 1 tahun dan kinerja kompresor 3 tahun
setelah serah terima produk.
Kontrak sub-kontraktor harus mencakup pemeliharaan selama satu tahun
instalasi dan diberikan tanggung jawab oleh distributor, dan harus memberikan
bukti dokumenter kepada pengusaha yang sama.
Kontrak pemeliharaan harus dilaksanakan setelah tiga bulan proyek selesai.
Kontrak pemeliharaan tersebut mencakup semua pekerja yang diperlukan
untuk memastikan bahwa garansi peralatan selama 1 tahun yang diberikan ke
produsen tidak batal, dan harus memberikan bukti dokumenter.
 Sistem Pengendalian Bangunan Terpusat
Sebuah sistem kontrol terpusat harus diadopsi untuk kontrol dan monitoring
sistem AC.
Intelligent Controller
Proprietary sistem manajemen AC Sebuah produsen. Sistem ini dihubungkan
langsung ke jalur komunikasi produsen dan akan menjadi perangkat mandiri
tanpa dibutuhkan untuk dihubungkan ke komputer. Perangkat mampu
mengontrol hingga 256 kelompok Fan Coil Unit.
Total Air Conditioning Management System
Mampu diintegrasikan ke PC, satu PC dapat mengontrol terpusat hingga 1024
Fan Coil Unit. Data dapat otomatis ter-back up ke HDD (storage).
Total air conditioning management system dan intelligent controller mampu
menyediakan fungsi-fungsi berikut:
 Tampilan visual dibantu dengan kemampuan kontrol sentuh untuk
intelligent controller
 Floor plan display
 Kontrol jadwal berdasarkan kalender tahunan dan mingguan
 Interlock dengan sistem keamanan
 Energi dan penghematan daya kontrol
 Monitoring dan kontrol dari system
 Kontrol darurat berhenti ketika alarm kebakaran terdeteksi
 Memiliki fungsi web access untuk koneksi jarak jauh.
 Load distribution calculation untuk mengetahui konsumsi daya pada
masing-masing unit. Data dapat disimpan dengan tipe file CSV.
 Perangkat ini kompatibel dengan BMS lain melalui BACnet protokol.
 Pada saat pengelasan/pemanasan pipa refrigeran harus dialirkan gas
Nitrogen (N2) untuk mencegah terjadinya kerusakan permukaan dalam
pipa.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 160


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pipa drain yang ditanam dalam dinding harus diisolasi rubber closed cell
untuk mencegah kebocoran
3. Pekerjaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan - Portable Fire Extinguisher)
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan, pengadaan bahan-bahan, dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pengaman kebakaran.
b. Spesifikasi Bahan/Material
1) Tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan - Portable Fire Extinguisher) berikut
isinya.
2) Dapat digunakan dan berfungsi dengan baik, jenis Dry Chemical Multi Purpuse
(Powder) kelas A, B, C tipe CO2 dengan kapasitas tabung sesuai dengan kelas
pemadaman 2A-10B / NFPA.10 atau 2A / SKBI 6 kg.
3) Tabung APAR dipasang pada bracket bawaan pabrikan yang sama.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua bahan / material pengaman kebakaran harus baru, dalam arti bukan
barang bekas atau hasil perbaikan.
2) Semua bahan / material harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan dan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Kontraktor harus mendemontrasikan bahwa semua peralatan dapat bekerja dan
berfungsi secara baik dan memuaskan. Segala biaya pengujian ditanggung
Kontraktor.
4) Sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
5) Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
6) Pengerjaan titik pengaman kebakaran harus sesuai dengan titik yang sudah
tergambar di Gambar Kerja, dikerjakan secara rapi dan sempurna.
7) Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja
dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
8) Semua bahan / material / peralatan yang telah terpasang harus digaransikan
sesuai ketentuan yang berlaku dan pernyataan garansi harus tertulis.
5. Pekerjaan Lift
a. Lingkup pekerjaan
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir. Kontraktor agar
menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang Kontraktor dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka
Kontraktor wajib memberitahukan hal tersebut, yang merupakan kewajiban
Kontraktor untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
Lingkup pekerjaan lift sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan spesifikasi,
Kontraktor pekerjaan instalasi lift harus melakukan pengadaan, pemasangan,

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 161


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pengaturan, dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan instalasi lift yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian lift, lengkap dengan
kontrol dan accessoriesnya.
2) Pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pengujian sumber daya listrik, panel-
panel, peralatan kontrol, dan lain-lain bagi instalasi ini.
3) Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi lift
ini.
4) Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
5) Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
6) Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan
serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
7) Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk
tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
8) Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari
antara lain :
a) Operation manual.
b) Maintenance manual.
c) Daftar suku cadang yang perlu disediakan.
d) Gambar as built drawing.
e) Semua electronic dan electric wiring dll.
9) Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan
pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah
harus termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.
10) Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang
sesuai dengan petunjuk pabrikan sejak serah terima pertama.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Spesifikasi

Spesifikasi Teknis
Capacity (Kg) : 1000 kg
Speed (m/s) : 1 m/s
System Control : STEP
Motor power(kw) : 6.7 Kw
Cabin Size (W*D*H) (mm) : 1600 X 1400 X 2500
Door Opening Size (W*H) (mm) : 900 X 2100
Hoistway Size (W*D ) (mm) : 2050 X 2050
Machine Room Size (W*D) (mm) : 2050 X 2050
Top Floor Height (mm) : 5000

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 162


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pit Depth (mm : 1500


Finishing : Ceilling Design
: Entrance
Cabin Wall - Front Wall : Hairline Stainless Steel
- Side Wall : Hairline Stainless Steel
- Rear Wall : Mirror Stainless Steel
Include ARD
Panel Tombol Simplex type ( Masing -
masing Lift 1 tombol )

2) Lift yang digunakan dapat dioperasikan sebagai lift fire man


3) Alarm sistem
4) Sistem komunikasi antara lift dengan di luar lift
5) Buffer di atas pondasi
6) Tombol panel brile dan voice announcement untuk pengguna disabilitas.
7) Life time battery 2 tahun dengan dilengkapi autorechargeable dan auto cut off
saat batere sudah terisi penuh.
8) Dilengkapi dengan perangkat dan program management system yang dapat
disetting sesuai dengan keinginan user.
9) Alarm dan intercom
10) Electric fan
11) Ceiling sesuai dengan yang dipilih Konsultan Perencana/Tim Teknis/user
12) Railing
c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Pengujian Bahan
Lift danyang akan dipasang untuk pekerjaan ini harus sudah lulus test/pengujian
dari pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku atau sesuai dengan
petunjuk Tim Teknis. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian tersebut
pada Konsultan Pengawas/Tim Teknis 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
 Contoh Bahan
Contoh bahan, harus diajukan kepada PPK/User/Owner/Konsultan Pengawas/
Tim Teknis untuk disetujui bentuk, warna, aksesories, dan lain-lain.

 Pengemasan
Seluruh perlengkapan / peralatan harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam
kemasan yang tertutup oleh pabrik. Apabila dianggap perlu untuk menjaga
kerusakan-kerusakan Kontraktor dapat memberikan tambahan perlindungan.

 Pengangkutan/Penanganan
Pengangkutan/penanganan harus diatur sedemikian rupa, hati-hati, terlindung
sehingga pemasangan bisa berlangsung dengan lancar dan kontinyu dalam
urutan yang baik pada keseluruhan sistem.

 Pelaksanaan Pekerjaan lift


1) Kontraktor harus membuat schedule pengadaan dan metode pekerjaan lift

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 163


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

2) Kontrakator harus membuat shop drawing untuk pekerjaan struktur, Arsitektur,


dan ME yang berhubungan dengan pekejaan lift.
3) Kontraktor harus memastikan pekerjaan struktur untuk lift sudah selesai dan
sesuai dengan spesifikasi lift yang akan digunakan.
4) Pemasangan balok dan papan template harus sesuai dengan konstruksi yang
sudah disetujui Konsultan Pengawas.
5) Pada pekerjaan rail bracket, pengukuran dan pemasangan harus sesuai
dengan kondisi lapangan.
6) Pada pekerjaan Elektrikal, kabel yang terpasang tidak boleh kelihatan ( inbow)
7) Setah pekerjaan selesai, lift harus diuji/test commissioning berupa test beban,
test speed, dan lain-lain
8) Pekerjaan lift termasuk koneksi instalasi dengan MCFA fire alarm sistem pada
gedung, pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
9) Kontraktor harus mengurus perizinan dari Disnakertrans setempat.
d. Inspeksi dan Pengujian
1) Pengujian harus dilakukan oleh Disnakertrans setempat.
2) Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau
kesalahan polaritas.
3) Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk
mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang
telah selesai terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang
disebutkan di dalam RKS teknik ini dan standar / referensi yang digunakan.
4) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
5) Konraktor harus menyerahkan jadwal sebelum diselenggarakannya dan cara-
cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
6) Hasil pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/ Tim
Teknis/PPHP.
e. Serah Terima Pekerjaan.
Pekerjaan dikatakan selesai apabila:
1) Pelatihan operator dari pihak penyedia
2) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan gambar perancangan dan RKS dan dijamin
akan tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa
sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan RKS dan gambar, harus
dilakukan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
3) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 164


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan Pengawas/Tim


Teknis/PPHP bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem
bekerja dengan sempurna.
5) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
 As built drawing
 Measurement report
 Spare part untuk satu tahun operasi.
6) Semua sertifikat, instruksi dan perijinan dari instansi yang berwenang
memberikan ijin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan
pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
7) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
 Gambar revisi (as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup pekerjaan.
 Laporan hasil pengujian.

 Surat jaminan ditujukan kepada Pemilik/PPK/User dan mencantumkan nama


proyek.
 Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
8) Serah terima kedua.
Pada serah terima kedua kondisi harus :
 Semua peralatan dalam kondisi bersih.
 Ruangan panel dalam kondisi bersih.
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
9) Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan
terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
10) Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan
ini. Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan
kewajiban, maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan
biaya tetap ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
11) Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/Tim
Teknis, Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua
equipment atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang
baik atau karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena
kesalahan penggunaan selama instalasi dipergunakan.
12) Semua perlengkapan, tenaga, dan biaya sehubungan dengan perbaikan-
perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor dan harus bertanggung
jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan dengan kerusakan material,
equipment dan kesalahan pembuatan, pemasangan dari material, equipment
yang dipasok oleh subkon, selama masa jaminan.
13) Pekerjaan lift harus bergaransi pabrik sesuai petunjuk pabrikan.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 165


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5. Pekerjaan Genset
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
Pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (Bills of Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk
dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan Pengawas
selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk
penggantinya tanpa ada penggantian biaya.
 Pekerjaan Genset
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit Diesel Generating Set
kapasitas 200 kVA, Prime Power.
- Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Perlengkapan Diesel Genset seperti
DC Panel, Battery + Cable, Daily Tank (installed), Flexible pipe, Muffler,
standard toolkit, dan buku manual pengoperasian. Isolasi pipa (jacketing),
Cerobong udara buang dari radiator, Sound attenuator pada bagian intake dan
exhaust radiator, Battery, dan Battery charger untuk starting dan lain-lain yang
harus disediakan untuk berfungsinya System Genset seperti maksud tersebut
di atas.
- Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian tanki harian dan tangki mingguan
bahan bakar, Pompa bahan bakar dan Pemipaannya.
- Pengadaan dan Pemasangan kabel feeder dari Genset ke Panel ATS lengkap
dengan kabel ladder/tray termasuk terminasi.
- Pengadaan dan pemasangan sistem exhaust radiator.
- Pekerjaan sipil (bobokan dan perapihan kembali, dll).
 Lingkup Pekerjaan Instalasi Operasi Sistem Genset
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel daya dan kontrol dari unit
Genset ke Panel ATS
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian unit Genset.
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian peredam getaran (vibration mounting)
unit Genset sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat Genset dan vibration
tersebut.
- Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
- Mengadakan pelatihan operator.
- Membuat As-built Drawing.
- Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan serta trouble shooting.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 166


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Menyerahkan Tools Kit.


 Lingkup Pekerjaan Terminasi
- Menyediakan kontrol terminal untuk sensor PLN ke panel ATS
- Melaksanakan terminasi kabel feeder dari Genset ke panel ATS
- Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instalasi terkait untuk menjamin
bahwa instalasi tersebut sudah lengkap, benar dan memenuhi persyaratan.
 Lingkup Pekerjaan yang Terkait
- Handling Genset di atas pondasi
- Setting dan aligment kedudukan Genset, termasuk anchor.
- Setting dan aligment peredam getaran (Anti Vibration Mounting).
- Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapihan kembali yang
diakibatkan oleh instalasi ini.
 Lingkup Pekerjaan Pemilik
- Menyediakan surat yang diperlukan untuk perijinan ke instansi terkait (bila
dipersyaratkan).
Diesel Generator
 Umum
- Mesin Diesel Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan suatu
daya listrik dengan kapasitas tidak kurang seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana untuk tipe pemakaian secara terus-menerus pada kondisi
kerja setempat, di mana temperatur keliling tidak melebihi 45°C dan rata-rata
temperatur keliling adalah 40°C, sesuai standard DIN 6270 A.
- Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat
dari bahan baja, di mana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan
dengan pondasi mesin yang akan disediakan oleh Kontraktor, harus
disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet peredam
getaran.
- Saat kondisi listrik PLN padam, Genset hidup secara otomatis dan mulai
menyuplai daya, waktu jedanya sekitar 10 detik.
- Kontraktor harus menghitung kembali system peredam suara, ventilasi
ruangan, saluran udara buang dan saluran asap sehubungan dengan
spesifikasi mesin Diesel Generator set yang diusulkan.
- Kontraktor harus menghitung kembali system saluran udara buang dan saluran
asap sehingga tidak akan mengurangi kapasitas mesin untuk membangkitkan
daya sesuai yang diminta.
- Perhitungan system peredam suara, ventilasi ruangan, saluran udara buang
dan saluran asap harus dilampirkan pada surat penawaran, serta harus
dilengkapi dengan brosur/manual asli dari pabrik sebagai dasar perhitungan.
- Mesin Diesel Generator yang digunakan harus merupakan peralatan yang
selalu siap digunakan pada setiap saat, untuk itu mesin ini harus mempunyai
perlengkapan berupa pompa sirkulasi minyak pelumas otomatis dan manual,
peredam suara pada saluran gas buang (max 70 dB ± 5 dB), alat pengisi

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 167


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

muatan battery dengan catu daya yang berasal dari Generator dan yang
berasal dari PLN.
- Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran
mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran
nominalnya pada kondisi beban antara beban nol dan beban penuh dengan
toleransi tidak lebih dari 2 %.
- Mesin Diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara
pembakaran.
- Mesin Diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan
operasi mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap
gangguan sebagai berikut :
 Putaran kerja melebihi 110 % putaran nominal.
 Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya (tidak kurang
dari 3 kg/cm²)
 Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang dari
75 oC).
 Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu dan sesuai dengan rekomendasi
pabrik
- Generator yang digunakan harus mampu membangkitkan tegangan tanpa
bantuan sumber daya lain, di mana rangkaian medan magnitnya mendapatkan
catu daya dari terminal Generator melalui suatu rangkaian elektronik dengan
tidak mempergunakan sikat komutator.
- Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu
mengatur tegangan Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal
sebesar 220/380 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5%.
- Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesuai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan di dalam Gambar Rencana secara
terus-menerus pada putaran nominal mesin Diesel dan pada tegangan
nominal.
- Generator yang digunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengamanan tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan
kelebihan beban 10 % selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
- Hubungan kumparan stator Generator hendaknya hubungan bintang di mana
reaktansi hubung singkatnya tidak lebih 15%.
- Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari
Panel Kontrol Generator.
- Kontraktor wajib menyediakan titik pembumian bagi mesin Diesel Generator,
titik netral Generator, panel ATS dan semua bagian logam di dalam Ruang
Diesel, termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat
dari logam sesuai dengan ketentuan ini.
b. Spesifikasi Bahan / Material
 Alternator

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 168


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Alternator Overspeed : 2250 rpm


Voltage Reguation(Steady state) : ± 0.5%
Voltage regulator : Solid State, Volts/Hz
Voltage regulation : ≤1.5%
Insulation : Class H
Cos Phi : 0.8
 Diesel Engine Specification
Type : Silent type
Capacity (kva) : sesuai gambar kerja
Cylinder arrangement : Vertical in-line
RPM : 1500
Frecuency : 50 Hz
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan dan pengujian lengkap dengan perijinan diesel generator
set, sebanyak 1 unit dengan kapasitas sesuai gambar kerja per-unit silent type,
380/220Volt, 50Hz, 1500 RPM ; lengkap dengan Residential Silencer, Vibration
hanger and support, seluruh auxiliary equipment governor module dan control untuk
keperluan automatic start dan manual start dan Panel ATS beserta instalasinya.
d. Test Commisioning
 Pengujian
Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan minimal
meliputi testing :
- Insulation level
- Squence
- Protection device
- Operation
- Full load running (Load Bank/Building Load)
- Temperature rise
- Governour control
- Sound pressure level
 Test lapangan harus dilakukan minimal meliputi :
- Squence
- Protection device
- Operation
- Sound pressure level
- Load running (Load Bank/Building Load) :
- 0% selama 15 menit tanpa interupsi.
- 25% selama 15 menit tanpa interupsi
- 50% selama 15 menit tanpa interupsi dan rejection & sudden load test
- 75% selama 15 menit tanpa interupsi
- 100% selama 15 menit tanpa interupsi
- 110% selama 15 menit tanpa interupsi

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 169


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

e. Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1) Instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan
dijamin akan tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang.
2) Pernyataan bahwa sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) harus dilakukan dengan Berita Acara
Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
3) Telah memenuhi syarat penyerahan shop drawing.
4) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis
bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan
sempurna.
5) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
 As built drawing
 Measurement report
 Spare part untuk satu tahun operasi.
 Sertifikat dari Disnaker setempat.
 SLO (Setifikat Layak Operasi).
6) Semua sertifikat, instruksi dan perijinan dari instansi yang berwenang
memberikan ijin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada
saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
7) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara disertai lampiran-lampiran sebagai
berikut :
 Gambar (shop drawing dan as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup
pekerjaan.
 Laporan hasil pengujian.

 Surat jaminan ditujukan kepada Pemilik/Pemberi Tugas dan mencantumkan


nama proyek.
 Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
8) Serah terima kedua.
Pada serah terima kedua kondisi harus :
 Semua peralatan dalam kondisi bersih.
 Ruangan panel dalam kondisi bersih
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
9) Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan
terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
10) Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban,

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 170


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap
ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
11) Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/Tim
Teknis, Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua
equipment atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang
baik atau karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena
kesalahan penggunaan selama instalasi dipergunakan.
Semua perlengkapan, tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-
perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor selama masa jaminan.

I. PEKERJAAN 1. Pekerjaan Aspal


LANDSCAPE a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa
bahan pengikat Lapis Fondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di
atas permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis Laston AC-WC, lapis Laston AC-
BC)
b. Standar Rujukan
1) Standar Nasional Indonesia (SNI) :
 SNI 2432:2011: Cara uji daktilitas aspal.
 SNI 2434:2011: Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring
and ball).
 SNI 2438:2015: Cara uji kelarutan aspal.
 SNI 2456:2011: Cara uji penetrasi aspal.
 SNI 03-3642-1994: Metode pengujian kadar residu aspal emulsi dengan
penyulingan.
 SNI 3643:2012: Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan
saringan 850 mikron.
 SNI 03-3644-1994: Metode pengujian jenis muatan partikel aspal emulsi.
 SNI 4798:2011: Spesifikasi aspal emulsi kationik.
 SNI 4799:2008: Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang
 SNI 4800:2011: Spesifikasi aspal cair tipe penguapan cepat
 SNI 03-6721-2002: Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi
dengan alat Saybolt
 SNI 6832:2011: Spesifikasi aspal emulsi anionik.
2) AASHTO :
 AASHTO T59-15: Emulsified Asphalts
 AASHTO T302-15: Polymer Content of Polymer-Modified Emulsified Asphalt
Residue and Asphalt Binders
 AASHTO M316-13: Polymer-Modified Cationic Emulsified Asphalt

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 171


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3) ASTM:
 ASTM D946/D946M-15 : Standard Specification for Penetration-Graded
Asphalt Binder for Use in Pavement Construction.
4) British Standards :
 BS 3403:1972: Specification for indicating tachometer and speedometer
systems for industrial, railway and marine use.
c. Kondisi Cuaca yang Diizinkan untuk Bekerja
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau
mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang
benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak
boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
5) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari
bahan aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi
ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah
meresap ke dalam lapis fondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak berongga
(porous). Tekstur untuk permukaan lapis fondasi agregat harus rapi dan tidak boleh
ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang
cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau.
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, termasuk
pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material),
atau penyemprotan tambahan seperlunya. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar
dan dipadatkan kembali atau penggantian lapisan fondasi diikuti oleh pengerjaan
kembali Lapis Resap Pengikat.
d. Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Pengawas Pekerjaan :
a) Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa
untuk digunakan dalam pekeijaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuatnya
dan hasil pengujian seperti yang disyaratkan).
b) diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas- kan
bahwa bahan aspal tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis yang
sesuai untuk bahan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang
ditentukan dari Spesifikasi ini.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 172


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat celup
ukur untuk distributor aspal, dari Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling
lambat 30 hari sebelum pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen
dan meteran pengukur harus dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi
ketelitian dari Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi harus tidak
melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai.
d) Grafik penyemprotan harus memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini dan
diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai.
e) Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja harus dilaksanakan
sesuai dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk pekerjaan pelaburan yang telah
dilakukan dan takaran pemakaian bahan harus memenuhi ketentuan dari
Spesifikasi ini.
e. Kondisi Tempat Kerja
a) Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan
lalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan
hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
b) Bangunan-bangunan dan benda-benda lain di samping tempat kerja (struktur,
pepohonan dll.) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
c) Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas
pencegahan dan pengendalian kebakaran yang memadai, juga pengadaan dan
sarana pertolongan pertama.
f. Bahan
1) Bahan Lapis Resap Pengikat
a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu ketentuan dari
berikut ini:
i) Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang mengikat
lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik
atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionik. Umumnya hanya aspal emulsi
yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis fondasi tanpa
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi jenis kationik harus digunakan pada
permukaan yang berbasis acidic (dominan Silika), sedangkan jenis
anionik harus digunakan pada permukaan yang berbasis basaltic
(dominan Karbonat).
ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi ASTM D946/ 946M-
15 diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah
yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan,
setelah percobaan di atas lapis fondasi atas yang telah selesai sesuai
dengan Pasal 6.1.4.2). Kecuali diperintah lain oleh Pengawas Pekerjaan,
perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus
dari 80 - 85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 - 85 pph)

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 173


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-
30).
b) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis fondasi. Gunakan aspal emulsi kationik
bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat basa (bermuatan negatif) dan
gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat
asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi
anionik sulit didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
c) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil
atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan
kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan
ASTM /” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM
No.8 (2,36 mm).
2) Bahan Lapis Perekat
a) Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011
untuk jenis anionik.
b) Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC
250. Bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, aspal keras Pen.60-70
atau Pen.80-100 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15, dapat
diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30 pph) untuk
RC250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (30 pph) untuk
MC250. Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan diatas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung.
c) Aspal emulsi yang digunakan harus aspal emulsi modifikasi yang mengikat
lebih cepat (quick setting) yang mengandung minimum 2,5% polimer,
Styrene Butadiene Rubber Latex (SBR latex) atau latex alam yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan Tabel 6.1.2.1) dari Spesifikasi ini.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 174


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d) Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat
aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas
perkerasan beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi
anionik. Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit
didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
g. Peralatan
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan
atau kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan
peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
2) Distributor Aspal - Batang Semprot
a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati
penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh
tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.
b) Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan
sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata
dapat disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi lebar
permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4
liter per meter persegi.
c) Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat
mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan
vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel,

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 175


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus
dilengkapi pipa semprot tangan.
3) Perlengkapan
Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi,
sebuah termometer untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk
mengukur kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor
harus dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan dalam dari
Spesifikasi ini. Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan
tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan.
4) Toleransi Peralatan Distributor Aspal
Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada distributor
aspal dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini :
Ketentuan dan Toleransi yang Dizinkan
 Tachometer pengukur kecepatan kendaraan: ± 1,5 persen dari skala putaran
penuh sesuai ketentuan BS 3403:1972
 Tachometer pengukur kecepatan putaran pompa: ± 1,5 persen dari skala
putaran penuh sesuai ketentuan BS 3403:1972
 Pengukur suhu: ± 5 °C, rentang 0 - 250 °C, minimum garis tengah arloji 70 mm
 Pengukur volume atau tongkat celup: ± 2 persen dari total volume tangki, nilai
maksimum garis skala Tongkat Celup 50 liter.
5) Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaaan
Distributor aspal haras dilengkapi dengan Grafik Penyemprotan dan Buku
Petunjuk Pelaksanaan yang haras disertakan pada alat semprot, dalam keadaan
baik, setiap saat.
Buku petunjuk pelaksanaan haras menunjukkan diagram aliran pipa dan semua
petunjuk untuk cara keija alat distributor.
Grafik Penyemprotan harus memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan
jumlah takaran pemakaian aspal yang digunakan serta hubungan antara
kecepatan pompa dan jumlah nosel yang digunakan, berdasarkan pada keluaran
aspal dari nosel. Keluaran aspal pada nosel (liter per menit) dalam keadaan
konstan, beserta tekanan penyemprotanya harus diplot pada grafik
penyemprotan.
Grafik Penyemprotan juga harus memperlihatkan tinggi batang semprot dari
permukaan jalan dan kedudukan sudut horisontal dari nosel semprot, untuk
menjamin adanya tumpang tindih (overlap) semprotan yang keluar dari tiga nosel
(yaitu setiap lebar permukaan disemprot oleh semburan tiga nosel).
6) Kinerja Distributor Aspal
a) Penyedia Jasa haras menyiapkan distributor lengkap dengan perlengkapan
dan operatornya untuk pengujian lapangan dan haras menyediakan tenaga-
tenaga pembantu yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut sesuai perintah
Pengawas Pekerjaan. Setiap distributor yang menurut pendapat Pengawas

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 176


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pekerjaan kinerjanya tidak dapat diterima bila dioperasikan sesuai dengan


Grafik Takaran Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan atau tidak
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi dalam segala seginya, maka peralatan
tersebut tidak diperkenankan untuk dioperasikan dalam pekerjaan. Setiap
modifikasi atau penggantian distributor aspal haras diuji terlebih dahulu
sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b) Penyemprotan dalam arah melintang dari takaran pemakaian aspal yang
dihasilkan oleh distributor aspal haras diuji dengan cara melintaskan batang
semprot di atas bidang pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat dari
lembaran resap yang bagian bawahnya kedap, yang beratnya dalam produksi
sehari harus ditimbang sebelum dan sesudah disemprot. Perbedaan berat
harus dipakai dalam menentukan takaran aktual pada tiap lembar dan
perbedaan tiap lembar terhadap takaran rata-rata yang diukur melintang pada
lebar penuh yang telah disemprot tidak boleh melampaui 15 persen takaran
rata-rata.
c) Ketelitian yang dapat dicapai distributor aspal terhadap suatu takaran sasaran
pemakaian alat semprot harus diuji dengan cara yang sama dengan pengujian
distribusi melintang pada butir (b) di atas. Lintasan penyemprotan minimum
sepanjang 200 meter harus dilaksanakan dan kendaraan harus dijalankan
dengan kecepatan tetap sehingga dapat mencapai takaran sasaran
pemakaian yang telah ditentukan lebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.
Dengan minimum 5 penampang melintang yang berjarak sama harus dipasang
3 kertas resap yang berjarak sama, kertas tidak boleh dipasang dalam jarak
kurang dari 0,5 meter dari tepi bidang yang disemprot atau dalam jarak 10 m
dari titik awal penyemprotan. Takaran pemakaian, yang diambil sebagai harga
rata-rata dari semua kertas resap tidak boleh berbeda lebih dari 5 persen dari
takaran sasaran. Sebagai alternatif, takaran pemakaian rata-rata dapat
dihitung dari pembacaan tongkat ukur yang telah dikalibrasi, seperti yang
ditentukan dalam Pasal 6.1.4.3).g) dari Spesifikasi ini. Untuk tujuan pengujian
ini minimum 70 persen dari kapasitas distributor aspal haras disemprotkan.
h. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Penyiapan Permukaan yang Akan Disemprot Aspal
a) Apabila pekeij aan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan
pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua
kerusakan perkerasan maupun bahu jalan haras diperbaiki dahulu.
b) Apabila pekeij aan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan
pada perkerasan jalan baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu
harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya yang sesuai dengan lokasi dan
jenis permukaan yang baru tersebut.
c) Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan haras mengacu
pada Pasal 6.1.2.1). dan untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi yang
digunakan haras mengacu pada Pasal 6.1.2.2).

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 177


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d) Permukaan yang akan disemprot itu haras dipelihara menurut standar butir (a)
dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
e) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan haras dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan haras dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
f) Pembersihan haras dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot dengan kombinasi sapu mekanis (power broom) dan kompresor
atau 2 buah kompresor.
g) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya haras disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya
yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Pengawas Pekerjaan dan
bagian yang telah digaru tersebut haras dicuci dengan air dan disapu.
h) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Fondasi Agregat Kelas
A, permukaan akhir yang telah disapu haras rata, rapat, bermosaik agregat
kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak
akan diterima.
i) Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah
disiapkan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal
a) Penyedia Jasa haras melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per
meter persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi, sebagaimana diperin-
tahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan
disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah. Biasanya takaran pemakaian
yang didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai berikut:
 Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter (kadar residu* 0,22 - 0,72 liter)
per meter persegi untuk Lapis Fondasi Agregat tanpa bahan pengikat
(*) : kandungan bitumen di luar pelarut atau bahan emulsioner
 Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima
pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. Lihat Tabel 6.1.4.1)
untuk jenis takaran pemakaian lapis aspal.
b) Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 6.1.4.2), kecuali
diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Temperatur penyemprotan
untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang
ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara
interpolasi.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 178


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c) Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-


ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut
pendapat Pengawas Pekeijaan, telah rusak akibat pemanasan berlebihan
harus ditolak dan harus diganti atas biaya Penyedia Jasa.
3) Pelaksanaan Penyemprotan
a. Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan
harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-
batas lokasi yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.
b. Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang
diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis
untuk lokasi yang sempit, Pengawas Pekeijaan dapat menyetujui pemakaian
penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
b. Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang
telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang
semprot dan penempatan nosel harus disetel sesuai ketentuan grafik
tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.
c. Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu
lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih
(overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan.
Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak
boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur
yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang
telah disemprot harus lebih besar daripada lebar yang ditetapkan, hal ini

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 179


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dimaksudkan agar tepi permukaan yang ditetapkan tetap mendapat


semprotan dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain.
d. Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh
batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja
dengan benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.
e. Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang
akan disemprot dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan
sesuai ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut
dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir.
f. Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10
persen dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap
(masuk angin) dalam sistem penyemprotan.
g. Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan
harus segera diukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat
celup.
h. Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan
penyemprotan, harus dihitung sebagai volume bahan aspal yang telah
dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. Luas lintasan penyemprotan
didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan dengan
jumlah nosel yang digunakan dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian
rata-rata yang dicapai harus sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas
dalam toleransi berikut ini :

Takaran pemakaian yang dicapai harus telah dihitung sebelum lintasan


penyemprotan berikutnya dilaksanakan dan bila perlu diadakan penyesuaian
untuk penyemprotan berikutnya.
i. Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempunaan
peralatan semprot pada saat beroperasi.
j. Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Perekat, bahan
aspal yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah
disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet,
sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.
k. Tempat-tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang
menunjukkan adanya bahan aspal berlebihan harus ditutup dengan bahan
penyerap (blotter material) yang memenuhi Pasal 6.1.2.1).b) dari Spesifikasi
ini sebelum penghamparan lapis berikutnya. Bahan penyerap (blotter
material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis Resap
Pengikat.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 180


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

l. Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal pada
lokasi yang disemprot dengan distributor aspal harus dilabur kembali dengan
bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar yang hampir sama
dengan kadar di sekitarnya.
2. Pekerjaan Paving Block
a. Lingkup Pekerjaan
1) Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada
beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a) Pembersihan lahan
b) Persiapan tanah untuk timbunan
c) Pekerjaan pemadatan
d) Pembuatan lapis pasir
e) Pemasangan paving block
2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengukur kembali semua
titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan
di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Material
1) Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a) Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara
tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan
dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut
harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
b) Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
c) Paving Holland K200 Uk. 100 x 200 x 80 mm
c. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Timbunan Tanah
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan untuk
tercapainya kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan,
dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm.
Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi
timbunan dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ke tengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau
halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 181


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :


a) Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap
kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic”
kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan tersebut
rusak dan terganggu strukturnya.
2) Drainage/Saluran Air
Drainage atau Saluran air ini harus sudah terpasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan
pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat
mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus
membongkar paving yang sudah terpasang.
3) Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block
a) Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
dengan tanah/kotoran di sekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai
drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap
merata.
b) Penghamparan pasir / bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata di atas lapisan dasar (base course)
sampai ketebalan 5 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 5
cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai
dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka paving block
tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil
yang rata. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang
belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk
pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan
bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja
terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan
harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir
lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari yang
sama.
4) Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block
a) Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola
sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum
dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh
lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak
lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak
lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.
b) Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 182


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah


antara block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai
jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari
25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah
pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi
kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm
dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan
yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian
terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar
dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola
di daerah-daerah khusus.
c) Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand.
Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block
dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang
dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand
segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya
pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang
tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat
tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur
dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya
melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak
selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti
dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh
menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi sebaiknya setelah sambungan atau
celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.
d) Pasir pengisi (joint filling) :
- Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus
mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari
tapis 1,18 mm (BS-410).
- Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan
baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak
material paving block.
- Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir
pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 183


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

permukaan jalan atau troTOA, Boschr dan dimasukkan ke dalam celah-


celah antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi
oleh pasir kasar.
- Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / troTOA, Boschr
harus dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga
diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap
kedua arah tepi jalan sebesar 2%.
3. Pekerjaan Softscape
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengukuran, pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai
Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis dan arahan Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini
juga meliputi:
1) Penyediaan tanaman.
2) Pembersihan lahan.
3) Penyediaan media tanam.
4) Penanaman.
5) Pemeliharaan tanaman.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Tanah humus.
Ciri- ciri atau Karakteristik Tanah Humus
Untuk mengetahui suatu tanah termasuk tanah humus bisa kita lihat dari
beberapa ciri atau karakteristik tanah tersebut. Tanah humus mempunyai
berbagai ciri-ciri khusus yang bisa dibedakan dengan ciri-ciri tanah humus yang
lainnya. Ciri-ciri atau karakteristik dari tanah humus adalah sebagai berikut:
 Berwarna gelap, yakni coklat maupun kehitam-hitaman. Tanah humus ini
memiliki warna yang gelap antara coklat hingga kehitam-hitaman. Selain
mempunyai warna gelap, di tanah humus ini juga terdapat bintik-bintik yang
berwarna putih.
 Memiliki tekstur yang gembur. Tanah humus memiliki tekstur yang sangat
gembur dan tidak keras seperti tanah liat ataupun tanah yang lainnya.
 Biasanya terdapat pada lapisan bagian atas tanah, sehingga bersifat tidak
stabil. Sifat tidak stabil ini terutama terlihat ketika ada perubahan suhu, tingkat
kelembaban, ataupun aerasi.
 Tanah humus bersifat kolodial dan amorfous. Sifat kolodial dan armofous ini
artinya bersifat menyerupai tanah liat, namun sifat daya serapnya lebih tinggi
dari pada tanah liat.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 184


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki sifat yang sangat subur karena
terbentuk dari pelapukan-pelapukan dedaunan dan juga bercampur dengan
kotoran hewan dan semacamnya.
 Mempunyai daya serap yang tinggi, tanah humus ini mempunyai kemampuan
daya serap yang tinggi dalam hal menyerap air, dan hal ini merupakan sifat
yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
 Mempunyai kemampuan menambah atau meningkatkan kandungan berbagai
unsur hara (magnesium, kalsium, dan kalium).
 Merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanah humus pembentukannya
dari berbagai pelapukan dedaunan dan juga ranting-ranting pohon, sehingga
merupakan sumber energi bagi jasad- jasad renik.
 Banyak dijumpai di daerah tropis. Tanah humus merupakan tanah yang
banyak dijumpai di daerah tropis, seperti di Indonesia. Terutama wilayah yang
paling sering didapati tanah humus adalah wilayah jenis jenis hujan seperti
hujan tropis dimana banyak ditemukan pepohonan di sana.
2) Tanaman.
 Tanaman harus jelas tempat pengambilannya.
 Tanaman yang akan ditanam mempunyai ukuran yang relatif sama baik
dimensi batang maupun tingginya (tidak cacat tumbuh).
 Tidak membawa bibit penyakit tanaman.
 Tidak terdapat hama pada tanaman di akar, batang, maupun daunnya.
 Tanaman harus nampak segar, tidak layu atau mengering.
3) Pupuk kandang.
 Tidak berbau menyengat.
 Tidak terdapat parasit pada pupuk kandang yang akan merugikan tanaman.
 Kering, tidak becek.
 Remah, tidak menggumpal.
4) Untuk penampungan sementara dilapangan dipilihkan tempat yang aman dari
segala kerusakkan, teduh dan dekat daerah penanaman.
5) Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung 50 %.
6) Waktu penyesuaian adalah dua minggu sampai satu bulan di tempat
penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat tanpa melepas root
ball (massa akar dan tanah terkait saat tanaman diangkat dari tanah atau dari
wadah) untuk tanaman hias.
7) Sebelum pelaksanaan penanaman, semua tanaman pembibitan harus dirawat
dengan penyiraman secara teratur pagi dan sore sampai terlihat tumbuh segar
dan baik.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua penanaman pohon dan tanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau
setelah pukul 15.30 WIB agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan
yang terlampau cepat bagi tumbuh–tumbuhan tersebut. Penanaman yang
dilakukan di tempat yang terlindung dari matahari langsung dapat dilakukan

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 185


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

setiap saat. Penanaman pohon-pohon besar harus diberi penyangga kayu yang
kuat agar tidak roboh.
2) Semua tanaman yang disuplai harus dalam keadaan sehat dan utuh dalam arti:
a) Tanaman harus berkualitas baik dalam speciesnya, dan tidak terkena hama
penyakit, serangga atau jamur.
b) Cabang, akar dan daun tidak dalam keadaan patah atau sobek.
c) Kondisi tanaman (tinggi dan diameter batang tajuk) harus sesuai spesifikasi
teknis.
3) Pemindahan tanaman harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut:
a) Tanaman pohon yang akan dipindahkan, harus dipersiapkan dalam keadaan
digali minimal 1 minggu sebelum dipindahkan, daun dan percabangan
dipangkas secukupnya untuk kemudian dilanjutkan dengan pembungkusan
akar.
b) Kontraktor harus menjamin tanaman-tanaman eksisting yang dipindah masih
dalam keadaan hidup dan tetap hidup di tempatnya yang baru.
c) Tanaman pohon yang telah berada dalam wadah dapat langsung dibawa ke
lokasi penampungan tanaman pada masing–masing lokasi, dan disimpan
disana sampai saat penanaman tiba.
d) Tanaman semak / perdu dan penutup tanah (ground cover) disiapkan dalam
keadaan akar terbungkus.
4) Persiapan Lahan
a) Pematokan
Pematokan harus dilakukan untuk pedoman menentukan titik-titik
penanaman sesuai gambar. Kegiatan dapat dilanjutkan setelah lokasi titik /
patok disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b) Penggalian Tanah
 Persiapan lahan dengan cara penggalian harus dilakukan untuk
mengangkat dan memisahkan tanah dari puing-puing sisa bahan
bangunan (berupa paku-paku, batu bata, kayu dan sisa bahan kimia)
sampah, ulat dan sebagainya yang dapat merusak dan mematikan
tanaman.
 Penggalian harus dilakukan minimal sedalam 400 mm untuk tanaman
perdu dan minimal 600 mm untuk tanaman pohon, untuk memastikan
bahwa lapisan tanah yang mengandung puing dan sampah kotoran telah
terangkat semua dan harus dibuang keluar lokasi proyek.
c) Pemupukan
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah, pupuk
kandang yang telah matang harus dicampur dengan tanah yang telah dibuka
dan di balik, dengan perbandingan 1 : 1.
5) Penanaman.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 186


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tanaman harus didatangkan sesuai dengan jadwal kerja penanaman, untuk


menghindarkan tanaman berada terlalu lama dalam penampungan, dan harus
dilaksanakan sebagai berikut:
a) Tanaman yang akan ditanam harus berupa tanaman yang berasal dari
tempat penampungan atau yang telah mengalami masa persiapan dalam
galian tempat semula, dengan tinggi dan diameter batang pohon besar dan
minimal yang telah ditetapkan.
b) Pertama gali lubang yang besar, lebih besar dari ukuran wadah tanaman,
dan sisihkan di sekitar lubang galian.
c) Pisahkan tanah galian atas (permukaan) dengan tanah bawahnya.
d) Ke dalam lubang tersebut dimasukkan tanah subur seperti tersebut dalam
butir yang sudah disebutkan pada bagian sebelumnya dan tinggalkan
sejumlah tertentu untuk dicampurkan dengan tanah galian tadi yang akan
dikembalikan lagi ke dalam lubang galian semula.
e) Masukkan pupuk kandang ke dalam lubang galian, sebanyak 1/3 lubang.
f) Dengan berhati-hati, keluarkan tanaman dari wadahnya dan tempatkan
dalam lubang galian.
g) Kemudian kembalikan tanah galian ke sekitar akar, padatkan dengan hati-
hati agar tidak terdapat kantong udara.
h) Perhatikan saat pengembalian tanah, tanah pada galian atas (permukaan),
di masukkan terlebih dahulu, kemudian baru tanah galian bawahnya.
i) Ketika lubang telah terisi tanah 2/3 bagian, padatkan perlahan dengan kaki
dan siram dengan baik.
j) Tanah di sekitar dasar tanaman harus diberi cekungan agar air dapat
mengalir dengan sendirinya ke arah batang tanaman.
k) Pohon-pohon besar harus lurus dan harus ditahan dengan kayu air/stegger
yang kuat, diikat dengan kawat untuk menahan tanaman yang belum
seimbang agar tidak mudah roboh.
6) Pemeliharaan Tanaman
a) Pekerjaan pemeliharaan meliputi pembersihan penyiraman, penyiangan,
penggantian tanaman dan rumput yang rusak, pemangkasan, pemupukan,
pemberantasan hama. Pekerjaan pemeliharaan tanaman dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar Kerja,
ketentuan Spesifikasi Teknis dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
 Pemeliharaan harus dilaksanakan Kontraktor segera setelah pekerjaan
penanaman selesai. Masa pemeliharaan sesuai ketentuan dalam Kontrak.
 Selama itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara semua
tanaman dan mengganti setiap tanaman yang rusak atau mati.
 Semua penggantian tanaman dengan yang baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 187


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman


yang ditanam.
 Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan harus benar–benar baik, memenuhi standar pengerjaan yang
dibutuhkan dan tidak merusak tanaman.
 Pupuk dan obat anti hama yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknis ini.
 Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna tanaman
yang ditanam dan disetujui Konsultan Pengawas / Tim Teknis.
b) Penyiraman
 Penyiraman harus dengan air bersih yang bebas dari segala bahan organik
/ zat kimia / bahan lain yang dapat merusak pertumbuhan tanaman.
Penyiraman dilakukan dengan cara:
- Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang
memiliki lubang banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat
menyebar air secara merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
- Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran /
sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara
memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler.
- Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi
tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga bagi tanaman dalam
tempat penampungan.
 Jadwal penyiraman adalah sebagai berikut:
- Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput
yang baru ditanam dan semua tanaman dalam penampungan
sementara, sebelum pukul 10.00 pada pagi hari dan sesudah pukul 15.30
pada sore hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.
- Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan
kuat harus disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
- Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan
tanah.
- Tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari, tak
perlu disiram lagi.
- Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat terserap baik
oleh tanah di sekitar tanaman.
c) Penyiangan
 Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput.
 Penyiangan bagi tanaman rumput dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang
ditanam. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu kecil.
d) Penggantian Tanaman

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 188


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohon, tanaman penutup


atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.
 Semua penggantian dengan tanaman baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
 Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis/bentuk/warna tanaman
yang ditanam dan disetujui Konsultan Pengawas.
 Penggantian tanaman harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan menanam
yang baru.
 Penggantian tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul 15.30 –
18.00 dan dilanjutkan dengan penyiraman.
e) Pemangkasan / Pruning (Kontraktor harus melakukan pruning tanaman
eksisting atas petunjuk Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas).
 Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang cabang/ranting liar atau
untuk menjaga atau memperbaiki bentuk pertumbuhan yang diinginkan.
 Cabang/ranting yang mati atau layu harus dibuang dengan memotong.
 Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan dengan gunting pangkas
untuk memotong cabang dan ranting dari arah bawah membuat potongan
miring menjauh (300 – 400) dari tunas yang berada pada cabang/ranting
yang tersisa jika memungkinkan sehingga pertumbuhan baru dapat muncul
dari tunas tersebut.
 Tidak dibenarkan melakukan pemangkasan cabang/ranting tanpa
menggunakan alat yang pemotong yang cukup tajam.
 Bekas pemotongan cabang / ranting harus ditutup dengan cat penutup luka
untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur pembusuk kayu atau
serangga yang dapat membunuh tanaman.
 Pemangkasan dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
 Tidak dibenarkan memangkas pucuk tanaman muda yang akan tumbuh
kembang di kemudian hari.
f) Pemupukan
 Pupuk kandang yang matang digunakan untuk membuat tanah sehat/subur
yang terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah baik dengan
perbandingan 1 : 1 yang akan digunakan untuk pekerjaan penimbunan.
 Pupuk buatan NPK diberikan kepada tanaman pohon peneduh setelah
tanaman tersebut melampaui masa tanah 3 (tiga) bulan.
 Pupuk buatan NPK diberikan sebanyak 25 gram setiap tanaman untuk
mendorong pembentukan akar dan pembuahan.
 Pemupukan dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah sedalam
minimal 100 mm di sekeliling tajuk pohon, pada setiap jarak 600 mm.
 Pemupukan harus diulang 3 (tiga) bulan kemudian.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 189


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pupuk buatan ZA atau Urea untuk rumput harus diberikan sebanyak 12


gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Pupuk harus dilarutkan
dengan air kemudian disemprotkan dengan sprayer ke permukaan rumput.
g) Pemberantasan Hama Penyakit.
 Pemberantasan hama penyakit dilakukan sebelum tanaman terserang
penyakit.
 Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keseluruh permukaan daun, batang dan cabang.
 Bahan yang dipakai adalah pestisida yang memenuhi ketentuan
Pemerintah Republik Indonesia.
 Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya digunakan fungisida dithane
M-45 yang dicampur air (2 gr/liter air). Pemberantasan dilakukan dengan
penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang dan cabang.
 Untuk memberantas penggerek batang, digunakan insektisida senyawa
sintesis organik DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane), BHC (benzena
heksaklorida) atau heksakloroheksana (HCH), Chlordan, Toxaphene,
Phosphat organik. Untuk memberantas siput darat digunakan Metdex yang
disebarkan di sekitar pohon.
 Penyemprotan hama dan jamur:
- Untuk rumput dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
- Untuk tanaman dilakukan 1 (satu) bulan sekali.
- Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk
penyemprotan dari jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus
tetapi beda waktu selang 2 (dua) minggu.

J. PENUTUP 1. Pekerjaan lain di luar lingkup dokumen ini, yang ternyata timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan, harus dilaporkan kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), dan boleh
dilakukan setelah memperoleh perintah dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
2. Semua bagian pekerjaan harus selesai 100% dan setelah itu penyerahan pertama dapat
dilaksanakan.
3. Penyedia Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi pekerjaan.
4. Penyedia Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas yang ada. Apabila ada
kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
memperbaiki atas biaya dan tanggungan Penyedia Jasa.
5. Penyedia Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan sisa bongkaran,
sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.
6. Apabila penyerahan pertama dapat dilaksanakan maka dibuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan yang Pertama.
7. Serah terima kedua (terakhir) dapat dilaksanakan dengan syarat semua pekerjaan yang
cacat atau kurang sempurna dalam masa pemeliharaan pekerjaan telah dilaksanakan
dengan baik dan sempurna dan dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang Kedua.

Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman 190


SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PEKERJAAN STRUKTUR
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Bahan anti rayap yang digunakan harus mematuhi
kode terkait dan standar praktik SNI 2404-2015

- Harus dilaksanakan Subkon bersertifikat dan


jaminan garansi minimum 5 (lima) tahun
- Obat anti rayap yang digunakan tidak kadaluarsa.
1 Pekerjaan Anti Rayap BASF, Bayer, Rentokil
- Pelaksanaan harus mematuhi peraturan
pemerintah.
- Pelaksanaan harus dilengkapi persyaratan
minimum peralatan pengendalian rayap.
- Harus menyertakan surat dukungan dari Principle
diserahkan saat tanda tangan kontrak
Beton Ready Mix mutu f'c 25 MPa Varia Usaha Beton, Sambas
- Agregat kasar : bau pecah/split dari stone Beton, Holcim/
crusher Dynamix, SKS Beton, KAA, dll
- Tidak boleh ada batu blondos.
sesuai persetujuan Pengawas,
- Semen yang digunakan Holcim/Dynamix, Gresik,
Tim Teknis dan PPK
atau Tiga Roda
Baja Tulangan :
- Ulir/Deform/Sirip: Fy 420 MPa (BjTS 420 B warna
Pekerjaan Struktur Beton merah). Krakatau Steel (KS), Inter World
2 - Polos/Plain: Fy 280 MPa (BjTP 280)
Bertulang Steel (IS), Ispat (IPP), Master
- Semua Baja Tulangan harus sesuai SNI
Steel (MS)
2052:2017
- Tidak boleh ditekuk dalam transportasi.
- Dilakukan uji tarik, berat, dan diameter
Bekisting & Perancah :
- Bekisting Kolom, plat lantai/pelat tangga : tego film
Kayu Meranti
tebal 9 mm
Batako : lokal
- Bekisting pondasi pilecap dan sloof Batako
- Perancah scaffolding
Pekerjaan Pondasi (Tiang - Tiang pancang persegi 30 x 30 cm
3 Pancang) termasuk PDA - Mutu beton K-500 Varia Usaha Beton, Wika Beton
Test dan PIT Test - Mesin jack pile 120 ton
Standar SNI 1729:2015
- Mutu baja : Bj 37 Krakatau Steel, Gunung Garuda,
- Fy: 240 MPa
Gunung Raja Paksi (Gunung Steel
- Fu: 370 Mpa
Group)
- Dimensi sesuai gambar kerja
- Baut mutu A325
- Sambungan dilas penuh, Elektroda las Batang
Elektroda mutu jenis mild steel arca welding Nikko Steel, Kobe Steel
Elektroda JIS atau AISC/AWS
Mechanical anchors
- Material composition: Steel, 5.8 grade, zinc-plated
(min.5 µm) Hilti HAS-E M12X110/88, size
- Material, corrosion: Steel, zinc-plated
M12
- Environmental conditions: Indoor, dry conditions
Pekerjaan Konstruksi Kuda-
4
kuda Baja (Atap)
- Profis: Yes
Chemical anchors
- Material composition: Epoxy adhesive
- Tested/approved for diamond drilling: Yes
- Profis: Yes Hilti HIT-RE 500 V3
- Storage and Transportation temperature – max.:
25°C

1
Hilti HIT-RE 500 V3
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Base material condition: Dry, submerged, wet
- Zinchromate Propan
- Grouting tebal 30 mm Sika
- Alumunium foil
- Woven single side Ethylum
- Tebal: 0.15 mm
- Listplang 2 x 8 / 200 mm + finishing cat GRC Board, Nusaboard
- Dibuat dari baja mutu tinggi G550, Dibuktikan
dengan Mill Test Certificate
- Reng yang digunakan profile U. 50 dengan
Pekerjaan Usuk dan Reng Steel Truss, Smart Truss, Galva
5 ketebalan 50 mm.
Baja Ringan Steel, Giga Steel,
- Profile Material Usuk/kasau
- LIP CHANEL C. 81.35.0.95 (Tinggi Profile 81 mm,
lebar 35mm, ketebalan 0.95 mm)
- Genteng keramik
- Bubungan genteng keramik
6 Pekerjaan Penutup Atap Kanmuri, KIA
- Bubungan 3 arah
- Bubungan penutup
Rangka:
- Plat plendes, tebal: 20mm
- IWF: 400x200x8x13 mm
Garuda Raja Paksi,
- Plat rib tebal: 10 mm, jarak antar rib 500 mm
Krakatau Steel
- plat besi tebal: 10 mm
7 Pekerjaan Kanopi - Flashing Galvanis: 0.45 mm (TCT)
- Sambungan dilas penuh
- Angkur baut HILTI HAS-E (5,8) M20 + HIT- RE
50
- Spider fittings Kenari Djaya
- Atap kaca tempered laminated 2 x 10 mm Asahimas
- Water proofing Crystalin
- Garansi Principle 10 tahun
8 Pekerjaan Water Proofing Penetron, Propan
- Garansi Aplikator 10 tahun
- Harus diuji dengan test rendam 2 x 24 jam
PEKERJAAN ARSITEKTUR
- Semen (PC) SNI 15-2049-2004 Holcim/Dynamix, Gresik, Tiga
Roda
Pekerjaan Beton Non
9 - Pasir SNI 03-6820-2002
Struktural
- Split SNI-03-2834-2000 Lokal
- Air
- Rangka plafond metal furring ukuran 600 x 1200
mm.
- Connector
- Ceilling batten, tebal: 0.45 mm (TCT)
- Top cross rail, tebal: 0.45 mm (TCT)
- Suspension clip
- Suspension bracket Gyproc
- Plafon Indoor: gypsum, tebal: 9 mm Knauf, Jaya board
- Compound gypsum
- List plafond shadow line
10 Pekerjaan Plafond - Bahan: Galvanized
- Tebal: 0.4 mm
- Tinggi: 10 mm
- Lebar: 35 mm
- Hanger (penggantung) rangka plafon: besi Ø 8 Krakatau Steel (KS), Gunung
mm Steel Group
- Plafond Akustik Cross Tee Main Tee 12 mm
Knauf, Jaya board
- Rangka 600 x 600 mm
- Plafond outdoor: GRC Board 4 mm
- SNI 8299:2017 Papan Semen Rata Non Asbestos GRC Board, Nusa Board

Batu bata merah :


- Ukuran dan kuat tekan sesuai dengan SNI 15-
2094-2000 Lokal

2
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
Lokal
- Bentuk standar bata ialah prisma segi empat
panjang, bersudut siku-siku, dan tajam,
permukaan rata dan tidak retak-retak
Bata ringan :
- Dimensi: 600 x 200 x 100 mm
- Type AAC (Autoclaved Aerated Concrete)
- Panjang (L) 600 mm
Pekerjaan Pasangan - Tinggi (H) 200 mm
11
Dinding - Tebal (W) 100 mm
Grand Elephant, Citicon
- Berat Jenis Kering (ρ) ± 525 kg/m³
- Berat Jenis Normal (ρ) ± 600
- Kuat Tekan (σ) ≥ 4,0 N/mm²
- Konduktivitas Termis (λ) 0,19 W/Mk
- Ketahanan Api: Sesuai persyaratan SNI 1741-
2008
Angkur besi P10-600 KS, Gunung Steel
Mortar instan untuk Pasangan/perekat MU 382, Sika
Pelesteran MU 302
Acian MU 202
- Gypsum board 12 mm
Gyproc, Knauff, Jayaboard
- Finish compound gypsum Kain kasa (Screen)
12 Pekerjaan Partisi Gypsum - Rangka baja ringan 75 x 40, tebal 0.8 mm Steel Truss, Smart Truss, Galva,
Giga Steel
- Angkur baut Sekrup (Screw) Dynabolt
Kusen Aluminium Pintu
- Aluminium Alloy 6063, harus asli (tidak terbuat dari
bahan serap/sisa)
- Ukuran Profil: 35 x 70 mm
- Tebal Profil: 1.2 mm
- Warna
UkuranProfil:
Profil:putih
35 x 70 mm
- Sistem Pewarnaan: Powder coating 60 mikron
- Warna:
Warna: Putih
Putih Handal, YKK
13 Pekerjaan Kusen - Sekrup (screw) dan aksesoris pendukung lainnya
sesuai rekomendasi pabrikan.
- Sealant, sekrup (screw) dan aksesoris pendukung
lainnya sesuai rekomendasi pabrikan.

- Harus dikerjakan oleh aplikator yang ditunjuk oleh


pabrikan
Kusen Kayu
Kayu Jati Kelas B
- Kusen Pintu Aula dari Kayu
Engineering Door
- Pintu Aula : Full core (Solid)
- Pintu ruangan:
Flush Core (di dalamnya isi motif Honeycomb
Paper)
Spesifikasi:
- Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan
12%-14%.
- Kayu Meranti dengan mutu baik dan atau setara,
kelas awet I dan kelas kuat I – II dan sudah di
vacuum anti rayap.
- Daun pintu dengan konstruksi kayu LVL Meranti
dan lapisan PVC sheet di kedua sisi pintu dan
sudah waterproof dan lapis anti rayap garansi 5
tahun.
- Lem kayu (waterbase) yang bermutu baik.
Daiken
- Bahan Panel Daun Pintu
- Plywood ketebalan 3 mm produk dalam negeri.
- Semua permukaan rangka kayu harus diserut
halus rata, lurus dan siku.
- Pada sekeliling tepi daun pintu diberi Edging PVC
0.15 mm PVC sheet.

3
Daiken

DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Frame menggunakan FJL (Finger Joint
Laminated ) dengan bahan hard rubber wood .
- Finishing untuk permukaan Plywood
menggunakan lapisan PVC laminated sheet
Emboss DX ketebalan 0,15 mm, mutu terbaik
- Ukuran dan desain harus sesuai Gambar Kerja.
14 Pekerjaan Pintu
- Aksesoris Garansi 1 tahun
- Harus dikerjakan oleh aplikator yang ditunjuk oleh
pabrikan
Aksesoris daun pintu
Engsel
- Dimensi:
Dimensi: 4x3x3
4x3x3 mm
mm
- Kapasitas:
Kapasitas: 7575 kg/pair
kg/pair
- Material:
Material: Iron
Iron
Handle Dekkson, Dorma
- Dimensi:
Dimensi: 20x40x800
20x40x800 mm mm
Door closer
- Dimensi:
Dimensi: 40-80
40-80 kg
kg
Flush bolt
Material: Zinc + steel
Engsel, Floorhinge Pintu Kaca Utama Dorma
Sealent
- Non Acid
Dow Corning
- Weather resistance
- Ultraviolet and Ozone resistance
Pintu Shaft
- Door Frame : Ketebalan plate 1,00 mm
- Door Leaft : Ketebalan plate 0,5 mm Insulation
Honeycomb Paper Marks
- Lockset : Lockcase
- Handle : Lever – Stainless Steel Solid
- Hings : 4 Invisible Hings
- Cylinder : Cylinder Lockset Double
- Syarat mutu sesuai dengan SNI 15-0047-2005
tentang kaca lembaran Asahimas
- Dimensi dan jenis kaca yang digunakan sesuai
15 Pekerjaan Kaca
dengan gambar kerja
- Sticker kaca sandblast 3M, Decolux, Takikossai, Takki
glass
Homogeneous Tile
- Mutu permukaan, panjang, lebar, dan ketebalan :
ISO 10545-2
- Kelurusan sisi: ISO 10545-2
- Kesikuan: ISO 10545-2
Pekerjaan Finishing Lantai Niro Granite, Roman Granite
16 - Lebar naat menggunakan tile spacer tebal 1.5
dan Dinding
mm, lebar nat jadi 2mm
- Leveling menggunakan tile leveling
-
Type/seri sesuai petunjuk Konsultan Perencana
- Pengisi nat MU 408
- Pipa Stainless Steel Ø 2", tebal 1.2mm
- Pipa Stainless Steel Ø 1", tebal 1.2mm
- Pipa Stainless Steel ؽ", tebal 1.2mm
- Aksesories (sesuai gambar kerja) BlueStar, Tetsura, Baja Nusantara
17 Pekerjaan Railing
- End Pipe Stainless Steel
- Plat Stainless Steel, tebal 1.2 mm
- Dilas penuh
- Angkur baut Ø 10 mm Dynabolt
Kulit Batu
- Bagian depan 100% motif batu alam
- Lapisan belakang untuk perekat: Resin-fiber
- Tebal: 2 mm Kulit Batu
18 Pekerjaan Kulit Batu

4
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Kulit Batu Merk
- Berat: ± 1.5 kg/m2
18 Pekerjaan Kulit Batu
- Modul 610 x 1220 mm
- Jenis sesuai gambar kerja
- Water proofing SIKA MB Primer
- Perekat Sikabond T55, Fox Prima D, AM
37
- Batu andesit
19 Pekerjaan Batu Alam - 50 x 300 x 15 mm Lokal
- Coating batu alam
- Hollow galvanis 40 x 40 x 1.1 mm + Cat besi Spindo, Bakrie
- Besi siku 40 x 40 x 4 mm Zinchromate Krakatau Steel, Gunung Raja
Paksi
- Multiplek tebal 18 mm Ciptana, Tata
- HPL tebal 0.7 mm Greenlam, Taco
20 Pekerjaan Back Drop - Plat alumunium tebal 0.6 mm Lokal
Logo
- Font Arial
- Menggunakan bahan acrylic tebal 3 mm Lokal
- Finishing sticker Oracal Warna Putih
- Embose 40 mm
- Hollow galvanis 40 x 40 x 1.1 mm + Cat besi Spindo. Bakrie
- Besi siku 40 x 40 x 4 mm Krakatau Steel, Gunung Raja
- Zinchromate Paksi
Pekerjaan Meja
21 - Multiplek tebal 18 mm Ciptana, Tata
Receptionist
- HPL tebal 0.7 mm Greenlam, Taco
- Plat alumunium tebal 0.6 mm
Lokal
- Marmer custom tebal 25 mm
- Menggunakan Plat Galvalume 0.8 mm
- Embose 40 mm Custom
22 Tittle Building
- Jenis font menggunakan: Arial Bold
- Finishing cat duco Propan
- Rangka besi siku 40 x 40 x 4 mm KS, Gunung Raja Paksi
- Zinchromate + finishing cat Propan
23 Pekerjaan GRC
- GRC cetak, tebal 10 mm dan 40 mm
GRC Karya Perdana
- Finishing cat
- Cat dasar alkali resist
- Cat dinding dalam
- Cat dinding luar (weathershield)
- Cat listplank (weathershield)
- Cat plafond
- Cat besi
- Cat duco
- Zinchromate
24 Pekerjaan Pengecatan - Semua pekerjaan cat harus menyertakan surat Propan, Mowilex
dukungan dari Principle kepada aplikator
-
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan,
kontraktor harus membuat mock up terlebih
dahulu dengan media minimal ukuran (1 x 1) m
- Warna/tekstur harus disetujui
PPK/TimTeknis/Owner / Konsultan Perencana
dengan dibuatkan Berita Acara
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
-
Box panel tebal plat /BMT (Base Material
Thickness) : 1.5 mm + 0.3 mm powder coating.
Delta Jaya
- Ukuran sesuai gambar kerja
- Bus Bar sistem Cu 5 x (20 x 5 mm)
- Sepatu kabel+ Sleeve+ Cable ties
25 Pekerjaan Panel Listrik - Breaker
- \MCCB
MCCB ABB, Schneider
- MCB,
MCB dll
Power Meter (Modbus M2M)
ABB, Schneider

5
25 Pekerjaan Panel Listrik

DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
Indicator Lamp ABB, Schneider
Fuse Lamp 2A
Wiring + Pemasangan Prysmian, Supreme
- Cooper conductor, XLPE insulated. with water
sealing
- Cooper wire/tape screened
- Galvanized double steel tape armor
- PVC sheathed cable
Prysmian, Supreme
26 Pekerjaan Instalasi Listrik - SPLN 43-5/IEC 60502-2
-
Instalasi untuk armatur logam dan motor listrik
harus memiliki PE. Kabel instalasi menggunakan
kabel 3 core untuk instalasi 1 phase
- Conduit PVC High Impact Ø 20 mm Legrand, Clipsal
- Tebal Plat BMT (Base Material Thickness) 1.5 mm
+ Hot dip Galvanized 0.3 mm
- Kabel tray
- El bow tray
27 Pekerjaan Kabel Tray - Tee tray Delta Jaya, Tray tek, TRIAS
- Cross tray
- Kabel ladder
- Kabel Tray/ladder untuk arus kuat dan lemah
harus dipisah
- RC100B LED37S 840 W60L60 PSU G3
- DN035B D100 LED6/840 PSU WH
- DN027C LED9/NW D150
- 31824 Twirly 65K LED WHT 12W
- Philips
DLI 31059 LED tape 3000K 18W/5000mm White
- BVP280 LED44/CW 40W 220-240V SWB GM
- Penerangan Jalan Umum PJU
- BRP371 LED93/NW 90W 220-240V DM MP1
- Tiang Lampu Taman Outdoor
- Body: Steel pipe 5”
- Finishing: powder coating
- Cover: Acrilic
Pekerjaan Penerangan dan
28 - Lamp: Tridonic LED LLE AG G1 24 x560mm Artolite GL Stima LED
Daya
- Lumen 2400lm
- CRI: 80
- CCT 4000K
- Power 20watt
- Tiang lampu jalan oktagonal galvanis 9 m Lokal
- Saklar grid 1 gang
- Saklar grid 2 gang
- Saklar grid 3 gang
- Saklar Tukar Tunggal ABB, Schneider
- Kotak Kontak Dinding Single 200 W
- Kotak Kontak Lantai Single 200 W + Outlet LAN
RJ-45
- Conduit PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand, Clipsal
Core Switch Hub
- HP 1950-24G-2SFP+-2XGT-PoE+(370W) Switch
(JG962A)
- I/O port and slots 24 RJ-45 auto-negotiating
10/100/1000 PoE+port (IEEE 802.3 Type 10BASE-
T, IEEE 802.3u Type 100BASE-TX, IEEE802.3ab
Type 1000BASE-T, IEEE 802.3af PoE,
IEEE802.3at)
- 2 SFP+fixed 1000/10000 SFP+ports
- 2 RJ-45 1/10G BASE-T ports
- Additional ports and slots
- 1 RJ-45 console port to acces limited CLI port

6
HP, Cisco
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
-
Physical characteristic Dimensions 17.32(w) x
14.17(d) x 1.73(h) in (44 x 36 x 4.4 cm) (1U heiht)
- Mwmory and processor 128MB flash; Packet
buffer size: 1.5 MB, 1 GB SDRAM
- Mounting and enclosure Mounts in an EIA HP, Cisco
standard 19-inch telco rack or equipment cabinet
(hardware include)
- Performance 100 Mb Latency < 5 s
- 1000 Mb Latency < 5 s
- 10 Gbps Latency < 1.5 s
- Throughput up to 95.2 Mpps (64-byte packets)
- Routing/Switching capacity 128 Gbps
- Routing rable size 32 entries (IPv4), 32 entries
(IPv6)
- Mac addres table size 16384 entries
- Reliability MTBF (years) 44.4
- Environment Operating temperature 32F to 113F
(0C to 45C)
- Operating relative humadity 10 % to 90 %,
noncondensing
- Nonoperating/Storage temperature -40F to 158F (-
29 Pekerjaan LAN 40C to 70C)
Access Point
- Included: Power Over Ethernet (PoE) PoE+
- Antenna Qty 4
- Connectivity Technology wireless
Data Link Protocol
- IEEE 802.11a,
- IEEE 802.11ac,
- IEEE 802.11b,
- IEEE 802.11g,
- IEEE 802.11n
Compliant Standards
- IEEE 802.11a,
- IEEE 802.11ac,
- IEEE 802.11b,
- IEEE 802.11g,
Ruckus Zoneflex R710
- IEEE 802.11n,
- IEEE 802.1Q,
- IEEE 802.1x,
- IEEE 802.3af,
- IEEE 802.3at,
- Wi-Fi CERTIFIED
- Wireless Protocol 802.11a/b/g/n/ac
- Data Transfer Rate 1733 Mbps
- Wi-Fi Bands 2.4 GHz, 5 GHz
- Encryption Algorithm AES, WPA-PSK
- Line Coding Format 256 QAM
- Capacity Concurrent stations: 500
- Type wireless access point
- Connectivity Technology wireless
- PoE Adapter
- Wallmount Rack Indorack
- STP Cable Cat 6 Prysmian, Supreme
- FO multi mode
Prysmian, Supreme
- FO single mode
- IP Cam 5MP DS-2CD2F52F-I Hikvision
- CCTV Monitor LED 40 " Digital, Full HD, HDMI Samsung, Panasonic, Sony
- NVR (Network Video Recorder) 24 Ch
Hikvision
- VGA/HDMI
Hard disk: 3.5”, 2TB SATA Purple NV
30 Pekerjaan IP Cam (CCTV) WDC
Surveillance

7
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO
30 Pekerjaan
URAIANIPPEKERJAAN
Cam (CCTV)
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Instalasi CCTV, Kabel UTP Cat 6 Belden USA, Prysmian
- Conduit (PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand
- UPS 1200 VA/220 Vac/50 Hz
ICA, APC
- Switch hub mengikuti pekerjaan LAN
- MDF Telephone Delta Jaya
- PABX / key Telephone kap. 8 line 24 XT Panasonic, Siemens
- Telephone Terminal Box Standar Telkom
- Instalasi Titik Telpon
31 Pekerjaan Telepon Supreme, Prysmian, Supreme
- Kabel ITC 2 x 0.6 mm
- Outlet Telpon ABB, Schneider
- Telephone Panasonic, Siemens
- Conduit PVC High Impact Ø 20 mm Legrand, Clipsal
Proyektor ruang kelas/rapat
- Brightness : 3600 Lumens ANS
- Sistem Projector : 3LCD Epson
- Kontras Rasio : 15.000 : 1
- Resolusi Native : XGA (1024 X 768)
- Bracket proyektor
Brite
- Otomatis
- Screen Proyektor Pull down manual 70” Brite
- Outlet HDMI dan VGA Schneider, Panasonic, ABB
Instalasi
- Kabel VGA Bafo, Brite
- Kabel HDMI
Proyektor smart class
- Short throw
32 Pekerjaan Proyektor
- Resolusi XGA
- Output Cahaya Putih dan Warna pada 3.500
lumens
- Ultra Short Throw 80 "47cm
Epson EB680
- 10.000 Jam Lamp Life dalam Mode Eco
- Proyeksi Multi-PC
- 3 x HDMI (MHL X 1)
- LAN -RJ45
- OPTIONAL WIFI
- INCLUDE BRACKET
- Glass board 80 x 120 cm, tebal 8 mm Custom, Lokal
Projector bracket plafon
- Panjang maksimal 85 cm Brite
- Beban maksimum 5 kg
- IFP8650, UHD 4K (3480X2160 pixels)
- Touchscreen Panel 86 Inch
- 1.200:1; 16:9; 350 CD/M2 Viewsonic
- HDMI, USB
- Anti-glare 7H tempered glass
- 3319167826 VIEWSONIC Interactive
33 Pekerjaan Smart Screen
- LED Display Monitor 65 inch
- IFP6550
- Touchscreen Panel, 65 Inch, UHD 4K Hikvision
- (3480X2160 pixels), 1.200:1, 16:9,
- 350 CD/M2, HDMI, USB, Anti-glare
- 7H tempered glass
- Smart TV 50” Samsung, Sony
34 Pekerjaan Televisi - Kabel antenna TV
Belden
- Outlet antena
Air Conditioner Unit:
- Single Split
Daikin
- Inverter
Pekerjaan Instalasi Tata
35 - Kapasitas sesuai gambar
Udara
- Pipa Drain AC PVC AW Class Rucika, Wavin
- Pipa Refrigerant ASTM B280 Kembla, Denji
- Ducting Polyurethane TDI
Public Address

8
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Multimedia player
- Power Source 220-240V AC, 50/60 Hz
- Power Consumption 15 W
- CD Frequency Response Hz, 3 dB
- Tuner Receiving Frequency MHz (50 kHz step)
-
Audio Input FM 75 ohms unbalanced antenna
terminals, USB port for memory stick (support up
to 32GB), SD/MMC card slot (support up to 32GB)
- Audio Output RCA audio output for FM L and R
channels, RCA audio output for CD L and R
channels, RCA audio output for PRIORITY L and TOA, BOSCH
R channels
- Channels of Memory Tuner 30 channels in total for
FM broadcasts
- Indicators CD Player: LED, Tuner FM: LED
- Operating Temperature 0C to 40C
- Finish Front Panel: Steel Plate, black color. Case:
Steel Plate, black color
- Dimensions 482 (W) x 44 (H) x 250 (D) mm
- Weight 3.6 kg (without accessories)
- Accessories AC Power Cord, FM Radio Antenna,
Remote Control and Removable Mounting
Brackets x 2pc
Paging Microphone
- Type : Moving coil microphone
- Directivity : Unidirectional TOA, BOSCH
- Rated Impedance : 600 Ω unbalanced
- Rated Sensitivity : -50dB (1kHz o\0dB=1V/Pa)
Ceilling Speaker 6 W
- 6 W setting 3 Watt
- Sensitivity 90 dB (1 W, 1 m) (500 Hz - 5 kHz, pink
noise) TOA, BOSCH
- Frequency Response 55 Hz - 18 kHz (peak -20
dB)
- Speaker Component 12 cm (5") cone-type
Wall Speaker 6W
- Rated Input Selection/Impedance : 6W, 3W, 1.5W,
0.8W (100V Line)
- Frequency Response : 100 ~ 12,000 Hz
- Sound Pressure Level (1W/1m) : 90 dB
-
Speaker Components : 12 cm Dynamic Speaker
TOA, BOSCH
- External Dimensions (WxHxD) : 290 x 214 x
150mm
- Weight : 2.1 kg
- Material : Enclosure: Wood, grille: Cloth
-
Color : Enclosure: Light Grey, Grille : Light Grey
Wall Speaker 60 Watt
- X-over : 2-way speaker system,
36 Pekerjaan Tata Suara
- Enclosure : bass reflex type,
-
impedance : hogh impedance ( input 100V line )
- Speaker unit : 8 inch
- daya input : 60W at rated,
- SPL : 92dB,
- frekuensi response : 65-20 Khz, TOA, BOSCH
- dimensi : 244(W) X 373(H) X 235 (D),
- Variant : black (ZS-F2000BM) &amp; white (ZS-
F2000WM),
- bahan enclosure : HIPS resin,
- bahan net : metal, painting,

9
TOA, BOSCH

DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- accessories : bracket set.
-
Dimensi : 244 mm (W) 373 mm (H) 235 mm (D)
- Attenuator
- Input Capacity : 5 - 30W TOA, BOSCH
- Material : ABS Resin
- Power Amplifier with Evac
- 360 W
- 24 V DC (operating range: 19.5 - 27 V DC), M3 TOA, BOSCH
screw terminal
- Current Consumption: 110 mA
Power Amplifier
- Power Source: 220-240V AC (H version) or 24-
30V DC
- Rated Output: 240W
- Frequency Response: 50 - 20.000 Hz (+3 dB)
- Distortion: Under 1% at 1kHz, 1/3 rated power
- Input: Line in 1-2: 0dB*, 10 k ohms, balanced,
screw terminal input. TOA, BOSCH
- Tone control : Bass +/- 10dB, treble +/- 10 dB at
10 Kohms
-
Output: Speaker out: Balanced (floating). High
impedance: 42 ohms (100V), 21 ohms (70V). Low
impedance: 4 ohms (31V); Rec. Out: loop out
0dB*, 10K ohms, balanced, screw terminal.
Selector Zone 10
- Voltage Source: 24V DC
- Current Consumption: 0.4 A DC
- Control switch: 10 individual speaker selector
switch
- Input: 10 Inputs Zone, 1 Emergency Override TOA, BOSCH
- Outputs: 10 Outputs Zone, each output max.
480W
- Material: Finish Front Panel: Aluminum Hair Line,
Etching Black
- Case: Steel Plate, Painting Black
- Sound Terminal Box Delta Jaya
- Instalasi Speaker NYMHY 3 X 1.5 mm² Prysmian, Supreme
- Conduit (PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand, Clipsal
Detector wiring Installation
- Pengkabelan dan pemasangan detector dan call
point
- Material : AWG 16 TSP dalam PVC Conduit,
-
Pengkabelan ke Multitone Strobe dan Flow Switch
Prysmian, Supreme, Belden
- Material : NYA 2x1.5mm2 dalam PVC Conduit
- Pengkabelan dan Pemasangan Terminal Box
berikut dengan module
- Material : AWG 16 TSP, NYA 2x1.5mm2 dalam
PVC Conduit
Conduit
- PVC High Impact Ø 20 mm Legrand, Clipsal
- Fitting
Fire Alarm Addressable Control Panel
- Kapasitas 2 loop dan 254 Address per loop
- Memiliki LCD Display 80 karakter
- Memiliki 3200 event history log
- Dapat Networking antar Panel
37 Pekerjaan Fire Alarm
- Konfigurasi address menggunakan IR Remote
Control
- Dilengkapi dengan battery, 24 jam standby
- Approval : UL/FM

10 Fike, Vigilant, Fenwal


37 Pekerjaan Fire Alarm

DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
Photoelectric Smoke Detector dan Heat Detector
- Konvensional
- Tegangan 24VDC
Fike, Vigilant, Fenwal
- Approval : UL/FM
- Addressable Manual Call Point lengkap dengan
back box
- Multitone Strobe lengkap dengan back box
- Addressable Alarm Signal Module
- Addressable Monitor Module
- Addressable Relay Module
Horn Strobe
- Tegangan 24VDC
- Fire Alarm setelah terpasang harus diuji/test
commisioning dan mendapat izin dari Disnaker
setempat
- Air terminal Radius 85 m
- Early Streamer Emmission (ESE) technology
- Connecting Sleeve
- Schoen cable CU 50
Kurn
- Splitzen tembaga murni 3/4" (bukan lapisan) untuk
ground rod
- Timah
- Klem kabel dan material bantu
- Pipa Galvanis Ø 2,5" tebal 2 mm untuk dudukan
untuk air terminal Spindo
38 Pekerjaan Penangkal Petir
- Pipa Galvanis 3/4" ( untuk grounding )
- Plat Plendes tebal 6 mm untuk dudukan pipa
Deli, Bhirawa, Hanil, KS, MS, GG
galvanis Ø2.5" dilas
- Kabel NYY 1 x 50 mm² Supreme, Kabelindo, Tranka,
Kabel Metal
- Supreme, Kabelindo, Tranka,
Kabel Conductor BC 50 mm² untuk gounding
Kabel Metal
- Pipa conduit Ø 20 mm2
- Penangkal petir setelah terpasang harus diuji dan Ega, Clipsal
mendapat izin dari Disnaker setempat
PEKERJAAN MEKANIKAL
- Katup-katup peralatan pipa: Valve / Gate Valve,
Check Valve.
Pekerjaan Katup/Valve - Size: DN50~DN600
39 Pekerjaan Instalasi - Body: Ductile iron JS 1040 Conex, Mico
Plumbing - Nominal pressure: PN10
- Temperature: 0~80oC
- Suitable for: water and natural liquids
Pipa Air Bersih
Westpex
- PPR PN-10
Pekerjaan Instalasi - Pipa Air Kotor, Bekas, menggunakan PVC AW
40
Plumbing Class, tekanan kerja 10 kg/cm2
Rucika, Wavin
- Pipa Air Hujan, Menggunakan PVC D Class,
tekanan kerja 5 kg/cm2
Pompa dari Sumur ke GWT PC-500 EA
- Spesifikasi :
- Daya Hisap : 50 m (25 m permukaan air)
- Daya Dorong : 50 m (max)
- Debit Air : 61 liter / menit (max)
- Inlet : 1 1/4
- Outlet : 1 inch
Pompa dari GWT ke rooftank PC255EA
- Spesifikasi:
- Daya Hisap Maksimal : 25 Meter
- Daya Pancar Maksimal : 30 Meter
41 Pekerjaan Pompa Air Wasser, Grundfos
- Kapasitas Maksimal : 28 Liter/Menit
Pompa booster PB-218 EA
- Daya Listrik : 2.2 A

11
41 Pekerjaan Pompa Air Wasser, Grundfos
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Daya dorong : 22 meter
- Kapasitas : 35 liter/menit
- Diameter Pipa : 1 inch
- Otomatis : Ya
Flow Control
- Starting pressure: 1.0-2.5 bar
- Working pressure: 16 bar
- Protection rattung: IP65
- Faucet (keran) Ø 1/2"
- Kloset duduk + accessories warna putih
-
Kloset duduk difabel + accessories warna putih
- Stainless steel pipe handle
- S 1510.30 Grab Bar 30cm
- Kloset Jongkok
TOTO
- Urinoir + accessories type Muslim warna putih
- Urinal Divider
- Wastafel dinding+ accessories warna putih+
Keran
- Floor drain Ø 4”
42 Pekerjaan Saniter
- Floor Drain Square
- Clean Out Diameter 3”
- Kitchen zink
Modena
- Kran leher angsa kitchen zink Ø 1/2"
- Rooftank bahan Stainless Steel 1000 liter+
Penguin
dudukan
- Roof drain Ø 4” bahan cast iron Jangkar Mas, Custom
Bioseptictank kap. 15 m3
- Include:
- Blower 2 unit (Merk Yasunaga/Resun) Tirta Hydro
- Pompa Submersible APP-Kenji
- Piping,Valve,Panel Control
U-ditch
- Dimensi 300 x 500 x 1200 mm
- Dimensi 500 x 700 x 1200 mm
- Metode produksi: Wetcast/Drycast dengan internal
vibrator
- Jenis semen: Semen Type I
43 Pekerjaan Saluran Keliling Varia Usaha Beton, Wika Beton
- Agregat: Normal/Pasir kualitas baik
- Mutu Beton: K350
- Mutu Tulangan: Ulir
- Box Culvert
- Box Culvert 1500 x 1500 x 1200 mm
- Box Culvert 1000 x 1000 x 1200 mm
- Portable Fire Extinguisher Dry Chemical Agent,
kelas ABC: 3 kg
Pekerjaan APAR (Alat - UJi Laboratorium Dinas Pemadam
44 Kidde, Combat, Geniro
Pemadaman Api Ringan) - Uji Laboratorium Lemigas
- Uji Laboratorium BPPT
- Sertifikat Standard Mutu ISO 9001 : 2008
- Passanger lift
- Belt
- P1000
- 2PCO
45 Pekerjaan Lift Otis
- Gen2 Roomless
- Car + Door material mirror stainless steel
- Voice announcement
- ARD
- Type: Silent
- 200 Kva/50 Hz Global Power
- Prime Power Rating Capacities
- Engine
- Engine Speed: 1500 rpm Perkins

12

46 Pekerjaan Genset
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Perkins Merk
- Cycle: 4 Stroke
- Alternator
- Voltage Reguation: (Steady state): +/- 0.5%
- Insulation Class: H
- Genset c/w DC Panel, Battery + Cable, Daily Tank
46 Pekerjaan Genset
(installed ), Flexible Pipe and Muffler, Industrial
Silencer, Standard Tool Kit, Operation Manual Leroy Sommer
Book
- Include SLO Genset
- Genset setelah terpasang harus diuji/test
commisioning dan mendapat izin dari Disnaker
setempat
- Extended knalpot
- Pipa Galvanis Ø 6” Spindo, Bakrie
- Sambungan di las penuh
PEKERJAAN LANSKAP
- Paving press Holland K 250 Varia Usaha Beton, Produk ex.
47 Pekerjaan Hardscape
- Uk. 100 x 200 x 80 mm Magelang
- Laston Lapis Aus AC - WC Tebal 50 mm
48 Pekerjaan Softscape - Laston Lapis Antara AC - BC Tebal 50 mm Pertamina
- Laston Lapis Pondasi 200 mm
- Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach )
- Pohon Ketapang Kencana ( Terminalia Mantaly )
Tinggi 3000 mm, ∅ batang 150 - 200 mm

- Pohon Kerai Payung (Filicium Decipiens ) Tinggi


3000 mm, ∅ batang 150 - 200 mm
49 Pekerjaan Taman - Pohon Bungur/Tanjung (Lagerstroemia Indica ) Lokal
Tinggi 2500 mm, ∅ batang 150 - 200 mm
- Pohon Pucuk Merah (Syzygium Oleina ) Tinggi
750 mm
- Tanaman Cemara Kipas (Platycladus Orientalist )
Tinggi 750 mm
- Tanaman Melati (Jasminum sambac Air ) Tinggi
500 mm

Ketentuan :
- Peserta/Penyedia wajib membuat Surat Pernyataan akan mengikuti spesifikasi/merk yang disyaratkan.
- Perubahan spesifikasi hanya dapat dilakukan apabila bahan/material kualitasnya sama/lebih tinggi dan telah
mendapat persetujuan dari PPK setelah melalui penelitian oleh Pengawas/Perencana/Tim Teknis.

13

Anda mungkin juga menyukai