PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAKULTAS TEKNIK
Lokasi :
Jalan Mayjen Sungkono Km. 5, Blater, Kalimanah, Purbalingga
November 2019
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
9) Kontraktor diharuskan membuat shop drawing untuk setiap bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan yang disetujui Konsultan Pengawas.
10) Dalam mengajukan approval semua material, Kontraktor harus meminta persetujuan
PPK, Konsultan Pengawas, dan atau Konsultan Perencana.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN SIPIL/STRUKTUR
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
4. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
5. PEKERJAAN MEKANIKAL
6. PEKERJAAN LANSKAP
3. Situasi Pekerjaan
1) Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung Pendidikan
Fakultas Teknik Universitas Jenderal. Soedirman secara lengkap, jenis pekerjaan
tersebut dapat dilihat pada gambar, dokumen pengadaan dan tercantum pada Bill of
Quantity (BQ), termasuk membantu pembuatan IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
tanpa ada penambahan biaya, sampai selesai dan diserahterimakan kepada
Pemberi Tugas disertai dengan pembuatan Berita Acara,
2) Lokasi pekerjaan ini terletak di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
3) Masa pemeliharaan minimum 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
4) Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukkan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasnya pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap
detail bangunan rencana.
5) Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada (existing) di
Tapak yang meliputi antara lain: pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel, di bawah
tanah, PJU (penerangan Jalan Umum), dan lain sebagainya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
6) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran ataupun
pemindahan hal-hal tersebut di atas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu
sistem yang ada.
7) Di dalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan “klaim” biaya pekerjaan
tambah, sebelum melakukan pemindahan/pembongkaran segala sesuatu yang ada
di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan dahulu ke Konsultan Pengawas.
8) Kelalaian, kurang cakap atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim baik dari segi Mutu, waktu maupun biaya.
9) Lahan bangunan akan diserahkan kepada Kontraktor dengan kondisi seperti pada
saat Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan
meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor.
4. Peraturan Teknis Bangunan yang Digunakan
1) Perpres No.16 Tahun 2018. Tentang: Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, beserta
petunjuk teknisnya.
2) Peraturan Menteri PU Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara dan Lampirannya
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
14/PRT/M/2017. Tentang: Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
5) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
6) Permenaker 05/2018 : K3 di Lingkungan Kerja
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 02/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
8) Peraturan Perburuhan di Indonesia. Tentang: Penggunaan Tenaga Kerja Harian,
Mingguan, dan Bulanan/Borongan.
9) Peraturan Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain daerah yang dikeluarkan oleh
Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan Gedung
Pemerintah.
10) SNI 03-7065-2005 Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
11) Peta Hazard Gempa 2017.
12) SNI 1726 - 2012 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
13) SNI 03 – 1734 – 1989 - Beton bertulang dan struktur dinding bertulang untuk rumah
dan gedung, Petunjuk perencanaan.
14) SNI 1727 - 2013 – Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
15) SNI 2847 – 2013 - Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
16) SNI 2052 – 2017 – Baja Tulangan Beton.
17) SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
18) SNI 03-6916-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
19) SNI 2049 – 2015 - Semen Portland.
20) SNI 7064 – 2014 – Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC).
21) SNI Nomor: 2834 – 2000 - Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
2) Apabila dalam batas waktu tersebut di atas Kontraktor tidak mengajukan keberatan
maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan Pengawas untuk
segera dilaksanakan. Kontraktor diharuskan merekam atau mencatat setiap
petunjuk/instruksi Konsultan Pengawas dalam buku harian lapangan/pelaksanaan
dan memintakan tanda tangan atau persetujuan Konsultan Pengawas.
7. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)/Pekerja (dan Persyaratan) dan Peralatan
(Umum dan Khusus)
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan/material, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas.
Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
1) Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang cakap
dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-tugas di
lapangan.
2) Semua tenaga kerja yang terlibat di dalam pekerjaan ini harus menyerahkan foto kopi
kartu identitas yang masih berlaku kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Tenaga kerja dari proyek yang diperbantukan pada pelaksanaan pekerjaan ini,
misalnya: operator, mekanik, pengemudi (driver) menjadi tanggungan Kontraktor.
4) Tenaga kerja yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan
menggunakan tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat kurang/tidak
mencukupi tenaga, dapat mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
5) Apabila Kontraktor mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka pada
pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan mengembalikan tenaga kerja tersebut ke
tempat asalnya (demobilisasi).
6) Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Peralatan Bekerja
Kontraktor menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat
(mobile crane/tower crane, dll), dan pengangkut (light truck, dump truck, pick up, dll) serta
peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan Bangunan
Kontraktor menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya dengan disertai bukti
PO (Purchasing Order).
Penyediaan Air untuk Bekerja
1) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dapat membuat sumur pompa
sementara atau disuplai dari luar atau menggunakan sumur eksisting di lokasi proyek
dengan seizin PPK.
2) Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi
penuh dengan kapasitas minimum 3.5 m3.
Penyediaan Air da Listrik untuk Bekerja
1) Kontraktor membuat sambungan listrik baru sementara di lokasi proyek, resmi dari
PLN dengan memasang panel listrik dan meteran listrik yang dikhususkan untuk
pekerjaan Pembangunan Gedung Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Jenderal,
Soedirman, jika pekerjaan sudah selesai, Kontraktor wajib melepaskan kembali
instalasi beserta panel dan meteran listrik dari lokasi.
2) Jika di lokasi telah terdapat instalasi listrik, Kontraktor dapat menggunakannya
dengan izin PPK, dengan memasang meteran sendiri dan Kontraktor wajib
membayar tagihan penggunaan listriknya setiap bulan.
3) Jika menggunakan trafo baru yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik
gedung/bangunan, Kontraktor wajib membayar tagihan dan abonemen setiap
bulannya.
PEKERJAAN DESKRIPSI
NO
1.1. Kolom : Dihitung penuh tidak dikurangi balok dan
plat
1.2. Balok : Panjang dihitung bersih, dikurangi kolom
Pekerjaan Sipil / dan tebal plat
1
Struktur 1.3. Plat : Luas dikurangi void dan kolom
1.4. Galian : Dihitung berdasarkan gambar dengan
acuan dimensi dan tinggi elevasi yang
direncanakan
1.1. Finishing lantai : Luas dihitung bersih batas
dinding dalam
1.2. Finishing plafond : Luas dihitung bersih batas
dinding dalam.
Pekerjaan
2 1.3. Pasangan bata : Panjang pasangan dihitung
Arsitektur
bersih dikurangi kolom struktur, luas kusen dan
kolom non struktur.
1.4. Volume dinding agar dikurangi volume pasangan
dinding homogeneous tile/keramik.
2) Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
yang akan dipakai dan dijadikan pedoman.
3) Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Tim Teknis.
4) Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan disahkan secara tertulis.
2) Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, dan
jika diperlukan dapat berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
3) Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidaksesuaian dan keragu-raguan di antara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan membuat dan mengajukan shop drawing dan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas dan Tim Teknis secara tertulis, selanjutnya diadakan
pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan atau Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan dokumen yang akan dijadikan pegangan.
4) Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
Shop drawing
1) Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
2) Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
3) Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen
Kontrak ini.
4) Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan
Tim Teknis.
5) Gambar shop drawing yang menjadi acuan For Construction adalah gambar yang
telah mendapatkan cap basah dari Konsultan Pengawas.
6) Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis untuk diminta persetujuannya, harus sesuai dengan
format standar dari proyek yang sedang dikerjakan.
7) Segala penambahan volume yang terjadi akibat kesalahan hitung/ukur oleh
Kontraktor, biaya yang ditImbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Dokumen Terlaksana (As Built Drawing)
1) Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Kontraktor wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
Gambar-gambar terlaksana (As Built Drawing);
Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan.
2) Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Kontraktor untuk pekerjaan:
Pekerjaan Persiapan.
Suplai bahan, perlengkapan/peralatan kerja.
3) Dokumen terlaksana bisa diukur dari:
Dokumen pelaksanaan;
Gambar-gambar perubahan;
Perubahan persyaratan teknis;
Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
4) Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
5) Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan
pekerjaan-pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara
operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini
harus dilengkapi dengan daftar instalasi/peralatan/perlengkapan yang
mengidentifikasi lokasi dari masing-masing barang tersebut.
6) Kecuali dengan ijin khusus dari Konsultan Pengawas dan PPK, Kontraktor harus
membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada PPK. Kontraktor tidak
dibenarkan membuat/menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana
tanpa ijin khusus tersebut.
3. Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
1) Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), maka kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan
Perencana.
2) Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan pada waktu pelaksanaan kerja.
3) Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap
deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
Gambar Kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-
lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
4) Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian
dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.
Penggunaan Persyaratan Teknis
1) Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan. Syarat seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap
pasal dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana atau Tim Teknis.
proyek sebagai akibat dari lalu lintas peralatan maupun kendaraan yang
dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan/material guna keperluan proyek.
8) Kontraktor garus menyiapkan tenaga keamanan dan petugas pengatur lalu lintas 24
jam serta selalu berkoordinasi dengan security kampus
9) Apabila Kontraktor memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan
yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya Kontraktor akan
membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Instansi yang berwenang. Biaya untuk
perkuatan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
7. Persyaratan dan Pemeriksaan Bahan dan Komponen Jadi
1) Bila dalam Dokumen ini disebutkan nama dan pabrik pembuat bahan/material, maka
hal ini dimaksudkan menunjukan standar minimal mutu/kualitas bahan yang
digunakan dalam pekerjaan.
2) Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis untuk diperiksa spesifikasinya. Waktu penyampaian
contoh bahan harus sedemikian rupa sehingga Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
dapat menilainya, disertai brosur dan bukti fisik dibuat display untuk material-material
yang ukuran kecil untuk dipajang di Direksi Keet dan ditandatangani oleh User,
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan
Kontraktor, setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan disetujui PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen) maka bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan
untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
4) Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Konsultan Pengawas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh.
5) Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor harus menyertakan biaya untuk
pengujian berbagai bahan/material
6) Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor tetap bertanggung jawab pula atas
biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas perintah Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
7) Setelah PO (Purchasing Order) Kontraktor wajib untuk memberikan informasi tentang
kemajuan proses produksi/perakitan alat-alat/material utama yang digunakan dalam
proyek ini dengan biaya yang ditanggung oleh Kontraktor.
8) Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam Dokumen
ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak
mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian
bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis, harus disertai surat pernyataan dari produser resmi dari produk yang diajukan
dan disetujui oleh PPK
sesuai dengan contoh bahan-bahan yang disetujui, harus segera dikeluarkan dari
lapangan atas biaya Kontraktor dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
3) Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, karena
keragu-raguan, maka Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut ke
Laboratorium Konstruksi/Bahan bangunan yang ditunjuk oleh pengguna Jasa
dengan disesuaikan kebutuhan pekerjaan.
4) Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Kontraktor untuk
mengadakan/ melengkapi/menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang
tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
5) Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan
peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6) Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.
7) Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen
Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir pertama.
Semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, sampai
mendapat persetujuan dari PPK, Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
8) Nama Pabrik/Merk yang Ditentukan
Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Kontraktor harus sesegera mungkin, maksimal 30 hari memesan (PO) pada
produsen/agen/distributornya di Indonesia, jadi tidak ada alasan waktu
pengadaannya tidak cukup terkait pengiriman yang lama, pemesanan ini juga harus
disertai bukti surat dari agen/distributor bahwa barang tersebut memang sudah
benar-benar dipesan (PO) dan disertai jadwal kedatangan di lokasi proyek (on the
site), yang akan dikoordinaksikan dengan Konsultan Pengawas.
Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan beberapa nama pabrik/merk dari
satu jenis bahan/material, sudah tidak terdapat lagi/tidak ada di pasaran, maka
Kontraktor harus menunjukkan surat resmi dari principle/distributor bahwa
spesifikasi teknis/merk tersebut tidak ada di pasaran/sudah discontinued,
selanjutnya Kontraktor dapat mengajukan alternatif spesifikasi/merk lain dengan
kualitas minimum sama dengan spesifikasi teknis yang dibuat Konsultan
Perencana serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
8. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
Ijin Memasuki Tempat Kerja
1) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
2) Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Tim Teknis, dan Kontraktor harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas/Ahli dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup
dan tidak terlihat didokumentasikan.
3) Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan
Pengawas/Tim Teknis tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila
Konsultan Pengawas/Tim Teknis memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor
apa yang harus dilakukan.
4) Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari
raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, maka
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5) Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Tim Teknis berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki, dan dibuatkan Berita Acara.
6) Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
Kemajuan Pekerjaan
1) Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
2) Kontraktor harus membuat :
Gambar-gambar detail yang menunjukkan bagian-bagian kegiatan yang sedang
dilaksanakan/telah diselesaikan dilengkapi dengan foto dokumentsi.
Grafik-grafik kemajuan pekerjaan.
Grafik-grafik tenaga kerja, pemakaian bahan bangunan.
Data lapangan misalnya : curah hujan, angin, pasang surut, dan lain-lain.
3) Gambar kegiatan dan grafik-grafik di atas harus diplot setiap hari.
4) Semua data dan gambar di atas; schedule pekerjaan, jadwal kedatangan material,
struktur organisasi proyek,peralatan pekerjaan, tenaga kerja, gambar tampak 2D dan
3D, Gambar denah dan gambar potongan harus sudah ditempel di Direksi keet
a. Atas instruksi tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas/ Tim Teknis
mengingat pertimbangan teknis/ konstruksi, bagian pekerjaan/jenis pekerjaan
tidak perlu dikerjakan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesuaian/
perubahan konstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
5) Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai penambahan dalam hal :
a. Atas instruksi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) secara tertulis, mengingat
pertimbangan teknis/kontruksi dipandang perlu dilaksanakan suatu tambahan
pekerjaan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesuaian/
perubahan konstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
6) Terhadap hal tersebut di atas akan diperhitungkan sebagai biaya kurang/tambah
setelah ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas/Tim
Teknis dan perhitungan biayanya didasarkan pada harga satuan yang tercantum
dalam Rencana Anggaran Biaya Negosiasi yang ada.
7) Jika terdapat item baru, maka PPK dan Kontraktor akan melakukan negoisasi harga
kembali, harga yang menjadi acuan PPK dapat diperoleh dari hasil survey dan atau
dari Konsultan Perencana.
8) Harga kesepakatan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara yang dibuat oleh
Konsultan Pengawas dan di ketahui oleh Tim Teknis
10. Pelaporan dan Dokumen
Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
1) Kontraktor beserta Konsultan Pengawas wajib membuat Laporan Harian, Laporan
Mingguan, dan Laporan Bulanan yang memberikan gambaran mengenai:
Kegiatan fisik.
Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
Jumlah material masuk/ditolak.
Jumlah tenaga kerja dan keahliannya.
Keadaan cuaca.
Pekerjaan tambah apabila ada.
Prestasi rencana dan yang terpasang.
Hambatan-hambatan selama pelaksanaan.
Foto-foto progres pekerjaan fisik, sekurang-kurangnya Kemajuan fisik 0%, 25%,
50%, 75%, dan kemajuan fisik 100%, setelah masa pemeliharaan
berakhir/penyerahan kedua.
Foto-foto setiap item pekerjaan.
Pemapasan batang pohon dan atau penebangan pohon pada area kerja
yang berpotensi mengganggu jalannya pekerjaan, sebelum penebangan
pohon, Kontraktor harus membuat surat izin kepada pihak terkait dengan
menyetujui segala konsekuensinya, termasuk mengganti dan menanam
kembali pohon dengan jumlah dan ukuran yang dipersyaratkan, dengan
dibuatkan Berita Acara yang ditanda tangani pihak-pihak terkait.
Pembersihan rumput/semak-semak pada lokasi kerja dan sekeliling area
kerja.
Pembersihan bongkaran material termasuk batu-batu besar/batang kayu dan
lain sebagainya.
Bangunan di atas dan bawah tanah yang sudah tidak digunakan dan
sebagainya
Pembersihan material yang berada dalam tanah bila mengganggu pekerjaan
seperti pondasi lama, instalasi mekanikal elektrikal yang sudah tidak
terpakai.
Pemindahan instalasi mekanikal dan elektrikal di bawah maupun di atas
tanah jika masih digunakan pada tempat lain maupun untuk kebutuhan
pekerjaan
Pemindahan saluran irigasi (jika ada).
b) Seluruh pekerjaan di atas harus mendapat persetujuan dan dibuatkan berita
acara untuk ditanda tangani oleh pihak-pihak terkait.
c) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor merusak material/
instalasi/bangunan/pohon dan lain sebagainya lain yang tidak diizinkan
dibongkar/dibersihkan, maka Kontraktor harus mengganti/ memperbaiki seperti
keadaan semula.
d) Jika diketahui lahan yang akan digunakan mengandung/terpapar limbah B3 baik
padat maupun cair, Kontraktor harus melakukan pemulihan lahan sebelum
dilaksanan pekerjaan pembangunan, pemulihan lahan harus dilaksanakan oleh
pihak-pihak yang berpengalaman melakukan pekerjaan tersebut dan didampingi
oleh dinas/instansi terkait sampai lahan benar-benar dinyatakan bebas limbah
B3 padat maupun cair dan dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh
pihak-pihak terkait.
2) Papan Nama Proyek
a. Papan nama proyek memuat segala informasi proyek dari mulai judul pekerjaan,
nomor kontrak. nilai kontrak, nama perusahaan baik Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor, jumlah hari kerja, serta hal-hal lainnya
yang dianggap perlu.
b. Bahan-bahan lainnya yang diperlukan di antaranya: kayu, multiplek, serta
dudukan tiang papan nama.
c. Ukuran papan nama pekerjaan minimum 1,2 m x 2,4 m bahan triplek, dilapisi print
outdoor yang tidak mudah rusak.
d. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.
Penerimaan mutu beton dari pengujian beton inti (coring), dianggap memenuhi
syarat jika :
- tidak ada nilai hasil pengujian dengan beton inti yang kurang dari (75% fc’)
- tidak ada nilai kuat tekan rata-rata dari 3 (tiga) sample beton inti yang kurang
dari (85% fc’)
Jika dari hasil pengujian beton inti (coring) masih tidak memenuhi syarat, maka
langkah yang bisa dilakukan :
- dilaksanakan uji beban jika diperintahkan oleh Pengawas atau Perencana,
yang diatur dalam pasal 22 SNI 03-2847-2002.
- ditambah perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika memungkinkan dan
diijinkan oleh Pengawas
- struktur yang bermasalah dibongkar dan dicor ulang
SNI tidak merekomendasikan pengujian dengan hammer test - namun juga tidak
melarang dilakukannya pengujian hammer test.
b. Pengujian baja tulangan (SNI 2052-2017 Baja Tulangan Beton).
Pengujian untuk baja tulangan beton dilakukan untuk uji fisik (berat dan diameter)
dan mekanik (tarik). Tatacara pengambilan contoh benda uji (sampel) untuk
masing-masing pengujian sesuai SNI 2052-2017, yaitu :
- Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak (random) pada kelompok
leburan oleh petugas yang berwenang.
- Untuk setiap kelompok yang terdiri dari satu nomor leburan dan ukuran yang
sama diambil 1 (satu) contoh uji dari bagian tengah batang dan tidak boleh
dipotong dengan cara panas.
- Untuk kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda dari satu
ukuran dan satu kelas baja yang sama, sampai dengan 25 (dua puluh lima)
ton dan setiap kedatangan/pengiriman baja tulangan diambil 1 (satu) contoh
uji, selebihnya berdasarkan kelipatannya.
- Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-
masing, maksimum 1,5 meter.
c. Pengujian bata ringan (SNI 3402-2008 Cara uji berat isi beton ringan struktural).
d. Pengujian Instalasi listrik (SNI 0225:2011 Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011)
e. Dan lain-lain yang dipersyaratkan di lapangan.
f. Semua biaya pekerjaan pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8) Pemasangan Bowplank
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari Kayu Kelas Kuat II, Kelas Awet III
dengan ukuran tebal 2 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain
adalah 1,50 m tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari tepi galian atau sesuai dengan
keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata Waterpass dan Theodolite.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
9) Mobilisasi dan Demobilisasi
1) Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Tim Teknis. Untuk tenaga inti
harus mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang dilampirkan
dalam berkas penawaran.
b. Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.
c. Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai
dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja
setempat.
2) Mobilisasi Peralatan
Kontraktor harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu Lintas
Jalan Raya, pihak Kepolisian, dan Badan Lingkungan.
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan harus sesuai dengan daftar peralatan
yang tercantum dalam Dokumen Kontrak, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
c. Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan
tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera
dikembalikan.
d. Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/
peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya
dan tidak mencemari air dan tanah.
3) Mobilisasi Material
Kontraktor harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
b. Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih
dahulu diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi
syarat, harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek
dalam waktu 3 x 24 jam.
4) Jalan Kerja
a. Jalan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh
Kontraktor sendiri, dengan lebar dan kondisi jalan kerja harus memenuhi
syarat untuk lalu lintas kendaraan roda 4 atau lalu lintas kerja dengan aman.
b. Kontraktor wajib memelihara dan memperbaiki jalan masuk atau jalan
lingkungan setempat, gorong-gorong jembatan lingkungan setempat yang
rusak akibat lalu lintas kegiatan pekerjaan.
5) Jam Kerja
a. Kontraktor menentukan sendiri jam kerja bagi petugas dan pekerja yang
dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, dengan tetap
memperhitungkan waktu penyelesaian pekerjaan dan dengan mengingat
peraturan perburuhan yang berlaku di tiap daerah yang bersangkutan.
b. Dalam rangka mempercepat penyelesaian pekerjaan agar dapat mencapai
target pelaksanaan fisik/tepat pada waktunya ataupun karena sifat/syarat
pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terputus maka Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja/lembur bila perlu sampai malam
hari.
c. Dalam hal Kontraktor akan bekerja di luar jam kerja/lembur maka Kontraktor
harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas pekerjaan secara
tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya.
6) Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada
saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Owner dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
10) Peralatan Kerja
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor,
sebelum pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain:
1) Beton molen yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
2) Total station (Theodolit dan waterpass) yang telah diijinkan oleh Konsultan
Pengawas.
3) Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
4) Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
5) Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
6) Mesin pemadat tanah.
4) Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada Direksi Pekerjaan
5) Penyedia Jasa harus melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang pekerjaan
Umum
6) Penyediaan Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung
7) Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi
3. K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
1) Fasilitas Pencucian
Penyediaan Jasa harus menyediakan fasilitas pencucian yang yang memadai dan
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerjaan konstruksi.
Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi
berikut ini:
- Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya
- Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air
dingin
- Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya
- Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja
pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus
membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus menyediakan
pencucian air (shower) dengan jumlah yang memadai
- Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pencucian air untuk
mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuktuk setiap 15 orang
2) Fasilitas Sanitasi
a) Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yang dipekerjakan di dalam atau di sekitar tempat
kerja
b) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih
dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu
perutusan
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah
pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus
ditambah satu kloset
c) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas
pembuangan pembalut wanita
d) Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet
harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki
yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat menjaga privasi
orang yang menggunakan dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
e) Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika:
- Setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang
- Toilet benar-benar tertutup
- Mempunyai kunci dalam
- Tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita
- Tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut
3) Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
a) Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum
b) Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
c) Jika tersimpan dalam kontainer, kontainer harus:
- Bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas
- Harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang
memenuhi standar kesehatan
4) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
a) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja
b) Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
5) Akomodasi untuk Makan dan Baju
a) Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa
sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca
b) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan
kursi, serta furniture lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat makan
dan perlindungan dari cuaca
c) Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik
d) Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak
digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus disediakan
lemari penyimpanan pakaian (locker).
6) Penerangan
a) Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan,
jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakan
b) Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin
c) Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan
7) Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman
oleh pekerja
8) Ventilasi
a) Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih
b) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, pengguna bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti
respirator dan pelindung mata
4. Ketentuan Pada Tempat Tinggi
1) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan selamat
2) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai beriku: Tali pengaman lokasi kerja, body harness safety,
jaring pengaman, sistem penangkap jatuh
3) Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kera
a) Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat
kerja yang terbuka
b) Jika peralatan kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada
bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah palataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau
dapat digunakan jaring pengaman
4) Terali pengaman lokasi kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukan di
atap, lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a) 900 – 1100 mm dari perlatan kerja
b) Mempunyai batang tengah (mid-rail)
c) Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau
material dari atap/tempat kerja
5) Jaring pengaman
a) Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
Sebaiknya digunakan kendaraan (mobile work platform) saat memasang jaring
pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka
pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety
harness) atau menggunakan perancah (scaffolding)
b) Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja
c) Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari
permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak
akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah
6) Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)
a) Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rel
inersia (inertia reel system), safety harness, dan tali statik. Pekerja yang
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu
b) Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap
c) Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.
Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan
selama-lamanya 20 menit sejak jatuh
d) Perhatian harus diberikan pada titi angker untuk tali statik, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman
7) Tangga
Jika tangga yang digunakan, maka Penyedia Jasa harus:
- Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan
- Menyediakan pelatihan penggunaan tangga
- Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga
- Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga
berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja
8) Perancah (scaffolding)
a) Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder
b) Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat:
- Sebelum digunakan
- Sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan
- Setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya
- Jika perancah tidak digunakan dalam jangka waktu lama
Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi
c) Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa:
- Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah
- Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi
dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk
mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam
- Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga
dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar ikatanyya cukup
kuat
- Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka
ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan
- Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas
- Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum dipindahkan
- Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari
cacat dan telah tersusun dengan baik
- Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran
- Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang
dapat jatuh
- Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material
pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata
- Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan
perancah yang tidak lengkap
5. Elektrikal
1) Pasokan Listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memenuhi syarat:
a) Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor
tidak lebih dari 230 volt
b) Mempunyai sirkuit earth yang terminor dimana pasokan listrik pada alat akan
secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth
c) Alat mempunyai insulasi ganda
d) Memounyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa
sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC, atau
e) Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual)
2) Supplay Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi
perhatian utama dan harus:
a) Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
akan terganggu oleh cuaca
b) Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu
harus diberi tanda: HARUS SELALU DITUTUP
c) Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah
d) Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yan didesain khusus untuk ini
e) Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut
3) Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk
pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan
perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan
tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya
4) Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau
perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin
tertulis dari pemilik saluran listrik.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar
pemotong
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las
b) Penanganan tabung
- Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani
dengan kasar. Jika kemungkinan, gunakan troli dengan mengikat tabung
dengan rantai
- Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah
jatuhnya tabung
- Tabung harus diberi waktu ebberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum
digunakan
c) Penyimpanan
- Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan
selesai dan disimpan jauh dari tabung
- Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan
sumber api
d) Peralatan
- Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus
diperiksa setiap hari untuk memeriksa tanda kerusakan
- Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus
disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan house coupler dan
houseclamps
- Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan
ke tempat aman dan dalam udara terbuka dan segera kontak supplier
7. Penggunaan Alat-alat Bermesin
1) Umum
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan
keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator atau
pengawas lapangan
2) Alat Pemaku dan Stapler Otomatis dan Portabel
Jika Penyedia Jasa menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka
ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi:
a) Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman
b) Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat
diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman
c) Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda
d) Jika sumber tenaga alat pemaku dan stepler otomatis menggunakan tenaga
pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya dan
mudah terbakar
e) Alat yang rusak tidak boleh digunakan
f) Pelindung pendengaran dan plindung mata yang sesuai harus digunakan saat
menggunakan alat tersebut
3) Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
a) Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin
lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu
b) Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan keselamatan berikut:
- Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut di
atas
- Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan
yang dilakukan
- Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan
- Alat pemotong harus terjaga ketajamannya
- Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan
saat emnggunakan alat tersebut
- Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih
- Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar
terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material
- Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin
tersebut
4) Alat kereken (hoist) pegangan material dan orang
a) Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten
b) Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
mengoperasikan alat
c) Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada
benguanna atau struktur
d) Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman
e) Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan
pintu tertutup penuh (solid) atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter
kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm. Keranjang alat
pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau
plywood dengan tebal minimal 18 mm
f) Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid
harus emmpunyai panel yang tembus pandang
g) Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm
h) Keranjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci
elektromekanik yang hanya dapat dibuka dari keranjang dan hanya dapat dibuka
ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah beroperasi
alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka
i) Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat
j) Semua bagiuan dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth)
k) Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau
bergerak terlalu cepat
l) Keterangan pabrik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam
keranjang
m) Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarjan
orang yang terjebak dalam keranjang
n) Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang
o) Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang
bekerja
5) Crane dan Alat Pengangkut
a) Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan pemindahan atau pengangkatan
barang/material dengan resiko gangguan fisik terhadap pekerja tanpa
menggunakan alat pengangkat
b) Pekerjaan pemindahan atau pengangkutan barang-barang/material dengan
perbedaan ketinggian lebih dari 5 m dan berat lebih dari 500 kg harus
menggunakan crane, excavator atau forklift
c) Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa secara menyeluruh setiap 12
bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil inspeksi harus dicatat
d) Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru
e) Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas 18 tahun
f) Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang jelas
g) Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat diangkat hanya ditentukan
oleh operator
h) Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai indikator
ebban aman (safe load indicator) yang diperiksa setiap minggu
i) Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh
j) Harus disediakan ruang yang cukup untuk pelaksanaan pengangkatan yang
aman
k) Asistensi operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator dan untuk
mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas pengangkatan crane
l) Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan menyeluruh
m) Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara menyeluruh
8. Pengukuran dan Pembayaran
1) Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup seluruh biaya
untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya untuk Ahli
K3 Konstruksi pad paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi atau Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
Ahli K3 adalah seseorang yang emmpunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3
KonstruksiBidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan refrensi pengalaman
kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
2) Perhitungan biaya penanganan K3 tersebut sudah merupakan satu kesatuan dengan
biaya pelaskanaan konstruksi, yang diperhitungkan dalam masing-masing Harga
Satuan atau Biaya Tak Terduga (Overhead) sebagaimana peraturan yang berlaku
pada setiap jenis pekerjaan yang mengandung risiko K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
3) Tanpa mengabulkan ketentuan-ketentuan dari Syarat-syarat Umum dan Syarat-
syarat khusus kontrak, Direksi Pekerjaan akan memberi surat peringatan secara
bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa menyimpang dari ketentuan
yang berkaitan dengan Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dengan
cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak
ditindaklanjuti, maka Pengguna Jasa dapat menghentikan pekerjaan. Segala risiko
akibat penghentian pekerjaan emnjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
besar dari 100 cm yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan atau
diledakkan.
2) Pekerjaan Urugan
Penempatan Bahan Urugan
a) Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
b) Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis
demi lapis dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan harus
dipadatkan dengan baik.
c) Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya.
d) Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan.
e) Kecuali ditentukan syarat khusus, alat pemadat tangan (manual) tidak
diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
f) Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
g) Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
3) Pekerjaan Pemadatan
a) Umum
Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar
air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai
kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam
pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus
dipadatkan dengan merata menggunakan stamper atau alat pemadatan
lain yang telah disetujui.
Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang
timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah
tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat
pemadatan yang sama.
Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus
untuk setiap 600 m3 atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa
timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas
tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas
tambahan.
Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan
sedemikian rupa agar efisien.
b) Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal
2) Frekuensi pengujian
a) Pengambilan sample beton untuk benda uji ditetapkan 1 truck ready mix
dibuat minimal 1 benda uji.
b) Jika hasil uji beton dinyatakan tidak masuk persyaratan, Kontraktor wajib
melakukan pengujian Core Drill atau Inti Beton
c) Semua biaya uji menjadi tanggungan Kontraktor
3) Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Penutupan setelah penyelesaian, yaitu benda uji ditutup dengan bahan yang
tidak mudah menyerap air, tidak reaktif dan dapat menjaga kelembaban
sampai saat benda uji dilepas dari cetakan;
2) Perawatan untuk pemeriksaan proporsi campuran untuk kekuatan atau sebagai
dasar untuk penerimaan atau pengendalian mutu;
(1) Perawatan awal sesudah pencetakan :
a) Benda uji harus disimpan dalam suhu antara 16 sampai 27oC dan dalam
lingkungan yang lembab selama 48 jam, harus terlindungi dari sinar
matahari langsung atau alat yang memancarkan panas;
b) Benda uji dilepas dari cetakan dan diberi perawatan standar;
c) Jika benda uji tidak akan diangkut selama 48 jam, cetakan harus dilepas
dalam waktu 24 jam ± 8 jam dan diberi perawatan standar sampai tiba
waktu pengangkutan.
(2) Perawatan standar sebagai berikut :
a) Benda uji silinder :
(a) Dalam waktu 30 menit sesudah dilepas dari cetakan, harus
disimpan dalam keadaan lembab pada suhu 23oC ± 1,7oC;
(b) Tidak lebih dari 3 jam sebelum pengujian pada suhu antara 20oC
sampai 30oC;
(c) Benda uji tidak boleh terkena tetesan atau aliran air;
(d) Penyimpangan dalam keadaan basah, yaitu dengan perendaman
dalam air kapur jenuh atau dengan ditutupi kain basah;
b) Benda uji balok harus dirawat sama seperti benda uji silinder kecuali
sekurangkurangnya 20 jam sebelum pengujian, balok harus disimpan
dalam air kapur jenuh pada suhu 23o C ± 1,7oC.
3) Perawatan untuk menentukan saat pelepasan cetakan atau saat struktur boleh
menerima beban :
(1) Silinder disimpan pada atau sedekat mungkin dengan struktur yang dan
suhu serta kelembabannya harus sama;
(2) Balok uji dan struktur yang diwakilinya harus memperoleh perawatan yang
sama:
a) Balok uji dilepas dari cetakan setelah 48 jam ± 4 jam;
b) Balok uji harus disimpan dalam air kapur pada suhu 23oC ± 1,7oC
selama 24 jam ± 4 jam sebelum pengujian.
4) Pengangkutan Benda Uji
Lama pengangkutan ke laboratorium, maksimal 4 jam dan harus dilindungi dari
kerusakan serta dijaga kelembabannya.
5) Bahan Tambah Beton
a) Bahan tambah beton diizinkan digunakan atas perintah/analisa Konsultan
Pengawas jika dianggap pekerjaan harus dilakukan percepatan, atau trerkait
perjalanan truck dari batching plan ke site dianggap terlalu jauh
b) Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan,
yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan,
dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi
Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03).
c) Berdasarkan ACI (American Concrete Institute), bahan tambah adalah
material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam
beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan
berlangsung.
d) Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar
tidak boleh mengubah komposisi baku bahan utama.
e) Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus
memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional
Indonesia), ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ACI
(American Concrete Institute) dan yang paling utama memperhatikan
petunjuk dalam manual produk dagang.
f) Bahan tambah yang digunakan untuk memperlambat setting time adalah
type D, Water Reducing and Retarding Admixtures, dengan dosis sesuai
petunjuk pabrikan.
g) Sedangkan bahan yang digunakan untuk menunguatkan mutu dengan
mengurangi penggunaan air adalah Tipe F, Water Reducing, High Range
Admixtures dengan dosis sesuai petunjuk pabrikan.
4. Baja Tulangan
a. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi elemen pekerjaan pekerjaan struktur beton
2) Meliputi pekerjaan pengadaan material baja tulangan. Material berasal dari
supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah
sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan
kualitas seperti yang ditetapkan
3) Pekerjaan ini termasuk pada pekerjaan pemotongan dan pembengkokan baja
tulangan atau yang disebut dengan febrikasi, lalu dirakit sesuai desain dan
spesifikasi yang dibutuhkan
4) Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh pekerja sehingga membentuk
komponen struktur seperti kolom, balok, pelat.
b. Persyaratan, Material
1) Persyaratan Tulangan Beton
a) Baja tulangan yang digunakan adalah:
Ulir/Deform/Sirip: fy 420 MPa (BjTS 420B warna merah)
Polos/Plain: fy 280 MPa (BjTP 280)
b) Baja tulangan harus bebas dari debu, minyak, gemuk, serpihan-serpihan
kayu dan kotoran lain yang dapat mengurangi perekatan dengan beton, bila
dianggap perlu oleh Direksi, tulangan harus disikat atau dibersihkan dengan
cara lain sebelum dilaksanakan, pengecoran tidak boleh dilaksanakan
sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi, bila mana terjadi
kelembapan / penundaan dalam pengecoran, maka pembesian dibersihkan
/ diperbaiki lagi oleh pelaksana lapangan.
c) Baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama
pengecoran tidak akan berubah tempat. Semua persyaratan seperti yang
tercantum dalam PBI 1971 bab 5 harus terpenuhi, pengikatan penulangan
dilaksanakan dengan kawat ikat / kawat beton yang berkualitas, besi lunak
dengan ukuran diameter lebih kurang 1mm, tulangan harus betul-betul bebas
dari acuan atau lantai kerja dengan cara menempatkan pengikatan pada
tulangan baja
d) Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak di izinkan.
Sambungan-sambungan tulangan harus mengikat syarat-syarat yang
terdapat dalam PBI 1971 bab 8 dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
(gambar)
2) Tanda Kelas Baja Beton Tulangan dan sifat mekanis
Istilah “kait standar” seperti digunakan dalam Standar ini harus berarti
salah satu berikut ini:
a) Bengkokan 180 derajat ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang
dari 65 mm pada ujung bebas batang tulangan.
b) Bengkokan 90 derajat ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas
batang tulangan.
c) Untuk sengkang dan kait pengikat:
• Batang tulangan D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 derajat
ditambah
• perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan; atau
• Batang tulangan D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90 derajat
ditambah
• perpanjangan 12db pada ujung bebas batang tulangan; atau
• Batang tulangan D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135 derajat
ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan.
3) Diameter bengkokan minimum
a) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang
tulangan, selain dari untuk sengkang dan pengikat dengan ukuran D-
10 hingga D-16, tidak boleh kurang dari nilai dalam tabel:
Bekisting harus dirancang dengan baik sehingga slab bawah beton, dinding, dan
struktur yang lainagar memiliki dimensi bentuk yang benar, keselarasan,
ketinggian, dan posisi dalam batas toleransi yang tepat
b) Persyaratan bahan
Cetakan beton menggunakan tego film tebal minimum 9 mm. dan harus memenuhi
syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik sehingga
tidak diperlukan lagi pekerjaan plesteran/acian, dan acian sudut pada beton.
Untuk Bekisting yang ditanam dalam tanah seperti pile cap, sloof (bukan sloof
gantung), dan lain-lain, menggunakan bekisting batako.
c) Pembebanan pada Bekisting
Desain umum pembebanan bekisting adalah:
1) Merencanakan bekisting untuk beban vertical dan horizontal serta pengaruh
khusus angina dan getaran yang ditimbulka oleh vibrator
2) Bekisting harus diperhitungkan terhadap kekuatan, kekakuan dan kestabilan
3) Penempatan material bekisting yang sesuai
4) Ketentuan dalam pemasangan bekisting
5) Ketentuan yang memadai untuk mencegah rotasi bentuk balok yang mana
lembaran bentuk bekisting hanya ada dalam satu sisi yang berbeda
6) Kegagalan penyelidikan tekanan bantalan yang berhubungan dengan struts
bekisting
7) Beban yang dipikul dan harus diperhitungkan dalam perencanaan bekisting
adalah:
(a) Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi tulang
(b) Beban tidak tetap, adalah berat peralatan, pekerja, dan barang lainnya.
Beban ini haya diperbolehkan saat terjadi lendutan sebesar maksimum yang
diijinkan. Perhitungan vertical yang direkomendasikan oleh Comitee ACI
- Beton bertulang : 2400 kg/m3
- Bekisting : 70 kg/m2
- Beban hidup : 235 kg/m2
- Beban hidup min: 150 – 250 kg/m2
8) Beban horizontal terjadi pada proses pengecoran sebagai akibat dari tekanan
hidrostatis. Tekanan horizontal dipengaruhi oleh:
(a) Mortal beton, berat volume, plastisitas dan kecepatan pengerasan
(b) Proses pengecoran, temperature lapangan, kecepatan pengecoran, metode
kerja serta pemadatan
(c) Bekisting, tinggi, bentuk dan dimensi
(d) Kondisi tulangan: jarak dan besar tulangan
Besarnya defleksi yang diperkenankan pada konstruksi beton dan dapat dipakai
pada konstruksi bekisting adalah antara 1/300 – 1360 L. Beberapa bagian
bekisting yang harus dikontrol defleksinya
(a) Lapis penutup
(b) Balok pembagi
lendutan atau distorsi yang berlebihan dan tidak ada kerusakan yang berlebihan
pada pengangkatan pendukung bekisting atau pengupasan bekisting. Ketika
bekisting dihilangkan, sebelum melakukan perawatan beton/curing beton
ditentukan selesai, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memberikan
perlindungan termal yang memadai untuk beton. Bentuk dan pendukung bekisting
beton tidak boleh dilepas dari balok, lantai, dan dinding sampai unit struktur ini
cukup kuat memikul beratnya sendiri dan beban yang lain.
Sloof 2
Kolom beton 2
4) Pengukuran Agregat
Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari
jumlah kantung semen.
Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing
takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat
jenuh air dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang
mendekati keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala
menyiram timbunan agregat dengan air.
Pengawas.
Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan
cara-cara yang merusak tulangan itu.
Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60
cm dari bengkokan sebelumnya.
Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak
boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali
apabila ditentukan di dalam Gambar-gambar Rencana atau
disetujui oleh Konsultan Perencana.
Membengkokkan dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin.
Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak
(polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan
merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari
850˚C.
Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami
pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami
pemanasan di atas 100 ˚C yang bukan pada waktu las, maka
dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak
boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
b) Pemotongan
Panjang baja tulangan beton yang melebihi ketentuan (kecuali
lewatan) harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat
pemotong yang disetujui Konsultan Pengawas.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin,
peralatan dan alat utilitas lainnya, tulangan beton harus dipotong
sesuai dengan besar atau ukuran bukaan.
c) Penempatan dan Pengencangan
Sebelum pemasangan, tulangan beton harus bebas dari debu,
karat, kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
Semua tulangan beton harus dipasang dengan baik, sesuai dengan
mutu, dimensi dan lokasi. Penahan jarak dengan bentuk balok
persegi atau gelang-gelang harus dipasang pada setiap m² atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Batu, bata atau
kayu tidak diijinkan digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat no.
AWG 16 (φ 1.62 mm). Las titik dapat dilakukan pada baja lunak
pada tempat-tempat yang disetujui Konsultan Pengawas.
d) Sebelum pengecoran beton, lakukan pekerjaan pemeriksaaan
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut beton, lokasi dari
sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Cetakan Beton
a) Cetakan beton harus presisi sesuai ukuran beton yang tertera pada
Gambar Kerja, dirakit dengan kuat dan baik.
b) Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan beton harus dicek dulu oleh
Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
c) Semua angkur, baut, pipa dan benda–benda lain yang diperlukan
ditanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum
pengecoran.
d) Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat
dan kotoran–kotoran lain pada saat mengecor.
3) Pengadukan dan Alat Aduk
a) Dalam pekerjaan ini Kontraktor beton yang digunakan harus
menggunakan beton ready mix dengan mutu beton sesuai yang
dijelaskan dalam dokumen ini.
b) Perusahaan yang sudah direkomendasikan, Kontraktor harus membuat
surat pernyataan kerjasama dengan sub Kontraktor ready mix. Sub
Kontraktor sebelum pembuatan beton harus menyampaikan rancangan
campuran beton dengan mutu beton seperti yang sudah disebutkan
pada bagian lain pada dokumen ini. Surat kerja sama dan rancangan
campuran dilampirkan dalam penawaran dokumen teknis.
c) Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas seluruh operasi harus
dikontrol / diawasi secara kontinyu oleh Konsultan Pengawas.
4) Pengangkutan Adukan
a) Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan
akhir (sebelum dituang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya
pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
b) Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di
tempat penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan
pemisahan bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat
terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat
menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.
b) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas:
Bagian atas pelat, dan permukaan horizontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Konsultan Pengawas, harus digaruk dengan
mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang
diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan
secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata
kayu secara memanjang dan melintang atau oleh cara lain yang
cocok, sebelum beton mulai mengeras.
Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin misalnya
pada ramp, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau
cara lain sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Pengawas,
sebelum beton mulai mengeras.
Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah ditambal atau
yang masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir
beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas
acuan, ketidak rataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari
penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
10) Cacat pada Beton (Defective Work)
a) Konstruksi beton yang keropos (honey comb).
b) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
d) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e) Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
f) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas menyetujui untuk diadakan perbaikan atau
perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor
harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti
Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
Tambalan semen.
Mengikir dan menggerinda.
e) Hasil pekerjaan beton (kolom, balok, dll) yang ekspose harus sudah siap
untuk difinishing cat.
f) Mutu beton yang tidak sesuai dengan persyaratan menjadi tanggung jawab
penuh Kontraktor.
g) Kontraktor harus membuat bak tandon untuk perawatan beton di setiap
lokasi proyek.
10. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan pondasi seperti dalam gambar atau disebutkan dalam
spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Persyaratan Umum Tiang Pancang
1) Kecuali ditentukan lain, semua pekerjaan pada spesifikasi ini seperti terlihat
atau terperinci harus sesuai dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak
dokumen .
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang di
lapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat,
pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang termasuk
penggalian setempat dan pemotongan kepala tiang.
c. Data Teknis dan Sertifikasi Pabrik
1) Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan data teknis bahan
lengkap dengan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa bahan yang akan
digunakan memenuhi ketentuan spesifikasi, untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
2) Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar kerja adalah sebagai petunjuk
untuk Kontraktor, tetapi Kontraktor harus memutuskan panjang tiang yang
sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pemancangan.
d. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan yang berhubungan: Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-
fasilitas yang berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan di proyek,
tempat penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap
fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa
gas, saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada di
lokasi proyek maupun di lokasi yang bersebelahan dengan proyek.
2) Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut:
a) Penyediaan tiang pancang dari beton precast.
b) Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja.
1) Data Pabrik
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja metoda konstruksi,
jadwal kerja dan daftar perlengkapan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
h. Kondisi Kerja
1) Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
mencegah kerusakan dari tiang pancang pada waktu pengangkutan
penyimpanan dan pemancangan.
2) Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi tegangan-tegangan yang melebihi rencana.
3) Semua bahan harus disimpan dan diperlakukan dengan semestinya agar
terhindar dari kerusakan dan pengotoran. Bahan tiang pancang disimpan di
ruang terbuka dan diletakkan melintang di atas balok-balok kayu atau bantalan
kayu yang dipasang setiap jarak maksimal 3 (tiga) meter sekitar panjang tiang
pancang. Tiang pancang tidak boleh ditumpuk lebih dari 4 (empat) susun.
4) Tumpukan harus ditempatkan seperti pada penjelasan sebelumnya dalam
Dokumen ini atau cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas yang
ditunjuk atau dalam posisi dimana kemungkinan terjadi tegangan dan deformasi
sekecil mungkin.
5) Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat pada tiap
interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat
atau bahan lain yang disetujui. Penunjuk panjang harus diberikan pada interval
setiap 1.0 m.
i. Material dan Alat
1) Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan berikut:
a) Dimensi/Ukuran-ukuran:
Jenis tiang yang dipakai adalah tiang pancang dengan ukuran persegi 300 x
300 mm, panjang 6m, seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
b) Mutu beton minimum tiang pancang yang dipakai adalah K500, yang harus
sudah dicapai sebelum pemancangan.
Daya dukung izin 1 tiang 80 ton/pancang.
2) Untuk menentukan titik koordinat tiang pancang Kontraktor wajib menggunakan
alat ukur theodolite agar meminimalisir pergeseran titik koordinat pancang.
3) Pada saat pemancangan tiang pancang kondisikan posisi tiang pancang tetap
selalu tegak lurus atau tepat pada titik koordinat yang ditentukan hingga selesai
pelaksanaan pemancangan dengan alat bantu theodolite.
4) Peralatan Pemancangan.
Pekerjaan pengujian tiang pancang adalah menggunakan PDA Test (Pile Driving
Analyzer) dan PIT (The Pile Integrity Test) yang sudah terkalibrasi (terbaru) dengan
menunjukkan sertifikat dari badan terkait. Seluruh biaya pengujian menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
l. Lingkup Pekerjaan PDA Test
1) Jumlah tiang yang diuji adalah 5 persen dari total tiang, tiang yang diuji posisinya
mewakili bagian depan, tengah, dan belakang dari posisi pemancangan.
2) Tiga tiang yang akan diuji tersebut adalah tiang di mana pengujian manometer
menunjukkan nilai yang kritis, yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi pada waktu pelaksanaan.
3) Tiang yang akan diuji harus sudah terpancang minimum 14 (empat belas) hari untuk
memberikan kesempatan tanah mencapai pemulihan dari kondisi pemancangan.
4) Jika suatu uji gagal, maka tambahan uji beban lagi harus dilakukan dan tidak boleh
gagal, semuanya atas beban biaya Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
tambahan tiang pengganti dalam kelompok tiang yang gagal, tanpa tambahan
biaya. Kontraktor harus mencatat semua kejadian selama uji beban dan ini semua
harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Selama uji beban, tidak boleh ada pemancangan tiang yang dikerjakan.
6) Sekalipun uji beban dilakukan hanya atas tiang-tiang tertentu, Kontraktor harus
bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua tiang memenuhi syarat dalam batas
toleransinya. Penerimaan beberapa tiang tidak melepas tanggung jawab
Kontraktor atas semua pekerjaan pondasi dan atas akibat penurunan pada struktur
atas bangunan.
m. Panjang Tiang dan Daya Dukungnya
d) Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
3) Panjang sambungan (lap splices) adalah 40 x diameter tulangan pokok.
4) Bekisting sloof, pile cap menggunakan multiplek 9 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Besi
1) Besi lama (stek) pada bangunan eksisting harus dibesihkan semua karat dan
kotoran dahulu dengan menggunakan digrenda mata kawat sampai benar-benar
bersih, ketebalan pembersihan harus disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Besi baru beton harus berkualitas baik dan betul-betul bulat serta diameternya
sesuai dengan Gambar Kerja.
3) Pemotongan dan pembengkokan dari besi beton dalam keadaan dingin dan
dibentuk sesuai dengan gambar konstruksi. Tidak dibenarkan untuk meluruskan
kembali dari besi beton yang telah dibengkokkan tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4) Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi yang dalam
gambar konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton dan dengan kait-kait, dapat
tegak lurus dengan dudukan beton decking (beton tahu) dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
5) Sambungan besi beton hanya boleh dilakukan pada daerah/tempat tertentu dan
disambung dengan las atau cara lain yang sudah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
d. Pelaksanaan Pekerjaan Kerja Pile Cap
1) Tanah di sekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah
direncanakan.
2) Setelah dilakukan penggalian tanah, dasar pile cap harus diurug pasir terlebih
dahulu, ketebalan pasir setebal 10 cm atau mengikuti gambar kerja.
3) Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan
besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan
pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
4) Melakukan pemasangan bekisting dari batako di sekeliling daerah pile.
Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban
sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat
pengecoran.
5) Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan
10 cm.
6) Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan
utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton
decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7) Sebelum dilakukan pengecoran, tanah di sekitar bekisting ditimbun kembali untuk
menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
“Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan
spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109 ).
4) Batu Kali
a) Batu kali / batu belah yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu kali.
b) Batu harus bersih, sejenis batu hitam yang keras, mempunyai muka lebih dari
3 (tiga) sisi tanpa alur atau retak, harus dari macam yang diketahui awet dan
bukan batu glondong. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan
bagian yang tipis atau lemah.
c) bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau
ketidaksempurnaan lainnya.
d) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat di tempatkan saling
megunci bila dipasang bersama. Sesuai persetujuan Konsultan Pengawas.
e) Ukuran batu yang akan digunakan untuk pasangan batu kali adalah 15 - 20
cm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali
1) Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah
diperiksa ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Pengawas/ Tim
Teknis.
2) Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah
dan air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa
dan dibuang ke area lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang
harus dikeringkan.
3) Campuran adukan untuk pasangan pondasi batu kali adalah 1pc : 6 Ps.
4) Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi
harus bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh, integral
dan sempurna.
5) Pemasangan Batu
Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang
pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing
batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis
Dalam proses pengerasannya harus selalu dibasahi dengan disiram air sehari
sekali selama 3 (tiga) hari. Selama pasangan tersebut belum sempurna
membentuk pondasi / dinding penahan tanah yang direncanakan, profil-profil
tidak boleh dicabut. Pengurugan dengan tanah harus menunggu pasangan
pondasi / dinding penahan tanah benar-benar kering dan dilakukan setelah
mendapat ijin dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
6) Penempatan Adukan
Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh
dibasahi, cukup waktu untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima masing-masing batu juga harus
dibasahkan dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi dari
batu ke batu yang sedang dipasang.
Tebal dari adukan, landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm - 5 cm
dan harus minimum diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara
batu yang dipasang.
Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan semen yang
makin mengeras. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan
dan batu dipasang lagi dengan adukan segar.
1. Pekerjaan Baja Konvensional
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angkur dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis pelaksanaan.
d) Kelurusan
Penyimpangan kelurusan atau kelengkungan yang diizinkan seperti
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Nilai q maks yang
No Tinggi Badan Nominal H (mm)
diizinkan (mm)
1 H ≤ 300 0,20 % x L
2 H > 300 0,15 % x L
Catatan: L = Panjang nominal
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)
e) Panjang
Ukuran panjang besar nominal adalah 6 m, 9 m dan 12 m, toleransi yang
diizinkan seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
No Ukuran panjang Toleransi minimum
1 S/d6m + 40 mm
Setiap pertambahan
panjang 1 m, maka dari
2 Di atas 6 m toleransi nilai positip
tersebut di atas ditambah
5 mm
SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF –
beam)
g) Cara Uji
Uji sifat tampak
Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat bantu
untuk memeriksa adanya cacat-cacat.
Uji ukuran dan kesikuan
Bagian Bj P WF-Beam yang diukur adalah lebar sayap (B), tebal sayap
(t2), tinggi badan (H), tebal badan (t1), dan radius (r) sesuai dengan
dimensinya (lihat Tabel 7 SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam proses
canai panas (Bj P WF – beam)) dan untuk toleransi (lihat Tabel 8).
Penentuan bentuk kesikuan (out of square) diukur dengan alat siku.
Uji sifat mekanis
Posisi pengambilan bagian yang akan diuji tarik dan uji lengkung dari
contoh uji di ambil sesuai dengan SNI 07-0358-1989, Peraturan umum
pemeriksaan baja. Posisi pengambilan benda uji tarik dan uji lengkung
sesuai dengan Gambar 7 pada SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam
proses canai panas (Bj P WF – beam).
Uji tarik
Uji tarik dilakukan sesuai dengan SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik logam,
dengan batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk logam.
Uji lengkung
Uji lengkung dilakukan sesuai dengan SNI 07-0410-1989, Cara uji
lengkung tekan, dengan batang uji lengkung sesuai SNI 07-0372-1989,
Batang uji lengkung untuk bahan logam.
Uji komposisi kimia
Pengujian komposisi kimia dapat dilakukan sesuai dengan SNI 07-0308-
1989 Cara uji komposisi kimia baja karbon, atau dapat menggunakan
spektrometer.
h) Syarat lulus uji
Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok
tersebut memenuhi persyaratan butir 7 (syarat mutu) pada SNI 07-7178-
2006 Baja profil WF – beam proses canai panas (Bj P WF – beam).
Apabila sebagian syarat-syarat tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan uji
ulang dengan mengambil contoh sejumlah 2 x contoh pertama yang
gagal.
Apabila dalam uji ulang salah satu syarat mutu tidak dipenuhi maka
kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus uji.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Ukuran material-material rangka atap harus sesuai dengan Gambar Kerja.
2) Bahan penutup atap harus dalam kondisi baru dan tidak rusak permukaannya
atau cacat-cacat lainnya.
3) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan,
brosur serta data teknis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
4) Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk dijadikan standar dalam pekerjaan tersebut dan pengelasan
konstruksi baja harus sesuai dengan Gambar Rencana dan harus mengikuti
prosedur yang berlaku seperti AWC atau AISC Spesification.
5) Syarat-syarat Pengaman Bahan / Material Pekerjaan:
- Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
- Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat / rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
a) Material
- Baja profil sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau ASTM A-
36, dengan tegangan leleh sebesar 2400 kg/cm².
- Baut Baja biasa sesuai ASTM A-307
- Baut Baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strenght
Friction Grip).
- Mutu las E-7018.
b) Lubang-lubang Baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus
lebih besar dari pada diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus
dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.
c) Sambungan
- Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Hanya diperkenankan satu sambungan
- Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul / full
penetration butt weld.
- Baut mutu tinggi A325, harus dikencangkan dengan kunci momen (wrench)
dengan torsi :
1) 16 mm (5/8 in)= 27,3 kgf.m.
2) 19 mm (3/4 in) = 48,5 kgf.m.
Keterangan A325 Grade 8.8
640(1)
Tegangan leleh (Mpa) (Minimum) 660 660(2)
800(1)
Tegangan Tarik (Mpa) (Minimum) 830 830(2)
580(1)
Tegangan proof load (Mpa) 600 600(2)
Sumber: Tabel A3 “ Pedoman Pemasangan Baut Jembatan” (2015)
3) Untuk baut biasa (non mutu tinggi) seperti A307 dan atau Grade 4.6,
baut boleh dikencangkan dengan metode kencang tangan (snug tight).
d) Pengecatan
- Semua bahan kontruksi baja harus dicat zinchromate.
- Cat zinchromate. Pengecatan dilakukan 2 kali dengan 2 warna yang berbeda
(misal: cat lapisan pertama menggunakaan warna hijau, lapisan ke dua
menggunakan warna abu-abu)
- Di bagian bawah dari base plate dan atau seperti yang tertera pada gambar
harus di-grout dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
d. Pengujian Bahan, Peralatan, Komponen Jadi (Hasil Pekerjaan)
1) Semua bahan dan hasil kerja harus memenuhi uraian dan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak dan sesuai dengan perintah Tim Teknis, setiap saat diuji di
tempat pembuatan atau pabrik atau di lapangan atas perintah Tim Teknis.
2) Kontraktor harus membantu menyediakan tenaga kerja untuk pemeriksaan serta
pengujian lapangan yang dituntut Tim Teknis.
3) Kontraktor harus menyediakan contoh yang ditunjuk dan diminta oleh Tim Teknis
dalam rangka pengujian mutu.
4) Biaya untuk penyedia tenaga, pengambilan contoh serta biaya dibayar oleh
Kontraktor terkecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak.
5) Persyaratan bahan pekerjaan baja:
- Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
- Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana, harus
disimpan pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat
lain dari bahan elektroda tersebut tidak berubah.
- Bahan las yang digunakan dari mutu E-7018 dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan baik dan kering.
- Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier/Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
- Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.
Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan
detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
e. Metode, Persyaratan, dan Jadwal /Time Schedule Pelaksanaan
1) Pengelasan
a) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing
tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-
bagian sekunder konstruksi.
b) Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja
yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E-7018 untuk posisi
pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E 6013 untuk
posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan
baik dan kering. Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau:
- Tebal las minimum: 3.5 mm.
- Panjang las minimum: 13 x tebal las.
- Panjang las maksimum: 43 x tebal las.
c) Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan
dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan
teliti.
d) Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.
e) Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan
dibersihkan dengan baik.
lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk batang-batang
di bidang plat badannya.
b) Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam
keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi
merah tua. Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan palu.
c) bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
1) Pemasangan Rangka Baja
a) Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari
Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan bidang
permukaan lantai.
b) Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yang
tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat pelaksanaan
pembuatan konstruksi tersebut.
c) Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan
rusak karena perubahan cuaca.
d) Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-lain.
- Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Rencana.
- Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, dan bersih, sekali-
kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
- Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas
irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2.5
mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2.5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur.
- Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-
bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
e) Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.
- Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
- Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut yang dibubut dengan tepat
dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak
0.1 mm dan 0.4 mm daripada diameter batang baut-baut.
- Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan yang
harus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-
perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak
boleh melebihi 0.5 mm.
- Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan
permintaan Gambar Rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan
bagian-bagian konstruksi yang akan disambung.
rangka utama atas (top chord) membentuk bidang segitiga. Rangka reng (batten)
langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng. Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda di workshop permanen dengan menggunakan
alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (prefabrikasi)
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur tritisan, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur rangka batang yang membentuk bidang segi tiga dengan ketebalan material
dasar minimal 0,8 mm yang terdiri dari:
1. Dibuat dari baja mutu tinggi G550, Dibuktikan dengan Mill Test Certificate.
2. Protective Coating / Lapisan anti karat Zincalume AZ100 dengan komposisi :
55%Aluminium, 43.5% Zinc, 1.5% Silicon, Ketebalan Pelapisan 100gram/M2
(AZ100)
3. Profile Material Rangka Atap.
a) LIP CHANEL C. 81.40.75 ( Tinggi Profile 81mm, lebar 40mm, ketebalan
0.75mm)
b) LIP. CHANEL C.81.40.100 ( Tinggi Profile 81mm, lebar 40, tebal 100mm )
4. Profile Material Reng ( Roof Batten )
Reng yang digunakan menggunakan profile U. 50. dengan ketebalan 50mm.
5. Persyaratan Design.
a) Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat,
serta memenuhi kaidah kaidah teknik yang benar dalam perencanaan
standard batas design struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed
Steel Structure Design).
b) Analisis dan Desain Struktur harus dilakuka dengan Software khusus untuk
dan sudah di Verifikasi oleh lembaga Independent, dan direkomendasi oleh
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia ( HAKI ).
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib melampirkan
Brosur asli
3) Mampu melindungi beton dari penetrasi air, chloride, sulfate, carbonation, bahan-
bahan kimia (ph 3-11).
4) Tahan terhadap tekanan air yang tinggi (16 bar).
5) Tidak beracun.
6) Produsen harus memiliki sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 tahun 2015
7) Produsen harus memiliki sertifikat Green Label yang masih berlaku.
8) Sertifikat jaminan garansi principle 10 tahun
9) Jaminan Garansi aplikator 10 tahun
10) Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Tim Teknis/Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
c. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Water proofing coating
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan waterproofing meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas.
2) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar Gambar, Spesifikasi Teknis dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Tim Teknis/Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
3) Aplikator yang mengerjakan harus ditunjuk oleh principle.
4) Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli/
Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor,
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
5) Permukaan bidang yang akan di water proofing harus bersih dari material lain
dan sisa-sisa adukan yang dapat merusak daya rekatnya.
6) Selama pekerjaan waterproofing berlangsung tak boleh ada genangan air.
7) Permukaan beton harus dalam keadaan bersih dari debu. Segala macan bahan
yang menghalangi penetrasi ke dalam beton harus di bersihkan (bekas minyak
bekesting, curing compound, cat, dll).
8) Segala keretakan yang lebih besar dari retak rambut, honeycomb, keropos harus
diperbaiki terlebih dahulu dengan dibobok selebar 1-2 cm dengan kedalaman 2-
3 cm atau dibobok sampai ke beton yang bagus. Area yang dibobok dikuas
dengan water proofing dan diisi dengan semen grout.
9) Dalam hal terjadi keropos, retak lebih dari 0.4 mm pada beton maka menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk diperbaiki terlebih dahulu.
10) Water proofing pada area kamar mandi dinaikkan setinggi 30 cm dari lantai kamar
mandi.
11) Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik pada
waktu pekerjaan ini dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai,
maka kontraktor harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan SNI
2847:2013.
c) Bekisting
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e) Pengecoran beton bertulang non struktural
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-
cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton /
vibrator dengan jumlah sesuai kebutuhan atau sesuai arahan Konsultan
Pengawas. Penggunaan vibrator harus menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-
sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.
f) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai
kekuatan yang maksimal.
Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar bangunan
setiap seluas 9 m2.
Ukuran kolom praktis harus seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai
ring balok setiap luas 9 m² pasangan dinding bata yang tinggi.
Ukuran balok praktis seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i) Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam dokumen ini.
j) Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angkur ∅ 8 mm setiap jarak 50 cm yang terlebih dahulu
telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis
ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm
kecuali ditentukan lain.
2) Pekerjaan Beton Tumbuk
a) Beton tumbuk / beton tidak bertulang dipergunakan untuk lantai kerja, lantai
alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat
beton. Campuran beton tumbuk adalah 1 pc : 3 ps : 5 sp.
b) Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 5 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Bata Merah
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan pasangan dinding batu bata merah dan
plesteran sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis dengan hasil yang
baik dan sempurna seperti pada pekerjaan dinding kamar mandi menggunakan
pasangan trasram.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Semen
Semen yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
dokumen ini.
2) Agregat Halus / Pasir
Agregat halus / pasir yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tercantum pada dokumen ini.
3) Air
Air yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
dokumen ini.
4) Batu Bata Merah
Batu bata merah harus memenuhi syarat-syarat:
Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling tegak
lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.
Ukuran dan toleransi
Panjang
Modul Tebal (mm) Lebar (mm)
(mm)
M - 5a 65 ± 2 90 ± 3 190 ± 4
M - 5b 65 ± 2 100 ± 3 190 ± 4
M - 6a 52 ± 3 110 ± 4 230 ± 5
M - 6b 55 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
M - 6c 70 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
M - 6d 80 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
(Sumber: SNI 15-2094:2000)
Dimensi batu bata merah yang digunakan untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm. (Sumber: SNI 6897:2008).
Kuat tekan
Kekuatan Tekan Rata-Rata
Koefisien
Kelas Batu Bata
Variasi Izin
Kg/cm² N/mm²
50 50 5,0 20%
100 100 10 15%
150 150 15 15%
(Sumber: SNI 15-2094:2000)
Kuat tekan batu bata merah untuk kelas 25 adalah sebesar 25 Kg/cm² atau 2,5
N/mm². (Sumber: SNI 6897:2008).
Penyerapan air
Penyerapan air maksimum bata merah pasangan dinding adalah 20%.
Garam yang membahayakan
Garam yang mudah larut dan membahayakan Magnesium Sulfat (MgSO4),
Natrium Sulfat (Na2SO4), Kalium Sulfat (K2SO4), dan kadar garam maksimum
1,0%, tidak boleh menyebabkan lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup
dengan tebal akibat pengkristalan garam.
Batu bata yang pecah / retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang,
kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
Kontraktor harus menyerahkan sample bata yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Batu bata yang ternyata
tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari proyek.
Kerapatan semu
Kerapatan semu minimum bata merah pasangan dinding 1,2 gram/cm².
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pasangan Dinding Batu Bata Merah
a) Pasangan batu bata / batu merah, dengan menggunakan adukan / campuran
1pc : 6ps dan 1pc : 3ps untuk pasangan transram area basah.
b) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
pada gambar yang menggunakan simbol adukan trastram / kedap air
digunakan adukan rapat air dengan campuran sesuai Gambar Kerja.
c) Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau
drum hingga jenuh.
d) Setelah bata terpasang dengan adukan, naat / siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
f) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
g) Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran minimal 12
x 12 cm atau sesuai gambar, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm (
polos ), sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm (lapangan) dan jarak 15 cm
(tumpuan).
h) Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan
harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus.
i) Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang
angkur besi beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan beton yang
berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik atau dikasarkan
dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
2) Plesteran Dinding Batu Bata Merah
a) Campuran plesteran yang digunakan adalah 1pc : 6 ps dan untuk plesteran
trasram 1pc : 3ps.
b) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bentuk Bubuk
Tebal Aplikasi 1 – 3 mm
Penyimpanan
Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering.
Hindari tumpukan berlebih, maksimal 8 tumpuk per palet (tumpukan palet
maksimal 2).
Masa Kadaluarsa:
12 bulan bila disimpan dalam kantong tertutup dalam ruangan yang selalu
kering.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Pelaksanaan pemotongan bata ringan
a) Buat garis dengan penggaris siku pada sisi yang sempit.
b) Buat garis dengan penggaris siku pada sisi yang lebar.
c) Gunakan gergaji untuk memotong bata ringan
3) Pelaksanaan pemasangan bata ringan
a) Pada setiap 3 layer pasangan bata ringan diberikan angkur besi beton Ø 6
mm.
b) Letakkan thin bed mortar dengan trowel ke arah vertikal dan horisontal pada
permukaan bata ringan.
c) Pastikan seluruh permukaan bata ringan tertutup oleh adukan mortar.
d) Setelah terpasang, pastikan pasangan terpasang rapat dan kuat dengan
memukulkan palu karet dari samping.
e) Kemudian pukul-pukul juga dengan palu karet pada atas permukaan.
f) Gunakan waterpass untuk memastikan permukaan horisontal pasangan
presisi.
g) Gunakan waterpass untuk memastikan permukaan vertikal pasangan presisi.
4) Pelaksanaan pekerjaan mortar instan yang digunakan untuk perekat bata ringan
a) Persiapkan:
Alat kerja: Roskam bergigi 6 mm
Siapkan tempat kerja dan dasar permukaan di mana akan dipasang bata
ringan.
Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemasangan bata.
Bersihkan dasar permukaan tersebut dari kotoran dan minyak, kemudian
basahi dengan air.
Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi terlebih dulu
dengan air.
b) Pengadukan:
Tuang air sebanyak 10,0-10,5 liter untuk kantong mortar instan (40 kg).
Masukan adukan kering mortar instan ke dalam bak adukan.
Aduk campuran diatas hingga rata.
c) Aplikasi:
Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan roskam bergigi
6 mm sebagaimana umumnya.
Tebal spesi adukan perekat yang di anjurkan adalah 3 mm.
5) Pelaksanaan mortar instan yang digunakan untuk pelesteran bata ringan:
a) Persiapkan:
Alat kerja: Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium
Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diplester.
Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran, dan minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester dengan
air.
b) Pengadukan
Tuang air sebanyak 6,0 - 6,5 liter untuk kantong mortar instan (40 kg).
Masukan adukan kering mortar instan ke dalam bak adukan.
Aduk campuran diatas hingga rata.
c) Aplikasi
Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya secara bertahap dan rata.
Tebal plesteran yang dianjurkan adalah 10 mm.
6) Tata cara pemakaian untuk aplikasi acian pada permukaan plesteran dinding dan
beton dengan tebal 1,5 - 3 mm adalah sebagai berikut:
Gunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri (safety helmet, masker, safety
vest, gloves, dan safety shoes)
Alat Kerja
1. Ember
2. Jidar
3. Sendok semen
4. Electrical mixer
5. Roskom polos (bahan: besi/stainless steel/PVC)
Persiapan :
1. Persiapan media acian (plester atau beton)
Patikan permukaan plester dan/atau beton sudah siap untuk diaci
(secara umum untuk plester sudah berumur 24 jam)
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Jika sudah terdapat cat pada dinding, maka cat harus di kupas terlebih dahulu.
Dinding jiga di kupas aciannya (dibuat kasar) agar lem/perekat dapat merekat
sempurna.
Bersihkan permukaan sebelum melakukan proses perekatan Slim Stone dengan
media yang akan dipasang, pastikan media tidak rapuh, berpori dan dalam keadaan
bersih karena beton yang berpori akan mempengaruhi daya, alat yang disarankan
untuk melakukan proses ini adalah sikat baja dan penggiling sudut.
Bersihkan dinding dengan disemprot air agar bersih dari debu.
Pastikan media tidak mengandung air atau minyak.
Jika diperlukan, ratakan dinding dengan semen instan.
Setelah kering, water proofing dinding hingga rata agar kedap air.
Beri perekat secara merata pada dinding dengan menggunakan notch spreader
(notch kedalaman sekitar 4 mm) ke seluruh area yang diinginkan.
Pasang Slim Stone dengan menekan-nekan ke seluruh media yang diinginkan
secara merata dan sempurna.
Gunakan roller untuk meratakannya atau tekan-tekan disetiap bagian agar tidak ada
udara atau rongga menggembung sehingga perekatan memiliki kesempurnaan
proses pemasangan dan bertahan lama.
5. Pekerjaan Kusen Alumunium Pintu, Jendela dan Boven
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu dan berfungsi dengan baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu jendela dan boven seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
3) Konsultan Pengawas harus memiliki alat ukur micrometer untuk mengukur
ketebalan coating dan hasil pengukurannya dibuatkan Berita Acara .
b. Spesifikasi Bahan/Material
1) Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
a) The Aluminium Association (AA)
b) Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
c) American Standards for Testing Material (ASTM)
2) Kusen Aluminium yang digunakan
a) Bahan
Dari bahan aluminium framing dengan finishing powder coating putih.
b) Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan atau
Konsultan Perencana.
c) Ukuran Profil
seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
9) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
10) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
11) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air
15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
12) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
13) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna, profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit,
jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
a) Untuk tinggi dan lebar 1 mm
b) Untuk diagonal 2 mm
14) Pemasangan kusen harus sesuai dengan pilihan penggantung, handle, sistem
pengunci, serta asesoris pendukungnya.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2) Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
3) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
4) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5) Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
6) Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkannya pada
interval 600 mm.
7) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar
1000 kg/cm2.
8) Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang
sudah disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11) Toleransi Puntiran
Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1 mm,
sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.
12) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
13) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
14) Sebelum diberi sealent, pastikan tidak terdapat kotoran, debu, minyak pada celah
antara kusen dan kaca/partisi.
15) Sebelum pemberian sealent, lapisi pada bagian sisi-sisi celah, kaca, partisi
dengan isolasi kertas sepanjang jalur sealent.
16) Pemberian sealent harus satu tarikan (satu arah) dengan kecepatan dan tekanan
yang konstant, tidak boleh bolak-balik, pastikan semua celah telah terisi sealent
tanpa ada yang terlewat.
17) Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan
beads. Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi
dengan neoprene. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing
untuk penahan air hujan.
18) Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen
atau yang disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
19) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan
d. Pengujian Mutu Pekerjaan
1) Semua bahan, harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis dan atau Konsultan Perencana.
2) Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 900;
apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
3) Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4) Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai
dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
5) Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul
getaran; apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca
harus diganti atas biaya Kontraktor.
e. Pengamanan Pekerjaan
1) Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat
dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2) Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat
pada masa pelaksanaan.
3) Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
harus segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut
dapat dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus
kemudian baru diberikan bahan pelindung.
4) Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating material seperti
asphaltic varnish atau yang lainnya.
5) Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan maka
sekeliling kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu
diberi lapisan vinyl tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
f. Garansi
1) Kontraktor wajib memberikan garansi bahan dan garansi pemasangan, terhitung
sejak selesainya masa perawatan. Pernyataan garansi secara tertulis diketahui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat pewarnaan
akibat dari proses powder coating yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang
garansi pemasangan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran
udara dan air akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.
3) Garansi powder coating selama 10 tahun.
6. Pekerjaan Engineering Door
a. Lingkungan Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna. Semua jenis kayu harus kering oven.
2) Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood lapisan laminated
PVC Sheet seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
d) Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel custom atau pabrikan dibuat khusus
untuk keperluan masing-masing pintu disesuaikan dengan berat pintu,
pemasangan dilakukan dengan cara pengelasan dan difinishing kembali
sesuai warna yang diinginkan.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk
kusen alumunium diberi penguat dari kayu atau plat pada tempat engsel
dipasang.
4) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
5) Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
9. Pekerjaan Plafond
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
10) Gypsum board dan papan GRC yang dipasang adalah gypsum board dan papan
GRC yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
11) Gypsum board dan papan GRC dipasang dengan cara pemasangan sesuai
dengan Gambar Kerja. Setelah gypsum board dan papan GRC terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpass dan tidak bergelombang,
dan sambungan antar unit-unit gypsum board dan papan GRC tidak terlihat.
12) Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole atau akses panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/pemeliharaan Mekanikal Elektrikal.
13) Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan plafond yang rusak, cacat. Perbaikan
harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya dan atas biaya tersebut ditanggung Kontraktor.
14) Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang
ditimbulkan untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
10. Pekerjaan Partisi Gypsum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan dinding partisi harus sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Jenis bahan : Gypsum Board.
2) Ketebalan : 12 mm.
3) Finishing : Compound gypsum
4) Pola ukuran : Sesuai gambar.
5) Rangka : Rangka baja ringan 75 x 40, tebal 0.8 mm
atau sesuai gambar.
6) Kelembaban rangka : Pelindung rangka dari bahan menie / cat.
7) Pengendalian seluruh pekeriaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI 5 dan
memenuhi SII 0404 / 81.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Partisi
1) Syarat-syarat pelaksanaan
a) Rangka dinding partisi dilengkapi dengan skrup, gypsum, skrup rivet, klem,
atau rangka lain.
b) Pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam
Gambar Kerja dengan memperlihatkan modul pemasangan.
c) Bidang pemasangan bagian rangka partisi harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang
miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
d) Bahan penutup partisi adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja, jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus
presisi dan tidak kelihatan atau sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
e) Hasil pemasangan penutup partisi harus rata, tidak melendut.
f) Seluruh pertemuan antara permukaan partisi dan dinding dipasang list profil
dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai Gambar Kerja.
2) Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan dinding partisti akan berhenti pada batas tertentu
yang berupa dinding.
a) Tentukan modul dan tinggi partisi.
b) Waterpass ketegakan partisi tersebut pada pasangan dinding.
c) Pasang rangka dinding sesuai dengan yang dibutuhkan.
d) Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok sesuai grid
rangka dengan besi hollow.
e) Selanjutnya pasang tulangan pembagi, yang terbuat dari besi hollow dengan
jarak sesual grid pada Gambar Kerja.
f) Rangka partisi yang sudah slap ditutup dengan gypsum board.
g) Gypsum yang sudah terpasang di compound supaya mendapatkan
permukaan yang rata.
h) Dinding partisi gypsum yang sudah rata dan kokoh, di cat wama yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
11. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan finishing lantai dan dinding harus sesuai dengan yang disebutkan /
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas/Tim Teknis. Produk ukuran disesuaikan dengan gambar rencana dan
warna harus sesuai dengan skema warna yang ditentukan kemudian.
b. Spesifikasi Bahan / Material
a) Homogeneous Tile dibuat dari bahan yang khusus, diproses secara mekanis dan
dibakar dengan proses single firing (pembakaran tunggal) dalam oven dengan
suhu yang sesuai.
b) Tebal minimum 6 mm atau sesuai Gambar Kerja dan standar pabrik, dengan
permukaan diglazur hingga menghasilkan warna dan kilap permukaan yang rata
dan seragam (lapisan permukaan dari kelas heavy duty).
harus dikerjakan dengan rapi, rata dan halus, dan tidak menyebabkan deformasi
material.
6) Pemasangan (penyambungan dan pemasangan aksesoris) harus dilakukan
oleh aplikator yang ahli dan berpengalaman.
7) Semua pipa yang sudah selesai dilas harus dicek kembali, apakah masih
terdapat celah pada sambungannya.
8) Pada bekas las harus dirapikan dengan mesin gerinda hingga rata tanpa
merusak permukaan sekitarnya.
9) Bekas gerinda harus kembali dihaluskan dan digosok dengan batu hijau agar
mengkilap dan sama dengan permukaan pipa.
10) Semua pipa yang telah selesai terpasang harus dibungkus dengan plastik.
11) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada Gambar Rencana dan detail
shop drawing subkon, kecuali ditentukan lain.
12) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
13) Syarat Pemeliharan
Apabila pemasangan railing kurang rapi harus segera diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
Kontraktor harus menjaga pekerjaan railing stainless steel yang sudah
selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian yang menimbulkan
kerusakan dan tanpa cacat.
14) Syarat Penerimaan
Hasil pemasangan railing harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang kuat,
kokoh dan sempurna.
14. Pekerjaan GRC (Glassfibre Reinforced Cement) Molding / Cetak (Custom Made)
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan, pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan GRC (Glassfibre
Reinforced Cement) sebagai penutup kolom.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Semen yang digunakn adalah semen jenis PCC (Portland Composit Cement).
2) Pasir ayakan harus kering dan bersih dari kotoran organik.
3) Air untuk adukan adalah air tawar yang bersih, tidak mengandung garam atau
tidak payau.
4) Glassfibre untuk penulangan harus dari jenis tahan lingkungan alkali (alkali
resistant). Fibreglass Roving ARG-2400 TEX. Serat ini berbentuk panjang seperti
tali dan pada waktu penyemprotan, serat tersebut akan terptong-potong menjadi
1,5 sampai dengan 3,5 cm.
5) Berat jenis GRC sesudah kering haru mencapai minimum 1800 kg/cm3
6) Perbandingan semen terhadap pasir tidak boleh kurang dari 1:1
7) Penggunaan admixture/additive bahan kimia tidak boleh mengkibatkan
menurunnya mutu.
6) Scaffolding. Alat bantu ini disusun sedemikian rupa dengan estimasi jarak yang
tidak mengganggu proses pemasangan GRC, yaitu sekira 50 cm dari tempat
pemasangan.
7) Electric drill (jika dibutuhkan) untuk mengunci mur baut sebagai penguat mur saat
pemasangan rangka besi ataupun modul GRC.
8) GRC yang akan dipasang tidak boleh terdapat cacat/rusak, dan setiap modul
GRC yang akan dipasang harus sudah dicek oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis untuk mendapat persetujuan.
9) Setelah perlengkapan sudah dipersiapkan, pastikan sekali lagi bahwa modul
GRC yang akan dipasang sudah tepat posisi (tidak salah penempatan).
10) Modul GRC dinaikkan / diangkat / ditempatkan sesuai Gambar Kerja atau sesuai
arahan Konsultan Pengawas dengan menggunakan kerekan/pully dan bantuan
tali tambang untuk menghindari benturan dengan bangunan atau benda lain.
11) Setelah modul GRC sudah ditempatkan di posisi yang tepat, pasangan bisa dicek
menggunakan bantuan lot gantung untuk memastikan tingkat lurus dan tidaknya
modul GRC. Jika sudah jelas lurus dan tidak ada masalah, maka modul GRC
bisa dikancing dengan sistem pengelasan panel ke dinding tumpuan.
12) Setelah lurus dan selesai melakukan pengelasan (modul sudah terpasang),
proses terakhir adalah melakukan pekerjaan finishing. Proses ini dilakukan untuk
memperbaiki modul GRC yang cacat/lecet akibat benturan atau pemakaian
bahan penutup flexible joint antar panel saat pemasangan (bukan cacat struktur,
patah/retak). Bahan-bahan yang bisa dipakai pada proses finishing adalah
adonan dari serabut fiber, lem, dan semen yang dicampur dengan air
secukupnya untuk memperhalus bagian-bagian cacat yang dimaksud.
13) GRC yang telah terpasang difinishing cat.
15. Pekerjaan Title Building
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan tittle building harus sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Bahan / Material
Menggunakan bahan galvalume 0.8 mm
Finishing cat duco
Embose 40 mm
Jenis font menggunakan Arial Bold
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Seluruh alat dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
2) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang resmi dan
berpengalaman.
18) Testing / pengujian meliputi: Uji isolasi minimal 10 M (Mega Ohm) dan uji beban
penuh.
19) Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh Direksi atau
Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas
tanggungjawab Kontraktor.
20) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
21) Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.
22) Kontraktor harus membuat blueprint wiring diagram pekerjaan elektrikal yang sesuai
dengan kondisi terpasang.
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara
lain:
a) Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh Kotak kontak.
b) Instalasi kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga dari
Power House ke MDP Gedung.
c) Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama
(PDTR) secara lengkap.
d) Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
e) Pekerjaan pentanahan/grounding.
2) Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun
yang tidak disebutkan namun secara umum / teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
3) Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.
4) Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (as built drawings).
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Panel Tegangan Rendah
a) Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang
dimaksud untuk beroperasi pada 220 / 380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan
solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN,
BS, NEMA, dan sebagainya.
b) Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
c) Tebal plat panel/BMT (Base Material Thickness) minimal 1.5 mm (sebelum
difinishing).
d) Tebal panel setelah difinishing menggunakan powder coating menjadi 1.8
mm.
e) Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan,
Pilot Lamp.
- Semua panel harus dilengkapi pilot lamp untuk menyatakan adanya
tegangan R, S, dan T. Pengadaan pilot lamp merupakan suatu
keharusan, walaupun pada gambar tidak tertera.
- Warna-warna pilot lamp : phase R : warna merah; phase S : warna
kuning; phase T: warna hitam
- untuk menyatakan sistem telah diatur dengan push button atau dengan
saklar:
- Sistem On : warna merah ; Sistem Off : warna hijau.
Circuit Breaker
- Circuit Breaker yang digunakan adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker),
NFB (No Fuse Breaker) dan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), ACB
yang sesuai tertera pada gambar rencana.
- Circuit Breaker harus tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic.
- Setiap circuit breaker harus diberi nama sesuai dengan wiring diagram
yang terpasang
i) Di balik pintu panel harus dibuat katong/rak dari plat yang sama dengan panel
untuk penempatan blueprint instalasi.
j) Pada setiap komponen yang terdapat di pintu panel harus diberi/ditempel
nama sesuai dengan nama dan fungsinya, terbuat dari bahan yang tidak
mudah rusak.
k) Lampu
a) Lampu yang digunakan harus lamu hemat energy.
b) Lampu yang digunakan bergaransi minimal 1 tahun.
c) Jika menggunakan armature, bahan armature tidak boleh terbuat dari
bahan yang mudah berkarat.
l) Kotak kontak saklar
a) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok adalah
tipe pemasangan masuk / inbow (flush mounting).
b) Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
c) Mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga
(outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin)
dengan lubang bulat.
d) Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
e) Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai
kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis
water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan
lantai atau sesuai Gambar Kerja.
f) Kotak-kontak lantai terbuat dari bahan Stainless Steel.
m) Conduit
a) Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact.
b) Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
c) Konduit pada kabel tray/kabel leader harus disusun rata tidak boleh
bertumpuk
d) Konduit harus diberi tanda (marking) yang dapat menjelaskan arah
beban, jenis dan ukuran kabel di dalamnya.
n) Rak kabel / cable tray
a) Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
b) Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum
1 meter. Penggantung harus rapi dan kuat sehingga bila ada pembebanan
tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat
sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
c) Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
c. Perlengkapan Instalasi
1) Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
2) Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
3) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna
kabel harus sama.
4) Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Panel-panel
a) Sebelum pemesanan / pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
b) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat
dan harus rata (horizontal).
c) Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
d) Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel - kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi.
e) Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable
lug) yang sesuai.
f) Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm
dari lantai terhadap as panel.
g) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h) Semua panel harus ditanahkan sampai air tanah.
2) Kabel-kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL terbaru.
c) Kabel daya yang dipasang horizontal harus dipasang pada kabel tray dan
disusun rapi, sedangkan pada posis verikal menggunakan tangga kabek
(cable leader).
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
Tdoos untuk instalasi penerangan.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
g) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
i) Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel. Kabel instalasi daya dan penerangan didalam bangunan. Semua
kabel harus dipasang dalam konduit, dengan ketentuan-ketentuan
pemasangan konduit sebagai berikut:
Dipasang dipermuakaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-
langit (plafond).
Dipasang tertanam didalam plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak
berplafond (exposed ceilling). Untuk pemasangan pipa konduit
dipermukaan plat beton, konduit harus dilengkapi pendukung-pendukung
yang dicat anti karat.
j) Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
a) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
b) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
di setiap ujungnya.
c) Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
d) Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus
uji dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang terutama menjamin bahan
isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
e) Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 500 kilo ohm.
f) Instalasi kabel bawah tanah
Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, di
mana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan
di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam Gambar Kerja atau dokumen ini.
Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap
jarak 1 meter.
Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan
Pengawas memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton
ukuran 100 x 100 x 300 mm bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini
dicat kuning dan tulisannya warna merah.
Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP / Galvanized Iron Pipe).
Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya.
Di atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL
TANAH” dan arah belok.
Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
g) Instalasi kabel tenaga
Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar
dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak
tersebut dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam Gambar Kerja.
Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik dan rapi
sehingga tidak saling tindih dan membelit.
Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi
dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga Nampak
rapi.
Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel.
Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel
harus disesuaikan dengan phasanya.
Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
(cable ladder), diklem dan disusun rapi.
Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50 cm.
Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m di setiap ujungnya.
3) Lampu
a) Pemasangan disesuaikan dengan titik-titik pada gambar Kerja, atau atas
perintah Konsultan Pengawas/Tim Teknis, jika diharuskan berubah posisinya,
Kontraktor harus menggambarkan dalam shop drawing.
b) Lampu yang dipasang harus kuat, tidak kedor, dan rapi.
c) Bersihkan lampu dari debu dan noda yang melekat saat pemasangan.
4) Kotak kontak dan saklar
a) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak-kontak
dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
b) Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah
harus dari tipe water dicht (bila ada).
c) Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang
harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.
2) Cable Tray
a) Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan
besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam. Keseluruhan permukaan cable
tray harus digalvanisir. ketebalan plat minimum 1,3mm
b) Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantungan cable tray
harus dibuat dari besi batang lunak yang digalvanisir dengan diameter
minimum 6 mm. Ujung penggantung diulir untuk memungkinkan pengaturan
leveling cable tray. Sedangkan penyangga / penumpu cable tray yang
dipasang ruang bawah gardu utama harus dibuat dari besi siku yang juga
digalvanisir
c) Kabel tray untuk daya (arus kuat) harus dipisah dengan kabel tray untuk
ektronika (arus lemah).
3) Pentanahan (Grounding)
a) Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam Gambar Kerja atau Dokumen ini.
b) Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan
pada panel-panel menggunakan BCC (Bare Copper Conductore) dengan
ukuran disesuaikan dengan gambar kerja, penyambungan ke panel harus
menggunakan sepatu kabel (cable lug).
c) Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus
disaksikan Konsultan Pengawas.
e. Pengujian
1) Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK /
PLN (Perusahaan Listrik Negara) serta instansi lainnya yang berwenang untuk
itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2) Test meliputi:
a) Test Beban Kosong (No Load Test)
b) Test Beban Penuh (Full Load Test)
f. No Load Test
1) Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti
missal pengujian Instalasi 0,6 / 1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
1) PABX
a) Sistem Telephone yang digunakan adalah PABX System. (Standard STO
Telkom)
b) PABX ini mempunyai fitur-fitur antara lain :
Off Hook Call Announce
Station Lock Password
Account Code
Feature Promting Soft Key
Automatic Call Distributor
Remote Maintenance
Voice Over IP
Automatic Call Distribution
Intelligent Call Routing dan Interactive Voice Response
Reporting dan Monitoring
Recording Solution
Audit report
Automatic wake-up calls
Call restriction
Message registration
Message waiting Indicators
PMS Interface
Call Transfer
Call Hold
Night Service
Multi Party Conference
Waiting Massage
Call Pick Up
c) Operator console
Pada system ini mempunyai fitur-fitur sbb :
Operator console traffic handling capability.
Alarm display
Alpha numeric display
Alternate answering
Attendant busy override.
Attendant calls waiting indication
Attendant display of busy station
Attendant jacks
Attendant time display
Attendant head sets
Attendant Individual trunk access
Call Hold
Call Queuing
Camp On Busy
Console overflow
Recorded overflow Announcement
2) Pesawat Telepon
a) Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe
executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan
kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan
meja dan pemasangan dinding.
b) Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta
mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat
mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy surat lulus
dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja
secara full digital.
3) Terminal
a) Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering
dan memakai terminal terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
b) Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka
box terminal harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu pintu
yang kedap udara.
4) Kabel Telepon.
a) Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya
terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung perkembangan
dikemudian hari.
b) Untuk penggunaan di dalam bangunan digunakan kabel jenis ITC (indoor
telepone cable) dengan diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel
disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
c) Untuk penggunaan di luar bangunan dan tertanam digunakan kabel jenis Jelly
Armoured dengan diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesuaikan
dengan petunjuk dalam gambar.
d) Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada
persetujuan Konsultan Pengawas.
5) Conduit Telepon.
a) Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC
High Impact berdiameter minimum 20 mm.
b) Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
c) Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang
dilengkapi tutup.
d) Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat
warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
e) Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain
yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
6) Outlet
a) Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan
bukan jenis claw fix.
b) Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan
baik sesuai dengan yang dimaksud.
2) Contoh bahan, brosur dan Gambar Kerja harus diserahkan kepada pengawas 2
(dua) minggu sebelum pemasangan.
3) Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator
yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum Vitae petugas tersebut harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas seminggu sebelum yang bersangkutan
memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman
dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat, dan rapi.
4) Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan pada Gambar Kerja dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
5) Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan
petunjuk Konsultan Pengawas.
6) Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan
kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
7) Pemasangan konduit yang berada di dalam kolom dilaksanakan sebelum
pengecoran sedangkan yang berada di dinding dilaksanakan sebelum dinding
diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak
pecah.
8) Pipa pelindung instalasi kabel pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah
PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan
kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang
dipakai adalah 20 mm. Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel
antara junction box dan armature lampu.
9) Tambahan Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu
untuk pekerjaan ini meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus
untuk mencapai performance yang dikehendaki.
d. Pengujian / Testing / Commissioning
1) Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini.
2) Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pengujian.
3) Biaya pengujian menjadi beban Kontraktor.
9. Pekerjaan CCTV
a. Lingkup Pekerjaan
8) Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
9) Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban,
maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap
ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
10) Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/MK
Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau
peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena
pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan
selama instalasi dipergunakan.
11) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-perbaikan
tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
12) Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul
sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan,
pemasangan dari material, equipment yang dipasok oleh Kontraktor, selama masa
jaminan.
4. Pekerjaan Instalasi Sistem Tata Suara
a. Lingkup Pekerjaan
Pengertian sistem tata suara di sini adalah sistem yang akan memberikan informasi
secara audio sehingga dapat dimengerti oleh orang yang ada dalam bangunan
bersangkutan. Pekerjaan instalasi sistem tata suara ini, meliputi pengadaan bahan,
peralatan, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan,
sehingga sistem tata suara tersebut dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan yang
dikehendaki, pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Pemasangan instalasi peralatan utama.
2. Pemasangan instalasi berbagai macam speaker sesuai dengan gambar
perancangan.
3. Pemasangan instalasi berbagai jenis continous volume control dan channel
selector.
4. Pemasangan instalasi berbagai jenis dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai
dengan speaker sesuai dengan gambar perancangan.
5. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak tercantum dalam
RKS teknik dan gambar perancangan, agar sistem dapat bekerja dengan baik dan
benar.
b. Spesifikasi Material
Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan: merek, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merek/produk
material.
Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan hasil
perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi
dengan baik dan harus sesuai dengan RKS/persyaratan ataupun ketentuan pabrik.
Peralatan utama terdiri dari multiplayer, power amplifier, ceiling speaker, microphone
dan lain-lain sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen tender
Kabel instalasi untuk speaker menggunakan NYMHY 3 x 1,5 mm², yang dilengkapi
dengan PVC conduit diameter 20 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Kontraktor harus membuat shop drawing peletakkan peralatan utama agar tidak
mengganggu/bertabrakn dengan peralatan pada pekerjaan lainnya.
2) Peletakkan ceiling speaker harus memperhatikan komposit peralatan lainnya pada
ceiling/plafon, seperti lampu, detector kebakaran, sprinkler, indoor AC/diffuser AC,
dan lain-lain.
3) Peletakkan attenuator harus mudah dilihat/dijangkau operator gedung.
4) Instalasi kabel speaker harus melalui kabel leader/tray khusus elektronik
5) Conduit instalasi kabel speaker yang melalui dinding/tembok harus ditanam
(inbow)
6) Tidak diizinkan terdapat sambungan pada instalasi tata suara.
d. Test Fungsi
1) Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan kuat, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau
kesalahan polaritas.
2) Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk
mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah
selesai terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di
dalam RKS teknik ini dan standar / referensi yang digunakan.
3) Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
4) Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan
diselenggarakannya dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari
sebelumnya kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5) Hasil pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
e. Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan gambar perancangan dan RKS dan dijamin akan
tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem
telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan RKS dan gambar, harus dilakukan
dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
2) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.
3) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis bahwa
instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan
oleh Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
2) Gambar Kerja / Shop Drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (Shop
Drawing) termasuk detail support / penyangga berikut perhitungannya yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Tim Teknis.
3) Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan:
a) Mengirim contoh bahan yang akan digunakan.
b) Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan
pemesanan.
c) Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan, yang memenuhi
persyaratan keselamatan kerja.
4) Pemeriksaan Bahan / Material
Apabila Konsultan Pengawas/Tim Teknis meragukan kualitas bahan atau alat
tertentu, maka bahan tersebut akan dikirim ke Laboratorium Penyelidikan Bahan
atas biaya Kontraktor.
5) Penolakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis, harus
segera disingkirkan dari lokasi proyek oleh Kontraktor.
6) Jalur instalasi yang eksisting
Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor harus mengetahui
lintasan dan posisi dari instalasi listrik, ground system, air dan sanitasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan mekanikal.
7) Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Penunjukan Sub-Kontraktor
Dalam hal pelaksanaan instalasi ini diserahkan kepada Sub Kontraktor
pertanggung jawaban seluruh pekerjaan ini tetap menjadi beban Kontraktor
Utama. Penunjukan Sub Kontraktor ini sebelumnya harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontraktor harus mematuhi Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perlengkapan keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara
kerja yang kurang aman atau selamat harus dihindarkan. Kontraktor juga harus
memperhatikan keselamatan kerja, termasuk kesehatan para pekeda dan
c. Tahap Penyelesaian
1) Pemeriksaan / Commissioning
a) Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan /
commissioning. Obyek commissioning adalah membuktikan bahwa setiap
outlet sudah berfungsi, dengan kapasitas yang diminta. Semua valve sudah
bekerja dengan bagus. Baik dalam pembukaannya maupun penutupannya.
b) Semua kegagalan / kekurang berhasilan harus dicari sebabnya, dan
diupayakan cara-cara mengatasinya. Pemeriksaan / commissioming
dilakukan oleh Kontraktor. Konsultan Pengawas harus Berita Acara atas
hasil-hasil dari pemeriksaan / commissioning.
2) Serah Terima
Sebelum serah terima dilakukan, dari Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis, maka harus dilakukan:
a) Punch list atas semua pekerjaan, yang menunjukkan bahwa segala sesuatu
dari bahan / material / peralatan sudah terpasang pada tempatnya. Bahan /
material / peralatan untuk persediaan (serep) sudah tersedia semua. Juga
fasilitas-fasilitas yang kiranya diperlukan sudah siap.
b) Pembersihan job site, atas segala sisa-sisa benda dan kotorankotoran. Job
site / gedung harus tampak rapi, begitu pula instalasi-instalasi yang termasuk
dalam lingkup kerja.
c) Perhitungan kerja tambah / kurang sudah disusun dengan rapi, dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Melatih Operator
Sesudah pekerjaan selesai, dan berjalan dengan baik, Kontraktor harus
menyediakan tenaga yang cukup ahli untuk memberikan latihan kepada
tenaga-tenaga (operasi dan / atau maintenance), yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas. Kontraktor diharuskan pula menyiapkan dokumen cara operasi dan
maintenance dari sistem-sistem yang termasuk dalam lingkup kerja.
4) As Built Drawing
Kontraktor harus membuat as built drawing, yaitu gambar instalasi terpasang
yang sebenarnya. As built drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk mendapatkan komentar / koreksi.
Kontraktor wajib mengadakan revisi terhadap as built drawing, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis, as built drawing ini akan menjadi
dokumen bagi proyek.
5) Perawatan dan Garansi
Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan dan instalasi yang dipasangnya
selama masa pemeliharaan.
2. Pekerjaan Plambing dan Peralatan Saniter
a. Lingkup Pekerjaan
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru (new
product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis serta
sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut
tanpa biaya tambahan / extra cost dari Pemberi Tugas.
3) Komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
4) Pengajuan contoh warna sanitair yang akan dipakai sesuai dengan tipe yang
telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
5) Semua barang yang dikirim harus dalam keadaan baik, bebas dari cacat pabrik
yang diakibatkan yang diakibatkan waktu pembuatan maupun cacat lain seperti
robek, kotor atau menunjukkan noda lainnya.
6) Semua barang yang dikirim harus dibungkus dengan rapi, komplit dengan label
atau keterangan lainnya termasuk dengan segel asli dari pabrik.
7) Penyimpanan barang / bahan harus ditempatkan pada tempat khusus tidak
tercampur dengan barang-barang lain yang dapat mengakibatkan kerusakan
seperti cat, minyak kayu, besi, atau barang cair / padat lainnya.
8) Kondisi tempat penyimpanan harus dalam keadaan bersih dan kering.
9) Pemeriksaan lokasi / bidang yang akan dipasang harus dilakukan oleh Kontraktor
sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan.
10) Bila dalam pemeriksaan diketemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk
dipasang, Kontraktor dapat memperbaiki sendiri atau melaporkan kepada
Konsultan Pengawas.
11) Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan harus lebih bersih dan
terhindar dari debu yang berlebihan.
12) Pemasangan sanitair dan aksesoris harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan
harus dihindari kebocoran pada lantai dan dinding yang dapat mengakibatkan
rembesan air ke lantai di bawahnya.
13) Setelah selesai terpasang maka Kontraktor wajib mencoba beberapa
waktu/periode dan memastikan peralatan yang terpasang tersebut berfungsi
dengan baik.
14) Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan lokasi pemasangan dari sisa hasil
pemasangan.
15) Sisa sampah bekas pemasangan harus dibuang sendiri setiap hari oleh
Kontraktor atas biaya sendiri.
16) Perlindungan harus diberikan pada sanitair dan aksesoris yang sudah terpasang
dengan baik. Kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor maka
menjadi tanggungan Kontraktor.
3. Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
3. Pekerjaan STP (Sewage Treatmert Plan)
a. Persyaratan Umum
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar yang disertakan, serta
instruksi maupun informasi resmi yang disampaikan kepada peserta tender paket ini,
adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Tender secara
keseluruhan, serta prosedur petenderan peket pekerjaan ini.
Dokumen petenderan ini merangkum seluruh informasi dan spesifikasi baik
administrasi maupun teknis yang diberikan oleh Pihak Pemberi Tugas, maupun pihak
yang diberikan kewenangan oleh Pemberi tugas, di dalam proses petenderan.
1) Lingkup Pekerjaan
Secara umum, Paket Pekerjaan ini merupakan pekerjaan Pemasangan Sistem
Pengolahan Limbah / Sewage Treatment Plant (STP) yang baru, lengkap dengan
semua peralatannya.
Semua pekerjaan ikutan yang menyangkut pekerjaan Sipil dan Arsitektur
(misalnya pekerjaan pembongkaran dan finishing kembali dinding, plafon, galian
jalan dll.) dan pekerjaan lain yang terkena dampak dan terkait dengan pekerjaan
ini, termasuk dalam lingkup pekerjaan dan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
sesuai dengan RKS, Gambar Kerja dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing) dan petunjuk Konsultan Pengawas?Tim Teknis, sehingga sistim
keseluruhan dapat berfungsi dengan sempurna.
Rincian detail lingkup pekerjaan dijelaskan dalam lingkup pekerjaan, serta uraian
masing-masing disiplin.
2) Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan dari
paket pekerjan ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan (sesuai
dengan pelaksanaan pekerjaan Mekanikal & Elektrikal ).
3) Gambar - gambar Tender
a. Gambar-gambar yang termasuk di dalam paket petenderan ini adalah gambar
yang disertakan dalam Dokumen Petenderan.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis serta informasi lainnya, pada
hekekatnya menyangkut sistem, peralatan serta penjelasan teknis yang
secara menyeluruh saling melengkapi sehingga sistem dapat beroperasi
dengan baik dan sempurna.
c. Bilamana di dalam penyajian gambar-gambar maupun pelaksanaannya
terdapat beberapa hal yang sedemikian rupa sehingga material atau peralatan
penunjang tertentu tidak disebutkan/tergambarkan di dalam dokumen ini
namun merupakan bagian yang menunjang sistim untuk dapat beroperasi,
maka semua itu harus disediakan serta dipasangkan dan dengan biaya serta
tangung jawab Kontraktor.
Condensing Unit harus memiliki dua kompresor scroll dan dapat beroperasi ketika
salah satu kompresor rusak.
Condensing Unit 6HP, 8HP, 10HP dan 12HP harus memiliki satu kompresor
inverter.
Condensing Unit 14HP, 16HP, 18HP dan 20HP harus memiliki dua kompresor
inverter.
Untuk menghindari terjadinya short circuit akibat pengakumulasian panas, maka
condensing unit harus memiliki external static pressure yang tinggi sampai 78.4
Pa serta mampu beroperasi hingga temperatur 49ᵒC,
Kompresor
Jenis kompresor yang digunakan adalah highly efficient hermetic scroll dan
dilengkapi dengan kontrol inverter yang mampu mengubah kecepatan sesuai
dengan kebutuhan beban pendinginan. Condensing Unit harus memiliki multi-step
kontrol untuk memenuhi fluktuasi beban.
Untuk menghasilkan torsi yang lebih tinggi dan efisiensi dalam kompresor, rotor
harus dilengkapi dengan neodymium magnet bukan jenis magnet ferit normal.
Heat Exchanger
Heat exchanger harus dikonstruksi dengan pipa tembaga terhubung secara
mekanis dengan fin aluminium untuk membentuk cross fin coil. Untuk
meningkatkan efisiensi heat exchanger harus berbentuk round type agar luas
penampang untuk pelepasan panas lebih besar.
Refrigerant Circuit
Sirkuit refrigeran harus dilengkapi katup penutup cair, gas dan katup solenoid.
Semua perangkat keamanan yang diperlukan harus disediakan untuk menjamin
operasi keamanan sistem. Sistem harus memiliki kemampuan untuk mengontrol
suhu pendinginan berdasarkan variabel beban secara otomatis.
Fan motor
Fan motor harus memiliki pengorasian kecepatan bervariasi jenis DC inverter,
dengan standar external static pressure yang ditetapkan oleh pabrik sebesar 30
Pa dan dapat di setting pada tombol pengaturan sampai 78.4 Pa.
Condensing Unit harus dilengkapi dengan night time quiet operation sehingga
mampu mengurangi kebisingan pada malam hari.
Safety Device
Condensing Unit harus dilengkapi safety device, seperti : high pressure switch,
control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, pelindung termal untuk
kompresor dan motor fan, perlindungan arus berlebih untuk inverter dan anti-
recycling timer. Perangkat kontrol harus bisa bertahan terhadap pengoperasian
diluar batas baik pada tekanan rendah ataupun tekanan tinggi.
Untuk memastikan refrigeran cair tidak menguap ketika masuk ke Fan Coil Unit,
sirkuit harus dilengkapi dengan fitur sub-cooling.
Siklus oil recovery akan otomatis terjadi 2 jam setelah dimulainya operasi dan
kemudian setiap 8 jam operasi. Tidak ada oil equalizing piping yang diperlukan
untuk dipasang di antara Condensing Unit .
Fan Coil Unit
Kapasitas unit fan coil harus sesuai schedule unit. Komponen dasar adalah fan,
coil evaporator dan katup ekspansi elektronik proporsional. Katup ekspansi
elektronik proporsional harus mampu mengendalikan jumlah aliran refrigeran ke
dalam unit dalam merespon variasi beban di dalam ruangan. Respon kontrol akan
dilakukan dengan Proporsional Integral Derivatif (PID) Jenis algoritma kontrol.
Pemilihan Fan Coil Unit disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing ruangan.
Ruangan pada rumah sakit terbagi menjadi 2 kriteria yaitu ruangan umum dan
ruangan khusus.
Fan Coil Unit yang digunakan adalah:
Ceiling Cassette Round-Flow + Panel + Drain Pump
Memiliki putaran aliran udara 360° sehingga dapat mendistribusikan udara
secara merata ke seluruh bagian ruangan.
Ceiling Duct Middle Static
Memiliki desain saluran fleksibel dengan tekanan statis menengah & tinggi.
Wall Mounted
Dilengkapi dengan fiture auto swing.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Aplikator harus mempunyai sertifikat Short Course Brazing dari pabrikan yang
dipilih
Pengendalian Kontrol
Sistem kontrol harus menggunakan kawat transmisi nonpolaritas (2 core,
berdiameter 0.75mm2-1.25mm2 AWG #18, shielded wiring) dari Condensing
Unit ke Fan Coil Unit dalam ruangan. Selain itu, sistem kontrol harus dilengkapi
dengan fungsi pengaturan alamat otomatis (Addresing). Sistem harus
memiliki fungsi pengecekan otomatis untuk mengkoreksi kesalahan koneksi
kabel dan pipa sehingga sistem berjalan sesuai standar. Fan Coil Unit harus
memiliki beberapa fungsi untuk menunjukkan pengaturan temperatur, modus
operasional, kode kerusakan dan filter, seperti : on/off switching, pengaturan
kecepatan kipas, dan pengaturan thermostat. Alat kontrol harus dapat
memberitahukan kerusakan kode (error code) dan dilengkapi dengan sirkuit
self-diagnosis untuk mempermudah dan mempercepat proses pemeliharaan.
Proses instalasi harus sesuai dengan SOP dan mengutamakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
Peralatan Compliant Dengan Petunjuk RoHS
Bahan untuk bagian-bagian sistem yang disediakan harus memenuhi dan
mematuhi petunjuk RoHS (Pembatasan Hazardous Substances) pada
peralatan listrik dan elektronik. RoHS adalah aturan yang diberlakukan untuk
mengatur penggunaan zat kimia (timbal, kadmium, kromium heksavalen,
Pipa drain yang ditanam dalam dinding harus diisolasi rubber closed cell
untuk mencegah kebocoran
3. Pekerjaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan - Portable Fire Extinguisher)
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan, pengadaan bahan-bahan, dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pengaman kebakaran.
b. Spesifikasi Bahan/Material
1) Tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan - Portable Fire Extinguisher) berikut
isinya.
2) Dapat digunakan dan berfungsi dengan baik, jenis Dry Chemical Multi Purpuse
(Powder) kelas A, B, C tipe CO2 dengan kapasitas tabung sesuai dengan kelas
pemadaman 2A-10B / NFPA.10 atau 2A / SKBI 6 kg.
3) Tabung APAR dipasang pada bracket bawaan pabrikan yang sama.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua bahan / material pengaman kebakaran harus baru, dalam arti bukan
barang bekas atau hasil perbaikan.
2) Semua bahan / material harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan dan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
3) Kontraktor harus mendemontrasikan bahwa semua peralatan dapat bekerja dan
berfungsi secara baik dan memuaskan. Segala biaya pengujian ditanggung
Kontraktor.
4) Sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
5) Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
6) Pengerjaan titik pengaman kebakaran harus sesuai dengan titik yang sudah
tergambar di Gambar Kerja, dikerjakan secara rapi dan sempurna.
7) Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja
dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
8) Semua bahan / material / peralatan yang telah terpasang harus digaransikan
sesuai ketentuan yang berlaku dan pernyataan garansi harus tertulis.
5. Pekerjaan Lift
a. Lingkup pekerjaan
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir. Kontraktor agar
menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang Kontraktor dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka
Kontraktor wajib memberitahukan hal tersebut, yang merupakan kewajiban
Kontraktor untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
Lingkup pekerjaan lift sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan spesifikasi,
Kontraktor pekerjaan instalasi lift harus melakukan pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan instalasi lift yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian lift, lengkap dengan
kontrol dan accessoriesnya.
2) Pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pengujian sumber daya listrik, panel-
panel, peralatan kontrol, dan lain-lain bagi instalasi ini.
3) Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi lift
ini.
4) Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
5) Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
6) Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan
serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
7) Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk
tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
8) Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari
antara lain :
a) Operation manual.
b) Maintenance manual.
c) Daftar suku cadang yang perlu disediakan.
d) Gambar as built drawing.
e) Semua electronic dan electric wiring dll.
9) Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan
pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah
harus termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.
10) Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang
sesuai dengan petunjuk pabrikan sejak serah terima pertama.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Spesifikasi
Spesifikasi Teknis
Capacity (Kg) : 1000 kg
Speed (m/s) : 1 m/s
System Control : STEP
Motor power(kw) : 6.7 Kw
Cabin Size (W*D*H) (mm) : 1600 X 1400 X 2500
Door Opening Size (W*H) (mm) : 900 X 2100
Hoistway Size (W*D ) (mm) : 2050 X 2050
Machine Room Size (W*D) (mm) : 2050 X 2050
Top Floor Height (mm) : 5000
Pengemasan
Seluruh perlengkapan / peralatan harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam
kemasan yang tertutup oleh pabrik. Apabila dianggap perlu untuk menjaga
kerusakan-kerusakan Kontraktor dapat memberikan tambahan perlindungan.
Pengangkutan/Penanganan
Pengangkutan/penanganan harus diatur sedemikian rupa, hati-hati, terlindung
sehingga pemasangan bisa berlangsung dengan lancar dan kontinyu dalam
urutan yang baik pada keseluruhan sistem.
5. Pekerjaan Genset
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
Pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (Bills of Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk
dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan Pengawas
selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk
penggantinya tanpa ada penggantian biaya.
Pekerjaan Genset
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit Diesel Generating Set
kapasitas 200 kVA, Prime Power.
- Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Perlengkapan Diesel Genset seperti
DC Panel, Battery + Cable, Daily Tank (installed), Flexible pipe, Muffler,
standard toolkit, dan buku manual pengoperasian. Isolasi pipa (jacketing),
Cerobong udara buang dari radiator, Sound attenuator pada bagian intake dan
exhaust radiator, Battery, dan Battery charger untuk starting dan lain-lain yang
harus disediakan untuk berfungsinya System Genset seperti maksud tersebut
di atas.
- Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian tanki harian dan tangki mingguan
bahan bakar, Pompa bahan bakar dan Pemipaannya.
- Pengadaan dan Pemasangan kabel feeder dari Genset ke Panel ATS lengkap
dengan kabel ladder/tray termasuk terminasi.
- Pengadaan dan pemasangan sistem exhaust radiator.
- Pekerjaan sipil (bobokan dan perapihan kembali, dll).
Lingkup Pekerjaan Instalasi Operasi Sistem Genset
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel daya dan kontrol dari unit
Genset ke Panel ATS
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian unit Genset.
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian peredam getaran (vibration mounting)
unit Genset sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat Genset dan vibration
tersebut.
- Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
- Mengadakan pelatihan operator.
- Membuat As-built Drawing.
- Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan serta trouble shooting.
muatan battery dengan catu daya yang berasal dari Generator dan yang
berasal dari PLN.
- Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran
mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran
nominalnya pada kondisi beban antara beban nol dan beban penuh dengan
toleransi tidak lebih dari 2 %.
- Mesin Diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara
pembakaran.
- Mesin Diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan
operasi mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap
gangguan sebagai berikut :
Putaran kerja melebihi 110 % putaran nominal.
Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya (tidak kurang
dari 3 kg/cm²)
Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang dari
75 oC).
Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu dan sesuai dengan rekomendasi
pabrik
- Generator yang digunakan harus mampu membangkitkan tegangan tanpa
bantuan sumber daya lain, di mana rangkaian medan magnitnya mendapatkan
catu daya dari terminal Generator melalui suatu rangkaian elektronik dengan
tidak mempergunakan sikat komutator.
- Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu
mengatur tegangan Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal
sebesar 220/380 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5%.
- Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesuai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan di dalam Gambar Rencana secara
terus-menerus pada putaran nominal mesin Diesel dan pada tegangan
nominal.
- Generator yang digunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengamanan tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan
kelebihan beban 10 % selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
- Hubungan kumparan stator Generator hendaknya hubungan bintang di mana
reaktansi hubung singkatnya tidak lebih 15%.
- Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari
Panel Kontrol Generator.
- Kontraktor wajib menyediakan titik pembumian bagi mesin Diesel Generator,
titik netral Generator, panel ATS dan semua bagian logam di dalam Ruang
Diesel, termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat
dari logam sesuai dengan ketentuan ini.
b. Spesifikasi Bahan / Material
Alternator
maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap
ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
11) Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/Tim
Teknis, Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua
equipment atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang
baik atau karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena
kesalahan penggunaan selama instalasi dipergunakan.
Semua perlengkapan, tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-
perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor selama masa jaminan.
3) ASTM:
ASTM D946/D946M-15 : Standard Specification for Penetration-Graded
Asphalt Binder for Use in Pavement Construction.
4) British Standards :
BS 3403:1972: Specification for indicating tachometer and speedometer
systems for industrial, railway and marine use.
c. Kondisi Cuaca yang Diizinkan untuk Bekerja
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau
mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang
benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak
boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
5) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari
bahan aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi
ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah
meresap ke dalam lapis fondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak berongga
(porous). Tekstur untuk permukaan lapis fondasi agregat harus rapi dan tidak boleh
ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang
cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau.
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, termasuk
pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material),
atau penyemprotan tambahan seperlunya. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar
dan dipadatkan kembali atau penggantian lapisan fondasi diikuti oleh pengerjaan
kembali Lapis Resap Pengikat.
d. Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Pengawas Pekerjaan :
a) Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa
untuk digunakan dalam pekeijaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuatnya
dan hasil pengujian seperti yang disyaratkan).
b) diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas- kan
bahwa bahan aspal tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis yang
sesuai untuk bahan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang
ditentukan dari Spesifikasi ini.
c) Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat celup
ukur untuk distributor aspal, dari Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling
lambat 30 hari sebelum pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen
dan meteran pengukur harus dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi
ketelitian dari Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi harus tidak
melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai.
d) Grafik penyemprotan harus memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini dan
diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai.
e) Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja harus dilaksanakan
sesuai dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk pekerjaan pelaburan yang telah
dilakukan dan takaran pemakaian bahan harus memenuhi ketentuan dari
Spesifikasi ini.
e. Kondisi Tempat Kerja
a) Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan
lalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan
hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
b) Bangunan-bangunan dan benda-benda lain di samping tempat kerja (struktur,
pepohonan dll.) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
c) Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas
pencegahan dan pengendalian kebakaran yang memadai, juga pengadaan dan
sarana pertolongan pertama.
f. Bahan
1) Bahan Lapis Resap Pengikat
a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu ketentuan dari
berikut ini:
i) Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang mengikat
lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik
atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionik. Umumnya hanya aspal emulsi
yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis fondasi tanpa
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi jenis kationik harus digunakan pada
permukaan yang berbasis acidic (dominan Silika), sedangkan jenis
anionik harus digunakan pada permukaan yang berbasis basaltic
(dominan Karbonat).
ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi ASTM D946/ 946M-
15 diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah
yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan,
setelah percobaan di atas lapis fondasi atas yang telah selesai sesuai
dengan Pasal 6.1.4.2). Kecuali diperintah lain oleh Pengawas Pekerjaan,
perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus
dari 80 - 85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 - 85 pph)
kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-
30).
b) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis fondasi. Gunakan aspal emulsi kationik
bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat basa (bermuatan negatif) dan
gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat
asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi
anionik sulit didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
c) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil
atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan
kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan
ASTM /” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM
No.8 (2,36 mm).
2) Bahan Lapis Perekat
a) Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011
untuk jenis anionik.
b) Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC
250. Bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, aspal keras Pen.60-70
atau Pen.80-100 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15, dapat
diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30 pph) untuk
RC250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (30 pph) untuk
MC250. Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan diatas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung.
c) Aspal emulsi yang digunakan harus aspal emulsi modifikasi yang mengikat
lebih cepat (quick setting) yang mengandung minimum 2,5% polimer,
Styrene Butadiene Rubber Latex (SBR latex) atau latex alam yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan Tabel 6.1.2.1) dari Spesifikasi ini.
d) Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat
aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas
perkerasan beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi
anionik. Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit
didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
g. Peralatan
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan
atau kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan
peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
2) Distributor Aspal - Batang Semprot
a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati
penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh
tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.
b) Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan
sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata
dapat disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi lebar
permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4
liter per meter persegi.
c) Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat
mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan
vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel,
dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus
dilengkapi pipa semprot tangan.
3) Perlengkapan
Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi,
sebuah termometer untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk
mengukur kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor
harus dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan dalam dari
Spesifikasi ini. Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan
tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan.
4) Toleransi Peralatan Distributor Aspal
Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada distributor
aspal dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini :
Ketentuan dan Toleransi yang Dizinkan
Tachometer pengukur kecepatan kendaraan: ± 1,5 persen dari skala putaran
penuh sesuai ketentuan BS 3403:1972
Tachometer pengukur kecepatan putaran pompa: ± 1,5 persen dari skala
putaran penuh sesuai ketentuan BS 3403:1972
Pengukur suhu: ± 5 °C, rentang 0 - 250 °C, minimum garis tengah arloji 70 mm
Pengukur volume atau tongkat celup: ± 2 persen dari total volume tangki, nilai
maksimum garis skala Tongkat Celup 50 liter.
5) Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaaan
Distributor aspal haras dilengkapi dengan Grafik Penyemprotan dan Buku
Petunjuk Pelaksanaan yang haras disertakan pada alat semprot, dalam keadaan
baik, setiap saat.
Buku petunjuk pelaksanaan haras menunjukkan diagram aliran pipa dan semua
petunjuk untuk cara keija alat distributor.
Grafik Penyemprotan harus memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan
jumlah takaran pemakaian aspal yang digunakan serta hubungan antara
kecepatan pompa dan jumlah nosel yang digunakan, berdasarkan pada keluaran
aspal dari nosel. Keluaran aspal pada nosel (liter per menit) dalam keadaan
konstan, beserta tekanan penyemprotanya harus diplot pada grafik
penyemprotan.
Grafik Penyemprotan juga harus memperlihatkan tinggi batang semprot dari
permukaan jalan dan kedudukan sudut horisontal dari nosel semprot, untuk
menjamin adanya tumpang tindih (overlap) semprotan yang keluar dari tiga nosel
(yaitu setiap lebar permukaan disemprot oleh semburan tiga nosel).
6) Kinerja Distributor Aspal
a) Penyedia Jasa haras menyiapkan distributor lengkap dengan perlengkapan
dan operatornya untuk pengujian lapangan dan haras menyediakan tenaga-
tenaga pembantu yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut sesuai perintah
Pengawas Pekerjaan. Setiap distributor yang menurut pendapat Pengawas
d) Permukaan yang akan disemprot itu haras dipelihara menurut standar butir (a)
dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
e) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan haras dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan haras dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
f) Pembersihan haras dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot dengan kombinasi sapu mekanis (power broom) dan kompresor
atau 2 buah kompresor.
g) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya haras disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya
yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Pengawas Pekerjaan dan
bagian yang telah digaru tersebut haras dicuci dengan air dan disapu.
h) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Fondasi Agregat Kelas
A, permukaan akhir yang telah disapu haras rata, rapat, bermosaik agregat
kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak
akan diterima.
i) Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah
disiapkan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal
a) Penyedia Jasa haras melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per
meter persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi, sebagaimana diperin-
tahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan
disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah. Biasanya takaran pemakaian
yang didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai berikut:
Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter (kadar residu* 0,22 - 0,72 liter)
per meter persegi untuk Lapis Fondasi Agregat tanpa bahan pengikat
(*) : kandungan bitumen di luar pelarut atau bahan emulsioner
Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima
pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. Lihat Tabel 6.1.4.1)
untuk jenis takaran pemakaian lapis aspal.
b) Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 6.1.4.2), kecuali
diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Temperatur penyemprotan
untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang
ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara
interpolasi.
l. Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal pada
lokasi yang disemprot dengan distributor aspal harus dilabur kembali dengan
bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar yang hampir sama
dengan kadar di sekitarnya.
2. Pekerjaan Paving Block
a. Lingkup Pekerjaan
1) Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada
beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a) Pembersihan lahan
b) Persiapan tanah untuk timbunan
c) Pekerjaan pemadatan
d) Pembuatan lapis pasir
e) Pemasangan paving block
2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengukur kembali semua
titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan
di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Material
1) Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a) Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara
tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan
dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut
harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
b) Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
c) Paving Holland K200 Uk. 100 x 200 x 80 mm
c. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Timbunan Tanah
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan untuk
tercapainya kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan,
dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm.
Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi
timbunan dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ke tengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau
halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki sifat yang sangat subur karena
terbentuk dari pelapukan-pelapukan dedaunan dan juga bercampur dengan
kotoran hewan dan semacamnya.
Mempunyai daya serap yang tinggi, tanah humus ini mempunyai kemampuan
daya serap yang tinggi dalam hal menyerap air, dan hal ini merupakan sifat
yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Mempunyai kemampuan menambah atau meningkatkan kandungan berbagai
unsur hara (magnesium, kalsium, dan kalium).
Merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanah humus pembentukannya
dari berbagai pelapukan dedaunan dan juga ranting-ranting pohon, sehingga
merupakan sumber energi bagi jasad- jasad renik.
Banyak dijumpai di daerah tropis. Tanah humus merupakan tanah yang
banyak dijumpai di daerah tropis, seperti di Indonesia. Terutama wilayah yang
paling sering didapati tanah humus adalah wilayah jenis jenis hujan seperti
hujan tropis dimana banyak ditemukan pepohonan di sana.
2) Tanaman.
Tanaman harus jelas tempat pengambilannya.
Tanaman yang akan ditanam mempunyai ukuran yang relatif sama baik
dimensi batang maupun tingginya (tidak cacat tumbuh).
Tidak membawa bibit penyakit tanaman.
Tidak terdapat hama pada tanaman di akar, batang, maupun daunnya.
Tanaman harus nampak segar, tidak layu atau mengering.
3) Pupuk kandang.
Tidak berbau menyengat.
Tidak terdapat parasit pada pupuk kandang yang akan merugikan tanaman.
Kering, tidak becek.
Remah, tidak menggumpal.
4) Untuk penampungan sementara dilapangan dipilihkan tempat yang aman dari
segala kerusakkan, teduh dan dekat daerah penanaman.
5) Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung 50 %.
6) Waktu penyesuaian adalah dua minggu sampai satu bulan di tempat
penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat tanpa melepas root
ball (massa akar dan tanah terkait saat tanaman diangkat dari tanah atau dari
wadah) untuk tanaman hias.
7) Sebelum pelaksanaan penanaman, semua tanaman pembibitan harus dirawat
dengan penyiraman secara teratur pagi dan sore sampai terlihat tumbuh segar
dan baik.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua penanaman pohon dan tanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau
setelah pukul 15.30 WIB agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan
yang terlampau cepat bagi tumbuh–tumbuhan tersebut. Penanaman yang
dilakukan di tempat yang terlindung dari matahari langsung dapat dilakukan
setiap saat. Penanaman pohon-pohon besar harus diberi penyangga kayu yang
kuat agar tidak roboh.
2) Semua tanaman yang disuplai harus dalam keadaan sehat dan utuh dalam arti:
a) Tanaman harus berkualitas baik dalam speciesnya, dan tidak terkena hama
penyakit, serangga atau jamur.
b) Cabang, akar dan daun tidak dalam keadaan patah atau sobek.
c) Kondisi tanaman (tinggi dan diameter batang tajuk) harus sesuai spesifikasi
teknis.
3) Pemindahan tanaman harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut:
a) Tanaman pohon yang akan dipindahkan, harus dipersiapkan dalam keadaan
digali minimal 1 minggu sebelum dipindahkan, daun dan percabangan
dipangkas secukupnya untuk kemudian dilanjutkan dengan pembungkusan
akar.
b) Kontraktor harus menjamin tanaman-tanaman eksisting yang dipindah masih
dalam keadaan hidup dan tetap hidup di tempatnya yang baru.
c) Tanaman pohon yang telah berada dalam wadah dapat langsung dibawa ke
lokasi penampungan tanaman pada masing–masing lokasi, dan disimpan
disana sampai saat penanaman tiba.
d) Tanaman semak / perdu dan penutup tanah (ground cover) disiapkan dalam
keadaan akar terbungkus.
4) Persiapan Lahan
a) Pematokan
Pematokan harus dilakukan untuk pedoman menentukan titik-titik
penanaman sesuai gambar. Kegiatan dapat dilanjutkan setelah lokasi titik /
patok disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b) Penggalian Tanah
Persiapan lahan dengan cara penggalian harus dilakukan untuk
mengangkat dan memisahkan tanah dari puing-puing sisa bahan
bangunan (berupa paku-paku, batu bata, kayu dan sisa bahan kimia)
sampah, ulat dan sebagainya yang dapat merusak dan mematikan
tanaman.
Penggalian harus dilakukan minimal sedalam 400 mm untuk tanaman
perdu dan minimal 600 mm untuk tanaman pohon, untuk memastikan
bahwa lapisan tanah yang mengandung puing dan sampah kotoran telah
terangkat semua dan harus dibuang keluar lokasi proyek.
c) Pemupukan
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah, pupuk
kandang yang telah matang harus dicampur dengan tanah yang telah dibuka
dan di balik, dengan perbandingan 1 : 1.
5) Penanaman.
J. PENUTUP 1. Pekerjaan lain di luar lingkup dokumen ini, yang ternyata timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan, harus dilaporkan kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), dan boleh
dilakukan setelah memperoleh perintah dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
2. Semua bagian pekerjaan harus selesai 100% dan setelah itu penyerahan pertama dapat
dilaksanakan.
3. Penyedia Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi pekerjaan.
4. Penyedia Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas yang ada. Apabila ada
kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
memperbaiki atas biaya dan tanggungan Penyedia Jasa.
5. Penyedia Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan sisa bongkaran,
sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.
6. Apabila penyerahan pertama dapat dilaksanakan maka dibuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan yang Pertama.
7. Serah terima kedua (terakhir) dapat dilaksanakan dengan syarat semua pekerjaan yang
cacat atau kurang sempurna dalam masa pemeliharaan pekerjaan telah dilaksanakan
dengan baik dan sempurna dan dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang Kedua.
PEKERJAAN STRUKTUR
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Bahan anti rayap yang digunakan harus mematuhi
kode terkait dan standar praktik SNI 2404-2015
1
Hilti HIT-RE 500 V3
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Base material condition: Dry, submerged, wet
- Zinchromate Propan
- Grouting tebal 30 mm Sika
- Alumunium foil
- Woven single side Ethylum
- Tebal: 0.15 mm
- Listplang 2 x 8 / 200 mm + finishing cat GRC Board, Nusaboard
- Dibuat dari baja mutu tinggi G550, Dibuktikan
dengan Mill Test Certificate
- Reng yang digunakan profile U. 50 dengan
Pekerjaan Usuk dan Reng Steel Truss, Smart Truss, Galva
5 ketebalan 50 mm.
Baja Ringan Steel, Giga Steel,
- Profile Material Usuk/kasau
- LIP CHANEL C. 81.35.0.95 (Tinggi Profile 81 mm,
lebar 35mm, ketebalan 0.95 mm)
- Genteng keramik
- Bubungan genteng keramik
6 Pekerjaan Penutup Atap Kanmuri, KIA
- Bubungan 3 arah
- Bubungan penutup
Rangka:
- Plat plendes, tebal: 20mm
- IWF: 400x200x8x13 mm
Garuda Raja Paksi,
- Plat rib tebal: 10 mm, jarak antar rib 500 mm
Krakatau Steel
- plat besi tebal: 10 mm
7 Pekerjaan Kanopi - Flashing Galvanis: 0.45 mm (TCT)
- Sambungan dilas penuh
- Angkur baut HILTI HAS-E (5,8) M20 + HIT- RE
50
- Spider fittings Kenari Djaya
- Atap kaca tempered laminated 2 x 10 mm Asahimas
- Water proofing Crystalin
- Garansi Principle 10 tahun
8 Pekerjaan Water Proofing Penetron, Propan
- Garansi Aplikator 10 tahun
- Harus diuji dengan test rendam 2 x 24 jam
PEKERJAAN ARSITEKTUR
- Semen (PC) SNI 15-2049-2004 Holcim/Dynamix, Gresik, Tiga
Roda
Pekerjaan Beton Non
9 - Pasir SNI 03-6820-2002
Struktural
- Split SNI-03-2834-2000 Lokal
- Air
- Rangka plafond metal furring ukuran 600 x 1200
mm.
- Connector
- Ceilling batten, tebal: 0.45 mm (TCT)
- Top cross rail, tebal: 0.45 mm (TCT)
- Suspension clip
- Suspension bracket Gyproc
- Plafon Indoor: gypsum, tebal: 9 mm Knauf, Jaya board
- Compound gypsum
- List plafond shadow line
10 Pekerjaan Plafond - Bahan: Galvanized
- Tebal: 0.4 mm
- Tinggi: 10 mm
- Lebar: 35 mm
- Hanger (penggantung) rangka plafon: besi Ø 8 Krakatau Steel (KS), Gunung
mm Steel Group
- Plafond Akustik Cross Tee Main Tee 12 mm
Knauf, Jaya board
- Rangka 600 x 600 mm
- Plafond outdoor: GRC Board 4 mm
- SNI 8299:2017 Papan Semen Rata Non Asbestos GRC Board, Nusa Board
2
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
Lokal
- Bentuk standar bata ialah prisma segi empat
panjang, bersudut siku-siku, dan tajam,
permukaan rata dan tidak retak-retak
Bata ringan :
- Dimensi: 600 x 200 x 100 mm
- Type AAC (Autoclaved Aerated Concrete)
- Panjang (L) 600 mm
Pekerjaan Pasangan - Tinggi (H) 200 mm
11
Dinding - Tebal (W) 100 mm
Grand Elephant, Citicon
- Berat Jenis Kering (ρ) ± 525 kg/m³
- Berat Jenis Normal (ρ) ± 600
- Kuat Tekan (σ) ≥ 4,0 N/mm²
- Konduktivitas Termis (λ) 0,19 W/Mk
- Ketahanan Api: Sesuai persyaratan SNI 1741-
2008
Angkur besi P10-600 KS, Gunung Steel
Mortar instan untuk Pasangan/perekat MU 382, Sika
Pelesteran MU 302
Acian MU 202
- Gypsum board 12 mm
Gyproc, Knauff, Jayaboard
- Finish compound gypsum Kain kasa (Screen)
12 Pekerjaan Partisi Gypsum - Rangka baja ringan 75 x 40, tebal 0.8 mm Steel Truss, Smart Truss, Galva,
Giga Steel
- Angkur baut Sekrup (Screw) Dynabolt
Kusen Aluminium Pintu
- Aluminium Alloy 6063, harus asli (tidak terbuat dari
bahan serap/sisa)
- Ukuran Profil: 35 x 70 mm
- Tebal Profil: 1.2 mm
- Warna
UkuranProfil:
Profil:putih
35 x 70 mm
- Sistem Pewarnaan: Powder coating 60 mikron
- Warna:
Warna: Putih
Putih Handal, YKK
13 Pekerjaan Kusen - Sekrup (screw) dan aksesoris pendukung lainnya
sesuai rekomendasi pabrikan.
- Sealant, sekrup (screw) dan aksesoris pendukung
lainnya sesuai rekomendasi pabrikan.
3
Daiken
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Frame menggunakan FJL (Finger Joint
Laminated ) dengan bahan hard rubber wood .
- Finishing untuk permukaan Plywood
menggunakan lapisan PVC laminated sheet
Emboss DX ketebalan 0,15 mm, mutu terbaik
- Ukuran dan desain harus sesuai Gambar Kerja.
14 Pekerjaan Pintu
- Aksesoris Garansi 1 tahun
- Harus dikerjakan oleh aplikator yang ditunjuk oleh
pabrikan
Aksesoris daun pintu
Engsel
- Dimensi:
Dimensi: 4x3x3
4x3x3 mm
mm
- Kapasitas:
Kapasitas: 7575 kg/pair
kg/pair
- Material:
Material: Iron
Iron
Handle Dekkson, Dorma
- Dimensi:
Dimensi: 20x40x800
20x40x800 mm mm
Door closer
- Dimensi:
Dimensi: 40-80
40-80 kg
kg
Flush bolt
Material: Zinc + steel
Engsel, Floorhinge Pintu Kaca Utama Dorma
Sealent
- Non Acid
Dow Corning
- Weather resistance
- Ultraviolet and Ozone resistance
Pintu Shaft
- Door Frame : Ketebalan plate 1,00 mm
- Door Leaft : Ketebalan plate 0,5 mm Insulation
Honeycomb Paper Marks
- Lockset : Lockcase
- Handle : Lever – Stainless Steel Solid
- Hings : 4 Invisible Hings
- Cylinder : Cylinder Lockset Double
- Syarat mutu sesuai dengan SNI 15-0047-2005
tentang kaca lembaran Asahimas
- Dimensi dan jenis kaca yang digunakan sesuai
15 Pekerjaan Kaca
dengan gambar kerja
- Sticker kaca sandblast 3M, Decolux, Takikossai, Takki
glass
Homogeneous Tile
- Mutu permukaan, panjang, lebar, dan ketebalan :
ISO 10545-2
- Kelurusan sisi: ISO 10545-2
- Kesikuan: ISO 10545-2
Pekerjaan Finishing Lantai Niro Granite, Roman Granite
16 - Lebar naat menggunakan tile spacer tebal 1.5
dan Dinding
mm, lebar nat jadi 2mm
- Leveling menggunakan tile leveling
-
Type/seri sesuai petunjuk Konsultan Perencana
- Pengisi nat MU 408
- Pipa Stainless Steel Ø 2", tebal 1.2mm
- Pipa Stainless Steel Ø 1", tebal 1.2mm
- Pipa Stainless Steel ؽ", tebal 1.2mm
- Aksesories (sesuai gambar kerja) BlueStar, Tetsura, Baja Nusantara
17 Pekerjaan Railing
- End Pipe Stainless Steel
- Plat Stainless Steel, tebal 1.2 mm
- Dilas penuh
- Angkur baut Ø 10 mm Dynabolt
Kulit Batu
- Bagian depan 100% motif batu alam
- Lapisan belakang untuk perekat: Resin-fiber
- Tebal: 2 mm Kulit Batu
18 Pekerjaan Kulit Batu
4
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Kulit Batu Merk
- Berat: ± 1.5 kg/m2
18 Pekerjaan Kulit Batu
- Modul 610 x 1220 mm
- Jenis sesuai gambar kerja
- Water proofing SIKA MB Primer
- Perekat Sikabond T55, Fox Prima D, AM
37
- Batu andesit
19 Pekerjaan Batu Alam - 50 x 300 x 15 mm Lokal
- Coating batu alam
- Hollow galvanis 40 x 40 x 1.1 mm + Cat besi Spindo, Bakrie
- Besi siku 40 x 40 x 4 mm Zinchromate Krakatau Steel, Gunung Raja
Paksi
- Multiplek tebal 18 mm Ciptana, Tata
- HPL tebal 0.7 mm Greenlam, Taco
20 Pekerjaan Back Drop - Plat alumunium tebal 0.6 mm Lokal
Logo
- Font Arial
- Menggunakan bahan acrylic tebal 3 mm Lokal
- Finishing sticker Oracal Warna Putih
- Embose 40 mm
- Hollow galvanis 40 x 40 x 1.1 mm + Cat besi Spindo. Bakrie
- Besi siku 40 x 40 x 4 mm Krakatau Steel, Gunung Raja
- Zinchromate Paksi
Pekerjaan Meja
21 - Multiplek tebal 18 mm Ciptana, Tata
Receptionist
- HPL tebal 0.7 mm Greenlam, Taco
- Plat alumunium tebal 0.6 mm
Lokal
- Marmer custom tebal 25 mm
- Menggunakan Plat Galvalume 0.8 mm
- Embose 40 mm Custom
22 Tittle Building
- Jenis font menggunakan: Arial Bold
- Finishing cat duco Propan
- Rangka besi siku 40 x 40 x 4 mm KS, Gunung Raja Paksi
- Zinchromate + finishing cat Propan
23 Pekerjaan GRC
- GRC cetak, tebal 10 mm dan 40 mm
GRC Karya Perdana
- Finishing cat
- Cat dasar alkali resist
- Cat dinding dalam
- Cat dinding luar (weathershield)
- Cat listplank (weathershield)
- Cat plafond
- Cat besi
- Cat duco
- Zinchromate
24 Pekerjaan Pengecatan - Semua pekerjaan cat harus menyertakan surat Propan, Mowilex
dukungan dari Principle kepada aplikator
-
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan,
kontraktor harus membuat mock up terlebih
dahulu dengan media minimal ukuran (1 x 1) m
- Warna/tekstur harus disetujui
PPK/TimTeknis/Owner / Konsultan Perencana
dengan dibuatkan Berita Acara
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
-
Box panel tebal plat /BMT (Base Material
Thickness) : 1.5 mm + 0.3 mm powder coating.
Delta Jaya
- Ukuran sesuai gambar kerja
- Bus Bar sistem Cu 5 x (20 x 5 mm)
- Sepatu kabel+ Sleeve+ Cable ties
25 Pekerjaan Panel Listrik - Breaker
- \MCCB
MCCB ABB, Schneider
- MCB,
MCB dll
Power Meter (Modbus M2M)
ABB, Schneider
5
25 Pekerjaan Panel Listrik
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
Indicator Lamp ABB, Schneider
Fuse Lamp 2A
Wiring + Pemasangan Prysmian, Supreme
- Cooper conductor, XLPE insulated. with water
sealing
- Cooper wire/tape screened
- Galvanized double steel tape armor
- PVC sheathed cable
Prysmian, Supreme
26 Pekerjaan Instalasi Listrik - SPLN 43-5/IEC 60502-2
-
Instalasi untuk armatur logam dan motor listrik
harus memiliki PE. Kabel instalasi menggunakan
kabel 3 core untuk instalasi 1 phase
- Conduit PVC High Impact Ø 20 mm Legrand, Clipsal
- Tebal Plat BMT (Base Material Thickness) 1.5 mm
+ Hot dip Galvanized 0.3 mm
- Kabel tray
- El bow tray
27 Pekerjaan Kabel Tray - Tee tray Delta Jaya, Tray tek, TRIAS
- Cross tray
- Kabel ladder
- Kabel Tray/ladder untuk arus kuat dan lemah
harus dipisah
- RC100B LED37S 840 W60L60 PSU G3
- DN035B D100 LED6/840 PSU WH
- DN027C LED9/NW D150
- 31824 Twirly 65K LED WHT 12W
- Philips
DLI 31059 LED tape 3000K 18W/5000mm White
- BVP280 LED44/CW 40W 220-240V SWB GM
- Penerangan Jalan Umum PJU
- BRP371 LED93/NW 90W 220-240V DM MP1
- Tiang Lampu Taman Outdoor
- Body: Steel pipe 5”
- Finishing: powder coating
- Cover: Acrilic
Pekerjaan Penerangan dan
28 - Lamp: Tridonic LED LLE AG G1 24 x560mm Artolite GL Stima LED
Daya
- Lumen 2400lm
- CRI: 80
- CCT 4000K
- Power 20watt
- Tiang lampu jalan oktagonal galvanis 9 m Lokal
- Saklar grid 1 gang
- Saklar grid 2 gang
- Saklar grid 3 gang
- Saklar Tukar Tunggal ABB, Schneider
- Kotak Kontak Dinding Single 200 W
- Kotak Kontak Lantai Single 200 W + Outlet LAN
RJ-45
- Conduit PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand, Clipsal
Core Switch Hub
- HP 1950-24G-2SFP+-2XGT-PoE+(370W) Switch
(JG962A)
- I/O port and slots 24 RJ-45 auto-negotiating
10/100/1000 PoE+port (IEEE 802.3 Type 10BASE-
T, IEEE 802.3u Type 100BASE-TX, IEEE802.3ab
Type 1000BASE-T, IEEE 802.3af PoE,
IEEE802.3at)
- 2 SFP+fixed 1000/10000 SFP+ports
- 2 RJ-45 1/10G BASE-T ports
- Additional ports and slots
- 1 RJ-45 console port to acces limited CLI port
6
HP, Cisco
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
-
Physical characteristic Dimensions 17.32(w) x
14.17(d) x 1.73(h) in (44 x 36 x 4.4 cm) (1U heiht)
- Mwmory and processor 128MB flash; Packet
buffer size: 1.5 MB, 1 GB SDRAM
- Mounting and enclosure Mounts in an EIA HP, Cisco
standard 19-inch telco rack or equipment cabinet
(hardware include)
- Performance 100 Mb Latency < 5 s
- 1000 Mb Latency < 5 s
- 10 Gbps Latency < 1.5 s
- Throughput up to 95.2 Mpps (64-byte packets)
- Routing/Switching capacity 128 Gbps
- Routing rable size 32 entries (IPv4), 32 entries
(IPv6)
- Mac addres table size 16384 entries
- Reliability MTBF (years) 44.4
- Environment Operating temperature 32F to 113F
(0C to 45C)
- Operating relative humadity 10 % to 90 %,
noncondensing
- Nonoperating/Storage temperature -40F to 158F (-
29 Pekerjaan LAN 40C to 70C)
Access Point
- Included: Power Over Ethernet (PoE) PoE+
- Antenna Qty 4
- Connectivity Technology wireless
Data Link Protocol
- IEEE 802.11a,
- IEEE 802.11ac,
- IEEE 802.11b,
- IEEE 802.11g,
- IEEE 802.11n
Compliant Standards
- IEEE 802.11a,
- IEEE 802.11ac,
- IEEE 802.11b,
- IEEE 802.11g,
Ruckus Zoneflex R710
- IEEE 802.11n,
- IEEE 802.1Q,
- IEEE 802.1x,
- IEEE 802.3af,
- IEEE 802.3at,
- Wi-Fi CERTIFIED
- Wireless Protocol 802.11a/b/g/n/ac
- Data Transfer Rate 1733 Mbps
- Wi-Fi Bands 2.4 GHz, 5 GHz
- Encryption Algorithm AES, WPA-PSK
- Line Coding Format 256 QAM
- Capacity Concurrent stations: 500
- Type wireless access point
- Connectivity Technology wireless
- PoE Adapter
- Wallmount Rack Indorack
- STP Cable Cat 6 Prysmian, Supreme
- FO multi mode
Prysmian, Supreme
- FO single mode
- IP Cam 5MP DS-2CD2F52F-I Hikvision
- CCTV Monitor LED 40 " Digital, Full HD, HDMI Samsung, Panasonic, Sony
- NVR (Network Video Recorder) 24 Ch
Hikvision
- VGA/HDMI
Hard disk: 3.5”, 2TB SATA Purple NV
30 Pekerjaan IP Cam (CCTV) WDC
Surveillance
7
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO
30 Pekerjaan
URAIANIPPEKERJAAN
Cam (CCTV)
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Instalasi CCTV, Kabel UTP Cat 6 Belden USA, Prysmian
- Conduit (PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand
- UPS 1200 VA/220 Vac/50 Hz
ICA, APC
- Switch hub mengikuti pekerjaan LAN
- MDF Telephone Delta Jaya
- PABX / key Telephone kap. 8 line 24 XT Panasonic, Siemens
- Telephone Terminal Box Standar Telkom
- Instalasi Titik Telpon
31 Pekerjaan Telepon Supreme, Prysmian, Supreme
- Kabel ITC 2 x 0.6 mm
- Outlet Telpon ABB, Schneider
- Telephone Panasonic, Siemens
- Conduit PVC High Impact Ø 20 mm Legrand, Clipsal
Proyektor ruang kelas/rapat
- Brightness : 3600 Lumens ANS
- Sistem Projector : 3LCD Epson
- Kontras Rasio : 15.000 : 1
- Resolusi Native : XGA (1024 X 768)
- Bracket proyektor
Brite
- Otomatis
- Screen Proyektor Pull down manual 70” Brite
- Outlet HDMI dan VGA Schneider, Panasonic, ABB
Instalasi
- Kabel VGA Bafo, Brite
- Kabel HDMI
Proyektor smart class
- Short throw
32 Pekerjaan Proyektor
- Resolusi XGA
- Output Cahaya Putih dan Warna pada 3.500
lumens
- Ultra Short Throw 80 "47cm
Epson EB680
- 10.000 Jam Lamp Life dalam Mode Eco
- Proyeksi Multi-PC
- 3 x HDMI (MHL X 1)
- LAN -RJ45
- OPTIONAL WIFI
- INCLUDE BRACKET
- Glass board 80 x 120 cm, tebal 8 mm Custom, Lokal
Projector bracket plafon
- Panjang maksimal 85 cm Brite
- Beban maksimum 5 kg
- IFP8650, UHD 4K (3480X2160 pixels)
- Touchscreen Panel 86 Inch
- 1.200:1; 16:9; 350 CD/M2 Viewsonic
- HDMI, USB
- Anti-glare 7H tempered glass
- 3319167826 VIEWSONIC Interactive
33 Pekerjaan Smart Screen
- LED Display Monitor 65 inch
- IFP6550
- Touchscreen Panel, 65 Inch, UHD 4K Hikvision
- (3480X2160 pixels), 1.200:1, 16:9,
- 350 CD/M2, HDMI, USB, Anti-glare
- 7H tempered glass
- Smart TV 50” Samsung, Sony
34 Pekerjaan Televisi - Kabel antenna TV
Belden
- Outlet antena
Air Conditioner Unit:
- Single Split
Daikin
- Inverter
Pekerjaan Instalasi Tata
35 - Kapasitas sesuai gambar
Udara
- Pipa Drain AC PVC AW Class Rucika, Wavin
- Pipa Refrigerant ASTM B280 Kembla, Denji
- Ducting Polyurethane TDI
Public Address
8
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Multimedia player
- Power Source 220-240V AC, 50/60 Hz
- Power Consumption 15 W
- CD Frequency Response Hz, 3 dB
- Tuner Receiving Frequency MHz (50 kHz step)
-
Audio Input FM 75 ohms unbalanced antenna
terminals, USB port for memory stick (support up
to 32GB), SD/MMC card slot (support up to 32GB)
- Audio Output RCA audio output for FM L and R
channels, RCA audio output for CD L and R
channels, RCA audio output for PRIORITY L and TOA, BOSCH
R channels
- Channels of Memory Tuner 30 channels in total for
FM broadcasts
- Indicators CD Player: LED, Tuner FM: LED
- Operating Temperature 0C to 40C
- Finish Front Panel: Steel Plate, black color. Case:
Steel Plate, black color
- Dimensions 482 (W) x 44 (H) x 250 (D) mm
- Weight 3.6 kg (without accessories)
- Accessories AC Power Cord, FM Radio Antenna,
Remote Control and Removable Mounting
Brackets x 2pc
Paging Microphone
- Type : Moving coil microphone
- Directivity : Unidirectional TOA, BOSCH
- Rated Impedance : 600 Ω unbalanced
- Rated Sensitivity : -50dB (1kHz o\0dB=1V/Pa)
Ceilling Speaker 6 W
- 6 W setting 3 Watt
- Sensitivity 90 dB (1 W, 1 m) (500 Hz - 5 kHz, pink
noise) TOA, BOSCH
- Frequency Response 55 Hz - 18 kHz (peak -20
dB)
- Speaker Component 12 cm (5") cone-type
Wall Speaker 6W
- Rated Input Selection/Impedance : 6W, 3W, 1.5W,
0.8W (100V Line)
- Frequency Response : 100 ~ 12,000 Hz
- Sound Pressure Level (1W/1m) : 90 dB
-
Speaker Components : 12 cm Dynamic Speaker
TOA, BOSCH
- External Dimensions (WxHxD) : 290 x 214 x
150mm
- Weight : 2.1 kg
- Material : Enclosure: Wood, grille: Cloth
-
Color : Enclosure: Light Grey, Grille : Light Grey
Wall Speaker 60 Watt
- X-over : 2-way speaker system,
36 Pekerjaan Tata Suara
- Enclosure : bass reflex type,
-
impedance : hogh impedance ( input 100V line )
- Speaker unit : 8 inch
- daya input : 60W at rated,
- SPL : 92dB,
- frekuensi response : 65-20 Khz, TOA, BOSCH
- dimensi : 244(W) X 373(H) X 235 (D),
- Variant : black (ZS-F2000BM) & white (ZS-
F2000WM),
- bahan enclosure : HIPS resin,
- bahan net : metal, painting,
9
TOA, BOSCH
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- accessories : bracket set.
-
Dimensi : 244 mm (W) 373 mm (H) 235 mm (D)
- Attenuator
- Input Capacity : 5 - 30W TOA, BOSCH
- Material : ABS Resin
- Power Amplifier with Evac
- 360 W
- 24 V DC (operating range: 19.5 - 27 V DC), M3 TOA, BOSCH
screw terminal
- Current Consumption: 110 mA
Power Amplifier
- Power Source: 220-240V AC (H version) or 24-
30V DC
- Rated Output: 240W
- Frequency Response: 50 - 20.000 Hz (+3 dB)
- Distortion: Under 1% at 1kHz, 1/3 rated power
- Input: Line in 1-2: 0dB*, 10 k ohms, balanced,
screw terminal input. TOA, BOSCH
- Tone control : Bass +/- 10dB, treble +/- 10 dB at
10 Kohms
-
Output: Speaker out: Balanced (floating). High
impedance: 42 ohms (100V), 21 ohms (70V). Low
impedance: 4 ohms (31V); Rec. Out: loop out
0dB*, 10K ohms, balanced, screw terminal.
Selector Zone 10
- Voltage Source: 24V DC
- Current Consumption: 0.4 A DC
- Control switch: 10 individual speaker selector
switch
- Input: 10 Inputs Zone, 1 Emergency Override TOA, BOSCH
- Outputs: 10 Outputs Zone, each output max.
480W
- Material: Finish Front Panel: Aluminum Hair Line,
Etching Black
- Case: Steel Plate, Painting Black
- Sound Terminal Box Delta Jaya
- Instalasi Speaker NYMHY 3 X 1.5 mm² Prysmian, Supreme
- Conduit (PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand, Clipsal
Detector wiring Installation
- Pengkabelan dan pemasangan detector dan call
point
- Material : AWG 16 TSP dalam PVC Conduit,
-
Pengkabelan ke Multitone Strobe dan Flow Switch
Prysmian, Supreme, Belden
- Material : NYA 2x1.5mm2 dalam PVC Conduit
- Pengkabelan dan Pemasangan Terminal Box
berikut dengan module
- Material : AWG 16 TSP, NYA 2x1.5mm2 dalam
PVC Conduit
Conduit
- PVC High Impact Ø 20 mm Legrand, Clipsal
- Fitting
Fire Alarm Addressable Control Panel
- Kapasitas 2 loop dan 254 Address per loop
- Memiliki LCD Display 80 karakter
- Memiliki 3200 event history log
- Dapat Networking antar Panel
37 Pekerjaan Fire Alarm
- Konfigurasi address menggunakan IR Remote
Control
- Dilengkapi dengan battery, 24 jam standby
- Approval : UL/FM
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
Photoelectric Smoke Detector dan Heat Detector
- Konvensional
- Tegangan 24VDC
Fike, Vigilant, Fenwal
- Approval : UL/FM
- Addressable Manual Call Point lengkap dengan
back box
- Multitone Strobe lengkap dengan back box
- Addressable Alarm Signal Module
- Addressable Monitor Module
- Addressable Relay Module
Horn Strobe
- Tegangan 24VDC
- Fire Alarm setelah terpasang harus diuji/test
commisioning dan mendapat izin dari Disnaker
setempat
- Air terminal Radius 85 m
- Early Streamer Emmission (ESE) technology
- Connecting Sleeve
- Schoen cable CU 50
Kurn
- Splitzen tembaga murni 3/4" (bukan lapisan) untuk
ground rod
- Timah
- Klem kabel dan material bantu
- Pipa Galvanis Ø 2,5" tebal 2 mm untuk dudukan
untuk air terminal Spindo
38 Pekerjaan Penangkal Petir
- Pipa Galvanis 3/4" ( untuk grounding )
- Plat Plendes tebal 6 mm untuk dudukan pipa
Deli, Bhirawa, Hanil, KS, MS, GG
galvanis Ø2.5" dilas
- Kabel NYY 1 x 50 mm² Supreme, Kabelindo, Tranka,
Kabel Metal
- Supreme, Kabelindo, Tranka,
Kabel Conductor BC 50 mm² untuk gounding
Kabel Metal
- Pipa conduit Ø 20 mm2
- Penangkal petir setelah terpasang harus diuji dan Ega, Clipsal
mendapat izin dari Disnaker setempat
PEKERJAAN MEKANIKAL
- Katup-katup peralatan pipa: Valve / Gate Valve,
Check Valve.
Pekerjaan Katup/Valve - Size: DN50~DN600
39 Pekerjaan Instalasi - Body: Ductile iron JS 1040 Conex, Mico
Plumbing - Nominal pressure: PN10
- Temperature: 0~80oC
- Suitable for: water and natural liquids
Pipa Air Bersih
Westpex
- PPR PN-10
Pekerjaan Instalasi - Pipa Air Kotor, Bekas, menggunakan PVC AW
40
Plumbing Class, tekanan kerja 10 kg/cm2
Rucika, Wavin
- Pipa Air Hujan, Menggunakan PVC D Class,
tekanan kerja 5 kg/cm2
Pompa dari Sumur ke GWT PC-500 EA
- Spesifikasi :
- Daya Hisap : 50 m (25 m permukaan air)
- Daya Dorong : 50 m (max)
- Debit Air : 61 liter / menit (max)
- Inlet : 1 1/4
- Outlet : 1 inch
Pompa dari GWT ke rooftank PC255EA
- Spesifikasi:
- Daya Hisap Maksimal : 25 Meter
- Daya Pancar Maksimal : 30 Meter
41 Pekerjaan Pompa Air Wasser, Grundfos
- Kapasitas Maksimal : 28 Liter/Menit
Pompa booster PB-218 EA
- Daya Listrik : 2.2 A
11
41 Pekerjaan Pompa Air Wasser, Grundfos
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Merk
- Daya dorong : 22 meter
- Kapasitas : 35 liter/menit
- Diameter Pipa : 1 inch
- Otomatis : Ya
Flow Control
- Starting pressure: 1.0-2.5 bar
- Working pressure: 16 bar
- Protection rattung: IP65
- Faucet (keran) Ø 1/2"
- Kloset duduk + accessories warna putih
-
Kloset duduk difabel + accessories warna putih
- Stainless steel pipe handle
- S 1510.30 Grab Bar 30cm
- Kloset Jongkok
TOTO
- Urinoir + accessories type Muslim warna putih
- Urinal Divider
- Wastafel dinding+ accessories warna putih+
Keran
- Floor drain Ø 4”
42 Pekerjaan Saniter
- Floor Drain Square
- Clean Out Diameter 3”
- Kitchen zink
Modena
- Kran leher angsa kitchen zink Ø 1/2"
- Rooftank bahan Stainless Steel 1000 liter+
Penguin
dudukan
- Roof drain Ø 4” bahan cast iron Jangkar Mas, Custom
Bioseptictank kap. 15 m3
- Include:
- Blower 2 unit (Merk Yasunaga/Resun) Tirta Hydro
- Pompa Submersible APP-Kenji
- Piping,Valve,Panel Control
U-ditch
- Dimensi 300 x 500 x 1200 mm
- Dimensi 500 x 700 x 1200 mm
- Metode produksi: Wetcast/Drycast dengan internal
vibrator
- Jenis semen: Semen Type I
43 Pekerjaan Saluran Keliling Varia Usaha Beton, Wika Beton
- Agregat: Normal/Pasir kualitas baik
- Mutu Beton: K350
- Mutu Tulangan: Ulir
- Box Culvert
- Box Culvert 1500 x 1500 x 1200 mm
- Box Culvert 1000 x 1000 x 1200 mm
- Portable Fire Extinguisher Dry Chemical Agent,
kelas ABC: 3 kg
Pekerjaan APAR (Alat - UJi Laboratorium Dinas Pemadam
44 Kidde, Combat, Geniro
Pemadaman Api Ringan) - Uji Laboratorium Lemigas
- Uji Laboratorium BPPT
- Sertifikat Standard Mutu ISO 9001 : 2008
- Passanger lift
- Belt
- P1000
- 2PCO
45 Pekerjaan Lift Otis
- Gen2 Roomless
- Car + Door material mirror stainless steel
- Voice announcement
- ARD
- Type: Silent
- 200 Kva/50 Hz Global Power
- Prime Power Rating Capacities
- Engine
- Engine Speed: 1500 rpm Perkins
12
46 Pekerjaan Genset
DESKRIPSI/SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
NO URAIAN PEKERJAAN
Deskripsi/Spesifikasi Perkins Merk
- Cycle: 4 Stroke
- Alternator
- Voltage Reguation: (Steady state): +/- 0.5%
- Insulation Class: H
- Genset c/w DC Panel, Battery + Cable, Daily Tank
46 Pekerjaan Genset
(installed ), Flexible Pipe and Muffler, Industrial
Silencer, Standard Tool Kit, Operation Manual Leroy Sommer
Book
- Include SLO Genset
- Genset setelah terpasang harus diuji/test
commisioning dan mendapat izin dari Disnaker
setempat
- Extended knalpot
- Pipa Galvanis Ø 6” Spindo, Bakrie
- Sambungan di las penuh
PEKERJAAN LANSKAP
- Paving press Holland K 250 Varia Usaha Beton, Produk ex.
47 Pekerjaan Hardscape
- Uk. 100 x 200 x 80 mm Magelang
- Laston Lapis Aus AC - WC Tebal 50 mm
48 Pekerjaan Softscape - Laston Lapis Antara AC - BC Tebal 50 mm Pertamina
- Laston Lapis Pondasi 200 mm
- Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach )
- Pohon Ketapang Kencana ( Terminalia Mantaly )
Tinggi 3000 mm, ∅ batang 150 - 200 mm
Ketentuan :
- Peserta/Penyedia wajib membuat Surat Pernyataan akan mengikuti spesifikasi/merk yang disyaratkan.
- Perubahan spesifikasi hanya dapat dilakukan apabila bahan/material kualitasnya sama/lebih tinggi dan telah
mendapat persetujuan dari PPK setelah melalui penelitian oleh Pengawas/Perencana/Tim Teknis.
13